AUDIT OPERASIONAL ATAS SIKLUS PENDAPATAN PADA PT. VALINDO GLOBAL Tommy Indra Radityo, Komar Darya, Drs.,Ak.,MM Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No.27, Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530, (021) 53696969, 53696999
[email protected]
ABSTRACT This thesis discusses the revenue cycle operational audit on PT. Global Valindo. This study aims to identify ongoing revenue cycle at the company, to evaluate whether the existing revenue cycle is effective and efficient, and provide suggestions for improvement are needed. Techniques used in collecting the data includes the study of literature and field research. Through literature review of primary data obtained both theoretically and documentation of the company, while the field study authors reviewed the company directly as the object of research, among others, by conducting observations and interviews. The results showed that the cycle is contained in the company's income is less effective and efficient, and there are conditions that do not promote the goals of the revenue cycle itself, which was not achieved its sales target set by the company it is inhibited from the company's goals, selection process for employees that are less strict so that the company gets less qualified employees and requires companies to remove the employees and also the marketing and salesmen have the same duties and functions would be futile company makes two different divisions if the same function. From the results of the above evaluation, the authors suggest that companies should be aware that sales targets are not too high so that it can reach the target, the company made more rigorous selection process when hiring in order to get quality employees, and the company had to add the position of General Manager to manage and oversee overall the marketing, accounting and warehouse related to revenue cycle and add a treasury position to oversee the company's assets and the directors themselves who must constantly monitor every payment made by the customer. ABSTRAK Skripsi ini membahas tentang audit operasional atas siklus pendapatan pada PT. Valindo Global. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi siklus pendapatan yang sedang berjalan pada perusahaan tersebut, mengevaluasi apakah siklus pendapatan yang ada sudah efektif dan efisien, serta memberikan usulan perbaikan yang diperlukan . Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data meliputi studi literatur dan penelitian lapangan. Melalui studi literatur diperoleh data primer baik teoritis maupun dokumentasi perusahaan, sedangkan dalam penelitian lapangan penulis meninjau perusahaan secara langsung sebagai objek penelitian antara lain dengan melakukan observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siklus pendapatan yang terdapat dalam perusahaan kurang efektif dan efisien, dan masih terdapat kondisi-kondisi yang tidak mendukung tercapainya tujuan dari siklus pendapatan itu sendiri, yaitu tidak tercapai nya target penjualan yang telah ditetapkan oleh perusahaan hal ini menghambat dari tujuan perusahaan, proses seleksi penerimaan karyawan yang kurang ketat sehingga perusahaan mendapatkan karyawan yang kurang berkualitas dan mengharuskan perusahaan untuk melakukan penggantian karyawan dan juga bagian marketing dan salesman mempunyai tugas dan fungsi yang sama jadi akan sia-sia perusahaan membuat dua divisi berbeda jika fungsinya sama. Dari hasil evaluasi diatas , penulis menyarankan agar perusahaan seharusnya menyadari agar menargetkan penjualan tidak terlalu tinggi agar target nya dapat tercapai, perusahaan melakukan seleksi lebih ketat lagi saat proses penerimaan karyawan agar mendapatkan karyawan yang berkualitas, dan perusahaan harus menambahkan posisi General
Manager untuk mengatur dan mengawasi keseluruhan bagian marketing, akunting dan gudang yang berkaitan dengan siklus pendapatan serta menambahkan posisi treasury untuk mengawasi asset perusahaan dan direktur sendiri yang harus senantiasa memantau setiap pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan. Kata kunci : Audit Operasional, Siklus Pendapatan
PENDAHULUAN Perkembangan perusahaan merupakan pusat perhatian yang paling penting bagi manajemen. Pada lingkungan yang semakin kompetitif ini, perusahaan yang dapat bertahan umumnya perusahaan yang melaksanakan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien. Manajemen semakin menekankan perhatiannya pada evaluasi efektifitas dan efsiensi operasi perusahaan yang membutuhkan informasi-informasi mengenai operasi internal organisasi yang dapat membantu perusahaan untuk me-manage dan mengoperasikan perusahaan untuk memperoleh laba yang optimal. Siklus pendapatan merupakan salah satu siklus yang sangat penting untuk di manage bagi perusahaan. Karena siklus pendapatan dapat mempengaruhi tingkat kenaikan laba perusahaan. Siklus pendapatan yang tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan proses penjualan dan penerimaan kas tidak terorganisir dengan baik yang kemudian dapat memberikan potensi akan terjadinya kecurangan atau kesalahan, baik kesalahan disengaja maupun tidak disengaja dalam proses penjualan dan penerimaan kas. Tentu saja pada akhirnya akan memberikan kerugian yang bersifat material kepada perusahaan. Setiap perusahaan pasti menginginkan perusahannya untuk dapat terus berjalan (going concern) dimana kelangsungan hidup perusahaan berpusat pada penghasilan perusahaan yang secara otomatis berpusat pada proses penjualan. Untuk dapat terus berjalan siklus pendapatan perusahaan tidak hanya mengenai suatu pendapatan / laba saja namun, lebih kepada proses dimulainya suatu transaksi penjualan jasa beserta seluruh pencatatannya sampai pada akhirnya diakui sebagai suatu pendapatan perusahaan. Semua itu memerlukan sistem dan metode yang baik agar siklus pendapatan pun dapat berjalan dengan baik. Salah satu cara untuk mengetahui siklus pendapatan telah berjalan dengan baik atau tidak adalah dengan melakukan audit operasional. PT. Valindo Global selanjutnya akan disingkat dengan (PT. VG) merupakan perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang ekspedisi yang melayani berbagai jasa pengiriman barang. Jasa yang ditawarkan PT. VG adalah seperti Packing, Logistic, Warehouse, Shipping, Trucking, Sea and Air Freight Forwarder dan lain-lain. Mengingat banyaknya jenis jasa yang ditawarkan dalam perusahaan ini tentunya semakin mendorong perusahaan untuk mempunyai siklus pendapatan yang lebih baik sehingga mencegah terjadinya kekeliruan, kesalahan, serta kecurangan yang berkaitan dengan siklus pendapatan dalam sebuah perusahaan
dimulai dari penerimaan pesanan oleh konsumen, lalu ke tahap pengiriman, dan kemudian sampai pada tahap penerimaan pendapatan. Untuk itu semua perusahaan memerlukan audit operasional yang dapat mengungkapkan temuan atau permasalahan pada perusahaan sehingga dapat memberikan rekomendasi yang diyakini dapat membantu perusahaan dalam mencapai suatu manajemen yang lebih baik dan benar sesuai dengan ketentuan yang berlaku di masa yang akan datang. Audit operasional merupakan alat bantu manajemen untuk mengevaluasi kinerja dan mengidentifikasi perbaikan atas semua siklus dalam perusahaan termasuk siklus pendapatan. Penulis memilih jenis audit operasional untuk diterapkan dalam rangka mngevaluasi dan menganalisa lebihh lanjut atas siklus pendapatan. Pelaksanaan audit operasional yang dilakukan meliputi tahap perencanaan, tahap program audit, field work, pengembangan temuan kekurangan dan pemberian rekomendasi untuk menilai kinerja dan identifikasi kesempatan dalam perbaikan dan pemberian rekomendasi yang berguna bagi peningkatan serta perbaikan pada pihak manajemen. Oleh karena itu, perusahaan diharapkan dapat cepat tanggap terhadap temuan yang menjadi kelemahan dan melakukan tindakan perbaikan. Dengan dasar permasalahan yang sudah dijabarkan di atas, penulis melakukan penelitian dan membahas hal-hal yang terkait erat dengan judul : “ Audit Operasional Atas Siklus Pendapatan Pada PT. Valindo Global “ METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis melakukan pendekatan dengan metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian untuk mencari fakta yang ada dengan menggunakan interpretasi atas data yang diperoleh selama melakukan penelitian yang selanjutnya data tersebut akan dibandingkan dengan dasar-dasar teori yang telah dipelajari untuk memecahkan masalah yang sedang terjadi pada saat penelitian. Pemilihan metode ini untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai sistem audit operasional terhadap siklus pendapatan pada PT. VG. Adapun teknik yang dilakukan untuk mendapatkan data yang diperlukan adalah : 1. Metode Penelitian Kepustakaan Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca atau menelaah buku-buku bacaan serta sumber-sumber lain yang dianggap mempunyai hubungan erat dengan topik permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi. 2. Metode Penelitian Lapangan Teknik yang digunakan dalam rangka pengumpulan data dilakukan melalui : a. Penelitian Kepustakaan Yaitu pengumpulan data teoritis dengan menggunakan literaturliteratur, buku-buku serta karya tulis yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. b. Penelitian Lapangan Yaitu pengumpulan data yang dibutuhkan secara langsung pada objek yang diteliti. Penelitian dilakukan secara langsung ke
perusahaan yang diteliti kemudian melakukan pengamatan terhadap objek penelitian. Ada beberapa cara yang dilakukan dalam melakukan penelitian lapangan adalah sebagai berikut : 1. Wawancara (Interview) Yaitu teknik pengumpulan data melalui Tanya jawa secara langsung dengan karyawan atau manajer yang berhubungan langsung dengan objek penelitian dengan maksud untuk mendapatkan kejelasan data yang diperlukan. 2. Observasi Yaitu teknik pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung terhadap catatan dan dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Serta pengamatan langsunng terhadap prosedur yang dijalankan perusahan berkaitan dengan masalah yang ditemukan. 3. Kuesioner Yaitu merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan tertulis kepada beberapa karyawan bagian penjualan, logistik (gudang), keuangan (akunting), dan pihak lainnya yang terkait dengan permasalahan yang akan diteliti. 4. Dokumentasi Yaitu pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan dari dokumen dan catatan administrasi perusahaan.
HASIL DAN BAHASAN 4.2 Tahap Program Kerja Audit Operasional 1.2.1 Tujuan Audit 1 : Analisis Prosedur Melalui Review atas Sales Order 1. Kondisi : Sales Order yang diterima dari konsumen oleh bagian penjualan hanya ditandatangani oleh Bagian Penjualan tidak ada tanda tangan atau persetujuan dari Manajer Penjualan tetapi kontrak perjanjiannya telah ditandatangani oleh Direktur.. 1. Kriteria : Penerimaan nilai pesanan jasa dari konsumen ada eksistensi berdasarkan tanda tangan dari penanggung jawab sebenarnya, yaitu melalui persetujuan Direktur. 2. Sebab : a Menurut karyawan bagian penjualan tanda tangan Manajer Penjualan dan Direktur sama saja yang terpenting adanya persetujuan dari atasan yang bertanggung jawab atas penjualan jasa tersebut. b Menurut karyawan bagian penjualan proses lebih mudah dan cepat tanpa harus meminta tanda tangan dari Direktur. c Tidak ada sanksi apapun dari perusahaan jika karyawan bagian penjualan diketahui hanya meminta tanda tangan Manajer Penjualan untuk persetujuan Sales Order dari konsumen. 3. Akibat : Karyawan Bagian Penjualan maupun Bagian Marketing dapat melakukan mark up harga tanpa diketahui perusahaan, hal ini dapat
mengakibatkan menurunnya tingkat permintaan dari konsumen karena harga jasa yang ditawarkan naik. 4. Rekomendasi : Sebaiknya prosedur perusahaan yang sudah ada dijalankan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan langkah prosedur yang ada. Jika ada karyawan yang bekerja tidak sesuai dengan prosedur maka karyawan dapat dikenakan sanksi atau hukuman sehingga karyawan menjadi lebih berhati – hati dan tidak menganggap enteng prosedur perusahaan. Sebaiknya direktur melakukan pemeriksaan rutin bekerja sama dengan bagian akuntansi atas dokumen penting yang digunakan yang harus disertai tanda tangan Direktur, karena tanda tangan tersebut merupakan perintah untuk mengeluarkan biaya operasional, jika tidak atas persetujuan Direktur maka perusahaan dapat dengan mudah mengeluarkan biaya operasional sebesar – besarnya. Hal tersebut sangatlah tidak efektif dan ekonomis. 1.2.2
Tujuan Audit 2 : Kebijakan Perusahaan pada Siklus Pendapatan 1. Kondisi 1 : Berikut adalah kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan : Diskon yang diberikan kepada beberapa pelanggan adalah 20 % termasuk jasa pengepakan namun pemberian diskon hanya berdasarkan pelanggan yang sering menggunakan jasa perusahaan saja tidak didasari perhitungan yang matang. 2. Sebab : Perusahaan ingin menjual jasa dalam jumlah yang banyak sehingga perusahaan menggunakan cara memberikan diskon untuk menarik pelanggan. 3. Akibat : Diskon yang diberikan oleh perusahaan terlalu besar apalagi dengan harga jual yang sangat rendah. Sudah dapat dipastikan menurunkan tingkat penjualan perusahaan karena keuntungan perusahaan juga menjadi sangat sedikit. 4. Rekomendasi : Sebaiknya pemberian diskon sebesar 20 % hanya dilakukan kepada pelanggan yang membayar secara tunai dan pada saat akhir tahun saja yaitu bulan November dan Desember dan juga harus dalam pengiriman berjumlah banyak, sedangkan pada bulan biasa perusahaan seharusnya memberikan diskon sebesar 5-10 % saja. 1. Kondisi 2 : Apabila terjadi barang hilang atau ada kerusakan dalam proses pengiriman, maka menjadi tanggung jawab bersama. 2. Kriteria : Apabila ada barang hilang, maka akan dilakukan penyelidikan dan ditelusuri untuk mengetahui pihak-pihak yang seharusnya bertanggung jawab karena tidak dibuat berita acara kehilangan. 3. Akibat :
Karyawan yang bekerja pada perusahaan menjadi tidak nyaman bekerja karena apabila ada barang hilang maka, mereka akan mengalami kerugian karena harus menanggung karugian yang belum tentu mrereka yang melakukan. Berdasarkan hasil dari wawancara dengan karyawan hal ini mengakibatkan karyawan malas bekerja dan tidak betah bekerja diperusahaan. 4. Rekomendasi : a. Kebijakan ini dapat dikatakan tidak efisien karena apabila ada barang yang hilang akibat perbuatan curang karyawan sendiri maka seharusnya menjadi tanggung jawab yang telah melakukan kecurangan tersebut dan akan menjadi tanggung jawab karyawan yang tidak bersalah. b. Dalam kasus ini sebaiknya diselidiki terlebih dahulu penyebabnya. Jika memang barang tersebut hilang tanpa bukti yang tidak jelas dan tidak ditemukan pelakunya, maka barulah menjadi tanggung jawab bersama. Namun, apabila setelah diselidiki dan ditemukan adanya tindakan kecurangan oleh pihak luar maka sebaiknya diusut sampai tuntas agar dapat diketahui pihak mana yang seharusnya bertanggung jawab atas hilangnya barang perusahaan tersebut. 4.2.2.1 Kebijakan Perusahaan Berkaitan dengan Hubungan Antar Departemen Perusahaan mempersiapkan salesman sebagai mediasi antara konsumen dengan perusahaan dimana apapun keinginan konsumen akan dicatat oleh salesman dan dilaporkan ke perusahaan kepada Bagian Penjualan sebagai Sales Order. Segala bentuk kritik dan saran akan diterima oleh salesman yang bertanggung jawab atas konsumen sehingga apapun keluhan dari konsumen, perusahan dapat mengetahuinya dengan jelas (Customer Service). 1. Kondisi : Salesman lebih suka melapor langsung ke Direktur tanpa melewati Manajer Penjualan terlebih dahulu. 2. Kriteria : Segala macam bentuk laporan dari salesman harus melalui Bagian Marketing setelah itu baru laporan ke Manajer Penjualan. 3. Sebab : Salesman lebih suka bekerja menggunakan cara mereka sendiri yang lebih praktis. Menurut mereka lapor langsung kepada Direktur akan bekerja lebih cepat dan membuat mereka lebih diperhatikan oleh Direktur (cari muka). 4. Akibat : a. Sering terjadi kesalahpahaman antara salesman dengan Bagian Marketing. b. Karyawan lebih nyaman bekerja perorangan dibandingkan kerja sama tim, padahal kerja sama tim sangat dibutuhkan. 5. Rekomendasi : a. Direktur yang meneriman laporan dari salesman sebaiknya memerikan teguran kepada karyawan yang tidak mengikuti prosedur perusahaan dengan baik.
b. Bagi yang melanggar prosedur perusahaan dan bekerja sesuai dengan cara sendiri maka, karyawan tersebut akan dikenakan sanksi berupa denda sebesar Rp 200,000. c. Diadakan meeting berkala mengenai hubungan kerja antar karyawan agar tidak terjadi kesalahpahaman yang dapat mengganggu kenyamanan bekerja. 4.2.3 Tujuan Audit 3 :Mengukur Tingkat Penjualan dan Perencanaan Diketahui berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa hasil penjualan PT. Valindo Global selama tahun 2012 sebagian besar tidak mencapai target dan kurang memuaskan 1. Kondisi : Pada bulan pertama sampai bulan ke-sepuluh tahun 2012, tingkat penjualan PT. VG selalu berada dibawah target. 2. Kriteria : Target penjualan perusahaan dalam sebulan harus dapat mencapai Rp 175,000,000. 3. Sebab : a. Perusahaan menentukan target penjualan terlalu tinggi pada bulanbulan biasa. Telah diteliti melalui laporan salesman bahwa pada bulan b. Bulan biasa seperti awal tahun sampai dengan bulan oktober untuk bidang ekspedisi memiliki pasaran yang agak sepi karena proyek-proyek pemerintah biasanya sedang melakukan tender pada bulan-bulan awal. c. Harga jasa yang ditentukan PT. VG tergolong lebih rendah daripada perusahaan ekspedisi yang lain. Tujuan perusahaan untuk memberi harga murah adalah agar jasa yang ditawarkan dapat diterima konsumen tanpa memperhitungkan keuntungan yang didapat. Perusahaan hanya mementingkan banyaknya pemesanan yang diterima. Perusahaan hanya mengambil keuntungan sebesar 35 % dari setiap harga jual, itupun belum dikurangi dengan diskon 20 % yang diberikan oleh perusahaan kepada beberpa konsumen. d. Diketahui bahwa salesman kurang termotivasi dalam melakukan penjualan dikarenakan : a. Gaji salesman hanya berkisar Rp 1,200,000 – Rp 1,700,000. b. Salesman tidak mendapatkan bonus apapun apabila penjualannya tidak mencapai target yang ditentukan. c. Salesman juga tidak mendapatkan bonus apapun apabila penjualannya dapat mencapai target yang ditentukan. 4. Akibat : a. Kinerja Perusahaan dinilai tidak baik karena tingkat penjualan selalu di bawah target penjualan. Hal ini dapat menyebabkan beberapa investor yang ingin berinvestasi di perusahaan ini menjadi kurang yakin. Juga di mata konsumen, perusahaan dinilai memiliki pelayanan jasa yang kurang bagus. Padahal bukan di situ permasalahannya.
b. Sebaiknya perusahaan menentukan target penjualan sebagai berikut: 1. Awal tahun diprediksikan dapat mencapai angka seratus dua puluh lima juta (Rp 125.000.000) dikarenakan biasanya pada awal tahun baru banyak konsumen yang membutuhkan jasa ekspedisi walaupun tidak dalam jumlah yang besar. Walaupun pasar sudah sedikit menurun dibandingkan dengan akhir tahun lalu, misalkan : Dihitung jika perusahaan mendapatkan satu proyek pengiriman Tower 42 tujuan dari Jakarta ke Tarakan dengan menggunakan truck dan kapal laut perusahaan menetapkan harga Harga Jasa : Rp 34.100.000 Biaya Operasional : Rp 17.165.000 Biaya Bongkar : Rp 5.000.000 Diskon 20% : Rp 6.820.000 Profit : Rp 5.115.000 Dengan perhitungan diatas maka perusahaan harus mendapatkan proyek sebanyak 25 kali minimal dengan biaya operasional masing-masing sekitar Rp 16.000.000 an per proyek dalam jangka waktu satu bulan agar dapat mencapai target. 2.Pada bulan Februari – Mei target penjualan dapat mencapai Rp 100,000,000. Pada bulan ke-dua sampai dengan bulan ke-lima dapat diprediksi pasaran mulai menurun karena program pemerintah sedang melakukan tender. Jika target penjualan yang ingin dicapai Rp 100,000,000 / bulan dengan perhitungan misalkan : Harga Jasa : Rp 34.100.000 Biaya Operasional : Rp 17.165.000 Biaya Bongkar : Rp 5.000.000 Diskon 20% : Rp 6.820.000 Profit : Rp 5.115.000 Maka perusahaan harus mendapatkan proyek sebanyak 20 proyek dengan biaya operasional kurang lebih sekitar Rp 16.000.000 an dengan begitu perusahaan akan mencapai target penjualan. 3. Pada bulan Juni – Juli penjualan dapat mencapai Rp 125,000,000. Pada bulan Juni dan Juli penjualan dapat meningkat kembali meningkat karena pada pertengahan tahun adalah high season sehingga banyak pekerjaan yang harus diselesaikan sebelum high season dan harus segera mendistribusikan barang-barang dari pusat ke daerah. Hal tersebut dapat mempengaruhi pendapatan perusahaan. Sama seperti pada bulan Januari apabila target penjualan yang ingin dicapai Rp 125,000,000 / bulan dengan perhitungan : Harga Jasa : Rp 34.100.000 Biaya Operasional : Rp 17.165.000 Biaya Bongkar : Rp 5.000.000 Diskon 20% : Rp 6.820.000 Profit : Rp 5.115.000 maka perusahaan harus mendapatkan 25 proyek agar tercapai nya target penjualan. 4. Pada bulan Agustus – Oktober target penjualan dapat mencapai Rp 75,000,000.Pada bulan Agustus sampai Oktober ini dapat dikatakan sebagai masa-masa sulit untuk bidang ekspedisi karena sering bertepatan dengan hari raya Idul Fitri. Oleh sebab itu, maka sebaiknya perusahaan menentukan target yang lebih rendah pada range bulan ini. Jika target penjualan yang ingin dicapai Rp 75,000,000 / bulan dengan perhitungan
harga : Harga Jasa : Rp 34.100.000 Biaya Operasional : Rp 17.165.000 Biaya Bongkar : Rp 5.000.000 Diskon 20% : Rp 6.820.000 Profit : Rp 5.115.000 Maka perusahaan harus mendapatkan proyek sebanyak 15 proyek dengan biaya operasional yang kurang lebih sama seperti perhitungan diatas. Harga jasa ditentukan oleh Manajer Penjualan dimana perhitungannya dari seluruh penjualan dikurangi seluruh biaya operasional, maka akan mendapatkan 35% keuntungan. Contoh : Jasa pengiriman cooler ke Merauke Papua. Harga Jasa : Rp 35.235.505 Biaya Operasional : Rp 13.122.463 Biaya Bongkar : Rp 5.200.000 Discount 20 % : Rp 7.047.101 Profit : Rp 9.865.941 Alhasil mungkin jumlah jasa banyak terjual , namun target penjualan tetap tidak tercapai karena harga jual terlalu kecil dan keuntungan yang didapat juga terlalu minim. Berikut adalah beberapa perbandingan harga jasa yang memiliki jenis pengiriman barang yang sama dengan 2 perusahaan ekspedisi saingan : No Jasa Pengiriman Tujuan PT. VG PT. RPX PT. DHL 1 Tower 72 Probolinggo 1,650,000 2,650,000 3,375,000 2 Genzet Prabumulih 11,340,000 13,250,000 16,150,000 3 Tower 42 Tarakan 34,500,000 35,550,000 38,750,000 4 Kabel Tray Jogja 5,000,000 5,750,000 6,340,000 5 Cooler Papua 35,235,505 43,450,000 41,230,000 Tabel 4.3 Perbandingan Harga Jasa Perbandingan harga diatas adalah diambil menurut jasa dan tujuan pengiriman yang sama dilihat dari jenis barang yang akan dikirim dan tujuan pengirimannya dicari yang hamper sama karena tidak mungkin sama persis armada yang digunakan dalam pengiriman barang tersebut. Setiap perusahaan jasa pasti memiliki armada yang berbedabeda karena digunakan untuk mengirim barang dan tujuan yang berbeda juga. Dapat dilihat bahwa harga jasa yang ditawarkan PT, VG memiliki harga yang relative lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Sedangkan, kualitas jasa yang dimiliki PT. VG tidak kalah bagusnya dibandingkan dengan kedua perusahaan saingan tersebut karena menurut beberapa pelanggan lewat laporan customer service bahwa jasa PT. VG sangat memuaskan dan tepat waktu dalam mengirim barang. Sudah dapat dipastikan bahwa salah satu penyebab tingkat penjualan perusahaan tidak mencapai target adalah penentuan harga jual jasa yang terlalu rendah. Sebaiknya perusahaan mementingkan tingkat keuntungan yang didapat daripada banyaknya jumlah jasa yang terjual, karena semakin tinggi keuntungan yang didapat maka semakin tinggi pula tingkat penjualan yang didapat. Namun, harus diperhatikan juga bahwa jangan juga menetapkan harga yang terlalu tinggi demi keuntungan semata karena akan mengakibatkan hilangnya konsumen karena harga yang ditetapkan terlalu tinggi.
Penetapan harga yang baik adalah dimana dari perusahaan dapat meraih keuntungan sebesar – besarnya 50%. Harga berikut dengan komposisi yang telah menutup modal dan keuntungannya dapat digunakan untuk melakukan pemutaran arus kas demi kelangsungan hidup perusahaan di masa mendatang. Kemudian kegiatan promosi yang perlu dilakukan perusahaan guna menunjang peningkatan permintaan dari konsumen, yaitu dari segi pemasaran. Alangkah baiknya apabila perusahaan lebih memperdulikan kesejahteraan karyawan dengan cara : Lebih memperhatikan gaji karyawan, apabila memang sudah tidak dapat dinaikkan lagi maka sebaiknya memberikan bonus kepada karyawan untuk setiap proyek yang didapatkan dengan asumsi harga jual jasa juga sudah dinaikkan atau memberikan bonus bagi karyawan yang bisa mendapatkan proyek yang banyak jadi keuntungan perusahaan menjadi lebih tinggi dari biasanya. a. Salesman diberikan bonus lebih apabila penjualannya mencapai target, dapat berupa penambahan 1% komisi atau pemberian cuti selama 2 hari. b. Salesman diberikan sanksi apabila penjualannya tidak mencapai target, dapat berupa pemotongan gaji sebesar 2% atau tidak diberikan libur cuti. c. Salesman yang diberi tugas ke luar harus diberikan dana tambahan agar sales lebih semangat melakukan penawaran, juga jangan lupa disertakan surat laporan agar sales benar – benar ke kantor konsumen untuk melakukan tugasnya. 4.2.3.1 Biaya Operasional Tidak Sesuai Dengan Perencanaan 1. Kondisi : Diketahui bahwa biaya yang dikeluarkan selalu melebihi perencanaan yang telah ditetapkan. 2. Kriteria : Perencanaan pengeluaran biaya operasional yang telah ditetapkan oleh perusahaan berkisar Rp 87,301,648 / bulan atau dibulatkan menjadi Rp 88,000,000 / bulan. Untuk biaya setahun, perusahaan menganggarkan sebesar Rp 1,056,000,000. 3. Sebab : Prosedur pengeluaran kas dari perusahaan terlalu mudah dan tidak ada pertanggung jawaban anggaran dari setiap divisi atau kurangnya pengawasan. Proses pengeluaran kas hanya memerlukan tanda tangan dari Bagian Marketing dan alasan pengeluaran kas tidak harus didasarkan atas nota / faktur / laporan pengeluaran kas, melainkan hanya dengan secara lisan ingin melakukan pembiayaan dan memerlukan kas keluar. 4. Akibat : Hal ini sebaiknya diwaspadai walaupun setelah diteliti perbedaan antara anggaran dan biaya aktual tidak terlalu besar, namun apabila tidak diperbaiki segera maka akan menjadi celah bagi siapapun untuk melakukan kecurangan. Hal ini akan mengakibatkan pendapatan perusahaan menurun atau bisa jadi merugi dan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan untuk waktu jangka panjang. 5. Rekomendasi : Karena itu diperlukan adanya tanda tangan Direktur apabila ingin mengeluarkan kas. Juga alasan pengeluaran kas harus jelas dan berdasarkan dokumen tertulis rincian mengenai apa saja yang perlu dibayar oleh perusahaan. Jika ada karyawan
yang diketahui melakukan kecurangan dalam bentuk memanipulasi biaya operasional atau biaya pengeluaran lainnya yang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan baik perorangan maupun berkelompok maka akan dikenakan skorsing atau langsung dipecat. Berdasarkan evaluasi dari penelitian pada PT. Valindo Global menjawab identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Siklus pendapatan belum berjalan secara efektif dan efisien salah satu penyebabnya adalah perusahaan hanya mementingkan kuantitas order tetapi tidak melihat dari keuntungannya dan ada beberapa lagi pada uraian diatas. 2. Bahwa pendapatan pada PT. Valindo Global belum mencapai target. Menurut pihak manajemen hal ini disebabkan karena tingkat penjualan yang rendah dan kesalahan penetapan target penjualan. 3. Sehingga perlu ada perbaikan pada siklus pendapatan PT. Valindo Global seperti yang sudah diuraikan penulis pada setiap pembahasan.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT. VG yang telah dibahas pada bab IV, penulis menarik kesimpulan bahwa siklus pendapatan PT. VG belum berjalan secara efektif dan efisien dan pendapatannya tidak mencapai target, sehingga perlu adanya perbaikan untuk memperbaiki siklus pendapatannya ,berikut adalah yang dapat disimpulkan oleh penulis : 1.
Tingkat Penjualan
a. Tingkat penjualan yang rendah dan tidak dapat mencapai target penjualan yang telah ditetapkan oleh perusahaan karena kesalahan penetapan target penjualan yang benar oleh perusahaan. b. Walaupun kuantitas penjualan jasa perusahaan banyak, namun pendapatan yang diterima perusahaan tidak meningkat dan tidak banyak. c. Biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan selalu lebih besar dari yang telah dianggarkan. 2.
Struktur Organisasi a. Karyawan yang bekerja pada perusahaan tidak bekerja sesuai dengan prosedur perusahaan, fungsi kerja bagian marketing dan bagian penjualan kurang lebih sama sehingga terjadi pekerjaan ganda dan kurang efektif dalam hasil kinerjanya. Selain itu, perusahaan melakukan pemborosan dalam hal mengeluarkan gaji ganda karena fungsi kerja yang sama tersebut.
3.
Standar Operasional Perusahaan
a. Proses penjualan dan penerimaan kas tidak sesuai dengan standar operasional perusahaan. Barang yang dikirim dari klien yang seharusnya dicek terlebih dahulu oleh bagian gudang, tetapi seringkali tidak dicek dan langsung dikirim ke alamat konsumen. Hal ini menyebabkan banyaknya retur dari konsumen karena kerusakan dan kesalahan barang yan dipesan konsumen. b. Kesalahan pengiriman barang konsumen dapat disebabkan karena a.Kesalahan supir yang mengantarkan barang tidak sesuai dengan alamat yang tercantum. b. Kesalahan bagian penjualan yang salah mencatat alamat yang benar. c.Kesalahan bagian gudang bila terjadi pertukaran alamat pesanan konsumen. d. Kesalahan konsumen memberikan alamat yang benar ( hal ini diluar tanggung jawab perusahaan ). c. Dokumen – dokumen perusahaan sebagai bukti atas telah terjadinya transaksi penjualan dan penerimaan kas tidak lengkap sehingga transaksi – transaksi yang terjadi tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Saran Untuk beberapa masalah yang telah ditemukan, maka dianjurkan kepada perusahaan untuk melakukan perbaikan sebagai berikut: 1.
Tingkat Penjualan a. Penetapan target penjualan sebaiknya diturunkan pada bulan – bulan biasa karena pada umumnya di bulan – bulan biasa konsumen jarang melakukan order. Setelah melakukan penelitian terhadap target penjualan perusahaan dan target pasar, maka penetapan target penjualan yang baik adalah : 1. Bulan Januari : Minimum Rp 100.000.000 2.
Bulan Februari – Mei
: Minimum
Bulan Juni – Juli
: Minimum
Rp 90.000.000 3. Rp 100.000.000 4.
Bulan Agustus – Oktober Minimum Rp 80.000.000
:
5. Bulan paling sepi untuk bidang usaha ekspedisi adalah bulan Agustus dan Oktober, karena itu penetapan target penjualan harus lebih rendah. 6. Bulan November – Desember ( high season ) : Minimum Rp 175.000.000, tidak ada perubahan karena perusahaan dapat mencapai target pada bulan – bulan ini. b. Peningkatan harga jual jasa dari 35% dari modal + biaya operasional menjadi 50% dari modal +biaya operasional. c. Peningkatan komisi menjadi 6% dari harga jual jasa bagi salesman yang dapat mencapai target penjualan. d. Diberikan dana tambahan seperti uang transportasi dan uang makan kepada karyawan yang bertugas melakukan kunjungan ke kantor konsumen untuk melakukan penawaran agar karyawan lebih bersemangat melakukan tugas kunjungan. e. Bagi salesman yang tingkat penjualannya dapat mencapai target perusahaan selama setahun berturut-turut akan diberikan cuti tambahan selama seminggu. f. Dibuat sanksi bagi salesman yang penjualannya tidak mencapai target yang telah ditentukan perusahaan. Juga bagi karyawan yang kinerjanya dianggap tidak mendukung kemajuan perusahaan. Sanksi dapat berupa : a. Tidak dapat komisi bagi salesman yang tingkat penjualannya dibawah target. b. Bagi salesman yang tingkat penjualannya selalu tidak mencapai target dalam waktu maksimal 3 bulan berturut-turut, maka akan dikenakan SP 1. c. Bagi salesman yang tingkat penjualannya selalu tidak mencapai target dalam waktu maksimal 5 bulan berturut-turut, maka akan dikenakan SP 2. d. Bagi salesman yang tingkat penjualannya selalu tidak mencapai target dalam waktu maksimal 6 bulan berturut-turut, maka akan dipecat. e. Tidak adanya uang transportasi dan makan bagi karyawan yang melakukan kunjungan penawaran ke kantor konsumen jika karyawan diketahui telah menyalahgunakan waktu yang diberikan untuk melakukan penawaran dengan cara pergi ke tempat lain selain ke kantor konsumen. 2. Struktur Organisasi a. Perubahan struktur organisasi seperti : menghapus jabatan marketing yang fungsinya kurang lebih sama dengan salesman, lalu menambahkan posisi General Manager untuk mengatur dan mengawasi keseluruhan bagian marketing, akunting dan bagian gudang yang berkaitan dengan siklus pendapatan. Hal ini bertujuan uagar kinerja karyawan lebih terawasi dan terorganisasi dengan baik. b. Seharusnya perusahaan ada jabatan treasury (perbendaharaan) untuk mengawasi dan menyimpan asset perusahaan.
3. Standar Operasional Perusahaan a. Perbaikan dalam hal pembuatan laporan setiap kinerja yang dilakukan juga pencatatan dokumen yang berkaitan dengan transaksi penjualan dan penerimaan kas, agar transaksi yang terjadi dapat dibuktikan dan dipertanggungjawabkan kebenarannya melalui dokumen yang ada. b. Barang yang akan dikirim harus segera dicek terlebih dahulu oleh bagian gudang sebelum pada akhirnya dikirim ke alamat konsumen. Barang harus di cek apakah sudah sesuai dengan pesanan konsumen atau belum. c. Sebelum pada akhirnya barang dikirimkan ke alamat konsumen, alamat yang tercantum harus dicek terlebih dahulu oleh bagian gudang agar tidak terjadi kesalahan pengiriman. d. Tanda tangan Direktur sangat wajib ada dalam setiap dokumen penting yang berhubungan dengan transaksi penjualan, penerimaan kas, juga setiap biaya yang akan dikeluarkan agar transaksi yang terjadi tetap terkontrol dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
REFERENSI Arens, A. A., Randal, J. E., & Beasley, M.S.(2010), Auditing and Assurance Services an Integrated Approach. (14th edition). New Jersey: Pearson. Bayangkara, IBK. Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat Boynton, Johnson, & Kell (2006). Alih bahasa oleh Wibowo, M.,Slamet. Modern Audit (edisi 8). Jakarta: Penerbit Salemba Empat BPKP (2011). Peraturan Pemerintah Pemeriksaan http://www.bpkp.go.id/unit/hukum/kp/2009/011-09.pdf.
Operasional.
COSO, the Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commision, Retrieved March 2,2007, http://www.coso.org/key.htm Fatma (2010). Audit Operasional Fungsi Untuk Menilai Efisiensi dan Efektivitas pada Magenta (skripsi tidak dipublikasikan). Ikatan Akuntan Indonesia (2009). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat John, Frederick & Rama, Dasaratha (2008). Sistem Informasi Akuntansi (edisi 1). Jakarta Penerbit Salemba Empat
Rahayu, S.K. dan Suhayati, E (2010). Auditing Konsep Dasar Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Jakarta : Geraha Ilmu. Tunggal, A.W. (2011). Operasional Auditing Meningkatkan efisiensi operasi dan efektivitas organisasi. Jakarta : Penerbit Harvaindo.
RIWAYAT PENULIS Tommy Indra Radityo lahir di kota Jakarta pada 22 Mei 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2013.