BAB IV BUSINESS PLAN
4.1. Business Company Overview 4.1.1. Brand Name Kami memilih nama Tallulah sebagai brand name. Tallulah berasal dari bahasa Choctaw, yaitu, bahasa dari suatu negara di Amerika yang memiliki makna air terjun (Wikipedia, 2012). Air terjun memiliki filosofi sebagai tempat jatuhnya air dari tempat tinggi ke tempat yang rendah. Air terjun juga merupakan panorama yang mengagumkan dan memiliki manfaat bagi lingkungan sekitarnya karena air merupakan cairan utama penopang alam. Kami meyakini bahwa hal ini memiliki hubungan yang akan menggambarkan karakteristik dari Tallulah yang selalu ingin membangun sebuah cerita, berbagi dan selalu bermanfaat bagi lingkungan. Hal ini dapat mewakili gambaran kami bahwa setiap anak adalah karunia Tuhan yang mengagumkan dan akan membahagiakan serta bermanfaat bagi lingkungannya kelak. Tallulah’s Brand values:
Gambar 4.1: Tallulah’s Brand Value
40
Brand value kami dibuat berdasarkan nilai-nilai yang ingin kami anut untuk brand kami. Nilai ini akan tercermin dari segala aktivitas kami yang dapat dirasakan oleh pelanggan kami. Caring adalah core value yang kami usung karena ingin memposisikan Tallulah sebagai brand yang baik, yang tidak hanya sekedar menawarkan fashion, melainkan peduli terhadap bayi yang membutuhkan baju yang layak. Brand value yang kami terapkan untuk Tallulah adalah collaborative, inspiring dan storytelling. Kami percaya bahwa kami harus berkolaborasi dengan orang lain untuk mensukseskan bisnis kami dalam hal ini berkolaborasi dengan artis atau orang terkenal. Kolaborasi ini akan jadi kekuatan yang menopang Tallulah. Selain itu bisnis kami juga harus bisa menginspirasi banyak orang bahwa ternyata untuk membantu masyarakat kurang mampu bisa dilakukan melalui hal kecil terlebih dahulu sehingga kami berharap gerakan yang kami mulai akan bisa berkembang sehingga cerita mengenai bisnis kami akan diketahui oleh banyak orang.
4.1.2. Vision and Mission Vision Menjadi perusahaan terbaik di bidang produk bayi yang ingin membuat dunia menjadi lebih baik. Mission Menjual baju bayi berkualitas terbaik agar bisa menyediakan baju bayi yang layak untuk bayi yang membutuhkan.
4.2. Marketing Plan Dalam memasarkan produk Tallulah, perusahaan kami mengacu terhadap pendapat yang dikemukakan oleh Kotler (2000) bahwa manajemen pemasaran adalah
penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang ditujukan untuk mengadakan pertukaran dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini sangat tergantung pada penawaran organisasi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta menentukan harga, mengadakan pelayanan dan distribusi yang efektif untuk memberitahu, mendorong serta melayani pasar.
4.2.1. Segmenting, Targeting, Positioning Segmenting Produk pakaian bayi yang ditawarkan oleh Tallulah menyasar kepada wanita di seluruh Indonesia.
Targeting Menargetkan pelanggan yang tergolong: 1. Menengah ke-atas 2. Usia 25 – 35 tahun 3. Pengeluaran Rp. 600.000 – Rp.6.000.000 / bulan (Data dari Yuswohady, Consumer 3000) 4. Memiliki jiwa sosial yang tinggi 5. Menyukai desain dan seni 6. Pekerja 7. Memiliki anak usia (0-3 tahun) atau akan memiliki bayi 8. Tinggal di kota-kota besar Indonesia
Menurut data yang kami peroleh dari Facebook, jumlah perempuan yang menjadi target market kami adalah sebesar 179.380 orang. Berikut adalah data yang kami dapat dari Facebook:
Facebook menggunakan teknik sociograph dalam membangun jaringan pertemanannya. Teknik sociograph menentukan interest based dari setiap orang. Data ini diberikan oleh Facebook kepada pengiklan untuk menargetkan secara spesifik siapa saja orang yang diincarnya ketika iklannya muncul di Facebook.
Positioning Tallulah merupakan perusahaan lokal yang akan menjual produk baju bayi dengan kategori exclusive, sehingga kualitas, design, dan tujuan dari Tallulah yang peduli
terhadap anak-anak yang kurang mampu, akan memposisikan Tallulah pada kategori perusahaan yang menargetkan penjualannya terhadap market kelas menengah ke atas.
Positioning Competition by Price and Quality:
Gambar 4.2: Positioning Competition by Price and Quality
4.2.2. Brand
Comparison with Competitors Quality
Price (Average)
Design
Produk China
1
Rp. 15.000 – Rp. 50.000
1
Produk Indonesia
1
Rp. 25.000 – Rp. 75.000
1
cilukba.com
2
Rp. 80.000 – Rp. 150.000
2
AdikBayi.com
2
Rp. 80.000 – Rp. 150.000
2
carter’s
2
Rp. 90.000 – Rp. 150.000
2
Tallulah
3
Rp. 100.000 – Rp. 135.000
3
Baby GAP
2
IDR 110.000 – 200.000
2
mothercare
2
IDR 100.000 – 180.000
2
*quality and design: scala 1 – 3 Tabel 4.1: Comparison with Competitors
4.2.3. SWOT Analysis Analisa SWOT dilakukan untuk menilai kondisi intern perusahaan seperti daya kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) maupun kondisi eksternal yang berupa kesempatan (opportunity) dan ancaman (threat), yang diharapkan dapat memberi informasi kepada perusahaan situasi yang dihadapi perusahaan dan sebagai tindak lanjut perusahaan dalam menentukan strateginya. Konsep analisa SWOT dapat membantu mengklarifikasi situasi yang akan terjadi, isu-isu penting.
Strength adalah daya kekuatan atau kemampuan perusahaan yang tidak dimiliki oleh pesaing. Kekuatan dapat digunakan sebagai dasar perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetisi. Contoh strength antara lain: a. Hak Paten b. Aset fisik yang berharga c. Keahlian sumber daya manusia d. Brand name yang kuat e. Memiliki akses eksklusif sumber daya alam
Weakness adalah suatu hal yang menjadi kelemahan atau kekurangan. Contoh weakness antara lain: a. Reputasi buruk b. Kurang akses sumber daya alam c. Tidak memiliki aset yang memadai
Opportunities adalah faktor eksternal dimana kondisi-kondisi tersebut dapat membuka kesempatan baru yang dapat menciptakan keuntungan bagi perusahaan. Contoh opportunities adalah: a. Masuknya teknologi baru b. Terbukanya target pasar baru c. Kebutuhan konsumen yang tidak terpenuhi
Threats adalah kondisi lingkungan eksternal dimana kondisi tersebut menjadi sesuatu yang dapat mengganggu kesejahteraan perusahaan. Contoh ancaman antara lain: a. Masuknya perusahaan pesaing baru b. Regulasi baru c. Barang pengganti
Kekuatan (strengths) kami adalah: Produk baju bayi yang berkualitas tinggi mulai dari bahan kain, sablon hingga kemasan. Design printing yang mengedukasi. Setiap design yang disablon pada produk, akan mengandung arti dan cerita tersendiri. Memiliki nilai eksklusif karena hanya diproduksi dengan jumlah terbatas. Menggunakan media online atau internet dalam operasional pemasaran, sehingga dapat menjangkau sampai ke seluruh Kota di Indonesia. Proses penjualan dilakukan melalui e-commerce. Hal ini sangat berpengaruh pada bisnis kami, karena dengan adanya e-commerce akan mengurangi biaya penyewaan toko fisik. Hal ini juga memudahkan semua konsumen untuk dapat
mengakses melalui berbagai media sehingga dapat lebih efisien dari segi waktu maupun biaya.
Kelemahan (weaknesses) kami adalah: Perusahaan ini baru akan beroperasi, sehingga belum memiliki testimonial yang dapat mendukung kepercayaan konsumen dalam bertransaksi online. Dimana testimoni merupakan salah satu faktor yang dapat memotivasi pembeli untuk melakukan belanja online.
Kesempatan (opportunities) kami adalah: Besarnya angka pencarian atas kata kunci yang berhubungan dengan bayi melalui mesin pencari di internet. Hal ini tentu adalah peluang bagi kami untuk menjadi penyedia baju bayi. Adanya peningkatan angka kelahiran di Indonesia, sehingga permintaan atas pakaian bayi akan selalu ada seiring dengan banyaknya angka kelahiran. Psikologis ibu yang selalu ingin memberikan semua yang terbaik untuk bayinya. Dalam hal ini, baju merupakan salah satu kebutuhan primer untuk bayi, sehingga produk kami dapat menjadi pilihan bagi ibu sebagai calon pelanggan.
Ancaman (threats) kami adalah:. Merek lokal maupun asing yang memasarkan produknya di pertokoan, saat ini sudah
mulai
menggunakan
media
online
sebagai
alternatif
media
penjualannya. Hal tersebut merupakan ancaman bagi Tallulah yang memasarkan produk melalui media online. Adanya pendapat yang mengatakan kalau produk impor lebih baik dibanding produk lokal
Untuk bisa menjalankan usaha ini, kami menyadari bahwa kami perlu memperkuat nilai dan diferensiasi dari produk kami. Namun didalam prosesnya kami juga perlu untuk mengenali kelemahan dan ancaman yang berpotensi menjadi penghambat berjalannya usaha ini. Adapun hal-hal yang akan kami lakukan untuk menanggulangi hambatan tersebut antara lain:
1. Melakukan pendekatan pada artis atau tokoh publik yang memiliki pengaruh di dunia online sebagai supporter. Hal ini tentunya akan membantu kami untuk memberikan tanggapan mereka terhadap produk yang akan kami jual. Artis dinilai cukup efektif dalam memberi pengaruh terhadap pembelian, karena mereka merupakan role model bagi penggemarnya. Artis atau tokoh publik yang akan kami ajak untuk kolaborasi adalah artis yang memiliki kepedulian terhadap hal-hal sosial serta menyadari pentingnya berbagi dengan lingkungan sekitar. Artis yang akan kami pilih merupakan artis yang dapat mewakili karakter dari produk-produk Tallulah. Artis atau tokoh publik yang akan kami ajak untuk bergabung berasal dari berbagai macam latar belakang pekerjaan. Dengan cara tersebut, kami akan mendapatkan opini atau rekomendasi pada website dan social media dari para artis atau tokoh publik, sehingga bisa menjadi review menarik bagi calon pelanggan yang berkunjung pada website maupun akun social media Tallulah.
2. Keberadaan banyaknya merek asing untuk baju bayi di Indonesia merupakan salah satu ancaman bagi kami. Mothercare merupakan salah satu merek asing yang menjadi kompetitor utama kami. Berdasarkan hasil interview, mayoritas responden menyatakan pernah membeli baju bayi di Mothercare. Alasan para responden adalah bagusnya kualitas bahan dan model yang up to date. Sebagai pemain baru yang akan menjadikan Mothercare sebagai kompetitor, kami perlu melihat celah yang belum dilakukan oleh Mothercare. Salah satu hal yang kami lakukan adalah dengan memperkuat nilai lain yang akan kami berikan pada pelanggan, yaitu melalui design printing yang memiliki nilai edukasi dengan harga jual yang lebih murah dari produk Mothercare.
Selain perbaikan dari sisi fitur produk, kami juga melakukan penambahan nilai pada konsumen yaitu berbelanja yang lebih efisien dengan cara berbelanja online. Metode penjualan berbasis online juga akan mempermudah kami untuk melakukan pendekatan pada konsumen Mothercare. Sejauh observasi yang kami lakukan, Mothercare tidak memaksimalkan sistem penjualan online mereka di Indonesia. Selain itu Mothercare juga tidak memanfaatkan akun social media yang mereka miliki untuk bisa berinteraksi dengan pelanggannya. Padahal target marketnya di Indonesia, yaitu, wanita cukup aktif menggunakan akun social media.
4.2.4. Marketing Mix Konsep pemasaran telah mengalami perkembangan yang sangat baik. Salah satu konsep di dalam pemasaran yang sangat penting dan tidak boleh dilupakan oleh
pemasar, pebisnis, maupun perusahaan adalah bauran pemasaran (Marketing mix). Bauran pemasaran dapat digunakan untuk mecapai tujuan pendirian perusahaan yaitu perusahaan yang bertumbuh dan berkembang. Adapun menurut Kotler (2002) marketing mix adalah sejumlah alat-alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk memperoleh tanggapan dari pasar sasaran seperti keinginan perusahaan, dimana bauran pemasaran ini adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran yakni product (produk), price (harga), place (sistem distribusi), dan promotion (promosi). Produk adalah barang dan / atau jasa yang ditawarkan di pasar untuk dikonsumsi oleh konsumen. Beberapa elemen dari produk adalah kualitas, bentuk fisik, kemasan, merek, servis, dan lain-lain. Harga menduduki tempat yang penting karena akan menentukan penerimaan perusahaan.
Dalam
menentukan
harga
harus
menitikberatkan
pada
kemampuan pembeli pada harga yang telah ditetapkan. Harga bukan sematamata untuk menutupi biaya produk dan keuntungan yang diinginkan perusahaan, tetapi yang lebih penting akan menunjukan persepsi konsumen terhadap suatu produk. Distribusi merupakan upaya agar produk yang ditawarkan berada pada tempat dan waktu yang tepat sesuai dengan kebutuhan konsumen dengan biaya wajar. Promosi merupakan salah satu variabel yang penting dalam pemasaran yang merupakan suatu proses yang berlanjut. Promosi dapat membantu untuk memperbaiki hubungan antara pemasar dan konsumen.
4.2.4.1.
Product
Produk kami adalah baju bayi. Kami memfokuskan pada jenis pakaian bayi yang digunakan untuk bepergian. Jenis pakaian yang kami tawarkan berupa: jumper, kaos, dan sweater. Kami akan mengkolaborasikan desain yang berbeda, menarik dan memiliki cerita pada setiap model pakaian bayi melalui sablon. Sablon yang kami gunakan juga berasal dari bahan ramah lingkungan seperti yang tentunya aman bagi kulit bayi. Untuk menjadi produk yang menarik, Tallulah berusaha untuk membuat diferensiasi dari produk yang ada di pasaran. Oleh sebab itu, kami melakukan perbandingan melalui beberapa faktor dengan merek impor yang kami anggap akan menjadi kompetitor. Kami memilih Mothercare sebagai kompetitor Tallulah. Pemilihan ini berdasarkan hasil wawancara kami terhadap 15 orang responden yang mewakili target market kami yang mayoritas memilih Mothercare sebagai merek baju bayi yang mereka kenal.
4.2.4.2.
Price
Dalam konsep harga, harga merupakan bagian penting bagi pelanggan dan juga bagi perusahaan. Bagi pelanggan, harga dipandang sebagai nilai produk, sedangkan bagi perusahaan atau produsen harga dipandang sebagai alat yang dapat membantu menghasilkan profit. Menurut teori ekonomi, biasanya harga dipandang sebagai sejumlah uang yang harus kita keluarkan untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, yaitu kita menganggap harga sebagai suatu perbandingan (rasio) formal yang mengindikasikan kuantitas uang (atau barang dan jasa) yang diperlukan untuk memperoleh suatu barang atau jasa. Tetapi dalam buku yang lain harga dinyatakan secara sederhana yaitu Harga (price) adalah nilai suatu barang yang dinyatakan degan uang.
Menurut Kotler & Armstrong (Principles of Marketing 14th edition 2009, p338) menyatakan bahwa ada beberapa macam strategi penentuan harga yang dapat digunakan oleh perusahaan atau pemasar untuk menjual produknya yaitu antara lain strategi penetapan harga produk baru, strategi penetapan harga bauran produk, strategi penyesuaian produk, dan strategi perubahan harga. Tallulah merupakan suatu merek baru dari produk baju bayi yang akan masuk ke dalam pasar. Mengacu pada strategi penentuan harga menurut Kotler & Armstrong, maka Tallulah termasuk dalam “New Product Pricing Strategies”. Dalam penetapan harga untuk produk baru, maka perusahaan dapat memilih salah satu di antara dua strategi, yaitu “Market Skimming Pricing” atau “Market Penetration Pricing” (Kotler & Armstrong, 2009). Kualitas yang baik dengan produksi termasuk dari strategi marketing Tallulah, sehingga perusahaan kami mengikuti strategi penetapan harga produk baru yakni Market Skimming Pricing. Berdasarkan observasi selama proses penelitian yang kami lakukan mengenai willing to pay dari konsumen yang termasuk target market kami, maka konsumen mampu membeli satu produk baju bayi untuk bepergian yang berkualitas dan setara dengan produk impor antara Rp.85.000,- hingga Rp.200.000,Hal tersebut mendorong kami sebagai pebisnis untuk menetapkan harga yang tidak murah jika diukur dari standar harga yang konsumen berikan, namun tidak melebihi willing to pay dari konsumen yang termasuk target market kami. Dilihat dari sisi kompetitor yakni Mothercare, maka kami menetapkan harga untuk satu item produk pakaian bayi adalah: Tahun Tahun
ke-1
Tahun ke-3
s/d
Kaos
Jumper
Sweater
IDR 100.000
IDR 110.000
IDR 135.000
Tahun
ke-4
s/d
IDR 110.000
IDR 121.000
IDR 148.500
Tahun ke-5 Tabel 4.2: Tabel harga produk Tallulah Harga tersebut kami tentukan melalui beberapa pertimbangan, yaitu penentuan harga yang termasuk di dalam willing to pay dari target market kami, dan strategi penetapan harga yang termasuk lebih murah dari harga yang ditawarkan oleh kompetitor.
4.2.4.3.
Place
Distribusi yang kami gunakan adalah melalui media internet sebagai media yang menjadi alat pendistribusian baju bayi yang akan kami jual kepada pelanggan. Saat ini bisnis online banyak dijalankan oleh masyarakat, karena bisnis online memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh bisnis offline seperti dalam hal pendistribusian (bisnisukm.com, Agustus 2010). Berikut beberapa keuntungan bisnis online yang menjadi daya tarik para pencari usaha: Menjangkau pasar yang lebih luas dibandingkan toko offline. Keuntungan yang kedua dari bisnis online adalah, luasnya jangkauan pasar. Karena dengan jaringan internet, dapat membantu pemasaran bisnis yang Anda jalankan hingga mencakup semua daerah bahkan sampai ke lain negara. Yang dibutuhkan hanya optimalisasi penggunaan SEO, agar bisnis Anda mudah ditemukan pelanggan.
Biaya operasional yang cenderung lebih murah dibandingkan bisnis offline. Bisnis online dapat dikerjakan dari rumah, dan tidak terlalu membutuhkan
biaya operasional yang terlalu tinggi layaknya bisnis offline.
Memberikan keuntungan baik materi maupun non materi. Keuntungan materi yang diperoleh dari bisnis online tidak kalah besar dibandingkan bisnis offline, karena biaya operasional bisnis online yang cenderung masih rendah. Selain itu keuntungan non materi dengan bertambah luasnya jaringan, juga sangat membantu perkembangan bisnis online yang dijalankan. Waktu kerja bisnis online yang tidak terbatas. Waktu kerja dapat dilakukan 24 jam. Karena dalam menjalankan bisnis online yang bekerja adalah sistem, sehingga tugas kami sebagai pemilik usaha hanya memberikan follow up atas permintaan yang telah diterima sistem
Mudahnya pelayanan yang diberikan kepada para konsumen Misalnya untuk pembayaran dapat dilakukan dengan mencantumkan nomor rekening perusahaan Anda, sehingga hasil omset penjualan dapat langsung Anda terima.
4.2.4.4.
Promotion
Kami akan melakukan beberapa kegiatan promosi penjualan melalui media online dan below the line. Pada kegiatan promosi online, kami akan memanfaatkan beberapa akun social media seperti Twitter dan Facebook sebagai marketing tools. Sedangkan pada kegiatan promosi below the line, kami akan mengikuti event dan yang terkait dengan produk kami. Kegiatan promosi ini sepenuhnya akan dilakukan oleh staf marketing kami selaku Account Executive dan Online Marketing Staff.
4.2.5. Marketing Strategy Strategi marketing Tallulah akan berfokus di dunia online karena letak tokonya juga yang berupa toko online. Fokus Tallulah adalah bagaimana menarik pelanggan datang berkunjung dan membuat hubungan yang erat dengannya melalui pendekatan online marketing yang terintegrasi menggunakan teknik mesin pencari Optimization (SEO), social media dan content marketing. Kemajuan teknologi membuat adanya perubahan dalam perilaku konsumen. Jika dahulu dikenal teknik AIDA (Attention Interest Desire Action), saat ini teknik AISAS (Attention Interest Search Action Share) yang dikembangkan pertama kali oleh Dentsu lebih sesuai dengan keadaan. Search (pencarian) merupakan pendorong utama orang untuk membeli barang menurut Lee Odden (Optimize, p5). Oleh karena itu Tallulah harus mampu menjangkau pelanggannya yang melakukan pencarian terkait baju bayi. Untuk memenangkan persaingan online, Tallulah harus mampu bersaing dengan kompetitornya. Oleh karena itu dalam rangka menyempurnakan strategi marketing online, kami terlebih dahulu meriset kompetitor yang berhadapan secara online. Ada 3 perusahaan yang kami riset, yaitu, Cilukba, AdikBayi dan Mothercare.
Berikut adalah demografi kompetitor Tallulah:
Gambar 4.3: Audience Demographics for Cilukba.co.id
Gambar 4.4: Audience Demographics for Adikbayi.com
Gambar 4.5: Audience Demographics for mothercare.com
Apabila diperhatikan, pelanggan masing-masing perusahaan tersebut serupa dengan Tallulah, yaitu, berasal dari kalangan perempuan berusia 25-35 tahun yang memiliki anak dan memiliki tingkat pendidikan yang baik. Hal yang patut mendapat perhatian adalah ketika mengetahui darimana mereka mencari website-website bayi ini, yaitu, ketika berada dirumah. Jika semua perusahaan ini memiliki tipe pelanggan yang sama, maka kami memperkirakan kalau Tallulah pun akan mengalami hal serupa. Berdasarkan hal tersebut, kami berasumsi kalau ibu-ibu tersebut sedang senggang waktunya karena berada di rumah dan berniat mencari baju bayi yang dijual di internet sambil menjaga bayinya. Tentunya jika seperti itu, mereka pun akan mencari hal-hal lain yang terkait dengan bayi. Inilah yang akan kami manfaatkan dalam membuat strategi marketing untuk menjangkau mereka. Setelah mengetahui perilaku target market yang diincar, kami juga harus mengetahui kata kunci apa saja yang digunakan oleh kompetitor kami. Setelah
dilakukan penelusuran melalui situs Alexa, diketahui kalau kata kunci yang dimiliki oleh mereka adalah 'toko bayi online', 'baju bayi online' ''toko bayi', 'popok bayi', 'baju bayi', 'baju bayi imut' dan lainnya. Menetahui hal ini, kami lalu mencari kata kunci yang lain, yang juga memiliki potensi untuk menjangkau pelanggan. Menggunakan situs Ubersuggest, kami mendapatkan berbagai kata kunci potensial seperti 'baju bayi branded', 'baju bayi lucu', 'baju bayi new born', 'baju bayi online shop', 'baju bayi umur 3 bulan, 'baju bayi usia 3 bulan', baju bayi umur 9 bulan, ' baju bayi umur 1 tahun' dan lain-lain. Kata kunci dibutuhkan untuk berkompetisi di search engine sehingga dengan mengetahui kata kunci yang dipakai kompetitor, Tallulah bisa mencari lahan bisnis lainnya untuk memenangkan pelanggan. Strategi berikutnya yang akan kami lakukan setelah mengetahui kondisi persaingan online adalah dengan membuat perencanaan content marketing. Menurut Lee Odden, content marketing adalah sebuah pendekatan untuk menarik dan mengilhami pelanggan kepada kesimpulan logis untuk membeli barang melalui konten (Optimize, p99). Konten adalah alasan utama mengapa mesin pencari masih bisa eksis sampai sekarang. Oleh karenanya pemahaman yang baik terhadap mesin pencari dan konten yang relevan akan membuat Tallulah terhubung dengan pelanggan secara lebih efektif dan efisien.
Berikut adalah tahapan content marketing yang akan dilakukan oleh Tallulah: Awareness
Consideration
Purchase
Customer Service
Brand Luxury
- Advertising
- Blog
- Website
- Mobile
- Promotion
- PR
- Search
- Microsite
- IM Chat
- Blog
- Word of mouth
- Social Media
- Landing Page
- Call Center
- Email
- Search
- Sharing
- Search
- Search
- Search
- Social Media
-Social Networking
- Social Media
- Social Media
- Social Media
- Viral Content
Tabel 4.3: Tahapan content marketing yang akan dilakukan oleh Tallulah
Penjelasam masing-masing tahap: Awareness. Tahap ini adalah upaya membuat Tallulah dicari oleh orang menggunakan mesin pencari, social media dan medium online lainnya yang memiliki peran sebagai media informasi Consideration. Setelah orang mengetahui mengenai merek Tallulah dan produknya, konten bisa mengedukasi pengunjung website mengenai keunggulan yang dimiliki oleh Tallulah dibanding kompetitor. Konten tersebut dibuat di blog, social media, website dan lainnya. Penguasaan kata kunci dan penggunaan social media yang baik akan membuat kredibilitas Tallulah naik dan membantu terjadinya penjualan. Purchase. Setelah pelanggan melakukan pembelian, ini bukanlah akhir dari proses penjualan karena kami masih harus terus memperbaiki konten di website dan social media Tallulah. Penggunaan analisa website pada tahap ini bisa membantu kami mengetahui apa yang diminati oleh pelanggan sehingga kami bisa lebih baik lagi menawarkan pengalaman yang menakjubkan ketika pelanggan datang kembali mengunjungi website Tallulah.
Customer Service. Membuat pelanggan nyaman atas segala pembeliannya adalah tugas dari Tallulah. Hal ini bisa membantu menaikkan tingkat kepuasan pelanggan. Loyalty. Pelanggan membeli produk Tallulah dan terus mengunjungi website untuk mencari sesuatu yang baru. Hal ini bisa memberikan wawasan mengenai motivasi pelanggan dan ketertarikannya pada produk Tallulah.
Pengertian dan pemahaman yang mendalam terhadap bisnis baju bayi membantu kami mengetahui konten apa saja yang menarik untuk dilihat oleh calon pelanggan Tallulah. Untuk itu, berikut adalah contoh konten editorial yang dibuat untuk menarik pelanggan ke dalam website: Tanggal
Judul
Kategori
Kata Kunci
Media
16/9/12
Pilih ASI agar bayi
Artikel Blog
ASI, Bayi Sehat
Blog
Social Media
Gaya Bayi, Trend
Twitter,
Baju Bayi Terkini
Instagram
Social Media
Foto Bayi
Forum
Artikel Blog
Bayi Muntah
Blog
Video
Bayi
Youtube
lebih sehat 17/9/12
15 bayi dengan gaya paling fashionable
18/9/12
Bagaimana mendapatkan
momen
untuk memotret bayi 19/9/12
Kenapa
bayi
sering
muntah? 20/9/12
12 arti tangisan bayi
Nangis,
Tangisan Bayi 21/9/12
Tips mengasuh bayi
Ebook
untuk ibu pekerja 22/9/12
Pola
pengajaran
terhadap bayi berumur
Cara
mengasuh
Website
bayi Infographic
Mengajar bayi
Website
2 tahun
Tabel 4.4: Contoh konten editorial
Content marketing harus terintegrasi dengan strategi maarketing lainnya agar bisa berjalan efektif. Dalam dunia yang saling terhubung ini, sangatlah penting untuk membuat merek Tallulah berada di setiap jengkal pencarian yang dilakukan oleh target market. Karena hanya dengan seperti itu, persaingan bisa dimenangkan. Oleh karenanya, berikut ini adalah strategi marketing yang akan dijalankan oleh Tallulah:
Pay Per Click Pay Per Click adalah model iklan Google yang digunakan untuk mendapatkan traffic langsung ke dalam website. Dalam model ini pengiklan membayar apabila iklannya di klik oleh seseorang sehingga tidak memperhitungkan berapa banyak impresi iklan yang terjadi. Kami menggunakan Google karena Google adalah search engine dengan jumlah pengguna terbesar di indonesia. Menurut Google sekitar 88% pengguna internet di Indonesia setiap harinya menggunakan jasanya. Model iklan Pay Per Click memiliki 2 (dua) bentuk, yaitu Search Ads dan Display Ads. Search ads adalah model iklan yang menggunakan halaman pencarian sebagai mediumnya. Iklan akan tampil dalam bentuk teks di bagian kanan atau bagian atas pencarian organik. Sedangkan Display Ads berbentuk banner yang akan muncul di setiap Google network seperti Youtube, Detik, Kompas, Viva News dan lain-lain. Untuk Search Ads, misalnya setiap bulannya ada sekitar 18.100 orang yang mencari ‘pakaian bayi’ dan ada sejumlah 49.500 orang yang mencari kata ‘baju bayi’. Seperti yang ditunjukan oleh gambar berikut:
Tabel 4.5: Data Pencarian “Pakaian & Baju Bayi” 2
Maka kami mengincar kata kunci tersebut agar website kami muncul di halaman pertama search engine. Contoh tampilan iklan jika menggunakan layanan Pay Per Click dengan menargetkan kata ‘baju bayi’ sebagai berikut:
Gambar 4.6: Gambar Tampilan Iklan Layanan Pay Per Click
Display Ads kami pakai untuk menciptakan awareness atas brand Tallulah. Kami mengincar website-website dengan tingkat pengunjung terbanyak di Indonesia sebagai medium iklan kami. Berdasarkan penilaian Alexa, website-website yang masuk ke dalam network Google dan termasuk website dengan pengunjung terbanyak
di Indonesia misalnya seperti Youtube, Wordpress, Blogspot, Detik dan lain-lain. Iklan kami akan muncul di konten yang menarik banyak minat pengunjung dan berhubungan dengan bayi. Bentuk iklannya akan seperti berikut ini:
Gambar 4.7: Display Ads melalui Youtube
Social Media Kami akan menggunakan beberapa platform social media yang cocok untuk Tallulah dalam membuat konten. Platform yang akan kami gunakan adalah Facebook, Twitter, dan Youtube karena tiga platform ini adala yang paling populer di Indonesia dan cocok untuk bisnis retail seperti yang kami lakukan. Facebook adalah social media platform paling populer di Indonesia. Dengan jumlah member sebesar 43 juta di Indonesia tentunya Facebook menawarkan peluang besar bagi brand untuk berkomunikasi dengan customernya. Melalui fitur foto, video, notes dan teks, kami akan menyebarkan cerita Tallulah kepada fans di Facebook. Agar penyebaran menjadi lebih cepat, kami juga akan menggunakan Facebook Ads yang akan mengincar orang-orang dengan ketertarikan terhadap bayi.
Twitter memungkinkan kami untuk bisa berinteraksi secara langsung dan real time dengan customer kami. Melalui fitur posting status teks dan foto, kami akan mampu menjangkau costumer yang kami tuju. Untuk pertama kali, kami akan mendengarkan terlebih dahulu percakapan orang-orang atas ‘baju bayi’. Ini memungkinkan karena banyak platform monitoring untuk Twitter yang bisa kami gunakan seperti search.twitter.com, Social Mention, Social Bro dan lainnya. Kami juga bisa menghitung penyebaran yang terjadi atas percakapan itu dengan memakai tools Tweetreach sehingga kami juga otomatis bisa mengetahui siapa saja orangorang yang memiliki pengaruh atas bidang ‘baju bayi’ tersebut untuk kemudian akan kami ajak berinteraksi. Kami juga mengetahui apabila customer sangat menyukai kuis di Twitter, oleh karenanya kami akan mengadakan kuis yang berhadiah satu kaos Tallulah setiap empat kali dalam sebulan. Melalui Twitter, kami juga selalu akan memberikan konten mengenai bayi seputar fashion, kesehatan, tips dan lainnya. Kami menggunakan Youtube juga untuk menyebarkan video-video menarik seputar bayi. Selain itu, kami juga akan memiliki video berisi wawancara dengan pakar-pakar seputar bayi. Sehingga orang yang melihat video kami akan mendapatkan pengetahuan lebih tentang bayi.
Search Engine Optimization Search engine optimization atau yang lebih dikenal dengan singkatan SEO adalah suatu cara optimasi website sehingga posisi website bisa berada di halaman pertama search engine. Kata kunci yang kami incar mirip dengan yang kami gunakan di Pay Per Click, yaitu ‘baju bayi’ dan ‘pakaian bayi’. Untuk contohnya adalah sebagai berikut:
Gambar 4.8: Search Engine Optimization
Dalam membuat strategi SEO yang baik, kami akan mengikuti teknik-teknik SEO yang menyesuaikan dengan algoritma mesin pencari sehingga bisa memenangkan persaingan di kata kunci yang diincar. Adapun tekniknya seperti: 1. Title Tag. Menggunakan maksimal 10 - 15 kata kunci yang relevan dengan target market untuk mengoptimasi website. 2. On Page Title. Menggunakan atribut H1 untuk kata kunci yang dikehendaki. 3. Body Copy. Ini adalah teknik penulisan SEO dimana dalam setiap 500 kata, kami akan menyelipkan 3 - 5 kata kunci yang diincar. 4. Image alt text. Setiap gambar juga akan kami berikan teks nya. Hal ini diperlukan karena mesin pencari tidak bisa mendeteksi gambar, hanya tulisan saja.
5. Anchor text links. Kata kunci yang mengarah ke halaman website harus sesuai dengan tujuannya. Hal ini untuk menghindari adanya bounce rate dari pengunjung website. 6. Social share. Siapkan ikon seperti Facebook, Twitter atau Pinterest agar pengunjung website bisa dengna mudah membaginya dengan temannya yang lain.
Segmentation & Targeting Strategy Strategi segmentasi dan targeting digunakan untuk meningkatkan hubungan dengan pelanggan melalui pengalaman berbelanja yang unik untuk setiap pelanggan sehingga akan lebih banyak lagi pemasukan yang didapat. Ada 4 fitur yang dikembangkan oleh Tallulah dalam strategi ini, yaitu: 1. Real time behavioral targeting. Melalui fitur ini, kami mengetahui produk apa saja yang disukai oleh pelanggan sehingga ketika mereka datang lagi ke website akan langsung disuguhi tipe-tipe produk yang disukai. 2. Location targeting. Website Tallulah mampu membaca IP dari setiap user sehingga bahasa website yang muncul akan berbeda antara pelanggan yang membuka website dari Indonesia atau dari luar negeri. Jika di Indonesia, pelanggan akan mendapatkan bahasa Indonesia tetapi jika datang dari luar negeri maka bahasanya akan berubah menjadi bahasa Inggris. 3. Weather targeting. Oleh karena website Tallulah mampu membaca IP dari setiap pelanggan, maka kami mengetahui secara pasti dimana pelanggan tinggal dan darimana mereka mengakses website Tallulah.
Jika pada saat mereka mengakses ternyata di daerahnya sedang musim hujan, maka produk yang ditampilkan di dalam website Tallulah langsung berubah menjadi baju bayi yang cocok dikenakan ketika hujan. 4. Technographics.
Kami
mengembangkan
website
Tallulah
menggunakan sistem HTML5 dimana website akan berubah-rubah bentuknya mengikuti device yang digunakan oleh pelanggan. Misalnya jika pelanggan membuka melalui iPad, maka website akan berubah menjadi versi mobile untuk iPad.
Banner Advertising Sebagai langkah awal pemasaran, beriklan di tempat target market berada sangat penting. Kami memilih Theurbanmama, MommiesDaily dan Fimela sebagai tempat menaruh banner iklan. Mengacu pada data yang disediakan oleh Alexa, terlihat bahwa target market yang kami tuju berkumpul di situs-situs tersebut. Kami akan menaruh banner iklan selama satu bulan di situs-situs tersebut dengan harapan orang melihat dan mengakses banner tersebut dan masuk ke dalam website Tallulah. Akan tetapi kami juga tidak akan hanya menunggu mereka untuk melakukan klik. Kami akan bergabung sebagai salah satu anggota situs-situs tersebut dan memulai pembicaraan menenai Tallulah sehingga menarik mereka untuk singgah di website tallulah.
4.2.5.1.
Satu untuk Satu
Nilai dari bisnis Tallulah yang utama adalah untuk membuat suatu gerakan sosial yang bisa membantu bayi mendapatkan baju yang layak. sama seperti The Body
Shop, Pfizer, Mahindra dan Innocentive, Tallulah juga akan memperkenalkan mereknya melalui gerakan yang akan dibangunnya. Satu untuk satu adalah gerakan yang dijunjung oleh Tallulah dimana ini merupakan misi kami, yaitu, setiap 1 baju yang terjual, maka kami akan menyumbangkan 1 baju kepada bayi yang membutuhkan. Gerakan ini adalah cerita Tallulah yang kami harap akan mampu menyebarkan nama Tallulah dan menginspirasi banyak roang untuk ikut membuat hal yang sama. Kendal Haven mengatakan bahwa otak manusia bersandar pada cerita sebagai penunjuk dalam memahami, mengingat dan menyadari hal tertentu dalam hidupnya. Ketika sebuah produk memiliki cerita, maka akan terbentuk sebuah emosi dan keterhubungan dengan pelanggan (Super Simple Storyletting, p2). Keterhubungan emosi dengan pelanggan karena adanya passion yang sama adalah hal yang ingin kami bangun. Gerakan sosial yang kami bangun bukan sebuah kampanye merek. Ini adalah sebuah gerakan keberlanjutan yang akan terus ada sepanjang Tallulah berdiri. Scott Monty mengatakan kalau sebuah gerakan adalah sesuatu yang akan terus berkembang dikarenakan adanya dukungan masyarakat yang ikut merasakan sebagai satu kesatuan dengan gerakan ini (Brains on Fire, p xix). Oleh karenanya pelanggan kami adalah pendukung gerakan yang kami bangun. Gerakan satu untuk satu ini akan menjadi bahan pembicaraan orang-orang. Menurut kami gerakan sosial adalah cara baru untuk memenangkan loyalitas pelanggan, memberi pengaruh kepada orang masyarakat dan bahkan mampu mengubah dunia karena sangat menginspirasi. Teknologi memudahkan orang untuk berbagi atas hal-hal yang menjadi perhatiannya. Oleh karena itu, kami juga memiliki
strategi agar gerakan sosial ini bisa diketahui lebih banyak orang lagi, yaitu, dengan cara: 1. Membuat video yang berisi gerakan sosial yang kami lakukan. Secara visual, video ini akan memperlihatkan kebahagiaan penerima baju sumbangan kami dan betapa orang-orang yang membeli baju kami adalah orang-orang yang percaya bahwa dunia bisa menjadi lebih baik. Video ini akan kami tampilkan di Facebook, Youtube dan Vimeo. Kami juga akan memposting status Twitter dan menginformasikannya kepada publik. Di Twitter, kami akan bekerjasama dengan @GNFI, @BanggaBerINA dan @FaktanyaAdalah karena mereka memiliki follower yang banyak sehingga ketika mereka memposting status mengenai gerakan sosial Tallulah, banyak orang yang akan melihat. 2. Kami juga akan membuat artikel di blog Tallulah dan beberapa platform blog komunitas bayi seperti theurbanmama.com dan mommiesdaily.com sehingga target market yang kami tuju akan langsung tepat sasaran. 3. Foto-foto yang diambil ketika gerakan sosial itu dilakukan, akan kami masukkan ke dalam Facebook dan Flickr sebagai bukti komitmen kami memberikan baju yang layak kepada bayi yang membutuhkan. 4. Artikel, foto dan video itu akan kami kirimkan juga ke beberapa portal berita seperti Fimela.com dan Wolipop.com sehingga jika dimuat maka akan menjadi publikasi gratis untuk kami.
4.2.5.2.
Desain Dari Artis atau Orang Terkenal
Survei yang diadakan oleh Lakeside Shopping Centre mengatakan bahwa 94% ibu-ibu rela menghabiskan uangnya untuk belanja baju untuk anaknya dibanding untuk dirinya sendiri. Tidak heran kalau pasar nya terus berkembang setiap tahun.
Apalagi adanya budaya dari selebriti untuk mendandani anaknya turut berpengaruh kepada ibu-ibu tersebut. Menyikapi kondisi di atas, kami tertarik untuk mengajak artis atau orang terkenal untuk mendesain atau setidaknya memberikan inspirasi desain kepada Tallulah. Setiap desain dari artis tersebut nantinya akan kami produksi dan dijual ke masyarakat. Dengan adanya campur tangan artis dalam mendesain, kami harapkan akan lebih banyak lagi penjualan terjadi. Sumbangan desain dari artis atau orang terkenal ini juga tidak lepas dari gerakan sosial yang kami bangun. Melihat tujuan kami, tidak akan susah untuk mengajak artis bekerjasama. Setelah melakukan penelitian, kami berencana untuk mengajak artis-artis ini untuk mendesain baju bayi Tallulah. Pemilihan mereka didasarkan atas rekam jejak kepedulian sosial yang telah mereka lakukan, yaitu: 1. Rezza Artamevira | diva_rezza: 5.134 2. Nia Ramadhani | NRamadhani: 215.953 3. Julia Perez | juliaperrez: 1.081.331 4. Charles Bonar Sirait | charlesbonar: 13.357 5. Teuku Zacky | teukuzacky: 142.519 6. Bunga Citra Lestari | bclsinclair: 663.220 7. Ine Febrianti | inefebriyanti 7.501 8. Nikita Willy | nikitawilly_24: 20.731 9. Paramitha Rusady | paramitharusady: 2.903 10. Darius Sinathrya | Dsinatrhya: 85.791 11. Donna Agnesia | dagnesia: 88.702 12. Kevin Aprilio | apriliokevin: 1.178.061
13. Melly Goeslaw, Irfan Hakim, Vina Panduwinata (Gabungan Artis dan Seniman Sunda) melly_goeslaw: 516.969 | irfanhakim: 205.609 14. Maia Estianty |MAIAsangJuara: 61.781 15. Pandji Pragiwaksono | Pandji: 258.707 16. Deswita Maharani | ade_deswita: 51.727 17. Nagita Slavina | lady6igi: 8.904 18. Marcella Zalianty | mzalianty80: 6.354 19. Nuri Maulida | nurimaulida: 128.035 20. Cinta laura | xcintakiehlx: 191.219 21. Melanie Ricardo |melaneyricardo: 359.874 22. Sherina Munaf | sherinamunaf: 4.699.590 23. Alena Wu, Artis & Pemilik Sekolah Untuk Anak Jalanan ‘Alena Sahabat Anak’ | 24. Anies Baswedan | aniesbaswedan: 137.612
Berdasarkan daftar artis di atas, kami akan mengajak satu artis setiap bulannya utnuk mendesain baju untuk Tallulah. Kami juga memasukkan jumlah follower artisartis tersebut sebagai patokan artis mana yang akan kami ajak kerjasama. Kami harap dengan semakin banyaknya follower artis tersebut maka akan semakin cepat pula penyebaran berita tentang Tallulah. Kami akan membuat sablon seperti cap atau tanda tangan artis di bagian dalam baju yang memberitahukan kalau baju ini adalah hasil desain dari atis yang kami ajak. Oleh karena itu, orang yang membeli baju akan mengetahuinya sehingga ia juga bisa merasa bangga memakaikan baju tersebut kepada anaknya apalagi jika ia
mengagumi artis yang kami ajak kerjasama. Dari sini kami juga berharap akan ada obrolan dari mulut ke mulut yang tercipta.
4.2.5.3.
Below the Line Strategy
Kami akan hadir di event yang sesuai dengan target market kami. Untuk daerah Jakarta dan Bandung, event yang ingin kami ikuti adalah Brightspot Market. Brightspot Market diadakan satu kali dalam setahun tapi animo masyarakat yang sangat besar terhadap event ini dan banyak mendapatkan atensi dari media membuat Brightspot Market wajib kami ikuti acaranya. Melalui even ini, kami ingin lebih mengenalkan Tallulah kepada orang-orang. Kami sangat mengincar Brighspot Market karena pemberitaannya juga sangat gencar di media sehingga merek kami juga akan terangkat. Hal ini bisa membantu kami dalam melakukan penetrasi ke daerah. Alasan kami memilih dua Kota seperti Jakarta dan Bandung, karena kedua Kota tersebut merupakan barometer fashion di Indonesia, sehingga Kota besar lain yang berada di seluruh Indonesia akan kami jangkau melalui media online sebagai strategi promosi kami. Aktivitas yang kami lakukan di dunia online juga diharapkan memancing pihak media untuk menghubungi kami untuk wawancara atau talk show. Dengan begitu perhatian yang kami dapatkan akan semakin besar. Selain itu juga kami akan mengikuti kompetisi Start Up. Start Up adalah bisnis internet yang baru mulai berjalan. Di Indonesia, ada beberapa kompetisi yang diadakan dalam setahun. Seperti kompetisi Start Up yang digelar oleh MarkPlus atau SparxUp. Keuntungan memasuki kompetisi ini adalah kami jadi bisa lebih dekat ke media-media baik cetak, radio maupun televisi.
4.2.5.4.
Customer Retention Program
Mempertahankan pelanggan akan jauh lebih sulit dibanding mencari pelanggan baru. Sehingga perlu adanya suatu aktivitas untuk menjaga hubungan dengan pelanggan. Social media seperti Facebook dan Twitter adalah alat yang cukup efektif bagi Tallulah untuk bisa tetap menjaga hubungan dengan pelanggan. Melalui kedua platform tersebut, Tallulah bisa berkomunikasi dan mendapatkan saran dan masukan dari pelanggan. Kami juga bisa mengidentifikasi kesukaan pelanggan sehingga apabila ada produk baru yang keluar, kami bisa memberitahukannya kepada mereka secara kustomisasi. Email juga merupakan alat yang penting bagi kami untuk menjaga hubungan. Melalui email, kami akan memberitahukan produk baru yang akan keluar, promosi apa yang sedang kami jalankan dan juga mengirimkan konten artikel mengenai bayi kepada pelanggan.
4.2.5.5 Timetable Marketing Activity Agar kegiatan marketing Tallulah bisa berjalan dengna baik, kami akan membuat perencanaan kegiatan marketing sehingga membantu kami mengetahui halhal apa saja yang kami akan lakukan dalam setahun ke depan ketika bisnis Tallulah berjalan. Adapun kegiatan marketingnya kami jabarkan sebagai berikut: No
Waktu
Kegiatan Marketing Mengajak
1
Oktober 2012
Bunga
Citra
Lestari
untuk
ikut
mendesain baju Tallulah Melakukan SEO dengan menargetkan berada di posisi 1 di mesin pencari untuk kata kunci 'baju
bayi branded' Menjalankan Pay Per Click untuk kata kunci 'baju bayi' untuk konsumen daerah Jakarta dan Bandung Mengirimkan press release kepada wartawanwartawan media online seperti parenting.co.id, wolipop.com,
ayahdanbunda.com
mengenai
keikutsertaan artis mendesain baju bayi yang memiliki tujuan untuk disumbangkan Menulis blog Berpartisipasi di event di kota Bandung Mengajak Maia Estianty untuk ikut mendesain baju Tallulah Melakukan SEO dengan menargetkan kata kunci 'toko online baju bayi' untuk berada di posisi 1 di 2
November 2012
mesin pencari Melakukan PPC untuk konsumen di daerah Semarang, Yogyakarta, Surabaya Menulis blog Berpartisipasi di event yang berada di Semarang dan Yogya Mengajak Donna Agnesia untuk mendesain baju bayi Tallulah bertema spesial natal dan tahun baru Membuat kuis di social media seperti Facebook dan Twitter mengenai bayi seperti 'foto bayi terbaik' 3
Desember 2012
Melakukan SEO dengan menargetkan kata kunci 'desain baju bayi' untuk berada di posisi 1 di mesin pencari Menulis blog Melakukan PPC untuk konsumen di daerah Manado, Ambon dan Jayapura
4
Januari 2013
Mengajak Sherina Munaf untuk mendesain baju bayi sekaligus mengikuti acara pembagian baju
kepada bayi-bayi yang membutuhkan Bekerjasama
dengan
partner
Tallulah
dalam
menentukan target sumbangan Bekerjasama dengan @GNFI untuk memberikan informasi kegiatan di atas Mengajak wartawan untuk bersama-sama Tallulah dan Sherina hadir di acara pemberian baju bayi bagi yang membutuhkan Melakukan PPC untuk seluruh kawasan Indonesia Memasukkan foto kegiatan ke dalam Flickr dan Facebook Membuat video berisi kegiatan Tallulah yang menyentuh dan menyebarkan melalui Facebook, Twitter dan Youtube Mengajak Cinta Laura untuk mendesain baju Tallulah 5
Februari 2013
Menulis blog Melakukan PPC untuk kawasan Tangerang, Medan dan Denpasar Mengajak Julia Perez untuk mendesain baju Tallulah
6
Maret 2013
Melakukan PPC untuk kawasan Makasar, Kendari, Mamuju dan Gorontalo Menulis blog Mengajak Alena Wu untuk mendesain baju Tallulah Melakukan PPC untuk kawasan Padang, Pekanbaru,
7
April 2013
Jambi dan Bengkulu Menulis blog Melakukan SEO dengan kata kunci 'baju bayi berkualitas'
8
Mei 2013
Mengajak Kevin Aprillio untuk mendesain baju di Tallulah dan memintanya untuk ikut ambil bagian
ketika Tallulah memberikan baju kepada bayi yang membutuhkan Mengundang wartawan infotainment untuk meliput kegiatan Tallulah bareng Kevin Aprillio Menulis blog, membuat video dan memasukkan foto-foto hasil kegiatan di Flickr dan Facebook Melakukan PPC untuk seluruh wilayah Indonesia Mengajak Nikita Willy untuk mendesain baju Tallulah 9
Juni 2013
Melakukan PPC untuk kawasan Pangkal Pinang, Tanjung Pinang, Mataram dan Kupang Menulis blog Melakukan SEO dengan kata kunci 'baju bayi artis' Mengajak Anies Baswedan untuk mendesain baju Tallulah
10
Juli 2013
Melakukan PPC untuk kawasan Palangkaraya, Balikpapan dan Samarinda Menulis blog Mengajak Darius Sinathrya untuk mendesain baju Tallulah
11
Agustus 2013
Melakukan PPC untuk kawasan Manowari, Banda Aceh dan Bandar Lampung Menulis blog
Mengajak Melly Goeslaw untuk mendesain baju di Tallulah dan memintanya untuk ikut ambil bagian ketika Tallulah memberikan baju kepada bayi yang 12
September 2013
membutuhkan Mengundang wartawan
majalah
bisnis
untuk
meliput kegiatan Tallulah bareng Melly Goeslaw Menulis blog, membuat video dan memasukkan foto-foto hasil kegiatan di Flickr dan Facebook
Melakukan PPC untuk seluruh wilayah Indonesia Tabel 4.6: Kegiatan Marketing
4.2.6. Sales Objective Dalam perencanaan penjualan, tim sales & marketing akan membahas tentang tujuan penjualan, yakni adalah memperoleh revenue dengan cara menkreasikan story tentang “social mission” sebagai core marketing yang akan kami tuangkan dalam kelangsungan bisnis kami. Konsumen yang menjadi target penjualan kami adalah wanita kelas menengah, dengan usia 25-35 tahun. Dalam rencana penjualan juga akan dibahas tentang target pendapatan yang akan ditentukan kepada tim sales & marketing, maka kita akan menetapkan gross margin yang akan kita peroleh dalam penjualan satu produk pakaian bayi adalah minimal 50 persen, seperti yang ditunjukan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.7: Perhitungan Gross Margin
4.2.7. Sales Target Projections
Target sales yang kami tetapkan yaitu berdasar pada jumlah target pasar yang akan kami tuju yaitu wanita usia 25-35 tahun yang memiliki pengeluaran sebesar Rp 600.000 hingga Rp 6.000.000 per bulan yang berada di kota besar. Jumlah ini kami lakukan dengan pendekatan jumlah pengguna Facebook yang sesuai dengan target kami. Facebook kami asumsikan sebagai media awal yang akan menarik pelanggan masuk ke website kami dan melakukan pembelian. Jumlah pengguna Facebook yang sesuai dengan kriteria target kami sebesar 179.380. Dari jumlah tersebut kami mengasumsikan hanya 10% yang dapat kami akuisisi menjadi pelanggan yaitu dengan jumlah kurang lebih 17.938 user. Kami mengasumsikan setiap satu user mewakili satu unit produk. Dari angka tersebut kami bagi 12 bulan untuk mendapat target sales per bulan yaitu 1.495. Kami memiliki tiga produk, sehingga 1.495 kami bagi dalam tiga jenis produk sehingga masing-masing produk target sales kurang lebih 480 unit. Kami mengasumsikan jumlah ini menjadi awal angka penjualan per produk per bulan dalam tahun pertama. Pada tahun ke-2 kami mengasumsikan sales naik sebesar 20%, 29% pada tahun ke-3, 30% pada tahun ke-4 dan 33% pada tahun ke-5. Untuk menjaga ketersediaan produk, kami mengasumsikan persediaan stok sebesar 5% dari target sales. Asumsi tidak terjual kami harapkan terus menurun dari tahun ke tahun karena kami mengharapkan setiap produk habis terjual. Apabila tidak terjual, stok ini akan kami jual pada setiap bulan Desember di tahun berikutnya dengan potongan harga sebesar 30% sehingga tidak adanya sisa produk lama.
Tabel 4.8: Komposisi Asumsi Stok
4.3. Operation 4.3.1. Strategy Penentuan lokasi dan distribusi adalah merupakan sebuah strategi yang kami fokuskan untuk kelangsungan bisnis kami. Lokasi: Kami memilih Jakarta sebagai lokasi dimana gudang kami akan berdiri. Jakarta merupakan lokasi yang sangat strategis untuk kelangsungan bisnis kami, karena kami mengambil partner kerja kami sebagai penyedia bahan tekstil yang berasal dari Bandung. Jarak antara Bandung dan Jakarta hanya berkisar kurang lebih 180 km dan masih terdapat dalam satu pulau, sehingga memungkinkan kemudahan dalam penjangkauan yang menggunakan mobil dalam hal pendistribusian barang antara supplier bahan tekstil dan gudang di Jakarta. Hal lain kami lihat dari sisi domisili dari kebanyakan para Artis dan Tokoh-Tokoh yang terkenal yang tinggal di Jakarta, hal tersebut
memudahkan kami dalam membangun hubungan kerja sama yang tidak terhalang oleh jarak.
Distribusi: Strategi pendistribusian melalui media internet merupakan salah satu strategi yang kami gunakan untuk kemudahan dalam penjangkauan, pemesanan, bahkan kemudahan-kemudahan lainnya yang dapat diperoleh oleh konsumen, seperti tidak perlu buang-buang waktu untuk pergi ke toko fisik atau mall. Hal lainnya merupakan keuntungan bagi kami sebagai pihak produsen dalam hal meminimalkan biaya (reduce cost) seperti pembangunan toko fisik, atau biaya sewa tempat untuk toko fisik. Selain itu kami memilih strategi online untuk penjangkauan sampai ke seluruh Indonesia tanpa membuka toko fisik di setiap Kota di Indonesia.
4.3.2. Legality Aspect Tallulah adalah perusahaan yang baru akan beroperasi dan dijalankan langsung oleh Andika Alivano, Lini Antinia Dewi, dan Richard Posumah sebagai shareholders sekaligus manajemen yang membawahi organisasi dalam perusahaan ini. Dalam menjalankan perusahaan ini, tentunya kami membutuhkan beberapa dokumen legal yang harus dimiliki melalui agen dan notaris. Dokumen-dokumen yang kami butuhkan adalah: 1. Lisensi Domisili Usaha. 2. Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak. 3. PPN Nomor Kena Pajak Pengusaha. 4. Surat Keterangan Terdaftar Pajak. 5. SIU (Surat Izin Usaha).
4.3.3. Business Process Flow Kegiatan operasional yang meliputi kegiatan marketing, keuangan, dan kontrol akan dilaksanakan pada gedung kantor Tallulah yang berlokasi di Karet Sudirman, Jakarta Selatan.
Kegiatan operasional pada Tallulah Office Center: Sales & Marketing Activities 1. Membuat jadwal perencanaan tehadap pertemuan komunitas pada setiap periode dalam jangka waktu satu bulan. 2. Membuat marketing plan untuk mendukung aktifitas pemasaran. 3. Meliput serta membuat laporan atas kunjungan rutin ke lembaga sosial dalam menjalankan program marketing untuk membantu anak-anak terlantar. 4. Membuat jadwal kunjungan terhadap corporate untuk membangun hubungan dalam kerja sama sebagai sponsorship. 5. Melakukan follow-up secara rutin terhadap corporate dan sponsorship.
Operational Activities 1.
Melaksanakan kegiatan operational dalam Tallulah,
2.
Melakukan kontrol terhadap vendor bahkan seluruh pihak perusahaan yang bekerja sama dengan Tallulah.
3.
Menyediakan layanan before and after sales melalui media online (website dan social media).
4.
Menyiapkan order confirmation untuk konsumen yang melakukan pemesanan.
5.
Mengontrol operasional website secara rutin.
6.
Memberikan kontribusi dalam mengembangkan fitur sesuai dengan teknologi update.
Financial & Accounting Activities 1. Mengatur keuangan secara keseluruhan serta membuat laporan keuangan untuk mengukur pendapatan serta pengeluaran setiap bulannya. 2. Mengatur biaya yang berhubungan dengan rencana keuangan.
4.4. Human Resource Untuk menjalankan operasional perusahaan, maka kami membutuhkan sumber daya manusia yang dapat menduduki posisi manajemen sekaligus tenaga kerja yang ditunjang dengan profesi mereka masing-masing. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain:
analisis
pekerjaan, desain,
rekrutmen, seleksi,
pelatihan dan
pengembangan, kinerja manajemen, membayar gaji, insentif, tunjangan, dan tenaga kerja dan hubungan karyawan.
4.4.1. Organization Structure and Management Team Tallulah e-Shop didirikan oleh tiga orang, Andika Alivano, Lini Antinia Dewi, dan Richard Posumah yang menjadi rekan kerja dan langsung mengatur manajemen perusahaan ini. Mereka akan menjalankan usaha ini dan memberikan kontribusi secara profesional terhadap tugas dan tanggung jawab dari setiap anggota manajemen.
Sebagai perusahaan baru, ketiga pendiri perusahaan ini mengambil posisi struktur menejemen yang telah ditentukan, yaitu: Andika Alivano akan langsung menjabat sebagai Director yang bertanggung jawab sepenuhnya dalam menjalankan dan mengontrol perusahaan, serta mengambil alih tanggung jawab dalam Human Resourses. Richard Posumah akan langsung menjabat sebagai Sales & Marketing Manager yang bertanggung jawab atas rencana penjualan, target penjualan, serta menyusun strategi marketing yang akan dijalankan. Lini Antinia Dewi akan langsung menjabat sebagai Operational Manager yang bertanggung jawab atas seluruh kegiatan operasional dari perusahaan, serta mengambil alih tugas dari Financial Manager dalam pengontrolan implementasi dari pada prosedur accounting and finance berdasarkan pada sistem accounting dari Perusahaan, membayar anggaran atau dana untuk kegiatan operasional perusahaan, membuat laporan keuangan internal serta perpajakan dalam periode waktu tertentu, serta membayar gaji dari seluruh karyawan.
Fungsi pekerjaaan dari masing-masing karyawan di dalam Tallulah, adalah sebagai berikut: Account Exevutive akan bertanggung jawab atas seluruh kegiatan marketing serta penjualan, menjalin kerja sama dengan pihak perusahaan yang akan beriklan di website Tallulah, serta betanggung jawab terhadap kegiatan sosial yang secara rutin akan diadakan.
Online Marketing Staff akan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap strategi marketing secara online, dan berhubungan langsung dengan pihak IT & Admin. Operational Staff akan bertanggung jawab atas kegiatan operational dalam Tallulah, serta melakukan kontrol terhadap vendor bahkan seluruh pihak perusahaan yang bekerja sama dengan Tallulah. Customer Service akan bertanggung jawab atas pelayanan terhadap konsumen melalui media online, serta membangun hubungan dengan pelanggan melalui kegiatan customer relationship. IT & Admin akan bertanggung jawab atas seluruh kegiatan pengoperasian website Tallulah, melakukan maintain secara rutin terhadap website Tallulah, serta bertanggung jawab atas data-data operational perusahaan dalam sistem. Designer akan membuat design gambar pada baju yang akan diproduksi, menyusun jadwal design pada setiap periode, serta bekerja sama dengan pihak operational dalam tugasnya. Accounting Staff akan mengatur administrasi keuangan perusahaan, menyusun laporan keuangan, perpajakan, anggaran pengeluaran dan penghasilan bulanan atau tahunan, membayar gaji karyawan, membuat surat-surat yang berhubungan dengan perbankan dan kemampuan keuangan perusahaan.
Organization Structure of Tallulah Company
Gambar 4.9: Organization Structure of Tallulah Company
Mereka akan menjadi bagian dari manajemen perusahaan yang terdapat pada struktur organisasi. Mereka juga akan menjadi pengambil keputusan dalam langka awal menjalankan perusahaan ini. Tugas yang lain akan dijalankan oleh staf yang akan direkrut oleh perusahaan.
Berikut ini adalah daftar masing-masing gaji karyawan dan non-karyawan:
Tabel 4.9: Daftar Gaji
4.4.2. Feedback and Control Departemen Human Resources akan melakukan kontrol terhadap seluruh kinerja karyawan yang terdaftar dalam Tallulah Office Center. Selain kinerja dari seluruh karyawan, departemen Human Resource juga melakukan kontrol terhadap tanggung jawab atas kesejahteraan karyawan dalam hal pembayaran gaji atau upah sesuai dengan kontribusi yang diberikan oleh karyawan tersebut. Departemen Human Resource juga akan menampung feedback dari karyawan dan memberikan respon serta menindak lanjuti terhadap keluhan ataupun kepuasan karyawan terhadap pekerjaan dan tanggung jawab mereka, sehingga setiap masalah akan diketahui dan dapat diselesaikan dengan solusi bersama. Hal tersebut ditujukan untuk kepentingan dari setiap karyawan. Setiap karyawan juga dapat memberikan saran, kritik, dan pikiran inovasi demi untuk memajukan performa perusahaan, hal ini sangat terbuka bagi setiap karyawan untuk mengemukakan pendapat mereka.
4.5. Financial Plan
Kegiatan finansial akan menggambarkan posisi perusahaan dalam mencapai tujuan. Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat melalui laporan nilai arus kas dan kepemilikan modal. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laporan tersebut antara lain sales volume, net income, cash flow dan beberapa indikator lain yang dapat digunakan sebagai alat ukur performa perusahaan. Dalam memulai bisnis, modal yang kami gunakan adalah modal sendiri dan tidak melakukan pinjaman pada bank. Total modal yang kami gunakan adalah sebesar Rp 500.000.000. Modal kami gunakan untuk membiayai operasional awal, persiapan stok barang, serta persediaan uang kas. Penjualan yang kami lakukan meliputi 3 jenis prototype pakaian, yaitu shirt, jumper dan sweater. Besarnya target penjualan untuk masing-masing produk adalah 5.760 unit pada tahun pertama, dan akan meningkat sebesar 20% pada tahun ke-2, 29% pada tahun ke-3, 30% pada tahun ke-4, dan 33% pada tahun ke-5. Asumsi ini kami gunakan karena pada setiap tahun kami akan melakukan strategi marketing melalui digital yang dapat meningkatkan penjualan kami. Kami yakin volume penjualan mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya brand awareness dimata konsumen. Selain melalui Facebook, kami juga memiliki potensi untuk lebih mudah ditemukan oleh pelanggan melalui mesin pencari. Besarnya kemungkinan ini dapat dilihat pada jumlah pencarian atas kata kunci ‘pakaian bayi’ dan ‘baju bayi’ melalui mesin pencari yaitu berjumlah 49.500 dan 18.100 pencarian pada tiap bulannya. Berdasarkan pencarian tersebut, kami mungkinkan peluang para calon konsumen masuk ke website Tallulah.co.id sebesar 80% karena kami menggunakan tools SEO untuk bisa ditemukan oleh calon pelanggan di halaman pertama mesin pencari.
Pada periode penjualan di tahun pertama sampai tahun ke tiga, produk pakaian dijual dengan harga mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 135.000. Kami menetapkan gross margin minimal 50% dari setiap harga produk untuk menunjang biaya operasional bisnis. Penetapan gross margin tersebut juga didukung oleh hasil wawancara kami pada pemilik clothing line dengan brand ‘Invictus’, Dicky Sukmana yang menyatakan bahwa margin penjualan pakaian minimal 50% karena memperhitungkan risiko tidak laku karena adanya perubahan tren yang cepat. Sejauh observasi kami, harga yang kami tetapkan masih dibawah harga yang ditetapkan oleh kompetitor langsung kami seperti Mothercare dan Carters untuk kategori pakaian bayi untuk bepergian. Harga yang lebih murah, kualitas yang lebih bagus dan nilai edukasi yang kami sampaikan merupakan value yang akan konsumen peroleh. Pada ramalan laporan keuangan ini, adapun beberapa asumsi-asumsi yang kami gunakan yaitu: 1. Asumsi untuk total penjualan dari tahun pertama hingga tahun kelima untuk ketiga produk tersebut ditunjukan pada tabel dibawah ini:
Tingkat penjualan diambil angka rata-rata sehingga tiap bulan diasumsikan sama.
2. Asumsi banner advertising baru akan ada pemasukan di bulan ketiga. Biaya per space sebesar Rp 5.000.000 pada tahun pertama dan kedua, dan meningkat menjadi Rp 7.500.000 pada tahun ketiga hingga tahun kelima. 3. Asumsi peralatan seperti komputer, printer, server, furniture, meja dan kursi memiliki nilai ekonomis selama 5 tahun, sehingga nilai depresiasi per tahun nya sebesar Rp 19.520.004. 4. Asumsi gross margin yang ditetapkan minimal sebesar 50%. 5. Asumsi kenaikan harga COGS sebesar Rp 1.000 untuk setiap produk, dan 5% untuk baju yang akan didonasikan. 6. Asumsi barang sisa akhir tahun terjual pada setiap bulan Desember tahun berikutnya dengan potongan sebesar 30%. 7. Asumsi gaji karyawan akan naik 10% pada setiap tahunnya, sedangkan Office Boy naik 5%. 8. Asumsi adanya penambahan satu orang desainer pada tahun keempat. 9. Asumsi office expenses mengalami kenaikan sebesar 5% pada setiap tahunnya. Biaya transportasi naik sebesar 10%. 10. Asumsi kenaikan biaya internet pada tahun ketiga sebesar 10%. Hal ini disebabkan adanya kebutuhan kenaikan bandwidth untuk menunjang operasional. 11. Asumsi biaya marketing berupa pay per click meningkat seiring tingkat kenaikan penjualan. Hal ini dimungkinkan untuk membantu menarik konsumen masuk ke website kami dan melakukan pembelian. Harga per click sebesar Rp 2.095 untuk Facebook dan Rp 3.000 untuk Google.
12. Asumsi kenaikan sales expenses seiring dengan besarnya penjualan satu produk Tallulah. Sales expenses ini adalah baju yang akan kami donasikan sehubungan dengan kampanye “1 untuk 1” yang kami usung. 13. Asumsi besarnya tarif pajak yang kami gunakan yaitu sebesar 25%. Mengacu pada UU Pajak No.36 Tahun 2008 Pasal 17. 14. Asumsi tidak adanya penyetoran dari para pemodal pada tahun kedua hingga kelima. 15. Asumsi biaya telepon dan perlengkapan sama dari tahun pertama hingga kelima. 16. Asumsi harga sewa kantor sama untuk 5 tahun karena kami melakukan pembayaran dimuka yaitu sebesar Rp 150.000.000. 17. Asumsi harga kemasan dan ongkos antar dari produsen sudah termasuk dalam COGS.
4.5.1. Start-up Summary Seluruh biaya start-up untuk membangun bisnis Tallulah mencakup infrastruktur kantor, point of sales, sistem infrastruktur untuk platform website, dan persediaan barang. Biaya marketing, biaya pengurusan legalisasi, dan biaya lain yang akan keluar untuk kebutuhan operasional awal perusahaan. Pengeluaran biaya untuk kantor dan point of sales akan mencakup biaya sewa kantor, peralatan seperti komputer, printer, sistem networking, server dan furniture. Komputer dengan sistem networking digunakan untuk mendukung pengoperasian sistem website, chatting dan beberapa tools social media yang akan terhubung dengan koneksi internet. Penggunaan sistem PABX untuk integrasi aktivitas komunikasi seperti telepon dan printer akan menjadi bagian dari biaya peralatan kantor.
Biaya marketing akan mencakup biaya untuk iklan di media digital seperti google adwords, Facebook ads dan youtube, pembuatan flyers, dan biaya untuk exhibition seperti Brightspot Market pada tahun pertama. Selain itu biaya marketing yang berpengaruh pada sales secara langsung yaitu pembelian baju diluar stok penjualan yang rencananya akan menjadi marketing tools kami dalam kegiatan pemasaran. Biaya ini bersifat variabel karena akan berubah seiring volume penjualan regular produk baju Tallulah. Selain itu biaya marketing juga mencakup biaya awal pada saat menjalin kerja sama dengan beberapa key partnership seperti vendor dan supporter. Seluruh alokasi biaya tersebut akan menggunakan modal yang telah dikumpulkan oleh tiga orang pemodal. Modal tersebut berasal dari modal sendiri.
Penjabaran biaya investasi yang dibutuhkan untuk memulai bisnis dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.10: Pembiayaan Start-up
Pada saat launching kami menganggarkan budget marketing dan promosi di beberapa situs dengan komposisi biaya sebagai berikut:
Tabel 4.11: Anggaran Marketing dan Promosi Launching Adapun depresiasi yang timbul dari beberapa peralatan yang kami miliki, dengan nilai sebagai berikut:
Tabel 4.12: Depresiasi Peralatan
Pendanaan berasal dari modal investor yang dibagi rata pada tiga orang shareholder
aktif.
Komposisi
permodalan
yaitu
sebesar
masing-masing
40%:30%:30%. Pemodal terbesar adalah Andika Alivano yang menjabat sebagai direktur.
Tabel 4.13: Komposisi Permodalan
4.5.2. Key Financial Indicator Key finacial indicator dapat menjadi acuan dalam mengevaluasi performa keuangan suatu perusahaan. Breakeven analysis merupakan indikator awal dalam laporan keuangan, forecasted Income Statement, Cash Flow Statement dan Balance Sheet report akan menggambarkan perfoma laporan keuangan dan keberlangsungan bisnis Tallulah. Laporan-laporan tersebut akan menunjukkan ramalan besarnya sales, pertumbuhan, dan level margin untuk mengevaluasi keseluruhan aspek keuangan bisnis Tallulah. Kami meramalkan pertumbuhan sales akan meningkat minimal 20%. Pada tahun pertama, gross margin sudah bisa menutupi pengeluaran biaya operasional, meskipun net income yang dihasilkan masih sangat kecil. Penjualan yang akan datang diramalkan akan terus meningkat karena kegiatan marketing yang kami lakukan cukup unik. Berdasarkan asumsi tingkat penjualan tiap tahun untuk masing-masing produk, berikut ini ditunjukan tren penjualan yang kami gambarkan dalam grafik. Grafik dibawah ini menggambarkan peningkatan target penjualan dari tahun pertama hingga tahun kelima:
Grafik Tren Penjualan Kami menggunakan pendekatan breakeven berdasarkan annual fix operating expenses dibandingkan tingkat gross margin rutin yang dihasilkan dan kombinasi atas penjualan produk. Breakeven merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui sampai tingkat profit sama dengan nol (Erin, 2008 p133). Adapun rumus yang digunakan untuk mendapatkan angka BEP pada unit adalah sebagai berikut:
Unit Sales to break even: Fixed Expenses/Unit CM
Berdasarkan asumsi harga penjualan, COGS dan fixed cost pada tahun pertama maka breakeven point dapat dicapai pada tingkat penjualan 9.565 unit untuk Shirt, 8.830 unit untuk Jumper, dan 8.199 unit untuk Sweater. COGS untuk produk Shirt sebesar Rp 40.000, Jumper Rp 45.000 dan Sweater sebesar Rp 65.000.
Tabel 4.14: Breakeven dalam Unit Data breakeven tersebut memberikan gambaran kasar mengenai outcome operasional Tallulah, dimana kami mampu menutupi biaya operasional sehari-hari.
Income statement dan Cash Flow akan menunjukan gambaran yang lebih jelas dan detail mengenai kondisi keuangan perusahaan selama tiga tahun umur proyek. Cash Flow akan menjelaskan mengenai pendapatan yang akan diterima dan kondisi laporan neraca. Kondisi neraca akan semakin kuat pada tiap tahunnya. Selama periode lima tahun kami
memutuskan untuk
mengumpulkan seluruh pendapatan untuk
memperkuat posisi kas dan memungkinkan membuka unit usaha baru. Berikut ini adalah laporan Income Statement Tallulah selama lima tahun:
Tabel 4.15: Income Statement Tallulah
Dari Income Statement dapat dilihat pertumbuhan Net Income kami selama lima tahun yaitu Rp 221.399.997 pada tahun pertama, Rp 407.810.997 pada tahun kedua, Rp 700.425.747 pada tahun ketiga, Rp 1.413.245.430 pada tahun keempat dan Rp 2.262.954.411 pada tahun kelima. Hasil akhir dari laporan neraca akan merefleksikan hasil akhir performa kondisi keuangan secara keseluruhan. Melalui laporan neraca, performa Tallulah dapat dilihat bahwa bisnis ini menghasilkan profit dan berkembang. Berikut ini adalah laporan neraca selama lima tahun.
Table 4.16: Laporan Neraca Tallulah
Dari hasil akhir laporan neraca Tallulah, investment meningkat secara signifikan dalam periode lima tahun dengan mendapatkan retained earning pada tahun ke-1 sebesar Rp 143.079.933, Rp. 502.234.986 pada tahun kedua, Rp.
1.156.188.729 pada tahun ketiga, Rp. 2.518.594.155 pada tahun keempat, Rp 4.721.228.562 pada tahun kelima untuk melakukan expand dalam bisnis.
4.5.3 Projected Profit and Loss Laporan laba/rugi yang tertera pada tabel dibawah ini menggunakan Most Likely Scenario dan beberapa asumsi lainnya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Berikut ini proyeksi laporan laba/rugi Tallulah selama lima tahun:
Tabel 4.17: Laporan Laba/Rugi
Ramalan laporan laba/rugi menggambarkan presentase pendapatan bersih jika dibandingkan dengan total income yaitu sebesar 10.81%, 15.25%, 18.79%, 24.72% dan 26.77% pada masing-masing periode. Pendapatan pada awal tahun terus meningkat hingga tahun ke tiga. Pengeluaran terbesar adalah cost of good sold dan biaya variabel penunjang kegiatan sales yaitu pembelian pakaian sebagai media marketing. Biaya ini mengingkat seiring dengan besarnya volume produk yang terjual. Laporan Laba/Rugi yang lebih detail terlampir pada tabel lampiran.