ANALISIS PENGARUH FAKTOR SPESIFIK PERUSAHAAN DAN FAKTOR AUDIT TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN (Studi Kasus Pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Kurikulum Sarjana Strata satu (S-1) Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
DISUSUN OLEH:
ZAINAL FANANI 103082029402
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M
ANALISIS PENGARUH FAKTOR SPESIFIK PERUSAHAAN DAN FAKTOR AUDIT TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN (Studi Kasus Pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan ilmu Sosial Untuk Memenuhi SyaratSyarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Disusun oleh:
Zainal Fanani NIM : 103082029402 Dibawah Bimbingan: Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid MS
Yessi Fitri, SE.,Ak. M.Si
Nip. 131 474 891
Nip. 150 377 440
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M
Hari ini Tanggal Sembilan Bulan Mei Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Zainal Fanani NIM: 103082929402 dengan judul skripsi “ANALSISI PENGARUH FAKTOR SPESIFIK PERUSAHAAN DAN FAKTOR AUDIT TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN (Studi Kasus pada Perusahaan Properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Memperhatikan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 09 Mei 2008
Tim Penguji Ujian Skripsi
Yessi Fitri, SE, Ak., M.Si
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Ketua
Sekretaris
Amilin, SE, Ak., M.Si Penguji Ahli
Hari ini Senin Tanggal Dua Puluh Empat Bulan Maret Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Zainal Fanani NIM : 103082029402 dengan judul skripsi “Analisis Pengaruh Faktor Spesifik Perusahaan dan Faktor Audit Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan”. Memperhatikan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 24 Maret 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Drs Abdul Hamid Cebba, Ak, MBA.
Afif Sulfa, SE, Ak, M.Si.
Ketua
Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. Penguji Ahli
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI Nama
: Zainal Fanani
Tempat/ Tanggal lahir
: Jakarta, 15 Juni 1985
Alamat Lengkap
: Jl. Kirai Rt 11/01 No. 130 Cipete Utara Kebayoran Baru Jak-Sel 12150
Status
: Belum Menikah
Agama
: Islam
Kebangsaan
: Indonesia
Telepon
: (021) 7226377
HP
: 081510786650
PENDIDIKAN 1.
2003 – 2007
:Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Jurusan Akuntansi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
2. 2000 – 2003
: MAN 1 Yogyakarta
3. 1997 – 2000
: Mts Khusnul Khotimah Kuningan Cirebon
4. 1991 – 1997
: SDI Al-Amjad Jakarta
Analisis Pengaruh Faktor Spesifik Perusahaan dan Faktor Audit Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Studi Kasus pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). ABSTRAK Oleh: Zainal Fanani Zainal Fanani, Analisis Pengaruh Faktor Spesifik Perusahaan dan Faktor Audit Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Studi Kasus pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di BEJ). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh faktor spesifik perusahaan dan faktor audit terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sampel dari penelitian ini adalah 20 perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama tahun 2004, 2005, dan 2006 data dianalisis dengan menggunakan metode regresi logistik. Hasil pengolahan data yang dilakukan menunjukkan bahwa ternyata faktor spesifik perusahaan yang terdiri dari Ukuran Perusahaan (Asset) dan Profitabilitas (ROA) dan faktor audit yang terdiri dari Internal Auditor (IA) dan Ukuran KAP (UKAP) tidak terlalu berpengaruh secara signifikan, namun hanya variabel Ukuran KAP (UKAP) berpengaruh cukup signifikan. Dari hasil penelitian juga menyatakan kemungkinan ketepatan waktu pelaporan keuangan dapat dijelaskan sebesar 18,6% dan sisanya 81,4% dipengaruhi oleh faktor lain. Kata Kunci: Faktor Spesifik Perusahaan, Faktor Audit, Ketepatan Waktu
Specific Analysis Influence Factor of Company And Factor Make An Audit Of To Accuracy of Time Financial Reporting (Case Study at Company of Properti which Enlist in Bursa Efek Indonesia). ABSTRACT By: Zainal Fanani Zainal Fanani, Specific Analysis Influence Factor of Company And Factor Make An Audit Of To Accuracy of Time Financial Reporting (Case Study at Company of Properti which Enlist in Bursa Efek Indonesia). Target of this research is to know specific Influence factor of factor and company make an audit of to accuracy of financial reporting time. Sampel from this research is 20 company of properti which enlist in Effect Exchange Jakarta during year 2004, 2005, and 2006 data analysed by using logistics regresi method. Result of data processing which is indicate that in the reality specific factor of company which consist of Size measure Company (Asset) And Profitability (ROA) And audit factor which consist of is Internal of Auditor (IA) And Size measure KAP (UKAP) do not too having an effect on by signifikan, but only Size measure KAP variable (UKAP) have an effect on enough signifikan. From result of research also express possibility of accuracy of financial reporting time can be explained equal to 18,6% and the rest 81,4% influenced by other factor. Keyword: Specific Factor of Company, Factor Audit, Accuracy of Time.
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan limpahan kasih dan sayang kepada seluruh ummatnya, dan juga segala sholawat dan salam tercurahkan kepada suri tauladan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membimbing kita kejalan kebenaran. Syukur Alhamdulillah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul analisis pengaruh faktor spesifik perusahaan dan faktor audit terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan (studi kasus pada perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini penulis tidak luput dari segala masalah yang dihadapi dan penulis menyadari bahwa keberhasilan yang diperoleh bukan hasil usaha penulis sendiri, melainkan berkat bantuan, dorongan dan segala bimbingan serta motovasi yang tak ternilai harganya dari berbagai pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Kedua Orang Tua tersayang yang telah memberikan semangat serta motivasi yang tiada hentinya dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Terima kasih kepada kakak saya Enci, Ka’Anis, Ka’ Tuti serta lainnya yang memberikan saya dukungannya serta perhatiannya yang terus menerus. 3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS selaku dosen pembimbing I yang selalu ikhlas dalam memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini 4. Ibu Yessi Fitri SE, Ak., M.Si selaku dosen pembimbing 2 yang begitu sabar dalam memberikan segala bantuan waktu serta bantuan bimbingan dan arahannya yang selama ini ibu lakukan, terima kasih banyak bu. 5. Pak Hepi yang memberikan saya motivasi yang tak ternilai harganya sehingga mampu dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Drs. Moch Faisal Badroen, MBA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial.
7. Bapak Drs. Abdul Hamid Cheba, MBA, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial. 8. Bapak Amilin SE, Ak, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial dan terima kasih atas ilmunya. 9. Seluruh Staff, Dosen FEIS, terima kasih semuanya yang memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Terima kasih kepada kakak kelasku Alwie, Margie, Aki, Yasin, Fahmi serta lainnya yang tak bisa saya sebutkan satu per-satu. 11. Terima kasih pada sahabat saya Agus (terima kasih banyak guus), Lintang, Sobari, Beonk, Beki, Topik, Ma’mun, Suryadi, Lutfie, terima kasih semuanya. Serta terimakasih pada seluruh anak kelas B yang tak bisa saya sebutkan satu persatu. 12. Terima kasih pada teman saya Fitri, Hujati, Rini Akmalia, Fauzan, Kholil, Fulail yang memberikan bantuannya selama ini thanks berat. 13. Dan juga terima kasih pada Rekan-Rekan seperjuangan saya yang selalu membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis
Zainal Fanani
DAFTAR ISI DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................... i ABSTRAK.................................................................................................... ii KATA PENGANTAR.................................................................................. iv DAFTAR ISI................................................................................................ vi DAFTAR TABEL........................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1 B. Perumusan Masalah..................................................................... 3 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian................................................. 4
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Teori Dasar……….......................................................................6 1. Laporan keuangan.................................................................. 6 a. Pengertian Laporan Keuangan ........................................ 6 b. Tujuan Laporan Keuangan .............................................. 7 c. Karakteristik Laporan Keuangan .................................... 9 d. Elemen-elemen dasar Laporan Keuangan ...................... 11 e. Pengguna Laporan Keuangan ......................................... 14 f. Jenis-jenis Laporan Keuangan ........................................ 16 g. Keterbatasan Laporan Keuangan .................................... 19 2. Tinjauan Umum Faktor-faktor Spesifik Perusahaan .............21 a. Ukuran Perusahaan ......................................................... 22 b. Profitabilitas .................................................................... 23 3. Tinjauan Umum Faktor-faktor Audit..................................... 24 a. Internal Auditor................................................................ 24 b. Ukuran Kantor Akuntan (KAP)........................................26
4. Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan................................. 28 a. Ketepat Waktu Pelaporan Keuangan............................... 28 b. Beberapa Faktor yang Diperkirakan dapat Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan.. 31 5. Peraturan Informasi Keuangan di Indonesia ......................... 31 B. Kerangka Pemikiran.........................................................……... 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian................................................……... 37 B. Metode Penarikan Sampel........................................................... 37 C. Metode Pengumpulan Data.......................................................... 37 D. Metode Analisis Data.................................................................. 38 E. Operasional Variabel Penelitian.................................................. 39
BAB IV PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif....................................................................... 41 B. Analisis Hasil dan Pembahasan................................................... 43 1. Uji Analisis Regresi Logistik................................................ 43
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.................................................................................. 51 B. Implikasi...................................................................................... 51 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 53
DAFTAR TABEL Nomor
Keterangan
2.1
Pelaporan dan Pengungkapan Laporan Keuangan
Halaman 32
Perusahaan Publik Di Indonesia 4.1
Daftar Perusahaan Sampel
41
4.2
Descriptive Statistics
42
4.3
Case Processing Summary
43
4.4
Dependent Variable Encoding
43
4.5
Categorical Variables Codings
44
4.6
Variables in the Equation
44
4.7
Omnibus Test of Model Coefficients
45
4.8
Model Summary
45
4.9
Hosmer and Lemeshow Test
46
4.10
Clasification Table
46
4.11
Variabel in the Equation
47
DAFTAR GAMBAR Nomor
Keterangan
Halaman
1
Kerangka Pemikiran
35
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Keterangan
1
Perusahaan Sampel yang diteliti tahun 2004
2
Perusahaan Sampel yang diteliti tahun 2005
3
Perusahaan Sampel yang diteliti tahun 2006
4
Hasil Pengolahan Data Sampel
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perkembangan pasar modal di Indonesia saat ini telah meningkat cukup pesat, sehingga mengakibatkan terjadinya persaingan yang sangat ketat pada bisnis investasi, terutama dalam menyediakan dan perolehan informasi dalam setiap pembuat keputusan. Pelaporan keuangan merupakan wahana atau alat bagi setiap perusahaan untuk mengkomunikasikan berbagai macam informasi dan pengukuran secara ekonomi mengenai sumber daya yang dimiliki serta kinerja perusahaan kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan atas informasi tersebut. Investor merupakan salah satu pemakai potensial laporan keuangan yang menggunakan informasi keuangan untuk mendukung keputusan agar dapat memaksimalkan utilitas investasinya. Informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat dan tepat waktu pada saat sedang dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan, namun informasi tidak lagi bermanfaat bila tidak disajikan secara akurat dan tepat waktu. Nilai dari ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan faktor penting bagi kemanfaatan laporan keuangan tersebut (Givoly dan Palmon dalam Theresia 2006). Ketepatwaktuan merupakan kewajiban bagi perusahan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk menyampaikan laporan keuangan secara berkala. Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatwaktuan dalam penyajian
1
laporan keuangan kepada publik di Indonesia telah diatur dalam UU No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Keputusan Ketua BAPEPAM No. 80/PM/1996 tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala. Ketepatwaktuan penyajian laporan keuangan tahunan perusahaan bisa berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut kepada publik. Ketepatan waktu mengimplikasikan bahwa laporan keuangan seharusnya disajikan pada suatu interval waktu untuk menjelaskan perubahan dalam perusahaan yang mungkin mempengaruhi pemakai informasi dalam membuat prediksi dan keputusan. Menurut Owusu Ansah dalam Theresia (2006), agar laporan keuangan lebih bermanfaat selain harus tepat waktu pelaporannya kepada publik, laporan keuangan juga harus diaudit oleh akuntan publik. Lamanya waktu penyelesaian audit akan mempengaruhi ketepatwaktuan publikasi informasi laporan keuangan auditan, disamping faktor spesifik perusahaan itu sendiri. Pentingnya publikasi laporan keuangan auditan sebagai informasi yang sangat bermanfaat bagi para pelaku bisnis di pasar modal, ketepatan waktu penyelesaian audit laporan keuangan yang turut mempengaruhi manfaat informasi laporan keuangan auditan yang dipublikasikan serta masih terbatasnya penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu publikasi laporan keuangan auditan di Indonesia memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian terhadap topik ini. Penelitian sebelumnya telah membahas tentang ketepatwaktuan pelaporan keuangan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain
Halim (2000), Syafruddin (2005), Ervinna (2006), Haryadi (2005), dan Theresia (2006). Dari penelitian terdapat beberapa faktor-faktor pengauditan dan faktor-faktor spesifik perusahaan yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan kepada Bapepam. Dengan berbagai pertimbangan diatas, peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian sebagai syarat menyelesaikan tugas akhir pada Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “Analisis Pengaruh Faktor Spesifik Perusahaan dan Faktor Audit Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Studi Kasus pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).” Tujuan dari penelitian ini berdasarkan topik diatas bahwa peneliti ingin membahas hal-hal apa saja yang membuat perusahaan tersebut menyampaikan laporan keuangannya tepat waktu atau tidak sehingga jika dilihat dari segi positifnya perusahaan yang menyampaikan laporan keuangannya tepat waktu maka perusahaan tersebut memiliki tingkat kepercayaan dari masyarakat yang lebih tinggi ketimbang perusahaan yang tidak tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangannya sehingga akan mempengaruhi image dari perusahaan tersebut.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang akan menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah ukuran perusahaan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan? 2. Apakah
profitabilitas
mempengaruhi
ketepatan
waktu
pelaporan
keuangan? 3. Apakah keberadaan divisi internal auditor mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan? 4. Apakah ukuran KAP mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. 2. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. 3. Untuk mengetahui pengaruh keberadaan divisi internal auditor terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. 4. Untuk mengetahui pengaruh ukuran KAP terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Peneliti mengharapkan hasil penelitian ini dapat berguna bagi: 1. Investor di pasar modal, untuk memperhatikan informasi laporan keuangan tahunan auditan suatu perusahaan beserta opininya dari akuntan independen sebelum memutuskan investasi atas saham tersebut . 2. Auditor Independen, sebagai bahan masukan mengenai ketepatwaktuan penyajian laporan keuangan, sehingga auditor bekerja secara lebih profesional. 3. Manajemen perusahaan, sebagai bahan masukan mengenai pentingnya peranan internal auditor yang dapat membantu efektivitas dan efesiensi operasionalisasi dalam memperlancar pelaksanaan proses pengauditan yang dilakukan auditor independen. 4. Para pembaca, sebagai informasi tambahan yang dapat dipergunakan untuk memperluas pengetahuan dan sebagai bahan perbandingan atas penelitian yang akan dilakukan selanjutnya. 5. Peneliti, untuk memperluas wawasan berpikir mengenai analisis faktor spesifik perusahaan dan faktor audit yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Selain itu, skripsi ini juga dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat guna mencapai gelar sarjana ekonomi.
BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Teori Dasar 1. Laporan keuangan Penyampaian dan publikasian laporan keuangan auditan kepada regulator maupun kepada publik merupakan suatu keharusan bagi emiten (pemilik laporan keuangan) yang diatur dalam suatu perundang-undangan pasar modal. Jadi, jelas bahwa laporan keuangan merupakan bagian yang sangat penting bagi perusahaan dalam menginformasikan posisi dan kinerja keuangannya termasuk informasi non-keuangan kepada pemakai laporan keuangan.Disamping itu salah satu data penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Untuk itu, sebelumnya pembaca perlu memahami pengertian dari laporan keuangan itu sendiri. a. Pengertian laporan keuangan Berikut ini adalah pengertian laporan keuangan yang diungkapkan oleh beberapa ahli dan sumber penulisan: 1). Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:53) Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti laporan arus kas/arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan disamping itu juga termasuk skedul
6
informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri, dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. 2). Menurut Sofyan Syafri Harahap (2001) Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau dalam jangka waktu tertentu dan bagi para analis, laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomi suatu perusahaan. Dari definisi tersebut diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan mencakup laporan laba rugi, laporan perubahan modal, neraca dan laporan arus kas, yang dikomunikasikan secara periodik kepada para pemakainya guna memenuhi berbagai kebutuhan. b. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:27) adalah: Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Menurut Belkaoui (2004), tujuan laporan keuangan dapat diikhtisarkan sebagai berikut: 1). Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai prinsip akuntansi yang dapat diterima umum, posisi keuangan, hasil operasi dan perubahan lain dalam posisi keuangan. 2). Tujuan umum laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a) Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban suatu usaha bisnis dengan tujuan untuk: 1). Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan 2). Menunjukkan pendanaan dan investasi. 3). Mengevaluasi
kemampuan
perusahaan
memenuhi
komitmen. 4). Menunjukkan basis sumber daya untuk pertumbuhan. b) Menyediakan
informasi
yang
dapat
dipercaya
tentang
perubahan sumber daya bersih sebagai hasil dari aktivitasaktivitas perusahaan yang menghasilkan profit dengan tujuan untuk: 1). Menunjukkan tingkat pengembalian dividen harapan investor. 2). Menunjukkan
kemampuan
operasi
untuk
membayar
kreditor dan pemasok, menyediakan pekerjaan bagi karyawan, membayar pajak dan menghasilkan dana untuk ekspansi. 3). Menyediakan
informasi
bagi
manajemen
untuk
perencanaan dan pengendalian. 4). Menunjukkan profitabilitas jangka panjang. 5). Menyediakan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk mengestimasi earnings potensial perusahaan.
6). Menyediakan informasi lain yang dibutuhkan tentang perubahan sumber daya ekonomi dan kewajiban. 7). Mengungkapkan informasi lain yang relevan dengan kebutuhan pemakai. c. Karakteristik Laporan Keuangan Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai, menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:31), diantaranya terdapat lima karakteristik kualitatif pokok: 1). Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu. 2). Relevan Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pemakai
dalam
proses
pengambilan
keputusan.
Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi
keputusan
ekonomi
pemakai
dengan
membantu
mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil pengguna dimasa lalu. Informasi yang relevan harus memenuhi tiga syarat berikut ini: a) Dapat meramalkan nilai dimasa yang akan datang b) Dapat
memberikan
umpan
balik
yang
berguna
bagi
hakikat
dan
pengambilan keputusan. c) Tepat waktu (timeliness). 3). Materialitas Relevansi
informasi
dipengaruhi
oleh
materialitasnya. Informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomis pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan. Materialitas tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam mencatat (misstatement). Karenanya, materialitas lebih merupakan suatu ambang batas atau titik pemisah dari pada suatu karakteristik kualitatif pokok yang harus dimiliki agar informasi dipandang berguna. 4). Tepat waktu Laporan keuangan harus memiliki periode pelaporan, sehingga jelas batas pelaporan dari posisi harta, hutang, modal,
pendapatan, dan biaya dari perusahaan yang akan dilaporkan. Waktu penyajiannya harus dinyatakan dengan jelas dan disajikan dalam batas waktu yang wajar, dalam arti tidak terlalu terlambat sehingga dapat dipergunakan oleh manajemen dalam mengambil keputusan yang sifatnya manajerial maupun teknikal. 5). Dapat diperbandingkan Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Implikasi penting dari karakteristik kualitatif dapat diperbandingkan adalah bahwa pemakai harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut.
d. Elemen-elemen dasar Laporan Keuangan Laporan keuangan dibagi kedalam beberapa kelompok besar yaitu: 1). Aset Aset adalah manfaat ekonomi dimasa yang akan datang yang cukup pasti dan diperoleh atau dikuasai oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa dimasa lalu.
2). Hutang Hutang adalah pengorbanan ekonomi dimasa yang akan datang yang cukup pasti dan timbul dari kewajiban sekarang dari suatu entitas tertentu untuk menyerahkan aset atau memberikan jasa kepada entitas lain dimasa mendatang sebagai akibat dari transaksi atau peristiwa masa lampau. 3). Ekuitas Ekuitas adalah nilai residu dalam aset suatu entitas yang masih tersisa setelah dikurangi utangnya. 4). Investasi oleh pemilik Investasi kepada pemilik adalah kenaikan dalam aset bersih suatu perusahaan tertentu yang berasal dari pemindahan sesuatu yang bernilai keperusahaan tersebut dari entitas lain untuk memperoleh atau menaikkan hak kepemilikan (ekuitas) dalam perusahaan tersebut. 5). Distribusi kepada pemilik Distribusi kepada pemilik adalah penurunan dalam aset bersih suatu perusahaan tertentu yang berasal dari pemindahan aset, pemberian jasa atau timbulnya kewajiban oleh perusahaan kepada pemilik. 6). Comprehensive Income Comprehensive Income adalah perubahan dalam ekuitas suatu pertusahaan tertentu selama satu periode yang berasal dari
transaksi dan kejadian lainnya serta keadaan-keadaan lain dari sumber selain pemilik. 7). Beban Beban adalah arus keluar atau penggunaan lain aset atau timbulnya hutang (atau kombinasi keduanya) yang dihasilkan dari penyerahan atau produksi barang, operasi penyerahan jasa atau aktivitas lain yang melibatkan operasi utama perusahaan selama satu periode tertentu. 8). Pendapatan Pendapatan adalah arus masuk atau peningkatan lain aset suatu entitas atau pelunasan hutang (kombinasi keduanya) yang dihasilkan dari penyerahan atau produksi barang, penyerahan jasa atau aktivitas lain yang melibatkan operasi utama perusahaan selama satu periode tertentu. 9). Laba (Gain) Laba adalah kenaikan dalam ekuitas (aset bersih) dari transaksi-transaksi tambahan atau insedental suatu entitas dan dari semua transaksi lainnya atau kejadian-kejadian serta keadaan lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut selama satu periode, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi oleh pemilik. 10). Rugi (Loss) Rugi adalah penurunan dalam ekuitas (aset bersih) dari transaksi-transaksi tambahan atau insedental suatu entitas dan dari
semua transaksi lainnya atau kejadian-kejadian serta keadaan lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut selama satu periode, kecuali yang berasal dari biaya oleh pemilik atau distribusi kepada pemilik. e. Pengguna Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:22), pemakai laporan keuangan meliputi: 1). Investor Penanam berkepentingan
modal dengan
beresiko resiko
dan
yang
penasihat melekat
serta
mereka hasil
pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden. 2). Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan pasca kerja, dan kesempatan kerja. 3). Pemberi Pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. 4). Pemasok dan kreditur usaha lainnya Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan. 5). Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau bergantung pada perusahaan. 6). Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
7). Masyarakat Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya. f. Jenis jenis Laporan Keuangan Menurut
Ikatan
Akuntan
Indonesia
(2007:33),
laporan
keuangan yang lengkap ini terdiri dari komponen-komponen berikut ini: 1). Neraca Neraca merupakan suatu daftar yang sistematis atas aktiva, kewajiban, dan modal perusahaan pada saat tertentu, yang umumnya pada tanggal terakhir dalam suatu bulan atau tahun. Tujuan pembuatan neraca ini adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu tutup buku perusahaan. 2). Laporan Laba-Rugi Laporan ini merupakan ikhtisar dari penghasilan dan beban perusahaan selama suatu periode tertentu yang tersusun secara sistematis. Tujuan utama penyajian laporan laba/ rugi ini adalah untuk memberikan informasi kepada pengguna laporan keuangan berapa besarnya laba yang diperoleh perusahaan atau berapa
besarnya rugi yang diderita perusahaan setelah suatu periode tertentu. 3). Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan atau penurunan aset bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. 4). Laporan Arus Kas Laporan
ini
merupakan
ikhtisar
penerimaan
dan
pengeluaran kas dari seluruh aktivitas perusahaan baik aktivtas operasi, investasi, maupun pendanaan, selama suatu periode tertentu. Tujuan pelaporan arus kas ini adalah sebagai berikut: a) Memberikan informasi para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. b) Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flow) dari berbagai perusahaan.
c) Meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama. 5). Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan ini memuat tentang segala ringkasan
perusahaan.
Menurut
Ikatan
Akuntan
Indonesia
(2007:24) catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan beberapa hal berikut: a) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting. b) Informasi
yang
diwajibkan
dalam
Pernyataan
Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas. c) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlakukan dalam rangka penyajian secara wajar.
g. Keterbatasan Laporan Keuangan Laporan
keuangan
yang
telah
disusun
dan
disajikan
berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku memiliki sifat dan keterbatasan. 1). Menurut Financial Accounting Standard Board (FASB) dalam Theresia (2006) keterbatasan laporan keuangan adalah: a) Cost Benefit Relationship Cost benefit relationship diakui sebagai batasan pervasif. Informasi akuntansi keuangan akan dicari jika manfaat yang akan diperoleh dari informasi tersebut melebihi biayanya. Jadi sebelum membuat dan menyebarkan informasi keuangan, manfaat dan biaya penyediaan informasi harus dibandingkan terlebih dahulu. b) Materiality Materiality
terkait
dengan
batas
pengakuan.
Materialitas adalah pernyataan atas kepentingan relatif. Secara mendasar, pertimbangan harus diberikan untuk melihat apakah informasi mempunyai dampak signifikan atau meterial terhadap keputusan atau tidak. c) Conservatism Conservatism berarti bahwa ketika memilih diantara dua atau lebih teknik akuntansi yang dapat diterima, maka preferensinya adalah memilih yang paling kecil dampaknya
terhadap ekuitas pemegang saham. Secara lebih spesifik, prinsip ini menunjukkan bahwa lebih disukai melaporkan nilai terendah untuk asset dan revenue dan nilai tertinggi untuk utang dan expenses. d) Industri Practice Industri practice berarti bahwa masing-masing industri memiliki spesifikasi tersendiri sehingga tidak bisa membanding laporan keuangan dengan industri yang berbeda. Laporan keuangan hanya bisa dibandingkan dengan industri yang sama. 2). Menurut Harahap (2001:235) sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah: a) Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan kejadian yang telah lewat. Karena itu laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. b) Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu. c) Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan. d) Akuntansi
hanya
melaporkan
informasi
yang
material.
Demikian pula, penerapan prinsip suatu akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin tidak dilaksanakan jika
hal ini tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap kelayakan laporan keuangan. e) Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian.
Apabila
terdapat
beberapa
kemungkinan
kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil. f) Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa atau transaksi daripada bentuk hukumnya atau formalitasnya. g) Laporan keuangan disusun menggunakan istilah teknis dan pemakai laporan keuangan dianggap memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan. h) Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumbersumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan. i) Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan umumnya diabaikan.
2. Tinjauan Umum Faktor-faktor Spesifik Perusahaan Faktor spesifik perusahaan adalah suatu faktor dasar perusahaan sehingga dapat diketahui informasi dari perusahaan itu.
a. Ukuran Perusahaan Menurut Ilmainir dalam Theresia (2006), menjelaskan ukuran perusahaan sebagai berikut: ”Perusahaan yang memiliki aktiva dengan jumlah lebih besar (biasanya disebut dengan perusahaan besar ) akan mendapatkan lebih banyak perhatian dari berbagai pihak, seperti para analis, investor atau pemerintah jika dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil”. Terkait dengan ketepat-waktuan laporan keuangan tahunan, ukuran perusahaan juga merupakan fungsi dari kecepatan laporan keuangan. Besar kecilnya ukuran perusahaan dipengaruhi oleh kompleksitas operasional, variabilitas, dan intensitas transaksi perusahaan tersebut yang tentunya akan berpengaruh terhadap kecepatan menyajikan laporan keuangan kepada publik. Dyer dan McHugh dalam Theresia (2006) menyatakan bahwa manajemen perusahaan besar memilki dorongan untuk mengurangi penundaan audit (audit delay) dan penundaan laporan keuangan yang disebabkan oleh karena perusahaan besar senantiasa diawasi secara ketat oleh para investor, asosiasi perdagangan, dan agen regulator. Disamping itu, perusahaan besar menghadapi tekanan yang kuat untuk menyampaikan laporan keuangannya yang lebih cepat. Ashton, dkk dalam Theresia (2006) serta Owusu Ansah dalam Theresia (2006) menyatakan bahwa perusahaan besar melaporkan lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil. Dengan demikian terlihat
bahwa ukuran perusahaan sebagai suatu fungsi dari ketepat-waktuan penyampaian laporan keuangan. b. Profitabilitas Profitabilitas sering diartikan sebagai kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dari penjualan barang atau jasa yang diproduksinya, selain itu sering digunakan sebagai alat pengukur kinerja manajemen perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal yang tertanam didalamnya. Bila yang digunakan adalah seluruh modal yang ada dalam hal ini seluruh aktiva atau kekayaan perusahaan, maka disebut rentabilitas ekonomi, sedangkan bila kita hanya memandang modal sendiri maka disebut rentabilitas modal sendiri. Tingkat profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dari net income dibagi dengan total asset. ROA
=
(return on asset)
Net Income Total Asset
Tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan yang
dilaporkan,
diperkirakan
mempengaruhi
lama
waktu
penyampaian laporan keuangan kepada publik. Lawrence dalam Theresia
(2006)
menemukan
bukti
yang
menyatakan
bahwa
perusahaan yang mengalami financial distress di Amerika Serikat telah menunda penerbitan laporan keuangan mereka. Menurut Givoly dan
Palmon dalam Theresia (2006) bahwa ketepatan waktu dan keterlambatan pengumuman laba tahunan dipengaruhi oleh isi laporan keuangan. Jika pengumuman laba berisi berita baik maka pihak manajemen akan cenderung akan melaporkan tepat waktu dan jika pengumuman laba berisi berita buruk, maka pihak manajemen cenderung melaporkan tidak tepat waktu. Dye dan Sridhar dalam Theresia (2006) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki hasil gemilang akan melaporkan lebih tepat waktu dibandingkan dengan perusahaan yang operasionalnya gagal termasuk perusahaan yang mengalami kerugian. Dengan demikian tampak bahwa tingkat profitabilitas suatu perusahaan mempengaruhi lama waktu penyelesaian audit dan pengumuman laporan keuangan tahunan.
3. Tinjauan Umum Faktor-faktor Audit a. Internal Auditor Menurut Mulyadi dalam Theresia (2006) internal auditor adalah: “internal auditor adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan Negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efesiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi”.
1). Keberadaan Divisi Internal Auditor Internal auditor telah berkembang dari sekadar profesi yang memfokuskan diri pada masalah-masalah teknis akuntansi menjadi profesi yang memiliki oreintasi memberikan jasa bernilai tambah bagi manajemen. Pada awalnya internal auditor berfungsi sebagai ’adik’ dari profesi eksternal auditor, dengan pusat perhatian pada penilaian atas keakuratan angka-angka keuangan. Saat ini internal auditor telah memisahkan diri menjadi disiplin ilmu yang berbeda dengan pusat perhatian yang lebih luas akibat dari pergeseran pandangan atas fungsi internal auditor ini baru terjadi akhir-akhir ini saja, akibatnya internal auditor memiliki aspek kerja yang lebih luas. Aspek keuangan hanyalah salah satu aspek saja dalam lingkup pekerjaan internal auditor. Dulunya internal auditor pernah dianggap sebagai ‘lawan’ pihak manajemen, sekarang internal auditor mencoba menjalin kerjasama produktif dengan klien melalui aktivitas-aktivitas yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Internal independent
auditor
yang
merupakan
menyediakan
suatu
jasa-jasa
fungsi yang
penilai
mencakup
pemeriksaan dan penilaian atas control, kinerja, resiko, dan tata kelola (governance) perusahaan publik maupun privat untuk meyakinkan pencapaian tujuan langsung organisasi. Tugas internal auditor
langsung
berkaitan
dengan
pencegahan
tindakan
kecurangan dalam segala bentuknya atau perluasan dalam setiap aktivitas yang ditelaah, independent terhadap aktivitas yang diaudit, tetapi internal auditor siap sedia untuk menanggapi kebutuhan dan keinginan dari semua lingkungan manajemen. Salah satu tugas fungsi internal auditor dalam suatu perusahaan adalah untuk memeriksa dan mengevaluasi kecukupan struktur pengendalian intern perusahaan secara periodik dan membuat
rekomondasi
tentang
perbaikan-perbaikan
yang
diperlukan. Dalam proses pengauditan laporan keuangan tahunan oleh akuntan publik, auditor intern akan sangat dibutuhkan dalam hal melakukan penilaian kaulitas struktur pengendalian intern terkait dengan ruang lingkup proses pelaksanaan audit. b. Ukuran Kantor Akuntan (KAP) Kantor akuntan publik adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh ijin sesuai dengan peraturan perundangundangan, yang berusaha dibidang pemberian jasa profesional dalam praktek akuntan publik. Menurut Arens, Elder and Beasley (2008) mengkategorikan ukuran KAP menjadi empat sebagaimana berikut ini: 1). KAP internasional ”Big Four” Empat KAP terbesar di Amerika Serikat disebut kantor akuntan publik internasional ”Big Four”. KAP tersebut memiliki kantor diseluruh Amerika Serikat dan diseluruh dunia dan juga
mengaudit banyak perusahaan-perusahaan kecil. KAP Big Four terdiri dari Pricewaterhouse Coopers, Deloitte & Touche, KPMG dan Earnst & Young. 2). KAP nasional KAP nasional yaitu KAP besar tetapi lebih kecil dari Big Four dan melancarkan persaingan langsung dengan Big Four dalam menarik klien. Masing-masing KAP nasional berafiliasi dengan KAP diluar negeri sehingga memiliki kapabilitas internasional. 3). KAP Lokal dan Regional Sebagian KAP di indonesia merupakan KAP lokal dan regional dan terutama sekali terpusat dipulau jawa. Masing-masing beranggotakan lebih dari 50 orang tenaga profesional. Beberapa diantaranya hanya melayani klien didalam jangkauan wilayahnya. KAP lainnya memiliki beberapa kantor cabang didaerah lain. KAP lokal dan regional inipun bersaing dengan KAP internasional maupun nasional dalam menarik klien. Banyak diantara KAP tersebut yang berafiliasi dengan organisasi publik internasional untuk bertukar pandangan dan pengalaman mengenai hal-hal secara teknis, informasi dan pendidikan akuntan lanjutan. 4). KAP lokal kecil Sebagian besar KAP lokal kecil diindonesia mempunyai kurang dari 25 orang tenaga profesional pada 1 KAP. KAP lokal kecil memberikan jasa audit dan jasa-jasa lainnya terutama untuk
badan-badan usaha kecil dan organisasi nirlaba, meskipun ada KAP lokal kecil yang melayani jasa audit pada satu atau dua perusahaan go publik. Banyak KAP lokal kecil tidak menyediakan jasa audit, namun lebih mengutamakan dalam hal penyediaan jasa akuntansi dan jasa perpajakan pada kliennya. Menurut Giling
dalam Varianada H (2000) menunjukkan
bahwa kantor akuntan publik internasional atau yang lebih dikenal di Indonesia sebagai The Big Four membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam menyelesaikan audit, karena KAP tersebut dianggap dapat melaksanakan audit secara lebih efisien dan memiliki tingkat fleksibilitas jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya. Disamping itu KAP besar memperoleh insentif yang lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibanding KAP lainnya. Waktu audit yang lebih cepat juga merupakan cara KAP besar untuk mempertahankan reputasi mereka. Jika tidak maka untuk tahun yang akan datang mereka akan kehilangan kliennya. KAP yang besar juga biasanya didukung oleh kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang lebih baik serta penggunaan teknologi yang lebih maju sehingga akan berpengaruh terhadap kualitas jasa yang dihasilkan.
4. Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan a. Ketepat Waktu Pelaporan Keuangan
Salah satu kendala informasi yang relevan dan andal adalah ketepatan waktu (timeliness). Ketepatan waktu menunjukkan rentang waktu mengumumkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit kepada publik sejak tanggal tutup tahun buku perusahaan sampai tanggal penyerahan ke Bapepam yang dianggap sebagai tanggal pengumuman ke publik. Dalam literatur mengenai ketepatwaktuan laporan keuangan, menurut Owusu Ansah dalam Ervinna (2006) ketepatwaktuan dapat digolongkan menjadi dua kategori utama yaitu, pertama, adalah yang berhubungan dengan dampak ketepatwaktuan laporan keuangan terhadap return saham dan kedua adalah yang berhubungan dengan pola kelambatan pelaporan serta faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
pelaporan
tepat
waktu.
Dalam
penelitian
ini
pola
ketepatwaktuan kedua yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi
jumlah
waktu
yang
dibutuhkan
untuk
penyelesaian laporan keuangan yang diaudit akuntan publik, sampai kemudian pengaruhnya terhadap jumlah waktu yang dibutuhkan untuk penyajian laporan keuangan ke publik. Untuk mendukung uraian tentang ketepatan waktu pelaporan keuangan, maka menurut Suwarjono (2002:11) ketepatwaktuan penyajian
informasi
adalah
informasi
yang
tersedia sebelum
kehilangan kemampuannya untuk mempengaruhi keputusan maupun untuk membuat perbedaan dalam suatu keputusan. Mengacu dari
pengertian tersebut maka ketepat waktu pelaporan keuangan tahunan diumumkan ke publik memiliki arti bahwa laporan keuangan tahunan tersedia
bagi
publik
sebelum
kehilangan
kemampuannya
mempengaruhi pembuatan keputusan pemakai laporan keuangan. Dalam regulasi informasi keuangan di Indonesia, pemerintah telah menetapkan struktur pengaturan informasi melalui UU No.8 tahun 1995 tentang pasar modal. Selanjutnya Bapepam bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan keputusan No.80/PM/1996 tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala (akhir tahun dan tengah tahunan) yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi dari Ikatan Akuntan Indonesia yaitu bahwa perusahaan publik wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang disertai pendapat akuntan yang lazim atau yang telah diaudit selambat-lambatnya 120 hari terhitung sejak tanggal berakhirnya tahun buku perusahaan dan wajib diumumkan ke publik paling tidak melalui dua surat kabar harian berbahasa indonesia. IAI juga menegaskan bahwa suatu perusahaan sebaiknya mengeluarkan laporan keuangannya paling lambat empat bulan setelah tanggal neraca. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan tidak akan tercapai dan informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya bagi pengambilan keputusan.
b. Beberapa Faktor yang Diperkirakan dapat Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Penelitian ini mengkombinasikan faktor pengauditan dan faktor-faktor
spesifik
perusahaan
sebagai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan ke publik yang mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dyer & McHugh dalam Ervinna (2006) yang meneliti faktor-faktor spesifik perusahaan yaitu ukuran perusahaan dan tingkat profitabilitas.
5. Peraturan Informasi Keuangan di Indonesia Penyampaian dan publikasian laporan keuangan auditan kepada pemerintah maupun kepada publik merupakan suatu keharusan bagi emiten yang diatur dalam suatu perundang-undangan pasar modal. Pelaporan keuangan perusahaan publik di Indonesia diatur oleh UU No. 8 tahun 1995 dan peraturan lain yang dikeluarkan oleh Bapepam dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurut UU No. 8 tahun 1995 perusahaan publik harus menyampaikan laporan keuangan auditan secara periodik dengan tepat waktu. Penyampaian dan publikasi laporan keuangan tahunan teraudit dan laporan keuangan tengah tahunan yang tidak teraudit bersifat wajib, sedangkan penyampaian laporan keuangan triwulan hanya bersifat sukarela. Laporan keuangan harus dibuat berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang terdiri dari Neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas, pengungkapan mengenai kebijaksanaan akuntansi dan catatan
yang menyertai laporan keuangan. Peraturan ini juga mewajibkan perusahaan mengungkapkan peristiwa penting lain dan informasi seperti merger dan akuisisi, pergantian manajemen puncak dan pergantian auditor perusahaan. Bapepam
merupakan
badan
pemerintah
yang
mengawasi
pelaksanaan pasar modal di Indonesia, memberlakukan peraturan keuangan
dan
mengenakan
sanksi
bagi
perusahaan
yang
tidak
mematuhinya. Peraturan yang dikeluarkan Bapepam mengenai kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala diatur dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. Kep-36/PM/2003. Pelaporan dan pengungkapan laporan keuangan perusahaan publik di Indonesia yang diatur oleh Kep-36/PM/2003 disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 2.1 Pelaporan dan Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Publik Di Indonesia
Pelaporan
yang
Dilaporkan pada Batas Waktu
dipersyaratkan A.RUTIN Laporan keuangan tahunan Iklan laporan tahunan
keuangan
Laporan semitahunan
keuangan
BAPEPAM
BEJ
X
X
X
X
X
X
X
Laporan teraudit dalam 90 hari Paling sedikit di dua surat kabar Review terbatas : 60 hari Tak teraudit : 30 hari Teraudit : 90 hari Paling sedikit disatu surat kabar
Iklan laporan keuangan semitahunan B. Periodik Tiap kejadian penting yang relevan C. LAPORAN LAIN Amandement of articles of association Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Perubahan keanggotaan dewan Penyimpangan yang lebih besar dari 10% terhadap proyeksi yang dipublikasikan Sumber: Bapepam
Tak teraudit : 30 hari X
X
Dalam waktu 48 jam
X
X
X
X
Lima hari setelah menerima amandemen Sebelum diiklankan
X X
X X
Dalam waktu 48 jam Dalam dua hari sejak diketahui penyimpangan
Kepala divisi pencatatan sektor riil, Yose Rizal mengatakan berdasarkan pengalaman sebagaian besar emiten akan menyampaikan laporan keuangan pada hari-hari terakhir menjelang batas waktu yang ditentukan. Dalam pengungkapannya, Yose Rizal dalam Theresia (2006) mengungkapkan bahwa bagi emiten yang tidak dapat menyampaikan laporan keuangan tahunan tepat waktu akan terkena sanksi BAPEPAM sebesar satu juta perhari. Denda itu akan dikenakan sampai laporan tersebut dipublikasikan, selain itu emiten juga akan terkena sanksi dari Bursa Efek Indonesia berupa teguran tertulis yang akan berlaku hingga satu bulan. Bila dalam batas waktu tersebut penyampaian laporan keuangan belum ditepati maka Bursa Efek Indonesia akan memberikan peringatan kedua berikut denda sepuluh juta rupiah. Teguran kedua dan denda itu akan berlaku selama tiga puluh hari berikutnya. Keterkaitan lamanya waktu yang dibutuhkan akuntan publik untuk menyelesaikan proses pengauditan hingga penyajian opininya atas laporan keuangan
tahunan,
merupakan
faktor
utama
yang
mempengaruhi
proses
penyajiannya kepada publik, dibawah batas waktu yang diharuskan oleh regulator pasar modal.
B. Kerangka Pemikiran Ketepatwaktuan dalam penyajian laporan keuangan kepada publik sangatlah penting, karena laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang dipakai oleh investor untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan investasinya. Semakin lama informasi disampaikan kepada publik maka semakin tidak bermanfaat lagi informasi tersebut. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan yaitu faktor spesifik perusahaan terdiri dari ukuran perusahaan dan profitabilitas serta faktor audit yang terdiri dari internal auditor dan ukuran KAP. Ukuran perusahaan diukur berdasarkan total aktiva, profitabilitas diukur dengan menggunakan ROA, internal auditor dilihat dari apakah perusahaan tersebut memiliki internal auditor atau tidak, dan ukuran KAP ditinjau dari KAP The Big Four atau KAP non The Big Four. Penelitian ini juga menguji apakah terdapat pengaruh antara faktor spesifik perusahaan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan serta pengaruh faktor audit terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Untuk lebih memahami permasalahan yang akan diteliti, berikut ini disajikan dengan bagan kerangka pemikiran:
Ukuran Perusahaan
Profitabilitas Ketepatan waktu pelaporan keuangan
Keberadaan divisi C.Internal Perumusan AuditorHipotesis Ukuran KAP
Untuk menunjukkan ketepatwaktuan dalam penelitian ini, selanjutnya diproyeksikan dengan ’ketepatan waktu’ penyampaian laporan keuangan tahunan yang telah diaudit, dengan terlebih dahulu menentukan ’ketepatan waktu’ dalam penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan dari akuntan publik. Hipotesis merupakan pernyataan sementara mengenai hubungan antara variabel yang menjadi objek penelitian. Penelitian ini melibatkan kombinasi faktor-faktor spesifik perusahaan dan faktor-faktor yang berkaitan dengan audit untuk menjelaskan lama waktu yang dibutuhkan auditor independen
untuk
menyelesaikan
laporan
keuangan
auditan
hingga
penyampaiannya oleh perusahaan ke publik. Adapun faktor-faktor spesifik perusahaan yang dianalisis adalah ukuran perusahaan, profitabilitas (return on total asset). Sementara untuk faktor-faktor yang berkaitan dengan audit melibatkan keberadaan divisi internal auditor, ukuran KAP. Mengacu pada kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah: H1: Ukuran Perusahaan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. H2: Profitabilitas mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan.
H3: Keberadaan Divisi Internal Auditor mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. H4: Ukuran KAP mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Populasi penelitian ini adalah perusahaan properti yang terdapat di Bapepam dan terdaftar di BEI. Penelitian ini dilakukan untuk mengamati ketepatan waktu dalam penyerahan laporan keuangan perusahaan properti di BEI, penelitian ini juga mengkaji hubungan antara faktor spesifik perusahaan yang terdiri dari ukuran perusahaan dan profitabilitas perusahaan dan juga faktor audit yang terdiri internal auditor dan ukuran KAP dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan properti yang terdaftar di BEI. B. Metode Penarikan Sampel Teknik penarikan sampel ini dipilih secara acak pada seluruh perusahaan properti yang terdaftar di BEI tahun 2004-2006 sebanyak 20 Perusahaan. C. Metode pengumpulan data Data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data sekunder yang biasanya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun didalam arisp yang dipublikasikan. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari sumber eksternal, yaitu data laporan keuangan perusahaan dan data tanggal penyampaian laporan keuangan perusahaan kepada Bapepam periode 2004-2006.
37
D. Metode Analisis Penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik (logit). Model regresi logistik ini dipilih karena data dalam penelitian ini terdiri dari data nominal dan data rasio. Data nominal yaitu variabel dependen sedangkan variabel independen merupakan data rasio dan nominal. Model regresi logistik yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: Ln
Catatan:
P P-1 = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 4X4 + e + β p
: Ketepatan Waktu Pelaporan
α
: Konstanta
X1
: Ukuran Perusahaan
X2
: Profitabilitas
X3
: Internal Auditor
X4
: Ukuran KAP
ε
: Error
Analisis pengujian dengan regresi logistik dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1. Tingkat signifikasi (α) yang digunakan sebesar 5 % 2. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis didasarkan pada signifikansi p-palue (prob Value). Jika p Value (signifikansi) > α maka hipotesis alternatif ditolak. Sebaliknya, jika p value < α maka hipotesis diterima. Penerimaan atau penolakan hipotesis 1 dilakukan dengan melihat
signifikansi β1 persamaan 1 sedangkan untuk hipotesis 2 penerimaan atau penolakan hipotesisnya dengan melihat signifikansi pada β2 persamaan 2. E. Operasional Variabel Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang akan dikaji dan model yang disusun dalam tinjauan pustaka maka operasional variabel penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Variabel Dependen: Ketepatan Waktu Pelaporan Variabel ini merupakan variabel dengan dua alternatif, yaitu tepat waktu dan tidak tepat waktu (terlambat). Laporan keuangan yang disampaikan tepat waktu dapat diberi nilai 1 dalam penelitian ini, sedangkan untuk tidak tepat (terlambat) dapat diberi nilai 0. Penentuan tepat atau tidak tepatnya pelaporan laporan keuangan didasarkan pada penyampaian laporan keuangan ke Bapepam, yaitu batas penyampaian laporan keuangan tanggal 31 Maret. Variabel ini dilambangkan dengan KW 2. Variabel Independen: a. Ukuran perusahaan diberlakukan sebagai variabel independen yang diukur berdasarkan jumlah total aktiva yang dimiliki oleh setiap perusahaan sampel. Variabel ini dilambangkan oleh ASSET. b. Profitabilitas
diberlakukan
sebagai
variabel
independen
yang
digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan menggunakan aktiva yang dimiliki untuk mengahasilkan pendapatan. Variabel ini dilambangkan oleh ROA.
c. Keberadaan divisi internal auditor sebagai variabel independen yang bersifat dummy dengan mengelompokkan perusahaan kedalam dua kategori yaitu perusahaan yang memiliki internal auditor dan kelompok perusahaan yang tidak memiliki internal audtor. Perusahaan yang memiliki divisi internal auditor diberi kode 1. dan perusahaan yang tidak memiliki divisi internal auditor diberi kode 0. variabel ini dilambangkan dengan 1A. d. Ukuran KAP sebagai variabel independen dengan mengelompokkan KAP Big Four dan KAP non Big Four. Ukuran KAP dilambangkan dengan UKAP. Variabel ini merupakan dummy variabel dengan kode 1 untuk perusahaan yang bermitra dengan KAP Big Four yang terdiri dari: Drs Hadi Susanto & rekan (Price Waterhouse-Coopers), Prasetio,Sarwoko & Sanjaya (Ernst & Young), Hans Tuanakotta & Mustofa (Deloitte Touche Tohmatsu), dan Sidharta & Harsono (KPMG) dan kode 0 untuk perusahaan yang tidak bermitra dengan KAP Big Four.
BAB IV PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Objek Penelitian ini adalah Perusahaan Properti yang terdapat dalam Bursa Efek Indonesia dan akan dijadikan sampel sebanyak 20 sampel perusahaan. Daftar perusahaan properti yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1: Tabel 4.1 Daftar Perusahaan Sampel No
Kode
Nama Perusahaan
No
Kode
Nama Perusahaan
1
BIPP
Bhuwatamala Indah Permai Tbk
11
JIHD
Jakarta Int Hotel & Dev Tbk
2
BKSL
Bukit Sentul Tbk
12
JRPT
Jaya Real Property Tbk
3
BMSR
Bintang Mitra Semesta Tbk
13
KARK
Kark Jaya Profilia Tbk
4
CKRA
Ciptojaya Kontrindoreksa Tbk
14
KIJA
Kaw Industri Jababeka Tbk
5
CTRA
Ciputra Development Tbk
15
LPCK
Lippo Cikarang Tbk
6
CTRS
Ciputra Surya Tbk
16
MDLN
Moderlan Realty Ltd Tbk
7
DART
Duta Anggada Realty Tbk
17
MLND
Mulialand Tbk
8
DUTI
Duta Pertiwi Tbk
18
OMRE
Indonesia
Prima
Property
Tbk 9
ELTY
Bakrieland Development Tbk
19
PUDP
Pudjadi Prestige Limited Tbk
10
GMTD
Gowa Makasar Tourism Dev
20
PWON
Pakuwon Jati Tbk
Tbk
Sumber: Data diolah
41
Tabel 4.2 Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
KW ASSET
60
ROA IA UKAP Valid N (listwise)
60 60 60
0 4784911110 0.00 -.442 0 0
1 5306702692 824.00 .379 1 1
.87 16337309854 74.0500 .01683 .65 .38
60
Std. Deviation .343 14653387798 36.97300 .092333 .481 .490
60
Hasil pengujian statistik deskriptif yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.2. Beberapa penjelasan mengenai hasil perhitungan statistik diuraikan sebagai berikut: Variabel ukuran perusahaan dari 60 sampel yang diobservasi, perusahaan yang memiliki asset terendah adalah Ciptojaya Kontrindoreksa Tbk sebesar Rp.47.849.111.100,00 dan yang memiliki asset tertinggi adalah Ciputra Development Tbk sebesar Rp.5.306.702.692.824,00. besarnya rata-rata ukuran perusahaan
dari
banyaknya
jumlah
data
yang
diteliti
adalah
Rp.
1.633.730.985.474,0500. Standar deviasi dari ukuran perusahaan adalah 1465338779836.97300. Nilai tersebut menunjukkan besarnya keragaman dari ukuran perusahaan yang diteliti. Variabel profitabilitas dari 60 sampel yang diobservasi, perusahaan yang memiliki profitabilitas terendah adalah Ciputra Development Tbk sebesar -0.442 dan yang memiliki profitabilitas tertinggi adalah Pakuwon Jati Tbk sebesar 0.379 besarnya rata-rata profitabilitas dari banyaknya jumlah data yang diteliti adalah
1.683 %. Standar deviasi dari profitabilitas adalah 0.092333. Nilai tersebut menunjukkan besarnya keragaman dari ukuran perusahaan yang diteliti.
B. Analisis Hasil dan Pembahasan 1. Uji Analisis Regresi Logistik Tabel 4.3 Case Processing Summary Unweighted Cases(a) Selected Cases Included in Analysis Missing Cases Total Unselected Cases Total (Sumber: Data diolah)
N 60 0 60 0 60
Percent 100.0 .0 100.0 .0 100.0
Tabel 4.3 Case Processing Summary menunjukkan tidak adanya missing cases, artinya data yang diproses lengkap. Tabel 4.4 Dependent Variable Encoding Original Value tidak tepat waktu tepat waktu
Internal Value 0 1
(Sumber: Data diolah) Tabel 4.4 Dependent Variable Encoding menunjukkan bahwa variabel dependen KW (Ketepatan Waktu) diberi kode 1= tepat waktu dan 0 = tidak tepat waktu
Tabel 4.5 Categorical Variables Codings
Frequency
Parameter coding
(1) 37 23 21 39
(1) 1.000 .000 1.000 .000
UKAP
bukan Big Five Big Five IA tidak ada ada (Sumber: Data diolah)
Tabel 4.5 Categorical Variables Codings menyatakan bahwa UKAP (Ukuran KAP) yang termasuk dalam Big Five berjumlah 23 sedangkan yang tidak termasuk Big Five berjumlah 37. dan juga IA (Internal Auditor) ysng memiliki Internal Auditor berjumlah 39 sedangkan yang tidak memilki berjumlah 21. Tabel 4.6 Variables in the Equation B Step 0 Constant 1.872 (Sumber: Data diolah)
S.E. .380
Wald 24.292
df 1
Sig. .000
Exp(B) 6.500
Tabel 4.6 Variables in the Equation berisi constant nilai b0 = 1,872 atau exp (b0) = exp (1,872) = e1,872 = 6,500. karena jumlah yang tepat waktu ada 52 sedangkan yang tidak tepat waktu ada 8, maka odds ratio = 52
= 6,500
8 Tingkat Signifikasi adalah 0,000 hal ini lebih kecil dari
0,05
sehingga kesimpulan constant dari regresi logistic ini adalah signifikan.
Tabel 4.7 Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square Step 1 Step 6.409 Block 6.409 Model 6.409 (Sumber: Data diolah)
df 4 4 4
Sig. .171 .171 .171
Tabel 4.7 Omnibus Test of Model Coefficients memberikan nilai chi-square goodness-of-fit test sebesar 6.409 dengan derajat kebebasan = 4. tingkat signifikasi sebesar 0,171. tingkat signifikasi ini lebih besar dari 0,05 sehingga hasil uji ini tidak signifikan. Tabel 4.8 Model Summary Step
-2 Log likelihood
1 40.712(a) (Sumber: Data diolah)
Cox & Snell R Square .101
Nagelkerke R Square .186
Tabel 4.8 Model Summary, hasil pengujian menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen untuk menjelaskan probabilitas variabel dependen dapat diketahui dari nilai Nagelkerke R Square, yaitu 0,186. Hal ini menyatakan bahwa kemungkinan ketepatan waktu pelaporan keuangan dapat dijelaskan sebesar 18,6% oleh indikator dari ASSET, ROA, IA, dan UKAP sisanya sebesar 81,4% dapat dijelaskan oleh faktor lain. Besar nilai Nagelkerke R Square menunjukkan bahwa faktor lain lebih dominan dalam mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan dibandingkan dengan variabel independen.
Tabel 4.9 Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square 1 5.256 (Sumber: Data diolah)
df 8
Sig. .730
Tabel 4.9 menunjukkan bahwasanya Goodness of Fit dari regresi logistik dapat diketahui berdasarkan signifikasi nilai Chi-square dari Hosmer and Lemeshow Test. Nilai Chi-square sebesar 5.256 dengan tingkat signifikasi sebesar 0.730. Tingkat signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti menerima hipotesa nol yang menyatakan bahwa model tersebut cocok (baik) karena mampu memprediksi nilai observasinya. Tabel 4.10 Classification table Observed
Predicted Percentage Correct
KW
Step 1
KW
tidak tepat waktu tepat waktu Overall Percentage (Sumber: Data diolah)
tidak tepat waktu 1 0
tepat waktu 7 52
tidak tepat waktu 12.5 100.0 88.3
Berdasarkan tabel 4.10 klasifikasi (clasification table) dapat diketahui bahwa: (1) tingkat ketepatan prediksi tidak tepat waktu sebesar 12,5%. (2) ketepatan prediksi tepat waktu sebesar 100%, dan (3) secara keseluruhan tingkat akurasi prediksi adalah sebesar 88,3%.
Tabel 4.11 Variables in the Equation B .000 -3.975 .084 1.791 .955
S.E. .000 4.441 .962 .885 .760
Wald .088 .801 .008 4.092 1.577
df 1 1 1 1 1
Step 1(a) ASSET ROA IA(1) UKAP(1) Constant (Sumber: Data diolah) a Variable(s) entered on step 1: ASSET, ROA, IA, UKAP.
Sig. .767 .371 .930 .043 .209
Exp(B) 1.000 .019 1.088 5.992 2.598
Pengujian hipotesis dengan cara melihat tingkat signifikasi variabel independen yang dimasukkan dalam model logistik (variabel in the equation). a. Hipotesis Pertama (H1) Variabel ASSET (Ukuran Perusahaan) yang disajikan pada tabel menghasilkan tingkat signifikasi 0.767. Nilai ini lebih besar dari 0.05, hal ini berarti bahwa hipotesis pertama (H1) yang menyatakan variabel ASSET
berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar perusahaan maka hal ini tidak mempunyai pengaruh apa-apa terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Halim (2000) yang menemukan bukti bahwa ukuran perusahaan tidak signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sementara itu menurut Santoso (2005) model regresi ini tidak layak digunakan untuk memprediksi variabel ASSET dikarenakan nilainya melebihi 0,05. sehingga hasil penelitian dari variabel ASSET
tidak dapat dijadikan patokan dalam menentukan ketepatan waktu pelaporan keuangan. b. Hipotesis Kedua (H2) Variabel Return On Assets (Profitabilitas) pada tabel memperlihatkan tingkat signifikasi 0.371. Nilai signifikansi ini terlihat lebih besar dari 0.05 dan berarti variabel Return On Assets tidak mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan
keuangan, sehingga
hipotesis kedua (H2) yang menyatakan Return On Assets berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa jika tingkat pengembalian aktiva tersebut yang dipengaruhi oleh aktiva lancar maupun aktiva tetap itu besar ataupun kecil maka hal tersebut tidak akan mempunyai pengaruh apa-apa terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Ervinna (2006) yang menemukan bahwa rasio profitabilitas tidak mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan juga mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Halim (2000) yang menemukan bukti
empiris
bahwa
profitabilitas
secara
signifikan
tidak
mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian pelaporan keuangan kepublik. Sementara itu menurut Santoso (2005) model regresi ini tidak layak digunakan untuk memprediksi variabel ROA dikarenakan nilainya melebihi 0,05. sehingga hasil penelitian dari variabel ROA
tidak dapat dijadikan patokan dalam menentukan ketepatan waktu pelaporan keuangan. c. Hipotesis Ketiga (H3) Variabel IA (Internal Auditor) pada tabel
memperlihatkan
tingkat signifikansi sebesar 0.930 nilai signifikansi ini lebih besar dari 0.05 dan berarti
variabel Internal Auditor tidak mempengaruhi
ketepatan waktu pelaporan keuangan, sehingga hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan Internal Auditor berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan ditolak. Hal ini membuktikan bahwa
ketepatan waktu pelaporan keuangan dipengaruhi oleh faktor lain. Sehingga jika perusahaan tersebut memiliki Internal Auditor ataupun tidak maka hal tersebut tidak mempunyai pengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Theresia (2006) yang menyatakan bahwa internal auditor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sementara itu menurut Santoso (2005) model regresi ini tidak layak digunakan untuk memprediksi variabel IA dikarenakan nilainya melebihi 0,05. sehingga hasil penelitian dari variabel IA tidak dapat dijadikan patokan dalam menentukan ketepatan waktu pelaporan keuangan.
d. Hipotesis Keempat (H4) Variabel UKAP (Ukuran Kantor Akuntan Publik) pada tabel memperlihatkan tingkat signifikansi sebesar 0.043. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0.05 dan berarti variabel Ukuran Kantor Akuntan Publik mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan, sehingga hipotesis keempat (H4) yang menyatakan Ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan diterima. Hal ini membuktikan bahwa Ukuran Kap memiliki pengaruh yang cukup besar hal itu dikarenakan jika Kap itu Kap besar maka Kap tersebut cenderung akan menyelesaikan laporannya itu tepat waktu. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Theresia (2006) yang menyatakan bahwa Ukuran KAP memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sementara itu menurut Santoso (2005) model regresi ini layak digunakan untuk memprediksi variabel UKAP dikarenakan nilainya kurang dari 0,05. sehingga hasil penelitian dari variabel UKAP dapat dijadikan patokan dalam menentukan ketepatan waktu pelaporan keuangan.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dari bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh faktor spesifik perusahaan yang terdiri dari Ukuran Perusahaan (Asset) dan Profitabilitas (ROA) serta faktor audit yang terdiri dari Internal Auditor (IA) dan Ukuran KAP (UKAP) dapat diambil kesimpulannya sebagai berikut: 1. Ukuran Perusahaan (Asset) tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. 2. Profitabilitas (ROA) tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. 3. Internal Auditor (IA) tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. 4. Ukuran KAP (UKAP) berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. B. Implikasi Hasil penelitian ini mempunyai beberapa implikasi untuk berbagai pihak yang terkait dengan perusahaan-perusahaan tersebut. Dari temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, variabel Asset, Profitabilitas, dan IA (Internal Auditor) tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
51
Sedangkan variabel Ukuran KAP mempunyai pengaruh yang cukup signifikan dalam ketepatan waktu pelaporan keuangan kepada publik. Hasil penelitian ini memberi masukan kepada para pemakai laporan keuangan bahwa ketepatan waktu harus diperhatikan karena sebagai ukuran kedisiplinan perusahaan dan kinerja laporan keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Elder and Beasley. ”Auditing and Assurance Services An Integrated Approach”. Twelfth Edition. Pearson Education, New Jersey, 2008. Bapepam. “Himpunan Petunjuk Pelaksanaan Undang-Undang Pasar Modal”, CV Novindo Pustaka Mandiri, Jakarta, 1996. Belkaoui, Ahmed Riahi. “Accounting Theory”, Third Edition, University of Illionis at Chicago, Illionis, USA. 2004. Ervinna, Angelia. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”, Universitas Trisakti, Jakarta, 2006. Ghozali, Imam. “Aplikasi analisis Multivariate dengan program SPSS”. Badan Penerbit Universitas Diponogoro, Semarang, 2005. Halim, Varianada. ”Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay: Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaan di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol 2, No. 1, 63-75, April, 2000. Hamid, Abdul. “Buku Pedoman Penulisan Skripsi”, FEIS UIN Press, Jakarta, 2007 Harahap, Sofyan Safri. ”Teori Akuntansi”, Rajawali Pers, Jakarta, 2001. Haryadi, Bambang. ”Pengaruh Ketepatan Waktu Publikasi Laporan Keuangan dan Jenis Opini Audit terhadap Perubahan Harga Saham, Perolehan Perdagangan dan Bid Ask Spread”, Jurnal Manajemen, Akuntansi dan Bisnis Volume 3, Nomor 2, Agustus, 2005. Hassan, Iqbal. ”Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya”. Edisi pertama, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2002. Ikatan Akuntan Indonesia. “Standar Akuntansi Keuangan (SAK)”. Salemba Empat, 2007. Indriantoro, Nur dan Bambang Supono. “Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen”. Edisi pertama, BPFE, pp.197. Jakarta, 1999. Santoso, Singgih. “Menggunakan SPSS untuk Statistik Parametrik”. Elex Media Kompotindo Kelompok Gramedia, Jakarta, 2005.
53
Suwarjono. “Akuntansi Pengantar, Proses Penciptaan Data, Pendekatan Sistem (3th ed.)”. BPFE, Yogyakarta, 2002. Syafruddin, Muchamad. ”Reaksi Pasar Terhadap Ketepatwaktuan Penyampaian Laporan Keuangan : Studi di BEJ”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 7, No. 3 Desember. 2/2-301, 2005. Theresia, Maria. “Pengaruh Faktor Spesifik Perusahaan dan Faktor Audit Terhadap Rentang Waktu Penyajian Laporan Keuangan Kepada Publik”. Universitas Trisakti, Jakarta, 2006. Uyanto, Stanislaus S. ”Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Graha Ilmu”, Yogyakarta, 2006.
54