perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian eksperimen ini dilakukan pada bulan November 2013 di Kota Kudus dengan memfokukskan pada dua variabel bebas yaitu Media Pembelajaran dan Motivasi Belajar, serta variabel terikat yaitu Prestasi Belajar Sejarah. Variabel media pembelajaran yaitu media video dan gambar. Sedangkan variabel motivasi belajar dibagi menjadi dua kategori yaitu motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah. Pembelajaran dengan menggunakan media video dijadikan sebagai media yang dieksperimen dengan melibatkan siswa kelas XI IPS 4 di SMA Negeri 2 Bae Kudus. Sedangkan pembelajaran dengan menggunakan media gambar dijadikan sebagai kelas kontrol dengan melibatkan siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Gebog Kudus. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebelum dilakukan penelitian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen yang meliputi instrumen motivasi belajar dan kemampuan berpikir kritis. Data hasil uji coba instrumen diperoleh dari siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Jekulo Kudus. Sementara itu data prestasi belajar sejarah untuk kelas eksperimen dan kontrol yang akan diolah dengan menggunakan anova dua jalan, terlebih dahulu penulis jabarkan deskripsi data masing-masing sel antar kolom dan antar baris yang terdiri dari: (1) Data prestasi belajar sejarah dengan media video. (2) Data prestasi belajar sejarah commit to user
81
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan media gambar. (3) Data prestasi belajar sejarah dengan motivasi belajar tinggi. (4) Data prestasi belajar sejarah dengan motivasi rendah. (5) Data prestasi belajar sejarah dengan media video dan motivasi belajar tinggi. (6) Data prestasi belajar sejarah dengan media video dan motivasi belajar rendah. (7) Data prestasi belajar sejarah dengan media gambar dan motivasi belajar tinggi. (8) Data prestasi belajar sejarah dengan media gambar dan motivasi belajar rendah. 1. Data prestasi belajar sejarah dengan media video Berdasarkan hasil
analisis
skor prestasi
belajar sejarah
dengan
menggunakan media video diketahui bahwa skor tertinggi 92, skor terendah 64, dan memiliki rentangan (range) 28. Dari hasil perhitungan statistik dengan menggunakan program SPSS diperoleh skor rata-rata (mean) 79,66; modus 81; median 81,00; varians 66,168; dan standar deviasi sebesar 8,134. (Hasil analisis dapat dilihat pada lampiran 27). Distribusi frekuensi data prestasi belajar sejarah dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 10.Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Sejarah Media Video Valid
Comulative
Percent
Percent
12,5
12,5
12,5
6
18,8
18,8
31,3
74-78
4
12,5
12,5
43,8
76-80
5
15,6
15,6
59,4
84-88
8
25,0
25,0
84,4
89-93
5
15,6
15,6
100
Total
32
100
100
Interval
frequency
Percent
64-68
4
69-73
commit to user
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari tabel frekuensi prestasi belajar sejarah media video diatas, dapat divisualisasikan dalam gambar histogram frekuensi skor sebagai berikut
Data Prestasi Belajar Sejarah Media Video
Gambar 4. Histogram data prestasi belajar sejarah media video 2. Data prestasi belajar sejarah dengan media gambar Berdasarkan hasil
analisis
skor prestasi
belajar sejarah
dengan
menggunakan media gambar diketahui bahwa skor tertinggi 87, skor terendah 59, dan mempunyai rentangan (range) 28. Dari perhitungan statistik dengan menggunakan program SPSS diperoleh skor rata-rata (mean) 72,22; modus 70; median 70,00; varians 76,285; dan standar deviasi sebesar 8,734 (Hasil analisis dapat dilihat pada lampiran 27). Distribusi frekuensi data prestasi belajar sejarah siswa dengan media gambar dapat dilihat pada tabel berikut
commit to user
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Sejarah Media Gambar
Interval
frequency
Valid
Comulative
Percent
Percent
Percent
59-63
7
18,9
18,9
18,9
64-68
7
18,9
18,9
37,8
69-73
10
27
27
64,9
74-78
3
8,1
8,1
73
79-83
5
13,5
13,5
86,5
84-88
5
13,5
13,5
100
Total
37
100
100
Dari tabel distribusi frekuensi data prestasi belajar sejarah dengan menggunakan media gambar diatas, dapat divisualisasikan dalam gambar histogram frekuensi skor sebagai berikut
Data Prestasicommit Belajar Sejarah Media Gambar to user Gambar 5. Histogram data prestasi belajar sejarah media gambar
85 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Data prestasi belajar sejarah dengan motivasi belajar tinggi Berdasarkan hasil analisis skor prestasi belajar sejarah dengan motivasi belajar tinggi diketahui bahwa skor tertinggi 92, skor terendah 64, dan mempunyai rentangan (range) 28. Dari perhitungan statistik dengan mengunakan program SPSS diperoleh skor rata-rata (mean) 80,24; modus 81; median 81,00; dan standar deviasi sebesar 7,258 (Hasil analisis dapat dilihat pada lampiran 27). Data distribusi frekuensi prestasi belajar sejarah dengan motivasi belajar tinggi dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 12. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Sejarah dengan Motivasi Belajar Tinggi
Interval
frequency
Valid
Comulative
Percent
Percent
Percent
64-68
2
5,3
5,3
5,3
69-73
9
23,7
23,7
28,9
74-78
4
10,5
10,5
39,5
79-83
8
21,1
21,1
60,5
84-88
10
26,3
26,3
86,8
89-93
5
13,2
13,2
100
Total
38
100
100
Dari tabel distribusi frekuensi data prestasi belajar sejarah siswa dengan motivasi belajar tinggi diatas, dapat divisualisasikan dalam gambar histogram frekuensi skor sebagai berikut commit to user
86 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Data Prestasi Belajar Sejarah dengan Motivasi Belajar Tinggi
Gambar 6. Histogram Data Prestasi Belajar Sejarah dengan Motivasi Belajar Tinggi 4. Data Prestasi Belajar Sejarah dengan Motivasi Belajar Rendah Berdasarkan hasil analisis skor prestasi belajar sejarah dengan motivasi belajar rendah diketahui bahwa skor tertinggi 87, skor terendah 59 dan mempunyai rentangan (range) 28. Dari perhitungan dengan menggunakan program SPSS diperoleh skor rata-rata (mean) 70,06; modus 68; median 68,00, varians 62,796; dan standar deviasi sebesar 7,924 (Hasil analisis dapat dilihat pada lampiran 27). Data prestasi belajar sejarah dengan motivasi belajar rendah dapat dilihat pada tabel berikut
commit to user
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Sejarah dengan Motivasi Belajar Rendah
Interval
frequency
Valid
Comulative
Percent
Percent
Percent
59-63
7
22,6
22,6
22,6
64-68
9
29
29
51,6
69-73
7
22,6
22,6
74,2
74-78
3
9,7
9,7
83,9
79-83
2
6,5
6,5
90,3
84-88
3
9,7
9,7
100
Total
31
100
100
Dari tabel distribusi frekuensi data prestasi belajar sejarah dengan motivasi belajar rendah diatas, dapat divisualisasikan dalam gambar histogram frekuensi skor sebagai berikut
commit to user
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Data Prestasi Belajar Sejarah dengan Motivasi Belajar Rendah
Gambar 7. Histogram Data Prestasi Belajar Sejarah dengan Motivasi Belajar Rendah 5. Data prestasi belajar sejarah dengan media video dan motivasi belajar tinggi Berdasarkan hasil analisis skor prestasi belajar sejarah dengan media video dan motivasi belajar tinggi diketahui bahwa skor tertinggi 92, skor terendah 70 dan mempunyai rentangan (range) 22. Dari perhitungan statistik dengan menggunakan program SPSS diperoleh skor rata-rata (mean) 84; modus 81; median 84; varians 40,750; dan standar deviasi sebesar 6,384 (Hasil analisis perhitungan dapat dilihat pada lampiran 27). Distribusi frekuensi data prestasi belajar sejarah dengan media video dan motivasi
commit to user
89 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Sejarah dengan Media Video dan Motivasi Belajar Tinggi
Interval
frequency
Valid
Comulative
Percent
Percent
Percent
66-70
1
5,9
5,9
5,9
71-75
1
5,9
5,9
11,8
76-80
1
5,9
5,9
17,6
81-85
6
35,3
35,3
52,9
86-90
6
35,3
35,3
88,2
91-95
2
11,8
11,8
100
Total
17
100
100
Dari tabel distribusi frekuensi data prestasi belajar sejarah dengan media video dan motivasi belajar tinggi, dapat divisualisasikan dalam gambar histogram frekuensi skor sebagai berikut
commit to user
90 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Data Prestasi Belajar Sejarah dengan Media Video dan Motivasi Belajar Tinggi
Gambar 8. Histogram Data Prestasi Belajar Sejarah dengan Media Video dan Motivasi Belajar Tinggi
6. Data prestasi belajar sejarah dengan media video dan motivasi belajar rendah Berdasarkan hasil analisis skor prestasi belajar sejarah dengan media video dan motivasi belajar rendah diketahui bahwa skor tertinggi 87, skor terendah 64, dan mempunyai rentangan (range) 23. Dari perhitungan statistik dengan menggunakan program SPSS diperoleh skor rata-rata (mean) 74,73; modus 68; median 73,00; varians 51,067; dan standar deviasi sebesar 7,146 (Hasil analisis perhitungan dapat dilihat pada lampiran 27). Distribusi frekuensi data prestasi belajar sejarah dengan media video dan motivasi belajar rendah dapat dilihat pada tabel berikut
commit to user
91 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 15. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Sejarah dengan Media Video dan Motivasi Belajar Rendah
Interval
frequency
Valid
Comulative
Percent
Percent
Percent
60-64
1
6,7
6,7
6,7
65-69
3
20
20
26,7
70-74
4
26,7
26,7
53,3
75-79
3
20
20
73,3
80-84
3
20
20
93,3
85-89
1
6,7
6,7
100
Total
15
100
100
Dari tabel distribusi frekuensi data prestasi belajar sejarah dengan media video dan motivasi belajar rendah diatas, dapat divisualisasikan dalam gambar histogram frekuensi skor sebagai berikut
commit to user
92 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Data Kemampuan Prestasi Belajar Sejarah dengan Media Video dan Motivasi Belajar Rendah
Gambar 9. Histogram Data Prestasi Belajar Sejarah dengan Media Video dan Motivasi Belajar Rendah 7. Data prestasi belajar sejarah dengan media gambar dan motivasi belajar tinggi Berdasarkan hasil analisis skor prestasi belajar sejarah dengan media gambar dan motivasi belajar tinggi diketahui bahwa skor tertinggi 87, skor terendah 64, dan mempunyai rentangan (range) 23. Dari perhitungan statistik dengan menggunakan program SPSS diperoleh skor rata-rata (mean) 77,19; modus 70; median 78,00; varians 50,462; dan standar deviasi sebesar 7,104 (Hasil analisis perhitungan dapat dilihat pada lampiran 27). Distribusi frekuensi data prestasi belajar sejarah dengan media gambar dan motivasi belajar tinggi dapat dilihat pada tabel berikut
commit to user
93 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Sejarah dengan Media Gambar dan Motivasi Belajar Tinggi
Interval
frequency
Valid
Comulative
Percent
Percent
Percent
60-64
1
4,8
4,8
4,8
65-69
1
4,8
4,8
9,5
70-74
7
33,3
33,3
42,9
75-79
3
14,3
14,3
57,1
80-84
5
23,8
23,8
81
85-89
4
19
19
100
Total
21
100
100
Dari tabel distribusi frekuensi data prestasi belajar sejarah dengan media gambar dan motivasi belajar tinggi diatas, dapat divisualisasikan dalam gambar histogram frekuensi skor sebagai berikut
commit to user
94 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Data Prestasi Belajar Sejarah dengan Media Gambar dan Motivasi Belajar Tinggi
Gambar 10. Histogram Data Prestasi Belajar Sejarah dengan Media Gambar dan Motivasi Belajar Tinggi
8. Data prestasi belajar sejarah dengan media gambar dan motivasi belajar rendah Berdasarkan hasil analisis skor prestasi belajar sejarah dengan media gambar dan motivasi belajar rendah diketahui bahwa skor tertinggi 81, skor terendah 59, dan mempunyai rentangan (range) 22. Dari perhitungan statistik dengan menggunakan program SPSS diperoleh skor rata-rata (mean) 65,69; modus 62; median 64,00; varians 35,696; dan standar deviasi sebesar 5,975 (Hasil analisis perhitungan dapat dilihat pada lampiran 27). Distribusi frekuensi data prestasi belajar sejarah dengan media gambar dan motivasi belajar rendah dapat dilihat pada tabel berikut
commit to user
95 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 17. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Sejarah dengan Media Gambar dan Motivasi Belajar Rendah
Interval
frequency
Valid
Comulative
Percent
Percent
Percent
55-59
3
18,8
18,8
18,8
60-64
6
37,5
37,5
56,3
65-69
3
18,8
18,8
75
70-74
3
18,8
18,8
93,8
80-84
1
6,3
6,3
100
Total
16
100
100
Dari tabel distribusi frekuensi data prestasi belajar sejarah dengan media gambar dan motivasi belajar rendah diatas, dapat divisualisasikan dalam gambar histogram frekuensi skor sebagai berikut
commit to user
96 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Data Prestasi Belajar Sejarah dengan Media Gambar dan Motivasi Belajar Rendah
Gambar 11. Histogram Data Prestasi Belajar Sejarah dengan Media Gambar dan Motivasi Belajar Rendah
Tabel 18. Rangkuman Analisis Data Media Motivasi Tinggi Rendah Total
Video n= 17 ̅= 84 n= 15 ̅= 74,73 n= 32 ̅= 79,66
Gambar n= 21 ̅= 77,19 n= 16 ̅= 65,69 n= 37 ̅= 72,22
commit to user
Total n= 38 ̅= 80,24 n= 31 ̅= 70,06
97 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Pengujian Persyaratan Analisis Sebelum melaksanakan teknik analisis anava dua jalan terlebih dahulu harus diuji kesetaraan dan memenuhi persyaratan normalitas dan homogenitas. Dalam melakukan uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov Smirnov, sedangkan untuk uji homogenitas menggunakan uji Barlett. 1. Uji Kesetaraan Data yang digunakan dalam uji kesetaraan adalah nilai ulangan harian kelas XI IPS mata pelajaran sejarah yang disajikan dalam lampiran 21. Uji kesetaraan dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang setara. Uji kesetaraan dilakukan terhadap dua sampel yaitu kelompok siswa yang diberikan perlakuan dengan menggunakan media video dan kelompok siswa yang diberikan perlakuan dengan media gambar. Uji kesetaraan yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji independent samples test. Dari perhitungan statistik dengan program SPSS diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,452 lebih besar dari 0,05 maka
diterima. Berdasarkan
hasil perhitungan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa populasi dari kedua kelompok siswa yang diberi perlakuan dengan media video dan siswa yang diberi perlakuan dengan media gambar mempunyai kemampuan awal yang sama atau dalam keadaan seimbang. 2. Uji Normalitas a. Normalitas data prestasi belajar sejarah siswa dengan menggunkan media video commit to user
98 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan perhitungan statistik uji Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan program SPSS, diperoleh Asymp. Sig. (2.tailed) untuk data prestasi belajar sejarah siswa dengan media video sebesar 0,629. Data suatu variabel dinyatakan berdistribusi normal apabila uji normalitas menghasilkan probabilitas lebih besar dari 0,05. Dengan demikian Asymp. Sig. (2.tailed) lebih besar dari α = 0,05 dan dapat disimpulkan bahwa data prestasi belajar sejarah siswa dengan menggunakan media video berasal dari populasi yang berdistribusi normal (Hasil analisis perhitungan uji normalitas data prestasi belajar sejarah siswa degan menggunakan media video dapat dilihat pada lampiran 28A). b. Normalitas data prestasi belajar sejarah siswa dengan menggunakan media gambar Berdasarkan perhitungan statistik uji Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan program SPSS, diperoleh Asymp. Sig. (2.tailed) untuk data prestasi belajar sejarah siswa dengan media gambar sebesar 0,457. Data suatu variabel dinyatakan berdistribusi normal apabila uji normalitas menghasilkan probabilitas lebih besar dari 0,05. Dengan demikian Asymp. Sig. (2.tailed) lebih besar dari α = 0,05 dan dapat disimpulkan bahwa data prestasi belajar sejarah siswa dengan menggunakan media gambar berasal dari populasi yang berdistribusi normal (Hasil analisis perhitungan uji normalitas data prestasi belajar sejarah siswa dengan menggunakan media gambar dapat dilihat pada lampiran 28B). commit to user
99 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Normalitas data prestasi belajar sejarah siswa dengan motivasi belajar tinggi Berdasarkan perhitungan statistik uji Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan program SPSS, diperoleh Asymp. Sig. (2.tailed) untuk data prestasi belajar sejarah siswa dengan motivasi belajar tinggi sebesar 0,396. Data suatu variabel dinyatakan berdistribusi normal apabila uji normalitas menghasilkan probabilitas lebih besar dari 0,05. Dengan demikian Asymp. Sig. (2.tailed) lebih besar dari α = 0,05 dan dapat disimpulkan bahwa data prestasi belajar sejarah siswa dengan motivasi belajar tinggi berasal dari populasi yang berdistribusi normal (Hasil analisis perhitungan uji normalitas data prestasi belajar sejarah siswa dengan motivasi belajar tinggi dapat dilihat pada lampiran 28C). d. Normalitas data prestasi belajar sejarah siswa dengan motivasi belajar rendah Berdasarkan perhitungan statistik uji Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan program SPSS, diperoleh Asymp. Sig. (2.tailed) untuk data prestasi belajar sejarah siswa dengan motivasi belajar rendah sebesar 0,264. Data suatu variabel dinyatakan berdistribusi normal apabila uji normalitas menghasilkan probabilitas lebih besar dari 0,05. Dengan demikian Asymp. Sig. (2.tailed) lebih besar dari α = 0,05 dan dapat disimpulkan bahwa data prestasi belajar sejarah siswa dengan motivasi belajar rendah berasal dari populasi yang berdistribusi normal (Hasil analisis perhitungan uji normalitas data prestasi belajar sejarah siswa dengan motivasi belajar rendah dapat dilihat pada lampiran 28D).
commit to user
100 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e. Normalitas data prestasi belajar sejarah siswa dengan media video dan motivasi belajar tinggi Berdasarkan perhitungan statistik uji Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan program SPSS, diperoleh Asymp. Sig. (2.tailed) untuk data prestasi belajar sejarah siswa dengan media video dan motivasi belajar tinggi sebesar 0,831. Data suatu variabel dinyatakan berdistribusi normal apabila uji normalitas menghasilkan probabilitas lebih besar dari 0,05. Dengan demikian Asymp. Sig. (2.tailed) lebih besar dari α = 0,05 dan dapat disimpulkan bahwa data prestasi belajar sejarah siswa dengan media video dan motivasi belajar tinggi berasal dari populasi yang berdistribusi normal (Hasil analisis perhitungan uji normalitas data prestasi belajar sejarah dengan media video dan motivasi belajar tinggi dapat dilihat pada lampiran 28E). f. Normalitas
data
prestasi
belajar
sejarah
siswa
dengan
media
Videodokmenter dan motivasi belajar rendah Berdasarkan perhitungan statistik uji Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan program SPSS, diperoleh Asymp. Sig. (2.tailed) untuk data prestasi belajar sejarah siswa dengan media video dan motivasi belajar rendah sebesar 0,505. Data suatu variabel dinyatakan berdistribusi normal apabila uji normalitas menghasilkan probabilitas lebih besar dari 0,05. Dengan demikian Asymp. Sig. (2.tailed) lebih besar dari α = 0,05 dan dapat disimpulkan bahwa data prestasi belajar sejarah siswa dengan media video dan motivasi belajar rendah berasal dari populasi yang berdistribusi normal (Hasil analisis commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
101 digilib.uns.ac.id
perhitungan uji normalitas data prestasi belajar sejarah dengan media video dan motivasi belajar rendah dapat dilihat pada lampiran 28F). g. Normalitas data prestasi belajar sejarah siswa dengan media gambar dan motivasi belajar tinggi Berdasarkan perhitungan statistik uji Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan program SPSS, diperoleh Asymp. Sig. (2.tailed) untuk data prestasi belajar sejarah siswa dengan media gambar dan motivasi belajar tinggi sebesar 0,725. Data suatu variabel dinyatakan berdistribusi normal apabila uji normalitas menghasilkan probabilitas lebih besar dari 0,05. Dengan demikian Asymp. Sig. (2.tailed) lebih besar dari α = 0,05 dan dapat disimpulkan bahwa data prestasi belajar sejarah siswa dengan media gambar dan motivasi belajar tinggi berasal dari populasi yang berdistribusi normal (Hasil analisis perhitungan uji normalitas data prestasi belajar sejarah dengan media gambar dan motivasi belajar tinggi dapat dilihat pada lampiran 28G). h. Normalitas data prestasi belajar sejarah siswa dengan media gambar dan motivasi belajar rendah Berdasarkan perhitungan statistik uji Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan program SPSS, diperoleh Asymp. Sig. (2.tailed) untuk data prestasi belajar sejarah siswa dengan media gambar dan motivasi belajar rendah sebesar 0,720. Data suatu variabel dinyatakan berdistribusi normal apabila uji normalitas menghasilkan probabilitas lebih besar dari 0,05. Dengan demikian Asymp. Sig. (2.tailed) lebih besar dari α = 0,05 dan dapat disimpulkan bahwa data prestasi belajar sejarah siswa dengan media gambar commit to user
102 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan motivasi belajar rendah berasal dari populasi yang berdistribusi normal (Hasil analisis perhitungan uji normalitas data prestasi belajar sejarah dengan media gambar dan motivasi belajar rendah dapat dilihat pada lampiran 28H).
3. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi adalah sama atau tidak. Dasar pengambilan keputusan adalah jika nilai signifikansi (sig) lebih besar dari 0,05 maka varian dari dua kelompok atau lebih adalah sama. Sebaliknya apabila nilai signifikansi (sig) kurang dari 0,05 maka varian dua kelompok atau lebih tidak sama. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS diperoleh nilai signifikansi (sig) sebesar 0,516, maka dapat disimpulkan bahwa data prestasi belajar sejarah siswa berasal dari populasi yang homogen atau mempunyai varian yang sama (Hasil analisis perhitungan uji homogenitas prestasi belajar sejarah siswa dapat dilihat pada Test of Homogeneity of Variances lampiran 29).
C. Pengujian Hipotesis Penelitian Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, maka digunakan analisis anava dua jalan. Adapun hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah (1) terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan media pembelajaran video dan gambar terhadap prestasi belajar sejarah siswa (2) terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara siswa yang memiliki tingkat motivasi tinggi dan tingkat motivasi rendah terhadap prestasi belajar sejarah siswa (3) terdapat commit to user pengaruh interaksi antara penerapan media pembelajaran dan tingkat motivasi
103 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
belajar terhadap prestasi belajar sejarah siswa. Hasil analisis anava dua jalan dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 19. Hasil Analisis Anava Dua Jalan Sumber Media Motivasi Media * Motivasi Error Total Corrected Total
JK 949,844 1864,654 21,226
1 1 1
dk
2911,609 400803,000 5747,333
65 69 68
RK 949,844 1864,654 21,226
21,205 41,627 0,474
3,98 3,98 3,98
Keputusan Signifikan Signifikan Tidak signifikan
44,794
1. Pengaruh penerapan media pembelajaran video dan gambar terhadap prestasi belajar sejarah siswa Untuk menguji hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan media pembelajaran video dan gambar terhadap prestasi belajar sejarah siswa digunakan analisis variansi dua jalan. Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan diperoleh nilai Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan signifikansi α = 0,05, sehingga diperoleh (21,205) >
= 21,205. dengan taraf
sebesar 3,98. Dengan demikian
(3,98), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan media pembelajaran video dan gambar terhadap prestasi belajar sejarah siswa. Berdasarkan hasil analisis data media video memperoleh rata-rata untuk prestasi belajar sejarah (mean = 79,66) lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar dengan menggunakan media gambar (mean = 77,19). commit to user
104 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Pengaruh antara siswa yang memiliki tingkat motivasi tinggi dan tingkat motivasi rendah terhadap prestasi belajar sejarah siswa Untuk menguji hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara siswa yang memiliki tingkat motivasi tinggi dan tingkat motivasi rendah terhadap prestasi belajar sejarah siswa digunakan analisis variansi dua jalan. Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan diperoleh nilai = 41,627. Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan dengan taraf signifikansi α = 0,05, sehingga diperoleh 3,98. Dengan demikian
(41,647) >
sebesar
(3,98), sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara siswa yang memiliki tingkat motivasi tinggi dan tingkat motivasi rendah terhadap prestasi belajar sejarah siswa. Berdasarkan hasil analisis data terlihat bahwa pada siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi (mean = 80,24) lebih baik dibandingkan dengan prestasi bealajar pada siswa dengan motivasi rendah (mean = 70,06).
3. Tidak terdapat interaksi antara media pembelajaran dan tingkat motivasi belajar terhadap prestasi belajar sejarah siswa Untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi antara media pembelajaran dan tingkat motivasi belajar terhadap prestasi belajar sejarah siswa digunakan analisis variansi dua jalan. Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan diperoleh nilai
= 0,474.
Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan dengan taraf commit to user signifikansi α = 0,05, sehingga diperoleh sebesar 3,98. Dengan demikian
105 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(0,474) <
(3,98), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat pengaruh interaksi antara media pembelajaran dan tingkat motivasi belajar terhadap prestasi belajar sejarah siswa. Dengan demikian penerapan media pembelajaran video dan gambar dengan motivasi belajar siswa mempunyai pengaruh sendiri-sendiri terhadap prestasi belajar sejarah siswa.
D. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian dari hasil analisis deskriptif dan anava dua jalan dikemukakan pembahasan sebagai berikut 1. Terdapat perbedaaan pengaruh yang signifikan penerapan media pembelajaran video dan gambar terhadap prestasi belajar sejarah siswa Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama dengan menggunakan analisis variansi dua jalan, diperoleh nilai
= 21,205 >
= 3,98,
sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan media pembelajaran video dan gambar terhadap prestasi belajar sejarah siswa. Dari hasil analisis data terlihat bahwa kelompok media pembelajaran video memperoleh rata-rata nilai lebih baik sebesar (mean= 79,66) dibandingkan dengan rata-rata prestasi belajar sejarah kelompok media gambar (mean= 72,22). Prestasi belajar merupakan hasil pengukuran terhadap peserta didik, meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, setelah mengikuti pembelajaran. Prestasi belajar dapat diukur menggunakan tes atau alat ukur lainnya. Di dalam mata pelajaran commitsejarah, to userprestasi belajar sejarah memiliki
perpustakaan.uns.ac.id
106 digilib.uns.ac.id
beberapa kriteria berdasarkan standar yang telah disusun oleh pemerintah dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Di dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dijelaskan ada beberapa tujuan yang hendak dicapai sebagai kriteria umum prestasi belajar sejarah, yakni (1) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan, (2) Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan, (3) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau, (4) Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang, (5) Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional. Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pembelajaran yang tidak memerlukan media pembelajaran, tetapi dilain sisi ada bahan pembelajaran yang memerlukan media pembelajaran. Materi pembelajaran yang mempunyai tingkat kesukaran tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa, apalagi oleh siswa yang kurang menyukai materi pembelajaran yang disampaikan. Guru commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
107 digilib.uns.ac.id
menyadari bahwa tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa, terutama materi pembelajaran yang rumit dan kompleks. Pemanfaatan media pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat, meningkatkan motivasi dan rangsangan dalam kegiatan belajar dan bahkan dapat berpengaruh pada psikologi siswa. Pembelajaran dengan menggunakan media video sangat membantu siswa dalam merekonstruksi peristiwa sejarah yang terjadi pada masa lampau yang dapat dihidupkan kembali sehingga daya imajinasi siswa untuk menangkap materi pelajaran sejarah yang disampaikan dapat ditangkap siswa dengan jelas. Video dapat menampilkan rekaman penting dari sejarah manusia. Menurut Smaldino (2011:406) video pembelajaran merupakan sarana utama untuk mendokumentasikan kejadian aktual dan menghadirkannya ke dalam ruang kelas. Peristiwa-peristiwa yang terkait dengan fakta dapat digambarkan secara rill terkait dengan situasi dan peristiwa yang sebenarnya. Media video adalah alat komunikasi yang dapat membantu proses pembelajaran efektif. Apa yang terpandang oleh mata, dan terdengar oleh telinga, lebih cepat dan lebih mudah diingat daripada apa yang hanya dapat dibaca saja atau hanya didengar saja. Ketika video ditayangkan, para siswa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang materi yang dipelajari, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan dekat dengan realitas. Pembelajaran yang dekat dengan reaitas menjadikan para siswa lebih merangsang daya imajinasi siswa untuk memahami materi pelajaran yang disampaikan. Hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar sejarah siswa, dengan commit to user
108 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kata lain hal inilah yang sebenarnya menyebabkan media video lebih berpengaruh terhadap prestai belajar sejarah siswa dibandingkan dengan media gambar dalam pembelajaran sejarah. Penerapan media video dalam pembelajaran sejarah dapat menggali daya imajinasi siswa, sehingga pemahaman sejarah siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan dapat terserap dengan maksimal. Hal ini dikarenakan pada materi perkembangan kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, siswa yang masih bingung untuk menginterpretasikan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha dapat terbantu untuk menghadirkan imajinasi pada siswa dengan media video tersebut. Berbeda dengan media gambar dimana media tersebut hanya menampilkan gambar-gambarnya saja sehingga siswa kurang begitu tertarik dan pengetahuan yang terserap menjadi kurang maksimal. Sementara itu pada penerapan media gambar siswa kurang begitu antusias dalam menerima materi yang diajarkan oleh guru dikarenakan siswa kurang begitu tertarik dengan media yang hanya dalam bentuk gambar diam tanpa audio-visual, sehingga daya imajinasi siswa untuk mengiterpretasikan materi yang diterima kurang maksimal. Pelaksanaan pembelajaran yang didominasi oleh guru membuat peran peserta didik hanya sebagai penerima informasi karena informasi yang diperoleh siswa hanya bersumber pada guru dengan bantuan media gambar. Berbeda dengan pelaksanaan pembelajaran dengan media video, disini siswa dapat memperoleh informasi tidak hanya dari guru tetapi juga dari video yang ditayangkan. commit to user
109 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Terdapat perbedaaan pengaruh yang signifikan antara siswa yang memiliki tingkat motivasi tinggi dan tingkat motivasi rendah terhadap prestasi belajar sejarah siswa Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua dengan menggunakan analisis variansi dua jalan, diperoleh nilai
= 41,627 >
= 3,98,
sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara siswa yang memiliki tingkat motivasi yang tinggi dan tingkat motivasi rendah terhadap prestasi belajar sejarah siswa. Dari hasil analisis data terlihat bahwa kelompok siswa yang mempunyai motivasi tinggi memperoleh rata-rata nilai lebih baik sebesar (mean= 80,24) dibandingkan dengan rata-rata prestasi belajar sejarah siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah (mean= 70,06). Motivasi merupakan faktor penting yang mempengaruhi belajar dan prestasi belajar, siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi cenderung mencurahkan segala kemampuannya untuk menghasilkan hasil belajar yang optimal sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan (Koeswanti, 2013:88). Sedangkan menurut Atno (2011:216) siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah akan melemahkan prestasi belajar, sehingga mutu prestasi belajar akan menjadi rendah. Motivasi adalah suatu dorongan yang terdapat dalam diri siswa untuk melakukan sesuatu agar mencapai tujuan yang diinginkan. Motivasi berpengaruh terhadap prestasi belajar sejarah siswa dikarenakan diantara indikator dari motivasi terdapat usaha untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi, sehingga motivasi sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar sejarah. commit to user
110 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Ketika siswa diberi pertanyaan oleh guru, siswa yang mempunyai motivasi tinggi lebih percaya diri untuk segera menemukan jawaban berdasarkan informasi-informasi yang diterima sebelumnya, dan siswa tersebut menyukai tantangan yang diberikan oleh guru. Rasa percaya diri dan menyukai tantangan tersebut menjadikan siswa lebih berani dalam mengemukakan pendapat mereka masing-masing. Para siswa menggunakan logika mereka untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru berdasarkan informasi-informasi yang telah mereka kumpulkan kemudian menarik kesimpulan dari materi yang dipelajari. Kegiatan belajar yang demikian dapat membantu siswa untuk memperoleh prestasi belajar yang maksimal. Sebaliknya siswa yang mempunyai motivasi belajar yang rendah cenderung acuh dalam proses pembelajaran dan menunjukkan semangat belajar yang rendah. Terdapat beberapa peserta didik yang kurang memperhatikan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pada saat dihadapkan sebuah permasalahan, mereka sulit untuk menyampaikan gagasan terkait permasalahan tersebut. Hal ini menyebabkan mereka cenderung pasif sehingga mereka menjadi tidak mempunyai kepercayaan diri dalam mengemukakan gagasan yang telah mereka temukan, sehingga tidak tertarik terhadap tugas-tugas atau permasalahan yang seharusnya merupakan tantangan bagi mereka agar prestasi belajarnya dapat meningkat. 3. Tidak terdapat pengaruh interaksi antara penerapan media pembelajaran dan tingkat motivasi belajar terhadap prestasi belajar sejarah siswa commit to user
111 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga dengan menggunakan analisis variansi dua jalan, diperoleh nilai
= 0,474 <
= 3,98,
sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi antara penerapan media pembelajaran dan tingkat motivasi belajar terhadap prestasi belajar sejarah siswa. Dengan demikian penerapan media pembelajaran video dan gambar dengan motivasi belajar mempunyai pengaruh sendiri-sendiri terhadap prestasi belajar sejarah. Kelompok siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan media video dan motivasi belajar tinggi memiliki (mean = 84,00) sedangkan prestasi belajar sejarah siswa dengan menggunakan media gambar dengan motivasi belajar tinggi memiliki (mean = 77,19). Nilai prestasi belajar sejarah siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan media video dengan motivasi belajar rendah memiliki (mean = 74,73) sedangkan prestasi belajar sejarah siswa dengan menggunakan media gambar dengan motivasi belajar rendah memiliki (mean = 65,69). Berdasarkan data nilai prestasi belajar sejarah siswa maka dapat disimpulkan pembelajaran dengan media video lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar sejarah dengan menggunakan media gambar pada siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi maupun pada siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah. Siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah akan memperoleh nilai prestasi belajar sejarah yang tinggi dikarenakan prestasi belajar sejarah dipengaruhi oleh tingkat motivasi belajar siswa yang dihasilkan dari penerapan media video. Melalui media video siswa dapat merekonstruksi peristiwa sejarah yang terjadi pada masa lampau yang dapat dihidupkan commit to user
112 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kembali sehingga daya imajinasi siswa untuk menangkap materi pelajaran sejarah yang disampaikan dapat ditangkap siswa dengan jelas dibandingkan dengan penerapan media gambar dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang baik dan maksimal adalah dimana siswa dapat menghadirkan
pengalaman-pengalaman
menghubungkanya
belajar
mereka
dan
dapat
dengan realita yang ada, sehingga pembelajaran akan
menjadi lebih bermakna, sehingga prestasi belajar dapat diraih secara maksimal. Dengan penerapan media video ini siswa dapat merekonstruksi peristiwa sejarah yang terjadi pada masa lampau secara jelas dan memperoleh gambaran secara realistik, terutama pada materi perkembangan kehidupan negara-negara kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia. Hal ini dikarenakan dalam proses
pembelajaran
tersebut
siswa
masih
merasa
kesulitan
untuk
mendiskripsikan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha karena informasi yang didapat tidak maksimal dan daya imajinasi siswa tidak berkembang. Sehingga media video ini sangat membantu dalam proses pembelajaran terkait materi tersebut. Tidak adanya interaksi antara media pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar sejarah disebabkan oleh beberapa hal. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar sejarah siswa, tidak hanya media dan motivasi tetapi juga partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, kemampuan guru, pemilihan metode, media yang tepat, sarana dan prasarana saling berkaitan sehingga proses pembelajaran menjadi hidup dan prestasi belajar sejarah dapat meningkat (Kasmadi, 1996:8). Salah satu faktor tersebut commit to user
113 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
adalah dalam penerapan media video memerlukan kemampuan yang khusus dan pengetahuan tentang bagaimana menggunkan media tersebut. Kenyataan yang ada dalam lapangan, guru lebih sering menggunakan LKS sebagai sumber belajar. Hal ini menyebabkan siswa menjadi cenderung kurang termotivasi dalam proses pembelajaran. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, faktor penerapan media pembelajaran yang menyebabkan tidak adanya pengaruh interaksi antara media pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar sejarah, sehingga dalam penelitian ini prestasi belajar sejarah siswa dengan menggunakan media video lebih baik dibandingkan dengan media gambar, baik untuk siswa yang mempunyai tingkat motivasi tinggi dan motivasi rendah.
commit to user