BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menguraikan proses, hasil serta pembahasan dari pengolahan data
yang
telah
dilakukan.
Analisis
pengolahan
data
dilakukan
dengan
mengggunakan software Minitab versi 14 untuk mengetahui pengaruh perubahan PDB, tingkat inflasi, suku bunga SBI dan perubahan nilai tukar rupiah sebagai variabel bebas dengan rasio kinerja bank umum nasional (ROE, NIM, LDR dan BOPO) sebagai variabel terikat.
4.1. Independent Variables
Variabel-variabel bebas (independent variables) yang digunakan dalam penelitian ini adalah perubahan PDB, tingkat inflasi, SBI rate dan perubahan nilai tukar rupiah terhadap USD. Data PDB yang digunakan berupa data PDB menurut penggunaan atas dasar harga konstan tiap 3 bulan yang diperoleh dari website Bank Indonesia. Dari data-data ini nantinya diperoleh data perubahan PDB tiap triwulan. Data tingkat inflasi bulanan dan SBI rate 1 bulan diperoleh dari website Bank Indonesia kemudian dihitung rata-ratanya per 3 bulan. Sedangkan data nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data kurs BI pada setiap akhir bulan yang diperoleh dari website Bank Indonesia. Berdasarkan data ini, dapat dihitung perubahan nilai
57
58
tukar rupiah terhadap USD tiap bulan kemudian dihitung rata-ratanya tiap 3 bulan. Data PDB menurut penggunaan atas dasar harga konstan, tingkat inflasi, suku bunga SBI 1 bulan, dan nilai tukar rupiah terhadap USD setiap akhir bulan selama periode Januari 2001 sampai dengan Juni 2008 dapat dilihat pada lampiran A. Sedangkan data perubahan PDB, rata-rata tingkat inflasi, rata-rata tingkat suku bunga SBI dan rata-rata perubahan nilai tukar rupiah terhadap USD dalam interval waktu 3 bulanan dapat dilihat pada lampiran B.
4.2. Dependent Variables
Variabel-variabel terikat (dependent variables) dalam penelitian ini adalah ROE (Return On Equity), NIM (Net Interest Margin), LDR (Loan to Deposit Ratio) dan BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) bank umum nasional. Sumber data variabel-variabel terikat ini diperoleh dari laporan keuangan publikasi bank triwulan (akhir bulan Maret, Juni, September dan Desember) pada website Bank Indonesia. Data-data tersebut antara lain net income, average total equity, net interest income, total aktiva produktif, kredit yang diberikan, dana pihak ketiga, biaya operasional dan pendapatan operasional selama periode penelitian. Data-data tersebut dapat dilihat pada lampiran C. Berdasarkan data-data tersebut dilakukan penghitungan rasio sebagai berikut: 1. ROE =
Net Income Average Total Equity
59
2. NIM =
Net Interest Income Total aktiva produktif
3. LDR =
Kredit yang diberikan Dana Pihak Ketiga
4. BOPO =
Biaya Operasional Pendapa tan Operasional
Data Return On Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) tersebut dapat dilihat pada lampiran D.
4.3. Regresi Linier Berganda Perubahan PDB, Tingkat Inflasi, Suku Bunga SBI dan Perubahan Nilai Tukar Rupiah Terhadap ROE, NIM, LDR dan BOPO Bank Umum Nasional
Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas X (perubahan PDB, tingkat inflasi, SBI rate, dan perubahan nilai tukar rupiah) terhadap variabel terikat Y (ROE, NIM, LDR dan BOPO bank umum nasional) maka dilakukan regresi linier berganda dan uji hipotesis regresi linier berganda. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menguji:
60
1. Apakah terdapat pengaruh antara gabungan variabel-variabel bebas (perubahan PDB, tingkat inflasi, SBI rate, dan perubahan nilai tukar rupiah) dengan variabel terikat (ROE, NIM, LDR dan BOPO) 2. Apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas (perubahan PDB, tingkat inflasi, SBI rate, dan perubahan nilai tukar rupiah) dengan variabel terikat (ROE, NIM, LDR dan BOPO)
4.3.1 Uji Parameter F dan Uji Parameter t
Untuk melakukan analisa secara bertahap, penulis menggunakan alat bantu berupa software Minitab 14. Uji hipotesis regresi berganda dilakukan dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 % atau tingkat kesalahan (α) 5 %. Pengujian parameter dengan uji F ditujukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh signifikan antara beberapa variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Hipotesis yang digunakan dalam uji-F adalah sebagai berikut: H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = 0 (tidak ada pengaruh antara variabel-variabel X dengan variabel Y) H1 : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ 0 (ada pengaruh antara sedikitnya satu variabel X dengan variabel Y) Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi p-value model regresi dengan α = 5% (tingkat kepercayaan 95%):
61
Jika p-value model regresi < 0,05 maka tolak H0 yang berarti variabel-variabel bebas tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat
Jika p-value model regresi > 0,05 berarti terima H0 yang berarti variabel-variabel bebas tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat
Sedangkan pengujian parameter berupa uji t ditujukan untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Hipotesis yang digunakan dalam uji-F adalah sebagai berikut: H0 : βn = 0 (Tidak ada pengaruh linier antara variable X dan variable Y) H1 : βn ≠ 0 (Ada pengaruh linier antara variable X dan variable Y) dimana n = 1, 2, 3 dan 4. Uji t ini membandingkan signifikansi p value masing-masing parameter variable X dengan α = 5% (tingkat kepercayaan 95%):
Jika p-value masing-masing parameter variable X < 0,05 maka tolak H0 yang berarti variabel bebas tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat
Jika p-value masing-masing parameter variable X > 0,05 berarti terima H0 yang berarti variabel bebas tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Sebagai contoh akan diberikan data hasil pengolahan data regresi linier
berganda dari Minitab dimana perubahan PDB sebagai X1, tingkat inflasi sebagai X2, suku bunga SBI sebagai X3 dan perubahan nilai tukar rupiah terhadap USD sebagai X4 terhadap ROE Bank Mandiri sebagai Y. Berikut ini hasil output minitab dari proses tersebut:
62
Regression Analysis: ROE Bank Mandiri versus Perubahan PDB, Tingkat Inflasi, SBI Rate, Perubahan Kurs The regression equation is ROE Bank Mandiri = 2.63 + 0.299 Perubahan PDB - 0.638 Tingkat Inflasi + 0.672 SBI Rate - 0.154 Perubahan Kurs Predictor Constant Perubahan PDB Tingkat Inflasi SBI Rate Perubahan Kurs S = 2.01592
Coef 2.625 0.2988 -0.6383 0.6723 -0.1544
SE Coef 1.350 0.1698 0.1420 0.1507 0.1880
R-Sq = 50.9%
T 1.94 1.76 -4.49 4.46 -0.82
P 0.063 0.091 0.000 0.000 0.419
VIF 1.0 2.0 1.9 1.1
R-Sq(adj) = 43.1%
Analysis of Variance Source Regression Residual Error Total
Source Perubahan PDB Tingkat Inflasi SBI Rate Perubahan Kurs
DF 4 25 29
SS 105.435 101.598 207.033
DF 1 1 1 1
MS 26.359 4.064
F 6.49
Fit 6.475 5.600
SE Fit 0.941 0.793
P 0.001
Seq SS 7.806 14.807 80.082 2.741
Unusual Observations
Obs 1 5
Perubahan PDB 0.80 2.51
ROE Bank Mandiri 2.170 9.670
Residual -4.305 4.070
St Resid -2.41R 2.20R
R denotes an observation with a large standardized residual.
Berdasarkan output Minitab di atas, persamaan regresi linier berganda yang dihasilkan adalah Y = 2.46 + 0.285X1 − 0.665X2 + 0.705X3 − 0.166X4. Angka R2 50.9 % berarti sekitar 50.9% dari ROE Bank Mandiri dapat dijelaskan oleh gabungan variabel perubahan PDB, tingkat inflasi, suku bunga SBI dan perubahan nilai tukar rupiah terhadap USD sedangkan sisanya (49.1%) dijelaskan oleh faktor-faktor yang lain. Berdasarkan uji F yang dapat dilihat hasilnya pada Analysis of Variance
63
(ANOVA), persamaan regresi memiliki p-value 0.001 (p value < 0.05) yang berarti bahwa ada pengaruh antara variabel-variabel X dan variabel Y. Selanjutnya uji-t dari masing-masing variabel X menunjukkan bahwa tingkat inflasi dan suku bunga SBI memiliki p-value < 0.05 yang berarti bahwa kedua variabel ini memiliki pengaruh dengan ROE Bank Mandiri yang dapat dipercaya pada tingkat 95%. Sedangkan uji t dari variabel perubahan PDB dan perubahan kurs memiliki p value > 0,05 yang berarti bahwa kedua variabel ini tidak memiliki pengaruh terhadap ROE Bank Mandiri pada tingkat kepercayaan yang dipersyaratkan. Berdasarkan proses dan pengolahan data yang sama seperti dijelaskan di atas maka diperoleh output Minitab yang dapat dilihat pada lampiran E. Dari output Minitab tersebut maka pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y dapat disajikan pada tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1 Regresi Linier Berganda Variabel-Variabel X Terhadap Variabel Y No
Gabungan Variabel X Vs
2
R
Regresi
p-value Regresi
X1
X2
X3
X4
Kesimpulan
ROE Bank Mandiri
Y = 2.63 + 0.299X1 50.90% 0.638X2 + 0.672X3 0.154X4
Ho ditolak, ada hubungan antara sedikitnya satu variabel X dengan 0.001 0.091 0.000 0.000 0.419 variabel Y, Tingkat Inflasi dan SBI rate berpengaruh signifikan terhadap ROE Bank Mandiri
NIM Bank Mandiri
Y = 1.47 + 0.0117X1 + 49.80% 0.0114X2 - 0.0547X3 + 0.0004X4
0.001 0.447 0.377 0.000 0.980
LDR Bank Mandiri
Y = 73.9 + 0.141X1 + 79.60% 1.80X2 - 4.21X3 + 0.254X4
Ho ditolak, ada hubungan antara sedikitnya satu variabel X dengan 0.000 0.783 0.000 0.000 0.655 variabel Y, Tingkat Inflasi dan SBI rate berpengaruh signifikan terhadap LDR Bank Mandiri
Y = 58.0 - 2.17X1 + 80.80% 0.840X2 + 1.25X3 + 1.23X4
Ho ditolak, ada hubungan antara sedikitnya satu variabel X dengan variabel Y 0.000 0.000 0.015 0.001 0.008 Perubahan PDB, tingkat inflasi, SBI rate dan perubahan kurs berpengaruh signifikan terhadap BOPO Bank Mandiri
1
BOPO Bank Mandiri
Ho ditolak, ada hubungan antara sedikitnya satu variabel X dengan variabel Y, SBI rate berpengaruh signifikan terhadap NIM Bank Mandiri
64
Tabel 4.1 Regresi Linier Berganda Variabel-Variabel X Terhadap Variabel Y (lanjutan) No
Gabungan Variabel X Vs
ROE BCA
NIM BCA
2 LDR BCA
R2
Regresi
Y = 2.80 - 0.07X1 + 0.017X2 + 0.304X3 + 38.00% 0.192X4
Y = 1.26 + 0.0041X1 + 43.70% 0.0451X2 - 0.0192X3 0.0042X4 Y = 50.4 - 0.186X1 + 2.14X2 - 3.67X3 67.30% 0.137X4
p-value Regresi
X1
X2
X3
X4
0.015 0.596 0.880 0.014 0.194
Kesimpulan Ho ditolak, ada hubungan antara sedikitnya satu variabel X dengan variabel Y, SBI rate berpengaruh signifikan terhadap ROE BCA
Ho ditolak, ada hubungan antara sedikitnya satu variabel X dengan 0.005 0.771 0.001 0.131 0.789 variabel Y, Tingkat inflasi berpengaruh signifikan terhadap NIM BCA Ho ditolak, ada hubungan antara sedikitnya satu variabel X dengan 0.000 0.752 0.000 0.000 0.833 variabel Y, Tingkat inflasi dan SBI rate berpengaruh signifikan terhadap LDR BCA
BOPO BCA
Y = 59.8 - 0.414X1 55.50% 0.959X2 + 1.72X3 0.314X4
Ho ditolak, ada hubungan antara sedikitnya satu variabel X dengan 0.000 0.273 0.005 0.000 0.450 variabel Y, Tingkat inflasi dan SBI rate berpengaruh signifikan terhadap BOPO BCA
ROE BRI
Y = 7.86 + 0.335X1 + 11.10% 0.074X2 - 0.141X3 0.020X4
Ho tidak ditolak, tidak ada hubungan 0.550 0.148 0.699 0.485 0.935 antara variabel-variabel X dengan variabel Y
NIM BRI
Y = 3.61 + 0.0180X1 + 78.70% 0.0632X2 - 0.149X3 + 0.0045X4
Ho ditolak, ada hubungan antara sedikitnya satu variabel X dengan 0.000 0.346 0.000 0.000 0.829 variabel Y, Tingkat inflasi dan SBI rate berpengaruh signifikan terhadap NIM BRI
LDR BRI
Y = 81.2 + 0.398X1 + 72.50% 1.83X2 - 2.78X3 + 0.216X4
Ho ditolak, ada hubungan antara sedikitnya satu variabel X dengan 0.000 0.326 0.000 0.000 0.627 variabel Y, Tingkat inflasi dan SBI rate berpengaruh signifikan terhadap LDR BRI
BOPO BRI
Y = 54.6 - 0.389X1 47.90% 0.939X2 + 2.21X3 1.27X4
0.002 0.536 0.082 0.000 0.077
ROE BNI
Y = - 2.79 + 0.876X1 40.10% 0.263X2 + 0.784X3 + 0.688X4
Ho ditolak, ada hubungan antara sedikitnya satu variabel X dengan 0.010 0.012 0.338 0.011 0.065 variabel Y, Perubahan PDB dan SBI rate berpengaruh signifikan terhadap ROE BNI
NIM BNI
Y = 2.04 + 0.00176X1 91.50% + 0.0588X2 - 0.125X3 0.00276X4
Ho ditolak, ada hubungan antara sedikitnya satu variabel X dengan 0.000 0.845 0.000 0.000 0.782 variabel Y, Tingkat inflasi dan SBI rate berpengaruh signifikan terhadap NIM BNI
LDR BNI
Y = 69.9 + 0.134X1 + 72.80% 1.35X2 - 3.15X3 + 0.280X4
Ho ditolak, ada hubungan antara sedikitnya satu variabel X dengan 0.000 0.773 0.002 0.000 0.587 variabel Y, Tingkat inflasi dan SBI rate berpengaruh signifikan terhadap LDR BNI
3
4
BOPO BNI
Y = 61.0 - 1.79X1 + 0.046X2 + 1.58X3 61.70% 0.035X4
Ho ditolak, ada hubungan antara sedikitnya satu variabel X dengan variabel Y, SBI rate berpengaruh signifikan terhadap BOPO BRI
Ho ditolak, ada hubungan antara sedikitnya satu variabel X dengan 0.000 0.002 0.915 0.002 0.952 variabel Y, Perubahan PDB dan SBI rate berpengaruh signifikan terhadap BOPO BNI
65
Tabel 4.1 Regresi Linier Berganda Variabel-Variabel X Terhadap Variabel Y (lanjutan) No
Gabungan Variabel X Vs
2
R
Regresi
p-value Regresi
X1
X2
X3
X4
Kesimpulan
ROE Bank Danamon
Y = 8.94 + 0.186X1 60.60% 0.352X2 - 0.0119X3 0.020X4
Ho ditolak, ada hubungan antara sedikitnya satu variabel X dengan 0.000 0.079 0.000 0.896 0.861 variabel Y, Tingkat inflasi berpengaruh signifikan terhadap ROE Bank Danamon
NIM Bank Danamon
Y = 2.78 + 0.0083X1 + 76.00% 0.0250X2 - 0.127X3 0.0022X4
Ho ditolak, ada hubungan antara sedikitnya satu variabel X dengan 0.000 0.672 0.133 0.000 0.919 variabel Y, SBI rate berpengaruh signifikan terhadap NIM Bank Danamon
LDR Bank Danamon
Y = 112 + 0.332X1 + 81.60% 3.55X2 - 7.53X3 0.224X4
Ho ditolak, ada hubungan antara sedikitnya satu variabel X dengan 0.000 0.695 0.000 0.000 0.811 variabel Y, Tingkat inflasi dan SBI rate berpengaruh signifikan terhadap LDR Bank Danamon
BOPO Bank Danamon
Y = 42.5 - 0.398X1 + 80.40% 0.38X2 + 2.56X3 + 0.218X4
Ho ditolak, ada hubungan antara sedikitnya satu variabel X dengan 0.000 0.371 0.309 0.000 0.656 variabel Y, SBI rate berpengaruh signifikan terhadap BOPO Bank Danamon
5
4.3.2 Uji Multikolinearitas, Uji Normalitas Residual Regresi dan Uji Autokorelasi
Untuk persamaan regresi berganda yang memiliki pengaruh signifikan antara variabel-variabel X dan variabel Y berdasarkan uji F, dilakukan uji validitas multikolinearitas, normalitas residual regresi dan autokorelasi Durbin Watson. Uji multikolinearitas tujuannya untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel-variabel bebas. Pengujian ada tidaknya gejala multikolinearitas dilakukan dengan cara melihat nilai VIF (Variance Inflation
Power). Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah mempunyai VIF di sekitar angka 1. Secara umum jika VIF lebih besar dari 5 maka
66
variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya. Uji normalitas residual model regresi bertujuan untuk melihat apakah residual sebuah model regresi telah mengikuti distribusi normal yang diinginkan sesuai dengan asumsi model regresi. Uji kenormalan residual ini dilakukan dengan menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Berikut ini hipotesis yang akan diuji: H0 : Residual berdistribusi normal H1 : Residual tidak berdistribusi normal Daerah penolakan H0 adalah KS > KS1-α pada sejumlah pengamatan (n) sebanyak 30. Nilai KS1-α pada tabel statistik Kolmogorov-Smirnov adalah sebesar 0,242. Sedangkan uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara data residu (error) periode tertentu dengan data residu periode sebelumnya. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan memperhatikan uji statistik Durbin Watson. Hasil kesimpulan ada atau tidaknya autokorelasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
Jika nilai statistik Durbin Watson di bawah dL (lower bound) maka terjadi korelasi positif
Jika nilai statistik Durbin Watson di atas dU (upper bound) maka tidak terjadi autokorelasi
Jika nilai statistik Durbin Watson berada di antara dL dan dU maka tidak dapat diambil kesimpulan apakah terjadi autokorelasi atau tidak.
Dari tabel Critical Value Of Durbin Watson Test Statistic, α = 0.05 dan jumlah pengamatan (n) sebanyak 30 memiliki dL = 1,14 dan dU = 1,74.
67
Sebagai contoh akan diberikan uji validitas multikolinearitas, normalitas residual regresi dan autokorelasi Durbin Watson untuk regresi berganda dengan perubahan PDB sebagai X1, tingkat inflasi sebagai X2, suku bunga SBI sebagai X3 dan perubahan nilai tukar rupiah terhadap USD sebagai X4 terhadap ROE Bank Mandiri sebagai Y. Berikut ini hasil output minitab dari proses tersebut: Predictor Constant Perubahan PDB Tingkat Inflasi SBI Rate Perubahan Kurs
Coef 2.625 0.2988 -0.6383 0.6723 -0.1544
SE Coef 1.350 0.1698 0.1420 0.1507 0.1880
T 1.94 1.76 -4.49 4.46 -0.82
P 0.063 0.091 0.000 0.000 0.419
VIF 1.0 2.0 1.9 1.1
Dapat dilihat dari output di atas bahwa nilai VIF masing-masing variabel bebas mendekati angka 1 dan tidak lebih besar dari 5. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas antar variabel bebas. Karena itu maka dilakukan uji normalitas residual dan uji autokorelasi regresi gabungan variabel X terhadap ROE Bank Mandiri sebagai berikut: U ji N o r ma l i ta s R e s idua l R e gr e s i G a b V a r X V s R O E B a nk M a ndi r i No r m a l 99
M ean S tD ev N KS P - V alu e
95 90
Percent
80 70 60 50 40 30 20 10 5
1
-4
-3
-2 -1 0 1 2 3 R ES I Ga b V a r X V s R OE M a n d ir i
Durbin-Watson statistic = 1.48273
4
5
- 1.45069E - 15 1.872 30 0.069 > 0.150
68
Dari uji normalitas residual regresi gabungan variabel X terhadap ROE Bank Mandiri di atas, terlihat bahwa KS (0,069) < KS1-α (0,242) sehingga terima H0 yang berarti residual berdistribusi normal. Sedangkan nilai Durbin Watson (1,48273) di antara dL (1,14) dan dU (1,74) sehingga tidak dapat disimpulkan apakah terjadi autokorelasi pada model regresi ini. Berdasarkan proses dan pengolahan data yang sama seperti dijelaskan di atas maka diperoleh output-output Minitab yang dapat dilihat pada lampiran F. Dari lampiran F dapat dibuat ringkasan tabel sebagai berikut:
69
Tabel 4.2 Uji Multikolinearitas, Normalitas Residual Model Regresi dan Autokorelasi Regresi Gabungan Variabel X Terhadap Variabel Y No
Gabungan Variabel X Vs
VIF Uji Multikolinearitas
KS
KS1−α
Uji Normalitas
Durbin Watson Critical Point d
dL
dU
Uji Autokorelasi
ROE Bank Mandiri
<5
Tidak terjadi multikolinearitas
0.069
0.242
H0 tidak ditolak, residu 1.483 berdistribusi normal
1.14
1.74
NIM Bank Mandiri
<5
Tidak terjadi multikolinearitas
0.148
0.242
H0 tidak ditolak, residu 0.648 berdistribusi normal
1.14
1.74 Korelasi positif
LDR Bank Mandiri
<5
Tidak terjadi multikolinearitas
0.086
0.242
H0 tidak ditolak, residu 0.528 berdistribusi normal
1.14
1.74 Korelasi positif
BOPO Bank Mandiri
<5
Tidak terjadi multikolinearitas
0.123
0.242
H0 tidak ditolak, residu 1.116 berdistribusi normal
1.14
1.74 Korelasi positif
ROE BCA
<5
Tidak terjadi multikolinearitas
0.178
0.242
H0 tidak ditolak, residu 0.829 berdistribusi normal
1.14
1.74 Korelasi positif
NIM BCA
<5
Tidak terjadi multikolinearitas
0.120
0.242
H0 tidak ditolak, residu 0.814 berdistribusi normal
1.14
1.74 Korelasi positif
LDR BCA
<5
Tidak terjadi multikolinearitas
0.131
0.242
H0 tidak ditolak, residu 0.516 berdistribusi normal
1.14
1.74 Korelasi positif
BOPO BCA
<5
Tidak terjadi multikolinearitas
0.096
0.242
H0 tidak ditolak, residu 0.898 berdistribusi normal
1.14
1.74 Korelasi positif
NIM BRI
<5
Tidak terjadi multikolinearitas
0.133
0.242
H0 tidak ditolak, residu 1.037 berdistribusi normal
1.14
1.74 Korelasi positif
3 LDR BRI
<5
Tidak terjadi multikolinearitas
0.092
0.242
H0 tidak ditolak, residu 0.750 berdistribusi normal
1.14
1.74 Korelasi positif
BOPO BRI
<5
Tidak terjadi multikolinearitas
0.121
0.242
H0 tidak ditolak, residu 1.632 berdistribusi normal
1.14
1.74
Tidak dapat disimpulkan
ROE BNI
<5
Tidak terjadi multikolinearitas
0.107
0.242
H0 tidak ditolak, residu 1.824 berdistribusi normal
1.14
1.74
Tidak terjadi autokorelasi
NIM BNI
<5
Tidak terjadi multikolinearitas
0.175
0.242
H0 tidak ditolak, residu 2.092 berdistribusi normal
1.14
1.74
Tidak terjadi autokorelasi
LDR BNI
<5
Tidak terjadi multikolinearitas
0.092
0.242
H0 tidak ditolak, residu 0.509 berdistribusi normal
1.14
1.74 Korelasi positif
BOPO BNI
<5
Tidak terjadi multikolinearitas
0.080
0.242
H0 tidak ditolak, residu 1.552 berdistribusi normal
1.14
1.74
ROE Bank Danamon
<5
Tidak terjadi multikolinearitas
0.110
0.242
H0 tidak ditolak, residu 0.623 berdistribusi normal
1.14
1.74 Korelasi positif
NIM Bank Danamon
<5
Tidak terjadi multikolinearitas
0.147
0.242
H0 tidak ditolak, residu 0.720 berdistribusi normal
1.14
1.74 Korelasi positif
LDR Bank Danamon
<5
Tidak terjadi multikolinearitas
0.096
0.242
H0 tidak ditolak, residu 0.869 berdistribusi normal
1.14
1.74 Korelasi positif
BOPO Bank Danamon
<5
Tidak terjadi multikolinearitas
0.128
0.242
H0 tidak ditolak, residu 1.370 berdistribusi normal
1.14
1.74
Tidak dapat disimpulkan
1
2
4
Tidak dapat disimpulkan
5
Tidak dapat disimpulkan
70
4.4. Analisa Pengaruh Perubahan PDB, Tingkat Inflasi, Suku Bunga SBI dan Perubahan Nilai Tukar Rupiah Terhadap ROE, NIM, LDR dan BOPO Bank Umum Nasional
Analisa pengaruh perubahan PDB, tingkat inflasi, suku bunga SBI dan perubahan nilai tukar rupiah (variabel X) terhadap ROE, NIM, LDR dan BOPO bank umum nasional (variabel Y) dibagi menjadi 2 yakni analisa pengaruh gabungan variabel X dan analisa pengaruh masing-masing variabel X terhadap variabel Y.
4.3.1 Analisa Pengaruh Gabungan Perubahan PDB, Tingkat Inflasi, Suku Bunga SBI dan Perubahan Nilai Tukar Rupiah Terhadap ROE, NIM, LDR dan BOPO Bank Umum Nasional
Berdasarkan hasil regresi linier berganda yang dapat dilihat di tabel 4.1, gabungan perubahan PDB, tingkat inflasi, suku bunga SBI dan perubahan nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap ROE, NIM, LDR dan BOPO semua bank umum nasional kecuali ROE BRI. Secara umum dapat disimpulkan bahwa setidaknya ada satu independent variable X (perubahan PDB, tingkat inflasi, suku bunga SBI dan perubahan nilai tukar rupiah) yang berpengaruh terhadap dependent variable Y (ROE, NIM, LDR dan BOPO bank umum nasional). Analisa pengaruh masing-
71
masing perubahan PDB, tingkat inflasi, suku bunga SBI dan perubahan nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap ROE, NIM, LDR dan BOPO bank umum nasional dapat dilihat di sub bab 4.4.2 berikut.
4.4.2 Analisa
Pengaruh
Masing-Masing
Perubahan
PDB,
Tingkat Inflasi, Suku Bunga SBI dan Perubahan Nilai Tukar Rupiah Terhadap ROE, NIM, LDR dan BOPO Bank Umum Nasional
Berdasarkan hasil regresi perubahan PDB, tingkat inflasi, suku bunga SBI dan perubahan nilai tukar rupiah terhadap ROE, NIM, LDR dan BOPO bank umum nasional maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Perubahan PDB memiliki pengaruh linier signifikan dengan ROE BNI, BOPO Bank Mandiri dan BOPO BNI (lihat tabel 4.3 berikut): Tabel 4.3 Pengaruh Perubahan PDB terhadap Rasio Kinerja Bank Umum Nasional Pengaruh perubahan PDB terhadap rasio ROE NIM LDR BOPO
Bank Mandiri Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Signifikan
BCA Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan
Bank BRI Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan
BNI Bank Danamon Signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Signifikan Tidak signifikan
Perubahan PDB berpengaruh secara signifikan terhadap BOPO Bank Mandiri
dan BOPO BNI dengan pengaruh yang bernilai negatif. Artinya bahwa BOPO Bank Mandiri dan BOPO BNI akan menurun jika terjadi kenaikan perubahan
72
PDB dan sebaliknya. Hal ini dapat terjadi karena kenaikan perubahan PDB dapat menyebabkan kenaikan pendapatan operasional kedua bank lebih tinggi dibandingkan biaya operasionalnya. Kenaikan pendapatan operasional itu antara lain dapat dikarenakan kenaikan pendapatan bunga dan kenaikan pendapatan provisi serta komisi (naiknya perubahan PDB mengakibatkan semakin tingginya transaksi nasabah melalui perbankan). Perubahan PDB tidak mempengaruhi NIM dan LDR semua bank obyek
penelitian Perubahan PDB tidak mempengaruhi ROE bank-bank obyek penelitian
kecuali ROE BNI. Pengaruh perubahan PDB tersebut bersifat positif artinya semakin tinggi perubahan PDB akan semakin meningkatkan ROE BNI. Dalam analisa sebelumnya telah dijelaskan bahwa kenaikan perubahan PDB akan menyebabkan penurunan BOPO Bank BNI. Hal inilah yang dapat menyebabkan terjadinya kenaikan net income yang merupakan komponen dalam rasio ROE. 2. Tingkat inflasi memiliki pengaruh linier signifikan dengan ROE Bank Mandiri, ROE Bank Danamon, NIM BCA, NIM BRI, NIM BNI, LDR semua Bank obyek penelitian, BOPO Bank Mandiri dan BOPO BCA (lihat tabel 4.4 berikut): Tabel 4.4 Pengaruh Tingkat Inflasi terhadap Rasio Kinerja Bank Umum Nasional Pengaruh tingkat inflasi Bank terhadap rasio Bank Mandiri BCA BRI BNI Bank Danamon ROE Signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Signifikan NIM Tidak signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Tidak signifikan LDR Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan BOPO Signifikan Signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan
73
Tingkat inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap LDR semua bank
obyek penelitian dengan pengaruh yang bernilai positif. Artinya kenaikan tingkat inflasi ditanggapi dengan kenaikan penyaluran kredit oleh semua bank umum nasional. Hal ini bisa terjadi kemungkinan karena kenaikan inflasi belum tentu secara spontan ditanggapi oleh bank dengan menaikkan suku bunga pinjaman, sehingga debitur maupun calon debitur yang mampu memperkirakan arah perekonomian ke depan segera meminjam dana dari bank sebelum suku bunga pinjaman naik. Selama tahun 2001-2008 inflasi di Indonesia cenderung disebabkan oleh penurunan jumlah penawaran (cost
push inflation) karena adanya kenaikan harga-harga dalam perekonomian khususnya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sehingga meningkatkan biaya produksi. Tingkat inflasi hanya berpengaruh signifikan terhadap NIM BCA, NIM BRI
dan NIM BNI dengan nilai pengaruh yang positif yakni semakin tinggi tingkat inflasi akan semakin meningkatkan NIM BCA, BRI dan BNI. Hal ini dapat terjadi karena kenaikan tingkat inflasi mendorong penyaluran kredit bank umum nasional sehingga meningkatkan pendapatan bunga dan akhirnya meningkatkan NIM bank-bank tersebut. Tingkat inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap BOPO Bank mandiri
dan BOPO BCA dengan nilai positif. Artinya bahwa BOPO Bank Mandiri dan BOPO BCA akan meningkat jika terjadi kenaikan tingkat inflasi dan sebaliknya. Hal ini dapat terjadi karena kenaikan tingkat inflasi mendorong
74
kenaikan biaya operasional bank umum nasional lebih tinggi dibanding kenaikan pendapatan operasionalnya. Tingkat inflasi hanya berpengaruh signifikan terhadap ROE Bank Mandiri
dan ROE Bank Danamon dengan nilai pengaruh negatif yaitu semakin tinggi tingkat inflasi akan semakin menurunkan ROE Bank Mandiri dan Bank Danamon. Hal ini dapat dikarenakan turunnya net income akibat dari kenaikan tingkat inflasi tersebut. 3. Suku bunga SBI memiliki pengaruh linier signifikan dengan ROE Bank Mandiri, ROE BCA, ROE BNI, NIM Bank Mandiri, NIM BRI, NIM BNI, NIM Bank Danamon dan LDR serta BOPO semua bank obyek penelitan (lihat tabel 4.5 berikut): Tabel 4.5 Pengaruh SBI Rate terhadap Rasio Kinerja Bank Umum Nasional Pengaruh SBI rate terhadap rasio ROE NIM LDR BOPO
Bank Bank Mandiri BCA BRI Signifikan Signifikan Tidak signifikan Signifikan Tidak signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan
BNI Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan
Bank Danamon Tidak signifikan Signifikan Signifikan Signifikan
Tingkat suku bunga SBI berpengaruh secara signifikan terhadap rasio LDR seluruh bank obyek penelitian. Tingkat suku bunga SBI berpengaruh negatif terhadap LDR semua bank obyek penelitian. Hal ini dapat dikarenakan kenaikan tingkat suku bunga SBI (yang biasanya sejalan dengan BI rate sebagai suku bunga acuan) ditanggapi oleh bank-bank tersebut dengan menaikkan suku bunga pinjaman dan pendanaan sehingga kredit yang diberikan cenderung turun serta Dana Pihak Ketiga cenderung naik yang akhirnya menurunkan nilai LDR.
75
Tingkat suku bunga SBI berpengaruh secara signifikan terhadap rasio NIM Bank Mandiri, NIM BRI, NIM BNI dan NIM Bank Danamon dengan pengaruh yang bernilai negatif. Artinya bahwa NIM bank-bank tersebut akan menurun jika terjadi kenaikan tingkat suku bunga SBI dan sebaliknya. Hal ini dapat terjadi karena kenaikan tingkat suku bunga SBI ditanggapi oleh keempat bank tersebut dengan menaikkan suku bunga pendanaan lebih tinggi dibandingkan kenaikan suku bunga pinjaman sehingga keuntungan bunga bersih semakin turun yang pada akhirnya menurunkan NIM.
Sedangkan tingkat suku bunga SBI berpengaruh positif terhadap BOPO seluruh bank obyek penelitian. Hal ini kemungkinan dikarenakan kenaikan suku bunga SBI yang direspon oleh bank-bank obyek penelitian dengan menaikkan suku bunga pendanaan lebih tinggi dibanding kenaikan suku bunga pinjaman. Akibatnya biaya operasional perusahaan (yang salah satu komponennya adalah biaya bunga pendanaan) akan naik lebih tinggi dibanding kenaikan pendapatan operasional sehingga tentunya meningkatkan BOPO.
Tingkat suku bunga SBI hanya mempengaruhi secara signifikan rasio ROE dari 3 bank yakni Bank Mandiri, BCA dan BNI. Pengaruh tingkat suku bunga SBI tersebut adalah positif yaitu semakin tinggi tingkat suku bunga SBI akan meningkatkan rasio ROE. Namun justru dari analisa sebelumnya, telah diketahui bahwa kenaikan tingkat suku bunga SBI akan nenurunkan NIM dan menaikkan BOPO seluruh bank obyek penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa net income bank (yang merupakan komponen dalam rasio ROE) tidak
76
mutlak ditentukan oleh NIM maupun BOPO tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain misalnya pendapatan non operasional dan lain-lain. 4. Perubahan nilai tukar rupiah terhadap USD hanya mempengaruhi BOPO Bank Mandiri dengan pengaruh yang bersifat positif (lihat tabel 4.6 berikut): Tabel 4.6 Pengaruh Perubahan Kurs terhadap Rasio Kinerja Bank Umum Nasional Pengaruh perubahan kurs terhadap rasio Bank Mandiri BCA ROE Tidak signifikan Tidak signifikan NIM Tidak signifikan Tidak signifikan LDR Tidak signifikan Tidak signifikan BOPO Signifikan Tidak signifikan
Bank BRI Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan
BNI Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan
Bank Danamon Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan
Bank yang memiliki izin untuk melakukan transaksi dalam mata uang selain rupiah atau dikenal sebagai bank devisa memiliki risiko langsung terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah. Pengaruh fluktuasi nilai tukar rupiah sangat tergantung kepada komposisi aktiva dan pasiva bank, termasuk komitmen tagihan dan kewajiban. Selisih antara posisi aktiva dan komitmen tagihan dengan posisi pasiva dan komitmen kewajiban valuta asing dinamakan sebagai posisi terbuka (Net Open Position) valuta asing bank. Dari analisa yang telah dilakukan, secara umum perubahan nilai tukar rupiah terhadap USD tidak berpengaruh terhadap kinerja bank umum nasional. Hal ini dapat dikarenakan adanya pengaturan dan ketentuan Net Open Position (NOP) yang diawasi secara ketat oleh Bank Indonesia. Dengan pengaturan NOP, bank dibatasi untuk tidak melakukan spekulasi transaksi valuta asing yang dapat menyebabkan bank memperoleh keuntungan atau kerugian yang besar karena pergerakan nilai tukar rupiah. Sementara itu, perubahan nilai tukar rupiah sebenarnya juga dapat mempengaruhi
77
pendapatan dan biaya operasional bank. Jika banyak biaya bank yang didenominasikan dalam mata uang asing kemudian terjadi depresiasi nilai rupiah akan menyebabkan peningkatan biaya operasional bank. Hal inilah yang kemungkinan menjadi penyebab terpengaruhnya BOPO Bank Mandiri oleh perubahan nilai tukar rupiah.