BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN
III.1 Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik berafiliasi internasional. Para auditor yang bekerja di KAP berafiliasi internasional dianggap memiliki profesionalisme yang tinggi mengingat kualifikasi untuk bekerja pada KAP berafiliasi internasional cukup tinggi, sehingga kualitas pada auditor KAP beafiliasi internasional memiliki kualitas yang rata-rata sama baiknya.
III.2 Desain Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah terdapat adanya pengaruh profesionalisme auditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas di KAP berafiliasi. Penelitian ini termasuk dalam penelitian explanatory research, dimana peneliti akan menjelaskan hubungan dan pengaruh melalui pengujian hipotesis.
III.2.1 Jenis dan Sumber Data Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapatkan langsung dari sumber yang kompeten untuk memberikan data untuk penelitian ini. Data yang diambil tersebut dihimpun melalui kuesioner yang akan disebarkan kepada KAP yang berafiliasi internasionl. Pengumpulan data dalam penelitian menggunakan kuesioner dari penelitian terdahulu yaitu penelitan Hasan Basri (2008) yaitu 24 pertanyaan mengenai 38
profesionalisme auditor dan 18 pertanyaan terkait dengan pertimbangan materialitas laporan keuangan. Dengan menggunakan Skala Likert sebagai metode untuk mengukur sikap setuju atau ketidaksetujuan terhadap subjek, objek atau kejadian tertentu (Indriantoro dan Supomo 2002 :104)
III.2.2 Penentuan Sampel Pada penelitian ini teknik yang digunakan adalah non-probability sampling yaitu apabila setiap elemen populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Metode ini dapat mengambil sampel dari elemen populasi yang tidak terbatas yang tersedia memberikan informasi yang dibutuhkan (Indriatono, 2002 :130) Penelitian ini menggunakan sampel berdasarkan kemudahan (convenience sampling), yang mengumpulkan informasi dari elemen populasi yang tersedia pada saat dialkukannya penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP berafiliasi. Dalam penelitian ini sampel yang terambil adalah sebanyak 98 responden yang merupakan auditor di KAP berafiliasi.
III.2.3 Metode Pengumpulan Sampel Pada penelitian ini data yang dikumpulkan untuk diolah adalah data yang bersifat primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber nya. Sumber data dari penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik berafiliasi dan pernah melakukan audit. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner fisik ke Kantor Akuntan Publik Berafiliasi dan juga memberikan kuesioner via email yang langsung
39
dikirim kepada auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik Berafiliasi. Tetapi metode pengumpulan sampel melalui email persentase nya tidak terlalu besar. Dikarenakan terbatas nya auditor yang dikenal oleh peneliti.
III.2.4 Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi berganda (Multiple Regression). Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh lebih dari satu variabel independen terhadap variabel dependen (Sugiyanto : 2004). Metode ini dapat digunakan untuk menguji variabel pengaruh dimensi profesionalisme terhadap variabel pertimbangan tingkat materialitas. Hubungan antara variabel tersebut dapat dilihat seperti berikut Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e Keterangan : Y
= pertimbangan tingkat materialitas
a
= Konstanta regresi
b
= Koefisien regresi
X1
= Pengabdian terhadap profesi
X2
= Kewajiban Sosial
X3
= Kemandirian
X4
= Keyakinan terhadap profesi
X5
= Hubungan dengan sesama profesi
e
= Erorr
40
III.2.5 Metode Penyajian Data Dalam penelitian ini metode penyajian yang dilakukan oleh peneliti adalah dalam bentuk tabel yang berisi mengenai hasil penelitian melalui beberapa pengujian. Selain itu peneliti juga menyajikan hasil penelitian secara deskriptif dengan menjelaskan secara detail hasil dari penelitian yang telah diuji.
III.3 Statistik Deskriptif Dalam penelitian ini statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian kedalam bentuk tabulasi dengan tujuan agar statistik yang dimaksud dapat dipahami dan diinterpretasikan secara baik. Tabulasi dalam penelitian ini akan menyajikan ringkasan, pengaturan dan penyusunan data dalam bentuk table numerik.
III.4 Uji Kualitas Data III.4.1 Uji Validitas Data Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrument, dengan tujuan untuk menguku ketepatan instrument yang digunakan dalam suatu penelitan (Sugiyono,2006). Tujuan untuk melakukan uji validitas adalah untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrument pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya, agar data yang diperoleh bisa relevan/sesuai dengan tujuan diadakannya pengukuran tersebut.
Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mampu mengukur apa yang diukur (Santoso, 2009). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
41
validitas konstruksi yaitu kerangka dari suatu konsep, dengan menghitung korelasi antar masing-masing denga memakai product moment dari Karl Pearson.
III.4.2 Uji Reliabilitas data
Menurut Sugiono (2005) reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur itu dilakukan secara berulang. Sedangkan menurut Suryabrata (2004) reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya.
Uji reliabilitas adalah proses pengukuran terhadap ketepatan (konsisten) dari suatu instrimen. Pengujian ini dimaksudkan untuk menjaimn instrumen yang digunakan untuk
merupakan
sebuah
instrument
yang
handal,
konsistensi,
stabil
dan
dependdibalitas, sehingga bila difunakan berkali-kali dapat menghasilkan data yang sama. Tujuan dari uji reliabilitas adalah untuk menunjukkan konsistensi skor-skor yang diberikan skorer satu dengan skorer lainnya.
Pengujian didalam penelitian ini menggunakan Cronbach’s Alpha dengan bantuan SPSS. Cronbach’s Alpha adalah uji untuk alternatif jawaban lebih dari dua. Secara umum instrument dikatakan reliable jika memiliki koefisien Cronbach’s Alpha > 0,6 (Ghozali,2006). Dasar pengambilan uji reliabilitas adalah sebagai berikut:
1. Cronbach’s Alpha > 0,6 = Cronbach’s Alpha acceptable (construct reliable) 2. Cronbach’s Alpha < 0,6 = Cronbach’s Alpha poor acceptable (construct unreliable)
42
III.5 Uji Asumsi Klasik III.5.1 Uji Normalitas Menurut Agung Santoso (2007) Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengecek apakah data penelitian kita berasal dari populasi yang sebarannya normal. Uji ini perlu dilakukan karena semua perhitungan statsitik parametric memiliki asumsi normalitas sebaran. Formula atau rumus yang digunakan untuk melakukan suatu uji dibuat dengan mengasumsikan bahwa data yang akan dianalasis berasal dari populasi yang sebarannya normal. Data yang normal memiliki kekhasan seperti mean, median dan modusnya memiliki nilau yang sama. Selain itu juga data normal memiliki bentuk kurva yang sama, bell curve. Dengan mengasumsikan bahwa data dalam bentuk normal ini, maka analisis statistik barulah bisa dilakukan.
Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan One Sample KolmogorovSmirnov Test. Dasar pengambilan keputusan untuk pengujian normalitas yaitu:
-
Jika nilai probabilitas (kolmogorov-Smirnov) > taraf signifikansi 5%, maka data terdistribusi normal
-
Jika nilai probabilitas (kolmogorov-Smirnov) < taraf signifikansi 5%, maka data terdistribusi tidak normal
III.5.2 Uji Multikolineritas
Uji multikolinieritas adalah uji yang menyatakan hubungan antar sesama variabel independen. Model regresi adalah dimana tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi apakah terjadi multikolinieritas dapat dilihat dari nilai 43
tolerance dan Variabce Inflation Factor (VIF). Model regresi dianggap bebas dari multikolineritas jika variabel independen penelitian memiliki nilai tolerance > 0,10 da nilai VIF<10.
III.5.3 Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas terjadi jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain terjadi ketidaksamaan. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas, jika bebeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan uji Glesjer. Dasar pengambilan keputusan untuk pengujian heterokedastisitas yaitu apabila probabilitas tingkat signifikansi > 0,05 maka H0 diterima, yakni tidak terdapat heterokedastisitas.
III.5.4 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi adalah uji yang digunakan untuk menguji apakah terjadi kokrelasi antara suatu periode t dengan periode sebelumnya (t-1). Pada penelitian ini untuk menguji autokorelasi peneliti menggunakan Durbin Watson (DW), yaitu dengan membandingkan nilai DW statistik dengan DW tabel. Kriteria dala pengujian autokorelasi dapat dilihat pada gambar berikut ini :
44
Gambar 3.1 Kriteria Autokorelasi
DW < dL dL < DW, < dU dU < DW < 4 - dU 4 - dU < DW < 4 - dL DW > 4 - dL
terdapat autokorelasi positif tidak dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi tidak dapat disimpulkan terdapat autokorelasi negatif
Keterangan :
DW
: Hasil perhitungan Durbin Watson Statistik
du
: Nilai Batas atas (didapat dari tabel)
dL
: Nilai Batas Bawah (didapat dari tabel)
III.6 Uji Hipotesis Dalam pengujian hipotesisi ini dilakukan dengan melihat rata-rata nilai variabel yang dipakai. Kuesioner diarahkan untuk jawaban positif atau negative. Interval jawaban terdiri dari 1 sampai 5, dimana point 4 dan point 5 merupakan jawaban positif karena jawaban point 4 adalah setuju dan point 5 adalah sangat setuju. Untuk menguji hipotesis mengenai pengaruh keahlian, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik secara simultan dan parsial terhadap tingkat kinerja auditor digunakan pengujian secara simultan dengan uji F dan secara parsial dengan uji t. 45
1.
Uji F Uji F menguji pengaruh simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji F adalah sebagai berikut: Ho
: β = 0, keahlian, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik
tidak berpengaruh secara simultan terhadap tingkat kinerja auditor. Ha
: β ≠ 0, keahlian, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik
berpengaruh secara simultan terhadap tingkat kinerja auditor. Dengan menggunakan derajat keyakinan 95% atau taraf nyata 5% serta derajat kebebasan df1 dan df2 untuk mencari nilai F tabel. Nilai F tabel dapat dilihat dengan menggunakan F tabel. Dasar pengambilan keputusan adalah: a.
Jika F hitung > F tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
b.
Jika F hitung < F tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Keputusan statistik hitung dan statistik tabel dapat juga diambil keputusan berdasarkan probabilitas, dengan dasar pengambilan keputusan:
2.
a.
Jika probabilitas > tingkat signifikan, maka Ha ditolak dan Ho diterima.
b.
Jika probabilitas < tingkat signifikan, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Uji t Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan uji t, yaitu menguji pengaruh parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen, dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji t adalah sebagai berikut:
46
Ho
: β = 0, keahlian, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik
tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap tingkat kinerja auditor. Ha
: β ≠ 0, keahlian, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap tingkat kinerja auditor. Untuk mencari t tabel dengan df = N-1, taraf nyata 5% dapat dengan menggunakan tabel statistik. Nilai t tabel dapat dilihat dengan menggunakan tabel t. dasar pengambilan keputusan adalah: a.
Jika t hitung > t tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
b.
Jika t hitung < t tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Keputusan statistik hitung dan statistik tabel dapat juga diambil keputusan berdasarkan probabilitas, dengan dasar pengambilan keputusan: a.
Jika probabilitas > tingkat signifikan, maka Ha ditolak dan Ho diterima.
b.
Jika probabilitas < tingkat signifikan, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
III.7 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) adalah suatu ukuran kesesuaian garis regresi sampel terhadap data. Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel – variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah anatara nol dan satu. Nilai R2 yang keceil berarti kemampuan variabel – variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Jika koefisien determinasi sama dengan nol, maka variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Jika besarnya koefisien determinasi mendekati angka 1, maka variabel independen berpengaruh sempurna terhadap variabel dependen.
47
III.8 Operasionalisasi Variabel
Dalam penelitaian ini yang menjadi variabel dependen adalah pertimbangan tingkat materialitas. Sedangkan variabel independen nya adalah profesionalisme auditor. Pengukuran dari masing-masing variabel dapat dijelaskan sebagi berikut:
III.8.1 Profesionalisme auditor
Untuk mengukur profesionalisme auditor, digunakan 5 dimensi profesionalisme auditor. Kelima dimensi tersebut adalah : 1. Pengabdian pada profesi 2. Kewajiban sosial 3. Kemandirian 4. Keyakinan terhadap peraturan profesi 5. Hubungan dengan sesama profesi Seorang auditor dikatakan profesional apabila memiliki perilaku profesional sebagai cerminan dari sikap profesionalisme. Konsep profesionalisme yang dikembangkan bagi para eksternal auditor tersebut merupakan konsep yang dilihat dari level individual. Seorang eksternal auditor yang dianggap profesional harus memiliki pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan pada profesi, hubungan dengan sesame profesi. Dari berbagai dimensi pembentuk konstruk “profesionalisme auditor” yang telah disebut diatas dikembangkan 24 pertanyaan yang dapat mengukur konstruk tersebut.
48
III.8.2 Materialitas
Materialitas merupakan suatu konsep yang penting dalam akuntansi dan auditing. Konsep materialitas dalam audit mendasari penerapan standar auditing terutama standa pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan, auditor tidak dapat memberikan jaminan bahwa laporan keuangan yang diaudit adalah akurat, karena auditor tidak memeriksa semua transaksi yang tejadi pada tahun yang diaudit dan tidak dapat menentukan bahwa semua transaksi yang terhadu telah dicatat, diringkas digolongkan dan dikompulasi secara semestinya kedalam laporan keuangan. Auditor kemudian melandaskan keyakinan dalam membentuk pendapat dengan menggunakan konsep materialitas dan risiko. Konsep risiko menunjukan kegagalan auditor untuk merubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
49
50