UNIVERSITAS INDONESIA
AUDIT PROSES ATAS AKUN UTANG USAHA PADA PT.TAM
LAPORAN MAGANG
CATHERINE DIAN PUSPITASARI 1006712192
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK JUNI 2014
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
UNIVERSITAS INDONESIA
AUDIT PROSES ATAS AKUN UTANG USAHA PADA PT.TAM
LAPORAN MAGANG Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
CATHERINE DIAN PUSPITASARI 1006712192
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK JUNI 2014
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Yang Maha Pengasih atas segala rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat meyelesaikan laporan magang ini dengan baik dan tepat. Laporan magang ini dibuat dengan maksud sebagai syarat sebagai kelulusan untuk Sarjana Ekonomi Program S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Selama proses penulisan laporan magang, penulis mendapatkan banyak bimbingan, arahan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Tuhan Yesus Kristus, segala puji dan syukur atas segala rencana dan kemudahan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan magang dengan baik dan tanpa hambatan yang berarti.
2.
Kedua orang tua penulis mama dan papa, terima kasih untuk semua dukungan, doa, semangat, perhatian dan kasih sayang tiada henti. Terima kasih untuk kedua kakak penulis Gitta Dianastuti dan Andytha Dwi Astuti yang selalu menjadi motivator dan tempat bertanya penulis. Semoga hasil kerja ini dapat menjadi kebanggan bagi kalian semua.
3.
Bapak Kurnia Irwansyah Rais sebagai pembimbing penulis dalam menyelesaikan laporan magang ini. Terima kasih atas bimbingan, masukan, arahan dan saran yang membantu penulis sehingga laporan magang ini dapat diselesaikan.
4.
Bapak Lufti Yulian dan Bapak Dedy Sukrisnadi selaku dosen penguji laporan magang. Terima kasih atas masukan yang membantu penulis dalam memperbaiki laporan magang ini.
5.
Hernanda Wicaksono. Terima kasih atas segala kesabaran, semangat, semua dukungan yang diberikan serta selalu menjadi tempat berkeluh kesah bagi penulis selama ini. Terima kasih selalu menemani penulis hingga akhirnya kita berdua memiliki gelar yang sama. Semoga semua mimpi-mimpi dan harapan kita dapat terlaksana dan sukses untuk kita berdua. Fighting ! v
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
6.
Mutiah Fermana Putri dan Labiba Hanani. Terima Kasih telah menjadi sahabat seperjuangan dari awal memulai petualangan di FEUI. Terima kasih untuk selalu menjadi tempat berkeluh kesah melepaskan kepusingan dan traveling yang seru. Sukses buat kita semuanya di masa depan dan jangan lupa rencana traveling kita berikutnya.
7.
Para Budak Corporate, Sabrina Nurul, Yeniar Hendra Ningrum, Indriana Adani, dan Labiba Hanani. Terima kasih telah menjadi teman belajar selama in dan menjadi teman seperjuangan selama magang di KAP DWP.. Terima kasih untuk semuanya dan bercandaan yang menghibur. Sekses semuanya !
8.
Red Carpet. Dea, Violen, Debora, Angie, Irma, Laras, dan Vina. Terima kasih telah menjadi teman dari kecil hingga sekarang penulis telah menjadi sarjana dan untuk semua kebersamaannya meskipun kita berbeda kota.
9.
KAP DWP atas kesempatan yang diberkan sehingga penulis memperoleh banyak ilmu dan pengalaman baru yang tak terlupakan. Terima kasih kepada Kak Mirta, Kak Audi, Kak Tata, Kak Adrian, Kak Irwan, Kak Agus, Kak Mega, Kak Steffi, Agnes, Ipan, Awal, Helmi, Echa, Andrew dan semua tim Energy Utilities and Mining untuk semua bantuan, kesempatan dan dukungan yang diberikan kepada penulis.
10.
Kenzo, sahabat kecil berkaki empat. Teima kasih selalu menunggu penulis saat begadang, menyambut disaat penulis pulang ke rumah, mengganggu penulis dengan tingkah lucunya dan menjadi teman bermain penulis paling setia. Terima kasih enjo lolol !
11.
Teman-teman FEUI 2010. Semoga sukses rencana kedepannya setelah lulus dan semoga jadi orang sukses.
12.
Dosen-dosen pengajar FEUI yang selama empat tahun telah memberikan ilmu dan pengetauan yang berguna bagi kehidupan penulis kedepannya.
13.
Seluruh staff departemen akuntansi, staf Perpustakaan, Biro Pendidikan, dan Kemahasiswaan. Terima kasih untuk semua bantuan dan pelayanan yang diberikan kepada penulis.
14.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih untuk semua bantuan dan dukungan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini vi
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
ABSTRAK
Nama
: Catherine Dian Puspitasari
Program Studi
: S1 Akuntansi
Judul
: Audit Proses Atas Akun Utang Usaha Pada PT. TAM
Laporan magang ini membahas dan menganalisis mengenai proses audit yang dilakukan oleh KAP DWP terhadap akun hutang usaha pada perusahaan pertambangan yaitu PT. TAM untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013. Secara lebih rinci, akan dibahas mengenai kebijakan akuntansi, prosedur audit, temuan audit, serta analisis atas hutang usaha PT. TAM. Berdasarkan hasil pengujian pengendalian internal PT. TAM, untuk akun hutang usaha auditor melakukan pengujian pengendalian dan perincian terinci atas saldo utang usaha Berdasarkan hasil proses audit, dijelaskan bahwa prosedur audit yang dijalankan tim audit KAP atas utang usaha PT. TAM telah sesuai dengan teori dan standar yang berlaku. Secara keseluruhan, akun utang usaha PT. TAM telah disajikan secara wajar.
Kata kunci: Proses Audit, Utang Usaha, Pertambangan Minyak, Pengujian terinci atas saldo, Pengujian Pengendalian
ix
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
ABSTRACT
Name
: Catherine Dian Puspitasari
Major
: S1 Accounting
Title
: Audit Process of Account Payable of PT. TAM
This internship report discusses and analyzes about KAP DWP’s audit process of account payable in oil mining company, PT. TAM, for the period ended December 31, 2013. Furthermore, the report discusses the accounting policies, audit procedures, audit findings as well as analysis of account payable PT. TAM. Based on understanding from internal control of PT. TAM, from account payable account, auditor performed test of control and test of detail over account payable balance Based on the result of the audit process, the audit procedures, which are applied by the public accountant firm, have complied with the theory and the standards which prevail. Overall, accounts payable PT. TAM has been presented properly.
Key words: Audit Process, Account Payable, Oil Mining, Test of Detail Balance, Test of Control
x
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................. ii TANDA PERSETUJUAN LAPORAN AKHIR MAGANG ............................... iii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................iv KATA PENGANTAR ............................................................................................. v LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............................ viii ABSTRAK ..............................................................................................................ix ABSTRACT ............................................................................................................... x DAFTAR ISI ..........................................................................................................xi DAFTAR TABEL ................................................................................................xiv DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xvi BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Magang ...................................................... 1 1.2 Tujuan Program Magang ......................................................................... 2 1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang ............................................... 2 1.4 Aktivitas Magang Secara Umum ............................................................ 3 1.5 Tujuan Penulisan Laporan Magang ........................................................ 5 1.6 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang ........................................... 6 1.7 Sistematika Penulisan .............................................................................. 7 BAB 2 LANDASAN TEORI ............................................................................... 9 2.1 Definisi Audit ........................................................................................... 9 2.2 Jenis Audit ............................................................................................. 11 2.3 Tujuan Audit .......................................................................................... 11 2.3.1 Tujuan Audit terkait Transaksi ................................................ 11 2.3.2 Tujuan Audit terkait Saldo ....................................................... 12 2.3.3 Tujuan Audit terkait Penyajian dan Pengungkapan ................. 14 2.4 Pengendalian Internal (Internal Control) .............................................. 14 2.5 Bukti Audit ............................................................................................ 18 2.6 Perencanaan Audit ................................................................................. 19 2.6.1 Menerima Klien dan Melaksanakan Initial Audit Plan .......... 20 2.6.1.1 Penerimaan dan Keberlanjutan .................................. 20 2.6.1.2 Mengidentifikasi alasan Klien Meminta Audit ......... 21 2.6.1.3 Membangun Pemahaman dengan Klien .................... 21 2.6.1.4 Membangun Strategi Audit Secara Keseluruhan ...... 22 2.6.2 Memahami Bisnis dan Industri Klien ..................................... 23 2.6.2.1 Memahami Industri dan Lingkungan External .......... 23 2.6.2.2 Memahami Operasi dan Bisnis Proses Klien ............ 24 2.6.2.3 Manajemen dan Tata Kelola Klien ............................ 24 2.6.3 Menilai Risiko Bisnis Klien ................................................... 24 2.6.4 Melaksanakan Prosedur Analitis Awal ................................... 25 xi
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
2.6.5 Menetapkan Materialitas dan Menilai Acceptable Audit Risk dan Inherent Risk .................................................................... 25 2.6.6 Memahami Pengendalian Internal dan Menilai Control Risk . 27 2.6.7 Mengumpulkan Informasi untuk Menilai Fraud Risk ............ 27 2.6.8 Menyusun Rencana audit dan Program Audit secara Keseluruhan ............................................................................ 26 2.7 Profil Industri Pertambangan Indonesia ................................................. 29 2.8 Pengertian Liabilitas .............................................................................. 32 2.7.1 Penyajian Liabilitas ................................................................ 32 2.9 Definisi Utang Usaha ............................................................................. 33 2.10 Risiko Utang Usaha .............................................................................. 34 2.11 Proses Audit Akun Utang Usaha .......................................................... 35 BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................................... 39 3.1 Profil Kantor Akuntan Publik................................................................ 39 3.1.1 Jasa Profesional yang Disediakan oleh KAP .......................... 39 3.1.1.1 Audit and Assurance .............................................. 39 3.1.1.2 Tax.......................................................................... 40 3.1.1.3 Advisory ................................................................. 42 3.1.2 Sektor Industri pada KAP ....................................................... 43 3.2 Profil Perusahaan Klien ......................................................................... 45 3.2.1 Profil Singkat PT. TAM .......................................................... 45 3.2.2 Struktur Organisasi PT. TAM ................................................. 46 3.2.3 Utang Usaha PT. TAM ........................................................... 49 3.2.3.1 Non-Hydro ............................................................ 49 3.2.3.2 Hydro .................................................................... 52 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS ....................................................... 55 4.1 Sekilas Tentang Pelaksanaan Audit ...................................................... 55 4.2 Proses Audit .......................................................................................... 55 4.2.1 Perencanaan (Planning) ........................................................... 56 4.2.1.1 Menerima atau Melanjutkan Klien ........................ 56 4.2.1.2 Pembuatan Engagement Letter dengan Klien, Pembentukan Tim, dan Pengecekan Independensi Anggota Tim .......................................................... 57 4.2.1.3 Memahami Risiko Bisnis Klien dan Menilai Risiko Klien ....................................................................... 58 4.2.1.4 Memahami Pengendalian Internal Klien................ 60 4.2.1.5 Menentukan Strategi Audit Dan Perencanaan Audit ...................................................................... 62 4.2.2 Audit Lapangan (Audit Fieldwork) .......................................... 67 4.3 Test of Control ....................................................................................... 68 4.4 Substantive Test of Detail ...................................................................... 73 4.4.1 Menyiapkan Lead Schedule .................................................... 73 4.4.2 Agree Detail Listing Payable .................................................. 76 4.4.3 Test Translation of Foreign Currency – Accoun Payable ....... 77 4.4.4 Confirmation Account Payable ............................................... 79 xii
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
4.4.5 Search for Unrecorded Liabilities – SURL ............................. 81 4.5 Analisis .................................................................................................. 88 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 91 5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 91 5.2 Saran ...................................................................................................... 92 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 94 LAMPIRAN .......................................................................................................... 95
xiii
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Level Autorisasi Pembelian Barang ....................................................... 51
Tabel 4.1
Jadwal Audit Laporan Keuangan PT. TAM 2013 .................................. 64
Tabel 4.2
Penentuan Jumlah Sampel ..................................................................... 69
Tabel 4.3
Test of Control Siklus Purchase to Payable........................................... 72
Tabel 4.4
Lead Schedule akun Utang Usaha PT. TAM ......................................... 75
Tabel 4.5
Perbandingan AP Listing dengan TB akun Utang Usaha PT. TAM ...... 76
Tabel 4.6
Jurnal Perbedaan Konfirmasi AP ........................................................... 80
Tabel 4.7
Template Pengujian Subsequent Invoice Received ................................. 83
Tabel 4.7
Template Pengujian Subsequent Invoice Payment ................................. 86
xiv
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagian-bagian Penting dalam Pendeskripsian Audit .......................... 10 Gambar 2.2 Tahap Perencanaan Audit .................................................................... .20 Gambar 2.3 Tahapan Aktivitas Industri Pertambangan .......................................... .30 Gambar 2.4 Proses Audit Akun Utang Usaha ......................................................... .36 Gambar 3.1 Struktur Bidang Usaha PT. TAM ........................................................ .46 Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT. TAM ............................................................. .48 Gambar 3.3 Proses Procurement Non-Hydro ......................................................... 50 Gambar 3.4 Proses Procurement Hydro.................................................................. 53
xv
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Flow Chart Utang Usaha ................................................................... 95 Lampiran 2 Working Paper Subsequent Invoice Received ..................................... .97
xvi
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pelaksanaan Magang Di era globalisasi, tidak dipungkiri bahwa lapangan usaha tumbuh dengan
pesat dan membuat persaingan usaha semakin ketat. Untuk dapat bersaing dalam ketatnya persaingan yang terjadi, setiap perusahaan harus mempersiapkan segala yang berhubungan dengan usahanya sebaik mungkin. Tidak terkecuali sumber daya manusia (SDM) perusahaan itu sendiri. Salah satu cara perusahaan untuk menemukan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan perusahaannya adalah program magang. Dengan adanya program magang, perusahaan dapat mengenali calon karyawannya sebelum mereka angkat sebagai karyawan tetap dalam perusahannya. Hal lain yang menguntungkan dalam program magang bagi para perusahaan adalah mendapatkan tenaga kerja tambahan dengan nominal gaji yang jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan karyawan tetap. Selain itu, bagi mahasiswa, dengan adanya program magang dapat membantu mahasiswa yang belum mencapai kelulusan dapat merasakan dunia kerja yang sebenarnya. Banyaknya keuntungan yang di dapat dari adanya program magang dan dalam rangka menghasilkan lulusan yang berkualitas, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia mengadakan program magang bagi mahasiswa tingkat akhir sebagai salah satu syarat untuk kelulusan dari jenjang S1. Adanya program magang ini dapat membantu mahasiswa dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia setalah lulus. Program magang yang dibuka oleh Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, membuka peluang untuk melatih kemampuan berkomunikasi, berfikir kritis, kerja sama tim, tanggung jawab serta pembentukan karakter yang didapat. Program magang ini membantu mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang di dapat di dalam bangku kuliah ke dalam dunia kerja.
1
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
2
Program magang yang dilaksanakan oleh Departmen Akuntansi Universitas Indonesia diberikan kepada mahasiswa dengan perolehan SKS minimal 120 SKS dengan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) 2.75. Adanya program magang yang dilakukan juga merupakan salah satu cara Departemen Akuntansi dalam mencetak lulusan yang handal. Selain itu Departmen Akuntansi Universitas Indonesia dapat mencetak lulusan yang sejalan dengan visi Departmen Akuntansi sendiri, yaitu: “Menjadi salah satu Jurusan Akuntansi terbaik di Asia”. 1.2
Tujuan Pelaporan Magang Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia membuka peluang bagi mahasiswa
untuk mengikuti program magang dengan tujuan untuk membuka kesempatan bagi para mahasiswa untuk menerapkan pembelajaran yang dilakukan saat perkuliahan ke dalam dunia kerja yang sebenarnya. Selain itu, program magang yang di buka oleh Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, merupakan salah satu opsi sebagai syarat kelulusan. Dengan adanya opsi tersebut mahasiswa dapat mendapatkan kesempatan untuk mempelajari perbedaan antara apa yang telah dipelajari dengan apa yang diterapkan dalam dunia kerja, sehingga mahasiswa dapat menambah pengetahuan yang belum di dapat selama kulah. Program magang yang disediakan oleh Departemen Akuntansi juga dimaksudkan untuk menerapkan program link and match antara perguruan tinggi dan perusahan-perusahaan. Adanya program magang juga membantu mahasiswa menjadi sumber daya manusia yang siap bersaing dalam dunia kerja. 1.3
Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang Penulis melaksanakan kegiatan magang pada Kantor Akuntan Publik (KAP)
DWP yang merupakan afiliasi dari salah satu Kantor Akuntan Publik Big Four yaitu DWD yang memiliki kantor pusat di Jakarta. Program magang yang dilakukan oleh penulis dilaksanakan selama 3 bulan, dimulai sejak tanggal 1 Januari 2014 sampai 1 April 2014. Penulis ditempatkan di dalam Energy, Utility and Mining Business Unit
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
3
dan menempati posisi Vocational Employee (VE). Jam kerja dimulai dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB pada hari Senin-Jumat. 1.4
Aktivitas Magang Secara Umum Selama menjalani program magang selama tiga (3) bulan pada KAP DWP,
Penulis ditempatkan dalam divisi Energy, Utilities and Mining. Penulis akan melaporkan hasil yang mereka kerjakan kepada Associate yang akan bertanggung jawab serta mereviu dan akan melaporkan hasil pekerjaan kepada Senior Associate in Charge. Selama bekerja pada KAP DWP, Penulis mendapatkan kesempatan untuk terlibat dalam empat (4) penugasan dengan klien sebagai berikut:
PT. PEPCE Indonesia PT. PEPCE merupakan salah satu anak perusahaan dari perusahaan pertambangan minyak besar di Indonesia. PT. PEPCE sendiri merupakan perusahaan yang bergerak dalam pertambangan minyak pada sektor hulu. Hal-hal yang dilakukan penulis selama dua minggu pada saat penugasan PT. PEPCE adalah 1. Membuat ikhtisar rapat direksi serta kontrak, 2. Membantu menyiapkan lead schedule, serta 3. Melakukan vouching untuk operating expense dan account receivable.
PT. KEL Penugasan penulis berikutnya merupakan penugasan pada klien PT. KEL. PT.
KEL merupakan
perusahaan
yang bergerak
dalam bidang
pertambangan batubara. PT. KEL merupakan anak perusahaan dari PT. MERCU yang merupakan perusahaan global yang memiliki kantor pusat di Amerika. PT. MERCU merupakan perusahaan yang bergerak penyedian dan perdagangan energi dan minyak. Saat ini PT MERCU memiliki cabang pada 50 negara. Penulis dialokasikan dalam penugasan pada PT. KEL selama 2 minggu. Saat berada dalam penugasan PT. KEL, penulis hanya dialokasikan pada
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
4
tugas-tugas yang tidak berhubungan dengan sistem akuntansi PT. KEL karena hanya pegawai tetap KAP DWP yang memiliki akses. Selama berada di PT. KEL, penulis membantu dalam mengerjakan beberapa hal, yaitu: 1. Membuat ikhtisar kontrak, 2. Membantu dalam menentukan sampel untuk akun passiva, dan 3. Menyiapkan konfirmasi bank dan shareholder conformation.
PT. TAM Penulis mendapatkan penugasan berikutnya pada PT. TAM. PT. TAM merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan minyak bumi baik dalam sektor hulu maupun sektor hilir. PT. TAM merupakan induk perusahaan dan merupakan salah satu perusahaan perminyakan terbesar di Indonesia. Perusahaan ini sendiri memiliki beberapa anak perusahaan yang terbagi dalam menunjang sektor hulu maupun sektor hilir PT. TAM. Penulis ditugaskan kurang lebih selama empat minggu. Selama mendapatkan penugasan pada PT. TAM, penulis membantu dalam melakukan beberapa hal yaitu: 1. Membuat ikhtisar kontrak, 2. Memperbaharui worksheet dan lead schedule dari PT. TAM, 3. Melakukan subsequent receipt test, 4. Melakukan vouching untuk beberapa akun seperti Account Receivable, Fixed Assets, Inventory dan Expense, serta 5. Membantu melakukan call over (footing, cross footing dan cross ref)
PT. ARS Penugasan terakhir penulis ialah PT. ARS. PT. ARS merupakan sebuah induk perusahaan yang memiliki 2 anak perusahaan yaitu PT. AGA dan PT. MPS. Semua perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang bergerak dalam pertambangan batu bara. Penugasan penulis selama berada
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
5
pada PT. ARS ialah sekitar empat minggu dan sampai akhir magang yang dilakukan, penulis ditempatkan pada PT. ARS. Di dalam menjalankan tugas pada PT. ARS, team audit yang ditugaskan mengalami kesulitan akibat data yang sulit di dapatkan dari klien. Klien membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyiapkan data yang di minta oleh auditor. Sehingga dalam penugasan ini, team sedikit terhambat dalam menyelesaikan audit atas PT. ARS. Sampai penulis selesai program magang, audit atas PT. ARS masih dalam tahap pengerjaan. Beberapa hal yang dilakukan penulis ialah: 1. Membuat ikhtisar perjanjian, 2. Membantu dalam menyiapkan lead schedule, 3. Meminta dan melakukan follow-up atas data, 4. Melakukan vouching atas beberapa akun, serta 5. Melakukan inquiry kepada klien untuk menanyakan tentang kerancuan yang ditemukan selama proses vouching. Penulis memilih topik “Audit atas Utang Usaha pada Perusahaan Pertambangan Minyak” karena selama program magang yang diikuti, penulis banyak melakukan kontribusi dan analisis atas akun utaang usaha PT. TAM. Selain itu karena PT. TAM merupakan perusahaan pertambangan minyak yang terbilang besar dan memiliki data yang cukup lengkap, sehingga membantu penulis memiliki pemahaman yang mendalam.
1.5
Tujuan Penulisan Laporan Magang Penulisan laporan magang memiliki tujuan sebagai berikut: 1 Memenuhi persyaratan wajib untuk lulus dari mata kuliah magang dan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. 2 Menerapkan teori yang telah dipelajari dalam masa perkuliahan ke dalam dunia kerja yang nyata.
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
6
3 Menganalisis dan memahami praktik akuntansi yang diterapkan oleh klien serta standart yang berlaku berhubungan dengan utaang usaha. 4 Memberikan gambaran serta informasi mengenai penarapan perencanaan audit. 5 Memahami dan menganalisis proses audit atas akun Utaang Usaha yang dilaksanankan oleh KAP DWP terhadap PT TAM sebagai klien.
1.6
Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang Ruang lingkup dari penulisan laporan magang ini ialah memberikan penjelasan
secara singkat mengenai: 1 Bagaimana tahapan perencanaan yang dilakukan KAP DWP dalam melakukan audit pada klien, PT TAM ? 2 Bagaimana prosedur audit yang dilakukan oleh KAP DWP dalam melakukan proses audit dalam akun utaang usaha pada PT. TAM yang bergerak di dalam industri pertambangan minyak bumi ? 3 Apa yang ditemukan oleh KAP DWP dalam melakukan audit atas akun utaang usaha pada perusahaan PT. TAM ?
Topik laporan magang yang dipilih oleh penulis ialah PT. TAM karena penulis terlibat cukup banyak serta waktu penugasan yang relatif lama. Sehingga penulis memutuskan untuk membahas salah satu akun yang ada dalam audit PT. TAM, yaitu Utang Usaha. Akun ini dipilih karena penulis terlibat langsung dalam proses audit atas akun utang usaha pada PT. TAM serta adanya resiko yang cukup signifikan dari akun utang usaha. Dimana manajemen cenderung untuk tidak mengakui utang usaha yang dimiliki sehingga adanya kemungkinan terjadi understatement terhadap kewajiban perusahaan dan overstatement terhadap aset perusahaan yang disajikan di dalam laporan keuangan. Selain itu dalam akun utang usaha pada PT. TAM ditemukan pelanggaran atas PSAK 25 terkait biaya estimasi. Sehingga Penulis mengambil tema audit pada akun utang usaha untuk mengetahui apakah PT. TAM telah menyajikan dan mengungkapkan akun utang usaha yang dimiliki secara wajar dan sesuai dengan PSAK. Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
7
1.7
Sistematika Penulisan Laporan magang ini terbagi menjadi lima (5) bagian. Pembagian tersebut
dilakukan untuk mempermudah pembaca dalam memahami setiap pokok bahasan yang dijelaskan pada masing masing pokok bahasan. Sistematika penulisan laporan magang ini adalah sebagai berikut:
Bab 1 : Pendahuluan Bab ini akan membahas mengenai hal-hal mendasar dalam pelaksanaan program magang. Bab ini akan berisikan latar belakang penulisan laporan magang, serta tujuan dari pelaksanaan program magang. Dalam bab ini juga berisikan tempat dan waktu pelaksanaan magang yang dilakukan. Selanjutnya dalam bab ini akan membahas mengenai aktivitas yang dilakukan selama magang serta tujuan penulisan laporan magang, ruang lingkup penulisan laporan magang serta sistematika penulisan laporan magang.
Bab 2 : Landasan Teori Bab ini akan membahas mengenai kerangka teori yang akan dijelaskan dalam pembahasan dan analisis. Teori yang dijelaskan terkait dengan materi pengauditan, tahap perencanaan audit, tujuan-tujuan dari dilakukan audit, pengertian utang usaha, prosedur audit terkait dengan akun utang usaha, serta gambaran umum proses pertambangan yang ada di Indonesia.
Bab 3 : Gambaran Umum Perusahaan Bab ini akan memberikan gambaran umum mengenai company profile tempat dilakukan program magang yaitu KAP DWP. Dalam bab ini juga dibahas mengenai gambaran umum perusahaan yang menjadi sumber dalam penulisan laporan magang yaitu PT. TAM. PT. TAM merupakan
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
8
perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pertambangan minyak bumi.
Bab 4 : Pembahasan dan Analisis Bab ini membahas secara mendalam mengenai tema yang di angkat dalam laporan magang. Laporan magang ini akan membahas mengenai analisis atas akun Utaang Usaha pada PT. TAM serta prosedur audit yang dilakukan oleh KAP DWP. Dalam bab ini akan membahas juga mengenai kebijakan akuntansi terkait akun utaang usaha, serta membahas praktik audit yang dilakukan KAP DWP terkait dengan standart yang berlaku dan teori yang ada.
Bab 5 : Penutup Bab ini merupakan penutup dari laporan magang ini. Dalam bab ini berisikan ringkasan dari perusahaan dan aktivitas magang yang dilakukan yang dijelaskan dalam bab sebelumnya. Selain itu, bab ini juga berisikan saran-saran bagi KAP DWP selaku tempat magang dan perusahaan PT. TAM yang merupakan perusahaan sampel dalam penulisan laporan magang.
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Definisi Audit Dalam Bukunya “Auditing and Assurance Services; An Integrated
Approach”(2009) , Arens, Elder, dan Beasley menyatakan bahwa: “Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independence person.” Sedangkan menurut Whittington, O. Ray dan Kurt Pann (2012) definisi audit dijelaskan sebagai berikut: “Auditing is an examination of a company’s financial statements by a firm of independent public accountants. The audit consists of a searching investigation of the accounting records and other evidence supporting those financial statements. By obtaining an understanding of the company’s internal control, and by inspecting documents, observing of assets, making enquires within and outside the company, and performing other auditing procedures, the auditors will gather the evidence necessary to determine whether the financial statements provide a fair and reasonably complete picture of the company’s financial position and its activities during the period being audited” Pengertian audit menurut Agoes (2004) ialah suatu pemeriksaan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen dan kompeten, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh pihak manajemen, beserta catatan-catatan
9 Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
10
pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Audit merupakan pengumpulan dan pengevaluasian sebuah bukti untuk menguji dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi yang di dapat dengan kriteria yang telah ditetapkan. Audit juga harus dilakukan oleh sekelompok orang yang independen dan berkompeten Arens, Elder, dan Beasley (2009) menjelaskan bagian bagian penting dalam audit sebagaimana digambarkan dalam Gambar 2.1 berikut: Gambar 2.1 Bagian Penting dalam Pendeskripsian Audit
Sumber: Arens, Elder, dan Beasley (2009). (Data telah diolah kembali)
Audit harus dilaksanakan oleh orang yang memiliki kompetensi dan juga memiliki independensi. Tahap selanjutnya ialah mengumpulan dan melakukan evaluasi pada bukti audit yang menjadi informasi dalam melakukan proses audit. Tahap kedua ialah informasi yang di dapatkan dan kriteria yang ditentukan harus mencakup informasi yang dapat di uji dan kriteria yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap proses audit, seperti kesesuaian pada Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan (PSAK). Selanjutnya tahap akhir daam proses audit ialah menyiapkan laporan audit dimana merupakan suatu bentuk komunikasi dan keseimpulan atas laporan keuangan perusahaan tersebut.
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
11
2.2
Jenis Audit Di dalam melaksanakan proses audit terdapat tiga jenis jasa audit yaitu audit
ketaatan, audit operasional dan audit pada laporan keuangan. Audit ketaatan (compliance audit) dilakukan untuk tujuan mempertimbangkan apakah klien yang bersangkutan telah menaati prosedur yang spesifik atau aturan yang telah ditetapkan oleh otorisasi yang lebih tinggi. Sedangkan untuk audit operasional (Operational Audit) dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi dari sebuah prosedur atau metode yang telah dijalankan oleh klien atau perusahaan. Jenis audit yang lain adalah audit laporan keuangan (Financial Statement Audit), audit ini memiliki tujuan untuk memeriksa apakah laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan pada waktu tertentu telah sesuai dengan kriteria dan standart yang ada. 2.3
Tujuan Audit Dalam melakukan audit, penting bagi seorang auditor untuk mengetahui
tujuan dari audit yang dilaksanakan agar dapat lebih memahami tujuan dari penugasan yang dilakukan. Di dalam PSA 1 (SA 110) menyatakan bahwa audit atas laporan keuangan memiliki tujuan untuk memberikan opini mengenai kewajaran atas laporan keuangan yang telah disajikan oleh perusahaan. Auditor harus menilai hal-hal yang dianggap material, hasil usaha, posisi keuangan dan arus kas yang harus disesuaikan dengan SAK yang berlaku di Indonesia. Menurut PSA 07 (SA 326), dalam proses audit, auditor memiliki tujuan yang dibagi menjadi tiga (3) bagian yaitu, terkait transaksi, terkait saldo akun serta tujuan yang terkait dengan penyajian dan pengungkapan (Arens et. al, 2009). 2.3.1
Tujuan Audit terkait Transaksi Menurut Arens et. al (2009), tujuan audit terkait transaksi merupakan sebuah
dasar dalam membantu auditor untuk mengumpulkan bukti audit yang cukup serta memadahi untuk suatu transaksi tertentu sesuai dengan standart yang berlaku. Tujuan
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
12
audit terkait transaksi diaplikasikan pada suatu transaksi. Tujuan audit terkait transaksi terdiri atas: Occurrence Tujuan ini berguna untuk memastikan apakah transaksi yang sudah di catat benar-benar terjadi pada waktu tertentu. Bila ditemukan transaksi yang sudah dicatat namun belum terjadi, auditor harus memeriksa lebih lanjut dengan melakukan konfirmasi. Completeness Tujuan ini berguna untuk memastikan apakah semua transaksi yang seharusnya dimasukan ke dalam jurnal telah dimasukan dimasukan ke dalam pencatatan sesuai dengan dokumen pendukung. Accuracy Tujuan ini berguna untuk memastikan ketepatan nilai transaksi dan informasi dari transaksi yang terjadi. Posting and Summarization Tujuan ini berguna untuk melihat akurasi atas perpindahan informasi yang tercatat di dalam jurnal ke dalam jurnal pelengkap dan ke dalam buku besar. Classification Tujuan ini berguna untuk memastikan apakah transaksi yang terjadi telah dikelompokan ke dalam kelompok yang seharusnya. Timing Tujuan ini berguna untuk mengetahui apakah transaksi yang terjadi sudah dicatat pada waktu yang tepat. 2.3.2
Tujuan Audit terkait Saldo (Balance Related Audit Objective) Tujuan audit terkait saldo digunakan oleh auditor sebagai kerangka kerja
dalam mengumpulkan bukti audit yang cukup dan berkompeten. Tujuan audit terkait dengan saldo diaplikasikan pada saldo suatu akun. Tujuan audit ini selalu
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
13
dihubungkan pada saldo akhir pada neraca. Terdapat Delapan (8) tujuan audit terkait saldo, yaitu: Existence Tujuan ini berguna untuk memastikan apakah jumlah yang telah dimasukan dalam laporan keuangan memang seharusnya dimasukan. Completeness Tujuan dari completeness adalah untuk memastikan seluruh jumlah yang seharusnya tercatat dalam saldo memang telah dimasukan ke dalam saldo buku besar. Accuracy Tujuan ini berguna untuk memastikan bahwa jumlah yang dimasukan ke dalam saldo telah sesuai dan tepat. Classification Tujuan ini berguna untuk menentukan apakah item pada daftar klien (client’s list) telah dimasukan ke dalam saldo akun pada buku besar dengan tepat. Cutoff Tujuan dari auditor memeriksa cut-off adalah untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi yang masuk dalam saldo akun telah di catat dan dimasukan ke dalam periode yang seharusnya. Detail Tie-In Tujuan dari detail tie-in adalah memastikan bahwa saldo akun yang terdapat pada laporan keuangan telah di dukung oleh detil dari client’s listing yang disiapkan dengan tepat dan dijumlah dengan benar serta sesuai dengan saldo yang berada pada buku besar. Realizable Value Tujuan ini berguna untuk memastikan bahwa saldo pada akun telah dikurangi dari nilai perolehan (historical cost) ke nilai sebenarnya pada saat ini (reliazable value). Dengan kata lain, nilai aset telah dicatat pada posisi netto. Right and Obligation
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
14
Tujuan ini bertujuan untuk memastikan apakah aset pada perusahaan memang sudah menjadi hak perusahaan dan liabilities memang diakui sebagai kewajiban perusahaan. 2.3.3
Tujuan Audit terkait Penyajian dan Pengungkapan Berdasarkan Arens et. al (2009) terdapat empat (4) tujuan audit terkait
penyajian dan pengungkapan, yaitu: Occurrence and Right and Obligation Tujuan ini berguna bagi auditor untuk memastikan apakah kejadian yang diungkapkan memang benar terjadi dan merupakan hak serta kewajiban bagi perusahaan atau klien. Completeness Tujuan ini berguna untuk memastikan bahwa seluruh pengungkapan yang diperlukan telah dimasukan ke dalam laporan keuangan perusahaan. Accuracy and Valuation Tujuan ini berguna untuk membantu auditor dalam menilai apakah pengungkapan yang ada pada laporan keuangan telah disajikan dalam jumlah yang tepat dan dengan wajar. Classification and Understandability Tujuan ini berguna untuk memastikan apakah jumlah yang telah diklasifikasikan telah diungkapkan secara benar di dalam laporan keuangan dan sesuai dengan catatan kakinya serta memastikan apakah penjelasan dalam pengungkapan terkait saldo mudah dimengerti. 2.4
Pengendalian Internal (Internal Control) Pengendalian internal sangat berperan dalam proses audit karena di dalam
sistem pengendalian internal terdapat peraturan dan juga prosedur yang dibuat oleh pihak manajemen yang memiliki wewenang. Sehingga pengendalian internal sangat berperan dalam menetukan bukti audit dan auditor harus menilai pengendalian
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
15
internal yang dimiliki oleh klien. Menurut Arens et. al (2009) pengendalian internal adalah suatu kebijakan dan prosedur yang dibentuk untuk memberikan keyakinan pada manajeman bahwa perusahaan mencapai tujuan dan juga target yang ingin di capai. Pengendalian internal memiliki tiga (3) tujuan (Arens et. al, 2009), yaitu: Reliability of financial reporting Pengendalian internal yang baik dan efektif dapat membantu manajemen dalam memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan dapat diandalkan dan disajikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Efficiency and effectiveness Pengendalian internal erat kaitannya dengan efektifitas dan efisiensi. Dengan pengendalian internal yang efektif, maka keefisienan perusahaan dapat ditingkatkan sehingga perusahaan dapat memaksimalkan tujuan yang ingin dicapai. Compliance with laws and regulation Dengan pengendalian internal yang baik maka dapat membantu manajemen dalam mematuhi segala bentuk peraturan dan hukum yang berlaku. Sehingga membantu perusahaan dalam menaikan nilai yang dimiliki kepada pemangku kepentingan lainnya. Dalam menyediakan laporan keuangan yang andal dalam penyajian serta pengungkapan laporan keuangan, manajemen harus membuat pengendalian internal yang dapat memenuhi tujuan pengendalian internal itu sendiri. Komponen yang juga dianggap penting dalam pengendalian internal yang dirancang dan diterapkan manajemen untuk memberikan keyakinan yang memadahi bahwa tujuan-tujuan pengendaliannya dapat terpenuhi terdapat dalam Internal Control – Integrated Framework yang dibuat oleh Committee of Sponsoring Organization (COSO) (AICPA, 2012). Lima (5) komponen pengendalian internal ialah: 1 Lingkungan Pengendalian (control environment)
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
16
Esensi dari pengendalian internal yang efektik dilihat dari sikap manajemen. Jika sebuah manajemen menganggap bahwa sebuah pengendalian internal merupakan hal yang penting maka orang lain dalam organisasi tersebut akan ikut merasakan dan merespon dengan mengamati pengendalian internal yang ditegakan oleh pihak manajemen. Sebaliknya jika manajemen puncak meyakini bahwa pengendalian internal bukan merupakan hal yang penting, maka hampir dapat dipastikan bahwa tujuan pengendalian manajemen tidak dapat tercapai dengan efektif. 2 Penilaian Risiko (risk assessment) Manajemen melakukan identifikasi dan analisis terhadap risiko-risiko yang relevan dalam penyusunan laporan keuangan. Jika manajemen dapat mengidentifikasikan suatu risiko maka manajemen dapat memperkirakan signifikasi risiko, menilai kemungkinan terjadinya risiko dan menyusun tindakan-tindakan khusus yang perlu dilakukan untuk mengurangi risko sampai pada level yang dapat diterima. 3 Aktivitas Pengendalian (control activities) Manajemen melakukan aktivitas langsung untuk melakukan pengendalian bagi perusahaannya. Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur, yang membantu untuk meyakinkan bahwa tindakan-tindakan yang penting telah dilakukan untuk mengatasi risiko-risiko dalam mencapai tujuan organisasi. 4 Informasi dan Komunikasi (information and communication) Setiap perusahaan memiliki informasi dan komunikasi yang berbeda pada masing-masing perusahaan. tujuan dari sitem informasi dan komunikasi akuntansi suatu perusahaan adalah untuk memulai, mencatat, memproses dan melaporkan transaksi-transaksi yang terjadi dalam seuatu perusahaan dan untuk menjaga akuntabilitas aset-aset terkait.
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
17
5 Pengawasan (monitoring) Manajemen melakukan penilaian berkala atas kualitas pengendalian internal oleh manajemen untuk menentukan bahwa pengendalian dijalankan sesuai dengan tujuannya dan dimodifikasi jika terjadi perubahan kondisi. Jika kelima komponen dalam pengendalian internal telah terpenuhi maka memberikan keyakinan memadahi pada perusahaan bahwa tujuan pengendalian internal telah terpenuhi. COSO juga mengeluarkan Enterprise Risk Management (ERM) yang lebih fokus terhadap manajemen risiko perusahaan dan tambahan panduan dalam penerapan pengendalian internal. Kelima komponen pengendalian internal diatas juga menjadi komponen ERM, ditambah dengan: 1 Lingkungan Internal (internal environment) Suatu keefektifan dan keefisienan dalam pengendalian internal dalam perusahaan dapat dilihat dari lingkuangan internal. Di dalam lingkungan internal terdapat sikap perusahan yang menjadi dasar dalam memandang suatu risiko dan cara dalam menindaklanjuti risiko tersebut. 2 Penentuan tujuan (objective settings) Dengan pengendalian internal yang baik, menunjukan bahwa manajemen telah menciptakan suatu proses dengan menentukan tujuan yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan. 3 Identifikasi kejadian (event identification) Baik kejadian dalam internal perusahaan maupun dari external perusahaan harus diidentifikasi untuk menerapkan pengendalian internal yang efektif dan efisien. Dengan melakukan identifikasi pada kejadian yang ada maka perusahaan dapat menilai apakah kejadian tersebut merupakan sebuah peluang atau risiko bagi perusahaan.
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
18
Adanya pengimplementasian ketiga komponen tambahan dalam pengendalian internal, diharapkan dapat meningkatkan keyakinan pada suatu pengendalian internal dalam perusahaan. 2.5
Bukti Audit Merupakan segala bentuk informasi yang dipakai oleh auditor dalam
pembuatan kesimpulan (opini) audit yang dibuat. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2001), bukti audit yang kompeten harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. Dalam mendapatkan bukti audit yang dapat menunjang proses audit, auditor memiliki beberapa cara dalam menemukan bukti audit yang sesuai dengan kriteria audit. Menurut Arens et. al (2009) terdapat delapan (8) tipe bukti audit, yaitu : Pemeriksaan Fisik (Physical examination) Merupakan suatu bentuk pemeriksaan atau inspeksi yang dilakukan auditor untuk tangible assets. Jenis bukti audit ini paling sering digunakan dengan akun yang berhubungan dengan kas dan juga aset. Konfirmasi (Confirmation) Menggambarkan sebuah penerimaan respon baik berupa tulisan atau lisan dari pihak ketiga yang independen mengenai suatu kebenaran yang ingin ditanyakan oleh seorang auditor. Karena bukti ini berasal dari pihak ketiga yang independen, sehingga konfirmasi memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi. Dokumentasi (Documentation) Merupakan suatu bentuk inspeksi yang dilakukan oleh auditor atas dokumen serta catatan yang dimiliki oleh klien terkait informasi yang harus dicantumkan ke dalam laporan keuangan. Prosedur Analitis (Analytical Procedures)
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
19
Membandingkan dan juga menghubungkan antara data keuangan yang diaudit dengan data lain yang dianggap penting. Data yang dapat digunakan seperti laporan keuangan tahun lalu, data industri yang serupa serta data dari perusahaan pesaing. Tanya Jawab dengan Klien (Inquiries of the Client) Untuk mendapatkan informasi baik secara lisan maupun tertulis yang langsung didapatkan langsung dari klien terkait dengan pertanyaan yang diajukan oleh auditor. Perhitungan Ulang (Recalculation) Mencakup proses pemeriksaan ulang dari perhitungan klien untuk memeriksa kembali hasil ketepatan perhitungan yang dilakukan oleh klien Reperformance Merupakan tes yang dilakukan auditor independen terkait dengan prosedur akuntansi klien atau kontrol yang merupakan bagian dari sistem pengendalian internal dan akuntansi klien Observasi (Observation) Menggunakan indera untuk mengukur suatu aktifitas tertentu yang dilakukan oleh klien. 2.6
Perencanaan Audit Dalam proses audit, tahap pertama yang dilakukan ialah perencanaan audit.
Dengan melakukan perencanaan audit yang baik maka auditor memiliki landasan dalam melakukan audit sehingga proses audit dapat berjalan dengan efektif serta terarah. Terdapat delapan (8) langkah dalam melakukan perencanan audit. Untuk mencapai langkah terakhir yang efektif dan efisien dibutuhkan tujuh langkah pertama yang harus dilakukan terlebih dahulu. Kedelapan langkah dalam melakukan perencanaan audit dapat dilihat pada gambar 2.2.
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
20
Gambar 2.2 Tahap Perencanaan Audit
Sumber: Terjemahan Auditing and Assurance Services An Indonesian Adaptation ed (Arens et. al, 2009)
2.6.1
Menerima Klien dan Melaksanakan Initial Audit Plan. Dalam tahap melaksanankan Initial Audit Plan, terdapat empat (4) tahap yang
harus dilakukan sebelum melakukan audit proses yaitu: 2.6.1.1 Penerimaan dan Keberlanjutan Klien Dalam menerima sebuah klien, Kantor Akuntan Publik (KAP) harus cermat dalam melakukannya. Latar belakang hukum dan tanggung jawab managemen harus
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
21
ditelusuri sebelum menerima sebuah klien. Tidak jarang sebuah KAP menolak sebuah klien karena risiko yang dimiliki tinggi. Selanjutnya hal yang harus diperhatikan sebelum menerima sebuah klien adalah mengumpulkan informasi mengenai stabilitas keuangan klien, reputasi, kemampuan klien dalam bersaing pada industrinya dan juga hubungan klien dengan auditor terdahulu. Berdasarkan PSA 16 (SA 315) jika sebuah klien pernah di audit oleh KAP lain maka perlu dilakukan komunikasi antara auditor terdahulu dengan auditor pengganti mengenai keadaan klien tersebut. Mengenai keberlanjutan klien, setiap tahunnya KAP harus membuat evaluasi terhadap klien dan menentukan apakah terdapat alasan untuk tidak melanjutan audit pada klien tersebut. Bila pada tahun berikutnya KAP menganggap bahwa klien lama memiliki risiko yang tinggi dimana acceptable audit risk dibawah standart KAP, maka KAP dapat memutuskan untuk tidak melanjutkan perikatan audit. 2.6.1.2 Mengidentifikasi alasan Klien Meminta Audit Terdapat dua faktor yang mempengaruhi acceptable audit risk pada suatu klien, yaitu tujuan penggunaan laporan keuangan dan pengguna dari laporan keuangan tersebut. Auditor harus mengumpulkan lebih banyak informasi atau bukti bila laporan keuangan dipakai secara ekstensif. 2.6.1.3 Membangun Pemahaman dengan Klien Pemahaman yang jelas mengenai jasa yang akan dilaksanakan pada perikatan antara klien dan juga KAP harus dimiliki oleh seorang auditor. Dalam PSA 05 (SA 310), auditor juga harus mendokumentasikan pemahaman mereka tentang perikatan audit dan juga mengenai klien termaksud di dalamnya mengenai tanggung jawab auditor, tanggung jawab manajemen serta batasan-batasan dalam perikatan. Adanya pemahaman diantara kedua belah pihak bertujuan untuk mencegah adanya salah
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
22
interpretasi mengenai hak dan kewajiban dari pihak auditor dan pihak klien, sehingga sangat penting untuk dikomunikasikan di dalam surat perikatan (engagement letter). Engagement letter merupakan sebuah perjanjian mengenai pelaksanaan perikatan audit antara klien dan juga auditor serta jasa yang berhubungan dengan audit. Di dalam engagement letter harus dijelaskan mengenai jasa yang akan dilakukan oleh auditor. Selain itu, di dalam engagement letter juga harus disebutkan mengenai batas waktu penyelesaian audit, biaya audit dan cara pembayaran, pelaksanaan perikatan audit, serta perincian jadwal yang harus dilakukan oleh auditor. Informasi di dalam engagement letter sangat penting dalam tahap perencanaan audit karena dapat mempengaruhi jangka waktu dari tes yang dilakukan dan total waktu yang diperlukan dalam perikatan audit serta jasa lain yang diperlukan terkait kerja lapangan audit. 2.6.1.4 Membangun Strategi Audit Secara Keseluruhan Setelah memahami alasan klien meminta audit dan membangun pemahaman dengan klien, maka auditor harus membuat sebuah strategi audit. Di dalam menentukan strategi yang harus dilakukan, auditor harus melihat industri klien dan harus memahami area yang memiliki risiko yang besar. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang maupun tim yang memiliki pendidikan dan kemampuan sebagai seorang auditor. Selain itu, auditor yang melaksanakan audit harus memiliki pengetahuan serta pemahaman mengenai klien dan juga industri yang klien miliki. Banyak atau sedikitnya anggota tim yang ditugaskan dalam kerja lapangan audit tergantung seberapa besar sebuah perikatan. Perikatanan audit yang besar dapat berisi lebih dari satu partner dan beberapa staf berpengalaman dalam menjalani audit. Sedangkan untuk perikatan yang lebih kecil, maka hanya satu atau dua orang yang ditugaskan dalam perikatan tersebut. Tim yang menjalani audit juga harus memiliki spesialisasi guna menjalankan area teknis seperti statistical sampling dan computer risk assessment. Dalam melakukan staffing pada
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
23
perikatan audit, KAP harus mempertimbangkan keberlangsungan tim audit yang sama dari tahun lalu guna mendapatkan efisiensi dalam menjalankan audit. 2.6.2
Memahami Bisnis dan Industri Klien Auditor harus memiliki pemahaman yang cukup baik mengenai bisnis klien
dan lingkungannya termaksud mengetahui internal kontrol. Hal ini dibutuhkan untuk menilai risiko salah saji yang material pada laporan keuangan baik dikarenakan faktor eror ataupun fraud. Selain itu dengan adanya pengetahuan yang baik mengenai klien akan membantu dalam merencanakan sifat, waktu dan juga keberlanjutan dari prosedur audit. Dalam memahami bisnis dan industri klien, terdapat beberapa pendekatan sistematis. Menurut Arens et. al (2009) terdapat beberapa pendekatan dalam memahami bisnis klien yaitu: 2.6.2.1 Memahami Industri dan Lingkungan External Terdapat tiga alasan untuk mendapatkan pemahaman yang baik mengenai industri dan lingkungan external klien. Alasan pertama ialah risiko yang berhubungan dengan industri secara spesifik dapat mempengaruhi penilaian auditor mengenai risiko bisnis klien dan risiko audit yang dapat diterima. Alasan lainnya ialah, risiko inheren tertentu pada suatu industri merupakan suatu hal yang umum pada sebuah klien. Dengan adanya pemahaman dari auditor mengenai industri klien maka akan membantu auditor dalam menilai risiko inheren klien yang bersangkutan. Alasan ketiga yang membuat auditor harus memahami industri dan lingkungan external klien adalah banyak industri yang memiliki perlakuan akuntansi yang unik dimana auditor harus memahami untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan sudah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku mengenai industri terkait. Selain itu auditor juga harus memahami lingkungan external dari sebuah klien seperti keadaan ekonomi, peraturan pemerintah, dan tingkat kompetisi dari klien.
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
24
2.6.2.2 Memahami Operasi dan Bisnis Proses Klien Sebagai seorang auditor pemahaman atas sumber utama pendapatan klien, konsumen utama dan supplier, sumber pendanaan dan informasi mengenai pihakpihak yang memiliki hubungan istimewa dapat meningkatkan risiko bisnis klien harus dimiliki sebagai dasar dalam melakukan prosedur audit. Pemahaman atas operasi dan bisnis proses klien dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti melakukan kunjungan ke dalam pabrik dan juga kantor klien, mengidentifikasi pihak yang memiliki hubungan khusus dengan klien, memahami tujuan dan strategi klien serta memahami manajemen dan tata kelola klien. 2.6.2.3 Manajemen dan Tata Kelola Klien Manajemen merupakan pihak yang menerapkan strategi dan proses bisnis sebuah perusahaan. Sehingga sangat penting bagi auditor untuk mengetahui dan menilai filosofi manajemen dan tipe organisasi serta kemampuan perusahaan untuk mengidentifikasi dan merespon suatu risiko yang ada. Karena hal tersebut mempengaruhi risiko salah saji material pada laporan keuangan. Tata kelola sebuah perusahaan juga penting bagi auditor karena di dalam tata kelola perusahaan terdapat struktur organisasi. Selain itu, di dalam tata kelola perusahaan terdapat susunan board of director yang berfungsi untuk memastikan bahwa perusahaan mengambil risiko yang tepat dan komite audit yang berfungsi untuk mengurangi tindakan akuntansi yang terlalu agresif. 2.6.3
Menilai Risiko Bisnis Klien Pengertian dari risiko bisnis ialah risiko kegagalan klien dalam mencapai
tujuan bisnisnya. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya risiko bisnis ialah kemajuan teknologi yang membuat keuntungan kompetitif semakin mengkikis dan menyebabkan klien gagal menjalankan strategi bisnisnya. Sehingga penting bagi
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
25
auditor untuk menilai risiko bisnis sebuah klien berdasarkan pemahamannya terhadap terhadap bisnis dan industri klien. Hal yang juga harus dipertimbangkan oleh auditor adalah pengendalian manajeman yang berhubungan dengan pengurangan risiko bisnis seperti tata kelola perusahaan yang baik serta keefektifan pelaksanaan penilaian risiko. Risiko bisnis yang ada pada klien akan dinilai dan kemudian dievaluasi untuk menilai adanya risiko salah saji material pada laporan keuangan klien. Adanya risiko salah saji material digunakan untuk mengklasifikasikan risiko dengan menggunakan model risiko audit untuk menetukan tindakan yang tepat dalam mengumpulkan bukti audit. 2.6.4
Melaksanakan Prosedur Analitis Awal Auditor melaksanakan prosedur analisis awal untuk mendapatkan pemahaman
yang lebih baik mengenai bisnis klien dan untuk menilai risiko bisnis yang dimiliki oleh klien. Salah satu prosedur yang dilakukan ialah dengan melakukan perbandingan antara rasio keuangan klien dengan rasio industri atau dengan rasio kompetitor. Dengan membandingkan rasio, auditor akan mendapatkan gambaran mengenai indikasi kinerja klien yang dinilai dari kinerja keuangan klien. Dengan melakukan tes awal maka perubahan rasio yang tidak biasa pada klien dapat dibandingkan dengan tahun lalu atau dengan rata-rata rasio industri. Dengan adanya tes ini juga membantu auditor dalam mengidentifikasi area-area yang memungkinkan terjadi salah saji yang meningkat dan membutuhkan tindakan yang lebih lanjut dalam proses audit yang dilakukan.
2.6.5
Menetapkan Materialitas dan Menilai Acceptable Audit Risk dan Inherent Risk Tanggung jawab seorang auditor terbatas pada informasi yang bersifat
material. Sehingga sangat penting bagi auditor untuk menyediakan keyakinan pada
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
26
hal-hal yang dianggap material. Selain itu pada SPAP Seksi 312 (20011) mengharuskan seorang auditor untuk menetukan besarnya materialitas dalam kerja lapangan audit. Hal ini membuat auditor bertanggungjawab dalam menentukan salah saji material yang ada pada laporan keuangan klien. Menurut FASB 2, materialitas adalah “The Magnitude of an misstatement of accounting information that, in the light of surrounding circumstances, make it probable that the judgment of a reasonable person relying on the information would have been changed or influence by the omission or misstatement.” (Arens et. Al, 2009) Materialitas yang ditentukan oleh auditor merupakan penilaian professional yang ditentukan berdasarkan pertimbangan profesional dan persepsi auditor atas kebutuhan orang yang memiliki pengetahuan yang memadai. Perhitungan materialitas dapat didasarkan berdasarkan faktor kualitatif dan kuantitatif. Faktor kualitatif dilakukan dengan menggunakan pertimbangan profesional dari seorang auditor sedangkan faktor kuantitatif ditetapkan atas perhitungan pada suatu ukuran tertentu seperti total aset, laba kotor atau penjualan bersih. Nilai nominal materialitas bukan merupakan konsep yang absolut antara perusahaan yang satu dengan yang lain. Setiap perusahaan yang berbeda pasti memiliki tingkat materialitas yang berbeda. Bahkan di saat kerja lapangan audit sedang berjalan, besaran materialitas dapat berubah jika ditemukan sebuah fakta yang dapat merubah pertimbangan professional auditor (Arens et. al, 2009). Acceptable Audit Risk merupakan suatu perhitungan atas kesediaan auditor dalam menerima salah saji material pada laporan keuangan setelah proses audit selesai dan opini wajar tanpa pengecualian dikeluarkan. Bila Acceptable Audit Risk yang diinginkan auditor pada tingkat rendah maka auditor ingin memberikan keyakinan bahwa kemungkinan salah saji material pada laporan keuangan pada tingkat yang rendah. Sedangkan inherent risk adalah suatu pengukuran dan penilaian seorang auditor bahwa terdapat kemungkinan salah saji material terhadap akun-akun Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
27
tertentu sebelum auditor mempertimbangkan keefektifan pengendalian internal. Penilaian dari acceptable audit risk dan inherent risk merupakan bagian yang penting dalam tahap perencanaan audit karena akan mempengaruhi jumlah bukti audit yang akan digunakan dan dikumpulkan serta untuk menentukan banyaknya staf audit yang ditugaskan ke dalam kerja lapangan audit. 2.6.6
Memahami Pengendalian Internal dan Menilai Control Risk Pada dasarnya terdapat tiga cara yang dipakai oleh auditor dalam memperoleh
dan mendokumentasikan mengenai pengendalian internal yang dimiliki oleh klien, yaitu: narasi, kuisioner dan flowchart. Seorang auditor harus mendapatkan pemahaman atas pengendalian internal klien dan mengevaluasi apakah pengendalian internal telah dijalankan dan dirancang dengan benar. Auditor dapat memeriksa pengendalian internal melalui tanya jawab dengan klien, memeriksa dokumen pendukung, mengamati operasional klien dan juga sistem akuntansi yang digunakan. Selanjutnya setelah mendapatkan pemahaman mengenai pengendalian internal, auditor akan menilai control risk yang dimiliki oleh klien. Control risk adalah penilaian mengenai ekspektasi bahwa pengendalian internal tidak dapat mencegah adanya salah saji material ataupun tidak dapat mendeteksi dan membetulkan bila terjadi salah saji material. Setelah memperoleh control risk, auditor akan melakukan pengujian dengan menggunakan test of contol. Tes ini dilakukan untuk
melakukan
pengecekan
mengenai
keefisienan
dan
keefektifan
dari
pengendalian internal untuk memenuhi tujuan audit dalam rangka mengurangi control risk. 2.6.7
Mengumpulkan Informasi untuk Menilai Fraud Risk Fraud pada laporan keuangan adalah suatu salah saji material yang sifatnya
disengaja atau pengungkapan yang dilakukan sengaja untuk menipu pengguna laporan keuagan untuk tujuan tertentu. Berdasarkan PSA 70, terdapat tiga kondisi yang dapat mendorong orang untuk melakukan fraud. Ketiga kondisi tersebut disebut
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
28
fraud triangle. Berdasarkan fraud triangle, seseorang melakukan sebuah kecurangan dikarenakan adanya insentif, kesempatan dan juga rasionalisasi. Untuk mencegah adanya kemungkinan fraud, berdasarkan PSA 70 auditor diharuskan untuk menumpulkan informasi atas risiko terjadinya fraud dari beberapa sumber seperti dari komunikasi antara tim audit, mengajukan pertanyaan kepada klien dan juga mengevaluasi faktor-faktor risiko. Bila auditor menemukan salah saji material yang disebabkan oleh faktor fraud, auditor harus mendokumentasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan pertimbangan auditor. Setelah mengidentifikasi risiko fraud, selanjutnya aditor harus mengevaluasi faktor-faktor yang dapat mengurangi risiko fraud yang dimiliki oleh klien. Seperti melihat tata kelola yang dimiliki perusahaan klien dan fungsi komite audit pada perusahaan tersebut. Setelah menilai risiko audit dan hal-hal yang dapat mengurangi risiko fraud maka barulah auditor dapat memberikan penilaian terkait fraud risk yang dimiliki klien. 2.6.8 Menyusun Rencana Audit dan Program Audit secara Keseluruhan Tahap ini merupakan tahap terakhir dari delapan (8) tahap dalam perencanaan audit. Tahap ini mempengaruhi keseluruhan dari program audit yang dilakukan selama auditor melaksanakan proses audit baik dalam menentukan prosedur audit secara keseluruhan, jumlah sampel yang ditentukan, item yang akan di pilih serta jangka waktu pelaksanaan audit. Dalam melaksanakan program audit dan rencana audit harus tetap mempertimbangkan keefektifan bukti audit yang dipilih dan juga keefisienan dari proses audit yang dilaksanakan. Auditor harus melaksanakan beberapa proses dan juga menetukan tipe- tipe dari tes yang akan dilakukan selama proses audit berjalan. Auditor harus menentukan proses untuk mendalami dan memperoleh pemahaman atas pengendalian internal, melaksanakan test of contol, substanstive test of transaction, analytical procedures,
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
29
serta test of detail of balance. Kemudian semua rencana audit dan program audit tersebut diaplikasikan pada setiap area-area yang akan di audit.
2.7
Profil Industri Pertambangan di Indonesia Industri pertambangan khususnya industri minyak dan gas bumi adalah
industri yang sangat berperan dalam perekonomian Indonesia. Terlebih lagi Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam yang ada, sehingga sumber daya seperti minyak dan gas bumi sangat memberikan kontribusi dalam perekonomian Indonesia. Pada dasarnya industri pertambangan minyak dan gas bumi merupakan industri yang memiliki karakteristik yang berbeda. Dalam menjalankan usahanya, industri pertambangan minyak dan gas bumi memerlukan investasi yang terbilang besar bila dibandingkan dengan industri lainnya. Industri ini memerlukan tenaga ahli yang mengerti tentang geologi, teknologi khusus mengenai pertambangan, serta dalam melakukan proses pertambangan dibutuhkan waktu yang relatif lama. Gambar 2.3 merupakan gambaran mengenai aktivitas yang dijalankan oleh industri pertambangan (phrases of operation).
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
30
Gambar 2.3 Tahapan Aktivitas Industri Pertambangan
Sumber: KAP DWP Financial Reporting in The Mining Industry 6 th Edition
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa dalam industri pertambangan minyak dan gas bumi terdapat lima aktivitas yang dilakukan yaitu: 1
Tahap Eksplorasi Kegiatan eksplorasi merupakan kegiatan penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak tentang keadaan serta sumber-sumber alam yang terdapat di suatu tempat. Dalam tahap eksplorasi, dilakukan proses riset serta analisis untuk menemukan cadangan tambang yang ada pada suatu tempat. Sehingga dapat dikembangkan dengan menggunakan pengetahuan topografi, geologi, geokimia, serta menggunakan teknik pengeboran dan
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
31
penggalian. Proses ini sudah mengharuskan sebuah perusahaan mengurus surat izin untuk melakukan proses eksplorasi. 2
Tahap Evaluasi Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah menentukan kelayakan teknis dan keberlangsungan secara komersial. Tahap evaluasi dilakukan untuk untuk menilai volume dan mutu cadangan dari tambang, mencari tau proses metalurgi yang paling efektif dan efisien serta melakukan studi atas pasar dan keuangan perusahaan. di dalam tahap ini, perusahaan akan menentukan apakah dalam tambang yang di evaluasi terdapat cadangan tambang yang memadahi sehingga perusahaan dapat menentukan apakah mengembangkan area tambang tersebut atau tidak.
3
Tahap Pengembangan Dalam tahapan ini, perusahaan melakukan pengembangan atas usahanya dalam proses penambangan. Perusahaan akan menyiapkan sarana dan prasarana yang akan membantu proses pertambangan baik dalam hal pendistribusian hingga hasil tambang tersebut dapat dijual dan berada di tangan pembeli. Perusahaan harus melakukan proses pembentukan muka bumi secara permanen, jalur pengangkutan, land clearing, serta pengelupasan lapisan tanah awal.
4
Tahap Produksi Di dalam tahapan produksi pada proses pertambangan, perusahaan melakukan pengeluaran cadangan mineral menjadi hasil tambang dengan pengelupasan lapisan tanah yang tertutup, pengangkutan mineral, pengelolaan stockpile, pemurnian, pencucian, pengelolaan lanjutan mineral serta melakukan pemindahan dari stockpile ke dalam transportasi untuk di distribusikan selanjutnya.
5
Tahap Penutupan dan Rehabilitasi Tahapan ini merupakan tahapan terakhir dari lima fase yang dilakukan dalam proses pertambangan. Di dalam tahapan ini, dilakukan proses penutupan tambang serta melakukan rehabilitasi atas kondisi daerah tambang sehingga
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
32
mendekati keadaaan sebelum dilakukan kegiatan tambang. Perusahaan diharuskan membuat Rencana Kerja Penutupan Tambang (RKPT) yang di dalamnya berisikan restorasi dan rehabilitasi setelah proses tambang telah selesai pada daerah tersebut
2.8
Pengertian Liabilitas Menurut PSAK No.1 (Revisi 2009) liabilitas adalah utang perusahaan masa
kini
yang
timbul
dari
peristiwa
masa
lalu,
penyelesaiannya
diharapkan
mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. Di dalam PSAK, dijelaskan bahwa sebuah liabilitas dapat diakui oleh perusahaan apabila memenuhi dua kondisi yaitu: jumlah liabilitas yang akan dibayar dapat diukur secara handal dan perusahaan mampu
membayar liabilitas dengan
sumber daya yang dimiliki. Sedangkan menurut IASB yang tertera pada Kieso, Weygandt dan Warfield (2010), pengertian liabilitas ialah: “ A present obligation of a company arising from past event, the settlement of which is expected to result in an outflow from company resources embodying economic benefit.” Pengertian lain mengenai liabilitas dituangkan di dalam statement of financial accounting concept no.6 ialah: “Liabilities is a product future sacrifies of economic benefit arising from present obligation of a particular entity to transfer assets or provide services to other entities in future as a result of a past transaction or event.” 2.8.1
Penyajian Liabilitas Dalam menyajikan liabilitas akan melibatkan pengorbanan atas aset atau jasa
pada masa mendatang. Hal ini menyebabkan tanggal dan waktu menjadi hal yang
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
33
krusial pada saat liabilitas tersebut dibayarkan. Hal tersebut menyebabkan liablitas dibagi menjadi dua bagian yaitu liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang. Menurut PSAK No.1 paragraf 67 dan 68 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan, menyatakan bahwa liabilitas disajikan berdasarkan urutan jatuh temponya. Berdasarkan urutan jatuh temponya, utang dapat dikategorikan kedalam dua kelompok, yaitu: 1. Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas yang digolongkan ke dalam liabilitas jangka pendek seperti utang usaha yang merupakan modal kerja yang digunakan dalam siklus operasi normal, jika:
Entitas mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus operasi normalnya,
Entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan,
Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam janga waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan,
Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan.
2. Liabilitas Jangka Panjang Liabilitas yang dapat digolongkan menjadi liabilitas jangka panjang (bukan bagian dari modal kerja yang digunakan dalam suatu siklus operasi normal) jika jangka waktu jatuh tempo lebih dari dua belas bulan setelah periode ataupun tidak termaksud ke dalam kategori dalam poin-poin pada liabilitas jangka pendek. 2.9
Definisi Utang Usaha Menurut Kieso, Weygandt dan Warfield (2010) utang usaha didefinisikan
sebagai jumlah yang akan diutangkan oleh perusahaan terhadap barang, perlengkapan, atau jasa yang dibeli. Utang dapat di ketahui melalui tagihan dari
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
34
vendor yang menyediakan barang atau jasa. Sebuah utang dapat terjadi karena adanya jeda waktu antara penerimaan barang dengan pengakuan atau penerimaan jasa terhadap pembayaran. Utang usaha memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Cenderung untuk tidak diakui (understatement) 2. Tujuan pengujiannya adalah untuk menemukan utang usaha yang tidak tercatat (unrecorded liabilities)
2.10
Risiko Utang Usaha Pada penilaian risiko yang dimiliki pada akun utang usaha, auditor harus
memperhatikan faktor risiko inheren yang relevan dan dapat mempengaruhi transaksi yang diproses dan laporan keuangan. Dalam Bukunya “Auditing & Assurance Services a Systematic Approach”(2003), William F. Messier, JR. menyebutkan bahwa terdapat beberapa risiko bawaan yang dimiliki dalam proses utang usaha. Risiko yang dimiliki oleh akun utang usaha adalah: 1. Di dalam fungsi pembelian, permintaan dan penerimaan, jika satu individu bertanggung jawab atas semua proses permintaan, pembelian hingga penerimaan, maka proses pembelian yang fiktif dan tidak sah dapat dibuat. Hal ini dapat menyebabkan pencurian barang serta kemungkinan pembayaran untuk pembelian yang tidak sah. 2. Di dalam fungsi invoice dan utang usaha, jika satu individu bertanggung jawab atas pengolahan invoice dan juga fungsi utang usaha maka transaksi pembelian dapat dilakukan dengan harga dan jangka waktu yang tidak benar atau pengeluaran kas dapat dilakukan untuk barang atau jasa yang tidak di terima. Hal ini dapat menyebabkan kelebihan pembayaran untuk barang dan jasa atau pemcurian pada kas yang ada. 3. Di dalam fungsi pembayaran dan utang usaha, jika satu individu bertanggung jawab atas fungsi pembayaran dan juga memiliki akses pada pencatatan utang usaha maka pemeriksaan yang tidak sah dapat didukung oleh dokumen fiktif. Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
35
Maka transaksi yang tidak sah dapat di catat segingga dapat terjadi pencurian di dalam kas perusahaan. 4. Di dalam fungsi utang usaha dan buku besar, jika satu individu bertanggung jawab atas pencatatan utang usaha dan juga pencatatan buku besar maka individu tersebut dapat menyembunyikan segala penyalahgunaan kewajiban yang biasanya dapat terdeteksi pada rekonsiliasi entitas anak dengan akun control buku besar.
2.11
Proses Audit Akun Utang Usaha Akun utang merupakan salah satu akun yang material bagi sebagian besar
perusahaan. Sehingga meskipun test of control dan related substantive test of transaction menunjukan bahwa operasi berjalan dengan lancar dan prosedur analisis menunjukan hasil yang memuaskan, namun auditor harus tetap menjalankan test of detail balance. Gambar 2.3 menunjukan tahap dalam merancang test of detail of balance dalam mengaudit akun utang.
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
36
Gambar 2.4 Proses Audit akun Utang Usaha
Sumber: Terjemahan dari Auditng and Assurance Services an Indonesian Adaption ed. (Arens et.al, 2009)
1. Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang dapat mempengaruhi Utang Usaha Risiko bisnis klien dapat meningkat secara signifikan karena adanya perubahan, seperti perubahan teknologi. Dengan semakin majunya teknologi, tidak jarang perusahaan menggunakan teknologi dalam bertransaksi dengan supplier atau pelanggan. Kemudahan akses yang dimiliki pihak lain dan dalam melakukan Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
37
transaksi membuat risiko bisnis klien menjadi meningkat. Penting bagi auditor dalam mengetahui perubahan sistem yang dipakai oleh klien sehingga dapat mengidentifikasi pengendalian yang dilakukan oleh manajemen dan kemungkinan adanya salah saji material pada akun utang usaha. 2. Menentukan tingkat meterialitas dan menilai inherent risk dari Utang Usaha Pada akun utang usaha, auditor menentukan tolerable misstatement yang relative tinggi. Hal ini dikarenakan, akun utang usaha memiliki nilai saldo yang relative besar dengan supplier yang berbagai macam. Biasanya dalam melakukan proses audit pada akun ini, auditor lebih berfokus pada cutoff dan completeness karena terdapat kemungkinan salah catat pada akun ini. 3. Menilai control risk untuk akuisisi dan siklus pembayaran Tahap selanjutnya yang harus dilakukan oleh auditor adalah menilai control risk berdasarkan pemahaman mereka dan menilai pengendalian internal suatu perusahaan. 4. Merancang dan melakukan test of control dan substantive test of transaction untuk akuisisi dan siklus pembayaran Selain melakukan pengendalian seperti memeriksa completeness, accurancy, classification dan occurrence, auditor harus melakukan pengendalian tambahan guna mencegah dalam saji material pada akun utang usaha. Auditor harus menyesuaikan antara laporan supplier dengan liabilitas yang tercatat pada setiap bulannya dan membandingkannya dengan daftar akun utang usaha yang ada pada buku besar. Namun proses ini harus dilakukan oleh pihak yang independen. 5. Merancang dan melakukan prosedur analisis untuk Utang Usaha Prosedur analisis sangat penting bagi proses akuisisi dan juga siklus pembayaran terlebih lagi untuk melihat salah saji pada akun utang usaha. Auditor harus melakukan perbandingan antara utang usaha tahun sekarang dengan utang usaha tahun sebelumnya untuk mengetahui apakah terdapat double entry atau tidak karena dapat mempengaruhi akun utang usaha. 6. Merancang test of detail dari akun Utang Usaha dalam rangka memenuhi tujuan audit berhubungan dengan saldo
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
38
Tujuan utama dari dilakukan audit terhadap akun utang usaha adalah untuk memastikan apakah akun tersebut telah disajikan secara wajar atau tidak. Auditor harus fokus pada utang usaha yang kurang catat ataupun dihilangkan. Sehingga, auditor biasanya melakukan out-of-period liabilities test.
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Profil Kantor Akuntan Publik Kantor Akuntan Publik (KAP) DWP, PT. DWD dan PT. DWD Advisory yang kemudian di sebut DWD Indonesia merupakan salah satu anggota dari DWD International yang merupakan salah satu dari the big four. DWD International memiliki kantor pusat di London dan telah tersebar di 153 negara dan di lima benua. DWD International merupakan perusahaan yang terbentuk dikarenakan marger yang terjadi antara Dc dan DW, sehingga sekarang menjadi DWD International. KAP DWP telah menjalankan usahanya di Indonesia selama kurang lebih empat puluh tahun dan selama itu pula KAP DWP memiliki nilai-nilai yang diterapkan dalam menjalankan usahanya, yakni: excellence, teamwork dan leadership. Dalam menjalankan usahanya, KAP DWP membagi lini usahanya menjadi tiga (3) bagian yaitu assurance, tax dan advisory. 3.1.1
Jasa Profesional yang Disediakan oleh KAP Dalam menjalankan usahanya, KAP DWP memiliki 3 jasa profesional yang
disediakan, yaitu audit assurance, tax dan advisory. 3.1.1.1 Audit Assurance Salah satu jasa yang ditawarkan oleh KAP DWP adalah jasa audit dan assurance. Dalam jasa ini KAP DWP memberikan jaminan terhadap kinerja keuangan serta operasi sebuah perusahaan. Jasa-jasa yang ditawarkan adalah: a. Financial Statement audit Jasa yang disediakan dalam Financial Statement audit adalah jasa audit atas laporan keuangan sebuah perusahaan. Dalam jasa ini KAP memberikan opini
39
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
40
kewajaran terkait dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan secara keseluruhan. b. Financial accounting Jasa yang disediakan dalam Financial Accounting adalah jasa yang berhubungan dengan konsultasi akuntansi sebuah klien. KAP DWP akan membantu dalam meningkatkan kualitas dari pelaporan keuangan klien dan membantu klien dalam mengikuti kebijakan akuntansi yang berlaku umum di Indonesia c. System & process assurance (SPA) Jasa yang disediakan dalam system & process assurance (SPA) adalah menyediakan layanan yang berhubungan dengan kontrol atas proses pelaporan laporan keuangan, termaksud di dalamnya proses bisnis finansial dan kontrol teknologi managemen. Tujuan utama dalam jasa SPA yang diberikan adalah untuk memastikan ketepatan serta keakuratan dari informasi yang dipakai dalam pelaporan keuangan serta pengambilan keputusan yang dilakukan managemen sehingga proses bisnis klien dapat berjalan dengan efektif. d. IT Security Jasa yang disediakan dalam IT security adalah memberikan jaminan atas keamanan teknologi informasi untuk mendukung tujuan bisnis klien. Dengan adanya jasa ini, klien dapat bertanya tentang keamanan teknologi informasi yang dimiliki agar aman dan mengurangi resiko gangguan teknologi. e. Other Assurance services Jasa yang disediakan dalam other assurance services adalah memberikan jasa keyakinan dengan memberikan jaminan dengan melakukan audit sesuai dengan standart audit yang berlaku di Indonesia terkait denga kinerja audit.
3.1.1.2 Tax a. Tax advisory services
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
41
Jasa yang diberikan dalam tax advisory services adalah konsultasi atas transaksi yang berhubungan dengan pajak serta mengidentifikasi resiko pajak dan menemukan cara penanggulangan pajak. Jasa ini membantu klien dalam menyetorkan dan melaporkan pajak yang akan disetorkan pada Negara. b. Tax compliance services Jasa yang diberikan dalam tax compliance services adalah membantu klien dalam mengelola permasalah mengenai kepatuhan terhadap pajak. Dengan adanya jasa ini dapat membantu klien dalam menghindari sanksi serta denda yang ditimbulkan akibat pelanggaran pajak. c. Tax dispute resolution Jasa yang diberikan dalam tax dispute resolution adalah membantu perusahaan atau klien dalam meminimalisir konsekuensi pajak yang timbul akibat adanya tax audit atau pengajuan keberatan pajak. d. Transfer pricing Jasa yang diberikan dalam transfer pricing adalah membantu klien mengatasi masalah mengenai transfer price di Indonesia, terlebih lagi bisnis antar negara semakin berkembang sehingga semakin banyak perusahaan yang harus melakukan penyesuaian terhadap transfer pricing. e. Indirect tax and world trade management services Jasa yang disediakan dalam Indirect tax and world trade management services terkait dengan bea cukai, pajak atas barang-barang mewah serta PPN. f. Mergers and acquisitions Jasa yang disediakan dalam mergers and acquisitions adalah membantu dalam mengoptimalkan cash flow serta mengelola resiko pajak terkait implikasi dalam proses akuisisi serta penggabungan perusahaan. g. International assignment services (IAS) Jasa yang disediakan dalam International assignment services (IAS) adalah membantu perusahaan internasional yang beroperasi di Indonesia. KAP DWP membantu dalam konsultasi semua aspek persyaratan pajak Indonesia bagi ekspatriat yang bekerja di Indonesia.
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
42
h. Corporate advisor Jasa yang disediakan dalam Corporate advisor adalah membantu perusahaan asing dalam memahami isu perpajakan dalam melakukan investasi serta membantu memenuhi kepatuhan pajak di Indonesia. i. Payroll Services Jasa yang diberikan dalam Payroll services adalah membantu klien dalam melakukan perhitungan dan pembayaran terkait dengan gaji, Jamsostek serta pajak supaya sesuai dengan peraturan perpajakan.
3.1.1.3 Advisory Jasa konsultasi yang disediakan oleh KAP DWP adalah: a. Lead Advisory KAP DWP membantu dalam jasa stategis serta taktis dalam usaha pembiayaan perusahaan. Jasa yang disediakan KAP DWP mulai dari networking dari usaha pendanaan perusahaan sampai tahap penyelesaian pembiayaan. b. Transaction Services Jasa yang disediakan dalam transaction services adalah membantu klien dalam menyediakan jasa due-diligence untuk mengungkapkan potensi resiko keuangan serta peluang finansial dan stratejik potensial perusahaan. c. Corporate Valuation Advisory KAP DWP membantu dalam menyediakan jasa valuasi terkait dengan pengukuran nilai perusahaan atau saham yang berhubungan dengan kepentingan perusahaan seperti akuisisi dan merger. Jasa yang diberikan KAP DWP untuk membantu klien dalam mengelola masalah yang memiliki resiko yang tinggi, terlebih lagi dalam penerapan nilai wajar dibutuhkan pihak-pihak yang memiliki kompetensi. d. Business Recovery Services
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
43
Jasa yang disediakan KAP DWP terkait dengan business recovery services adalah menyediakan jasa dalam membantu pemulihan perusahaan yang terintegritas serta jasa terkait kebangkrutan perusahaan. KAP DWP membantu menyelesaikan
masalah
keuangan
dan
stretegis
dalam
membantu
meningkatkan bisnis dalam keadaan tidak optimal. e. Internal Audit Services Jasa yang disediakan dalam internal audit services adalah membantu perusahaan dalam meningkatkan nilai dan kinerja dari fungsi internal audit yang ada di suatu perusahaan. KAP DWP menyediakan solusi mengenai fungsi internal audit yang disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi terkait dengan keadaan perusahaan. f. Forensic Services Jasa yang disediakan dalam forensic services adalah membantu dalam melakukan penyelidikan atas kejahatan ekonomi dan memberikan saran pada manajemen terkait dengan resiko penipuan. KAP DWP membantu dalam pengelolaan resiko fraud, investigasi atas kasus fraud, akuntansi forensik serta solusi atas money laundering. g. Performance Improvement Services Jasa yang disediakan dalam performance improvement services adalah membantu klien dalam memberikan jasa konsultasi terkait dengan dengan meningkatkan kinerja perusahaan. Terlebih lagi semakin kompetitifnya perusahaan sehingga perusahaan harus terus meningkatkan kinerjanya.
3.1.2 Sektor Industri dari KAP KAP DWP membagi sektor industrinya menjadi 5 (lima) kelompok konsiten yaitu: i. Energy, Utilities & Mining
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
44
KAP DWP merupakan penyedia jasa professional dalam sektor sumber daya terlebih lagi dalam sektor energi, pertambangan, minyak bumi serta utilitas dan perusahaan perusahaan penyedia jasa yang berkaitan dengan industri tersebut. KAP DWP membantu perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan, minyak bumi serta utilitas dalam menghadapi isu terkait dengan sektor sumber daya seperti masalah profitabilitas, masalah lingkungan, nilai pemegang saham dan masalah regulasi yang terkait. ii. Financial Services Divisi Financial Services berfokus dalam memberikan jasa profesional pada perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan, pasar modal, asuransi, manajemen investasi dan praktek jasa keuangan. iii. Consumer Industrial Product and Services Divisi Consumer Industrial Product and Services berfokus dalam memberikan jasa profesional pada perusahaan yang bergerak dalam bidang otomotif, perkebunan, farmasi, ritel dan konsumen produk, pengoperasian pelabuhan serta sektor logistik. iv. Technology, Information, Communications, and Entertainment Media Divisi Technology, Information, Communications, and Entertainment Media berfokus dalam memberikan jasa professional pada perusahaan yang bergerak di bidang telepon maupun ponsel dan penyedia layanan internet. v. Sustainability and Climate Change (S&CC) Indonesia Divisi Sustainability and Climate Change (S&CC) Indonesia berfokus dalam memberikan jasa professional terkait pada hal yang berhubungan dengan keberlanjutan perusahaan dan dampak perusahaan terhadap perubahan iklim yang terjadi.
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
45
3.2
Profil Perusahaan Klien Perusahaan yang menjadi sumber pada penulisan laporan ini adalah PT. TAM.
Data-data yang digunakan serta nama yang digunakan akan disamarkan untuk menjaga kerahasiaan dan informasi dari klien yang bersangkutan. 3.2.1 Profil Singkat PT. TAM PT. TAM merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang usaha minyak dan gas bumi dan bergerak dalam usaha yang terkait baik dalam dan luar negeri. PT. TAM sudah berdiri sejak tahun 1957 dan memiliki kantor pusat di Jakarta. PT TAM didirikan berdasarkan Akta Notaris Lanny Janis Ishak, SH No XX tanggal 17 September 2003 dan disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Keputusan No C-X4XXX HT.01.01 pada tanggal 9 Oktober 2003. Bisnis yang dilakukan oleh PT. TAM adalah penyelenggaraan usaha minyak dan gas bumi baik di sektor hulu maupuk sektor hilir. Konsisten dengan akta pendirian, tujuan dari PT. TAM adalah untuk terlibat dalam eksploitasi minyak dan gas bumi, di dalam negeri dan luar negeri, serta eksploitasi lain yang terkait dengan atau mendukung operasi minyak dan gas. Di sektor hulu, bisnis yang dilakukan PT. TAM meliputi kegiatan di bidang eksplorasi, produksi, serta transmisi minyak dan gas. Untuk mendukung kegiatan eksplorasi dan produksi tersebut, PT. TAM juga menekuni bisnis jasa teknologi dan pengeboran, serta aktivitas lainnya yang terdiri atas pengembangan energi panas bumi dan Coal Bed Methane (CBM). Dalam pengusahaan migas baik di dalam dan luar negeri, PT. TAM beroperasi baik secara independen maupun melalui beberapa pola kerja sama dengan mitra kerja yaitu Kerja Sama Operasi (KSO), Joint Operation Body (JOB), Technical Assistance Contract (TAC), Indonesia Participating Interest (PPI), dan Badan Operasi Bersama (BOB).
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
46
Di sektor hilir, kegiatan yang dilakukan PT TAM meliputi pengolahan minyak mentah, pemasaran dan niaga produk hasil minyak, gas dan petrokimia serta bisnis perkapalan terkait dengan pendistribusian produk perusahaan. Produk-produk atau jasa yang menjadi bidang usaha dari PT. TAM ialah sebagai berikut:
Eksplorasi dan Produksi
Pengolahan/Refinery
Produk Bahan Bakar dan Minyak
Produk Non BBM
Produk Gas
Produk Petrokimia
Penyaluran dan penjualan Bahan Bakar Minyak Gambar 3.1: Struktur Bidang Usaha PT. TAM
Upstream Business Unit
Refinery
DownStream Business Unit
Marketing and Trading
PT. TAM
Gas Business
Sumber: PT. TAM ( Data telah diolah kembali)
3.2.2 Struktur Organisasi PT. TAM PT. TAM memiliki banyak entitas anak baik di bidang hulu maupun di bidang hilir pertambangan minyak. Sehingga PT. TAM menjadi salah satu perusahaan perminyakan terbesar di Indonesia karena perusahaan dapat menguasai baik dalam
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
47
sektor hulu maupun sektor hilir. PT. TAM memiliki entitas anak yang terintegrasi secara vertikal baik dalam proses pertambangan hingga proses pemasaran hasil pertambangan dan pendistribusian hingga sampai ke konsumen final. Struktur kepemilikan yang dimiliki oleh PT. TAM ialah sekitar 98% baik kepemilikan secara langsung maupun tidak langsung dengan kepemiikan saham sebesar 100%. Namun untuk kepemilikan PT. TGI, kepemilikan yang dimiliki oleh PT. TAM ialah sebesar 65%.
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
48
Gambar 3.2: Struktur Organisasi PT. TAM
PT. TAM
Subsidiaries Upstream
Subsidiaries Downstream
Subsidiaries Downstream Gas
PT. PAS (99.99%)
Non Core Business
PT. CNA (100%)
PT. PTK (99.99%)
PT. PDS (99.87%)
PT. PLB (99.95%)
PT. TGI (65 %)
PT. PEPCE (99%)
PT. PTL (100%)
PT. PTS (91%)
PT. PEG (90.06)
PT. PR (99.97%)
PT. PDV (99.93%)
PT. PEH (98.72%)
PT. PPN (99.99%)
PT. PBM (99.98%)
PT. PEP (99.99%)
PT. PAR (99.99%)
PT.PPJ (99.98%)
PT. PIE (99.9%) PT. PEN (99.99&) PT. EBP (100 %)
Sumber: PT. TAM ( Data telah diolah kembali)
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
49
3.2.3
Utang Usaha PT. TAM PT. TAM merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan
minyak dan gas bumi baik dalam sektor hulu maupun sektor hilir. Dalam menjalankan usahanya, prinsip-prinsip dan praktek pembelian diatur oleh otoritas Pengadaan material dan kewajiban. Pedoman yang berlaku saat ini dikenal sebagai 'Pedoman Pengadaan Barang / Jasa No A-0XX/I000XX/2010-SX didasarkan pada SK XX/2010 yang didirikan sesuai dengan Permen (Peraturan Menteri) No . PER05/XX/2008 tentang pedoman umum pengadaan barang dan jasa sebagaimana tercantum dalam pasal 1 dan pasal 13. Di dalam pedoman tersebut tercantum pengadaan barang dan jasa kecuali:
Pembelian minyak mentah;
Produk minyak dan gas Hilir;
Keuangan / asuransi;
Komoditas Resale (yaitu pelumas);
Konsultan Hukum;
Pelayanan kesehatan;
Barang / jasa yang berhubungan dengan industri dan kelautan;
Barang / jasa yang dibeli melalui sumber strategis Dalam proses utang usaha PT. TAM, terdapat dua proses utama dari yaitu
perusahaan dan direktorat (Non Hydro) dan minyak mentah (Hydro). Karena akun utang usaha merupakan bagian dari siklus pembelian, maka perlu dijabarkan terlebih dahulu proses terjadinya pemesanan hingga munculnya utang usaha dan pada akhirnya terjadi pelunasan tagihan atas utang pada PT. TAM. 3.2.3.1 Non Hydro Proses pembelian Non Hydro adalah pembelian yang terkait dengan spare part yang dimiliki oleh PT. TAM, baik untuk proses produksi ataupun proses
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
50
pemasaran dan distribusi. Berikut merupakan gambaran dari proses pembelian dari perusahaan dan direktorat (Non Hydro) dari PT TAM : Gambar 3.3: Proses Procurement Non-Hydro
Sumber: PT. TAM ( Data telah diolah kembali)
Berdasarkan pedoman terbaru dari PT. TAM, dalam proses pembelian atau akuisisi barang dan jasa terdapat beberapa cara dalam melakukannya, yaitu : tender, pemilihan langsung, penunjukan langsung, Cash & Carry, serta swakelola. Di dalam melakukan proses pemesanan dan pembelian dibutuhkan beberapa persyaratan approval dilihat dari besarnya pembelian yang dilakukan. 1. Internal Approval
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
51
Pengadaan untuk kegiatan investasi yang dapat disetujui secara internal adalah pengadaan dengan jumlah sampai dengan Rp 50 miliar (kurs Rp 10.000 / US $ 1) atau US $ 5 juta, yang berlaku untuk semua metode yang pengadaan. 2. Purchase Order Approval Authority Berdasarkan jumlah besarnya pengadaan, harus terdapat persetujuan khusus pada level manajemen. Persetujuan pengadaan dibagi menjadi pembelian crude oil dan gas product serta pembelian goods and services. Berikut merupakan table otorisasi pembelian berdasarkan level manajemen:
Table 3.1 Level Autorisasi Pembelian Barang Crude Oil and Product, Gas Product procurement - ISC function Activity
Authorization functionary level
L0
- Direct appointment / direct selection - Sign-off agreement with third party >= 1 billion USD or equivalent
L1
President Director Deputy director or one level below director level
L2
Vice President
0 > x < 1 billion USD or equivalent
L3
Manager
0 > x < 100 million USD or equivalent
-
Crude oil, oil product & gas - LC opening / - SP 3 sign - off amandment - LC amandment, except for - sign off print price, delivery time, quantity & out PO quality 0 > x < 100 million IDR or As Needed equivalent >= 50 million USD or equivalent 0 > x < 50 million USD or equivalent
-
>= 50 million USD or equivalent 0 > x < 50 million USD or equivalent
Goods and Services Procurement Activity
Authorization functionary level President Director Vice President Director L0
Director
L1 L2
Deputy director Vice President
Procurement - PR and OE approval - Direct appointment / direct selection - Sign agreement with third party >= 300 million USD or equivalent 0 > x < 300 million USD or equivalent 0 > x < 100 million USD or equivalent 0 > x < 50 million USD or equivalent 0 > x < 3 million USD or
SP3 sign-off As necessary As necessary As necessary As necessary 0 > x < 3 million
Down payment approval & its responsibility >= 100 thousand USD or equivalent 0 > x < 100 thousand USD or equivalent 0 > x < 50 thousand USD or equivalent 0 > x < 30 thousand USD or equivalent 0 > x < 20 thousand USD or
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
52
L3
Manager
equivalent 0 > x < 1 million USD or equivalent
USD or equivalent 0 > x < 1 million USD or equivalent
equivalent 0 > x < 10 thousand USD or equivalent
Sumber : PT. TAM (data diolah kembali)
3.2.3.2 Hydro Proses pembelian Hydro adalah pembelian yang terkait dengan fuel utuk barang yang berhubungan dengan operasi yang dimiliki oleh PT. TAM, baik untuk proses produksi ataupun proses pemasaran dan distribusi. Mulai dari 1 Juni 2009, PT. TAM ditunjuk oleh PT.PES sebagai pelaksana untuk ekspor impor perdagangan / yang meliputi proses pengadaan dan penjualan untuk MM Hydro untuk memenuhi kebutuhan dan persyaratan untuk pemasok asing dan pelanggan PT. TAM, tapi untuk pengadaan dalam negeri (minyak mentah, produk, dan LPG), proses masih dilakukan oleh Integrated Supply Chain (ISC) divisi. Mulai Oktober 2012, ISC tidak lagi melakukan pengadaan untuk Petrochemical, tetapi digantikan oleh S & D (Supply & Distribution) divisi. Berikut merupakan gambaran dari proses pembelian dari minyak mentah (Non Hydro) dari PT TAM :
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
53
Gambar: 3.4 Proses Procurement Hydro
Sumber: PT. TAM (Data telah diolah kembali)
Siklus pembayaran dalam utang usaha memiliki proses yang sama antara pengadaan non-hydro dan hydro. Prosedur pada utang usaha terdiri dari tahapan sebagai berikut: 1. User
Membuat Good Receipt (GR) dan Service Acceptance (SA) untuk menerima barang atau jasa yang diterima oleh users.
Mempersiapkan surat permintaan pembayaran atau yang biasa disebut Surat Permintaan Proses Pembayaran (SP3) dan dokumen lain yang mendukung seperti Purchase Order (PO), GR, SA, salinan perjanjianfaktur, dan mengirimkan dokumen kepada controller.
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
54
2. Payable Verification
Menerima SP3 dan dokumen pendukungnya, setelah itu melakukan verifikasi mengenai kelengkapan dokumen, jangka waktu pembayaran, dan akurasi perhitungan pajak.
Membuat permintaan posting faktur yang telah ditandatangani oleh bagian legal dan mengirimkan posting ang dilakukan oleh AP pada SPC (Shared Processing Center) – AP.
Menjaga faktur dan juga dokumen pendukung lainnya hingga status berwarna hijau (dibayar). Setelah dibayar, dokumen disimpan di dalam ruang penyimpanan dokumen.
3. SPC- AP
Melakukan posting faktur ke dalam system berdasarkan permintaan dari verifikasi utang.
Melakukan proses pembayaran otomatis untuk proposal dan mengirimkan notifikasi kepada kepala treasury untuk proses pengecekan.
4. Head Office Treasury Melihat ketersediaan uang tunai yang ada, bila tersedia, kepala dari treasury mengirimkan pemberitahuan kepada SPC bahwa pembayaran atas proposal sudah siap dilaksanakan. 5. SPC – AP melakukan pembukuan atas pembayaran dan melaporkan kepada kepala treasury. 6. Kepala treasury membuat surat perintah kepada Bank yang ditandatangani oleh orang yang berwenang dan mengirimnya kepada Bank. 7. Bank melakukan transfer kepada vendor berdasarkan surat perintah yang berasal dari treasury.
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS
4.1
Sekilas tentang Pelaksanaan Audit Audit yang dilaksanakan untuk PT. TAM merupakan proses audit pada
laporan keuangan PT.TAM yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013. Perikatan audit yang dilaksanakan berdasarkan standar pengauditan yang diatur oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Di dalam standar tersebut dijelaskan bahwa dalam proses perencanaan dan pelaksanaan, audit harus mendapatkan keyakinan bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Laporan keuangan PT. TAM telah disajikan dan disusun berdasarkan pada prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Dalam laporan keuangan PT. TAM, mata uang yang digunakan dinyatakan dalam Dolar Amerika Serikat (USD) dan laporan keuangan yang disajikan menggunakan dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Pada laporan magang ini, topik yang di bahas adalah prosedur audit pada akun utang usaha pada PT. TAM. Yang disajikan pada laporan keuangan PT. TAM untuk periode 31 Desember 2013. 4.2
Proses Audit Tahapan yang dilalui dalam menjalankan proses audit ialah tahap perencanaan
dan tahap audit lapangan. Berikut merupakan penjelasan tentang tahapan yang dilalui dalam proses audit:
55 Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
56
4.2.1
Perencanaan (Planning) Hal pertama yang dilakukan oleh auditor KAP DWP sebelum menerima
perikatan audit adalah melakukan perencanaan audit. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arens et.al (2009), bahwa proses perencanaan harus dilakukan sehingga audit berjalan dengan efisien dan efektif. Dalam perencanaan yang dilakukan, KAP DWP memilik beberapa tahap yang dilakukan, yaitu: 1. Menerima atau melanjutkan klien 2. Pembuatan engagement letter dengan klien, pembentukan tim dan pengecekan independensi anggota tim 3. Memahami risiko bisnis klien dan menilai risiko klien 4. Memahami pengendalian internal klien 5. Menentukan strategi audit dan perencanaan audit. 4.2.1.1 Menerima atau melanjutkan klien Audit yang dilakukan oleh KAP DWP kepada PT. TAM merupakan audit atas laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada 31 December 2013. Pelaksanaan audit atas PT. TAM merupakan perikatan audit yang telah berjalan selama empat (4) tahun, sehingga auditor yang bertugas pada perikatan PT. TAM sudah paham atas nature bisnis perusahaan tersebut. Meskipun PT. TAM bukan klien baru, namun untuk memulai perikatan audit KAP DWP tetap melakukan evaluasi untuk melakukan penerimaan klien (acceptance and continuance). Hal ini dilakukan karena untuk memastikan dan memahami mengenai bisnis yang dilakukan oleh klien. Dalam memahami keberlanjutan audit dengan PT.TAM, KAP DWP melakukan penilaian keberlanjutan audit menggunakan FRISK (Financial Risk Assessment System). Di dalam FRISK, auditor memiliki pertanyaan-pertanyaan terkait dengan relevansi akan penerimaan penugasan audit pada suatu klien. Pertanyaan-pertanyaan tersebut beraneka ragam mulai dari pertanyaan mengenai pengendalian internal, keberlangsungan perusahaan hingga risiko bisnis yang dimiliki Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
57
oleh klien. Hasil dari pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dikumpulkan dan akan menentukan penerimaan atau keberlanjutan audit atas sebuah perusahaan. Penugasan audit pada PT. TAM akhirnya dilanjutkan karena berdasarkan hasil penilaian FRISK yang dilakukan oleh senior in-charge dan manager, tidak ditemukan risiko yang material. Sehingga KAP DWP memutuskan untuk melanjutkan penugasan audit pada PT. TAM untuk laporan keuangan yang berakhir pada periode 31 Desember 2013. 4.2.1.2 Pembuatan engagement letter dengan klien, pembentukan tim dan pengecekan independensi anggota tim Hal pertama yang harus dilakukukan KAP DWP setelah menerima penugasan audit PT.TAM adalah membuat engagement letter, menetukan tim yang akan ditugaskan pada audit PT. TAM dan juga memeriksa independensi anggota tim. Di dalam engagement letter berisi kontrak antara kedua belah pihak yaitu KAP DWP dan juga PT. TAM yang didalamnya terdapat ruang lingkup audit, tanggung jawab manajemen maupun auditor, jangka waktu pelaksanaan audit, kerangka pelaporan keuangan klien, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan proses audit PT. TAM. Sehingga sangat penting bagi kedua belah pihak, baik KAP DWP dan PT. TAM, menandatangani engagement letter tersebut guna mengetahui tanggung jawab serta hak yang dimiliki masing-masing pihak. Tahap selanjutnya adalah menentukan tim yang akan bertugas dalam penugasan audit PT. TAM. Penentuan tim yang bertugas pada perikatan audit tergantung pada besanya biaya audit dan kompleksitas perusahaan. Dalam menjalankan perikatan audit PT. TAM, terdapat satu orang partner, dua orang engagement leader, dua orang senior manager, satu orang manager, lima orang senior associate, delapan orang associate dan empat orang vocational employee. Jumlah tim yang ditugaskan untuk PT. TAM terbilang cukup besar dikarenakan PT. TAM merupakan perusahaan yang cukup besar dan memiliki banyak entitas anak. Sehingga PT. TAM memiliki kompleksitas yang relatif tinggi. Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
58
KAP DWP juga harus memastikan independensi dari anggota tim yang melaksanakan perikatan audit dengan PT. TAM. Tim pada perikatan audit tidak boleh memiliki hubungan istimewa pada klien. Setiap anggota tim perikatan audit PT. TAM akan mendapatkan sebuah surat elektronik yang berisi pernyataan konfirmasi mengenai independensi masing-masing angoota tim. Setiap anggota tim harus menandatangai konfirmasi tersebut untuk mendapatkan kepastian akan independensi. Dalam penugasan audit untuk PT. TAM, tidak ditemukan masalah tentang independensi pada anggota tim sehingga proses audit dapat dilanjutkan pada tahap selanjutnya. 4.2.1.3 Memahami Risiko Bisnis Klien dan Menilai Risiko Klien Pemahaman risiko bisnis klien merupakan salah satu hal yang penting dijalankan semenjak proses perencanaan dimulai. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan Arens et. al (2009). PT. TAM merupakan perusahaan yang bergerak di dalam bidang pertambangan minyak dan gas bumi sehingga memiliki beberapa risiko yang berasal dari proses operasional yang dilaksanakan. Selain itu PT. TAM juga memiliki banyak entitas anak. Pedoman audit KAP DWP menyatakan bahwa dalam menjalankan proses audit, tim harus menilai risiko terhadap kemungkinan salah saji pada laporan keuangan. Risiko salah saji yang dianggap signifikan dalam pelaporan keuangan PT.TAM ialah sebagai berikut:
PT. TAM memiliki banyak entitas anak, baik dalam operasi hulu maupun operasi hilir, yang akan dikonsolidasikan dalam laporan keuangan konsolidasi, di mana setiap entitas memiliki beberapa pusat biaya dan keuntungan. Sehingga terdapat banyak transaksi antara pihak dengan hubungan khusus yaitu PT. TAM dan entitas anak serta perusahaan yang memiliki asosiasi.
Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
59
PT. TAM dan entitas anak memiliki berbagai kontrak dengan pihak ketiga, termasuk penjualan gas dan kontrak pembelian untuk membeli barang, pinjaman bank dan sebagainya.
Perusahaan minyak dan gas pada umumnya memiliki berbagai kendala operasional seperti menurunnya produksi dari penuaan bidang, sumur yang ditutup sementara, keterlambatan persetujuan pemerintah dan sebagainya. Kendala operasional dapat menjadi salah satu indikasi untuk melakukan penelaahan terhadap nilai tercatat aset minyak dan gas.
PT. TAM bekerja dengan mitra lain dalam bentuk hukum Technical Assistance Contract (TAC), Join Operation (KSO) dan juga Joint Operating Body (JOB) serta KKS di mana PT. TAM adalah operator di wilayah kerja. PT. TAM perlu meninjau perlakuan akuntansi (metode biaya, ekuitas, atau konsolidasi proporsional, dll) untuk wilayah kerja yang dioperasikan oleh pihak lain.
Permasalahan pengakuan biaya restorasi dan kewajiban reklamasi lingkungan (Kewajiban penghentian pengoperasian aset) dan perhitungan akurasi. Masalah juga ditemukan pada PSC yang ditandatangani sebelum tahun 1995, di mana tidak ada ketentuan eksplisit pada kewajiban.
PT. TAM memiliki banyak aset dalam bentuk Property, Plant and Equiptment (PPE) yang berasal dari tahun tahun sebelumnya. Sehingga PT. TAM harus menilai apakah terdapat impartment pada nilai PPE yang berasal dari tahun sebelumnya.
PT. TAM memiliki tunjangan yang kompleks bagi para karyawannya. Salah satu tunjangan yang paling signifikan ialah tunjangan kesehatan. Namun tunjangan tersebut masih dimanfaatkan karyawan bahkan hingga karyawan telah meninggal.
PT. TAM akan melakukan akuisisi beberapa perusahaan minyak dan gas.
Akhir saldo persediaan konsolidasi PT. TAM dihitung dari transaksi antara PT. TAM dan entitas anak, oleh karena itu perusahaan harus menghitung Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
60
ulang biaya persediaan untuk biaya dari persediaan untuk mengeluarkan proprosi unrealized gain. Sehingga meskipun PT. TAM memiliki pengendalian internal yang baik, namun PT. TAM tetap memiliki banyak risiko salah saji dan juga risiko keuangan karena ukuran perusahaan yang besar. 4.2.1.4 Memahami Pengendalian Internal Pemahaman mengenai pengendalian internal dari klien sangat penting dimiliki oleh tim perikatan audit pada PT. TAM karena pengendalian internal dapat memitigasi risiko yang ada. Sehingga penting bagi auditor untuk melakukan penilaian atas pengendalian internal untuk menetukan langkah yang harus dilakukan dalam perikatan audit. Setelah melakukan pengamatan dan wawancara dengan klien, terdapat lima komponen dalam kerangka pengendalian internal yaitu: i. Lingkungan Pengendalian (Control Environment) Pada PT. TAM, pihak yang memiliki tanggung jawab atas sistem tata kelola perusahaan adalah Board of Director (BOD). Untuk memastikan kegiatan operasional PT. TAM, BOD melakukan rapat secara berkala dan mendokumentasikan hasil rapat ke dalam minutes of meeting. Manajemen mengkomunikasikan dan mendorong integritas dari para karyawan serta menerapkan nilai-nilai etika melalui pelantikan Company Regulation dan Code of Conduct. Perusahaan mengeluarkan Code of Conduct untuk mengatur kepatuhan, integritas, gratifikasi serta whistleblower. Untuk pelaporan whistleblower, PT. TAM akan menindaklanjuti dan melaporkan kepada manajemen kepatuhan. Berdasarkan pemahaman dan evaluasi dari KAP DWP, lingkungan pengendalian menjadi salah satu landasan yang sesuai bagi pengendalian internal dan tidak ditemukan adanya kekurangan pada komponen lingkungan pengandalian pada PT. TAM. ii. Penilaian Risiko (Risk Assessment) Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
61
Manajemen melakukan penilaian dan pengawasan terhadap risiko perusahaan melalui pengawasan terhadap anggaran dan juga operasional. Setiap tahun, divisi perencanaan, mengatur entitas dan entitas anak untuk mengembangkan rencana jangka panjang dan jangka pendek anggaran perusahaan yang terdiri dari jangka panjang (5 tahun) anggaran (Rencana Kerja Jangka Panjang Perusahaan (RKJPP)) dan jangka pendek (1 tahun) anggaran (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP)). Setiap bulan manajemen menyiapkan laporan keuangan untuk mengawasi komponen pendapatan dan juga beban perusahaan sehingga manajeman dapat menilai risiko yang ada pada perusahaan. iii. Aktivitas Pengendalian (Control Activities) Berdasarkan hasil diskusi, BOD terlibat dalam kegiatan operasional pada PT. TAM. BOD melakukan pengawasan secara berkala pada kegiatan operasional PT. TAM. iv. Informasi dan Komunikasi (Information & Communication) Pada pelaporan keuangan perusahaan, PT. TAM menggunakan sistem IT yang canggih yang dinamakan MyPAP. Semua fungsi yang berkaitan dengan IT pada PT. TAM akan ditangani oleh Corporate Shared Services (CSS) yang dipimpin oleh Senior Vice President (SVP), yang melapor langsung kepada Direktur Umum .Di bawah SVP terdapat, Compliance & Internal Governance (CIG), Shared Processing Center (SPC), IT Solution, IT Operation. Fungsi penunjang lainnya dalam CSS dan SVP adalah sekretaris dan Project Coordinator ICM. PT. TAM sendiri memiliki fungsi Audit Intern (SPI), yang melakukan penilaian IT-control assessment. Laporan Audit Internal dilaporkan kepada SVP CSS dan kemudian akan ditindaklanjuti. Setiap bulan, laporan keuangan akan ditinjau oleh Assistant Manager Reporting, Manajer Pelaporan, VP SVP. Setiap triwulan, laporan keuangan dan realisasi anggaran RKAP akan ditinjau oleh Direksi. Komite Audit menerima laporan keuangan dari Direksi, bersama-sama dengan penasihat Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
62
(ahli akuntansi) melakukan review mereka kemudian dipresentasikan kepada Dewan Komisaris. v. Pengawasan (Monitoring of Control) Pemantauan pengendalian internal dilakukan dengan ERM sedangkan evaluasi adalah tanggung jawab audit internal. IA bertanggung jawab untuk mengevaluasi kecukupan dan efektivitas pengendalian internal dalam seluruh kegiatan operasional berdasarkan program tahunan dan dengan permintaan dari manajemen. Manajemen risiko menggunakan informasi dari pihak internal dan eksternal untuk mengidentifikasi potensi risiko yang akan ada. Selain dari situs Whistleblower, perusahaan memiliki TAM Contact Center sebagai salah satu nilai "Fokus Pelanggan". Hal ini adalah akses bagi para pemangku kepentingan untuk meminta atau memberikan informasi, meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, membangun hubungan dan loyalitas, membangun database untuk meningkatkan hubungan dengan pelanggan. Jika kekurangan ditemukan, SPI akan menindaklanjuti isu-isu dan mendiskusikan hasil selama tahap penyelesaian dan membuat proses monitoring terhadap peningkatan kendali sebagai bagian dari KPI. Dalam menilai pengendalian internal, lima (5) komponen pengendalian internal dirasakan cukup bagi tim audit dalam menganalisis pengendalian internal PT. TAM. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, tim audit tidak memiliki keraguan pada kemampuan untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan PT. TAM secara keseluruhan bebas dari salah saji material. 4.2.1.5 Menentukan Strategi Audit dan Perencanaan Audit Tahap selanjutnya yang dilakukan oleh tim audit adalah menentukan strategi audit dan perencanaan audit pada PT. TAM. Tahapan ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arens et. al (2009). Pada penentuan strategi audit dan perencanaan audit, tim audit untuk PT. TAM bekerja sama dengan advisory dan bagian tax KAP Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
63
DWP Indonesia. Pada tahap ini advisory KAP DWP membantu tim audit dalam memberikan pemahaman mengenai bisnis klien dan bagian tax membantu tim audit dalam pengecekan pajak PT. TAM dan entitas anak yang dimiliki. Pada penugasan audit PT. TAM, tim audit lebih menggunakan pengujian detail secara substantif (substantive test of detail) karena pengujian ini dianggap lebih efektif dan efisien pada penugasan audit PT. TAM. Hal selanjutnya yang dilakukan tim audit adalah melakukan pengecekan terhadap hubungan istimewa pada pihak yang memiliki hubungan dengan PT. TAM serta memeriksa transaksi yang dilakukan dengan klien PT. TAM. Secara keseluruhan tidak ada risiko fraud pada tingkat laporan keuangan dan pemilihan serta penerapan kebijakan akuntansi oleh perusahaan. Dalam melaksanakan perencanaan audit, tim audit akan memeriksa peraturan dan hukum yang terkait dengan operasional PT. TAM yang berdampak pada pelaporan keuangan. Tim audit harus memastikan bahwa klien telah mematuhi peraturan tersebut. Setelah dilakukan penilaian atas kepatuhan pada peraturan, tim audit tidak menemukan adanya pelanggaran pada peraturan dan hukum ada PT. TAM. Penugasan audit yang dilaksanakan akan memaksimalkan penggunaan konfirmasi pada pihak ketiga berupa surat konfirmasi kepada bank atas kepemilikian rekening, surat konfirmasi piutang usaha, surat konfirmasi kepemilikan saham, konfirmasi atas transaksi dengan pihak berelasi, konfirmasi atas pinjaman perusahaan, konfirmasi yang ditujukan untuk pengacara perusahaan, konfirmasi utang dagang, dan konfirmasi atas sewa perusahaan. Pada pelaksanaan audit untuk PT. TAM, tim audit membuat jadwal mulai dari tahap perencanaan hingga batas akhir penyelesaian audit. Table 4.1 menunjukan jadwal kerja untuk PT. TAM.
Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
64
Tabel 4.1: Jadwal Audit Laporan Keuangan PT. TAM 2013 Aktivitas
Tahap Audit Fieldwork
Perencanaan Pengujian substantif interim Inventory dan observasi PPE Penyelesaian dan Pelaporan
Audit Report
Laporan Keuangan Konsolidasi PT. TAM dan Entitas Anak
Tanggal 5 - 14 September 2012 2 - 20 November 2012 20 Desember 2012 14 Januari - 28 Febuari 2013 14 Febuari 2013
Sumber: Kertas Kerja KAP DWP
Hal yang selanjutnya dilakukan dalam oleh tim audit adalah menentukan materialitas yang akan digunakan dan menjadi dasar dalam pelaksanaan audit pada PT. TAM untuk periode yang berakhir 2013. Pada pedoman yang dimiliki oleh KAP DWP, tingkat materialitas dibagi menjadi tiga (3) tingkatan, yaitu: Overall Materiality (OM), Performance Materiality (PM), dan Summary of Uncorrected Misstatement (SUM). Berikut merupakan perhitungan untuk masing-masing tingkatan materialitas pada PT. TAM:
Overall Materiality (OM) Berdasarkan Pedoman audit yang dimiliki oleh KAP DWP, OM merupakan keseluruhan penilaian materialitas atas laporan keuangan secara umum. OM ditentukan berdasarkan pertimbangan professional dan tolak ukur yang digunakan dalam menentukan OM adalah komponen dalam laporan keuangan seperti total aset, total modal, laba/rugi perusahaan. Menurut pedoman audit KAP DWP, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan perhitungan dari overall materiality, yaitu: 1. Menentukan jenis perusahaan yang akan diaudit. Tim harus melihat apakah klien berorientasi pada laba, organisasi non-profit atau entitas berbasis aset. 2. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh tim audit adalah memilih dasar perhitungan dari OM. Dasar perhitungan dapat berupa Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
65
total pendapatan, total beban, laba/rugi sebelum pajak, total aset dan lainnya. 3. Setelah tim audit dapat menentukan keduanya, barulah tim menentukan berapa besar presentasi tingkat kesalahan yang dapat ditolerir secara keseluruhan. Pada audit untuk PT. TAM, tim audit memutuskan untuk menggunakan laba/rugi sebelum pajak dari kegiatan operasional (profit/loss before tax from continuing operations) sebagai benchmark dalam menentukan OM PT. TAM. Profit/loss before tax from continuing operations dijadikan sebagai benchmark penentuan OM karena sesuai dengan pedoman audit KAP DWP. Bila klien memiliki profit maka yang akan digunakan adalah profit/loss before tax from continuing operations, namun bila perusahaan mengalami kerugian maka yang akan digunakan sebagai benchmark adalah total sales perusahaan. Berdasarkan pedoman audit KAP DWP secara global, threshold yang dapat digunakan sebagai benchmark pada profit/loss before tax from continuing operations adalah sebesar 5% sampai 10%. Akhirnya tim audit PT. TAM memutuskan untuk menggunakan threshold sebesar 5% karena pangguna laporan keuangan PT. TAM cukup luas. Sehingga perhitungan untuk menentukan overall materiality adalah sebagai berikut: OM
= 5% * [ total profit/loss before tax from continuing operations] = 5% * $ 4.500.000.000 = $ 225.000.000
Performance Materiality (PM) PM merupakan tingkatan materialitas yang digunakan untuk saldo akun secara keseluruhan yang akan diaudit. Besarnya performance materiality ditentukan oleh overall materiality yang telah dihitung sebelumnya. Pada Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
66
perhitungan performance materiality, auditor harus menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan PM berdasarkan frekuensi penyesuaian yang terjadi pada audit sebelumnya. Dengan adanya PM, akan memudahkan tim audit untuk menentukan dasar, waktu dan sejauh mana audit diperlukan untuk mengurangi risiko audit. Berdasarkan pedoman audit KAP DWP, PM harus dibuat dengan jumlah dibawah OM yang berkisar 50% - 75%. Pengurangan presentase tersebut disebut haircut. Tim audit PT. TAM memutuskan menggunakan haircut sebesar 50%. Sehingga perhitungan tingkat meterialitas pada performance materiality adalah sebagai berikut: PM
= (100%- [haircut]) * [OM] = (100% - 50%) * $ 225.000.000 = 50% * $ 225.000.000 = $ 112.500.000
Summary of Uncorrected Misstatement (SUM) Summary of Uncorrected Misstatement merupakan suatu tingkat batasan salah saji yang terjadi dan tidak memberikan dampak yang signifikan. SUM ditentukan oleh pertimbangan professional tim audit PT. TAM. Berdasarkan pedoman audit KAP DWP, besaran SUM dapat berada pada kisaran 5% 10% dari besarnya overall materiality. Namun besaran yang diekspektasikan oleh tim audit adalah 5%. Tim audit memutuskan menetukan besarnya SUM sebesar 5% dari OM karena besaran tersebut diharapkan terjadi dari waktu ke waktu dengan jumlah yang tidak material. Berikut adalah perhitungan Summary of Uncorrected Misstatement untuk PT. TAM: SUM = 5% * [OM] = 5% * $ 225.000.000 = $ 11.250.000
Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
67
Setelah menentukan tingkat materialitas pada beberapa tingkatan sesuai pedoman audit PT. TAM yaitu OM, PM dan SUM, maka tim audit PT. TAM melaksanakan kick-off meeting yang membahas mengenai penugasan audit yang akan dilakukan untuk PT. TAM. Di dalam kick-off meeting tersebut akan dijelaskan gambaran umum klien, risiko yang dimiliki oleh klien, penentuan materialitas dan hal-hal lainnya terkait dengan klien yang bersangkutan, dalam hal ini PT. TAM. Dengan adanya kick-off meeting diharapkan tim audit yang ditugaskan dalam penugasan audit PT. TAM memiliki pemahaman mengenai PT. TAM secara menyeluruh sehingga proses audit akan berjalan efektif dan efisien. 4.2.2
Audit Lapangan (Audit Fieldwork) Langkah selanjutnya setelah melaksanakan perencanaan audit adalah
melakukan kerja audit lapangan. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arens et. al (2009). Dalam teori tersebut dijelaskan bahwa dalam menyajikan langsung di dalam lapangan, auditor melakukan pengujian atas pengendalian internal, pengujian substantif atas transaksi dan saldo dan prosedur analitis. Berdasarkan pedoman audit KAP DWP, proses audit lapangan dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: 1. Pengujian pengendalian (test of control) dan, 2. Pengujian detail secara substantif (substantive test of detail). Prosedur yang digunakan dalam pelaksanaan audit lapangan berdasarkan kondisi klien dan juga pertimbangan professional dari tim audit itu sendiri. Meskipun tes yang dilakukan dalam audit lapangan memiliki tujuan yang berbeda beda, namun teori serta standar tidak menentukan prosedur yang harus diambil oleh tim audit dalam mengadit suatu klien. Dalam menjalankan proses auditnya, KAP DWP mempunyai beberapa cara dalam menentukan sampel yang digunakan. Terdapat tiga (3) cara dalam pemilihan sampel yaitu: 1. Targeted testing Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
68
Merupakan salah satu pemilihan sampel yang dipilih berdasarkan suatu karakteristik tertentu. Pada penentuan target ini, tim audit akan mempertimbangkan risiko pada transaksi yang memiliki nilai yang cukup material dan memiliki kemungkinan terdapat salah saji material. Auditor melakukan pemilihan sampel pada targeted testing pada saat terdapat nilai-nilai yang dianggap oleh tim audit sebagai target berdasarkan pertimbangan professional. 2. Non-statistical sampling Pemilihan pada Non-statistical sampling dilakukan pada populasi yang memiliki transaksi dengan nilai nominal yang memiliki kecenderungan homogen antara yang satu dengan yang lain. Karena kesamaan yang dimiliki sehingga populasi ini tidak dijadikan sebagai targeted testing. Non-statistical sampling biasanya dijadikan sampel tambahan pada pengujian transaksi yang dilakukan oleh KAP DWP. Non-statistical sampling digunakan untuk menambahkan tingkat keyakinan pada pengujian dan auditor merasa yakin bahwa populasi yang belum dijadikan sampel pada pengujian tidak memiliki salah saji yang material. 3. Accept reject testing Merupakan salah satu cara yang tidak menguji salah saji moneter dalam suatu akun atau populasi. Sampel ini digunakan untuk menetukan apakah suatu karakteristik atau atribut tertentu di tolak atau diterima. Jika dari hasil pengujian yang dilaksanakan menunjukan bahwa atribut tersebut ditolak maka sumber dari pengecualian harus diidentifikasi dan dikomunikasikan dengan klien yang bersangkutan. Hal tersebut menyebabkan auditor harus melakukan prosedur tambahan untuk mencapai tujuan audit. 4.3
Test of Control Merupakan sebuah prosedur yang digunakan untuk menguji tingkat efisiensi
serta tingkat efektifitas dari pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan. Tes ini Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
69
dilakukan guna mengurangi kemungkinan adanya risiko pengendalian audit. Pada saat melakukan tes pada klien, auditor melaksanakan test of control dan juga substantive test of detail secara bersamaan. Hal ini dilakukan karena kedua test tersebut memiliki beberapa persamaan, dengan begitu akan menghemat waktu serta tenaga yang akan dikeluarkan oleh auditor. Tes tersebut dilakukan dengan cara berdiskusi dengan klien mengenai proses pengendalian, mengikuti alur dan melakukan validasi mengenai penyetujuan dokumen dari awal hingga akhir proses tersebut. Pengendalian perusahaan dilakukan secara berkala pada semua aspek, sehingga pada pengujian ini digunakan asumsi populasi yang digunakan adalah 150.000 sampel. Sampel ini merupakan sampel yang di dapatkan dari transaksi yang tercatat pada sistem MyPAP dari tanggal 1 Januari hingga 30 Oktober 2013. Jika tingkat pengendalian yang dilakukan lebih dari 150.00 per tahun maka jumlah sampel yang digunakan adalah 25 tagihan untuk mendapatkan keyakinan atas pengendalian yang ada pada PT. TAM. Untuk audit pada PT. TAM, tim audit merasa pengendalian internal klien telah baik, sehingga jumlah sampel yang digunakan terbilang tidak terlalu banyak yakni sebanyak 25 sampel. Table 4.2 Penentuan Jumlah Sampel
Annual
1
Quarterly
2
Monthly
2 to 5
Weekly
5, 10, 15
Daily
20, 30, 40
Multiple times a
25, 30, 45,
day
60
Sumber: Pedoman Audit KAP DWP
PT. TAM memiliki banyak transaksi atas barang yang dibeli atau jasa yang diterima. Masing-masing transaksi memerlukan pembayaran yang akhirnya Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
70
menggunakan sumber daya perusahaan. Untuk itu, tim audit harus memvalidasi keberadaan transaksi tersebut untuk memastikan bahwa barang yang dibeli dan jasa yang diterima memang seperti pada permintaan perusahaan dan semua barang dan jasa yang terkait telah diterima oleh perusahaan. Untuk memverifikasi keberadaan transaksi, PT. TAM memiliki sebuah kontrol atas barang yang dibeli / jasa yang diterima yang disebut manual three/two-way matching. Manual three/two-way matching adalah salah satu cara yang digunakan oleh tim audit memastikan pengendalian dari tiga dokumen pendukung yang memiliki hubungan satu sama lain dan berasal dari pihak yang berbeda di dalam siklus invoice, purchase order, dan delivery order. Tim audit melakukan pengendalian internal dengan cara sebagai berikut:
Memeriksa apakah purchase order telah disetujui oleh pihak yang memiliki wewenang.
Memeriksa apakah penerimaan penerimaan barang / jasa (delivery order) yang telah disepakati untuk membeli ketertiban dalam hal vendor nama, harga, kuantitas dan spesifikasi.
Memeriksa apakah invoice sesuai dengan penerimaan penerimaan barang / jasa (delivery order) dalam hal vendor nama, harga, kuantitas dan spesifikasi.
Memeriksa apakah purchase order telah disetujui oleh orang yang berwenang dan "jumlah yang dibayarkan" di purchase order telah tepat diposting ke GL dalam rangka melaksanakan proses pembayaran di divisi treasury. Keempat pengendalian tersebut dijadikan sebagai pengendalian kunci karena
keempat pengendalian tersebut merupakan pengendalian yang memiliki potensi risiko yang lemah. Hal ini berdasarkan dari hasil investigasi dan juga pemaham pada siklus purchase dan payable yang dimiliki oleh PT. TAM. Tim audit telah melakukan pengujian pada manual three/two-way matching atas barang yang dibeli dan pelayanan yang diterima. Untuk pengujian kontrol ini, tim audit menerapkan strategi pengujian sesuai dengan pedoman audit KAP DWP pada pemilihan sampel. Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
71
Hal selanjutnya yang dilakukan oleh auditor adalah melakukan prosedur pengendalian validasi yang dilakukan oleh PT. TAM. Tim melakukan beberapa prosedur guna memastikan pengendalian internal berjalan dengan efektif dan efisien. Prosedur pengendalian validasi pada PT. TAM ialah sebagai berikut:
Memeriksa (examine) apakah delivery order sudah ditandatangani dan dicap oleh staf yang menerima. Hal ini untuk memastikan barang/jasa sudah diterima oleh perusahaan dengan lengkap dan dalam kondisi baik. (occurrence)
Pelaksanaan ulang (reperformance), dengan menyetujui jumlah yang ada di tagihan, PO, serta DO. Hal ini untuk memastikan bahwa jumlah yang ditagih oleh supplier akurat dan berhubungan dengan pembelian perusahaan. (accuracy)
Pelaksanaan ulang (reperformance), dengan menyetujui jumlah dan akun bank dalam invoice dengan pembayaran apakah akurat dan ditransfer ke supplier yang tepat. (occurrence)
Memeriksa (examine) persetujuan dari direktur dalam instruksi pembayaran. Hal ini untuk memastikan semua pembayaran valid. (occurrence).
Dengan dilakukan tes mengenai pengendalian pada PT. TAM, maka tujuan audit yang berhubungan dengan transaksi seperti completeness, posting and summarization, classification, dan timing dapat di tes secara bersamaan. Table di bawah ini menunjukan dokumentasi pengujian pengendalian yang dilakukan oleh KAP DWP.
Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
72
Table 4.3 Test of Control Siklus Purchase to Payable
Sumber: Kertas Kerja Audit KAP DWP atas PT. TAM ( Data diolah kembali)
Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
73
Substantive Test of Detail
4.4
Pada pelaksanaan audit untuk PT. TAM, tim audit menyiapkan beberapa pendekatan dalan substantive test of detail. Beberapa pendekatan yang dilakukan oleh KAP DWP ialah: 4.4.1
Menyiapkan Lead Schedule Prosedur pertama yang dilakukan adalah menyiapkan lead schedule. Prosedur
ini merupakan salah satu dari prosedur analitis dari proses audit PT. TAM. Dalam melakukan proses ini, tim audit memiliki tujuan untuk menguji disclosure dan presentation dari asersi manajemen. Kemudian prosedur analitis tersebut akan dituangkan ke dalam sebuah kertas kerja yang dinamakan lead schedule. Hal yang dilakukan auditor ialah mencocokan daftar utang usaha yang ada pada buku besar dan juga sistem MyPAP klien dengan saldo akhir yang ada pada laporan keuangan PT. TAM periode 31 Desember 2013. Lalu auditor juga harus melakukan pengujian terhadap keakuratan matimatis (mathematical accurancy) guna memastikan apakah hasil penjumlahan secara menurun (footing) telah dihitung secara benar dengan rumus matimatika yang benar. Prosedur pengecekan ini juga dilakukan untuk melihat apakah terdapat perbedaan dari hasil penjumlahan karena adanya penghapusan utang yang signifikan ataupun kesalahan perhitungan. Di dalam lead schedule berisi:
Account number dan juga account description
Current period 31 Desember 2013 yaitu saldo akhir pada suatu akun terhitung hingga tanggal 31 Desember 2013. Besarnya saldo yang ada diambil dari neraca saldo (trial balance) yang dibuat oleh klien.
Adjustment merupakan penyesuaian yang terjadi setelah klien menyerahkan trial balance kepada tim audit. Penyesuaian ini dapat terjadi dari pihak auditor maupun pihak klien. Bila penyesuaian berasal dari klien maka akan diberi nama client late adjustment (CLA). Bila penyesuaian telah disepakati antara Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
74
kedua belah pihak maka penyesuaian tersebut akan langsung dimasukan ke dalam lead schedule.
Adjusted current period merupakan penjumlahan antara nilai saldo pada current period di tambah atau di kurangi oleh adjustment yang terjadi.
Audited period 2012 merupakan nilai saldo akun pada laporan keuangan periode sebelumnya, yakni tahun 2012.
Fluctuation dan fluctuation percentage merupakan hasil perhitungan dari perubahan saldo yang terjadi pada perubahan tahun yang terjadi yaitu tahun 2013 dan tahun 2012. Bentuk perubahan tersebut disajikan ke dalam satuan mata uang dan juga persentase. Setelah mendapatkan neraca saldo dari klien, auditor akan memasukan nilai
pada neraca saldo sesuai dengan account number dan memasukan description yang sesuai dengan account number. Setelah mendapatkan hasil dari neraca saldo, auditor akan memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam klasifikasi sehingga membutuhkan penyesuaian atau klien memberikan penyesuaian setelah neraca saldo diberikan. Jika terdapat penyesuaian maka nilai saldo setelah penyesuaian yang digunakan sebagai saldo akhir pada tahun audit. Selanjutnya auditor membuat perbandingan antara saldo akhir pada tahun 2013 dengan tahun 2012. Hal ini dilakukan untuk melihat pergerakan sesuatu akun selama satu tahun, apakah perubahan tersebut terjadi secara wajar atau tidak. Jika pergerakan dari tahun sebelumnya dianggap tidak wajar maka tim harus menanyakan alasan mengapa terdapat pergerakan seperti itu. Pada lead schedule pada PT. TAM, tim membagi perhitungan menjadi beberapa bagian terkait hubungan dengan PT. TAM yakni utang usaha antar perusahaan, pihak yang memiliki hubungan dan, pihak ketiga. Lalu tim juga membedakan utang usaha dari pihak ketiga yang belum terbayar serta clearing account. Pada Table 4.3 menunjukan dokumentasi lead schedule akun utang usaha yang dilakukan oleh KAP DWP.
Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
75
Table 4.4 Lead Schedule akun Utang Usaha PT. TAM
Sumber: Kertas Kerja Audit KAP DWP (Data Diolah kembali)
Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
76
4.4.2
Agree Detail Listing Payable Prosedur yang selanjutnya dilaksanakan oleh tim audit adalah memeriksa dan
memastikan jumlah utang usaha pada tahun audit telah dijumlahkan dengan benar dan memiliki nilai yang sama dengan buku besar klien. Auditor akan memeriksa rincian utang usaha melalui investigasi jika ditemukan item-item yang dianggap tidak wajar. Proses ini dilakukan oleh tim audit PT. TAM untuk mendapatkan kepastian mengenai accurancy dari nilai yang ada di dalam akun utang usaha. Di dalam prosedur ini, auditor melakukan beberapa hal yaitu:
Tim mendapatkan subledgers atau rincian mengeenai daftar utang yang didalamnya berisi rekening, jumlah saldo yang disetujui, hasil uji akurasi matematika, dan menemukan hasil yang dianggap tidak wajar
Selanjutnya tim akan melakukan penjumlahan kebawah atas daftar utang yang ada (footing). Dan tim akan membandingkan dengan saldo yang telah disajikan ke dalam neraca saldo per tanggal 31 Desember 2013.
Table 4.5 : Perbandingan AP Listing dengan TB akun Utang Usaha PT. TAM
Total AP listing as of 31 Dec 2013
(8,843,554,374)
Total AP TB as of 31 Dec 2013
(8,843,554,374)
Difference :
0 Sumber : Dokumentasi KAP DWP (telah diolah kembali)
Dalam hasil perbandingan di atas tidak terdapat perbedaan dari hasil daftar utang usaha pada buku besar dan juga total utang usaha yang berada pada neraca saldo. Bila terdapat perbedaan diantara nilai akun utang usaha pada buku besar dan
Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
77
neraca saldo maka auditor harus menanyakan kepada klien mengenai alasan terjadi perbedaan. 4.4.3
Test Translation of Foreign Currency –Account Payable Account Payable merupakan akun yang terjadi dengan banyak jenis mata
uang karena PT. TAM merupakan perusahaan yang terbilang besar dan memiliki vendor lebih dari satu negara. Pada saat utang usaha terjadi dengan mata uang asing, maka untuk mengkonversikan nilai sesuai mata uang pada laporan keuangan, PT. TAM menggunakan kurs saat transaksi tersebut terjadi. Namun pada saat penutupan laporan keuangan pastinya nilai mata uang akan berubah. Pada saat melakukan pembayaran akan utang usaha yang dimiliki tentunya PT. TAM akan menggunakan kurs pada saat mereka melakukan pembayaran. Selisih antara perbedaan pengakuan dan pembayaran akan menciptakan unrealized gain or loss dari pertukaran mata uang yang terjadi. Proses ini menjelaskan mengenai mata uang yang tercatat sudah termaksud nilai translasi dari mata uang tiap periode pelaporan terjadi. Dalam kasus ini, PT. TAM menggunakan mata uang USD sebagai mata uang di dalam pelaporan laporan keuangan. Sehingga diperlukan translasi jika terdapat transaksi yang menggunakan mata uang selain mata uang pelaporan keuangan (USD). Tim audit hanya melakukan translasi pada periode audit untuk laporan keuangan yang berakhir pada periode yang berakhir 31 Desember 2013. Pada proses ini tim audit melakukan uji translasi kepada seluruh akun utang usaha, yang berarti jumlah sampel yang dijadikan populasi tes adalah 100%. Di dalam test ini terdapat nilai saldo utang usaha sesuai mata uang asli lalu terdapat jumlah nilai saldo yang telah dikonversikan ke dalam nilai USD. Selanjutnya terdapat besaran nilai tukar yang didapat dari pihak external. Kemudian nilai saldo per mata uang asli di bagi dengan nilai tukar dan di bandingkan dengan nilai per USD. Tim melihat apakah terdapat perbedaan pada keduanya.
Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
78
Pada tahap ini PT. TAM melakukan translasi pada akun akun dengan mata uang asing pada setiap bulan, sehingga ditemukan unrealized gain or loss terhadap foreign exchange. Rincian dan kegiatan dan hasil yang ditemukan tim audit pada tahap ini adalah:
Tim audit meminta daftar utang pada masing masing mata uang yang ada dari buku besar klien pada akhir periode audit yakni 31 Desember 2013. Selanjutnya tim melakukan konversi kedalam USD pada transaksi yang dilakukan dengan menggunakan mata uang selain USD dan mengkali nilai tersebut dengan nilai tukar mata uang per tanggal 31 Desember 2013. Pada tahap ini rate yang digunakan oleh PT. TAM adalah USD tax exchange rate. Sehingga tim audit menyesuaikan dengan tax exchange rate per 31 Desember 2013.
Setelah dilakukan konversi ke dalam USD, tim audit melakukan penjumlahan ke bawah (footing) dan membandingkan dengan saldo pada neraca saldo per tanggal 31 Desember 2013. Dari hasil yang dilakukan oleh tim audit ditemukan terdapat perbedaan setelah
dilakukan konversi ke dalam USD. Namun menurut tim audit, pebedaan tersebut masih berada jauh di bawah batas toleransi materialitas salah saji pada PT. TAM. Sehingga tim audit tidak menjadikan hal tersebut sebagai temuan audit. Berikut adalah hasil dari proses konversi:
Total account payable per detailed listing Forex effect from detailed listing
(8,814,718,061) (35,330,133)
Total account payable + forex effect from detailed listing
(8,850,048,193)
Balance account payable per TB 31 Dec 2013
(8,843,554,374)
6,493,819
Differences
Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
79
Late posting journal from Subsidiaries Remaining differences
4.4.4
6,298,204 195,616
Confirmation Account Payable Pada tahap ini tim audit melakukan pengiriman konfirmasi pada supplier third
parties maupun related parties. Pengiriman konfirmasi ini dilakukan pada nilai utang usaha yang memiliki nilai nominal yang besar dan di atas summary of uncorrected misstatement. Pada tahap ini jumlah sampel yang akan di uji adalah sebesar $ 7.346.057.744 dengan jumlah sample sebanyak 26 populasi dan pada tes ini memiliki jumlah populasi yang tidak di tes sebanyak $ 71.547.407.401. Pengirimanan konfirmasi dilakukan oleh auditor namun atas nama klien dan atas sepengetahuan klien. Hal ini dilakukan untuk menecegah adanya kecurangan dalam mengirim konfirmasi sehingga konfirmasi dilakukan oleh tim audit sendiri. Auditor bertanggung jawab langsung atas pengiriman surat konfirmasi tersebut dan balasan pada surat konfirmasi akan dikirimkan langsung pada alamat KAP DWP di Jakarta. Bila ditemukan terdapat kesalahan atau coretan pada konfirmasi tersebut, maka KAP DWP akan menolak konfirmasi tersebut dan akan mengirimkan ulang konfirmasi pada pihak yang bersangkutan. Untuk konfirmasi akun utang usaha antar perusahaan, KAP DWP tidak mengirimkan surat konfirmasi karena hal tersebut sudah tertera pada rekonsiliasi yang ada dan rekonsiliasi tersebut terdapat tanda tangan dari pihak ke tiga. Sehingga rekonsiliasi tersebut dianggap valid sebagai bentuk konfirmasi akan akun utang usaha pada PT. TAM. Tim audit merasa pengujian yang terjadi pada Intercompany TestAccount Payable telah sesuai dengan nilai akhir pada hasil rekonsiliasi antar perusahaan.
Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
80
Tim auditor akan mencocokan nilai saldo utang usaha pada surat konfirmasi dengan saldo yang berada pada neraca PT. TAM. Jika didapatkan perbedaan antara jawaban surat konfirmasi dengan nilai neraca saldo maka tim auditor akan melakukan penelusuran dan akan menentukan apakah perbedaan tersebut perlu dilakukan pernyesuaian ataupun tidak. Berdasarkan hasil prosedur yang dijalankan oleh tim audit, tim menemukan tiga perbedaan antara hasil rekonsiliasi antar perusahaan. Sebenarnya perbedaan antara nilai pada entitas anak telah dicatat pada rekonsiliasi antar anak perusahaan. Namun pihak PT. TAM tetap mengusulkan jurnal rekonsiliasi. Jurnal rekonsiliasi tersebut telah diposting ke dalam BPC (sistem konsolidasi) namun jurnal tersebut belum di posting kedalam sistem MyPAP. Sehingga menyebabkan adanya perbedaan antara nilai akhir utang usaha dalam MyPAP dengan Intercompany Reconciliation Sign Off Agreement. Tim audit telah mendapatkan dan melakukan verifikasi pada jurnal yang diinput ke dalam sistem BPC. Jurnal tersebut seperti: Table 4.6 Jurnal Perbedaan Konfirmasi AP Company PT. PEH
GL Account 2012830000
GL Description
Debit
Credit
UNBILLED INVOICE RECEIVED 2,183,395
2002120000
ACCOUNTS PAYABLE UNBILLED 2,183,395
PT. PPN
2012830000
UNBILLED INVOICE RECEIVED
2002120000
ACCOUNTS PAYABLE UNBILLED
3,637,632 3,637,632 PT. PIE
6001016000 2002120000
G&A EXPENSES - LOGISTIC & DISTRIBUTION ACCOUNTS PAYABLE UNBILLED
477,177 477,177
Sumber: Kertas Kerja KAP DWP (Data Diolah Kembali)
Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
81
Dari perbedaan dan selisih yang ada, tim audit akhirnya memutuskan tidak meakukan jurnal penyesuaian karena selisih yang ada pada konfirmasi utang usaha di bawah summary of uncorrected misstatement. Pada dasarnya prosedur ini dilakukan untuk menguji existence yang paling kuat dari utang usaha PT. TAM. Dari hasil pengujian yang dilakukan, auditor tidak menemukan adanya pengecualian yang ada pada utang usaha sehingga tidak dilakukan tes lanjutan dalam tahapan yang dilakukan. 4.4.5
Search For Unrecorded Liabilities – SURL Dalam tahap ini terdapat beberapa tujuan yang ingin di capai dalam tes yang
dilakukan, yaitu auditor ingin memastikan completeness dan juga cut-off. Completeness yang ingin dipastikan apakah semua utang usaha telah tercatat secara benar dan akurat serta dimasukan ke dalam neraca saldo per 31 Desember 2013. Sedangkan pada tujuan cut-off, auditor ingin memastikan apakah utang usaha yang ada pada neraca saldo per 31 Desember 2013 benar-benar terjadi pada tahun 2013. Pada tahap ini auditor melakukan tes dengan dua cara, yaitu:
Tagihan Diterima Setelah Periode (Subsequent Invoice Received)
Tagihan Dibayar Setelah Periode (Subsequent Invoice Payment)
Dalam tahap ini yang dimaksud dengan subsequent event adalah periode dari 1 Januari 2014 – 31 Januari 2014. Berdasarkan wawancara dengan klien, invoice biasanya diterima maksimal 1 bulan setelah barang/jasa dikirimkan. Sehingga dengan informasi tersebut, tim menyimpulkan bahwa pemilihan sampel pada subsequent event telah menggambarkan utang usaha yang belum tercatat. Pada saat auditor melaksanakan tahapan ini, auditor sudah memiliki keyakinan bahwa utang usaha tidak memilki salah saji material terutama permasalahan dalam pencatatan utang usaha untuk periode 2013. Pada tahap ini tim audit sudah melakukan pengecekan kepada semua dokumen pendukung yang berhubungan dengan utang usaha. Tim sudah melakukan pengecekan pada tagihan Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
82
(invoice), bukti setoran bank, dokumen pemesanan barang (purchase order), dokumen pengiriman barang (delivery order) dan juga berita acara pengiriman barang. Segala pengecekan dokumen yang dilakuakan berguna untuk melihat proses pemesanan hingga barang telah di terima pada saat periode tanggal neraca yaitu 31 Desember 2013 hingga audit fieldwork telah selesai. Dengan melakukan pengecekan pada dokumen pendukung utang usaha, tim audit dapat menentukan apakah utang usaha telah dimasukan atau dikeluarkan pada periode yang seharusnya. Kegiatan yang dilakukan auditor pada tahap ini adalah sebagai berikut:
Tagihan Diterima Setelah Periode (Subsequent Invoice Received) Pertama-tama tim audit akan mendapat invoice dari klien untuk periode setelah tanggal neraca, sampai audit fieldwork 2013 selesai. Invoice yang diberikan oleh klien akan menjadi populasi dari pengujian ini. Sampel yang digunakan adalah USD 1.902.624.147. Tujuan dari pengujian ini ialah ingin menguji kelengkapan (completeness), pisah batas (cut-off) serta penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure). Semua invoice yang diterima pada periode 1 Januari – 31 Januari 2013 akan dibuat daftar dan dimasukan ke dalam invoice register. Selanjutnya auditor akan melakukan test of control mengenai pengendalian internal dari klien terhadap populasi pada subsequent event PT. TAM. Tim audit menyimpulkan bahwa populasi yang digunakan sudah tepat dan lengkap karena berasal dari sistem yang dapat diandalkan. Sehingga tim audit akan melakukan pemilihan sampel dari populasi yang ada pada invoice register. Akhirnya tim audit memilih sampel sebesar USD 1.652.101.802 atau sebesar 86.4% dari total populasi yang ada pada invoice register. Terdapat 50 buah sampel yang digunakan oleh tim audit dan semuanya berasal dari bulan Januari 2014. Total remaining untested balance adalah sebasar USD 250.522.245 atau sekitar 13.6%. Setelah menentukan sampel yang akan digunakan, tim audit akan meminta data pendukung dari sampel yang ada. Selanjutnya tim akan melakukan Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
83
vouching guna memeriksa setiap informasi yang berhubungan dengan akun utang usaha. Tim akan memeriksa beberapa dokumen seperti pemesanan barang (purchase order), faktur (invoice), bukti setoran bank, berita acara pengiriman barang (delivery note), berita acara penerimaan barang (good received note), otorisasai pihak berwenang serta keterangan dari
vendor
mengenai
term
of
Tim
payment.
audit
akan
mendokumentasikan semua dokumen pendukung yang ada ke dalam kertas kerja KAP DWP. Bila terdapat transaksi yang bukan menggunakan mata uang USD, maka nilai transaksi tersebut akan di translasi ke dalam mata uang USD dan nilainya akan dicocokan dengan nilai yang tercatat. Auditor juga akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada klien guna menambah keyakinan pada hasil vouching yang di dapat. Rangkuman
hasil
pemeriksaan
yang
dilakukan
oleh
tim
akan
didokumentasikan kepada kertas kerja khusus yang akan membantu tim bila terdapat temuan audit. Berikut adalah template yang digunakan tim audit dalam melakukan pengujian pada subsequent invoice received.
Table 4.7 Template pengujian Subsequent Invoice Received
Nama Kolom
Penjelasan Urutan Sampel
Sample Number Penjelasan mengenai sampel Description Nama pemasok Vendor Name Mata uang transaksi Currency Jumlah tertagih pada faktur yang Unpaid Invoice Amount
harus dibayarkan.
Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
84
Nomer pemesanan barang PO Number Tanggal barang atau jasa diterima Service/good Receipt Period Tanggal faktur atas transaksi Invoice Date Jumlah tertagih pada faktur yang Invoice Amount
harus dibayarkan Nilai tercatat pada buku besar
Amount per G/L Selisih jumlah tagihan dengan (Under)/Over Accrued
jumlah yang tercatat dalam buku besar Periode transasksi berkaitan dengan
Transaction
Relates
to
period
tanggal
before or after year end Transasksi sudah dimasukan atau Transaction has been included or excluded from accounts payable or accruedexpense at period end
dikeluarkan dari akun utang usaha atau beban akrual pada tanggal neraca Transaksi diakui pada periode yang
Recognized in appropriate period
tepat Keterangan tambahan atas sampel
Remarks Sumber: Pedoman KAP DWP (data diolah kembali)
Tagihan Dibayar Setelah Periode (Subsequent Invoice Payment) Pada pengujian ini, langkah pertama yang dilakukan oleh tim audit adalah meminta rekening koran atau bank statement dari klien untuk periode Januari 2014. Hal ini dilakukan oleh tim audit untuk Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
85
memeriksa seluruh transaksi pengeluaran yang dilakukan oleh klien kecuali untuk pembayaran pajak. Total populasi yang akan diuji dalam subsequent invoice payment adalah sebesar USD 3.282.268.989 dengan total sampel yang digunakan ialah USD 2.421.964.847 atau sebanyak 76 sampel. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk memastikan kelengkapan (completeness), akurasi (accuracy) dan juga pisah batas (cut-off). Tim audit akan memastikan transaksi yang tercatat dengan melakukan vouching pada sampel tersebut. Tim akan memeriksa beberapa dokumen seperti pemesanan barang (purchase order), faktur (invoice), bukti setoran bank, berita acara pengiriman barang (delivery note), berita acara penerimaan barang (good received note), otorisasai pihak berwenang serta keterangan dari vendor mengenai term of payment. Tim audit akan memastikan transaksi dari catatan pembayaran yang ada dengan dokumentasi pendukung sehingga tim audit dapat melakukan verifikasi apakah liabilitas terkait telah tercatat pada periode waktu yang seharusnya. Seperti pada subsequent invoice receipt, tim audit akan mengajukan beberapa
pertanyaan
pada
klien,
selanjutnya
tim
akan
mendokumentasikan hasil pengujian kedalam sebuah kertas kerja. Kertas kerja tersebut akan membantu tim dalam mengidentifikasikan temuan audit. Berikut akan disajikan template yang digunakan dalam pengujian subsequent invoice payment.
Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
86
Table 4.8 Template Pengujian Subsequent Invoice Payment
Nama Kolom
Penjelasan Urutan sampel
Sample Number Penjelasan singkat mengenai transaksi Description Nama Pemasok Vendor Name Nomer pemesanan barang PO Number Tanggal barang/jasa diterima Services/Goods Receipt Period Tanggal pada faktur Invoice Date Mata uang transaksi Currency Jumlah tertagih pada faktur yang harus Invoice Amount
dibayarkan Nilai tercatat pada buku besar
Amount per G/L Selisih jumlah tagihan dengan jumlah (Under)/Over Accrued
yang tercatat dalam buku besar Transasksi sudah dimasukan atau
Transaction has been included or excluded from accounts payable
dikeluarkan dari akun utang usaha atau beban akrual pada tanggal neraca
or accruedexpense at period end Keterangan tambahan atas sampel Remarks Sumber: Kertas Kerja KAP DWP (data diolah kembali)
Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
87
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada Search For Unrecorded Liabilities – SURL, tim audit menemukan adanya kesalahan estimasi dan hal tersebut melanggar PSAK 25. Dalam PSAK 25 mengenai Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan disebutkan bahwa perubahan estimasi akuntansi terjadi akibat ketidakpastian yang melekat dalam aktivitas bisnis. PSAK 25 paragraf 34 dan 37 menyebutkan bahwa estimasi perlu direvisi jika terjadi perubahan keadaan yang menjadi dasar estimasi atau akibat informasi baru atau tambahan pengalaman. Sesuai sifatnya, revisi estimasi tidak terkait dengan periode lalu dan bukan koreksi suatu kesalahan. Sepanjang perubahan estimasi akuntansi mengakibatkan perubahan aset dan liabilitas, atau terkait dengan suatu pos ekuitas, perubahan estimasi akuntansi tersebut diakui dengan menyesuaikan jumlah tercatat pos aset , liabilitas atau ekuitas yang terkait pada periode perubahan. Saat melakukan pengujian pada Search for Unrecorded Liabilities – SURL, tim audit menemukan bahwa PT. TAM belum melakukan revisi akan estimasi harga pada pembelian pada beberapa vendor. Pada saat melakukan pembelian minyak dan gas bumi, PT. TAM melakukan estimasi pada besaran harga. Hal ini dilakukan karena harga minyak dan gas bumi yang relatif berfluktuasi sehingga PT. TAM harus melakukan estimasi pada saat melakukan pembelian dan pemesanan minyak dan gas bumi. Cara PT. TAM melakukan estimasi harga dengan mengajukan pertanyaan kepada vendor atau menggunakan harga pada pemesanan sebelumnya. Setelah minyak dan gas bumi dikirimkan kepada tujuan yang ditetapkan oleh PT. TAM maka utang usaha pada pembelian minyak dan gas bumi tersebut sudah dapat diakui dengan nilai yang sebenarnya. Pada saat melakukan pengujian pada subsequent invoice payment, tim audit mencocokan besaran yang ada pada bank statement dengan invoice yang. Ternyata didapatkan perbedaan pada pembayaran pada bank statement dengan invoice yang diterima. Hal ini dikarenakan terdapat perbedaan pada harga estimasi yang dilakukan oleh PT. TAM dengan harga yang sebenarnya pada saat melakukan pembayaran kepada vendor. Hal inilah yang tidak sesuai dengan PSAK 25 mengenai Kebijakan Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
88
Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan. Sehingga tim audit harus melakukan adjustment terhadap perbedaan yang ada. Dari 76 sampel yang diuji pada subsequent invoice payment, terdapat 5 sampel yang melanggar ketetapan yang diatur oleh PSAK 25. Selanjutnya tim audit menggabungkan kesalahan yang terjadi dan melakukan penyesuaian pada subsequent invoice payment. Perbedaan antara bank statement dan invoice yang diterima sebanyak USD 14.010.296. sehingga tim audit melakukan penyesuaian atas perbedaan tersebut dengan jurnal: Cost of Goods Sold-Crude & oil product
$ 14,010,029
Inventory
$ 14,010,029
(Untuk mencatat beban akrual untuk tahun 2013)
Berdasarkan hasil pengujian pengendalian hinga pengujian substantif yang dilakukan atas akun utang usaha PT. TAM, auditor memperoleh kesimpulan bahwa akun utang usaha untuk periode audit sampai 31 Desember 2013 dalam segala hal yang material telah disajikan secara wajar. 4.5
Analisis Pada bagian ini akan membahas mengenai keterkaitan antara pelaksanaan
audit laporan keuangan PT. TAM untuk periode berakhir 31 Desember 2013 terutama untuk akun utang usaha dengan teori yang sudah dijelaskan pada Bab 2. Hal ini dilakukan untuk memeriksa apakah praktek yang terjadi di lapangan telah sesuai dengan teori atau standart yang ada. Dalam menjalani tugas audit, KAP DWP telah menjalankan audit dengan standart yang ada. Hal ini terlihat dari pembuatan pedoman audit KAP DWP selalu mengacu pada pedoman yang berlaku, meskipun pedoman yang digunakan oleh KAP DWP tidak sepenuhnya sama dengan teori, namun secara garis besar KAP DWP telah Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
89
menjalankan proses auditnya sejalan dengan teori yang ada. Hanya saja KAP DWP telah menambahkan pengalaman auditnya ke dalam pedoman yang ada sehingga dapat menjembatani standart yang ada dengan praktik yang terjadi. Secara garis besar proses audit KAP DWP memiliki tiga (3) tahap yakni perencanaan (planning), proses pekerjaan audit lapangan (audit fieldwork) dan juga penyelesaian serta pelaporan (completing and reporting). Hal ini sudah sesuai dengan standart yang berlaku di Indonesia, namun KAP DWP memiliki detail dalam penjalanan metode auditnya. Hal ini didasarkan oleh pengalaman yang dimiliki oleh KAP DWP sendiri dengan teori yang ada. Dalam menjalankan proses audit fieldwork tim audit untuk PT. TAM melakukan proses test of control dan substantive test secara bersamaan. Hal ini dilakukan karena dalam menjalankan kedua proses tersebut, terdapat beberapa hal yang saling beririsan sehingga dapat mempersingkat waktu pengerjaan. Selanjutnya dalam memeriksa dokumen pendukung, tim juga sudah mengajukan pertanyaan kepada klien serta menelusuri dokumen-dokumen pendukung. Hal ini telah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arens et. al (2009) mengenai tujuan audit yang berhubungan dengan transaksi. Namun penggabungan test of control dengan substantive test tidak sejalan dengan teori yang dikemukakan Arens et. al (2009). Di dalam teori dikatakan bahwa test of control sebaiknya dilakukan terlebih dahulu karena hasil dari test of control akan mempengaruhi besaran jumlah sampel pada pelaksanaan substantive test. Namun dengan alasan keefisienan dan keefektifan serta untuk meyingkat waktu audit akhirnya tes tersebut dilakukan secara bersama sama. Selanjutnya dalam penyajian liabilitas, PT. TAM telah menyajikan sesuai dengan ketentuan PSAK No. 1 (Revisi 2009) yang menyebutkan bahwa pengungkapan liabilitas sebaiknya dipisah berdasarkan jangka waktunya. Selain itu, pada pengendalian internal, secara umum PT. TAM telah sudah memadahi. Hal ini terlihat dari pemisahan kekuasaan yang baik dalam PT. TAM. Review atas dokumen
Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
90
pendukung juga dilakukan secara berlapis untuk memastikan tidak terdapat kesalaham dalam siklus pembayaran dan perolehan. Namun pada saat pelaksanaan pengujian audit atas akun utang usaha, KAP DWP tidak melakukan beberapa prosedur sesuai dengan standart yang ada pada pedomannya. KAP DWP tidak menjalankan Verify AP Aging yang merupakan prosedur tambahan untuk mencapai tujuan audit yaitu classification. Hal ini sesuai dengan PSAK No.1 (Revisi 2009) yang menyatakan bahwa suatu liabilitas dapat diklasifikasikan ke dalam liabilitas jangka pendek jika diperkirakan akan selesai dalam jangka waktu siklus normal opeasi perusahaan atau jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan. Dalam pengujian ini biasanya auditor menelusuri daftar dan umur utang usaha ke dokumen pendukung serta mengidentivikasi bila terdapat perubahan yang tidak biasa. KAP DWP juga tidak menjalankan prosedur accept reject testing. Prosedur ini merupakan pengujian untuk menerima atau menolak kesesuaian dari pengungkapan account payable aging schedule. Tim audit tidak melakukan prosedur ini karena risiko audit yang ada di dalam akun utang usaha adalah kurangnya pencatatan utang (understatement) serta adanya kemungkinan utang usaha dihilangkan (omission). Namun kemungkinan risiko dalam utang usaha telah dicakup dalam pengujian SURL, sehingga tim audit menganggap bahwa accept reject testing tidak perlu dilaksanakan.
Universitas Indonesia
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
BAB 5 PENUTUP
5.1
Kesimpulan KAP DWP bertugas untuk melakukan audit laporan keuangan untuk PT.
TAM untuk akhir periode 31 Desember 2013. Laporan Keuangan PT. TAM disajikan sesuai dengan standart akuntansi yang berlaku di Indonesia dan disajikan dalam Bahasa Inggris dengan mata USD. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Berdasarkan pengalaman auditor terhadap PT. TAM pada saat perencanaan audit, tim dari KAP DWP melakukan pengujian dengan
cara yaitu pengujian
pengendalian internal. Pengujian ini dilakukan untuk menghindari adanya salah saji material pada akun utang usaha. Berdasarkan penilaian pengendalian internal dapat disimpulkan bahwa PT. TAM telah memiliki pengendalian internal yang cukup memadahi. Hal ini terlihat dari pencatatan yang sudah rapi, sistem MyPAP yang dapat diandalkan, pemisahan tugas dan wewenang yang memadahi. Hal ini membuat pengendalian internal dianggap telah berjalan dengan baik dan mengurangi risiko audit pada PT. TAM. 2. Proses audit yang dilakukan oleh KAP DWP terhadap akun utang usaha PT. TAM dilakukan dengan pengujian pengujian pengendalian (test of control) dan pengujian detail secara substantif (substantive test of detail) untuk periode 31 Desember 2013. Pengujian detail secara substantif sendiri dilakukan dengan melewati beberapa prosedur seperti pembuatan lead schedule, melakukan pengecekan terhadap agree detail listing payable, melakukan test translation of foreign currency- Account Payable, melakukan konfirmasi utang usaha dan melakukan search for unrecorded liabilities – SURL.
91
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
92
3.
Tim audit menemukan bahwa terdapat beberapa temuan audit terkait pengakuan pada akun hutang usaha. Tim audit menemukan bahwa adanya kesalahan dalam pengakuan utang usaha. Sehingga tim audit melakukan penyesuaian sehingga dapat menunjukan besaran akun utang usaha yang sebenarnya dalam laporan keuangan PT. TAM. Selain itu tim audit juga menemukan adanya over/under accrue, namun jumlah tersebut masih dibawah dari batas materialitas yang ditentukan oleh tim audit. Temuan temuan tersebut selanjutnya akan dimasukan ke dalam Summary Mistatement. Berdasarkan hasil pengujian substantif auditor menemukan adanya temuan audit terkait dengan klasifikasi serta pengungkapan dalam laporan keuangan. Auditor menemukan adanya kesalahan estimasi dalam pengujian Search for Unrecorded Liabilities. Auditor menemukan adanya kesalahan dalam estimasi pencatatan atas beban akrual untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2013. Atas hal ini auditor telah melakukan penyesuaian untuk kepenuhan kelangkapan (completeness) atas akun utang usaha pada PT. TAM. Secara Keseluruhan tim auditor KAP DWP menyimpulkan bahwa akun utang
usaha pada PT. TAM dalam segala hal yang material telah disajikan secara wajar dan bebas dari kesalahan saji.
5.2
Saran Saran yang dapat diberikan Penulis dalam kesempatan menjadi Vocational
Employee pada KAP DWP mengenai perikatan audit atas PT. TAM ialah: 1. Saran untuk PT. TAM Perusahaan harus lebih meningkatkan ketelitian dalam pencatatan atas akun utang usaha dan beban akrual terkait pengakuan utang usaha. Perusahaan harus lebih memperhatikan after balance sheet event terlebih lagi rata-rata kesalahan pada akun utang usaha terjadi setelah tanggal neraca. Dengan
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
93
memperhatikan after balance sheet event diharapkan perusahaan dapat mengurangi kesalahan pada pencatatan sehingga adjustment yang dilakukan oleh tim audit dapat dilakukan lebih sedikit. 2. Saran untuk KAP DWP KAP DWP sebaiknya memberikan pelatihan yang lebih mendalam kepada peserta magang. Terlebih lagi karena waktu yang dimiliki peserta magang terbilang sedikit, sehingga sangat penting bagi peserta magang untuk mengetahui proses audit yang dimiliki oleh KAP DWP. Pada saat ini KAP DWP melakukan pelatihan kepada peserta magang hanya selama 3 hari, seharusnya pelatihan dilakukan minimal 1 minggu. Hal ini diperlukan terlebih di dalam pelatihan dijelaskan berbagai macam hal seperti pengenalan perusahaan, keamanan, program audit dan proses audit. Sehingga sangat penting bagi peserta magang untuk mengetaui lebih mendalam melalui training. Minimnya pelatihan yang diberikan pada peserta magang membuat peserta magang tidak mengetahui secara mendalam proses audit yang ada. Terlebih lagi, peserta magang biasanya diminta untuk membantu senior untuk mengerjakan hal-hal yang technical tanpa diberitahu terlebih dahulu hubungan dengan proses audit. Peserta magang juga sebaiknya ditempatkan di dalam sebuah klien mulai dari perikatan baru dimulai. Hal ini sangat membantu peserta magang dalam memahami klien lebih mendalam. Sebaiknya dalam periode magang, peserta magang ditempatkan pada satu atau dua klien saja, tidak ditempatkan ke dalam banyak klien. Karena dengan penempatan dalam satu atau dua klien, peserta magang lebih dapat memahami industri klien itu sendiri, risiko yang dimiliki klien, serta proses audit. Peserta magang tidak harus menyesuaikan kondisi bila ditempatkan pada klien yang sedikit.
Universitas Indonesia Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley, Amir Abadi Jusuf. (2009). Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach, An Indonesian Adaptation Edition. New Jersey: Pearson Education Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan No. 1 – Penyajian Laporan Keuangan. Jakarta: IAI Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 25 – Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan. Jakarta: IAI Institut Akuntan Publik Indonesia. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat KAP DWP. (2011). KAP DWP Audit Guide. London: KAP DWP KAP DWP Financial Reporting in The Mining Industry 6th Edition ( International Financial Reporting Standart), 2012 Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J., Warfield, Terry D. (2011). Intermediate Accounting (12th ed.). New Jersey: John Wiley and Sons. Laporan Keuangan PT. TAM untuk tahun berakhir 31 Desember 2013 Messier, William F. (2003). Auditing and Assurance Services: a Systematic Approach (3rd ed.). New York: The McGraw-Hill Companies Universitas Indonesia. (2008). Pedoman Teknis Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa. Depok: Universitas Indonesia.
94
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
Lampiran 1: Flow Chat Utang Usaha PT. TAM
95
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
Lampiran 1: Flow Chat Utang Usaha PT. TAM
96
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
Lampiran 2: Working Paper Subsequent Invoice Received PT. TAM
97
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
Lampiran 2: Working Paper Subsequent Invoice Received PT. TAM
98
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
Lampiran 2: Working Paper Subsequent Invoice Received PT. TAM
99
Audit proses…, Catherine Dian Puspitasari, FE UI, 2014
Universitas Indonesia