BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1
Profil Perusahaan
4.1.1 Gambaran Umum Sekolah High/Scope Indonesia Sekolah High/Scope pertama kali dikembangkan tahun 1962 di Michigan, dan berkembang hingga kemudian digunakan di berbagai belahan dunia dan hasil risetnya memberikan sumbangan berarti pada program pendidikan bagi anak-anak balita. Program pendidikan sekolah High/Scope didukung dengan riset kurikulum dan diakui oleh U.S. Department of Education. Dimulai dengan pembukaan pre-school program di tahun 1996, Sekolah High/Scope Indonesia (SHI) kemudian mendirikan High/Scope Institute Indonesia pada tahun 2000 dan berusaha untuk mempromosikan Sekolah High/Scope ke seluruh nusantara dengan membuka lebih banyak sekolah di seluruh Indonesia yang dimulai dari TK, SD, sekolah menengah dan tinggi. Program–program tersebut mencakup pendidikan untuk anak-anak usia 1,5 hingga 18 tahun. Selama beberapa tahun kemudian, High/Scope Institute Indonesia secara terus menerus melakukan pengembangan guru yang bertujuan untuk menjaga kualitas pengajaran dan praktek di sekolah, menyediakan layanan yang relevan untuk setiap kelompok umur, mengembangkan materi pelatihan dan untuk memperkaya kurikulum sekolah dasar, menengah dan tinggi. High/Scope Institute juga
36
37
bekerjasama dengan konsultan berkualifikasi dalam berbagai bidang akademik untuk menyediakan penelitian dan pengembangan bersama dengan kegiatan lokakarya untuk meningkatkan keterampilan pedagogis guru. High/Scope memandang bahwa sekolah adalah sebuah organisasi belajar yang melibatkan setiap orang dalam sistem - para siswa, orang tua, pendidik, masyarakat, pemerintah, dan bahkan pengusaha bisnis dalam mengekspresikan aspirasi mereka, membangun kesadaran mereka, dan mengembangkan kemampuan bersama, dengan belajar dari satu sama lain. Rendah hati dari awal sampai hari ini, sekolah High/Scope Indonesia terus menggelorakan misi Ki Hadjar Dewantoro - Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani, untuk menjadi sebuah organisasi belajar di mana setiap orang yang terinspirasi untuk selalu mencari pengetahuan sepanjang perjalanan hidup mereka sebagai pemimpin dalam paradigma pengembangan sumber daya manusia. Sekolah High/Scope Indonesia diperkenalkan sejak tahun 1996 di Jakarta, dan kemudian berkembang dengan membuka beberapa cabang lagi di Jakarta. Pada tahun 2000, berdiri High/Scope Indonesia yang berhak memberikan lisensi High/Sope di Indonesia dengan program yang berkomitmen untuk mendidik anak-anak Indonesia melalui program yang diakui secara internasional dalam rangka menyongsong era globalisasi.
38
4.1.2 Sekolah High/Scope Indonesia Unit Senayan City & My Playmall Sekolah High/Scope Unit Senayan City (SHI – Senayan City) & My Playmall (playground) adalah satu tempat pendidikan pre-school dan tempat bermain di Jakarta. Berlokasi di salah satu mall terbesar di Jakarta, Senayan City Shopping Mall, dan saat ini menjadi satu-satunya sarana pendidikan dan tempat bermain anak di Senayan City. Dengan menggunakan kurikulum internasional dari High/Scope, Sekolah High/Scope Senayan City & My Playmall diharapkan dapat menjawab kebutuhan sebagian kalangan di Jakarta yang membutuhkan pendidikan bermutu sekaligus tempat bermain yang berkualitas untuk anak-anak dan menjadi satu pilihan utama di kawasan Senayan City dan sekitarnya. SHI - Senayan City dimiliki oleh PT. Golden Anugerah Kencana (PT GAK) yang juga mendirikan Sekolah High/Scope Indonesia unit Taman Alfa Indah dan unit Pluit. Sekolah High/Scope merupakan usaha warabala yang memiliki perjanjian warabala dengan setiap terwarabala. Dengan kurikulum, standard, dan program akan didukung penuh oleh High/Scope, dan terwarabala wajib mengikuti syarat - syarat dan ketentuan dari High/Scope. Selain itu PT GAK juga mendirikan My Playmall di tempat yang sama dengan SHI – Senayan City. My Playmall adalah suatu sarana tempat bermain bagi anak – anak dimana anak – anak dapat bermain maupun dapat belajar dengan melakukan aktivitas-aktivitas yang melatih fisik mereka, My Playmall sendiri adalah fasilitas yang didirikan dan dikembangkan sendiri oleh PT GAK.
39
Dengan didirikannya SHI – Senayan City dan My Playmall ditempat yang sama diharapkan akan saling mendukung keberadaan dua unit usaha tersebut. SHI - Senayan City didirikan untuk menyediakan pendidikan tingkat preschool. Jasa yang disediakan oleh SHI - Senayan City adalah sarana dan prasarana pendidikan bagi anak-anak usia 1, 5 sampai 5 tahun. Proses belajar di SHI – Senayan City dibagi menjadi 2 group yaitu : 1. Toddler
: usia 1,5 tahun s.d 2,5 tahun
2. Pre-school
: usia 2,5 tahun s.d 5 tahun
namun sejak Juli susunan kelas SHI-Senayan City berubah menjadi : 1. Pre-school
: usia 2,5 tahun s.d 4 tahun
2. Pre-Kindy
: usia 4 tahun s.d 5 tahun
SHI - Senayan City menggunakan kurikulum internasional dari High/Scope, dan diharapkan dapat menjawab kebutuhan sebagian kalangan di Jakarta yang membutuhkan pendidikan sekaligus tempat bermain yang berkualitas untuk anakanak balita. My Playmall merupakan sarana bermain dan tumbuh kembang anak yang dibuka untuk umum. Dalam pengelolaannya menggunakan dua sistem yaitu member dan non member. Member membayar fee bulanan atau tahunan sedangkan non member membayar untuk setiap kali kunjungan, selain untuk umum My Playmall juga terbuka digunakan bagi murid SHI – Senayan City dengan bebas selama kegiatan belajar – mengajar berlangsung.
40
4.1.3 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan Visi Sekolah High/Scope Indonesia adalah : Menjadi barometer pendidikan di Indonesia. Sedangkan Misi Sekolah High/Scope Indonesia adalah : Membantu perkembangan anak-anak Indonesia secara penuh dalam hal akademik, intrapersonal, interpersonal dan secara fisik sehingga dapat bersaing secara internasional.
4.2
Audit Pemasaran (Marketing Audit)
4.2.1 Analisa Hasil Survey Untuk mendapatkan informasi tambahan dalam thesis ini penulis melakukan survey menggunakan kuesioner. kuesioner yang disebar dibagi menjadi 2 macam yang pertama disebarkan kepada orang tua yang memiliki anak yang sekolah di Senayan City sebanyak 20 buah yang kami sebut responden Internal, dengan maksud untuk mengetahui karakteristik dari pelanggan Sekolah High/Scope Unit Senayan City serta bertujuan untuk mendapatkan masukan mengenai kekurangan dan kelebihan Sekolah High/Scope Unit Senayan City. Kuesioner yang kedua disebar kepada umum yang memiliki prospek sebagai pelanggan Sekolah High/Scope Unit Senayan City sebanyak 30 buah yang penulis sebut dengan responden Eksternal. Hal ini dilakukan guna mengetahui kebiasaan mereka yang nantinya dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan strategi pemasaran.
41
4 4.2.1.1 An nalisa Ha asil Surve ey Respo onden Inte ernal Sumb ber analisa dalam survvey ini penuulis dapatkaan berdasarkkan dari haasil k kuesioner yaang dilakukaan pada oranng tua muridd dari sekolaah SHI - Sennayan City. Pel P H ini terceermin dari diagram Hal d di baawah ini. Annalisa faktorr internal diggunakan unttuk m mengetahui keunggulan dan kelemaahan dari perrusahaan.
Tem mpat Tin nggal Jakartta Utara 0 0% Jakarta Timur % 0%
detabek Bod 0% Jakarrta Pusat 1 14%
Jaakarta Pusat Jaakarta Barat Jaakarta Selatan
Jakarta Selatan 57%
Jakartaa Barat 29 9%
Jaakarta Timur Jaakarta Utara Bodetabek
pat Tinggal Responden n Internal Gambaar 4.1 Temp Dilih hat dari diaggram di atas, untuk konssumen SHI unit Senayaan City, paliing b banyak berteempat tinggaal di Jakarta Selatan denngan persentaase 57%. Unntuk di Jakarrta B Barat dengaan persentase 29% dan sisanya 14% % bertempatt tinggal di Jakarta Pussat. D Dapat disim mpulkan jugaa bahwa mayyoritas konsuumen SHI beertempat tinnggal di daerrah J Jakarta Selattan.
42
Empat 11%
Ju umlah An nak satu 22%
Tigga 17% %
satu Dua T Tiga
Dua 50%
Empat
Gamb bar 4.2 Jum mlah Anak Responden R I Internal Padaa digram 4.22 dijelaskann bahwa mayyoritas respponden sebesar 50% yaang m mengisi kueesioner mem mpunyai anaak 2 (dua). Dan 22% dari d responden yang sam ma m memiliki anak 1 (satu). <20 tahu un >40 0%
Usia
0%
20‐30 45%
<2 20 tahun 20 0‐30
30‐40 55%
30 0‐40 >4 40
G Gambar 4.3 Usia Respoonden Internal
43
Berd dasarkan diaggram di atas, dapat dilihhat bahwa koonsumen SHI unit Senayyan C City terbesaar adalah ussia antara 30-40 3 tahun dengan perrsentase 55% %. Sedangkkan s sisanya deng gan persentaase 45% adallah konsumeen yang beruusia antara 200-30 tahun.
Lainnyaa 0%
Tingkkat Pend didikan SMU % 10%
Diploma 10% SMU Diplo oma
Universitas 80%
Univeersitas Lainn nya
Gambar 4.4 Tingkatt Pendidikaan Respondeen Internal Dari diagram diaatas, dilihat dari sisi tinggkat pendidiikan, mayoritas respondden i internal SHII adalah beraasal dari tinngkat universsitas yaitu seebesar 80%.. Dapat ditarrik k kesimpulan, konsumen dari SHI addalah para orrang tua denngan tingkatt pertumbuhhan c cukup baik, dimana meereka menyaadari akan peentingnnya pre p school bagi b buah hati h m mereka.
44
P Pekerjaa an P Pegawai Negerii 0% Wiraswastta 40%
Tidak Bekkerja / Ibu Rum mah Tanggga 40% %
Tidaak Bekerja / Ibu u Rumah Tanggga Pegaawai Swasta Wiraaswasta Pegaawai Negeri
Pegawai Swastaa 20%
Gam mbar 4.5 Peekerjaan Responden Internal Selaiin dari sisii pendidikaan, berdasarrkan diagram m di atas dapat dilihhat p perhitungan berdasarkann dari konsuumen SHI ituu sendiri. Sebesar 40% konsumen k SH HI b bermata pen ncaharian seebagai wirasw wasta dan ibbu rumah taangga. Sedaangkan sisannya y yaitu 20% bermata b penncaharian seebagai pegaw wai swasta. Dilihat darri hal tersebuut, u untuk SHI unit u Senayann City wilayyahnya yangg berada di daerah peruumahan, targget p pasar merek ka sudah tercapai yaitu wiraswasta w daan ibu rumahh tangga.
45
Rata‐ R rata Penge eluaran B Biaya Pe endidikan n / Bulan Rp. >4Jt 5%
R Rp. <1jt 0% Rp. 1jt‐2jjt 40%
Rp. <1jt Rp. 1jt‐2jt
Rp. 2jt‐4jt 55%
Rp. 2jt‐4jt Rp. >4Jt
Gambar 4.6. Rata - Rata R Pengeeluaran Biayya Pendidik kan / Bulan Responden Internal untuk u satu orang o anak k Padaa diagram dii atas, pengeeluaran responden untukk biaya penddidikan adallah a antara 2 ju uta rupiah sampai s 4 juuta rupiah per bulannnya adalah sebesar 55% %. S Sedangkan yang y memiliiki pengeluaaran untuk biaya b pendiddikan sebesarr 1 juta rupiiah s sampai deng gan 2 juta ruppiah per bulaannya adalahh berjumlah 40%.
46
Rata‐ rata Pen ngeluaraan Biayaa Diluar Pend didikan // Bulan Rp. <1jt 0% Rp p. >4Jt 4 40%
1jt‐2jt Rp. 1 40 0%
Rp p. <1jt Rp p. 1jt‐2jt
Rp. 2 2jt‐4jt 20%
Rp p. 2jt‐4jt Rp p. >4Jt
Gamb bar 4.7 Rataa-Rata Penggeluaran Biaaya Diluar Pendidikan P n / Bulan Resp ponden Inteernal untuk k satu orangg anak Mayoritas responnden memiliki rata-rata pengeluarann di luar biaaya pendidikkan p bulannyaa adalah sekkitar 1 juta ruupiah sampaai dengan 2 juta per j rupiah, dan lebih dari 4 juta rupiaah dengan haasil persantaase sama yaaitu 40% daari total jum mlah respondden i internal. 20% % dari total responden memiliki raata-rata penggeluaran biaaya pendidikkan p bulannyaa adalah sebesar 2 juta ruupiah sampaai dengan 4 juta per j rupiah.
47
Tidak 0%
Menggu unakan P Pengasu uh
Ya Tidak Ya 100%
Ga ambar 4.8. Responden R I Internal Meenggunakan n Jasa Penggasuh D Dari digram m diatas, dappat disimpuulkan bahwaa sebesar 1000% mayoriitas respondden m menggunaka an jasa pengasuh.
M Menggun akan Jassa Day C Care Ya 45% Tidak 55%
Ya Tidak
Gambar 4.9 9. Respondeen Internal Menggunak kan Jasa Daay Care Ataau Sejenisnyya
48
Dari responden yang ada, 45% 4 menjaw wab bahwa mereka m menggunakan jaasa d care daalam menjagga buah natti mereka, sedangkan day s 5 55% respondden menjaw wab t tidak mengg gunakan jasaa day care.
Rata ‐ rata Me emanfaaatkan Daay Care // Bulan >10 33%
1‐3 45% 1‐3 4‐10 4‐10 22%
>10
Gambar 4.10. 4 Rata – Rata Responden Interrnal Mengggunakan Jassa Day Caree Setiap Bulaan. Dari diagram di d atas, daapat disimpuulkan bahw wa konsumeen SHI ysng m memanfaatk kan jasa day care per bullannya adalaah sebesar 455%.
49
SDM pengajar 1 15%
Lokasi 8%
Alaasan Me emilih Hiigh/Scop pe n biaaya pendidikan 0% Reputasi % 19%
Perm mainan/games 8% R Reputasi P Permainan/gam mes f fasilitas/infrasr ruktur
kurikulum m 23%
fasilitas/infrasrukttur 19%
k kegiatan tamba ahan k kurikulum S SDM pengajar L Lokasi
kegiataan tambahan 8%
b biaya pendidika an
Gambar 4.11 4 Alasan Responden n Internal Memilih M High/Scope Dari hasil analissa yang diggambarkan dalam d bentuuk diagram di atas, dappat d dilihat bahw wa konsumeen memilih SHI dikareenakan kurikkulum denggan persentaase s sebesar 23% %, reputasi yang y baik daan fasilitas/ infrastruktuur dengan peersentase yaang s sama yaitu 19%, dan SDM S yang berkualitas b dengan perssentase 15% %. Dari hal ini d dapat ditarik k kesimpulaan bahwa kebanyakan k k konsumen m memilih SH HI dikarenakkan k kurikulum pendidikan p yang digunakkan oleh SHII.
50
Mengeta M hui Info ormasi Teentang H High/Sco ope Koraan/Media cetakk Brosur/flyer 0% 8%
Kerabat/kkolega 9% % Opeen house 9%
Lewat / Datang 52%
Brosur/flyer Kerabat/kolegga Open house
Exhibitiion 22%
Exebition ng Lewat / Datan Koran/Media cetak
Gam mbar 4.12 Su umber Informasi Responden Men ngenai High//Scope Sebaanyak 52% responden r m mendapat infoormasi tentaang SHI darii lewat/ dataang l langsung kee Senayan City. C 22% responden meendapat inforrmasi dari exhibition e attau p pameran pen ndidikan yanng diadakan.. Kerabat ataau kolega mereka dan daari open houuse y yang diadak kan membanntu memberrikan inform masi kepadaa konsumenn sebesar 9% %. D Dalam hal in ni, persentasse untuk keraabat dan opeen house adaalah sama. Dari D persentaase t tersebut, daapat ditarik kesimpulan bahwa konnsumen menngetahui SH HI dari temppat y yang bersan ngkutan langgsung. Mediia promosi masih m belum m digunakann dengan baaik d dalam melak kukan pemassaran kepadaa konsumen.. Untu uk melakukaan analisa layyanan SHI – Senayan Ciity kami jugga menanyakkan b beberapa peertanyaan kepada responnden Internaal dimana ressponden bisa memberikkan p penilaian terrhadap poinn yang ditanyyakan yaitu 1 = Sangatt Tidak Setuuju, 2 = Tiddak
51
Setuju, 3 = Setuju, 4 = Sangat Setuju. Hasil survey ini kemudian di rata-rata kan untuk diambil hasil indexnya, hasilnya adalah sebagai berikut :
No.
Pertanyaan
Index Nilai
1.
High/Scope memiliki Brand image yang baik.
3.45
2.
Jaminan nama baik High Scope terhadap kualitas pelayanan
3.45
3.
High/Scope tanggap terhadap keluhan, kritik maupun saran
3.25
customer. 4.
Sumber daya Pengajar High/Scope baik.
3.55
5.
High/Scope memiliki kurikulum dan sistem proses belajar mengajar
3.7
yang baik. 6.
Implementasi kegiatan belajar mengajar sudah berjalan dengan baik
3.55
(sesuai dengan kurikulum dan sistem). 7.
Sumber daya karyawan (diluar pengajar) High/Scope baik.
3.3
8.
Layanan dan pendekatan yang bersifat personal kepada murid
3.45
maupun wali murid. 9.
Fasilitas infrastruktur lengkap
3.2
10.
Fasilitas infrastruktur terjaga dan bersih
3.4
11.
Lokasi High/Scope strategis
3.45
12.
Kegiatan tambahan untuk para murid sangat berguna dan variatif
3.45
Tabel 4.1 Index Penilaian Konsumen Terhadap Pelayanan SHI – Senayan City
52
Jadi berdasarkan b n hasil kuisiooner respondden cukup puuas dengan poin p – poin l layanan yang g ditanyakann
4 4.2.1.2 An nalisa Ha asil Surve ey Respo onden Eks sternal Anallisa faktor-ffaktor lingkuungan eksteernal meruppakan penelitian terhaddap k keadaan ling gkungan di luar dari SHI. Analisaa ini dilakukkan dengan menggunakkan k kuesioner yang y telah disebarkan d k kepada respoonden dengan segmentasi dan targget p pasar yang tepat. t Analissa ini bergunna untuk menngatisipasi peluang p dan ancaman yaang a pada peerusahaan, seehingga dapat melaksannankan strateegi yang teppat dan efekttif. ada H Hasil analisaa ini telah diigambarkan pada p bentukk diagram-diaagram di baw wah ini.
Tem mpat Tin nggal
Jakarta TTimur 0% %
Jakarta Utara Bodetabekk % 0% 0%
Jakarta Pusat 14%
Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Selatan
Jakaarta Selatan 57%
Jakarrta Barat 2 29%
Jakarta Timur Jakarta Utara Bodetabek
Gambarr 4.13 Temp pat Tinggal Responden Eksternal Padaa gambar diiagram 4.133 menunjukkkan bahwa responden yang menggisi k kuesioner in ni didominassi oleh konsumen yang bertempat tiinggal di kaawasan Jakarrta S Selatan. Kon nsumen yang tinggal di daerah Jakaarta Selatan adalah targeet market yaang
53
t tepat untuk sekolah Higgh/Scope karrena sekolahh High/Scoppe berada di Senayan Ciity J Jakarta Selattan.
Jumlah h Anak Tigaa 12% %
Empat 8% satu 44%
satu Dua
Dua 36%
Tiga Empat
Gam mbar 4.14 Jumlah J Anaak Respondeen Eksternaal Dari diagram dii atas, dapaat disimpulkkan bahwa responden r e eksternal yaang m memiliki jum mlah satu orrang anak addalah responnden terbesaar dengan peersentase yaitu 4 44%.
54
<20 tahun 0% >40 13%
U Usia
20‐3 30 47% %
<20 tahu un 20‐30
30‐40 40%
30‐40 >40
Gambar 4.15 4 Usia Reesponden Ek ksternal Padaa diagram 4.15 respondden yang mengisi kuesiioner ini diddominasi olleh y yang berusiaa antara 20--30 tahun. Dari D hasil kuuesioner yangg telah digaambarkan paada d diagram diiatas, dapatt dilakukann penentuann dari seggementasi, targeting t d dan p positioning untuk u sekolaah High/Scoppe unit Senaayan City.
Laainnya 0%
Tin ngkat Pe endidikan SMU 5% Diploma 32%
Univerrsitas 63% %
SMU Diploma Universitas Lainnya
55
Gambaar 4.16 Tinggkat Pendid dikan Respoonden Eksteernal Dilih hat dari sisi tingkat penndidikan, berrdasarkan diagram d di atas, a mayorittas t tingkat pen ndidikan ressponden eksternal adallah universsitas yaitu sebesar 63% %. D Dengan latarr belakang yang y memaddai (universittas), diharapkkan dapat memberi m respon a tanggap atau pan yang possitif untuk kuuesioner ini..
Pekerrjaan Wiraswasta 17%
P Pegawai Negerri 7%
Tidak B Bekerja / Ibu R Rumah Tangga 3 35%
TTidak Bekerja // Ibu Rumah T Tangga P Pegawai Swast ta W Wiraswasta P Pegawai Neger ri
Pegaw wai Swasta 41%
G Gambar 4.177 Pekerjaan Responden n Eksternal Padaa diagram 4.17 respondeen eksternal didominasi oleh pegawaai swasta yaitu s sebesar 41% %. dari hasill di atas, dappat ditentukkan target paasar yang akkan dituju olleh S SHI.
56
Rata‐ raata Penggeluaran n Biaya Pendidikan n / Bulan Rp. >4 4Jt 7% %
Rp. 2 2jt‐4jt 40 0%
Rp. <1jt 0%
Rp. 1jt‐2jt 53%
R Rp. <1jt R Rp. 1jt‐2jt R Rp. 2jt‐4jt R Rp. >4Jt
Gambar 4..18 Rata-Raata Pengeluaran Biaya Pendidikan n / Bulan Resp ponden Ekstternal untuk k satu orang anak Berk kaitan dengan hal pengeluaran biayaa pendidikann per bulannnya, respondden y yang mengeeluarkan biayya pendidikaan sekitar 1 juta Rupiahh- 2 juta Ruppiah per bullan s sebanyak 53 3%, 2 juta Ruupiah – 4 juuta Rupiah seebanyak 40% %, dan sisanyya kurang dari 4 adalah 7% 4jt %. Menginggat harga pendidikan unntuk sekolah High/Scopee cukup mahhal, t tentunya ko onsumen dihharapkan daari kalangann menengahh ke atas yang y memiliiki p pengeluaran n untuk penddidikan anak per bulannyya adalah sebbesar 2jt-4jt .
57
Ratta‐ rata P Pengeluaran Biaaya Diluaar Pendidikan n / Bulan Rp. >4Jt 7%
Rp. 2 2jt‐4jt 40 0%
Rp. <1jt 0%
Rp. 1jt‐2jtt 53%
Rp. <1jt Rp. 1jt‐2jt Rp. 2jt‐4jt Rp. >4Jt
Ga ambar 4.19 Rata-Rata R P Pengeluaran n Biaya Dilu uar Pendidiikan / Bulan n Resp ponden Ekstternal untuk k satu orang anak Gam mbar diagram m diatas mennunjukkan tiingkat rata-rrata pengeluaaran per bullan d dari respond den eksternnal diluar biaya b pendiddikan. Hal ini menunjuukkan tingkkat k kemampuan n belanja respponden di luuar biaya penndidikan. Haasil yang dipperolah adallah k konsumen dengan d rata-rrata pengeluuaran 1 juta Rupiah sam mpai dengann 2 juta rupiiah m memiliki nillai persentase tertinggi yaitu y 53%.
58
Mengggunakaan Pengaasuh 27%
Ya Ya, 73 3%
Tidak
Gambar G 4.220 Responden Eksternaal Menggun nakan Jasa Pengasuh P Diag gram 4.20 menunjukkaan bahwa sebagian s beesar responnden eksternnal m menggunaka an jasa penggasuh. Hal inni ditunjukkkan dengan tingkat t persentase sebessar 7 73%.
Menggu unakan Jasa Dayy Care Ya 10%
Ya Tidaak 90% %
Tidak
Ga ambar 4.21 Responden R Eksternal Menggunak M kan Jasa Dayy Care Atau u Sejenisnyaa
59
Dari hasil surveyy yang telahh disebarkann mayoritas responden eksternal e tiddak m menggunaka an jasa day care c dalam mengasuh m annak mereka. Hal ini dibuuktikan denggan t tingkat perseentase sebesar 90%.
Ratta‐rata M Memanfaaatkan D Day Care e / Bulaan 4‐10 0%
>10 0%
1‐3 4‐10 1‐3 100%
>10
Gam mbar 4.22. Rata–Rata R Responden Eksternal Menggunak M kan Jasa Daay Caare Setiap Bulan B Gam mbar 4.22 meenunjukkan bahwa 100% respondeen eksternal menggunakkan j jasa day caree setiap bulaan. Konsumeen masih sanngat mempercayakan daay care sebaggai t tempat berm main untuk annak.
60
Sekolah yan ng Menjadi Perttimbangan High/Scopee 14%
lainnyya 6%
montessory m 14%
Binus School 12%
montessory Binus School
Cikal C 11% 1
Kinderfield Al‐azhar Al‐‐azhar 3 34%
Cikal High/Scope nderfield Kin 9%
lainnya
Gambar G 4.233 Sekolah Yaang Menjad di Pertimbaangan Oleh Responden R Eksternall Bany yak sekolahh yang meenjadi faktor pertimbangan konssumen dalaam m menentukan n sekolah baagi anaknyaa. Pada diagram 4.22 telah dijelaaskan sekolaahs sekolah man na saja yangg menjadi tuujuan konsuumen dalam menyekolahhkan anaknyya. A Al-Azhar menjadi m piliihan utamaa konsumenn dengan persentase p sebesar 34% %. S Selanjutnya dengan perrsentase yanng sama yaiitu SHI dann Montessorry. Sedangkkan B Binus Schoo ol berada dii persentasee 12%. Jikaa dilihat darri hasil kuessioner di ataas, m menunjukka an bahwa mayoritas m dari respondenn eksternal memilih Al-Azhar unttuk m menyekolah hkan anaknyaa.
61
Lokasi 8%
Alaasan Utaama Me emilih Se ekolah Reputaasi 15%
SD DM pengajar 18%
Permainaan/games 5 5%
Reputasi Permainan//games fasilitas/infrasruktur
biaya pendidikan p 10%
kegiatan tam mbahan kurikulum 22%
fasilitas/inffrasruktur 15% % kegiatan tamb bahan 7%
kurikulum biaya pendiidikan SDM pengajar Lokasi
Gambar G 4.224 Alasan Utama Respoonden Eksteernal Dalam m Memilih Sekolah Dari diagram dii atas, mayooritas responden dalam m memilih sekolah s adallah k karena fakto or kurikulum m, yaitu 22%. Sedangkann peringkat kedua k yaitu SDM S pengajjar y yang berkuaalitas yang berada b pada persentase 18%. 1 Dilanjuutkan dengaan reputasi dan d f fasilitas/ inffrastruktur dengan d perseentase yang sama yaitu 15%. Dapaat disimpulkkan b bahwa konssumen masih menetappkan kurikulum sebagaai prioritas utama dalaam m memilih sek kolah.
62
S Sumber Informaasi Sekolah Lewat // Datang 19%
Brosur/flyer 17%
Exebition / Pameran 9%
Brosu ur/flyer Kerabat/kollega 20%
Op pen house 15%
Kerab bat/kolega Koran n/Media cetakk Internet Open n house
Intternet 1 11%
Media Koran/M cetakk 9%
Exebition / Pameran Lewaat / Datang
Gambar 4.255 Responden n Eksternal Mendapatk kan Sumberr Informasi Sekolah Diag gram diatas menunjukka m an hasil kuessioner dari responden r ekksternal dalaam m mendapatkan n sumber informasi i m mengenai seekolah yangg akan dituuju. Peringkkat p pertama pilihan responnden adalahh mereka biiasanya menndapatkan informasi i dari k kerabat atau u kolega meeraka. Hal ini i ditunjukkkan dengan persentase sebesar 20% %. S Selanjutnya responeden biasanya leewat atau senngaja datangg ke sekolahh yang di tuj uju, denga persentase sebessar 19%. Daan yang teraakhir, biasannya respondden d ditunjukkan m mendapat in nformasi lew wat brosur atau a flyer yaaitu sebesar 17%. Dari data ini dappat d disimpulkan n media prom mosi promossi harus lebiih banyak diitingkatkan untuk u menarrik k konsumen..
63
Yan ng Memu utuskan Memilih Sekolaah Ayah 32% Ayah Ibu 68%
Ibu
Gambar G 4.26 Respondeen Eksternaal Memutusk kan Memiliih Sekolah Dari diagram di atas, faktor ibu menemtukan sekalii dalam pem milihan sekollah u untuk anakn nya. Hal inni ditunjukkaan dengan persentase 68%. Ibu menjadi m facttor u utama. Hany ya 32% respponden yang memilih ayyah sebagai penentu p pem milihan sekollah a anak.
Cen nderung Memilih Tempaat Sekolaah Yaang Samaa Untuk Tingkatt Sekolah h Beriku utnya Tid dak 36 6% Ya 64%
Ya Tidak
64
Gambar 4.227 Kecenderungan Ressponden Eksternal Mellanjutkan Seekolah Anak knya Ditempat Yang Sama
Hasil kuesionerr menunjukkkan bahwaa respondenn cenderungg melanjutkkan s sekolah anak knya di tem mpat yang saama. Hal ini ditunjukkann dengan peersentase 64% %. M Maka dari ittu setiap sekkolah harus dapat d terus meningkatka m an kepercayaan konsum men a agar sekolah h tersebut daapat tetap meenjadi pilihann bagi konsuumen.
Re esponde en Menggetahui Sekolah h High/SScope Tidak 21% Ya Ya 79%
Tidak
Gambar 4.28 Respoonden Eksteernal Mengeetahui High h/Scope Gam mbar 4.27 menunjukkan sebanyak 79% 7 respondden eksternaal mengetahhui S Sekolah Hig gh/Scope. Hal H ini dibukktikan dengaan hasil yanng diperolehh. Hanya 211% r responden yang y belum familiar f denggan sekolah High/Scope.
65
Respo onden M Mendapaatkan Infformasi Te entang SSekolah H High/Sco ope Lewat / Datang 33%
Bro osur/flyer 10%
Brosur//flyer Kerabat/kolega 30%
Kerabatt/kolega Koran/M Media cetak Open house Exebitio on
Exebition 7% Op pen house 7%
Koran/Mediaa cetak 13%
Lewat // Datang
Ga ambar 4.29 Responden n Eksternal Mendapatk kan Informaasi Tentangg pe High/Scop Dari hasil kueesioner yanng diperoleeh, mayorittas respondden eksternnal m mengetahui sekolah Higgh/Scope darri sekedar lewat atau dattang langsunng ke SHI. Hal H i ditunjuk ini kkan dengann tingkat persentase p s sebesar 33% %. Selain itu i respondden m mnengetahu ui SHI dari kerabat/ k koleega mereka yang pernahh menyekolaahkan anaknnya d SHI. Hall ini dibukttikan dengann jumlah peersentase seebesar 30%.. Hanya 13% di %, r responden mengetahui m S lewat meedia cetak seeperti koran dan lain-lainn. SHI Hal yang y menarrik lainnya adalah a bahw wa mayoritass responden kurang setuuju u untuk men nyekolahkan putra-putri mereka di sekolahh yang terrletak dipussat p perbelanjaan n
66
Responden Setuju M Menyekkolahkan n anak di Pu usat Perb belanjaaan atau Bisniis 33% Ya 67%
Tidak
Ga ambar 4.29-2 Respond den Eksternaal Setuju Menyekolahk M kan anak dii Pusat Perrbelanjaan atau Bisnis
Dari responden kami mennggali bahw wa mayoritaas orangtuaa tidak setuuju m menyekolah hkan anak mereka m padaa pusat perbbelanjaan dissebabkan kaarena menurrut m mereka tid dak baik karena k akaan memicuu anak unntuk bersifaat konsumttif. K Kecenderun gan anak untuk u mengiinginkan seesuatu atau mainan yanng ditawarkkan d dalam pusatt perbelanjaaan. Hal inii tidak baikk untuk perkkembangannnya kelak dan d m mendidik an nak untuk bersifat b konssumtif pada saat dewassa nanti. Daan kebanyakkan p para orang tua t menurutti kemauan si anak. Hal ini juga mendidik m anaak untuk tiddak m mandiri, alaasan lainnyaa adalah bahhwa merekaa mengatakaan biasanya sekolah paada t tempat-temp pat tersebut minim ataau bahkan tidak t memilliki ruang terbuka t unttuk a aktifitas anaak-anak mereeka.
67
4.2.2 Situasi Internal Pada bab ini, kami akan membahas mengenai situasi internal yang terjadi dalam Sekolah High/Scope unit Senayan City. Situasi internal sekolah High/Scope akan kami jabarkan melalui hasil kuesioner. Dari hasil kuesioner tersebut, kami mendapatkan faktor–faktor apa saja yang menjadi keunggulan dari sekolah High/Scope yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam menentukan preschool untuk buah hati mereka.
4.2.2.1 Analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) Kekuatan (Strength) dari Sekolah High/Scope unit Senayan City adalah: 1.
Kurikulum Sekolah High/Scope yang berkualitas
2.
Fasilitas yang disediakan oleh Sekolah High/Scope, misalnya ruang tunggu bagi orangtua-murid.
3.
Reputasi yang baik
4.
Sumber daya manusia yang berkualitas
5.
Kegiatan/acara-acara tambahan yang diadakan oleh Sekolah High/Scope
Kelemahan (Weakness) dari sekolah High/Scope unit Senayan City adalah: 1. Keterbatasan ruang kelas 2. Strategi pemasaran yang belum terarah.
68
3. Tidak adanya ruang terbuka pada SHI - Senayan City 4. Stereotipe negatif untuk sekolah yang berada di pusat perbelanjaan. 5. Atmosfir sekolah yang berada di dalam pusat perbelajaan cenderung membuat orang tua murid kurang disiplim dalam mengikuti peraturan sekolah dan turn-over murid yang cukup tinggi
Peluang (Opportunity) dari sekolah High/Scope Unit Senayan City adalah: 1. Pasar yang besar dan terus berkembang serta meningkatnya jumlah penduduk di Jakarta tiap tahunnya. 2. Kecenderungan warga Jakarta untuk memilih sekolah internasional menjadikan sekolah High/Scope memiliki peluang yang baik untuk menarik pasar. 3. Masih sangat terbuka untuk melakukan inovasi pengembangan produk atau program baru demi meningkatkan kepuasan konsumen dan menarik konsumen baru. 4. Meningkatkan penggunakan media iklan (above the line) sebagai alat promosi. Ancaman (Threat) yang dihadapi oleh Sekolah High/Scope Unit Senayan City adalah: 1. Persaingan yang ketat antara pesaing lama dan pesaing baru yang bergerak di industri sejenis.
69
2. Pertumbuhan ekonomi yang sangat lemah yang mempengaruhi daya beli dan minat masyarakat (krisis ekonomi global) 3. Stabilitas rupiah terhadap dollar yang tak menentu. 4. Konsumen semakin selektif dalam memilih
4.2.2.2 Analisa TOWS Dari uraian SWOT sebelumnya dapat dikembangkan menjadi matriks TOWS yang mempertemukan beberapa faktor kunci untuk membentuk satu strategi. Strategi yang dapat dibentuk adalah sebagai berikut : Opportunity
Threat
1. Pasar
yang
terus 1. Persaingan yang ketat
berkembang
antara pesaing lama dan
2. Kecenderungan Jakarta
untuk
warga
pesaing baru
memilih 2. Pertumbuhan
sekolah internasional.
yang sangat lemah.
3. Masih sangat terbuka untuk 3. Stabilitas melakukan
inovasi
rupiah
terhadap dollar yang tak
pengembangan produk atau program baru.
ekonomi
menentu. 4. Konsumen
4. Meningkatkan
semakin
selektif dalam memilih.
penggunakan media iklan (above the line) sebagai alat promosi. Strength 1. Kurikulum
SO
ST
yang • Pembuatan layanan-layanan • Dengan reputasi sudah
70
berkualitas 2. Fasilitas
yang
/ unit bisnis baru (S1-S4 +
cukup baik maka SHI
O3)
perlu menjaga dan
• Layanan yang ada sejalan
disediakan 3. Reputasi
yang
baik 4. Sumber
daya
manusia
yang
mengembangkan
dengan permintaan warga
kelebihannya ini, hal ini
Jakarta akan sekolah
dapat dijadikan
berkualitas (S1-S4 + O2)
keuntungan dibanding dengan para pesaing baru
berkualiltas
yang harus membangun
5. Kegiatan
reputasinya dari awal
tambahan
yang
maupun pesaing lain yang
baik
reputasi belum sebaik SHI. (S3+T1). • Walaupun fasilitas yang disediakan SHI – Senayan City sudah cukup banyak pesaing lain juga melakukan pembangunan Infrastruktur secara gencar maka SHISenayan City tidak boleh berhenti pula dalam melakukan pengembangan sarana infrastruktur (S2+T1)
Weakness
WO
WT
1. Keterbatasan
• Menambahkan ruang kelas
• Dengan
ruang kelas
baru (W1+O1)
2. Stereotipe negatif • Melakukan inovasi pada untuk
sekolah
kurikulum untuk
adanya
keterbatasan murid akan membuat fokus terhadap murid
yang
ada,
71
yang
berada
di
pusat
meningkatkan kegiatan luar
sehingga membuat orang
ruangan (W4+O3).
tua lebih percaya akan
• Dengan terus
perbelanjaan. 3. Strategi
berkembangnya pasar
pemasaran
yang
belum terarah.
SHI – Senayan City akan
adanya
semakin diterima dimasa
ruang
terbuka
depan(W2+O1)
SHI
City. (W1+T4)
stereotipe negatif lokasi
4. Tidak
pada
layanan SHI – Senayan
-
Senayan City
Tabel 4.2 Analisa TOWS
4.2.2.3 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Sedangkan dari sudut pandang bauran pemasaran (marketing mix) dapat diuraikan situasi yang ada adalah sebagai berikut : 1. Program / Produk Sekolah High/Scope Unit Senayan City Sekolah High/Scope unit Senayan City akan menggunakan kurikulum Early Childhood Educational Program dari High/Scope dengan menekankan pada aspekaspek berikut : •
Active Learning Anak-anak dilibatkan secara langsung dalam berkegiatan dengan
orang lain, objek, ide, dan peristiwa. Pengalaman belajar aktif ini akan menolong anak-anak membentuk pengetahuan mereka, seperti mempelajari
72
konsep, membentuk ide, menciptakan symbol dan abstraksi. Para guru sebagai fasilitator yang mengawasi dan berpartisipasi dalam aktifitas anakanak, dilengkapi kemampuan yang dibutuhkan anak dalam pengembangan intelektual, fisik, sosial dan emosional. •
Adult - child Interaction Interaksi antara orang dewasa dan anak untuk menemukan
bagaimana seorang anak berpikir dan berbuat, membiarkan anak untuk mengatur dirinya sendiri dalam belajar. •
Learning Environment Ruangan kelas diatur dalam lima area atau lebih. Setiap area
ditandai dengan nama-nama sederhana. Material yang digunakan diatur supaya anak-anak dapat menemukan, menggunakan, dan mengembalikan ke tempatnya setelah selesai. Susunannya mendorong anak untuk menemukan, menggali, dan mencipta, serta belajar tentang dunianya. •
Daily Routine Setiap hari dengan jadwal yang serupa, dengan kerangka yang
kosisten untuk anak dan orang dewasa. Jadwal harian ini mendorong anak untuk mengikuti keinginan, membuat rencana, menjalankan, dan belajar dari pengalaman. •
Assessment
73
Para guru secara teratur mencatat perilaku, pengalaman, dan minat anak. Hal ini digunakan sebagai dasar penilaian perkembangan dan perencanaan aktifitas anak, untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan. Assessment/ penilaian digunakan untuk:
Memahami tingkat perkembangan anak
Mengidentifikasi ketertarikan anak
Mengamati pengalaman penting anak.
Berdasarkan data historikal berikut adalah data jumlah murid SHI – Senayan City dalam 2 Tahun terakhir : Kelas
Term III 2008 (Jan ‐ Mar 2008)
Pre ‐ school
Term IV 2008 (Apr ‐ Jun 2008)
Term I 2008 (Jul ‐ Sept 2008)
Term II 2008 (Oct ‐ Des 2008)
22
23
17
17
7
9
12
14
Toddler
Tabel 4.3 Data Murid SHI – Senayan City Januari – Desember 2008 Kelas Pre‐school Toddler
Term III 2009 Term IV 2009 (Jan – Mar 2009) (Apr – Jun 2009) 18 17 17 18
Tabel 4.4 Data Murid SHI – Senayan City Januari – Juni 2009 Kelas Pre‐school Pre‐kindy
Term I 2009 (Jul ‐ Sept 2009)
Term II 2009 (Oct ‐ Des 2009) 22 13 6 12
Tabel 4.5 Data Murid SHI – Senayan City July – Desember 2009
74
Data Murid SHI‐Senayan City
25
Jumlah Murid
20 15
Pre‐school
10
Toddler
5
Pre ‐ Kindi
0 Term III Term IV Term I Term II Term III Term IV Term I Term II 2008 2008 2008 2008 2009 2009 2009 2009
Gambar 4.31 Grafik Data Murid SHI – Senayan City 2 Tahun Terakhir
2. Tempat (Place) Untuk bersaing dengan kompetitornya, pemilihan lokasi juga menjadi faktor penentu. High/Scope saat ini berkonsentrasi pada cabang mereka yang berada di Senayan City, Jakarta Selatan. Letaknya pun cukup strategis karena berada di tengah kota Jakarta dan berdekatan dengan perkantoran dan perumahan yang berada di sekitarnya. Letak High/Scope sendiri yang berada di dalam mall Senayan City yang sekaligus membawa keuntungan bagi pengunjung. Dari segi design interior yang dihadirkan High/Scope pun cukup menarik. Suasana yang dirancang hangat sehingga membuat konsumen nyaman. 3. Harga (Price) Dari segi harga, strategi harga yang ditawarkan oleh sekolah High/Scope adalah tergolong premium namun hal ini disesuaikan dengan produk dan fasilitas yang ditawarkan dimana harga tersebut sudah termasuk fasilitas-fasilitas tambahan
75
seperti snack, material & permainan pengajaran, kegiatan lapangan dan bahkan untuk event-event spesial sperti workshop untuk orang tua acara perayaan dan penggunaan fasilitas seperti tempat bermain, cafe dan perlengkapan keamanan. Untuk menarik konsumen, sekolah High/Scope Unit Senayan City menawarkan program potongan harga yang berlaku secara periodik dan bahkan Sekolah High/Scope unit Senayan City memberikan potongan harga tambahan untuk pembayaran dimuka. Berikut adalah detail ketentuan harga Sekolah High/Scope unit Senayan City yang berlaku saat ini adalah :
Enrollment Fee /
Tuition fee per month /
Biaya Pendaftaran
Biaya sekolah bulanan
Grade / Tingkat
Preschool
Rp 12.000.000,00* Rp 2.750.000,00*
Pre-Kindy
Rp 10.000.000,00*
Tabel 4.6 Ketentuan Harga Pada SHI – Senayan City Namun untuk menarik customer SHI – Senayan City menerapkan Strategy Psycological Price dengan memberikan potongan harga. Sebagai contoh selama tahun 2009 SHI- Senayan City menawarkan potongan harga biaya pendaftaran / enrollment fee sebesar 50 % dan Tuition fee sebesar 40%. 4. Promosi (Promotion) Kegiatan promosi yang saat ini telah dilakukan oleh sekolah High/Scope Unit Senayan City antara lain adalah melalui pameran pendidikan, open house, dan
76
menyebarkan brosur atau flyer. Kebanyakan para orang tua murid mengenal sekolah High/Scope Unit Senayan City karena sedang berjalan-jalan di Senayan City ataupun menemani anak mereka bermain di My Playmall.
4.2.2.4 Analisa STP (Segmenting, Targeting & Positioning) Segmenting Untuk segmentasi konsumen preschool biasanya mereka mengutamakan faktor sumber daya manusia karena untuk anak usia dini faktor ini lah yang mutlak mereka inginkan, sedangkan untuk faktor – faktor lain akan tergantung bagi tiap – tiap kategori konsumen, ada kategori konsumen yang sensitif terhadap biaya dan ada yang tidak terlalu sensitif dengan biaya asalkan kualitas maupun fasilitas yang disediakan tersedia dengan baik. Berikut adalah segmentasi yang dituju oleh SHI Senayan City : 1. Orang tua berumur 25 - 45 tahun 2. Konsumen yang tinggal atau beraktifitas di kawasan perkotaan khususnya Jakarta Selatan dan sekitarnya. 3. Memiliki tingkat ekonomi menengah ke atas
Targeting Berdasarkan data yang diperoleh pada hasil kuesioner, melalui demografi responden yang terkumpul, dapat diketahui bahwa konsumen Sekolah High/Scope Unit Senayan City mayoritas adalah konsumen dengan berlatar belakang memiliki
77
tingkat pengeluaran kira - kira 2 - 3 juta rupiah untuk biaya pendidikan setiap bulannya, dengan asumsi demikian dapat disimpulkan sebagai kategori yang mementingkan kualitas dalam hal ini sekolah bertaraf Internasiaonal dan fasilitas yang lengkap. Konsumen sekolah High/Scope adalah para orang tua yang penuh aktifitas yang mempercayakan pendidikan pada Sekolah High/Scope unit Senayan City, lokasi yang strategis juga memberikan mereka kemudahan karena sekolah High/Scope Unit Senayan City terletak di pusat perbelanjaan yang sangat strategis sekaligus dekat dengan area komersial di pusat kota.
Positioning Dari Target pasar yang dituju maka sesuai visi High/Scope sebagai instusi pendidikan yang mampu bersaing secara internasional maka harus fokus menyediakan pendidikan yang bermutu dan fasilitas terbaik melalui kurikulum, sumber daya manusia maupun infrastruktur yang ada.
4.2.3 Situasi Eksternal Sesuai dengan pola pikir yang telah dirancang sebelumnya, maka akan dibahas terlebih dahulu kondisi persaingan yang ada di industri pre-school melalui analisa Five Competitive Forces dari Michael Porter. Hasil dari analisa ini akan menunjukkan seberapa menarik atau tidaknya industri ini dilihat dari sisi persaingan yang ada.
78
4.2.3.1 Analisa Five Forces Menurut teori Five Competitive Forces dari Michael Porter, ada lima sisi yang dapat dilihat dalam menganalisa kondisi persaingan yang ada, yakni persaingan di dalam industri sejenis, ancaman pendatang baru, ancaman produk subtitusi, kekuatan tawar-menawar dari konsumen maupun supplier. 1. Pesaing dari Industri sejenis Persaingan yang dihadapi High/Scope terhadap kompetitornya di industri sejenis (pre-school) sangatlah tinggi. Hal ini dikarenakan faktor-faktor seperti: a) Peningkatan
yang
signifikan
dari
jumlah
pesaing.
Beberapa
diantaranya besar dan memiliki kompetensi yang sama. b) Pesaing cukup aktif dalam membuat langkah-langkah untuk meningkatkan posisi mereka di pasar dan kinerja bisnis mereka c) Pesaing memiliki strategi yang kuat dan langkah-langkah yang agresif untuk memperkuat posisi dan market share-nya. d) Produk atau program yang ditawarkan oleh pesaing adalah sejenis atau hampir sama dengan yang ditawarkan oleh High/Scope 2. Ancaman pendatang baru Ancaman dari pendatang baru juga dirasakan cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: a) Pemain baru untuk memasuki bisnis ini cukup banyak dan terbuka, tidak ada hambatan-hambatan khusus untuk mendirikan usaha di bidang ini.
79
b) Jumlah pasar masih sangat banyak sehingga menjadi daya tarik tersendiri untuk mendirikan bisnis di sektor pendidikan ini. 3. Ancaman Produk Subtitusi Ancaman produk subtitusi yang untuk preschool tidak terlalu banyak hanya saja mungkin yang bisa diperhitungkan adalah preschool dengan segmentasi yang berbeda karena di Jakarta sendiri banyak sekali preschool yang ada mulai dari yang hanya preschool rumahan sampai dengan yang berstandar Internasional. Preschool dengan segmentasi yang berbeda ini bisa menjadikan produk subtitusi bagi Sekolah High/Scope yang sudah memiliki standar tersendiri. Selain itu munculnya tempat kegiatan anak-anak (Activity Center) juga bisa menjadi produk subtitusi diantara Activity Center ini antara lain Gymboree, Tumble Tots dan lain-lain. 4. Kekuatan Supplier Unsur kunci untuk sekolah adalah pengajar dan sumber daya manusia. Tidak ada ancaman signifikan pada hal ini. High/Scope sudah memiliki sistem dalam mengembangkan sumber daya pengajarnya, selama hal ini bisa dipertahankan maka tidak akan ada masalah Selain itu ketersediaan tenaga kerja di Jakarta masih cukup tersedia. 5. Kekuatan Pembeli Saat ini konsumen memiliki banyak alternative pilihan untuk memasukkan anaknya di sekolah pre-school. Banyaknya alternatif sekolah pilihan yang ada di Jakarta serta pilihan harga yang kompetitif yang ditawarkan oleh pesaing menjadikan kekuatan pembeli semakin besar.
80
4.2.3.2 Analisa PEST Analisa PEST lebih mengedepankan unsur-unsur eksternal di luar dari kondisi Sekolah High/Scope Unit Senayan City. Analisa PEST merupakan suatu cara atau alat yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh lingkungan terhadap Sekolah High/Scope dan cara untuk mengevaluasi kecenderungan dan perkembangan masa depan Sekolah High/Scope. 1. Faktor Politik Kondisi politik dan keamanan berpengaruh pada aktifitas sehari-hari. Faktorfaktor seperti peraturan perundang-undangan yang dibuat pemerintah, perpajakan bagi perusahaan dan konsumen, ancaman terrorism, dan lain-lain telah membatasi akses masuk, sehingga tidak memungkinkan warga masyarakat untuk dapat leluasa menikmati bangku sekolah. 2. Faktor Ekonomi Keadaan perekonomian yang terjadi saat ini dan di masa datang dapat mempengaruhi kemajuan dan strategi bagi High/Scope. Faktor-faktor ekonomi yang seperti krisis ekonomi global, kebijakan moneter, harga pendidikan di Indonesia yang semakin mahal, dan keterbatasannya anggaran pemerintah untuk pendidikan merupakan penghambat usaha mencapai tujuan dari strategi yang diterapkan High/Scope.
81
3. Faktor Sosial Faktor-faktor sosial terpusat pada penilaian dari sikap konsumen yang mempengaruhi strategi dari High/Scope. High/Scope harus selalu mengikuti perubahan yang ada sehinga dapat terus bersaing dengan kompetitornya. Faktorfaktor yang mempengaruhi faktor sosial adalah peningkatan pendapatan guru, kurikulum pendidikan yang dibuat lebih efisien dan harus disesuaikan dengan keadaan saat ini, dan perubahan gaya hidup masyarakat yang cenderung kebaratbaratan sehingga lebih mempercayai sekolah dengan sistem internasional. 4. Faktor Teknologi Faktor teknologi hanya berperan kecil dalam industri pendidikan ini, khususnya untuk pendidikan usia dini. Namun faktor teknologi dapat memberikan nilai tambah untuk meningkatkan layanan maupun membantu kinerja fungsional bisnis dari Sekolah High/Scope Unit Senayan City. Sebagai nilai tambah pendidikan perkembangan teknologi dapat diajarkan kepada anak mulai dari usia dini tentunya hanya dengan bobot sesuai pendidikan usia dini seperti pengenalan komputer, internet dan sejenisnya. Selain itu dapat pula dimanfaatkan untuk meningkatkan layanan seperti dalam menjalin hubungan dengan konsumen maupun untuk melakukan promosi dimana saat ini internet menjadi sangat lumrah diadopsikan untuk sarana komunikasi. Sedangkan dari segi fungsional perusahaan, faktor teknologi dapat dimanfaatkan untuk membantu proses kegiatan para karyawan.
82
4.2.3.3 Analisa Persaingan Berdasarkan sensus tahun 2005 penduduk Jakarta usia 0-4 dan 5-9 tahun masing-masing berjumlah lebih dari 700 ribu jiwa dan akan tumbuh . Sedangkan dikawasan Jakarta Selatan, Barat dan Pusat yang menjadi target pasar SHI-Senayan City sendiri adalah sekitar 400 ribu anak untuk masing-masing kelompok umur 0-4 dan 5-9 tahun. Dengan rincian sebagai berikut : Kelompok umur
Laki-laki
Perempuan
Total
0-4 tahun
364.057
350.508
714.565
5-9 tahun
366.009
350.138
716.147
Tabel 4.7 Jumlah anak menurut Kelompok Umur di Jakarta Kelompok umur
Laki-laki
Perempuan
Total
0-4 tahun
79.429
85.861
165.290
5-9 tahun
74.391
75.651
150.042
Tabel 4.8 Jumlah anak menurut Kelompok Umur di Jakarta Selatan
Kelompok umur
Laki-laki
Perempuan
Total
0-4 tahun
82.819
89.521
172.340
5-9 tahun
88.897
95.800
184.697
Tabel 4.9 Jumlah anak menurut Kelompok di Jakarta Barat
83
Kelompok umur
Laki-laki
Perempuan
Total
0-4 tahun
35.419
32.306
67.725
5-9 tahun
37.089
31.668
68.757
Tabel 4.10 Jumlah anak menurut Kelompok di Jakarta Pusat Kelompok umur
Laki-laki
Perempuan
Total
0-4 tahun
197.667
207.688
405.355
5-9 tahun
200.337
203.119
403.456
Tabel 4.11 Jumlah anak menurut Kelompok Umur di Jakarta Selatan, Barat dan Pusat
Sedangkan data Pre-school yang dapat kami dapat di kawasan Jakarta Selatan, Barat dan Pusat yang berpotensi menjadi pesaing High/Scope Senayan City adalah sekitar lebih dari 100 pre-school dengan rincian sebagai berikut : Daerah
Jumlah Sekolah
Jakarta Selatan
56
Jakarta Barat
29
Jakarta Pusat
20
Tabel 4.12 Pesaing Potensial SHI-Senayan City
84
Kemudian gambaran strata penghasilan penduduk jakarta yang telah dilakukan lembaga AC Nielsen pada tahun 2007 menjelaskan bahwa Jakarta memiliki strata penghasilan kelas A1 berjumlah sekitar 13%. Berikut adalah data lengkap Strata
Pengeluaran
penghasilan
Persentase
A1
> 3.000
9.000
13
A2
2.000 – 3.000
6.000 – 9.000
16
B
1.500 – 2.000
4.500 – 6.000
20
C1
1.000 – 1.500
3.000 – 4.500
25
C2
700 – 1.000
2.100 – 3.000
18
D
500 – 700
1.500 – 2.100
4
E
< 500
< 1.500
3
Tabel 4.13 Strata Penghasilan Penduduk Jakarta Dengan Asumsi target pasar SHI – Senayan City yaitu masyarakat dengan kelompok strata A1 yaitu 13% dan jumlah anak total usia pre-school setengah dari total anak usia 0-9 tahun di Jakarta Selatan, Barat dan Pusat yaitu 400 ribu orang maka dapat diperkirakan total anak yang berpotensi menjadi target SHI – Senayan City adalah sekitar 52 ribu anak (13% dari 400 ribu). Dari perkiraan 50 ribu anak ini kemudian akan diperebutkan oleh sekitar 100 pre-school yang ada. Dengan perkiraan tersebut dapat dilihat bahwa target pasar yang ada masih cukup banyak.
85
4.3
Asumsi Utama (Key Assumption) Untuk mencapai tujuan pemasaran perlu didukung kondisi makro yang
kondusif diantaranya situasi ekonomi, politik, dan keamanan yang stabil. Kondisi ekonomi yang memadai jelas sangat berpengaruh bagi kebanyakan industri dan bisnis, ketimpangan situasi ekonomi yang mungkin terjadi adalah resesi dimana kondisi ini akan membuat daya beli konsumen akan menurun dan sangat mungkin menjadikan pergeseran prioritas bagi kebanyakan orang termasuk prioritas pendidikan dalam hal ini pendidikan untuk putra-putri mereka. Faktor politik juga cukup berpengaruh dimana akan menyulitkan suatu bisnis bila ternyata pemerintah banyak mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang memberatkan. Sedangkan faktor keamanan juga berbengaruh dimana bila kondisi keamanan memburuk maka masyarakan akan meminimalisasi aktifitas publik mereka termasuk pergi ke tempat umum dan sedikit banyak juga akan berpengaruh ke sektor pendidikan.
4.4
Tujuan Pemasaran (Marketing Objectives) Sebuah strategi pemasaran haruslah memiliki tujuan yang harus dicapai
sehingga dalam pelaksanaanya dapat fokus secara jelas pada apa yang telah ditujukan diawal. Tujuan pemasaran ini akan digunakan sejak awal dan terus-menerus untuk meninjau dan memantau kemajuan strategi tersebut. Tujuan-tujuan ini didefinisikan dalam konteks satu tahun tahun ke depan.
86
Tujuan pemasaran yang disusun kali ini tidak semata-mata bertujuan meningkatkan penjualan saja namun juga beberapa aspek penting lainnya. SHI – Senayan City memiliki beberapa tujuan pemasaran secara menyeluruh, termasuk: •
Meningkatkan penjualan 10 – 15 %
•
Memprediksi dan memuaskan kebutuhan pelanggan
•
Menganalisis tren pasar.
•
Pemantauan persaingan.
•
Mengantisipasi perubahan dan mengatasi efeknya
•
Meningkatkan persepsi positif di antara para pelanggan
4.5
Implementasi Strategi Pemasaran Rencana pemasaran akan menjadi tidak berguna bila hanya sebagai rencana
saja tanpa mampu dilaksanakan . Rencana pemasaran yang baik harus juga diimbangi dengan pelaksanaan yang baik pula. Oleh karena itu dalam Rencana Pemasaran harus disusun agenda rinci yang jelas dan terarah. Agenda ini menetapkan time frame (kapan kegiatan akan dilakukan) dan apa yang akan dilakukan, demikian jadual harus dimonitor sesering mungkin untuk tetap fokus pada arah dan tujuan dari rencana pemasaran tersebut. Dalam menentukan rencana pelaksanaan tersebut juga harus diperkirakan sumber daya apa yang dibutuhkan. Sebagai contoh, apakah dimiliki cukup tenaga promosi / penjualan pada saat mengadakan event seperti pameran atau dalam
87
mengeluarkan brosur apakah diperlukan brosur yang didistribusikan secara digital (melalui email atau melalui website). Biaya dari segala sesuatu dalam rencana juga harus disertakan berupa rencana anggaran biaya pelaksanaan. Biasanya besarnya anggaran pemasaran akan dikaitkan sesuai dengan ramalan(forecast) penjualan yang diperkirakan.
4.6
Pengukuran,
Peninjauan
Dan
Kontrol
Strategi
Pemasaran Selain
menetapkan jadual pelaksanaan, dalam menjalankan rencana
pemasaran juga dibutuhkan sistem untuk mengawasi berjalannya rencana tersebut atau yang sering disebut kontrol. Cara yang biasa dilakukan adalah dengan menetapkan
seorang individu atau sebuah tim yang bertanggung jawab untuk
mengawasi dan mendorong pelaksanaan rencana tersebut.
Sebuah jadual dan
anggaran yang baik akan memudahkan untuk memantau kemajuan, Ketika hal-hal tertentu berjalan di belakang jadual, atau biaya membengkak atau ketidak-sesuaian terjadi maka harus dilakukan sesuatu agar segala sesuatunya kembali sesuai dengan rencana yang ada, untuk itulah salah satu tugas dari individu atau tim tersebut untuk mengawasi pelaksanaan rencana pemasaran.
4.7
Susunan Strategi Pemasaran Yang Disarankan Dari gambaran situasi baik internal maupun eksternal yang ada, ada beberapa
isu yang kritikal dari beberapa segi bauran pemasaran baik dari segi produk, tempat,
88
promosi dan harga. Isu tersebut yang harus diselesaikan dan diperlukan strategi yang tepat untuk mengatasinya. Berikut adalah Saran dan Strategi yang bisa diambil beserta cara implementasi dan cara kontrol terhadap strategi tersebut.
89
Produk Isu
Strategi
Implementasi
Pengukuran
Munculnya tren Activity Center
Memanfaatkan secara
SHI – Senayan City dapat
Melakukan review berkala
belakangan ini, walaupun
maksimal keberadaan adanya
meniru kegiatan yang biasanya
mengenai berlangsungnya
memiliki segmentasi berbeda
My Playmall. Dengan ada My
dilakukan Activity Center
strategi ini.
tapi bukan tidak mungkin akan
Playmall diharapkan kegiatan – didalam kegiatan murid-murid.
menjadikan ancaman bagi SHI-
kegiatan seperti di Activity
Senayan City karena letaknya
Center juga dapat diaplikasikan tersebut dimasukan juga untuk
yang biasanya juga berada di
di SHI – Senayan City dengan
pusat perbelanjaan.
dukungan fasilitas My
Bila memungkinkan kegiatan
kegiatan rutin sekolah.
Playmall. Stereotipe masyarakat yang
Pangsa pasar yang dituju SHI –
Implementasi dapat dilakukan
masih memandang tidak biasa
Senayan City memang
dengan melakukan promosi yang mengenai berlangsungnya
sekolah di dalam pusat
dikhususkan bagi para
ditujukan pada segmen
perbelanjaan
konsumen khusus jadi promosi
konsumen yang dituju.
yang dijalankan harus fokus pada pangsa pasar ini. Selain itu dapat juga dilakukan kegiatan-kegiatan promosi untuk meningkatkan awareness konsumen tentang keunggulan
Melakukan review berkala
strategi ini.
90
tempat seperti ini. Dalam memilih sebuah sekolah
Fokus pada hal ini wajib
Program-program seperti
Melakukan review berkala
konsumen selalu
menjadi prioritas dalam
pembaruan kurikulum, pelatihan
mengenai berlangsungnya
mengedepankan pentingnya
pengembangan SHI – Senayan
SDM, perbaikan infrastruktur
strategi ini atau bisa juga
kurikulum, reputasi, SDM
City dimasa mendatang.
dan peningkatan kualitas
dengan melakukan survey
pengajar dan fasilitas
pelayanan bagi pelanggan wajib
kepuasan pelanggan secara
infrastruktur.
dilaksanakan secara berkala.
berkala.
Tempat Isu
Strategi
Implementasi
Pengukuran
SHI – Senayan city memiliki
Tidak mungkin menambahkan
Memasukan lebih banyak
Melakukan review berkala
kekurangan yaitu tidak memiliki
fasilitas ruang terbuka pada
aktifitas outing ke ruang terbuka
mengenai berlangsungnya
lahan terbuka
SHI-Senayan City karena
dalam kegiatan-kegiatan murid.
strategi ini.
tempat yang tidak memungkinkan jadi dicari cara lain untuk mengurangi dampak dari permasalahan ini. Ada keluhan mengenai
Kegiatan renovasi merupakan
Menjadwalkan renovasi diluar
Seorang / beberapa orang
seringnya kegiatan renovasi
salah satu wujud dalam
waktu sekolah (saat libur
khusus dari pihak yang
yang dilakukan sehingga
meningkatkan layanan kepada
sekolah) kemudian
bersangkutan yang
mengganggu proses belajar
pelanggan, jadi hal tersebut
menggunakan partisi pada saat
mengadakan renovasi untuk
91
mengajar
tidak bisa dihindari hanya saja
renovasi berlangsung sehingga
ditugaskan bertanya /
dampak renovasi tersebut dapat tidak menggangu.
berinteraksi kepada orang tua
diminimalisasi.
mengenai isu ini.
Promosi Isu
Strategi
Implementasi
Pengukuran
Kebanyakan orang mengetahui
Memanfaatkan informasi
Memaksimalkan informasi
Dengan melakukan survey
High/Scope melalui
referral dari konsumen yang
pelanggan potesial melalui
kepada konsumen-konsumen
rekomendasi kerabat / kolega
ada
penggalian informasi dari
baru, bila banyak konsumen
ataupun datang langsung ke
existing konsumen bila
baru tersebut berasal dari para
lokasi SHI - Senayan City.
memungkinkan diberikan pula
referral maka program ini
insentif kepada pemberi referral
dianggap berhasil.
tersebut. High/Scope masih bukan
Meningkatkan kegiatan
Mengirimkan brosur elektronik
Melakukan review berkala
merupakan pilihan utama bagi
promosi yang efektif dan
kepada pelanggan potensial.
mengenai berlangsungnya
para orang tua.
mencoba beberapa cara
Membuat website khusus SHI –
strategi ini.
promosi baru
Senayan City. Meningkatkan kegiatan viral marketing. Penggunaan media milis internet.
92
Salah satu cara yang dapat
Isu pangsa pasarnya yang relatif
Dari data yang didapat promosi Sebaiknya dalam mengadakan
sempit akan menjadi masalah
dengan cara melakukan
sebuah event perlu juga di
tersendiri dalam melakukan
pameran dan open house
analisa sebelum maupun sesudah kesuksesan suatu acara adalah
program promosi.
dinilai cukup baik, Jadi cara
event tersebut diadakan,misalnya dengan dengan cara survey,
promosi seperti ini dapat terus
dengan melakukan tinjauan
dilanjutkan dan perlu
kesuksesan event setelah event
ditingkatkan
tersebut dilaksanakan.
dilakukan untuk mengukur
dan lain-lain.
keefektifitasannya. Harga Isu
Strategi
Implementasi
Pengukuran
Harga masih cukup menjadi
Memberikan potongan harga
Beberapa kemungkinan
Bila potongan harga tersebut
pertimbangan orang tua yang
yang lebih bervariasi dari yang
potongan harga khusus misalnya
banyak dimanfaatkan oleh para
ingin dan sedang
sudah ada.
potongan harga untuk
konsumen dapat dipastikan
menyekolahkan anaknya di SHI-
pembayaran beberapa term
bahwa strategi ini berhasil.
Senayan City
sekaligus, hal ini hanya bisa diterapkan bila tidak berlaku promo lainnya.
93