BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif dalam penelitian ini akan memberikan informasi mengenai variabel-variabel yang digunakan, seperti Profitabilitas, Debt to EquityRatio dan Total asset turnover. Data yang telah diolah dilihat dari nilai minimum, maksimum, nilai rata-rata atau mean dan standar deviasi dari masing masing variabel. Pada pengujian statistik deskriptif yang dapat dilihat pada tabel 4.1 memberikan deskripsi variabel-variabel secara statistik di penelitian ini. Minimum adalah nilai terkecil pada suatu rangkaian pengamatan, maksimum adalah nilai terbesar dalam suatu rangkaian pengamatan. Sedangkan mean adalah nilai ratarata pada rangkaian pengamatan atau merupakan pembagian nilai seluruh data dengan jumlah data yang diamati. Standar deviasi merupakan akar dari jumlah kuadrat dari nilai selisih data dengan nilai rata-rata dibagi dengan banyaknya data. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Sumber : Data yang telah diolah
32
33
Pada Tabel 4.1 menunjukkan statistik deskriptif variabel penelitian dengan jumlah data setiap variabel yang valid sebanyak 104 adalah sebagai berikut : 1. Profitabilitas perusahaan mempunyai nilai maksimum 137,46 dan nilai minimum 0,03. Mean profitabilitas adalah 19,5048 dengan standar deviasi 26,82614. 2. Debt to Equity Ratio mempunyai nilai maksimum 2,49 dan nilai minimum 0,10. Mean Debt to Equity Ratio adalah 0,7396 dengan standar deviasi 0,52717. 3. TATO mempunyai nilai maksimum 5,11 dan nilai minimum 0,00. Mean TATO adalah 1,3428 dengan standar deviasi 0,63171.
B. Uji Asumsi Klasik Uji Asumsi Klasik dilakukan untuk melihat apakah asumsi yang dibutuhkan dalam analisa regresi linier sudah terpenuhi. Dalam penelitian ini uji asumsi klasik meliputi uji normalitas data statistik, uji heterokedastisitas, uji multikolonearitas dan uji autokorelasi.
1. Uji Normalitas Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi penelitian, baik variabel dependen dan variabel lainnya mempunyai distribusi data yang normal atau tidak. Pada sebuah model regresi yang baik adalah memiliki data yang terdistribusi secara normal atau mendekati normal. Uji
34
Normalitas ini menggunakan analisa grafik yaitu histogram dan normal probability plot serta uji sample kolmogorov smirnov. a) Kurva Histogram Pada kurva histogram, model memenuhi asumsi normalitas jika bentuk kurva simetris atau tidak melenceng ke kiri maupun ke kanan. Berikut ini hasil uji normalitas dengan menggunakan kurva histogram pada penelitian debt to equity ratio dan total asset turnover terhadap profitabilitas.
Gambar 4.1 Grafik Histogram DER dan TATO terhadap Profitabilitas
Hasil kurva histogram menunjukan bahwa bentuk kurva simetris tidak melenceng ke kanan maupun ke kiri sehingga berdasarkan kurva histogram, model regresi berdistribusi normal.
35
b) Grafik Normal P-Plot Pada garis normal p-plot, model memenuhi asumsi normalitas jika titiktitik pada kurva berhimpit mengikuti garis diagonalnya. Berikut ini hasil uji normalitasnya dengan menggunakan grafik normal p-plot pada penelitian debt to equity ratio dan total asset turnover terhadap profitabilitas.
Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot DER dan TATO terhadap Profitabilitas
Hasil kurva normal probability plot menunjukan bahwa titik-titik pada grafik berhimpit dan mengikuti garis diagonalnya sehingga dapat disimpulkan model regresi berdistribusi normal.
36
c) Uji kolmogorov smirnov Kurva diatas dapat diperkuat dengan melakukan Uji one sample Kolmogorov-Smirnov pada penelitian debt to equity ratio dan total asset turnover terhadap profitabilitas. Tabel 4.2 Hasil Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov (1)
Sumber : data yang telah diolah
Hasil Uji one sample Kolmogorv-smirnov pada tabel 4.2 diatas menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,209 dan tingkat probabilitas signifikan 0,107. Karena nilai p lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data residual pada model regresi ini terdistribusi secara normal. Dengan kata lain model regresi yang digunakan memenuhi asumsi normalitas.
37
2. Uji Multikolinieritas Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas yang digunakan. Jika terdapat korelasi, maka terdapat multikolonearitas. Dalam mendeteksi adanya multikolonearitas adalah dengan menganalisa matriks korelasi antar variabel bebas. Jika korelasi pada variabel bebas yang cukup tinggi (umumnya lebih dari 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikoloneritas (Ghozali, 2009). Hal lain nya yang dapat digunakan dalam mendeteksi adanya multikolonearitas adalah dengan melihat nilai VIF. Jika nilai toleransi diatas 0.10 dan nilai VIF kurang dari 10 maka dinyatakan bebas multikoloneritas. (Wien, 2010). Berikut uji multikolinearitas pada penelitian debt to equity ratio dan total asset turnover terhadap profitabilitas. Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolonearitas
Sumber : data yang telah diolah Hasil uji multikolonearitas yang disajikan pada tabel 4.3 menunjukan bahwa semua variabel independen memiliki nilai toleransi diatas 0,10 dan dengan nilai VIF dibawah 10. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonearitas antar variabel bebas dalam model regresi ini.
38
3. Uji Heteroskedastisitas Gambar 4.3 dibawah ini merupakan grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED menunjukan pola penyebaran data. Terlihat bahwa titik-titik menyebar diatas dan dibawah 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat heterokedastisitas pada data yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut uji heteroskedastisitas pada penelitian debt to equity ratio dan total asset turnover terhadap profitabilitas.
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Berdasarkan gambar scatterplot diatas, bahwa gambar menunjukan penyebaran data di atas dan dibawah sumbu Y dan gambar tidak membentuk pola apa pun seperti bergelombang, mengerucut dan sebagainya. Sehingga disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini tidak terjadi heterokedastisitas.
39
4. Uji Autokorelasi Untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi dalam model penelitian yang digunakan, dapat melihat dari nilai uji Durbin Watson. Berikut uji Durbin Watson pada penelitian debt to equity ratio dan total asset turnover terhadap profitabilitas. Tabel 4.4 Hasil Uji Durbin-Watson
Sumber : Data yang telah diolah Dari hasil analisa regresi diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 1,411. Karena nilai DW yang didapatkan berada diantara nilai 0 < d < dl (0 < 1,411 < 1,64147), maka menunjukan bahwa model regresi tersebut bebas dari autokorelasi positif. Perhitungan ini berdasarkan table berikut :
Hipotesis nol
Tabel 4.5 Data Pengambilan Keputusan Keputusan Jika
Tdk ada autokorelasi positif
Tolak
0 < d < dl
Tdk ada autokorelasi negatif
No decision
dl <= d <= du
Tdk ada korelasi positif
Tolak
4-dl < d < 4
Tdk ada korelasi negative
No decision
4-du <= d <= 4-dl
Tdk ada autokorelasi positif Tidak ditolak atau negative Sumber : Imam Ghozali (2011)
du < d < 4-dl
40
C. Analisa Regresi Berganda Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang telah dilakukan diketahui bahwa data pada model penelitian ini sudah terdistribusi dengan normal, dan tidak terdapat heterokedastisitas ataupun autokorelasi. Oleh karena itu data yang tersedia memenuhi syarat untuk menggunakan model regresi sederhana dan berganda. Analisa regresi digunakan untuk mendapatkan koefisien regresi yang akan digunakan untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Hasil pengujiannya bisa dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Tabel Koefisien Regresi 1
Sumber : Data yang telah diolah Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat diketahui persamaan regresi atas model penelitian adalah sebagai berikut: ROE = α + β1 DER + β2 TATO ROE = -6,982 + 21,187 DER + 8,055 TATO
Nilai konstanta pada persamaan regresi adalah sebesar -6,982 menyatakan bahwa tanpa ada variabel DER dan TATO maka nilai profitabilitas (ROE) sebesar -6,982. Koefisien regresi untuk variabel DER bernilai positif sebesar
41
21,187 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 poin pada DER dan dengan variabel lain konstan, maka ROE akan meningkat sebesar 21,187 persen. Demikian juga dengan variabel TATO yang menunjukkan koefisien regresi bertanda positif sebesar 8,055, maka setiap penambahan terjadinya total asset turnover sebesar 1 poin dan variabel lain berada dalam posisi konstan akan menaikan nilai profitabilitas (ROE) sebesar 8,055 persen. D. Uji Hipotesis 1. Uji Koefisien Determinasi (goodness of fit test/R-square) Nilai koefisien determinasi yang ditunjukan dengan nilai adjusted RSquare. Dari model regresi yang telah digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menerangkan dependen. Berikut uji koefisien determinasi pada penelitian debt to equity ratio dan total asset turnover terhadap profitabilitas. Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Sumber : Data yang diolah Dari hasil pengujian pada model persamaan pada tabel dibawah ini diketahui bahwa nilai adjusted R-square sebesar 0,22, yang berarti bahwa 22% dan Profitabilitas bisa dijelaskan oleh variabel independennya yaitu Debt to
42
equity ratio dan total asset turnover. Sedangkan sisanya sebesar 78% diijelaskan oleh variabel lain diluar persamaan regresi.
2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Uji F dilakukan untuk menguji apakah model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang bisa diterima dengan layak atau tidak. Pada tabel 4.6 dapat dilihat hasil uji F yang telah dilakukan pada penelitian debt to equity ratio dan total asset turnover terhadap profitabilitas. Tabel 4.8 Hasil Uji F
Sumber : data yang telah diolah
Dari hasil perhitungan diatas, diperoleh nilai F-hitung sebesar 15,491 dengan probabilitas sebesar 0,00. Dengan angka F-hitung lebih besar daripada Ftabel (15,491>3,09) dan dengan angka probabilitas tersebut masih lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05 ( 0,00>0,05), maka dapat dapat diambil keputusan bahwa variabel debt to equity ratio, dan total asset turnover secara simultan atau secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
43
3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) Pengujian Signifikansi Parameter Individual atau Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh secara individu terhadap variabel dependen. Untuk menentukan apakah hipotesis diterima atau ditolak adalah dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dan nilai signifikansinya dalam penelitian ini menggunakan 0,05.
TABEL 4.9 Hasil Uji Parsial
Sumber : data yang telah diolah
Berdasarkan hasil uji t, debt to equity ratio memiliki nilai t hitung sebesar 4,721 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,00. Hal ini menunjukan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel (4,721>1,98373) dengan probabilitas signifikan lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 (0,00<0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas (ROE). Dari tabel 4.9 diketahui pula bahwa total asset turnover t hitung nya sebesar 2,151 (2,151<1,98373) dengan probabilitas signifikansi 0,034. Hasil ini
44
menunjukan bahwa Total asset turnover mempengaruhi profitabilitas (ROE) karena t hitung nya lebih besar daripada t tabel dengan probabilitas signifikansinya lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 (0,034<0,05).
E. Interpretasi Hasil Penelitian mengenai pengaruh debt to equity ratio dan total asset turnover terhadap profitabilitas (ROE) dapat dibuat pembahasan sebagai berikut : 1. Pengaruh debt to equity ratio terhadap profitabilitas 1. Berdasarkan hasil analisa menunjukan bahwa debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini sejalan dengan penelitian Asty Dela Mareta (2013) yang meneliti tentang Pengaruh financial leverage terhadap profitabilitas studi pada perusahaan sector makanan dan minuman, yang menyatakan bahwa debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dan penelitian Faizatur Rosyadah (2013) yang meneliti tentang pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas, yang juga menyatakan bahwa debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Pada dasarnya dalam penelitian-penelitian sebelumnya ada yang menyebutkan bahwa apabila hutang dalam perusahaan besar maka beban bunga perusahaan pun menjadi lebih besar sehingga akan berpengaruh negatif yaitu menurunkan profit perusahaan. Namun dalam penelitian ini hutang yang besar justru dapat berpengaruh positif yaitu menaikan profit perusahaan. Itu artinya kejadian yang terjadi dalam perusahaan berbeda-beda karena mungkin hutang yang perusahaan miliki digunakan untuk memperbanyak modal usahanya. Bagi perusahaan
45
yang pintar akan mampu mempergunakan modal yang ada untuk memperoleh untung yang sebesar-besarnya dalam prinsip ekonomi.
2. Pengaruh total asset turnover terhadap profitabilitas Berdasarkan hasil analisa menunjukan bahwa total asset turnover berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini sejalan dengan penelitian Farihatus Sholiha (2014) yang meneliti tentang analisis pengaruh current ratio, DER, TATO, dan NPM terhadap perubahan laba yang menyatakan bahwa TATO berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Namun hasil ini bertentangan dengan penelitian Devy siswyna arpy elfanika (2012) yang meneliti tentang analisis pengaruh CR, TATO, DER , SIZE, dan DR terhadap profitabilitas (ROE) yang menyatakan bahwa TATO tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.