UNIVERSITAS INDONESIA
AUDIT ATAS PENDAPATAN PT NAVE
LAPORAN MAGANG
MUTIARA NURAINA SAIFUDDIN 0906525522
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK JULI 2013
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
UNIVERSITAS INDONESIA
AUDIT ATAS PENDAPATAN PT NAVE
LAPORAN MAGANG Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
MUTIARA NURAINA SAIFUDDIN 0906525522
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK JULI 2013
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirabbilalamin. All praise is to Allah, Lord of the worlds. The Entirely Merciful, The Especially Merciful. So which of the favors of your Lord would you deny? Atas segala perlindungan, kasih sayang, ampunan, pertolongan, rizki, karunia-Nya, terima kasih Ya Allah. Alhamdulillah. Terima kasih untuk Abah Mamah atas segala kasih sayang, doa, dukungan, kepercayaan, sampai akhirnya dapat menyelesaikan studi di tempat perantauan. Untuk Adek, yang memilihkan UI daripada UGM, makasih Dek hihihiii.. Adek yang hebat, yang tidak pernah mengeluhkan cobaan-Nya. Tapi Dek, jangan lupa belajar dong haha. Untuk Ibu Wasilah selaku dosen pembimbing, terima kasih Bu. Tidak hanya menjadi pembimbing, namun juga teman curhat. Dosen pembimbing yang sangat mudah dihubungi, sangat sabar dan membantu mahasiswanya. Untuk Ibu Sylvia Veronica selaku Kaprodi S1 Akuntansi FEUI yang juga telah menunjuk Ibu Wasilah sebagai pembimbing saya, serta untuk Bapak Dodik dan Ibu Dian Nastiti yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menguji sidang laporan magang saya. Terima kasih atas kritik dan saran yang sangat membangun. Untuk tim audit di KAP Langit Senja, terutama untuk tim audit PT NAVE. Terima kasih atas kehangatan, kekeluargaan, dukungan dan pembelajaran yang telah diberikan, untuk Kojimbro, Om Bern, Kakak Ule, Kak Citra, Kak Feli, Kak Riri, Kak Ate, Kak Agus, Kak Mel, Kak Ricky, Sisko, Adrian, dan Koh Hery. Terutama untuk Kojimbro, Om Bern, Kak Cicit, yang sudah mau super direpotkan 2013 oleh pertanyaan-pertanyaan tabu itu :D. Untuk Perwita, rumah di Depok sejak hari pertama menjadi mahasiswa baru sampai merampungkan wisuda. Mbak Warti, Paklik, Anis, Ikbal, Mba Nurs, Mba Luth, Kiki, Mei, Maeda, Widya, Inah, Mbak Dhea, Aul, Dipu, Biancha, Dewi, Rahmi (diurutkan dari senioritas lalu urutan kamar). Untuk existing penghuni waktu masuk Perwita, Teh Rini, Mbak Aril, Mbak Echa, Mbak Ina,
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
Mbak Zia. Membuat perantauan ini menjadi semu; membuat kos ini menjadi seperti rumah kedua. Untuk Dewi dan Inah, sobat sejak SMA, lanjut ke kuliah dan kosan. Mei teman sejak SMP, Bi sejak SMA, Naela dan Enggar yang juga teman dari SMA. Untuk Irna yang selalu mau menemani makan random hihi. Untuk sobat dari SD, SMP, dan SMA yang terpisah jarak dan tidak bisa disebutkan satu persatu: Tia, Nisa, Gagas, Keke, Rere, Dibyo, Riris, Cadhok, Yonika, Udin, Fahmoi, Langun, Sarah, Ais dan lainnya. Untuk keluarga besar BEM FEUI 2010, 2011, dan 2012. Untuk PI BEM FEUI 2012 dengan segala waktu dan pengalamannya: Towi, Denis, Eja, Inah, Mpit, Nisa, Site, Sarah, Sasa, dan Aldi. Terutama untuk yang sudah datang ketika sidang, terima kasih :D. Untuk anak-anakku tercinta, KI BEM FEUI 2012: Gilang, Ola, Fey, Jayu, Kiki, Tyas, Gandung, Liza, Sona, dan tentunya rekanrekan tercinta Il dan Virsya, makasih atas waktunya, kenangannya, bantuannya, hadiah sidangnya hihi. Been nice to know you guys! Untuk KI BEM 2012: Kak Bangun, Kak Tita, Ripa, Eja, Kak Numut, Kak Citet, Dini, Virsya, Mpit, Kak Tipink dan Jerry. Untuk Kak Fajar aje juga, yang dengan sarkasme ini itunya juga telah membantu dan memberi banyak saran hehe ampun Kak :D. Untuk teman-teman FEUI 2009, terutama Pupu, Ripa, Il, Ferin, Dini, Indra, Naqib, Dhika, Nana, Nehsya, Lupi, Nana, Bobob, Aisha, Caca yang selalu menerima saya kapanpun dengan hangat, terima kasih. Untuk PI KOMPeK 13: Cmink, Andrew, Ocep, Evelin, Ray dan Edlin; terima kasih atas kesempatannya bekerja sama dengan kalian. Terima kasih pula untuk teman sepercurhatan magang di KAP Langit Senja: Il, Cmink, Mega, Ola, Ninda, Ramna, Sidiq, Gerard, Fachry, Moan dan Puti. Untuk seluruh dosen-dosen di FEUI, terima kasih atas sharing ilmunya. Untuk keluarga Asisten Pengajar di jurusan Akuntansi, terima kasih atas bantuan dan pengalaman serunya. Untuk seluruh staf di Departemen Akuntansi, Dekanat, Perpustakaan dan satpam-satpam FEUI yang tidak bisa disebutkan satu-satu, terima kasih atas jasa-jasanya. Last but not least, terima kasih bagi setiap pihak baik yang telah membantu saya mengkhatamkan studi di FEUI, maupun bagi tiap pihak yang
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
telah banyak membantu saya selama ini, maaf tidak bisa disebutkan satu persatu. Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan saya. Semoga laporan magang ini dapat membawa kebermanfaatan bagi Pembacanya. Terima kasih.
Jakarta, 8 Juli 2013 Penulis,
Mutiara Nuraina Saifuddin
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
ABSTRAK Nama Program Studi Judul
: Mutiara Nuraina Saifuddin : Akuntansi : Audit atas Pendapatan PT NAVE
Laporan magang ini membahas mengenai proses audit yang dilakukan oleh KAP Langit Senja terhadap akun pendapatan PT NAVE untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. Secara lebih rinci, dibahas mengenai kebijakan akuntansi, prosedur audit, temuan audit, serta analisis atas pendapatan PT NAVE dan proses audit KAP Langit Senja. Berdasarkan hasil proses audit, dijelaskan bahwa kebijakan akuntansi atas pendapatan PT NAVE telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku, serta prosedur audit yang dijalankan tim audit KAP atas pendapatan PT NAVE telah sesuai dengan teori dan standar yang berlaku.
Kata kunci: Audit; materialitas; pendapatan
ABSTRACT
Name Major Title
: Mutiara Nuraina Saifuddin : Accounting : Audit of Revenue of PT NAVE
The report is aimed to explain the KAP Langit Senja’s audit process of revenue of PT NAVE for the period ended December 31 st, 2012. Furthermore, the report discusses the accounting policies, audit procedures, audit findings as well as analysis of revenue of PT NAVE and the audit process of KAP Langit Senja. Based on the result of the audit process, the revenue policies of PT NAVE have complied with the Indonesian Financial Accounting Standards (PSAK). In addition, the audit procedures, which are applied by the public accountant firm, have complied with the theory and the standards which prevail.
Key words: Audit; materiality; revenue
ix
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................................ii TANDA PERSETUJUAN LAPORAN AKHIR MAGANG ................................. iii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................iv KATA PENGANTAR ................................................................................................v LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............................ viii ABSTRAK...................................................................................................................ix ABSTRACT ..................................................................................................................ix DAFTAR ISI ...............................................................................................................x DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................xv BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................1 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Magang ........................................................1 1.2 Tujuan Program Magang ............................................................................2 1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang..................................................2 1.4 Aktivitas Magang Secara Umum ...............................................................3 1.5 Tujuan Penulisan Laporan Magang ..........................................................5 1.6 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang .............................................5 1.7 Sistematika Penulisan .................................................................................6 BAB 2 LANDASAN TEORI ..................................................................................8 2.1 Gambaran Umum Audit .............................................................................8 2.1.1 Definisi Audit ................................................................................8 2.1.2 Perbedaan Tanggung Jawab Auditor Independen dengan Tanggung Jawab Manajemen .......................................................9 2.1.3 Asersi Manajemen ........................................................................9 2.1.4 Tujuan Audit ...............................................................................10 2.1.4.1 Tujuan Audit terkait Transaksi ................................11 2.1.4.2 Tujuan Audit terkait Saldo.......................................12 2.1.4.3 Tujuan Audit terkait Penyajian dan Pengungkapan .........................................................13 2.2 Pengendalian Internal (Internal Control) ................................................13 2.3 Materialitas ................................................................................................16 2.4 Proses Audit ..............................................................................................17 2.4.1 Merencanakan dan Mendesain Pendekatan Audit (Plan and Design an Audit Approach) ........................................................17 2.4.2 Melakukan Uji Pengendalian dan Uji Substantif atas Transaksi......................................................................................19 2.4.3 Melakukan Prosedur Analitis dan Uji Substantif atas Detil Saldo ............................................................................................20 2.4.4 Menyelesaikan Audit dan Menerbitkan Laporan Audit ...........21 x
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
2.5 Akuntansi untuk Pendapatan: Pengakuan, Pengukuran, Penyajian & Pengungkapan .............................................................................................21 2.6 Akuntansi untuk Kontrak Konstruksi: Pengakuan, Pengukuran, Penyajian & Pengungkapan .......................................................................22 2.7 Akuntansi untuk Sewa: Pengakuan, Pengukuran, Penyajian & Pengungkapan .............................................................................................22 2.8 Perjanjian Konsesi Jasa ..............................................................................22 BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .................................................23 3.1 Profil Kantor Akuntan Publik ..................................................................23 3.1.1 Jasa Profesional yang Disediakan oleh KAP ............................23 3.1.1.1 Audit and Assurance ................................................23 3.1.1.2 Tax .............................................................................24 3.1.1.3 Advisory ....................................................................26 3.1.2 Sektor Industri pada KAP ...........................................................27 3.2 Profil Perusahaan Klien ............................................................................28 3.2.1 Profil Singkat PT NAVE ............................................................28 3.2.2 Struktur Organisasi PT NAVE ...................................................29 3.2.3 Pendapatan PT NAVE ................................................................30 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS .........................................................34 4.1 Sekilas Tentang Pelaksanaan Audit .........................................................34 4.2 Proses Audit ..............................................................................................34 4.2.1 Perencanaan (Planning) ..............................................................34 4.2.1.1 Menerima atau Melanjutkan Klien..........................35 4.2.1.2 Pembuatan Engagement Letter dengan Klien, Pembentukan Tim, dan Pengecekan Independensi Anggota Tim .............................................................36 4.2.1.3 Memahami Risiko Bisnis Klien dan Menilai Risiko Klien ..........................................................................37 4.2.1.4 Memahami Pengendalian Internal Klien ................39 4.2.1.5 Menentukan Strategi Audit Dan Perencanaan Audit..........................................................................41 4.2.2 Audit Lapangan (Audit Fieldwork) ............................................44 4.2.2.1 Menyiapkan Lead Schedule .....................................47 4.2.2.2 Memahami dan Mengevaluasi Kebijakan Akuntansi Pendapatan ................................................................48 4.2.2.3 Menilai Sumber Pendapatan (Assess Revenue Stream) ......................................................................59 4.2.2.4 Pengujian Transaksi Penjualan atas Penjualan Barang (Test of Revenue Transactions from Sale of Goods) .......................................................................63 4.2.2.5 Pengujian Transaksi Penjualan atas Pemberian Jasa (Test of Revenue Transactions from Rendering Service) .....................................................................66 4.2.2.6 Pengujian Cut-Off Penjualan-Piutang Usaha (Test of Sales-Accounts Receivable Cut-Off) .......................69 xi
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
4.2.2.7 Pengujian Customer Advances (Test Contribution in Customer Advances) ................................................72 4.2.2.8 Verifikasi Informasi untuk Pengungkapan (Verify Information for Disclosure) .....................................76 4.2.3 Penyelesaian dan Pelaporan Audit .............................................76 4.3 Analisis ......................................................................................................77 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................81 5.1 Kesimpulan ................................................................................................81 5.2 Saran ...........................................................................................................82 DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................85 LAMPIRAN ..............................................................................................................86
xii
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
Jadwal Kerja Audit Laporan Keuangan PT NAVE ................................. 42
Tabel 4.2
Ikhtisar Pengujian Substantif .................................................................... 46
Tabel 4.3
Hasil Penilaian atas Pendapatan PT NAVE ............................................. 60
Tabel 4.4
Hasil Pengambilan Sampel Audit Transaksi Penjualan Barang ............. 63
Tabel 4.5
Contoh Hasil Pendokumentasian Audit Transaksi Penjualan Barang .... 64
Tabel 4.6
Hasil Pengambilan Sampel Audit Transaksi Penjualan Jasa .................. 67
Tabel 4.7
Contoh Hasil Pendokumentasian Audit Transaksi Penjualan Jasa ......... 68
Tabel 4.8
Contoh Hasil Pendokumentasian Pengujian Cut-Off PenjualanPiutang Usaha............................................................................................. 71
Tabel 4.9
Contoh Dokumentasi Movement atas Akun Advance Deposit PT NAVE (dalam Rp) ..................................................................................... 73
Tabel 4.10 Hasil Pengambilan Sampel Audit Customer Advance ............................ 73 Tabel 4.11 Contoh Hasil Pendokumentasian Pengujian Customer Advance ............ 73 Tabel 4.12 Perbandingan Antara Teori Dan Standar Dengan Praktik Di Lapangan .................................................................................................... 77
xiii
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagian-bagian Penting dalam Pendeskripsian Audit ........................... ..8 Gambar 2.2 Tahap-tahap Audit Laporan Keuangan ................................................. .17 Gambar 3.1 Struktur Organisasi NAVI Group .......................................................... .29 Gambar 3.2 Struktur Kepemilikan terhadap PT NAVE ........................................... .30 Gambar 3.3 Struktur Kepemilikan oleh PT NAVE................................................... .30 Gambar 3.4 Pendapatan PT NAVE 2012 (Unaudited) (dalam Rp .000) ................. .31
xiv
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 PSAK 23 (Revisi 2010): Pendapatan........................................................ 86 Lampiran 2 PSAK 30 (Revisi 2011): Sewa .................................................................. 91 Lampiran 3 PSAK 34 (Revisi 2010): Kontrak Konstruksi .......................................... 94 Lampiran 4 ISAK 16: Perjanjian Konsesi Jasa ............................................................ 98 Lampiran 5 Contoh Lead Schedule untuk Pendapatan (dalam Rp) ............................ 100 Lampiran 6 Example of Calculation of Revenue from Project LAPOR ..................... 101 Lampiran 7 Contoh Format Pengujian Transaksi Penjualan Barang (dalam Rp .000) ...................................................................................................... 103 Lampiran 8 Contoh Format Pengujian Transaksi Penjualan Jasa – Revenue from Service (dalam Rp .000) ............................................................................ 101 Lampiran 9 Contoh Format Pengujian Transaksi Penjualan Jasa – EPC Sales dan Sales Return (dalam Rp .000) ................................................................... 105 Lampiran 10 Contoh Format Pengujian Transaksi Penjualan Jasa – BOT Sales dan Rental Sales (dalam Rp .000) .................................................................... 107 Lampiran 11 Contoh Format Pengujian Cut-Off Penjualan-Piutang Usaha (dalam Rp .000) ...................................................................................................... 111 Lampiran 12 Contoh Format Pengujian Customer Advance PT NAVE (dalam Rp .000) ...................................................................................................... 113
xv
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pelaksanaan Magang Dewasa ini, lapangan usaha tumbuh dengan cepat sehingga tidak dapat
dipungkiri bahwa persaingan dunia usaha menjadi semakin ketat. Agar dapat bersaing dengan baik, pelaku usaha perlu mempersiapkan setiap komponen usahanya agar menjadi kompetitif sehingga usahanya tidak dengan mudah ditelan oleh iklim usaha yang ketat tersebut. Salah satu komponen yang paling penting adalah sumber daya manusia (SDM) perusahaan. Perusahaan mempunyai berbagai cara untuk meningkatkan kualitas SDMnya supaya SDM-nya menjadi semakin kompetitif, mulai dari training, workshop, coaching, dll. Selain itu, untuk menyaring bibit SDM yang berkualitas, hal lazim yang dilakukan perusahaan adalah membuka kesempatan program magang. Program magang ini relatif lebih luas cakupannya dibandingkan dengan program penyaringan karyawan biasa karena dapat diikuti oleh mahasiswa yang belum mencapai kelulusan perguruan tinggi. Program magang mempunyai banyak keuntungan bagi perusahaan. Keuntungan yang pertama adalah mendapatkan tenaga kerja tambahan yang sifatnya temporer dengan gaji yang tidak semahal karyawan biasa. Bahkan kebijakan perusahaan terkait gaji untuk program magang sangat beragam antara satu perusahaan dengan yang lain. Umumnya, perusahaan tetap memberi gaji kepada peserta magang namun dengan nominal yang jauh lebih kecil daripada karyawan biasa. Hal ini dapat dimaklumi karena peserta magang tidak mempunyai beban kerja seberat karyawan biasa dan hanya merupakan pekerja temporer. Beberapa perusahaan lain bahkan tidak memberi gaji kepada peserta magang. Selain itu, keuntungan lain bagi perusahaan adalah dapat memantau kualitas peserta magang tersebut, apakah layak untuk diberikan penawaran untuk melanjutkan karir sebagai karyawan atau tidak. Dengan kata lain, perusahaan dapat mengurangi risiko menerima karyawan yang kinerjanya tidak memuaskan.
1 Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
2
Banyaknya keuntungan program magang membuat banyak perusahaan membuka kesempatan magang. Di sisi lain, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia menyadari bahwa program magang dapat membantu menjembatani teori-teori yang diberikan di bangku kuliah dengan praktek yang sebenarnya di lapangan. Sebagai institusi pendidikan terkemuka di Indonesia, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tentunya tidak ingin hanya mengembangkan hard skill mahasiswa saja, namun juga soft skill mahasiswa. Program magang diberikan kepada mahasiswa yang telah mengikuti minimal 120 sks dengan (Indeks Prestasi Kumulatif) IPK minimal 2,75. Mengikuti program magang dan menulis laporan magang merupakan salah satu opsi tugas akhir untuk memenuhi syarat kelulusan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 1.2
Tujuan Program Magang Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia membuka kesempatan bagi
mahasiswa untuk mengikuti program magang sebagai salah satu opsi syarat kelulusan. Program magang ini bertujuan untuk membuka kesempatan bagi mahasiswa menerapkan teori dan pengetahuan yang diterima selama masa perkuliahan ke dalam kehidupan kerja nyata. Tentunya terdapat perbedaan antara teori yang dipelajari dengan praktek nyata di lapangan. Di sisi lain, mahasiswa juga dapat mempelajari hal-hal yang tidak dipelajari di bangku perkuliahan. Program magang diharapkan dapat mengatasi perbedaan itu sehingga semakin banyak pengetahuan yang mahasiswa dapatkan. Program magang juga dimaksudkan untuk menerapkan program link and match antara sistem perguruan tinggi dengan perusahaan-perusahaan di lingkungan bisnis, terutama antara Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dengan perusahaan yang terlibat. Mahasiswa juga diharapkan dapat memperkaya pengalaman dalam menghadapi dunia kerja yang sebenarnya, sehingga mahasiswa akan menjadi sumber daya manusia yang siap bersaing di dunia kerja. 1.3
Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang Penulis mendapat kesempatan untuk melaksanakan program magang di
Kantor Akuntan Publik (KAP) Langit Senja yang merupakan afiliasi dari salah satu Kantor Akuntan Publik Big Four, yaitu Langit Mega, yang bertempat di Jakarta. Program magang ini dilaksanakan selama tiga bulan, dimulai sejak
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
3
tanggal 7 Januari 2013 hingga 5 April 2013. Penulis menempati posisi Vocational Employee atau Junior Auditor Assistant di bagian Assurance pada sub line Energy, Utilities & Mining (EUM) Industry. 1.4
Aktivitas Magang Secara Umum Selama menjalani program magang di KAP Langit Senja selama tiga (3)
bulan, Penulis berkesempatan untuk terlibat langsung dalam tiga (3) penugasan dengan klien sebagai berikut: 1. Cece Indo-Asia Business Group (CECE) Penugasan dengan klien CECE merupakan penugasan pertama Penulis selama masa magang. CECE merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri perminyakan yang induk perusahaannya, CHEV, berasal dari Amerika Serikat. CHEV merupakan perusahaan energi multinasional yang memproduksi minyak bumi, gas, dan gas bumi. Di Indonesia sendiri, CECE terdiri dari beberapa perusahaan yaitu PT CEPI, PT CEGO dan PT CEOP. PT CEPI merupakan penghasil minyak mentah terbesar di Indonesia. Penulis dialokasikan dalam penugasan ini selama bulan Januari. Tidak banyak yang dilakukan oleh Penulis karena sudah banyak audit fieldwork yang dicicil sejak masa interim yaitu sekitar bulan November-Desember 2012. Selain itu, halangan yang ditemui untuk dapat terjun lebih banyak dikarenakan CECE merupakan perusahaan besar yang sangat menjunjung tinggi kerahasiaan. Oleh karena itu, akses audit lebih jauh hanya diberikan kepada yang sudah berstatus sebagai pegawai KAP Langit Senja saja. Beberapa hal yang dilakukan oleh Penulis adalah: (a) memasukkan data, (b) membuat ikhtisar kontrak, dan (c) melakukan vouching untuk area Sales dan Inventory. 2. Mercy Group Ltd Mercy Group Ltd merupakan perusahaan multinasional dari Swiss yang bergerak dalam pasar energi global seperti minyak bumi, batu bara, biodiesel, dll. Mercy Group Ltd mempunyai tiga (3) anak perusahaan di Indonesia yaitu PT KAEL, PT BAKE, dan PT MENS. Fokus usaha Mercy
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
4
Group di Indonesia adalah pertambangan batu bara. Awalnya Penulis tidak dialokasikan untuk mengaudit Mercy Group, namun karena tim Mercy Group sedang membutuhkan tenaga tambahan, maka Penulis ditarik untuk membantu Mercy Group ketika Penulis seharusnya masih dialokasikan untuk
mengaudit
CECE. Beberapa
hal yang
dilakukan
Penulis
diantaranya: (a) membuat ikhtisar kontrak, (b) melakukan vouching beberapa akun seperti Taxation, Trade Payable, dan Operational Expenses, serta (c) melakukan footing (memastikan penjumlahan dari atas ke bawah sudah benar). Penulis bergabung bersama tim audit Mercy Group selama minggu terakhir di bulan Januari. 3. NAVI Group NAVI Group adalah sebuah perusahaan multinasional berkantor pusat di Singapura yang bergerak dalam industri penyediaan energi. NAVI Group mempunyai beberapa anak perusahaan yang tersebar di Singapura, Indonesia, Thailand dan Myanmar. Di Indonesia sendiri, NAVI Group mempunyai empat (4) buah anak perusahaan, yaitu PT NAVE, PT NATU, PT NACO dan PT MAPO. PT NAVE mempunyai dua (2) buah anak perusahaan yaitu PT TAJAP dan PT MAMU, serta mempunyai kepemilikan saham di PT MUDA. Penulis menghabiskan waktu dalam penugasan dengan klien ini sejak Februari hingga masa akhir magang, selama kurang lebih sembilan (9) minggu. Penulis terlibat cukup banyak pada penugasan ini, diantaranya: (a) memilih sampel untuk vouching, (b) meminta dan follow-up data kepada klien, (c) melakukan vouching untuk beberapa akun seperti Cash and Cash Equivalent, Inventory, Fixed Asset, Taxation, Trade Payable, Sales, Cost of Sales, Operating Expense, Non-Operating Expenses,dan Payroll,
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
5
(d) mengirimkan dan follow-up bank confirmation, Accounts Receivable confirmation, Accounts Payable confirmation, dan Shareholder confirmation, (e) memperbarui worksheet dan lead schedule dari PT NAVE, (f) memasukkan dokumentasi ke dalam software audit, serta (g) melakukan inquiry dengan klien, untuk memastikan data dan menanyakan
beberapa
kerancuan
yang
ditemukan
selama
dilakukannya proses vouching. 1.5
Tujuan Penulisan Laporan Magang Penulisan laporan magang ini mempunyai beberapa tujuan seperti: 1. memberikan gambaran umum atas kegiatan magang yang dijalani Penulis, 2. memahami dan menganalisis praktik akuntansi klien serta standar dan peraturan yang terkait atas pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan akun Pendapatan klien, 3. memahami dan menganalisis proses audit atas akun Pendapatan yang diterapkan oleh KAP Langit Senja terhadap kliennya, PT NAVE.
1.6
Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang Ruang lingkup penulisan laporan magang ini akan menjelaskan mengenai: 1. praktik
akuntansi
atas
pengakuan,
pengukuran,
penyajian
dan
pengungkapan akun Pendapatan PT NAVE, 2. standar dan peraturan yang terkait atas pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan akun Pendapatan PT NAVE, 3. proses audit atas akun Pendapatan yang diterapkan oleh KAP Langit Senja terhadap kliennya, PT NAVE. PT NAVE bergerak di bidang penyediaan energi untuk proyek-proyek tertentu maupun untuk operasional sehari-hari usaha kliennya. Penyediaan energi ini tidak terbatas hanya pada penyediaan mesin-mesin, namun juga penyediaan suku cadang serta jasa sumber daya manusia dalam mengoperasikan maupun memperbaiki mesin tersebut. Keterlibatan Penulis yang cukup banyak serta lamanya waktu penugasan di PT NAVE membuat Penulis memutuskan untuk membahas satu akun di PT NAVE ini. Akun yang dipilih adalah akun Pendapatan. Akun ini dipilih karena Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
6
Penulis terlibat langsung dalam proses auditnya serta dikarenakan cukup unik dan beragamnya produk dan jasa yang dijual oleh PT NAVE. Selain itu, Pendapatan PT NAVE mempunyai risiko yang cukup besar serta terdapat banyak temuan audit yang material pada Pendapatan PT NAVE. Laporan magang ini tidak membahas seluruh siklus pendapatan secara keseluruhan, namun hanya akan membahas audit atas Pendapatan dan cut-off piutang terkait pendapatan saja. 1.7
Sistematika Penulisan Laporan magang ini dibagi menjadi lima (5) bagian yang bertujuan untuk
mempermudah penjelasan setiap pokok bahasan yang akan dijabarkan. Sistematika penulisan laporan magang ini adalah sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan Bab ini membahas mengenai hal-hal yang mendasar dari pelaksanaan program magang. Bab ini diawali dengan latar belakang dan tujuan dari pelaksanaan magang, serta tempat dan waktu pelaksanaan magang. Selanjutnya, bab ini menjabarkan aktivitas-aktivitas selama menjalani program magang, tujuan penulisan laporan magang, ruang lingkup penulisan laporan magang serta sistematika penulisan laporan magang. Bab 2 Landasan Teori Bab ini memaparkan kerangka teoritis yang akan digunakan untuk melakukan analisis dan pembahasan. Teori yang dijelaskan berkaitan dengan materi mengenai pengauditan, tujuan-tujuan audit, pengendalian internal, serta definisi dan prinsip akuntansi atas pendapatan, kontrak konstruksi, sewa dan perjanjian konsesi jasa. Bab 3 Gambaran Umum Perusahaan Bab ini akan menjelaskan gambaran umum mengenai company profile tempat berjalannya kegiatan magang, KAP Langit Senja, serta penjelasan mengenai gambaran secara umum perusahaan yang menjadi sumber dalam penulisan laporan magang ini, yakni PT NAVE, perusahaan yang secara umum bergerak dalam industri penyediaan energi.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
7
Bab 4 Pembahasan dan Analisis Bab ini akan berisi mengenai pembahasan tentang analisis akun Pendapatan dari PT NAVE serta prosedur audit yang dilakukan oleh KAP Langit Senja dalam melakukan audit terkait akun Pendapatan perusahaan. Selain itu, bab ini juga akan membahas analisis praktik kebijakan akuntansi terkait Pendapatan PT NAVE terhadap PSAK yang berlaku serta membahas analisis praktik penugasan audit KAP Langit Senja terhadap teori dan standar yang berlaku. Bab 5 Kesimpulan dan Saran Bab ini merupakan bab penutup dari laporan magang ini yang berisi kesimpulan dari pembahasan yang telas dijelaskan di bab sebelumnya. Selain itu, pada bab ini berisi pula saran-saran baik untuk KAP Langit Senja dan untuk perusahaan yang dijadikan sampel yaitu PT NAVE.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Gambaran Umum Audit
2.1.1
Definisi Audit Di dalam bukunya, Arens, Elder, dan Beasley (2009) menyatakan bahwa:
“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person.” Audit adalah proses di dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti untuk menguji keterkaitan antara informasi yang dilaporkan dengan kriteriakriteria tertentu. Arens, Elder, dan Beasley (2009) mendeskripsikan bagian-bagian penting dalam audit sebagaimana digambarkan pada Gambar 2.1 berikut:
Information Competent, independent person
Accumulates and evaluates evidence
Determines correspondence
Report on results
Established criteria
Gambar 2.1: Bagian-bagian Penting dalam Pendeskripsian Audit Sumber: Arens, Elder, dan Beasley (2009). (Telah diolah kembali)
Audit dilakukan oleh orang yang memiliki kompetensi dan independensi. Tahap pertama adalah pengumpulan bukti yang akan dievaluasi. Selanjutnya, informasi yang disediakan oleh manajemen, dalam hal ini adalah laporan keuangan, dibandingkan dengan kriteria yang berlaku, contohnya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Sesuai asersi manajemen, laporan keuangan dilihat apakah memang sudah wajar disajikan dan diungkapkan sesuai dengan PSAK yang berlaku. Tahap akhir adalah menyiapkan laporan audit dimana auditor mengeluarkan opini atas laporan keuangan perusahaan tersebut.
8 Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
9
Audit merupakan salah satu bagian dari jasa atestasi. Jasa atestasi adalah bagian dari jasa assurance dimana KAP mengeluarkan sebuah laporan mengenai keandalan dari asersi yang dibuat pihak lain. Sementara itu, jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan kualitas informasi bagi para pembuat keputusan. 2.1.2
Perbedaan Tanggung Jawab Auditor Independen dengan Tanggung
Jawab Manajemen Dalam mengaudit, manajemen dan auditor harus mengetahui perbedaan tanggung jawab masing-masing agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penugasan audit. SA 110 paragraf 2 dan 3 (SPAP, 2011) menyebutkan bahwa auditor mempunyai tanggung jawab untuk merencanakan dan melakukan audit untuk mendapatkan keyakinan yang layak atas apakah laporan keuangan bebas dari salah saji, baik karena kesalahan maupun kecurangan. Karena sifat dari bukti audit dan karakteristik dari kecurangan, auditor mampu mendapatkan keyakinan yang layak, namun tidak absolut, bahwa salah saji material terdeteksi. Auditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk merencanakan dan melakukan audit untuk mendapatkan keyakinan yang layak bahwa salah saji yang tidak material terhadap laporan keuangan terdeteksi, baik karena kesalahan maupun kecurangan. Jika auditor juga membuat laporan atas keefektifan internal control perusahaan atas pelaporan keuangan, maka auditor juga bertanggung jawab untuk mengidentifikasi kelemahan material internal control atas pelaporan keuangan tersebut (Arens, Elder, dan Beasley, 2009). Di sisi lain, manajemen mempunyai tanggung jawab untuk mengadopsi kebijakan akuntansi yang berlaku, mempertahankan internal control yang memadai, dan membuat representasi yang wajar di dalam laporan keuangan. Karena manajemen menjalankan aktivitas operasional perusahaan sehari-hari, maka manajemenlah yang jauh lebih mengetahui mengenai transaksi-transaksi perusahaan dan seluruh aset, liabilitas serta ekuitas perusahaan yang terkait (Arens, Elder, dan Beasley, 2009). 2.1.3
Asersi Manajemen Audit dilakukan atas asersi yang dibuat oleh manajemen. Menurut Arens,
Elder, dan Beasley (2009), asersi manajemen adalah representasi baik yang
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
10
dinyatakan secara langsung maupun tidak langsung oleh manajemen tentang pengelompokan transaksi dan akun-akun dan pengungkapan yang berhubungan dengan transaksi tersebut di dalam laporan keuangan. Berdasarkan SA Seksi 326 paragraf 3 (SPAP, 2011), asersi manajemen dapat dikelompokkan ke dalam: a. Existence atau occurrence Existence berhubungan dengan apakah aset, liabilitas, dan ekuitas yang termasuk dalam neraca benar-benar ada pada tanggal pelaporan neraca. Sedangkan occurrence menyatakan apakah transaksi yang tercatat dan termasuk dalam laporan keuangan memang benar-benar terjadi selama periode akuntansi. b. Completeness Asersi ini menyatakan bahwa apakah seluruh transaksi dan akun maupun pengungkapan yang seharusnya ada di dalam laporan keuangan memang sudah benar-benar disajikan secara lengkap. c. Right and obligation Asersi ini menyatakan apakah benar bahwa aset adalah benar hak perusahaan dan liabilitas adalah benar kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu. d. Valuation or allocation Valuation or allocation menyatakan apakah aset, liabilitas, dan ekuitas telah dilaporkan pada laporan keuangan dalam jumlah yang benar. e. Presentation and disclosure Asersi ini menyatakan apakah komponen-komponen dalam laporan keuangan telah dikelompokkan, dijelaskan dan diungkapkan dengan tepat. Asersi-asersi manajemen di atas akan dibandingkan dengan tujuan audit auditor. 2.1.4
Tujuan Audit Penting bagi auditor untuk mengetahui tujuan dari audit agar dapat lebih
memahami penugasan auditnya. Berdasarkan SA 110 paragraf 1 (SPAP, 2011), audit atas laporan keuangan mempunyai tujuan untuk menyatakan sebuah opini atas kewajaran dimana perusahaan telah menyajikan secara wajar, dalam hal-hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan SAK yang berlaku di Indonesia.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
11
Audit dapat dilakukan karena terdapat asersi yang dibuat oleh manajemen. Setelah auditor mempertimbangkan relevansi dari tiap asersi untuk tiap kelompok transaksi, saldo akun, dan penyajian dan pengungkapan, auditor dapat mengembangkan tujuan audit untuk tiap kategori asersi. Tujuan audit dibagi menjadi tiga (3) yaitu terkait transaksi, terkait saldo akun serta terkait penyajian dan pengungkapan (Arens, Elder, dan Beasley, 2009). 2.1.4.1 Tujuan Audit terkait Transaksi Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2009), tujuan audit terkait transaksi adalah untuk membantu auditor mengumpulkan bukti audit yang cukup dan memadai dan untuk memutuskan bukti yang tepat untuk kelompok transaksi sesuai dengan penugasan. Tujuan audit terkait transaksi secara umum adalah: a. Occurrence Occurrence bertujuan untuk memastikan apakah transaksi yang sudah dicatat ke dalam jurnal benar-benar terjadi. b. Completeness Bertujuan untuk memastikan apakah seluruh transaksi yang seharusnya dimasukkan ke dalam jurnal memang telah dimasukkan ke dalam jurnal. c. Accuracy Accuracy bertujuan untuk melihat ketepatan informasi untuk transaksi akuntansi yang terjadi. d. Posting and summarization Posting and summarization bertujuan untuk melihat akurasi atas perpindahan informasi dari transaksi yang dicatat dalam jurnal ke dalam jurnal pelengkap dan ke dalam buku besar perusahaan. e. Classification Classification bertujuan untuk memastikan apakah transaksi telah dimasukkan ke dalam kelompok akun yang tepat. f. Timing Auditor melihat apakah transaksi sudah dicatat pada waktu yang tepat. Tujuan-tujuan tersebut harus dilihat dan dibandingkan dengan asersi manajemen terkait transaksi-transaksi yang terjadi di perusahaan.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
12
2.1.4.2 Tujuan Audit terkait Saldo Tujuan audit dirumuskan sesuai dengan asersi manajemen terkait saldo. Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2009), tujuan audit terkait saldo adalah: a. Existence Auditor memastikan apakah jumlah saldo yang dimasukkan ke dalam laporan keuangan seharusnya memang benar dimasukkan. b. Completeness Auditor memastikan apakah seluruh jumlah yang seharusnya tercatat ke dalam saldo memang telah termasuk ke dalam saldo buku besar. c. Accuracy Accuracy bertujuan untuk melihat apakah jumlah yang dimasukkan ke dalam saldo sudah tepat. d. Classification Auditor melihat apakah item yang terdapat dalam client’s listing telah dimasukkan ke dalam saldo akun di buku besar yang benar. e. Cutoff Cutoff bertujuan untuk memastikan apakah transaksi-transaksi telah dicatat dan dimasukkan ke dalam saldo akun pada periode yang tepat. f. Detail tie-in Detail tie-in bertujuan untuk melihat apakah detil yang ada dalam client’s listing telah disiapkan dengan tepat, dijumlahkan dengan benar dan sesuai dengan saldo pada buku besar. g. Realizable value Bertujuan untuk melihat apakah saldo pada akun telah dikurangi untuk penurunan nilai dari historical cost menjadi net realizable value. h. Rights and obligation Rights and obligation bertujuan untuk melihat apakah aset memang sudah menjadi hak perusahaan, serta liabilitas memang harus diakui sebagai kewajiban perusahaan. Tujuan-tujuan tersebut harus dilihat dan dibandingkan dengan asersi manajemen terkait saldo di neraca perusahaan, apakah asersi manajemen telah memenuhi tujuan audit tersebut.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
13
2.1.4.2 Tujuan Audit terkait Penyajian dan Pengungkapan Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2009), tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan adalah: a. Occurrence and rights and obligations Auditor memastikan apakah kejadian yang diungkapkan memang telah terjadi dan memang menjadi hak dan kewajiban bagi perusahaan. b. Completeness Completeness bertujuan untuk memastikan apakah seluruh pengungkapan yang diperlukan telah dimasukkan ke dalam laporan keuangan. c. Valuation and allocation Auditor melihat apakah pengungkapan dalam laporan keuangan telah disajikan secara wajar dan dalam jumlah yang tepat. d. Classification and understandability Auditor melihat apakah jumlah telah diklasifikasikan dengan tepat di dalam laporan keuangan beserta catatan kakinya, serta apakah deskripsi atas saldo dan pengungkapan terkait mudah dipahami. Tujuan-tujuan tersebut harus dilihat dan dibandingkan dengan asersi manajemen terkait penyajian dan pengungkapan di perusahaan. 2.2
Pengendalian Internal (Internal Control) Pengendalian internal erat kaitannya dengan audit. Pengendalian internal
mempengaruhi seberapa banyak bukti yang dibutuhkan ketika audit fieldwork. Oleh karena itu, perlu bagi auditor untuk menilai pengendalian internal kliennya. Pengendalian internal adalah sekumpulan kebijakan dan prosedur dibentuk untuk menyediakan keyakinan yang layak bagi manajemen bahwa perusahaan mencapai target dan tujuannya (Arens, Elder, dan Beasley, 2009). Manajemen umumnya mempunyai tiga (3) tujuan umum dalam membentuk pengendalian internal yang efektif (Arens, Elder, dan Beasley, 2009): 1. Keandalan dari laporan keuangan. Pengendalian internal yang efektif dapat membantu manajemen untuk meyakinkan bahwa laporan keuangan dapat diandalkan dan disajikan secara wajar sesuai dengan ketentuan yang berlaku, seperti PSAK.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
14
2. Efisiensi dan keefektifan operasi perusahaan. Pengendalian internal erat kaitannya dengan efektivitas dan efisiensi perusahaan. Dengan pengendalian internal yang efektif, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan keefektifan operasi perusahaan sehingga dapat membantu perusahaan memaksimalkan tujuan perusahaan. 3. Kepatuhan terhadap hukum dan regulasi yang berlaku. Pengendalian internal yang efektif dapat membantu manajemen untuk semakin dapat meningkatkan kepatuhan atas hukum dan regulasi yang berlaku. Kepatuhan tersebut dapat menambah nilai perusahaan di mata pemangku kepentingannya. Manajemen membuat pengendalian internal yang dapat memenuhi ketiga tujuan tersebut agar dapat menyediakan pengendalian yang andal dalam penyajian laporan keuangan.
Pengendalian internal memiliki beberapa komponen.
Berdasarkan Internal Control – Integrated Framework yang dikeluarkan oleh Committee of Sponsoring Organizations (COSO) (AICPA, 2012), terdapat lima (5) komponen dari internal control: 1. Lingkungan pengendalian (control environment) Penerapan pengendalian internal dapat dilihat dari bagaimana manajemen memandang pentingnya lingkungan pengendalian di perusahaan. Jika manajemen puncak percaya bahwa pengendalian yang efektif adalah penting, maka seluruh bagian perusahaan akan merasakan sikap manajemen
puncak
tersebut
dan
mengikutinya.
Sebaliknya, jika
manajemen puncak tidak memperdulikan pentingnya pengendalian, maka hampir bisa dipastikan bahwa tujuan pengendalian manajemen tidak akan tercapai dengan efektif. 2. Penilaian risiko (risk assessment) Manajemen melakukan penilaian risiko secara berkala. Jika manajemen dapat mengidentifikasi risiko perusahaan, maka manajemen dapat membuat langkah-langkah pencegahan terjadinya risiko tersebut. 3. Aktivitas pengendalian (control activities) Manajemen
melakukan
aktivitas
langsung
untuk
mengendalikan
perusahaannya. Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
15
yang membantu manajemen memastikan tindakan-tindakan yang perlu diambil untuk penanganan risiko dalam mencapai tujuan perusahaan. 4. Informasi dan komunikasi (information and communication) Setiap perusahaan mempunyai sistem informasi dan komunikasi masingmasing. Tujuan dari sistem informasi dan komunikasi akuntansi perusahaan adalah untuk
mengawali,
mencatat,
memproses, dan
melaporkan transaksi-transaksi perusahaan untuk menjaga akuntabilitas untuk aset terkait. 5. Pengawasan (monitoring) Manajemen melakukan penilaian secara periodik yang berkelanjutan atas kualitas pengendalian internal oleh manajemen untuk menentukan apakah pengendalian telah berjalan sesuai dengan yang direncanakan atau apakah diperlukan adanya perubahan yang sesuai dengan perubahan kondisi. Jika
kelima
komponen tersebut terpenuhi, pengendalian internal
perusahaan dapat menyediakan keyakinan memadai bahwa tujuan pengendalian dapat dipenuhi. Untuk menyediakan fokus yang lebih luas terhadap manajemen risiko perusahaan, COSO juga mengeluarkan Enterprise Risk Management (ERM). ERM menjadi tambahan panduan untuk menerapkan pengendalian internal. Berdasarkan Executive Summary yang dikeluarkan oleh COSO (AICPA, 2004), kelima komponen pengendalian internal di atas juga menjadi komponen ERM, ditambah dengan: 1. Lingkungan internal (internal environment) Efektif atau tidaknya suatu pengendalian internal di perusahaan dapat dilihat dari lingkungan internalnya. Lingkungan internal mencakup sikap perusahaan dan menjadi dasar bagaimana risiko dipandang dan ditindaklanjuti oleh pihak-pihak di perusahaan. 2. Penentuan tujuan (objective setting) Pengendalian internal yang baik memastikan bahwa manajemen telah menciptakan proses penentuan tujuan yang sesuai dengan visi misi perusahaan.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
16
3. Identifikasi kejadian (event identification) Dalam menerapkan pengendalian internal yang efektif dan efisien, kejadian internal dan eksternal harus diidentifikasi apakah menjadi sebuah peluang atau risiko bagi perusahaan. Peluang kemudian diproses sesuai dengan strategi manajemen dan penetapan tujuan. Pengimplementasian
ketiga
komponen
tersebut
dapat
semakin
meningkatkan keyakinan atas pengendalian internal perusahaan. 2.3
Materialitas Tanggung jawab seorang auditor terbatas hanya pada informasi yang
material. Selain itu, materialitas menjadi sangat penting karena sangat tidak praktis bagi auditor untuk menyediakan keyakinan pada hal-hal yang tidak material. SPAP Seksi 312 (2011) mengharuskan auditor untuk menentukan materialitas dalam kerja lapangan audit. Berdasarkan Financial Accounting Standard Board (FASB) 2 – Qualitative Characteristics of Accounting Information, materialitas didefinisikan sebagai besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji dari informasi akuntansi yang, bergantung kepada keadaan sekelilingnya, memungkinkan keputusan orang yang mengandalkan informasi tersebut berubah atau terpengaruh dengan adanya nilai yang dihilangkan atau salah saji tersebut (Arens, Elder, dan Beasley, 2009). Penentuan materialitas didasarkan baik pada faktor kuantitatif maupun faktor kualitatif. Faktor kuantitatif biasanya ditentukan berdasarkan perhitungan atas ukuran tertentu, contohnya materialitas diukur berdasarkan penjualan bersih, laba kotor, atau total aset. Sedangkan faktor kualitatif membutuhkan pertimbangan profesional auditor, contohnya salah saji yang secara nominal kecil dapat menjadi material jika terdapat konsekuensi yang berasal dari kewajiban kontraktual. Nilai nominal materialitas sendiri bukan merupakan konsep yang absolut yang dapat berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lain. Bahkan ketika kerja lapangan audit sedang berjalan, materialitas bisa berubah jika ditemukan fakta baru yang dapat merubah pertimbangan auditor (Arens, Elder, dan Beasley, 2009).
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
17
2.4
Proses Audit Audit merupakan suatu proses yang terdiri dari beberapa tahap. Menurut
Arens, Elder, dan Beasley (2009), proses audit adalah sebuah metodologi yang terdefinisi dengan baik untuk mengatur audit supaya dapat memastikan bahwa bukti yang dikumpulkan memadai dan layak serta bahwa tujuan audit yang dibutuhkan telah terspesifikasi dan terpenuhi. Gambar 2.2 mendeskripsikan tahaptahap dalam mengaudit:
Phase I
Plan and design an audit approach
Perform tests of controls Phase II and substantive tests of transactions Perform analytical Phase III procedures and tests of details of balances Phase IV
Complete the audit and issue an audit report
Gambar 2.2: Tahap-tahap Audit Laporan Keuangan Sumber: Arens, Elder, dan Beasley (2009). (Telah diolah kembali)
Proses audit mempunyai empat (4) tahap secara keseluruhan (Arens, Elder, dan Beasley, 2009) yaitu: 1. merencanakan dan mendesain sebuah pendekatan audit, 2. melakukan uji pengendalian dan uji substantif atas transaksi, 3. melakukan prosedur analitis dan uji substantif atas detil saldo, dan 4. menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit. Berikut ini merupakan penjelasan satu-persatu tahap-tahap tersebut. 2.4.1
Merencanakan dan Mendesain Pendekatan Audit (Plan and Design an
Audit Approach) Tahap pertama adalah merencanakan dan mendesain pendekatan audit. Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2009), terdapat tiga (3) alasan mengapa auditor harus merencanakan penugasan dengan baik, yaitu untuk:
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
18
(a) Memudahkan auditor mendapatkan bukti audit yang memadai dan layak. Auditor merencanakan bagaimana
cara
mendapatkan bukti yang
dibutuhkan, banyaknya bukti, serta bagaimana mendokumentasikan buktibukti tersebut sehingga akan memudahkan auditor ketika melakukan audit di lapangan. (b) Mempertahankan biaya audit agar tetap masuk akal. Dengan perencanaan yang matang, maka auditor tidak akan melakukan hal-hal yang tidak efektif dan efisien sehingga dapat mempertahankan biaya audit. (c) Menghindari salah paham dengan klien. Auditor berdiskusi dengan manajemen terkait tujuan audit, lingkup audit, biaya audit, tanggung jawab antara auditor dan manajemen, dan lainnya sehingga dapat menghindari salah paham antara auditor dengan manajemen. Selain alasan tersebut, Arens, Elder, dan Beasley (2009) juga merumuskan beberapa hal yang harus dikerjakan dalam merencanakan dan mendesain pendekatan audit: 1. Menerima klien dan melakukan perencanaan awal audit. Hal pertama yang dilakukan adalah memutuskan apakah auditor akan menerima atau meneruskan penugasan audit dengan klien. 2. Memahami bisnis dan industri klien. Pemahaman ini bermanfaat untuk pertimbangan profesional auditor ke depannya. 3. Menilai risiko bisnis klien. Penilaian ini akan mempengaruhi prosedurprosedur apa saja yang dilakukan serta seberapa banyak sampel yang dibutuhkan. 4. Melakukan prosedur analitis awal. Auditor melakukan prosedur analitis awal untuk semakin menambah pemahaman atas bisnis kliennya, apakah wajar atau tidak dibandingkan kompetitornya, industrinya, maupun performa bisnis tahun sebelumnya. 5. Menentukan materialitas dan menilai acceptable audit risk dan inherent risk. Hal ini dilakukan karena auditor hanya bertanggung jawab atas halhal yang material saja. Auditor juga menentukan seberapa auditor bersedia menerima bahwa laporan keuangan mengandung salah saji material setelah audit diselesaikan dan opini wajar tanpa pengecualian telah
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
19
dikeluarkan. Sedangkan inherent risk adalah ukuran atas penilaian auditor terhadap kemungkinan adanya salah saji material dalam saldo akun sebelum mempertimbangkan keefektifan pengendalian internal. 6. Memahami pengendalian internal klien dan menilai risiko pengendalian. Selanjutnya, auditor melakukan pemahaman bagaimana penerapan pengendalian internal klien. Auditor kemudian menilai risiko apa saja yang muncul dari penerapan pengendalian internal tersebut. 7. Mengumpulkan informasi untuk menilai risiko fraud. Auditor juga diharuskan untuk menilai risiko kecurangan pada klien. Informasiinformasi dikumpulkan baik dari hasil wawancara dengan klien maupun dari observasi langsung atas klien tersebut. 8. Mengembangkan perencanaan audit dan program audit secara keseluruhan. Tahap terakhir adalah mengembangkan perencanaan dan program audit secara keseluruhan seperti jadwal audit, tipe pengujian yang akan dilakukan beserta jenis bukti yang diperlukan. Pada praktiknya, auditor merumuskan sendiri aktivitas apa saja yang dilakukan dalam tahap ini, tidak terbatas pada teori yang ada saja. 2.4.2
Melakukan Uji Pengendalian dan Uji Substantif atas Transaksi Auditor melakukan serangkaian prosedur audit ketika pengerjaan lapangan
audit dilakukan. Arens, Elder, dan Beasley (2009) menyatakan bahwa terdapat empat (4) jenis pengujian yang biasa dilakukan untuk merepresentasikan prosedur audit lebih lanjut atas penilaian risiko yang telah dilakukan: 1. Pengujian pengendalian (test of control) 2. Pengujian substantif atas transaksi (substantive test of transaction) 3. Prosedur analitis (analytical procedure) 4. Pengujian terinci atas saldo (test of detail of balance) Berikut akan dijelaskan satu-persatu pengujian di atas. Untuk tahap kedua sendiri hanya meliputi uji pengendalian dan uji substantif atas transaksi: 1. Pengujian Pengendalian (Test of Control) Auditor membuat penilaian risiko atas salah saji material dalam pelaporan keuangan klien. Untuk mendapatkan bukti yang cukup dan memadai untuk mendukung penilaian risiko tersebut, auditor melakukan pengujian
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
20
pengendalian. Pengujian pengendalian juga dilakukan untuk menentukan apakah pengendalian perusahaan telah berjalan dengan efektif (Arens, Elder, dan Beasley, 2009). Auditor mengambil beberapa sampel transaksi untuk digunakan sebagai dasar untuk menguji apakah pengendalian telah berjalan sesuai dengan yang direncanakan. 2. Pengujian Substantif atas Transaksi (Substantive Test of Transaction) Pengujian substantif atas transaksi digunakan untuk menentukan apakah seluruh tujuan audit terkait transaksi telah terpenuhi untuk tiap transaksi (Arens, Elder, dan Beasley, 2009). Ketika auditor telah yakin bahwa seluruh transaksi telah tercatat di jurnal dengan benar, maka auditor bisa percaya bahwa jumlah pada buku besar telah benar. Pengujian pengendalian harus melihat bagaimana penerapan pengendalian internal klien. Pengujian substantif atas transaksi juga sering dilakukan bersamaan dengan pengujian pengendalian agar pekerjaan lapangan audit semakin efektif. 2.4.3
Melakukan Prosedur Analitis dan Uji Substantif atas Detil Saldo Tahap ketiga meliputi dua (2) prosedur audit yang belum masuk ke dalam
tahap kedua, yaitu meliputi prosedur analitis dan uji substantif atas detil saldo: 1. Prosedur Analitis (Analytical Procedure) Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2009), prosedur analitis meliputi perbandingan antara jumlah yang tercatat dengan ekspektasi auditor. Standar audit mengharuskan auditor untuk melakukan prosedur analitis ketika tahap perencanaan dan penyelesaian audit. Tujuan utama dilakukannya prosedur analitis adalah untuk mengetahui adanya indikasi salah saji di laporan keuangan dan untuk menyediakan bukti yang substantif dengan melihat kewajaran performa bisnis perusahaan dibandingkan dengan kompetitornya, industrinya, dan lainnya. 2. Pengujian Terinci atas Saldo (Test of Detail of Balance) Pengujian terinci atas saldo berfokus pada saldo akhir buku besar baik untuk neraca maupun untuk akun-akun laba rugi. Pengujian ini penting karena umumnya bukti audit yang didapatkan berasal dari pihak yang independen sehingga dapat lebih diandalkan (Arens, Elder, dan Beasley, 2009).
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
21
Prosedur analitis dilakukan baik ketika perencanaan, audit lapangan, maupun penyelesaian audit. Sementara pengujian atas saldo umumnya lebih diandalkan karena auditor meminta konfirmasi saldo dari pihak eksternal klien. 2.4.4
Menyelesaikan Audit dan Menerbitkan Laporan Audit Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2009), pada tahap terakhir ini terdapat
beberapa hal yang dilakukan auditor: 1. Melakukan uji tambahan untuk penyajian dan pengungkapan laporan keuangan. Uji tambahan dilakukan dengan mengecek draft laporan keuangan beserta catatan atas laporan keuangannya apakah sesuai dengan penyajian dan pengungkapan yang diminta oleh standar yang berlaku. 2. Mengumpulkan bukti final. Auditor mengumpulkan bukti final untuk melakukan prosedur analitis final, mengevaluasi keberlanjutan perusahaan, subsequent events, maupun ada tidaknya kewajiban kontijensi. Kewajiban kontijensi adalah kewajiban potensial yang harus diungkapkan dalam catatan laporan keuangan; sedangkan peristiwa setelah periode pelaporan adalah peristiwa yang terjadi setelah tanggal neraca namun sebelum penerbitan laporan keuangan auditan (Arens, Elder, dan Beasley, 2009). 3. Menerbitkan laporan audit. Setelah menyelesaikan proses auditnya, auditor menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit beserta opini atas kewajaran laporan tersebut. 4. Berkomunikasi
dengan
mengkomunikasikan
komite
audit
temuan-temuan
dan
selama
manajemen. proses
audit
Auditor kepada
manajemen yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan, agar perusahaan dapat semakin meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerjanya. Setelah menyelesaikan tahap ini, maka berakhir sudah tanggung jawab auditor dalam mengaudit laporan keuangan kliennya. 2.5
Akuntansi untuk Pendapatan: Pengakuan, Pengukuran, Penyajian &
Pengungkapan Terkait masalah pendapatan, peraturan yang dijadikan acuan untuk mengatur masalah pendapatan di Indonesia adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 23 (revisi 2010). PSAK 23 (revisi 2010) mulai berlaku efektif
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
22
sejak tanggal 1 Januari 2011. PSAK 23 (revisi 2010) mengatur hal-hal seperti definisi akuntansi pendapatan, pengakuan pendapatan, pengukuran pendapatan, penyajian dan pengungkapan pendapatan, dan lainnya. Lampiran 1 menyajikan lebih lanjut PSAK 23 (revisi 2010) yang mengatur tentang pendapatan. 2.6
Akuntansi untuk Kontrak Konstruksi: Pengakuan, Pengukuran,
Penyajian & Pengungkapan Pendapatan yang berasal dari kontrak konstruksi diatur secara lebih khusus pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 34 (revisi 2010). PSAK 34 (revisi 2010) mulai berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2012. PSAK 34 (revisi 2010) mengatur hal-hal seperti definisi akuntansi kontrak konstruksi, pengakuan kontrak konstruksi, pengukuran kontrak konstruksi, penyajian dan pengungkapan kontrak konstruksi, dan lainnya. PSAK 34 (revisi 2010) disajikan lebih rinci pada Lampiran 3. 2.7
Akuntansi untuk Sewa: Pengakuan, Pengukuran, Penyajian &
Pengungkapan Suatu perjanjian diidentifikasi apakah mengandung sewa atau tidak dengan menggunakan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 30 (revisi 2011) kemudian mengatur secara lebih lanjut mengenai masalah sewa di Indonesia. PSAK 30 (revisi 2011) mulai berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2012. PSAK 30 (revisi 2011) mengatur hal-hal seperti definisi akuntansi sewa, pengakuan dan pengukuran sewa, serta penyajian dan pengungkapan akuntansi sewa. Lampiran 2 memaparkan lebih detil PSAK 30 (revisi 2011) tentang Sewa. 2.8
Perjanjian Konsesi Jasa Perjanjian konsesi jasa diatur dalam ISAK 16. Standar tersebut
menyatakan bahwa pemerintah telah memperkenalkan perjanjian kontraktual untuk menarik partisipasi sektor swasta dalam pengembangan, pembiayaan, pengoperasian, dan pemeliharaan infrastruktur. Lampiran 4 menyajikan lebih lanjut ISAK 16 tentang Perjanjian Konsesi Jasa.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1
Profil Kantor Akuntan Publik Kantor Akuntan Publik (KAP) Langit Senja, PT Langit Mega dan PT
Langit Mega Advisory, yang selanjutnya disebut Langit Mega Indonesia, merupakan anggota dari Langit Mega International Limited yang mempunyai kantor pusat di London, Inggris. Langit Mega International Limited dibentuk pada tahun 1998 atas merger antara Langit dan Mega. Keduanya telah beroperasi sejak pertengahan 1800-an. Langit Mega Global telah memperkerjakan lebih dari 180.000 tenaga kerja profesional di 158 negara. Langit Mega Global merupakan salah satu dari empat kantor akuntan publik terbesar di dunia yang biasa disebut dengan The Big Four. 3.1.1
Jasa Profesional yang Disediakan oleh KAP
3.1.1.1 Audit and Assurance Kelompok jasa pertama adalah jasa audit and assurance. Jasa-jasa yang ditawarkan adalah adalah: i. Financial statement audit Financial statement audit menyediakan jasa audit atas laporan keuangan klien. Jasa ini bertujuan untuk memberikan opini kewajaran atas laporan keuangan yang disiapkan oleh manajemen klien. ii. Financial accounting Financial accounting menyediakan jasa konsultasi akuntansi kepada klien. Klien dapat menanyakan apakah kebijakan akuntansi yang dijalankan telah sesuai dengan standar yang berlaku umum di Indonesia. iii. System & process assurance System & process assurance menyediakan jasa yang berhubungan dengan kontrol atas proses pelaporan keuangan, termasuk proses bisnis finansial dan kontrol atas manajemen teknologi informasi. Hal ini bertujuan untuk memberikan keyakinan bahwa sistem dan proses bisnis perusahaan telah berjalan dengan efektif. 23 Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
24
iv. IT Security IT Security menyediakan jasa konsultasi atas keamanan teknologi informasi klien. Klien dapat bertanya tentang saran agar teknologi informasinya dapat dijamin aman dari risiko gangguan teknologi yang ada. v. Other assurance services Other assurance services menyediakan jasa keyakinan atas laporan perusahaan lainnya, seperti kepatuhan atas jasa yang disetujui atau standar kontrol dan kewajaran atas asersi manajemen. Jasa ini dapat meningkatkan nilai perusahaan klien di mata pemangku kepentingan klien. Jasa-jasa di atas diharapkan dapat meningkatkan keyakinan pada performa finansial dan operasional usaha perusahaan. Langit Mega juga dapat membantu klien meningkatkan pelaporan keuangan eksternal dan beradaptasi dengan peraturan baru, seperti Sarbanes-Oxley dan International Financial Reporting Standards (IFRS). 3.1.1.2 Tax Langit Mega menyediakan jasa konsultansi yang terkait perpajakan, seperti: i. Tax advisory services Tax advisory services menyediakan jasa konsultasi atas transaksi yang mempunyai implikasi pajak. Jasa ini bermanfaat dalam membantu klien melaporkan dan menyetor pajak yang seharusnya dilaporkan dan disetor kepada negara. ii. Tax compliance services Tax compliance services menyediakan jasa untuk membantu klien memenuhi kepatuhan pajak. Jasa ini dapat membantu klien menghindari risiko terkena sanksi atau denda akibat pelanggaran peraturan pajak. iii. Tax dispute resolutions Tidak ada yang dapat memastikan siapa saja pihak yang akan menjadi objek audit pajak pemerintah. Tax dispute resolutions dapat membantu klien menimimalisir konsekuensi pajak yang timbul dari tax audit, proses pengajuan keberatan, dll.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
25
iv. Transfer pricing Dengan semakin berkembangnya bisnis antar negara, maka kebutuhan pemenuhan pajak di tiap-tiap negara akan semakin meningkat. Transfer pricing menyediakan jasa konsultasi ataupun membantu klien dalam mengatasi masalah yang berhubungan dengan transfer pricing di Indonesia. v. Indirect tax and world trade management services Langit Mega Indonesia juga menyediakan jasa terkait pajak-pajak khusus. Indirect tax and world trade management services menyediakan jasa yang terkait dengan PPN, pajak penjualan barang mewah, dan bea cukai. vi. Mergers and acquisitions Proses merger dan akuisisi mempunyai implikasi terhadap pajak yang harus dibayarkan. Mergers and acquisitions menyediakan jasa konsultasi pajak kepada klien dalam mengatasi hal-hal yang berkaitan dengan penggabungan dan akuisisi perusahaan. vii. International assignment services Semakin banyak warga negara asing yang bekerja atau memiliki kewajiban pajak di Indonesia. International assignment services menyediakan jasa baik konsultasi maupun turut membantu langsung mengatasi masalah perpajakan internasional bagi ekspatriat yang bekerja di Indonesia. viii. Corporate advisory Corporate advisory membantu perusahaan asing memahami isu perpajakan di Indonesia, baik sebagai konsultan maupun terjun langsung membantu klien. Jasa ini dapat membantu perusahaan asing tersebut mempelajari kewajiban pajak agar dapat memenuhi kepatuhan pajak di Indonesia. ix. Payroll services Penghitungan dan pembayaran pajak karyawan dapat menjadi hal yang tidak sederhana. Oleh karena itu, payroll services membantu perusahaan mengatasi permasalahan pajak karyawannya. x. Asian tax and advisory webcast series Selain jasa konsultasi pajak, Langit Mega Indonesia juga menyediakan beritaberita terkini mengenai isu perpajakan di Asia terkait asian tax and advisory webcast series.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
26
Jasa-jasa di atas diharapkan dapat membantu wajib pajak dalam menjalankan kewajiban pembayaran pajaknya kepada pemerintah sekaligus membantu wajib pajak agar tidak dikenai sanksi atau denda karena tidak patuh terhadap peraturan pajak pemerintah. 3.1.1.3 Advisory Jasa konsultasi yang disediakan meliputi: i. Lead advisory Proses pembiayaan atau financing merupakan hal yang membutuhkan strategi terbaik manajemen dalam setiap tahap, mulai dari perencanaan hingga eksekusi pembiayaan. Oleh karena itu, lead advisory memberikan jasa yang strategis dan taktis yang berhubungan dengan seluruh tahap kegiatan pembiayaan perusahaan. ii. Transactions services Manajemen harus selalu memperhatikan risiko dan peluang-peluang finasial maupun stratejik potensial yang ada di sekitar perusahaan. Transactions services menyediakan jasa due-diligence kepada klien untuk mengetahui risiko atau peluang finansial dan stratejik potensial perusahaan. iii. Corporate valuation advisory Penerapan nilai wajar membutuhkan valuasi oleh pihak-pihak yang sudah berkompetensi. Corporate valuation advisory menyediakan jasa valuasi kepada klien terkait pelaporan keuangan serta membantu klien meningkatkan nilai aset tersebut agar tetap sesuai dengan strategi perusahaan. iv. Business recovery services Ketika performa bisnis terus-menerus menurun, perusahaan dapat mengalami kebangkrutan. Business recovery services menyediakan jasa pemulihan perusahaan terintegrasi dan jasa terkait kebangkrutan. v. Internal audit services Langit Mega Indonesia juga memahami kebutuhan perusahaan atas audit internalnya. Oleh karena itu, internal audit services menyediakan jasa audit internal outsource kepada klien maupun jasa konsultasi atas audit internal klien.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
27
vi. Forensic services Pengendalian internal perusahaan yang baik seharusnya dapat memitigasi risiko kecurangan yang ada pada perusahaan. Forensic services menyediakan jasa konsultasi atas manajemen risiko fraud untuk berbagai macam perusahaan. vii. Performance improvement services Dengan persaingan yang semakin kompetitif, lazim bagi perusahaan untuk selalu berusaha meningkatkan performa bisnisnya. Oleh karena itu, performance improvement services menyediakan jasa konsultasi manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Secara umum, jasa-jasa advisory diharapkan dapat membantu klien agar dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. 3.1.2
Sektor Industri pada KAP
Langit Mega mengelompokkan pasar ke dalam lima (5) kelompok: i.
Energy, Utilities, and Mining (EUM) Kelompok ini menyediakan jasa profesional kepada perusahaan yang beroperasi pada sektor pertambangan, minyak bumi dan gas, serta utilitas.
ii. Financial Services (FS) Kelompok ini menyediakan jasa profesional kepada perusahaan yang bergerak di industri perbankan, pasar modal, asuransi, dan manajemen investasi. iii. Consumer Industrial Products and Services (CIPS) Klien besar dalam kelompok ini meliputi pemain kunci dalam industri otomotif, perkebunan, farmasi, produk ritel dan konsumen, operasi pelabuhan serta sektor logistik. iv. Technology, Information, Communications, and Entertainment (TICE) Klien dalam kelompok ini meliputi baik telepon maupun ponsel, dan penyedia jasa internet.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
28
v. Sustainability and Climate Change (S&CC) Indonesia Kelompok ini menyediakan jasa profesional terkait hal-hal yang berhubungan dengan keberlanjutan perusahaan serta dampak perusahaan terhadap perubahan iklim. Pengelompokan tersebut dapat menambah nilai plus KAP dalam menambah pemahaman atas industri terkait. 3.2
Profil Perusahaan Klien Perusahaan yang menjadi sumber penulisan laporan magang ini adalah PT
NAVE. Nama dan data-data yang digunakan akan disamarkan untuk menjaga kerahasiaan dan informasi klien. 3.2.1
Profil Singkat PT NAVE PT NAVE didirikan pada tahun 2004 dengan kantor pusatnya berada di
Jakarta. PT NAVE merupakan satu-satunya pengembang distribusi proyek energi yang terintegrasi dengan kemampuan untuk mengeksploitasi kesempatan investasi energi pada seluruh rantai nilai (value chain) mulai dari penjualan peralatan (mesin-mesin), servis (kontrak pengoperasian dan perawatan mesin), manajemen konstruksi, sampai dengan pengembangan proyek dan kepemilikan aset. PT NAVE menggunakan teknologi yang dikembangkan dengan canggih dari GENE, sebuah perusahaan internasional ternama yang memproduksi mesin-mesin gas. PT NAVE memimpin pasar proyek-proyek gas dan energi berukuran kecil sampai menengah di Indonesia. PT NAVE menggunakan mata uang Rupiah (Rp) untuk menyajikan laporan keuangannya, yang juga merupakan mata uang fungsional PT NAVE. Sementara itu, banyak transaksi penjualan yang menggunakan mata uang Euro (€) maupun US Dollar (US$). Nilai tukar yang dipakai adalah nilai tukar yang berlaku saat terjadinya transaksi. Pada tanggal laporan keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang selain Rupiah dikonversi menjadi Rupiah dengan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang berasal dari pembayaran atas transaksi-transaksi tersebut dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang selain Rupiah diakui dalam laporan laba-rugi komprehensif konsolidasian.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
29
3.2.2
Struktur Organisasi PT NAVE Berikut adalah Gambar 3.1 yang menjelaskan tentang struktur organisasi
dari NAVI Group:
Nav i G r oup
Nav i G r oup Pte Ltd ( Singapor e)
Nave Pte Ltd
Nahe Pte Ltd
Napo Pte Ltd
Natu Pte Ltd
(Singapore)
(Singapore)
(Singapore)
(Singapore)
Naet Ltd
Reten Co Ltd
Myapo Pte Ltd
(Thailand)
(Thailand)
(Singapore) Mapo Co Ltd (Myanmar) PT Nave
PT Natu
PT Naco
PT Mapo
(Indonesia)
(Indonesia
(Indonesia)
(Indonesia)
PT Tajap
PT Mamu
PT Muda
(Indonesia)
(Indonesia)
(Indonesia
100% ownership 95% ownership Less than 95% ownership
Gambar 3.1: Struktur Organisasi NAVI Group Sumber: NAVI Group. (Telah diolah kembali).
NAVI Group Pte Ltd didirikan di Singapura pada tahun 2003. NAVI Group Pte Ltd memiliki seratus (100) % kepemilikan pada NAVE Pte Ltd, NAHE Pte Ltd, NAPO Pte Ltd dan NATU Pte Ltd. Keempat perusahaan tersebut didirikan di Singapura. Selain empat perusahaan tersebut, NAVI Group Pte Ltd juga mendirikan NAET Ltd dan membeli kepemilikan RETEN Co Ltd di Thailand. Di Indonesia, NAVI Group Pte Ltd memiliki empat (4) buah anak perusahaan yaitu PT NAVE, PT NATU, PT NACO, dan PT MAPO. Kepemilikan masing-masing di empat (4) perusahaan tersebut masing-masing adalah 95%. Sisa saham sejumlah lima (5) % di masing-masing perusahaan tersebut dimiliki oleh PT ROMAY, sebuah perusahaan yang didirikan di Indonesia. Untuk PT NAVE, struktur kepemilikannya bisa dilihat pada Gambar 3.2 di bawah ini:
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
30
Nav i G r oup Pte Ltd
PT Romay
( Singapor e)
( Indones ia)
95%
5% PT Nave (Indonesia)
Gambar 3.2: Struktur Kepemilikan terhadap PT NAVE Sumber: PT NAVE. (Telah diolah kembali).
PT NAVE membeli kepemilikan pada dua (2) buah perusahaan dengan jumlah yang signifikan, yaitu pada PT TAJAP sebesar 60% dan pada PT MUDA sebesar 95%. Selain itu, PT NAVE juga mempunyai kepemilikan minoritas pada PT MAMU sebesar 20%. Struktur kepemilikan saham oleh PT NAVE dijabarkan lebih jelas pada Gambar 3.3 di bawah ini:
PT Nave 60%
20%
95%
PT Tajap
PT Mamu
PT Muda
(Indonesia)
(Indonesia)
(Indonesia)
Gambar 3.3: Struktur Kepemilikan oleh PT NAVE Sumber: PT NAVE. (Telah diolah kembali).
3.2.3
Pendapatan PT NAVE Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, PT NAVE merupakan sebuah
perusahaan yang bergerak di bidang kelistrikan. PT NAVE mempunyai beragam jenis penjualan barang maupun jasa. Gambar 3.4 menunjukkan pendapatan PT NAVE untuk periode tahun 2012:
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
31
Gambar 3.4: Pendapatan PT NAVE 2012 (Unaudited) (dalam Rp .000) Sumber: PT NAVE. (Telah diolah kembali).
Berikut adalah kegiatan penjualan yang menjadi sumber pendapatan PT NAVE. 1. Penjualan mesin (machinery sales) Penjualan mesin merupakan aktivitas utama perusahaan. Penjualan mesin dilakukan berdasarkan perjanjian antara PT NAVE dengan pelanggan. Setelah menerima pesanan dari pelanggan, PT NAVE membeli mesin yang diinginkan dari NAVE Pte Ltd, yang membeli mesin secara langsung dari GENE. Penjualan mesin termasuk dalam lingkup PSAK 23 (revisi 2010). 2. Penjualan suku cadang (spare part sales) Perusahaan menjual suku cadang sehingga memudahkan pelanggan baik untuk mencegah maupun memperbaiki suku cadang yang rusak untuk mesin pelanggan. Penjualan suku cadang termasuk dalam lingkup PSAK 23 (revisi 2010). 3. Penjualan jasa servis (service sales) Penjualan jasa servis perusahaan dilakukan berdasarkan permintaan pelanggan untuk menyediakan jasa servis yang berhubungan dengan mesin. Perusahaan akan mengirim teknisinya untuk melakukan jasa terkait mesin ke tempat pelanggan. Penjualan jasa servis termasuk dalam lingkup PSAK 23 (revisi 2010).
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
32
4. PLSA sales (Part and Labor Supplier Agreement) Perusahaan menawarkan jasa servis regular terkait mesin kepada pelanggan pada jam mesin tertentu. PLSA dilakukan berdasarkan kontrak yang disepakati oleh perusahaan dan pelanggan sebelumnya. PLSA bertujuan untuk mencegah kerusakan mesin dan umumnya dilakukan setiap dua ribu (2000) jam mesin. Untuk jam-jam tertentu, akan dilakukan pemeriksaan mayor (major overhaul) sehingga jumlah yang ditagihkan akan lebih besar daripada jasa reguler. PLSA sales termasuk dalam lingkup PSAK 23 (revisi 2010). 5. EPC sales (Engineering, Procurement, and Construction) EPC adalah jasa yang dilakukan perusahaan terkait desain dan pengadaan mesin yang akan memfasilitasi pelanggan mulai dari persiapan lokasi mesin sampai mesin siap untuk digunakan. Transaksi ini dilakukan berdasarkan perjanjian kontrak dengan kondisi beberapa kali pembayaran sesuai dengan progres jasa yang dilakukan. Pelanggan melakukan pembayaran berdasarkan kontrak sampai akhir masa retensi. EPC termasuk dalam lingkup PSAK 34 (revisi 2010). 6. Commissioning Sales Perusahaan melakukan persiapan dan pengujian mesin yang dipasang. Tujuannya adalah untuk mengecek apakah mesin sudah terpasang dengan baik dan siap untuk digunakan. Commissioning sales termasuk dalam lingkup PSAK 23 (revisi 2010). 7. O & M Sales (Operating and Maintenance) Perusahaan menyediakan jasa dimana perusahaan menempatkan teknisinya untuk mengoperasikan dan menjaga proses berjalannya mesin di tempat klien. Aktifitas O&M terdiri dari pengoperasian dan penjagaan listrik serta mekanikal. Teknisi di tempat klien akan menyediakan laporan lembar kerja yang menunjukkan jam operasional mesin selama sebulan yang akan digunakan sebagai dasar tagihan kepada pelanggan. O & M sales termasuk dalam lingkup PSAK 23 (revisi 2010).
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
33
8. Penjualan sewa (rental sales) Penjualan sewa dilakukan berdasarkan perjanjian sewa dengan pelanggan. Perusahaan akan menyewakan mesin sesuai kebutuhan pelanggan untuk periode tertentu. Penjualan sewa termasuk dalam lingkup PSAK 30 (revisi 2011). 9. Build, Operate, Transfer (BOT) Sales Perusahaan akan membangun dan mengoperasikan sebuah pembangkit listrik tenaga gas yang berdekatan dengan tempat pelanggan dengan nilai kontrak tertentu yang bertujuan untuk memberi pasokan listrik kepada pelanggan. BOT sales mempunyai karakteristik pada kondisi perpindahan kepemilikan kepada pelanggan yang akan terjadi pada akhir masa kontrak atau setelah jam operasional mesin mencapai 59.999 jam. BOT termasuk dalam lingkup PSAK 30 (revisi 2011). 10. Service Sales-Warranty Perusahaan melakukan jasa servis mesin yang telah dibeli pelanggan namun masih berada dalam masa garansi. Karena masih berada dalam masa garansi, perusahaan akan meminta penggantian seluruh biaya yang terjadi selama masa servis kepada GENE. Service sales-warranty termasuk dalam lingkup PSAK 23 (revisi 2010). 11. Supporting Sales Supporting Sales merupakan pendapatan komisi yang didapat perusahaan dari penjualan mesin oleh NAVE Pte Ltd. Transaksi penjualan ini terjadi karena kebanyakan pelanggan dari NAVE Pte Ltd berdomisili di Indonesia, sehingga NAVE Pte Ltd meminta bantuan PT NAVE untuk menjualkan mesinnya dan membayar komisi atas jasa PT NAVE tersebut. Supporting sales termasuk dalam lingkup PSAK 23 (revisi 2010).
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS
4.1
Sekilas Tentang Pelaksanaan Audit Penugasan audit PT NAVE dilakukan untuk mengaudit laporan keuangan
PT NAVE untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. Tim audit melaksanakan audit berdasarkan standar pengauditan yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan proses perencanaan dan pelaksanaan audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, terhadap bukti-bukti yang mendukung jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Laporan keuangan PT NAVE telah disusun dan disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). PT NAVE menggunakan mata uang rupiah (IDR) dan menyajikan laporan keuangannya dalam Bahasa Indonesia. Topik yang akan dibahas dalam laporan magang ini adalah prosedur audit untuk akun Pendapatan yang disajikan pada laporan keuangan PT NAVE untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. 4.2
Proses Audit
4.2.1
Perencanaan (Planning) Sebelum melakukan audit di lapangan, tim audit melakukan perencanaan
audit terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arens, Elder, dan Beasley (2009) bahwa perencanaan dilakukan agar audit dapat berjalan secara efektif dan efisien. Pada KAP Langit Senja, perencanaan terdiri dari beberapa tahap yaitu: 1. Menerima atau melanjutkan klien
34 Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
35
2. Pembuatan engagement letter dengan klien, pembentukan tim, dan pengecekan independensi anggota tim 3. Memahami risiko bisnis klien dan menilai risiko klien 4. Memahami pengendalian internal klien 5. Menentukan strategi audit dan perencanaan audit Berikut adalah pembahasan satu-persatu dari tahap-tahap tersebut. 4.2.1.1 Menerima atau Melanjutkan Klien Tahap pertama dalam perencanaan adalah menentukan apakah KAP Langit Senja akan menerima atau tidak PT NAVE untuk menjadi klien auditnya. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arens, Elder, dan Beasley (2009) bahwa tahap pertama adalah menentukan apakah akan menerima atau melanjutkan penugasan audit untuk klien. Perlu diketahui sebelumnya bahwa penugasan audit atas PT NAVE ini sebenarnya diterima oleh KAP Langit Senja melalui Langit Mega Singapura. Di Singapura, Langit Mega Singapura menerima penugasan audit untuk memberikan opini atas laporan keuangan NAVI Group untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. NAVI Group didirikan dan berkedudukan di Singapura, namun karena NAVI Group melakukan pencatatan akuntansi dan menyimpan berkas-berkasnya di Indonesia, Langit Mega Indonesia akan melakukan bagian audit yang signifikan atas NAVI Group, termasuk PT NAVE. Penugasan audit atas laporan keuangan PT NAVE untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2012 merupakan penugasan audit tahun kedua bagi KAP Langit Senja. Dalam menentukan keberlanjutan penugasan audit ini, KAP Langit Senja telah melakukan penilaian keberlanjutan audit menggunakan FRISK (Financial Risk Assessment System). FRISK merupakan suatu sistem yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang relevan untuk menilai apakah suatu perusahaan nantinya akan diaudit oleh KAP Langit Senja. Pertanyaan-pertanyaan tersebut sangat beragam, seperti pertanyaan tentang pengendalian internal perusahaan, keberlangsungan hidup perusahaan, risiko bisnis perusahaan, dan lainnya. Kesimpulan dari FRISK sangat penting untuk memutuskan penerimaan atau keberlanjutan audit atas suatu perusahaan.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
36
Berdasarkan penilaian manajer dan senior in-charge tim audit, tidak ada kondisi yang mengandung risiko dalam prosedur penerimaan dan keberlanjutan klien yang menyebabkan KAP Langit Senja tidak menerima penugasan audit atas laporan keuangan PT NAVE untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. 4.2.1.2 Pembuatan Engagement Letter dengan Klien, Pembentukan Tim, dan Pengecekan Independensi Anggota Tim Setelah KAP Langit Senja memutuskan untuk menerima penugasan audit, tahap selanjutnya adalah membuat engagement letter, membentuk tim serta mengecek independensi masing-masing anggota tim. Tahap ini secara substansi telah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arens, Elder, dan Beasley (2009). Engagement letter merupakan surat kontrak resmi penyediaan jasa kepada klien yang umumnya berisi lingkup audit, tanggung jawab manajemen dan auditor, kerangka pelaporan keuangan klien, akses informasi auditor, kebutuhan spesialis, dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan proses audit PT NAVE. Engagement letter harus disetujui dan ditandatangani baik oleh KAP Langit Senja maupun PT NAVE. Dengan menyetujui dan menandatangani engagement letter, manajemen PT NAVE dianggap telah mengakui dan memahami apa saja yang menjadi tanggung jawabnya. Tahap selanjutnya adalah menentukan komposisi tim audit. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya tim audit, seperti ukuran klien, kompleksitas perusahaan, maupun besarnya biaya audit. Komposisi tim audit dapat berubah sewaktu-waktu disesuaikan dengan kondisi tertentu. Untuk penugasan audit PT NAVE, tim audit terdiri dari seorang engagement leader, seorang manajer, tujuh (7) orang senior auditor, tiga (3) orang junior auditor, dan tiga (3) orang peserta magang (vocational employee). Komposisi tersebut dianggap sesuai karena kompleksitas perusahaan maupun dari beban audit yang diterima. Setelah mendapatkan komposisi tim, hal selanjutnya yang dilakukan adalah mengecek independensi masing-masing anggota tim audit terhadap klien. Setiap anggota tim akan mendapatkan surat pernyataan yang harus dikonfirmasi oleh anggota tim. Konfirmasi tersebut menyatakan bahwa anggota tim independen
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
37
terhadap klien. Dalam penugasan audit ini, tidak ditemukan masalah tentang independensi anggota tim audit sehingga audit dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya. 4.2.1.3 Memahami Risiko Bisnis Klien dan Menilai Risiko Klien Tim audit harus dapat memahami risiko bisnis klien sejak masa perencanaan. Hal ini telah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arens, Elder, dan Beasley (2009). PT NAVE bergerak dalam industri yang sedang berkembang, yaitu industri penyediaan tenaga kelistrikan yang didorong oleh meningkatnya pertumbuhan ekonomi, peningkatan konsumen baru, serta perubahan
gaya
hidup
masyarakat.
Pemerintah
juga
turut
mendorong
pengembangan infrastruktur agar semakin merata di seluruh Indonesia sesuai dengan rencana pengembangan jangka menengah yang disiapkan oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas). Pedoman audit KAP Langit Senja menyatakan perlunya tim audit menilai risiko terhadap salah saji. Risiko salah saji signifikan yang ditemukan pada tingkat pelaporan keuangan adalah sebagai berikut: i. Manajemen yang mengesampingkan pengendalian internal (management override control) Hal-hal yang dapat menjadi indikasi risiko ini antara lain jurnal yang tidak layak seperti jurnal yang tidak sama antara debit dan kreditnya, kombinasi akun buku besar untuk pendapatan yang tidak biasa, dan hilang atau dobelnya nomor jurnal. ii. Pengakuan pendapatan (revenue recognition) Risiko salah saji pada pengakuan pendapatan dapat muncul dari proses pengakuan pendapatan kontrak konstruksi berdasarkan metode percentage of completion, dari proses penjualan mesin dan suku cadang dengan lokasi penyerahan kepada pelanggan yang spesifik, dari pengakuan pendapatan sewa yang menggunakan metode garis lurus selama masa sewa, dan lainnya. Prosedur lebih jauh dilakukan terkait penilaian atas risiko kecurangan yang dilakukan manajemen. Berikut adalah beberapa temuan tim auditor berdasarkan pemahaman dan penilaian risiko kecurangan (fraud risk) klien:
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
38
i. NAVI Group mempunyai pendanaan dengan jumlah yang cukup signifikan dari sebuah bank internasional, Bank STC. Perjanjian pendanaan menyebutkan bahwa NAVI Group diharuskan untuk mencapai target profit dengan agregat tertentu pada tahun buku yang berakhir pada tahun 2012 dan 2013. Hal ini berdampak langsung pada PT NAVE sebagai penghasil pendapatan terbesar grup.
Kondisi pendanaan tersebut
menimbulkan tekanan pada manajemen untuk mengejar target profit tertentu yang menyebabkan timbulnya risiko kecurangan atas pelaporan keuangan perusahaan. ii. NAVE Pte Ltd merupakan pemegang lisensi utama distributor GENE di wilayah Asia Tenggara. Hal ini menyebabkan adanya ekspektasi dari GENE terhadap performa NAVE Pte Ltd. PT NAVE yang membeli mesin-mesin GENE dari NAVE Pte Ltd, sekaligus merupakan pihak yang berelasi dengan NAVE Pte Ltd, secara tidak langsung juga mendapatkan tekanan agar performa perusahaan terkait penjualan mesin GENE terjaga sehingga memunculkan risiko kecurangan terhadap pelaporan keuangan perusahaan. iii. Terdapat
beberapa
estimasi
signifikan
yang
dipengaruhi
oleh
pertimbangan subjektif dan ketidakpastian terkait penerapan IFRIC 4 (Determining Whether an Arrangement Contains a Lease) dan IFRIC 12 (Service Concession Arrangements). Dampak dari penerapan standar tersebut membutuhkan estimasi dan pertimbangan subjektif yang signifikan atas pendapatan kontrak konstruksi dan pendapatan keuangan. Kesempatan untuk mengestimasi dan penggunaan pertimbangan yang signifikan, ditambah dengan tekanan profitabilitas tertentu, merupakan faktor penyebab kecurangan pada pelaporan keuangan perusahaan. Oleh karena itu, tim audit menilai kontrak kontruksi, penerapan IFRIC 4 dan IFRIC 12 termasuk dalam risiko yang signifikan atas kecurangan terhadap pelaporan keuangan perusahaan. iv. Sebagian besar saham perusahaan dimiliki oleh direktur-direktur perusahaan. Pada tahun 2012, Bank STC membeli kurang lebih 15% saham NAVI Group dari direktur-direktur perusahaan. Di dalam perjanjian
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
39
yang menyertai pembelian saham tersebut disebutkan bahwa NAVI Group harus mencapai target profit tertentu untuk tahun buku 2012 dan 2013. Jika NAVI Group gagal memenuhi target tersebut, maka pemilik saham yang lama, yaitu direktur-direktur perusahaan, harus membeli kembali saham Bank STC dengan tingkat pengembalian sebesar 25% per tahun. Kondisi ini menimbulkan risiko kecurangan signifikan atas pelaporan keuangan perusahaan karena dapat membahayakan kesejahteraan pribadi direktur-direktur perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa PT NAVE mempunyai risiko yang cukup besar baik risiko salah saji maupun risiko kecurangan. 4.2.1.4 Memahami Pengendalian Internal Klien Atas risiko-risiko yang sudah dijelaskan sebelumnya, tim audit diharuskan untuk melakukan pemahaman dan penilaian terhadap pengendalian internal perusahaan dan menyimpulkan apakah pengendalian internal tersebut sudah diterapkan untuk memitigasi risiko yang ada. Tahap ini telah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arens, Elder, dan Beasley (2009). Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan klien, KAP Langit Mega mendapatkan pemahaman atas pengendalian internal sebagai berikut: i. Lingkungan pengendalian (control environment) Pihak dalam manajemen puncak yang bertanggung jawab atas sistem tata kelola di PT NAVE adalah Board of Director (BOD) dan Finance Controller (FC). Keduanya terlibat dalam operasional perusahaan seharihari. BOD melakukan rapat secara teratur untuk menilai dan mengatasi risiko-risiko perusahaan, namun mereka tidak mendokumentasikan hasil rapat mereka. Manajemen mengkomunikasikan dan mendorong sikap integritas serta penerapan nilai-nilai etika melalui pelatihan untuk Company Regulation serta Code of Conduct. Namun dengan adanya risiko yang dapat mengancam kesejahteraan manajemen puncak, tim audit merasa kurang nyaman dengan integritas manajemen puncak sendiri. Berdasarkan pertimbangan profesional dari hasil wawancara dan observasi, tim audit akan menilai kemungkinan adanya penyimpangan pengawasan oleh manajemen dalam proses pelaporan keuangan perusahaan.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
40
ii. Penilaian risiko (risk assessment) Manajemen
menilai
dan
mengawasi
risiko
perusahaan
secara
berkelanjutan melalui pengawasan terhadap anggaran dan operasional perusahaan. Laporan keuangan juga disiapkan tiap bulan yang digunakan manajemen untuk
mengawasi komponen
perusahaan sehingga
pendapatan
dan
beban
dapat membantu manajemen menilai risiko
perusahaan. iii. Aktivitas pengendalian (control activities) Berdasarkan hasil diskusi dengan FC, BOD dan FC terlibat dalam kegiatan operasional sehari-hari. Tim audit juga menemukan kondisi bahwa transaksi dengan jumlah tertentu yang material membutuhkan persetujuan dari FC dan BOD dan kemudian dicek oleh Accounting Manager. iv. Informasi dan komunikasi (information and communication) PT NAVE menggunakan sistem Navision untuk pelaporan keuangan perusahaan. Untuk transaksi-transaksi umum, jurnal disiapkan oleh staf bagian Accounting kemudian dicek oleh Accounting Manager dan FC. Contoh transaksi umum adalah penjualan, pembelian, pengeluaran kas, dan lainnya. Sementara untuk transaksi yang tidak biasa, seperti jurnal penyesuaian karena proses konsolidasi atau yang berhubungan dengan estimasi, staf Accounting akan berdiskusi dengan Accounting Manager dan FC terlebih dahulu. Staf kemudian menyiapkan jurnal yang dibutuhkan untuk selanjutnya dicek kembali oleh Accounting Manager. Namun masih cukup sering ditemukan kesalahan pencatatan akuntansi meskipun telah dilakukan pengecekan oleh Accounting Manager. v. Pengawasan (monitoring) Tidak terdapat dokumentasi formal yang disediakan oleh manajemen terkait kegiatan pengawasan perusahaan. Perusahaan tidak mempunyai departemen Internal Audit
sehingga tidak terdapat
fungsi yang
menguatkan pengawasan internal perusahaan. Tim audit juga menemukan tidak adanya whistleblower program atau hotline telephone yang disediakan untuk pegawai sebagai media untuk melaporkan hal-hal yang berhubungan dengan kecurangan di dalam internal perusahaan.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
41
Tim audit tidak menganalisis pengendalian internal menggunakan ERM. Lima (5) komponen pengendalian internal dirasa sudah cukup memenuhi kenyamanan tim audit dalam menganalisis pengendalian internal. Tim audit menyimpulkan bahwa pengendalian internal PT NAVE belum cukup layak untuk dapat diandalkan berdasarkan hasil penilaian atas pengendalian internal dan belum mampunya pengendalian internal memitigasi risiko yang ada. Kesimpulan ini nantinya akan berdampak pada pelaksanaan audit fieldwork terkait pengujian pengendalian (test of control) perusahaan. 4.2.1.5 Menentukan Strategi Audit Dan Perencanaan Audit Pada tahap ini, tim audit menentukan strategi audit dan perencanaan audit yang akan dijalankan. Hal ini secara substansi telah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arens, Elder, dan Beasley (2009). Tim audit memutuskan untuk meminta bantuan Advisory dan Tax Langit Mega Indonesia. Advisory akan membantu tim audit dalam melakukan pemahaman terhadap proses bisnis klien khususnya untuk proses penjurnalan, proses pelaporan keuangan dan pendapatan. Bagian Tax akan membantu dalam mengecek pajak perusahaan PT NAVE, PT NATE, dan PT TAJAP. Pendekatan audit akan menggunakan pengujian detil secara substantif (substantive test of details) karena dianggap lebih efektif dan efisien. Tim audit kemudian mengidentifikasi pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa dengan klien serta transaksi-transaksi yang terjadi di antara keduanya. Tim audit tidak menemukan adanya risiko dari transaksi dengan pihak berelasi tersebut karena nantinya tim audit juga akan mengaudit laporan keuangan konsolidasian yang meliputi proses eliminasi antara pihak berelasi. Audit akan memaksimalkan penggunaan surat konfirmasi kepada pihak ketiga. Surat konfirmasi yang akan dikirim adalah surat konfirmasi bank, konfirmasi piutang dagang, konfirmasi atas transaksi dengan pihak berelasi, konfirmasi kepada pengacara perusahaan, konfirmasi atas pinjaman perusahaan, konfirmasi utang dagang, konfirmasi pemegang saham, serta konfirmasi atas sewa perusahaan. Tim audit juga menilai peraturan dan hukum yang dapat membawa dampak kepada pelaporan keuangan klien dan juga menilai apakah perusahaan telah taat menjalankan peraturan tersebut. Berdasarkan hasil penilaian auditor,
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
42
tidak ditemukan peraturan tertentu yang dapat membawa dampak khusus kepada pelaporan keuangan klien. Tim audit membuat jadwal untuk melakukan audit sebagai berikut: Tabel 4.1: Jadwal Kerja Audit Laporan Keuangan PT NAVE Tahap Audit fieldwork
Audit report
Aktivitas
Tanggal
Perencanaan
5 – 14 November 2012
Pengujian substantif interim
10 – 21 Desember 2012
Inventory dan observasi PPE
31 Desember 2012
Field work akhir tahun
14 Januari – 28 Februari 2013
Penyelesaian dan pelaporan
28 Februari – 31 Maret 2013
Laporan Keuangan Konsolidasian NAVE Pte Ltd dan Anak Perusahaan
15 Maret 2013
Sumber: Kertas kerja KAP Langit Senja. (Telah diolah kembali)
Selanjutnya, tim audit menentukan tingkat materialitas yang akan digunakan. Pedoman audit KAP Langit Senja menyatakan bahwa tim audit harus menentukan tiga (3) tingkatan materialitas yaitu Overall Materiality (OM), Performance Materiality (PM), dan Summary of Uncorrected Misstatement (SUM). Berikut adalah penjelasan dan penghitungan masing-masing tingkatan materialitas: i. Overall Materiality (OM) Berdasarkan pedoman audit KAP Langit Senja, OM adalah keseluruhan penilaian materialitas atas laporan keuangan secara umum. OM menjadi dasar pertimbangan untuk mengevaluasi dampak dari salah saji yang tidak dikoreksi dari laporan keuangan secara keseluruhan serta menjadi dasar penentuan opini audit. OM juga sangat penting karena digunakan untuk dasar penentuan tingkatan materialitas yang lain, yaitu PM dan SUM. Penentuan OM tidak lepas dari penggunaan pertimbangan profesional (professional judgment) auditor, seperti penilaian risiko dan pemahaman atas perusahaan dan lingkungannya serta pembahasan khusus lainnya tentang perusahaan. OM ditentukan dari tolak ukur (benchmark) tertentu yang bergantung dari jenis perusahaan sendiri. Benchmark didefinisikan sebagai sebuah elemen atau komponen dari laporan keuangan dimana sebuah nilai batas (threshold) digunakan untuk menghitung materialitas.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
43
Tim audit memutuskan dengan pertimbangan profesional bahwa benchmark yang digunakan dalam penugasan audit untuk PT NAVE adalah laba/rugi sebelum pajak dari kegiatan operasional berjalan (profit/loss before tax from continuing operations). Berdasarkan pedoman audit KAP Langit Senja, threshold yang biasa digunakan untuk benchmark laba/rugi sebelum pajak dari kegiatan operasional berjalan adalah 5% sampai dengan 10%. Tim audit memutuskan untuk memilih 5% sebagai threshold karena PT NAVE mempunyai pengguna laporan keuangan yang cukup luas, mendapatkan pinjaman dengan nominal yang besar serta mempunyai perjanjian keuangan. Berikut adalah perhitungan untuk materialitas tingkat OM: OM
= 5% * [total profit/loss before tax from continuing
operations] = 5% * Rp 40.000.000 = Rp 2.000.000 ii. Performance Materiality (PM) PM digunakan di dalam tahap perencanaan untuk merencanakan saldo akun, kelompok transaksi dan pengungkapan mana yang akan diperiksa. PM memudahkan audit untuk menentukan dasar, waktu, dan sejauh mana audit diperlukan untuk mengurangi risiko audit pada level yang dapat diterima. Pedoman audit KAP Langit Senja menyatakan bahwa PM ditentukan pada nominal kurang dari OM, umumnya adalah 50% - 75% dari jumlah OM. Pengurangan persentase tersebut disebut haircut. Tim audit memutuskan untuk menggunakan haircut sebesar 40%. Pertimbangan profesional pengambilan angka haircut tersebut adalah masih cukup barunya penugasan audit atas PT NAVE serta tidak adanya tekanan dari pasar. Berikut adalah penghitungan untuk materialitas tingkat PM: PM
= (100% - [haircut]) * [OM] = (100% - 40%) * Rp 2.000.000 = 60% * Rp 2.000.000 = Rp 1.200.000
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
44
iii. Summary of Uncorrected Misstatement (SUM) SUM adalah tingkatan materialitas dimana salah saji yang nominalnya di bawah SUM tersebut dianggap tidak signifikan terhadap pengambilan keputusan pengguna laporan keuangan sehingga tidak diperlukan penyesuaian audit. Pedoman audit KAP Langit Senja mengekspektasikan besarnya SUM adalah 5% dari OM, namun kisaran SUM dapat kurang dari 5% jumlah OM sampai dengan 10% dari OM. Berdasarkan pertimbangan profesional, tim audit memutuskan untuk menggunakan SUM sebesar 5% dari nominal OM. Pertimbangan profesional di balik keputusan tersebut adalah diekspektasikan akan adanya penyesuaian audit dengan nominal yang cukup signifikan, risiko signifikan terhadap pengakuan pendapatan, serta risiko signifikan atas manajemen yang mengesampingkan pengendalian internal. Berikut adalah penghitungan tingkat materialitas untuk SUM: SUM
= 5% * [OM] = 5% * Rp 2.000.000 = Rp 100.000
Materialitas KAP Langit Senja mempunyai penentuan yang bertahap, yaitu OM, PM, dan SUM. Penentuan ini telah disesuaikan antara standar dengan pengalaman audit KAP Langit Senja. Penentuan ini membuat auditor menjadi lebih praktis dalam menjalankan auditnya. Tim audit (kecuali peserta magang) kemudian mengadakan kick-off meeting. Kick-off meeting membahas isu-isu mengenai penugasan audit terkait, seperti pengenalan tim, penjelasan umum tentang klien dan performa perusahaan, risiko yang terdapat pada klien, pendekatan audit, penentuan materialitas, dan lainnya. Kick-off meeting diharapkan dapat menambah pemahaman anggota tim audit terhadap penugasan audit sehingga audit akan menjadi lebih efektif dan efisien. 4.2.2
Audit Lapangan (Audit Fieldwork) Langkah selanjutnya setelah melakukan perencanaan audit dengan matang
adalah mengaudit langsung di lapangan. Hal ini secara substansi sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arens, Elder, dan Beasley (2009). Teori tersebut
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
45
menyajikan tahap pengujian langsung di lapangan seperti pengujian atas pengendalian internal, pengujian substantif atas transaksi dan saldo, serta prosedur analitis. KAP Langit Senja membagi proses audit lapangan menjadi dua yaitu: i. pengujian pengendalian (test of control) dan ii. pengujian detil secara substantif (substantive test of details) Kedua tahap di atas memiliki prosedur dan tujuan auditnya masing-masing. Pemilihan prosedur apa saja yang akan dilaksanakan bergantung kepada pertimbangan profesional tim audit dengan melihat kondisi klien. Teori dan standar tidak menetapkan secara pasti prosedur apa saja yang harus diambil. Ketika melaksanakan sebuah prosedur yang membutuhkan pengambilan sampel, tim audit menggunakan pedoman KAP Langit Senja yang mempunyai tiga (3) cara pengambilan sampel yaitu: i. Targeted testing Sampel
dipilih
menggunakan
karakteristik
tertentu.
Tim
audit
mempertimbangkan pendekatan audit berdasarkan risiko dimana transaksi dengan nominal yang material mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mengandung salah saji material dibandingkan dengan transaksi dengan nominal di bawah batas materialitas. Pemilihan sampel menggunakan metode ini dilakukan ketika terdapat nilai-nilai yang dapat digunakan sebagai target berdasarkan pertimbangan profesional tim audit. ii. Non-statistical sampling Metode ini dipilih ketika populasi mengandung transaksi yang nominalnya cenderung homogen sehingga tidak menarik untuk dijadikan sampel targeted testing. Non-statistical sampling juga dapat menjadi tambahan pengujian bagi metode lain. Hal ini dilakukan jika auditor masih belum merasa nyaman dan yakin bahwa sisa populasi yang tidak menjadi sampel pengujian awal tidak mengandung salah saji. iii. Accept reject testing Accept reject testing merupakan suatu metode yang tidak menguji salah saji moneter dalam suatu akun atau populasi, melainkan untuk menerima atau menolak suatu karakteristik atau atribut tertentu. Jika hasil pengujian ditolak, maka sumber dari pengecualian harus diidentifikasi dan
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
46
dikomunikasikan dengan klien. Auditor kemudian harus melakukan prosedur tambahan untuk mencapai tujuan audit. Berdasarkan pemahaman dan penilaian atas pengendalian internal NAVI Group, tim audit memutuskan untuk tidak mengandalkan pengendalian internal klien. Oleh karena itu, tim audit memutuskan untuk tidak melakukan pengujian pengendalian (test of control) karena dinilai tidak akan efektif bagi proses audit keseluruhan. Audit akan menekankan pada pengujian substantif langsung pada transaksi-transaksi dan saldo-saldo terkait. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, tiap prosedur mempunyai tujuan audit masing-masing. Berikut adalah ikhtisar dari prosedur-prosedur audit atas akun Pendapatan yang dijalankan dan tujuan auditnya: Tabel 4.2: Ikhtisar Pengujian Substantif No 1 2 3 4 5 6 7 8
Prosedur Menyiapkan lead schedule Memahami dan mengevaluasi kebijakan akuntansi Pendapatan Menilai sumber pendapatan Pengujian transaksi penjualan atas penjualan barang Pengujian transaksi penjualan atas pemberian jasa Pengujian cut-off penjualanpiutang usaha Pengujian customer advances Verifikasi informasi pengungkapan Keseluruhan
C
A
Tujuan Audit CO E/O R&O P&D
V
untuk
Sumber: Kertas kerja KAP Langit Senja. (Telah diolah kembali)
Keterangan: i. C = completeness ii. A = accuracy iii. C/O = cutoff iv. E/O = existence / occurrence v. R&O = rights and obligations vi. P&D = presentation and disclosure
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
47
vii. V = valuation Merupakan hal yang wajar bahwa tidak ada satu prosedur yang dapat memuaskan seluruh tujuan audit sekaligus, namun gabungan dari seluruh prosedur harus dapat memuaskan seluruh tujuan audit tersebut. Berikut adalah penjelasan terkait prosedur-prosedur yang dijalankan untuk pengujian detil secara substantif: 4.2.2.1 Menyiapkan Lead Schedule Prosedur pertama yang dilakukan adalah melakukan prosedur analitis. Prosedur ini bertujuan untuk menguji asersi atas presentation and disclosure. Dokumentasi prosedur analitis dituangkan dalam kertas kerja utama (lead schedule). Lead schedule menampilkan: i. Account number dan account description ii. Current period 2012 yaitu saldo akun pada periode berjalan, yaitu untuk laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. Saldo ini diambil dari neraca saldo (trial balance) yang dibuat oleh klien. iii. Adjustments yaitu penyesuaian-penyesuaian yang terjadi setelah saldo akun pada neraca saldo diserahkan oleh klien. Penyesuaian ini bisa berasal dari penyesuaian auditor atau penyesuaian akhir klien (client late adjustment). Penyesuaian yang terjadi langsung diperbarui dalam lead schedule. iv. Adjusted current period 2012 merupakan angka saldo akun setelah penyesuaian yang terjadi. v. Comparative 2011 merupakan saldo akun dari laporan keuangan periode sebelumnya yang telah diaudit. vi. Variance dan variance % merupakan hasil hitungan varians yang terjadi antara periode berjalan dengan periode sebelumnya. Saldo akun untuk periode yang berjalan didapatkan dari neraca saldo klien. Selanjutnya, auditor memasukkan angka saldo dari laporan keuangan periode sebelumnya yang telah diaudit. Jika terdapat penyesuaian yang terjadi selama audit berjalan, penyesuaian tersebut segera dimasukkan sehingga saldo akun dapat dibandingkan antara saldo periode sebelumnya dengan saldo terbaru periode berjalan. Perbandingan tersebut berguna untuk melihat pergerakan suatu akun selama setahun apakah berjalan secara wajar atau tidak. Jika pergerakan dinilai
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
48
tidak wajar, maka auditor harus menanyakan lebih lanjut kepada manajemen mengenai pergerakan tidak wajar akun tersebut. Auditor juga harus mengecek akurasi angka-angka yang digunakan di dalam lead schedule. Pengecekan ini disebut dengan footing. Footing dilakukan dengan menjumlahkan nominal akun paling atas sampai dengan nominal akun paling bawah. Nominal tersebut nantinya akan digunakan untuk pelaporan keuangan sehingga dapat memuaskan asersi presentation and disclosure. Lampiran 5 menampilkan contoh lead schedule dari akun pendapatan PT NAVE untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. Selama proses audit, ditemukan beberapa penyesuaian yang segera dimasukkan ke dalam kolom terkait. Penyesuaian tersebut akan dibahas selanjutnya pada pengujian masing-masing. Meskipun terjadi penyesuaian, varians yang terjadi dinilai masih wajar sesuai dengan performa bisnis PT NAVE. Oleh karena itu, tim audit menyimpulkan bahwa lead schedule telah disiapkan secara akurat dan dapat digunakan untuk pengujian selanjutnya. 4.2.2.2 Memahami dan Mengevaluasi Kebijakan Akuntansi Pendapatan Setiap jenis penjualan yang menjadi sumber pendapatan mempunyai kebijakan akuntansinya sendiri-sendiri. Prosedur ini mempunyai tujuan audit completeness, accuracy, existence/occurrence, dan right & obligation. Berikut akan dibahas mengenai kebijakan akuntansi aktivitas penjualan PT NAVE: 1.
Penjualan mesin (machinery sales) PT NAVE dan pelanggannya setuju dengan perjanjian jual beli mesin
seperti yang tertuang dalam kontrak. Setelah kontrak disetujui, perusahaan membeli mesin dari NAVE Pte Ltd yang memesan mesin langsung dari GENE. Seluruh dokumen pengiriman barang akan dikirimkan kepada pelanggan melalui PT NAVE. Berdasarkan kontrak, penjualan mesin umumnya mempunyai syarat untuk beberapa kali pembayaran. Untuk menagih pembayaran uang muka dan pembayaran selanjutnya, selain untuk pembayaran ketika barang telah sampai pada titik FOB dan pembayaran retensi, perusahaan akan membukukan jurnal sebagai berikut:
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
49
Dr. Account Receivable (Machinery)
xxx
Cr. Advance Deposit (Engine)
xxx
Pendapatan belum dapat diakui ketika jurnal diatas dibukukan. Perusahaan membukukan pendapatan sesuai dengan kondisi freight on board (FOB) yang tercatat di kontrak. Oleh karena itu, untuk menagih pembayaran ketika barang telah sampai pada titik FOB, perusahaan akan membukukan jurnal sebagai berikut: Dr. Account Receivable (Machinery)
xxx
Dr. Advance Deposit (Engine)
xxx
Cr. Machinery Sales
xxx
Penagihan terakhir untuk pembayaran retensi yang dikirimkan kepada pelanggan juga akan disertai dengan dokumen Delivery Order serta Pemberitahuan Import Barang (PIB) yang menandakan bahwa mesin yang diimpor langsung dari GENE oleh NAVE Pte Ltd telah sampai dan dikirimkan ke titik FOB. Perusahaan akan membuat jurnal: Dr. Account Receivable (Machinery)
xxx
Cr. Machinery Sales
xxx
PT NAVE mengukur pendapatan dari nilai harga pokok mesin ditambah dengan nilai mark-up tertentu. 2.
Penjualan suku cadang (spare part sales) Pelanggan dapat membeli suku cadang terkait mesin dari PT NAVE.
Pengakuan
penjualan
suku
cadang
terjadi
ketika
suku
cadang
telah
diserahterimakan sesuai dengan kondisi FOB yang tercatat di perjanjian. Ketika pendapatan diakui, maka perusahaan membukukan penjualan sebagai berikut: Dr. Account Receivable (Spareparts) Cr. Spare Part Sales
xxx xxx
Dalam beberapa kasus, perusahaan dapat melakukan penjurnalan yang sedikit berbeda. Contohnya ketika pelanggan yang memesan suku cadang telah mempunyai piutang yang telah lama belum dilunasi, maka PT NAVE akan meminta pelanggan membayar uang muka terlebih dahulu. Penjurnalan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
50
Dr. Account Receivable (Spareparts)
xxx
Cr. Advance Deposit (Spare Parts)
xxx
Ketika akhirnya suku cadang telah sampai pada titik FOB, maka jurnal pengakuan pendapatan penjualan suku cadang adalah sebagai berikut: Dr. Advance Deposit (Spare Parts)
xxx
Cr. Spare Part Sales
xxx
PT NAVE mengukur pendapatan dari nilai harga pokok suku cadang ditambah dengan nilai mark-up tertentu. 3.
Penjualan jasa servis (service sales) PT NAVE melakukan jasa servis setelah terdapat permintaan dari
pelanggan. Teknisi akan menginvestigasi masalah yang terjadi terlebih dahulu, termasuk jika ada suku cadang yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Setelah melakukan jasa servis, baik menggunakan suku cadang maupun tidak, teknisi akan menyiapkan lembar kerja (job sheet) beserta berita acara (satisfaction note) yang telah disetujui pelanggan sebagai bukti bahwa jasa servis telah dilakukan. Dokumen-dokumen tersebut yang akan dijadikan dasar sebagai pengakuan pendapatan dari penjualan jasa servis, yang kemudian akan dibuatkan jurnal: Dr. Account Receivable (Service)
xxx
Cr. Service Sales
xxx
Ketika pelanggan yang memesan jasa servis telah mempunyai piutang yang telah lama belum dilunasi, maka PT NAVE akan meminta pelanggan membayar uang muka terlebih dahulu. Penjurnalan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Dr. Account Receivable (Service)
xxx
Cr. Advance Deposit (Service)
xxx
Setelah jasa servis dilakukan, maka jurnal pengakuan pendapatan penjualan jasa servis adalah sebagai berikut: Dr. Advance Deposit (Service) Cr. Service Sales
xxx xxx
PT NAVE mengukur pendapatan dari pengeluaran yang terjadi ditambah dengan nilai mark-up tertentu.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
51
4.
PLSA sales (Part and Labor Supplier Agreement) Pendapatan PLSA berasal dari pemakaian suku cadang dan tenaga teknisi
untuk melakukan jasa servis reguler pada jam mesin tertentu sesuai dengan yang tercatat di kontrak. Oleh karena itu, terdapat proses penagihan dan pengakuan yang berbeda antara keduanya. After Sales Service Division selalu memonitor jam mesin di tempat klien sehingga dapat diestimasi kapan akan dilakukan servis reguler. Tiga (3) bulan sebelum servis dilakukan, PT NAVE akan membuatkan tagihan untuk suku cadang yang akan digunakan ketika servis reguler sehingga pada saatnya servis dilakukan, suku cadang sudah dalam keadaan tersedia. Perusahaan akan membuat jurnal: Dr. Account Receivable PLSA
xxx
Cr. Advance Deposit (PLSA)
xxx
Ketika jasa servis telah dilakukan, maka perusahaan akan membuat dua (2) jurnal. Jurnal pertama untuk mengakui pendapatan dari penjualan suku cadang yang terpakai: Dr. Advance Deposit (PLSA)
xxx
Cr. PLSA Sales
xxx
Jurnal kedua adalah untuk mengakui pendapatan dari tenaga teknisi yaitu: Dr. Account Receivable (PLSA)
xxx
Cr. PLSA Sales
xxx
Pendapatan diukur pada pengeluaran yang terjadi ditambah dengan nilai mark-up tertentu. 5.
EPC sales (Engineering, Procurement, and Construction) PT NAVE menandatangi kontrak EPC dengan pelanggan untuk
merancang dan mengadakan mesin yang akan memfasilitasi pelanggan dari kontruksi mesin sampai mesin siap untuk digunakan. Setelah kontrak ditandatangani, perusahaan akan menagih pelanggan untuk pembayaran uang muka dan membukukan jurnal sebagai berikut: Dr. Account Receivable (EPC) Cr. Advance Deposit (EPC)
xxx xxx
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
52
Perusahaan mengakui pendapatan berdasarkan kemajuan pekerjaan di lapangan. Kemajuan pekerjaan tersebut dapat dilihat dari Berita Acara yang disediakan oleh teknisi perusahaan serta disetujui dan ditandatangani oleh perusahaan dan pelanggan. Berdasarkan Berita Acara tersebut, perusahaan akan membukukan jurnal untuk mengakui pendapatan sekaligus untuk membalik pendapatan yang diterima di muka sebelumnya: Dr. Account Receivable (EPC)
xxx
Dr. Advance Deposit (EPC)
xxx
Cr. EPC Sales
xxx
Ketika pekerjaan sudah selesai dilakukan, berdasarkan persentasenya, perusahaan akan membuat jurnal: Dr. Account Receivable (EPC)
xxx
Cr. EPC Sales
xxx
Setelah pekerjaan konstruksi mesin mencapai 100%, pekerjaan akan memasuki periode retensi dimana di dalam periode tersebut, operasional mesin akan dimonitor dahulu untuk melihat apakah mesin dapat berjalan dengan baik atau tidak. Pendapatan perusahaan dari masa retensi ini harus dibayar sesuai dengan isi kontrak. Teknisi perusahaan menyiapkan Berita Acara terkait hal tersebut yang sudah disetujui dan ditandatangani baik perusahaan maupun pelanggan. Berdasarkan Berita Acara tersebut, perusahaan membuat jurnal: Dr. Account Receivable (EPC)
xxx
Cr. EPC Sales 6.
xxx
Commissioning Sales Pendapatan commissioning sales akan diukur pada pengeluaran yang
terjadi ditambah dengan nilai mark-up tertentu serta diakui ketika pengujian dan persiapan untuk mesin sudah selesai dilakukan dan ketika progress report sudah disetujui oleh kedua belah pihak. Berdasarkan progress report tersebut, PT NAVE akan menagih pelanggan dan membuat jurnal: Dr. Account Receivable (Service) Cr. Commissioning Sales
xxx xxx
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
53
7.
O & M Sales (Operating and Maintenance) PT NAVE dan pelanggannya membuat sebuah kontrak untuk pengadaan
jasa O&M. Teknisi perusahaan akan ditempatkan di tempat pelanggan dan menjalankan dan merawat mesin pelanggan. Setiap akhir bulan, teknisi mengirimkan laporan lembar kerja operasional mesin tersebut, termasuk berapa jumlah jam operasional mesin selama sebulan serta suku cadang yang dipakai (jika ada). Laporan tersebut yang akan digunakan sebagai dasar untuk mengakui pendapatan O&M tiap bulannya, sehingga setiap bulan perusahaan akan menagih pelanggan dan membukukan jurnal: Dr. Account Receivable (OM)
xxx
Cr. O M Sales 8.
xxx
Rental Sales dan BOT Sales Dari hasil pemahaman terhadap kebijakan akuntansi PT NAVE, selama ini
perlakuan akuntansi terhadap Rental Sales dan BOT Sales tidak jauh berbeda. PT NAVE melakukan jasa tersebut sesuai dengan kontrak yang telah disetujui sebelumnya oleh PT NAVE dan pelanggannya. Dalam penjualan BOT, setelah pembangkit listrik selesai dibangun, PT NAVE menyewakan aset tersebut hanya kepada pelanggan sesuai kontrak. Baik untuk BOT Sales maupun Rental Sales, PT NAVE menyalurkan energi listrik selama periode masa sewa, lalu menagih dan mencatat pendapatan bulanan. Salah satu pasal di dalam kontrak dapat menyebutkan bahwa terdapat minimum energi (dalam kwH) yang harus pelanggan bayar, namun jika energi yang disalurkan melebihi jumlah minimum yang telah ditetapkan, maka pelanggan juga membayar kelebihan tersebut. Setelah mendapatkan Berita Acara yang menyatakan jumlah energi yang disalurkan selama sebulan dan telah ditandatangani oleh PT NAVE dan pelanggannya, maka PT NAVE akan mengeluarkan invoice. Sistem Navision akan langsung mencatat pendapatan dari Rental Sales dan BOT Sales setelah mengeluarkan invoice. Untuk mencatat pendapatan tersebut, PT NAVE mencatat jurnal: Dr. Accounts Receivable (Rental) Cr. Rental Sales / BOT Sales
xxx xxx
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
54
Dalam mengevaluasi kebijakan tersebut, tim audit menilai bahwa perlunya PT NAVE menerapkan ISAK 8 untuk menentukan apakah perjanjian mengandung sewa dan PSAK 30 (revisi 2011) untuk menentukan apakah perjanjian mengandung sewa operasi (operating sales) atau sewa pembiayaan (finance lease). PT NAVE selama ini hanya mencatat pendapatan sewa bulanan. Berdasarkan ISAK 8, tim audit kemudian berdiskusi bersama manajemen dan menyimpulkan bahwa perjanjian mengandung sewa dikarenakan alasan berikut: i. kontrak menyebutkan dengan jelas bahwa pemenuhan kapasitas energi listrik akan bergantung kepada aset dan atau pembangkit listrik yang dibangun PT NAVE ii. lebih lanjut, aset (pembangkit listrik) dibangun secara spesifik untuk pelanggan dan dihubungkan langsung dengan fasilitas pelanggan sehingga kecil kemungkinan bahwa satu pihak atau lebih selain pelanggan tersebut akan mengambil output lebih dari jumlah yang signifikan. Transaksi dari sewa operasi dikelompokkan di dalam Rental Sales. Sewa operasi memenuhi poin pertama dimana pemenuhan perjanjian bergantung kepada aset PT NAVE. Selain itu, berdasarkan PSAK 30 (revisi 2010) tentang Sewa, kebanyakan perjanjian PT NAVE untuk pelaksanaan proyek pelanggannya merupakan perjanjian sewa pembiayaan (finance lease) karena beberapa alasan seperti: i. aset secara spesifik akan dialihkan kepada pelanggan pada akhir kontrak, ii. present value pembayaran sewa minimum secara substansial berjumlah sebesar nilai wajar aset yang disewakan, iii. aset dibangun khusus untuk kepentingan pelanggan. PT NAVE juga terlibat dalam beberapa proyek dengan instansi pemerintah dimana PT NAVE akan membangun pembangkit listrik dan menyalurkan energi listrik ke perusahaan listrik negara. Proyek-proyek tersebut menjadi subjek penerapan ISAK 16. Berdasarkan ISAK 16, maka proyek-proyek PT NAVE diakui sesuai dengan PSAK 34 (revisi 2010) tentang Kontrak Konstruksi ketika masa konstruksi aset. Karena PT NAVE menjual energi listrik langsung ke perusahaan listrik negara, maka imbalan atas jasa konstruksi yang diterima adalah berupa hak atas aset keuangan. Ketika masa operasi aset, PT NAVE mengakui
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
55
pendapatan keuangan (finance income) atas aset keuangan tersebut yang diukur menggunakan metode tingkat bunga efektif. PSAK 23 (revisi 2010) menyatakan perlunya menerapkan kriteria pengakuan pada komponen-komponen yang dapat diidentifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal agar mencerminkan substansi dari transaksi tersebut. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, perjanjian BOT menyatakan bahwa PT NAVE akan membangun suatu pembangkit listrik khusus untuk pelanggan, menyewakannya, melakukan jasa O&M, lalu mengalihkan aset pada akhir kontrak. Perjanjian BOT kemudian diidentifikasi umumnya terdiri dari pendapatan kontrak konstruksi, pendapatan sewa pembiayaan, serta pendapatan O&M. Ketika PT NAVE masih dalam tahap membangun pembangkit listriknya, PT NAVE mengakui pendapatan konstruksi sesuai dengan PSAK 34 (revisi 2010) dalam EPC Sales menggunakan metode persentase penyelesaian: Dr. Account Receivable (EPC)
xxx
Cr. EPC Sales
xxx
Ketika PT NAVE menyewakan asetnya sesuai dengan perlakuan terhadap sewa pembiayaan, pada awal masa sewa seharusnya PT NAVE mencatat jurnal (Lam dan Peter, 2009): Dr. Lease Receivable
xxx
Cr. Equipment
xxx
Namun karena pengakuan piutang (Account Receivable (EPC)) sudah dilakukan ketika konstruksi aset, maka piutang tidak perlu dicatat lagi. Sementara itu, pengkreditan aset juga sudah dilakukan ketika mencatat biaya yang terjadi pada masa konstruksi aset, yaitu: Dr. Cost of Sales Cr. Equipment
xxx xxx
Pencatatan berapa biaya yang terjadi serta berapa pendapatan dari konstruksi yang diakui dilakukan berdasarkan metode percentage of completion. Pengkreditan Equipment dilakukan karena PT NAVE telah mengalihkan secara signifikan risiko dan manfaat kepada pelanggan. Jadwal amortisasi sewa harus dibuat untuk mengidentifikasi berapa pendapatan keuangan yang harus diakui dan berapa pengurangan piutang sewa yang sudah diakui di awal masa sewa ketika melepas
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
56
aset. Pada akhir periode, perusahaan seharusnya mencatat pengakuan pendapatan bunga: Dr. Interest Receivable
xxx
Cr. Interest Revenue
xxx
Sementara itu, ketika mendapatkan pembayaran sewa secara periodik, PT NAVE seharusnya mencatat: Dr. Cash
xxx
Cr. Account Receivable (EPC)
xxx
Cr. Interest Receivable
xxx
Pembayaran sewa diidentifikasi sebagai pengurang piutang sewa. Hal ini dapat dilihat dari dikreditkannya Account Receivable (EPC). Perusahaan juga mengkreditkan piutang bunga dari jurnal pengakuan bunga sebelumnya. Kontrak yang telah disetujui juga meliputi jasa O&M sehingga PT NAVE mengakui jasa O&M sesuai dengan PSAK 23 (revisi 2010) tentang Pendapatan dan dimasukkan ke dalam pendapatan O&M Sales. Setelah menerima Berita Acara yang menyatakan bahwa jasa telah dilakukan dan ditandatangani PT NAVE dan pelanggan, PT NAVE seharusnya mencatat: Dr. Account Receivable (OM) Cr. O M Sales
xxx xxx
PT NAVE berkonsultasi secara intens dengan tim audit mengenai penerapan ISAK 8, ISAK 16 dan PSAK 30 (revisi 2011). Manajemen memberikan rincian penghitungan dari penerapan standar tersebut yang kemudian dicek oleh tim audit. Pengecekan meliputi pengecekan akurasi, asumsi yang digunakan, dasar pengitungan metode persentasi penyelesaian, dan lainnya. Karena pada periode-periode sebelumnya PT NAVE belum menerapkan standar tersebut, maka untuk proyek yang sudah terjadi sejak periode sebelum tahun 2012 PT NAVE mengajukan penyesuaian secara retrospektif terhadap standar tersebut: Dr. Account Receivable (EPC) Dr. Accumulated Depreciation-Engine Cr. Retained Earning Cr. Engine
138.893.269 53.519.870 18.209.783 174.203.356
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
57
Sebagai penyesuaian atas jurnal pada awal sewa pembiayaan, maka Account Receivable (EPC) berada di sisi debit dan Engine di sisi kredit. Accumulated Depreciation-Engine berada di sisi debit sebagai dampak pelepasan mesin yang sudah terjadi pada periode sebelumnya. Retained Earning juga berada di sisi kredit untuk mengakui pendapatan keuangan yang terjadi pada masa sewa periode sebelumnya. Atas proyek tersebut, PT NAVE juga melakukan penyesuaian atas pengakuan pendapatan pada periode ini. PT NAVE mengajukan jurnal: Dr. Account Receivable (OM)
1.387.125
Dr. Interest Receivable
2.523.031
Dr. BOT Sales
64.086.786
Cr. O M Sales
19.860.302
Cr. Interest Income
21.735.122
Cr. Other Expense
1.029.059
Cr. Depreciation Expense
25.372.459
PT NAVE sebelumnya hanya mencatat pengakuan pendapatan BOT Sales saja, namun setelah dilakukan penilaian terhadap ISAK 8 dan PSAK 30 (revisi 2011), pendapatan tersebut seharusnya juga dicatat sebagai pendapatan dari O&M serta pendapatan keuangan. Oleh karena itu, PT NAVE mencatat Accounts Receivable (OM), Interest Receivable, dan BOT Sales di sisi debit serta O M Sales dan Interest Income di sisi kredit. Begitu pula dengan beban yang seharusnya tidak dicatat oleh PT NAVE, maka atas biaya terkait dengan aset yang disewakan yaitu Other Expense dan Depreciation Expense dilakukan reklasifikasi ulang ke sisi kredit. PT NAVE juga melaporkan bahwa perusahaan mendapatkan tiga (3) proyek baru pada tahun 2012. Sampai akhir periode pelaporan, proyek tersebut masih berada dalam tahap konstruksi. Dua (2) proyek diantaranya merupakan subjek penerapan ISAK 8. PT NAVE akan mengakui pendapatan konstruksi sesuai tahap penyelesaiannya dan membuat penjurnalan sebagai berikut: Dr. Account Receivable (EPC) Cr. EPC Sales
271.640.496 271.640.496
Satu (1) proyek merupakan subjek penerapan ISAK 16. Sesuai tahap penyelesaiannya di akhir periode, PT NAVE membuat jurnal sebagai berikut:
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
58
Dr. Account Receivable (EPC)
33.881
Cr. EPC Sales
33.881
Manajemen telah melakukan diskusi sepanjang penghitungan dan pengakuan atas penyesuaian terhadap ISAK 8, ISAK 16 dan PSAK 30 (revisi 2011). Tim audit kemudian segera melakukan pengecekan atas penghitungan manajer, sehingga tim audit segera merasa nyaman dengan jurnal penyesuaian yang diajukan manajemen dengan jumlahnya material tersebut. Lampiran 6 menampilkan contoh penghitungan salah satu proyek PT NAVE. 9.
Service Sales-Warranty Ketika terdapat keluhan dari pelanggan mengenai kerusakan mesin yang
dijual PT NAVE, PT NAVE akan mengirimkan teknisi ke tempat pelanggan untuk menginvestigasi masalah mesin. Selanjutnya akan dilakukan pengecekan apakah mesin tersebut masih masuk ke dalam periode garansi atau tidak. Jika mesin tersebut
masih
dalam
periode
garansi,
maka
perusahaan
akan
menginformasikan GENE perihal tersebut. GENE dapat menerima atau menolak permintaan garansi tersebut. Jika GENE menyetujui, GENE akan menginformasikan tentang penggantian bagian yang rusak. Jika GENE tidak menyetujui maka perusahaan akan memberi tahu pelanggan bahwa penggantian suku cadang ditanggung oleh pelanggan. Teknisi yang memperbaiki kerusakan mesin akan menyiapkan laporan lembar kerja setelah jasa servis dilakukan. Selanjutnya, staf dari divisi Warranty akan meyiapkan seluruh dokumen terkait pengeluaran yang terjadi atas jasa tersebut, termasuk jika ada penggunaan suku cadang tambahan, untuk dikirimkan ke GENE. Persetujuan dari GENE menandakan pengakuan pendapatan servicesales warranty dan perusahaan akan membukukan jurnal: Dr. GENE Warranty Case Cr. Service Sales (Warranty)
xxx xxx
PT NAVE mencatat pendapatan sebesar pengeluaran yang terjadi ditambah dengan nilai mark-up yang sudah ditentukan sebelumnya berdasarkan perjanjian antara PT NAVE dengan GENE.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
59
10. Supporting Sales PT NAVE mengakui pendapatan dari supporting sales ketika perusahaan telah selesai menghitung berapa pendapatan komisi dari mesin NAVE Pte Ltd yang dijual. Dasar penghitungan pendapatan komisi tersebut sudah terdapat di dalam kontrak antara PT NAVE dan NAVE Pte Ltd. PT NAVE kemudian menerbitkan Debit Note kepada NAVE Pte Ltd dan melakukan penjurnalan sebagai berikut: Dr. Account Receivable Trade Afiliasi
xxx
Cr. Supporting Sales
xxx
11. Sales Accrued PT NAVE mencatat Sales Accrued untuk pendapatan yang berasal dari O&M, BOT, dan EPC. Sales accrued dicatat pada bulan berjalan sebesar jasa yang diberikan pada bulan tersebut dan akan dilakukan penyesuaian pada awal bulan berikutnya setelah Berita Acara ditandatangani oleh PT NAVE dan pelanggannya. Khusus untuk EPC Sales, sales accrued hanya dicatat untuk masa retensi saja. Perusahaan akan mencatat jurnal: Dr. Account Receivable Accrued
xxx
Cr. Sales Accrued
xxx
4.2.2.3 Menilai Sumber Pendapatan (Assess Revenue Stream) Setelah melakukan pemahaman dan mengevaluasi kebijakan akuntansi PT NAVE, tim audit melakukan penilaian terhadap sumber pendapatan klien. Penilaian ini bertujuan untuk menguji asersi atas presentation and disclosure. Auditor menilai pendapatan klien sesuai dengan sifat dan risiko pendapatan tersebut. Hal ini berguna untuk prosedur-prosedur selanjutnya dimana dengan risiko yang berbeda, maka hal-hal yang menjadi perhatian khusus auditor, prosedur yang akan dilaksanakan serta jumlah sampel yang akan diambil pun akan berbeda. Penilaian ini nantinya akan memenuhi asersi presentation and disclosure agar auditor dapat memahami risiko terkait pendapatan yang akan diungkapkan dalam laporan keuangan. Dalam penilaian ini, terdapat empat (4) pertanyaan umum yang masingmasing memiliki rincian pertanyaan lainnya. Keempat pertanyaan tersebut adalah: (a) Bagaimana transaksi pendapatan tersebut diukur?
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
60
(b) Apa karakteristik dari transaksi pendapatan tersebut? (c) Bagaimana proses pencatatan transaksi pendapatan tersebut? (d) Dimanakah terdapat konsentrasi risiko? Selain keempat pertanyaan tersebut, akan terdapat kesimpulan asersi yang relevan atas tiap pendapatan. Tabel 4.3 berikut adalah hasil penilaian atas pendapatan PT NAVE selain poin (a) dan (c) karena poin-poin tersebut sudah dijelaskan di prosedur sebelumnya: Tabel 4.3: Hasil Penilaian atas Pendapatan PT NAVE No Pendapatan 1 Machinery sales & spare-parts sales (penjualan barang) 2 Service sales & service sales warranty
Poin (b) Inherent risk rendah Struktur transaksi tidak kompleks Inherent risk rendah Struktur transaksi kompleks
3
Inherent risk rendah Struktur transaksi kompleks
O&M
Poin (d) Risiko terkonsentrasi pada sedikit transaksi dengan nominal yang besar Risiko terkonsentrasi pada volume yang tinggi atas transaksitransaksi dengan nominal yang kecil
Asersi Relevan Asersi relevan (risiko normal)
Asersi relevan (risiko normal). Faktor yang dapat mengindikasikan penyimpangan dari risiko normal atas asersi tersebut adalah: - cut-off yang mempunyai risiko lebih tinggi dikarenakan invoice yang dikeluarkan bersamaan dengan pengakuan pendapatan setelah pemberian jasa serta risiko yang terkonsentrasi pada nominal transaksi yang kecil. Risiko Asersi relevan (risiko terkonsentrasi normal). Faktor yang pada volume dapat mengindikasikan yang tinggi atas penyimpangan dari transaksirisiko normal atas transaksi asersi tersebut adalah: dengan nominal - occurrence yang yang kecil dinilai mempunyai risiko signifikan
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
61
dikarenakan kompleksnya kontrak pendapatan, staf yang kurang berpengalaman dan signifikansi pendapatan OM
4
PLSA sales
Inherent risk rendah Struktur transaksi tidak kompleks
5
Commissioni ng sales
Inherent risk rendah Struktur transaksi tidak kompleks
6
Supporting sales
Inherent risk rendah Struktur transaksi tidak kompleks
7
EPC sales
Inherent risk tinggi dikarenakan pengukuran nya menggunak an estimasi manajemen Struktur transaksi
Risiko terkonsentrasi pada volume yang tinggi atas transaksitransaksi dengan nominal yang kecil Risiko terkonsentrasi pada volume yang rendah atas transaksitransaksi dengan nominal yang kecil Risiko terkonsentrasi pada volume yang rendah atas transaksitransaksi dengan nominal yang kecil Risiko terkonsentrasi pada sedikit transaksi dengan nominal yang besar
- cut-off yang dinilai mempunyai risiko signifikan dikarenakan invoice akan dikeluarkan setelah pemberian jasa. Asersi relevan (risiko normal)
Asersi relevan (risiko normal)
Asersi relevan (risiko normal)
Asersi relevan (risiko normal). Faktor yang dapat mengindikasikan penyimpangan dari risiko normal atas asersi tersebut adalah: - occurrence yang dinilai mempunyai risiko signifikan
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
62
kompleks
dikarenakan kompleksnya kontrak pendapatan, staf yang kurang berpengalaman serta signifikansi pendapatan EPC - cutoff yang dinilai mempunyai risiko signifikan dikarenakan invoice dikeluarkan bersamaan dengan pengakuan pendapatan berdasarkan laporan progres pekerjaan di lapangan
8
Rental sales dan BOT sales
Inherent risk tinggi dikarenakan pengukuran nya menggunak an estimasi manajemen dan terkait dengan penerapak ISAK 8 atau ISAK 16 Struktur transaksi kompleks
Risiko terkonsentrasi pada sedikit transaksi dengan nominal yang besar
- completeness yang dinilai mengandung risiko signifikan karena megandung estimasi manajemen Asersi relevan (risiko normal). Faktor yang dapat mengindikasikan penyimpangan dari risiko normal atas asersi tersebut adalah: - cut-off yang mempunyai risiko lebih tinggi dikarenakan invoice yang dikeluarkan bersamaan dengan pengakuan pendapatan berdasarkan energi listrik yang dikonsumsi oleh pelanggan.
Sumber: Kertas kerja KAP Langit Senja. (Telah diolah kembali)
Tim audit menyimpulkan bahwa hampir seluruh pendapatan mempunyai asersi yang relevan sehingga pendapatan tersebut mempunyai risiko yang normal, kecuali untuk pendapatan service sales dan service sales warranty, O&M, EPC
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
63
serta rental sales dan BOT sales. Keempat jenis pendapatan tersebut mempunyai beberapa faktor yang dapat menyebabkan penyimpangan dari risiko normal sehingga tim audit harus lebih berhati-hati dalam mengaudit ketiga pendapatan tersebut. 4.2.2.4 Pengujian Transaksi Penjualan atas Penjualan Barang (Test of Revenue Transactions from Sale of Goods) Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian langsung pada transaksi-transaksi terkait dengan penjualan barang. Kegiatan penjualan barang yang dimaksud mencakup pendapatan yang berasal dari machinery sales dan spare-part sales. Prosedur ini dilakukan untuk memenuhi asersi completeness, accuracy, existence/occurrence, serta cutoff. Hal pertama yang dilakukan adalah mendapatkan daftar rincian penjualan barang dari klien. Daftar tersebut kemudian dicocokkan dengan neraca saldo yang telah dibuat untuk mengecek apakah terdapat hal-hal yang perlu direkonsiliasi atau tidak. Tim audit juga perlu mengecek akurasi penghitungannya apakah sudah tepat atau belum. Setelah mendapat keyakinan bahwa daftar rincian penjualan barang dapat digunakan untuk tahap selanjutnya, tim audit kemudian mengambil sampel dari daftar tersebut. Tabel 4.4 menunjukkan hasil pengambilan sampel: Tabel 4.4: Hasil Pengambilan Sampel Audit Transaksi Penjualan Barang Metode Targeted testing Non-statistical sampling
Karakter ≥ Rp500.000 -
Jumlah Sampel 10 (89,2% populasi) 16
Sisa Populasi Rp23.135.231 -
Sumber: Kertas kerja KAP Langit Senja. (Telah diolah kembali)
Tim audit mendefinisikan salah saji dalam pengujian ini sebagai salah saji yang melebihi angka SUM, yaitu Rp100.000. Banyaknya sampel ditentukan dari format KAP Langit Senja yang menghitung secara otomatis berapa sampel yang harus diambil dengan mempertimbangkan beberapa hal seperti level bukti yang diinginkan, apakah rendah, medium atau tinggi. Level bukti tersebut bergantung kepada penilaian auditor terhadap risiko pendapatan terkait. Setelah mempunyai daftar transaksi yang akan dijadikan sampel, tim audit meminta dokumen pendukung transaksi-transaksi tersebut kepada klien.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
64
Selanjutnya, tim audit mendokumentasikan hasil pemeriksaan terhadap transaksi beserta dokumen pendukungnya ke dalam sebuah format kertas kerja. Lampiran 7 menggambarkan contoh format kertas kerja pengujian substantif atas transaksi penjualan barang. Sampel yang telah dipilih dari daftar rincian penjualan barang kemudian ditelusuri ke jurnal terkait. Tabel 4.5 akan mengambil contoh salah satu transaksi yang didokumentasikan ke dalam kertas kerja: Tabel 4.5: Contoh Hasil Pendokumentasian Audit Transaksi Penjualan Barang Atribut G/L account name Transaction amount per detail listing Invoice number Invoice date Customer name Description Related sales invoice
Customer order
Invoice pricing
Currency Invoice amount (in original) Rate (based on BI middle rate per invoice date) Invoice amount (in IDR) Difference between amount per listing and invoice amount Supporting documentation examined Supporting documentation reference number Supporting documentation date Customer order agrees to invoice Supporting documentation examined Reference number
Reference date Invoice pricing agrees to supporting documentation Revenue recognized in accordance with accounting policy and in correct period (Y/N)
Hasil Dokumentasi Machinery Sales Rp158.842.264 ENG-12-020,21,26,30 12-Dec-12 Myapo Pte Ltd 16xJMS 620 (Myanmar) EUR €12.400 12,810 Rp158,844,000 Rp1,736 Purchase Order 12001/MYPPL/CIC/1212 17-Dec-12 Yes Sales contract M-NH/MYPPL/028C/I-13/R-0 25-Jan-13 No No
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
65
Notes
A Sales Contract - Myapo Pte Ltd (JGS 620)
Reference
Sumber: Kertas kerja KAP Langit Senja. (Telah diolah kembali)
Terdapat pengecualian pada hasil pengauditan atas transaksi di atas. Transaksi di atas merupakan transaksi penjualan mesin kepada pihak berafiliasi, Myapo Pte Ltd. Myapo Pte Ltd memesan mesin dengan mengeluarkan customer order pada tanggal 17 Desember 2012. Anehnya, PT NAVE sudah mengeluarkan invoice untuk uang muka atas transaksi ini pada tanggal 12 Desember 2012. Di sisi lain, kontrak perjanjian pembelian mesin antara kedua belah pihak baru ditandatangani pada tanggal 25 Januari 2013, sedangkan penyerahan barang kepada Myapo Ltd baru akan dilakukan setelah penandatanganan kontrak yaitu sekitar akhir Januari 2013. Proses transaksi ini tidak wajar dan tidak sesuai dengan pengakuan pendapatan pada peraturan yang berlaku, yaitu PSAK 23 (revisi 2010) yang dianut perusahaan. Transaksi ini menjadi pengecualian karena perusahaan sudah mengakui pendapatan atas machinery sales padahal belum terjadi penyerahan risiko dan manfaat barang secara signifikan antara PT NAVE dengan Myapo Pte Ltd. Selain itu, terdapat perbedaan nominal yang diakui antara penjurnalan dan dokumen pendukung, namun jumlahnya masih di bawah batas SUM sehingga auditor masih merasa nyaman dengan perbedaan nominal tersebut. Tim audit kemudian mengkomunikasikan temuan audit tersebut kepada manajemen. Manajemen mengakui kesalahan tersebut dan menambahkan informasi bahwa memang benar belum terjadi penyerahan risiko dan manfaat barang secara signifikan. Manajemen menyetujui penyesuaian yang diajukan oleh auditor kemudian segera merevisi jurnal tersebut. Tim audit juga segera memperbarui lead schedule yang telah dibuat sebelumnya. Jurnal penyesuaian yang dibuat adalah: Dr. Machinery Sales
158.842.264
Dr. Good in transit Engine
54.678.299
Dr. Engine inventory
92.686.504
Cr. A/R TRADE AFILIASI
158.842.264
Cr. COGS (Machinery)
147.364.803
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
66
Karena penjurnalan tersebut, machinery sales berkurang sebesar Rp158.842.264. Selain transaksi ini, tidak ada transaksi penjualan barang lain yang mendapatkan pengecualian sehingga dapat disimpulkan bahwa transaksi-transaksi penjualan barang lainnya telah dicatat dengan layak. 4.2.2.5 Pengujian Transaksi Penjualan atas Pemberian Jasa (Test of Revenue Transactions from Rendering Service) Selanjutnya dilakukan pengujian atas transaksi pemberian jasa. Prosedur ini
dilakukan
untuk
memenuhi
tujuan
audit
completeness,
accuracy,
existence/occurrence, serta cutoff. Langkah-langkah yang dilakukan secara umum tidak berbeda jauh dengan langkah-langkah yang dilakukan pada pengujian transaksi penjualan barang. Tim audit meminta daftar rincian penjualan jasa klien lalu membandingkan rincian tersebut dengan saldo akun pada neraca saldo untuk melihat apakah ada hal-hal yang perlu direkonsiliasi atau tidak. Daftar tersebut kemudian dicek akurasi penghitungannya apakah sudah tepat atau belum. Dari hasil perbandingan ini, terdapat perbedaan antara daftar rincian klien dengan total pada neraca saldo pada hampir seluruh jenis pendapatan. Namun, perbedaan yang jumlahnya melebihi jumlah SUM sebesar Rp100.000 hanya terdapat pada EPC Sales, BOT Sales, dan Rental Sales. Manajemen mengkonfirmasi bahwa data penjualan jasa dari daftar rincian lebih dapat diandalkan dan selisih tersebut muncul dari kesalahan pencatatan pendapatan yang seharusnya masih tercatat sebagai Sales Accrued. Oleh karena itu, tim audit mengajukan jurnal penyesuaian: Dr. E P C Sales
1.401.071
Dr. BOT Sales
2.119.591
Dr. Rental Sales Cr. Sales Accrued
200.189 3.720.852
Langkah selanjutnya adalah memilih sampel dari daftar tersebut. Terdapat pembagian kelompok pendapatan berdasarkan sifat dan risikonya. Terdapat lima (5) pengelompokan yaitu: i. Revenue from service yang terdiri dari akun Sales Accrued, O&M Sales, PLSA Sales, Service-Sales Warranty, dan Supporting Sales, ii. EPC sales,
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
67
iii. BOT sales, iv. Rental services, dan v. Sales return. Pembagian kelompok ini mempunyai dampak pada level bukti yang diinginkan, apakah tinggi, medium, atau rendah. Level bukti sendiri dipengaruhi oleh penilaian risiko pendapatan tersebut. Jika risiko pendapatan dinilai tinggi, maka auditor cenderung memilih level bukti yang tinggi pula sehingga jumlah sampel akan lebih banyak dibandingkan dengan risiko yang rendah. Tabel 4.6 menunjukkan hasil pengambilan sampel: Tabel 4.6: Hasil Pengambilan Sampel Audit Transaksi Penjualan Jasa Metode Karakter Jumlah Sampel Sisa Populasi Kelompok 1: Sales Accrued, O&M Sales, PLSA Sales, Service-Sales Warranty, dan Supporting Sales Targeted testing ≥ Rp1.200.000 4 (20,7% populasi) Rp51.854.993 Non-statistical sampling 35 Kelompok 2: EPC Sales Targeted testing ≥ Rp600.000 38 (81,2% populasi) Rp15.822.437 Non-statistical sampling 31 Kelompok 3: BOT Sales Targeted testing ≥ Rp1.200.000 23 (90,5% populasi) Rp5.453.757 Non-statistical sampling 8 Kelompok 4: Rental Sales Targeted testing ≥ Rp1.200.000 19 (88,4% populasi) Rp12.426.002 Non-statistical sampling 5 Kelompok 5: Sales Return Targeted testing ≥ Rp100.000 1 (100% populasi) Sumber: Kertas kerja KAP Langit Senja. (Telah diolah kembali)
Salah saji didefinisikan sebagai invoice tanpa bukti pendukung atau perbedaan antara invoice dan dokumen pendukung yang jumlahnya melebihi Rp100.000. Lampiran 8, 9, dan 10 menggambarkan contoh format kertas kerja pengujian substantif atas transaksi penjualan jasa PT NAVE. Setelah memilih transaksi yang akan dijadikan sampel, tim audit meminta dokumen pendukung transaksi terkait kepada klien. Tabel 4.7 akan mengambil contoh salah satu transaksi yang didokumentasikan ke dalam kertas kerja:
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
68
Tabel 4.7: Contoh Hasil Pendokumentasian Audit Transaksi Penjualan Jasa Atribut G/L account name Date Customer Description Transaction reference number per detailed listing Transaction amount per detail listing Invoice number Invoice date Invoice description Related sales invoice
Customer order
Invoice amount Rate Invoice in IDR Difference between amount per listing and invoice amount Supporting documentation examined Supporting documentation reference number Supporting documentation date Details of service provided (type, period covered, etc.)
Supporting documentation examined Supporting documentation Performance of reference number service Supporting documentation date Supporting documentation supports service provided Revenue recognized in accordance with accounting policy and in correct period (Y/N) Notes Reference
Hasil Dokumentasi PLSA Sales 3-Dec-12 PT. YAMOT Invoice PLSA/10/2012/006 SPI-12-1854 Rp 600.099 PLSA/10/2012/006 29-Oct-12 - Sealing ring spark plug, etc €48 12.515 Rp 600,099 0 PLSA sales contract 01-Jun-09 PLSA for gas engine for period 2,000 - 26,000 operating hours Delivery order DO/NE-SC/12/12/003 DO/NE-SC/12/12/004 03-Dec-12 Yes Yes No exception noted Sales Contract PLSA PT YAMOT (3 x GS 620)
Sumber: Kertas kerja KAP Langit Senja. (Telah diolah kembali)
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
69
Tidak ada pengecualian pada contoh transaksi di atas. PLSA sales dilakukan berdasarkan kontrak antara PT NAVE dengan PT YAMOT sejak tanggal 1 Juni 2009. Kontrak PLSA menyatakan bahwa PT NAVE akan memberikan jasa servis secara berkala selama masa kontrak. PLSA sales dapat berupa pemberian jasa servis untuk mesin oleh teknisi perusahaan maupun penjualan suku cadang yang digunakan untuk servis tersebut. Transaksi di atas merupakan transaksi pengakuan pendapatan PLSA dari penjualan suku cadang. Awalnya, pada tanggal 29 Oktober 2012, PT NAVE mengeluarkan invoice untuk menagih uang muka penggunaan suku cadang. Perusahaan mencatat jurnal penagihan atas uang muka yaitu: Dr. Account Receivable PLSA Cr. Advance Deposit (PLSA)
600.099 600.099
Ketika barang sudah diterima pelanggan dan jasa servis telah dilakukan, maka berdasarkan delivery order tertanggal 3 Desember 2012 perusahaan akan mengakui pendapatan PLSA sekaligus membalik uang muka: Dr. Advance Deposit (PLSA) Cr. PLSA Sales
600.099 600.099
Penagihan uang muka, pencatatan dan pengakuan pendapatan PLSA di atas sudah sesuai dengan kebijakan akuntansi perusahaan. Tim audit tidak menemukan salah saji material yang harus disesuaikan lagi sehingga menyimpulkan bahwa pendapatan dari pemberian jasa telah dicatat dengan baik. Satu-satunya jurnal penyesuaian pada pengujian atas pemberian jasa adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan daftar rincian penjualan jasa dari klien dengan neraca saldo klien seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. 4.2.2.6 Pengujian Cut-Off Penjualan-Piutang Usaha (Test of Sales-Accounts Receivable Cut-Off) Prosedur selanjutnya adalah melakukan pengujian terhadap cut-off penjualan-piutang usaha. Berbeda dengan prosedur-prosedur sebelumnya, pengujian ini menggunakan metode accept-reject testing untuk memilih sampel. Prosedur pengujian cut-off ini bertujuan untuk memenuhi asersi cut-off dan accuracy pencatatan transaksi penjualan.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
70
Pedoman audit KAP Langit Senja menyatakan bahwa accept-reject testing digunakan salah satunya untuk pengujian cut-off penjualan-piutang usaha untuk klien yang tidak mempunyai pengendalian berurutan yang baik atas penagihan dan pengiriman barang. Karena tim audit tidak mengandalkan pengendalian internal PT NAVE atas proses tersebut, maka tim audit memutuskan untuk menggunakan accept-reject testing atas pengujian cut-off penjualan-piutang usaha. Berdasarkan diskusi dengan Finance Supervisor PT NAVE, didapatkan keterangan bahwa bagian Finance akan mengeluarkan invoice maksimal tiga (3) hari setelah menerima dokumen pendukung seperti delivery order atau progress report. Oleh karena itu, pengujian menggunakan metode accept-reject testing ini hanya akan mengambil sampel pada transaksi yang terjadi tiga (3) hari sebelum dan setelah tanggal cut-off yaitu 31 Desember 2012. Tim audit memutuskan untuk mengelompokkan pendapatan menjadi dua (2), yaitu kelompok penjualan barang dan penjualan jasa. Setelah mendapatkan daftar rincian transaksi penjualan, tim audit kemudian memastikan bahwa daftar rincian tersebut sudah sesuai dengan yang tercatat pada jurnal umum serta mengecek akurasi daftar tersebut. Transaksi kemudian dipilih sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya, yaitu transaksi yang terjadi tiga (3) hari sebelum atau sesudah tanggal 31 Desember 2012. Berdasarkan pertimbangan profesional tim audit, sampel yang diambil untuk kelompok penjualan barang adalah delapan (8) sampel dan penjualan jasa adalah sembilan (9) sampel. Salah saji didefinisikan sebagai terdapatnya perbedaan antara informasi dalam jurnal umum dengan dokumen pendukung yang tidak dapat dijelaskan dengan layak. Lampiran 11 menggambarkan contoh format pengujian cut-off penjualan-piutang usaha. Setelah memilih secara acak sampel yang diinginkan, tim audit meminta dokumen pendukung kepada manajemen. Transaksi-transaksi tersebut kemudian ditelusuri ke jurnal terkait dan didokumentasikan ke dalam format kertas kerja seperti yang ditampilkan pada Lampiran 11. Selanjutnya, Tabel 4.8 akan mengambil contoh salah satu transaksi yang didokumentasikan ke dalam kertas kerja:
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
71
Tabel 4.8: Contoh Hasil Pendokumentasian Pengujian Cut-Off PenjualanPiutang Usaha
Documentation of sample
Atribut Sample Number Sale invoice date per detailed listing Sale invoice number per detailed listing Sale invoice customer name per detailed listing Sale invoice amount per detailed listing Sale invoice amount per detailed listing (Amount in Ori Curr) Sale invoice amount per detailed listing (IDR Curr) Invoice number Invoice date Invoice description
Related sales invoice
Documentation of testing
Original currency Amount in ori currency BI Middle Rate Amount in IDR currency Difference Terms of sale/title transfer Supporting documentation examined Supporting documentation reference number Supporting documentation date Quantity per supporting documentation agrees to sale invoice Recognized in appropriate period Value of sales recorded in incorrect period, where applicable Notes
Hasil Dokumentasi 1 31-Dec-12 SPI-12-0379 PT. ADIQ IDR Rp2.090.000 Rp2.090.000 0282/EP/ADIQ/03/12 6-Mar-12 2nd Payment of Containerization, Mechanical and Electrical Works IDR Rp2.090.000 1 Rp2.090.000 0 Progress billing Progress Report 01/BAP/ADIQ/NAVE/XI/2012 11/26/2012 Yes Yes 0 No exception noted
Sumber: Kertas kerja KAP Langit Senja. (Telah diolah kembali)
Tidak terdapat pengecualian pada contoh pengujian transaksi di atas. Transaksi di atas merupakan transaksi pengakuan atas pendapatan dari pemberian jasa EPC. Sebelumnya, PT NAVE mengeluarkan invoice atas uang muka tahap kedua terkait proyek tersebut pada tanggal 6 Maret 2012:
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
72
Dr. Account Receivable (EPC) Cr. Advance Deposit (EPC)
2.090.000 2.090.000
Pengakuan pendapatan dilakukan berdasarkan progress report yang sudah ditandatangani oleh PT NAVE dan pelanggannya pada tanggal 26 November 2012. PT NAVE memasukkan penjurnalan pengakuan pendapatan pada tanggal 31 Desember 2012: Dr. Advance Deposit (EPC) Cr. EPC Sales
2.090.000 2.090.000
Tim audit menyimpulkan bahwa tidak ditemukan adanya pengecualian pada hasil pengujian cut-off penjualan-piutang usaha. 4.2.2.7 Pengujian Customer Advances (Test Contribution in Customer Advances) Prosedur selanjutnya adalah melakukan pengujian atas customer advances. Prosedur ini mempunyai tujuan memenuhi asersi atas completeness, accuracy, existence/occurrence, dan valuation transaksi customer advances. Pertama-tama, tim audit meminta manajemen untuk menyediakan movement atas akun Advance Deposit yang mencatat transaksi customer advances PT NAVE. Movement terdiri dari saldo awal, penambahan, pengurangan serta saldo akhir akun Advance Deposit. Saldo-saldo tersebut harus dipastikan apakah dapat diandalkan atau tidak. Saldo awal dibandingkan dengan saldo akun periode sebelumnya yang telah diaudit, sedangkan saldo akhir dibandingkan dengan neraca saldo untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. Angka-angka yang terdapat dalam movement kemudian dicek akurasinya dengan melakukan footing. Setelah memastikan bahwa movement dapat diandalkan, tim audit kemudian menganalisis movement untuk melihat apakah pergerakan customer advances selama tahun 2012 berjalan secara wajar atau tidak. Tim audit menyimpulkan bahwa pergerakan customer advances PT NAVE selama tahun 2012 berjalan secara wajar sesuai dengan kondisi bisnis perusahaan. Tabel 4.9 menggambarkan contoh dokumentasi movement atas akun Advance Deposit PT NAVE:
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
73
Tabel 4.9: Contoh Dokumentasi Movement atas Akun Advance Deposit PT NAVE (dalam Rp) Account 20.02.00.01 20.02.00.02 20.02.00.03 20.02.00.04 20.02.00.05 20.02.00.06 20.02.00.07 20.02.00.08
Legend PY TB ^
Description Adv ance Deposit (Machinery ) Adv ance Deposit (Spare Parts) Adv ance Deposit (Serv ice) Adv ance Deposit (OM) Adv ance Deposit (EPC) Adv ance Deposit (Rental) Adv ance Deposit (Electric) Adv ance Deposit (PLSA) T otal
-
31-Dec-11 Addition Beginning balance 31 ,427 ,831 557 ,1 52 9,81 0,005 360,641 930,363 1 1 ,7 86,625 37 ,843,998 1 2,066,561 3,01 6,050 1 ,832,447 1 3,231 ,7 03 26,603,426 PY
31-Dec-12 Deduction -
32,1 64,881 1 2,1 09,653 7 91 ,030 29,87 8,953 6,068,838 1 2,952,1 26
-
Ending balance 7 37 ,050 2,856,801 221 ,308 3,821 ,57 9 1 5,1 1 9,350 1 ,552,87 0 24,308,957 TB
Agree with audited balance 31 December 201 1 Agree with TB 31 December 201 2 Footed
Sumber: Kertas kerja KAP Langit Senja. (Telah diolah kembali)
Setelah menganalisis movement, tim audit kemudian meminta manajemen menyediakan daftar rincian customer advance selama tahun 2012. Daftar rincian digunakan tim audit untuk memilih sampel pengujian customer advance. Tabel 4.10 menunjukkan hasil pengambilan sampel: Tabel 4.10: Hasil Pengambilan Sampel Audit Customer Advance Metode Targeted testing Non-statistical sampling
Karakter ≥ Rp1.200.000 -
Jumlah Sampel 2 (13,1% populasi) 10
Sisa Populasi Rp21.345.290.985 -
Sumber: Kertas kerja KAP Langit Senja. (Telah diolah kembali)
Salah saji sendiri didefinisikan sebagai perbedaan jumlah secara moneter pada daftar rincian klien dengan jumlah pada dokumen pendukung transaksi di atas SUM, yaitu Rp100.000, dan tidak dapat dijelaskan dengan layak oleh manajemen. Lampiran 12 menggambarkan contoh format pengujian atas customer advance, Setelah memilih sampel yang diinginkan, tim audit meminta dokumen pendukung transaksi yang menjadi sampel tersebut. Transaksi terkait juga ditelusuri ke pencatatan jurnalnya lalu didokumentasikan ke dalam kertas kerja seperti pada Tabel 4.11: Tabel 4.11: Contoh Hasil Pendokumentasian Pengujian Customer Advance Atribut G/L account name Documentation of Sample Doc No.
Hasil Dokumentasi Advance Deposit (Rental) SPI-12-0387
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
74
Deferred revenue amount per detailed listing Customer name
Description per invoice
Invoice number Invoice date Invoice amount (Ori Curr) Service period covered/Delivery note, if applicable (date to date) (Y/N) Details of Verified payment payment examined received Documentation before Bank of testing period end statement Dated BI Middle rate per invoice date Recalculated deferred revenue amount at period end Difference between amount per detailed listing and amount per recalculation Recognition as deferred revenue at period end appropriate (Y/N) Notes
Rp266.968 PT FEDIN BOT for 3 units engine GS 120 GS-NL, Mega Building Period 6 -29 Feb 2012 and 2nd fixed monthly installment 0285/RENT/FEDIN/03/12 01-Mar-12 €22 6-29 Feb 2012
Yes BR-0857/03/12/0132323
Bank STC No Rek 9085756789 15-Dec-12 12.134,92 Rp 266.968
0
No
Represents fixed payment from customer that should have been recognised as revenue. Exception noted
Sumber: Kertas kerja KAP Langit Senja. (Telah diolah kembali)
Terdapat pengecualian pada transaksi di atas. Pada tanggal 1 Maret 2012, PT NAVE mengeluarkan inovice untuk menagih customer advance sebesar Rp 266.968. Setelah ditelurusi dokumen pendukungnya, ternyata transaksi tersebut merupakan transaksi penagihan bulanan atas pendapatan sewa. PT NAVE telah melakukan jasanya pada tanggal 6 sampai 29 Februari 2012. PT NAVE
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
75
seharusnya tidak melakukan penjurnalan pengakuan customer advance karena PT NAVE telah melakukan jasanya. Tim audit menelusuri lebih lanjut risiko kemungkinan bahwa salah saji seperti transaksi di atas terjadi untuk penagihan customer advance tiap bulan. Hasil penelusuran menunjukkan bahwa PT NAVE melakukan kesalahan yang sama tiap bulannya. Temuan ini dikomunikasikan kepada manajemen yang mengakui adanya salah saji. Manajemen menyetujui penyesuaian audit sebagai berikut: Dr. Advance Deposit (Rental)
2.917.818
Cr. Rental Sales
2.917.818
Angka 2.917.818 didapatkan dari total penjumlahan salah saji selama tahun 2012. Salah saji tersebut muncul dari kesalahan pengakuan pendapatan sewa bulanan. Karena penagihan dilakukan setelah jasa sewa diberikan, maka seharusnya PT NAVE langsung membukukan pendapatan sewa, namun selama ini PT NAVE justru membukukan Advance Deposit. Selain pengecualian di atas, terdapat satu penyesuaian dari client late adjustment. Penyesuaian tersebut terjadi karena terdapat perubahan metode pembayaran pada kontrak antara PT NAVE dengan kliennya, ENFOUN. Kontrak awal menyebutkan bahwa ENFOUN harus membayar customer advance pada bulan Desember tahun 2012. Oleh karena itu, PT NAVE mengeluarkan invoice untuk customer advance tersebut pada tanggal 17 Desember 2012. Namun setelah invoice dikeluarkan, terjadi perubahan pada metode pembayaran yang tercantum di kontrak, dimana customer advance baru akan dibayarkan awal Februari 2013. Oleh karena itu, PT NAVE menyerahkan client late adjustment untuk membatalkan pengakuan customer advance sebagai berikut: Dr. Advance Deposit (Engine) Cr. Accounts Receivable (Machinery)
737.049.600 737.049.600
Tim audit mengklarifikasi pembatalan jurnal tersebut dengan mengecek langsung perubahan kontrak yang dimaksud. Selain itu, terdapat bukti baru mengenai invoice atas customer advance yang sudah direvisi, tertanggal 3 Februari 2013. Tim audit menyimpulkan bahwa selain kedua pengecualian di atas, customer advance telah dicatat dengan layak sesuai dengan standar yang berlaku umum.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
76
4.2.2.8 Verifikasi Informasi untuk Pengungkapan (Verify Information for Disclosure) Tahap terakhir pada audit fieldwork ini bertujuan untuk memenuhi asersi terhadap presentation and disclosure. Auditor menilai apakah penyajian dan pengklasifikasian akun telah sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku atau belum. Auditor juga mengecek laporan keuangan untuk menentukan pengungkapan apa saja yang berhubungan dengan akun tersebut. Tim audit menyimpulkan bahwa penyajian dan pengungkapan akun Pendapatan telah sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Informasi-informasi yang diungkap terkait akun Pendapatan juga telah dicek dan telah diungkap dengan layak. 4.2.3
Penyelesaian dan Pelaporan Audit Setelah melakukan audit fieldwork, proses audit memasuki tahap terakhir
yaitu tahap penyelesaian dan pelaporan audit. Hal ini telah sesuai dengan standar yang ada, yaitu Standar Profesional Akuntan Publik (2011). Produk akhir dari proses ini adalah laporan keuangan yang telah diaudit beserta opini auditnya. Dalam tahap ini, tim audit mengevaluasi peristiwa setelah periode pelaporan (subsequent events) dan asumsi keberlanjutan perusahaan (going concern). Tim audit juga mendapatkan draft laporan keuangan dari klien. Draft tersebut sudah menyertakan representation letter yang menyatakan bahwa manajemen mengakui apa saja yang menjadi tanggung jawabnya atas laporan keuangan yang disusun. Tim audit kemudian mengecek draft catatan atas laporan keuangan tersebut apakah sudah sesuai dengan PSAK atau belum. Langkah selanjutnya adalah memasukkan angka-angka hasil audit ke dalam draft tersebut. Angka-angka tersebut kemudian dicek ulang dengan footing, cross-footing, maupun cross-reference. Tim audit kemudian memastikan lagi apakah pengungkapan angka pada laporan keuangan telah sesuai dengan pengungkapan terkait di catatan atas laporan keuangan. Tim audit juga menambahkan ke dalam draft tersebut pernyataan opini atas laporan keuangan yang disiapkan oleh klien. Setelah pengecekan terakhir, draft laporan keuangan diberikan kepada signing partner untuk final review dan penandatanganan laporan keuangan yang telah diaudit. Penugasan kali ini tidak bisa selesai tepat pada waktu yang telah
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
77
direncanakan pada tahap perencanaan. Kemunduran disebabkan banyaknya datadata maupun dokumen pendukung yang tidak dapat disediakan dengan cepat maupun diskusi-diskusi antara tim audit dan manajemen yang membutuhkan banyak waktu dan juga pertimbangan profesional. Tim audit berkonsultasi dengan manajemen terkait mundurnya penugasan ini. Hasilnya, laporan keuangan Grup yang telah diaudit baru dapat dikeluarkan pada akhir April 2013, mundur lima (5) minggu dari jadwal seharusnya. 4.3
Analisis Bagian ini akan membahas analisis yang memaparkan keterkaitan antara
pelaksanaan audit laporan keuangan PT NAVE untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan teori yang sudah dijelaskan pada Bab 2, untuk melihat apakah praktek yang terjadi di lapangan sudah berjalan sesuai dengan teori atau standar yang ada. Tabel 4.12 merangkum perbandingan antara teori dan standar dengan praktik di lapangan: Tabel 4.12: Perbandingan Antara Teori Dan Standar Dengan Praktik Di Lapangan Teori / Standar Standar akuntansi untuk: 1) Pendapatan (PSAK 23 Revisi 2010) 2) Sewa (PSAK 30 Revisi 2011) 3) Kontrak Konstruksi (PSAK 34 Revisi 2010) 4) Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Suatu Sewa dan Pembahasan Lebih Lanjut Ketentuan Transisi PSAK 30 Revisi 2007 (ISAK 8) 5) Perjanjian Konsesi Jasa (ISAK 16)
Proses Audit (Arens, Elder, dan Beasley, 2009):
Praktik
Analisis
Kebijakan akuntansi untuk akun Pendapatan PT NAVE: 1. Penjualan mesin 2. Penjualan suku cadang 3. Penjualan jasa servis 4. PLSA sales 5. EPC sales 6. Commissioning Sales 7. & M Sales 8. Rental Sales 9. BOT Sales 10. Service SalesWarranty 11. Supporting Sales 12. Sales Accrued
Telah sesuai dengan standar yang berlaku umum di Indonesia (PSAK dan ISAK).
Proses Audit KAP Langit Senja
Secara substansi telah
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
78
1. Merencanakan dan mendesain sebuah pendekatan audit, 2. Melakukan uji pengendalian dan uji substantif atas transaksi, 3. Melakukan prosedur analitis dan uji substantif atas detil saldo, dan 4. Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit.
1. Perencanaan (planning) 2. Audit fieldwork 3. Penyelesaian dan pelaporan audit
sesuai dengan teori dan standar yang berlaku di Indonesia (SPAP).
Tanggung jawab auditor dan manajemen (SPAP, 2011).
Pelaksanaan tanggung jawab auditor dan manajemen
Telah sesuai dengan standar yang berlaku (SPAP).
Asersi manajemen (SPAP, 2011) dan Tujuan audit berdasarkan tujuan audit (Arens, Elder, dan Pedoman Audit KAP Beasley, 2009). Langit Senja
Secara substansi telah sesuai dengan teori dan standar yang berlaku (SPAP).
Penilaian pengendalian internal (COSO 2004 dan 2012)
Penerapan penilaian pengendalian internal
Telah sesuai dengan standar yang berlaku (COSO).
Penggunaan materialitas (SPAP, 2011)
Penerapan materialitas
Secara substansi telah sesuai dengan teori dan standar yang berlaku (SPAP).
Sumber: Data olahan.
Sebelum membahas analisis pengauditan, terlebih dahulu akan dibahas analisis penerapan kebijakan akuntansi PT NAVE. PT NAVE telah menerapkan kebijakan akuntansi untuk akun Pendapatan sesuai dengan standar yang berlaku, yaitu PSAK 23 (revisi 2010) tentang Pendapatan, PSAK 30 (revisi 2011) tentang Sewa, PSAK 34 (revisi 2010) tentang Kontrak Konstruksi, ISAK 8 tentang Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Suatu Sewa dan Pembahasan
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
79
Lebih Lanjut Ketentuan Transisi PSAK 30 serta ISAK 16 tentang Perjanjian Konsesi Jasa. Kebijakan tersebut meliputi kebijakan tentang pengakuan, pengukuran, serta penyajian dan pengungkapan akun terkait. Hanya saja, masih terdapat beberapa kesalahan dalam proses pencatatan akuntansinya. Dari hasil penilaian tim audit, kesalahan tersebut juga berhubungan dengan pengendalian internal PT NAVE. Seperti yang diketahui, PT NAVE mempunyai banyak risiko yang dapat menyebabkan terjadinya salah saji material dalam pelaporan keuangan. Namun sayangnya pengendalian internal PT NAVE belum memadai untuk memitigasi risiko yang ada. Tim audit juga menilai terdapat risiko penyimpangan dari pengendalian internal oleh manajemen karena terdapat tekanan bagi manajemen untuk mencapai target profit tertentu. Setiap komponen perusahaan mempunyai perannya masing-masing dalam meningkatkan pengendalian internal perusahaan, namun manajemen puncak harus menjadi contoh bagi pegawainya dalam menerapkan pengendalian internal yang baik sehingga dapat memitigasi risiko kecurangan maupun salah saji. Dalam menjalani penugasan audit, KAP Langit Senja telah menjalankan audit sesuai dengan standar yang ada. Hal ini dibuktikan dengan pembuatan pedoman audit KAP Langit Senja yang selalu mengacu kepada standar pengauditan yang berlaku. Meskipun praktik pengauditan KAP Langit Senja tidak sepenuhnya sama dengan teori maupun standar, namun secara substansi ketiganya tidak berbeda. KAP Langit Senja menambahkan pengalaman pengauditannya selama bertahun-tahun ke dalam pedoman auditnya, sehingga dapat menjembatani standar yang ada dengan praktik terbaik yang ada di lapangan. Secara umum, proses audit KAP Langit Senja terbagi dalam tiga (3) tahap, yaitu proses perencanaan (planning), proses pekerjaan audit di lapangan (audit fieldwork), serta penyelesaian dan pelaporan (completing and reporting). Hal ini sudah sesuai dengan standar yang ada. Namun untuk detil rincian dari ketiga proses tersebut, KAP Langit Senja mempunyai metode tersendiri yang menggabungkan antara teori maupun standar yang ada dengan pengalaman audit KAP Langit Senja. Akan tetapi, secara substansi proses audit antara KAP Langit Senja dengan teori maupun standar tidak berbeda.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
80
Pedoman audit KAP Langit Senja mengejawantahkan tujuan audit menjadi completeness, accuracy, cutoff, existence/occurrence, rights and obligations, presentation and disclosure, dan valuation. Semua tujuan audit tersebut harus dipenuhi dalam rangkaian prosedur audit yang dijalankan. Di dalam proses perencanaan auditnya, KAP Langit Senja juga memahami bisnis klien serta menilai risiko yang terdapat pada klien tersebut. Pengendalian internal klien kemudian dinilai sesuai dengan komponen-komponen yang terdapat pada Internal Control – Integrated Framework yang dikeluarkan oleh COSO. Penentuan tim beserta independensinya, penentuan tingkat materialitas serta proses pembuatan strategi audit dan rencana audit (audit plan) juga telah sesuai teori dan standar yang berlaku. Dalam melakukan audit fieldwork, KAP Langit Senja juga telah mempraktikkan standar yang ada. Audit fieldwork terdiri dari pengujian pengendalian (test of control) dan pengujian detil (test of detail), dimana pengujian detil mencakup pengujian substantif atas transaksi dan saldo serta prosedur analitis substantif. Proses ini sesuai dengan teori atas audit fieldwork yang sudah dijelaskan, yaitu melakukan uji pengendalian dan uji substantif atas transaksi serta melakukan prosedur analitis dan uji substantif atas detil saldo. Selanjutnya, tahap terakhir yang dilakukan oleh KAP Langit Senja adalah tahap penyelesaian dan pelaporan. Hal ini juga telah sesuai dengan teori yang sudah dibahas bahwa tahap terakhir adalah menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan KAP Langit Senja melakukan audit atas laporan keuangan PT NAVE
untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. Audit yang dilakukan bertujuan untuk menyatakan sebuah opini atas kewajaran dimana perusahaan telah menyajikan secara wajar, dalam hal-hal yang material, posisi finansial, hasil operasi perusahaan serta arus kas sesuai dengan PSAK yang berlaku di Indonesia. Tim audit telah melaksanakan audit sesuai dengan standar pengauditan yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan proses perencanaan dan pelaksanaan audit agar auditor memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Secara substansi, proses audit yang dilaksanakan pun tidak berbeda dengan teori yang didapatkan dari buku teks. Dalam mengaudit PT NAVE untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, tim audit tidak melakukan tahap pengujian pengendalian (test of control) karena tim audit tidak dapat mengandalkan pengendalian internal (internal control) klien. Oleh karena itu, setelah tahap perencanaan, proses audit kemudian langsung menggunakan pengujian substantif. Pengujian substantif atas Pendapatan sendiri terdiri dari beberapa prosedur, yaitu menyiapkan lead schedule, memahami dan mengevaluasi kebijakan akuntansi Pendapatan, menilai sumber pendapatan, pengujian transaksi penjualan atas penjualan barang, pengujian transaksi penjualan atas pemberian jasa, pengujian cut-off penjualan-piutang usaha, pengujian customer advances, dan verifikasi informasi untuk pengungkapan. Selama melakukan pengujian substantif, tim audit mendapatkan beberapa temuan audit. Temuan audit tersebut terjadi di antaranya pada area penjualan barang, penjualan jasa, serta terkait customer advance atas penjualan perusahaan. Temuan audit yang jumlahnya material kemudian dikomunikasikan kepada manajemen untuk ditelusuri lebih lanjut penyebab salah sajinya. Jika manajemen
81 Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
82
tidak dapat memberikan penjelasan yang layak, maka tim audit akan memberikan jurnal penyesuaian supaya laporan keuangan masih dapat disajikan secara wajar, dalam hal-hal yang material, posisi finansial, hasil operasi perusahaan serta arus kas sesuai dengan PSAK yang berlaku di Indonesia. Temuan-temuan tersebut dikonfirmasi oleh manajemen sebagai salah saji yang material. Manajemen kemudian menyetujui jurnal penyesuaian yang diusulkan oleh tim audit. Selain itu, manajemen juga mengajukan client late adjustment yang jumlahnya material kepada tim audit, seperti client late adjustment yang terkait dengan penerapan ISAK 8 dan ISAK 16. Tim audit kemudian mengkonfirmasi dan mendapatkan bukti yang dapat diandalkan terkait penyebab adanya keterlambatan penjurnalan tersebut. Tim audit kemudian menyetujui jurnal client late adjustment yang diajukan klien. Setelah prosedurprosedur pengujian substantif dijalankan, maka audit masuk ke tahap terakhir yaitu tahap penyelesaian dan pelaporan audit. Laporan keuangan konsolidasian yang telah diaudit sendiri tidak dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Mundurnya penugasan audit ini sudah dikonsultasikan sebelumnya dengan pihak manajemen. Selain temuan-temuan material di atas, yang pada akhirnya dibuatkan jurnal penyesuaiannya, tim audit menyimpulkan bahwa Pendapatan PT NAVE untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 telah disajikan secara wajar, dalam hal-hal yang material, posisi finansial, hasil operasi perusahaan serta arus kas sesuai dengan PSAK yang berlaku di Indonesia. 5.2
Saran Berikut adalah beberapa saran yang dapat Penulis berikan berdasarkan
pengalaman ketika mengikuti program magang di KAP Langit Senja: 1. Saran untuk PT NAVE Dari hasil audit atas Gross Revenue, masih cukup banyak salah saji yang ditemukan, baik material maupun tidak. Salah satu faktor penyebabnya adalah kemampuan staf Accounting dan Finance PT NAVE yang kurang memadai. PT NAVE perlu menambah jumlah staf Accounting dan Finance serta memberikan pelatihan-pelatihan akuntansi dan keuangan yang lebih dalam kepada staf-stafnya. Selain itu, diperlukan komunikasi dan
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
83
kerjasama yang lebih baik lagi antara bagian Accounting dan Finance supaya proses pencatatan akuntansi dan hal-hal keuangan lainnya semakin baik. PT NAVE juga perlu lebih tegas dalam penyediaan dokumen pendukung oleh pihak lain ketika bertransaksi. Masih terdapat transaksi yang dokumen pendukungnya tidak lengkap dengan alasan yang beragam. Selain itu, PT NAVE juga perlu merapikan lagi dan menjaga dokumen pendukung transaksi yang ada. Tidak rapinya dokumen pendukung membawa dampak yang tidak baik, seperti terhambatnya proses audit. Dokumen pendukung yang terselip atau hilang kelak juga akan merugikan perusahaan terkait proses audit, pemeriksaan pajak, penagihan atas penjualan, dan lainnya. Saran lain untuk manajemen PT NAVE adalah agar manajemen lebih berhati-hati dan teliti dalam menerapkan estimasi manajemen untuk pelaporan keuangan. Manajemen dihimbau untuk selalu memperluas pengetahuan dan memperdalam pemahaman atas standar akuntansi maupun peraturan-peraturan lainnya yang berlaku sehingga dapat meminimalisir salah saji dalam pelaporan keuangan. Selain itu, manajemen juga harus meningkatkan pengawasan dan pengendalian atas proses pencatatan akuntansinya agar tidak terjadi kesalahan penjurnalan. 2. Saran untuk KAP Langit Senja KAP Langit Senja sebaiknya memberikan pelatihan audit yang lebih terhadap peserta magangya. Pelatihan yang diadakan justru memberikan porsi yang sangat terbatas untuk pemahaman proses audit. Dampaknya, peserta magang tidak mengetahui secara mendalam bagaimana proses mengaudit itu. Terlebih lagi, peserta magang umumnya hanya diminta untuk membantu rekan setim yang lebih senior untuk mengerjakan hal-hal yang teknikal tanpa diberitahu terlebih dahulu hubungannya dengan konsep audit yang dijalankan. Hal ini tentu saja mengecewakan, karena tujuan peserta magang mengikuti program magang adalah agar dapat lebih memahami proses audit dengan terjun langsung dalam audit di praktik sebenarnya.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
84
Satu hal yang perlu dimaklumi adalah memang benar peserta magang dinilai belum cukup mempunyai kemampuan untuk melakukan proses audit yang lebih dari sekedar melakukan hal-hal teknis. Namun ada baiknya jika rekan yang lebih senior senantiasa berbagi ilmu dan pengalaman auditnya kepada peserta magang. Hal ini dapat mencegah kesalahan-kesalahan yang dibuat peserta magang. Selain itu, sebaiknya rekan yang lebih senior juga turut merangkul peserta magang sehingga peserta magang lebih merasa nyaman di dalam tim.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
DAFTAR PUSTAKA
American Institute of Certified Public Accounting. (2004). Enterprise Risk Management – Integrated Framework: Executive Summary. North Carolina: AICPA American Institute of Certified Public Accounting. (2012). Internal Control – Integrated Framework. North Carolina: AICPA Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley, Amir Abadi Jusuf. (2009). Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach, An Indonesian Adaptation Edition. New Jersey: Pearson Education Ikatan Akuntan Indonesia. (2008). Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 8 – Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Sewa dan Pembahasan Lebih Lanjut Ketentuan Transisi PSAK 30 (Revisi 2007). Jakarta: IAI Ikatan Akuntan Indonesia. (2011). Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan No. 16 – Perjanjian Konsesi Jasa. Jakarta: IAI Ikatan Akuntan Indonesia. (2010). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23 – Pendapatan. Jakarta: IAI Ikatan Akuntan Indonesia. (2011). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 30 - Sewa. Jakarta: IAI Ikatan Akuntan Indonesia. (2010). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 34 – Kontrak Konstruksi. Jakarta: IAI Institut Akuntan Publik Indonesia. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J., Warfield, Terry D. (2011). Intermediate Accounting (12th ed.). New Jersey: John Wiley and Sons. Lam, Nelson Chi Yuen., dan Peter Tze Yiu Lau. (2009). Intermediate Financial Reporting: An IFRS Perspective. Singapore: McGraw-Hill Langit Mega. (2011). Langit Mega Audit Guide. London: Langit Mega Universitas Indonesia. (2008). Pedoman Teknis Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa. Depok: Universitas Indonesia
85 Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
LAMPIRAN
Lampiran 1 PSAK 23 (Revisi 2010): Pendapatan
Definisi Akuntansi Pendapatan Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari pelaksanaan aktivitas entitas yang normal dan dikenal dengan sebutan berbeda, seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga, dividen, royalti, dan sewa. Ruang lingkup PSAK 23 (revisi 2010) adalah pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian berikut ini: a. Penjualan barang Barang meliputi barang yang diproduksi oleh entitas untuk dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali. b. Penjualan jasa Penjualan jasa biasanya menyangkut pelaksanaan tugas yang telah disepakati secara kontraktual untuk dilaksanakan selama suatu periode waktu atau lebih. Beberapa penjualan jasa yang terkait dengan kontrak konstruksi diatur lebih lanjut dalam PSAK 34: Akuntansi Kontrak Konstruksi. c. Penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan dividen. Penggunaan aset entitas oleh pihak lain dapat menghasilkan bunga, royalti, dan dividen. Pengakuan Pendapatan PSAK 23 (revisi 2010) menyatakan perlunya menerapkan kriteria pengakuan pada komponen-komponen yang dapat diidentifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal agar mencerminkan substansi dari transaksi tersebut. Sebaliknya, kriteria pengakuan diterapkan pada dua atau lebih transaksi bersamasama jika transaksi tersebut terkait sedemikian rupa sehingga pengaruh
86
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
87
komersialnya tidak dapat dimengerti tanpa melihat pada rangkaian transaksi tersebut secara keseluruhan. Pengakuan Pendapatan pada Penjualan Barang PSAK 23 (revisi 2010) menyatakan bahwa pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi berikut dipenuhi: (a) entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan kepada pembeli, (b) entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual, (c) jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal, (d) kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas, dan (e) biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan tersebut dapat diukur secara andal. Jika entitas menahan risiko signifikan dari kepemilikan, maka transaksi tersebut bukanlah penjualan dan pendapatan tidak diakui, misalnya saja terdapat kondisi seperti: (a) jika entitas menahan kewajiban sehubungan dengan pelaksanaan suatu hal tidak memuaskan yang tidak dijamin oleh ketentuan jaminan normal, (b) jika penerimaan pendapatan dari penjualan bergantung pada pendapatan pembeli dari penjualan barang yang bersangkutan, (c) jika pengiriman barang bergantung pada instalasinya dan instalasi tersebut merupakan bagian signifikan dari kontrak yang belum diselesaikan oleh entitas, dan (d) jika pembeli berhak membatalkan pembelian berdasarkan alasan yang ditentukan dalam kontrak dan entitas tidak dapat memastikan apakah akan terjadi retur. Jika entitas hanya menahan risiko tidak signifikan atas kepemilikan, maka transaksi tersebut adalah penjualan dan pendapatan diakui.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
88
Pengakuan Pendapatan pada Penjualan Jasa Berdasarkan PSAK 23 (revisi 2010), penjualan jasa diakui sebagai pendapatan jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi secara andal dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan. Hasil transaksi dapat diestimasi secara andal jika: (a) jumlah pendapatan dapat diukur secara andal, (b) kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas, (c) tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara andal, dan (d) biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur secara andal. Entitas pada umumnya dapat membuat estimasi andal setelah entitas mencapai persetujuan dengan pihak lain mengenai hal-hal berikut dalam transaksi: (a) hak masing-masing pihak yang pelaksanaannya dapat dipastikan secara hukum terkait dengan jasa yang diberikan dan diterima pihak tersebut, (b) imbalan yang dipertukarkan, dan (c) cara dan persyaratan penyelesaian. Pengakuan pendapatan dengan mengacu pada tingkat penyelesaian dari suatu transaksi sering disebut sebagai metode persentase penyelesaian (percentage of completion method). Tingkat penyelesaian transaksi dapat ditentukan dengan berbagai metode yang mencakup: (a) survei pekerjaan yang telah dilaksanakan, (b) jasa yang telah dilakukan hingga tanggal tertentu sebagai persentase dari total jasa yang dilakukan, atau (c) proporsi biaya yang timbul hingga tanggal tertentu dibagi estimasi total biaya transaksi tersebut. Pembayaran berkala dan uang muka yang diterima dari pelanggan sering kali tidak mencerminkan jasa yang dilakukan. Jika hasil transaksi terkait dengan penjualan jasa tidak dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan diakui hanya yang berkaitan dengan beban yang telah diakui yang dapat dipulihkan. Namun
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
89
jika hasil transaksi tidak dapat diestimasi secara andal dan kemungkinan kecil biaya yang terjadi akan dipulihkan, maka pendapatan tidak diakui dan biaya yang timbul diakui sebagai beban. Pengakuan Pendapatan pada Penggunaan Aset Entitas oleh Pihak Lain yang Menghasilkan Bunga, Royalti, dan Dividen PSAK 23 (revisi 2010) menyatakan bahwa pendapatan yang timbul dari penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan dividen diakui jika: (a) kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas, dan (b) jumlah pendapatan dapat diukur secara andal, dimana pendapatan diakui dengan dasar sebagai berikut: (a) bunga diakui menggunakan metode suku bunga efektif, (b) royalti diakui dengan dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan, dan (c) dividen diakui jika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran ditetapkan. Pengukuran Pendapatan Berdasarkan PSAK 23 (revisi 2010), pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima dan dapat diterima dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh entitas. Pada umumnya, imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas. Namun jika arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, maka nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal kas yang diterima atau dapat diterima. Nilai wajar ditentukan dengan pendiskontoan seluruh penerimaan di masa depan dengan menggunakan tingkat bunga tersirat. Perbedaan antara nilai wajar dan jumlah nominal dari imbalan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga. Penyajian dan Pengungkapan PSAK 23 (revisi 2010) menyatakan bahwa entitas mengungkapkan:
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
90
(a) kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, termasuk metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa, (b) jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode tersebut, dan (c) jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa yang tercakup dalam setiap kategori signifikan dari pendapatan. Entitas mengungkapkan setiap liabilitas kontijensi dan aset kontijensi yang dapat timbul dari pos-pos seperti biaya jaminan, klaim, denda, atau kemungkinan kerugian lain.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
91
Lampiran 2 PSAK 30 (Revisi 2011): Sewa
Suatu entitas dapat melakukan suatu perjanjian, yang terdiri dari satu atau serangkaian transaksi terkait, dimana bentuk legal perjanjian tersebut bukan suatu sewa tetapi perjanjian itu memberikan hak kepada pihak lain untuk menggunakan suatu aset dengan imbalan suatu atau serangkaian pembayaran. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) No. 8 memberikan panduan untuk menentukan apakah perjanjian-perjanjian semacam itu merupakan sewa atau mengandung sewa. ISAK 8 menyatakan bahwa dalam menentukan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa perlu diperhatikan substansi perjanjian dan dilakukan evaluasi apakah: (a) pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset atau asetaset tertentu, dan (b) perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Definisi Akuntansi Sewa PSAK 30 (revisi 2011) menyatakan bahwa: “Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan kepada lessee hak untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang disepakati. Sebagai imbalannya, lesse melakukan pembayaran atau serangkaian pembayaran kepada lessor”. PSAK 30 (revisi 2011) mengklasifikasikan sewa menjadi dua (2) yaitu: i. sewa pembiayaan (finance lease) jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, serta ii. sewa operasi (operating lease) jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika: (a) sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa sewa,
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
92
(b) lessee memiliki opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi akan dilaksanakan, (c) masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomik aset meskipun hak milik tidak dialihakan, (d) pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial mendekati nilai wajar aset sewaan, dan (e) aset sewaan bersifat khusus dan hanya lessee yang dapat menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material. Di samping itu, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika: (a) jika lessee dapat membatalkan sewa, maka rugi lessor yang terkait dengan pembatalan ditanggung oleh lessee, (b) untung atau rugi dari fluktuasi nilai wajar residu dibebankan kepada lessee (misalnya, dalam bentuk potongan harga rental dan yang setara dengan sebagian besar hasil penjualan residu pada akhir sewa), dan (c) lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk periode kedua dengan nilai rental yang secara substansial lebih rendah dari nilai pasar rental. Pengakuan dan Pengukuran Sewa Dalam kaitannya dengan pendapatan, entitas berlaku sebagai lessor dalam akuntansi sewa. PSAK 30 (revisi 2011) menyatakan bahwa dalam sewa pembiyaan, lessor mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di laporan posisi keuangan sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto tersebut. Yang dimaksud dengan investasi sewa neto sendiri adalah penjumlahan agregat dari pembayaran sewa minimum (minimum lease payment) dengan nilai residu tidak dijamin (unguaranteed residual value) yang didiskontokan dengan tingkat bunga implisit dalam sewa. Penerimaan piutang sewa diperlakukan oleh lessor sebagai pembayaran pokok dan penghasilan pembiayaan yang diterima lessor sebagai penggantian dan imbalan atas investasi dan jasanya. Sementara itu, untuk sewa operasi, lessor menyajikan aset untuk sewa operasi di laporan posisi keuangan sesuai sifat aset tersebut. Pendapatan sewa diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa, kecuali
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
93
terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dimana manfaat penggunaan aset sewaan menurun. Penyajian dan Pengungkapan PSAK 30 (revisi 2011) membedakan pengungkapan yang dibutuhkan untuk sewa pembiayaan dan sewa operasi. Untuk sewa pembiayaan, selain mengungkapkan hal yang dipersyaratkan dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan, lessor juga mengungkapkan: (a) rekonsiliasi antara investasi sewa bruto dan nilai kini piutang pembayaran sewa minimum pada tanggal pelaporan. Di samping itu, lessor mengungkapkan investasi sewa bruto dan nilai kini piutang pembayaran sewa minimum pada tanggal pelaporan, untuk setiap periode berikut: i. kurang dari setahun, ii. lebih dari satu tahun sampai lima tahun iii. lebih dari lima tahun. (b) penghasilan pembiayaan tangguhan, (c) nilai residu tidak dijamin yang diakru sebagai manfaat lessor, (d) akumulasi penyisihan piutang tidak tertagih atas pembayaran sewa minimum, (e) rental kontinjen yang diakui sebagai penghasilan dalam periode berjalan, dan (f) penjelasan umum isi perjanjian sewa lessor yang material. Sementara itu, untuk sewa operasi, selain mengungkapkan hal yang dipersyaratkan dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan, lessor juga mengungkapkan: (a) jumlah agregat pembayaran sewa minimum di masa depan dalam sewa operasi yang tidak dapat dibatalkan untuk setiap periode berikut: i. kurang dari setahun, ii. lebih dari satu tahun sampai lima tahun iii. lebih dari lima tahun. (b) total rental kontinjen yang diakui sebagai penghasilan dalam periode berjalan, dan (c) penjelasan umum isi perjanjian sewa lessor.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
94
Lampiran 3 PSAK 34 (Revisi 2010): Kontrak Konstruksi
Definisi Akuntansi Kontrak Konstruksi PSAK 34 (revisi 2010) memberikan beberapa definisi tentang: (a) kontrak konstruksi yaitu suatu kontrak yang dinegosiasikan secara khusus untuk konstruksi suatu aset atau suatu kombinasi aset yang berhubungan erat satu sama lain atau saling tergantung dalam hal rancangan, teknologi, dan fungsi atau tujuan pokok penggunaan, (b) kontrak harga tetap yaitu kontrak konstruksi dengan syarat bahwa kontraktor telah menyetujui nilai kontrak yang telah ditentukan, atau tarif tetap yang telah ditentukan per unit output, yang dalam beberapa hal tunduk pada ketentuan-ketentuan kenaikan biaya, (c) kontrak biaya-plus yaitu kontrak konstruksi yang mana kontraktor mendapatkan penggantian untuk biaya-biaya yang telah diizinkan atau telah ditentukan, ditambah imbalan dengan persentase terhadap biaya atau imbalan tetap. Pengakuan Kontrak Konstruksi PSAK 34 (revisi 2010) menyatakan bahwa: “Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi diakui masing-masing sebagai pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal periode pelaporan”. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kontrak konstruksi dibagi menjadi dua (2) yaitu kontrak harga tetap dan kontrak biaya-plus. Tiap jenis kontrak tersebut mempunyai kondisi-kondisi khusus dalam menentukan apakah hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal: i. Kontrak harga tetap: (a) total pendapatan kontrak dapat diukur secara andal, (b) kemungkinan besar manfaat ekonomik yang berhubungan dengan kontrak tersebut akan mengalir ke entitas,
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
95
(c) baik biaya kontrak untuk menyelesaikan kontrak maupun tahap penyelesaian kontrak pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara andal, dan (d) biaya
kontrak
yang dapat diatribusi pada
kontrak
dapat
diidentifikasi dengan jelas dan diukur secara andal sehingga biaya kontrak aktual dapat dibandingkan dengan estimasi sebelumnya. ii. Kontrak biaya-plus: (a) kemungkinan besar manfaat ekonomik yang berhubungan dengan kontrak tersebut akan mengalir ke entitas, dan (b) biaya kontrak yang dapat diatribusi pada kontrak tersebut, apakah dapat ditagih atau tidak ke pelanggan, dapat diidentifikasi dengan jelas dan diukur secara andal. Pada umumnya entitas dapat membuat estimasi yang andal sehubungan dengan hasil suatu kontrak setelah entitas tersebut menyetujui kontrak yang mengatur hal-hal berikut ini: (a) hak legal masing-masing pihak yang dapat dipaksakan pemberlakuannya atas aset yang akan dibangun, (b) imbalan yang akan dipertukarkan, dan (c) cara dan persyaratan penyelesaian. Pengakuan pendapatan penyelesaian
suatu
kontrak
dan
beban
sering
dengan
disebut
memperhatikan
sebagai
metode
tahap
persentase
penyelesaian. Pendapatan kontrak diakui sebagai pendapatan dalam laba rugi pada periode akuntansi dimana pekerjaan dilakukan. Tahap penyelesaian suatu kontrak dapat ditentukan dalam berbagai cara, antara lain: (a) proporsi biaya kontrak yang terjadi untuk pekerjaan yang dilaksanakan sampai tanggal perhitungan dibandingkan dengan estimasi total biaya kontrak, (b) survei atas pekerjaan yang telah dilaksanakan, dan (c) penyelesaian suatu bagian secara fisik dari pekerjaan kontrak. Pembayaran berkala dan uang muka yang diterima dari para pelanggan sering kali tidak mencerminkan tahap penyelesaian. Jika hasil kontrak konstruksi tidak dapat diestimasi secara andal, maka:
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
96
(a) pendapatan diakui hanya sebesar biaya yang telah terjadi sepanjang biaya tersebut diperkirakan dapat dipulihkan, dan (b) biaya kontrak diakui sebagai beban pada periode terjadinya. Pengukuran Kontrak Konstruksi Berdasarkan PSAK 34 (revisi 2010), pendapatan kontrak terdiri dari: (a) jumlah pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak, dan (b) penyimpangan dalam pekerjaan, klaim, dan pembayaran insentif: i. sepanjang hal ini memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan, dan ii. dapat diukur secara andal, dimana: (a) penyimpangan adalah suatu instruksi yang diberikan pelanggan mengenai perubahan dalam lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan berdasarkan kontrak. (b) klaim adalah jumlah yang diminta kontraktor kepada pelanggan atau pihak lain sebagai penggantian untuk biaya-biaya yang tidak termasuk dalam nilai kontrak. (c) pembayaran insentif adalah jumlah tambahan yang dibayarkan kepada kontraktor apabila standar pelaksanaan yang telah ditentukan telah terpenuhi atau dilampaui. Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau akan diterima. Jumlah pendapatan kontrak dapat meningkat atau menurun misalnya karena: (a) kontraktor dan pelanggan mungkin menyetujui penyimpangan atau klaim yang meningkatkan atau menurunkan pendapatan kontrak pada periode setelah periode dimana kontrak pertama kali disetujui, (b) jumlah pendapatan yang disetujui dalam kontrak harga tetap dapat meningkat karena ketentuan-ketentuan kenaikan biaya, (c) jumlah pendapatan kontrak dapat menurun karena denda yang timbul akibat keterlambatan kontraktor dalam penyelesaian kontrak tersebut, atau (d) jika dalam kontrak harga tetap terdapat harga tetap per unit output, pendapatan kontrak meningkat jika jumlah unit meningkat.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
97
Penyajian dan Pengungkapan Berdasarkan PSAK 34 (revisi 2010), entitas mengungkapkan: (a) jumlah pendapatan kontrak yang diakui sebagai pendapatan pada periode, (b) metode yang digunakan untuk menentukan pendapatan kontrak yang diakui pada periode, (c) metode yang digunakan untuk menentukan tahap penyelesaian kontrak. Sedangkan untuk pekerjaan dalam proses penyelesaian pada akhir periode pelaporan, entitas mengungkapkan: (a) jumlah agregat biaya yang terjadi dan laba yang diakui (dikurangi kerugian yang diakui) sampai tanggal pelaporan, (b) jumlah uang muka yang diterima, dan (c) jumlah retensi. Entitas menyajikan: (a) jumlah tagihan bruto kepada pelanggan sebagai aset, dan (b) jumlah utang bruto dari pelanggan sebagai liabilitas. Jumlah tagihan bruto kepada pelanggan untuk pekerjaan kontrak adalah selisih antara biaya yang terjadi ditambah laba yang diakui (dikurangi kerugian yang diakui) yang melebihi termin. Sebaliknya, jumlah utang bruto kepada pelanggan untuk pekerjaan kontrak adalah selisih antara termin yang melebihi biaya yang terjadi ditambah laba yang diakui (dikurangi kerugian yang diakui).
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
98
Lampiran 4 ISAK 16: Perjanjian Konsesi Jasa
ISAK 16 menyatakan bahwa pemerintah telah memperkenalkan perjanjian kontraktual untuk menarik partisipasi sektor swasta dalam pengembangan, pembiayaan, pengoperasian, dan pemeliharaan infrastruktur. Pihak swasta, atau yang biasa disebut dengan operator, dapat membangun infrastruktur yang digunakan
untuk
menyediakan
jasa
publik,
meningkatkannya,
atau
mengoperasikan dan memelihara infrastruktur untuk jangka waktu tertentu. Interpretasi dalam ISAK 16 berlaku jika: (a) pemberi konsesi mengendalikan atau meregulasi jasa apa yang harus diberikan oleh operator dengan infrastruktur, kepada siapa jasa harus diberikan, dan berapa harganya; dan (b) pemberi konsesi mengendalikan – melalui kepemilikan, hak manfaat, atau bentuk lain – atas setiap kepentingan residu signifikan dalam infrastruktur pada akhir masa perjanjian. Operator dibayar untuk jasa yang diberikan selama periode perjanjian. Operator mengakui dan mengukur pendapatan sesuai dengan PSAK 34 (revisi 2010) tentang Kontrak Konstruksi serta PSAK 23 (revisi 2010) tentang Pendapatan. Jika operator melakukan jasa konstruksi atau peningkatan kemampuan, imbalan yang diterima atau dapat diterima diakui pada nilai wajar. Imbalan dapat berupa hak atas: (a) aset keuangan jika operator memiliki hak kontraktual tanpa syarat untuk menerima kas atau aset keuangan lain dari atau atas diskresi pemberi konsesi untuk jasa konstruksi, dan (b) aset
takberwujud
jika
operator
menerima
hak
(lisensi)
untuk
membebankan pengguna jasa publik. Ketika operator melakukan jasa operasi, maka atas jumlah yang dapat ditagih dari aset keuangan dari, atau atas diskresi pemberi konsesi, dicatat sebagai: (a) pinjaman yang diberikan dan piutang, (b) aset keuangan tersedia untuk dijual, atau (c) aset keuangan diukur pada nilai wajar.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
99
Jika jumlah yang dapat ditagih dari pemberi konsesi dicatat sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang ataupun aset keuangan tersedia untuk dijual, bunga dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif untuk diakui dalam laba rugi. Untuk aset takberwujud sendiri perlakuan akuntansinya berlaku sesuai dengan PSAK 19 (revisi 2010) tentang Aset Takberwujud.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
-528,489,858 155,924,446 -372,565,411 ^ ^ ^
-7,057,241 -1,854,121 1,216,491 6,894,527 -18,703,307 -18,534,676 -1,441,601 77,418 -2,532,162 6,120,112 -31,155,912 -1,312,249 -1,060 -443,621 132,297 -15,542,090
Variance
-288,428,217 -84,137,195 ^ ^
PY -24,276,844 -22,078,684 -5,159,073 -30,779,512 -65,577,929 -39,606,949 -12,042,596 -372,506 -761,869 -9,076,321 -78,482,654 1,314,306 1,060 443,621 0 -1,972,269
TB Machinery Sales -190,176,349 158,842,264 -31,334,085 Spare Part Sales -23,932,805 0 -23,932,805 Service Sales -3,942,582 0 -3,942,582 O M Sales -23,884,985 0 -23,884,985 E P C Sales -85,682,308 1,401,072 -84,281,237 BOT Sales -60,261,217 2,119,592 -58,141,625 PLSA Sales -13,484,197 0 -13,484,197 Commissioning Sales -295,088 0 -295,088 Service Sales - Warranty -3,294,030 0 -3,294,030 Supporting Sales -2,956,209 0 -2,956,209 Rental Sales -106,920,937 -2,717,628 -109,638,566 Sales Return (Spare Parts) 2,058 0 2,058 Sales Return (Service) 0 0 0 Sales Return (Rental 0 0 0 Sales Return (PLSA) 132,297 0 132,297 Sales Accrued -13,793,506 -3,720,853 -17,514,359
Account Description
Comparative 2011 1/1/201112/31/2011
Current Adj. Current Period 2012 Period 2012 1/1/2012- Adjustments 1/1/201212/31/2012 12/31/2012
Tickmark: TB: agree to trial balance as of 31 December 2012 PY: agree to audited balance as of 31 December 2011 ^: footed
Total
40.01.00.01 40.01.00.02 40.01.00.03 40.01.00.04 40.01.00.05 40.01.00.06 40.01.00.07 40.01.00.08 40.01.00.09 40.01.00.10 40.01.00.11 40.03.00.02 40.03.00.03 40.03.00.06 40.03.00.07 40.04.00.01
Account Number
DOCUMENTATION OF ACCOUNTS (in Rp)
29%
29% 8% -24% -22% 29% 47% 12% -21% 332% -67% 40% -100% 0% 0% 0% 788%
Variance %
100
Lampiran 5
Contoh Lead Schedule untuk Pendapatan (dalam Rp)
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
101
Lampiran 6 Example of Calculation of Revenue from Project LAPOR
Project Lapor consists of: i. Construction revenue (EPC Sales) Total construction cost Profit margin (60% * cost) Total revenue from construction
: : :
Rp10.000.000 Rp6.000.000 Rp16.000.000
Cost incurred until the end of 2012 period Total construction cost Percentage of completion
: : :
Rp8.000.000 Rp10.000.000 80%
Revenue to be recognized in 2012: 80% * total revenue from construction
:
Rp12.800.000
OM cost per kWh Profit margin (10% * cost) Revenue (selling price) from OM
: : :
Rp0,00091 Rp000091 Rp0,001
Minimum kWh produced in a year Selling price Estimated revenue from OM in a year
: : :
904.500.000 Rp0,001 Rp904.500
: : :
Rp16.000.000 15% 8 years
ii. Operating and maintenance revenue (O&M Sales)
iii. Lease revenue (BOT Sales) Accounts receivable for lease (taken from construction revenue) Implied rate Lease term Note:
The annual payment includes payment for O&M Sales. Therefore management substracts the payment for O&M Sales first from the cashflow to calculate lease revenue.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
102
PT NAVE Lease Amortization Schedule (in Rp) Year 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Payment
O&M
Interest
4,500,000 4,500,000 4,500,000 4,500,000 4,500,000 4,500,000 4,500,000 4,500,000 36,000,000
904,500 904,500 904,500 904,500 904,500 904,500 904,500 904,500 7,236,000
2,400,000 2,272,630 2,069,557 1,835,310 1,565,105 1,253,420 893,889 479,166 12,769,076
Reduction in AR 1,195,500 1,322,870 1,525,943 1,760,190 2,030,395 2,342,080 2,701,611 3,121,410 16,000,000
AR 16,000,000 14,804,500 13,481,630 11,955,687 10,195,497 8,165,102 5,823,022 3,121,410 -
For period ended 31 December 2012, the construction has been performed up to 80%. Therefore, PT NAVE only recognised 80% construction revenue in 2012. The rest part, 20%, should be recognised in 2013. For the interest revenue, PT NAVE should only recognise interest for eleven months (starting to operate from February 2013 as the construction was planned to be finished at the end of January 2013).
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
. . 26
Total non stat
Spare Part Sales
Spare Part Sales Total targeted testing Non-Statistical Sampling 11 Machinery Sales
. . 10
Targeted Testing 1 Machinery Sales
Sample number
Invoice number Customer name Description
03-Jul-12
310,000 ENG/07/201 2/003
PT. ADIQ
3rd payment for main equipment (3 x GS320 GSN.L Gas Engine Generator Sets): 5% x Rp6.2 million
PT. WIRYA Spark plug
3,653,492
321,780 SP/11/2012/ 06-Nov-12 PT. WIRYA - Sealing Ring Spark Plug 014 (102981) EUR0.67 x 240 - Filter Insert (631265) EUR774.82 x 6 - O-ring (162817) EUR14.33 x 6 - Filter (628476) EUR224.93 x 12
30-Jul-12
EUR
IDR
EUR
EUR
Curr
26
310,000
44
12,400
Invoice amount (in original)
DOCUMENTATION OF TESTING b) i) Related sales invoice
12-Dec-12 Myapo Pte 16xJMS 620 (Myanmar) Ltd
Invoice date
509,150 SP/07/2012/ 049 190,971,865
158,842,264 ENG-12020,21,26,3 0
Transaction G/L account amount per name detailed listing
DOCUMENTATION OF SAMPLE
Invoice amount (in IDR)
12,313
1
11,656
3,653,614
321,781
-122
0
0
-71,727
191,043,592
310,000
-1,664
-1,736
Difference between amount per listing and invoice amount
510,814
12,810 158,844,000
Rate (Based on BI middle rate per invoice date)
103
Lampiran 7
Contoh Format Pengujian Transaksi Penjualan Barang (dalam Rp .000)
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
MHO/ADIQ/001C/I-12/R-O
Sales contract
Sales Quotation SQ-12-0772
20-Jul-12
SO-12-0372
Sales Order
23-Oct-12
03-Jan-12
17-Dec-12
Purchase Order 12001/MYPPL/ CIC/12-12
Y
Y
Y
Y
Price list
Sales contract
Price list
Sales contract
N/A
25-Jan-13
N/A
N/A
M03-Jan-12 HO/ADIQ/0 01-C/I12/R-O
N/A
MNH/MYPP L/028-C/I13/R-0
b) ii) Invoice pricing
Y
Y
Y
N A
Notes
DO No DO/NAVESC/11/12/028 Date 07-Nov-12
Y
Y
N/A
Sales Contract Myapo Pte Ltd (JGS 620)
Ref
Difference passed as immaterial.
N/A
No exception Sales noted contract PT ADIQ
Y Difference DO No. DO/NAVE- passed as SC/07/12/170 Date immaterial 30-Jul-2012
N
b) iii) Revenue Supporting Supporting Invoice Supporting Customer recognized in documentation Supporting documentation pricing documentation order accordance with examined documentation examined Reference Reference agrees to reference agrees to accounting policy (purchase date (contract, price number date supporting number invoice and in correct period order, contract, list, cash documentati (Y/N) (Y/N) etc.) collected etc.) on
b) i) Customer order
104
Lampiran 7
Contoh Format Pengujian Transaksi Penjualan Barang (dalam Rp .000) (lanjutan)
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
Customer
.
(Persero)
39
.
8
7
6
Accrued
Sales
ng Sales
Supporti
Warranty
Service Sales -
Sales
PLSA
31-Dec-12 PT. PIR
Ltd
30-Apr-12 NAVE Pte
SPI-121903
1854
SPI-12-
SPI-120008
1,111.11 = Eur 42,946.26
44,057.37 - Euro
2012 ( 2,009 hours x Euro 21.93 = Euro
Billed for 1-31 Des
ADIQ 2 UNIT GS 620
123
ACR-12-
VEP/04/12
SUPPORTING SALES 007/DN/NA
Generator
Warranty Invoice Additional cost
PLSA/10/2012/006
03-Dec-12 PT. YAMOT Invoice
13-Dec-12 GENE
ACR-12-
listing
2012 (15,794,915 kwh 115 x IDR 398.18)
Billed for 1-31 Des
Service Revenue - Non Statistical Sampling 5 OM 02-Jan-12 PT. PIR Running Hours Per Sales December 2011
Accrued
Description
number per detailed
Date
account name
Service Revenue - Targeted Testing 1 Sales 31-Dec-12 PT. Listrik
number
Sample
reference
Transaction G/L
DOCUMENTATION OF ACCOUNTS
number
Invoice
N/A
Invoice date
36,566,946
550,136 N/A
NAVEPL /04/12
N/A
889,175 007/DN/ 30-Apr-12
576,515 WR/12/2 13-Dec-12 012/003
/2012/00 6
600,099 PLSA/10 29-Oct-12
1/12
476,087 0006/O 02-Jan-12 M/PIR/0
6,289,219 N/A
listing
detailed
Transaction amount per
N/A
MW 6,698 @ EUR 10.9091
ADIQ; total
commission for customer
Debit Note for
field fix DIG 14X
cost generator
additional
Warranty invoice for
gas valve, etc
- Prechamber
spark plug - Spark plug
- Sealing ring
hours @ EUR21.09
Running hours 1,965
N/A
Invoice description
43
73
46
48
40
6,289,219
amount
Invoice Invoice in IDR
12,810
12,169
12,601
12,515
550,136
889,175
576,515
600,099
476,087
1 6,289,219
11,805
Rate
DOCUMENTATION OF TESTING b) i) Related sales invoice
0
0
0
0
0
0
-85,649
amount
and invoice
per listing
between amount
Difference
105
Lampiran 8
Contoh Format Pengujian Transaksi Penjualan Jasa – Revenue from Service (dalam Rp .000)
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
M-
007/LGL/NAVE PL/IX/2010
Cooperation agreement
contract
-
-
-
-
PLSA sales contract
YW/PBO/058C/III-12
-
OM sales
Supporting
b) ii) Performance of service
DOCUMENTATION OF TESTING b) iii) Revenue recognition
engine for period 210 days
Rental of
-
Y
Y
Y
Y
Project
PIR
OM - PT
N/A
YAMOT (3 x GS 620)
PLSA - PT
period 8 years
OM service for Report
Agreemen
Sales
PIR
exception Contract noted OM - PT
No
noted
No Sales exception Engine
exception noted
No
noted
No Sales exception Contract
noted
No Sales exception Contract
exception Listrik noted Extension
No
Pte Ltd 31-Dec-12
N/A
Y
Y
Y
Y
period 3 years -
N/A
10-Dec-12
Y
Y
Y
Ref
t PT NAVE - NAVE
Running Hour
N/A
N/A
SC/12/12/005
03-Dec-12
03-Jan-12
02-Jan-13
Notes
sales of gas engine for
marketing and
N/A
correspondence
Email
DO/NESC/12/12/004 DO/NE-
DO/NESC/12/12/003
-
RM/2013
024/BA/151/SK
26,000 operating hours
Delivery order
Running Hour Report
Progress report
period 2,000 -
PLSA for gas engine for
02-Jan-10 Commission over conduct
08-May-07
-
01-Jun-09
period
8/05/2007 (ad. O&M contract 12 june 2009) for 8-year
27-Mar-12
appropriate based on Supporting Details of documentation Supporting Supporting Supporting Supporting service provided, documentation service examined (time documentation documentation documentation documentation contract terms, reference provided (type, sheets, cash reference supports service date date accounting policy number period covered, collected, number provided and recorded in etc.) customer (Y/N) correct period (Y/N) acceptance, etc.)
O&M sales contract
contract
Rental sales
engagement letter, etc.)
agreement,
examined (contract,
documentation
Supporting
b) i) Customer agreement
106
Lampiran 8
Contoh Format Pengujian Transaksi Penjualan Jasa – Revenue from Service (dalam Rp .000) (lanjutan)
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
G/L account name
Date
Customer
Description
SPI-110237
PPPI-110732
132,297
132,297 011/NR/ 01-Feb-12 SAPRE/I I/2012
79,177,442
286,532 0161/EP 10-Feb-12 /ARNI/0 2/12
1,041,269 238/EP/ 23-Mar-11 REKAL/ 03/11
Transaction Transaction reference amount per Invoice number per Invoice date detailed number detailed listing listing
Progress Payment SPI-1230% of EPC Electrical 0224 Works 1MW - Material
Sales Return (PLSA) - Targeted Testing 1 Sales 18-Apr-12 PT. SAPRE RETURN Return MAINTENANCE (PLSA) EXCHANGE BEARING G120 REFER: 1131/PS/SPK/12/11
. EPC Sales - Non Statistical Sampling . 69 EPC 10-Feb-12 PT. ARNI Sales
EPC Sales - Targeted Testing 1 EPC 01-Feb-12 PT. REKAL Down Payment 30% Sales of EPC Mechanical & Electrical Works
Sample number
DOCUMENTATION OF ACCOUNTS
Exchange Bearing (P/N G120)
Progress Payment 30% of EPC Electrical Works 1MW Material, progress
Down Payment 30% of EPC Mechanical & Electrical Works
Invoice description
11
286,532
88
Invoice amount
12,035
1
132,297
286,532
0
0
1,275,401
0
0
Difference between amount Invoice in per listing IDR and invoice amount
11,794 1,041,269
Rate
DOCUMENTATION OF TESTING b) i) Related sales invoice
107
Lampiran 9
Contoh Format Pengujian Transaksi Penjualan Jasa – EPC Sales dan Sales Return (dalam Rp .000)
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
N/A
040/II/Elect/201 0/O1
ICP sales contract
N/A
40625
ICP sales contract
Details of service provided (type, period covered, etc.)
N/A
40518
N/A
Berita Acara
ICP Equipment contract for acceptance 1x1MW report Genset BBE GS 120 GS NL
0104/NAVESUB/II/2012
-
01-Feb-12
40935
06-Jan-12
Y
Y
Y
Y
Y
Y
b) iii) b) ii) Performance of service Revenue recognition Supporting appropriate based on documentation Supporting Supporting Supporting service provided, examined (time documentation documentation documentation contract terms, sheets, cash reference supports service date accounting policy collected, number provided and recorded in customer (Y/N) correct period acceptance, (Y/N) etc.)
DOCUMENTATION OF TESTING
013/SPKICP Progress report 01/BAPREKAL/III/2011 contract for REKAL/NE/XII/ 4 unit GS 2011 320 GS BL
Supporting documentation Supporting Supporting examined documentation documentation (contract, reference date agreement, number engagement letter, etc.)
b) i) Customer agreement
Ref
No exception noted
N/A
No Sales exception Contract ICP - PT. noted. ARNI
No Sales exception Contract noted ICP - PT. REKAL
Notes
108
Lampiran 9
Contoh Format Pengujian Transaksi Penjualan Jasa – EPC Sales dan Sales Return (dalam Rp .000) (lanjutan)
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
G/L account name
Date
Customer
Description
BOT Sales
03-Dec-12 PT. TUNE
. 24
Rental Sales
01-Nov-12 PT. TUNE
SPI-120012
Billed : ( SPI-12997,400 kwh 1755 33,158 kwh ) x IDR 818.00
SPI-120003
99,557,396
788,750 RENT/1 01-Nov-12 1/2012/0 01
3,415,690 0001/RP 02-Jan-12 /PBO/01/ 12
55,255,871
448,803 BOT/12/ 03-Dec-12 2012/00 5
1,676,573 0010/RP 01-Jan-12 /PGN/01 /12
Transaction Transaction reference amount per Invoice number per Invoice date detailed number detailed listing listing
Billed : SPI-121,437,500 kwh x Eur 1865 0.0250
Rental Sales - Targeted Testing & Non Statistical Sampling . 1 Rental 02-Jan-12 PT. PELIS Minimum Energy Sales Listrik (A & B) : 7,762,931.00 kwh x IDR 440.00
. 31
BOT Sales - Targeted Testing & Non Statistical Sampling 1 BOT 02-Jan-12 PT POGEN Engine no. 1 - 4 : Sales 5,164,634 kwh x Eur 0.0275
Sample number
DOCUMENTATION OF ACCOUNTS
Billed : ( 997,400 kwh 33,158 kwh ) x IDR
Minimum Energy Listrik (A & B) : 7,762,931.00 kwh x IDR 440.00
BOT gas engine type JS 120 S- NL per November 2012 Billed: 1,437,500
Rental Engine no. 1 4 5,164,634 kwh x
Invoice description
788,750
3,415,690
36
142
Invoice amount
448,803
1
788,750
1 3,415,690
12,488
0
0
0
0
0
0
Difference between amount Invoice in per listing IDR and invoice amount
11,805 1,676,573
Rate
DOCUMENTATION OF TESTING b) i) Related sales invoice
109
Lampiran 10
Contoh Format Pengujian Transaksi Penjualan Jasa – BOT Sales dan Rental Sales (dalam Rp .000)
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
DOCUMENTATION OF TESTING
MYW/PBO/144C/VI-II
Rental sales contract
-
-
BOT sales agreement
. Rental sales contract
-
BOT sales agreement
4/21/2011
6/10/2011
5/14/2010
6/3/2010
-
-
Rental contract Joint reading of engine for report period 36 month
N/A
Rental contract Progress report 0023 of engine for BA/151/SKRM/ period 210 2012 calendar days
BOT contract of Joint Reading engine for Report period 59,999 operating hours
BOT contract of Joint Reading engine for Report period 59,999 operating hours
01-Nov-12
02-Jan-12
03-Dec-12
01-Jan-12
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
b) ii) Performance of service b) iii) Supporting Revenue recognition Supporting documentation appropriate based on documentation Supporting Details of Supporting Supporting Supporting examined (time Supporting service provided, examined documentation service documentation documentation documentation sheets, cash documentation contract terms, (contract, reference provided (type, reference supports service date collected, date accounting policy agreement, number period covered, number provided customer and recorded in engagement etc.) (Y/N) acceptance, correct period letter, etc.) etc.) (Y/N)
b) i) Customer agreement
Ref
No Project exception TUNE noted
No Pro j e ct exception PEL IS noted
No Project exception TUNE noted
No Project exception POGEN noted
Notes
110
Lampiran 10
Contoh Format Pengujian Transaksi Penjualan Jasa – BOT Sales dan Rental Sales (dalam Rp .000) (lanjutan)
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
SPI-122041
PT UNGLES
. 8
3-Jan-13
SPI-130032
PT. TOBE
Sales of Goods - Accept-Reject Testing 1 31-Dec-12 SPI-12NAVE Pte 2007 Ltd
31-Dec-12
USD
EUR
EUR
IDR
Rendering Services - Accept-Reject Testing 1 31-Dec-12 SPI-12PT. ADIQ 0379
. 9
Sale invoice amount per detailed listing (Ori Curr)
Sale invoice Sale Sale invoice date invoice number customer Sample per detailed per detailed listing name Number listing (date revenue per (Document recorded in detailed No.) G/L) listing
DOCUMENTATION OF SAMPLE
0.332
270
1.480
2,090,000
amount per detailed listing (Amount in Ori Curr)
Sale invoice
ENG/1 2/2012/ 003
EPC/11 /2012/0
0282/E P/ADIQ /03/12
3,211 SP/01/ 2013/0 23
3,458,662
18,959
2,090,000
Sale invoice amount b) per detailed Invoice listing No. (IDR Curr)
2nd Payment of Containerization, Mechanical and Electrical Works
b) Invoice Description
3-Jan-13
Gasket, Cylinder Head Gasket, Intake Gasket, etc
31-Dec-12 1 unit Generator Set Type JMS 120 GS-N.L
19-Nov-12 3rd Payment for 1 unit of Biogas Analyzer
6-Mar-12
b) Invoice Date
EUR
EUR
EUR
IDR
b) Ori Curr
0.251
270
1.480
2,090,000
b) Amount in Ori Curr
11,888
12,810
12,810
1
b) BI Middle Rate
RELATED SALES INVOICE
2,982
3,458,662
18,959
2,090,000
b) Amount in IDR Curr
229
0
0
0
Difference
111
Lampiran 11
Contoh Format Pengujian Cut-Off Penjualan-Piutang Usaha (dalam Rp .000)
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
Delivery Order
PIB
Progress billing
FOB Destination point
FOB Destination point
Progress Report 01/BAP/ADIQ/NAVE/XI/ 2012
Progress billing
Delivery Order 02156/NAVESC/01/13
020401-00002620121229013725
DO/NAVESC/08-/12/038
documentation examined (shipping document, delivery order, etc)
of sale/title transfer (FOB shipping, receiving, etc.)
03-Jan-13
29-Dec-12
8/10/2012
11/26/2012
b) b) Supporting Supporting documentation documentation date reference (shipment date, number performance date, etc)
b) Supporting
b) Terms
Y
Y
Y
Y
b) Quantity per supporting documentation agrees to sale invoice (Y/N)
DOCUMENTATION OF TESTING
Y
Y
Y
Y
Recognized in appropriate period (Y/N)
b)
0
0
0
0
sales recorded in incorrect period, where applicable
b) Value of
No exception noted
No exception noted
No exception noted
No exception noted
Notes
112
Lampiran 11
Contoh Format Pengujian Cut-Off Penjualan-Piutang Usaha (dalam Rp .000) (lanjutan)
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
G/L account number
G/L account name Doc No.
. 12
20.02.00.0 Advance 6 Deposit (BOOT)
SPI-120387
. Advance Deposit - Non Statistical Sampling 3 20.02.00.0 Advance SPI-121 Deposit 2006 (Engine)
Advance Deposit - Targeted Testing 1 20.02.00.0 Advance SPI-125 Deposit 1919 (EPC)
Sample Number
DOCUMENTATION OF SAMPLE
c) i) Customer name
c) i) Invoice number
c) i) Invoice date
DP of Generator set per unit including Radiator & Silencer; 1 x GS 120 GS.B-L Gas Engine
ENG/12/2 17-Dec-12 012/001
DP 30% of ICP/12/20 18-Dec-12 Mechanical & 12/001 Electrical Installation Works For 4 x GS 120 GS-N.L Gas Engine Genset.
c) i) Description per invoice
266,968 PT FEDIN BOT for 3 units 0285/BO/F 01-Mar-12 engine GS 120 EDIN/03/1 GS-NL, Tega 2 Mall Period 6 -29 Feb 2012 and 2nd fixed monthly installment
737,050 ENFOUN
1,237,033 PT. SUPER
Deferred revenue amount per detailed listing
22 6 -29 Feb 2012
2,520 After the second payment, approx. 2 weeks before loading
98 4 months after the first payment (11 Feb 2013)
c) i) c) i) Service Invoice period amount covered/Deli (Ori Curr) very note, if applicable
DOCUMENTATION OF TESTING
113
Lampiran 12
Contoh Format Pengujian Customer Advance PT NAVE (dalam Rp .000)
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013
Has not been paid yet
Has not been paid yet
BRBank STC 15-Dec-12 0857/03/1 No Rek 2/0132323 90857567 89
N
Y
Dated
N
(Y/N)
Details of Bank payment statement examined
c) i) Verified payment received before period end
12,134.92
292.48
12,687.52
c) i) BI Middle rate per invoice date
266,968.24
737,049.60
1,237,033.20
c) i) Recalculated deferred revenue amount at period end
0
0
-0.5
c) i) Difference between amount per detailed
DOCUMENTATION OF TESTING
N
Y
Y
c) ii) Recognition as deferred revenue at period end appropriate
Represents fixed payment from customer that should had been recognised as revenue. Exception noted
Please see below
Difference passed as immaterial.
Notes
114
Lampiran 12
Contoh Format Pengujian Customer Advance PT NAVE (dalam Rp .000) (lanjutan)
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan..., Mutiara Nuraina, FE UI, 2013