Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh:
Arif Yulianto NIM: 102051025445
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H/ 2008 M
IKLIM KOMUNIKASI PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh: Arif Yulianto NIM. 102051025445
Pembimbing
Dra. Armawati Arbi, M.Si. NIP. 150 236 40
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H/ 2008 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi dengan judul IKLIM KOMUNIKASI PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari senin tanggal 09 Juni 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) pada jurusan komunikasi dan penyiaran Islam. Jakarta, 09 Juni 2008 Sidang Munaqasyah Ketua Merangkap Anggota
Sekretaris Merangkap Anggota
Dr. Arief Subhan, MA NIP: 150262442
Umi Musyarofah, MA NIP: 150281980 Anggota,
Penguji I
penguji II
Drs. Wahidin Saputra, MA NIP: 150276299
Drs. Suhaimi, M.Si. NIP: 150270810 Pembimbing,
Dra. Armawati Arbi, M.Si. NIP: 15023640
LEMBAR PERNYATAAN Dengan saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya ajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, April 2008 Arif Yulianto
ABSTRAK Arif Yulianto Iklim Komunikasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah Iklim Komunikasi adalah suasana atau keadaan didalam suatu organisasi bila iklim komunikasi di sebuah lembaga kondusif maka akan berimbas pada kinerja lembaga tersebut. Sehingga akan menimbulkan gairah berkerja sehingga tujuan organisasi dapat terlaksana.Pimpinan Pusat Muhammadiyah sebagai organisasi besar, tentunya memiliki Komunikasi organisasi yang berjalan secara terarah karena jika tidak demikian tentunya akan terjadi kesimpang siuran dalam berorganisasi. Yang sering ditemui dalam permasalahan Komunikasi Organisasi yaitu kekompakan dalam organisasi terutama dalam kepengurusan yang sering karena berbagai kepentingan yang dimiliki oleh individu menyebabkan berbenturan sehingga tujuan organisasi semula tidak tercapai. Dalam hal inilah Komunikasi Organisasi harus dijalankan dengan efektif. Pada saat ini dibutuhkan organisasi yang tahan banting menghadapi tantangan zaman yang terus berubah-ubah. Muhammadiyah telah membuktikannya selama hampir satu abad berdirinya Muhammadiyah. Organisasi ini tetap exis dan menunjukkan perkembangannya. Baik secara kualitatif maupun kuantitatif, lihatlah jumlah Amal Usaha maupun Universitas yang didirikan Muhammadiyah tersebar diseluruh Indonesia ini. Menurut para ahli yang tergabung dalam pakar komunisai organisasi bahwa iklim komunikasi yang positif akan menunjang jalannya organisasi. Adapun penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif peninjauan dari segi kualitas dan hal bersifat umum selain itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kualitas iklim komunikasi di Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Observasi, pencatatan data dan wawancara penulis lakukan untuk mengolah data penelitian. Untuk memastikan keadaan rapat di Pimpinan Pusat Muhammadiyah penulis juga menghadiri rapat-rapat yang digelar Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dari pemaparan diatas diperoleh kesimpulan iklim komunikasi di Pimpinan Pusat Muhammadiyah terutama dalam penyelenggaraan rapat-rapat tercermin iklim komunikasi yang positif. Yaitu dengan adanya sikap sikap terbuka, dan kepercayaan diantara sesama anggota berjalan sebagaimana mestinya dalam pembahasan program-program dilibatkannya seluruh anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk mengambil keputusan. Dan keputusan yang diambil mencerminkan keputusan dari seluruh peserta rapat tidak berdasarkan interest dari orang tertentu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi sebagaimana diketahui oleh banyak orang sering disalah artikan wajar saja dalam kehidupan ini manusia terkadang memiliki kesalahan dalam memahami sebuah pembicaraan padahal gerak dan tangis yang pertama pada saat ia dilahirkan adalah suatu tanda komunikasi.1 Dengan memahami tanda-tanda tersebutlah maka seharusnya manusia dapat memahami arah pembicaraan individu-individu tersebut sehingga tidak terjadi kesalah pahaman yang tentunya bisa dihindari dengan komunikasi yang baik. Banyak individu yang tidak mengerti akan pola komunikasi menyebabkan kesulitan dalam memperoleh sebuah informasi. Disisi lain hubungan antara individu yang satu dengan yang lain dapat dilakukan dengan berkomunikasi. Dengan komunikasi pula manusia akan mampu berinteraksi terhadap sesama, karena kalau kita melihat aktivitas manusia saat ini semuanya saling berkomunikasi untuk mengungkapkan keinginan maupun harapan-harapannya seperti proses jual beli, aktivitas mengajar, berpolitik, hingga mempresentasikan hal-hal berbau ilmiah semua dengan cara berkomunikasi.
1
Onong Uchyana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), Cet. Ke-14, h.1
sebaliknya justru akan mengakibatkan terjadinya konflik antar sesama anggota tersebut maka dari itu komunikasi organisasi antara pimpinan organisasi dengan anggotanya harus berjalan sesuai dengan proporsinya itulah sebabnya Willbur Schramm memberikan predikat manusia sebagai the communication animal, artinya tanpa komunikasi manusia akan jatuh derajatnyapada tingkat yang rendah.2 Hubungan antara individu satu sama lainnya yang tergabung dalam wadah organisasi dapat dilakukan dengan berkomunikasi. Komunikasi adalah sendi dasarnya terjadi proses interaksi sosial karena tanpa komunikasi kehidupan manusia tidak akan berkembang dengan baik William V Hanney dalam bukunya, Communication and Organizational, menyatakan organisasi terdiri atas sejumlah orang; ia melibatkan keadaan saling bergantung; kebergantungan memerlukan koordinasi; koordinasi mensyaratkan komunikasi.3 Namun dengan komunikasi manusia dapat pula untuk mengekspresikan keinginannya sehingga komunikasi dapat dicapai bila adanya titik temu keseimbangan dalam berkomunikasi itulah sebabnya pentingnya komunikasi bagi kehidupan sosial, budaya, pendidikan, dan politik sudah disadari oleh para cendekiawan sejak Aristoteles yang hidup ratusan sebelum masehi.4 Komunikan atau penerima pesan dapat pula digolongkan ke dalam tiga jenis yaitu, Komunikasi interpesona ialah komunikasi yang ditujukan pada sasaran yang tunggal. Sedangkan komunikasi intrapersona adalah bentuk komunikasi terhadap diri pribadi. Sedangkan komunikasi kelompok ialah komunikasi yang ditujukan kepada kelompok tertentu. Hal yang terpenting dari komunikasi adalah penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan secara utuh dan jelas. Willbur schramm mengatakan bahwa komunikasi didasarkan atas hubungan (in tune) antara satu dengan yang lainnya yang terfokus pada informasi yang sama, kesangkut pautan tersebut berada dalam komunikasi tatap muka (Face to Face Communication).5 Selain itu Herbert W Simmons mengatakan bahwa komunikasi selamanya mencakup paling sedikit sebuah pesan yang disampaikan oleh
3Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), Cet. Ke2, h. 6. 3
Prof.Dr. Onong Uchyana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), cet ke-17, h. 116 4 Jalalludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), Cet. Ke-16, h. 2 5 Onong Uchyana Effendy, Kepemimpinan dan Komunikasi, (Bandung: CV. Mandar Maju, 1998), h. 58
seorang nara sumber, melalui sebuah medium, kepada seorang penerima dalam sebuah obyek situasional.6 Muhammadiyah ialah organisasi gerakan islam yang didirikan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912.7 Sebagai Organisasi gerakan Muhammadiyah menekankan pada purifikasi atau pembaruan keagamaan karena pada masa Muhammadiyah didirikan praktik keagamaan yang menyimpang mudah ditemukan di masyarakat. Seperti mereka mengaku Islam percaya dengan takhayul memberikan sesaji pada pohon besar, melakukan acara ruwatan, selamatan kematian yang menyerupai ajaran hindu. Karena
memang
masyarakat
jawa
sangat
terkenal
dengan
kejawennya. Mereka mengaku Islam tetapi masih kental dengan prilaku Animisme-Dinamisme. Ketika Muhammadiyah didirikan pu kurang mendapat simpati dari masyarakat namun berkat kepiawaian tokoh-tokoh pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam mengemban
dakwah di
masyarakat. Akhirnya Muhammadiyah dapat berkembang keseluruh Indonesia. Muhammadiyah mempunyai daya kenyal terhadap perkembangan dan perubahan zaman tentunya dibelakang sosok Muhammadiyah yang demikian terdapat suatu tradisi berfikir tertentu yang hasilnya mampu memberikan masukan kepada organisasi untuk selalu selalu siap menghadapi persoalan zaman. Dengan mengacu pada pembahasan diatas maka penulis mengajukan judul Pola Komunikasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
6 7
Ibid. Mt. Arifin, Gagasan Pembaharuan Muhammadiyah, Jakarta, 1987, h. 14
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Agar Penelitian ini lebih terarah maka ada dua aspek yang ingin penulis kembangkan yaitu: 1. Bagaimana
pola
komunikasi
organisasi
yang
dilakukan
oleh
Organisasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah? 2. Untuk mengetahui media dan non media apa saja yang ada di Pimpinan Pusat Muhammadiyah? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan Pokok permasalahan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Tujuan Operasional Penelitian ini dilakukan dalam rangka menyelesaikan program strata satu (S1) yang ditempuh oleh penulis pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
2.
Tujuan Teoritis Tujuan teoritis dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa pola komunikasi yang digunakan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah selama ini.
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1.
Segi Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi perbandingan dan memberi kontribusi bagi pengembangan penelitian dalam bidang komunikasi.
2.
Segi Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi para mahasiswa dan masyarakat yang berkecimpung dalam komunikasi organisasi.
E. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi kualitatif yang diarahkan pada bentuk faktor media dan non media apa saja yang digunakan Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam melaksanakan komunikasi organisasi. Adapun teknik pengolahan data dengan menggunakan cara: 1. Observasi Teknik Observasi Seltiz, Wrigtman, dan cook mendefinisikan Observasi dengan “pemilihan, pengubahan, pencatatan, dan pengodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkaitan dengan organisme in situ, sesuai dengan tujuan empiris”.8 Dengan mengobservasi dan meninjau langsung rapat-rapat Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan mencatat dari dokumen resmi Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk kepentingan penelitian.
2. Wawancara Merupakan suatu alat Pengumpulan Informasi langsung tentang beberapa jenis data. Teknik wawancara yang dimaksudadalah dengan mewawancara langsung Pejabat di Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan harapandapat memberikan gambaran eksistensi Organisasi tersebut. 8
Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000) Cet. Ke-11, h. 83.
3. Data sekunder Adalah data tambahan melalui telaah dokumen guna melengkapi bahan-bahan
yang
telah
ada
sekaligus
menjabarkannya
dengan
memberikan analisa-analisa untuk kemudian diambil kesimpulan akhir. F. Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan ini adalah penulis memprioritaskan isi tulisan menjadi lima bab terdiri dari sub-sub bab yang disesuaikan dengan pokok masalah yang hendak dibahas. Adapun pembahasan sistematika dalam penulisan secara lengkap adalah sebagai berikut: BAB I
Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penelitian.
BAB II
Tinjauan Teori. Berisi tentang ruang lingkup dari pada pola komunikasi dan ruang lingkup Komunikasi Organisasi.
BAB III
Profil Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yaitu membahas tentang sejarah serta visi misi Organisasi dan segala kegiatan yang dilakukan dalam hal pola komunikasi yang dilakukan organisasi ini.
BAB IV
Analisa Hasil Penelitian. Memaparkan pola komunikasi organisasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah berikut penggunaan Media dan Non Media di Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
BAB V saran
Penutup Yaitu berisi kesimpulan dan saran-
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi adalah bertujuan untuk meningkatkan efektieitas organisasi.Karena seringnya organisasi besar mengalami hambatan dalam komunikasi organisasinya sehingga kinerja menurun dan tidak ada semangat dalam tim.Untuk itu berikut adalah beberapa pendapat dari para ahli mengenai komunikasi organisasi. 1. Persersi Redding Sanborn Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah hubungan manusia,hubungan persatuan pengelola, komunikasi Downward atau komuikasi dari atasan kepada bawahan atau komunikasi dari orang-orang yang sama level/ tingkatnya dalam organisasi, keterampilan dalam berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program. 2. Persepsi Katz dan Kahn Katz dan Kahn mengatakan bahwa komunikasi organisasi merupakan arus informasi dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi. Menurut Katz dan Kahn organisasi adalah sebagai suatu sistem terbuka yang menerima energi dari lingkungannya dan mengubah energi ini menjadi produk atau servis dari sistem dan mengeluarkan produk atau servis ini kepada lingkungan. 3. Persepsi Zelko dan Dance Zelko dan Dance mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal adalah komunikasi dalam organisasi itu sendiri seperti
Sendiri seperti komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi sesama Karyawan yang sama tingkatanya. Sedangkan komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan organisasi terhadap lingkungan luarnya,seperti komunikasi dalam penjualan hasil produksi, pembuatan iklan, dan hubungan dengan masyarakat umum. 4. Persepsi Thayer Thayer menggunakan pendekatan sistem secara umum. Dalam memandang komunikasi organisasi, di mengatakan komunikasi organisasi sebagai arus data yang akan melayani kounikasi organisasi dan proses inter komunikasi dalam beberap cara. Dia memperkenalkan hubungan dengan personal dan masyarakat. 5. Persepsi Goldhaber Menurut dia komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah.9 Komunikasi Organisasi yang berjalan dengan baik akan mampu untuk meningkatkan kinerja organisasi, sehingga koordinasi dapat terus terjalin antara pimpinan dengan bawahan sehimhgga akan mengurangi kesalah pahaman diantara anggota organisasi terutama terhadap wewenang dan pembagian tugas.
B.
Pengertian Iklim Komunikasi Sebelum membahas tentang iklim organisasi dan komunikasi, terlebih dahulu perlu dibahas hakikat organisasi itu sendiri atau pengertian tentang organisasi. Dalam arti dinamis (organizing), organisasi merupakan kegiatan pembagian pembagian tugas dan tanggung jawab secara terperinci. Di suatu departemen misalnya, kegiatan organisasi adalah kegiatan memilah-milah pekerjaan menjadi bidang-bidang atau kotak-kotak tertentu, dan membagikannya kepada beberapa pejabat, memerinci hubungan 9
Dr. Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara,2005),cet.ke-7,h.65-67.
antar bagian, dan menentukan cara-cara untuk menempati jabatanjabatan tersebut.10 Dalam arti statis (organization), organisasi adalah wadah, rangka dasar (frame work) dari manajemen. James D. Mooney mengatakan organisasi adalah bentuk dari tiap kumpulan manusia untuk memperoleh atau mencapai tujuan bersama. Pengorganisasian sangat menentukan kelancaran pelaksanaan tugas dan merupakan wadah atau pengaturan tentang kekuasaan, pekerjaan, tanggung jawab, dan orang-orang yang harus ditata-hubungkan satu sama lain sedemikian rupa, sehingga setiap orang tahu apa kedudukannya, apa tugasnya, siapa bawahannya, dan bagaimana cara menghubungkannya satu sama lain.11 Evert M. Rogers dan Rekha Agarwala Rogers memandang organisasi sebagai suatu struktur yang melangsungkan proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dimana operasi dan interaksi diantara bagian yang satu dengan yang lainnya berjalan secara harmonis, dinamis, dan pasti.12 Maka Organisasi juga merupakan sebuah upaya untuk mempersatukan orang dalam suatu wadah demi suatu kepentingan atau cita-cita karena mustahil suatu rencana terealisir jika tidak ada orang-orang yang menjalankannya dan komitmen diantara antara orang-orang dalam organisasi tersebut. Istilah “iklim” disini merupakan kiasan (metafora). Kiasan adalah bentuk ucapan yang didalamnya suatu istilah atau frase yang jelas artinya diterapkan pada situasi yang berbeda dengan tujuan menyatakan suatu kemiripan. Contohnya “tempat ini seperti kebun binatang”. Meskipun perbandingannya figurative, perbandingan tersebut memberi informasi mengenai isi, struktur, dan arti situasi baru tersebut.13 Frase “iklim komunikasi organisasi” menggambarkan suatu kiasan bagi iklim fisik. Sama seperti cuaca membentuk iklim fisik untuk suatu kawasan, cara orang bereaksi terhadap suatu aspek organisasi menciptakan suatu iklim komunikasi. Iklim fisik terdiri dari kondisi-kondisi cuaca umum mengenai suatu wilayah. Iklim fisik Merupakan gabungan dari temperatur, tekanan udara,
10
F. Rachmadi, Public relation, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992), h.68 Ibid. 12 Onong Uchyana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), cet. ke -17,h.114 13 R. Wayne Pace, Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), cet. Ke. 4, h. 146 11
kelembaban, hujan, sinar matahari, mendung dan angin sepanjang tahun yang dirata-ratakan atas serangkaian tahun.14 Iklim komunikasi merupakan gabungan dari persepsi-persepsi suatu evaluasi makro mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respons pegawai terhadap pegawai lainnya, harapanharapan, konflik-konflik antarpersona, dan kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi tersebut. Iklim komunikasi berbeda dengan iklim organisasi dalam arti iklim komunikasi meliputi persepsi-persepsi mengenai pesan-pesan dan peristiwa yang berhubungan dengan pesan yang terjadi dalam organisasi15. Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwasanya tanpa adanya iklim komunikasi yang kondusif maka akan menghambat kinerja anggota organisasi dalam berkomunikasi. Untuk itu situasi iklim komunikasi yang kondusif dapat menunjang bekerjanya anggota organisasi secara teratur. Di dalam organisasi yang baik diperlukan semacam iklim komunikasi yang baik karena disadari atau tidak bahwa orang-orang yang duduk dalam organisasi memiliki kepentingal untuk itu tanpa harus memihak salah satu phhak diperlukan sebuah iklim org!nisasi yang k/ndusif agar organisasi berjalan sebagaimana mestinya. Penelitian yang dilakukan Redding menunjukkan bahwa iklim komunikasi lebih dari persepsi karyawan terhadap kualitas hubungan dan komunikasi dalam organisasi serta tingkat pEngaruh dan keterlibatan. Redding (Goldhaber,1986) melgemukakan lima dimansi pentting dari iklim komunikasi tersebut. 1. “Supportiveness”, atau bawahan mengamati bahwa hubungan mereka dengan atasan membantu mereka membangun dan menjaga perasaan diri berharga dan penting. 2. Partisipasi membuat keputusan. 3. Kepercayaan, dapat dipercaya dan dapat menyimpan rahasia. 4. Keterbukaan dan keterusterangan.
14
Ibid, h. 147 R. Wayne Pace, Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), cet. Ke 4, h. 147 15
5. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi.16 Dalam hal ini bahwa iklim komunikasi dapat dipelajari dengan mengobservasi sejumlah otonomi secara individual, kebebasan yang dialami oleh individu, tangkat dan kejelasan struktur dan posisi yang dibebankan kepada pekerja, orintasi ganjaran dari organisasi, dan banyaknya sokongan serta kehangatan yang diberikan kepada pekerja. Hillrieger dan Slocum (1987) mengemukakan definisi iklim komunikasi dengan mempertimbangkan subsistem dalam organisasi. Mereka mengatakan iklim organisasi adalah suatu set atribut organisasi dan sub sistemnya yang dapat dirasakan oleh anggota organisasi, yang mungkin di sebabkan oleh cara-cara oreganisasi atau subsistem, terhadap anggota dan lingkungannya17. Ada lingkungan yang sikuler antara iklim organisasi dengan iklim komunikasi. Tingkah laku komunikasi mengarahkan pada perkembangan iklim, diantara iklim komunikasi. Iklim komunikasi di pengaruhi oleh bermacam-macam cara anggota bertingkah laku dan berkomunikasi. Iklim komunikasi yang penuh persaudaraan mendorong para anggota organisasi berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah dengan anggota yang lain. Sedangkan iklim yang negatif menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan.18 Iklim komunikasi yang baik mampu menunjang kinerja anggota organisasi sehingga akan tercapai tujuan yang telah digariskan pimpinan. Seperti akan adanya rasa persaudaraan didalam sebuah organisasi akan menghilangkan kecurigaan dan mampu untuk menjaga kualitas kerjasama diantara sesama anggota.
Kata “Iklim” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya suasana atau keadaan. Cara atau bentuk (struktur) yang tetap19. Tentunya iklim dapat juga dikatakan tingkatan, tapi dalam bahasan ini makna iklim lebih tepat diartikan bentuk sebagaimana keterkaitan dengan kata yang digandengnya. 16
Dr. Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara,2005),cet.ke-7,h.85. 17 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), cet. ke-7, h. 83 18 Ibid, h. 85 19 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), h. 778
Sedangkan Komunikasi mempunyai pengertian yang secara etimologis menurut Onong Uchyana Effendy, yaitu istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio, dan perkataan ini bersumber pada kata communis yang berarti sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal.20 Pendapat hampir sama dikemukakan oleh Astrid Susanto yaitu “perkataan komunikasi berasal dari kata communicare yang didalam bahasa latin memiliki arti berpartisipasi atau memberitahukan. Kata communis berarti ‘milik bersama’ atau ‘berlaku dimana-mana’.21 Komunikasi sebagai interaksi antara dua orang atau lebih dengan tujuan tersampaikannya pesan sehingga dengan demikian tercapai timbal balik tanggapan yang menyebabkan seseorang mencapai pesannya pada komunikannya. Sedangkan menurut para ahli lainnya komunikasi di definisikan antara lain sebagai berikut: Menurut Onong Uchyana Effendi: “Komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahukan atau untuk merubah sikap, pendapat atau perilaku, baik langsung secara Lisan maupun tak langsung, melalui media”22 Sir Geral Berry, mengatakan bahwa bahwa berkomunikasi adalah berunding, bahwa berkomunikasi adalah berunding, bahwa dengan berkomunikasi orang memperoleh pengetahuan, informasi dan pengalaman, karena itu saling mengerti percakapan, keyakinan, kepercayaan dan kontrol sangat diperlukan.23 Willbur Schramm dalam uraiannya mengatakan bahwa sebenarnya definisi komunikasi berasal dari bahasa latin ‘communis’, ‘common’, bilamana kita mengadakan komunikasi, itu artinya kita mencoba untuk berbagi informasi, ide atau sikap jadi esensi dari komunikasi itu adalah menjadikan pengirim dapat berhubungan bersama dengan si penerima guna menyampikan isi pesan.24
20
Onong Uchyana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), Cet. Ke-4, h. 3-4. 21 Phill Astrid Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek I, (Bandung: Bina Cipta, 1998). Cet. Ke-3, h. 1. 14 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), cet. ke-4, h. 6 15 H. A. W. Widjaya, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), Cet. Ke-2, h. 13 16 T. A. Lathief Rosyidi, Dasar-dasar Retorika Komuniksi dan informasi, (Medan: 1985), h.48.
Dari uraian ini kita paham tanpa komunikasi yang baik seseorang tidak akan memperoleh informasi yang akurat. Dengan komunikasi akan tercapai pertukaran informasi dan tersampaikannya pesan dari komuikator kepada komunikan.
C. Muhammadiyah Sebagai Organisasi Massa. Sebagaimana diketahui bahwasanya Muhammadiyah identitas dirinya sebagai gerakan Islam dan dakwah amar ma’ruf nahi munkar, berasas Islam, dan bersumber pada Al-Quran dan Sunnah Nabi. Muhammadiyah memiliki maksud dan tujuan untuk menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tahun 1912 di Yogyakarta dikenal sebagai gerakan tajdid (pembaruan) untuk kembali kepada Al-Quran dan Sunnah Nabi (“ruju ila’l-Quran wa as-Sunnah”) dengan melakukan gerakan pemurnian (purifikasi) dalam pengamalan ajaran Islam dari praktik TBC (tahayul, bid’ah, churafat) dan dinamisasi atau reformasi berupa pembaruan kehidupan umat islam dalam bidang pendidikan, pelayanan sosial, pemberdayaan kaum perempuan, dan amal usaha lain yang mengarah pada kemajuan umat dan masyarakat. Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid (tajdid fii al-islam) melahirkan amalan-amalan pembaruan yaitu (1) membersihkan Islam dari pengaruh dan kebiasaan yang bukan Islam, (2) reformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern, (3) reformulasi ajaran dan pendidikan Islam, dan (4) mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan luar (Mukti Ali, 1990: 332). Muhammadiyah yang semula sebagai alam pemikiran (state of mind) tajdid kemudian melembagakan gerakannya melalui sistem organisasi berupa persyarikatan, sehingga di kemudian hari tumbuh menjadi kekuatan sosial-keagamaan yang sistematik dan meluas ke seluruh Indonesia. Pelembagaan organisasional dan sistem paham tersebut tidak dapat dipisahkan dengan alam pikiran Muhammadiyah sendiri sebagai satu kesatuan yang utuh. Muhammadiyah tidak cukup dikatakan sekadar alam pikiran sebagaimana hal berupa tidak memadai semata-mata dikategorikan sebagai organisasi. Alam pikiran adalah ide dasar yang memberi kerangka pemahaman dan visi gerakan, sedangkan organisasi merupakan alat dan media yang sangat penting dan dibutuhkan untuk mencapai tujuan Muhammadiyah. Keberadaan organisasi sebagai wadah menurut H.M. Djindar Tamimy menjadi wajib berdasarkan logika kaidah “ma la yatimmu al-wajib illa bihi fa huwa wajibun”. Lebih fundamental lagi, Muhammadiyah bahkan tumbuh menjadi
salah satu sistem paham keagamaan di kalangan kaum muslimin Indonesia, kendati Muhammadiyah sendiri tidak mengukuhkan diri sebagai suatu aliran lebih-lebih menjadi mazhab. Muhammadiyah sejak era Kyai Ahmad Dahlan hingga generasi berikutnya secara sosio-historis juga telah mengukir keberhasilan dalam gerakannya, sehingga mampu bertahan dan meningkatkan kemajuan gerakannya pada awal abad ke-21 sekarang ini. Dukungan, simpati, dan kepercayaan umat dan masyarakat luas datang untuk Muhammadiyah sehingga organisasi Islam modernis ini tumbuh menjadi salah satu pilar yang berada di garis depan dalam peta gerakan Islam di Indonesia. Amal usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial, ekonomi, peran politik, dan sebagainya tersebar di seluruh penjuru Tanah Air, yang diabdikan untuk kepentingan umat dan bangsa. Kendati dalam usianya yang seabad ini juga dirasakan masih banyak masalah, kendala, dan agenda yang dihadapi serta menjadi pekerjaan yang tertunda untuk mencapai kemajuan yang lebih baik lagi. Dalam hal ini Muhammadiyah masih harus bekerja dan berjuang lebih keras lagi untuk sampai pada pencapaian cita-cita membangun masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.25 Dengan demikian Muhammadiyah selain telah melembagakan gerakannya organisasi ini juga telah mempunyai konsep tajdid yaitu sebagai pembaharu dimana dalam dakwah amar ma’ruf nahi munkar selalu mewarnai kehidupan bangsa Indonesia, seperti merebaknya ketakhayulan-ketakhayulan yang merebak di masyarakat harus disikapi dengan
penanaman
tauhid
yang
murni
sebagaimana
cita-cita
Muhammadiyah itu untuk membangun masyarakat Islam yang sebenarbenarnya.
25
Haedar Nashir, Ideologi Gerakan Muhammadiyah, (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2001), h. 14.
BAB III PROFIL PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
A.
Sejarah Muhammadiyah Muhammadiyah yang telah malang melintang dalam perjalanan
sejarah terutama semenjak berdirinya organisasi ini telah membuktikan pada sejarah bahwasanya organisasi ini tahan terhadap berbagai rintangan. Organisasi Islam modern Muhammadiyah merupakan organisasi paling penting di Indonesia ketika itu. Berdiri di Yogyakarta pada tahun 1912. Didirikan oleh K.H. Ahmad (1968-1923) yang berasal dari elite agama kesultanan Yogyakarta. Ahmad Dahlan ini pada dasarnya adalah seorang tokoh aristokrat, namun karena keberpihakannya pada rakyat muslim menjadikan ia dikenal sebagai tokoh populis. Selain itu, sesuai dengan semangat pada masa itu, ia juga adalah seorang peletak dasar pendidikan
Islam
modern.
Sebagai
pendidik,
ia
memulai
karir
intelektualnya pada tahun 1890 ketika ia naik haji ke Makkah sekaligus belajar bersama-sama Ahmad Khatib dan yang lain-lain. Haji merupakan simbol pengakuan agamis terhadap seseorang, sedangkan belajar atau berguru pada beberapa beberapa syekh disana merupakan simbol pengakuan dunia pendidikan yang relatif sekuler. Usai pengembaraan intelektualnya,
ia
kembali
pulang
dengan
tekad
bulat
untuk
memperbaharui Islam dan menentang usaha-usaha kristenisasi yang dilakukan oleh kaum misionaris barat.
BAB III PROFIL PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
B.
Sejarah Muhammadiyah Muhammadiyah yang telah malang melintang dalam perjalanan
sejarah terutama semenjak berdirinya organisasi ini telah membuktikan pada sejarah bahwasanya organisasi ini tahan terhadap berbagai rintangan. Organisasi Islam modern Muhammadiyah merupakan organisasi paling penting di Indonesia ketika itu. Berdiri di Yogyakarta pada tahun 1912. Didirikan oleh K.H. Ahmad (1968-1923) yang berasal dari elite agama kesultanan Yogyakarta. Ahmad Dahlan ini pada dasarnya adalah seorang tokoh aristokrat, namun karena keberpihakannya pada rakyat muslim menjadikan ia dikenal sebagai tokoh populis. Selain itu, sesuai dengan semangat pada masa itu, ia juga adalah seorang peletak dasar pendidikan
Islam
modern.
Sebagai
pendidik,
ia
memulai
karir
intelektualnya pada tahun 1890 ketika ia naik haji ke Makkah sekaligus belajar bersama-sama Ahmad Khatib dan yang lain-lain. Haji merupakan simbol pengakuan agamis terhadap seseorang, sedangkan belajar atau berguru pada beberapa beberapa syekh disana merupakan simbol pengakuan dunia pendidikan yang relatif sekuler. Usai pengembaraan intelektualnya,
ia
kembali
pulang
dengan
tekad
bulat
untuk
memperbaharui Islam dan menentang usaha-usaha kristenisasi yang dilakukan oleh kaum misionaris barat.
BAB IV IKLIM KOMUNIKASI PP MUHAMMADIYAH A. Berbagai Media dalam Komunikasi Organisasi di Muhammadiyah 1. Majalah Suara Muhammadiyah Muhammadiyah sebagai organisasi Massa tentunya memiliki tantangan dalam mengkomunikasikan kegiatannya namun dengan keadaan seperti itu bukan berarti Muhammadiyah mengalami kesulitan dalam hal pelaksanaan Aktivitasnya. Maka untuk menginformasikan setiap kegiatan yang di laksanakan pimpinan pusat Muhammadiyah pihak pimpinan pusat menggunakan sarana media diorganisasi Muhammadiyah yaitu Suara Muhammadiyah hal ini terungkap dalam wawancara pribadi dengan bapak Zaenal yaitu Suara Muhammadiyah satu-satunya media informasi di Muhammadiyah majalah ini dirintis oleh KH. Ahmad Dahlan semenjak tahun 1915. Yang didalamnya berisi tentang opini terutama yang menyangkut keadaan dunia islam pada umumnya, juga ada tafsir Al-quran untuk meningkatkan pemahaman keagamaan bagi warga Muhammadiyah khususnya dan bagi masyarakat pada umumnya. “Suara Muhammadiyah Media yang digunakan untuk menginformasikan ke Masyarakat terutama khususnya warga Muhammadiyah kegiatan secara keseluruhan dari 32 wilayah berdiri tahun 1915, Dirintis oleh K.H Ahmad Dahlan rahun 1915.
“Menpen/SIUPP/ D.2/1986 tanggal resmi 26 juni 1986 jadi inilah Suara Muhammadiyah satu-satunya media informasi di Muhammadiyah”26. Suara Muhammadiyah merupakan media penyampai Informasi yang resmi di Organisasi Muhammadiyah dengan keberadaan media ini kalangan warga Muhammadiyah dapat mengakses informasi baik yang berkenaan dengan ke Muhammadiyahan maupun berita penting lainnya seperti tentang keadaan dunia Islam maupun opini-opini yang berlaku umum yang sedang dihadapi Masyarakat umpamanya pihak Majalah Suara Muhammadiyah menampilkan berita tentang masalah aktual di masyarakat seperti kenaikan harga minyak tanah dan lain-lain. Suara Muhammadiyah mempunyai visi misi melaksanakan dakwah Islamiyah amar makruf nahi munkar, adapun pada sajian utama Suara Muhammadiyah mengangkat judul Islam Spirit Perdamaian yang berisi tentang
para
penguasa
yang
memiliki
kepentingan
politik
mengatasnamakan perdamaian demi tindakannya seperti sang negara adikuasa membombardir negeri tidak berdaya, seperti Iraq, demi alasan perdamaian oleh karena itu Islam sebagai agama Rahmatan Lil’Alamin harus mampu menampilkan dirinya sebagai spirit perdamaian di sisi lain menekankan pada penghayatan keagamaan, jadi bukan hanya teori, tetapi lebih kepada penghayatan kehidupan beragama. Kemudian kita harus mengemukakan atau menyebarkan literature yang di sertai dengan bukti. Banyak bukti yang menunjukan keteladanan Islam bisa diungkap, kenudian
26
dimulai
dari
keluarga,
kita
bisa
menyebarkan
atau
Zaenal, Humas PP Muhammadiyah, wawancara pribadi, Jakarta 3 Maret 2008
mengkampanyekan damai ini lewat keluarga. Terdapat pula di majalah Suara Muhammadiyah yaitu Rubrik Nasional mengangkat judul “Melawan Pornografi” di dalamnya tentang prilaku pornografi dan pornoaksi yang makin melebarkan sayapnya, bahkan kini VCD pornografi telah menyebar kedaerah-daerah di Indonesia, bukan saja di kota-kota. Di akhir pembahasan menyoroti tentang perlawanan terhadap pornografi pun kian tumbuh dari berbagai kalangan, termasuk kalangan pelajar, remaja, mahasiswa. Mereka yang berani tidak bosan-bosannya melakukan kampanye anti pornografi pun makin lama makin banyak. Kebanyakan Organisasi telah menyadari pentingnya Komunikasi Publik ini dan telah mempunyai program-program khusus untuk itu. Hal ini dapat kita lihat dengan banyaknya sekarang kita jumpai berbagai media yang digunakan untuk itu seperti brosur, majalah, surat-surat edaran, CCTV dan poster.27 Proses komunikasi akan berjalan lancar terutama bila ditunjang dengan perangkat media seperti brosur, majalah, surat-surat edaran, CCTV dan lain-lain. Sehingga anggota Pimpinan Muhammadiyah pun dapat mengetahui tentang perkembangan yang terjadi di dalam organisasinya berdasarkan informasi yang diliput di Suara Muhammadiyah, baik berkenaan dengan opini yang ada di lingkungan Pimpinan Pusat maupun keadaan di dunia Islam. Opini publik hanya dapat berkembang di di negara-negara demokratis dimana terdapat kebebasan bagi tiap individu menyatakan pendapatnya dengan lisan, tertulis, gambar-gambar, isyarat dan lambang-lambang lainnya yang dapat dimengerti.28 Oleh karena itu opini masyarakat atau lembaga dapat tersampaikan melalui sarana media selam keadaan negara masih menganut sistem yang demokratis lain halnya dengan negara-negara yang tidak demokratis 27 28
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, hal 199. Oemi Abdurrahman, Dasar-Dasar Public Relation hal 52
dimana kebebasan berpendapat ditekan sehingga masyarakat takut untuk mengutarakan opini mereka. Maka dengan situasi yang kondusif demikian terutama di masa reformasi ini Suara Muhammadiyah pun tampil untuk menampilkan opini dari kalangan warga Muhammadiyah atau dari pakar-pakar keilmuan yang berkompeten untuk memecahkan masalah bangsa melalui sajian khas liputan Suara Muhammadiyah. Dengan demikian media massa di Muhammadiyah yakni Suara Muhammadiyah termasuk sarana penyampaian opini bagi warga Muhammadiyah sekaligus media informasi yang tetap menampilkan berita yang akurat dan berimbang. Maka untuk menginformasikan setiap kegiatan yang di laksanakan pimpinan pusat Muhammadiyah, Suara Muhammadiyah tampil dalam memberitakan setiap agenda atau kegiatan yang dilakukan oleh Pimpinan Pusat seperti peresmian Sekolah Muhammadiyah baru atau kegiatan pengajian yang diselenggarakan Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Adapun s5ara Muhammadiyah dalam yang terbit satubulan sekali mencetak sekitar 5000 eksemplar untuk diterbitkan, sedangkan pasarannya pada kalangan Muhammadiyah se Indonesia. “ Suara Muhammadiyah mencetak sekitar 5000 eksem`lar untuk diterbitkan, sedangkan pasarannya untuk kalangan Muhammadiyah seperti Pimpinan Wilayah MuhammadiyaH Pimpinan Daerah Muhammadiyah, dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah”29. 2. Majalah Tabligh
29
Zaenal, Humas PP Muhammadiyah, (wawancara pribadi), 3 Maret 2008
Majalah Tabligh mempunyai visi mhsi menyatukan viqi dan misi umat. Adapun pada sajian laporan utama mengetengahkan judul abstraknya “JI” di tengah konkritnya BOM, adapun ulasannya berisi tentang pola intelijen yang berupaya menyudutkan Islam yang dianggap sebagai teroris. Di ujung pembahasan ditekankan dalam kaitan konstruksi antara fakta dan tuduhan yang menimpa umat Islam ini, memang serba susah untuk diuraikan dan sekaligus dijelaskan duduk soalnya. Kemudian pada liputan khusus Gerakan Good Governance yaitu yang menyoroti kasus korupsi, kolusi, nepotisme yang marak di Indonesia, sehingga ICW mengindikasikan penyebab timbulnya korupsi. Pertama sifat konsumtif masyarakat lebih tertuju pada keinginan memiliki barang-barang konsumtif, sehingga konsumen cenderung untuk berupaya memiliki menggunakan produk tersebut secara tidak cerdas dan semata-mata hanya berdasarkan dorongan emosional saja, yang kedua ketidak perdulian masyarakat akan korupsi dan tidak adanya upaya aparat untuk membasmi korupsi dengan tegas. Majalah Tabligh terbit setiap dua minggu sekali dan redaksi Majalah Tabligh mencetak sekitar 4000 eksemplar dan dipasarkan ke warga Muhammadiyah. “Majalah Tabligh yang terbit dua minggu sekali mencetak sekitar 4000 eksemplar untuk diterbitkan, pasarannya untuk kalangan Muhammadiyah”30. 3. Kliping Koran Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam menyebarkan informasi juga menggunakan koran atau media masa. Disamping lebih efisien informasi 30
Zaenal, Humas PP Muhammadiyah, (Wawancara Pribadi), 3 Maret 2008
dalam koran juga dapat disimpan untuk waktu yang lama dan jangkauannya luas hingga ke propinsi luar Jawa. Adapun isi dalam kliping koran kali ini mengetengahkan PBNU,Muhamadiyah,sedang mengadakan jumpa pers menolak diputarnya film FITNA ( Kompas edisi Jum’at, 14 Maret 2008 ), berita lainnya mengetengahkan ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Din Samsuddin menyampaikan ceramah dalam dialog dunia Islam – Jepang yang berlangsung di Riyadh Arab Saudi tanggal 24-26 Maret 2008 dalam ceramahnya beliau menyinggung kemitraan antara dunia Islam dan Asia Timur dapat menjadi kekuatan dunia baru diterbitkan oleh Kompas Jumat 28 maret 2008. Sedangkan pada kompas terbitan tangal 12 April 2008 mengetengahkan Amin Rais penasehat Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang juga menjabat ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (PAN) sedang mengikuti pembukaan temu wicara hukum acara Mahkamah Konstitusi (MK). Pada Kompas terbitan selasa 8 April 2008 mengetengahkan dialog yang di gelar digedung dakwah Pimpinan Pusat Muhammadiyah dialog tersebut menyikapi ormas islam di Indonesia masih menanti langkah konkret pemerintah belanda terhadap pembuat film anti Islam, FITNA, Geert Wilders. Acara ini dihadiri duta besar Belanda untuk Indonesia Nikolaos Van Dam, Ketua PP Muhammadiyah, Ketua MPR Hidayat Nur Wahid serta dihadiri duta besar dari negara-negara Islam.
Sedangkan pada editorial Media Indonesia tanggal 17 Arpil 2008 mengetengahkan tentang prihatinnya mantan ketua PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif terhadap kasus korupsi yang menyeret anggota DPR RI. Karena menurutnya selama ini anggota DPR selalu meneriakkan konsisten membela rakyat , tetapi kenyataannya di internal mereka sendiri terutama di DPR saling cakar-cakaran berebut kekuasaan. Adapun pada Kompas 18 April 2008 mengetengahkan pemberitaan Muhammadiyah tolak kekerasan, ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah M DIN Syamsudin mengatakan ormas dan lembaga Islam lebih baik meningkatkan dakwah untuk meyakinkan masyarakat yang mengaku Islam, tetapi mempraktikkan akidah menyimpang. 4. Penggunaan Internet Internet merupaka salahsatu media penyebaran informasi untuk mempermudah pencarian suatu peristiwa penting atau untuk mengetahui kegiatan suatu organisasi31. Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggunakan internet untuk menyampaikan berita-berita mengenai perserikatan. Adapun isi di dalam internet www.muhammadiyah.or.id.berisi tentang informasi kemuhammadiyahan seperti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang akan mengadakan muktamar ke XIII yaitu sebuah konferensi untuk memilih calon pemimpin di Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Adapula berita mengenai pendidikan yaitu tentang problem pendidikan di sekolah-sekolah Muhammadiyah seperti,
31
Kurweni Ukar,Mecrosoft InternetExplorer 5.3 hl 1-3
penambahan fasilitas sekolah, SPP yang terlalu mahal, pelantikkan kepala sekolah baru. Disamping itu juga ada fatwa dari Majelis Tarjih Fatwa keagamaan yang sudah direkomendasikan dari tim Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Didalam Website ini juga memuat biografi orang-orang yang pernah menduduki jabatan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang tujuannya agar pembaca mengetahui tentang latar belakang pemimpin organisasi ini dan prestasi yang pernah mereka buat selama memimpin.
B. Berbagai Non Media dalam Komunikasi Organisasi di
Muhammadiyah Prmpinan Pusat Muhammadiyah selain mempergunakan media mereka juga menggunakan pola non media. Seperti untuk menginformasikan setiap pergantian pimpinan baru mereka membuat brosur yang tujuannya memudahkan penyebaran informasi terhadap anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah. 1.
Sidang Tanwir Muhammadiyah
Sidang Tanwir adalah sidang yang membahas program-program Muhammadiyah, diadakan setiap setahun sekali. Adapun pada Sidang Tanwir Muhammadiyah 2007 mengangkat tema “ Peneguhan dan Pencerahan Gerakan Untuk Kemajuan Bangsa,” Komunikasi yang informatif dan persuasif itu dapat dilaksanakan dengan: 1.Tertulis, yaitu menggunakan surat-surat, Papers, bulletin, brosur dll. 2.Lisan, yaitu mengadakan briefing, Rapat-Rapat, diskusi ceramah dan sebagainya. 3.Conseling, menyediakan beberapa anggota staf yang telah mendapat latihan atau pendidikan untuk memberikan nasehatnasehat kepada para karyawan, turut memecahkan masalahmasalah pribadi mereka, atau mendiskusikannya bersama-sama.32 Maka dalam hal ini Brosur yang digunakan guna mensosialisasikan sidang tanwir sangat berperan dalam komunikasi, selain isinya informatif juga dapat disimpan untuk jangka panjang. Sehingga akan mengingatkan pembaca tentang suatu informasi yang penting. Sehain itu isi brosur juga dapat didiskusikan didalam rapat-rapat guna mengevaluasi kegiatan yang sudah berlangsung. 2.Seminar PP Muhammadiyah Seminar adalah sebuah pembahasan ilmiah untuk mencarikan jawaban atas permasalahan yang diangkat. Adapun selama tahun 2007 Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah mengadakan seminar sebanyak 3 kali yang berlokasi di gedung dakwah Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Seminar ke I diselenggarakan tanggal 12-14 Januari 2007 dengan tema “Pengembangan Sistem Pendidikan Muhammadiyah dengan penanggungjawab dari Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah, seminar 32
Oemi Abdurrachman , Dasar-Dasar Public Relation hal 35
ke II diselenggarakan pada tanggal 15 Februari 2007 dengan tema “Kaderisasi Dakwah Muhammadiyah” dengan penanggungjawab Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus PP Muhammadiyah. Dan seminar ke III dilaksanakan tanggal 17 April 2007 dengan mengambil tema “ Peningkatan Mutu Rumah Sakit Muhammadiyah” dengan penanggung jawab dari Majelis Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat PP Muhammadiyah. C. Iklim
Komunikasi
dalam
Rapat
di
Pimpinan
Pusat
Muhammadiyah Dilihat dari kondisi iklim komunikasi di Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini memiliki pola berbentuk egaliter atau kebersamaan dengan kata lain tidak ada jurang pemisah dalam berkomunikasi seperti antara pimpinan dengan bawahan. “Kondisinya komunikatif, dan di Muhammadiyah itu ada sifatnya kebersamaan dan egaliter sehingga Pimpinan Pusat tidak sendiri ada ketua Umum dan ketua-ketua jadi ketua berjumlah 9 orang sekertaris umum 1 orang semuanya berjumlah 18 orang, Dan sifatnya Collegial. Keputusan diambil bersama-sama”33. Bahkan dalam rapat-rapat kondisinya tercermin suasana kebersamaan maka akan timbul pendapat-pendapat yang segar sehingga sesama anggota Pimpinan Pusat tidak kaku untuk mengutarakan pendapat mereka tanpa khawatir pendapat tersebut akan ditolak. Dengan pola komunikasi rapat yang komunikatif tentunya akan ikut memperlancar koordinasi dengan majelis-majelis dan lembaga yang ada di Pimpinan
Muhammadiyah
karena
tentunya
dengan
permasalahan
organisasi yang sarat, tidak bisa jika hanya di selesaikan oleh individu 33
Zaenal, Humas PP Muhammadiyah, wawancara pribadi, Jakarta 3 Maret 2008
namun di perlukan kekompakan dan kerjasama di dalam organisasi tersebut oleh karena itu kekompakkan dalam organisasi adalah mutlak. Iklim Komunikasi yang kondusif akan menentukan kualitas komunikasi dalam rapat karena umumnya orang memiliki pandangan dalam rapat yang berbeda-beda, sehingga organisasi baik mampu untuk mempertahankan suatu iklim komunikasi agar tujuan organisasi dapat berjalan. Menurut teori Charles Redding ( Goldhaber, 1986 ) mengemukakan lima dimensi penting dari iklim organisasi yaitu: 1. “Supportivenness”, atau bawahan mengamati bahwa hubungan komunikasi mereka dengan atasan membantu mereka membangun dan menjaga perasaan diri berharga dan penting. 2.
Partisipasi membuat kepentingan.
3.
Kepercayaan, dapat di percaya dan dapat menyimpan rahasia.
4.
Keterbukaan dan keterusterangan.
5.
Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi.34
Suasana suportif ini ditunjukan pimpinan pusat ketika akan rapat yaitu dengan menjaga perasaan peserta rapat ketika mengungkapkan pandangannya ataupun usulannya, ini terjadi pada hari kamis 3 Mei 2007 jam 4 sore. “Semua pokok pembicaraan dalam rapat sudah disebutkan dalam undangan misalnya masalah nasional kemudian situasi antar lembaga, situasi antar majelis.dan dalam rapat yang berlangsung para peserta rapat tidak, memutus pembicaraan jadi selesai dulu pembicaraan yang satu kemudian diteruskan pembicaraan lainnya dan peserta rapat saling memahami dan menjaga perasaan antar 34
Arni Muhammad, komunikasi organisasi ( PT. bumi Aksara 2007 ), hal 85
anggota rapat lainnya, kemudian hasil rapat memutuskan apa langkah-langkah selanjutnya ini terjadi pada rapat kerja Pimpinan Pusat Muhammadiyah tanggal 3 Mei 2007 jam 4 sore.”35 Dalam hal ini Pimpinan Pusat Muhammadiyah menunjukkan rasa suportif ketika rapat dengan terlihatnya anggota ketika rapat dan peserta rapat saling berbicara mengungkapkan pandangannya mereka saling memahami dan menjaga perasaan antar anggota rapat lainnya. Ketika sedang berlangsung rapat terlihat adanya partisipasi antar peserta rapat dalam pengambilan keputusan. “Suatu keputusan di Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu berdasarkan pemikiran dari anggota rapat jadi tidak jadi serta merta suatu keputusan keluar dari Pimpinan Pusat kecuali sesudah ada rapat pleno dulu baru ada keputusan dalam bentuk surat keputusan atau surat pernyataan sikap segala keputusan di rapatkan dulu dan melibatkan seluruh peserta rapat. Contoh rapat ini terjadi pada rpat konsolidasi tanggal 17 Mei 2007 jam 7 malam.”36 Anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah sebelum mengambil keputusan penting mereka diminta partisipasinya dalam mengambil keputusan sehingga rapat ini tidak berdasarkan pendapat satu orang tetapi pendapat yang melibatkan seluruh anggota rapat. Dalam rapatpun adanya rasa percaya diantara anggota peserta rapat. Ini terbukti karena sudah saling kenal sehingga keputusan dalam rapat
35
Zaenal, Humas PP Muhammadiyah, (Wawancara Pribadi), Jakarta 3 Maret
36
Zaenal, Humas PP Muhammadiyah, (Wawancara Pribadi), Jakarta 3 Maret
2008 2008
diambil atas dasar kepercayaan ini terjadi pada rapat konsolidasi tanggal 23 mei 2007. “Ya, Sebab kita kenal tokoh pimpinan pusat merupakan Tokoh Nasional mereka punya pandangan dan visi yang sama dan mereka sudah memahami program apa segala yang keluar dari pandangan mereka dapat dipercaya dan diakui secara logika, jadi rapat itu mempunyai keputusan yang tepat, contoh rapat ini terjadi saat rapat kerja pimpinan pusat Muhammadiyah pada tanggal 23 Mei 2007 jam 7 malam.”37 Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam rapat menunjukkan rasa percaya diantara anggota peserta rapat karena mereka semua saling kenal, mereka satu sama lain memiliki pandangan dan visi yang sama. Termasuk dalam hal pembicaraan program mereka saling mempercayai keputusan dalam rapat adalah keputusan yang terbaik. Pimpinan Pusat Muhammadiyah ketika rapatpun menunjukkan keterbukaan dengan kata lain peserta rapat ketika akan mengungkapkan pandangan mereka tidak ada yang ditutupi dan terbuka. “Ya, masing-masing punya latar belakang tidak punya interest kepentingan pribadi, contohnya, pak Din, pak Malik atau bapakbapak lainnya. Mereka tidak punya kepentingan apa-apa dalam situasi rapat, mereka tidak menyembunyikan sesuatu dan terbuka
37
2008
Zaenal, Humas PP Muhammadiyah, (Wawancara Pribadi), Jakarta 3 Maret
dalam segala hal, sehingga rapat benar-benar memihak kebenaran. Rapat ini terjadi saat rapat pleno tanggal 5 Juni 2007 jam 4 sore.”38 Ketika rapat, Pimpinan Pusat Muhammadiyah memiliki keterbukaan dalam hal pengambilan keputusan seperti ketika Pak Din rapat mereka menyampaikannya dalam rapat secara terbuka tidak ditutupi. Dan anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah tidak memiliki kepentingan apa-apa terutama dalam situasi rapat. Sedangkan dalam rapat di Pimpinan Pusat Muhammadiyah pun memiliki tujuan kinerja yang tinggi seperti ketika rapat pimpinan berupa dalam membahas suatu persoalan dengan jelas. “Ya, dan hasil rapat tinggal dilaksanakan pelaksanaan berbentuk instruksi masing-masing yang mengemban instruksi harus bertanggungjawab disamping itu tujuan kinerja disampaikan sevara jelas pada peserta rapat. Dan rapat seperti ini terjadi pada rapat koordinasi nasional pimpinan pusat Muhammadiyah tanggal 9 Juli 2007 jam 4 sore.”39 Saat hasil rapat telah diputuskan dalam hal pelaksanaan anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah melaksanakan tugas dengan kinerja yang tinggi karena maksud rapat sudah dibahas dengan jelas sehingga intruksi pimpinan dapat terlaksana.
38
Zaenal, Humas PP Muhammadiyah, (Wawancara Pribadi), Jakarta 3 Maret
39
Zaenal, Humas PP Muhammadiyah, (Wawancara Pribadi), Jakarta 3 Maret
2008 2008
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian pembahasan tentang pola komunikasi di Pimpinan Pusat Muhammadiyah yaitu tentang Komunikasi Organisasi di Pimpinan pusat baik yang mengunakan Media dan Non Media maupun Komunikasi Organisasi dalam Rapat maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Iklim komunikasi di Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah berjalan secara positif seperti dengan adanya, rasa persaudaraan diantara sesama anggota satu sama lain saling memahami dan menjaga perasaan antar anggota lainnya sebelum hasil rapat diputuskan. Adanya semangat tim yaitu ketika rapat diputuskan melibatkan seluruh anggota peserta rapat. 2. Media yang digunakan Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang secara resmi adalah Majalah Suara Muhammadiyah dan Majalah Tabligh yang disebarkan kepada kalangan Muhammadiyah. Disisi lain Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggunakan internet sebagai media dengan nama website www.muhammadiyah.or.id. Dan dalam acara-acara Pimpinan Pusat Muhammadiyah mempublikasikan lewat media massa seperti Kompas, Media Indonesia. Sedangkan untuk nonmedia Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah mengadakan berupa seminar, sidang Tanwir.
B. Saran-saran Sebagaimana yang telah diuraikan diatas bahwa Pola Komunikasi Organisasi sudah berjalan secara memuaskan artinya disini terjadi komunikasi antara pimpinan dan bawahan sudah berlangsung secara Komunikatif. Dengan memperhatikan hal-hal diatas, maka penulis menyarankan: Pertama, hendaknya Pimpinan Pusat Muhammadiyah menambah halaman suara Muhammadiyah karena suara Muhammadiyah merupakan satu-satunya media resmi dimilki Muhammadiyah dengan menambah halaman diharapkan akan adanya tambahan muatan informasi tentang kiprah Muhammadiyah di Masyarakat. Kedua,
agar
anggota
Pimpinan
Pusat
Muhammadiyah
mempertahankan sikap terbuka dalam rapat, karena rapat yang ada sekarang sudah mencerminkan keterbukaan seperti situasi rapat mereka tidak menyembunyikan sesuatu dan terbuka terhadap segala hal sehingga iklim organisasi tetap terjaga. Ketiga, kepada masyarakat yang tergabung dalam organisasi massa dapat menjadikan pembanding antara organisasi yang diikutinya dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam hal iklim organisasi karena di Pmpinan Pusat Muhammadiyah memiliki rasa persaudaraan yang merupakan dimensi iklim organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Tatang M, Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta, Rajawali Press 1989. Effendy, Onong Uchyana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001). Haedar Nashir, Ideologi Gerakan Muhammadiyah, (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2001) cet 1 H. A. W. Widjaya, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000) cet 2 Jalalludin Rahmat, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya 2001) Jalalludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001). Liliweri, Alo, Dr, MS. Komunikasi Verbal dan Komunikasi NonVerbal, Bandung, PT Citra Aditya, 1994. Media Indonesia, Editorial, 17 April 2007 Onong
Uchyana
Effendy,
Kepemimpinan
dan
Komunikasi
(Bandung: CV Mandar Maju, 1998). Onong Uchyana Effendy, Dinamika Komunikasi, ( Bandung: CV Mandar Maju, 1998)
Oemi Abdurahman, Dasar-Dasar Public Relations, (Jakarta: Balai Pustaka 1999) Rusadi Ruslan, Cara Praktis Public Relations, (Bandung: Rosdakarya 2000) R. Wayne face, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara 2000) cet 1 Roudonah, Ilmu Komunikasi, ( Jakarta: UIN Jakarta Press 2005) cet 1 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997) cet ke 2 Tim Pimpinan Pusat Muhammadiyah, AD/ART Muhammadiyah, (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah 2002) cet 3 Tim Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ensiklopedi Muhammadiyah, (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah)