PERBEDAAN KEMANDIRIAN ANTARA ANAK YANG SEBELUMNYA MENG I KUTI KELOMP<)K BERMAIN DEN GAN ANAK YANG SEBELUMNYA TIDAK MENG I KUTI KELOMPOK BERMAIN (Di Taman Kanak-Kanak LITTLE STAR)
Skripsi lni Diajukan Guna Memenuhi Syarat Meraih Gelar Sarjana Psikologi
Oleh: TRI !RAMAYANTI NIM: 203070001485
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITA ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/ 2008 M
.. I
PERBEDAAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK YANG MENGIKUTI KELOMPOK BERMAIN DENGAN YANG TIDAK MENGIKUTI KELOMPOK BER~JIAIN SKRIP SI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Oleh: TRI IRMAYANTI NIM:203070001485 DI BAWAH BIMBINGAN
Pembimbing II
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/ 2008 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul "PERBEDAAN KEMANDIRIAN ANAK T AMAN KANAKKANAK YANG SEBELIJMNYA MENGIKUTI KELOMPOK BERMAIN DENGAN YANG TIDA!< MENGIKUTIKELOMPOK BE:RMAIN ( Tarnan Kanak- Kanak Little Star )" telah cliujikan dalarn sidang rnunaqasyah Fakultas Psikologi Universitas lslarn Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 9 Juni 2008. Sknpsi ini telah diterirna sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psilcio::ii. Jaka1ia, 9 Juni 2008
Sidang Munaqasyah Sekretaris Merangkap Anggota
Ora. Zahfotun 1ihavah,M.Si r-JIP. 150 '.238 772
0li'° 160 21
~~~~ Drathilah Surala a M.Si NIP. 150 215 283
Pembimbing I
~
IJ~.
Pembimbing 11
~
Dra1:dh1lah Suralag ,M.Si NIP. 150 215 283
(V~~
Natrls ldr ani M.Si --...,,.NIP.
MOTTO:
SIA.Rs.es bes/Ar tLtfoR, clLbi;i/11,glA.V\, clL i;iti;is SIA.Rs.es,. SIA.Rs.es bes/Ar clLbi;i/11,glA.V\, clL i;iti;is R-es1A.lLt1AV\,, R-egi;igi;ili;i/11, cl/AV\, fr1A.st1AsL, K1Acl1AV\,g-R,i;icli;i/l\,g be/l\,c,/AV\,/A bes.!Av; °!:)/AV\, c/Ar/A R,Lti;i w.eV\,g1A.b/AVtV\,!j/A cl/AV\, w.e~'\,g/AtlASLV\,!j/A
- Summer Redstone-
ABSTRAK (A)
(B)
Fakultas Psikologi Mei 2008
(C) Tri lrmayanti (D) Perbedaan Kemandirian Anak Taman Kanak-tCanak Yang
Mengikuti Kelompok Bermain Dengan Yang Tidak Mengikuti Kelompok Bermain (E) X+ 68 halaman (F) Masa kanak-kanak merupakan masa yang paling berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan seseorang kelak dikemudian hari. Dalam keluarga, anak merupakan sesuatu yang sangat berharga sebagai perwujudan dari cinta kasih kedua orang tuanya. Semenjak dilahirkan anak menjadi pusat perhatian. Anak merupakan penerus kehidupan suatu bangsa. Orang tua adalah pena!~gung jawab pertama dan utama alas terwujudnya kesejahteraan anak baik secara rohani maupun secara jasmani. Setiap orang tua menginginkan yang terbaik bagi anaknya. Semampu mereka memberikan perhatian, perawatan, kasih sayang dan pendidikan serta bimbingan. Seiring meningkatnya usia, meningkat pula kemampuan anak dibidang kognisi, fisik dan keterampilan motorik. Hal ini memungkinkan untuk melakukan hal-hal tertentu yang dulu tidak bisa mereka lakukan sehingga mereka bisa menjadi mandiri. Lingkungan pendidikan seperti kelompok bermain adalah suatu tempat pendidikan non formal dimana anak dapat mengembangkan potensinya, agar anak kelompok bermain lebih mudah dan siap menerima tugas sebagai murid taman kanak-kanak kelak dan itu hanya didapatkan bila mereka memperoleh kesernpatan-kesempatan dan bimbingan dalam mengembangkan kemandirian. Hipotesis penelitian ini adalah terdapat perbedaan kemandirian pada anak TK yang sebelumnya mengikuti KB dengan anak TK yang tidak mengikuti KB. Pendekatan yan digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian komparatif. Teknik pengambilan sampel berupa nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah anak murid taman kanak-kanak Little Star,Pamulang dan sekolah TK Al- Bayyan, Cileduk dengan jumlah 60
anak (30 anak yang sebelurnnya rnengikuti kelompok berrnain dengan 30 anak yang sebelurnnya tidak rnengikuti kelornpok berrnian). Metode analisis data yang digunakan adalah uji -t dengan tarif signifikan 5% untuk rnenolak Ho. lnstrurnen dalarn penelitian ini1 yaitu skala kernandirian yang rnengacu pada teori Jhonson 8< Medinnus (1974) dengan aspek-aspek rnengatur diri sendiri, rnemecahkan rnasalah sederhana, ketahanan rnenghadapi kesulitan atau frustasi, inisiatif. Dari hasil penelitian dapat disarankan kepada orang tua untuk rnernberikan pendidikan kepada anak dari usia dini seperti rnernasukkan anak pada kelornpok berrnain agar anak dapat rnengernbangkan potensinya sehingga rnenjadi bekal dan lebih rnandiri ketika rnernasuki jenjang pendidikan dasar. (G) Daftar Pustaka (1974-2007) + 3 Skripsi + 2 Tesis +Internet
KATAPENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan rasa syukur yang tak henti-hentinya alas segala nikmat yang telah diberikan, juga alas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam juga penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, para keluarga dan sahabat-sahabatnya serta para pengikutnya
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan sl
Dekan Fakultas Psikologi, ibu Hj. Dra. Netty Hartati, M.Si.
2.
!bu Hj. Fadhillah Suralaga, M.Si, dosen pembimbing I, yang telah menyediakan waktunya untuk memberikan saran, bimbingan dan memberikan motivasinya kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi.
3.
lbu Natris ldriyani, M.Si, dosen pembimbing II, yang telah banyak memberikan saran dan bimbingan dalam penulisan skirpsi ini.
4.
Para dosen Fakultas Psikologi UIN yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, serta kepada bapak Ayung sebagai staff akademik Fakultas Psikologi yang telah banyak membantu penulis.
5.
Kepala Sekolah serta guru-guru TK Mentari Pagi , Pamulang.
6.
Kedua orang tuaku tersayang, yang senantiasa mendoakan serta memberikan dukungan baik dari segi moril maupun materil disaat penulis mengalami keputusasaan dalam menyusun skripsi ini. Seluruh keluarga besarku , khususnya Kakak-kakakku dan keponakanku yang manis Fauzan Syamil, terima. kasih penulis ucapkan atas semua dukungannya.
7.
Sahabat-sahabatku tersayang: Agnes, Dewi, Ri::iki, Syani, Falin. Terimakasih atas kebersamaan, kerjasama dan persahabatannya selama ini. Semoga Allah selalu menyatukan hati-hati kita agar selalu berada dijalan-Nya.
8.
Seluruh teman-temanku mahasiswa Fakultas Psikologi ekstensi angkatan 2004.
9.
Keluarga Besar Gedung Hijau, atas keiklasannya dalam membantu penulis.
10.
Semua pihak yang telah
be~asa
membantu penulis dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Tak ada kata yang sempurna di dunia ini. Dalam penulisan skirpsi ini, penulis menyadari sepenuhnya akan kekurangan dan ketidak sempurnaannya. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Amin.
Jakarta, 21 Mei 2008
Penulis
DAFTAR ISi Halaman Judul Halaman Pengesahan Motto Abstraksi Kata Pengantar Daftar lsi Daftar Tabel BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang .. MAsalah .............................................................. 1 1.2. ldentifikasi Masalah .................................................................. 6 1.3. Pembahasan Masalah ...............................................................7 1.3.1. Pembatasan Masalah .......................................................7 1.3.2. Rumusan Masalah ........................................................... 8 1.4. Tujuan &Masalah Penelitian ........................................................ 8 1.4.1. Tujuan Penelitian .............................................................. 8 1.4.2. Manfaat Penelitian .............................................................. 8 1.5. Sistematika Penulisan ................................................................9 BAB 2. Kajian Pustaka 2.1. Kemandirian ................................................................................... 11 2.1.1. Pengertian Kemandirian Menu rut Bahasa ............................. 11 2.1.2. pengertian Kemandirian .......................................................... 11 2.1.3. Ciri-ciri Kemandirian Anak ...................................................... 13 2.1.4. Perkembangan Kemandirian .................................................. 14 2.1.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian ...................... 15 2.2. Anak Prasekolah ...............................................................................22 2.2.1. Definisi Anak prasekolah .........................................................22 2.2.2. Definisi Anak Menu rut Psikologi Perkembangan .................... 22 2.2.3. Karakteristik Perkembangan Anak Usia prasekolah ................ 23 2.3. Kelompok Bermain ..................................................................29 2.3.1. Pengertian Kelompok Bermain .........................................29 2.3.2. Fungsi & Tujuan Kelompok Bermain ................................... 29 2.3.3. Ruang Lingkup Kelompok Bermain ..................................... 31 2.4. Kerangka Berfikir ................................................................................29 2.5. Hipotesis ...........................................................................................35 BAB 3 Metode Penelitian 3.1. Jenis Penelitian ................................................................................37 3.1.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................... 37
3.2. 3.3. 3.4.
3.5. 3.6.
Pengambilan Sampel. ........................................................................38 T eknik Peng umpulan Data ................................................................. 39 3 .3.1 . Metodologi Penelitian .............................................................. .40 Teknik Uji lnstrumen ....................................................................... .43 3.4.1. Uji Validitas Skala ................................................................. .44 3 .4.2. Estimasi Reliabilitas Skala .................................................... .44 Teknik Analisis Data ..........................................................................45 Ta hap Penelitian .............................................................................. .45
BAB4 Presentasi & Analisis Data 4.1. Gamba ran Um urn Respond en ......................................................... .47 4.2. Uji lnstrumen Penelitian ....................................................................49 4.2.1. Hasil Uji Validitas Kemandirian Anak TK ............................... 49 4.2.2. Hasil Uji Reliabilitas Kemandirian Anak TK ............................ 56 4.2.3. Penyebaran Skor Respoden .................................................. 57 4.3. Uji Hipotesis ......................................................................................61 4.4. Hasil Hipotesis ................................................................................... 62 BAB 5.1. 5.2. 5.3.
5 Kesimpulan, Diskusi dan Saran Kesimpulan .........................................................................................63 Diskusi. ..............................................................................................63 Saran ..................................................................................................65
DAFTAR PUST AKA LAMPI RAN
DAFTAR TABEL Tabel 3.3.1. Blue Print Try Out Kemandirian Anak TK Tabel 4.1.
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Status Responden dan Jenis Kelamin
Tabel 4.1.
Gambaran Umum Responden Berdasrakan Tempat Aktifitas
Tabel 4.2.1. Hasil Uji lnstrumen Item Valid (*) dari Kemandirian Anal< Tabel 4.2.2. Blue Print Penelitian Kemandirian Anal< Tabel 4.3.
Norma Reliabilitas
Tabel 4.3.1. Klasifikasi Tinggi, Sedang, Rendah Kemandirian Anak Tabel 4.3.2. Tingkat Kemandirian Anal< Berdasarkan Status Responden Tabel 4.3.3. Tingkat Kemandirian Anak Berdasarkan Jenis Kelamin. Tabel 4.4.
Uji T (t-tes) Perbedaan Kemandirian Anak
I .
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional disegala bidang pada prinsipnya bertujuan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya. Oleh sebab itu diperlukan pendidikan sebagai salah satu modal yang dienyam oleh masarakat Indonesia sejak manusia itu masih berusia dini yaitu pada masa kanak-kanak.
Berbagai usaha dilakukan masyarakat Indonesia untuk memberikan pendidikan dan memberikan pembinaan sedari dini kepada anak, hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional telah mengamanatkan dilaksanakannya pendidikan kepada seluruh rakyat Indonesia sejak usia dini, yakni sejak anak dilahirkan. Tujuan dari UU pendidikan tersebut agar dapat mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan mampu melaksanakan tugas-tugasnya serta dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sesuai dengan harapan masyarakat.
Menurut Erikson (dalam Gunarsa, 1990) mengemukakan bahwa kehidupan pada masa kanak-kanak merupakan saat yang paling be1rpengaruh pada
2
pertumbuhan dan perkembangan seseorang karen pada masa ini sangat menentukan kepribadian, watak, serta keadaan jasmani seseorang kelak dikemudian hari. Oleh sebab itu pembinaan anak secara tepat dirasakan sangat perlu terutama dalam bentuk pembinaan yang akl:if dan kreatif. Saat anak memasuki usia 2 sampai 3 tahun (toddler), terjadi pekembangan yang pesat pada fisik dan keterampilan motorik anak. Anak mulai belajar berbicara, berjalan dan mulai diberikan toilet training. Setelah melalui tahap trust, anak mulai memasuki tahap autonomy. Anak mulai memiliki keinginankeinginan sendiri. Anak menjelajahi lingkungannya dan rnemperluas wawasan untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Pada masa ini kemandirian anak mulai meningkat. Pada masa early childhood ini anak juga mulai bermain clengan usia sebayanya. Saat bersama teman-temannya, anak mulai belajar untuk bekerja sama dan bersikap saling menerima. Hal ini memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan kemancliriannya. Menurut Papalia & Olds (1998), bila mengacu pada Erikson, maka pada masa usia prasekolah inilah perkembangan utamanya aclalah apakah anak bisa mandiri dan tidak tergantung pada orang tuanya sec:ara emosional. Ketergantunagan secara emosional yang dimaksudkan adalah anal< memerlukan kontak-kontak tertentu clari orang dewasa tidak hanya saat mereka sedih tetapi juga setiap saat.
3
Dapat dilihat bagaimana perubahan seseorang dari keadaan yang tergantung pada orang lain (orang tua maupun pengasuh) menuju
k(~adaan
dimana anak
ingin melakukan segala sesuatunya secara mandiri. Menurut Johnson dan Medinnus (1974) seorang anak dikatakan tergantung bila ditinjau dari usia dan ketrampilan-ketrampilan yang ia kuasai pada usia tersebut masih tetap meminta bantuan kepada orang lain, artinya bahwa ketergantungan ini bukan lagi karena ketidak berdayaan atau ketidak mampuan anak tersebut. Karena kemandirian yang mulai terbentuk pada anak usia prasekolah perlu mendapat perhatian agar anak dapat menerapkan sikap dan tingkah laku yang sesuai dan tepat yang akan mempengaruhi cara dia bertingkah laku kelak setelah dewasa. Orang tidak dapat mandiri dan
teq~antung
dalam hal-
hal yang disetujui lingkungan dimana dia berada.
Dalam keluarga , anak merupakan sesuatu yang sangat berharga sebagai perwujudan dari cinta kasih kepada kedua orang tuanya. Karena semenjak dilahirkan anak selalu menjadi pusat perhatian. Anak merupakan penerus kehidupan manusia dan penerus suatu bangsa. Orang tua adalah yang pertama-tama bertanggung jawab atas terwujudnya kesejahteraan anak baik secara rohani, jasmani, maupun sosial. Setiap orang tua menginginkan yang terbaik bagi anaknya. Semampu mereka memberikan perhatian, perawatan,
4
kasih sayang dan pendidikan serta bimbingan agar kelak anak dapat tumbuh mandiri.
Orang tua dahulu hanya menyekolahkan putra-putrinya k.e pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) sebagai awal pendidikan sebelum rnemasuki Sekolah Dasar (SD), dan saat ini pendidikan tersebut dirasakan k1urang cukup. Fenomena ini terjadi karena program pendidikan yang dahulu diterapkan di TK seperti bermain, bernyanyi, menari dan melakukan keigiatan belajar sambil bersenang-senang, sekarang ini menjadi belajar membaca, menulis dan berhitung (Brewer, 1992). Hal ini menimbulkan kecernasan pada orang tua sehingga rnereka merasa anak-anaknya harus diberikan pendidikan yang lebih dini. Selain itu, orang tua juga berasumsi bahwa usia balita adalah usia yang tepat dan jika pendidikan diberikan pada anal< diusia yang sangat rnuda maka proses belajarnya akan lebih cepat dari pada usia lain (Brewer, 1992). Menurut Ora. Yudiana (2006) bahwa kebanyakan orang tua yang mernasukkan anak-anak mereka ke kelompok bermain didorong oleh keinginan mempersiapkan perkembangan dan pertumbuhan yang baik pada anak dari usia sedini mungkin dalam menghadapi era globalisasi dan dengan alasan yang lainnya yaitu bahwa waktu anal< pada pagi hari sampai siang harinya dapat diisi dengan hal-hal yang sangat bermanfaat, yang hal itu tidak didapatkan oleh anak-anak yang hanya dirumah bersama pengasuhnya .
5
Lingkungan pendidikan prasekolah seperti kelompok be1"main adalah suatu tempat pendidikan non formal yang dimana anak dapat mengembangkan potensinya, agar anak kelompok bermain lebih mudah dan siap menerima tugas sebagai murid taman kanak-kanak kelak dan itu hanya didapatkan bila mereka memperoleh kesempatan-kesempatan untuk mempelajari tugastugas perkembangan dan bimbingan dalam menguasai kemandirian yang ada pada diri mereka.
Di Kelompok Bermain anak mendapatkan kesempatan untuk berkembang secara optimal, dalam bentuk peningkatan kognisi, emosional dan sosialnya karena di KB anak mendapatkan program -program pendidikan yang sesuai dengan usianya dan fasilitas-fasilitas yang dapat mengembangkan kemampuan anak untuk menjadi mandiri. Secara garis besar, gambaran kelompok bermain meliputi : Pertama, kegiatan bermain bebas dalam kegiatan ini diharapkan sosialisai anak terhadap teman dan lingkungan dapat
berkemban!~.
contohnya seperti:
main kucing-kucingan, main rumah-rumahan. Kedua, Kegiatan belajar dalam kegiatan ini anak didik dapat mengembangkan kemapuan kognitifnya, seperti mengenal huruf, angka, melipat dan bernyanyi, Ketiga melatih untuk disiplin dan mengajarkan anak agar dapat mengerjakan pekerjaannya sendiri, seperti merapikan alat-alat
6
belajarnya ketika telah selesai belajar, membuka dan m•;)makai sepatunya sendiri. Berbeda dengan anak yang tidak mengikuti kelompok bermain mereka tidak mendapatkan program belajar yang terstruktur, tidak mendapatkan kegiatan belajar yang intens, serta tidak pula mendapatkan fasilitas pendukung belajar yang semua itu ditujukan untuk dapat menunjang kemandirian anak.
Sehingga anak usia prasekolah yang pernah masuk Kelompok Bermain diperkirakan lebih memiliki kesiapan untuk menerima pelajaran di Taman Kanak-Kanak dibandingkan dengan anak yang tidak pernah masuk dalam Kelompok Bermain diusia yang serupa. Berdasarkan uraian diatas tentang Kelompok Bermain, penulis ingin membedakan anak-anak yang mengikuti Kelompok Bennain dengan anakanak yang tidak mengikuti Kelompok Bermain dalam biclang kemandirian.
1.2. ldentifikasi Masalah Berdasarkan pada latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, timbul beberapa pertanyaan sehubungan dengan penelitian. 1. Bagaimana kemandirian anak yang mengikuti kelompok bermain ? 2. Bagaimana kemandirian anal< yang tidak men9ikuti kelompok bermain?
7
3. Adakah perbedaan kemandirian yang dimiliki anak yang mengikuti kelompok bermain dengan yang tidak mengikuti kelompok bermain?
1.3.
Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.3.1. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini tidak mengalami pelebaran dan perluasan masalah, maka penulis membatasi penelitian ini pada permasalahan -permasalahan berikut.
a.
Kemandirian
Menurut Jhonson & Medinnus (1974) kemandirian sebagai salah satu ciri kematangan yang memungkinkan seorang anak berfungsi secara otonom dan memungkinkan untuk menerapkan usaha guna prestasi pribadi dan tercapainya tujuan. Namun di dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti kemandirian yang aktifitasnya diarahkan oleh diri sendiri dan kebiasaan yang menjadi karakteristik seusianya seperti makan, minum dan men~1urus keperluanya sendiri.
b. Kelompok Bermain Kelompok bermain adalah salah satu bentuk PAUD pada jalur pendidikan non-formal (PAUD Non Formal) yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus program kesejahteraan bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun (dengan prioritas anak dua sampai empat tahun) (dalam Direktorat
8
Jenderal PAUD 2007).
Dalam penelitian ini penulis ha11ya membatasi
masalah pada anak usia kelompok bermain yang merniliki umur 2-4 tahun, namun didalam pelaksanaan penelitian, peneliti menggunakan sampel pada anak-anak yang mengikuti taman kanak-kanak
1.3.2. Rumusan Masalah Bagaimana perbedaan kemandirian pada anak taman kanak-kanak (TK) yang mengikuti kelompok bermain dengan yang tidak mengikuti kelompok bermain?
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tentang kemandirian anak yang mengikuti kelompok bermain dengan yang tidak mengikuti kelompok bermain.
1.4.2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kemandirian anak taman kanak-kanak yang mengikuti kelompok bermain dengan yang tidak mengikuti kelompok bermain. 1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana keilmuan khususnya dibidang ilmu psikologi yang mEmgkaji tentang
9
kemandirian pada anak. Penelitian ini juga dapat dijadikan langkah awal atau inspirator bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan. 2. Secara praktis diharapkan dapat bermanfaat bagi diri pribadi, para siswa,orang tua, atau masyarakat luas agar mengetahui bahwa kemandirian sosial seorang murid taman kanak-kanak, bisa saja dimiliki tergantung dari pengalaman yang sebelumnya pernah didapatkan 3. Sebagai gambaran untuk orang tua yang berniat memasukkan anakanaknya ke kelompok bermain karena telah mengetahui tujuan dan manfaat yang diperoleh dari kelompok bermain.
1.5.
Sistematika Penulisan
Penulis membagi permasalahan penelitian ini menjadi 3 bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab 1 : Pendahuluan, mencakup : - Latar belakang masalah - ldentifikasi masalah - Pembatasan dan perumusan masalah - Tujuan dan manfaat penelitian - Sistematika penulisan Bab 2
Kajian pustaka, pada bab ini membahas sejurnlah teori yang berhubungan dengan tema penelitian, yaitu mengenai pengertian
. I
10
kemandirian anak, ciri-ciri kemandirian, berkembangan kemandirian, faktor-faktor kemandirian; teori anak prasekolah, definisi anak prasekolah, definisi anak menurut psikologi perkembangan, karakteristik perkembangan anak usia prasekolah; teori kelompok bermain, definisi kelompok bermain, fungsi dan tujuan kelompok bermain, ruang lingkup kelompok bermain. Selain itu dalam bab ini pun diuraikan tentang hipotesis penelitian Bab 3 :
Metodologi penelitian, meliputi : jenis penelitia1n, metode penelitian, definisi operasional, sample, metode dan instrumen pengumpulan data, variabel dan tehnik analisa data.
Bab 4 :
lnterpretasi dan Analisis Data Bab ini terdiri dari gambaran umum responden, presentasi data, serta hasil utama penelitian.
Bab 5 :
Penutup, mencakup kesimpulan, diskusi dan saran.
BAB2
KAJIAN PUSTAJ<:A
2.1.
Kemandirian
2.1.1. Pengertian Kemandirian Menurut Bahasa. · Dalam kamus bahasa Indonesia diketahui bahwa kemandirian adalah berasal dari kata sifat yang artinya, tidak tergantung pada orang lain. (kamus Besar Bahasa Indonesia, 1999). · Menurut Chaplin (1998) kemandirian adalah suatu sikap yang ditandai dengan adanya kepercayaan diri.
2.1.2. Pengertian Kemandirian Menurut Callvin Hall& Linzey ( dalam Jhonson & Medinnus,1974) kemandirian adalah suatu sikap dari seseorang yang mana ia akan dapat dikatakan berhasil bila ia dapat memecahkan permasalahan yang dihadapinya, dalam upaya perkembangan diri dan didalamnya juga tertanam rasa kepercayaan diri yang baik ketika ia menyelesaikan permasalahannya. Bhatia (dalam Jhonson & Medinnus, 1974) memberikan pengertian dengan independency atau kemandirian sebagai perilaku yang aktifitasnya diarahkan pada diri sendiri
L
12
Kemandirian berasal dari ketergantungan. Ketergantungan (dependency) awalnya sering dianggap sama dengan Kelekatan(attachment). Maccoby dan Master (dalam Jhonsosn& Meddinus,1974) mengemukakan: "Dependency and attachment as a claa behavioral that maintains contact of varying degrees of closeness between a child and one or more other individuals and elicits a reciprocal attentive and nurturant behavior from these individuals."
Ketergantungan dan kelekatan dilihat sebagai tingkah laku yang mempertahankan kontak kedekatan antara anak dengan satu lebih individu lain dengan derajat yang berbeda-beda dan menumbuhkan rasa saling memperhatikan dan tingkah laku merawat dari indivudU··individu tersebut. Pada kelekatan, anak mencari kontak sosial tetapi juga suatu sikap penuh kehangatan dan kasih sayang. Dalam hal ini anak punya pilihan terhadap orang-orang tertentu misalnya ibunya, ayahnya atau anggota keluarga yang lain. Sedangkan ketergantungan menurut Jhonson dan Medinnus (1974) Ketergantungan dilukiskan sebagai kecendrungan umum untuk menyandarkan diri kepada orang lain dalam hal mencari pemenuhan kebutuhan dan pencapaian tujuan.
13
Bentuk ketergantungan rnenurut Sers, Macobby&Levin (dalarn Jhonson & Medinnus, 1974): 1. Ketergantungan instrumental yaitu kebutuhan anak akan orang dewasa dalarn rnernbantunya rnernecahkan rnasalah-rnasalah sulit 2. Ketergantungan ernosional yaitu bentuk ketergantungan yang berlebihan dirnana anak rnernbutuhkan perhatian dan curahan kasih sayang yang terus rnenerus dari orang dewasa dalarn kehidupan sehari-harinya. Kernandirian rnulai berkernbang pada rnasa prasekoalah, yaitu pada usia 3-6 tahun (Erikson, dalarn Hurlock, 1993) Berdasarkan beberapa pengertian yang telah disebutkan di atas, rnaka dapat disirnpulkan bahwa pengertian kernandirian adalah kernarnpuan seorang anak untuk rnernenuhi kebutuhan sendiri baik fisik rnaupun psikis tanpa bantuan dari orang lain serta kernandirian rnerupakan suatu tingkah laku otonorn yang dipelajari dari hasil eksplorasi dan kernatangan dari anak yang rnernungkinkanya rnencapai tujuan.
2.1.3. Ciri-Ciri Kernandirian Anak Menurut Jhonson & Medinnus (1974) ciri-ciri anak rnancliri sebagai berikut: • Mengatur diri sendiri, artinya anak rnarnpu rnengerjakan sendiri saat anak rnenolak bantuan yang ditawarkan dan tetap ingin rnenyelesaikan sendiri. • Anak dapat rnernecahkan rnasalah seclerhana.
14
• Ketahanan menghadapi kesulitan atau frustasi, kemampuan anak untuk menyelesaikan atau mempertahankan sesuatu yang ia bisa dari masalah • lnisiatif, artinya anak mengambil prakarsa dan berusaha melaksanakannya, artinya anak telah mampu mengenali keinginannya dan mengetahui apa yang harus dikerjakan.
2.1.4. Perkembangan Kemandirian Perkembangan diartikan sebagai pertambahan diferensiasi fungsional dalam bagian-bagian tubuh (J.P. Chaplin,2004). Selain itu menurut Werner (dalam Psikologi Perkembangan,2003) pengertian perkembangan menunjuk pada proses ke arah yang lebih sempurna atau bersifat tetap dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Menurut F.J. Monks (dalam Alisuf sobri, pengertian Psikologi umurn dan perkembangan, Jakarta. Pedoman llmu Jaya, 1993) Perkembangan berhubungan dengan proses belajar, terutama mengenai isinya, yaitu mengenai apa yang akan berkembang berkaitan dengan tingkah laku belajar, dan apa yang akan dipelajari. Kemandirian dimungkinkan oleh dua perubahan penting yang terjadi pada selepas masa bayi, yaitu kemampuan untuk bergerak semdiri setelah itu ia mulai dapat bicara, selanjutnya pada usia empat tahun anak sudah dapat menarik kesimpulan dari pertanyaannya. Mereka memiliki keinginan yang kuat untuk belajar berbicara, dimana belajar berbicarn merupakan sarana
15
pokok untuk bersosialisasi dan mencapai kemandirian (Elizabeth B. Hurlock, 1993). Perkembangan kemandirian seseorang terbentuk melalui proses yang dimulai sejak masa kanak-kanak dan akan terus bekembang lalu yang akhirnya menjadi sikap yang relatif menetap pada masa remaja.
2.1.5. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian
Semakin berkembang dan bertumbuhnya anak, berbagai kemampuan akan mengiringinya. Hal ini menyebabkan anak mulai lebih mandiri. Tetapi bukan hanya faktor perkembangan dan pertumbuhan anak tersebut yang memegang peranan penting. Faktor-faktor lain juga mernegang peranan penting. yaitu faktor lingkungan budaya, keluarga, dan pendidikan.
a). Faktor lingkungan budaya Menurut Klar (dalam Jhonson& Medinnus,1974) manusia mempunyai bakatbakat yang terkandung di dalam dirinya untuk mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi dalam kepribadian individu, tetapi wujud dan pengaktifan dari hal tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai macam stimulasi yang berada di alam, lingkungan sosial, maupun budaya sekitarnya Anak diasuh sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang dianut oleh anggota masyarakatnya. Sejak kecil, anak sudah dikenalkan dengan
16
kebiasaan-kebiasaan itu agar dapat menyesuaikan diri untuk kelangsungan hidupnya di kemudian hari. Dalam kaitannya dengan kemandirian, dimulainya latihan kemandirian untuk seorang anak oleh orang tuanya berbeda-beda waktu dan jenisnya pada setiap keluarga dalam suatu masyarakat atau bangsa. Menu rut Alien (dalam Jhonson &Meddinus, 1974) keluarga Australia lebih mengembangkan self care work pada anak-anaknya. Begitu pula ibu-ibu dari keluarga Nebraska. Hal ini berdampak pada kepribadian si anak yang lebih disiplin dan mandiri sedangkan di Lebanon lebih menekankan pada family work pada anak-anaknya, yang berdampak pada rasa tidak ingin sendiri, selalu mengharapkan bantuan, sebaliknya juga sianak harus siap memberikan bantuan. Pada keluarga di lnggris & Amerika, dari kecil anak sudah dididik untuk melakukan apapun yang diinginkannya. Dalam budaya yang lebih individual itu, anak sudah ditekan untuk berusaha sendiri jika hendak mencapai sesuatu, karena ia tidak akan mendapat bantuan dari orang lain termasuk orang tuanya. Bila anak itu berhasil, maka penghargaan yang diterima sangat besar. Hal ini disebabkan keberhasilan tersebut benar-benar merupakan kerja keras si anak. Lain halnya dinegara-negara timur termasuk Indonesia, umumnya sejak kecil anak-anak sudah ditanamkan oleh orangtuanya nilai-nilai kebersamaan, rasa kegotong royongan dan rasa saling berbagi. Dalam diri anak itu kurang
17
ditanamkan motivasi untuk berusaha sendiri dalam mencapai apa yang diinginkannya, karena anak selalu merasa bahwa dia akan mendapat bantuan dari orang lain. Demikian pula sebaliknya anak juga harus selalu siap memberikan bentuan kepada orang lain.
b). Faktor keluarga Status sosial dan pendidikan orang tua. Pendidikan berhubungan erat dengan status sosial ekonomi. Semakin tinggi pula satus ekonomi maka pendidikan yang dienyam akan semakin tinggi pula, namun apa bila status ekonomi yang dimiliki rendah maka kemungkinan pendidikan yang dienyam akan rendah pula. Tuma &Livson (dalam Jhonson &Meddinus,1974 ). mengemukakan bahwa orang tua dari kelas menengah menekankan pendidikan anaknya pada bagaimana anak akan mampu menentukan sendiri nilai-·nilai tingkahlaku yang ditampilkan. Menurut Sukadji (1999). Hubungan yang pertama kali dirasakan oleh si anak adalah hubungan kasih sayang antara orang tua dengan dirinya. Dengan demikian orang tua termasuk orang-orang yang pertama yang menetukan potensi lingkungan pengasuhan. Untuk stimulasi orang tua dengan pendidikan SMA ke alas diperkirakan lebih mempunyai potensi untuk memberikan stimulasi pada anak dari pada ibu dari tingkat pendidikan di bawahnya.
18
Orang tua yang pendidikannya minimal SMA cendrung lebih dapat mengembangkan diri, lebih terbuka, lebih fleksibel, mengikuti perkembangan dinamika sosial dan menyadari diri sehingga mempermudah hubungan dengan anak. Dalam bidang sosial ekonomi, orang tua berada pada status ekonomi yang rendah lebih menekankan pada orang tua. Sedangkan pada kelas menengah, lebih ditekankan pada perkembangan rasa ingin tahu, kontrol internal, kemampuan untuk mencapai tujuan
jan!~ka
panjang dan
sensitivitas dalam hubungan dengan orang lain. (Hess 8< Shipmong 1965, dalam Papalia & Olds, 1998). Penggolongan kelas masyarakat di Indonesia didasarkan pada tingkat pengeluaran karena adanya asumsi bahwa kelas dalam masyarakat terbentuk bukan dari jumlah pendapatan, melainkan clari jumlah pengeluarannya yang berkaitan clengan gaya hidup seseorang.
c). lbu yang bekerja Yang dimaksudkan ibu bekerja atau wanita yang bekerja adalah wanita yang bekerja diluar rumah dan mendapatkan penghasilan uang untuk imbalannya, baik berupa gaji (seperti karyawan atau pegawai) I penghasilan sendiri ( seperti pedagang atau wiraswasta) (Mallin, dalam Papalia & Olds, 1998). Sebenarnya keuntungan utama yang diperoleh anak yang ibunya bekerja adalah mereka cenderung hidup dalam rumah yang sudah tertata dengan aturan -aturan yang membuat mereka bertanggung jawab terhadap tugas-
19
tugas rumah tangga mereka dan mereka juga berdiri sendiri (Papalia &Olds, 1998) Latihan kemandirian yang diberikan ibu diharapkan agar selama ibu tidak berada dirumah, anak dapat mengatasi kesulitan- kesulitannya. Bisa kita lihat, untuk ibu yang bekerja, kemandirian anak akan sernakin meringankan beban ibu itu sendiri, sedangkan untuk ibu yang tidak bekerja ada kesukaran untuk beralih peran dari pelindungan dan pengasuhan menjadi pelatih kemandirian. d). Besarnya keluarga dan Urutan kelahiran. Dalam suatu keluarga dengan banyak anak, orang tua IHbih banyak menekankan pada cara berlatih dan prosedur agar tata tertib didalam rumah terjamin. Orang tua lebih banyak menekankan pada disiplin yang seringkali menggunakan metode hukum fisik, turutan sertanya kakak dalam mengasuh anak serta pembagian tugas antar anak. Selain besarnya keluarga, urutan kelahiran anak juga mempengaruhi tingkat kemandirian anak (Hurlock, 1993). Heterington &Parke (dalam Papalia &Olds, 1998) mengemukakan bahwa anak sulung lebih mendapatkan perhatian khusus dari orang tuanya dan lebih banyak bicara dengan anak mereka. Bahkan setelah kelahiran anak-anak berikutnya, orang tua cenderung mengarahkan komentar -komentar dan melakukan percakapan pada anak sulung. Untuk anak tengah lebih memiliki keberanian dan keuletan dibandingkan anak sulung maupun bungsu karena perhatian orang
20
tua kurang diberikan secara penuh. Anak tengah ini umumnya memperoleh pengetahuan tentang kehidupan dari keluarga dari saudara-saudaranya. Sehingga mereka berusaha mengetahui sendiri sebaiknya apa yang akan dilakukan. Sedangkan anak bungsu umumnya memperoleh kasih sayang yang lebih banyak dari kakak-kakaknya hal ini karena anak bungsu dirasa adalah anak terakhir dan paling kecil ia butuh dilindungi dan disayang karena ia sebagai anak yang termuda. e). Pola Pengasuhan Sebagai orang tua dalam kehidupannya selalu diberikan contoh-contoh tentang gambaran orang tua. Contoh orang tua pertama adalah contoh orang tua mereka sendiri, dimana mereka ingat bahwa mereka dulu dididik oleh orang tua mereka. Kemudian melihat contoh-contoh orang tua lainnya dalam lingkungan mereka, seperti paman, bibi, atau tetangga. Pola pengasuhan yang cukup dikenal ada tiga jenis. Pe1tama autoritarian, pola seperti ini akan menjadikan anak selalu merasa tidak puas, menarik diri dan curiga terhadap orang lain. Pola kedua adalah permisif, dimana anak menjadi kurang kontrol dirinya, kurang dewasa, dan kurang mengembangkan wawasan. Pola yang terakhir adalah pola autoritatif, dimana anak rnenjadi merasa nyaman, karena dicintai oleh orang tuanya, tetapi juga tau apa yang diharapkan orang tuanya.
!n
21
Menu rut Watson (dalam Papalia& Olds, 1995) orang tua yang responsif dan mau menerima pilihan anak, berarti tidak memaksakan kehendak mereka ataupun nilai mereka pada anak, sehingga anak sendiri yang membuat keputusan-keputusan dan demikian maka orang tua mendukung kemandirian anak.
f). Faktor Pendidikan Menurut Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tEmtang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah "suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai anak usia enam tahun yang dilakukan melalui p13mberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki peindidikan lebih lanjut" (pasal 1, butir 14). Di TK anak bisa mendapatkan kemandirian sosial yang lebih baik lagi karena sebelumnya mereka sudah diajarkan dalam hal yang serupa ketika mereka mengikuti kelompok bermain. Dalam hal ini Taman Kanak-kanak (TK) merupakan salah satu satuan PAUD jalur pendidikan nonformal {Pasal 28 ayat (4)] Dari ke enam faktor penyebab kemandirian, faktor besarnya keluarga dan urutan kelahiran bisa juga tidak selalu menjadi penyebab dalam munculnya kemandirian pada diri anak, hal ini dikarenakan adanya faktor pola pengasuhan suatu keluarga yang dapat mempengaruhi kemandirian.
22
2.2.
Anak Prasekolah
2.2.1. Definisi Anak Anak adalah seorang individu yang belum mencapai
tin~ikat
kedewasaan.
lstilah tersebut bisa berarti seorang individu yang berada diantara kelahiran dan pubertas (J.P. Chaplin, 1996).
Anak usia prasekolah merupakan bagian dari masa kanak-kanak yang sering disebut masa kanak-kanak awal, yakni anatara usia 2-6 tahun. lstilah usia prasekolah ini digunakan oleh para pendidik yang dimaksudkan untuk membedakan anak-anak dimana mereka dianggap cukup tua secara fisik dan mental. (Elizabeth B. Hurlock, 1993).
2.2.2. Definisi Anak Menurut Psikologi Perkembangan Masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh dengan ketergantungan, yakni kira-kira usia dua tahun sampai anak matang secara seksual, maka dinamakan remaja. (Hurlock, 1999) Menurut Hurlock (1980) anak menurut usia awal kanak-kanak adalah usia mainan karena anak mudah menghabiskan sebagian besar waktunya dengan bermain dengan mainannya, bahkan ketika mereka berada dilingkungan pra sekolah pun mereka baru masuk masa persiapan untuk melanjutkan kejenjang sekolah dasar.
I
23
2.2.3 Karakteristik Perkembangan Anak Usia Prasekolah Karena anak usia prasekolah merupakan masa kanak-kanak awal, maka selanjutnya akan dijelaskan mengenai kerakteristik perkembangan anak-anak usia awal. Masa kanak-kanak merupakan masa yang panjang dalam rentang kehidupan, yang dimulai setelah masa bayi yang penuh ketergantungan, yakni sekitar dua tahun hingga saat matang secara seksual kira-kira usia tiga belas tahun untuk wanita dan empat belas tahun untuk pria. (Elizabeth B. Hurlock, 1993) Masa kanak- kanak sendiri terbagi lagi menjadi dua fase, yaitu masa kanakkanak awal dan masa kanak-kanak akhir. Dalam pembahasan ini adalah mengenai karakteristik perkembangan anak-anak pada masa kanak-kanak awal.
a. Perkembangan Fisik Perkembangan fisik selama kanak-kanal< awal berlangsung lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada masa bayi. Namun perkembangannya relatif seimbang atau proporsional (Elizabeth B. Hurlock, 1993), sehingga perkembangan psikomotoriknya sangat ideal untuk membelajaran ketrampilan. Menurut Hurlock (dalam Child Development, 1978) , hal ini disebabkan oleh : 1) Tubuh anak menjadi lebih lentur dari pad a remaja dan orang dewasa, oleh karena itu semua dapat dipelajari dengan mudah.
24
2) Anak -anak memiliki keterampilan yang baru dikuasai tidak terganggu keterampilan yang sudah ada. 3). Anak-anak suka menjelajah, inggin mencoba sesuatu yang baru. Hal ini dapat memotivasi mereka untuk belajar. 4). Anak-anak memiliki tugas lebih sedikit, sehingga mereka memiliki banyak waktu untuk mencurahkan perhatian dalam menguasai keterampilan. 5) Anak-anak untuk menggulang-ulang sehingga dengan senang hati mereka akan menggulang aktivitas sampai mereka t•9rampil.
b. Perkembangan lntelektual Menurut Piaget, perkembangan kognitif pada usia ini berada pada periode praoperasinal, yaitu tahapan dimana anak belum bisa menguasai operasi mental secara logis. Yang dimaksud dengan operasi me1ntal adalah kegiatankegiatan yang diselesaikan secara mental bukan fisik. Periode ini ditandai dengan berkembangnya representasional, atau "symbolic fungtion", yaitu kemapuan mengunakan sesuatu untuk merepresentasikan (mewakilkan) sesuatu yang lain dengan menggunakan simbol (kata-kata, gesture/bahasa gerak), dan benda. Dapat juga dikatakan sebagai "semiotic function", kemampuan untuk mengunakan simbol-simbol (bahasa., gambar, tanda/ isyarat, benda, gestue, atau peristiwa) untuk melamban!~kan kegiatan, benda yang nyata, atau peristiwa (Rosana Dewi,2005). Meskipun berfikir melalui simbol ini dipandang lebih maju dari berfikir periode sensorimotor, namun kemampuan berfikir ini masih mengalami ketrbatasan.
I.
25
Keterbatasan yang memadai, atau yang menjadi karakteristik periode praopreasional ini adalah sebagai berikut (Rosiana Dewi.2005) : 1) Egosentrisme, merujuk kepada (1) diferensiasi diri, lingkungan orang lain yang tidak sempurna, dan (2) kecendrungan untuk memahami dan menafsirkan sesuatu berdasarkan sudut pandang sendiri 2) Kaku dalam berfikir (rigidity of thought). Salah satu karakteristik berfikir praoperasional adalah kaku.
3) Semilogical reasioning. Anak-anak mencoba untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa yang misterius, yang dialaminya dalam kehidupan sehari-hari.
c.Perkembangan Emosional Anak usia 4 tahun biasanya sudah mulai menyadari akunya, bahwa akunya (dirinya) berada dengan bukan aku (orang lain atau benda). Pada masa kanak-kanak awal berkembang jug a beberapa jenis emosi yang meliputi (Elizabeth B. Hurlock, 1993) : 1) Takut, yaitu perasan terancam oleh suatu obyeft yang dianggap membahayakan. 2) Cemas, yaitu perasan takut yang bersifat khayalan, yang tidak ada obyeknya 3) Marah, merupakan perasan tidak senang atau benci baik terhadap orang lain maupun diri sendiri yang dapat diwujudkan lewat bentuk
26
verbal ataupun nonverbal. Hal ini adalah suatu reaksi atas adanya hambatan terhadap pemenuhan kebutuhannya. 4) Cemburu, yaitu perasan tidak senang terhadap obyek yang dianggap telah mereput kasih sanyang dari orang yang telah mencurahkan kasih sayang terhadapnya. 5) Kegembiraan,kesenangan, kenikmatan, yaitu perasan yang positif, nyaman, karena terpenuhi keinginannya. 6) Kasih sayang, yaitu perasan senang untuk mernberikan perhatian,atau perlindungan terhadap orang lain,hewan, atau benda. 7) Phobia, perasan takut terhadap obyek yang tidak patut ditakutinya (takut abnormal). 8) lngin tahu (curiosity), yaitu perasan ingin mengenal, mengetahui segala sesuatu atau obyek-obyek, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik.
d. Perkembangan bahasa Perkembangan bahasa pada anak usia prasekolah dapat diklasifikasikan ke dalam dua tahap yaitu sebagai berikut (Harlock, dalam Child Development, 1993): 1) Tahap pertama (2,0 tahun-2,6 tahun), yang bercirikan antara lain (a) anal< sudah mulai bisa menyusun kalimat tunggal yang sempurna, (b) anal< sudah mampu memahami tentang perbandingan, (c) anak
I
27
banyak menanyakan nama dan tempat : apa, di mana, dan dari mana, (d) anak sudah dapat mengunakan kata-kata yang berawalan dan berakhiran. 2) Tahap kedua (2,6 tahun-6,0 tahun), yang bercirikan (a) anak sudah dapat menggunakan kalimat beserta anak kalimatnya, (b) tingkat berfikir anak sudah lebih maju dimana anak banyak menanyakan soal
waktu dan
sebab akibat melalui pertanyaan-pertanyaan : kapan, ke mana, mengapa dan bagaimana.
e. Perkembangan Sosial Pada usia prasekolah (terutama mulai usia 4 atahun), p19rkembangan sosial anak sudah nampak jelas, karena sudah mulai aktif berhubungan dengan teman sebayanya. Tanda-tanda perkembangan sosial pada tahap ini adalah (Elizabeth B. Hurlock, 1993) : 1) Anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik di lingkungan keluarga
maupun dalam lingkungan bermain. 2) Seclikit demi seclikit anak suclah mulai tuncluk pacla peraturan. 3) Anak mulai menyadari hak atau kepentingan orang lain. 4) Anak mulai dapat bermain bersama anak-anak lain, atau teman sebaya. Pacla usia kanak-kanak awal, terjadi aclanya tingkah laku meniru atau imitasi terhadap pembicaraan clan tindakan orang lain. Mereka memiliki keinginan
28
yang kuat untuk belajar berbicara, di mana belajar berbicara merupakan sarana pokok untuk bersosialisai dan mencapai kemandirian (Elizabeth B. Hurlock, 1993).
F. Perkembangan Kepribadian
Kepribadian mulai terbentuk pada masa ini, inti pola k.epribadian pada masa kanak-kanak awal adalah konnsep diri. Glasner (dalam Hurlock,1993) mengatakan bahwa konsep diri anak "terbentuk di dalam rahim hubungan keluarga" orang tua, saudara kandunr, dan sanak saudara yang lain merupakan dunia sosial bagi anak-anak, maka bagaimana perasaan dan perlakuan mereka kepada anak-anak merupakan faktor yang penting dalam pembentukan konsep diri tersebut (Elizabeth B.Hurlock,1993). Hal-hal yang menonjol pada usia prasekoalah (3-6 tahun) adalah ( Elizabeth B.Hurlock,1993): 1) Merupakan masa persiapan sekolah. 2) Pertanyaan mulai dengan mengapa. 3) Keingintahuan mengenai seks mulai tampak, perltanyaan tentang adik datang dari mana. 4) Mulai mencari teman bermain. 5) Kebiasan mulai diidentifikasikan dan perlu penjelasan seperlunya. 6) Datangnya adik menimbulkan permasalahan baru 7) Anak sering bermain-main dengan alat kelaminnya.
29
8) Pada masa ini anak laki-laki mulai menyukai ibunya dan benci terhadap ayahnya, anak perempuan sebaiknya, menyukai ayahnya dan membenci ibunya. Sikap itu disebut Oedipus Complex.
2.3.
Kelompok Bermain.
2.3.1. Pengertian Kelompok Bermain
Kelompok Bermain adalah salah satu bentuk PAUD pada jalur pendidikan non-formal (PAUD Non Formal) yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus program kesejahteraan bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun (dengan prioritas anak usia dua sampai empat tahun) (dalam Departemen Pendidikan Nasional,2006).
2.3.2. Fungsi dan Tujuan Kelompok Bermain
1. Fungsi pendidikan kelompok bermain a. Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak b. Mengenalkan anak dengan dunia sekitar c. Menumbuhkan sikap dan perilaku baik d. Mengembangkan kemampuan komunikasi dan bersosialisasi e. Mengembangkan keterampilan, kreatifitas, dan kemampuan yang dimiliki anak. f.
Mengembangkan sikap penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitarnya.
• J
30
2.
Tujuan pendidikan kelompok bermain
Membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yan meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik dan seni Secara psikologis dan pedagogis, bermain memepunyai nilai-nilai yang sangat berharga bagi anak, diantaranya : 1. Anak memperoleh perasan senang, puas, bangga, atau berkataristik (peredaan ketegangan) 2. Anak dapat mengembangkan sikap percaya diri, tanggung jawab, dan kooperatif (mau bekerja sama) 3. Anak dapat mengembangkan daya fantasi, kreatifitas (terutama permainan fisik dan konstruksi). 4. Anak dapat mengenal aturan, norma yang berlaku pada kelompok serta belajar untuk mentaatinya 5. Anak dapat memahami bahwa dirinya maupun orang lain, sama-sama mempunyai kelebihan dan kekurangan 6. Anak dapat mengembangkan sikap positif, tenggang rasa,atau toleran kepada orang lain. Dari tujuan yang inggin dicapai seperti di atas setiap kelompok bermain yang ada, para guru atau pengurus yayasan dapat mengembangkan kurikulum dan program belajar mereka sendiri dengan metode pengajaran yang akan di berikan kepada murid-murid KB sehingga di setiap kelompok bermain bisa
31
tidak memiliki kurikulum yang sama, hal ini dikarena Diknas tidak menetapkan standar kurikulum untuk KB.
2.3.3. Ruang Lingkup Kelompok Bermain Ruang lingkup KB meliputi aspek perkembangan menurut Departemen pendidikan Nasional, (2004) 1. Moral dan Nilai-nilai Agama, dari aspek ini diharapkan akan meningkatkan ketaqwaan anak terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan meletakkan dasar agar anak menajdi warga negara yang baik 2. Sosial, emosional, dan kemandirian. Didalam aspek ini dimaksudkan untuk membina agar anak dapat mengendalikan emosinya secara wajar dan dapat berinteraksi dengan sesamanya maupun dengan orang dewasa dengan baik serta dapat
menolon~J
dirinya sendiri dalam
rangka kecakapan hidup. 3. Berbahasa. Perkembangan pada aspek ini bertujuan agar anak mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana secara tepat, mampu berkomunikasi secara efektif dan membangkitkan minat untuk berbahasa Indonesia. 4. Kognitif, perkembangan ini bertujuan mengembangkan kernampuan berfikir anak untuk dapat mengolah perolehanbelajarnya, dapat menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah, mambantu anak untuk mengembangkan kemampuan logika
32
matematiknya dan pengetahuan akan ruang dan waktu, serta mempunyai kemampuan untuk memilah-milah, mengelompokkan serta mempersiapkan pengembangan kempuan berfiki1· teliti. Namun pada tahap ini kelompok berfikir tidak terlalu ditekankan. 5. Fisik dan motorik. Perkembangan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan melihat gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan untuk mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan ketrampilan tubuh dan cara hidup .sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat sehat dan terampil. 6. Seni. Dalam perkembangan ini bertujuan untul< agar anak dapat dan mampu menciptakan sesuatu berdasarkan hasil imajinasinya, serta mengembangkan kepekaan, dan dapat menghasilkan karya kreatif.
2.4. Kerangka Berfikir Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis dalam tahapan kehiclupan manusia, yang akan menentukan perkembangan selanjutnya. Fenomena yang terjadi belakangan ini yaitu begitu banyak orang tua yang sangat antusias ingin memberikan pendidikan yang terbaik bagi anakanaknya bahkan sedini mungkin. Untuk itu anak dimasukan ke Taman Kanak-Kanak (TK). Di TK terdapat kesempatan anak untuk berkembang
33
secara optimal, karena di TK anak mendapatkan program-program pendidikan yang sesuai dengan usianya dan fasilitas-fasilitas yang dapat mengembangkan kemampuan anak untuk menjadi mandiri. Tetapi untuk dapat menyerap pendidikan di TK ini anak harus siap dan bisa beradaptasi dengan lingkungan TK atau lingkungan di luar rumahnya. Pendidikan prasekolah seperti Kelompok Bermain menjadi sangat diperhatikan karena potensi unggul yang dimiliki oleh anak tidak akan tumbuh dengan sendirinya tanpa adanya intervensi lingkungan seperti sarana dan prasarana pendidikan yang mendukung perkembangan potensi anal< secara optimal. Kelompok bermain memiliki program belajar yang terstruktur, sistem belajar yang dilakukan secara rutin atau intens dan memiliki fasilitas yang cukup baik untuk dapat membentuk kemandirian sosialpada muricl-muridnya. Bentuk program pendidikan yang diajarkan pada kelompok bermain seperti : anak diajarkan untuk mudah bergaul dan beradaptasi demgan lingkungan yang baru, anak diajarkan untuk dapat berinteraksi
den~1an
guru dan orang
yang lebih tua darinya ketika bertemu, anak diajarkan untuk dapat mengurus keperluanya sendiri seperti memakai sepatu sendiri, merapihkan alat tulis clan tempat makannya sendiri, selain itu anak di KB juga sudah diajarkan untuk berani menjadi pemimpin clan berani tampil di hadapan orang, belajar mengenal warna dasar, angka clan huruf-huruf dasar serta masih banyak pengalaman balajar yang diberikan di KB. Berbeda dengan anak yang tidak mengikuti KB mereka tidak mendapatkan program belajar yang terstuktur,
34
sistem belajar yang intens atau terus menerus dan fasilitas yang sama seperti di KB untuk dapat membentuk kemandirian sosial. Anak usia prasekolah yang pernah masuk KB diperkirakan lebih memiliki kesiapan untuk menerima pelajaran di TK dibandingkan dengan anak yang tidak pernah masuk KB pada usia yang serupa. Menurut Jhonson & Medinnus(1974) anak dikatakan mandiri dalam bersoaisialisasi apabila ia dapat menunjukkan kemampuan yang memadai berkaitan dengan aspek-aspek sebagai berikut : Mengatur diri sendiri, Memecahkan masalah sederhana, Ketahanan menghadapi kesulitan dan frustasi, lnisiatif. Berdasarkan tujuan dan fungsi dari kelompok bermain yaitu membantu anak didik mengembangkan potensi baik psikis dan fisik untul< menyiapkan anak memasuki jenjang sekolah selanjutnya, diharapkan dapat membantu menumbuhkan kemandirian pada diri anak.
35
BAGAN KERANGKA BERFIKIR
Sebelumnya yang mengikuti KB
Cukup memiliki kemandirian sosial
Murid Taman Kanak-Kanak
Sebelumnya yang tidak mengikuti KB
IBelum memiliki kemandirian sosial
2.5. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pernyataan penelitian yang kebenarannya akan diuji berdasarkan data yang dikumpulkan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : a. Hipotesis alternatif (Ha) : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemandirian anak yang mengikuti kelompok bermain dengan yang tidak mengikuti kelompok bermain
36
b. Hipotesis nol (Ho) : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemandirian anak yang mengikuti kelompok bermain dengan yang tidak mengikuti kelompk bermain.
BAB3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang menghasilkan data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang dihasilkan dari serangkaian pengukuran atau observasi yang dinyatakan dengan an!~ka-angka dan kemudian dianalisis dengan uji statistik (Dajan, 1968). Metode penelitian yang dipakai adalah penelitian komparatif, yakni untuk melihat perbedaan kemandirian antara anak yang mengikuti kelompok bermain dengan yang tidak mengikuti mengikuti kelompok bermain.
3.1.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Menurut Kerlinger (2003), varibel adalah simbol atau lambang yang padanya kita melekatkan bilangan atau nilai. Variabel terbagi menjadi dua macam, yaitu variabel bebas (independent variabeD dan variabel terikat (dependent variable).
Vriabeal -variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
38
a. Variable bebas (independent variable/IV) adalah anak taman kanak-kanak yang mengikuti kelompok bermain dengan yang tidak mengikuti kelompok bermain. b. variable terikat (dependent variable/DV) adalah kemandirian.
Definisi operasional yang dipakai untuk kedua variabel penelitian ini adalah Sebagai berikut. a. Kemandirian yang dimaksudkan dalam penelitian ini kemampuan anak ketika ia diharapkan dengan situasi dan lingkungan baru yang menuntutnya untuk bersikap dan bertangung jawab seperti :
1. Kemampuannya untuk mengatur diri sendiri 2. Kemampuanya untuk memecahkan masalah sederhana 3. Ketahanan menghadapi kesulitan atau frustasi 4. memiliki inisiatif b. Kelompok bermain yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah suatu tempat pembimbing anak (dengan prioritas anak usia dua sampai empat tahun)
dalam
jalur
formal
yang
membantu
anak
mencapai
tugas
perkembangannya dengan baik dalam berbagai aspek kemandirian agar lebih siap untuk mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya.
3.2. Pengambilan Sampel 3.2.1. Populasi dan sampel
Populasi adalah jumlah keseluruhan unit atau analisis, yaitu objek yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah anak taman kanak-kanak yang sebelumnya mengikuti KB dengan anak taman kanak-ka1nak yang sebelumnya tidak mengikuti KB. Karena keterbatasan pEmulis, maka total
\
39
populasi ini tidak dapat dihitung dalam jumlah yang tepat. Namun dalam pengisian angket akan diberikan kepada orang tua dan guru anak TK untuk mengisinya, hal ini dikarenakan anak TK belum bisa membaca dan memahami isi angket.
3.2.2. Teknik Pengambilan Sampel Pemilihan subyek sebagai sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan mengunakan teknik nonprobability sampling dimana setiap individu dalam populasi tidak mendapatkan kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel penelitian. Bentuk yang digunakan dalam nonprobabi/ity sampling adalah teknik Porpusive Sampling, artinya individu telah memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian berdasarkan tujuan penelitian (Usman &Akbar, 1995). Keuntungan mengunakan teknik ini adalah murah,cepat,serta relevan dengan tujuan penelitian. Sementara itu, kerugian teknik ini adalah tidak representatif untuk mengambil kesimpulan secara umum (generalisasi).
3.2.3. Jumlah Sampel Jumlah sampel yang diambil untuk penelitian ini adalah sebesar 60 orang, terdiri dari 30 anak TK yang sebelumnya mengikuti KB dan 30 anak TK yang mengikuti KB. Sebagaimana diungkapkan oleh Kerlinger (dalam Widiasari,2001 ), jumlah sampel yang cukup besar dari populasi adalah minimal 30 orang.
3.2.4. Karakteristik Sampel Penelitian mengambil sampel dengan tujuan penelitian berdasarkan karakteristik dari responden yang telah ditentukan. Sampel yang memenuhi karakteristik sebagai berikut :
40
•
Berusia 5-6 tahun.
•
Anak yang mengikuti KB dan anak yang tidak men!Jikuti KB.
3.3. Tekink Pengumpulan Data 3.3.1. Metode dan lnstrumen Penelitian Tekink pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah dengan menyebarkan angket kepada para responden yang memenuhi syarat. lnstrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kemandirian. Skala ini menggunakan model Likert, yaitu skala akhir subyek merupakan skor total dari jawaban pada setiap pertanyaan yang diberikan, orang tua subyek diharuskan memilih salah satu jawaban yang paling mengambarkan diri subyek.
Skala ini menggunakan format jabawan empat-poin, yaitu sangat sering (SS), sering (S), kadang-kadang (KK), tidak pernah (TP). Masing-masing orang tua subyek diminta untuk memilih satu di antara empat alternatif jawaban tersebut. Item-item dalam skala kemandirian ini dirancang berdasarkan empat aspek menu rut teori dari Jhonson & Medinnus (1074). Untuk item yang favorable, skor subyek bergerak dari 4,3,2, 1. Sementara itu, untuk item unfavorable, skor subyek bergerak dari 1,2,3,4.
41
Berikut ini sebaran skala kemandirian uji coba Tabel 3.3.1 Blue Print Try Out Kemandirian Anak yang Mengikuti Kelompok Bermain dengan yang Tidak Mengikuti Kelompok Bermain No Faktor
Aspek
lndikator
Favorabel
Anfav
Jumlah
orabel 1.
Mengatur
Kemampuan - Anak sudah
dirinya
anak dalam
bisa mandi
sendiri
membantu
sendiri
atau
1r
2r
2
- Memakai baju 3r
4r
2
5r
6r
2
7g
8g
2
9r
10r
2
1 'lg
12g
2
13g
14g
2
15r
16r
2
17r
18r
2
19g
20g
2
menolong dirinya
sendiri
-
sendiri
Memakai sepatu sendiri
- Pergi -
-
kekamar kecil sendiri Menggosok gigi sendiri Merapihan alat tulisnya sendiri Mau berbagi dengan teman Merapihkan alat /tempat makannya Mencuci tangannya sendiri
- Anak menggunaka uang jajan
42
hemat dan benar
- Anak
21 r
22r
2
23r
24r
2
25r
26r
2
27r
28r
2
29r
30r
2
3·19
32g
2
33r
34r
2
35g
36g
2
37g
38g
2
39g
40g
2
4'1r
42r
2
43g
44g
2
45g
46g
2
menentukan sendiri pakaian 2.
Memecahk
Kemampuan
an
anak untuk
masalah
menyelesaik
sederhana
an masalah sederhana
3.
Ketahanan
Kemampuan
Menghada
/ketahanan
pi
dalam
kesulitan
menghadapi
atau
masalah
frustasi
atau
- Menjawab telepon dengan benar - Berespon secara tepat - Menyalakan dan mematikan sendiri alatalat elektronik - Membukakan pintu bila ada ta mu - Mau bertanya - Berusaha mencari mainannya sendiri - Mampu menjawab pertanyaan - Anak mau mengantri
-
-
Tepatwaktu Tidak mau dibantu dalam melakukan suatu Mau meminta maaf Mengikuti aturan dalam
43
kesulitannya
permainan
- Berusaha -
4.
lnisiatif
Kemampuan
-
anak mengenali
-
keinginanny a dan
-
mengetahui apa yang
-
harus dikerjakan
-
berpakaian rapih Mencoba mengerjakan PR sendiri Anak membereska n sendiri mainannya Bermain sendiri Dapat berbaris dengan rapih Berani tampil kedepan kelas Anak mau membantu oranQ tua
Total
4·7r
48r
2
4 9r
50r
2
5·1 r
52r
2
5,3g
54g
2
5 5g
56g
2
5·7g
58 g
2
5 9r
60r
2
30
30
60
Keterangan : r : angket untuk orang tua -
3.4.
g : angket untuk guru
Teknik Uji lnstrumen
Sesuai dengan kaedah penelitian, maka peneliti mengadakan uji instrument penelitian yang akan peneliti gunakan. Tahap awal peneliti mendiskusikan skala perilaku mandiri antara anak yang mengikuti kelompok bermain dengan yang tidak mengikuti kelompok bermain. Setelah itu peneliti melaksanakan
try out untuk kemudian menguji validitas dan reliabilitas skala.
44
3.4.1 Uji aliditas Skala Pengujian validitas dilakukan untuk mendapatkan skala psikologi yang mampu menghasilkan data akurat dan sesuai dengan tujuan pengukuran. Validitas skala sikap banyak disandarkan pada relevansi isi pernyataan yang disusun berdasarkan rancangan yang tepat karena skala yang disusun berdasarkan ukur yang teridentifikasi dengan baik dan dibatasi dengan jelas secara teoritik akan valid. Untuk menguji besarnya validitas instrurnen penelitian, peneliti menggunakan rumus Product Moment dari Pearson ( Azwar, 2004) dengan rurnus:
Keterangan: rxy
= Angka indeks korelasi "r" product moment
2:xy
= Jumlah hasil perkalian antara skor item dan skor total
2:x
= Jumlah skor item
2:Y
= Jumlah skor total
n
= Jumlah subyek
3.4.2. Estimasi Reliabilitas Skala Untuk menguji reliabilitas instrumen penelitian, peneliti menggunakan rumus Alpha Cronbach (Azwar, 2004), yaitu:
45
Keterangan:
s,,
dan s2 , = Varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2
sx-,
= Varians skor skala
3.5. Teknik Analisis Data Untuk analisis utama data peneliti menggunakan uji T (t-test) dan statistika sederhana dengan menggunakan SPSS 13.0.
3.6
Tahapan Penelitian
1. Tahap Persiapan •
Menyusun proposal penelitian
•
Memilih problematika dan judul penelitian
•
Menentukan rumusan dan batasan masalah
•
Menentukan variabel penelitian
•
Merumuskan hipotesis penelitian
•
Menyusun landasan penelitian dan kajian pustaka
•
Menentukan subyek dan lokasi penelitian
•
Menentukan instrumen pengumpulan data penelitian
46
2. Tahap Pengambilan Data
• Menyusun instrumen penelitian •
Menyiapkan subyek penelitian
•
Melaksanakan uji coba instrumen
•
Merevisi instrumen penelitian
• Melaksanakan tes 3. Tahap Pengolahan Data
• Melakukan skoring •
Menghitung hasil
• Membuat tabulasi data 4. T ahap Analisis
• Menganalisis data yang telah diperoleh •
Membuat hasil analisis
•
Membuat kesimpulan dan saran
5. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian
•
Menulis keseluruhan prosedur penelitian beserta hasil dan analisisnya
I
BAB4 PRESENTASI DAN ANALISIS DATA Berdasarkan pertanyaan dipenelitian ini bahwa ingin mengetahui perbedaan kemandirian antara anak yang mengikuti kelompok berrnain dengan yang tidak mengikuti kelompok bermain. Maka didapatkan hasil penelitian terhadap 60 responden sebagai berikut :
4.1
Gambaran Umum Responden
Gambaran umum subyek penelitian ini diuraikan secara rinci di bawah ini, yaitu berupa gambaran umum frekuensi dari status responden, jenis kelamin dan tempat aktivitas. Populasi dalam penelitian ini adalah 80 anak dari dua TK yaitu TK Little Star dan TK Al- Bayan. Sampel penelif:ian 60 anak TK Berikut ini adalah gambarannya.
Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Status Responden dan Jenis Kelamin No.
Status Responden
Jen is
Frekuensi
Persentase
Jumlah
Kela min 1.
2.
Anak TK yang
Laki-laki
15
25%
mengikuti KB
Perempuan
15
25%
Anak TK yang tidak
Lak-laki
15
25%
mengikuti KB
Perempuan
15
25%
60
100%
Total
30 30 60 '"');,u/ ~~
48
Dari hasil persentase data di atas, maka dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian ini berasal dari status sampel yang berbeda yaitu anak TK yang mengikuti KB sebanyak 30 responden dengan jenis kelamin yang berbeda; laki-laki 15 responden (25%) dan perempuan 15 responden (25%). Anak Tk yang tidak mengikuti KB sebanyak 30 responden dengan jenis kelamin yang berbeda; laki-laki 15 responden (25%) dan perempuan 15 responden (25%). Dalam penelitian ini, peneliti menyamakan jumlah sampel yang digunakan berdasarkan status sample dan jenis kedamin.
Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Tempat Aktivitas No.
Tempat
Frekuensi
Persentase
Jumlah
Aktivitas
1.
Sekolah
30
50%
30
2.
Rumah
30
50%
30
Total
60
100%
60
Dari hasil persentase data di atas, maka dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian ini memiliki tempat aktivitas yang berbeda yaitu anak TK yang mengikuti KB dan tidak mengikuti KB dengan tempat aktivitas sekolah sebanyak 30 responden (50%). Anak TK yang mengikuti KB dan tidak mengikuti KB dengan tempat aktivitas rumah sebanyak :30 responden (50%). Dalam penelitian ini, peneliti menyamakan jumlah sampBI yang digunakan berdasarkan tempat aktivitas.
49
4.2
Uji lnstrumen Penelitian
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji instrumen dengan 60 item dari skala perilaku mandiri antara anak yang mengikuti kelompok
bermain dengan yang tidak mengikuti kelompok bermain. Uji instrument diberikan kepada 35 orangtua yang memiliki anak TK (15 anak TK yang mengikuti KB dan 15 anak TK yang tidak mengikuti KB). Adapun tujuan dari uji instrument ini dilakukan dengan maksud : 1. Mengetahui validitas instrumen, dimana skor tiap item dikorelasikan dengan skor total. 2. Mengetahui tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat reliabilitas skala tersebut. 3. Mengetahui pemahaman responden terhadap pernyataan atau itemitem yang diberikan.
4. Mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pengisian instrument. 4.2.1
Hasil Uji Validitas Kemandiri Anak yang Mengikuti Kelompok Bermain dengan yang Tidak Mengikuti Kelompok Bermain
Berdasarkan uji intrumen validitas dengan teknik korelas.i Product Moment dari Pearson pada perilaku mandiri antara anak yang mengikuti kelompok bermain dengan yang tidak mengikuti kelompok bermain, dari 60 item yang diuji cobakan diperoleh 40 item yang valid dan 20 item yang gugur. Distribusinya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
50
Table 4.2.1. Hasil Uji lnstrumen Item valid (*) dari Kemandirian Anak yang Mengikuti Kelompok Bermain dengan yang Tidak Mengikuti Kelompok Bermain
No
Faktor
lndikator
Aspek
Favorabel
Anfav
Jumlah
orabel 1.
- Anak sudah
Mengatur
Kemampuan
dirinya
anak dalam
bisa mandi
sendiri
membantu
sendiri
at menolong
-
dirinya sendiri
Memakai baju
1 r*
2r
2
3r*
4r*
2
5r*
6r*
2
7g
8g*
2
9r
10r*
2
11g*
12g
2
13g*
14g*
2
15r
16r*
2
17r
18r*
2
19g*
20g
2
sendiri
-
Memakai sepatu sendiri
- Pergi kekamar kecil sendiri
- Menggosok gigi sendiri
- Merapihan alat tulisnya sendiri
- Mau berbagi dengan tern an - Merapihkan alat /tempat makannya
I '
51
tangannya sendiri - Anak
21 r*
22r
2
23r*
24r*
2
25r*
26r
2
27r*
28r
2
29r*
30r*
2
31g*
32g
2
33r*
34r
2
35g*
36g*
2
37g
38g*
2
menggunaka uang jajan hemat dan benar
- Anak menentukan sendiri pakaian 2.
-
Memecahk
Kemampuan
an
anak untuk
telepon
masalah
menyelesaik
dengan benar
sederhana
an masalah sederhana
-
Menjawab
Berespon secara tepat
- Menyalakan dan mematikan sendiri alatalat elektronik - Membukakan pintu bila ada tamu
- Mau bertanya - Berusaha mencari mainannya
52
sendiri
- Mampu menjawab pertanyaan
- Anak mau mengantri 3.
Ketahanan
Kemampuan
- Tepatwaktu
39g
40g*
2
Menghada
/ketahanan
- Tidak mau
41 r*
42r*
2
pi
dalam
dibantu dalam
kesulitan
menghadapi
melakukan
atau
masalah
suatu
43g
44g*
2
frustasi
atau
Mau meminta
45g*
46g*
2
47r
48r*
2
49r
50r*
2
51 r*
52r
2
-
kesulitannya
maaf
- Mengikuti aturan dalam permainan
- Berusaha berpakaian rapih
-
Mencoba mengerjakan PR sendiri
4.
lnisiatif
Kemampuan
- Anak
anak
membereska
mengenali
n sendiri
53
keinginanny a dan
mainannya
- Bermain
mengetahui apa yang
53g*
54g*
2
55g
56g*
2
57g*
58 g
2
59r*
60r*
2
30
30
60
sendiri
- Dapat
harus
berbaris
dikerjakan
dengan rapih
- Berani tampil kedepan kelas
-
Anak mau membantu orang tua
Total
54
Tabel 4.2.2.B/ue Print Penelitian Kemandirian Anak yang Mengikuti Kelompok Bermain dengan yang Tidak Mengikuti Kelompok Berm ain
No
1.
Faktor
lndikator
Aspek
-
Anfav
Jumlah
1
-
1
2
3
2
4
5
2
6
1
7
1
Anak sudah
Mengatur
Kemampuan
dirinya
anak dalam
bisa mandi
sendiri
membantu
sendiri
atau
Favorabel
- Memakai baju sendiri
me no long dirinya
- Memakai
sendiri
sepatu sendiri
-
Pergi kekamar kecil sendiri - Menggosok gigi sendiri - Merapihan alat tulisnya sendiri - Mau berbagi dengan teman - Merapihkan alat /tempat makannya
1
8 9
10
2
11
1
12
2
- Mencuci tangannya sendiri
- Anak menggunaka wrnn i;:ii;:in
13
1
55
benar
14
1
- Anak menentukan sendiri pakaian
2.
-
Memecahka
Kemampuan
n masalah
anak untuk
sederhana
menyelesaik
-
an masalah
-
sederhana
-
-
3.
Ketahanan
Kemampuan
Menghadapi
/ketahanan
kesulitan
dalam
atau frustasi
menghadapi
-
masalah
-
atau
-
kesulitannya
-
Menjawab telepon dengan benar Berespon secara tepat Menyalakan dan mematikan sendiri alatalat elektronik Membukakan pintu bila ada ta mu Mau bertanya Berusaha mencari mainannya sendiri Mampu menjawab pertanyaan Anak mau menoantri Tepat waktu Tidak mau dibantu dalam melakukan suatu Mau meminta maaf Mengikuti aturan dalam permainan Berusaha
15
16
2
17
1
18
1
19
20
2
21
1
22
1
23
27
30
24
2
25
1
26 28
1 2
29
1
31
2
32
1
56
-
4.
lnisiatif
Kemampuan
- Anak
anak mengenali keinginanny a dan
-
mengetahui apa yang
-
harus dikerjakan
berpakaian rapih Mencoba mengerjakan PR sendiri
-
membereska n sendiri mainannya Bennain sendiri Dapat berbaris dengan rapih Berani tampil kedepan kelas Anak mau membantu oranq tua
Total
33
1
34
35
1
36
2
37
1 1
38
39
40
2
30
30
60
4.2.3. Hasil Uji Reliabilitas Skala Kemandiri Anak yang Mengikuti Kelompok Bermain dengan yang Tidak Mengikuti Kelompok Bermain
Uji reliabilitas dilaksanakan pada anak TK yang mengikuti KB dan anak TK yang tidak mengikuti KB dengan jumlah sample sebanyak 60 anak TK. Uji reliabilitas skala ini menggunakan uji statistic Alpha Croncbach dengan menggunakan program SPSS versi 13.0 hasil uji reliabilitas skala perilaku mandiri antara anak yang mengikuti kelompok bermain clengan yang tidak mengikuti kelompok bermain, maka diperoleh hasil 0,950. Hal ini berdasarkan penjelasan Guilford & Fruchter (19713) bahwa hasil skala kemandirian antara anak yang ikut KB dengn yang tidak ikut KB adalah 0,950
57
termasuk kategori sangat reliable , sehingga instrument ini dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Berikut norma reliabilitas yang dijelaskan oleh Guilford & Fruchter (1976), pada tabel di bawah ini: Tabel 4.3.
Norma Reliabilitas .> 0,90
Sangat Reliable
0,70 sampai 0,90
Reliable
0,40 sampai 0,70
Cukup Reliable
0,20 sampai 0,40
Kurang Reliable
< 0,20
Tidak Reliable
Reliabilitas skala perilaku mandiri antara anak yang mengikuti kelompok bermain dengan yang tidak mengikuti kelompok bermain dengan 40 item adalah 0,950. Jadi skala ini memiliki tingkat reliabilitas tinggi atau sangat reliable.
4.2.3. Penyebaran Skor Responden Distribusi penyebaran skor perilaku mandiri antara anak yang mengikuti kelompok bermain dengan yang tidak mengikuti kelompok bermain. Rentangan penyebaran skor skala perilaku mandiri antara anak yang mengikuti kelompok bermain dengan yang tidak mengikuti kelompok bermain adalah 40 - 160, karena dalam penelitian ini penulis menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu skor terendah 1 x 40
=40 dan skor tertinggi 4 x 40 =
160, untuk mengetahui tingkatan perilaku mandiri anak TK yang mengikuti KB dan yang tidak mengikuti KB, peneliti membagi ke dalam tiga kategori yaitu tingkatan Tinggi, Sedang dan Rendah. Skala ini terdiri dari 40 item,
58
dengan setiap itemnya diberi skor 1 untuk jawaban TP, 2 untuk jawaban KK, 3 untuk jawaban S dan 4 untuk jawaban SS. Dengan luas jarak seberannya adalah 160- 40 = 120 dengan demikian setiap satuan deviasi standarnya bernilai a= 120/6 = 20 dan Mean teoritisnya adalah µ =(40 x 2) + (40x3)12 = 100 Tabel 4.3.1. Klasifikasi tinggi, sedang, rendah kemandirian anak yang ikut KB dengan yang tidak ikut KB. Kategori
Nilai
Angka
Rendah
X < (M-1SD)
x < 80
Sedang
(M-SD)<X<(M+SD)
80 <=
Tinggi
X > (M+SD)
x > 120
x <= 120
Untuk mengetahui tingkat kemandirian anak yang mengikuti kelompok bermain dengan yang tidak mengikuti kelompok bermain dapat dilihat pada tebal berikut :
Tabel 4.3.2. Tingkat Kemandirian Antara Anak yang Mengikuti Kelompok Bermain dengan yang Tidak Mengikuti Kelompok Bermain, Berdasarkan Status Responden
59
Status
Tingkat Kemandirian Anak
Responden
Tinggi
Sedang
Anak TK yang
10
15
5
6
21
3
16
36
1
Rendah
mengikuti KB Anak Tk yang tidak mengikuti KB Total
]8
!
I
Berdasarkan data di atas diketahui responden dengan status anak TK yang mengikuti KB 10 anak memiliki tingkat kemandirian ting£1i dan responden dengan status anak TK yang tidak mengikuti KB 6 anak memiliki tingkat tinggi. Sehingga dari seluruh jumlah responden hanya 115 anak yang memiliki tinggat kemandirian yang tinggi. Sedangkan anak memiliki tingkat kemandirian sedang untuk anak TK yang mengikuti KB sebanyak 15 anak dan anak TK yang tidak mengikuti KB yang memiliki
tin~Jkat
sedang
sebanyak 21 anak. Jadi jumlah keseluruhan dari responden dengan tingkat kemandirian sedang sebanyak 36 anak. Sisanya memiliki tingkat kemandirian rendah yaitu 8 anak. Dari data di atas didominasi oleh anak dengan tingkat kemandirian sedang.
... I
60
Tabel 4.3.3. Tingkat Kemandirian Anak yang Mengikuti Kelompok Bermain dengan yang Tidak Mengikuti Kelompok Bermain, Berdasarkan Jenis Kelamin. Tingkat Kemandirian Anak Jenis Kelamin Tinggi
Sedang
R.endah
Kali-laki
6
17
7
Perempuan
7
19
4
Total
13
36
11
Berdasarkan data di alas diketahui responden dengan status anak TK yang mengikuti KB 10 anak memiliki tingkat kemandirian ting£Ji dan responden dengan status anak TK yang tidak mengikuti KB 6 memiliki tingkat tinggi. Sehingga dari seluruh jumlah responden hanya 16 anak yang memiliki tinggat kemandirian yang tinggi. Sedangkan anak memiliki tingkat kemandirian sedang untuk anak TK yang mengikuti KB sebanyak ·15 anak dan anak TK yang tidak mengikuti KB memiliki tingkat sedang sebanyak 21 anak. Jadi jumlah keseluruhan dari responden dengan tingkat kemandirian sedang sebanyak 36 anak. Sisanya memiliki tingkat kemandirian rendah yaitu 8 anak. Dari data di atas didominasi oleh anak dengan tingkat keimandirian sedang.
61
4.3.
Uji Hipotesis
Rumus statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini, adalah rumus uji t (t-test), untuk membandingkan apakah mean antara dua kelompok subyek yang diukur (anak yang mengikuti kelompok bennain dengan yang tidak mengikuti kelompok bermain) dan untuk melihat perbedaan dari keduanya, signifikan atau tidak. Dalam penghitungannya, peneliti menggunakan program SPSS versi 13.0. Dari hasil penghitungan diperoleh nilai t hitung sebesar 2,269. Hasil ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.4. Uji T (t-test) Perbedaan Kemandirian Anak TK yang Mengikuti KB Dengan yang tidak ikut KB Group Statistics
Perilaku Mandiri Anak TK
Status Resoonden Anak TK yang mengikuti KB Anak TK yang tidak mengikuti KB
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
30
107.3667
22.86464
4.17449
30
95.2000
18.43797
3.36630
Independent Samples Test Levene's Tes1 for Eoualilv of Variances
F Perilaku Mand•ri Anak TK
Equal variances assumed Equal variances
not assumed
.878
Sill.
353
Most for Eaualitv of Means
S!d. Error Difference
95% Confidence Interval or the Differenca Lower U""Of
'
df
Si". '2-teiledl
Menn Differnnce
2.269
58
.027
12.16667
5.36268
1.43209
22.90124
2.269
55.507
.027
12.1•3667
5.36268
1.42182
22.91151
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai t (t hitung) perilaku mandiri antara anak yang mengikuti kelompok bermain dengan yang tidak mengikuti kelompok bermain menunjukkan angka 2,269 dan t tabel dengan angka
62
sebesar 2,00, dengan Mean untuk anak TK yang mengikuti KB sebesar 107.3667 dan Mean untuk anak TK yang tidak mengikuti KB sebesar 95.2000.
4.4.
Hasil Hipotesis
Oleh karena t hitung lebih besar dari pada t label pada taraf signifikansi 5% yaitu 2,269 > 2,00 maka Ho yang menyatakan tidak ada perbedaan perilaku mandiri antara anak yang mengikuti kelompok bermain dengan yang tidak mengikuti kelompok bermain ditolak. H1 diterima yaitu ada perbedaan kemandirian anak yang mengikuti kelompok bermain dengan yang tidak mengikuti kelompok bermain.
Sedangkan tingkatan kemandirian anak TK, lebih baik pada anak TK yang mengikuti KB ( dengan Mean= 107.3667) dibandingkan anak TK yang tidak mengikuti KB (dengan Mean= 95.2000).
BAB5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data serta pengujian hipotesis yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini berdasarkan dari hasil yang diperoleh adalah ada perbedaan kemandirian anak yang mengikuti kelompok bermain dengan yang tidak mengikuti kelompok bermain.
5.2. Diskusi Menurut hasil penelitian yang dilakukan terhadap 60 responden, penulis menemukan bahwa terdapat perbedaan kemandirian anak TK yang mengikuti KB dengan yang tidak KB.
Latar belakang atau pengalaman anak dalam mengenyam pendidikan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam menumbuhkan kemandirian bersosialisasi walaupun pendidikan yang diajarkan bersifat dasar dan pendidikan itu diajarkan kepada anak yang masih berusia dini dengan cara sambil bermain seperti yang dilakukan di kelompok bermain, namun semua
64
itu tetap akan menjadi bekal dalam pendidikan berikutnya ataupun bekal dalam kehidupannya sehari-hari, karena didalam KB ada program pendidikan yang di selipkan dalam kegiatan bermain anak. Menurut Segal &Segal (1985) adanya kesempatan bagi si anak untuk dapat meimperluas dunianya dan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya dapat menjadikan mandiri. Berdasarkan data yang diketahui responden laki-laki me•miliki tingkat kemandirian tinggi sebanyak 6 anak, sedang 17 anak dan rendah sebanyak 7 anak. Responden laki-laki didominasi oleh responden dengan tingkat kemandirian sedang. Sedangkan para responden perempuan memiliki tingkat kemandirian tinggi sebanyak 7 anak, sedang 19 anak dan rendah 4 anak. Responden perempuan didominasi oleh anak dengan tingkat kemandirian sedang. Jadi dilihat dari jenis kelamin tingkatan kemandirian didiominasi oleh kategori sedang. Dari hasil penelitian terbukti terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat kemandirian anak taman kanak-kanak dengan prosentase 16,7 % untuk kelompok bermain yang berbeda pada skor tertinggi, dan 10 % untuk yang tidak mengikuti kelompok bermain yang berada pada kisaran skor tertinggi. Dengan demikian bisa dipahami jika terdapat perbedaan kemandirian antara anak taman kanak-kanak yang mengikuti kelompok berrnain dengan yang tidak mengikuti kelompok bermain.
65
5.3. Saran Mengingat hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya perbedaan kemandirian pada anak yang mengikuti kelompok bermain dengan anak yang tidak mengikuti kelompok bermain, maka penulis mencoba untuk mengemukakan saran-saran sebagai berikut : 1. Disarankan kepada orang tua untuk memberikan pendidikan kepada anak sedari dini dengan memasukkan anak pada kelompok bermain agar anak dapat mengembangkan kemampuan dan potensinya sehingga anak bisa memiliki pengalaman atau bekal untuk bisa menjadi lebih mandiri di jenjang pendidikan berikutnya. 2. Disarankan pula bagi orang tua yang tidak memasukkan anaknya ke kelompok bermain, hendaknya orang tua dapat memberikan pola pengasuhan dan pendidikan yang baik di rumah hal ini guna mempersiapkan dan melatih kemandirian anak sedari usia dini. 3. Untuk penelitian selanjutnya. Diharapkan untuk meneliti dalam jumlah sampel yang lebih banyak, agar dapat menghasilkan data yang lebih baik.
66
DAFTAR PUSTAKA Alsa, Asmadi. (2003). Pendekatan Kua/itatif dan kuantitatif Serta Kombinasinya
dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Arikunto, Suharsimi (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Revisi V, Jakarta Rineka Cipta. Azwar, Saifuddin MA (2003). Penyusunaan Skala Psikologi. Yogyakaiia; Pustaka Pelajar. Agnes, Farah Dewi ( 1999). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Yang Memiliki Anak Tuna Runggu dengan Kemandiran . Skripsi Fakultas Psikologi UI Bhatia, H.R. (1977). A Text Book of Educational Psycology. (New Delhi : The Mac Milian Cimpany oflndia Limited). Brannen, Julia. (2004). Memadu Jvfetode Penelitian Kualitaf!f & Kuantitatif .Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Chaplin, .T.P. Kamus Lengkap Psikologi. Dr. kartini Kaiiono (terj). 2004. edisi kesembilan, Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada. Choitimah, Chusnul. (2005). Perbedaan Kemandirian Antara Anak Sulung Dengan
Anak Bungsu. Skripsi Fakultas Psikologi UIN. Depai·temen Pendidikan Nasional. (2004). Penyusunaan Silabus Taman Kanak-
kanak. Direktorat J enderal PA UD Republik Indonesia Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Pedoman Telmis Penyelenggaraan Kelompok Bermain. Direktorat .Tenderal PAUD Republik Indonesia Direktorat Bina Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia. 1995. Pedoman Penyelenggaraan Usaha Kesejahteraan Anak Melalui Tempat Penitipai1 Anak. Depmiemen Sosial Republik Indonesia. Dooley D. (2000). Social Research Methods. New Jersey: Prentice Hall.
67
Golmen, Daniel.(1996). Emotional Intelegence. Termaya (terj). Jakmia : Gramedia Pustaka Utmna. Gunarsah, Singgih D. (2000). Psikologi Praktis : Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia. Gunarsah, Singgih D. (2006). Psikologi Praktis: Dasar dan Teori Perkembangan
Anak Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia. I-larlock,E. Development Mental Psychology. Psikologi perkembangan, edisi kelima, Istiwidayati (te1j). 1999. Surabaya: Erlangga. I-lm·lock,E. Psikologi perkembangan Anak, jilid ke satu, Istiwidayati (terj). 1993. Surabaya: Erlangga. Istiqomah, Oom. (2001). Dinamika !bu Yang Bekerja Dan lvleninggalkan Anak Usia
Pra Seka/ah. Skripsi Fakultas Psikologi UIN. Maleong, Lexy J. Jv!etode Penelitian Kualitat!f Bandung: Remaja Rosdakarya. Maliyatul, Khoir (2005).
I-lubungan Pola Asuh Orang Tua Yang Memiliki Anak
Tuna Netra dengan kemandirannya . Skripsi Fakultas Psikologi UIN Jakarta. Marzuki. (1983). Metodologi Riset. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UII. Jhonson and Medinnus (1974. Theories of Developmental Psychology. New York : W.H. Freeman and Company. Poerwandari, E, Kristi. 1998. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Kualitatif. Jakarta : LPSP3 UL Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.(2001). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Edisi ketiga, Jakarta .. Balai Pustaka. Rahmi, Mutia (2005). Program Pendidikan Rumah Bagi Orang Tua DalaJ11 Mengembangkan Motorik Kasai·. Tesis Fakultas Psikologi UL R-C. Jhonson & Gene R. Medirurns.1974. Child psco/ogy, Behavior & Development. Canada. Jhon Wilnes & Son. Santrock.(1998). Psikologi Sepanjang Masa. Jakarta. Erlangga. Sevilla, Consuelo G. (1993). Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: UI Press.
68
Sulaiman,Abu Amr Ahmad. (2005). Metode Pendidikan Anak Muslim Usia
Prasekolah. Edisi keenam. Surabaya: Darul Haq. Tomlinson- Keasey, Carol. 1985. Child Development : Psychological Sosiocultural, Biological Factors. Illinois : The Dorsey Press. Tresnawati, Intan (2003). Keberagamaan Remaj Yang Orang Tuanya Beda Agama. Skripsi Fakultas Psikologi UIN Jakmta. Usman, Husaini & Akbar,R. Purnomo, 1995, Pengantar Statisti, Jakm·ta
Bumi
Aksara. Widjaja,
H.
1986.
Hubungan
antara
Anak
Asuhan dan
Kemandirian -
Ketergantungan anak. Bandung : Universitas Padjajman. Sumber informasi dari internet :
- Dra. Yudiana.Msi (2006). Kenapa Orang tua Memasukan Anaknya Ke Kelompok
Bermain. (http//www. Ayah &Bunda. Com/ cetak/2006/0.12006/15.htm) .htm)
TK LrrTLE STAR Sckrelariat
: Jalan Surya Kcncana No. 12 A RT. 03/06 Desa Pamulang Baral Tangcrang - Banten kode pos 15417 telp. 021 7493234 I 085214704313 : SP I TKMPI 0260502008
Norror Lampi ran Perihal
: Keterangan Penerimaan Izin Observasi
Kcpada Yth Dehm Fakultas l'sikologi
UIN Syarif11idayatullah Di Jakarta
Assallan1 n1ualaiku1n \Vr.\vb
f)cngan ini kan1i
~an1paikan
surat kctcrangan bahwa n1ahasis\va cliba\vah ini :
Nania
: Tri lrmayanti
TTL
: Jakarta, 17 September 1985
NIM
: 203070001485
Progran1
: Psikologi
Fakultas
: Psikologi
Tclah ka111i tcri111a untuk mcngadakan observasi dan pcngambilan data di sckolah kami dalam ran!!ka pcnyusunan skripsi guna menyclcsaikan tugas akhir perkulihannya. J)cn1ikian tugas ini kan1i san1paikan
Lampi ran Validitas Skala Perilaku Mandiri Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .970
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .972
N of Items 60 Item-Total Statistics
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 vAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030
Scale Mean if Item Deleted 156.2353 155.9118 156.1471 156.0000 155.8529 156.0294 156.4706 156.1176 156.4118 156.3235 156.5294 156.5000 155.9706 156.2059 156.3824 155.9118 156.3824 156.4118 156.4706 156.4706 156.2353 156.4706 156.4706 156.0000 156.2353 156.2353 156.2353 156.1471 156.2353 156.0882
I
Scale Variance if Item Deleted 970.246 976.325 972.675 957.879 973.887 970.393 986.681 965.258 988.250 970.468 981.711 982.742 986.514 976.047 1017.031 983.295 ' 975.395 965.340 968.135 974.742 976.913 975.711 975.8321 977.818 980.8521 986.428 i 990.731 982.008 981.398 983.295
Corrected Item-Total Correlation .584 .150 .721 .783 .642 .617 .203 .660 .174 .609 .478 .158 .499 .706 -.185 .596 .264 .761 .688 .156 .568 .159 .625 .609 .673 .235 .413 .262 .660 .625
Cronbach's Alpha if Item Deleted .970 .969 .969 .969 .969 .970 .970 .969 .970 .970 .970 .970 .970 .969 .971 .973 .970 .969 .969 .970 .970 .970 .970 .970 .969 .970 .970 .970 .970 .970
VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00035 VAR00036 VAR00037 VAR00038 VAR00039 VAR00040 VAR00041 VAR00042 VAR00043 VAR00044 VAR00045 vAR00046 VAR00047 VAR00048 VAR00049 VAR00050 VAR00051 VAR00052 VAR00053 VAR00054
156.2647 156.2941 156.1176 155.9412 156.2059 156.1471 156.2647 155.9706 156.2353 156.0588 156.1471 156.2353 156.3529 156.4412 156.3529 156.2941 156.3529 156.2353 156.3529 156.3824 156.3529 156.2353 156.2647 156.1176
984.746 992.881 987.380 985.815 981.320 978.190 977.837 972.999 980.307 974.906 982.069 974.185 971.387 972.981 960.053 969.668 973.569 980.064 975.023 969.031 970.114 977.337 964.564 977.319
VAR00055 VAR00056 VAR00057 VAR00058 VAR00059 VAR00060
156.3824 156.5588 156.6176 156.5294: 156.5588 156.4412
980.183 977.406 971.577 971.954 973.709 972.254
.616 .144 .458 .299 .563 .642 .155 .755 .144 .674 .630 .670 .181 .784 .827 .748 .241 .557 .270 .723 .654 .209 I
.a1s I .637 .128 .632 .644 .327 .674 .639
.970 .970 .970 .970 .970 .970 .969 .969 .970 .969 .970 .969 .H69 .969 .969 .969 .H69 .970 .fl69 .969 .969 .970 .969 .970 .970 .970 .969 .970 .969 .969
Reliabilitas Skala Perilaku Mandiri Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .950
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .955
N of Items 40 Item-Total Statistics
VAR00001
98.8475
Scale Variance if Item Deleted 449.063
VAR00002
98.9831
444.086
.514
.949
VAR00003
98.8983
443.886
.605
.949
VAR00004
99.0678
444.582
.540
.949
VAR00005
99.0678
444.995
.526
.949
VAR00006
99.0169
442.776
.533
.949
VAR00007
98.8814
444.106
.437
.950
VAR00008
99.0678
442.582
.534
.949
VAR00009
99.0508
444.635
.434
.950
VAR00010
99.1356
442.499
.549
.949
VAR00011
98.9153
435.596
.667
.948
VAR00012
99.1017
.736
.948
.717
.948
Scale Mean if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation .354
Cronbach's Alpha if Item Deleted .950
VAR00013
99.0678
433.955 I 432.926'
\/AR00014
99.1017
435.921
.679
.948
432.348
.729
.943
VAR00015
99.1186
VAR00016
98.9831
443.224
.242
.953
VAR00017
99.2542
433.503
.771
.948
VAR00018
99.1017
431.679
.765
.948
VAR00019
98.9322
435.030
.340
.ll53
VAR00020
99.0678
435.340
.624
.949
VAR00021
99.0847
436.665
.589
.949
99.1864
433.741
.723
.948
VAR00023
99.0508
436.187
.616
.ll49
VAR00024
99.2542
438.676
.527
.949
VAR00025 ' VAR00026
99.1186
436.175
.655
.948
99.0508
433.946
.741
.948
VAR00027
98.9153
439.838
.610
.949
VAR00028
99.2203
436.554
.645
.949
VAR00029
99.2712
435.132
.644
.949
VAR00030
99.3051
440.871
.519
.949
VAR00031
99.3220
435.670
.597
.949
VAR00032
99.3220
439.326
.592
.949
VAR00022
VAR00033 VAR00034 VAR00035 VAR00036 VAR00037 VAR00038 VAR00039 VAR00040
99.3898 99.1864 99.3220 99.3051 99.2203 99.3559 99.1695 99.0678
439.311 435.465 438.601 439.767 439.244 433.026 445.005 444.099
.561 .572 .557 .592 .557 .621 .382 .399
I
.949 .949 .949 .949 .949 I .949 I .950 II .950
Uji T (t-test) Perbedaan Pe1ilaku Mandiri Anak TK yang sebelumnya mengikulti Kelompok Bermain dengan Anak TK yang sebelumnya tidak Mengikuti Kelompok Bermain Group Statistics
Status Resnonden
Peri!aku Mandiri Anak TK
N
Anak TK yang mengikuti KB Anak TK yang tidak mengikuti KB
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
30
107.3667
22.86464
4.17449
30
95.2000
18.43797'
3.36630
Independent Samples Test
levene's Test for t-test for Enual!!l..2f Means
E"ualil" of Variances
Sin
F Perilaku Mandiri Anak Tl<
Equal variances assumed Equal variances
878
di
t
353
not assumed
Mean
Std. Error
Si" '2-tailedl
OifferencB
Difference
95% Confidence lnteiva! of the Difference Uooer Lower
2.269
58
027
12. 1666'1
5 36268
1A3209
22.90124
2.269
55 507
027
12.16661
5.36268
1-42182
22.91151
Deskripsi Statistik Descriptive Statistics
Ranae
N
Perilaku Mandiri Anak TK Valid N (listwise)
60 60
87.00
Minimum
Maximum
58.00
145.00
Mean 101.2833
Std. Deviation
21.48716
Variance 461.698