Tugas Akhir
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Surya Toto Indonesia memiliki dua pabrik utama, yang salah satunya berada di jalan M. H. Thamrin Km 7, Serpong, Tangerang. Pabrik ini terdiri dari 4 pabrik fitting dan 1 pabrik saniter dengan luas tanah 58,320 m². Pabrik ini di batasi oleh : Utara dan Selatan
: Rumah Penduduk
Barat
: Sungai Cisadane
Timur
: Jalan Raya Serpong dan M.H. Thamrin
Ada beberapa hal yang mempengaruhi penentuan lokasi pabrik. Hal-hal tersebut dikelompokkan menjadi 2 faktor, yaitu : 1. Faktor utama atau faktor primer
UNIVERSITAS MERCU BUANA
- 49 -
Tugas Akhir
Yaitu faktor yang langsung mempengaruhi tujuan pabrik didirikan, yang meliputi : a.
Transportasi, pasar, dan bahan baku Lokasi pabrik dekat dengan Jakarta dan Pelabuhan Tanjung Priok yang merupakan pintu gerbang ekspor-impor produk saniter dan bahan baku. Lokasi dekat jalan raya atau jalan tol sehingga memudahkan dan mempercepat sistem transportasi.
b.
Air dan Limbah Dekat dengan sungai Cisadane yang merupakan sarana pembuangan limbah cair industri yang sudah diolah terlebih dahulu agar tidak merusak lingkungan.
c.
Ketersediaan Tenaga Kerja Tangerang adalah sub urban yang merupakan kawasan industri yang menjadi tujuan tenaga kerja.
2. Faktor sekunder Yaitu faktor-faktor diluar primer yang mempengaruhi dalam penentuan lokasi pabrik, di antaranya : a. Biaya tanah dan bangunan. b. Kemungkinan untuk perluasan pabrik. c. Perencanaan di masa mendatang. d. Fasilitas-fasilitas perbelanjaan untuk kebutuhan industri. e. Maslah perpajakan dan undang-undang yang berlaku di daerah lokasi pabrik. f. Keadaan iklim dan tanah.
UNIVERSITAS MERCU BUANA
- 50 -
Tugas Akhir
4.2.
Sejarah dan Perkembangan Perusahan PT. Surya Toto Indonesia merupakan salah satu produsen produk
perlengkapan saniter terbesar di asia Tenggara, yang berkantor pusat di Tomang raya, Jakarta. Sejarah perusahaan ini dimulai dari CV Surya yang awalnya merupakan suatu usaha perdagangan di bidang bahan bangunan, yang kemudian menjadi agen Toto Limited, Jepang, di Indonesia pada tahun 1968. Menyadari bahwa bidang usaha ini memiliki prospek yang cerah di Indonesia, maka pada tahun 1977 PT Surya Toto Indonesia berdidri sebagai usaha patungan antara CV Surya dengan Kashima Trading Company dan Toto Limited. Langkah ini diambil dengan mempertimbangkan banyaknya sumber daya alam, tenga kerja, dan bahan bakar yang murah di Indonesia. PT Surya Toto Indonesia diaktekan pada :
Tahun 1977 dengan Akte Notaris Kartini Mulyadi SH, No. 88, tanggal 11 Juli 1977.
Tanggal 3 Juni 1994 No. 17 dan 29 Agustus 1994 No. 44 diubah oleh Notaris Hendra Karyadi SH.
Pada tahun 1078, pabrik saniter pertama berdiri di Serpong, tangerang, dengan jumlah karyawan 65 orang. Produk perdana yang diproduksi saat itu sebanyak 8 tipe, dengan modal awal sebesar Rp. 456.500.000,-. Pada tahun 1979 perusahaan menambah 4 tipe produk, di antaranya tipe L507 dan C 51. Tahun 1980 PT Surya Toto Indonesia melakukan ekspor perdananya dan mendapat pengakuan internasional pertama dari SISIR (Singapore Institute Of Standard Industrial research).
UNIVERSITAS MERCU BUANA
- 51 -
Tugas Akhir
Perusahaan menambah 3 tipe produk pada tahun 1981. tahun 1982 didirikan lagi satu pabrik saniter dan jenis produk yang dihasilkan juga bertambah 5 tipe, anatara lain tipe L 510 I dan S 211. Kemudian modal yang dimiliki bertambah menjadi Rp. 664.000.000,- pada tahun 1983, disertai dengan penambahan 7 tipe produk, antara lain tipe C 150 E dan L 237. Pabrik fitting pertama kali didirikan pada tahun 1984 dengan penambahan 1 tipe produk, yaitu tipe C 28, dan modal yang dimiliki juga mengalami peningkatan menjadi senilai Rp. 1.328.000.000,-. Tahuntahun berikutnya, perushaan terus menambah tipe-tipe produk yang dihasilkan , antara lain tipe S 20, X 001, dan C 703. Pada tahun 1990 PT Surya Toto Indonesia berhasil menambah tipe produk yang dihasilkan sebanyak 21 tipe, antara lain tipe C 436 dan L 548. Nilai modal pun meningkat menjadi Rp. 21.500.000.000,-. Pada tahun yang sama pula PT Surya Toto Indonesia go public dan tedaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Komposisi pemegang saham perusahaan, yaitu :
26.25 % Toto Ltd, Jepang
25.1 % PT Suryaparamita Abadi
25.1 % PT Multifortuna Asindo
12.5 % masyarakat
6.675 % PT Intimitra Sejahtera
4.375 % Kashima Trading Co. Ltd.
Tahun 1991 pembangunan tahap awal pabrik di Cikupa dilakukan, dengan rencana luas bangunan 26.561.625 m². Pada tahun berikutnya pabrik Cikupa I sudah beroperasi dan menghasilkan produk. Pada tahun yang sama, tipe produk yang
UNIVERSITAS MERCU BUANA
- 52 -
Tugas Akhir
dihaslikan juga bertambah, antara lain tipe L 220 M dan L 230 M. Modal yang dimiliki juga mengalami peningkatan menjadi Rp. 30.690.000.000,-. Pada tahun 1994 PT Surya Toto Indonesia berhasil memperoleh label dari JIS (Japan International Standard) juga erhasil menambah tipe produk yang dihasilkan. Tahun berikutnya Pabrik Cikupa II dibangun. Pada tahun 1996 perusahaan membangun pabrik Cikupa III dan menambah jumlah dan tipe mesin. Kemudian pada tahun 1999 PT Surya Toto Indonesia memperoleh sertifikat ISO 9002. Berikut beberapa contoh produk yang dihasilkan oleh PT Surya Toto Indonesia :
Gambar 4.1 Beberapa Contoh Produk yang dihasilkan oleh PT. Surya Toto Indonesia.
UNIVERSITAS MERCU BUANA
- 53 -
Tugas Akhir
Pada saat ini, perusahaan telah mengekspor produkya ke 20 negara melalui agen-agen internasional yang dimiliki di beberapa benua. Jaringan penjualan dalam negeri yang dimiliki perusahaan juga sangat luas, meliputi 14 agen dan sub agen yang didukung oleh lebih dari 800 dealer lokal yang berada di lebih dari 20 kota besar dan kecik di seluruh Nusantara. Kini perusahaan memiliki dua pabrik utama, yakni pabrik utama saniter di Desa Bojong, Cikupa dan Pabrik fitting dan saniter di jl. M.H. Thamrin Km 7, Serpong, dengan total karyawan lebih dari 2,300 orang. Pabrik fitting baru didirikan pada tahun 1985, tetapi sekarang telah menggunakan mesin dan peralatan berteknologi canggih, seperti mesin LPDC (Low Pressure Die Casting), mesin CNC (Computerized Numerical Control), Machining Center, Robot, mesin pelapis krom otomatis dan sebagainya, sehingga mampu menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi. Dengan beroperasinya dua pabrik PT STI dengan kapasitas produksi sebanyak satu juta unit pada tahun 1993, PT STI menjadi produsen produk Toto terbesar setelah Toto Jepang. Kombinasi antara penerapan teknologi canggih, desain produk yang selalu berkembang, dan sumber daya manusia yang terlatih dan terampil akan mengahasilkan produk-produk bermutu tinggi. Karena disertai dengan pelayanan dan distribusi produk yang handal dan memuaskan, maka tak heran jika produk-produk Toto banyak digunakan di gedung-gedung perkantoran utama, hotel-hotel, gedunggedung , pusat perbelanjaan dan perumahan, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Pemenuhan kebutuhan konsumen dilakukan PT STI dengan terus meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas produk. Selain itu, perusahaan juga
UNIVERSITAS MERCU BUANA
- 54 -
Tugas Akhir
akan terus memperhatikan kebutuhan pasar akan desain baru yang lebih menarik dan ergonomis.
4.3. Visi dan Misi Perusahaan Visi Perusahaan Visi PT Surya Toto Indonesia, yaitu : 1. Peningkatan pertumbuhan dengan pencapaian target penjualan. 2. Selalu menciptakan kualitas yang lebih baik dari waktu ke waktu dalam segala hal. 3. Selalu berhasil mencapai prestasi yang lebih baik dari waktu ke waktu. 4. Menciptakan Surya Toto yang tangguh dan serba sempurna. Dengan Cara : Mengembangkan produk yang tak tertandingi oleh pesaing. Efisiensi operasi, penghematan di segala bidang dan peningkatan perusahaan. Mendidik manusia Surya Toto Indonesia yang terampil dan dinamis
Misi Perusahaan Misi PT Surya Toto indonesia adalah : “Membentuk kulitas ke segala hal yang kita buat dan kepuasan pelanggan melalui peningkatan mutu produk dan pelayanan secara terus menerus“
UNIVERSITAS MERCU BUANA
- 55 -
Tugas Akhir
Trisila yang diterapkan oleh PT Surya Toto Indonesia :
Keseragaman tindak → Kerja berkulitas.
Pelayanan prima → Kepuasan pelanggan.
Kerja sama harmonis → Perkembangan bersama.
4.4. Tujuan dan Kebijakan Mutu Perusahaan Tujuan Perusahaan a.
Mendirikan dan mengoperasikan perusahaan untuk memproduksi berbagai peralatan saniter, komponen fitting, dan perlengkapan lain yang berkaitan dengan peralatan saniter.
b.
Memasarkan dan menjual produk-produk tersebut di dalam dan di luar wilayah Indonesia berdasarkan hukum dan peralatan yang berlaku di Indonesia.
c.
Melakukan pembelian lokal dan impor mesin, suku cadang, dan bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi produk-produk tersebut.
Kebijakan Mutu Perusahaan Kebijakan mutu yang diterapkan perusahaan, yaitu : “ Kepuasan pelanggan melalui peningkatan mutu produk dan pelayanan secara terus menerus “.
UNIVERSITAS MERCU BUANA
- 56 -
Tugas Akhir
4.5
Ruang Lingkup Observasi
4.5.1
Observasi Lapangan Terdapat beberapa ruang lingkup pengamatan dalam penyusunan laporan
Tugas Akhir ini, penelitian yang dilakukan mencakup Manajemen Sumber Daya Manusia, Bahan Baku, Permesinan, Proses Pengolahan dan Produksi, Sistem Kerja, Pengendalian Kualitas serta Manajemen Mutu, Maintenance, dan Perencanaan & Pengendalian Produksi. PT. SURYA TOTO INDONESIA memiliki dua divisi produksi, yaitu divisi saniter yang antara lain memproduksi berbagai tipe water closet (WC) dan wastafel (Lavatory). Produk yang diproduksi di divisi ini berbahan dasar keramik atau dengan kata lain, divisi ini merupakan ceramics proccessing. Sedangkan divisi lain yaitu fitting, berproduksi dengan basis metal proccessing dan plastic proccessing. Produk yang dihasilkan oleh divisi ini antara lain shower, keran, dan berbagai perlengkapan dan kamar mandi berbahan metal dan plastik lainnya. Observasi yang dilakukan mengamati proses produksi yang berlangsung di divisi fitting, khususnya produk TZ 1101 LB. Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses produksi di divisi fitting pada umunya, dan khususnya pada produk TZ 1101 LB. Mulai dari bahan baku berupa batangan kuningan-kuningan, sampai dapat mengahsilkan suatu produk Toto, quaity control, hingga ke proses packaging-nya. Informasi yang diperoleh diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu pengetahuan dan pengalaman yang bermanfaat agar penelitian ini terlaksana dengan baik. Dan hal tersebut dapat menjadi gambaran mengenai terkaitnya hubungan antara kegiatan
UNIVERSITAS MERCU BUANA
- 57 -
Tugas Akhir
produksi dengan masalah yang dihadapi dalam perawatan (maintenance) mesinmesin dan peralatan pendukung produksi.
UNIVERSITAS MERCU BUANA
- 58 -
Tugas Akhir
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Rapat Umum Pemegang Saham
Dewan Komisaris
Presiden Direktur Wakil Presiden Direktur
Direktur Pemasaran
Bagian Pemasaran Ekspor
Direktur Bidang Teknik Saniter
Bagian Pemasaran Lokal
Direktur Bidang Produksi Saniter
Direktur Bidang Teknik Fitting
Divisi Saniter
Divisi Fitting
Bagian PPIC Saniter
Bagian PPIC Fitting
Direktur Bidang Produksi Fitting
Bagian Keuangan Dan Administrasi
Gambar 4.2. Struktur Organisasi PT Surya Toto Indonesia
UNIVERSITAS MERCU BUANA
- 59 -
Direktur Bidang Administrasi Dan Keuangan
Bagian Umum dan Personalia
Bagian Pengadaan Dan Pengeluaran
Tugas Akhir
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) RUPS memiliki kekuasaan tertinggi di dalam perusahaan di mana para pemegang saham melalui RUPS memutuskan garis besar kebijaksaan yang harus dijalankan oleh Direksi. RUPS mengawasi kinerja yang dilakukan oleh Dewan Komisaris dan Dewan Direksi.
Dewan Komisaris a. Menjabarkan kebijakan umum perusahaan. b. Bersama DIreksi memutuskan tujuan jangka panjang maupun jangka pendek perusahaan. c. Menelaah, menilai, dan menyetujui rencana kerja dan rancangan anggaran perusahaan yang diusulkakn oleh Direksi. d. Mengawasi segala pelaksanaan kegiatan perusahaan.
Presiden Direktur a. Merencanakan dan menetapkan kebijaksanaan perusahaan untuk mencapi tujuan jangka panjang maupun jangka pendek. b. Memberhentikan dan mengangkat Direktur atau Manajer atas persetujuan Dewan Komisaris. c. Menentukan system dan prosedur untuk dilaksanakan oleh para manajer, mulai dari perencanaan sampai dengan laporan. d. Mengawasi dan mengevaluasi seluruh kegiatan perusahaan.
Wakil Presiden Direktur Bertugas membantu Presiden Direktur dan bertanggung jawab terhadap kelancaraan kegiatan perusahaan secara keseluruhan.
Universitas Mercu Buana
-60
Tugas Akhir
Direktur Pemasaran a. Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan pemasaran. b. Menentukan target penjualan ekspor maupun lokal. c.
Mengkoordinir survey pasar.
d. Mengamati perkembangan pasar di berbagai wilayah pemasaran. e. Menaikkan omzet penjualan. f. Mempertanggungjawabkan terlaksananya pengiriman barang. g. Membuat laporan pada atasan.
Direktur produksi Saniter a. memimpin,
mengarahkan,
serta mengawasi pelaksanaan kegiatan
opersional pabrik saniter. b. Membuat rencana dan pengendalian produksi saniter. c. Mengkoordinir pengadaan bahan baku dan mesin-mesin. d. Mengadakan penelitian bahan baku. e. Mengusahakan peningkatan produktivitas dan efisiensi di segala bidang. f. Memberikan laporan secara berkala.
Direktur Produksi Fitting a. Memimpin, mengarahkan, serta mengawasi pelaksanaan kegiatan opersional pabrik fitting. b. Membuat rencana dan pengendalian produksi fitting. c. Mengkoordinir pengadaan bahan baku dan mesin-mesin. d. Meneliti dan menganalisis perkembangan perusahaan. e. Mengusahakan peningkatan produktivitas dan efisiensi di segala bidang. f. Memberikan laporan secara berkala.
Universitas Mercu Buana
-61
Tugas Akhir
Direktur Urusan Umum dan Sumber Daya Manusia a. Menyusun, merumuskan, dan mengembangkan rencana program kerja serta kebijaksanaan untuk meningkatan pelayanan di bidang umum dan personalia. b. Mengawasi pelaksanaan seleksi penerimaan dan penempatan karyawan bagi bagian-bagian yang membutuhkan. c. Mengadakan pendidikan dan pelatihan karyawan. d. Memeriksa laporan keadaan pegawai dan urusan umum. e. Membina hubungan baik dengan pihak luar dan pengurus prizinan.
Direktur Keuangan dan Administrasi a. Bertanggung jawab atas seluruh keuangan perusahaan yang berhubungan dengan kegiatan akuntansi dan administrasi keuangan serta penggunaan dana. b. Menyususn kebijaksanaan prosedur dan program kerja bidang akuntansi, administrasi keuangan danpelaksanaannya. c. Mengawasi dan mengamankan selluruh asset perusahaan. d. Menganalisis biaya untuk manajemen. e. Memeriksa laporan keuangan dan laporan hasil operasi perusahaan.
Manajer dan Seksi-seksi Adapaun tugas dari masing-masiang manajer atau seksi-seksi adalah menjalankan kegiatan rutin yang berhubungan dengan bagian yang menjadi tanggung jawabnya di bawah komando dan Direktur masing-masing.
Universitas Mercu Buana
-62
Tugas Akhir
4.6.
Sistem Kerja Sistem kerja bertujuan untuk mencapai keefektifan yang maksimum dari
sistem kerja perusahaan. Sistem kerja berkaitan erat dengan keergonomisan di mana untuk melakukan kerja tertentu di dukung oleh keserasian hubungan antara manusia dan sistem kerja yang dikendalikannya. (Ergonomi, Studi Gerakan dan Waktu : Sritomo Wignosoebroto). 4.6.1
Perekrutan Tenaga Kerja Untuk melakukan peekrutan terhadap tenaga kerjanya, PT Surya Toto
Indonesia melakukan 2 macam cara, yaitu : a. Apabila jumlah tenaga kerja yang diperlukan kurang dari 50 orang dan tidak memerluka keahlian khusus, maka bagian SDM PT Surya Toto Indonesia cukup menempelkan pengumuman di pos keamanan pabrik. b. Jika jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan lebih dari 50 orang atau dibutuhkan keahlian khusus, maka bagian SDM PT Surya Toto Indonesia akan mengedarkan pengumuman dimedia massa dan internet. Tahapan – tahapan perekrutan tenaga kerja yang dilakukan oleh PT Surya Toto Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Seleksi Administrasi Calon karyawan melampirkan berkas – berkas sesuai dengan permintaan perusahaan kepada bagian personalia.
Kemudian bagian personalia
memeriksa kelengkapan berkas – berkas tersebut. 2. Tes Tertulis Setelah lolos dari selesai administrasi, maka calon karyawan mengikuti tes tertulis yang terdiri dari psikotest, dan matematika dasar untuk calon tamatan
Universitas Mercu Buana
-63
Tugas Akhir
SLTA, STM, dan SMEA. Sedangkan untuk calon karyawan tamatan universitas, tes tertulis terdiri dari psikotest, matematioka dasar, pengetahuan umum, dan bahasa inggris. 3. Tes Wawancara Setelah lulus tes tertulis, tahap yang harus diikuti oleh calon karyawan adalah tes wawancara oleh pihak HRD PT Surya Toto Indonesia. 4. Tes Kesehatan Tahap terakhir yang harus dilalui oleh calon karyawan adalah tes kesehatan, yang terdiri dari general check up dan general rontgen. Setelah dinyatakan sehat oleh dokter perusahaan, maka calon karyawan akan mendapat panggilan kerja. 4.6.2
Penilaian Prestasi Kerja Perusahaan menilai prestasi kerja untuk setiap karyawan yang telah diterima
dan penilaian tersebut diberikan oleh manajer tiap – tiap bagian dimana karyawan tersebut ditempatkan. Penilaian dilakukan setiap tiga bulan sekali manajer tiap – tiap bagian ini melaporkan hasil penilaiannya ke bagian personalia. Penilaian ini bertujuan untuk melihat kemampuan dan potensi para karyawan, yang kemudian dapat dipakai sebagai acuan perusahaan untuk mengadakan penelitian dan pengembangan untuk pemberdayaan karyawannya. 4.6.3
Penghargaan Atas Prestasi Kerja Pengahargaan atas prestasi kerja diberikan oleh perusahaan terhadap
karyawannya, meliputi kenaikan gaji maupun pemberian hadiah berupa barang dengan penjabaran sebagai berikut :
Universitas Mercu Buana
-64
Tugas Akhir
Kenaikan gaji Kenaikan gaji akan diberikan kepada karyawan berdasarkan prestasi kerja, kehadiran, dan kedisiplinan dari karyawan tersebut>
Hadiah barang Hadiah barang akan diberikan pada karyawan yang telah mencapai target yang sudah diberikan oleh perusahaan. Barang yang diberikan merupakan kesepakatan antara pihak perusahaan dengan karyawan yang bersangkutan.
4.7 Jenjang Karir Jenjang karir di PT Surya Toto Indonesia diawali dengan kebutuhan personel untuk mengisi posisi tertentu di tiap – tiap bagian. Apabila terdapat kebutuhan personel pada posisi tersebut, maka manajer pada bagian tersebut akan memilih seseorang yang masih berada dalam bagiannya untuk mengisi posisi tersebut. Seseorang yang terpilih, sudah dinilai oleh manajer bagian yang bersangkutan sebagai seorang karyawan yang qualified. Dalam memberikan penilaian, manajer melihat prestasi kerja, sikap, tingkah laku, kedisiplinan, dan kehadiran karyawan tersebut. Karyawan tersebut kemudian diajukan ke bagian personalia. Bagian personalia akan melakukan pemerikasaan apakah telah sesuai dengan standar perusahaan atau tidak. Jika sesuai, maka karyawan tersebut akan dipromosikan dan mengisi posisi yang tersedia.
Universitas Mercu Buana
-65
Tugas Akhir
4.8 Pengaturan Jam Kerja Dalam proses produksinya, tenaga kerja yang digunakan sebagian besar adalah laki – laki. Hal ini disebabkan sifat dari pekerjaan. Kegiatan kerja karyawan dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu :
Karyawan day shift Terbagi menjadi dua kelompok dengan jam kerja dari pukul 07.00–16.00 dan 08.00–17.00, dengan waktu istirahat pada pukul 12.00-13.00. Jam kerja day shift diberlakukan di kantor.
Karyawan dua shift Shift : 06.00 – 15.00, waktu istirahat pukul 10.00 – 11.00. Shift : 15.00 – 24.00, waktu istirahat pukul 19.00 – 21.00. Unit kerja yang menggunakan dua shift kerja di antaranya seperti divisi fitting dan saniter kecuali seksi kama atau seksi firing (pembakaran).
Karyawan tiga shift Khususnya pada bagian firing dan keaman (security), terbagi menjadi tiga shift dengan jam kerja sebagai berikut : Shift I : 08.00 – 16.00 Shift II : 16.00 – 24.00 Shift III : 24.00 – 08.00 Pada dasarnya untuk karyawan tiga shift tidak ada jam istirahat, akan tetapi waktu – waktu kosong dapat dijadikan waktu istirahatkan. Dengan kata lain pekerja saling bergantian untuk beristirahat. Jam kerja yang diberlakukan di PT Surya Toto Indonesia adalah sebagai berikut :
Universitas Mercu Buana
-66
Tugas Akhir
4.9
Hari kerja
: Senin – Jumat
Jam kerja
: 08.00 – 17.00
Waktu istirahat
: 12.00 – 13.00
Divisi Fitting Divisi Fitting terletak paling ujung setelah divisi Saniter, berbagai kegiatan
produksi di lakukan di divisi ini, yang nanti akan kita bahas satu persatu. Di divisi fitting ini terdapat produk – produk peralatan dan perlengkapan Saniter (plumbingsfitting).
4.10
Proses Produksi PT. Surya Toto Indonesia memproduksi bermacam – macam jenis finish
good, atau berbagai macam jenis produk jadi yang dihasilkan oleh perusahaan. Produk – produk ini dapat diklasifikasikan menjadi dua macam jenis produk utama, yaitu produk – produk Saniter (sanitary wares) dan produk – produk peralatan dan perlengkapan saniter (plumbing fitting). Maka dari itu pembagian divisi diperushaan ini menjadi dua bagian, yaitu Divisi Saniter dan Divisi Fitting. Mengingat penelitian dilakukan pada divisi fitting, maka dalam laporan ini hanya akan dijelaskan mengenai proses produksi produk – produk peralatan dan perlengkapan saniter (plumbings-fitting) di Divisi Fitting saja. Diagram proses produksi fitting secara garis besar dapat dilihat di bawah ini :
Universitas Mercu Buana
-67
Tugas Akhir
Gambar 4.3 PROCESS OF FITTING PRODUCTION PT. SURYA TOTO INDONESIA MODEL
MOLDING
CORE
FURNACE 1005°C
Row Material Sand
Row Material Brass Ingot
LPDC (Low Presure Die Casting) RAW MATERIAL BRASS BAR
SHOOTBLAS
CUTTING
CUTTING
FORGING
MACHINING
POLISHING
QUALITY RAW MATERIAL RESIN
INJECTION
QUALITY INJECTION
PLATING
CONTROL
LASER MARKING
ASSEMBLING
QUALITY ASSEMBLING
WH FINISH GOOD
SHIPPING
SALE FOR DOMESTIK
Universitas Mercu Buana
EXPORT
-68
Tugas Akhir
Proses produksi fitting yang berlangsung di PT. Surya Toto Indonesia Tbk ini terdiri dari beberapa buah proses, dimana masing – masing tahapan proses disebut seksi, dengan urutan sebagai berikut : 1. Seksi Casting (C/A) Proses casting adalah proses pencetakan atau pengecoran logam untuk membuat suatu bentuk dari produk – produk fitting. Proses casting ini meliputi pembuatan cetakan (mold), peleburan logam dan penuangan logam cair ke dalam cetakan, pembersihan coran, serta proses persiapan awal bagi proses berikutnya. Mold atau cetakan ini terdiri dari dua macam, yaitu cetakan bagian dalam/ inti (core mold) dan cetakan bagian luarnya. Bahan baku cetakan ini adalah pasir silica ( SiO 2 ) dengan ditambah bahan – bahan aditif lain untuk mengikat pasir dan sebagai penguat cetakan (hardener). Pasir silica ini mempunyai titik lebur sekitar 1280°C. Cetakan inti berguna untuk rongga atau lubang pada produk, seperti membuat lubang air pada keran. Sedangkan cetakan luarnya terbuat dari logam Ti BeCu (Berilium Cuprum), yang berbentuk blok metal. Becu ini harganya cukup mahal, karena sampai saat ini perusahaan masih harus mengimpornya dari Swiss, Amerika Serikat atau Jepang. Proses pembuatan cetakan ini tidak harus dilakukan setiap hari, mengingat satu cetakan dapat digunakan untuk 60.000 kali cetak dan satu cetakan rata – rata bisa memuat sekitar 12 produk. Bahan baku utama dan produk – produk fitting ini adalah ingot kuningan (brassingot). Ingot ini dimasukkan ke dalam tungku listrik (finance) berdaya sekitar 12 kW dengan temperature rata – rata 1005°C. Ingot
Universitas Mercu Buana
-69
Tugas Akhir
kuningan sendiri mempunyai titik lebur 950°C. Selanjutnya cairan logam ini dituangkan ke dalam cetakan, proses pengecoran ini menggunakan teknologi LPDC (Low Pressure Die Casting). Setelah itu, produk dikeluarkan dan cetakan luarnya. Proses selanjutnya adalah shot blast, yaitu proses membuang cetakan ini yang masih berada di dalam produk hasil cetakan tadi. Proses shot blast ini dilakukan dengan menembakkan bola – bola kecil besi berdiameter 0,6 – 0,8 mm kea rah cetakan inti. Pada produk hasil cetakan tadi masih terdapat bagian – bagian yang terlebih, karena adanya “jalur” bagi masuknya cairan logam. Untuk itu sebagai persiapan bagi proses – proses berikutnya, dilakukan pemotongan bagian – bagian yang tidak diinginkan tersebut (cutting) berikut penghalusan bagian – bagian itu dan bagian – bagian lain yang sukar dipotong (grinding). Produk yang sudah selesai proses casting ini diperiksa dahulu secara visual dan kemudian disimpan dalam gudang 4310 atau langsung dikirim ke seksi berikutnya apabila memang diperlukan. Kemungkinan kerusakan produk hasil cetakan umunya berupa lubang, yang dikenal dengan istilah blow hole (lubang besar), pin hole (lubang kecil), nakago ore (cetakan inti yang patah), shui, jumawari, dan lain-lain.
2. Seksi Forging (F/O) Proses forging juga merupakan proses pembentukan dari produk fitting. Produk dari forging ini berukuran lebih kecil dan bentuknya tidak
Universitas Mercu Buana
-70
Tugas Akhir
terlalu rumit dari pada produk cuxlmg, namun produknya lebih presisi, lebih halus dan terbebas dari keruskan akibat lubang-lubang. Proses awal forging adalah pemotongan bahan baku sesuai ukuran yang dikehendaki. Bahan baku yang melalui proses ini adalah batangan kuningan (brass bar). Setelah pemotongan, batangan logam ini dimasukan kedalam tungku dengan suhu rata – rata 750°C, kemudian logam lunak ini dimasukan ditekan pada cetakanya (stamping). Seperti casting, setelah produk ini dikeluarkan dari cetakan akan dilakukan proses persiapan, yaitu pemotongan bagian-bagian yang tidak dikehendaki (trimming). Kemudian dilanjutkan dengan proses pemeriksaan sebelum produk dapat dikirim ke seksi berikutnya atau disimpan dalam gudang 4310.
3. Seksi Machining (M/C) Proses
Machining
adalah proses pengerjaan produk dengan
menggunakan mesin, untuk mendapatkan produk – produk sesuai dengan gambar desain produk yang dikehendaki, contoh proses machining ini adalah memproses dari bahan baku kuningan sampai menjadi part yang dikehendaki, pembuatan lubang, pembuatan ulilr, pembengkokan pipa, dan lain – lain. Proses ini pada dasarnya mengerjakan part – part hasil proses casting dan forging. Namun selain itu juga ada yang masih berupa bahan baku batang satu pipa, seperti round brass bar, hexagonal brass bar, brass pipe, atau copper tube, yang langsung diambil dari gudang bahan baku. Selain itu ada juga beberapa part yang dikirim dari penyalur atau subkontraktor.
Universitas Mercu Buana
-71
Tugas Akhir
Proses di seksi Machining berlangsung paling lama dan paling kompleks karena jumlah part yang diproduksi di seksi ini paling banyak, yaitu berasal dari 2 seksi sebelumnya, dari bahan baku dan penyalur. Jenis proses yang dilakukan diseksi ini paling banyak. Selain itu, masing – masing part mempunyai urutan proses yang panjang dan berbeda – beda dengan waktu proses yang berbeda pula. Berbagai macam proses diseksi ini sebagian besar menggunakan mesin, baik yang semi otomatis maupun manual, dan sebagian lagi hanya sekedar menggunakan meja kerja yang dilengkapi peralatan, seperti motor, alat Bantu (jig), palu, dan perkakas lainnya. Mesin – mesin yang digunakan, antara lain mesin bubut, drill, tured, press, rim, bender, mesin CNC (Computerized Numerical Control), serta Machining Center. Mesin – mesin di seksi Machining ini di susun dengan tata letak proses. Seperti proses – proses sebelumnya, setelah Machining juga dilakukan proses inspeksi/pemeriksaan. Pemeriksaan dilakukan setiap 10 produk. Hasil dari proses ini umunya langsung dilanjutkan keseksi produksi berikutnya atau disimpan digudang 4320.
4. Seksi Polishing (P/O) Hasil dari proses Machining umumnya masih kasar, dan harus dihaluskan terlebih dahulu. Oleh sebab itu, dilakukan proses polishing, yang pada dasarnya adalah proses memoles produk supaya halus dan mengkilap. Proses polishing ini masih banyak menggunakan tenaga manusia.
Universitas Mercu Buana
-72
Tugas Akhir
Peralatan yang digunakan dalam proses ini ada dua macam, yaitu belt machine dan buff machine. Yang pertama menggunakan semacam amplas berwujud sabuk, yang dikenal dengan abbrusive belt, dengan ukuran kekasaran yang bervariasi, yaitu 80, 240, 400. Ukuran kekasaran ini menunjukan banyaknya grain dalam luas amplas 1 inci persegi, berarti semakin besar ukurannya, semakin halus produk yang dihasilkan. Sedangkan buff machine adalah alat poles dengan putaran, dimana penggunaan alat ini harus disertai dengan polishing compound yang dikenal dengan nama Tripoli. Tripoli ini terbuat dari
SiO , AlO , atau CrO . 2
2
3
Tahun ini perusahaan
membeli dua buah robot yang mampu menggantikan tenaga manusia dalam melakukan sekitar 12 proses pemolesan. Setelah ini kembali dilakukan inspeksi.
5. Seksi Plating (P/L) Setelah melalui proses polishing, produk segera melalui proses plating. Proses ini adalah proses melapisi produk – produk dengan logam lain supaya mengkilat dan kelihatan indah serta mempunyai ketahan terhadap korosi. Proses ini menggunakan prinsip elektrolisa, yang semuanya sudah dilakukan secara otomatis pada perushaan ini. Lapisan logam yang diberikan pada permukaan kuningan adalah nikel dan krom. Menurut standar internasional, lapisan nikel setebal 2,5 m dan lapisan krom 0,25 m . Diperusahaan ini, rata – rata pelapisan nikelnya setebalnya 10 m dan pelapisan krom setebal 0,75 m . Ketebalan lapisan logam ini setiap hari diperiksa dalam laboratorium. Menurut rencana,
Universitas Mercu Buana
-73
Tugas Akhir
perusahaan akan segera melakukan pelapisan emas terhadap produk - produk fittingnya. Pelapisan emas ini di lakukan terhadap produk – produk yang dipesan oleh konsumen luar negeri. Dimana emas yang digunakan yakni emas yang berukuran 18 karat. Hasil dari plating ini disimpan dalam gudang 4330.
6. Seksi Injection Proses Injection digunakan untuk membuat produk – produk dari plastic, seperti pembuatan seat and cover yang digunakan untuk closet duduk, shower, pegangan keran, dan lain – lain. Bahan bakunya adalah plastic jenis resin atau polepropylene (PP). polypropylene ini mempunyai nilai impak dan kekuatan yang tinggi, serta sangat tahan terhadap suhu dana bahan – bahan kimia. Bahan PP yang tadinya berbentuk butiran, dicairkan dalam ruang pemanas bersuhu antara 120 - 260° C , dimana bahan itu mengalami plastisasi. Selanjutnya diinjeksikan dengan rongga cetakan (yang tertutup) dibawah tekanan yang cukup besar. Produk cetak akan mengeras dalam rongga itu dalam pengaruh pendinginan air yang bersikulasi melalui saluran – saluran dalam cetakan. Setelah penekanan injeksi, penekanan ditarik kembali, cetakan terbuka dan produk dikeluarkan dari cetakan. Kemudian dilakukan pemotongan bagian – bagian yag tidak dikehandaki dengan bantuan gunting. Setelah
selesai
injeksi,
produk
tetap
harus
melalui
pemeriksaan, baru kemudian disimpan dalam gudang 4330.
Universitas Mercu Buana
-74
proses
Tugas Akhir
7. Seksi Assembly (ASSY) Proses assembly adalah perakitan produk – produk yang setengah jadi yang telah siap dikirim. Barang – barang yang terakit diseksi ini, sebagian besar merupakan hasil produksi oleh subkontraktor dan juga ada beberapa part dan komponen yang diimpor atau pun dibeli dari perusahaan local lain, seperti karet, karton untuk packing, sticker, dan sebagainya. Pada seksi ini, terdapat 6 buah lini yang telah ditetapkan perushaan, yaitu lini A, B, C, D, E, dan lini semi. Lini A sampai E bertugas merakit produk sampai pengepakannya. Masing – masing lini mengerjakan jenis produk yang berbeda, seperti lini A untuk sistemm plumbing pada tanki air di kloset, lini B dan C untuk berbagai jenis kran dan shower, lini D untuk pembuatan seat and cover untuk kloset, dan lini E untuk produk fitting lainnya, seperti tempat handuk, tempat sabun, dan sebagainya. Sedangkan lini semi bertugas untuk merakit dan mempersiapkan berbagai part dan komponen sederhana yang diperlukan oleh lini – lini produksi lainnya. Dalam waktu dekat ini, perusahaan berniat untuk membuat satu lini lagi (lini F) untuk menambah kapasitas produksinya. Sebelum perakitan dimulai, sebagioan besar jenis produk, yaitu produk – produk dari logam, harus melalui proses pemberian merk (marking)yang masih termasuk dalam seksi ini. Pemberian merk ini menggunakan alat penekan.
Universitas Mercu Buana
-75
Tugas Akhir
8. Seksi Final Inspection Pada akhir dari proses produksi fitting, terdapat Seksi Final Inspection, yang bertugas melakukan pemeriksaan akhir terhadap produk – produk yang sudah dirakit, dikemas, dan siap dipasarkan. Pemeriksaan dilakukan secara acak, biasanya diamabil 3 unit unuk setiap produk yang dihasilkan pada hari itu. Beberapa hal yang diperiksa antara lain : o Kelengkapan part dan komponen o Kelengkapan merk dan aksesoris lain, seperti petunjuk dan sebagainya o Fungsi dari alat o Ketahanan (durability) dari alat, yaitu dengan memberikan tekanan pada alat – alat tertentu. Selain melakukan pemeriksaan, seksi ini juga bertugas untuk memberikan petunjuk atau pengarahan terhadap seksi – seksi lain mengenai kerusakan yang tejadi dan langkah – langkah pencegahannya.
4.11
Bahan Baku Bahan baku yang digunakan oleh PT. Surya Toto Indonesia khsusunya yang
dipakai pada Divisi Fitting adalah bahan baku yang berasal dari logam dan plastic. Dalam memilih bahan baku untuk produksi, PT. Surya Toto Indonesia selalu menyeleksi dengan cermat. Hal ini dikarenakan untuk mendapatkan standar kualitas serta fungsi dari setiap masing – masing produk, serta dari setiap produk yang
Universitas Mercu Buana
-76
Tugas Akhir
dihasilkan atau diproduksi oleh PT. Surya Toto Indonesia sudah mendapatkan sertifikat ISO 9001. Jadi standar mutu dari produk sudah ditentukan. Sampai saat ini PT. Surya Toto Indonesia telah menggunakan berbagai macam jenis bahan baku, yaitu dengan mengimpor dari beberapa Negara terutama Jepang dan Korea. Jalur pengiriman bahan baku tersebut biasanya melalui jalur laut, tapi jika keadaan mendesak seperti pemenuhan yang harus segera, bisa dilakukan dengan jalur udara menggunakan pesawat terbang. Semua jenis bahan baku berbentuk logam, tempat penyimpanannya terletak di ware house nomor 4300, yang terletak di ujung dekat dengan pintu masuk ke perusahaan. Setiap bagian produksi jika membutuhkan material harus membawa formulir yang di dalamnya tertera jenis dan jumlah material yang akan digunakan. Kemudian formulir tersebut diterima oleh petugas yang ada di gudang yang kemudian setelah dipilah dibawa oleh petugas tersebut ke pabrik yang membutuhkan. Pemesanan bahan baku untuk keperluan produksi biasanya dilakukan dalam jarak satu shift (8 jam sebelumnya) untuk menghindari kekurangan di setiap tempat, hal tersebut direncanakan oleh bagian PPIC setiap harinya. Adapun jenis – jenis bahan baku yang digunakan oleh PT. Surya Toto Indonesia sebagai berikut :
Universitas Mercu Buana
-77
Tugas Akhir
Tabel 4.1. Jenis – jenis material yang digunakan pada Divisi Fitting No.
Item Name
1.
Brass Ingoth
2.
Brass Bar atau Round
3.
Brass Tube
4.
Copper Tube
5.
Brass Hexa
6.
Brass Square
7.
Brass Hollow
8.
Brass Plate
9.
Brass Rectanguler Bar
10.
Sus Tube
11.
Sus Plate
12.
Brounze Round
13.
Brounze Phospor
14.
Brounze Tube
15.
Resin Natural C4520
16.
Resin persediaan (Poly Proprlene)
17.
Resin Polycarbonate
18.
Resin TPE (Thermo Plastic Electrolite)
19.
Resin ABS (Acrylonitrile Butadiene Stry)
Universitas Mercu Buana
-78
Tugas Akhir
4.12
Pengendalian Kualitas dan Manajemen Mutu Pengendalian kualitas merupakan suatu untuk mempertahankan kualitas dari
produksi agar sesuai dengan stnadar kualitas yang telah ditetapkan. Pengendalian kualitas dalam suatu proses produksi sangatlah penting, karena dengan adanya pengendalian kualitas yang diterapkan dengan benar, perusahaan akan bisa mempertahankan posisinya di pasar di tengah persaingan yang ketat dengan perusahaan lain. Pengertian pengendalian kualitas menurut standar industri Jepang (JIS) adalah suatu sistem tentang metode produksi yang secara ekonomis memproduksi barang – barang bermutu dan jasa – jasa yang memenuhi kebutuhan konsumen. Pengendalian mutu modern menggunakan metode statistik dan sering disebut sebagai pengendalian mutu statistik. Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian kualitas merupakan suatu kegiatan yang sangat erat kaitannya dengan proses pengujian atas karakteristik kualitas yang dimiliki produk guna menilai kemampuan proses produksinya yang dihubungkan dengan standar spesifikasi produk. Kemudian dengan analisis akan diperoleh penyebab terjadinya penyimpangan, sebagai dasar untuk pengambilan tindakan perbaikan dan pencegahan. Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan pengendalian kualitas antara lain : 1. Mengevaluasi standar kualitas pada material yang masuk, proses produksi, dan produk yang keluar. 2. Menilai proses yang terjadi untuk menetapkan standar dan mengambil tindakan jika terjadi penyimpangan. 3. Mengevaluasi kualitas optimal yang dapat dicapai dalam kondisi tertentu.
Universitas Mercu Buana
-79
Tugas Akhir
4. Meningkatkan kualitas dan produktifitas dengan melakukan eksperimen dan proses kontrol. 5. mengembangkan kesadaran atas kualitas di dalam dan luar perusahaan. (Gannt, 1995, Statistical Quality Control, McGraw-Hill, New York) Pengendalian kualitas yang diterapkan oleh PT Surya Toto Indonesia dilakukan pada keseluruhan proses dengan memeriksa keseluruhan produk yang dihasilkan. Produk yang baik akan diolah pada proses selanjutnya dan produk yang tidak memenuhi standar akan diperbaiki bila memungkinkan (bila kerusakan terjadi pada saat pertengahan proses), tetapi jika tidak dapat diperbaiki maka akan langsung dihancurkan atau dibuang. Tahapan pengendalian kualitas yang diterapkan di perusahaan yaitu : 1. Pemeriksaan kualitas Pengujian daya tahan produk terhadap respon tinta, kejut dingin, dan keretakan yang bertujuan untuk menghindari terjadinya afkir retak rambuut setelah beberapa tahun produk dipakai oleh pelanggan. 2. Pemeriksaan tampak Pemeriksaan kemungkinan terjadinya afkir berubah dari warna asli, seperti retak body dan glaze terkelupas, lubang kecil, dan debu pada permukaan produk. 3. Pemeriksaan fungsi Pemeriksaan terhadap tipe produk tertentu yang mempunyai fungsi flushing tinta, flushing kotoran, pembuangan traf air, dan tahan panas. Tujuannya agar produk tidak mengalami gangguan yang berkaitan dengan fungsi – fungsi tersebut ketika sampai di pihak konsumen.
Universitas Mercu Buana
-80
Tugas Akhir
4. Pemeriksaan ukuran Pemeriksaan kemungkinan terjadinya afkir karena ukuran yang tidak sesuai
standar, misalnya lubang terlalu kecil atau terlalu besar, dan
lainnya. Pemeriksaan ini dilakukan agar proses pemasangan fitting dapat dilakukan dengan mudah dan benar. 5. Pemeriksaan label Pemeriksaan
kemungkinan
terjadinya
afkir
terhadap
label
“TOTO”,”TOTO” sample, label tipe, dan label produsen. Jenis –jenis kerusakan produk yang menyebabkan produk afkir dibagi menjadi 2 kategori, yaitu jenis kerusakan produk yang disebabkan oleh sifat slip (campuran bahan baku), serta jenis kerusakan produk yang timbul pada saat proses produksi.
4.13
Macam – macam Afkir Macam – macam afkir/kecacatan yang terjadi pada divisi Fitting, sebagai
berikut : 4.13.1 Macam – macam afkir yang terjadi pada bagian Machining : Afkir DRRSK (drat rusak) Drat rusak atau permukaan drat gompal dan tidak rata. afkir ini terjadi sewaktu proses driiling atau pembuatan alur drat dalam pada bagian drilling. Sehingga part tersebut tidak dapat dilanjutkan kembali ke bagian assembly(perakitan).
Universitas Mercu Buana
-81
Tugas Akhir
Afkir UTS (Ukuran Tidak Sesuai) Afkir ini terjadi akibat proses grinding yang terlalu lama sehingga permukaan yang diperhalus terlalu banyak. Contohnya jika seharusnya permukaan diperhalus hanya 0,5 mm berubah menjadi 0,75 mm. Afkir BCR (bocor) Afkir ini terjadi baik pada permukaan luar bodi maupun pada permukaan seal – sealnya, yang menyebabkan terjadinya kebocoran. Cara inspeksinya dengan menggunakan pressure injection machine bertekanan 1,75 m yang di masukkan ke dalam air, maka terlihat ada kebocoran dari gelembung – gelembung udara yang keluar dari part tersebut. Afkir KKW (kurokawa) Afkir ini terjadi karena drill tidak rata terkena proses. Bagian yang seharusnya terkena proses drill untuk pembuatan alur drat tetapi terlewat oleh mesin drill. Sehingga permukaannya masih halus atau hanya separuh bagian saja. Afkir RTK (retak) Afkir ini terjadi akibat adanya retak di bagian bodi. Retak ini terjadi sewaktu casting dan dapat diketahui dengan inspeksi visual. Afkir HOLE (lubang) Afkir jenis ini terjadi karena proses sewaktu casting ataupun pada proses forging. Diakibatkan adanya lubang – lubang karena udara masih ada didalam yang tidak dapat keluar.
Universitas Mercu Buana
-82
Tugas Akhir
Afkir HIKE (kotor) Afkir ini dikarenakan masih adanya kotoran pada waktu proses peleburan ingot (kuningan), ketika selesai proses casting atau forging dapat terlihat banyak kotoran pada permukaan ataupun lubang – lubang kecil yang jumlahnya banyak. Afkir NKGR (nakagore) Afkir jenis ini yakni air tidak dapat keluar atau mampat. Disebabkan adanya mold core yang patah di dalam sehingga terkena cairan ingot, jadi menutup lubang jalannya air. Afkir PYK (penyok/Dents) Terjadi karena kelalaian kerja. Pada waktu pengemasan, pengangkutan atau penyusunan terjatuh dan terjadi benturan antara permukaan bodi karena operator kurang hati – hati. Walaupun dari segi fungsi masih bisa digunakan tetapi dari segi visual fisik sudah tidak bagus karena permukaan bodi sudah penyok. Afkir NM (nami) Afkir ini terjadi akibat proses glazing yang tidak rata sehingga menghasilkan permukaan yang bergelombang dan kasar. Hal ini juga sama seperti afkir UTS sebelumnya yaitu dapat menjadi berubah bentuk,karena pada proses penghalusan terlalu banyak bagian yang terbuang. Afkir TZ (tzuya) Afkir ini disebabkan oleh proses platting yang tidak sempurna. Karena sewaktu proses pencelupan pada lapisan krom terlalu lama sehingga warna menjadi kemerahan.
Universitas Mercu Buana
-83
Tugas Akhir
4.14.
Pengolahan Data
4.14.1. Data jumlah Produksi dan Jumlah Cacat Setelah penulis mengumpulkan data, maka selanjutnya data tersebut dikelompokkan dan diperoleh data yang sesuai dengan kriterianya. Setelah itu penulis mengolah data dengan menggunakan Pareto diagram, Control chart (peta kendali), dan yang terakhir menggunakan Fishbone diagram. Tabel dibawah ini adalah hasil data yang diperoleh penulis selama melakukan obserbasi lapangan di PT. Surya Toto Indonesia, khususnya di divisi Machining.
Tabel 4.2. Jumlah Produksi dan Jumlah Cacat (C-grade) Fitting Khususnya Produk Kran Tipe S11007 Untuk Waktu Produksi Tahun 2008. No.
BULAN
JUMLAH PRODUKSI
PASS
JUMLAH CACAT
1
Januari
7970
7430
540
2
Februari
3517
3413
104
3
Maret
4363
4065
298
4
April
5206
4711
495
5
Mei
5037
4602
435
6
Juni
6428
5756
672
7
Juli
2460
2302
158
8
Agustus
1675
1393
282
9
September
3503
2934
569
10
Oktober
2584
2143
441
11
November
3152
2900
252
12
Desember
4304
4000
304
∑=
50199
45649
4550
Universitas Mercu Buana
-84
Tugas Akhir
4.14.2 Data Jumlah Cacat per Jenis Cacat Data kecacatan/afkir dari jenis – jenis afkir yang ada dalam inspection di bagian Machining untuk part S11007 : Tabel 4.3. Jumlah Cacat per Jenis Cacat Pada Periode Tahun 2008 Jenis Afkir No.
Bulan
drrsk
uts
bcr
kkw
rtk
Total hl
hk
nkgr
jmlh cacat
1
Januari
42
11
86
400
1
540
2
Februari
11
2
3
86
2
104
3
Maret
21
33
1
235
8
298
4
April
36
30
1
330
2
495
5
Mei
34
52
19
304
23
3
435
6
Juni
29
101
2
521
4
15
672
7
Juli
9
48
5
95
1
8
Agustus
6
46
1
223
1
282
9
September
9
93
419
48
569
10
Oktober
5
25
406
4
441
11
November
21
36
2
188
5
252
12
Desember
3
14
44
1
227
14
1
304
99
237
521
121
3434
43
90
4550
∑=
96
5
5
Universitas Mercu Buana
1
158
-85
Tugas Akhir
4.15.
Pengolahan Data dengan Peta Kendali P-Chart Dibawah ini adalah hasil pengolahan data dengan menggunakan peta kendali
P: Tabel 4.4. Perhitungan dengan Peta Kendali P-Chart Probabilitas No.
Jumla Produksi
Jumlah Cacat
(Pease)
(C-grade)
Bulan
Produk
UCL
LCL
Cacat (P) 1
Januari
7970
540
0.0678
0.1002
0.0810
2
Februari
3517
104
0.0296
0.1051
0.0761
3
Maret
4363
298
0.0683
0.1036
0.0776
4
April
5206
495
0.0951
0.1025
0.0787
5
Mei
5037
435
0.0864
0.1027
0.0785
6
Juni
6428
672
0.1045
0.1013
0.0799
7
Juli
2460
158
0.0642
0.1080
0.0732
8
Agustus
1675
282
0.1684
0.1116
0.0696
9
September
3503
569
0.1624
0.1051
0.0761
10
Oktober
2584
441
0.1707
0.1075
0.0737
11
November
3152
252
0.0799
0.1059
0.0753
12
Desember
4304
304
0.0706
0.1037
0.0775
∑=
50199
4550
4.15.1 Cara Perhitungan Untuk menentukan batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL), maka diperlukan nilai rata-rata bagian cacat dengan perhitungan sebagai berikut : 1. Rata-rata bagian cacat ( p )
p =
jumlahcacat pn = jumlahproduksi n
Universitas Mercu Buana
-86
Tugas Akhir
p atau CL =
4550 = 0,0906 50199
2. Menentukan batas-batas kendali (UCL dan LCL) serta proporsi cacat (P) untuk masing-masing data : *. Untuk bulan Januari 2008 Proporsi P
=
p 540 = = 0,0678 n 7970
BKA atau UCL = p +3
p (1 p ) n
= 0,0906 + 3
0,0906(1 0,0906) 7970
= 0,1002
p (1 p ) n
BKB atau LCL = p - 3
= 0,0906 - 3
0,0906(1 0,0906) 7970
= 0,0810
*. Untuk Bulan Februari 2008 Proporsi P
=
p 104 = = 0,0296 n 3517
BKA atau UCL = p +3
p (1 p ) n
= 0,0906 + 3
0,0906(1 0,0906) 3517
= 0,1051
Universitas Mercu Buana
-87
Tugas Akhir
p (1 p ) n
BKB atau LCL = p - 3
0,0906(1 0,0906) 3517
= 0,0906 - 3 = 0,0761
*. Untuk Bulan Maret 2008 Proporsi P
=
p 298 = = 0,0683 n 4363
BKA atau UCL = p +3
p (1 p ) n
= 0,0906 + 3
0,0906(1 0,0906) 4363
= 0,1036 p (1 p ) n
BKB atau LCL = p - 3
= 0,0906 - 3
0,0906(1 0,0906) 4363
= 0,0776
*. Untuk Bulan April 2008 Proporsi P
=
p 495 = = 0,0951 n 5206
BKA atau UCL = p +3
p (1 p ) n
= 0,0906 + 3
Universitas Mercu Buana
0,0906(1 0,0906) 5206
-88
Tugas Akhir
= 0,1025
p (1 p ) n
BKB atau LCL = p - 3
0,0906(1 0,0906) 5206
= 0,0906 - 3 = 0,0787
*. Untuk Bulan Mei 2008 Proporsi P
=
p 435 = = 0,0864 n 5037
BKA atau UCL = p +3
p (1 p ) n
= 0,0906 + 3
0,0906(1 0,0906) 5037
= 0,1027 p (1 p ) n
BKB atau LCL = p - 3
= 0,0906 - 3
0,0906(1 0,0906) 5037
= 0,0785
*. Untuk Bulan Juni 2008 Proporsi P
=
p 672 = = 0,1045 n 6428
BKA atau UCL = p +3
Universitas Mercu Buana
p (1 p ) n
-89
Tugas Akhir
= 0,0906 + 3
0,0906(1 0,0906) 6428
= 0,1013
p (1 p ) n
BKB atau LCL = p - 3
0,0906(1 0,0906) 6428
= 0,0906 - 3 = 0,0799
*. Untuk Bulan Juli 2008 Proporsi P
=
p 158 = = 0,0642 n 2460
BKA atau UCL = p +3
p (1 p ) n
= 0,0906 + 3
0,0906(1 0,0906) 2460
= 0,1080 BKB atau LCL = p - 3
= 0,0906 - 3
p (1 p ) n 0,0906(1 0,0906) 2460
= 0,0732
*. Untuk Bulan Agustus 2008 Proporsi P
=
p 282 = = 0,1684 n 1675
Universitas Mercu Buana
-90
Tugas Akhir
BKA atau UCL = p +3
p (1 p ) n
= 0,0906 + 3
0,0906(1 0,0906) 1675
= 0,1116
p (1 p ) n
BKB atau LCL = p - 3
0,0906(1 0,0906) 1675
= 0,0906 - 3 = 0,0696
*. Untuk Bulan September 2008 Proporsi P
=
p 569 = = 0,1624 n 3503
BKA atau UCL = p +3
p (1 p ) n
= 0,0906 + 3
0,0906(1 0,0906) 3503
= 0,1051 BKB atau LCL = p - 3
= 0,0906 - 3
p (1 p ) n
0,0906(1 0,0906) 3503
= 0,0761
Universitas Mercu Buana
-91
Tugas Akhir
*. Untuk Bulan Oktober 2008 Proporsi P
=
p 441 = = 0,1707 n 2584
BKA atau UCL = p +3
p (1 p ) n
= 0,0906 + 3
0,0906(1 0,0906) 2584
= 0,1075
p (1 p ) n
BKB atau LCL = p - 3
0,0906(1 0,0906) 2584
= 0,0906 - 3 = 0,0737
*. Untuk Bulan November 2008 Proporsi P
=
p 252 = = 0,0799 n 3152
BKA atau UCL = p +3
p (1 p ) n
= 0,0906 + 3
0,0906(1 0,0906) 3152
= 0,1059 BKB atau LCL = p - 3
= 0,0906 - 3
p (1 p ) n
0,0906(1 0,0906) 3152
= 0,0753
Universitas Mercu Buana
-92
Tugas Akhir
*. Untuk Bulan Desember 2008 Proporsi P
=
p 304 = = 0,0706 n 4304
BKA atau UCL = p +3
p (1 p ) n
0,0906(1 0,0906) 4304
= 0,0906 + 3 = 0,1037
p (1 p ) n
BKB atau LCL = p - 3
0,0906(1 0,0906) 4304
= 0,0906 - 3 = 0,0775
Berdasarkan hasil dari perhitungan batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL), maka data diatas dapat digambarkan dengan peta kendali P sebagai berikut
0.18 0.16 0.14 0.12 0.1 0.08 0.06 0.04 0.02 0
UCL P LCL CL
N JA
B FE
A M
R A
PR
EI M
JU
N
JU
L A
ST G
P
SE
O
KT
NO
V D
ES
Gambar 4.4 Peta Kendali P Quality Control
Universitas Mercu Buana
-93
Tugas Akhir
Dapat diketahui dari gambar di atas bahwa proses machining masih mengalami out of control, Karena pada bulan Juni, Agustus, September, Oktober berada di luar batas kendali.
4.16. Perhitungan Data Adanya Revisi Dari diagram diatas mengalami revisi kembali karena pada bulan Juni, Agustus, September dan Oktober dalam keadaan out of control, dengan data sebagai berikut : Tabel 4.5. Perhitungan Data Revisi
No.
Bulan
Jumlah
Jumlah
Probabilitas
Produksi
Cacat
Produk Cacat
(Pease)
(C-grade)
(P)
UCL
LCL
1
Januari
7970
540
0.0678
0.0977
0.0787
2
Februari
3517
104
0.0296
0.1025
0.0739
3
Maret
4363
298
0.0683
0.1011
0.0753
4
April
5206
495
0.0951
0.1000
0.0764
5
Mei
5037
435
0.0864
0.1002
0.0762
6
Juli
2460
158
0.0642
0.1054
0.0710
7
November
3152
252
0.0799
0.1034
0.0730
8
Desember
4304
304
0.0706
0.1012
0.0752
Σ=
36009
2586
Dengan perhitungan : p atau CL =
36009 = 0,0718 2586
Universitas Mercu Buana
-94
Tugas Akhir
*. Untuk bulan Januari 2008 Proporsi P
=
p 540 = = 0,0678 n 7970
BKA atau UCL = p +3
p (1 p ) n
= 0,0718 + 3
0,0718(1 0,0718) 7970
= 0,0977
p (1 p ) n
BKB atau LCL = p - 3
0,0718(1 0,0718) 7970
= 0,0718 - 3 = 0,0787
*. Untuk Bulan Februari 2008 Proporsi P
=
p 104 = = 0,0296 n 3517
BKA atau UCL = p +3
p (1 p ) n
= 0,0718 + 3
0,0718(1 0,0718) 3517
= 0,1025 BKB atau LCL = p - 3
= 0,0718 - 3
p (1 p ) n
0,0718(1 0,0718) 3517
= 0,0739
Universitas Mercu Buana
-95
Tugas Akhir
*. Untuk Bulan Maret 2008 Proporsi P
=
p 298 = = 0,0683 n 4363
BKA atau UCL = p +3
p (1 p ) n
= 0,0718 + 3
0,0718(1 0,0718) 4363
= 0,1011
p (1 p ) n
BKB atau LCL = p - 3
0,0718(1 0,0718) 4363
= 0,0718 - 3 = 0,0753
*. Untuk Bulan April 2008 Proporsi P
=
p 495 = = 0,0951 n 5206
BKA atau UCL = p +3
p (1 p ) n
= 0,0718 + 3
0,0718(1 0,0718) 5206
= 0,1000 BKB atau LCL = p - 3
= 0,0718 - 3
p (1 p ) n
0,0718(1 0,0718) 5206
= 0,0764
Universitas Mercu Buana
-96
Tugas Akhir
*. Untuk Bulan Mei 2008 Proporsi P
=
p 435 = = 0,0864 n 5037
BKA atau UCL = p +3
p (1 p ) n
= 0,0718 + 3
0,0718(1 0,0718) 5037
= 0,1002
p (1 p ) n
BKB atau LCL = p - 3
0,0718(1 0,0718) 5037
= 0,0718 - 3 = 0,0762
*. Untuk Bulan Juli 2008 Proporsi P
=
p 158 = = 0,0642 n 2460
BKA atau UCL = p +3
p (1 p ) n
= 0,0718 + 3
0,0718(1 0,0718) 2460
= 0,1054 BKB atau LCL = p - 3
= 0,0718 - 3
p (1 p ) n
0,0718(1 0,0718) 2460
= 0,0710
Universitas Mercu Buana
-97
Tugas Akhir
*. Untuk Bulan November 2008 Proporsi P
=
p 252 = = 0,0799 n 3152
BKA atau UCL = p +3
p (1 p ) n
= 0,0718 + 3
0,0718(1 0,0718) 3152
= 0,1034
p (1 p ) n
BKB atau LCL = p - 3
0,0718(1 0,0718) 3152
= 0,0718 - 3 = 0,0730
*. Untuk Bulan Desember 2008 Proporsi P
=
p 304 = = 0,0706 n 4304
BKA atau UCL = p +3
p (1 p ) n
= 0,0718 + 3
0,0718(1 0,0718) 4304
= 0,1012 BKB atau LCL = p - 3
= 0,0718 - 3
p (1 p ) n
0,0718(1 0,0718) 4304
= 0,0752
Universitas Mercu Buana
-98
Tugas Akhir
Berdasarkan hasil dari perhitungan batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL), maka data diatas dapat digambarkan dengan peta kendali P sebagai berikut :
0.12 0.1
UCL
0.08
P LCL CL
0.06 0.04 0.02
No Jul i ve m b D es er em be r
ei M
A pr il
Ja nu ar Fe i br ua ri M ar et
0
Gambar 4.5. Peta Kendali P (Revisi) pada Quality Control
Karena data pada peta kendali p di atas sudah berada dalam batas kendali maka dapat dihitung kapabilitas prosesnya, dengan perhitungan sebagai berikut : Dari perhitungan sebelumnya didapat p rata-rata : 0,9094 Cp = 1 - ‾p
Maka :
Cp
= 1 – 0,0718 = 0,9282 atau 92,82 %
Persentase sebesar 92,82 % ini berarti kemampuan proses dalam menghasilkan produk cacat sekitar 7.18 %. Keadaan ini sudah cukup baik untuk industri Fitting, tetapi dengan tingkat kapabilitas proses sebesar itu masih belum memenuhi keinginan perusahaan yang menginginkan kualitas produk yang bebas cacat mencapai 95 – 97% sehingga produk yang cacat hanya 3 – 5 % saja dari total produksi.
Universitas Mercu Buana
-99
Tugas Akhir
4.17.
Pengolahan Data untuk Diagram Pareto Diagram pareto dimaksudkan untuk menemukan, mengetahui masalah,
penyebab utama yang merupakan kunci dalam penyelesaian permasalahan, dan pembandingnya terhadap keseluruhan. Berikut adalah tabel hasil perhitungan untuk diagram pareto berdasarkan masing-masing jenis cacat di departemen Quality control pada tahun 2008.
Tabel 4.6. Perhitungan untuk Diagram Pareto
No
Jenis Cacat
Simbol
Jumlah Cacat (f)
Komulatif
f%
fk %
1
Afkir Hole (Lubang Kecil)
HL
3434
3434
75.47
75.47
2
Afkir Kurokawa
KKW
521
3955
11.45
86.92
3
Afkir Bocor
BCR
237
4192
5.21
92.13
4 5
Afkir Retak Afkir Ukuran Tidak Sesuai
RTK
121
4313
2.66
94.79
UTS
99
4412
2.18
96.97
NKGR
90
4502
1.98
98.95
HK
43
4545
0.95
99.89
DRRSK
5
4550
0.11
100.00
6
Afkir Nakagore
7
Afkir Hike
8
Afkir Drat Rusak JUMLAH
Universitas Mercu Buana
4550
-100
Tugas Akhir
80.00
100%
70.00 80%
60.00 50.00
60%
40.00 40%
30.00 20.00
20%
10.00 0%
HOLE KKW
BCR
RTK
UTS
NKGR HIKE DRRSK
Gambar 4.6. Diagram Pareto Quality Control Keterangan Diagram Pareto Quality Control, : Jenis reject Lubang – lubang kecil (Hole) Jenis reject Kurokawa (KKW) Jenis reject Bocor (BCR) Jenis reject Retak (RTK) Jenis reject Ukuran Tidak Sesuai (UTS) Jenis reject Nakagore (NKGR) Jenis reject Hike (HK) Jenis reject Drat Rusak ( DRRSK) Dari hasil analisa diagram pareto di atas dapat diketahui penyebab yang utama dalam terjadinya produk reject adalah jenis cacat Lubang Kecil /Hole (H) dengan persentase yang cukup besar yakni mencapai 75.47 %, maka sebagai langkah awal yang harus dilakukan adalah jadikan jenis cacat hole sebagai prioritas utama yang harus segera di tindaklanjuti.
Universitas Mercu Buana
-101