BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan pengelolaan pendidikan
karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini maka telah dilakukan wawancara dengan responden penelitian yang hasilnya dipaparkan sebagai berikut: 1. Perencanaan Program Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. a) Penyusunan Program Pendidikan Karakter Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah tentang penyusunan program pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa: Penyusunan program pendidikan karakter di SD 2 Botumoputi disusun melalui kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Penyusunan program pendidikan karakter dalam bidang intrakurikuler di integrasikan kesetiap mata pelajaran yang di ajarkan setiap hari dan disesuaikan dengan indikator yang ada di RPP. Programnya melalui pembiasaan, disiplin, ketekunan belajar yang dilaksanakan di kelas. Sedangkan penyusunan program dalam bidang ekstrakurikuler dilaksanakan melalui kegiatan pramuka, PMR dan kelestarian lingkungan . Penyusunan program pendidikan karakter ini dilakukan terintergrasi dengan penyusunan silabus mata pelajaran lain dan dilaksanakan setiap awal tahun ajaran. (1.1 HR. KEPSEK.W, 21-52012) Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru tentang penyusunan program pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa
33
“Penyusunan program pendidikan karakter dilakukan mencakup 2 kegiatan utama yaitu kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Khusus untuk kegiatan intrakurikuler diintegrasikan pada setiap mata pelajaran yang di ajarkan setiap hari dan disesuaikan dengan indikator yang ada di RPP. Sedangkan untuk kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan melalui kegiatan kelestarian lingkungan, PMR dan pramuka. Dalam proses penyusunan program pendidikan karakter baik kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler ini dilakukan secara bersama dalam rapat dewan guru khusus untuk membahas proses pengintegrasian pendidikan karakter ke dalam semua mata pelajaran.(1.1 FB.GUR.1.W, 21-5-2012) Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru tentang penyusunan program pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa “Kami melakukan penyusunan program pendidikan karakter untuk kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Penyusunan program tersebut dilakukan karena pendidikan karakter merupakan bagian dari pendidikan yang perlu dimiliki siswa dalam upaya untuk memperbaiki dan mengembangkan kepribadian mereka. (1.1 HT.GUR.2.W, 21-5-2012) Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru tentang penyusunan program pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa “Penyusunan program pendidikan karakter dilakukan dalam dua kegiatan utama yaitu kegiatan yang berhuhungan dengan program intrakurikuler dan program ekstrakurikuler. Penyusunan program pendidikan karakter pda dua bidang tersebuit dimaksdukan untuk mengoptimalkan kemampuan siswa dalam menguasai berbagai hal yang berkaitan dengan perilaku positif sehingga mereka dapat menterjemahkan perilaku positif dalam kehidupannya. Dalam penyusunan program pendidikan karakter ini potensi siswa sebagai peserta didik menjadi salah satu rujukan utama yang diperhatikan sehingga upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas karakter siswa dapat dilakukan dengan baik.(1.1 RK.GUR.3.W, 21-5-2012) Berdasarkan uraian di atas jelas menunjukkan bahwa
penyusunan program
pendidikan karakter di SD 2 Botumoputi disusun melalui kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Penyusunan program pendidikan karakter dalam bidang
intrakurikuler di integrasikan kesetiap mata pelajaran yang di ajarkan setiap hari dan disesuaikan dengan indikator yang ada
di RPP. Programnya melalui pembiasaan,
disiplin, ketekunan belajar yang dilaksanakan di kelas. Sedangkan penyusunan program dalam bidang ekstrakurikuler dilaksanakan melalui kegiatan pramuka, PMR dan kelestarian lingkungan . Penyusunan program pendidikan karakter ini dilakukan terintergrasi dengan penyusunan silabus mata pelajaran lain dan dilaksanakan setiap awal tahun ajaran Temuan lainnya bahwa penyusunan program pendidikan
karakter
diintegrasikan pada setiap mata pelajaran yang di ajarkan setiap hari dan disesuaikan dengan indikator yang ada
di RPP.
Penyusunan program pendidikan karakter
dilakukan untuk mengoptimalkan kemampuan siswa dalam menguasai berbagai hal yang berkaitan dengan
perilaku positif sehingga mereka dapat menterjemahkan
perilaku positif dalam kehidupannya. Dalam penyusunan program pendidikan karakter ini potensi siswa sebagai peserta didik menjadi salah satu rujukan utama yang diperhatikan sehingga upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas karakter siswa dapat dilakukan dengan baik. b) Kesiapan Bahan Dalam Mendukung Perencanaan Pendidikan Karakter Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah tentang kesiapan bahan dalam mendukung perencanaan pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa: “Upaya yang dilakukan dalam menyusun program pendidikan karakter sangat memerlukan dukungan kesiapan bahan dalam mendukung perencanaan
pendidikan karakter. Adapun yang disiapkan dalam penyusunan program pendidikan karakter baik untuk bidang intrakurikuler dan ekstrakurikuler keduanya memiliki kemiripan yaitu : Kesiapan guru, KTSP, Silabus, dan RPP. Terkait dengan bahan atau materi yang disiapkan dalam membuat perencanaan pendidikan karakter yaitu semua bahan atau materi ajar yang digunakan oleh guru seperti silabus, RPP maupun KTSP. Khusus untuk kegiatan ekstrakurikuler juga terkait dengan bahan yang berhubungan kegiatan PMR, pramuka dan kelestarian lingkungan Kesiapan bahan dalam mendukung perencanaan pendidikan karakter yaitu dibuat melalui KTSP kemudian dijabarkan ke RPP dan silabus pada semua mata pelajaran.(1.2 HR. KEPSEK.W, 21-5-2012) Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru tentang kesiapan bahan dalam mendukung perencanaan pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa Bahan yang diguakan dalam mendukung pendidikan karakter cukup tersedia. Bahan ini dipilah dari dua kegiatan yaitu bahan untuk kegiatan intrakurikuler dan bahan untuk kegiatan ekstrakurikuler. Bahan tersebut disiapkan oleh guru. Bahan yang disiapkan tersebut berupa buku sumber, kurikulum, materi serta buku penunjang relevan yang dapat mendukung penyusunan program pendidikan karakter. Kesiapan bahan ini sangat diperlukan agar pelaksanaan pendidikan karakter dapat mencapai hasil yang diharapkan dan sesuai dengan pedoman pendidikan karakter. (1.2 FB.GUR.1.W, 21-5-2012) Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru tentang kesiapan bahan dalam mendukung perencanaan pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa “Bahan yang disiapkan untuk mendukung perencanaan pendidikan karakter disiapkan oleh guru sebelum menyusun program pendidikan karakter. Bahan tersebut disusun bersama oleh guru dan dipandu oleh pengawas pendidikan yang ada di kecamatan. Bahan yang disiapkan guru tersebut antara lain buku penunjang, lingkungan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran. Bahan yang diperlukan dalam mendukung perencanaan pendidikan karakter ini sebagian telah disiapkan guru dan sebagian lainnya disiapkan sendiri oleh guru. Penyiapan bahan dalam upaya untuk mendukung pendidikan karakter dilakukan sebagai salah satu bentuk keseriusan guru untuk menerapkan konsep pendidikan karakter ini pada seluruh siswa. (1.2 HT.GUR.2.W, 21-52012)
Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru tentang kesiapan bahan dalam mendukung perencanaan pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa “Bahan yang diperlukan dalam mendukung perencanaan pendidikan karakter sebagian telah disiapkan oleh sekolah dan sebagian lainnya disiapkan oleh guru dengan mengadakan sendiri materi pembelajaran yang mereka peroleh melalui majalah, koran, artikel atau dari internet dan itu menjadi sumber yang memperkaya bahan dalam mendukung perencanaan pendidikan karakter.(1.2 RK.GUR.3.W, 21-5-2012) Berdasarkan uraian di atas jelas menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan dalam menyusun program pendidikan karakter sangat memerlukan dukungan kesiapan bahan dalam mendukung perencanaan pendidikan karakter. Adapun yang disiapkan dalam penyusunan program pendidikan karakter baik untuk bidang intrakurikuler dan ekstrakurikuler keduanya memiliki kemiripan yaitu : Kesiapan guru, KTSP, Silabus, dan RPP. Terkait dengan bahan atau materi yang disiapkan dalam membuat perencanaan pendidikan karakter yaitu semua bahan atau materi ajar yang digunakan oleh guru seperti silabus, RPP maupun KTSP. Khusus untuk kegiatan ekstrakurikuler juga terkait dengan bahan yang berhubungan
kegiatan
PMR, pramuka dan kelestarian lingkungan Kesiapan bahan dalam mendukung perencanaan pendidikan karakter yaitu dibuat melalui KTSP kemudian dijabarkan ke RPP dan silabus pada semua mata pelajaran. Hasil penelitian bahwa bahan yang diperlukan dalam penyusunan program pendidikan karakter sebagian telah disiapkan oleh sekolah dan sebagian lainnya disiapkan oleh guru dengan mengadakan sendiri materi pembelajaran yang mereka peroleh melalui majalah, koran, artikel atau dari internet dan itu menjadi sumber yang
memperkaya bahan dalam mendukung perencanaan pendidikan karakter. Perangkat lain yang disiapkan sekolah dalam penyusunan program pendidikan karakter yaitu : Kesiapan guru, KTSP, Silabus, dan RPP. Terkait dengan bahan atau materi yang disiapkan dalam membuat perencanaan pendidikan karakter yaitu semua bahan atau materi ajar yang digunakan oleh guru seperti silabus, RPP maupun KTSP. Kesiapan bahan dalam mendukung perencanaan pendidikan karakter yaitu dibuat melalui KTSP kemudian dijabarkan ke RPP dan silabus pada semua mata pelajaran Temuan lain bahwa bahan yang digunakan dalam mendukung pendidikan karakter cukup tersedia. Bahan tersebut disiapkan oleh guru. Bahan yang disiapkan tersebut berupa buku sumber, kurikulum, materi serta buku penunjang relevan yang dapat mendukung penyusunan program pendidikan karakter. Kesiapan bahan ini sangat diperlukan agar pelaksanaan pendidikan karakter dapat mencapai hasil yang diharapkan dan sesuai dengan pedoman pendidikan karakter. c) Nilai-nilai karakter yang dimasukkan dalam Penyusunan Program Dan Integrasi Pendidikan Karakter Dalam Mata Pelajaran Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah tentang nilai-nilai karakter yang dimasukkan dalam penyusunan program dan integrasi pendidikan karakter dalam mata pelajaran, informan ini menjelaskan bahwa: “Nilai-nilai karakter yang dimasukan dalam perencanaan pendidikan karakter baik dalam program intrakurikuler maupun dalam program ekstrakurikuler memiliki kesamaan dan disesuaikan dengan tema kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik, buruk memelihara apa yang baik dan
mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. .(1.3 HR. KEPSEK.W, 21-5-2012) Terkait dengan cara memasukan nilai karakter ke dalam mata pelajaran informan ini menjelaskan bahwa: “Cara memasukan nilai karakter baik kedalam mata pelajaran yaitu dimasukan melalui RPP yang diajarkan setiap hari. Nilai-nilai tersebut ditulis pada bagian tujuan pembelajaran serta dimuat dalam langkah-langkah pembelajaran. .(1.3 HR. KEPSEK.W, 21-5-2012) Hampir senada dengan pendapat tersebut informan lain menjelaskan bahwa “Nilai-nilai karakter yang dimasukkan dalam mata pelajaran adalah Religius yaitu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain, Jujur yaitu berupa perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, toleransi : Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya, disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan, dan masih banyak lagi nilai-nilai lainnya yang dimasukkan sebagai bagian dari nilai karakter. (1.3,FB.GUR.1.W, 21-5-2012) Terkait dengan cara memasukan nilai karakter ke dalam mata pelajaran informan ini menjelaskan bahwa: “Cara memasukan nilai karakter kedalam mata pelajaran yaitu dengan cara memasukkan melalui RPP yang diajarkan setiap hari. Nilai-nilai tersebut ditulis pada bagian tujuan pembelajaran serta dimuat dalam langkah-langkah pembelajaran. (1.3,FB.GUR.1.W, 21-5-2012) Hasil wawancara lainnya menunjukkan bahwa “Nilai-nilai karakter yang dimasukkan atau diintegrasikan ke dalam mata pelajaran meliputi; Kerja Keras yaitu berupa Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya, Kreatif yaitu berupa cara bBerpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki, Mandiri yaitu berupa sikap dan
perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas, demokratis yaitu berupa cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain, rasa ingin tahu yaitu berupa sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.” (1.3, HT.GUR.2.W, 21-5-2012) Temuan lainnya tentang nilai-nilai karakter yang dimasukkan
dalam
penyusunan program dan integrasi pendidikan karakter dalam mata pelajaran, informan ini menjelaskan bahwa Nilai-nilai karakter yang dimasukkan dalam penyusunan program dan integrasi pendidikan karakter dalam mata pelajaran yaitu semangat Kebangsaan berupa Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya, Cinta Tanah Air yaitu berupa Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menghargai Prestasi yaitu sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain, bersahabat/komunikatif yaitu berupa tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain, cinta Damai yaitu sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.serta nilai lainnya.(1.3 RK.GUR.3.W, 21-5-2012) Terkait dengan cara memasukan nilai karakter ke dalam mata pelajaran informan ini menjelaskan bahwa: “Cara memasukan nilai karakter ke dalam mata pelajaran yaitu dengan cara memasukkan melalui silabus dan RPP. Nilai-nilai tersebut ditulis dapat dimuat pada tujuan pembelajaran serta dimuat dalam langkah-langkah pembelajaran. Dengan cara seperti ini maka nilai-nilai tersebut dapat dikembangkan .(1.3 RK.GUR.3.W, 21-5-2012) Berdasarkan uraian di atas jelas menunjukkan bahwa terdapat banyak nilai karakter yang dimuat dalam rencana pembelajaran untuk dibelajarkan kepada anak didik. Nilai-nilai karakter yang dimasukkan dalam mata pelajaran adalah Religius
yaitu
sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain, Jujur
yaitu berupa perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, toleransi : Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya, disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan, dan masih banyak lagi nilai-nilai lainnya yang dimasukkan sebagai bagian dari nilai karakter Cara memasukan nilai karakter kedalam mata pelajaran yaitu dimasukan melalui RPP yang diajarkan setiap hari. Nilai-nilai tersebut ditulis pada bagian tujuan pembelajaran serta dimuat dalam langkah-langkah pembelajaran Berdasarkan uraian di atas jelas menunjukkan bahwa perencanaan program pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo memuat tentang a) penyusunan program pendidikan karakter untuk kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler, b) kesiapan bahan dalam mendukung perencanaan pendidikan karakter, serta c)
nilai-nilai karakter yang
dimasukkan dalam penyusunan program dan integrasi pendidikan karakter dalam mata pelajaran.
2. Pelaksanaan program pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. a) Prosedur pembelajaran pendidikan karakter Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah tentang prosedur pembelajaran pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa: “Prosedur yang dilakukan untuk kegiatan intra dan ekstrakurikuler hamnpir sama, dimana keduanya hanya bersifat integrasi yaitu melekat dalam kegiatan intra dan ekstrakurikuler. Khusus dalam kegiatan intra dilakukan melalui penanaman pendidikan karakter melalui pembelajaran yang dilaksanakan guru setiap hari di kelas. Yang dilakukan guru untuk mengawali pembelajaran untuk mengintegrasikan nilai karakter dalam pembelajaran yaitu melalui keteladanan guru. Misalnya : Guru mengajak siswa untuk berdoa, guru juga turut berdoa. Keteladanan dan membiasakan anak untuk berdoa sebelum belajar merupakan contoh riil dari penanaman nilai karakter ketika membuka pelajaran. Selanjutnya ketika memasuki kegiatan inti maka guru akan fokus pada pencapaian tujuan dan indicator yang merupakan jabaran dari kompetensi dasar. Proses untuk mencapai tujuan, indicator dan kompetensi dasar tersebut disisipkan nilai-nilai karakter yang sebelumnya telah direncanakan untuk dimasukkan dalam RPP menjadi bagian dari nilai yang ditanamkan pada siswa. Dengan demikian maka nilai tersebut terbawakan atau terintegrasi dalam pelaksanaan pembelajaran. Pada kegiatan ekstra dilaksanakan sesuai tema kegiatan yang telah diprogramkan.(2.1 HR. KEPSEK.W, 25-5-2012) Hampir senada dengan pendapat tersebut informan lain menjelaskan bahwa “Proses pembelajaran untuk menanamkan nilai karakter pada siswa dilakukan pada kegiatan intra dan ekstrakurikuler. Pada kegiatan intrakurikulet dilakukan bersamaan dengan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang telah dirumuskan sebelumnya. Dengan demikian maka proses pencapaiannya tidak dilakukan terpisah tetapi menyatu dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. Tahapan kegiatan atau prosedur yang dilakukan pun sama dengan tahapan pembelajaran yang dilaksanakan pembelajaran lainnya, yaitu diawali dengan pembukaan. Dalam hal ini guru membuka pelajaran dan nilai-nilai budi pekerti yang akan diintegrasikan ikut terbawakan dalam kegiatan membuka pelajaran tersebut, sampai dengan kegiatan inti dan kegiatan penutup. Semua berjalan
sebagaimana pembelajaran lainnya tetapi penekanan nilai karakter sangat nampak dalam proses pembelajaran tersebut. (2.1,FB.GUR.1.W, 25-5-2012) Terkait dengan cara memasukan nilai karakter ke dalam mata pelajaran informan ini menjelaskan bahwa: Prosedur yang ditempuh sama dengan pembelajaran yang dilakukan guru dikelas. Tetapi dalam pembelajaran yang berbasis nilai karakter ini, setiap aktivitas belajar yang dilakukan siswa selalu diintegrasikan dengan nilai-nilai karakter. Hal ini yang menjadikan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna karena nilai karakter ikut diterapkan dalam proses pembelajaran tersebut. (2.1,FB.GUR.1.W, 25-5-2012) Hasil wawancara lainnya menunjukkan bahwa Kegiatan membuka pelajaran dalam proses pembelajaran yang menanamkan nilai karakter memang cukup berbeda tetapi prosedur yang dilakukan sama. Perbedaannya yaitu terletak pada penekanan nilai karakter yang selalu diingatkan guru baik melalui ceramah maupun diskusi tentang bentuk perilaku yang perlu ditunjukkan siswa dalam pembelajaran. Dengan cara seperti ini maka kegiatan pembelajaran dalam prosesnya akan selalu diwarnai dengan upaya untuk mengingatkan anak agar melakukan aktivitas tertentu yang berhubungan penanaman nilai-nilai karakter pada siswa. (2.1, HT.GUR.2.W, 25-5-2012) Temuan lainnya tentang prosedur pembelajaran pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa “Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan berbasis nilai karakter dilakukan dengan membuka pelajaran dan mengawali kegiatan dengan berdoa. Setelah itu guru memandu melaksanakan aktivitas yang berhubungan dengan upaya untuk mencapai kompetensi dasar yang telah direncanakan. Proses tersebut ikut membawakan nilai-nilai karakter untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. Salah satu contoh yaitu bahwa untuk menanamkan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran misalnya dalam segi keberhasilan dan disiplin Dari segi keberhasilan guru harus memberi contoh membuang sampah pada tempatnya agar siswa dapat mengikuti apa yang dilakukan atau yang diharapkan oleh guru.Dari segi disiplin guru datang lebih awal kesekolah agar siswa tidak datang terlambat.“.(2.1 RK.GUR.3.W, 25-5-2012)
Terkait dengan prosedur pembelajaran pendidikan karakter informan ini menjelaskan bahwa: Prosedur yang ditempuh sama dengan pembelajaran yang dilakukan guru dikelas. Proses pembelajaran untuk menanamkan nilai karakter pada siswa dilakukan bersamaan dengan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang telah dirumuskan sebelumnya. Dengan demikian maka proses pencapaiannya tidak dilakukan terpisah tetapi menyatu dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. Intiniya adalah siswa dapat terbiasa dengan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran serta dapat mengaktualisasikan nilai karakter tersebut dalam konteks kehidupannya.(2.1 RK.GUR.3.W, 25-5-2012) Berdasarkan hasil wawancara di atas jelas menunjukkan bahwa prosedur yang dilakukan untuk kegiatan intra dan ekstrakurikuler hamnpir sama, dimana keduanya hanya bersifat integrasi yaitu melekat dalam kegiatan intra dan ekstrakurikuler. Khsusu dalam kegiatan intra berupa dalam pembelajaran untuk menanamkan pendidikan karakter tidak jauh berbeda dengan pembelajaran yang dilaksanakan guru setiap hari di kelas. Yang dilakukan guru untuk mengawali pembelajaran untuk mengintegrasikan nilai karakter dalam pembelajaran yaitu melalui keteladanan guru. Misalnya : Guru mengajak siswa untuk berdoa, guru juga turut berdoa. Keteladanan dan membiasakan anak untuk berdoa sebelum belajar merupakan contoh riil dari penanaman nilai karakter ketika membuka pelajaran. Selanjutnya ketika memasuki kegiatan inti maka guru akan fokus pada pencapaian tujuan dan indicator yang merupakan jabaran dari kompetensi dasar. Proses untuk mencapai tujuan, indicator dan kompetensi dasar tersebut disisipkan nilai-nilai karakter yang sebelumnya telah direncanakan untuk dimasukkan dalam
RPP menjadi bagian dari nilai yang
ditanamkan pada siswa. Dengan demikian maka nilai tersebut terbawakan atau terintegrasi dalam pelaksanaan pembelajaran. Pada kegiatan ekstra dilaksanakan sesuai tema kegiatan yang telah diprogramkan. Temuan lainnya menunjukkan bahwa kegiatan membuka pelajaran dalam proses pembelajaran yang menanamkan nilai karakter memang cukup berbeda tetapi prosedur yang dilakukan sama. Perbedaannya yaitu terletak pada penekanan nilai karakter yang selalu diingatkan guru baik melalui ceramah maupun diskusi tentang bentuk perilaku yang perlu ditunjukkan siswa dalam pembelajaran. Dengan cara seperti ini maka kegiatan pembelajaran dalam prosesnya akan selalu diwarnai dengan upaya untuk mengingatkan anak agar melakukan aktivitas tertentu yang berhubungan penanaman nilai-nilai karakter pada siswa Berdasarkan temuan tersebut jelas menunjukkan bahwa prosedur yang ditempuh sama dengan pembelajaran yang dilakukan guru dikelas. Tetapi dalam pembelajaran yang berbasis nilai karakter ini, setiap aktivitas belajar yang dilakukan siswa selalu diintegrasikan dengan nilai-nilai karakter. Hal ini yang menjadikan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna karena nilai karakter ikut diterapkan dalam proses pembelajaran tersebut. b) Tingkat ketercapaian tujuan pendidikan karakter Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah tentang
tingkat
ketercapaian tujuan pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa: “Secara umum tujuan yang dirumuskan dalam pembelajaran dapat dicapai dengan baik. Tujuan yang telah dirumuskan dalam pelaksanaan program
pendidikan karakter dapat dicapai apabila ada perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku ini selalu terarah pada hal yang positif. Rata-rata tujuan yang dirumuskan guru dalam upaya untuk mengemembangkan dan menanamkan nilai karakter dapat dicapai siswa. Hal ini terjadi karena dalam proses pembelajarannya guru mengintegrasikan setiap tahapan pembelajaran dengan nilai karakter. .(2.2 HR. KEPSEK.W, 25-5-2012) Hampir senada dengan pendapat tersebut informan lain menjelaskan bahwa “Tingkat ketercapaian tujuan dalam pendidikan karakter rata-rata dapat dicapai dengan baik. Hal ini terjadi karena tujuan pembelajaran dirumuskan mengacu pada perubahan perilaku yang diharapkan. Selanjutnya hal tersebut di jabarkan dalam langkah pembelajaran sehingga mampu mengoptimalkan pencapaian tujuan yang telah dirumuskan tersebut.” (2.2,FB.GUR.1.W, 25-52012) Terkait dengan tingkat ketercapaian tujuan pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa: “Tujuan yang tekah dirumuskan dalam pendidikan karakter secara umum dapat dicapai dengan baik. Hal ini terjadi karena ada upaya proaktif dari guru untuk memberdayakan potensi siswa dalam pembelajaran guna mencapai nilai karakter, serta adanya upaya siswa untuk secara sadar melaksanakan semua bimbingan dan arahan guru dalam melaksanakan nilai-nilai karakter. .”(2.2,FB.GUR.1.W, 25-5-2012) Hasil wawancara lainnya menunjukkan bahwa: “ Tujuan yang telah durmuskan guru dan stakeholder lainnya dapat dicapai dengan baik. Tingkat ketercapaian tujuan dalam pendidikan karakter rata-rata dapat dicapai dengan baik. Hal ini terjadi karena tujuan pembelajaran dirumuskan mengacu pada perubahan perilaku yang diharapkan. Selanjutnya hal tersebut di jabarkan dalam langkah pembelajaran sehingga mampu mengoptimalkan pencapaian tujuan yang telah dirumuskan tersebut (2.2, HT.GUR.2.W, 25-5-2012) Temuan lainnya tentang tingkat ketercapaian tujuan pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa
“Tujuan yang dirumuskan khususnya yang berhubungan dengan pencapaian tujuan pendidikan karakter dapat dicapai melali aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan guru. Hal ini terjadi karena proses pembelajaran berjalan dengan kondusif dan guru mampu memfasilitasi terjadinya peningkatan kompetensi anak dalam pembelalajaran. .“.(2.2 RK.GUR.3.W, 25-5-2012) Terkait dengan tingkat ketercapaian tujuan pendidikan karakter informan ini menjelaskan bahwa: Kondisi yang ada menunjukkan bahwa tingkat ketercapaian tujuan dalam pendidikan karakter rata-rata dapat dicapai dengan baik. Hal ini terjadi karena tujuan pembelajaran dirumuskan mengacu pada perubahan perilaku yang diharapkan. Selanjutnya hal tersebut di jabarkan dalam langkah pembelajaran sehingga mampu mengoptimalkan pencapaian tujuan yang telah dirumuskan tersebut. .(2.2 RK.GUR.3.W, 25-5-2012) Berdasarkan uraian di atas jelas menunjukkan bahwa secara umum tujuan yang dirumuskan dalam pembelajaran dapat dicapai dengan baik.Tujuan yang telah dirumuskan dalam pelaksanaan program pendidikan karakter dapat dicapai apabila ada perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku ini selalu terarah pada hal yang positif.
Rata-rata
tujuan
yang
dirumuskan
guru
dalam
upaya
untuk
mengemembangkan dan menanamkan nilai karakter dapat dicapai siswa. Hal ini terjadi karena dalam proses pembelajarannya guru mengintegrasikan setiap tahapan pembelajaran dengan nilai karakter. Temuan lainnya bahwa tingkat ketercapaian tujuan dalam pendidikan karakter rata-rata dapat dicapai dengan baik. Hal ini terjadi karena tujuan pembelajaran dirumuskan mengacu pada perubahan perilaku yang diharapkan. Selanjutnya hal tersebut di jabarkan dalam langkah pembelajaran sehingga mampu mengoptimalkan pencapaian tujuan yang telah dirumuskan tersebut
Kondisi riil bahwa tujuan yang tekah dirumuskan dalam pendidikan karakter secara umum dapat dicapai dengan baik. Hal ini terjadi karena ada upaya proaktif dari guru untuk memberdayakan potensi siswa dalam pembelajaran guna memahami dan mengaktualiasikan nilai-nilai karakter, serta adanya upaya siswa untuk secara sadar melaksanakan semua bimbingan dan arahan guru dalam melaksanakan nilainilai karakter c) Perubahan perilaku siswa sebagai konsekuensi ketercapaian tujuan pendidikan karakter Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah tentang perubahan perilaku siswa sebagai konsekuensi ketercapaian tujuan pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa: Siswa mengalami perubahan yang cukup signifikan dari segi perilaku dan hal ini merupakan konsekuensi dari tercapainya tujuan pendidikan karakter. Secara riil perubahan perilaku siswa ini dapat dilihat dari perubahan perilaku mereka dalam melakukan aktivitas misalnya adanya perilaku yang menghargai teman, suka menolong, penyayang sesame, jujur, berani serta memilki sikap adil dalam mengambil keputusan. Hal ini merupakan bentuk perubahan perilaku siswa yang ditunjukkan setekah kegiatan pembelajaran selesai.(2.3 HR. KEPSEK.W, 25-5-2012) Hampir senada dengan pendapat tersebut informan lain menjelaskan bahwa Perubahan perilaku siswa ditandai dengan adanya perubahan sikap ke arah yang positif antara lain dapat dilihat dari olah pikir cerdas,kreatif, inovatif. Olah raga sehat, disiplin, bersahabat olah hati beriman dan bertaqwa, olah rasa/karsa ramah, gotong royong, mengutamakan kepentingan umum. (2.3,FB.GUR.1.W, 25-5-2012) Terkait dengan perubahan perilaku siswa sebagai konsekuensi ketercapaian tujuan pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa:
“Perubahan yang terjadi pada diri siswa dalam bentuk perubahan perilaku positif merupakan salah satu bentuk dari tercapainya tujuan program pendidikan karakter. Hal ini sebagai salah satu konsekuensi adanya penghayatan dan pengamalan siswa terhadap nilai-nilai karakter yang perlu dilaksanakannnya dalam kehidupan sehari-hari. Terjadinya perubahan perilaku ini antara lain ditunjukkan dengan munculnya sikap suka menolong, sabar, teguh pendirian, suka bersahabat, rajin , optimis serta memiliki kesetiakawanan sosial yang tinggi. .”(2.3,FB.GUR.1.W, 25-5-2012) Hasil wawancara lainnya menunjukkan bahwa: “Perubahan perilaku yang terjadi pada diri siswa ditunjukkan dengan danya sikap positif yang muncul dan mejadi kebiasaan baru dalam diri siswa, Kebiasaan positif yang baru tersebut antara lain nampak dalam bentuk perilaku mau berteman, rasa sosial tinggi, memiliki rasa taqwa kepada sang pencipta, mengutamakan kepentingan umum, suka menolong, tidak sombong, percaya diri yang tinggi. (2.3, HT.GUR.2.W, 25-5-2012) Temuan lainnya tentang perubahan perilaku siswa sebagai konsekuensi ketercapaian tujuan pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa “Siswa mengalami banyak perubahan perilaku yang positif setelah menerima dan dibimbing dengan nilai karakter. Perubahan perilaku siswa tersebut ditunjukkan oleh beberapa perubahan perilaku sebagai berikut: jujur, berani serta memilki sikap adil dalam mengambil keputusan, mau berteman, rasa sosial tinggi, memiliki rasa taqwa kepada sang pencipta, mengutamakan kepentingan umum, dan suka menolong.”(2.3 RK.GUR.3.W, 21-5-2012) Terkait dengan tingkat perubahan perilaku siswa sebagai konsekuensi ketercapaian tujuan pendidikan karakter informan ini menjelaskan bahwa: “Perubahan perilaku yang terjadi pada diri siswa merupakan konsekuensi dari adanya pembinaan yang dilakukan guru secara progresif sehingga mampu meningkatkan kompetensi siswa dalam memahami perilaku yang perlu diaktualisasikan sebagai siswa. Hal ini yang selanjutnya melahirkan perilaku sikap suka menolong, sabar, teguh pendirian, suka bersahabat, rajin , optimis, sehat, disiplin, bersahabat olah hati beriman dan bertaqwa, ramah, gotong royong, mengutamakan kepentingan umum.(2.3 RK.GUR.3.W, 25-5-2012)
Berdasarkan uraian di atas jelas menunjukkan bahwa
Siswa mengalami
perubahan yang cukup signifikan dari segi perilaku dan hal ini merupakan konsekuensi dari tercapainya tujuan pendidikan karakter. Secara riil perubahan perilaku siswa ini dapat dilihat dari perubahan perilaku mereka dalam melakukan aktivitas misalnya adanya perilaku yang menghargai teman, suka menolong, penyayang sesame, jujur, berani serta memilki sikap adil dalam mengambil keputusan. Hal ini merupakan bentuk perubahan perilaku siswa yang ditunjukkan setekah kegiatan pembelajaran selesai. Temuan lainnya bahwa perubahan perilaku yang terjadi pada diri siswa ditunjukkan dengan danya sikap positif yang muncul dan mejadi kebiasaan baru dalam diri siswa, Kebiasaan positif yang baru tersebut antara lain nampak dalam bentuk perilaku mau berteman, rasa sosial tinggi, memiliki rasa taqwa kepada sang pencipta, mengutamakan kepentingan umum, suka menolong, tidak sombong, percaya diri yang tinggi. Kondisi riil bahwa perubahan yang terjadi pada diri siswa dalam bentuk perubahan perilaku positif tercapainya tujuan program
merupakan salah satu bentuk dari
pendidikan karakter. Hal ini sebagai salah satu
konsekuensi adanya penghayatan dan pengamalan siswa terhadap nilai-nilai karakter yang perlu dilaksanakannnya dalam kehidupan sehari-hari. Terjadinya perubahan perilaku ini antara lain ditunjukkan dengan munculnya sikap suka menolong, sabar, teguh pendirian, suka bersahabat, rajin , optimis serta memiliki kesetiakawanan sosial yang tinggi.
d)
Implikasi pelaksanaan program pendidikan karakter Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah tentang implikasi
pelaksanaan program pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa: “Pelaksanaan program pendidikan karakter memiliki implikasi yang sangat positif. Hal ini dapat dilihat dari adanya perubahan pola sikap dan tingkah laku siswa yang semakin terarah dalam melakukan aktivitas. Perilaku siswa juga semakin terarah pada hal yang positif karena siswa dibiasakan melalui proses belajar untuk melakukan berbagai hal yang berhubungan dengan peningkatan kompetensi siswa. .(2.4 HR. KEPSEK.W, 25-5-2012) Hampir senada dengan pendapat tersebut informan lain menjelaskan bahwa “Implikasi nyata dari program pendidikan karakter dapat dilihat dari adanya perubahan perilaku siswa ke arah yang positif. Siswa semakin memahami nilai karakter yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran. Pemahaman tersebut selanjutnya menjadi motivasi bagi siswa untuk mengaktualisasikannya dalam perilakunya sehari-hari. (2.4,FB.GUR.1.W, 255-2012) Terkait dengan implikasi pelaksanaan program pendidikan karakter informan ini menjelaskan bahwa: “Implikasi
pelaksanaan program pendidikan karakter bagi perbaikan kepribadian anak yaitu : perubahan tingkah laku anak dari yang buruk menjadi baik, dari yang mereka tidak tahu menjadi tahu.”(2.4,FB.GUR.1.W, 25-5-2012) Hasil wawancara lainnya menunjukkan bahwa “Program pendidikan karakter ini tidak hanya berimplikasi bagi siswa juga berimplikasi bagi guru. Implikasi bagi guru tersebut ditunjukkan dengan adanya kemampuan guru untuk memfasilitasi siswa guna menerapkan nilainilai karakter tersebut dalam konteks kehidupan siswa sehinngga hal tersebut menjadi kebiasaan positif yang membudaya dalam diri siswa. (2.4, HT.GUR.2.W, 25-5-2012)
Temuan lainnya tentang implikasi pelaksanaan program pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa “Melalui pendidikan karakter makaPara siswa diharapkan dapat menguasai materi yang keberhasilannya diukur hanya dengan kemampuan anak menjawab soal ujian (terutama dengan pilihan berganda). Karena orientasinya hanyalah semata-mata hanya untuk memperoleh nilai bagus, maka bagaimana mata pelajaran dapat berdampak kepada perubahan perilaku, tidak pernah diperhatikan. Sehingga apa yang terjadi adalah kesenjangan antara pengetahuan moral (cognition) dan perilaku (action). Semua orang pasti mengetahui bahwa berbohong dan korupsi itu salah dan melanggar ketentuan agama, tetapi banyak sekali orang yang tetap melakukannya. Tujuan akhir dari pendidikan karakter adalah bagaimana manusia dapat berperilaku sesuai dengan kaidah-kaidah moral.“.(2.4 RK.GUR.3.W, 25-5-2012) Terkait dengan implikasi pelaksanaan program pendidikan karakter informan ini menjelaskan bahwa: Bentuk implikasi dari pelaksanaan program pendidikan karakter yang dilaksanakan di Sekolah Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi misalnya : seorang siswa yang sering datang terlambat karena sudah mendapat peringatan atau arahan dari guru dan guru juga sudah memberi contoh datang lebih awal maka siswa tersebut tidak datang terlambat lagi. Artinya bahwa pelaksanaan program pendidikan karakter mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas pribadi siswa sehingga menjadi lebih .(2.4 RK.GUR.3.W, 25-5-2012) Berdasarkan uraian di atas jelas menunjukkan bahwa Pelaksanaan program pendidikan karakter memiliki implikasi yang sangat positif. Hal ini dapat dilihat dari adanya perubahan pola sikap dan tingkah laku siswa yang semakin terarah dalam melakukan aktivitas. Perilaku siswa juga semakin terarah pada hal yang positif karena siswa dibiasakan melalui proses belajar untuk melakukan berbagai hal yang berhubungan dengan peningkatan kompetensi siswa. Melalui pendidikan karakter makaPara siswa diharapkan dapat menguasai materi yang keberhasilannya diukur
hanya dengan kemampuan anak menjawab soal ujian (terutama dengan pilihan berganda). Karena orientasinya hanyalah semata-mata hanya untuk memperoleh nilai bagus, maka bagaimana mata pelajaran dapat berdampak kepada perubahan perilaku, tidak pernah diperhatikan. Sehingga apa yang terjadi adalah kesenjangan antara pengetahuan moral (cognition) dan perilaku (action). Semua orang pasti mengetahui bahwa berbohong dan korupsi itu salah dan melanggar ketentuan agama, tetapi banyak sekali orang yang tetap melakukannya. Tujuan akhir dari pendidikan karakter adalah bagaimana manusia dapat berperilaku sesuai dengan kaidah-kaidah mora Implikasi nyata dari program pendidikan karakter dapat dilihat dari adanya perubahan perilaku siswa ke arah yang positif. Siswa semakin memahami nilai karakter yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran. Pemahaman tersebut selanjutnya menjadi motivasi bagi siswa untuk mengaktualisasikannya dalam perilakunya sehari-hari Program pendidikan karakter ini tidak hanya berimplikasi bagi siswa juga berimplikasi bagi guru. Implikasi bagi guru tersebut ditunjukkan dengan adanya kemampuan guru untuk memfasilitasi siswa guna menerapkan nilai-nilai karakter tersebut dalam konteks kehidupan siswa sehinngga hal tersebut menjadi kebiasaan positif yang membudaya dalam diri siswa. Berdasarkan uraian tersebut menunjukkan bahwa
pelaksanaan program
pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo telah dilaksanakan sesuai dengan
prosedur yang telah
direncanakan sehingga memiliki implikasi positf bagi pelaksanaan program pendidikan karakter 3. Evaluasi program pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. a) Mekanisme Evaluasi Program Pendidikan Karakter Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah tentang mekanisme evaluasi program pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa: “Evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menilai perkembangkan peserta didik dalam memahami dan menerapkan nilai karakter dalam konteks kehidupannya. Evaluasi ini dilaksanakan pada program intrakurikuler dan ekstra kurikuler. Jenis evaluasi yang digunakan untuk mengevaluasi program pendidikan karakter yaitu menggunakan indicator-indikator keberhasilan baik melalui tes lisan, tulisan ataupun tingkah laku. Mekanisme evaluasi program pendidikan karakter dilakukan melalui pembiasaan, baik disekolah maupun dirumah.”.(3.1 HR. KEPSEK.W, 28-5-2012) Hampir senada dengan pendapat tersebut informan lain menjelaskan bahwa Kegiatan evaluasi terhadap pendidikan karakter dilakukan secara rutin baik untuk program intrakurikuler dan program ekstrakurikuler. Evaluasi ini dilakukan setiap tiga bulan. Dalam evaluasi tersebut dibahas tentang pencapaian indicator nilai-nilai karakter yang dicapai siswa. Evaluasi tersebut dilakukan untuk menganalisis tingat ketercapaian program serta kendala yang dihadapi dalam menanamkan nilai karakter pada siswa. (3.1,FB.GUR.1.W, 28-5-2012) Terkait dengan mekanisme evaluasi program pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa: “Evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter dilaksanakan setiap tiga bulan atau setiap tri wulan. Evaluasi tersebut dilakukan sebagai salah satu bentuk upaya untuk melihat tingkat keberhasilan kegiatan ektsra dan intrakurikuler dalam menerapkan program pendidikan karakter serta kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya. .”(3.1,FB.GUR.1.W, 28-5-2012)
Hasil wawancara lainnya menunjukkan bahwa: “Kegiatan evaluasi pendidikan karakter dilakukan secara internal oleh masing-masing guru dalam pembelajaran, serta dilaksanakan oleh oleh sekolah dalam rangka mengevaluasi secara menyeluruh tentang keberhasilan dan masalah yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan karakter. Berbagai permasalahan yang muncul dianalisis serta dicarikan jalan pemecahannya sehingga masalah tersebut dapat diatasi dan siswa dapat menerapkan pendidikan karakter dalam konteks kehidupannya.” (3.1, HT.GUR.2.W, 28-52012) Temuan lainnya tentang mekanisme evaluasi program pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa “Evaluasi program pendidikan karakter merupakan bagian dari upaya untuk memperbaiki dan mengoptimalkan penguasaan siswa atas kompetensi yang diharapkan dapat dicapai dalam penerapan pendidikan karakter. Evaluasi dilakukan oleh guru mata pelajaran dan menghasilkan nilai sikap, sementara evaluasi secara umum dilakukan oleh sekolah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam melakasnakan program. .”(3.1 RK.GUR.3.W, 28-5-2012) Terkait dengan mekanisme evaluasi program pendidikan karakter informan ini menjelaskan bahwa: “Kegiatan Evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menilai perkembangkan peserta didik dalam memahami dan menerapkan nilai karakter dalam konteks kehidupannya. Kegiatan evaluasi pendidikan karakter dilakukan secara internal oleh masing-masing guru dalam pembelajaran, untuk kegiatan intrakurikuler dan kegiata ekstrakurikuler serta dilaksanakan oleh oleh sekolah dalam rangka mengevaluasi secara menyeluruh tentang keberhasilan dan masalah yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan karakter.Evaluasi yang dilakukan mampu untuk mengetahui perkembangan ketercapaian dalam program pendidikan karakter apabila ada kerja sama antara guru yang ada disekolah dengan orang tua siswa. Dilakukan jika hasil evaluasi menunjukan beberapa nilai karakter tidak dapat dicapai dengan baik apabila :a) guru mengulang kembali evaluasi yang telah dilakukan, b) guru memberi tugas tambahan kepada siswa, apa yang dikerjakan disekolah akan dikerjakan kembali dirumah dan harus ada bukti persetujuan orang tua bahwa siswa tersebut mengerjakan tugasnya.Contoh :
Siswa itu hanya disekolah rajin menyapu tetapi dirumah tidak pernah menyapu.”(”3.1 RK.GUR.3.W, 28-5-2012)
Berdasarkan uraian di atas jelas menunjukkan bahwa evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter dilaksanakan setiap tiga bulan atau setiap tri wulan. Evaluasi tersebut dilakukan sebagai salah satu bentuk upaya untuk melihat tingkat keberhasilan dalam menerapkan program pendidikan karakter
pada kegiatan
intrakurikuler dan ekstrakurikuler serta kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya. Dalam konteks yang bersamaan
evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter
dilaksanakan setiap tiga bulan atau setiap tri wulan. Evaluasi tersebut dilakukan sebagai salah satu bentuk upaya untuk melihat tingkat keberhasilan dalam menerapkan program pendidikan karakter serta kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya. Temuan lainnya bahwa Kegiatan Evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menilai perkembangkan peserta didik dalam memahami dan menerapkan nilai karakter dalam konteks kehidupannya. Kegiatan evaluasi pendidikan karakter dilakukan secara internal oleh masing-masing guru dalam pembelajaran, serta dilaksanakan oleh oleh sekolah dalam rangka mengevaluasi secara menyeluruh tentang keberhasilan dan masalah yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan karakter.Evaluasi yang dilakukan mampu untuk mengetahui perkembangan ketercapaian dalam program pendidikan karakter apabila ada kerja sama antara guru yang ada disekolah dengan orang tua siswa. Dilakukan
jika hasil evaluasi menunjukan beberapa nilai karakter tidak dapat dicapai dengan baik maka guru mengulang kembali evaluasi yang telah dilakukan, atau guru memberi tugas tambahan kepada siswa, apa yang dikerjakan disekolah akan dikerjakan kembali di rumah dan harus ada bukti persetujuan orang tua bahwa siswa tersebut mengerjakan tugasnya. b) Tindak Lanjut Evaluasi Program Pendidikan Karakter. Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah tentang tindak lanjut evaluasi program pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa: “Program pendidikan karakter melakukan tindak lanjut dalam evaluasi program pendidikan karakter. Tindak lanjut tersebut dilakukan berdasarkan temuan serta analisis yang ditemukan pada saat pelaksanaan evaluasi.”.(3.2 HR. KEPSEK.W, 21-5-2012) Hampir senada dengan pendapat tersebut informan lain menjelaskan bahwa “Tindak lanjut evaluasi program pendidikan karakter antara lain dilakukan dengan memberikan penghargaan penilaian kepribadian anak. Tindak lanjut tersebut dilakukan agar siswa semakin bersemangat dalam melaksanakan nilai-nilai karakter serta mengaktualisasikannya dalam konteks kehidupannya.(3.2,FB.GUR.1.W, 28-5-2012) Terkait dengan tindak lanjut evaluasi program pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa: Tindak lanjut program evaluasi merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas serta mekanisme program pendidikan karakter. Kegiatan tindak lanjut ini dilakukan agar program pendidikan karakter tetap terlaksana dengan baik dan program ini menjadi bagian dari program yang diaktualisasikan siswa dalam konteks kehidupannya. .”(3.2,FB.GUR.1.W, 28-5-2012)
Hasil wawancara lainnya menunjukkan bahwa: “Tindak lanjut terhadap program pendidikan karakter dilakukan sebagai upaya untuk meminimalisir berbagai permasalahan yang dihadapi dalam dalam menerapkan pendidikan karakter. Tindak lanjut program pendidikan karakter merupakan bentuk upaya proaktif agar berbagai permasalahan yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan karakter dapat diantisipasi.(3.2, HT.GUR.2.W, 28-5-2012) Temuan lainnya tentang tindak lanjut evaluasi program pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa “Kegiatan tindak lanjut dilakukan agar program pendidikan karakter tetap terlaksana dengan baik dan program ini menjadi bagian dari program yang diaktualisasikan siswa dalam konteks kehidupannya. Tindak lanjut program evaluasi merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas serta mekanisme program pendidikan karakter. Kegiatan tindak lanjut ini dilakukan agar program pendidikan karakter tetap terlaksana dengan baik dan program ini menjadi bagian dari program yang diaktualisasikan siswa dalam konteks kehidupannya..”(3.2 RK.GUR.3.W, 28-5-2012) Terkait dengan tindak lanjut evaluasi program pendidikan karakter informan ini menjelaskan bahwa: “Tindak lanjut program evaluasi sebagai salah satu bentuk upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pengelolaan pendidikan karakter sehingga mampu mencapai tujuan yang diharapkan. Tindak lanjut program pendidikan karakter ini dilakukan untuk meminimalisir berbagai permasalahan yang dihadapi dalam dalam menerapkan pendidikan karakter. Tindak lanjut program pendidikan karakter merupakan bentuk upaya proaktif agar berbagai permasalahan yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan karakter dapat diantisipasi.”(3.2 RK.GUR.3.W, 28-5-2012) Berdasarkan uraian di atas jelas menunjukkan bahwa tindak lanjut terhadap program pendidikan karakter dilakukan sebagai upaya untuk meminimalisir berbagai permasalahan yang dihadapi dalam dalam menerapkan pendidikan karakter. Tindak lanjut program pendidikan karakter merupakan bentuk upaya proaktif agar berbagai
permasalahan yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan karakter dapat diantisipasi. Tindak lanjut tersebut dilakukan berdasarkan temuan serta analisis yang ditemukan pada saat pelaksanaan evaluasi. Temuan lainnnya bahwa tindak lanjut evaluasi program pendidikan karakter antara lain dilakukan dengan memberikan penghargaan penilaian kepribadian anak. Tindak lanjut tersebut dilakukan agar siswa semakin bersemangat dalam melaksanakan nilai-nilai karakter serta mengaktualisasikannya dalam konteks kehidupannya. Tindak lanjut program evaluasi merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas serta mekanisme program pendidikan karakter. Kegiatan tindak lanjut ini dilakukan agar program pendidikan karakter tetap terlaksana dengan baik dan program ini menjadi bagian dari program yang diaktualisasikan siswa dalam konteks kehidupannya B. Temuan Penelitian Hasil penelitian terkait pengelolaan pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi
Kecamatan Tibawa
Kabupaten Gorontalo menunjukkan
pendidikan karakter telah dikelola secara bersama dengan melibatkan partisipasi segenap stakeholder terkait. Terkait temuan pengelolaan pendidikan karakter tersebut diuraikan sebagai berikut:
a) Perencanaan Program Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyusunan program pendidikan karakter di SD 2 Botumoputi disusun melalui kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler.
Penyusunan
program
pendidikan
karakter
dalam
bidang
intrakurikuler di integrasikan ke setiap mata pelajaran yang di ajarkan setiap hari dan disesuaikan dengan indikator yang ada
di RPP. Programnya melalui
pembiasaan, disiplin, ketekunan belajar yang dilaksanakan di kelas. Sedangkan penyusunan program dalam bidang ekstrakurikuler dilaksanakan melalui kegiatan pramuka, PMR dan kelestarian lingkungan . Penyusunan program pendidikan karakter ini dilakukan terintergrasi dengan penyusunan silabus mata pelajaran lain dan dilaksanakan setiap awal tahun ajaran Temuan lainnya bahwa penyusunan program pendidikan
karakter
diintegrasikan pada setiap mata pelajaran yang di ajarkan setiap hari dan disesuaikan dengan indikator yang ada
di RPP.
Penyusunan program pendidikan karakter
dilakukan untuk mengoptimalkan kemampuan siswa dalam menguasai berbagai hal yang berkaitan dengan
perilaku positif sehingga mereka dapat menterjemahkan
perilaku positif dalam kehidupannya. Dalam penyusunan program pendidikan karakter ini potensi siswa sebagai peserta didik menjadi salah satu rujukan utama yang diperhatikan sehingga upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas karakter siswa dapat dilakukan dengan baik.
Temuan lainnya bahwa bahan yang diperlukan dalam penyusunan program pendidikan karakter sebagian telah disiapkan oleh sekolah dan sebagian lainnya disiapkan oleh guru dengan mengadakan sendiri materi pembelajaran yang mereka peroleh melalui majalah, koran, artikel atau dari internet dan itu menjadi sumber yang memperkaya bahan dalam mendukung perencanaan pendidikan karakter. Perangkat lain yang disiapkan sekolah dalam penyusunan program pendidikan karakter yaitu : Kesiapan guru, KTSP, Silabus, dan RPP. Terkait dengan bahan atau materi yang disiapkan dalam membuat perencanaan pendidikan karakter yaitu semua bahan atau materi ajar yang digunakan oleh guru seperti silabus, RPP maupun KTSP. Kesiapan bahan dalam mendukung perencanaan pendidikan karakter yaitu dibuat melalui KTSP kemudian dijabarkan ke RPP dan silabus pada semua mata pelajaran Hasil penelitian lainnya bahwa bahan yang digunakan dalam mendukung pendidikan karakter cukup tersedia. Bahan tersebut disiapkan oleh guru. Bahan yang disiapkan tersebut berupa buku sumber, kurikulum, materi serta buku penunjang relevan yang dapat mendukung penyusunan program pendidikan karakter. Kesiapan bahan ini sangat diperlukan agar pelaksanaan pendidikan karakter dapat mencapai hasil yang diharapkan dan sesuai dengan pedoman pendidikan karakter. Temuan lainnya menunjukkan bahwa terdapat banyak nilai karakter yang dimuat dalam rencana pembelajaran untuk dibelajarkan kepada anak didik. Nilai-nilai karakter yang dimasukkan dalam mata pelajaran adalah Religius yaitu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain, Jujur yaitu berupa perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, toleransi : Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya, disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan, dan masih banyak lagi nilai-nilai lainnya yang dimasukkan sebagai bagian dari nilai karakter. Kondisi riil lainnya menunjukkan bahwa guru pada umumnya memasukan nilai karakter kedalam mata pelajaran yaitu dimasukan melalui RPP yang diajarkan setiap hari. Nilai-nilai tersebut ditulis pada bagian tujuan pembelajaran serta dimuat dalam langkah-langkah pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas jelas menunjukkan bahwa perencanaan program pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo memuat tentang a) penyusunan program pendidikan karakter, kesiapan bahan dalam mendukung perencanaan pendidikan karakter, serta nilai-nilai karakter yang dimasukkan dalam penyusunan program dan integrasi pendidikan karakter dalam mata pelajaran. Adapun perencanaan program pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo dibuatkan dalam bentuk peta konsep di bawah ini:
Perencanaan Program Pendidikan Karakter
Penyusunan Program Pendidikan Karakter
Kesiapan Bahan Yang Mendukung Perencanaan
nilai-nilai karakter yang dimasukkan dalam perencanaan program
Perencanaan Program Pendidikan Karakter yang ideal
b) Pelaksanaan program pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Temuan penelitian jelas menunjukkan bahwa prosedur yang dilakukan untuk kegiatan intra dan ekstrakurikuler hamnpir sama, dimana keduanya hanya bersifat integrasi yaitu melekat dalam kegiatan intra dan ekstrakurikuler. Khusus dalam kegiatan intra berupa dalam pembelajaran untuk menanamkan pendidikan karakter tidak jauh berbeda dengan pembelajaran yang dilaksanakan guru setiap hari di kelas. Yang dilakukan guru untuk mengawali pembelajaran untuk mengintegrasikan nilai karakter dalam pembelajaran yaitu melalui keteladanan guru. Misalnya : Guru mengajak siswa untuk berdoa, guru juga turut berdoa. Keteladanan dan membiasakan anak untuk berdoa sebelum belajar merupakan contoh riil dari penanaman nilai
karakter ketika membuka pelajaran. Selanjutnya ketika memasuki kegiatan inti maka guru akan fokus pada pencapaian tujuan dan indicator yang merupakan jabaran dari kompetensi dasar. Proses untuk mencapai tujuan, indicator dan kompetensi dasar tersebut disisipkan nilai-nilai karakter yang sebelumnya telah direncanakan untuk dimasukkan dalam RPP menjadi bagian dari nilai yang ditanamkan pada siswa. Dengan demikian maka nilai tersebut terbawakan atau terintegrasi dalam pelaksanaan pembelajaran. Pada kegiatan ekstra dilaksanakan sesuai tema kegiatan yang telah diprogramkan. Temuan lainnya menunjukkan bahwa kegiatan membuka pelajaran dalam proses pembelajaran yang menanamkan nilai karakter memang cukup berbeda tetapi prosedur yang dilakukan sama. Perbedaannya yaitu terletak pada penekanan nilai karakter yang selalu diingatkan guru baik melalui ceramah maupun diskusi tentang bentuk perilaku yang perlu ditunjukkan siswa dalam pembelajaran. Dengan cara seperti ini maka kegiatan pembelajaran dalam prosesnya akan selalu diwarnai dengan upaya untuk mengingatkan anak agar melakukan aktivitas tertentu yang berhubungan penanaman nilai-nilai karakter pada siswa Berdasarkan temuan tersebut jelas menunjukkan bahwa prosedur yang ditempuh sama dengan pembelajaran yang dilakukan guru dikelas. Tetapi dalam pembelajaran yang berbasis nilai karakter ini, setiap aktivitas belajar yang dilakukan siswa selalu diintegrasikan dengan nilai-nilai karakter. Hal ini yang menjadikan
kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna karena nilai karakter ikut diterapkan dalam proses pembelajaran tersebut. Pelaksanaan program pendidikan karakter memiliki implikasi yang sangat positif. Hal ini dapat dilihat dari adanya perubahan pola sikap dan tingkah laku siswa yang semakin terarah dalam
melakukan aktivitas. Perilaku siswa juga semakin
terarah pada hal yang positif karena siswa dibiasakan melalui proses belajar untuk melakukan berbagai hal yang berhubungan dengan peningkatan kompetensi siswa. Melalui pendidikan karakter maka siswa diharapkan dapat menguasai materi yang keberhasilannya diukur hanya dengan kemampuan anak menjawab soal ujian (terutama dengan pilihan berganda). Karena orientasinya hanyalah semata-mata hanya untuk memperoleh nilai bagus, maka bagaimana mata pelajaran dapat berdampak kepada perubahan perilaku, tidak pernah diperhatikan. Sehingga apa yang terjadi adalah kesenjangan antara pengetahuan moral (cognition) dan perilaku (action). Semua orang pasti mengetahui bahwa berbohong dan korupsi itu salah dan melanggar ketentuan agama, tetapi banyak sekali orang yang tetap melakukannya. Tujuan akhir dari pendidikan karakter adalah bagaimana manusia dapat berperilaku sesuai dengan kaidah-kaidah mora Implikasi nyata dari program pendidikan karakter dapat dilihat dari adanya perubahan perilaku siswa ke arah yang positif. Siswa semakin memahami nilai karakter yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran. Pemahaman tersebut
selanjutnya menjadi motivasi bagi siswa untuk mengaktualisasikannya dalam perilakunya sehari-hari Program pendidikan karakter ini tidak hanya berimplikasi bagi siswa juga berimplikasi bagi guru. Implikasi bagi guru tersebut ditunjukkan dengan adanya kemampuan guru untuk memfasilitasi siswa guna menerapkan nilai-nilai karakter tersebut dalam konteks kehidupan siswa sehinngga hal tersebut menjadi kebiasaan positif yang membudaya dalam diri siswa. Berdasarkan uraian tersebut menunjukkan bahwa
pelaksanaan program
pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo telah dilaksanakan sesuai dengan
prosedur yang telah
direncanakan sehingga memiliki implikasi positf bagi pelaksanaan program pendidikan karakter c) Ketercapaian tujuan pelaksanaan program pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Temuan penelitian menunjukkan bahwa
secara umum tujuan yang
dirumuskan dalam pembelajaran dapat dicapai dengan baik.Tujuan yang telah dirumuskan dalam pelaksanaan program pendidikan karakter dapat dicapai apabila ada perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku ini selalu terarah pada hal yang positif.
Rata-rata
tujuan
yang
dirumuskan
guru
dalam
upaya
untuk
mengemembangkan dan menanamkan nilai karakter dapat dicapai siswa. Hal ini terjadi karena dalam proses pembelajarannya guru mengintegrasikan setiap tahapan pembelajaran dengan nilai karakter. Temuan lainnya bahwa tingkat ketercapaian
tujuan dalam pendidikan karakter rata-rata dapat dicapai dengan baik. Hal ini terjadi karena tujuan pembelajaran dirumuskan mengacu pada perubahan perilaku yang diharapkan. Selanjutnya hal tersebut di jabarkan dalam langkah pembelajaran sehingga mampu mengoptimalkan pencapaian tujuan yang telah dirumuskan tersebut Kondisi riil bahwa tujuan yang tekah dirumuskan dalam pendidikan karakter secara umum dapat dicapai dengan baik. Hal ini terjadi karena ada upaya proaktif dari guru untuk memberdayakan potensi siswa dalam pembelajaran guna memahami dan mengaktualiasikan nilai-nilai karakter, serta adanya upaya siswa untuk secara sadar melaksanakan semua bimbingan dan arahan guru dalam melaksanakan nilainilai karakter Kondisi riil lainnya menunjukkan bahwa siswa mengalami perubahan yang cukup signifikan dari segi perilaku dan hal ini merupakan konsekuensi dari tercapainya tujuan pendidikan karakter. Secara riil perubahan perilaku siswa ini dapat dilihat dari perubahan perilaku mereka dalam melakukan aktivitas misalnya adanya perilaku yang menghargai teman, suka menolong, penyayang sesame, jujur, berani serta memilki sikap adil dalam mengambil keputusan. Hal ini merupakan bentuk perubahan perilaku siswa yang ditunjukkan setekah kegiatan pembelajaran selesai. Temuan lainnya bahwa perubahan perilaku yang terjadi pada diri siswa ditunjukkan dengan danya sikap positif yang muncul dan mejadi kebiasaan baru dalam diri siswa, Kebiasaan positif yang baru tersebut antara lain nampak dalam bentuk perilaku mau berteman, rasa sosial tinggi, memiliki rasa taqwa kepada sang
pencipta, mengutamakan kepentingan umum, suka menolong, tidak sombong, percaya diri yang tinggi. Kondisi riil bahwa perubahan yang terjadi pada diri siswa dalam bentuk perubahan perilaku positif tercapainya tujuan program
merupakan salah satu bentuk dari
pendidikan karakter. Hal ini sebagai salah satu
konsekuensi adanya penghayatan dan pengamalan siswa terhadap nilai-nilai karakter yang perlu dilaksanakannnya dalam kehidupan sehari-hari. Terjadinya perubahan perilaku ini antara lain ditunjukkan dengan munculnya sikap suka menolong, sabar, teguh pendirian, suka bersahabat, rajin , optimis serta memiliki kesetiakawanan sosial yang tinggi. Terkait temuan di atas maka dikemukakan peta konsepnya sebagai berikut: Pelaksanaan Program Pendidikan Karakter
Prosedur pendidikan karakter
Tingkat ketercapaian tujuan pendidikan karakter
Perubahan perilaku siswa
Pelaksanaan Program Pendidikan Karakter Yang Ideal
Implikasi pengembangan nilai karakter
d) Evaluasi program pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Temuan lainnya menunjukkan bahwa evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter dilaksanakan setiap tiga bulan atau setiap tri wulan.
Evaluasi tersebut
dilakukan sebagai salah satu bentuk upaya untuk melihat tingkat keberhasilan dalam menerapkan program pendidikan karakter
pada kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler serta kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya. Dalam konteks yang bersamaan evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter dilaksanakan setiap tiga bulan atau setiap tri wulan. Evaluasi tersebut dilakukan sebagai salah satu bentuk upaya untuk melihat tingkat keberhasilan dalam menerapkan program pendidikan karakter serta kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya. Dalam konteks yang bersamaan kegiatan evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menilai perkembangkan peserta didik dalam memahami dan menerapkan nilai karakter dalam konteks kehidupannya. Kegiatan evaluasi pendidikan karakter dilakukan secara internal oleh masing-masing guru dalam pembelajaran, serta dilaksanakan oleh oleh sekolah dalam rangka mengevaluasi secara menyeluruh tentang keberhasilan dan masalah yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan karakter. Evaluasi yang dilakukan mampu untuk mengetahui perkembangan ketercapaian dalam program pendidikan karakter apabila ada kerja sama antara guru yang ada disekolah dengan orang tua siswa. Dilakukan jika hasil evaluasi menunjukan beberapa nilai karakter tidak dapat dicapai dengan baik maka guru mengulang kembali evaluasi yang telah dilakukan, atau guru memberi tugas
tambahan kepada siswa, apa yang dikerjakan disekolah akan dikerjakan kembali di rumah dan harus ada bukti persetujuan orang tua bahwa siswa tersebut mengerjakan tugasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindak lanjut terhadap program pendidikan karakter dilakukan sebagai upaya untuk meminimalisir
berbagai
permasalahan yang dihadapi dalam dalam menerapkan pendidikan karakter. Tindak lanjut program pendidikan karakter merupakan bentuk upaya proaktif agar berbagai permasalahan yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan karakter dapat diantisipasi. Tindak lanjut tersebut dilakukan berdasarkan temuan serta analisis yang ditemukan pada saat pelaksanaan evaluasi. Temuan lainnnya bahwa tindak lanjut evaluasi program pendidikan karakter antara lain dilakukan dengan memberikan penghargaan penilaian kepribadian anak. Tindak lanjut tersebut dilakukan agar siswa semakin bersemangat dalam melaksanakan nilai-nilai karakter serta mengaktualisasikannya dalam konteks kehidupannya. Tindak lanjut program evaluasi merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas serta mekanisme program pendidikan karakter. Kegiatan tindak lanjut ini dilakukan agar program pendidikan karakter tetap terlaksana dengan baik dan program ini menjadi bagian dari program yang diaktualisasikan siswa dalam konteks kehidupannya. Terkait temuan yang berkaitan evaluasi program pendidikan karakter maka dikemukakan peta konsepnya sebagai berikut:
Evaluasi program pendidikan karakter
Mekanisme Evaluasi Program Pendidikan Karakter
Tindak Lanjut Evaluasi Program Pendidikan Karakter
Optimalisasi evaluasi program pendidikan karakter
C. Pembahasan Karakter merupakan perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Orang yang perilakunya sesuai dengan norma-norma disebut berkarakter mulia. Karakter mulia berarti individu memiliki pengetahuan tentang potensi dirinya, yang ditandai dengan nilai-nilai seperti reflektif, percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif, mandiri, hidup sehat, bertanggung jawab, cinta ilmu,
sabar, berhati-hati, rela berkorban, pemberani, dapat dipercaya, jujur, menepati janji, adil, rendah hati, dan nilai-nilai lainnya Menurut Ramli (2003:1), pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan
warga negara yang baik. Adapun kriteria manusia yang baik, warga
masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi suatu masyarakat
atau
bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pedidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian sehingga terwujud perilaku yang baik. Hasil penelitian tentang pengelolaan pendidikan karakter di SDN 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa menunjukkan bahwa pengelolaan pendidikan karakter di sekolah ini dilaksanakan melalui 3 tahapan kegiatan pokok yaitu perencanaan program pendidikan karakter, pelaksanaan program pendidikan karakter dan evaluasi program pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo Berdasarkan
temuan
penelitian
yang
telah
dijelaskan
sebelumnya
menunjukkan bahwa penerapan nilai karakter di SDN 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa dilaksanakan melalui kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler.
Penyusunan program pendidikan karakter dalam bidang intrakurikuler di integrasikan ke setiap mata pelajaran yang di ajarkan setiap hari dan disesuaikan dengan indikator yang ada di RPP. Programnya melalui pembiasaan, disiplin, ketekunan belajar yang dilaksanakan di kelas. Sedangkan penyusunan program dalam bidang ekstrakurikuler dilaksanakan melalui kegiatan pramuka, PMR dan kelestarian lingkungan . Adapun nilai-nilai karakter yang dimasukkan dalam mata pelajaran adalah Religius yaitu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain, Jujur yaitu berupa perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, toleransi : Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya, disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan, dan masih banyak lagi nilai-nilai lainnya yang dimasukkan sebagai bagian dari nilai karakter. Nilai-nilai tersebut juga dikembangkan dalam program ekstrakurikuler. Khusus dalam kegiatan intra berupa dalam pembelajaran untuk menanamkan pendidikan karakter dilakukan guru dengan mengintegrasikan nilai karakter dalam pembelajaran yaitu melalui keteladanan guru. Keteladanan dan membiasakan anak untuk berdoa sebelum belajar merupakan contoh riil dari penanaman nilai karakter ketika membuka pelajaran. Ketika memasuki kegiatan inti maka guru fokus pada
pencapaian tujuan dan indicator yang merupakan jabaran dari kompetensi dasar. Proses untuk mencapai tujuan, indicator dan kompetensi dasar tersebut disisipkan nilai-nilai karakter yang sebelumnya telah direncanakan untuk dimasukkan dalam RPP menjadi bagian dari nilai yang ditanamkan pada siswa. Dengan demikian maka nilai tersebut terbawakan atau terintegrasi dalam pelaksanaan pembelajaran. Pada kegiatan ekstra dilaksanakan sesuai tema kegiatan yang telah diprogramkan, antara lain kegiatan PMR, pramuka dan kesenian. Nilai sportivitas, bertanggung jawab, semangat merupakan3 dari sekian banyak nilai-nilai karakter yang di kembangkan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. Pelaksanaan program intrakurikuler dan ekstrakurikuler tersebut selanjutnya dievaluasi untuk melihat tingkat keefektifannya dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa. Evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter dilaksanakan setiap tiga bulan atau setiap tri wulan. Evaluasi tersebut dilakukan sebagai salah satu bentuk upaya untuk melihat tingkat keberhasilan dalam menerapkan program pendidikan karakter serta kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya. Kegiatan evaluasi pendidikan karakter dilakukan secara internal oleh masingmasing guru dalam pembelajaran, serta dilaksanakan oleh oleh sekolah dalam rangka mengevaluasi secara menyeluruh tentang keberhasilan dan masalah yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan karakter. Kegiatan evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menilai perkembangkan peserta didik dalam memahami dan menerapkan nilai karakter dalam konteks kehidupannya.
Melalui penerapan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran baik intrakurikuler maupun kegiatan ekstrakurikuler diharapkan mampu mengoptimalkan hasil yang dicapai dalam upaya untuk mengembangkan nilai-nilai karakter pada siswa.