BAB IV HASIL PENELITIN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Kecamatan Telaga Biru 4.1.1 Sejarah Singkat Lokasi Penelitian Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo merupakan salah satu kecamatan yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Gorontalo, Kecamatan Telaga Biru dibentuk pada tahun 2001 berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gorontalo Nomor 25 tahun 2001 sebagai tindak lanjut dari pelaksanaannya Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822). Kecamatan Telaga Biru merupakan pemekaran dari Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo yang pada awalnya adalah desa telaga biru. Pada awal pemekaran, Kecamatan Telaga Biru terdiri dari 10 desa, yaitu Desa Telumelito, Dumati, Pentadio Barat, Pentadio Timur, Ulapato A, Ulapato B, Lupoyo, Dulamayo Utara, Pantungo, dan Tuladenggi. Pada tahun 2002 Kecamatan Telaga Biru mendapat penambahan desa yaitu Desa Modeludu yang merupakan pemekaran dari Desa Ulapato B, kemudian pada tahun 2008 Desa Tinelo dan Timuato yang merupakan pemekaran dari Desa Ulapato A, Tahun 2010 Desa Tapaluluo yang merupakan pemekaran dari Desa Dulamayo Utara, dan pada tahun 2011 desa Tonala merupakan pemekaran dari Desa Modeludu. Sampai saat ini Kecamatan Telaga Biru terdiri Dari 15 Desa.
41
42
4.1.2 Visi dan Misi Pemerintah Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo adalah merupakan salah satu instansi pemerintah yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Gorontalo, dan memiliki Visi dan Misi sebagai berikut : Visi
: Terwujudnya Pemerintah Kecamatan Telaga Biru Yang Prosfektif,
Professional, Responsif Efektif, dan Inovatif Misi
: 1. Mewujudkan Peningkatan Pelayanan Prima (Exelent Service) 2. Menciptakan sistim Pemerintahan yang baik dan Demokratis 3. Mewujudkan Pengembangan Potensi Wilayah Berbasis Kelestarian Lingkungan Hidup.
4.1.3 Struktur Organisasi Suatu organisasi maupun suatu instansi dimana saja memiliki garis struktural yang mengatur sistem serta aturan yang ada dalam instansi tersebut. Semuanya itu ada dalam suatu struktur yang biasanya dipakai dalam periode tertentu. Struktur organisasi yang baik memungkinkan pimpinan mensosialisasikan segala yang ditempuh yang selanjutnya akan dilaksanakan oleh seluruh komponen organisasi. Kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan merupakan keputusan yang harus dilakukan bawahan secara operasional dilapangan. Dalam pelaksanaan kebijakan tersebut mendapatkan pengawasan dari pimpinan organisasi, sebagai bagian dari upaya yang menciptakan mekanisme kerja secara efektif dan efisien. Dalam organisasi terdapat tiga faktor atau unsur penting, yaitu : Adanya sekelompik orang Adanya hubungan dan pembagian kerja diantara mereka
43 Adanya tujuan yang ingin dicapai Dalam suatu organisasi dengan segala aktifitasnya, terdapat hubungan diantara orang yang menjalankan aktifitas tersebut. Makin banyak kegiatan yang dilakukan dalam suatu organisasi makin kompleks juga
hubungan
tersebut
termasuk hubungan antara masing-masing dengan struktur organisasi, yang menjadi dasar adalah pembagian kekuasaan dan tanggung jawab. Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Pemerintah Daerah, maka Struktur Organisasi Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo sebagai berikut : Struktur Organisasi Kecamatan Telaga Biru
CAMAT YUDHI ABDULLATIEF, SE
SEKCAM Yusuf UI
Kasie Pemerintahan
Kasie PMD
Kasie Trantib
Kasie Umum
Kasie Kesos
Hasan K. Harun,SE
Husen Haras, Se
Maryam Kidu
Fauzia N. Adu, SE
Rano Naki, M. Pd
Staf
Staf
Staf
Staf
Hartati Hulalata
Yos Sudarso Ishak, S.Sos
Hilda Hiola
Kasnawati N. Pade, A.Md
Rosman Huntua
Fitry Djafar
Zumriah Usu, S.IP
Mahmudin, S.IP
NurLaila Hiola, S.IP
Zarman M. Alulu, ST
Fatrah Abdul Wahid Husein
Aisha Tuu Kadir
Djemi Dj. Ibrahim
Sarman Hasan
Anis Widianti, S.Sos
Staf Ha. Ruiah Hilala
Rahman Nakude
Inko Akase
Maya Lihawa, S.Sos Alvian Adju Iwan Tahir, S.IP
44
4.1.4
Keadaan Pegawai Pegawai Kantor Camat Telaga Biru saat ini berjumlah 31 orang yang
terdiri dari 26 orang Pegawai Negeri Sipil dan 5 orang pegawai kontrak. Dari jumlah tersebut pegawai Kantor Camat Telaga Biru Daerah Kabupaten Gorontalo dapat diklasifikasikan menurut : a.
Susunan Kepangkatan dan Golongan 1. Pegawai Negeri Sipil Pegawai Negeri Sipil berjumlah 26 orang terdiri dari : Golongan III/D : 3
orang, Golongan III/C : 2 orang, Golongan III/B : 3 orang, Golongan III/A : 5 orang, Golongan II/D : 1 orang, Golongan II/C : 1 orang, Golongan II/B : 1 orang, Golongan II/A : 9 orang, Golongan I/C : 1 orang 2. Tenaga Kontrak Tenaga Kontrak berjumlah 5 orang terdiri dari: Operator Komputer: 2 orang, Operator SSB : 1 orang, Sopir: 1 orang, Waker: 1 orang. b.
Jenjang Pendidikan 1. Pegawai Negeri Sipil Pegawai Negeri Sipil pada Pemerintahan Kecamatan Telaga Biru
berpendidikan sebagai berikut : Pasca (S2): 1 orang, Sarjana (S1): 3 orang, SMU/Sederajat: 20 orang, SMP/Sederajat 2. Tenaga Kontrak -
D1
: 1 orang
-
SMU/Sederajat : 4 orang
: 1 orang
45
Pejabat Struktural Kantor Camat Telaga Biru saat ini berjumlah 6 orang yang terdiri dari Pejabat Eselon III A sebanyak 1 orang telah mengikuti Diklat Pim/Sederajat dan Pejabat Eselon IV A
sebanyak 5 orang, 1 orang telah
mengikuti Diklat Pim/Sederajat dan 4 orang belum mengikuti Diklat Pim/Sederajat.
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Camat, Sekretaris Camat, Para Kepala Seksi serta Pegawai di lingkungan Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo, maka dideskripsikan 3 (tiga) fokus penelitian sebagai berikut: 4.2.1 Efektivitas kerja pegawai di Kantor Camat Telaga Biru Untuk meningkatkan eksistensi organisasi baik di lingkungan kerja dan lebih khusus lagi dimata masyarakat, maka dibutuhkan potensi sumber daya manusia yang mampu melayani berbagai aktivitas dengan baik, sehingga bisa tercipta suasana yang menyenangkan dan kondusif, baik yang ada pada organisasi privat maupun organisasi pemerintah. Hal ini semakin disadari bahwa pegawai menjadi sumber daya terpenting bagi setiap organisasi dan efektivitas kerja pegawai sangat menentukan organisasi secara keseluruhan. Tanpa pegawai yang berkinerja tinggi, organisasi akan mengalami kegagalan guna mencapai tujuan dan mengembangkan tugas yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan camat Telaga Biru terungkap
bahwa: “Dengan langsung berhadapan dengan para masyarakat dan menyediakan berbagai kebutuhan administratif yang diperlukan oleh masyarakat, maka ketelitian pegawai terhadap pekerjaan yang
46
dilakukan dengan baik, Sebab dengan adanya masyarakat di Kantor Camat Telaga Biru yang menjadi kendala baik yang dialami oleh sebagai kelompok maupun individu mengatakan bahwa masalah dan atau kedala itu dengan segera dapat diatasi.” (1.1/W/C.YA/25/11/2012) Hal tersebut didukung oleh pendapat salah seorang staf kasie Pemerintahan bahwa: “Saya melakukan pekerjaan sesuai dengan permintaan masyarakat yang harus dilayani, dengan adanya masyarakat yang langsung datang ke kantor maka proses pekerjaan akan tepat sehingga ketelitian kerja terbangun dengan sendirinya. (1.1/W/S.KSP/25/11/2012) Dari penjelasan ini dapat diketahui persyaratan mutlak yang harus dilakukan oleh pelanggan dalam hal ini masyarakat untuk meminta layanan yaitu pemohon pelayanan harus datang langsung ke kantor Camat Telaga Biru sehingga ketelitian pekerjaan pegawai dapat lebih terarahkan. Berdasarkan wawancara dengan sekretaris Camat Telaga Biru bahwa: Ketelitian kerja pegawaipun dapat terwujud dengan adanya control dan monitoring dari saya maupun Ibu Camat, Saya selalu menghimbau kepada seluruh pegawai untuk selalu loyal dalam melakukan pekerjaan utamanya ketelitian agar tidak terdengar lagi keluhan dari masyarakat. (1.1/W/S.C/25/11/2012) Selain itu, salah seorang pegawai menjelaskan bahwa: “Ibu camat sering memberikan pengarahan kepada kami tetang penting ketelitian kerja, bila suatu pekerjaan kami lakukan dengan teliti maka pekerjaan tersebut dapat dikerjakan dengan satu kali saja, namun bila tidak teliti maka tentunya pekerjaan tersebut dilakukan berulang-ulang agar lebih rampung dan sempurna” (1.1/W/S.KST/25/11/2012) Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang masyarakat yang pernah dilayani dalam mengurus data pengurusan surat izin usaha bahwa: “Ketika melakukan pengurusan berkas di Kantor Camat Telaga Biru dalam pengurusahan surat Izin Usaha (SIU) maka seorang pegawai
47
segera melayani dan membuat berkas tersebut, hal ini dikarenakan pemberitahuan sebelumnya bahwa berkas tersebut akan segera dibutuhkan” (1.1/W/M/25/11/2012) Hal tersebut didukung oleh seorang pegawai bahwa: “Ketika memberikan pelayanan khususnya untuk pengurusan surat izin usaha lama pelayanan maksimal 30 menit dan mendahulukan data yang segera dibutuhkan, adapun ketelitian yaitu pelayanan yang kami berikan telah sesuai dengan apa yang pelanggan butuhkan. (1.1/W/S.KSP/29/11/2012). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketelitian kerja merupakan hal yang utama dilakukan pegawai dalam bekerja. Dengan adanya ketelitian maka pekerjaan dapat tuntas sekaligus dan tidak dilakukan dengan berulangulang karena memperbaiki masalah. Adapun keterampilan kerja pegawai di Kantor Camat Telaga Biru berdasarkan wawancara dengan beberapa informan ditemukan bahwa: Menurut camat Telaga Biru bahwa: “Saya melihat keterampilan kerja pegawai umumnya, jarang dilakukan kecuali bila ada pekerjaan yang saya lihat harus segera dilakukan. Umumnya pegawai kurang terampil setiap waktu, mereka hanya menggunakan fasilitas yang ada, namun ada juga pegawai yang saya lihat terampil, sehingga menumbuhkan inovasi kerja dikalangan pegawai lainnya”. (1.1/W/S.C/25/11/2012) Salah seorang pegawai menuturkan bahwa: Umumnya keterampilan pegawai di Kantor Camat Telaga Biru masih kurang hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya pegawai yang masih mengandalkan tata usaha bila terjadi kesalahan dalam alat-alat kantor. (1.1/W/S.KSU/25/11/2012) Dari informasi tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan kerja pegawai di Kantor Camat Telaga Biru masih kurang dari apa yang diharapkan. Karena umumnya pegawai menggunakan peralatan yang sudah
48
ada. Namun tidak menciptakan sesuatu misalnya bagan data kepedudukan kecamatan yang baru. Adapun berkaitan dengan kebersihan kerja pegawai kasie umum memberikan informasi bahwa:
“Kebersihan kerja pegawai di Kantor Camat Telaga Biru tidak diragukan lagi disebabkan umumnya para pegawai adalah wanita sehingga kebersihan akan kerja maupun tempat kerja menjadi yang utama. Bahkan ibu camat selalu memarahi para pegawai bila ruangan kerja berantakan. (1.1/W/KSU/25/11/2012) Saya selaku camat Telaga Biru sangat mementingkan kebersihan kerja diantara pegawai, selain kebersihan ruangan kerja, tata ruang kantor bahkan saya
juga
menganjurkan
kebersihan
pelayanan
kepada
masyarakat.
(1.1/W/KSU/25/11/2012) Pendapat tersebut didukung oleh seorang informan bahwa: Perintah pimpinan tentang kebersihan kerja sangat tegas, sehingga kami para pegawai sangat penting melaksanakan kebersihan kerja. Bahkan surat-surat yang kami buat harus rapi. (1.1/W/S.KST/25/11/2012) Dari beberapa informasi tersebut dapat disimpulkan bahwa kebersihan kerja pegawai di Kantor Camat Telaga Biru merupakan hal yang urgen untuk dilaksanakan baik kebersihan lingkungan kerja maupun kebersihan dalam melayani masyarakat. Disisi lain pimpinan dengan tegas menekankan kebersihan kerja pegawai.
49
Sehingga dapat disimpulkan secara keseluruhan kualitas kerja di Kantor Camat Telaga Biru sudah baik, hal ini menandakan bahwa efektivitas kerja yang dilakukan baik dari segi ketelitian dan kebersihan kerja, namun temuan peneliti bahwa pegawai kurang terampil dalam melaksanakan pekerjaan. Adapun hasil kerja yang dicapai oleh para pegawai berdasarkan informasi dari camat Telaga Biru. “Saya selaku pimpinan menyatakan bahwa output kerja atau hasil kerja yang dicapai oleh para pegawai di Kantor Camat Telaga Biru sudah baik, saya pun tidak menutupi kekurangan yang ada namun terbukti sampai pada saat ini belum ada masyarakat yang mengeluh akan kurangnya pelayanan yang pegawai berikan, berikut juga pemerintah kabupaten Gorontalo sampai pada saat ini tidak menemukan adanya indikasi kurangnya efektivitas kerja di Kantor Camat Telaga Biru. (1.1/W/C.YA/29/11/2012). Hal ini didukung oleh pendapat kepala seksi pemerintahan bahwa: Dalam sebulan kami menyelesaikan pekerjaan yang menjadi target kantor, disamping itu pimpinan selalu mengawasi pelaksanaan kerja yang kami lakukan sehingga seluruh pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik. (1.1/W/S.KSP/29/11/2012). Berdasarkan informasi tersebut dapat diketahui bahwa output atau kuantitas kerja yang dilakukan oleh pegawai telah sesuai dengan target yang dicapai sehingga secara keseluruhan hasil kerja pegawai sangat baik. Hal ini mencirikan terciptanya iklim kerja yang baik antara pegawai yang tentunya sangat efektif dalam pekerjaan yang dilakukan.
50
Adapun ketepatan waktu kerja pegawai berdasarkan pernyataan sekretaris Camat bahwa: Ketepatan waktu kerja sangat relative kadang ada pegawai yang datang tepat waktu, begitu pula pegawai yang datang tepat waktu, namun umunya pekerjaan selalu tepat waktu dilaksanakan. (1.1/W/SC/29/11/2012). Hal tersebut didukung oleh kepala seksi Trantib bahwa: Untuk mewujudkan ketepatan waktu kerja pegawai dibuatkan daftar hadir tiba dan pulang kantor, sehingga dengan adanya daftar hadir ini diharapkan kedatangan pegawai di Kantor dapat diketahui dan kepulangannya pun dapat diketahui. (1.1/W/KST/29/11/2012). Seorang informan juga memberikan informasi bahwa ketepatan waktu kerja juga sangat ditekankan oleh seluruh kepala seksi di Kantor Camat Telaga Biru, pegawai selalu dikoordinir untuk datang ke kantor dan jam pulang dari kantor. (1.1/W/S.KST/29/11/2012). Seorang pegawaipun menambahkan bahwa setiap pekerjaan yang kami lakukan dapat terselesaikan sesuai waktu standar yang ditetapkan oleh kantor Camat Telaga Biru. (1.1/W/S.KST/29/11/2012). Dari informasi di atas dapat diketahui bahwa ketepatan waktu merupakan hal yang utama di Kantor Camat Telaga Biru selaku instansi Pemerintah yang melakukan pelayanan publik. Dengan adanya daftar hadir dan daftar pulang tentunya sangat membantu pimpinan untuk mengawasi ketepatan waktu kerja pegawai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kecepatan dan ketepatan pelayanan di Kantor Camat Telaga Biru dapat dilaksanakan berdasarkan
51
prosedur yang berlaku, akan tetapi pihak Kantor Camat Telaga Biru memberikan pelayanan lebih cepat terhadap kebutuhan masyarakat yang sangat mendadak.
4.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja pegawai di Kantor Camat Telaga Biru Sikap pada budaya organisasi yang juga dipandang sebagai faktor yang memberi pengaruh terhadap peningkatan efektivitas organisasi. Budaya organisasi memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang
ada agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk
menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan datang. Budaya organisasi dapat dibentuk oleh mereka yang terlibat dengan organisasi dengan mengacu pada etika organisasi, peraturan kerja, dan struktur organisasi. Bersama-sama dengan struktur organisasi, budaya organisasi membentuk
dan
mengendalikan
perilaku
organisasi
dan
perilaku
pegawainya. Berkaitan dengan nilai profesional yang dianut, maka pegawai seharusnya adaptif terhadap perubahanperubahan nilai budaya organisasi. Sikap terhadap budaya organisasi menjadi lebih bermakna dalam mempercepat atau memperlambat kemampuan adaptif ini. Apabila pegawai memiliki nilai individual yang bertentangan dengan budaya organisasi, hal ini menunjukkan tingkat afeksi yang rendah, demikian pula sebaliknya. Dalam hal ini harus ada fakta yang jelas bagaimana sikap pegawai terhadap budaya organisasi yang berlaku.
52
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja pegawai di Kantor Camat Telaga Biru berdasarkan wawancara dengan informan diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: 1. Faktor Internal Faktor internal ini meliputi sebagai keseluruhan faktor yang ada dan berkaitan dengan organisasi itu sendiri terdapat sekelompok orang yang melakukan aktivitas kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu, faktor-faktor itu saling mempengaruhi lebih jauh diuraikan pula bahwa terdapat azas-azas penting dalam faktor internal. Berdasarkan wawancara dengan camat Telaga Biru bahwa “Saya
yakin
bahwa
dalam
memimpin
dan
menjalankan
roda
kepemerintahan tidak berjan dengan baik tanpa adanya satuan-satuan organisasi yang mendukung, hal ini menjadi alasan saya membentuk struktur organigram yang memuat kepala seksi dan seluruh stafnya dengan adanya hal tersebut tentunya masing-masing pegawai dapat memahami dan mengerti apa yang menjadi tupoksinya. (2.1/W/C.YA/15/12/2012). Hal ini didasarkan pada lembar dokumentasi yang penulis lakukan bahwa terdapat struktur organigram yang memuat tupoksi masing-masing pegawai, (2.1/D/16/12/2012). Seorang informan juga mendukung pernyataan tersebut dengan memberikan informasi bahwa: “Dengan adanya penyusunan satuan-satuan tugas pada organisasi tersebut maka saya lebih tahu apa yang menjadi tanggung jawab saya di Kantor
53
disisi lain dengan adanya pembagian tersebut maka tidak akan terjadi tumpah tindih pekerjaan. (2.1/W/S.KSP/16/12/2012). Seorang informan juga memberikan informasi bahwa: Camat Telaga biru selalu mengarahkan kami agar selalu bekerja sesuai dengan satuan kerja yang ditetapkan, penyusunan tersebut juga telah disusun
sesuai
dengan
kompetensi
dan
peran
masing-masing.
(2.1/W/S.KST/16/12/2012). Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk menyusun satuan-satuan organisasi
dengan membentuk struktur organigram sebagai bentuk
pembagian tupoksi yang ada di Kantor Camat Telaga Biru dan disesuaikan dengan kompotensi para pegawai. 2. Faktor eksternal. Berdasarkan wawancara dengan beberapa informan dapat diketahui bahwa Faktor eksternal mencakup suatu jaringan hubungan-hubungan pertukaran dengan sejumlah organisasi dan melibatkan diri dengan transaksi-transaksi dengan tujuan untuk memperoleh dukungan, mengatasi hambatan, melakukan pertukaran sumber daya, menata lingkungan organisasi yang konduktif dan proses transformasi nilai inovasi maupun norma sosial yang ada. Salah seorang informan selaku camat Telaga Biru menuturkan bahwa: Lingkungan kerja dalam suatu organisasi merupakan hal yang terpenting, dalam hal ini saya selaku pimpinan selalu menata lingkungan kerja Camat Telaga Biru. Disisi lain dalam bekerja juga Kantor Camat
54
Telaga Biru berada pada kondisi yang kondusif, Berada pada lingkungan Yonif AD, serta dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat beberapa LSM yang turut andil dalam mengawasi keputusan dan kebijakan yang saya ambil. (2.1/W/C.YA/16/12/2012). Seorang informan juga menuturkan bahwa dalam melaksanakan pekerjaan didukung oleh linngkungan teknologi yang memadai adanya jaringan telekomunkasi dapat membantu pengawasan dan instruksi yang disampaikan oleh pimpinan, adanya jaringan internet dapat dengan mudah mengakses segala bentuk kebijakan yang diambil oleh pemerinta Kabupaten dan Pemerintah Provinsi. (2.1/W/SC/16/12/2012). Seorang informan selanjutkan memberikan keterangan bahwa pelaksanaan proses organisasi berjalan dengan baik, dengan adanya lingkungan yang kondusif, lingkungan teknologi yang memadai sangat mendukung
pelaksanaan
kerja
di
Kantor
Camat
Telaga
Biru.
disimpulkan
bahwa
faktor
ekternal
juga
(2.1/W/KSP/19/12/2012). Sehingga
dapat
mempengaruhi juga efektivitas kerja pegawai di Kantor Camat Telaga Biru, namun berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa lingkungan organisasi, dan lingkungan teknologi sangat membantu proses pelaksanaan kerja organisasi yang dilakukan.
55
4.2.3 Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan efektivitas kerja pegawai di Kantor Camat Telaga Biru Mencapai tingkat efektivitas kerja yang tinggi, tentunya harus memperhatikan kriteria-kriteria efektivitas kerja baik yang berasal dari para karyawan itu sendiri dengan berbagai kemampuan dan kelemahannya maupun dari lingkungan mereka bekerja baik dengan teman sejawat ataupun dengan pimpinannya. Adapun upaya yang dilakukan dalam meningkatkan efektivitas kerja pegawai di Kantor Camat Telaga Biru berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan dapat diketahui bahwa: “Dalam
mengupayakan
meningkatkan
efektivitas
kerja
pegawai
pengambilan keputusan sangatlah penting. Dengan adanya pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah tentunya sangat membantu dalam pelaksanaan tugas. (3.1/W/SC/20/12/2012). Seorang informan selaku camat Telaga Biru juga menuturkan bahwa: “Dalam pengambilan keputusan saya sering menanyakan terlebih dahulu kepada para pegawai apa keputusan yang saya ambil ini sangat membantu atau memberatkan dan sangat susah dikerjakan.(3.1/W/C.YA/20/12/2012). Beliau juga menuturkan bahwa: “Saya sering memberikan insentif kepada pegawai yang kerjanya lebih baik dari pegawai lainnya, hal ini saya lakukan agar adanya motivasi dalam
meningkatkan
(3.1/W/C.YA/20/12/2012).
kinerjanya
bagi
kalangan
pegawai.
56
Beliau juga menambahkan bahwa: Disamping itu dengan memberikan motivasi kepada pegawai disela-sela apel
pagi
dengan
harapan
dapat
menginspirasi
pegawai
dalam
meningkatkan efektivitas kerjanya. (3.1/W/Y.A/20/12/2012). Sekertaris camat menuturkan bahwa: Segala upaya yang dilakukan oleh pimpinan dilakukan semata-mata untuk meningkatkan efektivitas kerja pegawai, Saya liat sering ibu camat memberikan penghargaan kepada pegawai yang kinerjanya baik dari pegawai lainnya. Hal ini tentunya menjadi kepuasan kerja pegawai itu sendiri. (3.1/W/SC/20/12/2012). Akhirnya dapat disimpulkan bahwa dalam melakukanupaya meningkatkan efektivitas kerja peran pimpinan sangat penting dari segi pengambilan keputusan, mempengaruhi para pegawai dengan pemberian insentif dan memberikan motivasi sehingga kepuasan kerja antara sesame pegawai dapat dirasakan tentunya hal ini dapat meningkatkan efektivitas kerja pegawai.
4.3 Pembahasan Praktek manajemen adalah strategi dan mekanisme kerja yang dirancang dalam mengkondisikan semua hal ada didalam organisasi. Kebijakan dan praktek manajemen ini harus memperhatikan juga unsur manusia sebagai individu yang memiliki perbedaan bukan hanya mementingkan strategi mekanisme kerja saja. Mekanisme kerja ini meliputi penetapan tujuan strategis, pencarian dan pemanfaatan sumber daya dan menciptakan lingkungan prestasi, proses komunikasi, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan yang bijaksana, adaptasi terhadap perubahan lingkungan dan inovasi organisasi.
57
4.3.1 Efektivitas Kerja Pegawai di Kantor Camat Telaga Biru Kabupaten Gorontalo Persyaratan mutlak yang harus dilakukan oleh pelanggan dalam hal ini masyarakat untuk meminta layanan yaitu pemohon pelayanan harus datang langsung ke kantor Camat Telaga Biru sehingga ketelitian pekerjaan pegawai dapat lebih terarahkan. Ketelitian kerja merupakan hal yang utama dilakukan pegawai dalam bekerja. Dengan adanya ketelitian maka pekerjaan dapat tuntas sekaligus dan tidak
dilakukan
dengan
berulang-ulang
karena
memperbaiki
masalah.
Keterampilan kerja pegawai di Kantor Camat Telaga Biru masih kurang dari apa yang diharapkan. Karena umumnya pegawai menggunakan peralatan yang sudah ada. Namun tidak menciptakan sesuatu misalnya bagan data kepedudukan kecamatan yang baru. Kebersihan kerja pegawai di Kantor Camat Telaga Biru merupakan hal yang urgen untuk dilaksanakan baik kebersihan lingkungan kerja maupun kebersihan dalam melayani masyarakat. Disisi lain pimpinan dengan tegas menekankan kebersihan kerja pegawai. Keseluruhan kualitas kerja di Kantor Camat Telaga Biru sudah baik, hal ini menandakan bahwa efektivitas kerja yang dilakukan baik dari segi ketelitian dan kebersihan kerja, namun temuan peneliti bahwa pegawai kurang terampil dalam melaksanakan pekerjaan Output atau kuantitas kerja yang dilakukan oleh pegawai telah sesuai dengan target yang dicapai sehingga secara keseluruhan hasil kerja pegawai sangat baik. Hal ini mencirikan terciptanya iklim kerja yang baik antara pegawai yang tentunya sangat efektif dalam pekerjaan yang dilakukan.
58
Ketepatan waktu merupakan hal yang utama di Kantor Camat Telaga Biru selaku instansi Pemerintah yang melakukan pelayanan publik. Dengan adanya daftar hadir dan daftar pulang tentunya sangat membantu pimpinan untuk mengawasi ketepatan waktu kerja pegawai. Kecepatan dan ketepatan pelayanan di Kantor Camat Telaga Biru dapat dilaksanakan berdasarkan prosedur yang berlaku, akan tetapi pihak Kantor Camat Telaga Biru memberikan pelayanan lebih cepat terhadap kebutuhan masyarakat yang sangat mendadak. Berdasarkan penjelasan di atas mengenai efektivitas kerja pegawai di Kantor Camat Telaga Biru dapat digambarkan sesuai dengan bagan dibawah ini:
Kualitas Kerja
Keterampilan Pegawai Kurang Memadai
Kuantitas Kerja Efektivitas Kerja Pegawai
Ketepatan waktu Pegawai relative Berbeda
Ketepatan Waktu
Sasaran yang dicapai
(Gambar 4.1 Diagram Konteks Efektivitas Kerja Pegawai di Kantor Camat Telaga Biru Kabupaten Gorontalo) 4.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja Camat Telaga Biru
Pegawai
di
Kantor
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja pegawai di Kantor Camat Telaga Biru terdiri dari faktor internal dan eksternal untuk menyusun satuan-satuan organisasi
dengan membentuk struktur organigram
59
sebagai bentuk pembagian tupoksi yang ada di Kantor Camat Telaga Biru dan disesuaikan dengan kompotensi para pegawai. Faktor ekternal juga mempengaruhi juga efektivitas kerja pegawai di Kantor Camat Telaga Biru, namun berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa lingkungan organisasi, dan lingkungan teknologi sangat membantu proses pelaksanaan kerja organisasi yang dilakukan. Berdasarkan kesimpulan di atas Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja Pegawai di Kantor Camat Telaga Biru dapat digambarkan sesuai dengan bagan dibawah ini:
Faktor-Faktor yang mempengaruhi efektivitas Kerja Pegawai
Faktor Internal
Kepemimpinan
Faktor Eksternal
(Gambar 4.2 Diagram Konteks Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja Pegawai di Kantor Camat Telaga Biru) 4.3.3 Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan Kantor Camat Telaga Biru
efektivitas kerja pegawai di
Adapun upaya yang dilakukan dalam meningkatkan efektivitas kerja pegawai di Kantor Camat Telaga Biru dalam melakukan upaya meningkatkan efektivitas kerja peran pimpinan sangat penting dari segi pengambilan keputusan, mempengaruhi para pegawai dengan pemberian insentif dan memberikan motivasi sehingga kepuasan kerja antara sesame pegawai dapat dirasakan tentunya hal ini dapat meningkatkan efektivitas kerja pegawai.
60
Berdasarkan
kesimpulan
di
atas
upaya
yang
dilakukan
dalam
meningkatkan efektivitas kerja pegawai di Kantor Camat Telaga Biru dapat digambarkan sesuai dengan bagan dibawah ini: Pengambilan Keputusan
Mempengaruhi Pegawai Kepemimpinan
Upaya yang dilakukan
Memberi dan Mencari Informasi Kepuasan Kerja
(Gambar 4.3 Diagram Konteks Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan efektivitas kerja pegawai di Kantor Camat Telaga Biru)