BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Subjek penelitian adalah siswa di SMP Negeri 1 Kecamatan Tibawa Kabupaten Goronta kelas VIII pada tahun pelajaran 2012/2013, yang berjumlah 34 orang siswa yang terdiri dari 17 orang laki-laki dan 17 orang perempuan. 4.1.1 Hasil Observasi Awal Dari hasil kegiatan observasi awal pada perilaku sopan santun siswa diperoleh data sebagaimana tercantum pada tabel berikut : Tabel 1 Hasil pelaksanaan observasi awal tentang perilaku sopan santun siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Tibawa No
Aspek yang Diamati
1
Sopan Santun dalam Berbicara
2
Sopan Santun dalam Berpakaian
3
Sopan Santun dalam Menyapa Guru
4
Sopan Santun di dalam maupun di luar Kelas
Rata-rata Perilaku Sopan Santun Siswa
Kriteria Pengamat Pengamat Penilaian 1 2 M KM TM M KM TM M KM TM M KM TM M KM TM
16 7 11 18 7 9 14 8 12 16 10 8 16 8 10
26
16 7 11 18 7 9 14 8 12 16 10 8 16 8 10
Ratarata
Persentase (%)
16 7 11 18 7 9 14 8 12 16 10 8 16 8 10
47,1 20,5 32,4 52,9 20,6 26,5 41,2 23,5 35,3 47,1 29,4 23,5 47,1 23,5 29,4
Keterangan : M
= Mampu
KM
= Kurang mampu
TM
= Tidak Mampu Dari hasil pengamatan pada pelaksanaan observasi awal, diperoleh data bahwa pada
aspek sopan santun dalam berbicara pada kategori mampu terdapat 16 orang siswa atau 47,1%, pada kategori kurang mampu terdapat 7 orang siswa atau 20,5%, dan pada kategori tidak mampu terdapat 11 orang siswa atau 32,4%. Pada aspek sopan santun dalam berpakaian pada kategori mampu terdapat 18 orang siswa atau 52,9%, pada kategori kurang mampu terdapat 7 orang siswa atau 20,6%, dan pada kategori tidak mampu terdapat 9 orang siswa atau 26,5%. Pada aspek sopan santun dalam menyapa guru pada kategori terdapat 14 orang siswa atau 41,2%, pada kategori kurang mampu terdapat 8 orang siswa atau 23,5%, dan pada kategori tidak mampu terdapat 12 orang siswa atau 35,3%. Pada aspek sopan santun di dalam dan di luar kelas pada kategori mampu terdapat 16 orang siswa atau 47,3%, pada kategori kurang mampu terdapat 10 orang siswa atau 29,4%, dan pada kategori tidak mampu terdapat 8 orang siswa atau 23,5%. Dari hasil rekapitulasi perilaku sopan santun siswa pada kategori mampu terdapat 47,1% siswa pada kategori mampu, 23,5% siswa pada kategori kurang mampu dan 29,4% siswa pada kategori tidak mampu. Dari hasil pengamatan dan observasi diperoleh data bahwa perilaku soapn santun siswa adalah sebagai berikut: a. Sebagian besar perilaku sopan santun siswa masih rendah b. Rata-rata indikator perilaku sopan santun siswa berada pada persentase 47,1%. c. Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang diterapkan oleh guru pembimbing kurang tepat dalam upaya meningkatkan perilaku sopan santun siswa
Dari data tersebut diperoleh gambaran tentang perilaku sopan santun siswa yang akan diupayakan peningkatannya. Untuk itu dipersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam pelaksanaan siklus I yaitu penataan kelas, serta fasilitas lainnya yang menunjang pelaksanaan layanan bimbingan kelompok.
4.1.2 Siklus 1 Pertemuan Pertama Berdasarkan hasil kegiatan bimbingan kelompok dengan persiapan kegiatan bimbingan terlampir diperoleh data sebagaimana tercantum pada tabel berikut : Tabel 2 Hasil pelaksanaan Siklus I Pertemuan Pertama tentang Perilaku Sopan Santun Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Tibawa No 1
Aspek yang Diamati Sopan Santun dalam Berbicara
2
Sopan Santun dalam Berpakaian
3
Sopan Santun dalam Menyapa Guru
4
Sopan Santun di dalam maupun di luar Kelas
Rata-rata Perilaku Sopan Santun Siswa Keterangan : M
= Mampu
KM
= Kurang mampu
TM
= Tidak Mampu
Kriteria Penilaian
Pengamat 1
Pengamat 2
Ratarata
Persentase (%)
M KM TM M KM TM M KM TM M KM TM M KM TM
18 7 9 21 6 7 16 8 10 17 9 8 18 8 9
18 7 9 21 6 7 16 8 10 17 9 8 18 8 9
18 7 9 21 6 7 16 8 10 17 9 8 18 8 9
52,9 20,6 26,5 61,8 17,6 20,6 47,1 23,5 29,4 50,0 26,5 23,5 52,9 22,1 25,0
Dari hasil pengamatan pada pelaksanaan siklus I pertemuan pertama, diperoleh data bahwa pada aspek sopan santun dalam berbicara pada kategori mampu terdapat 18 orang siswa atau 52,9%, pada kategori kurang mampu terdapat 7 orang siswa atau 20,5%, dan pada kategori tidak mampu terdapat 9 orang siswa atau 26,5%. Pada aspek sopan santun dalam berpakaian pada kategori mampu terdapat 21 orang siswa atau 61,8%, pada kategori kurang mampu terdapat 6 orang siswa atau 17,6%, dan pada kategori tidak mampu terdapat 7 orang siswa atau 20,6%. Pada aspek sopan santun dalam menyapa guru pada kategori terdapat 16 orang siswa atau 47,1%, pada kategori kurang mampu terdapat 8 orang siswa atau 23,5%, dan pada kategori tidak mampu terdapat 10 orang siswa atau 29,4%. Pada aspek sopan santun di dalam dan di luar kelas pada kategori mampu terdapat 17 orang siswa atau 50%, pada kategori kurang mampu terdapat 9 orang siswa atau 26,5%, dan pada kategori tidak mampu terdapat 8 orang siswa atau 23,5%. Dari hasil rekapitulasi perilaku sopan santun siswa pada kategori mampu meningkat menjadi 52,9% siswa pada kategori mampu, 22,1% siswa pada kategori kurang mampu dan 25% siswa pada kategori tidak mampu. Dari hasil pengamatan dan pelaksanaan siklus I pertemuan pertama diperoleh data bahwa perilaku sopan santun siswa adalah sebagai berikut: a. Terjadi peningkatan pada seluruh aspek perilaku sopan santun pada siswa b. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok yang dilaksanakan oleh guru dianggap menarik oleh siswa c. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok ini masih didominasi oleh sebagian siswa saja. Dari data tersebut diperoleh gambaran tentang peningkatan perilaku sopan santun pada siswa perlu dilakukan kembali pada siklus I pertemuan kedua melalui topik tugas. Untuk itu
dipersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam pelaksanaan siklus I pertemuan kedua yaitu jadwal kegiatan, penataan kelas, serta fasilitas lainnya yang menunjang pembelajaran. 4.1.3 Siklus 1 Pertemuan Kedua Dari kegiatan layanan bimbingan kelompok diperoleh data sebagaimana tercantum pada tabel berikut : Tabel 3 Hasil pelaksanaan Siklus I Pertemuan Kedua tentang Perilaku Sopan Santun Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Tibawa Aspek yang Kriteria Pengamat Pengamat Rata- Persentase No Diamati Penilaian 1 2 rata (%) 1 Sopan Santun M 19 19 19 55,9 dalam Berbicara KM 7 7 7 20,6 2
Sopan Santun dalam Berpakaian
3
Sopan Santun dalam Menyapa Guru
4
Sopan Santun di dalam maupun di luar Kelas
Rata-rata Perilaku Sopan Santun Siswa
TM M KM TM M KM TM M KM TM M KM TM
8 21 7 6 17 9 8 19 8 7 19 8 7
8 21 7 6 17 9 8 19 8 7 19 8 7
8 21 7 6 17 9 8 19 8 7 19 8 7
23,5 61,8 20,6 17,6 50,0 26,5 23,5 55,9 23,5 20,6 55,9 22,8 21,3
Keterangan : M
= Mampu
KM
= Kurang mampu
TM
= Tidak Mampu Dari hasil pengamatan pada pelaksanaan siklus I pertemuan kedua, diperoleh data bahwa
pada aspek sopan santun dalam berbicara pada kategori mampu terdapat 19 orang siswa atau 55,9%, pada kategori kurang mampu terdapat 7 orang siswa atau 20,5%, dan pada kategori tidak mampu terdapat 8 orang siswa atau 23,5%. Pada aspek sopan santun dalam berpakaian pada
kategori mampu terdapat 21 orang siswa atau 61,8%, pada kategori kurang mampu terdapat 7 orang siswa atau 20,6%, dan pada kategori tidak mampu terdapat 6 orang siswa atau 17,6%. Pada aspek sopan santun dalam menyapa guru pada kategori terdapat 17 orang siswa atau 50%, pada kategori kurang mampu terdapat 9 orang siswa atau 26,5%, dan pada kategori tidak mampu terdapat 8 orang siswa atau 23,5%. Pada aspek sopan santun di dalam dan di luar kelas pada kategori mampu terdapat 19 orang siswa atau 55,9%, pada kategori kurang mampu terdapat 8 orang siswa atau 23,5%, dan pada kategori tidak mampu terdapat 7 orang siswa atau 20,6%. Dari hasil rekapitulasi perilaku sopan santun siswa pada kategori mampu meningkat menjadi 55,9% siswa pada kategori mampu, 22,8% siswa pada kategori kurang mampu dan 21,3% siswa pada kategori tidak mampu. Dari hasil pengamatan dan pelaksanaan siklus I pertemuan kedua diperoleh data bahwa perilaku sopan santun siswa adalah sebagai berikut: a. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok mampu meningkatkan perilaku sopan santun pada siswa b. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok yang dilaksanakan oleh guru kurang melaksanakan kegiatan selingan (permainan) c. Pada pelaksanaan layanan kegiatan pada siklus I pertemuan kedua masih tetap didominasi oleh sebagian siswa tertentu saja. Dari data tersebut diperoleh gambaran tentang perilaku sopan santun siswa yang telah mengalami peningkatan pada setiap aspeknya. Namun demikian indikator penelitian belum dapat tercapai, sehingga peneliti merencakan untuk melaksanakan siklus II pertemuan pertama dengan persiapan terlampir. 4.1.4 Siklus II Pertemuan Pertama
Dari pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan dengan persiapan bimbingan terlampir diperoleh data sebagaimana tercantum pada tabel berikut : Tabel 4 Hasil pelaksanaan Siklus II Pertemuan Pertama tentang Perilaku Sopan Santun Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Tibawa No
Aspek yang Diamati
1
Sopan Santun dalam Berbicara
2
Sopan Santun dalam Berpakaian
3
Sopan Santun dalam Menyapa Guru
4
Sopan Santun di dalam maupun di luar Kelas
Rata-rata Perilaku Sopan Santun Siswa
Kriteria Penilaian M KM TM M KM TM M KM TM M KM TM M KM TM
Pengamat Pengamat 1 2 21 7 6 23 5 6 20 8 6 24 6 4 22 7 6
21 7 6 23 5 6 20 8 6 24 6 4 22 7 6
Ratarata
Persentase (%)
21 7 6 23 5 6 20 8 6 24 6 4 22 7 6
61,8 20,6 17,6 67,6 14,7 17,6 58,8 23,5 17,6 70,6 17,6 11,8 64,7 19,1 16,2
Keterangan : M
= Mampu
KM
= Kurang mampu
TM
= Tidak Mampu Dari hasil pengamatan pada pelaksanaan siklus II pertemuan pertama, diperoleh data
bahwa pada aspek sopan santun dalam berbicara pada kategori mampu terdapat 21 orang siswa atau 61,8%, pada kategori kurang mampu terdapat 7 orang siswa atau 20,5%, dan pada kategori tidak mampu terdapat 6 orang siswa atau 17,6%. Pada aspek sopan santun dalam berpakaian pada kategori mampu terdapat 23 orang siswa atau 67,6%, pada kategori kurang mampu terdapat
5 orang siswa atau 14,7%, dan pada kategori tidak mampu terdapat 6 orang siswa atau 17,6%. Pada aspek sopan santun dalam menyapa guru pada kategori terdapat 20 orang siswa atau 58,8%, pada kategori kurang mampu terdapat 8 orang siswa atau 23,5%, dan pada kategori tidak mampu terdapat 6 orang siswa atau 17,6%. Pada aspek sopan santun di dalam dan di luar kelas pada kategori mampu terdapat 24 orang siswa atau 70,6%, pada kategori kurang mampu terdapat 6 orang siswa atau 17,6%, dan pada kategori tidak mampu terdapat 4 orang siswa atau 11,8%. Dari hasil rekapitulasi perilaku sopan santun siswa pada kategori mampu meningkat menjadi 64,7% siswa pada kategori mampu, 19,1% siswa pada kategori kurang mampu dan 16,2% siswa pada kategori tidak mampu. Dari hasil pengamatan dan pelaksanaan siklus II pertemuan pertama diperoleh data bahwa perilaku sopan santun siswa adalah sebagai berikut: a. Pelaksanaan telah layanan bimbingan kelompok mampu meningkatkan perilaku sopan santun pada siswa b. Pada pelaksanaan layanan kegiatan pada siklus II pertemuan pertama sudah mampu membuat siswa aktif secara merata dalam proses bimbingan. Dari hasil pelaksanaan siklus II pertemuan pertama diperoleh gambaran tentang perilaku sopan santun siswa yang telah mengalami peningkatan pada setiap aspeknya. Namun demikian indikator penelitian belum dapat tercapai, sehingga peneliti merencakan untuk melaksanakan siklus II pertemuan kedua dengan persiapan terlampir. 4.1.5 Siklus II Pertemuan Kedua Dari kegiatan layanan konseling kelompok dengan persiapan bimbingan terlampir diperoleh data sebagaimana tercantum pada tabel berikut :
Tabel 5 Hasil pelaksanaan Siklus II Pertemuan Kedua tentang Perilaku Sopan Santun Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Tibawa No
Aspek yang Diamati
1
Sopan Santun dalam Berbicara
2
Sopan Santun dalam Berpakaian
3
Sopan Santun dalam Menyapa Guru
4
Sopan Santun di dalam maupun di luar Kelas
Rata-rata Perilaku Sopan Santun Siswa
Keterangan : M
= Mampu
Kriteria Penilaian M KM TM M KM TM M KM TM M KM TM M KM TM
Pengamat Pengamat 1 2 24 6 4 24 5 5 23 6 5 26 5 3 24 6 4
24 6 4 24 5 5 23 6 5 26 5 3 24 6 4
Ratarata
Persentase (%)
24 6 4 24 5 5 23 6 5 26 5 3 24 6 4
70,6 17,6 11,8 70,6 14,7 14,7 67,6 17,6 14,7 76,5 14,7 8,8 71,3 16,2 12,5
KM
= Kurang mampu
TM
= Tidak Mampu
Dari hasil pengamatan pada pelaksanaan siklus 2 pertemuan kedua, diperoleh data bahwa pada aspek sopan santun dalam berbicara pada kategori mampu terdapat 24 orang siswa atau 70,6%, pada kategori kurang mampu terdapat 6 orang siswa atau 17,6%, dan pada kategori tidak mampu terdapat 4 orang siswa atau 11,8%. Pada aspek sopan santun dalam berpakaian pada kategori mampu terdapat 24 orang siswa atau 70,6%, pada kategori kurang mampu terdapat 5 orang siswa atau 14,7%, dan pada kategori tidak mampu terdapat 5 orang siswa atau 14,7%. Pada aspek sopan santun dalam menyapa guru pada kategori terdapat 23 orang siswa atau 67,6%, pada kategori kurang mampu terdapat 6 orang siswa atau 17,6%, dan pada kategori tidak mampu terdapat 5 orang siswa atau 14,7%. Pada aspek sopan santun di dalam dan di luar kelas pada kategori mampu terdapat 26 orang siswa atau 76,5%, pada kategori kurang mampu terdapat 5 orang siswa atau 14,7%, dan pada kategori tidak mampu terdapat 3 orang siswa atau 8,8%. Dari hasil rekapitulasi perilaku sopan santun siswa pada kategori mampu meningkat menjadi 71,3% siswa pada kategori mampu, 16,2% siswa pada kategori kurang mampu dan 12,5% siswa pada kategori tidak mampu. Dari hasil pengamatan dan pelaksanaan siklus II pertemuan kedua diperoleh data bahwa perilaku sopan santun siswa adalah sebagai berikut: a. Pelaksanaan telah layanan bimbingan kelompok mampu meningkatkan perilaku sopan santun pada siswa b. Pada pelaksanaan layanan di siklus kedua ini setiap tahap telah dilaksanakan dengan baik
Dari hasil pelaksanaan siklus II pertemuan kedua diperoleh gambaran tentang perilaku sopan santun siswa yang telah mengalami peningkatan pada setiap aspeknya. demikian indikator penelitian belum tercapai, sehingga peneliti merencakan untuk melaksanakan siklus III pertemuan pertama dengan persiapan terlampir.
4.1.5 Siklus III Pertemuan Pertama Dari kegiatan layanan konseling kelompok dengan persiapan bimbingan terlampir diperoleh data sebagaimana tercantum pada tabel berikut : Tabel 6 Hasil pelaksanaan Siklus III Pertemuan Pertama tentang Perilaku Sopan Santun Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Tibawa No
Aspek yang Diamati
1
Sopan Santun dalam Berbicara
2
Sopan Santun dalam Berpakaian
3
Sopan Santun dalam Menyapa Guru
4
Sopan Santun di dalam maupun di luar Kelas
Kriteria Penilaian
Rata-rata Perilaku Sopan Santun Siswa Keterangan : M = Mampu KM
= Kurang mampu
M KM TM M KM TM M KM TM M KM TM M KM TM
Pengamat Pengamat 1 2 27 4 3 26 5 3 25 4 5 28 4 2 27 4 3
27 4 3 26 5 3 25 4 5 28 4 2 27 4 3
Ratarata
Persentase (%)
27 4 3 26 5 3 25 4 5 28 4 2 27 4 3
79,4 11,8 8,8 76,5 14,7 8,8 73,5 11,8 14,7 82,4 11,8 5,9 77,9 12,5 9,6
TM
= Tidak Mampu
Dari hasil pengamatan pada pelaksanaan siklus 3 pertemuan pertama, diperoleh data bahwa pada aspek sopan santun dalam berbicara pada kategori mampu terdapat 27 orang siswa atau 79,4%, pada kategori kurang mampu terdapat 4 orang siswa atau 11,8%, dan pada kategori tidak mampu terdapat 3 orang siswa atau 8,8%. Pada aspek sopan santun dalam berpakaian pada kategori mampu terdapat 26 orang siswa atau 76,5%, pada kategori kurang mampu terdapat 5 orang siswa atau 14,7%, dan pada kategori tidak mampu terdapat 3 orang siswa atau 8,8%. Pada aspek sopan santun dalam menyapa guru pada kategori terdapat 25 orang siswa atau 73,5%, pada kategori kurang mampu terdapat 4 orang siswa atau 11,8%, dan pada kategori tidak mampu terdapat 5 orang siswa atau 14,7%. Pada aspek sopan santun di dalam dan di luar kelas pada kategori mampu terdapat 28 orang siswa atau 82,4%, pada kategori kurang mampu terdapat 4 orang siswa atau 11,8%, dan pada kategori tidak mampu terdapat 2 orang siswa atau 5,9%. Dari hasil rekapitulasi perilaku sopan santun siswa pada kategori mampu meningkat menjadi 77,9% siswa pada kategori mampu, 12,5% siswa pada kategori kurang mampu dan 9,6% siswa pada kategori tidak mampu. Dari hasil pengolahan data berdasarkan pengamatan dan observasi serta refleksi bersama guru bimbingan dan konsseling di SMP Negeri 1 Tibawa selaku guru mitra berupaya mencapai tujuan bimbingan. Upaya meningkatkan perilaku sopan santun melalui pelaksanaan layanan bimbingan kelompok pada pelaksanaan siklus III telah mencapai indikator penelitian. Melihat indikator keberhasilan pada penelitian ini telah tercapai seperti yang diharapkan, sehingga penelitian tidak perlu untuk dilaksanakan pada pelaksanaan siklus selanjutnya atau dinyatakan telah berhasil.
Tabel 7. Rekapitulasi Perilaku Sopan Santun Siswa No
Kriteria Penilaian M
Aspek yang Diamati
1 Observasi Awal
16
Persentase (%) 47,1
Jumlah Siswa
2 Siklus I Pertemuan Pertama
M
18
52,9
3 Siklus I Pertemuan Kedua
M
19
55,9
4 Siklus II Pertemuan Pertama
M
22
64,7
5 Siklus II Pertemuan Kedua
M
24
71,3
6 Siklus III Pertemuan Pertama
M
27
77,9
Dari tabel di atas maka dapat diperjelas pada diagram di bawah ini ;
Rekapitulasi Perilaku Sosial Siswa Jumlah Siswa
Persentase (%)
64,7
71,3
77,9
47,1
52,9
55,9
16
18
19
22
24
27
1
2
3
4
5
6
Diagram 1. Rekapitulasi Perilaku Sopan Santun Siswa
4.2 Pembahasan Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam upaya meningkatkan perilaku sopan santun siswa melalui pelaksanaan layanan bimbingan kelompok, memiliki indikator kinerja yakni apabila 75% dari jumlah siswa sudah memiliki perilaku sopan santun, atau terjadi peningkatan dari 16 orang (47%) menjadi 26 orang (76%) dari jumlah siswa 34 orang. Hal ini telah tercapai hingga sampai pelaksanaan siklus II pertemuan kedua. Berdasarkan hasil observasi awal diperoleh data bahwa sebanyak 16 orang atau 47% dari jumlah siswa 34 orang dengan kriteria mampu dalam berperilaku sopan santun. Pada pelaksanaan siklus 1 pertemuan pertama meningkat menjadi 52,9% atau 18 orang siswa dan pada pelaksanaan siklus I pertemuan kedua menjadi 55,9% atau 19 orang siswa. Pada pelaksanaan siklus II pertemuan pertama meningkat menjadi 64,7% atau 22 orang siswa dan pada pelaksanaan siklus II pertemuan kedua meningkat menjadi 71,3% atau 24 orang siswa. Melihat hasil capaian tindakan kelas yang belum mencapai indikator penelitian, maka perlu dilaksanakannya tindakan kelas pada siklus III pertemuan pertama. Hasil dari pelaksanaan siklus III tersebut diperoleh data bahwa sebanyak 27 orang siswa atau 77,9% berada pada kriteria mampu untuk berperilaku sopan santun. Pelaskanaan tindakan kelas melalui penggunaan layanan bimbingan kelompok berdasarkan hasil refleksi diperoleh data bahwa a) Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok mampu meningkatkan perilaku sopan santun pada siswa, b) Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok yang dilaksanakan oleh guru kurang melaksanakan kegiatan selingan (permainan), c) Pada pelaksanaan layanan kegiatan pada siklus I pertemuan kedua masih tetap didominasi oleh
sebagian siswa tertentu saja. Namun melalui hasil perbaikan dan masukan dari guru mitra maka hal tersebut dapat diatasi pada pelaksanaan tindakan siklus II dan ke III. Jadi dengan melihat hasil capaian yang ada, maka hipotesis penelitian tindakan kelas ini menyatakan bahwa: “Jika digunakan layanan bimbingan kelompok, maka perilaku sopan antun di SMP Negeri 1 Tibawa dapat ditingkat diterima”.