BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dikemukakan hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian dan pembahasan terhadap variable yang digunakan dalam penelitian tentang “Implementasi Kompetensi Manajerial Kepala sekolah sebagai administrator (Studi Pada Sekolah Dasar Negeri 1 Mohiyolo Kabupaten Gorontalo) ”. Semua data akan diolah dengan metode kualitatif deskriptif. Implementasi kompetensi manajerial kepala sekolah sebagai administrator dalam menjalankan manajemen sekolah sangat dibutuhkan dalam rangka perbaikan manajemen sekolah kearah yang lebih baik. Berkaitan dengan implementasi kompetensi manajerial kepala sekolah SDN 1 Mohiyolo dapat dilihat dari beberapa indikator yang menjadi tolak ukur yakni: 1. Perencanaan sekolah, mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan
kebutuhan; 2. Memimpin guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia; 3. Mengelola sarana dan prasarana sekolah, mengelola hubungan sekolah –
masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar dan pembiayaan sekolah; 4. Pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar; 5. Mengelola ketatausahaan sekolah, menerapkan prinsip-prinsip kewirausahaan
dalam menciptakan inovasi; 6. Menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif bagi pembelajaran;
7. Mengelola kegiatan produksi/jasa dalam mendukung sumber pembiayaan
sekolah; 8. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan sekolah
48 A. Perencanaan Program Sekolah Untuk Berbagai Tingkatan Perencanaan Berikut adalah hasil temuan penelitian terkait dengan beberapa indikator yang menjadi tolak ukur perencanaan program sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan: 1. Perencanaan sekolah, mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan
kebutuhan; Terkait dengan perencanaan pengembangan sekolah telah dilaksanakan dengan baik. Berikut adalah kutipan wawancara yang dilakukan peneliti dengan Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 Mohiyolo Muhammad Batalipu sebagai berikut: “Terkait dengan perencanaan pengembangan sekolah, kami telah berusaha membuat perencanaan pengembangan sekolah atau biasa kita kenal dengan RPS lima tahunan serta membuat prediksi RPL satu tahunan, juga kami telah membuat evaluasi diri sekolah diawal tahun, ditengah tahun dan akhir tahun yang didasarkan pada 8 standar pendidikan yakni yang pertama standar isi, kemudian standar proses, ketenagaan, penilaian, pembiayaan, kelulusan, sarana prasarana, dan yang terakhir yaitu standar pengelolaan” (W. KS. 17-42012) Berdasarkan pengamatan dan penelusuran peneliti pada tanggal 18 April 2012 melalui dokumen-dokumen yang ada di sekolah, ditemukan bahwa kedelapan standar pendidikan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional mulai dari Permendiknas No 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk satuan pendidikan
dasar dan menengah, Permendiknas No 24 Tahun 2007 Tentang standar sarana dan prasarana, Permendiknas No 20 tahun 2007 tentang standar penilaian, Permendiknas No 19 Tahun 2007 tentang pengelolaan pendidikan, Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang standar isi, Permendiknas No 23 Tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan, serta standar-standar lainnya kesemuanya terdokumentasi dengan baik dan dimiliki oleh setiap guru dalam bentuk hard copy maupun soft copy. Lebih lanjut kepala sekolah SDN 1 mohiyolo menjelaskan dalam menyusun rencana pengembangan sekolah berdasarkan rapat yang dilakukan oleh sekolah. Dalam rapat tersebut semua guru dimintakan pendapat dan gagasannya terkait dengan program-program sekolah. Berkaitan dengan perencanaan pengembangan sekolah Sulastri D. Mohu, S.Pd selaku guru kelas menjelaskan: “Dalam rangka penyusunan rencana pengembangan sekolah tahunan, kepala sekolah selalu mengundag para guru untuk berdiskusi bersama merencanakan dan menetukan program-program yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan sekolah. Dalam rapat tersebut kepala sekolah memberikan keleluasaan bagi guru untuk mengungkapkan ide, saran yang membangun yang berhubungan dengan perencanaan pengembangan sekolah” (W. SM. 20-4- 2012) Ungkapan diatas didukung oleh pernyataan ibu Sri Megawaty Saleh, S.Pd salah satu guru kelas di SDN 1 Mohiyolo yaitu: “Saya selaku guru dan juga guru-guru yang lain selalu dilibatkan dalam rapat mengenai perencanaan dan program sekolah kedepan diantaranya adalah tentang perencaan pengembangan sekolah. Pak Batalipu selaku kepala sekolah sangat demokratis dalam mengambil kebijakan terutama menyangkut perencanaan pengembangan sekolah. Terutama juga tentang perencanaan kinerja guru, setiap guru diminta pendapat dan ide kreatifnya tentang
bagaimana meningkatkan kinerja guru di SDN 1 Mohiyolo”. (W. SMS. 23-42012) Seperti penjelasan diatas, setiap awal tahun pembelajaran, SDN 1 Mohiyolo melakukan rapat untuk membahas dan menetapkan program/ rencana – rencana kedepan tentang pengembangan sekolah berdasarkan visi dan misi yang sudah ditetapkan. Diantara rencana yang sudah ditetapkan adalah antara lain rencana strategis (Renstra) juga termasuk adalah rencana pengembangan sekolah biasa kita kenal dengan RPS lima tahunan serta membuat prediksi RPL satu tahunan, juga kami telah membuat evaluasi diri sekolah diawal tahun, ditengah tahun dan akhir tahun yang didasarkan pada 8 standar pendidikan. Lebih lanjut, dalam proses perencanaan kinerja guru, kepala sekolah SDN 1 Mohiyolo mempunyai kebijakan menetapkan perencanaan kinerja guru selalu memperhatikan kebutuhan (need Assesment) memperhatikan visi dan misi dan tujuan pendidikan sekolah, serta analisis jabatan pekrjaan, untuk kemudian menyusun desain struktur yang tepat, sebagai landasan utama dalam menempatkan orang/ guru dalam posisi yang tepat. Hal ini sejalan dengan the right man in the right job at the right time. Berkaitan dengan ini Kepala sekolah SDN 1 Mohiyolo menyampaikan: ”Dalam merencanaan kinerja guru, saya selaku pimpinan dengan dibantu para guru selalu mengadakan analisis kebutuhan, memperhatikan visi, misi dan tujuan SDN 1 Mohiyolo dan analisis jabatan pekerjaan. Analisis tersebut dilakukan berdasarkan data-data yang berhasil dikumpulkan dari hasil identifikasi dari tahun – tahun sebelumnya agar kami tepat sasaran dalam merencanakan kinerja guru demi tercapainya visi dan misi sekolah yang sudah ditetapkan”. (Wawancara, 17 April 2012).
2. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan sekolah
Terkait dengan pelaksanaan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan sekolah juga sering dilaksanakan secara rutin oleh kepala Sekolah. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Kepala Sekolah (Muhammad Batalipu) sebagai berikut: “Ya…benar sekali untuk pengawasan sendiri tentunya ini sudah merupakan fungsi saya yang lainnya yakni mengenai supervisi atau kompetensi supervisi. Dalam melakukan supervisi diantaranya saya melakukan monitoring dan evaluasi kinerja program pendidikan termasuk proses belajar mengajar di sekolah”. (W.KS. 17 -4- 2012) Pernyataan dari salah satu guru yang dapat mendukung penjelasan Kepala Sekolah ini adalah seperti yang dikemukakan oleh Bapak Elis Hasanudin yakni sebagai berikut: “Benar sekali, Meskipun kita ketahui bersama bahwa kepala sekolah kita ini disibukkan oleh posisi beliau yang menjabat sebagai dua kepala sekolah yakni Sekolah SD 1 ini sendiri dan juga Sekolah satu atap kecamatan Asparaga namun itu tidak menghambat aktivitas beliau dalam mensupervisi kegiatan proses pembelajaran yang terjadi di sekolah SD Negeri 1 Mohiyolo. Iya..biasanya beliau dalam mensupervisi proses pembelajaran beliau langsung mensupervisi kami didalam kelas pada saat mengajar dan juga kami sering diperiksa perangkat pembelajaran terkait dengan silabus, RPP dan lainnya”. (W. EH. 19-4-2012) Kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh kepala sekolah SDN 1 Mohiyolo dalam meningkatkan pembelajaran dengan melakukan supervisi pendidikan baik secara perorangan maupun kelompok. Adapun teknik yang digunakan dalam melakukan supervisi pendidikan adalah melakukan kunjungan kelas, percakapan pribadi, dan supervise kelompok. Untuk supervise perorangan kepala sekolah memanggil guru yang bermasalah untuk diajak diskusi mengenai permasalahan
yang dihadapi dan bagaimana mencari solusinya. Sedangkan supervise kelompok dilakukan dalam rapat koordinasi bulan, dengan cara melakukan rapat guru. Pendekatan yang digunakan dalam melakukan supervise pendidikan adalah pendekatan secara langsung (directive) dan tidak langsung (non directive), sedangkan aspke yang dinelai oleh kepala sekolah adalah kehadiran guru, cara mengajar guru dikelas, prestasi dam perkembangan siswa, catatan –catatan kelas, hasil tes siswa, silabus, dan RPP yang dibuat guru. 3. Pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar;
Untuk kurikulum SDN 1 Mohiyolo terdiri dari 10 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri yang harus diberikan kepada peserta didik. Berikut disajikan struktur kurikulum SDN 1 Mohiyolo tabel 5 (Lampiran 1) Sekolah dimungkinkan menambah maksimal empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi, dan atau dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain yang dianggap penting dengan mengungkapkan beberapa alasannya. Berikut adalah penjelasan kepala sekolah terkait dengan struktur kurikulum yang berlaku di SDN 1 Mohiyolo sebagai berikut: “Disekolah kami, SDN 1 Mohiyolo terdapat program kurikuler dan ekstra kurikuler yang dikembangkan dalam pengembangan diri. Waktu belajar disekolah kami dimulai dari pukul 07.15 pagi hingga pukul 12.15 selama 6 hari dari hari senin s.d sabtu. Khusus hari senin ada tambahan kegiatan upacara bendera sehingga jam pulang sekolah adalah pukul 13.00. khusus hari jumat , bubar kelas pukul 11.15. Di SDN 1 Mohiyolo pada hari selasa dan jumat sore dilaksanakan ekstra kurikuler sperti olahraga, bahasa dan seni, kepramukaan dan PMR”. (W. KS. 17 – 4 - 2012)
Berdasarkan tampilan tabel 5 tentang struktur kurikulum dan hasil wawancara dengan kepala sekolah dapat disimpulkan bahwa muatan kurikulum SD meliputi mata pelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang selama enam tahun mulai kelas 1 sampai dengan kelas 6. Materi lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian dari muatan kurikulum. 4. Mengelola sarana dan prasarana sekolah,
Pengelolaan sarana dan prasaranan sangat mutlak dibutuhkan untuk menunjang proses dan kegiatan belajar mengajar (KBM), dalam hal ini penggunaan ruang kelas, ruang guru, perpustakaan, bahan bacaan baru seperti buku, majalah pendidikan sebagai tambahan sumber belajar juga menunjang terhadap peningkatan kinerja guru. Berikut hasil pengamatan peneliti terkait dengan kondisi sarana dan prasarana sekolah dalam menunjang kegiatan pembelajaran di Sekolah dasar Negeri 1 Mohiyolo yang disajikan dalam tabel 4 (lampiran 1) Pada hari kamis tanggal
26 April 2012, peneliti mengamati fasilitas seperti
penggunaan ruang kelas, ruang guru dan pemanfaatan perpustakaan. Dengan tersedianya fasilitas sarana dan prasarana tersebut, menurut hasil pengamatan peneliti yang berhasil didapat. Diperpustakaan maupun di ruang kelas dan ruang guru, para guru terlihat enjoy menikmati fasilitas yang tersedia
B. Mengembangkan Organisasi Sekolah Sesuai Dengan Kebutuhan. Berikut adalah hasil temuan penelitian terkait dengan beberapa indikator
yang menjadi tolak ukur mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan: 1. Mengelola hubungan sekolah – masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar dan pembiayaan sekolah; Dalam menjalin hubungan sekolah dan masyarakat dalam rangka penemuan ide dalam rangka pembiayaan sekolah oleh Sekolah Dasar Negeri 1 Mohiyolo dilakukan dengan jalan kerjasama dengan pihak pemerintah daerah serta masyarakat (orang tua siswa). Berikut kutipan wawancara yang dilakukan dengan Kepala Sekolah SDN 1 Mohiyolo: “Dalam rangka menjalin hubungan kerjasama dengan pihak luar dalam hal ini lembaga diluar ataupun masyarakat, kami dari pihak sekolah telah berupaya menjalin hubungan dengan Pihak Pemda dan komite sekolah. Khusus hubungan dengan Pemerintah Daerah tahun ini kami mendapatkan bantuan dana khusus renovasi beberapa ruangan kuliah. Terkait dengan hubungan dengan masyarakat khususnya Komite sekolah kami selalu berupaya memintakan beberapa saran dari komite terkait dengan pembenahan dan perbaikan sarana dan prasarana sekolah kami”. (W.KS. 1April 17-4-2012)
2. Menerapkan prinsip-prinsip kewirausahaan dalam menciptakan inovasi; Dalam menerapkan prinsip – prinsip kewirausahaan kepada siswa dalam mencitakan inovasi adalah dengan cara mendidik dan membiasakan siswa – siswi SDN 1 Mohiyolo untuk belajar berwirausaha, seperti menganjurkan mereka untuk memelihara
unggas
(ayam)
dirumah
mereka
sehingga
dapat
perekonomian rumah tangga serta dapat membantu pembiayaan sekolah.
membantu
3. Mengelola kegiatan produksi/ jasa dalam mendukung sumber pembiayaan sekolah; Terkait dengan usaha produktif yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam rangka mendukung sumber pembiayaan sekolah pihak sekolah telah melakukan beberapa kegiatan produktif seperti mendidik serta menumbuhkan jiwa wirausaha setiap siswanya, dengan cara mebiasakan siswa – siswanya untuk beternak ayam sebagai salah satu aspek mendukung perekonomian rumah tangga dan sekolah. Berikut adalah pernyataan dari kepala sekolah SDN 1 Mohiyolo, seperti diuraikan dibawah ini: “Daerah berdirinya Sekolah Dasar Negeri 1 Mohiyolo ini berlokasi di daerah peternakan sehingga kami menetapkan ayam kampung sebagai keunggulan lokal. Nah, hal ini yang coba kami masukan dalam proses pembelajaran dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan siswa kami. Mereka ini kami bentuk kelompok dan kami anjurkan memelihara ayam kampung yang nantinya dapat mendukung perekonomian rumah tangga mereka dan tentunya berdampak pada pembiayaan sekolah” (W. KS. 17-42012) C. Mengelola Guru dan Staf Dalam Rangka Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Secara Optimal Berikut adalah hasil temuan penelitian terkait dengan beberapa indikator yang menjadi tolak ukur mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal:
1. Memimpin guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia; Dalam memimpin guru dan staff dalam pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal, kepala sekolah SDN 1 Mohiyolo selalu menunjukan sikap yang dapat
dibanggakan oleh setiap guru dan staf tata usaha. Adapun mengenai hal ini dapat terlihat dari hasil wawancara dengan salah satu guru kelas yakni Bapak Syairin Mahful, S.Pd seperti dibawah ini: “Dalam memimpin dan mengayomi kami selaku bawahannya kepala sekolah kami selalu membina dan membangun kerjasama tim yang baik disamping itu kami selalu dimotivasi melaksanakan tupoksi masing – masing. Kedua hal ini selalu dikomunikasikan secara rutin melalui rapat – rapat koordinasi”. (W. SM. 2-5-2012)
2. Menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif bagi pembelajaran; Iklim pembelajaran atu iklim sekolah merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran disekolah, dimana dalam iklim sekolah terwujud gejala-gejala sosial yang terjadi dalam interaksi antar warga sekolah. Interaksi – interaksi yang terjadi di sekolah didasarkan pada persepsi personil sekolah tersebut terhadap kejadian atau suasana yang terjadi. Suasana yang kondusif atau suasana yang dapat memperlancar dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran tentunya akan berpengaruh pada salah satu tujuan penyelenggaraan pendidikan di sekolah yaitu hasil belajar siswa. Dalam menciptakan budaya dan iklim yang kondusif bagi pembelajaran di SDN 1 Mohiyolo terlihat dari kutipan hasil wawancara dengan salah satu guru kelas (Iskandar Samangka, Amd) SDN 1 Mohiyolo sebagai berikut: “Iya benar sekali, dalam menciptakan budaya dan iklim yang kondusif bagi pembelajaran kami mengacu pada perilaku kepala sekolah. Dimana kepala sekolah kami selalu menunjukan sikap keterbukaan dalam Kepala Sekolah dalam mendengarkan saran dan masukan dari guru dan staf, sikap mengahargai dari sisi profesi dan individu secara berimbang, kemampuan
memotivasi dan ramah terhadap semua personil sekolah, pelaksanaan kerja sesuai dengan prosedur dan aturan – aturan yang ada, serta kemampuan penekanan kepala sekolah kami terhadap fokus pekerjaan personil sekolah”. (W.IS. 23 – 4 - 2012) Senada dengan pernyataan Bapak Iskandar Samangka, AMd diatas, Ibu Yuningsih Amuntu, AMd selaku guru kelas mengungkapkan: “ Disamping itu diantara kami sesame guru dan staf lainnya kami selalu membina hubungan kerja yang positif antara guru dengan teman sekerja. Amiatia olo deboluwo uito perasaan kebanggaan akan lembaga dalam hal ini sekolah tempat kami mengajar, rasa antusias dalam bekerja dan berkompetisi secara sehat antara guru, adanya jaringan kerja yang kuat diantara guru, dan yang paling terakhir diantara torang gur itu ada perkenalan yang baik antar sesame. (W. YA. 23–4-2012) Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dengan terciptanya iklim pembelajaran yang baik maka tujuan penyelenggaraan pendidikan di sekolah dapat terwujud.
3. Temuan Penelitian Berdasarkan hasil wawancara, pengamatan dan penelusuran dokumentasi yang ada maka dapat dirumuskan beberapa temuan penelitian terkait dengan implementasi kompetensi manajeral kepala sekolah sebagai administrator pada Sekolah Dasar Negeri 1 Mohiyolo Kecamatan Asparaga adalah sebagai berikut: Berkaitan dengan implementasi kompetensi manajerial kepala sekolah SDN 1 Mohiyolo dapat dilihat dari beberapa indikator yang menjadi tolak ukur yakni: A. Perencanaan Program Sekolah Untuk Berbagai Tingkatan Perencanaan Berikut adalah hasil temuan penelitian terkait dengan beberapa indikator
yang menjadi tolak ukur perencanaan program sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan: 1. Perencanaan sekolah, mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan.
2. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan sekolah. 3. Pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar. 4. Mengelola sarana dan prasarana sekolah.
B. Mengembangkan Organisasi Sekolah Sesuai Dengan Kebutuhan. Berikut adalah hasil temuan penelitian terkait dengan beberapa indikator yang menjadi tolak ukur mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan:
1. Mengelola hubungan sekolah – masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar dan pembiayaan sekolah.
2. Menerapkan prinsip-prinsip kewirausahaan dalam menciptakan inovasi. 3. Mengelola kegiatan produksi/ jasa dalam mendukung sumber pembiayaan sekolah.
C. Mengelola Guru dan Staf Dalam Rangka Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Secara Optimal Berikut adalah hasil temuan penelitian terkait dengan beberapa indikator yang menjadi tolak ukur mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan
sumber daya manusia secara optimal: 1. Memimpin guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia.
2. Menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif bagi pembelajaran. 4. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diuraikan di atas, perlu analisis dan sintesis untuk menjawab rumusan masalah yaitu mengenai implementasi kompetensi manajerial Kepala Sekolah sebagai administrator di Sekolah Dasar Negeri No.1 Mohiyolo Kabupaten Gorontalo. Kompetensi manajerial kepala Sekolah merupakan kemampuan dan ketrampilan kepala sekolah dalam mengelola atau mendayagunakan seluruh sumberdaya yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan di sekolah melalui implementasi
ketrampilan
konseptual,
ketrampilan
hubungan
manusia
dan
ketrampilan teknik yang dimilikinya. Dengan ketrampilan yang dimilikinya seorang kepala sekolah merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan program, sumberdaya manusia, sarana, dana, informasi dan suasana dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Lebih Jelas dikatakan Hersey, (Wahjosumidjo, 2010:99), dimana dalam rangka pelaksanaan tugas- tugas manajerial paling tidak diperlukan tiga macam bidang ketrampilan, yaitu technical skill, human and conceptual. Berikut Adalah penjabaran ke-tiga bidang ketrampilan tersebut dalam mengimplementasikan kompetensi manajerial kepala sekolah sebagai administrator di
sekolah SD Negeri 1 Mohiyolo, sebagai berikut:
1. Perencanaan Program Sekolah Untuk Berbagai Tingkatan Perencanaan Kepala sekolah harus mampu menganalisis; berfikir rasional; ahli dalam berbagai macam konsepsi; mampu menganalisis berbagai macam kejadian; mengantisipasikan perintah; dan mampu mengenali macam-macam kesempatan dan problem-problem sosial. Keterampilan konseptual kepala sekolah diartikan sebagai kemampuan yang berkaitan dengan menggunakan gagasan dan menjabarkannya untuk mendapatkan pendekatan baru dalam menjalankan departemen-departemen atau perusahaan (Benton dalam Wahyudi, 2009: 69). Keterampilan konseptual merupakan kemampuan mengembangkan gagasan untuk merencanakan, mengkoordinasi, melakukan pengawasan dan memecahkan masalah (Wahyudi, 2009: 70). Dalam organisasi pendidikan keterampilan konseptual adalah kemampuan kepala sekolah untuk melihat sekolah sebagai suatu keseluruhan, merencanakan perubahan, merancang tujuan sekolah, membuat penilaian secara tepat tentang efektivitas kegiatan sekolah dan mengkoordinasikan program secara harmonis (Otto dan Sanderr dalam Wahyudi, 2009: 70). Dari pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa pentingnya keterampilan konseptual bagi kepala sekolah sebagai manajer pendidikan dalam melaksanakan tanggung jawab manajerialnya terutama dalam perencanaan, pengorganisasian, menentukan kebijaksanaan, pemecahan masalah dan dalam pengembangan program secara efektif.
Terkait dengan konsep ini jika di sesuaikan dengan hasil temuan penelitian bahwa konsep ini dilapangan didukung oleh bagaimana seorang kepala sekolah Perencanaan sekolah, mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan, Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan sekolah, Pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar, Mengelola sarana dan prasarana sekolah.
2. Mengembangkan Organisasi Sekolah Sesuai Dengan Kebutuhan Kepala sekolah harus mampu menguasai pengetahuan tentang metode, proses prosedur dan teknik untuk melaksanakan kegiatan khusus; kepala sekolah harus mampu untuk memanfaatkan serta mendayagunakan sarana , peralatan yang diperlukan dalam mendukung kegiatan yang bersifat khusus tersebut. Technical skill yang dimiliki oleh Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 Mohiyolo terwujud dalam mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan, Mengelola sarana dan prasarana sekolah, mengelola kegiatan produksi/ jasa dalam mendukung sumber pembiayaan sekolah. Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah dan staf guru lainnya dapat diketahui bahwa dalam perencanaan pengembangan sekolah berdasarkan RPS dan RPL yang tentunya kesemuanya berpedoman pada beberapa aturan hukum Peraturan Menteri Pendidikan Nasional terkait dengan delapan standar pendidikan. Jika ditinjau dari mengelola sarana dan prasarana meskipun pada pelaksanaannya guru dan siswa terlihat enjoy menggunakan fasilitas perpustakaan, akan tetapi hasil temuan berdasarkan pengamatan dan wawancara bahwa ada keluhan
dari guru dan siswa terkait dengan keberadaan fasilitas pembelajaran tersebut. Belum tersedianya buku referensi
tersebut
sebenarnya dapat
menghambat
dalam
penyelenggaraaan pembelajaran. Fenomena ini segera ditindak lanjuti agar tidak mempengaruhi proses belajar siswa kedepan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa terkait dengan penyusunan perencanaan pengembangan sekolah pada prinsipnya dilakukan berdasarkan dengan pedoman yang jelas yakni peraturan menteri pendidikan nasional tentang delapan standar pendidikan. Akan tetapi proses lainnya yang diharapkan dapat menunjang proses perencanaan tersebut seperti ketersediaaan sarana dan prasarana dapat mengganggu proses pembelajaran. Kurangnya ketersediaan buku referensi pada perpustakaan sebenarnya dapat diantisipasi melalui penggunaan internet, akan tetapi hal tersebut belum dapat dilakukan oleh karena ketidak tersediaan sumber pembiayaan. Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah jika kegiatan produksi sekolah dapat dioptimalkan maka dapat segala kekurangan yang ada kiranya dapat teratasi dengan baik
3. Mengelola Guru dan Staf Dalam Rangka Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Secara Optimal Kepala sekolah harus mampu untuk memahami perilaku dan proses kerjasama; mampu untuk memahami isi hati, sikap dan motif orang lain; mampu
untuk berkomunikasi secara jelas dan efektif dan mampu menciptkan kerja sama yang efektif, kooperatif, praktis dan diplomatis; juga mampu berperilaku yang dapat diterima. Keterampilan hubungan manusia harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah karena aktivitas sekolah merupakan aktivitas antar manusia (kepala sekolah dengan guru, kepala sekolah dengan siswa, guru dengan guru, guru dengan murid dan murid dengan murid) untuk mencapai tujuan pendidikan kelembagaan. Keterampilan hubungan manusia merupakan kemampuan untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan memahami orang.orang dalam organisasi (Winardi dalam Wahyudi: 2009, 72). Lebih lanjut Winardi menjelaskan bahwa kemampuan ini harus dikuasai karena dengan komunikasi dan hubungan secara baik dapat memotivasi kerja bawahan. Keterampilan hubungan manusia di sekolah adalah kemampuan kepala sekolah untuk membangun komunikasi dua arah antar personel sekolah dan anggota masyarakat lainnya untuk menciptakan kepercayaan pada sekolah dan meningkatkan kinerja guru. Perilaku hubungan manusia yang dilakukan kepala sekolah meliputi : (1) menjalin hubungan kerjasama dengan guru; (2) menjalin komunikasi dengan guru; (3) memberikan bimbingan dan bantuan dalam menyelesaikan tugas guru; (4) membangun semangat/ moral kerja guru; (5) memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi ; (6) menyelesaikan segala permasalahan di sekolah; (7) mengikut sertakan guru dalam merumuskan pengambilan keputusan; (8) menyelesaikan konflik disekolah; (9) menghormati peraturan sekolah dan (10) menciptakan iklim kompetitif yang sehat antar guru.
Kemampuan human skills kepala sekolah sebenarnya jika dilihat dari temuan penelitian yang mendukung indikator tersebut diantaranya yakni: memimpin guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya , menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif.
5. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam berbagai hal sebagai berikut: 1. Penelitian ini tidak bisa digeneralisasikan untuk mendekripsikan implementasi kompetensi manajerial kepala sekolah sebagai administrator. implementasi kompetensi manajerial kepala sekolah sebagai administrator ini terbatas hanya berlaku untuk Sekolah Dasar Negeri 1 Mohiyolo saja. 2. Deskripsi hasil penelitian dan analisis terhadap hasil penelitian ini terbatasi oleh kemampuan penenliti dalam mengamati kejadian, mencatat hasil pengamatan dan menganalisis data yang diperoleh.