DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.9 No.2 September 2016
ANALISIS MARGIN TATANIAGA KARET (HEVEA BRASILIENSIS) KECAMATAN SALAM BABARIS KABUPATEN TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN (Analysis Marketing Margin of Crumb Rubber in Salam Babaris District of Tapin Regency of Kalimantan South Province) Husinsyah Syahdi Rasyid
[email protected] UNIVERSITAS ACHMAD YANI BANJARMASIN Abstract, This research aims to determine the cost, margin, profit share and rubber trading system in the District Salam Babaris, Tapin district. The research was conducted from June to August 2016 in the District Salam Babaris Tapin district. Sampling is done by: (1) simple random method for farmers and (2) the snowball method for merchants. Analysis of the data using the formula and share margin trading system. The result showed that margin, share and profits derived rubber business administration institutions in the District Salam Babaris, Tapin District there are differences based trading system channel path. Recommended channels untu shorten trading system that is too long in the hope of obtaining a high share, smaller business administration costs and gain greater business administration. Keywords: Marketing Margins, Costs, Margins, Profits Abstrak, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya, margin, share dan keuntungan tataniaga karet di Kecamatan Salam Babaris Kabupaten Tapin. Penelitian dilaksanakan sejak bulan Juni sampai Agustus 2016 di Kecamatan Salam Babaris Kabupaten Tapin. Pengambilan Sampel dilakukan dengan cara : (1) metode acak sederhana untuk petani dan (2) metode bola salju untuk pedagang. Analisis data menggunakan rumus margin dan share tataniaga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa margin, share dan keuntungan yang diperoleh lembaga tataniaga karet di Kecamatan Salam Babaris Kabupaten Tapin terdapat perbedaan berdasarkan saluran tataniaga yang dilaluinya. Direkomendasikan untuk memperpendek saluran tataniaga yang terlalu panjang dengan harapan memperoleh share yang tinggi, biaya tataniaga lebih kecil dan keuntungan tataniaga yang lebih besar. Kata Kunci : Marjin Pasar, Biaya, Marjin, Keuntungan 211
Husinsyah dan Syahdi Rasyid. Analisis Margin Tataniaga Karet ...
Sektor pertanian memegang
Swadaya, 2004). Pembangunan sub
peranan penting dalam pembangunan
sektor perkebunan karet rakyat di
nasional,
Kabupaten Tapin yang dimulai tahun
karena
menyediakan
kesempatan kerja dan bahan baku
1984
bagi industri. Usaha pembangunan
perkembangan yang cukup baik,
nasional diantaranya meliputi bidang
pada tahun 1984 luas areal 8.512
pertanian yang memegang peranan
hektar dan tahun 2015 seluas 12.853
penting
dan
prioritas
hektar. Selama periode tersebut, luas
utama
karena
dasarnya
areal
mendapat pada
telah
menunjukkan
meningkat
rata-rata
1,76
Indonesia merupakan negara agraris
persen per tahun, pada tahun 1984
yang sebagian besar penduduknya
produksi 3.390,08 ton karet kering
bermata pencaharaian sebagai petani.
dengan rata-rata 0,49 ton/ha dan pada
Sektor ini merupakan sektor yang
tahun 2015 produksi 9.546 ton karet
dominan
perekonomian
kering dengan rata-rata 0,64 ton/ha.
nasional, misalnya kontribusi dalam
Selama periode tersebut, produksi
menghasilkan devisa negara serta
meningkat rata-rata 5,28 persen per
dapat
tahun (BPS Kab. Tapin, 2015).
dalam
meningkatkan
pendapatan,
taraf hidup petani dan memperluas kesempatan
Satraatmadja
(Mubyarto,
(1991), apabila peningkatan produksi
memiliki
tidak diikuti dengan tataniaga yang
peranan yang besar dalam kehidupan
baik maka tidak mungkin akan
perekonomian
Banyak
meningkatkan
dengan
Oleh sebab itu baik atau buruknya
mengandalkan komoditi penghasil
strategi tataniaga sangat menentukan
getah ini. Tanaman karet tergolong
tinggi rendahnya pendapatan petani.
mudah diusahakan, apalagi kondisi
Strategi tataniaga merupakan salah
Negara kita yang beriklim tropis,
satu
sangat cocok untuk tanaman yang
usahatani,
berasal dari daratan Amerika yang
mengalokasikan
juga beriklim tropis, yaitu sekitar
seefisien mungkin dan memperoleh
Brazil.
keuntungan yang besar. Berdasarkan
1994).
berusaha
Menurut
Tanaman
penduduk
Indonesia.
yang
(Tim
karet
hidup
Penulis
Penebar
212
pendapatan
komponen
petani.
penting
petani biaya
bagi perlu
tataniaga
DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.9 No.2 September 2016
uraian tersebut di atas, peneliti
berantai
tertarik untuk melakukan penelitian
informasi dari petani produsen
tentang Strategi Tataniaga Karet
yang
dalam
menunjukkan
Rangka
Peningkatan
dengan
mencari
diminta
untuk
saluran-saluran
Perekonomian Rakyat Kecamatan
yang digunakan dalam kegiatan
Salam Babaris Kabupaten Tapin
tataniaga.
Provinsi Kalimantan Selatan.
Model digunakan
METODE
yang
penelitian
ini
sebagai berikut :
Populasi dalam penelitian ini
1.
adalah petani karet di Kecamatan
M = Hp – Hb
areal tanaman karet yang terluas. sampel
Data margin pedagang menurut Soekartawi (1989), dirumuskan :
Salam Babaris yang mempunyai
Pengambilan
dalam
analisis
Keterangan :
penelitian
M = Margin pedagang (Rp/kg)
dilakukan sebagai berikut :
Hp = Harga penjualan (Rp/kg)
1. Menentukan kecamatan, yang
Hb = Harga pembelian (Rp/kg)
memenuhi kriteria, mempunyai areal tanaman karet terluas yaitu
2.
Kecamatan Salam Babaris. 2. Menentukan kecamatan criteria tanaman
pada
terpilih,
dengan
karet
yang
yang
diperoleh
pedagang pengumpul menurut
desa
mempunyai
Keuntungan
ahyari (1981), dirumuskan : π = Mp – Bt
areal
Keterangan : π = Keuntungan/profit tataniaga
terluas.
Kemudian ditetapkan sejumlah
(Rp/kg)
petani responden sebagai sampel
Mp =Margin pedagang (Rp/kg)
secara acak sederhana (Simple
Bt = Biaya total tataniaga
Random Sampling).
(Rp/kg)
3. Pengambilan sampel di tingkat 3.
lembaga tataniaga menggunakan
Analisis Bagian Harga (Share) Dalam
metode bola salju (snow ball
analisis
share
dianalisis tentang bagian harga yang
sampling) yang dilakukan secara
diterima setiap lembaga tataniaga 213
Husinsyah dan Syahdi Rasyid. Analisis Margin Tataniaga Karet ...
karet
dari
seluruh
harga
yang
35 tahun sebesar 11,43 persen dan
dibayarkan konsumen akhir. Secara
11,43 persen berada dalam usia
sistematis ditulis sebagai berikut :
pekebun 56 – 66 tahun.
Share : Hp/He x 100% b. Tingkat Pendidikan
Keterangan :
Dilihat
Share = Bagian harga yang diterima
dari
segi
faktor
pendidikan responden, menunjukkan
oleh lembaga tataniaga (%)
bahwa secara keseluruhan tingkat
Hp = Harga di tingkat lembaga
pendidikan petani karet tergolong
(Rp/kg)
rendah, karena sebagian besar atau
He = Harga Eceran (Rp/kg)
sebesar 71,43 persen adalah tamat HASIL DAN PEMBAHASAN
SD (60%) dan tidak tamat SD
Karakteristik Responden
(11,43%), sedangkan yang tidak
dan
Berdasarkan hasil wawancara
tamat SLTP dan tamat SLTP sebesar
pengamatan
17,43 persen dan yang berpendidikan
terhadap
35
responden petani karet di Kecamatan
SLTA ke atas sebesar 11,43 persen.
Salam Babaris diperoleh data sebagai c. Pengalaman Responden
berikut :
Pengalaman
a. Umur Responden Umur
responden
berkebun tanaman karet rata-rata
dalam
adalah sekitar 17,8 tahun. Mereka
penelitian ini berkisar antara 26 - 66 tahun.
Ditinjau
responden,
dari
diperoleh
segi
yang
umur
berusia
produktif
konsentrasi
umur
pengalaman
mereka yang merupakan penduduk lokal,
88,57
sedangkan
transmigran
mempunyai pengalaman berkebun
persen pekebun berusia dibawah 56 tahun,
mempunyai
berkebun antara 16-25 tahun adalah
gambaran
bahwa sebagian umur petani karet adalah
responden
antara 11 – 15 tahun.
berada
dalam usia antara 36 - 45 tahun
Gambaran
sebesar 60 persen, sedangkan sebesar
Umum
Usaha
Perkebunan Karet
17,14 persen berada dalam usia 46 -
Tanaman
55 tahun, umur pekebun antara 26 –
karet
yang
diusahakan di Kecamatan Salam
214
DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.9 No.2 September 2016
Babaris merupakan perkebunan karet rakyat.
Luas
tanaman
b. Pemupukan
karet
Pemupukan
seluruhnya 225 hektar, dan terdapat
umumnya dilakukan setahun
165 petani yang berkebun karet.
dua
Berkebun karet adalah salah satu
digunakan adalah Urea, SP-
mata pencaharian masyarakat di
36 dan KCl. Pengendalian
kecamatan tersebut. Adapun status
hama dan penyakit.
kali.
Pupuk
lahan adalah lahan milik sendiri
c. Pengendalian
dengan surat bukti berupa sertifikat.
penyakit.
Secara umum sistem budidaya karet
yang
hama
Penyakit
dan
yang
oleh petani di Kecamatan Salam
menyerang adalah penyakit
Babaris sebagai berikut :
jamur
1.
disebabkan
Persiapan lahan Persiapan lahan terdiri
2.
akar
putih oleh
Rigidoporus
yang jamur
lignosus.
dari pembukaan lahan.
Pengendaliannya dilakukan
Penanaman
dengan cara menyingkirkan
Sebelum
melakukan
atau menebang pohon karet
penanaman terlebih dahulu membuat
kemudian membakar sisa-
ajir untuk menentukan letak dan
sisa
jarak tanam karet. Adapun jarak
tanaman
penanaman karet 4 x 5 meter,
penanaman
sehingga dapat diketahui dalam satu
merupakan
hektar terdapat 500 pohon karet.
berkembang biaknya jamur.
3.
Pemeliharaan tanaman
akar
atau
tunggul
disekitar
area
karet
yang tempat
d. Penyadapan
a. Penyiangan
Penyadapan
Penyiangan
merupakan
slah
satu
pokok
dari
dilakukan tergantung pada
kegiatan
keadaan
pengusahaan tanaman karet.
pengganggu,
tanaman umumnya
Penyadapan
penyiangan dilakukan tiga
setiap
bulan sekali.
dimulai dari jam 6 atau 7
215
dua
dilakukan hari
sekali
Husinsyah dan Syahdi Rasyid. Analisis Margin Tataniaga Karet ...
pagi
hingga
selesai.
Sedangkan
diperoleh dari selisih penerimaan
hasil karet dalam bentuk
dengan pengeluaran (biaya produksi
kentalan
(lump)
petani
keseluruhan) selama setahun. Harga
menjual
ke
padagang
jual lump yang berlaku pada tingkat
pabrik
petani karet di Kecamatan Salam
selama seminggu sekali atau
Babaris adalah Rp 6.000,00 per kg
sebulan sekali. Petani tidak
pada saluran dwi tingkat dan Rp
melakukan
pengolahan
6.500,00 per kg pada saluran tri
lump lebih lanjut karena
tingkat. Dari hasil penjualan hasil
memerlukan biaya produksi
produksi diperoleh penerimaan oleh
yang tinggi dan proses yang
35
cukup lama.
805.110.000,00 per tahun dengan Rp
atau
petani
23.003.142,86 Biaya Produksi
per
Rp 454.848.976,57 per tahun dengan
dan asam semut), biaya penyusutan
rata-rata Rp 12.995.685,04 per tahun
alat dan biaya tenaga kerja. Nilai
Produksi
per responden atau Rp 9.349.440,83 per hektar per tahun per responden.
dan
Pendapatan
Biaya dan Keuntungan Tataniaga
Pengertian produksi adalah
Biaya
hasil yang diperoleh dari tanaman
tahun
di
penyaluran hasil karet berupa lump
yang
dari petani produsen hingga sampai
diperoleh dan dikalikan dengan harga merupakan
karet
biaya yang dikeluarkan dalam proses
tahun. Hasil (produk dalam bentuk satu
tataniaga
Kecamatan Salam Babaris adalah
karet dalam bentuk lump selama satu
(Rp/kg)
tahun
Rp
Pendapatan 35 petani karet sebesar
sarana produksi (pupuk, pestisida
selama
per
sebesar
hektar per tahun per responden.
dalam penelitian ini meliputi biaya
Produksi,
karet
responden atau Rp 15.948.142,86 per
Biaya produksi yang diamati
jual
petani
Sedangkan untuk menjual
pengumpul
lump)
pendapatan
ke tangan konsumen akhir.
nilai
produksi atau merupakan penerimaan (Revenue) dari petani/pekebun karet. 216
DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.9 No.2 September 2016
A. Saluran Tataniaga Dwi Tingkat
sebesar
Rp
5.286.000,00
Pada saluran tataniaga dwi
dengan biaya rata-rata Rp
tingkat ini petani langsung menjual
352.400,00 per tahun per
produknya
responden. Biaya tataniaga
berupa
lump
kepada
pedagang pengumpul.
keseluruhan yang dikeluarkan
1) Petani/Produsen
adalah
(a) Biaya Tataniaga
sebesar
Rp
6.346.000,00 dengan biaya
Biaya tataniaga yang
rata-rata Rp 423.066,67 per
dikeluarkan oleh 15 petani
responden
karet
309.742,22 per hektar per
meliputi
pengepakan
biaya
(karung)
dan
pengangkutan.
Untuk
pengepakan,
petani
(b) Pendapatan Produksi karet pada saluran tataniaga dwi tingkat
bermuatan 50 kg dengan Rp
1.000,00
berkisar antara 1.368,00 –
per
7.128,00 kg. Harga jual lump
karung. Biaya pengepakan
yang berlaku pada tingkat
yang dikeluarkan sebesar Rp
petani Rp 6.500,00 per kg.
1.060.000,00 dengan biaya
Besarnya penerimaan yang
rata-rata Rp 70.666,67 per
diperoleh
tahun per responden. Selain biaya
pengepakan,
hingga
karet
responden
dari
lump
tahun
per
responden.
pendapatan petani karet, yaitu Rp 161.992.991,20 dengan
dengan upah Rp 100,00 per Biaya
Rp
Selanjutnya, dapat diketahui
petani
menggunakan sepeda motor
kg.
atau
16.769.133,33 per hektar per
ke
pedagang pengumpul. Untuk pengangkutan
petani
rata Rp 22.906.000,00 per
oleh petani karet yaitu biaya
kebun
15
343.590.000,00 dengan rata-
tataniaga yang dikeluarkan
lump
dari
responden adalah sebesar Rp
biaya
pengangkutan
Rp
tahun per responden.
menggunakan karung yang
harga
atau
rata-rata Rp 10.799.532,75
pengangkutan
217
Husinsyah dan Syahdi Rasyid. Analisis Margin Tataniaga Karet ...
per
responden
atau
Rp
penyusutan
alat
yang
8.485.754,10 per hektar per
dikeluarkan
sebesar
tahun per responden.
176.000,00 per tahun. Biaya
Rp
pembelian lump adalah biaya (c) Keuntungan Tataniaga
yang dikeluarkan oleh pedagang
Besarnya keuntungan
pengumpul
tataniaga karet yang diperoleh
dari petani produsen. Harga beli
Rp 155.646.991,20 dengan keuntungan
yang berlaku adalah Rp 6.500,00
yang
per kg, sedangkan jumlah lump
diperoleh Rp 10.376.446,08 per
responden
atau
yang dibeli sebanyak 52.860,00
Rp
kg.
8.176.011,88 per hektar per
tahun.
yang dikeluarkan
Biaya
penyimpanan
adalah biaya yang dikeluarkan
2) Pedagang Pengumpul
untuk penyediaan air dalam bak
Pedagang pengumpul adalah perorangan
Biaya
sebesar Rp 343.590.000,00 per
tahun per responden.
lembaga
saluran
tataniaga dwi tingkat untuk lump
15 petani responden sebesar
rata-rata
pada
penampungan yaitu sebesar Rp
(individual)
360.000,00 per tahun. Biaya
yang melakukan pengumpulan hasil-
penyusutan lump adalah biaya
hasil proses produksi (produk) di
yang dikeluarkan oleh pedagang
tingkat petani produsen dalam bentuk
pengumpul
lump pada saluran tataniaga dwi
karena
adanya
penyusutan terhadap lump-lump
tingkat.
yang
(a) Biaya Tataniaga
penyusutan
lainnya
diperhitungkan
sebagai
penyusutan
adalah
dan berupa
penurunan kadar air (penguapan)
adalah
dan penghilangan kotoran yang
timbangan dan gancu, sedangkan fasilitas
dibeli
diukumpulkan,
Alat yang diperhitungkan dalam
telah
terbawa dalam lump. Besarnya
yang
penyusutan
biaya
adalah
5%
dari
keseluruhan produk lump yang
bak
dibeli yaitu 52.860,00 kg dan
penampungan dengan ukuran 4 x
penyusutan
6 x 0,5 meter. Jumlah biaya 218
yang
harus
DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.9 No.2 September 2016
ditanggung
pedagang
(b) Penerimaan
pengumpul sebesar 2.643,00 kg atau
Rp
17.179.500,00
Lump yang dijual pada
per
saluran tataniaga dwi tingkat ini
tahun.
berjumlah 50.217,00 kg, terbagi Biaya
pengangkutan
dalam
grade
A
sebanyak
adalah biaya yang dikeluarkan
49.212,66 kg (98%), grade B
untuk membayar upah sopir dan
sebanyak 753,25 kg (1,5%) dan
alat
tempat
grade C sebanyak 251,09 kg
ke
(0,5%). Harga jual lump yang
padagang besar. Jumlah biaya
berlaku di tingkat pedagang
pengangkutan yang dikeluarkan
pengumpul terdiri dari grade A
oleh
pengumpul
dengan harga Rp 7.500.00 per
adalah Rp 1.440.000,00 per
kg, grade B dengan harga Rp
tahun.
muat
6.500,00 per kg dan grade C
adalah biaya yang dikeluarkan
dengan harga Rp 6.000,00 per
untuk membayar upah buruh
kg. Besarnya penerimaan yang
sebagai
diperoleh pedagang pengumpul
angkutan
pedagang
pengumpul
pedagang
Biaya
bongkar
upah
sekaligus lump
dari
memindahkan
menentukan
(grading)
dari
grade
pada
alat
saluran
tingkat
pengangkutan ke dalam bak
tataniaga
dwi
sebesar
Rp
yaitu
375.497.615,00 per tahun.
penampungan. Setiap 1000,00 (c) Keuntungan Tataniaga
kg (satu ton) dikenakan biaya
Besarnya
sebesar Rp 60.000,00. Biaya yang
yang dikeluarkan oleh pedagang
diperoleh
pengumpul
pengumpul untuk bongkar muat
penerimaan pedagang
pada
saluran
tataniaga dwi tingkat sebesar Rp
adalah sebesar Rp 3.013.020,60
375.497.615,00 per tahun dan
per tahun. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui total biaya tataniaga yang dikeluarkan sebesar Rp 365.758.520,60 per tahun.
219
keuntungan
tataniaga
yang
diperoleh
sebesar
Rp
9.739.094,40
dimana
biaya
Husinsyah dan Syahdi Rasyid. Analisis Margin Tataniaga Karet ...
tataniaga
yang
dikeluarkan
pembelian lump adalah biaya
adalah Rp 365.582.520,60.
yang dikeluarkan oleh pedagang besar untuk membeli lump dari
3) Pedagang Besar
pedagang
Pedagang membeli
lump
besar
yang
adalah
orang
Harga beli yang berlaku untuk grade A Rp 7.500,00 per kg,
di Kota Banjarmasin berjumlah satu
grade B Rp 6.500,00 per kg dan
orang. Adapun biaya tataniaga yang
grade C Rp 6.000,00 per kg.
dikeluarkan oleh pedagang besar
Sedangkan jumlah
meliputi biaya penyusutan alat, biaya
lump yang
dibeli sebanyak 50.217,00 kg,
pembelian lump, biaya penyimpanan,
masing-masing terbagi dalam
biaya penyusutan lump, dan biaya
tiga grade yaitu untuk grade A
muat.
sebesar 49.212,66 kg (98%),
(a) Biaya Tataniaga
untuk grade B sebesar 753,25 kg
Biaya penyusutan alat
(1,5%) dan untuk grade C
adalah biaya yang dikeluarkan
sebesar 251,09 kg (0,5%). Biaya
untuk membeli peralatan setelah
yang
dikalikan dengan jumlah alat dan
tersebut.
Alat
diperhitungkan
Biaya
dalam
sebesar Rp
penyimpanan
adalah biaya yang dikeluarkan untuk penyediaan air dalam bak
dan gancu, sedangkan fasilitas
penampungan yaitu sebesar Rp
diperhitungkan
600.000,00 per tahun. Biaya
sebagai biaya penyusutan adalah penampungan
untuk
375.497.615,00 per tahun.
yang
penyusutan adalah timbangan
yang
dikeluarkan
pembelian lump
dibagi dengan umur teknis alat
bak
pada
saluran tataniaga dwi tingkat.
(individual) yang bertempat tinggal
lainnya
pengumpul
penyusutan lump adalah biaya
dengan
yang dikeluarkan oleh pedagang
ukuran 6 x 12 x 0,5 meter.
besar karena adanya penyusutan
Jumlah biaya penyusutan alat
terhadap lump-lump yang telah
yang dikeluarkan sebesar Rp
dibeli dan diukumpulkan, berupa
386.000,00 per tahun. Biaya
penurunan
220
kadar
air
dan
DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.9 No.2 September 2016
penguapan. penyusutan
adalah
Besarnya
saluran tataniaga dwi tingkat ini
5%
berjumlah
dari
47.706,16
kg.
penerimaan
yang
keseluruhan produk lump yang
Besarnya
dibeli yaitu 50.217,00 kg dan
diterima oleh pedagang besar
penyusutan
adalah
yang
ditanggung
harus pedagang
sebesar
Rp
403.951.865,00 per tahun.
pengumpul sebesar 2.510,84 kg atau
Rp
18.772.815,00
(c) Keuntungan Tataniaga
per
Besarnya
tahun.
yang diperoleh pedagang besar
Biaya muat adalah biaya yang
dikeluarkan
membayar
pada
untuk
upah
lump
dari
(truck)
bak
yang
dwi Rp
keuntungan
tataniaga
diperoleh
sebesar
Rp
6.310.127,00
dimana
biaya
yang
adalah
antar pulau. Upah yang berlaku
yang
dikeluarkan
sebesar
Rp
397.641.738,00.
adalah Rp 50,00 per kg. Biaya yang dikeluarkan oleh pedagang
B. Saluran
besar untuk memuat lump adalah
Tataniaga
Karet
Tri
tataniaga
tri
Tingkat
Rp 2.385.308,00. Dari hasil
Saluran
perhitungan dapat diketahui total
tingkat
biaya tataniaga yang dikeluarkan
merupakan
suatu
penyaluran hasil produksi oleh
adalah
badan-badan
sebesar Rp 397.641.738,00 per
penyalur
atau
perorangan yang dimulai dari
tahun.
produsen hingga sampai ke tangan konsumen.
(b) Penerimaan
pedagang
besar
Dalam
saluran
tataniaga terdapat margin, share
Lump yang dipasarkan oleh
sebesar
tataniaga
sudah disediakan oleh pedagang
oleh pedagang besar
tataniaga
403.951.865,00 per tahun dan
penampungan ke dalam alat pengangkutan
saluran
tingkat
buruh
berjumlah enam orang untuk menaikkan
penerimaan
dan
pada
keuntungan.
dikarenakan 221
setiap
Hal
ini
lembaga
Husinsyah dan Syahdi Rasyid. Analisis Margin Tataniaga Karet ...
tataniaga mengharapkan sejumlah
1.544.000,00 dengan biaya
keuntungan
yang
rata-rata Rp 77.200,00 per
saluran
tahun per responden. Selain
dari
dikeluarkan.
biaya
Pada
tataniaga tri tingkat ini petani
biaya
menjual produknya berupa lump
tataniaga yang dikeluarkan
kepada pedagang pengumpul I
oleh petani karet yaitu biaya
yang bertempat tinggal di desa
pengangkutan
lump
para petani. Selanjutnya pedagang
kebun
hingga
ke
pengumpul
pedagang
pengumpul
I.
I
menjual
lump
pengepakan,
karet
biaya
dari
kepada pedagang pengumpul II
Untuk pengangkutan
yang
petani menggunakan sepeda
berada
di
Ibukota
Kecamatan dengan skala usaha
motor
dengan
yang
100,00
per
lebih
besar
daripada
lump
upah kg.
Rp Biaya
pedagang pengumpul I. Kemudian
pengangkutan
pedagang pengumpul II menjual
dikeluarkan
kepada pedagang besar yang ada
7.692.000,00 dengan biaya
di
rata-rata Rp 384.600,00 per
Ibu
Kota
Provinsi
yang sebesar
Rp
(Banjarmasin).
tahun per responden. Biaya
1) Petani/Produsen
tataniaga keseluruhan (total
(a) Biaya Tataniaga
biaya
Biaya tataniaga yang
tataniaga)
yang
dikeluarkan adalah sebesar
dikeluarkan oleh 20 petani
Rp
karet
biaya rata-rata Rp 461.800,00
meliputi
pengepakan
biaya
(karung)
pengangkutan.
dan
per
Biaya
untuk
responden
dengan
atau
Rp
306.865,00 per hektar per
pengepakan yang dikeluarkan petani
9.236.000,00
tahun per responden.
pembelian (b) Pendapatan
karung yang bermuatan 50 kg
Produksi karet pada
dengan harga Rp 1.000,00 per
saluran tataniaga tri tingkat
karung. Biaya pengepakan
berkisar antara 1.632,00 –
yang dikeluarkan sebesar Rp
222
DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.9 No.2 September 2016
6.024,00 kg. Harga jual lump
2) Pedagang Pengumpul I
yang berlaku pada tingkat
Pedagang
pengumpul
petani Rp 6.000,00 per kg.
adalah
Besarnya penerimaan yang
(individual)
diperoleh
pengumpulan hasil-hasil proses
dari
20
petani
lembaga
I
perorangan
yang
responden adalah sebesar Rp
produksi
461.520.000,00 dengan rata-
petani produsen dalam bentuk
rata Rp 23.076.000,00 per
lump. Pedagang pengumpul I pada
responden
Rp
saluran tataniaga tri tingkat ini
15.332.400,00 per hektar per
juga merupakan petani pemilik
tahun
responden.
kebun (produsen) dan bertempet
Selanjutnya dapat diketahui
tinggal di sekitar petani produsen.
pendapatan petani karet, yaitu
Dalam
Rp 292.855.985,37 dengan
tataniaga
rata-rata Rp 114.642.799,27
hasil produksi petani produsen
per
berupa
atau
per
responden
atau
Rp
(produk)
melakukan
berupa
tahun per responden.
bervariasi. tataniaga
biaya
tataniaga karet yang diperoleh
bak
Rp 283.619.985,37 dengan
atau
Adapun yang
pembelian
penampung
penyusutan
yang
yang biaya
dikeluarkan
lump,
biaya
lump,
lump,
biaya biaya
pengangkutan dan biaya bongkar
diperoleh Rp 14.180.999,27 responden
pembiayaan
penyimpanan, biaya penyusutan
20 petani responden sebesar
per
tentunya
meliputi biaya penyusutan alat,
Besarnya keuntungan
keuntungan
fungsi
pengumpulan
lump
memerlukan
rata-rata
tingkat
melaksanakan
9.997.205,89 per hektar per
(c) Keuntungan Tataniaga
di
muat.
Rp
(a) Biaya Tataniaga
9.690.340,89 per hektar per
Alat
tahun per responden.
diperhitungkan
yang dalam
penyusutan adalah timbangan dan
223
gancu,
sedangkan
Husinsyah dan Syahdi Rasyid. Analisis Margin Tataniaga Karet ...
fasilitas
lainnya
yang
diukumpulkan,
berupa
diperhitungkan sebagai biaya
penurunan
penyusutan
bak
(penguapan) dan pembersihan
penampungan dengan ukuran
kotoran-kotoran yang melekat
3 x 5 x 0,5 meter. Jumlah
pada
biaya penyusutan alat yang
penyusutan adalah 2,5% dari
dikeluarkan
keseluruhan
adalah
sebesar
Rp
kadar
lump.
air
Besarnya
produk
190.000,00 per tahun. Biaya
lumpyang
pembelian lump adalah biaya
1.923,00 kg dan penyusutan
yang
yang
dikeluarkan
oleh
dibeli
harus
yaitu
ditanggung
pedagang pengumpul I pada
pedagang pengumpul sebesar
saluran tataniaga tri tingkat
Rp 11.538.000,00 per tahun.
untuk membeli lump dari
Biaya
pengangkutan
petani produsen. Harga beli
adalah
yang
Rp
dikeluarkan untuk membayar
6.000,00 per kg, sedangkan
upah sopir dan alat angkutan
jumlah
dari
berlaku
adalah
lump yang dibeli
biaya
tempat
yang
pedagang
sebanyak 76.920,00 kg. Biaya
pengumpul I ke pedagang
yang dikeluarkan sebesar Rp
pengumpul II yang berada di
461.520.000,00
Ibukota
per
tahun.
Kecamatan
ke
Biaya penyimpanan adalah
padagang besar. Jumlah biaya
biaya yang dikeluarkan untuk
pengangkutan
penyediaan air dalam bak
dikeluarkan oleh pedagang
penampungan yaitu sebesar
pengumpul
Rp 264.000,00 per tahun.
3.749.850,00 per tahun. Biaya
Biaya
penyusutan
lump
bongkar muat adalah biaya
adalah
biaya
yang
yang
yang
I
adalah
dikeluarkan
untuk
dikeluarkan oleh pedagang
membayar
pengumpul
sebagai upah memindahkan
karena
adanya
dalam
buruh
penyusutan terhadap lump-
lump
lump yang telah dibeli dan
penampungan. Upah bongkar
224
ke
upah
Rp
bak
DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.9 No.2 September 2016
muat Rp 50,00 per kg. Biaya
dan
yang
yang diperoleh sebesar Rp
dikeluarkan
oleh
keuntungan
tataniaga
pedagang pengumpul I untuk
6.475.200,00
bongkar muat adalah sebesar
dimana biaya tataniaga yang
Rp 3.749.850,00 per tahun.
dikeluarkan adalah sebesar
Berdasarkan
Rp 481.011.700,00 per tahun.
hasil
per
tahun,
perhitungan dapat diketahui 3) Pedagang Pengumpul II
total biaya tataniaga yang dikeluarkan
sebesar
Pedagang pengumpul II
Rp adalah
481.011.700,00 per tahun.
lembaga
(individual) (b) Penerimaan
perorangan
yang
melakukan
pengumpulan hasil-hasil proses
Lump
yang
dijual
produksi
(produk)
di
tingkat
pedagang pengumpul I pada
petani produsen dalam bentuk
saluran tataniaga tri tingkat
lump. Pedagang pengumpul I
ini berjumlah 74.997,00 kg.
pada saluran tataniaga tri tingkat
Harga jual lump yang berlaku
ini merupakan pedagang yang
di
bertempat
tingkat
pengumpul
I
pedagang adalah
Rp
tinggal
di
Ibukota
Kecamatan. Dalam melaksanakan
6.500,00 per kg. Besarnya
fungsi
penerimaan yang diperoleh
pengumpulan
pedagang pengumpul I pada
petani
saluran tataniaga tri tingkat
tentunya memerlukan pembiayaan
sebesar Rp 487.480.500,00
yang bervariasi.
per tahun.
tataniaga hasil
produsen
berupa produksi
berupa
lump
Adapun biaya tataniaga yang dikeluarkan meliputi biaya
(c) Keuntungan Tataniaga
penyusutan alat, biaya pembelian
Besarnya penerimaan yang
diperoleh
lump, biaya penyimpanan, biaya
pedagang
penyusutan bak penampung lump,
pengumpul I pada saluran
biaya pengangkutan dan biaya
tataniaga tri tingkat sebesar
bongkar muat.
Rp 487.480.500,00 per tahun 225
Husinsyah dan Syahdi Rasyid. Analisis Margin Tataniaga Karet ...
(a) Biaya Tataniaga Alat
yang
diperhitungkan
Biaya
penyusutan
lump
adalah
biaya
yang
dalam
dikeluarkan oleh pedagang
penyusutan adalah timbangan
pengumpul II karena adanya
dan
penyusutan terhadap lump-
gancu,
fasilitas
sedangkan
lainnya
yang
lump yang telah dibeli dan
diperhitungkan sebagai biaya
diukumpulkan,
penyusutan
penurunan
adalah
bak
berupa kadar
air
penampungan dengan ukuran
(penguapan) dan pembersihan
4 x 6 x 0,5 meter. Jumlah
kotoran-kotoran yang melekat
biaya penyusutan alat yang
pada lump.
dikeluarkan
sebesar
Rp
Biaya
pengangkutan
186.000,00 per tahun. Biaya
adalah
pembelian lump adalah biaya
dikeluarkan untuk membayar
yang
upah sopir dan alat angkutan
dikeluarkan
oleh
biaya
pedagang pengumpul II pada
dari
saluran tataniaga tri tingkat
pengumpul II ke pedagang
untuk membeli lump dari
besar yang berada di Ibukota
pedagang
Provinsi
Harga
pengumpul
beli
yang
I.
berlaku
tempat
yang
pedagang
(Banjarmasin).
Jumlah biaya pengangkutan
adalah Rp 6.500,00 per kg,
yang
sedangkan jumlah lump yang
pedagang
dibeli sebanyak 74.997,00 kg.
adalah Rp 1.940.000,00 per
Biaya
tahun. Biaya bongkar muat
yang
dikeluarkan
dikeluarkan
oleh
pengumpul
sebesar Rp 487.480.500,00
adalah
per
dikeluarkan untuk membayar
tahun.
Biaya
biaya
II
penyimpanan adalah biaya
upah
yang
memindahkan
dikeluarkan
untuk
yang
buruh
untuk sekaligus
penyediaan air dalam bak
menentukan
penampungan yaitu sebesar
(grading) dari alat angkut
Rp 385.000,00 per tahun.
berupa truck ke dalam bak
226
grade
lump
DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.9 No.2 September 2016
penampungan, setiap satu ton
pengumpul II pada saluran
dikenakan biaya sebesar Rp
tataniaga tri tingkat sebesar
60.000,00.
Rp 532.750.570,00 per tahun
Biaya
yang
dikeluarkan oleh pedagang
dan
pengumpul II untuk bongkar
yang diperoleh sebesar Rp
muat
14.110.216,00
adalah
sebesar
4.274.829,00
per
Rp
keuntungan
tataniaga
per
tahun,
tahun.
dimana biaya tataniaga yang
hasil
dikeluarkan adalah sebesar
perhitungan dapat diketahui
Rp 518.640.354,00 per tahun.
Berdasarkan
total biaya tataniaga yang dikeluarkan
sebesar
4) Pedagang Besar
Rp
Pedagang
518.640.354,00.
membeli (b) Penerimaan
lump
(individual)
Lump
yang
dijual
tinggal
besar
yang
adalah
orang
yang
di
Kota
bertempat Banjarmasin
pedagang pengumpul II pada
berjumlah.
saluran tataniaga tri tingkat
tataniaga yang dikeluarkan oleh
ini berjumlah 71.247,15 kg.
pedagang besar meliputi biaya
Harga jual rata-rata lump
penyusutan alat, biaya pembelian
yang
lump, biaya penyimpanan, biaya
berlaku
pedagang
di
tingkat
pengumpul
II
biaya
penyusutan lump, dan biaya muat.
adalah Rp 7.500,00 per kg.
(a) Biaya Tataniaga
Besarnya penerimaan yang diperoleh
Adapun
Biaya penyusutan alat
pedagang
adalah
biaya
yang
pengumpul II pada saluran
dikeluarkan untuk membeli
tataniaga tri tingkat sebesar
peralatan setelah dikalikan
Rp
dengan jumlah alat dan dibagi
532.750.570
,00
per
tahun.
dengan tersebut.
(c) Keuntungan Tataniaga
diperoleh
teknis
Alat
diperhitungkan
Besarnya penerimaan yang
umur
alat yang dalam
penyusutan adalah timbangan
pedagang 227
Husinsyah dan Syahdi Rasyid. Analisis Margin Tataniaga Karet ...
dan
gancu,
fasilitas
sedangkan
lainnya
dikeluarkan oleh pedagang
yang
besar
karena
adanya
diperhitungkan sebagai biaya
penyusutan terhadap lump-
penyusutan
lump yang telah dibeli dan
adalah
bak
penampungan dengan ukuran
diukumpulkan,
6 x 12 x 0,5 meter. Jumlah
penurunan
biaya penyusutan alat yang
penguapan.
dikeluarkan
penyusutan adalah 5% dari
sebesar
Rp
berupa
kadar
air
dan
Besarnya
386.000,00 per tahun. Biaya
keseluruhan
pembelian lump adalah biaya
yang dibeli yaitu 71.033,41
yang
kg
dikeluarkan
pedagang
besar
oleh untuk
dan
produk
lump
penyusutan
yang
harus ditanggung pedagang
membeli lump dari pedagang
besar
pengumpul II pada saluran
26.637.480,00 per tahun.
tataniaga tri tingkat. Harga
adalah
Biaya
muat
Rp
adalah
beli rata-rata yang berlaku
biaya yang dikeluarkan untuk
pada tingkat pedagang besar
membayar upah buruh untuk
adalah Rp 7.500,00 per kg.
menaikkan lump dari bak
Sedangkan jumlah
lump
penampungan ke dalam alat
sebanyak
pengangkutan (truck) yang
yang
dibeli
71.033,41 kg, biaya yang
sudah
dikeluarkan untuk pembelian
pedagang antar pulau. Upah
lump
yang berlaku adalah Rp 50,00
sebesar
532.750.570,00
per
Rp tahun.
per
disediakan
kg.
Biaya
oleh
yang
Biaya penyimpanan adalah
dikeluarkan oleh pedagang
biaya yang dikeluarkan untuk
besar untuk memuat lump
penyediaan air dalam bak
adalah Rp 3.384.240,00. Dari
penampungan yaitu sebesar
hasil
Rp 625.000,00 per tahun.
diketahui total biaya tataniaga
Biaya
penyusutan
lump
yang
adalah
biaya
yang
pedagang
228
perhitungan
dikeluarkan besar
dapat
oleh adalah
DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.9 No.2 September 2016
sebesar Rp 563.816.623,30
berbeda karena adanya perbedaan
per tahun.
harga jual yang berlaku di lokasi penelitian. Besarnya share (bagian)
(b) Penerimaan
yang diterima petani produsen dari
Lump yang dipasarkan
harga keseluruhan yang dibayarkan
oleh pedagang besar pada
oleh
saluran tataniaga tri tingkat
76,47%,
ini berjumlah 67.426,00 kg
Besarnya
adalah
sebesar
pada saluran tataniaga tri tingkat,
Rp
sebesar
II
Rp
9.304.416,70
per
sebesar
pedagang
dari
harga
yang
dibayarkan
88,24% besar
dan
adalah
dengan saluran tri tingkat disebabkan
tahun
oleh perbedaan harga jual di tingkat petani produsen. Share pada masing-
dikeluarkan adalah sebesar
masing lembaga tataniaga untuk
Rp 563.816.623,30.
saluran tataniaga tri tingkat. Analisis Share Pada saluran tataniaga dwi perbedaan
share
yang
diterima antara petani, pedagang pengumpul
dan
pedagang
sebesar
petani pada saluran dwi tingkat
Rp
dimana biaya tataniaga yang
tingkat,
share
100,00%. Perbedaan share antara
keuntungan tataniaga yang sebesar
petani
yang
76,00%, share pedagang pengumpul
573.121.040,00 per tahun dan
diperoleh
diterima
(bagian)
share pedagang pengumpul I sebesar
pedagang
besar pada saluran tataniaga tingkat
share
konsumen akhir sebesar 71,00%,
Besarnya penerimaan
dwi
besarnya
keseluruhan
(c) Keuntungan Tataniaga
diperoleh
pengumpul
share sebesar 100%. Sedangkan,
573.121.040,00 per tahun.
yang
pedagang
sebesar
dan pedagang besar memperoleh
penerimaan
yang diterima oleh pedagang besar
akhir
memperoleh share sebesar 91,13%
dengan harga Rp 8.500,00 per kg.
konsumen
besar
229
Husinsyah dan Syahdi Rasyid. Analisis Margin Tataniaga Karet ...
Dahl, D.C. dan Hammond, J.W. 1977. Market and Price Analysis. The Agricultural Industries. Mc. Millan Graw hill Book Company.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Biaya, margin, share dan keuntungan yang diperoleh lembaga
Gilarso, T. 1992. Harga dan Pasar. Kanisius, Yogyakarta.
tataniaga karet di Kecamatan Salam Babaris Kabupaten Tapin terdapat perbedaan
berdasarkan
Hamid, A. K. 1974. Tataniaga Pertanian. Fakultas Pertanian IPB, Bogor.
saluran
tataniaganya.
Hanafiah dan Saefudin. 1983. Tataniaga Hasil Pertanian. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Saran 1. Memperpendek saluran tataniaga yang terlalu panjang. 2. Diharapkan peran aktif petani
Kartasapoetra, G. 1994. Tataniaga dan Penyelidikan Pasar. Armico, Bandung.
dalam mencari informasi pasar khususnya
terhadap
permintaan
dan
harga
jumlah
Mubyarto. 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES, Jakarta.
lump
yang tepat dan cepat agar dapat menentukan harga lump dan jumlah
produksi
Nitisemito. 1991. Ghalia, Jakarta.
yang
Marketing.
dipasarkan. Soekartawi. 1993. Prinsip Dasar Manajemen Tataniaga Hasilhasil Pertanian. Rajawali Press, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapin. 2015. Kecamatan Salam Babaris Dalam Angka. Rantau.
Tomek, CW. dan Robinson,L.K. 1981. Agricultural Product Price. Cornel University Press. London.
230