UNIVERSITAS INDONESIA
AUDIT ATAS SIKLUS PENGELUARAN PADA PT NRS
LAPORAN MAGANG Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Muhammad Ammar Tsabit 0806465245
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK JANUARI 2013
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Laporan magang ini adalah hasil karya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama
: Muhammad Ammar Tsabit
NPM
: 0806465245
Tanda Tangan
:
Tanggal
: 21 Januari 2013
ii Universitas Indonesia Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan magang ini diajukan oleh
:
Nama
: Muhammad Ammar Tsabit
NPM
: 0806465245
Program Studi
: Akuntansi
Judul laporan magang
: Audit atas Siklus Pengeluaran pada PT NRS
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Dewan Penguji
Pembimbing : Mafrizal Heppy Ak., MBA. Penguji
: Dini Marina, SE., MCom.
Penguji
: Budi Frensidy, SE., MCom.
Ditetapkan di : Depok, Jawa Barat Tanggal
: 21 Januari 2013
iii Universitas Indonesia Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang dengan berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini dengan tepat waktu. Laporan magang ini dibuat dengan maksud sebagai tugas akhir untuk syarat kelulusan sebagai Sarjana Ekonomi Program S-1 Reguler jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Dalam upaya untuk menyelesaikan tugas akhir ini, penulis mendapatkan bimbingan, arahan, dukungan, serta semangat dari beberapa pihak sejak masa awal perkuliahan hingga saat penyusunan laporan magang ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih secara tulus kepada: 1. Allah SWT, karena kehendak-Nya penulis akhirnya dapat mencapai target yang ingin dicapainya untuk dapat menyelesaikan laporan magang ini. Tiada hentinya penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah atas karunia yang diberikan Allah SWT kepada penulis sampai saat ini. 2. Orangtua penulis, Alm. Ruslani dan Huriyah yang telah memberikan dukungan terbaik bagi penulis untuk mencapai semua cita-cita. Terima kasih untuk semua doa dan motivasi yang luar biasa serta bantuan yang tidak ternilai dalam proses pembuatan laporan magang ini. Untuk Alm. Abbi, saya berharap penyelesaian laporan magang dalam rangka penyelesaian studi S1 ini telah menyempurnakan semua impianmu yang belum engkau tunaikan dalam rangka mendidik dan membangun keluarga yang berpendidikan. Saya sadar bahwa selama engkau hidup saya lebih sering membuat engkau pusing dan marah dengan tingkah dan kelakuan saya. Dengan apa yang semua telah engkau lakukan semasa hidupmu, saya sangat bersyukur memiliki ayah terbaik seperti engkau. Semoga kelak kita akan berkumpul bersama kembali di tempat yang paling indah yang telah dijanjikan-Nya. Untuk ummi, yang melahirkan dan merawatku dari kecil hingga sekarang, kasih sayang, cinta, dan usaha ummi yang membuat hati dan badan ini tergerak untuk selalu semangat mengejar impian dan cita-cita untuk dapat membahagiakanmu selalu.
iv Universitas Indonesia Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
3. Kedua kakak penulis, Muhammad Nu’man Tsabit dan Muhammad Zeid Tsabit, terima kasih atas segala dorongan, motivasi, semangat, bantuan, dan “rivalitas” yang telah kalian berikan. Kalian telah menjadi benchmark yang sukses dalam melecut saya dalam menyelesaikan masa studi ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Marwah Amany dan keponakan penulis, Fathan, atas keceriaan dan tangisan yang selalu menemani hari-hari penulis dalam menyelesaikan laporan magang ini. 4. Keluarga besar H. Abdul Sobur – Hj. Siti Aisyah dan keluarga besar H. Marzuki Sayuti, atas semua kehangatan keluarga yang telah diberikan. 5. Bapak Mafrizal Heppy selaku dosen pembimbing penulis dalam menyusun laporan magang ini. Terima kasih atas waktu, kesediaan, bantuan, saran, kritikan, bimbingan, dan motivasi yang Bapak berikan sehingga penulisan laporan magang ini akhirnya dapat diselesaikan dengan baik. Tanpa itu semua, laporan ini belum tentu dapat diselesaikan seperti ini. 6. Ibu Dini Marina dan Bapak Budi Frensidy selaku dosen penguji dalam sidang tugas akhir kelulusan penulis yang telah menyempatkan waktunya untuk menguji dan memberikan masukan serta perbaikan untuk laporan magang ini. 7. Fathiannisa Sabila. Thank you, thank you, and thank you. 8. PricewaterhouseCooopers (PwC), khususnya divisi Energy & Mining yang memberikan kesempatan magang kepada penulis. Walaupun hanya tiga bulan, banyak ilmu dan pengalaman yang berguna dan bermanfaat bagi penulis. Terima kasih kepada Bang Rachmat yang memberikan jalan dan kesempatan untuk magang di PwC. Bang Rivan, Tata, Febri, dan Mas Hery yang tergabung dalam tim NSR, terima kasih atas pelajaran, ilmu, dan bantuan yang diberikan kepada penulis. Dan kepada senior-senior lain, Riza, Bang Feliex, Icon, Mas Andi, Mbak Lisa dan lainnya yang juga turut membantu penulis dalam melaksanakan program magang dengan baik.
v Universitas Indonesia Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
9. Teman-teman magang seperjuangan Ghifary, Rannu, Ayu, Agyt, Juli, dan yang lainnya. Tanpa kalian mungkin pengalaman magang kali ini tidak akan seindah separti apa yang diharapkan . Dukungan, kekompakan, dan pertemanan kita akan selalu kita kenang dengan baik. 10. Teman-teman bermain dan sekaligus belajar, khususnya teman-teman seperjuangan menyelesaikan tugas akhir di perpus 24 jam, Febrian Permana, Daniel Mauritz, Wildan Hariz, Aravano Siregar, Fautiaz Fauzi Febrianto, Arif Darmawan. Juga kepada Irvan Hanif, Adhi Satria, Kamal Nasar, Gunawan Satrio, Anetta Permata, Karina Adelita, dan teman-teman FEUI lainnya. 11. Sahabat-sahabatku yang selalu mendukung dalam segala aspek kehidupan yang kujalani, Tadho, Ali, Eky, Albar, Upil, Tunge, Bom-bom, Fitriyardi, Fatih, Fadhil Beleg, Arif Chaplin, Yudha, Fauzan, Kalian yang juga membantuku untuk menjadi seperti ini. 12. Teman-teman seperjuangan di FEUI dari berbagai angkatan dan jurusan. Khususnya yang pernah bekerja sama dengan penulis dalam kegiatan kepanitaan dan kemahasiswaan bersama. Gerry, Micil, Ferzy, Akbari, Rasyid, Farmar, Audi, Fadhil, Siward, Uus, Bobob, Atun. Tim SSS JGTC yang selama tiga tahun memberikan pengalaman dan keceriaan selama melaksanakan tugas. UKF Futsal FEUI, Nankatsu FC, Winner FC dan Mapres FC yang telah memberikan kesenangan di Pertamina Hall dari awal masuk sampai penulis lulus. Semoga kelak kita menjadi orang-orang yang berhasil. 13. Teman-teman Al-Fath Futsal yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk membimbing dan membantu baik di dalam maupun di luar lapangan. Coach Yoga, Agus, Wahyu, Ucil, Imam, Ages, Galih, Ady Abadi, Tongger, Alif, Gepeng, Dio, Dimas, Naufal, Rijal, Fadli dan pemain lain, baik senior ataupun junior. Tim ini tidak hanya sebuah tim biasa tapi “keluarga” bagi kita semua. 14. Dosen-dosen pengajar FEUI yang selama 4 tahun lebih ini dengan tulus memberikan ilmu dan bimbingan di kampus kepenulisngan ini. Semoga ilmu dan
vi Universitas Indonesia Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
nasihat yang diberikan selalu bermanfaat dan dapat diaplikasikan di dunia kerja. Sebuah kebanggaan dapat mengemban pendidikan di universitas terbaik di Indonesia. 15. Seluruh staf Perpustakaan, Biro Pendidikan, Departemen Akuntansi, Kemahasiswaan, Keamanan, Pegawai Kantin dan Pertamina Hall. Terima kasih atas pelayanan dan bantuan yang diberikan selama penulis berada di kampus FEUI. 16. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam pembuatan laporan ini, yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Walaupun begitu, jasa kalian sangat berarti dalam terciptanya karya ini. Penulis menyadari bahwa laporan magang ini tidaklah luput dari segala kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun guna meningkatkan kualitas dari laporan ini. Penulis juga berharap agar laporan magang ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Jakarta, 21 Januari 2013
Penulis
vii Universitas Indonesia Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS __________________________________________________________________ Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Muhammad Ammar Tsabit
NPM
: 0806465245
Program Studi
: S1 Reguler Akuntansi
Departemen
: Akuntansi
Fakultas
: Ekonomi
Jenis Karya
: Laporan Magang
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
AUDIT ATAS SIKLUS PENGELUARAN PADA PT NRS
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, megalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok Pada Tanggal : 21 Januari 2013 Yang menyatakan
(Muhammad Ammar Tsabit) viii Universitas Indonesia Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
ABSTRAK
Nama
: Muhammad Ammar Tsabit
Program Studi
: S1 Reguler Akuntansi
Judul
: Audit atas Siklus Pengeluaran pada PT NRS
Laporan magang ini membahas tentang audit siklus pengeluaran PT NRS yang dilakukan oleh tim audit KAP TWR untuk mendapatkan keyakinan dalam memberikan opini terkait laporan keuangan yang disajikan PT NRS. PT NRS bergerak dalam industri gas. Auditor telah melakukan pemahaman atas bisnis klien, menilai pengendalian internal, menentukan risiko, menentukan materialitas, melakukan pengujian substantive, serta pengujian terperinci atas saldo. Kesimpulan dari laporan ini ialah akun-akun yang ada dalam siklus pengeluaran PT NRS telah disajikan sesuai dengan peraturan dan standar yang berlaku, serta prosedur audit yang dilakukan oleh tim audit KAP TWR telah memberikan keyakinan bahwa akun-akun yang ada dalam siklus pengeluaran PT NRS telah disajikan secara wajar.
Kata kunci: Audit, pengujian terperinci atas saldo, siklus pengeluaran, regasifikasi
ix Universitas Indonesia Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
ABSTRACT
Name
: Muhammad Ammar Tsabit
Study Program
: S1 Regular Accounting
Title
: Audit of Expenditure Cycle in PT NRS
This Internship Report discuss about audit of expenditure cycle in PT NRS which conducted by audit team from KAP TWR to gain required assurance in giving audit opinion related to financial statement that presented by PT NRS. PT NRS runs in gas industry. Auditor has conduted audit steps which are understanding client business, assessing the internal control, determining the risk, determining materiality level, performing substantive test, and test of detail balances. This report concluded
that accounts in expenditure cycle of PT NRS has been
presented in accordance with applicable regulations and standards, and the audit procedures performed by audit team have given the assurance that accounts in expenditure cycle is fairly stated.
Key words: Audit, test of detail balance, expenditure cycle, regasification
x Universitas Indonesia Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................................i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ..........................................ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................iii KATA PENGANTAR....................................................................................iv HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.....................viii ABSTRAK......................................................................................................ix DAFTAR ISI...................................................................................................xi DAFTAR TABEL...........................................................................................xiv DAFTAR GAMBAR......................................................................................xv DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................xvi BAB 1 Pendahuluan
1
1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Program Magang
1
1.1.2 Latar Belakang Pemilihan Tema
2
1.2 Tujuan Program Magang dan Penulisan Laporan Magang
4
1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang
5
1.4 Pelaksanaan Aktivitas Magang
6
1.5 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang
10
1.6 Sistematika Penulisan
10
BAB 2 Landasan Teori
12
2.1 Siklus Pengeluaran
12
2.1.1 Ordering Materials, Supplies, and Services
12
2.1.2 Receiving and Storing Goods
14
2.1.3 Approving Supplier Invoices
15
2.1.4 Cash Disbursement
16
2.2 Pengendalian Internal
16
2.3 Risiko yang Mungkin Terjadi dan Prosedur Pengendalian pada Siklus Pengeluaran
17
xi Universitas Indonesia Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
2.3.1 Ordering Materials, Supplies, and Services
17
2.3.2 Receiving and Storing Goods
21
2.3.3 Approving Supplier Invoices
22
2.3.4 Cash Disbursement
23
2.4 Auditing
26
2.4.1 Definisi Auditing
26
2.4.2 Perencanaan Audit
27
2.4.3 Bukti Audit
28
2.4.4 Materialitas
30
2.4.5 Prosedur Audit Siklus Pengeluaran
32
BAB 3 Gambaran Umum Perusahaan
36
3.1 Company Profile PT NRS
36
3.2 Proses Bisnis PT NRS
36`
3.3 Struktur Perusahaan
38
3.4 Siklus Pengeluaran PT NRS
40
3.5 Kebijakan Akuntansi PT NRS
46
BAB 4 Pembahasan dan Analisis
47
4.1 Prosedur Audit PT NRS
47
4.1.1 Perencanaan Audit PT NRS 4.1.1.1 Pemahaman Industri PT NRS
47 48
4.1.1.2 Kesepakatan Tim Audit terkait Prosedur Audit PT NRS
49
4.1.2 Prosedur Audit pada Siklus Pengeluaran PT NRS
53
4.2 Analisis atas Siklus Pengeluaran PT NRS
73
4.3
73
Analisis atas Prosedur Audit Siklus Pengeluaran PT NRS 4.3.1 Analisis atas Proses Pemahaman Industri, Penilaian Risiko, dan Penentuan Materialitas
74
4.3.2 Analisis atas Proses Test of Control
76
xii Universitas Indonesia Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
4.3.3 Analisis atas Prosedur Analitis
76
4.3.4 Analisis atas Prosedur Test of Detail Balance
77
BAB 5 Kesimpulan dan Saran
79
5.1 Kesimpulan
79
5.2 Saran
81
DAFTAR REFERENSI
82
Lampiran
83
xiii Universitas Indonesia Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
DAFTAR TABEL Tabel 4-1 Lead Schedule pada Akun Beban Operasi PT NRS.............. 55 Tabel 4-2 Flux Analysis pada Akun Beban Operasi PT NRS ............... 57 Tabel 4-3 Penjelasan Mengenai Template atas Pengujian pada Transaksi Beban Operasi……………………………...……. 61 Tabel 4-4 Lead Schedule pada Akun Hutang Usaha dan Akrual PT NRS..................................................................... 64 Tabel 4-5 Flux Analysis pada Akun Hutang Usaha dan Akrual PT NRS…………………………………….............. 66 Tabel 4-6 Perbandingan Listing Akrual dan TB Akrual PT NRS ……………………………………........................ 67 Tabel 4-7 Penjelasan Mengenai Template atas Pengujian Subsequent Paid Invoices........................................................................ 69 Tabel 4-8 Penjelasan Mengenai Template atas Pengujian Subsequent Unpaid Invoices and Open Purchase Orders......... .............. 71
xiv Universitas Indonesia Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
DAFTAR GAMBAR Gambar 2-1 Data Flow Diagram Siklus Pengeluaran ................................. 13 Gambar 2-2 Tahap Perencanaan Audit …………………............................ 28 Gambar 2-3 Metodologi Audit Akun Hutang .............................................. 33 Gambar 3-1 Rantai Bisnis PT NRS .............................................................. 37 Gambar 3-2 Struktur Perusahaan PT NRS .................................................. 39 Gambar 3-3 Flow Chart pada Departemen Komersil atau Logistik PT NRS …………………………………………..... 41 Gambar 3-4 Flow Chart pada Departemen Keuangan PT NRS ................. 42
xv Universitas Indonesia Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Penilaian atas Pengendalian Internal PT NRS ……….……. 83 Lampiran 2 Hasil Pengujian atas Beban Operasi PT NRS ……….…….. 87 Lampiran 3 Hasil Pengujian atas Subsequent Paid Invoice PT NRS …... 89 Lampiran 4 Hasil Pengujian atas Subsequent Unpaid Invoice and Purchase Orders PT NRS …………………….….………... 90
xvi Universitas Indonesia Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
1.1.1 Latar Belakang Program Magang Dalam era globalisasi dan transformasi yang terjadi saat ini, dunia kerja menjadi tempat dengan tingkat persaingan yang sangat tinggi. Setiap tenaga kerja berlomba-lomba untuk mendapatkan pekerjaan di tengah lapangan pekerjaan yang jumlahnya tidak sebanding dengan tenaga kerja yang tersedia. Tentunya perusahaan sebagai pihak yang memiliki lapangan pekerjaan juga akan berlomba-lomba untuk mendapatkan sumber daya yang terbaik untuk dapat terus bersaing di setiap lini industri yang dijalaninya. Universitas sebagai salah satu lembaga pendidikan tertinggi sebelum memasuki dunia pekerjaan tentunya memiliki tanggung jawab yang besar untuk menyiapkan segala sumber daya yang dapat diserap oleh dunia kerja. Pembekalan kepada mahasiswa tidak hanya terpaku pada masalah keterampilan akademis semata, akan tetapi juga harus menyertakan keterampilan lain agar mahasiswa nantinya memiliki nilai lebih untuk lebih mudah diserap di dunia kerja. Sebagai lembaga pendidikan yang memiliki tujuan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan siap bersaing, Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia mengadakan program magang sebagai sarana para mahasiswa untuk dapat menyelesaikan program studi sarjana serta memberikan kesempatan bagi para mahasiswa untuk dapat mengaplikasikan teori yang telah diperoleh selama masa kuliah. Selain itu, adanya program magang ini dapat membantu mahasiswa untuk terampil dalam mengasah soft skills yang juga merupakan suatu hal yang penting untuk dapat dipraktekkan di dunia kerja. Soft skills yang dimaksud mencakup kemampuan dalam berkomunikasi, tanggung jawab, dan kemampuan bekerja dalam
1 Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
2
tim. Dengan memadukan antara teori yang telah didapat serta soft skills yang semakin terasah, diharapkan lulusan dari Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia akan siap bersaing di dunia kerja setelah menyelesaikan masa studinya. Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia mengadakan program magang dengan bobot 6 SKS sebagai Mata Kuliah Pilihan untuk Prasyarat Kelulusan yang dapat dipilih oleh para mahasiswa. Prorgam ini ditujukan kepada mahasiswa tingkat akhir yang telah menempuh minimal 120 SKS dengan minimum Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 2,75. Program magang ini dipilih menjadi Mata Kuliah Pilihan prasyarat kelulusan karena banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dan syarat yang juga dapat dipenuhi untuk dapat mengambil program ini. Program magang ini juga dapat dijadikan sebagai sebuah pengalaman kerja yang dapat menjadi nilai tambah dalam persiapan memasuki persaingan dunia kerja setelah menyelesaikan perkuliahan nanti. 1.1.2 Latar Belakang Pemilihan Tema Pada zaman globalisasi seperti ini, informasi menjadi barang yang tidak lagi sulit didapat. Rasanya hampir semua jenis informasi saat ini akan mudah sekali kita dapatkan dari berbagai macam media, baik itu media cetak ataupun media digital. Akan tetapi tentunya, informasi yang ada di berbagai media tersebut tidak semuanya bisa diandalkan dan dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Hanya informasi yang benar-benar relevan dengan kebutuhan dan terbukti dapat dipercayalah yang akan dipakai oleh seorang pengambil keputusan yang baik. Dari sisi ekonomi, informasi juga sangat dibutuhkan para pelaku ekonomi untuk melakukan pekerjaannya. Salah satu jenis informasi yang seringkali digunakan adalah laporan keuangan perusahaan. Pengguna laporan keuangan tentunya tidak hanya bagi para eksekutif petinggi perusahaan, akan tetapi dalam cakupan yang lebih
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
3
kecil, laporan keuangan perusahaan bisa digunakan oleh siapa saja tergantung dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, agar laporan keuangan tersebut dapat digunakan dengan baik dan semestinya, kehandalan informasi dan segala data yang ada di dalamnya menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi para penggunanya. Tentunya akan sulit bagi para pengguna laporan keuangan untuk memilah dan menilai sendiri mengenai kehandalan laporan keuangan perusahaan tersebut. Oleh karena itu tentunya dibutuhkan jasa yang dapat membantu para pengguna laporan keuangan untuk memastikan laporan keuangan tersebut dapat diandalkan, terpercaya, relevan, dan tepat waktu. Jasa audit (dan assurance) tentunya hadir untuk menjawab tantangan pengguna laporan keuangan untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang digunakan pengguna memang dapat diandalkan, terpercaya, relevan, dan tepat waktu. Kemunculan penggunaan jasa audit dan akuntansi modern yang kira-kira dimulai saat masa revolusi industri, ketika pada saat itu banyak perusahaan merasa perlu untuk meningkatkan modal untuk membiayai perluasan operasinya, sehingga hadirlah pasar modal yang dapat membantu perusahaan-perusahaan tersebut untuk mendapatkan dana tambahan dengan menjual kepemilikan (saham). Sampai saat ini tentunya dimana perkembangan industri semakin pesat, jasa audit menjadi salah satu bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari suatu perusahaan. Proses audit tentunya akan mencakup hampir semua aspek dalam perusahaan yang diaudit, baik itu aspek keuangan maupun aspek non-keuangan. Salah satu aspek penting yang akan diperiksa dalam proses audit adalah siklus pengeluaran perusahaan. Siklus pengeluaran sendiri akan menentukan bagaimana perusahaan mengatur pemesanan barang, penyimpanan barang, pengelolaan invoice, sampai dengan pembayaran atas barang tersebut. Pentingnya audit atas siklus ini merujuk pada kemungkinan terjadinya kecurangan-kecurangan besar yang dapat dilakukan oleh manajemen dalam melakukan pengelolaan di siklus pengeluarannya. Oleh karena itu, proses audit pada siklus pengeluaran yang mengambil studi kasus PT NRS akan menjadi tema dalam laporan magang ini.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
4
1.2
Tujuan Program Magang dan Penulisan Laporan Magang Tujuan program magang yang dilakukan oleh Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia adalah untuk menciptakan lulusan yang berkualitas dan siap bersaing untuk diserap di dunia kerja saat ini. Selain itu, program magang ini juga dimaksudkan sebagai penerapan program link and match antara system pendidikan tinggi dengan lingkungan kerja sebagai wadah pengaplikasian dan pengimplementasian ilmu dan teori-teori yang sudah diberikan selama masa perkuliahan di dalam dunia kerja yang sesungguhnya. Secara spesifik, program magang ini ditujukan bagi mahasiswa agar : Memenuhi SKS tugas akhir (6 SKS) sebagai syarat kelulusan mahasiswa dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Memberikan kesempatan dan wadah bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu dan teori yang telah dipelajari selama kuliah di dalam dunia kerja Memberikan gambaran bagi mahasiswa mengenai kondisi lingkungan kerja yang akan dihadapi setelah lulus dari perkuliahan nantinya. Mengasah kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan suatu masalah dan melatih keterampilan teknik serta soft skills yang dimiliki agar mahasiswa nantinya lebih siap sebelum memasuki dunia kerja yang sesungguhnya. Penyusunan laporan magang menjadi salah satu kewajiban mahasiswa sebagai bukti pertanggungjawaban mahasiswa atas kegiatan magang yang telah dilakukan. Laporan magang berisikan pengalaman mahasiswa selama menjalani program magang. Laporan magang disusun dengan dasar teori-teori yang pernah diajarkan selama masa perkuliahan ditambah dengan referensi-referensi terkait dengan bahasan yang dibahas mahasiswa dalam laporan magang tersebut. Tujuan dari penulisan laporan magang diantaranya:
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
5
Sebagai salah satu prasyarat kelulusan mahasiswa Program Sarjana Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Sebagai salah satu komponen penilaian tugas akhir Untuk melatih kreatifitas dan keterampilan mahasiswa dalam membuat karya tugas ilmiah. Sebagai salah satu referensi bagi almamater Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dalam pembuatan laporan magang dengan tema yang sama dengan laporan magang ini. 1.3
Tempat dan Waktu Pelaksaaan Magang Program magang SKS ini dilakukan kurang lebih selama tiga bulan, terhitung
sejak tanggal 11 juni sampai dengan 7 September 2012 di Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana dan Rekan (KAP TWR) yang merupakan afiliasi dari PricewaterhouseCoopers (PwC) Indonesia
yang beroperasi di Jakarta. Dalam
kesempatan magang kali ini, mahasiswa magang diberikan kesempatan untuk menempati posisi sebagai Junior Auditor bagian assurance service pada line of services Energy, Utilities, and Mining Industry (EUM). Klien yang ada di lini usaha ini merupakan perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri penambangan dan eksplorasi sumber daya alam seperti minyak bumi, gas, batubara, tembaga, nikel, dan lainnya; serta industri utilitas seperti air ledeng dan listrik; serta perusahaan yang bergerak dalam industri yang mendukung kegiatan industri-industri tersebut. Assurance Service merupakan jasa yang diberikan oleh PwC berupa jasa asersi yang diberikan kepada perusahaan klien dalam meningkatkan kualitas pelaporan keuangan. Jasa yang biasa diberikan terdiri dari jasa audit eksternal, audit interim, kesusaian dengan regulasi, dan jasa konversi standar pelaporan keuangan. Selain menawarkan jasa audit kepada kliennya, PwC juga menawarkan jasa lain yakni jasa advisory dan perpajakan. Jasa advisory yang dimaksud adalah jasa konsultasi yang dapat memberikan solusi terkait dengan perjanjian yang akan
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
6
dilakukan perusahaan dan transaksi yang mendukung kegiatan perusahaan untuk meningkatkan performanya. Selain itu jasa ini juga dapat menawarkan internal audit dan forensic services bagi perusahaan kliennya. Jasa perpajakan yang ditawarkan oleh PwC bertujuan untuk mengoptimalisasi efisisensi perpajakan perusahaan dan berkontribusi kepada strategi perusahaan secara umum dengan cara memberikan formulasi strategi pajak yang efektif serta perencanaan pajak yang inovatif bagi perusahaan. Jasa ini juga membantu perusahaan dalam hal-hal lain terkait perpajakan, seperti perencanaan dan kesesuaian pajak dengan regulasi, merger dan akuisisi, perpajakan internasional, transfer pricing, audit perpajakan, inisiasi dan strukturisasi bisnis, serta payroll outsourcing. 1.4
Pelaksanaan Aktivitas Magang Selama tiga bulan menjalani masa magang di KAP TWR, banyak ilmu yang
dapat diperoleh dan dipelajari. Hal tersebut dimulai dari hal-hal sederhana seperti memeriksa perhitungan pada laporan keuangan yang telah dikerjakan oleh senior sampai hal yang cukup kompleks seperti mengerjakan akun (area) pada proses audit. Sebagai Vocational Employee (VE) yang terlibat dalam engagement roles pada perusahaan klien, tugas utama yang dilakukan adalah membantu pekerjaan Senior In-Charge dan Senior Auditor dalam melaksanakan proses audit pada perusahaan klien. Terdapat beberapa perusahaan klien yang terlibat dalam proses magang yang dilakukan, berikut adalah kegiatan yang dilakukan selama berada di perusahaan klien: 1. PT PRP PT PRP merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perminyakan. PT PRP beroperasi di hampir seluruh wilayah Republik Indonesia sebagai
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
7
perusahaan pemasok
BBM
bagi masyarakat. Untuk
kegiatan non-
operasionalnya, PT PRP berkantor pusat di Jakarta. Kantor pusat tersebut melayani bidang keuangan, akuntansi, sumber daya manusia, serta manajemen perusahaan secara keseluruhan. Pada saat proses audit dilakukan di PT PRP, VE baru tidak diberikan wewenang dalam memegang atau mengerjakan akun tertentu. Hal ini dikarenakan proses audit yang dilakukan sudah dalam proses pelaporan reporting. Oleh karena itu, VE diberikan tanggung jawab untuk melakukan translasi mata uang untuk laporan keuangan anak perusahaan yang nantinya akan di konsolidasi ke induk perusahaan. Hal lain yang dilakukan adalah melakukan proses pengecekan laporan keuangan yang biasa disebut dengan call over, yang meliputi footing, yaitu mencocokkan hasil perhitungan laporan keuangan dari atas ke bawah dengan perhitungan ulang, cross footing, yaitu mencocokkan hasil perhitungan laporan keuangan dari kiri ke kanan, dan cross reference, yaitu memastikan bahwa akun-akun yang tersaji telah dijelaskan dan telah sesuai dengan statement of accounting policies yang terdapat dalam bagian belakang laporan keuangan (catatan atas laporan keuangan). 2. PT NRS PT NRS adalah perusahaan yang bergerak dalam industri regasifikasi yang tergolong dalam bentuk perseroan terbatas. PT NRS termasuk perusahaan baru yang masih dalam tahap pengembangan (development). Saat proses audit berjalan, perusahaan sudah memasuki tahun ketiga dalam kegiatan operasinya. PT NRS memiliki kantor di Jakarta yang berfungsi sebagai tempat manajemen perusahaan secara keseluruhan, sedangkan untuk kegiatan operasinya berada di wilayah Teluk Jakarta, Kepulauan Seribu.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
8
Pada audit tim PT NRS, VE dilibatkan dalam engagement roles dengan jumlah anggota tim sebanyak 6 orang, yaitu Partner In-Charge, Manager InCharge, 2 Senior In-Charge, Junior Auditor dan VE. Dari keenam anggota tersebut hanya 4 orang yang terlibat dan berinteraksi secara langsung ke klien, yakni 2 Senior In-Charge, Junior Auditor , dan VE. Hal pertama yang dilakukan sebelum prosedur audit dimulai adalah dilakukannya kick off meeting untuk membahas mengenai tugas dan tanggung jawab kedua belah pihak. Kick off meeting ini hanya diikuti oleh Partner, Senior Manager, dan Senior In-Charge. Prosedur audit selanjutnya yang dilakukan adalah memahami dan mengerti mengenai bisnis klien. Dalam hal ini, Senior In-Charge menerangkan sampai cukup rinci mengenai bisnis klien ini kepada anggota tim yang lain. Ketika menjalankan prosedur audit, VE diberi wewenang atau tugas untuk mengerjakan akun kas dan setara kas, ekuitas, biaya operasional dan biaya non operasional. Akun ini dinilai tidak memiliki risiko yang terlalu besar karena prosedur yang dilakukan tidak memerlukan analisis yang terlalu dalam, sehingga risiko untuk mempengaruhi engagement risk tidak terlalu besar. Selain diberi wewenang untuk mengerjakan akun tersebut, VE juga diminta untuk membuat rangkuman akta-akta dan perjanjian, dan melakukan vouching pada akun hutang usaha melalui prosedur yang dinamakan search for unrecorded liabilities, yakni menguji cut-off pada pengakuan beban usaha perusahaan klien. Setelah melakukan prosedur audit, auditor perlu membuat dokumentasi atas apa yang telah dikerjakannnya pada sistem yang disediakan oleh KAP. VE juga diminta untuk mendokumentasikan pekerjaannya pada sistem tersebut untuk selanjutnya akan di review oleh Senior In-Charge dan selanjutnya oleh Senior Manager.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
9
Terkait dengan proses audit yang dilakukan pada PT NRS, banyak hal yang dapat dipelajari berkaitan dengan proses audit. Diantaranya mengenai bagaimana prosedur audit dilakukan dari mulai tahapan yang paling awal yakni kick off meeting
sampai dengan pelaksanaan prosedur audit yang
dilakukan. Selain itu pelajaran berharga lainnya adalah bagaimana pentingnya pendokumentasian pekerjaan yang telah dilakukan harus sebaik mungkin agar reviewer dapat dengan mudah mengerti dan memahami proses dan hasil audit yang telah dilakukan, serta bagaimana kinerja, khususnya sistem akuntansi, pada industri klien dan perusahaan yang masih dalam tahap pengembangan. Dari serangkaian proses yang dilakukan, VE hampir terlibat dari keseluruhan prosedur audit sehingga banyak sekali ilmu yang didapatkan terkait dengan proses audit. Oleh karena itu, kasus PT NRS akan menjadi pembahasan dalam tema laporan magang ini yang akan membahas mengenai proses audit yang dilakukan khususnya audit dalam siklus pengeluaran. 3. PT AET PT AET merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri batubara. Perusahaan ini merupakan salah satu pemain terbesar dalam industri batubara. PT AET berkantor di Jakarta, sedangkan untuk pertambangan batubaranya berlokasi di Kalimantan. VE masuk dalam engagement roles di tengah proses review yang sedang berjalan, oleh karena itu VE tidak diberikan wewenang untuk mengerjakan area tertentu. Tugas yang diberikan kepada VE cenderung hanya membantu merapihkan pekerjaan Senior In-Charge dan Associate untuk segera didokumentasikan. Selain itu VE lebih banyak terlibat dalam proses reporting dengan melakukan call over atas laporan keuangan interim yang akan diterbitkan.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
10
1.5
Ruang lingkup Penulisan Laporan Magang Laporan magang ini dibuat berdasarkan pengalaman yang didapatkan selama
menjalani program magang di KAP TWR dan tanya jawab dengan klien dan senior yang ada. Berdasarkan hal tersebut, laporan magang ini akan mengangkat tema mengenai audit pada siklus pengeluaran yang mengambil studi kasus pada PT. NRS dimana akan membahas mengenai siklus pengeluaran yang ada pada perusahaan tersebut, prosedur audit yang dilakukan, dan membandingkannya dengan teori dan standar yang berlaku secara umum di Indonesia. 1.6
Sistematika Penulisan Laporan magang ini dibagi atas 5 bagian (bab) dan lampiran sebagai
pendukung laporan dengan rician sebagai berikut : Bab 1 – Pendahuluan Bab ini membahas aspek administratif dari kegiatan magang yang dilakukan yang mencakup latar belakang pelaksanaan program magang, tujuan dan manfaat program magang dan penulisan laporan, waktu dan tempat pelaksanaan magang, serta penjelasan secara umum atas aktivitas magang yang dilakukan selama periode magang yang dijalani. Bagian ini dilanjutkan dengan dengan ruang lingkup penulisan laporan magang yang menjelaskan secara umum mengenai tema yang dibahas dalam laporan magang ini. Dan di akhir bagian, dijelaskan pula mengenai sistematika penulisan yang digunakan dalam menulis laporan magang. Bab 2 – Landasan Teori Bab ini membahas mengenai teori yang berkaitan dengan tema yang diangkat, yakni proses audit pada siklus pengeluaran. Teori yang akan dijelaskan antara lain mengenai teori akuntansi pada siklus pengeluaran,
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
11
teori audit atas siklus pengeluaran, serta teori-teori lainnya yang relevan dengan pembahasan yang ditulis dalam laporan magang ini. Teori ini digunakan untuk melakukan pembahasan dan analisis atas topik yang diangkat dalam laporan ini. Teori diambil dari berbagai sumber, baik buku teks kuliah, buku umum dan sumber-sumber lain yang mendukung pembahasan dalam laporan magang. Bab 3 – Profil Perusahaan Bab ini memberikan gambaran singkat mengenai perusahaan klien yang diangkat menjadi objek tema, yaitu PT NRS. Penggambaran ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai perusahaan yang menjadi objek dalam penyusunan laporan magang sehingga akhirnya juga akan memudahkan pembaca memahami isi laporan ini. Bab 4 – Pembahasan dan Analisis Bab ini akan membahas secara mendalam mengenai tema yang diangkat pada laporan magang. Laporan magang ini akan memaparkan hal terkait bagaimana audit pada siklus pengeluaran dilakukan, serta pembahasan atas analisis mengenai prosedur audit yang dilakukan oleh tim audit tersebut terkait dengan kesesuaian dengan standar yang berlaku dan kesesuaian dengan teori-teori yang dibahas pada Bab 2. Bab 5 – Kesimpulan dan Saran Bab ini merupakan bab penutup dalam laporan magang ini. Kesimpulan berdasarkan pembahasan yang telah ditulis dalam bab sebelumnya akan disajikan dalam bab ini. Selain itu, bab ini juga berisi saran untuk KAP TWR maupun PT NRS.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1
Siklus Pengeluaran Menurut Romney dan Steinbart (2012), siklus pengeluaran adalah suatu
bentuk aktivitas bisnis yang terus berulang dan terkait dengan data proses operasi yang berhubungan dengan pembelian dan pembayaran atas barang dan jasa. Tujuan utama dari siklus pengeluaran ini adalah untuk meminimalisasi total biaya atas pembelian , perawatan atas persediaan, perlengkapan, dan jasa-jasa yang dibutuhkan dalam organisasi tersebut. Secara keseluruhan, siklus pengeluaran dapat digambarkan pada gambar 2.1. Menurut Romney dan Steibart (2012), terdapat empat aktivitas bisnis utama yang dilakukan dalam siklus pengeluaran, yaitu : 2.1.1 Ordering Materials, Supplies, and Services Tahap pertama dalam siklus pengeluaran adalah proses pemesanan bahan baku, peralatan, dan jasa. Menurut Wilkinson, et al. (2000), tujuan pengendalian dalam tahap ini adalah memastikan bahwa seluruh pembelian telah diotorisasi pada waktu yang dibutuhkan secara tepat waktu dan dihitung berdasarkan Economic Order Quantity (EOQ). Pendekatan tradisional untuk mengendalikan persediaan bertujuan untuk menjaga stok persediaan agar proses operasi atau produksi dapat terus berjalan tanpa adanya hambatan bahkan bila persediaan (bahan baku) yang digunakan lebih besar dari yang telah diekspektasi ataupun jika pemasok telat dalam melakukan pengiriman. Pendekatan tradisional ini disebut sebagai pendekatan Economic Order Quantity (EOQ) yang digunakan untuk menghitung berapa jumlah barang yang akan dipesan dan reorder point yang akan menunjukkan secara spesifik kapan harus melakukan pemesanan barang. Kebutuhan untuk melakukan pembelian bisa berasal
12 Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
13
dari bagian produksi, bagian persediaan, ataupun departemen lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan pembelian tersebut, maka dibuatlah Purchase Request yang diajukan oleh bagian atau departemen yang membutuhkan pembelian untuk selanjutnya akan diotorisasi dan disetujui sesuai dengan level otorisasi yang ada. Gambar 2.1 Data Flow Diagram Siklus Pengeluaran
Sumber : Romney dan Steinbart (2012)
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
14
Setelah Purchase Request disetujui, maka proses selanjutnya yang dilakukan adalah memilih pemasok (supplier) untuk memasok barang atau jasa yang dipesan. Terdapat beberapa faktor penting yang harus diperhatikan dalam memilih pemasok, yaitu harga, kualitas material dan ketergantungan dalam melakukan pengiriman (pesanan). Ketika satu pemasok telah dipilih, maka identitas dari pemasok tersebut harus segera dicatat di dalam supplier master file untuk mencegah pengulangan kembali terhadap proses pemilihan pemasok ketika akan melakukan pemesanan yang sama. Daftar pemasok alternatif juga harus disiapkan untuk mencegah kemungkinan pemasok utama kehabisan persediaan untuk menjaga kelancaran proses operasi perusahaan. Setelah pemasok ditentukan, maka dibuatlah Purchase Order yang akan dikirim ke pemasok dan copy dari Purchase Order itu juga akan dikirim ke bagian pembelian. 2.1.2 Receiving and Storing Goods Tahap kedua dari siklus pengeluaran adalah Penerimaan dan penyimpanan barang yang telah dipesan. Menurut Wilkinson, et al. (2000), tujuan pengendalian pada tahapan ini adalah memastikan seluruh barang yang diterima telah diverifikasi sehingga jumlah barang yang diterima sesuai dengan yang dipesan dan dalam kondisi yang baik untuk pengadaan barang serta memastikan seluruh jasa diotorisasi sebelum dilaksanakan dan diawasi sehingga pelaksanaannya benar-benar dilakukan untuk pengadaan jasa. Bagian gudang akan menerima barang dari pemasok beserta packing slip dan invoice. Setelah barang diterima, bagian gudang akan melakukan pemeriksaan barang untuk menyesuaikannya dengan Purchase Order. Setelah pemeriksaan dilakukan, bagian gudang akan membuat Receiving Report yang memuat informasi mengenai data penerimaan barang, seperti tanggal, pengirim, dan Purchase Order Number (untuk melakukan pencocokan). Receiving Report tersebut selanjutnya akan dikirim
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
15
ke bagian penyimpanan persediaan di gudang dan bagian akuntansi untuk dilakukan pencatatan. Seandainya terjadi kasus barang yang rusak dan telah diketahui oleh kedua belah pihak (bagian gudang dan pemasok), maka akan dibuat Debit Memo oleh bagian akuntansi untuk mencatat penyesuaian apakah barang tersebut dikembalikan atau terjadi pengurangan harga terhadap barang yang dipesan. 2.1.3 Approving Supplier Invoices Tahap ketiga dalam siklus pengeluaran adalah menyetujui tagihan yang dikirimkan oleh pemasok untuk selanjutnya akan diproses untuk melakukan pembayaran. Menurut Wilkinson, et al. (2000), terdapat lima tujuan pengendalian pada tahap ini, yaitu : Seluruh tagihan pemasok diverifikasi secara tepat waktu dan disesuaikan dengan barang ataupun jasa yang diterima. Seluruh potongan pembelian yang tersedia diidentifikasi. Seluruh bentuk pengembalian barang dari pembelian diotorisasi dan dicatat secara akurat berdasarkan jumlah aktual pengembalian barang. Seluruh transaksi pembelian secara kredit dan pengeluaran kas dicatat ke dalam akun pemasok yang sesuai pada buku A/P. Seluruh pencatatan akuntansi dan persediaan telah diamankan. Kewajiban untuk melakukan pembayaran terjadi saat barang diterima. Bagian Akuntansi Utang perusahan harus mengotorisasi pembayaran hanya pada barang dan jasa yang dipesan dan benar-benar diterima sehingga bertanggung jawab untuk menyesuaikan tagihan pemasok dengan Purchase Order dan Receiving Report yang sesuai.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
16
2.1.4 Cash Disbursement Tahap terakhir dalam siklus pengeluaran adalah proses pembayaran. Menurut Wilkinson, et al. (2000), tujuan pengendalian pada tahap ini adalah memastikan seleuruh pengeluaran kas dicatat secara akurat dan lengkap. Proses pembayaran sendiri dilakukan oleh kasir yang kemudian akan dilaporkan kepada treasurer. Pemisahan fungsi antara kasir yang bertanggung jawab melakukan otorisasi pembayaran dengan Bagian Akuntansi Utang yang melakukan pencatatan utang merupakan sebuah bentuk pengawasan. Pembayaran akan dilakukan ketika Bagian Akuntansi Utang mengirimkan Disbursement Voucher kepada kasir dan pembayaran akan dilakukan dengan menggunakan Disbursement Check. 2.2
Pengendalian Internal Menurut Arens, Elder, dan Besley (2012), suatu sistem pengendalian internal
terdiri dari kebijakan-kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai kepada manajemen bahwa perusahaan telah mencapai tujuan dan sasarannya. Pada umumnya manajemen memiliki tiga tujuan dalam menciptakan suatu sistem pengendalian internal yang efektif, yaitu keandalan dari laporan keuangan, efisiensi dan efektifitas operasi, dan kepatuhan kepada hukum dan peraturan yang berlaku. Menurut Moeller (2009), pengendalian internal adalah proses yang diimplementasikan oleh manajemen dan dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi : -
Laporan keuangan dan informasi operasional yang handal;
-
Kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur, hukum, peraturan, serta perundang-undangan;
-
Perlindungan atas aset;
-
Efisiensi operasi;
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
17
-
Pencapaian dari misi dan tujuan yang sudah ditetapkan untuk operasi dan program perusahaan; dan
-
Integritas dan nilai-nilai etis. Dari kedua definisi diatas, dapat dikatakan bahwa cakupan dari sistem
pengendalian internal tidak hanya berhubungan dengan fungsi akuntansi dan keuangan saja, melainkan lebih luas dari kedua hal tersebut karena di dalam proses pengendalian internal yang baik juga terdapat unsur-unsur seperti memiliki misi yang tercantum, menghasilkan data dan informasi yang akurat dan dapat diandalkan, mematuhi hukum yang berlaku serta kebijakan dari organisasi, mendorong penggunaan sumber daya dengan efisien dan ekonomis, serta menyediakan perlindungan yang memadai atas aset. 2.3
Risiko yang Mungkin Terjadi dan Prosedur Pengendalian pada Siklus Pengeluaran Dalam mencapai tujuan suatu siklus bisnis, perusahaan akan menghadapi
banyak risiko. Berikut ini akan dibahas risiko apa saja yang terjadi dalam siklus pengeluaran serta bagaimana prosedur pengendalian yang sesuai untuk mengatasi risiko tersebut menurut Romney dan Steinbart (2012). Pembahasan ini akan melingkupi empat aktivitas bisnis yang telah dibahas sebelumnya.
2.3.1 Ordering Materials, Supplies and Services Tujuan dari proses pembelian ini adalah untuk meminimalisasi biaya berkaitan dengan mengatur persediaan yang mencukupi untuk semua proses bisnis. Risiko yang mungkin terjadi dari tahap ini serta alternatif pengendalian yang dapat digunakan untuk mengatasinya adalah sebagai berikut : a. Pencatatan persediaan yang tidak akurat Salah satu risiko yang dihadapai pada tahap ini adalah pencatatan persediaan yang tidak akurat yang dapat mengakibatkan habisnya persediaan yang selanjutnya mengakibatkan kehilangan penjualan. Metode perpetual inventory dapat diterapkan untuk memastikan informasi tentang jumlah
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
18
persediaan yang terdapat di gudang. Untuk mengurangi kesalahan pada saat memasukkan data persediaan pada metode perpetual inventory, sebaiknya input data secara manual dihindari dan diganti dengan menggunakan teknologi infomasi untuk memastikan keakuratan data. Misalnya dengan menggunakan metode Bar-coding, namun masih mungkin terjadi kesalahan karena jumlah kuantitas barang akan dimasukkan ke sistem secara manual. Penggunaan teknologi Radiofrequency Identification (RFID) akan lebih efisien dibandingkan dengan metode Bar-coding karena RFID tidak memerlukan orang untuk memindai bar code setiap produk kepada mesin pembaca. Meskipun demikian, teknologi RFID memerlukan biaya lebih mahal dibandingkan dengan metode Bar-coding dan tidak dapat diterapkan pada setiap jenis produk, misalnya produk liquid. Perhitungan fisik secara periodik merupakan salah satu pengendalian yang penting untuk membandingkan antara total persediaan di gudang dengan pencatatan pada sistem. b. Memesan barang-barang yang tidak dibutuhkan Risiko yang selanjutnya adalah memesan barang-barang yang tidak dibutuhkan yang dapat mengakibatkan tingginya biaya pembelian dan kegagalan untuk mendapatkan diskon volume yang tersedia. Pencatatan yang akurat pada metode perpetual inventory dapat memastikan validitas dari permintaan pembelian yang secara otomatis dihasilkan oleh pengendalian pada sistem. Permasalahan selanjutnya adalah kemungkinan terjadinya pembelian barang yang sama namun dari divisi yang berbeda sehingga fungsi yang tersentralisasi dalam proses pembelian perlu untuk diterapkan. Selain itu, supervisor harus melakukan review dan menyetujui setiap purchase request yang terbentuk. c. Membeli barang pada saat harga tinggi Risiko selanjutnya adalah membeli barang pada saat harga tinggi dimana dapat menyebabkan total biaya menjadi semakin tinggi karena biaya pembelian barang mendapat porsi paling besar dari total biaya produksi manufaktur. Oleh karena itu, perusahaan berusaha untuk mengamankan harga
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
19
terbaik terhadap barang-barang yang dibeli. Adanya daftar harga untuk barang yang sering dibeli yang disimpan di dalam sistem dan dikonsultasikan ketika akan membuat pesanan merupakan sebuah pengendalian agar perusahaan tidak membayar terlalu banyak untuk suatu barang yang dibeli. Untuk barang khusus dengan biaya yang tinggi dapat dilakukan competitive bidding dimana penawaran tertulis dari supplier harus diminta oleh perusahaan. Pengendalian anggaran juga sangat membantu dalam mengendalikan beban pembelian. Pembelian harus dibebankan kepada akun divisi pembeli yang bertanggung jawab menyetujui permintaan pembelian. Selain itu, pengendalian anggaran juga dapat dilakukan dengan membandingkan biaya aktual dengan anggaran, jika terdapat deviasi yang cukup signifikan, maka harus diambil tindakan investigasi (Management by Exception). d. Membeli barang dengan kualitas rendah Dalam upaya untuk mendapatkan harga paling rendah, risiko yang mungkin terjadi adalah membeli barang dengan kualitas rendah. Hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya keterlambatan produksi dan menimbulkan total biaya yang tinggi. Perusahaan harus mencari tahu supplier mana yang menyediakan barang dengan kualitas terbaik dengan harga yang kompetitif dengan melakukan pemeriksaan dan pemantauan kualitas produk dari supplier. Pengendalian lainnya adalah membuat daftar supplier yang telah disetujui dan diyakini memberikan barang dengan kualitas terbaik. Setiap pembelian kepada supplier yang baru harus dilakukan review dan diberikan persetujuan oleh supervisor. e. Supplier yang tidak dapat diandalkan Risiko selanjutnya adalah supplier yang tidak dapat diandalkan sehingga juga dapat mengakibatkan terjadinya keterlambatan produksi dan menimbulkan total biaya yang tinggi. Memilih supplier yang memiliki sertifikasi mutu, misalnya ISO 9000, merupakan salah satu bentuk pengendalian yang dapat dilakukan. Namun, sistem informasi akuntansi juga harus dirancang untuk dapat melihat dan melacak informasi tentang kinerja
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
20
supplier.
Misalnya
sistem
Enterprise
Resource
Planning
(ERP)
dikonfigurasikan untuk dapat menghasilkan laporan secara otomatis mengenai PO yang belum dikirimkan dalam jangka waktu yang sudah dijanjikan. f. Membeli dari supplier yang tidak terotorisasi Risiko
membeli dari supplier
yang tidak
terotorisasi
dapat
menimbulkan banyak masalah. Barang yang dibeli dari supplier tersebut memiliki kemungkinan berkualitas rendah atau memiliki harga yang tinggi. Selain itu, risiko ini juga dapat menimbulkan masalah hukum, apabila melakukan transaksi bisnis terhadap supplier illegal. Oleh karena itu, semua PO harus di-review untuk memastikan pembelian hanya dilakukan kepada supplier yang telah disetujui. Pemeliharaan daftar supplier yang sudah disetujui penting untuk dilakukan dan sistem harus dikonfigurasi agar pembelian hanya dapat dilakukan kepada supplier yang disetujui. Penggunaan pengendalian spesifik dari Electronic Data Interchange (EDI), seperti penggunaan user IDs, password, dapat membatasi otorisasi personal agar hanya dapat mengakses hal-hal yang memang tanggung jawabnya. g. Kickbacks Kickbacks adalah hadiah atau bingkisan yang diberikan supplier ke agen-agen pembelian untuk mempengaruhi pemilihan pada supplier mana barang akan dibeli. Risiko ini dapat mengakibatkan munculnya subjektivitas bagian pembelian dalam memilih supplier mana saja yang akan menyalurkan barang kebutuhan perusahaan. Untuk kickback yang memiliki pengertian ekonomi, supplier harus menemukan beberapa cara untuk memulihkan uang yang dihabiskan untuk suap kepada pembeli. Hal ini biasanya dilakukan dengan menggelembungkan harga pembelian selanjutnya atau mengganti barang pembelian dengan yang berkualitas rendah. Untuk menghindari hal tersebut, perusahaan harus melarang bagian pembelian menerima hadiah dari supplier sehingga perlu diadakannya pelatihan terhadap karyawan dalam hal ini, melakukan rotasi pekerjaan dan mewajibkan karyawan untuk mengambil liburan sejenak.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
21
2.3.2 Receiving and Storing Goods Tujuan dari fungsi ini adalah melakukan verifikasi penerimaan pesanan persediaan dan mengamankan persediaan terhadap kehilangan atau pencurian. Risiko yang mungkin timbul dari tahap ini serta alternatif pengendalian yang dapat digunakan untuk mengatasinya adalah sebagai berikut : a. Menerima barang yang tidak dipesan Risiko menerima barang yang tidak dipesan dapat menimbulkan penambahan biaya ketika harus membongkar barang yang dikirimkan, menyimpan dan mengirimkan kembali barang tersebut. Pengendalian paling baik untuk mengurangi risiko tersebut adalah memerintahkan bagian penerimaan barang untuk menerima barang yang dilengkapi dengan salinan PO yang telah disetujui sehingga bagian penerimaan barang membutuhkan akses kepada PO yang outstanding. b. Kesalahan dalam menghitung barang yang diterima. Melakukan kesalahan dalam menghitung barang yang diterima dapat mempengaruhi akurasi pencatatan dengan metode perpetual inventory sehingga harus dipastikan bahwa perusahaan hanya membayar untuk barang yang benar-benar telah diterima. Sebagai salah satu pengendalian yang dapat dilakukan adalah tidak memberi tahu bagian penerimaan jumlah barang yang dipesan. Oleh karena itu, perusahaan harus mengkomunikasi dengan jelas kepada bagian penerimaan barang akan pentingnya perhitunggan penerimaan barang secara hati-hati dan akurat. Selain itu, perusahaan harus meminta karyawan bagian penerimaan untuk menandatangani Receiving Receipt. Beberapa
perusahaan
memberikan
insentif
kepada
karyawan
yang
menemukan perbedaan kuantitas antara packing slip dengan jumlah barang aktual berdasarkan hasil perhitungan fisik. Penggunaan metode Bar-code atau RFID juga dapat meminimalisasi risiko dalam menghitung barang yang diterima
.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
22
c. Verifikasi penerimaan jasa Perbedaan prosedur dibutuhkan dalam mengendalikan pembelian jasa. Tantangan utama dalam hal ini adalah memastikan bahwa pengadaan jasa benar-benar telah dilakukan dan hal ini memang sulit untuk dipastikan. Salah satu pengendaliannya adalah menunjuk seorang supervisor yang bertanggung jawab terhadap semua biaya yang dibebankan kepada departemen terkait. Supervisor diperlukan untuk mengakui penerimaan jasa dan biaya terkait kemudian akan di bebankan ke akun dimana dia bertanggung jawab. Selain itu, penting untuk dilakukannya perbandingan biaya aktual dengan anggaran secara rutin untuk menginvestigasi apabila terjadi perbedaan biaya. d. Pencurian barang persediaan Risiko pencurian barang persediaan dapat mengakibatkan hilangnya persediaan yang dapat merugikan perusahaan. Untuk mengatasi risiko ini dapat dilakukan beberapa prosedur pengendalian. Pertama, persediaan harus disimpan pada lokasi yang aman dengan akses yang terbatas. Kedua, seluruh pemindahan persediaan harus didokumentasikan sehingga bagian penerimaan dan bagian penyimpanan mengetahui akan adanya pemindahan persediaan. Pendokumentasian tersebut juga harus dilakukan ketika ingin melakukan pemindahan barang persediaan dari bagian penyimpanan kepada bagian produksi. Ketiga, penting untuk dilakukannya perhitungan fisik persediaan yang dimiliki dan membandingkannya dengan pencatatan persediaan secara periodik. Terakhir, perlunya pemisahan tanggung jawab antara bagian penerimaan dan penyimpanan persediaan.
2.3.3 Approving Supplier Invoices Tujuan tahap ini adalah memastikan perusahaan membayar hanya pada barang dan jasa yang dipesan dan diterima. Risiko yang mungkin timbul dari tahap ini serta alternatif pengendalian yang dapat digunakan untuk mengatasinya adalah sebagai berikut :
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
23
a. Gagal menangkap kesalahan dalam tagihan supplier Risiko gagal menangkap kesalahan dalam tagihan supplier dapat terjadi karena adanya perbedaan antara kuota dengan harga yang dibebankan atau terjadinya salah hitung terhadap jumlah tagihan. Untuk menghindari hal tersebut, maka penting untuk dilakukannya pengecekan keakuratan tagihan supplier serta harga dan kuantitas barang pada tagihan harus dibandingkan dengan Purchase Order dan Receiving Receipt yang sesuai. b. Kesalahan dalam melakukan posting ke akun hutang Kesalahan dalam melakukan posting ke akun hutang dapat mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam pelaporan keuangan dan kinerja perusahaan yang selanjutnya dapat mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan keputusan. Pengendalian data entry dan pemrosesan data sangat dibutuhkan untuk mencegah risiko ini. Pengendalian lain yang dapat dilakukan adalah membandingkan saldo akun supplier sebelum dan sesudah cek diproses dengan tagihan yang sedang diproses serta saldo akun supplier dibandingkan secara periodik dengan jumlah akun hutang dibuku besar.
2.3.4 Cash Disbursement Tujuan pada tahap ini adalah organisasi harus mengamankan kas perusahaan. Risiko yang mungkin timbul dari tahap ini serta alternative pengendalian yang dapat digunakan untuk mengatasinya adalah sebagai berikut : a. Membayar untuk barang yang tidak diterima Risiko ini dapat mengakibatkan terjadinya pengurangan kas secara siasia atau terjadinya kesalahan perhitungan persediaan. Pengendalian yang paling baik untuk mencegah hal tersebut adalah membandingkan kuantitas barang pada tagihan supplier dengan kuantitas yang dimasukkan pada sistem oleh bagian persediaan yang menerima pemindahan barang persediaan dari bagian penerimaan. Beberapa perusahaan mengharuskan bagian persediaan untuk melakukan verifikasi terhadap Receiving Receipt sebelum dokumen
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
24
tersebut digunakan sebagai dokumen pendukung pembayaran tagihan supplier. Melakukan verifikasi terhadap pengadaan jasa akan lebih sulit dilakukan apabila hanya dilakukan berdasarkan tagihan supplier. Oleh karena itu, sebagian besar perusahaan bergantung pada pengendalian anggaran dan melakukan review secara akurat terhadap beban-beban dari setiap departemen untuk menunjukkan potensi kecurangan yang perlu diinvestigasi lebih lanjut. b. Gagal dalam mengambil diskon pembelian Risiko ini dapat mengakibatkan perusahaan harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk mendapatkan barang dalam jumlah besar. Salah satu pengendalian yang dapat dilakukan adalah pengajuan tagihan dengan tanggal jatuh tempo untuk mendapat diskon. Tagihan yang telah disetujui harus dilengkapi dengan tanggal jatuh tempo dan sistem harus dirancang untuk dapat melacak tagihan yang telah jatuh tempo dan dapat mencetak daftar semua tagihan yang outstanding secara periodik. Anggaran arus kas yang menunjukkan arus kas masuk yang diekpetasi dan komitmen yang masih outstanding juga dapat membantu perusahaan membuat perencanaan dalam memanfaatkan diskon pembelian yang tersedia. c. Membayar tagihan yang sama dua kali Risiko ini dapat mempengaruhi kebutuhan arus kas dan terjadi pencatatan keuangan yang tidak sesuai. Hal ini terjadi dengan berbagai cara, misalnya terdapat duplikat invoice yang dikirim setelah cek perusahaan dikirimkan ke supplier. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah memastikan bahwa tagihan yang akan dibayar adalah hanya tagihan yang dilengkapi dengan invoice asli dan dokumen pendukung lainnya seperti Purchase Order dan Receiving Receipt serta membatalkan semua dokumen pendukung saat pembayaran telah dilakukan. d. Pencurian kas Kas merupakan asset paling likuid yang sangat mudah untuk disalahgunakan. Pencurian kas dapat mengakibatkan kerugian perusahaan. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah terdapatnya pemisahan tanggung
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
25
jawab antara bagian yang melakukan verifikasi tagihan dengan bagian yang melakukan pembayaran. Selain itu penting untuk dilakukannya pembatasan akses ke kas dan cek kosong serta penandatanganan cek oleh dua otorisasi untuk jumlah yang lebih banyak. Pengendalian lainnya adalah seseorang yang independen dari prosedur pembayaran melakukan rekonsiliasi dengan akun bank. Pengendalian ini menyediakan pengecekan akurat secara independen dan
mencegah
seseorang
dari
penggelapan
kas
dan
kemudian
menyembunyikan pencurian dengan menyesuaikan bank statement. Akses terhadap supplier master file harus dibatasi dan setiap perubahan yang terjadi pada supplier master file harus di-review secara akurat dan harus terdapat persetujuan atas perubahan tersebut. Hal penting lainnya yang perlu dilakukan adalah membatasi kemampuan sistem yang dapat membuat supplier dan memproses tagihan kepada supplier tersebut dalam satu waktu sehingga karyawan tidak bisa membuat supplier baru dan langsung menerbitkan cek untuk supplier tersebut. e. Penyalahgunaan cek Penyalahgunaan cek dapat mengakibatkan pengeluaran cek untuk supplier fiktif. Pengendalian yang perlu dilakukan adalah melindungi mesin pencetak cek dan membatasi akses kepadanya serta menggunakan tinta khusus pada
saat
mencetak
cek.
Melakukan
rekonsiliasi
bank
merupakan
pengendalian paling penting untuk mendeteksi penipuan cek. f. Permasalahan arus kas Penting untuk dilakukannya perencanaan dan pengawasan pengeluaran untuk mencegah permasalahan arus kas. Permasalahan aruskas dapat mengakibatkan tingginya arus kas keluar dibandingkan dengan arus kas masuk perusahaan. Oleh karena itu, anggaran arus kas merupakan pengendalian terbaik untuk mengurangi risiko ini. Anggaran arus kas menunjukkan arus kas masuk yang diekpetasi dan komitmen yang masih outstanding untuk membantu perusahaan membuat perencanaan dalam melakukan pembayaran supplier.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
26
2.4
Auditing
2.4.1 Definisi Auditing Auditing merupakan pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi yang didapatkan dengan kriteria yang telah ditetapkan, selain itu proses auditing harus dilakukan oleh orang yang berkompeten dan independen (Arens et al.2009). Dalam melakukan proses audit, harus tersedia informasi dalam bentuk yang dapat diverifikasi dan beberapa standar yang dapat digunakan oleh auditor untuk mengevaluasi informasi tersebut. Standar tersebut dapat berupa prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), dapat pula berupa kriteria yang mengatur kinerja akuntan publik yang diatur dalam Standar Akuntan Publik (SAP), serta dapat berupa kerangka kerja pengendalian internal yang dikeluarkan oleh COSO. Menurut Arens et al. (2009), terdapat 3 jenis audit yang biasa dilakukan oleh auditor, yaitu : Audit Operasional Audit operasional merupakan evaluasi terhadap efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari prosedur dan metode operasi pada suatu organisasi. Pada akhir dari proses audit ini, hasil yang diharapkan manajemen berupa rekomendasi atau saran-saran untuk memperbaiki aktifitas operasi yang dilakukan. Audit ini dapat mencakup evaluasi atas struktur organisasi, operasi komputer, metode produksi, pemasaran, dan segala bidang yang dikuasai auditor.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
27
Audit Kepatuhan Audit kepatuhan dilakukan untuk menentukan apakah perusahaan telah mengikuti prosedur, aturan, dan ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi. Hasil dari audit ini biasanya akan dilaporkan kepada manajemen yang merupakan kelompok utama yang berkepentingan dengan tingkat ketaatan terhadap prosedur dan peraturan yang telah diatur. Audit atas Laporan Keuangan Audit ini dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan telah dinyatakan sesuai dengan kriteria atau standar tertentu seperti PSAK. Dalam audit ini, auditor akan menetapkan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar atau tidak berdasarkan pengumpulan bukti dalam menetapkan apakah laporan keuangan tersebut mengandung kesalahan saji yang bersifat material (Arens et al. 2009). 2.4.2 Perencanaan Audit Tahap pertama dari kegiatan audit adalah perencanaan audit. Dengan melakukan perencanaan audit yang baik, proses audit yang dilaksanakan akan memiliki landasan sehingga segala kegiatan yang dilakukannya dapat dilakukan secara lebih terarah dan efektif agar memberikan hasil yang optimal kepada klien. Pada proses perencanaan audit, terdapat delapan langkah yang harus dilakukan didalamnya. Tujuh langkah pertama harus dilakukan untuk membantu auditor merumuskan langkah terakhir, yaitu merumuskan rencana audit dan program audit yang efektif dan efisien. Kedelapan langkah dalam proses perencanaan audit dapat dilihat pada gambar 2.2.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
28
Gambar 2.2 Tahap Perancanaan Audit
Menerima klien dan melaksanakan initial audit planning
Memahami bisnis dan industri klien Menilai risiko bisnis klien Melakukan prosedur analitis awal Menetapkan materialitas dan menilai acceptable audit risk dan inherent risk Memahami pengendalian internal dan control risk Mengumpulkan informasi untuk menilai fraud risk Menyusun rencana audit dan program audit secara keseluruhan
Sumber : Terjemahan dari Auditing and Assurance Services an Indonesian adaptation edition. (Arens et al. 2009)
2.4.3
Bukti Audit Bukti audit merupakan alasan bagi auditor dalam memberikan opini atas
laporan keuangan. Arens et al (2009) menjabarkan bahwa terdapat 4 jenis keputusan mengenai bahan bukti terkait hal yang harus diperoleh dan jumlah yang dikumpulkan bagi auditor terkait pemberian opini yang didasarkan atas bukti audit yang didapatkannya, yaitu:
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
29
Prosedur audit Merupakan instruksi terperinci yang menjelaskan bahan bukti audit yang harus diperoleh selama melaksanakan pengauditan. Ukuran sampel Hal yang dilakukan setelah prosedur audit ditetapkan ialah penetapan sampel yang dibutuhkan dalam menguji populasi yang akan diaudit. Pos yang dipilih Setelah menentukan ukuran sampel yang akan dipilih, auditor harus menetapkan bagian mana dalam populasi yang akan diuji sebagai bukti audit. Penetapan waktu Penetapan waktu dilakukan oleh auditor sebagai bentuk kesesuaian dengan keinginan klien pada auditor dalam menyelesaikan audit, peraturan Bapepam-LK, dan ketersediaan bukti audit yang paling efektif dalam memberikan opini yang dapat menggambarkan kondisi perusahaan. Dalam memperoleh bukti audit, auditor dapat mengandalkan beberapa hal seperti : -
Pemeriksaan fisik
-
Konfirmasi dari pihak ketiga
-
Dokumentasi yang dapat mendukung kinerja audit
-
Prosedur analitis terkait dengan industri klien, kemampuan dalam melanjutkan perusahaan, dan indikasi kemungkinan adanya salah saji dalam laporan keuangan
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
30
-
Tanya jawab dengan klien terkait temuan auditor dan pertanyaan auditor lainnya terkait proses audit yang dijalankan
-
Penghitungan ulang atas hasil laporan yang dibuat klien untuk menilai keakuratan matematis yang dilakukan oleh klien
-
Pengerjaan ulang atas prosedur pembukuan yang dilakukan klien untuk menilai sistem pengendalian internal yang dilakukan oleh klien, dan
-
Pengamatan yang dilakukan secara langsung oleh auditor untuk menilai jalannya aktivitas yang dilakukan klien.
2.4.4
Materialitas Materialitas merupakan pertimbangan utama dalam menentukan laporan
audit yang tepat untuk diterbitkan. Menurut Financial Accounting Standards Board (FASB), materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya dan dapat mengakibatkan perubahan atas pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji tersebut. Dalam menetapkan materialitas terdapat lima langkah yang dapat dilakukan oleh auditor, yaitu : 1. Menetapkan pertimbangan materialitas awal Pertimbangan materialitas awal merupakan jumlah maksimal yang auditor yakini dapat terjadi salah saji dalam laporan keuangan namun tidak mempengaruhi keputusan-keputusan para pengguna yang rasional. Penilaian ini merupakan salah satu keputusan yang paling penting yang harus diambil oleh auditor dan sangat membutuhkan pemahaman dan pertimbangan professional yang tinggi. Auditor menetapkan pertimbangan
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
31
materialitas awal untuk membantunya merencanakan pengumpulan buktibukti audit yang tepat. Makin kecil jumlah materialitas ini, semakin banyak bukti yang harus dikumpulan. 2. Mengalokasikan pertimbangan materialitas awal ke setiap bagian Tahap ini penting untuk dilakukan bagi auditor dalam mengumpulkan bukti audit pada setiap bagian laporan keuangan yang kemudian akan dibandingkan dengan laporan keuangan secara keseluruhan. Jika para auditor memiliki penilaian materialitas awal untuk setiap bagian, hal itu akan membantu mereka dalam memutuskan bukti audit yang tepat untuk dikumpulkan. 3. Mengestimasikan salah saji total di setiap bagian pengauditan Pada tahap ini auditor membuat estimasi atas salah saji dari setiap akun yang diaudit. Hal ini dilakukan dengan menghitung salah saji yang terjadi pada sampel yang diambil dari total populasi yang ada. Dari situ, auditor akan mengetahui estimasi salah saji total pada populasi akun tersebut. 4. Mengestimasikan salah saji gabungan Dari seluruh populasi akun yang telah ditentukan estimasi salah sajinya, auditor kemudian menggabungkan keseluruhannya. Auditor setelah itu akan mengetahui jumlah total dari estimasi salah saji dari seluruh populasi yang diuji oleh auditor dari masing-masing akun yang sebelumnya sudah diuji. 5. Membandingkan estimasi salah saji gabungan dengan materialitas dalam penilaian awal atau penilaian yang direvisi
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
32
Setelah mengetahui gabungan estimasi salah saji secara keseluruhan, auditor akan membandingkannya dengan pertimbangan materialitas awal yang telah ditetapkan. Dari situ auditor juga akan mengetahui apakah estimasi salah saji gabungan lebih besar dari materialitas awal atau lebih kecil. Jika lebih besar, maka auditor harus menilai akun mana yang harus dilakukan prosedur tambahan yang salah sajinya melebihi estimasi salah saji yang dialokasikan. Prosedur tambahan dapat dilakukan dengan memperluas cakupan audit terhadap akun tersebut atau meminta manajemen untuk melakukan penyesuaian atas adanya salah saji yang melebihi materialitas yang ditetapkan oleh auditor. 2.4.5 Prosedur Audit Siklus Pengeluaran Siklus pengeluaran merupakan salah satu siklus paling penting dalam sistem akuntansi suatu perusahaan, karena dalam siklus ini akan menunjukkan seberapa besar perusahaan membeli barang atau jasa sampai melakukan pembayaran atas barang atau jasa yang telah digunakan. Pada siklus pengeluaran, hampir semua transaksi pembelian dan pembayaran akan berujung kepada satu akun, yakni akun utang (account payable). Sehingga akun ini sangat penting untuk diteliti dalam proses audit atas siklus pengeluaran. Dalam Arens et al. (2009) dijelaskan bahwa akun utang adalah segala macam kewajiban yang belum terbayarkan atas barang dan jasa yang diterima dari kegiatan yang secara biasa dilakukan dalam bisnis seperti kewajiban saat membeli bahan baku, peralatan, perlengkapan, dan berbagai jenis barang dan jasa lainnya yang diterima sebelum akhir tahun atau periode. Apabila test of control dan related substantive test of transaction menunjukkan bahwa kontrol yang dimiliki perusahaan menunjukkan hasil yang cukup baik, dan jika prosedur analitis juga menunjukkan hasil yang memuaskan, auditor akan tetap melakukan test of detail balance meskipun jumlahnya akan dikurangi. Gambar 2.3 akan menunjukkan tahapan metedologi dalam merancang test of detail balance dalam mengaudit akun utang.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
33
Gambar 2.3 Metodologi Audit Akun Utang
Sumber : Terjemahan dari Auditing and Assurance Services an Indonesian Adaptation ed (Arens et al. (2009)
Fase 1, terdiri atas : 1. Identifikasi risiko bisnis klien yang dapat mempengaruhi akun utang. Di era yang serba canggih saat ini, banyak perusahaan memakai teknologi untuk memudahkan transaksi dengan pemasok maupun dengan para pelanggannya. Hal ini berpengaruh terhadap membesarnya risiko usaha karena kemudahan akses yang dimiliki oleh pihak lain. Oleh karena itu,
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
34
auditor harus mengerti tentang peenggunaan sistem atau teknologi yang dipakai oleh suatu perusahaan untuk mengidentifikasi apakah risiko bisnis dan pengendalian yang dilakukan oleh manajemen akan mempengaruhi salah saji di akun utang. 2. Menentukan tingkat materialitas dan menilai inherent risk (risiko bawaan) untuk akun utang. Untuk akun utang, kebanyakan auditor akan menentukan tolerable misstatement yang tinggi. Hal ini dikarenakan nilai saldo dari akun utang yang besar dan biasanya terdiri dari banyak pemasok. Dengan alasan yang sama biasanya auditor akan menilai bahwa risiko bawaan terhadap akun utang ini menengah atau tinggi. Auditor biasanya berfokus pada completeness dan cutoff pada tujuan auditnya karena besar kemungkinan terdapat adanya kurang catat dalam akun utang ini. 3. Menilai control risk untuk akuisisi dan siklus pembayaran. Setelah auditor menyelesaikan tahap kedua, maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menilai risiko kontrol (control risk) berdasarkan pemahaman dan pengetahuannya atas pengendalian internal perusahaan tersebut. Fase 2, yakni dengan merancang dan melakukan test of control dan substantive test of transaction. Setelah melakukan penilaian atas risiko kontrol seperti dijelaskan dalam tahap sebelumnya, auditor akan melakukan pengujian atas keefektifan dari pengendalian internal tersebut terkait dengan akun utang. Dalam hal ini, auditor harus benar-benar mengerti bagaimana pengendalian tersebut akan mempengaruhi akun utang yang dimaksud. Fase 3, yang terdiri atas : 1. Merancang dan melakukan prosedur analitis untuk akun utang. Prosedur analitis adalah hal yang penting untuk dilakukan dalam setiap siklus. Dalam kasus ini, prosedur analitis akan digunakan dalam menemukan salah saji yang terdapat dalam akun utang. Cara yang dapat digunakan
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
35
adalah dengan membandingkan utang tahun sekarang dengan tahun sebelumnya untuk menganalisa apakah terdapat double entry atau tidak karena akan sangat mempengaruhi akun utang. 2. Merancang test of details balances untuk akun utang dalam rangka memenuhi tujuan audit yang berhubungan dengan saldo. Secara umum, tujuan utama dari proses mengaudit atas akun utang adalah untuk menentukan apakah akun tersebut disajikan secara wajar dan diungkapkan dengan benar.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1
Company Profile PT NRS PT NRS didirikan pada tanggal 14 April 2010 sesuai dengan Akte
Notaris No.16 yang merupakan joint venture company antara PT PRP dan PT GPN dengan porsi kepemilikan 60% : 40% dengan jumlah modal disetor awal sebesar Rp 500 Miliar. Tugas pokok perusahaan adalah menyediakan infrastruktur untuk pemanfaatan LNG (Liquefied Natural Gas) bagi kebutuhan dalam negeri dengan memenuhi kebutuhan pembangkit listrik milik perusahaan listrik milik negara yang berada di Muara Karang dan Tanjung Priok. Hal ini dilakukan dengan melaksanakan pengelolaan dan pengembangan fasilitas Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) di Teluk Jakarta. Selama tahun 2010, kegiatan utama perusahaan difokuskan pada penyediaan fasilitas, pembangunan sistem, penyediaan SDM, negosiasi pembelian LNG dan penjualan gas serta tender FSRU dan jaringan pipa bawah laut (offshore pipeline). Pada tahun 2011, kegiatan utama yang dilakukan adalah negosiasi kontrak penyedia FSRU, negosiasi kontrak pembelian LNG dan penjualan gas serta tender-tender fasilitas pendukung seperti pengadaan LNG Carrier dan Kapal Tunda (Harbout tug & Mooring boat). Perusahaan memiliki visi menjadi perusahaan kelas dunia di bidang penyediaan gas bumi. Sedangkan misi perusahaan adalah untuk menyediakan gas bumi untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan pelanggan dan menciptakan nilai tambah bagi para stakeholder. 3.2
Proses Bisnis PT NRS Proses bisnis dari PT NRS dapat digambarkan dalam skema rantai bisnis pada gambar 3.1. 36
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
37
Gambar 3.1 Rantai Bisnis PT NRS
Sumber : Website PT NRS
PT NRS membeli gas dari produsen LNG, yakni PT PSC yang ada di Kalimantan, setelah itu LNG yang telah dibeli akan dibawa menggunakan LNG Carrier untuk segera disalurkan ke fasilitas FSRU milik PT NRS yang berada di Teluk Jakarta. Di dalam FSRU tersebut, LNG akan dikumpulkan dan selanjutnya dilakukan proses regasifikasi didalamnya yang merubah LNG tersebut menjadi gas kembali. Setelah itu gas tersebut akan disalurkan melalui pipa bawah laut (offshore pipeline) ke pembangkit listrik tenaga gas milik pemerintah yang akan digunakan sebagai sumber tenaga untuk menyalakan listrik Jawa dan Bali. Di tahun 2011, PT NRS perusahaan digolongkan sebagai perusahaan dalam tahap pengembangan (development stage). Pada tahun tersebut perusahaan belum bisa mengakui pendapatannya, hal ini dikarenakan perusahaan belum bisa melakukan kegiatan operasi utama mereka, yakni regasifikasi yang dilakukan di FSRU karena fasilitas FSRU belum rampung dibangun dan mundur dari target. Penyebab lain adalah perjanjian kontrak dengan konsumen utama mereka masih
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
38
dalam tahap negosiasi mengenai harga jual yang diberikan oleh PT NRS. Sehingga pada tahun 2011, perusahaan mengalami rugi sebesar Rp 15,20 Milyar. Pada April 2012, semua fasilitas FSRU dan jaringan pipa bawah laut untuk menghasilkan gas telah selesai dibuat dan siap untuk dioperasikan. Lalu pada bulan Mei 2012, kargo pertama yang berisikan LNG telah diambil dari produsen (PT PSC) dan dibawa ke fasilitas FSRU untuk selanjutnya disimpan dan dilakukan proses regasifikasi didalamnya. Di bulan yang sama, gas yang dihasilkan dari fasilitas FSRU juga sudah mulai disalurkan ke pembangkit listrik tenaga gas milik pemerintah yang ada di Muara Karang. Pembangkit listrik tersebut diproyeksikan menjadi pemasok listrik utama se-Jawa dan Bali, sehingga peran PT NRS sangat vital sebagai pemasok bahan baku gas kepada pembangkit listrik tersebut. Diperkiran tiap tahunnya, negara dapat menghemat Rp 5,5 Triliun dengan menggunakan gas yang dihasilkan dari PT NRS dibandingkan dengan menggunakan pembangkit biasa yang memakai bahan bakar minyak sebagai bahan bakunya. Di tahun 2012, perusahaan menargetkan dapat membeli, memproses, dan menjual sekitar 16 kargo LNG, dengan total pendapatan sekitar Rp 4.828,70 Miliar. Dari sisi pengeluaran biaya yang meliputi biaya langsung berupa pembelian LNG, sewa FSRU, LNG Carrier dan Tug Boat sebesar Rp 4.510,65 Miliar. Selain itu biaya operasional lainnya sebesar Rp 104,77 Miliar, serta pajak badan sebesar Rp 60,01 Miliar. Sehingga diharapkan pada akhir tahun 2012, sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaaran Perusahaan tahun 2012, perusahaan akan memperoleh laba setelah pajak sebesar Rp 153,27 Miliar. 3.3
Struktur Perusahaan Untuk mewujudkan tujuan serta visi dan misi tersebut, tentunya
perusahaan akan berusaha seoptimal mungkin untuk bekerja secara efektif dan efisien, hal ini tentunya harus dimulai dengan struktur perusahaan yang sesuai dengan kondisi yang ada. Berikut merupakan struktur perusahaan PT NRS :
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
39
Gambar 3.2 Struktur Perusahaan PT NRS
Sumber : Surat Keputusan Direksi PT NRS mengenai Susunan Organisasi Perusahaan
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
40
Dari struktur organisasi perusahaan yang telah digambarkan dalam bagan sebelumnya, kita dapat melihat beberapa bagian pada PT NSR yang memiliki fungsi utama terkait dengan siklus pengeluaran yang dilakukan oleh PT NRS, yakni : Bagian Pembelian LNG : fungsi dalam siklus pengeluaran terkait dengan perencanaan, pengelolaan, pengendalian, dan pengembangan kebijakan yang berkaitan dengan pasokan LNG (bahan baku). Bagian Logistik dan Layanan Umum : fungsi dalam siklus pengeluaran terkait
dengan
perencanaan,
pengelolaan,
pengendalian,
dan
pengembangan kebutuhan logistik dan layanan lain yang dibutuhkan oleh perusahaan. Bagian perbendaharaan : berfungsi untuk melakukan verifikasi dokumen terkait dengan tagihan utang dan melakukan proses pembayaran. Bagian akuntansi : berfungsi melakukan proses pencatatan atas utang usaha kepada supplier dan mengelolanya ke dalam sistem informasi perusahaan. 3.4
Siklus Pengeluaran PT NRS Siklus pengeluaran PT NRS merupakan topik utama yang akan diangkat
dalam laporan magang ini. Oleh karena itu, pada bagian ini akan membahas mengenai siklus pengeluaran perusahaan melalui flow chart berikut :
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
41
Gambar 3.3 Flow Chart pada Departemen Komersil atau Logistik PT NRS
Sumber : Dokumentasi KAP TWR (setelah diolah kembali) Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
42
Gambar 3.4 Flow Chart pada Departemen Keuangan PT NRS EXPENDITURE CYCLE PT NRS FINANCE DEPARTMENT A
VENDOR
B
PURCHASE ORDER
3
BERITA ACARA SERAH TERIMA BARANG
3
INVOICE
VALIDATION INVOICE
P2P DATABASE
UPDATING DATABASE P2P
APPROVED INVOICE
BERITA ACARA SERAH TERIMA BARANG
PURCHASE ORDER
BERITA ACARA SERAH TERIMA BARANG
PURCHASE ORDER
P2 P DATABASE
PEMBUATAN PAYMENT SLIP
PAYMENT SLIP
1
2 APPROVED INVOICE
UPDATING DATABASE P2P
VENDOR
2
APPROVED INVOICE
PAYMENT SLIP
APPROVED INVOICE
PAYMENT SLIP
P2P DATABASE
=
P2P DATABASE
Purchase and Payable Database
Sumber : Dokumentasi KAP TWR (setelah diolah kembali)
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
43
Flow chart siklus pengeluaran diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : A. Flow chart pada departemen komersil atau logistik 1. Sejauh ini, kebanyakan transaksi pengadaan barang atau jasa perusahaan dilakukan dengan cara melakukan tender. Hal ini dikarenakan nominal angka pengadaan yang besar. Oleh karena itu perusahaan harus mengikuti tata cara pengadaan sesuai dengan pengendalian internal yang ada (berdasarkan Layer of Procurement Authority yang akan dijelaskan dalam pembahasan di bab 4). Proses tender dilakukan oleh divisi yang memerlukan pengadaan barang, dalam hal ini adalah bagian komersial (untuk pembelian LNG) dan bagian logistik (untuk pengadaan umum). Proses tender dimulai dengan pihak vendor mengirimkan proposal pengajuan tender ke perusahaan. Selanjutnya proposal yang masuk akan dilakukan proses penilaian melalui fit and proper test, untuk selanjutnya dipilih pemenang tender. 2. Setelah proses tender selesai, akan ada keputusan tender dari perusahaan yang akan mengumumkan pemenang dari tender tersebut. Pengumuman pemenang tender dilakukan dengan menerbitkan Surat Keputusan Pemenang Tender yang akan diberikan ke setiap peserta tender. 3. Setelah pemenang tender didapat, maka akan dilakukan proses penyusunan kontrak yang akan melibatkan bagian yang berwenang (komersial ataupun logistik) dan melibatkan bagian hukum dan administrasi umum selaku penyusun kontrak dari internal perusahaan. Sedangkan dari pihak eksternal, vendor pemenang juga akan terlibat dalam penyusunan kontrak tersebut. 4. Setelah butir-butir kontrak telah disetujui oleh semua pihak, barulah akan dilakukan penandatanganan kontrak antara vendor pemenang dan pihak perusahaan. Proses ini biasa disebut sebagai otorisasi kontrak. Dalam hal ini pihak perusahaan akan diwakilkan oleh seminimalminimalnya pejabat level manajer sampai direktur utama. Hal ini juga Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
44
tergantung oleh besarnya nominal angka yang diperjual-belikan dalam kontrak (layer of procurement authority). 5. Setelah kontrak ditanda tangani, kedua belah pihak, yakni vendor dan perusahaan diharuskan menjalankan kewajibannya masing-masing. Untuk proses pengadaan barang, perusahaan akan membuat dan mengirimkan purchase order kepada pihak vendor sehingga dalam hal ini vendor akan segera melakukan pengadaan barang atau jasa. Purchase order disiapkan dalam tiga rangkap, satu akan dikirim ke vendor, satu disimpan sebagai database departemen komersial atau logistik, dan satu lagi akan diberikan ke departemen keuangan sebagai dokumen pendukung dan dimasukkan ke dalam database. Sementara selanjutnya perusahaan akan mulai melakukan proses pembayaran. Tentunya hal tersebut bergantung pada purchase order yang dilakukan perusahaan dan berpegang pada kontrak yang telah disepakati. 6. Apabila proses produksi dalam pengadaan barang atau jasa telah selesai dilaksanakan, pihak vendor akan mengirimkan delivery order kepada perusahaan untuk bersiap menerima barang atau jasa hasil pengadaan tersebut. Saat barang sudah diterima, bagian komersial atau logistik akan menyiapkan Berita Acara Serah Terima Barang yang akan ditanda tangani oleh kedua belah pihak (vendor dan perwakilan departemen komersil atau logistik). Berita Acara Serah Terima Barang tersebut juga dibuat sebanyak tiga rangkap. Satu akan diberikan kepada vendor, satu akan disimpan sebagai database departemen komersial atau logistik, dan satunya juga akan dikirimkan ke departemen keuangan sebagai dokumen pendukung dan dimasukkan ke dalam database. Dari sisi akuntansi, saat barang diterima oleh pihak perusahaan, bagian akuntansi akan melakukan pencataan dengan mencatat jurnal : Expense (Material,etc) Accrual (Material, etc)
xxx.xxx xxx.xxx
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
45
B. Flow chart pada departemen keuangan 1. Sebelum melakukan proses pembayaran, terlebih dahulu bagian keuangan melakukan update atas database berdasarkan
dokumen
purchase and payable (P2P) pendukung
yang sebelumnya
diberikan oleh departemen komersil atau logistik, yakni dokumen purchase order dan Berita Acara Serah Terima Barang. P2P database itulah yang akan menjadi rujukan dalam melakukan verifikasi atas invoice yang dating dari vendor. 2. Proses pembayaran atas pengadaan barang atau jasa dimulai saat vendor terkait mengirimkan tagihan (invoice) kepada departemen keuangan. Setelah itu departemen keuangan akan melakukan verifikasi atau validasi atas tagihan tersebut berdasarkan P2P database. Setelah pihak keuangan melakukan proses verifikasi atas tagihan tersebut, maka akan timbul keputusan mengenai pembayaran atas tagihan tersebut. Apabila tagihan tersebut benar, maka departemen keuangan akan melakukan pembuatan payment slip. Saat mengeluarkan penilaian terkait dengan kebeneran tagihan yang masuk, bagian akuntansi akan melakukan pencatatan jurnal : Accrual (Material, etc)
xxx.xxx
Account Payable
xxx.xxx
Untuk tagihan yang tidak disetujui oleh bagian keuangan perusahaan akan dikembalikan kembali ke pihak vendor. 3. Untuk payment slip yang dibuat perusahaan, akan dikirimkan oleh departemen keuangan kepada vendor berupa cek untuk dicairkan. Saat proses pembayaran ini bagian akuntansi melakukan pencatatan dengan jurnal : Account Payable Cash in bank
xxx.xxx xxx.xxx Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
46
Perusahaan juga membuat salinan atas payment slip tersebut. Selanjutnya salinan tersebut beserta tagihan yang benar dan sudah dibayarkan digunakan untuk melakukan update atas P2P database. Selanjutnya segala data dan dokumen terkait dengan pengadaan barang tadi, baik selama proses kontrak dan pembayaran akan dimasukkan dalam database perusahaan. 3.5
Kebijakan Akuntansi PT NRS PT NRS memiliki kebijakan untuk membuat laporan keuangan akhir
periode pada bulan Desember. Tidak berbeda dengan perusahaan pada umumnya, tahun buku PT NRS yang dimulai pada bulan Januari dan berakhir pada bulan Desember. Karena PT PRP memiliki struktur modal yang lebih besar di dalam joint venture company ini, PT NRS secara tidak langsung mempunyai tanggung jawab yang lebih besar kepada PT PRP. Laporan keuangan PT NRS sendiri juga dimasukkan kedalam laporan keuangan konsolidasi PT PRP, oleh karena itu laporan keuangan PT NRS harus diterbitkan lebih cepat untuk dimasukkan ke dalam laporan keuangan konsolidasi PT PRP. Dalam sistem akuntansi yang dilakukan, PT NRS menggunakan software akuntansi Zahir untuk membantu proses akuntansi serta pembukuan perusahaan. Pada awalnya, seluruh angka transaksi dan jurnal akan dimasukkan ke dalam sistem oleh bagian akuntansi dalam nominal IDR dan akan tercatat dalam general ledger perusahaan dalam IDR. Namun, pada April 2012 perusahaan diwajibkan merubah seluruh transaksi dan angka yang ada dalam sistem akuntansinya ke dalam USD (Dollar AS), sehingga perusahaan memakai jasa kantor akuntan lain untuk melakukan proses translasi tersebut. Hal ini merupakan permintaan dari PT PRP yang juga memakai kurs USD dalam pembukuannya.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1
Prosedur Audit PT NRS
4.1.1 Perencanaan Audit PT NRS PT NRS meminta jasa KAP TWR untuk melakukan audit tengah tahun (audit interim) pada periode Januari-Juni 2012.
Proses awal mula perencanaan audit
dimulai dengan mengadakan kick-off meeting. Secara garis besar rapat ini akan membahas mengenai bisnis proses klien serta risiko-risiko penting yang ada dalam perusahaan klien agar tim audit mendapatkan gambaran yang cukup baik sebelum memulai proses audit. Isu-isu besar terkait dengan keuangan dan akuntansi menjadi hal penting yang dibahas dalam rapat ini. Hal tersebut dilakukan agar saat melakukan proses audit di lapangan, auditor akan memberikan perhatian lebih atas isu-isu yang ada saat itu. Selain itu tentunya rapat ini akan membahas mengenai tujuan audit yang akan dilakukan agar proses audit menjadi lebih terarah. Rapat ini dipimpin oleh partner in charge sebagai engagement leader atas tim audit perusahaan klien. Selain itu dihadiri oleh manager in charge dan senior in charge sebagai tim audit yang akan melakukan prosedur di lapangan. Setiap tahunnya, KAP TWR selalu melaksanakan evaluasi untuk penerimaan klien (terkait dalam hal acceptance dan continuance) yang biasa disebut sebagai preliminary assessment . Tidak terkecuali dengan perikatan untuk audit laporan keuangan PT NRS periode Juni 2012. Secara garis besar penilaian tersebut dilaksanakan untuk memastikan bahwa klien telah mengikuti regulasi yang berlaku di Indonesia. Selain itu penilaian juga dilakukan untuk mengetahui risiko-risiko utama yang ada pada bisnis proses klien. Periode audit yang dilakukan pada Juni 2012 merupakan kali ketiga bagi PT NSR menggunakan jasa KAP TWR, sehingga KAP TWR tidak melakukan prosedur penerimaan dan penilaian yang cukup rumit seperti
47 Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
48
di periode awal. Hal ini dilakukan mengingat belum banyaknya perubahan yang terjadi pada PT NRS, sehingga belum banyak pula risiko yang berubah yang mungkin akan dihadapi oleh tim audit PT NRS. Namun, tim audit tetap membuat engagement letter yang baru yang disesuaikan dengan kondisi PT NRS saat periode audit berlangsung. 4.1.1.1 Pemahaman Industri PT NRS Untuk memahami kondisi PT NRS saat ini, tim audit melakukan beberapa persiapan dengan mempelajari dokumentasi dan laporan keuangan PT NRS yang telah diaudit di periode sebelumnya dan telah disimpan dalam sistem informasi yang digunakan oleh KAP TWR. Dari dokumen-dokumen tersebut, anggota tim audit PT NRS dapat mengetahui bagaimana industri yang dijalankan perusahaan dan bagaimana kondisi perusahaan sebelum dan selama prosedur audit berlangsung. Selain mempelajari dokumen-dokumen hasil audit periode sebelumnya, salah satu anggota tim audit juga meminta trial balance (“TB”) PT NRS periode audit dan merangkumnya ke dalam work sheet (“WS”) yang berisi semua angka nominal dari akun-akun yang ada di perusahaan. Di dalam work sheet tersebut juga terdapat angka nominal dari periode audit tahun lalu. Dengan adanya hal tersebut, maka tim audit dapat melihat bagaimana fluktuasi yang terjadi pada setiap akun dari periode audit sebelumnya sampai dengan periode audit yang dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menentukan apakah terdapat fluktuasi yang tidak wajar untuk menentukan akun-akun yang memiliki risiko salah saji yang tinggi. Proses pemahaman industri tidak hanya dilakukan dengan menelusuri dan mempelajari dokumen pendukung, tim audit juga melakukan wawancara dengan bagian akuntansi PT NRS. Tanya jawab dilakukan oleh Senior In-Charge dan Manager In-Charge tim audit PT NSR. Dari Tanya jawab yang dilakukan dapat diketahui
kondisi
perusahaan
berdasarkan
informasi
non-kuantitatif
dan
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
49
permasalahan-permasalahan
yang
dihadapi
perusahaan
saat
periode
audit
berlangsung. Tim audit (yakni Senior In-Charge dan Manager In-Charge) tidak hanya melakukan wawancara dengan bagian akuntansi saja, tetapi juga melakukan tanya jawab dengan bagian internal audit perusahaan terkait dengan sistem pengendalian internal yang ada di perusahaan. Dari tanya jawab tersebut, tim audit menilai bahwa sistem pengendalian internal yang ada di perusahaan sudah dijalankan dengan cukup baik. Hasil dari penilaian atas pengendalian internal tersebut juga di dokumentasikan dalam dokumen pendukung proses audit PT NRS yang dilampirkan pada lampiran 1. Proses penilaian atas pengendalian internal tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap prosedur audit yang akan dilakukan, seperti pendekatan audit apa yang akan dilakukan dan
nilai materialitas yang dipakai oleh tim audit.
Berdasarkan pemahaman yang dilakukan melalui pembelajaran terhadap dokumen pendukung dan tanya jawab yang dilakukan, tim audit PT NRS dapat membuat engagement letter yang juga akan didiskusikan dengan manajemen PT NRS terkait prosedur audit yang akan dilakukan. 4.1.1.2 Kesepakatan Tim Audit Terkait Prosedur Audit PT NRS Berdasarkan hasil pemahaman yang dilakukan oleh tim audit PT NRS, terdapat beberapa hal yang disepakati bersama oleh tim audit PT NRS dan manajemen PT NRS terkait dengan perencanaan audit PT NRS, yaitu : a.
Pendekatan audit yang digunakan Tim audit PT NRS memutuskan untuk melakukan pendekatan audit dengan pengujian terperinci. Hal ini dikarenakan PT NRS merupakan perusahaan yang masih baru dan dalam skala yang tidak terlalu besar. Hal tersebut terlihat dari transaksi yang sederhana dan nilai nominal yang juga tidak terlalu besar.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
50
Terkait dengan siklus pengeluaran sendiri, tim audit memiliki pendekatan (audit view) yang dipakai dalam melakukan prosedur audit yang akan dilakukan. Pendekatan yang digunakan berfungsi untuk memudahkan tim audit dalam menjalankan prosedur audit. Pendekatan yang dilakukan adalah membagi pengujian berdasarkan jenis laporan keuangan yang diperiksa, hal tersebut tentunya akan berpengaruh pada tujuan audit yang ingin dicapai dalam masing-masing pengujian. Pendekatan yang dimaksud akan dijelaskan lebih rinci di bagian prosedur audit atas siklus pengeluaran. b.
Materialitas Salah satu hal yang direncanakan oleh tim audit PT NRS adalah menentukan nilai materialitas, Perhitungan dan penetapan nilai materialitas yang dilakukan KAP TWR menggunakan standar yang mereka gunakan yang tertera pada audit guide KAP TWR. Terdapat tiga nilai materialitas yang digunakan yakni : 1. Overall Materiality (OM) Tingkat materialitas untuk keseluruhan laporan keuangan, ditentukan berdasarkan pertimbangan profesional dan presentase tolak ukur yang digunakan adalah komponen laporan keuangan seperti total aset, total modal, laba atau laba/rugi perusahaan. Berdasarkan audit guide KAP TWR, ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menentukan dasar perhitungan overall materiality, yaitu: Memilih jenis perusahaan yang diaudit. Apakah klien berorientasi pada laba, organisasi non-profit atau entitas berbasis aset. Setelah itu, auditor akan memilih dasar perhitungan dari OM berdasarkan pilihan seperti menggunakan dasar total pendapatan, total beban, laba/rugi sebelum pajak, total aset, atau lainnya.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
51
Setelah menentukan keduanya, barulah auditor melakukan penilaian berapa persen tingkat kesalahan yang bisa ditolerir secara keseluruhan (overall materiality) Dalam kasus PT NRS, tim audit menggunakan dasar total aset periode 30 Juni 2012 dalam perhitungan overall materiality. Walaupun dalam hal ini perusahaan merupakan perusahaan yang berorientasi pada profit, tim audit belum bisa menggunakan dasar pendapatan (profit before tax) dikarenakan perusahaan pada periode tersebut belum dapat mengakui pendapatannya. Perhitungan overall materiality pada PT NRS untuk periode 30 Juni 2012 dihitung berdasarkan 1% x total aset, yakni sebesar USD 1,750,000. 2. Performance Materiality Tingkatan materialitas yang ditetapkan untuk satu saldo akun secara keseluruhan yang akan diaudit, dimana besaran angka performance materiality akan ditentukan berdasarkan overall materiality yang telah dihitung
sebelumnya.
Dalam
penentuan
perhitungan
performance
materiality, auditor harus memilih faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan
performance
materiality
tersebut
berdasarkan
frekuensi
penyesuaian yang terjadi pada periode audit sebelumnya. Hal lain yang akan juga menjadi pertimbangan auditor dalam menentukan nilai performance materiality adalah bagaimana perlakuan perusahaan atas penyesuaian yang diberikan oleh auditor di periode sebelumnya, apakah penyesuaian tersebut dibukukan atau tidak mengikuti penyesuaian dari auditor. Selain itu besarnya performance materiality akan selalu lebih kecil nilainya dibawah nilai overall materiality yang pada umumnya berkisar antara 50%-70% dari nilai overall materiality.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
52
Untuk proses audit pada PT NRS, tim audit menetapkan nilai performance materiality sebesar USD 1,300,000. 3. Summary of Uncorrected Misstatement Tingkatan materialitas yang ditetapkan untuk setiap transaksi secara keseluruhan yang akan diaudit. Kumpulan batasan salah saji yang terjadi ini tidak memberikan dampak secara signifikan dan ditentukan berdasarkan pertimbangan professional, sehingga tidak perlu dilakukan penyesuaian. Summary of uncorrected misstatement berada dikisaran 5%-10% dari sisi jumlah total overall materiality atau jumlah keseluruhan total salah saji laporan keuangan yang bisa ditolerir auditor. Berdasarkan perhitungan untuk summary of uncorrected misstatement yang ditetapkan untuk PT NRS pada periode ini adalah USD 87,500. c. Engagement Letter Setelah perencanaan audit telah selesai dilaksanakan oleh tim audit PT NRS, perwakilan dari PT NRS yang diwakili oleh General Manager Umum, SDM serta bagian akuntansi PT NRS yang bertugas mengawasi pencatatan akuntansi PT NRS bertemu dengan perwakilan dari tim audit PT NRS yang diwakili oleh Partner In-Charge dan Manager In-Charge untuk melakukan pertemuan dalam rangka membuat kesepakatan atas prosedur audit yang akan dilakukan. Kesepakatan tersebut akan menjadi batasan-batasan atau perangkat yang akan mengatur apa yang harus dilakukan oleh tim audit PT NRS dan manajemen PT NRS terkait dengan proses audit yang akan dilakukan. Setelah kesepakatan ini ditandatangani oleh kedua belah pihak, maka proses audit dapat dilaksanakan oleh tim audit PT NRS berlandaskan hasil kesepakatan tersebut. Hasil kesepakatan tersebut dinamakan engagement letter yang nantinya juga
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
53
akan didokumentasikan sebagai dokumen pendukung atas proses audit yang telah dilaksanakan. Berdasarkan semua hasil kesepakatan yang telah dilakukan, tim audit PT NRS melaksanakan audit sesuai dengan prosedur audit yang telah disepakati. Proses audit dilaksanakan terhadap seluruh aspek (akun) yang ada di PT NRS, termasuk didalamnya adalah proses audit yang dilakukan pada siklus pengeluaran PT NRS yang akan dibahas pada bagian berikut ini. 4.1.2 Prosedur Audit pada Siklus Pengeluaran PT NRS Dalam melakukan prosedur audit pada siklus pengeluaran PT NRS, tim audit menjalankan prosedur sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh KAP TWR juga dengan berpedoman pada engagement letter yang telah ditanda tangani oleh kedua belah pihak (manajemen perusahaan dan tim audit). Dalam perikatan audit periode ini, tim audit tidak melakukan prosedur test of control, hal ini dikarenakan tim audit merasa tidak perlu melakukan hal tersebut untuk menghemat tenaga dan waktu audit di klien. Pengujian atas pengendalian perusahaan sebenarnya tidak sama sekali dihilangkan, akan tetapi ada beberapa yang dilakukan bersamaan dengan test of detail. Khususnya terkait dengan siklus pengeluaran, pengujian atas pengendalian lebih berfokus pada kepatuhan perusahaan atas PSA 62 yang mengatur mengenai P2P (purchase and payable process). Berdasarkan pendekatan audit yang digunakan dalam menjelaskan proses audit siklus pengeluaran, tim audit membagi proses audit berdasarkan 2 jenis laporan keuangan yang akan di audit, yakni : 1.
Income Statement / Profit or Loss Tujuan utama dari prosedur audit dalam hal ini adalah occurrence dan accuracy. Tujuan tersebut terkait dengan beban atas transaksi yang dilakukan perusahaan harus dicatat dengan akurat dan dapat dipertanggungjawabkan oleh perusahaan.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
54
Fokus utama dalam proses audit yang dilakukan dalam bagian ini adalah akunakun beban operasi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses ini adalah :
a. Menyiapkan lead schedule atas akun-akun beban operasi Tujuan utama dari lead schedule ini terkait dengan presentation and disclosure yang dilakukan oleh perusahaan terhadap akun beban operasi tersebut. Hal yang dilakukan oleh auditor adalah mencocokkan daftar beban operasi yang ada di buku besar (general ledger) dengan saldo yang ada dalam neraca 30 Juni 2012.
Hal yang selanjutnya dilakukan adalah melakukan pengujian matematis (mathematical accuracy). Prosedur ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat perbedaan dari hasil penjumlahan ke bawah (footing) yang disebabkan adanya salah perhitungan atau sebab lain. Dengan melakukan hal tersebut, maka terlihat bahwa tujuan audit yang ingin dicapai oleh auditor adalah accuracy.
Rincian kegiatan yang dilakukan auditor dalam prosedur ini adalah : Auditor meminta ringkasan beban operasi dari neraca saldo 30 Juni 2012. Jumlah saldo dari masing-masing beban tersebut kemudian dibandingkan dengan saldo masing-masing beban yang ada dari buku besar PT NRS. Jumlah saldo yang terdapat di neraca saldo dikategorikan sebagai saldo yang belum diaudit (unaudited balance). Saldo ini kemudian yang dijadikan dasar dalam pelaksanaan audit. Untuk mendapatkan saldo yang telah diaudit (audited balance), auditor melakukan penyesuaian atas akun tertentu. Jumlah saldo yang telah diaudit inilah yang akan menjadi angka yang akan dilaporkan dalam laporan keuangan.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
55
Tabel 4.1 Lead Schedule pada Akun Beban Operasi PT NRS
Acc. #
Acc. Description
Balance per
Balance after
CLA
TB 30-Jun-12
Ref
Dr.
AJE/RJE
CLA Cr.
Ref
30-Jun-12
Ref
Dr.
Audited
Cr.
Ref
30-Jun-12
Operating Expenses Total EMPLOYEE COST
Total MATERIAL
Total EXTERNAL SERVICES
1.123.622
104.235
612.835
Total DEPRECIATION EXPENSE
Total GENERAL EXPENSE
Total OPERATING EXPENSE
29.687
-
212.234
2.082.614
^
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.123.622
104.235
612.835
-
-
29.687
212.234
2.082.614
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.123.622
104.235
612.835
-
29.687
212.234
2.082.614
^
^
^ = Footed
Sumber : Dokumentasi KAP TWR (setelah diolah kembali)
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
56
b. Melakukan flux analysis atas akun beban operasi Setelah mendapatkan angka yang telah diaudit, tim audit akan melakukan flux analysis yakni dengan melihat pergerakan angka dari periode audit tahun lalu sampai dengan angka yang telah diaudit pada periode saat ini. Pergerakan atau fluktuasi di setiap saldo beban operasi harus dijelaskan masing-masing oleh auditor. Penjelasan yang diberikan auditor didapatkan dengan melakukan analisis kondisi perusahaan selama periode fluktuasi yang terjadi, hal itu biasanya didapatkan auditor dengan melakukan inquiry dengan klien atau menganalisis berdasarkan dokumen pendukung lainnya. Setelah analisis atas setiap saldo beban operasi dilakukan, auditor harus memberikan kesimpulan atas proses flux analysis yang telah dilakukan.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
57
Tabel 4.2 Flux Analysis pada Akun Beban Operasi PT NRS Acc. #
Acc. Description
Audited
Unaudited
30-Jun-12
30-Jun-11
Movement Amount
%
KAP Comments
Operating Expenses Total EMPLOYEE COST
Total MATERIAL
Total EXTERNAL SERVICES
Total DEPRECIATION EXPENSE Total GENERAL EXPENSE
1.123.622
885.223
104.235
87.828
612.835
814.453
29.687
8.098
212.234
144.486
238.400
27%
16.407
19%
Based on inquiry with Accounting manager, increasing in employee cost amounting USD 238,400 through June 2011 until June 2012, due to company's growth that required more human resources. This change will lead to an increment of employee cost through out the year. There is no unusual item or changes in this area. Therefore the changes is explainable. Material expenses have increased amounting USD 16,407 through June 2011 until June 2012, due to frequency of company activity is growing. This expenses are mainly represents recurring expenses. In addition, based on our scanning analysis, we found no unusual item noted. External service expenses have decreased amounting USD 201,618 through June 2011 until June 2012. This changes is mainly caused by decreasing of SBLC (Gollar and PSC Mahakam as a guarantee of business contract/completion of project), in current year the SBLC cost was recorded in non opex.. However the increasing of other expense caused by operations activity of company that has increase in current year. In addition, based on our scanning analysis, we found no unusual item noted
(201.618)
-25%
21.589
267%
This account mainly represents recurring expenses.
47%
General expenses have increased amounting USD 67,748 through June 2011 until June 2012, due to frequency of company activity is growing. This expenses are mainly represents recurring expenses. In addition, based on our scanning analysis, we found no unusual item noted
67.748
Conclusion : Based on our review (flux analysis) of account we noted there is no unexpected or unusual movement of operating expense since the movement of operating expenses was inline with increasing in activity (sales).
Sumber : Dokumentasi KAP TWR (setelah diolah kembali)
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
58
c.
Melakukan pengujian atas transaksi pada akun Beban Operasi Pengujian atas transaksi ini dilakukan dengan melakukan vouching terhadap beberapa sampel transaksi yang termasuk kedalam beban operasi. Berdasarkan sistem informasi yang digunakan oleh KAP, sampel yang dipilih untuk dilakukan pengujian ini adalah sebanyak 15 sampel dengan pengujian non-statistical sampling. Sampel yang diambil tidak dipilih secara acak, melainkan diambil berdasarkan angka atau nominal transaksi tertinggi (Haphazard Method) yang ada di buku besar akun beban operasi PT NRS yang disiapkan oleh klien. Inti dari pengujian ini adalah melakukan pengecekan atas dokumen pendukung yang biasa disebut dengan “three way matching concept” yakni dengan melakukan pengecekan nilai transaksi berdasarkan nilai yang ada pada tiga dokumen pendukung utama, yakni : Purchase order Delivery order atau Berita Acara Serah Terima Barang Invoice Dengan melakukan pengecekan melalui tiga dokumen tersebut, maka tujuan audit yang dilakukan atas beban operasi, yakni occurrence, dapat dipenuhi. Dalam pengujian ini juga dilakukan bersamaan dengan menggabungkan unsur test of control, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Penyertaan pengujian test of control dalam substantive test atau test of detail yang dilakukan bermaksud untuk menghemat tenaga dan waktu dari auditor. Pengujian
tersebut dilakukan dengan menguji kepatuhan terhadap
pengendalian internal (PSA 62) yang juga tertuang dalam Surat Keputusan Direksi Perusahaan mengenai :
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
59
Layer of Procurement Authority (Batasan Nilai Pengadaan dan Metode Pemilihan Penyedia Barang dan Jasa) Batasan ini menjelaskan mengenai metode dalam melakukan penyediaan barang dan jasa dan batasan kewenangan pejabat pengadaan dalam melaksanakan pengadaan barang atau jasa. Dalam proses pemilihan penyedia barang atau jasa, apabila nilai barang atau jasa bernilai 0 sampai dengan Rp 50 Juta, maka perusahaan berhak melakukan pembelian secara langsung (cash and carry). Apabila nilai barang berkisar antara Rp 50 Juta sampai dengan Rp 200 Juta, maka perusahaan berhak melakukan penunjukan langsung atas pihak penyedia yang akan menyediakan barang atau jasa. Sedangkan apabila nilai barang tersebut diatas Rp 200 Juta, maka perusahaan harus melakukan proses lelang dalam memilih pihak penyedia barang atau jasa tersebut. Sedangkan untuk kewenangan pejabat pengadaan juga bergantung kepada nilai dari barang atau jasa yang akan disediakan. Apabila nilai dari barang atau jasa berada di bawah angka Rp 1 Milyar, maka pejabat pengadaan bisa dilakukan oleh General Manager GA (General Affair) dan HR (Human Resource). Apabila nilai barang dan jasa berada di kisaran angka Rp 1 Milyar sampai dengan Rp 10 Milyar, maka pejabat pengadaan berwenang adalah Direktur Keuangan dan Administrasi. Dan apabila nilai pengadaan berada pada nominal diatas Rp 10 Milyar, maka Direktur utama merupakan pejabat berwenang yang berhak melakukan pengadaan barang atau jasa tersebut.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
60
Layer of Payment Approval (Batas Kewenangan Pembayaran Kepada Pihak Internal dan Eksternal) Batasan ini mengatur bagaimana perusahaan memiliki pembatasan kewenangan dalam pelaksanaan pembayaran kepada pihak internal dan eksternal yang dilakukan melalui pengaturan atas otorisasi pengeluaran perusahaan kepada pejabat yang berwenang. Apabila nilai pembayaran berada pada nominal Rp 0 sampai dengan Rp 1 Milyar (atau ekuivalen dalam valuta asing), maka otorisasi berhak dilakukan oleh pejabat level General Manager. Apabila nilai pembayaran berada pada nominal Rp 1 sampai dengan Rp 10 Milyar (atau ekuivalen dalam valuta asing), maka otorisasi berhak dilakukan oleh pejabat level Direksi. Sedangkan apabila nilai pembayaran diatas Rp 10 Milyar (atau ekuivalen dalam valuta asing), maka otorisasi dilakukan oleh Direktur Utama. Accounting Policy of Purchased Goods or Services (Penentuan Batasan Nilai dan Kriteria Harta Benda Modal dan Harta Benda Inventaris serta Penentuan Metode Penyusutan Harta Benda Modal dan Amortisasi Harta Tak Berwujud ) Berdasarkan hasil pengujian transaksi tersebut, didapat bahwa perusahaan telah menjalankan pengendalian internal yang baik. Hal ini didasarkan pada hasil pengujian atas ketiga aspek tersebut terhadap sampel transaksi menunjukkan tidak ada kesalahan terkait ketiga aspek tersebut. Berikut rincian proses yang dilakukan auditor dalam melakukan prosedur pengujian atas transaksi beban operasi :
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
61
i.
Dari buku besar atas beban operasi yang diberikan oleh klien, auditor mengurutkan sampel transaksi berdasarkan nominal yang terbesar sampai terkecil.
ii.
Setelah itu sebanyak lima belas sampel dipilih auditor untuk dilakukan pengujian atas transaksi didalamnya. Auditor meminta semua dokumen pendukung atas lima belas transaksi yang dipilih menjadi sampel.
iii.
Auditor melakukan vouching atas sampel-sampel tersebut, fokus pertama auditor adalah melakukan pengujian berdasarkan ”three way matching concept”, dengan mengecek dokumen utama seperti purchase order, delivery order, dan tagihan. Selain itu auditor juga mengecek ke dokumen pendukung lain seperti bank statement dan faktur pajak.
iv.
Setelah itu auditor juga melakukan pengujian atas pengendalian terhadap sampel transaksi yang menjadi sampel tersebut. Pengujian dilakukan berdasarkan PSA 62 melalui beberapa Surat Keputusan Direktur yang ditetapkan mengenai proses pengadaan barang atau jasa yang sudah dijelaskan sebelumnya.
v.
Langkah terakhir adalah auditor menarik kesimpulan atas pengujian yang telah dilakukan.
Tabel 4.3 Penjelasan Mengenai Template atas Pengujian pada Transaksi Beban Operasi NAMA KOLOM
PENJELASAN
Sample Number
Urutan Sampel
Account Code
Akun terkait
Sample Number
Urutan Sampel
Balances in USD
Nilai yang ada dalam buku besar
Invoices Number
Nomor tagihan
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
62
Tabel 4.3 Penjelasan Mengenai Template atas Pengujian pada Transaksi Beban Operasi (lanjutan) NAMA KOLOM Deducted tax art 4(2) / tax art 23 Remarks Compliances to PSA 62
PENJELASAN Pengurangan atas PPh 4 (2) / PPh 23 Kesimpulan Pengujian atas pengendalian internal : 1. Layer of procurement authority 2. Layer of payment approval 3. Accounting policy of purchased goods or services
Conclusion Compliance to PSA 62
Kesimpulan terkait dengan pengendalian internal
Sumber : Dokumentasi KAP (setelah diolah kembali)
Hasil pengujian sampel atas transaksi beban operasi akan dilampirkan pada Lampiran 2. 2. Balance Sheet Dalam teori yang dijelaskan dalam Arens (2009), prosedur utama dalam purchase and payable process (siklus pengeluaran) adalah melakukan pengujian atas akun utang usaha. Mengingat risiko yang lebih sering muncul terkait dengan akun utang usaha dalam hal ini adalah risiko kurang catat, maka tujuan utama dari prosedur audit yang dilakukan dari sisi neraca ini adalah terkait dengan completeness dan cut-off. Hal ini terkait dengan masalah pencatatan utang usaha yang harus tercatat dengan lengkap dan pencatatan yang dicatat sesuai dengan periode yang semestinya. Selain akun utang usaha yang menjadi fokus utama dalam melakukan prosedur audit pada siklus pengeluaran, pada PT NRS ada akun tambahan yang juga diikutsertakan dalam pengujian di siklus ini. Akun yang dimaksud adalah akun akrual. Dalam proses siklus pengeluaran (pengadaan barang),
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
63
akun akrual digunakan oleh perusahaan sebelum mengakui utang usaha kepada vendor. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahapan ini adalah : a. Menyiapkan lead schedule atas akun utang usaha dan akrual Tujuan utama dari lead schedule ini terkait dengan presentation and disclosure yang dilakukan oleh perusahaan terhadap akun utang usaha dan akrual tersebut. Hal yang dilakukan oleh auditor adalah mencocokkan daftar utang usaha dan akrual yang ada di buku besar (general ledger) dengan saldo yang ada dalam neraca 30 Juni 2012.
Hal yang selanjutnya dilakukan adalah melakukan pengujian matematis (mathematical accuracy). Prosedur ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat perbedaan dari hasil penjumlahan ke bawah (footing) yang disebabkan adanya salah perhitungan atau sebab lain. Dengan melakukan hal tersebut, maka tujuan audit accuracy juga bisa dicapai dengan melakukan prosedur ini. Rincian kegiatan yang dilakukan auditor dalam prosedur ini adalah Auditor meminta ringkasan utang usaha dan akrual dari neraca saldo 30 Juni 2012. Jumlah saldo dari masing-masing akun tersebut kemudian dibandingkan dengan saldo masing-masing akun yang ada dari buku besar PT NRS. Jumlah saldo yang terdapat di neraca saldo dikategorian sebagai saldo yang belum diaudit (unaudited balance). Saldo ini kemudian yang dijadikan dasar dalam pelaksanaan audit. Untuk mendapatkan saldo yang telah diaudit (audited balance), auditor melakukan penyesuaian atas akun tertentu. Jumlah saldo yang telah diaudit inilah yang akan menjadi angka yang akan dilaporkan dalam laporan keuangan.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
64
Tabel 4.4 Lead Schedule pada Akun Utang Usaha dan Akrual PT NRS
Acc. #
Acc. Description
Balance per
30-Jun-12
G/L after
CLA
TB
Ref
Dr.
Cr.
AJE/RJE
CLA Ref
30-Jun-12
Ref
Dr.
Cr.
Audited
Ref
30-Jun-12
Accounts Payable 210-210-000
Utang Usaha Pihak Ketiga USD Total INTERCOMPANY PAYABLE
(36.884.453) (36.884.453)
(36.884.453) -
-
(36.884.453)
(36.884.453) -
-
(36.884.453)
ACCRUAL 240-415-000
Akrual Utang Karyawan
250-525-000
Akrual Utang lain-lain IDR
250-526-000
Akrual Utang Lain-lain USD Total ACCRUAL
(352.134)
(352.134)
(352.134)
(992.481)
(992.481)
(992.481)
(2.952.659)
(2.952.659)
(2.952.659)
(4.297.273)
(4.297.273)
(4.297.273)
^
^
^
^ = footed
Sumber : Dokumentasi KAP (setelah diolah kembali)
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
65
b. Melakukan flux analysis atas akun utang usaha dan akrual Sama seperti apa yang telah dilakukan saat melakukan flux analysis pada beban operasi, setelah mendapatkan angka yang telah diaudit, tim audit akan melakukan flux analysis atas akun utang usaha dan akrual. Pergerakan atau fluktuasi di setiap saldo utang usaha dan akrual harus dijelaskan masing-masing oleh auditor. Penjelasan yang diberikan auditor didapatkan dengan melakukan analisis kondisi perusahaan selama periode fluktuasi yang terjadi, hal itu biasanya didapatkan auditor dengan melakukan inquiry dengan klien atau menganalisis berdasarkan dokumen pendukung lainnya. Setelah analisis atas setiap saldo utang usaha dan akrual dilakukan, auditor harus memberikan kesimpulan atas proses flux analysis yang telah dilakukan.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
66
Tabel 4.5 Flux Analysis pada Akun Utang Usaha dan Akrual PT NRS Acc. #
Acc. Description
Audited
Audited
30-Jun-12
31-Dec-11
Movement KAP Comment Amount
%
Accounts Payable
210-210-000
Utang Usaha Pihak Ketiga USD
Total INTERCOMPANY PAYABLE
-
(36.884.453)
-
(36.884.453)
Account Payable was increase significantly from USD 0 to USD 36 million through 31 Dec'11 to 30 June'12. Based on inquiry with Accounting manager, this is due to first commencement of Regas gas trading activities. This amount payable of USD 36 million was fully consisted of trade payable of company's gas shipment for the second time on 29 June 2012. We conclude that this change is reasonable and usual, no exception noted.
(36.884.453)
(36.884.453)
ACCRUAL 240-415-000
Akrual Utang Karyawan
250-525-000
Akrual Utang lain-lain IDR
250-526-000
Akrual Utang Lain-lain USD
Total ACCRUAL
(352.134) (992.481)
399.234 718.838
47.100
Passed as immaterial changes from 31 Dec'11 - 30 June'12.
(273.642)
(2.952.659)
13.493.486
10.540.828
(4.297.273)
(14.611.559)
10.314.286
Other accrual was decreased significantly from USD 13 million to USD 3 million through 31 Dec'11 to 30 June'12. Based on inquiry with Accounting manager, this is mainly due to settlement of accrual to project accomplishment by PT. Rekayasa Industri amounting approximately to USD 11 million and also settlement for accrual material provision (USD 482,000). The remaining balance is caused by addition of accrual for tug boat & mooring hire (USD 658,000) , insurance for EPIC & ORF (USD 140,000) and some immaterial accrual additions. We conclude that this change is reasonable and usual, no exception noted. 71%
Conclusion : based on our review, we noted there are no unusual or unexpected movement regarding account payable and accrual account since the movement of those accounts are explainable on flux analysis. Sumber : Dokumentasi KAP (setelah diolah kembali)
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
67
c. Test Completeness of Accrual Prosedur yang dilaksanakan selanjutnya adalah memastikan semua listing akrual telah dimasukkan ke dalam saldo yang ada dalam neraca 30 Juni 2012. Dalam prosedur ini, auditor memeriksa rincian saldo akrual dan melakukan investigasi jika terdapat item-item yang tidak wajar didalamnya, dan melakukan penjumlahan atas saldo-saldo tersebut untuk melihat apakah perhitungan telah dilakukan dengan benar. Selain completeness, pengujian ini juga bertujuan untuk menguji accuracy atas angka tersebut.
Tabel 4.6 Perbandingan Listing Akrual dan TB Akrual PT NRS Total Accrual Listing as of 30 june 2012 :
-4.297.273
Total Accrual TB as of 30 june 2012 :
-4.297.273
Difference :
-
Sumber : Dokumentasi KAP (setelah diolah kembali)
d. Search for Unrecorded Laibilities – SURL Prosedur ini merupakan prosedur utama yang dilakukan oleh tim audit terkait menguji completeness dari utang usaha perusahaan. Apakah semua utang usaha telah tercatat dengan akurat dan dimasukkan ke dalam neraca saldo per 30 Juni 2012 atau adakah transaksi yang belum dimasukkan ke dalamnya. Selain itu, tujuan audit yang ingin dicapai adalah cut-off dari suatu transaksi utang usaha. Pengujian atas prosedur ini dilakukan dengan dua cara, yaitu : Tagihan dibayar setelah periode (Subsequent Paid Invoice) Tagihan
belum dibayar setelah periode dan pembelian terbuka
(Subsequent Unpaid Invoice and Open Purchase)
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
68
Auditor telah mendapatkan tingkat keyakinan yang memadai bahwa tidak terdapat kesalahan penyajian dalam pencatatan utang usaha untuk periode 30 Juni 2012 pada saat melakukan flux analysis. Dokumen-dokumen pendukung, seperti tagihan (invoice), rekening koran atau bukti setoran bank (bank statement or bank voucher), faktur pajak, kwitansi, berita acara daftar muatan kapal (bill of lading), dan sebagainya, merupakan salah satu sumber bagi auditor dalam melakukan pencarian dan pengecekan terhadap semua sumber utang usaha dan segala pembayaran yang dilakukan perusahaan. Hal ini meliputi pengujian atas pembayaran dan penerimaan invoices untuk periode setelah tanggal neraca sampai dengan tanggal selesainya fieldwork. Dengan melihat dokumen-dokumen pendukung tersebut, auditor akan dapat menentukan apakah setiap item telah dimasukkan atau dikeluarkan sebagai utang usaha pada periode yang semestinya. Rincian kegiatan dan hasil temuan auditor pada tahap ini adalah : Tagihan dibayar setelah periode (Subsequent Paid Invoice) Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah : 1. Tim audit meminta rekening koran atas nama PT NRS, setelah tanggal 30 Juni 2012 sampai dengan berakhirnya fieldwork yakni tanggal 18 Juli 2012. Setiap transaksi pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan menajdi populasi yang akan diuji dalam prosedur ini.
Pengujian
ini
bertujuan
untuk
menguji
kelengkapan
(completeness), keakuratan (accuracy), kewajiban (obligation), dan penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure). 2. Setelah mendapatkan data tersebut (rekening koran), auditor akan melakukan vouching terhadap pembayaran yang nilainya melebihi angka summary of uncorrected misstatements yaitu sebesar USD 87,500. Terdapat 9 item yang memenuhi criteria tersebut dan
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
69
kemudian akan dijadikan sebagai sampel dalam pengujian ini. Nilai total dari sampel tersebut adalah sebesar USD 46,060,467. 3. Setelah menentukan sampel yang akan diuji dengan melakukan vouching, auditor akan meminta dokumen pendukung dari setiap sampel yang ada kepada klien. Dari dokumen pendukung yang ada auditor akan memeriksa setiap detail informasi yang ada di dalam dokumen tersebut, seperti tagihan, kwitansi, bukti setoran bank, faktur pajak, otorisasi dari pihak berwenang baik untuk pemesanan dan pembayaran, dan dokumen pendukung lainnya. Semua transaksi yang menggunakan mata uang selain USD akan ditranslasikan terlebih dahulu ke dalam USD. 4. Untuk menambah keyakinan auditor atas hasil pengujian dengan vouching yang telah dilakukan, auditor juga melakukan inquiry terhadap klien. Hasil dari pengujian tersebut dimasukkan kedalam working paper yang berisikan proses pengujian dan hasil temuan yang dilakukan oleh auditor. Tabel 4.7 Penjelasan Mengenai Template pada Pengujian Subsequent Paid Invoices Nama Kolom
Penjelasan
Sample Number Vendor/ Service Provider Name Descriptions
Nomor sampel Penyedia barang (vendor) atau jasa
Payment Date Payment Amount Invoice Date Invoice Amount VAT PPh 15 / 23 Date Goods Received/ Service Period
Penjelasan mengenai transaksi Tanggal pembayaran transaksi Jumlah pembayaran Tanggal tagihan Jumlah tagihan PPn PPh 15 atau 23 Tanggal barang atau jasa diterima
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
70
Tabel 4.7 Penjelasan Mengenai Template pada Pengujian Subsequent Paid Invoices (lanjutan) Nama Kolom
Penjelasan
Date Payable Recorded Expense (E)/ Balance sheet (BS) Diffrence
Tanggal pencatatan utang
Properly and Improperly
Kesesuaian atas pencatatan transaksi yang dilakukan oleh klien, dengan cara memilih satu (1) dari empat kolom yang ada, yakni properly included (yang seharusnya dimasukkan, telah dimasukkan), properly excluded (yang tidak seharusnya dimasukkan, memang tidak dimasukkan), improperly included (yang tidak seharusnya dimasukkan, namun dimasukkan), improperly excluded (yang seharusnya dimasukkan, namun tidak dimasukkan)
Remarks
Keterangan tambahan atas sampel yang diuji
Klasifikasi transaksi Perbedaan antara jumlah yang dibayarkan dengan tagihan
Sumber : Dokumentasi KAP (setelah diolah kembali)
Hasil pengujian Subsequent Paid Invoices akan dilampirkan pada Lampiran 3. Tagihan
belum dibayar setelah periode dan pembelian terbuka
(Subsequent Unpaid Invoice and Open Purchase) Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian ini adalah : 1. Auditor meminta daftar tagihan yang belum dibayarkan dan pembelian terbuka lainnya sampai dengan tanggal neraca, yakni 30 Juni 2012. Tagihan-tagihan ini yang akan menjadi populasi yang akan diuji. Pengujian ini bertujuan untuk menguji kelengkapan (completeness), kewajiban (obligation), dan penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure).
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
71
2. Setelah mendapatkan data tersebut (tagihan/invoices), auditor akan melakukan vouching terhadap tagihan yang nilainya melebihi angka summary of uncorrected misstatements yaitu sebesar USD 87,500. Terdapat 11 item yang memenuhi kriteria tersebut dan kemudian akan dijadikan sebagai sampel dalam pengujian ini. Nilai total dari sampel tersebut adalah sebesar USD 3,330,472. 3. Setelah menentukan sampel yang akan diuji dengan melakukan vouching, auditor akan meminta dokumen pendukung dari setiap sampel yang ada kepada klien. Dari dokumen pendukung yang ada auditor akan memeriksa setiap detail informasi yang ada di dalam dokumen tersebut, seperti tagihan, faktur pajak, kontrak perjanjian dengan vendor, memorandum, berita acara serah terima dan dokumen pendukung lainnya. Semua transaksi yang menggunakan mata uang selain USD akan ditranslasikan terlebih dahulu ke dalam USD. 4. Untuk menambah keyakinan auditor atas hasil pengujian dengan vouching yang telah dilakukan, auditor juga melakukan inquiry terhadap klien. Hasil dari pengujian tersebut dimasukkan kedalam working paper yang berisikan proses pengujian dan hasil temuan yang dilakukan oleh auditor. Tabel 4.8 Penjelasan Mengenai Template pada Pengujian Subsequent Unpaid Invoices and Open Purchase Orders Nama Kolom
Penjelasan
Sample Number
Nomor sampel Penyedia barang (vendor) atau jasa
Vendor/ Service Provider Name Descriptions Unpaid Invoice / Purchase Orders Amount
Penjelasan mengenai transaksi Jumlah tagihan atas tagihan yang belum dibayarkan atau pembelian terbuka
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
72
Tabel 4.8 Penjelasan Mengenai Template pada Pengujian Subsequent Unpaid Invoices and Open Purchase Orders (lanjutan) Nama Kolom
Penjelasan
VAT PPh 15 / 23
PPn PPh 15 atau 23 Tanggal barang atau jasa diterima
Date Goods Received/ Service Period Date Payable Recorded G/L Account where liability is recorded Diffrence Expense (E)/ Balance sheet (BS) Properly and Improperly
Remarks
Tanggal pencatatan utang Nominal kewajiban yang dicatat dalam b uku besar Perbedaan antara pencatatan dengan tagihan Klasifikasi transaksi Kesesuaian atas pencatatan transaksi yang dilakukan oleh klien, dengan cara memilih satu (1) dari empat kolom yang ada, yakni properly included (yang seharusnya dimasukkan, telah dimasukkan), properly excluded (yang tidak seharusnya dimasukkan, memang tidak dimasukkan), improperly included (yang tidak seharusnya dimasukkan, namun dimasukkan), improperly excluded (yang seharusnya dimasukkan, namun tidak dimasukkan)
Keterangan tambahan atas sampel yang diuji
Sumber : Dokumentasi KAP (setelah diolah kembali)
Hasil pengujian Subsequent Unpaid Invoices and Open Purchaes Orders akan dilampirkan pada Lampiran 4. Dari hasil kedua pengujian diatas, terdapat satu kejanggalan yang ditemukan dalam pengujian atas subsequent paid invoices, akan tetapi untuk hal tersebut klien telah melakukan penyesuaian sehingga auditor tidak melakukan penyesuaian kembali atas transaksi tersebut. Hasil dari prosedur audit yang dilakukan oleh tim audit PT NRS terhadap siklus pengeluaran PT NRS menunjukkan bahwa setiap akun yang ada pada siklus
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
73
pengeluaran PT NRS pada periode yang berakhir 30 Juni 2012 dalam segala hal yang material telah disajikan secara wajar. 4.2
Analisis atas Siklus Pengeluaran PT NRS Siklus pengeluaran PT NRS merupakan salah satu fokus audit yang dilakukan
oleh tim audit PT NRS. Hal ini dikarenakan pada periode audit 30 Juni 2012, perusahaan yang masih dalam tahap pengembangan ini, belum bisa mengakui pendapatan. Selain itu angka saldo yang ada pada akun-akun yang terdapat dalam siklus pengeluaran juga dinilai mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Berdasarkan pemaparan yang juga telah dijelaskan dalam bab tiga, secara garis besar perusahaan menerapkan teori siklus pengeluaran yang disampaikan oleh Romney dan Steinbart (2012), yakni membagi aktifitas dalam empat aktifitas utama, yakni pemesanan material (pengadaan barang atau jasa), penerimaan barang atau jasa, menerima dan memproses tagihan, serta pembayaran atas barang dan jasa. Seperti yang telah dijelaskan dalam flowchart pada bab sebelumnya, keempat aktifitas utama tersebut juga merupakan proses yang dilakukan oleh PT NRS dalam siklus pengeluarannya sehingga dapat dikatakan bahwa proses siklus pengeluaran pada PT NRS telah sesuai dengan teori dalam Romney dan Steinbart (2012). 4.3
Analisis atas Prosedur Audit Siklus Pengeluaran PT NRS Pada bab dan bagian sebelumnya, telah dijelaskan mengenai profil perusahaan
yakni PT NRS, serta prosedur audit yang dilakukan KAP TWR pada PT NRS dalam mengaudit siklus pengeluaran perusahaan. Pada dasarnya, prosedur audit yang dilakukan KAP TWR atas siklus pengeluaran PT NRS untuk periode audit 30 Juni 2012 sudah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan pedoman audit yang dimiliki oleh KAP TWR dan berdasarkan standar dan teori yang ada. Akan tetapi, terdapat hal-hal yang perlu dianalisis terkait dengan kecukupan dan pelaksanaan atas prosedur audit yang dilakukan oleh KAP TWR berdasarkan fase-fase pada metodologi audit
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
74
atas siklus pengeluaran yang telah dijelaskan dalam bab 2 yang akan di bahas pada bagian ini. 4.3.1
Analisis atas Proses Pemahaman Industri, Penilaian Risiko dan
Penentuan Materialitas PT NRS bukan merupakan klien baru bagi KAP TWR, proses audit yang dilakukan ini adalah proses audit ketiga kalinya. Seiring berjalannya waktu tentunya bisnis proses yang dilakukan PT NRS terus berkembang, hal ini juga akan berpengaruh pada proses audit yang dilakukan. Setiap tahunnya KAP TWR selalu melakukan pemahaman ulang mengenai bisnis proses PT NRS berdasarkan siklus akuntansi yang ada dalam perusahaan tersebut. Proses pemahaman ulang ini dilakukan dengan melakukan inquiry kepada manajemen berdasarkan hasil pemahaman yang dilakukan pada periode audit sebelumnya. Selain itu tim audit juga melakukan penilaian atas pengendalian internal perusahaan berdasarkan informasi-informasi, baik internal maupun eksternal, yang telah dimiliki dan dicek apakah akan berdampak pada proses audit yang akan dilakukan atau tidak. Dengan melakukan prosedur penilaian atas pengendalian internal, auditor juga akan dapat menilai risiko-risiko apa saja yang terkait dengan siklus pengeluaran yang memungkinkan terjadinya salah saji yang material. Proses penilaian pengendalian internal dilakukan oleh auditor berdasarkan kerangka pengendalian internal yang dikeluarkan oleh COSO, yang terdiri dari lima komponen, yakni lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktifitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pengawasan. Pada penilaian tersebut auditor akan memberikan deskripsi terkait dengan masing-masing komponen tersebut dan melihat apakah terdapat adanya defisiensi atau kelemahan dalam pengendalian yang dilakukan. Setelah itu auditor akan melakukan penilaian, berdasarkan deskripsi dan ada tidaknya defisiensi pada proses pengendalian, untuk melihat apakah ada pengaruh terhadap proses audit yang akan dilakukan oleh auditor. Dari hasil penilaian tersebut auditor menyimpulkan
bahwa
tidak
terdapat kesalahan
pada komponen-komponen
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
75
pengendalian berdasarkan kerangka dari COSO yang dapat mempengaruhi proses audit sehingga disimpulkan bahwa PT NRS memiliki tingkat pengendalian yang cukup memadai. Penggunaan kerangka pengendalian internal COSO sebagai parameter dalam melakukan penilaian juga telah sesuai dengan teori terkait pengendalian internal yang ada dalam Arens et al (2009). Kerangka pengendalian COSO sebagai kerangka pengendalian yang diterima secara umum juga dipakai oleh KAP TWR dalam melakukan penilaian atas pengendalian internal pada klien lainnya, sehingga dapat dikatakan bahwa dengan melakukan penilaian menggunakan kerangka yang dibuat COSO, hasil penilaian auditor atas pengendalian internal perusahaan dapat dipercaya kehandalannya. Pada perikatan audit kali ini, salah satu fokus auditor dalam siklus pengeluaran adalah akun utang usaha. Berdasarkan pemaparan terkait siklus pengeluaran pada bab tiga, dapat dilihat bahwa transaksi terkait siklus pengeluaran akan berujung pada akun utang usaha, oleh karena itu auditor akan berfokus pada hal tersebut. Berdasarkan teori yang ada dalam Arens et al (2009) mengatakan bahwa risiko bawaan yang ada pada akun utang usaha tentunya adalah risiko kurang catat, sehingga pada pengujiannya nanti auditor harus berfokus pada tujuan audit completeness dan cut-off. Tim audit juga menyadari hal tersebut, oleh karenanya saat pengujian nantinya, auditor akan berfokus pada tujuan completes dan cut-off. Selain melakukan pemahaman industri dan penilaian risiko, auditor juga melakukan
penetapan
nilai
materialitas.
Tingkatan
materialitas
ditentukan
berdasarkan pertimbangan auditor atas kondisi perusahaan klien. Sesuai standar yang ditetapkan oleh KAP dan prosedur audit pada umumnya, tim audit PT NRS membagi materialitas ke dalam tiga jenis berdasarkan level salah saji yang diterima, yakni overall materiality, performance materiality, dan summary of uncorrected misstatement. Berdasarkan kondisi perusahaan saat periode audit dimulai, tim audit memutuskan untuk menggunakan total asset sebagai dasar perhitungan materialitas. Tiga jenis materialitas tersebut digunakan oleh tim audit PT NRS atas semua aspek dalam proses audit yang dilakukan.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
76
4.3.2 Analisis atas Proses Test of Control Dalam periode audit yang dilakukan, yakni untuk audit 30 Juni 2012, tim audit PT NRS tidak melakukan prosedur test of control. Hal ini sebenarnya tidak sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Arens et al (2009), karena pengujian test of control akan mempengaruhi pengambilan jumlah sampel pada test of detail. Keputusan ini diambil karena alasan efisiensi dan efektifitas prosedur audit yang akan dilakukan, mengingat bahwa PT NRS belum memiliki transaksi yang kompleks seperti pada perusahaan manufaktur yang jumlah transaksinya sangat banyak dan kompleks serta scope perusahaan yang masih dalam tahap pengembangan. Hal lain yang mendasari keputusan ini adalah penilaian atas pengendalian internal perusahaan yang dinilai sudah cukup baik sehingga tim audit merasa tidak perlu untuk melakukan test of control. Akan tetapi, pengujian dalam test of control tidak sepenuhnya dihilangkan, inti dari pengujian test of control disertakan dalam pengujian test of detail. 4.3.3 Analisis atas Prosedur Analitis Berdasarkan metodologi audit atas akun utang usaha dan akun turunannya yang terdapat dalam Arens et al (2009), auditor harus melakukan prosedur analitis pada akun-akun tersebut. Pada perikatan audit periode kali ini, prosedur analitis yang dilakukan oleh tim audit adalah melakukan perbandingan saldo akun periode ini dengan saldo akun yang sama dalam peirode sebelumnya. Hal tersebut dilakukan dalam flux analysis yang dilakukan oleh tim audit untuk melihat pergerakan angka dari suatu akun dari satu periode ke periode yang lain. Analisis yang dilakukan dalam proses ini tentunya digunakan untuk menjelaskan pergerakan angka yang terjadi terhadap akun tersebut agar sehingga pergerakan yang terjadi dari periode sebelumnya memiliki alasan yang jelas.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
77
4.3.4 Analisis atas Prosedur Test of Detail Balance Berdasarkan teori dalam buku Arens et. al (2009), fokus utama dalam audit terhadap siklus pengeluaran adalah melakukan pengujian atas akun utang usaha. Hal ini dikarenakan hampir semua transaksi yang dilakukan dalam siklus pengeluaran ini akan bermuara pada akun tersebut. Akan tetapi berdasarkan pandangan auditor pada perikatan audit PT NRS periode ini, auditor melihat bahwa proses audit siklus pengeluaran tidak akan hanya berfokus pada akun utang usaha, melainkan juga pada akun lain yang dapat memunculkan akun utang usaha tersebut, yakni beban operasi dan akrual. Pandangan auditor dalam proses audit siklus pengeluaran ini dimaksudkan untuk memudahkan auditor dalam memahami proses audit dan siklus yang terkait didalamnya. Pandangan atau pendekatan yang dimaksud adalah membagi pengujian berdasarkan jenis laporan keuangannya, yakni Profit or Loss Statement (Income Statement) dan Balance sheet. Berdasarkan dua jenis laporan tersebut, juga akan terlihat perbedaan yang mendasar terkait dengan tujuan audit yang dilakukan yang akan berpengaruh terhadap jenis pengujian yang akan dilakukan. Fokus utama pengujian yang dilakukan pada profit or loss statement adalah melakukan vouching atas transaksi-transaksi terkait beban operasi yang mengambil sampel sebanyak lima belas transaksi. Saat melakukan vouching, tim audit juga melakukan pengujian atas pengendalian internal melalui pengujian atas transaksi terkait (vouching) dan inquiry kepada manajemen perusahaan, yakni kepada bagian akuntansi dan divisi internal audit. Pengujian atas pengendalian internal ini dilakukan dengan menitikberatkan pada kepatuhan manajemen atas Surat Keputusan Direksi mengenai PSA 62 yang terkait dengan : Layer of Procurement Authority Layer of Payment Approval Accounting Policy of Purchased Goods or Service
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
78
Dengan dilakukannya pengujian tersebut, maka tujuan audit terkait dengan transaksi yakni accuracy dan occurrence telah tercapai. Hal ini telah sesuai dengan teori yang terdapat pada Arens et al,2009. Pada pengujian yang dilakukan pada balance sheet, fokus pengujian dititikberatkan pada pengujian search for unrecorded liabilities (SURL). Tujuan audit utama dalam pengujian ini terkait dengan completeness dan cut-off atas utang usaha yang dimiliki perusahaan. Hal tersebut telah sesuai dengan teori yang ada dalam Arens et al (2009) yang mengatakan bahwa fokus utama pengujian atas akun utang usaha adalah completeness dan cut-off. Pengujian atas SURL dilakukan atas dua macam transaksi, yakni pembayaran atas tagihan setelah tanggal neraca dan tagihan yang belum terbayarkan setelah tanggal neraca. Kedua pengujian tersebut juga disebutkan dalam teori yang diungkapkan Arens et al (2009) sebagai out-of-period liability test.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5. 1
Kesimpulan Semenjak dua tahun pendiriannya pada tahun 2010, PT NRS dikatakan baru
dapat beroperasi pada awal tahun 2012 saat mulai melakukan proses regasifikasi dan mulai menyalurkan gas ke konsumen utamanya. Saat ini PT NRS masih dikategorikan
sebagai
perusahaan
dalam
tahap
pengembangan,
diharapkan
kehadirannya nanti dapat membantu pemerintah sebagai sebuah perusahaan yang menawarkan sumber energi alternative pengganti bahan bakar minyak. KAP TWR melakukan audit tengah tahun atas laporan keuangan PT NRS untuk periode 30 Juni 2012. Laporan keuangan PT NRS disajikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia. Dalam pelaporan akuntansinya, PT NRS menggunakan mata uang Dollar Amerika. Hal ini sesuai dengan perintah dari pemilik joint venture PT NRS, yakni PT PRP dan PT GPN, yang juga memakai mata uang Dollar Amerika dalam pelaporan akuntansinya. Dalam melakukan proses auditnya, KAP TWR melaksanakan prosedur audit sesuai dengan standar dan pedoman audit yang biasa dijalankan dan berlaku umum bagi perusahaan di Indonesia, khususnya perusahaan yang bergerak dalam bidang Energy and Mining Industries. Penilaian atas pengendalian internal yang dilakukan KAP TWR kepada PT NRS menunjukkan hasil bahwa PT NRS telah menerapkan fungsi pengendalian internal secara memadai, tentunya hal ini juga akan berpengaruh terhadap proses audit yang dilaksanakan. Dalam proses yang dilakukan, KAP memutuskan untuk tidak melaksanakan test of control karena alasan keefektifan dan keefisienan proses audit yang dilaksanakan mengingat bahwa transaksi terjadi pada PT NRS belum terlalu komplek dan scope usaha yang masih tergolong baru
79 Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
80
dijalankan. Selain itu, faktor hasil penilaian atas pengendalian internal juga yang membuat tim audit KAP TWR menghilangkan salah satu prosedur penting tersebut. Audit siklus pengeluaran merupakan bahasan dalam laporan magang ini. Pada siklus pengeluaran perusahaan, auditor memiliki pandangan tersendiri dalam melakukan proses audit pada bagian ini. Auditor melakukan pengujian berdasarkan jenis laporan keuangan yang akan diuji. Hal ini dilakukan mengingat cukup banyaknya akun-akun yang terdapat dalam siklus ini dan perbedaan tujuan audit yang ingin dicapai antar masing-masing jenis laporan keuangan. Berdasarkan hasil audit yang telah dilakukan, auditor mengambil kesimpulan bahwa akun-akun yang ada dalam siklus pengeluaran PT NRS pada periode 30 Juni 2012 dalam segala hal yang material telah disajikan secara wajar. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, terhadap siklus pengeluaran PT NRS, siklus pengeluaran yang diadopsi oleh PT NRS telah memiliki empat aktifitas utama yang disebutkan dalam Romney dan Steinbart (2012), yakni pemesanan barang atau jasa, penerimaan barang atau jasa, menerima dan memproses tagihan, serta pembayaran atas pengadaan tersebut. Empat aktifitas utama yang telah tercantum tersebut Sedangkan untuk prosedur audit yang dilakukan oleh KAP TWR pada PT NRS dinilai telah mengikuti teori yang diungkapkan oleh Arens et al (2009). Walaupun ada ketidakcocokan dalam salah satu prosedur, yakni test of control yang tidak dilakukan, akan tetapi semua tujuan utama terkait audit atas siklus pengeluaran, yang meliputi akun beban operasi, akrual, dan utang usaha, telah terpenuhi oleh prosedur yang dilakukan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa prosedur audit yang dilakukan sudah merepresentasikan tujuan audit atas siklus pengeluaran itu sendiri.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
81
5.2
Saran Selama melakukan proses audit di PT NRS, tim audit sebenarnya merasa
sangat terbantu oleh manajemen dan staff dari PT NRS yang sangat proaktif membantu kelancaran proses audit yang dilaksanakan. Walaupun tergolong sebagai perusahaan yang baru berdiri, manajemen PT NRS dapat membuktikan kualitasnya dalam sisi pengendalian internal perusahaan yang sudah baik. Akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan PT NSR ke depannya, tentunya akan banyak perubahan yang akan dilakukan. Alangkah baiknya bagi perusahaan untuk menjaga dan memperbaiki kualitas pengendalian internalnya dengan melakukan perkembangan-perkembangan menuju arah yang lebih baik.
Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
DAFTAR REFERENSI
Arens, Alvin A., et al. (2009). Auditing and Assurance Services-An Indonesian Adaptation. Singapore: Prentice Hall Pearson Education. Moeller, Robert R. (2009). Brink’s Modern Internal Auditing: A Common Body of Knowledge, 7th Edition. New Jersey: Wiley. Romney, Marshall and Paul Steinbart. (2012). Accounting Information Systems 12nd edition. New Jersey: Prentice Hall Pearson Education. Wilkinson, Joseph W., et al. (2000). Accounting Information Systems 4th edition. New York: Wiley and Sons, Inc. PricewaterhouseCoopers Audit Guide, 2011. International Standard on Auditing (ISA). Universitas Indonesia - Pedoman Teknis Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa.
82 Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
Lampiran 1. Penilaian atas Pengendalian Internal PT NRS
Assessment of Internal Control Framework Components
Evidence of work done (link / attachment)
Deficiencies (Yes / No)
Description of deficiencies
Significant deficiency? (Yes/No)
Impact on audit work
a) Control environment i) participation by those charged with governance
The company itself has a governance body which consists of Board of Commissioners & Directors that meet regularly each month to discuss financial and operational updates with the board or directors.
No
N/A
No
No
ii) management's philosophy and operating style
Management is very conservative and risk aversed in managing its business. We understand that the company has just hired a CFO, compliance manager, reporting staff, and internal control specialist with deep background in energy industry and with good track record whose we are familiar with in their management style
No
N/A
No
No
iii) communication and enforcement of integrity and ethical values
Company has a procedures for ethical conduct and whistleblowing policy.
No
N/A
No
No
No
N/A
No
No
During our discussion with the internal control specialist, the company plans to issue revised SOP for ethical conduct
iv) management's commitment to competence
Top management considered have a good understanding over the company industry. Management also set certain criteria in recruiting employees and make formal job description for all departments. Besides, regular inhouse training, domestic and overseas training are held to enhance employees capabilities.
83 Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
Lampiran 1. Penilaian atas Pengendalian Internal PT NRS (lanjutan) Deficiencies (Yes / No)
Description of deficiencies
Significant deficiency? (Yes/No)
Impact on audit work
No
N/A
No
No
vi) effectiveness of management's assignment of authority and responsibility
The client has designed adequate segregation of duties between preparer of data, assets keeper, and approver of transactions. In addition to that, the company has set a system of authorization limit in approving a transaction. Considering this favorable culture of control in the company, we did not see deficiency in the control environment which can impair the foundation for other internal control components.
No
N/A
No
No
vii) effectiveness of human resource policies and practices
Human resources policy in the company is straight forward considering the number of employees within it currently. Recruitment is performed with due care by checking the skill and experience of an employment candidate. An ethical policy has been set up as mentioned above. Employee are evaluated annually by each relevant supervisor.
No
N/A
No
No
Assessment of Internal Control Framework Components
v) effectiveness of organizational structure
Evidence of work done (link / attachment)
We have obtained the organisational chart of the group and PT. NRS We believe that the organisational structure is adequate given its size and nature of activities. Based on our experience, it appears that all key managers posses adequate knowledge, experience and commitment to represent the best interests of the Company's shareholders.
84 Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
Lampiran 1. Penilaian atas Pengendalian Internal PT NRS (lanjutan)
Evidence of work done (link / attachment)
Deficiencies (Yes / No)
Description of deficiencies
Significant deficiency? (Yes/No)
Impact on audit work
b) Risk assessment process
The company has an annual budget presented uring the Exco meeting. Approved budget will be used as the basis for operating activity in the respective year. The company has a specialised risk analysis within department, which has sufficient knowledge regarding each part of business. Monthly variance analysis report is prepared for monitoring and evaluating company's performance.
No
N/A
No
No
c) Monitoring of controls
As mentioned above, the company has prepared a monthly report to monitor the progress of the company and budget variance analysis. In addition to that, the Exco also gathers every month to discuss the issue in the company. Currently, there is no internal audit function in the company, but the company has an internal control and compliance specialist for oversight function.
No
N/A
No
No
d) Information and communication
The company utilises Syahrir for financial reporting and accounting recording activities. The company also maintain good control on IT system. It can be seen by establishment of IT department.
No
N/A
No
No
Assessment of Internal Control Framework Components
85 Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
Lampiran 1. Penilaian atas Pengendalian Internal PT NRS (lanjutan)
Assessment of Internal Control Framework Components
e) Entity Control Activities
Evidence of work done (link / attachment)
Business Performance Review (Laporan Manajemen)
Deficiencies (Yes / No)
Description of deficiencies
Significant deficiency? (Yes/No)
Impact on audit work
No
N/A
No
No
The process is performed every month for analising variance raised in the respective month Each of cost department monitors the financial performance of each cost centre through submission of Laporan Manajemen before reviewed by Board of Directors and Commissioners. Safeguarding of Assets and Physical Controls The inventory and assets in FSRU is being physically checked (stock count) each month by the site employee, and the report is then prepared. The company has designed adequate control in place for their financial reporting activity, considering the SOP that has been designed and has been sufficiently implemented in place. Segregation of duties Based on our observation, the client has designed adequate segregation of duties between preparer of data, assets keeper, and approver of transactions.
Sumber : Dokumentasi KAP (setelah diolah kembali)
86 Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
Lampiran 2. Hasil Pengujian atas Beban Operasi PT NRS
Sample Number
Account Code
Date
Descriptions
Balances in Original Currency
Balances in USD
Deducted tax Invoices Number art 4(2) / tax art 23
Total Payments in Original Currency
Total Payments in USD
Difference
Remarks
Compliances to PSA 62 1
2
3
Conclusion Compliance to PSA 62
Non statistical
Jasa dan Konsultan
Konsultan hukum penyusunan kontrak sewa kapal LNG + disbursement expense
Jasa dan Konsultan
885,874,682
96,574.15
107/AKHH/FIN/III /12
16,343,600
869,531,082
94,792.44
-
No exception noted.
v
v
v
Yes
VAT untuk jasa konsultan hukum penyusunan kontrak kapal LNG
80,157,400
8,738.41
107/AKHH/FIN/III /12
-
80,157,400
8,738.41
-
No exception noted.
v
v
v
Yes
Jasa tenaga kerja outsourching Jan-Feb'12 & Feb-Mar'12 termasuk PPn 10%
265,559,690
28,915.47
05/F/KWP/III/20 12
4,828,358
260,731,332
28,389.74
-
No exception noted.
v
v
v
Yes
20,730.50
20,730.50
300/S/OG1/TPI/V /2012
-
20,730.50
20,730.50
-
No exception noted.
v
v
v
Yes
Keanggotaan golf baru Dir. Keu & Adm (termasuk PPn 10%)
85,000,000.00
9,449.69
FA.INV/2012/I/0 002
-
85,000,000.00
9,449.69
-
No exception noted.
v
v
v
Yes
Komunikasi
Service charge xxx-net Sep'11 - Sep'12 (termasuk PPn 10%)
112,823,333.00
12,563.85
833611/10/142026
-
112,823,333.00
12,563.85
-
No exception noted.
v
v
v
Yes
630-355000
Jasa Pihak Ketiga Lain
Jasa tenaga kerja outsourching Des'11 Jan'12 termasuk PPn 10%
135,733,284
14,797.04
01/F/KWP/II/201 2
2,467,877
133,265,407
14,528.01
-
No exception noted.
v
v
v
Yes
4/20/2012
630-355000
Jasa Pihak Ketiga Lain
Jasa tenaga kerja outsourching Mar'12 (Oprtr) termasuk PPn 10%
72,822,318
7,929.26
131,211
72,691,107
7,914.97
-
No exception noted.
v
v
v
Yes
6/1/2012
630-330000
Jasa dan Konsultan
Jasa konsultan Cascading KPI (termasuk PPn 10%)
1,200,000
64,800,000.00
6,943.11
-
No exception noted.
v
v
v
Yes
v
v
v
Yes
No exception noted.
v
v
v
Yes
No exception noted.
v
v
v
Yes
1
4/16/2012
630-330000
2
4/16/2012
630-330000
3
4/20/2012
630-355000
Jasa Pihak Ketiga Lain
4
6/12/2012
640-455000
Premi asuransi asset Amortisasi asuransi asset periode 27 Apr'12-31 Mei'12
5
1/26/2012
650-530000
Keanggotaan
6
1/27/2012
630-315000
7
22-Mar-12
8
9
66,000,000.00
074-INV-GP-0412
7,071.68 8589
10
6/26/2012
630-330000
Jasa dan Konsultan
Jasa KAP independen tahun buku 2011 termasuk PPn 10%
19,021.70
11
5/22/2012
650-550000
CSR
Jasa EO dan acara syukuran NR 1 Maret 2012 termasuk PPn 10%
164,401,875
17,744.40
12
6/15/2012
630-355000
Jasa Pihak Ketiga Lain
Jasa tenaga kerja Outsourcing 21 Apr - 20 Mei'12 termasuk PPn 10%
149,673,895
15,808.40
19,021.70 32351653
330
18,312.20
18,312.20
0270/PTC-KEUIII/2012-INV
2,989,125
161,412,750
17,421.78
10/F/KWP/VI/20 12
2,721,343
146,952,552
15,520.97 -
Difference due to penalty to 379.50 vendors because the lateness of finishing -
0
87 Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
Lampiran 2. Hasil Pengujian atas Beban Operasi PT NRS (lanjutan) Sample Number
Account Code
Date
Descriptions
Balances in Original Currency
Balances in USD
Deducted tax Invoices Number art 4(2) / tax art 23
Total Payments in Original Currency
Total Payments in USD
Difference
Remarks
Compliances to PSA 62
Conclusion Compliance to PSA 62
1
2
3
v
v
v
Yes
Non statistical
13
6/29/2012
650-525000
Pakaian dinas (Uniform)
Pengadaan seragam kantor 2012 termasuk PPn 10%
148,368,000
15,650.63
11/PP/KL/VI/201 2
14
5/22/2012
630-355000
Jasa Pihak Ketiga Lain
Jasa tenaga kerja Outsourcing Mar - Apr'12 termasuk PPn 10%
146,673,130
15,830.88
09/F/KW.Patra/V /2012
15
3/16/2002
620-235000
Photocopy dan Cetakan
Pengadaan kalender dan agenda termasuk PPn 10%
145,200,000
15,820.44
001/ZU/F/03/20 12
Total Tested
2,666,784
-
Difference due to penalty to vendors because the 71.14 lateness of finishing orders. No exception noted.
147,693,600
15,579.49
144,006,346
15,543.05
-
No exception noted.
v
v
v
Yes
145,200,000
15,820.44
-
No exception noted
v
v
v
Yes
306,733.51
Tickmark 1 2 3
Compliance to PSA 62 criteria : (PSA 62) SK No.00100 dated 20 May 2010 (Layer of procurement authority) (PSA 62) SK No.00901 13 July 2010 (Layer of payment approval) (PSA 62) SK No.01000 dated 22 July 2010 (Accounting policy of purchased goods or services)
Conclusion: Based on our testing we noted no exception
Sumber : Dokumentasi KAP (setelah diolah kembali)
88 Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
Lampiran 3. Hasil Pengujian atas Subsequent Paid Invoice PT NRS Properly
Sampl e Numb er
1
2
Vendor/ Service Provider Name
Description
Payment Date
Payment Amount (in USD)
Invoice Date
PT. HS
LNGC Hire rate 1 Jul - 1 Agst'12
7/3/2012
1,615,582
6/1/2012
PT. HTI
Akrual Charter Hire Tug Boat&Mooring Boat Jun12
7/3/2012
610,547
6/1/2012
Invoice Amount
PPh 15 / PPh 23
VAT
1,484,745.00
148,474.50
156,000.00
15,600.00
195,000.00
19,500.00
195,000.00
19,500.00
15,000.00
1,500.00
3
PT. Rind
Premi asuransi utk EPCIC dan ORF
7/3/2012
141,226
5/23/2012
141,225.73
4
PT. GoI
Charter hire FSRU 01 -31 Juli 2012
7/3/2012
6,004,516
6/1/2012
5,559,571.00
5
Mrs. S
Pembayaran Sewa Rmh Muara Karang/FJ636
7/3/2012
33,941.45
7/3/2012
33,941.45
6
PT PRP
Pembayaran LNG Kargo ke-2
7/10/2012
37,040,859
6/24/2012
37,040,859.30
7
Kas Negara
Pajak PPh 21, 23, 4(2) & 15 Jun'12
7/10/2012
-
Jan - Jun'12
812,750,817.00
8
PT PRP
Cool Down LNG Cargo 2 - PT PRP
7/16/2012
613,797
6/24/2012
9
Kas Negara
Payment for installment PPH Pasal 25 June 2012
7/16/2012
-
2/13/2012
17,816.94
6,732.00
-
-
555,957.10
111,191.42
-
3,704,085.93
-
613,796.77
61,379.77
6,333,985,020.83
Expense (E)/ Balance sheet (BS)
Included Excluded Included Exclude Differenc @ @ @ d@ e (USD) 30/06/2 30/06/2 30/06/20 30/06/2 012 012 12 012
July - August 2012
-
145104000 - Sewa LNG Carrier dibayar dimuka USD
179
1-30 June 2012
6/29/2012
520115000 - Sewa Tug Boat
179
January 2011 January 2013
6/29/2012
170310000 - WIP - Pipa Offshore & ORF
1 - 31 July 2012
-
145103000 - Sewa FSRU dibayar dimuka USD
-
Juli 2012 - Juli 2014
-
Juni/24/2012
6/29/2012
-
Jan - Jun'12
-
812,750,817.00
6/24/2012
-
210210000 - Hutang usaha pihak ketiga USD
-
June 2012
February 2012
-
0
-
150101000 - Uang Muka IDR
-
-
-
-
Remarks
This is a payment for advance. No exception noted.
n.a.
v
Immaterial Difference, passed.
v
Included in payment is portion for 2013 premium(USD 349.56). This amount is immaterial, therefore we are not proposed adjustment for tis transaction. No exception noted.
This is a payment for advance. No exception noted.
n.a.
179
-
-
-
Date Goods Date Payable Received/ Service Recorded Period
Improperly
This is a payment for advance. No exception noted.
v
No exception noted.
v
This is a payment for tax payable. No exception noted.
n.a.
v
n.a.
Exception noted. For this transaction, client has made adjustment in CLA. Please refer to cost of sales area
This is a payment for tax payable. No exception noted.
46,060,467
Conclusion : Based on our testing, we found one exceptions noted, but client has made an adjustment for those transactions. No adjustments have to be made.
Sumber : Dokumentasi KAP (setelah diolah kembali) 89 Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
Lampiran 4. Hasil Pengujian atas Subsequent Unpaid Invoice and Purchase Orders PT NRS Properly Sample Number
1
2
Vendor/Servic e Provider Name
Description
PT. HS
Akrual Stanby Cost LNGC 0913Mar12
PT PRP
Accrual Konsultan FSRU, Worley PI
Unpaid Invoice/ Purchase Order Amount (USD)
VAT
512,620.12
-
160,750.00
16,075
PPh 15 / PPh 23
Shipping Date (if FOB shipping)
Date Goods Received/ Service Period
Date Payable Recorded
-
-
9 - 13 March'12
29-Jun-12
-
-
2/8/2010
31-Dec-10
Improperly
Included Excluded Included Excluded G/L Account Expense (E)/ @ where liability Differenc @ @ @ Balance sheet 30/06/20 30/06/2 30/06/20 30/06/2 e is recorded (BS) 12 (USD) 12 012 012 512,620
520110000 Sewa LNG Carrier
-
160,750
Remarks
No exception noted.
180816 - Biaya yang ditangguhkan FSRU
Accrual Konsultan WP from 2010, has not been realised yet. No exception noted.
610193000 Tantiem
Accrual Tantiem/Bonus has not been realised yet. No exception noted.
-
3
PT NRS
Akrual Insentif & Tantiem 2011
126,385.64
-
-
-
2011
31-Dec-11
126,386 -
4
PT. SSG
Akrual Jasa Kepabeanan&Master List (kerja tambah), Solutindo
5
PT NRS
Akrual persediaan Bunker TB KST
87,087.24
-
-
6
PT NRS
Akrual persediaan Bunker TB KST
84,843.62
-
7
PT. ERK
Akrual jasa konsultan penyusunan dok FEED, Enerkon
294,593.58
8
PT. Rind
Akrual Pipa & ORF Apr12, Rekin
9
PPT ET
10
11
100,000.00
-
-
170320000 WIP - Pipa & 6,490 ORF May 2011, Rekind 135121000 Persediaan Bunker Tug Boat 135121000 Persediaan Bunker Tug B t 195170000 -
30 Jan'12
29-Jun-12
93,510
-
1-31 May'12
29-Jun-12
87,152
-
-
1-31 May'12
29-Jun-12
84,906
-
-
-
30-Apr-12
29-Jun-12
294,811
1,231,122.68
-
-
-
April 2012
30-Apr-12
1,231,123
-
Akrual Agency Fee, PPT Energy Trading
101,960.00
-
-
-
17 - 27 Mar'12
31-May-12
101,960
-
PT. Rind
Akrual Pipa & ORF Mei12, Rekin
423,502.62
-
-
-
1-30 May 2012
31-May-12
423,503
PT. TPI
Premi asuransi property dan third party liability PT NRS
207,607.35
-
-
-
1 June 2012 - 31 Mei 2012
29-Jun-12
207,607
3,330,472.85
3,324,328
No exception noted.
No exception noted.
No exception noted.
No exception noted.
170310000 WIP - Pipa Offshore & ORF
No exception noted.
820204000 Beban Lain lain
No exception noted.
170310000 WIP - Pipa Offshore & ORF
No exception noted.
250-511-000 Hutang lain-lain USD
No exception noted.
Konsultan & Perijinan
-
0
-
6,490
-
-
-
-
Conclusion : Based on our testing, we found no exceptions. No further workdone for this procedure. Sumber : Dokumentasi KAP (setelah diolah kembali) 90 Universitas Indonesia
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013