BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian terdiri dari deskripsi hasil penelitian uji analisis validitas dan reliabilitas angket variabel X, uji analisis validitas dan reliabilitas angket variabel Y dan analisis data yakni :
4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian
Deskripsi hasil penelitian terdiri atas deskripsi tentang manajemen konflik kepala sekolah dan deskripsi tentang motivasi kerja guru yakni :
a). Gambaran hasil pengolahan statistik Deskriptif skor capaian responden variabel X
Hasil Pengolahan deskriptif skor capaian responden pada variabel X sesuai data pada lampiran 4 kualitas capaian bahwa jumlah sampel 135 ratarata skor capaian responden sebesar 66 dan standar deviasi 6.21. Instrumen pengumpulan data angket di peroleh bahwa pemberian skor serta penilaian data penelitian di peroleh rentang data terbesar dan data terkecil adalah 76 – 48, sedangkan banyaknya kelas interval dan panjang kelas masing-masing 8 dan 4, sehingga distribusi frekuensi pengamatan variabel X adalah sebagai berikut:
Tabel
4.1
Daftar
Distribusi
Frekuensi
38
Pengamatan
variabel
X
39
No
Kelas interval
f
Xi
1
48 – 51
49.5
5
2
52 – 55
53.5
3
3
56 - 59
57.5
10
4
60 – 63
61.5
23
5
64 - 67
65.5
28
6
68 – 71
69.5
32
7
72 – 75
73.5
31
8
76 - 79
77.5
3
Jumlah
135
Keterangan: Xi = Nilai Tengah f = Frekuensi Tabel di atas menunjukan bahwa responden paling banyak menjawab di atas dengan frekuensi 32. Untuk memperjelas distribusi frekuensi pengamatan tersebut dapat di lihat melalui grafik sebagai berikut: 32
35
31
28
30
23
25 20 15
10
10
5
3
3
5 0 48 - 51
Gambar
52 - 55
4.1
56 - 59
60 - 63
64 - 67
Histogram
68 - 71
72 -75
manajemen
76 - 79
konflik
40
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dan histogram mengenai skor hasil angket tentang manajemen konflik kepala sekolah di atas dapat di ketahui bahwa sebagian besar jawaban responden pada interval 68 – 71 dengan frekuensi sebanyak 32 responden. Sedangkan untuk skor hasil angket terendah berada pada interval 52 – 55 dan 76 – 79 masing- masing sebanyak 3 responden. Hasil pengolahan data hasil penelitian manajemen konflik kepala sekolah (lampiran 7) menunjukan bahwa nilai rata –rata = 66.42 dengan simpangan baku = 6.42. selanjutnya median yang membatasi 50% distribusi frekuensi sebelah atas dan sebelah bawah adalah 67.31. Sedangkan nilai modus yang di peroleh skor 72.00.karena skor tersebut memiliki frekuensi lebih besar dari skor lain.
b). Gambaran hasil pengolahan statistik Deskriptif skor capaian responden variabel Y
Hasil Pengolahan deskriptif skor capaian responden pada variabel Y sesuai data pada lampiran 5 kualitas capaian bahwa jumlah sampel 135 ratarata skor capaian responden sebesar 67 dan standar deviasi 7.52. Instrumen pengumpulan data angket di peroleh bahwa pemberian skor serta penilaian data penelitian di peroleh rentang data terbesar dan data terkecil adalah 78 – 42, sedangkan banyaknya kelas interval dan panjang kelas masing masing adalah 8 dan 5, sehingga distribusi frekuensi pengamatan variabel
Y
adalah
sebagai
berikut
:
41
Tabel 4.2 Daftar Distribusi frekuensi pengamatan variabel Y No
f
Kelas interval
Xi
1
42- 46
44
2
2
47 – 51
49
4
3
52 - 56
54
6
4
57 – 61
58
14
5
62 - 66
64
25
6
67 – 71
69
37
7
72 – 76
74
40
8
77 - 81
79
7
Jumlah
n = 135
Keterangan: Xi = Nilai Tengah f = Frekuensi
Tabel di atas menunjukan bahwa responden paling banyak menjawab di atas dengan frekuensi 32. Untuk memperjelas distribusi frekuensi pengamatan tersebut dapat di lihat melalui grafik sebagai berikut : 37
40
40 35
25
30 25 20
14
15
4
10 5
6
7
2
0 42 - 46
47 - 51
52 - 56
57 - 61
62 - 66
Gambar 4.2 Histogram motivasi kerja
67 - 71
72 - 76
77 - 81
42
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dan histogram mengenai skor hasil angket tentang Motivasi kerja guru di atas dapat di ketahui bahwa sebagian besar jawaban responden berada pada interval 72 -76 dengan frekuensi masing sebanyak 40 responden. Sedangkan untuk skor hasil angket terendah pada interval 42 -46 yaitu sebanyak 2 responden. Hasil pengolahan data hasil penelitian motivasi kerja guru (lampiran 8 ) menunujukan bahwa nilai rata-rata = 67.41 dengan simpangan baku = 7.52.selanjutnya median yang membatasi 50% distribusi frekuensi sebelah atas dan sebelah bawah adalah 68.95 sedangkan nilai modus di peroleh skor 71.92 karena skor tersebut memiliki frekuensi lebih besar dari skor lain.
4.1.2 Uji Analisis Validitas dan reliabilitas Angket variabel X
Uji yang di lakukan untuk validitas dan reliabilitas pada variabel X yakni sebagai berikut :
a) Uji analisis validitas angket variabel X
Suatu butir instrument di nyatakan valid dan dapat di gunakan untuk mengukur hasil belajar jika rhitung > rtabel di mana dengan taraf nyata 5% dan n = 135 maka di dapatkan rtabel = r( 0.95 )( 135 ) = 0.176. Selanjutnya harga rhitung setiap item soal perhitungannya dapat di lihat pada lampiran 2, di peroleh bahwa untuk semua item angket rhitung > rtabel . ini berarti semua item soal valid dan cukub baik sebagai alat pengumpul data.
43
b) Reliabilitas Angket variabel X
Pengujian reliabilitas instrument ini di tempuh dengan menggunakan rumus alpha cronbach, sebagai berikut:
∑
Menghitung varians butir Untuk mencari varians untuk setiap butir di gunakan rumus sebagai berikut:
=
∑
–
(∑ )
Hasil perhitungan varians seperti pada lampiran 5
Menghitung varians total
Untuk menghitung varians total di gunakan rumus sebagai berikut:
=
∑
–
(∑ )
Dari hasil perhitungan pada lampiran 5
Pengujian reliabilitas
Dari hasil perhitungan lampiran di peroleh reliabilitas tes sebesar dengan taraf signifikan α = 5% dan n = 135, maka di peroleh harga rtabel 0.95
)(
135
)
=
= r(
0.159
44
Dari hasil di atas di peroleh bahwa rhitung > rtabel dengan demikian dapat di simpulkan bahwa angket dapat di gunakan sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian ini. 4.1.3 Uji Analisis Validitas dan Reliabilitas Angket Variabel Y Uji yang di lakukan untuk validitas dan reliabilitas pada variabel Y yakni sebagai berikut : a) Uji analisis Validitas Angket Variabel Y Suatu butir instrument di nyatakan valid dan dapat di gunakan untuk mengukur hasil belajar jika rhitung > rtabel di mana dengan taraf nyata 5% dan n = 135 maka di dapatkan rtabel = r( 0.95 )( 135 ) = 0.176. Selanjutnya harga rhitung setiap item soal perhitungannya dapat di lihat pada lampiran 5, di peroleh bahwa untuk semua item angket rhitung > rtabel . ini berarti semua item soal valid dan cukub baik sebagai alat pengumpul data.
c) Reliabilitas Angket variabel Y
Pengujian reliabilitas instrument ini di tempuh dengan menggunakan rumus alpha cronbach, sebagai berikut:
∑
Menghitung varians butir Untuk mencari varians untuk setiap butir di gunakan rumus sebagai berikut:
45
=
∑
–
(∑ )
Hasil perhitungan varians seperti pada lampiran 6
Menghitung varians total
Untuk menghitung varians total di gunakan rumus sebagai berikut:
=
∑
–
(∑ )
Dari hasil perhitungan pada lampiran 6
Pengujian reliabilitas
Dari hasil perhitungan lampiran 6 di peroleh reliabilitas tes sebesar .dengan taraf signifikan α = 5% dan n = 135, maka di peroleh harga rtabel
=
r(0.95)(135) = 0.176 Dari hasil di atas di peroleh bahwa rhitung > rtabel dengan demikian dapat di simpulkan bahwa angket dapat di gunakan sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian ini. 4.1.4 Analisis data Dalam proses analisis data meliputi proses pengujian normalitas yang bertujuan untuk mengetahui apakah data dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak dan sebagai peneliti dalam pengujian hipotesis,
46
uji linearitas, untuk mengetahui apakah regresi atas berbentuk linier atau non linier, dan proses penentu koefisien korelasi serta interpretasinya dan indeks determinasinya.
1. Pengujian normalitas data
Pengujian normalitas data di maksudkan untuk mengetahui data hasil penelitian ini apakah berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak dengan taraf kepercayaan 99% ( =1% ) dengan hipotesis bahwa skor variabel X ( manajemen konflik kepala sekolah ) dan variabel Y ( motivasi kerja guru ) berdistribusi normal.
2. Uji Normalitas Data Manajemen Konflik Kepala Sekolah
Berdasarkan hasil uji normalitas pada data variabel X ( manajemen konflik kepala sekolah) lampiran 7 diperoleh X2hitung = - 280.764 dengan derajat kebebasan = - 3 = 8 – 3 = 5 pada taraf nyata = 1% diperoleh X2tabel =15.1. karena X2hitung < X2tabel, maka hasil penelitian untuk variabel X ( manajemen konflik kepala sekolah ) berdistribusi normal a. Uji normalitas data motivasi kerja guru Berdasarkan hasil uji normalitas pada data variabel Y (motivasi kerja guru) lampiran 8 diperoleh X2hitung = -353.577 dengan derajat kebebasan = - 3 = 8 – 3 = 5 pada taraf nyata = 1% diperoleh X2tabel = 15.1 karena X2hitung < X2tabel, maka data hasil penelitian untuk variabel Y (motivasi kerja Guru) berdistribusi
normal
47
a) Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis dalam penelitian diadakan pengujian melalui persamaan regresi keberartian regresi, linearitas regresi dan koefisien korelasi. 1) Mencari persamaan regresi Untuk mencari persamaan regresi di gunakan persamaan
= a + bX.
dari hasil perhitungan lampiran 12 di peroleh persamaan regresi =25.77 + 0.63X. hal ini berarti setip terjadi perubahan sebsesar 1 (satu) unit pada variabel X ( manajemen konflik kepala sekolah) akan di ikuti oleh perubahan rata-rata sebesar 0.63 pada variabel Y (Motivasi kerja guru) 2) Uji keberartian dan linearitas Regresi Hasil pengujian keberartian dan linearitas persamaan regresi akan menggambarkan apakah terdapat pengaruh yang berarti/signifikan antara manajemen konflik kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru serta melihat apakah model regresi Y atas X berpola linier atau tidak. Bardasarkan hasil perhitungan keberartian regresi (lampiran 7) di peroleh bahwa Fsign(
hitung ) =
criteria pengujian jika Fsign(
49.25 sedangkan Ftabel = F( 1-0.05 ) ( [ 1 ] [ 135 ] ) = 3.92. hitung
signifikan dan jika Fsign
( hitung )
signifikan. Karena Fsign (
hitung )
)
≥ Fsign(
< Fsign(
tabel )
tabel ),
maka persamaan regresi
maka persamaan regresi tidak
> Fsign( tabel ) maka dapat di simpulkan bahwa
48
terdapat pengaruh yang signifikan antara manajemen konflik kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru. Berdasarkan hasil perhitungan linieritas regresi (lampiran 12) di peroleh bahwa Flinier ( hitung ) = - 0.04 sedangkan Flinier(
tabel )
= ( 0.95 ) ( 25.108 ) =
1.63 . criteria pengujian jika Flinier ( hitung ) ≤ Flinier ( tabel ), maka persamaan regresi berpola linier dan jika Flinier (
hitung )
> Flinier (
tabel ),
maka persamaan regresi
tidak berpola linier. Karena Flinier ( hitung ) < Flinier ( tabel ) maka dapat di simpulkan bahwa model regresi Y atas X berpola linier. 3) Menghitung koefisien korelasi Hasil perhitungan koefisien korelasi ( lampiran 12 ) di peroleh hasil = 0.518 dan korelasi determinasi r2 = 0.71 atau 71%. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh yang positif antara manajemen konflik kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru, dimana 71% motivasi kerja guru di pengaruhi oleh manajemen konflik kepala sekolah. 4) Menguji keberartian koefisien korelasi Berdasarkan hasil perhitungan keberartian koefisien korelasi (lampiran 12) di peroleh dari hasil perhitungan tersebut di peroleh thitung = 6.95 sedangkan dari daftar di peroleh ( 0.99 ) ( 135 ) = 2.33 dan ( 0.95 ) ( 135 ) = 1.645. 0leh karena thitung > t
tabel
dan thitung tidak berada pada daerah penolakan Ho
maka hipotesis Ho di terima dan Ha di tolak sehingga dapat di simpulkan bahwa penelitian ini benar- benar signifikan. Sehingga penerimaan dan penolakan
Ho
dapat
di
gambarkan
sebagai
berikut:
49
Daerah Penolakan H0
Daerah penerimaan H0 ttabel = -2.33
daerah penerimaan H0 ttabel = 2.33
thitung = 6.95
Gambar 4.3 Daerah penerimaan dan penolakan H0 4.2 Pembahasan Kepemimpinan kepala sekolah yang baik dapat membuat anggota menjadi percaya, loyal, dan termotivasi untuk melaksanakan tugas-tugas organisasi secara optimal. Untuk itu, keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah dapat dilihat dari performansi anggota. Salah satu faktor yang menunjukkan performansi anggota adalah Motivasi kerja guru. Mulyasa (2003: 85), kepala sekolah yang efektif adalah kepala sekolah yang: 1) mampu memberdayakan guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar dan produktif; 2) dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan; 3) mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan;
50
4) berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan pegawai lain di sekolah; 5) bekerja dengan tim manajemen; 6) berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Model penghargaan menyajikan sejumlah implikasi bagi kepala sekolah mengenai cara memotivasi guru sebagai berikut ; 1) menganalisis dan mengidentifikasi permasalahan dan potensi yang ada di sekolah sebagai titik tolak dan untuk menentukan skala prioritas dalam upaya meningkatkan motivasi guru yang optimal; 2) menjalin hubungan komunikasi yang lebih baik dengan para guru sehingga setiap permasalahan yang muncul dapat segera di atasi dengan bijaksana Hasil pengolahan data yang mencerminkan bahwa kedua variabel ini akan di uraikan sebagai berikut: 4.2.1 Interpretasi hasil pengolahan data motivasi kerja guru Motivasi kerja guru adalah motivasi yang menyebabkan guru bersemangat dalam mengajar karena kebutuhannya terpenuhi. Kepala sekolah yang menyadari bahwa esensi kepemimpinan terletak pada hubungan yang jelas
antara
pemimpin
dengan
yang
dipimpinnya
dan
memahami
kepemimpinan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan kelompok akan berperilaku meningkatkan motivasi kerja guru di sekolah yang dipimpinnya. Begitu juga kepala sekolah sebagai supervisor, kemampuannya memilih pendekatan yang paling tepat dalam
51
melaksanakan supervisi sebagai upaya pembinaan dan bimbingan akan sangat berpengaruh pada motivasi kerja guru. Pernyataan Wiles yang dikutip Bafadal (Sarbini, 2004: 21) mengidentifikasikan 8 kebutuhan guru, yaitu: 1) rasa aman dan hidup layak; 2) kondiri kerja yang menyenangkan; 3) rasa diikutsertakan; 4) perlakuan yang jujur dan wajar; 5) rasa mampu; 6) pengakuan dan penghargaan; 7) ikut ambil bagian
dalam
pembuatan
kebijakan
sekolah,
dan
8)
kesempatan
mengembangkan self respect. Kebutuhan-kebutuhan tersebut sangat mempengaruhi motivasi para guru dalam menjalankan tanggung jawabnya. Untuk itu peranan kepala sekolah dalam menjalankan fungsinya di sekolah sebagai pemimpin dan supervisor sangat diperlukan. Berdasarkan surat keputusan Menpan Nomor 86 tahun 1993, ada empat bidang tugas yang harus dilaksanakan guru, yaitu tugas di bidang pendidikan, proses belajar mengajar dan bimbingan, pengembangan profesi, dan penunjang pendidikan. Berdasarkan beberapa landasan teoritis dan praktis ini, dalam penelitian ini motivasi kerja guru dalam melaksanakan tugas dibatasi pada tugas pokok guru, yaitu tugas di bidang pendidikan, tugas di bidang pengajaran dan bimbingan, serta tugas di bidang penunjang pendidikan. Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa rata – rata skor keseluruhan untuk pernyataan responden sebesar 67%. Hasil ini bila di
52
kaitkan dengan kualitas pernyataan responden ternyata memiliki kategori baik. Harga ini mendeskripsikan bahwa taraf motivasi kerja guru di sekolah menengah atas negeri sekota Gorontalo mempunyai kualitas yang baik, termasuk dengan demikian secara umum dapat di katakan bahwa gambaran motivasi kerja guru di SMA sekota Gorontalo dapat meningkat. 4.2.2 Interpretasi hasil pengolahan data manajemen konflik kepala sekolah Dalam dunia pendidikan, dibutuhkan seorang manajer yang mampu menyelesaikan konflik yang terjadi di lembaganya. Manajemen konflik pendidikan dapat diartikan sebagai suatu langkah yang diambil oleh manajer untuk menghindari konflik yang terjadi sehingga tujuan pendidikan dapat terwujud secara optimal. Fungsi manajemen konflik pendidikan adalah untuk menghindari konflik, Mengakomodasi (memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain), kompetisi, kompromi atau negosiasi, memecahkan masalah atau kolaborasi. Sesuai hasil pengolahan data tentang variabel manajemen konflik kepala sekolah menunjukkan bahwa rata – rata skor untuk pernyataan responden sebesar 66%. Hasil pengolahan data ini bila di kaitkan kriteria kualitas pernyataan responden ternyata berada pada taraf kualitas yang baik. Implikasi dari hasil pengolahan data ini mendeskripsikan bahwa rata – rata
53
skor manajemen konflik kepala sekolah di SMA Negeri Sekota Gorontalo termasuk dengan kategori baik. Dengan kata lain, ternyata pengelolaan manajemen konflikoleh kepala sekolah memiliki kualitas yang baik dalam rangka meningkatkan motivasi kerja guru. 4.2.3 Pengaruh manajemen konflik kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru Sesuai hasil pengolahan Sesuai hasil pengolahan data di peroleh suatu pola hubungan fungsional antara variabel motivasi kerja guru dengan manajemen konflik kepala sekolah dapat di tulis dalam bentuk persamaan regresi linier sederhana yaitu
= 25.77 + 0.63X. uji kelinieran dan keberartian persamaan regresi
tersebut memberikan petunjuk hubungan fungsional yang berarti antara motivasi kerja guru dengan manajemen konflik kepala sekolah. Penafsiran lebih lama lagi mengandung makna bahwa rata – rata skor variabel manajemen konflik di perkirakan meningkat / menurun sebesar 0,63 untuk setiap peningkatan variabel motivasi kerja guru sebesar satu unit. Sebagai langkah akhir yakni pengujian hipotesis maka di lakukan pengujian keberartian koefisien korelasi r = 0.518. dalam pengujian keberartian koefisien di peroleh harga dari thitung = 6.95 sedangkan dari daftar di peroleh t(0.99)(135) = 2.33 dan t(0.95)(135) =1.645. dengan demikian H0 di terima dan Hi di tolak sehingga dapat di simpulkan bahwa koefisian korelasi di atas benar-benar signifikan.
54
Selanjutnya dari harga r = 0.518 di dapat koefisien determinasi sebesar 0.71 atau 71%. Hal ini berarti bahwa sebesar 71% variasi yang terjadi pada variabel Y (Motivasi Kerja Guru) dapat di jelaskan oleh variabel X (Manajemen Konflik Kepala sekolah ) dengan persamaan regresi Ý= 25.77 + 0.63 X Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dari penelitian di atas maka dapat di simpulkan bahwa Manajemen Konflik kepala sekolah berpengaruh terhadap Motivasi kerja guru.