Akuntabilitas Keuangan Negara Publikasi
AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA PUBLIKASI Oleh: ZULFIKRI ABOEBAKAR Dosen Fakultas Hukum – UIEU
[email protected]
ABSTRAK Lahirnya Paket Undang-Undang Keuangan Negara yang terdiri dari Undang-Undang No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara diundangkan hampir bersamaan dengan diundangkannya Undang-Undang No.15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara dan Undang-Undang No.33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah merupakan angin segar dalam tindak lanjut reformasi keuangan negara yang selama 57 tahun hanya mengandalkan undang-undang peninggalan zaman kolonial Belanda yaitu ICW (Indonesische Comptabiliteitwet). Namun demikian dalam pelaksanaannya masih banyak menimbulkan pertanyaan diantaranya adalah Apakah pemerintah melalui seperangkat Undang-Undang tentang Keuangan Negara, Perbendaharaan Negara dan Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan sebagainya mampu menyelenggarakan sekaligus mengamankan seluruh penerimaan dan belanja negara secara efisien, tepat guna dan dapat dipertanggung jawabkan dalam rangka pelaksanaan pembangunan yang setiap tahun diatur dalam Undang-Undang Anggaran Perencanaan Belanja Negara (UU-APBN). Kedua, apakah rekening liar yang banyak bermunculan di setiap instansi pemerintah nasional dan daerah mengindikasikan bahwa Undang-Undang No.17 Tentang Keuangan Negara dan peraturan-peraturan lainnya belum siap mengakomodasikan aktivitas-aktivitas tidak terduga sebelumnya? Kata Kunci: Akuntabilitas, Keuangan Negara, Keuangan Publik, Undang-Undang
dijadikan milik negara berhubung dengan pelak-
Pendahuluan Sistem administrasi keuangan negara atau
sanaan hak dan kewajiban tersebut.
lebih banyak dipahami sebagai sistem akuntansi
Untuk mengetahui secara tepat mengenai
pemerintahan adalah merupakan bagian dari sistem
besaran jumlah hak dan kewajiban negara baik
hukum administrasi negara yang yang menurut Van
berupa uang maupun berupa barang tersebut, peme-
Vollenhoven adalah suatu gabungan ketentuan-
rintah telah menyusun suatu sistem akuntansi peme-
ketentuan yang mengikat badan-badan yang tinggi
rintahan yang dituangkan dalam Peraturan Peme-
maupun yang rendah apabila badan-badan itu meng-
rintah No. 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akun-
gunakan wewenangnya yang diberikan kepadanya
tansi Pemerintah. Dari peraturan tersebut diharapkan
oleh hukum tata negara. (Parlin Mangunsong, 2001)
kewajaran laporan keuangan pemerintah dapat
Menurut Undang-Undang No.17 Tahun
dipertanggung jawabkan kepada rakyat melalui
2004 Tentang Keuangan Negara, bahwa keuangan
Dewan Perwakilan Rakyat.
adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat
Sebagaimana diketahui bahwa laporan keu-
dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik
angan pemerintah untuk tahun anggaran 2006,
berupa uang maupun berupa barang yang dapat
berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan telah diberi predikat disclaimer, yang
Lex Jurnalica Vol.4 No.3, Agustus 2007
108
Akuntabilitas Keuangan Negara Publikasi
berarti bahwa pos-pos pendapatan dan belanja
Tinjauan Teori
pemerintah dalam laporan keuangan tersebut belum
Hal sama juga terjadi pada organisasi
dibukukan atau diadministrasikan dengan baik se-
pemerintah baik di tingkat nasional maupun di ting-
suai peraturan perundang-undangan yang ada.
kat daerah, dimana salah satu tujuan didirikannya
Tujuan perusahaan, adalah maksimalisasi
negara adalah untuk mewujudkan kesejahteraan
laba dalam rangka meningkatkan nilai saham dan
umum. Dalam hal ini negara dipandang sebagai alat
penerimaan dividen para pemegang saham, sedang-
belaka yang dibentuk manusia untuk mencapai
kan komisaris dan direksi beserta staf profesional
tujuan bersama, yakni suatu tata masyarakat yang di
perusahaan akan memperoleh imbalan berupa gaji
dalamnya ada kebahagiaan, kemakmuran dan kea-
dan bonus. Setiap tahun manajemen harus mem-
dilan social bagi seluruh rakyat negara itu. (C.S.T.
pertanggung-jawabkan seluruh aktivitas dan target
Kansil dan Christine Kansil, 2000)
yang telah ditetapkan oleh para pemegang saham
Sedangkan menurut laporan World Bank
dalam rapat umum pemegang saham. Aktivitas dan
sebagaimana yang dikutip oleh Budi Sutiyono bah-
target tersebut selalu tercermin secara kuantitatif
wa terdapat lima
dalam nilai uang dan barang sehingga memudahkan
pembangunan yakni; (1) meletakkan dasar-dasar
untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan
hukum (establishing a foundation of law); (2) me-
manajemen perusahaan.
ngadakan kebijakan yang kukuh tidak menyimpang,
tugas utama pemerintah dalam
termasuk stabilitas makro ekonomi (maintaining a non distortionary policy environment, including
Permasalahan 1.
2.
seperangkat
macro economic stability); (3) melakukan investasi
Undang-Undang tentang Keuangan Negara,
dibidang pelayanan sosial dasar dan infrastruktur
Perbendaharaan
Pemeriksaan
(investing in basic social services and infra-
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
structure); (4) melindungi yang lemah (protecting
Negara dan sebagainya mampu menyeleng-
vulnerable); dan (5) melindungi lingkungan hidup
garakan sekaligus mengamankan seluruh pene-
(protecting the environment). (Budi Setiyono, 2004)
rimaan dan belanja negara secara efisien, tepat
Guna mencapai tujuan tersebut, pemerintah
guna dan dapat dipertanggung-jawabkan dalam
sebagai manajemen negara tentu akan membuat
rangka pelaksanaan pembangunan yang setiap
berbagai macam program aktivitas dan target ber-
tahun diatur dalam UU-APBN.
dasarkan skala prioritas yang disesuaikan dengan
Apakah rekening liar yang banyak bermuncu-
kemampuan keuangan negara yang tercermin dalam
lan di setiap instansi pemerintah nasional dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara di tingkat
daerah
Undang-
Nasional, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Undang No.17 Tentang Keuangan Negara dan
Tingkat I dan Anggaran pendapatan dan Belanja
peraturan-peraturan lainnya belum siap meng-
Daerah Tingkat II Kabupaten dan Kota.
Apakah
pemerintah
melalui
Negara
mengindikasikan
dan
bahwa
akomodasikan aktivitas-aktivitas tidak terduga sebelumnya? 109
Lex Jurnalica Vol.4 No.3, Agustus 2007
Akuntabilitas Keuangan Negara Publikasi
Pengertian mengenai keadilan memiliki
Pembahasan
sejarah pemikiran yang panjang, sehingga keadilan
Politik Hukum Nasional Sebagai suatu produk politik yang men-
merupakan tema utama dalam hukum sejak zaman
jelma menjadi produk hukum setelah melalui
Yunani kuno. (E. Fernando, M Manullang, 2007)
perdebatan di DPR maka peraturan perundang-
Teori klasik Socrates mengatakan tentang keadilan
undangan mempunyai kekuatan mengatur, mengikat
adalah apabila pemerintah dengan rakyatnya terjalin
dan memaksa bagi seluruh anggota masyarakat,
saling pengertian yang baik, itulah adil atau
sehingga tidak ada alasan bagi warga negara untuk
keadilan, sementara Plato mendefinisikan keadilan
mengatakan bahwa mereka belum mengetahuinya,
sebagai the supreme virtue of the good state
karena hal ini telah diumumkan dalam berita negara
(kebajikan tertinggi dari negara yang baik). Orang
dan lembar negara. Oleh karena itu, politik hukum
yang adil adalah orang yang mengendalikan diri
adalah kebijakan dasar penyelenggara negara dalam
yang perasaan hatinya dikendalikan oleh akal.
bidang hukum yang akan, sedang dan telah berlaku
Selanjutnya teori keadilan dikembangkan oleh
yang bersumber dari nilai-nilai yang berlaku di
Aristoteles yang membagi teori keadilan dalam tiga
masyarakat untuk mencapai tujuan negara yang
bagian,
dicita-citakan. (Imam Syaukani, 2004)
komutatif, keadilan umum atau legal, keadilan
yaitu
keadilan
tukar
menukar
atau
Dalam menjalankan roda organisasinya,
membagi atau distributif. keadilan tukar menukar
pemerintah yang baik akan selalu mengacu kepada
mewajibkan untuk menghormati hak-hak sesama
kaidah-kaidah
seperti
sebagai individu, keadilan umum mewajibkan warga
pengelolaan sistem administrasi negara yang tertib,
negara untuk menghormati hak masyarakat dan
taat pada peraturan perundang-undangan, efisien,
negara, dan keadilan membagi atau distributif
ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung
mewajibkan masyarakat atau negara untuk meng-
jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan
hormati hak-hak sebagai warga negara. (Surajiyo:
kepatutan.
2005)
manajemen
profesional,
Dengan adanya asas keadilan ini pula
Oleh
karena
itu,
untuk
mewujudkan
tegaklah kehidupan harmoni di Indonesia ini,
keadilan sosial bagi seluruh rakyat, pemerintah perlu
dengan demikian yang dimaksud dengan keadilan
membangun sistem birokrasi yang efisien, efektif
adalah kita wajib memberikan kepada segala yang
dan transparan sekaligus akuntabel dalam seluruh
berhak akan haknya, baik secara pribadi atau secara
aspek pembangunan nasional.
berkelompok, atau secara nilai apa pun, tanpa
Dalam konteks Akuntabilitas Keuangan
melebihi atau mengurangi, sehingga tidak sampai
Negara dalam Sistem Akuntansi Pemerintahan maka
mengurangi haknya dan tidak pula menyeleweng-
pendapat Mochtar Kusumaatmadja dan Roscoe
kan hak orang lain. Sementara kepatutan adalah
Pound yang mengatakan bahwa hukum adalah alat
asas yang mewajibkan pejabat birokrasi pemerin-
pembaharuan masyarakat atau sarana pembaharuan
tahan atau lembaga untuk tidak bertindak sewe-
masyarakat (Mochtar Kusuma Atmadja, 2006)
nang-wenang.
dan“law as a tool of social engineering” (Mochtar Lex Jurnalica Vol.4 No.3, Agustus 2007
110
Akuntabilitas Keuangan Negara Publikasi
Kusuma Atmadja, 2006) ternyata masih relevan
Namun demikian, selama 32 tahun peme-
dengan masalah pembangunan sistem akuntansi
rintah orde baru berkuasa, politik hukum keuangan
pemerintahan saat ini.
negara sama sekali belum mendapat perhatian
Pengaturan dan tata cara pengurusan dan
kecuali hanya sekali yakni pada tehun 1968 peme-
pertanggungjawaban keuangan Republik Indonesia
rintah merubah dengan cara tambal sulam ICW
sejak zaman kemerdekaan sampai dengan awal
(Indonesische Comptabiliteitwet) namun masih
tahun 2003 masih mempergunakan undang-undang
dalam pokok persoalan yang sama yakni masalah
zaman kolonial yaitu Indonesische comptabili-
perbendaharaan negara saja. Kesemuanya ini hanya
teitwet (Undang-Undang Perbendaharaan Negara)
bertujuan untuk mendukung pelestarian kekuasaan
yang ditetapkan sebagai Undang-Undang (Wet)
pemerintah orde baru dalam masalah keuangan
pada tanggal 23 April 1864 S.1864 No.106, dan
negara.
teksnya diundangkan kembali setelah diperbaharui
Sehingga tidaklah mengherankan kalau
untuk ketiga kalinya, terakhir dalam S.1925 No.448,
selama 32 tahun sampai saat ini masih banyak ter-
selanjutnya diubah dengan Undang-Undang Darurat
jadi penyimpangan-penyimpangan atau korupsi
No.3 Tahun 1954 dan ditetapkan sebagai Undang-
yang merajalela hampir disemua lini instansi-ins-
Undang dalam Lembaran Negara 1955-49 dan
tansi pemerintah nasional maupun di tingkat peme-
terakhir dengan Undang-Undang No.9 Tahun 1968,
rintah daerah.
Lembaran Negara 1968-53.
Upaya untuk membangun sistem hukum
Kemudian pada tanggal 5 April 2003,
keuangan negara baru menampakkan hasil ketika
Undang-Undang No.17 Tahun 2003 Tentang Keua-
Undang-Undang No.17 Tahun 2003 Tentang Keua-
ngan Negara disahkan oleh DPR dan oleh peme-
ngan
rintah Indonesia diundangkan di Jakarta pada tang-
dengan diundangkannya Undang-Undang No.15
gal yang sama dengan Lembaran Negara Republik
Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan
Indonesia Tahun 2003 No.47.
Tanggung
Negara
diundangkan
hampir
bersamaan
Jawab Keuangan Negara, Undang-
Dengan demikian dapat dilihat bahwa sela-
Undang No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Peren-
ma 57 tahun Indonesia merdeka, politik hukum
canaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang
negara Republik Indonesia yang terkait dengan
No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah,
masalah keuangan negara belum menjadi prioritas
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 Tentang Perben-
bagi pemerintah bersama-sama dengan Dewan
daharaan Negara dan Undang-Undang No.33 Tahun
Perwakilan Rakyat. Padahal pembangunan politik
2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara
hukum nasional sudah dimulai sejak zaman orde
Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah. Dalam
baru pada tahun 1968 telah menjadi bagian dari
pelaksanaanya undang-undang tersebut didukung
Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita I
oleh beberapa peraturan pemerintah dan peraturan
sampai Repelita VII) dibawah kepemimpinan
daerah.
Presiden Soeharto.
Dalam kurun waktu sekitar 3 tahunan ini pelaksanaan beberapa undang-undang yang terkait
111
Lex Jurnalica Vol.4 No.3, Agustus 2007
Akuntabilitas Keuangan Negara Publikasi
dengan keuangan dan perbendaharaan negara ter-
riksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
nyata belum dapat dikatakan sukses, karena dalam
Negara. Selanjutnya berdasarkan undang-undang ini
kenyataannya masih banyak instansi pemerintah
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah menyusun
nasional dan daerah belum siap untuk melaksana-
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)
kannya karena berbagai alasan. Hal ini dapat dilihat
yang dituangkan dalam Peraturan Badan Pemerik-
dengan banyak sekali muncul rekening-rekening liar
saan Keuangan Republik Indonesia No. 1 Tahun
yang ada di bank atas nama pejabat-pejabat penting
2007. Adapun tujuan penyusunan SPKN tersebut
yang dibuat dengan tujuan untuk menampung dana
adalah agar auditor BPK dalam melaksanakan
untuk pengeluaran-pengeluaran yang sifat menda-
pemeriksaannya mempunyai patokan yang sama
dak.
sehingga antara auditor dan auditee dapat terjalin suatu kerjasama yang positif dalam rangka menyu-
Sistem Administrasi Keuangan Publik Kalau membicarakan administrasi publik
sun laporan pertanggung jawaban pemerintah yang akuntabel.
maka seluruh aktivitas pelayan publik akan ber-
Dengan seperangkat peraturan perundang-
muara kepada masalah pendapatan dan pengeluaran
undangan yang mengatur masalah keuangan negara
biaya pemerintah secara keseluruhan baik di tingkat
seharusnya akuntabilitas keuangan negara semakin
nasional maupun di tingkat daerah yang dinilai
dapat dipertanggung jawabkan kepada publik, tetapi
dengan uang dan harus dipertanggung jawabkan
dalam kenyataannya saat ini masih jauh panggang
kepada masyarakat melalui DPR dan atau DPRD.
dari api karena Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
Agar Laporan Pertanggungan Jawab (LPJ)
(LKPP) hasil pemeriksaan BPK untuk tahun ang-
pemerintah nasional dan atau pemerintah daerah
garan 2006 masih mendapat opini disclaimer atau
dapat diterima oleh DPR dan atau DPRD peme-
menolak memberikan pendapat. Hal ini disebabkan
rintah telah membuat Peraturan Pemerintah (PP)
adanya
Nomor 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi
pemeriksaan, belum ditetapkannya neraca awal,
Pemerintah.
kelemahan dalam sistem pengendalian intern, dan
Adapun tujuan PP tersebut adalah untuk
pembatasan
ketidakpatuhan
dan
terhadap
keterbatasan
ketentuan
lingkup
perundang-
melaksanakan ketentuan pasal 32 ayat (2) Undang-
undangan serta BPK tidak dapat menerapkan prose-
Undang No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan
dur pemeriksaan yang memadai, dan belum adanya
Negara, yang berbunyi sebagai berikut;
tindak lanjut yang memadai dari pemerintah, sehing-
“Standar akuntansi pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disusun oleh suatu komite standar yang independen dan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari Badan Pemeriksa Keuangan” Sedangkan untuk pemeriksaan atas penge-
ga dengan lingkup pemeriksaan seperti itu maka
lolaan dan pertanggung jawabannya diatur dalam
tanggal 28 Juni 2007).
BPK tidak mungkin menyatakan pendapat atas LKPP tahun 2006 tersebut. (Diolah dari berbagai sumber media cetak yang terbit di Jakarta – Sinar Harapan, Kompas, Media Indonesia yang terbit pada
Undang-Undang No.15 Tahun 2004 Tentang PemeLex Jurnalica Vol.4 No.3, Agustus 2007
112
Akuntabilitas Keuangan Negara Publikasi
Lalu timbul pertanyaan, bagaimana memperbaiki
yang saat ini berjalan, nampaknya sistem politik
sistem administrasi keuangan publik yang semera-
secara nasional belum menemukan pegangan
wut tersebut ?
yang mantap karena konstitusi NKRI pun masih
Salah satu cara menguraikan rumitnya per-
terus mengalami proses perubahan yang dina-
soalan adalah dengan me-minjam teori organisasi,
mis. Sementara itu sistem hukum nasional perlu
sehingga dari perspektif ini, paling sedikit ada lima
disempurnakan mengingat negara Republik
faktor yang dapat membuat kita lebih mengerti
Indonesia sebagai bekas jajahan Belanda masih
mengapa kinerja administrasi keuangan publik di
terasa kental mengikuti sistem perundang-unda-
Indonesia sedemikian buruk yaitu sebagai berikut;
ngan kolonial yang sudah tidak sesuai lagi
1) Faktor lingkungan umum (general environ-
dengan perkembangan zaman kemerdekaan.
ment), yaitu lingkungan yang mempengaruhi
3) Faktor struktur dan kultur birokrasi relatif muda
kinerja administrasi keuangan publik secara
yang bersifat dan beberapa diantaranya masih
tidak langsung, diantaranya adalah keadaan
bersifat sentralistik. Adanya Undang-Undang
geografis, demografis dan sosiologis. Sebagai
Otonomi Daerah belum menjamin pelaksanaan
negara kepulauan yang luas wilayahnya hampir
desentralisasi birokrasi berjalan dengan baik
sama dengan daratan Eropa, dengan penduduk
terutama dalam hal akuntabilitas administrasi
220 juta orang dan secara sosiologis terdiri dari
keuangan publik. Begitu juga dengan kultur
berbagai macam suku etnik dan bahasa sehing-
organisasi, administrasi keuangan publik sangat
ga untuk menyelenggarakan administrasi keua-
dipengaruhi oleh kultur kekuasaan ketimbang
ngan publik yang mengacu pada satu standar
membangun kultur pelayanan publik. Hal ini
akuntansi pemerintahan yang seragam diper-
dapat dilihat dari asumsi-asumsi yang diguna-
lukan suatu komitmen yang tinggi dari penye-
kan dalam penyusunan RAPBN dan nilai-nilai
lenggara negara baik ditingkat pusat maupun di
yang dianut oleh penguasa negara disegala lini.
tingkat daerah.
4) Faktor kelangkaan atau juga ketiadaan figur
2) Faktor lingkungan khusus (specific environ-
yang mumpuni dan kuat dari segala aspek atau
ment) yaitu faktor yang mempengaruhi kinerja
figur paripurna yang adapat dijadikan panutan
administrasi keuangan secara langsung yang
sebagai pengarah kebijakan publik.
terdiri dalam dua elemen yakni pertama, sistem
5) Faktor bisnis proses manajemen publik di dalam
politik dimana sistem administrasi keuangan
internal organisasi pemerintahan, yang meliputi
berakar, dan sistem hukum, mulai dari konsti-
kepemim-pinan, proses pengambilan keputusan,
tusi dan peraturan perundang-undangan yang
komunikasi kerja dan manajemen konflik.
mendukungnya. Kedua elemen ini merupakan
Berdasarkan lima faktor tersebut di atas
acuan normatif dan jaminan adanya kepastian
maka untuk meningkatkan kinerja administrasi
hukum untuk menyusun suatu kebijakan dan
publik khususnya di bidang administrasi keuangan
melaksanakan sistem administrasi keuangan
publik diperlukan waktu yang lama dan komitmen
yang wajar. Kalau dilihat dari sistem politik 113
Lex Jurnalica Vol.4 No.3, Agustus 2007
Akuntabilitas Keuangan Negara Publikasi
tinggi dari penyelenggara negara mulai dari tingkat
internal yang meliputi pengawasan dan pemeriksaan
nasional sampai ke tingkat daerah.
eksternal yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagaimana yang diatur dalam
Penegakan Hukum dalam Hukum Adminis-
Undang-Undang No.15 Tahun 2004 Tentang Peme-
trasi Keuangan Negara
riksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keua-
Untuk menjawab dua permasalahan seba-
ngan Negara dan pemeriksaan secara internal secara
gaimana yang telah diuraikan di atas maka peme-
nasional dilaksanakan BPKP (Badan Pemeriksaan
rintah Republik Indonesia harus dikelola sesuai
Keuangan dan Pembangunan), pengawasan dan
dengan
profesional
pemeriksaan secara internal masing-masing kantor
berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang
kementerian dibawah inspektorat jenderal, serta
ada. Jika tidak maka pengamanan seluruh peneri-
pengawasan dan pemeriksan di tingkat daerah yang
maan dan belanja negara secara efisien, tepat guna
di-laksanakan
dan dapat dipertanggung jawabkan tidak akan
(Bawasda).
prinsip-prinsip
manajemen
oleh
Badan
Pengawas
Daerah
tercapai. Begitu juga dengan banyaknya rekening liar yang bermunculan di banyak instansi tidak akan pernah dapat di atasi. Oleh karena itu sarana pene-
Kesimpulan Sebagai kesimpulan dari tulisan ini adalah
gakan hukum administrasi termasuk didalamnya
sebagai berikut;
hukum administrasi keuangan negara harus dilaksa-
1. Bahwa akuntabilitas laporan keuangan negara
nakan dengan dua pendekatan yakni;
dalam sistem akuntansi pemerintahan sejauh ini
1. Pengawasan bahwa organ pemerintahan dapat
masih jauh dari harapan masyarakat, walaupun
melaksanakan ketaatan pada atau berdasarkan
perangkat peraturan perundang-undangan keua-
undang-undang yang ditetapkan secara tertulis
ngan negara, perbendaharaan negara, pemerik-
dan pengawasan terhadap keputusan yang mele-
saan pengelolaan keuangan negara, standar
takkan kewajiban pada individu. (Ridwan H.R:
akuntansi pemerintahan serta standar pemerik-
2003)
saan keuangan negara sudah disiapkan oleh
2. Penerapan kewenangan sanksi pemerintahan.
DPR bersama-sama Pemerintah. 2. Banyaknya rekening liar yang bermunculan di
(Ridwan H.R, 2003) Dengan demikian instrumen penegakan
beberapa instansi pemerintah mengindikasikan
hukum administrasi meliputi pengawasan dan pene-
bahwa materi peraturan perundang-undangan
gakan sanksi. Pengawasan merupakan langkah
yang ada belum memadai, komitmen aparatur
preventif untuk memaksakan kepatuhan, sedangkan
pemerintah selaku pelaksana amanah undang-
penerapan sanksi merupakan langkah represif untuk
undang masih rendah dan perilaku tidak peduli
memaksakan kepatuhan. (Ridwan H.R, 2003).
dari mas-yarakat selaku stakeholder pembayar
Saat ini terdapat beberapa instansi pengawasan dan pemeriksaan administrasi keuangan negara yang meliputi pengawasan dan pemeriksaan
pajak juga masih sangat rendah. Oleh karena itu saran-saran konstruktifnya adalah sebagai berikut;
Lex Jurnalica Vol.4 No.3, Agustus 2007
114
Akuntabilitas Keuangan Negara Publikasi
1. Perlu
dilakukan
peraturan
penyempurnaan
perundang-undangan
terhadap Keuangan
Negara, Perbendaharaan Negara, Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah sebagai peraturan
pelaksanaannya,
terutama
Administrasi
Pres, Yogyakarta, 2003. Surajiyo, “Ilmu Filsafat – Suatu Pengantar”, Bumi Aksara, Jakarta, 2005.
beberapa
antar Departemen. 2. Penegakan Hukum dalam Hukum Administrasi Keuangan Negara mutlak diberlakukan bagi siapa saja pejabat pemerintah yang melanggarnya.
Daftar Pustaka Budi Setiyono, ”Pemerintahan dan Manajemen Sektor Publik, Prinsip-prinsip Manajemen Terkini”,
Kalam
Nusantara, Jakarta, 2007. C.S.T. Kansil dan Christine S.T.Kansil, ”Ilmu Negara – Umum dan Indonesia”, Pradnya Paramita, Jakarta, 2000. E.Fernando M. Manullang, “Menggapai Hukum Berkeadilan”,
Penerbit
Buku
Kompas,
Jakarta, 2007. Imam Syaukani dan A.Ahsin Tohari, “Dasar-Dasar Politik Hukum”, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2004. Mochtar Kusumaatmadja, “Konsep-Konsep Hukum dalam Pembangunan”, Alumni, Bandung, 2006. Parlin M. Mangunsong, “Pembatasan Kekuasaan Melalui Hukum Administrasi Negara – Dimensi-Dimensi
115
Pemikiran
Press,
Ridwan, HR, ”Hukum Administrasi Negara”, UII
tingannya karena adanya sengketa kewenangan
Negara
UII
Yogyakarta, 2001.
pasal-pasal yang saling bertentangan kepen-
Pengelolaan
Negara”,
Hukum
Lex Jurnalica Vol.4 No.3, Agustus 2007