30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini penulis laksanakan pada SMP Negeri 1 Mootilango Kabupaten Gorontalo tepatnya pada kelas VII 1 yang jumlahnya 32 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 14 siswi perempuan dan guru mitra 1 orang. Penelitian ini saya laksanakan dalam 2 siklus pembelajaran yang diawali dengan observasi awal terhadap subjek penelitian sebagai data awal yang menjadi dasar dipilihnya masalah dalam penelitian ini. Setiap tindakan dilaksanakan berdasarkan sistematika yang berlaku dengan mengharapkan adanya proses perubahan hingga mencapai kriteria yang telah ditetapkan, permasalahannya difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Tari Bambu. Setelah peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas melalui penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe Tari Bambu maka diperoleh hal-hal sebagai berikut: 4.1.1 Kegiatan Siklus 1 Pengambilan data untuk siklus 1 dilakukan bersama – sama oleh peneliti dan guru pengamat. Kegiatan guru dan siswa – siswi selama proses pembelajaran berlangsung dipantau melalui lembar observasi dan evaluasi / Tes tersebut dapat dideskripsikan sebagai data hasil observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa serta hasil belajar siswa pada siklus 1, sebagai berikut : 1 Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus 1
31
Pengamatan kegiatan guru dalam proses pembelajaran dilakukan oleh guru mitra yang bertindak sebagai pengamat dalam penelitian ini. Lembar pengamatan kegiatan guru ini terdiri dari 30 aspek pembelajaran yang telah direncanakan dan setiap aspeknya diamati oleh guru pengamat. Untuk siklus 1 kriteria penilaian disajikan dalam tabel 3 berikut ini : Tabel 2. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus 1 NO
Kriteria Penilaian
Jumlah
Presentase (%)
1
Tidak Baik
0
0
2
Kurang
4
13,33
3
Cukup
5
16,67
4
Baik
15
50
5
Sangat Baik
6
20
Jumlah
30
100
Dari tabel hasil pengamatan kegiatan guru diatas yang memperoleh kriteria sangat baik berjumlah 6 aspek, kemudian yang memperoleh kriteria baik berjumlah 15 aspek. sedangkan yang memperoleh kriteria cukup berjumlah 5 aspek, serta yang memperoleh kriteria kurang ada berjumlah 4 aspek 2.Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus 1 Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dalam proses pembelajaran oleh siswa dilakukan dalam penilaian 23 aspek. Adapun hasil pengamatan yang peneliti lakukan
32
pada siklus 1 terhadap kegiatan yang dilakukan oleh siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Tari Bambu dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini : Tabel 3. Hasil Pengamatan Kegiatan siswa Siklus 1 NO
Kriteria Penilaian
Jumlah
Presentase (%)
1
Sangat Baik
3
13,04
2
Baik
13
56,52
3
Cukup
4
17,39
4
Kurang
3
13,04
23
100
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas maka menunjukan data kegiatan siswa dalam pembelajaran tersebut belum optimal dimana dari ke 23 aspek yang diamati pada kegiatan siswa masih ada 3 aspek yang masuk ke kriteria kurang dan ada 4 aspek yang masuk kriteria cukup. Sehingga itu perlu perbaikan kembali agar tidak ada aspek yang masuk di kriteria kurang. 3.Hasil Belajar Siswa Pada tahap selanjutnya penilaian dilakukan pada hasil belajar siswa berupa tes hasil belajar dalam melihat kemampuan siswa itu sendiri. penilaian tes hasil belajar dilakukan untuk mengukur sejauh mana perkembangan kognitif siswa dalam menerima materi setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Tari Bambu. Adapun
33
hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus 1 terdapat 32 siswa dimana siswa yang memperoleh nilai diatas 75 berjumlah 20 siswa atau 62,5% dan siswa yang memperoleh nilai 75 kebawah sebanyak 12 siswa atau 37,5% lebih jelasnya dapat dilahat di tabel 5 di bawah ini. Tabel 4. Hasil belajar Siswa Siklus 1 Nilai
Jumlah
Presentase (%)
Keterangan
Siswa ≥ 75
20
62,5
Lulus
< 75
12
37,5
Tidak lulus
Jumlah
34
100
Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus 1 secara klasikal belum mencapai ketuntasan belajar, dimana pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa belum mencapai kriteria yang diharapkan. Oleh sebab itu perlu adanya perbaikan, perhatian, motivasi belajar bagi siswa tersebut dalam upaya meningkatkan hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya yaitu siklus II. 4.Refleksi Hasil Tindakan Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus 1 diatas menunjukan bahwa hasil belajar siswa belum mencapai hasil yang diharapkan dan juga hasil maksimal, dimana dari total siswa yang berjumlah 34 siswa yang mendapatkan nilai diatas 75 adalah 20 orang atau 62,5% dan siswa yang memperoleh nilai 75 ke bawah sebanyak 12 orang atau 37,5%, artinya hasil belajar siswa belum mencapai target pada indikator yang
34
diharapkan, dimana secara klasikal siswa dikatakan tuntas belajar dengan capaian minimal 80% dari jumlah siswa yang telah memperoleh nilai 75 ke atas. Dalam tindakan selanjutnya secara refleksi, peneliti dan guru mitra mengadakan kembali diskusi tentang hasil pelaksanaan tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Tari Bambu. Hal ini diperlukan untuk menindak lanjuti hasil yang telah dicapai pada siklus 1. Hasil refleksi yang dilakukan hasil belajar siswapun harus meningkat dengan memenuhi kriteria hasil belajar yang sudah ditentukan, dimana hasil belajar minimal mencapai 80% dari jumlah siswa yang mendapatkan nilai di atas 75 dan dapat tercapai secara optimal. 4.1.2 Kegiatan Siklus II Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II lebih ditekankan pada perbaikan siklus 1 yaitu indikator-indikator proses belajar yang diarahkan pada perhatian terarah dan pemberian motivasi secara bertahap dengan pembimbingan masing – masing kelompok yang mengalami kendala dan kesulitan dalam upaya memahami materi IPS terpadu, sehingga dengan sendirinya siswa tersebut lebih menguasai materi yang diberikan dengan strategi pembelajaran yang diterapkan dengan tepat. 1. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II Kegiatan guru pada siklus II merupakan kelanjutan dalam penilaian pada siklus, pengamatan kegiatan guru dalam siklus II dalam proses pembelajaran ada 30 aspek kegiatan guru yang diamati. Adapun hasil pengamatan siklus II terhadap kegiatan yang dilakukan oleh guru dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini : Tabel 5. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II
35
NO
Kriteria Penilaian
Jumlah
Presentase (%)
1
Tidak Baik
0
0
2
Kurang
0
0
3
Cukup
4
13,33
4
Baik
17
56,67
5
Sangat Baik
9
30
Jumlah
30
100
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah menunjukan hasil yang maksimal, perolehan hasil pemantauan dalam kegiatan belajar mengajar oleh guru terdapat 9 aspek yang masuk kategori sangat baik dengan capaian 30% dan 17 aspek yang masuk kategori baik dengan capaian 56,67% serta 4 aspek masuk kategori cukup dengan capaian 13,33%. 2. Hasil pengamatan Kegiatan Siswa Siklus II Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dalam proses pembalajaran oleh siswa pada siklus II tidak berbeda dengan penilaian siklus I yang dilakukan dalam penelitian terdapat 23 aspek. adapun hasil pengamatan siklus II terhadap kegiatan yang dilakukan oleh siswa dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini : Tabel 6. Hasil Pengamatan Kegiatan siswa Siklus 2 NO
Kriteria Penilaian
Jumlah
Presentase
36
(%) 1
Sangat Baik
8
34,78
2
Baik
12
52,17
3
Cukup
3
13,04
4
Kurang
0
0
23
100
Jumlah
Berdasarkan
tabel
diatas
menunjukan
kegiatan
siswa
tersebut
adalah
memperlihatkan kemajuan dalam proses pembelajaran, dimana aspek yang diamati telah mencapai target yang diharapkan yaitu tidak ada lagi yang masuk pada kategori kurang. 3.Hasil Belajar Siswa Pada tahap selanjutnya, penilaian dilakukan pada hasil belajar siswa berupa tes hasil belajar siswa untuk melihat sejauh mana kemampuan kognitif siswa itu sendiri. Adapun hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus II yaitu dapat dilihat di tabel 8 dibawah ini : Tabel 8. Hasil belajar Siswa Siklus 2 Nilai
Jumlah
Presentase (%)
Keterangan
Siswa ≥ 75
27
84,37
Lulus
< 75
5
15,63
Tidak lulus
Jumlah
32
100
37
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa hasil belajar siswa telah mencapai hasil yang maksimal dimana dari total siswa yang berjumlah 32 orang yang mendapatkan nilai diatas 75 adalah 27 orang atau 84,37% sedangkan siswa yang mendapatkan nilai 75 ke bawah berjumlah 5 orang atau 15,67 %. artinya hasil belajar siswa sudah mencapai target seperti pada indikator yang diharapkan yaitu secara klasikal siswa dikatakan tuntas belajar dengan capaian minimal 80% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas.
4.Refleksi Hasil Tindakan Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II di atas menunjukan bahwa hasil belajar siswa telah mencapai hasil yang maksimal. Hasil penilaian tersebut dimaksudkan untuk mengetahui keberhasilan guru dan siswa dalam proses pembelajaran sesuai hasil tindakan yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Tari Bambu baik pada siklus 1 dan siklus II. 4.2 Pembahasan Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran IPS terpadu di kelas VII 1 SMP 1 Mootilango kabupaten Gorontalo, dengan menggunakan indikator yang telah ditentukan pada petunjuk teknis kurikulum yaitu mencapai nilai minimal 75 untuk indikator dan secara klasikal minimal 80%. Dari hasil penelitian tindakan kelas pada siklus 1 menunjukan bahwa pengamatan terhadap kegiatan guru dari 30 aspek yang diamati, kualifikasinya kriteria sangat baik berjumlah 6 aspek, kemudian yang memperoleh kriteria baik berjumlah 15
38
aspek, sedangkan yang memperoleh kriteria cukup berjumlah 5 aspek. serta yang memperoleh kriteria kurang ada berjumlah 4 aspek. Selanjutnya pengamatan terhadap kegiatan siswa dari 23 aspek yang diamati, kualifikasinya sebagai berikut : kriteria sangat baik 3 aspek, ada 13 aspek yang masuk kriteria baik dan masih ada 4 aspek yang masuk di kriteria cukup serta 3 aspek masuk di kriteria kurang. Pada tahap selanjutnya untuk hasil belajar siswa diperoleh hasil sebagai berikut, dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas adalah sebanyak 20 orang atau 62,5% dan siswa yang memperoleh nilai dibawah 75 adalah sebanyak 12 orang atau 37,5% serta daya serap siswa pada siklus 1 ini yaitu 74,96% sebagaimana dapat dilihat pada lampiran 5. Dari data siklus 1 yang telah diuraikan diatas menggambarkan secara klasikal belum mencapai ketuntasan belajar, dimana pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa belum mencapai kriteria yang diharapkan. Oleh sebab itu perlu adanya perbaikan, dan perhatian dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa seperti yang kita inginkan. Menindak lanjuti hal tersebut maka perlu adanya perbaikan dan perhatian maka oleh sebab itu dilakukan siklus II dengan cara memperbaiki dan meningkatkan kualiatas proses belajar mengajar untuk dapat meningkatkan hasil yang telah dicapai pada siklus 1, setelah dilakukan siklus II ternyata terjadi peningkatan dari berbagai aspek yaitu terjadi perubahan dan kemajuan pada kegiatan guru, siswa dan hasil belajar siswa tersebut. pada hasil pengamatan kegiatan guru yang terdiri dari 30 aspek yang diamati diperoleh kualifikasi sebagai berikut : terdapat 9 aspek yang masuk kategori sangat baik dengan capaian 30% dan 17 aspek yang masuk kategori baik dengan capaian 56,67%
39
serta 4 aspek masuk kategori cukup dengan capaian 13,33%. Dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 7. Selanjutnya dari hasil pengamatan kegiatan siswa juga mengalami peningkatan sebagai berikut : dengan kualifikasi 8 aspek masuk kategori sangat baik, 12 aspek masuk kategori baik dan 3 aspek masuk pada kriteria cukup. Dari data diatas ini menunjukkan bahwa pada kegiatan proses kegiatan belajar mengajar guru dan siswa yang dilakukan oleh guru dan siswa telah mencapai hasil yang maksimal sesuai yang peneliti harapkan. Hal ini disebabkan kegiatan guru dan siswa yang memiliki kriteria kurang sudah tidak ada. sedangkan untuk hasil belajar siswa yang telah memperoleh nilai 75 ke atas sebanyak 27 orang atau 84,37% dan yang memperoleh nilai dibawah 75 adalah 5 orang atau 15,63 % dan untuk daya serap pada siklus II ini mencapai 81,09%. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada lampiran 10. Dari hasil penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Tari Bambu dalam kegiatan belajar mengajar ternyata dapat benar benar meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu. Adapun perubahan peningkatan hasil belajar dalam kualifikasi pembelajaran tersebut yaitu pada awal observasi hasil belajar siswa hanya 43,75%, setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Tari Bambu pada siklus 1 itu ternyata hasil belajar meningkat menjadi 62,5 % dan setelah dilakukan perubahan serta perbaikan pada siklus II tentang proses pembelajaran maka ditemukan hasil belajar siswa itu meningkat dari 62,5% pada siklus 1 menjadi 84,37% pada siklus II. Berdasarkan data dari beberapa tahap yang dilakukan hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II yang mengalami peningkatan tetapi yakni pada tahap terakhir yaitu pada tahap siklus II yang memperoleh nilai dibawah 75 adalah sebanyak 5 orang siswa
40
atau 15,63%, maka pada tahap selanjutnya mereka akan di adakan perbaikan seperti remedial kembali terhadap evaluasi yang sudah dilakukan. Sampai mereka mencapai hasil belajar sesuai dengan ketuntasan belajar.
Menyikapi berbagai uraian di atas, ternyata model pembelajaran kooperatif tipe Tari Bambu merupakan model pembelajaran yang memiliki manfaat yang sangat besar bagi peningkatan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS. Hal ini dapat dilihat pada dampak siswa tersebut yaitu :1. Siswa menjadi lebih berpartisipasi pada proses belajar mengajar, 2. Komunikasi 2 arah itu tercipta, 3. Siswa menjadi aktif dalam bertanya dan memberikan jawaban, 4. Daya serap siswa dalam menerima materi meningkat, 5. Siswa jadi lebih berani tampil dimuka umum, 6. rasa kerjasama semakin meningkat, dan yang terakhir hasil belajar siswa meningkat. Berdasarkan gambaran yang telah peneliti uraikan ternyata model pembelajaran kooperatif tipe Tari Bambu memiliki dampak yang begitu besar terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Oleh karena itu berdasarkan hipotesis tindakan yang telah peneliti rumuskan sebagai berikut “ jika guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Tari Bambu pada kelas VII 1 di SMP 1 mootilango Kabupaten Gorontalo maka hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS akan meningkat’’. Hal ini telah teruji kebenarannya berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan.