UNIVERSITAS INDONESIA
AUDIT ATAS AKUN PENJUALAN DAN PIUTANG USAHA PADA PT POP
LAPORAN MAGANG
JESSICA NATASHA HAMDANI 1006696251
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK 2014
Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
UNIVERSITAS INDONESIA
AUDIT ATAS AKUN PENJUALAN DAN PIUTANG USAHA PADA PT POP
LAPORAN MAGANG Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
JESSICA NATASHA HAMDANI 1006696251
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK 2014
Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Laporan magang ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
Nama NPM Tanda Tangan
: Jessica Natasha Hamdani : 1006696251 :
Tanggal
: 26 Juni 2014
ii
Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan magang ini diajukan oleh: Nama :Jessica Natasha Hamdani NPM :1006696251 Program Studi :Akuntansi Judul Skripsi :Audit atas Akun Penjualan dan Piutang Usaha pada PT POP Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitasi Indonesia.
DEWAN PENGUJI Pembimbing : Dr. Sylvia Veronica NPS. S.E., Ak.
(
)
Ketua
:Yan Rahadian, S.E., M.S.Ak.
(
)
Anggota
:Dyah Setyaningrum S.E., M.S.M
(
)
Ditetapkan di Tanggal
: Depok, Jawa Barat : 26 Juni 2014
iii
Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan pada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan penyertaanNya saya dapat menyelesaikan program magang dan laporan magang ini. Penulisan laporan magang ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa pencapaian ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh sebab itu saya mengucapkan terima kasih kepada: 1. Gina Kangsadewi, selaku ibu Penulis yang menjadi penyemangat nomor satu bagi Penulis untuk menyelesaikan pendidikannya, yang sampai akhir hayatnya memberikan yang terbaik bagi Penulis, yang selamanya tidak mungkin terbalaskan. “I’ll do better and better, Mom. You are the best ever! I love you so much! Your love can’t compare by anything.” 2. Dr. Sylvia Veronica NPS. S.E., Ak., selaku dosen pembimbing yang dengan setia dan sabar membantu dan membimbing Penulis hingga dapat menyelesaikan laporan magang ini. 3. Yan Rahadian, S.E., M.S.Ak. dan Dyah Setyaningrum S.E., M.S.M selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktunya dan memberikan masukkan bagi Penulis. 4. Ham Sie Tjiong, selaku ayah Penulis yang walaupun kadang tidak terucap namun selalu mendukung dan mendoakan yang terbaik bagi Penulis. 5. Vania Mathilda Hamdani dan Vanessa Clarinta Hamdani, selaku kakak dan adik Penulis yang selalu mendukung, menyemangati, menghibur, dan kadang menyusahkan Penulis namun tetap adik kakak terbaik. “Thanks girls! I love you!” 6. Keluarga Jajar: Ema, Ii Lulu, Ii San-San, Ibu Iim, yang dengan kasihnya merawat Penulis seperti anak sendiri khususnya selama empat tahun masa perkuliahan, yang tanpa mereka impian Penulis untuk berkuliah tidak mungkin tercapai. iv
Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
7. Alethea Ayassa Affandi, selaku teman les, teman makan suki, teman makan bubur, teman naik bikun, teman naik spekun, teman cabut kelas, temanBBM-an, teman berkeluh kesah, teman menggila, dan sahabat terbaik Penulis yang selalu memberikan dukungan, canda, dan tawa sejak awal perkuliahan hingga sampai di titik sekarang. “Maybe I’m not your BFF, but you are my best! You are irreplaceable, Sa!” 8. Gengs Our: Stephen Setiawan, Lady Laurencia, Akhmad Hafidzan, Kathy Priscilla, Nadhira Diandra, Ifne Nurul, Anissa Afriana, Rosita Nuriana, dan Rahadian Aji, selaku teman seperjuangan Penulis yang selalu memberikan dukungan, tawa, dan tangis yang membuat Penulis semakin dewasa dan membuat masa-masa perkuliahan penuh warna. Terima kasih atas segala cerita, gosip, celotehan, canda, dan tawa yang akan selalu di hati Penulis selamanya. 9. Penghuni Libra: Aditya Heidy dan Rachel Christy, selaku teman Penulis yang selalu mendukung dan menyemangati Penulis selama masa perkuliahan di FEUI. Terima kasih telah berbagi segala kerancuan dan kebahagiaan saat kelas, les, dan dimanapun, serta selalu memberikan Penulis tempat menginap. “Thanks Girls!!” 10. Made Nadya Paramitha, selaku teman seperjuangan Penulis selama menjalani program magang, baik di kantor maupun di kost. Terima kasih telah berbagi segala keluh kesah dan canda tawa yang tidak mengenal waktu. Teman yang selalu menyemangati Penulis untuk menyelesaikan tugas akhir, menjadi teman makan, menjadi teman berbagi cerita, dan yang dengan setia menanti update drama terbaru. “May our dreams come true!!” 11. Pungky Agusta, selaku teman seperjuangan sesama geng balada anak magang, yang selalu memberikan kata-kata motivasi baik pagi, siang, malam, sampai pagi lagi. Teman yang dengan setia menanyakan kapan pulang dan kapan tidak lembur, selalu menghibur dengan OC yang dikirim selama melewati masa magang dan Line selama menyusun laporan ini. “Kapan pulang Broh? Lembur Broh?” “I wish this friendship will last forever!!” v
Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
12. Fong Adhyatma dan Johannes Adhi selaku teammate Penulis selama menjalani magang. Terima kasih atas segala pembelajaran, pengetahuan, bimbingan, pengalaman, bantuan, dan canda tawa selama hampir empat bulan kebersamaannya. 13. Noviana Dewi selaku supervisor dan pembimbing Penulis selama menjalani magang. Terima kasih atas segala bantuan dan bimbingan yang diberikan selama dan sesudah magang. 14. Angel, Ko Steven, Ci Icha, Ci Grace, Kak Lidyaatas kebersamaan dan bantuan selama Penulis menjalani magang. Serta terima kasih kepada seluruh partner, manager, senior, associates, trainee, terutama CBT Group dan karyawan KAP OBS&E yang tidak dapat disebutkan satu per satu. 15. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan beserta seluruh pengurus beasiswa di Universitas Indonesia atas beasiswa yang telah diberikan sehingga Penulis dapat mencapai cita-cita untuk mengenyam pendidikan di Universitas Indonesia. 16. Kathy, Diandra, Viny, Datya, Tammi, Lady, Ifne, Steven, Sita, Nadya, dan seluruh fangirls di FEUI selaku teman perkoreaan Penulis yang selalu berbagi informasi, video, foto, pengalaman, dan kegembiraan yang menjadikan masa perkuliahan yang kadang menjenuhkan menjadi lebih menyenangkan. 17. Arkazha Aradenta dan Gadis Mahkota Negara yang selalu bersama di awal perkuliahan sejak masa orientasi namun terpisah karena jurusan yang berbeda.“Go Buchanan!” 18. Natasha Fausta, selaku teman Penulis sejak sekolah dasar hingga saat ini yang selalu berbagi cerita tentang segala hal walaupun jarang bertemu namun pertemanan yang erat selalu terjalin. 19. Seluruh keluarga besar Asia Pacific Student Forum 2013, Tax Seminar and Training 2011, Cooperative Fair 2012, 34th Jazz Goes To Campus, Sekolah Non Formal 2011/2012, atas seluruh kebersamaan dan pertemanan yang membuat kehidupan perkuliahan Penulis semakin berwarna. 20. Teman-teman FEUI 2010 yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Semoga sukses dalam mencapai segala cita-cita kalian. vi
Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
21. Dosen-dosen serta asisten dosen FEUI yang memberikan pengetahuan dan bimbingan selama empat tahun ini. Sebuah kebanggan dapat menjadi murid para pengajar yang hebat dan menjadi bagian dari FEUI. 22. Seluruh staf Perpustakaan, Biro Pendidikan, Departemen Akuntansi, dan Kemahasiswaan atas seluruh bantuan dan pelayanan yang diberikan. 23. Last but not least, seluruh pihak yang terlibat dalam KPOP dan KDRAMA terutama para idol dan aktor/aktris yang tidak dapat ditulis satu per satu yang menjadi hiburan Penulis di masa sedih dan jenuh, yang membuat Penulis kembali bersemangat dan memberikan saat-saat bahagia.
Penulis menyadari bahwa laporan magang ini masih memiliki kekurangan. Atas segala kekurangan Penulis meminta maaf. Semoga laporan magang ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Terima kasih. “The only true wisdom is in knowing you know nothing.” - Socrates
Depok, 26 Juni 2014
Penulis
vii
Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama NPM Program Studi Departemen Fakultas Jenis Karya
: Jessica Natasha Hamdani : 1006696251 : S1 Akuntansi : Akuntansi : Ekonomi : Laporan magang
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: AUDIT ATAS AKUN PENJUALAN DAN PIUTANG USAHA PADA PT POP beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak untuk menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di: Depok Pada tanggal: 26 Juni 2014 Yang menyatakan
(Jessica Natasha Hamdani)
viii
Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
ABSTRAK
Nama : Jessica Natasha Hamdani Program Studi : S1 Akuntansi Judul : Audit atas Akun Penjualan dan Piutang Usaha pada PT POP Laporan magang ini bertujuan untuk membahas proses audit terhadap akun penjualan dan piutang usaha pada PT POP untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013. Pembahasan dilakukan mulai dari tahap perencanaan audit PT POP, audit lapangan terhadap akun penjualan dan piutang usaha PT POP, penyelesaian audit, serta analisis terhadap audit PT POP. Berdasarkan hasil proses audit terhadap akun penjualan dan piutang usaha PT POP, dapat disimpulkan bahwa akun penjualan dan piutang usaha PT POP telah disajikan secara wajar.
Kata kunci
: audit, penjualan, piutang usaha
ix
Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
ABSTRACT Name : Jessica Natasha Hamdani Study Program: S1 Accounting Title : Audit of Sales and Account Receivable in PT POP The purpose of this report is to describe audit procedures of sales and account receivable account in PT POP for the period ended December 31st, 2013. The discussion starts with the audit planning of PT POP, fieldwork audit of sales and account receivable of PT POP, completion audit, and analysis of the audit PT POP. Based on the audit procedures performed on sales and account receivable account at PT POP, the audit result show that sales and account receivable of PT HWG has been fairly stated. Keywords
: audit, sales, account receivable
x
Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ........................ viii ABSTRAK ............................................................................................................. ix ABSTRACT ...............................................................................................................x DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xv BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1 1.1. Latar Belakang .............................................................................................1 1.2. Tujuan dan Manfaat Pelaksanaan Program Magang ....................................2 1.3. Tujuan Penulisan Laporan Magang..............................................................3 1.4. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ..................................................................3 1.5. Pelaksanaan Kegiatan Magang.....................................................................3 1.6. Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang ................................................6 1.7. Sistematika Penulisan ...................................................................................7 BAB 2 LANDASAN TEORI .................................................................................8 2.1. Pemahaman Audit ........................................................................................8 2.1.1. Definisi Audit .....................................................................................8 2.1.2. Jenis Audit ..........................................................................................9 2.1.3. Tujuan Audit Laporan Keuangan .....................................................10 2.1.3.1. Tujuan Audit Terkait Transaksi ..........................................10 2.1.3.2. Tujuan Audit Terkait Saldo ................................................11 2.1.3.3. Tujuan Audit Terkait Penyajian dan Pengungkapan ..........13 2.1.4. Bukti-Bukti Audit .............................................................................13 2.1.5. Dokumentasi Audit ...........................................................................15 2.1.6. Materialitas .......................................................................................16 2.1.7. Proses Audit Laporan Keuangan ......................................................18 2.2. Pendapatan ...............................................................................................20 2.2.1. Definisi Pendapatan ..........................................................................20 2.2.2. Pengakuan Pendapatan .....................................................................21 2.2.3. Pengukuran Pendapatan ....................................................................22 2.3. Piutang Usaha ..........................................................................................22 2.3.1. Pengertian Piutang Usaha .................................................................22 2.3.2. Tujuan Audit atas Piutang Usaha......................................................24
xi
Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
BAB 3 GAMBARAN PERUSAHAAN ...............................................................26 3.1. Gambaran Umum Perusahaan Klien ..........................................................26 3.1.1. Struktur Kepemilikan PT POP ..........................................................27 3.1.2. Struktur Organisasi ...........................................................................27 3.1.3. Pembiayaan .......................................................................................27 3.1.4. Tujuan, Strategi, dan Risiko Terkait Bisnis ......................................27 3.1.5. Hukum dan Regulasi .........................................................................28 3.1.6. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan .............................................28 3.1.7. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing ..................................29 3.1.8. Pengakuan Pendapatan .....................................................................29 3.2. Gambaran Umum KAP Osman Bing Satrio & Eny ...................................29 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS .........................................................32 4.1. Gambaran Umum Proses Audit PT POP....................................................32 4.2. Siklus Pendapatan PT POP ........................................................................32 4.2.1. Penjualan Lokal ................................................................................33 4.2.1.1. Proses Penerimaan Pesanan ................................................33 4.2.1.2. Pengiriman Barang .............................................................34 4.2.1.3. Penagihan............................................................................35 4.2.1.4. Pengakuan Pendapatan dan Cut-off ....................................36 4.2.1.5. Penerimaan Kas ..................................................................37 4.2.2. Ekspor ...............................................................................................38 4.2.3. Prosedur Audit atas Siklus Penjualan ...............................................39 4.3. Proses Audit atas PT POP ..........................................................................40 4.3.1. Perencanaan dan Perancangan Pendekatan Audit ............................41 4.3.2. Pengujian Pengendalian dan Pengujian Subtantif atas Transaksi .....46 4.3.3. Prosedur Audit pada Akun Penjualan ...............................................47 4.3.4. Prosedur Audit pada Akun Piutang Usaha .......................................55 4.3.5. Penyelesaian Audit dan Penerbitan Laporan Audit ..........................61 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................63 5.1. Kesimpulan.................................................................................................63 5.2. Saran ...........................................................................................................64 DAFTAR REFERENSI .......................................................................................66 LAMPIRAN ..........................................................................................................67
xii
Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Klasifikasi Penjualan PT POP................................................................26 Tabel 3.2 Struktur Kepemilikan PT POP ...............................................................27 Tabel 4.1 Pengujian Sales Cut-off PT POP – Early Cut-off...................................51 Tabel 4.2 Pengujian Sales Cut-off PT POP – Lately Cut-off..................................52
xiii
Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Langkah-Langkah Menentukan Materialitas .....................................18 Gambar 2.2 Tahap-Tahap Audit Laporan Keuangan .............................................18 Gambar 3.1 Struktur Organisasi KAP Osman Bing Satrio & Eny ........................31 Gambar 4.1 Alur Penjualan PT POP ......................................................................33
xiv
Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Struktur Organisasi PT POP ..............................................................67
xv
Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini perindustrian di Indonesia semakin berkembang, hal tersebut menyebabkan tuntutan atas audit semakin tinggi yang juga diatur dalam UndangUndang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 68. Dalam melaksanakan audit salah satu bagian yang paling penting adalah pendapatan.
Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011) pendapatan adalah arus masuk atau pengingkatan lainnya atas aset sebuah entitas atau pelunasan kewajiban (atau kombinasi keduanya) selama satu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas-aktivitas lain yang merupakan kegiatan operasi utama atau kegiatan operasi pusat perusahaan. Siklus pendapatan terkait dengan akun penjualan, piutang usaha, kas, retur barang penjualan, dam beban piutang tak tertagih.
Penjualan merupakan salah satu bagian terpenting dalam perusahaan karena penjualan mempengaruhi laba yang
biasanya dijadikan indikator dalam
pembagian dividen bagi pemegang saham maupun pembagian bonus bagi manajemen. Hal tersebut menyebabkan akun penjualan memiliki risiko yang tinggi terhadap terjadinya kesalahan ataupun kecurangan.
Sedangkan piutang usaha merupakan akun yang sangat terkait dengan akun penjualan. Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011) piutang adalah klaim kepada pelanggan dan lainnya atas uang, barang ataupun jasa. Piutang usaha termasuk dalam aset keuangan yang perlu dievaluasi untuk mendapatkan bukti objektif jika piutang mengalami penurunan nilai. Dalam mengidentifikasi suatu peristiwa tertentu yang menyebabkan penurunan nilai tidaklah mudah. Hal tersebut menjadi salah satu kompleksitas yang dimiliki akun piutang usaha sekaligus menjadikan piutang usaha akun penting yang perlu diaudit secara khusus. 1 Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
2
Perusahaan tempat penulis menjadi bagian perikatannya dan menjadi objek dalam penulisan laporan magang ini, yaitu PT POP, merupakan perusahaan yang bergerak di industri manufaktur. Akun pendapatan dalam PT POP menjadi akun yang penting karena pembagian dividen didasarkan pada laba perusahaan. Salah satu faktor yang mempengaruhi bonus dewan direksi pun adalah
laba hasil
operasional perusahaan. Oleh sebab itu pendapatan memiliki risiko yang tinggi terjadi kesalahan ataupun kecurangan. Nilai pendapatan yang dimiliki oleh PT POP juga terbilang tinggi sehingga rentan terjadi salah saji. Pada akun penjualan dan piutang usaha dilakukan prosedur audit yang khusus dan beragam.
Hal tersebut menjadi salah satu daya tarik bagi penulis untuk mengangkat topik audit atas akun penjualan dan piutang usaha. Di sisi lain selama masa magang, penulis terlibat hampir di seluruh fieldwork yang terkait akun penjualan dan piutang usaha sehingga memutuskan untuk mengangkat topik ini.
1.2. Tujuan dan Manfaat Pelaksanaan Program Magang Memasuki era globalisasi tingkat kompetisi semakin meningkat sehingga menuntut setiap individu untuk memiliki kompetensi yang meningkatkan daya saing dalam dunia profesional. Untuk dapat memfasilitasi tuntutan tersebut Departemen
Akuntansi
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Indonesia
menyelenggarakan program magang sebagai pilihan tugas akhir yang merupakan prasyarat kelulusan jenjang sarjana strata satu.
Program ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa/i untuk mengaplikasikan teori yang telah didapat di bangku perkuliahan dalam dunia pekerjaan yang sesungguhnya. Selain itu mahasiswa/i dapat menambah pengetahuan dan mengasah kemampuan lain seperti bekerja sama dalam tim, berkomunikasi, dan menganalisis serta menyelesaikan masalah. Melalui program magang ini pula dapat menjadi sarana bagi institusi pendidikan tinggi untuk meninjau sistem pendidikan agar ilmu yang dipelajari tepat guna dan mengikuti perkembangan lingkungan profesional.
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
3
1.3. Tujuan Penulisan Laporan Magang Penulisan laporan magang memberikan pengetahuan yang Penulis dapatkan selama melaksanakan program ini, terutama yang berkaitan dengan audit atas pendapatan khususnya akun penjualan dan piutang usaha sebuah perusahaan manufaktur yang baru menjadi entitas yang mandiri. Adapun tujuan dari penulisan laporan magang ini antara lain: Memberikan gambaran umum mengenai prosedur audit terhadap akun penjualan dan piutang usaha PT POP. Memenuhi prasyarat kelulusan Program Sarjana Strata Satu Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Memberikan kontribusi secara akademis kepada Universitas dan para pembaca.
1.4. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang Program magang dilakukan di KAP Osman Bing Satrio & Eny (selanjutnya akan disebut KAP OBS&E) yang merupakan salah satu member Big Four. Program magang berlangsung selama hampir 4 (empat) bulan, dimulai dari tanggal 6 Januari 2014 hingga 30 April 2014. Berdasarkan peraturan kantor, jam kerja hari Senin sampai Jumat dimulai pukul 09.00 hingga pukul 18.00. Penulis menempati posisi sebagaiTrainee, yang setara dengan Junior Associate, di divisi Consumer Business and Transportation (CBT).
1.5. Pelaksanaan Kegiatan Magang Kegiatan magang dimulai bulan Januari hingga April 2014. Selama magang penulis ditempatkan dalam tim yang terdiri atas seorang Senior Associate yang juga berperan sebagai in charge dan seorang Junior Associate. Tim ini diawasi langsung oleh seorang Manager dan Partner.
Pada awal kegiatan magang, penulis diberikan training terkait pengenalan singkat mengenai perusahaan dan sistem yang digunakan dalam proses audit. Training berlangsung selama tujuh (7) hari kerja. Sebelum memasuki proses audit klien yang ditugaskan, penulis berkesempatan untuk membantu stock opname PT FW
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
4
yang merupakan sebuah produsen kertas selama satu hari penuh. Pada awal bulan Maret Penulis kembali mendapatkan kesempatan untuk melakukan stock opname PT SE yang merupakan perusahaan asal Jepang yang memproduksi alat-alat elektronik, seperti televisi, kulkas,dan mesin cuci. Stock opname dilaksanakan selama dua hari di akhir pekan.
Pada hari-hari berikutnya penulis memasuki rutinitas dan ditempatkan langsung di kantor klien. Penulis ditugaskan ke dalam 2 (dua) klien sekaligus, PT AAA dan PT POP. Namun penulis lebih banyak terlibat dalam proses audit PT POP. Berikut adalah kegiatan penulis untuk masing-masing klien: 1. PT AAA PT AAA merupakan perusahaan yang bergerak di bidang logistik. PT. AAA menyediakan jasa pengiriman barang dan jasa pengurusan surat-surat terkait dengan ekspor dan impor. PT AAA merupakan anak perusahaan dari sebuah perusahaan terbuka. Selama melakukan perikatan Penulis ditugaskan untuk melakukan akttivitas sebagai berikut: 1. Melakukan tie-up antara saldo pada general ledger dan saldo trial balance terhadap seluruh akun. 2. Membuat surat konfirmasi yang ditujukan kepada pelanggan terkait akun piutang usaha. 3. Membuat surat konfirmasi yang ditujukan kepada pemasok terkait akun utang dagang. 4. Membuat surat konfirmasi atas lease payable kepada bank. 5. Membuat surat konfirmasi atas investasi kepada investor. 6. Melakukan subsequent test atas akun piutang usaha dan utang dagang. 7. Melakukan unrecorded liabilities test terkait dengan liabilitas perusahaan. 8. Melakukan test of details atas Pajak Penghasilan pasal 23, 26, dan 4(2).
2. PT POP PT POP merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri barang dan peralatan teknik / industri dari plastik, barang plastik
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
5
lainnya, suku cadang dan aksesoris kendaraan bermotor roda empat atau lebih serta furnitur lainnya. PT POP merupakan hasil transaksi spin-off dari PT. BBB. Selama bergabung dalam perikatan Penulis diberikan tanggung jawab dalam aktivitas sebagai berikut: 1. Membuat analisis atas pergerakan saldo periode yang diaudit dengan periode sebelumnya atas akun operating expenses. 2. Membuat dan mengirim surat konfirmasi kepada bank terkait saldo akun kas dan setara kas dan mendokumentasikan surat balasan konfirmasi yang asli serta membuat working paper atas confirmation control schedule. 3. Membuat surat konfirmasi kepada beberapa karyawan terkait dengan saldo akun employee advance. 4. Melakukan subsequent test dan open invoice test atas akun piutang usaha dan akun utang dagang. 5. Melakukan unrecorded liabilities test dengan memeriksa saldo debit pada rekening koran yang melebihi materialitas dan membandingkannya dengan dokumen terkait. 6. Memeriksa bukti potong, SSP, SPT, dan Bukti Penerimaan Surat dan mencocokkannya dengan saldo per trial balance terkait utang pajak pasal 23, pasal 26, dan pasal 4(2). 7. Membuat working paper atas detail penjualan yang diberikan klien, membuat summary per currency, dan melakukan tie-up antara saldo detail penjualan dan saldo trial balance, serta meminta rekonsiliasi kepada klien jika terdapat selisih. 8. Melakukan salescut-off test dan test of details atas akun penjualan. 9. Membuat working paper atas detail pembelian yang diberikan klien, membuat summary per currency, dan melakukan tie-up antara saldo detail pembelian dan saldo trial balance, serta meminta rekonsiliasi kepada klien jika terdapat selisih. 10. Melakukan cut-off test dan test of details atas akun pembelian.
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
6
11. Melakukan test of details atas akun construction in progress, penambahan aset tetap, selling expense, dan general and administration expense. 12. Membuat working paper atas data detail finish goods dan work in process yang didapatkan dari bagian pabrik dengan mengklasifikasikan detail tersebut sesuai dengan akun yang dibuat klien dan melakukan tieup dengan saldo trial balance. 13. Melakukan prosedur walkthrough untuk memeriksa kesesuaian SOP dengan operasi yang dilakukan atas siklus pendapatan. 14. Melakukan concluding analytical procedures terhadap setiap akun pada laporan keuangan perusahaan. 15. Melakukan wawancara dengan klien (inquiry) untuk menanyakan berbagai hal terkait akun piutang usaha, penjualan, pembelian, utang, dan akun-akun lain yang memerlukan informasi tambahan. 16. Membantu Senior Associate dalam proses reporting seperti mendokumentasikan bukti-bukti temuan dan dokumen-dokumen pendukung lain yang akan disimpan, melakukan cross footing dan cross reference.
1.6. Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang Dalam laporan magang ini penulis akan membahas mengenai audit atas pendapatan, khususnya akun penjualan dan piutang usaha. Pembahasan dilakukan mulai dari proses perencanaan hingga penyelesaian dan penerbitan laporan audit. Dasar pemilihan akun ini dikarenakan penulis terlibat dalam hampir seluruh prosedur audit atas akun penjualan dan piutang usaha serta pendapatan merupakan akun yang diberikan perhatian khusus karena rentan terjadi salah saji material hingga kemungkinan kecurangan akibat frekuensi yang tinggi atas transaksi penjualannya.
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
7
1.7. Sistematika Penulisan Laporan magang ini terbagi menjadi 5 (lima) bab dan lampiran sebagai dokumen pendukung dengan sistematika sebagai berikut: Bab 1 – Pendahuluan Bab ini membahas latar belakang pelaksanaan program magang, tujuan dan manfaat pelaksanaan magang, tujuan penulisan laporan magang, tempat dan waktu pelaksanaan magang, ruang lingkup pelaksanaan magang, ruang lingkup penulisan laporan magang, dan sistematika penulisan laporan magang. Bab 2 – Landasan Teori Bab ini memuat teori terkait yang menjadi dasar analisis penulis. Teori yang dipilih terkait dengan kebijakan akuntansi dan audit atas akun penjualan dan piutang usaha. Penulis mengambil teori dari berbagai sumber seperti buku teks, peraturan pemerintah, undang-undang, regulasi dari pihak berwenang maupun standard profesi. Bab 3 – Gambaran Perusahaan Bab ini mencakup penjelasan atas profil perusahaan tempat penulis melakasanakan magang dan perusahaan klien yang menjadi objek dalam laporan magang ini. Pembahasan profil perusahaan akan membantu pembaca memahami lingkungan bisnis perusahaan dan memudahkan pembaca memahami isi laporan magang ini. Bab 4 – Pembahasan dan Analisis Bab ini menyajikan penjelasan mengenai prosedur audit yang dilakukan terhadap akun penjualan dan piutang usaha. Pembahasan pun akan dilakukan dengan membandingkan kebijakan perusahaan dan peraturan yang berlaku. Bab 5 – Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan yang penulis peroleh dari analisis yang telah dilakukan serta saran yang relevan dengan hasil analisis tersebut.
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pemahaman Audit 2.1.1. Definisi Audit Arens, Beasley, dan Elder (2009) mendefinisikan audit sebagai proses pengakumulasian
dan
pengevaluasian
bukti
mengenai
informasi
untuk
menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Dalam melakukan audit terdapat aspek-aspek yang perlu diperhatikan, antara lain informasi dan standar yang ditetapkan, akumulasi dan evaluasi bukti audit, kompetensi dan independensi, serta mengenai pelaporan. Informasi yang digunakan dalam audit harus dapat dipastikan bahwa telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria yang berlaku di Indonesia antara lain Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), dan prinsip-prinsip lain yang bergantung pada informasi atas hal yang akan diaudit. Dalam melakukan audit terkait pajak maka akan digunakan standar yang berlaku di Indonesia, yaitu UU Perpajakan Indonesia.
Aspek lain yang perlu diperhatikan adalah mengenai bukti audit. Bukti audit merupakan setiap informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit dinyatakan telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan (Arens, Beasley, dan Elder, 2009). Bukti audit dapat memiliki berbagai bentuk seperti wawancara langsung dengan klien, komunikasi tertulis dengan pihak luar, observasi, dan sebagainya. Untuk dapat memenuhi hal tersebut auditor harus dapat memenuhi kualitas dan jumlah yang cukup atas informasi yang akan digunakan. Selain itu hal lain yang perlu auditor pertimbangkan adalah jenis dan jumlah bukti audit yang dibutuhkan dan mengevaluasi bahwa informasi telah sesuai dengan kriteria yang berlaku.
8 Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
9
Para auditor harus memiliki kualitas untuk memahami standar yang berlaku dan memiliki kompeten untuk menentukan bukti audit yang sesuai. Selain itu independensi auditor merupakan hal yang penting untuk menjaga kepercayaan para pengguna laporan keuangan. Pada akhir proses audit, auditor harus menyiapkan laporan audit yang berisi temuan-temuan audit untuk disampaikan kepada para pengguna laporan keuangan.
2.1.2. Jenis Audit Arens, Beasley, dan Elder (2009) membagi audit ke dalam tiga jenis, yaitu: 1. Audit Operasional (Operational Audit) Audit operasional merupakan proses evaluasi atas efisiensi dan efektivitas metode dan prosedur pada setiap bagian suatu organisasi. Pada akhir pengauditan
auditor
memberikan
saran
atau
rekomendasi
kepada
manajemen untuk memperbaiki operasi yang dijalankan. Pengevaluasian mengacu pada standar atau kriteria yang ditetapkan oleh perusahaan yang menyebabkan evaluasi menjadi subjektif.
2. Audit Kepatuhan (Compliance Audit) Audit kepatuhan dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan apakah suatu organisasi telah menaati prosedur, peraturan, atau regulasi yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi. Hasil dari audit ini tidak akan dilaporkan kepada pihak eksternal melainkan hanya untuk pihak manajemen, hal ini dikarenakan manajemen merupakan pihak utama yang memiliki kepentingan atas tingkat kepatuhan terhadap peraturan dan regulasi yang berlaku.
3. Audit Laporan Keuangan (Financial Audit) Audit laporan keuangan bertujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Kriteria yang ditetapkan dan berlaku di Indonesia adalah Standar Akuntasi Keuangan (SAK). Berdasarkan bukti yang terkumpul maka auditor akan menetapkan apakah laporan keuangan telah disajikan dengan wajar atau
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
10
mengandung kesalahan yang vital atau salah saji material. Dalam laporan magang ini akan dibahas mengenai audit laporan keuangan.
2.1.3. Tujuan Audit Laporan Keuangan Menurut SA 110 paragraf 1 (SPAP, 2011), tujuan audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan sebuah opini atas kewajaran dalam penyajian laporan keuangan yang disiapkan oleh perusahaan, dalam hal-hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas telah sesuai dengan SAK yang berlaku di Indonesia.
Asersi yang telah dibuat oleh manajemen merupakan dasar bagi pelaksanaan audit. Auditor akan mempertimbangkan relevansi asersi tersebut terhadap transaksi, saldo akun, dan penyajian dan pengungkapan sebelum mengembangkan tujuan audit atas setiap kategori asersi. Arens, Beasley, dan Elder (2009) membagi tujuan audit menjadi tiga kategori, yakni tujuan audit terkait transaksi (transaction-related audit objectives), tujuan audit terkait saldo (balance-related audit objectives), dan tujuan audit terkait dengan penyajian dan pengungkapan (persentation and disclosures-related audit objectives).
2.1.3.1. Tujuan Audit Terkait Transaksi Tujuan audit terkait transaksi berfungsi sebgai kerangka kerja audit bagi auditor untuk mengumpulkan bukti-bukti yang memadai dan sesuai degan standar kerja lapangan audit. Berdasarkan Arens, Beasley, dan Elder (2009) terdapat enam tujuan audit terkait transaksi: 1. Existence/Occurence Tujuan audit ini memastikan bahwa transaksi yang dicatat benar-benar terjadi pada periode berjalan. Tujuan audit ini bermaksud untuk memeriksa adanya kemungkinan overstatement. 2. Completeness Tujuan audit ini membahas apakah seluruh transaksi yang seharusnya dicatat dalam laporan keuangan telah benar-benar tercatat. Tujuan audit memastikan jika tidak terdapat understatement.
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
11
3. Accuracy Tujuan audit ini memastikan apakah transaksi telah dicatat dalam jumlah yang benar dan akurat. 4. Posting and Summarization Tujuan audit ini memastikan jika setiap informasi dari seluruh transaksi yang ada telah dicatat secara tepat dimulai dari jurnal pencatatan transaksi, pencatatan dalam buku besar pembantu hingga pencatatan dalam buku besar. Jika salah satu pencatatan dari proses tersebut tidak tepat maka tujuan audit ini tidak terpenuhi. 5. Classification Tujuan audit ini memastikan bahwa transaksi yang terjadi dan telah dicatat dengan tepat sesuai dengan klasifikasi yang seharusnya. 6. Timing Tujuan audit ini memastikan bahwa transaksi yang terjadi telah dicatat sesuai dengan tanggal yang seharusnya.
2.1.3.2. Tujuan Audit Terkait Saldo Tujuan audit terkait saldo juga berfungsi sebagai kerangka yang akan membantu auditor dalam mengumpulkan bukti-bukti audit. Tujuan audit terkait saldo biasa diterpkan pada akun-akun dalam laporan posisi keuangan (neraca) sedangkan tujuan audit terkait transaksi biasa digunakan pada akun yang terdapat dalam laporan laba rugi komprehensif. Namun pada akun yang memiliki transaksi tidak rutin dan beban yang tidak terprediksi biasa menggunakan tujuan audit terkait transaksi. Tujuan audit terkait saldo dibagi ke dalam sembilan tujuan (Arens, Beasley, dan Elder, 2009), yaitu: 1. Existence Tujuan audit ini memastikan apakah jumlah yang ada pada laporan keuangan sesuai dengan yang seharusnya dicatat. Tujuan ini berfokus pada kemungkinan adanya overstatement.
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
12
2. Completeness Tujuan audit ini memastikan bahwa seluruh transaksi yang seharusnya tercatat telah dicatat dalam periode akuntansi yang seharusnya. Tujuan ini mencegah adanya kemungkinan terjadi understatement. 3. Accuracy Tujuan audit ini memastikan bahwa nominal yang dicatat dan diikutsertakan dalam laporan keuangan telah sesuai dengan yang seharusnya. 4. Classification Tujuan audit ini memastikan bahwa pengelompokkan transaksi telah sesuai dengan kelompok dalam aporan keuangan yang seharusya. 5. Cut-off Tujuan audit ini memastikan bahwa setiap transaksi telah dicatat dalam periode yang tepat sesuai dengan standar yang berlaku. Pengujian yang dilakukan akan lebih berfokus pada transaksi yang terjadi pada akhir atau mendekati akhir periode akuntansi. 6. Detail Tie-In Tujuan audit ini memastikan bahwa saldo pada laporan keuangan telah sesuai dengan detil transaksi yang ada pada dokumen pendukung yang diberikan klien, seperti master file dan schedule. 7. Realizable Value Tujuan audit ini memastikan bahwasaldo yang tertera dalam laporan keuangan telah dikurangi penurunan nilai dari nilai historis yang disesuaikan dengan Net Realizable Value (NRV). NRV yaitu nilai yang akan terealisasi di masa yang akan datang. Pengaplikasian tujuan ini ditujukan pada akun-akun aset. 8. Rights and Obligation Tujuan audit ini memastikan apakan seluruh aset yang tercatat merupakan hak milik perusahaan dan liabilitas yang tercatat merupakan tanggungan perusahaan.
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
13
9. Presentation and Disclosure Tujuan audit ini berkaitan dengan penyajian saldo akun pada laporan keuangan dan pengungkapan yang dicantumkan telah secara benar disajikan dan diungkapkan.
2.1.3.3. Tujuan Audit Terkait Penyajian dan Pengungkapan Transaksi
yang
semakin
kompleks
dan
kebutuhan
untuk
memperluas
pengungkapan atas transaksi tersebut menjadikan tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan semakin penting. Berdasarkan Arens, Beasley, dan Elder (2009), tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan dibagi atas: 1. Occurence & Rights and Obligations Tujuan audit ini memastikan apakah setiap hak dan liabilitas yang telah diungkapkan perusahaan merupakan milik perusahaan dan pengungkapan tersebut telah dilakukan secara menyeluruh. 2. Completeness Tujuan audit ini memastikan bahwa pengungkapan dalam laporan keuangan telah dilakukan perusahaan secara menyeluruh. 3. Valuation and Allocation Tujuan audit ini untuk memastikan jika penyajian seluruh informasi dalam laporan keuangan telah dihitung dan dialokasikan secara tepat. 4. Classification and Understandibility Tujuan audit ini untuk memastikan bahwa saldo dalam laporan keuangan telah disajikan dengan klasifikasi yang benar dan informasi yang disajikan dapat mudah dipahami oleh pengguna laporan keuangan.
2.1.4. Bukti-bukti Audit Menurut Arens, Beasley, dan Elder (2009) bukti merupakan setiap informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah informasi yang dinyatakan telah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Auditor harus dapat menentukan jenis dan jumlah bukti yang tepat, bukti tersebut akan digunakan untuk membantu auditor dalam menentukan kewajaran laporan keuangan klien. Hal-hal yang perlu auditor pertimbangkan dalam mengambil keputusan, antara lain:
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
14
1. Prosedur audit yang akan digunakan 2. Ukuran sampel yang akan dipilih untuk prosedur tertentu 3. Unsur yang akan dipilih dari populasi 4. Waktu pelaksanaan prosedur
Dalam memutuskan prosedur mana yang akan dilakukan, auditor dapat memilih dari delapan kategori umum bukti audit, yang disebut juga jenis bukti audit. Arens, Beasley, dan Elder (2009) membagi jenis bukti audit menjadi delapan kategori bukti fisik, yakni: 1. Pemeriksaan Fisik Bukti audit ini merupakan sebuah inspeksi atau perhitungan auditor atas aset yang berwujud, seperti akun kas dan persediaan. Pemeriksaan fisik dilakukan secara langsung untuk memverifikasi bahwa aset yang diakui perusahaan benar-benar ada dan telah dicatat seluruhnya. 2. Konfirmasi Bukti audit ini merupakan bukti yang berupa tanggapan baik secara tertulis maupun lisan dari pihak ketiga yang independen dengan tujuan untuk membuktikan keakuratan informasi atas permintaan auditor. 3. Dokumentasi Bukti ini merupakan inspeksi auditor atas dokumen dan catatan yang dimiliki klien untuk mendukung informasi yang ada atau harus dimasukkan dalam laporan keuangan. Dokumentasi menjadi salah satu bukti audit yang sering digunakan karena mmeungkinkan untuk dilakukan dan tidak membutuhkan biaya yang tinggi. Dokumen dapat diklasifikasikan menjadi internal dan eksternal. Dokumen internal disiapkan dan digunakan klien dalam lingkup internal perusahaan. Sedangkan dokumen eksternal disiapkan oleh pihak dari luar perusahaan yang merupakan bagian dari transaksi. Dokumen yang dijadikan bukti audit harus memenuhi unsur keandalannya. Pengendalian internal perusahaan memengaruhi keadalan bukti tersebut. Pengendalian yang lemah berdampak pada rendahnya keandalan atas dokumen internal perusahaan, oleh karena itu dokumen dari pihak ketiga
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
15
menjadi bukti yang lebih andal. Proses pemerikasaan dokumen pendukung atas suatu transaksi yang dilakukan auditor disebut dengan vouching. 4. Prosedur Analitis Prosedur analitis menggunakan perbandingan dan hubungan untuk menilai apakah saldo akun atau data lainnya dapat diterima oleh auditor dan layak dibandingkan dengan ekspektasi auditor. 5. Tanya Jawab dengan Klien/Keterangan Klien Bukti ini merupakan keterangan baik secara tertulis maupun secara lisan dari klien yang diperoleh auditor dari hasil tanya jawab. Namun diperlukan bukti pendukung lain untuk menghasilkan suatu kesimpulan karena klien bukan pihak independen sehingga tingkat objektivitasnya tinggi. 6. Penghitungan Ulang Auditor memeriksa ulang perhitungan yang diberikan oleh klien untuk menguji akurasinya. 7. Pengerjaan/Reka Ulang Auditor menguji prosedur akuntansi yang telah dilakukan klien sebelumnya ataupun pengendalian klien yag merupakan bagian dari sistem akuntansi dan pengendalian internal perusahaan. 8. Pengamatan/Observasi Auditor mengamati secara langsung aktivitas yang dilakukan klien. Namun kelemahan dari bukti ini adalah adanya kemungkinan perubahan tingkah laku klien selama observasi berlangsung sehingga hasil observasi tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
2.1.5. Dokumentasi Audit Dokumentasi audit merupakan pencatatan utama yang berisi prosedur audit yang telah dilakukan, bukti-bukti audit yang diperoleh, dan kesimpulan yang dicapai oleh auditor selama masa perikatan. Dokumentasi audit biasa disebut kertas kerja dan saat ini hampir semua dilakukan secara terkomputerisasi. Dalam dokumentasi audit setiap informasi yang dirasa penting dan merupakan pendukung atas audit yang dilaksanakan perlu dimasukkan.
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
16
Tujuan dari dokumentasi audit adalah untuk mendukung keyakinan auditor atas prosedur yang dilakukan telah sesuai dengan standar yang berlaku dalam audit. Selain itu, dokumentasi audit berperan sebagai dasar perencanaan audit, catatan bukti yang dikumpulkan dan hasil pengujian yang dilakukan, data untuk menentukan jenis laporan audit yang tepat, serta dasar pemeriksaan oleh supervisor dan partner.
Dokumentasi audit yang dilakukan selama proses audit merupakan milik auditor. Sarbanes-Oxley Act mengharuskan auditor dari setiap perusahaan publik untuk memelihara arsip audit dan informasi lainnya yang menjadi pendukung kesimpulan yang diberikan auditor selama tujuh tahun. Sedangkan menurut PSA 103, catatan auditor untuk perusahaan privat harus disimpan minimal selama lima tahun.
Setiap kantor akuntan publik memiliki kebijakan masing-masing dalam menyiapkan dan mengorganisasikan dokumen audit. Arens, Beasley, dan Elder (2009) mengelompokkan dokumen audit menjadi beberapa jenis, yaitu: 1. Permanent Files 2. Current Files 3. Audit Program 4. General Information 5. Working Trial Balance 6. Adjusting and Reclassification Entries 7. Supporting Schedules
2.1.6. Materialitas Dalam PSAK No. 1 (Revisi 2009) paragraf 5, kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat pos-pos laporan keuangan adalah material jika, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna laporan keuangan. Menurut Arens, Beasley, dan Elder (2009) materialitas merupakan pertimbangan utama dalam menentukan laporan audit yang tepat untuk diterbitkan. Sedangkan Financial Accounting Standards Board
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
17
(FASB) 2 tahun 2006 mendefinisikan materialitas sebagai besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi yang dilihat darri keadaan yang melingkupinya yang dapat mengakibatkan perubahan atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut karena adanya penghilangan atau salah saji tersebut. Auditor bertanggung jawab untuk memastikan bahwa suatu laporan keuangan telah bebas dari salah saji material.jika terdapat kesalahan maka auditor diharuskan meminta keterangan dan melakukan koreksi kepada klien atas kesalahan tersebut. Hal tersebut dapat memengaruhi opini auditor yang akan diberikan kepada klien.
Dalam menentukan materialitas auditor akan menggunakan baik pertimbangan kuantitatif dan kualitatif. Hal tersebut dapat menyebabkan salah saji yang jumlahnya relatif kecil mungkin memilik dampak yang material terhada laporan keuangan. Materialitas dapat berubah seiring berjalannya proses audit jika ditemukan suatu informasi baru atau hal lain yang dapat mengubah pemahaman auditor terhadap klien. Penetapan besaran materialitas bertujuan unutuk membantu auditor merencanakan jumlah bukti yang harus dikumpulkan. Auditor dapat menggunakan beberapa tolak ukur sebagai dasar perhitungan, namun yang paling umum digunakan adalah laba sebelum pajak, selain itu penjualan bersih, laba kotor, dan total aset.
Arens, Beasley, dan Elder (2009) mengungkapkan bahwa terdapat lima langkah yang perlu dilakukan dalam menentukan materialitas, yang dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
18
Menetapkan pertimbangan awal tingkat materialitas
Mengalokasikan perimbangan awal tingkat materialitas ke dalam segmensegmen
Mengestimasi kesalahan total salah saji dalam segmen
Memperkirakan salah saji gabungan
Membandingkan estimasi salah saji gabungan dengan pertimbangan awal atau pertimbangan mengenai materialitas yang telah direvisi
Gambar 2.1 Langkah-Langkah Menentukan Materialitas Sumber: Arens, Beasley, dan Elder (2009) – telah diolah kembali
2.1.7. Proses Audit Laporan Keuangan Arens, Beasley, dan Elder (2009) mendefinisikan proses audit sebagai suatu metodologi yang tersusun secara baik untuk mengorganisasikan suatu audit untuk memastikan bahwa bukti-bukti yang terkumpul telah memadai dan kompeten serta semua tujuan audit yang tepat telah terspesifikasi dan dipenuhi.
Phase I Plan and design an audit approach Phase II Perform test of controls and subtantive tests of transactions Phase III Perform analyticalprocedures and tests of details of balances Phase IV Complete the audit and issue an audit report Gambar 2.2 Tahap-Tahap Audit Laporan Keuangan Sumber: Arens, Beasley, dan Elder (2009) – telah diolah kembali
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
19
Proses audit terdiri dari empat tahapan (Arens, Beasley, dan Elder, 2009) secara singkat digambarkan pada Gambar 2.2, berikut adalah penjelasannya: 1. Merencanakan dan merancang pendekatan audit Pada tahap awal mencakup delapan kegiatan yang perlu dilakukan oleh auditor, yaitu: a. Menerima klien dan melakukan perencanaan awal audit b. Memahami bisnis dan industri klien c. Menentukan risiko bisnis klien d. Melaksanakan preliminary analytical procedures e. Menetapkan materialitas dan menentukan risiko audit yang dapat diterima dan risiko inheren f. Memahami pegendalian internal dan menentukan risiko pengendalian g. Mengumpulkan informasi untuk menentukan risiko kecurangan h. Melaksanakan keseluruhan rencana dan prosedur audit
Secara umum proses pada tahap ini dibagi ke dalam dua bagian yaitu memperoleh informasi untuk menilai risiko audit yang dapat diterima dan risiko inheren serta mengembangkan perencanaan dan prosedur audit. Dalam menilai risiko yang dimiliki klien auditor membutuhkan informasi yang cukup mengenai klien. Berdasarkan informasi tersebut auditor dapat mengembangkan keseluruhan rencana dan prosedur audit. Pengembangan dimulai dengan menetapkan nilai materialitas, kemuadian penilaian tingkat risiko yang dapat diterima dan risiko inheren, risiko pengendalian, dan risiko kecurangan. Penilaian risiko kecurangan auditor dapat mengacu pada PSA 70. Setiap informasi yang diterima harus disikapi oleh professional skepticism yang harus dimiliki setiap auditor.
2. Melaksanakan uji pengendalian dan uji substantif atas transaksi Untuk mendukung auditor melakukan penilaian atas risiko pengendalian auditor membutuhkan bukti yang didapatkan dengan melakukan pengujian terhadap pengendalian. Proses ini juga bertujuan untuk memperoleh bukti dalam mendukung ketepatan transaksi moneter dengan melaksanakan
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
20
pengujian substantif. Selain itu auditor harus melakukan penilaian atas kemungkinan terjadinya salah saji pada laporan keuangan klien. Pengujian dilakukan secara simultan atas suatu transaksi. Jika pengendalian dinilai tidak efektif maka pengujian substantif dapat diperluas dengan menelusuri setiap akun dalam laporan keuangan untuk memeriksa jika terjadi kesalahan.
3. Melaksanakan prosedur analitis dan uji rincian saldo Proses ini bertujuan untuk memperoleh bukti tambahan untuk memastikan bahwa saldo akir pada laporan keuangan telah dinyatakan secara wajar. Prosedur analitis dilakukan untuk melihat ketidakwajaran atau perubahan yang signifikan dalam kinerja bisnis klien. Prosedur analitis salah satunya dilakukan dengan membandingkan perhitungan rasio tahun berjalan dengan tahun sebelumnya, data industri terkait, data non-keuangan, atau data lain yang bersangkutan. Pengujian rincian saldo merupakan prosedur khusus yang bertujuan untuk menentukan keberadaan salah saji pada saldo akun dalam laporan keuangan.
4. Melengkapi proses audit dan menerbitkan laporan keuangan Seluruh informasi dan bukti yang telah dikumpulkan menjadi dasar bagi auditor dalam mencapai sebuah kesimpulan atas kewajaran laporan keuangan klien. Pada fase terakhir pula auditor akan melakukan uji tambahan atas penyajian dan pengungkapan, evaluasi hasil, membuat laporan audit, dan mengkomunikasikan hasil audit kepada komite audit dan manajemen perusahaan.
2.2. Pendapatan 2.2.1. Definisi Pendapatan Dalam Pernyataan Standar Keuangan Akuntansi (PSAK) Nomor 23 Revisi 2010 paragraf 6, pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
21
modal. Dalam paragraf 7, pendapatan hanya terdiri atas arus masuk bruto manfaat ekonomi yang diterima dan dapat diterima oleh perusahaan untuk dirinya sendiri. Pemasukkan dari pihak ketiga, seperti pajak pertambahan nilai bukan merupakan bagian arus masuk manfaat ekonomi bagi perusahaan karena tidak menimbulkan kenaikan ekuitas perusahaan.
2.2.2. Pengakuan Pendapatan Dalam PSAK No. 23 (Revisi 2010) paragraf 13, pendapatan atas penjualan dapat diakui jika memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut: Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan kepada pembeli. Perusahaan tidak lagi melanjutkan pengelolaan dan pengendalian atas barang yang dijual. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal. Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi akan mengalir kepada perusahaan. Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan tersebut dapat diukur secara andal.
Sedangkan pendapatan yang berasal dari penjualan jasa, jika suatu transaksi yang meliputi penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal, maka penjualan dapat diakui dengan acuan tingkat penyelesaisan pada akhir periode pelaporan. Estimasi dapat dikatakan andal jika memenuhi kriteria beritkut (PSAK No 23 Revisi 2010): Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal. Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir kepada perusahaan. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara andal. Biaya yang timbul atas transaksi dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur secara andal.
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
22
2.2.3. Pengukuran Pendapatan Menurut PSAK No. 23 (Revisi 2010) paragraf 8, pendapatan harus diukur dengan menggunakan nilai wajar yang diterima atau dapat diterima. Dalam paragraf 9 dijelaskan bahwa jumlah pendapatan yang timbul merupakan hasil persetujuan kedua belah pihak, yaitu perusahaan dan pembeli atau pemakai aktiva. Jumlah tersebut dapat dikurangi dengan diskon dan rabat volume yang diperbolehkan perusahaan.
2.3. Piutang Usaha 2.3.1. Pengertian Piutang Usaha Dalam PSAK No.1 (Revisi 2009) aset lancar dan tidak lancar akan disajikan dalam klasifikasi yang terpisah. Suatu aset akan diklasifikasikan sebagai aset lancar, jika: Mengharapkan akan merealisasikan aset atau bermaksud untuk menjual atau menggunakannya dalam siklus operasi normal Memiliki aset untuk diperdagangkan Mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka waktu 12 bulan setelah pelaporan Kas atau setara kas kecuali aset tersebut dibatasi pertukarannya atau penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan. Dalam PSAK No. 55 (Revisi 2006) tentang “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” salah satu yang dibahas adalah terkait penurunan nilai dan tidak tertagihnya aset keuangan. Menurut PSAK No. 55 paragraf 60 aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi jika terdapat bukti yang objektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari peristiwa merugikan yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut dan peristiwa tersebut akan berdampak pada estimasi arus kas di masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal. Bukti objektif bahwa aset keuangan, dalam hal ini piutang usaha, mengalami penurunan nilai meliputi data
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
23
yang dapat diobservasi yang menjadi perhatian pemegang aset tersebut mengenai peristiwa-peristiwa yang merugikan sebagai berikut: 1. Pihak peminjam mengalami kesulitan keuangan yang signifikan 2. Terjadi pelanggaran kontrak, seperti terjadi wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga 3. Pihak peminjam karena alasan ekonomi ataupun hukum mengalami kesulitan ekonomi sehingga pemberi pinjaman memberikan keringanan yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan tersebut. 4. Terdapat kemungkinan bahwa peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya. 5. Kehilangan pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan. 6. Berdasarkan data yang dapat diobservasi mengindikasi adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa depan dari kelompok ases keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual dalam kelompok aset tersebut.
Perusahaan perlu melakukan evaluasi apakah terdapat bukti objektif penurunan nilai pada setiap tanggal neraca. Aset individual yang signifikan harus dinilai secara individu. Namun jika tidak ada bukti penurunan nilai saat penilaian individu maka harus dinilai dalam kelompok yang sama karakteristik risiko kreditnya. Untuk aset-aset yan secara individu tidak signifikan dan aset lain maka dilakukan penilaian kelompok. (PSAK No. 55 Revisi 2006 paragraf 65).
Dalam PSAK No. 55 (Revisi 2006) paragraf 64, jumlah kerugian dukur sebagai selisih antara nilai tercatat dengan nilai sekarang atas estimasi arus kas masa depan yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut. Nilai tercatat dapat dikurangi secara langsung maupun dengan menggunakan pos cadangan. Jumlah kerugian tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi dan jika pada periode berikutnya jumlah kerugian berkurang maka kerugian penurunan nilai pada periode sebelumnya harus dipulihkan.
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
24
2.3.2. Tujuan Audit atas Piutang Usaha Tujuan terkait pemeriksaan saldo piutang usaha menurut Arens, Beasley, dan Elder (2009) antara lain: 1. Detail tie-in Memastikan bahwa piutang usaha telah dijumlahkan dengan benar dan telah sesuai dengan master file dan buku besar. Auditor harus menghitung ulang (footing dan crooss footing) dan membandingkan antara nominal dalam neraca saldo dan buku besar. 2. Existence Piutang yang telah dicatat benar-benar ada, auditor dapat melakukan konfirmasi atas saldo piutang usaha untuk memastikan hal tersebut. 3. Completeness Seluruh piutang yang seharusnya dicatat telah dicatat. Untuk mencapai tujuan ini auditor dapat melakukan substantive of transaction atau analytical procedures. 4. Accuracy Piutang telah dicatat dengan jumlah yang benar. Prosedur yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan konfirmasi. 5. Cut-off Piutang telah dicatat pada periode yang tepat. 6. Classification Seluruh piutang telah diklasifikasikan dengan benar. Untuk memastikan hal tersebut auditor dapat melakukan verifikasi wesel tagih dan akun yang seharusnya diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar dipisahkan dari akun reguler. Piutang yang memiliki saldo kredit yang signifikan harus direklasifikasikan ke dalam akun utang. Selain itu auditor harus memastikan bahwa klien telah memisahkan antara piutang usaha pihak ketiga dengan piutang usaha yang berasal dari pihak yang berelasi. 7. Realizable value Piutang yang disajikan merupakan nilai realisasi bersih yang dihitung dari nilai piutang kotor dikurangi dengan penyisihan piutang tak tertagih. Untuk
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
25
memastikan hal tersebut auditor biasanya akan melakukan perhitungan ulang atas perhitungan klien. 8. Rights Piutang yang diakui klien benar-benar merupakan hak yang dimiliki klien. Auditor harus memastikan bahwa piutang usaha tersebut bukan berbentuk jaminan, dijual pada harga diskon atau keadaan lain sebagainya dengan melakukan review minutes of meeting, konfirmasi dengan bank, diskusi dengan klien serta memeriksa perjanjian utang sebagai bukti piutang yang dijadikan jaminan.
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
BAB 3 GAMBARAN PERUSAHAAN 3.1. Gambaran Umum Perusahaan Klien PT POP adalah perusahaan manufaktur yang baru berdiri pada November 2012 dan aktif beroperasi pada Januari 2013 merupakan hasil transaksi spin-off dengan PT. BBB yang telah berdiri sejak tahun 1978. Sebelum berdiri menjadi entitas sendiri, PT POP merupakan divisi yang dikhususkan untuk memproduksi polyurethane. Produk-produk yang dihasilkan PT POP antara lain, produk yang berbahan dasar busa seperti kasur dan furniture. PT POP mengembangkan usahanya dengan memproduksi automotive parts, seperti seat pad, karpet, blow, headlining mould, dan plastic injection. Produk dibuat berdasarkan spesifikasi pelanggan, dan sebagian besar pelanggannya merupakan perusahaan otomotif, sehingga secara tidak langsung penjualan perusahaan sangat dipengaruhi oleh penjualan pelanggannya. Perusahaan memiliki 2 (dua) pabrik yang berada di Tangerang dan Karawang. Penjualan diklasifikasikan ke dalam beberapa akun berdasarkan jenis produk dan lokasi produksinya. Secara rinci pengklasifikasian tersebut dapat dilihat dalam Tabel 3.1 Klasifikasi Penjualan PT POP.
Tabel 3.1 Klasifikasi Penjualan PT POP Name Gross Sales (Local)-Flex Karawang Gross Sales (Local)-Furniture Tangerang Gross Sales (Local)-Auto Tangerang Gross Sales (Local)-Auto Karawang Gross Sales (Export)-Flex Karawang Gross Sales (Export)-Furniture Tangerang Gross Sales (Export) Total
Amount (387.118.169.284) (15.678.374.768) (184.098.002.253) (405.897.591.237) (1.334.320.379) (16.461.051.856) (348.510) (1.010.587.858.287)
Percentage 38,31% 1,55% 18,22% 40,16% 0,13% 1,63% 0,00% 100,00%
Sumber: Working Paper KAP Osman Bing Satrio & Eny – telah diolah kembali
26 Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
27
3.1.1. Struktur Kepemilikan PT POP PT POP dimiliki oleh perusahaan lokal, PT BBB yang merupakan dan perusahaan asing yang beroperasi di Singapura dengan komposisi seperti pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Struktur Kepemilikan PT POP No
Pemegang Saham
Persentase
1
PT. BBB
20%
2
XXX Ltd.
80%
Total
100%
Sumber: Worrking Paper KAP Osman Bing Satrio & Eny – telah diolah kembali
3.1.2. Struktur Organisasi Struktur organisasi PT POP dipimpin oleh seorang President Director. President Director mengawasi secara langsung Finance Director, Automotive Director, Flexible Foam & Furniture Director, dan Automotive Plant Manager. Divisi Finance, Sales Administration, Accounting, dan Management Information System berada dibawah pengawasan Finance Director. Secara lengkap susunan struktur organisasi PT POP dapat dilihat dalam Lampiran 1.
3.1.3. Pembiayaan Dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya PT POP didanai oleh pinjaman. Perusahaan memiliki 2 (dua) jenis pinjaman, yaitu pinjaman dari pihak ketiga yaitu bank dan dari pihak berelasi yaitu pemegang saham. Seluruh pinjaman tersebut dalam mata uang USD.
3.1.4. Tujuan, Strategi, dan Risiko Terkait Bisnis PT POP berkomitmen pada setiap divisinya untuk menghasilkan perbedaan pada barang yang diproduksinya, tidak hanya untuk pasar di Indonesia namun di negara lainnya seperti Cina dan Thailand. Perusahaan juga membuat strategi untuk jangka menengah dan jangka panjang, antara lain memproduksi sparepart untuk mesin-mesin lama yang sudah jarang diproduksi. Jika terjadi masalah, informasi harus diketahui oleh setiap level dalam perusahaan namun tetap merahasiakannya
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
28
dari pihak dan luar, serta merespon informasi dengan cepat agar masalah dapat segera teratasi. Untuk setiap masalah yang terjadi dilakukan review untuk memastikan masalah tersebut telah selesai. Untuk rencana-rencana yang signifikan harus diawasi oleh level manajer. Strategi lain yang perusahaan terapkan adalah dengan menambah persediaan pada setiap divisi.
3.1.5. Hukum dan Regulasi Terkait kepentingan perpajakan, perusahaan patuh terhadap Undang-undang Perpajakan.Sedangkan terkait dengan penyajian laporan keuangan perusahaan mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Terdapat beberapa perubahan pengadopsian kebijakan akuntansi, seperti perubahan penggunaan PSAK No. 50 (Revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan. Standar tersebut digantikan oleh persyaratan pengungkapan dalam PSAK No. 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan. Pengadopsian yang dilakukan perusahaan lainnya adalah PSAK No. 10 mengenai Transaksi dalam Mata Uang Asing. Standar tersebut mengharuskan perusahaan untuk menyajikan laporan keuangan dalam mata uang fungsionalnya, dan hal tersebut akan berpengaruh dalam penyajian laporan keuangan perusahaan jika transaksi secara signifikan dilakukan dalam mata uang asing.
3.1.6. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Sesuai dengan PSAK No. 1 (Revisi 2009) pelaporan dilakukan atas dasar akrual, kecuali untuk laporan arus kas. Mata uang yang digunakan dalam pelaporan (penyajian) adalah Rupiah (Rp). Laporan keuangan disusun berdasarkan nilai historis, kecuali untuk beberapa akun tertentu yang disusun dengan menggunakan pengukuran lain. Laporan arus kas disusun dengan metode tidak langsung (indirect) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
29
3.1.7. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Perusahaan sangat dipengaruhi oleh tingkat fluktuasi perubahan mata uang asing. Pengaruh ini terjadi akibat perusahaan memiliki pinjaman dalam mata uang USDdan sebagian besar transaksi pembelian barang perusahaan menggunakan mata uang USD dan JPY. Dalam transaksi penjualan terkadang menggunakan mata uang asing namun tidak terlalu besar dibandingkan dengan transaksi yang menggunakan mata uang lokal.
Transaksi dengan mata uang asing dalam tahun berjalan akan dicatat dengan menggunakan kurs pada saat transaksi terjadi. Pada setiap tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing akan disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul akan dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif tahun yang bersangkutan.
3.1.8. Pengakuan Pendapatan Pengakuan penjualan dilakukan berdasarkan syarat penjualan, yaitu FOB Shipping Point atau FOB Destination. Jika menggunakan FOB Shipping Point maka perusahaan akan mengikuti tanggal surat jalan. FOB Shipping Point digunakan untuk penjualan lokal. Sedangkan apabila menggunakan FOB Destination maka perusahaan akan menunggu surat jalan kembali untuk mengakui penjualan. FOB Destination akan digunakan untuk penjualan ekspor.
3.2. Gambaran Umum KAP Osman Bing Satrio & Eny Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny menjadi bagian dari Deloitte Southeast Asia Ltd. yang merupakan anggota Deloitte Touche Tohmatsu Limited atau biasa disebut Deloitte. Selain Indonesia, Deloitte Southeast Asia Ltd. meliputi operasi Deloitte di Brunai, Guam, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Deloitte Southeast Asia Ltd. didirikan untuk menjawab tuntutan atas peningkatan intra-regional dan perkembangan perusahaan yang cepat. Deloitte Southeast Asia dengan lebih dari 230 partner dan 5.300
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
30
profesional di 22 lokasi menggabungkan keahlian tekhnikal dan pengetahuan yang mendalam untuk memberikan jasa yang berkualitas secara konsisten.
Deloitte Touche Tohmatsu Ltd. (Deloitte) merupakan salah satu jaringan jasa profesional terbesar di dunia yang menyediakan jasa audit, perpajakan, konsultasi, dan penasihat keuangan. Berdiri pada tahun 1845 di London, Deloitte yang saat ini berkantor pusat di New York, Amerika Serikat, diperkirakan berada di 150 negara dengan lebih 200.000 tenaga profesional.
Pada awalnya Deloitte di Indonesia merupakan merger dari 3 (tiga) perusahaan akuntan publik dan perusahaan konsultan pada tahun 1990, lalu berdirilah Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM) untuk praktik audit dan Capelle Surjadinata & Setiawan (CSS) untuk jasa konsultasi manajemen dan pajak. Nama tersebut diambil dari para pendirinya yaitu Hans Kartikahadi, Theodorus M. Tuanakotta, Mustofa, Paul Capelle, Surjadinata Sumantri, Edy Setiawan, and Irwanta Wanatirta.
Deloitte di Indonesia mengalami pergantian nama beberapa kali, berikut merupakan sejarah singkat perubahan legal entitas yang diungkapkan dalam website resmi Deloitte Indonesia: Juni 2003, HTM berubah menjadi HTMH (Hans Tuanakotta Mustofa & Halim) Juli 2005, menjadi Osman Ramli Satrio & Rekan Oktober 2007, menjadi Osman Bing Satrio & Rekan Desember 2012, menjadi Osman Bing Satrio & Eny
Saat ini Deloitte di Indonesia direpresentasikan melalui KAP Osman Bing Satrio & Eny, Deloitte Tax Solution (DTS) dan PT Deloitte Konsultan Indonesia (DKI). Dengan lebih dari 60 partner dan direktur serta lebih dari 900 profesional yang saat ini berlokasi di kantor Jakarta dan Surabaya, Deloitte melayani perusahaanperusahaan yang terdaftar dalam Indonesian Stock Exchanges serta perusahaan-
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
31
perusahaan multinasional, perusahaan nasional dengan skala besar, institusi publik, dan perusahaan yang sedang berkembang dengan cepat.
Dalam mejalankan bisnisnya Deloitte Indonesia menganut empat nilai utama (shared values), yaitu: • Integrity • Outstanding value to Markets & Clients • Commitment to each other • Strength from cultural diversity
Untuk dapat lebih memahami struktur KAP OBS&E, Gambar 3.1 merupakan struktur organisasi KAP OBS&E yang telah diolah kembali.
Country Leader Audit Leader
Brand, Clients & Industries Clients & Markets
Tax Leader
Reputation & Risk Leader
FAS Leader
Practice Management
ERS Leader
HR
Finance & Accounting
IT
Learning
Gambar 3.1 Struktur Organisasi KAP Osman Bing Satrio & Eny Sumber: Dokumen Human Resources KAP Osman Bing Satrio & Eny – telah diolah kembali
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1. Gambaran Umum Proses Audit PT POP Perikatan antara KAP OBS&E dan PT POP ditujukan untuk mengaudit laporan keuangan PT POP untuk periode akuntansi yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013. Audit dilakukan untuk penerbitan laporan keuangan tahunan PT POP dan keperluan konsolidasi PT POP dengan perusahaan induk yang merupakan perusahaan publik di Singapura. Audit perusahaan induk dilakukan oleh
Deloitte
Singapore,
sehingga
hal
tersebut
memudahkan
dalam
pengkoordinasi terkait audit yang dilakukan dan konsolidasi yang dilakukan.
Audit dilaksanakan berdasarkan standar pengauditan yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). PT POP menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Sedangkan untuk melaksanaan audit atas consolidation reporting package menggunakan International Standards of Auditing (ISA) sebagai standar yang berlaku. Mata uang yang digunakan dalam laporan keuangan adalah Rupiah (IDR). Laporan keuangan disajikan dengan menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, hal tersebut terkait dengan perusahaan induk yang merupakan perusahaan asing.
4.2. Siklus Pendapatan PT POP Secara umum siklus pendapatan PT POP dibagi ke dalam beberapa proses, antara lain: Penerimaan pesanan Pengiriman barang Penagihan Pengakuan pendapatan dan cut-off Penerimaan kas
32 Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
33
4.2.1. Penjualan Lokal Secara umum alur penjualan dapat digambarkan seperti pada Gambar 4.1.
Divisi Marketing menerima pesanan
membuat PO
Divisi SAD memeriksa credit limit pelanggan
membuat sales order (SO)
Divisi Gudang menyiapkan dan mengirim barang pesaman menerima tanda terima barang dari pelanggan
Divisi SAD menggabungkan seluruh dokumen terkait penjualan
Divisi Finance melakukan penagihan dan memeriksa pembayaran dari pelanggan
Divisi Accounting mencatat pelunanasan penjualan
menyimpan arsip
Gambar 4.1 Alur Penjualan PT POP Sumber: Working Paper KAP Osman Bing Satrio & Eny – telah diolah kembali
4.2.1.1. Proses Penerimaan Pesanan Perusahaan dapat menerima pesanan dari pelanggan melalui 2 (dua) sarana, yaitu email dan website pelanggan. Pesanan yang diterima oleh Divisi Marketing selanjutnya akan disebut Purchase Order (PO). 1. PO melalui email Hampir seluruh PO yang dikirimkan pelanggan adalah melalui email. Pelanggan mengirimkan email tersebut ke Divisi Marketing dan Gudang dengan melampirkan PO yang sudah terinci. Lampiran tersebut akan dicetak Divisi Marketing untuk diproses. Lampiran yang telah dicetak akan diteruskan kepada Divisi Sales Administration (SAD) dan Gudang. Divisi Marketing sendiri memiliki 1 (satu) rangkap cetakan untuk disimpan sebagai arsip.
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
34
2. PO melalui website pelanggan Penerimaan pesanan melalui website merupakan cara yang terbilang baru dan hanya untuk pelanggan tertentu. Pelanggan yang menggunakan cara ini merupakan perusahaan besar yang telah memiliki sistem informasi yang baik. Pelanggan akan mengirimkan pemberitahuan melalui email ke Divisi Marketing bahwa terdapat PO baru dalam website, PO tersebut akan diunduh dan diproses sama seperti PO melalui email.
PO yang telah diterima akan diperiksa, diproses, dan disetujui oleh Divisi SAD. Pemeriksaan atas limit credit customer merupakan tahap awal sebelum memproses PO. Jika pelanggan masih dalam batas kredit maka Divisi SAD akan membuat Sales Order (SO). Sales order dibuat melalui sistem yang akan terhubung dengan sistem di Gudang. Bagi pelanggan baru terdapat mekanisme tambahan sebelum menerima pesanan. Divisi SAD akan meminta informasi terkait pelanggan tersebut dan membuat kode pelanggan yang baru bagi pelanggan tersebut. Bagi pelanggan baru biasanya batas kredit akan rendah, namun hal tersebut bergantung pada pertimbangan Divisi SAD.
Divisi Gudang bertugas untuk menyiapkan barang pesanan, jika barang telah siap dikirim Gudang perlu membuat surat jalan atas pengiriman barang tersebut. Surat jalan dibuat dengan menggunakan sistem synergy, data tersebut akan ditransfer kepada Divisi SAD dan dicocokkan dengan data dalam SAD.
4.2.1.2. Pengiriman Barang Divisi Gudang bertugas untuk menyiapkan barang pesanan. Jika barang telah siap dikirim Gudang perlu membuat surat jalan sebanyak rangkap 6 atas pengiriman barang tersebut. Surat jalan dibuat dengan menggunakan sistem synergy, data tersebut akan ditransfer kepada Divisi SAD dan dicocokkan dengan data dalam SAD. Surat jalan akan disertakan dalam setiap pengiriman barang dan pada saat pelanggan menerima barang, pelanggan memberikan cap dan tanda tangan pada surat jalan dan/atau dokumen Tanda Penerimaan Barang.
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
35
4.2.1.3. Penagihan Surat jalan yang telah ditandatangani pelanggan akan diterima oleh Divisi SAD. SAD akan memeriksa kembali surat jalan yang diterima dengan data yang tercatat ada sistem untuk memastikan bahwa tidak ada yang perlu dikoreksi. Berdasarkan data yang telah diterima dan surat jalan makan SAD akan membuat faktur penjualan, faktur pajak, dan kwitansi. Pembuatan Faktur Penjualan/Invoice Salah seorang staf SAD akan membuat faktur penjualan dengan menggunakan sistem synergy. Faktur penjualan dicetak sebanyak 6 (enam) rangkap yang diperuntukkan bagi pelanggan, Divisi Finance, Divisi Accounting, dan sebagai arsip di Divisi SAD. Untuk setiap faktur penjualan terdiri dari 1 (satu) surat jalan atau lebih, sehingga tanggal pada faktur penjualan merupakan tanggal terakhir surat jalan. Pembuatan Faktur Pajak Divisi SAD pun bertugas untuk menyiapkan faktur pajak. Faktur pajak dibuat sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dicetak sebanyak 6 (enam) rangkap yang akan diberikan kepada ppelanggan, Divisi Finance, Divisi Accounting, dan sebagai arsip yang akan disimpan di Divisi SAD. Nominal dalam faktur pajak akan sama dengan faktur penjualan yang terkait. Pembuatan Kwitansi Kwitansi akan dibuat dan dicetak oleh Divisi SAD sebanyak 4 (empat) rangkap untuk diberikan kepada pelanggan, Divisi Finance, dan disimpan sebagai arsip di Divisi SAD. Kwitansi yang dimaksud memiliki fungsi yang berbeda dibandingkan dengan kwitansi kebanyakan. Secara umum kwitansi diberikan jika pelanggan telah melunasi pembayaran atas barang yang dipesannya namun dalam PT POP kwitansi lebih berfungsi sebagai bukti penerimaan dokumen, seperti surat jalan, faktur penjualan, dan faktur pajak. Dalam setiap kwitansi biasa terdiri atas 1 (satu) atau lebih faktur penjualan, sehingga nominal dalam kwitansi merupakan jumlah dari faktur penjualan pada kwitansi tersebut.
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
36
Selain ketiga dokumen tersebut ditambahkan pula tanda terima yang disusun menjadi satu set tagihan, kemudian tanda terima ditandatangani oleh pembuat. Supervisor di Divisi SAD akan memeriksa seluruh tagihan dan menandatangani faktur penjualan dan kwitansi, sedangkan faktur pajak hanya diberi paraf. Tagihan yang telah menjadi satu set akan diserahkan kepada Divisi Accounting untuk diperiksa faktur pajaknya. Jika sudah sesuai dengan ketentuan maka Divisi Accounting
akan
memberikan
paraf
sebagai
bukti
persetujuan
dan
mengembalikannya kembali ke Divisi SAD. Faktur pajak yang dikembalikan akan ditandatangani oleh Manager atau Assistant Manager SAD. Setelah dokumen telah lengkap beserta approval yang berwenang pada setiap dokumennya, maka tagihan akan dipisahkan berdasarkan divisi yang akan menerima. Tagihan didistribusikan kepada Divisi Finance dan Divisi Accounting, tagihan untuk pelanggan diserahkan ke Divisi Finance untuk diteruskan kepada pelanggan. Setiap penyerahan dokumen menggunakan tanda terima sebagai bukti serah terima.
4.2.1.4 Pengakuan Pendapatan dan Cut-off Perusahaan mencatat penjualan secara akrual dan seluruh penjualan dilakukan secara kredit. Batas pembayaran yang diberikan bermacam-macam disesuaikan dengan pelanggan. Untuk pelanggan yang sudah lama bekerja sama biasanya mendapatkan tempo pembayaran yang lebih panjang. Jatuh tempo piutang biasanya sekitar 30 hingga 90 hari dari tanggal kwitansi. Pengakuan pendapatan dilakukan apabila seluruh surat jalan telah di-posting menjadi faktur penjualan, maka SAD akan mencetak laporan penjualan bulan. SAD pun akan mencatat piutang dagang atas faktur penjualan terkait. Pencatatan dilakukan dengan menggunakan sistem synergy sehingga terhubung dengan divisi lain, jurnal yang dicatat adalah sebagai berikut:
Dr. Trade Receivables
xxx
Cr. Gross Sales (Local)
xxx
Cr. Provision For Tax PPN
xxx
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
37
Terkait dengan cut-off, pencatatan dilakukan menggunakan tanggal faktur penjualan yang merupakan tanggal terakhir surat jalan pada faktur penjualan yang bersangkutan. Pencatatan penjualan dilakukan secara bulanan sehingga tanggal cut-off merupakan tanggal terakhir pada bulan yang bersangkutan.
4.2.1.5. Penerimaan Kas Terkait penerimaan kas, Divisi Finance dan Divisi Accounting yang akan berperan setelah pencatatan piutang. Divisi Finance akan menerima dokumen dari Divisi SAD. Dokumen tersebut akan menjadi dasar bagi Finance untuk melihat jatuh tempo piutang dan memeriksa akun bank jika terdapat kas masuk dari pelanggan. Saat terdapat pembayaran dari pelanggan maka staf dari Divisi Finance akan membuat Cash Receipt Voucher (CRV) dengan menggunakan sistem synergy. CRV dibuat per hari sesuai dengan transaksinya dan akan membentuk data yang di setiap akhir minggu akan dipublikasi sehingga dapat diakses oleh Divisi Accounting.
CRV yang telah dicetak akan dilengkapi dengan dokumen pendukung antara lain, kwitansi, faktur penjualan beserta daftar rekapannya, daftar penyerahan barang, faktur pajak, slip deposit bank, dan detailed received voucher. Divisi Finance akan mencetak ulang CRV untuk dijadikan arsip, sedangkan CRV asli berikut dokumen lain akan diserahkan kepada Divisi Accounting.
Setiap CRV yang diserahkan Finance akan diperiksa kembali oleh Divisi Accounting sebelum melakukan jurnal secara manual pada CRV. Setelah jurnal dicantumkan pada CRV maka akan di-posting ke dalam sistem general ledger berdasarkan nomor akun, nomor CRV, tanggal CRV, kode pelanggan, dan jumlah pembayarannya. Pada saat jurnal diinput secara sistem baru mengakui penerimaan kas, namun tanggal yang digunakan sesuai dengan tanggal CRV. Berikut adalah jurnal yang secara umum diinput dalam sistem:
Dr. Cash on Bank Cr. Trade Receivables
xxx xxx
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
38
4.2.2. Ekspor Penjualan ekspor memiliki frekuensi yang jauh lebih rendah dibandingkan penjualan lokal. Secara umum proses penjualan ekspor hampir sama dengan penjualan lokal, berikut merupakan ringkasan proses penjualan ekspor: 1. Divisi SAD memiliki staf yang khusus menangani penjualan ekspor, proses penerimaan pesanan dari pelanggan sama seperti penjualan lokal yaitu melalui email atau website. Divisi SAD akan menerima purchase order dari Divisi Marketing, PO tersebut disertai packing list atau shipping schedule. 2. Dokumen yang diterima akan diperiksa kesesuainnya, jika ditemukan perbedaan antara packing condition/shipping schedule/delivery schedule dengan PO maka akan ditanyakan pada Divisi Marketing dan Gudang. Jika dokumen sudah tidak bermasalah maka akan dibuat sales order dan delivery order melalui sistem. 3. Proses selanjutnya adalah membuat Invoice dan Packing List. Harga dalam faktur penjualan akan dicocokkan kembali dengan daftar harga, selain itu akan dihitung kembali terkait biaya ekspor. 4. Divisi SAD akan membuat shipping instruction yang akan dikirim kepada pihak pelayaran atau forwarder dan EMKL melalui fax. 5. Dokumen lain yang perlu disiapkan adalah Perintah Ekspor Barang (PEB), PEB yang telah dibuat akan dikirimkan kepada Bea Cukai berupa softcopy. 6. Bea Cukai akan memberikan respon berupa Persetujuan Ekspor (PE), kemudian Divisi SAD akan mencetak PEB dan PE. 7. Invoice, packing list, PEB, PE akan diserahkan kepada kepala Divisi SAD untuk diperiksa kembali dan ditandatangi sebagai tanda prsetujuan. Invoice dan packing listcopy beserta PEB dan PE yang asli akan dikirimkan kepada EMKL. EMKL akan mempersiapkan kontainer untuk dikirimkan ke pabrik, di sisi lain Pabrik akan mempersiapkan barang yang akan dikirim. 8. Delivery order akan dicetak oleh PPIC dan dikirimkan kepada Divisi SAD untuk diperiksa kembali kesesuaian delivery order dengan invoice dan packing list yang telah dicetak.
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
39
9. Divisi SAD akan menerima draft bill of lading (B/L) dari pelayaran. Datadata yang diterima akan diperiksa kembali, setelah draft B/L sesuai, maka Divisi SAD akan menerima B/L yang asli dari pihak pelayaran/forwarder. 10. Dokumen berupa invoice rangkap tiga, packing list rangkap 3, B/L, dan persyaratan lain yang diminta pelanggan akan dikirimkan kepada pelanggan. Selain kepada pelanggan Divisi SAD akan mendistribusikan dokumen kepada Divisi Finance, Accounting, dan menyimpan dokumen sebagai arsip Divisi SAD.
Saat mengakui penjualan ekspor maka akan dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Dr. Trade Receivables (Export)
xxx
Cr. Gross Sales (Export)
xxx
Sedangkan pada saat menerima kas sebagai pelunasan maka akan dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Dr. Cash on Bank
xxx
Cr. Trade Receivables (Export)
xxx
4.2.3. Prosedur Audit atas Siklus Penjualan PT POP memiliki SOP dalam menjalankan siklus penjualannya. Untuk memastikan bahwa standar tersebut telah diterapkan dalam kegiatan siklus penjualan, auditor melakukan prosedur walkthrough. Prosedur ini dilakukan dengan menelusuri siklus penjualan mulai menerima pesanan hingga kas diterima oleh perusahaan. Penelusuran dilakukan dengan menggunakan SOP sebagai petunjuk dan membandingkan antara SOP dan pelaksanaannya. Berikut adalah ringkasan dari prosedur walkthrough atas siklus penjualan PT POP yang dilakukan oleh auditor: 1. Penelusuran dimulai dari Divisi Marketing yaitu pesanan dari pelanggan diterima. Auditor menyakan proses penerimaan pesanan pada Manager
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
40
Marketing yang selanjutnya dijelaskan oleh staf yang menangani hal tersebut. 2. Auditor memilih sampel secara random untuk menjadi objek walkthrough procedure. 3. Auditor meminta seluruh dokumen baik hardcopy maupun softcopy terkait sampel yang telah auditor pilih secara random. Setiap proses yang dilakukan akan auditor dokumentasikan, termasuk proses dalam komputer dengan cara print screen. 4. Sesuai dari keterangan Divisi Marketing maka penelusuran dilanjutkan pada Divisi SAD. Di Divisi SAD hal yang dilakukan sama seperti sebelumnya menelusuri dengan meminta keterangan klien dan mendokumentasikan proses tersebut. 5. Proses selanjutnya adalah Divisi Finance dan Divisi Accounting. Pada setiap divisi tersebut akan dilakukan proses yang sama seperti sebelumnya. 6. Hasil penelusuran akan dibuat dalam kertas kerja dengan menyertakan dokumentasi yang bersangkutan. Dokumen berupa softcopy akan langsung dimasukkan dalam kertas kerja, sedangkan dokumen dalam bentuk hardcopy akan dijadikan manual document. Setiap dokumen manual memiliki nomor yang unik, nomor tersebut akan dimasukkan dalam kertas kerja sebagai referensi sesuai dengan proses atau transaksi yang terjadi. 7. Memberikan kesimpulan atas prosedur audit yang dilakukan.
Berdasarkan prosedur yang dilakukan pada siklus penjualan PT POP dan kesesuaiannya dengan Standard Operational Procedure yang berlaku maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penjualan telah dilakukan dengan baik. Pengendalian juga dilakukan dengan memberlakukan otorisasi yang bertingkat dan pemeriksaan atas transaksi yang dilakukan berulang untuk meminimalisir kesalahan.
4.3. Proses Audit atas PT POP Secara umum terdapat empat tahap dalam proses audit atas PT POP, yaitu: Merencanakan dan merancang pendekatan audit Melakukan uji pengendalian dan uji substantif atas transaksi
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
41 Melakukan prosedur analitis dan uji substantif atas detil saldo Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit
4.3.1. Perencanaan dan Perancangan Pendekatan Audit Tahap awal dalam proses audit adalah tahap perencanaan. Tahap perencanaan ini dilakukan oleh Manager dan Senior in Charge. Dalam perencanaan terdapat beberapa tahap, antara lain: 1. Menerima atau melanjutkan klien Di awal perencanaan hal yang pertama dilakukan adalah menentukan apakah KAP OBS&E bersedia menerima PT POP sebagai klien atau tidak. Sesuai dengan teori yang diungkapkan Arens, Beasley, dan Elder (2009) bahwa tahap pertama dalam perencanaan adalah menentukan akan menerima atau melanjutkan perikatan atau tidak. PT POP merupakan perusahaan yang baru berdiri pada November 2012 dan mulai aktif beroperasi pada Januari 2013. Sebelum menjadi entitas sendiri PT POP tergabung dalam PT BBB yang merupakan klien KAP OBS&E. Karena PT POP merupakan perusahaan baru maka sebelum menerima perikatan, KAP OBS&E melakukan First Pass Check terhadap PT POP. First Pass Check merupakan pemeriksaan latar belakang untuk mengumpulkan informasi entitas ataupun individual yang bertujuan untuk menentukan apakah bisnis dan reputasi perusahaan dapat berasosiasi dengan KAP OBS&E. Pemeriksaan latar belakang ini dilakukan pada klien baru yang berprospek, perusahaan yang telah menjadi klien namun mengalami perubahan kepemilikan utama atau pihak berelasinya, dan pada engagement yang dimulai kembali setelah terhenti untuk periode waktu tertentu.
2. Membuat engagement letter, tim audit, dan memeriksa independensi anggota tim Setelah melakukan proses penerimaan klien, selanjutnya akan dibentuk tim audit yang akan menjalankan audit lapangan (audit field). Tim yang dibentuk akan disesuaikan dengan ukuran perusahaan, kompleksitas bisnis, dan besarnya biaya audit. Tim audit yang dibentuk untuk perikatan PT POP
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
42
terdiri atas satu orang Senior Associates yang bertindak sebagai Senior in Charge, satu orang Junior Associates, dan satu orang Trainee.
Untuk menjaga independensi auditor maka dilakukan pemeriksaan independensi setiap anggota tim sebagai bentuk kepatuhan atas kode etik auditor. Proses pemeriksaan yang dilakukan adalan dengan mengecek apakah ada anggota tim yang memiliki hubungan keluarga, bisnis, keuangan, ataupun hubungan pribadi lainnya dengan klien yang dapat memengaruhi independensi.
Setelah pembentukan tim dan pemeriksaan independensi dilakukan maka akan dibuat engagement letter. Engagement letter dibuat oleh Manager dan Senior in Charge dan ditandatangani oleh Signing Partner KAP OBS&E. Surat perjanjian tersebut dikirimkan kepada Finance Director PT POP untuk ditandatangani sebagai bentuk persetujuan.
Dalam engagement letter antara KAP OBS&E dan PT POP dijelaskan bahwa KAP OBS&E bersedia untuk melaksanakan audit atas laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 berdasarkan standar pengauditan yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yang merupakan standar audit yang berlaku dan melaksanakan audit atas consolidation reporting package untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2013 berdasarkan International Standards of Auditing (ISA). Kedua pelaksanaan audit tersebut bertujuan untuk menyatakan kewajaran atas penyajian laporan keuangan dan consolidation reporting package.
Perihal pelaksanaan audit pun dijelaskan dalam engagement letter, antara lain audit akan dimulai setelah perjanjian disetujui dan laporan keuangan dan dokumen pendukung telah siap untuk diaudit. Pendampingan dari personil klien, termasuk persiapan jadwal dan analisis atas akun-akun, akan dibahas dalam surat yang terpisah yang akan diberikan sebelum audit
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
43
dimulai. Selain itu terkait dengan target penyelesaian audit, KAP akan memberikan informasi atas situasi yang terjadi sehingga target tidak dapat dipenuhi. Selain hal-hal tersebut, dalam engagement letter pun diungkap mengenai fee audit beserta tata cara pembayarannya.
3. Memahami risiko bisnis klien dan menilai risiko klien Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arens, Beasley, dan Elder (2009) salah satu bagian dari tahap perencanaan adalah memahami risiko bisnis klien. Untuk mengetahui risiko bisnis yang dimilki oleh klien maka perlu untuk memahami nature of business klien dan business enviroment klien.
Nature of the business terkadang mengindikasi peningkatan risiko klien, misalnya risiko klien dapat meningkat jika klien memiliki siklus operasi yang panjang; menggunakan tekhnik pembiayaan yang rumit atau baru (inovasi); beroperasi pada industri atau pasar yang volatile; membuat estimasi akuntansi yang signifikan yang mempengaruhi subjektivitas, kompleksitas, ataupun ketidakpastian; beroperasi pada industri yang seringkali diasosiasikan dengan tindakan ilegal; atau membuat akuisisi yang signifikan pada perusahaan yang beroperasi di industri yang manajemen kurang memiliki pengalaman dalam bidang tersebut.
PT POP beroperasi pada pasar yang bergantung pada keadaan ekonomi, terutama yang mempengaruhi daya beli masyarakat terhadap kendaraan. Pemerintah baru-baru ini menerapkan kebijakan untuk mengurangi subsidi BBM yang tentunya akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Selain itu perusahaan beroperasi dalam pasar yang cukup kompetitif sehingga perusahaan dituntut untuk melakukan improvisasi secara terusmenerus. Perusahaan menjawab tuntutan tersebut salah satunya dengan adanya peningkatan kualitas produk dan dibuktikan melalui penerimaan sertifikasi ISO 9002 atas sistem pengendalian mutu fasilitas produksi dan ISO 9001 untuk mutu desain, pengembangan, dan sistem instalasi. Kedua
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
44
sertifikasi tersebut telah diakui secara internasional. Sebagian besar pelanggan perusahaan adalah industri otomotif sehingga secara tidak langsung penjualan perusahaan dipengaruhi oleh penjualan otomotif dari para pelanggannya.
Berdasarkan hasil preliminary discussion antara tim audit dan general manager dan regional controller PT POP, tidak ada yang menjadi perhatian terkait nature of business perusahaan. Sebelum berdiri sendiri PT POP merupakan salah satu divisi dalam PT BBB, berdasarkan pengalaman audit atas perikatan dengan PT BBB sebelumnya tidak ditemukan risiko yang signifikan terkait business nature perusahaan.
Risiko klien dapat meningkat jika perusahaan rentan terhadap pengaruh eksternal
dalam
lingkungan
bisnis
(business
enviroment)
yang
mempengaruhi operasi perusahaan dan kelangsungan perusahaan (going concern), antara lain seperti berikut: Perusahaan menerbitkan sekuritas kepada publik atau memiliki akuntabilitas publik yang luas. Kinerja keuangan perusahaan secara signifikan lebih baik atau lebih buruk dibanding perusahaan lain dalam industri yang sama. Perusahaan terlibat dalam pengalihan kepentingan. Terdapat permasalahan hukum yang masih berjalan maupun yang sebelumnya terjadi. Terdapat faktor-faktor yang mengindikasi hubungan yang memburuk dengan regulator.
Hal-hal tersebut menjadi bahan pertimbangan dalam menganalisis risiko klien terutama hubungannya dengan keberlangsungan (going concern) perusahaan. Auditor akan mempertimbangkan apakah klien memiliki kemampuan untuk melanjutkan keberlangsungan perusahaan. Berdasarkan hasil analisis, PT POP tidak memiliki pengaruh eksternal yang akan berdampak pada operasi perusahaan maupun keberlangsungannya.
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
45
Namun di sisi lain, berdasarkan prosedur dokumen yang dilakukan untuk menilai business enviroment tidak ada risiko yang teridentifikasi namun terdapat isu yang perlu diperhatikan. PT POP merupakan perusahaan yang baru didirikan sehigga tim audit perlu mempertimbangkan jurnal transaksi yang dicatat terkait akuisisi aset dan persediaan yang dipindahtangankan dari perusahaan sebelumnya. Perpindahan tersebut termasuk karyawan yang akan mempengaruhi manfaat karyawan yang perlu perusahaan akui. Selain itu terkait dengan audit pendapatan, dari hasil diskusi dengan klien pengimplementasian PSAK No. 10 akan mempengaruhi perusahaan karena sebagian besar beban dan biaya menggunakan mata uang USD, sedangkan functional currency perusahaan adalah IDR dan sebagian besar pendapatan juga dalam IDR.
Dalam menilai risiko klien faktor lain yang perlu diperhatikan adalah hasil keuangan (financial result). Berdasarkan hasil preliminary meeting dengan General Manager dan Regional Controller dan key person perusahaan, auditor diinformasikan bahwa manajemen tidak memiliki rencana untuk menjual segmen bisnis perusahaan. Secara umum, praktik akuntansi mengadopsi Indonesian GAAP. Auditor menilai bahwa manajemen tidak melakukan praktik akuntansi yang agresif, namun perusahaan perlu mengirimkan laporan kepada perusahaan induk di Singapura.
Kompensasi bagi manajemen akan ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Penentuan kompensasi dipengaruhi oleh hasil kinerja operasi namun hal tersebut bukan faktor utama. Jika hasil operasi perusahaan tinggi, tidak menjadikan kompensasi kepada manajemen menjadi tinggi pula. Penetapan kompensasi bergantung pada rencana perusahaan dalam perencanaan ekspansi dan posisi alur kas.
Lebih jauh analisis dilakukan untuk menilai risiko kecurangan pada perusahaan. Berdasarkan hasil analisis, auditor tidak menemukan bukti jika
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
46
manajemen memiliki intensi untuk melakukan salah saji yang disengaja atau direncanakan. Audit juga tidak melihat adanya pembatasan yang dibuat manajemen bertujuan untuk memiliki akses kepada staf manajemen, dokumen dan informasi, serta transaksi pembayaran memiliki dokumen pendukung yang cukup, selain itu personil kunci diketahui dan tidak ada turnover yang tinggi dalam staf Senior Management. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, auditor menyimpulkan bahwa tidak terdapat risiko audit yang signifikan.
4. Menentukan strategi audit dan perencanaan audit Setelah melakukan preliminary discussion maka tim audit akan menyiapkan strategi dan perencanaan audit yang akan dijalankan. Tahapan ini telah sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Arens, Beasley, dan Elder (2009). Pendekatan audit akan menggunakan substantive test of details. Auditor akan mengidentifikasi pihak-pihak yang memilki hubungan istimewa dengan klien
serta transaksi yang terjadi. Auditor pun akan
mengirimkan surat konfirmasi seperti surat konfirmasi bank, konfirmasi piutang dagang, konfirmasi utang dagang, konfirmasi pinjaman perusahaan, konfirmasi atas sewa perusahaan, dan konfirmasi pemegang saham.
Selanjutnya tim audit akan menentukan nilai materialitas. Materialitas yang akan digunakan adalah 1,2% dari keseluruhan total pendapatan perusahaan. Angka tersebut berdasarkan professional judgement yang diambil berdasarkan petunjuk professional judgment yang dimiliki oleh KAP OBS&E.
4.3.2. Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi Tahapan selanjutnya yang dilakukan tim audit adalah menguji pengendalian dan pengujian substantif transaksi. Tim auditor akan mengidentifikasi setiap pernyataan yang relevan atas saldo akun, kelas transaksi, atau pengungkapan. Prosedur substantif didasarkan pada risiko yang audit identifikasi dan keandalan pengendalian perusahaan. Hasil pengujian atas pengendalian akan berdampak
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
47
pada pengujian substantif terutama dalam pemilihan sampel. Untuk menguji pengendalian, auditor melakukan Design and Implementation Testing (D&I Testing).
Design and Implementation Testing merupakan prosedur pengujian pengendalian yang
bertujuan
untuk
mengevaluasi
efektivitas
perancangan
dan
pengimplementasian pengendalian internalnya. Melalui D&I Testing auditor ingin meyakinkan bahwa perancangan telah dibuat dengan tepat dan rancangan tersebut benar diimplementasikan dalam perusahaan.
Sedangkan Journal Entry Testing dilakukan pada entitas yang memiliki beberapa lokasi atau komponen. Untuk memastikan bahwa pengendalian telah dilaksanakan dengan baik dan untuk menghindari salah saji material akibat kecurangan, maka auditor akan mempertimbangkan dengan memilih jurnal dari berbagai komponen. Pemilihan jurnal dilakukan dengan cara memperoleh populasi jurnal dan merekonsiliasikan pada trial balance. Setelah itu akan dilakukan pengujian random pada jurnal dan penyesuaian lainnya. Parameter yang digunakan dalam mengambil sampel adalah pencatatan pada hari libur nasional dan transaksi yang nilainya diatas Clearly Trivial Misstatements (CTM). Namun dari pengujian yang dilakukan, tidak terpilih sampel yang berkaitan dengan akun pejualan maupun piutang.
4.3.3. Prosedur Audit pada Akun Penjualan Untuk melakukan pengujian, auditor membutuhkan sampel yang merupakan bagian dari populasi yang akan diuji. Setelah sampel terpilih maka akan dilakukan pengujian, yaitu prosedur analitis, sales cut-off testing, dan detail balance. 1. Meminta keterangan kepada klien Auditor membutuhkan informasi untuk melaksanakan audit, informasi tersebut digunakan untuk menganalisis apakah diperlukan prosedur tambahan yang dilaksanakan. Salah satu cara untuk mendapatkan informasi adalah dengan meminta keterangan kepada klien. Pertanyaan yang diajukan
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
48
untuk mendeteksi kemungkinan adanya risiko-risiko yang tidak terdeteksi pada saat perencanaan.
2. Meminta data-data pendukung Data-data yang dibutuhkan untuk melaksanakan audit diminta pada saat awal audit dilaksanakan, namun PT POP tidak dapat memenuhi seluruh permintaan tersebut di awal fieldwork. Data-data yang diminta pada awal proses audit antara lain: Detil transaksi penjualan selama tahun 2013, meliputi nama pelanggan, nomor faktur, nomor surat jalan, tanggal, dan deskripsi barang yang dijual, Detil surat jalan bulan November 2013 dan Desember 2013, Detil penjualan per subklasifikasi yang telah sesuai dengan nominal pada laporan keuangan. Laporan keuangan perusahaan tahun 2013
3. Preliminary Analytical Procedures Prosedur analitis dilakukan sebagai bagian dari prosedur penilaian risiko, hal tersebut bertujuan untuk: Membantu dalam memperoleh pemahaman atas perusahaan beserta lingkungannya. Mendapatkan pemahaman umum tentang isi laporan keuangan dan perubahan operasional ataupun akuntansi yang mungkin terjadi karena perikatan audit sebelumnya.
Prosedur penilaian risiko akan membuat auditor lebih mengenal likuiditas dan profitabilitas perusahaan yang dapat membantu auditor dalam mengidentifikasi
masalah
terkait
kemampuan
perusahaan
dalam
melanjutkan usaha (going concern). Pelaksanaan preliminary analytical procedures melihat perubahan yang signifikan pada laporan keuangan atau perubahan yang telah diekspektasikan namun tidak ada, hal tersebut dapat membantu auditor dalam mengidentifikasi salah saji yang material.
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
49
Dalam melaksanakan preliminary analytical procedures terdapat beberapa tahapan. Hal pertama yang dilakukan adalah meminta informasi financial dan nonfinancial kepada klien. Pada tahap ini auditor membutuhkan laporan keuangan yang terbaru dan periode sebelumnya dalam format yang dapat dibandingkan. Informasi nonfinancial dapat berguna untuk mengetahui apakah keadaan perusahaan saat ini sesuai dengan pemahaman yang dimiliki oleh auditor. Preliminary analytical procedures pada PT POP dilakukan pada saat interim sehingga data terbaru yang bisa didapatkan auditor adalah laporan keuangan per November 2013 dan sebagai pembandingnya digunakan laporan keuangan per bulan Desember 2012.
Tahapan selanjutnya adalah membandingkan informasi yang telah didapatkan. Pada tahap ini, tim audit membandingkan saldo penjualan per bulan Desember 2012 dan bulan November 2013. Prosedur ini dilakukan pada laporan keuangan per November 2013 dan untuk data tahun sebelumnya adalah nol (0) ataupun sangat kecil karena pada tahun 2012 perusahan belum beroperasi secara aktif. Setiap akun akan dianalisis jika memiliki
perubahan
yang
signifikan,
dikarenakan
angka
periode
sebelumnya hampir seluruhnya nol (0) maka hampir seluruh akun dianalisis, termasuk akun penjualan dan piutang.
Analisis yang dilakukan akan dikomentasikan ke dalam sebuah working paper bersamaan dengan hasil perbandingannya. Analisis dilakukan berdasarkan informasi yang telah dimiliki auditor namun jika terdapat pergerakkan yang tidak dapat dijelaskan dengan informasi tersebut maka auditor akan menanyakan hal tersebut kepada klien. Keterangan dari klien akan dianalisis dan diputuskan oleh auditor apakah keterangan tersebut masuk akal atau membutuhkan dokumen pendukungnya.
Akun penjualan mengalami peningkatan sebesar 914.523,2% dibandingkan periode sebelumnya. Saldo per 31 Desember 2012 yaitu sebesar Rp.101.268.000,00 dan saldo per 30 November 2013 adalah sebesar
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
50
Rp.926.220.621.329,00. Penjualan terdiri atas penjualan lokal dan ekspor, namun persentase penjualan ekspor hanya sebesar 2%. Penjualan secara signifikan meningkat akibat penjualan lokal. Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya kendaraan bermotor di 2013 sehingga nilai penjualan suku cadang otomotif juga meningkat khususnya pada pelanggan utama perusahaan yang merupakan perusahaan yang bergerak di sektor otomotif.
4. Sales Cut-Off Testing Tujuan sales cut-off testing dilakukan adalah untuk meyakinkan bahwa penjualan yang telah dicatat pada periode yang tepat. Prosedur ini dilakukan untuk memenuhi tujuan audit pisah batas (cut-off). Prosedur yang dilakukan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut: Auditor memilih sampel yang akan diujikan, populasi yang diambil adalah transaksi penjualan antara tanggal 27 Desember 2013 sampai 31 Desember 2013 (Early Cut-Off) dan tanggal 6 Januari 2014 hingga 10 Januari 2014 (Lately Cut-Off). Dari setiap hari yang terpilih akan diambil lima transaksi penjualan dengan nominal terbesar, sehingga akan terpilih 25 sampel early cut-off dan 25 sampel lately cut-off. Seluruh transaksi yang terpilih merupakan penjualan lokal. Pencatatan penjualan dilakukan dengan menggunakan tanggal invoice, untuk setiap invoice biasa terdiri atas beberapa surat jalan. Tanggal yang digunakan dalam invoice merupakan tanggal surat jalan terakhir. Untuk mengetahui bahwa pencatatan telah dilakukan dengan tepat maka tanggal invoice per sistem akan dicocokkan dengan dokumen manual, yaitu surat jalan. Data per sistem didapatkan dari Divisi Accounting sedangkan surat jalan disimpan oleh Divisi Sales Administration.
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
51 Tabel 4.1 Pengujian Sales Cut-off PT POP – Early Cut-off Early Cut-off Invoice
DO Number
Kwitansi
Invoice Date
DO Last Date
Recorded Correctly?
LE00027023
LE096730
L131200591
A
27-Dec-13
27-Dec-13
Yes
LE00027027
BE085785
L131200729
A
27-Dec-13
27-Dec-13
Yes
LE00027263
LE097186
L131200773
SIM
27-Dec-13
27-Dec-13
Yes
LE00027169
LE097023
L131200656
KBI
27-Dec-13
27-Dec-13
Yes
LE00027057
LE096669
L131200579
TE
27-Dec-13
27-Dec-13
Yes
LE00027025
LE096778
L131200698
A
28-Dec-13
28-Dec-13
Yes
LE00026615
BE085745
L131200838
AJ
28-Dec-13
28-Dec-13
Yes
LE00027022
LE096810
L131200590
A
28-Dec-13
28-Dec-13
Yes
LE00026615
BE085767
L131200838
AJ
28-Dec-13
28-Dec-13
Yes
LE00026615
BE085767
L131200838
AJ
28-Dec-13
28-Dec-13
Yes
LE00027296
LE097200
L131200792
TB
29-Dec-13
29-Dec-13
Yes
LE00027296
LE097163
L131200792
TB
29-Dec-13
29-Dec-13
Yes
LE00027296
LE097163
L131200792
TB
29-Dec-13
29-Dec-13
Yes
LE00027296
LE097396
L131200792
TB
29-Dec-13
29-Dec-13
Yes
LE00027170
LE096813
L131200653
NT
29-Dec-13
29-Dec-13
Yes
LE00027131
BE085799
L131200628
IN
30-Dec-13
30-Dec-13
Yes
LE00027266
LE097674
L131200772
AIM
30-Dec-13
30-Dec-13
Yes
LE00027189
BE085946
L131200804
PB
30-Dec-13
30-Dec-13
Yes
LE00025657
BE085803
L131200806
PN
30-Dec-13
30-Dec-13
Yes
LE00025657
BE083444
L131200806
PN
30-Dec-13
30-Dec-13
Yes
LE00025122
LE097604
L131200648
HP
31-Dec-13
31-Dec-13
Yes
LE00027218
BE085967
L131200808
SM
31-Dec-13
31-Dec-13
Yes
LE00027218
BE085967
L131200808
SM
31-Dec-13
31-Dec-13
Yes
LE00027299
LE097961
L131200795
TB
31-Dec-13
31-Dec-13
Yes
LE00025122
LE097485
L131200648
HP
31-Dec-13
31-Dec-13
Yes
Customer
Tickmarks
Sumber: Working Paper KAP OBS&E – telah diolah kembali
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
52 Tabel 4.2 Pengujian Sales Cut-off PT POP – Lately Cut-off Lately Cut-off Invoice
DO Number
Kwitansi
Customer
Invoice Date
DO Last Date
Recorded Correctly?
LF00000137
LE097562
L140100155
A
6-Jan-14
6-Jan-14
Yes
LF00000579
BF000891
L140100251
DA
6-Jan-14
6-Jan-14
Yes
LF00001297
BF001184
L140100905
DS
6-Jan-14
6-Jan-14
Yes
LF00001319
BF001245
L140100907
DS
6-Jan-14
6-Jan-14
Yes
LF00000282
BF000901
L140100086
IP
6-Jan-14
6-Jan-14
Yes
LF00002866
L140100795
KP
7-Jan-14
8-Jan-14
No
LF00001353
BF001499
L140100905
DS
7-Jan-14
7-Jan-14
Yes
LF00001352
BF001496
L140100905
DS
7-Jan-14
7-Jan-14
Yes
LF00001337
BF001402
L140100907
DS
7-Jan-14
7-Jan-14
Yes
LF00000277
BF001450
L140100081
ID
7-Jan-14
7-Jan-14
Yes
LF00000138
LF001343
L140100156
A
8-Jan-14
8-Jan-14
Yes
LF00000138
LE097548
L140100156
A
8-Jan-14
8-Jan-14
Yes
LF00000597
BF001745
L140100255
DA
8-Jan-14
8-Jan-14
Yes
LF00001414
BF001875
L140100907
DS
8-Jan-14
8-Jan-14
Yes
LF00001400
BF001803
L140100905
DS
8-Jan-14
8-Jan-14
Yes
LF00001446
BF002161
L140100910
DS
9-Jan-14
9-Jan-14
Yes
LF00001453
BF002239
L140100910
DS
9-Jan-14
9-Jan-14
Yes
LF00001448
BF002223
L140100910
DS
9-Jan-14
9-Jan-14
Yes
LF00000255
BF001923
L140100129
SIM
9-Jan-14
9-Jan-14
Yes
LF00000199
BF001127
L140100475
SE
9-Jan-14
9-Jan-14
Yes
LF00002295
BF002305
L140100626
KR
10-Jan-14
10-Jan-14
Yes
LF00001479
BF002407
L140100910
DS
10-Jan-14
10-Jan-14
Yes
LF00001481
BF002409
L140100910
DS
10-Jan-14
10-Jan-14
Yes
LF00000278
BF002455
L140100082
IN
10-Jan-14
10-Jan-14
Yes
LF00000259
BF002376
L140100130
SIM
10-Jan-14
10-Jan-14
Yes
Tickmarks
{a}
Sumber: Working Paper KAP OBS&E – telah diolah kembali
Frekuensi penjualan yang dimiliki oleh PT POP cukup tinggi sehingga berisiko terjadi kesalahan pencatatan. Untuk memastikan bahwa pencatatan telah dilakukan dalam periode yang benar maka dilakukan pengujian sales cut-off. Hasil dari prosedur sales cut-off dapat dilihat dalam Tabel 4.1. dan Tabel 4.2. Dari 50 sampel yang diuji, terdapat satu (1) sampel yang salah catat, namun karena salah catat yang terjadi masih dalam periode akuntansi yang sama maka tidak menimbulkan dampak yang signifikan. Salah catat tersebut disebabkan oleh penggunaan faktur dengan format berbeda dari
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
53
yang biasa digunakan, yang biasa disebut dengan nota kecil. Nota kecil tersebut lebih sederhana, penggunaan tersebut diambil atas kebijakan Manajer Divisi SAD yang biasanya digunakan untuk pelangan yang jarang bertransaksi. Namun penyebab utama kesalahan tersebut adalah kesalahan Divisi SAD dalam mencatat (human error). Atas salah catat ini tidak dilakukan
penyesuaian
maupun
koreksi
dikarenakan
Divisi
SAD
melaporkan penjualan secara bulanan, sehingga kesalahan ini tidak berpengaruh pada nilai penjualan. Serta jika dilihat dari nominal penjualannya, nilainya masih di bawah Clearly Trivial Misstatements (CTM). Secara umum berdasarkan sales cut-off testing yang dilakukan oleh auditor dapat disimpulkan bahwa pencatatan penjualan yang dilakukan oleh PT POP telah dalam periode yang tepat.
5. Pengujian Rincian Saldo (Test of Detail) Test of Detail merupakan bagian dari pengujian substantif. Test of detail yang dilakukan pada akun penjualan bertujuan untuk meyakinkan bahwa pencatatan penjualan telah disertai dengan dokumen yang memadai dan memenuhi persyaratan, serta nominal yang dicatat telah sesuai dengan transaksi yang sebenernya. Test of Detail dilakukan pada penjualan lokal dan ekspor, pemisahan ini dilakukan karena antara penjualan lokal dan ekspor memiliki dokumen pendukung yang berbeda. Prosedur ini dilakukan untuk memenuhi tujuan audit keterjadian (existence), pengukuran (valuation/measurement), keakuratan (accuracy), dan keterlengkapan (completeness).
Tahapan yang dilakukan dalam melakukan pengujian adalah: Memperoleh data penjualan sepanjang periode berjalan, yaitu 1 Januari 2013 hingga 31 Desember 2013. Data yang didapatkan harus tie-up dengan saldo penjualan pada trial balance sebelum dijadikan populasi. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Monetary Unit Sampling (MUS). Tahap awal yang dilakukan dalam memilih sampel adalah menentukan banyaknya sampel yang akan diambil.
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
54
Penetuan jumlah sampel dilakukan dengan metodologi khusus. Metodologi tersebut mempertimbangkan jumlah populasi, performance materiality, dan klasifikasi perusahaan berdasarkan tingkat risikonya. KAP OBS&E memiliki sistem khusus yang ditujukan untuk memilih sampel dengan metode MUS, sehingga setelah jumlah sampel telah ditentukan maka data populasi akan dimasukkan ke dalam sistem dan diproses secara otomatis untuk memperoleh sampel yang terpilih untuk diuji. Klien menyimpan dokumen manual dengan menggunakan nomor kwitansi sebagai referensinya, sehingga dari sampel terpilih dibutuhkan nomor kwitansinya untuk dapat meminjam dokumen terkait. Auditor diberikan akses terbatas ke dalam sistem perusahaan untuk mencari nomor kwitansi yang dibutuhkan. Meminjam dokumen berupa kwitansi dengan lampiran invoice, surat jalan, faktur pajak, receiving report untuk penjualan lokal, sedangkan untuk ekspor dokumen yang dipinjam berupa invoice, packing list, delivery order, dan Bill of Lading. Mendokumentasikan dalam kertas kerja mengenai kelengkapan dokumen untuk setiap sampel terpilih. Memeriksa pembayaran dari pelanggan atas sampel yang terpilih. Keterangan atas piutang yang sudah dibayar atau masih outstanding diberikan oleh klien. Untuk sampel yang telah dilakukan pembayaran oleh pelanggan, auditor akan meminjam Cash Received Voucher untuk memeriksa nominal pembayaran yang diterima klien. Memeriksa setiap pembayaran sampel pada rekening koran dan mencocokkan antara nominal di rekening koran dan Cash Received Voucher.
Transaksi penjualan dengan frekuensi yang tinggi juga meningkatkan risiko terjadi kecurangan seperti penjualan fiktif. Untuk meyakinkan bahwa tidak ada tindak seperti itu maka auditor melakukan prosedur test of details
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
55
dengan memeriksa dokumen-dokumen penjualan PT POP. Auditor berhasil mencocokkan seluruh transaksi penjualan dengan dokumen terkait. Berdasarkan pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pencatatan penjualan telah disertai dokumen pendukung yang lengkap dan penjualan yang dicatat adalah valid.
4.3.4. Prosedur Audit pada Akun Piutang Usaha Prosedur audit yang dilakukan atas akun piutang usaha adalah untuk memenuhi asersi yang telah ditentukan, antara lain kelengkapan (completeness), keberadaan (existence), penilaian (valuation), hak dan kewajiban (rights and obligation), serta penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosures). Prosedur audit yang dilakukan auditor atas akun piutang usaha PT POP adalah sebagai berikut: 1. Meminta keterangan pada klien Auditor meminta keterangan dari klien untuk menganalisis apakah ditemukan hal-hal yang memerlukan pemeriksaan yang lebih mendetail.
2. Meminta data-data pendukung Akun piutang dan akun penjualan saling terkait sehingga data yang sudah dimiliki auditor terkait akun penjualan dapat dipakai untuk keperluan audit piutang usaha pula. Namun terdapat beberapa data yang perlu ditambahkan seperti A/R listing dan A/R aging schedule.
3. Preliminary Analytical Procedures Preliminary anlytical procedures pada akun piutang usaha sama hal nya dengan prosedur yang dilakukan pada akun penjualan karena prosedur ini dilakukan terhadap seluruh akun dan akun yang memiliki nilai pergerakan yang signifikan akan dilakukan analisis atas penyebab peningkatan tersebut.
Pada akun piutang usaha terjadi peningkatan sebesar 179.925,8%. Akun piutang usaha mengalami peningkatan secara signifikan dikarenakan perusahaan baru berdiri. PT POP bukan perusahaan yang baru berdiri sejak awal melainkan merupakan hasil spin-off sehingga di tahun pertamanya
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
56
perusahaan sudah dapat memiliki penjualan yang tinggi yang disebabkan seluruh pelanggan dan pemasok tetap bertransaksi seperti sebelum melakukan spin-off.
4. Membuat combined leadsheet piutang usaha Auditor akan mendokumentasikan data-data yang diberikan klien, salah satunya dengan membuat combined leadsheet. Combined leadsheet mencakup saldo piutang pada trial balance periode yang diaudit dan periode sebelumnya dan rincian piutang usaha dan A/R aging schedule yang diberikan klien. Piutang usaha yang dimiliki perusahaan tidak seluruhnya menggunakan mata uang IDR karena terdapat penjualan ekspor, sehingga detail saldo piutang dalam leadsheet dicantumkan dalam original amount dan base amount. Prosedur audit dilakukan pada masa interim sehingga data yang digunakan adalah saldo per 30 November 2013, namun pada saat data per 31 Desember 2013 telah tersedia, auditor melakukan perhitungan ulang atas A/R aging schedule yang diberikan untuk memastikan bahwa perhitungan yang diberikan klien telah benar.
5. Mengirimkan konfirmasi kepada pelanggan Prosedur audit yang dilakukan adalah mengirimkan konfirmasi sebagai pemenuhan asersi keberadaan (existence), penilaian (valuation), hak dan kewajiban (rights and obligation), serta penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosures). PT POP memiliki banyak pelanggan sehingga akan dilakukan sampling untuk memilih pelanggan yang akan dimintai konfirmasi terkait saldo piutangnya. Pemilihan sampel dilakukan pada masa interim sehingga data yang tersedia adalan saldo piutang per 30 November 2013. Berdasarkan data tersebut auditor membuat ringkasan saldo piutang usaha per pelanggan. Ringkasan piutang tersebut menjadi populasi dalam memilih sampel.
Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan Monetary Unit Sampling (MUS) namun terdapat beberapa pelanggan yang terpilih secara langsung
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
57
karena nilai piutangnya lebih besar dari materialitas atau merupakan pihak berelasi. Pemilihan sampel dengan menggunakan MUS dilakukan melalui sistem. Hasil pemilihan tersebut menghasilkan tiga belas (13) sampel untuk dimintai konfirmasi. Sedangkan sampel yang dipilih secara langsung karena saldo piutang melebihi materialitas terdapat empat (4) sampel dan pelanggan yang merupakan pihak berelasi terdapat empat (4) sampel. Secara keseluruhan terdapat 21 sampel terpilih untuk dimintai konfirmasi. Sampel yang terpilih mewakili 80,27% dari total piutang usaha.
Konfirmasi dikirim pada pertengahan bulan Desember. Pada bulan Januari auditor mengirimkan surat konfirmasi kedua berdasarkan saldo piutang usaha per 31 Desember 2013. Konfirmasi yang dikirimkan merupakan konfirmasi positif sehingga responden diminta untuk memberikan balasan baik atas persetujuan maupun penolakannya. Surat konfirmasi disiapkan oleh auditor, dicetak dengan menggunakan kop surat PT POP, dan ditandatangani oleh Accounting Manager PT POP. Surat konfirmasi dilengkapi dengan amplop balasan yag dialamatkan kepada KAP OBS&E. Konfirmasi dapat dibalas dengan fax atau email terlebih dahulu, namun auditor tetap membutuhkan surat konfirmasi yang asli.
Terkait konfirmasi piutang usaha, auditor mendokumentasikannya dalam confirmation control schedule. Seluruh surat konfirmasi yang dikirim disimpan dalam bentuk softcopy dan hardcopy, seluruh balasan surat konfirmasi pun disimpan sebagai manual document.
6. Subsequent Cash Receipt dan Open Invoice Procedures Atas surat konfirmasi pertama yang dikirim sebanyak empat belas (14) sampel dari 21 sampel membalas surat konfirmasi. Dari empat belas (14) sampel yang membalas sebanyak enam (6) sampel membalas dengan saldo yang sesuai sedangkan delapan (8) sampel sisanya memiliki perbedaan saldo. Namun atas surat konfirmasi yang kedua auditor tidak menerima
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
58
balasan konfirmasi, oleh sebab itu auditor melakukan prosedur alternatif untuk memeriksa keberadaan nilai piutang usaha.
Prosedur alternatif yang dilakukan adalah dengan subsequent cash receipt. Prosedur ini dilakukan untuk menambah keyakinan atas keberadaan piutang usaha perusahaan. Prosedur ini dilakukan untuk memenuhi tujuan audit keberadaan (occurence) dan keakuratan (accuracy), Auditor melakukan subsequent cash receipt atas piutang usaha yang konfirmasinya tidak dibalas dengan tahapan sebagai berikut: Auditor mengambil detail piutang usaha atas seluruh sampel yang terpilih untuk dimintai konfirmasi. Hal ini dikarenakan tidak ada balasan atas surat konfirmasi yang kedua, sehingga subsequent cash receipt dilakukan pada seluruh sampel. Auditor memeriksa pelunasan piutang setelah periode akuntansi berakhir dengan bantuan staf dari Divisi Finance yang memang bertugas untuk memeriksa penerimaan kas atas pembayaran piutang dari pelanggan. Staf dari Divisi Finance akan memberikan keterangan berupa tanggal, bank account, dan nomor Cash Receipt Voucher (CRV) atas piutang yang diminta auditor untuk diperiksa. Berdasarkan keterangan tersebut auditor akan membuat kertas kerja yang mencakup detail piutang yang dilakukan prosedur dan keterangan yang diberikan Divisi Finance. Atas keterangan yang diberikan auditor memeriksa pembayaran tersebut pada rekening koran. Pemeriksaan tersebut akan didokumentasikan dalam kertas kerja. Bagi pelanggan yang pelunasan piutang usahanya kurang dari 80% per 31 Maret 2014 dilakukan prosedur tambahan, yaitu open invoice.
Prosedur open invoice dilakukan untuk meyakinkan bahwa piutang yang dicatat perusahaan memang benar-benar ada. Auditor memeriksa dokumen berupa faktur penjualan beserta lampirannya berupa delivery order terkait. Dokumen tersebut dipilih karena dalam delivery order mencakup tanggal
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
59
pengiriman barang, tanggal penerimaan barang, dan otorisasi dari pelanggan berupa paraf dan cap perusahaan. Keterangan-keterangan tersebut menjadi dasar bagi auditor untuk membuktikan bahwa transaksi memang terjadi dan telah dapat diakui karena telah terjadi penyerahan barang dan perpindahan risiko kepada pelanggan. Hasil pemeriksaan tersebut didokumentasikan dalam kertas kerja, mencakup nomor invoice, tanggal penjualan, nominal transaksi, PPN, dan total pembayaran.
Subsequent cash receipt tidak hanya dilakukan pada konfirmasi yang tidak dibalas namun dilakukan pula pada piutang usaha yang telah outstanding lebih dari 120 hari. Berikut tahapan yang dilakukan dalam melaksanakan subsequent cash receipt atas piutang lebih dari 120 hari: Auditor mengambil data piutang yang outstanding selama lebih dari 120 hari dari detail A/R aging schedule, dikurang piutang pelanggan yang terpilih menjadi sampel karena telah dilakukan prosedur subsequent cash receipt. Auditor menelusuri pembayaran atas piutang tersebut dengan meminta keterangan kepada Divisi Finance. Bagi piutang yang telah dilunasi, auditor akan memeriksa pembayarannya pada rekening koran. Sedangkan untuk piutang yang masih outstanding, auditor meminta keterangan atas keterlambatan pembayaran tersebut dan memeriksa dokumen pendukung yang membuktikan bahwa transaksi tersebut memang ada.
7. Menguji A/R aging Perusahaan dapat menganalisis keadaan keuangan pelanggan melalui A/R aging. Jika pelanggan melunasi piutang lebih lambat dari tanggal jatuh tempo atau dari biasanya pelanggan lakukan dapat mengindikasi bahwa bisnis perusahaan dapat terhambat atau risiko kredit perusahaan menjadi lebih besar. Melalui A/R aging perusahaan dapat menilai pelanggan mana yang memiliki risiko kredit yang tinggi. Hal ini dapat membantu perusahaan dalam menentukan limit kredit yang diberikan kepada pelanggan.
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
60
Pengujian A/R aging penting karena akan mempengaruhi penilaian ada atau tidaknya penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan tersebut akan berpengaruh pada nilai bersih piutang yang disajikan dalam laporan keuangan. Pengujian ini bertujuan untuk memastikan bahwa klasifikasi aging telah dicatat dengan tepat, selain itu aging test dilakukan untuk melindungi dari risiko-risiko seperti klasifikasi A/R aging yang tidak benar dan kesalahan tanggal jatuh tempo actual invoice dibandingkan dengan saldo aging.
Untuk melakukan pengujian ini auditor membutuhkan data aging piutang usaha. Atas data tersebut auditor melakukan perhitungan untuk memilih sampel. Dari perhitungan yang dilakukan, sampel yang harus diambil adalah sebanyak 27 sampel. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan MUS. Auditor memeriksa dokumen pendukung dan membandingkan klasifikasi per sistem dengan dokumen yang terkait.
Terkait dengan akun piutang usaha perusahaan telah menerapkan kebijakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. PT POP telah membuat aging schedule namun perusahaan tidak terdapat impairment sehingga tidak melakukan penyisihan piutang tak tertagih karena masih perusahaan baru dan tidak ada piutang yang outstanding lebih dari 150 hari. Berikut merupakan hasil yang dapat disimpulkan atas prosedur yang dilakukan: Data detail piutang usaha per pelanggan yang diberikan oleh klien akan dicocokkan (tie-up) dengan saldo pada trial balance. Terdapat perbedaan yang timbul sehingga klien perlu memeriksa kembali data yang diberikan. Setelah ditelusuri, terdapat rekonsiliasi yang disebabkan adanya penerimaan kas yang belum tercatat dalam detil piutang. Pencatatan dilakukan pada saat telah terlampir dokumen Cash Receipt Voucher (CRV) sehingga nilai pada detail piutang masih belum tercatat namun dalam general ledger sudah tercatat karena adanya rekonsiliasi bank di setiap akhir periode sehingga
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
61
seluruh penerimaan kas di periode yang bersangkutan telah tercatat sepenuhnya. Konfirmasi pertama yang dikirimkan kepada 21 pelanggan yang terpilih menjadi sampel hanya empat belas (14) perusahaan yang memberikan balasan, selain itu terdapat banyak perbedaaan saldo antara pelanggan dan pencatatan perusahaan. perbedaan saldo yang terjadi akan dilakukan pemeriksaan kembali, untuk salah satu selisih diketahui disebabkan pelanggan tersebut kerap melakukan pembayaran secara cepat sehingga mereka tidak mencatat transaksi tersebut.
Oleh sebab itu pada saat data per 31 Desember 2013 telah diterima, auditor memutuskan untuk mengrimkan surat konfirmasi kembali. Namun balasan konfirmasi tidak diterima oleh auditor, demi mencapai target waktu perilisan report maka auditor menambah prosedur tambahan demi meyakinkan jika piutang yang dicatat perusahaan memang benar-benar ada dan nominal yang dicatat juga sudah tepat. Prosedur yang dilakukan adalah subsequent cash receipt dan open invoice. Berdasarkan prosedur tambahan tersebut piutang seluruh sampel terbukti keberadaannya melalui dokumendokumen pendukung
4.3.5. Penyelesaian Audit dan Penerbitan Laporan Audit Sesuai dengan standar yang berlaku, yaitu Standar Profesional Akuntansi Publik (2011), tahapan terkahir setelah melakukan proses audit adalah penyelesaian audit dan penerbitan laporan audit. Hasil akhir dari tahapan ini adalah laporan keuangan yang tela diaudit beserta dengan opini audit yang diberikan auditor.
Pada tahap ini tim audit akan melakukan evaluasi terhadap peristiwa setelah periode pelaporan (subsequent events) dan asumsi terkait keberlanjutan perusahaan (going concern). Terkait dengan going concern tidak ada permasalahan yang ditemukan karena jika dilihat dari pendapatan perusahaan, PT POP memiliki pendapatan yang meningkat setiap tahunnya dan dikarenakan
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
62
perusahaan ini baru berdiri dan beroperasi efektif di 2013, maka kerugian di tahun awal operasional masih dapat dipertimbangkan dan bukan acuan dalam adanya going concern yang dipertanyakan.
Pada proses penyelesaian audit auditor akan mendapatkan draft laporan keuangan beserta representation letter yang menyatakan bahwa manajemen menjelaskan apa saja yang menjadi tanggung jawab manajemen dalam penyusunan laporan keuagan. Draft tersebut akan diperiksa kembali apakah telah sesuai dengan PSAK atau belum. Setelah sesuai auditor akan melakukan reporting, yaitu memasukkan angka-angka hasil audit ke dalam draft tersebut. Laporan keuangan yang sudah diaudit akan diperiksa kembali dengan melakukan footing, cross-footing, maupun cross-reference. Laporan yang telah diyakini sudah sesuai akan ditambahkan pernyataan opini auditor atas laporan keuangan tersebut.
Pemeriksaan terakhir dilakukan untuk memastikan bahwa laporan sudah benar baik isi maupun penulisan, draft laporan keuangan akan diberikan kepada signing partner untuk final review dan ditandatangani. Engagement PT POP tidak dapat selesai tepat waktu seperti rencana yang dibuat dikarenakan keterlambatan klien dalam memberikan data atau dokumen yang dibutuhkan auditor.
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.
Kesimpulan
KAP OBS&E melakukan audit atas laporan keuangan PT POP untuk periode akuntansi yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, dan periode tersebut merupakan periode pertama bagi PT POP. Selain audit atas laporan keuangan, KAP OBS&E melakukan audit sesuai International Standards of Auditing (ISA) atas consolidation reporting package untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2013 dalam kesesuaiannya dengan.
Audit atas PT POP yang dilakukan oleh tim audit dilakukan dengan serangkaian prosedur audit yang dibutuhkan untuk mendapatkan bukti audit yang memadai guna meyakinkan auditor untuk mengeluarkan opini audit atas kewajaran laporan keuangan perusahaan. Prosedur dilakukan sesuai dengan panduan Senior in Charge dan Manager yang mengacu pada ketentuan-ketentuan yang dimiliki KAP OBS&E. Prosedur yang dilakukan juga disesuaikan dengan keadaan perusahaan dan professional judgement auditor itu sendiri.
Auditor membuat kertas kerja yang sesuai dengan ketentuan yang mencakup tujuan prosedur, tahapan prosedur yang dilakukan, dan kesimpulan atas prosedur tersebut. Dokumentasi juga dilakukan tim audit dengan baik.
Dari pelaksanaan audit pada PT POP dapat disimpulkan jika pada akun penjualan dan piutang usaha tidak ditemukan salah saji yang material dan akun-akun tersebut telah disajikan dengan wajar. Dari setiap prosedur tidak ditemukan temuan yang signifikan dan bukti yang dimiliki juga telah memadai untuk memberikan auditor keyakinan bahwa akun penjualan dan piutang disajikan dengan wajar.
63 Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
64
Terkait dengan going concern perusahaan juga tidak ditemukan masalah walaupun perusahaan menelan kerugian yang signifikan. Kerugian tersebut disebabkan oleh selisih foreign exchange dan investasi yang besar pada aset tetap sebagai barang modal perusahaan yang baru berdiri. Selisih foreign exchange sangat terasa efeknya karena seluruh pinjaman perusahaan untuk mengembangkan usahanya menggunakan mata uang USD dan hampir sebagian besar pembelian bahan baku produksi adalah impor sehingga menggunakan mata uang USD dan JPY sedangkan penjualan perusahaan hampir seluruhnya dalam IDR. Laporan keuangan perusahaan juga disajikan dengan menggunakan IDR. Atas dasar tersebutlah auditor memberikan opini wajar tanpa pengecualian terhadap PT POP.
5.2. Saran Dalam pelaksanaan audit pada PT POP, tim audit menemukan beberapa kendala yang menghambat terselesaikannya proses audit sesuai dengan target yang ditetapkan. Pada proses perencanaan tim audit mempelajari klien beserta dengan lingkungan bisnisnya. Pembagian tugas dalam tim audit telah dilakukan dengan cukup baik walaupun terjadi pergantian personil, namun pergantian yang dilakukan adalah untuk posisi trainee dan pada awal-awal proses fieldwork sehigga tidak mempengaruhi proses audit secara signifikan. Sedangkan persiapan yang dilakukan oleh PT POP terbilang memakan waktu, data-data yang belum lengkap menyebabkan banyaknya proses audit yang tertunda. Salah satu hal yang menjadi penyebabnya adalah terdapat karyawan lama yang baru menangani tugas yang sebelumnya tidak pernah dikerjakan akibat transaksi spin-off yang dilakukan perusahaan. Pemisahan yang dilakukan tidak hanya membagi perusahaan namun juga karyawannya, terutama dalam Divisi Accounting, salah satu contohnya adalah seorang karyawan yang biasa bertugas menangani akun piutang menjadi berkewajiban untuk menangani akun utang dan piutang. Selain itu karyawan yang baru bergabung tidak memiliki pengalaman dalam proses audit sehingga agak lambat dalam menanggapi permintaan auditor.
Jika dilihat secara keseluruhan PT POP sudah cukup baik dalam mengikuti proses audit walaupun masih banyak hal yang perlu diperbaiki, terutama terkait
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
65
pemenuhan permintaan auditor, seperti dokumen, data, dan penjelasan. Saran yang dapat diberikan adalah untuk menyusun dokumen dengan lebih sistematis sehingga memudahkan dan mempercepat pencarian dokummen yang diminta auditor. Selain itu bagi karyawan yang baru menghadapi proses audit dapat diberikan penjelasan singkat mengenai audit itu sendiri karena terdapat karyawan yang terlibat dalam proses audit namun tidak mengetahui batasan kewajiban auditor maupun klien sehingga kurang dapat bekerja sama dengan para auditor.
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
66
DAFTAR REFERENSI
Arens, Alvin A, Randal J. Elder, Mark S. Beasley, Amir Abadi Jusuf. (2009). Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach, An Indonesian Adaptation Edition. New Jersey: Pearson Education. Ikatan Akuntansi Indonesia (2009). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 1 Revisi 2009: Penyajian Laporan Keuangan. Jakarta: Yayasan Salemba Empat. Ikatan Akuntansi Indonesia (2010). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 10 Revisi 2010: Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing. Jakarta: Yayasan Salemba Empat. Ikatan Akuntansi Indonesia (2010). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 23 Revisi 2010: Pendapatan. Jakarta: Yayasan Salemba Empat. Ikatan Akuntansi Indonesia (2010). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 50 Revisi 2010: Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan. Jakarta: Yayasan Salemba Empat. Ikatan Akuntansi Indonesia (2011). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 55 Revisi 2011: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Jakarta: Yayasan Salemba Empat. Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield. (2011). Intermediate Accounting Volume 1 (IFRS Edition). New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield. (2011). Intermediate Accounting Volume 2 (IFRS Edition). New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. Undang-Undang No 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. http://www.deloitte.com/view/en_ID/id/index.htm diakses pada 14 Mei 2014
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014
67
Lampiran 1 Struktur Organisasi PT POP
Universitas Indonesia Audit atas akun …, Jessica Natasha Hamdani, FE UI, 2014