52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini penulis akan membahas hasil penelitian tentang perbandingan prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) yang ditinjau dari hasil belajar siswa pada program diklat Pengetahuan Dasar Listrik dan Elektronika, kompetensi dasar Mengenal Komponen Elektronika di SMKN 4 Bandung. Adapun hasil perbandingan prestasi belajar menggunakan dua model pembelajaran tersebut adalah:
4.1. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian Uji coba instrumen dilakukan sebelum instrumen digunakan dalam pengumpulan data. Uji coba instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas alat pengumpul data atau untuk mengetahui tingkat keandalan alat pengumpul data agar diperoleh kesimpulan penelitian yang benar. Uji coba instrumen penelitian ini dilakukan terhadap siswa program keahlian teknik audio video kelas XI A sebanyak 27 orang responden di luar sampel penelitian. Sedangkan, jenis instrumen tes yang digunakan adalah tes objektif (pilihan ganda) dengan jumlah item soal sebanyak 30 item dengan 5 option.
53
Tahapan selanjutnya adalah melaksanakan uji validitas dan uji reliabilitas instrumen penelitian. Tahapan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kevalidan instrumen serta kejelasan makna yang hendak diungkap. Apabila instrumen ini telah memenuhi syarat, maka selanjutnya pengolahan data dapat dilakukan. Berikut penulis sajikan tahapan-tahapan uji validitas dan reliabilitas : 4.1.1. Uji Validitas Instrumen Penelitian Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diuji sehingga benar-benar menguji apa yang diuji. Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan instrumen yang akan dipergunakan dalam penelitian. Sugiyono (2001:91) menyatakan bahwa “Suatu instrumen dikatakan valid, jika instrumen itu dapat dipergunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur”. Instrumen yang baik akan menghasilkan data yang benar dan penelitian yang bermutu. Perhitungan
validitas
instrumen
penelitian
dilakukan
dengan
menggunakan rumus korelasi Product Moment dari PeaRSon. Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan program Microsoft Excel 2007 diperoleh hasil dari 30 item soal tes hasil belajar Pengetahuan Dasar Listrik dan Elektronika diperoleh item soal yang valid 22 ( nomor item soal : 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 19, 21 22, 23, 24, 27, 28, 29) dan 8 tidak valid (nomor item soal : 4, 10, 14, 18, 20, 25, 26, 30), dengan tingkat kepercayaan 95 %.
54
Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas Instrumen Nomor Item Soal 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Nilai t hitung
Interpretasi
keterangan
3,366 Valid Intrumen Valid, 2,432 Valid jika : thitung>ttabel 2,769 Valid (1,71) 0,096 Tidak Valid 3,634 Valid 2,343 Valid 2,995 Valid 3,707 Valid 3,163 Valid 1,520 Tidak Valid 2,720 Valid 3,670 Valid 2,195 Valid 0,575 Tidak Valid 2,692 Valid 1,963 Valid 2,370 Valid 0,968 Tidak Valid 1.761 Valid 0,883 Tidak Valid 1,778 Valid 2,955 Valid 2,398 Valid 1,778 Valid 0,010 Tidak Valid 1,268 Tidak Valid 3,932 Valid 2,035 Valid 3,148 Valid 0,667 Tidak Valid (Lampiran C.1 Uji Validitas dan Reliabilitas,)
4.1.2. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Perhitungan reliabilitas dilakukan untuk menguji keajegan instrumen penelitian sesuai dengan pendapat Suprian A. S (1996:51) bahwa “Reliabilitas alat ukur adalah ketetapan atau keajegan alat ukur dalam mengukur apa yang
55
diukurnya”. Reliabilitas berhubungan dengan masalah ketepatan atau konsistensi tes. Reliabilitas tes berarti bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Hasil uji reliabilitas terhadap instrumen penelitian pada sampel sebanyak 25 siswa dengan taraf kebebasan (dk) = n-2 dan taraf signifikansi 5% maka diperoleh rtabel sebesar (0,396). Sedangkan, hasil perhitungan menunjukkan rhitung (r11) sebesar (0,79). Berdasarkan hasil perhitungan uji realibilitas, maka dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian dinyatakan reliabel, dimana r11 (0,79) > rtabel (0,396). (Perhitungan lebih jelasnya dapat lihat dalam lampiran C.1). 4.1.3. Penafsiran Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Uji tingkat kesukaran dan daya pembeda pada 30 item soal instrumen tes hasil belajar
Pengetahuan
Dasar Listrik dan Elektronika, kompetensi dasar
Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Dioda, yaitu : Hasil perhitungan tingkat kesukaran adalah sebagai berikut: Tabel 4.2. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Interpretasi Mudah Sedang Sukar
Jumlah Nomor Item Soal Item Soal 6 2,5,7,9,12,17 17 1,3,6,10,11,13,15,19,20,21,22,23,24,26,27,29,30 7 4,8,14,16,18,25,28
Sedangkan, hasil perhitungan daya pembeda adalah sebagai berikut :
56
Tabel 4.3. Hasil Uji Daya Pembeda Interpretasi Baik Cukup Jelek
Jumlah Nomor Item Soal Item Soal 9 1,3,6,10,11,12,22,23,27 12 2,5,7,8,9,13,14,16,17,24,28,29 9 4,15,18,19,20,21,25,26,30
Dari hasil uji coba yang dilakukan, dapat disimpulkan secara keseluruhan intrumen tersebut reliabel. Dari 30 item soal intrumen ujicoba, hanya dipilih 20 item soal yang memenuhi syarat uji dan layak untuk digunakan sebagai intrumen penelitian. (Perhitungan lebih jelasnya dapat lihat dalam lampiran C.2).
4.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari pretes dan postes memberikan gambaran kemampuan siswa terhadap program diklat Pengetahuan Dasar Listrik dan Elektronika. Berdasarkan data pretes dan postes tersebut maka diperoleh data peningkatan (gain) kemampuan siswa. Deskripsi data pretes, postes dan peningkatan (gain) dilakukan dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2007. 4.2.1. Data Pretes Data pretest memberikan gambaran kemampuan awal siswa sebelum memperoleh materi pelajaran. Deskripsi data hasil pretes kelas kontrol dan kelas eksperimen diperlihatkan pada tabel 4.4. berikut:
57
Tabel 4.4. Deskripsi Data Pretest Berdasarkan Kelas
Jumlah Sampel Skor minimum Skor maksimum Rentang (R) Rata-rata ( x ) Standar deviasi (S)
Kelas Kontrol 30
Kelas Eksperimen 30
35 60 25 48,5
30 55 25 47
7,89
7,42
Dari tabel 4.4. dapat dijelaskan bahwa, rata-rata nilai pretest kelas kontrol dari 30 siswa sebesar 48,5 sedangkan kelas eksperimen adalah 47 selisih 1,5. Nilai pretest kelas kontrol berada antara 35 dan 60 dengan standar deviasi 7,89. Sedangkan nilai pretest kelas eksperimen berada antara 30 dan 55 dengan standar deviasi 7,42. (Untuk lebih jelas lagi lihat pada lampiran C.8) Untuk memperjelas sebaran data nilai pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen, berikut akan disajikan diagram dari nilai pretest kedua kelas.
Gambar 4.1. Diagram Data Pretest Berdasarkan Kelas
58
4.2.2 Data Posttest Data posttest memberikan gambaran kemampuan akhir siswa setelah memperoleh materi pelajaran (perlakuan). Data posttest ini diperoleh dari tes tertulis dengan jenis tes dan jumlah soal sama seperti pada pretest. Deskripsi data hasil posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen diperlihatkan pada tabel 4.5. berikut: Tabel 4.5. Deskripsi Data Posttest Berdasarkan Kelas
Jumlah Sampel Skor minimum Skor maksimum Rentang (R) Rata-rata ( x ) Standar deviasi (S)
Kelas Kontrol 30
Kelas Eksperimen 30
60 85 25 73,83
55 90 35 79,93
8,14
8,95
Dari tabel 4.5. dapat dijelaskan bahwa, rata-rata nilai posttest kelas kontrol dari 30 siswa sebesar 73,83 sedangkan kelas eksperimen 79,93 selisih 6,1. Nilai posttest kelas kontrol berkisar antara 60 dan 85 dengan standar deviasi 8,14. Sedangkan nilai posttest kelas eksperimen berada antara 55 dan 90 dengan standar deviasi 8,95. (Untuk lebih jelas lagi lihat pada lampiran C.9). Berikut akan disajikan diagram dari nilai posttest kedua kelas.
Gambar 4.2. Diagram Data Posttest Berdasarkan Kelas
59
4.2.3 Data Peningkatan (Gain) Data Peningkatan merupakan data yang diperoleh dari selisih antara hasil posttest dan pretest yang diperoleh siswa. Analisis data selanjutnya akan dilakukan terhadap data peningkatan (gain). Oleh karena itu, pada bagian ini akan disajikan terlebih dahulu tentang data peningkatan (gain) berdasarkan kelas. Tabel 4.6. Deskripsi Data Peningkatan (Gain) Berdasarkan Kelas
Jumlah Sampel Skor minimum Skor maksimum Rentang (R) Rata-rata ( x ) Standar deviasi (S)
Kelas Kontrol 30
Kelas Eksperimen 30
0,20 0,66
0,31 0,80
0,46 0,47
0,49 0,64
0,131
0,135
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dijelaskan bahwa dengan jumlah siswa yang sama, kedua kelas mengalami rata-rata peningkatan yang berbeda. Untuk kelas kontrol rata-rata peningkatan (gain) 0,47 dengan rata-rata pretest 48,5 dan rata-rata posttest 73,83. Sedangkan kelas eksperimen rata-rata peningkatan (gain) 0,64 dengan rata-rata pretest 47 dan rata-rata posttest 79,93. (Untuk lebih jelas lagi lihat pada lampiran C.8).
Gambar 4.3. Diagram Data Peningkatan Gain Berdasarkan Kelas
60
4.3 Analisis Data 4.3.1 Analisis Data Pretest Pretest dilakukan untuk melihat kemampuan siswa dari dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Oleh karena itu, pengujian yang dilakukan terhadap hasil pretest adalah pengujian untuk melihat perbedaan kedua rata-rata. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji t. Hal ini dapat dilakukan dengan asumsi data berdistribusi normal dan homogen. Artinya sebelum melakukan uji t, maka harus melalui normalitas dan homogenitas. 1. Uji Normalitas Distribusi Data Pretest Hasil uji normalitas untuk nilai test awal pada kelas kontrol dan kelas eksperimen terlihat pada tabel 4.7. berikut: Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Pretest
Kelas
χ2hitung
χ2tabel
Tafsiran
Kontrol Eksperimen
2,786 5,443
7,815 7,815
Normal Normal
Kelas kontrol Dari perhitungan untuk pretest pada kelas kontrol, uji normalitas distribusi
frekuensi diperoleh harga chi-kuadrat (χ2)hitung = 2,786 sedangkan chi-kuadrat (χ2)tabel = 7,815 dengan dk = 3 pada taraf kepercayaan 95%. Hal ini menunjukan chi-kuadrat (χ2)hitung < chi-kuadrat (χ2)tabel, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pretest pada kelas kontrol berdistribusi normal.
61
Kelas eksperimen Dari perhitungan untuk pretest pada kelas eksperimen, uji normalitas
distribusi frekuensi diperoleh harga chi-kuadrat (χ2)hitung = 5,443, sedangkan chikuadrat (χ2)tabel = 7,815 dengan dk = 3 pada taraf kepercayaan 95%. Hal ini menunjukan chi-kuadrat (χ2)hitung < chi-kuadrat (χ2)tabel, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pretest pada kelas eksperimen berdistribusi normal. (Perhitungan lebih jelasnya dapat lihat dalam lampiran C.9). 2. Uji Homogenitas Data Pretest Analisis berikutnya adalah dengan melakukan uji homogenitas untuk mengetahui populasi varians. Untuk mengetahui apakah data tersebut mempunyai varians yang sama atau berbeda. Hasil perhitungan untuk pengujian homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.8. berikut ini : Tabel 4.8. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Data
Kelas
n
Varians
Fhitung
Pretes
Kontrol Eksperimen
30 30
62,32 55,17
1,12
Ftabel 95% 1,892
Ket. Fhitung < Ftabel artinya kedua varians homoen
Pada tabel 4.8. di atas, diketahui Fhitung = 1,12, dengan dk1 = n1-1 dan dk2 = n2-1 pada taraf kepercayaan 95 % maka dari hasil interpolasi diperoleh Ftabel = 1,892. Dimana Fhitung < Ftabel, sehingga dapat diasumsikan bahwa data pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen berasal dari populasi dengan varians yang sama (homogen).
62
3. Uji t Data Pretest Dari uji normalitas dan homogenitas yang telah dilakukan sebelumnya didapatkan kesimpulan bahwa data pretest dari kedua sampel yaitu kelas kontrol dan kelas ekperimen berdistribusi normal dan berasal dari populasi dengan varians yang sama. Tahap berikutnya, yaitu dengan melakukan uji t untuk melihat apakah kedua sampel memiliki rata-rata pretest yang sama dengan menguji signifikansi perbedaan rata-rata. Hasil dari perhitungan uji t dapat dilihat pada tabel 4.9. sebagai berikut : Tabel 4.9. Hasil Uji t Data Pretest
Jumlah Sampel (n) Standar deviasi (S) Standar deviasi gabungan (Sgabungan) Rata-rata ( x ) thitung ttabel
Kelas Eksperimen 30 7,42
Kelas Kontrol 30 7,89 7,65
47
48,5 -0,76 2,011
Berdasarkan uji t pada tabel 4.9, menggambarkan bahwa data nilai pretest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dan didapat nilai thitung sebesar -0,76. Nilai ttabel pada dk = 58 pada derajat kepercayaan 95% diperoleh sebesar 2,011. Hal ini menunjukan bahwa t hitung < t tabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan penguasaan sebelum diberikan perlakuan atau Ho diterima.
63
4.3.2
Analisis Data Posttest Analisis data posttest dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan akhir
yang diperoleh siswa setelah pembelajaran. Mengacu pada aturan analisis data pretest, maka untuk analisa data posttest diperoleh sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Distribusi Data Posttest Hasil uji normalitas untuk data posttest akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terlihat pada tabel 4.10. berikut: Tabel 4.10. Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Posttest
Kelas
χ2hitung
χ2tabel
Tafsiran
Kontrol Eksperimen
3,939 2,795
7,815 7,815
Normal Normal
Kelas kontrol Dari perhitungan untuk data posttest pada kelas kontrol, uji normalitas
distribusi frekuensi diperoleh harga chi-kuadrat (χ2)hitung = 3,939 , sedangkan chikuadrat (χ2)tabel = 7,815 dengan dk = 3 pada taraf kepercayaan 95%. Hal ini menunjukan chi-kuadrat (χ2)hitung < chi-kuadrat (χ2)tabel, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data posttest pada kelas kontrol berdistribusi normal.
Kelas eksperimen Dari perhitungan untuk posttest pada kelas kontrol, uji normalitas
distribusi frekuensi diperoleh harga chi-kuadrat (χ2)hitung = 2,795 sedangkan chikuadrat (χ2)tabel = 7,815 dengan dk = 3 pada taraf kepercayaan 95%.
64
Hal ini menunjukan chi-kuadrat (χ2)hitung < chi-kuadrat (χ2)tabel, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data posttest pada kelas eksperimen berdistribusi normal. (Perhitungan lebih jelasnya dapat lihat dalam lampiran C.10). 2. Uji Homogenitas Data Posttest Uji homogenitas data posttest untuk mengetahui populasi varians. Untuk mengetahui apakah data tersebut mempunyai varians yang sama atau berbeda. Hasil perhitungan untuk pengujian homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.11. sebagai berikut : Tabel 4.11. Hasil Uji Homogenitas Data Posttest Data
Kelas
n
Varians
Fhitung
Postes
Kontrol Eksperimen
30 30
66,35 80,20
1,20
Ftabel 95% 1,892
Ket. Fhitung < Ftabel artinya kedua varians homogen
Pada tabel 4.11. di atas, diketahui Fhitung = 1,20, dengan dk1 = n1-1 dan dk2 = n2-1 pada taraf kepercayaan 95 % maka dari hasil interpolasi diperoleh Ftabel = 1,892. Dimana Fhitung < Ftabel, sehingga dapat diasumsikan bahwa data posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen berasal dari populasi dengan varians yang sama (homogen). 3. Uji t Data Posttest Hasil perhitungan uji t pada nilai dari hasil posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.12. sebagai berikut :
65
Tabel 4.12. Hasil Uji t Data Posttest
Jumlah Sampel (n) Standar deviasi (S) Standar deviasi gabungan (Sgabungan) Rata-rata ( x ) thitung ttabel
Kelas Eksperimen 30 8,9
Kelas Kontrol 30 8,14 8,52
79,93
73,83 2,77 2,011
Berdasarkan uji t pada tabel 4.12, menggambarkan bahwa data nilai posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dan didapat nilai thitung sebesar 2,77. Nilai ttabel pada dk = 58 pada derajat kepercayaan 95% diperoleh sebesar 2,011. Hal ini menunjukan bahwa t hitung > t tabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan penguasaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan atau Ho ditolak. 4.3.3
Analisis Gain Peningkatan (gain) didapat dari selisih nilai posttest dan nilai pretest.
Karena hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah pembelajaran maka hasil belajar yang dimaksud yaitu peningkatan yang dialami siswa. Analisis gain bertujuan untuk menjawab hipotesis penelitian, yaitu melihat apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. 1. Uji Normalitas Distribusi Data Gain Tabel 4.13. Hasil Uji Normalitas Data Gain Kelas
χ2hitung
χ2tabel
Tafsiran
Kontrol Eksperimen
4,262 6,204
7,815 7,815
Normal Normal
66
Pada tabel 4.13. di atas terlihat bahwa χ2hitung untuk kelas kontrol = 4,262 dan
χ2hitung untuk kelas eksperimen = 6,204.
Dengan dk = 3 pada taraf
kepercayaan 95% diperoleh χ2tabel = 7,815. Hal ini menunjukan χ2hitung < χ2tabel, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data gain pada kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal. (Perhitungan lebih jelasnya dapat lihat dalam lampiran C.11). 2. Uji Homogenitas Data Gain Uji homogenitas data gain dilakukan untuk mengetahui populasi varians, yaitu untuk mengetahui apakah data tersebut mempunyai varians yang sama atau berbeda. Hasil perhitungan untuk pengujian homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.14. sebagai berikut : Tabel 4.14. Hasil Uji Homogenitas Data Gain Data
Kelas
n
Varians
Fhitung
Gain
Kontrol Eksperimen
30 30
0,017 0,018
1,05
Ftabel 95% 1,892
Ket. Fhitung < Ftabel artinya kedua varians homogen
Pada tabel di atas, diketahui Fhitung = 1,05, dengan dk1 = n1-1 dan dk2 = n21 pada taraf kepercayaan 95 % maka dari hasil interpolasi diperoleh Ftabel = 1,892. Dimana Fhitung < Ftabel, sehingga dapat diasumsikan bahwa data gain kelas kontrol dan kelas eksperimen berasal dari populasi dengan varians yang sama (homogen). 3. Uji t Data Gain Hasil perhitungan uji t pada nilai gain dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.15. sebagai berikut :
67
Tabel 4.15. Hasil Uji t Data Gain Jumlah Sampel (n) Standar deviasi (S) Standar deviasi gabungan (Sgabungan) Rata-rata ( x ) thitung ttabel
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 30 30 0,135 0,131 0,132 0,64
0,47 5,08 2,011
Berdasarkan uji t pada tabel 4.15, menggambarkan bahwa rata-rata gain kelas eksperimen sebesar 0,64 dan kelas kontrol sebesar 0,47. Didapat thitung sebesar 5,08 dan ttabel(0,975)(58) = 2,011, karena thitung = 5,08 > ttabel(0,975)(58) = 2,011. Sehingga dapat diasumsikan bahwa Ho ditolak yang berarti terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari pengolahan gain, dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa pada program diklat Pengetahuan Dasar Listrik dan Elektronika dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.
4.4 Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian 4.4.1
Temuan Berdasarkan hasil analisis data pretest, posttest dan peningkatan (gain)
terhadap kelas eksperimen dan kontrol dengan menggunakan perhitungan manual dan dengan bantuan Microsoft Excel 2007, maka diperoleh beberapa temuan sebagai berikut:
68
a. Nilai rata-rata pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol berturut-turut sebesar 47 dan 48,5. Data nilai pretest kedua kelas itu berdistribusi normal dan homogen (memiliki varians yang sama). Selanjutnya dilakukan uji t dua arah untuk mengetahui kesamaan dua rata-rata terhadap nilai pretest tersebut. Hasilnya didapat nilai thitung = -0,76. Apabila nilai thitung dibandingkan dengan ttabel pada taraf nyata 5% (0,05) dan derajat kebebasan/dk = 58, maka didapat thitung < ttabel (0,975)(58)(2,011). Keputusan yang diambil yaitu H0 diterima artinya tidak terdapat perbedaan kemampuan awal siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. b. Secara keseluruhan, nilai rata-rata posttest kelas eksperimen adalah 79,93 lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol yang sebesar 73,83. Disini dapat disimpulkan kemampuan akhir siswa kelas eksperimen relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. c. Rata-rata Gain (peningkatan) berdasarkan kelas, kelas eksperimen sebesar 0,64 dan kelas kontrol sebesar 0,47, selisih sebesar 0,17. 4.4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil temuan penelitian di atas yang dibuktikan melalui analisis statistik yang dilakukan dengan perhitungan manual dan dengan bantuan Microsoft Excel 2007 menunjukan bahwa: 1. Dari analisis hasil tes awal (pretest), menunjukkan bahwa kemampuan awal antara siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai rata-rata pretest kedua kelas dan
69
dibuktikan dengan uji t sampel bebas dua arah untuk melihat perbedaan dua rata-rata. Dari hasil perhitungan diperoleh (97,5%)(58)
thitung sebesar -0,76 dan ttabel
diperoleh sebesar 2,011. Ternyata harga t hasil perhitungan terletak
antara – ttabel dan ttabel. Oleh karena itu keputusan yang diambil adalah menerima H0 artinya tidak terdapat perbedaaan kemampuan awal antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dalam hal ini sangat memungkinkan karena kedua kelas tersebut belum diberi perlakuan. 2. Setelah proses pembelajaran dilaksanakan dan dengan memberikan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk kelas kontrol dan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) untuk kelas eksperimen, kemampuan akhir kedua kelompok mengalami perbedaan. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan diperoleh thitung sebesar 2,77 dan ttabel (97,5%)(58)
diperoleh sebesar 2,011. Ternyata harga t hasil perhitungan tidak
terletak antara – ttabel dan ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan akhir yang dimiliki antara siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdapat perbedaan pada taraf signifikan setelah diberi perlakuan melalui model pembelajaran yang berbeda. Oleh karena itu keputusan yang diambil adalah menolak H0 artinya terdapat perbedaaan kemampuan akhir antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hal ini dikarenakan kedua kelas telah diberi dua model pembelajaran yang berbeda, wajar bila pada hasil posttest terdapat perbedaan hasil prestasi belajar siswa antara kelompok kontrol dan eksperimen
70
3. Dari analisis data gain dengan menggunakan uji-t diperoleh thitung sebesar 5,08 sedangkan nilai ttabel (97,5%)(58) sebesar 2,011. Sehingga dapat simpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) pada mata diklat Pengetahuan Dasar Listrik dan Elektronika, kompetensi dasar Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Dioda dalam penelitian
ini
lebih
baik
dibandingkan
dengan
penggunaan
model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). 4. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) lebih baik terhadap peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan dengan model Problem Based Learning (PBL) . Hal tersebut dikarenakan bahwa dalam model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT), siswa diberikan kesempatan untuk lebih aktif dalam memperoleh kesempatan untuk membangun sendiri pengetahuannya sehingga memperoleh pemahaman yang mendalam. Dalam pembelajaran dengan menggunakan Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) siswa dituntut untuk bisa menyelesaikan masalah secara berkelompok dan menuntut individu berperan aktif mengemukakan pendapat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran NHT lebih dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Siswa lebih memahami materi yang diajarkan karena mereka dilatih untuk belajar mengeluarkan pendapatnya dengan menghargai pendapat orang lain yang pendapatnya itu didasarkan pada hasil analisis. Hal ini sesuai dengan teori pembelajaran NHT
71
dimana pembelajaran bukan hanya sekedar transfer ilmu dari guru ke siswa. Pembelajaran kontekstual memberikan kebebasan bagi siswa untuk menggali dan mengembangkan pengetahuannya dan menerapkannya dalam dunia nyata sehingga pembelajaran lebih terasa bermakna bagi siswa dan tidak mudah untuk dilupakan. Siswa saling berdiskusi dan bertanya untuk memecahkan masalah yang dihadapi bersama-sama sehingga tercipta suasana kelas yang kondusif yang akhirnya dapat meningkatkan semangat dan keaktifan belajar siswa untuk kemudian diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa seluruhnya.