UNIVERSITAS INDONESIA
PROSES AUDIT ATAS UTANG USAHA PADA PT HE
LAPORAN MAGANG
RAMNA SEPTARIZI
0906638843
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK JUNI 2013
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
UNIVERSITAS INDONESIA
PROSES AUDIT ATAS UTANG USAHA PADA PT HE Accounts Payable Audit Process of PT HE
LAPORAN MAGANG
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
RAMNA SEPTARIZI 0906638843
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK JUNI 2013
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya yang, penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini dengan baik dan tepat waktu. Laporan magang ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Strata 1 Reguler jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Selama proses penulisan laporan magang ini, penulis mendapat banyak bimbingan, arahan, dukungan, dan semangat dari beberapa pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Allah SWT, segala puji syukur atas segala kemudahan yang diberikan olehNya sehingga akhirnya laporan magang ini dapat diselesaikan dengan baik dan tanpa hambatan yang berarti.
2.
Kedua orang tua penulis Bambang Iman Santoso dan Ayu Budirahayu, serta adik penulis Ramarsha Septarizki. Terima kasih atas segala dukungan dan perhatian yang tiada henti. Terima kasih untuk selalu menjadi motivasi utama penulis untuk menyelesaikan laporan ini dengan baik. Semoga seluruh hasil kerja keras ini bisa menjadi suatu kebanggaan bagi kalian.
3.
Ibu Dini Marina selaku dosen pembimbing penulis. Terima kasih atas segala waktu, arahan, bantuan dan semangat yang telah diberikan selama penyusunan laporan magang ini.
4.
Bapak Firdaus Achmad Dunia dan Ibu Rini Yulius selaku dosen penguji laporan magang. Terimakasih atas segala saran serta masukan kepada penulis demi perbaikan dari laporan magang ini.
5.
Mohammad Rusli. Terima kasih atas begitu banyak pengertian, dukungan, dan terutama kesabaran yang diberikan untuk selalu bisa menjadi teman berbagi segala keluh kesah penulis selama ini. Semoga bersama-sama kita bisa menggapai mimpi-mimpi dan mewujudkan semua rencana masa depan. Goodluck for both of us!
6.
Teman-teman tersayang, Agitya Zahrina Ramadhani, Anissa Putriasari, Diandra Sediyono, Tiara Adisti Muhadjar, Miranda Adianti, Aloysia Indyra,
v Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Fatya Junissa Azlika, Puti Puspa Juwita, Karina Utari Ardhanty, Angger Guntur Alit, Muhammad Audi Vialdo, Muhammad Fadhil Aziz, Ghazi Mokoginta dan lainnya yang sulit disebutkan satu persatu. Terima kasih atas persahabatan lucunya selama ini. I love you all. Semoga segala kerja keras kita menghasilkan kesuksesan di masa depan dan pertemanan ini berlanjut sampai kita tua nanti. 7.
Keluarga besar The 35th Jazz Goes To Campus, terutama 12 orang luar biasa Pengurus Inti, Siward Mandira, Edlin Prabawa, Galuh Iswardani, Aloysia Indyra, Puti Puspa Juwita, Ripa Endriman, Hendro Wijaya, Harizah Persiana Mangkunegara, Randa Silvanio Bangun, dan Rivky Rasjid. Terima kasih atas candaan, argumen, motivasi, pembelajaran, serta persahabatan yang kalian berikan. Terima kasih telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk menjadi bagian dari keluarga ini. Freedom of Jazzpression, Long Live Jazz Goes to Campus!
8.
KAP Tanudireja, Wibisana, dan Rekan atas kesempatan yang diberikan untuk memperoleh begitu banyak ilmu serta pengalaman selama 3 bulan periode magang. Terima kasih yang tak terkira untuk Tim Peta Dunia, Dedy Lesmana, Julius Sanjaya, Williem Salim, Bernardo Poniman, Rivan Octavianus, Riska Yuniarti, Benny Januar, Kristanto Harris, dan Yulia Pranawaningsih atas semua dukungan, bantuan, dan pembelajaran yang diberikan kepada Penulis. Serta Yosaphat Dwipoyono untuk kekompakan VE-nya, sukses selalu!
9.
Teman-teman sesama intern PwC batch January-April, khususnya Sholahuddin Alrahmani, Ninda Andarianti, Gerald de Britto, Mega Ayustarry, Mutiara Nuraina, Febrian Ilham, dan Fachri Yaqub. Terima kasih atas perhatian dan sokongan yang saling diberikan selama menempuh beratnya peak season. Semoga pengalaman kita ini menjadi pelajaran berharga untuk menemukan karir yang tepat bagi kita di masa depan.
10.
Sahabat-sahabat saya, Nindya Nisita Kardono, Amaluna Handayani, Ceisy Alifiani, Tania Paramita Utomo, Juanisa Andiani, Kriza Petra Vanondya, Harsyah Nurman Djumiril, Abdul Said Ahtar, Kevin Aditya. You guys are always my favorite people.
vi Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
11.
Teman-teman FEUI 2009. Semoga selalu sukses dengan segala rencana dan cita-cita kalian.
12.
Dosen-dosen pengajar FEUI. Terima kasih atsa segala ilmu yang telah diberikan selama 4 tahun masa perkuliahan di FEUI.
13.
Seluruh staf Perpustakaan, Biro Pendidikan, Kemahasiswaan, Adfasum, dan Departemen Akuntansi. Terima kasih untuk semua bantuan dan pelayanan yang diberikan kepada penulis.
14.
Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan yang harus disempurnakan dari laporan magang ini. Oleh karena itu, penulis memohon maaf yang sebesarbesarnya dan membuka diri untuk segala kritikan dan masukan yang dapat meningkatkan kualitas dari laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Jakarta, 10 Juni 2013
Ramna Septarizi
vii Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
ABSTRAK
Nama
: Ramna Septarizi
Program Studi
: Akuntansi
Judul
: Proses Audit Atas Utang Usaha pada PT HE
Laporan magang ini menjelaskan dan menganalisis proses audit atas saldo utang usaha pada PT HE, perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batubara, yang dilakukan oleh KAP TW. Proses audit ini dilakukan guna mendapatkan keyakinan untuk pemberian opini atas penyajian laporan keuangan perusahaan. Auditor telah mendesain strategi, membuat rencana audit, serta mengidentifikasi risiko atas utang usaha. Berdasarkan pemahaman dari pengendalian internal dan siklus perolehan dan pembayaran, auditor melakukan pengujian pengendalian dan pengujian terinci atas saldo utang usaha. Secara keseluruhan kesimpulan dari laporan magang ini menyatakan bahwa akun utang usaha PT HE telah disajikan secara wajar dan sesuai dengan standar yang berlaku.
Kata kunci: Proses audit, Utang usaha, Pengujian pengendalian, Pengujian terinci atas saldo, Pertambangan
ix Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name
: Ramna Septarizi
Study Program : Accounting Title
: Accounts Payable Audit Process of PT HE
This internship report describes and analyzes the audit process over accounts payable balance of PT HE, a coal mining company, conducted by KAP TW. The audit process was conducted in order to get a conviction for giving opinions on the company financial statements. Auditor has designed audit strategies, made up audit plan, and identified risks regarding accounts payable. Based on the understanding from internal control and acquisition and payment cycle over accounts payable, auditor performed test of control and test of detail over accounts payable balance. In conclusion of this internship report, accounts payable of PT HE has been presented properly and in accordance with the applicable standards.
Key words: Audit Process, Accounts Payable, Test of control, Test of detail of balance, Mining
x Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS............................................. TANDA PERSETUJUAN LAPORAN AKHIR MAGANG........................... HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... KATA PENGANTAR...................................................................................... HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS........................................... ABSTRAK ...................................................................................................... ABSTRACT..................................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................... DAFTAR TABEL............................................................................................ DAFTAR GAMBAR………………………………………………………... DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................
viii ix x xi xiii xiv xv
1. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1.1 Latar Belakang Program Magang............................................................... 1.2 Tujuan Program Magang …………………………...……….................... 1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang ................................................. 1.4 Pelaksanaan Aktivitas Magang ................................................................. 1.5 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang.............................................. 1.6 Sistematika Penulisan.................................................................................
1 1 2 3 4 7 8
2. LANDASAN TEORI ................................................................................. 2.1 Kewajiban (Liabilities)…………............................................................... 2.1.1 Penyajian Kewajiban………................................................................... 2.2 Akun Utang Usaha (Accounts Payable / Trade Payable).......................... 2.2.1 Definisi Utang Usaha……….................................................................. 2.2.2 Akuntansi Akun Utang Usaha………..................................................... 2.3 Siklus Perolehan dan Pembayaran ……………………………………..... 2.4 Gambaran Umum Audit............................................................................. 2.4.1 Pengertian Auditing ................................................................................ 2.4.2 Jenis-Jenis Audit……………………….……………………………… 2.4.3 Asersi Manajemen dan Tujuan Audit atas Laporan Keuangan….......... 2.4.4 Standar Audit……………………………..…………………................ 2.5 Bukti Audit…………………………..…………………………….……. 2.6 Proses Audit Secara Umum ……………………..……..………….…..... 2.7 Proses Audit Atas Akun Utang Usaha…….…..........................................
10 10 11 12 12 12 13 15 15 15 16 19 20 22 26
3. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN AUDIT ATAS AKUN UTANG USAHA PADA PT HE…………………………………….….. 3.1 Metode Penelitian ….…………………………………………………… 3.2 Profil KAP TW.……………………………………………..…………... 3.2.1 Jasa yang Ditawarkan KAP TWR …………………..………………... 3.3 Profil Industri Pertambangan di Indonesia ……………………………... 3.4 Profil Klien: PT HE…………...…………..……………………………..
31 31 31 33 35 38
xi Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
i ii iii iv v
Universitas Indonesia
3.4.1 Kebijakan Akuntansi PT HE…….…………………..……………….... 3.5 Proses Audit pada PT HE……..…………..……………………………... 3.5.1 Tahap Perencanaan Audit PT HE…….…………………..………….... 3.6 Jenis Utang Usaha PT HE……..………..……………………………..... 3.7 Prosedur Audit Akun Utang Usaha PT HE……..…………..………….... 3.7.1 Pengendalian Internal PT HE………....…………………..………….... 3.7.2 Siklus Perolehan dan Pembayaran PT HE…….………………….…... 3.7.3 Prosedur Pengujian Pengendalian (Test of Control)……..…………..... 3.7.4 Prosedur Pengujian Substantif (Substantive Test) ………..………….... 3.7.5 Rincian Pengujian Substantif …………………...………..…………....
41 42 44 52 53 53 56 61 65 66
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ……………………….……..…….... 4.1 Temuan Audit PT HE…….………………………………………...……. 4.2 Analisis Kebijakan Akuntansi PT HE…………………………….…….. 4.2.1 Analisis Kebijakan Utang Usaha PT HE …..………………………...... 4.2.2 Analisis Kebijakan Pengendalian Internal PT HE ……………..……... 4.3 Analisis Prosedur Audit Akun Utang Usaha PT HE………….……….…
77 77 80 80 80 81
5. PENUTUP ……………………………………………………………….. 84 5.1 Kesimpulan ………………………………………………………..……. 84 5.2 Saran ………………………………………………………….…..…….. 85 LAMPIRAN…………………………………………………………..……. 88 DAFTAR REFERENSI ………………………………………………...…. 100
xii Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Prosedur Analitis Akun Utang Usaha …………………….…
Tabel 3.1
Daftar Modal PT HE………………………………………… 40
Tabel 3.2
Materialitas PT HE……………………….……………....….. 49
Tabel 3.3
Test of Control Siklus Purchase to Payable PT HE…………. 64
Tabel 3.4
Lead Schedule Akun Utang Usaha PT HE ………………….. 67
Tabel 3.5
AP Translation PT HE (Third Party) ……………………….. 69
Tabel 3.6
AP Translation PT HE (Related Party)……………………… 69
Tabel 3.7
Agree Detail Payable Listing PT HE (Third Party)……….… 70
Tabel 3.8
Agree Detail Payable Listing PT HE (Related Party)……...... 70
Tabel 3.9
Penjelasan Template Pengujian Subsequent Invoice Received.. 73
Tabel 3.10
Penjelasan Template Pengujian Subsequent Invoice Payment.. 76
Tabel 4.1
Reklasifikasi Utang Usaha Pihak Ketiga PT HE……………... 77
xiii Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
29
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Tahap Perencanaan Audit ………………………………….… 24 Gambar 2.2 Prosedur Audit Akun Utang Usaha……………....…………... 26 Gambar 3.1 Struktur Perusahaan KAP TW …………...………………….. 32 Gambar 3.2 Tahapan Aktivitas Industri Pertambangan……….………….. 36 Gambar 3.3 Struktur Kepemilikan Modal PT HE…..…………………….. 39 Gambar 3.4 Metodologi Global Prosedur Audit KAP TW……………….. 43
xiv Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Rincian Struktur Organisasi PT HE
Lampiran 2
Siklus Perolehan dan Pembayaran PT HE
Lampiran 3
Daftar Utang Usaha Pihak Ketiga PT HE pada 31 Desember 2012
Lampiran 4
Daftar Utang Usaha Pihak Berelasi PT HE pada 31 Desember 2012
Lampiran 5
Working Paper Subsequent Invoice Received PT HE
Lampiran 6
Working Paper Subsequent Invoice Payment PT HE
Lampiran 7
Intercompany Matrix PT HE
xv Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Program Magang Dalam menghadapi pertumbuhan dan perkembangan dunia pada saat ini, terdapat suatu isu utama yang harus dihadapi oleh masyarakat Indonesia yaitu isu mengenai era globalisasi. Era globalisasi telah menuntut setiap individu untuk mempersiapkan diri masing-masing serta mematangkan potensi yang dimiliki guna dapat bersaing untuk berkembang dan mengambil peluang yang tersedia di pasar. Persaingan pada industri usaha pada saat ini juga menjadi semakin kompetitif, dimana kemampuan perusahaan dalam berkompetisi sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang terlibat didalamnya. Adanya peningkatan standar pendidikan di Indonesia juga membuat unit usaha meningkatkan standar kriteria terhadap para calon pekerjanya. Hal inilah yang kemudian menyebabkan perusahaan menjadi sangat selektif dalam memilih kandidat terbaiknya. Persaingan kompetitif tersebut nyatanya tidak hanya dilakukan oleh unit usaha atau perusahaan, namun juga dilakukan oleh para pekerja itu sendiri. Adanya keterbatasan lapangan pekerjaan
yang tersedia
serta ketidakseimbangan
jumlahnya dengan jumlah tenaga kerja yang ada memberikan hasil bahwasanya hanya tenaga kerja yang benar-benar berpotensi dan memiliki baik kemampuan teknis serta kemampuan intrapersonal yang kemudian akan unggul mendapatkan pekerjaan yang jumlahnya terbatas itu. Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia sebagai salah satu lembaga akademis di universitas terbaik di Indonesia menyadari betul tuntutan untuk selalu meningkatkan kualitas pembelajaran bagi mahasiswanya serta berkomitmen untuk menjawab tantangan tersebut dengan berupaya menghasilkan lulusan yang berkualitas, memiliki kompetensi tinggi, berjiwa profesional, dan terampil sesuai bidangnya masing-masing. Peningkatan kualitas tersebut tidak hanya diwujudkan dalam bentuk penyempurnaan kurikulum dan
1 Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
2
metode pembelajaran selama perkuliahan, namun juga diwujudkan dalam bentuk penyediaan kesempatan bagi mahasiswa untuk terlibat langsung dalam dunia kerja nyata sesuai dengan bidang masing-masing. Terlibat langsung ke dalam dunia kerja sesuai dengan bidang yang ingin dipelajari, dapat dilakukan dengan melaksanakan kegiatan magang di lembaga yang relevan. Kegiatan magang sendiri merupakan salah satu program yang dirancang oleh Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dalam rangka memperoleh kelulusan bagi mahasiswa Program Pendidikan Strata 1. Program magang memiliki bobot enam sks dan diperuntukan bagi mahasiswa yang telah menempuh pembelajaran dengan jumlah sks yang telah diambil sebanyak 120 sks dan Indeks Presentasi Kumulatif (IPK) minimal 2,75. Adanya program magang ini diharapkan mampu menjembatani antara dunia kuliah dan praktik kerja nyata bagi mahasiswa. Dengan mengikuti program ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami serta mengaplikasikan teori-teori yang telah didapat selama proses perkuliahan dan mampu menggunakannya sebagai landasan pemecahan masalah (problem solving) nyata yang dihadapi selama proses magang tersebut. Selain itu, program ini juga diharapkan mampu membantu mahasiswa untuk dapat mengembangkan kemampuannya, baik teknis maupun non-teknis sebagai bekal pematangan kompetensi diri dalam menghadapi dunia kerja nyata nantinya. Pemilihan program magang sebagai tugas akhir Penulis dilatarbelakangi oleh halhal yang telah dijabarkan sebelumnya serta adanya kesadaran atas aktualisasi diri yang perlu dilakukan sebagai persiapan dalam menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya selepas masa studi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 1.2 Tujuan Program Magang dan Penulisan Laporan Magang Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia mengadakan program magang dengan tujuan untuk menciptakan lulusan terbaik yang siap bersaing di dunia kerja. Program ini juga bertujuan untuk menjembatani antara sistem pendidikan di perguruan tinggi dengan lingkungan kerja nyata agar ilmu yang dipelajari selama
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
3
masa perkuliahan dapat diimplementasikan dengan baik ke dalam dunia kerja (link and match). Program magang ini juga dapat dijadikan sebagai wadah dalam pengembangan potensi mahasiswa. Hal ini didasari keyakinan bahwa kemampuan intrapersonal atau softskill merupakan salah satu kemampuan yang sangat dibutuhkan selain dari kemampuan akademis dalam memenuhi tuntuan persaingan dalam dunia kerja. Melalui program magang, mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan untuk berpikir kritis, dapat berkomunikasi dengan baik antar rekan kerja, bekerja di dalam tim secara profesional, menjadi individu yang proaktif, serta belajar untuk mengidentifikasi suatu permasalahan dan konflik hingga cara untuk menyelesaikannya. Selain melaksanakan program magang, mahasiswa juga diharuskan untuk membuat suatu laporan magang berkenaan dengan seluruh aktivitas yang dijalani selama pelaksanaan program magang. Laporan magang disusun dengan dasar teori-teori yang telah dipelajari selama masa perkuliahan ditambah dengan referensi lainnya yang relevan terhadap bahasan dalam laporan magang tersebut. Tujuan penulisan laporan magang diantaranya adalah sebagai salah satu prasyarat kelulusan mahasiswa Program Pendidikan Strata 1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, sebagai wadah bagi mahasiswa untuk menuangkan ide, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam bentuk karya tulis, sebagai salah satu bentuk kontribusi bagi almamater Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan institusi tempat pelaksanaan program magang, juga sebagai referensi dan bahan acuan bagi mahasiswa FEUI lainnya dalam pembuatan karya tulis dengan tema yang sama dengan laporan magang ini. 1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang Aktivitas dalam program magang ini dilakukan selama kurang lebih tiga bulan lamanya, terhitung mulai tanggal 21 Januari 2013 hingga 19 April 2013 di Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana & Rekan (selanjutnya akan disebut dengan KAP TW). KAP TW merupakan afiliasi dari salah satu KAP Big Four di Indonesia yaitu PricewaterhouseCoopers International Limited yang beroperasi di
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
4
Jakarta. Peserta magang diberikan kesempatan menjadi Junior Auditor (Assistant Associate) pada divisi Assurance yang yang kemudian dialokasikan pada lini jasa spesifik untuk menangani klien pada industri Energy, Utilities & Mining (LoS EU&M). 1.4 Pelaksanaan Aktifitas Magang Selama menjalani aktivitas magang, banyak pembelajaran serta ilmu yang didapatkan Penulis sebagai seorang Junior Auditor. Pada KAP TW, Junior Auditor biasa dikenal dengan sebutan Vocational Employee (VE). Penulis terlibat dalam suatu engagement roles dan memiliki tugas utama untuk membantu pekerjaan Senior In-Charge ataupun Senior Auditor dalam melakukan proses audit. Pekerjaan yang seringkali diberikan kepada VE adalah pekerjaan yang cukup mudah mulai dari memeriksa laporan keuangan yang telah dibuat oleh senior (biasa disebut dengan Call Over), memasukkan data setiap akun, melakukan vouching dokumen-dokumen, hingga pekerjaan yang cukup kompleks yaitu bertanggung jawab untuk melakukan proses audit terhadap suatu akun tertentu. Namun, akun yang diberikan biasanya merupakan akun yang memiliki risiko audit yang rendah. Hal ini ditujukan agar tidak terjadi hal-hal yang dapat mempengaruhi engagement risk perusahaan klien. Dalam setiap pekerjaan yang diberikan, nantinya akan dilakukan review oleh Senior Auditor ataupun Manajer yang bersangkutan. Dalam review tersebut akan dijelaskan alasan mengenai tugas yang diberikan. Penjelasan tersebut nantinya dapat membantu untuk memahami keterkaitan antara prosedur tugas yang diberikan dengan proses audit keseluruhan yang dijalani. Dalam kesempatan magang ini Penulis diberikan kepercayaan oleh Senior Auditor untuk mengerjakan audit atas akun utang usaha secara mandiri mulai dari tahap perencanaan sampai dengan
penyelesaian,
yang
kemudian
menginspirasikan
Penulis
untuk
mengangkat tema ini menjadi sebuah laporan magang. Selama menjalankan proses magang di KAP TW, proses audit dilakukan di dua klien, yaitu:
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
5
1.
PT TTA
PT TTA merupakan sebuah perusahaan pertambangan yang bergerak dalam bidang produksi batubara. PT TTA juga merupakan anak perusahaan dari PT UT dan berkantor di daerah Cakung, Jakarta Timur. Selain kantor operasional dan pemasaran, PT TTA juga memiliki situs tambang batubara yang berlokasi di Kalimantan Tengah sehingga keseluruhan proses audit dilakukan di dua tempat. Proses audit pada PT TTA dilakukan selama satu minggu di awal periode magang namun tidak termasuk pembuatan laporan audit (reporting). Pada saat proses audit dilakukan di PT TTA, keseluruhan area audit telah ditangani langsung oleh para Associate dan Senior Associate. Hal ini dikarenakan proses pengalokasian area audit dilakukan jauh sebelum proses magang dimulai. Peserta magang lebih banyak dilibatkan dalam hal membantu pekerjaan Senior Auditor seperti melakukan document listing, yaitu mendaftar dokumen-dokumen yang diperlukan dan diterima dari klien seperti konfirmasi bank, faktur, serta voucher. Kemudian, Penulis juga melakukan vouching, yaitu pendokumentasian data-data perusahaan dengan format kertas kerja tertentu yang disiapkan oleh KAP. Hasil vouching tersebut kemudian akan dianalisa dan diolah lebih lanjut oleh anggota tim yang bertanggung jawab atas akun tersebut. Vouching yang dilakukan diantaranya terhadap akun Cost of Goods Sold (COGS), serta akun Deffered Charges yang dimiliki perusahaan dengan mencocokkan beberapa dokumen terkait seperti Purchase Order (PO), Delivery Order (DO), dan juga faktur (invoice) atas penggunaan jasa maupun pembelian dari pihak ketiga (vendor). Selain itu, Penulis juga melakukan rekapitulasi pajak penghasilan (21, 23, 25, 26, dan Final), summary Minutes of Meeting (MOM), serta resume kontrak yang dimiliki perusahaan. Proses audit pada klien ini juga melibatkan peserta magang untuk melakukan diskusi langsung dengan klien mengenai pengumpulan dokumen seperti meminta dokumen SPT pajak, payment voucher, faktur, dan kelengkapan dokumen terkait serta secara langsung melakukan tanya jawab dengan klien jika terdapat
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
6
ketidaklengkapan dokumen pendukung ataupun ketidakcocokan antara satu dokumen dengan dokumen lainnya. 2.
PT AR
PT AR merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan dengan kegiatan usaha yaitu produksi batubara dan sewa-menyewa alat-alat berat. PT AR memiliki kantor operasional dan pemasaran yang berlokasi di Jakarta Selatan, serta situs pertambangan di daerah Batam. PT AR memiliki 23 anak perusahaan yang seluruhnya berada di Indonesia. Salah satu anak perusahaan dari PT AR adalah PT HE yang juga bergerak dalam kegiatan eksplorasi dan produksi batubara. Penulis memperoleh kesempatan untuk melakukan field work di PT AR serta diberikan wewenang oleh Senior Auditor untuk menangani audit atas akun utang usaha pada PT HE selagi membantu pekerjaan Senior Auditor dan Associate lainnya. Proses audit pada PT AR beserta anak perusahaannya dilakukan selama dua bulan termasuk di dalamnya proses pembuatan laporan audit. Jangka waktu dua bulan tersebut dimulai dari penentuan alokasi pekerjaan terhadap semua anggota tim untuk menentukan masing-masing anggota tim yang bertanggung jawab dalam proses audit terhadap akun-akun yang dimiliki perusahaan klien dan tidak termasuk kegiatan perhitungan persediaan (Stocktake) yang memang telah dilakukan jauh sebelum periode magang berlangsung. Pada audit tim PT AR, VE dilibatkan dalam engagement roles dengan jumlah anggota tim sebanyak 11 orang, yaitu Engagement leader, Manager In-Charge, Senior In-Charge, 4 Senior Associate, dan 4 Associate. Dalam proses audit di klien ini, beberapa prosedur audit yang dilakukan oleh peserta magang diantaranya adalah melakukan prosedur substantif atas utang usaha yang terkait dengan pengerjaan working paper. Penulis melakukan proses vouching Search for Unrecorded Liabilities (SURL) Accounts Payable serta mendokumentasikan hasil vouching tersebut, membuat lead schedule untuk akun utang usaha, serta melakukan tes rekonsiliasi dan tes translasi atas akun utang usaha. Selain itu, Penulis juga melakukan rekapitulasi pajak penghasilan (21, 23, 25, 26, dan Final),
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
7
vouching atas akun Operating Expense dan Mine Development, tes rekonsiliasi bank untuk area Cash and Bank, accept-reject testing untuk hasil stocktake, manual journal entry testing yang merupakan unpredictability testing bagi transaksi yang nilainya di bawah materialitas, membuat overall conclusion analytics yang bertujuan untuk membandingkan angka di balance sheet dan statement of income/loss perusahaan antara tahun sebelumnya dengan tahun audit serta memberikan analisis atas pergerakan signifikan angka-angka yang besarnya di atas materialitas. VE juga melakukan pekerjaan dokumentasi hasil audit lainnya ke dalam sistem internal KAP TW yang disebut dengan Aura. Dalam tahap reporting, VE biasanya dilibatkan dalam hal-hal seperti melakukan call over yang memastikan angka maupun huruf yang dijadikan referensi sama meskipun terdapat pada halaman yang berbeda-beda. Footing yaitu mencocokkan hasil perhitungan dalam laporan keuangan dari atas ke bawah dengan melakukan penghitungan ulang. Cross footing yang sama halnya dengan footing, namun perhitungan dilakukan dengan cara menghitung ulang dari kiri ke kanan terhadap setiap hasil perhitungan dalam laporan keuangan. Cross reference, yaitu memastikan penyajian setiap akun telah dilakukan sesuai dengan statement of accounting policies yang terdapat di halaman belakang laporan keuangan. Revised contract agreement yaitu mengoreksi beberapa perjanjian ataupun kontrak yang memiliki dampak signifikan di masa depan. Wording, yaitu memeriksa kata per kata yang digunakan dalam laporan keuangan dan memeriksa konsistensi penulisan dengan laporan keuangan tahun lalu serta check format untuk memeriksa format laporan keuangan apakah telah disajikan dengan rapi dan konsisten dari awal hingga akhir. 1.5 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang Laporan magang ini dibuat berdasarkan aktivitas yang dilakukan selama bekerja di KAP TW dan juga tanya jawab dengan para senior. Berdasarkan hal tersebut laporan magang ini mengangkat tema mengenai prosedur audit akun utang usaha pada PT HE. Pemilihan PT HE sebagai sampel dari penulisan laporan magang dilatarbelakangi karena cukup lamanya jangka waktu keterlibatan dan penugasan dalam proses audit pada klien ini dan juga diberikannya kesempatan untuk
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
8
melakukan proses audit secara mandiri untuk akun utang usaha. Hal lain yang tidak kalah penting adalah komposisi dari tim penugasan audit. Senior Auditor dan Associate dalam penugasan audit ini sangat kooperatif dan membantu untuk selalu memberikan penjelasan merinci mengenai kegiatan dan prosedur audit KAP TW terutama terkait dengan akun utang usaha. Pemilihan tema audit atas utang usaha sendiri didasari oleh cukup besarnya keterlibatan Penulis dalam proses audit atas akun utang usaha di PT HE serta adanya risiko audit yang cukup signifikan dari
akun
hutang
usaha
dimana
manajemen
perusahaan
mempunyai
kecenderungan untuk tidak mengakui hutang usaha yang dimilikinya sehingga menimbulkan overstatement terhadap aset dan understatement terhadap kewajiban perusahaan yang disajikan dalam laporan keuangan. Mengingat hal tersebut, Penulis memutuskan untuk mengambil tema penulisan laporan magang audit atas akun utang usaha pada PT HE dengan tujuan untuk mengetahui apakah PT HE sudah menyajikan dan mengungkapkan akun utang usahanya secara wajar dan sesuai dengan PSAK, sekaligus untuk mengetahui kesesuaian proses audit dengan SPAP. Ruang lingkup dari penulisan laporan magang ini adalah untuk membahas prosedur audit atas akun utang usaha pada PT HE serta melakukan analisa mengenai prosedur audit yang dilakukan oleh KAP TW atas akun utang usaha. 1.6 Sistematika Penulisan Laporan magang ini terbagi menjadi lima bagian (bab) yang juga dilengkapi dengan lampiran sebagai tambahan informasi yang memudahkan pembaca memahami isi dari laporan magang. Berikut ini adalah sistematika penulisan laporan magang: a.
Bab 1 – Pendahuluan
Bab ini membahas aspek dasar dari kegiatan magang yang dilakukan. Bagian ini meliputi latar belakang pelaksanaan program magang, tujuan pelaksanaan program magang, waktu dan tempat pelaksanaan magang, pelaksanaan aktivitas magang, ruang lingkup penulisan laporan magang, serta sistematika penulisan
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
9
laporan magang. Bab pendahuluan ini memberikan gambaran singkat mengenai isi dan tujuan penulisan laporan magang dan menjadi pengantar bagi para pembaca untuk masuk ke bab-bab selanjutnya. b.
Bab 2 – Landasan Teori
Bab ini mejelaskan teori-teori yang menjadi dasar acuan analisis dalam penulisan laporan magang ini. Teori yang akan dijelaskan antara lain mengenai teori akuntansi dalam akun utang usaha, teori audit atas akun utang usaha, siklus perolehan dan pembayaran, standar profesional audit, serta teori lainnya yang relevan dengan pembahasan pada Bab 4. Landasan teori ini didasarkan atas referensi dari buku teks kuliah, buku umum, dan sumber-sumber lain yang mendukung. c.
Bab 3 – Gambaran Umum Perusahaan dan Audit Atas Akun Utang Usaha pada PT HE
Bab ini menggambarkan dengan singkat mengenai profil KAP TW, profil industri pertambangan di Indonesia, dan profil dari klien yaitu PT HE beserta kebijakan akuntansinya yang merupakan sumber utama penulisan laporan magang ini. Pada bab ini juga akan dibahas secara mendalam mengenai prosedur audit pada akun utang usaha yang dilakukan oleh tim audit KAP TW. d.
Bab 4 – Pembahasan dan Analisis
Bab ini berisi tentang analisis mengenai prosedur apa saja yang dilakukan oleh KAP TW dalam melakukan audit terhadap akun utang usaha pada PT HE, analisis atas temuan audit, dan membandingkannya dengan teori yang ada. e.
Bab 5 – Kesimpulan dan Saran
Bab ini merupakan bagian penutup dari laporan magang yang memaparkan kesimpulan atas proses audit yang dilakukan dan juga memberikan saran serta rekomendasi atas proses audit yang telah dilakukan guna meningkatkan keyakinan auditor akan hasil audit yang mempengaruhi opini atas laporan keuangan yang disajikan.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
BAB 2 LANDASAN TEORI
Pada bab kedua laporan magang ini, landasan teori yang akan dibahas adalah mengenai penjelasan pengertian kewajiban dan utang usaha, siklus perolehan dan pembayaran, pengertian auditing sebagai dasar pengetahuan atas audit, penjelasan jenis-jenis audit, penjelasan tujuan audit berhubungan dengan transaksi dan saldo, penjelasan prosedur audit secara umum dan spesifik untuk akun utang usaha. Pembahasan landasan teori didasari atas laporan magang ini akan membahas mengenai tahap perencanaan audit dan prosedur audit utang usaha pada suatu perusahaan. Pengambilan pengertian dan konsep ini membantu dalam melihat perbandingan antara penjelasan teoritis dengan praktik yang sesungguhnya. 2.1 Kewajiban (Liabilities) Berdasarkan PSAK No. 1 (Revisi 2009), kewajiban (liabilitas) merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. Kewajiban merupakan salah satu elemen pada laporan keuangan. Dalam hal pengakuan kewajiban, PSAK menjelaskan bahwa kewajiban dapat diakui oleh perusahaan ketika terpenuhi dua kondisi, yaitu adanya kemungkinan yang besar bahwa perusahaan mampu membayar kewajiban tersebut dengan sumber daya yang dimilikinya dan jumlah liabilitas yang harus dibayar tersebut dapat diukur secara andal. Pengertian kewajiban berdasarkan statement of financial accounting concept no. 6 adalah: “Liabilities is a probable future sacrifies of economic benefits arising from present obligation of a particular entity to transfer assets or provide services to other entities in future as a result of past transactions or events”.
10
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
11
Sedangkan pengertian kewajiban berdasarkan IASB tertera pada Kieso, Weygandt dan Warfield (2010:666) sebagai: “A present obligation of a company arising from past events, the settlement of which is expected to result in an outflow from the company resources embodying economic benefits “ 2.1.1 Penyajian Kewajiban Kewajiban (liabilitas) akan melibatkan pengorbanan atas aset atau jasa di masa mendatang. Tanggal atau waktu menjadi hal yang krusial saat liabilitas tersebut harus dibayarkan. Hal inilah yang membuat liabilitas dibedakan kedalam liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang. PSAK No. 1 paragraf 67 dan 68 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan, menyatakan bahwa kewajiban disajikan sesuai dengan urutan jatuh temponya. Berdasarkan urutan jatuh temponya, utang dapat dikategorikan menjadi dua kelompok, yaitu: 1. Liabilitas jangka pendek Liabilitas digolongkan ke dalam jangka pendek, seperti utang usaha yang merupakan bagian modal kerja yang digunakan dalam siklus operasi normal, jika: 1. Entitas mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus operasi normalnya, 2. Entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan, 3. Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan, atau 4. Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan. 2. Liabilitas jangka panjang Liabilitas jangka pendek dapat digolongkan ke dalam liabilitas jangka panjang (bukan bagian dari modal kerja yang digunakan dalam siklus operasi normal)
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
12
jika tidak jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah periode ataupun kewajiban yang tidak termasuk kategori poin-poin liabilitas jangka pendek. 2.2 Akun Utang Usaha (Accounts Payable/ Trade Payable) 2.2.1 Definisi Utang Usaha Berdasarkan Kieso, Weygandt dan Warfield (2010) utang usaha didefinisikan sebagai jumlah yang diutangkan oleh perusahaan terhadap barang, perlengkapan, atau jasa yang dibeli. Utang usaha tergolong sebagai kewajiban yang belum dilunasi (unpaid obligation) atas barang atau jasa yang diterima untuk aktivitas usaha yang dijalankan. Utang usaha dapat diidentifikasi melalui tagihan dari vendor bersangkutan yang memberikan jasa atau menyediakan barang. Utang usaha muncul dikarenakan adanya jeda waktu antara penerimaan barang, pengakuan atas aset, atau penerimaan jasa terhadap pembayarannya. Utang usaha memiliki karakteristik sebagai: 1. Cenderung untuk tidak diakui (understatement) 2. Tujuan pengujiannya adalah untuk menemukan utang usaha yang tidak dicatat (unrecorded liabilities) 2.2.2 Akuntansi Akun Utang Usaha Kieso, Weygandt dan Warfield (2010) mengklasifikasikan utang usaha sebagai unsur dari liabilitas lancar. Selain utang usaha, liabilitas lancar juga terdiri atas utang wesel (notes payable), uang jaminan dari pelanggan, accrued payable, utang karena perusahaan ditunjuk sebagai pemungut pajak atau iuran lain, serta utang lain yang diperkirakan akan dilunasi dalam jangka waktu pendek seperti utang bank. Dalam menyajikan liabilitas lancar, setiap jenis liabilitas lancar harus disajikan terpisah jika jumlahnya material. Liabilitas kepada perusahaan afiliasi, pemegang saham, dan karyawan perusahaan harus dipisahkan atas liabilitas kepada pihak ketiga yang independen. Aset yang dijaminkan dalam penarikan liabilitas lancar
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
13
juga harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Aset dan liabilitas juga tidak boleh disajikan secara gabungan dalam jumlah neto. 2.3 Siklus Perolehan dan Pembayaran Berdasarkan Arens et. al (2009) siklus perolehan dan pembayaran (acquisition and payment cycle) merupakan siklus yang menggambarkan alur perolehan barang dan jasa sampai dengan realisasi pembayaran. Siklus akuisisi dan pembayaran melibatkan proses dan keputusan yang diperlukan untuk memperoleh barang atau jasa guna mengoperasikan sebuah bisnis. Siklus ini biasanya dimulai dengan inisiasi permintaan pembelian oleh karyawan yang berwenang atau membutuhkan barang dan jasa hingga diakiri dengan pembayaran atas manfaat yang diterima dari pihak ketiga. Tujuan keseluruhan dari audit siklus perolehan dan pembayaran adalah untuk mengevaluasi apakan akun-akun yang terpengaruh dalam perolehan barang dan jasa serta pengeluaran kas terkait perolehan tersebut sudah diungkapkan sesuai dengan pedoman dan standar yang berlaku. Terdapat tiga pembagian jenis transaksi yang termasuk ke dalam siklus ini: 1. Perolehan dari barang dan jasa, 2. Pengeluaran kas, 3. Pengembalian pembelian dan diskon pembelian. Menurut Arens et. al (2009) terdapat empat fungsi bisnis dalam siklus perolehan dan pembayaran barang dagang. Berikut ini penjelasan keempat fungsi bisnis beserta dokumen dan pencatatan yang terkait: 1. Proses pesanan pembelian (purchase order) Bagian ini merupakan tahap awal dalam siklus perolehan dan pembayaran, dimulai ketika pengguna (user) melakukan permintan pembelian atas barang atau jasa yang di dalamnya diperlukan persetujuan dari pihak yang berwenang. Dokumen yang terkait pada tahap ini adalah permintaan pembelian (purchase requisition) dan pesanan pembelian (purchase order). Permintaan pembelian adalah permintaan terhadap barang dan jasa yang dilakukan oleh pegawai perusahaan yang berwenang. Sedangkan pesanan pembelian adalah dokumen Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
14
dibuat untuk melakukan pemesanan barang dan jasa yang nantinya dikirim ke pemasok (vendor). Pesanan pembelian mengindikasikan persetujuan lanjutan dari permintaan pembelian. 2. Penerimaan barang dan jasa Penerimaan barang dan jasa merupakan hal yang krusial dalam siklus perolehan dan pembayaran karena pada tahap ini perusahaan mulai mengakui perolehan barang dan jasa serta kewajiban yang terkait dalam pencatatan perusahaan. Penerimaan barang akan diterima oleh bagian gudang atau bagian pembelian sedangkan pelaksanaan jasa akan diberikan oleh vendor kepada bagian yang melakukan permintaan jasa. Dalam proses ini pengendalian yang memadai menjadi hal yang krusial guna memeriksa deksripsi, kuantitas, waktu penerimaan, dan kondisi barang atau jasa yang kemudian dibandingkan dengan spesifikasi dari dokumen pendukung. Dokumen yang terkait adalah laporan penerimaan (receiving report) yang menjelaskan informasi yang terkait barang dan jasa yang diperoleh. 3. Pengakuan kewajiban Pengakuan kewajiban dari perolehan barang dan jasa membutuhkan pencatatan yang akurat dan tepat waktu karena hal ini akan berpengaruh kepada laporan keuangan dan pengeluaran kas aktual. Oleh karenanya, perusahaan perlu memperhatikan bahwa semua transaksi akuisisi yang terjadi tercatat dengan angka yang sesuai berdasarkan dokumen yang jelas dan sah. Pada tahap ini, bagian akuntansi akan mencatat dan mengakui utang usaha sesuai jumlah yang tertera dalam purchase order, tagihan vendor, dan receiving document. Dokumen yang tekait dalam tahap ini adalah tagihan vendor (invoice), memo debit, voucher, acquisition transaction file, acquisition journal atau listing, accounts payable master file, accounts payable trial balance, serta vendor’s statement. 4. Pemrosesan dan pencatatan pengeluaran kas Pembayaran terhadap barang dan jasa secara langsung mengurangi saldo dari akun kewajiban, dan secara khusus utang usaha. Dokumen yang biasanya terkait Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
15
dalam tahap ini adalah cek, cash disbursement transaction file, dan cash disbursement journal atau listing. 2.4 Gambaran Umum Audit 2.4.1 Pengertian Auditing Arens et. al (2009:4) mendefinisikan audit sebagai: “Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person ”. 2.4.2 Jenis-Jenis Audit Arens et. al (2009) membagi jenis audit berdasarkan pemeriksaan ke dalam tiga kegiatan, yaitu: 1. Audit Operasional Audit Operasional bertujuan untuk menilai efisiensi dan efektivitas dari prosedur atau metode operasi dalam suatu organisasi. Audit ini dapat mencakup evaluasi atas struktur organisasi, operasional komputer, metode produksi, pemasaran, dan segala bidang lain yang dikuasai oleh auditor. 2. Audit Kepatuhan Adalah audit yang bertujuan untuk menentukan apakah perusahaan telah mengikuti prosedur, aturan, dan ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi. Hasil dari audit ini biasanya dilaporkan kepada manajemen sebagai pihak yang berkepentingan terhadap prosedur dan peraturan yang telah diatur. Sebagai contoh dari audit ini adalah audit atas perpajakan perusahaan.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
16
3. Audit laporan keuangan Adalah audit yang bertujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan yang secara keseluruhan merupakan informasi yang terukur dan dapat diverifikasi serta telah disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu seperti PSAK. Sebagai hasil dari audit ini, auditor akan menilai apakah laporan keuangan perusahaan telah disajikan secara wajar atau tidak berdasarkan pengumpulan bukti dalam menetapkan apakah laporan keuangan mengandung salah saji yang material (Arens et al. 2009). 2.4.3 Asersi Manajemen dan Tujuan Audit atas Laporan Keuangan Dalam Standar Profesional Akuntansi Publik (Ikatan Akuntan Indonesia 2001) dalam Pernyataan Standar Audit (PSA) SA seksi 110 disebutkan bahwa tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Dalam Standar Profesional Akuntansi Publik (Ikatan Akuntan Indonesia, 2001) pada Pernyataan Standar Audit (PSA) SA seksi 326 disebutkan bahwa asersi manajemen sehubungan dengan tujuan audit tersebut, yaitu: 1.
Keberadaan (existence) atau keterjadian (occurrence), bertujuan untuk menetapkan apakah aset, kewajiban, dan ekuitas yang tercantum dalam neraca benar-benar ada serta apakah pendapatan dan beban yang tercantum dalam laporan laba rugi benar-benar terjadi selama periode akuntansi.
2.
Kelengkapan (completeness), bertujuan untuk membuktikan bahwa semua transaksi yang seharusnya tercantum dalam laporan keuangan telah disajikan secara lengkap dan menyeluruh.
3.
Hak dan kewajiban (rights and obligation), bertujuan untuk memastikan bahwa penyajian atas aset memang menjadi hak perusahaan dan utang memang menjadi kewajiban perusahaan.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
17
4.
Penilaian dan alokasi (valuation and allocation), bertujuan untuk menetapkan apakah aset, kewajiban, ekuitas, serta pendapatan atau beban telah disajikan secara tepat dan wajar.
5.
Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure), bertujuan untuk menetapkan apakah komponen-komponen dalam laporan keuangan telah diklasifikasikan serta diungkapkan secara wajar.
Menurut Arens et al. (2009), untuk setiap kelas transaksi terdapat sejumlah tujuan audit yang harus dipenuhi sebelum auditor dapat menyimpulkan bahwa transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat. Tujuan ini diistilahkan sebagai tujuan audit yang terkait dengan transaksi (transaction-related audit objectives). Kemudian terdapat pula sejumlah tujuan audit yang harus dipenuhi bagi setiap saldo akun yang diistilahkan sebagai tujuan audit terkait saldo (balance-related audit objectives). Tujuan umum audit yang terkait transaksi menurut Arens et al. (2009) antara lain: 1.
Keberadaan (existence) yaitu memastikan apakah berbagai transaksi yang tercatat memang benar-benar telah terjadi.
2.
Kelengkapan (completeness) yaitu memastikan apakah yang seluruh transaksi yang harus dicatat dalam jurnal telah dicatat seluruhnya.
3.
Akurasi (accuracy) yaitu memastikan apakah berbagai transaksi yang tercatat telah dinyatakan dalam nilai yang benar.
4.
Klasifikasi (classification) yaitu memastikan apakah berbagai transaksi yang tercatat telah diklasifikasikan dengan tepat.
5.
Waktu (timing) yaitu memastikan apakah berbagai transaksi telah dicatat di tanggal yang benar.
6.
Penempatan dan pengikhtisaran (posting and summarizing) yaitu memastikan apakah berbagai transaksi tercatat telah dicantumkan atau ditempatkan dengan tepat serta telah diikhtisarkan dengan benar. Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
18
Sedangkan tujuan umum audit terkait saldo menurut Arens et al. (2009) antara lain: 1.
Keberadaan (existence) yaitu memastikan apakah nilai yang tercantum memang benar-benar telah terjadi.
2.
Kelengkapan (completeness) yaitu memastikan apakah yang seluruh transaksi yang harus dicatat dalam jurnal telah dicatat seluruhnya.
3.
Akurasi (accuracy) yaitu memastikan apakah berbagai transaksi yang tercatat telah dinyatakan dalam nilai yang benar.
4.
Klasifikasi (classification) yaitu memastikan apakah berbagai transaksi yang tercatat telah diklasifikasikan dengan tepat.
5.
Pisah batas (cut-off) yaitu memastikan apakah suatu transaksi telah tercatat dan dimasukan ke dalam saldo akun (account balance) pada periode yang tepat.
6.
Detail tie-in yaitu memastikan apakah berbagai rincian dalam saldo akun sesuai dengan nilai-nilai pada master file terkait, tercakup dalam nilai total saldo akun dan sesuai dengan nilai total dalam buku besar.
7.
Nilai yang terealisasi (realizable value) yaitu memastikan apakah saldo akun telah dikurangi dengan penurunan harga perolehan sehingga mencapai nilai bersih yang dapat direalisasikan.
8.
Hak dan kewajiban (right and obligation) yaitu memastikan bahwa sebagian besar aset harus dimiliki terlebih dahulu sebelum aset tersebut dapat dicantumkan dalam laporan keuangan.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwasanya audit atas laporan keuangan dilakukan guna memperoleh pemahaman dan keyakinan tentang kewajaran dari penyajian suatu informasi dalam laporan keuangan serta kesesuaian penyajian tersebut dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
19
2.4.4 Standar Audit Standar audit berbeda dengan prosedur audit. Prosedur berkaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan standar berkaitan dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja tindakan tersebut dan berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui penggunaan prosedur tersebut (SA seksi 150 paragraf 1). Proses audit mengharuskan adanya standar sebagai suatu kriteria acuan dalam pemeriksaan. Standar audit yang berlaku di Indonesia adalah SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik) yang berisi panduan audit atas laporan keuangan historis yang dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). PSA kemudian dibagi menjadi tiga kategori yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan, serta standar pelaporan. Berikut adalah standar audit tersebut: 1. Standar Umum 1. Audit harus dilaksanakan oleh orang yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. 2. Semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap serta mental harus dipertahankan oleh auditor. 3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. 2. Standar Pekerjaan Lapangan 1. Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya. Jika menggunakan seorang asisten maka asisten tersebut harus di supervisi terlebih dahulu dengan semestinya. 2. Pemahaman memadai atas pengendalian internal harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. 3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
20
3. Standar Pelaporan 1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia. 2. Laporan
auditor
harus
menunjukkan
atau
menyatakan,
jika
ada
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi dalam periode sebelumnya. 3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. 4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor. 2.5 Bukti Audit Arens et al, (2009) mendefinisikan bukti sebagai informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit dinyatakan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Keputusan yang harus dibuat oleh auditor adalah untuk menentukan ketepatan jenis serta jumlah bukti audit yang harus didapatkan untuk membantu auditor dalam menentukan kewajaran atas laporan keuangan klien. Dalam penentuan bukti audit, ada beberapa hal yang dipertimbangkan oleh auditor, yaitu: 1.
Jenis prosedur audit yang akan dilakukan,
2.
Ukuran sampel yang dipilih untuk prosedur audit tertentu,
3.
Unsur yang akan dipilih dari keseluruhan populasi, dan
4.
Penetapan waktu audit.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
21
Jenis bukti audit yang dijabarkan oleh Arens et al, (2009) adalah: 1.
Pemeriksaan Fisik (physical examination) Pemeriksaan fisik dilakukan auditor terhadap aset berwujud yang merupakan saran langsung untuk menguji tujuan keberadaan dan kelengkapan. Pemeriksaan fisik merupakan salah satu bukti yang memberikan keandalan tinggi.
2.
Konfirmasi Konfirmasi juga merupakan salah satu bukti audit yang memberikan keandalan tinggi dikarenakan jenis bukti ini dikeluarkan oleh pihak ketiga yang independen. Namun biaya yang mahal untuk mendapatkan bukti ini menjadi salah satu kelemahannya. Selain itu, seringkali pihak ketiga yang dimintai konfirmasi merasa tidak nyaman untuk memberikan konfirmasi yang dibutuhkan sehingga bukti konfirmasi tidak selalu dapat digunakan dalam setiap kondisi. Untuk pengauditan utang usaha, bukti jenis konfirmasi seringkali dilakukan terhadap pihak ketiga terutama atas utang usaha dengan nilai nominal yang besar.
3.
Dokumentasi Auditor dapat melakukan pemeriksaan atas catatan serta dokumen yang dimiliki oleh klien untuk membuktikan suatu informasi. Mendapatkan bukti audit berupa dokumen merupakan cara yang paling efisien serta murah. Harus diperhatikan bahwa dokumen yang melibatkan pihak luar (dokumen eksternal)
merupakan
bukti
yang
memberikan
keandalan
lebih
dibandingkan dengan dokumen internal, terutama jika pengendalian internal klien dipandang lemah. Prosedur yang dilakukan auditor terkait bukti audit berupa dokumen disebut dengan vouching. 4.
Prosedur Analitis (analytical procedure) Prosedur analitis dilakukan dengan menggunakan perbandingan dan keterkaitan untuk menilai apakah saldo atas akun atau data lain yang muncul telah disajikan secara wajar, dibandingkan dengan perkiraan auditor.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
22
5.
Tanya jawab dengan klien (inquiry) Bukti audit ini merupakan jawaban yang diperoleh auditor dari hasil pertanyaan yang dilontarkan oleh auditor kepada klien. Bukti jenis ini harus didukung oleh bukti lainnya untuk dapat dijadikan kesimpulan, hal ini disebabkan oleh jawaban yang dikeluarkan klien bukanlah jawaban yang independen dan sangat memungkinkan terjadi bias.
6.
Penghitungan ulang (recalculation) Auditor
melakukan
penghitungan
ulang
secara
matematis
untuk
memastikan keakuratan penghitungan yang telah dilakukan oleh klien. 7.
Pengerjaan ulang (reperformance) Pada pengerjaan ulang, auditor menguji prosedur yang sebelumnya telah dilakukan oleh klien. Prosedur yang diuji terkait dengan prosedur pembukuan dan pengendalian klien diluar akurasi matematis.
8.
Pengamatan Auditor dapat mengumpulkan bukti audit dengan menggunakan seluruh panca indera dalam mengamati dan menilai aktivitas klien. Risiko yang dihadapi dalam pengumpulan bukti dengan pengamatan adalah adanya perubahan tingkah laku klien ketika klien menyadari bahwa aktivitasnya sedang diamati oleh auditor, sehingga bukti jenis ini harus didukung dengan jenis bukti audit lainnya.
2.6 Proses Audit Secara Umum Seorang auditor harus menemukan bukti audit yang sesuai yang dapat mendukung asersi manajemen dalam suatu laporan keuangan. Hal ini dilakukan dengan melakukan pengumpulan bukti yang dapat mendukung kebenaran atas kombinasi antara keyakinan setiap kelas-kelas transaksi dan atas saldo akhir dari akun bersangkutan. Untuk dapat mencapai tujuan diatas, auditor mengikuti proses audit yang baku yaitu suatu metodologi yang terdefinisikan secara jelas yang berguna untuk menyusun kegiatan audit untuk memastikan bahwa bukti-bukti yang dikumpulkan ialah bukti yang tepat dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan sekaligus memastikan bahwa semua tujuan audit yang harus dipenuhi telah tercapai. Arens et al. (2009) membagi prosedur audit menjadi empat fase, yaitu: Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
23
1.
Merencanakan dan merancang pendekatan audit Tahap pertama dari kegiatan audit adalah tahap perencanaan dan perancangan pendekatan audit. Tahap ini sangat penting dilakukan dalam rangka memperoleh landasan agar kegiatan audit menjadi efektif dan efisien. Pada tahap ini auditor melakukan penerimaan klien dengan terlebih dahulu menelusuri latar belakang dan reputasi klien. Auditor dan klien juga membuat sebuah surat perikatan (engagement letter) untuk menyamakan persepsi atas hak dan tanggung jawab masing-masing pihak sehingga risiko perbedaan interpretasi diantara kedua belah pihak dapat dihindari. Selain itu, auditor melakukan pemahaman atas bisnis dan industri klien, menilai risiko bisnis klien, melakukan prosedur analistis dengan membandingkan rasio keuangan klien dengan rasio rata-rata industri atau rasio kompetitor, menentukan tingkat materialitas, risiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk), serta risiko bawaan (inherent risk). Dalam fase ini auditor juga melakukan pemahaman atas kontrol internal klien serta risiko atas kontrol tersebut. Auditor mengumpulkan informasi untuk mengetahui
risiko
adanya
penyimpangan
pada
perusahaan
dan
mengembangkan rencana serta program audit secara menyeluruh. Delapan tahapan dalam perencanaan audit secara ringkas dijabarkan pada gambar di bawah ini.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
24
Gambar 2.1 Tahap Perencanaan Audit Sumber : Terjemahan dari Auditing and Assurance Services an Indonesian Adaptation. (Arens et. al 2009)
2.
Melaksanakan uji pengendalian (test of control) dan uji substantif atas transaksi (substantive test of transaction) Tujuan yang ingin dicapai oleh auditor pada fase ini adalah untuk mengetahui keefektifan dari pengendalian internal klien serta melakukan penilaian mengenai risiko pengendalian atas laporan keuangan, yang didapatkan dengan melakukan pengujian pengendalian. Saat prosedur pengendalian dipercaya telah dirancang secara efektif, auditor akan memilih untuk menilai risiko pengendalian pada suatu tingkatan yang mencerminkan tingkat evaluasi tersebut. Pengujian pengendalian dapat dilakukan melalui empat prosedur yaitu wawancara (inquiry) dengan karyawan perusahaan terkait, pemeriksaan (examine) atas dokumen, pencatatan, atau laporan, melakukan pengamatan (review) aktivitas terkait pengendalian, serta melaksanakan kembali (reperformance) atas prosedur pengendalian klien. Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
25
Tujuan kedua adalah untuk mengidentifikasi apakah terdapat salah saji secara moneter dalam laporan keuangan klien dan untuk menentukan apakah tujuan audit terkait transaksi telah tercapai, auditor melakukan pengujian substantif transaksi. Seringkali pengujian substantif atas transaksi dilakukan bersamaan dengan pengujian pengendalian dengan tujuan untuk efisiensi proses audit. 3.
Melaksanakan Prosedur analitis dan uji terinci atas saldo (test of detail of balances) Tujuan dari prosedur analitis adalah untuk mengidentifikasi perubahan signifikan atau indikasi ketidakwajaran dalam bisnis klien. Prosedur analitis menggunakan perbandingan-perbandingan serta berbagai hubungan untuk menilai apakah saldo-saldo akun atau tampilan data-data lainnya tampak wajar. Nilai yang dibandingkan dapat berupa rasio-rasio keuangan maupun saldo akun-akun terkait. Prosedur analitis juga bertujuan untuk menemukan adanya kemungkinan salah saji yang material dalam laporan keuangan dan mengurangi ujian rincian saldo. Uji terinci atas saldo bertujuan untuk menemukan adanya salah saji moneter pada saldo keuangan. Uji terinci atas saldo berfokus pada saldo buku besar akhir (general ledger).
4.
Melengkapi proses audit dan menerbitkan laporan keuangan Setelah auditor melengkapi semua prosedur untuk setiap tujuan audit dan untuk setiap akun pada laporan keuangan, auditor memasuki fase proses audit yang terakhir dimana auditor membuat kesimpulan mengenai kewajaran laporan keuangan klien berdasarkan bukti dan informasi yang diperoleh dari fase-fase sebelumnya. Auditor juga melakukan prosedur tambahan terkait penyajian dan pengungkapan, mengevaluasi keseluruhan proses audit dari awal sampai akhir, membuat laporan audit yang berisi opini akhir hasil audit, dan mengkomunikasikan hasil audit.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
26
2.7 Proses Audit Atas Akun Utang Usaha Akun utang usaha merupakan salah satu akun yang material bagi perusahaan. Terdapat tujuh tujuan audit atas akun utang usaha yaitu keberadaan (occurrence or existence), kelengkapan (completeness), kewajiban (obligation), akurasi (accuracy), detail tie-in, klasifikasi (classification), serta pisah batas (cut off). Adapun asersi manajemen terhadap utang usaha ialah keberadaan (occurrence or existence), kelengkapan (completeness), serta kewajiban (obligation). Prosedur audit atas akun utang usaha dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut.
Gambar 2.2 Prosedur audit akun utang usaha Sumber: Terjemahan dari Auditing and Assurance Services an Indonesian Adaptation. (Arens et. al 2009)
1.
Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi akun utang usaha Pada saat ini sebagian besar perusahaan telah mengaplikasikan suatu sistem yang
dapat
mempermudah
transaksi
dengan
pelanggan
maupun
pemasoknya. Teknologi ini selain membawa dampak positif terhadap perusahaan ternyata juga dapat meningkatkan risiko usaha karena kemudahan akses yang dimiliki oleh pihak ketiga.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
27
Auditor harus memiliki pemahaman atas perubahan sistem yang digunakan oleh perusahaan. Pemahaman auditor juga harus mencakup bagaimana sistem tersebut berjalan sehingga auditor dapat mengidentifikasi adanya risiko bisnis dan risiko pengendalian yang mempengaruhi salah saji pada akun utang usaha. 2.
Menentukan materialitas dan menilai risiko bawaan (inherent risk) bagi akun utang usaha Menurut Arens et. al (2009) materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau besarnya salah saji informasi akuntansi yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, yang dapat mengakibatkan perubahan atas atau, pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji tersebut. Materialitas berguna untuk mencapai tujuan audit secara efektif dan efisien dengan tetap menjalankan proses sesuai prosedur dan memberikan keyakinan yang memadai atas kewajaran pelaporan keuangan secara umum dan kewajaran tiap akun secara khusus. Terdapat lima tahapan dalam menentukan materialitas: 1.
Menetapkan pertimbangan awal tentang tingkat materialitas
2.
Mengalokasikan pertimbangan awal tentang tingkat materialitas di tahap satu ke dalam segmen-segmen
3.
Mengestimasi total kesalahan penyajian yang terdapat dalam segmen
4.
Mengestimasi kesalahan penyajian secara keseluruhan
5.
Membandingkan estimasi gabungan dengan pertimbangan awal atau yang telah direvisi, mengenai tingkat materialitas.
Auditor biasanya menentukan tolerable misstatement yang tinggi untuk akun utang usaha dikarenakan saldo yang cenderung besar untuk akun ini, serta terdiri dari banyak pemasok atau vendor. Salah satu kecenderungan pada akun utang usaha adalah besarnya kemungkinan kurang catat dalam akun ini (understatement) sehingga fokus auditor dalam prosedur auditnya adalah untuk memenuhi tujuan audit yaitu kelengkapan (completeness) dan pisah batas (cutoff). Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
28
3.
Menilai risiko pengendalian (control risk) untuk siklus perolehan dan pembayaran Tahap selanjutnya adalah menilai risiko pengendalian berdasarkan pemahaman auditor atas pengendalian internal yang dimiliki perusahaan klien. Perbedaan penilaian risiko antara manajemen dengan auditor adalah manajemen menilai risiko sebagai salah satu bagian untuk merancang dan menjalankan operasi pengendalian internal untuk mengurangi kemungkinan kesalahan. Sedangkan auditor menilai risiko untuk memutuskan bukti-bukti yang dibutuhkan untuk diaudit. Semakin baik penilaian risiko oleh manajemen maka semakin sedikit akumulasi bukti yang dibutuhkan oleh auditor.
4.
Merancang dan melakukan test of control dan substantive test of transaction untuk siklus perolehan dan pembayaran Selain melakukan penilaian risiko pengendalian, pengendalian tambahan yang harus dilakukan adalah menelusuri saldo utang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun utang usaha di buku besar, menghitung kembali saldo akun utang usaha di buku besar yang diperoleh dari saldo awal ditambah jumlah kredit dan dikurangi jumlah debitnya, memeriksa mutasi luar biasa pada akun utang usaha, menelusuri saldo awal utang usaha ke kertas kerja tahun sebelumnya, menelusuri posting debit dan kredit akun utang usaha ke jurnal terkait, menyesuaikan antara laporan supplier dengan kewajiban yang tercatat setiap bulannya, serta merekonsiliasi akun utang usaha di buku besar ke buku pembantu.
5.
Merancang dan melakukan prosedur analitis untuk akun utang usaha Auditor dapat melakukan penghitungan rasio yang terkait dengan akun utang usaha dengan tujuan untuk mengungkapkan peristiwa atau transaksi yang tidak biasa, adanya perubahan usaha dan akuntansi, salah saji, ataupun fluktuasi acak. Tabel 2.1 di bawah ini menunjukkan prosedur analitis untuk akun utang usaha.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
29
Tabel 2.1 Prosedur analitis akun utang usaha
Sumber: Terjemahan dari Auditing and Assurance Services an Indonesian Adaptation. (Arens et. al 2009)
6.
Merancang test of details bagi akun utang usaha Pengujian terinci (test of details) atas akun utang usaha terdiri atas pengujian terinci atas transaksi dan pengujian terinci atas saldo. Dalam melakukan pengujian terinci atas transaksi, auditor dapat melakukan: 1.
Pemeriksaan sampel transaksi akun utang usaha yang tercatat ke dokumen yang mendukung timbulnya utang usaha seperti tagihan (invoice), pesanan pembelian (purchase order), laporan penerimaan barang (receiving note), dan memo debit.
2.
Melakukan verifikasi pisah batas (cutoff) untuk transaksi pembelian dan retur pembelian untuk menemukan utang usaha yang belum tercatat
3.
Melakukan verifikasi pisah batas (cutoff) untuk transaksi pengeluaran kas
4.
Melakukan pencarian atas utang usaha yang belum tercatat (search for unrecorded liabilities)
Selanjutnya, dalam melakukan pengujian terinci atas saldo, auditor menekankan fokus kepada kewajiban kurang catat ataupun yang dihilangkan. Oleh karenanya, tes yang bisa dilakukan adalah pengujian kewajiban lewat waktu (out-of-period liability tests) dan pengujian pisah batas (cutoff). Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
30
Prosedur yang bisa dilakukan untuk mendukung pengujian kewajiban lewat waktu adalah dengan memeriksa dokumen pendukung untuk pembayaran kas yang dilakukan setelah tanggal neraca, memeriksa dokumen tagihan yang belum dibayarkan setelah tahun audit berakhir, menelusuri laporan penerimaan atas tagihan vendor sebelum tanggal neraca, menelusuri catatan pemasok dan membandingkan saldonya dengan neraca, serta mengirim konfirmasi ke pemasok dimana klien melakukan transaksi. Tujuan audit akurasi dapat dicapai dengan melakukan prosedur diatas. Untuk prosedur pengujian pisah batas, auditor dapat melakukan pemeriksaan terhadap dokumen dan transaksi minggu terakhir sebelum tanggal neraca dan minggu pertama setelah tanggal neraca untuk menguji apakah ada utang yang dinyatakan kurang saji (understatement) atau lebih saji (overstatement). Pengujian untuk kurang saji atau lebih saji terkait erat dengan pengujian kewajiban lewat waktu. Dalam pengujian ini ada dua aspek yang dikembangkan yaitu hubungan pisah batas dengan pengamatan fisik persediaan dimana perbedaan utang usaha akan terjadi karena adanya perbedaan pembelian barang yang berbasis FOB destination dan FOB shipping point. Dalam pengujian saldo terinci utang usaha, melakukan konfirmasi atas utang bersifat opsional karena konfirmasi utang usaha bukanlah prosedur yang wajib atau non mandatory procedure. Selain pengujian terinci, auditor juga perlu melakukan pemeriksaan atas penyajian dan pengungkapan utang usaha. Auditor dapat melakukan pemeriksaan atas klasifikasi utang di neraca dan memeriksa pengungkapan mengenai utang usaha yang mencakup utang kontijensi (contigent liabilities) serta komitmen.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN AUDIT ATAS AKUN UTANG USAHA PADA PT HE
3.1
Metode Penelitian
Proses pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan laporan magang ini adalah dengan terlibat langsung dalam aktivitas audit pada PT HE (fieldwork audit). Dalam hal ini penulis terlibat dalam interaksi langsung dengan klien seperti dalam melakukan aktivitas tanya jawab, memeriksa dokumen-dokumen klien, serta mengolah data-data keuangan klien. Data yang disajikan dalam laporan magang ini bukanlah merupakan data yang sebenarnya dan disajikan sesuai dengan arahan yang diberikan oleh KAP TW yang telah disosialisasikan kepada setiap Vocational Employee pada setiap awal kegiatan magang. Hal ini dilakukan untuk menjaga kerahasiaan data klien dan memelihara integritas KAP TW. 3.2
Profil KAP TW
Kantor Akuntan Publik Tanudireja, Wibisana & Rekan (KAP TW) adalah sebuah perusahaan yang merupakan afiliasi dari PricewaterhouseCoopers Internasional Limited (PwC). Jaringan PwC internasional berada di lebih dari 150 negara dengan jumlah karyawan lebih dari 161.000 orang. PwC juga merupakan salah satu kantor akuntan publik terbesar yang ada di dunia serta termasuk didalam Big Four bersama tiga KAP lainnya. Di Indonesia sendiri PwC telah berkontribusi terhadap kemajuan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia selama lebih dari 40 tahun, memiliki lebih dari 1200 pegawai beserta 35 Partner yang merupakan pimpinan dalam mengambil keputusan. Dalam menjalankan usahanya, PwC Indonesia bergerak pada tiga bidang jasa profesional, yaitu Assurance, Taxation, dan Advisory bagi klien perusahaan tertutup maupun terbuka, klien dengan skala kecil hingga skala besar,
klien
institusi pemerintahan maupun klien swasta dari berbagai sektor industri. Untuk
31 Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
32
setiap bidang jasa yang diberikan, masing-masing perusahaan berdiri sebagai entitas tersendiri di bawah naungan jaringan PwC Internasional. Terdapat tiga perusahaan yang merupakan afiliasi dari PwC Indonesia, yaitu: 1. PT Prima Wahana Caraka (PT PWC), bergerak di bidang jasa perpajakan dan hukum 2. PricewaterhouseCoopers Indonesia Advisory (PwCIA), bergerak di bidang jasa konsultasi finansial 3. Kantor Akuntan Publik Tanudireja, Wibisana & Rekan KAP TW berlokasi di Plaza 89, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. X-7 No.6 Jakarta Selatan. KAP TW merupakan kantor akuntan publik yang terpercaya di dalam dunia kerja internasional dengan selalu memberikan kinerja dan jasa yang profesional serta dapat diandalkan. Hal ini menjadikan KAP TW memiliki klien yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Untuk lebih memahami struktur dari KAP TW, berikut merupakan struktur organisasi KAP TW yang telah diolah kembali:
Gambar 3.1 Struktur Perusahaan KAP TW Sumber: KAP TW (telah diolah kembali)
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
33
3.2.1 Jasa yang Ditawarkan PwC Indonesia PwC Indonesia berfokus pada isu bisnis yang dihadapi oleh kliennya, tidak hanya terpaku pada kegiatan seputar akuntansi dan audit, namun sekaligus juga mempertimbangkan risiko dan tantangan terkait industri dimana klien melakukan aktivitas bisnisnya. Ada beberapa jasa eksternal yang merupakan kegiatan utama yang ditawarkan oleh PwC Indonesia kepada kliennya, seperti: 1.
Audit and Assurance Services Grup jasa Audit dan Assurance pada KAP TW memberikan jasa asersi kepada kliennya dalam rangka meningkatkan kualitas dan keandalan informasi dan kesesuaian dengan PSAK sebagai standar pelaporan akuntansi yang berlaku di Indonesia serta standar internasional seperti IFRS maupun Sarbanes-Oxley atas kinerja keuangan dan operasi bisnis. Jasa yang diberikan dapat terdiri dari jasa audit eksternal atas laporan keuangan, audit interim, jasa konversi standar pelaporan finansial dan kesesuaian dengan regulasi, System and Process Assurance (SPA), IT security, serta jasa asersi lainnya. Jasa audit eksternal yang diberikan oleh KAP TW ditujukan bagi perusahaan yang membutuhkan opini secara independen atas akuntansi pelaporan keuangannya. Hal ini dibutuhkan oleh perusahaan untuk meningkatkan kualitas dalam laporan keuangannya dan juga sebagai pemenuhan atas ketentuan yang berlaku. Pada grup jasa audit dan assurance PwC, terdapat suatu sub-grup yang disebut Risk Control Solution (RCS). Tugas dan fungsi dari RCS adalah untuk membantu tim Assurance dalam melaksanakan audit terhadap sistem informasi yang dimiliki oleh setiap klien. KAP TW membagi aktivitas jasa audit and assurance yang diberikannya ke dalam beberapa sektor industri. Pembagian ini ditujukan agar para auditor menjadi fokus pada masing-masing sub-divisi sehingga jasa audit dan assurance serta review yang diberikan menjadi lebih efektif, efisien, dan terkonsentrasi sesuai dengan ekspertisnya
masing-masing
mengingat
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
34
banyaknya jumlah klien yang ditangani oleh KAP TW. Berikut adalah pembagian aktivitas jasa audit and assurance KAP TW menurut industri: 1. Consumer industrial product and services (CIPS) Sektor ini menangani klien yang bidang usahanya bergerak pada manufaktur produk-produk yang dikonsumsi oleh masyarakat seperti otomotif, ritel, transportasi dan logistik, farmasi, bahan kimia, teknik dan konstruksi, perkebunan, kertas, pengemasan, serta logam. 2. Financial services (FS) Sektor ini menangani perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pemberi jasa finansial seperti bank dan pasar modal, asuransi, asset management, perbankan dan keuangan syariah, serta perusahaan sekuritas. 3. Energi, utilities, and mining (EU&M) Sektor ini dikhususkan kepada perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang industri energi minyak dan gas bumi, utilitas seperti listrik dan air, serta pertambangan seperti batubara, nikel, tembaga, dan lainnya. 4. Technology, information, communications, and entertainment media (TICE) Sektor ini menangani perusahaan-perusahaan klien yang memiliki bidang usaha pada industri teknologi, informasi, komunikasi, dan hiburan seperti periklanan, televisi, telekomunikasi, serta teknologi informasi. 5. Sustainability and Climate Change (S&CC) Indonesia Pada sub-divisi ini KAP TW menangani perusahaan klien baik dalam sektor komersil maupun non-komersil dalam mencapai tujuan perusahaan. Layanan yang diberikan adalah konsultasi strukturisasi investasi, strategi corporate responsibility, due diligence keuangan dan perpajakan, kebijakan dan pengawasan, serta perpajakan dan akuntansi.
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
35
2.
Taxation Services
Grup jasa selanjutnya adalah penyedia jasa konsultasi perpajakan yang ditangani oleh PT Prima Wahana Caraka (PT PWC). PT PWC memiliki tujuan untuk membantu perusahaan klien dengan memberikan rekomendasi dalam mencapai efisiensi perpajakan, dan memberikan formulasi strategi pajak yang efektif serta perencanaan pajak yang inovatif. Dalam divisi ini tidak hanya terdapat profesi pengacara, namun juga akuntan, serta spesialis keuangan. Selain itu dalam sub-divisi ini juga menawarkan beberapa jenis jasa yang lebih spesifik dengan isu masing-masing, seperti Tax Advisory Services, Tax Compliance Services, Tax Dispute Resolutions, Transfer Pricing, Indirect Tax and World Trade Management Services, Mergers and Acquisitions, International Assignment Services (IAS), Corporate Advisor, dan Payroll Services. 3.
Advisory Services
Grup jasa advisory berada dibawah PwC International Limited (PwCIA) yang memberikan jasa konsultasi stratejik untuk membantu kliennya membentuk perencanaan strategi yang matang serta pengimplementasian strategi tersebut dengan tepat dalam mencapai tujuan bisnis agar dapat tercapai secara efektif dan efisien. Dalam lini jasa ini PwCIA menyediakan jasa konsultasi terkait dengan perjanjian yang akan dilakukan perusahaan, divestasi, Initial Public Offering (IPO), merger dan akuisisi, serta memberikan saran kepada perusahaan klien dalam meningkatkan efektifitas transaksi yang mendukung kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan bisnis mereka. Lini jasa ini terbagi menjadi tujuh subdivisi yang lebih spesifik berdasakan jenis jasa konsultasi yang diberikan, yakni: Lead Advisory, Corporation Valuation and Advisory (CVA), Business Recovery Services (BRS), Forensic Services, Performance Improvement Service (PIS), Internal Audit Services (IAS), dan Transaction Service (TS). 3.3
Profil Industri Pertambangan di Indonesia
Industri pertambangan mineral dan batubara merupakan indutri yang berperan vital di Indonesia. Mengingat Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
36
daya alam, sehingga hasil kekayaan alam seperti mineral dan batubara sangat diandalkan untuk memberikan kontribusi kepada perekonomian negara. Industri pertambangan mineral dan batubara merupakan industri yang memiliki karakteristik berbeda dari industri pada umumnya. Diperlukan biaya investasi yang sangat besar, tenaga ahli atau ekspertis, teknologi khusus, dan jangka waktu yang lama untuk menjalankan kegiatan operasional pada industri ini. Gambar 3.2 berikut mendeskripsikan mengenai fase aktivitas yang dilakukan pada industri pertambangan (phases of operation).
Gambar 3.2 Tahapan Aktivitas Industri Pertambangan Sumber: KAP TW Financial Reporting In The Mining Industry 6th Edition
Berdasarkan gambar diatas terdapat lima fase aktivitas yang dilakukan dalam industri pertambangan, yaitu:
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
37
1. Fase Eksplorasi Aktivitas eksplorasi merupakan suatu proses riset dan analisis dalam rangka menemukan
cadangan
barang
tambang
yang
memungkinkan
untuk
dikembangkan secara komersial menggunakan pengetahuan topografi, geologi, geokimia, dan geofisik, teknologi pengeboran, penggalian, dan sampel, serta sumber daya manusia yang memiliki keahlian dalam bidang tersebut. Dalam tahap ini perusahaan pertambangan juga mengurus surat izin dan administrasi kepada pejabat pemerintahan daerah setempat. 2. Fase Evaluasi Aktivitas yang termasuk dalam fase ini adalah menentukan kelayakan teknis dan keberlangsungan secara komersial. Evaluasi dilakukan atas volume dan mutu cadangan barang tambang,
uji atas metode ekstraksi dan proses
metalurgi yang paling ekonomis, survei atas kebutuhan transportasi dan infrastruktur, serta melaksanakan studi terhadap pasar dan keuangan. Pada akhir tahap ini perusahaan pertambangan akan dapat mengidentifikasi apakah terdapat bukti atau kemungkinan adanya cadangan barang tambang, sehingga perusahaan dapat menentukan keputusan untuk mengembangkan area tambang. 3. Fase Pengembangan Pada fase ketiga ini dilaksanakan persiapan berbagai struktur dan infrastruktur yang memungkinkan proses penambangan, proses pengantaran hasil tambang ke titik penjualan, dan proses penjualan hasil barang tambang. Di dalam tahapan ini perusahaan harus melakukan proses pembentukan muka bumi secara permanen, kontruksi jalan, jalur pengangkutan, serta terowongan, konstruksi fasilitas pendukung, land clearing, serta pengupasan lapisan tanah awal. 4. Fase Produksi Secara umum, dalam fase produksi aktivitas yang dilakukan adalah mengeluarkan cadangan mineral menjadi hasil tambang dengan pengupasan lapisan tanah yang tertutup dan melakukan ekstraksi mineral, pengangkutan mineral, pengelolaan stockpile, pemurnian, pencucian, atau pengolahan
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
38
lanjutan mineral, serta proses pemindahan hasil tambang dari stockpile ke moda transportasi yang digunakan untuk distribusi. Proses ini dilakukan setiap harinya selama dalam tahapan produksi. 5. Fase Penutupan dan Rehabilitasi Tahap terakhir dari aktivitas pertambangan adalah melakukan penutupan atas tambang dan mengembalikan kondisi area tambang menjadi mendekati kondisi sebelum dilakukannya kegiatan penambangan. Perusahaan diwajibkan untuk membuat rencana kerja penutupan tambang (RKPT) yang berisi tahapan restorasi dan rehabilitasi area tambang yang akan dilakukan setelah penutupan area penambangan. 3.4
Profil Klien: PT HE
PT HE merupakan anak perusahaan dari PT OPE yang juga merupakan anak perusahaan dari PT AR Tbk. PT AR sendiri merupakan salah satu perusahaan pertambangan batubara yang cukup besar di Indonesia serta telah menjadi perusahaan terbuka sejak tahun 2011. Perusahaan ini memiliki tujuh anak perusahaan yang masing-masing kemudian memiliki anak perusahaan lagi. Seluruh anak perusahaan dari PT AR memiliki kegiatan operasional utama yang berhubungan dengan kegiatan pertambangan serta jual-beli batubara, namun demikian tidak semua perusahaan memiliki Izin Usaha Produksi (IUP) atas batubara. PT HE adalah salah satu anak perusahaan dari PT AR yang telah berhasil melakukan kegiatan produksi atas batubara dan memiliki IUP. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar PT HE maksud dan tujuan PT HE adalah melakukan usaha dalam bidang pembangunan, perdagangan, perindustrian, pengangkutan, pertambangan, dan jasa. Ruang lingkup usaha perusahaan adalah: 1. Menjalankan usaha di bidang pertambangan minyak gas dan panas bumi; 2. Menjalankan usaha-usaha di bidang penyalur bahan bakar SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum), penyalur bahan bakar minyak tanah, solar, dan gas; ekspor-impor dan perdagangan bahan bakar minyak tanah dan gas; ekspor-impor dan perdagangan minyak pelumas, dan industri gas serta LPG (Liquid Petroleum Gas);
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
39
3. Menjalankan usaha-usaha di bidang tambang batubara, minyak dan gas alam, pendistribusian gas dan BBM (Bahan Bakar Minyak), serta perdagangan kapasitas pipa transmisi gas dan BBM; 4. Menjalankan usaha di bidang transportasi pertambangan dan perminyakan; 5. Menjalankan usaha di bidang konsultasi lapangan batubara, minyak, gas, dan panas bumi. Berikut ini adalah struktur kepemilikan modal PT HE yang telah diolah kembali:
Gambar 3.3 Struktur Kepemilikan Modal PT HE Sumber: Manajemen PT HE (telah diolah kembali)
Berdasarkan informasi yang diperoleh pada laporan keuangan mengenai profil perusahaan, PT HE (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 1 tertanggal 4 Oktober 2004, dihadapan P. Sutrisno A. Tampubolon, S.H., M.Kn, notaris di Jakarta. Anggaran Dasar Perusahaan tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C-0027HT.01.01.TH.2005 tertanggal 3 Januari 2005 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 11, Tambahan No. 1424 tanggal 8 Februari 2005. Anggaran Dasar Perseroan telah beberapa kali mengalami perubahan. Perubahan terakhir berdasarkan Akta Notaris Robert Purba, S.H., No. 142 tanggal 17 Juli 2008 untuk menyesuaikan Anggaran Dasar Perusahaan dengan ketentuan pada Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
40
Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-0066431 .AH.01.09 Tahun 2008 serta diumumkan dalam Berita Negara No. 104, Tambahan No. 29010 tanggal 4 Agustus 2008. Perusahaan memiliki kantor pusat yang berkedudukan di Jakarta dan telah memiliki area konsesi penambangan batubara di wilayah Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan dengan desain kapasitas batubara di daerah tersebut sebesar 400.000 ton per tahun. Perusahaan telah melakukan kegiatan eksplorasi dan pertambangan sejak Januari 2008 sedangkan kegiatan konstruksi, produksi, transportasi batubara, penjualan, pengolahan, dan pemurnian dimulai pada tahun 2010 setelah dikeluarkannya Ijin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUPOP) sebagai berikut: 1. No. 01/K/IUP-II/XXVII/2010 tanggal 8 Januari 2010, dikeluarkan oleh Bupati Ogan Komering Ulu, Batu Raja, Provinsi Sumatera Selatan seluas 14.990 Ha dengan jangka waktu selama 20 tahun. (IUP PT HE Baturaja) 2. No. 302 Tahun 2009 tanggal 21 November 2009, dikeluarkan oleh Bupati Ogan Komering Ulu Timur, Provinsi Sumatera Selatan seluas 4.000 Ha dengan jangka waktu selama 10 Tahun. (IUP PT HE Martapura) Tabel di bawah menunjukkan daftar modal perusahaan pada tahun 2012. Sedangkan untuk rincian dari struktur perusahaan akan dilampirkan pada lampiran 1. Tabel 3.1 Daftar Modal PT HE
Sumber: Manajemen PT HE (telah diolah kembali)
Kegiatan operasional utama PT HE adalah menyediakan pasokan batubara kepada industri lokal dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan kontrak penjualan batubara. Penyediaan pasokan batubara biasanya dilakukan dalam skala besar dan
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
41
jangka waktu yang panjang. Pada tanggal 15 Agustus 2011, perusahaan menandatangani perjanjian jual beli batubara peringkat rendah (low rank coal) dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (“PLN”). Berdasarkan perjanjian tersebut, PT HE diwajibkan untuk memasok batubara peringkat rendah kepada PLN sebesar 640.000 metrik ton per tahun. Perjanjian ini berlaku hingga 20 tahun sejak ditandatanganinya perjanjian tersebut. Pendapatan perusahaan yang berasal dari penjualan batubara kepada pihak ketiga mencapai USD 2.394.995 pada tahun 2012. Nilai nominal ini meningkat 4149% dari tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2011 perusahaan yang baru saja melaksanakan kegiatan operasional produksinya tersebut hanya memiliki pendapatan sebesar USD 56.369. Perusahaan mengalami rugi komprehensif sebesar USD 2.657.415 pada tahun 2012 atau meningkat 96% dari tahun sebelumnya. Peningkatan kerugian ini disebabkan oleh pendapatan dari penjualan batubara yang masih sangat rendah jika dibandingkan dengan beban pokok pendapatan serta beban usaha lainnya yang harus ditanggung oleh perusahaan. Untuk keadaan nominal liabilitas sendiri mengalami peningkatan 34% dari tahun sebelumnya. Hal ini berkaitan dengan diterbitkannya utang usaha baru pada tahun 2012 kepada pihak berelasi, meningkatnya provisi untuk reklamasi dan penutupan tambang, dan pinjaman berjangka yang dilakukan perusahaan kepada pihak ketiga guna membiayai aktivitas di situs pertambangannya. 3.4.1 Kebijakan Akuntansi PT HE PT HE memiliki kebijakan untuk menyusun dan menyelesaikan laporan keuangan akhir periode pada bulan Desember. Hal ini dikarenakan tahun buku PT HE yang dimulai pada bulan Januari dan berakhir pada bulan Desember. Penerbitan laporan keuangan sendiri dilakukan pada bulan April atau Mei tahun berikutnya. Laporan keuangan PT HE disusun atas dasar harga perolehan dan konsep akrual, kecuali untuk laporan arus kas. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk tahun pelaporan 2012 adalah Dollar Amerika (USD) dan transaksi dalam mata uang selain mata uang Dollar Amerika dijabarkan menjadi Dollar Amerika menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi.
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
42
Dalam melakukan kegiatan akuntansinya, PT AR serta seluruh anak perusahaannya, termasuk PT HE menggunakan sistem yang bernama Accpacc. Sistem ini digunakan sebagai penunjang pencatatan akuntansi dari kegiatan operasional yang dilakukan perusahaan setiap harinya. Sistem ini baru diterapkan dalam pencatatan akuntansi perusahaan pada periode 2011, dimana pada tahun sebelumnya perusahaan tidak menerapkan sistem akuntansi apapun untuk menunjang pencatatan akuntansinya. Setiap harinya, staf akuntansi dari PT HE membuat jurnal atas setiap transaksi yang terjadi dan disubmit ke sistem Accpacc. Sistem Accpacc ini juga merupakan sistem penunjang kegiatan closing serta pembuatan laporan keuangan konsolidasi dari seluruh anak perusahaan termasuk PT HE terhadap perusahaan induknya yaitu PT AR. Laporan keuangan perusahaan disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia. Utang usaha pada PT HE dikelompokkan sebagai “liabilitas lancar” apabila pembayaran jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau kurang (atau dalam siklus normal operasi bisnis jika lebih lama), jika tidak, utang usaha tersebut disajikan sebagai “liabilitas tidak lancar”. Utang usaha pada awalnya diakui pada nilai wajar kemudian diukur pada harga perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. 3.5
Proses Audit pada PT HE
KAP TW melakukan audit atas laporan keuangan PT HE untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2012. KAP TW telah melakukan perikatan audit selama dua kali sebelum melaksanakan audit untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2012, sehingga tim audit dalam penugasan klien PT HE sudah memahami dengan baik nature bisnis dari perusahaan. Laporan keuangan PT HE disajikan dengan menggunakan Bahasa Inggris dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan PT HE adalah USD dikarenakan banyaknya transaksi yang dilakukan dalam mata uang Dollar Amerika. Gambar 3.5 berikut menunjukkan metodologi prosedur audit yang digunakan oleh KAP TW.
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
Sumber: Prosedur Audit KAP TW
Sumber: Prosedur Audit KAP TW
Gambar 3.4 Metodologi Global Prosedur Audit KAP TW
43
44
3.5.1 Tahap Perencanaan Audit PT HE Sesuai dengan audit guide KAP TW seksi 12050, aktivitas perencanaan terdiri dari beberapa aktivitas yang akan dijabarkan satu persatu sebagai berikut. 1. Penerimaan dan keberlanjutan klien (Acceptance and Continuance) Setiap tahunnya KAP TW akan melakukan evaluasi penerimaan klien atau yang biasa disebut preliminary assessment terkait dengan acceptance and continuance tidak terkecuali terhadap perikatan audit untuk klien lama KAP seperti PT HE. Evaluasi ini dilakukan untuk memastikan bahwa klien telah mengikuti regulasi yang berlaku di Indonesia. Auditor selalu mengawali dengan menilai kelayakan dan keberlanjutan klien yang akan diaudit. Penilaian dilakukan terhadap risiko yang dimiliki oleh klien dalam bisnisnya ataupun risiko yang akan dihadapi KAP selama proses audit ini berlangsung. Tahap awal adalah dengan mengidentifikasi dan mempertimbangkan fakta dan keadaan saat itu yang dapat menimbulkan risiko terhadap aspek independensi. Dilanjutkan dengan mengevaluasi signifikansi setiap risiko dan mengambil tindakan yang tepat untuk meminimalisir ataupun menghilangkan risiko tersebut sampai pada tingkat yang dapat diterima dengan menerapkan pengamanan yang memadai. Karena perikatan audit PT HE untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 adalah yang ketiga kalinya, KAP TW tidak melakukan prosedur penerimaan yang cukup rumit seperti pada periode awal mengingat belum banyaknya perubahan dan risiko baru yang dihadapi oleh tim audit. Beberapa hal yang tidak perlu dilakukan lagi dalam tahap penerimaan klien PT HE adalah: 1. Koordinasi pelaksanaan penyediaan jasa 2. Penelaahan oleh partner mengenai kondisi perusahaan calon klien 3. Diskusi dengan bagian manajemen risiko mengenai risiko penerimaan calon klien 4. Permintaan otorisasi atas penyediaan jasa bagi calon klien, dan 5. Rapat penerimaan proyek klien
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
45
Adapun prosedur keberlanjutan atas klien PT HE yang dilakukan oleh auditor KAP TW mencakup: 1. Mengisi kuesioner yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan untuk mengidentifikasi tingkat signifikansi risiko atas penerimaan PT HE sebagai klien seperti sejarah terjadinya fraud dan integritas manajemen. Ketika hasil atas kuesioner mengidentifikasi risiko untuk menerima PT HE sebagai klien adalah tinggi maka auditor tidak akan melanjutkan perikatan auditnya. 2. Jika kuesioner mengidentifikasi risiko menerima PT HE sebagai klien adalah rendah maka auditor akan melanjutkan dengan pemeriksaan independensi atas PT HE dengan melihat pada database jasa yang diberikan KAP TW atas PT HE. Jika terdapat jasa lain diluar audit yang dilakukan oleh KAP TW seperti jasa pembuatan sistem akuntansi, jasa konsultasi manajemen, atau jasa perpajakan maka auditor tidak akan melanjutkan perikatan auditnya. Hasil dari prosedur keberlanjutan yang dilakukan KAP TW atas PT HE menyatakan bahwa risiko menerima dan melanjutkan perikatan audit dengan PT HE adalah rendah serta tidak terdapat jasa lain diluar audit yang diberikan KAP TW kepada PT HE sehingga KAP TW memutuskan untuk melanjutkan perikatan audit atas PT HE untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2012. 2. Pembuatan surat perjanjian kerja dengan klien (Engagement letter) Engagement letter merupakan pernyataan tertulis antara auditor dan klien yang menjelaskan mengenai batasan-batasan yang ditujukan kepada auditor agar menjalankan proses audit sesuai dengan prosedur dan kesepakatan yang telah disetujui oleh kedua belah pihak serta dijelaskan pula mengenai periode lamanya pelaksanaan audit. Surat perjanjian kerja dengan klien dibuat oleh Manajer dan senior in-charge serta ditandatangani oleh signing partner KAP TW, kemudian dikirimkan kepada presiden direktur dan direktur keuangan PT HE untuk disetujui. Walaupun KAP TW tidak melakukan prosedur penerimaan yang cukup rumit pada tahap acceptance and continuance, tim audit KAP TW tetap membuat
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
46
engagement letter baru yang disesuaikan dengan kondisi PT HE saat periode audit berlangsung. 3. Pembentukan tim Aktivitas yang dilakukan setelah pembuatan engagement letter adalah pembentukan tim. Audit atas PT HE dilakukan bersamaan dengan audit atas grup perusahaan induk yaitu PT AR. Tim yang bertanggung jawab atas perikatan ini tergolong tim besar yang terdiri dari 11 orang, yaitu Engagement leader atau Signing Partner, Manager In-Charge, Senior In-Charge, 4 Senior Associate, dan 4 Associate. Terdapat pula 2 orang Vocational Employee yang berperan dalam membantu proses audit atas PT HE. Tim audit kemudian menandatangani EIndependence yang bertujuan untuk memastikan bahwa semua pihak dari KAP TW yang terlibat dalam aktivitas audit bersifat independen. Hal ini juga ditujukan agar tidak terjadi conflict of interest antara kedua pihak yang terlibat. 4. Memahami bisnis klien, menilai risiko, dan menentukan strategi audit Pada fase perencanaan audit, KAP TW akan melakukan pembaharuan atas pemahaman terhadap bisnis klien dan pengendalian yang dimiliki klien. Beberapa cara yang dilakukan oleh auditor adalah dengan membaca dan menganalisis Working Sheet (WS) yang merupakan data rangkuman seluruh akun dalam laporan keuangan stand alone (Perusahaan secara individu) yang didapat dari sistem akuntansi Perusahaan, serta membaca hasil review tengah tahun yakni 30 September 2012 yang ada pada sistem dokumentasi KAP TW. Dari hasil audit tersebut, auditor memiliki gambaran mengenai kondisi terkini dari perusahaan klien. Informasi lain yang digunakan adalah berasal dari Trial Balance (“TB”) PT HE yang diringkas oleh tim audit menjadi kertas kerja yang merupakan ringkasan atas nominal dari semua akun yang dimiliki oleh PT HE. Dari WS ini juga tim audit dapat mengetahui perubahan atas setiap akun dari periode audit sebelumnya yang nantinya ditentukan akun mana yang memiliki risiko. Selain itu, dalam tahapan perencanaan ini jug ditentukan ruang lingkup atas proses audit, hal ini ditujukan agar para auditor tidak overworkdone atas pekerjaannya.
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
47
Tim auditor akan melaksanakan kick-off meeting dalam rangka mendapatkan pemahaman atas proses bisnis dan penilaian risiko klien terkait dengan informasi internal dan eksternal seperti adanya peraturan pertambangan yang baru atau standar akuntansi baru yang akan berdampak pada pelaporan keuangan klien. Dampak atas perubahan peraturan atau standar akuntansi yang berlaku akan diuji dengan prosedur lanjutan dan perlu diungkapkan dalam laporan keuangan. Isu-isu besar pada klien terkait keuangan dan akuntansi serta pembahasan strategi audit yang akan digunakan menjadi fokus utama dalam pelaksanaan rapat ini. Pada tahap ini auditor juga membuat keseluruhan program audit secara tertulis yang mencantumkan tujuan pemeriksaan, prosedur audit yang akan dijalankan, serta kesimpulan atas pemeriksaan tersebut. Audit program yang disusun oleh KAP TW untuk PT HE secara garis besar meliputi prosedur pengujian pengendalian (Test of Control) dan prosedur substantif (Substantive test). Test of Control dijalankan untuk klasifikasi akun beban (expense) karena KAP TW menempatkan kepercayaan atas pengendalian internal yang diterapkan oleh klien. Namun untuk klasifikasi akun pendapatan (revenue) pemeriksaan dilakukan seluruhnya dengan pengujian substantif dikarenakan jumlah transaksi yang sedikit. 5. Melakukan aktivitas tanya jawab (inquiries) dan mempertimbangkan prosedur audit tambahan Pada tahapan awal dilangsungkannya aktivitas audit atas utang usaha PT HE, auditor KAP TW melakukan aktivitas tanya jawab dengan pihak dari perusahaan yang bertanggung jawab atas akuntansi dan keuangan. Menurut audit guide KAP TW seksi 11053, hal ini ditujukan untuk memperdalam pemahaman auditor atas nature dari kliennya. Setiap tahunnya KAP TW juga melakukan pemahaman atas pengendalian klien berdasarkan pengendalian tahun sebelumnya. Pemahaman pengendalian klien mencakup adanya pengendalian internal baru yang diterapkan oleh perusahaan, dan pengendalian terhadap siklus-siklus akuntansi yang dimiliki klien. Hal ini dapat diperoleh dengan mengadakan rapat antara pihak manajemen perusahaan dengan KAP TW. Sedangkan untuk penilaian risiko pengendalian, hal yang pertama dilakukan adalah dengan membuat daftar tentang apa saja
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
48
pengendalian yang telah dilakukan di tahun lalu. Setelahnya, auditor akan melakukan inquiry dengan klien dengan tujuan untuk mengetahui pengendalian apa saja yang sudah dilakukan oleh perusahaan. Kemudian auditor akan melakukan walkthrough terhadap pengendalian tersebut dengan mengambil sampel
dokumen-dokumen
untuk
melihat
kesesuaian
dengan
rencana
pengendalian yang ada di perusahaan. Prosedur terakhir yang dilakukan adalah melakukan reperformance atas pengendalian tersebut berdasarkan sampel-sampel yang telah dipilih. Selain menilai risiko pengendalian, KAP TW juga melakukan penilaian untuk fraud risks. Auditor akan mengadakan meeting dengan bagian legal perusahaan serta Board of Director perusahaan untuk memastikan adanya pengendalian mengenai fraud dalam perusahaan klien. KAP TW juga melaksanakan prosedur analitis awal yaitu dengan analisis risk assessment. Hal ini dilakukan dengam membandingkan nilai akhir pada Desember 2011 dengan nilai pada September 2012 (review tengah tahun). Dari perbandingan ini akan dilihat apakah ada pergerakan yang signifikan. Jika terdapat pergerakan yang signifikan maka akan dilaksanakan tes untuk melihat penyebab terjadinya perubahan yang signifikan tersebut. 6. Membaca dokumen klien Setelah dilangsungkannya kick-off meeting, sesuai dengan audit guide KAP TW seksi 11051, tahapan selanjutnya yang dilakukan oleh auditor adalah membaca dokumen-dokumen klien yang terkait proses audit seperti Minutes Of the Meetings (MOM) pemegang saham, BOD dan BOC, serta komite-komite lainnya yang berkepentingan untuk mengidentifikasi hal-hal yang dapat mempengaruhi informasi keuangan. Auditor juga melakukan aktivitas tanya jawab kepada klien mengenai hal-hal yang dibicarakan dalam rapat namun tidak dicantumkan dalam MOM atau hal-hal yang dianggap masih belum jelas. Auditor KAP kemudian akan membaca kontrak penjualan batubara dengan pihak ketiga dan menelaah dokumen lainnya yang dapat memberikan tambahan informasi pada auditor mengenai PT HE.
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
49
7. Menentukan tingkat materialitas Tingkat materialitas yang digunakan oleh KAP TW ditentukan melalui audit guide KAP TW serta pertimbangan profesional oleh pihak auditor senior. Tingkat materialitas ini ditujukan sebagai batasan nominal atau nilai yang akan dilakukan pengujian lebih lanjut oleh tim auditor. Terdapat tiga jenis materialitas yang digunakan oleh KAP yang disajikan dalam tabel dibawah ini. Tabel 3.2 Materialitas PT HE
Sumber: Kertas Kerja Audit KAP TW atas PT HE (telah diolah kembali)
1. Overall Materiality (OM) OM merupakan batas salah saji atau tingkat kesalahan yang bisa ditolerir untuk keseluruhan laporan keuangan yang ditetapkan berdasarkan jenis perusahaan serta orientasi perusahaan yang akan diaudit. Dasar perhitungan yang digunakan dalam materialitas ini adalah komponenkomponen dalam laporan keuangan seperti total aset, total modal, laba atau laba/rugi perusahaan. Berdasarkan audit guide KAP TW, ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menentukan dasar perhitungan overall materiality, yaitu: 1. Memilih jenis perusahaan yang diaudit. Apakah klien berorientasi pada laba, organisasi non-profit atau entitas berbasis aset.
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
50
2. Setelah itu, kita memilih dasar perhitungan dari OM berdasarkan pilihan seperti menggunakan dasar total pendapatan, total beban, laba/rugi sebelum pajak, total aset, atau lainnya. 3. Setelah menentukan keduanya, auditor melakukan penilaian berapa persen tingkat kesalahan yang bisa ditolerir secara keseluruhan. Auditor menggunakan dasar total aset periode 31 Desember 2011 untuk perhitungan overall materiality hal ini dikarenakan PT HE termasuk kedalam entitas berbasis aset. Klien ini telah melakukan produksi atas batubara sejak tahun 2010, namun batubara yang dihasilkan dan dijual masih tergolong sedikit sehingga PT HE masih dikelompokkan dalam perusahaan yang berada pada tahap pengembangan (development stage). Auditor melakukan judgement bahwa perusahaan yang masih berada di tahap pengembangan tidaklah relevan jika perhitungan materialitasnya berbasiskan pada total laba/rugi sebelum pajak ataupun pendapatan. Berdasarkan audit guide KAP TW, persentasi yang biasanya digunakan untuk dasar entitas yang berbasis aset adalah 2% dari total aset. Nilai 2% ini tergolong agresif dikarenakan auditor tidak melihat adanya risiko dan audit adjustement yang dilakukan pada audit tahun sebelumnya. Sehingga, overall materiality yang dimiliki oleh PT HE adalah USD 161,000. 2. Performance Materiality (PM) PM adalah batas salah saji atau tingkat kesalahan yang bisa ditolerir untuk keseluruhan saldo akun yang dimiliki oleh klien. PM juga digunakan sebagai acuan (benchmark) dalam melakukan analisis fluktuasi dan untuk mengantisipasi adanya salah saji material yang lebih kecil dari OM. Dalam audit guide KAP TW ditentukan persentase dari PM adalah 50%-75% dari OM dimana terdapat haircut atau pengurangan persentase sebesar 25%50%. Hal ini berguna untuk membantu auditor dalam memilih item mana yang akan diperiksa serta mengurangi kemungkinan salah saji total dari setiap akun melebihi tingkat OM. Untuk proses audit atas PT HE, tingkatan haircut yang digunakan adalah sebesar 30%. Sehingga nilai dari PM adalah sebesar USD 112,700 yang menggambarkan batas maksimal
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
51
total penyesuaian yang boleh tidak dilakukan pada suatu akun tertentu. Persentase haircut pada umumnya disamakan dengan persentase yang digunakan pada audit periode sebelumnya (31 Desember 2011) bertujuan untuk konsistensi dan menilai dari sisi frekuensi penyesuaian yang telah dilakukan.
Penetapan
persentase
sebesar
30%
juga
berdasarkan
pertimbangan atas overall engagement atau eksposur risiko yang dihadapi PT HE yang dinilai rendah (low) walaupun hal yang memberatkan proses audit adalah manajemen meminta adanya pelaporan untuk semua audit adjustment termasuk yang nilainya tidak material. 3. Summary of Uncorrected Misstatement (SUM) SUM yang ditetapkan oleh KAP TW terhadap PT HE adalah sebesar 5% dari nilai OM atau senilai USD 8,050. Nilai SUM merupakan batasan besarnya salah saji suatu penyesuaian boleh untuk tidak dilakukan dalam setiap satu saldo
sub akun atau transaksi.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi penetapan SUM adalah pengalaman masa lampau terkait dengan keefektifan pengendalian internal klien, penilaian risiko, ekspektasi klien, serta jumlah perbedaan angka audit periode sebelumnya, baik itu yang disesuaikan maupun yang tidak. Pada audit guide KAP TW persentase dari SUM yang ditetapkan adalah sebesar 5%. Jika terdapat perbedaan besar dan signifikan (diatas SUM), maka akan dilakukan propose audit adjustment atau prosedur audit tambahan. Materialitas digunakan dalam masing-masing pengujian substantif. Dari masingmasing pengujian, auditor akan melihat apakah terdapat perbedaan antara pencatatan dengan bukti audit. Ketika ditemukan perbedaan tersebut, auditor akan merujuk kepada materialitas dimana jika perbedaan catatan dengan bukti audit berjumlah di bawah materialitas maka auditor cukup berdiskusi dengan manajemen dan anggota tim audit lainnya mengenai alasan perbedaan tersebut. Auditor tidak akan menyarankan penyesuaian (adjustment) karena nilainya yang tidak signifikan. Namun jika perbedaan yang ditemukan berjumlah diatas nilai materialitas maka auditor akan melakukan diskusi dengan sesama anggota tim audit serta menanyakan alasan perbedaan kepada manajemen. Auditor akan
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
52
mengambil keputusan untuk melakukan proposed adjustment terhadap salah saji material tersebut setelah diskusi dengan manajemen dilakukan. 3.6
Jenis Utang Usaha PT HE
PT HE menyajikan akun utang usahanya berdasarkan kategori transaksi kepada pihak berelasi atau hubungan istimewa dan transaksi kepada pihak ketiga yang independen. 1. Utang usaha kepada pihak yang berelasi (Accounts Payable – Related Parties) Jenis utang usaha ini merupakan utang usaha yang dimiliki PT HE kepada vendor yang memiliki keterkaitan kepemilikan saham antara satu dengan yang lain. Transaksi yang biasa dilakukan perusahaan dengan pihak berhubungan istimewa tersebut adalah pembelian batubara. Transaksi yang terjadi dengan pihak istimewa sudah menggunakan mata uang USD sehingga tidak diperlukan revaluasi terhadap mata uang pelaporan. 2. Utang usaha kepada pihak ketiga (Accounts Payable – Third Parties) Jenis utang usaha ini adalah jumlah utang yang dimiliki perusahaan kepada vendor yang tidak memiliki keterkaitan satu sama lain dengan kepemilikan saham atau disebut dengan pihak ketiga. Biasanya utang usaha ini terkait dengan transaksi yang berhubungan dengan operating expense dan cost of revenue. Sehingga transaksi penyebab terjadinya utang akan tercermin dalam penjabaran kategori dari akun-akun tersebut, seperti contohnya penggunaan jasa konsultasi perpajakan, audit fee, meals and accommodation, logging service, dan lainnya. Transaksi yang menyebabkan utang kepada pihak ketiga terjadi dalam berbagai mata uang. Oleh karenanya, perlu dilakukan revaluasi atas transaksi yang menggunakan mata uang selain USD. Walaupun terdapat pemisahan klasifikasi atas hutang usaha menjadi utang usaha kepada pihak berelasi dan utang usaha kepada pihak ketiga yang independen, dalam pelaksanaan audit atas akun utang usaha tidak terdapat prosedur atau program audit yang berbeda diantara kedua jenis utang usaha tersebut. Hanya saja,
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
53
dalam pemeriksaan kewajaran terhadap transaksi jual beli kepada pihak yang berelasi, auditor melakukan pengecekan kepada harga batubara acuan dunia pada tanggal transaksi. Prosedur ini bertujuan untuk memastikan bahwa harga jual beli yang ditetapkan pada pihak berelasi memiliki kewajaran seperti jika transaksi dilakukan kepada pihak non berelasi atau sesuai dengan harga pasar.
3.7
Prosedur Audit Akun Utang Usaha PT HE
Setelah melakukan perencanaan audit secara keseluruhan KAP TW akan menentukan rencana test of control yang dilakukan berdasarkan siklus dari masing-masing akun. Utang usaha termasuk ke dalam siklus perolehan dan pembayaran dimana prosedur yang dilakukan adalah dengan melakukan inquiry dengan klien mengenai pengendalian yang mereka miliki. Setelah itu, auditor akan melakukan analisis dan pengujian atas key control yaitu autorisasi pembayaran, pemisahan tugas, dan kepastian angka. Selain test of control, KAP TW juga melakukan substantive tests yang terdiri dari dua pengujian yaitu analytic procedures dan test of details of balances. Dalam analytic procedures, dilakukan pengujian atas berapa lama utang usaha yang belum terbayar. Sedangkan dalam test of details of balances, dilakukan pengujian atas utang usaha yang tidak tercatat untuk memenuhi kelengkapan dari akun utang usaha tersebut. 3.7.1 Pengendalian Internal PT HE Sebelum auditor mempersiapkan prosedur pengujian, auditor mengevaluasi pengendalian internal klien. Berikut adalah hasil evaluasi dan analisa dari pengendalian PT HE: 1. Lingkungan pengendalian (Control environment) Salah satu hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan proses audit adalah mengetahui risiko fraud. Dengan mengetahui risiko dan sejarah dalam fraud klien, auditor dapat berfokus kepada area-area yang memungkinkan terjadinya fraud dengan menjadikannya key risk di daerah yang pernah terdeteksi fraud. Pada awal pelaksanaan audit, auditor memberikan kuesioner fraud yang harus
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
54
dijawab oleh direktur PT HE guna mengetahui kondisi lingkungan pengendalian PT HE. Berdasarkan observasi, KAP TW menilai Presiden Direktur PT HE menunjukkan sikap yang kooperatif dan berintegritas. Board dari perusahaan juga menunjukkan integritas dan keahlian manajerial yang baik. Selain itu, PT HE telah memiliki komite audit dan komite manajemen risiko dalam struktur organisasinya dimana kedua komite ini berperan dalam pengawasan terhadap operasi dan bisnis perusahaan. Tidak ada transaksi-transaksi yang tidak lazim (irregular transaction) yang terjadi dalam perusahaan. 2. Pengendalian atas informasi dan komunikasi (Information and communication controls) Struktur organisasi dari PT HE cukup sederhana dan tidak terdapat perubahan susunan struktur sejak tahun lalu, oleh karenanya pengendalian atas informasi dan komunikasi dapat dilakukan secara manual tanpa bantuan sistem tertentu. Contohnya pada departemen akuntansi dan keuangan, PT HE menggunakan suatu software akuntansi yang bernama Accpacc untuk menghasilkan Buku Besar (General Ledger). Software Accpacc ini dimanfaatkan hanya di bagian akuntansi dan keuangan (finance) serta bukan merupakan sistem yang terintegrasi. Demikian pula pada departemen lainnya yang memanfaatkan sistem yang diperuntukkan khusus untuk departemen yang bersangkutan. Sistem komputerisasi terbatas ini memberikan batasan kepada pihak yang tidak berwenang untuk melakukan akses kedalamnya. Adapun sistem Accpacc ini baru dipergunakan dalam pencatatan akuntansi PT HE pada tahun 2012, dimana pada tahun-tahun sebelumnya klien mengandalkan Microsoft Excel dalam pencatatan akuntansinya. Oleh karenanya, auditor melakukan system migration test dalam proses audit tahun 2012 ini untuk memastikan bahwa seluruh data keuangan yang dimasukkan kedalam sistem baru telah lengkap dan akurat. Berdasarkan kuesioner yang diisi oleh manajemen, transaksi perusahaan dinyatakan sebagai transaksi yang tidak kompleks sehingga dalam proses audit PT HE tidak diperlukan bantuan dari tenaga ahli (expertise) di bidang teknologi informasi.
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
55
3. Pengawasan pengendalian (Monitoring controls) Presiden direktur dari PT HE akan memeriksa laporan keuangan, anggaran proyek, serta kontrak-kontrak perjanjian penting dengan pihak ketiga sebagai bagian dari pengawasan terhadap proyek, anggaran, dan pengeluaran yang didiskusikan pada rapat jajaran direksi perusahaan. Proses kontrol ini berfokus pada area-area yang signifikan dalam mempengaruhi kondisi dari perusahaan. 4. Penilaian risiko manajemen (Management’s risk assessment) Penilaian risiko manajemen dilakukan dengan mengisi kuesioner yang diajukan oleh auditor dan juga melalui rapat dengan komite manajemen risiko. Kuesioner
penilaian
risiko
ini
berisi
pertanyaan-pertanyaan
untuk
mengidentifikasi efektivitas manajemen dalam menilai risiko yang dihadapi perusahaan dan menilai bagaimana manajemen merespon risiko tersebut. Ketika manajemen dinilai gagal untuk dapat mengidentifikasi dan merespon risiko yang dihadapi, auditor akan melakukan pengumpulan bukti audit yang lebih ekstensif dibandingkan jika manajemen efektif dalam mengidentifikasi dan merespon risiko. Penilaian risiko terkait pelaporan keuangan dari PT HE telah efektif dilakukan oleh komite manajemen risiko dan telah memiliki prosedur penanggulangan risiko yang memadai. 5. Aktivitas pengendalian (Control activities) 1. Pengendalian atas proses informasi dijalankan oleh perusahaan dengan menerapkan sistem terkomputerisasi terbatas, seperti Accpacc yang hanya digunakan oleh departemen akuntansi dan keuangan saja. 2. Pengendalian fisik (physical control) atas persediaan perusahaan dilakukan oleh pihak ketiga yang independen yaitu mining contractor. Persediaan perusahaan dibagi menjadi dua jenis yaitu batubara dan bahan bakar (fuel). Mining contractor akan melakukan pengendalian terhadap persediaan batubara yang dimiliki perusahaan karena seluruh detail inventory process dilakukan oleh mining contractor. Pengendalian atas bahan bakar dilakukan dengan kontrol penggunaan dan membuat laporan bulanan yang menjelaskan penggunaan dari bahan bakar tersebut.
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
56
3. Pengendalian atas performa bisnis dilakukan dengan pemantauan reguler atas anggaran (budget) terhadap penerimaan dan pengeluaran setiap bulannya. Manajemen juga membuat laporan performa bulanan yang dibandingkan dengan periode sebelumnya guna memonitor performa dari masing-masing unit bisnis dan keseluruhan perusahaan. 4. Pemisahan tugas (segregation of duties) ditunjukkan dengan adanya pemisahan yang baik antar departemen. Sebagai contoh adalah pemisahan antara bagian pengadaan barang (procurement division) yang bertugas untuk memproses pesanan dari masing-masing kepala departemen lainnya, bagian akuntansi yang bertugas untuk melakukan posting atas berbagai transaksi pembelian, serta treasury dan keuangan yang bertugas untuk melakukan pembayaran atas seluruh faktur yang masuk ke perusahaan. Pemisahan tugas juga terdapat dalam proses persetujuan pembayaran yang dilakukan oleh tiga grup berbeda sesuai dengan jumlah pembayaran yang harus dikeluarkan. Untuk pemisahan tugas ini lebih lanjut akan dijelaskan pada bagian siklus perolehan dan pembayaran. 3.7.2 Siklus Perolehan dan Pembayaran PT HE Setalah mendapatkan pemahaman atas kontrol internal yang dimiliki perusahaan, auditor selanjutnya membuat siklus dari area-area yang memiliki risiko signifikan dalam proses audit. Auditor nantinya akan menentukan apakah pengujian pengendalian perlu dilakukan atau pengujian langsung dilakukan pada pengujian substantif. Biasanya pengujian pengendalian tidak dilakukan jika auditor menilai pengendalian internal klien tidak dapat diandalkan. Utang usaha termasuk kedalam siklus perolehan dan pembayaran (acquisition and payment cycle). Siklus ini merupakan proses atas pembelian barang, pengakuan atas utang usaha, dan pembayaran atas utang usaha tersebut. Proses pada siklus ini dapat dipahami oleh auditor
berdasarkan
inquiry
saat
field
work
dengan
personil
yang
bertanggungjawab atas akun utang usaha dan personil yang bertanggungjawab atas pembayaran. Rincian proses siklus perolehan dan pembayaran akan dijabarkan sebagai berikut:
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
57
1. Pemesanan barang dagang Transaksi pembelian barang dagang dilakukan berdasarkan proyek yang sedang dijalankan. Proses dimulai ketika user dari masing-masing departemen membuat daftar Permintaan Pembelian (Purchase Requisition) atau disingkat PR. PR ini kemudian akan disetujui oleh kepala departemen dari user yang bersangkutan atau oleh kepala proyek dari proyek yang melakukan permintaan pembelian. Jika pembuat PR merupakan kepala departemen maka persetujuan harus didapatkan dari seseorang yang memiliki jabatan diatas kepala departemen tersebut, seperti direktur. Setelah mendapatkan persetujuan, PR secara langsung dikirim ke departemen lisensi dan aset manajemen. Bagi PR yang belum disetujui, akan dikembalikan kepada user masing-masing untuk dilengkapi atau diperbaiki. Setelah PR dikirimkan ke departemen lisensi dan aset manajemen, PR tersebut akan disetujui oleh kepala departemen lisensi aset manajemen. PR yang belum disetujui, akan dikembalikan kepada user masing-masing untuk dilengkapi atau diperbaiki. Departemen lisensi dan aset manajemen ini berfungsi untuk memonitor dan mengelola aset yang dimiliki PT HE. PR yang telah disetujui oleh kepala departemen lisensi dan aset manajemen akan dikirimkan ke departemen pengadaan barang PT HE. Ketika PR diterima oleh departemen pengadaan barang, departemen tersebut akan membuat Pesanan Pembelian (Purchasing Order) atau disingkat PO yang kemudian dikirimkan kepada vendor atau supplier. Pemilihan vendor dilakukan dengan dua tipe seleksi: 1. Direct Appointment Supplier Jika nilai pembelian dari barang atau jasa adalah kurang dari USD 1,000 atau setara dengan Rp 10,000,000 maka departemen pengadaan dapat secara langsung menunjuk vendor atau supplier yang memiliki kualitas dan harga terbaik. 2. Direct Selection/Tender Metode pemilihan vendor ini digunakan ketika nilai pembelian barang atau jasa adalah lebih dari USD 1,000 atau setara dengan Rp 10,000,000.
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
58
Departemen pengadaan akan memilih satu dari tiga vendor dengan penawaran harga terendah. Setelah vendor penyedia terpilih, bagian pengadaan akan mengeluarkan Service Order (SO), atau PO, atau kontrak yang harus disetujui secara otomatis melalui sistem oleh kepala departemen pengadaan jika nilainya dibawah USD 50,000 atau setara dengan Rp 500,000,000 atau disetujui oleh direktur jika nilainya diatas USD 50,000. PO atau SO ini akan dibuat dua rangkap, satu untuk disimpan oleh perusahaan dan satu untuk selanjutnya dikirim kepada vendor. Selama proses ini belum terjadi pencatatan akuntansi apapun. 2. Penerimaan barang dagang dan proses tagihan (invoice) Ketika barang atau item yang dipesan telah diterima, departemen pengguna (user) atau pihak ketiga yang memiliki keahlian khusus, jika diperlukan akan melakukan inspeksi terhadap barang tersebut dan mengkonfirmasi spesifikasi dari barang yang dipesan kepada dokumen PO dan Delivery Order (DO) untuk memastikan bahwa barang yang dipesan dengan barang yang diterima sama dari segi spesifikasi, jenis, maupun kuantitasnya. Inspeksi ini juga berguna untuk memeriksa fisik dari barang yang dikirimkan, apakah terjadi kerusakan atau tidak. Ketika barang yang dikirimkan tidak sesuai dengan spesifikasi yang ada pada PO maka barang tersebut akan ditolak dan dikembalikan kepada vendor pengirim. Ketika barang yang diperiksa sudah sesuai sepesifikasi dan tidak terdapat kerusakan, selanjutnya akan dikirim pemberitahuan kepada user bahwa barang sudah tersedia dan siap diambil. Untuk kategori jasa, proses penerimaan harus disertai dengan dokumen pendukung yang menyatakan bahwa jasa yang dipesan telah dilaksanakan. Contohnya adalah perhitungan dari kontraktor tentang persentase penyelesaian jasa yang diberikan (progress report). Dokumen ini kemudian disetujui oleh kepala departemen atau kepala proyek dan dicatat dalam berita acara. Biasanya bersamaan dengan penerimaan barang dan paralel dengan DO, vendor juga mengirimkan faktur kepada perusahaan. Faktur ini memerlukan persetujuan dari masing-masing kepala departemen dengan melakukan prosedur manual three
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
59
way match yaitu mencocokkan rincian dari faktur, DO, dan PO. Bagi penerimaan jasa, faktur akan diperiksa dan dibandingkan dengan berita acara dan progress report yang telah ditandatangani oleh kedua pihak yang melakukan transaksi. Setelah disetujui, faktur, PO, dan DO akan disirkulasi kepada bagian akuntansi untuk dicatat sebagai utang usaha. Administrator utang usaha (AP Officer) akan membuat daftar faktur masuk serta memasukkan jurnal kedalam sistem Accpacc yang kemudian akan dilakukan review oleh Senior Accountant serta review oleh Accounting and Tax Manager setiap bulannya. Para reviewer ini juga melakukan prosedur manual three way match dan melakukan pemeriksaan atas kode akun yang telah dimasukkan dalam sistem. Berikut ini adalah jurnal yang dibuat dalam sistem: Dr ||Expense
xxx
Cr ||Account Payable
xxx
Jika pada penutupan bulanan perusahaan belum menerima faktur dari vendor, namun beban usaha telah muncul maka untuk memastikan kelengkapan dan akurasi dari kewajiban yang dimiliki perusahaan, akan dibuat jurnal akrual bagi tagihan yang masih outstanding. Jurnal akrual dibuat bagi beberapa akun seperti contohnya akun mining cost yang terdiri atas OB removal, equipment rental, dan lainnya. Kalkulasi jumlah yang dijurnal berdasarkan pada estimasi dari user. Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut: Dr ||Expense
xxx
Cr ||Accrue Payable
xxx
Pada setiap awal dari bulan berikutnya, akun accrue payable dan beban usaha akan dibalik dan perusahaan akan mencatat beban usaha dan utang aktual sebagai berikut: Dr || Accrue Payable Cr || Expense
xxx xxx
(Untuk membalik jurnal akrual yang sebelumnya sudah dicatat)
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
60
Dr ||Expense
xxx
Cr ||Account Payable
xxx
(Untuk mencatat nilai utang usaha dan beban yang aktual) 3. Proses pembayaran Pebayaran utang usaha akan dilakukan ketika periode umur utang usaha (period aging) berada dalam 30-60 hari atau sebelum tanggal jatuh tempo, sesuai dengan perjanjian pada PO. Administrator pembayaran bank dan kas akan membuat voucher pembayaran utang usaha yang akan dilakukan review oleh Manajer keuangan. Kemudian voucher ini akan disertakan pada cek pembayaran. Administrator membuat bilyet giro atau cek pembayaran berdasarkan voucher pembayaran utang usaha tersebut. Pembayaran atas cek ini akan melewati review dari tiga grup reviewer yang berbeda sesuai dengan besar nilai pembayarannya. Grup A terdiri dari persetujuan oleh Presiden Direktur dan Wakil presiden direktur, Grup B terdiri dari persetujuan oleh Direktur, dan Grup C terdiri dari persetujuan oleh Manajer keuangan. Bagi pembayaran sebesar USD 500,000 atau setara dengan Rp 5 Milyar reviewer yang diharuskan adalah kombinasi dari Grup A dan C atau Grup B dan C. Untuk nilai sebesar USD 1,000,000 atau setara Rp 10 Milyar reviewer yang diharuskan adalah Grup B. Bagi cek yang bernilai USD 2,500,000 atau Rp 25 Milyar reviewer yang diharuskan adalah kombinasi dari Grup A dan B. Untuk pengeluaran kas dengan jumlah tak terbatas maka reviewer yang diharuskan adalah Grup A. Seluruh dokumen pendukung pembayaran akan dikirimkan kepada staff bagian akuntansi untuk dibuatkan jurnalnya yang akan dilakukan review oleh Senior Accountant serta review oleh Accounting and Tax Manager setiap bulannya. Jurnal pembayaran akan dibuat setelah administrator pembayaran bank dan kas memastikan bahwa pembayaran atas utang usaha telah benar dibayarkan dengan memeriksa catatan pada bank. Dr || Account Payable
xxx
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
61
Cr || Cash/Bank
xxx
Setelah melakukan penjurnalan, seluruh dokumen pendukung dan faktur disimpan oleh administrator utang usaha untuk inventaris. Rincian siklus ini akan dirangkum dalam flowchart siklus purchase to payable pada lampiran 2. Auditor menilai pengendalian internal PT HE telah memadai. Penilaian ini merujuk pada hasil walkthrough auditor atas pengaplikasian kontrol internal yang dilakukan secara konsisten dan dibuktikan dengan adanya pemeriksaan serta persetujuan oleh pihak yang memiliki kewenangan (grup reviewer) untuk setiap faktur dan pembayaran. Kontrol internal juga telah diterapkan atas seluruh fungsi bisnis sehingga dapat mencegah, mendeteksi, atau memperbaiki jika terdapat pembelian aset atau biaya yang tidak diizinkan serta mengelola pergerakan anggaran. Berdasarkan dokumentasi dan evaluasi pengendalian dan siklus yang dilakukan pada PT HE, KAP TW memutuskan untuk melakukan pengujian pengendalian (test of control) dan prosedur audit substantif. 3.7.3 Prosedur Pengujian Pengendalian (Test of Control) Pengujian pengendalian dilakukan berdasarkan pedoman dan prosedur audit KAP TW. Prosedur pengujian ini bertujuan untuk menguji efektivitas dan efisiensi dari pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan klien dalam rangka mengurangi kemungkinan risiko kontrol dalam proses audit. KAP TW pada perikatan terhadap klien PT HE ini melakukan pengujian pengendalian sekaligus pengujian substantif atas transaksi untuk siklus-siklus bisnis yang dimiliki PT HE, termasuk salah satunya adalah siklus purchase to payable yang terkait dengan akun utang usaha. Pengujian dilakukan secara bersamaan oleh auditor karena kedua pengujian tersebut saling beririsan dan akan menghemat waktu dan tenaga demi efisiensi audit itu sendiri. Pengendalian perusahaan atas siklus bisnis dilakukan lebih dari satu kali dalam sehari, oleh karenanya dalam menentukan populasi yang digunakan adalah pengendalian dilakukan sebanyak lebih dari 250 kali dalam satu tahun. Untuk mendapatkan keyakinan atas pengujian pengendalian dengan total populasi sebesar 250 kali pertahun maka sampel yang biasa diambil adalah sebesar 60
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
62
faktur. Namun untuk perikatan audit PT HE auditor hanya mengambil 43 sampel dari faktur (invoice) berdasarkan konsiderasi dan professional judgement. Alasan pemilihan jumlah sampel sebanyak 43 ini adalah: 1. Audit tahun ini merupakan perikatan yang ketiga kali sehingga KAP TW sudah memahami kondisi pengendalian klien 2. Pada audit tahun sebelumnya tidak terdapat proposed adjustment atas pengendalian perusahaan 3. Berdasarkan konsiderasi auditor atas risiko fraud terkait siklus purchase to payable, disimpulkan tidak terdapat adanya kasus fraud yang teridentifikasi dari kuesioner fraud. 4. Kontrol atas manual three way match dan persetujuan dilakukan secara rutin oleh klien dan dilaksanakan secara langsung sehingga tidak ada judgement yang dilibatkan dalam melakukan kontrol ini. Berdasarkan alasan ini, auditor menilai rentang sampel yang rendah sudah sesuai ditambah lagi auditor akan melakukan reperformance atau three way matching dan memeriksa persetujuan (approval) dimana hasil pengujian ini diyakini dapat memberikan level of assurance yang tinggi. Ukuran sampel ini digunakan untuk dual purpose test yaitu untuk pengujian pengendalian dan untuk pengujian terinci. Sampel diambil dengan metode seleksi acak (haphazard selection method) dari akun pengeluaran (expenditure) yang berbeda yaitu Operating Expense, Cost of Goods Sold, Property, Plant and Equipment, serta Mine Development. Sampel berada dalam cakupan periode Januari hingga September (interim) serta Oktober hingga Desember (periode intervensi). Three way matching dilakukan dengan mencocokkan tiga dokumen pendukung yang saling berhubungan dan berasal dari pihak yang berbeda dalam siklus purchase to payable. Ketiga dokumen pendukung tersebut adalah faktur (invoice), PO, dan DO. Kontrol kunci yang diidentifikasi oleh auditor untuk masing-masing dokumen pendukung adalah: 1. Barang akan diinspeksi untuk mencocokkan spesifikasi dan bukti fisik berdasarkan PO dan DO,
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
63
2. Pembelian barang dan penerimaan jasa akan direkonsiliasi secara manual dengan faktur, PO, DO, dan faktur pajak, 3. Faktur akan dikirim kepada masing-masing Grup reviewer sesuai dengan jumlah faktur untuk disetujui. Penentuan kontrol kunci ini didasarkan atas identifikasi siklus purchase to payable dimana auditor menilai bahwa ketiga hal di atas menjadi titik lemah pengendalian. Auditor selanjutnya akan melakukan prosedur validasi atas kontrol yang dilakukan perusahaan dan merancang prosedur untuk memastikan bahwa kontrol perusahaan berjalan dengan efektif. Berikut adalah prosedur validasi efektifitas pengendalian PT HE: 1. Memeriksa bahwa transaksi benar terjadi pada tahun 2012 dan telah dicatat pada periode yang tepat (Existence) 2. Memeriksa akurasi secara matematis dan secara deskripsi untuk dokumendokumen pendukung (three way matching PR, PO, DO, Invoice) 3. Memeriksa bahwa pencairan pembayaran telah disetujui oleh pihak yang berwenang yaitu Manajer keuangan untuk persetujuan tahap pertama dan Direktur serta Presiden Direktur untuk persetujuan tahap kedua 4. Untuk akun Fixed Asset (Property, Plant and Equipment) diperiksa bahwa hak dan kewajiban perusahaan sudah dikapitalisasi secara tepat Tabel di halaman 64 menunjukkan sebagian sampel dari dokumentasi pengujian pengendalian yang dilakukan KAP TW.
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
Sumber: Kertas Kerja Audit KAP TW atas PT HE (setelah diolah kembali)
Tabel 3.3 Test of Control Siklus Purchase to Payable PT HE
64
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
65
Berdasarkan pengujian pengendalian yang dilakukan terhadap 43 sampel yang dipilih, auditor KAP TW menyimpulkan bahwa kontrol PT HE dalam siklus purchase to payable berjalan secara efisien dan efektif memenuhi keempat desain kontrol. Auditor tidak menemukan pengecualian serta tidak melakukan proposed adjustment. 3.7.4 Prosedur Pengujian Substantif (Substantive Tests) Pengujian substantif adalah adalah metode yang dirancang untuk menguji salah saji moneter yang secara langsung mempengaruhi ketepatan saldo di laporan keuangan (correctness). Terdapat tiga jenis pengujian substantif yaitu prosedur analitis, pengujian substantif atas transaksi, dan pengujian substantif atas saldo. Pengujian substantif atas transaksi telah dilakukan bersamaan dengan pengujian pengendalian, sedangkan prosedur analitis dilaksanakan bersamaan dengan pengujian substantif atas saldo karena proses analitis telah dipenuhi pada saat melakukan pengujian terinci atas saldo. Pengujian pengendalian yang telah dilakukan oleh auditor mempermudah prosedur pengujian terinci atas saldo dalam aspek mengurangi jumlah sampel yang akan diuji nantinya. Dalam melakukan pengujian terinci atas saldo, KAP TW akan melakukan pemilihan item-item sesuai dengan kriteria pengambilan sampel tertentu. Pengambilan sampel dilakukan demi efisiensi dan efektivitas dari prosedur yang dijalankan. Metode pemilihan item untuk melakukan pengujian terinci atas saldo yang digunakan adalah pengujian target (targeted testing). Untuk metode pemilihan sampel ditentukan melalui karakteristik tertentu seperti risiko yang signifikan serta nilai moneter yang besar. Langkah yang digunakan dalam metode pengujian terinci atas saldo adalah: 1. Menyatakan tujuan dari pengujian 2. Mendefinisikan total populasi 3. Menentukan salah saji dan prosedur yang akan dilakukan 4. Menyebutkan dasar sumber untuk pemilihan sampel
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
66
5. Mendokumentasikan hasil dan evaluasi dari pengujian beserta penilaian apakah dibutuhkan keyakinan tambahan bagi item yang tidak diuji. 3.7.5 Rincian Pengujian Substantif Prosedur audit yang dilakukan oleh KAP TW selanjutnya menggunakan pendekatan pengujian substantif. Adapun rincian pengujian substantif untuk akun utang usaha adalah sebagai berikut: 1. Kertas kerja utama (Lead Schedule) Dokumentasi kertas kerja utama dilakukan pertama kali oleh auditor dalam pengujian substantif. Auditor mencocokkan daftar utang usaha yang dimiliki perusahaan di buku besar untuk periode yang berakhir 31 Desember 2012 dengan neraca saldo untuk periode yang berakhir 31 Desember 2011. Pada tahap ini auditor ingin melihat adanya perbedaan atau pergerakan akibat penghapusan utang yang signifikan. Auditor membuat ringkasan perbandingan (comparative summary) atas utang usaha untuk menguji keakuratan matematis. Selanjutnya saldo akun utang usaha ditelusuri ke buku besar dan kertas kerja (working paper) tahun lalu. Auditor dapat melihat fluktuasi saldo dari tahun lalu dengan tahun ini dan melakukan analisis atas fluktuasi (flux analysis) tersebut. Hal ini yang dimaksud sebagai pelaksanaan prosedur pengujian analitis yang digabungkan dengan pengujian terinci. Auditor akan melihat fluktuasi dan melakukan analisis untuk masing-masing jenis akun utang usaha. Seluruh penyesuaian yang dibuat juga dijelaskan dalam ringkasan dokumentasi akun utang usaha ini. Auditor merujuk kepada angka utang usaha dari ringkasan neraca saldo 31 Desember 2011. Utang usaha PT HE dibagi menjadi kategori utang usaha kepada pihak ketiga (third party) dan utang usaha kepada pihak berelasi (related party). Jumlah saldo yang ada di neraca saldo dari masing-masing kategori dimasukkan ke dalam lead schedule (LS) kemudian dikategorikan
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
67
sebagai saldo yang belum diaudit (unaudited balance). Angka ini dijadikan dasar untuk pelaksanaan audit. Setelah proses audit berlangsung, biasanya auditor akan melakukan penyesuaian terhadap angka dari saldo yang belum diaudit. Jumlah saldo setelah penyesuaian akan menjadi saldo yang telah diaudit (audited balance) dan merupakan angka yang dilaporkan di laporan keuangan. Saldo yang telah diaudit ini juga akan dibandingkan dengan saldo utang usaha yang telah diaudit pada 31 Desember 2011. Hal ini dilakukan agar auditor dapat melihat jika jumlah saldo utang usaha mengalami fluktuasi yang signifikan dari tahun sebelumnya. Tabel 3.4 menunjukkan dokumentasi lead schedule akun utang usaha yang dilakukan oleh KAP TW. Tabel 3.4 Lead Schedule Akun Utang Usaha PT HE
Sumber: Dokumentasi KAP TW (setelah diolah kembali)
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
68
Dalam dokumentasi lead schedule ini auditor melakukan penyesuaian sebesar USD 176,304 pada akun utang usaha pihak ketiga. Rincian penyesuaian ini akan dibahas lebih lanjut pada bab 4. Berdasarkan informasi yang ada di tabel, auditor menyimpulkan bahwa tidak ditemukan adanya kemungkinan penghapusan atas utang usaha (possible omission) serta seluruh fluktuasi pada angka utang usaha dapat dijelaskan alasannya dalam flux analysis yang tertera pada tabel di atas. 2. Verifikasi translasi utang usaha (Verify AP Translation) Pada tahap ini dilakukan verifikasi translasi terhadap utang usaha yang tercatat kedalam mata uang pelaporan di tiap periode. Selama melakukan transaksi dengan vendor, PT HE seringkali menggunakan dua jenis mata uang yaitu USD dan Rupiah. PT HE menggunakan USD sebagai mata uang pelaporannya sehingga translasi diperlukan untuk transaksi-transaksi yang menggunakan mata uang selain mata uang pelaporan, misalnya Rupiah. Translasi pada periode pelaporan dilakukan untuk mengakui adanya unrealized gain or loss dari pertukaran mata uang tersebut. Auditor hanya melakukan translasi berdasarkan periode audit yang dijalankan yaitu untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2012. Rincian kegiatan dan hasil dari temuan auditor untuk tahapan ini dimulai dari auditor meminta daftar utang usaha untuk tiap-tiap nilai tukar dari buku besar klien pada akhir Desember 2012. Auditor melakukan penjumlahan ke bawah atas daftar utang usaha (footing) kemudian atas transaksi dengan mata uang selain USD, yaitu Rupiah auditor melakukan konversi kedalam mata uang USD melalui pembagian dengan nilai tukar masing-masing berdasarkan nilai tukar mata uang tanggal 31 Desember 2012. Rate yang digunakan oleh PT HE adalah Kurs Tengah Bank Indonesia (BI Middle Rate) per 31 Desember 2012 yaitu Rp 9,670/1USD. Hasil konversi ini kemudian dibandingkan dengan saldo yang disajikan dengan neraca saldo 31 Desember 2012 (Agree Detail Payable Listing). Berikut ini adalah hasil dokumentasi KAP TW untuk verifikasi translasi utang usaha PT HE.
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
69
Tabel 3.5 AP Translation PT HE (Third Party)
Sumber: Dokumentasi KAP TW (setelah diolah kembali)
Tabel 3.6 AP Translation PT HE (Related Party)
Sumber: Dokumentasi KAP TW (setelah diolah kembali)
3. Agree Detail Payable Listing Prosedur selanjutnya adalah memastikan daftar utang usaha apakah telah dijumlahkan dengan benar sesuai dengan buku besar atau tidak. Auditor memeriksa rincian utang usaha (AP listing) dan melakukan investigasi jika terjadi ada item-item yang tidak wajar atau signifikan seperti contohnya adanya saldo yang besar, saldo utang usaha di debit, serta tagihan-tagihan lama yang belum dibayarkan (long outstanding). Tujuan prosedur ini adalah memastikan akurasi dari saldo. Auditor meminta daftar utang tiap nilai tukar dari buku besar klien. Setelahnya, auditor akan melakukan konversi saldo ke mata uang USD atas transaksi dengan mata uang Rupiah dengan membagi sesuai nilai tukar per transaksi seperti yang telah dijelaskan di bagian verifikasi translasi utang
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
70
usaha. Auditor kemudian melakukan pengujian dengan penjumlahan ke bawah atas daftar utang (footing) yang telah dikonversi dan membandingkannya dengan saldo yang disajikan dengan neraca saldo 31 Desember 2012. Tabel berikut menunjukkan hasil dokumentasi KAP TW untuk agree listing akun utang usaha PT HE. Tabel 3.7 Agree Detail Payable Listing PT HE (Third Party)
Sumber: Dokumentasi KAP TW (setelah diolah kembali)
Tabel 3.8 Agree Detail Payable Listing PT HE (Related Party)
Sumber: Dokumentasi KAP TW (setelah diolah kembali)
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara buku besar dan daftar total utang usaha pada neraca saldo. Namun demikian, auditor menemukan adanya unsual item berupa utang usaha pada debit balance, serta kesalahan klasifikasi utang lain-lain (other payable) sebagai utang usaha. Setelah melakukan tanya jawab dengan pihak klien, auditor memutuskan untuk membuat jurnal penyesuaian terhadapnya. Rincian dari penyesuaian ini akan dibahas secara lebih lanjut pada bab 4 dan gambaran lengkap dokumentasi audit atas agree detail payable listing dapat dilihat pada lampiran 3 dan lampiran 4.
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
71
4. Pencarian kewajiban yang belum tercatat (Search for Unrecorded Liabilities) Search for Unrecorded Liabilities atau SURL merupakan prosedur audit substantif yang bertujuan untuk memastikan kelengkapan (completeness) dan keakuratan (accuracy) dari akun utang usaha yang tercatat dan yang dimasukkan kedalam neraca saldo per 31 Desember 2012, serta memastikan bahwa pisah batas (cut-off) dari transaksi-transaksi yang berkaitan dengan utang usaha telah benar dijabarkan. Terdapat dua metode yang dilakukan auditor dalam melakukan pengujian SURL ini, yaitu: 1. Faktur diterima setelah tanggal neraca (Subsequent Invoice Received) 2. Pembayaran atas tagihan setelah tanggal neraca (Subsequent Invoice Payment) Periode yang termasuk setelah tanggal neraca (subsequent events) adalah dua bulan setelah tanggal 31 Desember 2012, yaitu Januari hingga Februari 2013. Sampel yang diambil dalam pengujian SURL ini harus mencakup seluruh sumber utang usaha yang dimiliki klien. Dokumen pemesanan barang (purchase order), faktur (invoice), berita acara pengiriman barang (delivery note), bukti setoran bank, serta berita acara penerimaan barang (good received note) diperlukan sebagai dokumen pendukung. Dokumen pendukung ini membantu auditor untuk menentukan apakah item utang usaha telah dicatat dan diakui sebagai utang usaha pada periode yang seharusnya atau tidak. Rincian pengujian dan temuan auditor pada tahap ini adalah: 1. Faktur diterima setelah tanggal neraca (Subsequent Invoice Received) Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, periode yang termasuk setelah tanggal neraca adalah periode 1 Januari hingga 29 Februari 2013. Seluruh faktur yang diterima PT HE dalam priode ini akan menjadi total populasi pengujian dengan jumlah total USD 187,134. Tujuan pengujian subsequent invoice received ini adalah untuk memastikan kelengkapan (completeness), akurasi (accuracy), serta pisah batas (cut off).
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
72
Seluruh faktur yang datang pada periode Januari dan Februari 2013 akan dibuatkan daftarnya dalam invoice register. Auditor telah melakukan test of control dan memutuskan untuk mengandalkan pengendalian internal klien terkait kelengkapan serta kelayakan populasi untuk subsequent invoice received. Kemudian auditor akan memilih sampel dari seluruh populasi pada invoice register dengan kriteria faktur yang jumlahnya melebihi SUM yaitu USD 8,050. Terdapat satu sampel terpilih dari invoice register bulan Januari dan empat sampel terpilih dari invoice register bulan Februari, sehingga total sampel keseluruhan adalah lima dengan jumlah USD 80,299. Cakupan total sampel terhadap keseluruhan populasi adalah 42.9% sedangkan total remaining untested balance adalah USD 106,836 atau sebesar 57.1%. Walaupun cakupan sampel lebih kecil dari cakupan untested balance, namun nilai untested balance adalah dibawah PM yaitu USD 112,700 dan terdiri dari banyak faktur yang nilainya imaterial. Sehingga auditor memutuskan untuk tidak melakukan prosedur pengujian tambahan. Dari dokumen pendukung, auditor melakukan vouching guna memeriksa setiap informasi yang relevan. Dokumen seperti pemesanan barang (purchase order), faktur (invoice), bukti setoran bank, berita acara pengiriman barang (delivery note), berita acara penerimaan barang (good received note), otorisasi pihak berwenang, dan keterangan dari vendor mengenai ketentuan pembayaran (terms of payments) akan diperiksa dan didokumentasikan pada kertas kerja dengan template khusus. Untuk setiap transaksi yang menggunakan mata uang selain USD, akan ditranslasi ke dalam USD dan dicocokkan nilainya dengan nilai tercatat. Setelah melakukan pemeriksaan terhadap dokumen pendukung, auditor akan melakukan inquiry dengan klien untuk menambah keyakinan atas hasil vouching. Rangkuman hasil pemeriksaan yang didokumentasikan dengan template khusus ini akan memudahkan auditor untuk mencari temuan audit (findings). Hasil pengerjaan sampel pada subsequent invoice received akan
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
73
dilampirkan pada Lampiran 5. Tabel di bawah ini menjelaskan template yang digunakan dalam pengujian subsequent invoice received. Tabel 3.9 Penjelasan template pengujian subsequent invoice received
Nama Kolom
Penjelasan
Sample number
Urutan sampel
Vendor name
Nama pemasok
Unpaid invoice number
Nomer faktur atas transaksi
Unpaid invoice date
Tanggal faktur atas transaksi
Unpaid invoice amount (original)
Jumlah tertagih di faktur yang harus dibayarkan dalam mata uang asli
Rate
Nilai tukar pada 31 Desember 2012
Unpaid invoice amount (USD)
Jumlah tertagih di faktur yang harus dibayarkan dalam mata uang USD
Description (including period) of transactions
Deskripsi transaksi dan periode berlangsungnya jasa
VAT
PPN (10%)
WHT
PPh 23 atas jasa (2%)
Amount recorded in GL 2012
Nilai tercatat transaksi pada buku besar
Difference
Selisih jumlah tagihan dengan jumlah tercatat di buku besar
Transaction relates to period before or after
Periode transaksi berkaitan dengan tanggal
year end
sebelum atau sesudah neraca
Transaction has been included or excluded
Transaksi sudah dimasukkan atau dikeluarkan
from accounts payable or accrued expenses at
dari akun utang usaha atau beban akrual pada
period end
tanggal neraca
Recognized in appropriate period
Transaksi diakui pada periode yang tepat
Notes
Keterangan tambahan atas sampel Sumber: Pedoman KAP TW (setelah diolah kembali)
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
74
2. Pembayaran atas tagihan setelah tanggal neraca (Subsequent Invoice Payment) Langkah pertama yang dilakukan auditor dalam pengujian ini adalah mendapatkan rekening koran (bank statement) yang dimiliki klien untuk bulan Januari dan Februari 2013. Seluruh transaksi pengeluaran (pada kolom debit) kecuali pembayaran pajak dan intercompany transaction menjadi populasi untuk pengujian subsequent invoice payment. Jumlah total item populasi adalah sebesar USD 187,569 dan tujuan dari pengujian ini adalah untuk memastikan kelengkapan (completeness), akurasi (accuracy), serta pisah batas (cut off). Auditor memastikan kelengkapan dan kelayakan dari rekening koran yang dijadikan populasi dalam pengujian dengan melakukan pemeriksaan ke area kas dan setara kas untuk memastikan apakah rekening koran yang digunakan sudah lengkap. Dari keseluruhan transaksi pengeluaran di rekening koran selain pembayaran pajak dan intercompany transaction, auditor mengambil sampel pengujian dari transaksi yang jumlah saldonya bernilai diatas SUM. Terdapat tiga transaksi yang terpilih menjadi sampel dengan total USD 117,230. Sampel ini mencakup 62.5% dari total populasi, sedangkan remaining untested balance hanya sebesar 37.5%. Total dari remaining untested balance adalah sebesar USD 70,339. Jumlah ini berada dibawah batas PM sehingga tidak ada prosedur pengujian lanjutan yang perlu dilakukan. Setelah menentukan sampel yang akan dilakukan vouching, auditor meminta dokumen pendukung dari tiap-tiap sampel tersebut kepada klien. Dari dokumen pendukung tersebut, auditor melakukan pemeriksaan atas informasi yang terkandung di dalamnya, seperti dokumen pemesanan barang (purchase order), berita acara pengiriman barang (delivery note), faktur (invoice), bukti setoran bank, berita acara penerimaan barang (good received note), otorisasi pihak berwenang, dan keterangan dari vendor mengenai ketentuan pembayaran (terms of payments). Setiap transaksi yang menggunakan mata uang selain USD, akan dilakukan translasi ke
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
75
mata uang USD. Auditor juga melakukan inquiry kepada klien untuk menambah keyakinan terhadap hasil vouching. Sama halnya dengan pengujian subsequent invoice received, hasil semua pemeriksaan subsequent invoice payment ini akan dibuat rangkuman dalam sebuah template kertas kerja. Template ini juga membantu auditor dalam mendidentifikasi temuan audit. Hasil pengerjaan sampel pada subsequent invoice payment akan dilampirkan pada Lampiran 6. Tabel berikut menjelaskan template yang digunakan dalam pengujian subsequent invoice payment. Tabel 3.10 Penjelasan template pengujian subsequent invoice payment
Nama Kolom
Penjelasan
Sample number
Urutan sampel
Bank name
Nama bank
Bank account number
Nomor akun bank
Bank original currency
Mata uang bank
Document Name
Nama dokumen pendukung
Vendor
Nama pemasok
Document Number
Nomor dokumen pendukung
Document Date
Tanggal pada dokumen pendukung
Description (including period of transaction)
Deskripsi transaksi dan periode berlangsungnya jasa
Amount (original currency)
Jumlah pembayaran dalam mata uang asli
Rate
Nilai tukar pada 31 Desember 2012
Amount (USD)
Jumlah pembayaran dalam mata uang USD
VAT
PPN (10%)
Amount recorded in TB 2012
Nilai tercatat transaksi pada neraca saldo
Difference
Selisih jumlah pembayaran dengan jumlah tercatat di neraca saldo
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
76
Tabel 3.10 Penjelasan template pengujian subsequent invoice payment (lanjutan)
Nama Kolom
Penjelasan
Transaction relates to period before or after
Periode transaksi berkaitan dengan tanggal
year end
sebelum atau sesudah neraca
Transaction has been included or excluded
Transaksi sudah dimasukkan atau
from accounts payable at period end
dikeluarkan dari akun utang usaha pada tanggal neraca
Recognized in appropriate period
Transaksi diakui pada periode yang tepat
Remarks
Keterangan tambahan atas sampel Sumber: Pedoman KAP TW (setelah diolah kembali)
Berdasarkan hasil pengujian pengendalian hingga pengujian substantif yang dilakukan atas akun utang usaha PT HE, auditor mengambil kesimpulan bahwa akun utang usaha untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2012 dalam segala hal yang material telah disajikan secara wajar. Analisis mengenai hasil temuan audit, pengendalian internal, dan prosedur audit yang dijalankan KAP TW akan dibahas dalam bab selanjutnya.
Universitas Indonesia Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab sebelumnya, telah dijelaskan mengenai profil klien PT HE, profil KAP TW, serta prosedur audit yang dilakukan oleh KAP TW dalam melakukan audit atas akun utang usaha. Dalam bab ini Penulis akan menjabarkan temuan audit atas akun utang usaha PT HE serta melakukan analisis atas audit yang telah dilakukan dengan melakukan perbandingan terhadap landasan teori yang terdapat di bab dua. 4.1
Temuan Audit PT HE
Berdasarkan prosedur pengujian audit yang telah dilakukan pada akun utang usaha PT HE untuk periode yang berakhir 31 Desember 2012, auditor memperoleh temuan audit sebagai berikut: 1. Dalam pengujian agree detail payable listing, auditor menemukan adanya beberapa vendor yang seharusnya tidak diklasifikasikan ke dalam utang usaha pihak ketiga. Sehingga auditor melakukan proposed reclassification untuk vendor PT AM, CV CG, CV CMJ, GR, GSEM, PT GTJ, PT KRU, KAP TWR, CV LCJ, PT MLP, PT MMP, PPC, PT SAB, SRKC, ST, PT TBN, dan PT TW untuk diklasifikasikan sebagai utang lain-lain. Reklasifikasi ini didasarkan bahwa nature dari masing-masing vendor tersebut tidak terkait dengan kegiatan usaha utama perusahaan seperti pembelian batubara atau biaya tongkang. Tabel berikut menjelaskan jumlah yang direklasifikasi. Tabel 4.1 Reklasifikasi Utang Usaha Pihak Ketiga PT HE
Sumber: Dokumentasi KAP TW (setelah diolah kembali)
77 Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
78
Jurnal penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut: Dr ||Accounts Payable – Third Parties
176,304
Cr ||Other Payable – Third Parties
176,304
(Untuk mereklasifikasi utang usaha kepada utang lain-lain) 2. Dalam pengujian agree detail payable listing, auditor juga menemukan adanya saldo akun utang usaha yang belum dibayarkan hingga jangka waktu lebih dari 90 hari (long outstanding). Atas temuan ini, auditor tidak membuat jurnal penyesuaian apapun, namun untuk penyajian di laporan keuangan (presentation disclosure) auditor melakukan reklasifikasi saldo utang usaha ini menjadi utang tidak lancar (non-current). 3. Temuan audit lain dalam pengujian agree detail payable listing adalah unusual item untuk akun utang usaha PT HE yaitu adanya nilai minus (debit balance) pada saldo utang usaha pada vendor MM sebesar USD 33,174.66. Berdasarkan inquiry dengan klien, auditor mendapatkan penjelasan bahwa MM adalah costumer perseorangan yang menjabat sebagai BOD pada PT SBL dan PT MMJ yang merupakan perusahaan dalam grup induk dari PT HE (Grup PT AR). Sehingga MM diklasifikasikan sebagai utang lain-lain pihak berelasi. Namun, saldo dari MM menunjukkan nilai minus sehingga berdasarkan inquiry dengan klien disepakati bahwa saldo ini seharusnya diklasifikasikan sebagai piutang usaha (accounts receivable) dan tidak dicatat sebagai utang usaha. Jurnal penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut. Dr ||Other Receivables – Related Parties
33,175
Cr ||Other Payable – Third Parties
33,175
(Untuk reklasifikasi saldo negatif pada utang usaha) Tidak terdapat risiko salah saji material pada akun utang usaha terkait unusual item ini sehingga auditor menyimpulkan bahwa pengujian lebih lanjut atas rekonsiliasi utang usaha tidak diperlukan. Tidak ada pengecualian. 4. Proses pengujian SURL, auditor menemukan tiga penyesuaian dalam subsequent invoice payment namun penyesuaian ini berhubungan dengan
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
79
biaya akrual yang harus diakui oleh PT HE, bukan ke dalam akun utang usaha. Penyesuaian yang pertama adalah terkait dengan kurang bayar Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan dendanya. Untuk tahun 2012 PT HE telah menerima IUP namun ternyata masih terdapat kekurangan pembayaran atas IUP tersebut dan surat tagihan kekurangan pembayaran baru disampaikan kepada PT HE pada bulan Januari 2013. Kurang bayar IUP ini baru dilunasi pada Januari 2013 dan PT HE tidak mencatat sebagai utang usaha maupun beban akrual yang muncul selama tahun 2012. Oleh karenanya untuk memastikan kelengkapan (completeness) dari kewajiban akhir periode 31 Desember 2012, kewajiban pembayaran IUP ini harus dicatat sebagai beban akrual. Auditor melakukan penyesuaian sebagai berikut. Dr ||Mine Development
76,044
Cr ||Accrued Expense Miscellaneous
76,044
(Untuk mencatat beban akrual dari kurang bayar IUP dan dendanya) Penyesuaian kedua dan ketiga berkaitan dengan jasa analisa batubara yang diberikan oleh PT SCF untuk bulan Juni, Juli, dan Agustus 2012. PT HE seharusnya mengakui biaya akrual pada periode jasa tersebut diberikan. Berdasarkan inquiry dengan klien, untuk periode yang berakhir 31 Desember 2012 tagihan dari PT SCF baru diterima pihak departemen akuntansi PT HE pada bulan Januari 2013 walaupun ada beberapa tagihan yang memiliki tanggal dokumen November 2012. Adapun PT HE melakukan kurang catat beban akrual sehingga untuk memastikan kelengkapan dari kewajiban akhir periode 31 Desember 2012 auditor melakukan penyesuaian sebagai berikut. Dr ||Mine Development
9,866
Cr ||Accrued Expense Miscellaneous
9,866
(Untuk mencatat beban akrual analisis batubara periode Juni – Agustus 2012) Dr ||Mine Development
25,536
Cr ||Accrued Expense Miscellaneous
25,536
(Untuk mencatat beban akrual analisis batubara periode Juli 2012)
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
80
4.2
Analisis Kebijakan Akuntansi PT HE
4.2.1
Analisis Kebijakan Utang Usaha PT HE
Dalam penyajian kewajiban (liabilitas), PT HE telah sesuai dengan PSAK No. 1 (Revisi 2009) yang menyatakan bahwa pengungkapan liabilitas sebaiknya dipisah berdasarkan jangka waktunya. PT HE membagi kewajibannya menjadi liabilitas jangka pendek (utang usaha) dan liabilitas jangka panjang. Kemudian, PT HE juga membagi vendor berdasarkan hubungan mereka dengan PT HE yaitu third parties dan related parties. Kelebihan dari sistem seperti ini adalah memudahkan bagi auditor untuk melihat umur utang usaha, fluktuasi utang usaha dari vendor yang memiliki hubungan istimewa dan dari vendor pihak ketiga, serta melihat ketika terdapat unsual items seperti pada temuan audit yang telah dibahas di atas. Hal yang perlu diperhatikan oleh PT HE dalam pencatatan akun utang usahanya adalah bahwa rincian utang usaha sebaiknya dilihat berdasarkan jenis kegiatan usaha atau nature usahanya, misal utang usaha – pembelian batubara atau utang usaha – barging cost sehingga tidak terjadi kesalahan klasifikasi utang lain-lain yang dimasukkan kepada utang usaha. Revaluasi juga menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh PT HE dikarenakan adanya efek unrealized gain or loss yang akan bersifat material seiring semakin banyak dan besarnya transaksi yang menggunakan mata uang selain mata uang pelaporan. 4.2.2
Analisis Kebijakan Pengendalian Internal PT HE
Secara umum, pengendalian internal pada PT HE sudah memadai. Pemisahan tanggung jawab dalam bagian keuangan mencerminkan pengendalian atas aktivitas yang cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya staff khusus yang menangani akun utang usaha, staff yang menangani akun kas dan bank, staff yang menangani akun piutang, staff treasury, accounting supervisor, serta controller. Selain bagian keuangan, pemisahan wewenang juga terdapat pada rangkaian proses perolehan dan pembayaran. Review atas dokumen-dokumen pendukung juga dilakukan secara berlapis untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam berjalannya siklus perolehan dan pembayaran. Keberadaan komite audit dan komite manajemen risiko juga memberikan tambahan keyakinan bahwa
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
81
pengendalian internal berjalan sesuai dengan perencanaan awal perusahaan serta setiap risiko yang dimiliki perusahaan telah dinilai dampaknya terhadap kelangsungan bisnis perusahaan. Dari segi teknologi informasi, pengendalian manual yang telah diterapkan juga dirasa sudah memadai mengingat sistem yang dimiliki belum terlalu besar, kompleks, dan terintegrasi. Transaksi-transaksi yang dilakukan oleh PT HE juga bukan merupakan transaksi yang memiliki kompleksitas tinggi. Berdasarkan hasil dari pengujian pengendalian auditor mendapatkan keyakinan dan kepercayaan bahwa pengendalian internal PT HE telah dilakukan secara efektif dan efisien. 4.3
Analisis Prosedur Audit Akun Utang Usaha PT HE
Prosedur audit atas akun utang usaha dilakukan oleh KAP TW berdasarkan pada Audit Guide KAP TW dan telah sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Pada tahap awal perencanaan audit KAP TW selalu melakukan pemahaman ulang mengenai bisnis PT HE, pengendalian-pengendalian yang dimiliki perusahaan, dan melakukan penilaian risiko bisnis tidak terkecuali dengan perikatan audit tahun ini. KAP TW melakukan test of control dan substantive test secara bersamaan dikarenakan ada hal-hal yang saling beririsan sehingga jika dilakukan bersamaan akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari audit. KAP TW telah melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi dengan melakukan inquiry dengan karyawan perusahaan klien, kemudian melakukan pemeriksaan dokumen pendukung, melakukan pengamatan dan pelaksanaan ulang. Tujuan audit terkait transaksi telah tercapai dan prosedur audit yang dilakukan KAP TW sesuai dengan teori yang terdapat di Arens et. al (2009), SA Seksi 311 (PSA No. 05) mengenai perencanaan dan supervisi, SA Seksi 313 (PSA No. 05) mengenai pengujian substantif sebelum tanggal neraca, SA Seksi 318 (PSA No. 67) mengenai pemahaman atas bisnis klien, dan SA Seksi 319 (PSA No. 69) mengenai pertimbangan atas pengendalian intern dalam audit laporan keuangan. Berdasarkan teori audit pada Arens et. al (2009) dan SA Seksi 329 (PSA No. 22) mengenai prosedur analitik, auditor diharuskan untuk melakukan prosedur analitis
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
82
terhadap akun utang. KAP TW melakukan analisis rasio atas utang usaha (accounts payable turn over) dan days turn over dengan tujuan untuk melihat apakah utang usaha PT HE masih berada dalam jangka waktu yang normal sesuai dengan perjanjian pembayarannya atau tidak. Berdasarkan analisis oleh auditor, terdapat keterlambatan beberapa pembayaran utang hingga mencapai lebih dari 90 hari. Utang ini kemudian direklasifikasi menjadi utang tidak lancar, sedangkan untuk saldo utang usaha lainnya masih dalam tenggat waktu yang wajar. Pada awal pelaksanaan audit, auditor juga melakukan risk assessment analytics dengan melakukan komparasi angka keuangan periode 31 Desember 2011 dan angka keuangan setelah dilakukannya review tengah tahun. Analisis ini membantu menemukan adanya risiko dan kejadian tak terduga untuk tiap-tiap akun pada laporan keuangan. Auditor juga melakukan overall conclusion analytics pada akhir proses audit. Analisis secara menyeluruh ini berfungsi untuk menjabarkan fluktuasi secara umum yang terjadi pada angka-angka di laporan keuangan yang berakhir pada 31 Desember 2012. Hal ini telah sesuai dengan teori pengauditan yang terdapat pada Arens et. al (2009) dan SA Seksi 329 (PSA No. 22) mengenai prosedur analitik. Selanjutnya, auditor KAP TW melakukan test of control terlebih dahulu sebelum melaksanakan test of detail of balances. Hal ini sesuai dengan teori pada Arens et. al (2009) dan SA Seksi 319 (PSA No. 69) mengenai pertimbangan atas pengendalian intern dalam audit laporan keuangan yang menyatakan sebaiknya dilakukan test of control terlebih dahulu dikarenakan hasil dari test of control ini akan memperngaruhi jumlah pengambilan sampel di test of details. Sampel yang digunakan pada test of control kemudian akan diambil juga untuk digunakan pada pengujian terinci (dual purpose sampling) dengan tujuan efisiensi dan efektivitas proses audit. KAP TW tidak melakukan beberapa prosedur pengujian audit terinci terkait utang usaha, diantaranya adalah: 1. Verify AP aging. Prosedur ini sebaiknya dilakukan karena dengan melakukan pengujian tambahan ini, maka tujuan audit classification akan terpenuhi. Hal ini sesuai dengan PSAK No. 1 (Revisi 2009) yang menyatakan bahwa suatu
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
83
kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan atau jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca. Biasanya dalam pengujian ini auditor akan menelusuri daftar dan umur dari utang ke dokumen pendukung serta menginvestigasi jika terdapat perubahan-perubahan yang tidak biasa (unusual item). KAP TW juga tidak melakukan accept reject testing yang merupakan pengujian untuk menerima atau menolak kesesuaian dari pengungkapan accounts payable aging schedule. Prosedur ini tidak dilakukan oleh auditor KAP TW dengan alasan bahwa risiko audit yang paling utama dari akun utang usaha adalah kurang tercatatnya utang (understatement) atau adanya utang yang sengaja dihilangkan (omission) dan hal ini sudah dicakup pada pengujian SURL. Berbeda dengan akun piutang usaha dimana aging schedule merupakan hal yang krusial untuk menilai kemampuan piutang tersebut tertagih, auditor menilai aging schedule bagi akun utang usaha bukanlah merupakan hal krusial yang berisiko sehingga prosedur accept reject testing bukanlah prosedur pengujian yang efektif bagi akun utang usaha. 2. Auditor KAP TW juga tidak mengirimkan konfirmasi utang usaha kepada vendor atau supplier dari PT HE. Berdasarkan teori pada Arens et. al (2009) dan SA Seksi 330 (PSA No. 07) mengenai proses konfirmasi, salah satu cara untuk memperoleh keyakinan terhadap saldo utang usaha supplier adalah dengan mengirimkan konfirmasi mengenai utang kepada supplier-supplier tersebut walaupun pengiriman konfirmasi di akun utang usaha memang tidak diwajibkan dan tidak sesering digunakan seperti di akun piutang usaha. Prosedur konfirmasi ini tidak dilakukan oleh auditor KAP TW karena prosedur pengujian SURL telah dapat melihat dan menangkap semua tagihan dan pembayaran kepada vendor setelah tanggal 31 Desember 2012. Pengujian SURL dianggap lebih efektif dan efisien karena pengiriman konfirmasi membutuhkan banyak waktu dan proses selama pengerjaannya. Ditambah lagi auditor harus melakukan prosedur audit tambahan jika terdapat konfirmasi yang tidak kembali.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
BAB 5 PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Sejak didirikan pada tahun 2004, PT HE baru dapat memproduksi batubara dan melakukan penjualan kepada konsumennya pada tahun 2010. Walaupun sudah melakukan proses produksi, PT HE masih dikategorikan sebagai perusahaan dalam tahap pengembangan karena skala produksinya yang tergolong kecil dan sangat fluktuatif. KAP TW melakukan audit atas laporan keuangan PT HE untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2012 setelah sebelumnya sudah melakukan penugasan audit sebanyak dua kali. Laporan keuangan PT HE disajikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia dan tersaji dalam bahasa Inggris. Berdasarkan pemahaman auditor terhadap PT HE pada awal perencanaan audit, auditor KAP TW melakukan pengujian pengendalian (test of control) dan pengujian
substantif
(substantive
test).
Pengujian
ini
ditujukan
untuk
menghasilkan laporan keuangan yang tersaji secara wajar dan bebas dari salah saji yang material. Prosedur pengujian yang dilakukan untuk siklus perolehan dan pembayaran adalah test of control yang dilakukan bersamaan dengan pengujian substantif atas transaksi (substantive test of transactions). Serta untuk pengujian atas saldo utang usaha menggunakan pengujian terinci atas saldo (test of detail of balances) bersamaan dengan prosedur analitis. Dari hasil pengujian pengendalian yang dilakukan KAP TW atas PT HE untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2012 menunjukkan bahwa pengendalian internal yang dimiliki PT HE sudah cukup memadai. PT HE memiliki pencatatan yang rapi, terdapat pemisahan tugas dan wewenang yang memadai, serta adanya proses yang jelas atas setiap persetujuan serta pemisahan pihak-pihak yang berwenang terhadap persetujuan tersebut. Pengendalian internal dianggap berjalan efektif sehingga akan mengurangi risiko audit.
84 Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
85
Berdasarkan hasil pengujian substantif auditor KAP TW atas akun utang usaha PT HE untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2012, auditor menemukan beberapa temuan audit yang berhubungan dengan klasifikasi dan kejelasan pengungkapan akun utang usaha dalam laporan keuangan. Atas hal ini auditor mengajukan penyesuaian untuk mempresentasikan akun utang usaha yang sesungguhnya, dan penyesuaian ini telah diterima oleh pihak PT HE. Temuan lainnya juga terdapat pada pengujian Search for Unrecorded Liabilities. Auditor menemukan adanya ketidaklengkapan pencatatan atas beban akrual yang seharusnya sudah dicatat dan diakui sampai dengan periode yang berakhir pada 31 Desember 2012. Atas hal ini auditor juga melakukan penyesuaian untuk memenuhi kelengkapan (completeness) atas pengungkapan akun utang usaha pada laporan keuangan. Tim auditor KAP TW menyimpulkan bahwa akun utang usaha PT HE dalam segala hal yang material telah disajikan secara wajar dan bebas dari kesalahan saji. 5.2
Saran
Saran yang dapat Penulis berikan dalam kesempatan menjadi Vocational Employee di KAP TW pada perikatan audit atas PT HE adalah: 1. PT HE Perusahaan diharapkan lebih teliti dalam melakukan pencatatan atas akun utang usaha dan beban akrualnya terkait pengakuan utang atau beban yang masuk ke dalam periode pelaporan audit (31 Desember 2012) dan periode sesudahnya serta pencatatan atas pembayaran yang dilakukan dari pembelian barang atau pekerjaan jasa yang masuk ke dalam periode pelaporan audit (31 Desember 2012). Hal ini dilakukan untuk menghindari kekurangan pencatatan atas kewajiban dalam periode pelaporan audit. Perusahaan juga sebaiknya mengungkapkan utang usahanya berdasarkan vendor yang berhubungan dengan kegiatan usaha utama yang dilakukan misalnya pembelian batubara dan biaya tongkang. Hal ini berhubungan dengan adanya kesalahan klasifikasi nature dari masing-masing vendor sehingga vendor yang
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
86
tidak berkaitan dengan kegiatan utama perusahaan akan diklasifikasikan ke dalam akun utang lain-lain dan bukan kepada akun utang usaha. Perbaikan daftar utang usaha ini juga sebaiknya dilakukan agar daftar utang usaha menjadi lebih informatif. Hal yang perlu diperhatikan oleh manajemen PT HE juga adalah untuk memperbaiki sistem pendokumentasiannya agar dokumen-dokumen yang dibutuhkan oleh auditor mudah ditemukan dengan cepat, sehingga proses audit akan menjadi lebih efisien dan tidak merepotkan pihak manajemen PT HE sendiri. Proses audit yang dilakukan terhadap PT HE dilakukan dalam periode yang sama dengan proses audit PT AR yang merupakan induk perusahaan dan 21 anak perusahaan PT AR lainnya. Periode audit untuk keseluruhan perusahaan dilakukan hanya selama tiga bulan, sehingga atas keterbatasan ini diharapkan karyawan perusahaan dapat lebih bersikap kooperatif dengan tim auditor. Kurangnya sikap kooperatif dari perusahaan ditunjukan dengan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa data yang dibutuhkan tim auditor saat proses audit berlangsung sehingga menghambat proses audit dan penerbitan laporan keuangan yang sudah diaudit. PT HE juga diharapkan memperbaiki sistem pengiriman faktur (invoice) yang diterima oleh karyawan di site pertambangan dari vendor yang kemudian akan dikirim ke kantor pusat untuk keperluan pencatatan akuntansi dan pembayaran. Lamanya jeda pengiriman faktur dari site tambang ke kantor pusat akan menghambat pencatatan akuntansi seperti yang ditemukan auditor pada pengujian search for unrecorded liabilities. Saran lainnya yang dapat diberikan Penulis kepada perusahaan adalah terkait peningkatan pengendalian dalam bidang teknologi informasi. Walaupun pengendalian secara manual atas sistem akuntansi saat ini dirasa memadai, peningkatan kompleksitas transaksi di masa yang akan datang akan meningkatkan risiko pengendalian sehingga aspek ini harus senantiasa diperhatikan oleh perusahaan.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
87
2. KAP TW Prosedur audit yang dilakukan KAP TW atas akun utang usaha PT HE secara keseluruhan telah dilakukan secara sistematis dan komprehensif. Sikap skeptis yang ditunjukkan oleh auditor secara garis besar juga dirasa sudah memadai. Namun sebaiknya beberapa prosedur yang tidak dilakukan dalam proses audit atas akun utang usaha sebaiknya tetap dilakukan, seperti mengirimkan konfirmasi utang kepada supplier dan melakukan accept reject testing bagi accounts payable aging schedule. Hal ini dilakukan guna mendapatkan keyakinan yang lebih baik atas keakuratan dari hasil pengujian. Berhubungan dengan peran Vocational Employee (VE) dalam tim audit, sebaiknya VE sudah ditempatkan di klien pada awal perikatan audit. Hal ini terkait dengan keseluruhan ilmu yang akan didapatkan VE dalam mengetahui dan mempelajari prosedur audit yang perlu dilakukan sedari awal hingga akhir perikatan audit. Selain itu, perlu diadakannya pelatihan yang komprehensif terhadap VE mengenai prosedur pelaksanaan audit serta software yang digunakan KAP dalam mendokumentasikan hasil auditnya sehingga pekerjaan VE pada saat field work akan menjadi lebih efektif dan efisien serta terselesaikan dengan baik. Perikatan klien yang akan diaudit oleh VE juga sebaiknya tidak lebih dari dua klien, agar pekerjaan lebih terfokus dan pembelajaran yang didapatkan lebih menyeluruh. Supervisi juga harus ditingkatkan untuk menghindari adanya kesalahan yang dilakukan oleh tim audit yang bertugas serta menghindari keterlambatan penerbitan laporan keuangan klien yang sudah diaudit.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
LAMPIRAN Lampiran 1: Rincian Struktur Organisasi PT HE
88 Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Lampiran 2: Siklus Perolehan dan Pembayaran PT HE
89 Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Lampiran 2: Siklus Perolehan dan Pembayaran PT HE (lanjutan)
90 Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Lampiran 2: Siklus Perolehan dan Pembayaran PT HE (lanjutan)
91 Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Lampiran 2: Siklus Perolehan dan Pembayaran PT HE (lanjutan)
92 Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Lampiran 2: Siklus Perolehan dan Pembayaran PT HE (lanjutan)
93 Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Lampiran 3: Daftar Utang Usaha Pihak Ketiga PT HE pada 31 Desember 2012
94 Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Lampiran 3: Daftar Utang Usaha Pihak Ketiga PT HE pada 31 Desember 2012 (Lanjutan)
95 Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Lampiran 4: Daftar Utang Usaha Pihak Berelasi PT HE pada 31 Desember 2012
96 Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Lampiran 5: Working Paper Subsequent Invoice Received PT HE
97 Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Lampiran 6: Working Paper Subsequent Invoice Payment PT HE PT HE Search for Unrecorded Liabilities – Paid Invoice As of 31 December 2012
98 Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Lampiran 7: Intercompany Matrix PT HE
99 Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
Elder, Randal J., Mark S. Beasley, Alvin A. Arens, dan Amir AbadiJusuf.Auditing and Assurance Services-An Indonesian Adaptation.New Jersey: Pearson Education, 2009. Ikatan Akuntan Indonesia. (2010). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi 2009. Jakarta: IAI. Ikatan Akuntan Indonesia. (2001). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Yayasan Karya Salemba Empat. International Standard on Auditing (ISA) Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield. (2010). Intermediate Accounting Volume 1 IFRS Edition. New Jersey: John Wiley and Sons. Laporan Keuangan PT HE untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011. PricewaterhouseCoopers Audit Guide, 2011. PricewaterhouseCoopers Financial Reporting In The Mining Industry 6th Edition (International Financial Reporting Standards), 2012 Romney and Steinbart. (2009). Accounting Information Systems. New Jersey: Pearson Education Universitas Indonesia – PedomanTeknisPenulisanTugasAkhirMahasiswa.
100 Proses audit ..., Ramna Septarizi, FE UI, 2013
Universitas Indonesia