BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 – 29 Desenber 2004. I. Identitas a. Identitas Pasien Nama Sdr. S, umur 15 tahun, agama islam, pendidikan SLTP, No CM 038164, Alamat Tayu – Pati, Diagnosa Medis Skizoprenia tak terinci, tanggal masuk 27 Desember 2004, pukul 07.00 WIB. b. Identitas Penanggung Jawab Nama Tn. K, Umur 56 tahun, Alamat Tayu – Pati, Pekerjaan buruh, Hubungan dengan pasien : Ayah.
II.Keluhan Utama Sejak dua bulan lalu sudah mengalami gangguan jiwa. Disekolah sudah kelas 3 MTs, sering memukuli teman – temanya apabila klien merasa tersinggung. Padahal klien sebelumnya tidak pernah berlaku kasar dan klien termasuk orang yang pendiam. Klien tiba – tiba saja berbuat yang aneh – aneh, dirumah sering membanting perabot dan melempari genteng rumah dengan batu. Pada bulan November 2004 dibawa ke RSJ dan mondok selama 7 hari karena kondisi klien sudah membaik, tetapi dirumah klien kambuh lagi dengan selalu marah – marah dan membanting perabot atau barang – barang dirumah. Suatu hari klien tidak pulang selama 1 hari dengan membawa sepeda motor ayahnya pergi ke pegunungan dan mau menjual sepeda motor ayahnya dan mau menjual
seharga 10.000 Rupiah. Akhirnya klien diantar pulang oleh orang –orang yang ditawari sepeda motor. Klien tiba – tiba menata batu yang ada di jalan untuk ditepikan. Akhirnya orang tua klien tidak tega melihat keadaan klien kemudian membawa klien ke RSJ Dr. Amino Gondohutomo.
III. Faktor Prediposisi Pasien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, dan ini adalah untuk kedua kalinya klien masuk ke RSJ Daerah Semarang dengan gejala yang sama. Pengobatan pertama kurang berhasil karena klien dibawa pulang sebelum sembuh oleh pihak keluarganya atas permintaan klien. Setelah pulang klien kontrol dan minum obat secara teratur, akan tetapi pasien masih sering marah dan mengamuk. Dalam keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa kecuali klien. Masalah Keperawatan : Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan yang berhubungan dengan kekerasan.
IV. Pemeriksaan Fisik a. Tanda – tanda vital : ¾ TD
:120 / 80 mmHg
¾ N
: 80 x / detik
¾ S
: 36, 5˚ C
¾ RR
: 20 x / menit
b. TB (Tinggi Badan) : 162 cm c. Keluhan Fisik
Pada saat pengkajian tidak ditemukan keluhan fisik, menurut pasien dan juga pengamatan perawat keadaan fisik pasien baik – baik saja. Saat ditanya : Perawat
: “Apakah yang “Sdr. S” rasakan terhadap tubuh atau fisik Sdr. S saat ini ?”. Apakah ada gatal – gatal, pusing atau keluhan yang lain?.
Pasien
: “Tidak mbak”, saya merasa baik – baik saja, nggak ada keluhan fisik yang saya rasakan.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada.
V. Psikososial 1. Genogram
Pasien
Keterangan : : Laki – laki
: Pasien
: Perempuan
: orang yang tinggal serumah
: Meninggal Klien tinggal satu rumah dengan orang tua dengan kedua adiknya. Pasien anak pertama dari tiga bersaudara. Hubungan klien dengan keluarga baik, komunikasi terbuka, sebagai pengambil keputusan dalam keluarga adalah ayah. Klien sangat dekat dengan kedua
orang tuanya terutama ibu. Apabila klien punya masalah selalu dibicarakan dengan ibunya. Dalam keluarga pasien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.
2. Konsep Diri a. Gambaran Diri Pasien mengatakan bahwa dia menyukai semua anggota tubuhnya. Saat ditanya : Perawat
:“Bagian tubuh mana yang paling Sdr. S sukai ?”.
Pasien
:“Saya menyukai semuanya mbak, karena ini adalah
anugerah dari
Tuhan”. Pasien tidak mengalami gangguan gambaran diri, pasien merasa dirinya utuh dan tidak cacat. b. Identitas Diri Pasien belum berkeluarga, akan tetapi dia bahagia karena mempunyai keluarga yang senantiasa memperhatikan kesehatanya. Pasien merasa puas dilahirkan sebagai laki – laki. c. Peran Dalam keluarga pasien berperan sebagai anak kandung, sebelum sakit pasien aktif dalam organisasi kemasyarakatan didesanya. Saat ini pasien tidak mampu menjalakan peranya karena sedang sakit. d.
Ideal Diri Pasien bercita – cita ingin menjadi orang yang sukses atau berhasil. Setelah lulus
MTs pasien ingin melanjutkan sekolah ke STM. Pasien bersyukur karena dapat bersekolah sampai kelas 3 MTs.
e. Harga Diri Hubungan pasien dengan keluarga dan lingkungan, namun terkadang pasien merasa dilecehkan oleh semua orang disekitarnya karen tidak mempunyai sepeda motor. Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah.
3. Hubungan Sosial Orang yang paling dekat dengan pasien adalah ibunya. Pasien aktif dalam organisasi kemasyarakatan, misalnya karang taruna didesanya. Setiap pasien mempunyai masalah ia selalu menceritakan pada ibunya dan berusaha mencari jalan keluarnya. Pasien tidak mempunyai hambatan dalam hubungan dengan orang lain karena pasien mudah bergaul sehingga mempunyai banyak teman. Saat dirumah sakit pasien juga bergaul dan bicara baik dengan pasien lain maupun perawat. Tidak jarang pasien juga terlibat dalam aktifitas ruangan (membersihkan lantai, meja dan mencuci). Masalah Keperawatan : Tidak Ada. 4. Spiritual Pasien menganggap sakit yang dialaminya saat ini merupakan cobaan dari Tuhan. Selama dirumah sakit pasien menjalankan sholat lima waktu, sholat dzuha, dan sholat tahajud, serta berdoa untuk kesembuhan penyakitnya.
VI. Status Mental 1. Penampilan
Penampilan pasien rapi, cara berpakaianya juga rapi, rambut bersih dan juga disisir, wajah tidak kusut. Pasien mandi dan keramas atas kemauanya sendiri tanpa disuruh perawat maupun orang lain. Masalah Keperawatan : Tidak Ada. 2. Pembicaraan Nada bicara dan suara pasien normal, tidak lambat juga tidak cepat. Pasiem mampu menjawab pertanyaan yang diajukan dan jawabanya sesuai. Pasien bisa mengikuti topik pembicaraan tanpa berusaha atau mengalihkan pembicaraan. Maslah keperawatan : Tidak Ada. 3. Aktifitas Motorik Cara berjalan pasien normal, pandangan kedepan tapi tidak kaku, saat diajak bicara pandangan pasien mengarah pada lawan bicaranya tanpa berusaha mengalihkan perhatian. Masalah Keperawatan : Tidak Ada.
4. Alam Perasaan Pasien tidak menunjukkan alam perasaan sedih atau gembira yang berlebihan. Sikap pasien wajar, pasien menunjukkan raut muka senang saat diajak bicara. Saat ditanya : “Apa yang Sdr. S rasakan saat ini?”. Pasien menjawab “ Saya senang mbak, ada yang ngajak saya ngobrol”. Masalah keperawatan : Tidak Ada 5. Afek
Afek pasien sesuai dengan situasi, pasien bisa merasakan sedih saat tahu ia dibawa ke Rumah Sakit Jiwa. Pasien juga merasakan gembira atau senang saat diajak ngobrol atau ditemani. Masalah Keperawatan : Tidak Ada. 6. Persepsi Pasien tidak mengalami perubahan sensori persepsi halusinasi. Saat ditanya “ Apakah Sdr. S pernah melihat, mendengar, merasa, mencium sesuatu yang Sdr. S sendiri tidak tahu dari mana asalnya, bagaimana bentuknya, dan biasanya muncul pada saat Sdr. S sedang sendiri atau melamun?”. Pasien menjawab “ Tidak mbak, saya tidak pernah mendengar suara – suara yang seperti itu dan saya tidak pernah mencium atau merasakan hal – hal yang aneh seperti itu. Masalah Keperawatan : Tidak Ada. 7. Proses Pikir Pasien tidak mengalami gangguan proses pikir, pasien bisa menjawab dengan cepat dan tepat pertanyaan yang diajukan perawat, pasien menjawab sesuai dengan pertanyaan yang diberikan dan tidak berbelit –belit dalam memberikan jawaban. Masalah keperawatan : Tidak Ada. 8. Isi Pikir Pasien tidak mengalami gangguan isi pikir, saat ditanya : Perawat
:“Apakah Sdr. S pernah mengalami ketakutan yang amat sangat dan bisa menyebabkan Sdr. S sakit, misalnya : takut pada binatang, ketinggian, atau takut jika keadaan gelap?”.
Pasien
:”Tidak mbak, kalau takut paling Cuma sedikit”.
Perawat
:”Sdr. S pernah merasa kalau Sdr. S ini orang terkenal, orang yang suci, merasa pintar atau mungkin Sdr. S merasa curiga dengan orang – orang disekitarnya dan menganggap orang – orang disekitar Sdr. S menghina, mengejek dan mau melukai Sdr. S ?”.
Pasien
:”Oh, tidak mbak, saya beranggapan saya ini orang biasa dan sekarang saya berada dirumah sakit jiwa karena jiwa saya terganggu dan nggak ada yang mau mencelakai saya kok mbak, Cuma saya kadang – kadang merasa jengkel saja mdan ingin marah”.
Masalah keperawatan : Tidak Ada.
9. Tingkat Kesadaran Tingkat kesadaran pasien, pasien tidak mengalami disorientasi baik tempat, waktu, maupun orang, pasien bisa menjelaskan siapa dirinya, dimana dia saat ini, dan bisa menunjukkan waktu, jam, saat ditanya : Perawat
:”Sdr. S sekarang ini ada dimana?”.
Pasien
:”Saya berada dirumah sakit jiwa”.
Perawat
:”Sdr.S merasa Nggak, kalau Sdr. S sedang sakit?”.
Pasien
:”Ya mbak, saya merasa kalau jiwa saya mengalami gangguan”.
Masalah keperawatan : Tidak Ada. 10. Memori
Pasien bisa mengingat semua kejadian, alasan dia dibawa kerumah sakit, kapan dia masuk dan siapa yang mengantarnya. Pasien tidak mengalami gangguan daya ingat baik jangka panjang maupun jangka pendek, saat ditanya : Perawat
:”Kapan Sdr. S masuk disini?”.
Pasien
:”Hari Selasa, tanggal 27 Desember 2004”.
Perawat
:”Sdr. S kesini diantar siapa?”.
Pasien
:”Diantar keluarga mbak, bersama Pak Lurah”.
Perawat
:”Kok sampai dibawa kesini kenapa?”.
Pasien
:”Karena saya dirumah marah – marah dan membanting perabot”.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada. 11. Tingkat Kosentrasi dan Berhitung Pada saat diajukan pertanyaan, pasien bisa berkosentrasi dan menjawab pertanyaan dengan cepat dan tepat tanpa meminta perawat untuk mengulangi pertanyaanya. Pasien mampu melakukan penambahan dan pengurangan dengan benar, saat ditanya : Perawat
:”Sdr. S mau nggak main tebak – tebakan dengan saya ?”.
Pasien
:”Mau mbak, siapa takut”.
Perawat
:”Baiklah kita belajar cara berhitung ya, Sdr. S 92 dikurangi 6, kemudian dikurangi 9 berapa?”.
Pasien
:”Delapan puluh enam, kemudian menjadi 77”.
Perawat
:”77 ditambah 5 dikurangi 11, berapa?”.
Pasien
:”Delapan puluh dua, jadi 71”.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada. 12. Kemampuan Penilaian
Pasien bisa menentukan pilihan yang baik saat diberi pertanyaan berupa pilihan. Perawat
:”Misalnya Sdr. S menemukan dompet yang berisi uang banyak dan saat itu Sdr. S sedang butuh uang, apa yang Sdr.S lakukan?”.
Pasien
:”Saya kembalikan pada yang punya mbak”.
Perawat
:”Kenapa nggak diambil saja, kan Sdr. S sedang butuh uang?”.
Pasien
:”Karena uang itu milik orang lain, dosa kalau diambil kasihan yang kehilangan”.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada.
13. Daya Titik Diri Pasien menyadari saat ini dia sakit jiwa, dia tahu kenapa dia masuk Rumah Sakit Jiwa, pasien ingin cepat sembuh dan pulang kerumah, pasien mau minum obat dan mematuhi anjuran perawat. Saat ditanya dia sakit apa, pasien mengatakan dia sakit jiwa. Perawat
:”Menurut Sdr. S, sekarang ini Sdr. S sakit apa?”.
Pasien
:”Saya sakit jiwa, saya marah – marah, melempar perabot karena saya merasa kesal dan jengkel dengan orang – orang disekitar saya yang dapat membuat saya marah –marah”.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada. VII. Kebutuhan persiapan pulang 1. Makan Pasien makan 3x sehari dan pada waktu makan menggunakan sendok yang dipegang dengan tangan kanan. Pasien minum 6 – 7 gelas sehari. 2. BAB / BAK
Pasien dapat BAB / BAK sendiri pada tempatnya dan dapat merapikan sendiri. 3. Mandi Pasien mandi 2x sehari dan setiap kali mandi selalu keramas dengan menggunakan sabun. Pasien sikat gigi 1x sehari dengan menggunakan pasta gigi. Apabila kukunya panjang pasien memotongnya sendiri.
4. Berpakaian Pasien bisa memakai baju sendiri, cara berpakaian rapi, pasien selalu minta ganti pakaian tiap hari dan menggunakanya dengan benar. 5. Istirahat Tidur Pasien tidur pada tempat tidur, tidur siang hari ± 2 jam dengan waktu yang tidak tentu dan tidur malam ± 8 jam dengan waktu yang tidak tentu pula. Sebelum tidur pasien selalu cuci kaki dan berdoa, setelah bangun tidur pasien langsung cuci muka tanpa disuruh. 6.
Pengguanaan Obat Pasien selalu minum obat yang yang diberikan setelah makan, yaitu : ¾ Chlor promazin (CP2)
: 2 kali sehari, pagi dan sore.
¾ Haloperidol (HPL)
: 2 kali sehari, pagi dan sore.
¾ Trihexiperidril (THP)
: 2 kali sehari, pagi dan sore.
7. Pemeliharaan kesehatan Pasien ingin pulang dan tinggal dirumah bersama keluarganya, serta janji mau kontroldan minum obat secara teratur apabila sudah pulang nanti.
8.
Aktifitas Didalam Rumah Pasien biasanya mencuci pakaiannya sendiri kalau dirumah.
9. Aktifitas Diluar Rumah Pasien mengatakan bekerja sebagai karyawan disaah satu pabrik yang ada dikotanya.
VIII. Mekanisme Keping Setelah pasien mengalami gangguan jiwa, jika ada masalah pasien selalu diam dan memendamnya sendiri. Pasien tidak menceritakanya pada orang lain. IX. Sistem Pendukung / Keluarga Keluarga sangat memperhatikan kesehatan pasien, keluarga membesuk pasien setiap 1 minggu sekali. Hubungan pasien dengan keluarga baik, saat ditanya : Perawat
:”pada saat Sdr. S marah – marah dan membanting perabot, apa yang di lakukan keluarga pada Sdr. S ?”.
Pasien
:”mereka langsung membawa saya kesini mbak, untuk berobat”.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada.
X. Analisa Data A. Analisa Data No 1.
Waktu 27 – 12 – 2004
Data S: ¾ ¾
“Mbak kalau sudah jengkel saya pengenya marah – marah dan mengamuk. “Dirumah saya pernah mengamuk dan membanting perabot karena saya jengkel banget saat itu.
Problem ¾ ¾
Perilaku kekerasan. Resiko menciderai sendiri, orang lain lingkungan.
¾ ¾
Ganagguan konsep diri. Harga diri rendah.
O: ¾ “Kalau sedang marah pasien sering membanting benda yang ada disekitarnya.
2.
27 – 12 – 2004
.
S: ¾ “Mbak, saya benci banget dengan teman – teman yang selalu mengejek karena saya tidak punya sepeda motor. O: ¾ “Saat pasien sedang sendiri tiba – tiba ekspresi wajah tegang, muka memerah, dan tangan yang mengepal.
B. Daftar masalah keperawatan 1.
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
2.
Perilaku kekerasan
3.
Harga diri rendah
C. Pohon masalah Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan : Perilaku kekerasan Masalah utama Harga diri rendah
diri dan
D. Diagnosa keperawatan 1. Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan. 2. Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah.