BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Persiapan Penelitian Pada tanggal 4 Oktober 2011, penulis mengurus surat permohonan ijin penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Salatiga di Jalan Tegalrejo no 79 Salatiga. Kemudian pada tanggal 12 Oktober 2011 penulis menyerahkan surat tersebut kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Salatiga. Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Salatiga memberikan ijin penelitian pada penulis. Tabel 4.1.1. Jadwal penelitian di SMA Negeri 2 Salatiga Tanggal Keterangan No. Hari 1. Kamis 17 Maret 2011 Uji coba instrument 2.
Kamis
13 Oktober 2011
Pretest penelitian
3.
Sabtu
15 Oktober 2011
Sesi 1
4.
Sabtu
22 Oktober 2011
Sesi 2
5.
Sabtu
29 Oktober 2011
Sesi 3
6.
Sabtu
5 November 2011
Sesi 4
7.
Sabtu
12 November 2011
Sesi 5
8.
Sabtu
19 November 2011
Sesi 6
9.
Sabtu
26 November 2011
Sesi 7
10.
Sabtu
3 Desember 2011
Sesi 8
11. 12.
Sabtu Senin
10 Desember 2011 12 Desember 2011
Sesi 9 Postest penelitian
4.2. Gambaran Subjek Penelitian SMA Negeri 2 Salatiga merupakan salah satu SMA Negeri di Salatiga yang terletak di jalan Tegalrejo No.79 Salatiga. SMA Negeri 2 Salatiga didirikan pada tanggal 11 November 1983. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek
penelitian adalah 12 siswa kelas XI IS 4 SMA 2 Salatiga, yang dibagi dalam dua kelompok yaitu 6 siswa pada kelompok eksperimen dan 6 siswa pada kelompok kontrol. Dari total 36 siswa terdapat 28 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki. Dan usia rata-rata mereka adalah 16-17 tahun. Penulis menyebarkan angket kecerdasan emosi kepada 36 siswa kelas XI IS 4 SMA Negeri 2 Salatiga. Dari hasil pengolahan angket tersebut, didapatkan 12 orang siswa yang tingkat kecerdasan emosinya berada pada kategori rendah dengan skor angket antara 0 - 29. Hasil angket dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.2.1. Kecerdasan Emosi Siswa Kelas XI IS 4 SMA Negeri 2 Salatiga Skor kategori jumlah persentase 0 - 29
Rendah
12
33,3 %
30 - 59
Sedang
20
55,6%
60 - 89
Tinggi
4
11,1%
36
100%
TOTAL
Untuk dapat mengukur tinggi rendahnya skor kecerdasan emosi digunakan rumus interval sebagai berikut ;
i = skor tertinggi – skor terendah 3 Pada masing-masing item angket kecerdasan emosi memiliki 4 pilihan jawaban, yang diantaranya adalah jawaban Seringkali, Kadang, Jarang, dan Tidak Pernah. Skor tertinggi dari tiap pernyataan adalah 3, dan skor terrendah adalah 0. Untuk mengukur tinggi rendahnya skor kecerdasan emosi dibagi dalam
3 kategori yaitu Tinggi, Sedang, Rendah. Jumlah item pada angket kecerdasan adalah 30 item, sehingga skor maksimal yang diperoleh adalah 3 x 30 = 90 dan skor minimal 0 x 30 = 0, sehingga diperoleh interval sebagai berikut: i = 90 – 0 = 30 3 4.3.
Analisis Deskriptif Dari 12 remaja yang kecerdasan emosinya berada pada kategori rendah
dibagi dalam dua kelompok, yakni 6 remaja kelompok eksperimen dan 6 remaja kelompok kontrol. Pembagian antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdasarkan skor dan rata-rata. Pembagian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
No
Kode Nama 1 RH 2 HF 3 MG 4 NN 5 AM 6 MT 7 WF 8 YR 9 SP 10 YY 11 PM 12 YL Frekuensi
Tabel 4.3.1 Pembagian kelompok eksperimen dan kontrol Diatas RataDibawah Kelompok Rata-rata rata Rata-rata 28 Eksperimen 26 Eksperimen 27 Eksperimen 28 Eksperimen 27 Eksperimen 25 Eksperimen 27,08 26 Kontrol 27 Kontrol 28 Kontrol 28 Kontrol 26 Kontrol 29 Kontrol 6 6
Frekuensi
6
6
12
Dari tabel 4.3.1 di atas dapat diketahui bahwa siswa dengan kecerdasan emosinya berada dalam kategori rendah ada 12 siswa, sehingga dibagi dua, 6
siswa dalam kelompok eksperimen dan 6 siswa pada kelompok kontrol. Siswa dengan skor 25 terdapat 1 siswa, dan dimasukkan kedalam kelompok eksperimen. Siswa dengan skor 26 terdapat 3 siswa, dibagi menjadi 1 siswa dalam kelompok eksperimen dan 2 siswa dalam kelompok kontrol. Siswa dengan skor 27 terdapat 3 siswa, dibagi menjadi 2 siswa dalam kelompok eksperimen dan 1 siswa dalam kelompok kontrol. Siswa dengan skor 28 terdapat 4 siswa, dibagi menjadi 2 siswa dalam kelompok eksperimen dan 2 siswa dalam kelompok kontrol. Siswa dengan skor 29 terdapat 1 siswa, dimasukkan dalam kelompok kontrol, sehingga terdapat 6 remaja pada kelompok ekperimen dan 6 remaja pada kelompok kontrol. Tabel 4.3.2. Data dan Skor Kecerdasan Emosi 12 Siswa Kategori Rendah Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Sebelum Eksperimen No Kode Nama Skor Kategori Usia Kelompok 1 RH 28 Rendah 17 th Eksperimen 2 YY 26 Rendah 16 th Eksperimen 3 MG 27 Rendah 17 th Eksperimen 4 NN 28 Rendah 17 th Eksperimen 5 PM 27 Rendah 17 th Eksperimen 6 SP 25 Rendah 16 th Eksperimen 7 WF 26 Rendah 17 th Kontrol 8 YR 27 Rendah 16 th Kontrol 9 AM 28 Rendah 17 th Kontrol 10 HF 28 Rendah 17 th Kontrol 11 MT 26 Rendah 16 th Kontrol 12 YL 29 Rendah 17 th Kontrol Jumlah 325 Rata-rata 27,08 -
Pada tabel 4.3.2 diatas dapat dilihat jumlah skor kecerdasan emosi siswa adalah 325 dengan rata-rata 27,08. Semua siswa berada pada kelas XI SMA
dengan jenjang usia antara 16 sampai dengan 17 tahun. Dimana antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama-sama berada pada kategori rendah. 4.3.1. Uji Mann-Whitney Pretest. Tabel 4.3.1.2 Perbedaan Mean Rank Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks Mean Rank Sum of Ranks 5,83 35,00 7,17 43,00
Kelompok N ekperimen 6 kontrol 6 Total 12 a. Grouping Variable: kel. Eksperimen dan kel. kontrol
Tabel 4.3.1.3. Uji Mann Whitney Kecerdasan Emosi Kelompok Kontrol dan Eksperimen Test Statisticsb TOTAL Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2tailed)
14,000 35,000 -,662 ,508
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Pada Tabel 4.3.1.2.diperoleh hasil mean rank kelompok eksperimen = 5,83 dan mean rank kelompok kontrol = 7,17 dengan selisih mean rank 1,34. Mean rank siswa kelompok kontrol lebih tinggi dari pada siswa kelompok eksperimen. Selanjutnya dilakukan pengujian untuk menentukan apakah mean rank berbeda secara signifikan atau tidak. Pada tabel 4.3.1.3 diperoleh hasil uji Mannwhitney U =14,000, Z = -,662 dan nilai Asymp.Sig.2-tailed adalah 0,508 > 0,05 . Jadi dapat disimpulkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara empati siswa
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan melihat hasil perbedaan mean rank tersebut, berati penelitian ini dapat dilanjutkan. Langkah selanjutnya adalah pemberian treatment bimbingan kelompok untuk meningkatkan kecerdasan emosi siswa. 4.4. Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok Guna Meningkatkan Kecerdasan Emosi. Eksperimen dengan bimbingan kelompok mulai dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2011 sampai dengan 10 Desember 2011 sebanyak 10 sesi yang berarti 10 kali pertemuan. Sembilan kali layanan dan satu kali kegiatan pengakhiran. Kegiatan dikatakan berhasil apabila saat dilakukan observasi minimal 83.3% peserta mampu mengikuti kegiatan dengan baik dan menunjukkan antusias untuk mengikuti kegiatan seperti yang telah tercantum dalam lembar penilaian observasi. Observasi yang penulis gunakan adalah metode observasi langsung, artinya penulis terjun langsung dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan Adapun sesi-sesi ekperimen dengan bimbingan kelompok sebagai berikut:
Sesi 1 15 Oktober 2011 Penulis bertindak sebagai pemimpin kelompok, membuka pertemuan dengan doa dan menjelaskan maksud dari pertemuan tersebut. Pemimpin kelompok
menjelaskan
pengertian,
langkah-langkah,
tujuan,
asas-asas
bimbingan kelompok dan manfaat dari kegiatan tersebut. Pemimpin kelompok
memperkenalkan diri kemudian mempersilahkan para siswa memperkenalkan diri. Agar suasana menjadi lebih akrab, pemimpin kelompok memberikan suatu permainan yaitu permainan “Apel”. Setelah terjalin hubungan yang lebih akrab di dalam kelompok tersebut, pemimpin kelompok mengungkapkan kembali kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan dalam sesi pertama ini adalah dengan menggunakan metode diskusi. Siswa berdiskusi dengan topik “Mengenali Dan Memahami Emosi Diri”. Tujuan dari kegiatan ini adalah siswa mampu mengetahui dan memahami perasaan yang ada dalam dirinya, siswa memahami penyebab timbulnya emosi, siswa dapat lebih peka terhadap emosinya. Siswa menganalisis tentang emosi dirinya sendiri, tentang penyebab timbulnya emosi yang tidak terkontrol. Dari hasil diskusi, anggota kelompok dapat menyebutkan tentang berbagai penyebab timbulnya emosi marah, sedih, senang, takut, cinta, jengkel, malu, dsbg. Emosi biasanya diartikan sebagai perasaan marah, padahal emosi adalah perasaan kita yang muncul ketika sedang menghadapi sesuatu. Melalui kegiatan ini siswa mampu memahami tentang berbagai macam emosi yang bisa timbul dan dirasakan seseorang. Pemimpin kelompok memimpin kelompok untuk membuat kesimpulann dari kegiatan tadi dan memberikan beberapa materi tentang emosi. Kesadaran diri dalam mengenali dan memahami emosi adalah waspada terhadap suasana hati maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu menjadi lebih larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mengidentifikasi apa yang sesungguhnya kita
rasakan. Setiap kali suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran, kita harus menangkap pesan apa yang ingin disampaikan. Menyiapkan diri kita untuk menghadapi pesan tersebut dan memikirkan apa yang seharusnya kita lakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Dalam mengikuti kegiatan pada sesi ini 16,7 % siswa tidak begitu berantusias,dan 83,3 % siswa berantusias mengikuti kegiatan. Dengan begitu kegiatan dari sesi pertama ini dianggap berhasil. Kesimpulan dari kesan-kesan siswa, siswa merasa belum begitu memahami materi diskusi dengan baik. Namun setelah mendapatkan penjelasan dari pemimpin kelompok anggota merasa sudah lebih jelas maksud dari kegiatan diskusi tersebut. Sesi 2 22 Oktober 2011 Dalam sesi ini siswa melakukan kegiatan bernama “Mengelola Rasa Marah”. Tujuan dari kegiatan ini adalah siswa dapat memahami dirinya ketika sedang mengalami kemarahan, memahami penyebab kemarahan serta dampak negatif kemarahan yang tidak terkontrol, siswa mengembangkan kemampuan mengelola kemarahan. Sebelum kegiatan dimulai pemimpin kelompok mengajak anggota untuk bermain permainan ”Do Mi Kado”, agar suasana dalam kelompok menjadi lebih bersemangat untuk mengikuti kegiatan selanjutnya. Setelah permainan berakhir pemimpin kelompok menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan. Anggota kelompok diminta untuk menuliskan penyebab kemarahan, dampak negatif bagi diri sendiri maupun orang lain, dan bagaimana cara mereka untuk mengatasi rasa
marah tersebut agar tidak berdampak negatif. Setelah
pekerjaan
selesai,
anggota
kelompok
bersama-sama
mendiskusikan hasil pekerjaan tadi. Dari pekerjaan anggota dapat disimpulkan penyebab kemarahan mereka yaitu : karena diejek, tersinggung, sakit hati, dendam, dimarahi, dicaci maki, dipukul. Dengan begitu tujuan kedua dari kegiatan ini sudah dapat tercapai yaitu siswa memahami penyebab kemarahan. Hal yang sering mereka lakukan ketika sedang marah adalah: ngomelngomel, membentak-bentak teman lain, menangis, jika dipukul membalas dengan memukul, berusaha membalas orang yang membuat marah, malas mengerjakan tugas dan serig bermain lupa waktu untuk melampiaskan kemarahannya. Ketika pemimpin kelompok bertanya apakah luapan rasa marah tersebut sudah benar dan apakah merugikan, sebagian anggota kelompok menjawab merugikan. Untuk itu pemimpin kelompok memberikan beberapa penjelasan tentang mengelola rasa marah. Agar kemarahan itu bisa dikendalikan dengan baik, dan tidak menimbulkan dampak negatif. Dari hasil pengamatan pemimpin kelompok, 83,3 % kegiatan ini diikuti siswa dengan antusias. Siswa aktif dalam mengikuti kegiatan dan aktif dalam menjawab pertanyaan.
Ada 1 orang siswa yang aktif dalam menjawab
pertanyaan tertulis tetapi ketika tanya jawab, siswa tersebut tidak aktif. Dari kesan-kesan siswa mengenai kegiatan ini, siswa merasa senang mengikuti kegiatan seperti ini karena memberikan banyak manfaat dan pengalaman. Masih ada 1 orang siswa yang belum dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik, namun 5 orang siswa lainnya sudah bisa mengikuti kegiatan ini dengan baik sehingga
kegiatan ini dinyatakan berhasil. Sesi 3 29 Oktober 2011 Dalam kegiatan pada sesi ini, materi yang akan dibahas adalah “ Mengelola dan Mengekspresikan Emosi“. Kegiatan ini bertujuan agar siswa dapat belajar mengekspresikan emosi secara tepat, dapat menguasai emosinya dengan baik, siswa dapat memahami berbagai dampak negatif emosi yang tidak terkontrol. Sebelum kegiatan dimulai siswa diajak untuk mengikuti permainan “Sambung Kata”. Agar suasana kelompok menjadi lebih hangat dan lebih akrab. Siswa
diminta
untuk
menyebutkan
bagaimana
cara
untuk
mengekspresikan berbagai macam emosi. Misalnya marah, sedih, takut, senang, dan jengkel. Pemimpin kelompok memberikan materi tentang “ Mengelola dan Mengekspresikan Emosi Dengan Tepat”. Emosi yang meluap-luap dapat menimbulkan suatu tindakan yang berlebihan juga, bahkan kadang bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Sebagai contoh: ketika sedang merasakan kesedihan, menangis secara berlebihan, berteriak-teriak dan menimbulkan perhatian banyak orang. Ketika sedang merasa senang, tertawa terbahak-bahak padahal sedang di tempat orang yang kesusahan. Ketika sedang marah, meluapkan rasa marah tersebut kepada setiap orang padahal belum tentu orang tersebut adalah orang yang membuat marah. Untuk itu ketika sudah memahami penyebab kemarahan, juga perlu untuk belajar menyalurkan emosi tadi dengan tindakan yang benar. Observasi siswa dalam mengikuti kegiatan ini adalah 100% siswa
antusias dan mendengarkan penjelasan dari pemimpin kelompok. Siswa juga mengukapkan bahwa mereka senang mengikuti kegiatan ini karena mendapatkan pengalaman baru yang tidak diperoleh pada saat pelajaran di sekolah. Kegiatan ini dinyatakan berhasil , karena semua anggota kelompok dapat mengikuti kegiatan dengan baik. Sesi 4 5 November 2011 Sesi ini mempunyai tujuan agar siswa memahami dirinya sendiri dengan mendengarkan pendapat orang lain tentang dirinya. Siswa dapat memotivasi dirinya untuk merubah emosinya yang berdampak negatif bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Sebelum melanjutkan kegiatan siswa diajak untuk mengikuti permainan “Meneruskan Gambar”. Pemimpin kelompok membagi siswa menjadi 3 kelompok. Dalam kelompok tersebut
siswa diminta untuk menuliskan emosi teman satu
kelompoknya yang sering berdampak negatif bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Kemudian siswa satu persatu maju untuk membacakan hasil pekerjaannya. Siswa yang sedang dianalisis emosinya diberikan beberapa pertanyaan. Pertanyaan tersebut yaitu tentang bagaimana perasaannya ketika medengarkan pendapat orang lain mengenai dirinya, siswa jadi mengerti tentang hal-hal yang negatif yang muncul tanpa dia sadari. Karena sudah mengetahui kejelekan diri sindiri, siswa diminta untuk menuliskan usaha yang akan dilakukannya untuk mengubah kejelekannya tersebut. Siswa menyimpulkan makna dari kegiatan pada sesi ini, dan pemimpin
kelompok memberikan evaluasi dari kegiatan tersebut. Tanpa disadari kadang seseorang telah menyakiti orang lain dengan tutur kata dan tingkah lakunya. Mendengarkan pendapat orang lain mengenai diri seseorang, siswa jadi tahu apa kekurangannya. Dengan mengetahui kekurangan maka siswa dapat termotivasi untuk memperbaiki diri agar bisa menjadi manusia yang lebih baik, yang lebih berguna untuk orang lain. Kesan-kesan yang diberikan siswa merasa dapat memperoleh banyak manfaat, karena dapat mengerti pendapat orang lain tentang diri sendiri, sehingga dapat belajar merubah hal-hal yang negatif menjadi lebih baik lagi. Siswa merasa senang mengikuti kegiatan ini karena banyak mendapatkan pengalaman dan pengetahuan lagi. Dari hasil observasi sebagian siswa merasa terpojokkan dengan pendapat temannya, dan ,66.7% siswa antusias dan aktif mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir. Masih ada 33.3% siswa yang belum mengikuti kegiatan dengan baik, sehingga kegiatan pada sesi ini kurang berhasil. Sesi 5 12 November 2011 Sesi
ini
menggunakan
metode
permainan,
yaitu
permainan
“Memindahkan air”. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar siswa dapat memotivasi dirinya sendiri untuk mengelola emosi dengan baik, agar siswa dapat mempunyai motivasi untuk meraih berprestasi. Siswa
dibagi
menjadi
3
kelompok,
masing-masing
kelompok
beranggotakan 2 orang. Kelompok secara bergantian mengisikan air dari ember ke botol dengan menggunakan sedotan. Kelompok yang dapat mengumpulkan
air lebih banyak dari pada kelompok lain yang menjadi juaranya. Anggota
kelompok
menyimpulkan
kegiatan
tersebut.
Pemimpin
kelompok memberikan penjelasan makna dari permainan memindahkan air, yaitu dalam meraih sesuatu harus dengan kesabaran dan tidak cepat putus asa. Jika melakukan usaha jangan setengah-setengah, harus ada usaha yang maksimal agar hasilnya pun maksimal. Seperti saat permainan tadi, anggota yang hanya mengumpulkan air sedikit dalam mulutnya maka air yang dikumpulkannya pun sedikit. Berbeda dengan kelompok yang memaksimalkan air dalam mulutnya maka air yang dikumpulkannya pun menjadi lebih banyak. Kesan siswa dalam mengikuti kegiatan pada sesi ini adalah siswa dapat menamahami bahwa belajar bisa didapat dari mana saja, contohnya permainan dalam sesi ini. Siswa pada awalnya hanya mengangap kegiatan ini sebagai permainan saja. Tetapi sebetulnya ada makna lain yang dapat diperoleh. Dari pengamatan pemimpin kelompok, 100% siswa mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir dengan baik. Dengan demikian kegiatan pada sesi ini dinyatakan berhasil. Sesi 6 19 November 2011 Pada sesi ini siswa diajak untuk melihat sebuah tayangan video tentang pengorbanan seorang ayah yang bekerja sebagai penjaga rel kereta api. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih siswa berempati kepada orang lain, dan agar siswa belajar tentang kepentingan orang banyak.
Setelah selesai menonton video tersebut, anggota kelompok diberikan beberapa pertanyaan mengenai video tadi, yaitu : 1.
Bagaimanakah perasaan kamu setelah melihat tayangan tadi ?
2.
Bagaimana menurut kamu perasaan sang Ayah setelah kejadian tersebut ?
3.
Menurut pendapatmu yang dilakukan Ayah apakah sudah benar?
4.
Jika kamu dalam situasi tersebut apa yang kamu lakukan ? Pertanyaan dijawab dengan jawaban yang berbeda-beda, Setelah tugas
selesai, anggota membahas bersama-sama hasil pekerjaan mereka. Pada pertanyaan nomor 1 anggota kelompok menjawab merasa sedih, terharu, dan iba. Pertanyaan ke 2 anggota menjawab perasaan Ayah saat itu adalah sedih, kehilangan, menyesal. Pertanyaan ke 3 dijawab dengan jawaban yang berbedabeda. a.
Anggota 1
: Tindakan Ayah sebagai seorang penjaga rel kereta api sudah benar, tetapi sebagai seorang ayah tindakan tersebut sangat kejam.
b. Anggota 2
: Seharusnya Ayah menyelamatkan anaknya saja, karena anaknya adalah orang yang disayanginya. Sedangkan orang yang didalam kereta api belum tentu kenal.
c.
Anggota 3
: Tindakan Ayah sudah benar, tetapi sebagai resikonya Ayah harus kehilangan anaknya.
d. Anggota 4
: Benar, memang sudah menjadi resiko pekerjaan
e.
: Seharusya ayah tidak mengajak anaknya ketempat kerja,
Anggota 5
karena pekerjaan Ayah berbahaya dan sangat beresiko.
f.
Anggota 6
: Setuju dengan tindakan Ayah, karena menyelamatkan banyak orang.
Jawaban dari pertanyaan nomor 4: a.
Anggota 1
: Menyelamatkan anaknya dulu baru keretanya
b. Anggota 2
: Bunuh diri
c.
: Sama seperti yang dilakukan Ayah, menyelamatkan orang
Anggota 3
yang di dalam kereta, karena mereka juga pasti punya keluarga yang akan sedih kalau sampai terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. d. Anggota 4
: Sama dengan
yang Ayah lakukan, mengorbankan
perasaannya sendiri demi orang banyak. e.
Anggota 5
: Menyelamatkan anaknya, karena itu adalah darah daging
sendiri. f.
Anggota 6
: Saya akan memilih menolong orang yang didalam kereta
Setelah siswa satu-persatu
membacakan jawabannya, pemimpin
kelompok membahas pekerjaan anggota kelompok dan memberikan beberapa materi tentang Empati. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut menurut observasi dari peneliti, 100% antusias dan aktif dalam mengikuti kegiatan. Dalam pembahasan pun siswa saling berkomentar tentang pekerjaan temannya. Pada saat menonton tayangan video beberapa siswa menangis dan meneteskan air mata, raut muka siswa
terlihat
sedih
dan
menghayati
tayangan
dalam
video.
Siswa
mengungkapkan dalam sesi ini kesan dan pesan bahwa kegiatan ini mengajarkan tentang pengorbanan, bermanfaat untuk mengerti perasaan orang lain, bisa banyak belajar dengan kegiatan seperti ini. Lebih dari 83,3% siswa mengikuti kegiatan dengan baik, dengan demikian kegiatan ini sudah berhasil.
Sesi 7 26 November 2011 Sebelum memulai kegiatan pada sesi ini pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok untuk bermain “Bisik-bisik”, agar sebelum memulai kegiatan anggota jadi lebih bersemangat dan lebih akrab. Kegiatan dalam sesi ini adalah anggota diajak untuk belajar mendengarkan masalah orang lain agar siswa dapat belajar berempati dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Siswa dibagi dalam 3 kelompok, sehingga 1 kelompok berjumlah 2 orang. Dalam kelompok tersebut anggota kelompok bergantian menceritakan masalahnya sendiri maupun masalah orang terdekat mereka dan berusaha mencari jalan keluar yang terbaik untuk masalah tersebut. Siswa diajak untuk menyimpulkan makna kegiatan tersebut dan pemimpin kelompok memberikan evaluasi kegiatan yang telah dilakukan bahwa ternyata sekecil apapun semua orang itu pasti mempunyai masalah, agar bisa memahami orang lain kita harus belajar mendengarkan orang lain. Dengan mendengarkan orang lain kita bisa mendapatkan banyak pengalaman. Kegiatan pada sesi ini 83,3% siswa antusias dalam mengikuti kegiatan. Dalam mengikuti kegiatan, siswa masih terlihat bercanda tetapi tidak
mengganggu jalannya kegiatan. Siswa dapat mengambil kesimpulan dengan baik, dan mengerti maksud dan tujuan dari kegiatan ini. Siswa menyampaikan kesan-kesan yang positif terhadap kegiatan ini. Kegiatan pada sesi ini dianggap berhasil, karena 83,3% siswa mengikuti kegiatan dengan baik.
Sesi 8 3 Desember 2011 Kegiatan dalam sesi ini bertujuan melatih siswa untuk lebih bisa berkomunikasi
dan bersosialisasi dengan baik. Siswa bermain “Menangkap
Belut”. Siswa dibagi dalam 3 kelompok, satu kelompok 2 orang. Saat diberitahukan kepada siswa tentang permainan ini, sebagian siswa berteriak karena merasa takut. Anggota kelompok secara bergantian memindahkan belut dari ember ke botol, dan harus ada kerjasama antara anggota kelompok agar kelompoknya tidak kalah dengan kelompok lain. Jika ada anggota kelompok tidak aktif dalam mengikuti permainan, berarti kelompok tersebut belum bisa bekerjasama dan berkomunikasi dengan baik. Pemimpin kelompok menanyakan apa yang didapat dengan mengikuti kegiatan ini dan memberikan evaluasi dan rangkuman kegiatan yang telah dilakukan. Melalui kegiatan tadi siswa dapat belajar bahwa kesuksesan yang kita raih itu sebagian besar tidak bisa lepas dari orang lain. Sedikit banyak ada peran orang lain dalam hidup seseorang, baik dari keluarga, teman, saudara, bahkan dari orang yang sebelumnya tidak dikenal. Maka dari itu hargailah orang lain
karena bisa saja mereka adalah orang yang berperan penting dalam kehidupan ini. Untuk bersosialisasi dengan orang lain seseorang perlu belajar dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi. Orang yang dapat berkomunikasi dengan baik akan mendapatkan banyak teman. Apa yang seseorang lakukan pun juga bisa berpengaruh kepada orang lain, untuk itu berusahalah dalam mengerjakan sesuatu agar tidak mengecewakan orang lain. Kegiatan ini diikuti dengan antusias dan sangat bersemangat. Namun siswa putri ada yang masih takut dan jijik ketika menangkap belut, bahkan ada siswa yang tidak mau mendekat. Tetapi setelah permaianan berjalan dan karena siswa dibagi dalam kelompok, siswa yang takut memberanikan diri untuk mengikuti kegiatan. Atas rasa tanggung jawab kepada kelompok tersebut, maka siswa yang takut akhirnya memberanikan dirinya untuk membantu temannya dalam permaian. Siswa merasa permainan ini menyenangkan dan menegangkan disamping maknanya yang sangat positif. Kegiatan ini 100% dapat diikuti siswa dengan baik, sehingga kegiatan pada sesi ini dapat dinyatakan berhasil. Sesi 9 10 Desember 2011 Kegiatan ini menggunakan metode permainan “Bersatu Dalam Lingkaran”, tujuan dari kegiatan ini adalah agar siswa memiliki kemampuan dalam menangani konflik antara dirinya dengan yang dirasakan orang lain, siswa mengembangkan keterampilan bersosialisasi dengan orang lain, dan siswa dapat belajar berbagi dan peduli dengan orang lain. Pemimpin kelompok menyiapkan 6 lingkaran dengan menggunakan tali.
Masing-masing anggota menempati 1 lingkaran. Sebelum dimulai permainan tersebut, pemimpin kelompok memberi penjelasan tentang permainan tersebut. Setiap pemimpin kelompok menempati 1 lingkaran milik salah satu anggota kelompok dan mengambil tali dari lingkaran tersebut, maka anggota itu harus berpindah ke salah satu lingkaran milik anggota yang lain. Ketika tinggal 1 lingkaran, semua anggota harus memposisikan tubuhnya agar 1 lingkaran tersebut bisa ditempati oleh 6 orang. Anggota harus bekerja sama mempertahankan posisi tubuhnya agar semua anggota tidak keluar dari jalur lingkaran. Kelompok menyimpulkan makna dari kegiatan tersebut. Pemimpin kelompok memberikan evaluasi dari kegiatan pada sesi ini tentang pentingnya bersosialisasi dengan orang lain, pentingnya hidup berbagi, saling menghargai, dan saling berkomunikasi. Manusia itu diciptakan dengan banyak sekali perbedaan, tetapi kita harus hidup dengan perbedaan itu. Untuk dapat menyatukan perbedaan kita harus saling memahami dan menghargai orang lain. Komunikasi juga harus selalu dijaga agar perbedaan itu tidak membuat salah paham. Dalam observasi dari kegiatan pada sesi ini 100% siswa mengikuti kegiatan dengan antusias dan bersemangat, sehingga kegiatan ini dinyatakan berhasil.Siswa juga mengungkapkan bahwa kegiatan ini menyenangkan dan masih ingin mengikuti kegiatan seperti ini lagi.
Sesi 10 10 Desember 2011 Pada pertemuan kali ini adalah tahap pengakhiran pada kegiatan bimbingan kelompok yang telah dilaksanakan. Pada tahap ini pemimpin kelompok membantu anggota kelompok untuk merangkum dan memberikan kesimpulan
pengalaman-pengalaman selama mengikuti layanan bimbingan
kelompok untuk meningkatkan kecerdasan emosi. Pengalaman tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk kehidupan yang lebih baik dan merencanakan masa depan. Penulis meminta kepada semua peserta untuk mengungkapkan pengalaman, manfaat yang diterima dan kesan-kesan maupun saran untuk penulis setelah mengikuti bimbingan kelompok. Penulis menyampaikan harapan-harapan setelah kegiatan bimbingan kelompok ini selesai agar peserta mampu mengelola emosinya dengan baik. Kegiatan yang terakhir penulis berpamitan kepada semua peserta.
4.5. Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian Setelah layanan bimbingan kelompok dilaksanakan dari tanggal 15 Oktober 2011
sampai dengan tangggal 10 Desember 2011, yang membahas
tentang kecerdasan emosi sebanyak 9 sesi atau 9 kali pertemuan, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol kembali dikumpulkan pada tanggal 12 Desember 2011 untuk diberikan postest menggunakan angket yang sama dengan angket pada saat pretest. Pengolahan data menggunakan teknik uji Mann-Whitney U dengan bantuan program SPSS for Windows versi 11.0 untuk mengetahui
peningkatan kecerdasan emosi siswa kelas XI IS 4 SMA Negeri 2 Salatiga. Dari hasil perhitungan atau pengolahan secara statistik diperoleh hasil sebagai berikut :
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tabel 4.5.1. Data dan Skor Kecerdasan Emosi 12 Siswa Kategori Rendah Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Setelah Eksperimen Kode Nama Skor Kategori Usia Kelompok RH 42 Sedang 17 th Eksperimen YY 68 Tinggi 16 th Eksperimen MG 54 Sedang 17 th Eksperimen NN 59 Sedang 17 th Eksperimen PM 46 Sedang 17 th Eksperimen SP 72 Tinggi 16 th Eksperimen WF 26 Rendah 17 th Kontrol YR 27 Rendah 16 th Kontrol AM 28 Rendah 17 th Kontrol HF 28 Rendah 17 th Kontrol MT 30 Rendah 16 th Kontrol YL 29 Rendah 17 th Kontrol
Subyek
Skor
Tabel. 4.5.2. Perbandingan Pretest dan Postest Kategori Skor kategori Keterangan
pretest 1.RH 2. YY 3. MG 4. NN 5. PM 6. SP 7. WF 8. YR 9. AM 10. HF 11. MT 12. YL
28 26 27 28 27 25 26 27 28 28 26 29
postest Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
42 68 54 59 46 72 28 29 26 27 28 29
kelompok Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
eksperimen eksperimen eksperimen eksperimen eksperimen eksperimen Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol
Dalam tabel 4.5.3 terbebut dapat dilihat perbandingan skor sebelum melalukan bimbingan kelompok dan setelah melakukan bimbingan kelompok. Pada kelompok eksperimen terlihat jelas peningkatan dari skor diatas. Sedangkan kelompok kontrol tidak mengalami perubahan. 4.5.1. Uji Mann-Whitney Postest Tabel 4.5.1.2 Perbedaan Mean Rank Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Setelah Eksperimen. NPar Tests Mann-Whitney Test Ranks Kelompok N Mean Sum of Ranks Rank TOTAL ekperimen 6 9,50 57,00 kontrol 6 3,50 21,00 Total 12 a. Grouping Variable: kel. Eksperimen dan kel. kontrol
Tabel 4.5.1.3 Uji Mann Whitney Kecerdasan Emosi Kelompok Eksperimen dan Kontrol Setelah Eksperimen Test Statisticsb TOTAL Mann-Whitney U .000 21,000 Wiilcoxon W -2.887 Z 0,004 Asymp. Sig. (2-tailed) a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Dari analisis diatas dapat dilihat bahwa kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan pada rata-rata mean sebelum dan sesudah eksperimen.Yaitu 5,83 pada saat sebelum eksperimen, dan 9,50 setelah eksperimen. Dan pada tabel 4.5.1.3. dapat dilihat p = Asymp Sig 0,004 < 0,050. Penghitungan statistik tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan kecerdasan emosi 12 siswa kelas XI IS 4 SMA Negeri 2 Salatiga antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan bimbingan kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa bimbingan kelompok dapat membantu meningkatkan kecerdasan emosi. Berikut ini adalah hasil pengamatan perilaku yang mengarah pada kecerdasan emosi melalui layanan bimbingan kelompok yang diperoleh dari panduan observasi selama siswa melakukan teatment dari pertemuan 1 sampai 9 :
Nama
Tabel. 4.5.1.4. Hasil Pengamatan Kecerdasan Emosi. P.2 P.3 P.4 P.5 P.6 P.7 P.8 P.9 5 6 6 7 8 8 8 9 4 6 6 6 7 7 8 8
Total 61 55
Keterangan Meningkat Meningkat
9 9 9
67 54 65
Meningkat Meningkat Meningkat
8 50
8 52
61
8,3
8,7
Meningkat Ada Peningkatan Ada peningkatan
No 1. 2.
RH YY
P. 1 4 3
3. 4. 5.
MG NN PM
4 3 3
6 3 5
7 4 7
7 5 7
8 6 8
8 8 8
9 8 9
9 8 9
6.
SP
Total
5 22
5 28
6 36
7 38
7 42
7 46
8 49
Rata-rata
3,7
4,7
6
6,3
7
7,7
8,2
Dari tabel 4.5.1.4 didapat semua hasil dari pengamatan kecerdasan emosi yang dinilai dari setiap pertemuan. Hasil yang didapat dari setiap pertemuan adalah adanya peningkatan kecerdasan emosi melalui layanan bimbingan kelompok. Pada kegiatan eksperimen bimbingan kelompok standar keberhasilan kegiatan ditentukan sebesar 83,3%. Standar keberhasilan ini didapat dari apabila 5 dari 6 siswa secara antusias aktif dalam kegiatan eksperimen, dan dikalikan 100%. Apabila persentase keberhasilan kurang dari 83,3%, maka kegiatan bimbingan kelompok dinyatakan tidak berhasil. Sedangkan apabila persentase keberhasilan lebih atau sama dengan 83,3%, maka kegiatan bimbingan kelompok dinyatakan berhasil. Adapun hasil observasi kegiatan bimbingan kelompok di Kelas XI IS 4 SMA Negeri 2 Salatiga dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Sesi ke 1
Tabel 4.5.1.5. Hasil Observasi Bimbingan Kelompok di Kelas XI IS 4 SMA Negeri 2 Salatiga Topik Metode
Persentase keberhasilan 83,3% (berhasil)
Mengenali dan memahami emosi diri sendiri Memahami penyebab timbulnya emosi
Ceramah ,diskusi dan tanya jawab Ceramah dan tugas
83,3% (berhasil)
3
Mengendalikan emosi
Tanya jawab, tugas dan ceramah
100% (tidak berhasil)
4
Mengekspresikan emosi dengan tepat
Tugas dan diskusi
66,7% (kurang berhasil)
5
Memotivasi diri sendiri
Permainan dan diskusi
100% (berhasil)
6
Dorongan berprestasi
Diskusi dan ceramah
83,3% (berhasil)
7
Peka terhadap perasaan orang lain
Tugas, diskusi dan permainan
83,3% (berhasil)
8
Mendengarkan masalah orang lain
Ceramah, tugas dan tanya jawab
100% (berhasil)
9
Dapat bekomunikasi dan bersosialisasi
Permainan dan diskusi
100% (berhasil)
2
Pada tabel 4.5.1.5 diatas dapat dilihat ada satu sesi yang dinyatakan tidak berhasil dengan persentase 66,7% pada topik mengekspresikan emosi dengan tepat dengan metode tugas dan diskusi. Sedangkan kedelapan sesi yang lain dinyatakan berhasil.
4.6. Uji Hipotesis Dalam penelitian ini hipotesis yang penulis ajukan adalah: Adanya peningkatan yang signifikan kecerdasan emosi pada 12 siswa kelas XI IS 4 SMA Negeri 2 Salatiga. Dari hasil analisis yang telah dilakukan, kecerdasan emosi siswa kelas XI IS 4 SMA Negeri 2 Salatiga antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mengalami peningkatan yang signifikan setelah kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan bimbingan kelompok. Dapat dilihat bahwa kelompok eksperimen mengalami peningkatan pada rata-rata mean sebelum dan sesudah eksperimen.Yaitu 5,83 pada saat sebelum eksperimen, dan 9,50 setelah eksperimen. Serta pada postest dengan nilai p = Asymp Sig 0,004 < 0,050, yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan demikian
maka hipotesis diatas dinyatakan
diterima. 4.6.
Pembahasan Berdasarkan analisis yang telah dilaksanakan, terlihat perbedaan
kecerdasan emosi siswa kelas XI IS 4 SMA Negeri 2 Salatiga saat pretes p = Asymp Sig 0,508 > 0,050, sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Setelah kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan bimbingan kelompok selama 9 sesi atau 9 kali pertemuan, terjadi perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari hasil postes dengan nilai p = Asymp Sig 0,004 < 0,05. Serta dilihat pada rata-rata mean nya kelompok
eksperimen mengalami perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah eksperimen, yaitu 5,83 pada saat sebelum eksperimen, dan 9,50 setelah eksperimen.
Terjadinya
perbedaan
tersebut
menunjukkan
bahwa
ada
peningkatan kecerdasan emosi siswa kelas XI IS 4 SMA Negeri 2 Salatiga melalui layanan bimbingan kelompok. Hal ini diduga karena kelompok eksperimen dapat mengikuti bimbingan kelompok dengan keadaan senang, penuh keakraban, memahami topik yang diberikan dan menerapkan semua materi yang telah didapat kedalam setiap layanan yang hampir semua materinya berupa permainan-permainan tentang peningkatan kercerdasan emosi. Hal ini sesuai dengan pendapat Goleman (1995) bahwa kecerdasan emosi seseorang akan lebih cepat terangsang apabila di stimulus dengan layanan yang berupa permainan-permainan kelompok. Eksperimen dilaksanakan selama 9 sesi dengan topik dan metode yang berbeda-beda. Dari kesembilan sesi tersebut terdapat satu sesi yang dinyatakan tidak berhasil yaitu sesi ke 4 dengan persentase 66,7%
pada topik
mengekspresikan emosi dengan metode tugas dan diskusi. Sedangkan kedelapan sesi yang lain dinyatakan berhasil.