perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Latar MAN I Karangagede merupakan Madrasah Aliyah Negeri yang beralamat di Desa Pengkol, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali dengan nomor telepon
(0298)
6139700
dengan
alamat
email
mankarangede@jateng.
kemenag.go.id. MAN I Karanggede merupakan satu-satunya Madrasah Aliyah Negeri sekecamatan Karanggede. Letak sekolahan ini kurang lebih 2 Km dari Pasar Karanggede yang dapat dikatakan sebagai pusat kota kecamatan. Sekolah ini terletak di daerah pinggiran dimana lingkungan belajarnya dikelilingi oleh persawahan dan rumah penduduk. Untuk masuk ke area sekolahan dilalui melalui jalan paving yang dibangun dari swadaya penduduk dan sekolahan. Visi dari sekolah ini adalah terciptanya Madrasah yag Islami, berkualitas, dan mampu berintegrasi dengan masyarakat. Sedangkat untuk misinya adalah : 1. Mendidik generasi yang beriman, bertaqwa, dan berakhlaq serta mampu menghadapi tantangan 2. Mengembangkan pelayanan pendidikan guna menyiapkan generasi Islami yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi 3. Mencetak generasi yang mampu menjadi anggota masyarakat yang terampil, cerdas dan menjadi panutan dalam kerangka ilmu Allah SWT. Fasilitas yang dimiliki sekolah ini cukup lengkap. Bangunannya sendiri cukup besar dengan memiliki beberapa gedung yang digunakan untuk ruang kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, perpustakaan, UKS, mushola, laboratorium IPA, laboratorium komputer, dan laboratorium menjahit untuk mempersiapkan lulusan yang mempunyai bekal keterampilan. Tidak hanya itu, MAN I Karanggede juga dilengkapi dengan HOT Spot area sehingga siswa dapat dengan mudah mengakses informasi dari internet.
commit to user 2
87
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MAN I Karanggede memiliki 12 kelas terdiri dari empat kelas untuk siswa kelas X, empat kelas untuk siswa kelas XI dimana dua kelas untuk program IPA dan dua kelas untuk program IPS. Pada kelas XII juga terdiri dari empat kelas dimana dua kelas untuk program IPA dan dua kelas untuk program IPS. Masingmasing kelas rata-rata berisi 25-30 siswa. Ada 26 tenaga pendidik, 3 tenaga administrasi dan 3 orang tenaga kebersihan di sekolah ini. Tenaga pengajar adalah guru-guru berpengalaman dengan kualifikasi S2 dan S1 lulusan dari UGM, UNS, UMS, STAIN, dan lainlain. Masing-masing tenaga pendidik pada umumnya memegang dua mata pelajaran sekaligus. Untuk meningkatkan bakat dan keterampilan siswa MAN Karanggede juga membuka program ekstrakurikuler seperti; pramuka, BTA (Baca Tulis Al Qur’an), Komputer, Menjahit, Beladiri, Olah Raga, Bahasa Inggris, PMR, dan ROHIS. Siswanya sendiri rata-rata berasal dari desa dan kecamatan di sekitarnya. Kebanyakan siswa berasal dari keluarga menengah kebawah dimana orang tuanya bekerja sebagai petani, pedagang, buruh, dan ada sebagian kecil bekerja sebagai PNS. Beberapa siswa juga ada yang berasal dari pondok pesantren di sekitar MAN I Karanggede yaitu Pondok Pesantren Darul Abror-Pengkol dan Tahfidzul Qur’an-Sendang. Dalam penelitian ini subjek yang digunakan adalah kelas XII IPS I. Kelas XII IPS I MAN Karanggede memiliki 30 siswa yang terdiri dari 11 putra dan 19 putri. Dalam prestasi akademik siswa pada kelas XII IPS I ini bermacam-macam ada yang terlihat menonjol dan aktif namun banyak juga yang cenderung pasif. 2. Persiapan Pelaksanaan Pembelajaran Penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi pembelajaran sejarah khususnya pada kelas XII IPS I di MAN I Karanggede. Materi pembelajaran yang digunakan adalah Perjuangan Bangsa Indonesia sejak Proklamasi Hingga lahirnya Orde Baru yang sesuai dengan Kompetensi Dasar pembelajaran sejarah kelas XII. Sebelum memulai rencana penelitian terlebih dahulu peneliti mengunjungi tempat penelitian yaitu MAN I Karanggede. Kunjungan pertama peneliti lakukan sekitar bulan Januari 2013.
commit to user
2
87
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
Pada kunjungan pertama ini peneliti bertemu dengan Bapak Munjamil selaku wakil kepala kurikulum di MAN I Karanggede. Peneliti mengutarakan maksud kunjungan peneliti kepada Bapak Munjamil. Oleh Bapak Munjamil peneliti diberi petunjuk untuk nantinya membuat surat permohonan izin yang ditujukan kepada Kepala Sekolah. Sebelum membuat surat izin, peneliti meminta izin untuk dipertemukan dengan guru pengampu mata pelajaran sejarah kelas XII. Pada pertemuan dengan Bapak Munarjito peneliti berbincang mengenai problema pembelajaran sejarah dan maksud kedatangan peneliti. Oleh Bapak Munarjito peneliti diminta menemui Ibu Siti Rohmiyati yang merupakan guru pengampu mata pelajaran sejarah pada semester berikutnya. Awal bulan Juli 2013 peneliti kembali berkunjung untuk membawa surat permohonan ijin penelitian. Oleh karena masih dalam libur sekolah maka peneliti belum bisa dipertemukan dengan guru pengampu mata pelajaran Sejarah kelas XII dan bisa bertemu ketika
kegiatan sekolah sudah mulai berlangsung kembali.
Sekitar satu minggu peneliti dihubungi oleh salah seorang guru dan diberitahukan bahwa diizinkan untuk melakukan penelitian di MAN I Karanggede. Pada hari Sabtu 20 Juli 2013 peneliti kembali ke MAN I Karanggede dan dipertemukan dengan guru Pengampu mata pelajaran Sejarah kelas XII yaitu Ibu Siti Rohmiyati, S.Pd. Pengampu yang dipertemukan kepada peneliti ternyata bukanlah pengampu pada saat observasi awal yaitu Bapak Munajito S.Pd. Berdasarkan kebijakan sekolah pembelajaran sejarah kelas XII IPS dialihkan dari Bapak Munaito S.Pd kepada Ibu Rohmiyati S.Pd karena adanya tuntutan 24 jam pelajaran untuk masing-masing guru. Pertemuan pertama dengan Ibu Rohmiyati S.Pd peneliti menjelaskan maksud dan tujuan peneliti dan meminta bantuan kepada beliau selaku pengampu mata pelajaran sejarah kelas XII IPS. Selain itu dalam kesempatan pertama ini peneliti juga melakukan wawancara kepada Ibu Siti Rohmiyati S.Pd. Peneliti menjelaskan bahwa dalam penelitian ini peneliti meminta bantuan kepada Ibu Siti Rohmiyati S.Pd untuk menerapkan pembelajaran sejarah yang sesuai dengan metode dan sumber belajar dari peneliti. Mendengar pejelasan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
peneliti Ibu Siti Rohmiyati S.Pd bersedia untuk membantu peneliti. Ibu Siti Rohmiyati meminta kepada peneliti untuk menyiapkan segala peralatan yang dibutuhkan seperti RPP, sumber belajar yang akan digunakan, lembar jawaban dan lain sebagainya. Peneliti pun menyampaikan bahwa peralatan yang dibutuhkan selama penelitian akan dipenuhi oleh peneliti. Peneliti juga menanyakan tentang kelengkapan pembelajaran sejarah yang dimiliki oleh Ibu Rohmiyati S.Pd. diantaranya adalah rpp, silabus, buku absensi, buku paket pegangan guru, dan materi pembelajaran. Pertemuan pertama ini dilanjutkan dengan kegiatan pembelajaran siswa yang diikuiti oleh peneliti. Pada pertemuan pertama ini guru menjelaskan secara global tentang Masa Awal Kemerdekaan Indonesia dan akan masuk ke sub materi pada pertemuan yang akan datang setelah lebaran karena pada sabtu tanggal 27 Juli 2013 akan diadakan pesantren kilat sehingga ditiadakan kegiatan belajarmengajar. Pada pertemuan ini peneliti juga meminta kepada guru untuk menyampaikan kepada siswa mempersiapkan diri karena akan diadakan post test pra siklus pada pertemuan pertama setelah lebaran untuk mengukur penguasaan materi siswa. Pada pertemuan pertama ini peneliti dan guru juga bersama-sama mendiskusikan rpp yang akan digunakan. Pada akhirnya peneliti dan guru memperoleh kesepakatan yaitu : 1. Menetapkan pelaksanaan tindakan penelitian dimulai pada tanggal 24 Agustus- 14 September 2013 setiap hari Sabtu pada kelas XII IPS I. 2. Menetapkan
metode
dan
media
pembelajaran
yaitu
dengan
menggunakan metode inkuiri dan novel Penakluk Badai. 3. Menetapkan rencana pelaksanan pembelajaran pada siklus I, II dan III. RPP berisi langkah-langkah kegiatan dari apersepsi, eksplorasi, elaborasi, konfirmasi dan penutup. 4. Menetapkan indikator yang ingin dicapai yaitu: -
kemampuan guru melaksanakan pembelajaran sejarah dengan metode inkuiri melalui novel
-
meningkatnya prestasi belajar siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
-
meningkatknya kemampuan berpikir historis siswa.
5. Membentuk kelompok- kelompok siswa dan urutan presentasi 6. Menetapkan evaluasi pembelajaran dengan alat berupa tes, angket, dan lembar observasi. Selain menyiapkan RPP dan perangkat mengajar lainnya peneliti juga menyiapkan fotokopi bab 20-24 Novel Penakluk Badai sebanyak 30 ekslempar, RPP, sintak pembelajaran, dan lembar kerja untuk setiap siklus, soal post test dan angket untuk setiap siklus, dan lembar observasi. Penelitian ini kan dilaksanakan dalam 3 siklus, dimana pada setiap siklusnya ada beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pada siklus I direncanakan guru sudah mulai menerapkan metode inkuiri melalui novel Penakluk Badai dimana materi atau sumber belajar novel diberikan kepada siswa untuk dibaca dirumah terlebih dahulu. Materi dari bab 20-24 diberikan kepada siswa pada pertemuan pertama setelah lebaran. Pelaksanaan setiap siklusnya sendiri direncanakan 2 x 45 menit dan satu kali tatap muka karena waktu yang diberikan dari pihak sekolah hanya sekitar 3 minggu mengingat siswa yang dijadikan penelitian adalah kelas XII yang akan menghadapi Ujian Nasional. Dalam satu kali tatap muka akan diadakan diskusi, presentasi kelompok dan post test. 3. Deskripsi Pembelajaran Pra Siklus Pembelajaran prasiklus dilakukan pada pertemuan pertama setelah lebaran yaitu tanggal 24 Agustus 2013 dengan materi tentang kondisi Indonesia pada awal kemerdekaan dengan sub materi upaya mempersiapkan kemerdekaan Indonesia yang akan dilaksanakan selama 2 x 45 menit. Pukul 10.25 peneliti diajak untuk masuk ke ruang kelas. Susana kelas masih cukup gaduh dan anakanak belum menempati tempat duduknya masing-masing. Guru kemudian berdiri di depan kelas memandang ke seluruh ruang kelas menunggu siswa duduk di tempatnya masing-masing. Setelah dirasa cukup tenang guru kemudian membuka kelas dengan ucapan salam Assalamualaikum Warahmatuallahi Wabarakatuh dan siswa serempak menjawab Waalaikumsalam Warahmatuallahi Wabarakatuh. Selanjutnya guru meminta peneliti untuk memperkenalkan diri dan mengutarakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
maksud dan tujuan peneliti kepada siswa kelas XII IPS I. Setelah perkenalan selesai guru mempersilahkan peneliti untuk duduk di belakang kelas untuk mengamati proses belajar-mengajar. Kemudian guru menanyakan siswa yang tidak masuk hari itu dan nihil semua siswa masuk kelas. Guru juga menanyakan kesiapan siswa pada pembelajaran hari ini dan juga post test pra siklus yang akan diadakan pada akhir pembelajaran. Pukul 10.40 guru memulai kegiatan belajar mengajar dengan materi Indonesia Pada Awal Kemerdekaan. Oleh karena belum dilengkapi dengan sarana komputer dan LCD maka pembelajaran yang dilakukan adalah dengan penjelasan secara manual dari guru. Siswa tampak tenang mendengar penjelasan yang disampaikan oleh guru walaupun nampak juga beberapa siswa yang terkadang terllihat ngobrol sendiri. Beberapa siswa juga terlihat mencatat hal-hal yang dirasa penting yang disampaikan oleh guru. Pada akhir pembelajaran guru meminta siswa untuk bertanya apabila ada hal-hal yang dirasa masih kurang jelas. Susana kelas tampak tenang dan tidak ada satu siswa pun yang bertanya. Pembelajaran terlihat begitu monoton dan hanya didominasi oleh guru, dari siswa sendiri cenderung pasif selama pembelajaran berlangsung. Pada pertengahan jam pelajaran kurang lebih pukul 11.15 guru mengakhiri penjelasan materi dan membuka sesi pertanyaan. Oleh karena kondisi kelas cenderung pasif maka guru pun memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal post test yang telah disiapkan oleh peneliti sebelumnya. Beberapa siswa terlihat tidak siap dan mengeluh mengingat hari ini adalah pertemuan pertama pembelajaran sejarah setelah lebaran. Kurang lebih 20 menit siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Sebelum menutup pembelajaran hari itu guru memberikan fotocopi novel Penakluk Badai bab 20-24. Guru juga menyampaikan pembentukan kelompok yang terdiri dari 6 orang untuk setiap kelompoknya. Setiap kelompok harus memiliki ketua, juru bicara, dan sekretaris. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan yang akan datang. Pembelajaran diakhiri dengan salam Assalamualakum Warahmatuallahi Wabarakatuh dan dijawab serempak oleh
siswa
Waalaikumsalam
Warahmatuallahi
commit to user
Wabarakatuh.
Setelah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pembelajaran selesai Ibu Rohmiyati mengajak peneliti untuk keruang Tata Usaha untuk mendiskusikan rencana pembelajaran pada siklus I. Berdasarkan post test yang dilakukan pada pra siklus
nilai yang
didapatkan oleh siswa adalah 9 siswa lulus KKM (75 keatas) dan 21 (75 kebawah) siswa belum lulus. Sedangkan nilai rata-rata penguasaan materi pada pra siklus ini adalah 62,16. Berdasarkan hasil post test tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa penguasaan materi tentang upaya Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 hingga lahirnya Orde Baru masih rendah. Tabel 2. Nilai Pra Siklus NO.
Uraian
Jml Siswa
Presentase (%)
Nilai mencapai KKM ≥ 75 Nilai belum mencapai KKM ≤75 Rata-rata kelas
62,16
Gambar 3. Diagram Nilai Pra Siklus 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Jml Siswa Presentase
Nilai Mencapai KKM Nila belum mencapai KKM
Rata-rata
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat ada 21 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar atau belum memenuhi nilai KKM. Adapun hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman siswa dengan materi yang diajarkan oleh guru. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman siswa ini bisa disebabkan oleh banyak hal baik itu dari guru maupun siswa sendiri. Guru dalam proses belajar mengajar cenderung masih menggunakan metode konvensional terbatas pada ceramah, dan pemberian tugas LKS. Selain itu berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan wawancara dengan guru beberapa anak tersebut dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
proses belajar mengajar seringkali kurang mendengarkan penjelasan guru sehingga tidak diherankan apabila nilai yang mereka capai berada dibawah KKM (75). 4. Implementasi Pembelajaran Sejarah a. Deskripsi Siklus I Siklus I dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus 2013. Siklus I dilaksanakan selama 2 x 45 menit dalam satu kali tatap muka. Pada siklus I ini metode yang digunakan adalah metode inkuiri dengan media Novel Penakluk Badai bab 20-21. Adapun tahapan dalam siklus I ini adalah: a) Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan I dimulai dengan kegiatan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, mempersiapkan sarana dan prasarana seperti sumber belajar yang akan digunakan dalam penelitian yaitu Novel Penakluk Badai bab 20-21, lembar kerja siswa, soal ulangan siklus I, angket berpikir historis siklus I dan juga lembar observasi. Rancangan pembelajaran untuk penelitian tindakan kelas ini dibuat oleh peneliti dan guru pengampu mata pelajaran sejarah. Dalam rancangan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat meliputi standar kompetensi dan kompetensi dasar, indikator, materi pokok yang dibuat berdasarkan sumber pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan tindakan ini yaitu novel Penakluk Badai yang disesuaikan dengan standar kompetensi yang sudah ada. Selain itu dalam rencana pelaksanaan pembelajaran juga dibuat skenario pembelajaran
yang
akan
digunakan
serta
sistem
penilaiannya.
Materi
pembelajaran yang digunakan pada siklus I ini adalah peristiwa seputar proklamasi kemerdekaan Indonesia, yaitu: persiapan kemerdekaan Indonesia, peristiwa
Rengasdengklok,
perumusan
naskah
proklamasi,
pembacaan
proklamasi. Adapun langkah-langkah pembelajaran pada siklus I adalah KEGIATAN GURU
KEGIATAN SISWA
KARAKTER
Pendahuluan
5m
Apersepsi -
Membuka
WAKTU
pelajaran -
Siswa menjawab salam -
commit to user
Religius
perpustakaan.uns.ac.id
dengan
digilib.uns.ac.id
mengucapkan
salam
dari guru -
Siswa
menjawab -
-
Mengabsen siswa
kehadirannya dikelas
-
Memotifasi siswa misal -
Mendengar
dengan
menanyakan
menjawab
masih
semangatkah
singkat dari guru
-
Disiplin Rasa
ingin
tahu
dan pertanyaan
hari ini, menanyakan apakah
novel
yang
telah diberikan sudah dibaca
atau
Menanyakan
belum. catatan
materi yang dicari dari
-
internet. -
ingin
tahu
Menjelaskan kompetensi tujuan
Rasa
dan
dasar,
Memperhatikan penjelasan guru
prosedur
pembelajaran -
Menjelaskan
materi,
metode dan media yang akan
dipakai
dalam
pembelajaran Kegiatan Inti
20 m
Eksplorasi (Langkah 1,2,3,4) -
Memberikan pengantar - Siswa menyimak dan -
Rasa
materi
Tahu,
tentang
mencatat
persiapan kemerdekaan
dari guru
Indonesia
penjelasan
sekaligus
untuk
mengingatkan
siswa
tentang materi
ingin
mandiri, bertanggung jawab
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang akan dibahas. -
Rasa
ingin
mendengarkan
tahu,
kerja
peserta didik mencari
pertanyaan guru dan
keras
informasi
berusaha menjawab
Guru
-
melibatkan - Siswa
tentang
materi
yang
dipelajari
akan dengan - Menanyakan yang
yang berkaitan dengan
jelas.
sejarah
sesuatu
dirasa
ingin
membaca
belum
yang
terdapat dalam Novel
-
Rasa
tahu, gemar
memberikan pertanyaan
materi
-
-
Disiplin,
Penakluk Badai.
tanggung
Guru
jawab
meminta siswa
bergabung
dengan
masing- - Siswa dengan masing. Masing-masing kelompoknya
kelompok terdiri dari 6
bergabung anggota
kelompoknya
siswa. Kelompok telah dibentuk
pada
pertemuan sebelumnya. -
Guru
-
memberikan
jawab,
lembar kerja dan pada
disiplin - Menerima lembar kerja
masing-masing
-
kelompok.
dan
Guru bersama siswa
pedoman pengerjaan
membaca
-
merumuskan masalah (1)
Novel
diberikan pertemuan
telah
Bertanggung jawab,
berdasarkan
dan materi yang terdapat - Siswa bersama-sama dalam novel Penakluk Badai.
Bertanggung
guru
merumuskan masalah
pada
commit to user
disiplin, kerja keras,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebelumnya. -
Guru meminta siswa
-
untuk mencari data,
fakta untuk menjawab
sumber
rumusan
terkait materi di luar
masalah
(dilakukan
diluar
keras,
bertanggung
informasi/ - Siswa mencari data/
sumber
kerja
jawab
informasi
KBM
KBM)(2) -
menuliskan
-
hipotesis/dugaan sementara
membaca,
materi
cinta
sejarah yang terdapat
-
-
Hipotesis
dibuat
menganalisis
peristiwa
dalam Novel Penakluk
masalah yang ditulis
Badai
pada lembar kerja.
membandingkan/menc
Guru meminta siswa
ocokannya
menguji
buku paket, catatan,
yang telah dibuat oleh
dan
masing,
internet.
masing
jawab
sejarah
berdasarkan rumusan
hipotesis
tanah
air, tanggung - siswa
dalam novel (3).
Gemar
dengan
dengan
rangkuman
kelompok berdasarkan data
dan
sumber informasi
yang
mereka
buat/bawa(4). -
Guru
meminta siswa
untuk
menguraikan
materi
pada
kerja. -
memantau
-
lembar - Siswa dalam kegiatan
menguraikan lembar
kerja
yang telah diberikan
commit to user
Tanggung jawab,disipli n,
cinta
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diskusi kelompok -
-
-
tanah air
memberikan
-
Siswa
berdiskusi -
toleransi,
kesempatan dan arahan
sesuai
dengan
disiplin,
kepada siswa
kelompok yang telah
meminta
siswa
ditetapkan
-
tanggung
mencatat hal-hal yang -
Siswa mendengarkan
jawab,
belum dipahami
arahan guru
disiplin
meminta
siswa
mempersiapkan
-
presentasi
rasa
ingin
Melaksanakan
tahu, , gemar
perintah guru
membaca, -
- Mempersiapkan
kerjasama
diri
tanggung jawab
presentasi
45 m
ELABORASI Langkah 5 -
Guru meminta setiap - Melakukan presentasi
-
kerjasama,
kelompok untuk siap
tanggung
presentasi
jawab
-
Memberi arahan siswa
-
Membantu siswa
- Mendengarkan arahan
apabila
guru
mengalami
kesulitan -
Memotifasi siswa agar lebih aktif
-
Mengamati siswa yang aktif dan pasif saat
-
presentasi -
Guru
bersama-sama -
Menyimpulkan
siswa menyimpulkan
presentasi
materi
sama guru
yang
telah
hasil
bersama-
commit to user
Tanggung jawab, kerja keras
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dibahas (5)
Konfirmasi -
Memberikan
umpan -
balik pada siswa -
Sebagai
Menerima
apresiasi
guru
narasumber
dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan
siswa yang mengalami kesulitan -
Mengapresiasi presentasi dari setiap kelompok 20 m
Penutup Kesimpulan -
refleksi -
melakukan
Mengerjakan post test
-
Mandiri,
melalui post test dan
tanggung
pemberian angket di
jawab
luar pembelajaran. -
Guru meminta siswa untuk
menyiapkan
materi
seperti
- Melaksanakan
tugas -
yang diberikan
jawab, kerjasama
sebelumnya dan siap presentasi
per
kelompok
pada
Tanggung
pertemuan berikutnya. -
Melaksanakan
tugas
yang diberikan -
Menutup
pertemuan
dengan
mengucap
- Siswa menjawab salam
commit to user
-
Religius
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
salam
b) Pelaksanaan Tindakan Siklus I dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus 2013 pukul 10.25 WIB pada kelas XII IPS I MAN I Karanggede dengan jumlah 30 siswa. Pelaksanaan siklus dilakukan 2x45 menit dalam satu kali tatap muka. Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai observer yang dibantu oleh Ibu Rohmiyati S.Pd selaku pelaksana treatmant. Adapun pelaksanaan tindakan siklus I ini mengacu pada rencana pelaksanan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sebelumnya antara peneliti dan guru. Pada siklus I ini materi yang digunakan adalah bab 20 dan 21 dalam Novel Penakluk Badai.
Gambar 4. Bab 20 Novel Penakluk Badai
Dipilih bab 20 dan 21 karena dalam bab ini terdapat cerita-cerita sejarah yang sesuai dengan SKKD pembelajaran IPS kelas XII. Pada bab 20 peristiwa sejarah yang diceritakan dimulai dengan pendudukan Jepang di Indonesia dan keterlibatan Kia Hasyim Asy’ari yang menggunakan strategi pendekatan Jepang dengan menjadi ketua Kementerian Urusan Agama. Diceritakan juga tentang dampak positif yang diberikan Jepang kepada pribumi sehingga mereka mulai mengerti cara bertani, olahraga (taiso) dan adanya kebebasan untuk menghormati bendera merah putih setiap hari senin dan menyanyikan lagu kebangsaan. Selain itu pada bab ini juga diceritakan tentang Perang Pasifik yang terjadi di kawasan Asia Tenggara dan Lautan Pasifik. Dalam novel ini peristiwa Perang Pasifik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diceritakan secara kronologis bagaimana peperangan terjadi dan siapa saja tokoh yang terlibat. Bab ini juga menceritakan tentang kegentingan situasi yang dihadapi Jepang dan janji Jepang untuk memberi kemerdekaan Indonesia. Selain itu diceritakan juga tentang pemberontakan yang dilakukan PETA, Putera, dan pasukan Hizbullah. Pada akhir bab diceritakan tentang pembentukan BPUPKI pada 1 Maret 1945. Dalam novel ini juga diceritakan bagaimana ketelibatan Kiai Hasyim Asy’ari dalam upaya membantu bangsa Indonesia.
Gambar 5. Bab 21 Novel Penakluk Badai
Pada bab 21 diceritakan tentang Piagam Jakarta yang merupakan cikal bakal dasar Negara Indonesia. Pada awal bab masih ada keterkaiatan dengan bab sebelumnya yang menceritakan tentang pemberontakan PETA, Putera dan pasukan Hizbullah. Selanjutnya diceritakan tentang BPUPKI dimana organisasi bentukan Jepang ini tetap mengadakan pertemuan antar anggota dan melakukan persidangan dalam upaya kemerdekaaan Indonesia. Pada bab ini diceritakan penyelenggaran sidang BPUPKI I dan II, kapan terjadinya, bagaimana kronologisnya dan siapa saja tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya. Cerita tentang BPUPKI kemudian dilanjutkan dengan pembentukan Panitia Sembilan dan pembentukan Piagam Jakarta. Pada 1 Juni 1945 Soekarno menyampaikan pidato tanpa teks mengenai rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara. Setelah itu diceritakan tentang persidangan susulan BPUPKI pada 10-16 Juli 1945 yang membicarakan tentang Undang-Undang Dasar. Disisi lain juga diceritakan tentang kekalahan Jepang pada Sekutu karena dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Selain itu juga cerita tentang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penyerbuan yang dilakukan Uni Soviet pada 9 Agustus ke koloni Jepang di Manchuria yang melanggar Pakta Netralitas Soviet Jepang. Dalam novel ini diceritakan juga tentang pergantian nama BPUPKI menjadi PPKI ( Dokuritsu Junbai Inkai) yang diumumkan oleh Jenderal Terauchi. Kekalahan Jepang pada sekutu ini didengar oleh kalangan pemuda sehingga mereka mendesak golongan tua untuk memproklamasikan kemerdekaan. Diceritakan dalam novel ini tentang peristiwa Rengasdengklok, perumusan naskah proklamasi dan juga proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Pendahuluan Guru
mengawali
kelas
dengan
apersepsi
mengucapkan
salam
Assalamualaikum Warahmatuallahi Wabarakatuh dan semua siswa serempak menjawab Waalaikumsalam Warahmatuallahi Wabarakatuh. Kemudian guru menanyakan tentang kesiapan siswa dalam pembelajaran hari ini dan semua siswa serempak menjawab siap. Guru kemudian menjelaskan tentang tujuan, prosedur pembelajaran dan kompetensi dasar yang akan dicapai. Setelah itu guru menjelaskan tentang materi/ SKKD, metode dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran. Eksplorasi (Langkah 1,2,3,4) Siswa telah dibagi kedalam 5 kelompok berdasarkan urutan tempat duduk. Selanjutnya guru meminta siswa untuk duduk dengan anggota kelompoknya masing-masing. Siswa pun segera mematuhi perintah guru. Guru kemudian membagikan kertas folio kepada siswa dan meminta siswa untuk mendiskusikan materi sejarah yang terdapat dalam Novel Penakluk Badai. Setelah siswa bergabung dengan anggota kelompoknya guru meminta salah satu perwakilan untuk mengambil nomor undian untuk menentukan urutan presentasi. Berdasarkan nomor undian tersebut urutan kelompok yang maju presentasi adalah kelompok V,I,II,III dan IV. Dalam diskusi ini materi diskusi dibagi menjadi dua yaitu bab 20 dan bab 21. Bab 20 dikerjakan oleh kelompok I,III, dan V sedangkan bab 21 dikerjakan oleh kelompok II dan III.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 6. Guru bersama-sama siswa merumuskan masalah dan hipotesis
Pada kesempatan kali ini guru bersama-sama siswa selanjutnya merumuskan masalah (1) berdasarkan novel bab 20 dan 21. Rumusan masalah bab 20 yaitu 1). Bagaimana awal mula pendudukan Jepang di Indonesia, 2) Apa saja organisasi-organisasi bentukan Jepang yang membantu upaya kemerdekaan Indonesia. Hipotesis dari rumusan masalah tersebut adalah 1) pada masa pendudukan Jepang di Indonesia pada awalnya diterima baik oleh penduduk Indonesia namun pada akhirnya banyak pemberontakan untuk mengusir Jepang, 2) organisasi yang dibentuk Jepang yang pada akhirnya justru membantu upaya kemerdekaan Indonesia antara lain PETA, dan Putera. Sedangkan pada bab 21 rumusan masalahnya adalah 1) Bagaimana peran BPUPKI dalam rangka upaya kemerdekaan Indonesia, 2) Bagaimana proses tercapainya kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Setelah merumuskan masalah guru meminta siswa untuk membuat hipotesis berdasarkan data/ sumber informasi yang telah mereka persiapkan. Data atau sumber informasi telah dipersiapkan sebelumnya dari rumah (2). Berdasarkan dua rumusan masalah tersebut hipotesis (3) yang dibuat adalah 1) BPUPKI berperan besar dalam kemerdekaan karena ikut membantu persiapan kemerdekaan Indonesia, 2) Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 dicapai dengan penuh perjuangan oleh Bangsa Indonesia. Setelah merumuskan masalah dan hipotesis guru meminta kepada siswa untuk menguraikannya (4) pada lembar kerja dengan mencocokkan isi novel dengan data yang telah mereka bawa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Elaborasi Setelah 20 menit guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaanya. Sebelum mempresentasikan pekerjaannya guru meminta kepada setiap siswa untuk mencatat/menanyakan hal-hal yang belum dimengerti untuk ditanyakan kepada guru. Kelompok pertama yang maju adalah kelompok V yang diketuai oleh Solikhatun. Kelompok ini membahas bab 20 pada Novel Penakluk Badai dengan judul sub bab Deru Seruan Jiwa. Presentasi dilakukan di depan kelas oleh perwakilan anggota kelompok yaitu Solikhatun, Retno Wijayanti, dan Jumini. Pada awal presentasi Solikhatun membuka dengan salam Assalamualaikum Warahmatuallahi Wabarakatuh dan memperkenalkan anggota kelompoknya yang terdiri dari Jumini, Dyka Aryanto, Dwi Haryanto, Retno Wijayanti, Aris Safitri, dan Solikhatun. Setelah memperkenalkan diri Solikhatun mempersilahkan Retno Wijayanti untuk menguraikan rumusan masalah dan hipotesis kelompok mereka.
Gambar 7. Perwakilan kelompok V sedang presentasi
Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis kelompok V menguraikan tentang masa awal kedatangan Jepang di Indonesia, lalu dilanjutkan dengan uraian singkat pendudukan Jepang di Indonesia yang masih dijelaskan oleh Retno Wijayanti. Selanjutnya uraian materi dijelaskan oleh Sholikhatun tentang organisasi-organisasi bentukan Jepang meliputi PETA dan Putera. Sholikhatun menjelaskan tentang PETA yang merupakan organisasi militer bentukan Jepang yang bertugas pada 3 Oktober 1943-19 Agustus 1945. Tugas utama PETA adalah membela Indonesia dan membantu Jepang melawan sekutu. PETA merupakan organisasi militer yang nantinya menjadi cikal bakal Tentara Nasional Indonesia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lalu ada Putera yang merupakan organisasi dibawah pimpinan empat serangkai (Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansyur). Putera bertujuan untuk membangun dan menghidupkan kembali hal-hal yang dirobohkan oleh Belanda. Sedangkan bagi Jepang Putera bertujuan untuk memusatkan segala potensi masyarakat Indonesia. Selanjutnya pada hipotesis yang ketiga uraiannya dibacakan oleh Jumini. Oleh Jumini dijelaskan tentang Perang Pasifik, pihak-pihak yang terlibat pasukan FRONT ABCD, dan kekalahan Jepang kepada sekutu akibat Perang Dunia II. Kurang lebih 10 menit kelompok V mengakhiri uraian materinya dan membuka pertanyaan dan tanggapan kepada siswa lain yang sekiranya belum jelas. Beberapa menit belum ada siswa yang nampak ingin bertanya, para siswa justru sibuk membolak-balik fotocopy novel untuk dibaca. Lalu guru meminta kepada siswa untuk bertanya. Satu, dua menit juga belum ada siswa yang bertanya akhirnya guru meminta salah satu kelompok untuk bertanya. Kelompok I diwakili oleh Lena Alfiana bertanya yaitu, “Mengapa PETA organisasi bentukan Jepang ikut membantu kemerdekaan Indonesia”. Pertanyaan tersebut dijawab oleh Retno Wijayanti “Organisasi bentukan Jepang yaitu PETA melawan Jepang karena kemerdekaan yang dijanjikan Jepang tak kunjung datang.” Jawaban dari Retno ternyata cukup memuaskan Lena. Kemudian Solikhatun memberikan kesempatan lagi kepada teman-temannya untu bertanya. Suasana kelas hening kembali, lalu guru meminta setiap kelompok harus mengajukan pertanyaan untuk memperoleh nilai. Kemudian ada satu penanya kembali dari kelompok II yang diwakili oleh Sugiyanti “Mengapa pada waktu itu Indonesia mengalami kekosongan pemerintahan”. Pertanyaan Sugiyanti ini kemudian dijawab oleh Solikhatun sendiri “Kekosongan pemerintahan di Indonesia terjadi karena Jepang kalah dalam PD II melawan sekutu”. Jawaban tersebut ternyata cukup memuaskan Sugiyanti. Sekitar 25 menit kelompok V telah melakukan presentasi kemudian guru meminta kelompok V untuk menutup presentasi yang kemudian dilanjutkan presentasi kelompok II. Presentasi
kelompok II diawali dengan salam
Assalamualaikum
Warahmatuallahi Wabarakatuh dan perkenalan diri yang disampaikan oleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sugiyanti yang bertindak sebagai ketua dan juru bicara. Kelompok II ini terdiri dari 6 siswa yaitu Sugiyanti, Mawardhani, Ning Lestari, Mimin Tias W., Novita Sari Dewi, M. Ulil Arkham. Presentasi kelompok II ini diwakili oleh Sugiyanti, Novita Sari Dewi dan Ulil Arkham. Selesai memperkenalkan diri Sugiyanti meminta kepada Novita untuk membacakan uraian materi berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis berdasarkan bab 21 Novel Penakluk Badai dengan judul sub bab Piagam Jakarta.
Gambar 8. Kelompok II mempresentasikan bab 21 Novel Penakluk Badai
Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis tersebut kelompok II masih oleh Novita membacakan uraian materi tentang BPUKI yang meliputi pembentukan, tokoh, sidang-sidang yang dilakukan dan proses perumusan dasar Negara Indonesia. Uraian materi kemudian dilanjutkan oleh Ulil Arkham yang membacakan tentang proses kemerdekaan Indonesia dari perumusan teks proklamasi, peristiwa Rengasdengklok, hingga pembacaan teks proklamasi pada 17 Agustus 1945. Setelah selesai, Sugiyanti sebagai juru bicara mempersilahkan kepada teman-temannya untuk bertanya ataupun memberi tanggapan. Namun seperti sebelumnya siswa hanya diam saja. Beberapa menit ditunggu tidak kunjung ada anak yang tunjuk jari sehingga guru kembali memberi dorongan kepada anakanak untuk bertanya. Setelah diberi rangsangan oleh guru Budi Saputro perwakilan dari kelompok I bertanya “ Mengapa rumah Laksamana Maeda yang dijadikan tempat perumusan teks proklamasi”. Setelah berdiskusi singkat pertanyaan ini dijawab oleh Novita “ Rumah Laksamana Maeda dipilih karena dianggap sebagai tempat yang paling aman dari ancaman militer Jepang”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jawaban tersebut ternyata cukup memuaskan Budi. Kemudian Sugiyanti mempersilahkan kembali untuk penanya selanjutnya tetapi tidak ada siswa yang bertanya. Akhirnya guru meminta siswa untuk menutup presentasi karena akan dilanjutkan dengan post test. Konfirmasi Guru memuji kepada kelompok yang telah melakukan presentasi dan memuji keberanian siswa yang telah bertanya dan memberikan motivasi. Guru memfasilitasi siswa yang akan bertanya atau kurang jelas. Guru bertindak sebagai narasumber yang baik membuat suasana belajar tidak tegang. Guru juga memberikan motivasi dan nasehat kepada siswa yang belum aktif selain itu guru juga mengapresiasi pekerjaan siswa. Penutup Setelah anak-anak kembali duduk ditempatnya masing-masing guru meminta siswa untuk memasukkan semua catatan dan hanya ada alat tulis diatas meja. Guru juga memberikan intruksi bahwa post test harus dikerjakan sendirisendiri. Kemudian guru membagikan soal pos test yang harus dikerjakan. Soal post test berupa soal pilihan ganda yang harus dijawab siswa dengan memberikan tanda silang pada pilihan jawaban yang telah disediakan.
Gambar 9. Siswa sedang melaksanakan post test siklus I
Setelah mengerjakan post test selama kurang lebih 15 menit guru meminta siswa untuk mengumpulkan pekerjaanya dengan tertib. Sisa waktu 5 menit digunakan untuk melakukan refleksi bersama-sama. Guru kemudian menjelaskan prosedur pembelajaran pada pertemuan yang akan datang. Setelah bel istirahat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berbunyi guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan pergi meninggalkan ruang kelas.
c). Pengamatan ( Observasi) Tahap pelaksanaan tindakan hasil dari observasi tentang pelaksanaan metode
inkuiri
melalui
novel
Penakluk
Badai
belum
maksimal.
Ketidakmaksimalan ini terlihat karena guru tidak melaksanakan semua langkahlangkah dalam metode inkuiri. Saat apersepsi, setelah membuka pembelajaran dengan salam guru tidak mengecek atau mengabsen siswa tetapi langsung menanyakan kesiapan siswa dalam menghadapi pembelajaran. Saat diskusi berlangsung banyak siswa masih merasa bingung dengan tugas yang harus dilaksanakan. Pada awal pembelajaran guru tidak memberikan pengantar materi dan pertanyaan pancingan, guru langsung meminta siswa untuk berdiskusi sehingga siswa masih merasa bingung dengan materi yang dihadapinya. Guru juga tidak melaksanakan semua langkah inkuiri dengan tepat. Pada awal diskusi guru hanya meminta siswa untuk merumuskan masalah, membuat hipotesis, dan menganalisis novel. Guru tidak memberi penjelasan terlebih dahulu bagaimna cara membuat rumusan masalah, hipotesis, maupun cara menganalisis novel. Oleh karena tidak ada penjelasan dari guru siswa terlihat kesulitan dan bingung namun siswa tetap diam tidak ada yang berani bertanya. Guru nampak sibuk kembali ke meja dan justru mengerjakan pekerjaan lain. Selang beberapa menit kelas nampak gaduh sehingga guru kemudian bertanya tentang diskusi yang telah mereka lakukan sampa dimana. Kemudian guru bertanya pada satu kelompok tentang rumusan masalah yang telah mereka buat dan ternyata kelompok tersebut belum bisa merumuskan masalah. Guru lalu membimbing siswa untuk bersama-sama membuat rumusan masalah. Siswa nampak memperhatikan penjelasan guru, namun pada akhirnya rumusan masalah dibuat oleh guru dan siswa hanya menyalin rumusan masalah tersebut pada lembar kerja. Dalam pengumpulan data atau sumber informasi pendukung tidak semua kelompok membawa. Ada 3 kelompok siswa tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
membawa sumber data pembanding sehingga hasil uraiannya hanya melihat dari novel saja, sedangkan 2 kelompok yang lain sudah cukup baik dengan menguraikan peristiwa dalam novel dengan sumber data pembanding walaupun hanya menggunakan catatan pribadi dan lks. Guru juga tidak mengecek kesiapan materi yang dibawa oleh siswa sehingga dalam pelaksanaan diskusi tidak semua kelompok menggunakan materi pembanding atau data lain selain dari novel dan lks. Dalam membuat hipotesis siswa juga masih kesulitan sehingga guru juga harus membimbing masing-masing kelompok. Siswa terlihat tidak paham dengan langkah-langkah metode inkuiri yang harus mereka lakukan. Pada akhirnya hipotesis dibuat bersama-sama dengan guru. Dalam menganalisis novel siswa hanya membuat uraian materi berdasarkan isi novel karena tidak ada sumber data lain. Tidak semua anggota kelompok menyumbangkan pendapat mereka. Terlihat hanya 2-3 orang siswa yang dominan dalam kelompok sehingga siswa yang lain hanya mengikuti saja. Selain itu uraian materi yang ditulis hampir sama dengan isi novel sehingga uraian materi yang dibuat lebih seperti ringkasan bukan interprestasi siswa dari isi novel yang disajikan. Pada akhir pembelajaran guru tidak melaksanakan langkah terakhir inkuiri yaitu membuat kesimpulan. Selesai presentasi guru langsung melaksanakan post test. Guru tidak meyimpulkan materi yang baru saja dipelajari dan guru juga kurang memberi apresiasi kepada siswa. Selain itu penerapan metode inkuiri juga tidak maksimal dilaksanakan oleh guru. Pada awal pembelajaran guru tidak memberikan pengantar materi ataupun pertanyaan-pertanyaan pancingan yang dapat merangsang daya pikir siswa . Dari sini terlihat bahwa guru tidak melibatkan siswa dalam mencari informasi tentang materi yang akan dipelajari. Sedangkan siswa tidak melakukan semua tugas yang diberikan oleh guru. Pemberian novel untuk dibaca atau dipelajari dirumah nampaknya tidak dilakukan oleh semua siswa hal ini terlihat ketika guru bertanya “ Apakah Novel yang Ibu berikan sudah dibaca?” beberapa siswa laki-laki menjawab “ belum”. Dalam menguraikan materi tidak semua kelompok menggunakan data pendukung dari buku paket, lks, dan internet, untuk menunjang uraian materi mereka karena ada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
beberapa kelompok yang tidak membawa data yang diminta. Pada saat presentasi kelompok siswa terlihat santai dan sesekali bercanda hal ini terlihat dari suasana kelas yang santai dan guru pun cenderung bersahabat dan tidak kaku. Namun karena suasana yang santai beberapa siswa tidak memperhatikan presentasi di depan kelas. Pada saat presentasi, ketika juru bicara kelompok meminta siswa untuk bertanya atau memberi tanggapan suasana kelas masih nampak sepi, siswa hanya membolak-balik fotocopian novel. Dari sini siswa terlihat tidak siap untuk bertanya dan tidak memberikan sambutan kepada kelompok yang telah presentasi. Beberapa menit suasana kelas tetap terlihat tenang dan sepi hingga akhirnya guru meminta kepada setiap kelompok untuk mengajukan pertanyaan. Setelah dipaksa oleh guru pada akhirnya ada 3 orang siswa yang mengajukan pertanyaan. Hal tersebut berlangsung, baik pada presentasi kelompok V maupun kelompok II. Siswa terlihat kurang antusias ketika sampai pada tanya jawab. Guru harus memberikan dorongan terlebih dahulu agas siswa mau bertanya. Diskusi pun terlihat datar karena kebanyakan penanya sudah puas dengan jawaban dari nara sumber walapun kelihatannya belum mengerti. Pada saat presentasi siswa bergantian membaca uraian materi karena tidak semua siswa mempersiapkan data/ sumber informasi dari rumah. Selain itu dalam presentasi tidak semua anggota kelompok mendapat pembagian tugas sehingga tidak semua anggota kelompok terlibat aktif hal ini juga dikarenakan karena presentasi hanya dilakukan oleh perwakilan anggota. Selain itu nilai yang diperoleh oleh siswa berdasarkan hasil post test yang dilakukan pada siklus I yang mencapai nilai KKM (75) sebanyak 18 siswa dan siswa yang belum mencapai nilai KKM (75) sebanyak 12 siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 3. Nilai Siklus I NO Uraian
Jml Siswa
Persentase
1.
Nilai mencapai KKM ≥75
18
60
2.
Nilai belum mencapai KKM ≤ 75
12
40
Rata-rata kelas
69.5
Gambar 10. Diagram Nilai Siklus I 80 60 40
Jml Siswa
20
Presentase
0 Nilai mencapai KKM
Nilai belum mencapai KKM
Rata-rata
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa siswa yang berhasil lulus KKM sebanyak 18 orang dengan nilai ketuntasan sebesar 60%, sedangkan yang belum lulus sebanyak 12 siswa dan rata-rata nilai kelas 69.5. Sedangkan berdasarkan angket yang diberikan kepada siswa kelas XII IPS MAN I Karanggede rata-rata kemampuan berpikir historis siswa pada siklus I ini adalah sebesar 70.03. Skor tertinggi adalah 99 dan skor terendah adalah 70. Dilihat dari jumlah prosentase tersebut maka ketuntasan nilai belum bisa dicapai. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4. Hasil Angket Siklus I No
Keterangan
Siklus I
1.
Rata-rata
70,03
2.
Jml siswa tuntas
19
Selain itu dilihat dari indikatornya, kemampuan berpikir historis siswa pada siklus I ini juga belum nampak. Siswa belum mampu mengidentifikasi perbedaaan kondisi waktu sejarah pada waktu lampau dengan waktu sekarang dan siswa juga belum memiliki sifat kontinuum sejarah. Hal ini terlihat dari angket berpikir historis yang diberikan kepada siswa. Sebagian besar siswa belum mampu mengidentifikasi pertanyaan pada angket yang diberikan. Hal ini juga terlihat dari uraian materi yang disampaikan oleh siswa. Siswa tidak mencantumkan urutan waktu pada peristiwa sejarah yang mereka temukan dalam novel, padahal waktu dalam sejarah merupakan unsur penting yang membentuk kronologis peritiwa. Siswa juga belum mampu merekonstruksi peristiwa sejarah dan juga belum memiliki kepekaan pemahaman terhadap penyebab peristiwa sejarah yang terdapat dalam novel Penakluk Badai. Siswa belum mampu memilah-milah peristiwa sejarah atau fakta sejarah yang ada dikarenakan pada siklus I ini siswa belum membuat uraian materi yang merujuk pada data atau sumber informasi yang berkaitan dengan peristiwa sejarah yang terdapat dalam novel Penakluk Badai. Siswa juga belum memiliki kesadaran tentang perbedaan masa lampau. Siswa belum mampu merekonstruksi peristiwa sejarah yang terdapat pada novel dengan data atau fakta sejarah yang ada. Hal ini terlihat dari angket yang diberikan dan uraian materi yang dibuat siswa pada lembar kerja. Siswa tidak menguraikan peristiwa sejarah yang terdapat dalam novel secara kronologis tetapi hanya meringkas isi novel saja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d). Tahap Refleksi Berdasarkan hasil observasi diatas dapat dilihat bahwa penerapan metode inkuiri melalui novel pada siklus I belum dilaksanakan secara maksimal. Pada awal pembelajaran guru memberikan salam dan menanyakan kesiapan siswa dalam pembelajaran hari ini. Guru juga sudah menjelaskan tujuan, prosedur pembelajaran dan kompetensi dasar juga metode dan media yang akan digunakan. Namun dalam tahap ini guru tidak mengabsen kedatangan siswa. Ada baiknya guru mengecek kelengkapan semua siswa yang hadir dan juga menanyakan kesiapan siswa dalam pembelajaran yang akan dilakukan hari ini. Pada saat eksplorasi guru tidak melaksanakan semua langkah-langkah dalam metode inkuiri. Saat diskusi berlangsung banyak siswa yang masih kesulitan dalam merumuskan masalah. Guru seharusnya sudah mempelajari langkah-langkah metode inkuiri yang harus dilaksanakan dan menyampaikannya kepada siswa. Guru juga dapat memberikan contoh bagaimana cara merumuskan masalah dan hipotesis sehingga siswa dapat lebih paham. Dalam pengumpulan data, tidak semua kelompok membawa data yang diminta. Data yang dibawa pun belum beragam masih terbatas pada novel dan lks saja. Guru dalam hal ini tidak menanyakan kesiapan data yang dibawa siswa sehingga siswa terlihat tidak mematuhi perintah dari guru. Ada baiknya guru menyampaikan kepada siswa bahwa kelengakapan sumber data akan diperiksa dan akan dinilai agar siswa lebih memperhatikan perintah guru. Dalam membuat hipotesis siswa juga nampak kesulitan karena siswa tidak membawa sumber data informasi yang diminta. Hipotesis pada akhirnya dibuat oleh guru. Seharusnya guru tidak terburu-buru membuat hipotesis untuk siswa. Guru dapat memberikan contoh atau cara untuk membuat hipotesis sehingga hipoteisis dapat dibuat sendiri oleh siswa. Oleh karena hipotesis di buat guru maka proses inkuiri untuk siswa tidak dapat dilaksanakan secara maksimal. Dalam menganalisis data, uraian materi yang dibuat siswa belum menunjukkan interpretasi terhadap novel yang diberikan tetapi justru seperti ringkasan novel saja. Hal ini dikarenakan dalam membuat uraian materi siswa tidak menggunakan sumber data lain dan hanya fokus pada novel yang diberikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Guru kurang mendampingi siswa saat diskusi dan guru justru sibuk mengerjakan tugas yang lain. Pada akhir presentasi guru dan siswa tidak membuat kesimpulan untuk pembelajaran yang telah berlangsung. Setelah presentasi berlangsung guru baiknya bersama-sama siswa membuat kesimpulan berdasar materi yang telah mereka bahas. Selain itu guru juga dapat memberikan tambahan penjelasan materi kepada siswa agar siswa lebih memahami materi pembelajaran. Saat presentasi didepan kelas masing-masing kelompok hanya diwakili oleh anggota yang terlihat dominan sehingga tidak semua anggota kelompok terlibat aktif dalam presentasi di depan kelas. Selain itu saat presentasi masih ada siswa yang asyik ngobrol sendiri. Hal seperti ini harusnya tidak dilakukan, untuk mencegah hal tersebut guru bisa memberikan teguran dan tidak terlampau santai agar waktu belajar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh siswa. Selain itu, dalam hal keaktifan masih banyak siswa yang cenderung pasif dan tidak aktif bertanya. Hanya siswa-siswa tertentu yang aktif tetapi tidak diikuti oleh siswa lainnya. Kebiasaan seperti ini kurang baik untuk itu harusnya guru lebih aktif memotivasi dan mendorong siswa agar siswa lebih aktif lagi. Pada siklus selanjutnya guru harus lebih aktif memberikan dorongan dan mengharuskan setiap siswa atau kelompok untuk bertanya agar memperoleh nilai. Pada kelompok presentasi setiap siswa juga harus terlibat aktif baik dalam menyajikan presentasi ataupun menjawab pertanyaan dai teman lainnya. Ketika maju presentasi baiknya sudah ada pembagian tugas terlebih dahulu. Selain itu materi yang akan dibahas baiknya sudah dipersiapkan/ difotocopy masing-masing anggota kelompok sehingga saat presentasi tidak gantian membaca fotocopian materi. Selain itu dalam menjawab pertanyaan baiknya para anggota saling bekerjasama dan membantu tidak hanya satu orang saja yang menjawabnya. Hasil refleksi pembelajaran dapat dilihat sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 5. Deskriptif kualitatif kondisi pra siklus-siklus I No Uraian
Kondisi Pra Siklus
Tindakan
Kondisi Siklus I
a. Metode ceramah dengan a. Metode inkuiri menggunakan buku teks guru dan lks
Proses Pembelajaran
a. Siswa
pasif,
mendengar
hanya a. Siswa belajar melalui langkah-
penjelasan
guru dan mencatat.
belajar
langkah
inkuiri
merumuskan
b. Siswa tidak membawa sumber
media novel Penakluk Badai.
yaitu
masalah
dan
hipotesis.
lain b. Siswa
mulai
mengetahui
selain lks dan catatan
pentingnya
pribadi.
sumber data/ bahan ajar lain.
c. Tugas
hanya
terbatas c. Tugas
pada soal-soal di lks. Jarang
diskusi
presentasi
menggunakan
variatif
yaitu
menganalisis novel.
dan d. Diadakan diskusi kelompok
sehingga
siswa cenderung pasif.
dan
presentasi
menumbuhkan
untuk keaktifan
siswa. e. Diakhir presentasi guru belum membuat kesimpulan bersama siswa.
Dari hasil refleksi diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan metode inkuiri melalui novel Penakluk Badai dapat menjadi alternative baru dalam pembelajaran sejarah dan dapat mengarahkan siswa kepada pembelajaran yang terpusat pada siswa. Selain itu siswa juga dapat meningkatkan keaktifan mereka. Dalam hal post test soal yang diberikan sudah cukup baik yaitu dengan memberikan soal pilihan ganda untuk langsung diisi oleh siswa. Dalam pengerjaannya pun siswa sudah mengerti karena sudah sering melakukannya. Namun dalam prestasi belajar nilai yang diaraih belum maksimal. Hal ini mungkin dikarenakan post test dilakukan bersamaan dengan presentasi dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diskusi sehingga siswa tidak ada kesempatan untuk belajar. Untuk itu baiknya post test dilakukan pada pertemuan selanjutnya agar siswa dapat mempersiapkan diri terlebih dahulu. Berikut hasil prestasi belajar siswa: Tabel 6. Deskriptif Komparatif prestasi belajar kondisi pra siklus-siklus I No
Prestasi Belajar
Kondisi Pra
Siklus I
Siklus 1.
Nilai
mencapai
9 siswa
18 siswa
belum
21 siswa
12 siswa
62.16
69.5
30%
60%
KKM
2.
Nilai
mencapai KKM
3.
4.
Nilai Rata-rata
Ketuntasan Kelas
Tabel diatas menunjukkan bahwa ada peningkatan prestasi belajar dari kondisi pra siklus dengan siklus I. Pada pra siklus nilai ketuntasan kelas sebesar 30% dengan jumlah siswa mencapai nilai KKM 9 dan pada siklus I naik menjadi 60% dengan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 18 anak. Sedangkan untuk hasil angket siswa cenderung baik dengan rata-rata nilai angket adalah 70.02 %. Berdasarkan angket tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan berpikir historis siswa pada siklus I ini juga belum nampak sehingga ada baiknya guru memberikan penjelasan tentang apa itu berpikir historis dan contoh berpikir historis agar siswa dapat lebih memahami tujuan yang dimaksud. Deskripsi Siklus II Siklus II dilaksanakan pada tanggal 7 September 2013 dengan alokasi waktu 2 x 45 menit dalam satu kali tatap muka. Pada siklus II ini metode dan media yang digunakan masih sama yaitu metode inkuiri dan novel Penakluk Badai, namun untuk pokok bahasan dalam novel berbeda. Pada siklus I
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pembelajaran ditekankan dengan mempelajari bab 20-21 Novel Penakluk Badai dimana kompetensi dasar ditekankan pada pemahaman peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan pada siklus II ini akan menekankan pada bab 2223 dimana kompetensi dasarnya adalah memahami perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman disintegrasi. Berdasarkan pembagian sub bab pada novel tersebut materi pada siklus II ini lebih menekankan pada gejolak sosial yang terjadi di Indonesia pasca kemerdekaan. Pembelajaran yang dirasa kurang pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II. Adapun tahapan pada siklus II ini adalah: 1). Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan pada siklus II dimulai dengan membuat RPP untuk pertemuan pada siklus II tanggal 7 September 2013.
Adapun materi yang
digunakan pada siklus II ini adalah gejolak sosial yang terjadi di Indonesia meliputi: Pertempuran Surabaya, Medan Area, Ambarawa-Magelang, Bandung dan Perjanjian Linggarjati. Selain menyiapkan RPP sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam tindakan siklus II ini kurang lebih sama dengan sarana dan prasarana yang digunakan dalam tindakan siklus I yang berbeda adalah materi pembelajarannya. Selain itu mengacu pada refleksi yang dilakukan pada siklus I, maka pada siklus II ini guru diharapkan dapat menerapkan semua langkah-langkah metode inkuiri dalam pembelajaran. Adapun langkah-langkah pembelajaran pada siklus II ini adalah:
KEGIATAN GURU
KEGIATAN SISWA
KARAKTER
Pendahuluan
10 m
Apersepsi -
Membuka dengan
pelajaran -
mengucapkan
Siswa menjawab salam -
Religius
dari guru
salam -
WAKTU
Mengabsen siswa
-
Siswa
menjawab -
commit to user
Disiplin
perpustakaan.uns.ac.id
-
-
digilib.uns.ac.id
Memotifasi siswa misal dengan
menanyakan
masih
semangatkah -
kehadirannya dikelas Mendengar
dan
hari ini,
menjawab
Menjelaskan
singkat dari guru
kompetensi tujuan
tahu
dasar,
dan
prosedur
-
Rasa
ingin
tahu
Menjelaskan
materi -
yang akan dipelajari -
ingin
pertanyaan
pembelajaran -
Rasa
Menjelaskan
Memperhatikan penjelasan guru
metode
inkuiri dan media yang akan
dipakai
dalam
pembelajaran Kegiatan Inti Eksplorasi
30 m (Langkah -
1,2) -
Siswa
menyimak -
Rasa
mencatat
Tahu,
Memberikan pengantar
dan
materi tentang keadaan
penjelasan
Indonesia
guru
pasca
dari -
guru
jawab
melibatkan
-
Siswa
peserta didik mencari
mendengarkan
informasi
pertanyaan
materi
tentang yang
dipelajari
akan
dan
dengan
guru
berusaha
menjawab
memberikan pertanyaan berkaitan materi
sejarah
mandiri, bertanggung
kemerdekaan. -
ingin
yang dengan yang
-
Menanyakan sesuatu yang dirasa
commit to user
Rasa
ingin
tahu, gemar membaca
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terdapat dalam Novel
belum jelas.
Penakluk Badai. -
Guru meminta siswa bergabung
dengan
kelompoknya masingmasing.
Masing-
masing
kelompok
terdiri dari 6 siswa. Kelompok sama seperti pada siklus I. -
-
Guru
memberikan
lembar
kerja
pedoman pada
dan
jawab, -
lembar
-
pengerjaan
-
Siswa merumuskan
berdasarkan
masalah
dan
materi yang terdapat
hipotesis
dengan
dalam novel Penakluk
menginterpretasika
Badai
n peristiwa sejarah
bab
22-23.
Novel telah diberikan
dalam
novel
pada pertemuan pra
Penakluk
Badai
siklus.
dengan
Guru meminta siswa
data
untuk mencari data,
paket,
sumber
catatan
informasi/
fakta menjawab masalah
untuk rumusan (dilakukan
diluar KBM)(2)
Bertanggung jawab,
Guru meminta siswa
(1)
disiplin
pedoman
masing-masing
merumuskan masalah
-
Menerima
kerja dan membaca
pengerjaan
kelompok. -
Bertanggung
mencari dari
buku
rangkuman ataupun
rangkuman
materi
dari internet yang telah mereka buat.
commit to user
disiplin, kerja keras,
perpustakaan.uns.ac.id
-
digilib.uns.ac.id
-
menuliskan hipotesis/dugaan
rasa
sementara
tahu,
materi
-
-
tanggung
dalam novel (3).
peristiwa
jawab, kerja
Hipotesis
dalam
Novel
keras,
berdasarkan rumusan
Penakluk
Badai
disiplin
masalah yang ditulis
dengan
pada lembar kerja.
membandingkan/
Guru meminta siswa
mencocokannya
menguji
dengan buku paket,
dibuat
hipotesis
sejarah
yang telah dibuat oleh
catatan,
masing,
rangkuman internet.
masing
dan
kelompok
-
berdasarkan sumber
yang
tanggung
buat/bawa(4).
untuk materi
-
yang
lembar
-
berdiskusi
diskusi kelompok
sesuai
dengan
memberikan
kelompok
kesempatan dan arahan
telah ditetapkan
kegiatan
meminta
-
-
kepada siswa -
meminta
siswa
Siswa
arahan guru -
belum dipahami
Siswa mengemukakan
commit to user
-
rasa
ingin
tahu
yang
mendengarkan
siswa
mencatat hal-hal yang
-
telah
Siswa
memantau
kerjasama
diberikan
kerja. -
jawab,
Siswa menguraikan dalam lembar kerja
menguraikan pada
tahu,
membaca,
mereka
Guru meminta siswa
ingin gemar
data dan informasi
-
ingin
siswa menganalisis
sejarah yang terdapat
-
toleransi,
-
tanggung jawab
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mempersiapkan
pertanyaan
atau
presentasi
hal-hal yang belum dimengerti -
Mempersiapkan diri presentasi 45 m
ELABORASI -
Guru meminta setiap
-
kelompok untuk siap
Melakukan
-
presentasi
Mandiri, kerja keras,
presentasi
tanggung
-
Memberi arahan siswa
jawab
-
Membantu siswa
apabila mengalami
kesulitan -
Memotifasi siswa agar lebih aktif
-
Mengamati siswa yang aktif dan pasif saat presentasi
-
Guru
bersama-sama
-
Menyimpulkan
siswa menyimpulkan
hasil
materi
bersama-sama guru
yang
telah
-
Tanggung jawab,
presentasi
kerja keras
dibahas (5) Konfirmasi -
Sebagai
narasumber
-
dan fasilitator dalam
guru
menjawab
mengalami
pertanyaan
siswa yang mengalami kesulitan -
Meminta
Mengapresiasi
bantuan apabila
kesulitan -
Menerima apresiasi guru
presentasi dari setiap
commit to user
-
Kerjasama
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kelompok 5
Penutup -
Guru meminta siswa untuk
Mencari sumber data -
disiplin,
materiseperti
untuk
tanggung
sebelumnya dan siap
belajar untuk ulangan
ulangan
menyiapkan -
dan
jawab
pada
pertemuan berikutnya. -
diskusi
Menutup
pertemuan
dengan
mengucap
- Siswa menjawab salam
-
Religius
salam
Dalam
pelaksanaan pembelajarannya
guru terlebih dahulu
harus
memahami langah-langkah metode inkuiri yang akan dilaksanakan. Pada tahap apersepsi guru sudah cukup baik menerapkannya hanya saja guru harus lebih rinci dalam memberi penjelasan prosedur pembelajaran pada siswa. Selain itu guru juga dapat mengabsen siswa untuk mengetahui siswa yang hadir dalam pembelajaran. Pada tahap eksplorasi hendaknya memberikan penjelasan materi dan pertanyaan pembuka untuk memancing daya berpikir siswa. Sebelum memulai diskusi hendaknya guru menjelaskan kembali langkah-langkah metode inkuiri yang harus dilaksanakan oleh siswa sehinga siswa tidak merasa kesulitan. Guru dapat memberikan contoh bagaimana dalam merumuskan masalah dan membuat hipotesis. Dengan pemberian contoh diharapkan siswa lebih paham sehingga langkah-langkah metode inkuiri dapat dilaksanakan oleh siswa. Guru dalam kegiatan ini dapat mendampingi dan membimbing siswa. Guru hendaknya juga melakukan pemeriksaan terhadap data atau sumber informasi penunjang yang dibawa oleh setiap anak. Pada tahap elaborasi, guru hendaknya lebih memotivasi siswa agar semua anggota terlibat aktif didalam kegiatan diskusi. Guru dapat menginformasikan bahwa keaktifan siswa akan dinilai sehingga dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti diskusi dan presentasi. Selain itu pda presentasi guru dapat
commit to user
m
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mewajibkan semua kelompok untuk membuat pembagian tugas dan maju ke depan kelas bersama-sama. Pada siklus II ini akan difokuskan pada diskusi kelompok dan presentasi sehingga post test akan dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya. Hal ini dilakukan agar siswa dapat mempersiapkan diri terlebih dahulu. Pada akhir pembelajaran hendaknya guru juga meminta siswa untuk mempersiapkan sarana dan prasarana yang digunakan terutama pada pencarian sumber data untuk menguraiakan materi diskusi. Guru dapat menyampaikan pada siswa apabila semua tahapan dalam proses pembelajaran akan dinilai. Hal ini digunakan untuk memotivasi siswa. Seperti pada siklus I sarana dan prasarana yang dipersiapkan untuk menunjang kegiatan pembelajaran pada siklus II ini antara lain adalah ruang kelas XII IPS I yang digunakan sebagai objek penelitian. Selain itu bangku kelas juga ditata sesuai dengan kelompok diskusi,white board, spidol, lembar jawaban dan panduan mengerjakan soal kepada siswa untuk dilengkapi berdasar sumber belajar yang diberikan yaitu Novel Penakluk Badai dan juga sumber-sumber pendukung lainnya. Untuk melalukan observasi peneliti menggunakan lembar observasi dimana didalamnya terdapat rincian kegiatan guru dan siswa. Lembar kegiatan guru berisi tentang bagaimana guru melaksanakan scenario pembelajaran, bagaimana cara guru menerangkan, memotivasi, dan membantu siswa selama pelajaran berlangsung. Sedangkan lembar kegiatan siswa meliputi keaktifan siswa saat berdiskusi dan presentasi. Keaktifan ini dilihat dari bagaimana siswa mempresentasikan pekerjaanya, aktif bertanya, mengemukakan pendapat, dan mempertahankan pendapat. Pada siklus II ini diharapkan guru dapat menerapkan semua metode inkuiri yang sudah direncanakan. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dilakukan sebagaimana dalam RPP yang telah dibuat antara peneliti dan guru. Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 7 September 2013 mulai pukul 10.25-11.55 WIB. Pada siklus II ini bab yang digunakan dalam diskusi kelompok adalah bab 22 dan 23.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 11. Bab 22 Novel Penakluk Badai
Bab 22 berjudul Fatwa Jihad yang menceritakan tentang keadaan Indonesia pasca proklamasi. Pada bab ini diceritakan tentang kedatangan NICA di Indonesia. Pemerintah sipil Hindia Belanda ternyata masih berambisi untuk menjajah Indonesia dengan mencari tumpangan sekutu. Kedatangan pihak sekutu ini awalnya disambut gembira oleh bangsa Indonesia tetapi setelah diketahui mereka datang dengan orang-orang NICA maka rakyat menjadi curiga. Selain itu pada bab ini juga diceritakan bagaimana NICA berusaha untuk memersenjatai KNIL (Koninklijk Nederlands Indies Leger).
NICA yang datang dengan
mendompleng sekutu mencoba untuk kembali menguasai Indonesia. Mereka meminta SEAC (South East Asia Command) untuk mengutus pimpinan mayor A.G. Greenhalgh datang ke Indonesia dengan tugas melaporkan keadaan Indonesia kepada sekutu. Selain NICA pada bab ini juga diceritakan tentang AFNEI yaitu suatu komando yang dibentuk sekutu untuk mengurusi Indonesia. Kedatangan NICA ini pada akhirnya menimbulkan perlawanan di berbagai daerah di Indonesia. Pada novel ini diceritakan perlawanan yang terjadi di Ambarawa, Semarang, Surabaya, Medan dan Bandung. Selain peristiwa tersebut dalam novel ini juga diceritakan bagaimana Kiai Hasyim Asy’ari sebagai ulama besar dimintai pertimbangan akan situasi yang sedang dialami oleh bangsa. Oleh Kia Hasyim maka dibuatlah Fatwa Jihad untuk melawan sekutu. Perlawanan di masing-masing daerah tersebut diceritakan secara runtut dalam novel ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 12. Bab 23 Novel Penakluk Badai
Sedangkan pada bab 23 novel ini menceritakan tentang Perundingan Linggarjati. Pada halaman pertama masih diceritakan tentang NICA yang membonceng AFNEI yang masih ingin menguasai Indonesia dan beberapa perlawanan rakyat di Medan dan Bandung. Pada halaman kedua cerita mulai masuk ke upaya Belanda untuk menguasai Indonesia melalui jalan perundingan. Wilayah Indonesia saat itu masih dalam dualisme kekuasaan. Dalam bab ini juga sedikit disinggung mengenai Kabinet Sjahrir. Pada masa kabinet Sjahrir II, Sjahrir membuat usulan tandingan yaitu diakuinya RI sebagai Negara berdaulat yang meliputi daerah bekas Hindia Belanda, antara negeri Belanda dan Indonesia dibuat federasi. Usulan ini ternyata bertentangan dengan Van Mook dan pada akhirnya mereka mencapai kesepakatan yaitu a) Rancangan persetujuan diberikan bentuk sebagai Perjanjian Indonesia Internasional dengan Preambule, b) Pemerintah Indonesia mengakui secara de facto Republik atas Pulau Jawa dan Sumatra. Pada bagian selanjutnya novel ini menceritakan tentang ketegangan yang terjadi antara para tokoh tentang ketidaksetujuan terhadap perundingan yang dilakukan Sjahrir. Selanjutnya diceritakan tentang muktamar Masyumi, dan perundingan
Linggarjati.
Perundingan
Linggarjati dilaksanakan di desa
Linggarjati, Kecamatan Cilimus, Kuningan yang terletak di kaki Gunung Ceremai Cirebon. Hasil perjanjian ini adalah 1) Belanda mengakui secara de facto wilayah RI meliputi Jawa, Sumatera, dan Madura, 2) Belanda harus meninggalkan wilayah RI paling lambat tanggal 1 Januari 1949, 3) Pihak Belanda dan Indonesia sepakat membentuk Negara RIS. Pada akhir bab diceritakan tentang adanya dua kubu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang berseberangan antara sayap sosialis Pesindo yang mendukung pemerintah dan sayap nasionalis Islam yang diwakili oleh Masyumi dan PNI yang menolak perjanjian Linggarjati. Melalui bab 22 dan 23 ini siswa diminta untuk menginterpretasi peristiwa sejarah yang terdapat di dalam Novel Penakluk Badai. Isi dari novel tersebut sangat relevan, selain menceritakan tentang peristiwa sejarah pasca kemerdekaan Indonesia melalui novel ini kita juga mendapat cerita tentang peristiwa sejarah lain seperti keterlibatan Kia Hasyim Asy’ari, dan tokoh-tokoh agama lain yang cenderung sangat sedikit dibahas dalam buku teks sejarah SMA. Berikut pelaksanaan pembelajaran sejarah melalui Novel Penakluk Badai bab 22 dan 23. Pendahuluan Guru melakukan apersepsi selama kurang lebih 10 menit yaitu dengan membuka
pelajaran
dengan
salam
Assalamualaikum
Warahmatuallahi
Wabarakatuh lalu siswa serempak menjawab Waalaikumsalam Warahmatuallhi Wabarakatuh. Setelah membuka kelas dengan salam guru lalu mengabsen siswa, guru menanyakan siapakah siswa yang hari ini tidak masuk dan hasilnya nihil semua siswa masuk kelas. Setelah mengabsen siswa, guru menyakan kesiapan siswa pada pembelajaran hari init. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan, prosedur, dan SKKD pembelajaran. Dengan menjelaskan SKKD guru berharap siswa mampu memahami perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman disintegrasi. Guru kemudian juga menjelaskan tentang materi, metode dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran. Sebelum memulai diskusi guru terlebih dahulu menanyakan kepada siswa apakah novel yang diminta sudah dibaca dan juga menanyakan tentang kesiapan materi yang dibawa oleh siswa. Sebagian besar siswa menjawab telah membaca novel dan membawa materi lain yaitu dari internet dan buku paket. Eksplorasi (Langkah 1,2,3,4) Pada siklus II ini materi yang digunakan adalah bab 22 dan 23 dalam Novel Penakluk Badai. Setelah itu guru meminta siswa untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing. Setelah siswa bergabung dengan kelompoknya masing-masing guru memberikan lembar kerja dan meminta siswa untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mendiskusikan materi sejarah yang terdapat dalam novel Penakluk Badai bab 2223. Sebelum memulai kegiatan diskusi guru terlebih dahulu memberikan satu pertanyaan kepada siswa yaitu “ Bagaimana keadaan Indonesia setelah merdeka, apakah sudah seperti sekarang ini?”. serempak siswa menjawab “belum”. Lalu guru melanjutkan pertanyaannya kembali “ Lalu bagaimana keadaan Indonesia pada waktu itu?” ada yang bisa menjelaskan?”. Sejenak kelas hening.
Gambar 13. Guru memberikan motivasi pada siswa.
Oleh karena belum ada yang tunjuk jari maka guru memberikan motivasi dengan mengatakan jawaban yang dikemukakan tidak harus benar yang terpenting sudah berani mengemukakan pendapatnya sudah mendapat nilai tersendiri. Setelah diberikan motivasi salah seoarang siswa yaitu Sugiyanti mengacungkan jari untuk mencoba menjawab pertanyaan dari guru. Jawabann Sugiyanti adalah “ Indonesia belum seperti sekarang karena setelah kemerdekaan Indonesia masih harus mempertahankan kemerdekaanya dari serangan asing.” Mendengar
jawaban
Sugiyanti
guru
memberikan
apresiasi
dan
memberikan tambahan penjelasan bahwa setelah pasca kemerdekaan Indonesia harus masih berjuang mempertahankan kemerdekaan karena Belanda masih berkeinginan untuk kembali menguasai wilayah Indonesia. Guru kemudian mengecek kelengkapan materi yang dibawa siswa. Bab 22 didiskusikan oleh kelompok I dan II sedangkan bab 23 didiskusikan oleh kelompok III,IV, V. Pada awal diskusi guru meminta siswa untuk bersama-sama merumuskan masalah (1). Adapun rumusan masalah yang dibuat berdasarkan bab 22 adalah 1) Mengapa NICA datang dengan membonceng sekutu ke Indonesia, 2) Bagaimana perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaanya. Sedangkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hipotesis 1) NICA datang ke Indonesia dengan membonceng sekutu agar tidak diketahui rakyat Indonesia, 2) Bangsa Indonesia melakukan perlawanan diberbagai daerah. Sedangkan berdasarkan bab 23 rumusan masalahnya adalah 1). Mengapa diputuskan untuk membuat perundingan Linggarjati. 2) Apakah perundingan Linggarjati dapat mengatasi kemelut yang terjadi di Indonesia. Setelah merumuskan masalah guru meminta siswa untuk menyiapkan data atau sumber informasi yang telah dibuat dirumah. Guru lalu meminta siswa untuk mencari informasi berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat (2).
Gambar 14. Siswa sedang diskusi kelompok
Setelah memperoleh informasi yang relevan, selanjutnya guru meminta siswa untuk membuat hipotesis (3). Hipotesis dari rumusan masalah tersebut adalah 1) perundingan Linggarjati dilakukan untuk mengatasi kemelut peperangan yang terjadi antara Indonesia dengan Belanda, 2) Perundingan Linggarjati belum bisa mengatasi kemelut yang terjadi di Indonesia karena masih menyisakan 2 persoalan besar yang belum disepakati antara Belanda dan Indonesia. Berdasarkan rumusan
masalah
dan
hipotesis
tersebut
guru
meminta
siswa
untuk
menguraikannya pada lembar kerja dengan didukung sumber atau fakta-fakta sejarah dari rangkuman internet, lks, buku paket, dan catatan yang telah mereka persiapkan (4). Elaborasi Setelah kegiatan diskusi kelompok selesai, guru meminta kelompok I dan III mempersiapkan diri untuk presentasi di depan kelas sesuai dengan nomor undian yang telah disepakati pada minggu sebelumnya. Kelompok V dan II telah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
maju pada minggu sebelumnya dan pada pertemuan terakhir atau siklus III kelompok IV yang akan presentasi. Kali ini guru meminta untuk semua anggota kelompok maju ke depan kelas agar semua terlibat aktif dan meminta siswa untuk membagi tugasnya masing-masing. Kelompok pertama yang maju presentasi pada siklus II ini adalah kelompok I dengan materi bab 22 tentang Fatwa Jihad dimana dalam materi ini Jihad disamakan dengan perang melawan kekuatan asing untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kelompok I terdiri dari 6 orang maju ke depan kelas dengan membawa lembar jawabannya masing-masing. Kelompok I diketuai oleh Budi Saputro memulai presentasinya. Budi Saputro sebagai ketua dan juru bicara membuka
presentasi
dengan
salam
Assalamualaikum
Warahmatuallahi
Wabarakatuh semua siswa menjawab salam Waalaikumsalam Warahmatuallahi Wabarakatuh. Kemudian Budi mulai memperkenalkan anggota kelompoknya yaitu Lina Alfiana, Nur R.A, Rina Setiana, Zakaria, dan Faza Adzima. Uraian materi kemudian disampaikan oleh Lina Alfiana yang membacakan rumusan masalah dan hipotesis. Selanjutnya uraian materi disampaiakan oleh Nur R.A. Nur R.A menjelaskan bahwa NICA datang ke Indonesia dengan membonceng tentara sekutu. Awal mula kedatangan sekutu ke Indonesia disambut baik oleh rakyat Indonesia. Namun setelah diketahui bahwa NICA ikut memboncengi rakyat menjadi curiga. Kedatangan NICA ini bermaksud untuk kembali menguasai Indonesia. Kecurigaan rakyat Indonesia semakin besar tatkala NICA mempersenjatai kembali KNIL. Uraian materi yang selanjutnya dijelaskan oleh Zakaria. Zakaria menguraikan materi tentang perlawanan rakyat diberbagai daerah di Indonesia. Perlawanan yang pertama adalah pertempuran Surabaya yang terjadi pada 10 November 1945 dimana kemarahan rakyat Indonesia dipicu karena sekelompok orang Belanda dibawah pimpinan Mr. W.V.Ch. Ploegman mengibarkan bendera Belanda di tiang tingkat teratas Hotel Yamato. Selanjutnya dijelaskan tentang peristiwa Palagan Ambarawa dimana pertempuran yang berlangsung pada 20 November 1945 ini terjadi antara pasukan TKR dengan pasukan sekutu Inggris.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Uraian materi yang selanjutnya dibacakan oleh Faza Adzima yang menjelaskan tentang Pertempuran Medan Area dimana Brigadir T.E.D. Kelly mendarat di Sumatera Utara diikuti dengan tentara NICA. Insiden di Medan dipicu karena lencana merah putih dirampas dan diinjak-injak salah satu tentara NICA. Sekitar 10 menit mereka membacakan uraian materi mereka, selanjutnya Budi sebagai juru bicara mempersilahkan kepada siswa lainnya untuk bertanya ataupun memberi tanggapan. Beberapa menit belum ada yang bertanya lalu guru kembali mengingatkan bahwa setiap kelompok harus bertanya dan akan mendapat nilai. Setelah sedikit dipaksa akhirnya ada dua orang siswa yang tunjuk jari. Kemudian Budi mempersilahkan kepada penanya pertama yaitu Ulil Arkham. Pertanyaan Ulil Arkham adalah “Mengapa pada awal kedatanggan sekutu disambut baik oleh rakyat Indonesia?” Pertanyaan ini dijawab oleh Rina Setiana “ sekutu disambut baik oleh rakyat Indonesia karena rakyat Indonesia mengira bahwa sekutu datang untuk aksi perdamaian”. Jawaban dari Rina ini ternyata sudah cukup untuk Ulil Arkham.
Gambar 15. Kelompok I berdiskusi menjawab pertanyaan siswa
Selanjutnya Budi mempersilahkan kepada penanya kedua yaitu Dewi Lestari, pertanyaanya adalah “ Bagaimana reaksi rakyat Indonesia dengan kedatangan sekutu”. Pertanyaan ini kemudian diiskusikan terlebih dahulu oleh kelompok I dan selanjutnya dijawab oleh Budi sendiri. “Pada awal kedatangannya Indonesia menyambut baik kedatangan sekutu tetapi ketika mengetahui sekutu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diboncengi NICA rakyat menjadi curiga”.
Budi lalu meminta tanggapan dari
Dewi Lestari apakah sudah jelas atau belum dan Dewi Lestari menganggukangguk. Selanjutnya ada pertanyaan kembali dari Ning Lestari. Pertanyaanya adalah “Mengapa perlawanan di Bandung disebut dengan peristiwa Bandung Lautan Api. Pertanyaan dari Ning Lestari ini tidak langsung dijawab oleh kelompok I, mereka kemudian mendiskusikannya terlebih dahulu. Dari hasil diskusi singkat mereka mencoba menjawab pertanyaan tersebut yang diwakili oleh Lina Alfiana “ Disebut Peristiwa Bandung Lautan Api karena pada waktu itu masyarakat Bandung membakar rumah mereka secara besar-besaran agar Bandung tidak digunakan sebagai markas NICA. Jawaban dari Lina Alfiana ini nampaknya cukup memuaskan Ning Lestari. Oleh karena waktu untuk kelompok I telah selesai maka guru mempersilahkan kelompok I untuk menutup presentasinya dan mempersilahkan kelompok III untuk maju presentasi. Kelompok III diketuai oleh Ahmad Muntoha dengan 6 anggota kelompok dengan sub materi bab 23 tentang Perjanjian Linggarjati. Presentasi diawali dengan salam oleh Essy Puspitasari yang bertindak sebagai juru bicara. Selanjutnya Essy memperkenalkan anggota kelompok mereka yang terdiri dari M.Ahmad Muntoha, Dewi Lestari, Indatari, Essy Puspitasari, Arbi Gunawan dan M. Anis Hasan. Setelah memperkenalkan anggota kelompoknya Essy mempersilahkan Dewi Lestari untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Oleh Dewi Lestari dijabarkan tentang rumusan masalah dan hipotesis. Setelah menguraikan rumusan masalah dan hipotesis, uraian materi selanjutnya disampaikan oleh Arbi Gunawan yang menjelaskan peperangan yang terjadi antara Indonesia dan Belanda tidak bisa diselesaikan dengan peperangan sehingga harus ditempuh melalui jalan diplomasi. Selain itu Arbi juga menjelaskan tentang hasil dan kesepakatan perundingan Linggarjati.
Uraian
materi dari hipotesis yang kedua dibacakan oleh Anis Hasan yang menjelaskan bahwa hasil perundingan Linggarjati mendapat kecaman dari berbagai pihak terutama Masyumi pimpina K.H. Hasyim Asy’ari dan beberapa partai juga ikut mengecam. Kecaman ini terjadi karena mereka menganggap bahwa perundingan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Linggarjati tidak membuat bangsa Indonesia berdaulat tetapi masih ada intervensi dari pihak Belanda. Setelah menguraikan materi tersebut Essy membuka sesi pertanyaan. Ada 2 anak yang mengangkat tangan lalu dipersilahkan oleh Essy. Pertanyaan pertama berasal dari Nur. Rahma A. “ Mengapa terjadi pro dan kontra di masyarakat terhadap perundingan Linggarjati.
Gambar 16. Salah satu siswa bertanya pada kelompok presentasi
Pertanyaan ini kemudian dijawab oleh Indatari “ Perundingan tersebut menimbulkan pro kontra antara golongan sosialis dan nasionalis. Golongan pro menganggap perundingan tersebut memang sudah benar adanya tetapi yang kontra menganggap bahwa perundingan tersebut merugikan Indonesia sehingga Indonesia tidak berdaulat penuh atas wilayahnya. Jawaban Indatari tersebut ternyata cukup memuaskan Nur Rahma. Selanjutnya muncul pertanyaan kembali dari Ismiyati “apakah perundingan Linggarjati itu merugikan pihak Indonesia”. Pertanyaan ini dijawab oleh Ahmad Muntoha “Perundingan Linggarjati bisa dikatakan merugikan dan tidak, merugikan karena wilayah Indonesia menjadi sempit namun tidak karena kedudukan Indonesia di Internasional mulai terlihat. Ismiyati nampak puas dengan jawaban Ahmad Muntoha. Kemudian guru mempersilahkan kelompok I untuk menutup presentasi karena waktunya sudah habis. Setelah menutup presentasi guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi diskusi yang telah dipresentasikan hari ini (5). Konfirmasi Guru memberikan apresiasi terhadap kelompok dan siswa yang aktif selama pembelajaran berlangsung. Guru juga memberikan umpan balik pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
siswa agar siswa memahami dan dapat mencapai kompetensi dasar. Guru juga bertindak sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan siswa yang mengalami kesulitan. Sisa waktu yang ada digunakan guru untuk menanggapi pertanyaan siswa yang tadi diajukan. Penutup Sebelum menutup pertemuan pertama pada siklus II ini guru meminta siswa untuk membaca Novel Penakluk Badai bab 24 dan menyiapkan materi pendukung seperti sebelumnya. Guru juga meminta siswa untuk siap ulangan dengan materi pokok bahasan hari ini. Guru juga menjelaskan prosedur pembelajaran pada pertemuan yang akan datang. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan salam yang diikuti oleh semua siswa.
c). Pengamatan ( Observasi) Pada siklus II ini berdasarkan pengamatan peneliti pelaksanaan pembelajaran berlangsung lebih baik. Dalam proses belajar mengajar siklus II guru sudah melakukan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Dalam apersepsi guru mengawalinya denga membuka salam, mengabsen siswa, menjelaskan SKKD, materi, metode dan media yang digunakan. Selain itu guru juga lebih tegas dengan mengecek kelengkapan materi siswa. Dalam kegiatan eksplorasi guru terlebih dahulu memberikan pertanyaan pembuka kepada siswa. Pertanyaan ini disambut baik oleh siswa, hal ini terlihat dari adanya siswa yang mencoba menjawab pertanyaan dari guru. Guru juga memberikan penjelasan materi kepada siswa sehingga sabelum memulai diskusi siswa sudah memiliki gambaran materi yang akan dibahas. Selain itu siswa juga mulai melaksanakan tugas yang diberikan karena ketika guru bertanya “ Apakah Novel Penakluk Badai sudah dibaca” semua siswa terlihat menjawab ”ya”. Guru
juga
sudah
menerapkan
langkah-langkah
inkuiri
dalam
pembelajaran. Pada saat merumuskan masalah guru terlebih dahulu memberi contoh kepada siswa. Lalu setelah siswa dirasa cukup mengerti guru meminta siswa untuk merumuskan masalah berdasarkan materi novel yang telah dibaca. Dalam merumuskan masalah ini guru tidak lagi mendominasi tetapi masing-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
masing kelompok mengajukan rumusan masalah mereka sendiri untuk kemudian dirumuskan bersama-sama dengan guru. Dalam menggunakan sumber data, guru terlebih dahulu memeriksa kelengkapan sumber data informasi yang dibawa oleh setiap kelompok. Masing-masing kelompok sudah membawa, namun tidak masing-masing anak. Setelah memeriksa kelengkapan data yang dibawa oleh kelompok, guru meminta siswa untuk membuat hipotesis. Guru terlebih dahulu memberikan contoh dan siswa terlihat mengerti dengan contoh yang diberikan. Selanjutnya guru meminta siswa membuat hipotesis. Dalam membuat hipotesis guru juga mendampingi siswa dan memberikan arahan kepada siswa yang belum mengerti. Guru juga terlihat lebih aktif dalam mendampingi siswa selama kegiatan diskusi. Dalam menguraikan materi guru memberikan lembar kerja tersendiri untuk kemudian meminta siswa agar menginterpretasi materi novel dengan melihat fakta dari sumber data yang telah mereka buat. Guru juga menjelaskan bahwa uraian materi bukannlah ringkasan novel tetapi siswa diminta untuk melihat perisiwa-peristiwa sejarah yang berhubungan dengan pokok pembelajaran saja. Guru terlebih dahulu juga memberikan contoh kepada siswa agar siswa lebih mudah paham.
Gambar 17. Guru memberikan arahan kepada kelompok siswa
Selama kegiatan diskusi berlangsung guru memberikan arahan kepada siswa yang belum memahami tugas dan juga membantu siswa maupun kelompok yang kesulitan. Hal ini terlihat ketika guru selalu berkeliling menghampiri setiap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
kelompok
ketika
digilib.uns.ac.id
diskusi
berlangsung.
Guru
menanyakan
bagaimana
pekerjaannya, sampai dimana, bisa atau tidak dan lain sebagainya. Pada tahap elaborasi presentasi dilakukan oleh semua anggota kelompok. Selain itu guru juga mengingatkan bahwa pada saat presentasi harus ada pembagian tugas. Pada saat presentasi kelompok siswa sudah mulai mengerti dan membagi tugas antar anggota. Siswa juga mulai terlibat aktif dalam kegiatan diskusi walaupun masih terbatas pada pertanyaan dan jawaban, belum sampai pada tanggapan atau pertanyaan lanjutan. Selain itu siswa juga memperhatikan presentasi di depan kelas karena guru mengingatkan agar siswa memperhatikan presentasi dan mempersiapkan pertanyaan. Guru juga selalu memotivasi siswa selama kegiatan presentasi berlangsung untuk memupuk rasa percaya diri siswa agar siswa lebih aktif dan berani dalam mengemukakan pendapat. Pada akhir presentasi guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan pokok bahasan materi. Pada akhir pembelajaran guru sudah memberikan apresiasi kepada kelompok yang maju presentasi. Selain itu guru juga menanggapi pertanyaan siswa yang tadi diajukan. Sebelum menutup kelas guru terlebih dahulu menjelaskan prosedur pembelajaran yang akan dilakukan dan pelaksanaan post test pada minggu berikutnya. Pada siklus II hasil nilai dari post test yang dilakukan adalah sebagai berikut: Tabel 7. Hasil Nilai Siklus II No
Pencapaian Hasil
Jml Siswa
Prosentase
Nilai mencapai KKM ≥ 75
83,3
Nilai belum mencapai KKM ≤ 75
16,6
Rata – rata
76,5
Gambar 18. Diagram Hasil Post Test Siklus II
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
100 80 60 40
Jml Siswa
20
Prosentase
0 Nilai Mencapai KKM
Nilai belum mencapai KKM
Rata-rata
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa siswa yang lulus mencapai nilai diatas atau sama dengan KKM (75) ada 25 anak dengan nilai ketuntasan kelas mencapai 83,3%, sedangkan yang belum lulus ada 5 anak. Sedangkan nilai rata-rata nya adalah 76,5%. Pada siklus II ini peneliti juga memberikan angket skala sikap yang dikerjakan diluar pembelajaran untuk mengetahui kemampuan berpikir historis siswa. Berdasarkan angket yang telah diberikan, hasil perolehan rata-rata skor adalah 77.05 %. Skor terendah adalah 88 dan skor tertinggi adalah 108 Tabel 8. Hasil Angket Siklus II No
Keterangan
Siklus II
1.
Rata-rata
77.05
2.
Jml siswa tuntas
20
Dari hasil tabel tersebut dapat kita ketahuai bahwa dari 30 siswa 20 siswa memiliki kemampuan berpikir historis sedangkan 10 diantaranya belum cukup memiliki kemampuan tersebut. Tetapi dilihat dari jumlah siswanya maka dapat diketahui bahwa ada kenaikan dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II ini kemampuan berpikir historis siswa sudah mulai nampak. Siswa mulai memahami adanya perbedaan waktu pada sejarah dan menyadari adanya sifat kontinuum sejarah. Siswa mulai memahami pertanyaan dalam angket yang diberikan. Siswa juga mulai mampu menguraikan peristiwa sejarah yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terdapat dalam novel secara kronologis. Uraian yang dibuat sudah lebih baik dari sebelumnya. Siswa mulai mampu dalam menginterpretasi fakta sejarah yang terdapat dalam novel. Selain itu siswa juga mulai mampu menerangkan perubahan-perubahan penting peristiwa sejarah yang terdapat dalam novel. Hal ini terlihat dari adanya kesiapan siswa dalam presentasi. Uraian yang disampaikan pada saat presentasi lebih kronologis, dimana siswa memilah-milahnya berdasarkan urutan waktu. Siswa juga mulai memiliki pemahaman sejarah yang baik hal ini terlihat adanya pengingkatan pada uraian materi yang dibuat, presentasi yang dilakukan dan juga prestasi belajar yang meningkat. Siswa juga mulai mampu merekonstruksi peristiwa sejarah yang terdapat dalam novel dengan sumber data yang telah mereka bawa.
d). Refleksi Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini lebih baik dbandingkan dengan siklus I. Saat apersepsi guru mekakukannya lebih baik baik. Pembelajaran dibuka dengan salam oleh guru yang dijawab serempak oleh siswa. Kemudian guru melanjutkan apersepsi dengan mengabsen kehadiran siswa. Selanjutnya guru juga menjelaskan tujuan, prosedur pembelajaran dan kompetensi dasar juga metode dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran. Pada kegitan diskusi guru mulai menerapkan langkah-langkah metode inkuiri yang sesuai dengan RPP. Sebelum diskusi dimulai guru memberikan contoh pada setiap prosedur yang harus dilalui siswa. Dalam merumuskan masalah dan hipotesis guru memberikan contoh terlebih dahulu dan siswa nampak lebih paham dengan contoh yang diberikan oleh guru. Guru meminta setiap kelompok untuk merumuskan masalah dan kemudian didiskusikan bersama dengan guru. Setiap kelompok terlihat berusaha dalam merumuskan masalah. Berdasarkan rumusan masalah yang dibuat oleh masing-masing kelompok
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
selanjutnya guru dan siswa membuat rumusan masalah bersama-sama. Siswa pun mulai berani mengemukakan kesulitan yang mereka hadapi. Dalam pengumpulan data diluar KBM, guru nampak tegas karena guru menanyakan kelengkapan sumber data yang dibawa oleh setiap kelompok. Pada siklus II ini semua kelompok sudah membawa sumber data yang dimaksud, tetapi tidak semua siswa membawa sumber data informasi yang diminta. Selain itu sumber data yang dibawa oleh siswa kebanyakan mengambil dari internet. Hanya beberapa kelompok saja yang terlihat membawa buku paket. Ada baiknya guru juga memberikan penjelasan bahwa sumber data yang dibawa dapat berupa catatan pribadi, internet, buku paket dan LKS. Adanya berbagai sumber data yang digunakan dapat membuat uraian materi siswa lebih lengkap dan jelas. Dalam membuat hipotesis siswa mulai paham karena guru juga memberikan
contoh
bagaimana
membuat
hipotesis.
Guru
memberikan
kesempatan kepada siswa untuk membuat hipotesis terlebih dahulu untuk kemudian didiskusikan dengan guru. Dengan adanya keterlibatan siswa secara langsung dalam membuat hipotesis diharapkan materi pembelajaran dapat diserap oleh siswa dengan lebih baik. Dalam menganalisis novel guru memberikan lembar kerja terlebih dahulu dan memberikan contoh dalam menginterpretasi novel. Guru juga mengingatkan siswa untuk menginterpretasi peristiwa sejarah yang terdapat dalam novel dengan bahasa mereka sendiri dan didukung dengan sumber data yang telah dibawa bukan meringkas seperti pada pertemuan sebelumnya. Siswa terlihat mulai mengerti dan paham dengan contoh yang diberikan oleh guru. Pada kegiatan diskusi ini guru juga selalu mengingatkan agar siswa ikut terlibat aktif dan kelompok yang akan maju presentasi agar membuat pembagian tugas. Hal ini dilakukan agar semua anggota kelompok ikut aktif dalam diskusi dan presentasi. Selama kegitan diskusi guru senantiasa mendampingi siswa dan menanyakan kesulitan mereka. Beberapa siswa nampak mulai berani dalam mengemukakan kesulitan yang mereka hadapi. Sebelum memulai pembelajaran guru sudah memberikan pertanyaan pembuka dan penjelasan materi untuk merangsang daya pikir siswa. Siswa pun
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mulai berani menjawab pertanyaan dari guru walaupun harus dimotivasi terlebih dahulu. Guru juga menanyakan kepada siswa apakah sudah membaca novel atau belum Semua anggota kelompok ikut terlibat aktif pada saat diskusi karena guru meminta setiap anggota memiliki catatan materi kelompoknya sendiri, dengan begitu tidak hanya satu, atau dua siswa saja yang bekerja tetapi semuanya ikut terlibat. Pembelajaran yang berlangsung juga lebih hidup hal ini terlihat dari antusiasme siswa yang lebih meningkat dibanding pada siklus I siswa mulai terlibat aktif pada diskusi dan presentasi. Pada siklus I siswa harus benar-benar dipaksa oleh guru untuk bertanya sedangkan pada siklus II ini siswa juga mulai aktif bertanya walaupun masih memerlukan dorongan dari guru. Pada akhir pembelajaran guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari pada pembelajaran hari ini. Selain itu guru juga menanggapi beberapa pertanyaan siswa yang tadi telah diajukan. Kegiatan pembelajaran ditutup dengan baik oleh guru dengan menjelaskan prosedur pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Dalam menerapkan pembelajaran guru sudah lebih menguasai dan menjalankannya sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Hal ini terlihat ketika guru menerapkan semua rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Mulai dari apersepsi, eksplorasi, elaborasi, konfirmasi, dan penutup. Hasil refleksi dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 9. Deskripsi kualitatif siklus I-siklus II No Uraian Tindakan
Kondisi Siklus I
Kondisi Siklus II
a. Metode
inkuiri a. Metode inkuiri melalui
menggunakan
media
media novel diterapkan
novel
Badai
guru dengan lebih baik.
Penakluk
belum maksimal.
b. Guru mengikuti semua
b. Guru belum menerapkan semua
langkah-langkah
metode inkuiri. c. Pembelajaran
langkah-langkah inkuiri dalam rpp. c. Pembelajaran
melalui
commit to user
melalui
diskusi kelompok
dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diskusi
kelompok
dan
presentasi
presentasi semua anggota
oleh
perwakilan anggota Proses
a. Siswa
belum
Pembelajara
merumuskan
n
hipotesis.
mampu a. Siswa masalah,
merumuskan
pentingnya menggunakan sumber bahan ajar lain. novel
masih
seperti ringkasan novel.
masih dengan bantuan guru. b. Setiap
kelompok
membawa sumber data/ pembelajaran yang lain.
d. Keaktifan dalam diskusi c. Siswa dan presentasi kurang e. Diakhir
masalah
dan hipotesis walaupun
b. Siswa mulai mengetahui
c. Analisis
mampu
pembelajaran
sudah
mulai
menginterpretasi peristiwa sejarah dalam
guru tidak menyimpulkan
novel
dengan
materi bersama siswa.
data lain.
sumber
d. Keaktifan dalam diskusi dan presentasi lebih baik walaupun masih perlu motivasi dari guru e. Guru materi
menyimpulkan bersama-sama
siswa Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pembelajaran pada siklus II lebih meningkat dibandingkan dengan siklus I. Siswa mulai memahami metode inkuiri dan guru pun melaksanakan pembelajaran sesuai dengan sintak yang telah dibuat. Post test pada siklus II dilakukan pada pertemuan ketiga atau sebelum pelaksanaan siklus III. Hal ini dilakukan agar siswa mempersiapkan diri terlebih dahulu. Berdasarkan hasil post test siklus II prestasi belajar siswa mengalami
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
peningkatan dibandingkan hasil belajar pada siklus I. Adapun hasil prestasi belajar pada siklus II adalah : Tabel 10. Deskriptif Komparatif prestasi belajar kondisi siklus I-siklus II No 1.
Prestasi Belajar Nilai
Siklus I
Siklus II
mencapai
18 siswa
25 siswa
belum
12 siswa
5 siswa
69,5
76,5
60
83,3
KKM 2.
Nilai
mencapai KKM 3.
Nilai Rata-rata
4.
Ketuntasan Kelas
Tabel diatas menunjukkan bahwa ada peningkatan prestasi belajar dari kondisi siklus I dengan siklus II. Pada siklus I ketuntasan kelas sebesar 60% dengan jumlah siswa mencapai nilai KKM 18 dan pada siklus II naik menjadi 83,3% dengan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 25 anak. Sedangkan pada angket berpikir historis juga mengalami peningkatan dari rata-rata 70,3 naik menjadi 70,3. Kemampuan berpikir historis siswa pada siklus II ini mulai nampak terlihat sehingga guru harus mempertahankan dan mengupayakan kenaikan pada kemampuan berpikir historis siswa pada siklus III. Upaya ini dapat dilakukan guru dengan memberikan contoh bagaimana menerapkan cara berpikir historis. Untuk meningkatkan prestasi dan keaktifan siswa pada siklus III akan diadakan 2 x tatap muka agar hasil pembelajaran dapat lebih maksimal.
Deskripsi Siklus III Siklus III dilaksanakan pada Sabtu 14 September 2013 pukul 10.25-11.55. Berdasarkan refleksi pada siklus II pembelajaran sudah lebih meningkat tetapi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
masih ada hal-hal yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan seperti nilai siswa dan keaktifan siswa. Adapun langkah-langkah pada siklus III ini adalah: a). Perencanaan Pada siklus III materi yang akan dibahas masih pada kompetensi dasar yang sama yaitu menjelaskan perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman disintegrasi. Namun indikator yang digunakan pada siklus III ini berbeda dari siklus sebelumnya. Pada siklus III ini indikator ditekankan pada Agresi militer I juga peran PBB dalam menyelesaikan pertikaian antara Indonesia dengan Belanda. Dari diskusi yang dilakukan antara peneliti dan guru maka disepakati untuk mengikuti RPP yang telah dibuat, guru terlibat aktif namun tetap bertindak sebagai fasiltator, narasumber dan motivator. Pembelajaran akan lebih ditekankan kepada siswa sehingga pembelajaran tidak lagi teacher centered tetapi lebih ke student centered. Dalam kegiatan diskusi guru tetap mempertahankan kegiatan seperti sebelumnya yaitu berkeliling dari kelompok 1 ke kelompok lainnya untuk membantu siswa. Saat presentasi guru lebih aktif dengan cara memberikan tambahan penjelasan dari apa yang dikemukakan siswa. Siswa diharapkan lebih aktif lagi dan keaktifan dapat muncul dari dorongan diri sendiri. Siswa juga diharapkan lebih siap dalam melakukan diskusi dan presentasi. Untuk memperbaiki tindakan pada siklus II maka pada siklus III ini dilakukan dalam 4x45 menit 2 x tatap muka. Selain itu post test pada siklus II dilakukan pada siklus III pertemuan pertama. Hal ini dilakukan agar siswa lebih siap saat ulangan. Selain itu pada pertemuan I siklus III hanya akan dilakukan diskusi kelompok dan pada pertemuan II dilakukan presentasi hal ini dilakukan agar hasil diskusi dan presentasi dapat maksimal. Adapun langkah-langkah pembelajaran pada siklus III ini adalah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pertemuan I (14 September 2013) KEGIATAN GURU
KEGIATAN SISWA
KARAKTER
Pendahuluan
WAKTU 10 m
Apersepsi -
Membuka dengan
pelajaran
mengucapkan
- Siswa menjawab salam -
Religius
dari guru
salam -
Mengabsen siswa
-
Memotifasi siswa misal dengan
- Siswa
menjawab -
Disiplin
kehadirannya dikelas
menanyakan
siap untuk ulangan hari ini. -
-
Menjelaskan kompetensi tujuan
dan
- Mendengar dasar, prosedur
Menjelaskan
ingin
tahu
dan
menjawab pertanyaan singkat dari guru
pembelajaran -
Rasa
-
Rasa
ingin
tahu materi
yang akan dipelajari -
Menjelaskan
metode
- Memperhatikan
inkuiri dan media yang
penjelasan guru
akan
dipakai
dalam
pembelajaran Kegiatan Inti
60
Eksplorasi (Langkah 1,2) -
Menyampaiakan aturan
-
ulangan -
-
-
toleransi, disiplin
-
Memberikan pengantar materi tentang keadaan
-
penjelasan guru
Memberikan soal post test
-
memperhatikan
tanggung
menerima soal post
jawab,
test
mandiri
Siswa
menyimak -
commit to user
Rasa
ingin
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Indonesia
-
pasca
dan
mencatat
Tahu,
kemerdekaan.
penjelasan
guru
guru
bertanggung
Siswa
jawab
melibatkan
peserta didik mencari informasi materi
-
tentang yang
mendengarkan
akan
dipelajari
dengan
dan
-
ingin
guru
tahu,
kerja
berusaha
keras
menjawab
pertanyaan
-
yang
berkaitan
dengan
sejarah
mandiri,
Rasa
pertanyaan
memberikan
materi
dari -
Rasa
ingin
tahu, gemar -
yang
Menanyakan
membaca
sesuatu yang dirasa
terdapat dalam Novel
belum jelas.
Penakluk Badai. -
Guru meminta siswa bergabung
dengan
kelompoknya masingmasing.
Masing-
masing
kelompok
terdiri dari 6 siswa. Kelompok sama seperti pada siklus I. -
Guru
memberikan
lembar
kerja
pedoman pada
dan
-
pengerjaan
masing-masing
lembar -
Bertanggung
kerja dan membaca
jawab,
pedoman
disiplin
pengerjaan
kelompok. -
Menerima
-
Guru meminta siswa Siswa merumuskan
jawab,
berdasarkan
masalah
dan
disiplin,
materi yang terdapat
hipotesis
dengan
dalam novel Penakluk
menginterpretasika
merumuskan masalah (1)
-
Bertanggung
commit to user
kerja keras,
perpustakaan.uns.ac.id
-
digilib.uns.ac.id
Badai bab 24. Novel
n peristiwa sejarah
telah diberikan pada
dalam
novel
pertemuan pra siklus.
Penakluk
Badai
Guru meminta siswa
dengan
untuk mencari data,
data
sumber
paket,
informasi/
fakta
masalah
buku
rangkuman ataupun
rangkuman
rumusan (dilakukan
diluar KBM)(2) -
dari
catatan
untuk
menjawab
mencari
materi
dari internet yang -
Rasa
ingin
telah mereka buat.
tahu,
kerja
menuliskan
keras,
hipotesis/dugaan
bertanggung
sementara
jawab
materi
sejarah yang terdapat dalam novel (3). -
-
Hipotesis
-
siswa menganalisis peristiwa
dibuat
sejarah
berdasarkan rumusan
dalam
Novel
masalah yang ditulis
Penakluk
Badai
pada lembar kerja.
dengan
Guru meminta siswa
membandingkan/
menguji
mencocokannya
hipotesis
yang telah dibuat oleh
dengan buku paket,
masing,
catatan,
masing
dan
rangkuman internet.
kelompok berdasarkan sumber data dan informasi yang
-
mereka
-
Siswa menguraikan
buat/bawa(4).
dalam lembar kerja
Guru meminta siswa
yang
untuk
diberikan
materi
menguraikan pada
lembar
-
Siswa
telah
berdiskusi -
commit to user
toleransi,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kerja. -
sesuai
memantau
kegiatan
kelompok
diskusi kelompok -
-
dengan
disiplin,
yang -
tanggung
telah ditetapkan
jawab,
Siswa
disiplin,
kesempatan dan arahan
mendengarkan
kerjasama
kepada siswa
arahan guru
memberikan
-
meminta
siswa
-
-
rasa
ingin
Siswa
tahu,
mencatat hal-hal yang
mengemukakan
tanggung
belum dipahami
pertanyaan
-
atau
jawab, kerja
hal-hal yang belum
keras,
dimengerti
disiplin
Mempersiapkan diri -
kerjasama
presentasi
tanggung
-
jawab 15 m
ELABORASI -
Guru
memantau
-
Siswa mengerjakan
pelaksanaan post test -
Guru
-
post test
kerja keras,
memantau
tanggung
kegiatan diskusi
jawab
-
Memberi arahan siswa
-
Membantu siswa
-
Melaksanakan
apabila
diskusi
meminta
siswa
mempersiapkan presentasi pada minggu berikutnya Konfirmasi -
Memberikan balik pada siswa
umpan
-
Tanggung jawab, kerja keras
mengalami
kesulitan -
Mandiri,
-
Menerima apresiasi guru
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
-
Sebagai
digilib.uns.ac.id
narasumber
dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan
siswa yang mengalami kesulitan -
Mengapresiasi presentasi dari setiap kelompok 5
Penutup -
Guru meminta siswa untuk
- Mendengarkan intruksi
menyiapkan
presentasi
guru
-
seperti
sebelumnya dan siap ulangan
disiplin, - Melaksanakan
pada
tugas
Melaksanakan
tanggung
yang diberikan
jawab
pertemuan berikutnya. -
-
tugas
Tanggung jawab,
yang diberikan -
Mandiri,
kerjasama
Menutup
pertemuan - Siswa menjawab salam
dengan
mengucap
-
Religius
salam
Pertemuan II (21 September 2013) KEGIATAN GURU
KEGIATAN SISWA
KARAKTER
Pendahuluan
5m
Apersepsi -
Membuka dengan
WAKTU
pelajaran -
mengucapkan
salam
Siswa menjawab salam -
Religius
dari guru -
Siswa
menjawab -
-
Mengabsen siswa
kehadirannya dikela
-
Memotifasi siswa misal -
Mendengar
commit to user
dan -
disiplin
Mandiri,
m
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan
menanyakan
menjawab
pertanyaan
masih
semangatkah
singkat dari guru
rasa
ingin
tahu
hari ini, menanyakan kesiapan presentasi dan ulangan. -
Menjelaskan
-
kompetensi tujuan
dasar,
dan
Mendengarkan arahan -
guru
rasa
prosedur
Menjelaskan
ingin
tahu
pembelajaran -
Disiplin,
materi,
metode dan media yang akan
dipakai
dalam
pembelajaran Kegiatan Inti
50 m
Eksplorasi (Langkah 5) -
-
Memberikan pengantar -
Siswa menyimak dan -
Rasa ingin
materi tentang agresi
mencatat
tahu,
militer dan peran PBB.
dari guru
guru
penjelasan
toleransi
melibatkan
peserta didik mencari -
Siswa
informasi
pertanyaan guru dan -
Rasa ingin
berusaha menjawab
tahu,
materi
tentang yang
dipelajari
akan
mendengarkan
dengan
mandiri,
memberikan beberapa pertanyaan berkaitan materi
sejarah
yang -
kerja keras Menanyakan
dengan
yang
yang
jelas.
dirasa
terdapat dalam Novel
belum -
Rasa ingin tahu
Penakluk Badai. -
sesuatu
Guru meminta siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bergabung
dengan -
Siswa
bergabung -
kelompoknya masing-
dengan
masing.
Masing-
masing-masing
masing
kelompok
kerjasama
kelompoknya
terdiri dari 6 siswa. -
Guru
meminta
kelompok
terakhir
-
tanggung
maju -
untuk
Kerjasama,
Siswa siap presentasi
jawab
presentasi -
memberikan kesempatan
-
dan
tanggung
arahan kepada siswa -
siswa -
meminta
Mendengarkan arahan
-
belum dipahami (5) hasil
diskusi
Rasa ingin tahu,
menyimpulkan
presentasi
dan -
Bersama menyimpulkan
bersama-
guru
tanggung
materi
jawab,
diskusi dan presentasi
sama siswa. -
jawab
guru
mencatat hal-hal yang
-
disiplin,
Member kesempatan siswa untuk bertanya -
.Siswa mengemukakan
Rasa ingin tahu
pertanyaan atau hal-hal yang belum dimengerti 35 menit
ELABORASI -
Guru
memantau -
Melakukan presentasi
-
Tanggung
presentasi
jawab,
-
Memberi arahan siswa
kerja keras,
-
Membantu
toleransi
siswa
apabila mengalami
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kesulitan -
Memotifasi siswa agar lebih aktif
-
Mengamati siswa yang aktif dan pasif saat presentasi
Konfirmasi -
Memberikan
umpan
balik pada siswa -
Sebagai
narasumber
dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan
siswa yang mengalami kesulitan -
Mengapresiasi presentasi dari setiap kelompok Penutup
15 m
Kesimpulan -
Menyimpulkan materi bersama
siswa
melakukan
Mengerjakan post test
dan
Mandiri, tanggung
refleksi
jawab,
melalui post test dan
kerja keras,
pemberian angket di
disiplin
luar pembelajaran. -
-
Bersama-sama dengan siswa
menyimpulkan
materi kelompok dan hasil diskusi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
-
digilib.uns.ac.id
Menutup
pertemuan -
dengan
mengucap
Siswa menjawab salam -
Religius
salam
Pada siklus III ini pelaksanaan pembelajaran dilakukan dalam 4 x 45 menit atau 2 x tatap muka. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran dapat dilakukan lebih maksimal. Pada pertemuan pertama siklus III akan difokuskan pada kegiatan diskusi dimana dilakukan post test siklus II terlebih dahulu. Pada siklus III ini waktu diskusi yang diberikan kepada siswa lebih banyak sehingga diharapkan hasil diskusi siswa lebih maksimal. Pembenahan difokuskan pada langkahlangkah metode inkuiri dan keaktifan siswa serta prestasi belajar. Pada langkah inkuiri siswa diminta untuk merumuskan masalah sendiri dengan diberikan pedoman kerja dan lembar jawaban yang dapat memudahkan siswa dalam melaksanakan tugasnya.
Selebihnya guru membantu siswa yang mengalami
kesulitan serta member dorongan agar siswa terlibat aktif dalam diskusi dan presentasi. Pelaksanaan presentasi dan post test dilakukan pada pertemuan berikutnya agar siswa dapat mempersiapkan diri terlebih dahulu. Sarana dan prasarana yang digunakan pada siklus III ini sama dengan siklus- siklus sebelumnya. b). Pelaksanaan Tindakan Pada siklus III ini hanya akan ada satu kelompok yang presentasi yaitu kelompok IV dengan materi bab 24 dalam novel Penakluk Badai. Pada pertemuan I siklus III ini pembelajaran akan diawali dengan post test untuk siklus II dan dilanjutkan dengan diskusi kelompok. Sementara pada pertemuan II akan diadakan presentasi dan post test untuk siklus III.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 19. Bab 24 Novel Penakluk Badai
Bab 24 ini berjudul detik-detik kepergian. Secara khusus pada bab ini menceritakan tentang detik-detik kepergian K.H. Hasyim Asy’ari. Selain itu dalam bab ini juga diceritakan tentang Agresi militer yang dilakukan oleh Belanda. Belanda menganggap serangannya pada Indonesia ini merupakan Operasi Produk bukan Agresi militer. Tujuan dari Operasi Produk yang dilakukan oleh Belanda ini adalah untuk menguasai tempat-tempat strategis di Indonesia. Belanda mencoba untuk menguasai daerah pelabuhan dan perkebunan di Indonesia. Oleh karena perang terus berkecamuk anatara Indonesia dan Belanda maka dunia Internasional mengusulkan perdamaian kepada Dewan Keamanan PBB. Pertemuan I (14 September 2013) Pendahuluan Pada pertemuan III ini guru masuk kelas pada pukul 10.25 semua siswa sudah menempati tempat duduknya masing-masing. Guru membuka kelas dengan salam Assalamualaikum Warahmatuallahi Wabarakatuh yang dijawab serempak oleh siswa Waalaikumsalam Warahmatuallahi Wabarakatuh. Setelah membuka pembelajaran dengan salam guru lalu mengabsen siswa dan semua siswa masuk. Setelah mengabsen siswa guru menanyakan tentang kesiapan siswa untuk menghadapi ulangan pada hari ini. Guru juga menjelaskan kompetensi dasar, prosedur pembelajaran, metode dan materi pembelajaran yang akan dilakukan hari ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Eksplorasi (Langkah 1,2,3,4) Sebelum memulai ulangan guru menyampaikan aturan-aturan ulangan yang tidak boleh dilanggar oleh siswa. Setelah menjelaskan aturan ulangan, guru membagikan soal ulangan kepada siswa. Semua siswa nampak memperhatikan penjelasan guru. Siswa mengerjakan ulangan selama kurang lebih 20 menit. Setelah selesai guru meminta salah satu siswa untuk mengumpulkan lembar ulangan mereka. Kemudian guru memulai pembelajaran kembali dengan memberikan pengantar materi masih tentang keadaan Indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi. Guru kemudian mengecek materi yang dibawa oleh siswa dan semua kelompok membawa materi pendukung yang digunakan dalam diskusi. Sebelum memulai kegiatan diskusi guru terlebih dahulu memberikan satu pertanyaan pembuka kepada siswa. Pertanyaan tersebut adalah “ Bagaimana usaha rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan selain dengan gencatan senjata”. Pertanyaan dari guru ini kemudian dijawab oleh
Ahmad Muntoha “ Selain
dengan gencatan senjata rakyat Indonesia juga berjuang melalui jalan diplomasi atau perundingan-perundingan. Mendengar jawaban tersebut guru mengangguk kemudian menambahkan secara singkat tentang jawaban yang baru saja disampaikan oleh Ahmad Muntoha.
Gambar 20. Siswa sedang diskusi kelompok
Selanjutnya guru memberikan lembar kerja yang diikuti dengan petunjuk pengerjaan kepada setiap kelompok. Masing-masing kelompok nampaknya sudah mulai mengerti dengan pola pembelajaran yang berlangsung. Guru meminta siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
untuk merumuskan masalah sendiri (1). Adapun, rumusan masalah salah satu kelompok yaitu kelompok IV adalah 1). Apakah penyebab terjadinya agresi militer Belanda I, 2) Usaha apa saja yang dilakukan PBB untuk mendamaikan pertikaian antara kedua belah pihak. Setelah setiap kelompok berhasil merumuskan masalahnya sendiri, guru kemudian mengecek kelengkapan data materi yang dibawa oleh siswa. Kemudian guru meminta siswa untuk mencari fakta-fakta berdasarkan rumusan masalah yang telah mereka buat dari sumber data yang telah mereka persiapkan (2). Setelah itu guru meminta kepada setiap kelompok untuk membuat hipotesisnya (3). Hipotesis dari kelompok IV adalah 1) Belanda melakukan agresi militer I karena terjadi beda penafsiran terhadap perundingan Linggrajati, sedangkan hipotesis ynag kedua adalah 2). PBB menerima laporan agar masalah Indonesia dimasukkan dalam sidang Dewan Keamanan PBB. Setelah membuat hipotesis guru meminta siswa untuk menguraikannya pada lembar kerja yang telah dipersiapkan (4). Dalam diskusi guru juga meminta siswa mencatat hal-hal yang belum dipahami untuk ditanyakan pada pertemuan berikutnya. Elaborasi Guru memantau pelaksanaan post test untuk siklus II. Siswa terlihat mengerjakan post test dengan sungguh-sungguh. Setelah melakukan pos test siklus II guru melanjutkan pembelajaran dengan diskusi kelompok. Guru memantau kegiatan diskusi yang dilakukan oleh siswa. Guru nampak berkeliling dari satu kelompok – ke kelompok lainnya menanyakan kesulitan mereka. Pada siklus III ini nampaknya siswa sudah mulai mengerti dengan pola pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Siswa sudah bisa merumuskan masalah dan hipotesis sendiri. Pukul 11.50 guru meminta siswa untuk menghentikan diskusi karena waktu sudah hampir habis. Konfirmasi Guru memberikan motivasi kepada siswa yang akan presentasi pada minggu berikutnya. Guru juga memotivasi siswa agar lebih aktif pada pertemuan berikutnya. Guru meminta kelompok yang belum mengajukan pertanyaan untuk mempersiapkannya terlebih dahulu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penutup Guru mengingatkan kelompok IV untuk mempersiapkan presentasi minggu depan. Selain itu guru juga meminta siswa untuk belajar dirumah tentang bab 24 Novel Penakluk Badai khususnya tentang Agresi Militer I dan PBB untuk ulangan pada siklus III. Setelah mendengar bel istirahat berbunyi guru lalu menutup pembelajaran dengan salam dan pergi meninggalkan ruang kelas. Pertemuan II (21 September 2013) Pendahuluan Guru mengawali pelajaran dengan membuka salam, dan mengabsen satu persatu siswa dimulai dari Anas M. Yusuf dan Zakaria dan hasilnya nihil semua siswa masuk kelas. Guru lalu menanyakan kesiapan siswa dalam post test dan kelompok IV yang nanti akan maju presentasi. Setelah itu guru menjelaskan kembali tentang tujuan, prosedur, dan SKKD pembelajaran. Dengan menjelaskan SKKD guru berharap siswa mampu memahami perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman disintegrasi. Eksplorasi Setelah melakukan apersepsi guru meminta siswa untuk berada pada kelompoknya masing-masing dan ternyata siswa sudah bergabung dengan kelompoknya masing-masing. Setelah itu guru memberikan pengantar materi tentang agresi militer dan peran PBB dalam mewujudkan perdamaian antara Indonesia dan Belanda. Guru juga melibakan peserta didik dengan memberi pertanyaan pancingan kepada siswa. Pertanyaan tersebut adalah “Mengapa Belanda melancarkan aksi Agresi Militer”. Pertanyaan ini kemudian disambut dengan beberapa siswa yang tunjuk jari. Lalu guru meminta salah seorang siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut. Andi Saputro “ karena Belanda masih ingin menguasai Indonesia”. Lalu ada siswa yang ingin menambahkan jawaban Andi Saputro yaitu Sholikhatun “ Agresi militer I disebabkan karena adanya beda penafsiran antara pihak Indonesia dan Belanda terhadap perundingan Linggarjati”. Mendengar kedua jawaban tersebut guru pun menambahkannya dengan menjelaskan secara singkat penyebab terjadinya agresi militer I dan juga menjelaskan tentang peran PBB dalam agresi militer I. Guru juga memuji
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keberanian dua siswa tersebut yang telah menjawab pertanyaan yang disampaikan. Setelah memberikan pengantar materi guru meminta kelompok IV untuk presentasi di depan kelas. Elaborasi Kelompok IV maju presentasi dengan ketua kelompok Ismiyati. Sebelum menguraikan hasil diskusi, Ismiyati terlebih dahulu memperkenalkan anggota kelompoknya yaitu Anas M. Yusuf, Apriliyani, Hamdan Rosyid A, Imas Setyo Pramono, Ismiyati Siti M, dan Meliza Silvia. Setelah memperkenalkan anggota kelompoknya Ismiyati mempersilahkan Meliza untuk membacakan rumusan masalah dan hipotesis kelompok mereka. Berdasarkan bab 24 dalam Novel Penakluk Badai, rumusan masalahnya adalah 1). Apakah penyebab terjadinya agresi militer Belanda I,2) Usaha apa saja yang dilakukan PBB untuk mendamaikan pertikaian antara kedua belah pihak. Kemudian Meliza melanjutkan membacakan hipotesis dari kelompok mereka. Hipotesis pertama adalah 1) Belanda melakukan agresi militer I karena terjadi beda penafsiran terhadap perundingan Linggarjati, sedangkan hipotesis ynag kedua adalah 2). PBB menerima laporan agar masalah Indonesia dimasukkan dalam sidang Dewan Keamanan PBB. Selanjutnya uraian materi disampaikan oleh Imas yang menjelaskan tentang terjadinya Agresi Militer I. Agresi Militer I terjadi pada 21 Juli 1947 disebabkan karena adanya beda penafsiran terhadap hasil perundingan Linggarjati. Pemerintah Indonesia yang diwakili Syahrir menganggap bahwa Indonesia berhak mengatur politik luar negri sedangkan Belanda menganggap politik luar negeri adalah urusan bersama. Uraian materi kemudian dilanjutkan oleh Hamdan Rosyid yang menguraikan tentang peran PBB dalam upaya membantu Indonesia. Setelah menguraikan materi dari kelompoknya Ismiyati mempersilahkan kepada siswa lainnya untuk tanya jawab dan memberi tanggapan. Ada 3 orang siswa yang mengangkat tangan mereka, kemudian Ismiyati memberi kesempatan kepada ketiganya untuk menyampaikan pertanyaan mereka. Pertanyaan pertama dari Sugiyanti “Bagaimana tanggapan dunia Internasional terhadap Agresi Militer yang dilakukan oleh Belanda”. Pertanyaan kedua datang dari Solikhatun “Apakah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tujuan Belanda melakukan Agresi Militer”. Selanjutnya pertanyaan ketiga datang dari Ahmad Muntoha “ Apa dampak dari adanya Agresi Militer I ”. Tiga pertanyaan tersebut selanjutnya ditampung oleh kelompok IV untuk didiskusikan terlebih dahulu. Kurang lebih 5 menit dengan didampingi dan dibantu guru kelompok IV berusaha mejawab ketiga pertanyaan tersebut.
Gambar 21. Kelompok IV sedang diskusi menjawab pertanyaan siswa
Pertanyaan pertama di jawab oleh Hamdan Rosyid “Pihak Internasional yaitu dari India dan Australia mengajukan permintaan kepada Dewan Keamanan PBB agar kemelut yang terjadi di Indonesia dimasukkan dalam agenda sidang. Jawaban dari Hamdan ini kemudian dilanjutkan pertanyaan kembali dari Sugiyanti “ Lalu apa yang dilakukan Dewan Keamana PBB untuk membantu Indonesia”, sejenak kelompok VI diam, lalu Ismiyati mencoba untuk menjawab dengan membaca buku paket yang telah mereka persiapkan sebelumnya “ Dewan Keamanan PBB meminta kepada kedua belah pihak untuk mengakhiri permusuhannya dan mengawasinya dengan membentuk Komisi Konsuler. Jawaban ini ternyata cukup memuaskan Sugiyanti. Lalu pertanyaan kedua dijawab oleh Anas M. Yusuf “ Tujuan Belanda melakukan Agresi Militer dalam bidang politik untuk menghapus kedaulatan NKRI, dalam bidang ekonomi untuk merebut pusat-pusat penghasil makanan dan bahan ekspor, dalam bidang militer untuk menghancurkan TNI. Kemudian Ismiyati sebagai juru bicara mengembalikan kepada penanya dan penanya mengangguk-angguk puas dengan jawaban yang telah disampaikan. Pertanyaan ketiga kemudian dijawab oleh Apriliyani “ Dampak dari Agresi Militer I adalah dikuasainya beberapa daerah perkebunan yang cukup luas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
di Sumatera Timur, Palembang, Jawa Barat dan Jawa Timur. Jawaban dari Apriliyani ini pun cukup memuaskan Ahmad Muntoha. Kemudian Ismiyati mepersilahkan kembali untuk penanya berikutnya, sejenak kelas diam, lalu guru memberi motivasi kembali agar siswa yang lain juga aktif. Kemudian Mawardhani mengacungkan jari untuk bertanya
kepada kelompok IV,
pertanyaannya “ Perjuangan diplomasi dilakukan dengan cara bagaimana” pertanyaan ini kemudian dijawab sendiri oleh Ismiyati “ perjuangan diplomasi dilakukan dengan cara melakukan perundingan seperti melalui perjanjian Renvile, perundingan Roem Royen dan juga Konferensi Meja Bundar. Jawaban tersebut cukup memuaskan Mawardhani. Setelah itu ternyata masih ada satu siswa lagi yang mengangkat tangan untuk bertanya. Pertanyaan tersebut datang dari Ulil Arkham “Apa yang dilakukan PBB selain membentuk Komisi Konsuler”. Pertanyaan tersebut ternyata cukup membingungkan kelompok IV sehingga Ismiyati sebagai ketua kelompok mencoba berdiskusi dengan guru untuk menjawab pertanyaan tersebut. Kemudian Ismiyati menjawab pertanyaan tersebut “Pihak PBB mendapat usul dari Amerika Serikat untuk mengawasi penghentian permusuhan dengan dibentuk sebuah komisi jasa-jasa baik dimana Indonesia dan Belanda diberi hak untuk memilih satu Negara sebagai anggota komisi. Indonesia memilih Australia, Belanda memilih Belgia dan sebagai Negara penengah adalah Amerika. Komisi ini dikenal dengan sebutan Komisis Tiga Negara (KTN). Mendengar penjelasan Ismiyati tersebut Ulil Arkham terlihat puas. Oleh karena waktu sudah melebihi batas maka guru meminta kelompok IV untuk menyimpulkan materi mereka dan menutup presentasi (5). Presentasi ditutup dengan salam dan tepuk tangan yang meriah. Konfirmasi Guru memberikan pujian terhadap kelompok IV dengan kesiapan materi yang telah mereka bawa dan mereka sajikan. Guru juga memberikan pujian terhadap
kelompok-kelompok lain
yang telah presentasi pada
minggu
sebelumnya. Guru juga memberi pujian dan apresiasi kepada siswa yang terlibat aktif dalam diskusi dan presentasi. Guru juga memberi kesempatan kepada siswa yang belum sempat bertanya untuk mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ada dua anak yang kemudian bertanya kepada guru dan kemudian guru menjelaskan atau menjawab pertanyaan siswa tersebut. Penutup Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan tentang materi yang telah mereka pelajari.
Selanjutnya guru melakukan refleksi melalui post test
untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah disajikan dan dipelajari.
Gambar 22. Siswa melaksanakan post test siklus III
Selama 20 menit sebanyak 20 soal post test dikerjakan oleh siswa. Selesai post test guru meminta salah seorang siswa untuk mengumpulkan dan guru menutup pelajaran dengan salam. c). Pengamatan ( Observasi) Pada siklus III pembelajaran sudah mengarah ke student centered tidak lagi teacher centered hal ini terlihat dari keterlibatan siswa secara penuh pada proses pembelajaran. Guru dapat menerapakan metode inkuiri dengan sangat baik dalam pembelajaran sejarah melalui novel. Pada tahap apersepsi guru melaksanakannya sesuai dengan rpp yang telah dibuat. Guru membuka pelajaran dengan salam, mengabsen dan memotivasi siswa, dan menjelaskan tentang prosedur, metode, media pembelajaran yang akan dilakukan. Selain itu guru juga menjelaskan SKKD yang hendak dicapai. Setelah melakukan apersepsi diadakan post test siklus II dan diskusi materi 24 untuk presentasi pada siklus III. Post test dilaksanakan dengan baik oleh siswa. Semua siswa mengerjakan post test dan terlihat mematuhi peraturan yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diberikan oleh guru. Setelah post test berlangsung pembelajaran dilanjutkan dengan diskusi materi bab 24. Pada tahap eksplorasi guru juga menjelaskan materi pembelajaran terlebih dahulu dan juga memberikan pertanyaan pembuka kepada siswa sehingga siswa memperoleh gambaran pengetahuan terlebih dahulu sebelum memulai diskusi saat
guru
menjelaskan
uraian
materi
siswa
terlihat
sungguh-sungguh
mendengarkan dan juga mencatat keterangan dari guru. Sebelum diskusi guru terlebih dahulu memberikan lembar kerja dan juga pedoman pengerjaan agar siswa lebih mudah dalam melaksanakan tugas mereka. Melalui pedoman pengerjaan yang diberikan siswa sudah mulai mengerti dengan prosedur pembelajaran yang harus dilakukan. Guru juga sudah menerapkan semua prosedur inkuiri sesuai dengan rpp. Dalam merumuskan masalah setiap kelompok sudah bisa membuatnya sendiri. Guru bertindak sebagai pembimbing dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. Guru terlihat mendampingi setiap kelompok, menanyakan kesulitan mereka, dan membantu memecahkan masalah. Setiap kelompok lalu menuliskan rumusan masalah pada lembar kerja yang telah diberikan. Dalam pengumpulan data, guru terlebih dahulu juga memeriksa kelengkapan data informasi setiap kelompok. Oleh karena telah diingatkan pada minggu sebelumnya setiap kelompok sudah membawa sumber data informasi yang lengkap terdiri dari, buku paket, catatan peribadi, lks, dan informasi dari internet. Siswa pun sudah dapat merumuskan hipotesis sendiri, siswa membuat hipotesis berdasar materi yang mereka baca dari novel lalu mencari fakta atau data pembanding dari sumber data yang telah mereka bawa. Guru tetap mendampingi dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. Dalam menganalisis novel siswa dapat membuat uraian materi pada lembar kerja dengan sangat baik. Siswa memulainya dengan menuliskan peristiwa sejarah yang terdapat dalam novel yang berhubungan dengan SKKD untuk kemudian mereka uraiakan dengan data pembanding dari buku paket, lks, internet, dan catatan pribadi mereka. Uraiannya tidak lagi berupa ringkasan novel tetapi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sudah mengarah ke peristiwa-peristiwa sejarah yang mengacu pada SKKD yang dijelaskan oleh guru. Uraian juga mengacu kepada rumusan masalah dan hipotesis yang telah dibuat. Siswa pun juga ikut terlibat aktif selama pembelajaran dan terlihat lebih memahami materi. Hal ini terlihat dari keaktifan siswa selama diskusi. Semua anggota terlibat aktif dalam kegiatan diskusi hal ini terlihat dengan adanya pembagian tugas ada yang mencari materi dari buku paket, lks, dan internet. Dalam kegiatan diskusi guru juga ikut terlibat dan selalu memotivasi siswa. Guru bergantian mendampingi setiap kelompok dan menanyakan kesulitan mereka. Pada pertemuan II siklus III guru melakukan apersepsi seperti pada minggu sebelumnya. Guru terlihat membuka kelas dengan salam, mengabsen siswa, memberi motivasi dan menjelaskan prosedur, SKKD, materi dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran. Guru nampak sudah mulai terbiasa dengan pola pembelajaran. Hal ini terlihat guru lebih santai dan sudah mengikuti RPP yang dibuat. Kegiatan diskusi pun berlangsung lebih baik karena siswa juga mulai mengerti dengan pola pembelajaran yang diterapkan. Siswa juga sudah membawa data atau informasi materi untuk menunjang kegiatan diskusi. Dalam pelaksanaan siswa juga sudah bisa merumuskan masalah dan hipotesis. Selain itu dari I hasil post test yang dilakukan pada siklus II sudah nampak peningkatan nilai dari pra siklus, siklus I dan siklus II ini. Selain itu presentasi pada siklus III ini juga terlihat lebih menarik, karena ada beberapa penanya dengan pertanyaan yang cukup sulit dan juga ada pertanyaan lanjutan dari salah satu penanya yang membuat kelompok IV lebih berpikir ekstra. Kemampuan siswa menguraikan materi dan juga menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sangat baik. Siswa pun tidak nampak takuttakut untuk mengajukan pertanyaanya. Baik audiens dan penyaji terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Pada siklus III ini menunjukkan adanya peningkatan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu siswa juga nampak memperhatikan presentasi yang berlangsung hal ini terlihat dengan berkurangnya siswa yang ngobrol sendiri. Setelah presentasi guru dan siswa bersama-sama
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menyimpulkan materi dan guru menjawab pertanyaan beberapa siswa yang tadi tidak sempat ditanyakan. Pada kegiatan penutup guru dan siswa memberikan apresiasi kepada kelompok yang maju dengan memberi pujian dan tepuk tangan.
Dari hasil post test tersebut didapatkan rata-rata nilai adalah 81 dengan skor tertinggi 95 dan skor terendah 60. Tabel 11. Hasil nilai siklus III No
Pencapaian Hasil
Jml Siswa
Prosentase
Nilai mencapai KKM ≥ 75
93.3
Nilai belum mencapai KKM ≤ 75
6,66
Rata – rata
81
Gambar 23. Diagram hasil nilai siklus III 100 80 60 Jml Siswa
40
Prosentase
20 0 Nilai Mencapai KKM
Nilai belum mencapai KKM
Rata-rata
Berdasar tabel tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang mencapai nilai KKM (75) sebanyak 28 orang dengan nilai ketuntasan kelas 93.3% dan yang belum mencapai terdapat 2 orang. Kedua siswa yang belum mencapai nilai KKM tersebut pada saat pelajaran berlangsung kurang memperhatikan penjelasan guru dan tidak mengikuti presentasi yang disampaikan oleh siswa lainnya. Sedangkan untuk skor angket kemampuan berpikir historis pada siklus III ini diperoleh ratarata skor 86,30 dengan skor terendah 79 dan skor tertinggi 112.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 12. Hasil Angket Siklus III No
Keterangan
Siklus III
1.
Rata-rata
86,30
2.
Jml siswa tuntas
28
Pada siklus III siswa sudah mampu berpikir historis hal ini dapat dilihat dari angket kemampuan berpikir historis yang diberikan dan juga ketercapaian indikator berpikir historis. Pada siklus III ini siswa sudah mampu membedakan kondisi sejarah pada waktu dan tempat tertentu dengan zaman sekarang. Hal ini terlihat dari kenaikan angek berpikir historis dan prestasi belajar siswa. Selain itu siswa juga memiliki kesadaran akan adanya sifat kontinuum sejarah dimana peristiwa sejarah selalu berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Siswa juga mampu dalam menerangkan dan menangkap
perubahan-perubahan penting
peristiwa sejarah dalam novel hal ini terlihat dari presentasi yang dilakukan dan juga pertanyaan yang diajukan oleh siswa. Selain itu kemampuan merekosntruksi peristiwa sejarah juga semakin baik dimana siswa mampu menjelaskan peristiwa sejarah yang terdapat dalam novel dengan fakta dari sumber data yang mereka bawa. d). Refleksi Berdasarkan tindakan yang telah dilakukan pada siklus I, II, dan III maka peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran yang berlangsung pada siklus III ini sangat baik. Guru melaksanakan semua rancangan pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Guru mampu mengelola kelas dengan baik. Siswa terlibat aktif dan menjadi pusat pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan tidak lagi konvensional melalui ceramah namun sudah lebih variatif dengan menggunakan metode inkuri melalui novel. Berikut hasil refleksi pembelajaran pada siklus III:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 13. Deskriptif kualitatif kondisi siklus II-Siklus III No
Uraian
Kondisi Siklus II
Kondisi Siklus III
Tindakan
a. Metode inkuiri melalui a. Metode Inkuiri melalui media novel diterapkan
novel
diterapkan
guru
guru dengan lebih baik.
dengan sangat baik.
b. Guru mengikuti semua b. Guru sudah mengikuti dan langkah-langkah
inkuiri
merapkan semua prosedur
dalam rpp.
inkuiri
c. Pembelajaran diskusi
melalui c. Pembelajaran
kelompok
dan
diskusi
presentasi semua anggota Proses Pembelajaran
a. Siswa
mampu
dengan
kelompok
dan
presentasi semua anggota a. Siswa
sudah
mampu
merumuskan masalah dan
merumuskan masalah dan
hipotesis walaupun masih
hipotesis sendiri
dengan bantuan guru. b. Setiap
b.
kelompok
membawa
sumber data/
pembelajaran yang lain. c. Siswa
sudah
mulai
Masing-masing
membawa sumber data informasi
yang
c. Interpretasi
novel
diurakan
sejarah
pada lembar kerja
novel
dengan sumber data lain.
lebih
beragam.
menginterpretasi peristiwa dalam
siswa
dengan
baik
d. Siswa sudah menyadari
d. Keaktifan dalam diskusi
untuk aktif berdiskusi dan
dan presentasi lebih baik
mengemukakan pendapat.
walaupun
masih
perlu
motivasi dari guru. e. Guru materi
e. Guru materi
menyimpulkan pembelajaran
menyimpulkan
bersama siswa. member
pembelajaran
penjelasan singkat, dan
bersama siswa
menjawab
pertanyaan
siswa yang belum jelas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui adanya peningkatan proses pembelajaran dari siklus II ke siklus III. Pada siklus III guru melakukan apersepsi dengan baik dengan menerapkan semua prosedur yang ada di rpp. Pada saat eksplorasi guru membuka pelajaran dengan memberikan pertanyaan pembuka dan penjelasan materi untuk merangsang daya pikir siswa. Guru melaksanakan semua tahapan inkuiri dengan sangat baik dan menjadi fasilitator siswa. Siswa sudah bisa dalam merumuskan masalah karena pada siklus III guru melengkapi lembar kerja siswa dengan petunjuk pengerjaan yang membuat siswa lebih mudah mengerti. Selain itu pada minggu sebelumnya guru juga sudah memberikan contoh dalam membuat rumusan masalah sehingga pada siklus III ini siswa sudah lebih paham. Saat diskusi semua kelompok sudah membawa kelengkapan data/ sumber informasi berupa lks, catatan pribadi, buku paket, dan catatan dari internet. Pada siklus III ini hampir semua siswa dalam kelompok membawa data yang diminta. Hal ini dikarenakan guru telah memberitahukan kepada siswa bahwa kelengkapan materi menjadi bahan penilaian tersendiri. Siswa juga sudah bisa dalam membuat hipotesis. Lembar kerja yang disusun berdasarkan urutan tahapan inkuiri lebih memudahkan siswa dalam membuat hipotesis. Adanya sumber data yang telah mereka bawa juga mempermudah setiap kelompok dalam merumuskan hipotesis. Siswa pun juga sudah lebih paham karena sebelumnya telah diberikan contoh oleh guru. Dalam menganalisis novel siswa sangat baik. Peristiwa sejarah yang tedapat dalam novel diuraikan sesuai dengan rumusan masalah dan hipotesis yang telah mereka buat. Mereka juga menggunakan sumber data lain yang digunakan untuk menunjang uraian materi mereka. Berdasarkan novel mereka mencari sumber pelajaran lain yang relevan dengan peristiwa sejarah yang diungkapkan pada novel Penakluk Badai. Pada akhir pembelajaran atau presentasi guru juga telah membuat kesimpulan bersama siswa dan menjawab pertanyaan dari siswa yang tidak sempat diajukan kepada kelompok penyaji. Pada siklus III ini presentasi dilakukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan sangat baik dan waktu yang dipergunakan juga lebih lama sehingga siswa memiliki kesempatan untuk mengajukan pertanyaan atau pendapat mereka. Selain itu, semua siswa terlibat dalam kegiatan diskusi dan presentasi. Pembagian tugas dilakukan secara merata kepada semua anggota kelompok. Saat presentasi di depan kelas siswa lebih antusias, mulai ada kesadaran untuk bertanya ataupun memberi tanggapan. Guru hanya sesekali memotivasi selebihnya siswa sudah melaksanakan tugasnya dengan baik. Kemampuan siswa pun terlihat meningkat hal ini dapat dilihat dari keterlibatan siswa selama proses pembelajaran. Siswa lebih aktif dan antusias mengikuti pelajaran sejarah. Pada prestasi belajar siswa mampu memahami materi yang disajikan hal ini terlihat dari hasil post test yang telah dilakukan. Dari temuan tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar dan keaktifan siswa dalam diskusi dan presentasi kelompok. Berikut tabel prestasi belajar siswa: Tabel 14. Deskriptif Komparatif prestasi belajar kondisi siklus II-siklus III No 1.
Prestasi Belajar Nilai
Siklus II
Siklus III
mencapai
25 siswa
28 siswa
belum
5 siswa
2 siswa
76,5
81
83,3 %
93,3 %
KKM
2.
Nilai
mencapai KKM
3.
4.
Nilai Rata-rata
Ketuntasan Kelas
Pada hasil belajar siswa yang mencapai nilai KKM pada siklus II 25 anak dan pada siklus III naik menjadi 28 anak dengan nilai rata-rata 81. Sedangkan untuk angket kemampuan berpikr historis juga mengalami peningkatan siklus II 77,05 dan pada siklus III 86,30. Selain itu pada siklus III ini siswa juga sudah bisa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berpikir historis dimana hal ini terlihat dari ketercapaian indikator berpikir historis pada siklus III ini. Oleh karena telah terjadi peningkatan maka peneliti dan guru sepakat untuk mengakhiri pembelajaran dengan metode inkuiri melalui novel Penakluk Badai pada siklus III ini . B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1. Perencanaan Metode Inkuiri Melalui Novel Penakluk Badai pada siswa kelas XII IPS I MAN I Karanggede Berdasarkan uraian diatas perencanaan metode inkuiri melalui novel Penakluk Badai memiliki relevansi dengan teori-teori yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya. Pada tindakan ini fokus penelitian adalah penerapan metode inkuiri melalui Novel Penakluk Badai untuk meningkatkan prestasi dan kemampuan berpikir historis siswa dalam pembelajaran sejarah. Sebelum melaksanakan pembelajaran peneliti dan guru terlebih dahulu bersama-sama mendiskusikan perangkat pembelajaran yang diperlukan seperti rpp, , lembar observasi, dan lembar penilaian untuk pelaksanaan siklus I. Dari hasil diskusi diperoleh kesepakatan dalam rpp bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam satu kali tatap muka dengan waktu 2 x 45 menit. Alokasi waktu ini akan digunakan untuk diskusi, presentasi, dan pelaksanaan post test. Media yang digunakan pada siklus I ini adalah novel Penakluk Badai bab 20 dan 21 dengan standar kompetensi memahami perjuangan bangsa Indonesia sejak Proklamasi hingga lahirnya Orde Baru dengan kompetensi dasar menjelaskan peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945. Perangkat lain yang diperlukan pada siklus I ini adalah lembar observasi untuk penilaian guru dan murid serta post test yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Berdasarkan pengamatan pada siklus I guru belum menerapkan metode inkuiri dengan maksimal. Guru belum menguasai rpp yang telah dibuat. Hal ini terlihat dalam kegiatan merumuskan masalah dan hipotesis yang masih didominasi oleh guru. Selain itu siswa juga belum membawa sumber data yang diminta, siswa belum mampu dalam menginterpretasi novel dan diakhir pembelajaran guru tidak membuat kesimpulan materi bersama siswa. Selain itu dalam pelaksanaannya metode ini juga tidak berjalan sesuai dengan rencana awal karena keterbatasan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
waktu. Alokasi waktu 2 x 45 menit tidak mencukupi untuk memuat seluruh aktivitas siswa dari diskusi, presentasi, dan post test sehingga pembelajaran berlangsung dengan tergesa-gesa. Sarana dan prasarana yang digunakan guru juga masih terbatas pada buku pegangan guru dan lks saja. Guru tidak memberikan pemahaman yang jelas tentang prosedur inkuiri yang harus dilaksanakan oleh siswa. Guru juga tidak menyediakan lembar kerja untuk siswa sehingga siswa tidak memiliki panduan untuk melaksanakan metode inkuiri. Selain itu dalam pelaksanaanya presentasi juga hanya dilakukan oleh perwailan kelompok sehingga tidak semua anggota terlibat. Berdasarkan pengamatan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa guru belum memahami bagaimana pelaksanaan metode inkuiri karena tidak semua langkah-langkah inkuiri diikuti oleh guru maupun siswa. Selain itu pada siklus I ini pembelajaran juga masih didominasi oleh guru. Hal ini tentunya tidak sejalan dengan ciri metode inkuiri itu sendiri yang menekankan aktivitas belajar siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, dimana siswa ditempatkan sebagai subjek belajar (Made Wena, 2012:76-77). Apabila guru masih mendominasi pembelajaran maka aktivitas belajar siswa tidak akan berjalan maksimal karena siswa tidak mampu mengembangkan kemampuan berpikirnya. Pada siklus II dan III pembelajaran mengalami peningkatan. Berdasarkan pengamatan pada siklus I, pada siklus II ini guru dan peneliti kembali mendiskusikan rpp yang akan digunakan. Berdasarkan kesepakatan maka pelaksanaan siklus II akan diadakan dalam satu kali tatap muka dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. Pembelajaran difokuskan pada aktivitas belajar siswa yaitu diskusi dan presentasi. Untuk post test peneliti dan guru bersepakat untuk mengadakannya pada awal pertemuan siklus III. Hal ini dilakukan agar siswa memiliki persiapan diri yang lebih matang. Media yang digunakan pada siklus II ini Novel Penakluk Badai bab 22 dan 23. Adapun materi yang dipakai mengacu pada Standar Kompetensi yaitu memahami perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 hingga lahirnya Orde Baru dengan kompetensi dasar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menjelaskan perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman disintegrasi. Pada siklus II guru mulai memahami rpp yang telah dibuat sebelumnya. Pada awal pembelajaran guru memberikan pertanyaan pembuka untuk memancing pengetahuan siswa. Hal ini menunjukkan bahwa guru mulai paham dengan langkah-langkah yang harus diikuti dimana orientasi pada metode inkuiri sangatlah penting. Orientasi ini merupakan langkah untuk membina suasana belajar yang responsif (Wina Sanjaya, 2012:202). Guru juga memberikan contoh bagaimana dalam merumuskan masalah dan hipotesis. Pada siklus ini langkahlangkah inkuiri seperti merumuskan masalah, mencari data, membuat hipotesis, dan menguraikan materi ditekankan untuk dikerjakan siswa sendiri. Guru hanya bertindak membantu apabila siswa mengalami kesulitan. Siswa juga sudah mulai mampu dalam menginterpretasi novel dan diakhir pembelajaran guru membuat kesimpulan materi bersama-sama dengan siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Joice and Weil dalam Made Wina (2011:77) bahwasannya langkah-langkah metode inkuiri terdiri dari penyajian masalah, pengumpulan data, hipotesis, analisis, dan kesimpulan. Perangkat lain yang digunakan pada siklus II ini belum mengalami perubahan. Guru belum memberikan lembar kerja dan pedoman pengerjaan kepada siswa. Pada siklus III peneliti dan guru kembali membuat rpp dengan kesepakatan alokasi waktu 4 x 45 menit dalam dua kali tatap muka. Pada pertemuan pertama pembelajaran fokus pada diskusi kelompok dan pertemuan kedua pada presentasi dan post test. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran dengan metode inkuiri dapat berjalan maksimal. Pada siklus III novel yang dipakai adalah bab 24 dengan standar kompetensi yaitu memahami perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 hingga lahirnya Orde Baru dengan Kompetensi dasar menjelaskan perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman disintegrasi. Pada siklus III ini pembelajaran dengan metode inkuiri sudah diterapkan guru dengan sangat baik. Guru sudah memahami langkah-langkah inkuiri dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menerapkan pembelajaran sesuai dengan rpp yang telah dibuat. Pada siklus III ini Guru juga memberikan pedoman dan lembar kerja siswa. Siswa sudah mampu dalam merumuskan masalah, hipotesis dan menginterpretasi isi novel. Siswa juga membawa sumber data yang lengkap untuk kegiatan diskusi. Di akhir pembelajaran guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan dan guru juga memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan yang belum jelas. Pada siklus II pembelajaran kearah konstruktivisme mulai terlihat dan semakin baik pada siklus III. Pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang mementingkan pengalaman fisik sehingga dalam proses belajar tersebut terjadi proses asimilasi dan menghubungkan pengalaman atau informasi yang sudah dipelajari (Sugandi & Haryanto, 2004:11). Melalui metode inkuiri pembelajaran tidak lagi teacher centered tetapi sudah mengarah ke student centered karena metode ini dapat melatih siswa dalam memperoleh pengetahuan melalui pertanyaan untuk mengembangkan kesimpulan berdasarkan pertimbangan bukti-bukti yang telah dimilikinya (Sapriya, Made Wena 2012:76-77). Dalam penelitian ini penggunaan metode inkuiri dilakukan melalui media novel. Novel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan sebuah novel yang mengandung peristiwa-peristiwa sejarah sehingga sangat relevan apabila digunakan dalam pembelajaran sejarah. Lukacs berpendapat (Ratna, 2005:231), bahwa ciri-ciri novel sejarah ialah adanya unsur-unsur psikologi dan sikap sehingga tokoh-tokoh dan peristiwa dapat mewakili masa tertentu. Melalui sebuah novel diaharapkan pembelajaran akan lebih menarik karena siswa tidak hanya membaca buku teks dan mendengarkan ceramah saja tetapi membaca peristiwa sejarah melalui cerita naratif namun tetap sarat akan ilmu. Oleh karena membaca cerita dalam novel maka siswa akan merasa hanyut dalam ceritanya dan ini dapat menumbuhkan daya imajinasi dan daya berpikirnya. Imajinasi yang dimiliki ini nantinya akan mendorong siswa untuk berpikir dan mencari tahu suatu permasalahan yang ia pikirkan. Siswa juga tidak akan lagi merasa bosan dengan pembelajaran yang ada tetapi akan lebih tertarik karena pembelajaran dilakukan dengan variatif dengan melibatkan seluruh siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dengan menggunakan metode inkuiri siswa akan berpikir karena dituntut untuk mencari pengetahuannya sendiri. Guru hanya memberikan dorongan , bimbingan, dan bertindak sebagai narasumber apabila siswa mengalami kesulitan, selebihnya proses pembelajaran dilakukan sendiri oleh siswa. Oleh karena berusaha menyelesaikan dan mencari tahu pengetahuan sendiri diharapkan materi yang diajarkan dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh siswa. 2. Implementasi Pembelajaran Sejarah dengan metode Inkuiri melalui Novel Penakluk Badai Pelaksanaan metode Inkuiri dalam pembelajaran sejarah pada kelas XII IPS I MAN Karanggede ini ternyata cukup efektif untuk meningkatkan kemampuan prestasi dan keaktifan siswa. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan hasil belajar dan keaktifan siswa dari siklus I, II, dan III. Pembelajaran yang disampaikan oleh guru berjalan dengan lancar dan siswa pun menerima dengan baik. Pada siklus I pembelajaran yang berlangsung belum maksimal. Hal ini disebabkan karena guru dan siswa belum terbiasa menggunakan metode inkuiri dan media novel dalam pembelajaran sejarah. Dalam kegiatan diskusi guru belum menerapkan semua metode inkuiri, hal ini terlihat dari: a. Sebagian besar siswa masih bingung dalam merumuskan masalah sehingga pada akhirnya rumusan masalah dibuat bersama antara guru dan siswa. b. Tidak semua kelompok membawa sumber data yang diminta. Sumber data
yang dibawa siswa juga belum lengkap hanya terbatas pada
catatan pribadi dan lks saja. Siswa tidak mencari sumber materi lain misal dari internet atau buku di perpustakaan. Beberapa kelompok bahkan tidak membawa sumber data yang diminta. c. Hipotesis dibuat bersama-sama oleh guru dan siswa. Siswa masih nampak kesulitan dalam merumuskan hipotesis dikarenakan tidak membawa sumber data informasi yang diminta oleh guru. d. Uraian materi yang dibuat masih seperti ringkasan novel karena siswa tidak menggunakan data pembanding dalam menguraikan materinya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Pada akhir pembelajaran guru tidak membuat kesimpulan bersama siswa tetapi langsung mengadakan post test. Selain itu, dalam presentasi tidak semua anggota kelompok mendapat tugas sehingga ada beberapa anak yang hanya duduk di bangkunya tanpa memberikan kontribusi saat anggota kelompoknya presentasi. Saat sesi tanya jawab berlangsung pun siswa tidak tertarik untuk bertanya sehingga guru harus sedikit memaksa setiap kelompok untuk mengemukakan pendapat. Guru dalam hal ini belum memperhatikan prinsip pengajaran sejarah dimana dalam suasana belajarmengajar yang banyak melibatkan peserta didik harus terdapat keterlibatan intelektual emosional di samping keterlibatan fisik Widja (1999:92). Nilai post test pada siklus I ini terbilang masih rendah karena ketuntasan kelas belum tercapai. Pada siklus I siswa yang memperoleh nilai diatas KKM sebanyak 18 anak dengan prosentase 60. Sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 12 anak dengan prosentase 40% dan rata-rata kelas yang dicapai adalah 69,5. Pada siklus II guru nampak mulai memahami prosedur pembelajaran yang sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Pada apersepsi guru melakukannya dengan lebih baik dibanding pada siklus I. Pada siklus II langkah-langkah apersepsi dilakukan semua oleh guru. Guru menjelaskan prosedur, metode, media dan SKKD secara lebih rinci. Pada tahap eksplorasi nampak mulai ada peningkatan dalam proses pembelajaran, hal ini terlihat dari: a. Pada saat merumuskan masalah guru terlebih dahulu memberikan contoh rumusan masalah kepada siswa. Siswa mulai mengerti dan bisa membuat rumusan masalah sendiri. b. Lembar kerja sudah dilengkapi dengan langkah-langkah inkuiri. c. Setiap kelompok sudah membawa sumber data yang diminta. Sumber data yang diminta sudah lebih beragam yaitu dari buku paket, lks, catatan pribadi dan ringkasan dari internet. Guru juga memeriksa kelengkapan data setiap kelompok.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Siswa bisa merumuskan hipotesis sendiri walaupun sebelumnya guru memberikan contoh terlebih dahulu. Hipotesis dibuat berdasarkan rumusan masalah dan sumber data yang dibawa. e. Uraian materi sudah lebih baik karena siswa menggunakan sumber data pembanding. Siswa mulai bisa menganalisis peristiwa sejarah yang terdapat dalam novel. f. Guru dan siswa pada akhir pembelajaran sudah membuat kesimpulan. Selain itu, guru membuka pelajaran dengan pertanyaan pembuka untuk merangsang pengetahuan siswa. Guru juga menjelaskan secara singkat tentang materi yang akan dipelajari. Saat sesi tanya jawab beberapa siswa mulai berani untuk mengajukan pendapatnya dan dalam presentasi pun sudah ada pembagian tugas sehingga anggota kelompok mendapat tugasnya masing-masing. Saat presentasi di depan kelas siswa mulai mendengarkan dan memperhatikan. Pada akhir diskusi guru menyimpulkan materi pelajaran bersama-sama siswa. Guru juga memberikan apresiasi terhadap peserta presentasi dan siswa yang ikut terlibat. Tidak lupa diakhir pembelajaran guru memberi motivasi kepada siswa dan menjelaskan prosedur pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya. Hasil post test pada siklus II juga lebih meningkat. Siswa yang lulus KKM sebanyak 25 siswa dengan nilai rata-rata 76,5 dan siswa yang belum lulus KKM sebanyak 5 siswa dan ketuntasan kelas mencapai 83,3%. Pada siklus III pembelajaran yang berlangsung sangat baik dari siklus sebelumnya. Guru sudah melaksanakan prosedur pembelajaran sesuai dengan rpp yang telah dibuat. Pada tahap apersepsi guru melaksanakannya dengan sangat baik dimulai dari membuka pelajaran dengan salam, mengabsen siswa dan menjelaskan prosedur, metode, media dan SKKD dalam pembelajaran. Guru juga memotivasi siswa dengan menanyakan apakah novel sudah dibaca dan kesiapan mereka dalam mengikuti pembelajaran. Pada tahap eksplorasi guru sudah menerapkan semua prosedur inkuiri dengan baik, hal ini terlihat dari: a. Siswa dapat merumuskan masalah sendiri setelah diberi petunjuk pengerjaan, lembar kerja, dan contoh dari guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Semua anggota kelompok membawa sumber data informasi yang diminta. c. Siswa dapat merumuskan hipotesis d. Siswa dapat menginterpretasi peristiwa sejarah yang terdapat dalam novel Penakluk Badai. e. Siswa memiliki kesadaran untuk terlibat aktif dalam kegiatan diskusi dan presentasi. f. Diakhir pembelajaran guru menyimpulkan materi dan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan yang belum jelas. Siswa mulai nampak lebih berani dan percaya diri dalam menjawab pertanyaan dari guru. Pada siklus III guru bertindak sebagai fasilitator serta membantu apabila ada hal-hal yang ditanyakan siswa. Materi pendukung yang dibawa pun sudah lebih lengkap dengan membawa catatan dari internet, buku paket dari perpustakaan, catatan pribadi, dan lks. Saat presentasi semua siswa sudah membawa catatan materi kelompoknya masing-masing. Kegiatan tanya jawab berlangsung dengan baik dan siswa sudah berani mengemukakan pertanyaan dan pendapat mereka sendiri. Siswa terlihat antusias mengikuti pembelajaran dan siswa juga memperhatikan kelompok yang maju presentasi. Pada akhir presentasi guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran. Guru juga memotivasi siswa yang pasif menjadi lebih aktif. Selain itu dari hasil post test yang dilakukan pada setiap siklus juga mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memahami materi yang disampaikan dan dipelajarinya. Pada post test siklus III ini prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Siswa yang lulus KKM sebanya 28 siswa dengan prosentase 93,3 dan siswa yang belum lulus KKM hanya 2 anak. Rata-rata kelas pun mengalami peningkatan dari 76,5% menjadi 81 %. Berdasarkan tindakan siklus I, II, dan III dapat disimpulkan bahwa penerapan metode inkuiri melalui novel sejarah mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Pembelajaran melalui metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
karena kegiatan belajar dengan metode inkuiri melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan anlisis sehingga mereka dapat merumuskan penemuan mereka dengan penuh percaya diri (W. Gullo, 2002:84-85). Siswa diminta untuk mengikuti langkah-langkah pembelajaran yang terdapat dalam metode inkuiri. Melalui metode inkuiri ini siswa akan terlibat aktif dalam pembelajaran karena mereka dihadapkan pada suatu permasalahan yang kurang jelas yang menimbulkan pertanyaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Eko Targiyatmi (2013) bahwa penerapan metode inkuiri melalui situs sejarah dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Peningkatan prestasi ini terjadi karena dalam pembelajaran siswa terlibat langsung dalam semua kegiatan seperti merumuskan masalah, pencarian data, membuat hipotesis, menginterpretasi dan melakukan presentasi. Dengan sistem pembelajaran yang seperti ini siswa dituntut untuk mencari jawaban dari masalah yang mereka hadapi sehingga pembelajaran yang dilakukan tidak lagi hanya satu arah dari guru tetapi lebih terpusat kepada siswa. Melalui metode ini pembelajaran akan terpusat pada siswa karena siswa sendiri yang melakukan seluruh rangkain pembelajaran, guru hanya bertindak sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran.
Selain itu penerapan metode inkuiri
melalui diskusi kelompok dapat memperkaya khazanah pikiran dan membantu siswa belajar mengenai sifat pengetahuan yang sementara dan menghargai pendapat orang lain (Made Wina, 2012:76-77). Penerapan metode inkuiri melalui novel juga dapat dikatakan sebagai inovasi baru dalam pembelajaran sejarah khususnya di MAN I Karanggede karena sebelumnya pembelajaran yang dilakukan masih terbatas pada metode ceramah dan penggunaan LKS saja. Sebagai guru sejarah dengan materi yang banyak dan waktu yang sedikit sudah seharusnya apabila guru harus lebih kreatif dalam menyampaiakan materi pelajaran. Hal ini dmaksudkan agar pembelajaran sejarah dapat dilakukan lebih efektif dan siswa pun menjadi lebih paham.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 176
3. Penerapan Metode Inkuiri melalui Novel Penakluk Badai dapat meningkatkan Kemampuan Berpikir Historis siswa Dalam penelitian ini peneliti memilih penggunaan metode inkuiri melalui media novel yang digunakan dalam pembelajaran sejarah. Novel digunakan dengan maksud untuk melihat kemampuan berpikir historis siswa. Peristiwa sejarah yang dituliskan dalam novel bersifat implisit atau tidak secara jelas diutarakan sehingga siswa harus berusaha untuk mencari dan memahami peristiwa-peristiwa sejarah yang terkandung dalam novel tersebut. Melalui novel siswa dirangsang atau diajak untuk melatih daya pikirnya. Siswa diajak bekerja sebagai seorang sejarawan yang selayaknya sedang meneliti dokumen sejarah. Berpikir merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh otak manusia. Proses berpikir sendiri menurut Solso adalah suatu proses representasi yang dibentuk melalui transformasi informasi dan interaksi yang kompleks untuk memecahkan suatu masalah (Nyayu Khotijah, 1983:113). Dengan adanya proses berpikir ini maka siswa diajak untuk memecahkan pertanyaan-pertanyaan atau permasalah yang dihadapinya. Sedangkan berpikir historis sendiri merupakan suatu kegiatan untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dengan mengajukan faktafakta sebagi bukti atau contoh sehingga diperoleh penjelasan yang benar dan memuaskan ( D.H. Fischer dalam Wasino:Tidak Diterbitkan). Melalui novel ini siswa dilatih untuk mencari jawaban dari permasalahan atau pertanyaan berdasarkan novel yang mereka baca. Setelah membaca novel mereka akan menemukan peristiwa-peristiwa sejarah dimana peristiwa-peristiwa ini harus diuaraikan oleh siswa itu sendiri. Oleh karena dalam bentuk cerita maka siswa harus mencari fakta atau bukti untuk menjelaskan dan memperkuat uraian materi tentang peristiwa sejarah yang mereka temukan. Dalam hal ini maka akan terjadi proses berpikir oleh siswa itu sendiri. Siswa akan berusaha untuk mencari bukti atau fakta dari pertanyaan yang telah mereka rumuskan. Dengan begitu siswa terlibat aktif dalam pembelajaran karena pertanyaan dan jawaban mereka cari sendiri. Pembelajaran yang dilakukan pun akan lebih bermakna dan materi yang disampaikan pun akan lebih mudah diterima oleh siswa karena mereka terlibat langsung dalam pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 177
Penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran sejarah di MAN I Karanggede dapat meningkatkan kemampuan berpikir historis siswa. Hal ini terlihat dari adanya kenaikan disetiap siklus berdasarkan pemberian angket diluar kelas. Adapun kenaikan tersebut terlihat pada siklus I nilai rata-rata angket adalah 70,3 lalu naik menjadi 77,05 pada siklus II dan naik kembali menjadi 86,30 pada siklus III. Pada siklus I kemampuan berpikir historis siswa belum tercapai. Siswa belum mampu membedakan kondisi zaman sejarah, belum mampu menjelaskan continuum persitiwa sejarah, siswa juga belum mampu menerangkan perubahan dan penyebab terjadinya suatu peristiwa sejarah dalam novel, kemampuan rekosntruksi merekapun masih rendah. Hal ini terlihat dari angket yang diberikan, prestasi belajar, uraian materi yang dibuat dan presentasi yang dilakukan. Pada siklus II mulai ada peningkatan dan indikator berfikir historis mulai tercapai dimana siswa mulai mampu membedakan kondisi zaman sejarah, menerangkan perubahan dan penyebab suatu peristiwa dan juga mampu merekonstruksi peristiwa sejarah dengan lebih baik. Sedangkan pada siklus III kemampuan berpikir historis sudah dapat diterapkan hal ini terlihat dimana indikator berpikir historis dapat dicapai oleh siswa. Siswa sudah mampu dalam membedakan kondisi zaman, menerangkan dan menangkap perubahan serta penyebab peristiwa sejarah dan juga merekonstruksi peristiwa sejarah lebih baik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fauzi Wildan Insan (2010) dimana problematika pembelajaran sejarah dapat diatasi dengan pembelajaran
melalui
novel.
Melalui
novel
sejarah
mahasiswa
dapat
mengapresisasi novel menurut pandangan mereka sendiri. Kemampuan dalam mengapresiasi novel ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir historis sehingga siswa akan memiliki kepekaan terhadap peristiwa sejarah, kesadaran akan masa lalu, dan dapat belajar dari kesalahan atau kebaikan pada peristiwa yang lalu untuk memperbaiki masa yang sekarang dan akan datang.
commit to user