BAB III HITUNG KEUANGAN A. BUNGA TUNGGAL 1. PENGERTIAN BUNGA TUNGGAL Untuk memahami pengertian bunga, coba kita lihat contoh berikut :
Contoh : 1.1
Tofa meminjam modal pada sebuah Bank sebesar Rp 1.000.000,00. Setelah satu tahun tofa mengembalikan modal tersebut sebesar Rp 1.200.000,00. Pengembalian modal ini terdiri atas pokok pinjaman Rp 1.000.000,00 dan kelebihanya sebesar Rp 200.000,00. Dari contoh diatas dapat diambil pengertian bahwa kelebihan uang yang dikembalikan Tofa dari modal yang dipinjam sebesar Rp 200.000,00 disebut bunga / jasa atas pinjaman modal tersebut. Dari contoh diatas dapat diambil kesimpulan bahwa bunga adalah jasa yang berwujud uang sebagai imbalan dari modal atau simpanan yang dibayarkan pada akhir jangka waktu yang telah ditentukan atas kesepakatan bersama.
Perbandingan bunga dengan modal yang dipinjam atau simpanan dan dinyatakan dalam bentuk persen , maka disebut suku bunga, biasa dilambangkan dengan p%. Periode bunga biasanya dinyatakan dalam jangka waktu tertentu; misalnya tiap satu bulan, tiap triwulan ,tiap catur wulan, tiap semester ,tiap tahun dsb. Dari contoh diatas prosentase bunga dari pinjaman tersebut adalah ;
200.000 x100% 20% 1.000.000 2. PERSEN DIATAS SERATUS DAN PERSEN DI BAWAH SERATUS a. Persen di atas seratus Persen diatas seratus adalah pecahan yang selisih penyebut dan pembilangnya adalah seratus . Secara umum dapat ditulis sbb :
P 100 P Untuk menentukan P % diatas seratus dari modal M adalah :
P 100 P
XM
Apabila dirubah dalam bentuk deret geometri adalah
P = 100 P
P P 100 = 100 100 P 1 ( P ) 100 100
Bentuk terakhir merupakan jumlah deret geometri turun tak tehingga dengan :
1
Suku pertama a =
P 100
Rasio
P 100
,
r=-
Sehingga :
P P P 2 P 3 P 4 P 5 = – ( ) +( ) –( ) +( ) – . . .+ ... 100 P 100 100 100 100 100 Dengan demikian, untuk menghitung
P X M , dihitung dengan langkah sebagai 100 P
berikut : 1). Hitung
P xM; 100
2). Hasil 1). Dikurangi (
P 2 ) xM 100
3). Hasil 2). Ditambah (
P 3 ) xM 100
4). Hasil 3). Dikurangi (
P 4 ) xM 100
5) danseterusnya.
Contoh 1.2 Hitung 5 % diatas seratus dari Rp 100.000,00
Jawab : Cara 1.
5 % dari seratus dari modal Rp 100.000,00 adalah = =
5 X 100.000 100 5 4.761,86
Jadi 5 % diatas seratus dari modal Rp 100.000,00 adalah Rp 5.268,,75. Cara 2. 5 % dari Rp 100.000,00 = Rp 5.000,00 5 % dari Rp 5.000,00 = Rp 250,00 5 % dari Rp 250,00 = Rp 12,50 5 % dari Rp 12,50 = Rp 6,25 Jadi 5% diatas seratus dari modal Rp 100.000,00 adalah Rp 5.268,,75. b. Persen dibawah seratus Persen dibawah seratus adalah pecahan yang jumlah penyebut dan pembilangnya adalah seratus. Secara umum dapat ditulis :
2
P 100 P Untuk menghitung P% dibawah seratus dari modal M dapat dihitung dengan dua cara yaitu : Cara 1 Dengan menghitung biasa :
P XM 100 P Cara 2, dengan deret geometri turun tak terhinggga
P P P 2 P 3 P 4 P 5 = +( ) +( ) +( ) +( ) +... 100 P 100 100 100 100 100 Contoh 1.3
Hitunglah 5 % di bawah seratus dari modal Rp 100.000,00
Jawab: 5 % dari modal Rp 100.000,00
5 x Rp 100.000,00 100 5 5 = X Rp 100.000,00 95 =
= Rp 5.263,12 Jadi 5% dibawah Rp 100.000,00
= Rp 5.263,12
3. PERHITUNGAN BUNGA TUNGGAL Perhitungan bunga tunggal adalah perhitungan bunga dimana perhitungan bunga setiap periode selalu dihitung berdasarkan modal yang tetap besarnya. Jika kita memperbungakan modal sebesar M dengan perhitungan bunga tunggal P% setiap tahun, dan bunga dinyatakan dengan B, maka : a. Setelah t tahun, besar bunganya adalah B=
P MXPXt XMXt= 100 100
b. Setelah t bulan, besar bunganya B= c.
P M .P.t XMX t = 12 100 1200
Setelah t hari, besar bunganya adalah 1). Jika satu tahun 360 hari, maka :
P t XMX 100 360 MxPxt B= 36.000 B=
2). Jika satu tahun 365 hari, besar bunganya adalah
3
P t XMX 100 365 MxPxt B= 36.500 B=
3). Jika satu tahun 366 hari ( tahun Kabiset ), besar bunga :
P t XMX 100 366 MxPxt B= 36.600 B=
Contoh : 1.4 Nisa menyimpan uang di bank sebesar Rp 1.000.000,00. Bank memberi bungan tunggal 10 % setahun. Hitung besar bunga jika disimpan selama ; a. 4 tahun b. 6 bulan c. 36 hari dan satu tahun dianggap 360 hari Jawab ; Diketahui M = Rp 1.000.000,00 P = 10 % setahun a. Bunga setelah 4 tahun :
MxPxT 100 1.000.000 x10 x 4 B = 100 B=
B = 400.000 Jadi bunga setelah 4 tahun adalah Rp 400.000,00 b. Besar bunga setelah 6 bulan B=
B=
MxPxt 100x12 1.000.000 x10 x6 100 x12
B = 500.000 Jadi bunga setelah 6 bulan adalah Rp 500.000,00 c.
Besar bunga setelah 100 hari ( satu tahun dianggap 360 hari 0)
MxPxt 100x360 1.000.000x10 x36 B= 100x360 B=
B = 10.000 Jadi besar bunga setelah 36 hari adalah Rp 10.000,00. 4. METODE PERHITUNGAN BUNGA TUNGGAL a. Metode pembagi tetap Dari rumus bunga yang telah kita bahas didepan , dengan modal yang dibungalan sebesar M, dengan suku bunga P % setahun dan dibungakan selama t tahun SBB :
4
P XMXt 100 P Mxt B = x 360 100 360 Mxt B = : p 100 B=
Mxt 100
Bentuk
disebut angka bunga dan
360 p
disebut pembagi tetap, sehingga
rumus bunga tunggal diatas menjadi :
B =
Angka bunga Pembagi tetap
Jika ada beberapa modal yang dibungakan atas dasar suku bunga yang sama,maka : Jumlah bunga =
Jumlah angka tahun Pembagi tetap
Contoh :1.5
Hitunglah jumlah bunga dari modal-moodal , Rp 1.000.000,00 , Rp 800.000,00 , Rp 500.000,00 yang dibungakan atas dasar bunga tunggal 10 % setahun dan dibungakan berturut-turut 80 hari, 100 hari dan 40 hari ( 1 tahun = 360 hari ).
Jawab : M
Mxt 100
t
1.000.000 800.000 500.000 Jumlah angka bunga Pembagi tetap =
360 P
80 100 40
800.000 800.000 200.000 1.600.000
360 36 10
Jumlah angka tahun Pembagi tetap 1.800.000 = 36
Jumlah bunga =
= 50.000 Jadi jumlah bunga dari modal-modal diatas adalah Rp 50.000,00. a. Metode persen yang sebanding Metode persen yang sebanding digunakan apabila suku bunga merupakan bilangan pembagi habis 360, dan satu tahun dihitung 360 hari, misalnya kita ambil suku bunga 6,5 %, maka langkah menghitungbunga adalah sbb : 1. Hitung bunga berdasarkan persentase yang mendekatai pembagi habis 360 yaitu 6% 2. Hitung besar bunga yang dicari sesuai metode persen yang sebanding.
5
Contoh: 1.6 Uang sebesar Rp 1.000.000,00 dibungakan selama 72 hari dengan suku bunga 6,5 % setahun. Hitung besar bunganya !
Jawab. Angka bunga
Pembagi tetap Besar bunga 6%
Mxt 100 1.000.000x72 = 720.000 100 360 = 60 6 720.000 = 12.000 60 =
1 x12.000 1.000 12
Besar bunga 0,5 %
=
Besar bunga 6,5%
= Rp 12.000,00 + Rp 1.000,00 =Rp 13.000,00
Jadi jumlah bunga adalah Rp 13.000,00. b. Metode persen yang seukuran Metode persen yang seukuran menggunakan satu tahun dihitung 365 hari, sehingga mula-mula bunga dihitung bunga 5 % Sbb :
5 t xMx 100 365 Mxt 5 = x 100 365 Mxt 100 = x 10.000 73
B=
Bilangan
100 1 1 1 1 73 3 30 300
Jadi besar bunga 5% sebanding dengan
Mxt 100 1 1 1 ) x( 1 10.000 73 3 30 300
Bunga yang dimaksud dari soal dihitung dengan metode persen yang sebanding.
Contoh : 1.6.
Modal sebesar Rp 1.000.000,00 dibungakan dengan bunga tunggal 5 % setahunselama 40 hari. Hitung berapa besar bunganya.
Jawab
M = 1.000.000 P=5% T = 40 hari B=
Mxt 1 1 1 ) x( 1+ 10.000 3 30 300
6
Angka bunga =
Mxt 1.000.000x40 4.000 10.000 10.000
Bunga 5 % = 4.000 x ( 1 + 4.000 x 1
= 4.000
4.000 x
1 3
= 1.333,33
4.000 x
1 30
=
133,33
=
13,33
4.000 x
1 300
Jumlah
1 1 1 ) 3 30 300
= 5.479,99
+
Jadi bunga 5 % adalah = Rp 5.479,99. 5. TUGAS KELOMPOK Dengan terlebih dulu membentuk kelompok kerjakan soal – soal dibawah ini ; 1. Hitung 5% di atas seratus dari modal : a. Rp 105.000,00 b. Rp 210.000,00 c. Rp 550.000,00 d. Rp 3.300.000,00 2. Hitung 5% di bawah seratus dari modal : a. Rp 95.000,00 b. Rp 190.000,00 c. Rp 450.000,00 d. Rp 2.850.000,00 3. Hitung jumlah bunga dari modal- modal berikut, jika dibungakan dengan bunga tunggal 6% setahun : a. Modal Rp 1.000.000,00 dibungakan selama 100 hari b. Modal Rp 800.000,00 dibungakan selama 80hari c. Modal Rp 200.000,00 dibungakan selama 30 hari d. Modal Rp 100.000,00 dibungakan selama 15 hari 6. SOAL LATIHAN 1 1. Nisa menabung uang di Bank sebesar Rp 200.000,00 dengan bunga tunggal 5%setahun. Berapa bunga yang diterima Nisa jika uang tersebut ditabung selama 1tahun 6 bulan. 2. Tofa menyimpan uang di Bank sebesar Rp 1.000.000,00 dengan bungga tunggal 8% setiap catur wulan . Hitung besar bunga yang diterima Tofa apabila simpanan tersebut diambil setelah 2 tahun 3 bulan 3. Reza meminjam uang sebesar Rp 600.000,00 dan akan dikembalikan setelah 18 bulan dengan suku bunga pinjaman 2% setiap bulan . Berapa uang yang harus dikembalikan. 4. Rafi meminjam uang sebesar Rp 7.500.000,00 , setelah 10 bulan Rafi mengembalikan pinjaman tersebut sebesar Rp 9.000.000,00. Hitung suku bunga pinjaman tersebut apabila diperhitungkan dengan suku bunga pinjaman bunga tunggal. 5. Asizah meminjam uang di Bank dengan suku bunga tunggal 8% pertahun. Setelah 5 tahun Asizah mengembalikan pinjaman tersebut Rp 9.000.000,00. Berapa uang yang dipinjam asizah semula.
7
c. PERBEDAAN BUNGA DAN DISKONTO Untuk memperjelas pembedakan bunga dengan diskonto, kita lihat Ilustrasi di bawah ini : Kesa meminjam modal sebesar Rp 1.000.000,00 di koperasi “ Usaha Bersama”, dengan perhitung bunga tunggal 10% pertahun , dan akan dikembalikan setahun kemudian. Pada saat meminjan Kesa hanya menerima sebesar Rp 900.000,00 jadi sudah dikurangi bunga sebesar 10% yang jumlahnya Rp 100.000,00. Dari ilustrasi diatas dapat diambil sebuah pengertian bahwa bunga yang dibayarkan pada awal saat menerima pinjaman disebut Diskonto
Jika nilai diskonto = D , jumlah uang yang diterima saat meminjam disebut Nilai Tunai = NT , dan modal yang harus dikembalika disebut nilai Akhir = NA, maka terdapat hubungan sbb: D = NA – Nt a. Diskonto ditinjau dari Nilai Akhir adalah D=
P t x NA x 100 h
,D = Diskonto P = Suku bunga diskonto NA = Nilai akhir t = Waktu pinjaman h = 1, 12 ,dan 360
b. Diskonto ditinjau dari nilai Tunai adalah D=
P NT 100 P
Jadi diskonto di tinjau dari nilai tunai dapat menggunakan rumus P% di bawah seratus.
Contoh: 1.7. Pak Udin meminjam modal dengan suku bunga diskonto 10% setahun. Jika pada saat meminjan hanya menerima Rp 1.800.000,00 , berapa pinjaman yang harus dikembalikan setelah 1 tahun ?
Jawab :
NT = 1.800.000 ; P = 10 , dan t = 1
P NT 100 P 10 = 1.800.000 200.000 90
D=
NA
= NT + D = !.800.000 + 200.000 = 2.000.000.
Jadi, uang yang harus dikembalika setelah 1 tahun adalah Rp 2.000.000,00.
Contoh : 1. 8. Pinjaman sebesar Rp 1.200.000,00 akan dikembalikan 5 bulan kemudian dengan suku bunga diskonto 10 % setahun. Hitung nilai tunai pinjaman tersebut.
8
Jawab. NA = 1.200.000 ; P = 10 ; t = 5
10 5 1.200.000 50.000 100 12
D =
Nt = NA – D = 1.200.000 – 50.000 = 1.150.000 Jadi, nilai tunai pinjaman tersebut adalah Rp 1.150.000,00.
Latihan 1.2. 1. Rafi meminjam uang sebesar Rp 2.500.000,00 dan akan dikembalika 5 tahun kemudian , dengan suku bunga diskonto 10% pertahun. Berapa uang yang harus dikembalikan Rafi ? 2. Pengembalian suatu pinjaman setelah 12 bulan sebesar Rp 1.200.000,00 dengan suku bunga disknto 5% pertahun. Berapa nilai tunai pinjaman tersebut ? 3. Hitung persentase suku bunga diskonto pinjaman sebesar Rp 3.000.000,00 , yang setelah satu tahun dikembalikan Rp 3.300,000,00. 4. Anisa meminjam modal dalam waktu 2 tahun dengan diskonto 7,5% setahun. Berapa besar pinjaman tersebut agar dia menerima uang Rp 1.700.000,00 5. Rita menerima pinjaman sebesar Rp 2.500.000,00 dan setelah 5 tahun Rita mengembalikan pinjaman tersebut sebesar Rp 3.000.000,00. Berapa suku bungs diskonto dari pinjaman tersebut ?.
B.
BUNGA MAJEMUK 1. Pendahuluan Jika kita menyimpan modal sebesar M , dengan suku bunga P% setahun . Maka setelah satu tahun bunga tidak diambil dan menambah modal kemudian ikut berbunga pada tahunberikutnya, dan seterusnya untuk periode- periode berikutnya. Sehingga modal dari tahun ketahun sejumlah bunga dari tahun sebelumnya, maka dikatakan modal tersebut dibungakan atas dasar bunga majemuk. 2 . Perbrdaan Bnga Tunggal dan Bunga Majemuk Untuk memahami perbedaan bunga tunggal dan bunga majemuk , kita pahami 2 conto berikkut ini
Contoh : 1
Ani menabung uang di Bank sebesar Rp 1.000.000,00 , dengan suku bunga tunggal 5% setahun.Hitung uang Ani setelah 4 tahun ! Jawab M = 1.000.000 ; P = 5 ; t = 4 B B
P XMXt 100 5 = X 1.000.000 X 4 100 =
B = 200.000 Jadi jumlah uang Ani setelah 4 tahun adalah = Rp 1.000.000,00 + Rp 200.000,00 = Rp 1.200.000,00.
9
Contoh : 2 Ani menabung uang di bank sebesar Rp 1.000.000,00 , dengan bunga majemuk 5 % setahun. Hitung tabungan Ani setelah 4 tahun !
Jawab
M = 1.000.000 ; i = 0,05 ; n = 4 - Modal tahun I Bunga tahun I ,0,05 X Rp 1.000.000,00 Modal akhir tahun I - Modal tahun II Bunga tahun II = 0,05 X Rp 1.050.000,00 Modal akhir tahun II - Modal tahun III Bunga tahun III = 0,05 X Rp Rp 1.102.500,00 Modal akhir tahun I
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
- Modal tahun IV Bunga tahun IV= 0,05 X Rp 1.157.625,00 Modal akhir tahun IV
Rp 1.157.625,00 Rp 58.881,25 (+) Rp 1.216.506,25
1.000.000,00 50.000,00 1.050.000,00 (+) 1.050.000,00 52.500,00 (+) 1.102.500,00 1.102.500,00 55.125,00 (+) 1.157.625,00
Jadi Tabungan Ani setelah 4 tahun Rp 1.216.506,26 Dari contoh 1 dan contoh 2 diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa dengan modal yang sama, waktu pembungaan juga sama tetapi dengan suku bunga yang berbeda menghasilkan modal akhir yang berbeda. Sistem bunga majemuk menghasilkan nominal bunga yang lebih besar dari pada bunga tunggal.
a. Perhitungan nilai akhir modal 1) Dengan menggunakan rumus Mn = Modal Akhir Mo = Modal Awal
Mn = Mo (1+i ) n
P I= 100
N = Jangka waktu
Contoh : 3
Risa menyimpan uang di bank sebesar Rp 1.000.000,00 dengan bunga majemuk 3% sebulan. Berapa uang Risa setelah 10 bulan ? Jawab M = 1.000.000 ; i = 0,03 ; n =10 Mn = Mo ( 1+ i ) n M10 = 1.000.000 ( 1 + 0,03 ) 10 M10 = 1.000.000( 1,03 )10 , Nilai (1,03)10 dilihat pada daftar bunga I = 1.000.000 X 1,34391638 = 1.343.916,38 Jadi nilai akhir simpanan Risa adalah Rp 1.343.916,38
2) Dengan masa bunga pecahan M
n+a/b
= Mo (1+i ) n ( 1+a/b i)
Dengan a/b masa bunga pecahan
10
Contoh : 4 Adnan menyimpan uang sebesar Rp 1.000.000,00 pada sebuah bank dengan bunga majemuk 3% tiap tahun. Hitung simpanan setelah 2 tahun 4 bulan !
Jawab. M
= 1.000.000 ; i = 0,03 ; n = 2
Mn
= Mo (1+i)n ( 1+
1 tahun 3
1 .i ) 3
Mn = 1.000.000 ( 1,03 )2 ( 1+
1 . 0,03 ) 3
Mn = 1.000.000 ( 1,0909 ) ( 1,01 ) Mn = 1.101.809,00 Jadi simpanan Adnan setelah 2 tahun 4 bulan adalah Rp 1.101.809,00
b. Perhitungan Nilai Tunai Modal. 1) Dengan menggunakan rumus
Mo =
, atau Mo = Mn ( 1+I ) -n
Contoh : 5
Agus menyimpan uang di Bank dengan bunga majemuk 4 % setahun, setelah 12 tahun uang Agus menjadi Rp 6.500.000,00. Berapa uang Agus pada waktu permulaan menyimpan di Bank /
Jawab
Mn = 6.500.000 ; i = 0,04 ; n = 12 Mo= Mn ( 1+i ) –n Mo= 6.500.000( 1,04 )-12,( 1,04 )-12 dapat dilihat dalam daftar bunga II = 6.500.000 X 0,62459705 = 4.059.880,82 Jadi uang Agus pada menyimpan di Bank Rp 4.059.880,82 2) Dengan masa bunga pecahan
NT =
Contoh : 6
Anisa menyimpan uang di Bank selama 5 bulan 5 hari, dengan suku bunga majemuk 2 % sebulan. Ketika diambil ia menerima uang Rp 6.000.000,00. Berapa uang yang disimpan Anisa /
Jawab. NT =
M (1 i ) n(1 a / b)
11
=
6.000 .000 5.416327 ,85 1,1048080 X 1.0033333
Jadi, uang yang disimpan Anisa sebesar Rp 5.416.327,85
C. RENTE 1. PENDAHULUAN Rente adalah deretan / rentetan modal yang dibayarkan atau diterima dalam setiap periode tertentu yang tetap besarnya. Misalnya periode bulanan, triwulan, catur wulan, semester, tahunan dan sebagainya. Jenis-jenis pembayaran yang dapat dikelompokkan sebagai rente antara lain : 1. Pembayaran barang secara kredit 2. Pembayaran angsuran perumahan . 3. Pembayaran asuransi dsb Macam-macam rente : 1. Menurut saat pembayaran angsuran : a. Rente Pranumerando b. Rente Postnumerando 2. Berdasarkan banyaknya : a. Rente terbatas b. Rente Kekal / Rente Abadi 3. Berdasarkan cara pembayaran : a. Rente Langsung b. Rente yang Ditangguhkan.
2. RENTE PRA NUMERANDO a. NILAI AKHIR RENTE PRANUMERANDO. Rente Pra Numerando yaitu rente dengan waktu pembayarannya dilakukan setiap awal periode Andaikan suatu rente pra numerando dengan angsuran sebesar M setiap tahun, selama n tahun dengan suku bunga majemuk i= p% per tahun, maka jumlah nilai akhir dari semua angsuran itu dapat dicari sebagai berikut : Setiap angsuran dibayarkan pada awal tahun yaitu 1 Januari. Nilai akhir dari semua angsuran dihitung pada akhir tahun ke n yaitu 31 Desember tahun ke n sehingga dapat dibuat bagan kalkulasi sebagai berikut : 1
2
3
1/1
1/2
1/3 ...... 1/10
MM
M
..... .
......
.n-2
M
n-1
n
1/11
1 /12
M
M
31/12
M ( 1+i ) M ( 1+i )
1 2
M (1+i )n-2 M ( 1+n )n-1 M ( 1+i )n ( + ) n
M (1 i)
k
k 1
12
Jadi semua nilai akhir modal n
n
Na M(1 i) k
Na A (1 i) k
atau
k 1
k 1
n
Nilai dari
M (1 i)
k
dicari pada tabel III
k 1
Jika Na dihitung dengan deret geometri maka
Na
A (1 i) (1 i) n 1 i
Contoh : 1 Tuan Hadi setiap awal tahun menyimpan uangnya sebesar Rp 20.000,00. Simpanan pertama dilakukan pada tanggal 1 Januari 2001 dan seterusnya setiap tanggal 1 januari menyimpan uang yang sama besarnya. Simpanan itu diperhitungkan dengan suku bunga majemuk 5%/th : a. Hitunglah jumlah simpanan Tuan Hadi sampai dengan tanggal 31 Desember 2006 b. Seperti no. a gunakan rumus deret geometri
Jawab :
Diketahui M = Rp 20.000 i = 5% / th n=6 a. Dengan tabel III n k Na A (1 i) k 1 6 k 20.000 (1 0,05) k 1
(lihat
tabel)
20.000 . 7,14200845 142.840,17 Jadi nilai akhirnya Rp 142.480,17 b. Dengan deret M n Na (1 i) (1 i) 1 i
20.000 0,05
6 (1 0,05){(1 0,05) 1}
420.000 x 0,34009564 142.840,17 Jadi nilai akhirnya Rp 142.840,17
b. NILAI TUNAI RENTE PRANUMERANDO. Sedangkan untuk menghitung nilai tunai rente pra numerando dihitung pada awal periode pertama. Suatu rente pra numerando dengan angsuran sebesar A per tahun selama n tahun dengan suku bunga i= P% pertahun, maka bagan kalkulasi dapat digambarkan sebagai berikut :
13
Tahun ke 1/1 A
1 31/1 A
A (1 i) A (1 i) 2
2 28/2 A
3 ........ ........
........ 31/10 A
n-1 30/11 A
n 31/12
.........
A (1 i) n- 2 A (1 i) n-1
+
Nt A
A A A 2 (1 i) (1 i) (1 i) n1
1 1 1 A 1 2 n 1 (1 i) (1 i) (1 i) A 1 (1 i) 1 (1 i) 2 .......... (1 i) n1
n1 Nt A 1 (1 i) k k 1 n 1
Nilai
(1 i)
k
dicari pada tabel IV jika nilai tunai dihitung dengan deret
k 1
geometri diperoleh rumus:
Nt
A 1 (1 i) 1 n i (1 i)
Contoh : 2
Tuan Ali meminjam uang di Bank dengan suku bunga majemuk 4% tiap semester, untuk melunasi pinjaman itu. Tuan Ali harus membayar Rp 100.000,00 tiap semester selama 5 th. Pembayaran dilakukan setiap awal semester. Berapakah besar uang yang dipinjam tuan Ali tersebut di Bank ?
Jawab. A= Rp 100.000 i = 4% / smt
n= 10 smt Nt = ?
n1 Nt A 1 (1 i) k k 1 9 100.0001 (1 0,04)k k 1 100.0001 7,43533161 100.000(8,43533161) 843.533,16 Jadi uang yang dipinjam tuan Ali sebesar Rp 843.533,16
14
LATIHAN 1 1. Hitunglah nilai akhir dari rente pranumerando dengan angsuran Rp 10.000,00 tiap tahun selama 5 tahun dengan suku bunga majemuk 4% per tahun ! 2. Sebuah rente dengan angsuran Rp 25.000,00 setiap bulan selama 3 tahun dengan suku bunga majemuk 2% per bulan. Hitunglah nilai akhir rente itu jika pembayaran dilakukan setiap awal bulan! 3. Setiap awal bulan Danu menyimpan uangnya di bank dengan jumlah yang sama besar Rp 20.000,00. Kegiatan menyimpan tersebut berlangsung selama 2 bulan lebih 4 bulan. Hitunglah jumlah simpanan Danu pada akhir jangka waktu tersebut jika ditetapkan suku bunga majemuk 1,5% tiap bulan ! 4. Seorang karyawan menabung secara teratur di sebuah bank. Kegiatan itu dimulai pada tanggal 1 Mei 1990, dan seterusnya setiap tanggal 1 bulan-bulan berikutnya menabung dengan jumlah yang sama besar. Pada tanggal 30 Juni 1995, dari jumlah tabungan diambil 80% sehingga sisa tabungan terakhir di bank sebesar Rp 1.108.178,00 dan suku bunga ditetapkan 1,2% tiap bulan. a. Dapat digolongkan ke dalam rente apakah sistem penabungan tersebut ? b. Berapakah jumlah tabungan karyawan itu pada tanggal 30 Juni 1995 sebelum diambil 80% ? c. Berapakah besar uang yang ditabung karyawan itu setiap bulan? 5. Hitunglah nilai tunai dari rente pranumerando dengan angsuran sebesar Rp 40.000,00 tiap kuartal selama 5 tahun dengan suku bunga majemuk 5% per kuartal ! 6. Sebuah rente pranumerando dengan angsuran Rp 10.000,00 tiap bulan selama 2 ½ tahun. Suku bunga 2% per bulan. Berapakah nilai tunai dari rente tersebut? 7. Pada tanggal 1 Januari 1992, Darman meminjam uang di bank. Pinjaman tersebut akan dikembalikan dengan cara angsuran yang sama besar masing-masing Rp 48.600,00 tiap bulan. Pembayaran angsuran dimulai pada tanggal 1 Januari 1992 dan seterusnya setiap tanggal 1 dan berakhir tanggal 1 Desember 1993. Tentukanlan besar pinjaman Darman pada tanggal 1 Januari 1992 yang lalu! 8. Seseorang mendapat pembagian rumah dari Perumnas. Sebagai uang muka, ia harus membayar kontan pada tanggal 1 Januari 1979 sebesar Rp 400.000,00. Selanjuntnya tiaptiap bulan dimulai bulan Januari 1979, ia harus membayar angsuran Rp 30.000,00 selama 20 tahun kepada BTN. Apabila BTN memperhitungkan bunga 9% setahun terhadap sisa pinjaman yang belum dibayar, berapakah harga rumah itu pada tanggal 1 Januari 1979? 9. Dengan menggunakan tabel bunga atau kalkulator carilah nilai dari : 10
(1,02)
a.
36
k
c.
k 1
k
e.
d19 5%
f.
a19 5%
k 1
10
36
1 k k 1 (1,02)
b.
(1,03)
d.
1
(1,035) k 1
k
10. Tentukanlah bahwa : n
(1 i)
a.
k 1
k
(1 i) (1 i) n 1 i
1 1 - (1 i) -n b. (1 i) (1 i) k i k 1 n
k
3. RENTE POST NUMERANDO
a. NILAI AKHIT RENTE POST NUMERANDO Rente Post Numerando yaitu suatu rente yang pembayarannya dilakukan setiap akhir periode dalam jangka waktu tertentu. Suatu rente post numerando dengan pembayaran setiap periode sebesar A per tahun, jangka waktu n tahun dengan tingkat suku bunga sebesar i=P%/th maka jumlah nilai akhir semua angsuran =
15
n 1
Na A A(1 i) k atau k 1
n1 Na A 1 (1 i) k i1 Jika dihitung dengan deret geometri rumus menjadi
Na
A (1 i) n 1 i
Contoh : 3
Sebuah rente post nunerando dengan angsuran Rp 100.000,00 tiap tahun dengan suku bunga majemuk 4%/tahun dalam jangka waktu 6 tahun. Hitung nilai akhir rente itu.
Jawab :
Diketahui : A = 100.000 i = 4% / th n=6 Na = ? n 1
Na A A (1 i) k k 1
5
100.000 100000 (1 0,04)k k 1
100.000 100.000(5,63297546) 100.000 563297,55 663297,55 b. NILAI TUNAI RENTE POST NUMERANDO Nilai tunai rente postnumerando diperhitungkan pada awal periode pertama. Andaikan rente post numerando dengan angsuran sebesar M setiap tahun selama n tahun dengan suku bunga majemuk i=P% per tahun maka bagan kalkulasi nilai tunai dari semua angsuran dapat ditunjukkan sebagai berikut. n
1 Mxan i k k 1 (1 i )
Nt Mx M Nt i
1 n M n 1 1 i 1 1 i i
Contoh : 4
Tuan Hadi meminjam uang kepada Tuan Hamid dengan perjanjian akan dikembalikan dengan angsuran setiap akhir semester. Biasanya angsuran masingmasing adalah Rp 518.000,00 sebanyak 10 kali angsuran. Jika pinjaman itu diperhitungkan dengan suku bunga 5% per semester, maka berapakah besar uang yang dipinjam Tuan Hadi itu ?
Jawab :
Pembayaran angsuran pinjaman itu sesuai dengan rente (mengapa?) M = 518.000 i = 5% = 0,05 n = 10
postnumerando
16
Besar pinjaman Tuan Hadi sesuai dengan jumlah semua nilai tunai angsuran itu, maka Nt = M x an i = 518.000 x a10 5% Nt = 518.000 x 7,72173493 Nt = 3.999.858,69 atau bila dihitung dengan rumus deret
M 1 (1 i) n i 518.000 Nt (1 0,613913125) 0,05 Nt 10.360.000x0,38608675 Nt 3.999.858,73 Nt
Jadi: besar uang yang dipinjam Tuan Hadi adalah sebesar Rp 3.999.858,65 atau Rp 3.999.858,73 atau jika dibulatkan menjadi Rp 4.000.000,00
LATIHAN 2 1. Sebuah rente dengan angsuran Rp 25.000,00 yang dibayarkan setiap akhir bulan selama 3 tahun. Harga nilai akhir dari rente itu jika dasar bunga 2 ½ % tiap bulan! 2. Sebuah rente dengan angsuran Rp 10.000,00 tiap bulan selama 2 ½ tahun. Suku bunga majemuk 2% tiap bulan. Jika pembayaran angsuran dilakukan setiap akhir bulan, hitunglah nilai tunai dari rente tersebut ! 3. Pada awal tahun 1980 Tuan Hardi memperoleh pinjaman dari sebuah bank. Pinjaman itu akan dilunasi dengan cara angsuran yang sama besar yang dibayarkan setiap akhir tahun selama 15 tahun. Angsuran pertama dibayarkan pada akhir tahun 1980 dan seterusnya. Bank itu menetapkan suku bunga pinjaman 15% per tahun 1980 dan seterusnya. Bank itu menetapkan suku bunga pinjaman 15% per tahun. Pada waktu menerima uang pinjaman itu Tuan Hardi dikenakan biaya administrasi sebesar 1 1/2 % yaitu Rp 30.000,00 a. Berapakah besar uang yang dipinjam tuan Hardi pada awal tahun 1980 tersebut ? b. Berapakah besar angsuran yang dibayarkan setiap akhir tahun ? 4. Tuan Hasta mengambil sebuah rumah dari KPR-BTN dengan angsuran sebesar Rp 1.405.750,00 per tahun selama 20 tahun. Pembayaran angsuran dilakukan setiap akhir tahun. Bila bank BTN menetapkan suku bunga 12% per tahun, berapakah harga kontan sebuah rumah BTN tersebut ? 5. Nilai kontan dari sebuah rente postnumerando dengan angsuran Rp 6.800,00 per kuartal selama 3 tahun adalah Rp 26.700,00. Berapakah besar suku bunga yang dikenakan pada angsuran tersebut?
4. RENTE KEKAL Dimuka telah diterangkan bahwa rente kekal atau rente abadi adalah rente dengan banyaknya angsuran tak hingga ( n = ~ ) sehingga hanya nilai tunai saja yang dihitung, sedangkan nilai akhirnya tidak dapat dihitung jumlahnya.
a. Rente Kekal Pranumerando Bagan kalkulasi nilai tunai dari rente kekal pranumerando dengan angsuran sebesar M dengan suku bunga i= p% tiap periode dapat ditunjukkan seperti berikut :
Nt
M M (1 i) atau Nt M i i
Contoh : 5
Hitunglah nilai tunai dari rente pranumerando kekal dengan angsuran sebesar Rp 10.000,00 setiap bulan dengan suku bunga majemuk 2% per bulan !
Jawab :
M = 10.000 i = 2 % = 0,02
17
Nt
M 10.000 M 10.000 i 0,02 510.000
Jadi, nilai tunai rente kekal pranumerando adalah Rp 510.000,00
b. Rente Kekal Postnumerando
Bagan kalkulasi nilai tunai dari rente kekal pranumerando dengan angsuran sebesar M tiap tahun dengan suku bunga i= P% per tahun (periode) dapat ditunjukkan sebagai berikut :
N1 Contoh : 6
M i
Sebuah perusahaan mempunyai kewajiban membayar kepada pemerintah setiap tahun sebesar Rp 50.000,00 untuk selama-lamanya. Pembayaran dimulai pada tanggal 31 Desember 1998. Apabila perusahaan itu ingin menyelesaikan kewajiban itu sekaligus pada tanggal 1 Januari 1998, berapakah perusahaan itu harus membayar kepada pemerintah jika diperhitungkan suku bunga majemuk 8% setahun?
Jawab :
Cara pembayaran itu dapat digolongkan sebagai rente kekal postnumerando dengan M= 50.000 dan i = 8%. Jumlah yang harus dibayarkan sesuai dengan nilai tunai dari rente kekal postnumerando adalah
N1
M 50.000 625.000 i 0,08
Jadi yang harus dibayar oleh perusahaan adalah Rp 625.000,00
LATIHAN 3 1. Hitunglah nilai tunai dari rente kekal pranumerando dengan angsuran sebesar Rp 10.000,00 per tahun dengan suku bunga 5% setahun ! 2. Nilai tunai dari sebuah rente kekal pranumerando adalah Rp 300.000,00. Jika besar suku bunga 20% tiap periode, tentukan besar angsuran per periode ! 3. Rente kekal postnumerando dengan angsuran sebesar Rp 25.000,00 dari suku bunga 4% tiap periode. Hitunglah besarnya nilai tunai dari rente tersebut ! 4. Sebuah rente postnumerando kekal dengan angsuran Rp 5.000,00 tiap kuartal. Jika nilai tunai dari rente itu Rp 250.000,00 tentukanlah besarnya suku bunga itu ! 5. Suatu yayasan mempunyai kewajiban abadi untuk membayar kepada pemerintah sebesar Rp50.000,00 setiap tanggal 31 Desember. Pembayaran dimulai tangal 31 Desember 1998 dan seterusnya. Yayasan itu ingin menyelesaikan kewajiban tersebut dengan membayar sekaligus pada tanggal 1 Januari 1998. berapakah besar uang yang harus dibayarkan oleh yayasan itu kepada pemerintah pada tanggal 1 Januari 1998, apabila dihitung berdasarkan suku bunga 6% setahun ? 6. Seorang meminjam uang di sebuah bank. Pinjaman itu akan dilunasi dengan angsuran yang sama besar setiap akhir bulan Rp 55.600,00 sebanyak 24 kali angsuran bulanan. Angsuran pertama dibayarkan setelah 5 bulan sejak pinjaman itu diterima pada awal bulan pertama. Berapakah besar pinjaman orang itu jika diperhitungkan dengan suku bunga majemuk 1 ½ setiap bulan ? 7. Pada tanggal 1 Januari 1997, Arman mendapat pinjaman dari sebuah bank sebesar Rp 5.000.000,00. Pinjaman itu akan dilunasi dengan cara angsuran yang sama besar, dan dibayarkan setiap tanggal 31 Desember. Angsuran pertama akan dibayarkan dibayarkan pada tanggal 31 Desember 2000 dan seterusnya hingga tanggal 31 Desember 2009. Berapakah besarnya angsuran yang dibayarkan setiap tanggal 31 Desember tersebut jika diperhitungkan dengan suku bunga 6% setahun ? 8. Sebuah perusahaan mendapat pinjaman dari pemerintah dengan syarat pengembalian dengan angsuran abadi dan dibayarkan setiap awal tahun sebesar Rp 100.000,00. Jika pinjaman itu diberikan pada awal tahun 1991 dan pembayaran angsuran dimulai pada awal tahun 1995, berapakah besar pinjaman yang diberikan dari pemerintah itu pada awal tahun 1991 jika dihitung berdasarkan suku bunga 8% per tahun?
18
D.
ANUITAS 1. PENDAHULUAN Ada beberapa cara melunasi suatu pinjaman. Apabila pinjaman tersebut dilunasi dengan angsuran yang tetap besarnya dalam periode tertentu, maka angsuran tersebut di sebut anuitas. Setiap anuitas ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian untuk membayar bunga dan bagian untuk membayar angsuran pinjaman. Apabila : An = Anuitas tahun ke-n, bn= bunga pinjaman ke-n, dan an= angsuran tahun ke-n, maka diperoleh hubungan sebagai berikut :
An = an + bn
untuk k=1,2,3,.....
Oleh karena setiap anuitas sama besarnya maka : An + 1 = An a n + 1 + bn + 1 = a n + bn an + 1 = a n + b n – bn + 1 Nilai dari bn – bn + 1 adalah selisih bunga dari pinjaman tahun ke-n dengan bunga dari pinjaman tahun ke-n + 1 yaitu dari bagian angsuran pada anuitas ke-n (an) Jadi, diperoleh :
A2 + =an + an.i
an + 1 = an (1+i)
atau
Dari rumus di atas untuk nilai n= 1,2,.....berturut-turut membentuk deret geometri dengan rasio (1+i). a2 = a1 (1+i) a3 = a2 (1+i)= a1 (1+i) (1+i) = a1(1+i)2 a4 = a3 (1+i)= a1 (1+i)2(1+i) = a1 (1+i)3 .
.
.
.
.
.
= a1(1+i)n-1
an =
2. MENGHITUNG ANUITAS DENGAN DERET DAN TABEL BUNGA Jika diketahui besar pinjaman = M, banyaknya anuitas adalah n yang dibayar sesudah satu periode dari pelaksanaan pinjaman, dengan dasar bunga i=p% dan besarnya anuitas setiap periode=A, maka untuk menentukan nilai A (anuitas) ini dapat dicari sebagai berikut : M
Periode ke-1
2
3....
n
M (1 i)
M (1 i)2 M (1 i)3 M (1 i)2 Jumlah nilai tunai dari n anuitas tersebut harus sama dengan besarnya pinjaman (M)
19
M
A
A
1 i) 1 i)
2
A
1 i)
3
........
A
1 i)
n
(PI)
Untuk mencari besarnya nilai A dari persamaan (PI) di atas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara deret dan tabel bunga. a. Dengan Cara Deret Persamaan (PI) di atas ruas kanannya adalah merupakan deret geometri dengan :
a
A 1 ;r ; dan S n M (1 i) (1 i)
Maka di peroleh =
Sn M a
1 rn (1 r)
1 1 A (1 i) n M (1 i) 1 1 (1 i)
1 1 (1 i) 2 A (1 i) 1 M (1 i) (1 i) A 1 M 1 1 (1 i) n
Sehingga :
A
M.i 1 1 (1 i) n
b. Dengan Cara tabel bunga Untuk menghitung anuitas dengan cara deret digunakan rumus A
sedangkan untuk menentukan nilai
M.i ; 1 1 (1 i) n
1 dapat dicari pada tabel dengan kode (1 i) n
An atau An i. Sehingga rumus untuk menghitung anuitas dengan tabel dapat ditulis sebagai berikut :
A
M.i 1 A n i
Untuk menentukan besarnya anuitas dengan tabel terbatas untuk nilai 1≤ n ≤ 50 dan nilai i=1 ½%, 2 ½%, 3%, 3 ½%, 4%, 4 ½%, 5%, 5 ½% dan 6%. Selain dari nilai itu, cara menghitung menggunakan kalkulator.
20
Contoh : 1 Pinjaman sebesar Rp 5.000.000,00 akan dilunasi dengan 6 anuitas tahunan. Anuitas pertama dibayar sesudah satu tahun setelah pinjaman diterima dengan dasar 16% setahun. Berapakah besar anuitas tersebut ?
Jawab :
M = 5.000.000,00 i = 16% = 0,16 n =6 M.i 5.000.000 (0,16) 1 A nilai dicari dengan kalkulator 6 6 1 (1,16) 1 1 n 1 (1 i) 16
800.000 (1 0,41044225 )
800.000 0,58955775
1.3563949, 34
3. MENGHITUNG ANUITAS DENGAN NOTASI SIGMA DAN TABEL BUNGA Dari persamaan (PI) di peroleh :
1 1 1 ........ 1 i) 1 i) 2 n 1 i)
M A
n M A k 1
Nilai
n k 1
1 (1 i) k
1 (1 i) k
atau A
atau
M A i n
n - k Atau A i dicari pada daftar bunga IV (1 i) n k 1
Contoh Soal : Utang sebesar Rp 1.000.000,00 akan dilunasi dengan 15 anuitas bulanan. Anuitas pertama dibayar 3 bulan setelah penerimaan uang. Tentukan besarnya anuitas, jika diperhitungkan bunga 2% perbulan ! Jawab : M = 1.000.000,00 ; n= 15 ; dan i= 2% = 0,02 Berhubung anuitas pertama dibayar 3 bulan setelah penerimaan pinjaman M, M(1+i) , M(1+i)2 , Tahun 1 II III Berarti setelah 3 bulan pinjaman tersebut menjadi pinjaman baru yang bernailai M (1+i)2
A
M(1 i) 2 n 1 k k 1 (1 i)
1.000.000 (1,02)2 lihat daftar IV 15 1 k k 1 (1,02) 1.040.400 A 12,84926350 A 80.969,62 A
21
4. MENGHITUNG SISA PINJAMAN YANG DILUNASI Jika pinjaman sebesar M yang dilunasi dengan n anuitas sebesar A dengan perhitungan bunga i=p%, maka setelah pembayaran anuitas ke-m terdapat sisa pinjaman sebesar (Sm). Besarnya sisa pinjaman (Sm) ini dapat dihitung dengan empat cara, yaitu sebagai berikut :
Cara : 1
Sisa pinjaman sesudah anuitas ke-m = pokok pinjaman dikurangi jumlah m angsuran yang sudah dibayar. Sm = M-(a1 + a2 + a3 + ......+ am) = M-(a1 + a1 (1+i)1 + a1(1+i)2+ ......+ a1 (1+i)m-1) = M-(a1(1+(1+i) + (1+i)2 + ..........+ (1+i)m-1)
m1 Sm M a1 1 (1 i) k atau Sm M a1 (1 Sm1 i) k 1 m 1
(1 i)
Nilai
k
atau S m1 i dicari dalam daftar III
k 1
Contoh : Suatu pinjaman Rp 500.000,00 dilunasi dengan 10 anuitas tahunan atas dasar bunga 5 ½ % setahun. Hitunglah sisa pinjaman sesudah pembayaran anuitas ke-5 ! Jawab : M = 500.000;
n= 10; dan i=5 ½%= 0,055
Anuitas :
A
M n 1 k 1 1 i
k
500.000 10 1 k 1 1,055
k
lihat daftar IV
500.000 (7,5376258 3)
66.333,88 Bunga tahun 1 = b1 = Mei = 500.000 ( 5 ½%) = 27.500 Pelunasan untuk tahun 1:
a1
= A – b1 = 66.333,88 – 27.500 = 38.833,88
Sisa pinjaman sesudah anuitas ke-5 adalah : Sm = M – a1 (1 + Sm-1 i) S5 = 500.000 – 38.833,88 (1 + S4 5 ½%) daftar III S5 = 500.000 – 38.833,88 ( 1 + 4,58109103) S5 = 500.000 – 216.735,42 S5 = 283.264,58 Jadi, sisa pinjaman setelah anuitas ke-5 adalah Rp 283.264,58.
22
Cara. 2 Sisa pinjaman setelah pembeyaran anuitas ke –m adalah jumlah semua angsuran yang belum dibayar. Sm = am+1 + am+2 + am+3 + ... + an = a1 (1+i)
m
+a1 (1+ i)
m+1
+a1(1+i)m+2 + ... + a1(1+i)n-1
m 1 n1 Sm = a1 (1 i) k (1 i) k k 1 k 1
Contoh
Suatu pinjaman sebesar Rp 1.000.000,00 akan dilunasi dengan 10 anuitas tahunan, atas dasar bunga 5 % setahun. Tentukan : a) Besarnya anuitas b) Besar angsuran I c) Sisapinjaman setelah pembayaran ke-6 Jawab M= 1.000.000 ; n= 10 ; i= 0,05 a.
A
=MX
1
(1 i)
= 1.000.000 X
k
1 10
(1 i)
; k
k 1
1 10
(1 i)
lihat dalam daftar bunga V k
k 1
= 1.000.000 X 0,12950457 = 129.504,57 Jadi besar anuitas Rp 129.504,57 b.
a1
= A – iM = 129.504,57 – ( 0,05) . 1.000.000 = 129.504,57- 50.000 = 79.504,57 Jadi besar angsuran I = Rp 79.504,57
c.
m 1 n1 k ( 1 i ) (1 i) k k 1 k 1
Sm
= a1
S6
= 79.504,57
5 9 k 1 , 05 1,05k k 1 k 1
= 79.504,57 ( 11,57789254 – 5,801911281 ) = 79.504,57 ( 5,77598126 ) = 45.921,68 Jadi sisa pinjaman setelah pembayaran anuitas ke -6 adalah Rp79.504,57
Cara 3.
Sisa pinjaman setelah pembayaran anuitas ke –m nilainya sama dengan jumlah semua anuitas yang belum dibayarkan. Sm=
A A A A ... 2 3 (1 i ) (1 i ) (1 i ) (1 i ) n m
=A X
1 1 1 1 ... 2 3 n m (1 i) (1 i) (1 i) (1 i) 23
Sm = A X
Contoh 4 Suatu pinjaman sebesar Rp 1.000.000,00 akan dilunasi dengan 10 anuitas tahunan, atas dasar bunga 5 % setahun. Tentukan : a. Besarnya anuitas b. Besar angsuran I c. Sisapinjaman setelah pembayaran ke-6 Jawab M= 1.000.000 ; n= 10 ; i= 0,05 a. A = M X
1
(1 i)
= 1.000.000 X
k
1 10
(1 i)
1
;
10
(1 i)
k
k 1
Dilihat dalam daftar bunga V k
k 1
= 1.000.000 X 0,12950457 = 129.504,57 Jadi besar anuitas Rp 129.504,57 b. a1 = = = =
A – iM 129.504,57 – ( 0,05) . 1.000.000 129.504,57- 50.000 79.504,57
Jadi besar angsuran I = Rp 79.504,57 . nm
c.
Sm = A X
(1 i)
k
k 1
4
S6 = 129.504,57 X
1
(1,05) k 1
k
= 129.504,57 X 3,54595050 = 45.921,68 Jadi sisa pinjaman setelah pembayaran anuitas ke- 6 adalah Rp 45.921,68
Cara 4.
Untuk menghitung sisa pinjaman dengan cara ke- 4 sbb : B1 = i X M B2 = i X S 1 B3 = i X S 2 Sm = . . . . . . Bm+1= i X Sm Contoh Suatu pinjaman sebesar Rp 1.000.000,00 akan dilunasi dengan 10 anuitas tahunan, atas dasar bunga 5 % setahun. Tentukan : a. Besarnya anuitas b. Besar angsuran I c. Sisapinjaman setelah pembayaran ke-6
24
Jawab M= 1.000.000 ; n= 10 ; i= 0,05 a.
A
=MX
1
(1 i)
= 1.000.000 X
k
1 10
(1 i)
; k
k 1
1 10
(1 i)
lihat dalam daftar bunga V k
k 1
= 1.000.000 X 0,12950457 = 129.504,57 Jadi besar anuitas Rp 129.504,57 b. a1
= A – iM = 129.504,57 – ( 0,05) . 1.000.000 = 129.504,57- 50.000 = 79.504,57 Jadi besar angsuran I = Rp 79.504,57
c.
a7
= a1 X (1+i )
6
= 79.504,57 X ( 1,05 ) 6 = 79.504,57 X 1,34009564 = 106.543,73 B7
S6
= A – a7 =129.504,57 - 106.543,73 = 22.960,84 =
=
B61 i
22 .960 ,84 = 459.216,84 0,05
Jadi sisa pinjaman setelah pembayaran anuitas ke-6 adalah Rp 106.543,73
5. ANUITAS YANG DIBULATKAN Untuk mempermudah pengadministrasian dalam bidang perbankan atau badan perkreditan , biasa pembayaran angsuran berupa bilangan yang bulat. Untuk itu biasa pembayaran anuitas dibulatkan keatas atau ke bawak sampai kelipatan tertentu sesuai dengan kesepakatan peminjam dan pemilik modal. a. Anuitas yang dibulatkan ke atas. Untuk Anuitas yang dibulatkan ke atas , akan terjadi kelebihan pembayaran tiap periode, sehingga pada pembayaran anuitas terakhir akan diperhitungkan . Pembayaran Anuitas terakhir akan dikurangi jumlah kelebihan pembayaran dari pembayaran anuitas I sampai Anuitas yang terakhir. Contoh : 1 Nita meminjam modal sebesar Rp 2.000.000,00 akan dilunasi dengan 7 anuitas bulanan denganbunga 5% sebulan.Anuitas dibulatkan ke atas sampai kelipatan Rp 1.000,00 terdekat. Hitung : a. Besar pembayaran anuitas tiap bulan b. Pembayaran anuitas terakhir c. Buat tabel rencana pelunasan
25
Jawab Diket : M = 2.000.000 ; n = 7 ; i = 0,05 a. A = M x
1 n
(1 i)
k
k 1
= 2.000.000 X
1 7
(1,05)
k
k 1
= 2.000.000 X 0,17281982 = 345.639,64 Jika anuitas dibulatka ke atas sampai kelipatan Rp 1.000,00 ( A+) A+ = Rp 346.000,00. b. Pembayaaaran terakhir a1 = (A+) – i M = 346.000 – 0,05 x 2.000.000 = 346.000- 100.000 = 246.000 Jumlah Kelebihan dari semua angsuran adalah : ( N+) =( a1 + a2 + a3 + ... + a7 ) - M = a1 X
6
1 (1,05 ) k
M
k 1
= 246.000 x ( 1 + 7,14200845 ) – 2.000.000 = Rp 2.934,08 Jadi , pembayaran anuitas terakhir = ( a+) – ( N+) = Rp 346.000 – Rp 2.934,08 = Rp 343.065,92. c.
Tabel Rencana pelunasan
Tahun ke
Pijaman awal (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
2.000.000 1.754.000 1.495.700 1.224.485 939.709,25 640.694,71 326.729,45
Anuitas =345,639,64 Bunga (Rp) 100.000 87.700 76.785 61.224,25 46.985,46 32.034,74 16.336,47
JUmlah
Angsuran (Rp) 246.000 258.300 271.215 284.775,75 299.014,54 313.965,26 326.729,45
Sisa Pinjaman akhir tahun (Rp) 1.754.000 1.495.700 1.224.485 939.700 640.694,71 326.729,45 0
2.000.000
b. Anuitas yang dibulatkan ke bawah. Untuk Anuitas yang dibulatkan ke bawah , akan terjadi kekurangan pembayaran tiap periode, sehingga pada pembayaran anuitas terakhir akan diperhitungkan . Pembayaran Anuitas terakhir akan ditambah dengan jumlah kekurangan pembayaran dari pembayaran anuitas I sampai Anuitas yang terakhir Contoh : 1 Nita meminjam modal sebesar Rp 2.000.000,00 akan dilunasi dengan 7 anuitas bulanan denganbunga 5% sebulan.Anuitas dibulatkan ke bawah sampai kelipatan Rp 1.000,00 terdekat. Hitung : a. Besar pembayaran anuitas tiap bulan b. Pembayaran anuitas terakhir c. Buat tabel rencana pelunasan Jawab
26
Diket : M = 2.000.000 ; n = 7 ; i = 0,05 a. A = M x
1 n
(1 i)
k
k 1
= 2.000.000 X
1 7
(1,05)
k
k 1
= 2.000.000 X 0,17281982 = 345,639,64 Jika anuitas dibulatka ke atas sampai kelipatan Rp 1.000,00 ( A-) A- = Rp 345.000,00. b. Pembayaaaran terakhir a1 = (A+) – i M = 345.000 – 0,05 x 2.000.000 = 345.000- 100.000 = 245.000 Jumlah kekurangan dari semua angsuran adalah : ( N+) = M - ( a1 + a2 + a3 + ... + a7 ) =
M - a1 X
= 2.000.000 -
6
1 (1,05 ) k
k 1
245.000 X ( 1 + 7,14200845 )
= 2.000.000 – ( 245.000 X 8,14200845 ) = 2.000.000 – 1.994.792,07 = 5.207,93 Jadi,jumlah kekurangan pembayaran anuitas dari pertama sampai anuitas terakhir adalah Rp 5.207,93. c.
Tabel Rencana pelunasan
Tahun ke
1 2 3 4 5 6 7
Pijaman awal
2.000.000 1.754.000 1.495.700 1.224.485 939.709,25 640.694,71 326.729,45
(Rp)
Anuitas =345,639,64 Bunga (Rp) 100.000 87.700 76.785 61.224,25 46.985,46 32.034,74 16.336,47
JUmlah
E.
Sisa Pinjaman akhir tahun (Rp) Angsuran (Rp) 246.000 258.300 271.215 284.775,75 299.014,54 313.965,26 326.729,45
1.754.000 1.495.700 1.224.485 939.700 640.694,71 326.729,45 0
2.000.000
ANUITAS PINJAMAN DENGAN OBLIGASI Sistem pembayaran anuitas dapat juga dilakukan dengan obligasi. Obligasi adalah surat perjanjiantertulis tentang pembayaran uang yang jumlah dan tanggalnya sudah ditentukan. Pada surat obligasi tertulis : 1. Tanggal pengeluaran obligasi 2. Nilai nominal setiap obligasi 3. Suku bunga pinjaman 4. Tanggal pembebasan 5. Nilai emisi Pembayaran anuitas dengan obligasi dengan cara memecah jumlah pinjaman dengan obligasi yang lebih kecil nilainya, misalnya menjadi kelipatan Rp 1.000,00 ; kelipatan Rp 10.000,00 dan sebagainya.
27
Jika ada kekurangan pembayaran ( saldo ) dari pembayaran anuitas , maka akan diperhitungka pada pembayaran anuitas berikutnya.
Contoh
Pinjaman obligasi 5% sebulan sebesar Rp 100.000,00, akan dilunasi dengan selama 4 bulan, denga 100 obligasi masing-masing obligasi bernilai Rp 10.000,00. a. Hitung besar anuitasnya b. Buat rencana pelunasanya. Jawab Diket : M = 100.000 ; i = 0,05 ; n = 4
a. Besar anuitas tiap bulan A=MX
1 4
(1 i)
k
k 1
A = 100.000 X
1 4
(1,05)
k
k 1
A = 100.000 X 0,28201183 A = 28.201,18 Jadi besar anuitas adalah Rp 28.201,18
b. Rencana pelunasan
Akhir bulan 1 Anuitas = Rp 28.201,18 Bungabulan 1: 0,05 X 100.000 = Rp 5.000,00 (–) Tersedia untuk cicilan = Rp 23.201,18 Terpakai untuk cicilan ( 2 lembar ) = Rp 20.000,00 (–) Sisa angsuran bulan = Rp 3.201,18 Sisa pinjaman bulan 1 = Rp 100.000,00 – Rp 20.000,00 = Rp 80.000,00 Akhir bulan 2 Anuitas = Rp 28.201,18 Sisa angsuran tahun 1 = Rp 3.201,18 Bunga sisa angsuran: 0,05 x Rp 3.201,18 = Rp 160,06 (+) = Rp 31.562,42 Bungabulan 1: 0,05 X 80.000 = Rp 4.000,00 (–) Tersedia untuk cicilan = Rp 27.562,42 Terpakai untuk cicilan ( 2 lembar ) = Rp 20.000,00 (–) Sisa angsuran bulan 2 = Rp 7.562,42 Sisa pinjaman bulan 2 = Rp 80.000,00 – Rp 20.000,00 = Rp 60.000,00 Akhir bulan 3 Anuitas Sisa angsuran tahun 2 Bunga sisa angsuran: 0,05 x Rp 7.562,42
= Rp 28.201,18 = Rp 7.562,42 = Rp 378,21 (+) = Rp 36.141,81 Bunga bulan 2: 0,05 X 60.000 = Rp 3.000,00 (–) Tersedia untuk cicilan = Rp 33.141,81 Terpakai untuk cicilan (3 lembar ) = Rp 30.000,00 (–) Sisa angsuran bulan = Rp 3.141,81 Sisa pinjaman bulan 1 = Rp 60.000,00 – Rp 30.000,00 = Rp 30.000,00 Akhir bulan 4 Anuitas Sisa angsuran tahun 3 Bunga sisa angsuran: 0,05 x Rp 3.141,81
= = = =
Rp 28.201,18 Rp 3.141,81 Rp 157.09 (+) Rp 31.500,08
28
Bunga bulan 2: 0,05 X 30.000 Tersedia untuk cicilan Terpakai untuk cicilan (3 lembar ) Sisa angsuran bulan Sisa pinjaman bulan 1 = Rp 30.000,00 – Rp = Rp 0
F.
= Rp 1.500,00 (–) = Rp 30.000,08 = Rp 30.000,00 (–) = Rp 0.08 ( lunas ) 30.000,00
Penyusutan 1. PENGERTIAN PENYUSUTAN Pemakaian aktiva tetap dalam periode tertentu akan pengakibatkan penurunan nilai maupun penurunan daya guna. Oleh karena itu sebuah perusahaan harus menyisihkan sebagian hasilnya untuk dilokasikan terhadap penurunan nilai suatu aktiva pada periode tertentu. Proses pengalokasian dana untuk biaya perolehan secara periodik suatu perusahaan disebut Penyusutan atau Depresiasi. 2. PENGERTIAN AKTIVA Kekayaan perusahaan atau aktiva yaitu segala sumber ekonomi yang berupa harta benda dan hak-hak yang dimiliki perusahaan dapat berupa aktiva lancar dan aktiva tetap. a. Aktiva lancar adalah berupa uang tunai atau aktiva lain yang dapat dicairlkan menjadi uang tunai , dapat dijual atau dipakai habis. b. Aktiva tetap adalah aktiva yang digunakan untuk melakukan operasional dalam menjalankan usaha perusahaannya, dapat bersifat tahan lama dan atau permanen atau dapat dipakai lebih dari satu periode. Aktiva tetap dapat terwujud memiliki sifat fisik misalnya : Tanah, Mesin, Kendaraan, Peralatan dll Aktiva tetap tak terwujud, aktiva yang tidak mempunyai sifat fisik tetapi memiliki nilai uang karena kekuatan hukumnnya, misalnya : Hak paten, Merek dagang, dansebagainya. 3. PERHITUNGAN PENYUSUTAN a. METODE GARIS LURUS Metode garis lurus disebut juga metode persentase tetap terhadap harga awal pembelian, sehingga penyusutan tiap-tiap periode dengan metode ini sama besarnya. Jika harga awal pembelian aktiva (A), perkiraan umur manfaat (n) dan dan nilai sisa / residu (S) , maka besar nilai penyusutan tiap periode (D) adalah : D=
AS n
Persentase penyusutan jika dinyatakan (r) : r=
D X 100% A
Contoh 1. Pak Joko membeli mobil dengan harga Rp 15.000.000,00 . Setelah 5 tahun mobil tersebut dijual dengan harga Rp 7.500.000,00 .
29
Tentukan : a. Penyusutan tiap tahun b. Persentase penyusutan c. Nilai akhir buku tahun ke-4 d. Buat tabel penyusutan Jawab; A= 15.000.000 ; n = 5 ; S= 7.500.000
AS n 15.000.000 7.500.000 = 5 7.500.000 = 5
a. D
=
= 1.500.000 Jadi penyusutan tiap tahun adalah Rp 1.500.000,00
D X 100% A 1.500.000 X 100% = 10 % = 15.000.000
b. r
=
Jadi persentase penyusutan adalah 10 % c.
Nilai akhir buku tahun ke-4 Sn = A – n D = 15.000.000 – 4 ( 1.500.000 ) = 15.000.000 – 6.000.000 = 9.000.000 Jadi nilai buku akhir tahun ke -4 adalah Rp 9.000.000,00
d. Tabel penyusutan Tahun
Nilai buku awal tahun
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
( Rp )
( Rp )
( Rp )
Nilai Buku Akhir Tahun ( Rp )
0
0
0
0
15.000.000
1
15.000.000
1.500.000
1.500.000
13.500.000
2
13.500.000
1.500.000
3.000.000
12.000.000
3
12.000.000
1.500.000
4.500.000
10.500.000
4
10.500.000
1.500.000
6.000.000
9.000.000
5
9.000.000
1.500.000
7.500.000
7.500.000
b. METODE SALDO MENURUN Perhitumgam penyusutan dengan metode ini berdasarkan pada persentase tetap terhadap nilai buku, sehingga nilai penyusutan tiap- tiap periode tidak sama, karena nilai buku tiap tahun juga berbeda. Jika biaya perolehan Aktiva adalah A, perkiraan umur manfaat adalah n serta nilai sisa adalah S dan persentase penyusutan adalah r , maka : Nilai buku akhir tahun ke-1 : = A- rA = A ( 1- r ) -
Nilai buku akhir tahun ke-2 : = A ( 1- r )- rA ( 1- r ) = A ( 1- r ) ( 1 – r ) = A ( 1- r )2
30
-
Nilai buku akhie tahun ke- 3: = A ( 1- r )2- rA ( 1- r )2 = A ( 1- r )2( 1- r ) = A ( 1- r )3 Dari perhitungan diatas diperoleh , nilai buku akhir tahun ke- n = A ( 1- r )n Jika nilai buku akhir tahun ke- n adalah sama dengan nilai residu, maka : S = A ( 1- r )n
S (1 r ) n A
Didapat
S
1–r= n
A S
r=1– n
A
Contoh 2. Biaya perolehan suatu aktiva Rp 81.000,00 dengan perkiraan umur manfaat 3 tahun mempunyai nilai sisa Rp 3.000,00. Dengan metode saldo menurun,tentukan : a. Persentase penyusutan b. Nilai buku akhir tahun ke- 2 c. Buat tabel penyusutan Jawab. A = 27.000 ; n = 3 ; S = 3.000. a. Persentase penyusutan r = 1= 1= 1-
S A
n
3.000 81.000 1 27
3
3
= 1 – 0,33 = 0,67 67 % Jadi persentase penyusutan adalah 67 % b. Nilai buku akhir tahun ke-2 Sn = A ( 1-r ) n S2 = 81.000 ( 1- 0,667 )2 = 9.000 Jadi nilai buku akhir tahun ke – 2 adalah Rp 9.000,00 c. tabel penyusutan Tahun
Nilai buku awal tahun
Persentase penyusutan
Beban Penyusutan
( Rp )
Nilai Buku Akhir Tahun
( Rp )
( Rp )
0
0
0
0
81.000
1
81.000
67 %
54.000
27.000
2
27.000
67 %
18.000
9.000
3
9.000
67 %
6.000
3.000
Latihan 4.1
31
1. Mesin komputer dibeli dengan harga Rp 4.000.000,00 . Dengan perkiraan umur manfaat 5 tahun dijual dengan harga Rp 1.500.000,00 . Dengan metode garis lurus , tentukan : a. Penyusutan tiap tahun b. Persentase penyusutan c. Nilai buku akhir tahun ke- 3 d. Buat tabel penyusutannya. 2. Harga perolehan suatu aktiva Rp 5.000.000,00 . Penyusutan tiap tahun sebesar 5 % dari nilai buku. Tentukan : a. Nilai buku sampai akhir tahun ke -4 b. Beban penyusutan pada tahun ke- 3 c. Buat tabel penyusutannya. 3. Suatau aktifa sebesar Rp 10.000.000,00 mempunyai nilai sisa Rp 10.000,00 dengan perkiraan umur manfaat 3 tahun. Dengan metode persentase tetep, tentukan : a. Besar persentase penyusutan b. Beban penyusutan pada tahun ke – 2 c. Buat tabel penyusutan. c. METODE SATUAN JAM KERJA Perhitungan dengan metode ini, maka penyusutan tiap tahun tergantung pemakaian jam kerja masing- masing tahun. Apabila penyusutan pada tahun tertentu dinyatakan r, maka dapat dihitung dengan rumus : r=
AS , n
n = Jumlah jam kerja
Contoh 3. Sebuah mesin produksi dibeli dengan harga Rp 5.000.000,00 dengan perkiraan umur manfaat 5 tahun,mempunyai nilai residu Rp 2.000.000,00. Dengan perincian pemakaian sbb : - tahun Ke- 1 = 3.000 jam - tahun Ke- 1 = 2.500 jam - tahun Ke- 1 = 1.500 jam - tahun Ke- 1 = 1.000 jam - tahun Ke- 1 = 2.000 jam Hitunglah a. Besar penyusutan tiap-tiap tahun b. Nilai buku akhir tahun ke- 3 c. Buat tabel penyusutannya. Jawab : A = 5.000.000 ; S = 2.000.000 ; n = 3.000 +2.500+1.500 + 1.000 +2.000 = 10.000 a. Besar penyusutan tiap jam kerja :
AS n 5.000.000 2.000.000 = 10.000
r=
= 300 Jadi penyusutan tiap jam kerja Rp 300,00 Perhitungan penyusutan tiap tahun : - tahun ke -1 = 3.000 x Rp 300,00 = Rp 900.000,00 - tahun ke -2 = 2.500 x Rp 300,00 = Rp 750.000,00 - tahun ke -3 = 1.500 x Rp 300,00 = Rp 450.000,00 - tahun ke -4 = 1.000 x Rp 300,00 = Rp 300.000,00 - tahun ke -5 = 2.000 x Rp 300,00 = Rp 600.000,00
32
b. Nilai buku akhir tahun ke-3 S3 = 5.000.000 – ( 900.000 + 750.000 + 450.000 ) = 5.000.000 – 2.100.000 = 2.900.000 Jadi nilai buku akhir tahun ke- 3 Rp 2.900.000,00 c. Tahun
0 1 2 3 4 5
Tabel penyusutan Nilai buku Awal tahun ( Rp )
Jam kerja
5.000.000 4.100.000 3.500.000 2.900.000 2.600.000
3.000 2.500 1.500 1.000 2.000
Penyusutan tiap Jam ( Rp )
300 300 300 300 300
Beban penyusutan ( Rp )
900.000 750.000 450.000 300.000 600.000
Nilai buku akhir Tahun ( Rp )
5.000.000 4.100.000 3.500.000 2.900.000 2.600.000 2.000.000
d. METODE SATUAN HASIL PRODUKSI Untuk menghitung penyusutan dengan metode Satuan Hasil Produksi ( SHP ) dihitung berdasar pada banyaknya hasil produksi yang dihasilkan pada masing – masing tahun. Jikat besar penyusutan tiap SHP adalah ( r ), Harga perolehan aktiva adalah ( A ) dan Nilai residu adalah ( S ) dan jumlah satuan hasil produksi ( n ) , Maka dapat dihitung : r=
AS n
Contoh 4. Nilai suatu aktiva adalah Rp 15.000.000,00 dengan perkiraan umur manfaat 5 tahun dengan nilai residu Rp 5.000.000,00. Dengan hasil produksi 25.000 SHP dengan perincian sbb : - Tahun ke-1 menghasilkan 8.000 SHP - Tahun ke-2 menghasilkan 7.000 SHP - Tahun ke-3 menghasilkan 6.000 SHP - Tahun ke-4 menghasilkan 3.000 SHP - Tahun ke-5 menghasilkan 1.000 SHP Tentukan : a. Penyusutan tiap satuan hasil produksi b. Penyusutan tiap tahun c. Nilai buku akhir tahun ke – 4 d. Buat tabel penyusutan Jawab. a. Penyusutan tiap satuan hasil produksi
AS n 15.000.000 5.000.000 r= 25.000 r=
= 400 Jadi penyusutan tiap satuan hasil produksi adalah Rp 400,00 b. Penyusutan tiap tahun - Tahun ke-1 = 8.000 x - Tahun ke-2 = 7.000 x - Tahun ke-3 = 6.000 x - Tahun ke-4 = 3.000 x
Rp Rp Rp Rp
400,00 400,00 400,00 400,00
= = = =
Rp Rp Rp Rp
3.200.000,00 2.800.000,00 2.400.000,00 1.200.000,00
33
- Tahun ke-5 = 1.000 x Rp 400,00 = Rp c. Nilai buku akhir tahun ke- 4
400.000,00
n
Sn = A -
Di 1
S4 = 15.000.000 – ( 3.200.000+2.800.000+2.400.00+1.200.000) = 15.000.000 - ( 9. 600.000 ) = 5.400.000 Jadi nilai buku akhir tahun ke- 4 adalah Rp 5.400.000,00. d. Tabel penyusutan Tahun
0 1 2 3 4 5
Nilai buku Awal tahun ( Rp )
SHP
15.000.000 11.800.000 9.000.000 6.600.000 5.400.000
8.000 7.000 6.000 3.000 1.000
Penyusutan tiap SHP ( Rp )
400 400 400 400 400
Beban penyusutan ( Rp )
3.200.000 2.800.000 2.400.000 1.200.000 400.000
Nilai buku akhir Tahun ( Rp )
15.000.000 11.800.000 9.000.000 6.600.000 5.400.000 5.000.000
e. METODE JUMLAH BILANGAN TAHUN. Untuk menghitung besar penyusutan dengan metode ini, kita lihat contoh dibawah ini . Contoh 5. Harga 1 unit komputer Rp 6.000.000,00 . Setelah dipakai 4 tahun dijual dengan harga Rp 3.000.000,00. Dengan menggunakan metode jumlah bilangan tahun , tentukan : a. Besar penyusutan tiap tahun b. Nilai buku akhir tahun ke- 3 c. Buat tabel penyusutan Jawab A = 6.000.000 S = 3.000.000 n= 4 Jumlah bilangan tahunnyan = 1+2+3+4 = 10 A – S = 6.000.000 – 3.000.000 = 3.000.000 a. Besar penyusutan tiap tahun -
Tahun ke-1 =
4 x3.000.000 1.200.000 10
- Tahun ke-2 =
3 x3.000.000 900.000 10
- Tahun ke-3 =
2 x3.000.000 600.000 10
- Tahun ke-4 =
1 x3.000.000 300.000 10
b. Nilai buku akhir tahun ke-3 S3
= 6.000.000 - ( 1.200.000+900.000+600.000) = 6.000.000 - 2.700.000 = 3.300.000
Jadi nilai buku akhir tahun ke- 3 adalah Rp 3.300.000,00.
34
c. Tabel penyusutan Tahun
Nilai buku Awal tahun ( Rp )
0 1 2 3 4
6.000.000 4.800.000 3.900.000 3.300.000
Tingkat penyusutan
4/10 3/10 2/10 1/10
Penyusutan tiap tahun ( Rp )
1.200.000 900.000 600.000 300.000
Jumlah penyusutan ( Rp )
1.200.000 2.100.000 2.700.000 3.000.000
Nilai buku akhir Tahun ( Rp )
6.000.000 4.800.000 3.900.000 3.300.000 3.000.000
Latihan 4.2 1. Sebuah mesin produksi dibeli dengan harga Rp 10.000.000,00 dengan perkiraan umur manfaat 5 tahun,mempunyai nilai residu Rp 2.000.000,00. Dengan perincian pemakaian sbb : - tahun Ke- 1 = 1.500 jam - tahun Ke- 1 = 1.250 jam - tahun Ke- 1 = 750 jam - tahun Ke- 1 = 500 jam - tahun Ke- 1 = 1.000 jam Hitunglah a. Besar penyusutan tiap-tiap tahun b. Nilai buku akhir tahun ke- 3 c. Buat tabel penyusutannya. 2. Nilai suatu aktiva adalah Rp 15.000.000,00 dengan perkiraan umur manfaat tahun dengan nilai residu Rp 5.000.000,00. Dengan hasil produksi 12.500 SHP dengan perincian sbb : - Tahun ke-1 menghasilkan 4.000 SHP - Tahun ke-2 menghasilkan 3.500 SHP - Tahun ke-3 menghasilkan 3.000 SHP - Tahun ke-4 menghasilkan 1.500 SHP - Tahun ke-5 menghasilkan 500 SHP Tentukan : a. Penyusutan tiap satuan hasil produksi b. Penyusutan tiap tahun c. Nilai buku akhir tahun ke – 4 d. Buat tabel penyusutan 3. Harga 1 unit komputer Rp8.000.000,00 . Setelah dipakai 4 tahun dijual dengan harga Rp 2.000.000,00. Dengan menggunakan metode jumlah bilangan tahun , tentukan : a. Besar penyusutan tiap tahun b. Nilai buku akhir tahun ke- 3 c. Buat tabel penyusutan
35
Daftar Pustaka 1. Ismu Basuki Suwelo. Drs. STATISTIK, 1980, PT. Tema Baru, Jakarta 2. Nasoetion A.H., Prof. Ir., Phd. dkk. Matematika 9 untuk SMA, 1980, PT. INTERNUSA, Jakarta 3. Anto Dayan. Pengantar Metode Statistik Jilid 1, 1986, LP3ES, Jakarta 4. Sutama, Drs. Matematika Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, 2000, CV. SETIAJI, Surakarta 5. Gawatri UR, Dra. dkk. Matematika untuk tingkat 1 SMK, 2004, Yudhistira, Jakarta 6. Edy Suryanto, S.Pd. Matematika Bisnis dan Manajemen, 2005, Yudhistira, Jakarta 7. Heryana, Drs dkk. Matematika untuk SMK, 2006, LP2IP, Yogyakarta 8. Markaban, Drs, M.Si. Suplemen Diklat Matriks, 2007, PPPPTK, Yogyakarta 9. Agus Suharjana, Drs., M.Pd. Suplemen Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMK Jenjang Dasar, 2007, PPPPTK MATEMATIKA, Yogyakarta
36