BAB III KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
3.1 Kajian Pustaka
3.1.1. Pengertian Bank Menurut Undang-Undang RI nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan dari pihak
yang
berkelebihan
yang menyalurkan
dana
kepada
pihak
dana yang
membutuhkan dana atau kekurangan dana pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya, 2009). Bank umum adalah perusahaan yang menerima dana simpanan dan memberikan pinjaman kepada nasabah (Timothy&Scoot, 2010) Sebagai lembaga keuangan, aset terbesar yang dimiliki oleh bank umum adalah aset finansial. Semakin besar aset yang dimiliki sebuah bank, biasanya porsi aktiva tetapnya semakin kecil. Fungsi dan peranan bank umum dalam perekonomian adalah:
23 http://digilib.mercubuana.ac.id/
1) Dana Simpanan Dana yang paling banyak di himpun oleh bank umum adalah dana simpanan. Di indonesia dana simpanan terdiri dari giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. 2) Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional Bank umum sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau mempelancarkan transaksi internasional, baik transaksi barang/jasa maupun transaksi modal. 3) Penyimpanan Barang-barang dan Surat-Surat Berharga Penyimpanan barang-barang berharga adalah salah satu jasa yang paling awal yang ditawarkan oleh bank umum. 4) Pemberian Jasa-jasa Lainnya Saat sekarang ini peranan perbankan semakin luas dan memudahkan masyarakat dalam bertransaksi seperti adanya ATM, kartu kredit dan sebagainya. 3.1.2. Kompas 100. Indeks kompas 100 adalah indeks dari 100 perusahaan publik yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memiliki tingkat likuiditas tinggi, nilai kapitalisasi pasar besar, serta fundamental dan kinerja yang baik. Indeks ini merupakan hasil kerjasama dari BEI dengan harian Kompas dan di luncurkan pertama kali pada tanggal 10 Agustus 2007 dengan kriteria:
24 http://digilib.mercubuana.ac.id/
1) Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan. 2) Aktivitas transaksi di pasar regular yakni nilai, volume dan frekuensi transaksi. 3) Jumlah hari perdagangan di pasar regular. 4) Kapitalisasi pasar pada periode waktu tertentu. 5) Sebagai
saringan
terakhir,
mempertimbangkan
BEI
faktor-faktor
juga
mengevaluasi
fundamental
dan
dan pola
perdagangan. 3.1.3. Penilaian Rentabilitas Menurut Paket Kebijaksanaa 28 Februari 2004 (Pakri 228/2004) ,penilaian rentabilitas bank didasarkan pada posisi laba/rugi menurut pembukuan, perkembangan laba/rugi dalam tiga tahun terakhir,
dan
laba/rugi
menurut
pembukuan,
perkembangan
laba/rugi dalam tiga tahun terakhir, dan laba/rugi yang diperkirakan. Masing-masing faktor tersebut ditetapkan ukuran sebagai berikut: dari posisi laba rugi, menurut pembukuan, rentabilitas bank dinilai dari: a) Sehat apabila laba atau break event point. b) Cukup sehat apabila rugi yang besarnya tidak melebihi 5% dari jumlah modal yang disetor. c) Tidak sehat apabila rugi yang besarnya lebih dari 25% dari jumlah modal yang disetor
25 http://digilib.mercubuana.ac.id/
1)
Dari rata-rata
dan perkembangannnya selama tiga tahun
terakhir, rentabilitas bank dinilai: a) Sehat apabila selalu laba atau rata-rata laba dengan trend membaik dengan catatan pada tahun buku kedua dan atau ketiga laba. b) Cukup sehat apabila rata-rata laba dengan trend memburuk dengan catatan dalam tahun buku kedua dan atau ketiga rugi. c) Kurang sehat apabila rata-rata rugi dengan trend membaik,
dengan
catatan
setiap
tahun
kerugian
berkurang atau dalam tahun buku kedua dan atau ketiga menunjukkan laba. d) Tidak sehat apabila menunjukan angka rata-rata rugi dengan trend konstan atau memburuk. 3)
Ditinjau dari laba rugi yang diperkirakan, rentabilitas bank dimulai: a) Sehat apabila laba rugi yang diperkirakan menunjukan laba b) Cukup sehat apabila laba rugi yang diperkirakan pada bulan penilaian menujukan break even point atau rugi dalam jumlah sama atau lebih kecil dari rata-rata laba yang telah diperolah pada bulan-bulan sebelumnya.
26 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kinerja
keuangan
perusahaan
dari
sisi
manajemen,
mengharapkan laba bersih sebelum pajak (earning before tax) yang tinggi karena semakin tinggi laba perusahaan semakin flexible perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasional perusahaan. Sehingga EBT
perusahaan akan
meningkat bila kinerja keuangan perusahaan meningkat. Pencapaian laba merupakan indikator yang dominan karena hasil akhir kinerja operasi usaha selalu mengarah pada EBT. Karena EBT merupakan nilai rupiah dan masing-masing perusahaan berbeda dalam jumlah modal maka besar EBT tidak bisa menunjukkan kinerja laba sehingga perlu dipakai indikator lain, dalam penelitian ini digunakan return on asset (ROA). ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efiktivitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba sebelom pajak atau earning before tax (EBT) terhadap total asset. Semakin besar ROA menunjukan perusahaan semakin baik, karena return semakin besar. Secara sistematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:
27 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Laba setelah pajak ROA = _______________________________ Rata – rata Total Asset 3.1.4. Capital Adequacy Ratio (CAR) CAR (Capital modal
yang
Adequacy
berfungsi
Ratio) adalah rasio kecukupan
menampung
risiko
kerugian
yang
kemungkinan dihadapi oleh bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menangung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang beresiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas. Agar perbankan dapat berkembang secara sehat dan mampu bersaing dalam perbankan internasional maka permodalan bank harus
senantiasa
mengikuti
ukuran
yang
berlakus
secara
internasional, yang ditentukan oleh Banking for International Sattlements (BIS), yaitu sebesar Capital Adquacy Ratio (CAR) adalah 8% (Riyadi, 2006). CAR memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. Dengan kata lain Capital Adquacy Ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal
yang
dimiliki
bank
untuk
28 http://digilib.mercubuana.ac.id/
menunjang
aktiva yang
mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan (Dendawijaya, 2009) dapat dirumuskan sebagai berikut: CAR =
Modal Bank
____________________
Total ATMR
3.1.5. Loan to Deposit Ratio ( LDR) LDR merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi. Kewajiban tersebut berupa call money yang harus dipenuhi
pada
pemenuhannya
saat
adanya
dilakukan
dari
kewajiban aktiva
kliring,
lancar
yang
dimana dimiliki
perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, memberikan indikasi semakin rendahnya likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit semakin besar (Dendawijaya, 2009). Sebagaimana rasio likuiditas yang digunakan dalam perusahaan secara umum juga berlaku bagi perbankan. Namun perbedaannya dalam likuiditas perbankan tidak diukur dari acid test ratio maupun current ratio, tetapi terdapat ukuran khusus yang berlaku untuk menentukan likuiditas bank sesuai dengan peraturan bank Indonesia. Rasio likuiditas yang lazim digunakan dalam dunia perbankan terutama diukur dari Loan to Deposit Ratio (LDR). Besarnya LDR mengikuti perkembangan kondisi ekonomi Indonesia, sejak akhir tahun 2001 bank dianggap sehat apabila
29 http://digilib.mercubuana.ac.id/
besarnya LDR antara 80% sampai dengan 110%. Besarnya LDR dihitung sebagai berikut:
LDR=
Total Pinjaman
_______________________________
Dana Pihak Ketiga
Kredit disinilah adalah total kredit yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk antar bank). Dana Pihak Ketiga mencakup giro, tabungan dan deposito (tidak termasuk antar bank). 3.1.6. BOPO Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional sering disebut rasio efisiensi yang digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen
bank
dalam
mengendalikan
biaya
operasional terhadap pendapatan operasional (Ponco, 2008). Menurut Dendawijaya (2009) rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) sering disebut rasio efisiensi digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini bearti semakin efisiensi biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan.
Rumus BOPO dinyatakan dengan rumus:
30 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Total Beban Operasional BOPO = _______________________________ Total Pendapatan Operasional Untuk biaya operasional didapat berdasarkan penjumlahan total beban bunga dengan total beban operasional lainnya. Sedangkan pendapatan operasional didapat dari penjumlahan total pendapatan bunga dengan total pendapatan operasional lainnya. 3.1.7. Non Performing Loan Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko yang dikaitkan dengan kemungkinan kegagalan klien membayar kewajibannya atau risiko dimana debitur tidak dapat melunasi hutangnya (Ghozali, 2007). Risiko kredit dapat timbul karena beberapa hal : a) Adanya kemungkinan pinjaman yang diberikan oleh bank atau obligasi (surat hutang) yang dibeli oleh bank tidak terbayar b) Tidak dipenuhinya kewajiban dimana bank terlibat didalamnya bisa melalui pihak lain, misalnya kegagalan memenuhi kewajiban pada kontrak derivative. c) Penyelesaian (settlement) dengan nilai tukar, suku bunga, dan produk derivative. Bentuk risiko kedit yang lain adalah settlement risk yang timbul ketika dua pembayaran dengan valuta asing dilakukan pada hari yang ama, risiko ini terjadi ketika counterparty pihak lain mungkin mengalami default setelah institusi melakukan
31 http://digilib.mercubuana.ac.id/
pembayaran. Pada hari penyelesaian (settlement), besarnya kerugian default counter party (pihak lain) sama dengan nilai penuh yang harus dibayar. Sedangkan besarnya exposure sebelum settlement hanya sebesar nilai netto dari kedua pembayaran tersebut. Dalam penelitian ini tingkat risiko kredit diproksikan dengan NPL (Non Peforming Loan) dikarenakan NPL digunakan
dapat
untuk mengukur sejauh mana kredit yang bermasalah
yang ada dapat dipenuhi dengan aktiva produktif yang dimiliki oleh suatu bank. Rumus yang digunakan untuk mengukur NPL adalah Total Kredit Bermasalah NPL = _______________________________ Total Seluruh Kredit Menurut Mubruroh (2006) NPL
berpengaruh
negatif
terhadap kinerja perbankan. Semakin tinggi NPL maka semakin menurun kinerjaatau profitabilitas perbankan. Hal ini sejalan dengan (Limpaphayom dan Polwitoon, 2006) dimana adanya kredit bermasalah yang semakin besar dibandingkan produktifnya
dapat
mengakibatkan
dengan aktiva
kesempatan
untuk
memperoleh pendapatan (income) dari kredit yang diberikan, sehingga
mengurangi
laba
dan
berpengaruh
buruk
pada
rentabilitas (profitabilitas) bank. Agar kinerja berapor biru, maka
32 http://digilib.mercubuana.ac.id/
setiap bank harus menjaga NPL-nya dibawah 5%. Hal ini sejalan dengan ketentuan bank Indonesia.
3.1.8. Size Size atau ukuran perusahaan terkait dengan besar kecilnya perusahaan. Besar kecilnya perusahaan perusahaan ini dapat diukur dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Dalam konteks ini, menurut Tandelilin (2010) yaitu aset yang biasa dijaminkan biasanya berupa aset rill seperti tanah dan bangunan gudang. Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan berdasarkan pada total aset yang dimiliki oleh perusahaan diatur dengan ketentuan BAPEPAM No.11/PM/1997, yang menyatakan bahwa perusahaan menengah dan kecil adalah badan hukum yang didirikan di Indonesia yang memiliki jumlah kekayaan tidak lebih dari Rp. 100.000.000.000 (seratus milyar rupiah).
3.1.9. Pengaruh CAR Terhadap Profitabilitas. CAR mencerminkan modal sendiri perusahaan, semakin besar CAR maka semakin besar kesempatan bank dalam menghasilkan laba, karena dengan modal yang besar, manajemen bank sangat leluasa dalam menempatkan dananya kedalam aktivitas investasi yang menguntungkan. Kecukupan modal 33 http://digilib.mercubuana.ac.id/
merupakan
faktor
yang
penting
bagi
bank
dalam
rangka
pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian. Bank Indonesia
(BI)
menetapkan
CAR
yaitu
rasio
yang
memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat, berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri. Bank di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. Dengan kata lain CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan (Dendawijaya, 2009). Hasil peneltian yang dilakukan oleh Werdaningtyas (2007), Mawardi (2007) dan Yuliani (2007) menunjukan hasil bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA
3.2.1. Pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap Return on Asset (ROA) Net Interest Margin (NIM) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva
produktifnya
untuk menghasilkan pendapatan bunga
bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pemberian kredit atau pinjaman, sementara bank memiliki kewajiban beban bunga kepada deposan. Semakin besar rasio ini maka meningkatkan
34 http://digilib.mercubuana.ac.id/
pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Meningkatnya pendapatan bunga dapat memberikan kontribusi laba terhadap bank. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar perubahan Net Interest Margin (NIM) suatu bank, maka semakin besar pula profitabilitas (ROA) bank tersebut, yang bearti kinerja keuangan tersebut semakin meningkat (Kuncoro, 2007). Penelitian yang dilakukan Mawardi (2007) dan Sudarini (2007) menunjukan hasil bahwa NIM berpengaruh positif terhadap ROA
3.2.2. Pengaruh LDR terhadap Return on Asset (ROA) LDR merupakan ukuran likuiditas yang mengukur besarnya dana yang ditempatkan dalam bentuk kredit yang berasal dari
dana
yang dikumpulkan oleh bank (terutama dana
masyarakat). Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas
bank, sebaliknya semakin rendah LDR
menunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit. Semakin tinggi LDR maka semakin tinggi dana yang disalurkan ke dana pihak ketiga. Dengan penyaluran dana pihak
35 http://digilib.mercubuana.ac.id/
ketiga yang besar maka bank akan pendapatan bank (ROA) akan semakin meningkat (Dendawijaya, 2009). Penelitian yang dilakakukan Usnan (2007) dan Ariyanti (2010) memperlihatkan hasil bahwa LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. 3.2.3. Pengaruh BOPO terhadap Return on Asset (ROA) Rasio BOPO menunjukkan efisiensi bank dalam menjalankan usaha pokoknya, terutama kredit, dimana sampai saat ini pendapatan bank-bank di Indonesia masih didominasi oleh pendapatan bunga kredit. Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktivitas usahanya. bank yang sehat rasio BOPO nya kurang dari 1 sebaliknya bank yang kurang sehat rasio BOPO nya lebih dari 1. Semakin tinggi
biaya pendapatan maka bank menjadi tidak efisien
sehingga
ROA
makin
kecil
Dengan
kata
lain
BOPO
berhubungan negatif dengan kinerja bank sehingga diprediksikan juga berpengaruh negatif terhadap ROA (Dendawijaya, 2009). Semakin rendah BOPO bearti semakin efisien Bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh Bank akan semakin besar. Besarnya rasio BOPO yang dapat di tolelir oleh perbankan di Indonesia adalah sebesar 93,52%, hal ini sejalan dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (Riyaldi, 2006).
36 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.2.4. Pengaruh NPL terhadap Return on Asset (ROA) Rasio Non Performing Loan (NPL) menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Semakin tinggi rasio NPL maka semakin buruk kualitas kredit yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar sehingga dapat menyebabkan kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Maka dalam hal ini semakin tinggi rasio NPL maka semakin rendah profitabilitas (ROA) suatu bank. Penelitian yang dilakukan oleh Mawardi (2007) dan Sri Mintarti (2007) menunjukan pengaruh negatif sigifikan NPL terhadap perubahan laba, semakin tinggi NPL maka semakin besar risiko yang disalurkan Bank sehingga semakin rendah pendapatan sehingga laba yang diproksikan dengan ROA menurun.
3.2.5. Pengaruh SIZE terhadap Return on Asset (ROA) Size bank juga dimasukkan kedalam independen variabel untuk menghitung ukuran yang berhubungan dengan ukuran ekonomi atau disekonomi, dalam beberapa literatur finansial total asset dari sebuah bank digunakan sebagai proxy atau pendekatan untuk size bank tetapi untuk menghubungkan dengan dependen variabel ROA total asset. Yigremachew (2008) meneliti mengenai
37 http://digilib.mercubuana.ac.id/
pengaruh Labor, capital dan size di private bank di negara Ethiopia dan mendapatkan size profitabilitas.
bank berpengaruh
Sedangkan
menurut
positif
terhadap
Athanasoglou
(2007)
medapatkan hasil penelitian yaitu akibat dari pertumbuhan size terhadap
profitabilitas
hanya
sebatas
beberapa
aspek,
kenyataannya. Bank yang tumbuh menjadi besar berakibat pengaruh size menjadi negatif terhadao profitabilitas.
3.2. PenelitianTerdahulu Tabel 3.1 Penelitian Terdahulu
No
1
2
Nama Penelitian dan tahun Ahmad Buyung Nusantara. 2009. Universitas Diponegoro
Ferdi Rindhatmono .2006 Universitas Diponegoro
Judul
Hasil peneltian
Analisis Pengaruh NPL, LDR, dan BOPO terhadap Profitabilitas ( Perbandingan Bank Umum Go Publik dan Bank Umum Non Go Publik diIndonesia Periode tahun 2005-2007) Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas
Npl Dependen = ROA berpengaruh Independent= NPL, negatif pada LDR dan BOPO ROA, LDR berpengaruh positif pada ROA dan BOPO berpengaruh negatif pada ROA
BOPO, NPL, NIM, CAR berpengaruh negatif terhadap ROA dan LDR
38 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Modeling
Dependen= ROA Independent= BOPO, NIM, CAR, LDR dan Market Share
3
4
5.
Bank Pasca dan Market Merger di share Indonesia berpengaruh posiitf terhadap ROA Hesti Faktor yang Pangsa pasar Werdaningtyas mempengaruhi tidak (2007) profitabilitas berpengaruh Bank Take terhadap Over di Profitabilitas, Indonesia sedangkan CAR mempunyai pengaruh positif terhadap profitabilitas dan LDR berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Bactiar Usman Analisis Rasio Quick Ratio, (2007) keuangan Gross Yield to dalam Total asset, memprediksi Leverage perubahan laba Multiplier dan pada Bank- Deposite Risk bank di Ratio Indonesia berpengaruh dalam memprediksi perubahan laba. Mawardi Analisis CAR, NPL, (2007) faktor-faktor BOPO dan yang NIM secara mempengaruhi bersama sama kinerja mempengaruhi keuangan bank kinerja Bank umum di Umum indonesia
40 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dependen= ROA Independent= BOPO, NIM, CAR, LDR dan Market Share
Dependen= ROA Independent= Quick ratio, Gross Yield to Total asset, Leverage Multiplier, dan Deposite Risk Ratio
Dependen= ROA Independent= BOPO, NIM, CAR, LDR dan Market Share
6
Rajveer Rawlin, Dr Ramaswamy shanmugan and Vanashree Bhat.Emporium Jurnal Of Bussines and Management. Vol.6, No.34,2014
A Comparison of Key Determinants On Profitability of India’s Larges Public and Private Sector Banks
7
Tesfaye Boru Lelissa. Europian Journal of Bussines and Management. Vol.6, No.14, 2014 Muhammad Muda and Amir Syaharuddin dkk. Internasional Journal of Economics and Financial issues. Vol.3, No.3,2013, pp.599-569 Samy Bennaceur and Mohammad Goaied 2008 ( SSRN)
The Determinants of Ethiopian Commercial Banks Perfomance
8
9.
This Study Only Considered as a Select Group of Internal Determinants. External Determinants such as Macroeconomic
Dependent = ROA Independent = Deposit, Advances, Total asset, Bank Size, Gross NPA, Net NPA,CAR, Business Per Employee, Profit Per Employee, Interest Income dan Operating
The Result in This Study External and Internal Factors are Paramount in Increasing Bank Profits Comparative Macroeconomic Analysis of Variable affect Profitability the Profitability Determinants of Islamic of Domestic Banks Home and Foreign and Abroad in Islamic Banks Malaysia
Dependent = ROA Independent = CAR, PRTL, SCTI, NITE, LADP, LOGTA, RGDP, dan INF
The Determinan of Commercial Bank Interest Margin and Profitability: Evidence from Tunisia
Dependent = ROA Independent = NIM, CAP, BLOAN, NIBA,OVERHEAD, GROWTH, SBS, MCAP, RSIZE, dan CONC
The Result in this Study External and Internal Factors are Paramount in Increasing Bank Profits.
41 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dependent = ROA Independent = OHTA, LOTA. DTA, GDPGR, GDPGR, GDPPC dan CONC
10. Mona Abdullah Probability
Yousef Al- Determinan of Ademi (2009) Commercial Bank in Malaysia After Financial Crisis
11. Athanasoglou
Bank Specific, Industry specific and Macro economic Determinants of Bank
12. Yigremachew
Determinan Of Private Bank Profitability in Ethiopia Panel Data
13. Gary
FactorI influencing community Bank Perfomance in California
et al (2007)
(2008)
C.Zimmerman (2009)
14. Claude
Hanley, (2009)
A. Banking’s Top Jr performers in USA
Menunjukan bahwa CAR dan GDP tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, INC dan BLR berpengaruh signifikan positif terhadap ROA, EXPS dan LOANS berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA Size Berpengaruh Positif terhadap Tingkat Profitabilitas, Ownership Berpengaruh Negatif terhadap Profitabilitas. Labor, Capital dan Size berpengaruh Signifikan positif terhadap Profitabilitas The Result Suggert that regional Condition within California were Important factor in Community Bank Perfomance The Result show That Many Of the
42 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Variabel dependen : ROA Variabel independen: CAR, GDP, INC, BLR, EXPS dan LOANS.
Variabel Dependen : Profitability Variabel Independen : Bank Specific, Industry Specific, Macroeconomic
Labor, Capital ans Size
Variabel dependen : ROA Variabel independen: CAR, GDP, INC, BLR, EXPS dan LOANS
15. Stavros
Peristiani.
Do Merger Improve The X-Efficiency and Scale Efficiency of U.S Bank?
Trends driving Change in the Industry Over the Last few years Remain yet the Industry Contimous to adapt and Even Thrive. The Finding No Evidence to support the Theory that in Market Merger lead to Significant Improvement in efficiency.
43 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dependent ROA = Independent = ROA, NIM, CAR, LDR and Market Share
3.3 Kerangka Pemikiran Berdasarkan penelitian terdahulu maka yang menjadi variabel-variabel didalam penelitian ini adalah CAR, NIM, LDR, BOPO, NPL dan SIZE sebagai independent (bebas) dan profitabilitas (ROA) sebagai variabel dependen (terikat), dapat dilihat sebagai berikut:
CAR
+
NIM +
LDR +
ROA (Return On Asset)
BOPO -
NPL -
SIZE -
42 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.4 Hipotesis Hipotesis adalah pernyataan yang diteliti sebagai jawaban sementara dari suatu masalah. Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, teori dan penelitian terdahulu, maka hipotesis dari permasalahan dalam penelitian ini adalah: Hipotesis 1
: Diduga CAR berpengaruh positif terhadap ROA bank di Indonesia.
Hipotesis 2
: Diduga NIM berpengaruh
positif terhadap ROA bank di
Indonesia. Hipotesis 3
: Diduga LDR berpengaruh positif terhadap ROA bank di Indonesia.
Hipotesis 4
: Diduga BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA bank di Indonesia.
Hipotesis 5
: Diduga NPL berpengaruh negatif terhadap ROA bank di Indonesia.
Hipotesis 6
: Diduga SIZE berpengaruh negatif terhadap ROA bank di Indonesia.
43 http://digilib.mercubuana.ac.id/