BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripisi Lokasi Penelitian Desa Iloheluma merupakan salah satu desa dari 8 Desa di Kecamatan Boliyohuto
Kabupaten Gorontalo. Desa ini berdiri sejak Tahun 2007 sesuai
Peraturan Daerah Kabupaten Gorontalo Nomor: 06 Tahun 1998 Tentang Pembentukan Desa Iloheluma sebagai pemekaran dari Desa Parungi Kecamatan Boliyohuto. Luas wilayah Desa Iloheluma adalah 6.400 m2. Wilayah desa Iloheluma meliputi atas areal tanah persawahan seluas 1500 m2., lahan perkebunan jagung serta seluas 3.500 m2 dan hutan seluas 1.400 m2. Pemukiman masyarakat menyebar pada lahan persawahan dan perkebunan jagung yang merupakan mata pencaharian utama masyarakat desa Iloheluma Kecamatan Boliohuto Kabupaten Gorontalo. Untuk kejelasan wilayah tersebut disajikan pada diagram berikut:
Lahan LahanJangung Sawah
Hutan
25
Wilayah Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo, terletak bagian barat Kabupaten Gorontalo dengan batas-batas sebagai berikut; sebelah utara berbatasan dengan Desa Sidomulyo, Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Parungi, sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sidomukti dan sebelah Barat berbatasan dengan Desa Dulohupa. Di bawah ini disajikan gambar batas-batas wilayah sebagai berikut: Desa Sidomulyo U
Desa Sidomukti T
Desa Dulohupa B
S Desa Parungi Gambar 1 Batas Desa Iloheluma Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo, secara administratif membawahi 4 Dusun yaitu Dusun Sabuwa,
Dusun PU, Dusun
Mekar Sari dan Dusun Karya Tani. Setiap dusun dikepalai oleh seorang kepala dusun atau dalam bahasa Gorontalo disebut Podu sebagai kepala wilayah dusun yang membantu setiap tugas kepala desa dalam pelayanan masyarakat. Masing-
26
masing dusun memiliki kenampakan alam yang beragam yaitu lahan perkebunan jagung, perkebunan palawidja dan sebagian lahan persawahan serta pemukiman masyarakat. Jumlah penduduk Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo pada tahun 2013 (Profil Desa Iloheluma) tercatat sebanyak 1.398 jiwa yang terdiri dari 677 orang laki-laki dan 721 orang perempuan. Sedangkan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 480 KK. Guna kejelasan jumlah penduduk dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1
Jumlah Penduduk Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo Tahun 2013
No
Nama Dusun
L
Jumlah
P
KK
01
PU
243
238
114
02
Sabua
117
193
97
03
Mekar Sari
112
134
61
04
Karya Tani
145
156
76
617
721
348
Total Penduduk Sumber : Profil Desa Iloheluma, 201
Mata pencaharian penduduk sebagian besar adalah petani jagung dan sisanya adalah petani sawah, wiraswasta, buruh tani, buruh pabrik gula dan PNS. (Kantor Desa Iloheluma). Di bawah ini disajikan tabel jumlah penduduk sebagai berikut:
27
Tabel 2
Pekerjaan Penduduk Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo Tahun 2013
No
Nama Dusun
Petani Jagung
Pekerjaan Peda gang
PNS
01
PU
37
23
12
02
Sabua
35
11
9
03
Karya Tani
39
5
-
04
Mekar Sari
11
11
14
Total Penduduk
122
50
35
Ket
Sumber : Profil Desa Iloheluma, 2013 Agama yang dianut oleh masyarakat Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo sebagian besar adalah agama Islam dengan persentas 99,9.% dan sisanya beragama kristen. Agama Islam sebagai agama yang turun temurun sejak nenek moyang masyarakat asli Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto, Kabupaten Gorontalo,
sedangkan agama Kristen dianut oleh
masyarakat pendatang dan telah berdomisili di Desa ini akibat asimilasi dalam bentuk perkawinan. (Kantor Desa Iloheluma) Etnis masyarakat di Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo pada umumnya adalah etnis Gorontalo. Terdapat pula etnis-etnis lain yang berasimilasi dengan etnis Gorontalo dan datang berdomisili di antaranya adalah etnis Minahasa, Jawa dan etnis Bugis. Seluruh etnis dapat hidup berdampingan dan saling bertoleransi dengan baik dengan seluruh masyarakat etnis Gorontalo.
28
Pemerintahan di Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo berpusat di Kantor Desa yang terletak di Dusun Sabuwa yang merupakan pusat pemerintahan desa yang dipimpin oleh Kepala Desa. Pada pelaksanaan pemerintahannnya Kepala Desa membawahi beberapa aparat desa yaitu; Sekertaris Desa dalam bahasa Gorontalo disebut “Seki” dan beberapa Kepala Urusan yang disebut KAUR yaitu KAUR Pemerintahan, KAUR Sosial, KAUR Sosial serta para kepala-kepala dusun. Dalam melaksanakan tugas kepada desa dan seluruh aparat pemerintah desa dibantu pula oleh anggota dan pengurus Badan Permusyawaratan Desa atau BPD dan
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat atau LPM.
BPD dan LPM
melakukan pemantauan terhadap kinerja Kepala Desa dan aparat pemerintah desa sebagai bentuk pemerintahan desa yang demokratis. Secara rinci aparat pemeritah Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3 No
Aparat Pemerintah Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 Nama Aparat
Pendidikan
Jabatan
01
Ismail Daud
SMA
Kepala Desa
02
Samin Mayang
SMA
Kepala Dusun Sabuwa
03
Kartin Mohamad
SMP
Kepala Dusun PU
04
Maryam Libunelo
SMP
Kepala Dusun Mekar Sari
05
Nipon Abdjul
SMA
Kepala Dusun Karya Tani
Sumber : Profil Desa Iloheluma, 2013 Pada tabel di atas tampak nama-nama Kepala Dusun yang ada di Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto. Para Kepala Dusun tersebut bekerja membantu 29
pelaksanaan pemerintahan Desa sesuai dengan tupoksinya dalam upaya kelancaran pelayanan kepada masyarakat yang ada di desa dan bertanggung jawab kepada Kepala Desa. Di samping para Kepala Dusun, aparat pemerintahan Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo dibantu pula oleh Pengurus Badan Permusyawaratan Desa yang disebut BPD. Secara rinci nama-nama pengurus BPD dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4
No
Pengurus Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Tahun 2013 Nama Pengurus
Pendidikan
Jabatan
01
Mastuna Ulama
SMP
Ketua
02
Mohamad Rahim
SMP
Wakil Ketua
03
Suarti Habi
SMA
Sekertaris
04
Wirda Haipi
SMA
Anggota
05
Yunus Lamara
SD
Anggota
Sumber : Profil Desa Iloheluma, 2103 Pada tabel di atas tampak kelengkapan pengurus BPD di Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto. Secara kuantitas jumlah aparat sudah sesuai dengan kelengkapan. Tetapi kondisi pendidikan aparat tersebut masih sebagian berijazah SMP
bahkan
berijazah
SD.
Badan
permusyawaratan
yang
membantu
menyalurkan segala aspirasi masyarakat yang ada di desa yang kemudian diteruskan kepada kepala desa sebagai aparat pemerintahan yang ada di desa. Di samping BPD kegiatan aparat desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto dibantu pula oleh Lembaga Permusyawaratan Desa yang bertugas memantau
30
seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh aparat desa. Secara rinci susunan pengurus LPM disajikan dalam tabel berikut: Tabel 5
Data Pengurus Lembaga Peberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Tahun 2013
No
Nama Pengurus
Pendidikan
Jabatan
01
Yaris Mahmud
SMA
Ketua
02
Ansar Maunu
SMA
Wakil Ketua
03
Mohamad Daud
SMA
Sekertaris
04
Safrudi Maunu
SMA
Anggota
05
Ramli Lamatoa
SMA
Anggota
Sumber: Profil Desa Iloheluma, 2013 Berdasarkan deskripsi lokasi penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa aparat pemerintah di Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto
Kabupaten
Gorontalo sudah memenuhi kelengkapan aparat sebagaimana yang diharapkan dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat, termasuk peran dalam pemberdayaan masyarakat petani jagung yang merupakan sumber penghasilan utama di desa tersebut. Dari aspek pendidikan semua aparat LPM telah cukup yaitu rata-rata berpendidikan SMA. 4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Sebagaimana permasalahan penelitian yaitu bagaimana peran pemerintah desa dalam pemberdayaan masyarakat petani jagung di Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo, maka deskripsi hasil penelitian ini akan dibahas meliputi peran pemerintan desa dalam pemberdayaan masyarakat
31
petani jagung dan wujud pemberdayaan yang telah dirasakan oleh masyarakat di Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo. 4.1.2.1 Peran 1. Openes; keterbukaan pemerintah desa. ”Dalam hal ini pemerintah desa bisa menerima masukan dari masyarakat tentang pedulinya atas pemberdayaan petani jagung agar tercipta interaksi yang baik anatar pemerintah dan masyarakat itu sendiri” (RE, 45 tahun) 2. Partisipasi; partisipasi pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat petani jagung. ”Partisispasi pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat petani jaung belum terlaksana karena disebabkan oleh pemerintah belum mengupayakan tersedianya penggunaan bibit, pupuk dan pestisida. Hal ini menyebabkan kesulitan bagi para petani jagung” ( AB, 35 tahun) 1. Acebtability; penerimaan masyarakat terhadap program pemerintah dalam permberdayaan petani jagung. ”Kami sangat membutuhkan adanya program pemerintah memberdayakan usaha kami. Tapi sejauh ini belum ada peran pemerintah dalam memberdayakan kami sebagai petani jagung dengan menyediakan beberapa kebutuhan kami” ( SA, 45 tahun) 2. Efektivitas; keberhasilan pemerintah desa dalam program pemberdayaan masyarakat petani jagung. ”Program ini akan memberikan dampak yang baik untuk masyarakat itu sendiri serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat pada masyarakat itu sendiri. ( SR, 41 tahun) 3. Koheren/Sustanbility; keberlanjutan program ”Keberlanjutan program ini akan bermanfaat dan membantu para petani jagung terutama untuk memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat itu sendiri” (JK, 39 tahun) 32
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa peran pemerintah desa belum semaksimal yang diharapkan. Hal tersebut disebabkan kurangnya dana untuk membantu penjualan hasil panen masyarakat dan alat bajak lahan, penyediaan bibit, pupuk, pestisida dan alat angkut. 4.1.2.2 Peran Pemerintah dalam Pemberdayaan Petani Jagung Peran pemerintah dalam perberdayaan petani jagung di desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo dibahas melalu indikator-inidkator yaitu peran dalam sosialisasi tata cara penanaman jagung, peran dalam penyediaan bibit, pupuk dan pestisida dan peran dalam membantu pemasaran hasil panen. Guna kejelasan deskripsi hasil penelitian tersebut akan disajikan sebagai berikut: a. Peran dalam sosialisasi tata cara penanaman jagung Peran pemerintah Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo dalam sosialisasi tata cara penanaman jagung dilakukan dengan cara sosialisasi tentang jenis-jenis bibit jagung sehingga masyarakat petani jagung dapat memilih jenis bibit jagung yang baik untuk ditanam, Di samping itu dilakukan pula sosialisasi teknik khusus penanaman jagung dan pemeliharaan tanaman jagung yang baik bagi masyarakat petani jagung. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan sebanyak 4 kali dalam setahun bulan sekali yaitu pada awal musim tanam yaitu di Kantor Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo. Pelaksanaan sosialisasi dilaksanakan aparat pemerintah desa mulai dari Kepala Desa, Sekertaris Desa serta para Kepala Urusan Desa dan bekerja sama dengan balai pertanian setempat.
33
Proses pelaksanaan sosialisasi dimulai dengan mengirimkan surat permohonan kepada Balai Pertanian setempat dan kemudian berdasarkan surat balasan kesediaan penyuluh pertanian aparat pemerintah desa menghubungi para kepala dusun untuk memberitahukan kepada masyarakat petani jagung. Pada pelaksanaan sosialisasi dan seluruh kegiatan ditanggung oleh aparat pemerintah desa sedangkan balai pertanian setempat hanya mengadakan tenaga penyuluh. Berdasarkan deskripsi di atas tampak bahwa peran pemerintah desa Iloheluma dalam pemberdayaan masyarakat petani jagung telah dilaksanakan melalui program kinerja desa sebagai wujud kepedulian kepada masyarakat petani jagung di Desa Ilheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo. Sebagaimana hasil wawancara dengan Kepala Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo (ID, 45 Tahun) dijelaskan sebagai berikut: “Sebagai Kepala Desa saya sangat bertanggung jawab dalam peran untuk pemberdayaan masyarakat petani jagung di Desa Iloheluma. Peran pemerintah desa dalam sosialisasi diawali dengan pemilihan lahan yang baik untuk jagung, kemudian sosialisasi pemilihan bibit jagung yang sesuai. Walaupun tenaga penyuluh kami datangkan dari Balai Pertanian setempat, namun pelaksanaan sepenuhnya diatur oleh aparat pemerintah desa mulai dari menghubungi masyarakat, menyiapkan admnistrasi bahkan mengadakan konsumsi. Namun kegiatan tersebut sampai saat ini masih diprogramkan dalam 4 kali dalam setahun Kriteria lahan, bibit dan pupuk serta cara perawatan semua diberikan dalam sosialisasi oleh penyluh pertanian” (Hasil Wawancara, 15 Mei 2013) Berdasarkan hasil wawancara di atas peneliti berpendapat bahwa peran pemerintah Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo, telah dilaksanakan dengan baik, walaupun dalam rentang satu kali musim tanam. Kepala desa merasa
bertanggung jawab dalam peran untuk pemberdayaan
masyarakat petani jagung sehingga pelaksanaan sosialisasi dilakukan dengan cara
34
pemilihan lahan yang baik untuk jagung, kemudian sosialisasi pemilihan bibit jagung yang sesuai oleh tenaga penyuluh dari balai pertanian setempat. Untuk kelancaran kegiatan sosialisasi tata cara penanaman jagung kepada masyarakat petani jagung di Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto, di samping Kepala Desa, aparat pemerintah desa lainnya memberikan kontribusi dalam membantu Kepala Desa. Hal ini sebagaimana hasil wawancara dengan Sekretaris Desa Iloheluma, Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo (YM, 32 tahun) menjelaskan sebagai berikut: “Walaupun kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan langsung oleh tenaga penyuluh pertanian, tetapi peran kami di Desa yaitu mendatangkan tenaga penyuluh tersebut. Sebagai sekertaris desa peran saya terutama menyiapkan surat permohonan ke Dinas Petani setempat, kemudian mengecek kesediaan penyuluh pertanian. saya membuat surat untuk pada Kepala Dusun untuk diteruskan secara lisan kepada masyarakat petani jagung agar hadir dalam kegiatan penyuluhan. Di samping itu pada acara sosialisasi saya bertugas menyiapkan seluruh acara serta menentukan tempat pelaksanaan sosialisasi” (Hasil Wawancara, 15 Mei 2013) Berdasarkan hasil wawancara di atas tampak Sekertaris Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo yang merupakan salah satu perangkat desa telah memberikan peran nyata dalam kegiatan sosialisasi tata cara penanaman jagung. Peran Sekertais Desa tersebut diantaranya menyiapkan surat permohonan, mengecek kesediaan penyuluh, membuat surat untuk pada Kepala Dusun serta menyiapkan seluruh acara dan menentukan tempat pelaksanaan kegiatan sosialisasi. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan diikuti oleh sebagian besar masyarakat petani jagung yaitu lebih dari 70%. Jika ada mayarakat petani jagung yang tidak hadir maka Kepala Dusun bertugas memberikan arahan untuk
35
hadir pada pertemuan-pertemuan berikutnya. Antusias masyarakat dapat dilihat pula pada banyaknya masyarakat yang bertanya kepada para penyluh lapangan tentang materi yang dibahas. a. Peran dalam penyediaan Bibit, pupuk dan Pestisida Peran pemerintah Desa Iloheluma Kecamata Boliyohuto Kabupaten Gorontalo dalam penyediaan bibit, pupuk dan pestisida belum dapat dilaksanakan oleh aparat pemerintah Desa. Hal ini terlihat dari belum adanya bibit, pupuk maupun pestisida yang disediakan di desa ini. Sebagian besar masyarakat petani jagung harus membeli bibit, pupuk maupun pestisida harus ke Kota Gorontalo yang jaraknya sekitar 60 kilo meter dari Desa Iloheluma. Di samping itu pula terdapat masyarakat petani jagung yang terpaksa membeli bibit jagung, pupuk dan pestisida dari kios-kios milik masyarakat di desa tetangga, seperti di Desa Sidomulyo dan Desa Sidodadi dengan harga yang relatif mahal dari harga-harga yang ditentukan pemerintah. Khusus untuk pupuk subsidi di Desa Iloheluma masih sangat kurang dan banyak pupuk bersubsidi hanya diperuntukkan untuk petani sawah. Hal ini berarti perhatian pemerintah dalam penyediaan bibit, pupuk dan pesetisida belum diperhatikan dengan baik. Keadaan di atas, ketika dikonfirmasikan kepada Kepala Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo (ID, 45 Tahun) dijelaskan sebagai berikut: “Sangat berat hati kami katakan bahwa peran dalam penyediaan bibit jagung, pupuk dan pestisida belum dapat kami laksanakan.Alasan kami memang cukup masuk akal karena peran tersebut memerlukan modal karena ini mencakup masalah penyediaan dan pengadaan barang. Permasalahan ini sudah pernah diungkapkan oleh masyarakat petani jagung pada kami tetapi sampai saat ini kami belum melakukan koordinasi 36
dengan atasan karena kesibukan mengurus kegiatan lain. Beberapa waktu lalu kami telah menyiapkan proposal dan memohon petunujuk kepada atasan (Camat, Peneliti) namun sampai saat ini kegiatan tersebut belum terealisasi” (Hasil Wawancara, 15 Mei 2013) Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa peran pemerintah Desa Iloheluma Kecamatan Boliohuto Kabupaten Gorontalo dalam penyediaan bibit jagung, pupuk dan pestisida belum dilaksanakan. Kepala Desa beserta aparat pemeritah desa lainnya belum mengupayakan penyediaan bibit jagung, pupuk dan pestisida yang dapat memudahkan masyarakat petani jagung. Keadaan ini, jelas mengakibatkan masyarakat petani jagung menemui kesulitan dalam mencari bibit jagung yang baik untuk ditanam. Keadaan ini seiring yang di kemukakan oleh seorang masyarakat petani jagung dari Dusun Sabuwa (AL, 32 tahun) sebagai berikut” “Memang benar. Di desa ini kami sangat kesulitan mencari bibii jagung yang baik. Kendati ada hanya di kios-kios di desa tentangga dengan harga yang sangat mahal, karena pedagang itu jelas mencari keuntungan yang tinggi. Di kota juga ada (Kota Gorontalo, peneliti) tetapi kami harus menyewa mobil pergi pulang. Hal ini berakibat perawatan jagung yang kami tanam tidak dapat dilakuka dengan baik. Apalagi kalau ada musim penyakit jagung, terpaksa kami bersabar saja karena mahalnya pestisida untuk menyomprot penyakit tanaman jagung dan pada akhirnya panen jagung tidak berhasil sesuai yang kami harapkan” (Hasil Wawancara, 16 Mei 2013) Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat petani jagung di Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo, sangat kesulitan mencari bibit jagung yang baik. Terdapat pula bibit jagung, pupuk dan pestisida di kios-kios di desa tentangga tetapi sangat mahal harganya. Sebagian masyarakat petani jagu terpaksa menyewa mobil ke Kota Gorontalo
37
untuk membeli bibit jagung, pupuk dan pestisida dan hal ini mengakibatkan biaya penanaman jagung menjadi mahal. b. Peran dalam Membantu Pemasaran Hasil Panen Salah satu peran pemerintah Desa yang sangat penting dalam pemberdayaan masyarakat petani jagung adalah membantu pemasaran hasil panen jagung. Di Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo peran dalam membantu pemasaran hasil jagung belum dapat dilaksanakan dengan baik. Dalam hal ini pemerintah desa belum dapat mengupayakan agar petani tidak sembarang menjual hasil panennya. Berdasarkan pengamatan bahwa hasil panen petani dibeli oleh tengkulak dan arau para pedagang yang tergolong pengusaha perdagangan, sehingga harga murah yaitu Rp. 2.000, - untuk jagung basah dan Rp. 2.500,- yang kering. nya tidak sesuai yang ditentukan oleh Pemerintah Propinsi yaitu Rp. 2.700,- untuk jagung basah dan Rp. 3.000, - yang kering. Bahkan sebagian petani terlanjur ikat kontrak dengan para tengkulak yang mengambil keuntungan yang lebih dengan cara memberikan uang sebelum tanaman jagung di panen. Hal ini mengakibatkan harga jagung sangat rendah. Pemerintah Desa Iloheluma Kecamatan Boliohuto Kabupaten Gorontalo berdasarkan konfirmasi mengaku permasalahan ini. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa Ileheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo (ID, 45 Tahun) dijelaskan sebagai berikut: “Memang benar kami aparat Desa belum dapat mengontrol harga jagung yang dijual petani. Hal ini karena sebagian besar petani sudah belangganan dengan para pedagang. Para pedagang tersebut telah menyediakan trucktruck pengangkut sampai di lahan tanaman jagung dan mereka membeli 38
jagung dengan harga yang murah tetapi dijual digudang-gudang Kota Gorontalo dengan harga yang mahal. Upaya yang telah kami lakukan sekedar memberitahukan harga normal yang ditentukan oleh pemeritah daerah kepada petani, namun karena petani kesulitan mengangkut hasil panen sampai ke gudang Gorontalo terpaksa dijual ke pedagang dan tengkulak. Kami tidak memiliki dana untuk membantu membeli jagung petani serta menyediakan truck-truck pengakut karena keterbatasan dana” (Hasil Wawancara, 17 Mei 2013) Berdasarkan hasil wawancara tersebut menunjukkan belum ada peran pemerinrah
Desa
Iloheluma
kecamatan
Boliyohuto
dalam
membantu
pemeliharaan hasil panen jagung. Pemerinrtah berdalih bahwa peran tersebut memerlukan dukungan dana karena pemerintah harus menampung hasil panen jagung petani kemudian diagkut ke gudang-gudang di Kota Gorontalo. Upaya pemerintah sekedar memberitahukan harga jagung normal yang ditentukan oleh pemerintah daerah kepada petani jagung tetapi hal ini tidak mampu mengendalikan harga jagung di desa tersebut. Sikap aparat pemerintah tentang permasalahan pemasaran jagung masyarakat belum dilakukan. Hal ini tampak pada sikap aparat yang tidak berupaya untuk meminta bantuan dari pemerinrah Provinsi untuk membantu pemasaran hasil panen jagung karena jika masalah ini dibiarkan akan berdampak pada hilangnya motivasi masyarakat dalam menanam jagung sebagai mata pencaharian. 4.1.2.3 Hasil Implementasi Pemberdayaan Petani Jagung di Desa Iloheluma Wujud peran pemerintah Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto dalam pemberdayaan masyarakat petani jagung dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu bertambahnya jumlah petani jagung,
meningkatnya luasan ladang jagung,
meningkatnya hasil panen jagung dan 39
meningkatnya kebutuhan ekonomi
keluarga. Berdasarkan hasil penelitian secara umum peran pemerintah desa dalam pemeberdayaan masyarakat petani jagung belum memberikan hasil yang optimal. Keadaan tersebut akan dijelaskan sesuai aspek-aspek pemberdayaan sebagai berikut: a. Jumlah masyarakat petani jagung Berdasarkan hasil penelitian jumlah masyarakat petani jagung di Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo Pada Tahun 2013 sebanyak 105 Petani dengan jumlah lahan sebanyak 87,5 Hektar. Data tersebut jika dibandingkan dengan data pada tahun 2012 sebanyak 98 petani maka hanya terjadi peningkatan yang tidak cukup berarti yaitu hanya 7 Petani. Di bawah ini disajikan pluktuasi jumlah petani jagung dalam 5 tahun terkahir, sebagai berikut: 180 Org
180 Org
1805 Org
130 Org 105 Org
2009
2010
2011
2012
2013
Gambar 4 Diagram Penurunan Jumlah Petani Jagung
40
Kurangnya peningkatan jumlah petani tersebut diakibatkan oleh beberapa hal, sebagaimana wawancara dengan seorang petani dari Dusun Sabuwa yaitu (NM, 46 tahun) dijelaskan sebagai berikut: “Lahan kosong di desa ini memang masih banyak yang dapat diolah tetapi minat masyarakat untuk mengolah lahan pertanian menjadi lahan jagung masih sangat kurang. Hal ini diakbatkan oleh semakin sulitnya mendapatkan bibit jagung yang baik. Di samping itu sulitnya mendapatka pupuk dan pestisda dalam perawatan jagung membuat masyarakat lebih baik bertanam tanaman lain seperti palawija, sayur mayur serta tomat yang lebih mudah perawatannya” (Hasil Wawancara, 17 Mei 2013) Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat tampak tidak meningkatnya jumlah masyarakat petani jagung diakibatkan oleh semakin sulitnya mendapatkan bibit jagung yang baik. Kesulitan yang dihadapi petani jagung tersebut membuat petani lain lebih baik menanam tanaman lain yang lebih mudah untuk ditanam dan dirawat. Penyebab lain dari kurang meningkatnya jumlah petani jagung di Desa Iloheluma. Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo karena kurangnya peran pemerintah dalam memberikan motivasi bagi petani jagung terutama penyediaan bibit tanaman jagung, pupuk dan pestisida sehingga masyarakat petai jagung tidak termotivasi dalam mengusahakan lahan pertani jagung. Menurut Kaur Pemerintahan Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo (YM, 36 Tahun) dijelaskan sebagai berikut: “Kurang meningkatkan jumlah petani di desa ini bukan saja diakibatkan oleh kesulitan mencari bibit, pupuk dan pestisida, tetapi sebagian karena kurang minatnya keluarga petani terhadap pertanian. Di desa ini banyak petani yang memiliki anak yang sedang sekolah bahkan kuliah tetapi anaknya tersebut tidak berminat pada pertanian karena menganggap sekolahnya tidak cocok untuk pertanian sehingga banyak anak-anak petani menjadi pegawai dan karyawan di perusahaan seperti Pabrik Gula yang 41
berjarak sekitar 18 kilo meter dari desa ini, bahkan sudah dibuka lagi perusahaan kelapa sawit yang ada di kecamatan tetangga yaitu di kecamatan Wonosari” (Hasil Wawancara, 17 Mei 2013) Berdasarkan hasil wawancara di atas tampak bahwa kurang meningkatnya jumlah petani di desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo disamping diakibtakan oleh kesulitan mencari bibit, pupuk dan pestisida, tetapi sebagian pula dikibtakan karena kurang minatnya keluarga petani terhadap pertanian. Sebagian anak anak-anak petani menjadi pegawai dan karyawan di perusahaan–perusahaan. b. Luasan Ladang Jagung Berdasarkan data yang dihimpun peneliti lahan jagung di Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo Tahun 2012 yaitu Dusu Sabuwa 25 Hektar, Dusun PU sebanyak 27 Hektar, Dusun Mekar Sari sebanyak 20 Hektar dan Dusun Karya tani sebanyak 24 Hektar. Pada tahun 2013 jumlah luasan lahan tesebut menurun sebagai berikut yaitu Dusun Sabuwa 23 Hektar, Dusun PU sebanyak 24,5 Hektar, Dusun Mekar Sari sebanyak 18,5 Hektar dan Dusun Karya tani sebanyak 21,5 Hektar (Kantor desa Iloheluma). Berdasarkan data tersebut dilakukan wawancara dengan Kepala Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo (ID, 46 Tahun) dijelaskan sebagai berikut: “Berkurangnya lahan pertanian jagung bukan saja diakibatkan oleh kurangnya peran aparat pemerintah desa, tetapi karena banyak lahan pertnian jagung dialihfungsikan untuk menanam tanaman lain, misalnya dijadikan persawahan sekitar 30%, ditanami sayuran dan palawija sekitar 40% . Di samping terdapat lahan jagung yang ada dipinggir jalan dijadikan pemukiman oleh warga dan dijual kepada pihak lain menjadi tempat mendirikan kios dan toko sebanyak 30%” (Hasil Wawancara, 18 Mei 2013)
42
Berdasarkan hasil wawancara tersebut tampak bahwa penyebab utama kurangnya peningkatan luasan lahan perkebunan jagung diakibatkan oleh alih fungsi lahan jagung untuk tanaman lain seperti palawija dan sayur-sayuran. Di samping terdapat lahan jagung yang ada dipinggir jalan dijadikan pemukiman oleh warga dan jadi lahan bisnis lain. c. Hasil panen jagung Sasaran akhir dari kegiatan pertanian jagung oleh petani adalah hasi panen jagung. Di desa Iloheluma hasil panen jagung belum mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini diakibatkan oleh kurang perawatan yang baik terhadap tanaman jagung maupun adanya jenis tanah di desa ini yang tidak ditanami lagi dengan tanaman jagung sehingga mengurangi hasil panen jagung. Sebagian petani melakukan perawatan tanaman jagung secara manual tanpa menggunakan pupuk maupun pestisida. Hasil panen tanaman jagung di desa Iloheluma yaitu pada Tahun 2011 sebanyak 10 ton, tahun 2012 sebanyak 15 ton dan pada tahun 2013 sebanyak 14 ton (Kantor Desa Iloheluma/data Hasil Panen 2013). Peningkatan hasil pertanian ini merupakan peluang bagi masyarakat dan aparat pemerintah Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo dalam meningkatkan peran dalam meningkatkan hasil panen jagung. Tanaman jagung dapat upayakan sebagai sumber pencaharian petani yang perlu dukungan dan peran pemerintah sehingga memberikan kontribusi dalam peningkatan ekonomi rakyat.
43
d. Kebutuhan Ekonomi Keluarga Salah satu indikator kemajuan masyarakat adalah meningkatnya kebutuhan ekonomi keluarga. Di desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo, tergolong pada masyarakat yang belum memperlihatkan peningkatan kebutuhan ekonomi yang optimal. Hal ini tampak pada animo beli keluarga yang mash sangat rendah. Beberapa indikator yang tampak di antaranya masih rendahnya animo beli terhadap kendaraan bermotor dan barang-barang eletronik pada setiap keluarga. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat Desa PU (SM, 34 Tahun) dijelaskan bahwa: “Di desa ini jika hasil panen jagung banyak digunakan oleh petani untuk menyekolahkan anaknya. Sebagian pula ada yang membeli benda electronik dan kendaraan bermotor, tetapi hanya sebagian kecil. Jika panen jagung berhasil dengan baik maka kami gunakan hasil tersebut untuk membeli kebutuhan ekonomi yang lebih penting (Hasil Wawancara, 18 Mei 2013) Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa hasil panen jagung petani tidak mencukupi bagi masyarakat meningkatka kebutuhan ekonomi. Semakin baik hasil panen semakin meningkat pula kebutuhan ekonomi keluarga. Hasil panen yang baik meningkatkan kebutuhan ekonomi keluarga seperti membeli benda electronik seperti televisi, video dan kendaraan bermotor. Hanya sebagian kecil masyarakat petani jagung di Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo belum memiliki kendaraan motor roda dua maupun roda empat.
44
4.2 Faktor Pendukung dan Penghambat Peran Pemerintah Setiap kegiatan memiliki faktor pendukung dan penghambat. Demikian pula dengan peran pemerintah dalam perberdayaan petani jagung di desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo . Secara rinci faktor pendukung dan penghambat tersebut akan diuraikan sebagai berikut: a. Faktor Pendukung dan Penghambat Peran dalam Sosialisasi Tata Cara Penanaman jagung 1) Faktor Pendukung Faktor yang mendukung peran pemerintah Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo dalam sosialisasi tata cara penanaman jagung sebagai berikut a) Hubungan dan kerja sama yang baik antara Penyuluh dan Aparat Pmerintah Desa. b) Antusias masyarakat petani jagung dalam mengikuti sosialisasi yang di laksanakan. c) Gedung pertemuan yang siap dan mendukung kegiatan 2) Faktor Penghambat a) Kurang koordinasi aparat pemerintah kepada Dinas Penyuluh Pertanian b) Masyarakat yang tidak menyadari dan apatis terhadao kegiatan penyuluhan c) Tidak adanya sarana dan prasaran Berdasarkan uraian di atas dapat ditelaah bahwa dalam melaksanakan sosialisasi terhadap tata cara dalam menanam jagung dipetlukan kerja sama yang baik antara seuruh aparat pemerintah desa dalam menyiapkan pelaksanaan 45
kegiatan sosialisasi dengan memperhatikan fakto prndukung dan penghambat sebagaimana tersebut di atas. b. Faktor Pendukung dan Penghambat Peran dalam penyediaan Bibit, Pupuk dan Pestisida 1) Faktor Pendukung a) Pemberian modal dari pemerintah daerah ke pemerintah desa dalam menyediakan alat bahan b) Kesadaran masyarakat petani jagung dalam mendirikan Koperasi serba usaha c) Dukungan pihak swasta dalam membangun Toko dan Kios Saprodi di lingkungan desa 2) Faktor Penghambat a) Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menggunakan perawatan jagung karena masih bersifat manual b) Tidak ada upaya dalam mendirikan Koperasi penyediaan bibit, pupuk dan pestisida. c) Tidak ada dukungan pihak ke tiga dalam menyediakan sarana dan prasarana penyediaan alat dan bahan pertanian. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat faktor pendukung dan penghambat peran pemerintah dalam penyediaan bibit, pupuk dan pestisida yang semestinya menjadi perhatian aparat pemerintah desa setempat.
46
c. Faktor Pendukung dan Pernghambat Peran dalam Membantu Pemasaran Hasil Panen 1) Faktor Pendukung a) Kesadaran petani tidak menjual hasil panen kepada para tengkulak b) Kepedulian pemerintah Provinsi untuk menjemput langsunh hasil panen di lokasi ladang. c) Dukungan perangkat ICT untuk mengetahui pasaran harga (Hotspot Desa) 2) Faktor Penghambat a) Masyarajat yang menjual hasil panen kepada para tengkulak b) Tidak adanya kepedulian pemerintah Provinsi untuk menjemput langsunh hasil panen di lokasi ladang. c) Tidak tersedianya perangkat ICT untuk mengetahui pasaran harga setiap saat secara online. 4.3 Pembahasan Peran pemerintah desa meliputi beberapa indikator yaitu; 1) Openes, 2) Partisipasi, 3) Acebtability, 4) Efektivitas, dan 5) Koherin/Sustanbility. 1. Openes; keterbukaan pemerintah desa terhadap kewenangannya dalam melayani hak masyarakat khususnya dalam memberdayakan masyarakat petani jagung tidak terlaksana sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat itu sendiri. Masyarakat sangat mengharapkn bantuan dari pemerintah untuk kesejahteraan ekonomi mereka. Hal ini didukung oleh teori Suharto (dalam Hatu, 2010: 103)
47
2. Partisipasi; keikutsertaan pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat petani jagung dalam mengupayakan keberangsungan masyarakat untuk memenuhi kehidupan masyarakat dalam bentuk keterampilan dan pengetahuan. Pernyataan ini didukung oleh teori Mardikanto (2012: 28). 3. Acebtability; masyarakat sangat mengharapkan program pemerintah dalam permberdayaan
petani
jagung.
Pemberdayaan
ini
bertujuan
untuk
memberdayakan masyarakat baik dalam bentuk kelompok sebagai strategi utama tanpa mengabaikan pemberdayaan perorangan (Ibrahim, 2009: 89) 4. Efektivitas; keberhasilan pemerintah desa dalam program pemberdayaan masyarakat petani jagung akan memberikan dampak yang baik serta meningkatkan kesejahtraan dan keterampilan masyarakat serta pemenuhan kebutuhan ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Suharto (dalam Hatu, 2010: 103) 5. Koheren/Sustanbility; keberlanjutan program pemerintah terhadap masyarakat dalam upaya menyejahterakan kehidupan masyarakat khususnya petani jagung sangat bermanfaat demi kelancaran dan meningkatkan hasil panennya sehingga menambah penghasilan petani jagung setiap hasil panen. Pemberdayaan pada hakikatnya merupakan upaya yang dilakukan untuk membuat orang lain atau masyarakat memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan dan mengontrol lingkungannya termasuk sumber daya yang terkait dengan pekerjaan dan aktivitasnya. Pada sebuah desa, aparat pemerintah desa memegang peranan penting dalam memberdayakan masyarakat sehingga dapat melakukan
48
suatu aktifitas dalam pemenuhan kebutuhannya dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di lingkungannya. Peran utama pemerintah desa adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat desa. Oleh karena itu pemerintah dapat mengupayakan berbagai hal dalam pemberdayaan masyarakat desa untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang merupakan cita-cita pembangunan desa. Peran pemerintah desa dalam pemberdayaan masyarakat petani jagung di desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo, sebagian telah dilakukan dengan baik tetapi masih terdapat sebagian pula yang belum dilaksanakan sehingga memberikan dampak terhadap keberlangsungan. Sebagaimana pembahasan peran pemerintah desa dalam pemberdayaan masyarakat petani jagung di Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo sesuai deskripsi di atas maka guna penjelasan pembahasan ini akan diuraikan sebagai berikut: a. Peran Pemerintah Desa dalam Sosialisasi Tata Cara Penanaman Jagung Peran pemerintah Desa Iloheluma Kecamata Boliyohuto Kabupaten Gorontalo dalam sosialisasi tata cara telah dilaksanakan denga baik. Tetapi masih terdapat aspek-aspek yang perlu diperhatikan di antaranya perlu dilakukan sosialisasi dalam bentuk kebun percontohan dan bala pertanian setempat. Melalui kebun percontohan tersebut masyarakat petani jagung akan mengetahui secara nyata tentang tata cara penanaman jagung denga baik . Hal ini sesuai teori yaitu perhatian pemerintah sangat menentukan pemberadyaan masyarakat (Mardikanto, 2012:14)
49
Kegiatan sosialisasi tata cara penanaman yang
dilaksanakan dalam 3
bulan sekali yaitu pada awal musim hal ini dimaksudkan agar masyarakat petani jagung setiap awal musim tanam dapat melakukan pembenahan tentanag tata cara penanaman jagung dengan baik mulai dari pengolahan lahan, penanaman perawatan maupun menentukan panen yang tepat untuk tanaman jagung. Proses pelaksanaan telah berjalan dengan baik karena melibatkan seluruh aparat pemerintah desa yang bukan saja dilakukan oleh Kepala Desa tetapi dibantu oleh seluruh aparat pemerintah desa Iloheluma kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo. Peran
pemerintah Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten
Gorontalo, dalam melaksaakan sosialisasi penanaman jagung telah dilaksanakan dengan baik, walaupun dalam rentang satu kali musim tanam. Kepala desa merasa bertanggung jawab dalam peran untuk pemberdayaan masyarakat petani jagung sehingga pelaksanaan sosialiasasi dilaksanakan dengan cara pemilihan lahan yang baik untuk jagung, kemudian sosialisasi pemilihan bibit jagung yang sesuai oleh tenaga penyuluh dari balai pertanian setempat. b. Peran dalam penyediaan Bibit, pupuk dan Pestisida Bibit, pupuk dan pestisida dalam kegiatan pertanian merupakan bahan yang sulit dipisahkan dari kebutuhan petani jagung (Mardikanto, 2012:13). Peran pemerintah Desa Iloheluma Kecamata Boliyohuto Kabupaten Gorontalo dalam penyediaan bibit, pupuk dan pestisida belum dilaksanakan. Hal ini mengakibatkan kesulitan bagi petani dalam keberlangsungan kegiatan penanaman jagung.
50
Pemerintah Desa belum mengupayakan penyediaan bibit, pupuk maupun pestisida sehingga sebagian besar masyarakat petani jagung harus membeli bibit, pupuk maupun pestisida harus ke Kota Gorontalo. Di samping itu pula terdapat masyarakat petani jagung yang terpaksan membeli bibit jagung, pupuk dan pestisida dari kios-kios milik masyarakat di desa tetangga. Keadaan di atas mengakibatkan masyarakat petani jagung menemui kesulitan dalam mencari bibit jagung yang baik untuk di tanam. Terdapat pula bibit jagung, pupuk dan pestisida di kios-kios di desa tentangga tetapi sangat mahal harganya. Sebagian masyarakat petani jagung terpaksa menyewa mobil ke Kota Gorontalo untuk membeli bibit jagung, pupuk dan pstisida dan hal ini mengakibatkan biaya penanaman jagung menjadi tinggi dan tidak seimbang dengan hasil panen. c. Peran dalam Membantu Pemasaran Hasil Panen Di Desa Iloheluma Kecamata Boliyohuto Kabupaten Gorontalo peran dalam membantu pemasaran hasil jagung belum dapat dilaksanakan dengan baik. Dalam hal ini pemerintah desa belum dapat mengupayakan agar petani tidak sembarang menjual hasil panennya. Peran pemerintah Desa Iloheluma kecamatan Boliyohuto dalam membantu pemasaran hasil panen jagung belum tampak. Pemerintah berdalih bahwa peran tersebut memerlukan dukungan dana karena pemerintah harus menampung hasil panen jagung petani kemudian diangkut ke gudang-gudung di Kota Gorontalo. Upaya pemerintah sekedar memberitahukan harga jagung normal yang ditetantukan oleh pemerintah daerah kepada petani jagung tetapi hal ini tidak mampu mengendalikan harga jagung di desa tersebut.
51
Berdasarkan pembahasan di atas peneliti berpendapat bahwa implikasi peran pemerintah desa dalam pemberdayaaan masyarakat petani jagung di Desa Iloheluma Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo belum dilaksanakana dengan baik. Sebagian besar aspek-aspek yang merupakan indikator keperanan aparat pemerintah desa belum diupayakan sehingga pemberdayaan masyarakat petani jagung belum dilaksanakan dengan baik.
52