UNIVERSITAS INDONESIA
AUDIT ATAS PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI PT TEKNOLOGI INFORMASI FIKTIF INDONESIA
LAPORAN MAGANG
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari program studi akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
ADHI SATYA PRAMANA 1006695652
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK DESEMBER 2013
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Penulisan tugas akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, akan sulit bagi saya untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Oleh karena itu saya ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Kedua orang tua saya, yang saya hormati dan sayangi, Bapak dan Ibu tercinta, Herry Setya Budhi dan Rusnah, yang selama 21 tahun saya hidup tidak henti-hentinya mencurahkan kasih sayang, dukungan, dan dorongan semangat bagi saya dalam melewati masa-masa sulit dalam hidup. 2. Kedua adik saya, Nita Rachma Azalia dan Huda Satya Mutasyam yang selalu memberi alasan lebih untuk terus terus bertahan menghadapi masamasa sulit dalam hidup. 3. Ibu Dini Marina, S.E., M.Comm., DEA selaku dosen pembimbing yang selama satu semester terakhir ini membantu dan mengarahkan saya dalam proses penyusunan laporan akhir ini. 4. Bapak Dr. Soemarso Slamet Rahardjo dan Bapak Kurnia I. Rais, S.E., M.Ak. yang pertanyaan-pertanyaannya dalam sidang laporan magang menyadarkan saya bahwa saya masih harus banyak belajar dan proses pembelajaran saya tidak boleh berhenti disini. 5. Kantor Akuntan Publik Siddharta & Widjaja (KPMG Indonesia) yang telah memberikan saya kesempatan untuk menjadi karyawan magangnya. 6. Lucky Setiawan dan Aji Paramartha dari KPMG Indonesia yang telah banyak membantu saya dalam proses pengerjaan laporan magang. 7. Fiona Ursula Citra, Lidya Sarah, dan Naomi Situmorang dari KPMG Indonesia yang selama proses pengerjaan magang sudah berbaik hati untuk
iv Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
meluangkan waktunya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari anak magang yang satu ini. 8. Seluruh anggota Group F – Audit KPMG Indonesia, yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, untuk pengalaman magang yang menyenangkan. 9. Dyah Purnamasari dan Nana Aprillia yang kalau bukan karenanya nilai kuliah saya tidak akan selamat sejak semester 3. 10. Bob Adam Muttahara yang selama tiga setengah tahun kebelakang telah menjadi sahabat berbagi duka dan asam kecut dunia perkuliahan. 11. Faadhil Irshad Nasution dan Manuel Andi Julius yang selama beberapa tahun terakhir telah menjadi teman diskusi yang menarik dan semoga dapat berlanjut menjadi rekan bisnis di masa yang akan datang. 12. Muhammad Ariful Akbar, Fajri Fadhillah, dan Ahmad Rifa yang telah menjadi sahabat sekaligus guru hidup yang baik sejak bersama di bangku sekolah menengah atas. 13. Seluruh teman-teman Kost Griya Indah 3. 14. Seluruh teman-teman Corner Shop. 15. Seluruh teman-teman BBF. 16. Gudang Garam Filter dan Indocafe Coffeemix yang selalu setia menjadi teman di malam-malam sepi dan masa sulit kuliah tiga setengah tahun kebelakang. 17. Pihak-pihak lain yang telah berperan dalam penyusunan tugas akhir ini yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tugas akhir ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Depok, 29 Desember 2013
Penulis v Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
ABSTRAK Nama Program Studi Judul
: Adhi Satya Pramana : Akuntansi : Audit atas Pendapatan Kontrak Konstruksi PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia
Pendapatan kontrak konstruksi diperoleh oleh pelaksana konstruksi dari pemberi kerja berdasarkan kontrak yang sebelumnya telah disepakati oleh kedua pihak. Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam menghitung pengakuan pendapatan kontrak konstruksi dalam suatu periode. Dalam hal ini, metode yang digunakan oleh PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia adalah metode presentase penyelesaian dengan basis cost-to-cost. Laporan magang ini menjelaskan tentang proses audit pendapatan kontrak konstruksi pada PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia dan menelaah kesesuaian penyajian informasi terkait dalam laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku. Kata Kunci: Kontrak konstruksi, pendapatan, metode presentase penyelesaian. ABSTRACT Name : Adhi Satya Pramana Study Programme : Akuntansi Title : Construction Contract Revenue Audit at PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia Construction contract revenue obtained by contractor from construction owner based the contract that both have been agreed to. There are several methods that can be used to calculate the revenue recognized during a period. In this case, PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia uses percentage of completion method with cost-to-cost basis. This report explains about the construction contract revenue audit process used by PT Teknologi Informasi Fiktif Indoneia and examines its relevance to the applicable accounting standards. Keywords: Construction contracts, revenue, percentage of completion method.
vii Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN PERSUTUJAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................... vi ABSTRAK ........................................................................................................... vii DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii DAFTAR DIAGRAM .......................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii BAB I: PENDAHULUAN..................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Program Magang ..................................................................... 1 1.2 Tujuan Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Magang ....................................... 2 1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Program Magang .......................................... 2 1.4 Pelaksanaan Kegiatan Magang ......................................................................... 3 1.5 Ruang Lingkup Penulisan ................................................................................. 4 1.6 Sistematika Penulisan ....................................................................................... 5 BAB II: KONSEP DAN PENGERTIAN ............................................................ 7 2.1 Konsep dan Pengertian dalam Akuntansi ......................................................... 7 2.1.1 Pendapatan ................................................................................................... 7 2.1.1.1 Definisi Pendapatan ................................................................................ 7 2.1.1.2 Pengukuran Pendapatan ......................................................................... 8 2.1.1.3 Pengakuan Pendapatan ........................................................................... 8 2.1.2 Kontrak Konstruksi .................................................................................... 10 2.1.2.1 Definisi ................................................................................................. 10 2.1.2.2 Pendapatan Kontrak ............................................................................. 12 2.1.2.3 Beban Kontrak ...................................................................................... 13 2.1.2.4 Pengakuan Pendapatan dan Beban kontrak .......................................... 14 2.2 Konsep dan Pengertian dalam Audit ............................................................... 17 viii Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
2.2.1 Definisi Audit ............................................................................................ 17 2.2.2 Tujuan Pelaksanaan Kegiatan Audit .......................................................... 18 2.2.3 Asersi Tujuan (Objektif) Audit .................................................................. 18 2.2.4 Tahapan Prosedur Audit ............................................................................ 21 BAB III: PROFIL PERUSAHAAN................................................................... 23 3.1 Profil KPMG Indonesia .................................................................................. 23 3.2 Profil PT Informasi Fiktif Indonesia ............................................................... 25 BAB IV: ANALISIS ............................................................................................ 29 4.1 Pemahaman Bisnis Klien ................................................................................ 29 4.1.1 Bisnis Umum ............................................................................................. 29 4.1.2 Pendapatan Klien ....................................................................................... 29 4.1.2.1 Jenis-jenis Pendapatan Klien ................................................................ 29 4.1.2.2 Pendapatan Kontrak Konstruksi Klien ................................................. 30 4.2 Akuntansi Pendapatan Kontrak Konstruksi Klien .......................................... 31 4.2.1 Siklus Pendapatan Kontrak Konstruksi Klien ........................................... 31 4.2.2 Pengakuan Pendapatan Kontrak Konstruksi Klien .................................... 35 4.2.3 Pencatatan Pendapatan Kontrak Konstruksi Klien .................................... 35 4.3 Audit atas Pendapatan Kontrak Konstruksi Klien .......................................... 38 4.3.1 Objektif Audit ............................................................................................ 38 4.3.1.1 Objektif Audit Dalam Audit PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia ... ............................................................................................................ 38 4.3.1.2 Objektif Audit Terkait Audit Pendapatan Kontrak Konstruksi ............ 40 4.3.2 Prosedur Audit ........................................................................................... 41 4.3.2.1 Tests of Controls .................................................................................. 41 4.3.2.2 Substantive Testing .............................................................................. 46 4.3.2.3 Analitical Procedures ........................................................................... 58 4.4 Temuan Audit.................................................................................................. 59 BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 62 5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 62 5.2 Saran
............................................................................................................ 62
5.2.1 Saran untuk PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia ............................ 62 5.2.2 Saran untuk KAP Siddharta & Widjaja ................................................... 63 ix Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
DAFTAR REFERENSI ...................................................................................... 64 LAMPIRAN ......................................................................................................... 65
x Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 3.1 Struktur organisasi klien ............................................................ 28 Diagram 3.2 Struktur kepemilikan klien ........................................................ 28
xi Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Master file transaksi ....................................................................... 48 Tabel 4.2 Cutoff Test...................................................................................... 50 Tabel 4.3 Rekalkulasi presentase penyelesaian .............................................. 51 Tabel 4.4 Komparasi pencatatan klien dan hasil rekalkulasi .......................... 53 Tabel 4.5 Vouching dokumen pendukung ...................................................... 55 Tabel 4.6 Analisis profitabilitas ..................................................................... 58 Tabel 4.7 Fluctuation analysis ......................................................................... 58 Tabel 4.8 Adjustment entry ............................................................................. 59
xii Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Program Magang Seorang sarjana ekonomi dituntut untuk memiliki kemampuan yang
memadai untuk dapat bersaing di dunia kerja. Terlebih lagi, dewasa kini persaingan di dunia kerja tak hanya melibatkan lulusan universitas dalam negeri, melainkan juga lulusan dari universitas luar negeri seiring maraknya regionalisasi yang terjadi. Persaingan di dunia kerja yang semakin berat ini menuntut universitas untuk mampu menghasilkan lulusan yang tidak hanya unggul dalam penguasaan teori, namun juga memiliki bekal softskill dan kemampuan teknis yang baik agar mampu bersaing di pasar kerja global. Dalam menjawab tantangan tersebut, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia sebagai salah satu institusi pendidikan terbaik di bidang ekonomi dan bisnis di Indonesia berkomitmen untuk untuk menghasil lulusan yang siap untuk bersaing di pasar kerja global. Salah satu bentuk dari komitmen tersebut adalah dengan mengadakan program magang yang bertujuan untuk memfasilitasi mahasiswa/i agar dapat mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari selama masa studi. Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia juga membuat program magang ini sebagai salah satu alternatif tugas akhir yang menjadi syarat kelulusan bagi mahasiswanya disamping skripsi dan studi mandiri. Dengan adanya program magang ini, mahasiswa diharapkan dapat memiliki sarana untuk menerapkan ilmu yang sudah dipelajari. Hal ini bertujuan untuk memberikan mahasiswa pengalaman praktek kerja dan kesempatan untuk merasakan lingkungan kerja yang sesungguhnya. Selain itu, program magang ini juga bertujuan untuk mengembangkan dan mengasah softskill dan kemampuan teknis yang selama ini tidak dipelajari di bangku perkuliahan. Diharapkan kedepannya, setelah menyelesaikan program magang ini mahasiswa dapat menggabungkan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah dan pengalaman kerjanya untuk menjadi bekal bersaing dalam pasar kerja global. 1 Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
2
1.2
Tujuan Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Magang Pelaksanaan program magang dari Departemen Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswanya agar dapat mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari selama masa studi sekaligus sebagai sarana untuk memperkenalkan lingkungan kerja yang sesungguhnya. Selain itu, program magang ini juga bertujuan untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa yang selama ini tidak diajarkan melalui bangku perkuliahan. Diharapkan dengan diselenggarakannya program magang ini, mahasiswa yang ikut serta memiliki kompetensi lebih dan akan lebih siap saat dihadapkan dengan dunia kerja nyata pada nantinya. Selain bagi mahasiswa, program ini juga memberikan manfaat bagi perusahaan tempat dilaksanakannya kegiatan magang, dimana perusahaan akan mendapatkan tambahan sumber daya manusia untuk menunjang kegiatan operasionalnya dan memiliki kesempatan untuk melakukan seleksi terhadap mahasiswa peserta program magang. Terkait dengan penyelesaian program magang, mahasiswa selanjutnya diwajibkan untuk melaporkan aktivitas kerjanya selama program magang dalam sebuah laporan tertulis. Tujuan dibuatnya laporan tersebut adalah: 1. Sebagai bukti partisipasi dan salah satu syarat kelulusan dalam program magang. 2. Sebagai salah satu komponen penilaian dalam program magang. 3. Sebagai kontribusi kepada Fakultas Ekonomi Indonesia dan perusahaan tempat dilaksanakannya program magang. 1.3
Tempat dan Waktu Pelaksanaan Program Magang Program magang dilaksanakan di Kantor Akuntan Publik Siddharta &
Widjaja yang berafiliasi dengan KPMG International. Penulis ditempatkan di Group F yang menangani klien-klien yang sebagian besar merupakan perusahaan manufaktur dan perkebunan dengan posisi sebagai intern yang tanggung Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
3
jawabnya kurang lebih setara dengan associate 1. Periode magang berlangsung selama tiga bulan terhitung sejak tanggal 17 Juni 2013 sampai dengan 17 September 2013. 1.4
Pelaksanaan Kegiatan Magang Selama proses pelaksanaan magang, penulis bertanggung jawab untuk
membantu tim audit dalam melakukan proses audit terhadap beberapa akun PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia (bukan nama sebenarnya). Selain itu, sehubungan dengan pelaksanaan magang yang berlangsung pada periode low season, penulis juga diberikan tanggung jawab untuk menyiapkan keperluan audit periode yang akan datang. Kegiatan yang dilakukan oleh penulis antara lain: 1. Audit Fieldwork Penulis melaksanakan serangkaian prosedur audit untuk akun pendapatan, persediaan dan hutang. Terkait dengan akun hutang, penulis melakukan prosedur search for unrecorded liabilities (SFUL) yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada kewajiban dari perusahaan yang belum tercatat. Untuk akun persediaan, penulis melakukan rekonsiliasi dan rekap data stock opname dan inventory price test untuk mengetahui apakah nilai persediaan yang dicantumkan telah dinyatakan secara wajar. Sedangkan
terkait
dengan
akun
pendapatan,
penulis
melakukan
serangkaian prosedur audit terkait dengan pendapatan yang bersifat kontrak. Prosedur terkait dengan akun ini meliputi rekalkulasi percentageof-completion untuk mengetahui apakah tingkat penyelesaian proyek telah dinyatakan secara wajar. Penulis juga melakukan test of detail of balances pengecekan terhadap cutoff dari akun-akun yang terkait dengan pendapatan kontrak konstruksi untuk mengetahui apakah pengakuan pendapatan telah dilakukan dengan benar dan apakah angka pada akun pendapatan telah disajikan secara wajar.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
4
Disamping melaksanakan prosedur audit akun yang telah disebutkan diatas, penulis juga terlibat dalam penyusunan draft laporan audit yang diantaranya meliputi report checking, footing dan cross-footing. 2. Menyiapkan keperluan audit periode yang akan datang Terkait dengan pelaksanaan magang yang jatuh pada low season, penulis juga terlibat dalam kegiatan persiapan kegiatan audit pada periode audit selanjutnya. Persiapan tersebut meliputi pembuatan template blank report dan disclosure checklist. 1.5
Ruang Lingkup Penulisan Dalam laporan magang ini, penulis akan membahas mengenai prosedur
audit akun pendapatan PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia yang ruang lingkupnya dibatasi terhadap audit atas pendapatan yang bersifat kontrak. Ada beberapa hal yang melatarbelakangi penulis untuk memfokuskan ruang lingkup pembahasan dalam laporan magang ini terbatas pada audit terhadap pendapatan dari PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia yang bersifat kontrak. Alasan pertama mengapa audit atas pendapatan PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia diangkat menjadi topik utama dari laporan magang ini dikarenakan secara proporsi penulis lebih banyak terlibat dalam proses audit atas pendapatan relatif terhadap proses audit atas akun lainnya (akun hutang dagang dan persediaan). Alasan yang kedua yang mendasari penulis untuk memfokuskan pembahasan hanya terhadap pendapatan yang bersifat kontrak adalah fakta bahwa pada PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia, pendapatan yang berasal dari kontrak konstruksi base transceiver station meliputi 70% dari keseluruhan pendapatan, sehingga dapat dikatakan bahwa jumlahnya sangat signifikan dibandingkan dengan sumber pendapatan lain. Terakhir, pendapatan yang bersifat kontrak memiliki keunikan tersendiri karena memiliki cara pengakuan yang berbeda dengan pendapatan pada umumnya dan diatur dalam standar akuntansi khusus yang terpisah dari standar akuntansi yang mengatur mengenai pendapatan (PSAK 34 dan IAS 11).
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
5
Terkait dengan alasan-alasan yang telah disebutkan, penulis beranggapan bahwa proses audit terhadap pendapatan PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia cukup menarik dari segi pembahasan dan layak untuk diangkat menjadi topik dalam laporan magang ini. 1.6
Sistematika Penulisan Penyusunan laporan magang ini terbagi atas lima bagian dengan
sistematika sebagai berikut: BAB 1:
Pendahuluan Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang dan tujuan diadakannya program magang, tujuan penulisan laporan magang, waktu dan tempat pelaksanaan program magang, ruang lingkup penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB 2:
Konsep dan Pengertian Bab ini berisi mengenai uraian konsep dan pengertian yang dijadikan landasan dalam pembahasan laporan. Konsep dan pengertian yang dimaksud meliputi konsep dan pengertian akuntansi,
konsep
dan
pengertian
audit,
pengakuan
pendapatan dan kontrak konstruksi dan standar akuntansi yang relevan dengan pendapatan dan kontrak konstruksi. BAB 3:
Profil Perusahaan Bab ini menjelaskan profil singkat dan gambaran umum dari KAP Siddharta & Widjaja, perusahaan tempat penulis melaksanakan
program
magang
dan
PT
Teknologi
Informasi Fiktif Indonesia, klien tempat penulis melakukan penugasan audit dan audit fieldwork.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
6
BAB 4:
Analisis dan Pembahasan Bab ini menguraikan tentang prosedur dan aktivitas audit terhadap pendapatan kontrak konstruksi dari PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia, temuan audit selama penugasan, dan analisis mengenai keseuaian pengakuan pendapatan dengan standar yang berlaku.
BAB 5:
Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan dari analisis yang dilakukan oleh penulis dan saran penulis baik yang terkait dengan topik bahasan dalam laporan maupun saran untuk perusahaan tempat pelaksanaan program magang.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
BAB II KONSEP DAN PENGERTIAN 2.1
Konsep dan Pengertian dalam Akuntansi
2.1.1
Pendapatan
2.1.1.1 Definisi Pendapatan International
Accounting
Standards
(IAS)
18
per
April
2009
mendefinisikan revenue sebagai gross inflow of economic benefits during the period arising in the course of the ordinary activities of an entity when those inflows result in increases in equity, other than increases relating to contributions from equity participants, sedangkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 23 (revisi 2010) yang merupakan adopsi dari IAS 18 mendefinisikan pendapatan sebagai arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. PSAK 23 menyatakan bahwa pendapatan hanya meliputi arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang diterima dan dapat diterima oleh entitas untuk entitas itu sendiri. Jumlah yang ditagih untuk kepentingan pihak ketiga, seperti pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan, bukan merupakan manfaat ekonomi yang mengalir ke entitas dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas, dan oleh karenanya hal tersebut tidak termasuk kedalam pendapatan. Hal yang sama berlaku dalam hubungan keagenan, dimana arus masuk bruto manfaat ekonomi mencakup jumlah yang ditagih untuk kepentingan prinsipal dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas entitas, sehingga jumlah yang ditagih atas nama prinsipal bukan merupakan pendapatan. Dalam hal ini, pendapatan adalah jumlah komisi yang diterima oleh agen. Berdasarkan definisi dari PSAK 23, transaksi yang tergolong sebagai pendapatan meliputi penjualan barang, penjualan jasa, bunga, royalti, dan dividen. 7 Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
8
2.1.1.2 Pengukuran Pendapatan PSAK 23 menyebutkan bahwa pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima. Umumnya, jumlah pendapatan dari suatu transaksi ditentukan berdasarkan persetujuan antara entitas dengan pembeli atau pengguna aset berdasarkan nilai wajar yang dikurangi diskon dagang dan rabat volume jika ada. PSAK 23 juga mengatur bahwa jika sebuah perjanjian merupakan sebuah transaksi keuangan, maka nilai wajar seluruh penerimaan di masa depan harus dihitung menggunakan perdiskontoan (present value) dengan tingkat bunga yang berlaku bagi instrumen serupa dari penerbit dengan penilaian kredit yang sama atau tingkat bunga yang mendiskonto nilai nominal tersebut ke harga jual tunai saat ini. PSAK 23 mengecualikan transaksi pertukaran barang atau jasa dengan sifat dan nilai yang serupa sebagai pendapatan. Namun demikian, apabila pertukaran melibatkan barang atau jasa yang berbeda, maka transaksi tersebut masih dapat digolongkan sebagai pendapatan. Pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa yang diterima dengan disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang dialihkan, sedangkan apabila nilai wajar dari barang atau jasa yang diterima tidak bisa diukur secara andal, maka pengukuran pendapatan menggunakan nilai wajar dari barang atau jasa yang diserahkan dengan disesuakan jumlah kas atau setara kas yang dialihkan. 2.1.1.3 Pengakuan Pendapatan Kriteria pengakuan pendapatan umumnya penerapannya berbeda pada tiap transaksi, tergantung jenis dari pendapatan itu sendiri. Namun secara umum, pendapatan diakui apabila telah memenuhi tiga syarat, yakni terpenuhinya kemampuan secara objektif untuk menentukan nilai dari sebuah transaksi pendapatan (measurability), adanya bukti objektif bahwa transaksi memang benar telah terjadi (existence of transaction), dan telah terpenuhinya sebagian besar dari
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
9
proses transaksi (substance of transactions). PSAK 23 membagi kriteria pengakuan pendapatan dan pengidentifikasian transaksi sebagai berikut: 1. Penjualan barang Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi berikut telah terpenuhi: a) Entitas telah memindahkan resiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan kepada pembeli. b) Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual. c) Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal. d) Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut dapat diukur secara andal. e) Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan tersebut dapat diukur secara andal. 2. Penjualan jasa Jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut diakui dengan mengacu pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan. Hasil transaksi dapat diestimasi secara andal apabila seluruh kondisi berikut terpenuhi: a) Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal. b) Kemungkinan besar mafaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas. c) Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara andal. Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
10
d) Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur secara andal. 3. Bunga, royalti dan dividen Pendapatan yang timbul dari penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan dividen diakui jika: a) Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas. b) Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal Sedangkan terkait dengan dasar penentuan, PSAK 23 mengatur bahwa bunga, royalti dan dividen diakui dengan dasar sebagai berikut: a) Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif sebagaimana yang dijelaskan di PSAK 55: Instrumen keuangan: Pengakuan dan Pengukuran paragraf 08 dan PA17-PA20. b) Royalti diakui dengan dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan. c) Dividen diakui jika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran ditetapkan. 2.1.2
Kontrak Konstruksi
2.1.2.1 Definisi IAS 11 per September 2009 mendefinisikan construction contract sebagai a contract specifically negotiated for the construction of an asset or a combination of assets that are closely interrelated or interdependent in terms of their design, technology and function or their ultimate purpose or use, sedangkan PSAK 34 (revisi 2010) yang merupakan adopsi dari IAS 11 mendefinisikan kontrak konstruksi sebagai kontrak yang dinegosiasikan secara khusus untuk konstruksi suatu aset atau suatu kombinasi aset yang berhubungan erat satu sama
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
11
lain atau saling tergantung dalam hal rancangan, teknologi, dan fungsi atau tujuan pokok penggunaan. PSAK 34 juga mengatur mengenai penyatuan dan segmentasi kontrak konstruksi, dimana disebutkan bahwa dalam kontrak yang mencakup sejumlah aset, konstruksi setiap aset diperlakukan sebagai kontrak konstruksi yang terpisah jika memenuhi kondisi sebagai berikut: 1. Proposal terpisah telah diajukan untuk setiap aset 2. Setiap aset telah dinegosiasikan secara terpisah serta kontraktor dan pelanggan dapat menerima atau menolak bagian yang berhubungan dengan masing-masing aset tersebut; dan, 3. Biaya dan pendapatan dari masing-masing aset dapat diidentifikasi Sedangkan suatu kelompok kontrak, dengan satu pelanggan atau beberapa pelanggan, dapat diperlakukan sebagai satu kontrak konstruksi apabila: 1. Kelompok kontrak tersebut dinegosiasikan sebagai satu paket. 2. Kontrak-kontrak tersebut berhubungan erat dan merupakan bagian dari satu proyek tunggal dengan suatu margin laba; dan 3. Kontrak-kontrak tersebut dilaksanakan secara serentak atau secara berkesinambungan. Pada suatu kontrak, ada kemungkinan terdapatnya suatu klausul yang memungkinkan dilakukannya konstruksi aset tambahan atas permintaan pelanggan atau dapat diubah sehingga konstruksi aset tambahan dapat dimasukkan kedalam kontrak tersebut. Konstruksi aset tambahan diperlakukan sebagai kontrak konstruksi terpisah jika: 1. Aset tambahan tersebut berbeda secara signifikan dalam rancangan, teknologi, atau fungsi dengan aset yang tercakup dalam kontrak semula; atau
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
12
2. Harga aset tambahan tersebut dinegosiasikan tanpa memperhatikan harga kontrak semula. 2.1.2.2 Pendapatan Kontrak Pendapatan kontrak terdiri dari jumlah pendapatan yang semula disetujui dalam kontrak dan penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim, dan pembayaran insentif sepanjang hal tersebut dapat menghasilkan pendapatan dan dapat diukur secara andal. Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau akan diterima. Sehubungan dengan periode kontrak konstruksi yang relatif panjang dan biasanya berlangsung lebih dari satu periode akuntansi, pengukuran pendapatan kontrak akan dipengaruhi beragam ketidakpastian yang timbul di masa depan. Untuk itu, estimasi pendapatan sering kali perlu direvisi untuk menyesuaikan dengan keadaan pada saat realisasi. Hal ini memungkinkan jumlah pendapatan kontrak untuk dapat meningkat atau menurun dari satu periode ke periode berikutnya. Kejadian-kejadian yang dapat menyebabkan dirubahnya estimasi pendapatan kontrak diantaranya adalah: 1. Kontraktor dan pelanggan mungkin menyetujui penyimpangan atau klaim yang meningkatkan atau menurunkan pendapatan kontrak pada periode setelah periode dimana kontrak pertama kali disetujui. 2. Jumlah pendapatan yang disetujui dalam kontrak harga tetap dapat meningkat karena ketentuan-ketentuan kenaikan biaya. 3. Jumlah pendapatan kontrak dapat menurun karena denda yang timbul akibat keterlambatan kontraktor dalam penyelesaian kontrak tersebut. 4. Jika dalam kontrak harga tetap terdapat harga tetap per unit output, pendapatan meningkat jika jumlah unit meningkat. Penyimpangan dalam PSAK 34 didefinisikan sebagai suatu instruksi yang diberikan pelanggan mengenai perubahan dalam lingkup perkerjaan yang akan dilaksanakan berdasarkan kontrak. Penyimpangan, seperti telah disebutkan diatas, Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
13
dapat menjadi penyebab perubahan estimasi dan naik turunnya pendapatan kontrak. Penyimpangan dimasukkan ke dalam pendapatan kontrak jika ada kemungkinan besar bahwa pelanggan akan meyetujui penyimpangan dan jumlah pendapatan yang timbul sebagai akibat dari penyimpangan tersebut, dan jika jumlah pendapatannya dapat diukur secara andal. Selain karena penyimpangan, seperti telah disebutkan sebelumnya perubahan pendapatan kontrak juga dapat disebabkan oleh adanya klaim. Klaim adalah jumlah yang diminta kontraktor kepada pelanggan atau pihak lain sebagai penggantian untuk biaya-biaya yang tidak termasuk dalam nilai kontrak. Salah satu contoh penyebab terjadinya klaim adalah keterlambatan yang disebabkan oleh pelanggan atau kesalahan spesifikasi atau rancangan. Pengukuran jumlah pendapatan yang berasal dari klaim memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi dan umumnya bergantung pada hasil negosiasi. Terkait dengan hal tersebut, klaim hanya dimasukkan dalam pendapatan kontrak jika negosiasi telah mencapai tingkat akhir sehingga kemungkinan besar pelanggan akan menerima klaim tersebut, dan jumlah klaim yang kemungkinan besar akan disetujui oleh pelanggan tersebut juga dapat diukur secara andal. Dalam kontrak konstruksi ada kemungkinan dimana terdapat insentif berupa jumlah tambahan yang dibayarkan kepada kontraktor apabila kontraktor dapat memenuhi atau melebihi standar tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Pembayaran insentif dimasukkan dalam pendapatan kontrak jika kontrak tersebut cukup aman sehingga kemungkinan besar standar pelaksanaan akan terpenuhi atau terlampaui, dan jumlah permbayaran insentif tersebut dapat diukur secara handal. 2.1.2.3 Beban Kontrak Berdasarkan PSAK 34, beban kontrak terdiri dari beban yang berhubungan langsung dengan kontrak tertentu, biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas kontrak secara umum dan dapat dialokasikan pada kontrak tersebut, dan biaya lain yang secara spesifik dapat ditagihkan ke pelanggan sesuai isi kontrak.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
14
Biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak diantaranya termasuk: 1. Biaya pekerja lapangan, termasuk penyelia. 2. Biaya bahan yang digunakan dalam konstruksi. 3. Penyusutan sarana dan peralatan yang digunakan dalam kontrak. 4. Biaya pemindahan sarana, peralatan,dan bahan-bahan dari dan ke lokasi pelaksanaan kontrak. 5. Biaya penyewaan sarana dan peralatan. 6. Biaya rancangan dan bantuan teknis yang secara langsung berhubungan dengan kontrak. 7. Estimasi biaya pembetulan dan jaminan pekerjaan, termasuk yang mungkin timbul selama masa jaminan, dan 8. Klaim dari pihak ketiga. Biaya-biaya tersebut dapat dikurangi dengan penghasilan yang tidak termasuk dalam pendapatan kontrak. Contoh dari penghasilan yang dimaksud adalah penjualan kelebihan bahan dan penjualan peralatan pada saat kontrak berakhir. 2.1.2.4 Pengakuan Pendapatan dan Beban Kontrak PSAK 34 mengatur bahwa jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi diakui masing-masing sebagai pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas pada tanggal akhir periode pelaporan. Kieso (2011) mengungkapkan bahwa ada dua metode akuntansi yang digunakan dalam pengakuan konntrak konstruksi jangka panjang. Kedua metode tersebut adalah: Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
15
1. Percentage-of-completion method (Metode presentase penyelesaian) Dalam metode ini, entitas mengakui pendapatan dan laba kotor pada setiap periode sesuai dengan presentase penyelesaian dari kontrak tersebut. Masalah utama yang muncul berkaitan dengan penerapan metode presentase penyelesaian adalah bagaimana cara entitas dapat mengukur presentase penyelesaian dan laba kotor akhir secara akurat. Pada metode presentase penyelesaian, secara umum ada dua basis perhitungan yang digunakan untuk menentukan tahapan penyelesaian dari suatu kontrak konstruksi. Kedua pendakatan tersebut adalah: a) Cost-to-cost basis Dalam cost-to-cost basis presentase penyelesaian dihitung dengan membandingkan
banyaknya
biaya
yang
telah
dikeluarkan
dibandingkan dengan estimasi terkini mengenai keseluruhan biaya konstruksi. Selanjutnya presentase penyelesaian tersebut akan dikalikan dengan estimasi dari keseluruhan pendapatan dari kontrak konstruksi tersebut. Untuk mengetahui pendapatan yang diakui pada setiap periode, pendapatan yang sudah boleh diakui sampai dengan tanggal pelaporan dikurangi dengan pendapatan kumulatif yang sudah diakui sampai dengan pelaporan di periode sebelumnya. Ilustrasi penghitungannya adalah sebagai berikut:
Biaya yang telah dikeluarkan sampai dengan tanggal pelaporan Presentase penyelesaian = Estimasi terkini dari biaya keseluruhan kontrak konstruksi
Pendapatan yang boleh diakui =
Presentase Estimasi × penyelesaian pendapatan
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
16
Pendapatan diakui Pendapatan Pendapatan periode = sampai dengan − kumulatif periode berjalan tanggal pelaporan sebelumnya
b) Units-of-delivery basis Pada metode ini, perhitungan presentase penyelesaian relatif sama dengan cost-to-cost basis. Perbedaan perhitungan pada basis perhitungan ini terletak pada ukuran presentase penyelesaian yang didasarkan kepada bentuk fisik dari output yang dihasilkan oleh perusahaan, seperti banyaknya lantai pada konstruksi gedung atau panjang pipa dalam konstruksi saluran gas, bukan berdasarkan biaya atau input. Ilustrasi penghitungannya adalah sebagai berikut:
Total 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 yang telah dihasilkan sampai dengan tanggal pelaporan Presentase penyelesaian = Total 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 keseluruhan dalam kontrak konstruksi
Pendapatan yang boleh diakui =
Presentase Estimasi × penyelesaian pendapatan
Pendapatan diakui Pendapatan Pendapatan periode = sampai dengan − kumulatif periode berjalan tanggal pelaporan sebelumnya
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
17
Selain kedua basis perhitungan yang umum digunakan dalam perhitungan presentase penyelesaian dengan metode cost-to-cost tersebut, ada satu basis perhitungan alternatif lain yang dikenal dengan expanded-effort atau usaha diperluas yang juga dapat digunakan untuk menghitung presentase penyelesaian dari sebuah kontrak konstruksi. Basis penyelesaian yang digunakan dalam pendekatan ini adalah banyaknya satuan input yang telah digunakan, seperti contohnya jam kerja buruh atau banyaknya material yang digunakan. 2. Cost-recovery method (Metode pemulihan biaya) Dalam metode pemulihan biaya, pendapatan hanya diakui sebatas biaya yang keluar. Dalam metode ini, selama proses pengerjaan kontrak konstruksi, entitas tidak mengakui adanya laba terkait dengan kontrak konstruksi tersebut. Laba atas kontrak konstruksi hanya diakui pada akhir periode apabila pengerjaan kontrak konstruksi telah selesai dan pendapatan sudah melebihi keseluruhan biaya yang keluar terkait dengan pengerjaan kontrak konstruksi tersebut. Metode ini sering juga dikenal dengan nama zero-profit method. 2.2
Konsep dan Pengertian dalam Audit
2.2.1
Definisi Audit Arens et al. (2009) dalam bukunya mendefinisikan audit sebagai sebagai
akumulasi dan evaluasi mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat korespondensi antara informasi yang diperoleh dan kriteria yang ditetapkan yang dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Meskipun sama-sama berkaitan dengan laporan keuangan perusahaan, terdapat perbedaan antara audit dan akuntansi. Akuntansi adalah kegiatan mencatat, menglasifikasikan dan merangkum kejadian-kejadian ekonomi secara masuk akal dengan tujuan untuk memberikan informasi keuangan untuk keperluan pengambilan keputusan. Fokus utama dalam ruang lingkup akuntansi Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
18
terletak pada penyedian informasi yang relevan secara tepat waktu dan dengan biaya yang wajar untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang baik, sedangkan fokus utama dari audit adalah untuk memastikan apakah informasi yang dicatat benar mencerminkan kejadian-kejadian ekonomi yang terjadi selama periode akuntansi. 2.2.2 Tujuan Pelaksanaan Kegiatan Audit Tujuan dari audit adalah untuk meningkatkan kepercayaan terhadap informasi keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan tujuan agar informasi tersebut bersifat andal dan dapat menunjang proses pengambilan keputusan yang baik. Andal yang dimaksud dalam hal ini adalah bahwa informasi keuangan yang dikeluarkan bebas dari kesalahan yang sifatnya material. Andal tidaknya suatu informasi keuangan dikonfirmasi dengan adanya assurance dari pihak ketiga yang bersifat independen, yang dalam hal ini dicerminkan oleh opini auditor terhadap informasi keuangan tersebut. Auditor bertanggung jawab untuk merancang dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan secara wajar (reasonable assurance) untuk memastikan bahwa informasi keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan bebas dari salah saji material (material misstatements), baik yang disebabkan oleh kesalahan (error) maupun fraud. Untuk memperoleh keyakinan atas opini yang dinyatakan, auditor melakukan pengujian terhadap asersi manajemen dengan cara mengumpulkan serangkaian informasi sebagai bukti pendukung atas pendapatnya. Bukti inilah yang kemudian dijadikan landasan oleh auditor untuk menyatakan pendapat atas kewajaran penyajian informasi keuangan dari perusahaan. 2.2.3
Asersi dan Tujuan (Objektif) Audit Asersi
manajemen
didefinisikan
sebagai
klaim
atau
pernyataan
manajemen terkait dengan informasi dalam laporan keuangan. Tujuan dari pelaksanaan prosedur dan aktivitas audit terhadap suatu perusahaan adalah untuk memastikan kewajaran dari asersi manajemen tersebut. Oleh karena itu, tujuan audit didasarkan dan berkaitan erat dengan asersi dari manajemen. Tujuan audit
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
19
dimaksudkan untuk memberikan kerangka kerja yang dapat membantu auditor untuk mengumpulkan bukti terkait secara memadai yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan yang telah disebutkan diatas. Auditor dapat menggunakan istilah yang berbeda dalam mendeskripsikan asersi manajemen, namun harus tetap meliputi semua aspek yang terkait dengan kelas transaksi dan kejadian (classes of transactions and events), saldo akun (account balances), dan penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure) (Arens: 2009). Tidak semua asersi relevan dengan seluruh kelas transaksi dan kejadian, saldo akun, atau penyajian dan pengungkapan. Berkenaan dengan itu, auditor harus mempertimbangkan aspek relevansi dalam menentukan tujuan auditnya. Arens (2009) membagi tujuan audit kedalam tiga kategori sebagai berikut:
Transaction-related audit objectives 1. Occurence Transaksi yang dicatat memang benar ada/terjadi. 2. Completeness Seluruh transaksi yang ada seluruhnya sudah dicatat. 3. Accuracy Transaksi yang dicatat dinyatakan dengan nilai yang tepat. 4. Posting and summarization Transaksi yang dicatat sudah disertakan dalam master files dan sudah dijumlahkan dengan benar. 5. Classification Transaksi yang terdapat pada jurnal sudah diklasifikasikan dengan benar. Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
20
6. Timing Transaksi dicatat dengan tanggal yang benar.
Balance-related audit objectives 1. Existence Nilai yang yang dicantumkan pada saldo memang benar ada. 2. Completeness Nilai pada saldo telah seluruhnya dicatat. 3. Accuracy Nilai saldo dicatat pada nilai yang benar 4. Classification Nilai yang disertakan dalam listing telah secara benar diklasifikasikan 5. Cutoff Transaksi yang berdekatan dengan tanggal neraca dicatat pada periode yang benar 6. Detail tie-in Detail dalam saldo akun telah sesuai dengan nilai pada master file terkait, dijumlahkan pada saldo akun, dan sesuai dengan nilai keseluruhan pada general ledger. 7. Realizable value Aset dicantumkan pada nilai yang diestimasikan dapat terealisasi. 8. Rights and obligations Aset dan kewajiban yang dicantumkan harus dimiliki oleh entitas.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
21
Presentation and disclosure audit objectives 1. Occurence and rights and obligations Aset dan kewajiban yang disajikan dalam laporan keuangan memang benar ada. 2. Completeness Semua pengungkapan yang diperlukan telah dicantumkan dalam catatan laporan keuangan. 3. Valuation and allocation Metode valuasi dan alokasi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan telah dicantumkan dalam catatan laporan keuangan. 4. Classification and understandability Laporan keuangan telah disajikan dengan klasifikasi yang benar dan dapat dipahami oleh pengguna laporan keuangan.
2.2.4
Tahapan Prosedur Audit
Arens et al (2009) menguraikan tahapan dan prosedur audit yang secara umum terdiri atas: 1. Plan and design an audit approach Sebelum melakukan sebuah kegiatan audit, auditor sebelumnya harus merencanakan dan merancang pendekatan audit yang disesuaikan dengan klien yang akan di audit. Tahapan ini meliputi aktivitas memperoleh pemahaman terhadap klien yang akan di audit dan lingkungan bisnisnya, memahami internal control klien dan menilai control risk dari klien tersebut, dan menilai resiko terjadinya salah saji material (risk of material misstatement/RoMM) yang mungkin terjadi.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
22
2. Perform test of controls and substantive test of transactions Setelah melakukan perencanaan dan mendesain pendekatan audit terhadap klien, auditor selanjutnya akan melanjutkan tahapan audit dengan melakukan test of controls dan substantive test of transactions. Test of controls bertujuan untuk menguji efektifitas sistem kontrol dari klien, sedangkan substantive test of transactions adalah serangkaian proses verifikasi terhadap transaksi, yang bertujuan untuk menguji asersi manajemen dalam rangka untuk memenuhi objektif audit terkait. 3. Perform analitical procedures and test of details of balances Pada tahapan selanjutnya, auditor akan melakukan analytical procedure dan test of detail of balances pada saldo akun dalam laporan keuangan. Dalam pelaksanaan analytical procedure, auditor akan melakukan serangkaian perbandingan dan analisis terhadap informasi dalam laporan keuangan yang bertujuan untuk menilai kewajaran dari saldo akun dalam laporan keuangan maupun perubahan yang terjadi dari periode sebelumnya. Sedangkan dalam test of detail of balances, auditor melakukan prosedur spesifik yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya monetary misstatements yang terjadi pada saldo dalam laporan keuangan. 4. Complete the audit and issue an audit report Terakhir, setelah auditor melaksanakan seluruh prosedur untuk setiap objektif audit dan untuk setiap akun pada laporan keuangan dan pengungkapan terkait, auditor akan mengombinasikan seluruh informasi dan bukti yang diperoleh untuk memberikan kesimpulan terkait dengan kewajaran penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kesimpulan terhadap hasil audit ini nantinya akan dicantumkan dalam laporan audit yang diterbitkan.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
BAB III PROFIL PERUSAHAAN Profil KPMG Indonesia
3.1
Kantor Akuntan Publik Siddharta & Widjaja, bersama dengan PT KPMG Hadibroto dan PT KPMG Siddharta Advisory adalah bagian dari KPMG Indonesia yang berafiliasi dengan KPMG International, yang merupakan salah satu network penyedia jasa professional terbesar di dunia. KAP Siddharta & Widjaja didirikan pada tahun 1957 oleh Drs. Basuki T. Siddharta, dan merupakan salah satu dari kantor akuntan publik pertama yang ada di Indonesia. KPMG Hadibroto, yang pada awalnya merupakan divisi tax, berdiri sebagai entitas terpisah pada tahun 2002, sedangkan KMPG Siddharta Advisory didirikan pada tahun 1986 dengan tujuan untuk memberikan layanan advisory secara menyeluruh pada komunitas bisnis Indonesia dan Internasional. Saat ini KPMG Indonesia dipimpin oleh Tohana Widjaja sebagai Managing Partner. Dalam memberikan jasa profesionalnya, KPMG Indonesia berpegang pada nilai-nilai yang merupakan cerminan nilai-nilai dari KPMG International yang tidak hanya menjunjung tinggi etos kerja professional dalam menjalankan bisnisnya, namun juga berkomitmen untuk turut berkontribusi positif terhadap aspek-aspek non-bisnis dan sosial. Berikut adalah tujuh nilai utama dari KPMG International:
We lead by example
We work together
We respect the individual
We seek the facts and provide insights
We are open and honest in our communication
We are committed to our communities 23 Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
24
Above all, we act with integrity
KPMG Indonesia memiliki tiga lini bisnis utama yang bertujuan untuk membantu organisasi menjawab tantangan-tantangan di lingkungan bisnis yang dinamis. Tiga lini bisnis tersebut adalah: 1. Audit Layanan audit adalah sebuah jasa yang diberikan dengan tujuan untuk meningkatkan keandalan dari informasi yang disusun oleh klien yang nantinya digunakan untuk keperluan investor, kreditur, dan pemangku kepentingan lain. Layanan audit yang disediakan oleh KPMG Indonesia (KAP Siddharta & Widjaja) meliputi jasa atestasi yang dirancang khusus untuk membantu klien menyelesaikan masalah yang sifatnya specific issues, dan audit laporan keuangan independen yang bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan investor terhadap informasi laporan keuangan dari klien. Divisi ini dipimpin oleh Kusumaningsih Angkawidjaja sebagai Head of Audit. 2. Tax Layanan perpajakan adalah sebuah jasa yang bertujuan untuk membantu klien dalam mengatasi masalah-masalah bisnis yang terkait dengan regulasi perpajakan. Layanan perpajakan yang diberikan oleh KPMG Indonesia (KPMG Hadibroto) meliputi:
Corporate & business tax
Customs, trade & excise duties
Indirect tax services
International corporate tax Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
25
International executive services
Mergers & aquisitions
Tax controversy, investigation and litigation
Transfer pricing services
Divisi ini dipimpin oleh Abraham Pierre sebagai Head of Tax. 3. Advisory Layanan advisory adalah jasa yang bertujuan untuk membantu organisasi dalam hal pengambilan keputusan dan implementasi yang efektif yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan kualitas tata kelola. Layanan advisory yang disberikan oleh KPMG Indonesia (KPMG Siddharta Advisory) meliputi management consulting, risk consulting, dan transactions & restructuring. Divisi ini dipimpin oleh David East sebagai Head of Transactions & Restructuring dan Iwan Atmawidjaja sebagai Head of Management Consulting and Risk Consulting. 3.2
Profil PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia adalah sebuah perusahaan yang
bergerak di bidang penjualan produk dan pemberian layanan jasa di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi di Indonesia. Produk yang dipasarkan oleh PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia sebagian besar merupakan produk yang diproduksi oleh perusahaan induknya, Teknologi Informasi Fiktif Internasional Corp., yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur perangkat elektronik dan teknologi informasi.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
26
Teknologi Informasi Fiktif Internasional Corp. memiliki lima lini bisnis sebagai berikut: 1. Solusi teknologi informasi Lini bisnis solusi teknologi informasi adalah sebuah lini bisnis yang memberikan beragam layanan teknologi informasi yang meliputi integrasi sistem (konsultasi dan implementasi), pemeliharaan, dan alih daya bagi pemerintah dan sektor privat. Contoh produk dari lini bisnis ini adalah instalasi dan implementasi electric medical record system, data center services, dan layanan cloud computing. Termasuk juga kedalam lini bisnis ini layanan penyediaan platform yang berkaitan dengan sistem teknologi informasi seperti perangkat keras pusat penyimpanan data. 2. Jaringan komunikasi Lini bisnis jaringan komunikasi adalah sebuah lini bisnis yang memberikan layanan yang berkaitan dengan infrastruktur telekomunikasi (kabel dan nirkabel). Contoh produk dari lini bisnis ini adalah produksi dan instalasi transmisi kabel optik, perangkat internet nirkabel, dan infrastruktur penunjang komunikasi telefon seluler. 3. Infrastruktur sosial Lini bisnis infrastruktur sosial adalah sebuah lini bisnis menyediakan layanan terkait dengan infrastruktur sosial. Contoh layanan dalam lini bisnis ini adalah instalasi dan pengoperasian sistem pemancar televisi (television broadcasting system), sistem keamanan dan dirgantara (defense and aerospace system), sistem satelit, dan sistem persinyalan transportasi. 4. Solusi personal Lini bisnis solusi personal adalah sebuah lini bisnis yang menyediakan layanan yang terkait dengan kebutuhan perangkat keras elektronik untuk penggunaan pribadi (personal use). Contoh produk dari lini bisnis ini adalah telefon seluler dan telefon pintar (mobile phones & smartphones), Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
27
komputer, tablet, router internet, dan perangkat keras tampilan (display hardware) seperti proyektor dan monitor. 5. Lain-lain Lini bisnis lain-lain adalah lini bisnis yang menyediakan layanan yang tidak termasuk kedalam empat lini bisnis lainnya. Contoh produk dari lini bisnis ini adalah perangkat penerangan (lighting equipment) dan layanan energi. Dalam kegiatan operasinya di Indonesia, PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia bertindak sebagai sales and marketing dari tiga lini bisnis perusahaan induknya, Teknologi Informasi Fiktif Internasional Corp. Ketiga lini bisnis yang dioperasikan oleh PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia adalah Solusi teknologi informasi, Jaringan telekomunikasi, dan Solusi personal. Produk utama dari lini bisnis Jaringan telekomunikasi di Indonesia adalah konstruksi menara pemancar sinyal telefon seluler atau lebih dikenal dengan istilah base transceiver station (BTS); sedangkan lini bisnis Solusi personal di Indonesia memiliki produk utama berupa display hardware seperti proyektor dan monitor; dan lini bisnis Solusi teknologi informasi dengan produk utama di Indonesia berupa instalasi dan implementasi sistem informasi untuk kebutuhan komersial, khususnya di bidang ritel.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
28
Struktur organisasi dari PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia disusun berdasarkan lini bisnis dan fungsi. Sedangkan dari segi kepemilikan, PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia merupakan anak usaha yang terkonsolidasi secara keseluruhan (wholly owned subsidiary) dari Teknologi Informasi Fiktif Internasional Corp. melalui Inftrastruktur Telekomunikasi Regional Pte. Ltd.. Struktur organisasi dan struktur kepemilikan dari PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia dapat diilustrasikan sebagai berikut: Diagram 3.1 Struktur Organisasi Klien Board of Directors
Corporate Secretary
GM Finance
GM Legal
Finance Department
Legal Department
GM Human Resources
GM System Engineering
Human Resources Department
System Engineering Department
GM Jaringan Telekomunikasi Business Unit: Jaringan Telekomunikasi
GM Solusi Personal
Business Unit: Solusi Personal
GM Solusi Teknologi Informasi Business Unit: Solusi Teknologi Informasi
Diagram 3.2 Struktur Kepemilikan Klien
Teknologi Informasi Fiktif Internasional Corp.
100% Teknologi Informasi Fiktif Regional Pte. Ltd.
10%
90% PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
BAB IV ANALISIS 4.1
Pemahaman Bisnis Klien
4.1.1
Bisnis Umum Secara umum, PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia adalah perusahaan
yang bergerak di bidang teknologi informasi. Layanan dan produk yang ditawarkan cukup luas, meliputi infrastruktur, perangkat keras, sampai dengan jasa instalasi dan implementasi sistem yang berkaitan dengan teknologi informasi dan telekomunikasi. 4.1.2
Pendapatan Klien
4.1.2.1 Jenis-jenis Pendapatan Klien PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia membagi pendapatannya kedalam tiga kategori pendapatan. Ketiga kategori pendapatan tersebut adalah:
Project Revenue (Pendapatan yang bersifat kontrak/proyek) Pendapatan dengan kategori project revenue merupakan pendapatan yang bersifat kontrak. Pendapatan dari kategori pendapatan berasal dari kontrak konstruksi menara pemancar sinyal telefon atau base transceiver station (BTS). Pengakuan pendapatan dalam kategori ini dihitung dengan menggunakan metode presentase penyelesaian (percentage of completion) dengan mengunakan basis penghitungan cost-to-cost. Pendapatan yang berasal dari dari kategori project revenue merupakan pendapatan terbesar perusahaan, dimana kategori pendapatan ini menyumbang kurang lebih 70% dari keseluruhan pendapatan perusahaan.
29 Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
30
Standard order revenue (Pendapatan yang berasal dari penjualan barang dan jasa) Pendapatan dalam kategori standard order revenue merupakan pendapatan yang bersifat satu waktu atau one-time transaction yang berasal dari penjualan barang dan penjualan jasa. Penjualan barang meliputi perangkat elektronik (monitor, proyektor, dll.) dan spare part infrastruktur telekomunikasi (termasuk spare part BTS), sedangkan penjualan jasa meliputi implementasi sistem informasi untuk kebutuhan komersial. Kategori pendapatan ini menyumbang kurang lebih 20% dari keseluruhan pendapatan perusahaan.
Periodic billing revenue (Pendapatan berkala/recurring revenue) Periodic billing revenue merupakan pendapatan yang diterima secara berkala (recurring revenue). Pendapatan ini berasal dari jasa pemeliharaan dan perbaikan BTS yang dilakukan oleh perusahaan. Pendapatan ini ditagih dan diakui secara berkala, baik dengan basis bulanan maupun kuartalan. Pendapatan ini
menyumbang kurang lebih 10% dari
keseluruhan pendapatan perusahaan. 4.1.2.2 Pendapatan Kontrak Konstruksi Klien Pendapatan kontrak konstruksi klien yang dibahas dalam laporan ini adalah pendapatan yang berasal dari kontrak konstruksi pembangunan menara pemancar sinyal atau base transceiver station (BTS). Sesuai dengan PSAK 34, kontrak pembangunan BTS yang dilakukan oleh PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia umumnya diperlakukan sebagai kelompok kontrak, dimana pembangunan sejumlah unit BTS digabungkan kedalam satu kontrak konstruksi dengan suatu marjin laba yang sama dan dikerjakan secara serentak dan berkesinambungan.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
31
4.2
Akuntansi Pendapatan Kontrak Konstruksi Klien
4.2.1
Siklus Pendapatan Kontrak Konstruksi Klien Untuk pendapatan kontrak konstruksi pembangunan menara pemancar
sinyal atau base transceiver station (BTS), siklus pendapatan PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia dibagi kedalam dua kelompok transaksi, yakni transaksi penjualan yang melalui proses tender dan transaksi yang menggunakan sistem direct appointment.
Tender Pada kategori ini, transaksi melibatkan konsumen yang baru pertama kali melakukan transaksi dengan dari PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia atau proyek yang nilainya besar (big-sized project), sehingga penjualan harus melewati proses tender. Berikut adalah tahapan siklus pendapatan untuk transaksi first-timer consumer atau big-sized project: 1. Tender Konsumen menyelenggarakan proses tender pengadaan BTS dengan mengundang
potential
vendors
untuk
turut
serta.
Bersamaan dengan itu, konsumen mengumumkan spesifikasi dan pagu
anggaran
dari
proyek.
Perusahaan
akan
melakukan
preliminary analysis terkait dengan keikutsertaannya dalam proses tender. Apabila perusahaan memutuskan untuk ikut serta dalam proses tender, perusahaan akan mengirimkan rencana pengerjaan dan profit plan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan dari konsumen. 2. Menerima purchase order dari konsumen Apabila perusahaan memenangkan proses tender, maka selanjutnya konsumen akan mengirimkan purchase order.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
32
3. Menerbitkan sales order Setelah menerima purcahse order dari konsumen, selanjutnya perusahaan akan menerbitkan sales order. 4. Pengerjaan proyek Setelah semua persyaratan terpenuhi, perusahaan akan memulai pengerjaan proyek. 5. Konsumen menerbitkan dokumen serah terima/transfer document (dokumen “berita acara serah terima” (BAST)/”berita acara uji teknis” (BAUT/”goods acceptance certificate” (GAC)) Penyelesaian termin proyek dilakukan melalui proses serah terima yang
disertai
dengan
dokumen
BAST/BAUT/GAC
yang
diterbitkan oleh konsumen dan ditandatangai oleh kedua belah pihak. Pada tahap ini, terjadi perpindahan resiko substansial dari kepemilikan aset dari perusahaan ke tangan konsumen sehingga pendapatan sudah boleh diakui. 6. Field engineer menerbitkan dokumen “post goods issue” (PGI) Setelah pengerjaan proyek diserahterimakan, field engineer di lapangan akan mengeluarkan dokumen bernama “post goods issue” yang memberitahukan rincian biaya material yang sudah keluar terkait dengan aset yang sudah diserahterimakan, untuk selanjutnya diberikan kepada bagian pencatatan untuk keperluan pengakuan biaya dan pendapatan. 7. Menerbitkan dan mengirimkan invoice ke konsumen Setelah termin pengerjaan diselesaikan dan pendapatan sudah boleh diakui, perusahaan akan melakukan penagihan dengan menerbitkan dan mengirimkan invoice ke konsumen.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
33
Direct appointment Pada kategori ini, transaksi umumnya merupakan transaksi berulang yang melibatkan konsumen yang sifatnya regular customer. Transaksi dilakukan dengan cara penunjukkan langsung oleh konsumen tanpa melalui proses tender. 1. Menerima request for quotation dari konsumen Transaksi diawali dengan konsumen yang mengirimkan request for quotation yang berisi spesifikasi barang yang akan dipesan dan permohonan kepada perusahaan untuk mengirimkan rincian harga (price quote) terkait dengan spesifikasi barang tersebut. 2. Mengirim price quote kepada konsumen Engineering department dari perusahaan akan menyusun rencana pengerjaan dan profit plan (termasuk kedalamnya anggaran pengerjaan, lama pengerjaan, dan material dan sumber daya yang dibutuhkan, termasuk jasa sub-kontraktor yang dibutuhkan) yang selanjutnya dikirim kepada konsumen. 3. Menyetujui harga dengan konsumen Perusahaan dan konsumen akan menegosiasikan harga berdasarkan price quote yang dikirimkan. 4. Menerima purchase order Apabila perusahaan dan konsumen telah menemukan kesepakatan terkait dengan nilai transaksi, konsumen selanjutnya akan mengirimkan purchase order pada perusahaan.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
34
5. Melakukan proses sales appoval Setelah purchase order diterima oleh perusahaan, perusahaan akan melakukan analisis terkait dengan persetujuan penjualan (sales approval). 6. Menerbitkan sales order Apabila perusahaan memutuskan untuk menerima pesanan dari konsumen, maka perusahaan selanjutnya akan menerbitkan sales order. 7. Pengerjaan proyek Setelah semua persyaratan terpenuhi, perusahaan akan memulai pengerjaan proyek. 8. Konsumen menerbitkan dokumen serah terima/transfer document (dokumen “berita acara serah terima” (BAST)/”berita acara uji teknis” (BAUT/”goods acceptance certificate” (GAC)) Penyelesaian termin proyek dilakukan melalui proses serah terima yang
disertai
dengan
dokumen
BAST/BAUT/GAC
yang
diterbitkan oleh konsumen dan ditandatangai oleh kedua belah pihak. Pada tahap ini, terjadi perpindahan resiko substansial dari kepemilikan aset dari perusahaan ke tangan konsumen sehingga pendapatan sudah boleh diakui. 9. Field engineer menerbitkan dokumen “post goods issue” (PGI) Setelah pengerjaan proyek diserahterimakan, field engineer di lapangan akan mengeluarkan dokumen bernama “post goods issue” yang memberitahukan rincian biaya material yang sudah keluar terkait dengan aset yang sudah diserahterimakan, untuk selanjutnya diberikan kepada bagian pencatatan untuk keperluan pengakuan biaya dan perhitungan pendapatan.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
35
10. Menerbitkan dan mengirimkan invoice ke konsumen Setelah termin pengerjaan diselesaikan dan pendapatan sudah boleh diakui, perusahaan akan melakukan penagihan dengan menerbitkan dan mengirimkan invoice ke konsumen. 4.2.2
Pengakuan Pendapatan Kontrak Konstruksi Klien Pendapatan perusahaan yang berasal dari kontrak konstruksi diakui dengan
menggunakan metode presentase penyelesaian (percentage of completion) dengan basis penghitungan cost-to-cost. Sesuai dengan persyaratan pengakuan pendapatan pada PSAK 23, perusahaan baru diperbolehkan untuk mengakui pendapatan apabila telah terjadi perpindahan resiko substansial atas kepemilikan aset. Dalam hal pembangunan base transceiver station yang dilakukan oleh PT. Teknologi Informasi Fiktif Indonesia, perpindahan resiko substansial atas kepemilikan aset ditandai dengan diterbitkannya dokumen “berita acara serah terima” (BAST) atau “berita acara uji teknis” (BAUT). 4.2.3
Pencatatan Pendapatan Kontrak Konstruksi Klien Apabila dalam kontrak mensyaratkan adanya uang muka yang harus
dibayarkan oleh konsumen kepada perusahaan, maka pada saat penandatanganan kontrak perusahaan akan melakukan pencatatan jurnal sebagai berikut: Dr. Account Receivable – Trade
xxx
Cr. Project Revenue POC1 (PnL)2
xxx
Pada akhir bulan, sehubungan dengan belum terjadinya perpindahan resiko substansial atas kepemilikan aset dari perusahaan ke konsumen, maka perusahaan belum memenuhi persyaratan untuk dapat mengakui pendapatan yang berasal dari uang muka yang dibayarkan oleh konsumen. Perangkat lunak (software) akuntansi perusahaan akan secara otomatis melakukan reklasifikasi untuk transaksi 1 2
Percentage-of-completion Profit and loss statement Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
36
pendapatan yang belum disertai dokumen serah terima. Jurnal reklasifikasi pendapatan yang dicatat adalah sebagai berikut: Dr. Project Revenue POC (PnL)
xxx
Cr. Deferred Revenue POC (SFP)3
xxx
Sama halnya dengan pada saat penagihan uang muka, pencatatan yang dilakukan untuk mengakui pendapatan dan tagihan kepada konsumen setiap termin pembayaran kontrak adalah sebagai berikut: Dr. Account Receivable – Trade
xxx
Cr. Project Revenue POC (PnL)
xxx
Berikut adalah pencatatan yang dilakukan apabila konsumen melakukan pembayaran atas piutangnya: Dr. Cash
xxx
Cr. Account Receivable – Trade
xxx
Dalam hal transaksi yang menggunakan dalam mata uang asing (umumnya US Dollar), pembayaran piutang juga melibatkan perhitungan untung/rugi dari selisih kurs (foreign exchange and loss) yang dicatat sebagai berikut: Dr. Cash
xxx
Dr. Foreign Exchange Loss
xxx
Cr. Account Receivable – Trade
xxx
atau, Dr. Cash
3
xxx
Cr. Account Receivable Trade
xxx
Cr. Foreign Exchange Gain
xxx
Statement of financial position Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
37
Setiap akhir bulan, software akuntansi perusahaan akan melakukan rekalkulasi pendapatan berdasarkan percentage of completion dari proyek dengan membandingkan actual cost yang sudah boleh diakui (disertai dengan BAUT/BAST/GAC) dengan estimasi biaya penyelesaian terkini (most recent estimate) yang dikalikan dengan nilai kontrak. Rumus rekalkulasi pendapatan berdasarkan percentage of completion digambarkan sebagai berikut: Pendapatan kontrak =
Actual cost (berdasarka n BAST ) Estimasi biaya penyelesaian terkini
× Nilai Kontrak
Nilai hasil perhitungan tersebut selanjutnya akan diakui sebagai pendapatan. Dalam hal hasil perhitungan pendapatan berdasarkan percentage of completion yang dilakukan oleh software lebih besar dari penagihan (progress billing) yang telah dilakukan, maka perusahaan akan melakukan pencatatan sebagai berikut: Dr. Unbilled Revenue POC (SFP)
xxx
Cr. Project Revenue POC (PnL)
xxx
Dalam hal hasil perhitungan pendapatan berdasarkan percentage of completion yang dilakukan oleh software lebih kecil dari progress billing yang dilakukan, maka perusahaan akan melakukan pencatatan sebagai berikut: Dr. Project Revenue POC (PnL)
xxx
Cr. Deferred Revenue POC (SFP)
xxx
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
38
4.3
Audit atas Pendapatan Kontrak Konstruksi Klien
4.3.1
Objektif Audit
4.3.1.1 Objektif Audit dalam Audit PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia Dalam audit terhadap PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia, tim audit menggunakan terminologi yang berbeda dengan terminologi yang terdapat pada buku acuan, namun secara substansi telah meliputi aspek aspek kategori asersi dan objektif audit (kelas transaksi dan kejadian, saldo akun, penyajian dan pengungkapan). Berikut adalah terminologi asersi dan objektif audit yang digunakan oleh tim audit: 1. Completeness Objektif ini berkenaan dengan masalah kelengkapan pencatatan dari transaksi – apakah semua transaksi yang seharusnya dicatat dalam jurnal pada suatu periode akuntansi memang benar telah dicatat. 2. Existence Objektif ini berkenaan dengan ada atau tidaknya sebuah transaksi – apakah transaksi yang dicatat pada suatu periode akuntansi memang benar terjadi pada periode tersebut. Terkait dengan relevansi terhadap terminologi dalam buku acuan, objektif audit ini juga mencakup occurence, timing, dan cutoff. 3. Accuracy Objektif ini berkenaan dengan keakuratan informasi – apakah transaksi telah dicatat dengan benar dan pada jumlah yang tepat. Terkait dengan relevansi terhadap terminologi dalam buku acuan, objektif audit ini juga mencakup posting and summarization dan classification.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
39
4. Valuation Objektif ini berkenaan dengan kewajaran metode valuasi yang digunakan oleh perusahaan – apakah basis perhitungan nilai atau valuasi yang digunakan sesuai dengan standar yang berlaku. Terkait dengan objektif audit dalam buku acuan, objektif audit ini juga mencakup realizable value. 5. Obligations and rights Objektif ini berkenaan dengan hak dan kewajiban dari perusahaan – apakah perusahaan memang sudah memiliki hak (entitled) untuk mengakui transaksi dan saldo yang tertera dalam laporan keuangan, dan apakah kewajiban yang terdapat pada laporan keuangan memang benar kewajiban dari perusahaan. 6. Presentation and disclosure Objektif ini berkenaan dengan penyajian dan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan – apakah informasi dalam laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan standar yang berlaku, dan apakah semua informasi yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan telah diungkapkan. Terkait dengan relevansi terhadap terminologi dalam buku acuan, objektif audit ini juga mencakup classification and understandability.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
40
4.3.1.2 Objektif Audit Terkait Audit Pendapatan Kontrak Konstruksi Seperti telah disebutkan sebelumnya, tidak semua asersi dan objektif audit bersifat relevan terhadap seluruh kelas transaksi dan kejadian, saldo akun, maupun penyajian dan pengungkapan. Dalam hal audit terhadap pendapatan kontrak konstruksi dari PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia, berikut adalah objektif audit yang bersifat relevan: 1. Completeness Objektif audit ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua transaksi terkait dengan pendapatan kontrak konstruksi yang terjadi dalam suatu periode akuntansi telah dicatat secara lengkap. 2. Existence Objektif audit ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua transaksi yang berkaitan dengan pendapatan kontrak konstruksi yang dicatat dalam suatu periode memang benar telah terjadi pada periode tersebut. Objektif audit ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa tidak ada pendapatan hanya meliputi pendapatan yang muncul pada periode akuntansi tersebut dan mengecualikan pendapatan dari periode sebelum atau sesudahnya (cutoff). 3. Accuracy Objektif audit ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua transaksi yang berkaitan dengan pendapatan kontrak konstruksi telah dicatat dengan benar dan pada jumlah yang tepat, termasuk memastikan bahwa dalam proses pencatatan tidak terjadi kesalahan (error) baik berupa kesalahan input angka (posting and summarization) maupun kesalahan klasifikasi akun transaksi (classification)
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
41
4. Rights and obligations Objektif audit ini bertujuan untuk memastikan bahwa terkait pendapatan kontrak konstruksi yang diakui, perusahaan memang sudah memiliki hak untuk mengakui transaksi tersebut. Fokus dari objektif audit ini adalah untuk memastikan bahwa telah terjadi perpindahan resiko kepemilikan substansial dari aset konstruksi pada saat pendapatan diakui. Pendapatan kontrak konstruksi tidak memiliki eksposur yang besar terhadap resiko salah saji material terkait dengan dua objektif audit lainnya, yakni valuation dan presentation and disclosure. Karena itu, relevansi dua objektif audit tersebut dinilai tidak signifikan dan tidak dijadikan fokus utama dalam perencanaan dan penentuan program audit terhadap pendapatan kontrak konstruksi dari PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia. 4.3.2
Prosedur Audit
4.3.2.1 Tests of Controls Untuk menentukan tingkatan control risk dari sebuah perusahaan, auditor perlu untuk mengevaluasi desain dan operasi dari sistem kontrol perusahaan. Untuk itu auditor perlu untuk melakukan test of controls untuk memperoleh sejumlah bukti pendukung terkait efektifitas dari operasi sistem kontrol pada sebuah perusahaan. Dalam audit atas pendapatan kontrak konstruksi dari PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia, rangkaian test of controls diawali dengan identifikasi resiko-resiko yang mungkin terjadi dalam tahapan transaksi pendapatan konrak konstruksi.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
42
Berdasarkan identifikasi dari tim audit, dirumuskan dugaan awal (preliminary judgement) bahwa terdapat tiga tahapan transaksi terkait dengan siklus pendapatan kontrak konstruksi yang memiliki eksposur signifikan terhadap control risk. Keempat aktivitas tersebut adalah: 1. Order receipt and processing (Penerimaan dan pemrosesan pesanan) Tahapan transaksi ini meliputi aktivitas penerimaan request for quotation dari konsumen, penyusunan rencana kerja dan profit plan, dan penyetujuan (approval) penjualan. Dalam tahapan transaksi ini, terdapat resiko kemungkinan
diterimanya
kontrak
yang
tidak
sesuai
(accepted
inappropriate contracts) yang dapat disebabkan oleh beberapa alasan yang diantaranya adalah:
Ketidakmampuan perusahaan secara teknis untuk menyelesaikan konstruksi.
Ketidaktersediaan sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan konstruksi.
Kontrak memiliki commercial risk, publicity risk, atau legal risk yang dapat membahayakan perusahaan.
Credit standing dari konsumen termasuk kriteria yang tidak dapat diterima oleh perusahaan (adanya resiko signifikan konsumen tidak dapat melunasi kewajibannya).
2. System set up Pada tahapan transaksi ini, berdasarkan anggaran yang sudah disetujui, project manager akan melakukan entry/input data pada sistem akuntansi perusahaan yang meliputi pendapatan yang direncanakan (planned revenue), biaya yang direncanakan (planned cost), jangka waktu pengerjaan, dan infromasi terkait dengan keperluan administrasi lainnya. Resiko yang mungkin terjadi dalam tahapan transaksi ini adalah kesalahan
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
43
dalam proses entry/input data kedalam sistem yang dapat disebabkan oleh alasan-alasan sebagai berikut:
Proses input data dilakukan secara tidak akurat (error)
Proses input data melibatkan unsur kesalahan yang disengaja (fraud)
Kesalahan input pada persetujuan kontrak/contract terms
Kontrak diinput kedalam sistem dengan perlakukan akuntansi yang tidak sesuai (inapproproate accounting treatment)
3. Revenue recognition and billings (Pengakuan dan penagihan pendapatan) Pengakuan pendapatan dan penagihan hanya dapat dilakukan apabila transaksi telah melalui tahapan transfer resiko substansial atas kepemilikan aset. Hal ini ditandai dengan diterbitkan dan ditandatanganinya dokumen “berita acara serah terima” (BAST), dokumen “berita acara uji teknis” (BAUT) atau dokumen “goods acceptance certificate” (GAC). Dalam tahapan transaksi ini, tim audit mengidentifikasi bahwa resiko yang mungkin timbul adalah: a) Absence of appropriate transfer document (Pengakuan pendapatan tidak disertai dokumen serah terima pendukung) Dokumen “post goods issued” (PGI), yang menjadi dasar pengakuan biaya dan perhitungan pendapatan, dikeluarkan dengan tidak disertai dokumen bukti pendukung serah terima barang (BAST, BAUT, atau GAC) yang telah disetujui (approved) oleh kedua belah pihak. b) Inappropriate invoicing (Penagihan yang tidak sesuai) Kemungkinan terjadinya penambahan tagihan pada invoice yang dikirimkan ke konsumen yang tidak sesuai dengan dokumen serah terima (invoice mark up).
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
44
Setelah mengidentifikasi control risk yang terdapat dalam tahapan transaksi yang terkait dengan pendapatan kontrak konstruksi klien, tim audit selanjutnya melakukan wawancara dengan klien untuk mengetahui aktivitas kontrol yang digunakan klien dalam memitigasi resiko-resiko tersebut. Dari hasil wawancara tersebut, diperoleh informasi bahwa perusahaan menerapkan aktivitas kontrol sebagai berikut: 1. Aktivitas kontrol terkait dengan resiko dalam aktivitas transaksi order receipt and processing Untuk memitigasi resiko dalam aktivitas transaksi order receipt dan processing, perusahaan menerapkan kebijakan bahwa purchase order harus melewati proses persetujuan (approval) dari System Engineer General Manager, Busines Unit System Manager, Legal Department, dan President Director. 2. Aktivitas kontrol terkait dengan resiko dalam aktivitas transaksi system set up Untuk memitigasi resiko dalam aktivitas transaksi system set up, perusahaan menerapkan kebijakan bahwa jumlah (amount) yang diinput harus sama dengan profit plan yang telah disusun oleh engineering department. Apabila ada perubahan terkait dengan estimasi pendapatan, perubahan tersebut harus melalui persetujuan (approval) dari tingkatan manajerial yang berwenang. 3. Aktivitas kontrol terkait dengan resiko dalam aktivitas transaksi revenue recognition and billings Untuk memitigasi resiko dalam aktivitas transaksi revenue recognition and billings, perusahaan menerapkan kebijakan bahwa dokumen “post goods issue” (PGI) yang diterbitkan oleh perusahaan disertai dengan dokumen pendukung (BAST/BAUT/GAC) yang mengonfirmasi jumlah/amount yang sama. Selain itu, perusahaan juga menerapkan sistem matching
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
45
dokumen purchase order, dokumen serah terima (BAST/BAUT/GAC), dan invoice. Setelah mengetahui sistem kontrol yang diterapkan dalam perusahaan, tim audit selanjutnya melakukan evaluasi terhadap efektifitas sistem tersebut. Dari hasil analisis terhadap efektifitas sistem kontrol yang diterapkan pada PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia, tim audit menemukan adanya kelemahan dalam efektifitas mitigasi resiko terjadinya salah saji material (material misstatement) sebagai berikut: 1. Tidak adanya aktivitas kontrol yang ditujukan untuk memastikan kesesuaian/kewajaran budgeted profit plan yang disusun oleh perusahaan dan tidak adanya parameter jelas yang menyatakan kapan budgeted profit plan perlu untuk diperbarui/disesuaikan (needs for update). 2. Setelah proses system set up, tidak ada aktivitas kontrol yang dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa rencana anggaran (planned budget) telah di input dengan sesuai. 3. Terkait dengan tahapan transaksi revenue recognition and billings, aktivitas kontrol yang diterapkan dalam perusahaan dianggap sudah cukup memadai untuk mencegah terjadinya salah saji material (material misstatement) Dari hasil analisa terkait dengan evaluasi sistem dan aktivitas kontrol dalam perusahaan, tim audit menyimpulkan bahwa desain dari sistem kontrol PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia tidak memadai untuk memitigasi resiko terjadinya salah saji material dalam siklus pendapatan kontrak konstruksi. Sebagai dampak dari hasil tersebut, tim audit memutuskan untuk tidak mengandalkan sistem kontrol perusahaan (no reliance on control), dan menerapkan risk of material misstatement (RoMM) untuk susbstantive procedure pada level tinggi.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
46
4.3.2.2 Substantive Testing Setelah melakukan prosedur test of controls, tim audit selanjutnya melakukan substantive testing untuk menguji asersi pada laporan keuangan. Berikut adalah prosedur awal yang dilakukan pada tahapan substantive testing pada pendapatan kontrak konstruksi dari PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia: 1. Tim audit meminta daftar/listing proyek kontrak konstruksi dan master file transaksi, dan data-data lain (perhitungan pendapatan proyek klien, manual journal, general ledger, dll.) yang berhubungan dengan pendapatan kontrak konstruksi dari klien. 2. Setelah menerima daftar/listing proyek kontrak konstruksi dari klien, selanjutnya tim audit melakukan sampling untuk menentukan item/kontrak mana yang akan diuji dalam substantive test of transactions. Dalam hal ini, metode sampling yang digunakan adalah monetary unit dengan keseluruhan nilai sampel yang berjumlah 120 item proyek yang meliputi kurang lebih 70% dari pendapatan kontrak konstruksi dan 50% dari keseluruhan pendapatan perusahaan. Tingkat materialitas untuk akun pendapatan kontrak ditentukan sebesar Rp1.400.000.000 dengan basis peentuan nilai aset. 3. Setelah menentukan sampel yang akan diuji dalam substantive test of transactions, tim audit selanjutnya melakukan wawancara (inquiry) dengan klien untuk mengetahui status pengerjaan dari proyek kontrak konstruksi yang dibagi kedalam dua kategori sebagai berikut: a) Technically completed (TECO) project Technically completed (TECO) project adalah proyek dengan status pengerjaan yang sudah rampung 100% pada tanggal akhir periode akuntansi (completed on balance sheet date).
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
47
b) Released project Released project adalah proyek dengan status pengerjaan yang bersifat on-going atau masih dalam proses pengerjaan pada tanggal akhir periode akuntansi (on-going on balance sheet date). Setelah membagi sampel kedalam dua kategori, selanjutnya tahapan substantive testing dilanjutkan dengan serangkaian pengujian terhadap objektif audit atas pendapatan kontrak konstruksi dari PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia yang prosedurnya disesuaikan dengan kategori/status pengerjaan proyek. Substantive Testing on Released Project Pada proyek yang bersifat released atau masih dalam tahap pengerjaan pada tanggal akhir periode akuntansi, fokus utama audit terletak pada kewajaran perhitungan pengakuan pendapatan. Dalam audit atas pendapatan kontrak konstruksi yang menggunakan metode presentase penyelesaian dengan basis costto-cost, komponen biaya merupakan bagian penting terkait dengan fungsinya sebagai basis perhitungan pengakuan pendapatan. Berikut adalah substantive testing pada proyek yang bersifat released: 1.
Tahapan paling awal dalam audit terhadap pendapatan kontrak yang bersifiat released/on-going dimulai dengan mengonfirmasi ulang data-data dan informasi yang dibutuhkan untuk melakukan rekalkulasi biaya pendapatan dari proyek yang masih dalam tahap pengerjaan per tanggal akhir periode akuntansi klien. Data yang dibutuhkan dan perlu dikonfirmasi diantaranya adalah sebagai berikut:
Nilai proyek
Termin serah terima BTS terakhir per tanggal akhir periode akuntansi
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
48
Estimasi terkini dari perkiraan biaya penyelesaian proyek
Jumlah keseluruhan BTS yang tertera dalam kontrak, yang sudah dikerjakan sampai dengan tanggal akhir periode akuntansi, dan masih akan dikerjakan.
Dokumentasi klien terhadap total biaya dan pendapatan kumulatif yang telah diakui sampai dengan tanggal akhir periode akuntansi tahun berjalan dan tahun lalu
2.
Tim audit selanjutnya meminta master file dari transaksi klien yang berkaitan dengan biaya pengerjaan kontrak konstruksi untuk keperluan pengecekan kelengkapan pencatatan biaya klien. Sehubungan tujuan utama dari penghitungan biaya dalam kasus ini adalah untuk mengetahui besaran pendapatan yang boleh diakui, biaya yang dihitung hanyalah biaya konstruksi BTS yang telah melewati proses substansial pemindahan resiko kepemilikan, atau dalam hal ini telah diserahterimakan (dibuktikan dengan telah diterbitkannya transfer document berupa BAST/BAUT/GAC). Dengan menggunakan perangkat pada microsoft excel, tim audit akan melakukan sortir terhadap tansaksi biaya kontrak konstruksi untuk memisahkan antara biaya konstruksi BTS yang belum dan sudah diserahterimakan.
Tabel 4.1 Master file transaksi (ilustrasi penulis) No
Transaction Reference
Project Code
...
...
...
10234
10000003001
10235
10000003002
10236
10000003002
10237
10000003002
10238
10000003003
10241
10000003004
...
...
P-BTS278.16 P-BTS278.16 P-BTS278.16 P-BTS278.16 P-BTS278.17 P-BTS278.17
Transfer Identific -ation
Yes Yes Yes Yes No No
...
PO Number
SO Number
PO-OI0034 PO-OI0034 PO-OI0034 PO-OI0034 PO-OI0034 PO-OI0034
SO-OI0034 SO-OI0034 SO-OI0034 SO-OI0034 SO-OI0035 SO-OI0035
Transaction Date
Item
Unit
Amount
Cost Category
...
...
...
...
...
09-Feb-13
Logistic Cost
-
4,500,000
Other Cost
12-Feb-13
Cellular Router
8
32,500,000
12-Feb-13
Lithium Battery
4
20,000,000
12-Feb-13 27-Feb-13
Sub-Contractor Expense Sub-Contractor Expense
223,544,037 34,004,523
Material Cost Material Cost Instalation Cost Instalation Cost
07-Mar-13
Logistic Cost
-
13,500,000
Other Cost
...
...
...
...
...
Masuk dalam perhitungan Dikecualikan dari perhitungan
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
49
Selanjutnya tim audit akan melakukan rekalkukasi awal terhadap biaya konstruksi BTS yang sudah diserahterimakan. Nantinya, hasil perhitungan tersebut akan dibandingkan dengan perhitungan biaya dari klien. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah pencatatan biaya konstruksi klien yang digunakan sebagai basis penghitungan pendapatan kontrak konstruksi telah mencakup keseluruhan biaya yang harus dicatat. Prosedur ini bertujuan untuk memenuhi tujuan audit completeness. 3.
Setelah melakukan pengecekan terhadap kelengkapan pencatatan biaya BTS yang telah diserahterimakan, tim audit selanjutnya melakukan verifikasi terhadap status serah terima dari BTS yang masuk kedalam perhitungan pendapatan klien. Proses ini dilakukan untuk memastikan bahwa biaya konstruksi BTS yang menjadi basis perhitungan pengakuan pendapatan
klien
tidak
mengikutsertakan
BTS
yang
belum
diserahterimakan yang karenanya pendapatannya belum boleh diakui. Verifikasi status serah terima dilakukan dengan cara memeriksa kelengkapan dokumen transfer terhadap BTS yang statusnya pada master file sudah diserahterimakan. Dalam hal ini, yang menjadi fokus utama adalah kemungkinan klien untuk mengakui pendapatan yang seharusnya belum boleh diakui pada periode berjalan. Umumnya, hal ini terjadi pada BTS yang tanggal penyelesaiannya berdekatan dengan tanggal akhir periode akuntansi. Untuk itu, auditor akan melakukan cutoff test untuk memastikan bahwa tanggal pada dokumen serah terima dari pendapatan yang diakui klien pada periode berjalan tidak melebihi tanggal akhir periode akuntansi. Prosedur ini dilaksanakan untuk memenuhi tujuan audit existence dan obligations and rights.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
50
Tabel 4.2 Cutoff test (ilustrasi penulis) Units Constructed
No
Project Code
According to Client's Record
According to Transfer Document as of Balance Sheet Date
Difference
...
...
...
...
...
38
P-BTS-274
15
15
-
39
P-BTS-275
12
12
-
40
P-BTS-276
5
5
-
41
P-BTS-277
15
14
(1)
42
P-BTS-278
5
5
-
43
P-BTS-279
19
17
(2)
44
P-BTS-280
6
6
-
45
P-BTS-281
6
6
-
46
P-BTS-282
16
16
-
...
...
...
...
4.
...
Dari hasil cutoff test diperoleh informasi bahwa ada beberapa BTS yang pada tanggal akhir periode akuntansi belum diserahterimakan namun pendapatannya sudah diakui oleh klien. Untuk mengetahui nilai wajar dari pendapatan kontrak konstruksi klien yang boleh diakui pada periode berjalan, tim audit akan kembali melakukan rekalkulasi terhadap pendapatan kontrak konstruksi klien dengan mengecualikan BTS yang belum diserahterimakan pada tanggal akhir periode akuntansi. Bersamaan dengan rekalkulasi pendapatan kontrak konstruksi yang dilakukan, tim audit juga akan melakukan test of detail of balances terhadap saldo akun-akun yang berhubungan seperti pendapatan yang ditangguhkan (deffered revenue) dan pendapatan yang belum ditagih (unbilled revenue) dengan cara memeriksa dokumen penagihan/progress billing.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
51
Tabel 4.3 Rekalkulasi presentase penyelesaian
Prior Year No
Project Code
Starting Date
Construction Unit
Project Value
Budgeted Cost
Constructed Unit
A
B
C
Current Year
Completion Progress
Cumulative Cost
Cumulative Revenue
Constructed Unit
Completion Progress
Cumulative Cost
Cumulative Revenue
D (E : B)
E
F (D X A)
G
H (I : B)
I
J (H X A)
1
P-BTS-246
2010
25
34,241,004,000
32,186,543,000
14
55.67%
17,918,248,488
19,061,966,927
23
91.45%
29,434,593,574
31,313,398,158
2
P-BTS-247
2010
26
30,552,764,000
27,497,487,000
14
52.78%
14,513,173,639
16,125,748,839
22
84.25%
23,166,632,798
25,740,703,670
3
P-BTS-248
2010
22
27,665,481,000
25,728,897,000
13
60.55%
15,578,847,134
16,751,448,746
21
94.42%
24,293,224,547
26,121,747,160
4
P-BTS-249
2010
27
33,974,190,000
31,935,738,000
16
58.89%
18,806,956,108
20,007,400,491
23
84.63%
27,027,215,069
28,752,356,997
5
P-BTS-250
2010
21
29,188,712,000
26,853,615,000
14
65.24%
17,519,298,426
19,042,715,709
20
97.23%
26,109,769,865
28,380,184,678
6
P-BTS-262
2012
10
12,083,476,000
11,116,797,000
2
22.30%
2,479,045,731
2,694,615,148
8
82.30%
9,149,123,931
9,944,700,748
7
P-BTS-263
2012
9
10,436,177,000
9,392,559,000
2
22.22%
2,087,235,333
2,319,150,444
8
88.89%
8,348,941,333
9,276,601,778
8
P-BTS-264
2012
11
14,148,298,000
12,874,951,000
4
36.36%
4,681,800,364
5,144,835,636
8
72.73%
9,363,600,727
10,289,671,273
9
P-BTS-265
2012
28
32,947,783,000
30,641,438,000
5
17.86%
5,471,685,357
5,883,532,679
12
42.86%
13,132,044,857
14,120,478,429
...
...
21
29,022,738,000
26,410,691,000
0.00%
-
-
4
19.05%
5,030,607,810
5,528,140,571
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
81
P-BTS-317
2013
82
P-BTS-318
2013
5
7,466,026,000
6,943,404,000
0.00%
-
-
3
60.00%
4,166,042,400
4,479,615,600
83
P-BTS-319
2013
14
16,579,037,000
15,750,085,000
0.00%
-
-
2
14.29%
2,250,012,143
2,368,433,857
84
P-BTS-320
2013
6
7,452,296,000
7,005,158,000
0.00%
-
-
2
33.33%
2,335,052,667
2,484,098,667
85
P-BTS-321
2013
24
29,461,764,000
27,694,058,000
0.00%
-
-
4
16.67%
4,615,676,333
4,910,294,000
86
P-BTS-322
2013
21
30,525,979,000
28,999,680,000
0.00%
-
-
3
14.29%
4,142,811,429
4,360,854,143
87
P-BTS-323
2013
7
9,172,924,000
8,530,819,000
0.00%
-
-
1
14.29%
1,218,688,429
1,310,417,714 Total
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
52
Tabel 4.3 Rekalkulasi presentase penyelesaian (lanjutan)
Cost Recognized on Current Period
Revenue Recognized on Current Period
Progress Billing
Deffered Revenue
Unbilled Revenue
Subsequent Receipt of Receivables
Difference
K (I – E)
L (J – F)
M
N
O
P
Q (L - M + N - O + P)
11,516,345,085
12,251,431,231
13,952,095,950
1,700,178,016
-
-
8,653,459,159
9,614,954,831
12,004,270,996
2,389,332,451
-
-
16,286
8,714,377,414
9,370,298,415
9,628,875,953
259,354,439
-
-
776,901
8,220,258,961
8,744,956,506
7,418,426,981
-
1,326,529,525
-
-
8,590,471,439
9,337,468,969
7,392,014,959
-
1,945,454,010
-
-
6,670,078,200
7,250,085,600
5,501,822,398
-
1,748,263,202
-
-
6,261,706,000
6,957,451,333
5,594,894,627
-
1,362,556,706
-
-
4,681,800,364
5,144,835,636
5,161,831,708
16,996,072
-
-
-
18,124,705,863
3,387,520,113
-
...
...
7,660,359,500
8,236,945,750
...
...
(486,703)
6,500,240,000
...
-
...
...
5,030,607,810
5,528,140,571
3,122,480,187
-
2,594,339,616
188,679,231
4,166,042,400
4,479,615,600
4,950,760,473
471,144,873
-
-
2,250,012,143
2,368,433,857
4,350,625,951
797,975,165
-
-
(1,184,216,929)
2,335,052,667
2,484,098,667
5,097,468,740
1,371,320,740
-
-
(1,242,049,333)
4,615,676,333
4,910,294,000
6,156,750,161
1,246,456,161
-
-
-
4,142,811,429
4,360,854,143
2,378,153,479
-
1,982,700,664
-
-
1,218,688,429
1,310,417,714
5,712,136,077
4,401,718,363
-
-
-
582,992,169,577
632,122,430,488
737,285,615,243
99,126,014,885
45,138,657,727
43,451,433,176
-
(7,724,394,420)
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
53
Tabel 4.4 Komparasi pencatatan klien dan hasil rekalkulasi
Client's Record Completion Progress
Cumulative Revenue
Recalculation Revenue Recognized on Current Period
Completion Progress
Cumulative Revenue
Difference Revenue Recognized on Current Period
Completion Progress
Cumulative Revenue
Revenue Recognized on Current Period
No
Project Code
Project Value
1
P-BTS-246
34,241,004,000
91.45%
31,313,884,861
12,251,917,934
91.45%
31,313,398,158
12,251,431,231
0.00%
486,703
486,703
2
P-BTS-247
30,552,764,000
84.25%
25,740,687,384
9,614,938,545
84.25%
25,740,703,670
9,614,954,831
0.00%
(16,286)
(16,286)
3
P-BTS-248
27,665,481,000
94.42%
26,120,970,259
9,369,521,514
94.42%
26,121,747,160
9,370,298,415
0.00%
(776,901)
(776,901)
33,974,190,000
84.63%
28,752,356,997
8,744,956,506
84.63%
28,752,356,997
8,744,956,506
0.00%
-
-
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
Remarks on Material Misstatements
4
P-BTS-249
...
...
81
P-BTS-317
29,022,738,000
19.05%
5,528,140,571
5,528,140,571
19.05%
5,528,140,571
5,528,140,571
0.00%
-
-
82
P-BTS-318
7,466,026,000
60.00%
4,479,615,600
4,479,615,600
60.00%
4,479,615,600
4,479,615,600
0.00%
-
-
83
P-BTS-319
16,579,037,000
21.43%
3,552,650,786
3,552,650,786
14.29%
2,368,433,857
2,368,433,857
7.14%
1,184,216,929
1,184,216,929
Cutoff
84
P-BTS-320
7,452,296,000
50.00%
3,726,148,000
3,726,148,000
33.33%
2,484,098,667
2,484,098,667
16.67%
1,242,049,333
1,242,049,333
Cutoff
85
P-BTS-321
29,461,764,000
16.67%
4,910,294,000
4,910,294,000
16.67%
4,910,294,000
4,910,294,000
0.00%
-
-
86
P-BTS-322
30,525,979,000
14.29%
4,360,854,143
4,360,854,143
14.29%
4,360,854,143
4,360,854,143
0.00%
-
-
87
P-BTS-323
9,172,924,000
14.29%
1,310,417,714
1,310,417,714
14.29%
1,310,417,714
1,310,417,714
0.00%
-
-
Client's Listing Total Revenue
639,845,935,108
Total Difference
7,723,504,620
Recalculated Total Revenue
632,122,430,488
Immaterial Difference Material Difference
...
(274,433) 7,723,779,053
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
54
Hasil dari rekalkulasi dan test of detail of balances nantinya akan dibandingkan dengan pencatatan klien untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang terjadi. Prosedur ini dilakukan untuk memenuhi tujuan audit accuracy. 5.
Terakhir, untuk mengantisipasi resiko terjadinya overstatement pada pengakuan pendapatan, tim audit akan melakukan vouching pada dokumen-dokumen terkait. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa spesifikasi BTS yang dibangun sesuai dengan pesanan konsumen, tidak adanya penagihan atas pekerjaan yang tidak dilaksanakan, dan tidak adanya kesalahan dalam proses penagihan. Untuk memastikan bahwa spesifikasi BTS yang dibangun sesuai dengan pesanan konsumen, tim audit melakukan vouching terhadap spesifikasi material yang tertera dalam dokumen “post goods issued” (PGI) yang diterbitkan oleh teknisi lapangan dengan spesifikasi material yang tertera dalam purchase order dan dokumen transfer (BAST/BAUT/GAC) dari konsumen. Sedangkan untuk memastikan bahwa tidak kesalahan dalam penagihan dan penagihan atas pekerjaan yang tidak dilaksanakan, tim audit melakukan matching dengan cara vouching terhadap dokumen purchase order, sales order, dan invoice ditambah dengan dokumen transfer, untuk memastikan bahwa jumlah/amount dan daftar material yang tertera konsisten pada semua dokumen. Prosedur ini dilakukan untuk memenuhi tujuan audit existence dan accuracy.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
55
Tabel 4.5 Vouching dokumen pendukung
Documents Checking Invoice Number
Project Code
INV-OI-000234
P-BTS-246
INV-OI-000235
Sales Order
Transfer Document (BAST/BAUT/GAC)
Purchase Order Number
Sales Order Number
4,185,628,785
30-Jun-12
PO-OI-10052
SO-OI-30321
-
P-BTS-246
5,580,838,380
30-Sep-12
PO-OI-10052
SO-OI-30321
-
INV-OI-000236
P-BTS-246
4,185,628,785
02-Feb-13
PO-OI-10052
SO-OI-30321
-
INV-TLJ-000237
P-BTS-247
3,001,067,749
14-Jul-12
PO-TLJ-08432
SO-TLJ-12576
-
INV-TLJ-000238
P-BTS-247
3,001,067,749
08-Okt-12
PO-TLJ-08432
SO-TLJ-12576
-
INV-TLJ-000239
P-BTS-247
3,001,067,749
02-Nop-12
PO-TLJ-08432
SO-TLJ-12576
-
INV-TLJ-000240
P-BTS-247
3,001,067,749
15-Des-12
PO-TLJ-08432
SO-TLJ-12576
-
Remarks on difference
...
...
...
...
...
...
...
...
...
INV-OI-002746
P-BTS-322
1,189,076,740
12-Nop-12
PO-OI-10313
SO-OI-15274
-
INV-OI-002747
P-BTS-322
1,189,076,740
30-Jan-12
PO-OI-10313
SO-OI-15274
-
INV-LBI-002748
P-BTS-323
1,904,045,359
12-Apr-12
PO-LBI-09264
SO-LBI-13627
-
INV-LBI-002749
P-BTS-323
1,904,045,359
15-Jun-12
PO-LBI-09264
SO-LBI-13627
-
INV-LBI-002750
P-BTS-323
1,904,045,359
17-Agust-12
PO-LBI-09264
SO-LBI-13627
-
Total
...
Purchase Order
Post Goods Issue Document
Date
Invoice Amount
...
737,285,615,243
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
56
Substantive Testing on TECO Project Untuk kategori proyek yang bersifat technically completed, tahap penyelesaiannya telah mencapai 100%, pendapatan sudah dapat diakui seluruhnya, sehingga rekalkulasi presentase penyelesaian (percentage of completion) tidak diperlukan. Pada kategori proyek ini, fokus utama dari tim audit adalah untuk memastikan bahwa proyek memang benar telah mencapai tingkat penyelesaian 100% pada tanggal akhir periode akuntansi. Berikut adalah substantive testing pada proyek yang bersifat TECO: 1. Untuk memverfikasi bahwa proyek memang benar telah selesai 100% pada tanggal akhir periode akuntansi, tim audit melakukan pengecekan terhadap kelengkapan transfer document/dokumen serah terima dari proyek (BAST/BAUT/GAC). Pada proyek yang tahapan penyelesaiannya telah mencapai 100%, perusahaan seharusnya telah menerima seluruh dokumen serah terima untuk seluruh termin serah terima yang tercantum dalam kontrak/purchase order. Tim
audit
juga
mengantisipasi
kemungkinan
adanya
pengakuan
pendapatan dari proyek yang pengerjaannya telah selesai namun belum melalui proses transfer resiko kepemilikan secara substansial pada tanggal akhir periode akuntansi. Umumnya, hal ini terjadi pada BTS yang tanggal penyelesaiannya berdekatan dengan tanggal akhir periode akuntansi. Untuk itu, bersamaan dengan pengecekan kelengkapan dokumen serah terima proyek, auditor juga melakukan cutoff test untuk memastikan bahwa tanggal pada dokumen serah terima dari pendapatan yang diakui klien pada periode berjalan tidak melebihi tanggal akhir periode akuntansi. Prosedur ini dilakukan untuk mencapai objektif audit existence dan obligations and rights. 2. Dalam rangka mengantisipasi resiko terjadinya overstatement pada pengakuan pendapatan, tim audit akan melakukan vouching pada dokumen-dokumen terkait. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
57
spesifikasi BTS yang dibangun sesuai dengan pesanan konsumen, tidak adanya penagihan atas pekerjaan yang tidak dilaksanakan, dan tidak adanya kesalahan dalam proses penagihan. Untuk memastikan bahwa spesifikasi BTS yang dibangun sesuai dengan pesanan konsumen, tim audit melakukan vouching terhadap spesifikasi material yang tertera dalam dokumen “post goods issued” (PGI) yang diterbitkan oleh teknisi lapangan dengan spesifikasi material yang tertera dalam purchase order dan dokumen transfer (BAST/BAUT/GAC) dari konsumen. Sedangkan untuk memastikan bahwa tidak kesalahan dalam penagihan dan penagihan atas pekerjaan yang tidak dilaksanakan, tim audit melakukan matching dengan cara vouching terhadap dokumen purchase order, sales order, dan invoice ditambah dengan dokumen transfer, untuk memastikan bahwa jumlah/amount dan daftar material yang tertera konsisten pada semua dokumen. Prosedur ini dilakukan untuk memenuhi tujuan audit existence dan accuracy. 3. Terakhir, tim audit akan melakukan test of detail of balances terhadap saldo akun pendapatan yang belum ditagih (unbilled revenue) dengan cara memeriksa kelengkapan dokumen penagihan/progress billing. Prosedur ini dilakukan untuk memenuhi tujuan audit accuracy.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
58
4.3.2.3 Analitical Procedures Selain prosedur-prosedur yang telah disebutkan diatas, tim audit juga melakukan analitical procedure untuk sebagai berikut: 1.
Tim audit melakukan analisis terhadap perbandingan antara pendapatan tahun ini dengan tahun sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk menilai kewajaran dalam peningkatan pendapatan klien.
2.
Tim audit juga membandingkan rasio marjin antara tahun ini dan tahuntahun sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk melihat kewajaran profitabilitas dari klien.
Tabel 4.6 Analisis profitabilitas Difference Prior Year
Current Year in Amount
in Percentage
Construction contract revenue
947,192,191,757
1,139,142,728,137
191,950,536,380
20.27%
Construction contract related expenses
869,617,151,252
1,044,594,684,710
174,977,533,457
20.12%
Gross Profit
77,575,040,505
94,548,043,427
16,973,002,922
21.88%
8.19%
8.30%
0.11%
1.34%
Profit Margin
3.
Tim audit juga melakukan fluctuation test dengan membandingkan proporsi penjualan pada konsumen utama (main customers) pada tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perubahan terhadap resiko kredit dalam penjualan klien.
Tabel 4.7 Fluctuation analysis Prior Year Credit Standing
Main Customers
Current Year
in Amount
in Percentage*
in Amount
in Percentage*
Difference
PT Operator Ponsel Fiktif Indonesia
Very Good
212,549,927,830
22.44%
277,722,997,120
24.38%
1.94%
PT Layanan Sambungan Ponsel
Very Good
173,052,013,434
18.27%
227,145,059,990
19.94%
1.67%
PT Provider Ponsel Indonesia
Very Good
88,467,750,710
9.34%
128,267,471,188
11.26%
1.92%
PT Telekomunikasi Lancar Jaya PT Penyewaan BTS Indonesia PT Leasing BTS Indonesia PT Operator Insolvent
Good
110,537,328,778
11.67%
120,065,643,546
10.54%
-1.13%
Very Good
39,971,510,492
4.22%
57,184,964,952
5.02%
0.80%
Good
31,825,657,643
3.36%
53,881,451,041
4.73%
1.37%
Bad
46,696,575,054
4.93%
12,188,827,191
1.07%
-3.86%
703,100,763,941
74.23%
864,267,587,837
75.87%
1.64%
*terhadap total pendapatan kontrak konstruksi
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
59
4.4
Temuan Audit Dari serangkaian aktivitas audit yang dilakukan terhadap kontrak
konstruksi dari PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia, isu dan temuan audit (audit findings) yang ditemukan selama audit engagement: 1. Defisiensi kontrol terhadap perubahan estimasi Seperti telah dibahas sebelumnya, dari hasil dari prosedur test of controls yang dilakukan terhadap siklus pendapatan, tim auditor menemukan defisiensi terkait dengan kontrol terhadap perubahan estimasi. Resiko yang dapat timbul dari defisiensi kontrol ini adalah adanya kemungkinan manajemen melakukan overstatement dari pendapatan kontrak konstruksi dengan cara merubah estimasi dalam profit plan dari perusahaan. Walaupun begitu, dari hasil pemeriksaan tim audit, tidak ditemukan adanya penyimpangan terkait dengan perubahan estimasi konrak konstruksi. 2. Cutoff Dalam cutoff test, dari hasil pemeriksaan tim audit, ditemukan adanya beberapa proyek yang tanggal pada dokumen transfernya lewat dari tanggal
akhir
periode
akuntansi
(balance
sheet
date)
namun
pendapatannya sudah diakui. Untuk itu, dilakukan penyesuaian terhadap pengakuan pendapatan beberapa proyek yang pendapatannya belum boleh diakui pada periode tersebut. Tabel 4.8 Adjustment Entry Account Number
x.xxxx
Description
WP Ref
Unaudited 31-Des-13
CAJE/AJE/RJE Debit
Audited Credit
31-Des-13
Construction Contract Revenue Released Projects
xxx
729,534,894,295
Technically Completed (TECO) Projects
xxx
409,607,833,842
1,139,142,728,137
7,724,394,420
721,810,499,875 409,607,833,842
7,724,394,420
1,131,418,333,717
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
60
Jurnal Penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut Dr. Project Revenue POC (PnL)
7.274.394.420
Cr. Deferred Revenue POC (SFP)
7.274.394.420
3. Inventory at customer’s premises PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia memiliki sejumlah persediaan yang terdapat pada customer site. Persediaan tersebut umumnya adalah material pembangunan base transceiver station (BTS) yang dipesan oleh konsumen. Dari hasil penilaian awal dari tim audit, material yang sudah ditransfer sebaiknya diakui sebagai penjualan karena aktivitas pengelolaan dan pengendalian efektif terhadap persediaan tersebut sudah tidak lagi dilakukan oleh perusahaan melainkan oleh konsumen. Namun demikian, setelah melakukan inquiry diperoleh informasi bahwa, meskipun penyimpanan material sudah dilakukan oleh konsumen, berdasarkan kontrak perusahaan masih menanggung resiko kepemilikan sampai material telah dikonversi sebagai BTS. Beberapa material seringkali disimpan dalam waktu yang sangat lama pada customer site. Sehubungan dengan persediaan material yang merupakan komponen teknologi tinggi yang memiliki perkembangan cepat, terdapat resiko terjadinya obsolence karena teknologi dari material tersebut sudah tidak up-to-date. Sehingga untuk itu tim audit menyimpulkan bahwa diperlukan sebuah allowance terhadap resiko obsolence pada material tersebut. Namun karena pada akhirnya isu ini lebih mengarah pada persediaan, temuan ini bukan merupakan temuan terkait pendapatan kontrak konstruksi. 4. Kenaikan pendapatan Dengan membandingkan pendapatan kontrak konstruksi BTS PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia pada periode audit dan periodeUniversitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
61
periode sebelumnya, diperoleh informasi bahwa terjadi peningkatan pendapatan yang lebih besar relatif terhadap periode sebelumnya. Dari hasil analisis yang dilakukan, diperoleh informasi bahwa peningkatan penjualan BTS didorong oleh gencarnya ekspansi operator seluler di wilayah Indonesia timur dan adanya pemberian insentif dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas jaringan telekomunikasi. 5. Marjin laba konstan Dari hasil perbandingan marjin laba produk BTS antara tahun audit dan tahun sebelumnya, tim audit juga tidak menemukan adanya perubahan signifikan. Peningkatan pendapatan yang berasal dari kontrak konstruksi cenderung didorong oleh peningkatan volume penjualan. Dalam hal ini tim audit menilai bahwa peningkatan pendapatan kontrak konstruksi pada PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia bersifat wajar. 6. Tidak ada perubahan signifikan dalam proporsi konsumen dan credit risk Dalam rangkaian analytical procedure yang dilakukan dalam audit pendapatan kontrak konstruksi PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia, Tim audit juga melakukan fluctuation test terhadap proporsi konsumen utama (main customers) produk BTS. Hasil dari tes tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan signifikan dalam proporsi konsumen utama produk BTS pada tahun audit dengan tahun sebelumnya. Hal ini juga mengindikasikan bahwa pada tahun audit berjalan tidak terjadi perubahan signifikan pada
credit
risk perusahaan relatif terhadap periode
sebelumnya. Secara keseluruhan, setelah dilakukannya penyesuaian terhadap cutoff dari pendapatan kontrak konstruksi, tim audit menilai bahwa pendapatan kontrak konstruksi dari PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia telah disajikan secara wajar.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan Dalam kegiatan magang yang bertempat di KAP Siddharta & Widjaja
pada tanggal 17 Juni 2013 – 17 September 2013, penulis terlibat dalam serangkaian kegiatan audit PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia untuk tahun audit 2013. PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia sendiri adalah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan dan konstruksi perangkat dan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia. Topik yang diangkat dalam penulisan laporan magang ini adalah audit atas pendapatan kontrak konstruksi PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia. Pendapatan kontrak konstruksi PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia berasal dari pembangunan menara pemancar sinyal telepon seluler atau lazim dikenal dengan base transceiver station (BTS). Pendapatan kontrak konstruksi diakui setelah terjadinya proses serah terima BTS, ditandai dengan diterbitkannya dokumen transfer (dokumen “Berita Acara Serah Terima”/”Berita Acara Uji Terima”) yang ditandatangani oleh kedua belah pihak yang melakukan transaksi (klien dan konsumen). Pengakuan pendapatan kontrak konstruksi dihitung dengan menggunakan metode presentase penyelesaian dengan basis perhitungan cost-to-cost. Pencatatan pendapatan kontrak konstruksi yang dilakukan klien berbeda dengan contoh pencatatan pendapatan kontrak konstruksi pada buku acuan. Namun demikian, pencatatan pendapatan dari kontrak konstruksi klien tidak melanggar dan telah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku (PSAK 34). Penulis menilai bahwa perbedaan dalam hal pencatatan, selama tidak melanggar aturan dalam standar akuntansi yang berlaku, merupakan hal yang wajar, mengingat pada dunia nyata, tiap perusahaan memiliki kompleksitas model bisnis yang berbeda-beda sehingga pencatatan akuntansi harus disesuaikan dengan karakteristik model bisnis dan kebutuhan perusahaan tersebut. 62 Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
63
Dari segi audit, fokus aktivitas audit terhadap pendapatan kontrak konstruksi dari PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia terletak pada penentuan presentase penyelesaian pengerjaan yang menjadi basis perhitungan pendapatan. Secara keseluruhan, dari pengamatan penulis selama mengikuti program magang di KAP Siddharta & Widjaja, audit yang dilaksanakan telah sesuai dengan teori yang ada dalam buku acuan yang dipelajari dengan beberapa penyesuaian yang dilakukan untuk menyesuaikan dengan karakteristik klien. 5.2
Saran
5.2.1
Saran untuk PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia Dari hasil analisis tim audit terhadap sistem kontrol dari PT Teknologi
Informasi Fiktif Indonesia, diketahui bahwa terdapat kelemahan dalam kontrol terhadap penyusunan profit plan. Hal ini menyebabkan adanya kemungkinan terjadinya overstatement yang dilakukan dengan cara melakukan perubahan profit plan. Untuk itu, diperlukan adanya penetapan kriteria formal dalam perubahan estimasi profit plan dari sebuah proyek. Hal ini dilakukan agar setiap perubahan estimasi profit plan yang dilakukan memiliki dasar yang jelas dan konsisten, sehingga diharapkan akan mengurangi resiko dilakukannya perubahan estimasi yang dilakukan dengan tujuan overstatement. 5.2.2
Saran untuk KAP Siddharta & Widjaja Secara keseluruhan, penulis menilai bahwa proses audit terhadap
pendapatan konstruksi dari PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia telah berjalan dengan baik. Terkait dengan banyaknya waktu yang diperlukan untuk melaksanakan prosedur audit terhadap pendapatan kontrak konstruksi dari PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia, ada baiknya untuk periode audit mendatang tim audit mempertimbangkan menambah alokasi waktu yang dibutuhkan.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
64
DAFTAR REFERENSI Elder, R. J., Beasley, M. S., Arens, A. A., & Jusuf, A. A. (2009). Auditing and Assurance Services an Integrated Approach an Indonesian Adaptation. Singapore: Pearson. Godfrey, J., Hodgson, A., Tarca, A., Hamilton, J., & Holmes, S. (2010). Accounting Theory 7th Edition. Quenslaand: John Wiley & Sons Australia. Ikatan Akuntan Indonesia. (2012). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia. Kieso, D. E., Weyganndt, J. J., Warfield, & D., T. (2011). Intermediate Accounting IFRS Edition Volume 1. New Jersey: John Wiley & Sons. Kieso, D. E., Weyganndt, J. J., Warfield, & D., T. (2011). Intermediate Accounting IFRS Edition Volume 2. New Jersey: John Wiley & Sons.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
65 Lampiran 1: Request for Quotation (RFQ) document
PT LAYANAN SAMBUNGAN PONSEL Menara Kemakmuran Lt.23, Kav. 28, Jalan Jenderal Ahmad Yani Pasuruan, Indonesia
REQUEST FOR QUOTATION RFQ No. Date : Company Name Company Address Contact Person Contact No.
_________ _________
:_______________________ :_______________________ :_______________________ :_______________________
Dear Sir/Madam, Please quote your price/s including delivery charges, VAT or other applicable taxes, and other incidental expenses for the goods listed in Annex A. Failure to indicate information could be basis for non-compliance. Also, furnish us with descriptive brochures, catalogues and/or samples, if applicable. If you are the exclusive manufacturer, distributor, or agent in Indonesia for the goods listed in Annex A please attach in your quotation a duty notarized certification to this effect. Please accomplish and submit this form together with Annex A to PT Layanan Sambungan Ponsel Procurment Division at Menara Kemakmuran Lt.23, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Pasuruan, Indonesia no later than thirty (30) days after date mentioned above.
Regards,
Head of Procurement Division PT Layanan Sambungan Ponsel
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
66
Annex A PT LAYANAN SAMBUNGAN PONSEL Menara Kemakmuran Lt.23 - Kav. 28 Jalan Jenderal Ahmad Yani Pasuruan, Indonesia RFQ No. Date : Company Name Company Address Contact Person Contact No. No
Qty
_________ _________
:_______________________ :_______________________ :_______________________ :_______________________
Purchaser’s Specification
Estimated Cost
Bidder’s Specification
Unit Cost
Total Cost
Additional Remarks: :____________________ Place of delivery Terms of payment :____________________
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
67 Lampiran 2: Purchase Order
PT Layanan Sambungan Ponsel Menara Kemakmuran Lt.23 - Kav. 28 Jalan Jenderal Ahmad Yani Pasuruan, Indonesia
PURCHASE ORDER Date of Order :___________ PO Number :___________ To: PT Tekonologi Informasi Fiktif Indonesia
Deliver to: Pasuruan Warehouse Lot 346
Send invoice to: PT Layanan Sambungan Ponsel
Wisma Macan Kumbang Lt. 13 Lot 8 Kawasan Sentra Bisnis Sumber Makmur Jakarta, Indonesia
Komplek Pergudangan Prima Jaya Pasuruan, Indonesia
Menara Kemakmuran Lt.23 - Kav. 28 Jalan Jenderal Ahmad Yani Pasuruan, Indonesia
Terms and Conditions: No
Terms of payment :______________ FOB :______________ Item Description
Qty
Prepared by:
(
Unit Unit Price
Amount
Approved by:
)
(
Delivery Date
Checked by:
)
(
)
Additional remarks: Copy of PO should be attached upon delivery Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
68 Lampiran 3: Sales Order
PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia Wisma Macan Kumbang Lt. 13 Lot 8 Kawasan Sentra Bisnis Sumber Makmur Jakarta, Indonesia
SALES ORDER Date of Order :___________ SO Number :___________ PO Reference :___________ Customer Information Name Company Address Title/Position
No
:_____________________________ :_____________________________ :_____________________________ :_____________________________
Item Description
Qty
Unit
Unit Price
Amount
Subtotal VAT Total
Date of Shipment FOB Terms of payment
:___________ :___________ :___________
Prepared by:
(
Approved by:
)
(
Checked by:
)
(
)
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
69 Lampiran 4: Dokumen Berita Acara Serah Terima (BAST)
CONSTRUCTION ACCEPTANCE FORM Form no. :___________ Date :___________ 1. Project Owner – First Party Name :_____________________________ Company :_____________________________ Address :_____________________________ Title/Position :_____________________________ 2. Contractor – Second Party Name :_____________________________ Company :_____________________________ Address :_____________________________ Title/Position :_____________________________ At the date mentioned above, both party have agreed to accept the transfer of title of construction project(s) for __ (job title/project number)___ from second party to first party. All of the goods and/or services in connection with the above project(s) have been received in full and/or satisfactorily completed according to specifications and accepted by first party, and will be paid in full amount to second party, according to agreed price stated in PO ___(PO number) without any claims offsets, deductions, credits or returns or otherwise, including, but not limited to, whether the seller/provider of such goods and/or services is or may be obligated or indebted to the buyer, for any reason whatsoever. Therefore, the second party entitled to claim service charge(s) amounted to ___(billing amount)___ from the first party. Acceptance by the buyer constitutes acceptance of the goods and/or services regardless of any provision of the primary contract or subcontract to the contrary and regardless of any subsequent rejection of the goods and/or services by the buyeror the owner of the property or otherwise.
Acknowledged and agreed by:
First Party
(
Second Party
)
(
)
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
70 Lampiran 5: Post Goods Issued Document
POST GOODS ISSUED DOCUMENT Date of Document Project Code Project Location Warehouse Location
:_____________ :_____________ :_____________ :_____________
Following materials have been issued in connection to construction project mentioned above: No. Item Description
Qty
Unit
Unit Cost
Prepared by
(
Amount
Checked by
)
(
) Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013
71 Lampiran 6: Invoice
PT Teknologi Informasi Fiktif Indonesia Wisma Macan Kumbang Lt. 13 Lot 8 Kawasan Sentra Bisnis Sumber Makmur Jakarta, Indonesia
INVOICE Date :______________ Invoice No. :______________ PO Reference : ______________ SO Reference : ______________
Bill to: [Customer name] [Customer address] [City, State] Item Description
Quantity
Amount
Subtotal VAT Grand Total
Additional Remarks: Payment due in thirty (30) days Please include invoice number reference upon payment
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan ..., Adhi Satya Permana, FE UI, 2013