IV ANALISA DATA
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1
Analisis Ruas Jalan Raya Ciledug
Berikut adalah hasil survey total arus lalu lintas per jam. Nilai total arus ini di lihat dari tiap hari sibuk dan jam sibuk. Tabel 4.1 Arus Lalu-lintas Jalan Raya Ciledug Senin, 28 Desember 2009 Waktu Arah Cipulir Arah Ciledug Cildug Cipulir Kend. Smp Kend. Smp 7:00-8:00 2529 1164,1 3077 1936,9 8:00-9:00 2488 1150,5 2985 1893,8 12:00-13:00 2716 1359,4 2174 1514,7 13:00-14:00 2444 1261,5 1978 1385,3 16:00-17:00 2846 1184,4 2852 1770,3 17:00-18:00 2899 1203,2 2809 1722,3 Rincian hasil survey terlampir
Total Jumlah Kendaraan Rabu, 30 Desember 2009 Arah Cipulir Arah Ciledug Cildug Cipulir Kend. Smp Kend. Smp 2366 1140,2 3037 1916,2 2286 1114,4 2970 1880,1 2507 1259,3 2072 1451,1 2323 1213,5 1973 1388 2665 1124,8 2077 1366 2716 1164,7 2116 1369,2
Jumat, 01 Januari 2010 Arah Cipulir Arah Ciledug Cildug Cipulir Kend Smp Kend Smp 2315 1111,1 2954 1871,6 2245 1114,0 2845 1812,3 2478 1215,6 3051 1947,9 2252 1178,1 2828 1818,3 2519 1051,5 1962 1283,9 2531 1045,6 1986 1301,3
Gambar 4.1 Grafik Arus Lalu-lintas Dari Arah Cipulir
47
IV ANALISA DATA
Gambar 4.2 Grafik Arus Lalu-lintas Dari Arah Ciledug
4.1.1
Analisis Kecepatan Kendaraan
Analisa kecepatan kendaraan ini dilakukan pada lajur jalan dari arah Cipulir menuju Ciledug maupun sebaliknya pada siang hari pukul 12.00-14.00 WIB. Dalam menghitung kecepatan kendaraan digunakan kecepatan setempat (spot speed) yaitu menghitung kecepatan pada jarak yang ditentukan yaitu 100 m, kemudian kecepatan dirata-rata dengan menggunakan rumus kecepatan rata-rata ruang (space mean speed). Tabel di bawah ini merupakan analisa kecepatan rata-rata ruang untuk ruas jalan Raya Ciledug.
48
IV ANALISA DATA
Tabel 4.2 Kecepatan rata-rata ruang Dari Arah Ciledug Waktu Tempuh
Jarak
Kecepatan (V)
(t)
(L)
(V=L/t)
Km (3) 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 Rata-rata Kecepatan ruang
(km/jam)/(3)/(2) (4) 6,071 7,018 3,485 10,916 5,455 9,651 9,160 15,511 17,561 6,510 10,557 11,111 8,299 8,937 11,070 6,609 7,302 10,557 8,617 10,006 9,096 7,166 7,954 7,595
SMS (US) n
Waktu
12:00-12:15
12:15-12:30
12:30-12:45
12:45-12:00
13:00-13:15
13:15-13:30
13:30-13:45
13:45-14:00
No Kendaraan
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Us L.n / ti i 1
Detik (1) 59,30 51,30 103,30 32,98 66,00 37,30 39,30 23,21 20,50 55,30 34,10 32,40 43,38 40,28 32,52 54,47 49,30 34,10 41,78 35,98 39,58 50,24 45,26 47,40
Jam (2) 0,0165 0,0143 0,0287 0,0092 0,0183 0,0104 0,0109 0,0064 0,0057 0,0154 0,0095 0,0090 0,0121 0,0112 0,0090 0,0151 0,0137 0,0095 0,0116 0,0100 0,0110 0,0140 0,0126 0,0132
9,01
(km/jam) (5) 5,05
7,92
13,01
8,87
9,30
7,83
9,20
7,56
8,59
Dari hasil analisis kecepatan kendaraan untuk lajur jalan Cipulir menuju Ciledug didapat kecepatan kendaraan rata-rata 8,59 km/jam. Berikut ini adalah grafik hasil kecepatan rata-rata ruang:
49
IV ANALISA DATA
Gambar 4.3 Grafik Kecepatan rata-rata ruang
50
IV ANALISA DATA
Tabel 4.3 Kecepatan rata-rata ruang Dari Arah Cipulir Waktu Tempuh
Jarak
Kecepatan (V)
SMS (US) n
Waktu
12:00-12:15
12:15-12:30
12:30-12:45
12:45-12:00
13:00-13:15
13:15-13:30
13:30-13:45
13:45-14:00
4.1.2
(t)
No Kendaraan
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Detik (1) 15,65 24,66 18,31 14,22 17,30 15,70 14,80 14,80 20,60 31,07 12,66 11,68 12,49 19,60 38,90 19,30 20,50 22,90 15,20 18,75 21,25 15,10 17,95 20,47
Jam (2) 0,0043 0,0069 0,0051 0,0040 0,0048 0,0044 0,0041 0,0041 0,0057 0,0086 0,0035 0,0032 0,0035 0,0054 0,0108 0,0054 0,0057 0,0064 0,0042 0,0052 0,0059 0,0042 0,0050 0,0057
(L)
(V=L/t)
Km (3) 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 Rata-rata Kecepatan ruang
(km/jam)/(3)/(2) (4) 23,003 14,599 19,661 25,316 20,809 22,930 24,324 24,324 17,476 11,587 28,436 30,822 28,823 18,367 9,254 18,653 17,561 15,721 23,684 19,200 16,941 23,841 20,056 17,587 20,54
Us L.n / ti i 1
(km/jam) (5) 18,42
22,87
21,51
19,49
15,21
17,22
19,57
20,18
19,31
Analisis Kerapatan Kendaraan
Perhitungan kerapatan kendaraan pada ruas jalan Raya Ciledug diambil pada arah sama dengan analisa kecepatan, pada pukul 12.00-14.00 WIB dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4. 51
IV ANALISA DATA
Tabel 4.4 Analisa kerapatan kendaraan pada arah Cipulir Waktu
Volume (smp/15 menit)
12:00-12:15 12:15-12:30 12:30-12:45 12:45-13:00 13:00-13:15 13:15-13:30 13:30-13:45 13:45-14:00
344,1 350,7 317,1 347,6 332,4 322,8 295,7 310,7
SMS (US) (km/15menit) 5,05 7,92 13,01 8,87 9,30 7,83 9,20 7,56
K=V/US (smp/km) 68,15 44,25 24,37 39,20 35,76 41,20 32,13 41,10
Data hasil survey lainnya terlampir
Hasil nilai kerapatan pada ruas jalan arah Cipulir ke Ciledug selama satu jam adalah sebagai berikut: Kerapatan (K) = 68,5 + 44,25 + 24,37 + 39,20 = 175,97 smp/km Tabel 4.5 Analisa kerapatan kendaraan pada arah Ciledug
Waktu
Volume (smp/15 menit)
SMS (US) (km/15menit)
K=V/US (smp/km)
12:00-12:15 12:15-12:30 12:30-12:45 12:45-13:00 13:00-13:15 13:15-13:30 13:30-13:45 13:45-14:00
458,9 458,9 458,9 458,9 458,9 458,9 458,9 458,9
18,42 22,87 21,51 19,49 15,21 17,22 19,57 20,18
24,91 20,06 21,33 23,54 30,16 26,64 23,45 22,74
Hasil nilai kerapatan pada ruas jalan arah Ciledug ke Cipulir selama satu jam adalah sebagai berikut: Kerapatan (K) = 24,91 + 20,06 + 21,33 + 23,54 = 89,84 smp/km
52
IV ANALISA DATA
4.1.3
Kapasitas Ruas Jalan
Kapasitas dasar untuk tipe jalan empat lajur terbagi pada table 2.1 adalah 1650 smp/jam untuk tiap lajur, jadi untuk satu jalur Jalan Raya Ciledug adalah 3300 smp/jam. Berikut faktor-faktor koreksi yang didapat dari data hasil survai periode. 1. Dari table 2.2 didapat faktor penyesuaian lebar jalan 3 m, FCW = 0,92 2. Dari table 2.3 karena jalan Raya Ciledug merupakan jalan terbagi dengan bermedian maka tidak ada faktor penyesuaian pemisahan arah maka FCsp = 1,0 3. Dari table 2.5 didapat faktor penyesuaian hambatan samping yang sangat tinggi dan lebar efektif kereb jalan ≤ 0,5 m, FCSF = 0,81 4. Dari table 2.6 didapat faktor penyesuaian kecepatan untuk ukuran kota Jakarta Selatan dengan total jumlah 1,8 juta penduduk, FCCS = 1,00 Dari data diatas maka didapat nilai Kapasitas Ruas Jalan (C) adalah C = Co x FCw x FCSP x FCSF x FCcs C = 3300 x 0,92 x 1,0 x 0,86 x 1,00 C = 2610,96 smp/jam Jadi nilai kapasitas untuk satu jalur satu arah adalah 2610,96 smp/jam, maka kapasitas di ruas jalan tersebut masih memenuhi karena masih dibawah nilai kapasitas dasar. 4.1.4
Kecepata Arus Bebas
Kecepatan arus bebas kendaraan ringan didapat dari hasil perkalian jumlah kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan pada jalan yang diamati (FVO) dan penyesuaian 53
IV ANALISA DATA
kecepatan untuk lebar jalan (FVW), faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan lebar bahu atau jarak kereb penghalang (FFV SF), serta faktor penyesuaian kecepatan untuk ukuran kota (FFVCS). Dari data survai didapat hasil sebagai berikut: 1. Dari table 2.7 didapat factor kecepatan arus bebas kendaraan ringan untuk tipe jalan empat lajur terbagi (4/2 D), FVo = 57 2. Dari table 2.8 didapat penyesuaian kecepatan untuk lebar jalan 3 m, FVW = -4 3. Dari table 2.10 didapat faktor penyesuaian untuk hambatan samping sangat tinggi dan lebar efektif kereb jalan ≤ 0,5 m, FFVSF = 0,87 4. Dari table 2.11 didapat faktor penyesuaian kecepatan untuk ukuran kota Jakarta Selatan dengan total jumlah 1,8 juta penduduk, FFVCS = 1,00 Dari data diatas maka didapat nilai Kecepatan arus bebas kendaraan ringan (FV LV) adalah FVLV = (FV + FVW) + FFVSF + FFVCS FVLV = (57-4) x 0,87 x 1 FVLV (1) = FVLV (2) = 46,11 km/jam Jadi nilai dari kecepatan arus bebas adalah 46,11 km/jam. 4.1.5
Derajat Kejenuhan
Hasil survai rata-rata periode siang Pk.12.00–Pk.14.00 hari Senin, 28 Desember 2009 untuk arah Cipulir ke Ciledug didapat total arus Q
(1)
= 1310,45 smp/jam, sedangkan 54
IV ANALISA DATA
untuk arah sebaliknya didapat total arus Q
(2)
= 1135,13 smp/jam. Dari perbandingan
antara Arus (Q) dan Kapasitas (C) maka akan didapat nilai derajat kejenuhan (DS) yang nantinya menjadi acuan terhadap nilai mutu pelayanan di jalan Raya Ciledug. Untuk Q (1) = DS = Q(1) : C = 1310,45 : 2610,96 = 0,50 ( Data terlampir) Berdasarkan nilai derajat kejenuhan untuk periode Senin pada waktu siang adalahQ(1)= 0,50 dan Q(2)=0,43. Maka kita dapat menyimpulkan bahwa sesuai tabel 2.12 nilai tersebut untuk Q(1) berada di kisaran 045-0,75 nilai ini menunjukkan tingkat mutu pelayanan C sedangkan untuk Q(2) berada di kisaran 0-0,44 nilai ini menunjukkan tingkat mutu pelayanan B. 4.1.6
Kecepatan kendaraan ringan
Untuk mendapatkan kecepatan kendaraan ringan dari fungsi DS, dengan menggunakan grafik gambar 2.2. Setelah nila DS didapatkan yaitu sebesar DS = 0,50 dan FVLV = 46,11 km/jam, maka didapat nilai VLV = 41 km/jam. (Data terlampir)
55
IV ANALISA DATA
Gambar 4.4 Kecepatan sebagai fungsi DS untuk jalan banyak lajur
Dengan menggunakan cara MKJI seperti diatas maka hasil analisa kinerja ruas jalan Ciledug Raya di tiga periode hari di waktu jam sibuk siang dapat dilihat dalam tabel berikut.
Periode waktu siang Komponen Analisa Ruas Jalan No 1
Arus Total Q (smp/jam)
2
4
Kelas Hambatan Samping Kecepatan Kendaraan Ringan (km/jam) Kecepatan Arus Bebas Kendaraan Ringan (km/jam)
5 6
3
7
Senin cipulirciledugciledug cipulir
Rabu cipulirciledugciledug cipulir
Jumat cipulirciledugciledug cipulir
1310,45
1135,13
1236,38
1116,58
1188,05
1352,53
H
H
H
H
H
H
43
42
42
43
43
44
46,11
46,11
46,11
46,11
46,11
46,11
Kapasitas Ruas Jalan (smp/jam)
2610,96
2610,96
2610,96
2610,96
2610,96
2610,96
Derajat Kejenuhan Tingkat Mutu Pelayanan (sesuai tabel 2.12)
0,50
0,43
0,47
0,43
0,46
0,52
C
C
C
C
C
C
KET
Rincian Hitungan terlampir
56
IV ANALISA DATA
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kinerja ruas Jalan Ciledug Raya pada waktu siang masih cukup baik (LOS <0,75) sesuai tabel 2.12 dan kapasitasnya masih memenuhi. 4.2
Analisa Simpang Ulujami
4.2.1
Data Lapangan
Dari hasil penelitian pada Simpang Ulujami kota Jakarta, diperoleh data lapangan seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.6 Data Lapangan PENDEKAT
SELATAN
TIMUR
BARAT
Tipe Lingkungan Jalan
COM
COM
COM
Hambatan samping
HIGH
HIGH
HIGH
Median
Tidak
Ya
Ya
Belok kiri jalan terus
Ya
Ya
Tidak
Lebar pendekat (m)
3
6
6
Lebar pendekat masuk (m)
1,5
6
6
Lebar pendekat LTOR (m)
1, 5
3
-
Lebar pendekat keluar (m)
1,5
6
6
Data lengkapnya terdapat pada lampiran
Tabel 4.7 Periode Waktu 07.00-08.00 08.00-09.00 12.00-13.00 13.00-14.00 16.00-17.00 17.00-18.00
Hasil Survey Arus Lalu-lintas di Simpang Total Kendaraan Senin, 28 Desember 2009 Pendekat S T B kend/jam kend/jam kend/jam 492 2356 2677 469 2390 2719 444 2206 2037 408 2298 1804 402 2742 2484 375 2581 2580
Data lengkapnya terdapat pada lampiran
57
IV ANALISA DATA
Total Kendaraan Rabu, 30 Desember 2009 Periode Waktu S
T
B
kend/jam
kend/jam
kend/jam
07.00-08.00
466
2366
3065
08.00-09.00 12.00-13.00
472 468
2247 2309
2977 2056
13.00-14.00
429
2113
1964
16.00-17.00
369
2396
1973
17.00-18.00
329
2588
2361
Periode Waktu 07.00-08.00 08.00-09.00 12.00-13.00 13.00-14.00 16.00-17.00 17.00-18.00
4.2.2
Pendekat
Total Kendaraan Jumat, 01 Januari 2010
Pendekat T kend/jam 878 887 872 723 2509 2505
S kend/jam 331 539 624 602 320 306
B kend/jam 2763 2700 2730 2655 2105 2108
Data Lampu Lalu Lintas
Data lampu lalu-lintas pada simpang Ulujami seperti pada tabel 4. Berikut ini. Tabel 4.8 Data Lampu Lalu Lintas Waktu (detik)
Waktu Nyala (detik)
Siklus
Pendekat Hijau
Kuning
Merah
All red
Selatan
50
3
62
1
116
Timur & Barat
55
3
57
1
116
58
IV ANALISA DATA
Dari data diatas jumlah kendaraan terbesar rata-rata pada siang dan sore hari, di pendekat Timur dan Barat. Perhitungan arus lalu lintas tiap pendekat harus dikonversi. Maka perhitungan terdapat di lampiran di Form SIG II. 4.2.3
Arus Jenuh Dasar
Arus jenuh dasar merupakan awal hitungan untuk mendapatkan nilai kapasitas pada setiap lengan. So = 600 x Wefektif (smp/jam) untuk pendekat terlindung Misal lengan Selatan We = 1,5 m So = 600 x 1,5 = 900 smp/jam Untuk tipe pendekat dapat ditentukan dengan menggunakan grafik (terdapat dilampiran). Analisa yang kita gunakan adalah pada hari Senin, 28 Desember 2009 periode Siang. Tabel 4.9 Arus jenuh dasar Kode Pendekat
Tipe pendekat
Lebar (m)
efektif Arus jenuh dasar (So) smp/jam
Selatan
P (Terlindung)
1,5
900
Timur
O (Terlawan)
6
2390
Barat
O (Terlawan)
6
3090
Hasil hitungan selengkapnya terdapat di lampiran
59
IV ANALISA DATA
4.2.4
Faktor disesuaikan
Untuk mendapatkan nilai arus jenuh yang disesuaikan, maka nilai arus jenuh dasar dikalikan terlebih dulu dengn faktor koreksi terhadap ukuran kota (Fcs), hambatan samping (FSF), kelandaian (FG), parkir (FP), koreksi belok kanan (FRT) maupu belok kiri (FLT) seperti dibawah ini: Tabel 4.10
Tabel Arus disesuaikan Selatan
Timur
Barat
So (smp/jam)
900
2390
3090
FCS
1,00
1,00
1,00
FSF
0,93
0,93
0,93
FG
1,00
1,00
1,00
FP
1,00
1,00
1,00
FRT
1,14
1,00
1,00
FLT
0,93
1,00
1,00
S (smp/jam)
886,67
2222,7
2873,1
Hasil hitungan selengkapnya terdapat di lampiran
4.2.5
Perbandingan arus lalu lintas dengan arus jenuh
Setelah nilai S dan Q diketahui dapat diperoleh nilai rasio arus (FR) dan nilai rasio fase, maka dapat diperoleh rasio arus simpang (IFR) seperti dibawah ini:
60
IV ANALISA DATA
Tabel 4.11 Perhitungan Rasio Arus dan rasio Fase Kode Pendekat
Q (smp/jam) S (smp/jam)
FR
PR
Selatan
273,6
886,67
0,31
0,34
Timur
1302,4
2222,7
0,59
0,65
Barat
1247,1
2873,1
0,43
IFR ∑FRcrit
= 0,90
Hasil hitungan selengkapnya terdapat di lampiran
4.2.6
Kapasitas (C) dan Derajat Kejenuhan (DS)
Waktu all red antar fase adalah : Fase 1-fase 2 === 1 detik Fase 2-fase 1 === 1 detik Dengan waktu kuning 3 detik, maka: Waktu hilang total (LTI) = total allred + total kuning = 2+3x2 = 8 detik
Integreen fase1-fase2 = 3 + 1 = 4 detik Fase 2-fase1 = 3 + 1 = 4 detik
61
IV ANALISA DATA
Dan waktu siklus adalah : Cuo = 1,5 x LTI + 5 1 – IFR = 1,5 x 8 + 5 1- 0,9 = 170 Sehingga waktu hijau tiap fase adalah: G = PR x (Cuo-L) Tabel 4.12 Waktu hijau tiap fase Fase 1
Fase 2
= 0,31/0,9 x (170-8) = 55,5 detik
= 0,59/0,9 x (170-8) = 105,5 detik
Hasil hitungan selengkapnya terdapat di lampiran
Dari nilai waktu hijau dapat dihitung waktu siklus yang disesuaikan adalah: C = 55,5 + 105,5 + 8 = 169 detik Dengan demikian kapasitas dan derajat kejenuhan tiap pendekat dapat dihitung: Tabel 4.13 Kapasitaas dan Derajat kejenuhan Selatan
C = ( 55,5/169) x 886,67 C = 291,38 smp/jam
Timur
C = ( 105,5/169) x 2222,7 C = 1387 smp/jam
Barat
C = ( 105,5/169) x 2873,1 C = 1793,3 smp/jam
Q/C = 273,6/291,38 = 0,94 Q/C = 1302,4/1387 = 0,94 Q/C = 1247,1/1793,3 = 0,70
Hasil hitungan selengkapnya terdapat di lampiran
62
IV ANALISA DATA
4.2.7 Antrian dan Tundaan Jumlah kendaraan antri (NQ) merupakan jumlah kendaraan yang tersisa dari fase hijau sebelumnya (NQ1) dengan jumlah kendaraan yang datang saat fase merah (NQ2). Dari rumus 2.18, 2.19, 2.20, dan 2.21 didapatkan hasil hitungan sebagai berikut: Tabel 4.14 Perhitungan Jumlah Antrian Kode Pendekat
C (smp/jam
Q (smp/jam)
DS
NQ1
NQ2
NQ
S
291,38
273,6
0,94
4,74
12,47
17,21
T
1387
1302,4
0,94
6,36
55,52
61,88
B
1793,3
1247,1
0,70
0,66
38,89
38,55
Hasil hitungan selengkapnya terdapat di lampiran
Panjangan antrian (QL) dihitung dengan rumus 2.20 dan nilai Nqmax diperoleh dari grafik dengan anggapan peluang Pol 5%, sehingga diperoleh hasil hitungan: Tabel 4.15 Perhitungan Panjang Antrian Kode Pendekat
NQmax
Wmasuk
QL
S
21
1,5
280
T
69
6
212
B
56
6
172
Hasil hitungan selengkapnya terdapat di lampiran
Rasio kendaraan terhenti (NS) dihitung dengan menggunakan rumus 2.21, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:
63
IV ANALISA DATA
Tabel 4.16 Perhitugan Angka Henti dan Jumlah Kendaraan Terhenti Kode Pendekat
Waktu siklus c
S T
169
B
Q (smp/jam)
NQ
NS
Nsv
273,6
17,21
1,21
329,9
1302,4
61,88
0,91
1186
1247,1
38,55
0,61
758,2
Nsvtotal
2274,37
Hasil hitungan selengkapnya terdapat di lampiran
Kendaraan henti rata-rata : Ns = Nstotal/ Q total = 2274,37/2823 = 0,81 stop/jam Tundaan yang terjadi pada setiap kendaraan dapat diakibatkan oleh tundaan rata-rata (DT) yang dihitung menggunakan rumus 2.23, tundaan akibat geometrik (DG) dengan rumus 2.24 dan tundaan tiap-tiap pendekat (D) adalah jumlah dari tudaan rata-rata dan tundaan geometrik. Hasil perhitungan tundaan sebagai berikut: Tabel 4.17 Perhitungan Tundaan Kode Pendekat
Q (smp/jam)
DT
DG
D = DT+DG
Det/smp
Det/smp
Det/smp
DxQ
Selatan
273,6
113,65
4,15
117,8
32230,18
Timur
1302,4
45,36
3,64
49
63816,56
Barat
1247,1
22,43
2,8
25,23
31467,19
∑
127513,9
Hasil hitungan selengkapnya terdapat di lampiran
Tundaan simpang rata-rata : D = ∑(DxQ) ∑Q = 127213,9 / 2823 = 45,17 det/smp
64
IV ANALISA DATA
Berdasarkan hasil perhitungan data dapat diketahui bahwa kapasitas Simpang Ulujami sudah tidak mampu melayani transportasi lalu-lintas yang melewati simpang, karena rata-rata di setiap pendekat memiliki nilai waktu siklus yang melebihi batas yang disarankan yaitu untuk dua fase (40-80 det) hal ini akan menandakan bahwa kapasitas dari enah simpang tidak mencukupi dan nilai DS di hampir tiap pendekat lebih dari DS>0,85, berarti simpang ini sudah melewati titik jenuh yang akan menyebabkan antrian panjang. Dari nilai DS yang di dapat maka sesuai tabel 2.12, simpang ini memiliki tingkat pelayanan E. 4.3 4.3.1
Alternatif Penanganan Alternatif 1
Alternatif 1 yang dilakukan pada simpang adalah dengan melakukan pelebaran jalan. Untuk Jalan Raya Ciledug (dari arah Ciledug) lebar jalan per arah menjadi 7 m dan untuk Jalan Raya Ciledug (dari arah Cipulir) lebar jalan per arah menjadi 8 m. Gambar geometri alternatif sebagai berikut:
7.0
6.0
JL. Ciledug Raya 0.5 8.0
Jl. Ulujami Raya
7.0
6.0
3.0
5.0
65
IV ANALISA DATA
Dengan alternatif penambahan lebar tersebut maka didapat hasil kinerja pada hari senin siang sebagai berikut: Tabel 4.18 Rekap Analisa simpang alternatif Komponen
Selatan
Timur
Barat
Lebar Efektif (We)
2,5 m
7m
7m
Arus (So)
Dasar
1500
2880
3700
Arus Jenuh Disesuaikan (S)
1448
2678
3700
Kapasitas
345
1644
2113
Derajat Kejenuhan
0,79
0,79
0,59
Waktu Siklus
52,55
52,55
52,55
Panjang Antrian
72 m
69 m
46 m
Jenuh
Hasil hitungan selengkapnya terdapat di lampiran
Dengan hasil rekap data diatas maka didapat nilai rata-rata kendaraan terhenti 0,7 stop/jam dan tundaan simpang rata-rata 13,90 det/smp. 4.3.2
Alternatif 2
Alternatif 2 yang dilakukan pada simpang yaitu dengan pelebaran jalan dan penambahan fase sinyal menjadi 3, maka tipe pendekatnya menjadi terlindung semua. Berikut hasil dari perhitungannya:
66
IV ANALISA DATA
Tabel. 4.19 Rekap Analisa Hasil Alternatif 2
Komponen
Selatan
Lebar efektif (We) m
Timur
Barat (Lurus)
Barat (Belok kanan)
2,5
7
7
1,5
Arus Jenuh Dasar (So)
1800
4200
4200
900
Arus Jenuh Disesuaikan (S)
1478
3760
3906
837
Kapasitas
274
1302
1067
181
Derajat Kejenuhan
0,89
0,89
0,89
0,71
110,03
110,03
110,03
110,03
Waktu Siklus Panjang Antrian
100 m
140 m
120 m
120 m
Rincian terlampir
Dengan hasil rekap data diatas maka didapat nilai rata-rata kendaraan terhenti 1,01 stop/jam dan tundaan simpang rata-rata 52,41 det/smp. Tabel 4.20 Perbandingan Hasil simpang Dengan Alternatif Kondisi Lama Komponen
Alternatif 1
Alternatif 2
Selata n
Timu r
Barat
Selat an
Timu r
Barat
Selatan
Timur
Barat (Lurus )
Barat (Belok kanan)
1,5 m
6m
6m
2,5 m
7m
7m
2,5 m
7m
7m
1,5 m
Arus Jenuh Dasar (So)
900
2380
3090
1500
2880
3700
1800
4200
4200
900
Arus Jenuh Disesuaikan (S)
886,67
2222,7
2873,1
1448
2678
3700
1478
3760
3906
837
Kapasitas
291,38
1387
1793
345
1644
2113
274
1302
1067
181
Derajat Kejenuhan
0,94
0,94
0,70
0,79
0,79
0,59
0,89
0,89
0,89
0,71
Waktu Siklus
169
169
169
52,55
52,55
52,55
110,03
110,03
110,03
110,03
280 m
212 m
172 m
72 m
69 m
46 m
100 m
140 m
120 m
120 m
Lebar (We)
Efektif
Panjang Antrian
67
IV ANALISA DATA
Dari perbandingan tersebut dapat dilihat bahwa derajat kejenuhannya turun untuk setiap pendekat. Dengan alternatif-alternatif tersebut mungkin dapat mengurangi kepadatan yang terjadi di simpang dan dapat membantu arus lalu lintas di ruas jalan Raya Ciledug terutama didepan pasar cipulir yang akan menuju ke ciledug. Karena bukan hanya faktor hambatan samping tetapi kepadatan simpang juga yang mempengaruhi. Dan jika dilihat dari dua alternatif diatas dapat dipilih mana yang memang paling mungkin bisa diterapkan.
68