22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Kabupaten Gorontalo terdiri dari 18 Kecamatan, yang beribukota di Kecamatan Limboto. Secara Geografis, Kecamatan Limboto terletak antara 0,300 Lintang Utara, 1,00 Lintang Selatan, 1210 Bujur Timur serta 123,3 0 Bujur Barat. ( DDA Kab. Gorontalo, 2011). Kecamatan Limboto memiliki luas wilayah 130,52 km2, dimana di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Gorontalo Utara, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Telaga Biru, Batudaa di sebelah selatan serta Kecamatan Limboto Barat di sebelah barat, ( DDA Kab. Gorontalo, 2011). Kecamatan Limboto memiliki 14 kelurahan, 4 kelurahan terletak di kawasan utara Danau Limboto, yakni Kelurahan Kayu Bulan, Kelurahan Hepulawa, Kelurahan Dutulanaa, dan Kelurahan Hutuo. Kelurahan Hutuo memiliki bermacam-macam potensi keanekaragaman hayati seperti adanya Ikan yang melimpah dan tumbuhan-tumbuhan yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar Danau Limboto. Kelurahan Hutuo terbagi atas tujuh lingkungan yakni yaitu lingkungan satu Rumah Jaba, lingkungan dua Pade Daa, lingkungan tiga Wangun, lingkungan empat Ali Daa, lingkungan lima Butu Hungalo, lingkungan enam Oliduta, dan lingkungan yang ketujuh Dehualolo. Lokasi penelitian berada di Kelurahan Hutuo. Tepatnya di Lingkungan Oliduta dan Lingkungan Dehualolo. Pemilihan lokasi ini karena dari ketujuh lingkungan yang berada di kelurahan Hutuo, dua lingkungan berada di kawasan
22
23
Danau Limboto yakni lingkungan Oliduta dan Lingkungan Dehualolo. Secara geografis Lingkungan Oliduta berada pada titik koordinat ordinat 0˚379,62.9” 0 LU122˚59’59,73.9”” BT. Sedangkan Lingkungan Dehualolo berada pada titik koordinat 0˚37’6.012 12” LU-122˚59’41,183” BT. 4.2
Karakteristik Habitat Tumbuhan Bawah di Kawasan Utara Danau Limboto Kecamatan Limboto Kawasan utara Danau Limbot Limboto o memiliki berbagai macam tumbuhan,
terutama tumbuhan yang hidup di tempat yang lembab, Kawasan Danau terdapat banyak tumbuhan, baik tumbuhan berupa pohon, semai, semak, dan berbagai macam tumbuhan lain. Keadaan kawasan utara Danau Limboto di sajikan pada Gambar 4.1.
A. Stasiun I B.. Stasiun II Gambar 4.1: Keadaan Kawasan Utara Danau Limboto Kelurahan Hutuo A. Stasiun I, Lingkungan Oliduta dan B. Stasiun II, Lingkungan Dehualolo. Kawasan utara Danau Limboto yang terdapat di Kelurahan Hutuo, terbagi menjadi dua bagian yakni Lingkungan Oliduta dan Lingkungan Dehualolo. Lingkungan Oliduta terdapat areal persawahan sedangkan di Lingkungan
24
Dehualolo tidak terdapat areal persawah persawahan an tetapi pada lingkungan tersebut banyak ditumbuhi tumbuhan dengan berbagai spesies diantaranya eceng gondok, kangkung, plambungo (kankung racun) dan masi banyak lagi. 4.3 Hasil Penelitian 4.3.1 Parameter Lingkungan Hasil pengukuran kondisi parameter lingkungan yang terdapat di Kelurahan Hutuo yaitu suhu dan pH tanah yang berdasarkan dua stasiun yaitu stasiun pertama di Kelurahan Oliduta dan stasiun kedua di Kelurahan Dehualolo yang dapat apat dilihat pada diagram di dibawah, untuk suhu yang diperoleh h pada stasiun I 39oC sedangkan suhu pada stasiun II 40oC. Derajat keasaman (pH) tanah pada stasiun I 6.7% dan Derajat keasaman pada stasiun II 6.9% (Lampiran 7). Suhu Analisis Data Primer, 2013
Suhu (oC)
40 39,8 39,6 39,4 Suhu
39,2 39 38,8 38,6 38,4 stasiun 1
stasiun 2
Gambar 4.2: Diagram perbandingan Suhu stasiun I dan stasiun II
25
pH Tanah (%)
6,90% 6,85% 6,80% pH Tanah
6,75% 6,70% 6,65% 6,60% stasiun 1
stasiun 2
Gambar 4.3: Diagram perbandingan pH tanah stasiun I dan stasiun II 4.3.2 Spesies Tumbuhan Bawah yang Terdapat di Kawasan Utara Danau Limboto Berdasarkan pengamatan pada dua lokasi yaitu Ling Lingkungan ungan Oliduta dan Lingkungan Dehualolo, di kawasan utara Danau Limboto, tepatnya di Kelurahan Hutuo. Ditemukan 20 spesies tumbuhan bawah. Spesies tumbuhan bawah yang ditemukan pada lokasi penilitian disajikan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.2. Spesies tumbuhan bawah yan yang g ditemukan di lokasi penelitian No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nama Ilmiah Cyperus elatus Cyperus eskulentus Echinochloa colon colona Cynodon dactylon Panicum repens L. Eclipta prostrata Eupatorium odorotum L.f. Aeschynomene indica Ipomoea fistulosa Ludwigia hyssopifolia Catharantus roseus
Nama Lokal Teki Jangkung Teki Enak Rumput Bebek Grintingan Melito Urang-Aring Glapangan Plambungo Tapak Dara
Perawakan Herba Herba Liana Liana Herba Herba Semak Semak Semak Herba Herba
26
12 13 14 15 16 17 18 19 20
Phyllanthus niruri Acalypha indica Euphorbia hirtai Sphenoclea zeylanica Justicia procumbens Hyptis capitata Stachytarpheta jamaicensis Alternanthera sessilis Amarathus sp
Meniran Hijau Anting-anting Patikan Kerbau
Pecut Kuda Babandotan Bayam Duri
Herba Herba Herba Herba Herba Herba Herba Herba Herba
4.3.3 Morfologi Spesies Tumbuhan Bawah yang Terdapat di Kawasan Utara Danau Limboto 1. Aeschynomene indica L Bentuk morfologi tumbuhan Aeschynomene indica L pada Family: Fabaceae yakni tumbuhan semak. Tinggi tumbuhan ini mencapai 2 meter. Memiliki batang yang tumbuh keatas dan percabangannya menjari. Bentuk daun yakni berbentuk bulat oval, daunnya kecil-kecil, warna daun biasanya hijau dan sistem pertulangan daunnya pinnate. Berakar tunggang dan akarnya menempel di batang. Bunga biasanya memiliki dua kelamin yakni putik dan benang sari. Kelopak bunga terletak dibaris terluar bunga dan biasanya berwarna hijau yang berfungsi sebagai pelindung bunga. Klasifikasi: Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies
Perawakan
: Plantae (Tumbuhan) : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Rosales : Fabaceae/leguminosae/ papilionaceae : Aeschynomene : Aeschynomene indica L.
27
(a) (b) (c) (d) Gambar 4.4: Bentuk morfologi tumbuhan Aeschynomene indica L (a) Bentuk batang, (b) Bentuk akar, (c) Daun permukaan atas, (d) Daun permukaan bawah. Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Aeschynomene indica L tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Aeschynomene indica L merupakan tumbuhan semak yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur hitam dan berair dengan kadar toleransi pH mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39 ºC - 40 ºC, dengan jumlah sebaran 51 individu. 2. Cyperus eskulentus Bentuk morfologi tumbuhan Teki (Cyperus eskulentus) Family Cyperaceae termasuk kedalam tumbuhan herba tahunan. Batangnya berbentuk segi tiga yang terbentuk dari pelepah daun. Bunga berwarana kuning, dan akar serabut memiliki umbi. Rumput teki ini bisa di makan serta mempunyai bau yang harum. Klasifikasi:
Perawakan
Kingdom Divisi Kelas Ordo Family Genus Spesies
: Plantae (Tumbuhan) : Magnoliophyta : Liliopsida : Cyperales : Cyperaceae : Cyperus : Cyperus eskulentus
28
(a) (b) (c) (d) (e) Gambar 4.5: Bentuk morfologi tumbuhan Cyperus eskulentus (a) Bentuk batang, (b) Bentuk akar, (c) Daun permukaan atas, (d) Daun permukaan bawah dan (e) Tataletak bunga. Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Cyperus eskulentus tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Cyperus eskulentus merupakan tumbuhan herba yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur hitam dan berair dengan kadar toleransi pH mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC dengan jumlah sebaran stasiun satu 16 individu. 3. Echinochloa colona (L.) Link. Bentuk morfologi tumbuhan rumput bebek
(Echinochloa colona (L.)
Link.) Family Poaceae yakni memiliki akar serabut. Biasanya hidup pada tempattempat yang berair . Tumbuhan ini memiliki daun pada batang. Daun terdiri dari tiga bagian yang berbeda yaitu pelepah (sheat), helai daun (blade) dan lidah daun (ligule). Pangkal daun berbentuk acuminate dan memiliki tepi daun yang rata (tidak bergerigi). Memiliki bunga-bunga kecil yang terletak diujung batang dan berwarna hijau. Biasanya bunga tersebut saling tumpang tindih. Bentuk batang bulat berongga dan mempunyai buku-buku.
29
Klasifikasi: Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies
: Plantae (Tumbuhan) : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Liliopsida (berkeping satu / monokotil) : Poales : Poaceae (suku rumput-rumputan) : Echinochloa : Echinochloa colona (L.) Link.
Perawakan
(a) (b) (c) (d) (e) Gambar 4.6: Bentuk morfologi tumbuhan Echinochloa colona (L.) Link. (a) Bentuk bunga ,(b) Bentuk batang, (c) Bentuk akar, (d) Daunpermukaan bawah, dan (e) Daun permukaan atas Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Echinochloa colona (L.) Link tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Echinochloa colona (L.) Link merupakan tumbuhan terna yang dapat dijumpai pada substrat tanah liat dan berair dengan kadar toleransi pH mencapai 6.7%-6.9% dan kelembaban 39ºC-40ºC dengan jumlah sebaran 53. 4.
Cynodon dactylon (L.) Pers. Bentuk morfologi tumbuhan Grintingan (Cynodon dactylon (L.) Pers.)
Memiliki akar serabut. Memiliki bentuk daun yang kecil panjang. Panjang daun berkisar 7-18 cm. Daun terdapat pada batang, pangkal daun berbentuk acuminate,
30
dan memiliki tepi daun yang rata (tidak bergerigi), dan daun kadang-kadang kadang memiliki bulu halus berwarrna putih. Bentuk bat batang ang bulat berongga dan mempunyai ruas. Tanaman air dengan bunga yang hampir tidak ada. Klasifikasi: Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil) Ordo : Poales Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan) rumputan) Genus : Cynodon Spesies : Cynodon dactylon (L.) Pers.
Perawakan
(a) (b) Gambar 4.7: Bentuk morfologi tumbuhan Cynodon dactylon (L.) Pers. (a) Bentuk daun, dan (b) Bentuk akar Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri ciri-ciri ciri morfologi tumbuhan Cynodon dactylon (L.) Pers tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Cynodon dactylon (L.) Pers merupakan tumbuhan terna yang dapat dijumpai pada substrat tanah liat dan berair dengan kadar toleransi pH mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC 40ºC dengan jumlah sebaran 59 individu.
31
5. Cyperus elatus Bentuk morfologi tumbuhan Teki (Cyperus elantus) Family Cyperaceae termasuk kedalam tumbuhan terna tahunan. Memiliki tinggi batang sekitar 0,7-1 m. Batang berwarna hijau, merupakan tumbuhan air sehingga memiliki rongga dan ruas. Bunga biseksual (berkelamin tunggal) serta berwarana kuning kecoklatan. Akar serabut yang memiliki umbi berwarna coklat kehitaman. Jumlah daun pada batang sedikit dan biasanya terdapat pada ujung batang
Klasifikasi: Kingdom Divisi Kelas Ordo Family Genus Spesies
: Plantae (Tumbuhan) : Magnoliophyta : Liliopsida : Cyperales : Cyperaceae : Cyperus : Cyperus elatus
Perawakan
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 4.8: Bentuk morfologi tumbuhan Cyperus elatus (a) Bentuk bunga , (b) Bentuk batang, (c) Bentuk akar, (d) Bentuk daun
32
Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Cyperus elatus tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Cyperus elatus merupakan tumbuhan teran yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur hitam dan berair dengan kadar toleransi pH mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC dengan jumlah sebaran 25 individu. 6. Eclipta prostrata L. Bentuk Morfologi tumbuhan Urang-aring (Eclipta prostrata L) Family Asteraceae. Rumput yang tumbuh rindang dengan tinggi 15–50 cm. Tumbuh subur pada tanah lembab di sisi jalan atau di pinggir selokan. Memiliki banyak percabangan. Bentuk batang bersegi. Daun berhadapan bersilang, tangkai daun pendek, panjang daun 2–5 cm, ujung runcing, tulang daun satu di tengah. Bunga ke luar dari ketiak daun, bentuknya seperti payung berwarna putih, berupa bunga majemuk 2-5, tangkai bunga (induk) keras seperti kawat, panjangnya 5 10 mm. Klasifikasi: Kingdom Divisi Kelas Ordo Family Genus Spesies Perawakan
: Plantae (Tumbuhan) :Magnoliophyta :Magnoliopsida :Asterales :Asteraceae :Eclipta :Eclipta prostrata L.
33
(a) (b) (c) (d) (e) Gambar 4.9: Bentuk morfologi tumbuhan Eclipta prostrate (a) Bentuk bunga (b) Bentuk batang, (c) Bentuk akar, (d) Daun permukaan bawah, dan (e) Daun permukaan atas Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Eclipta prostrata (L.)tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Eclipta prostrata (L.)merupakan tumbuhan herba yang dapat dijumpai pada substrat tanah liat dan berpasir dengan kadar toleransi pH mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC, dengan jumlah sebaran 65 individu. 7. Ludwigia hyssopifolia (G. Don) Exell Bentuk Morfologi tumbuhan (Ludwigia hyssopifolia) Family Onagraceae memiliki perawakan herba. Jenis tumbuhan ini memiliki sistem perakaran tunggang. Memiliki arah pertumbuhan yang tegak. Percabangan monopodial, permukaan batang halus, dan berwarna hijau. Termasuk jenis daun yang tidak lengkap, bentuk helaian daun lanceolate, bentuk ujung helaian daun apiculate, bentuk pangkal daun acuminate, bentuk tepi daun entire, permukaan helaian daun halus, susunan pertulangan daun pinnate. Letak daun berhadapan. Tidak memiliki bunga.
34
Klasifikasi: Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo : Myrtales Famili : Onagraceae Genus : Ludwigia Spesies : Ludwigia hyssopifolia (G. Don) Exell Perawakan
(a) (b) (c) (d) Gambar 4.10: Bentuk morfologi tumbuhan Ludwigia hyssopifolia (G. Don) Exell (a) Bentuk batang, (b) Bentuk akar, (c) Daun permukaan bawah, dan (d) Daun permukaan atas Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Ludwigia hyssopifolia tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Ludwigia hyssopifolia merupakan tumbuhan liana yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur kemerahan dan berair dengan kadar toleransi pH mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC 40ºC, dengan jumlah sebaran 33 individu. 8. Panicum repens L. Bentuk Morfolgi tanaman Melito (Panicum repens L.) merupakan tumbuhan herba, tinggi tumbuhan ini sekitar 15-30 cm. Berakar serabut dan muncul di bagian buku-buku batang yang menjalar di tanah. Merupakan tumbuhan air
35
sehingga memiliki batang semu dan berongga, arah tumbuh batang menjalar, permukaan batang halus dan warna hijau muda. Daun lengkap, bentuk daun berhadapan, ujung daun meruncing sama dengan daun padi. Berbulu halus di pelapah daun. Tidak memiliki bunga. Biasanya tumbuh subur pada tanah yang lembab. Klasifikasi: Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil) Ordo : Poales Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan) Genus : Panicum Spesies : Panicum repens L.
Perawakan
(a) (b) (c) (d) Gambar 4.11: Bentuk morfologi tumbuhan Panicum repens L (a) Bentuk batang, (b) Bentuk akar, (c) Daun permukaan bawah, dan (d) Daun permukaan atas Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Panicum repens L.tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Panicum repens L. merupakan tumbuhan herba yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur hitam dan berair
36
dengan kadar toleransi pH mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40 ºC, dengan jumlah sebaran 24 individu. 9.
Alternanthera sessilis (L.) R. Br. ex D Bentuk morfologi tumbuhan Babandotan (Alternanthera sessilis) family
Amaranthaceae yakni memiliki akar tunggang. Memiliki daun berwarna hijau yang tidak lengkap, dan berbentuk linear. Letak daun saling berhadapan. Bentuk batang berkayu, tegak dan keras. Permukaan batang halus dan berwarna agak kemerahan. Tidak memiliki bunga. Klasifikasi: Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo : Caryophyllales Famili : Amaranthaceae (suku bayam-bayaman) Genus : Alternanthera Spesies : Alternanthera sessilis (L.) R. Br. ex D Perawakan Perawakan
(a) (b) (c) (d) Gambar 4.12: Bentuk morfologi tumbuhan Alternanthera sessilis (L.) R. Br. ex D (a) Bentuk batang, (b) Bentuk akar, (c) Daun permukaan bawah, dan (d) Daun permukaan atas
37
Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Alternanthera sessilis tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Alternanthera sessilis merupakan tumbuhan herbal yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur dan berair dengan kadar toleransi pH mencapai. 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC 40ºC, dengan jumlah sebaran 59 individu. 10. Stachytarpheta jamaicensis Bentuk morfologi tanaman Pecut kuda (Stachytarpheta jamaicensis) family Verbenaceae merupakan salah satu jenis dari tumbuhan terna. Memiliki arah pertumbuhan batang yang tegak. Percabangan monopodial. Permukaan batang berambut, dan berwarna hijau. Tipe daun tunggal, helaian daun berbentuk oval (ovate), ujung dan pangkal daun berbentuk acute, bentuk tepi daun bergerigi (serrate), permukaan helaian daun berambut, susunan tulang daun pinnate, dan tata letak daun opposite atau berhadap-hadapan. Klasifikasi: Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo : Lamiales Famili : Verbenaceae Genus : Stachytarpheta Spesies : Stachytarpheta jamaicensis Perawakan
38
(a) (b) (c) (d) Gambar 4.13: Bentuk morfologi tumbuhan Stachytarpheta jamaicensis (a) Bentuk batang, (b) Bentuk akar, (c) Daun permukaan atas, dan (d) Daun permukaan bawah. Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Stachytarpheta
jamaicensis tersebut
yang
disesuaikan
dengan
pedoman
identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Stachytarpheta jamaicensis merupakan tumbuhan herbal yang dapat dijumpai pada substrat tanah liat
dan berpasir
dengan kadar toleransi pH mencapai 6.7% - 6.9% dan
kelembaban 39ºC - 40ºC, dengan jumlah sebaran 24 individu. 11. Catharantus roseus Bentuk morfolgi tumbuhan Tapak Dara (Catharantus roseus) termasuk dalam tumbuhan herba yang bergetah. Sistem perakaran tunggang. Memiliki batang yang berkayu, keras, tumbuh ke atas dan berwarna hijau kekuningan. Bentuk daun bulat oval dengan bentuk pertulangan daun menjari. Letak daun berhadapan. Sistem pertulangan daun pinnate. Memiilki permukaan dan tepi daun yang halus. Tumbuhan ini tidak memiliki bunga.
39
Klasifikasi: Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo : Gentianales Famili : Apocynaceae Genus : Catharanthus Spesies : Catharanthus roseus (L.) G. Don
Perawakan
(a) (b) (c) (d) Gambar 4.14: Bentuk morfologi tumbuhan Catharantus roseus (L.) G. Don (a) Bentuk batang, (b) Bentuk akar, (c) Daun permukaan atas, dan (d) Daun permukaan bawah. Berdasarkan Pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Catharanthus roseus (L.) tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Catharanthus roseus (L.) merupakan tumbuhan herbal yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur hitam dan berair dengan kadar toleransi pH mencapai 6.7%-6.9% dan kelembaban 39 ºC-40 ºC, dengan jumlah sebaran 27 individu.
40
12. Phyllanthus niruri L. Bentuk morfolgi tumbuhan Phyllanthus niruri L merupakan terna liar yang berasal dari Asia Tropik yang tersebar di seluruh daratan Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Tinggi batangnya 30 – 50 cm, berwarna hijau kemerahan (Phyllanthus urinaria) atau hijau pucat (Phyllanthus niruri), bercabang-cabang. Daun tunggal, letak berseling. Helaian daun bundar telur sampai bundar memanjang, ujung tumpul, pangkal membulat, permukaan bawah berbintik kelenjar, tepi daun rata dan berwarna hijau. Pada satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan keluar dari bawah ketiak daun, sedangkan bunga betina keluar dari atas ketiak daun. Buah meniran berupa buah kotak, bulat pipih, licin. Kasifikasi Kingdom :Plantae (Tumbuhan) Divisi :Magnoliophyta(Tumbuhan berbunga) Kelas :Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo :Euphorbiales Famili :Euphorbiaceae Genus :Phyllanthus Spesies :Phyllanthus niruri L. Perawakan
41
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 4.15: Bentuk morfologi tumbuhan Phyllanthus niruri L (a) Bentuk akar, (b) Bentuk akar, (c) Daun permukaan atas, (d) Daun permukaan atas. Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Phyllanthus niruri L tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Phyllanthus niruri L merupakan tumbuhan liana yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur hitam dan berair dengan kadar toleransi pH mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC, dengan jumlah sebaran 22 individu. 13. Ipomoea fistulosa Bentuk morfolgi tumbuhan Plambungo atau kangkung racun (Ipomoea fistulosa) memiliki perawakannya semak. Permukaan batang halus, dan berwarna hijau. Daun hanya memiliki tangkai dan helaian daun sehingga termasuk kedalam jenis daun yang tidak lengkap, tipe daun tunggal, bentuk helaian daun auriculate, bentuk pangkal daun cordate, memiliki tepi daun entrie, dan permukaan daun yang halus, dan memiliki susunan pertulangan daun yang berbentuk pinnate.
42
Klasifikasi: Kingdom :Plantae (Tumbuhan) Divisi :Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas :Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo :Solanales Famili :Convolvulaceae (suku kangkungkangkungan) Genus :Ipomoea Spesies :Ipomoea fistulosa Mart.Ex.Cholsy Perawakan
(a) (b) (c) (d) Gambar 4.16: Bentuk morfologi tumbuhan Ipomoea fistulosa (a) Bentuk batang, (b) Bentuk akar, (c) Daun permukaan bawah, dan (d) Daun permukaan atas. Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Ipomoea fistulosa tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Ipomoea fistulosa merupakan tumbuhan semak yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur hitam dan berair dengan kadar toleransi pH mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC, dengan jumlah sebaran 86 individu. 14. Eupatorium odoratum L. Bentuk morfologi tumbuhan Glapangan (Eupatorium odoratum L.) Famili Asteraceae adalah salah satu jenis tumbuhan yang perawakannya semak (tumbuhan berbatang kayu, berdiameter batang < 2 cm). Memiliki akar tunggang.
43
Arah tumbuh batang tegak, dan memiliki permukaan batang yang halus. Termasuk kedalam daun yang tidak lengkap, tipe daun tunggal, bentuk ujung helaian daun apiculat dan pangkal daun berbentuk acute. Bentuk tepi daun undulate, tata letak daun opposite. Tumbuhan ini memiliki bunga majemuk. Klasifikasi: Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo : Asterales Famili : Asteraceae Genus : Eupatorium Spesies : Eupatorium odoratum L.f. Perawakan
(a) (b) (c) (d) (e) Gambar 4.17: Bentuk morfologi tumbuhan Eupatorium odoratum L (a) Bentuk akar ,(b) Bentuk batang, (c) Bentuk bunga, (d) Daun permukaan bawah, dan (e) Daun permukaan atas Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Eupatorium odoratum L tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Eupatorium odoratum L merupakan tumbuhan semak yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur hitam dan berpasir dengan kadar tolera toleransi pH mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC, dengan jumlah sebaran 56 individu.
44
15. Sphenoclea zeylanica Bentuk morfologi tumbuhan Tumbuhan (Sphenoclea zeylanica) Famili Campanulaceae. Jenis tumbuhan ini memiliki percabangan simpodial. Batangnya berwarna hijau dan memiliki permukaan yang halus. Akar serabut. Daun tidak lengkap hanya terdiri atas tangkai daun dan helaian daun, daun tunggal, bentuk ujung halaian dan pangkal daun berbentuk acuminate, bentuk tepi daun halus tidak bergerigi, dan memiliki permukaan daun yang halus.Bunga terletak di ujung batang. Klasifikasi: Kingdom Divisi Kelas Ordo Family Genus Species
: Plantae : Magnoliophyta : Magnoliopsida :Campanulales : Campanulaceae : Sphenoclea Gaertn. : Sphenoclea zeylanica Gaertn.
Perawakan
(a) (b) (c) (d) (e) Gambar 4.18: Bentuk morfologi tumbuhan Sphenoclea zeylanica (a) Bentuk buah ,(b) Bentuk batang, (c) Bentuk akar, (d) Daun permukaan bawah, dan (e) Daun permukaan atas
Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Sphenoclea zeylanica tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi
45
tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Sphenoclea zeylanica merupakan tumbuhan gulmah yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur hitam dan berair dengan kadar toleransi pH mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC, dengan jumlah sebaran 29 individu. 16. Acalypha indica Bentuk morfolgi tumbuhan Anting-anting (Acalypha indica) Family Euphorbiaceae termasuk kedalam tumbuhan terna. Memiliki batang yang tumbuh keatas. Memiliki bentuk daun yang berbentuk bulat oval dan bergerigi. Sistem pertulangan daun pinnate. Mempunyai bunga seperti anting-anting. Sistem perakaran tunggang. Klasifikasi: Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Acalypha Spesies : Acalypha indica L Perawakan
(a) (b) (c) (d) Gambar 4.19: Bentuk morfologi tumbuhan Acalypha indica (a)Bentuk batang, (b) Bentuk akar, (c) Daun permukaan atas, dan (d) Daun permukaan bawah
46
Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Acalypha indica tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Acalypha indica merupakan tumbuhan herbal yang dapat dijumpai pada substrat bertanah liat dan berpasirdengan kadar toleransi pH mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC, dengan jumlah sebaran 54 individu. 17. Justicia procumbens Bentuk morfologi tumbuhan (Justicia procumbens) Family Acanthaceae memiliki Perawakan tumbuhan terna. Memiliki akar serabut. Arah tumbuh batang tegak, dan berwarna hijau. Termasuk jenis daun tidak lengkap. Bentuk helaian daun linear, bentuk ujung helaian daun acuminate, bentuk pangkal daun acuminate, dan memiliki permukaan helaian daun yang halus. Susunan pertulangan daun longditudinal.
Klasifikasi: Kingdom Devisi Kelas Order Family Genus Species Perawakan
: Plantae : Magnoliphyta : Magnoliopsida : Lamiales : Acanthaceae : Justicia : Justicia. procumbens
47
(a) (b) (c) (d) Gambar 4.20: Bentuk morfologi tumbuhan Justicia procumbens (a) Bentuk batang, (b) Bentuk akar, (c) Daun permukaan atas, dan Daun permukaan bawah Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Justicia procumbens tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Justicia procumbens merupakan tumbuhan liana yang dapat dijumpai pada substrat bertanah liat dan berpasir dengan kadar toleransi pH mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC, dengan jumlah sebaran 14 individu. 18. Hyptis capitata Bentuk Morfologi tumbuhan Hyptis capitata Family Lamiaceae merupakan Tumbuhan berupa semak. Tinggi batang dapat mencapai 20-50 cm, berdiameter 2cm, dan berwarna hijau tua. Memiliki sistem perakan yang berakar serabut. Batang tegak dan berbulu halus, percabangan monopodial. Daunnya tidak lengkap, tipe daun berdaun tunggal. Bentuk ujung daun apiculate atau meruncing.
48
Klasifikasi: Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo : Lamiales Famili : Lamiaceae Genus : Hyptis Spesies : Hyptis capitata Jacq.
Perawakan
(a) (b) (c) (d) Gambar 4.21: Bentuk morfologi tumbuhan Hyptis capitata (a) Bentuk akar, (b) Bentuk batang, (c) Daun permukaan atas, dan (d) Daun permukaan bawah Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Hyptis capitata tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Hyptis capitata merupakan tumbuhan herbal yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur hitam dan berair dengan kadar toleransi pH mencapai. 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC, dengan jumlah sebaran 9 individu.
49
19. Amarathus sp Bentuk morfologi tumbuhan Bayam Duri (Amarathus sp) Jenis ini merupakan terna semusim dan tanaman semak atau perdu kecil dengan ketingian 0,3-2 m. Batang bayam duri berwarna merah dan berair dan ruasnya tumbuh duri. Daun berukuran kecil dan berujung runcing. Jenis ini banyak tumbuh liar. Klasifikasi: Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo : Caryophyllales Famili : Amaranthaceae (suku bayam-bayaman) Genus : Amaranthus Spesies : Amaranthus sp
Perawakan
(a) (b) (c) (d) (e) Gambar 4.22: Bentuk morfologi tumbuhan Amarathus sp (a) Bentuk akar, (b) Bentuk batang, (c) Bentuk akar (d) Daun permukaan atas, dan (e) Daun permukaan bawah Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Amarathus sp tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Amarathus sp merupakan tumbuhan herbal yang dapat dijumpai pada substrat bertanah liat dan berpasir dengan kadar
50
toleransi pH mencapai. 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC, dengan jumlah sebaran 22 individu. 20. Euphorbia hirtai L Bentuk morfolgi tumbuhan Patikan kerbau (Euphorbia hirtai). Family Euphorbiaceae termasuk kedalam tumbuhan terna. Memiliki batang yang tumbuh keatas. Memiliki bentuk daun yang berbentuk bulat oval, daun tidak dihiasi kelenjar aromatik, sistem pertulangan daunnya pinnate. Buahnya
muncul di
ketiak daun dan berbunga kelamin tunggal. Akarnya berakar tunggal. Klasifikasi: Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Euphorbia Spesies : Euphorbia hirta L. Perawakan
(a) (b) (c) (d) Gambar 4.23: Bentuk morfologi tumbuhan Euphorbia hirtai L (a) Bentuk akar, (b) Bentuk batang,(c) Daun permukaan atas, dan (d) Daun permukaan bawah Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Euphorbia hirtai tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi
51
tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Euphorbia hirtai merupakan tumbuhan herbal yang dapat dijumpai pada substrat bertanah liat dan berpasir dengan kadar toleransi pH mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC, dengan jumlah sebaran 14 individu. Perbandingan gambar dari morfologi tumbuhan bawah dan kunci identifikasi di atas, dapat di lihat pada lampiran 6 dan lampiran 5.
4.3.3 Struktur Vegetasi Tumbuhan Bawah Dan Indeks Nilai Penting pada stasiun 1 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 20 spesies yang ada di kawasan utara Danau Limboto di Kelurahan Hutuo dengan 20 spesies ini, ditemukan di stasiun 1 yaitu 16 spesie yaitu Aeschynomene indica, Cyperus eskulentus, Echinochloa colona , Cynodon dactylon, Cyperus elatus, Eclipta prostrata, Ludwigia hyssopifolia, Panicum repens, Alternanthera sessilis, Stachytarpheta jamaicensis, Catharantus roseus, Phyllanthus niruri, Ipomoea fistulosa, Eupatorium odoratum, Sphenoclea zeylanica, Acalypha indica. Tumbuhan bawah yang lebih dominan ditemukan pada lokasi penelitian pada stasiun 1 adalah Plambungo (Ipomoea fistulosa ). Tumbuhan bawah yang sedikit jumlahnya yaitu (Cyperus eskulentus). Struktur vegetasi tumbuhan bawah dan sebaran spesies domonan dilihat pada Indeks Nilai Penting pada stasiun 1 disajikan pada Tabel 4.3
52
Tabel 4.3 Sruktur vegetasi tumbuhan bawah dan Indeks Nilai Penting pada stasiun 1 Lingkungan Oliduta Nama Spesies Ipomoea fistulosa Acalypha indica
K
KR F 0.29 0.09 0.24 0.08
FR INP 1 0.07 0.16 1 0.07 0.15
Cynodon dactylon
0.24
0.08
0.84
0.06
0.14
Ludwigia hyssopifolia
0.22
0.07
1
0.07
0.14
Alternanthera sessilis Echinochloa colonum
0.22
0.07
1
0.07
0.14
0.2
0.06
1
0.07
0.13
Eupatorium odoratum Aeschynomene indica
0.2
0.06
1
0.07
0.13
0.19
0.06
1
0.07
0.13
Sphenoclea zeylanica Eclipta prostrata
0.19
0.06
1
0.07
0.13
0.19
0.06
1
0.07
0.13
Catharantus roseus
0.18
0.06
1
0.07
0.13
Panicum repens Cyperus odoratus
0.16
0.05
1
0.07
0.12
0.17
0.05
0.84
0.06
0.11
Stachytarpheta jamaicensis
0.16
0.05
0.84
0.06
0.11
0.15
0.05
0.84
0.06
0.11
0.11
0.04
0.84
0.06
0.1
Phyllanthus niruri Cyperus eskulentus Sumber: Data primer, 2013
Dilihat pada Tabel diatas ke 16 spesies yang ditemukan pada lokasi penelitian di stasiun 1 Lingkungan Oliduta, Kerapatan yang tertinggi pada stasiun I yaitu pada spesies Ipomea vistulosa yaitu 0.29
Individu/m2 Sedangkan
kerapatan yang terendah terdapat pada stasiun I yaitu spesies Cyperus eskulentus yaitu 0.11 Individu/m2. Frekuensinya mempunyai 2 nilai yang berbeda yaitu 0.84 dan 1 Individu/m2 di setiap spesies yang dikarenakan pada stasiun 1 ditemukan jumlah spesies yang sama. Untuk perbandingan frekuensi adalah sama. Dan Indeks Nilai Penting yang tertingi pada spesies Ipomea vistulosa
yaitu 0,16
Individu/m2 dan yang terenda pada spesies Cyperus eskulentus yaitu 0.1 Individu/m2. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 7.
53
Berdasarkan Tabel di atas, distasiun 1 Lingkungan Oliduta di temukan 16 spesies, nilai-nilai Indeks Nilai Penting tertinggi dan terendah pada struktur vegetasi, dapat dilihat pada diagram sebagai berikut:
INP 0,2 0,15 0,1
Cyperus eskulentus
Phyllanthus niruri
Cyperus odoratus
Panicum repens
Catharantus roseus
Eclipta prostrata
Sphenoclea zeylanica
Aeschynomene indica
Eupatorium odoratum
Echinochloa colonum
Alternanthera sessilis
Ludwigia hyssopifolia
Cynodon dactylon
Acalypha indica
Ipomoea fistulosa
0
Stachytarpheta…
0,05 INP
Gambar 4.24: Diagram Sruktur vegetasi tumbuhan bawah Indeks Nilai Penting pada stasiun 1 Lingkungan Oliduta
4.3.4 Struktur Vegetasi Tumbuhan Bawah dan Indeks Nilai Penting pada stasiun 2 Berdasarkan hasil penilitian pada stasiun 2 yaitu spesies yang di temukan adalah 12 spesies yaitu Aeschynomene indica, Echinochloa colona, Cynodon dactylon,, Eclipta prostrata prostrata, Alternanthera sessilis, Ipomoea fistulosa, Ageratum conyzoides, Acalypha indica, Justicia procumbens, Hyptis capitata, capitata Amarathus sp,, dan Euphorbia hirtai hirtai. Tumbuhan bawah yang lebih dominan ditemukan pada lokasi penelitian di stasiun 2 sama dengan pada stasiun 1 yaitu Plambungo (Ipomoea fistulosa). fistulosa spesies ini banyak tumbuh, karena spesies ini bisa tumbuh di mana saja, saj di air
54
maupun di daratan. Tumbuhan bawah yang sedikit julahnya yaitu (Hyptis capitata). Struktur vegetasi tumbuhan bawah dan sebaran spesies domonan dilihat dari Indeks Nilai Penting pada stasiun 2 di sajikan pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Sruktur vegetasi tumbuhan bawah dan nilai Indeks Nilai Penting pada stasiun 2 Lingkungan Dehualolo Nama Spesies Ipomoea fistulosa Alternanthera sessilis Eupatorium odoratum Echinochloa colonum Aeschynomene indica Cynodon dactylon Amarathus sp Eclipta prostrata Acalypha indica Euphorbia hirtai Justicia procumbens Hyptis capitata Sumber: Data primer, 2013
K
KR 0.29 0.18 0.18 0.16 0.16 0.16 0.15 0.14 0.13 0.09 0.09 0.06
F 0.16 0.1 0.1 0.09 0.09 0.09 0.08 0.08 0.07 0.05 0.05 0.03
FR 1 1 1 1 0.84 0.84 1 0.84 1 1 0.84 0.84
0.09 0.09 0.09 0.09 0.08 0.08 0.09 0.08 0.09 0.09 0.08 0.08
INP 0.25 0.19 0.19 0.18 0.17 0.17 0.17 0.16 0.16 0.14 0.13 0.11
Dilihat pada Tabel diatas ke 12 spesies yang ditemukan pada lokasi penelitian di stasiun 2 Lingkungan Dehualolo, Kerapatan tertinggi pada stasiun 2 yaitu pada spesies Ipomea vistulosa yaitu 0.29 Individu/m2 Sedangkan kerapatan yang terendah yaitu spesies Hyptis capitata yaitu 0.06 Individu/m2. Frekuensinya sama denagan stasiun 1 mempunyai 2 nilai yang berbeda yaitu 0.84 dan 1 Individu/m2 di setiap spesies ditemukan yang dikarenakan pada stasiun 2 ditemukan jumlah spesies yang sama juga. Untuk perbandingan frekuensi adalah sama. Dan Indeks Nilai Penting yang tertingi pada spesies Ipomea vistulosa sp yaitu 0,25 Individu/m2 dan yang terenda pada spesies Hyptis capitata yaitu 0.11 Individu/m2. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 7.
55
Jenis substrat di Keluraha Hutuo pada Lingkungan Oliduta adalah tanah liat dan berair dan pada Lingkungan Dehualolo adalah tanah berpasir dan berlumpur hitam. Berdasarkan tabel di atas, distasiun 2 Lingkungan Dehualolo di temukan 12 spesies, dari 12 spesie ini 5 di antaranya spesies baru yaitu Acalypha indica, Justicia procumbens, Hyptis capitata capitata, Amarathus sp,, dan Euphorbia hirtai. hirtai dan 7 spesies lainya ada ditemukan pada stasiun 1 Lingkungan Oliduta. Nilai-nilai Nilai Indeks Nilai Penting enting yang tertingi dan terendah pada struktur vegetasi, dapat dilihat pada diagram sebagai berikut: 0,2 0,18 0,16 0,14 0,12 0,1 0,08 0,06 0,04 0,02 0
Series1
Gambar 4.25: Diagram Sruktur vegetasi tumbuhan bawah ah Indeks Nilai Penting pada stasiun 2 Lingkungan Dehualolo 4.5
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 20 spesies yang
ada di kawasan utara Danau Limboto di Kelurahan Hutu dengan 20 spesies ini, di
56
temukan di stasiun 1 yaitu 16 spesie yaitu Aeschynomene indica, Cyperus eskulentus, Echinochloa colona, Cynodon dactylon , Cyperus elatus, Eclipta prostrata, Ludwigia hyssopifolia, Panicum repens, Alternanthera sessilis, Stachytarpheta, Catharantus roseus, Phyllanthus niruri,
Ipomoea fistulosa,
Eupatorium odoratum, Sphenoclea zeylanica, Acalypha indica, dan stasiun 2 yaitu 12 spesies yaitu Aeschynomene indica, Echinochloa colona, Cynodon dactylon, Eclipta prostrata, Alternanthera sessilis, Ipomoea fistulosa, Eupatorium odoratum, Acalypha indica, Justicia procumbens, Hyptis capitata, Amarathus sp, dan Euphorbia hirta, dari 12 spesies 5 spesies diantaranya adalah spesies baru yaitu Acalypha indica sp, Justicia procumbens, Hyptis capitata, Amarathus sp, dan Euphorbia hirtai. Tumbuhan bawah yang lebih dominan ditemukan pada lokasi penelitian adalah Plambungo (Ipomoea fistulosa). Spesies ini banyak tumbuh, karena spesies ini bisa tumbuh di mana saja, di air maupun di daratan, hal ini dijelaskan oleh Haase, (1999) jenis Ipomoea fistulosa paling banyak tumbuh atau paling dominan yang ada pada kondisi substrat yang berair. Lingkungan Oliduta umumnya memiliki tipe substrat yaitu tanah liat dan berair dan Lingkungan Dehualolo adalah tanah berpasir dan berlumpur. Tumbuhan bawah yang ditemukan dilokasi penelitian umumnya ditempat-tempat yang terbuka misalnya kelurahan Oliduta yang terdapat persawahan milik masyarakat setempat, seperti yang dijelaskan oleh Aththorick (2005), vegetasi tumbuhan bawah banyak terdapat di tempat-tempat terbuka seperti di tepi jalan, tebing sungai, lantai hutan, lahan pertanian dan perkebunan selanjutnya Menurut
57
Kusmana (1995) tumbuhan bawah terdiri dari tumbuhan selain permudaan pohon misalnya rumput, herba dan semak belukar. Pada lokasi penelitian mempunyai tingkat frekuensi yang sama baik pada Lingkungan Oliduta dan Lingkungan Dehualolo yang dapat dilihat pada Gambar 1: Diagram perbandingan Frekuensi antara stasiun I dan stasiun II . Frekuensi yang didapatkan adalah sama baik pada stasiun I dan stasiun II yaitu 0.84 dan 1 Individu/m2. Menurut Kordi (2011) frekuensi jenis (F), yaitu peluang suatu jenis ditemukan dalam titik sampel yang diamati. Berkaitan dengan nilai Frekuensi menurut Kershaw dalam Arrijani, dkk (2006) mengemukakan bahwa frekuensi suatu jenis dalam vegetasi tertentu, besarannya frekuensi tertinggi termasuk kategori spesies yang memiliki kemampuan adaptasinya terhadap kondisi lingkungan. Menurut Greig-Smith dalam Arrijani,dkk (2006), nilai frekuensi suatu jenis dipengaruhi secara langsung oleh distribusi. Rendahnya frekuensi pada stasiun I dan stasiun
II di akibatkan kemampuan adaptasi tumbuhan bawah
terhadap kondisi lingkungan kurang maksimal serta banyaknya aktivitas masyarakat yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan tumbuhan bawah yang ada di Kelurahan Hutuo. Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan nilai kerapatan tumbuhan bawah relatif sangat rendah. Ipomoea fistulosa memiliki nilai kerapatan tertinggi yaitu 0.29 Individu/m2 yang terdapat pada stasiun I dan stasiun II, sedangkan kerapatan terendah pada stasiun II pada spesies Hyptis capitata 0.06 Individu/m2 . Menurut Arrijani,dkk (2006) perbedaan nilai kerapatan masing-masing jenis disebabkan karena adanya perbedaan kemampuan reproduksi, penyebaran dan daya adaptasi
58
terhadap lingkungan. Nilai kerapatan suatu spesies menunjukkan jumlah individu spesies bersangkutan pada satuan luas tertentu, maka nilai kerapatan merupakan gambaran mengenai jumlah spesies tersebut pada lokasi penelitian. Rendahnya kerapatan tumbuhan bawah yang ada di Kelurahan Hutuo diakibatkan disekitar lokasi penelitian sebagian besar tempat ini telah di jadikan tempat pembuangan sampah oleh masyarakat sekitar danau Limboto. Berdasarkan penelitian pada 2 stasiun pengamatan yang berbeda ditemukan nilai kerapatan yang berbeda-beda. Ipomoea fistulosa memiliki nilai kerapatan yang tertinggi jika dibandingkan dengan spesies yang lain hal ini disebakan karena letaknya yang ideal (lebih kearah darat) dan mudah tumbuh dan pertumbuhannya lebih optimal mendapatkan sinar matahari. Pernyataan tersebut lebih dipertegas oleh Gusmalyna (1983) karena cahaya matahari bagi tumbuhan merupakan salah satu factor yang penting dalam proses perkembangan, pertumbuhan dan repruduksi. Indeks nilai penting (INP) adalah untuk melihat seberapa besar peranan suatu tumbuhan dalam ekosistem. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa tumbuhan bawah mempunyai peranan sangat tinggi pada wilayah Danau Limboto. Dari data penelitian semua spesies mempunyai peranan secara homogen. Salah satu peranan tumbuhan yang paling mendasar adalah tumbuhan
sebagai penutup tanah
menjaga kelembapan sehingga proses dekomposisi berlangsung dengan cepat, sehingga dapat menyediakan unsure hara untuk tanaman pokok. Siklus hara akan berlangsung sempurna dan guguran daun yang jatuh sebagai serasah akan dikembalikan lagi ke pohon dalam bentuk unsure hara yang sudah diuraikan oleh bakteri (irwanto, 2007). Berdasarkan indeks nilai penting pada gambar 3 diagram
59
terlihat bahwa Ipomoea fistulosa memiliki tingkat nilai penting yang lebih tinggi terutama pada stasiun II yaitu 0.25 sehingga dapat dikatakan bahwa yang mempunyai peranan penting dalam proses menjaga keberlangsungan ekosistem yakni spesies Ipomoea fistulosa. Nilai INP pada setiap jenis tumbuhan bawah sangat tergantung pada kondisi pertumbuhan itu sendiri. Tumbuhan bawah untuk tumbuh dengan baik, memerlukan sejumlah factor pendukung utama dalam pertumbuhan adalah ketersediaan nutrient atau bahan organik. Peryataan ini di pertegas dengan hasil penilitian Risa (2007) bahwa nutrient dibutukan oleh tumbuhan sebagai sumber energy yang digunakan untk tumbuhan selama proses pertumbuhan dan perkembangan. Parameter lingkungan sangat berperan dalam proses pertumbuhan tumbuhan bawah adalah suhu yang merupakan salah satu faktor lingkungan yang dapat digunakan sebagai indikator untuk mementukan perubahan ekologi. Suhu mempunyai peran yang penting karena bersama-sama dengan salinitas dapat mengontrol densitas air laut. Suhu yang berada pada Lingkungan Oliduta adalah 39 OC dan Lingkungan Dehualolo adalah 40OC berarti suhu yang dimiliki oleh kawasan Danau Limboto baik untuk pertumbuhan tumbuhan bawah. Suhu yang diukur relatif tinggi karena pengukuran suhu dilakukan pada siang hari saat tumbuhan bawah sedang melakukan proses fotosintesis. Menurut Risa (2007) menyatakan bahwa tumbuhan memerlukan suhu yang sesuai sehingga dapat tumbuh dan pada saat cahaya jenuh dan tumbuhan memanfaatkan cahaya matahari untuk proses fotosintesis.
60
Menurut Risa (2007) Derajat keasaman (pH) juga menpengaruhi pertumbuhan tumbuhan bawah karena adanya pH tanah yang dapat mengatur kelarutan nutrient dalam tanah. Derajat keasaman (pH) pada stasiun I Lingkungan Oliduta memiliki 6.7% pH sedangkan di stasiun II Kelurahan Dehualolo memiliki 6.9% pH. Parameter lingkungan yang terdapat pada lokasi penelitian Kelurahan Hutuo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo disimpulkan cukup baik untuk proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan bawah.