UNIVERSITAS INDONESIA
AUDIT ATAS PENDAPATAN PT ELN
LAPORAN MAGANG
RETTA MAITA TAMBUN 1006663070
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK MEI 2014
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
UNIVERSITAS INDONESIA
AUDIT ATAS PENDAPATAN PT ELN
LAPORAN MAGANG Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
RETTA MAITA TAMBUN 1006663070
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK MEI 2014
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus buat semua anugerah dan perhatian-Nya yang besar untuk Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan karya akhir laporan magang ini dengan tepat waktu, dan tanpa kesulitan yang berarti. Terima kasih atas rencana-Nya yang besar mulai dari pemilihan karya akhir laporan magang, penempatan magang pada perusahaan akuntan publik terkemuka, penempatan Penulis di tim yang luar biasa, pemilihan dosen pembimbing hingga akhirnya merampungkan tulisan ini. Thanks to You, Father, it is only by Your Grace. To God be the Glory! Sola Gratia, Soli Deo Gloria!
Selama penulisan karya akhir ini, banyak sekali pihak-pihak yang sudah menolong Penulis melalui doa, nasihat, saran, dan bantuan lainnya. Karena itu Penulis hendak mengucapkan kata terima kasih yang besar kepada: 1. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Empat tahun masa pencarian ilmu dan pengalaman hidup di kampus ini merupakan hal yang sangat berarti dan mampu memberikan nilai tambah bagi hidup Penulis. Terima kasih atas jasa-jasa para dosen, staf pengajar dan karyawan selama proses perkuliahan di kampus tercinta. 2. Dosen pembimbing, Bapak Machmudin Eka Prasetya, M.Ak. Terima kasih atas bimbingan, nasihat, dan arahannya selama proses penulisan laporan magang ini. Dosen penguji, Ibu Selvi Monalisa dan Bapak M. Malik, yang telah memberikan perhatian dan nilai tambah yang besar dalam proses penyempurnaan karya akhir ini. 3. KAP TWR tempat Penulis melaksanakan magang. Kepada mba Intan, Mabela, dan tim HR lainnya. Kepada tim Audit ELN, Mas Sinyo, kak Amelia, koko Peter, kak Erwin, kak Thala, Riri, Jessica, Oky, Sinta, Nanda, Alfred, Adhi. Kepada tim audit ADR, bos besar Andrew, Cici Fenny, Cece, kak Ayu, bang Rifky, koko Andrew, Frans, Dodo, Shinta. Terima kasih banyak atas bimbingannya selama proses magang, terima kasih atas bentukannya sehingga Penulis menjadi semakin tangguh secara
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
mental dan fisik dalam menghadapi pekerjaan. Terima kasih atas bantuannya kepada Penulis untuk merampungkan tulisan ini. 4. Keluarga tersayang. Terima kasih buat mamak yang selalu berdoa dan mendukung lewat semangat dan motivasi untuk Penulis. Terima kasih buat buat kakak dan adik-adikku Della, Jonatan, Abram, dan Glenn. Terima kasih untuk doa dan dukungan kalian untukku selama ini. 5. Berry Frans Yosef Sihaloho. Partner setia dikala apa pun dan bagaimana pun. Terima kasih untuk doa dan dukungannya lewat nasihat, semangat, makanannya, dan jalan-jalannya. 6. Persekutuan Oikumene Fakultas Ekonomi UI (PO FEUI). Terima kasih untuk pengalaman berjumpa dengan rumah hangat nan teduh untuk tahuntahun kebersamaan dengan angkatan 2007 sampai 2013. Terima kasih untuk teman sekerja Kristus: Violando, Oktorini, Armelia, Bintang, dan Grespy. Terima kasih sudah bekerja sama selama setahun yang cukup melelahkan dari rapat ke rapat, dari proker ke proker, namun menggembirakan dalam setiap persekutuan, kesehatian, makan-makan, dan canda tawanya. Kepada kakak-kakakku angkatan 2009 sampai 2007 kak Dewi, kak Reyner, kak Debora, kak Feny, kak Ang, kak Dita, kak Edovan, kak Juli, kak Iin, kak Christan, kak Laura, kak Dina, kak Devi, kak Mekson, kak Arum, kak Pascal, kak Ribka, kak Bella, kak Dimas A.W, PKKku kak Yuri, dan PKTBku kak Inawati. Teman-teman 2010 sampai 2013 Geng Batak, TI 2013, Jason, Ega, Rachel, Bea, Ovani, Nelli, Caterina, Mentari, Bharata, Sam, Cynthia, Cisti, Winka, Jochi, Ryan, Wedha, Rena, Rere, Stevi, Harry, Ardel, Vanya, Vani, Raisa, Irene, Susi, Debora, Rinda, Rachel, Dennis, Sella, Shinta, Cindy Y, Joanne, Sheila, Gomgom, Geta, Margaret, Adit, Gavrilo, Urbanus, Christin, Cintam, Naomi, Mutiara, Noni, Andreas, Clinton, Hendri, Gunawan, Gerry, Boni, teman-teman sepelayanan Christian, Maylan, TI fakultas, PH UI, PMKJ, dan semua teman-teman yang lain yang belum disebutkan namanya. Penulis sangat berterimakasih. Kalian sangat berarti dalam hidupku. 7. Anak-anak acara 2013 Winka, Samuel, Josua, Ryan, Wedha. Terima kasih buat setahun penuh mendukung pelayanan dan tetap mendoakan aku
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
sampai kepengurusan selesai. Terima kasih buat momen-momen indah melayani dan bersekutu bersama di PO FEUI. Terima kasih buat bantuan kalian membentuk aku menjadi seorang pemimpin dan belajar menjadi orang yang dipimpin. You all guys are really great! 8. Temang-teman Geng Batak: Oktorini, Winna, Jenifer, Bunga Tara, Sherylin, Deta, dan Tkk ku Ester. Terima kasih buat canda, tawa, dan bumbu-bumbunya, serta doa dan dukungan kalian. Kepada TKK ku Ester, Fey, dan Karlina, terima kasih atas waktu bersama kalian dalam kelompok kecil kita. 9. Untuk AKK ku tersayang Jessica, Abel, Sukma, Cecil, dan Abigail. Untuk AKK yang sering join bareng Johan dan Jonathan. Makasih buat doa-doa kalian. Sukses terus dimana pun kalian berada. God bless you kiddos! 10. Teman-teman peserta magang, Nadya, Awal, Echa, Timothy, Andrew, Salman, Frans, Abe, Helmi, Dian, Rachel, Violen, Septi, Agnes, dan teman-temanku yang lainnya. Terima kasih atas dukungannya selama proses magang sehingga kehidupan magang selama 3 bulan tidak begitu sulit dilalui. 11. Semua pihak lain yang belum disebutkan Penulis yang turut berperan dan mendukung Penulis selama berada di FEUI.
Penulis sadar masih banyak kekurangan dalam penulisan karya akhir laporan magang ini. Oleh karena itu, bila terdapat hal-hal yang menjadi kekurangan dalam penulisan ataupun pengungkapannya, Penulis meminta maaf sebesar-besarnya dan sangat terbuka atas saran, kritik maupun masukan atas karya ini demi meningkatkan kualitas laporan magang ini. Semoga karya akhir laporan magang ini dapat berguna bagi banyak pihak yang membutuhkannya. Depok, 24 Juni 2014 Penulis,
Retta Maita Tambun
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
ABSTRAK Nama
: Retta Maita Tambun
Program Studi
: Akuntansi
Judul
: Audit atas Pendapatan PT ELN
Laporan magang ini membahas mengenai proses audit atas pendapatan di PT ELN. PT ELN merupakan salah satu perusahaan publik yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. PT ELN bergerak dibidang jasa pendukung industri minyak dan gas bumi. Dalam laporan ini dijelaskan bagaimana kebijakan akuntansi dan pengendalian internal perusahaan secara umum dan khusus untuk pendapatan diterapkan pada PT ELN. Pemahaman ini digunakan untuk melakukan audit atas pendapatan PT ELN. Berdasarkan proses audit yang dilakukan, terdapat beberapa temuan audit yang berhubungan dengan keefektivan pengendalian internal perusahaan. Karena itu, klien melakukan penyesuaian berdasarkan perbedaan yang muncul dari pandangan auditor dan klien. Terakhir, tidak ada salah saji material yang muncul dalam laporan keuangan PT ELN. Akan tetapi, PT ELN harus meningkatkan pengimplementasian pengendalian internalnya untuk mencapat tujuan perusahaan.
Kata kunci: Audit, pendapatan, pengendalian internal, kebijakan akuntansi, material, penyesuaian
viii
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
Universitas Indoensia
ABSTRACT
Name
: Retta Maita Tambun
Department
: Accounting
Title
: Audit of Revenue of PT ELN
This report explains the audit process of revenue in PT ELN. PT ELN is one of public companies which listed in Indonesia Stock Exchange. PT ELN operation is in oil and gas supporting services. This report explains how the accounting policy and internal control in general and specifically for revenue are applied in PT ELN. This understanding is used to perform audit of revenue in PT ELN. Based on the audit process performed, there are some findings which are related with the effectiveness of company’s internal control. Therefore, client makes adjustments based on the differences incurred between the auditor’s view and the client’s view. At the last, no material misstatement exists in the Financial Statement of PT ELN. However, PT ELN should improve the implementation of internal control to meet the company’s goal. Key words: Audit, revenue, internal control, accounting policy, material, adjustment
ix
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............................. vii ABSTRAK ........................................................................................................... viii DAFTAR ISI ...........................................................................................................x DAFTAR GAMBAR DAN TABEL ................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv 1. PENDAHULUAN...............................................................................................1 1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1 1.2 Manfaat Pelaksanaan Program Magang ........................................................3 1.3 Tujuan penulisan Laporan Magang ...............................................................4 1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang.......................................................4 1.5 Aktivitas Program Magang.............................................................................5 1.6 Perumusan dan Pembatasan Masalah .............................................................7 1.7 Batasan Penulisan ..........................................................................................8 1.7 Sistematika Penulisan ....................................................................................8 2. LANDASAN TEORI........................................................................................10 2.1 Gambaran Umum Akuntansi .......................................................................10 2.1.1 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan ................................................10 2.1.2 Akuntansi untuk Pendapatan: Definisi, Jenis, Pengakuan, Pengukuran, Penyajian dan Pengungkapan Pendapatan ............................................11 2.1.3 Akuntansi untuk Sewa: Pengakuan, Pengukuran, Penyajian dan Pengungkapan .......................................................................................14 2.2 Gambaran Umum Audit ..............................................................................18 2.2.1 Definisi Audit ........................................................................................19 2.2.2 Perbedaan Tanggung Jawab Manajemen dan Auditor Eksternal ..........19 2.2.3 Asersi Manajemen .................................................................................20 2.2.4 Tujuan Pengauditan Laporan Keuangan ..............................................22 2.2.4.1 Tujuan Audit Terkait Transaksi .............................................22 2.2.4.2 Tujuan Audit Terkait Saldo ....................................................23 2.2.4.3 Tujuan Audit Terkait Penyajian dan Pengungkapan ..............24 2.3 Akuntansi dan Auditing ...............................................................................25 2.4 Pengendalian Internal ..................................................................................25 2.4.1 Definisi dan Tujuan Pengendalian Internal ..........................................26 2.4.2 Komponen Pengendalian Internal .........................................................26 2.4.3 Mendapatkan dan Mendokumentasikan Pemahaman terhadap pengendalian Internal ...........................................................................28 2.4.4 Menilai Risiko Pengendalian ................................................................28 2.5 Materialitas ..................................................................................................29 x
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
2.6 Proses Audit .................................................................................................29 2.6.1 Merencanakan dan Merancang Sebuah Pendekatan Audit ...................30 2.6.2 Melaksanakan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi ...............................................................................................32 2.6.3 Melakukan Prosedur Analitis dan Pengujian atas Rincian Saldo .........33 2.6.4 Menyelesaikan Audit dan Menerbitkan Laporan Audit .......................33 3. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ........................................................35 3.1 Profil Kantor Akuntan Publik TWR .............................................................35 3.1.1 Jasa Profesional yang Disediakan .........................................................35 3.1.2 Sektor Industri pada KAP .....................................................................40 3.2 Profil PT ELN...............................................................................................41 3.2.1 Struktur Organisasi Perusahaan PT ELN ..............................................44 3.2.2 Struktur Kepemilikan PT ELN .............................................................45 3.2.3 Kegiatan Operasional Grup ..................................................................49 3.2.4 Kinerja Keuangan Perusahaan ..............................................................51 3.2.5 Pendapatan PT ELN .............................................................................52 4. PEMBAHASAN ..............................................................................................53 4.1 Kebijakan Akuntansi Perusahaan Secara Umum ........................................53 4.1.1 Kebijakan Akuntansi Terhadap Akun Pendapatan di PT ELN ...........54 4.1.1.1 Pengakuan Pendapatan .............................................................55 4.1.1.2 PencatatanPendapatan dan Unbilled Receivable......................56 4.1.1.3 Verifikasi Draft Invoice ...........................................................58 4.1.1.4 Mencetak Faktur .....................................................................58 4.1.1.5 Pencatatan Piutang ..................................................................58 4.1.1.6 Penagihan Piutang Kepada Klien ............................................60 4.1.1.7 Penerimaan Pembayaran Piutang ............................................62 4.2 Pengendalian Internal Atas PT ELN ...........................................................62 4.3 Proses Audit .................................................................................................63 4.3.1 Perencanaan ..........................................................................................64 4.3.1.1Menerima Atau Melanjutkan Klien Dan Melaksanakan Perencanaan Awal ...................................................................64 4.3.1.2 Memahami Bisnis Dan Industri Klien .....................................65 4.3.1.3 Menilai Risiko Bisnis Klien ....................................................79 4.3.1.4Menetapkan Materialitas ..........................................................80 4.3.1.5Memahami Pengendalian Internal dan Menilai Risiko Pengendalian ............................................................................83 4.3.1.6 Mendapatkan Informasi Untuk Menilai Kecurangan ...............86 4.3.1.7 Mengembangkan Rencana dan Program Audit Secara Keseluruhan ............................................................................86 4.3.2 Melakukan Pengujian Atas Pengendalian dan Pengujian Substantif ...89 4.3.2.1 Melakukan Pengujian Pengendalian ......................................89 4.3.3 Melakukan Pengujian Prosedur Analitis dan Pengujian Terperinci Saldo .....................................................................................................94 4.3.3.1 Melakukan Prosedur Analitis ..................................................94 4.3.3.2 Melakukan Pengujian Terperinci Saldo ..................................96 4.3.4 Menyelesaikan Audit dan Menerbitkan Laporan Audit .....................111 xi
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
4.3.4.1 Melakukan Pengujian Tambahan Untuk Tujuan Penyajian dan Pengungkapan ........................................................................111 4.3.4.2 Pengumpulan Bukti Akhir ....................................................111 4.3.4.3 Menerbitkan Laporan Audit ..................................................112 4.3.4.4 Komunikasi Dengan Komite Audit dan Manajemen ............112 4.3.5 Analisis ................................................................................................112 5. KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................................117 5.1 Kesimpulan ................................................................................................117 5.2 Saran ..........................................................................................................119 Daftar Pustaka ......................................................................................................122 Lampiran ..............................................................................................................123
xii
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
Gambar 3.1Struktur organisasi PT ELN ...............................................................44 Gambar 3.2Bagan kepemilikan Sahan PT ELN ....................................................46 Gambar 3.3Bagan kepemilikan saham PT ELN atas entitas anak ........................47 Gambar 3.4 Bagan pembagian divisi dalam PT ELN ...........................................52 Gambar 4.1 Siklus Penerimaan pada PT ELN ......................................................55 Tabel 3.1Struktur kepemilikan PT ELN ...............................................................45 Tabel 3.2 Persentase kepemilikan saham PT ELN atas entitas anak ....................48 Tabel 4.1 Pengendalian internal pendapatan PT ELN ..........................................84 Tabel 4.2 Timeline Pengerjaan Audit atas PT ELN ...............................................88 Tabel 4.3 Pengendalian Kunci atas Pendapatan PT ELN .....................................90 Tabel 4.4 Pengujian Pengendalian Internal atas Pendapatan PT ELN ..................91 Tabel 4.5 Prosedur audit untuk menilai kecukupan ELN .....................................98 Tabel 4.6 Prosedur audit untuk Test Aging ..........................................................101 Tabel 4.7 Prosedur audit untuk piutang pisah batas (cut off) ...............................103 Tabel 4.8 Prosedur audit untuk Test sales – Revenue Trasaction ........................106 Tabel 4.9 Sample Testing GSC, EWS/OFS, dan EDS .........................................108 Tabel 4.10 Prosedur audit untuk Pendapatan divisi ELN ....................................108 Tabel 4.11 Prosedur audit untuk Pendapatan sub divisi ELN ..............................109 Tabel 4.12 Analisis atas temuan audit..................................................................116
xiii
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Pengujian atas penerapan kontrol pada PT ELN .............................123 Lampiran 2 Proses bisnis pada sub divisi Geodata Land dan Geodata Marine .141 Lampiran 3 Proses bisinis pada sub divisi Geodata Processing (GDP) .............142 Lampiran 4 Lead Schedule Revenue PT ELN .....................................................143 Lampiran 5 Flowchart siklus penerimaan PT ELN ............................................145
xiv
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Dalam perkembangan bisnis dari waktu ke waktu, sumber daya manusia
atau yang saat ini dikenal dengan sebutan Human Capital adalah salah satu faktor penting demi terciptanya iklim bisnis yang baik. Dunia kerja saat ini tidak hanya membutuhkan lulusan-lulusan yang berprestasi dari segi akademis saja, namun juga yang mampu mengaplikasikan setiap ilmu yang diperoleh di dunia pendidikan ke dalam dunia pekerjaan. Persaingan bisnis saat ini bukan hanya di dalam negeri saja tetapi juga secara global. Persaingan ini tentu saja menuntut para pemilik modal untuk mencari dan mempekerjakan orang-orang yang mampu mentransformasikan bisnisnya sedemikian rupa ke arah yang lebih baik. Untuk itu, sang pemilik modal rela menghabiskan dana yang besar demi memperoleh potensi besar yang dimiliki para pekerja untuk kemajuan bisnis sang entrepreneur. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia merupakan lembaga pendidikan pencetak civitas academica bidang ekonomi yang memiliki reputasi baik di dunia kerja. Hal ini terlihat dari lulusan-lulusan FEUI yang memiliki kinerja baik di dalam pekerjaan. Kompetensi tinggi dan dapat bersaing tidak dapat diperoleh hanya dengan proses pembelajaran di kampus saja. Pembentukan karakter, kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru, team building serta problem solving harus sepenuhnya dikuasai demi terciptanya sumber daya manusia yang berpotensi tinggi. Keseluruhan ini tentunya bisa didapatkan tidak dari proses belajar mengajar saja, namun juga berbagai kegiatan di luar pembelajaran di kampus. Untuk memfasilitasi kebutuhan akan sumber daya manusia yang sangat kompleks ini, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia membuat program magang menjadi salah satu pilihan syarat kelulusan bagi mahasiswa yang hendak menyelesaikan perkuliahannya. Dengan adanya program magang ini, mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengenal dunia kerja, mempraktikkan ilmu yang didapat selama proses perkuliahan serta melihat relevansi ilmu di perkuliahan dengan di dunia kerja. 1
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
2
Program magang ini juga melatih para calon lulusan FEUI untuk beradaptasi dengan dunia kerja, melatih kemampuan berpikir kritis, efektif, dan efisien serta belajar dari banyak orang yakni para praktisi akuntansi dan auditor di tempat magang. Program magang ini juga berguna untuk memberikan bekal bagi para calon lulusan untuk membidik bidang usaha atau industri apa yang hendak dijalani setelah lulus nanti. Melihat kesempatan besar yang ditawarkan oleh FEUI, Penulis memilih program magang ini sebagai Karya Akhir menjelang kelulusan. Penulis melaksanakan program magang selama tiga bulan di Kantor Akuntan Publik (KAP) TWR yang berlokasi di daerah Kuningan, Jakarta. Penulis diarahkan untuk bergabung dengan tim yang mengaudit PT ELN dan PT ADR. Namun dalam kurun waktu tiga bulan, Penulis lebih banyak terlibat dalam kerja tim untuk mengaudit laporan keuangan PT ELN per 31 Desember 2013. PT ELN, sebuah perseroan, merupakan perusahaan yang menjadi penunjang operasional jasa gas dan minyak PT PTM yakni perusahaan minyak dan gas milik negara. Saat ini, PT ELN merupakan perusahaan besar dengan lima anak perusahaan yang melakukan Initial Public Offeriing (IPO) sejak 6 Februari 2008. Sejak saat itu sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sejak didirikan tahun 1969 hingga sekarang, PT ELN tumbuh semakin besar dan kuat. Hal ini tidak terlepas dari strategi dan kontrol perusahaan yang baik dari tahun ke tahun. PT ELN beserta kelima anak perusahaannya memiliki transaksi bisnis yang berbeda-beda dan sangat kompleks. Namun walaupun berbeda-beda, masingmasing entitas mampu menghasilkan laba yang memuaskan. Transaksi yang kompleks dan tidak terlalu banyak ternyata mampu menghasilkan pendapatan yang sangat besar dan bersifat material bagi PT ELN. Karena bisnis yang dijalankan oleh PT ELN secara keseluruhan berbeba-beda antara induk dan anak perusahaan maka basis pengakuan pendapatan diantaranya pun berbeda-beda. Sehingga PT ELN sebagai perusahaan penyedia jasa perminyakan dan juga perusahaan terbuka harus sadar dan patuh terhadap setiap peraturan yang berlaku. Selain itu, PT ELN sendiri merupakan gabungan dari beberapa perusahaan yang pada dasarnya memiliki bisnis yang berbeda-beda. Hal ini membuat penulis tertarik untuk membahas secara mendalam mengenai bisnis PT ELN. Pembahasan Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
3
ini meliputi hal-hal yang dilakukan Penulis selama melakukan audit khususnya audit atas pendapatan dan kontrol terhadap pendapatan di PT ELN. Penulis juga akan membahas mengenai prosedur dan analisis audit di area pendapatan, temuan audit yang didapat Penulis, kontrol terhadap pendapatan di PT ELN serta analisis dari pelaksanaan audit KAP TWR dibandingkan dengan standar audit yang digunakan sebagai acuan oleh KAP TWR.
1.2
Manfaat Pelaksanaan Program Magang Manfaat yang didapat penulis dari pelaksanaan program magang ini
diantaranya: a) Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan di kampus secara langsung dan nyata, terutama ilmu Akuntansi Keuangan dan Pengauditan. b) Memberikan gambaran bagi Penulis tentang perusahaan serta industri yang berbeda-beda di Indonesia yang nantinya menjadi referensi bagi Penulis untuk memilih tempat bekerja setelah lulus. c) Memberikan gambaran mengenai profesi auditor yang sesungguhnya serta tugas, fungsi dan manfaat audit serta konsultan keuangan dalam kemajuan bisnis di Indonesia. d) Menambah wawasan Penulis terutama mengenai penerapan standar akuntansi dan standar pengauditan yang berlaku di Indonesia beserta regulasi khusus yang mengatur beberapa industri di Indonesia khususnya industri pertambangan dan perminyakan. e) Mendapat pengalaman nyata dalam lingkungan kerja yang membuat Penulis menjadi lebih siap untuk menghadapi dunia kerja, persaingan global serta kompetensi yang harus diperjuangkan setelah lulus perkuliahan kelak. f) Memberikan
nilai
tambah
bagi
skill
non-academic,
diantaranya
kemampuan beradaptasi, komunikasi, problem solving, kerjasama tim, stress tolerance dan time management sehingga semakin siap untuk melangkah ke dalam dunia kerja nantinya.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
4
Manfaat yang diterima perusahaan tempat magang dengan adanya program magang adalah sebagai berikut: a) Sebagai salah satu jalur seleksi penerimaan calon karyawan yang telah diukur kemampuannya oleh perusahaan. b) Sebagai salah satu kesempatan untuk pemanfaatan sumber daya manusia dengan biaya rendah dalam kurun waktu sementara. c) Meningkatkan image dari brand perusahaan di lingkungan Fakultas Ekonomi UI pada khususnya dan universitas lain pada umumnya.
1.3
Tujuan Penulisan Laporan Magang
Penulisan laporan magang ini betujuan untuk beberapa hal sebagai berikut: a) Memberikan gambaran mengenai aktivitas magang yang dilakukan Penulis selama tiga bulan di KAP TWR. b) Memberikan gambaran mengenai bisnis dan penerapan akuntansi di perusahaan klien KAP TWR yang akan diaudit dalam tulisan ini. c) Memberikan analisis mengenai temuan yang didapat Penulis saat melakukan audit dan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai solusi dari masalah yang ditemukan. d) Memaparkan analisis pelaksanaan audit KAP TWR dibandingkan dengan standar audit yang berlaku di Indonesia. 1.4
Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang Penulis diberikan kesempatan untuk mengikuti program magang yang
dilaksanakan oleh Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, dan Rekan (selanjutnya disebut KAP TWR) yang merupakan anak jaringan global dari Pricewaterhouse Coopers. KAP TWR berlokasi di Plaza 89, Kuningan, Jakarta Selatan. Selama program magang Penulis berstatus Vocational Employee (VE) yang ditempatkan di Divisi Audit and Assurance bagian/sektor Energi, Utilitas dan Pertambangan (Energy, Utility and Mining/EUM). Divisi Audit and Assurance merupakan divisi yang menangani jasa audit laporan keuangan, audit atas laporan keuangan, pembuatan laporan keuangan, keamanan teknologi informasi, serta jasa assurance lainnya. Program magang ini dilaksanakan kurang lebih selama 3 bulan mulai tanggal 2 Januari 2014 sampai dengan 1 April 2014. Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
5
1.5
Aktivitas Program Magang Selama pelaksanaan magang, Penulis ditempatkan di dua tim. Pada tim
pertama, Penulis bertugas selama kurang lebih dua bulan hingga report perusahaan tersebut terbit. Jangka waktunya yakni sejak 2 Januari 2014 hingga 4 Maret 2014. Tim pertama melakukan pengauditan pada PT ELN. Perusahaan ini memiliki bisnis utama yakni oil and gas services. PT ELN adalah perusahaan terbuka dengan lima anak perusahaan yang masing-masing memiliki bisnis yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Pada saat Penulis masuk di tim pertama, metodologi audit yang sudah dilewati adalah tahapan pertama dan kedua, yaitu Planning and Initial Procedures serta Understand the Business, Assess Risk and Determine Audit Strategy. Selanjutnya Penulis terlibat dalam tahapan audit ketiga dan keempat yakni Respond to Risk and Gather Evidence serta Finalize the Audit. Berikut ini adalah rincian kegiatan yang dilakukan Penulis selama melakukan audit di PT ELN: 1) Melakukan prosedur audit sesuai standar KAP untuk akun-akun pendapatan, piutang usaha, beban operasi, liabilitas, fixed asset under construction, customer deposit, serta solicitor/legal confirmation untuk PT ELN. Adapaun prosedur audit yang dilakukan oleh Penulis adalah sebagai berikut: a) Membuat leadschedule untuk seluruh akun yang ada di PT ELN dan sebagian PT EFK. Leadschedule adalah dokumentasi perubahan saldo dari sub-akun yang ada atas di Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba
Rugi
beserta
dengan
rincian
jurnal
penyesuaiannya.
Leadschedule ini dibuat per tanggal 31 Desember 2013 untuk setiap perusahaan induk dan anak. b) Setelah itu, Penulis melakukan mapping komponen pembentuk masing-masing sub-akun yang ada pada worksheet yang telah disediakan oleh klien. Setelah itu Penulis melakukan analisa lebih lanjut. c) Untuk akun pendapatan, Penulis melakukan Test of Control yaitu untuk meraih pemahaman apakah kontrol terhadap pendapatan telah Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
6
didesain dan diimplementasikan dan Test of Details untuk menguji pemenuhan tujuan audit. Untuk akun liabilitas, Penulis melakukan tiga jenis pengujian yakni subsequent invoice, subsequent payment dan outstanding PO untuk memastikan tidak adanya kesalah material pada akun
liabilitas
dengan
mendapatkan
asersi
kelengkapan
(completeness). Untuk akun piutang usaha dan customer deposit, Penulis ditugaskan untuk melakukan Test of details dengan cara mengirim surat konfirmasi ke setiap cutomer PT ELN. Penulis ditugaskan untuk menindaklanjuti balasan konfirmasi dan rekonsiliasi hasil antara klien dengan customer. Untuk bagian solicitor/legal confirmation, Penulis ditugaskan untuk mengurus balasan konfirmasi atas pending or threatened litigation atas PT ELN. Selain itu, Penulis ditugaskan untuk melakukan Test of Details dengan metode vouching untuk keseluruhan akun yang disebutkan di atas. Dari sekian banyak pekerjaan di atas, Penulis lebih banyak terlibat dalam menangani area pendapatan. d) Dalam melakukan vouching maupun mengurus balasan konfirmasi, apabila ada hal-hal yang tidak sejalan dengan Trial Balance atau asersi manajemen, Penulis langsung melakukan inquiry dengan klien bersangkutan. e) Mengajukan jurnal penyesuaian kepada manajemen apabila Penulis memiliki bukti bahwa terdapat kesalahan klasifikasi dalam pencatatan perusahaan. f) Setelah semuanya selesai, tahapan terakhir dalam audit adalah Finalize the Audit. Pada tahapan ini, Penulis diberikan tugas untuk melakukan checking requirements terhadap Financial Statement dan Disclosure PT ELN dengan cara melakukan footing, cross footing dan cross reference atau yang biasa disebut dengan call over. g) Bersamaan dengan proses call over, Penulis juga melakukan dokumentasi berupa external filing dalam bentuk fisik dan juga soft copy ke dalam software Aura milik KAP TWR.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
7
2) Melakukan dokumentasi dari prosedur yang telah dilakukan berikut dengan jurnal penyesuaian yang telah disetujui untuk dimasukkan ke dalam external file dan software Aura (program dokumentasi KAP).
1.6
Perumusan dan Pembatasan Masalah Dalam laporan ini, Penulis akan lebih fokus membahas mengenai audit
atas akun pendapatan khususnya pendapatan pada PT ELN. Pendapatan merupakan hal yang paling dilihat oleh banyak pihak baik manajemen maupun investor sebagai dasar pengembalian modal bagi mereka. Meskipun jumlahnya tidak sebesar total aset perusahaan, namun pendapatan adalah akun yang berjumlah material dan banyak hal yang dapat diselidiki untuk melihat intention manajemen atas pengelolaan perusahaan. Terlebih lagi perusahaan sudah sangat besar yang dahulu juga merupakan gabungan dari empat perusahaan. Pendapatan PT ELN merupakan kontribusi dari perusahaan yang semula mengalami penggabungan yakni EDS, ELN, EWS, dan GSC. Komponen penyusun pendapatan pada induk perusahaan berbeda dengan anak perusahaan karena core business pada tiap-tiap perusahaan pun berbeda-beda. Dalam hal ini, Penulis akan membatasi masalah yang akan dibahas menjadi: 1) Penjabaran mengenai prosedur dan analisis yang dilakukan pada saat audit pendapatan. 2) Penjelasan mengenai temuan audit yang didapat pada saat melakukan audit atas pendapatan dan solusinya. 3) Penjelasan mengenai pengendalian yang sudah dirancang oleh manajemen serta
pengimplementasiannya
terkhusus
pengendalian
atas
akun
pendapatan. 4) Analisis pelaksanaan audit oleh KAP TWR dibandingkan dengan standar audit yang berlaku di Indonesia dan Internasional. Permasalahan yang sering timbul adalah mengenai waktu pengakuan pendapatan dengan pemenuhan asersi cut-off serta klasifikasi pengakuan pendapatan apakah kepada affiliated party atau third party. Selain itu, keakurasian pencatatan jumlah pendapatan juga sering menjadi masalah. Oleh karena itu, dari
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
8
aktivitas audit yang dilakukan Penulis selama proses magang, terdapat beberapa temuan terkait dengan pendapatan di PT ELN.
1.7
Batasan Penulisan Dalam proses penulisan laporan ini, Penulis memiliki keterbatasan dalam
hal akses kepada sistem (SAP) perusahaan saat proses pengauditan sehingga tindaklanjut dari proses audit atas temuan-temuan yang didapat Penulis saat melakukan vouch tidak dapat ditangani sendiri oleh Penulis. Akses kepada sistem (SAP) klien berguna untuk melihat transaksi yang dimasukkan oleh klien, waktu pencatatan jurnalnya serta angka yang dimasukkan ke dalam sistem sehingga bisa disinyalir dari mana kesalahan pencatatan jurnal tersebut berasal. Penulis hanya bisa mendapatkan informasi tersebut dari dokumentasi yang dibuat oleh auditor senior serta mengenai pengendalian internal perusahaan lewat tanya jawab yang pernah dilakukan oleh auditor pada saat perencanaan audit di awal. Selain itu, Penulis juga dapat menilai pengendalian internal perusahaan dari dokumentasi SOP perusahaan yang nantinya dijabarkan pada bagian pembahasan di bab 4.
1.8
Sistematika Penulisan Laporan magang ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
Bab 1: Pendahuluan, membahas mengenai latar belakang penulisan program magang, manfaat pelaksanaan program magang, tujuan penulisan laporan magang, tempat dan waktu pelaksanaan magang, aktivitas program magang, perumusan dan pembatasan masalah, batasan penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab 2: Landasan teori, membahas teori yang dijadikan dasar penulisan laporan ini. Teori yang digunkaan diambil dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), International Standart Auditing (ISA), Standar Pengauditan yang digunakan oleh KAP TWR ( TWR Audit Guide), teori pengauditan serta teori yang berasal dari text book yang digunakan dalam perkuliahan.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
9
Bab 3: Profil Perusahaan, menggambarkan secara singkat profil dari KAP dan perusahaan yang dibahas (PT ELN) serta kebijakan akuntansi pendapatan dan pengendalian internal pada PT ELN.
Bab
4:
Pembahasan,
membahas
mengenai
komponen
penyusun
pendapatan PT ELN dan penjabaran mendalam atas pelaksanaan audit yang dilakukan Penulis, pembahasan mengenai temuan-temuan yang didapat Penulis selama melaksanakan audit, serta analisis pelaksanaan audit dibandingkan dengan standar yang berlaku di Indonesia dan Internasional.
Bab 5: Kesimpulan dan Saran, memaparkan kesimpulan dari pembahasan yang dilakukan, saran-saran dan masukan terkait dengan masalah yang ada, serta pelajaran yang didapat Penulis selama melakukan audit.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Gambaran Umum Akuntansi Di dalam bukunya, yang berjudul "Intermediate Accounting” Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011) menyatakan bahwa : “Accounting is the universal language of business. The essential characteristics of accounting are: (1) the identification (2) economic entities (3) interested parties.” Akuntansi adalah bahasa bisnis yang bersifat universal. Inti sari
karakteristik akuntansi adalah identifikasi, entitas ekonomi, dan pihak-pihak yang berhubungan. Akuntansi keuangan adalah sebuah proses untuk membuat sebuah laporan keuangan entitas untuk dapat dipergunakan oleh pihak internal dan eksternal.
2.1.1 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan Definisi dan tujuan laporan keuangan diatur dalam Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 1 tahun 2012. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanafaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi (Ikatan Akuntan Indonesia, 2012). Laporan keuangan juga merupakan laporan hasil pertanggungjawaban manajemen terhadap keseluruhan sumber daya yang dipercayakan pemilik. Adapun komponen yang terdapat dalam laporan keuangan diantaranya: a) Aset; b) Liabilitas; c) Ekuitas; d) Pendapatan dan Beban (keuntungan dan kerugian); e) Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik; dan 10
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
11
f) Arus kas. Laporan keuangan yang lengkap biasanya terdiri dari: 1) Neraca; 2) Laporan laba rugi; 3) Laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana); 4) Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
2.1.2 Akuntansi
untuk
Pendapatan:
Definisi,
Jenis,
Pengakuan,
Pengukuran, Penyajian dan Pengungkapan Pendapatan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 23 (Revisi 2010) mengatur hal-hal terkait definisi pendapatan, pengakuan pendapatan, pengukuran pendapatan, dan pengungkapan. PSAK 23 (Revisi 2010) mulai berlaku efektif tanggal 1 Juni 2011. 1)
Definisi dan jenis pendapatan Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul
dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Pernyataan ini diterapkan atas pendapatan yang timbul dari transaksi berikut ini: a) Penjualan barang; Barang meliputi barang yang diproduksi oleh entitas untuk dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali. b) Penjualan jasa; dan Penjualan jasa biasanya menyangkut pelaksanaan tugas yang telah disepakati secara kontraktual untuk dilaksanakan selama suatu periode waktu. c) Penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan dividen. Penggunaan aset entitas oleh pihak lain menimbulkan pendapatan dalam bentuk: Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
12
Bunga yaitu pembebanan untuk penggunaan kas atau setara kas, atau jumlah terutang kepada entitas;
Royalti yaitu pembebanan untuk penggunaan aset jangka panjang entitas, misalnya paten, merek dagang, hak cipta, dan piranti lunak komputer; dan
Dividen yaitu distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan proporsi kepemilikan mereka atas kelompok modal tertentu. 2)
Pengukuran dan pengakuan pendapatan Berikut ini adalah pengukuran dan pengakuan pendapatan khusus untuk penjualan jasa karena operasional PT ELN berhubungan dengan penjualan jasa. Jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi
secara adal, maka pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan. Hasil transaksi dapat diestimasi secara andal jika seluruh kondisi berikut ini dipenuhi:
Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal
Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas
Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara andal
Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur secara andal.
Pengakuan pendapatan dengan mengacu pada tingkat penyelesaian dari suatu transaksi sering disebut sebagai metode persentase penyelesaian. Dengan metode ini, pendapatan diakui dalam periode akuntansi pada saat jasa diberikan. Tingkat penyelesaian transaksi dapat ditentukan dengan berbagai metode. Entitas menggunakan metode yang dapat mengukur secara andal jasa yang diberikan. Bergantung pada sifat transaksi, metode tersebut dapat mencakup:
Survei pekerjaan yang telah dilaksanakan;
Jasa yang dilakukan hingga tanggal tertentu sebagai persentase dari total jasa yang dilakukan; atau Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
13
Proporsi biaya yang timbul hingga tanggal tertentu dibagi estimasi total biaya transaksi tersebut. Hanya biaya yang mencerminkan jasa yang dilaksanakan hingga tanggal tertentu dimasukkan dalam biaya yang terjadi hingga tanggal tersebut.
Pembayaran berkala dan uang muka yang diterima dari pelanggan sering kali tidak mencerminkan jasa yang dilakukan. Jika hasil transaksi terkait dengan penjualan jasa tidak dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan diakui hanya yang berkaitan dengan beban yang telah diakui yang dapat dipulihkan. 3)
Pengungkapan pendapatan
PSAK 23 (Revisi 2010) mengatakan bahwa entitas mengungkapkan: a) Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, termasuk metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa; b) Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode tersebut, termasuk pendapatan yang berasal dari: a) Penjualan barang; b) Penjualan jasa; c) Bunga; d) Royalti; e) Dividen; dan c) Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa yang tercakup dalam setiap kategori signifikan dari pendapatan. Entitas mengungkapkan setiap liabilitas kontijensi dan aset kontijensi sesuai dengan PSAK 57 (Revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontijensi, dan Aset Kontijensi. Liabilitas kontijensi dan aset kontijensi dapat timbul dari pos-pos seperti biaya jaminan, klaim, denda, atau kemungkinan kerugian lain.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
14
2.1.3 Akuntansi untuk Sewa: Pengakuan, Pengukuran, Penyajian dan Pengungkapan Standar yang digunakan sebagai acuan untuk mengidentifikasi apakah suatu perjanjian mengandung sewa atau tidak adalah dengan menggunakan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8. Kemudian lebih lanjut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 30) (Revisi 2011) mengatur masalah sewa di Indonesia. PSAK 30 mulai berlaku di Indonesia efektif sejak tanggal 1 Januari 2012. Keseluruhan isi PSAK 30 adalah tentang definisi sewa, klasifikasi sewa, pengakuan, pengukuran dan pengungkapan sewa dalam laporan keuangan. Berikut ini disajikan PSAK 30 (Revisi 2011) tentang sewa khusus untuk sewa dalam laporan keuangan lessor. 1)
Definisi sewa Sewa adalah suatu perjanjian yang mana lessor (pemberi sewa)
memberikan kepada lessee (penyewa) hak untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang disepakati. Sebagai imbalannya, lessee melakukan pembayaran atau serangkaian pembayaran kepada lessor. Awal masa sewa adalah tanggal saat lessee mulai berhak untuk menggunakan aset sewaan. Tanggal ini merupakan tanggal pertama kali pengakuan sewa (yaitu pengakuan aset, liabilitas, pendapatan, atau beban sewa). Masa sewa adalah periode yang tidak dapat dibatalkan yang mana lessee telah menyepakati perjanjian untuk menyewa aset ditambah dengan persyaratan lain yang mana lessee memiliki opsi untuk melanjutkan sewa tersebut, jika pada awal sewa hampir pasti, lessee akan melaksanakan opsi tersebut. Nilai wajar adalah jumlah suatu aset dipertukarkan, atau liabilitas diselesaikan, antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan mamadai dalam suatu transaksi yang wajar. Menurut PSAK 30 (Revisi 2011), umur ekonomik adalah: a) Periode aset diperkirakan secara ekonomik dapat digunakan oleh satu atau lebih pengguna; atau b) Jumlah produksi atau unit serupa yang diperkirakan akan diperoleh dari aset oleh satu atau lebih pengguna.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
15
Umur manfaat adalah estimasi periode tersisa mulai dari awal masa sewa, tanpa dibatasi masa sewa, selama manfaat ekonomik aset diperkirakan digunakan oleh entitas. Definisi sewa termasuk kontrak untuk menyewa aset dengan suatu persyaratan yang memberikan opsi kepada penyewa untuk memperoleh hak milik atas aset dengan memenuhi ketentuan yang disepakati. Kontrak ini sering disebut dengan sewa beli. 2)
Klasifikasi sewa Klasifikasi sewa yang digunakan dalam PSAK 30 (Revisi 2011) ini
didasarkan atas sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee. Risiko termasuk kemungkinan kerugian dari kapasitas tidak terpakai atau keusangan teknologi dan variasi imbal hasil karena perubahan kondisi ekonomi. Manfaat dapat tercermin dari ekspektasi operasi yang menguntungkan selama umur ekonomik aset dan keuntungan dari kenaikan nilai atau realisasi dari nilai residu. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Klasifikasi sewa sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi didasarkan pada substansi transaksi dan bukan pada bentuk kontraknya. Jika suatu perjanjian sewa mengandung elemen tanah dan bangunan, maka entitas menilai klasifikasi dari setiap elemen tersebut sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi secara terpisah. Dalam menentukan apakah elemen tanah merupakan sewa operasi atau sewa pembiayaan, hal penting yang harus dipertimbangkan adalah bahwa pada umumnya, tanah memiliki umur ekonomik yang tidak terbatas. 3)
Pengakuan dan pengukuran sewa Pengakuan dan pengukuran sewa dibagi menjadi dua sebagai berikut ini: a) Sewa Pembiayaan
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
16
Dalam sewa pembiayaan, lessor mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan dalam laporan posisi keuangan sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto. Pada hakikatnya dalam sewa pembiayaan seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan hukum dialihkan oleh lessor kepada lessee, dan dengan demikian penerimaan piutang sewa diperlakukan oleh lessor sebagai pembayaran pokok dan pendapatan keuangan sebagai penggantian dan imbalan atas investasi dan jasanya. Lessor sering mengeuarkan biaya langsung awal yang meliputi antara lain komisi, biaya hukum, dan biaya internal yang bersifat tambahan dan dapat diatribusikan langsung pada proses negosiasi dan pengaturan sewa. Pengakuan pendapatan keuangan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi neto lessor dalam sewa pembiayaan. Aset dalam sewa pembiayaan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual (atau termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual) sesuai dengan PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan diperlakukan sesuai dengan PSAK 58 tersebut. Lessor pabrikan atau dealer mengakui laba atau rugi penjualan pada periode sesuai dengan kebijakannya atas penjualan biasa. Jika suku bunga rendah artificial yang digunakan, maka laba penjualan dibatasi sebesar laba jika menggunakan suku bunga pasar. Biaya yang dikeluarkan oleh lessor pabrikan atau dealer sehubungan dengan negosiasi dan pengaturan sewa diakui sebagai beban ketika laba penjualan diakui. Biaya yang dikeluarkan lessor pabrikan atau dealer sehubungan dengan negosiasi dan pengaturan sewa pembiayaan diakui sebagai beban pada awal masa sewa karena terutama terkait dengan laba penjualan pabrikan atau delaer. b) Sewa operasi Lessor menyajikan aset untuk sewa operasi dalam laporan posisi keuangan sesuai sifat aset tersebut.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
17
Pendapatan sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu yang mana penggunaan manfaat aset sewaan menurun. Biaya, termasuk penyusutan, yang terjadi untuk memperoleh pendapatan sewa diakui sebagai beban. Pendapatan sewa (tidak termasuk penerimaan dari penyediaan jasa seperti asuransi dan pemeliharaan) diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa walaupun penerimaan sewa tidak menggunakan dasar tersebut, kecuali jika terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu yang mana penggunaan manfaat aset sewaan menurun. Biaya langsung awal yang dikeluarkan oleh lessor dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan dalam jumlah tercatat aset sewaan dan diakui sebagai beban selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa. Kebijakan penyusutan aset sewaan konsisten dengan kebijakan penyusutan normal lessor untuk aset serupa, dan penyusutan tersebut dihitung sesuai dengan PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 19: Aset Tak Berwujud. 4)
Pengungkapan a) Sewa pembiayaan Sebagai tambahan pengungkapan untuk memenuhi ketentuan dalam PSAK
60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan, lessor mengungkapkan hal berikut untuk sewa pembiayaan: i.
Rekonsiliasi antara investasi sewa bruto dan nilai kini piutang pembayaran sewa minimum pada akhir periode pelaporan. Di samping itu, lessor mengungkapkan investasi sewa bruto dan nilai kini piutang pembayaran sewa minimum pada akhir periode pelaporan, untuk setiap periode berikut: Kurang dari satu tahun; Lebih dari satu tahun sampai lima tahun; Lebih dari lima tahun.
ii. Pendapatan keuangan yang belum diterima; iii. Nilai residu yang tidak dijamin yang diakru sebagai manfaat lessor; iv. Akumulasi penyisihan piutang tidak tertagih atas pembayaran sewa minimum; Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
18
v. Rental kontijensi yang diakui sebagai pendapatan dalam periode; dan vi. Penjelasan umum isi perjanjian sewa lessor yang material. b) Sewa operasi Sebagai tambahan pengungkapan untuk memenuhi ketentuan dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan, lessor mengungkapkan hal berikut untuk sewa operasi: i.
Jumlah agregat pembayaran sewa minimum masa depan dalam sewa operasi yang tidak dapat dibatalkan untuk setiap periode berikut: Sampai dengan satu tahun; Lebih dari satu tahun sampai lima tahun; Lebih dari lima tahun.
ii. Total rental kontijen yang diakui sebagai pendapatan pada periode; dan iii. Penjelasan umum isi perjanjian sewa lessor.
2.2
Gambaran Umum Audit Telah dijelaskan sebelumnya bahwa pengguna dari laporan keuangan
adalah pihak internal dan eksternal dari perusahaan. Pihak internal dan eksternal ini terdiri dari: investor, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda. Manajemen memikul tanggung jawab untuk menyusun dan menyajikan laporan keuangan entitas. Manajemen juga memiliki kepentingan atas informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dalam kaitannya menjalankan tugas perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Atas dasar inilah maka konsep audit muncul. Manajemen yang memiliki akses langsung terhadap informasi keuangan, serta memiliki kepentingan atas informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut menjadikan manajemen berpotensi untuk menyalahgunakan laporan keuangan yang diterbitkannya. Untuk menjamin bahwa laporan keuangan yang diterbitkan oleh manajemen bagi seluruh penggunanya tidak mengandung salah saji atau kecurangan, maka dibutuhkanlah pihak independen yang berasal dari luar perusahaan untuk menilai (assess) dan Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
19
menjamin (assure) bahwa laporan keuangan yang diterbitkan oleh manajemen tersebut bebas dari salah saji material dan kecurangan yang merugikan penggunanya.
2.2.1 Definisi Audit Dalam bukunya, Arens, Elder, dan Beasley (2009) menyatakan definisi audit sebagai berikut: “Audit adalah pengumpulan dan pengevaluasian bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.” Dalam melaksanakan audit, auditor biasanya menggunakan kriteria yang berlaku seperti prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (Generally Accepted Accounting Principles – GAAP) dan Internal Control – Integrated Framework yang dikeluarkan oleh Committee of Sponsoring Organization (COSO) untuk audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Audit juga harus dilaksanakan oleh auditor yang memiliki latar belakang pengetahuan dan pengalaman audit yang baik serta bersifat independen. Dalam perkembangannya, audit dapat dikategorikan kedalam tiga kelompok audit, diantaranya : 1) Audit operasional; 2) Audit ketaatan; dan 3) Audit laporan keuangan.
2.2.2 Perbedaan Tanggung Jawab Manajemen dan Auditor Eksternal Dalam audit, perlu diketahui bahwa ada perbedaan tanggung jawab yang diemban oleh manajemen dan auditor eksternal. Tanggung jawab yang harus dilakukan oleh manajemen terletak pada kewajibannya untuk menerapkan kebijakan akuntansi yang memadai, menjaga agar pengendalian internal atas pelaporan keuangan berjalan sempurna, serta menyajikan dan mengungkapkan laporan keuangan perusahaan. Tugas-tugas ini akan sulit dilaksanakan sepenuhnya oleh auditor karena manajemenlah yang berurusan dengan Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
20
pengoperasian perusahaan sehari-hari. Dalam kondisi ini, manajemen bebas untuk menyajikan dan mengungkapkan informasi-informasi yang dianggap perlu untuk diketahui para pengguna. Disamping itu, auditor memiliki tanggung jawab yang berbeda dengan manajemen. Dalam PSA 1 (SA 110) revisi, dinyatakan bahwa: “Auditor memiliki tanggung jawab untuk merencanakan dan menjalankan audit untuk memperoleh keyakinan yang memadai mengenai apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji material yang disebabkan oleh kesalahan atau pun kecurangan. Karena sifat dari bahan bukti audit dan karakteristik kecurangan, auditor harus mampu mendapatkan keyakinan yang memadai namun bukan absolut, bahwa salah saji material telah terdeteksi. Auditor tidak memiliki tanggung jawab untuk merencanakan dan menjalankan audit untuk mendapatkan keyakinan yang memadai bahwa kesalahan penyajian yang disebabkan oleh kesalahan maupun kecurangan, yang tidak signifikan terhadap laporan keuangan telah terdeteksi.” Dalam tanggung jawabnya ini, auditor harus memperhatikan dengan cermat agar jangan sampai auditor melakukan tugas pengauditan dengan mengerjakan hal-hal yang tidak efisien dan efektif. Poin pentingnya adalah auditor bertanggung jawab untuk memperoleh keyakinan atas laporan keuangan yang tidak memiliki salah saji yang signifikan atau material.
2.2.3 Asersi Manajemen Asersi manajemen menurut Arens, Elder, dan Beasley (2009) adalah: “Pernyataan yang tersirat atau tertulis oleh manajemen mengenai kelompok-kelompok transaksi dan akun-akun terkait serta pengungkapan dalam laporan keuangan.” Pernyataanan/asersi yang dibuat oleh manajemen dalam laporan keuangan bukan dilakukan secara tidak terarah, melainkan disusun dengan berpedoman pada kriteria yang telah ditetapkan. Hal ini menjadi sangat penting mengingat bahwa asersi manajemen menunjukkan keterbukaan informasi yang dianggap penting oleh manajemen bagi para penggunanya. Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
21
Dalam melaksanakan audit, asersi manjamen dapat dikelompokkan ke dalam tiga ketegori menurut PSA 07 (SA 326) sebagai berikut: 1) Asersi mengenai kelompok-kelompok transaksi dan kejadian-kejadian selama periode yang diaudit; 2) Asersi mengenai saldo akun di akhir periode pembukuan; dan 3) Asersi mengenai penyajian dan pengungkapan. Berdasarkan SA Seksi 326 Paragraf 3 (PSAP, 2011), asersi manajemen dapat dikelompokkan ke dalam lima kelompok yakni: a) Existence atau Occurrence Existence berbicara apakah aset, liabilitas, dan ekuitas yang ditampilkan dalam neraca memang betul-betul ada pada tanggal neraca yang bersangkutan. Occurance berbicara apakah transaksi yang tercatat dalam laporan keuangan benar-benar telah terjadi pada periode laporan keuangan yang bersangkutan. b) Completeness Asersi ini menekankan bahwa semua transaksi yang memang benar terjadi selama periode laporan keuangan telah dicatat dengan lengkap. Artinya asersi ini menyorot celah kemungkinan hilangnya beberapa transaksi. c) Rights and Obligations Asersi ini bertujuan untuk mempertegas bahwa keberadaan aset, liabilitas dan ekuitas memang benar-benar menjadi hak dan kewajiban perusahaan pada tanggal neraca. d) Accuracy and Valuation or Allocation Asersi ini menyatakan apakah aset, liabilitas, dan ekuitas dicatat dalam jumlah yang tepat. e) Presentation and Disclosure Asersi ini terkait dengan apakah komponen-komponen dalam laporan keuangan telah disajikan dengan pengelompokan yang tepat, dan dijelaskan dalam pengungkapan atau discolure dalam laporan keuangan.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
22
2.2.4 Tujuan Pengauditan Laporan Keuangan Untuk melakukan audit atas laporan keuangan, dibutuhkan pengetahuan akan tujuan dilakukannya audit atas laporan keuangan. Dengan mengerti tujuan dilakukannya pengauditan, maka proses audit akan lebih mudah untuk dilakukan. PSA 02 (SA 110) menyatakan: “Tujuan pengauditan umum atas laporan keuangan oleh auditor independen merupakan pemberian opini atas kewajaran di mana laporan tersebut telah disajikan secara wajar, dalam segala hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.” Jadi dapat dikatakan bahwa tujuan utama atas pengauditan laporan keuangan adalah untuk memberikan opini. Tugas auditor adalah untuk mengumpulkan bukti-bukti audit yang pada tujuannya untuk mencapai kesimpulan apakah laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen telah disajikan secara wajar. Namun, jika auditor tidak mampu menarik kesimpulan karena bahan bukti yang tidak cukup atau tidak memadai, maka auditor harus menginformasikannya kepada para pengguna laporan keuangan melalui opininya dalam laporan audit.
2.2.4.1 Tujuan Audit Terkait Transaksi Tujuan audit terkait transaksi adalah untuk melihat bagaimana asersi manajemen atas laporan keuangan dapat di benarkan atau tidak. Adapun tujuan umum audit terkait transaksi menurut Arens, Elder, dan Beasley (2009) adalah sebagai berikut: a) Occurrence Tujuan ini terkait dengan apakah keseluruhan transaksi yang dicatat dalam laporan keuangan memang benar-benar terjadi. b) Completeness Tujuan ini terkait dengan apakah keseluruhan transaksi yang terjadi pada tanggal neraca telah dimasukkan dalam laporan keuangan. c) Accuracy
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
23
Tujuan ini terkait dengan apakah informasi yang disajikan dalam laporan keuangan terjamin akurat. d) Posting and summarization Tujuan ini terkait dengan keakurasian dari perpindahan informasi transaksi yang dicatat dalam jurnal ke dalam jurnal pelengkap dan ke dalam buku besar perusahaan. e) Classification Tujuan ini terkait dengan apakah transaksi-transaksi telah dimasukkan ke dalam akun yang tepat, dan merupakan penyeimbang dari asersi manajemen terhadap klasifikasi untuk kelompok-kelompok transaksi. f) Timing Tujuan ini terkait apakah transaksi sudah dicatat pada waktu yang tepat sesuai dengan pisah batas manajemen.
2.2.4.2 Tujuan Audit Terkait Saldo Tujuan audit terkait saldo hampir sama dengan tujuan audit terkait transaksi. Tujuan audit terkait saldo diperuntukkan bagi saldo akun dan bukan bagi transaksi seperti penjualan atau pembelian. Tujuan audit terkait saldo menurut Arens, Elder, dan Beasley (2009) adalah sebagai berikut: a) Existence Auditor melihat apakah nilai saldo yang dimasukkan ke dalam laporan keuangan memang semestinya masuk ke dalam laporan keuangan. b) Completeness Auditor melihat apakah jumlah saldo yang seharusnya masuk dalam laporan keuangan sudah semuanya masuk. c) Accuracy Auditor melihat apakah nilai saldo yang dimasukkan ke dalam laporan keuangan sudah benar dari segi perhitungan matematis. d) Classification Tujuan ini melihat apakah jumlah yang dimasukkan pada daftar milik klien telah diklasifikasikan dengan benar. e) Cut off Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
24
Tujuan ini melihat apakah transaksi mendekati tanggal neraca dicatat dalam periode yang benar. f) Detail tie-in Tujuan ini melihat keterikatan rincian yang menekankan bahwa rincian dalam daftar telah disusun secara akurat, dijumlahkan dengan benar dan sama dengan buku besar. g) Realizable value Tujuan ini menekankan apakah saldo akun sudah dikurangi dengan penurunan dari biaya historis ke nilai terealisasi bersih. h) Rights and obligation Tujuan ini melihat apakah aset memang sudah menjadi milik perusahaan dan
liabilitas
memang
sudah
harus
diakui
perusahaan
sebagai
kewajibannya.
2.2.4.3 Tujuan Audit Terkait Penyajian dan Pengungkapan Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2009) tujuan terkait penyajian dan pengungkapan adalah sebagai berikut: a) Occurrence and Rights and Obligations Asersi ini membahas apakah kejadian yang diungkapkan memang telah benar-benar terjadi dan sudah menjadi hak dan kewajiban entitas bersangkutan. b) Completeness Asersi ini melihat bahwa semua pengungkapan yang harus dimasukkan dalam laporan keuangan memang telah diungkapkan. c) Accuracy and Valuation Asersi ini melihat apakah akurasi dan penilaian dan alokasi terkait dengan informasi keuangan telah diungkapkan dengan wajar dan dengan jumlah yang tepat. d) Classification and Understability Asersi ini terkait dengan apakah jumlah-jumlah telah diklasifikasikan dengan tepat dalam laporan keuangan dan catatan-catatan kaki, dan apakah penjelasan saldo dan pengungkapan terkait dapat dipahami. Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
25
2.3
Akuntansi dan Auditing Dalam buku “Berpikir Kritis dalam Auditing” (Tuanakotta, 2011) Mautz
dan Sharaf mengatakan banyak di antara anggota profesi berpendapat bahwa auditing adalah bagian (subdivision) dari akuntansi. Akuntansi meliputi pengumpulan, pengelompokan, pengiktisaran, dan pengomunikasian
data
keuangan;
akuntansi
meliputi
pengukuran
dan
pengomunikasian peristiwa dan kondisi bisnis sepanjang mereka memengaruhi dan mewakili suatu perusahaan tertentu, atau entitas lain (Tuanakotta, 2011). Mautz dan Sharaf membandingkan akuntansi dan auditing seperti pekerjaan penulis dan editor buku. Auditing berhubungan dengan verifikasi yakni memeriksa keakuratan dan ketelitian, pemeriksaan data keuangan untuk menilai kejujurannya dalam mencerminkan peristiwa dan kondisi (Tuanakotta, 2011). Sehingga dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa auditing bukanlah merupakan bagian dari akuntansi. Singkatnya, akuntansi berperan untuk membuat pembukuan serta laporan keuangan, sedangkan auditing berfungsi menguji dan mengoreksi hingga mendapat keyakinan bahwa laporan keuangan yang dibuat telah sesuai dengan standar yang berlaku.
2.4
Pengendalian Internal Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, bahwa pengendalian internal
adalah hal yang sangat penting baik bagi perusahaan maupun bagi auditor. Pengendalian internal sangat erat kaitannya dengan audit. Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2009), pengendalian internal yang baik dapat mengurangi bukti audit yang direncanakan dalam audit atas laporan keuangan. Untuk melakukan penilaian atas komponen risiko pengendalian dalam model risiko audit, auditor harus mendapatkan pemahaman atas pengendalian internal dan mendapatkan bukti-bukti yang mendukung penilaian tersebut. Dalam hal ini, auditor harus dapat menghubungkan bukti untuk mendapatkan dasar laporan atas efektivitas pengendalian internal dalam laporan keuangan dengan penilaian atas risiko pengendalian dalam audit atas laporan keuangan.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
26
2.4.1 Definisi dan Tujuan Pengendalian Internal Definisi pengendalian internal yang tertuang dalam tulisan Arens, Elder, dan Beasley (2009) adalah sebuah sistem yang terdiri dari kebijakan dan prosedur yang dirancang agar manajemen mendapatkan keyakinan yang memadai bahwa perusahaan mencapai tujuan dan sasarannya. Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2009) manajemen biasanya memiliki tiga tujuan umum dalam merancang sistem pengendalian internalnya, yakni: 1) Keandalan laporan keuangan. Manajemen bertanggung jawab untuk menyusun laporan keuangan bagi para penggunanya dengan bertanggung jawab secara hukum maupaun pofesional untuk meyakinkan bahwa informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan tersebut disajikan dengan wajar sesuai dengan ketentuan dalam pelaporan seperti misalnya GAAP. 2) Efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi. Pengendalian dalam suatu perusahaan akan mendorong penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mengoptimalkan sasaran yang dituju perusahaan. 3) Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan. Perusahaan publik, nonpublik, dan nirlaba diharuskan untuk patuh pada peraturan dan regulasi yang dikeluarkan baik oleh pemerintah, regulator, dan pihak lain. Jadi keberaan pengendalian internal adalah untuk mencapai tiga tujuan di atas.
2.4.2 Komponen Pengendalian Internal Pengendalian internal menurut Arens, Elder, dan Beasley (2009) memiliki kerangka terintegrasi yang saat ini paling banyak diterima di AS. Komponenkomponen tersebut diantaranya: 1) Lingkungan pengendalian (Control Environment). Lingkungan pengendalian internal terdiri dari tindakan, kebijakan dan prosedur yang menggambarkan keseluruhan sikap manajemen, direksi, dan pemilik dari suatu entitas atas pengendalian internal dan pentingnya pengendalian internal tersebut terhadap entitas. Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
27
2) Penilaian risiko (Risk assessment). Penilaian risiko untuk laporan keuangan merupakan identifikasi dan analisis manajemen terhadap risiko-risiko
yang relevan terhadap
penyusunan laporan keuangan. Auditor mendapatkan pengetahuan mengenai proses penilaian risiko manajemen melalui kuesioner dan diskusi dengan manajemen untuk mengetahui bagaimana manajemen mengidentifikasi risiko-risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan, mengevaluasi risiko-risiko yang signifikan dan kemungkinan terjadinya, serta menentukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk menangani risiko-risiko tersebut. 3) Aktivitas pengendalian (Control activities). Terdapat kemungkinan bahwa banyak aktivitas pengendalian pada setiap entitas, termasuk pengendalian secara manual dan pengendalian secara otomatis. Aktivitas pengendalian tersebut diantaranya:
Pemisahan tugas yang memadai.
Otorisasi yang tepat atas transaksi dan aktivitas.
Dokumentasi dan catatan yang memadai.
Pengendalian fisik atas aset dan catatan-catatan.
Pengecekan terhadap pekerjaan secara independen.
4) Informasi dan komunikasi (Information and Communication). Tujuan dari sistem informasi dan komunikasi akuntansi suatu entitas adalah untuk memulai, mencatat, memproses, dan melaporkan transaksitransaksi yang terjadi dalam suatu entitas dan untuk menjaga akuntabilitas aset-aset yang terkait. 5) Pengawasan pengendalian (Control Monitoring) Aktivitas pengawasan berkaitan erat dengan penilaian yang berjalan atau penilaian berkala atas kualitas pengendalian internal oleh manajemen untuk menentukan bahwa pengendalian dijalankan sesuai dengan tujuannya dan dimodifikasi jika diperlukan jika terjadi perubahan kondisi.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
28
2.4.3 Mendapatkan
dan
Mendokumentasikan
Pemahaman
terhadap
Pengendalian Internal PSA 69 (SA 319) mewajibkan auditor untuk mendapatkan pemahaman tentang pengendalian internal perusahaan dalam setiap pengauditan dan kemudian mendokumentasikan pemahaman mereka. Auditor biasanya menggunakan prosedur untuk mendapatkan pemahaman. Prosedur tersebut ialah pengumpulan bukti mengenai rancangan pengendalian internal dan apakah hal tersebut telah diterapkan, dan kemudian menggunakan informasi tersebut sebagai dasar dalam mengaudit secara terintegrasi.
2.4.4 Menilai Risiko Pengendalian Pemahaman tentang pengendalian internal perusahaan yang dilakukan oleh auditor, tujuannya ialah untuk membuat penilaian awal risiko pengendalian sebagai bagian dari penilaian keseluruhan auditor terhadap risiko salah saji yang material. Namun, sebelum masuk pada tahap menilai risiko awal pengendalian, auditor akan masuk kepada pertimbangan apakah entitas tersebut dapat diaudit atau tidak. Standar audit menurut Arens, Elder, dan Beasley (2009) mendefinisikan tiga tingkat ketiadaan pengendalian internal sebagai berikut: 1) Kekurangan pengendalian. Hal ini terindikasi jika rancangan atau pelaksanaan pengendalian tidak memungkinkan personel perusahaan untuk mencegah atau pun mendeteksi salah saji dengan tepat waktu. 2) Kekurangan signifikansi. Kekurangan signifikansi terjadi ketika satu atau lebih kekurangan pengendalian muncul sebagai akibat dari kemungkinan yang lebih kecil. 3) Kelemahan material. Kelemahan material muncul ketika suatu kekurangan signifikan, dengan sendirinya, atau bersama-sama dengan kekurangan signifikan lainnya, mengakibatkan kemungkinan yang lebih kecil bahwa pengendalian internal tidak mampu mencegah atau mendeteksi salah saji material dalam laporan keuangan. Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
29
2.5
Materialitas FASB mendefinisikan materialitas sebagai berikut: “Besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji tersebut.” Materialitas menjadi perhatian auditor. Auditor bertanggung jawab untuk
menentukan apakah terdapat salah saji yang material terhadap suatu informasi dalam laporan keuangan. Jika indikasi salah saji material diketemukan dalam laporan keuangan, auditor harus mengomunikasikannya dengan manajemen sehingga dilakukan koreksi atas salah saji tersebut. Ada lima langkah yang menjadi penuntun bagi auditor untuk menerapkan meterialitas menurut Arens, Elder, dan Beasley (2009): 1) Auditor menerapkan penilaian awal mengenai materialitas dan kemudian mengalokasikan estimasi tersebut pada setiap bagian pengauditan. 2) Auditor mengestimasi jumlah salah saji di setiap bagian ketika mereka mengevaluasi bukti audit. 3) Mengestimasi salah saji total di setiap bagian pengauditan. 4) Mengestimasi salah saji gabungan. 5) Membandingkan estimasi salah saji gabungan dengan materialitas dalam penilaian awal atau penilaian yang direvisi.
2.6
Proses Audit Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2009), auditor harus mendapatkan
bukti audit yang memadai untuk mendukung semua asersi manajemen dalam laporan keuangan. Hal ini dilakukan dengan mengakumulasikan bukti-bukti untuk mendukung kombinasi yang tepat dari tujuan audit terkait transaksi dan tujuan audit terkait saldo. Untuk mengerjakannya, dibutuhkan sebuah proses yang terstruktur yang dikerjakan berdasarkan beberapa tahapan. Tahapan tersebut menurut Arens, Elder, dan Beasley (2009) adalah sebagai berikut: 1) Merencanakan dan merancang sebuah pendekatan audit Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
30
2) Melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi 3) Melakukan prosedur analitis dan pengujian atas rincian saldo 4) Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit Keempat tahapan tersebut akan dijelaskan satu per satu dalam bagian berikut ini.
2.6.1 Merencanakan dan Merancang Sebuah Pendekatan Audit Tahapan pertama ialah merencanakan dan merancang sebuah pendekatan audit. Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2009) ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh auditor untuk mengumpulkan bahan bukti untuk mencapai keseluruhan tujuan audit dalam rangka memberikan opini atas laporan keuangan. Dua pertimbangan yang mempengaruhi pendekatan ini ialah kecukupan bukti yang memadai yang harus dikumpulkan auditor serta biaya pengumpulan bahan bukti yang sedapat mungkin diminimalisir. Dalam tahapan yang pertama ini, ada beberapa hal yang harus dikerjakan oleh auditor dalam rangka merencanakan dan merancang sebuah pendekatan audit, diantaranya: 1) Menerima klien dan melaksanakan perencanaan awal. Dalam aktivitas ini, auditor menentukan apakah akan menerima klien baru atau melanjutkan memberi jasa kepada klien lama, mengindentifikasi alasan klien membutuhkan jasa pengauditan, berdiskusi bersama klien untuk menghindari kesalahpahaman yang mungkin terjadi dikemudian hari, serta menyusun strategi audit secara keseluruhan. 2) Memahami bisnis dan industri klien. Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2009) pemahaman yang menyeluruh atas bisnis dan industri klien serta pengetahuan auditor atas operasional perusahaan merupakan aspek yang sangat penting untuk melakukan audit yang memadai. 3) Menilai risiko bisnis klien. Setelah auditor memahami bisnis dan industri kliennya serta operasional perusahaan, maka auditor dapat menilai risiko bisnis klien, dalam hal ini ialah risiko bahwa kliennya akan gagal mencapai tujuan. Namun dalam
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
31
audit risiko yang menjadi fokus utama auditor adalah risiko salah saji material dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh risiko bisnis klien. 4) Melakukan prosedur analitis pendahuluan. Dalam melakukan audit, dibutuhkan prosedur analitis untuk lebih memahami bisnis klien. Prosedur analitis ini dibuat dengan cara membandingkan rasio-rasio klien dengan tahun-tahun sebelumnya, dengan kompetitor yang dijadikan acuan atau dengan nilai industri. Bagian-bagian yang dianggap mengalami peningkatan salah saji akan mendapatkan perhatian khusus selama pengauditan berlangsung. Untuk beberapa klien, perbandingan saldo tahun berjalan dengan tahun sebelumnya dengan menggunakan neraca saldo yang belum diaudit (unaudited) dapat dianggap memadai. Sedangkan untuk beberapa klien yang lain, prosedur tersebut dapat melibatkan analisis yang meluas atas laporan keuangan kuartalan berdasarkan penilaian auditor. 5) Menetapkan materialitas dan menilai risiko audit yang dapat diterima serta risiko bawaan. Materialitas awal adalah jumlah maksimal terjadinya salah saji dalam laporan keuangan tetapi tidak mempengaruhi keputusan-keputusan para pengguna yang rasional. Risiko audit yang dapat diterima adalah jumlah yang dapat diterima oleh auditor apabila terjadi salah saji setelah audit dilaksanakan dan opini diterbitkan. 6) Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian. Pengendalian internal dapat menentukan banyaknya bukti audit yang harus ditemukan oleh auditor. Untuk memperoleh penilaian atas komponen risiko pengendalian, maka auditor harus memahami bagaimana bentuk pengendalian internal perusahaan serta mendapatkan bukti-bukti yang mendukung penilaian tersebut. 7) Mendapatkan informasi untuk menilai kecurangan. Auditor juga harus menilai adakah indikasi terjadinya fraud atau kecurangan di dalam perusahaan. Auditor memperoleh informasi tersebut dari hasil wawancara dengan klien serta observasi langsung atas klien tersebut. Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
32
8) Mengembangkan rencana dan program audit secara keseluruhan. Tahapan terakhir dalam merencanakan dan merancang sebuah pendekatan audit adalah mengembangkan rencana dan program audit secara keseluruhan.
Dalam
aktivitas
ini,
auditor
akan
mengembangkan
perencanaan dan program audit secara menyeluruh seperti timeline, tipe pengujian, dan bahan bukti audit yang hendak diperoleh.
2.6.2 Melaksanakan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi Setelah auditor selesai dengan fase pertama, maka masuk pada fase kedua, auditor harus melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi. Kedua aktivitas ini bertujuan untuk mengukur risiko salah saji material dalam laporan keuangan klien. Adapun jenis-jenis pengujian yang biasa dilakukan menurut Arens, Elder, dan Beasley (2009) adalah: 1) Pengujian pengendalian (Test of Control) Pengujian pengendalian dilakukan dengan cara memahami pengendalian internal klien. Dengan pengetahuan itu, maka auditor mampu untuk mengukur risiko pengendalian untuk setiap tujuan audit terkait transaksi. Pengujian dapat dilakukan secara manual atau otomatis dengan melakukan tanya jawab dengan klien, memeriksa dokumen, catatan, laporan, mengamati aktivitas terkait pengendalian, dan mengerjakan ulang prosedur-prosedur klien. 2) Pengujian substantif transaksi (substantive test of transaction) Pengujian substantif menurut Arens, Elder, dan Beasley (2009) adalah prosedur yang dirancang untuk menguji salah saji rupiah atau sering disebut dengan salah saji moneter yang secara langsung berpengaruh kepada ketepatan saldo laporan keuangan. Ada tiga jenis pengujian substantif yaitu pengujian substantif transaksi, prosedur analitis substantif, serta pengujian terperinci saldo. Pengujian substantif transaksi dilakukan untuk menguji apakah tujuan audit terkait transaksi telah terpenuhi untuk setiap kelompok transaksi.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
33
2.6.3 Melakukan Prosedur Analitis dan Pengujian atas Rincian Saldo Tahap ketiga meliputi dua proses audit yang belum masuk ke dalam tahap kedua, yakni yang meliputi prosedur analitis dan pengujian atas rincian saldo. 1) Prosedur analitis (Analytical Procedure) Standar
audit
mengharuskan prosedur
analitis
dilakukan selama
perencanaan dan penyelesaian audit. Prosedur analitis menurut Arens, Elder, dan Beasley (2009) adalah prosedur audit yang melibatkan perbandingan-perbandingan
jumlah
yang
tercatat
dengan
yang
dikembangkan oleh auditor. 2) Pengujian terperinci saldo (Test of Detail Balance) Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2009) pegujian terperinci saldo memfokuskan pada saldo akhir buku besar baik untuk akun-akun neraca maupun laba rugi. Namun penekanan utama pengujian atas perincian saldo ada di bagian neraca.
2.6.4 Menyelesaikan Audit dan Menerbitkan Laporan Audit Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2009), tiga fase pertama yang sudah dijabarkan di atas belum cukup untuk menerbitkan laporan keuangan. Pada fase keempat ini, auditor harus mengumpulkan bukti audit terkait dengan tujuan penyajian dan pengungkapan, ikhtisar hasil, penerbitan laporan audit, dan melakukan bentuk-bentuk komunikasi lainnya. Adapun aktivitas lainnya yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Melakukan
pengujian
tambahan
untuk
tujuan
penyajian
dan
pengungkapan. Pada tahapan ini, auditor melakukan aktivitas pengujian atas pengendalian internal yang sudah dibuat oleh manajemen untuk mendapatkan bukti pendukung tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan, kelengkapan, dan akurasi. Auditor juga melakukan pengujian substantif untuk mendapatkan bukti yang tepat dan memadai bahwa informasi yang diungkapkan dalam catatan-catatan kaki merefleksikan transaksi-transaksi dan saldo yang sebenarnya yang telah terjadi dan bahwa penyajian
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
34
kewajiban klien adalah untuk mendukung tujuan keterjadian serta hak dan kewajiban. 2) Pengumpulan bukti akhir. Setelah menyelesaikan fase I, II, dan III, maka pada tahapan pengumpulan bukti akhir ini, auditor harus mendapatkan bukti-bukti berikut ini sesuai dengan pendapat Arens, Elder, dan Beasley (2009):
Melakukan prosedur analitis akhir.
Mengevaluasi asumsi keberlangsungan usaha (going concern).
Mendapatkan surat representasi klien.
Membaca informasi dalam laporan tahunan untuk meyakinkan bahwa informasi yang disajikan konsisten dengan laporan keuangan.
3) Menerbitkan laporan audit. Setelah menyelesaikan serangkaian proses audit maka auditor akan menerbitkan laporan auditnya yang berisikan opini atas kewajaran sebuah laporan keuangan. 4) Komunikasi dengan komite audit dan manajemen. Komunikasi dengan komite audit dan manajemen diharuskan oleh standar audit. Hal yang harus dikomunikasikan auditor kepada mereka yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan adalah tentang kekurangan dalam pengendalian internal dan jika memungkinkan juga termasuk hal-hal yang dapat meningkatkan kinerja bisnis mereka
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1
Profil Kantor Akuntan Publik TWR Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanudiredja, Wibisana dan Rekan (TWR)
adalah anggota jaringan global salah satu KAP Big Four di dunia. Perusahaan ini berlokasi di Kuningan Jakarta Selatan. Selama lebih dari 40 tahun, KAP TWR memainkan peran dalam pertumbuhan ekonomi dan bisnis di Indonesia. Perusahaan-perusahaan dari jaringan global TWR membantu para klien untuk memecahkan masalah bisnis yang kompleks dengan kreatifitas dan ide globalnya yang digabung dengan keahlian profesional domestik.
3.1.1 Jasa Profesional yang Disediakan Berbagai jasa profesional yang disediakan berfokus pada industri assurance, perpajakan, dan jasa konsultasi untuk klien publik dan swasta seperti yang dijelaskan berikut ini: 1)
Audit and Assurance Jasa audit dan assurance yang diberikan oleh KAP TWR adalah untuk
memberikan jaminan akan kinerja keuangan dan operasi bisnis kliennya. KAP TWR juga memberikan jasa yang dapat membantu klien untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangannya kepada eksternal serta kemampuan untuk dapat beradaptasi pada peraturan atau regulasi baru seperti Sarbanes-OxleyAct dan International Financial Reporting Standards (IFRS). Jasa audit dan assurance yang diberikan terkait dengan beberapa kegiatan, diantaranya: a) Financial statement audit Jasa audit atas laporan keuangan ini bertujuan untuk membetuk pandangan apakah informasi yang disajikan dalam laporan keuangan secara keseluruhan telah mencerminkan posisi keuangan perusahaan secara wajar dalam waktu tertentu. b) Financial Accounting Saat ini perusahaan-perusahaan publik diseluruh dunia telah beralih menggapai standar akuntansi yang disebut dengan IFRS (International 35
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
36
Financial Reporting Standards) dengan upaya besar untuk tunduk kepada regulasi yang diberikan oleh Sarbanes-Oxley Act. Hal ini menyebabkan pencatatan akuntansi semakin rumit. Perusahaan-perusahaan mencoba memenuhi standar akuntansi keuangan global. KAP TWR hadir menjawab setiap kebutuhan perusahaan untuk memberikan pertimbangan terkait akuntansi yang berkualitas tinggi yang diperlukan oleh kliennya. c) System and Process Assurance (SPA) Saat ini, perusahaan-perusahaan banyak melimpahkan perhatiannya kepada desain, dokumentasi, dan operasi kontrol untuk memastikan keakuratan dan ketepatan waktu informasi yang digunakan untuk pelaporan keuangan dan manajemen pengambilan keputusan agar berjalan dengan baik. System and Process Assurance menyediakan jasa terkait pengawasan di seputar proses pelaporan keuangan. Hal tersebut termasuk proses bisnis dalam keuangan dan dalam kontrol manajemen teknologi informasi. d) IT Security IT dan security organization sekarang telah menjadi front line dalam hal upaya kepatuhan dan sekarang diminta oleh perusahaan-perusahaan untuk memainkan dua peranan penting, yaitu: pertama untuk menyediakan keamanan lingkungan IT yang terkendali dengan baik untuk meningkatkan kinerja bisnis dan yang kedua untuk membantu organisasi secara strategis dan taktis dalam hal ketatakelolaan perusahaan, risiko, dan kepatuhan kepada regulasi. KAP TWR membantu kliennya dalam mencapai bisnisnya, memahami, dan mengelola dampak risiko IT pada bisnis kliennya sehingga aset tidak berwujud klien dapat terlindungi dan partner bisnis kliennya percaya pada bisnisnya. e) Jasa Assurance lainnya Kebanyakan
bentuk
dari
pengungkapan
perusahaan
mendapatkan
kredibilitas melalui proses reviu independen eksternal. KAP TWR menyediakan layanan dengan jaminan ketat terhadap independent assurance dari pernyataan dan laporan-laporan yang lainnya. Untuk mendapatkan assurance ini, KAP TWR melakukan audit berdasarkan Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
37
Indonesian Auditing Standard yakni standar audit yang berlaku di Indonesia, standar audit untuk kinerja, dan juga termasuk tes dan prosedur yang dibutuhkan untuk keadaan tertentu. 2)
Advisory Jasa konsultasi yang disediakan adalah berupa: a) Lead advisory Menjalankan perusahaan yang sukses membutuhkan perencanaan yang padat dan eksekusi strategis yang tepat waktu. Lead advisory memberikan jasa konsultasi stratejik kepada klien seperti:
Divestasi
Initial Public Offering dan Capital Raising
Leveraged buy-outs
Private equity transactions
Merger and Acquisitions
Strategic opinion analysis
b) Transaction Services Layanan transaction services ini termasuk:
Financial and tax due diligent
Sales and purchase agreement advisory
Tax structuring for acquisition purposes
Financial projection’s assumptions review
M&A negotiation support
c) Corporate Valuation Layanan ini merupakan layanan yang berbeda dari jasa advisory lainnya. Tim Valuation and Advisory melihat jauh melebihi sekedar kebutuhan kliennya untuk mengukur nilai. d) Business Recovery Services Layanan ini sangat tepat dibutuhkan saat perusahaan mengalami gejala distress sebelum meledaknya krisis. Layanan ini mengungkapkan deteksi dini yang cepat dan tindakan keputusan yang menjadi kunci untuk memulihkan kinerja dan nilai. e) Internal Audit Services Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
38
Divisi ini membantu perusahaan meningkatkan nilai dan kinerja fungsi internal audit dengan menyediakan solusi yang disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan. f) Forensic Services Istilah akuntansi forensik mengacu pada penyelidikan atau analisis informasi akuntansi atau bukti untuk mengindetifikasi dan mengukur transaksi yang tidak biasa yang muncul karena kesalahan atau penipuan. Layanan ini menawarkan saran strategis dan bantuan di berbagai macam layanan forensik. g) Performance Improvement Services Layanan yang diberikan adalah untuk:
3)
Governance, Risk and Compliance
People and Change
Business Process Improvement
Information, Communication & Technology Effectiveness
Financial Effectiveness
Tax Jasa perpajakan yang dilayani oleh KAP TWR adalah sebagai berikut: a) Tax Advisory Service Layanan ini berfungsi untuk membantu kliennya dalam melayani transaksi-transaksi yang memiliki implikasi perpajakan Indonesia. Layanan ini akan mengindentifikasi risiko pajak dan merekomendasikan cara-cara untuk menanggulanginya. c) Tax Compliance Service Layanan ini memberikan bantuan kepada
kliennya untuk mengatur
kepatuhan terhadap isu-isu perpajakan, risiko dan kesempatan, dan membiarkan kliennya fokus kepada bisnisnya. d) Tax Dispute Resolution Dalam perpajakan di Indonesia, perselisihan dapat timbul selama masa audit pajak, selama proses keberatan, banding pajak, dan proses rekonsiderasi. Layanan ini akan membantu kliennya untuk meminimalisir konsekuensi-konsekuensi yang muncul dari situasi di atas. Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
39
e) Transfer Pricing KAP TWR menyediakan layanan berikut ini:
Mengembangkan strategi pertahanan transfer pricing
Memberikan dukungan dalam hal audit pajak, keberatan, banding.
Merekomendasikan penataan terhadap transaksi atau penawaran terhadap pihak terkait.
f) Indirect Tax and World Trade Management Services KAP TWR juga menyediakan divisi pajak yang melayani transaksi yang berkaitan dengan pajak-pajak khusus seperti transaksi yang terkait PPN, pajak penjualan barang mewah dan bea cukai. g) Merger and Acquisitions Untuk
melakukan penggabungan dan akuisisi,
perusahaan perlu
mempertimbangkan urusan risiko terhadap pajak dan menjamin bahwa future net cash flow akan berjalan dengan optimal. Layanan ini memberikan kliennya konsultasi perpajakan yang berhubungan dengan penggabungan dan akuisisi. h) Global employee mobility Saat ini bisnis sangat berkembang pesat sehingga banyak ekspatriat yang bekerja dari dan ke Indonesia. Layanan ini menyediakan bantuan dan konsultasi bagi para ekspatriat terkait masalah perpajakan internasional. i) Corporate Advisory Perpajakan yang berlaku di setiap negara sangat berbeda, termasuk di Indonesia. Oleh sebab itu, layanan ini hadir untuk membantu perusahaan yang membangun bisnisnya di Indonesia untuk mengurus kewajiban pajak perusahaan yang bersangkutan dalam hal kepatuhan perpajakan. j) Payroll Services Seperti yang kita tahu, seluruh karyawan dikenakan pajak oleh peraturan perpajakan. Perhitungan dan pembayaran pajak atas karyawan bukanlah hal yang mudah. Karena itu, layanan ini hadir memberikan bantuan dan konsultasi untuk perpajakan karyawan di perusahaan. k) Asian Tax and Advisory Webcast Series
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
40
Selain jasa-jasa di atas, KAP TWR juga menyajikan berita yang terkait dengan isu perpajakan yang ada di Asia. Jasa-jasa yang disediakan seperti yang sudah dijelaskan di atas diharapkan dapat memberikan nilai bagi wajib pajak untuk dapat menjalankan kewajibannya dalam hal kepatuhan terhadap hukum perpajakan di Indonesia.
3.1.2 Sektor Industri pada KAP KAP TWR membagi kelompok industri yang ditanganinya menjadi lima sektor. Lima sektor tersebut antara lain: 1) Energy, Utilities & Mining (EU&M) KAP TWR adalah penyedia layanan profesional yang unggul dan menyediakan layanan konsultasi bagi sektor penyedia sumber daya lebih dari 100 tahun. 2) Financial Services (FS) KAP TWR adalah penyedia jasa profesional yang paling unggul di Indonesia. Industri ini merupakan industri prioritas bagi KAP TWR. Fokus dalam layanan ini adalah organisasi multinasional dan domestik yang menghadapi isu bisnis yang sangat kompleks dan kesempatan yang penuh tantangan. 3) Consumer and Industrial Products Services (CIPS) Industri ini meliputi banyak sekali wilayah bisnis dimana banyak sekali perusahaan yang masuk dalam kategori ini di Indonesia dan merupakan penyumbang terbesar bagi perekonomian Indonesia. Bisnis yang termasuk dalam industri ini termasuk otomotif, perkebunan, farmasi, produk ritel dan konsumen, operasi pelabuhan serta sektor logistik. 4) Technology, Information Communications, Entertainment and Media (TICE) KAP TWR juga melayani perusahaan-perusahaan yang masuk dalam kategori ini yakni perusahaan seperti penyedia jasa telepon maupun ponsel, dan penyedia jasa internet. 5) Sustainability and Climate Change (S&CC) Indonesia Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
41
Selain keempat industri di atas, KAP TWR juga menyediakan layanan jasa yang belum banyak dilakukan oleh perusahaan lain yakni jasa yang berhubungan dengan keberlanjutan perusahaan serta dampak operasional perusahaan terhadap perubahan iklim. Pengelompokan industri tersebut merupakan hal yang sangat penting bagi KAP TWR karena menjadi penunjang dalam fokus pelayanan yang dilakukan KAP TWR.
3.2
Profil PT ELN PT ELN berdiri dengan nama PT EN tanggal 9 September 1969
berdasarkan Indonesia Corporate Establishment Act Nomor 18 tanggal 25 Januari 1969. PT EN merupakan anak perusahaan dari PT PTM (persero) dan satusatunya perusahaan nasional yang mengeksplorasi minyak dan gas. Dari tahun 1971-1973 bisnis utama PT EN adalah reparasi peralatan komunikasi kapal laut. Namun dengan cepat PT EN diperluas dengan mengembangkan Sistem komunikasi Terpadu untuk PT PTM. Dengan cara demikian PT EN diarahkan untuk membentuk PT ELN REN pada tahun 1986. Selanjutnya tahun 1972 salah satu divisi PT EN yang berfungsi untuk mengelola data seismik didirikan dibawah PT ELN Geo yang pada akhirnya bermitraan dengan GSI. Tahun 1974 PT EN terus berkembang dengan mendirikan pusat data sains untuk menyediakan pendorong layanan untuk reservoir dan minyak, khususnya dalam mengoptimalkan proses penyulingan. Tidak hanya berkembang di industri yang sejenis, PT EN juga mendiversifikasikan portofolio bisnisnya dengan mencetak Yellow Pages untuk Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. Dengan dibuatnya diversifikasi bisnis ini menjadi permulaan dibentuknya PT IN. Dalam industri eksplorasi minyak dan gas, informasi awal yang paling dibutuhkan adalah informasi mengenai letak geografis ladang sumber energi minyak dan gas yang hendak dieksplorasi. Para pengusaha membutuhkan data dan informasi tersebut sebelum mulai mengeksekusi. Pada tahun 1980 PT ELN mengatasi kebutuhan ini dengan mendirikan PT SCU yakni perusahaan yang beroperasi dengan basis spesialisasi di bidang manajemen data dan gudang Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
42
minyak dan gas. Tahun 1984 satu perusahaan lagi dibentuk di bawah PT EN yakni PT EWH yang akhirnya diganti nama menjadi PT EWS. Kemudian di tahun yang sama PT EN berubah nama menjadi PT ELN. Lebih lanjut, di tahun ini juga PT IN didirikan untuk berfokus pada layanan Yellow Pages. Selama periode berikutnya, sebagian besar saham PT IN masuk ke PT TI Tbk. PT TI Tbk. adalah perusahaan penyedia layanan dan jaringan telekomunikasi terbesar di Indonesia. Sepanjang tahun 1986 ada dua perusahaan yang didirikan oleh PT ELN yakni PT ELN MIK yang kemudian berganti nama dengan PT ELN TEL dan PT ELN REN. Pada tahun 1987, PT ELN mulai mendistribusikan bahan bakar nasional yang pada akhirnya mengarah kepada dibentuknya PT EPN 10 tahun kemudian. Tahun 1995, PT ELN dalam kemitraannya dengan PT TI mendirikan PT PTI yakni unit bisnis yang didedikasikan untuk sistem satelit komunikasi atau VSAT. Karena begitu banyaknya perusahaan yang dibentuk sepanjang PT ELN berdiri, maka tahun 1996 PT ELN mereposisikan dirinya sendiri sebagai perusahaan induk kepada semua diversifikasi perusahaannya. Sepanjang tahun 1997, PT ELN sudah melakukan banyak sejarah pengelolaan anak perusahaan, diantaranya mengakuisisi PT SCU dan PT SRD, mendirikan PT PND, mendirikan PT EPR yang bertujuan untuk mendukung layanan hilir minyak dan gas dan pertukaran bahan bakar. Pada tahun yang sama juga, PT ELN kemudian menjadi perusahaan terbuka. Dalam tahun 2002, PT ELN melakukan konsolidasi internal dan mereviu proses bisnis yang telah berjalan sejak perusahaan ini menjadi perusahaan terbuka. Namun, dari hasil reviu proses bisnis dan konsolidasi internal yang dilakukan, akhirnya PT ELN memutuskan untuk mengembalikan PT ELN kepada posisinya semula yakni menjadi perusahaan privat. Pada tahun berikutnya yakni 2003, PT ELN memulai bisnis minyak dan gas miliknya yang pada akhirnya harus melakukan kontrak bagi hasil proyek di Bangkanai, Kalimantan Tengah. Perusahaan ini menunjang kegiatan usaha bidang pengelolaan lapangan gas di Blok Bangkanai. Proyek ini yang merupakan awal dari dibentuknya PT EBE Ltd. Pada tahun 2004, PT EDS didirikan dengan upaya untuk menguatkan portofolio pengeboran terintegrasi. Di tahun berikutnya, tahun 2005, PT ELN mengakuisisi Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
43
PT PBN yakni perusahaan yang bergerak dibidang pipa minyak. Kemudian di tahun 2006, PT ELN mendirikan PT JE yakni perusahaan yang diperuntukkan mengatur sumber energi berpotensi dan PT JT yakni perusahaan yang mengatur layanan telematika potensial di Jawa Barat. Selanjutnya, tahun 2007 PT ELN mengakuisisi 25% dari ETR Ltd. Kemudian dibentuklah PT ETR yakni konsorsium ELN dengan TGH Corporation. Kegiatan utama ETR adalah pengelolaan dan pengoperasian lapangan minyak Blok Ramba, Sumatera Selatan. Pada tahun yang sama PT ELN sekali lagi merekonstruksi dirinya, mengganti status
perusahaan
dari
perusahaan
induk
menjadi
perseroan
dengan
mengonsolidasi empat anak perusahaan; PT EGSC, PT EDS, PT SRD dan PT EWS. Sejak saat itu, PT ELN sudah secara resmi menjadi perusahaan gabungan hulu minyak dan gas pertama dan terbesar di Indonesia. Adapun anak perusahaan berbasis data lainnya yang dikonsolidasi secara horizontal adalah PT ELN TEL dan PT ELN REN menjadi PT SCU. Tahun 2008, PT ELN kemudian resmi menjadi PT ELN Tbk. setelah disepakati oleh Bapepam LK sebagai perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia. Di tahun 2009, PT ELN menjual kepemilikannya terhadap PT JE dan PT JT sekaligus seluruh kepemilikannya atas PT IN untuk mendedikasikan dirinya sebagai perusahaan jasa gabungan hulu minyak dan gas.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
44
3.2.1 Struktur Organisasi Perusahaan PT ELN Berikut ini adalah gambaran dari struktur organisasi yang dimiliki oleh PT ELN.
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT ELN Sumber: Dokumentasi KAP TWR (Telah diolah kembali)
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
45
Dalam gambar ini ditampilkan hierarki organisasi perusahaan secara umum. Namun, dalam kenyataannya setiap divisi di masing-masing ranting yang paling bawah mempunyai sub-divisi yang terdiri dari kepala divisi dan para staf-stafnya.
3.2.2 Struktur Kepemilikan PT ELN Tabel 3.1 di bawah ini adalah pembagian persentase kepemilikan atas saham PT ELN. Tabel 3.1 Persentase kepemilikan saham PT ELN
Shareholders
Number of
Number of Share
% of Share
Shareholder
Owned
Ownership
Share ownership of 5% or more PT PTM Persero
1
3.000.000.000
41.10%
PT BI, Tbk.
1
1.795.517.890
24.60%
BSI BL
1
383.400.000
5.25%
Treasury Stock
0
-
0%
ELN’s Board of
0
-
0%
5.740
2.119.582.110
29.04%
5.743
7.298.500.000
100%
Share ownership of Below 5%
Commissioners and Directors Public (<5% individually) Total Number
Sumber: Website PT ELN (Telah diolah kembali)
Dapat dilihat dari Tabel 3.1 di atas, bahwa pegang saham atas PT ELN terbagi dalam dua kategori yakni pemegang saham di atas 5% dan pemegang saham di bawah 5%. Pemegang saham di atas 5% adalah kelompok non-individual atau korporasi, sedangkan kelompok pemegang saham di bawah 5% merupakan individual.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
46
Bagan di bawah ini adalah gambaran umum struktur kepemilikan pada PT ELN.
Gambar 3.2 Bagan kepemilikan saham PT ELN Sumber: Dokumentasi KAP TWR (Telah diolah kembali)
Kepemilikan atas saham PT ELN dipegang mayoritas oleh PT PTM (Persero) yakni sebanyak 41,10%. Karena itu PT PTM (Persero) menjadi pemegang saham pengendali atas PT ELN. Namun disamping itu, pemegang saham terbesar kedua dipegang oleh publik yakni sebesar 29,04%. Selain itu, PT ELN juga memegang saham atas anak-anak perusahaan.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
47
Dari Gambar 3.3 dibawah ini dapat dilihat bahwa PT ELN merupakan pemilik saham mayoritas atas perusahaan anak. Kepemilikan PT ELN atas perusahaan anak masing-masing mencapai lebih dari 90%.
Gambar 3.3 Bagan kepemilikan saham PT ELN atas entitas anak Sumber: Website PT ELN (Telah diolah kembali)
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
48 Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, perusahaan mengonsolidasi entitas anak dengan kepemilikan langsung seperti yang digambarkan pada Tabel 3.2 (dalam jutaan rupiah) berikut ini: Tabel 3.2 Persentase kepemilikan saham PT ELN atas entitas anak
Persentase Kepemilikan Nama entitas anak
Kegiatan usaha
Domisili
Tahun Perolehan
2013 %
2012 %
Jumlah aset 2013
2012
Kepemilikan langsung PT Sigma Cipta Utama (“SCU”)
Manajemen data, teknologi informasi dan telekomunikasi
Jakarta
1980
99.99
99.99
98,560
100,324
PT ELN Fabrikasi Konstruksi (“EFK”)
Jasa penguliran, perdagangan dan pabrikasi pipa
Batam
1982
97.35
97.35
53,312
93,330
PT ELN Petrofin (“EPN”)
SPBU, depot, transportasi dan perdagangan BBM, dan bahan kimia
Jakarta
1996
99.93
99.93
346,850
367,192
PT ELN Patra Ritel (“EPR”) PT Patra Nusa Data (“PND”)
SPBU migas
Jakarta
1996
98
98
40,065
33,664
Jasa perolehan dan pengelolaan data eksplorasi dan produksi migas Jasa penyewaan kapal laut dan agen perkapalan Perusahaan pelayaran
Jakarta
1997
70
70
118,175
100,238
Jakarta
2013
90
-
11,435
-
PT ELN Trans Samudera (“ETSA”) Didirikan sejak 8 November 2013
Sumber: Website PT ELN (Telah diolah kembali)
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
49
3.2.3 Kegiatan Operasional Grup Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan adalah bergerak di bidang jasa, perdagangan, pertambangan, pembangunan dan perindustrian. Saat ini, perusahaan dan entitas anak (bersama-sama disebut “Grup”) beroperasi di bidang jasa hulu migas dan penyertaan saham pada entitas anak, entitas asosiasi serta entitas ventura bersama yang bergerak dalam berbagai bidang usaha, yaitu jasa dan perdagangan penunjang hulu migas, jasa dan perdagangan hilir migas, jasa pengolahan dan penyimpanan data migas, pengelolaan aset lapangan migas dan jasa telekomunikasi. Perusahaan juga beroperasi di bidang penyediaan barang dan jasa termasuk penyediaan dan pengelolaan ruang perkantoran kepada entitas anak, pihak berelasi dan pihak ketiga. PT ELN sebagai induk perusahaan melakukan kegiatan yang berbeda dengan semua anak perusahaan. Induk perusahaan melayani upstream dan downstream service minyak dan gas bumi, yang termasuk dalam aktivitas jasa servis Geophysical, jasa pengeboran minyak atau dalam istilah asing disebut dengan “Drilling”, dan jasa-jasa lain yang dibutuhkan. Untuk mendukung bisnis utama PT ELN, dibutuhkan bisnis penunjang yang berfungsi sebagai pendukung jasa hulu dan hilir minyak dan gas serta manajemen data dan telekomunikasi. Dari sekian banyak bisnis ini, seluruhnya dioperasikan oleh anak perusahaan dan afiliasi yang dimiliki oleh PT ELN, diantaranya: 1) PT EPN EPN didirikan pada tahun 1997 untuk menunjang kegiatan usaha hilir minyak dan gas. Lingkup pekerjaan atau aktivitas meliputi pengelolaan SPBU, depot, transportasi dan perdagangan BBM, pelumas dan bahan kimia khusus. 2) PT EPR PT EPR didirikan pada tahun 1997 dengan kegiatan utama yakni untuk menunjang kegiatan usaha hilir minyak dan gas, khususnya perdagangan BBM. 3) PT PND PT PND didirikan pada tahun 1997 untuk menunjang kegiatan usaha jasa miyak dan gas, khususnya jasa pengolahan dan penyimpanan data eksplorasi dan
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
50
produksi. Bidang jasa PND meliputi: studi detail, studi perencanaan, studi kelayakan, studi teknik, studi operasi dan studi desain/evaluasi. 4) PT SCU PT SCU didirikan pada tahun 1980 dengan tujuan utama yakni untuk menunjnag kegiatan usaha di bidang aktivitas pendukung jasa minyak dan gas, khususnya pengelolaan dan penyimpanan data minyak dan gas. 5) PT PBN atau PT EFK PT EFK didirikan pada tahun 1980. Namun diakuisisi oleh PT ELN baru tahun 2005 yang difungsikan untuk menunjang kegiatan usaha di bidang aktivitas pendukung jasa minyak dan gas, khususnya penguliran dan perdagangan pipa casing OCTG (Oilwell Country Tubular Goods) yakni selubung dan tabung pipa yang digunakan untuk pemboran minyak dan gas. 6) PT PTI PTI didirikan tahun 1995. Perusahaan ini bergerak dalam bidang layanan sistem komunikasi melalui satelit (VSAT). Perusahaan ini menyediakan berbagai layanan pengembangan komunikasi satelit, jaringan global dan komunikasi. Selain PT ELN, pemegang saham mayoritas atas PT PTI adalah salah satu perusahaan telekomunikasi terbuka milik nasional. Pengelolaan aset lapangan minyak dan gas dikelola oleh dua perusahaan yang menjadi afiliasi PT ELN, diantaranya: 1) PT EBE PT EBE didirikan pada tahun 2003. Perusahaan ini dibentuk dengan tujuan untuk menunjang kegiatan usaha bidang pengelolaan lapangan gas di Blok Bangkanai, Kalimanatan Tengah. 2) PT ETR Perusahaan ini dibentuk oleh konsorsium PT ELN dengan TGHC tahun 2007. PT ETR memiliki kegiatan utama yakni mengelola dan mengoperasikan lapangan minyak di Blok Ramba, Sumatera Selatan.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
51
3.2.4 Kinerja Keuangan Perusahaan Sepanjang tahun 2013, kinerja keuangan PT ELN terbilang sangat baik. Secara keseluruhan, jumlah laba komprehensif perusahaan meningkat 79 persen yakni mencapai Rp 242.605 juta dibanding tahun sebelumnya Rp 135.597 juta. Dampak dari kenaikan laba bersih ini berakibat kepada tingginya permintaan akan investasi di PT ELN. Hal ini ditandai dengan kenaikan harga per lembar sahamnya yang semula dibuka dengan Rp 175 pada awal Januari 2013 dan ditutup dengan posisi angka Rp 330 per lembar sahamnya. Selain itu, PT ELN memiliki jumlah kas dan setara kas yang cukup tinggi dan juga meningkat dari tahun sebelumnya, yakni dari Rp 928.199 juta di tahun 2012 lalu meningkat 49,5% menjadi Rp 1.388.026 juta di tahun 2013.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
52
3.2.5 Pendapatan PT ELN Pencatatan pendapatan di PT ELN terbagi dalam dua bagian yakni pendapatan dari operasional yang dihasilkan dari 3 divisi yang berbeda dan pendapatan dari kegiatan non-operasional Berikut ini adalah bagan pembagian divisi yang menangani aktvitas operasional dan non-operasional di PT ELN.
Gambar 3.4 Bagan pembagian divisi dalam PT ELN Sumber: Dokumentasi KAP TWR (Telah diolah kembali)
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1
Kebijakan Akuntansi Perusahaan Secara Umum Dari hasil pengauditan atas PT ELN per tanggal 31 Desember 2013,
didapatkan kesimpulan bahwa PT ELN secara konsolidasi telah menerapkan kebijakan akuntansi yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Adapun standar akuntansi yang menjadi acuan bagi PT ELN untuk membuat kebijakan akuntansi perusahaan adalah PSAK 23 (Revisi 2010) tentang Pendapatan dan PSAK 30 (Revisi 2011) tentang Sewa. Kebijakan akuntansi PT ELN tidak mengacu kepada PSAK 64 (Revisi 2011) tentang Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral karena PT ELN merupakan perusahaan penyedia jasa pengeboran, penyedia data seismic, pengelolaan sumur-sumur minyak dan penyewaan ruang perkantoran di gedung ELN. PT ELN bukan termasuk perusahaan yang kegiatan utamanya adalah melakukan eksplorasi dan evaluasi pertambangan. Karena itu PSAK 64 (Revisi) tidak relevan bagi PT ELN. Selain itu, karena PT ELN merupakan perusahaan terbuka yang sudah terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia, maka perusahaan juga harus tunduk pada regulasi Badan Pengawas Pasar Modal dan Laporan Keuangan (BAPEPAM-LK). Terkhusus untuk Peraturan Nomor VIII.G.7, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: KEP-347/BL/2012 tertanggal 25 Juni 2012 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten dan Perusahaan Publik, telah diterapkan secara konsisten terhadap seluruh periode yang disajikan. Di awal tahun 2013, ada dua pasal dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang mengalami perubahan. Diantaranya PSAK 38 “Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali (Revisi 2012)” dan PSAK 60 “Instrumen Keuangan: Pengungkapan (Revisi 2012)”. Kedua pasal ini mulai diadopsi oleh PT ELN untuk periode pelaporan keuangan yang dimulai taggal 1 Januari 2013. Penerapan standar dan intepretasi ini tidak berdampak signifikan terhadap kebijakan
53
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
54
akuntansi entitas dan tidak berdampak material terhadap jumlah yang dilaporkan pada periode berjalan atau periode sebelumnya. Selain itu, terdapat pula beberapa perubahan lain pada standar akuntansi, yaitu munculnya standar baru, revisi, dan intepretasi baru yang telah diterbitkan. Namun pada periode pelaporan keuangan per 1 Januari 2013, perubahan standar ini belum berlaku efektif. Beberapa standar yang berubah tersebut ialah:
ISAK 27 Pengalihan Aset dari Pelanggan
ISAK 28 Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas
ISAK 29 Biaya Pengupasan Lapisan Tanah dalam Tahap Produksi pada Tambang Terbuka
PSAK 65 Laporan Keuangan Konsolidasian
PSAK 66 Pengaturan Bersama
PSAK 67 Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain
PSAK 68 Pengukuran Nilai Wajar
PSAK 1 (Revisi 2013) Penyajian Laporan Keuangan
PSAK 4 (Revisi 2013) Laporan Keuangan Tersendiri
PSAK 15 (Revisi 2013) Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama
PSAK 24 (Revisi 2013) Imbalan Kerja
Pada perkembangannya, akhirnya perusahaan memutuskan untuk menerapkan ISAK 27, 28, dan 29 pada laporan keuangan per tanggal 1 Januari 2014 dan revisi standar baru lainnya diterapkan pada laporan keuangan per tanggal 1 Januari 2015. Namun demikian, hingga penerbitan laporan keuangan konsolidasi PT ELN, manajemen masih mempelajari dampak yang kemungkinan muncul dari hasil penerapan standar baru tersebut.
4.1.1
Kebijakan Akuntansi Terhadap Akun Pendapatan di PT ELN Seperti yang sudah disinggung pada bab 2, bahwa akun pendapatan
merupakan salah satu akun dalam laporan keuangan yang sangat diperhatikan oleh para pengguna laporan keuangan. Pendapatan menggambarkan keadaan untung atau ruginya sebuah entitas yang pada hubungannya dapat memberikan citra baik dan buruk di mata para investor dan kreditur pada khususnya serta pengguna Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
55
laporan keuangan pada umumnya. Karena itu, diperlukan kebijakan atas akun pendapatan dalam kaitannya dengan pengakuan, pengukuran, dan penyajian akun pendapatan dalam laporan keuangan. Pada sub bab ini, Penulis mengupas kebijakan akuntansi atas akun pendapatan yang ada di induk perusahaan Grup yakni PT ELN saja. Pada gambar 4.1 di bawah ini kita dapat melihat bagaimana urutan siklus pendapatan yang ada di PT ELN mulai dari pengakuan pendapatan hinggan penerimaan pembayaran. (1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Peng akua nPe nda
Penc atata n reve
Verif ikasi Draf t
Ceta k Invoi ce
Penc atat an Acco
Pen agih an Acco
Pene rima anPe mba
Gambar 4.1 Siklus Penerimaan pada PT ELN
Sumber: Kebijakan Accounting and Finance PT ELN (Telah diolah kembali)
Flowchart siklus penerimaan PT ELN disajikan dalam Lampiran 5. Proses atau siklus penerimaan seperti gambar 4.1 di atas akan dipaparkan satu demi satu dalam sub-bab berikut ini.
4.1.1.1 Pengakuan Pendapatan Berikut ini adalah pedoman PT ELN dalam menjalankan siklus pengakuan pendapatan yang mengacu pada PSAK 23 (Revisi 2010) tentang Pendapatan. Penjelasan lebih rinci tentang pengakuan pendapatan PT ELN untuk masingmasing divisi dipaparkan dalam sub bab 4.3.1.2 “memahami bisnis dan industri klien” seksi 2 halaman 70, “revenue recognition”. 1) Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan dan manfaat ini dapat diukur dengan andal. 2) Untuk keperluan laporan keuangan per bulan, perusahaan dapat melakukan pengakuan pendapatan berdasarkan estimasi atas jasa yang sudah diberikan atau dilaksanakan. 3) Aturan mengenai pengakuan pendapatan barang dan jasa : a) Bila hasil suatu transaksi yang meliputi penjualan barang dan jasa dapat diestimasi dengan andal, pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
56
dari transaksi pada tanggal neraca. Hasil suatu transaksi dapat diestimasi dengan andal bila seluruh kondisi berikut ini dipenuhi:
Jumlah pendapatan dapt diukur dengan andal;
Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan;
Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi tersebut dan biaya pada tanggal neraca dapat diukur dengan andal; dan
Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal.
b) Pengakuan pendapatan dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari suatu transaksi sering disebut sebagai metode persentase penyelesaian. Menurut metode ini, pendapatan dalam periode akuntansi diakui pada saat jasa diberikan. Pengakuan pendapatan atas dasar ini memberikan informasi yang berguna mengenai tingkat kegiatan jasa dan kinerja suatu perusahaan dalam suatu periode. Tingkat penyelesaian suatu transaksi dapat ditentukan dengan berbagai metode meliputi:
Survei pekerjaan yang telah dilasanakan;
Jasa yang dilakukan hingga tanggal tertentu sebagai persentase dari total jasa yang harus dilakukan;
Proporsi biaya yang terjadi hingga tanggal tertentu dibagi estimasi total biaya transaksi tersebut.
c) Verifikasi atas pengakuan pendapatan ini dilakukan oleh departemen manajemen akuntansi (Departemen of Management Accounting).
4.1.1.2 Pencatatan Pendapatan dan Unbilled Receivable Berikut ini adalah serangkaian pedoman pencatatan pendapatan dan unbilled receivable yang diterapkan di PT ELN. 1) Pengakuan pendapatan jasa dengan cara estimasi secara internal ini dicatat sebagai pendapatan dan piutangnya dicatat sebagai unbilled receivable. 2) Berikut ini adalah persyaratan untuk melakukan pencatatan unbilled receivable :
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
57
Dilakukan setelah mendapat data laporan produksi (draft invoice dengan status propose) dari setiap divisi operasi paling lambat tanggal 25 per bulannya. Laporan produksi ini harus ditandatangani sesuai aturan pada Kebijakan Tingkat Kewenangan perusahaan.
Sudah terdapat kontrak pekerjaan atas jasa yang diakui. Pencatatan unbilled receivable atas pelaksanaan pekerjaan/jasa yang belum memiliki kontrak maka harus disetujui sesuai aturan yang ada di Kebijakan Tingkat Kewenangan perusahaan.
3) Departemen akuntansi keuangan melakukan pencatatan atas pendapatan dan unbilled receivable dan memberikan kode nomor dokumen draft invoice terkait. 4) Atas pengakuan unbilled receivable yang telah dilakukan maka : a) Laporan atas pengakuan unbilled receivable diberikan setiap bulannya kepada kepala divisi pemasaran, kepala divisi operasi, dan direksi oleh departemen manajemen akuntansi b) Dilakukan hal-hal sebagai berikut :
Atas pengakuan unbilled yang belum terealisasi karena disebabkan klien yang bermasalah, maka PIC untuk menindaklanjuti dan menyelesaikan unbilled tersebut agar dapat segera dilakukan penagihan adalah divisi pemasaran.
Atas pengakuan unbilled yang belum terealisasi karena disebabkan tidak
tersedianya
kelengkapan
dokumentasi
terkait
yang
dibutuhkan untuk melakukan penagihan maka PIC untuk menindaklanjuti dan menyelesaikan unbilled tersebut adalah divisi operasi.
Menyampaikan laporan atas tindak lanjut kepada direksi per 2 minggu.
5) Pada setiap akhir tahun, harus dilakukan reviu atas seluruh saldo unbilled, untuk memastikan penghapusan unbilled atau melakukan pengakuan piutang.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
58
4.1.1.3 Verifikasi Draft Invoice Setelah mencatat unbilled receivable, bagian tresury melakukan verifikasi draft invoice yang disiapkan oleh departemen operasi. Komponen yang harus ada pada saat memverifikasi draft invoice atas suatu transaksi adalah:
Laporan draft invoice (dengan status reported) dari divisi operasi.
Kelengkapan bukti berita acara penyelesaian pelaksanaan jasa atau pekerjaan yang sudah ditandatangani pihak klien.
Kontrak pekerjaan atas pelaksanaan jasa/pekerjaan.
4.1.1.4 Mencetak Faktur Setelah draft invoice diverifikasi, maka selanjutnya faktur atau invoice akan segera dicetak. Faktur dicetak secara manual. Cetak faktur dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
Pencetakan faktur dilakukan oleh departemen bendahara (Departement of Treasury) berdasarkan draft invoice status reported yang diterima dari divisi operasi dan telah diverifikasi.
Pencetakan faktur dilakukan secara manual, sebelum pencetakan melalui sistem SAP dapat digunakan oleh departemen bendahara.
Dokumen faktur diserahkan kepada departemen akuntansi keuangan (Department of Financial Accounting) untuk pencatatan piutang dalam sistem SAP.
Otorisasi penandatanganan faktur penagihan piutang dilakukan sesuai dengan Kebijakan Tingkat Kewenangan perusahaan.
4.1.1.5 Pencatatan Piutang Setelah siklus keempat yakni mencetak faktur dilakukan, maka siklus kelima adalah mencatat piutang yang terjadi seperti tiga tahapan di bawah ini: 1) Pencatatan piutang oleh departemen akuntansi keuangan dilakukan berdasarkan faktur yang dicetak oleh departemen bendahara, beserta dokumen pendukung, yang terdiri dari : a) Laporan draft invoice (dengan status reported) dari departemen operasi, yang diverifikasi oleh departemen bendahara. Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
59
b) Kelengkapan bukti berita acara penyelesaian pelaksanaan jasa atau pekerjaan yang sudah ditandatangani pihak klien. c) Kontrak pekerjaan atas pelaksanaan jasa/pekerjaan. d) Pencatatan kas masuk dan pembuatan BRV dilakukan oleh departemen akuntansi keuangan dengan dasar data yang diterima dari departemen bendahara. 2) Apabila terdapat piutang yang berpotensi tidak dapat ditagih setelah jangka waktu tertentu atau jumlah yang pemulihannya (recovery) berpotensi tidak lagi dapat dilakukan, maka diakui sebagai cadangan penghapusan piutang, dikecualikan untuk piutang afiliasi dan piutang intercompany. a) Piutang yang dicadangkan adalah piutang yang memiliki umur lebih dari 2 tahun dan langsung dicadangkan sebesar 100%. b) Apabila pada awal tahun kedua disepakati bahwa piutang akan dibayarkan secara diangsur, maka dilakukan perhitungan atas piutang terkait secara present value selama jangka waktu yang telah disepakati antara perusahaan dengan klien. Selisih antara piutang yang telah dipresentvaluekan dengan nilai piutang awal akan menjadi dasar untuk pencadangan. c) Apabila piutang akhirnya dapat tertagih, maka pemulihan (recovery) tidak dibenarkan, nilai dari pemulihan akan dicatat sebagai other income. Otorisasi atas pencadangan piutang dilakukan sesuai Kebijakan Tingkat Kewenangan perusahaan. 3) Penghapusan piutang adalah penghapusan nilai piutang dalam catatan perusahaan yang disebabkan tidak tertagihnya atau gagal tagih piutang perusahaan kepada klien. Pengajuan usulan penghapusan dibuat oleh unit pengumpulan (Unit of Collection) atau dari departemen bendahara berkoordinasi
dengan
departemen
akuntansi
keuangan
dengan
memberikan:
Penjelasan tentang tujuan dan latar belakang dilakukan penghapusan.
Daftar piutang yang dihapuskan beserta klien terkait.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
60
Otorisasi atas penghapusan sesuai dengan Kebijakan Tingkat Kewenangan perusahaan.
4.1.1.6 Penagihan Piutang Kepada Klien Setelah piutang dicatat, maka selanjutnya piutang yang belum dibayar oleh klien harus ditagihkan. Penagihan piutang kepada klien dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Penagihan piutang dilakukan berdasarkan umur piutang yang telah jatuh tempo dan dilakukan oleh departemen bendahara. 2) Mengirimkan dokumen penagihan kepada klien yang terdiri dari : a) Faktur asli (Faktur Komersial) b) Dokumen pendukung, yang meliputi :
Faktur pajak asli dan lembar ke-4 dan ke-5 faktur pajak
Kwintansi
Kontrak
Berita acara kemajuan/penyelesaian
3) Jika sudah mendekati masa jatuh tempo faktur, maka dilakuan konfirmasi kepada klien perihal kepastian pembayaran faktur terkait. Metode penagihan kepada klien dilakukan sesuai dengan poin 4. 4) Penagihan piutang kepada klien : a) Penagihan piutang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Penagihan melalui surat Apabila berdasarkan umur piutang jatuh tempo pembayaran utang klien sudah lewat, dan belum dilakukan pembayaran, maka perusahaan dapat mengirim surat atau menegur pelanggan yang belum membayar utangnya. Apabila utang tersebut belum juga dibayar setelah beberapa hari surat dikirimkan, maka perusahaan harus mengirim surat dengan teguran yang lebih keras.
Melalui telepon Apabila setelah pengiriman surat teguran ternyata tagihan belum juga dibayar, maka perusahaan melalui departemen bendahara Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
61
dapat menelepon pelanggan dan meminta untuk segera melakukan pembayaran.
Melakukan kunjungan personal Melakukan kunjungan ke tempat klien dapat dilakukan apabila klien dirasa tidak dapat bekerjasama.
Melalui jalur hukum/yuridis Apabila klien jelas-jelas tidak mau membayar kewajibannya, maka perusahaan
dapat
menggunakan
tidakan
hukum
dengan
mengajukan gugatan perdata melalui pengadilan. b) Atas piutang yang mengalami kesulitan dalam hal penagihan, maka dilakukan hal-hal sebagai berikut:
Apabila umur piutang telah memasuki bulan ketiga maka dilakukan tindak lanjut melalui tim penyelesaian piutang bermasalah (remedial) untuk mengkaji apakah piutang bermasalah akan diselesaikan melalui jalur hukum atau opsi lainnya, contohnya merestruriksasi piutang klien. Penyebab atas faktur bermasalah ini harus diidentifikasi dan dievaluasi oleh Tim Remedial.
Laporan atas umur piutang yang telah memasuki bulan ketiga diberikan kepada divisi pemasaran.
Anggota Tim Remedial sekurang-kurangnya terdiri dari fungsi collection, accounting, operation, legal, dan fungsi marketing yang menangani klien dari piutang terkait. Tim Remedial diketuai oleh kepala divisi pemasaran dan atau kepala divisi operasi.
Direktur utama mengirimkan surat dalam bentuk IOU/Promissory Note kepada direksi perusahaan klien untuk ditandatangani pada bulan keempat.
Apabila setelah bulan kelima tidak ada perkembangan/hasil dari penagihan piutang terkait, maka perusahaan dapat melakukan gugatan perdata atau gugatan pidana dengan didahului somasi atau pengusutan di pengadilan kepada klien.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
62
Proses litigasi tersebut di atas dapat dilakukan melalui pengacara (exsternal lawyer) yang diawasi oleh perusahaan.
4.1.1.7 Penerimaan Pembayaran Piutang Penerimaan pembayaran piutang didasarkan atas ketentuan sebagai berikut: 1) Dalam menerima pembayaran selalu dilakukan verifikasi dan konfirmasi kepada klien atas jumlah dan tujuan pembayaran yang disesuaikan dengan faktur. 2) Penerimaan piutang dilakukan dengan pembuatan Bank Receivement Voucher (BRV) dilengkapi dengan dokumen-dokumen yang dibutuhkan. 3) Pencatatan dan pembuatan BRV dilakukan oleh departemen akuntansi keuangan berdasarkan data/dokumen yang diberikan oleh departemen bendahara. 4) Pembuatan BRV dilakukan pada bulan yang sama dengan bulan diterimanya pembayaran piutang. 5) Setiap penerimaan pembayaran atas piutang harus selalu dilakukan rekonsiliasi antara BRV, laporan unbilled, draft invoice, dan rekening koran.
4.2
Pengendalian Internal Atas PT ELN Dari hasil pengujian pengendalian, ternyata auditor menemukan bahwa
pengendalian internal yang diterapkan pada PT ELN sudah mengikuti 5 komponen pengendalian internal Committee of Sponsoring Organization (COSO). Lampiran 1 menyajikan tabel penilaian auditor atas pengendalian internal yang sudah diterapkan oleh PT ELN. 1) Lingkungan pengendalian (Control environment). Berdasarkan pemahaman auditor, lingkungan pengendalian entitas telah menjadi fondasi yang baik untuk komponen pengendalian internal. Tidak ada kekurangan dalam komponen lingkungan pengendalian dari pengendalian internal yang teridentifikasi. 2) Penilaian risiko (Risk assessment). Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
63
Berdasarkan pemahaman auditor, auditor menyimpulkan bahwa komponen penilaian risiko atas pengendalian internal entitas sudah baik dan sesuai dengan ukuran dan kompleksitas bisnis entitas. Tidak ada kekurangan dalam komponen penilaian risiko yang teridentifikasi. 3) Informasi dan komunikasi (Information and Communication). Berdasarkan pemahaman auditor, auditor merasa proses informasi dan komunikasi telah sesuai dengan ukuran bisnis dan kompleksitas perusahaan. Tidak ada kekurangan dalam komponen pengendalian internal yang teridentifikasi dalam informasi dan komunikasi. 4) Pengawasan pengendalian (Control monitoring). Berdasarkan pemahaman auditor, auditor menilai bahwa pengawasan pengendalian yang ada di PT ELN sudah sesuai dengan ukuran bisnis dan kompleksitas bisnis perusahan. Tidak ada kekurangan dalam komponen pengendalian internal yang teridentifikasi dalam informasi dan komunikasi. 5) Aktivitas pengendalian (Control Activities). Dalam dokumentasi audit yang dimiliki KAP TWR, hal yang dilakukan dalam komponen aktivitas pengendalian ini berupa dokumentasi pemahaman auditor atas proses bisnis klien. Proses yang terjadi dalam tahapan kelima ini adalah:
Pilih bisnis proses yang termasuk kontrol yang sesuai dengan audit
Pilih tempat dimana auditor ingin mendokumentasikan pemahaman, pengevaluasian atas keefektivan desain dan pembuktian implementasi atas aktivitas kontrol setiap proses bisnis yang relevan dengan audit. i. Dokumentasikan dalam corresponding tabs ii. Dokumentasikan dalam control matrix iii. Dokumentasikan dalam gather evidence view.
4.3
Proses Audit Seperti teori yang dikemukakan dalam Arens, Elder, dan Beasley (2009)
bahwa proses audit terdiri dari empat fase dimulai dari perencanaan, melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif, melakukan Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
64
prosedur analitis dan pengujian atas rincian saldo, serta menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan keuangan. Namun pedoman audit yang dipakai oleh KAP TWR sedikit berbeda dengan yang ada pada teori, yakni: 1) Planning and Initial Procedures (Perencanaan dan Prosedur Awal); 2) Understand the Business, Assess Risk and Determine Audit Strategy (Memahami bisnis, Menilai risiko dan Menentukan strategi audit); 3) Respond to Risk and Gather Evidence (Respon atas risiko dan Mengumpulkan bukti); dan 4) Finalize the Audit (Penyelesaian audit). Metodologi audit yang dipakai oleh KAP TWR kemudian akan disesuaikan dengan teori yang digunakan dalam pembahasan pada proses audit.
4.3.1
Perencanaan Pada tahapan perencanaan, ada tujuh tahapan yang dikembangkan oleh
auditor dalam tugas pengauditan di PT ELN. Tahapan ini dilaksanakan dengan metode yang sama di seluruh perusahaan (Grup). Berikut ini adalah pemaparan dari ketujuh tahapan audit dalam fase perencanaan.
4.3.1.1 Menerima Atau Melanjutkan Klien Dan Melaksanakan Perencanaan Awal Proses perencanaan audit pada KAP TWR dimulai dengan keputusan menerima atau melanjutkan klien. Tahun 2013 merupakan tahun kedua bagi PT ELN untuk diaudit laporan keuangannya oleh KAP TWR. Sehingga untuk penugasan audit yang berakhir 31 Desember 2013 ini, KAP TWR hanya menilai keberlanjutannya saja. Komponen yang menjadi penilaian apakah perikatan tersebut pantas untuk dilanjutkan atau tidak adalah berdasarkan pedoman audit KAP TWR seksi 3011 Acceptance and Continuance yakni sebagai berikut:
Kewajiban profesional dan hukum yang terkait dengan entitas tersebut, termasuk apabila ada kewajiban bagi perusahaan untuk membuat laporan kepada seseorang atau beberapa orang yang telah membuat penunjukan, atau dalam beberapa hal adalah pembuat regulasi.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
65
Kemungkinan bahwa entitas menarik diri dari perikatan (engagement) atau keduanya yakni dari perikatan dan hubungan antara auditor dengan klien. Tujuan dilakukannya prosedur ini adalah untuk mendapatkan informasi
lebih awal jika terdapat suatu hal yang berpotensi untuk menimbulkan keadaan yang menyebabkan berakhirnya perikatan tersebut. Untuk audit di PT ELN, hasil dari pelaksanaan prosedur ini ialah bahwa KAP TWR kembali menerima PT ELN untuk melanjukan perikatan audit atas laporan keuangan yang berakhir pada 31 Desember 2013 karena sudah sesuai dengan requirements KAP TWR terkait Acceptance and Continuance.
4.3.1.2 Memahami Bisnis dan Industri Klien Untuk pemahaman bisnis dan industri klien, Penulis akan fokus pada bisnis dan industri PT ELN. Hal ini dikarenakan Penulis ingin lebih banyak membahas tentang audit atas pendapatan PT ELN saja. Bisnis utama PT ELN adalah jasa penunjang industri minyak dan gas bumi pada bagian hulu yang terbagi dalam 4 divisi utama, terdiri dari ELN Drilling Services (EDS), ELN Oilfield Services (OFS/EWS), Geoscience Service Division (GSC), dan ELN untuk bisnis non operasional. Lihat bagan pembagian divisi PT ELN pada Gambar 3.4 halaman 52. Pada PT ELN, ada tiga divisi yang menangani sumber pendapatan operasional seperti yang digambarkan oleh bagan Gambar 3.4 halaman 52. Ketiga divisi tersebut ialah sebagai berikut: 1) Eln Drilling Services (EDS) Pada divisi ini, EDS menyediakan jasa operasi pengeboran yang lengkap mulai dari perjanjian lokasi, program pengeboran, full material provision, provisi alat-alat (alat pembor, truk, dan peralatan lainnya), dan provisi jasa pendukung yang lengkap hingga pelaksanaan pengeboran dilakukan. Divisi pengeboran ini nantinya akan dibagi dalam 3 bisnis unit, yakni Drilling Rig Services (DRS), Drilling Fluid Support (DFS), dan Rig Testing Support (RTS). Setiap bisnis unit menangani jenis jasa yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
66
a) DRS fokus pada aktivitas pengeboran dan jasa pendukungnya. Untuk mengerjakan
pekerjaan
pengeboran
ini,
perusahaan
seringkali
menggunakan aset milik pribadi (Rig). Akan tetapi, kadang kala perusahaan
juga
menggunakan
subkontraktor
atau
menyewa,
tergantung dari kontrak proyek dan ketersediaan aset selama masa proyek tersebut. Perusahaan mempunyai empat alat conventional rig dan satu modular rig 1600 HP. b) DFS fokus dalam jasa pemindahan gas dan cairan. c) RTS berfokus pada persiapan pengujian rig.
2) Eln Oilfield Services (OFS/EWS) Pada divisi ini, perusahaan menyediakan jasa untuk pemeliharaan sumursumur minyak. Jasa yang diberikan OFS termasuk jasa pra-operasi sumur dan jasa produksi sumur. OFS dibagi lagi ke dalam tiga sub-divisi diantaranya West Indo Region (WIR), East Indo Region (EIR), dan Reservoir and Drilling Evaluation Service (RES). Cakupan bisnis masingmasing sub-divisi adalah sebagai berikut: a) West Indo Region (WIR) dan East Indo Region (EIR) Pada dasarnya kedua sub divisi ini menyediakan bisnis yang sama, yakni jasa pemeliharaan sumur selama proses produksi. Jasa yang diberikan oleh WIR dan EIR adalah seperti unit pengolahan hidrolik, operasi penyambungan kabel-kabel dan pengujian sumur-sumur minyak, pipa minyak, pompa, penangkapan ikan, penyemenan, dan jasa penyelesaian. WIR menangani wilayah Jawa dan Sumatera sedangkan EIR menangani wilayah Kalimantan. b) Reservoir and Drilling Evaluation Service (RES) Sub divisi ini menyediakan jasa pemeliharaan sumur untuk praproduksi seperti jasa evaluasi pengeboran dan jasa pengevaluasian kolam-kolam penampungan minyak. Sebelumnya, kedua aktivitas ini masuk dalam aktivitas divisi EDS. Namun, sejak Maret 2012, kedua sub-divisi tersebut masuk ke dalam aktivitas divisi OFS.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
67
3) GSC (Geoscience Service Division) Geophisycal Data Services sepenuhnya melayani dalam mengoptimalkan potensi minyak dan gas yang terkandung dalam kerak bumi sehingga bisa diubah menjadi sumur minyak dan gas yang produktif. Jenis layanan dalam data geofisika adalah layanan akuisisi data seismic. Layanan ini mulai dari perencanaan sampai survei akuisisi data untuk melakukan pekerjaan berturut-turut dengan tingkat akurasi yang tinggi. GSC dibagi lagi menjadi tiga unit bisnis yakni Geodata Land (GDL),Geodata Marine and Transition zone (GDM), dan Geodata Processing (GDP). a) Geodata Land (GDL) Pekerjaan yang dilakukan oleh GDL adalah proses akuisisi data seismic. GDL merangkum pekerjaan akuisisi data seismic di darat. b) Geodata Marine and Transition zone (GDM) Pekerjaan yang dilakukan oleh GDM hampir sama dengan yang dilakukan oleh GDL. Akan tetapi, GDM menguasai akuisisi data seismic di zona transisi kelautan. c) Geodata Processing (GDP) Layanan yang dikerjakan oleh GDP adalah pemrosesan data. GDP mengumpulkan dan memproses data seismic yang diperoleh dari sistem. GDP selanjutnya membuat laporan final yang akan dipresentasikan kepada pelanggan. Divisi berikutnya ialah divisi yang menangani sumber pendapatan nonoperasional. Divisi tersebut ialah ELN. Divisi ini memiliki dua sub divisi yakni sebagai berikut: 1) Eln Building Management (EBM) EBM
menangani
pekerjaan-pekerjaan
yang
berhubungan
dengan
manajemen gedung termasuk penyewaan bagian gedung kepada perusahaan-perusahaan lain, urusan pemakaian listrik dan air serta penyewaan kantin-kantin di lingkungan ELN. 2) Engineering Procurement and Construction (EPC) EPC bertanggung jawab atas urusan pengadaan dan konstruksi alat-alat teknik yang berhubungan dengan bisnis di lapangan. Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
68
Rangkaian proses bisnis yang terjadi pada PT ELN ini terdiri dari beberapa tahapan mulai dari ordering hingga cash received. Ketiga divisi yang menangani kegiatan operasional perusahaan mempunyai proses yang sama dalam hal ordering, invoicing dan cash receiving. Perbedaan yang signifikan terletak pada pengakuan pendapatannya. Berikut ini adalah uraian proses bisnis PT ELN: 1)
Ordering Process Semua proyek pekerjaan dimulai dengan pemesanan atau ordering.
Pekerjaan atau proyek yang didapatkan oleh bagian pemasaran atau bagian operasi. Tawaran pekerjaan ini selanjutnya ditransfer ke departemen pemasaran untuk ditindaklanjuti. Departemen pemasaran kemudian mulai menganalisis tawaran tersebut apakah akan diterima atau tidak sebelum mereka membuat proposal penawaran sebagai berikut:
Untuk pelanggan baru: dilakukan pemeriksaan kredibilitas pelanggan baru dengan menganalisis profil dan kondisi keuangan dan non-keuangan.
Untuk pelanggan tetap: dilakukan pemeriksanaan riwayat data-data yang disimpan oleh departemen pemasaran. Selain kondisi keuangan, departemen pemasaran juga mempertimbangkan
peluang kerja di masa depan dengan pelanggan terkait. Sebagai contoh, meskipun pelanggan A tidak memiliki kondisi keuangan yang baik, tapi bila kerjasama tersebut membawa kesempatan dan peluang pekerjaan di masa depan atau mungkin dapat memperkenalkan perusahaan kepada jaringan klien baru, departemen pemasaran kemudian akan meninjau kasus per kasus sebelum memutuskan untuk berpartisipasi dalam proses tender. Setelah kondisi pelanggan diperiksa, departemen pemasaran akan mengadakan diskusi dengan departemen lain seperti operasi, keuangan dan akuntasi, SDM, dan pengadaan. Diskusi ini bertujuan untuk membahas kemungkinan proyek, seperti keputusan harga, ketersediaan aset selama periode proyek, penggunakan aset (menggunakan aset sendiri, sewa atau menggunakan subkontraktor), ketersediaan karyawan/profesional untuk mengerjakan proyek tersebut, dan lain sebagainya. Setelah memutuskan, bagian pengawas keuangan kemudian akan mempersiapkan analisis keuangan untuk proses tender yang disebut dengan “PL Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
69
Tender.”Penawaran harus disetujui oleh masing-masing divisi. Tingkatan persetujuan (Approver Layer) adalah sebagai berikut:
Nilai penawaran sampai dengan Rp 25 miliar: memerlukan persetujuan dari kepala divisi layanan operasi, kepala divisi pemasaran, dan kepala departemen akuntansi manajemen.
Nilai penawaran dari Rp 25 miliar sampai dengan Rp 100 miliar: memerlukan persetujuan kepala divisi layanan operasi, kepala divisi pemasaran, kepala departemen akuntansi manajemen dan direktur operasi.
Nilai penawaran lebih dari Rp 100 miliar: memerlukan persetujuan kepala divisi layanan operasi, kepala divisi pemasaran, kepala departemen akuntansi manajemen dan direksi. Setelah disetujui, bagian pemasaran siap untuk proses tender dan evaluasi
kepada pelanggan terkait. Jika perusahaan (OFS/EWS dan EDS) telah memenangkan tender, pengawas keuangan kemudian menyusun analisis keuangan yang disebut dengan “PL Win” yang kemudian lebih lanjut digunakan untuk mempersiapkan anggaran proyek. Persetujuan untuk “PL Win” sama dengan persetujuan untuk “PL Tender.” Berbeda dengan OFS/EWS dan EDS, GSC mempunyai alur yang lebih panjang. Setelah GSC memenangkan proses tender, departemen pemasaran menunggu Letter of Intent (LoI) dari pelanggan. LoI bukanlah kontrak tapi kesepakatan awal antara kedua belah pihak yang menyatakan deskripsi pekerjaan, jumlah amount, periode dan tanggung jawab masing-masing pihak yang melakukan perikatan. LoI yang ditandatangani dari perwakilan kedua belah pihak (dari ELN biasanya satu orang anggota dewan direksi kecuali secara khusus diminta oleh pelanggan). LoI digunakan sebagai dasar untuk memulai operasi. Sekitar 2 minggu setelah penandatanganan LoI, kontrak atau surat perintah kerja disiapkan oleh pelanggan dan diedarkan untuk persetujuan dari kedua perwakilan ELN (kecuali secara khusus diminta oleh pelanggan) dan perwakilan dari pelanggan. LoI yang asli dan kontrak/work order disimpan di departemen pemasaran. Bagian pemasaran kemudian memperbaharui database pelanggan. Akses ke database pelanggan dan berkas kontrak asli dibatasi hanya departemen pemasaran. Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
70
Setelah proyek baru dimulai, departemen operasi meminta departemen IT untuk membuat kode proyek baru di SAP. Semua transaksi seperti beban, pendapatan, kas masuk dan kas keluar yang terkait dengan proyek dicatat di bawah setiap kode proyek. Kemudian perusahaan menunggu kontrak proyek. Karena persiapan untuk kontrak bisa mencapai berbulan-bulan, maka departemen operasi memerlukan surat resmi dari pelanggan sebagai otorisasi untuk memulai pekerjaan proyek. Apabila klien memberikan uang muka (customer deposit), departemen keuangan akan memeriksa ke rekening bank yang terkait, bank statement akan menunjukkan uang muka yang diterima. Kemudian bank statement akan dilampirkan dengan LoI/kontrak yang terkait kemudian diberikan ke departemen akuntansi untuk dicatat. Staf akuntansi kemudian mencatat pembukuan di SAP sebagai berikut: Dr. Cash in Bank
xxx
Cr. Customer Deposit
xxx
Nantinya, setiap jurnal yang dibuat oleh staf akuntansi akan direviu oleh atasannya. Setiap kesalahan atau ketidakakuratan jurnal akan direvisi dan diperiksa kembali. Bila sudah di-input, jurnal tidak dapat dihapus kembali. Untuk merevisi, staf akuntansi harus membalikkan jurnal pertama dan memasukkan jurnal baru atau menambahkan jurnal baru sebagai tambahan dari jurnal sebelunya. Staf akuntansi akan meninjau saldo customer deposit yang masih outstanding dan direviu setiap tiga bulan dan bagi long outstanding cutomer deposit akan dilakukan rekonsiliasi.
2)
Revenue Recognition Masing-masing divisi yang menangani pendapatan operasional di
perusahaan memiliki metode pengakuan pendapatan yang berbeda-beda. Berikut ini disajikan secara terpisah pengakuan pendapatan dari masing-masing divisi di PT ELN. a) Eln Drilling Services (EDS) Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya bahwa EDS melakuakn pelayanan pengeboran. Aktivitas pengeboran bisa menggunakan rig Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
71
sendiri, sewa maupaun menggunakan subkontraktor. EDS terbagi dalam tiga sub-divisi yakni DRS, DFS, dan RTS. Pengakuan pendapatan pada masing-masing sub-divisi EDS adalah sebagai berikut: i. Drilling Rig Service (DRS) Sub-divisi ini terbagi lagi menjadi EDR dan EMR. EDR menggunakan conventional rig dan EMR menggunakan modular rig. Pengakuan pendapatan untuk setiap proyek tergantung pada kondisi kerja dan kontrak. Berdasarkan pengalaman masa lalu dalam keseluruhan ada beberapa jenis pengakuan pendapatan untuk DRS, yaitu:
Rate per hari/Rate per kegiatan Metode ini menunjukkan bahwa pendapatan diakui setiap bulan berdasarkan:
Lump sump/Prorata Metode ini menunjukkan bahwa pendapatan diakui dengan menggunakan metode garis lurus selama estimasi masa proyek.
Progress Metode ini menunjukkan bahwa pendapatan diakui per tahapan penyelesaian (stage of completion).
ii. Drilling Fluid Support (DFS) Layanan yang dilakukan di divisi DFS adalah layanan pemindahan cairan. Pendapatan diakui dengan menggunakan metode tahapan penyelesaian. iii. Rig Service Testing (RST) Layanan yang diberikan oleh RST adalah persiapan pengujian rig. Pendapatan diakui berdasarkan hari pekerjaan yang dilakukan dikalikan dengan tarif per kontrak. Selanjutnya, departemen operasi menyiapkan estimasi yang belum ditagih berdasarkan timesheet awak pengeboran, jam penggunaan rig, konsumsi bahan bakar, dan sebagainya. Lalu, departemen operasi menyiapkan draft invoice yang kemudian diserahkan ke controller bagian keuangan untuk meninjau dan memverifikasi. Draft invoice disetujui oleh masing-masing
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
72
kepala departemen operasi dan harus didukung dengan beberapa dokumen seperti:
Progress report/berita acara yang disetujui oleh kedua belah pihak baik perusahaan maupun pelanggan.
Work order form/letter of intent/kontrak.
Estimasi pendapatan yang belum ditagih.
Draft invoice akan diteruskan ke bagian akuntansi untuk pencatatan yang belum ditagih. Piutang yang belum ditagih hanya akan disimpan jika draft invoice didukung oleh dokumen yang sesuai. Jurnal yang dicatat adalah: Dr. Unbilled Receivable
xxx
Cr. Revenue
xxx
Jika transaksi yang terjadi adalah tunai, maka pencatatannya akan berbeda. Estimasi akan disiapkan oleh departemen operasi. Bendahara kemudian memberitahu pengawas keuangan yang kemudian menginformasikan bagian operasi apabila ada perbedaan. Perbedaan mungkin saja besar, karena disebabkan oleh layanan tambahan yang dilakukan langsung di lapangan. Laporan bulanan piutang yang belum ditagih (aging) disusun oleh kepala departemen manajemen akuntansi dan dikirim ke kepala divisi pemasaran, kepala divisi operasi, dan direksi. Unbilled receivable yang sudah lama belum ditagih (di atas 90 hari) akan ditindaklanjuti secara personal langsung kepada sumber keterlambatan penagihan (contoh: kontrak yang belum selesai, dokumen yang tidak lengkap). Laporan penindaklanjutan (Follow up report) disampaikan kepada dewan direksi setiap 2 minggu.
b) Eln Oilfield Services (OFS/EWS) Dalam divisi OFS, pengakuan pendapatan di masing-masing proyek juga berbeda-beda. Perbedaan tersebut diantaranya: i. Per Pekerjaan (Per job) Beberapa pekerjaan yang ditangani oleh divisi OFS berbasis on call. Pekerjaan ini biasanya berhubungan dengan pemeliharaan sumursumur selama masa produksi. Misalnya, jika sumur-sumur pelanggan Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
73
mengalami masalah, pelanggan akan memanggil perusahaan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Pendapatan akan diakui sewaktu pekerjaan dilakukan. Pekerjaan ini biasanya pekerjaan yang memiliki jangka waktu yang pendek. ii. Per Hari (Per Daily) Untuk pekerjaan yang memiliki jangka waktu yang panjang, biasanya pendapatan diakui setiap bulan berdasarkan rate/jam/hari dikali dengan jumlah jam yang digunakan untuk melakukan pekerjaan. Setiap bulannya, departemen operasi akan membuat ringkasan mengenai jumlah jam kerja para karyawan dan jumlah jam penggunaan mesin. Setelah itu, bagian operasi nantinya akan membuat estimasi unbilled berdasarkan timesheet pekerja bagian pengeboran, lamanya penggunaan aset, banyaknya konsumsi bahan bakar, dan sebagainya. Departemen operasi selanjutnya akan membuat draft invoice yang nantinya akan diserahkan ke departemen keuangan untuk direviu dan diverifikasi. Konsep faktur selanjutnya akan disetujui oleh masing-masing kepala departemen operasi dan harus didukung oleh:
Progress Report/berita acara yang disetujui oleh kedua belah pihak, ELN dan pelanggannya.
Work order form/letter of intent/kontrak.
Estimasi dari unbilled revenue.
Draft invoice selanjutnya diserahkan kepada akuntan untuk pencatatan unbilled. Unbilled receivable hanya akan dicatat apabila draft invoice didukung oleh dokumen-dokumen yang sesuai. Pencatatannya adalah sebagai berikut: Dr. Unbilled Receivable Cr. Revenue
xxx xxx
Jika pembayaran aktualnya ternyata berbeda dengan yang diestimasi sebelumnya oleh departemen operasi, maka departemen bendahara akan menginformasikannya kepada pengawas keuangan. Setelah itu, pengawas keuangan akan melakukan konfirmasi ulang kepada departemen operasi
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
74
atas berbagai ketidaksesuaian. Biasanya, ketidaksesuaian terjadi akibat adanya pekerjaan tambahan yang dilakukan langsung di lapangan. Laporan unbilled receivable yang dibuat setiap bulannya akan dipersiapkan oleh kepala departemen akuntansi manajemen dan akan dikirim kepada kepala divisi pemasaran, kepala divisi layanan operasi, dan direksi. Unbilled receivable yang belum dibayar selama lebih dari 90 hari, akan ditidaklanjuti secara personal kepada sumber keterlambatan pembayaran (misalnya kontrak yang belum selesai, dokumen-dokumen yang belum lengkap). Laporan tindaklanjut ini diserahkan kepada direksi setiap 2 minggu.
c) Geoscience Service Division (GSC) GSC adalah divisi ketiga dalam perusahaan yang memiliki tiga sub-divisi lain yakni Geodata Land (GDL), Geodata Marine (GDM) dan Geodata Processing (GDP). Masing-masing sub-divisi memiliki proses bisnis yang berbeda-beda pula. Lampiran 2 menyajikan bagan proses bisnis dari GDL dan GDM. Lampiran 3 menyajikan bagan proses bisnis dari GDP. Sama dengan OFS dan EDS, pengakuan pendapatan di GSC juga berbedabeda untuk setiap proyeknya. Basis dari pendapatan untuk setiap departemen adalah sebagai berikut: i. Geodata Land (GDL) Pekerjaan yang dilakukan oleh GDL adalah proses akuisisi data seismic. GDL merangkum pekerjaan akuisisi data seismic di darat. GDL mulai membebankan biaya kepada pelanggan pada tahapan perekaman (recording stage). Basis pengakuan pendapatan atas GDL adalah dengan mengalikan jumlah tembakan koordinat dengan rate per tembakan. Rate per tembakan dengan jumlah tembakan koordinat telah diatur didalam kontrak. Setiap bulan, departemen operasi akan mempersiapkan laporan berisikan berapa banyak tembakan yang sudah dilakukan dan setelah itu mempersiapkan draft invoice. Tidak ada pendapatan yang diakui pada tahapan topography dan pengeboran (lihat Lampiran 2). Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
75
ii. Geodata Marine (GDM) Pekerjaan yang dilakukan oleh GDM hampir sama dengan yang dilakukan oleh GDL. Akan tetapi, GDM menguasai akuisisi data seismic di zona transisi kelautan. Pada subdivisi GDM, klien dapat dibebankan biaya pada tahapan topography, pengeboran (drilling) dan perekaman (recording). Basis pengenaan rate untuk topography dan drilling adalah jarak yang diukur dengan satuan kilometer, sedangkan untuk recording menggunakan satuan jumlah tembakan koordinat. Basis pendapatan pada GDM dihitung dengan mengalikan dasar rate (kilometer atau jumlah tembakan koordinat) dengan rate yang sudah ditetapkan didalam kontrak. Setiap bulan, departemen operasi akan mempersiapkan progress report (laporan yang berisikan kemajuan pekerjaan) dan mempersiapkan draft invoice. iii. Geodata Processing (GDP) Layanan yang dikerjakan oleh GDP adalah pemrosesan data. GDP mengumpulkan dan memproses data seismic yang diperoleh dari sistem. GDP selanjutnya membuat laporan final yang akan dipresentasikan kepada pelanggan. Pendapatan dicatat berdasarkan tahapan penyelesaian per proyeknya. Beberapa kontrak menggunakan tahapan terminal (therminal phase). Pendapatan diakui berdasarkan tahapan terminal per kontrak bahkan jika progress pekerjaan aktual lebih sedikit atau lebih banyak dari tahapan terminal. Departemen operasi selanjutnya mempersiapkan draft invoice. Periode kontrak yang singkat dicatat setelah pekerjaan diberikan secara penuh. Draft invoice disetujui oleh masing-masing kepala departemen operasi (GDL, GDM dan GDP) dan harus didukung oleh:
Progress report/berita acara yang disetujui oleh kedua belah pihak, ELN dan pelanggannya.
Work order form/letter of intent/kontrak.
Draft invoice diserahkan ke bagian akuntansi (yang sejak bulan Mei 2013 dipindahkan
kepada
pengawas
keuangan)
untuk
diverifikasi
keakurasiannya untuk menjadi dokumen pendukung. Jika dokumen Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
76
pendukung telah lengkap dan informasi yang tertera pada draft invoice sudah akurat, maka akuntan akan membuat jurnal untuk mencatat unbilled receivable. Jika ada pengecualian akan ditindaklanjuti kembali oleh bagian operasi. Selanjutnya, bagian pengawas keuangan akan mencatat jurnal berikut ini: Dr. Unbilled Receivable
xxx
Cr. Revenue
xxx
Laporan unbilled receivable yang dibuat setiap bulannya
akan
dipersiapkan oleh kepala departemen akuntansi manajemen dan akan dikirim kepada kepala divisi pemasaran, kepala divisi layanan operasi, dan direksi. Unbilled receivable yang belum dibayar selama lebih dari 90 hari, akan ditidaklanjuti secara personal kepada sumber keterlambatan pembayaran (misalnya kontrak yang belum selesai, dokumen-dokumen yang belum lengkap). Laporan tindaklanjut ini diserahkan kepada direksi setiap 2 minggu.
3)
Invoicing Proses bisnis ketiga yang terjadi setelah ordering dan revenue recognition
adalah penagihan. Dalam proses bisinis ini, ketiga divisi baik EDS, OFS dan GSC memiliki proses penagihan yang sama. Draft invoice termasuk lampirannya diserahkan kepada bendahara (bagian cash flow dan collection). Draft invoice diverifikasi untuk menilai keakurasiannya dan kelengkapan dokumen pendukungnya. Jika dokumennya tidak lengkap, draft invoice tidak akan diproses menjadi faktur (invoice). Jika sudah lengkap, bagian collection akan memasukkan data faktur ke dalam sistem. Nomor faktur dibuat berdasarkan prenumbered oleh sistem. Faktur akan disetujui oleh kepala bagian cash flow dan collection lalu kemudian dikirimkan ke bagian pajak untuk diverifikasi. Saat bagian pajak sudah memverifikasi fakturnya, faktur dan faktur pajak dikirim kembali ke bagian collection. Faktur dibuat dalam 5 rangkap. Faktur yang asli dan satu rangkap salinannya dikirim ke pelanggan. Dua rangkap salinannya dikirim ke bagian pajak, satu salinan dikirim ke departemen operasi,
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
77
dan satu rangkap dikirim ke bagian akuntansi untuk dicatat. Jika faktur telah diverifikasi, akuntan akan mencatat jurnal berikut ini ke dalam sistem SAP: Dr. Account Receivable
xxx
Cr. Unbilled Receivable
xxx
Cr. VAT (value added tax) out
xxx
Jurnal yang sudah dibuat oleh akuntan akan direviu kembali oleh supervisor. Jika terdapat kesalahan, ketidakakuratan atau ketidaksesuaian, selanjutnya jurnal akan direvisi oleh staf akuntansi dan dicek kembali oleh supervisor. Jika jurnal sudah di-input, maka tidak dapat lagi dihapus. Untuk melakukan revisi, staf akuntansi harus membalikkan jurnal semula dan memasukkan jurnal yang baru atau menambahkan jurnal baru sebagai tambahan atas jurnal yang sebelumnya dimasukkan. Jika piutang telah jat uh tempo, maka bagian collection akan mulai menagihkan piutang kepada pelanggan. Ada beberapa cara untuk melakukannya:
Melalui telepon atau surat
Dengan melakukan kunjungan
Dengan cara hukum
Jika dalam jangka waktu tiga bulan piutang masih tetap belum dapat ditagih, maka akan diadakan diskusi antara departemen bendahara, akuntansi, pemasaran, legal, dan operasi untuk memutuskan cara yang terbaik apakah harus menempuh jalan hukum atau dengan cara arbitrase tergantung kasusnya masing-masing. Piutang dengan potensi tidak tertagih yang tinggi biasanya akan di-impair (normalnya piutang dengan umur lebih dari 2 tahun), kecuali untuk piutang terhadap afiliasi atau intercompany. Setiap piutang yang belum tertagih akan dinilai secara individual. Prosedur secara detil digambarkan seperti berikut ini:
Jika umur piutang diatas 2 tahun: dibuat provision for allowance 100% (disetujui oleh kepala depatemen akuntansi) Dr. Provision for Account Receivable impairment
xxx
Cr. Account Receivable
xxx
Bendahara selanjutnya akan menilai kemampuan terkumpulnya long outstanding AR.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
78
Jika menemui kenyataan bahwa piutang tidak dapat tertagih (misalnya karena pelanggan mengalami kesulitan keuangan), bendahara bagian collection akan mengajukan untuk menghapus piutang dan akan disetujui terlebih dahulu oleh dewan komisaris.
4)
Cash Receiving Proses terakhir adalah penerimaan kas. Setelah tagihan dikirimkan kepada
pelanggan, maka perusahaan berhak untuk menerima aliran kas masuk atas jasa yang telah dilakukannya. Dalam proses penerimaan kas ini, baik EDS, OFS dan GSC masing-masing tidak memiliki proses yang unik. Ketiga divisi mengalami proses penerimaan kas yang sama. Jika pelanggan sudah membayar tagihan yang dikirimkan kepadanya, maka biasanya pelanggan akan mengonfirmasi perusahaan baik melalui telepon atau e-mail kepada bendahara bagian collection. Selanjutnya bagian collection akan melakukan verifikasi sebagai berikut:
Melakukan pengecekan terhadap kas masuk sesuai dengan rekening yang bersangkutan.
Melakukan pengecekan terhadap jumlah kas masuk sesuai dengan tagihan dalam faktur.
Melakukan verifikasi terhadap slip pajak PPh 23. Bendahara akan melakukan pemetaan kas masuk terhadap pelanggan yang
bersangkutan,
melampirkannya
dengan
faktur
yang
bersangkutan,
dan
menyerahkan dokumennya kepada bagian akuntansi untuk melakukan pencatatan. Bagian akuntansi akan mencatat jurnal berikut ini: Dr. Cash in
xxx
Dr. Prepaid tax Art. 23
xxx
Cr. Account Receivable
xxx
Bagian akuntansi selanjutnya mempersiapkan BRV, yakni dokumen yang berisikan informasi bahwa perusahaan telah menerima sejumlah dana yang masuk ke dalam rekening bank milik perusahaan. BRV ini disetujui oleh kepala departemen akuntansi. BRV selanjutnya akan didistribusikan kepada departemen
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
79
collection, akuntansi, pajak, dan bendahara untuk kepentingan penyimpanan (filing). Jurnal yang telah dibuat oleh staf akuntansi akan direviu oleh supervisor. Jika terdapat kesalahan, ketidakakuratan atau ketidaksesuaian, selanjutnya jurnal akan direvisi oleh staf akuntansi dan dicek kembali oleh supervisor. Jika jurnal sudah di-input, maka tidak dapat lagi dihapus. Untuk melakukan revisi, staf akuntansi harus membalikkan jurnal semula dan memasukkan jurnal yang baru atau menambahkan jurnal baru sebagai tambahan atas jurnal yang sebelumnya dimasukkan.
4.3.1.3 Menilai Risiko Bisnis Klien Setelah auditor mengerti dan memahami bisnis dan industri klien, saatnya auditor menilai risiko bisnis klien. Risiko bisnis ini dapat menyebabkan klien gagal mencapai tujuannya. Oleh karena itu, diharapkan auditor dapat mendeteksi risiko bisnis yang dihadapi kliennya dari pengetahuan yang didapatkan oleh auditor dari pemahaman strategis atas bisnis dan industri kliennya. Pemahaman dan penilaian atas risiko bisnis klien dimulai sejak masa perencanaan. Berikut ini adalah risiko salah saji signifikan oleh auditor pada tingkat pelaporan keuangan. 1) Manajemen yang mengesampingkan pengendalian internal (Management override control) Keadaan ini misalnya terjadi pencatatan atas jurnal yang tidak biasa, transaksi yang tidak memiliki lawan debit atau kredit, atau transaksi yang dicatat secara manual mendekati tutup buku atau akhir tahun. 2) Pengakuan pendapatan (Revenue recognition) Proses pengakuan pendapatan dapat mengalami salah saji yang signifikan khususnya dalam hal akurasi (accuracy) dan pisah batas (cut off). Selain itu, selama tahun 2013 ada beberapa event atau kejadian yang terjadi atas Grup, yang menurut auditor merupakan significant event yang dapat menjadi faktor yang mempengaruhi klien dan lingkungannya. Keadaan ini menurut auditor dapat berpotensi untuk menimbulkan salah saji material dalam laporan keuangan klien. Adapun significant events tersebut ialah:
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
80
1) Salah satu divisi dalam PT ELN yakni PT PTI, didivestasi oleh pemegang saham terbesarnya yakni PT TKM. PT TKM adalah salah satu perusahaan telekomunikasi besar di Indonesia. 2) PT ELN berencana untuk menjual tanah milik PT ELN di Pegangsaan. Tanah ini merupakan aset milik PT ELN yang berjumlah besar. Aset ini dijual kepada sebuah perusahaan. Aset ini memiliki nilai hak tanggungan sekitar 0,9% dari total keseluruhan aset Grup. Aset ini dijamin oleh sindikasi 5 kreditur yang terdiri dari 4 bank besar dan satu lembaga pembiayaan negara. 3) Sebuah anak perusahaan (PT EFK) yakni perusahaan yang bergerak dibidang penjualan alat-alat pendukung jasa pengeboran minyak seperti pipe line atau pipe casing. Dalam penjualan alat-alat tersebut, perusahaan harus memiliki sertifikat API atau American Petroleum Institute. Khusus untuk perusahaan seperti EFK, jenis sertifikat yang harus dimiliki ialah sertifikat monogram dari API yang mengatur standardisasi produk-produk yang digunakan dalam industri oil, gas and petrochemical. Namun ternyata pada tahun 2013, sertifikat API yang dimiliki oleh EFK disuspended akibat barang yang dihasilkannya tidak comply terhadap standar yang dibuat oleh API. Melihat risiko bisnis PT ELN tersebut, auditor menilai level risiko yang tepat dalam penugasan audit ini ada pada level moderate atau sedang.
4.3.1.4 Menetapkan Materialitas Berikutnya, auditor harus menetapkan tingkat materialitas yang akan digunakan. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mendefinisikan materialitas sebagai: “besarnya nilai yang dihilangkan, atau salah saji informasi akuntansi, dilihat dari keadaan yang melingkupinya, yang mungkin dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan atas informasi tersebut karena adanya penghilangan atau salah saji tersebut.”
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
81
Tingkat materialitas ini merupakan patokan seberapa material salah saji yang muncul dalam laporan keuangan. Bila salah sajinya lebih dari ambang batas materialitas, berarti salah saji tersebut tergolong material. Berdasarkan pedoman audit KAP TWR, ada 3 jenis tingkat materialitas seperti di bawah ini: 1) Overall Materiality (OM) Menurut ISA 320.10, overall materiality merupakan materialitas bagi laporan keuangan secara keseluruhan. Berdasarkan pedoman audit KAP TWR, professional judgment dibutuhkan saat menentukan berapa OM dari suatu laporan keuangan. Tingkat OM akan mempengaruhi keseluruhan strategi audit berdasarkan hasil penilaian risiko dari analytical procedure. Dalam menghitung tingkat materialitas, dibutuhkan suatu tolak ukur (benchmark). Tolak ukur tersebut dibuat sebagai elemen atau komponen laporan keuangan dimana nilai batas (threshold) dipergunakan dalam tujuannya untuk menentukan materialitas. Nilai batas ini biasanya berupa persentase. Untuk penerapan OM pada Grup, auditor memilih menerapkan tolak ukur yang berbeda-beda di masing-masing anak dan induk perusahaan. Tolak ukur yang digunakan ada tiga yakni: i. Keuntungan/kerugian sebelum pajak (profit/loss before tax from continuing operations) Tolak ukur ini digunakan untuk menghitung OM PT ELN, EPN, PND, dan SCU. ii. Total aset pada PT EPR Tolak ukur total aset diberlakukan atas PT EPR dikarenakan saat ini PT EPR tidak beroperasi apa-apa selain melakukan investasi. Sehingga akun yang paling signifikan ialah total aset. iii. Total beban pada PT EFK Tolak ukur total beban diberlakukan atas PT EFK karena selama tahun 2013, mengalami kerugian. Sehingga akun yang menurut auditor sesuai untuk dijadikan tolak ukur ialah total beban. Berdasarkan pedoman yang dipergunakan KAP TWR, nilai batas yang dipergunakan untuk benchmark (total profit/loss before tax from continuing operations) adalah 5% sampai dengan 10%. Tim audit Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
82
memutuskan untuk menetapkan nilai batas 5% bagi penentuan OM PT ELN. Berikut ini adalah perhitungan materialitas tingkat OM pada PT ELN dengan angka benchmark diambil dari saldo akun per 31 Oktober 2013 yang telah diolah kembali: OM
= 5% * [total profit/loss before tax from continuing operations] = 5% * 240.000.000 = Rp 12.000.000
2) Performance Materiality (PM) Performance materiality digunakan untuk menetapkan batas materialitas per akun. Auditor harus menentukan performance materiality pada saat audit field fase perencanaan hingga tahap eksekusi audit. Hal ini bertujuan untuk melihat saldo akun yang mana, klasifikasi transaksi apa, dan pengungkapan yang mana yang akan diuji. Biasanya, saldo akun yang memiliki nilai diatas PM akan diuji karena saldo ini memiliki risiko salah saji yang material. Berdasarkan pedoman audit KAP TWR, PM ditetapkan dengan batas nilai dibawah OM yakni antara 50% sampai dengan 70% dari nilai OM. Pengurangan persentase tersebut dari nilai OM disebut dengan haircut. Untuk penentuan tingkat PM pada PT ELN, auditor menggunakan nilai batas 70% dari nilai OM. Artinya ada sekitar 30% haircut dari nilai OMnya. Dengan tingkat haircut yang cukup terbilang rendah tersebut berarti PM nya bisa dikatakan tinggi. Karena itu dapat disimpulkan bahwa risiko auditnya cukup rendah. Sehingga perhitungannya adalah seperti yang dijabarkan dibawah ini: PM
= (100% - [haircut]) * [OM] = (100% - 30) * 12.000.000 = 70% * 12.000.000 = Rp 8.400.000
3) Summary of Uncorrected Misstatement (SUM) Tingkatan terakhir dalam materialitas adalah Summary of Uncoreccted Misstatement atau SUM. SUM digunakan untuk menetapkan tingkat materialitas dari setiap transaksi. Dalam menentukan nilai SUM Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
83
dibutuhkan professional judgement. Menurut pedoman audit KAP TWR ada beberapa faktor yang menentukan tingkat SUM, diantaranya: a) Jumlah dan banyaknya salah saji yang terjadi tahun lalu, baik dikoreksi atau tidak. b) Hasil dari penilaian risiko yang dilakukan oleh auditor. c) Ekspektasi
klien
akan
apa
yang
mereka
inginkan
untuk
dikomunikasikan. d) Margin yang sesuai sebelum adanya ketidakpatuhan (non-compliance) terhadap perjanjian utang. Biasanya nilai batas SUM yang ditetapkan ialah 5% dari OM. Jika nilai batas OM adalah 5% dari pre-tax total profit/loss from continuing operation, maka bisa dibilang nilai batas SUM adalah 0.25% dari pre-tax total profit/loss from continuing operation. Namun nilai batas SUM tidak selamanya harus 5%. Untuk beberapa keadaan terkadang nilai SUM bisa lebih atau kurang dari 5%. Untuk audit pada PT ELN nilai batas SUM yang ditetapkan ialah sebesar 5% dari OM. Sehingga perhitungannya adalah sebagai berikut: SUM = 5% * [OM] = 5% * Rp 12.000.000 = Rp 600.000
4.3.1.5 Memahami Pengendalian Internal dan Menilai Risiko Pengendalian Tahapan selanjutnya dalam perencanaan adalah memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian. Pemahaman akan pengendalian internal telah dirangakum dalam Lampiran 1 yakni pengendalian internal PT ELN sesuai dengan standar COSO. Selanjutnya untuk menilai risiko pengendalian awal, auditor menggunakan kerangka yang tertera pada tabel 4.1 di bawah ini.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
84
Tabel 4.1 Pengendalian Internal Pendapatan PT ELN
PENGENDALIAN INTERNAL PADA DIVISI GSC/ OFS dan EDS
POSTING AND SUMMARIZATION
CLASSIFICATION
TIMING
REVENUE RECOGNITION
ACCURACY
ORDERING
COMPLETENESS
CYCLE
OCCURANCE
TUJUAN AUDIT TERKAIT TRANSAKSI PENJUALAN
Pemesanan dicatat dan dibuat dengan dasar surat perintah kerja dari pelanggan dan dokumen lain sebagai pendukung bahwa pekerjaan tersebut adalah inisiasi dari pelanggan, seperti misalnya LoI atau Letter of Intent.
v
-
-
-
-
-
Pengecekan dokumen pendukung untuk melihat kelengkapan dan keakurasian masing-masing jurnal. Jika ada jurnal yang tidak sesuai akan segera diinvestigasi atau direvisi. Pengecekan berikutnya dilakukan untuk merevisi jurnal yang tidak sesuai
-
-
v
-
-
-
Semua draft invoice yang tidak didukung oleh progress report dari bagian operasi yang sudah disetujui oleh pelanggan tidak akan diterima dan diproses oleh bagian finance controller
v
-
v
-
-
-
PENGENDALIAN INTERNAL
Adanya reviu performa bisnis - yakni reviu terhadap unbilled receivable yang dilakukan setiap bulannya
not hit the assertion directly
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
85
PENGENDALIAN INTERNAL PADA DIVISI GSC/ OFS dan EDS (lanjutan)
INVOICING
POSTING AND SUMMARIZATION
CLASSIFICATION
TIMING
Departemen bendahara melakukan cek secara manual antara draft invoice dan progress report dari bagian operasi sebelum mempersiapkan invoice. Semua perbedaan akan ditindaklanjuti dengan langsung ke bagian operasi. Invoice tidak akan dibuat sebelum semua dokumen pendukungnya lengkap
ACCURACY
PENGENDALIAN INTERNAL
COMPLETENESS
CYCLE
OCCURANCE
TUJUAN AUDIT TERKAIT TRANSAKSI PENJUALAN
v
-
v
-
-
-
Adanya reviu performa bisnis - yakni reviu terhadap long outstanding AR CASH RECEIVING
-
TOTAL PEMENUHAN TUJUAN AUDIT
not hit the assertion directly -
-
-
-
-
-
v
-
v
-
-
-
Sumber: Kertas Kerja KAP TWR (Telah diolah kembali)
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
86
Untuk pengujian pengendalian internal atas pendapatan PT ELN, auditor merencanakan untuk mengandalkan pengendalian internal yang telah dibuat manajemen, namun hanya sebagian saja khususnya untuk asersi keakurasian (accuracy) dan keterjadian (occurance). Dengan demikian auditor menetapkan risiko pengendalian moderate level. Moderate level dalam pedoman audit KAP TWR berarti berada pada tingkatan menengah atau sedang. Untuk melakukan sampling, auditor mengambil total sampel sebanyak 45 dan bersih atau (no exception).
4.3.1.6 Mendapatkan Informasi Untuk Menilai Kecurangan Dalam usaha untuk mendapatkan informasi untuk menilai kecurangan, ada beberapa pendekatan yang dilakukan oleh auditor. Pendekatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a) Melakukan diskusi dengan klien. b) Mendeskripsikan dan menilai karakteristik kecurangan yang berasal dari 3 kondisi seperti: insentif atau tekanan, kesempatan untuk melakukan kecurangan dan tindakan rasionalisasi atas tekanan yang muncul. c) Memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi risiko salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan. d) Mengidentifikasi risiko audit dan respon yang berkaitan dengan risiko tersebut. e) Mengutamakan pentingnya skeptisme dalam penugasan audit. Kelima dasar pendekatan ini dilakukan oleh auditor agar mendapat informasi tentang adanya salah saji yang terjadi karena tindakan kecurangan atau fraud. Hasilnya, tidak ditemukan adanya indikasi fraud selama periode berjalan tahun 2013 pada PT ELN.
4.3.1.7 Mengembangkan Rencana dan Program Audit Secara Keseluruhan Dalam penugasan audit PT ELN, hal selanjutnya yang dilakukan adalah mengembangkan rencana dan program audit secara keseluruhan. Hal ini dimulai dari
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
87
pembuatan engagement letter, pembentukan tim, pengecekan independensi masingmasing tim dan membuat timeline atas pengerjaan tugas pengauditan. Engagement letter ialah surat kontrak yang resmi antara klien dengan penyedia jasa yang umumnya berisikan lingkup audit, tanggung jawab manajemen dan auditor, kerangka pelaporan keuangan klien, akses informasi auditor dalam entitas, kebutuhan akan tim khusus dalam penugasan audit, dan sebagainya. Engagement letter ini harus ditandatangani kedua belah pihak antara manajemen dengan auditor sebagai tanda persetujuan dari kedua belah pihak. Dengan demikian PT ELN dianggap telah memahami dan mengakui apa saja yang menjadi tanggung jawabnya. Selanjutnya, tim audit menentukan komposisi dari anggota tim yang akan mengaudit PT ELN. Besar kecilnya tim audit dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, kompleksitas bisnis, dan biaya audit. Komposisi ini tidak bersifat tetap namun dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan. Untuk penugasan audit atas PT ELN, tim audit terdiri dari: a) Satu orang Engagement Leader (Partner) b) Satu orang Team Manager (Senior Manager) c) 13 orang Team member yang terdiri dari: i. Dua orang senior associate 1 ii. Satu orang Senior associate 2 iii. Tiga orang Senior associate 3 iv. Dua orang Associate 1 v. Empat orang Associate 2 vi. Satu orang Vocational employee (magang) Masing-masing perusahaan ditangani oleh empat orang auditor terkecuali untuk PT EFK dan PT EPR ditangani oleh tiga auditor. Komposisi tersebut dianggap telah sesuai dengan kompleksitas bisnis PT ELN dan beban audit yang diterima. Selain tim assurance, dalam perikatan ini KAP TWR juga melibatkan beberapa tim lain untuk ikut dalam tugas pengauditan, diantaranya:
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
88
i. Tim RCS RCS merupakan tim yang bekerja untuk mengaudit IT PT ELN. Tim ini menilai ITGC Grup. Tim ini bertugas untuk membantu untuk menguji pengendalian otomatis yakni dalam hal inventory costing. ii. Tim TLS TLS merupakan tim konsultan perpajakan. Tim ini bertugas untuk mereviu perhitungan pendapatan pajak perusahaan dan menerbitkan memo yang berisi perhitungan pajak yang benar untuk diaudit oleh tim audit. Tim TLS melakukan pekerjaannya untuk perusahaan ELN dan EPN. Setelah beberapa hal di atas dilakukan, auditor juga membuat timeline yang menjadi patokan waktu pengerjaan audit. Berikut ini adalah jadwal pengerjaan audit yang telah disusun oleh KAP TWR dalam Tabel 4.2. Table 4.2 Timeline Pengerjaan Audit atas PT ELN
Aktivitas
Waktu
Kunjungan audit
2 Sept - 21 Sept 2013
Interim audit
1 Des - 30 Des 2013
Audit Final
6 Jan - 28 Peb 2014
Lock figures (stand alone)
3 Pebruari 2014
Lock figures (consolidation)
7 Pebruari 2014
Menyerahkan report ke PTM (induk ELN)
21 Januari 2014
Konsolidasi laporan keuangan ELN induk dan anak
21 Pebruari 2014
Laporan keuangan anak
21 Pebruari 2014
Sumber: Dokumentasi KAP TWR (Telah diolah kembali)
Setelah itu, dilakukan pengecekan terhadap independensi tim audit. Hal ini dilakukan agar tidak ada auditor in charge yang memiliki konflik kepentingan dalam tugas pengauditan. Pengecekan independensi ini dilakukan dengan cara, masingmasing anggota tim akan dikirimkan sebuah surat pernyataan lewat e-mail yang berisikan pernyataan bahwa anggota tim audit independen terhadap perusahaan yang diauditnya. Surat pernyataan ini harus dikonfirmasi oleh masing-masing tim. Dalam Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
89
penugasan audit atas PT ELN ini, ditemukan tidak ada masalah terkait independensi auditor atas PT ELN.
4.3.2
Melakukan Pengujian Atas Pengendalian dan Pengujian Substantif Selanjutnya, dalam pedoman audit KAP TWR, memasuki fase yang ketiga hal
yang dilakukan adalah pengujian pengendalian dan pengujian substantif. Pengujian pengendalian ini dilakukan untuk melihat apakah pengendalian yang dilakukan PT ELN atas akun pendapatannya telah memenuhi tujuan audit. Sedangkan untuk pengujian substantif, menurut pedoman audit KAP TWR serta standar audit ISA 330 .4 (a) mengatakan pengujian substantif dapat dilakukan dengan dua cara yakni prosedur analitis (analytical procedure) atau pengujian terperinci saldo (test of details). Dalam penugasan audit ini, prosedur yang digunakan untuk memenuhi tujuan pengujian substantif adalah keduanya, baik prosedur analitis (analytical procedure) maupun pengujian terperinci saldo atau (test of detail balance).
4.3.2.1 Melakukan Pengujian Pengendalian Pengujian pengendalian dalam hal ini akan dilakukan atas akun pendapatan PT ELN. Adapun pengujian pengendalian atas akun pendapatan disusun berdasarkan pengendalian yang sudah dibuat oleh manajemen dan kemudian auditor melihat apakah pengendalian tersebut sudah memenuhi tujuan audit atau belum. Auditor melakukan pengujian control attributes dan audit risk assertions di bawah ini agar mendapatkan tingkat kepercayaan yang diinginkan.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
90
Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 berikut ini menyajikan pengujian pengendalian atas akun pendapatan pada PT ELN: Table 4.3 Pengendalian Kunci atas Pendapatan PT ELN
Pengendalian Kunci Nomor
1
Nomor Pengendalian Kunci
Dimasukkan berdasarkan Aktivitas Pengendalian Kunci
nomor atribut
#1
Semua jasa harus didukung oleh Berita Acara
[2]
[3]
#2
Draft invoice dibuat berdasarkan Progress Report
[3]
[7]
[5]
[6]
[7]
[1]
[2]
[4]
#3
[4] [7]
Invoice dibuat berdasarkan dokumen pendukung yang sesuai
2 #4
Kontrak, Berita Acara, Invoice disetujui oleh orang yang tepat Sumber: Dokumentasi KAP TWR (Telah diolah kembali)
Dari pengendalian yang telah dibuat oleh manajemen, auditor mengidentifikasi pengendalian kunci yang harus ada dalam siklus penerimaan. Seperti yang disajikan di atas, ada 4 aktivitas pengendalian kunci. Keempat aktivitas pengendalian kunci tersebut melingkupi ketujuh pengendalian yang dibuat oleh manajemen. Tujuh pengendalian internal atas akun pendapatan pada PT ELN harus memenuhi tujuan audit. Berikut ini adalah Tabel 4.4 yang menyajikan pengujian auditor atas kesesuaian pengendalian yang dibuat oleh manajemen dengan tujuan audit.
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
91
Table 4.4 Pengujian Pengendalian Internal atas Pendapatan PT ELN
Nomor
Prosedur Pengujian Audit yang dilaksanakan
Asersi Risiko Audit C
A
CO
E/O RO V
PD
TEST OF CONTROL
[1]
[2]
[3]
Kontrak ditandatangani oleh perwakilan orang yang tepat baik dari pihak ELN maupun dari pelanggan Berita acara telah ditandatangani oleh ELN dan perwakilan dari pelanggan Invoice didukung oleh Berita Acara dan dokumen-dokumen pendukung dari bagian Operasi
v
v
v
v
v
-
-
v
v
v
v
v
-
-
v
v
v
v
-
-
-
[4]
Invoice telah diterima (approve) oleh orang yang tepat
v
v
-
v
v
v
-
[5]
Semua kewajiban perpajakan telah diterapkan dengan benar
v
v
-
v
-
v
-
v
v
v
v
-
-
-
v
v
-
v
-
v
-
v
v
v
v
v
v
-
Invoicetelah didukung oleh dokumen-dokumen penunjang yang tepat seperti (Kontrak/Work Order, Berita Acara/Work Progress/Delivery [6]
Order) dan semua informasi (spesifikasi jasa yang diberikan, kuantitas barang yang dijual, nama pelanggan, dll) telah sesuai dengan dokumen penunjangnya.
[7]
Akurasi telah diperiksa TOTAL
Sumber: Dokumentasi KAP TWR (Telah diolah kembali)
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
92
Ternyata dari seluruh pengendalian yang telah dibuat oleh manajemen, didapatkan bahwa tidak semua tujuan audit telah terpenuhi. Tujuan audit yang belum terpenuhi ialah tujuan audit atas presentation and disclosure. Karena itu, untuk memenuhi asersi ini, auditor harus membuat pengujian tambahan untuk mendapatkan asersi presentation and disclosure. Selanjutnya, untuk menguji bahwa transaksi telah sesuai dengan pengendalian yang dibuat oleh manajemen, auditor melakukan prosedur berikut ini: i. Memilih 45 sampel dengan metode haphazard untuk mendapatkan seluruh periode. ii. Mengambil bukti pendukung yang dibutuhkan untuk masing-masing sampel. iii. Dapatkan persetujuan berdasarkan tingkatan otorisasi. iv. Validasi masing-masing sampel yang dipilih berdasarkan atribut validasi yang sudah dirancang seperti di bawah ini. v. Diskusikan dengan klien jika ada kekurangan-kekurangan yang terjadi. vi. Laporkan jika terdapat kekurangan dan kelemahan pengendalian. Metode haphazard merupakan metode pengambilan sampel dengan tidak mengacu kepada kriteria atau alasan tertentu dan tidak memasukkan atau menghilangkan kriteria tertentu. Pada pengujian pengendalian ini, sampel diambil dari ketiga divisi baik GSC, EWS/OFS, dan EDS. Pengambilan sampel juga dilakukan secara random dan tidak menetapkan batasan jumlah sampel dari masing-masing divisi. Pengujian ini melibatkan dokumen-dokumen berikut ini: a) Work Order/Kontrak/Agreement Pengujian yang pertama ini melibatkan komponen nomor, tanggal, kuantitas/spesifikasi, ada tidaknya tandatangan dan nama dari perwakilan ELN dan pelanggan serta posisinya. Dengan dokumen ini, auditor melakukan pengujian untuk pengendalian atribut nomor 1 yang terdapat pada Tabel 4.4 di atas. b) Berita Acara Komponen yang harus diisi dari dokumen ini ialah nomor, tanggal, kuantitas/spesifikasi, ada tidaknya tandatangan dan nama dari perwakilan Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
93
ELN dan pelanggan serta posisinya. Jika seluruh komponen telah terisi, tandanya pengendalian atibut nomor 2 telah terpenuhi. c) Invoice Komponen yang harus diisi dari dokumen ini ialah nomor, tanggal, kuantitas/spesifikasi, mata uang dan jumlah, serta ada tidaknya tandatangan, nama dan posisi orang yang mengotorisasi invoice tersebut. Jika isi invoice dapat merepresentasikan transaksi yang muncul dalam berita acara, berarti atribut pengendalian nomor 3 telah terpenuhi. Jika nama dan tandatangan orang yang tepat telah mengotorisasi invoice berarti pengendalian dengan atribut nomor 4 telah terpenuhi. d) Faktur Pajak Komponen yang harus diisi dalam dokumen fatur pajak ialah ada tidaknya pengenaan pajak (10%) atas transaksi tersebut serta translasi pajak dari mata uang asing menjadi mata uang IDR. Dengan lengkapnya komponen ini maka atribut pengendalian nomor 5 telah terpenuhi. Selanjutnya, ketika seluruh dokumen yang diperlukan telah disediakan dengan lengkap dan tanpa kesalahan, maka pengendalian atribut nomor 6 telah dipenuhi. Jika keseluruhan dokumen yang divouching tidak mengalami perbedaan yang material dengan detailed listing berarti pengendalian atribut nomor 7 telah dipenuhi. Hasil dari pengujian ini adalah bahwa 45 sampel dari total populasi sebanyak lebih dari 250 transaksi yang diperoleh, tidak ada sampel yang mengalami ketidaksesuaian. Status seluruh sampel yang di vouching adalah “no exception noted” atau tidak ada pengecualian. Karena itu auditor menyimpulkan bahwa pengendalian yang dilakukan oleh manajemen untuk memastikan keakurasian (accuracy) dan keterjadian (existance/occurance) atas pendapatan yang telah ditagihkan secara operasional sudah efektif. Karena itu kita dapat mengandalkan pengendalian tersebut. Selain itu, selama masa pengujian pengendalian, auditor juga mendapatkan bahwa deskripsi dari masing-masing transaksi pendapatan yang ada pada SAP sudah sejalan dengan dokumen pendukungnya.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
94
4.3.3
Melakukan Pengujian Prosedur Analitis dan Pengujian Terperinci Saldo Dalam audit atas PT ELN, pengujian prosedur analitis dilakukan hanya
untuk melihat fluktuasi atau perubahan nilai saldo pendapatan dari tahun 2012 sampai tahun 2013. Hal ini dilakukan dalam kertas kerja lead schedule yang akan dibahas dalam sub-bab di bawah ini.
4.3.3.1 Melakukan Prosedur Analitis Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arens, Elder, dan Beasley (2009), prosedur analitis pendahuluan dilakukan dengan cara membandingkan rasio-rasio klien dengan tahun-tahun sebelumnya atau dengan kompetitor yang dijadikan benchmark. Prosedur analitis pendahuluan yang dilakukan atas PT ELN ialah dengan cara membandingkan saldo akhir dari setiap akun pada tahun berjalan dengan saldo akhir dari masing-masing akun pada periode sebelum tahun berjalan. Hal yang sama dilakukan juga pada saat audit interim di PT ELN. Prosedur analitis dibuat mulai dari fase perencanaan, pengujian audit hingga fase penyelesaian. Tujuan dari dibuatnya prosedur analitis ini ialah untuk menguji asersi presentation and disclosure. Oleh karena itu, kertas kerja yang dibuat oleh tim audit untuk menguji asersi ini adalah dengan menggunakan lead schedule. Lead schedule sendiri berisikan hal-hal seperti berikut ini: a) Account number Berisikan nomor akun dari masing-masing sub-akun yang terdapat dalam satu akun (Pendapatan). b) Description Berisikan nama sub-akun yang mewakili account number dalam satu akun (Pendapatan). c) Current account 2013 (unaudited) Merupakan saldo akhir dari masing-masing sub-akun pada tahun berjalan sesuai dengan asersi manajemen. Karenanya saldo akhir dari masingmasing sub-akun ini diambil dari trial balance yang disediakan oleh manajemen. Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
95
d) Adjustment Adjustment berisikan penyesuaian atas saldo yang tertera dalam trial balance yang terdiri dari:
Client Late Adjustment (CLA)
Adjustment Journal Entry (AJE)
Reclassification Journal Entry (RJE)
e) Reference Reference dalam hal ini adalah terkait dengan kode dan nomor jenis adjustment yang ada pada kolom tersebut. f) Current account 2013 (audited) Berisikan nominal saldo akhir unaudited yang sudah disesuaikan dengan adjustment yang ada. g) Account audited Prior year (2012) Merupakan saldo akhir dari sub akun sebelum tahun berjalan (2012) yang sudah diaudit. h) Fluctuation Fluctuation merupakan perubahan dari saldo akhir (audited) tahun berjalan dengan tahun sebelumnya. Dalam hal ini auditor ingin membandingkan saldo yang ada pada tahun berjalan dengan saldo akhir tahun sebelumnya. i) Percentage of Fluctuation Hasil perubahan yang didapatkan pada kolom fluctuation kemudian dikonversi dalam satuan persen (%) dengan cara membagikan selisih tahun berjalan dengan tahun sebelumnya (2013-2012), dibagi dengan angka tahun sebelumnya (2012). Masing-masing komponen diatas sudah diurutkan berdasarkan yang tertera pada lead schedule yang sesungguhnya seperti pada Lampiran 4. Pertama-tama, auditor memasukkan nomor account, description dan angka unaudited tahun 2013. Informasi ini diperoleh dari trial balance klien. Kemudian kolom adjustment diisi dengan junal yang mengalami penyesuaian sesuai dengan letak debit dan kreditnya. Kolom reference diisi sesuai dengan jenis jurnal penyesuaiannya serta nomor penyesuaian yang ada telah dirangkum dalam Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
96
worksheet (WS). Setelah itu saldo audited 2013 diisi dengan formula nilai saldo unaudited 2013 dikurang/ditambah dengan jumlah penyesuaian terkait. Kemudian kolom berikutnya adalah nilai saldo audited tahun sebelumnya (2012) yang diambil dari trial balance klien. Kolom berikutnya adalah fluktuasi yang menggambarkan perubahan nilai saldo tahun berjalan dibandingkan dengan nilai saldo sebelum tahun berjalan. Perbedaan ini disajikan juga dalam bentuk persentase (%) yang tersedia di kolom setelah fluktuasi. Hal ini untuk melihat lebih gampang berapa persen (%) kenaikan atau penurunan masing-masing nilai saldo pada tahun berjalan. Nilai nominal yang didapat dari hasil ini merupakan nominal yang nantinya disajikan dalam pelaporan keuangan. Sehingga pada tahap penyelesaian audit, harus dilakukan pengecekan yang disebut dengan footing, cross footing dan cross reference. Hal ini akan berguna untuk memenuhi asersi presentation and disclosure. Hasil dari pembuatan lead schedule ini adalah terdapat kenaikan saldo atas seluruh akun kecuali pada akun revenue to third party dan revenue discount to affiliated. Penurunan ini terjadi karena pendapatan entitas atas pihak ketiga berkurang di tahun 2013. Sedangkan penambahan saldo akun salah satunya terjadi atas revenue to intercompany yakni pendapatan PT ELN dari entitas anak (EPN, EFK, SCU, dan PND).
4.3.3.2 Melakukan Pengujian Terperinci Saldo Pengujian terperinci saldo dilakukan atas akun pendapatan untuk melihat apakah nilai saldo yang disajikan oleh manajeman sudah tepat. Untuk menilainya, auditor melakukan sampling atas populasi mengingat banyaknya transaksi yang terjadi selama periode 2013. Pedoman audit KAP TWR mengenal ada tiga jenis cara untuk melakukan sampling. Ketiga metode tersebut ialah: 1) Targeted testing Targeted testing meliputi pengambilan sampel yang dilakukan atas beberapa karakteristik. Tujuannnya untuk melihat apakah ada monetary misstatement. Targeted testing dilakukan berdasarkan besarnya jumlah Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
97
transaksi atau tingginya risiko. Targeted testing bisa dilakukan atas sebagian akun atau keseluruhan akun. Hasil dari targeted testing tidak dapat diproyeksikan kepada akun yang belum diuji. Sisa populasi yang belum diuji harus diuji dengan ketentuan:
Jika jumlahnya dibawah PM, maka tidak dilakukan pengujian.
Jika jumlahnya di atas PM harus dilakukan pengujian dengan metode lain.
2) Audit sampling Audit sampling bisa dilakukan dengan cara statistical atau non-statistical sampling. Pedoman audit KAP TWR lebih memilih metode non-statistical dalam melakukan sampling. Metode non-statistical sampling ini dipilih ketika melakukan sampling atas transaksi yang nilainya cenderung homogen dan tidak sebesar transaksi yang masuk dalam targeted testing. Sampel dalam metode ini biasanya memiliki nominal yang kecil dan jumlahnya banyak. 3) Accept-Reject Testing Metode ini tidak menguji salah saji moneter dalam suatu populasi, tetapi untuk menerima atau menolak suatu karakteristik atau atribut tertentu. Hasil dari pengujian ini tidak bisa diproyeksikan. Selain itu, metode pengujian ini juga hanya bersifat sebagian (particular). Beberapa pengujian terperinci saldo yang dilakukan auditor atas PT ELN adalah sebagai berikut: 1) Menilai kecukupan Allowance for Doubtful Account (AFDA) 2) Menguji piutang dengan asersi cut off. 3) Menguji transaksi pendapatan 4) Verifikasi informasi untuk pengungkapan Berikut ini pemaparan masing-masing pengujian terperinci saldo. 1)
Menilai kecukupan AFDA Pengujian atas kecukupan AFDA dilakukan untuk melihat long
outstanding piutang. Long outstanding piutang seharusnya dilindungi oleh AFDA. Auditor melakukan pengujian ini karena piutang yang tertagih akan menjadi pendapatan. Sehingga kita harus melihat sudah seberapa banyak piutang yang Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
98
seharusya dapat ditagih selama periode 2013. Untuk melakukan pengujian ini, auditor membuat beberapa prosedur audit. Diantaranya yaitu: Tabel 4.5 Prosedur audit untuk menilai kecukupan ELN
Prosedur Audit
Hasil
a)
a) Perbaharui
Berdasarkan
peraturan, proses, metode, dan
didapatkan
asumsi
digunakan
yang
digunakan
perusahaan
akan
pemahaman
untuk
recoverable
mengembangkan estimasi AFDA
penyelesaian
dan write off.
akan
pemahaman bahwa
basis
dalam AR
yang
mencatat
adalah
proyek.
membuat
auditor,
periode
Perusahaan
provision
bagi
peraturan
pelanggannya yang umur piutangnya
konsisten
dengan
diatas 2 tahun karena meningkatnya
periode
sebelumnya,
sejalan
risiko ketidaktagihan piutang.
dengan
kerangka
laporan
Auditor juga menilai bahwa peraturan
Verifikasi
apakah
akuntansi
keuangan yang berdasar pada
akuntansi sudah konsisten dengan
pemahaman kita akan nature aset
peraturan tahun lalu, dan peraturan
perusahaan, bisnis, dan industri.
akuntansi tersebut sudah sesuai.
b) Dapatkan analisis yang mendetail b) Detailed lisitng AFDA telah diambil. tentang AFDA, periksa nilai saldo Hasilnya adalah: nya dan dan uji keakurasiannya.
Total AFDA per listing Rp 48.067.974 Total AFDA per TB Difference
Rp 35.867.436 Rp 12.200.538
Perbedaan ini disebabkan oleh kesalahan klasifikasi dari revaluation account. Auditor telah mengecek keakurasian dengan cara manual. c) Nilai asumsi manajemen yang c) Auditor telah melakukannya dengan digunakan
dalam
tentang AFDA.
analisis
detail cara tanya jawab dengan manajemen dan pekerja lain yang berhubungan dengan penjualan. Manajemen yakin bahwa piutang yang berumur kurang dari 2 Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
99
Prosedur Audit
Hasil tahun pasti dapat tertagih. Selain itu, auditor juga mempertimbangkan data historis dan juga pengalaman perusahaan tahun lalu serta faktor luar lainnya. Asumsi yang digunakan rasional dan dapat dipertanggungjawabkan.
d) Uji keandalan laporan (buku besar d) Auditor telah menguji umur piutang piutang, detailed listing dan aging perusahaan dengan metode Accept-Reject yang dibuat oleh perusahaan) yang testing. Tabel 4.6 menyajikan tahapakan digunakan untuk mengukur tahap pemilihan sampel. kecukupan AFDA (uji faktur untuk melihat bahwa faktur-faktur dibuat berdasarkan kategori aging yang tepat oleh sistem). e) Menilai AFDA dengan cara e) Basis untuk memilih sampel adalah menguji laporan-laporan yang sudah berdasarkan lamanya waktu tak tertagih dibuat daftar aging oleh perusahaan (long outstanding). Hasil dari pengujian untuk jumlah-jumlah yang sudah atas aging schedule klien oleh auditor outstanding untuk waktu yang sudah adalah ditemukannya : cukup
lama.
manajemen
Diskusikan
dengan AR Trade – Affiliate
bagaimana
cara
Long outstanding AR
penagihan akun ini dan dapatkan
>720 hari
Rp 9.094.618
dukungan
361-720 hari
Rp 5.955.149
tambahan
untuk
memverifikasi bahwa AFDA tersebut telah sesuai pada akhir periode.
AR Trade – Third Party Long outstanding AR >720 hari
Rp 82.759.505
361-720 hari
Rp 7.976.879
Dari hasil pengujian di atas, auditor melakukan diskusi dengan manajemen. Hasilnya, perusahaan akan membuat Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
100
Prosedur Audit
Hasil provisi AFDA untuk long outstanding AR yang >720 hari. Untuk piutang dengan
umur
antara
360-720
hari,
manajemen yakin akan dibayarkan tahun 2014. Selain itu, auditor juga menemukan adanya long outstanding AR (>720 hari) yang tidak dicover oleh AFDA. AR Trade – AffiliateRp 4.119.585 AR Trade –Third Party Rp 41.368.573 Hasilnya adalah sebagian dilakukan netoff antara piutang dengan utang, sebagian dilakuakan penghapusan piutang, namun ada
sebagian
piutang
yang
tidak
dihapuskan karena manajemen yakin akan dibayarkan pada tahun 2014. f)
Dapatkan
movement
schedule f) Auditor telah melakukan prosedur ini
AFDA perusahaan termasuk opening dengan cara: balance, provision released or used
Mengambil
(write-offs),
AFDA
additional
provision
movement
schedule
recognized and closing balance,
Menyesuaikan saldo awal dengan
sesuaikan nilai saldonya dan uji
periode sebelumya dan saldo akhir
keakurasiannya.
dengan
buku
besar.
Tidak
ada
rekonsiliasi yang dibuat.
Sesuaikan penambahan pada periode ini. Penghapusan diakui dalam buku besar.
Hasilnya ada rekonsiliasi yang dibuat karena klien telah membuat revaluasi AFDA
di
Trial
Balance
AFDA.
Penyesuaian telah dibuat oleh klien. Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
101
Prosedur Audit
Hasil Uji keakurasian telah dilakukan.
g)
Pertimbangkan
penyesuaian
apakah
teridentifikasi
ada g) Dalam pengujian, klien memberikan dalam penyesuaian karena adanya kesalahan
movement schedule dan uji apakah dalam klasifikasi dan adanya pengakuan sudah tepat.
pendapatan.
Auditor
melakukan
pengecekan dengan metode vouching atas berita acara dan invoice. h) Nilai banyaknya write-offs yang h) Telah dilakukan penilaian. Hasilnya muncul selama periode 2013, dan tidak ada write-offs bernilai tinggi dan tentukan
apakah
ada
write-offs tidak biasa.
bernilai tinggi dan tidak biasa yang mungkin mengindikasikan potensi adanya pertambahan jumlah yang tidak tertagih. i)
Nilai
keseluruhan
kecukupan i) Auditor menyimpulkan berdasarkan
AFDA.
hasil penilaian di atas bahwa AFDA tersebut sudah cukup (Adequate).
j)
Tentukan
akuntansi
apakah
yang
manajemen menunjukkan
estimasi j) Telah dilaksanakan. Hasilnya auditor
dibuat
dalam
area
risiko
salah
oleh menyimpulkan bahwa tidak ada estimasi ini akuntansi
yang
dapat
menunjukkan
saji risiko salah saji material.
material. Sumber: Kertas Kerja KAP TWR (Telah diolah kembali)
Tabel 4.6 Prosedur audit untuk Test Aging
Tahap 1
Informasi Akun
Nama akun
Trade and Other Receivable
Waktu
31 Desember 2013
Tahap 2
Menentukan Populasi
Nama Laporan
Listing aging Trade Receivable, Unbilled Receivable, dan Other Receivable per 31 Desember 2013.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
102
Jumlah populasi
> 200
Unit yang diuji
Transaksi individual dari akun yang diuji
Kelengkapan
Laporan telah disesuaikan dengan Trial Balance per 31 Desember 2013 untuk kelengkapan populasi.
Tahap 3
Tentukan pengecualian dan Perbedaan Pengecualian ditentukan dari perbedaan antara perhitungan umur (aging) piutang klien dengan perhitungan umur piutang KAP TWR. Perhitungan umur akan dikembalikan kepada klien untuk direvisi jika terdapat transaksi yang melebihi tolarabel misstatement.
Tahap 4
Menentukan jumlah yang akan diuji dan yang dipilih
Desired level of
Rendah
evidence 1
Exception tolerated Sampel yang
32
dipilih Metode
Acak/Random
Tahap 5
Melakukan pengujian dan mengevaluasi hasil
Jumlah
0
pengecualian Apakah
lebih Tidak
dari yang dapat diterima? Hasil
Hasil pengujian adalah dapat diterima. Hasil dapat diterima dan rincian umur piutang dapat dipergunakan untuk pengujian berikutnya. Sumber: Kertas Kerja KAP TWR (Telah diolah kembali)
2)
Menguji piutang pisah batas (cut off) Pengujian atas piutang dengan asersi pisah batas merupakan pengujian
yang dilakukan dengan tujuan agar pendapatan dicatat pada periode yang tepat. Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
103
Adapun prosedur yang dilakukan adalah seperti yang tertera dalasm Tabel 4.7 berikut ini. Tabel 4.7 Prosedur audit untuk piutang pisah batas (cut off)
Prosedur Audit
Hasil
a) Ambil detailed listing penjualan a) selama
periode
tertentu
yakni
Audior telah mengambil General
sebelum dan sesudah akhir periode
Ledger (GL) pendapatan sebelum dan
(31
sesudah 31 Desember 2013 dan
Desember
2013),
ukur
kelengkapan dan uji keakurasiannya
menyocokkan saldo akhir GL dengan Trial Balance (TB) per 31 Desember 2013 dan TB 31 Januari 2014 untuk memastikan kelengkapannya. Menilai
detailed
listing
kelengkapan
untuk
(completeness)
berdasarkan pengetahuan auditor atas bisnis
dan
pengalaman
sebelumnya,
diskusi
tahun dengan
manajemen, dan melakukan aktivitas berikut ini: -
menyocokkan
detailed
listing
dengan GL - melakukan pengecekan berurut atas nomor dokumen. Berdasarkan diskusi dengan manajemen, mereka yakin bahwa listing tersebut sudah benar karena langsung dikirim melalui SAP.
Menguji keakurasian (accuracy). Hal
ini
dilakukan
dengan
cara
memverifikasi spreadsheet formula b)
Cocokkan
dokumen
penjualan penunjang
dengan b) Untuk mendapatkan asersi ini, hal untuk yang dilakukan yakni: Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
104
Prosedur Audit memverifikasi
apakah
Hasil penjualan
Menyocokkan
penjualan
dengan
tersebut telah dicatat pada periode
dokumen
yang tepat.
acara/service report/delivery order).
penunjang
(berita
Untuk menilai apakah transaksi sudah dicatat pada waktu yang tepat, yang harus
diperhatikan
terjadinya pengakuan
transaksi.
ialah Karena
pendapatan
periode nature
bisnis
ELN
berdasarkan berita acara/progress report, maka auditor mengambil 10 sampel sebelum
dan
sesudah
tanggal
31
Desember 2013. Pencatatan pendapatan harus sesuai dengan periode terjadinya transaksi yakni yang tertera dalam berita acara. Sumber: Kertas Kerja KAP TWR (Telah diolah kembali)
Berdasarkan pengujian 20 sampel audit yakni masing-masing 10 sampel sebelum dan sesudah tanggal 31 Desember 2013, auditor mendapatkan:
Seluruh sampel memang benar-benar terjadi pada periode tahun 2013 ditandai dengan adanya bukti dokumen pendukung.
Ada 2 sampel yang memiliki hasil perhitungan yang berbeda dengan auditor. Namun perbedaan ini bersifat tidak material sehingga tidak dilakukan penyesuaian.
Selain pengujian di atas, auditor juga harus melakukan pengujian tambahan berupa: a) Menguji Unbilled Revenue Pengujian unbilled revenue adalah untuk memenuhi asersi akurasi (accuracy), keberadaan (existence/occurance), dan pisah batas (cut off). Pengujian ini dilakukan atas populasi unbiled revenue atas divisi EWS, EDS, dan GSC tahun 2013. Metode pengambilan sampel yang dilakukan adalah targeted testing dan non statistical sampling. Jumlah sampel yang Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
105
didapat masing-masing berjumlah 23 dan 25. Informasi yang dibutuhkan dari sampel adalah:
Nomor,
tanggal,
dan
deskripsi
Berita
Acara/Progress
Report/Timesheet)
Periode dilaksanakannya jasa
Approval dari kedua belak pihak (perusahaan dan pelanggan)
Perhitungan jumlah transaksi (rate dan amount)
Keseluruhan informasi dalam dokumen yang dibutuhkan tersebut bertujuan untuk melihat pemenuhan asersi accuracy, existence/occurance, dan cut off atas pendapatan. Hasilnya adalah: i. Semua sampel memenuhi asersi cut off dan existence/occurance. ii. Ada 5 sampel yang perhitungannya berbeda dengan perhitungan yang didapat auditor setelah melakukan
vouch. Namun perbedaan
perhitungan yang didapat tidak material atau jumlahnya dibawah SUM, sehingga tidak dilakukan penyesuaian. b) Mereviu Subsequent GL (scanning) atas jurnal atau dokumen yang mengandung angka “2013”, dan melakukan vouching terhadap dokumen penunjang. Prosedur yang digunakan untuk mendapatkan kedua pengujian di atas ialah:
Ambil GL pendapatan per 31 Januari 2014, dan sesuaikan dengan saldo TB per 31 Januari 2014. Pastikan tidak ada pengecualian.
Scan GL dan cari transaksi pendapatan yang berhubungan dengan 2013, yakni dengan cara, filter deskripsi pada teks yang mengandung kata “2013”, “Dec”, “Nov”, “Oct” dan tentukan semua yang berhubungan dengan 2013 tersebut sebagai populasi.
Cek kepada dokumen pendukung seperti berita acara/progress report, invoice, dan lainnya.
Dari pengujian yang sudah dilakukan auditor, diperolehlah hasil berikut ini: i. Setelah dilakukan scanning terhadap GL diperolehlah 15 transaksi yang berhubungan dengan 2013. Selanjutnya auditor melakukan Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
106
pengujian melalui vouching kepada dokumen pendukung dan menemukan adanya pendapatan yang kurang catat (underrecorded) sehingga auditor mengajukan jurnal penyesuaian berikut ini: Dr. Unbilled Receivable – Third Party
Rp 1.779.879
Cr. Revenue to Third Party
Rp 1.779.879
ii. Berdasarkan scanning yang dilakukan atas GL per 31 Januari 2014, auditor masih menemukan pengecualian. Karena itu, auditor memperluas pengujiannya hingga 31 Pebruari 2014. Karena saldo Pebruari belum ditutup, auditor langsung mengimpor GL dari SAP klien untuk meyakinkan kelengkapan populasi. Berdasarkan scanning yang dilakukan atas GL hingga tanggal 23 Peburari 2014, auditor tidak menemukan adanya pendapatan yang mengindikasikan transaksi pada periode 2013. Selain itu, jumlah pendapatan pada periode Pebruari 2014 baik secara individual maupun secara keseluruhan berada di bawah SUM. Sehingga sekalipun terjadi kesalahan maka seharusnya tidak berdampak material. 3)
Menguji transaksi pendapatan Pengujian berikutnya adalah terkati transaksi pendapatan itu sendiri.
Adapun prosedur yang dibuat oleh auditor adalah sebagai berikut: Tabel 4.8 Prosedur audit untuk Test sales – Revenue Trasaction
Prosedur a)
Ambil
transaksi
detailed
Hasil listing
pendapatan
untuk a) Auditor telah melakukan prosedur. yang
Hasil ini dirangkum dalam lead
berhubungan dengan penjualan barang.
schedule. Dari hasil lead schedule
Sesuaikan
yang dibuat, terdapat beberapa
saldonya
keakurasiannya.
dan
uji
penyesuaian.
Penyesuaian
yang
dibuat berhubungan dengan:
Pencatatan
pendapatan
pada
akun yang tidak tepat,
Pencatatan pendapatan terlalu tinggi,
Terdapat
pendapatan
yang
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
107
Prosedur
Hasil belum dicatat, dan
Pencatatan
pendapatan
yang
seharusnya belum dicatat. b) Penyesuaian saldo antara detailed listing dengan GL telah dilakukan dan tidak ada rekonsiliasi c) Uji keakurasian telah dilakukan b) Uji transaksi pendapatan
Auditor telah melakukan serangkaian
i. Sesuaikan dengan sales invoice pengujian untuk menjalankan prosedur dan
customer
menilai
order
bahwa
untuk ini. Pengujian yang dilakukan oleh
transaksi auditor meliputi:
tersebut memang ada (exist). ii. Periksa
dokumentasi
pengiriman untuk memastikan bahwa
risiko
dan
manfaat
kepemilikan telah diserahkan iii. Periksa
dokumentasi
Melakukan pendapatan
vouching untuk
divisi
atas GSC,
EWS/OFS, dan EDS Melakukan pengujian atas bisnis divisi ELN secara terpisah.
harga,
atau penerimaan kas, untuk memverifikasi bahwa penjualan dilakukan pada harga yang tepat. iv. Pastikan bahwa transaksi telah disetujui
dan
sudah
sesuai
dengan peraturan perusahaan dan pada periode yang benar. Sumber: Kertas Kerja KAP TWR (Telah diolah kembali)
a) Pengujian terperinci saldo divisi GSC, EWS/OFS, dan EDS. Untuk pengujian atas pendapatan divisi GSC, EWS/OFS dan EDS auditor menggunakan cara vouching. Pengujian ini untuk mendapatkan asersi accuracy, existance, dan cut off. Adapun prosedur yang dilaksanakan ialah: Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
108
i. Dapatkan GL pendapatan untuk tahun 2013 ii. Dapatkan sampel berdasarkan cakupannya (coverage) iii. Vouch kepada dokumen pendukungnya. Dalam hal ini auditor mengambil sampel berikut ini: Tabel 4.9 SampleTesting GSC, EWS/OFS, dan EDS
Targeted
Non-Statistical
Amount
Sampel
Amount
Sampel
EWS/OFS
Rp 264.729.243
71
Rp 56.099.465
118
EDS
Rp 229.102.198
31
Rp 31.819.049
43
GSC
Rp 870.105.791
81
Rp 26.464.819
74
TOTAL
Rp 1.359.l76.009
183
Rp 114.383.333
235
Sumber: Kertas Kerja KAP TWR (Telah diolah kembali)
Metode sampling dilakukan dengan cara targeted testing dan non statistical sampling. Hasil akhirnya adalah bahwa tidak ada transaksi yang mengalami kesalahan penyajian yang material. Adapun perbedaan perhitungan yang bernilai material atau diatas nilai SUM sudah dilakukan penyesuaian sehingga perbedaan tersebut tidak berdampak kepada pengambilan keputusan manajemen. Sebagian sisanya tidak bersifat material atau berada dibawah nilai batas SUM sehingga tidak dilakukan penyesuaian. b) Pengujian terperinci saldo divisi ELN Divisi ELN ini terbagi atas 3 sub divisi. Berikut ini adalah penjabaran divisi ELN. Tabel 4.10 Prosedur audit untuk Pendapatan divisi ELN
Bisnis EBM
Jumlah Rp 25.402.817
Nature
Prosedur
Menyewakan kantor, sewa
ruang Melakukan
kantin
dan perhitungan
ulang
gedung berdasarkan
termasuk
perjanjian kontrak
pemeliharaannya. ELN
Rp 9.306.390
Menyewakan lahan
Melakukan perhitungan
ulang
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
109
Bisnis
Jumlah
Nature
Prosedur berdasarkan perjanjian
dan
Intercompany kepada EFK EPC
Rp 11.722.626
Mengerjakan pendapatan dari konstruksi IPAL
TOTAL
Rp 46.431.833
PER TB
Rp 46.431.833
Perbedaan
-
Sumber: Kertas Kerja KAP TWR (Telah diolah kembali)
i. EBM Atas prosedur yang dibuat, hasil yang didapatkan adalah ternyata perhitungan auditor berbeda dengan hasil perhitungan manajemen yang disajikan dalam Trial Balance. Perhitungan KAP TWR adalah Rp 25.016.074. Sedangkan perhitungan manajemen adalah Rp 25.402.817. Sehingga atas perbedaan tersebut didapat perbedaan sebesar Rp 386.742. Karena perbedaan ini masih dibawah SUM, maka tidak dilakukan penyesuaian atau salah saji ini tidak material. ii. ELN Hasil pengerjaan prosedur atas sub divisi ELN adalah sebagai berikut: Tabel 4.11 Prosedur audit untuk Pendapatan sub divisi ELN
Rincian
Jumlah per klien Penyewaan tanah Rp 3.436.620
Jumlah per TWR Rp 3.778.741
Perbedaan Rp 342.120
Rp 4.760.573
Rp 32.511
kepada EFK Penyewaan tanah Rp 4.728.061 kepada Siemens Penyewaan tanah Rp 1.141.707
Tidak bersifat
kepada pihak lain
material sehingga tidak dilakukan pengujian Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
110
Rincian TOTAL
Jumlah per klien 9.306.390
Jumlah per TWR
Perbedaan
Sumber: Kertas Kerja KAP TWR (Telah diolah kembali)
Dari hasil perhitungan auditor yang tertera pada Tabel 4.11 tersebut didapatkan bahwa ada perbedaan antara perhitungan auditor dengan klien. Namun perbedaan perhitungan tersebut tidak bersifat material atau masih berada dibawah SUM sehingga tidak perlu dibuat jurnal penyesuaian. iii. EPC Berdasarkan perhitungan auditor, ternyata pengerjaan konstruksi untuk tahun 2013 hanya 2,77% yakni dari 31 Desember 2012 hingga 20 Juni 2013. Dari pendapatan konstruksi ini, perhitungan auditor adalah Rp 8.241.233. Berbeda dengan perhitungan klien yakni Rp 11.722.626. Perbedaan antara perhitungan klien dan auditor adalah sebesar Rp 3.481.392. Karena perbedaan ini maka dilakukan koreksi atas perhitungan klien. Klien selanjutnya memberikan penyesuaian seperti jurnal berikut ini: Dr. Revenue to Affiliate
Rp 4.089.949
Cr. Unbilled Receivable Affiliated
Rp 4.089.949
Karena jurnal penyesuaian telah dibuat oleh klien, maka perbedaan perhitungan klien dan auditor hanya tinggal Rp 608.557. Sisa perbedaan ini tidak material karena berada dibawah SUM.
4)
Verifikasi informasi untuk pengungkapan Tahapan terakhir adalah verifikasi informasi untuk pengungkapan.
Aktivitas ini bertujuan untuk memenuhi asersi presentation and disclosure. Asersi ini dapat menangkap apakah pengklasifikasian dan penyajian akun telah sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku umum. Selain itu, auditor juga mempersiapkan pengungkapan apa saja yang dibutuhkan yang berhubungan dengan akun tersebut. Hasilnya, auditor menyimpulkan bahwa penyajian dan pengungkapan akun pendapatan telah sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku umum. Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
111
4.3.4
Menyelesaikan Audit dan Menerbitkan Laporan Audit Setelah audit field work selesai dilaksanakan, auditor harus mengingat
timeline yang sudah dibuat pertama kali. Biasanya dalam setiap komunikasi yang dijalin oleh manajemen dengan auditor, manajemen akan selalu bertanya tentang waktu penyelesaian dan penerbitan laporan audit. Hal ini akan sangat menjadi momen krusial bagi manajemen sebagai bahan pertanggungjawabannya kepada investor dan Board of Commissioner. Dalam mencapai tujuan akhir pelaporan keuangan, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh auditor seperti yang dipaparkan dalam sub bab berikut ini.
4.3.4.1 Melakukan Pengujian Tambahan Untuk Tujuan Penyajian dan Pengungkapan Pengujian tambahan biasanya dilakukan apabila pada saat audit fieldwork terdapat temuan-temuan atas pengujian yang dilakukan. Temuan-temuan ini bernilai material atau diatas Overall Materiality (OM). Pada audit PT ELN, materialitas setingkat OM bernilai Rp 12.000.000. Nilai ini diambil dari angka 5% total Profit before Tax (unaudited). Ternyata di akhir audit, nilai total Profit before Tax mengalami peningkatan sehingga tingkat materialitas OM menjadi semakin meningkat pula. Disamping itu, ternyata tidak diketemukan salah saji material dalam pengauditan atas pendapatan yang berdampak pada materialitas perusahaan. Sehingga disimpulkanlah bahwa tidak dilakukan pengujian tambahan.
4.3.4.2 Pengumpulan Bukti Akhir Pengumpulan bukti akhir dilakukan sejak awal pengerjaan audit hingga akhir pelaporan. Bukti-bukti akhir ini merupakan dokumen yang menjadi alat auditor untuk mempertangungjawabkan pekerjaannya. Hal ini berguna agar setiap kali dibutuhkan, dokumen ini tersedia untuk direviu kembali oleh pihak-pihak yang membutuhkan. Dokumen-dokumen ini dikumpulkan dalam software Aura milik KAP TWR yang dimasukkan dalam seksi “document library”. Bagi dokumen penting seperti balasan surat konfirmasi untuk utang, piutang, customar advance, dan sebagainya ditampilkan dalam dokumentasi fisik yang akan Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
112
digabungkan dengan bukti-bukti audit lainnya. Seluruh bukti-bukti yang penting untuk ditampilkan dalam bentuk fisik, akan digabungkan menjadi satu, dimasukkan ke dalam file holder dan disimpan oleh auditor.
4.3.4.3 Menerbitkan Laporan Audit Laporan audit atas PT ELN diselesaikan pada bulan Pebruari 2014. Laporan audit ini merupakan laporan konsolidasi Grup yakni induk dan anak perusahaan. Laporan audit sebelum diterbitkan, sudah terlebih dahulu diperiksa kembali oleh manajemen PT ELN untuk menghindari terjadinya kesalahan baik kesalahan penulisan, pencetakan, binding Financial Statement, ataupun dalam perhitungan angka-angka di dalamnya. Setelah semuanya selesai, baik auditor KAP TWR maupun manajemen PT ELN melakukan pertemuan untuk menyerahkan laporan keuangan konsolidasi beserta laporan keuangan dari masing-masing perusahaan untuk ditandatangani oleh manajemen.
4.3.4.4 Komunikasi Dengan Komite Audit dan Manajemen Dalam penugasan audit atas PT ELN, auditor mengadakan pertemuan dengan komite audit dan manajemen secara teratur untuk membahas temuantemuan audit yang menurut auditor patut untuk diperbincangkan menjadi masukan bagi perusahaan. Komunikasi dengan manajemen acap kali dilakukan pada saat penugasan audit di lapangan. Selain itu, Senior Manager juga sering melakukan pertemuan khusus dengan manajemen untuk membahas hal-hal yang bersifat krusial yang ditemukan auditor di lapangan. Namun, pertemuan dengan komite audit juga dilakukan oleh auditor. Karena bagaimana pun juga komite audit bertanggung jawab untuk mengawasi kinerja auditor eksternal. Pertemuan antara auditor dengan komite audit dilaksanakan sebanyak 3 kali dalam setahun. Hal ini dimaksudkan supaya sepanjang pertemuan hal-hal yang dapat dibahas oleh auditor dengan komite audit akan semaksimal mungkin.
4.3.5
Analisis Sub-bab analisis ini memaparkan bagaimana kesesuaian antara teori yang
ada di bab 2 dengan pelaksanaan audit yang sudah dipaparkan pada bab 4. Dengan Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
113
melihat perbedaan pada keduanya, maka Penulis akan membuat kesimpulan reviu audit atas pendapatan PT ELN dan juga saran atas kekurangan yang ada. a) Kebijakan akuntansi atas pendapatan PT ELN Kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh PT ELN telah sesuai dengan standar yang berlaku umum yakni PSAK 23 “Pendapatan” (Revisi 2010). b) Proses Audit Proses audit yang dilaksanakan atas PT ELN telah sesuai dengan teori yang dibahas oleh Arens, Elder, dan Beasley (2009) yakni mulai dari perencanaan (Planning), Audit fieldwork hingga penyelesaian dan pelaporan audit. c) Tanggung jawab auditor dan manajemen Tanggung jawab auditor dan manajemen dalam penugasan audit ini juga sudah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arens, Elder, dan Beasley (2009) d) Asersi manajemen dan tujuan audit Asersi manajemen seperti yang terdapat dalam SA Seksi 326 Paragraf 3 (PSAP, 2011) telah sesuai dengan praktik. Namun untuk asersi presentation and disclosure belum terpenuhi secara sempurna. Hal ini sejalan dengan hasil pengujian pengendalian internal perusahaan yang dilakukan oleh auditor yang hasilnya adalah untuk tujuan audit terkait presentation and disclosure belum terpenuhi. Karena itu, dapat dilihat dalam setiap pengujian terperinci saldo, kebanyakan kesalahan yang terjadi adalah terkait dengan pengklasifikasian akun. e) Penilaian pengendalian internal Untuk pengendalian internal atas PT ELN secara keseluruhan, auditor menilai sudah berjalan dengan baik. Adapun standar yang menjadi acuan dalam pengujian ini adalah standar yang dibuat oleh Committee of Sponsoring Organization (COSO). Namun, dalam perincian yang telah dibuat auditor, terdapat perbedaan antara pelaksanaan pengujian pengendalian oleh auditor dengan standar. Hal ini terlihat pada bagian struktur organisasi/pemberian otoritas dan tanggung jawab. Pada seksi ini, ada sebagian pengendalian internal yang seharusnya masuk dalam bagian Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
114
terakhir dari pengendalian COSO yakni aktivitas pengendalian (control activities). Pengendalian yang seharusnya masuk dalam kategori aktivitas pengendalian adalah:
Pastikan apakah ada supervisi dan pengawasan akan pemrosesan data dan pengoperasian akuntansi.
Pastikan apakah ada pemisahan tugas (segregation of duties) diantara aktivitas atau fungsi yang penting.
Identifikasi bahwa otorisasi pembayaran dilakukan oleh lebih dari satu orang atau dibawah kontrol satu orang anggota senior.
Selanjutnya, ketika auditor telah menilai bahwa pengendalian internal perusahaan sudah baik dan dapat diandalkan, namun di satu sisi Penulis melihat adanya ketidaksesuaian antara kontrol perusahaan dengan temuan audit. Pada pengujian terperinci saldo ada beberapa error atau kesalahan yang dibuat manajemen dalam pencatatan yang menimbulkan salah saji dalam laporan keuangan. Beberapa diantaranya:
Terdapat long outstanding piutang dengan umur lebih dari 720 hari yang tidak dicadangkan.
Terdapat underrecorded revenue atau pendapatan yang tidak dicatat oleh perusahaan.
Pencatatan pendapatan dilakukan pada akun yang tidak tepat.
Pendapatan dicatat terlalu tinggi.
Terdapat pendapatan yang belum dicatat.
Pencatatan pendapatan yang seharusnya belum dicatat.
Jika mengacu pada SOP, klien mencatat bahwa piutang yang belum tertagih yang memiliki umur lebih dari 2 tahun atau 720 hari harus dicadangkan 100%. Namun kenyataannya auditor menemukan adanya piutang dengan umur lebih dari 720 hari yang tidak dicadangkan atau tidak memiliki AFDA hingga mencapai 45.488.158. Angka ini sangatlah besar dan bahkan melebihi OM. Selain itu, kesalahan yang paling umum dilakukan atas akun pendapatan adalah pencatatan pendapatan yang dilakukan pada akun yang tidak tepat. Hal ini sangat dipengaruhi karena pengendalian internal perusahaan yang lemah untuk asersi classification Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
115
dan presentation and disclosure. Sama seperti kesalahan-kesalahan yang lainnya, seharusnya dengan SOP yang sudah ditetapkan tidak ada lagi kesalahan pencatatan pendapatan yang terjadi. Namun tampaknya kurangnya pengecekan secara berkala oleh auditor internal serta kurangnya pemahaman atas SOP yang ada menjadikan SOP atau pengendalian internal sedikit banyak hanya terdapat secara fisik namun belum sepenuhnya terlaksana dengan baik. f) Penggunaan materialitas Tingkat materialitas yang digunakan oleh auditor telah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arens, Elder, dan Beasley (2009) yakni dengan lima
langkah
penentuan
tingkat
materialitas.
Seluruhnya
telah
dilaksanakan auditor. Namun terdapat sedikit perbedaan antara teori dengan praktik dimana pada praktiknya, penetapan tingkat materialitas harus menggunakan professional judgment. Penetapan nilai batas bagi masing-masing level materialitas baik OM, PM dan SUM merupakan kombinasi antara pedoman audit ISA, pedoman audit KAP TWR serta judgment yang digunakan oleh auditor. Namun, sejauh ini penggunaan materialitas yang sudah ditetapkan auditor tidak menemui kendala yang berarti. Bahkan hingga pengauditan selesai ternyata nilai profit/loss before tax yang menjadi acuan dalam penetapan tingkat materialitas mengalami peningkatan.
Sehingga
secara
otomatis
tingkat
materialitas
juga
meningkat. Hal ini menjadikan nilai materialitas yang ditetapkan auditor sebelum pengauditan bersifat konservatif. g) Temuan audit Berdasarkan pengujian terperinci saldo (test of detail balance) yang dilakukan oleh auditor, ditemukan bahwa ketiadaan pengendalian internal untuk memenuhi tujuan audit completeness, posting and summarization, classification, dan timing seperti yang tertera pada Tabel 4.1 halaman 84, ternyata menyebabkan salah saji dalam pencatatan. Tabel 4.12 di bawah ini menyajikan hubungan antara kealpaan pemenuhan tujuan audit dengan salah saji yang muncul.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
116
Tabel 4.12 Analisis atas temuan audit
Tujuan audit yang tidak
Salah saji yang muncul dalam pengujian
terpenuhi oleh
terperinci saldo (misstatement)
pengendalian internal Completeness dan Timing
Kurang
catat
(underrecorded)
dalam
pengujian piutang pisah batas (cut off). Classification
Kesalahan klasifikasi dalam pencatatan yang terdapat atas pengujian transaksi pendapatan.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan KAP TWR telah melakukan audit atas laporan keuangan PT ELN untuk
periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2013. Audit yang dilakukan bertujuan untuk memberikan opini yakni bahwa perusahaan telah menyajikan degan wajar, dan dalam hal-hal yang material, laporan keuangan konsolidasian, posisi keuangan konsolidasian PT ELN dan entitas anaknya tanggal 31 Desember 2013, kinerja keuangan konsolidasian, serta arus kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut yang telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Auditor telah melaksanakan pengauditan dengan menyatakan suatu opini atas laporan keuangan konsolidasian. Auditor telah melaksanakan tugas pengauditan ini dengan tunduk kepada Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Dengan berpedoman kepada Standar Audit oleh IAPI dan didukung juga oleh pedoman audit milik KAP TWR, auditor telah melaksanakan tugas pengauditannya untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Dalam melaksanakan tugas pengauditan ini, KAP TWR telah menguji pengendalian internal PT ELN dan menyimpulkan bahwa pengendalian internal PT ELN terbukti ada (exist) baik secara form yakni yang tertuang dalam dokumentasi, begitu juga secara nyata (evident) dalam operasional sehari-hari. Karena itu risiko audit yang direncanakan oleh auditor berada pada level moderate atau sedang. Auditor telah melakukan pengujian substantif transaksi dan pengujian terperinci saldo. Adapun pengujian substantif yang dilakukan oleh auditor adalah sesuai dengan standar pengauditan yang terdapat dalam ISA 330.4 (a) yaitu dengan melakukan prosedur analitis substantif (substantive analytical procedure) dan pengujian terperinci saldo (test of details). Adapun prosedur analitis substantif yang dilakukan adalah dengan membuat lead schedule untuk melihat fluktuasi nilai saldo tahun berjalan dengan tahun lalu. Hal ini berguna untuk melihat kenaikan nilai saldo yang terjadi selama tahun 2013 dan apakah 117
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
118
terdapat indikasi kenaikan saldo yang tidak biasa untuk kemudian berpotensi menjadi salah saji material yang disebabkan oleh error atau fraud. Hasilnya adalah terdapat dua saldo akun yang mengalami penurunan, sisanya mengalami kenaikan. Penurunan saldo dikarenakan turunnya penerimaan perusahaan dari third party. Pada pengujian terperinci saldo, empat hal yang diuji auditor adalah kecukupan AFDA, menguji piutang untuk asersi cut off, menguji transaksi pendapatan serta memverifikasi informasi untuk pengungkapan. Hasilnya, dari pengujian kecukupan AFDA, aging schedule yang telah dibuat oleh manajemen dapat diandalkan dan AFDA yang telah dibuat oleh manajemen sudah mencukupi (adequate). Namun terdapat piutang yang belum tertagih selama lebih dari 2 tahun yang tidak diprovisi oleh manajemen. Kesalahan ini kemudian diperbaiki menurut saran auditor. Untuk pengujian piutang dengan asersi cut off, auditor menemukan adanya pendapatan yang terjadi pada periode 2013 yang masuk ke dalam General Ledger pendapatan 2014, serta jumlahnya kurang saji (underrecorded). Untuk itu, auditor mengajukan jurnal penyesuaian kepada klien. Untuk pengujian transaksi pendapatan, auditor melakukan teknik vouching kepada dokumen pendukung yakni atas divisi GSC, EWS/OFS, dan EDS, serta teknik penghitungan ulang atas divisi ELN. Hasil dari vouching atas divisi GSC, EWS/OFS, dan EDS adalah bahwa tidak ada transaksi yang mengalami salah saji material. Adapun perbedaan hasil pengujian auditor dengan penyajian klien telah disesuaikan dalam jurnal. Sedangkan hasil dari penghitungan ulang atas divisi ELN didapatkan perbedaan atara perhitungan auditor dengan klien untuk sub divisi EBM dan ELN. Namun karena perbedaan tersebut tidak material maka tidak dibuat penyesuaian. Perhitungan ulang atas sub divisi EPC menimbulkan perbedaan. Perbedaan yang muncul sebenarnya berada di bawah batas materialitas. Namun klien mengajukan jurnal penyesuaian sehingga mengurangi perbedaan perhitungan yang semakin kecil antara auditor dengan klien. Terakhir, auditor juga melakukan verifikasi transaksi untuk pengungkapan agar menghindari kesalahan dalam klasifikasi dan penyajian. Auditor juga menyajikan informasi terkait pengungkapan atas akunakun yang dibutuhkan.
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
119
Temuan audit yang didapat dari hasil pengujian terperinci saldo ternyata memiliki hubungan dengan kealpaan pengendalian internal atas tujuan audit khususnya pada pengendalian akun pendapatan. Kealpaan pengendalian internal tersebut ialah atas tujuan; completeness, timing, dan classification. Sejalan dengan hal tersebut, salah saji yang muncul dalam pengujian terperinci salah adalah yang berkaitan dengan; kurang catat (underrecorded), lebih catat (overrecorded), dan salah klasifiasi (misclassification). Pada fase terakhir yakni penyelesaian audit dan penerbitan laporan keuangan, auditor mencapai waktu penyelesaian audit sesuai dengan timeline yang telah dibuat. Auditor tidak membuat pengujian tambahan karena dalam audit fieldwork tidak ditemukan salah saji material yang melebihi angka OM. Seluruh bukti audit yang penting berupa dokumen fisik dan non-fisik disimpan dalam file berbentuk fisik dan file software Aura milik KAP TWR. Komunikasi juga dilakukan oleh auditor baik dengan manajemen dan juga komite audit sehingga independensi auditor terjaga. Juga melalui pelaksanaan audit ini manajemen memperoleh banyak pengetahuan baru dari auditor dan bermanfaat untuk memperbaiki kinerja pencatatan laporan keuangan perusahaan.
5.2
Saran Berikut ini adalah beberapa masukan dan saran yang dilihat Penulis dapat
berguna bagi PT ELN dan KAP TWR. 1) Bagi PT ELN Secara tertulis, pengendalian internal yang dirancangkan oleh perusahaan sudah baik dan lengkap. Namun dalam pelaksanaannya sering kali tidak sesuai dengan yang tertulis dalam peraturan. Mungkin kelemahan dalam pengimplementasian kontrol ini terletak pada sumber daya manusianya atau kurangnya kesempatan yang diberikan bagi akuntan perusahaan untuk belajar lebih banyak. Kekurangan pertama, perusahaan mewajibkan staf nya untuk membaca dan mendalami peraturan hanya pada saat awal memasuki perusahaan dan sekali dalam setahun. Dalam aktivitas pengendalian yang didokumentasikan oleh auditor, dicatat bahwa kepala divisi
melakukan
kontrol
atas
keefektivan
pengimplementasian Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
120
pengendalian internal dengan cara membandingkan SOP dengan yang sesungguhnya terjadi. Penulis berpendapat aktivitas ini belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Hal ini dikarenakan banyak kesalahan yang ditemukan auditor dalam pencatatan pendapatan. Padahal SOP yang ada sudah memaparkan siklus pendapatan dan pencatatannya yang benar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemungkinan keahlian (skill) sumber daya yang kurang memenuhi atau kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh kepala divisi. Selain itu, auditor internal juga bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas pencatatan ini, karena internal audit merupakan pihak yang pertama untuk memeriksa dan mengawasi kinerja bagian akuntansi perusahaan. Saran dari Penulis untuk kekurangan ini adalah:
Dilakukannya pelatihan (training) bagi karyawan baru dan karyawan yang sudah lama bekerja. Pelatihan ini berfungsi untuk membekali karyawan dengan pengetahuan dan pemahaman akan lini bisnis yang ada di PT ELN
serta pemahaman mendalam akan area akuntansi
dalam pencatatan dan pelaporan keuangan perusahaan.
Dilakukannya komunikasi yang sesering mungkin antara kepala divisi dengan staf bagian keuangan atau akuntansi dan antara internal audit dengan kepala divisi dan staf akuntansi.
2) Bagi KAP TWR Berdasarkan kertas kerja yang dibuat oleh KAP TWR untuk menilai pengujian internal PT ELN, Penulis melihat bahwa ada materi pengujian pengendalian internal yang tidak sesuai dengan teori (COSO) yakni yang terdapat pada tahapan kelima “aktivitas pengendalian (control activities)”. Beberapa materi pengendalian yang seharusnya masuk dalam tahapan ini tetapi oleh auditor dimasukkan kedalam tahapan pengendalian kedua yakni “Struktur Organisasi/Pemberian Otoritas dan Tanggung Jawab”. Oleh karena itu saran Penulis adalah agar penilaian pengendalian internal atas klien seharusnya mengikuti standar COSO. Selain itu, menurut auditor pengendalian internal PT ELN sudah dapat diandalkan. Namun menurut Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
121
Penulis pengendalian tersebut hanya dapat diandalkan secara tertulis atau over form saja. Namun pada kenyataannya, masih banyak peraturan yang terdapat dalam SOP dan peraturan lain yang tidak dijalankan (over evidence) dengan sempurna oleh perusahaan. Saran dari Penulis untuk tugas pengauditan tahun mendatang ialah agar efektivitas pengujian pengendalian internal PT ELN agar dapat dimaksimalkan baik secara tertulis dan secara nyata (over form and over evidence).
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
DAFTAR PUSTAKA
American Institute of Certified Public Accounting. (2012). Internal Control – Integrated Framework. North Carolina: AICPA Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley, Amir Abadi Jusuf. (2009). Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach, An Indonesian Adaptation Edition. New Jersey: Pearson Education Ikatan Akuntan Indonesia. (2010). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23 – Pendapatan. Jakarta: IAI Ikatan Akuntan Indonesia. (2011). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 30 - Sewa. Jakarta: IAI Institut Akuntan Publik Indonesia. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat KAP TWR. (2011). TWR Audit Guide. London: TWR Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J., Warfield, Terry D. (2011). Intermediate Accounting (12th ed.). New Jersey: John Wiley and Sons PT ELN. (2013). Surat Keputusan No 024/EN/KTPS/000D/2013 tentang Struktur Organisasi. Jakarta Universitas Indonesia. (2008). Pedoman Teknis Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa. Depok: Universitas Indonesia
122
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
Lampiran 1 Pengujian atas Penerapan Kontrol pada PT ELN
1) Lingkungan Pengendalian (Control Environment) Kontrol yang relevan dengan Audit
Memahami dan mengevaluasi keefektivan desain Bukti penerapan control yang dibuat
Etika dan Integritas Pastikan bahwa code of conduct dan Code of conduct
Berikut ini adalah bukti bahwa
peraturan lain terkait praktik bisnis, Telah dibuat oleh perusahaan dan efektif berlaku konrtol yang ada telah diterapkan: konflik kepentingan atau ekspektasi sejak 21 April 2008. Biasanya dikomunikasikan - Melakukan inspeksi terhadap CoC standar dari perilaku etika ada dan kepada pekerja pada saat pengenalan di awal masuk atau peraturan lain untuk memastikan evaluasi jika peraturan tersebut lengkap, kerja.
bahwa CoC dan peraturan lainnya
dikui dan dimengerti oleh seluruh Code of conduct (CoC) ini mewakili standar etika telah meliputi banyak hal pekerja.
dan perilaku bisnis ELN dengan relasinya kepada - Melakukan inspeksi terhadap CoC stakeholder juga kepatuhan terhadap hukum dan atau peraturan lain untuk memastikan peraturan.
bahwa CoC dan peraturan lainnya
Socialization Code od Conduct
telah
dikomunikasikan
dan
Sosialisasi CoC ini dilakukan pada saat induction. dimengerti (mengecek apakah sudah Namun
setiap
tahunnya
sosialisasi
kembali dijalankan):
123 Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
124
Kontrol yang relevan dengan Audit
Memahami dan mengevaluasi keefektivan desain Bukti penerapan control yang dibuat dilakukan bahkan sampai kepada karyawan gudang
Materi training karyawan baru
dan level operasi. Auditor menilai dengan cara
Daftar hadir sosialisasi CoC
melihat daftar absen dari workshop yang dibuat setiap tahunnya.
Auditor
menyimpulkan
bahwa
Sehingga dari kedua desain kontrol yang telah dibuat kontrol telah diimplementasikan auditor mengambil keputusan bahwa manajemen telah membuat CoC yang comprehensive dan peraturan lain yakni praktik bisnis yang dapat diterima, conflict interest, atau ekspektasi hadirnya standar perilaku etika yang comprehensive, diakui dan dapat dimengerti. Pastikan
apakah
manajemen
telah Beberapa hal yang dilakukan oleh manajemen terkait Inspeksi atas whistle blowing system,
menerapkan “tone at the top” sebagai penerapan kontrol ini adalah: guidance bagi para pekerja untuk
menetapkan apa yang benar dan apa yang salah dan mengomunikasikannya kepada seluruh anggota organisasi.
Tidak mentolelir segala tindakan yang tidak hasilnya sepanjang 2013, tidak ada sesuai dengan CoC atau peraturan lain.
Ethic Hotline telah dilakukan dan
kasus
yang
berkaitan
dengan
Diberikan sanksi atas pelanggaran yang ada pelanggaran etika. pada CoC dan peraturan lain.
Sehingga kesimpulan auditor adalah
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
125
Kontrol yang relevan dengan Audit Juga memastikan apakah manajemen
Memahami dan mengevaluasi keefektivan desain Bukti penerapan control yang dibuat
Integritas menjadi salah satu unsur KPI bahwa kontrol tersebut ada dan dapat
menekankan pentingnya integritas dan
dalam
perilaku
karyawan.
beretika
melalui
tindakan
mereka.
Dibuatnya
masing-masing diakses.
performance
Ethic
Hotline
semacam
mekanisme whistle blowing system.
Adanya sosialisasi
value
dari presiden
direktur kepada semua pekerja. Auditor
menetapkan
bahwa
manajemen
telah
menetapkan “tone at the top” yang sesuai, mengomunikasikannya kepada anggota organisasi, dan menekankan akan pentingnya integritas dan perilaku beretika melalui tindakan mereka. Partisipasi dari Tatakelola Perusahaan Memastikan bahwa peran dari tatakelola - BoD dan BoC sangat mengawasi operasi - Menginspeksi dokumen menunjang perusahaan dengan
diambil
pengalaman
oleh yang
seseorang perusahaan dengan cara: sesuai,
berkompeten dan independen terhadap
penunjukan
Setiap minggu diadakan rapat antara BoD independen,
anggota berkompeten
yang dan
dan manajemen yang dihadiri juga oleh berpengalaman yaitu:
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
126
Kontrol yang relevan dengan Audit
Memahami dan mengevaluasi keefektivan desain Bukti penerapan control yang dibuat
manajemen.
internal audit. Rapat ini membahas performa
Laporan tahunan
operasional
dan
finansial.
ini
Website perusahaan
dirangkum
dalam
Minutes
Meeting
MoM BoD dan BoC
Rapat of
(MoM).
- Menghadiri rapat bersama tatakelola
Setiap bulan diadakan rapat antara BoD dan perusahaan
dan
menilai
apakah
BoC. Rapat ini dihadiri oleh komite audit. mereka independen, berkompeten dan Rapat ini membicarakan performa Grup dan berpengalaman. BoC memberikan nasihat kepada BoD. Rapat ini didokumentasikan dalam MoM antara Kesimpulan BoD dan BoC.
auditor
pengendalian
internal
adalah telah
Setiap bulan komite audit melaksanakan diimlementasikan. rapat sebanyak dua kali. Kemudian komite audit juga bertemu dengan auditor eksternal 3 kali dalam setahun.
- Berdasarkan penilaian auditor, komite audit telah bersifat independen, memiliki kompetensi, skill, dan pengalaman yang baik serta bertanggung jawab
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
127
Kontrol yang relevan dengan Audit
Memahami dan mengevaluasi keefektivan desain Bukti penerapan control yang dibuat dalam melaksanakan tugasnya. Kesimpulan auditor adalah bahwa peran dari tatakelola perusahaan telah diambil oleh seseorang dengan pengalaman yang sesuai, berkompetensi, dan independen dari manajemen, termasuk:
Memastikan
bahwa
Board of Directors
Board including Independent Directors
Audit Committee
Supervisory Body
keikutsertaan Desain pengendalian telah efektif.
Auditor menginspeksi MoM untuk
tatakelola perusahaan dan informasi
menilai
derajat
yang mereka terima telah cukup dan
diinginkan.
apakah tindakan mereka sesuai.
Akhirnya
kesesuaian
auditor
yang
menyimpulkan
bahwa pengandalian interal telah diimplementasikan.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
128
Kontrol yang relevan dengan Audit
Memahami dan mengevaluasi keefektivan desain Bukti penerapan control yang dibuat
Filosofi Manajemen dan Gaya Operasi Pastikan
apakah
mendukung
sikap
kultur
manajemen Desain pengendalian telah efektif.
yang
- Menginspeksi peraturan akuntansi
menilai Manajemen telah menulis peraturan akuntansi dalam apakah
sesuai
dengan
kerangka
pelaporan keuangan itu sesuatu yang SOP yang telah sesuai dengan PSAK. Manajemen pelaporan keuangan. penting.
juga memberlakukan rotasi dan promosi bagi - Tanya jawab tentang turnover staf karyawannya yang merupakan salah satu program yang memegang fungsi pelaporan pengembangan PT ELN.
keuangan. Auditor
menyimpulkan
telah
menerapkan pengendalian internal yang memadai. Pastikan bahwa perilaku manajemen Desain pengendalian telah efektif.
Pengendalian
internal
telah
akan keputusan risk/reward termasuk Seluruh syarat-syarat tentang risk/reward telah diimplementasikan. transparansi
proses
keputusan sudah cukup.
pengambilan disusun dalam Peraturan Perusahaan. KPI yang spesifik telah dimasukkan dalam job description. Auditor telah menginspeksi job description dan form evaluasi.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
129
Kontrol yang relevan dengan Audit
Memahami dan mengevaluasi keefektivan desain Bukti penerapan control yang dibuat
Struktur Organisasi/Pemberian Otoritas dan Tanggung Jawab Pastikan bahwa struktur organisasi telah Desain pengendalian telah efektif.
Menginspeksi job description dan
sesuai dengan ukuran dan kompleksitas Struktur organisasi perusahaan telah sesuai dengan menilai bahwa pengendalian telah dari organisasi serta pemberian otoritas ukuran dan kompleksitas bisnisnya. Jumlah pekerja diterapkan dan tanggung jawab kepada individu sudah sesuai. Otoritas dan tanggung jawab telah telah diberikan dengan baik.
dikomunikasikan kepada masing-masing pekerja.
Pastikan apakah ada supervisi dan - Adanya reviu atas performa laporan per proyek dan Menginspeksi pengawasan akan pemrosesan data dan per divisi pengoperasian akuntansi.
dokumen
mendemonstrasikan
yang
keikutsertaan
- Kepala divisi akuntansi dan keuangan mengawasi manajemen. kualitas piutang dengan menguji AR aging dari Pengendalian telah diterapkan. setiap proyek untuk memaintain cash flow. Desain pengendalian telah efektif.
Pastikan apakah ada pemisahan tugas Berdasarkan
reviu
auditor
atas
SOP
entitas, Inspeksi atas flowchart untuk menilai
(segregation of duties) diantara aktivitas pemisahan tanggung jawab telah ada.
pemisahan tanggung jawab.
atau fungsi yang penting.
Pengendalian telah diterapkan.
Desain pengendalian telah efektif.
Identifikasi bahwa otorisasi pembayaran Inspeksi atas SOP dilakukan dan otorisasi dilakukan Inspeksi atas SOP klien. dilakukan oleh lebih dari satu orang atau oleh
senior.
Jika
senior
berhalangan
untuk Pengendalian telah diterapkan.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
130
Kontrol yang relevan dengan Audit
Memahami dan mengevaluasi keefektivan desain Bukti penerapan control yang dibuat
dibawah kontrol satu orang anggota mengotoriasasi maka harus ada penunjukan oleh senior.
senior kepada pihak lain yang dianggap berwenang untuk mewakili otorisasi. Desain pengendalian telah efektif.
Human Resources/Commitment to Competence Pastikan bahwa karyawan yang ada Inspeksi
atas
prosedur
perekrutan
karyawan, Pengendalian
internal
telah
pada manajemen kunci dan posisi pengembangan, dan termination and performance diterapkan. pelaporan
keuangan
memiliki evaluation.
pengetahuan seperti yang disyaratkan, Desain pengendalian telah efektif. skill,dan integritas untuk menjalankan tugasnya. Pastikan bahwa paket remunerasi telah Performance evaluation tidak hanya ditentukan Inspeksi
terhadap
struktur
terstruktur untuk menghindari hal-hal berdasarkan hasil performa keuangan.
remunerasi manajemen.
yang tidak diinginkan atau adanya Desain pengendalian telah efektif.
Pengendalian telah diterapkan.
paket
tekanan yang berlebihan. Sumber: Kertas Kerja KAP TWR (Telah diolah kembali)
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
131
2) Penilaian Risiko (Risk Assesment) Kontrol yang relevan dengan Audit
Memahami
dan
mengevaluasi Bukti penerapan control
keefektivan desain yang dibuat Objective Setting Pastikan apakah manajemen membuat Tujuan dari perusahaan dimulai dari - Menginspeksi laporan perencanaan strategis tujuan strategi yang sesuai dengan ukuran divisi dan kompleksitas bisnis entitas serta pekerja
operasional. membuat
Masing-masing untuk menilai perencanaan strategi yang sudah tujuannya
lalu sesuai.
apakah tujuan strategis operasional sesuai diserahkan kepada kepala bagian untuk - Menginspeksi laporan anggaran per bulan. dengan keseluruhan strategi.
memastikan tujuan setiap pekerja sesuai Pengendalian internal telah diterapkan. dengan visi dan misi perusahaan. Hal ini terlihat
dari
Rencana
Kerja
dan
Anggaran Perusahaan (RKAP), Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), dan anggaran per bulannya. Auditor menilai sudah
sesuai
dengan
ukuran
dan
kompleksitas perusahaan serta sesuai dengan tujuan strategi jangka panjang perusahaan. Desain pengendalian telah efektif.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
132
Kontrol yang relevan dengan Audit
Memahami
dan
mengevaluasi Bukti penerapan control
keefektivan desain yang dibuat Pastikan bahwa tujuan strategis dan risiko RKAP
dan
terkait telah diperbaharui secara berkala didiskusikan
RJPP
disajikan
dengan
komite
dan - Inspeksi RKAP (2013) dan RJPP (2013audit, 2017)
dan dikomunikasikan dengan tatakelola representasi dari pemegang saham, serta Pengendalian telah diterapkan. perusahaan untuk direviu.
BoC. RKAP dibuat setiap tahun. RJPP dibuat setiap 5 tahun. Desain pengendalian telah efektif.
Penilaian Risiko dan Mengelola Proses-Proses yang Mengalami Perubahan Pastikan
bahwa
manajemen
memiliki Entitas memiliki 2 jenis level manajemen -
proses untuk:
risiko:
daftar
risiko
yang
diidentifikasi oleh manajemen untuk menilai
i. Identifikasi risiko bisnis yang relevan a. Enterprise Risk Management (ERM) dengan tujuan pelaporan keuangan.
Menginspeksi
apakah sesuai dengan pemahaman bisnis
ERM mencakup risiko yang ada di auditor
ii. Estimasi signifikansi risiko
level korporasi. Pengukuran risiko ini - Menginspeksi dokumen untuk menentukan
iii. Menilai kemungkinan risiko
dilakukan
iv. Memutuskan tindakan atas risiko yang
kemudian akan ditindaklanjuti oleh signifikan,
ada
oleh
setiap
divisi bahwa manajemen mengestimasi risiko yang mengukur
kemungkinan
divisi Risk Management. RM akan keterjadiannya, dan memutuskan tindakan membagi level risiko:
yang akan dilakukan.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
133
Kontrol yang relevan dengan Audit
Memahami
dan
mengevaluasi Bukti penerapan control
keefektivan desain yang dibuat - rendah (ditangani oleh Kepala Pengendalian telah diterapkan. Divisi) - sedang dan tinggi (ditangani oleh Presiden Direktur) b. Project Risk Management (PRM) PRM merupakan risiko dari proyek yang ada yang berasal dari proyek tender. Risiko yang diukur oleh RM adalah credit risk, market risk, business risk, dan operational risk. Pastikan
bahwa
manajemen
telah Tidak
ada
prosedur
formal
untuk Tim RCS KAP TWR membuat prosedur yang
menerapkan proses formal untuk mengatur mengatur adanya perubahan. Tapi jika berkaitan dengan upgrade versi SAP. perubahan yang mungkin berdampak besar ada perubahan berarti akan dimanage pada perusahaan.
dalam divisi masing-masing.
Pengendalian telah diterapkan.
Desain pengendalian telah efektif. Sumber: Kertas Kerja KAP TWR (Telah diolah kembali)
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
134
3) Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) Kontrol yang relevan dengan Audit
Memahami
dan
mengevaluasi Bukti penerapan control
keefektivan desain yang dibuat Informasi Pastikan bahwa proses telah berjalan pada Infomasi yang digunakan manajemen Performa ulang atas rekonsiliasi antara laporan tempatnya untuk mengumpulkan informasi unutk pelaporan keuangan adalah SAP. internal dengan informasi keuangan. keuangan
untuk
mendukung
pelaporan
keuangan
dan
tujuan jika manajemen membutuhkan akses lain Auditor telah menginspeksi satu dokumen persiapan mereka harus menghubungi bagian IT.
pelaporan keuangan.
untuk meyakinkan bahwa jurnal telah dibuat
Kebanyakan jurnal entry adalah manual. dengan benar dan diotorisasi. Yang otomatis hanya untuk revalusi Auditor
telah
menginspeksi
deskripsi
forex.
flowchart dari proses pelaporan keuangan di
Desain pengendalian telah efektif.
database tapi auditor tidak dapat terhubung dan mengunduh dokumen tersebut. Pengendalian telah terimplementasi.
Pastikan manajemen berperilaku yang Lingkungan IT diperiksa tim RCS KAP Pengendalian telah terimplementasi mendukung lingkungan IT yang relevan.
TWR. Desain pengendalian telah efektif.
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
135
Kontrol yang relevan dengan Audit
Memahami
dan
mengevaluasi Bukti penerapan control
keefektivan desain yang dibuat Komunikasi Pastikan bahwa informasi keuangan telah - hasil performa keuangan didiskusikan -
dokumen
“monthly
management performance report”
dikomunikasikan dengan tepat waktu dan dalam rapat BoD-Manajemen. dengan jelas kepada seluruh entitas.
Menginspeksi
- setiap bulan, masing-masing anak - Menginspeksi komunikasi untuk menilai perusahaan
menyampaikan
keuangannya
kepada
performa bahwa infomasi telah dikomunikasikan tepat
induk
untuk waktu.
dibahas dalam rapat BoD-Manajemen. -menerbitkan
laporan
keuangan
- Menginspeksi MoM untuk melihat adanya
per pertanyaan dan isu yang diangkat oleh oleh
kuartal ke publik.
pengguna diluar fungsi laporan keuangan.
- secara rutin manajemen menerbitkan - Menginspeksi laporan kuartalan Grup yang isu kepada pers setiap kuarter. Dan ada di Bursa Efek Indonesia. pemegang saham dapat menyampaikan Pengendalian internal telah terimplementasi komentar
atas
laporan
keuangan
perusahaan. Desain pengendalian telah efektif. Pastikan bahwa informasi keuangan telah Penjelasan sama dengan yang di atas
- Menginspeksi ethics hotline dan beberapa
dikomunikasikan kepada pengguna laporan Desain pengendalian telah efektif.
tindakan telah dilakukan untuk memastikan
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
136
Kontrol yang relevan dengan Audit
Memahami
dan
mengevaluasi Bukti penerapan control
keefektivan desain yang dibuat keuangan eksternal dan pembuat regulasi
bahwa kontrol berjalan dengan efektif.
pada saat yang tepat.
- Menginspeksi tanggal-tanggal yang telah disimpan untuk memastikan bahwa informasi kepada
pemegang
saham
eksternal
dan
regulator disampaikan tepat waktu. Pengendalian internal telah terimplementasi. Kompleksitas dari Sistem IT Pastikan apakah sistem IT perusahaan Sistem IT nya belum kompleks. Namun sudah kompleks atau belum. Jika belum walaupun sistem IT nya belum kompleks pastikan bahwa sistem IT nya tidak hanya dan jumlah pengguna masih terbatas, sebagai pajangan.
sistem IT tersentralisasi kepada ELN Holding yang meliputi seluruh anak perusahaan. Jadi tim RCS dilibatkan untuk menguji
melakukan satu
prosedur
ITGS
yang
untuk dapat
diterapkan kepada seluruh Grup. Sumbe: Kertas Kerja KAP TWR (Telah diolah kembali)
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
137
4) Pengawasan Pengendalian (Control Monitoring) Kontrol yang relevan dengan Audit
Memahami
dan
mengevaluasi Bukti penerapan kontrol
keefektivan desain yang dibuat Pengawasan yang terus-menerus Tentukan apakah manajemen memiliki Manajemen
memiliki
proses pengawasan pengendalian internal pengendalian terus-menerus.
internal
pengawasan - menginspeksi bank rekonsiliasi secara Pengendalian telah diimplementasikan
berkesinambungan seperti:
Aktivitas
keuangan
Finance kepatuhan
sehari-hari,
controller
mensupervisi
dalam
pencatatan,
perpajakan, pelaporan, dari setiap proyek. Dalam aktivitas operasional ada asisten yang melakukan supervisi timbulnya risiko.
Pada level korporasi, kepala divisi harus
mengontrol
keefektivan
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
138
Kontrol yang relevan dengan Audit
Memahami
dan
mengevaluasi Bukti penerapan kontrol
keefektivan desain yang dibuat pengimplementasian kontrol internal. Bentuknya dengan membandingkan SOP dengan yang sesungguhnya terjadi.
Keefektivan internal
dan
penerapan
kontrol
pengembangannya
menjadi agenda dalam rapat BoDManajemen dan BoD-BoC. Desain pengendalian telah efektif. Tentukan apakah ada pengawasan yang Desain pengendalian telah efektif. efektif atas struktur kontrol internal lewat Perusahaan adanya Internal Audit.
memiliki
internal
- Menginspeksi Piagam Komite Audit untuk audit melihat
apakah
pengawasan
terhadap
ymelakukan tugas pengauditannya secara pengendalian internal telah dilakukan. berkala.
- Menginspeksi dokumen untuk memastikan
Hasil audit telah dikomunikasikan dan bahwa internal audit memiliki rencana untuk internal audit telah memberikan saran mereviu untuk
kemajuan.
Hasil
audit
pengendalian
internal
sepanjang
juga tahun.
diberikan kepada direksi dan komite - Mengobsevasi apah internal audit terdiri dari
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
139
Kontrol yang relevan dengan Audit
Memahami
dan
mengevaluasi Bukti penerapan kontrol
keefektivan desain yang dibuat audit.
orang-orang
yang
berkualifikasi
dan
Auditor telah mereviu laporan yang berpengalaman. dihasilkan
internal
audit
dan - Menilai apakah internal audit memiliki akses
memutuskan bahwa internal audit telah kepada tatakelola perusahaan. melakukan pengawasan dengan efektif Pengendalian internal telah terimplementasi. atas pengimplementasian pengendalian internal. Evaluasi Terpisah (Pengawasan berkala) Menentukan melakukan
apakah evaluasi
manajemen Desain terpisah
pengendalian
internal
telah -Menginspeksi dokumen yang menilai bahwa
untuk efektif.
manajemen telah membuat perhitungan aset
menentukan apakah pengendalian internal - Pengevaluasian terpisah dilakukan oleh yang berjalan dengan efektif.
internal audit. -
untuk
menilai
kesesuaian
pencatatan.
Manajemen
pemanfaatan
tepat
mengoptimalkan -Tanya jawab tentang tambahan supervise
memorandum
atas dilakukan sebagai bagian dari evaluasi yang
pengendalian internal yang dibuat oleh terpisah. auditor
eksternal.
kemanjuan
sejak
Hasilnya
banyak Pengendalian internal telah terimplementasi
memorandum
ini
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
140
Kontrol yang relevan dengan Audit
Memahami
dan
mengevaluasi Bukti penerapan kontrol
keefektivan desain yang dibuat diberikan kepada manajemen. -Manajemen
membuat
prosedur
Uji
Kesesuaian yang mengevaluasi apakah prosedur yang dibuat oleh perusahaan telah diimplementasikan dengan baik. Menentukan apakah mekanisme telah Desain
pengendalian
internal
dapat menangkap dan melaporkan celah efektif. dan
kekurangan
internal.
dalam
Dengan adanya kemajuan dalam pelaporan
pengendalian Mekanisme dengan
telah Laporan Uji Kesesuaian telah diinspeksi.
yang
dilakukan
mengevaluasi
berkelanjutan internal audit.
yang
adalah keuangan
sejak
pengawasan mengimplementasikan
dilakukan
manajemen memorandum
dari
oleh eksternal auditor, maka dapat dikatakan bahwa informasi dari pihak eksternal diterima dengan positif oleh manajemen. Pengendalian internal telah terimplementasi.
Sumber: Kertas Kerja KAP TWR (Telah diolah kembali)
Universitas Indonesia Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
141
Lampiran 2 Proses Bisnis pada sub divisi Geodata Land & Geodata Marine Sumber: Dokumentasi KAP TWR (Telah diolah kembali)
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
142
Lampiran 3 Proses Bisnis pada sub divisi Geodata Processing (GDP) Sumber: Dokumentasi KAP TWR (Telah diolah kembali)
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
143
Lampiran 4 Lead Schedule Revenue Sumber: Dokumentasi KAP TWR (Telah diolah kembali) DOCUMENTATION OF ACCOUNTS Account Number 5010100000 5010100010 5010200000 5010300000 5010300010 5020100000 Total
Legend: TB PY ^
Description
REVENUE TO AFFILIATED REVENUE CHARGE BACK-AFFILIATED REVENUE TO INTERCOMPANY REVENUE TO THIRD PARTY REVENUE CHARGE BACK-THIRD PARTY REVENUE DISCOUNT TO AFFILIATED
AJE/RJE
Unaudited 31 Dec 2013
Dr.
Cr.
Audited 31 Dec 2013
Audited 31 Dec 2012
Variance
(1,318,264,944)
10,199,869
6,599,793
(1,314,664,868)
(1,264,051,055)
(50,613,813)
-
-
4,051,251
(4,051,251)
(1,336,912)
(2,714,339)
(4,825,853)
-
3,110,635
(7,936,488)
(5,112,154)
(2,824,334)
(1,231,351,706)
1,081,277
2,440,248
(1,232,710,677)
(1,775,181,727)
542,471,050
(39,322,773)
19,561,840
19,561,840
(39,322,773)
(704,856)
(38,617,917)
33,256
-
-
33,256
67,982
(34,726)
(2,593,732,020) TB, ^
30,842,986
35,763,767
(2,598,652,801) ^
(3,046,318,722) PY, ^
447,665,921 ^
Varianc e% 4% 203% 55% -31% 5479% -51% -15% ^
Agreed to TB as of 31 Dec 2013 Agreed to PY audited balance as of 31 Dec 2012 Mathematical accuracy checked
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
144
Lampiran 4 (lanjutan) Revenue - Detail per Division Sumber: Dokumentasi KAP TWR (Telah diolah kembali) Account 5010100000 5010100010 5010200000 5010300000 5010300010 5020100000
Description REVENUE TO AFFILIATED REVENUE CHARGE BACK-AFFILIATED REVENUE TO INTERCOMPANY REVENUE TO THIRD PARTY REVENUE CHARGE BACK-THIRD PARTY REVENUE DISCOUNT TO AFFILIATED Total Per GL
EDS
ELN
EWS
GSC
Subtotal
Per TB
Difference
(64,105,671)
(12,735,318)
(571,278,693)
(670,145,259)
(1,318,264,941)
(1,318,264,944)
3
-
-
-
-
-
-
-
-
(4,825,853)
-
-
(4,825,853)
(4,825,853)
-
(320,795,037)
(28,870,661)
(638,352,621)
(243,333,386)
(1,231,351,705)
(1,231,351,706)
1
-
-
-
(39,322,773)
(39,322,773)
(39,322,773)
-
6,245
-
27,011
-
33,256
33,256
-
(384,894,463)
(46,431,832)
(1,209,604,303)
(952,801,418)
(2,593,732,016)
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
145
Lampiran 5 Flowchart Siklus Penerimaan PT ELN Operation
Financial Accounting
Management Accounting
Treasury & Collection
C
A
E
J
Draft Invoice/ Unbilled yang sudah diverifikasi
From Draft Invoice/ Laporan Unbilled Revenue
Laporan status Unbilled Revenue
Invoice
Membuat Draft Invoice
Form Draft Incoice/ Laporan Unbilled Revenue
Tax- PPh&PPN
Membuat jurnal Pendapatan
Melakukan verifikasi Draft Invoice Salah
B
Membuat Laporan aging
Flowchart Siklus Penerimaan pada PT ELN
Form Draft Invoice/Laporan Unbilled Revenue
Laporan status Unbilled Laporan status Revenue Unbilled
Draft Invoice status reported
Revenue
D
Laporan status Unbilled Revenue
D
E
H Membuat Draft Invoice dan disetujui
Form Draft Invoice/Laporan Unbilled Revenue
C
Memeriksa kelengkapan form Draft Invoice salah Kembalikan ke Bagian Operasi
Mencetak invoice dan faktur pajak
L
Form Draft Invoice
G
B
Faktur pajak, SSP, Kwitansi, Berita acara
Invoice
K
Mencatat jurnal invoice F
Form Draft Invoice
Verified Tax Invoice
benar
Draft Invoice status Reported
G
Verifikasi Faktur Pajak
Benar
Mengembali Draft Invoice/ Unbilled yang -kan ke sudah Bagian diverifikasi Operasi
Faktur pajak, SSP, Kwitansi, Berita acara
Otorisasi Faktur Pajak
F A
K
L Mencetak Invoice
Verified tax invoice
Authorized Invoice Journal Invoice Invoice
I
Invoice Invoice J
Invoice
H
Klien
I
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
146
Operation
Management Accounting
Financial Accounting
Treasury & Collection L
N
Tax- PPh&PPN
M
O
Laporan aging Piutang
Verified tax invoice
Verified tax invoice
Verified tax invoice
Klien M
N
Flowchart Siklus Penerimaan pada PT ELN
Membuat analisa dan Laporan aging Piutang
Laporan aging Piutang Laporan aging Piutang
O
Memeriksa laporan aging Piutang
Laporan aging Piutang lebih dari 3 bulan
Kepala Bagian Pemasaran
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014
147
Operation
Management Accounting
Financial Accounting
Treasury & Collection
Tax- PPh&PPN
Q
P
Piutang yang sudah jatuh tempo ditagihkan
R
Verified BRV
Denda Potongan Pajak Rekening Bank Invoice
Klien
Verified BRV
Menindaklanjuti Piutang bermasalah Jika mengalami kesulitan
Flowchart Siklus Penerimaan pada PT ELN
Dokumen di-input ke dalam sistem
Meng-input penerimaan ke dalam SAP
Mencetak BRV
BRV OFS BRV GSC
Dibentuk tim penyelesaian Piutang bermasalah Jika Piutang tidak tertagih Dibuat cadangan Piutang
Memeriksa rekening koran perusahaan terkati cash-in
BRV ELN BRV EDS
Memverifikasi BRV
Verified BRV Verified BRV Verified BRV
Q
R
Melakukan konfirmasi kepada klien terkait rekening koran cash-in Mempersiapkan dokumen untuk diinput
Denda Potongan Pajak Rekening Bank Invoice
P
Melakukan validasi atas input Cash-in penerimaan Piutang klien
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan…, Retta Maita Tambun, FE UI, 2014