SKRIPSI PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR ASET, TINGKAT PERTUMBUHAN, PRICE TO EARNING RATIO, DAN EARNING VOLATILITY TERHADAP KEBIJAKAN UTANG PERUSAHAAN SEBELUM & SESUDAH PEMBERLAKUAN UU PERPAJAKAN 2000 (Studi Kasus Pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
DISUSUN OLEH: Rini Astutiningrum 104082002738
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR ASET, TINGKAT PERTUMBUHAN, PER, DAN EARNING VOLATILITY TERHADAP KEBIJAKAN UTANG PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERLAKUAN UU PERPAJAKAN 2000 (Studi Kasus Pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Rini Astutininingrum NIM :104082002738
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS.
Pembimbing II
Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si.
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M
Hari ini Kamis Tanggal 12 Bulan Juni Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Rini Astutiningrum NIM: 104082002738 dengan judul Skripsi “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR ASET, TINGKAT PERTUMBUHAN, PER, DAN EARNING VOLATILITY TERHADAP KEBIJAKAN UTANG PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERLAKUAN UU PERPAJAKAN 2000 (Studi Kasus Pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).” Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 12 Juni 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Prof., Dr., Abdul Hamid, MS. Ketua
Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si. Sekretaris
Amilin, SE., Ak., M.Si. Penguji Ahli
Hari ini Selasa Tanggal 13 Bulan Maret Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Rini Astutiningrum NIM: 104082002738 dengan judul Skripsi “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR ASET, TINGKAT PERTUMBUHAN, PER, DAN EARNING VOLATILITY TERHADAP KEBIJAKAN UTANG PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERLAKUAN UU PERPAJAKAN 2000 (Studi Kasus Pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).” Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 13 Maret 2008
Tim Penguji Ujian Skripsi
Pembimbing I
Prof., Dr., Abdul Hamid, MS.
Pembimbing II
Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si.
Penguji Ahli
Amilin, SE., Ak., M.Si.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Data Diri Pribadi Nama Lengkap Jenis Kelamin Tempat Tanggal Lahir Kewarganegaraan Agama Alamat
Telepon/Handphone Email
: : : : : :
Rini Astutiningrum Wanita Jakarta, 28 Agustus 1986 Indonesia Islam Komplek Paninggilan Permai Blok F/11 No.26 RT 03/RW 04 Ciledug, Tangerang 15153 : (021) 731 – 3504 / 0856 – 9495 – 2498 :
[email protected]
Pendidikan Formal SDN Sudimara VII, Ciledug SLTPN 3, Tangerang SMAN 63, Jakarta UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta
[1992-1998] [1998-2001] [2001-2004]
Pendidikan Informal •
•
General English for SLTP First Steps to Communicating in English LBPP-LIA Afiliasi Universitas Mercu Buana [1999 – 2000] General English: Advanced Levels LBPP-LIA Afiliasi Universitas Mercu Buana [2001 – 2004]
Latar Belakang Keluarga Ayah Tempat & Tgl. Lahir Alamat
Telepon Ibu Tempat & Tgl. Lahir Alamat
Telepon Anak Ke dari
: H. Wahono, SE. : Purworejo, 5 April 1956 : Komplek Paninggilan Permai Blok F/11 No.26 RT 03/RW 04 Ciledug, Tangerang 15153 : (021) 731 – 3504 / 0815 – 830 - 3287 : Hj. Sumaryem : Purworejo, 1 Februari 1957 : Komplek Paninggilan Permai Blok F/11 No.26 RT 03/RW 04 Ciledug, Tangerang 15153 : (021) 731 - 3504 : 2 dari 3 bersaudara
THE INFLUENCES OF SIZE FIRM, ASSET STRUCTURE, GROWTH RATE, PRICE TO EARNING RATIO, AND EARNING VOLATILITY TOWARD DEBT POLICY BEFORE & AFTER VALIDATION OF TAX LAWS IN THE YEAR OF 2000
By: Rini Astutiningrum
Abstract The purpose of this research was to examine influences of size firm, asset structure, growth rate, price to earning ratio, and earning volatility toward debt policy before and after validation of tax laws in the year of 2000. The statistic method have been used in this research was multiple linier regression with SPSS V.13. The samples in this research have been obtained with judgement sampling method. Based on the method, the number of the samples have been obtained were 30 manufactures which listed in Indonesian Stock Exchange since 1998-2001. The results of this research were: (1) firm size and assets structure partially didn’t influence debt policy before validation of tax laws in the year of 2000 but growth, PER, and earning volatility partially influenced debt policy before validation of tax laws in the year of 2000; (2) firm size, assets structure, growth, PER, and earning volatility simultanly influenced the debt policy before validation of tax laws in the year of 2000; (3) firm size, assets structure, and growth partially didn’t influence debt policy after validation of tax laws in the year of 2000 but PER and earning volatility partially influenced debt policy after validation of tax laws in the year of 2000; and (4) firm size, assets structure, growth, PER, and earning volatility simultanly influenced the debt policy after validation of tax laws in the year of 2000. Keywords: firm size, asset structure, growth rate, price to earning ratio, earning volatility, debt policy, tax laws.
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR ASET, TINGKAT PERTUMBUHAN, PER, DAN EARNING VOLATILITY TERHADAP KEBIJAKAN UTANG PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERLAKUAN UU PERPAJAKAN 2000 Oleh: Rini Astutiningrum
Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat pertumbuhan, PER, dan eraning volatility terhadap kebijakan utang perusahaan sebelum dan sesudah pemberlakuan UU Perpajakan 2000. Metode statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dengan bantuan SPSS Versi 13. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan metode judgement sampling. Berdasarkan metode yang telah dilakukan maka banyaknya sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 1998-2001. Hasil dari uji analisis data adalah: (1) ukuran perusahaan dan struktur aset secara parsial tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang sebelum pemberlakuan UU Perpajakan 2000, tetapi tingkat pertumbuhan, PER, dan earning volatility secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan utang sebelum pemberlakuan UU Perpajakan 2000; (2) ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat pertumbuhan, PER, dan earning volatility secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan utang sebelum pemberlakuan UU Perpajakan 2000; (3) ukuran perusahaan, struktur aset dan tingkat pertumbuhan secara parsial tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang sesudah pemberlakuan UU Perpajakan 2000, tetapi PER dan earning volatility secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan utang sesudah pemberlakuan UU Perpajakan 2000; dan (4) ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat pertumbuhan, PER, dan earning volatility secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan utang sesudah pemberlakuan UU Perpajakan 2000. Kata kunci: ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat pertumbuhan, PER, earning volatility, kebijakan utang, undang-undang perpajakan.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan mengangkat kedua belah tangan seraya mengucap Alhamdullillahirobbil’alamin, penulis panjatkan atas segala kehadirat Illahi Robbi Allah SWT yang telah mencurahkan segala nikmat yang tiada hentinya sehingga skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya. Salawat serta salam tak lupa penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita ke zaman peradaban. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aset, Tingkat Petumbuhan, PER, dan Earning Volatility Terhadap Kebijakan Utang Perusahaan Sebelum dan Sesudah Pemberlakuan UU Perpajakan 2000”. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi (SE) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama penyusunan skripsi ini, telah banyak sekali pihak yang telah membantu baik moril maupun materil sehingga penyusunan skripsi ini akhirnya bisa selesai. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Kedua orang tua tercinta atas segala doa, nasihat, motivasi, dan bantuan baik moril maupun materiil serta kepada kedua saudaraku untuk dukungan dan motivasinya.
2.
Bapak Drs. Muhammad Faisal Badroen, MBA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial.
3.
Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. selaku Pudek Bidang Akademik.
4.
Ibu Dr. Zurinal Z. selaku Pudek Bidang Administrasi Umum.
5.
Bapak Drs. Suhenda Wiranata, ME. selaku Pudek Bidang Kemahasiswaan.
6.
Bapak Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi.
7.
Bapak Amilin, SE., Ak., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi.
8.
Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. selaku pembimbing I, terima kasih atas ilmu, nasihat, dan bimbingannya selama ini.
9.
Bapak Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si. selaku pembimbing II, terima kasih atas ilmu, nasihat, dan bimbingannya selama ini.
10.
Segenap jajaran akademik FEIS dan staf pengajar.
11.
Teman-teman angkatan 2004, serta semua sahabat-sahabatku yang telah memberikan bantuan dan semangat. Untuk semua orang yang telah membantuku, tapi tidak tersebut namanya, terima kasih.
Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya serta bagi perkembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang.
Hormat saya,
Penulis
DAFTAR ISI Halaman
Lembar Pengesahan Skripsi ...........................................................................
i
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ..................................................... ii Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ................................................................. iii Daftar Riwayat Hidup..................................................................................... iv Abstract ............................................................................................................ v Abstrak ............................................................................................................ vi Kata Pengantar ............................................................................................... vii Daftar Isi.......................................................................................................... ix Daftar Tabel .................................................................................................... xii Daftar Gambar................................................................................................ xiv Daftar Lampiran ............................................................................................. xv BAB. I. PENDAHULUAN............................................................................ 1 A. Latar Belakang Penelitian........................................................ 1 B. Perumusan Masalah ................................................................. 6 C. Batasan Masalah....................................................................... 7 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 7 BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 9 A. Manajemen Keuangan ............................................................. 9 B. Konflik Keagenan..................................................................... 12 C. Ukuran Perusahaan.................................................................. 13 D. Struktur Aset ............................................................................ 13 E. Tingkat Pertumbuhan .............................................................. 14 F. PER (Price to Earning Ratio).................................................... 15 G. Earning Volatility ...................................................................... 16 H. Utang......................................................................................... 16 I.
Kebijakan Utang....................................................................... 28
J.
Undang-undang Perpajakan.................................................... 30
K. Indeks Sektor Manufaktur....................................................... 33
L. Kerangka Pemikiran ................................................................ 34 M. Hipotesis.................................................................................... 34 BAB. III. METODELOGI PENELITIAN...................................................... 36 A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 36 B. Metode Penentuan Sampel....................................................... 36 C. Metode Pengumpulan Data...................................................... 37 D. Metode Analisis ........................................................................ 37 1. Statistik Deskriptif ................................................................. 38 2. Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda ..................................... 38 a. Uji Multikolinearitas ......................................................... 38 b. Uji Autokorelasi ................................................................ 38 c. Uji Heterokedastisitas........................................................ 39 d. Uji Normalitas................................................................... 39 3. Uji Hipotesis.......................................................................... 40 a. Persamaan Regresi Berganda ............................................. 40 b Uji Koefisien Determinasi ................................................. 41 c. Uji Statistik t ..................................................................... 41 d. Uji Statistik F .................................................................... 41 E. Operasional Variabel Penelitian .............................................. 42 BAB. IV. PENEMUAN DAN PEMBAHASAN.............................................. 45 A. Statistik Deskriptif.................................................................... 45 1. Ukuran Perusahaan ................................................................ 45 2. Struktur Aset.......................................................................... 48 3. Tingkat Pertumbuhan............................................................. 50 4. PER (Price to Earning Ratio)................................................. 54 5. Earning Volatility .................................................................. 56 6. Financial Leverage (Kebijakan Utang) .................................. 59 7. Sebelum dan Sesudah UU Perpajakan 2000 ........................... 63
B. Hasil Uji Asumsi Klasik ........................................................... 65 1. Uji Multikolinearitas............................................................... 65
2. Uji Autokorelasi ..................................................................... 67 3. Uji Heterokedastisitas............................................................. 68 4. Uji Normalitas........................................................................ 70 C. Hasil Uji Hipotesis .................................................................... 73 1. Uji Koefisien Determinasi...................................................... 73 2. Uji Statistik t.......................................................................... 77 3. Uji Statistik F......................................................................... 84 BAB. V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ................................................ 87 A. Kesimpulan ............................................................................... 87 B. Implikasi ................................................................................... 88 C. Keterbatasan............................................................................. 88 D. Rekomendasi............................................................................. 89 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 90 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Halaman Tabel. 1.1. Perbandingan Lapisan Tarif Pajak ................................................... 2 Tabel. 2.1. Tarif PPh Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dan BUT Menurut UU PPh No.17 Tahun 2000..................................................................................... 32 Tabel. 2.2. Tarif PPh Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dan BUT Menurut UU PPh No.10 Tahun 1994..................................................................................... 32 Tabel. 4.1. Ukuran Perusahaan Sebelum dan Sesudah UU Perpajakan 2000 ..... 45 Tabel. 4.2. Struktur Aset Sebelum dan Sesudah UU Perpajakan 2000 ............... 48
Tabel. 4.3. Tingkat Pertumbuhan Sebelum dan Sesudah UU Perpajakan 2000 .. 51 Tabel. 4.4. PER Sebelum dan Sesudah UU Perpajakan 2000 ............................ 54 Tabel. 4.5. Earning Volatility Sebelum dan Sesudah UU Perpajakan 2000........ 57 Tabel. 4.6. Kebijakan Utang Sebelum dan Sesudah UU Perpajakan 2000 ......... 60 Tabel. 4.7. Statistik Deskriptif Sebelum UU Perpajakan 2000........................... 63 Tabel. 4.8. Statistik Deskriptif Sesudah UU Perpajakan 2000 ........................... 64 Tabel. 4.9. Hasil Uji Multikoliniearitas Sebelum UU Perpajakan 2000 ............. 65 Tabel.4.10. Hasil Uji Multikoliniearitas Sebelum UU Perpajakan 2000 ............. 65 Tabel.4.11. Hasil Uji Multikoliniearitas Sesudah UU Perpajakan 2000.............. 66 Tabel.4.12. Hasil Uji Multikoliniearitas Sesudah UU Perpajakan 2000.............. 67 Tabel.4.13. Hasil Uji Autokorelasi Sebelum UU Perpajakan 2000..................... 68 Tabel.4.14. Hasil Uji Autokorelasi Sesudah UU Perpajakan 2000...................... 68 Tabel.4.15. Hasil Uji Koefisien Determinasi Sebelum UU Perpajakan 2000 ...... 74 Tabel.4.16. Hasil Uji Koefisien Determinasi Sesudah UU Perpajakan 2000....... 74
Tabel.4.17. Hasil Uji Statistik t Sebelum UU Perpajakan 2000 .......................... 77 Tabel.4.18. Hasil Uji Statistik t Sesudah UU Perpajakan 2000........................... 78 Tabel.4.19. Hasil Uji Statistik F Sebelum UU Perpajakan 2000 ......................... 84 Tabel.4.20. Hasil Uji Statistik F Sesudah UU Perpajakan 2000 .......................... 85
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar. 2.1. Model Penelitian .......................................................................... 34 Gambar. 4.1. Hasil Uji Heterokedastisitas Sebelum UU Perpajakan 2000 .......... 69 Gambar. 4.2. Hasil Uji Heterokedastisitas Sesudah UU Perpajakan 2000........... 70 Gambar. 4.3. Hasil Uji Normalitas Sebelum UU Perpajakan 2000 ..................... 71 Gambar. 4.4. Hasil Uji Normalitas Sebelum UU Perpajakan 2000 ..................... 71 Gambar. 4.5. Hasil Uji Normalitas Sesudah UU Perpajakan 2000...................... 72 Gambar. 4.6. Hasil Uji Normalitas Sesudah UU Perpajakan 2000...................... 73
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Penentuan Sampel Penelitian 1.1. Daftar Perusahaan Manufaktur Sejak 1998-2000.................... a 1.2. Proses Penyaringan Sampel Penelitian ...................................
f
1.3. Daftar Nama Sampel Penelitian..............................................
j
Lampiran 2. Operasional Variabel 2.1. Ukuran Perusahaan Sebelum UU Perpajakan 2000................. k 2.2. Struktur Aset Sebelum UU Perpajakan 2000 .......................... m 2.1. Pertumbuhan Sebelum UU Perpajakan 2000 .......................... o 2.1. PER Sebelum UU Perpajakan 2000........................................ q 2.1. Earning Volatility Sebelum UU Perpajakan 2000...................
s
2.1. Financial Leverage Sebelum UU Perpajakan 2000 ................ u 2.1. Ukuran Perusahaan Sesudah UU Perpajakan 2000 ................. w 2.1. Struktur Aset Sesudah UU Perpajakan 2000........................... y 2.1. Pertumbuhan Sesudah UU Perpajakan 2000........................... aa 2.1. PER Sesudah UU Perpajakan 2000 ........................................ cc 2.1. Earning Volatility Sesudah UU Perpajakan 2000 ................... ee 2.1. Financial Leverage Sesudah UU Perpajakan 2000 ................. gg Lampiran 3. Hasil Uji Regresi Berganda 3.1. Sebelum Pemberlakuan UU Perpajakan 2000......................... ii 3.2. Sesudah Pemberlakuan UU Perpajakan 2000 ......................... mm
BAB I PENDAHULUAN
•
Latar Belakang Penelitian Pada tahun 2000 pemerintah kembali mengadakan reformasi perpajakan setelah reformasi perpajakan tahun 1994. Perubahan tersebut meliputi Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa, Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, Bea Peralihan Hak Atas Tanah dan Bangunan serta Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Perubahan yang dilakukan pada tahun 2000 relatif tidak sebanyak perubahan pada Peraturan Perpajakan tahun 1994. Meskipun demikian, reformasi perpajakan tetap membawa dampak bagi Wajib Pajak (Ika, 2005:524). Tujuan dari penyempurnaan undang-undang pajak adalah dalam rangka ekstensifikasi dan intensifikasi pengenaan pajak yang dilakukan dengan cara mencari objek pajak yang potensial dalam rangka menghimpun dana dan mendorong pemulihan perekonomian. Salah satu cara yang dilakukan yaitu dengan pengenaan tarif berbeda pada WP perorangan dan WP badan. Pendapatan tidak kena pajak (PTKP) juga mengalami kenaikan dalam UndangUndang Perpajakan 2000. Di samping itu, untuk WP badan juga dikenakan lapisan tarif yang berbeda dengan Peraturan Pajak tahun 1994. Dengan tarif baru ini, Wajib Pajak Badan diharapkan dapat lebih diuntungkan sehingga penerimaan pajak dari Wajib Pajak Badan juga diharapkan meningkat (Radianto, 2004 dalam Ika, 2005:524-525). Di bawah ini merupakan tabel perbandingan tarif pajak antara Undang-undang Perpajakan tahun 1994 dengan Undang-undang Perpajakan tahun 2000. Tabel. 1.1. Perbandingan Lapisan Tarif Pajak antara Undang-undang Perpajakan Tahun 1994 dengan Undang-undang Perpajakan Tahun 2000
Lapisan Penghasilan Kena Pajak
Tarif Pajak
UU PPh Tahun 1994
Lapisan Penghasilan Kena Pajak UU PPh Tahun 2000
Sampai dengan Rp 25.000.000,00
10%
Sampai dengan Rp 50.000.000,00
Di atas Rp 25.000.000,00 s.d
15%
Di atas Rp 50.000.000,00 s.d
Rp 50.000.000,00 Di atas Rp 50.000.000,00
Rp 100.000.000,00 30%
Di atas Rp 100.000.000,00
Sumber: www.pajak.go.id diolah Meskipun pemerintah telah berusaha untuk mereformasi undang-undang perpajakan guna menguntungkan wajib pajak badan (dalam hal ini perusahaan), namun tidak sedikit perusahaan yang melakukan perencanaan pajak. Salah satu bentuk upaya perencanaan pajak adalah perencanaan terhadap struktur modal perusahaan. Permasalahan struktur modal ini terkait dengan penggunaan utang yang akan digunakan dalam permodalan perusahaan. Oleh karena itu, manajer keuangan harus dapat memanfaatkan secara optimal peraturan pajak yang berlaku sehingga penggunaan utang berdampak baik bagi perusahaan (Indra, 2004:2). Dalam kondisi kegiatan usaha yang stabil, penggunaan utang akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan penggunaan modal sendiri. Alasannya adalah bunga yang timbul dalam penggunaan utang dapat mengurangi penghasilan yang dikenakan pajak sehingga perusahaan yang membayar bunga akan membayar pajak penghasilan yang lebih kecil. Penghematan dalam membayar pajak ini merupakan tambahan manfaat bagi pemilik perusahaan sehingga nilai perusahaan yang menggunakan utang akan lebih besar daripada perusahaan yang tidak menggunakan utang (Indra, 2004:6). Peningkatan utang bukanlah solusi optimal bagi semua masalah insentif. Contohnya manajer perusahaan yang didanai utang, memiliki insentif untuk memilih proyek yang lebih berisiko daripada yang aman. Ini karena perusahaan dengan kewajiban utang tetap menikmati
semua sisi buruk kerugiannya dengan pemegang utang, yang tidak sepenuhnya dibayar kembali jika hasil investasi buruk menyebabkan perusahaan jatuh (Keown et. all., 2000:562). Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Yuniningsih (2003) yang menganalisis pengaruh investasi terhadap utang pada perusahaan manufaktur yang listed di Bursa Efek Jakarta (BEJ) sejak tahun 1992-1995. Variabel dependen yang digunakan adalah debt to equity ratio (DPR) sedangkan variabel independen yang digunakan adalah dividend payout ratio (DPR), investasi perusahaan, risiko perusahaan, struktur aset, dan ukuran perusahaan. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda SPSS V.10. Penelitian ini menghasilkan bahwa variabel independen secara simultan memengaruhi variabel dependen. Nisa Fidyati (2003) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang memengaruhi kebijakan utang perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ sejak 19951996. Variabel dependen yang digunakan adalah leverage perusahaan sedangkan variabel independen yang digunakan adalah risiko sistematis, kesempatan bertumbuh (growth), rasio aktiva tetap, dan ukuran perusahaan. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Penelitian ini menghasilkan bahwa variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen sebesar. Penelitian dengan tema serupa dilakukan oleh Muhammad Indra (2004) yang menganalisis pengaruh pencabutan peraturan PPh final terhadap struktur modal perusahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di BEJ sejak 1994-2001. Penelitian ini menggunakan aturan PPh sebagai variabel moderating. Variabel dependen yang digunakan adalah debt ratio sedangkan variabel independen yang digunakan adalah ukuran perusahaan, struktur aset, dan earning volatility. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan bantuan program SPSS V 11.5. Penelitian ini menghasilkan bahwa variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.
Penelitian lain dilakukan oleh Junaidi (2006) yang menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kebijakan utang perusahaan: sebuah perspektif agency theory dengan variabel kontrol DPR, ukuran perusahaan, struktur aset, dan risiko bisnis (studi pada perusahaan yang go public di BEJ sejak 2001-2005). Variabel dependen yang digunakan adalah debt ratio sedangkan yang menjadi variabel independen adalah kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional serta variabel kontrol yang digunakan adalah DPR, ukuran perusahaan, struktur aset, dan risiko bisnis. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Penelitian ini menghasilkan bahwa variabel independen secara simultan memengaruhi variabel dependen sebesar 15%. Penelitian serupa dilakukan oleh Siti Rochmah Ika (2005) yang menganalisis efisiensi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta sebelum dan sesudah berlakunya Undang-undang (UU) Perpajakan 2000. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan. Rasio ini termasuk (1) rasio likuiditas, yaitu current ratio, (2) solvabilitas, yaitu leverage ratio, dan (3) rasio profitabilitas, seperti gross profit margin, operating profit margin, total asset turnover, return on investment, dan return on equity. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa efisiensi perusahaan manufaktur dan perusahaan otomotif sebelum dan sesudah berlakunya undang-undang perpajakan tahun 2000, secara statistik berbeda. Dalam pengujian rasio keuangan secara parsial, efisiensi perusahaan manufaktur dan otomotif berbeda secara signifikan. Namun demikian, perbedaan tersebut adalah sementara dan tidak konsisten sedangkan efisiensi perusahaan manufaktur dan otomotif tidak berbeda secara signifikan sebelum dan sesudah berlakunya Undang-undang Perpajakan 2000. Pada penelitian ini, penulis berusaha untuk menganalisis berberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan utang perusahaan sebelum dan sesudah pemberlakuan Undang-
undang Perpajakan tahun 2000. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut: 1.
Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1998-2001. Sampel ini dipilih karena penelitian sebelumnya menggunakan perusahaan properti dan real estate.
2.
Penggunaan variabel independen berupa ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat pertumbuhan, PER, dan earning volatility. Variabel ini digunakan supaya didapatkan hasil yang lebih signifikan dibanding penelitian sebelumnya.
3.
Untuk menganalisis pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen maka pengujian yang dipilih adalah uji asumsi klasik regresi berganda dan uji statistik linier berganda dengan bantuan program SPSS Versi 13.
•
Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat pertumbuhan, PER, dan earning volatility secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan utang sebelum pemberlakuan UU Perpajakan 2000? Apakah ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat pertumbuhan, PER, dan earning volatility secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan utang sebelum pemberlakuan UU Perpajakan 2000? Apakah ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat pertumbuhan, PER, dan earning volatility secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan utang sesudah pemberlakuan UU Perpajakan 2000?
Apakah ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat pertumbuhan, PER, dan earning volatility secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan utang sesudah pemberlakuan UU Perpajakan 2000?
•
Batasan Masalah Penelitian ini hanya difokuskan kepada beberapa faktor internal (ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat pertumbuhan, PER, dan earning volatility) yang memengaruhi kebijakan utang perusahaan sebelum dan sesudah pemberlakuan Undang-undang Perpajakan 2000. Penelitian ini tidak membahas mengenai faktor eksternal (seperti inflasi dan tingkat suku bunga) yang berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan.
•
Tujuan dan Manfaat Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat pertumbuhan, PER, dan earning volatility secara parsial terhadap kebijakan utang sebelum pemberlakuan UU Perpajakan 2000.
2.
Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat pertumbuhan, PER, dan earning volatility secara simultan terhadap kebijakan utang sebelum pemberlakuan UU Perpajakan 2000.
3.
Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat pertumbuhan, PER, dan earning volatility secara parsial terhadap kebijakan utang sesudah pemberlakuan UU Perpajakan 2000.
4.
Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat pertumbuhan, PER, dan earning volatility secara simultan terhadap kebijakan utang sesudah pemberlakuan UU Perpajakan 2000. Di samping itu, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1.
Penulis Penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan, bisa memperluas pengetahuan, dan dapat dijadikan sebagai pembelajaran dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang.
2.
Perusahaan Untuk membantu pihak manajemen dalam mengidentifikasi beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan utang perusahaan, yang nantinya dapat dijadikan masukan dalam pengambilan keputusan.
3.
Pemerintah Sebagai bahan pertimbangan dalam mereformasi maupun membuat undang-undang khususnya yang berkaitan dengan masalah perpajakan.
4.
Ilmu Akuntansi Untuk menambah referensi ilmiah mengenai masalah aspek perpajakan dalam akuntansi manajemen.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Keuangan Beragam aktivitas yang dilakukan oleh manajemen dapat dibagi menjadi sepuluh peran. Peran (role) tersebut merupakan sekumpulan harapan atas perilaku manajemen. Peran-peran ini dibagi ke dalam tiga kategori konseptual yaitu peran informasi (mengelola dengan informasi), antarpribadi (mengelola melalui orang), dan keputusan (mengelola melalui tindakan). Masing-masing peran menunjukkan aktivitas yang dilakukan manajemen hingga pada akhirnya melakukan fungsi perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian (Daft, 2007:23). Manajemen keuangan atau pembelanjaan perusahaan secara
luas merupakan
keseluruhan aktivitas yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana dan mengalokasikan dana tersebut (Riyanto, 1997:4). Kismono (2001:386) mendefinisikan manajemen keuangan (finance) sebagai fungsi bisnis yang bertanggung jawab mendapatkan dana, mengelola dana, dan merencanakan penggunaan dana untuk pembelian berbagai aset perusahaan. Menurut Van Horne dan Wachowicz (2005:3) manajemen keuangan berkaitan dengan perolehan, pendanaan, dan manajemen aktiva dengan beberapa tujuan umum sebagai latar belakangnya. Silvesterz (2007) berpendapat bahwa manajemen keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Fungsi-fungsi keuangan tersebut meliputi bagaimana memperoleh dana (raising of fund) dan bagaimana menggunakan dana tersebut (allocation of fund). Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen keuangan merupakan keseluruhan aktivitas untuk memperoleh dana, mengelola dana, merencanakan penggunaan dana, dan manajemen aktiva dengan beberapa tujuan umum sebagai latar belakangnya.
Menurut Sjahrial (2006:3-4) terdapat sepuluh prinsip yang membentuk dasar-dasar manajemen keuangan yaitu: 1.
Adanya keseimbangan antara risiko dengan tingkat pengembalian. Jangan menambah risiko kecuali diikuti oleh peningkatan tingkat pengembalian investasi.
2.
Terdapatnya nilai waktu uang. Uang yang diterima hari ini lebih berharga bila dibandingkan uang yang diterima di masa yang akan datang.
3.
Uang kas bukan besarnya laba.
4.
Tambahan arus kas merupakan satu-satunya pertambahan nilai yang dihitung.
5.
Kondisi persaingan pasar merupakan alasan mengapa sulit mendapatkan proyek dengan laba yang luar biasa.
6.
Pasar modal yang efisien merupakan pasar yang bereaksi cepat dengan harga yang tepat pula.
7.
Masalah keagenan, manajer tidak akan bekerja bagi pemilik perusahaan jika tidak selaras dengan kepentingan mereka.
8.
Perpajakan yang berdampak pada keputusan bisnis.
9.
Tidak semua risiko sama.
10. Melakukan sesuatu yang benar adalah perilaku yang etis dan ada banyak dilema dalam manajemen keuangan. Pada dasarnya ujuan utama manajemen keuangan adalah memaksimalkan kemakmuran para pemilik perusahaan (pemegang saham). Tujuan ini dapat diwujudkan dengan cara memaksimumkan harga saham (biasa) perusahaan. Menurut Sjahrial (2006:4) peran manajemen keuangan dalam memaksimumkan harga saham adalah dengan memengaruhi faktor-faktor sebagai berikut: 1.
Laba per lembar saham (EPS) masa yang akan datang.
2.
Ketepatan waktu dari arus penghasilan.
3.
Cara memperoleh sumber dana untuk perusahaan, salah satunya dengan utang.
4.
Kebijakan dividen. Akan tetapi di balik tujuan tersebut masih terdapat konflik antara pemilik perusahaan
dengan penyedia dana sebagai kreditur. Jika perusahaan berjalan lancar maka nilai saham perusahaan akan meningkat sedangkan nilai utang perusahaan dalam bentuk obligasi tidak terpengaruh sama sekali. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai dari saham kepemilikan bisa merupakan indeks yang tepat untuk mengukur tingkat efektifitas perusahaan. Berdasarkan alasan itulah maka tujuan manajemen keuangan dinyatakan dalam bentuk maksi-malisasi nilai saham kepemilikan perusahaan atau memaksimalisasikan harga saham. Tujuan memaksimumkan harga saham tidak berarti bahwa para manajer harus berupaya mencari kenaikan nilai saham dengan mengorbankan para pemegang obligasi (Erlina, 2002:1).
B. Konflik Keagenan Brigham, Gapensi, dan Daves (1999) dalam Karsana dan Supriyadi (2005:236) berpendapat bahwa koflik keagenan (agency problems) terjadi pada hubungan antara: 1.
Manajer dan pemegang saham.
2.
Manajer dan kreditur.
3.
Manajer, pemegang saham, dan kreditur. Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Karsana dan Supriyadi (2005:237), untuk
meminimumkan agency problems diperlukan biaya yang disebut agency costs yang meliputi: 1.
Pengeluaran monitoring yaitu pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan untuk mengawasi kegiatan dan perilaku manajer. Contoh pengeluaran monitoring adalah biaya audit yang dibayarkan perusahaan kepada auditor untuk mengaudit laporan keuangan.
2.
Pengeluaran bonding yaitu pengeluaran yang dikeluarkan manajer untuk memberi jaminan kepada pemegang saham bahwa manajer tidak melakukan tindakan yang merugikan perusahaan.
3.
Residual loss artinya pada kondisi tertentu perusahaan dapat mengeluarkan biaya untuk memegaruhi manajer agar manajer memaksi-mumkan kemakmuran prinsipal.
C. Ukuran Perusahaan (Firm Size) Ukuran perusahaan merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam mengambil peluang bisnis yang ada. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan tiga cara, yaitu logaritma natural dari penjualan, logaritma natural total aset, dan logaritma natural total aset dikurangi nilai buku ekuitas ditambah nilai pasar ekuitas (Antoniou, 2003 dalam Rahardjo, 2006:7). Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan. Besar kecilnya perusahaan dapat ditinjau dari lapangan usaha yang dijalankan. Perusahaan yang lebih besar akan lebih mudah mendapatkan pinjaman dibanding perusahaan kecil. Oleh karena itu, dapat memungkinkan untuk perusahaan besar memiliki tingkat risiko leverage lebih tinggi dibanding perusahaan kecil (Napa dan Mulyadi, 2006 dalam Mardiana, 2005:151). Perusahaan besar lebih mudah mengakses pasar modal. Hal ini berarti bahwa perusahaan itu memiliki fleksibiltas dan kemampuan yang lebih baik untuk mendapatkan dana dibanding perusahaan berskala kecil (Junaidi, 2006:219). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan akan mempunyai pengaruh terhadap kebijakan utang dengan didasarkan pada kenyataan bahwa semakin besar ukuran perusahaan, ada kecenderungan untuk menggunakan jumlah pinjaman lebih besar.
D. Struktur Aset Struktur aset merupakan penentuan seberapa besar jumlah alokasi untuk masing-masing
komponen, baik aktiva lancar maupun aktiva tetap (Syamsudin, 1985:8 dalam Mardiana, 2006:151). Struktur aset ini berhubungan dengan jumlah kekayaan yang dapat dijadikan jaminan. Perusahaan yang lebih fleksibel cenderung menggunakan utang lebih besar daripada perusahaan yang struktur asetnya tidak fleksibel (Fidyati, 2003:22). Weston dan Brigham (1990) dalam Kurniawati (2007:13) menjelaskan bahwa perusahaan yang memiliki aktiva yang dapat diserahkan sebagai jaminan cenderung menggunakan utang dalam jumlah besar. Aktiva yang dimaksud di sini adalah aktiva tetap. Dengan demikian semakin besar struktur aktiva suatu perusahaan menunjukkan semakin besar jumlah utang yang dapat diperoleh perusahaan.
E. Tingkat Pertumbuhan Pertumbuhan perusahaan dapat didefinisikan sebagai peningkatan yang terjadi di perusahaan (Fidyati,
2003:22).
Kartadinata
(1985) dalam
Hastiningsih (2005:27)
mengemukakan bahwa tingkat pertumbuhan adalah peningkatan atau penambahan suatu variabel dalam suatu tahun yang dinyatakan sebagai persentase nilai tahun sebelumnya. Tingkat pertumbuhan ini dicerminkan oleh kenaikan atau peningkatan dalam penjualan perusahaan. Menurut Rusdi Lubis (1996:30) dalam Susilawati (2005:17) perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi dan cepat memerlukan tambahan dana yang besar untuk mengantisipasi peningkatan di semua bidang kegiatan, misalnya peningkatan penjualan, kapasitas produksi, skala usaha, dan sebagainya. Keperluan dana yang besar dari sumber internal (laba ditahan) tidak akan cukup memenuhinya. Oleh karena itu, biasanya didanai dengan sumber dana eksternal berupa utang atau pinjaman. Weston dan Brigham (1990) dalam Hartiningsih (2005:28) berpendapat bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang cepat lebih banyak mengandalkan pada
sumber eksternal. Dengan demikian perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi cenderung lebih banyak menggunakan utang dibanding dengan perusahaan yang lambat pertumbuhannya.
F. PER (Price to Earning Ratio) PER adalah rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham dengan keuntungan yang diperoleh pemegang saham (Susilawati, 2005:47). Suad Husnan (1998:308) dalam Susilawati (2005:37) menjelaskan bahwa perusahaan yang berada dalam industri yang masih dalam tahap pertumbuhan akan mempunyai PER yang lebih tinggi dibanding perusahaan yang berada pada industri yang sudah mapan. Kreitner dan Kinicki (2005:429) berpendapat bahwa pertumbuhan tidak perlu memiliki arti lebih dari sama. Pertumbuhan dapat berarti lebih baik dan bukannya lebih besar. Ia dapat berarti lebih ramping atau lebih dalam, yang mana keduanya mungkin memperbaiki dan bukannya melebarkan posisi sekarang. Bisnis dapat bertumbuh lebih menguntungkan dengan menjadi lebih baik atau lebih ramping atau lebih dalam atau lebih padat tanpa menjadi lebih besar. Besar, baik dalam bisnis maupun kehidupan dapat menyebabkan kurang fokus, terlalu banyak kompleksitas, dan pada akhirnya terlalu luas untuk dikendalikan. PER menunjukkan besarnya laba perusahaan yang diharapkan di masa yang akan datang (Lusiana, Sinahardja, dan Suharli, 2006:84). Dengan demikian semakin besar PER menunjukkan semakin besar kesempatan perusahaan untuk bertumbuh yang pada akhirnya menunjukkan semakin besar utang yang akan dipinjam perusahaan.
G. Earning Volatility Earning volatility atau tingkat risiko bisnis dan kebangkrutan perusahaan yaitu adanya ketidakpastian atas proyeksi pendapatan di masa yang akan datang jika perusahaan tidak
didanai dengan utang. Hasil penelitian Junaidi (2006:224-225) menyatakan bahwa risiko bisnis memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan utang. Dengan demikian hubungan antara risiko dan utang berlawanan arah yang berarti bahwa perusahaan dengan risiko yang tinggi cenderung memiliki utang yang rendah.
H. Utang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:1114) utang adalah uang yang dipinjam dari orang atau pihak lain dan disertai kewajiban membayar kembali apa yang sudah diterima. Sedangkan menurut Riyanto (1997:227) modal asing/utang adalah modal yang berasal dari luar perusahaan, yang sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan. Bagi perusahaan, modal tersebut pada saatnya harus dibayar kembali. Hendriksen (1997:118) berdasar Statement of Financial Accounting Concepts No. 3 mendefinisikan utang (liabilities) sebagai pengorbanan ekonomis yang mungkin terjadi di masa yang akan datang, yang timbul dari kewajiban yang ada dari suatu entitas (kesatuan) tertentu untuk mentransfer aktiva atau memberikan jasa ke entitas lainnya di masa yang akan datang sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu. Pengertian lain juga diberikan oleh Canning yang mendefinisikan utang sebagai suatu jasa yang dapat dinilai dengan uang, yang mana seorang pemilik menurut hukum (atau keadilan) berkewajiban menyerahkan kepada orang lain (sekumpulan orang) kedua dan yang merupakan imbangan tidak bersyarat yang disepakati bagi sejumlah jasa tertentu yang memiliki nilai uang yang sama atau lebih besar yang timbul dari orang kedua ini untuk pemilik (Hendriksen, 1997:120). Suatu utang memiliki 3 karakteristik sangat penting (Dyckman, Dukes, dan Davis, 2001:157), yaitu: 1. Ada kewajiban yang dapat dipenuhi hanya dengan mentransfer aktiva atau jasa ke entitas lain. 2. Kejadian yang merupakan penyebab timbulnya utang, telah terjadi.
3. Kewajibannya sangat mungkin dan tidak dapat dihindarkan. Menurut Riyanto (1997:227-240), modal asing/utang digolongkan menjadi tiga, yaitu modal asing/utang jangka pendek, modal asing/utang jangka menengah, dan modal asing/utang jangka panjang. 1. Modal Asing/Utang Jangka Pendek (Short-term Debt) Modal asing/utang jangka pendek adalah modal asing/utang yang jangka waktunya kurang dari satu tahun. Sebagian besar utang jangka pendek terdiri dari kredit perdagangan, yaitu kredit yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan usaha. Adapun jenis-jenis modal asing (utang atau kredit) jangka pendek yaitu: a. Kredit rekening koran Kredit rekening koran adalah kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan dengan plafon tertentu di mana perusahaan mengambilnya tidak sekaligus melainkan sebagian demi sebagian sesuai dengan kebutuhan. Bunga yang dibayar perusahaan hanya untuk yang diambil saja meskipun sebenarnya jumlah yang dipinjam lebih dari itu. Perusahaan hanya akan mengambil kredit rekening koran dalam hal-hal yang perlu saja misalnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan akan modal perusahaan. Apabila uang ini sudah tidak diperlukan lagi maka disetor kembali ke bank umum. Dengan demikian bentuk kredit ini sangatlah elastis, tetapi bunganya relatif tinggi. b. Kredit dari penjual (leverancier crediet) Kredit penjual merupakan kredit perniagaan (trade credit) dan kredit ini terjadi apabila penjualan produk dilakukan secara kredit. Apabila penjualan dilakukan secara kredit berarti penjual baru menerima pembayaran produk beberapa waktu kemudian setelah barang diserahkan. Selama waktu itu berarti pembeli menerima kredit penjual dari penjual dan penjual memberi kredit penjual kepada pembeli. Pada umumnya,
perusahaan yang memberi kredit penjual adalah perusahaan industri sedangkan perusahaan yang menerima adalah perusahaan perdagangan. Sering pula wholesaler memberi kredit kepada retailer. c. Kredit dari pembeli (afnemers crediet). Kredit pembeli adalah kredit yang diberikan oleh perusahaan sebagai pembeli kepada pemasok (supplier) dari bahan mentahnya atau barang-barang lainnya. Di sini pembeli membayar harga barang yang dibeli terlebih dahulu. Setelah beberapa waktu barulah pembeli menerima barang yang dibelinya. Selama waktu itu dapat dikatakan bahwa pembeli memberikan kredit pembeli kepada penjual/pemasok bahan mentah atau barang dagangan. Menurut Sjahrial (2006:219-232) macam-macam sumber pembiayaan perusahaan adalah pembiayaan spontan, pinjaman jangka pendek tanpa jaminan, dan pinjaman jangka pendek dengan jaminan. •
Pembiayaan Spontan. Pembiayaan spontan adalah pembiayaan yang diperoleh dari operasi normal perusahaan. Dua sumber utama pembiayaan spontan jangka pendek yaitu: Utang dagang adalah sumber utama pembiyaan jangka pendek yang tidak memerlukan jaminan. Utang dagang dihasilkan dari transakasi barang/bahan baku yang dibeli secara kredit. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelian kredit yaitu syarat kredit, periode kredit, potongan tunai, periode potongan tunai, awal periode kredit, dan tanggal faktur. Kewajiban yang masih harus dibayar, yaitu utang akibat jasa yang diterima, di mana pembayarannya belum dilakukan. Contoh kewajiban yang masih harus dibayar yaitu utang upah.
•
Sumber Pinjaman Jangka Pendek Tanpa Jaminan. Pinjaman jangka pendek tanpa jaminan yang diperoleh di dalam usaha biasanya terdiri dari: Pinjaman bank. Bank adalah sumber utama yang memberikan pinjaman jangka pendek tanpa jaminan. Jenis-jenis pinjaman bank tanpa jaminan yaitu: Kredit berjangka, yaitu pinjaman jangka pendek yang dapat diperoleh dari bank dan biasanya dibuat ketika peminjam memerlukan tambahan dana dalam jangka pendek. Jumlah pinjaman dibayarkan sekaligus dan pembayaran pinjaman baik pokok maupun bunga juga dilakukan sekaligus sesuai perjanjian kredit. Pinjaman tersebut mempunyai nilai jatuh tempo 30 hari sampai dengan 9 bulan. Perjanjian kredit, yaitu perjanjian antara bank komersil dengan perusahaan untuk menentukan jumlah kredit jangka pendek yang yang diberikan kepada perusahaan dalam periode waktu tertentu. Perjanjian kredit bukan merupakan pinjaman yang pasti dapat diperoleh melainkan pinjaman dapat diberikan jika bank mempunyai dana yang mencukupi. Sewaktu kredit aan digunakan, perusahaan harus memberitahukan kebutuhan dana kepada bank. Perusahaan harus menandatangani surat aksep setiap pencarian kredit. Perjanjian pengakuan utang, yaitu pinajam yang dijamin bank bahwa akan tersedia dana untuk periode tertentu dengan anggapan bank tidak menghadapi kelangkaan uang. Biasanya periode tidak lebih dari satu tahun. Jika pinjaman tidak dipergunakan, peminjam tetap haus membayar
biaya komitmen. Warkat komersial. Warkat komersial adalah suatu bentuk pembiayaan jangka pendek yang terdiri dari promes tanpa jaminan. Pada umumnya hanya perusahaan besar yang mempunyai kondisi keuangan dan reputasi yang baik, yang dapat menerbitkan warkat komersial. •
Pinjaman jangka pendek dengan jaminan. Suatu saat perusahaan akan kehabisan sumber pembiayaan jangka pendek dengan jaminan maka perusahaan dapat memperoleh tambahan dari pembiayaan jangka pendek dengan jaminan. Jaminan yang diajukan perusahaan biasanya berupa aktiva lancar seperti piutang atau persediaan barang dagang.
d. Kredit wesel Kredit wesel ini terjadi apabila suatu perusahaan mengeluarkan surat pengakuan utang (promes) yang berisi kesanggupan untuk membayar sejumlah uang tertentu, kepada pihak tertentu, dan pada saat tertentu. Surat tersebut dapat dijual atau diuangkan ke bank setelah ditandatangani. Bagi pihak yang membeli, surat tersebut dinamakan wesel tagih (notes receivables) dan bagi pihak yang menjual, surat tersebut dinamakan wesel bayar (notes payables). 2. Modal Asing/Utang Jangka Menengah (Intermediate-term Debt) Modal asing/utang jangka pendek adalah utang yang jangka waktunya lebih dari satu tahun dan kurang dari sepuluh tahun. Kebutuhan membelenjai usaha dngan jenis kredit ini karena adanya kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dengan kredit jangka pendek di satu pihak dan sulit untuk dipenuhi dengan kredit jangka panjang di lain pihak. Bentukbentuk utama kredit jangka menengah adalah: a. Term loan
Pada umumnya term loan dibayar kembali dengan angsuran tetap selama suatu periode tertentu, misalnya pembayaran angsuran dilakukan setiap bulan, setiap kuartal atau setiap tahun. Term loan ini biasanya diberikan oleh bank dagang, perusahaan asuransi, suppliers atau manufactures. b. Leasing Apabila kita tidak ingin memiliki suatu aktiva, tetapi hanya menginginkan kegunaan dari aktiva tersebut, kita dapat memperoleh hak penggunaan atau suatu aktiva tanpa disertai dengan hak milik. Hal ini dinamakan leasing. Ada beberapa bentuk utama lease oleh lessor, yaitu lease operasi, lease pembiayaan langsung, lease jenis penjualan, dan leverage lease (Kieso et.all, 2002:249) .
3. Modal Asing/Utang Jangka Panjang (Long-term Debt) Modal asing/utang jangka panjang adalah utang yang jangka waktunya lebih dari 10 tahun. Pada umumnya utang jangka panjang digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi perusahaan. Oleh karena itu, kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar. Adapun bentuk-bentuk utama utang jangka panjang antara lain: a. Pinjaman obligasi (bonds payable) Pinjaman obligasi adalah pinjaman uang untuk jangka panjang, di mana debitur mengeluarkan surat pengakuan utang dengan nominal tertentu. Pembayaran kembali pinjaman obligasi dapat diangsur setiap tahunnya. Jika pembayaran dilakukan sekaligus dinamakan sinking funds system. Sedangkan jika pembayaran dilakukan secara berangsur maka dinamakan amortization system. Beberapa bentuk obligasi, yaitu obligasi biasa, obligasi konvertibel, obligasi berseri, obligasi sampah, dan lain
sebagainya. b. Pinjaman hipotik (mortgage) Pinjaman hipotik adalah pinjaman jangka panjang di mana pemberi uang (kreditur) diberi hak hipotik terhadap suatu barang tidak bergerak. Apabila debitur tidak memenuhi kewajibannya maka barang tersebut dapat dijual dan hasil penjualannya digunakan untuk menutup tagihannya.
Dyckman, Dukes, dan David (2001:139) membagi utang menjadi 2, yaitu utang jangka pendek atau kewajiban lancar dan utang jangka panjang atau kewajiban tidak lancar. 1. Utang Jangka Pendek/Kewajiban Lancar Utang jangka pendek/kewajiban lancar yaitu utang yang likuidasinya secara layak diperkirakan akan memerlukan penggunaan sumber daya yang ada, yang secara tepat diklasifikasikan sebagai aktiva lancar atau penciptaan utang lancar lain. Aktiva lancar adalah aktiva yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas atau digunakan dalam operasi normal selama siklus operasi perusahaan atau 1 tahun sejak tanggal neraca, mana yang lebih lama. Dimensi waktu yang berlaku bagi aktiva lancar, umumnya juga berlaku bagi kewajiban lancar. Kewajiban lancar yang umum adalah: a. Utang usaha. b. Wesel bayar jangka pendek. c. Kas dan utang dividen properti. d. Kewajiban akrual yang berkaitan dengan beban. e. Uang muka deposito yang dikembalikan. f. Pendapatan diterima di muka. g. Jatuh tempo berjalan dari utang jangka panjang.
2. Utang Jangka Panjang/Kewajiban Tidak Lancar Utang jangka panjang/kewajiban tidak lancar adalah utang dengan jangka waktu lebih dari satu tahun dari tanggal neraca atau siklus operasi, mana yang lebih lama. Terdapat tiga prinsip dasar yang digunakan untuk menilai utang jangka panjang (Dyckman, Dukes, dan David, 2001:218), yaitu: a. Nilai yang dicatat pada tanggal penerbitan adalah nilai sekarang dari semua arus kas masa datang yang didiskonyokan pada suku bunga pasar berjalan untuk sekuritas utang dengan risiko yang ekuivalen. b. Beban bunga adalah produk dari suku bunga pasar pada saat penerbitan dan saldo kewajiban pada awal periode pelaporan. c. Nilai buku utang jangka panjang pada tanggal neraca adalah nilai sekarang dari semua pembayaran kas tersisa yang diwajibkan, dengan menggunakan suku bunga pasar pada saat penerbitan. Terdapat 2 macam utang jangka panjang yaitu: a. Obligasi Obligasi adalah sekuritas utang yang dikeluarkan oleh perusahaan dan lembaga pemerintah untuk menjamin sejumlah besar modal atas dasar jangka panjang. Obligasi merupakan janji formal perusahaan penerbit untuk membayar pokok dan bunga atas modal yang diinvestasikan berupa pengembalian. Klasifikasi obligasi menurut Dyckman, Dukes, dan David (2001:188) yaitu: •
Entitas penerbit: Obligasi industri, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan swasta yang mencari laba. Obligasi kotapraja, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh lembaga pemerintah.
•
Jaminan Obligasi yang dijamin, yaitu obligasi yang didukung hak gadai atas aktiva tertentu. Pemegang obligasi mempunyai klaim pertama atas hasil penjualan aktiva yang dijaminkan. Obligasi tidak dijamin, yaitu obligasi yang hanya didukung oleh kredit penerbit. Apabila penerbit jatuh bangkrut, pemegang obligasi menjadi kreditur umum untuk pembagian aktiva penerbit.
•
Tujuan penerbitan Obligasi pembelian, yaitu obligasi yang diterbitkan untuk pembayaran penuh atau sebagian atas properti. Obligasi pendanaan kembali, yaitu obligasi yang diterbitkan untuk menarik obligasi yang ada. Obligasi konsolidasi, yaitu obligasi yang diterbitkan untuk menggantikan beberapa terbitan yang ada.
•
Pembayaran bunga Obligasi biasa (berjangka), yaitu obligasi yang menyediakan bunga kas pada suku bunga ditetapkan. Obligasi laba, yaitu obligasi yang bunganya tergantung pada laba penerbit. Obligasi terdaftar. Penerbit membayar bunga hanya kepada orang yang namanya tercatat pada obligasi. Obligasi tidak terdaftar. Bunga dan pokok dibayar kepada pemegang, transfer tidak memerlukan pengesahan (endorsement). Obligasi kupon. Penerbit membayar bunga setelah menerima kupon yang
dipisahkan dari obligasi. •
Jatuh tempo Obligsi biasa (berjangka), yaitu obligasi yang jatuh tempo pada satu tanggal yang telah ditetapkan. Obligasi serial, yaitu obligasi yang jatuh tempo pada beberapa tanggal cicilan. Obligasi yang dapat ditarik. Penerbit dapat menarik obligasi sebelum jatuh tempo. Obligasi yang dapat ditebus. Pemegang obligasi dapat memaksakan penebusan lebih cepat. Obligasi konvertibel. Pemegang dapat mengkonversi obligasi menjadi sekuritas ekuitas penerbit.
b. Wesel Wesel adalah suatu dokumen formal yang menetapkan syarat-syarat utang. Wesel jangka panjang seringkali digunakan untuk akuisisi aktiva tertentu sedangkan obligasi lebih tepat digunakan untuk menambah jumlah modal yang besar demi tujuan umum. Wesel biasanya mempunyai jatuh tempo yang lebih pendek daripada obligasi dan tidak diperdagangkan pada bursa yang terorganisasi.
I. Kebijakan Utang Kebijakan utang perusahaan diproxikan sebagai leverage ratio perusahaan. Menurut Kasmir dan Jakfar (2006:188-189), leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Seperti diketahui dalam mendanai usaha, perusahaan memiliki beberapa sumber dana. Sumber-sumber dana yang dapat diperoleh adalah dari sumber modal sendiri (laba ditahan) dan modal pinjaman (utang).
Brigham et. al. (1999) dalam Fidyati (2003:20) mengemukakan bahwa penggunaan utang yang berbeban bunga mempunyai keuntungan dan kelemahan. Keuntungan penggunaan utang bagi perusahaan yaitu: (1) biaya bunga mengurangi beban pajak, (2) kreditur hanya mendapat bunga yang relatif tetap sehingga kelebihan keuntungan merupakan klaim bagi pemilik perusahaan, dan (3) kreditur tidak memiliki hak suara sehingga pemilik dapat mengendalikan perusahaan dengan dana yang lebih kecil. Selain menguntungkan bagi perusahaan, penggunaan utang juga memiliki beberapa kelemahan yaitu bila bisnis perusahaan tidak bagus, pendapatan operasi menjadi rendah dan tidak cukup untuk menutup biaya bunga sehingga kekayaan pemilik menjadi berkurang. Pada kondisi ekstrim, kerugian tersebut dapat membahayakan kelangsungan hidup perusahaan. Keputusan untuk menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman haruslah digunakan beberapa perhitungan dengan rasio-rasio. Keuntungan dengan mengetahui leverage ratio adalah: 1. Dapat menilai kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya. 2. Menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap. 3. Mengetahui keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal. Adapun rasio-rasio yang ada dalam leverage ratio adalah: 1. Debt to Assets Ratio (Debt Ratio), yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rumus :
Debt to Assets Ratio
=
Total Debt Total Asset
2. Debt to Equity Ratio (DER), yaitu rasio yang digunakan untuk mengetahui setiap Rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang. Bagi bank, semakin besar rasio ini akan
semakin tidak menguntungkan karena semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi. Namun bagi perusahaan justru semakin besar rasio maka akan semakin baik. Rumus :
DER
=
Total Debt Equity
3. Longterm Debt to Equity Ratio (LTDER) merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur seberapa bagian dari setiap Rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jankga panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan. Rumus :
LTDER
=
Long Term Debt Equity
4. Tangible Asset Debt Coverage (TADC) merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui perbandingan antara aktiva tetap berwujud dengan utang jangka panjang. Artinya rasio ini menunjukkan setiap Rupiah aktiva berwujud yang digunakan untuk menjamin utang jangka panjang. Rumus :
TADC
=
Fixed Assets Long Term Debt
5. Current Liabilities to Net Worth (CLNW) merupakan rasio antara utang lancar dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan bahwa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada terdapat sekian kalinya modal sendiri. Sifat rasio ini sama dengan Debt to Equity Ratio (DER). Rumus :
CLNW
=
Current Liabilities Equity
J. Undang-Undang Perpajakan Secara umum, substansi Undang-undang Pajak Penghasilan tahun 2000 tidak berbeda
dengan Undang-undang Pajak Penghasilan tahun 1994. Salah satu perbedaannya yaitu mengenai UU PPh No.17 tahun 2000 yang merupakan reformasi dari UU PPh No.10 tahun 1994 tentang lapisan tarif pajak. Tarif pajak adalah angka atau persentase yang dapat digunakan untuk menghitung besarnya jumlah pajak yang terutang. Tarif pajak penghasilan yang berlaku di Indonesia dikelompokkan menjadi dua, yaitu tarif umum sesuai pasal 17 UU No.7 Tahun 1983 sebagaimana diubah dalam UU No.17 Tahun 2000, dan tarif khusus. Terdapat empat jenis tarif pajak yaitu tarif pajak tetap, tarif proporsional, tarif progresif, dan tarif degresif (Siti Resmi, 2003:13-15). 1. Tarif Tetap Tarif tetap adalah tarif berupa jumlah atau angka yang tetap, berapapun besarnya pengenaan pajak. 2. Tarif Proporsional (Sebanding) Tarif proporsional adalah tarif berupa persentase tertentu yang sifatnya tetap terhadap berapapun dasar pengenaan pajaknya. 3. Tarif Progresif (Meningkat) Tarif progresif adalah tarif berupa persentase tertentu yang semakin meningkat dasar pengenaan tarifnya. Tarif progresif dibedakan menjadi tiga yaitu: a. Tarif Progresif-Proporsional, merupakan tarif berupa persentase tertentu yang semakin meningkat dengan meningkatnya dasar pengenaan pajak dan kenaikan persentase tersebut adalah tetap. b. Tarif Progresif-Progresif, merupakan tarif berupa persentase tertentu yang semakin meningkat dengan meningkatnya dasar pengenaan pajak dan kenaikan persentase tersebut juga semakin meningkat. c. Tarif Progresif-Degresif, merupakan tarif berupa persentase tertentu yang semakin
meningkat dengan meningkatnya dasar pengenaan pajak tetapi kenaikan persentase tersebut semakin menurun. 4. Tarif Degresif (Menurun) Tarif degresif adalah tarif berupa persentase tertentu yang semakin menurun dengan semakin meningkatnya dasar pengenaan pajak. Sistem penerapan tarif pajak penghasilan sesuai dengan Pasal 17 UU PPh dibagi menjadi dua, yaitu Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri dan Wajib Pajak dalam negeri badan dan bentuk usaha tetap. Di bawah ini tabel mengenai lapisan tarif pajak menurut UU PPh No.17 Tahun 2000 dan menurut UU PPh No.10 Tahun 1994. 1. Lapisan tarif pajak penghasilan untuk Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap (BUT) menurut UU PPh No.17 Tahun 2000 yaitu: Tabel. 2.1. Tarif PPh Untuk Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dan BUT Menurut UU PPh No.17 Tahun 2000 Lapisan Kena Pajak Sampai dengan Rp 50.000.000,00 Di atas Rp 50.000.000,00 s/d Rp 100.000.000,00 Di atas Rp 100.000.000,00
Tarif Pajak 10% 15% 30%
2. Lapisan tarif pajak penghasilan untuk Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap (BUT) menurut UU PPh No.10 Tahun 1994 yaitu: Tabel. 2.2. Tarif PPh Untuk Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dan BUT Menurut UU PPh No.10 Tahun 1994 Lapisan Kena Pajak Sampai dengan Rp 25.000.000,00 Di atas Rp 25.000.000,00 s/d Rp 50.000.000,00 Di atas Rp 50.000.000,00
Tarif Pajak 10% 15% 30%
K. Indeks Sektor Manufaktur Menurut Mayasari (2005:44-45), indeks sektoral BEI adalah subindeks dari IHSG. Semua saham yang tercatat di BEI diklasifikasikan ke dalam 9 sektor menurut klasifikasi industri yang telah ditetapkan BEI diberi nama JASICA (Jakarta Stock Exchange Industrial Clasification). Kesembilan sektor tersebut adalah sebagai berikut: 1. Sektor-sektor Primer a. Pertanian, sektor 1. b. Pertambangan, sektor 2. Sektor-sektor Sekunder (Industri Pengolahan/Manufaktur) a. Industri dasar dan kimia, sektor 3. b. Aneka industri, sektor 4. c. Industri barang konsumsi, sektor 5. 3. Sektor-sektor Tersier a. Properti dan real estate, sektor 6. b. Transportasi dan infrastruktur, sektor 7. c. Keuangan, sektor 8. d. Perdagangan, jasa, dan investasi, sektor 9. Indeks sektoral diperkenalkan pada tanggal 2 Januari 1996 dengan nilai awal indeks 100 untuk setiap sektor dan menggunakan hari dasar tanggal 28 Desember 1995. Penelitian ini menggunakan sampel sektor 3, 4, dan 5 yaitu industri manufaktur.
L. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan bagian dari tinjauan pustaka yang berisi rangkuman atas semua dasar-dasar teori yang dijadikan landasan dalam penelitian ini. Kerangka pemikiran
ini dapat dituangkan dalam sebuah model penelitian sebagai berikut:
Variabel Independen
Variabel Dependen
Ukuran Perusahaan Struktur Aset Tingkat Pertumbuhan PER
Kebijakan Utang Sebelum dan Sesudah Undang-undang Perpajakan 2000
Earning Volatility
Gambar. 2.1. Model Penelitian
M. Perumusan Hipotesis Berdasarkan kerangka teori dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan sebelumnya maka hipotesis di bawah ini pada dasarnya merupakan jawaban sementara terhadap suatu masalah yang harus dibuktikan kebenarannya. Adapun hipotesis yang dirumuskan dalam penulisan skripsi ini adalah: Ha1
= Ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat pertumbuhan, PER, dan earning volatility secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan utang sebelum pemberlakuan Undang-undang Perpajakan 2000.
Ha2
=
Ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat pertumbuhan, PER, dan earning volatility secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan utang sebelum pemberlakuan Undang-undang Perpajakan 2000
Ha3
=
Ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat pertumbuhan, PER, dan earning
volatility secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan utang sesudah pemberlakuan Undang-undang Perpajakan 2000. Ha4
=
Ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat pertumbuhan, PER, dan earning volatility secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan utang sesudah pemberlakuan Undang-undang Perpajakan 2000.
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan uraian masalah yang telah dikemukakan sebelumnya maka penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif yaitu penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih (Indriantoro dan Supomo, 2002:27). Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data diskrit yaitu data yang berasal dari proses perhitungan dan berupa bilangan bulat (Sulaiman, 2000:34). Data tersebut diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal, Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) menara 2, lantai 1, Jalan Jenderal Sudirman kav. 52-53, Jakarta, 12190 .
B. Metode Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sejak tahun 1998-2001. Berdasarkan data yang diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal BEI maka banyaknya populasi dalam penelitian ini yaitu 155 perusahaan (Lampiran 1.1.). Sampel diambil dengan menggunakan metode judgement sampling yaitu tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan kriteria tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2002:131). Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Laporan keuangan yang berakhir 31 Desember setiap tahunnya dan telah diaudit akuntan independen tersedia lengkap dari tahun 1998-2001. Terdapat 28 perusahaan yang tidak memenuhi kriteria ini. 2. Perusahaan hanya menerbitkan saham biasa. Perusahaan yang memiliki saham preferen tidak diikutsertakan agar memiliki kesamaan. Terdapat 4 perusahaan yang tidak
memenuhi kriteria ini. 3. Laba usaha dan laba bersih perusahaan bertanda positif setiap tahunnya. Terdapat 93 perusahaan yang tidak memenuhi kriteria ini. Daftar perusahaan yang tereleminasi pada setiap kriteria dapat dilihat pada lampiran 1.2. Dengan menggunakan metode yang telah ditentukan maka banyaknya sampel dalam penelitian ini yaitu 30 perusahaan (lampiran 1.3.).
C. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dipakai oleh penulis adalah penelitian kepustakaan. Penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan berbagai literatur seperti laporan keuangan, buku, artikel, jurnal, skripsi, data dari internet, dan peraturan perundang-undangan yang relevan dengan masalah penelitian. Data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan ini dinamakan data sekunder (secondary data).
D. Metode Analisis Data Pengujian dilakukan dengan bantuan komputer paket program SPSS Versi 13 sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Model analisis ini dipilih karena penelitian dirancang untuk meneliti pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Bentuk pengujian yang dipakai adalah sebagai berikut:
1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (Ghozali, 2005:19). 2. Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda
a. Uji Multikolinearitas Uji ini dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem multikolinearitas atau multiko. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Santoso 2004:203). Hipotesis: H0 = Model regresi tidak terjadi multikolinearitas. H1 = Model regresi terjadi multikolinearitas. Kriteria pengujian: H0 diterima jika nilai VIF di sekitar angka 1, angka tolerance mendekati 1, dan koefisien korelasi lemah, yaitu di bawah 0,5. b. Uji Autokorelasi Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t1 (sebelumnya). Jika terjadi autokorelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah bebas dari masalah autokorelasi (Santoso, 2004:219). Hipotesis: H0 = Model regresi tidak terjadi autokorelasi. H1 = Model regresi terjadi autokorelasi. Kriteria pengujian: H0 diterima jika angka Durbin Watson di antara -2 dan 2. c. Uji Heterokedastisitas Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksaman varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Jika varians berbeda disebut heterokedastisitas, di mana model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas (Santoso, 2004:208). Hipotesis: H0 = Model regresi tidak terjadi heterokedastisitas. H1 = Model regresi terjadi heterokedastisitas. Kriteria pengujian: H0 diterima jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. d. Uji Normalitas Uji normalitas ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi data normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal (Santoso, 2004:212). Hipotesis: H0 = Sampel berasal dari distribusi data normal. H1 = Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal. Kriteria pengujian: H0 diterima jika grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal serta data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. 3. Uji Hipotesis a. Persamaan Regresi Berganda Persamaan regresi ini bertujuan untuk memprediksi besar variabel terikat dengan menggunakan data variabel bebas yang sudah diketahui besarnya (Santoso,
2004:163). Persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = b0 + b 1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Di mana: b 0
= interception point
b1-b 5 = koefisien regresi Y
= financial leverage (FINAGE)
X1
= ukuran perusahaan (SIZE)
X2
= struktur aset (ASSET)
X3
= tingkat pertumbuhan (GROWTH)
X4
= price to earning ratio (PER)
X5
= earning volatility (VOLT)
e
= kesalahan acak
b. Uji Koefisien Determinasi Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen (SIZE, ASSET, GROWTH, PER, dan VOLT) memengaruhi variabel dependen (DER) atau seberapa besar kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005:83). c. Uji Statistik t Uji t digunakan untuk menguji hipotesa yaitu untuk menguji signifikansi pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005:83). Hipotesis: H0 = koefisien regresi tidak signifikan. H1 = koefisien regresi signifikan. Kriteria pengujian:
Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak. Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima. d. Uji Statistik F Uji F digunakan untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk mempengaruhi kebijakan utang secara simultan atau tidak. Hipotesis: H0 = koefisien regresi tidak signifikan. H1 = koefisien regresi signifikan.
Kriteria pengujian: Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak. Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima.
E. Operasional Variabel Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan mengenai definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut operasional dan cara pengukurannya. Penjelasan dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Variabel Dependen Variabel dependen atau disebut juga variabel yang diduga sebagai akibat (presumed effect variable) adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen (Indriantoro dan Supomo, 2002:63). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kebijakan utang perusahaan. Variabel ini diberi simbol FINAGE. Kebijakan utang dalam penelitian ini diukur dengan membagi total utang dengan jumlah Market Value of the Firm (Yuniningsih, 2003:35). Yang dimaksud total utang berupa utang jangka panjang dan pinjaman jangka pendek yang berbunga seperti
pinjaman bank, wesel bayar, anjak piutang, obligasi, sewa guna usaha, utang SWAP, dan utang lain-lain yang berbunga. MVF adalah nilai Earning After Tax (EAT) dibagi Earning Per Share (EPS) dikali harga pasar saham penutupan akhir tahun ditambah total utang. Sumber harga pasar ini dapat diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory atau dari laporan statistik yang dikeluarkan BEI. Rumus :
FINAGE
=
Total Utang MVF
MVF
= EAT x Harga Saham + Total Utang EPS
2. Variabel Independen Variabel independen atau variabel yang diduga sebagai sebab (presumed caused variable) adalah tipe variabel yang menjelaskan atau memengaruhi variabel yang lain (Indriantoro dan Supomo, 2002:63). Variabel indepen-den yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Ukuran Perusahaan (Firm Size) Ukuran perusahaan menggambarkan besar
kecilnya
perusahaan (Mardiana,
2005:158). Pada penelitian ini, besarnya ukuran perusahaan merupakan rata-rata dari logaritma natural penjualan dan logaritma natural total aktiva (Indra, 2004:18). Variabel ini diberi simbol SIZE. Rumus :
SIZE
= (Ln Penjualan + Ln Total Aktiva) : 2
b. Struktur Aset (Asset Structure) Variabel ini berhubungan dengan jumlah kekayaan yang dapat dijadikan jaminan
(Wahidahwati, 2000 dalam Fidyati, 2003:24). Variabel ini diberi simbol ASSET. Rumus :
ASSET
= Total Aktiva Tetap Total Aktiva
c. Tingkat Pertumbuhan (Growth Rate) Tingkat pertumbuhan merupakan perbandingan dari penjualan tahun ini dikurangi penjualan tahun lalu dengan penjualan tahun lalu. Variabel ini diberi simbol GROWTH. Rumus :
GROWTH = Penjualan t – Penjualan t-1 Penjualan t-1
d. PER (Price to Earning Ratio) Variabel ini dihitung dengan membandingkan antara harga saham penutupan akhir tahun dengan Earning Per Share (EPS). Variabel ini diberi simbol PER. Rumus :
PER
= Harga Saham Penutupan Akhir Tahun EPS
e. Tingkat Risiko Bisnis dan Kebangkrutan Perusahaan (Earning Volatility) Variabel ini dihitung dari rasio operating income terhadap total aktiva. Variabel ini digunakan sebagai proxy untuk mengukur tingkat risiko bisnis dan potensi kebangkrutan perusahaan (Indra, 2004:20). Dalam penelitian ini, variabel earning volatility diberi simbol VOLT. Rumus :
VOLT
= Laba Usaha Total Aktiva
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Statistik Deskriptif 1. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan pada penelitian ini merupakan rata-rata logaritma natural dari penjualan dan total aktiva. Detail perhitungan ukuran perusahaan sebelum dan sesudah berlakunya UU Perpajakan 2000 dapat dilihat pada lampiran 2.1. dan 2.7. Di bawah ini merupakan tabel daftar ukuran perusahaan sebelum dan sesudah berlakunya UU Perpajakan 2000. Tabel. 4.1. Ukuran Perusahaan Sebelum dan Sesudah UU Perpajakan 2000 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
Kode Perusahaan AQUA BATI BRNA DLTA DPNS DYNA EKAD ERTX ESTI GDYR GGRM IGAR INDF INCI KICI KKGI TCID MERK MLBI MRAT PBRX SHDA SMSM SMGR BATA
Sebelum UU Perpajakan 2000 1998 1999
26,2504 27,4475 25,3201 26,1313 25,3347 26,0673 25,0428 26,7486 27,1183 26,7411 29,7194 25,7583 29,9232 25,3323 25,8920 26,2593 26,1465 25,1506 26,6421 25,7814 25,4842 26,2844 26,4348 29,0300 25,7161
26,4046 27,5717 25,4866 26,2618 25,1499 26,2179 24,9907 26,5736 27,1304 26,7906 29,9461 26,0115 30,0365 25,3673 25,7004 25,9687 26,4375 25,4299 26,7369 25,9430 25,5587 26,7369 26,5234 29,1801 26,0635
Sesudah UU Perpajakan 2000 2000 2001
26,7947 27,4600 25,8020 26,4804 25,2620 26,5873 24,9605 26,9014 27,2092 26,8494 30,1756 26,2732 30,1670 25,4205 25,8249 26,0742 26,6998 25,7628 26,8748 26,1724 25,8431 27,0753 26,9697 29,2786 26,3458
27,1823 27,3058 26,0783 26,5097 25,3490 26,7857 24,9612 26,8958 27,1636 26,8991 30,3748 26,3836 30,2547 25,5725 25,7971 26,1535 26,7971 25,9753 27,0208 26,2820 26,0877 27,4826 27,0620 29,4857 26,4313
26. 27. 28. 29. 30.
STTP TBMS ULTJ UNIC UNVR Mean Maksimum Minimum
25,7912 26,8366 26,4276 28,0161 28,3067 26,5712 29,9232 25,0428
26,1765 26,8611 26,7685 28,0176 28,6430 26,6895 30,0365 24,9907
26,6752 27,1593 26,8934 28,1607 28,8289 26,8994 30,1756 24,9605
26,8495 27,4115 27,2475 28,3345 29,0212 27,0385 30,3748 24,9612
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 1998 rata-rata ukuran perusahaan adalah 26,5712. Perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan di atas ratarata sebanyak 11 perusahaan yaitu BATI, ERTX, ESTI, GDYR, GGRM, INDF, MLBI, SMGR, TBMS, UNIC, dan UNVR sedangkan yang berada di bawah rata-rata sebanyak 19 perusahaan yaitu AQUA, BRNA, DLTA, DPNS, DYNA, EKAD, IGAR, INCI, KICI, KKGI, TCID, MERK, MRAT, PBRX, SHDA, SMSM, BATA, STTP, dan ULTJ. Perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan terbesar yaitu INDF (PT Indofood Sukses Makmur Tbk) dengan nilai 29,9232 sedangkan perusahaan yang memiliki ukuran terkecil yaitu EKAD (PT Ekadharma Tape Industry Tbk) dengan nilai 25,0428. Pada tahun 1999, rata-rata ukuran perusahaan adalah 26,6895. Perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan di atas rata-rata sebanyak 12 perusahaan yaitu BATI, ESTI, GDYR, GGRM, INDF, MLBI, SHDA, SMGR, TBMS, ULTJ, UNIC, dan UNVR sedangkan yang berada di bawah rata-rata sebanyak 18 perusahaan yaitu AQUA, BRNA, DLTA, DPNS, DYNA, EKAD, ERTX, IGAR, INCI, KICI, KKGI, TCID, MERK, MRAT, PBRX, SMSM, BATA, dan STTP. Perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan terbesar yaitu INDF (PT Indofood Sukses Makmur Tbk) dengan nilai 30,0365 sedangkan perusahaan yang memiliki ukuran terkecil yaitu EKAD (PT Ekadharma Tape Industry Tbk) dengan nilai 24,9907. Pada tahun 2000, rata-rata ukuran perusahaan adalah 26,8994. Perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan di atas rata-rata sebanyak 11 perusahaan yaitu BATI, ERTX, ESTI,
GGRM, INDF, SHDA, SMSM, SMGR, TBMS, UNIC, dan UNVR sedangkan yang berada di bawah rata-rata sebanyak 19 perusahaan yaitu AQUA, BRNA, DLTA, DPNS, DYNA, EKAD, GDYR, IGAR, INCI, KICI, KKGI, TCID, MERK, MLBI, MRAT, PBRX, BATA, STTP, dan ULTJ. Perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan terbesar yaitu GGRM (PT Gudang Garam Tbk) dengan nilai 30,1756 sedangkan perusahaan yang memiliki ukuran terkecil yaitu EKAD (PT Ekadharma Tape Industry Tbk) dengan nilai 24,9605. Pada tahun 2001, rata-rata ukuran perusahaan adalah 27,0385. Perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan di atas rata-rata sebanyak 12 perusahaan yaitu AQUA, BATI, ESTI, GGRM, INDF, SHDA, SMSM, SMGR, TBMS, ULTJ, UNIC, dan UNVR sedangkan yang berada di bawah rata-rata sebanyak 18 perusahaan yaitu BRNA, DLTA, DPNS, DYNA, EKAD, ERTX, GDYR, IGAR, INCI, KICI, KKGI, TCID, MERK, MLBI, MRAT, PBRX, BATA, dan STTP. Perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan terbesar yaitu GGRM (PT Gudang Garam Tbk) dengan nilai 30,3748 sedangkan perusahaan yang memiliki ukuran terkecil yaitu EKAD (PT Ekadharma Tape Industry Tbk) dengan nilai 24,9612.
2. Struktur Aset Struktur aset pada penelitian ini merupakan perbandingan antara total aktiva tetap dan total aktiva. Detail perhitungan struktur aset sebelum dan sesudah berlakunya UU Perpajakan 2000 dapat dilihat pada lampiran 2.2. dan 2.8. Di bawah ini merupakan tabel daftar struktur asset sebelum dan sesudah berlakunya UU Perpajakan 2000. Tabel. 4.2. Struktur Aset Sebelum dan Sesudah UU Perpajakan 2000 No.
Kode
Sebelum UU Perpajakan 2000
Sesudah UU Perpajakan 2000
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
AQUA BATI BRNA DLTA DPNS DYNA EKAD ERTX ESTI GDYR GGRM IGAR INDF INCI KICI KKGI TCID MERK MLBI MRAT PBRX SHDA SMSM SMGR BATA STTP TBMS ULTJ UNIC UNVR Mean Maksimum Minimum
1998
1999
2000
2001
0,4017 0,1957 0,4178 0,5869 0,1236 0,5403 0,2224 0,1941 0,6232 0,3526 0,2139 0,2573 0,4622 0,1020 0,3988 0,0859 0,4076 0,1416 0,5439 0,1798 0,2670 0,3911 0,4374 0,7297 0,2658 0,4995 0,0493 0,6540 0,5123 0,3771 0,3545 0,7297 0,0493
0,3544 0,2160 0,3470 0,5742 0,1085 0,4913 0,2241 0,2418 0,5730 0,3489 0,1708 0,2615 0,4688 0,0799 0,3689 0,0841 0,3665 0,1015 0,5752 0,1904 0,2354 0,3129 0,4563 0,6964 0,2371 0,5048 0,0564 0,4807 0,4790 0,2446 0,3283 0,6964 0,0564
0,5465 0,2369 0,2765 0,4310 0,0819 0,4636 0,1984 0,2233 0,5072 0,4151 0,1500 0,3022 0,4145 0,3640 0,3442 0,0665 0,4466 0,0955 0,5877 0,1768 0,1895 0,2318 0,4724 0,6442 0,2293 0,5084 0,0657 0,5811 0,4610 0,0505 0,3254 0,6442 0,0505
0,5631 0,2450 0,3361 0,4636 0,0791 0,5554 0,1946 0,3012 0,5297 0,4644 0,1630 0,3593 0,4182 0,3355 0,3247 0,0631 0,4813 0,0910 0,5020 0,1772 0,1513 0,3169 0,5056 0,5255 0,2487 0,5830 0,1384 0,5785 0,4310 0,0395 0,3389 0,5830 0,0395
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 1998 rata-rata struktur aset adalah 0,3545. Perusahaan yang memiliki struktur aset di atas rata-rata sebanyak 16 perusahaan yaitu AQUA, BRNA, DLTA, DYNA, ESTI, INDF, KICI, TCID, MLBI, SHDA, SMSM, SMGR, STTP, ULTJ, UNIC, dan UNVR sedangkan yang berada di bawah rata-rata sebanyak 14 perusahaan yaitu BATI, DPNS, EKAD, ERTX, GDYR, GGRM, IGAR, INCI, KKGI, MERK, MRAT, PBRX, BATA, dan TBMS. Perusahaan yang memiliki struktur aset terbesar yaitu SMGR (PT Semen Gresik Tbk) dengan nilai
0,7297 sedangkan perusahaan yang memiliki struktur aset terkecil yaitu TBMS (PT Tembaga Mulia Semanan Tbk) dengan nilai 0,0493. Pada tahun 1999, rata-rata struktur aset adalah 0,3283. Perusahaan yang memiliki struktur aset di atas rata-rata sebanyak 15 perusahaan yaitu AQUA, BRNA, DLTA, DYNA, ESTI, GDYR, INDF, KICI, TCID, MLBI, SMSM, SMGR, STTP, ULTJ, dan UNIC sedangkan yang berada di bawah rata-rata sebanyak 15 perusahaan yaitu BATI, DPNS, EKAD, ERTX, GGRM, IGAR, INCI, KKGI, MERK, MRAT, PBRX, SHDA, BATA, TBMS, dan UNVR. Perusahaan yang memiliki struktur asset terbesar yaitu SMGR (PT Semen Gresik Tbk) dengan nilai 0,6964 sedangkan perusahaan yang memiliki struktur aset terkecil yaitu TBMS (PT Tembaga Mulia Semanan Tbk) dengan nilai 0,0564. Pada tahun 2000, rata-rata struktur aset adalah 0,3254. Perusahaan yang memiliki struktur aset di atas rata-rata sebanyak 15 perusahaan yaitu AQUA, DLTA, DYNA, ESTI, GDYR, INDF, INCI, KICI, TCID, MLBI, SMSM, SMGR, STTP, ULTJ, dan UNIC sedangkan yang berada di bawah rata-rata sebanyak 15 perusahaan yaitu BATI, BRNA, DPNS, EKAD, ERTX, GGRM, IGAR, KKGI, MERK, MRAT, PBRX, SHDA, BATA, TBMS, dan UNVR. Perusahaan yang memiliki struktur aset terbesar yaitu SMGR (PT Semen Gresik Tbk) dengan nilai 0,6442 sedangkan perusahaan yang memiliki struktur aset terkecil yaitu UNVR (PT Unilever Indonesia Tbk) dengan nilai 0,0505. Pada tahun 2001, rata-rata struktur aset adalah 0,3389. Perusahaan yang memiliki struktur aset di atas rata-rata sebanyak 14 perusahaan yaitu AQUA, DLTA, DYNA, ESTI, GDYR, IGAR, INDF, TCID, MLBI, SMSM, SMGR, STTP, ULTJ, dan UNIC sedangkan yang berada di bawah rata-rata sebanyak 16 perusahaan yaitu BATI, BRNA, DPNS, EKAD, ERTX, GGRM, INCI, KICI, KKGI, MERK, MRAT, PBRX, SHDA, BATA, TBMS, dan UNVR. Perusahaan yang memiliki struktur aset terbesar yaitu STTP (PT
Siantar Top Tbk) dengan nilai 0,5830 sedangkan perusahaan yang memiliki struktur aset terkecil yaitu UNVR (PT Unilever Indonesia Tbk) dengan nilai 0,0395. 3. Tingkat Pertumbuhan Tingkat pertumbuhan pada penelitian ini merupakan perbandingan dari penjualan tahun ini dikurangi penjualan tahun lalu dengan penjualan tahun lalu. Detail perhitungan tingkat pertumbuhan sebelum dan sesudah berlakunya UU Perpajakan 2000 dapat dilihat pada lampiran 2.3. dan 2.9. Di bawah ini merupakan tabel daftar tingkat pertumbuhan sebelum dan sesudah berlakunya UU Perpajakan 2000. Tabel. 4.3. Tingkat Pertumbuhan Sebelum dan Sesudah UU Perpajakan 2000 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Kode Perusahaan AQUA BATI BRNA DLTA DPNS DYNA EKAD ERTX ESTI GDYR GGRM IGAR INDF INCI KICI KKGI TCID MERK MLBI MRAT PBRX SHDA SMSM SMGR BATA STTP TBMS ULTJ
Sebelum UU Perpajakan 2000 1998 1999
0,6327 1,5848 0,1910 0,9005 1,1143 0,2005 1,5538 1,5158 1,3962 0,8364 0,3266 0,4177 0,7709 0,5552 1,0900 1,7772 0,5117 0,3555 0,2184 0,0321 2,1053 0,0672 1,1769 0,4114 0,4133 0,0925 0,2347 0,0208
0,1394 0,1829 0,2913 0,3549 -0,3368 0,3128 -0,1067 -0,2742 0,0469 0,0294 0,2729 0,4570 0,3072 0,0158 -0,2486 -0,3861 0,4248 0,3352 0,3585 0,3972 0,0635 0,7793 0,0280 0,3356 0,5811 0,4885 0,2515 0,3502
Sesudah UU Perpajakan 2000 2000 2001
0,3403 -0,1390 0,3477 0,2241 -0,0143 0,5643 -0,1176 0,2968 0,0782 -0,0363 0,1788 0,2626 0,0999 -0,1367 0,0505 0,0811 0,2507 0,4608 0,2480 0,2870 0,4417 0,4139 0,3993 0,1633 0,2836 0,8394 0,4708 0,2686
0,4415 -0,1833 0,3496 0,1815 0,2408 0,2461 -0,0207 0,1095 -0,0112 0,1501 0,2009 0,1383 0,1529 0,2677 -0,0792 0,0839 0,1334 0,2191 0,1213 0,1747 0,1911 0,5389 0,1238 0,2955 0,1065 0,1934 0,3619 0,4787
29. 30.
UNIC UNVR Mean Maksimum Minimum
1,7324 0,7141 0,7650 2,1053 0,0208
0,0082 0,3244 0,1928 0,7793 -0,3861
0,1193 0,1688 0,2299 0,8394 -0,1390
0,3115 0,2344 0,1918 0.5389 -0,1833
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 1998 rata-rata tingkat pertumbuhan adalah 0,7650. Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan di atas ratarata sebanyak 13 perusahaan yaitu BATI, DLTA, DPNS, EKAD, ERTX, ESTI, GDYR, INDF, KICI, KKGI, PBRX, SMSM, dan UNIC sedangkan yang berada di bawah ratarata sebanyak 17 perusahaan yaitu AQUA, BRNA, DYNA, GGRM, IGAR, INCI, TCID, MERK, MLBI, MRAT, SHDA, SMGR, BATA, STTP, TBMS, ULTJ, dan UNVR. Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan tercepat yaitu PBRX (PT Pan Brothers Textile Tbk) dengan nilai 2,1053 sedangkan perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan terlambat yaitu ULTJ (PT Ultra Jaya Milk Tbk) dengan nilai 0,0208. Pada tahun 1999, rata-rata tingkat pertumbuhan adalah 0,1928. Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan di atas rata-rata sebanyak 17 perusahaan yaitu BRNA, DLTA, DYNA, GGRM, IGAR, INDF, TCID, MERK, MLBI, MRAT, SHDA, SMGR, BATA, STTP, TBMS, ULTJ, dan UNVR sedangkan yang berada di bawah rata-rata sebanyak 13 perusahaan yaitu AQUA, BATI, DPNS, EKAD, ERTX, ESTI, GDYR, INCI, KICI, KKGI, PBRX, SMSM, dan UNIC. Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan tercepat yaitu SHDA (PT Sari Husada Tbk) dengan nilai 0,7793 sedangkan perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan terlambat yaitu KKGI (PT Kurnia Kapuas Utama Tbk) dengan nilai
-0,3861.
Pada tahun 2000, rata-rata tingkat pertumbuhan adalah 0,2299. Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan di atas rata-rata sebanyak 16 perusahaan yaitu AQUA, BRNA, DYNA, ERTX, IGAR, TCID, MERK, MLBI, MRAT, PBRX, SHDA, SMSM,
BATA, STTP, TBMS, dan ULTJ sedangkan yang berada di bawah rata-rata sebanyak 14 perusahaan yaitu BATI, DLTA, DPNS, EKAD, ESTI, GDYR, GGRM, INDF, INCI, KICI, KKGI, SMGR, UNIC, dan UNVR. Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan tercepat yaitu STTP (PT Siantar Top Tbk) dengan nilai 0,8394 sedangkan perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan terlambat yaitu BATI (PT BAT Indonesia Tbk) dengan nilai -0,1390. Pada tahun 2001, rata-rata tingkat pertumbuhan adalah 0,1918. Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan di atas rata-rata sebanyak 14 perusahaan yaitu AQUA, BRNA, DPNS, DYNA, GGRM, INCI, MERK, SHDA, SMGR, STTP, TBMS, ULTJ, UNIC, dan UNVR sedangkan yang berada di bawah rata-rata sebanyak 16 perusahaan yaitu BATI, DLTA, EKAD, ERTX, ESTI, GDYR, IGAR, INDF, KICI, KKGI, TCID, MLBI, MRAT, PBRX, SMSM, dan BATA. Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan tercepat yaitu STTP (PT Siantar Top Tbk) dengan nilai 0,5389 sedangkan perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan terlambat yaitu BATI (PT BAT Indonesia Tbk) dengan nilai -0,1833. Sebelum berlakunya UU Perpajakan 2000 (tahun 1998 dan 1999) rata-rata tingkat pertumbuhan
4. Price to Earning Ratio (PER) PER pada penelitian ini dihitung dengan membandingkan antara harga saham penutupan akhir tahun dengan Earning Per Share (EPS). Detail perhitungan tingkat pertumbuhan sebelum dan sesudah berlakunya UU Perpajakan 2000 dapat dilihat pada lampiran 2.4. dan 2.10. Di bawah ini merupakan tabel daftar PER sebelum dan sesudah berlakunya UU Perpajakan 2000.
Tabel. 4.4. PER Sebelum dan Sesudah UU Perpajakan 2000 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Kode Perusahaan AQUA BATI BRNA DLTA DPNS DYNA EKAD ERTX ESTI GDYR GGRM IGAR INDF INCI KICI KKGI TCID MERK MLBI MRAT PBRX SHDA SMSM SMGR BATA STTP TBMS ULTJ UNIC UNVR Mean Maksimum Minimum
Sebelum UU Perpajakan 2000 1998 1999
1,8802 60,0000 3,5294 1,7182 1,5152 13,8158 1,1364 1,7937 4,9180 2,2820 20,1906 23,0769 16,2000 2,5253 2,6012 10,9929 5,0167 15,6895 48,0769 4,0084 1,0188 24,6875 3,8095 29,6123 0,6602 8,8428 2,0772 19,5313 5,7229 11,2528 11,6061 60,0000 0,6602
5,2493 66,8230 4,4262 2,4475 11,0236 14,5000 2,2321 5,8621 2,9240 4,6512 15,8918 11,1111 11,4829 5,5838 19,6078 15,0000 8,6207 5,3758 13,5227 11,6751 5,1587 7,1283 7,2581 27,2783 3,4950 12,8247 12,5483 32,2581 7,8300 16,4615 12,3417 66,8230 2,2321
Sesudah UU Perpajakan 2000 2000 2001
4,7912 10,9502 3,0059 3,4451 4,1667 6,8807 5,1471 7,8704 12,5000 6,6079 11,1492 5,0000 10,9155 4,2453 4,0000 11,3333 7,2682 3,3802 7,6439 4,5918 6,6667 6,2849 8,8106 10,0346 2,5046 35,3659 6,9948 73,4375 3,3828 11,7261 10,0034 73,4375 2,5046
9,5943 3,6671 1,8536 2,7289 4,6512 3,9837 3,3582 6,2687 21,3333 17,1329 7,9724 8,1250 7,6220 2,3143 4,7619 16,3158 7,0000 4,1700 3,8867 3,6765 4,0426 7,5510 8,5714 10,2804 2,8677 15,8824 3,7665 43,7500 5,9574 14,0706 8,5719 43,7500 1,8536
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 1998 rata-rata PER adalah 11,6061. Perusahaan yang memiliki PER di atas rata-rata sebanyak 10 perusahaan yaitu BATI, DYNA, GGRM, IGAR, INDF, MERK, MLBI, SHDA, SMGR, dan ULTJ sedangkan yang berada di bawah rata-rata sebanyak 20 perusahaan yaitu AQUA, BRNA, DLTA, DPNS, EKAD, ERTX, ESTI, GDYR, INCI, KICI, KKGI, TCID, MRAT, PBRX, SMSM, BATA, STTP, TBMS, UNIC, dan UNVR. Perusahaan yang memiliki PER
terbesar yaitu BATI (PT BAT Indonesia Tbk) dengan nilai 60,0000 sedangkan perusahaan yang memiliki PER terkecil yaitu BATA (PT Sepatu Bata Tbk) dengan nilai 0,6602. Pada tahun 1999, rata-rata PER perusahaan adalah 12,3417. Perusahaan yang memiliki PER di atas rata-rata sebanyak 11 perusahaan yaitu BATI, DYNA, GGRM, KICI, KKGI, MLBI, SMGR, STTP, TBMS, ULTJ, dan UNVR sedangkan yang berada di bawah ratarata sebanyak 19 perusahaan yaitu AQUA, BRNA, DLTA, DPNS, EKAD, ERTX, ESTI, GDYR, IGAR, INDF, INCI, TCID, MERK, MRAT, PBRX, SHDA, SMSM, BATA, dan UNIC. Perusahaan yang memiliki PER terbesar yaitu BATI (PT BAT Indonesia Tbk) dengan nilai 66,8230 sedangkan perusahaan yang memiliki PER terkecil yaitu EKAD (PT Ekadharma Tape Industry Tbk) dengan nilai 2,2321. Pada tahun 2000, rata-rata PER perusahaan adalah 10,0034. Perusahaan yang memiliki PER di atas rata-rata sebanyak 9 perusahaan yaitu BATI, ESTI, GGRM, INDF, KKGI, SMGR, STTP, ULTJ, dan UNVR sedangkan yang berada di bawah rata-rata sebanyak 21 perusahaan yaitu AQUA, BRNA, DLTA, DPNS, DYNA, EKAD, ERTX, GDYR, IGAR, INCI, KICI, TCID, MERK, MLBI, MRAT, PBRX, SHDA, SMSM, BATA, ULTJ, dan UNIC. Perusahaan yang memiliki PER terbesar yaitu ULTJ (PT Ultra Jaya Milk Tbk) dengan nilai 73,4375 sedangkan perusahaan yang memiliki PER terkecil yaitu BATA (PT Sepatu Bata Tbk) dengan nilai 2,5046. Pada tahun 2001, rata-rata PER perusahaan adalah 8,5719. Perusahaan yang memiliki PER di atas rata-rata sebanyak 8 perusahaan yaitu AQUA, ESTI, GDYR, KKGI, SMGR, STTP, ULTJ, dan UNVR sedangkan yang berada di bawah rata-rata sebanyak 22 perusahaan yaitu BATI, BRNA, DLTA, DPNS, DYNA, EKAD, ERTX, GGRM, IGAR, INDF, INCI, KICI, TCID, MERK, MLBI, MRAT, PBRX, SHDA, SMSM, BATA,
TBMS, dan UNIC. Perusahaan yang memiliki PER terbesar yaitu ULTJ (PT Ultra Jaya Milk Tbk) dengan nilai 43,7500 sedangkan perusahaan yang memiliki PER terkecil yaitu BRNA (PT Berlina Tbk) dengan nilai 1,8536. 5. Earning Volatility Earning volatility pada penelitian ini dihitung dari rasio operating income (laba usaha) terhadap total aktiva. Detail perhitungan earning volatility sebelum dan sesudah berlakunya UU Perpajakan 2000 dapat dilihat pada lampiran 2.5. dan 2.11. Di bawah ini merupakan tabel daftar earning volatility sebelum dan sesudah berlakunya UU Perpajakan 2000. Tabel. 4.5. Earning Volatility Sebelum dan Sesudah UU Perpajakan 2000 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
Kode Perusahaan AQUA BATI BRNA DLTA DPNS DYNA EKAD ERTX ESTI GDYR GGRM IGAR INDF INCI KICI KKGI TCID MERK MLBI MRAT PBRX SHDA SMSM SMGR BATA STTP
Sebelum UU Perpajakan 2000 1998 1999
0,1494 0,0572 0,2360 0,0627 0,4746 0,0902 0,2267 0,3711 0,1953 0,2501 0,3013 0,2232 0,1876 0,1110 0,1952 0,3988 0,2091 0,2819 0,0928 0,0627 0,3856 0,1647 0,3072 0,0890 0,3509 0,1180
0,1512 0,1882 0,3135 0,1419 0,1747 0,1159 0,2146 0,0697 0,1801 0,3742 0,3730 0,2743 0,2148 0,2844 0,0954 0,1774 0,2531 0,3117 0,2026 0,1325 0,1511 0,3123 0,2648 0,1037 0,4776 0,1324
Sesudah UU Perpajakan 2000 2000 2001
0,1511 0,1557 0,2541 0,1778 0,3588 0,1448 0,1295 0,1571 0,1439 0,1097 0,3002 0,2112 0,1909 0,1338 0,1126 0,1295 0,2538 0,4261 0,3366 0,1236 0,1487 0,3118 0,1715 0,1042 0,4428 0,1406
0,1306 0,2482 0,2780 0,2026 0,1435 0,1462 0,0853 0,1007 0,1014 0,0184 0,2521 0,1085 0,1567 0,1659 0,0634 0,0713 0,1987 0,4318 0,2829 0,1325 0,1149 0,3359 0,1903 0,1120 0,4283 0,1005
27. 28. 29. 30.
TBMS ULTJ UNIC UNVR Mean Maksimum Minimum
0,1959 0,0687 0,2011 0,3035 0,2120 0,4746 0,0572
0,0578 0,0538 0,1401 0,4354 0,2124 0,4776 0,0538
0,1231 0,0713 0,1098 0,4520 0,2026 0,4520 0,0713
0,0867 0,0579 0,1431 0,4394 0,1776 0,4394 0,0184
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 1998 rata-rata earning volatility adalah 0,2120. Perusahaan yang memiliki earning volatility di atas rata-rata sebanyak 13 perusahaan yaitu BRNA, DPNS, EKAD, ERTX, GDYR, GGRM, IGAR, KKGI, MERK, PBRX, SMSM, BATA, dan UNVR sedangkan yang berada di bawah rata-rata sebanyak 17 perusahaan yaitu AQUA, BATI, DLTA, DYNA, ESTI, INDF, INCI, KICI, TCID, MLBI, MRAT, SHDA, SMGR, STTP, TBMS, ULTJ, dan UNIC. Perusahaan yang memiliki earning volatility terbesar yaitu DPNS (PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk) dengan nilai 0,4746 sedangkan perusahaan yang memiliki earning volatility terkecil yaitu BATI (PT BAT Indonesia Tbk) dengan nilai 0,0572. Pada tahun 1999, rata-rata earning volatility perusahaan adalah 0,2124. Perusahaan yang memiliki earning volatility di atas rata-rata sebanyak 13 perusahaan yaitu BRNA, EKAD, GDYR, GGRM, IGAR, INDF, INCI, TCID, MERK, SHDA, SMSM, BATA, dan UNVR sedangkan yang berada di bawah rata-rata sebanyak 17 perusahaan yaitu AQUA, BATI, DLTA, DPNS, DYNA, ERTX, ESTI, KICI, KKGI, MLBI, MRAT, PBRX, SMGR, STTP, TBMS, ULTJ, dan UNIC. Perusahaan yang memiliki earning volatility terbesar yaitu BATA (PT Sepatu Bata Tbk) dengan nilai 0,4476 sedangkan perusahaan yang memiliki earning volatility terkecil yaitu ULTJ (PT Ultra Jaya Milk Tbk) dengan nilai 0,0538. Pada tahun 2000, rata-rata earning volatility perusahaan adalah 0,2026. Perusahaan yang memiliki earning volatility di atas rata-rata sebanyak 10 perusahaan yaitu BRNA, DPNS,
GGRM, IGAR, TCID, MERK, MLBI, SHDA, BATA, dan UNVR sedangkan yang berada di bawah rata-rata sebanyak 20 perusahaan yaitu AQUA, BATI, DLTA, DYNA, EKAD, ERTX, ESTI, GDYR, INDF, INCI, KICI, KKGI, MRAT, PBRX, SMSM, SMGR, STTP, TBMS, ULTJ, dan UNIC. Perusahaan yang memiliki earning volatility terbesar yaitu UNVR (PT Unilever Indonesia Tbk) dengan nilai 0,4520 sedangkan perusahaan yang memiliki earning volatility terkecil yaitu ULTJ (PT Ultra Jaya Milk Tbk) dengan nilai 0,0713. Pada tahun 2001, rata-rata earning volatility perusahaan adalah 0,1776. Perusahaan yang memiliki earning volatility di atas rata-rata sebanyak 11 perusahaan yaitu BATI, BRNA, DLTA, GGRM, TCID, MERK, MLBI, SHDA, SMSM, BATA, dan UNVR sedangkan yang berada di bawah rata-rata sebanyak 19 perusahaan yaitu AQUA, DPNS, DYNA, EKAD, ERTX, ESTI, GDYR, IGAR, INDF, INCI, KICI, KKGI, MRAT, PBRX, SMGR, STTP, TBMS, ULTJ, dan UNIC. Perusahaan yang memiliki earning volatility terbesar yaitu UNVR (PT Unilever Indonesia Tbk) dengan nilai 0,4394 sedangkan perusahaan yang memiliki earning volatility terkecil yaitu GDYR (PT Goodyear Indonesia Tbk) dengan nilai 0,0184. 6. Financial Leverage (Kebijakan Utang) Kebijakan utang pada penelitian ini diukur dengan membagi total utang dengan jumlah Market Value of the Firm (MVF). MVF adalah nilai Earning After Tax (EAT) dibagi Earning Per Share (EPS) dikali harga pasar saham penutupan akhir tahun ditambah total utang. Detail perhitungan kebijakan utang sebelum dan sesudah berlakunya UU Perpajakan 2000 dapat dilihat pada lampiran 2.6. dan 2.12. Di bawah ini merupakan tabel daftar kebijakan utang sebelum dan sesudah berlakunya UU Perpajakan 2000. Tabel. 4.6. Kebijakan Utang Sebelum dan Sesudah UU Perpajakan 2000
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Kode Perusahaan AQUA BATI BRNA DLTA DPNS DYNA EKAD ERTX ESTI GDYR GGRM IGAR INDF INCI KICI KKGI TCID MERK MLBI MRAT PBRX SHDA SMSM SMGR BATA STTP TBMS ULTJ UNIC UNVR Mean Maksimum Minimum
Sebelum UU Perpajakan 2000 1998 1999
0,7539 0,6081 0,6791 0,8817 0,2217 0,3689 0,6269 0,8818 0,8655 0,5658 0,0967 0,1852 0,5654 0,0898 0,5291 0,2553 0,4163 0,3337 0,2468 0,2923 0,7021 0,1241 0,1710 0,3774 0,7419 0,1329 0,9710 0,5835 0,8039 0,2430 0,4771 0,9710 0,0898
0,5502 0,2710 0,2478 0,4567 0,0884 0,1698 0,3144 0,7638 0,6069 0,2045 0,0594 0,1643 0,3230 0,0819 0,3208 0,3259 0,2044 0,1628 0,1621 0,1090 0,4457 0,0870 0,1893 0,3610 0,2109 0,1137 0,8532 0,3868 0,4961 0,0936 0,2941 0,8532 0,0594
Sesudah UU Perpajakan 2000 2000 2001
0,5351 0,4048 0,4399 0,5879 0,2930 0,4534 0,3100 0,9393 0,8958 0,3866 0,1591 0,5075 0,5568 0,2531 0,5574 0,4907 0,1929 0,1644 0,2337 0,2597 0,4091 0,0934 0,2631 0,5647 0,3447 0,0899 0,8981 0,0951 0,7727 0,0799 0,4077 0,9393 0,0799
0,4267 0,4377 0,5580 0,4240 0,2842 0,6146 0,3901 0,9265 0,3526 0,3953 0,2398 0,6724 0,5901 0,3033 0,6654 0,6427 0,2206 0,1303 0,3379 0,2559 0,5685 0,0642 0,2731 0,6300 0,3084 0,3181 0,8789 0,2584 0,7163 0,0705 0,4318 0,9265 0,0642
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 1998 rata-rata kebijakan utang adalah 0,4771. Perusahaan yang memiliki kebijakan utang di atas rata-rata sebanyak 15 perusahaan yaitu AQUA, BATI, BRNA, DLTA, EKAD, ERTX, ESTI, GDYR, INDF, KICI, PBRX, BATA, TBMS, ULTJ, dan UNIC sedangkan yang berada di bawah ratarata sebanyak 15 perusahaan yaitu DPNS, DYNA, GGRM, IGAR, INCI, KKGI, TCID, MERK, MLBI, MRAT, SHDA, SMSM, SMGR, STTP, dan UNVR. Perusahaan yang memiliki kebijakan utang terbesar yaitu TBMS (PT Tembaga Mulia Semanan Tbk)
dengan nilai 0,9710 sedangkan perusahaan yang memiliki kebijakan utang terkecil yaitu INCI (PT Intan Wijaya Chemical Tbk) dengan nilai 0,0898. Pada tahun 1999, rata-rata kebijakan utang perusahaan adalah 0,2941. Perusahaan yang memiliki kebijakan utang di atas rata-rata sebanyak 13 perusahaan yaitu AQUA, DLTA, EKAD, ERTX, ESTI, INDF, KICI, KKGI, PBRX, SMGR, TBMS, ULTJ, dan UNIC sedangkan yang berada di bawah rata-rata sebanyak 17 perusahaan yaitu BATI, BRNA, DPNS, DYNA, GDYR, GGRM, IGAR, INCI, TCID, MERK, MLBI, MRAT, SHDA, SMSM, BATA, STTP, dan UNVR. Perusahaan yang memiliki kebijakan utang terbesar yaitu TBMS (PT Tembaga Mulia Semanan Tbk) dengan nilai 0,8532 sedangkan perusahaan yang memiliki kebijakan utang terkecil yaitu GGRM (PT Gudang Garam Tbk) dengan nilai 0,0594. Pada tahun 2000, rata-rata kebijakan utang perusahaan adalah 0,4077. Perusahaan yang memiliki kebijakan utang di atas rata-rata sebanyak 14 perusahaan yaitu AQUA, BRNA, DLTA, DYNA, ERTX, ESTI, IGAR, INDF, KICI, KKGI, PBRX, SMGR, TBMS, dan UNIC sedangkan yang berada di bawah rata-rata sebanyak 16 perusahaan yaitu BATI, DPNS, EKAD, GDYR, GGRM, INCI, TCID, MERK, MLBI, MRAT, SHDA, SMSM, BATA, STTP, ULTJ, dan UNVR. Perusahaan yang memiliki kebijakan utang terbesar yaitu ERTX (PT Eratex Djaja Limited Tbk) dengan nilai 0,9393 sedangkan perusahaan yang memiliki kebijakan utang terkecil yaitu UNVR (PT Unilever Indonesia Tbk) dengan nilai 0,0799. Pada tahun 2001, rata-rata kebijakan utang perusahaan adalah 0,4318. Perusahaan yang memiliki kebijakan utang di atas rata-rata sebanyak 12 perusahaan yaitu BATI, BRNA, DYNA, ERTX, IGAR, INDF, KICI, KKGI, PBRX, SMGR, TBMS, dan UNIC sedangkan yang berada di bawah rata-rata sebanyak 18 perusahaan yaitu AQUA, DLTA,
DPNS, EKAD, ESTI, GDYR, GGRM, INCI, TCID, MERK, MLBI, MRAT, SHDA, SMSM, BATA, STTP, ULTJ, dan UNVR. Perusahaan yang memiliki kebijakan utang terbesar yaitu ERTX (PT Eratex Djaja Limited Tbk) dengan nilai 0,9265 sedangkan perusahaan yang memiliki kebijakan utang terkecil yaitu SHDA (PT Sari Husada Tbk) dengan nilai 0,0642.
7. Sebelum dan Sesudah UU Perpajakan 2000 a. Sebelum UU Perpajakan 2000 Tabel. 4.7. berikut ini merupakan tabel statistik deskriptif sebelum pemberlakuan UU Perpajakan 2000. Tabel. 4.7. Deskriptif Statistik Sebelum UU Perpajakan 2000 Descriptive Statistics N SIZE ASSET GROWTH PER VOLT Valid N (listwise)
60 60 60 60 60 60
Minimum 24,9907 ,0493 -,3861 ,6602 ,0538
Maximum Mean 30,0365 26,630330 ,7297 ,341415 2,1053 ,478900 66,8230 11,973905 ,4776 ,212228
Std. Deviation 1,2861513 ,1768620 ,5472652 13,2617408 ,1109179
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa variabel SIZE mempunyai nilai minimum sebesar 24,9907 dan nilai maksimum sebesar 30,0365 dengan rata-rata sebesar 26,630330 serta standar deviasi sebesar 1,2861513. Pada variabel ASSET mempunyai nilai minimum sebesar 0,0493 dan nilai maksimum sebesar 0,7297
dengan rata-rata sebesar 0,341415 serta standar deviasi sebesar 0,1768620. Pada variabel GROWTH mempunyai nilai minimum sebesar -0,3861 dan nilai maksimum sebesar 2,1053 dengan rata-rata sebesar 0,478900 serta standar deviasi sebesar 0,5472652. Pada variabel PER mempunyai nilai minimum sebesar 0,6602 dan nilai maksimum sebesar 66,8230 dengan rata-rata sebesar 11,973905 serta standar deviasi sebesar 13,2617408. Pada variabel VOLT mempunyai nilai minimum 0,0538 dan nilai maksimum 0,4776 dengan nilai rata-rata sebesar 0,212228 serta standar deviasi sebesar 0,1109179. b. Sesudah UU Perpajakan 2000 Tabel. 4.8. berikut ini merupakan tabel statistik deskriptif sesudah pemberlakuan UU Perpajakan 2000. Tabel. 4.8. Deskriptif Statistik Sesudah UU Perpajakan 2000 Descriptive Statistics N SIZE ASSET GROWTH PER VOLT Valid N (listwise)
60 60 60 60 60 60
Minimum 24,9605 ,0395 -,1833 1,8536 ,0184
Maximum Mean 30,3748 26,968958 ,6442 ,332137 ,8394 ,210803 73,4375 10,047253 ,4520 ,190072
Std. Deviation 1,2945652 ,1736493 ,1889492 12,2328183 ,1108059
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa variabel SIZE mempunyai nilai minimum sebesar 24,9605 dan nilai maksimum sebesar 30,3748 dengan rata-rata sebesar 26,968958 serta standar deviasi sebesar 1,2945652. Pada variabel ASSET mempunyai nilai minimum sebesar 0,0395 dan nilai maksimum sebesar 0,6442 dengan rata-rata sebesar 0,332137 serta standar deviasi sebesar 0,1736493. Pada variabel GROWTH mempunyai nilai minimum sebesar -0,1833 dan nilai maksimum sebesar 0,08394 dengan rata-rata sebesar 0,210803 serta standar deviasi sebesar
0,1889492. Pada variabel PER mempunyai nilai minimum sebesar 1,8536 dan nilai maksimum sebesar 73,4375 dengan rata-rata sebesar 10,047253 serta standar deviasi sebesar 12,2328183. Pada variabel VOLT mempunyai nilai minimum 0,0184 dan nilai maksimum 0,4520 dengan nilai rata-rata sebesar 0,190072 serta standar deviasi sebesar 0,1108059. B. Hasil Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikoliniearitas Uji ini dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem multikolinearitas atau multiko. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. a. Uji multikoliniearitas sebelum UU Perpajakan 2000 Di bawah ini merupakan tabel hasil uji multikolinearitas sebelum UU Perpajakan 2000. Tabel. 4.9. Hasil Uji Multikoliniearitas Sebelum UU Perpajakan 2000 a Coefficient Correlations
Model VOLT 1 Correlations VOLT 1.000 SIZE -.258 GROWTH -.336 PER .369 ASSET .454 Covariances VOLT .100 SIZE -.002 GROWTH -.006 PER .000 ASSET .027
SIZE GROWTH -.258 -.336 1.000 .013 .013 1.000 -.393 -.021 -.372 -.139 -.002 -.006 .001 .000 .000 .003 .000 .000 -.002 -.001
PER .369 -.393 -.021 1.000 .172 .000 .000 .000 .000 .000
ASSET .454 -.372 -.139 .172 1.000 .027 -.002 -.001 .000 .035
a. Dependent Variable: FINAGE
Tabel. 4.10. Hasil Uji Multikoliniearitas Sebelum UU Perpajakan 2000
Coefficientsa
Model 1
SIZE ASSET GROWTH PER VOLT
Collinearity Statistics Tolerance VIF .748 1.336 .717 1.395 .873 1.146 .753 1.327 .630 1.587
a. Dependent Variable: FINAGE
Melihat hasil besaran korelasi antar variabel independen tampak bahwa hanya variabel VOLT yang mempunyai korelasi cukup tinggi dengan variabel ASSET dengan tingkat korelasi sebesar 0,454 atau sekitar 45,4%. Tingkat korelasi ini masih di bawah 95% sehingga dapat dikatakan tidak terjadi korelasi serius. Selain itu, hasil perhitungan VIF berada di sekitar angka 1 dan nilai Tolerance mendekati 1. Hal ini menandakan bahwa H0 diterima yang berarti bahwa dalam model ini tidak terjadi multikoliniearitas. b. Uji multikoliniearitas sesudah UU Perpajakan 2000 Tabel. 4.11. dan tabel. 4.12. berikut ini merupakan tabel hasil uji multikolinearitas sesudah UU Perpajakan 2000. Tabel. 4.11. Hasil Uji Multikoliniearitas Sesudah UU Perpajakan 2000 a Coefficient Correlations
Model VOLT SIZE GROWTH PER ASSET 1 Correlations VOLT 1,000 -,186 -,198 ,189 ,373 SIZE -,186 1,000 ,001 -,077 -,210 GROWTH -,198 ,001 1,000 -,216 -,127 PER ,189 -,077 -,216 1,000 -,161 ASSET ,373 -,210 -,127 -,161 1,000 Covariances VOLT ,064 -,001 -,007 ,000 ,015 SIZE -,001 ,000 3,35E-006 -3,3E-006 -,001 GROWTH -,007 3,35E-006 ,019 -6,5E-005 -,003 PER ,000 -3,3E-006 -6,5E-005 4,77E-006 -5,7E-005 ASSET ,015 -,001 -,003 -5,7E-005 ,026 a. Dependent Variable: FINAGE
Tabel. 4.12. Hasil Uji Multikoliniearitas Sesudah UU Perpajakan 2000 Coefficientsa
Model 1
SIZE ASSET GROWTH PER VOLT
Collinearity Statistics Tolerance VIF ,931 1,074 ,770 1,298 ,912 1,097 ,855 1,170 ,781 1,280
a. Dependent Variable: FINAGE
Melihat hasil besaran korelasi antar variabel independen tampak bahwa hanya variabel VOLT yang mempunyai korelasi cukup tinggi dengan variabel ASSET dengan tingkat korelasi sebesar 0,373 atau sekitar 37,3%. Tingkat korelasi ini masih di bawah 95% sehingga dapat dikatakan tidak terjadi korelasi serius. Selain itu, hasil perhitungan VIF berada di sekitar angka 1 dan nilai Tolerance mendekati 1. Hal ini menandakan bahwa H0 diterima yang berarti bahwa dalam model ini tidak terjadi multikoliniearitas. 2. Uji Autokorelasi Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi autokorelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah bebas dari masalah autokorelasi. a. Uji autokorelasi sebelum UU Perpajakan 2000
Tabel. 4.13. berikut ini merupakan tabel hasil uji autokorelasi sebelum UU Perpajakan 2000. Tabel. 4.13. Hasil Uji Autokorelasi Sebelum UU Perpajakan 2000 Model Summaryb Model 1
R R Square .599a .358
Adjusted R Square .299
Std. Error of the Estimate .2140580
DurbinWatson 1.261
a. Predictors: (Constant), VOLT, SIZE, GROWTH, PER, ASSET b. Dependent Variable: FINAGE
Berdasar hasil output SPSS, diketahui bahwa nilai Durbin-Watson (Dw) sebesar 1,261. Nilai Dw ini berada di antara -2 dan 2. Hal ini menandakan bahwa H0 diterima, yang berarti bahwa dalam model ini tidak terjadi autokorelasi. b. Uji autokorelasi sesudah UU Perpajakan 2000 Di bawah ini merupakan tabel hasil uji autokorelasi sesudah UU Perpajakan 2000. Tabel. 4.14. Hasil Uji Autokorelasi Sesudah UU Perpajakan 2000 Model Summaryb Model 1
R R Square ,620a ,385
Adjusted R Square ,328
Std. Error of the Estimate ,1897810
DurbinWatson 1,301
a. Predictors: (Constant), VOLT, SIZE, GROWTH, PER, ASSET b. Dependent Variable: FINAGE
Berdasar hasil output SPSS, diketahui bahwa nilai Durbin-Watson (Dw) sebesar 1,301. Nilai Dw ini berada di antara -2 dan 2. Hal ini menandakan bahwa H0 diterima, yang berarti bahwa dalam model ini tidak terjadi autokorelasi. 3. Uji Heterokedastisitas Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksaman varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Jika
varians berbeda disebut heterokedastisitas, di mana model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. a. Uji heterokedastisitas sebelum UU Perpajakan 2000 Di bawah ini merupakan gambar hasil uji heterokedastisitas sebelum UU Perpajakan 2000. Gambar. 4.1. Hasil Uji Heterokedastisitas Sebelum UU Perpajakan 2000 Scatterplot
Dependent Variable: FINAGE
Regression Studentized Residual
3
2
1
0
-1
-2
-3
Hasil output SPSS di atas menggambarkan tidak adanya pola yang jelas serta titiktitik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menandakan bahwa H0 diterima, yang berarti bahwa pada model tidak terjadi heterokedastisitas.
b. Uji heterokedastisitas sesudah UU Perpajakan 2000 Gambar. 4.2. berikut ini merupakan gambar hasil uji heterokedastisitas sesudah UU Perpajakan 2000. Gambar. 4.2.
Hasil Uji Heterokedastisitas Sesudah UU Perpajakan 2000 Scatterplot
Regression Studentized Residual
Dependent Variable: FINAGE
2
1
0
-1
-2
Hasil output SPSS di atas menggambarkan tidak adanya pola yang jelas serta titiktitik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menandakan bahwa H0 diterima, yang berarti bahwa pada model tidak terjadi heterokedastisitas. 4. Uji Normalitas Uji normalitas ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi data normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. a. Uji normalitas sebelum UU Perpajakan 2000 Berikut ini merupakan tabel hasil uji normalitas sebelum pemberlakuan UU Perpajakan 2000. Gambar. 4.3. Hasil Uji Normalitas Sebelum UU Perpajakan 2000
Histogram
Dependent Variable: FINAGE
12
Frequency
10
8
6
4
2 Mean = 1.09E-15 Std. Dev. = 0.957
0
Gambar. 4.4. Hasil Uji Normalitas Sebelum UU Perpajakan 2000 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: FINAGE 1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Berdasar hasil output SPSS, terlihat bahwa grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal serta data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal pada grafik Normal Probability Plot. Hal ini menandakan H0 diterima, yang berarti bahwa sampel berasal dari distribusi data normal. b. Uji normalitas sesudah UU Perpajakan 2000 Berikut ini merupakan tabel hasil uji normalitas sesudah pemberlakuan UU Perpajakan 2000.
Gambar. 4.5. Hasil Uji Normalitas Sesudah UU Perpajakan 2000 Histogram
Dependent Variable: FINAGE
15
9
6
3 Mean = -1.43E-15 Std. Dev. = 0.957 N = 60
0
Gambar. 4.6. Hasil Uji Normalitas Sesudah UU Perpajakan 2000 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: FINAGE 1.0
0.8
Expected Cum Prob
Frequency
12
0.6
0.4
0.2
0.0
Berdasar hasil di atas, terlihat bahwa grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal serta data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal pada grafik Normal Probability Plot. Hal ini menandakan H0 diterima, yang berarti bahwa sampel berasal dari distribusi data normal. C. Hasil Uji Hipotesis 1. Uji Koefisien Determinasi Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen (SIZE, ASSET, GROWTH, PER, dan VOLT) mempengaruhi variabel dependen (DER) atau seberapa besar kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen. a. Uji koefisien determinasi sebelum UU Perpajakan 2000 Tabel. 4.15. berikut ini merupakan tabel hasil uji koefisien determinasi sebelum UU Perpajakan 2000.
Tabel. 4.15. Hasil Uji Koefisien Determinasi Sebelum UU Perpajakan 2000 Model Summary Model 1
R R Square .599a .358
Adjusted R Square .299
Std. Error of the Estimate .2141
a. Predictors: (Constant), VOLT, SIZE, GROWTH, PER, ASSET
b. Uji koefisien determinasi sesudah UU Perpajakan 2000 Di bawah ini merupakan tabel hasil uji koefisien determinasi sesudah UU Perpajakan 2000. Tabel. 4.16. Hasil Uji Koefisien Determinasi Sesudah UU Perpajakan 2000
Model Summary Model 1
R R Square ,620a ,385
Adjusted R Square ,328
Std. Error of the Estimate ,1897810
a. Predictors: (Constant), VOLT, SIZE, GROWTH, PER, ASSET
Dari tampilan output Model Summary, besarnya adjusted R2 sebelum UU Perpajakan 2000 adalah 0,299. Hal ini berarti keputusan pengambilan kebijakan utang perusahaan sebelum pemberlakuan UU Perpajakan 2000 dapat dijelaskan dari kelima variabel independen yaitu ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat pertumbuhan, PER, dan earning volatility sebesar 29,9%. Sisanya (100% - 29,9% = 70,1%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain di luar model. Sesudah pemberlakuan UU Perpajakan 2000 besarnya adjusted R2 adalah 0,328. Hal ini berarti keputusan pengambilan kebijakan utang perusahaan sesudah UU Perpajakan 2000 dapat dijelaskan dari kelima variabel independen yaitu ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat pertumbuhan, PER, dan earning volatility sebesar 32,8% sedangkan sisanya (100%-32,8%=67,2%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain di luar model seperti dividend payout ratio, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, tingkat suku bunga, inflasi, kurs Rupiah terhadap mata uang asing, dan lain sebagainya. Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan rasio pembayaran dividen terhadap earning after tax yang digunakan sebagai kebijakan dividen perusahaan (Junaidi, 2006:221). Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham atau dijadikan laba ditahan untuk pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Apabila perusahaan memilih membagikan laba sebagai dividen maka perusahaan mengurangi saldo laba dan selanjutnya mengurangi
jumlah sumber dana intern (internal financing). Hartono (1998) dalam Rahardjo dan Hartantiningrum (2006:5) menyatakan bahwa DPR merupakan persentase laba yang dibagikan kepada pemegang saham umum dari laba yang diperoleh perusahaan. Perusahaan yang tidak membayarkan dividen cenderung untuk menghindari penerbitan utang (leverage perusahaan). Perusahaan menurunkan pembayaran dividen karena sebagian keuntungan digunakan untuk membayar utang. Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh dewan direksi dan dewan komisaris perusahaan yang ikut aktif dalam pengambilan keputusan perusahaan (Junaidi, 2006:221). Semakin tinggi kepemilikan manajerial perusahaan berarti semakin kecil kebijakan utang yang diambil perusahaan. Kepemilikan institusional yaitu proporsi kepemilikan saham oleh pihak institusional yang diukur dengan prosentase. Dengan tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan yang besar oleh pihak investor institusional. Dengan demikian, diharapkan dapat menghalangi perilaku oportunistik manajer (Wahidahwati,
2002
dalam
Junaidi,
2006:221).
Kepemilikan
institusional
mempengaruhi kepemilikan manajerial maupun penggunaan utang. Semakin tinggi kepemilikan institusional berarti semakin kecil pengambilan kebijakan utang yang diambil perusahaan. Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang. Imbal jasa ini merupakan suatu kompensasi kepada pemberi pinjaman atas manfaat kedepan dari uang pinjaman tersebut
apabila
diinvestasikan.
Jumlah
pinjaman
tersebut
disebut
pokok
utang (principal). Persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa (bunga)
dalam
suatu
periode
tertentu
disebut
suku
bunga
(http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_bunga). Suku bunga yang berlaku di Indonesia
pada
tahun
1998
yaitu
70,7%
(http://skripsi.blog.dada.net/post/1206927474/ANALISIS+KAUSALITAS+TINGKA T+SUKU+BUNGA+SBI+DENGAN+KURS+DI+INDONESIA+TAHUN+1998.1+– +2003.12+) serta pada tahun 2000 dan 2001 masing-masing adalah sebesar 13,56% dan
16,41%
(http://www.bi.go.id/biweb/Templates/Moneter/Default_Suku_Bunga_ID.aspx?NRM ODE=Published&NRORIGINALURL=/web/id/Moneter/Suku%2bBunga/Suku%2bB unga%2bSBI/&NRNODEGUID={6258EAEA-DBDF-4DCDBB70E718D7F76900}&NRCACHEHINT= Guest#) Semakin tinggi tingkat suku bunga yang berlaku maka semakin kecil kebijakan utang yang diambil perusahaan. Inflasi adalah fenomena kenaikan harga-harga pada sebuah lingkup ekonomi. Tingkat inflasi biasanya diberikan dalam persentase. Tingkat inflasi di Indonesia sebelum UU Perpajakan 2000 yaitu pada tahun 1998 dan 1999 sebesar 58,0% dan 20,7%; dan sesudah pemberlakuan UU Perpajakan 2000 yaitu pada tahun 2000 dan 2001 sebesar 3,8% dan 11,5% (http://priyadi.net/archives/2005/07/20/inflasi/). Semakin tinggi tingkat inflasi menunjukkan semakin tidak stabilnya kondisi perekonomian yang mengakibatkan semakin kecil kemungkinan perusahaan untuk mengambil kebijakan utang. 2. Uji Statistik t (Parsial) Uji t digunakan untuk menguji hipotesa yaitu untuk menguji signifikansi pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. a. Uji statistik t sebelum UU Perpajakan 2000 Tabel hasil uji statistik t sebelum UU Perpajakan 2000 dapat dilihat pada tabel. 4.17.
Tabel. 4.17. Hasil Uji Statistik t Sebelum UU Perpajakan 2000 a Coefficients
Model 1 (Constant) SIZE ASSET GROWTH PER VOLT
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta -.094 .625 .029 .025 .146 -.122 .186 -.085 .222 .055 .476 -.007 .002 -.377 -1.276 .317 -.554
t -.150 1.159 -.658 4.076 -3.005 -4.031
Sig. .881 .252 .514 .000 .004 .000
a. Dependent Variable: FINAGE
b. Uji statistik t sesudah UU Perpajakan 2000 Tabel hasil uji statistik t sesudah UU Perpajakan 2000 dapat dilihat pada tabel. 4.18. Tabel. 4.18. Hasil Uji Statistik t Sesudah UU Perpajakan 2000 a Coefficients
Model 1 (Constant) SIZE ASSET GROWTH PER VOLT
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta -,022 ,519 ,030 ,020 ,165 -,125 ,162 -,094 ,009 ,137 ,007 -,007 ,002 -,345 -1,312 ,252 -,628
t -,042 1,493 -,773 ,063 -2,989 -5,199
Sig. ,967 ,141 ,443 ,950 ,004 ,000
a. Dependent Variable: FINAGE
i.Ukuran Perusahaan (SIZE) Dari tabel hasil uji statistik t dapat dilihat bahwa variabel SIZE sebelum UU Perpajakan 2000 memiliki signifikansi sebesar 0,252 dan sesudah UU Perpajakan 2000 memiliki signifikansi sebesar 0,141. Tingkat signifikansi ini berada di atas 0,05. Hal ini berarti bahwa variabel SIZE (ukuran perusahaan) tidak berpengaruh
signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan baik sebelum maupun sesudah pemberlakuan UU Perpajakan 2000. Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan. Perusahaan besar lebih mudah mengakses pasar modal. Hal ini berarti bahwa perusahaan besar memiliki fleksibiltas dan kemampuan yang lebih baik untuk mendapatkan dana dibanding perusahaan berskala kecil (Junaidi, 2006:219). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan akan mempunyai pengaruh terhadap kebijakan utang dengan didasarkan pada kenyataan bahwa semakin besar ukuran perusahaan, ada kecenderungan untuk menggunakan jumlah pinjaman lebih besar. Tidak berpengaruhnya ukuran perusahaan baik sebelum maupun sesudah pemberlakuan UU Perpajakan 2000 pada penelitian ini bisa saja terjadi. Hal ini dikarenakan sebagian besar industri manufaktur memiliki ukuran perusahaan yang relatif sedang sehingga sebagai akibat krisis moneter dari tahun sebelumnya di mana suku bunga masih tinggi, mengakibatkan banyak perusahaan enggan untuk mengambil kebijakan utang. Di samping itu, penelitian ini hanya menggunakan sampel 30 perusahaan manufaktur yang kurang mencerminkan kebijakan utang industri manufaktur secara keseluruhan. ii.Struktur Aset (ASSET) Dari tabel hasil uji statistik t dapat dilihat bahwa variabel ASSET sebelum UU Perpajakan 2000 memiliki signifikansi sebesar 0,514 dan sesudah UU Perpajakan 2000 memiliki signifikansi sebesar 0,443. Tingkat signifikansi ini berada di atas 0,05. Hal ini berarti bahwa variabel ASSET (struktur aset) tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan baik sebelum maupun sesudah pemberlakuan UU Perpajakan 2000.
Weston dan Brigham (1990) dalam Kurniawati (2007:13) menjelaskan bahwa perusahaan yang memiliki aktiva yang dapat diserahkan sebagai jaminan cenderung menggunakan utang dalam jumlah besar. Aktiva yang dimaksud di sini adalah aktiva tetap. Dengan demikian struktur aktiva suatu perusahaan berpengaruh terhadap besarnya jumlah utang yang dapat diperoleh perusahaan. Tidak berpengaruhnya struktur aset pada penelitian ini terjadi karena tingginya tingkat suku bunga dan ketidakstabilan perekonomian di Indonesia pada sebelum maupun sesudah pemberlakuan UU Perpajakan 2000. Jadi meskipun perusahaan memiliki aktiva tetap yang dapat dijadikan jaminan utang, perusahaan cenderung tidak mengambil kebijakan utang dikarenakan tingginya suku bunga saat itu yang dapat mengakibatkan meningkatnya jumlah utang yang harus dibayar. Selain itu, penelitian ini hanya menggunakan sampel 30 perusahaan manufaktur yang kurang mencerminkan kebijakan utang industri manufaktur secara keseluruhan. iii.Tingkat Pertumbuhan (GROWTH) Dari tabel hasil uji statistik t dapat dilihat bahwa variabel GROWTH sebelum UU Perpajakan 2000 memiliki signifikansi sebesar 0,000. Tingkat signifikansi sebelum UU Perpajakan 2000 berada jauh di bawah 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel GROWTH (tingkat pertumbuhan) berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Mardiana (2005) yang menyimpulkan bahwa tingkat pertumbuhan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan. Hasil ini didukung teori yang menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi dan cepat memerlukan tambahan dana yang besar untuk mengantisipasi peningkatan di semua bidang kegiatan, misalnya peningkatan penjualan, kapasitas
produksi, skala usaha, dan sebagainya. Keperluan dana yang besar dari sumber internal (laba ditahan) tidak akan cukup memenuhinya. Oleh karena itu, biasanya didanai dengan sumber dana eksternal berupa utang atau pinjaman (Rusdi Lubis, 1996:30 dalam Susilawati, 2005:17). Sedangkan variabel GROWTH sesudah UU Perpajakan 2000 memiliki signifikansi sebesar 0,950. Tingkat signifikansi sesudah UU Perpajakan 2000 ini berada di atas 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel GROWTH (tingkat pertumbuhan) tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan sesudah pemberlakuan UU Perpajakan 2000. Tingkat pertumbuhan seharusnya memiliki pengaruh yang sama terhadap kebijakan utang baik sebelum maupun sesudah pemberlakuan UU Perpajakan 2000. Akan tetapi, pada penelitian ini tingkat pertumbuhan sebelum UU Perpajakan 2000 berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang sedangkan tingkat pertumbuhan sesudah UU Perpajakan 2000 tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang. Perbedaan pengaruh tingkat pertumbuhan terhadap kebijakan utang perusahaan sebelum dan sesudah pemberlakuan UU Perpajakan 2000 diakibatkan oleh menurunnya daya beli masyarakat. Hal ini diakibatkan pada tahun 2000, pemerintah menaikkan tarif dasar listrik yang menyebabkan makin menurunnya daya beli masyarakat dan akhirnya berakibat pada menurunnya tingkat penjualan perusahaan. iv.Price to Earning Ratio (PER) Dari tabel hasil uji statistik t dapat dilihat bahwa variabel PER sebelum UU Perpajakan 2000 memiliki signifikansi sebesar 0,004 dan sesudah UU Perpajakan 2000 memiliki signifikansi sebesar 0,004. Tingkat signifikansi ini jauh berada di
bawah 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel PER berpengaruh signifikan terhadap
kebijakan
utang
perusahaan
baik
sebelum
maupun
sesudah
pemberlakuan UU Perpajakan 2000. Hasil ini konsisten dengan penelitian Chung (1993) dalam Nisa Fidyati (2003) yang menyimpulkan bahwa PER mempunyai hubungan negatif signifikan terhadap kebijakan utang. Hasil ini didukung teori yang menyatakan bahwa PER menunjukkan besarnya laba perusahaan yang diharapkan di masa yang akan datang (Lusiana, Sinahardja, dan Suharli, 2006:84). Dengan demikian semakin besar PER menunjukkan semakin besar kesempatan perusahaan untuk bertumbuh yang pada akhirnya menunjukkan semakin besar utang yang akan dipinjam perusahaan. v.Earning Volatility (VOLT) Dari tabel hasil uji statistik t dapat dilihat bahwa variabel VOLT sebelum UU Perpajakan 2000 memiliki signifikansi sebesar 0,000 dan sesudah UU Perpajakan 2000 memiliki signifikansi sebesar 0,000. Tingkat signifikansi ini jauh berada di bawah 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel VOLT berpengaruh signifikan terhadap
kebijakan
utang
perusahaan
baik
sebelum
maupun
sesudah
pemberlakuan UU Perpajakan 2000. Hasil ini konsisten dengan penelitian Muhammad Indra (2004) dan Junaidi (2006) yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat risiko bisnis perusahaan maka semakin kecil tingkat penggunaan utang. Hasil ini didukung teori yang menyatakan bahwa earning volatility atau tingkat risiko bisnis dan kebangkrutan perusahaan yaitu adanya ketidakpastian atas proyeksi pendapatan di masa yang akan datang jika perusahaan tidak didanai dengan utang. Perusahaan yang
memiliki tingkat risiko tinggi cenderung sulit untuk mendapatkan pinjaman. Oleh karena itu, makin tinggi risiko bisnis dan kebangkrutan perusahaan maka makin kecil kemungkinan perusahaan untuk mengambil kebijakan utang. 3. Uji Statistik F (Simultan) Uji F digunakan untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk mempengaruhi kebijakan utang secara simultan atau tidak. a. Uji statistik F sebelum UU Perpajakan 2000 Tabel hasil uji statistik F sebelum UU Perpajakan 2000 dapat dilihat pada tabel. 4.19. Tabel. 4.19. Hasil Uji Statistik F Sebelum UU Perpajakan 2000 ANOVAb Sum of Squares Model 1 Regression 1.382 Residual 2.474 Total 3.857
df 5 54 59
Mean Square .276 .046
F 6.034
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), VOLT, SIZE, GROWTH, PER, ASSET b. Dependent Variable: FINAGE
Dari uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 6,034 dengan probabilitas 0,000. Probabilitas ini jauh lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi kebijakan utang perusahaan atau dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat pertumbuhan, PER, dan earning volatility secara bersama-sama berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan dengan persamaan matematis sebagai berikut: FINAGE = -0,094 + 0,029 SIZE – 0,122 ASSET + 0,222 GROWTH – 0,007 PER – 1,276 VOLT + e b. Uji statistik F sesudah UU Perpajakan 2000 Tabel hasil uji statistik F sesudah UU Perpajakan 2000 dapat dilihat pada tabel. 4.20. Tabel. 4.20.
Hasil Uji Statistik F Sesudah UU Perpajakan 2000 ANOVAb Sum of Model Squares 1 Regression 1,216 Residual 1,945 Total 3,161
df 5 54 59
Mean Square ,243 ,036
F 6,754
Sig. ,000a
a. Predictors: (Constant), VOLT, SIZE, GROWTH, PER, ASSET b. Dependent Variable: FINAGE
Dari uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 6,754 dengan probabilitas 0,000. Probabilitas ini jauh lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi kebijakan utang perusahaan atau dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat pertumbuhan, PER, dan earning volatility secara bersama-sama berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan dengan persamaan matematis sebagai berikut: FINAGE = -0,022 + 0,030 SIZE – 0,125 ASSET + 0,009 GROWTH – 0,007 PER – 1,312 VOLT + e Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, didapat kesimpulan bahwa kelima varibel independen (SIZE, ASSET, GROWTH, PER, dan VOLT) secara simultan berpengaruh pada kebijakan utang perusahaan baik sebelum maupun sesudah pemberlakuan UU Perpajakan 2000. Sebelum pemberlakuan UU Perpajakan 2000, kelima variabel independen ini mempengaruhi kebijakan utang perusahaan sebesar 29,9%. Setelah pemberlakuan UU Perpajakan 2000, kelima variabel independen berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan sebesar 32,8%. Hal ini berarti terdapat peningkatan sebesar (32,8% - 29,9% = 2,9%). Peningkatan ini diakibatkan oleh mulai stabilnya kondisi perekonomian di Indonesia, yang ditandai dengan menurunnya tingkat suku bunga dari 70,7% (tahun 1998) menjadi 13,56% dan 16,41% (tahun 2000 dan 2001). Selain itu, inflasi di Indonesia juga mengalami
penurunan dari 58,0% dan 20,7% (tahun 1998 dan 1999) serta 3,8% dan 11,5% (tahun 2000 dan 20001). Hal ini memberi kesempatan perusahaan untuk tumbuh sehingga perusahaan yang tadinya enggan untuk mengambil kebijakan utang, mulai tertarik untuk mengambil kebijakan tersebut karena didukung dengan meningkatnya kestabilan perekonomian di Indonesia.
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Berdasarkan berbagai pengujian yang telah dilakukan mulai dari statistik deskriptif, uji asumsi klasik hingga uji hipotesis regresi linier berganda maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Ukuran perusahaan dan struktur aset secara parsial tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang sebelum pemberlakuan UU Perpajakan 2000. Akan tetapi, tingkat pertumbuhan, PER, dan earning volatility secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan sebelum pemberlakuan UU Perpajakan 2000. 2. Ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat pertumbuhan, PER, dan earning volatility secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan sebelum pemberlakuan UU Perpajakan 2000. 3. Ukuran perusahaan, struktur aset, dan tingkat pertumbuhan secara parsial tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang sesudah pemberlakuan UU Perpajakan 2000. Akan tetapi, PER dan earning volatility secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan sesudah pemberlakuan UU Perpajakan 2000. 4. Ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat pertumbuhan, PER, dan earning volatility secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan sesudah pemberlakuan UU Perpajakan 2000.
B. Implikasi Penelitian ini menghasilkan bahwa ukuran perusahaan, struktur aset, tingkat pertumbuhan, PER, dan earning volatility kurang berpengaruh terhadap pengambilan kebijakan utang perusahaan. Oleh karena itu, seorang manajer keuangan diharapkan selain
memperhatikan berbagai faktor-faktor internal perusahaan juga harus memerhatikan faktorfaktor eksternal (suku bunga, tingkat inflasi, kurs mata uang asing, dan lain sebagainya) sebelum memutuskan kebijakan utang yang diambil.
C. Keterbatasan Keterbatasan pada penelitian ini adalah: 1. Banyaknya data yang harus diinput sehingga memungkinkan ada beberapa kesalahan pengetikan yang terjadi. 2. Penggunaan variabel independen yang relatif sedikit dan tidak memasukkan variabel eksternal perusahaan (seperti suku bunga, tingkat inflasi, dan kurs mata uang asing). Hal ini mengakibatkan hasil pada penelitian ini kurang memuaskan yaitu variabel independen secara simultan hanya mempengaruhi variabel dependen sebesar 29,9% dan 32,8% pada sebelum dan sesudah pemberlakuan UU Perpajakan 2000. 3. Sampel pada penelitian ini dilakukan pada tahun 1998-2001, di mana pada tahun 1998 Indonesia mengalami krisis moneter sehingga sampel yang dipakai pada penelitian ini dianggap kurang kompeten. 4. Jumlah sampel yang relatif sedikit dan bersifat homogen sehingga hasil penelitian ini kecil kemungkinan untuk digeneralisir. 5. Penelitian ini hanya mengambil waktu 4 tahun.
D. Rekomendasi Supaya didapat hasil yang lebih signifikan maka pada penelitian selanjutnya diharapkan: 1. Menggunakan lebih banyak variabel independen dan memasukkan variabel ekstenal perusahaan (seperti suku bunga ,tingkat inflasi, dan kurs mata uang asing). Hal ini perlu dilakukan mengingat berbagai variabel ekternal perusahaan juga berperan dalam
pengambilan keputusan penggunaan utang perusahaan. Terlebih lagi pada saat ini hampir seluruh negara di dunia sedang mengalami krisis keuangan global. 2. Menghindari tahun-tahun krisis moneter. Hal ini dilakukan supaya sampel yang didapat lebih kompeten. 3. Menggunakan lebih banyak sampel sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapat digeneralisir. 4. Menggunakan waktu penelitian yang lebih lama.
Lampiran 1.1. Daftar Perusahaan Manufaktur Sejak 1998-2001
Nama Perusahaan
No.
Tahun
Kode 1998
1999
2000
2001
1.
Ades Alfindo Putra Setia Tbk
ADES
√
√
√
√
2.
Alakasa Industrindo Tbk
ALKA
√
√
√
√
3.
Alumindo Light Metal Industry Tbk
ALMI
√
√
√
√
4.
Andhi Chandra Automotive Prod. Tbk
ACAP
▬
▬
√
√
5.
Anwar Sierad Tbk
ANSI
▬
√
√
▬
6.
APAC Centertex Corp. Tbk
MYTX
√
√
√
√
7.
Aqua Golden Mississippi Tbk
AQUA
√
√
√
√
8.
Argha Karya Prima Industry Tbk
AKPI
√
√
√
√
9.
Argo Pantes Tbk
ARGO
√
√
√
√
10. Arwana Citramulia Tbk
ARNA
▬
▬
▬
√
11. Asahimas Flat Glass Tbk
AMFG
√
√
√
√
12. Asia Inti Selera Tbk
AISA
√
√
√
√
13. Asiana Multikreasi Tbk
ASIA
√
√
√
√
14. Asiaplast Industries Tbk
APLI
▬
▬
√
√
15. Astra Int'l Tbk
ASII
√
√
√
√
16. Astra Otoparts Tbk
AUTO
√
√
√
√
17. Barito Pacific Timber Tbk
BRPT
√
√
√
√
18. BAT Indonesia Tbk
BATI
√
√
√
√
19. Bayer Indonesia SB Tbk
BYSB/P
√
√
√
√
20. Bentoel Internasional Investama Tbk
RMBA
▬
▬
▬
√
21. Berlina Tbk
BRNA
√
√
√
√
22. Betonjaya Manunggal Tbk
BTON
▬
▬
▬
√
23. Branta Mulia Tbk
BRAM
√
√
√
√
24. Bristol-Myers Squibb (Preferen) Tbk
SQBI
√
√
√
√
25. Budi Acid Jaya Tbk
BUDI
√
√
√
√
26. Cahaya Kalbar Tbk
CEKA
√
√
√
√
27. Centex (Seri B) Tbk
CNTB
√
√
√
√
28. Charoen Pokphand Indonesia Tbk
CPIN
√
√
√
√
29. Citra Tubindo Tbk
CTBN
√
√
√
√
30. Colorpak Indonesia Tbk
CLPI
▬
▬
▬
√
31. Concord Benefit Enterprises Tbk
CNBE
√
√
√
▬
32. CP. Prima Tbk
CPPR
√
√
√
√
33. Daeyu Orchid Indonesia Tbk
DOID
▬
▬
▬
√
34. Dankos Laboratories Tbk
DNKS
√
√
√
√
35. Darya-Varia Laboratoria Tbk
DVLA
√
√
√
√
36. Davomas Abadi Tbk
DAVO
√
√
√
√
37. Daya Sakti Unggul Corp. Tbk
DSUC
√
√
√
√
38. Delta Djakarta Tbk Tbk
DLTA
√
√
√
√
39. Dharmala Agrifood Tbk
TPFC
√
√
▬
▬
40. Duta Pertiwi Nusantara Tbk
DPNS
√
√
√
√
41. Dynaplast Tbk
DYNA
√
√
√
√
42. Ekadharma Tape Ind Tbk
EKAD
√
√
√
√
43. Eratex Djaja Limited Tbk
ERTX
√
√
√
√
44. Eterindo Wahanatama Tbk
ETWA
√
√
√
√
ESTI
√
√
√
√
46. Fajar Surya Wisesa Tbk
FASW
√
√
√
√
47. Fiskaragung Perkasa Tbk
FISK
√
√
▬
▬
48. Fortune Mate Indonesia Tbk
FMII
▬
▬
√
√
49. Gajah Tunggal Tbk
GJTL
√
√
√
√
50. Goodyear Indonesia Tbk
GDYR
√
√
√
√
51. Great Golden Star Tbk
GGST
√
▬
▬
▬
52. GT Kabel Indonesia Tbk
KBLI
√
√
√
√
53. GT Petrochem Industries Tbk
ADMG
√
√
√
√
54. Gudang Garam Tbk
GGRM
√
√
√
√
55. Hanson Industri Utama Tbk
MYRX
√
√
√
√
56. HM Sampoerna Tbk
HMSP
√
√
√
√
57. Igarjaya Tbk
IGAR
√
√
√
√
58. IKI Indah Kabel Indonesia Tbk
IKBI
√
▬
▬
▬
59. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
INKP
√
√
√
√
45. Ever Shine Textile Industry Tbk
60. Indal Aluminium Industry Tbk
INAI
√
√
√
√
61. Indocement Tunggal Perkasa Tbk
INTP
√
√
√
√
62. Indofarma Tbk
INAF
▬
▬
▬
√
63. Indofood Sukses Makmur Tbk
INDF
√
√
√
√
64. Indomobil Sukses Internasional Tbk
IMAS
√
√
√
√
65. Indorama Syntetics Tbk
INDR
√
√
√
√
66. Indospring Tbk
INDS
√
√
√
√
67. Intan Wijaya Chemical Tbk
INCI
√
√
√
√
68. Intikeramik Alamasri Industri Tbk
IKAI
√
√
√
√
69. Intinusa Selareksa Tbk
INSA
√
▬
▬
▬
70. Itamaraya Gold Industry Tbk
ITMA
√
√
√
√
71. Jakarta Kyoei Steel Works Tbk
JKSW
√
√
√
√
72. JAPFA Tbk
JPFA
√
√
√
√
73. Jaya Pari Steel Corp. Ltd Tbk
JPRS
√
√
√
√
74. Jembo Cable Company Tbk
JECC
√
√
√
√
75. Kabelindo Murni Tbk
KBLM
√
√
√
√
76. Kalbe Farma Tbk
KLBF
√
√
√
√
77. Karwell Indonesia Tbk
KARW
√
√
√
√
78. Kasogi Internasional Tbk
GDWU
√
√
√
√
79. Kedaung Indah Can Tbk
KICI
√
√
√
√
80. Kedawung Setia Industrial Tbk
KDSI
√
√
√
√
81. Keramika Indonesia Tbk
KIAS
√
√
√
√
82. Kimia Farma Tbk
KAEF
▬
▬
▬
√
83. Komatsu Indonesia Tbk
KOMI
√
√
√
√
84. Kurnia Kapuas Utama Tbk
KKGI
√
√
√
√
85. Langgeng Makmur Plastic Indus. Tbk
LMPI
√
√
√
√
86. Lapindo Packaging Tbk
LAPD
▬
▬
▬
√
87. Lion Mesh P. Tbk
LMSH
√
√
√
√
88. Lion Metal Works Tbk
LION
√
√
√
√
89. Mandom Indonesia Tbk
TCID
√
√
√
√
90. Mayora Indah Tbk
MYOR
√
√
√
√
91. Merck Indonesia Tbk
MERK
√
√
√
√
92. Miwon Indonesia Tbk
MWON
√
√
√
√
93. Mulia Industrindo Tbk
MLIA
▬
√
√
√
94. Multi Agro Persada Tbk
TRPK
√
√
√
√
95. Multi Bintang Indonesia Tbk
MLBI
√
√
√
√
96. Multi Prima Sejahtera Tbk
LPIN
√
√
√
√
MRAT
√
√
√
√
98. Nipress Tbk
NIPS
√
√
√
√
99. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
TKIM
√
√
√
√
100. Pan Brothers Tex. Tbk
PBRX
√
√
√
√
101. Panasia Filament Inti Tbk
PAFI
√
√
√
√
102. Panasia Indosyntec Tbk
HDTX
√
√
√
√
103. Pelangi Indah Canindo Tbk
PICO
√
√
√
√
104. Plastpack Prima Industri Tbk
PLAS
▬
▬
▬
√
105. Polysindo Eka Perkasa Tbk
POLY
√
√
√
√
106. Prasidha Aneka Niaga Tbk
PSDN
√
√
√
√
107. Prima Alloy Steel Universal Tbk
PRAS
√
√
√
√
108. Primarindo Asia Infras. Tbk
BIMA
√
√
√
√
109. Procter & Gambler Indonesia Tbk
PGIN
√
√
√
√
110. Pyridam Farma Tbk
PYFA
▬
▬
▬
√
111. Ricky Putra Globalindo Tbk
RICY
√
√
√
√
112. Roda Vivatex Tbk
RDTX
√
√
√
√
113. Sarasa Nugraha Tbk
SRSN
√
√
√
√
114. Sari Husada Tbk
SHDA
√
√
√
√
115. Schering Plough Indonesia Tbk
SCPI
√
√
√
√
116. Sekar Bumi Tbk
SKBM
√
√
▬
▬
117. Sekar Laut Tbk
SKLT
√
√
√
√
118. Selamat Sempurna Tbk
SMSM
√
√
√
√
119. Semen Cibinong Tbk
SMCB
√
√
√
√
120. Semen Gresik (Persero) Tbk
SMGR
√
√
√
√
121. Sepatu Bata Tbk
BATA
√
√
√
√
122. Siantar Top Tbk
STTP
√
√
√
√
123. Sierad Produce Tbk
SIPD
√
√
√
√
124. Siwani Makmur Tbk
SIMA
√
√
√
√
125. SMART Tbk
SMAR
√
√
√
√
126. Sorini Corporation Tbk
SOBI
√
√
√
√
127. Suba Indah Tbk
SUBA
√
√
√
√
97. Mustika Ratu Tbk
128. Sucaco Tbk
SCCO
√
√
√
√
129. Sumalindo Lestari Jaya Tbk
SULI
√
√
√
√
130. Sumi Indo Kabel Tbk
IKBI
▬
√
√
√
131. Summitplast Interbenua Tbk
SMPL
▬
▬
√
√
132. Sunson Textile Manufactures Tbk
SSTM
√
√
√
√
133. Suparma Tbk
SPMA
√
√
√
√
134. Super Mitory Utama Tbk
SUMI
√
√
▬
▬
135. Surabaya Agung Industry Pulp Tbk
SAIP
√
√
√
√
136. Surya Dumai Industri Tbk
SUDI
√
√
√
√
137. Surya Hidup Satwa Tbk
SHSA
√
√
√
√
138. Surya Intrindo Makmur Tbk
SIMM
▬
▬
√
√
139. Surya Toto Indonesia Tbk
TOTO
√
√
√
√
140. Tembaga Mulia Semanan Tbk
TBMS
√
√
√
√
141. Tempo Scan Pasific Tbk
TSPC
√
√
√
√
142. Texmaco Jaya Tbk
TEJA
√
√
√
√
143. Texmaco Perkasa Engineering Tbk
TPEN
√
√
√
√
144. TIFICO Tbk
TFCO
√
√
√
√
145. Tirta Mahakam Plywood Industry Tbk
TIRT
▬
√
√
√
146. Toba Pulp Lestari Tbk
INRU
√
√
√
√
147. Tri Polyta Indonesia Tbk
TPIA
√
√
√
√
148. Trias Sentosa Tbk
TRST
√
√
√
√
149. Tunas Baru Lampung Tbk
TBLA
▬
▬
√
√
150. Ultra Jaya Milk Tbk
ULTJ
√
√
√
√
151. Unggul Indah Cahaya Tbk
UNIC
√
√
√
√
152. Unilever Indonesia Tbk
UNVR
√
√
√
√
153. Voksel Electric Tbk
VOKS
√
√
√
√
154. Wahana Jaya Perkasa Tbk
UGAR
√
√
√
√
JWJI
√
√
√
√
155. Waniaindah Busana Tbk Sumber: Bursa Efek Indonesia diolah Keterangan: •
Populasi pada penelitian ini berjumlah 155 perusahaan.
•
Pada tahun 2000, Indosteel (JWJI) berubah nama menjadi Waniaindah Busana.
•
Pada tahun 2000, Tancho Indonesia (TCID) berubah nama menjadi Mandom
Indonesia. •
Pada tahun 2001, Inti Indorayon Utama (INRU) berubah nama menjadi Toba Pulp Lestari.
•
Pada tahun 2001, Lippo Enterprises (LPIN) berubah nama menjadi Multi Prima Sejahtera.
•
Pada tahun 2001, Van Der Horst Indonesia (SIMA) berubah nama menjadi Siwani Makmur.
•
Pada tahun 2001, Trafindo Perkasa (TRPK) berubah nama menjadi Multi Argo Persada.
Lampiran 1.2. Proses Penyaringan Sampel Penelitian
Kriteria
No.
KRITERI A2
ACAP ANSI ARNA APLI RMBA BTON CLPI CNBE DOID TPFC FISK FMII GGST IKBI INAF INSA KAEF LAPD MLIA PLAS PYFA SKBM IKBI SMPL SUMI SIMM TIRT TBLA BYSB SQBI CNTB MYRX ADES ALKA ALMI MYTX AKPI ARGO
93 Perusaha an
KRITERI A3
Jumlah
4 Perusaha an
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Andhi Chandra Automotive Products Tbk Anwar Sierad Tbk Arwana Citramulia Tbk Asiaplast Industries Tbk Bentoel Internasional Investama Tbk Betonjaya Manunggal Tbk Colorpak Indonesia Tbk Concord Benefit Enterprises Tbk Daeyu Orchid Indonesia Tbk Dharmala Agrifood Tbk Fiskaragung Perkasa Tbk Fortune Mate Indonesia Tbk Great Golden Star Tbk IKI Indah Kabel Indonesia Tbk Indofarma Tbk Intinusa Selareksa Tbk Kimia Farma Tbk Lapindo Packaging Tbk Mulia Industrindo Tbk Plastpack Prima Industri Tbk Pyridam Farma Tbk Sekar Bumi Tbk Sumi Indo Kabel Tbk Summitplast Interbenua Tbk Super Mitory Utama Tbk Surya Intrindo Makmur Tbk Tirta Mahakam Plywood Industry Tbk Tunas Baru Lampung Tbk Bayer Indonesia SB Tbk Bristol-Myers Squibb (Preferen) Tbk Centex (Seri B) Tbk Hanson Industri Utama Tbk Ades Alfindo Putra Setia Tbk Alakasa Industrindo Tbk Alumindo Light Metal Industry Tbk APAC Centertex Corp. Tbk Argha Karya Prima Industry Tbk Argo Pantes Tbk
Kode
28 Perusahaan
KRITERIA 1
1.
Perusahaan yang Tereliminasi
KRITERIA 3
Asahimas Flat Glass Tbk Asia Inti Selera Tbk Asiana Multikreasi Tbk Astra Int'l Tbk Astra Otoparts Tbk Barito Pacific Timber Tbk Branta Mulia Tbk Budi Acid Jaya Tbk Cahaya Kalbar Tbk Charoen Pokphand Indonesia Tbk Citra Tubindo Tbk CP. Prima Tbk Dankos Laboratories Tbk Darya-Varia Laboratoria Tbk Davomas Abadi Tbk Daya Sakti Unggul Corp. Tbk Eterindo Wahanatama Tbk Fajar Surya Wisesa Tbk Gajah Tunggal Tbk GT Kabel Indonesia Tbk GT Petrochem Industries Tbk HM Sampoerna Tbk Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Indal Aluminium Industry Tbk Indocement Tunggal Perkasa Tbk Indomobil Sukses Internasional Tbk Indorama Syntetics Tbk Indospring Tbk Intikeramik Alamasri Industri Tbk Itamaraya Gold Industry Tbk Jakarta Kyoei Steel Works Tbk JAPFA Tbk Jaya Pari Steel Corp. Ltd Tbk Jembo Cable Company Tbk Kabelindo Murni Tbk Kalbe Farma Tbk Karwell Indonesia Tbk Kasogi Internasional Tbk Kedawung Setia Industrial Tbk Keramika Indonesia Tbk Komatsu Indonesia Tbk Langgeng Makmur Plastic Indus. Tbk Lion Mesh P. Tbk Lion Metal Works Tbk Mayora Indah Tbk Miwon Indonesia Tbk
AMFG AISA ASIA ASII AUTO BRPT BRAM BUDI CEKA CPIN CTBN CPPR DNKS DVLA DAVO DSUC ETWA FASW GJTL KBLI ADMG HMSP INKP INAI INTP IMAS INDR INDS IKAI ITMA JKSW JPFA JPRS JECC KBLM KLBF KARW GDWU KDSI KIAS KOMI LMPI LMSH LION MYOR MWON
93 Perusahaan
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52.
KRITERIA 3
TRPK LPIN NIPS TKIM PAFI HDTX PICO POLY PSDN PRAS BIMA PGIN RICY RDTX SRSN SCPI SKLT SMCB SIPD SIMA SMAR SOBI SUBA SCCO SULI SSTM SPMA SAIP SUDI SHSA TOTO TSPC TEJA TPEN TFCO INRU TPIA TRST VOKS UGAR JWJI
93 Perusahaan
53. Multi Agro Persada Tbk 54. Multi Prima Sejahtera Tbk 55. Nipress Tbk 56. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 57. Panasia Filament Inti Tbk 58. Panasia Indosyntec Tbk 59. Pelangi Indah Canindo Tbk 60. Polysindo Eka Perkasa Tbk 61. Prasidha Aneka Niaga Tbk 62. Prima Alloy Steel Universal Tbk 63. Primarindo Asia Infras. Tbk 64. Procter & Gambler Indonesia Tbk 65. Ricky Putra Globalindo Tbk 66. Roda Vivatex Tbk 67. Sarasa Nugraha Tbk 68. Schering Plough Indonesia Tbk 69. Sekar Laut Tbk 70. Semen Cibinong Tbk 71. Sierad Produce Tbk 72. Siwani Makmur Tbk 73. SMART Tbk 74. Sorini Corporation Tbk 75. Suba Indah Tbk 76. Sucaco Tbk 77. Sumalindo Lestari Jaya Tbk 78. Sunson Textile Manufactures Tbk 79. Suparma Tbk 80. Surabaya Agung Industry Pulp Tbk 81. Surya Dumai Industri Tbk 82. Surya Hidup Satwa Tbk 83. Surya Toto Indonesia Tbk 84. Tempo Scan Pasific Tbk 85. Texmaco Jaya Tbk 86. Texmaco Perkasa Engineering Tbk 87. TIFICO Tbk 88. Toba Pulp Lestari Tbk 89. Tri Polyta Indonesia Tbk 90. Trias Sentosa Tbk 91. Voksel Electric Tbk 92. Wahana Jaya Perkasa Tbk 93. Waniaindah Busana Tbk Sumber: Bursa Efek Indonesia diolah
Lampiran 1.3. Daftar Nama Sampel Penelitian No.
Perusahaan
Kode
1.
Aqua Golden Mississipi Tbk
AQUA
2.
BAT Indonesia Tbk
BATI
3.
Berlina Tbk
BRNA
4.
Delta Djakarta Tbk
DLTA
5.
Duta Pertiwi Nusantara Tbk
DPNS
6.
Dynaplast Tbk
DYNA
7.
Ekadharma Tape Industry Tbk
EKAD
8.
Eratex Djaja Limited Tbk
ERTX
9.
Ever Shine Textile Industry Tbk
ESTI
10.
Goodyear Indonesia Tbk
GDYR
11.
Gudang Garam Tbk
GGRM
12.
Igarjaya Tbk
IGAR
13.
Indofood Sukses Makmur Tbk
INDF
14.
Intan Wijaya Chemical Tbk
INCI
15.
Kedaung Indah Can Tbk
KICI
16.
Kurnia Kapuas Utama Tbk
KKGI
17.
Mandom Indonesia Tbk
TCID
18.
Merck Indonesia Tbk
MERK
19.
Multi Bintang Indonesia Tbk
MLBI
20.
Mustika Ratu Tbk
MRAT
21.
Pan Brothers Tex. Tbk
PBRX
22.
Sari Husada Tbk
SHDA
23.
Selamat Sempurna Tbk
SMSM
24.
Semen Gresik (Persero) Tbk
SMGR
25.
Sepatu Bata Tbk
BATA
26.
Siantar Top Tbk
STTP
27.
Tembaga Mulia Semanan Tbk
TBMS
28.
Ultra Jaya Milk Tbk
ULTJ
29.
Unggul Indah Cahaya Tbk
UNIC
30.
Unilever Indonesia Tbk
UNVR
Sumber: Bursa Efek Indonesia diolah
Lampiran 2.1. Perhitungan Ukuran Perusahaan Sebelum UU Perpajakan 2000 Rumus
:
No. Kode 1. AQUA 2.
BATI
3.
BRNA
4.
DLTA
5.
DPNS
6.
DYNA
7.
EKAD
8.
ERTX
9.
ESTI
10.
GDYR
11.
GGRM
12.
IGAR
13.
INDF
14.
INCI
15.
KICI
16.
KKGI
17.
TCID
18.
MERK
SIZE
= Ln Penjualan + Ln Total Aktiva 2
Tahun Penjualan Ln Penjualan Total Aktiva Ln Total Aktiva 1998 360546000000 26,6109 175331000000 25,8899 1999 410793000000 26,7414 209460000000 26,0678 1998 858342000000 27,4783 807107000000 27,4167 1999 1015354000000 27,6463 874736000000 27,4972 1998 90121898316 25,2244 109137001286 25,4159 1999 116377146475 25,4801 117907462875 25,4932 1998 156188011000 25,7743 318962903000 26,4883 1999 211618469000 26,0781 305624878000 26,4456 1998 97592366574 25,3041 103758886089 25,3653 1999 64722324341 24,8934 108105006907 25,4064 1998 149914030958 25,7333 292393297442 26,4014 1999 196812682875 26,0055 300994310666 26,4304 1998 104081954716 25,3684 54262372851 24,7171 1999 92972615269 25,2556 54735510268 24,7258 1998 479453054000 26,8959 357115267000 26,6013 1999 347990710000 26,5754 346693160000 26,5717 1998 474630207587 26,8858 755603230152 27,3508 1999 496912494252 26,9317 739454467020 27,3292 1998 519808543000 26,9767 324498130000 26,5055 1999 535114483000 27,0057 348003411000 26,5755 1998 9973172302359 29,9309 6532916408595 29,5079 1999 12694605000000 30,1722 8076916000000 29,7200 1998 157300948537 25,7814 150188038991 25,7352 1999 229194112877 26,1578 171039332250 25,8652 1998 8834356126100 29,8097 11086190593047 30,0367 1999 11548598563289 30,0776 10637679945001 29,9954 1998 90295296487 25,2264 111606881083 25,4382 1999 91722274186 25,2420 117833121144 25,4925 1998 161903786907 25,8103 190660841319 25,9738 1999 121659443428 25,5245 172969198196 25,8764 1998 258358007963 26,2776 249061074627 26,2410 1999 158595641541 25,7896 226918321076 26,1479 1998 261263811000 26,2888 196554547000 26,0042 1999 372238358000 26,6428 246888289000 26,2322 1998 94244524000 25,2692 74354986000 25,0321 1999 125830602000 25,5582 97359178000 25,3017
SIZE 26,2504 26,4046 27,4475 27,5717 25,3201 25,4866 26,1313 26,2618 25,3347 25,1499 26,0673 26,2179 25,0428 24,9907 26,7486 26,5736 27,1183 27,1304 26,7411 26,7906 29,7194 29,9461 25,7583 26,0115 29,9232 30,0365 25,3323 25,3673 25,8920 25,7004 26,2593 25,9687 26,1465 26,4375 25,1506 25,4299
19.
MLBI
20.
MRAT
21.
PBRX
22.
SHDA
23.
SMSM
24.
SMGR
25.
BATA
26.
STTP
27.
TBMS
28.
ULTJ
29.
UNIC
30.
UNVR
1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999
299772196000 407248035000 108044445599 150957413862 157686345370 167696865343 240976934336 428770975754 349560895000 359361525000 2314801953000 3091659941000 181347818000 286722083000 158681044634 236196262191 414814512593 519137216668 188890945861 255031743164 1247739713353 1257997376699 3146717000000 4167393000000
Sumber : Laporan keuangan perusahaan diolah
26,4263 26,7327 25,4058 25,7403 25,7839 25,8454 26,2080 26,7842 26,5799 26,6076 28,4703 28,7597 25,9237 26,3818 25,7902 26,1879 26,7511 26,9754 25,9644 26,2647 27,8524 27,8605 28,7774 29,0583
461566776000 410703887000 229004258747 226434061372 86592010723 94502274874 280800286141 390083459295 261513218000 303673396000 7089637946000 7166300537000 119722017000 151714279000 159002314641 230839109292 492220162867 413046721114 476977922140 698624255654 1731315593981 1722416271474 1227534000000 1815904000000
26,8579 26,7411 26,1570 26,1457 25,1845 25,2719 26,3609 26,6896 26,2898 26,4392 29,5897 29,6004 25,5084 25,7453 25,7922 26,1650 26,9222 26,7468 26,8907 27,2724 28,1799 28,1747 27,8360 28,2276
26,6421 26,7369 25,7814 25,9430 25,4842 25,5587 26,2844 26,7369 26,4348 26,5234 29,0300 29,1801 25,7161 26,0635 25,7912 26,1765 26,8366 26,8611 26,4276 26,7685 28,0161 28,0176 28,3067 28,6430
Lampiran 2.2. Perhitungan Struktur Aset Sebelum UU Perpajakan 2000 Rumus :
No. 1.
ASSET
Kode AQUA
2.
BATI
3.
BRNA
4.
DLTA
5.
DPNS
6.
DYNA
7.
EKAD
8.
ERTX
9.
ESTI
10.
GDYR
11.
GGRM
12.
IGAR
13.
INDF
14.
INCI
15.
KICI
16.
KKGI
17.
TCID
18.
MERK
= Total Aktiva Tetap Total Aktiva Tahun 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999
Total Aktiva Tetap 70421735618 74225064919 157976000000 188955000000 45597622229 40911771916 187185941000 175478363000 12825117909 11732868445 157966176523 147871226448 12066448361 12268305734 69331763000 83818624000 470907114063 423712058611 114411286000 121407969000 1397079141687 1379508000000 38637479353 44719905551 5124224746146 4987342802511 11388803406 9409317492 76042761054 63811774899 21397488743 19087866205 80114310000 90475855000 10531691000 9884753000
Total Aktiva 175331000000 209460000000 807107000000 874736000000 109137001286 117907462875 318962903000 305624878000 103758886089 108105006907 292393297442 300994310666 54262372851 54735510268 357115267000 346693160000 755603230152 739454467020 324498130000 348003411000 6532916408595 8076916000000 150188038991 171039332250 11086190593047 10637679945001 111606881083 117833121144 190660841319 172969198196 249061074627 226918321076 196554547000 246888289000 74354986000 97359178000
ASSET 0,4017 0,3544 0,1957 0,2160 0,4178 0,3470 0,5869 0,5742 0,1236 0,1085 0,5403 0,4913 0,2224 0,2241 0,1941 0,2418 0,6232 0,5730 0,3526 0,3489 0,2139 0,1708 0,2573 0,2615 0,4622 0,4688 0,1020 0,0799 0,3988 0,3689 0,0859 0,0841 0,4076 0,3665 0,1416 0,1015
19.
MLBI
20.
MRAT
21.
PBRX
22.
SHDA
23.
SMSM
24.
SMGR
25.
BATA
26.
STTP
27.
TBMS
28.
ULTJ
29.
UNIC
30.
UNVR
1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999
251062532000 236228091000 41165750446 43106146412 23121934997 22248437178 109812567945 122042593503 114392221000 138551505000 5173658975000 4990500979000 31817569000 35976808000 79423946378 116521162208 24261999530 23287898329 311925287789 335819294553 886930481539 825082081085 462844000000 444120000000
Sumber : Laporan keuangan perusahaan diolah
461566776000 410703887000 229004258747 226434061372 86592010723 94502274874 280800286141 390083459295 261513218000 303673396000 7089637946000 7166300537000 119722017000 151714279000 159002314641 230839109292 492220162867 413046721114 476977922140 698624255654 1731315593981 1722416271474 1227534000000 1815904000000
0,5439 0,5752 0,1798 0,1904 0,2670 0,2354 0,3911 0,3129 0,4374 0,4563 0,7297 0,6964 0,2658 0,2371 0,4995 0,5048 0,0493 0,0564 0,6540 0,4807 0,5123 0,4790 0,3771 0,2446
Lampiran 2.3. Perhitungan Tingkat Pertumbuhan Sebelum UU Perpajakan 2000 Rumus :
No. 1.
GROWTH
Kode AQUA
2.
BATI
3.
BRNA
4.
DLTA
5.
DPNS
6.
DYNA
7.
EKAD
8.
ERTX
9.
ESTI
10.
GDYR
11.
GGRM
12.
IGAR
13.
INDF
14.
INCI
15.
KICI
16.
KKGI
17.
TCID
18.
MERK
= Penjualan t − Penjualan t-1 Penjualan t-1
Tahun 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999
Penjualan t 360546000000 410793000000 858342000000 1015354000000 90121898316 116377146475 156188011000 211618469000 97592366574 64722324341 149914030958 196812682875 104081954716 92972615269 479453054000 347990710000 474630207587 496912494252 519808543000 535114483000 9973172302359 12694605000000 157300948537 229194112877 8834356126100 11548598563289 90295296487 91722274186 161903786907 121659443428 258358007963 158595641541 261263811000 372238358000 94244524000 125830602000
Penjualan t-1 220833838685 360546000000 332068000000 858342000000 75669375806 90121898316 82181648000 156188011000 46158445373 97592366574 124877562327 149914030958 40755395309 104081954716 190579957000 479453054000 198075595369 474630207587 283054770000 519808543000 7517908536297 9973172302359 110951743844 157300948537 4988731430986 8834356126100 58060687871 90295296487 77466889907 161903786907 93027915411 258358007963 172828210828 261263811000 69525224000 94244524000
GROWTH 0,6327 0,1394 1,5848 0,1829 0,1910 0,2913 0,9005 0,3549 1,1143 -0,3368 0,2005 0,3128 1,5538 -0,1067 1,5158 -0,2742 1,3962 0,0469 0,8364 0,0294 0,3266 0,2729 0,4177 0,4570 0,7709 0,3072 0,5552 0,0158 1,0900 -0,2486 1,7772 -0,3861 0,5117 0,4248 0,3555 0,3352
19.
MLBI
20.
MRAT
21.
PBRX
22.
SHDA
23.
SMSM
24.
SMGR
25.
BATA
26.
STTP
27.
TBMS
28.
ULTJ
29.
UNIC
30.
UNVR
1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999
299772196000 407248035000 108044445599 150957413862 157686345370 167696865343 240976934336 428770975754 349560895000 359361525000 2314801953000 3091659941000 181347818000 286722083000 158681044634 236196262191 414814512593 519137216668 188890945861 255031743164 1247739713353 1257997376699 3146717000000 4167393000000
Sumber : Laporan keuangan perusahaan diolah
246037333000 299772196000 104683858908 108044445599 50779925723 157686345370 225801097214 240976934336 160574716000 349560895000 1640041116000 2314801953000 128319517000 181347818000 145243066445 158681044634 335968978573 414814512593 185047244983 188890945861 456650712220 1247739713353 1835778000000 3146717000000
0,2184 0,3585 0,0321 0,3972 2,1053 0,0635 0,0672 0,7793 1,1769 0,0280 0,4114 0,3356 0,4133 0,5811 0,0925 0,4885 0,2347 0,2515 0,0208 0,3502 1,7324 0,0082 0,7141 0,3244
Lampiran 2.4. Perhitungan PER Sebelum UU Perpajakan 2000 Rumus :
No. 1.
PER
Kode AQUA
2.
BATI
3.
BRNA
4.
DLTA
5.
DPNS
6.
DYNA
7.
EKAD
8.
ERTX
9.
ESTI
10.
GDYR
11.
GGRM
12.
IGAR
13.
INDF
14.
INCI
15.
KICI
16.
KKGI
17.
TCID
18.
MERK
= Harga Saham Penutupan Akhir Tahun EPS Tahun 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999
Harga Saham 2700 8000 15000 57000 300 1350 2000 9900 500 1400 525 1450 1250 1125 400 850 300 1000 2800 10000 11650 18800 300 300 4050 8750 500 1100 450 1000 1550 825 1500 5000 19000 7725
EPS 1436 1524 250 853 85 305 1164 4045 330 127 38 100 1100 504 223 145 61 342 1227 2150 577 1183 13 27 250 762 198 197 173 51 141 55 299 580 1211 1437
PER 1,8802 5,2493 60,0000 66,8230 3,5294 4,4262 1,7182 2,4475 1,5152 11,0236 13,8158 14,5000 1,1364 2,2321 1,7937 5,8621 4,9180 2,9240 2,2820 4,6512 20,1906 15,8918 23,0769 11,1111 16,2000 11,4829 2,5253 5,5838 2,6012 19,6078 10,9929 15,0000 5,0167 8,6207 15,6895 5,3758
19.
MLBI
20.
MRAT
21.
PBRX
22.
SHDA
23.
SMSM
24.
SMGR
25.
BATA
26.
STTP
27.
TBMS
28.
ULTJ
29.
UNIC
30.
UNVR
1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999
40000 40000 950 2300 325 975 1975 3500 800 1125 11075 11075 1300 13550 2025 3950 700 3250 625 1000 950 3500 30000 115000
Sumber : Laporan keuangan perusahaan diolah
832 2958 237 197 319 189 80 491 210 155 374 406 1969 3877 229 308 337 259 32 31 166 447 2666 6986
48,0769 13,5227 4,0084 11,6751 1,0188 5,1587 24,6875 7,1283 3,8095 7,2581 29,6123 27,2783 0,6602 3,4950 8,8428 12,8247 2,0772 12,5483 19,5313 32,2581 5,7229 7,8300 11,2528 16,4615
Lampiran 2.5. Perhitungan Earning Volatility Sebelum UU Perpajakan 2000 Rumus :
No. 1.
VOLT
Kode AQUA
2.
BATI
3.
BRNA
4.
DLTA
5.
DPNS
6.
DYNA
7.
EKAD
8.
ERTX
9.
ESTI
10.
GDYR
11.
GGRM
12.
IGAR
13.
INDF
14.
INCI
15.
KICI
16.
KKGI
17.
TCID
18.
MERK
= Laba Usaha Total Aktiva Tahun 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999
Laba Usaha 26189000000 31680000000 46173000000 164615000000 25753716621 36964754993 19992764000 43361804000 49244016687 18888669175 26362665883 34889855795 12303183961 11746910422 132520652000 24179446000 147534554227 133198946129 81159509000 130236756000 1968653532541 3012395000000 33526172698 46918869308 2079454184250 2285036636840 12391968672 33513099129 37225842764 16504030787 99322625481 40246416769 41101283000 62491100000 20959670000 30348829000
Total Aktiva 175331000000 209460000000 807107000000 874736000000 109137001286 117907462875 318962903000 305624878000 103758886089 108105006907 292393297442 300994310666 54262372851 54735510268 357115267000 346693160000 755603230152 739454467020 324498130000 348003411000 6532916408595 8076916000000 150188038991 171039332250 11086190593047 10637679945001 111606881083 117833121144 190660841319 172969198196 249061074627 226918321076 196554547000 246888289000 74354986000 97359178000
VOLT 0,1494 0,1512 0,0572 0,1882 0,2360 0,3135 0,0627 0,1419 0,4746 0,1747 0,0902 0,1159 0,2267 0,2146 0,3711 0,0697 0,1953 0,1801 0,2501 0,3742 0,3013 0,3730 0,2232 0,2743 0,1876 0,2148 0,1110 0,2844 0,1952 0,0954 0,3988 0,1774 0,2091 0,2531 0,2819 0,3117
19.
MLBI
20.
MRAT
21.
PBRX
22.
SHDA
23.
SMSM
24.
SMGR
25.
BATA
26.
STTP
27.
TBMS
28.
ULTJ
29.
UNIC
30.
UNVR
1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999
42811703000 83218492000 14350139503 29994505363 33392544223 14279312380 46252455371 121824207870 80326542000 80420591000 630710220000 742960226000 42006911000 72459222000 18766457560 30557790111 96440684652 23867015603 32779534778 37587300370 348193496661 241236237048 372542000000 790712000000
Sumber : Laporan keuangan perusahaan diolah
461566776000 410703887000 229004258747 226434061372 86592010723 94502274874 280800286141 390083459295 261513218000 303673396000 7089637946000 7166300537000 119722017000 151714279000 159002314641 230839109292 492220162867 413046721114 476977922140 698624255654 1731315593981 1722416271474 1227534000000 1815904000000
0,0928 0,2026 0,0627 0,1325 0,3856 0,1511 0,1647 0,3123 0,3072 0,2648 0,0890 0,1037 0,3509 0,4776 0,1180 0,1324 0,1959 0,0578 0,0687 0,0538 0,2011 0,1401 0,3035 0,4354
Lampiran 2.6. Perhitungan Financial Leverage Sebelum UU Perpajakan 2000 Rumus
:
FINAGE
= Total Utang MVF
MVF
= EAT x Harga Saham + Total Utang EPS
No. Kode Tahun 1. AQUA 1998 1999 2. BATI 1998 1999 3. BRNA 1998 1999 4. DLTA 1998 1999 5. DPNS 1998 1999 6. DYNA 1998 1999 7. EKAD 1998 1999 8. ERTX 1998 1999 9. ESTI 1998 1999 10. GDYR 1998 1999 11. GGRM 1998 1999 12. IGAR 1998 1999 13. INDF 1998 1999 14. INCI 1998 1999 15. KICI 1998 1999 16. KKGI 1998 1999 17. TCID 1998
Total Utang 108876000000 128766000000 512023000000 746377700000 43996459768 30646304405 208700601000 117318614000 14946062359 14279459808 92564681681 85922783773 20641256318 12690412507 292961130000 270316408000 578945322302 460796184866 149573123000 105427413000 2402019855006 2283363000000 73337956394 63046211695 9643683582463 7643357081589 4988200432 9911152814 69764797162 64940833986 132872965912 100093085875 83312227000
EAT 18907000000 20055000000 5499000000 30048000000 5891472513 21016558312 16302581000 57019890000 34627930655 13365028231 11463410008 28976483364 10811163649 12396395916 21893314000 14256731000 18293174797 102076718398 50308386000 88150991000 1110791746358 2276632000000 13980583599 28857426222 457665912322 1395399461005 20029548103 19893287679 23871090385 7013692390 35249658501 13802024022 23288890000
EPS 1436 1524 250 853 85 305 1164 4045 330 127 38 100 1100 504 223 145 61 342 1227 2150 577 1183 13 27 250 762 198 197 173 51 141 55 299
Harga Saham FINAGE 2700 0,7539 8000 0,5502 15000 0,6081 57000 0,2710 300 0,6791 1350 0,2478 2000 0,8817 9900 0,4567 500 0,2217 1400 0,0884 525 0,3689 1450 0,1698 1250 0,6269 1125 0,3144 400 0,8818 850 0,7638 300 0,8655 1000 0,6069 2800 0,5658 10000 0,2045 11650 0,0967 18800 0,0594 300 0,1852 300 0,1643 4050 0,5654 8750 0,3230 500 0,0898 1100 0,0819 450 0,5291 1000 0,3208 1550 0,2553 825 0,3259 1500 0,4163
18.
MERK
19.
MLBI
20.
MRAT
21.
PBRX
22.
SHDA
23.
SMSM
24.
SMGR
25.
BATA
26.
STTP
27.
TBMS
28.
ULTJ
29.
UNIC
30.
UNVR
1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999 1998 1999
100124787000 53287091000 24112105000 276163264000 162981760000 42083168533 30078250203 58795762540 60089808571 36034294813 58787287080 42758791000 68406252000 3977970551000 3708024829000 48571143000 47066022000 29542083658 48150328788 430399901547 346474432806 195346630462 246288180556 1353710755452 1200029882913 734639000000 905980000000
45221182000 6782884000 23059178000 17529171000 62318615000 25422239543 21069512052 24488364126 14483642347 10302262675 86502772788 54423833000 40360752000 221610310000 240586164000 25593491000 50397383000 21800749484 29271142656 6184479459 4752026988 7139749331 12104290527 57702013555 155677929718 203414000000 533005000000
Sumber : Laporan keuangan perusahaan diolah
580 1211 1437 832 2958 237 197 319 189 80 491 210 155 374 406 1969 3877 229 308 337 259 32 31 166 447 2666 6986
5000 19000 7725 40000 40000 950 2300 325 975 1975 3500 800 1125 11075 11075 1300 13550 2025 3950 700 3250 625 1000 950 3500 30000 115000
0,2044 0,3337 0,1628 0,2468 0,1621 0,2923 0,1090 0,7021 0,4457 0,1241 0,0870 0,1710 0,1893 0,3774 0,3610 0,7419 0,2109 0,1329 0,1137 0,9710 0,8532 0,5835 0,3868 0,8039 0,4961 0,2430 0,0936
Lampiran 2.7. Perhitungan Ukuran Perusahaan Sesudah UU Perpajakan 2000 Rumus
:
SIZE
No. Kode Tahun 1. AQUA 2000 2001 2. BATI 2000 2001 3. BRNA 2000 2001 4. DLTA 2000 2001 5. DPNS 2000 2001 6. DYNA 2000 2001 7. EKAD 2000 2001 8. ERTX 2000 2001 9. ESTI 2000 2001 10. GDYR 2000 2001 11. GGRM 2000 2001 12. IGAR 2000 2001 13. INDF 2000 2001 14. INCI 2000 2001 15. KICI 2000 2001 16. KKGI 2000 2001 17. TCID 2000 2001 18. MERK 2000 2001
= Ln Penjualan + Ln Total Aktiva 2 Penjualan Ln Penjualan 550584405959 27,0342 793652121804 27,3999 874202000000 27,4966 713986000000 27,2941 156836637012 25,7785 211670248579 26,0783 259052517000 26,2803 306072997000 26,4471 63799101912 24,8790 79162960342 25,0948 307882186185 26,4530 383640726614 26,6730 82039713474 25,1305 80343918399 25,1096 451287031000 26,8354 500693404000 26,9393 535760167425 27,0070 529779027703 26,9957 515663563000 26,9687 593045664000 27,1085 14964674000000 30,3367 17970450000000 30,5197 289377652836 26,3910 329410449206 26,5206 12702238659575 30,1728 14644598015377 30,3151 79186819792 25,0951 100388959038 25,3323 127806331863 25,5738 117678191575 25,4912 171451177131 25,8676 185836128099 25,9481 465547326049 26,8665 527632892755 26,9917 183809983000 25,9372 224073738000 26,1352
Total Aktiva Ln Total Aktiva 341018487619 26,5552 513596902330 26,9647 812466000000 27,4233 730886000000 27,3175 164390983088 25,8255 211662430817 26,0783 386524428000 26,6805 346901837000 26,5723 137239013888 25,6450 131618777713 25,6032 402782414714 26,7217 480699018626 26,8985 58399230058 24,7906 59709705724 24,8128 514988289000 26,9674 458982676000 26,8523 802911367907 27,4115 741158772996 27,3315 406151044000 26,7300 390074082000 26,6896 10843195000000 30,0146 13448124000000 30,2299 228644661484 26,1554 250480872887 26,2466 12554629910557 30,1611 12979101584102 30,1944 151811362076 25,7459 162305451773 25,8127 211192119036 26,0760 216942034470 26,1029 259211288709 26,2809 280202305628 26,3588 333582184443 26,5332 357575435996 26,6026 129684726000 25,5884 162719814000 25,8153
SIZE 26,7947 27,1823 27,4600 27,3058 25,8020 26,0783 26,4804 26,5097 25,2620 25,3490 26,5873 26,7857 24,9605 24,9612 26,9014 26,8958 27,2092 27,1636 26,8494 26,8991 30,1756 30,3748 26,2732 26,3836 30,1670 30,2547 25,4205 25,5725 25,8249 25,7971 26,0742 26,1535 26,6998 26,7971 25,7628 25,9753
19.
MLBI
20.
MRAT
21.
PBRX
22.
SHDA
23.
SMSM
24.
SMGR
25.
BATA
26.
STTP
27.
TBMS
28.
ULTJ
29.
UNIC
30.
UNVR
2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001
508248777000 569920703000 194280109425 228226078566 241769469560 287978217237 606242000000 932942000000 502847979382 565090284771 3596410361000 4659202505000 368041990000 407231869000 434448111464 518463102572 763549198128 1039915531919 323526904377 478403357507 1408101236204 1846655216659 4870972000000 6012611000000
Sumber : Laporan keuangan perusahaan diolah
26,9542 27,0688 25,9926 26,1536 26,2113 26,3862 27,1305 27,5616 26,9436 27,0603 28,9110 29,1699 26,6315 26,7326 26,7973 26,9741 27,3612 27,6702 26,5025 26,8937 27,9733 28,2444 29,2143 29,4249
433606743000 517775314000 278400344065 295030584376 115784153225 158527946329 542867000000 796532000000 529836576464 567043494174 7502821415000 8763074992000 207844411000 222913054000 340257031809 404060194286 509854534110 619900395210 707021622122 970601118935 2048581463285 2211461283200 2253637000000 2682025000000
26,7954 26,9728 26,3523 26,4103 25,4750 25,7892 27,0201 27,4035 26,9958 27,0637 29,6463 29,8016 26,0601 26,1300 26,5530 26,7248 26,9574 27,1528 27,2843 27,6012 28,3482 28,4247 28,4436 28,6176
26,8748 27,0208 26,1724 26,2820 25,8431 26,0877 27,0753 27,4826 26,9697 27,0620 29,2786 29,4857 26,3458 26,4313 26,6752 26,8495 27,1593 27,4115 26,8934 27,2475 28,1607 28,3345 28,8289 29,0212
Lampiran 2.8. Perhitungan Struktur Aset Sesudah UU Perpajakan 2000 Rumus :
No. 1.
ASSET
Kode AQUA
2.
BATI
3.
BRNA
4.
DLTA
5.
DPNS
6.
DYNA
7.
EKAD
8.
ERTX
9.
ESTI
10.
GDYR
11.
GGRM
12.
IGAR
13.
INDF
14.
INCI
15.
KICI
16.
KKGI
17.
TCID
18.
MERK
= Total Aktiva Tetap Total Aktiva Tahun 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001
Total Aktiva Tetap 186352705513 289203850618 192506000000 179069000000 45453403979 71146315685 166577526000 160806777000 11234182870 10415128630 186720955937 266997504660 11585221659 11616852652 115014153000 138242818000 407218886181 392616887816 168605018000 181161065000 1626388000000 2191965000000 69100639970 89993059557 5203971198727 5427878251627 55257495196 54460887634 72697265404 70430787288 17248547886 17680776878 148987217093 172090861551 12388997000 14801672000
Total Aktiva 341018487619 513596902330 812466000000 730886000000 164390983088 211662430817 386524428000 346901837000 137239013888 131618777713 402782414714 480699018626 58399230058 59709705724 514988289000 458982676000 802911367907 741158772996 406151044000 390074082000 10843195000000 13448124000000 228644661484 250480872887 12554629910557 12979101584102 151811362076 162305451773 211192119036 216942034470 259211288709 280202305628 333582184443 357575435996 129684726000 162719814000
ASSET 0,5465 0,5631 0,2369 0,2450 0,2765 0,3361 0,4310 0,4636 0,0819 0,0791 0,4636 0,5554 0,1984 0,1946 0,2233 0,3012 0,5072 0,5297 0,4151 0,4644 0,1500 0,1630 0,3022 0,3593 0,4145 0,4182 0,3640 0,3355 0,3442 0,3247 0,0665 0,0631 0,4466 0,4813 0,0955 0,0910
19.
MLBI
20.
MRAT
21.
PBRX
22.
SHDA
23.
SMSM
24.
SMGR
25.
BATA
26.
STTP
27.
TBMS
28.
ULTJ
29.
UNIC
30.
UNVR
2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001
254833531000 259916683000 49214359246 52283955140 21936557712 23992127022 125853000000 252434000000 250269534324 286672766215 4833519800000 4604937190000 47658082000 55449078000 172994852871 235587219380 33486522781 85789229812 410875452341 561494001238 944375363120 953212551200 113793000000 106034000000
Sumber : Laporan keuangan perusahaan diolah
433606743000 517775314000 278400344065 295030584376 115784153225 158527946329 542867000000 796532000000 529836576464 567043494174 7502821415000 8763074992000 207844411000 222913054000 340257031809 404060194286 509854534110 619900395210 707021622122 970601118935 2048581463285 2211461283200 2253637000000 2682025000000
0,5877 0,5020 0,1768 0,1772 0,1895 0,1513 0,2318 0,3169 0,4724 0,5056 0,6442 0,5255 0,2293 0,2487 0,5084 0,5830 0,0657 0,1384 0,5811 0,5785 0,4610 0,4310 0,0505 0,0395
Lampiran 2.9. Perhitungan Tingkat Pertumbuhan Sesudah UU Perpajakan 2000 Rumus :
No. 1.
GROWTH
Kode AQUA
2.
BATI
3.
BRNA
4.
DLTA
5.
DPNS
6.
DYNA
7.
EKAD
8.
ERTX
9.
ESTI
10.
GDYR
11.
GGRM
12.
IGAR
13.
INDF
14.
INCI
15.
KICI
16.
KKGI
17.
TCID
18.
MERK
= Penjualan t − Penjualan t-1 Penjualan t-1
Tahun 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001
Penjualan t 550584405959 793652121804 874202000000 713986000000 156836637012 211670248579 259052517000 306072997000 63799101912 79162960342 307882186185 383640726614 82039713474 80343918399 451287031000 500693404000 535760167425 529779027703 515663563000 593045664000 14964674000000 17970450000000 289377652836 329410449206 12702238659575 14644598015377 79186819792 100388959038 127806331863 117678191575 171451177131 185836128099 465547326049 527632892755 183809983000 224073738000
Penjualan t-1 410793000000 550584405959 1015354000000 874202000000 116377146475 156836637012 211618469000 259052517000 64722324341 63799101912 196812682875 307882186185 92972615269 82039713474 347990710000 451287031000 496912494252 535760167425 535114483000 515663563000 12694605000000 14964674000000 229194112877 289377652836 11548598563289 12702238659575 91722274186 79186819792 121659443428 127806331863 158595641541 171451177131 372238358000 465547326049 125830602000 183809983000
GROWTH 0,3403 0,4415 -0,1390 -0,1833 0,3477 0,3496 0,2241 0,1815 -0,0143 0,2408 0,5643 0,2461 -0,1176 -0,0207 0,2968 0,1095 0,0782 -0,0112 -0,0363 0,1501 0,1788 0,2009 0,2626 0,1383 0,0999 0,1529 -0,1367 0,2677 0,0505 -0,0792 0,0811 0,0839 0,2507 0,1334 0,4608 0,2191
19.
MLBI
20.
MRAT
21.
PBRX
22.
SHDA
23.
SMSM
24.
SMGR
25.
BATA
26.
STTP
27.
TBMS
28.
ULTJ
29.
UNIC
30.
UNVR
2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001
508248777000 569920703000 194280109425 228226078566 241769469560 287978217237 606242000000 932942000000 502847979382 565090284771 3596410361000 4659202505000 368041990000 407231869000 434448111464 518463102572 763549198128 1039915531919 323526904377 478403357507 1408101236204 1846655216659 4870972000000 6012611000000
Sumber : Laporan keuangan perusahaan diolah
407248035000 508248777000 150957413862 194280109425 167696865343 241769469560 428770975754 606242000000 359361525000 502847979382 3091659941000 3596410361000 286722083000 368041990000 236196262191 434448111464 519137216668 763549198128 255031743164 323526904377 1257997376699 1408101236204 4167393000000 4870972000000
0,2480 0,1213 0,2870 0,1747 0,4417 0,1911 0,4139 0,5389 0,3993 0,1238 0,1633 0,2955 0,2836 0,1065 0,8394 0,1934 0,4708 0,3619 0,2686 0,4787 0,1193 0,3115 0,1688 0,2344
Lampiran 2.10. Perhitungan PER Sesudah UU Perpajakan 2000 Rumus :
No. 1.
PER
Kode AQUA
2.
BATI
3.
BRNA
4.
DLTA
5.
DPNS
6.
DYNA
7.
EKAD
8.
ERTX
9.
ESTI
10.
GDYR
11.
GGRM
12.
IGAR
13.
INDF
14.
INCI
15.
KICI
16.
KKGI
17.
TCID
18.
MERK
= Harga Saham Penutupan Akhir Tahun EPS Tahun 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001
Harga Saham 14000 35000 12100 6300 1025 975 7400 7600 575 400 750 490 700 450 425 420 250 320 6000 4900 13000 8650 100 65 775 625 675 405 500 300 510 310 2900 2100 7450 10500
EPS 2922 3648 1105 1718 341 526 2148 2785 138 86 109 123 136 134 54 67 20 15 908 286 1166 1085 20 8 71 82 159 175 125 63 45 19 399 300 2204 2518
PER 4,7912 9,5943 10,9502 3,6671 3,0059 1,8536 3,4451 2,7289 4,1667 4,6512 6,8807 3,9837 5,1471 3,3582 7,8704 6,2687 12,5000 21,3333 6,6079 17,1329 11,1492 7,9724 5,0000 8,1250 10,9155 7,6220 4,2453 2,3143 4,0000 4,7619 11,3333 16,3158 7,2682 7,0000 3,3802 4,1700
19.
MLBI
20.
MRAT
21.
PBRX
22.
SHDA
23.
SMSM
24.
SMGR
25.
BATA
26.
STTP
27.
TBMS
28.
ULTJ
29.
UNIC
30.
UNVR
2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001
34000 21000 1350 1250 1300 950 4500 9250 2000 1800 5800 5500 12200 14000 1450 270 2700 4000 1175 700 1025 1400 12500 16350
Sumber : Laporan keuangan perusahaan diolah
4448 5403 294 340 195 235 716 1225 227 210 578 535 4871 4882 41 17 386 1062 16 16 303 235 1066 1162
7,6439 3,8867 4,5918 3,6765 6,6667 4,0426 6,2849 7,5510 8,8106 8,5714 10,0346 10,2804 2,5046 2,8677 35,3659 15,8824 6,9948 3,7665 73,4375 43,7500 3,3828 5,9574 11,7261 14,0706
Lampiran 2.11. Perhitungan Earning Volatility Sesudah UU Perpajakan 2000 Rumus :
No. 1.
VOLT
Kode AQUA
2.
BATI
3.
BRNA
4.
DLTA
5.
DPNS
6.
DYNA
7.
EKAD
8.
ERTX
9.
ESTI
10.
GDYR
11.
GGRM
12.
IGAR
13.
INDF
14.
INCI
15.
KICI
16.
KKGI
17.
TCID
18.
MERK
= Laba Usaha Total Aktiva Tahun 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001
Laba Usaha 51533385577 67080147770 126485000000 181442000000 41776591151 58849826150 68730765000 70289550000 49244016687 18888669175 58315362986 70296983018 7564424617 5094142851 80906032000 46221753000 115577460704 75154504618 44562403000 7189074000 3254663000000 3389977000000 48290763849 27167561348 2396331069840 2034459662892 20310369137 26925063261 23783513798 13759187067 33567803604 19972927601 84661655604 71045450579 55264619000 70269743000
Total Aktiva 341018487619 513596902330 812466000000 730886000000 164390983088 211662430817 386524428000 346901837000 137239013888 131618777713 402782414714 480699018626 58399230058 59709705724 514988289000 458982676000 802911367907 741158772996 406151044000 390074082000 10843195000000 13448124000000 228644661484 250480872887 12554629910557 12979101584102 151811362076 162305451773 211192119036 216942034470 259211288709 280202305628 333582184443 357575435996 129684726000 162719814000
VOLT 0,1511 0,1306 0,1557 0,2482 0,2541 0,2780 0,1778 0,2026 0,3588 0,1435 0,1448 0,1462 0,1295 0,0853 0,1571 0,1007 0,1439 0,1014 0,1097 0,0184 0,3002 0,2521 0,2112 0,1085 0,1909 0,1567 0,1338 0,1659 0,1126 0,0634 0,1295 0,0713 0,2538 0,1987 0,4261 0,4318
19.
MLBI
20.
MRAT
21.
PBRX
22.
SHDA
23.
SMSM
24.
SMGR
25.
BATA
26.
STTP
27.
TBMS
28.
ULTJ
29.
UNIC
30.
UNVR
2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001
145946189000 146480356000 34404824312 39089285529 17215350169 18220161833 169252000000 267552000000 90889125573 107891777615 781554637000 981741694000 92039234000 95480345000 47825663613 40624531154 62780973605 53741695687 50430397244 56181171971 224980166307 316563571897 1018562000000 1178481000000
Sumber : Laporan keuangan perusahaan diolah
433606743000 517775314000 278400344065 295030584376 115784153225 158527946329 542867000000 796532000000 529836576464 567043494174 7502821415000 8763074992000 207844411000 222913054000 340257031809 404060194286 509854534110 619900395210 707021622122 970601118935 2048581463285 2211461283200 2253637000000 2682025000000
0,3366 0,2829 0,1236 0,1325 0,1487 0,1149 0,3118 0,3359 0,1715 0,1903 0,1042 0,1120 0,4428 0,4283 0,1406 0,1005 0,1231 0,0867 0,0713 0,0579 0,1098 0,1431 0,4520 0,4394
Lampiran 2.12. Perhitungan Financial Leverage Sebelum UU Perpajakan 2000 Rumus
:
FINAGE
= Total Utang MVF
MVF
= EAT x Harga Saham + Total Utang EPS
No. Kode Tahun 1. AQUA 2000 2001 2. BATI 2000 2001 3. BRNA 2000 2001 4. DLTA 2000 2001 5. DPNS 2000 2001 6. DYNA 2000 2001 7. EKAD 2000 2001 8. ERTX 2000 2001 9. ESTI 2000 2001 10. GDYR 2000 2001 11. GGRM 2000 2001 12. IGAR 2000 2001 13. INDF 2000 2001 14. INCI 2000 2001 15. KICI 2000 2001 16. KKGI 2000 2001 17. TCID 2000
Total Utang 212118589184 342835143174 428023000000 323724000000 55602523751 84860246754 169056211000 89597742000 30034987275 19912502365 168074859009 210645642248 14094200024 12836526270 648105397000 519717702000 441128649338 349588797711 155051538000 131348975000 4732082000000 5249926000000 108400467777 133910882483 8862149207477 8658704829206 28874522301 22296218314 87022542240 82315006753 121912294277 138193912522 92116798772
EAT 38464528990 48014292158 57464000000 113420000000 23551829416 36264571781 34396225000 44594847000 17390071328 10782180573 29448966932 33160136696 6095410554 5976410237 5320640000 6573350000 4102831028 30086867602 37223508000 11725601000 2243215000000 2087361000000 21038867044 8030357830 646172334187 789028696511 20074871445 22132393684 17273739121 8692930657 11163859231 4708798674 53025495305
EPS 2922 3648 1105 1718 341 526 2148 2785 138 86 109 123 136 134 54 67 20 15 908 286 1166 1085 20 8 71 82 159 175 125 63 45 19 399
Harga Saham FINAGE 14000 0,5351 35000 0,4267 12100 0,4048 6300 0,4377 1025 0,4399 975 0,5580 7400 0,5879 7600 0,4240 575 0,2930 400 0,2842 750 0,4534 490 0,6146 700 0,3100 450 0,3901 425 0,9393 420 0,9265 250 0,8958 320 0,3526 6000 0,3866 4900 0,3953 13000 0,1591 8650 0,2398 100 0,5075 65 0,6724 775 0,5568 625 0,5901 675 0,2531 405 0,3033 500 0,5574 300 0,6654 510 0,4907 310 0,6427 2900 0,1929
18.
MERK
19.
MLBI
20.
MRAT
21.
PBRX
22.
SHDA
23.
SMSM
24.
SMGR
25.
BATA
26.
STTP
27.
TBMS
28.
ULTJ
29.
UNIC
30.
UNVR
2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001 2000 2001
92713201083 32828841000 35225805000 218497426000 225849802000 50665539981 45971420141 69131043272 96383715714 85067000000 116529000000 185692168938 175940208154 4462279046000 5557748375000 83424060000 81174586000 123473688985 165008975545 437475014554 530376592455 230588500225 463265726089 1341718321820 1360990186400 828078000000 946915000000
Sumber : Laporan keuangan perusahaan diolah
46796849242 49368812000 56398124000 93722910000 113836185000 31446666017 36364107286 14978464883 18095292383 131411000000 224766000000 59034039025 54645350154 342762994000 317467233000 63322094000 63468117000 35358484133 22267875917 7092921248 19400113199 29873810799 30396092582 116653463922 90502141834 813205000000 886944000000
300 2204 2518 4448 5403 294 340 195 235 716 1225 227 210 578 535 4871 4882 41 17 386 1062 16 16 303 235 1066 1162
2100 7450 10500 34000 21000 1350 1250 1300 950 4500 9250 2000 1800 5800 5500 12200 14000 1450 270 2700 4000 1175 700 1025 1400 12500 16350
0,2206 0,1644 0,1303 0,2337 0,3379 0,2597 0,2559 0,4091 0,5685 0,0934 0,0642 0,2631 0,2731 0,5647 0,6300 0,3447 0,3084 0,0899 0,3181 0,8981 0,8789 0,0951 0,2584 0,7727 0,7163 0,0799 0,0705
Lampiran 3.1. Sebelum Pemberlakuan UU Perpajakan 2000
Regression Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered VOLT, SIZE, GROWTH, PER, a ASSET
Variables Removed
Method
.
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: FINAGE Coefficientsa
Model 1
SIZE ASSET GROWTH PER VOLT
Collinearity Statistics Tolerance VIF ,748 1,336 ,717 1,395 ,873 1,146 ,753 1,327 ,630 1,587
a. Dependent Variable: FINAGE Coefficient Correlationsa Model 1
Correlations
Covariances
VOLT SIZE GROWTH PER ASSET VOLT SIZE GROWTH PER ASSET
a. Dependent Variable: FINAGE
VOLT 1,000 -,258 -,336 ,369 ,454 ,100 -,002 -,006 ,000 ,027
SIZE -,258 1,000 ,013 -,393 -,372 -,002 ,001 1,73E-005 -2,4E-005 -,002
GROWTH PER -,336 ,369 ,013 -,393 1,000 -,021 -,021 1,000 -,139 ,172 -,006 ,000 1,73E-005 -2,4E-005 ,003 -2,8E-006 -2,8E-006 5,86E-006 -,001 7,74E-005
ASSET ,454 -,372 -,139 ,172 1,000 ,027 -,002 -,001 7,74E-005 ,035
a Collinearity Diagnostics
Model Dimension Eigenvalue 1 1 4,640 2 ,665 3 ,390 4 ,247 5 ,056 6 ,001
Condition Index (Constant) 1,000 ,00 2,641 ,00 3,447 ,00 4,334 ,00 9,082 ,01 71,042 ,99
SIZE ,00 ,00 ,00 ,00 ,01 ,99
Variance Proportions ASSET GROWTH ,01 ,01 ,01 ,26 ,03 ,60 ,32 ,09 ,54 ,04 ,10 ,00
PER ,01 ,32 ,30 ,10 ,14 ,13
VOLT ,00 ,02 ,02 ,20 ,72 ,04
a. Dependent Variable: FINAGE
Model Summaryb Model 1
R R Square ,599a ,358
Adjusted R Square ,299
Std. Error of the Estimate ,2140566
DurbinWatson 1,261
a. Predictors: (Constant), VOLT, SIZE, GROWTH, PER, ASSET b. Dependent Variable: FINAGE
ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 1,383 2,474 3,857
df 5 54 59
Mean Square ,277 ,046
F 6,034
Sig. ,000a
a. Predictors: (Constant), VOLT, SIZE, GROWTH, PER, ASSET b. Dependent Variable: FINAGE a Coefficients
Model 1 (Constant) SIZE ASSET GROWTH PER VOLT
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta -,094 ,625 ,029 ,025 ,146 -,122 ,186 -,085 ,222 ,055 ,476 -,007 ,002 -,377 -1,276 ,317 -,554
a. Dependent Variable: FINAGE
t -,150 1,159 -,658 4,076 -3,005 -4,031
Collinearity Statistics Sig. Tolerance VIF ,881 ,252 ,748 1,336 ,514 ,717 1,395 ,000 ,873 1,146 ,004 ,753 1,327 ,000 ,630 1,587
Residuals Statisticsa Minimum Predicted Value -,005854 Residual -,5023426 Std. Predicted Value -2,558 Std. Residual -2,347
Maximum ,743147 ,5050309 2,335 2,359
Mean ,385653 ,0000000 ,000 ,000
Std. Deviation ,1530763 ,2047857 1,000 ,957
N 60 60 60 60
a. Dependent Variable: FINAGE
Charts
Histogram
Dependent Variable: FINAGE
12
Frequency
10
8
6
4
2
0
Mean = 1.09E-15 Std. Dev. = 0.957
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: FINAGE 1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Scatterplot
Dependent Variable: FINAGE
Regression Studentized Residual
3
2
1
0
-1
-2
-3
Lampiran 3.2. Sesudah Pemberlakuan UU Perpajakan 2000
Regression Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered VOLT, SIZE, GROWTH, PER, a ASSET
Variables Removed
Method
.
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: FINAGE Coefficientsa
Model 1
SIZE ASSET GROWTH PER VOLT
Collinearity Statistics Tolerance VIF ,931 1,074 ,770 1,298 ,912 1,097 ,855 1,170 ,781 1,280
a. Dependent Variable: FINAGE Coefficient Correlationsa Model 1
Correlations
Covariances
VOLT SIZE GROWTH PER ASSET VOLT SIZE GROWTH PER ASSET
a. Dependent Variable: FINAGE
VOLT 1,000 -,186 -,198 ,189 ,373 ,064 -,001 -,007 ,000 ,015
SIZE -,186 1,000 ,001 -,077 -,210 -,001 ,000 3,35E-006 -3,3E-006 -,001
GROWTH PER -,198 ,189 ,001 -,077 1,000 -,216 -,216 1,000 -,127 -,161 -,007 ,000 3,35E-006 -3,3E-006 ,019 -6,5E-005 -6,5E-005 4,77E-006 -,003 -5,7E-005
ASSET ,373 -,210 -,127 -,161 1,000 ,015 -,001 -,003 -5,7E-005 ,026
a Collinearity Diagnostics
Model DimensionEigenvalue 1 1 4,727 2 ,588 3 ,355 4 ,252 5 ,076 6 ,001
Condition Index (Constant) 1,000 ,00 2,834 ,00 3,647 ,00 4,331 ,00 7,875 ,01 65,833 ,99
SIZE ,00 ,00 ,00 ,00 ,01 ,99
Variance Proportions ASSET GROWTH ,01 ,01 ,00 ,00 ,04 ,92 ,27 ,06 ,66 ,01 ,02 ,00
PER ,01 ,60 ,01 ,37 ,01 ,00
VOLT ,01 ,08 ,00 ,28 ,62 ,02
a. Dependent Variable: FINAGE
Model Summaryb Model 1
R R Square ,620a ,385
Adjusted R Square ,328
Std. Error of the Estimate ,1897810
DurbinWatson 1,301
a. Predictors: (Constant), VOLT, SIZE, GROWTH, PER, ASSET b. Dependent Variable: FINAGE
ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 1,216 1,945 3,161
df 5 54 59
Mean Square ,243 ,036
F 6,754
Sig. ,000a
a. Predictors: (Constant), VOLT, SIZE, GROWTH, PER, ASSET b. Dependent Variable: FINAGE Coefficientsa
Model 1 (Constant) SIZE ASSET GROWTH PER VOLT
Unstandardized Coefficients B Std. Error -,022 ,519 ,030 ,020 -,125 ,162 ,009 ,137 -,007 ,002 -1,312 ,252
a. Dependent Variable: FINAGE
Standardized Coefficients Beta ,165 -,094 ,007 -,345 -,628
t -,042 1,493 -,773 ,063 -2,989 -5,199
Sig. ,967 ,141 ,443 ,950 ,004 ,000
Collinearity Statistics Tolerance VIF ,931 ,770 ,912 ,855 ,781
1,074 1,298 1,097 1,170 1,280
Residuals Statisticsa Minimum Predicted Value ,114797 Residual -,2798326 Std. Predicted Value -2,124 Std. Residual -1,475
Maximum ,635038 ,4496733 1,499 2,369
Mean ,419772 ,0000000 ,000 ,000
Std. Deviation ,1435842 ,1815615 1,000 ,957
N 60 60 60 60
a. Dependent Variable: FINAGE
Histogram
Dependent Variable: FINAGE
15
Frequency
12
9
6
3
0 Regression Standardized Residual
Mean = -1.43E-15 Std. Dev. = 0.957
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: FINAGE 1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Scatterplot
Regression Studentized Residual
Dependent Variable: FINAGE
2
1
0
-1
-2