36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Lokasi Penelitian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata merupakan unit kerja yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gorontalo Utara nomor 8 tahun 2009, tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gorontalo Utara, yang sebelumnya adalah penggabungan dari Dinas Perhubungan, Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Kabupaten Gorontalo Utara yang devinitif menjadi dinas pada bulan Oktober 2009, sehingga masih banyak memiliki kekurangan dan kerterbatasan, baik kualitas maupun kuantitas sarana dan prasarana bahkan SDM-nya. Dilihat dari besarnya potensi pariwisata yang dimiliki oleh Kabupaten Gorontalo Utara, yang sampai saat ini masih belum dikembangkan secara optimal baik dari kelayakannya sebagai kawasan wisata, atraksi/kegiatan wisata tersebut, maka sangatlah diperlukan campur tangan baik dari pemerintah maupun pihak swasta untuk mendorong pembangunan pariwisata di Kabupaten Gorontalo Utara yang berbasis pada alam. Upaya ini akan membuka akses masyarakat lokal ke dalam bisnis pariwisata sambil tetap melindungi keanekaragaman hayati. Untuk itu disadari bahwa pembangunan kepariwisataan memiliki peran penting dalam memperbaiki struktur kehidupan dan pengembangan daerah Kabupaten Gorontalo Utara yakni :
37
1.
Meningkatkan keunggulan dan potensi Obyek Daerah Tujuan Wisata Gorontalo Utara yang relevan dan trend permintaan pasar Wisatawan Mancanegara maupun Wisatawan Nusantara.
2.
Meningkatkan kualitas kepariwisataan dan kunjungan wisatawan.
3.
Meningkatkan Investasi kepariwisataan untuk meningkatkan Devisa.
4.1.2. Visi dan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Gorontalo Utara Sebagai salah satu daerah dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang cukup pesat, Kabupaten Gorontalo Utara memiliki wilayah geografis yang terus berkembang akibat arus urbanisasi begitu cepat dengan kepadatan penduduk yang relatif cukup tinggi. Perkembangan Kabupaten Gorontalo Utara sejalan dengan pertumbuhan komunitas manusia. Perkembangan dan pertumbuhan yang begitu pesat mengakibatkan ketersediaan ruang semakin terbatas sehingga tata guna lahan banyak yang beralih fungsi menjadi bangunan perumahan, pemukiman, pertokoan, pusat perbelanjaan, industri, perkantoran dan lain-lain. Dilihat dari besarnya potensi pariwisata yang dimiliki oleh Kabupaten Gorontalo Utara, yang sampai saat ini masih belum dikembangkan secara optimal baik dari kelayakannya sebagai kawasan wisata, atraksi/kegiatan wisata tersebut, maka sangatlah diperlukan campur tangan baik dari pemerintah maupun pihak swasta untuk mendorong pembangunan pariwisata di Kabupaten Gorontalo Utara yang berbasis pada alam. Upaya ini akan membuka akses masyarakat lokal ke dalam bisnis pariwisata sambil tetap melindungi keanekaragaman hayati.
38
Untuk itu disadari bahwa pembangunan kepariwisataan memiliki peran penting dalam memperbaiki struktur kehidupan dan pengembangan daerah Kabupaten Gorontalo Utara yakni : 1. Meningkatkan keunggulan dan potensi Obyek Daerah Tujuan Wisata Gorontalo Utara yang relevan dan trend permintaan pasar Wisatawan Mancanegara maupun Wisatawan Nusantara. 2. Meningkatkan kualitas kepariwisataan dan kunjungan wisatawan. 3. Meningkatkan Investasi kepariwisataan untuk meningkatkan Devisa. 4. Berkembangnya Wisatawan
Gorontalo
Manca
Negara
Utara
sebagai
maupun
Destinasi terkemuka
Wisatawan
Nusantara
bagi
dengan
menonjolkan Wisata Bahari/ Pulau dan Warisan Budaya, Kekayaan Tradisi, dan Keanekaragaman Hayati yang dimilikinya. Seiring dengan kebijakan pemekaran pemerintah daerah, sebagai kabupaten yang baru berkembang, Kabupaten Gorontalo Utara memerlukan fasilitas-fasilitas antara lain berupa pusat kawasan pemerintahan beserta fasilitasnya, untuk mendukung berlangsungnya seluruh kegiatan pemerintahan dan pelayanan masyarakat, sehingga seluruh SKPD dan Instansi pemerintahan lainnya, dapat melaksanakan fungsi dan tugas pemerintahan serta memberikan pelayanan yang paripurna bagi khususnya bagi masyarakat Kabupaten Gorontalo Utara. Adapun Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Gorontalo :
39
v Visi Kabupaten Gorontalo Utara adalah : “Gorontalo Utara Sebagai Kekuatan Perekonomian Di Pantai Utara Laut Sulawesi” v Misi Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara adalah : 1.
Mengedepankan potensi kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Kabupaten Gorontalo Utara,
2.
Menurunkan angka kemiskinan, pengangguran dan ketertinggalan,
3.
Mengembangkan sistim perekonomian yang tangguh berbasis kerakyatan, melalui Gerakan Membangun Ekonomi Masyarakat (Gerbang Emas),
4.
Mengembangkan nilai-nilai religi dalam konteks keberagaman adat istiadat/ nilai-nilai budaya,
5.
Menciptakan jejaringan kerja sama ekonomi dengan menjadikan Gorontalo Utara sebagai daerah lintas pengembangan perekonomian segi tiga emas. Dalam mewujudkan visi Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara tersebut,
maka perlu ditetapkan rencana kerja yang mendukung terwujudnya visi tersebut. Dengan ditetapkannya rencana kerja, maka diharapkan seluruh kegiatan yang dilaksanakan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gorontalo Utara memiliki arah yang jelas dan hasil yang terukur, yang pada akhirnya dapat dinilai tingkat keberhasilannya
40
4.1.3. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan srtuktur Organisasi A.
Kedudukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
adalah Unsur Pelaksana yang di
Pimpin oleh Kepala Dinas dan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. B.
Tugas Pokok Dinas
Kebudayaan
dan
Pariwisata
Kabupaten
Gorontalo
Utara,
mempunyai Tugas Pokok melaksanakan kewenangan di Bidang Kebudayaan dan Pariwisata, Perumusan kebijakan teknis, Pengelola Unit Pelaksana Teknis daerah, Pengelola urusan ketatausahaan, Pembinaan teknis operasional, Pembinaan staf, Pemberian pelayanan umum serta melaksanakan tugas lain yang diberikan Bupati. C.
Fungsi Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud Dinas
mempunyai fungsi : a. Perumusan,
pelaksanaan
dan
evaluasi
kebijakan
teknis
di
bidang
Kebudayaan dan Pariwisata ; b. pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum ; c. pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas dalam lingkup tugas di bidang Kebudayaan dan Pariwisata; d. pengelolaan urusan kesekretariatan Dinas. e. Melakukan evaluasi dan menyampaikan laporan akuntabilitas.
41
D.
Struktur Organisasi Gambar 4.1.3 Struktur Organisasi STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN GORONTALO UTARA KEPALA FRITS ANO, S.Pd
SEKRETARIS Drs. H. Jemmy H. Igirisa, MM. M.Ec. Dev
Ka. SUBBAG KEUANGAN
Ka. SUBBAG UMUM & KEPEGAWAIAN
Ka. SUBBAG PENYUSUNAN PROGRAM
ATMIN LATIF
KEPALA BIDANG KEBUDAYAAN
KEPALA BIDANG PROMOSI DAN KEMITRAUSAHAAN
KEPALA BIDANG DESTINASI PARIWISATA
RUKIA TOBUTO, S.Pd. M.Pd
Drs. Bambang Kunaedi, M.Si
DJON KAKOE, S.Pd
KEPALA SEKSI SENI DAN SASTRA BUDAYA
KEPALA SEKSI PROMOSI DAN PEMASARAN
KEPALA SEKSI OBJEK WISATA
KEPALA SEKSI KEMITRAUSAHAAN
KEPALA SEKSI BINA SARANA DAN JASA PARIWISATA
MARIATY JUNUS KEPALA SEKSI MUSEUM DAN SEJARAH KEPURBAKALAAN
UPTD
42
4.1.4. Hal Strategis 4.1.4.1. Sumber Daya Manusia Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 1. Jumlah Pegawai Berdasarkan Urutan Jabatan Struktural Sejak Januari sampai pada bulan Desember tahun 2011, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gorontalo Utara memiliki sejumlah pegawai berdasarkan kedudukan jabatan struktural, dapat dijelaskan pada tabel berikut ini : Tabel 4.1. Jumlah pegawai berdasarkan susunan jabatan struktural No
Keterangan
Jumlah
1
Eselon I
2
Eselon II
1
3
Eselon III
4
4
Eselon IV
3
5
Staf
17
presentase
25
100
2. Jumlah Pegawai Honor Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan Adapun jumah pegawai honorer di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata berdasarkan jenjang pendidikan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
43
Tabel 4.2. Keadaan Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan NO.
KETERANGAN
JUMLAH
1.
STRATA 3 (S3)
-
2.
STRATA 2 ( S2)
-
3.
STRATA 1 (S1)
1
4.
DIPLOMA 3 (D3)
-
5
SLTA
32
SLTP
-
5.
SD JUMLAH
3.
PRESENTASE
33
Tujuan Penetapan tujuan pada umumnya didasarkan kepada faktor-faktor kunci
keberhasilan yang ditetapkan setelah penetapan Visi dan Misi. Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi, menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai dimasa mendatang. Untuk mengoptimalkan penetapan tujuan dan sasaran maka diperlukan penetapan Faktor- Faktor Kunci / Penentu Keberhasilan (FPK) yang diperoleh atas dasar analisa SWOT dan Analisa Strategi Pilihan (ASP) dengan metode SWOT untuk ASP sebagaimana termuat dalam Perencanaan Strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gorontalo Utara Tahun 2010-2013. Dengan demikian maka dirumuskan tujuan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gorontalo Utara yang mencakup antara lain :
44
a. Mewujudkan peran SDM yang profesional dalam seni dan budaya serta kepariwisataan. b. Terwujudnya apresiasi masyarakat terhadap budaya dan kearifan lokal c. Mewujudkan Investasi kepariwisataan daerah, untuk peningkatan devisa negara d. Mewujudkan Gorontalo Utara sebagai Destinasi terkemuka bagi Wisatawan Lokal
maupun Mancanegara dengan menonjolkan Wisata Bahari dan
Warisan Budaya, Kekayaan Tradisi, dan Keanekaragaman Hayati yang dimilikinya. 4. Sasaran Sasaran menggambarkan hal - hal yang ingin dicapai melalui tindakan tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Sasaran akan memberikan fokus pada penyusunan kegiatan bersifat spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat dicapai. Untuk mengukur sasaran digunakan indikator utama dari sasaran. Terdapat banyak definisi mengenai indikator kinerja. Indikator kinerja ada yang didefinisikan sebagai nilai atau karakteristik tertentu yang digunakan untuk mengukur input, output ataupun outcome. Indikator kinerja juga didefinisikan sebagai alat ukur yang digunakan untuk derajat keberhasilan pemerintah dalam mencapai tujuannya. Salah satu definisi lagi menjelaskan bahwa indikator kinerja adalah suatu informasi operasional yang berupa indikasi mengenai kinerja atau kondisi suatu fasilitas atau kelompok fasilitas. Indikator terdiri dari angka dan satuannya. Angka menjelaskan mengenai memberikan
nilai (berapa) dan satuannya
arti dari nilai tersebut (apa). Angka
yang digunakan sebagai
45
indikator kinerja menghasilkan beberapa tipe indikator kinerja. Berdasarkan tipenya, indikator kinerja dapat dibagi menjadi beberapa jenis misalnya : a. Kualitatif;
Indikator
dengan
tipe
ini
menggantikan
angka
dengan
menggunakan bentuk kualitatif. Nilai yang diberikan berupa suatu kelompok derajat kualitatif yang berurutan dalam suatu rentang skala. Skala yang digunakan dapat terdiri dari dua atau lebih . Semakin banyak skala yang digunakan, semakin tipis gradasi dari nilai-nilai yang diberikan. Apabila menggunakan dua skala akan memberi jawaban yang hitam atau putih, skala yang lebih banyak akan memberikan variasi “abu-abu” di antara hitam dan putih. b. Persentase; Indikator dalam tipe ini menggunakan perbandingan/proporsi angka absolut dari sesuatu yang akan diukur dengan total populasinya. Persentase umumnya berupa angka positif termasuk dalam pecahan atau decimal. c. Rasio; Indikator dalam tipe ini menggunakan perbandingan angka absolut dari sesuatu yang akan diukur dengan angka absolut lainnya yang terkait. d. Kuantiatif, indikator jenis ini menunjukan kuantitas atau jumlah capaian kinerja. Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata dalam rumusan yang lebih spesifik dan terukur. Indikator pencapaian sasaran dalam kurun waktu 2010 - 2013 adalah : a. Meningkatkan sistem administrasi dan ketatausahaan b. Meningkatnya sarana dan prasarana kantor
46
c. Meningkatnya pelestarian dan pengembangan budaya serta kesenian daerah d. Tersedianya akses informasi tentang kepariwisataan e. Terwujudnya destinasi pariwisata baru yang ada di Gorontalo Utara 4.2.
Deskripsi Penelitian Data hasil penelitian kuantitatif ini berbentuk skor yang diperoleh dari alat
ukur berupa angket budaya organisasi dan kinerja pegawai pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Gorontalo Utara. Data penelitian berbentuk skor ini diolah berdasarkan hipotesis penelitian dengan menggunakan teknik pengujian yang relevan yaitu uji normalitas data, analisis regresi dan korelasional. Pengolahan ini bertujuan untuk memperoleh nilai numerik tentang pengaruh budaya organisasi dan kinerja pegawai pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Gorontalo Utara. Keabsahan
data
penelitian
dalam
bentuk
skor
ini
dapat
dipertanggungjawabkan mengingat angket yang digunakan telah teruji kualitasnya melalui pengujian validitas dan realibilitas. Pengujian validitas angket menggunakan rumus korelasi Product Moment dan pengujian realibilitasnya menggunakan rumus alpha Crombach dengan hasil pengujian diterima pada a = 0,05. Kemudian dilakukan analisis data guna mendapatkan nilai numerik dari sejumlah
kuantitas
yang digunakan dalam
pengujian
hipotesis-hipotesis
penelitian. Proses dalam analisis data penelitian ini meliputi pengujian normalitas data, analisis regresi linear dan analisis korelasional.
47
4.2.1 Pengujian Normalitas Data Normalitas data adalah syarat mutlak yang harus dipenuhi untuk penggunaan analisis korelasional. Oleh sebab itu, data-data penelitian dari variabel bebas (X) dan variabel (Y) akan diuji apakah angka yang diperoleh dari masing-masing variabel ini terdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data digunakan uji chi-kuadrat pada taraf nyata a = 0,05 dengan hipotesis bahwa skor budaya organisasi dan kinerja pegawai pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Gorontalo Utara berdistribusi normal. Dari skor budaya organisasi pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (variabel X) pada lampiran 8, diperoleh χ2 hitung sebesar 5,08. Harga ini bila dibandingkan χ
2
daftar
dengan dk = 2, α = 0,05 diperoleh χ2daftar sebesar 5,99.
Karena c2hitung lebih kecil dari c2daftar, maka maka hipotesis yang menyatakan bahwa skor pengelolaan data pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan berdistribusi normal dan diterima pada taraf nyata a = 0,05. Kemudian untuk data kinerja pegawai (variabel Y) pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan seperti pada lampiran 9, diperoleh c2 hitung = 4,48. Untuk dk = 2 dan taraf nyata a = 0,05 diperoleh c2daftar
=
5,99. Karena c2hitung lebih kecil dari
c2daftar, maka hipotesis yang menyatakan bahwa kinerja pegawai pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan berdistribusi normal diterima pada taraf nyata a = 0,05.
48
4.2.2 Pengujian Linearitas Pengujian linieritas sesuai lampiran 10, maka diperoleh persamaan regresi
Yˆ =19,8 + 0,65 X artinya bahwa setiap ketambahan skor budaya organisasi sebesar 1 (satu) satuan akan diikuti oleh ketambahan skor kinerja pegawai di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sebesar 0,65 satuan, atau dengan kata lain makin tinggi budaya organisasi
maka kinerja pegawai di Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan juga semakin meningkat. Persamaan regresi ini dapat dinyatakan linear atau tidak dengan dilihat pada tabel ANAVA untuk uji linearitas dengan α = 0,05 dk pembilang = 20 dan dk penyebut = 1 didapat F
(0,95) (20,1)
= 248. Kriteria
pengujian yaitu ternyata Fhitung lebih kecil dari Fdaftar sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa model regresi linear Y atas X dengan persamaan
Yˆ =19,8 + 0,65 X dan dapat diterima Kemudian dengan uji keberartian regresi untuk taraf nyata a = 0,05 dan dk pembilang = 1, dk penyebut = 19 diperoleh F
(1,28) (0,95)
= 4,38. Kriteria
pengujian ternyata Fhitung lebih besar dari Fdaftar sehingga menurut kriteria pengujiannya dapat dinyatakan bahwa persamaan Yˆ =19,8 + 0,65 X benar-benar teuji kelinearan yang berarti. 4.2.3 Pengujian Hipotesis Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t. Berdasarkan perhitungan (lampiran 12) diperoleh t
hitung
= 7,54. Sesuai kriteria pengujian
hipotesis terima Ho jika t(1-1/2α)
49
Dengan demikian t
hitung
> t
daftar
atau menolak Ho dan menerima Ha sesuai
gambar berikut : gambar 4.1 : penerimaan H.O
Penerimaan Ho
-2,09
2,09
7,54
Dengan demikian maka hipotesis Ho ditolak dan hipotesis alternatif diterima yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara budaya organisasi dan kinerja pegawai pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. 4.3 Pembahasan Di bagian ini akan diuraikan maksud dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yakni pengaruh antara budaya organisasi dengan kinerja pegawai pada
Dinas
Pariwisata
dan
Kebudayaan
diperoleh
persamaan
regresi
Yˆ =19,8 + 0,65 X yang berarti bahwa setiap ketambahan skor budaya organisasi sebesar 1 (satu) satuan akan diikuti oleh ketambahan skor kinerja pegawai pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sebesar 0,65 satuan, atau dengan kata lain makin tinggi budaya organisasi pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan tersebut, maka kinerja pegawainya juga semakin meningkat. Selanjutnya untuk mengetahui apakah persamaan regresi Y atas X yang diperoleh dapat dianggap linear atau tidak akan dilakukan pengujian dengan uji tuna cocok regresi linear. Dari Tabel ANAVA diperoleh Fhitung = 3,47 dan pada taraf a = 0,05, dk pembilang = 19, dk penyebut = 1 diperoleh F(0,95)(19,1) = 247,5
50
ini berarti Fhitung lebih kecil dari Fdaftar dan hipotesis model regresi linear dengan persamaan Yˆ =19,8 + 0,65 X
diterima. Kemudian untuk pengujian keberartian
regresi diperoleh Fhitung = 455,85 dan taraf nyata a = 0,05, dk pembilang =1, dk penyebut = 20 diperoleh F(0,95)(1,20) = 4,35 yang ini berarti Fhitung lebih besar dari F daftar
sehingga hipotesis Ho ditolak dan menerima hipotesis alternatif yaitu
kebergantungan Y terhadap X pada persamaan Yˆ =19,8 + 0,65 X adalah sangat berarti pada taraf nyata a = 0,05. Untuk mengetahui keterpengaruh antara budaya organisasi dengan kinerja pegawai pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dapat dilihat dari koefisien korelasinya diperoleh sebesar 0,86 dengan indeks determinasi sebesar 0,7396 atau 73,96 % yang artinya kinerja pegawai pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dipengaruhi oleh budaya organisasi sebesar 73,96 %, sedang sisanya sebesar 26,04 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti kemajuan teknologi, tuntutan keadaan serat tanggapan masyarakat terhadap pariwisata yang ditawarkan. Berdasarkan hasil analisis statistik ini diambil berdasarkan teori yang berhubungan dengan Budaya dan Kinerja yang merujuk pada pendapat para ahli Stoner (1995: 181) budaya (culture) adalah gabungan kompleks dari asumsi, tingkahlaku, cerita, mitos, metafora, dan berbagai ide lain yang menjadi satu untuk menentukan apa arti menjadi anggota masyarakat tertentu. Sedangkan menurut Alisyahbana (dalam Supartono, 2004: 31) budaya merupakan manifestasi dari cara berfikir, sehingga menurutnya pola kebudayaan itu sangat luas sebab semua tingkah laku dan perbuatan, mencakup di dalamnya perasaan, karena perasaan juga merupakan maksud dari pikiran. Dengan keadaan yang demikian,
51
maka tingkat kepercayaan akan kinerja Dinas Pariwisata dan Kebudayaan yang meliputi kesetiaan, Prestasi Kerja, Kedisiplinan, Kerja Sama, Kecakapan dan tanggung Jawab akan semakin meningkat.