HU BU NGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MOTIVASI MENURUNKAN BERAT BADAN WANITA DEWASA AWAL YANG MENGALAMI OBESITAS Skripsi diajukan untuk memenuhi persya1ratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Oleh: A. RAHMAN SOFYAN
101070022950
FAKULTAS PSIKOLOGll UIN SYARIF HIDAYATULLAH JJ\KARTA TAHUN 1428 H / 2008 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul "HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MOTIVASI MENURUNKAN BERAT BADAN WANITA DEWASA AWAL YANG MENGALAMI OBESITAS" telah diujikan dalam sidang munaqosah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 20 Juni 2008. skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi.
Jakarta, 20 Juni 2008
Sidang Munaqosah
Sekretaris Merangkap Anggota
Dra.
Zahro~h.
M.s;
NIP. 150 235 773
Anggota Penguji I
Yunita Faela Nisa, Ml§i
M.Si
NIP. 150 368 748
NIP. 150 2:-15 773
Pembimbin I
p(~ Ors. Abduf'ahman NIP. 150
2~13
224
Pspecia[ry tliis script ifedicatea for any 6eCovea parent my fatlier (J{. Sofyan JufrQ aiuf ifear motlier (Jfj: Zairina) as source life of me, especia[ counsefor of my Cife, e.iucator of me, wliicli liave enfargea me lieartiry tlie ju[( affection
'[fiey are wlio lias toug Ii me tlie simpCidties, patience, Cife wisaom atuf sincerity. '[fiey are vita(
infinite important rofe of my Cife ana afso in fiCCing motivation anaguicCe Cife wiscCom of me. So tfiat Cifi.§ry g oU mount even if I give, it is not Cast for ifepicting form of acliievement atuf ifeaication of me. <Joa 6Cess you .. .
Secara Rjiusus yang amat saya cintai aan Rg.silii /iJipersem6afik,an sftripsi ini teruntk,fisaua orang tuak,u, ayalimufa (Jr. Sofyan Jufri) aan i6unaa (Jfj. Zairina) se6agai sum6er fisliiaupan saya, pem6im6ing utama liiaup saya, penaidik,saya, yang tefafi mem6esarRg.n saya ifengan tufus penuli Rg.sili sayang.
IJ3efiaufali yang me1ufiaik,saya fisseaerlimiaan, fissa6aran, fisjujuran diin fis6ijaf<.§anaan liiaup. IJ3e(iaufali peran penting yang tak,terliingga serta vita[ aafam mengist semangat aan mem6im6ing fisliiaupan saya. Seliingga rasanya gunung emas seRg.Cipun saya 6erifi.,111 tiaalifali cueyp untuk. menggam6ark,an wujuapengfiargaan aan penga6dian saya. <JocC IJ3fess
ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) 20 Juni 2008 (C) A. Rahman Sofyan
(D) Hubungan Kepercayaan Diri dengan Motivasi Menurunkan Berat Badan Wanita Dewasa Awai yang Mengalami Obesitas (E) 77 halaman + 5 lampiran (F) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh minat penulis terhadap fenomena yang akhir-akhir ini berkembang di sekitar kita yaitu masalah obesitas atau biasa kita menyebutnya dengan kegemukan walaupun pengertian kedua kata ini berbeda maknanya. Mayoritas masyarakat Indonesia urnumnya masih belum memahami bahwa obesitas dapat mempengaruhi kesehatan di lain hal tentu membuat penampilan seseorang menjadi kurang menarik. Obesitas pada saat ini merupakan salah-satu masalah yang banyak diderita baik oleh kaum pria dan anak-anak khususnya di sini kaum wanita. Seseorang yang mengalami obesitas sering merasa rendah diri dan menarik diri dari pergaulan sehari-hari. Secara sadar atau tidak sadar, dalam lingkungan masyarakat terjadi diskriminasi terhadap orang gemuk, karena orang gemuk dianggap menderita ketidaksempurnaan fisik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk rnelihat korelasi antara kepercayaan diri dengan rnotivasi rnenurunkan berat badan pada wanita dewasa awal yang rnengalami obesitas. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dengan subyek penelitian sebanyak 50 subjek dengan spesifikasi usia 18 tahun - 24 tahun bagi wanita, di mana usia tersebut termasuk tahap p1:irkembangan dewasa awal. Hasil uji reliabilitas pada kepercayaan diri diperoleh hasil 0,747 sedangkan reliabilitas untuk penelitian berat badan adalah 0,740 yang dianalisis dengan teknik analisa alpha cronbach. Artinya kedua variabel tersebut menunjukan reliabel. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik korelasi Spearman dari Pearson. Diperoleh r hitung sebesar 0,049 dan r tabel 0,361 pada 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan motivasi menurunkan berat badan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara kepercayaan diri dengan motivasi menurunkan berat badan wanita dewasa awal. (G) Daftar Bacaan: 25 buah buku, 2 buah skripsi, 7 buah majalah dan tabloid
(1989-2005)
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahim
Alhamdulil/ah, segala puji dan syukur kepada sumber dari suara-suara hati yang bersifat mulia, sumber ilmu pengetahuan, sumber segala kebenaran, Sang Maha cahaya, Sang penabur ilham, Sang Kekasih tercinta yang tak terbatas rahmat dan hidayah-Nya bagi umatnya. Sehingga penulis diberikan kekuatan fisik dan psikis untuk dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul "Hubungan Kepercayaan Diri dengan Motivasi Menurunkan Berat Badan Wanita Dewasa Awai yang Mengalami Obesitas". Sha/awat serta salam teruntuk junjungan Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Yang memberikan jalan pencerahan dari zaman kegelapan, serta uswatun hasanah yang dapat dijadikan sebuah refleksi pembelajaran bagi muslim dan muslimat hingga akhir zaman nanti.
Di balik terselesaikannya skripsi ini, tentunya banyak kendala dan cobaan yang penulis hadapi dalam proses penyusunannya. Terutama cobaan mental yang terasa begitu berat di tengah kondisi ekonomi yan1J tengah menghimpit setiap elemen bangsa ini, tetapi dengan penuh keyakinan dan ketabahan penulis mampu melewati segala persoalan yang datang untuk menyelesaikan skripsi ini. Pada akhirya perasaan haru dan bahagia yang mendalam dapat penulis rasakan, diiringi rasa syukur atas karunia dan petunjuk-Nya. Pada kesempatan ini pula perkenankan penulis untul< rnemberi ucapan terima l
3. Ora. Fivi Nurwianti M.Si selaku pembimbing skripsi I terima kasih banyak atas pengertian serta kesabarannya, di tengah kesibukannya masih mau menyempatkan waktu untuk membimbing penulis untuk memberikan arahan dan masukan dalam penulisan skripsi. Kemudian tak lupa kepada Ors. Abdul Rahman Saleh M.Si selaku pembimbing II yang selalu memberikan arahan, pengertian, serta dukungan moral kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi. 4. Kepada seluruh dosen mata kuliah di Fakultas Psikologi yang telah berbagi ilmu pengetahuannya kepada penulis maupun mahasiswa/i di psikologi. Semoga Allah SWT telah menyiapkannya dengan pahala setimpal dengan ilmu yang telah diaplikasikan kepada para pembelajar di kampus Psikologi. 5. Teruntuk ayahanda H. Sofyan Jufri dan ibunda Hj. Zairina yang teramat saya sayangi dan cintai, terima kasih atas doa yang tidak berhenti mengalir untuk ananda serta atas kesabaran, keuletan, kejujuran, serta motivasi dalam hidup yang kuat clalam menghadapi berbagai tantangan hidup dan lnsya'a Allah dapat menjadi stimulus dan semangat bagi penulis untuk dijadikan pembelajaran serta berbuat untuk yang lebih baik lagi di masa akan datang. 6. Adik-adikku tersayang Novi di Agribisnis IPB dan Lukman FISIP YAI Salemba. Kalian harus lebih banyak belajar filosofi hid up dan lebih banyak berucap syukur dengan apa yang telah kalian dapatkan sekarang. Manfaatkan peluang dan waktu yang ada untuk mewujudkan cita-cita kalian. lnsya'a Allah kesuksesan di dunia maupun akhirat menyertai kalian. 7. Tak lupa pula ucapan terima kasih kepada petugas perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustal
mau membantu menghitung data dan menyebarkan angket. Toek actshine, yeyen, noey, soraya dan keluarga atas dukungan moril dan perhatian kepada penulis. Toek daniel '99, Rozi '00, (hang kinci) M. Iqbal '01, dan Redo Saladin '01 untuk kebaikan kalian dan kebersamaan yang udah kita bangun. 11. Seluruh sahabat dan rekan-rekan penulis baik yang JABODETABEK maupun diluar kota yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Thanks sharing, pengalaman, dan ilmu yang udah kita saling bagi. Semoga anda selalu diberikan kemudahan, kesabaran, seta kesuksesan dalam menjalani lika-liku hidup ini. Penulis menyadari tidak akan mampu untuk mengungkapkan seluruh tumpahan rasa terima kasih kepada seluruh rekan dan pihak-pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung selama pembuatan skripsi. Tidak ada yang bisa diberikan selain doa juga Keselamatan bagi anda semua atas kemurahan hati pada penulis, semoga karya skripsi ini bermanfaat.
Jakarta, 20 Juni 2008
PENULIS
DAFTAR ISi
HALAMAN JUDUL. ................................................................ . LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN .. .. .... .. . .. .. . .... .. .. .. .. .... ... . .. .. .... .. .... ... ...
iii
DEDIKASI ..............................................................................
iv
ABSTRAK ............................................................................
v
KATA PENGANTAR ...............................................................
vi
DAFT AR ISi .. .. . .. . .. .. . .. .. .. .... ... ... ... ..... . .. . ... .. .. .. .. .. .. .. .. . .... .. .... ....
ix
DAFTAR TABEL . . . . . .. . .. ... . .. . .. . .. . .. . .. . .. . ... .. . .. . .. . . . . .. . .. . .. . .. . .. . . . . ..
xiii
DAFTAR LAMPI RAN . . .. . .. .... .. .... .. .... .. .... .. . .. . .. . .. . .. . .... .. ... .. . ...
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN.........................................................
1-12
1.1. Latar Belakang Masalah .. . . .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. ..
1
1.2. ldentifikasi Masalah . .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. . .. . .. .. .. . .. .. .. .. ..
7
1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah .. .... . .. .. .. .. .. .... .
8
1.3.1. Pembatasan Masalah .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .... .. ..
8
1.3.2. Perumusan Masalah .. .. . .. .. .. .. .. .. .... .. .. .. .. .. .. . .. .
9
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. . .. .. ...
9
1.4. 1. Tujuan Penelitian ... ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ... ..
9
1.4.2. Manfaat Penelitian .. .. . .. .. .. .. .. . .. .. . .. .. .. . .. .. .. .. ..
10
1.5. Sistematika Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
11
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA . . . . . .. . .. ... . .. . .. .......... .. . .. . .. .. . . .. ... . ... ...
13-48
2.1. Obesitas . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
13
2.1.1. Pengertian Obesitas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. . ..
13
2.1.2. Pengertian Dewasa Awai . . . . .. . . . . .. .. . . . . . . . . . . . . ....
15
2.1.3. Obesitas pada Masa Dewasa Awai.................
16
2.1.4. Penggolongan Obesitas Menu rut Usia . . . . . . . . . . . .
17
2.1.5. Faktor-faktor Pendukung Obesitas . . . . . . .. . . . .. . . ...
18
2.2. Kepercayaan Diri ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ...... .....
21
2.2.1. Pengertian Kepercayaan Diri ... . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . .
21
2.2.2. Jenis-jenis Kepercayaan Diri .. . ... . .. . . . .. . . . .. . . .. . .
22
2.2.3. Faktor-faktor Pendukung Kepercayaan Diri . . . . ..
24
2.2.4. Ciri-ciri lndividu yang Memiliki Kep1:ircayaan Diri
26
2.2.5. Prinsip-prinsip Meraih Kepercayaan Diri.... .. . . ...
29
2.2.6. Langkah-langkah Membentuk Kepercayaan Diri
30
2.3. Motivasi ...... ... ... ...... ... ...... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ..
32
2.3.1. Pengertian Motivasi . .. . .. .. . . .. . . . ... . . .. .. . . . . . .. . . .. . .
32
2.3.2. Pengertian Motivasi Menurunkan Be rat Bad an . .
35
2.3.3. Komponen Motivasi Menurunkan Berat Badan...
38
2.3.4. Faktor yang Mempengaruhi Menurunkan Berat
Badan ... ...... ... ... ... ...... ... ...... ... . .. ... ... ... ... ...
40
2.4. Kerangka Berpikir .................................................
45
2.5. Hipotesis Penelitian . .. .. . .. . .. . . .. .. . . . . . . . .. . . .. . .. . . . . .. .. . . .. ..
48
BAB 3 METODE PENELITIAN . .... .. . . . . ... ... .. . . .. .. . ... .. . .. . .. . ...... .. ..
49-66
3.1. Jen is Penelitian .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. . . .. .. .. . .. . . .. .. .. .. . .. .
49
3.1.1. Pendekatan dan Metode Penelitian . .. . . . .. .. .. .. . .
49
3.1.2. ldentifikasi Variabel .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. . .. .. . . .. . . .. ...
49
3.1.3. Definisi Operasional ....................................
50
3.2. Pengambilan Sampel ... .... .. .. .... .... .. .. .. .. . . .. .. . .. . . ... . ...
51
3.2. 1. Populasi dan Sampel ... ... ...... ... .. .... ......... .....
51
3.2.2. Tehnik Pengambilan Sampel.... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..
53
3.3. Pengumpulan Data . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . . . .. .. .. .. ..... .. ... . ..
53
3.3.1. Metode Pengumpulan Data .. . . .. .. . . . .. . . . .. .. .. .....
53
3.3.2. lnstrumen Penelitian ............ ........................
54
3.3.3. Tipe lnstrumen dan Skoring . .. . . . .. . . .. .. . . . .. . ... . ..
61
3.3.4. Teknik Pengolahan Data ........ ..... .. ... ... ... ......
62
3.4. Pilot Study...........................................................
62
3.4.1. Uji Validitas ................................................
63
3.4.2. Uji Reliabilitas .. .. .. .. ... .. .. .... .. ... ... ... .. .. .. ... ... ..
64
3.5. Prosedur Penelitian ...............................................
65
BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISA DATA..............................
67-74
4.1. Garnbaran Urn um Subjek Penelitian .. .. .. . . .. . .. .. .. .. .. .. .
67
4.1.1. Berdasarkan Jen is Kelamin .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .
67
4.1.2. Berdasarkan Usia Responden .. .. .. .. .. .. .. .. . . .. .. .
68
4.2. Presentasi Data .. .. .. .. .. . . ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..
69
4.2.1. Uji lnstrumen Penelitian .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. ..
69
4.2.2. Uji Persyaratan .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..
69
4.2.3. Kategorisasi Skor Penelitian...... ...... ... ...... ......
71
4.2.4. Uji Hipotesis .. .... .. .... .. .... .. .. .. ...... .. .... .. .. .. .. ..
73
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
75-78
5.1. Kesimpulan .. .. .. .. .. . . .. . . .. . ... .. ... .. .. .. . . . .. . .. . .. . .. . . ... . . ...
75
5.2. Diskusi................................................................
75
5.3. Saran .. .. .. . ... .. ... . .. . ... .. . .. . .. .. .... .. .. .. .... .. .. ... .... ... .....
77
DAFTAR PUST AKA . . . . .. . .. . .. . . . . . . . .. . .. .. . .. . . .. . . . . . . . .. .. . .. . . .. . .. . .. .. . .. .
xv
LAMPI RAN
DAFTAR TABEL
BAB Ill Tabel 3.1
Blue Print Kepercayaan Diri ................................................. 55
Tabel 3.2
Blue Print Kepercayaan Diri (penelitian) ............................... 56
Tabel 3.3
Blue Print Motivasi Menurunkan Berat Sadan ...................... 58
Tabel 3.4
Blue Print Motivasi Menurunkan Berat Sadan (penelitian) .... 59
BAB IV Tabel 4.1
Berdasarkan Usia Responden .............................................. 68
Tabel 4.2
Test of Normality ................................................................... 70
Tabel 4.3
Test of Normality ................................................................... 71
Tabel 4.4
Tabel Skala Sikap Kepercayaan Diri ..................................... 72
Tabel 4.5
Tabel sikap motivasi menurunkan berat badan .................... 73
Tabel 4.6
Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Motivasi menurunkan berat bad an ... ..... ... .... ... .... ....... .... .. ... ... .... .... ..... 73
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat lzin Penelitian dari Fakultas Psikologi
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian
Lampiran 3. Hasil Uji Realibilitas
Lampiran 4. Data Mentah Penelitian Kepercayaan Diri
Lampiran 5. Data Mentah Penelitian Motivasi Menurunkan Berat Badan
Lampiran 6. Hasil Uji Validitas Skala Kepercayaan Diri
Lampiran 7. Hasil Uji Validitas Skala Motivasi Menurunkan Berat Badan
BAB1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Langsing adalah idaman setiap wanita, selain itu bertubuh langsing merupakan idaman bagi wanita. Hal ini karena bertubuh langsing sudah menjadi suatu bagian dari kebutuhan wanita umumnya. Selain itu, wanita yang bertubuh langsing memiliki daya tarik bagi pria.
Satu abad silam, persepsi masyarakat di Amerika umumnya banyak yang mengagumi wanita karena mengalami kegemukan. Asumsinya karena gemuk diidentikkan dengan tanda kemakmuran finansial dan l<esejahteraan fisik. Sejalan dengan waktu, asumsi itu berubah dan faktanya pada abad ke-20 orang Amerika ataupun orang seluruh dunia merasa san(Jat cemas dengan masalah kegemukan, sehingga menjadi suatu kekhawatiran yang mengganggu bagi seorang wanita.
Kekhawatiran tersebut beralasan bagi beberapa wanita, walaupun sebagian lain tidak merisaukannya. Di masyarakat modern dan perkotaan, mobilitas yang begitu tinggi seringkali "memaksa" kaum wanita tidak mengontrol pola makan yang sehat. Asupan gizi yang tidak terjaga ini akan berdampak buruk
2
pada kesehatan, baik dalam jangka pendek maupun jan~ika panjang yang menyebabkan timbulnya kegemukan. Seringkali kita menyamakan antara kegemukan dan obesitas pedahal keduanya merupakan hal yang berbeda, walupun kedua kondisi tersebut saling berhubungan.
Kegemukan adalah kondisi adanya berat badan melebihi berat badan normal dan kelebihan lemak tubuh sehingga berat badan di atas normal. Sedangkan obesitas merupakan keadaan yang tidak dikehendaki, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. Tetapi tidak semua orang
yanf~
mempunyai berat
badan berlebih dapat dikatakan obesitas (Kodyat & Benny. A, 1996).
Di samping gejala klinis yang berupa stres, depresi,
hing!~a
kepercayaan diri.
Selain itu obesitas harus juga didukung oleh pemeriksaan antropometri (fisik). Pemeriksaan fisik tersebut antara lain perbandingan berat badan terhadap tinggi badan, berat badan dan usia. Kondisi obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan antara konsumsi kalori dan kebutuhan energi, di mana konsumsi terlalu berlebih dibandingkan dengan kebutuhan energi yang dikeluarkan. Secara medis, umumnya orang yang mengalami obesitas dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit baik jasmani maupun psikis (Sharkey, 2003).
3
Beberapa peneliti sependapat bahwa obesitas merupakan masalah yang kompleks dan melibatkan faktor metabolik, nutrisional, sosiologis dan psikologis. Didukung pernyataan Rodin, obesitas memang bukan merupakan gangguan tunggal tetapi merupakan sekelompok gangguan yang semuanya mengalami kegemukan dari gejala utamanya (Atkinson, ·1991).
Dari beberapa hasil penelitian ahli kesehatan menunjukkan, bahwa orang yang menderita obesitas di Indonesia sebanyak 22,5 %. Sedangkan 54,2 % diantaranya menderita kegemukan tingkat berat (over weiight). 26, 1 % obesitas dialami oleh wanita, 15,7 % dialami oleh kaum laki-laki. Hal ini menunjukan obesitas lebih banyak dialami kaum wanita daripada oleh kaum laki-laki (Benny A. dkk, 1996).
Menurut Dr. Diah Selia Utami, Sp.Kj, dari RSKO Fatmawati, umumnya penderita obesitas banyak didapati pada kaum wanita. Hal ini disebabkan oleh aktivitas fisik yang lebih sedikit, dan kecenderungan wanita untuk makan banyak saat mengalami stress (Human Health, 2002).
Obesitas bukan semata-mata menurunkan daya tarik dan penampilan seseorang saja, tetapi sebuah dilema yang menimbulkan rasa rendah diri dan kurang percaya diri terutama pada kaum wanita. Sedangkan kepercayaan diri merupakan aspek terpenting dalam kehidupan manusia. Rise! ilmiah pun
4
telah membuktikan bahwa penampilan psikis dan fisik yang baik sangat berperan kuat dalam menumbuhkan kepercayaan diri (Yusuf al-Uqshari, 2005).
Obesitas merupakan momok yang tidak asing lagi dijumpai. Setiap insan pasti menginginkan proporsi tubuh yang langsing, ideal clan sehat karena merupakan nilai tambah kepercayaan diri (Robert, 1995).
Namun tidak semua orang gemuk merasa keadaan fisiknya merupakan masalah yang dapat mengganggu kehidupan pribadi dan sosialnya. Ada ungkapan "big is beautiful{' merupakan kalimat yang sering digunakan indiviclu yang merasa nyaman dan percaya diri dengan tubuh yang gemuk.
Setiap individu memerlukan kepercayaan diri untuk berhasil dalam hidupnya, karena kepercayaan diri berperan penting dalam memberikan semangat clan memotivasi individu untuk beraksi secara tepat terhadap tantangan dan kesempatan yang datang.
Kepercayaan diri berarti yakin terhadap kemampuan diri sendiri. Sedangkan Robert (1995), mengemukakan bahwa kepercayaan diri dihasilkan oleh keyakinan bahwa individu mempu menentukan diri serta memandang individu untuk bertanggung jawab terhadap perkembangan hidup".
5
lndividu yang mempunyai rasa percaya diri tidak akan m13mbiarkan dirinya mengulang kegagalan berulang kali dan selalu yakin akan kemampuan yang dimilikinya, sehingga tidak harus tergantung pada orang lain atau dapat dikatakan bahwa individu yang percaya diri adalah individu yang merasa puas pada dirinya (Lindesey, 1997).
Saikhoni mengungkapkan, seseorang dengan percaya diri yang positif yakin akan apa yang ada pada dirinya, yaitu kemampuannya yang merupakan pendorong dalam menghadapi masalah dalam berbagai kehidupannya (Ayu Kurniati, 2004).
Masalah obesitas tentunya berkaitan dengan postur dan kelebihan berat pada tubuh, yang juga akan menimbulkan masalah dalarn hal penampilan. Padahal penampilan menjadi hal penting bagi wanita agar dapat tampil lebih percaya diri. Karenanya, banyak usaha yang dilakukan untuk menjaga penampilan termasuk dengan cara mendapatkan berat badan ideal.
McDonald dalam Soemanto & Wasty (2002), mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tentang di dalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan yang afektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan. Kemudian Morgan menjelaskan istilah motivasi umumnya berhubungan
6
dengan psikologis. Menurutnya motivasi berkaitan dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek-aspek dari motivasi itu sendiri. Ketiga hal tersebut ialah keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating states), tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior), dan tujuan dari tingkah laku tersebut (goals of ends of such behavior), (Soemanto & Wasty 2002).
Melihat fenomena di atas tampak bahwa wanita yang mengalami obesitas akan memiliki motivasi untuk menurunkan berat badannya, di antaranya adalah motivasi untuk menjadi lebih agar memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
Bagi sebagian yang berada pada masa dewasa awal, perubahan-perubahan fisik dan psikis yang dapat diterima dengan baik akan memberikan penguatan positif pada diri dan juga membentuk kepercayaan diri. Namun apabila hal itu tidak terjadi sebaliknya akan menimbulkan penguatan yang negatif terhadap dirinya sehingga menjadi kurang percaya diri.
Dari uraian tersebut peneliti ingin mengetahui bagaimana hubungan kepercayaan diri dengan motivasi untuk menurunkan berat badan pada dewasa awal yang mengalami obesitas. Di samping itu dari pemaparan yang telah dijelaskan di atas penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian
7
yang berhubungan dengan permasalahan tersebut. Apakah memang seorang wanita yang mengalami kegemukan akan memiliki motivasi untuk menurunkan berat badannya dan apakah hal tersebut berhubungan dengan kepercayaan diri wanita tersebut. Oleh karena itu penulis ingin mencoba mengungkap lebih dalam lagi mengenai permasalahan tersebut, dengan penelitian yang berjudul "HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MOTIVASI MENURUNKAN BERAT BADAN WANITA DEWASA AWAL YANG MENGALAMI OBESITAS," dengan melakukan penelitian di Fakutas Tarbiyah UIN syahid.
1.2.
ldentifikasi Masalah
Dari latar belakang penelitian di atas, maka ada beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi, antara lain adalah : 1. Apakah wanita yang mengalami kegemukan memiliki motivasi untuk menurunkan berat badan? 2. Apakah wanita yang mengalami kegemukan memiliki kepercayaan diri rend ah? 3. Adakah hubungan antara kepercayaan diri wanita yang mengalami obesitas dengan motivasi menurunkan berat badan?
8
1.3.
Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.3.1. Pembatasan Masalah Agar jelas arah dari penelitian ini, maka penulis membatasi beberapa hal yang akan diteliti. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Motivasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah motivasi menurunkan berat badan pada wanita dewasa awal, yakni seberapa kuat dorongan, keinginan dan usaha yang sungguh-sungguh pada wanita dewasa awal guna menurunkan berat badannya sehingga tercapai keseimbangan antara berat badan yang ideal dengan tinggi badan. lndikator yang digunakan dalam skala motivasi ini akan didapat dari skor yang diperoleh melalui skala motivasi menurunkan berat badan yang diberikan kepada wanita dewasa awal yang mengalami obesitas. Dalarn penelitian ini komponen skala sikap terhadap motivasi menurunkan berat badan didasarkan pada jenis motivasi yang terdiri dari dua komponen yakni komponen belajar dan kognitif. Kedua komponen rnotivasi tersebut dihubungkan dengan karakteristik yang meliputi delapan indikator yang berada di dalamnya. b. Percaya diri yang dimaksudkan disini adalah, apakah pada periode wanita ~ dewasa awal yang mengalami obesitas memiliki rasa kepercayaan diri yang rendah atau malah sebaliknya menjadikan tidak: berpengaruh apa-
9
apa akan kelebihan berat badan yang dialami dengan tubuh yang mengalami obesitas terhadap rasa percaya diri. c. Obesitas yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan keadaan yang tidak dikehendaki, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal (Benny A. Dkk, 1996). Populasi sampel penelitian diambil dari Nlahasiswi Fakultas Tarbiyah jurusan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
1.3.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: apakah ada hubun£1an yang signifikan kepercayaan diri dengan motivasi menurunkan berat badan pada wanita dewasa awal?
1.4.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujaun dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan negatif antara kepercayaan diri dengan motivasi menurunkan berat badan wanita dewasa awal yang mengalami obesitas di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
10
1.4.2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis, yaitu sebagai berikut: a. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan teori-teori psikologi, khususnya yang berhubungan deingan teori kepercayaan diri, teori motivasi, serta dibidang psikologi perkembangan.
b. Manfaat Praktis Sedangkan secara praktis untuk memberikan informa1si dan pengetahuan, pertimbangan, bahan rujukan dan pembanding untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Di samping itu masukan bagi para pelaku diet, pemerhati kesehatan, mahasiswa/I psikologi. Khususnya para wanita pada masa dewasa awal dalam memahami dan mengatasi masalah-masalah yang berhubungan antara kepercayaan diri dengan masalah obesitas.
1.5.
Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan laporan penelitian ini penulis menggunakan metode penulisan APA style (American Psychology Association). Dan untuk mempermudah pembahasan skripsi ini, penulis memba(Ji dalam lima bab dengan sisteamtika sebagai berikut :
11
BAB 1
Berisi tentang alasan mengapa penelitian ini dilakukan. Pembahasannya meliputi Latar Belakang Masalah, ldentifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan Laporan Penelitian .
BAB2
Kajian pustaka yang meliputi: Obesitas, Kepercayaan Diri, Motivasi, Kerangka Berpikir, Hipotesis Peneliti:an
BAB 3
Metodologi Penelitian yang meliputi: Desain P<:melitian dan Rancangan Penelitian, ldentifikasi Variabel, DE,finisi Operasional,Pengambilan Sampel, Populasi d:an Sampel, Tehnik Sampling, Tehnik Pengambilan Data, Pengumpulan Data, Metode dan lnstrumen, Tipe lnstrumen dan Skoring, Pilot Study, Uji Validitas dan Reliabilitas, dan Prosedur Penelitian
BAB4
Presentasi Dan Analisis Data yang meliputi: Gambaran Umum Subjek Penelitian, Berdasarkan Jenis Kelamin, Berdasarkan Usia Responden, Presentasi Data, Uji lnstrumen PEmelitian, Uji Persyaratan, dan Uji Hipotesis.
BAB 5
Merupakan Kesimpulan, Diskusi, dan Saran Penelitian.
BAB2 KAJIAN PUSTAKA
2.1.
Obesitas
2.1.1. Pengertian Obesitas Obesitas atau kegemukan mempunyai pengertian yang berbeda-beda bagi setiap orang. Terkadang orang menyamakan kedua
pen!~ertian
antara
obesitas dan kegemukan, padahal kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang berbeda. Penulis akan memisahkan keclua pengertian tersebut agar tidak menjadi samar pengertiannya.
Obesitas adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih, sehingga berat badan seseorang jauh di atas normal dan dapat membahayakan kesehatan. Sementara kegemukan (kelebihan berat badan) adalah keadaan dimana berat badan seseorang melebihi berat badan normal (Linesey & Powell, 1994).
Kegemukan biasanya disebut kata benda tunggal, mungkin akan lebih baik menggunakan bentuk jamaknya yaitu "obesitas". Obesitas adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai berat badan di atas 20%. Obesitas dapat diukur dari timbunan lemak di dalam tubuh, wanita dewasa dapat 12
13
dikategorikan kegemukan apabila lemak tubuhnya melampaui 30% dari berat badan idealnya (Wirakusumah, 2001).
lstilah obesitas ini sering kali digunakan untuk mereka yang menyimpan atau menumpuk jumlah dalam jaringan lemak (adipose) secara amat berlebihan di dalam tubuh. Adipose ini berupa jaringan lemak berjumlah 20% lebih daripada jumlah normal (Davidoff, 1991 ).
Menurut standar World Health Organization (WHO) dan National Institute Health (NIH) Amerika Serikat, bahwa lndek Masa Tubuh (IMT) normal untuk orang Asia adalah 18,5 - 22,9 dan apabila seseorang melebihi kategori ini maka bisa dikatakan orang tersebut mengalami kelebihan berat badan (overweight) (Kodyat & Benny, 1996).
Untuk menentukan apakah seseorang menderita kelebihan berat badan atau kegemukan tidak hanya dilihat dari bentuk tubuh melainkan juga dari penilaian lndeks Massa Tubuh (IMT). Cara menghitungnya cukup sederhaa, yaitu dengan membagi berat badan dalam kilogram (kg) dengan tinggi tubuh dalam meter lalu dikuadratkan (m
2
).
Ada beberapa cara untuk menilai apakah berat badan sudah ideal, berikut ini beberapa standar baku untuk menentukan berat badan:
14
a. Standar Brocca Brocca membuat definisi berat badan ideal sebagai berikut: '
(TB-100) -10% (TB-100) TB = Tinggi Badan Apabila berat badan berada di atas ketentuan standar Brocca maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengalami kegemukan.
b. lndeks Massa Tubuh (IMT) lndeks masa tubuh merupakan standar pengukuran berat badan yang perhitungannya telah diakui sebagai metode paling praktis dalam menentukan tingkat obesitas maupun kegemukan pada orang dewasa yang dipakai untuk orang di atas usia 18 tahun di bawah usia 70 tahun.
i 1MT =Berat Badan (kg): Tinggi Badan (cm) I Menurut klasifikasi World Health Organization (WHO), jika seseorang memiliki nilai IMT > 30 maka orang tersebut dikategmikan dalam kondisi kegemukan obesitas, dan jika nilai MT> 25 -29,9 mal
2.1.2.
Pengertian Dewasa Awai
Dewasa awal dalam istilah bahasa latin disebut adult yang berasal dari kata kerja latin, seperti juga istilah adolescene yang berarti tumbuh menjadi
15
kedewasaan, telah tumbuh menjadi kekuatan dan menjadi ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa. Oleh karena itu pada masa dewasa awal adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan dewasa yang lainnya (Hurlock, 1997).
2.1.3. Obesitas pada Masa Dewasa Awai Dalam tahun-tahun awal masa dewasa banyak masalah baru yang harus dihadapi berupa perubahan emosi, fisik, maupun psikologis. Masa dewasa awal rata-rata disibukan dengan masalah-masalah yang berhubungan dengan penyesuaian diri yang sifatnya lebih intensif. Dengan diperpendeknya masa remaja karena masa transisi untuk menjadi dewasa menjadi sangat pendek sehingga anak muda hampir tidak punya waktu untuk peralihan dari masa remaja menuju dewasa awal (Hurlock, 1997).
Tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa obesitas merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi remaja termasuk orang dewasa, apalagi ini dialami pada masa dewasa awal di mana periode ini dilalui dengan masa waktu yang panjang dan sulit.
Obesitas akan menjadi permasalahan yang cukup kompleks, karena keinginan tampil sempurna sering dipadankan dengan langsing dan
16
proporsional secara fisiologis yang mana idaman setiap insan terutama kaum wanita. Maka impian itu pun diperoleh dengan berbagai cara, salah satu yang paling populer diperoleh dengan cara diet (Utami, 2002).
2.1.4.
Penggolongan Obesitas Menurut Usia
Menurut usianya obesitas dapat digolongkan menjadi tig:a yaitu (Wirakusuma,2001 ): 1. Obesitas pada saat bayi (infancy-onset obesitas) Obesitas yang terjadi pada saat bayi disebabkan kurangnya pengetahuan orang tua, terutama peran ibu dalam pemberian asupan gizi dan penerapan pola makan. Obesitas yang terjadi pada fase perkembangan bayi berdasarkan hasil penelitian bahwa jumlah bayi yang mengalami kegemukan pada usia enam bulan pertama ternyata lebih dari sepertiganya menjadi gemuk saat dewasa.
2. Obesitas pada anak-anak (childhood - onset obesity) Obesitas pada usia ini dikarenakan perilaku yang salah dan kurangnya aktivitas. lklan yang menawarkan produk makanan yang kadar kalori dan lemak tinggi sangat menarik perhatian anak-anak untuk lebih banyak jajan daripada makanan yang bergizi. Belum lagi mainan serta hiburan untuk anak saat ini lebih sedikit digunakan motoriknya, sehingga anak mengeluarkan sedikit energi dan lebih sedikit untuk bergerak.
17
3. Obesitas pada masa dewasa (adult- onset obesty) Kasus obesitas pada masa ini paling banyak terjadi pada manusia umur 30 tahun. Karena pada masa ini seseorang mulai mantap dalam menapaki karirnya, tanggung jawabnya, ambisi yang tinggi, tekanan pekerjaan, serta rapat-rapat yang tak luput dari makanan yang mengandung kolesterol tinggi.
2.1.5. Faktor-faktor Pendukung Obesitas Bahwa perilaku makan individu dengan berat badan normal dikendalikan oleh isyarat-isyarat internal seperti kontraksi perut, sedangkan perilaku makan individu yang obesitas lebih disebabkan sugesti yang ditimbulkan dari faktor eksternal misalnya seerti melihat, membaui, atau merasakan. Sebenarnya ada beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi yang dikemukakan oleh Rodin (Atkinson, 1991), yaitu:
a. Faktor Internal 1) Genetik Kebanyakan obesitas yang kita lihat dalam keluarga dapat disebabkan oleh lingkungan dan juga genetik. Peneliti menemukan herabilitas yang tinggi bagi berat dan indeks massa tubuh dan menyimpulkan bahwa obesitas dan berat tubuh berada di bawah kontrol genetik yang kuat, dan bahwa lingkungan anak-anak sendiri memiliki sedikit pengaruh serta
18
penemuan terbaru mengenai gen, sebagian ikut menclukung alasan ini (Sharkey, 2003). Dalam keluarga di mana keclua orang tua yang ticlak ~iemuk, hanya 10% anak yang menjacli gemuk jika salah satu orang tuanya gemuk, clan sekitar 40% anak akan menjacli gemuk apabila jika keclua orang tuanya gemuk kira-kira 70% Gurney (Atkinson clkk, 1001)
2) Psikologis Kelebihan berat baclan clapat berasal clari masalah emosi menclasar yang menyebabkan perubahan perilaku makan menjacli mekanisme pertahanan sebagai cara melarikan cliri clari kenyataan (Sharkey, :2003)
McKenna menjelaskan, penclerita obesitas seringkali melaporkan bahwa mereka cenclerung makan lebih banyak clalam situasi kecemasan yang tinggi clibanclingkan clengan kecemaan renclah. Seclangkan subjek clengan berat baclan normal makan lebih banyak clalam situasi kecemasan renclah (Atkinson, 1991). Apabila keaclaan ini ticlak terkontrol clan ticlak cliimbangi olahraga maka clapat menyababkan kenaikan berat baclan bahkan mengalami obesitas.
19
b. Faktor Eksternal Pola Perilaku Makan Dorongan rasa suka terhadap makanan kegemaran rnerupakan hasil dari proses kesenangan yang diperoleh ketika makan guna memuaskan rasa laparnya, kemudian emosi yang terlibat menjadi suatu perilaku di dalam diri individu untuk segera menyantap dan segera menghabiskan makanan yang ada di hadapannya.
Lebih lanjut Guthe dan Mead mengatakan pola perilaku makan adalah cara-cara individu dan kelompok memilih, mengkonsumsi, dan menggunakan makanan-makaan yang tersedia didasarkan kepada faktor sosial dan budaya dimana individu tersebut hidup (Khumaidi, 1994).
lni berarti bahwa perilaku makan tidak hanya dirangsang oleh kontraksi perut saja yang kemudian menimbulkan lapar, faktor-faktor lain seperti kognitif dan sosial dapat mempengaruhi pola perilaku makan (Appleton, 1994). Lebih Ianjut Appleton mengatakan bahwa pola perilaku makan disebabkan oleh beberapa hal seperti kebiasaan mengemil, menghindari nasi, cara memilih makanan yang salah, dan frekwensi makan yang tidak teratur.
20
2.2.
Kepercayaan Diri
2.2.1. Pengertian Kepercayaan Diri Kepercayaan diri merupakan salah-satu kunci penentu dalam mencapai kesuksesan. Kepercayaan diri adalah sikap seorang individu yang mempunyai kemampuan untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapi. Orang yang memiliki kepercayaan diri yang baik akan mudah menyesuaikan diri dalam lingkungan manapun.
Dalam kamus istilah psikologi, dikemukakan bahwa percaya diri adalah percaya akan kemampuan diri sendri, menyadari kemampuan yang dimiliki, serta dapat memanfaatkannya secara tepat (Hasan, 1990).
Brenche (1998), mengartikan kepercayaan diri "Suatu perasaan atau sikap yang tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain karena telah merasa cukup aman dan tahu apa yang dibutuhkan dalam hidup ini."
Kepercayaan diri memang merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan kepercayaan diri seseorang akan mampu mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya.
21
Seperti yang dikemukakan oleh Bandura, bahwa kepercayaan diri adalah suatu perasaan yang berisi kekuatan, kamampuan, dan l<eterampilan untuk melakukan atau menghasilkan sesuatu yang dilandasi keyakinan untuk sukses (Sarason, 1993).
W.H. Miskel mendefinisikan kepercayaan diri sebagai penilaian yang relatif tetap tentang diri sendiri, mengenai kemampuan, bakat, l<epemimpinan, inisiatif dan sifat-sifat lain serta kondisi yang mewarnai pE:lrasaan manusia. dalam Robert E.V. (1990).
Jadi dapat disimpulkan kepercayaan diri adalah keyakinan yang dimiliki seseorang akan kemampuan untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, sehingga keyakinan itu menghasilkan hal yang positif.
2.2.2.
Jenis-jenis Kepercayaan Diri
Lindenfield (1997) membagi kepercayaan diri menjadi dua bagaian, yaiu:
a. Percaya Diri Batin kepercayaan diri batin merupakan percaya diri yang memberikan kepada diri kita perasaan dan anggapan bahwa dirinya dalam keadaan baik. Ada empat ciri khas utama pada orang yang mempunyai percaya diri batin yang sehat, yaitu:
22
1. Berfikir positif, melihat kehidupan dari sisi yang baik dan mereka mengharapkan serta mencari pengalaman dan hasil yang bagus. 2. Tujuan yang jelas, orang yang percaya diri selalu tahu tujuan hidupnya. Karena mereka mempunyai pikiran
yan~~
jelas mengapa
meraka melakukan tindakan tertentu dan mereka tahu apa hasil yang bisa didapatkan. 3. pemahaman diri, orang yang percaya diri batinya akan sadar diri secara terus menerus merenung diri sendiri, tetapi secara teratur mereka memikirkan perasan, pikiran, perilaku mereka dan selalu ingin tahu bagaimana pendapat orang lain tentang diri rnereka. 4. cinta diri orang yang percaya diri mencintai diri mereka dan peduli dengan dirinya sendiri. Karena perilaku dan gaya hidup mereka adalah untuk memelihara diri.
b. Percaya diri lahir Kepercayaan diri lahir merupakan keyakinan pada diri sendiri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku agar dapat diketahui oleh lingkungan social (Lindenfield, 1997). Rasa percaya diri akan bertambah dengan adanya sikap tegas, karena individu akan dapat menyatakan kebutuhan secara langsung dan terus terang, memberi dan menerima pujian secara bebas dan penuh kepekaan, memberi dan menerima kritikan yang mambangun sehingga dapat menambah rasa percaya diri yang ada.
23
Percaya diri lahir memungkinkan kita untuk tampil dan berprilaku dengan cara untuk menunjukkan kepada dunia luar bahwa kita yakin pada diri kita. Berkomunikasi, ketegasan, penampilan diri, serta pengendalian perasaan merupakan modal dasar yang baik untuk menunjang percaya diri lahir.
2.2.3.
Faktor-faktor Pendukung Kepercayaan Diri
Menurut Middle (1980) ada empat faktur pendukung kepercayaan diri. Faktorfaktor tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a. Pola asuh Penanaman dasar kepribadian individu terbentuk dalam keluarga yang kemudian melalui pengalaman ketika individu berada dalam masyarakat luas. Adapun bentuk atau jenis pola asuh yang biasa diterapkan oleh keluarga ada tiga yaitu: otoriter, demokratis, dan perrnisif. Dari ketiga jenis pola asuh tersebut pengasuh demokratislah yang paling mendukung kepercayaan diri individu. Sebab indiviu diberikan kebebasan yang terarah serta bertanggung jawab dalam bertingkah laku. Sehingga melatih individu untuk mampu mandiri, mampu memecahkan masalah serta mampu menghasilkan ide kreatif.
24
b. Tingkat Pendidikan Pendidikan kerap kali dijadikan tolak ukur dalam menilai keberhasilan seseorang, walaupun tidal< seutuhnya benar. Karena semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula penilaian orang lain terhadapnya, sehingga seorang individu merasa yakin apa yang telah dimilikinya.
c. Tingkat ekonomi Status sosial ekonomi yang lebih baik akan
memberi~~an
jaminan pada
seseorang untuk memperoleh kemudahan untuk menunjang fasilitas yang diperlukan sekaligus untuk mengaktualisasikan potensi dirinya yang didukung oleh sumber daya ekonomi yang bail<.
d. Penampilan fisik Penampilan fisik yang menarik mempunyai pengaruh potensial dan kuat dalam pergaulan seseorang. lndividu yang berpenampilan menarik mempunyai pengaruh potensial dan kuat dalam pergaulan seseorang.
Maka berdasarkan teori yang telah diuraikan di alas, bahwa faktor-faktor yang mendukung kepercayaan diri individu adalah penampilan fisik termasuk kegemukan yang dapat mempengaruhi kepercayaan diri seseorang.
25
2.2.4.
Ciri-ciri lndividu yang Memiliki Kepercayaan Diri
Menu rut Guildford ciri-ciri orang yang memiliki kepercayaan diri dapat dilihat melalui tiga aspek, yaitu : 1) lndividu merasa adekuat (yakin apa yang dilakukan). Hal ini didasari oleh adanya keyakinan terhadap kekuatan, kemampuan dan keterampilan yang dimiliki. Manifestasi dari keadaan ini antara lain individu mempercayai kemampuannya sendiri sehinga tidak perlu bantuan dari orang lain, sanggup bekerja keras, mampu menghadapi tugas dengan baik, serta bekerja secara efektif dan bertang.gung jawab atas setiap keputusannya.
2) lndividu merasa diterima oleh kelompok Hal ini didasari oleh adanya keyakinan terhadap kemampuannya, khususnya dalam hubungan sosial. lndividu merasa diterima oleh kelompoknya atau orang lain menyukainya.
3) Memiliki ketenangan sikap Hal ini didasari oleh adanya keyakinan terhadap kemampuan dan kelemahannya dapat bersikap tenang dengan men.gendalikan perasaan serta toleransi terhadap berbagai macam toleransi (Nuryanih, 2002:29).
26
Dery lswidharmanjaya & Gregorius Agung (2004:31) menyebutkan ciri-ciri kurang percaya diri adalah: a. Tidak bisa menunjukan kemampuan diri b. Cenderung hanya melihat dan menunggu kesempatan c. Membuang-buang waktu dalam membuat keputusan d. Tidak berani mengungkapkan ide-ide e. Rendah diri bahkan takut dan merasa tidak aman f.
Apabila gagal cenderung untuk menyalahkan orang lain.
g. Suka mencari pengakuan dari orang lain
Di samping itu (Eidjo Murdoko, 1998), mengemukakan beberapa ciri orang tidak memiliki kepercayaan diri, sebagai berikut: 1) Malu menerima pujian Pujian acap kali ditanggapi orang yang tidak percaya diri sebagai ungkapan yang tidak tulus. Karena individu yang tidak percaya akan dirinya, pujian dari orang lain hanya dianggap untuk rnenyenangkan dirinya saja.
2) Takut rnencintai dan dicintai Pada dasarnya naluriah setiap manusia butuh akan hal untuk dicintai dan rnencintai, sehingga jika seseorang takut menyatakan perasaan cinta bahkan takut menerima ungkapan dari orang lain, berarti individu tersebut
27
takut menerima keadaan diri sendiri. Karena ketakutan mencintai dan dicintai berpangkal pada ketakutan diri, apakah diri ini pantas menerima atau memberikan cinta pada orang lain.
3) Takut kritikan Seseorang yang mempunyai kepercayaan diri yang baik tidak takut akan kritikan yang datang, apalagi kritikan tersebut sifatnya membangun. Tetapi bagi seseorang yang kurang percaya diri kritikan sering kali ditanggapi sebaliknya, sikap ini sebenarnya berupa pertahanan diri untuk menyembunyikan sifat kurang percaya dirinya.
4) Menutup diri Seseorang yang kurang percaya diri akan membatasi pergaulannya dengan orang lain yang memiliki kesamaan dengan dirinya baik sosial, budaya perilaku dan latar belakang keluarga. Karena baginya bergaul memperlihatkan kekurangan yang ada pada dirinya.
5) Tidak peka terhadap lingkungan Bagi orang yang tidak percaya diri kelebihan diri haruslah sesuatu yang besar, fantastik dan mengagumkan. Padahal sesederhana apapun kelebihan seseorang apabila disadari akan mudah dikembangkan sehingga betul-betul berkembang secara optimal.
28
6) Takut mencoba hal yang baru Kepercayaan diri yang rendah sering membuat seseorang tidak berani untuk mencoba hal-hal baru. Padahal dengan mencoba hal baru seseorang dapat mengukur kelebihan dan kekurangan yang berada dalam dirinya. lndividu yang bermasalah dengan kepercayaan diri biasanya bersikap pasif dan tidak berani mencoba. Dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri orang yang percaya diri adalah yakin akan seluruh kemampuan yang ada pada dirinya. Berani untuk mengembangkan dan mengeluarkan seluruh potensi yang ada dalam diri tanpa merasa takut gagal.
2.2.5.
Prinsip Meraih Kepercayaan Diri
Yusuf al-Uqshari (2005), dalam bukunya menyebutkan bahwa para pakar ilmu jiwa sepakat ada lima prinsip yang harus dipatuhi demi memperkuat rasa percaya diri, yaitu: 1) Dengan menumbuhkan serta mengembangkan mental dan pikiran posisitf maka dapat mengantarkan diri pada kesuksesan.
2) Bersikap secara bijaksana dalam merencanakan target-target kehidupan, mengupayakan target yang sudah dibuat, dan mengenali potensi dan kemampuan yang dimiliki dalam diri.
29
3) Jika seseorang ingin memiliki kepercayaan diri yang kuat dalam berinteraksi dengan orang lain maka seseorang itu dituntut untuk belajar bagaimana cara bergaul yang baik dengan orang lain. Maka dengan begitu orang lain pun akan menghargai kita.
4) Senantiasa memperhatikan penampilan fisik dan psikis dengan baik, hal ini mempunyai pengaruh yang kuat. Di samping itu rasa percaya diri yang akan diraih orang yang kurang memperhatikan penannpilannya tidak seberapa besar apabila dibandingkan dengan individu yang sangat memperhatikan penampilannya.
5) Memilih teman yang siap memberikan motivasi dan saran berbagai kepercayaan diri. Karena dengan begitu otomatis kepercayaan diri akan tumbuh dan semakin kuat.
2.2.6.
Langkah-langkah Membentuk Kepercayaan Diri
Seseorang yang ingin meningkatkan kepercayaan diri dibutuhkan beberapa strategi jitu (Evi Nursyahfitri, 1998). Merinci enam langkah untuk membentuk kepercayaan diri:
30
1) Mengenal kekuatan dan kelemahan diri Dengan melihat kedalam diri atau memahami bahwa ada hal-hal yang dimiliki dan tidak dimiliki akan membuat diri lebih nyaman menerima apa yang dimiliki.
2) Bekali diri dengan wawasan dan pengetahuan Siapkan diri untuk membuka, mencari dan mengetahui terhadap informasi yang sedang terjadi di sekitar kita. Teruatama apabila akan bertemu dan menghadapi lingkungan baru.
3) Menjadi diri sendiri Belajar menjadi diri sendiri lebih baik dari pada meniru dan mengikuti orang lain, karena hal itu akan membuat diri kita merasa tidak nyaman. Jauh lebih baik kita dapat belajar dari pengalaman orang lain.
4) Kendalikan diri untuk selalu tampil sempurna Yang menjadi sumber kekurangpercayaan diri pada wanita adalah terperangkap untuk selalu tampil sempurna. Karena ada perasaan takut gagal, keinginan semacam ini justru mencoba menghambat seseorang dalam mengoptimalkan kemampuan diri.
31
5) Cari teman untuk bercermin Carilah teman yang dapat dipercaya untuk memberikan pandangan yang tulus serta kritik yang dapat membangun diri.
6) Belajar dari kegagalan Jangan pernah malu dan berhenti untuk mencoba memperbaiki diri, selama itu tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.
2.3. 2.3.1.
Motivasi Pengertian Motivasi
Motivasi menjalankan fungsi-fungsi utama dan penting bagi makhluk hidup, dimana dia mendorongnya untuk lebih bertanggung jawab dengan memenuhi kebutuhan primer dan menjadi prioritas demi kelangsungan hidup dan eksistensi dirinya.
Motivasi dalam kamus psikologi adalah suatu variabel penyelang yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu di dalam organisme yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan dan menyalurkan tingkah laku menuju satu sasaran (Chaplin, 1999).
Pada tahap awal motif merupakan proses dari motivasi, sehingga motif (baru) merupakan suatu kondisi internal atau disposisi (kesiagaan) saja, sebab motif
32
tidak selamanya aktif. Motif aktif pada saat tertentu yaitu apabila kebutuhan untuk mencapai tujuan dirasakan sangat mendesak (SalE3h & Wahab, 2004).
Artinya motivasi timbul karena adanya motif. Motif inilah yang mengaktifkan atau membangkitkan perilaku yang biasanya tertuju pada pemenuhan kebutuhan. Motif yang nampaknya sebagian besar berasal dari pengalaman dikenal sebagai motif (motive). Sedangkan yang muncul untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makan dan minum disebut dorongan atau drive (Davidoff, 1997).
Untuk menciptakan keseimbangan dan kebutuhan tersebut motif akan mengaktifkan dan menggerakkan tubuh agar bertindak mengusahakan keseimbangan kembali. Dengan model ini motif dianggap sebagai bagian utama dari tubuh itu sendiri untuk mengatur dirinya yang dikenal dengan istilah, homeostatis.
Sedangkan motivasi adalah kondisi yang menggerakkan seseorang untuk mencapai tujuan motifnya. Motivasi dapat dikatakan sebagai energi pendorong di dalam diri seesorang, dalam istilah psikolo!;1inya dinamakan
drive arousoral (E. Koswara, 1989).
33
Pengertian lain dari motivasi adalah suatu kekuatan atau tenaga dari dalam diri individu yang mendorong seseorang bertingkah laku. Dengan kata lain tingkah laku yang bermotivasi mencakup suatu tujuan tertentu.
Motivasi menjelaskan perilaku seesorang yang meliputi keinginan (want), kebutuhan (need), hasrat (desire), tujuan (goal), dan penghindaran (avoid), sehingga motivasi dikatakan sebagai prediction of behavior (Morgan, King Weisz, & Schopler, 1986).
Adapun pengertian lain dari motivasi yakni istilah umum yang menunjuk pada seluruh proses gerakan termasuk di dalamnya situasi yang mendorong timbulnya tindakan, dorongan yang timbul dari individu, serta tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut atau akhir dari gerakan perbuatan tersebut (Sarlito Wirawan, 1996).
Dari berbagai definisi motivasi di atas disimpulkan bahwa, motivasi adaah tenaga yang mendorong seseorang untuk berbuat suatu keinginan atau kecenderungan organisme melakukan suatu sikap atau perilaku yag dipengaruhi oleh kebutuhan yang diarahkan kepada tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Yang berfungsi sebagai alat pengotrol terhadap diri sendiri.
34
2.3.2.
Pengertian Motivasi Menurunkan Berat Badan
Tidak bisa dipungkiri penampilan perempuan yang mempunyai tubuh langsing, wajah mulus, kulit mulus terawat, rambut bak mayang terurai, dan lengkap dengan nilai plus lainnya menjadi dambaan serta berpengaruh dan menjadi konsep cantik ideal serta tolak ukur pada kriteria fisik kaum hawa, umumnya pada wanita dewasa awal.
Badan yang teramat subur atau melebihi batas normal diyakini menyimpan berbagai potensi penyakit. Selain menghadapi ancaman
!~angguan
kesehatan, orang yang bertubuh gemuk sering diperlakukan dengan respon oleh masyarakat maupun lingkungan (Leane Suniar, 2000).
Umumnya pada tahap perkembangan dewasa awal pria kurang mempersoalkan masalah berat badan daripada wanita, karena wanita dewasa banyak belajar menerima perubahan fisiologis dan apa yang menjadi kekurangan di dalam dirinya (Hurlock, 1997).
Kesadaran tersebut yang menimbulkan motivasi mereka akan minat terhadap diet demi konsep tubuh ideal agar tubuhnya terlihat menarik, sempurna, serta akan menambah kepercayaan diri. Obesitas memang mencerminkan ketidakseimbangan umum fisiologi, yaitu cara lain untuk rnenyatakan bahwa masalah berat badan bukan sekedar masalah tentang berat badan. Yang
35
semata-mata berfokus pada penurunan berat badan dan mengukur kemajuan berdasarkan kilogram saja. Keberhasilan menjadi terbatas sifatnya karena belum tercapai ketidakseimbangan psikis yang mendasarinya.
Menurunkan berat badan sama saja dengan menciptakan keseimbangan. lni berarti menghubungkan fisiologi kita dengan intelegensi alam yang tentunya berhubungan dengan masalah kepercayaan serta penerimaan diri. Penerimaan diri adalah kondisi awal untuk mencapai moitivasi diri, kesehatan fisik yang baik, serta kebahagian emosional dan pemenuhan spiritual (Chopra, 2005)
Kebanyakan perempuan ingin sel9lu tampil ramping atau langsing. Karena ada sebuah konstruksi sosial di masyarakat yang menanamkan keyakinan bahwa langsing itu elok sementara obesitas identik dengan sumber ketidakindahan. (Syilfia, 1999).
Juga dikatakan bahwa selain mengancam kesehatan fisik, masyarakat yang menganggap wanita gemuk sebagai orang yang tidak menarik secara fisik kemudian selanjutnya diperlakukan sebagai orang yang tidal< menarik (Lindsey & Powell, 1994).
36
Lebih lanjut, bahwa jauh lebih banyak kaurn wanita yang rnenghubungi profesional atau lernbaga kornersial untuk rnenurunkan berat badan. Hal ini secara nyata rnenunjukan adanya kenyataan bahwa tekanan budaya rnasyarakat lebih ditunjukan kepada kaurn hawa untuk rnenjadi langsing (Lindsey & Powell, 1994).
Banyak program atau produk rnelangsingkan tubuh yang ditawarkan, tetapi sernua itu tidak rnenjarnin seseorang untuk dapat segera rnenurunkan berat badannya, karena sernua itu tergantung dari faktor kemauan individu yang bersangkutan. Seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi akan lebih mudah dalam usaha menurukan berat badannya daripada seseorang yang tidak sama sekali mernpunyai rnotivasi atau motivasinya rendah.
Motivasi dapat diartikan sebagai usaha yang
sungguh-sn!~guh
untuk
mencapai sesuatu atau sejumlah sasaran, usaha tersebut terkondisikan oleh kemampuan seseorang dalarn rnernenuhi kebutuhannya (Middle Brook, 1980).
Dengan demikian rnotivasi menurunkan berat badan adalah keinginan, dorongan dan usaha yang sungguh-sungguh dalam menurunkan berat badannya agar tercapai berat badan yang diinginkan den!~an demikian dapat meningkatkan rasa percaya dirinya.
37
2.3.3.
Komponen Motivasi Menurunkan Berat Badan
Menu rut Wirakusuma (dalam Nuryanih 2001 ), ada tiga alasan yang ada di masyarakat mengapa seseorang menginginkan tubuh yang ideal, yaitu: a. Keindahan Penampilan Tidak dapat dipungkiri bila tubuh yang proporsional dapat menunjang pergaulan. Tubuh yang menarik dapat memunculkan kepuasan terhadap diri sendiri dan perasaan puas tersebut akan mendatangkan cinta terhadap diri sendiri sehingga orang lain dapat menghargai dirinya.
b. Menghindari Penyakit Bukan rahasia lagi ada beberapa penyakit yang ditemui pada individu yang mengalami obesitas. Orang bertubuh gemuk memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk terserang berbagai macam penyakit daripada yang bertubuh normal.
c. Nilai Budaya Oulu orang yang gemuk dianggap sebagai orang
yan~J
sehat, subur, atau
makmur tetapi sekarang nilai-nilai itu telah bergeser. Tubuh gemuk kini ditakuti oleh banyak orang karena dianggap tidak menarik.
38
Menurut Franken (Budi Andayani, 1996) ada beberapa alasan mengapa seseorang mengalami kesulitan dalam memotivasi dirinya untuk menurunkan berat badan: a. komponen belajar 1) Norma Lingkungan Beberapa peneliti telah menyatakan bahwa tubuh yang ideal adalah yang kurus dan mempunyai berat badan jauh di bawah ukuran normal, sehingga tidak terlalu mengejutkan bahwa banyak kaum wanita yang mengalami obesitas.
2) Modifikasi Perilaku dan Kendali Berat Badan Saat belakangan ini populer program yang mengkombinasikan makanan dengan kalori sangat rendah dengan pembelajaran y;3ng sangat intensif ditambah dengan modifikasi perilaku merupakan salah satu program diet yang dianggap berhasil (Budi Andayani, 1996).
Praktisi modifikasi perilaku menyarankan bahwa masalah utama untuk orang yang mengalami obesitas dengan belajar pola makan baru yang tidak hanya berdampak pada pengurangan berat badan tetapi juga untuk menjaga berat badan yang baru. Bagaimanapun para peneliti setuju bahwa apapun yang menyebabkan kelebihan berat badan adalah individu tersebut harus belajar untuk menata ulang gaya hidupnya dan motivasi
39
internal haruslah lebih kuat apabila mereka menginginkan tubuh yang ideal untuk selamanya.
b. Komponen Kognitif Meskipun tiap-tiap individu tidak bertanggung jawab terhadap bentuk dan berat badannya, sebuah bukti menunjukan bahwa orang yang dengan intensif memainkan peran penting dalam diet. lndividu yang mempunyai motivasi dan keinginan yang kuat untuk dapat menja~1a hasil dietnya lebih lama ditambah dengan penetapan tujuan juga merupakan cara yang efektif untuk menolong orang mengurangi berat badan. Williams, Grow, Fredman, Ryan & Deci, Bogizi & Edward, Franken (dalam Budi Andayani,
1996).
Sering kali pelaku diet menghubungkan kegagalan mereka terhadap program daripada tingkat komitmen mereka atau keyakinan bahwa perubahan adalah suatu yang mungkin. Hal-ha! di atas merupakan komponen yang memotivasi (mendorong) seseorang dalam usaha melakukan penurunan berat badan.
2.3.4.
Faktor yang Mempengaruhi Menurunkan Berat Badan
Ada banyak hal yang mempengaruhi motivasi menurunkan berat badan, semua faktor tersebut karena adanya tubuh gemuk. Menurut (Wirakusumah,
40
2002), ada beberapa faktor yang menyebabkan individu memiliki motivasi untuk menurunkan berat badan, yaitu: a. Orang Lain Pendapat negatif yang sering dimunculkan orang lain merubah pandangan individu tentang tubuh yang gemuk maka berbagai usaha pun dilakukan untuk menghindari pandangan miring tersebut.
b. lnteraksi Sosial Seseorang yang bertubuh gemuk akan merasa rendah diri dalam pergaulan sehari-hari, secara sadar maupun tidak sadar dalam lingkungan masyarakat akan terjadi diskriminasi terhadap orang bertubuh gemuk.
c. lnformasi Banyak program atau produk pelangsing yang ditawarkan menimbulkan dorongan untuk membelinya, sehingga pandangan individu pada tubuh gemuk berubah.
d. Kosmetika dan Estetika Orang yang bertubuh gemuk dianggap memiliki kurang keindahan, kurang luwes, dan geraknya terbatas. Di samping itu secara busana (fashionable) orang yang bertubuh gemuk memiliki keterbatasan baik dari ukuran maupun warnanya. Kemudian juga memiliki keterbatasan dalam
41
berdandan, misalnya make up pada wajah serta oran1~ yang bertubuh gemuk jug a memiliki keterbatasan untuk menggunakan aksesoris dalam menunjang keserasiannya.
Sedangkan menurut Syilfia (Syilfia, 1999), ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi menurunkan berat badan. Penurunan berat badan secara signifikan dapat dicapai dengan pendekatan holistik dengan 4 konsep pendekatan (seperti pada gambar).
~~-~ ~
~
PENATALAKSANAAN JANGKAPANJANG
(
~P-e_ru_b-ah-an~ Perilak'll
~~--/' Penurunan berat badan secara signifikan dapat dicapai clengan pendekatan meliputi: 1) Perencanaan makan yang benar. Makan secara teratur tiga kali dalam sehari dengan komposisi yang tepat yaitu karbohidrat 50%, protein 20%, dan lemak 30% dari total kalori.
42
2) Aktivitas Fisik/Olah raga Dengan berolahraga, energi yang kita keluarkan akan meningkat, otot tubuh pun akan menjadi kencang dan secara psikolo9is orang yang rajin berolahraga biasanya juga lebih fit dan lebih percaya diri. Jenis olah raga yang dianjurkan adalah aerobik seperti jalan kaki, joging, dan lain sebagainya. Selain itu olehraga yang teratur akan menjadikan tubuh menjadi mesin pembakar lemak yang efektif.
3) Perubahan tingkah laku Yaitu menanamkan motivasi dan disiplin diri dalam usaha penurunan berat badan. Termasuk di sini adalah membiasakan cliri merencanakan makan yang benar dan berolahraga sesuai yang dianjurkan serta menghindari makanan berlemak sebagai pelampiasan stress.
4) Pengobatan Berkonsultasilah dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang memungkinkan penurunan berat badan yang lebih efoktif dan menjaga penurunan berat badan. Ada dua mekanisme kerja obat-obat penurun berat badan, yaitu golongan penekan nafsu makan yang bekerja di susunan syaraf pusat, dan penghambat penyerapan lemak yang bekerja secara lokal di usus. Jenis obat yang bekerja secara lokal di susu ini
43
relatif aman untuk dikonsumsi dalam jangka panjang dan efek sampingnya minimal.
Dari berbagai uraian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa motivasi menurunkan berat badan adalah sebuah dorongan tingkah laku yang didasarkan pada kebutuhan yang belum terpuaskan untuk mencapai tujuan tertentu, melalui usaha tertentu. Selain itu penulis menyirnpulkan beberapa taktor yang mempengaruhi kenapa seorang wanita termotivasi untuk menurunkan berat badannya, di bawah berikut: a. Faktor Lingkungan Orang yang bergelut dalam bidang model, artis, peragawati dan pekerjaan sejenis lainnya yang menuntut keindahan fisik, mereka akan memiliki pandangan yang berbeda terhadap gemuk dengan orang-orang yang tidak bergelut dalam bidang yang sama.
b. Faktor Sosial Adalah tuntutan dari masyarakat bahwa tubuh ideal adalah tubuh yang semampai dan langsing. Bila hal ini telah terinternalisasi dalam diri individu maka berbagai usaha pun dilakukan agar memenuhi tuntutan itu.
44
c. Faktor Personaliti lndividu yang perfeksionis akan selalu mengusahakan untuk tampil sempurna. Ketika seseorang yang perfeksionis mempunyai persepsi bahwa tubuh ideal adalah tubuh yang langsing, maka1 pandangannya terhadap tubuh yang gemuk akan berubah.
2.4.
Kerangka Berpikir
Masa dewasa awal merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Selama periode panjang masa dewasa awal perubahan-perubahan fisik dan psikologis terjadi. Pada perubahan perubahan tersebut bersamaan dengan datangnya masalahmasalah pada penyesuaian diri serta harapan-harapan yang timbul dari akibat perubahan tersebut (Hurlock, 1997).
Penyesuaian diri ini menjadikan periode ini suatu periode khusus yang merupakan rentang hidup yang sulit dari fase dewasa awal, perubahan sosial ini terkait jug a dengan perubahan fisik diikuti perubahan psikologis. Wanita dewasa awal yang merasa keadaan tubuh dan fisiknya kurang menarik menjadi enggan untuk bergaul, ketidakpuasan akan bentuk tubuhnya yang tidak proporsional membuatnya menjadi tidak percaya diici dalam pergaulan. Sebab menurutnya yang akan menjadi popular hanyalah yang penampilan fisiknya cantik dan langsing.
45
Kepercayaan diri merupakan hal yang sangat penting bagi setiap individu dalam perjalan hidupnya dalam mencapai kesuksesan, seseorang mampu mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya apabila mernpunyai rasa percaya diri yang tinggi. Akan tetapi tidak semua individu mempunyai kepercayaan diri yang tinggi, tanpa terkecuali orang yanu mempunyai tubuh normal sekalipun. Seperti diungkapkan Afiatin (1996:23-24), untuk menumbuhkan rasa percaya diri banyak faktor yang mempengaruhi di dalamnya seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang cukup akan dapat mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya dengan yakin dan mantap.
Tidak semua individu mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, untuk menumbuhkan rasa percaya diri banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah penampilan atau bentuk fisik. Sedangkan tidak semua individu memiliki penmpilan fisik yang sempurna dalam hal ini adalah yang bertubuh gemuk.
Manusia mempunyai motif atau kebutuhan untuk diharga.i. Perasaan bahwa seorang dihargai akan menyebabkan orang tersebut percaya pada dirinya. Pada umumnya wanita beranggapan bahwa penampilan yang menarik lebih dihargai daripada yang tidak menarik.
46
Lindsey & Powell (1994: 516), mengatakan bahwa obesitas selain mengancam dan mengganggu kesehatan fisik, selain itu masyarakat beranggapan orang gemuk dilihat tidak menarik secara fisik dengan kata lain bahwa penampilan yang menarik akan menambah kepercayaan diri.
Kegemukan adalah suatu keadaan yang mempengaruhi keindahan penampilan fisik seseorang terutama wanita, oleh karena itu biasanya wanita yang bertubuh gemuk biasanya berusaha untuk menurunkan berat badannya sehingga memiliki bentuk tubuh serta berat badan yang ideal, karena dilihat lebih menarik dengan kata lain karena ingin tampil lebih percaya diri.
Di saat kepercayaan diri wanita yang mengalami obesitas rendah maka motivasi untuk menurunkan berat badannya tinggi. Namun sebaliknya ada sebagian wanita gemuk yang tidak mempunyai motivasi untuk menurunkan berat badannya, hal ini dapat disebabkan oleh bermacam-macam alasan di antaranya adalah karena mempunyai keyakinan bahwa walupun bertubuh gemuk hal tersebut tidaklah mengurangi daya tariknya atau dengan kata lain walupun bertubuh gemuk kepercayaan dirinya tetap tinmii atau sebagian lain beranggapan obesitas bukan menjadi sebab untuk tidak menjadi percaya diri.
Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa kepercayaan diri yang cukup tinggi pada wanita gemuk menyebabkan motivasi menurunkan berat
47
badannya rendah, dan sebaliknya apabila kepercayaan clirinya renclah maka motivasi menurunkan berat badannya tinggi.
2.5.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis nol (Ho) adalah: Tidak ada hubungan antara kepercayaan diri dengan motivasi menurunkan berat badan pada wanita dewasa awal.
Hipotesis alternatif (Ha) adalah: Ada hubungan antara kepercayaan diri wanita dewasa awal yang mengalami obesitas, dengan motivasi menurunkan berat badan.
BAB3 METODE PENELITIAN
3.1. 3.1.1.
Jenis Penelitian Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam peneitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bekerja dengan angka yang datanya beiwujud bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi) yang dianailisis menggunakan metode statistik, untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang sifatnya spesifik, dan untuk melakukan prediksi bahwa suatu variabel tertentu mempengaruhi variabel yang lain (Alsa Asmadi, 2003). Kemudian Sevilla (1993) menyatakan, Deskriptif Korelasional yaitu penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel yang berbeda dalam populasi. Dengan merujuk teori tersebut, metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah deskriptif korelasional.
3.1.2.
ldentifikasi Variabel
Variabel yang terlibat dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas (lndependen)
: Kepercayaan diri
2. Variabel terikat (Dependen)
: Motivasi menurunkan berat badan
48
49
3.1.3.
Definisi Operasional
a. Kepercayaan diri adalah suatu sikap akan diri sendiri dalam berpikir, bertindak, berprestasi, dan bertanggung jawab terhadap keputusankeputusan yang telah ditetapkannya sehingga untuk meraih kesuksesan tidak perlu membandingkan dengan orang lain secara berlebihan, karena merasa percaya pada kemampuan dan kecakapannya (Brenche, 1998). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala kepercayaan diri yang dioperasionalkan dengan menggunakan aspek-asek individu merasa adekuat dengan tindakan yang dilakukan, individu merasa diterima oleh kelompoknya serta memiliki ketenangan sikap (Guilford dalam Andayani dkk, 1996).
b. Motivasi menurunkan berat badan adalah dorongan, keinginan serta usaha yang sungguh-sungguh dalam diri pribadi seseorang untuk melakukan tindakan guna menurunkan berat badannya sehingga tercapai berat badan yang diinginkan (Utami, 2002). variabel ini diukur melalui skala motivasi menurunkan berat badan yang dioperasionalkan dengan menggunakan komponen belajar dan komponen kognitif (Franken, 2002).
50
3.2.
Pengambilan Sampel
3.2.1.
Populasi dan Sampel
Menurut Hadi (1993), populasi adalah semua individu yang diperoleh dari sampel penelitian yang akan digeneralisasikan dan minimal memiliki sifat yang sama. Pada penelitian ini, populasi yang digunakan adalah pada mahasiswi UIN Fakultas Tarbiyah yang mengalami obesitas dengan total populasi mahasiswi 2006 di Fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sampel adalah sekelompok kecil yang kita amati dan populasi adalah kelompok besar yang merupakan sasaran generalisasi. Ferguson menyatakan bahwa sampel adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi (dalam Sevilla, 1993).
Pendapat lain dikemukakan oleh Gay dalam Sevilla (199:3) yaitu, jumlah minimum sampel dalam penelitian deskriptif adalah 10% dari populasi dan untuk populasi yang sangat kecil diperlukan mimimum 20%. Sedangkan untuk penelitian korelasional, jumlah minimum sampelnya adalah sebanyak 30 responden. Hal ini dianggap sudah dapat mewakili populasi yang ada.
Saat melakukan uji coba (try out) penulis menggunakan jumlah sampel sebanyak 30 orang pada mahasiswi Psikologi untuk men9hindari bias dan sampel yang mempunyai kemiripan karekateristik yaitu sama-sma belajar
51
ilmu psikologi. sedangkan untuk penelitian ini pengambian data sesungguhnya (field) sampel yang dipakai adalah Mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebanyak 50 orang yang berjenis kelamin wanita yang masih aktif kuliah serta mengalami masalah obesitas.
Dalam menetapkan sampel, teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik purposive sampling. Dalam tehnik ini pemilihan sekelomok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai keterikatan yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang sudah diketahui sebelumya (Hadi, 1993). Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling karena yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah
mahasiswi yang memiliki karakteristik sampel sebagai berikut: 1. Berjenis kelamin wanita dalam tahap perkembangan dewasa awal dengan spesifikasi usia 18 sampai 24 tahun. 2. Mahasiswi yang berada di lingungan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bukan merupakan pasien klinis yang menderita gangguan penyimpangan pola makan seperti anorexia neurosa dan bulimia neurosa.
52
3.2.2.
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling, artinya individu yang telah memenuhi kriteria yang telah clitentukan dapat diambil subyek penelitian (Hadi, 1993).
Pengambilan sampel dilakukan secara incidental sampling, atau menurut Faisal (1992) teknik pengambilan sampel seperti ini bisa disebut sebagai teknik pengambilan sampel asal pilih. Artinya adalah mengambil sampel yang dapat ditemui dan bersedia menjadi sampel, dengan tidal< menyimpang dari persyaratan tujuan penelitian serta memiliki karakteristik ;rang telah ditentukan.
3.3. 3.3.1.
Pengumpulan Data Metode Pengumpulan Data
Penulis menggunakan metode pengumpulan data yang dilakuan dengan cara menyebarkan skala kepercayaan diri dan skala motivasi yang mengacu pada skala model Likert dengan metode rating yang dijumlahkan (method of summated ratings). Metode rating yang dijumlahkan merupakan metode penskalaan pernyaatan sikap yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya (Azwar, 2003).
53
3.3.2.
lnstrumen Penelitian
lnstrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kepercayaan diri dewasa awal yang mengalami obesitas dengan skala motivasi menurunkan berat badan.
Skala psikologi berupa konstruk atau konsep psikologi yang menggambarkan aspek kepribadian individu dan juga pertanyaan yang diajukan sebagai stimulus tertuju pada aspek perilaku guna memancing jawaban yang merupakan refleksi dari keadaan diri subjek yang biasanya tidak disadari oleh responden bersangkutan (Azwar, 2003). a. Skala kepercayaan diri Menurut Guilford (Andayani dkk, 1996), skala kepercayaan diri terdiri dari skala merasa adekuat terhadap tindakan yang dilakukan, merasa diterima oleh kelompoknya, dan memiliki ketenangan sikap. Dalam skala ini dibagi dalam tiga faktor yang meliiputi merasa adekuat den!~an tindakan yang dilakukan, merasa diterima oleh kelompoknya, dan memiliki ketenangan sikap dengan jumlah item sebanyak 54 yang terbagi atas 27 item favorable dan 27 item unfavorable. Berikut penjelasan lebih lanjut yang dijabarkan melalui blue print pada table di bawah ini:
54
Tabel 3.1. Blue Print Kepercayaan Diri No. Item No
Faktor
lndikator
Unfavora
Jumlah
Favorable ble Merasa
1
adekuat
a. Optimis
7,25,43
1,19,37
6
dengan
b. Ambisius
8,26,44
2,20,38
6
tindakan yang
c. Mandiri
45,9,27
3,21,39
a. Mampu
4,41,23
13,22,32
6
14,40,50
31,49,5
6
6,24,42
15,51,33
6
16,34,52
10,28,46
6
17,35,53
11,29,47
6
dilakukan
melakukan Merasa
2
diterima oleh kelompoknya
hub. Sosial b. Hubungan baiik dengan teman
c. Berkomunikasi dengan baik a. Yakin akan Memiliki kemampuan
3
ketenangan dan kelemahan sikap b. mengendalikan
55
perasaan c. toleransi
18,36,54
12,30,48
6
terhadap berbagai situasi TOTAL
54
Try out diadakan pada tanggal 1-3 Juni 2006 yang dilakukan di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyebar angket skala kepercayaan diri berjumlah 35 angket yang kembali hanya 30 angket, jadi 5 angket tidak memenuhi kriteria penelitian. Sehingga angket yang dapat diolah hanya 30 angket. Dari hasil analisa skala kepercayaan diri dengan menguji validitas dan realibilitas dengan hasil 40 item valid dari 54 item yang ada. Dengan has ii uji realibilitas 0, 744 yang menunjukan tes ini reliabel. Dan hasil analisa item tersebut yang digunakan pada penelitian untuk skala kepercayaan diri adalah sebagai berikut: Tabel 3.2. Blue print Kepercayaan Diri (Valicl) Jumlah
No. Item No
Faktor
lndikator
Un favor Favorable able
1
Merasa
a. Optimis
7,43
1,37
4
56
adekuat
b. Ambisius
dengan
c. Mandiri
8,44
2,38
4
45,9,27
3,21,39
6
4,41
13,22
4
14,40,50
31,49,5
6
6,24
15, 33
4
16, 52
10,46
4
17,53
29,47
4
36,54
30,48
4
tindakan yang dilakukan
2
a. Mampu melakukan hubungan sosial Merasa b. Hubungan baik diterima oleh dengan teman kelompoknya c. Berkomunikasi dengan baik
3
a. Yakin akan kemampuan dan Memiliki ketenangan sikap
kelemahan b. Mengendalikan perasaan c. Toleransi terhadap berbagai situasi
TOTAL
40
57
b. Skala motivasi menurunkan berat badan Skala motivasi menurunkan berat badan terdiri dari komponen belajar dan komponen kognitif (Franken, 2002). Dalam skala ini terdiri dari 11 indikator degan jumlah item sesar 44 yang terbagi atas 22 item favorable dan 22 item unfavorable. Berikut dijelaskan dalam bentuk blue print pada tabel di bawah ini. Tabel 3.3 Blue print Motivasi Menurunkan Berat Badan No. Item No
Faktor
lndikator
Unfavor
Jumlah
Favorable able 1
Komponen
a. Merasa tubuh gemuk
belajar
1,4
20,13
4
b. Membeli buku-buku diet
6, 11
15,17
4
c. Melakukan program diet
9, 16
19,30
4
d. Memakan makanan diet
2,12
5, 10
4
e. Menggunakan pi! diet
8,14
42,24
4
f. Menggunakan alat-alat
18,:33
3,7
4
28,:35
25,22
4
23,40
36,21
4
penurun berat badan g. Mengubah pola makan yang salah h. Mampu mengendalikan
58
diri 2
Komponen
a. Keinginan yang kuat
26,31
38,39
4
kognitif
b. Menetapkan tujuan
29,34
44,43
4
c. Menjaga berat badan
32,37
27,41
4
yang sudah ada
44
TOTAL
Skala motivasi menurunkan berat badan yang disebar berjumlah 44 item setelah diujicobakan kepada 30 responden lalu dilakukan analisa, maka berdasarkan hasil uji validitas diperoleh 30 item yang valid dan layak dijadikan item dalam penelitian dan mewakili tiap indikator yang akan diteliti. Sedangkan berdasarkan uji realibilitas diperoleh hasil sebesar 0,732 yang artinya alat tes ini reliabel. Berikut item valid yang akan digunakan dalam skala motivasi meurunkan berat badan:
Tabel 3.4
Blue print Motivasi Menurunkan Berat Badan (Valid)
No . Item No
Faktor
Unfavo
lndikator
Jumlah
Favorable rable
1
Komponen
a. Merasa tubuh gemuk
1
20
2
59
belajar
b. Membeli buku-buku
6,11
15,17
4
9
19
2
2,12
5,0
4
e. Menggunakan pil diet
8
42
2
f. Menggunakan alat-
18
3
2
35
22
2
23
36
2
26
38
2
diet c. Melakukan program diet d. Memakan makanan diet
alat penurun berat badan g. Mengubah pola makan yang salah h. Mampu mengendalikan diri 2
Komponen
a. Keinginan yang kuat
kognitif
b. Menetapkan tujuan
29,34
44,43
4
c. Menjaga berat badan
32,37
27,41
4
yang sudah ada TOTAL
30
60
Baik skala kepercayaan diri maupun motivasi menurunkan berat badan, keduanya disusun dengan menggunakan skala Likert yang terdiri dari lima alternatif jawaban. Sistem penilaian skala kepercayaan diri dan motivasi menurunkan berat badan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.3.3.
Tipe lnstrumen dan Skoring
Respon-respon yang positif terhadap item yang favorable akan diberi bobot yang lebih tinggi daripada respon negatif untuk respon unfavorable, yang akan diberi bobotnya lebih rendah. Seperti jawaban yang disediakan sebagai berikut: 1) Untuk ska la kepercayaan diri a. Item favorable: sangat setuju (5), setuju (4), netral (3), tidak setuju (2), sang at tidak setuju (1)
b. Item unfavorable: sangat setuju (1), setuju (2), netral (3), tidak setuju (4), sangat tidak setuju (5)
2) Untuk skala motivasi menurunkan berat badan a. Item Favorable: Sering kali (5), selalu (4), netral (3), kadang-kadang (2), tidak pernah (1 ).
61
b. Item unfavorable: Sering kali (1 ), selalu (2), netral (3), kadang-kadang (4), tidak pernah (5).
3.3.4.
Teknik Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul selanjutnya perlu diolah dan dianalisis untuk dapat menjawab masalah penelitian dan hipotesa penelitian. Penulis menggunakan metode analisa korelasi non parametrik formula Spearman-Brown, dan dalam perhitungannya adalah dengan menggunakan program SPSS 12.0 for windows. Adapun rumusnya adalah (Azwar, 2001):
2(r1.2)
S - B=
keterangan rxx'
rxx'
=
1+1-1~;---------
= angka indeks korelasi = koefisien korelasi antara kedua belahan
3.4.
Pilot Study
Sebelum penelitian dilakukan, penulis melakukan uji coba (try out) alat tes. Uji coba dilakukan dengan tehnik accidental sampling, yaitu mengambil sampel hanya dengan cara memillih orang-orang terdekat atau yang pertama kali berhasil dijumpai yang memiliki karakteristik sama d"ngan subjek.
62
Penulis mengambil sampel try out pada Fakultas Psikologi karena populasi lebih sedikit dari populasi penelitian, sehingga penulis mengambil subjek hanya 30 orang sebab jumlah populasi serta waktu yang terbatas dalam memnuhi karakteristik penelitian.
3.4.1.
Uji Validitas
Uji coba validitas kepada 30 responden pada skala untuk menentukan validitas yang akan digunakan dalam penelitian yang sesungguhnya berdasarkan korelasi product moment dari Pearson untuk mengetahui koefisien antar item-total. Rumus yang digunakan adalah (Azwar, 2003):
Rumus korelasi product moment:
: Koefisien korelasi variabel x dengan variabel y
Rxy
:L
xy
: Jumlah hasil perkalian antara variabel x dengan variabel y
:L
x
: Jumlah skor variabel x (skor tiap item)
'f.y
: Jumlah variabel y
N
: Jumlah subjek penelitian
63
Untuk menghitung analisis item dan korelasi antar faktor digunakan rum us koefisien korelasi product moment yang perhitungannya dibantu dengan program SPSS 12.0 for Windows.
3.4.2.
Uji Realibilitas
Realibilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat diungkap, artinya apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok yang sama maka diperoleh hasil yang relatif sama (Azwar, 1998). Dalam penelitian ini, uji realibilitas dilakukan dengan menggunakan tehnik formula Alpha Cronbach dengan menggunakan program SPSS 12.0 for Windows. Ru mus
K
)
( 1-
a K-1
Keterangan: a
: Koefisien realibilitas
k
: Jumlah item
s 'Ix
64
3.5.
Prosedur Penelitian
Menurut Moleong (2004;85) mengatakan bahwa sistematika penelitian secara operasional dijelaskan sebagai berikut: 1) Tahap pra-Japangan Dalam tahap ini sebelum melakukan penelitian sebenarnya penulis melakukan try out instrument research yang meliputi skala keercayaan diri dan skala motivasi menurunkan berat badan. lni dilakukan untuk mengetahui sejauh mana item-item pertanyaan yang telah dibuat dapat mewakili dan menggali data-data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Maka setelah uji coba diadakan, penulis melakukan uji validitas dan realibilitas. Maka dapat disimpulkan bahwa alat tes yang dibuat oleh penulis adalah reliabel sehingga dapat dikatakan representatif sesuai dengan tujuan penelitian.
Try out dilaksanakn pada tanggal 1-3 juni 2006 pada mahasiswi Fakultas Psikologi UJN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan mempunyai karakteristik yang sama dengan sampel penelitian yang berjumlah 30 responden. Setelah uji coba dilakukan, penulis melakukan uji validitas dan reliabilitas. Dapat diambil kesimpulan bahwa alat tes yang dibuat oleh penulis adalah reliabel sehingga dapat mewakili dan menggali aspek-aspek yang sesuai dengan tujuan penelitian.
65
2) Tahap Pekerjaan lapangan Dalam pekerjaan lapangan meliputi pemahaman latar belakang penelitian dan persiapan diri memasuki lapangan penelitian sebenarnya. Penelitian dilakukan selama 4 hari yakni tanggal 5-9 juni 2006 berselang dua hari dari pelaksanaan try out yang bertempat di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan seluruh responden adalah mahasiswi Psikologi.
3) Tahap analisis data Pada tahap ini penulis memberikan kode serta melakukan skoring terhadap hasil skala yang telah diisi responden, kemudian menghitung dan menginput data yang diperoleh pada komputer, kemudian melakukan analisa dengan menggunakan metode statsitika melalui komputer. Tahap akhir penulis membuat kesimpulan dan lapporan penelitian.
BAB4 PRESENTASI DAN ANALISA DATA
4.1.
Gambaran Umum Subjek Penelitian
Gambaran umum tentang subjek penelitian akan diuraikan secara rinci berupa gambaran umum penelitian, identitas dari jenis kelamin, usia, tinggi badan, dan berat badan serta mengukur sejauh mana korelasi hubungan dua variabel yang penuli teliti. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 2.806 orang mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan sampel sebanyak 50 orang diambil untuk penelitian, setelah dilakukan penyebaran skala. Setelah dilakukan pengkodean yang layak dianalisis hanya 50 skala yang sesuai dengan karakteristik penelitian, sedangkan 15 tidak memenuhi kriteria.
4.1.1.
Berdasarkan Jenis Kelamin
Subjek yang menjadi responden dalam penelitian ini sernua berjenis kelamin wanita. lni dikarenakan menurut survei dan penelitian klinis umumnya penderita obesitas di Indonesia didapati pada kaum wanita (Diah Utami, 2002).
66
67
4.1.2.
Berdasarkan Usia Responden
Responden yang diteliti berusia antara 18 sampai 24 tahun yang dalam perkembangannya merupakan masa remaja akhir untuk menuju tahap matang pada dewasa awal. Pada penlitian ini responden terbanyak berusia 22 tahu berjumlah 15 orang atau 30%, sedangkan responden paling sedikit berusia 18 tahun berjumlah 2 orang atau 4%. Lengkapnya terlampir dalam tabel:
Tabel 4.1 Berdasarkan Usia Responden Frekuensi
Persentase
18 tahun
2
4%
19 tahun
8
16 %
20 tahun
10
:20 %
21 tahun
7
14 %
22 tahun
15
30 %
23 tahun
5
10%
24 tahun
3
6 'Yo
Jumlah
50
100 %
Rentang Usia
68
4.2. 4.2.1.
Presentasi Data Uji lnstrumen Penelitian
Setelah dilakukan uji coba alat tes (Skala kepercayaan diri dan motivasi menurunkan berat badan) yang berjumlah total 98 item terhadap 30 responden yang dilaksanakan di Fakultas Psikologi pada tanggal 1-3 Juni 2006, maka hasil skala kepercayaan diri dari 54 item yang valid berjumlah 40 item dan yang gugur berjumlah 14 item. Item yang valid mewakili seluruh indikator yang ada. Sedangkan pada skala motivasi menurunkan berat badan diujicobakan 44 item, dengan sebanyak 30 item valid da11 10 item tidak valid, serta mewakili seluruh indikator yang ada. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
4.2.2.
Uji Persyaratan
Penulis menyajikan uji persyaratan penggunaan uji hipotesis yaitu uji normalitas. Perhitungan uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang digunakan dalam penelitian. Data yang terdistribusi secara normal dapat menggunakan perhitungan uji hipotesis dengan metode statistik parametrik. Sedangkan data yang tidak terdistribusi secara normal perhitungan uji hipotesisnya menggunakain metode statistik non-parametrik.
70
Tabel 4.3 Test of Normality Kolmogorov-Smirnov' statistic Motivasi menurunkan berat ,093
Shapiro-Wilk
df
Sig.
statistic
df
Sig.
50
,200
,974
50
,322
bad an
This is a lower bound of the true significance a
Lilliefors Significance Correction
4.2.3.
Kategorisasi Skor Penelitian
Untuk skala kepercayaan diri, peneliti mengkategorikan kedalam dua kategori, yaitu kepercayaan diri tinggi dan kepercayaan diri rendah. Skala kepercayaan diri terdiri dari 40 item dengan 5 alternatif jawaban (skor 1 sampai 5), maka skor terendah yang mungkin diperoleh responden adalah 1x40=40, dan skor tertinggi yang diperoleh respond en adalah 5x40=200 serta mean teoritisnya adalah 40+200 = 240/2 = 120. Dengan demikian, responden yang memiliki skor di bawah mean teoritis 120 dikategorikan memiliki kepercayaan diri rendah, sedangkan responden yang memiliki skor sama dengan atau di atas 120 dikategorikan memiliki kepercayaan diri tinggi. Seperti tabel di bawah berikut:
71
Tabel 4.4 Tabel skala kepercayaan diri Skor Responden
Jumlah Kategori
(x)
Prosentase Respond,en
x < 120
Percaya diri rendah
4
8%
x <:: 120
Percaya diri tinggi
46
92%
50
100%
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yan~1 memiliki percaya diri rendah sebanyak 4 orang atau sebesar 8%, sedangkan yang mempunyai percaya diri tinggi sebanyak 46 orang atau sebesar 92%.
Untuk skala motivasi menurunkan berat badan penulis mengkategorikan kedalam 2 kategori motivasi tinggi dan rendah terdiri dari 30 item dengan 5 alternatif jawaban (skor 1 sampai 5), maka skor yang terendah yang mungkin diperoleh responden adalah 1x30 =30, dan skor teringgi yang mungkin diperoleh responden adalah 5x30 = 150. Dengan demikian dapat diketahui mean toritisnya adalah 30+150 = 180/2 = 90.
72
Tabel 4.5 Tabel motivasi menurunkan berat ba1dan Skor Kategori
IJumlah Responden
Prosentase
Responden (x)
x < 120
Motivasi rendah
X<:: 120
Motivasi tinggi
Jumlah
43
86%
7
14%
50
100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yann mempunyai motivasi rendah sebanyak 43 orang atau sebesar 86%, sedangkan yang mempunyai motivasi tinggi sebanyak 7 orang atau sebesar 14%.
4.2.4.
Uji Hipotesis Tabel 4.6
Hubungan antara kepercayaan diri dengan motivasi menurunkan berat badan Correlations Motivasi Kepercayaan menurunkan diri berat badan Spearman's rho Kepercayaan diri Correlation Coeffcient Sig. (2-tailed)
1.000
.049 .738
73
N
50
50
Correlation Coefficient
.04(1
1.000
Sig. (2-tailed)
.738
N
50
Motivasi menurunkan
berat badan
50
Berdasarkan dari hasil out put melalui perhitungan statistik dengan rumus Spearman's rho dengan menggunakan SPSS versi 12.0 for Windows,
diperoleh hasil seperti digambarkan pada tabel berikut: Nilai p-value pada kolom sig. (2-tailed) 0,05 level of significant(@) dan r-hitung (0,049) < r label (0,361 ). lni berarti hipotesis 1 (Ha) dan hipotesis nihil (Ho) diterima. Artinya tidak ada hubungan antara kepecayaan diri dengan motivasi menurunkan berat badan pada Mahasiswi fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
BABS KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
Pada bab terakhir ini akan diketengahkan mengenai kesimpulan hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan, kemudian penulis mencoba mendiskusikan hasil penelitian tersebut dengan teori yang telah dibahas pada bab sebelumnya, serta saran penulis untuk penelitian selanjutnya.
5.1.
Kesimpulan
Bersarkan hasil analisa dan interpretasi data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan tidak ada korelasi antara keperGayan diri dengan motivasi menurunkan berat badan pada mahasiswi yang mengalami obesitas di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Artinya tingginya kepercayaan diri mahasiwi tidak diikuti dengan rendahnya motivasi menurunkan berat badan.
5.2.
Diskusi
Berdasarkan analisis data serta pengujian hipotesis, mal
74
75
individu untuk menurunkan berat badannya tetapi, karen:a adanya beberapa faktor lain. Asumsinya adalah karena subjek yang diteliti tidak menuntut dirinya untuk menjadikan bentuk tubuh maupun berat badannya menjadi ideal seperti yang ditekankan ketika memasuki sebuah dunia profesional layaknya peragawan/wati. Faktor lain di antaranya adalah semakin maraknya promosi yang dilakukan industri-industri diet, program video diet, dan lain sebagainya. Brownell dan Rodein mengungkapkan di sisi lain bisa mejadi faktor yang menumbuhkan obsesi dan pada diri wanita untuk memiliki tubuh dan berat ideal seperti dalam tokoh iklan tersebut, meskipun awalnya mereka cukup nyaman degan keadaan tubuh mereka (Robert E. Franken, 2002:7). Faktor lainnya yang juga menjadi pertimbangan bagi wanita yang bertubuh gemuk dalam memotivasi dirinya untuk menurunkan berat badan adalah faktor kesehatan, Lindsey dan Powell (1994:56).
Meskipun pada awalnya para wanita dengan tubuh gemuk merasa idak terganggu dengan keadaanya, mereka mulai memikirkan kesehatan tubuh dari banyaknya informasi kesehatan yang diperoleh melalui berbagai media mengenai berbagai gangguan kesehatan fisik yang dapat muncul dikarenakan kelebihan berat badan dan apabila seorang individu yang mengalami kegemukan sudah mersakan adanya gangguan kesehatan pada dirinya mau tidak mau harus segera menurunkan berat badannya bila ingin tetap sehat.
76
5.3.
Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian serta penulisan masih terdapat banyak kekurangan dikarenakan adanya berbagai hambatan dan rintangan yang dialami penulis. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian ini, maka ada beberapa saran yang penulis rumuskan untuk penyempurnaan berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian ini seperti dijelaskan di bawah berikut:
Kegemukan merupakan penyakit kronis, hal ini jarang disadari oleh masyarakat awam yang lebih sering melihat kegemukan dari segi estetika saja. Diharapkan mahasiswi yang bertubuh gemuk dengan kepercayaan diri yang tinggi tetap memiliki motivasi menurunkan berat badan tidak hanya dari faktor luar saja tetapi dari dalam dirinya seperti keinginan yang kuat, komitmen yang tinggi, dan penetapan tujuan untuk menjaga asupan makanan, pola hidup, kesehatan serta bentuk tubuh yang ideal. Tentunya akan menjadikan nilai tambah tersendiri di samping rasa percaya diri. Sehingga dengan demikian usaha yang dilakukan untuk menurunkan berat badan dapat dipertahankan dan menjadi suatu hal yang mungkin dan tidak sia-sia. Selain itu yang perlu diperhatikan kegemukan pada usia matang merupakan resiko tinggi bagi timbulnya penyakit "metabolic syindrom" dimana keadaan ini tidak hanya berdampak pada psikis saja tetapi lebih kepada hal
77
medis dengan timbulnya kompleksitas penyakit yang akhirnya bisa menyebabkan kematian.
Selain itu penulis mengajukan beberapa saran untuk perbaikan dan penyempurnaan pada penelitian selanjutnya. Hambatan utama yang dialami penulis adalah saat melakukan penelitian yaitu pada saat pengumpulan data. Pada saat dilakukan penyebaran kuesioner responden yang terbatas dan jumlah angket yang disebar tidak kembali kepada penulis sesuai dengan jumlah yang di inginkan. Dengan demikian untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan untuk mencari cara pengumpulan data yang lebih efektif dan efisien, misalnya pada tempat-tempat pemograman diet dimana sasaran responden penelitian dapat langsung ditemui. Mengenai hubungan kepercayan diri dengan motivasi menurunkan berat badan disarankan memperhatikan subjek penelitian dari segi jenis kelamin yang berbeda, memperhatikan strata tingkat pendidikan apakah dari kalangan akademis maupun non akademis serta latar belakang atau pekerjaannya. Penulis merasa hal tersebut di atas menarik untuk dijadikan altematif variabel penelitian selanjutnya. Selain itu hal lain yang menarik diteliti berhubungan dengan penelitian ini adalah mengetahui tingkat perbedaan motivasi subjek yang bekerja di kantor dengan yang mengikuti program diet pada tempattempat kebugaran, penulis rasa tidal< kalah menarik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman Saleh dan Muhbib Abdu Wahab. (2004). Psiko/ogi suatu
Pengantar dalam Perspektif Islam. Penerbit: Rajawali Press.
Appleton, Nancy. (1994). Theresia Tjahyadi (terj). Gula antara Kawan dan
Lawan. Jakarta: Gunung Mulia.
Asmadi, Alsa. (2003). Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta
Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi. Yogyak:arta: Pustaka Pelajar.
Ayu Kurniati. (2004). Hubungan antara Efektifitas Komunikasi Interpersonal
Orang Tua- Anak dan Kepercayaan Diri dan Penyesuaian Sosial Pada Siswa Ke/as 1 SMP Jakarta Barat. Fak. Psikologi UIN Syahid. Skripsi tidak diterbitkan.
Budi Andayani, Tina Afiatin. (1996). Konsep Diri, Harga Diri dan Kepercayaan
Diri. Jurnal Psikologi Pendidikan 2. Jakarta.
Brence, Amich. (1998). Jumal Psikologi dan Sikap. Jaka1ia: Ul-Press.
Chaplin, J.P. (1999). Kartini Kartono (terj). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Press.
Chopra, Deepak, M.D. (2005). Perfect Weight. Ana Maria (ter.). Kunci Mencapai dan Mempertahankan Berat Badan Ideal. Jakarta: PT.
Buana llmu Populer (Kelompok Gramedia).
Gita Cinta. (2002). I Love My Body Sehat itu lndah. Artikel Aspirasi dan Kesehatan, ed. 2-13. Penerbit: Majalah Femina.
Dr. Diah Setia Utami. Human Health. (2002). Laporan Klwsus: Obesitas, Kesehatan dan Biang Keladi Kegemukan. edisi Maret. Jakarta.
Eidjo Murdoko. (1998). Rubrik Nova: Sembilan Tanda Anda Kurang Percaya Diri. Jakarta: Tabloid Nova.
E. Koswara. (1989). Motivasi Teori dan Penelitiannya. Penerbit: Angkasa, Bandung.
Evi Nursyahfitri. (1998). Mendobrak Krisis Kepercayaan Diri. Jakarta: Majalah Femina. Edisi Juli hal. 16-22
Kodyat & Benny. A. (1996). Survey lndeks Masa Tubuh (IMT) di 12 Kotamadya di Indonesia. Jakarta: Gunung Mulia.
Kuncoro. (2003). Laboratorium Psikologi (SPSS). Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Persada.
Leane Suniar. (2000). Cara Aman Mencegah Kegemukan. Jakarta: PT. Arca Press.
Lindesey, S.J.E. & Powel, G. (1994). The Hand Book of Clinical Adult Psychology. London: Rout Ledge.
Middle Brook P.N. (1980). Social Psychology and Modem Life. New York: Mc. Graw Hill.
Moleong, Lexy. (2004). Metologi Penelitian Kuantitatif._Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nuryanih. (2002). Hubungan antara Penerimaan Sosia/ f<elompok dengan Kepercayaan diri Remaja Awai. Skripsi Fakultas Psikologi UIN Syahid.
Purbayu Budi Santosa, MS Ashari. (2005). Analisis Statistik dengan Microsoft
Exel & SPSS._Yogyakarta: Andi Offset.
Robert. E. Franken. (2002). Motivation. New York: Mc Graww Hill.
Robert. E.V (1995). Aku Mengembangkan Diriku. Yayasan Cipta Loka Caraka.
Rita. L. Atkinson. (1991 ). Pengantar Psikologi Jilid-2. 13atam: lntereksa.
Robert, E.V. (1995). Aku Mengembangkan Diriku. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.
Saifuddin, Azwar. (2001 ). Realibilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sarason-Sarason. (1993). Pendekatan Teori Belajardan Humanistik. Jakarta: Biro Psikologi Pesona.
Sarlito, Wirawan Sarwono. (1996). Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: PT Bulan Bintang.
Sevilla, G Consuelo, {et.al}. (1993). An Introduction to Research Methods. Alirnudin Tuwu (terj). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: (UlPress).
Sutrisno Hadi. (1996). Metodologi Penelitian (cet-1). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sharkey, J. Brian (2003). Kebugaran dan Kesehatan (cet-1). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Soernanto & Wasty. (2002). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rieka Cipta.
Sylfia. (1999). Motivasi & Dieted-April. Jakarta: Tabloid Sartika.
Yusuf al-Uqshari. (2005). Percaya Diri Pasti. Jakarta: Gema lnsani Press.
Skala Kepercayaan Diri dan Motivasi Menurunkan Berat Badan Saya mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan penelitian. Saya meminta kesediaan saudari menjadi responden untuk mengisi an~Jket di bawah ini. Saya akan menjaga dan menjamin kerahasiaan jawaban saudari. Atas partisipasi dan kerjasamanya saya mengucapkan banyak terima kasih. ldentitas Nam a Usia Tinggi Badan Berat Badan Petunjuk Pengisian Petunjuk pilihan jawaban: Di lembar ini terdapat dua macam skala. Pilihlah jawaban dengan cara mencheklis (X) yang tersedia pada kolom di sebelah kanan. Tidal< ada jawaban yang salah, semua jawaban dapat dikatakan benar. Karena itu pilihlah jawaban yang sesuai dengan keadaan diri anda saat ini. Setelah selesai diharapkan anda memeriksa kembali agar tidak ada jawaban yang terlewat. Petunjuk Pilihan Jawaban: SS : bila anda sangat setuju atau sangat sesuai dengan pernyataan. S : bila anda setuju atau sesuai dengan pernyataan. ATS : bila anda agak tidak setuju atau agak tidak se~mi dengan pernyataan. TS : bila anda merasa tidak setuju atau tidak sesuai dengan pernyataan. STS : bila anda sangat tidak setuju atau sangat tidak sesuai dengan pernyataan. Responden,
(A). Skala Kepercayaan Diri No
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17
Pernvataan Dengan bercerita/mengeluh saya berharap dapat menyelesaikan masalah vana ada. Tidak pernah yakin dengan diri sendiri, apalagi jika melihat kelebihan orang lain. Ketika banyak masalah, saya selalu melemparkannva kepada orang lain. Saya dapat melakukan hubungan sosial dengan siapa saia. Saya enggan dan malu untuk bergaul dengan orana lain. Bertubuh gemuk tidak membatasi sava denaan oranq lain. Mengeluh bukanlah cara yang tepat untuk memecahkan masalah saya. Saya dapat buktikan kemampuan saya di hadapan orana lain. Saya tidak suka pekerjaan saya dikerjakan oranq lain. Saya merasa tidak yakin dengan kemampuan diri sendiri. Saya enggan dan malu untuk berinteraksi denqan oranq lain. Selalu bersaha untuk menegur terlebih dahulu ketika bertemu teman di ialan. Saya sering merasa malu untuk memulai percakapan denganorang lain. Saya menyadari kekurangan saya, tetapi saya juga yakin akan kelebihan sava. Diejek oleh teman karena bertubuh gemuk merupakan hal yang biasa saja. Sangatlah sulit bagi saya untuk menentukan seqala sesuatunya. Wawasan dan penqetahun yang luas
SS
s
ATS
TS
STS
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
dapat diperoleh cukup dengan membaca buku saia. Saya yakin akan kemampuan yang saya miliki. Segala keputusan yang sudah saya ambil, dapat dipertanaaunqiawabkan. Saya merasa terhina apabila ada orang lain yang meremehkan saya. Saya tidak pernah perduli dengan pendapat oranqh lain. Berusaha menghindar sejauh mungkin setiap kali bertemu teman di ialan. Berkomunikasi dengan orang lain membuat segala sesuatunya menjadi lebih mudah dan menvenanqkan. Memaksakan kehendak sendiri bukanlah sifat diri sava. Saya pasrah dengan apa yang sudah terjadi. Kegiatan berorganisasi hanya menita waktu saia. Saya tidak pernah yakin dengan hasil pekerjaan sendiri. Di saat sedang berkumpul dengan teman-teman, saya merasa senang dan qembira. Engan berinterdaksi sosial dapat menngkatkan wawasan dan penqetahuan sava. Saya yain hari ini harus lebih baik dari kemarin. Setiap ada kegiatan saya selalu menqikuti. Segala sesuatunya akan menjadilebih baik apabila dikerjakan sendiri. Tubuh ini membuat saya malu dan meniadi lebah di hadapan oranq lain. Urusan orang lain menjadi urusan saya juga. Sava suli! mempercayai orang lain.
36 37 38 39 40
T eman-teman biasanya hanya memperolok sava saia. Saya daspat berteman dengan siapa saia. Tubuh yang seperti ini tidak membuat saya menjadi malu. Saya tidak suka ikut campur urusan orang lain. Senang rasanya apabila ada teman baru yang mau berkenalan.
(B). Skala Motivasi Menurunkan Berat Badan No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Pernyataan Setiap kali bercermt'n, risih rasanya melihat tubuh yang aemuk ini. Tidak pernah sekalipun saya ingin mencoba alat-alat penurun berat badan. Saya merasa tubuh ini gemuk sekali. Saya enggan untuk coba memakan makanan diet. Saya pernah mencoba berbagai pil diet vana beredar di pasaran. Setiap ada kesempatan, saya menvempatkan berolahraga. Saya tetap merasa cantik, dengan keadaan tubuh sava sekarana. Membeli buku diet sering saya lakukan belakangan ini. Makanan diet merupakan makanan sehari-hari saya. Saya ingin menurunkan berat badan. Untuk itu saya menaaunakan pil diet. Enggan rasanya untuk membaca buku dan artikel tentana diet. Saya kurang berminat untuk membeli buku-buku diet. Saya berminat untuk menggunakan alat-alat yang dapat menurunkan berat badan. Sava merasa malas untuk berolahraga. Sekalipun saya belum pernah memakan makanan diet. Saya pernah dan masih menggunakan alat-alat yang dapt menurunkan berat bad an. Saya tidak mau menggunakan pil diet untuk menururnkan berat badan. Berat badan saya selalu naik lebih banyak, setiap akali berhasil menurunkannva. Sava berusaha merubah pola rnakan
s
SS
I
ATS
TS
STS
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
vanq salah selama ini. Tidak ingin merubah pola makan yang sekarang. Keinginan saya sudah bulat, akan menurunkan berat badan. Saya dapat mengendalikan diri ketika melihat makanan enak. Saya makan teratur dan tepat waktu. Apabila melihat aneka jajanan, saya langsung membelinva. Motivasi yang tinggi, dapat memeprtahankan berat badanyang sudah dicapai. Saya mersa tidak memlpunyai keingainan sedikitpun untuk menurunkan berat badan. Kurangnya motivasi, selalu menjadi kendala ketika harus mempertahankan berat badan vang sudah ada. Sering kali saya gaga! untuk tidak makan banvak. Kegagalan dalam menurunkan berat badan dikarenakan kurangnya motivasi. Selalu saja gagal, tiap kali berkomitmen untuk menurunkan berat bad an.
Hasil Uji Validitas Skala Kepercayaan Diri No. Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Rh 0,619** 0,705** 0,785** 0,712** 0,474** 0,492** 0,839** 0,737** 0,376* 0,606** 0,237 0,315 0,655** 0,506** 0,803** 0,638** 0,712** 0,219 -0, 102 0,099 0,798** 0,742** -0,022 0,170 0,610** 0,052 0,798** 0,030 0,457* 0,508** 0,712** 0, 157 0,501** 0,052 0,157 0,786** 0,419*
Ket. rh>