“Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Compact Disc Interactive Terhadap Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fisika Materi Bunyi” Nelfa Amain, Drs. Asri Arbie*, Ahmad Zainuri** Jurusan Fisika, Program Studi S1. Pend. Fisika F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo Email:
[email protected]
Nelfa Amain. 2013. Pengaruh Penggunaan Media Compact Disc Interactive Terhadap Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fisika Materi Bunyi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan aplikasi program perangkat lunak pembelajaran Compact Disc Interactive yang digunakan dalam pembelajaran fisika terhadap minat belajar siswa. Penelitian ini merupakan metode eksperimen yang dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 di kelas VIII SMP Negeri 1 Bolaang UKi. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas delapan (VIII). Penelitian ini melibatkan kelompok perlakuan (VIIId) dan kelompok kontrol (VIIIa). Lebih jauh penelitian ini ditujukan untuk melihat apakah ada perbedaan antara minat belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan aplikasi program perangkat lunak pembelajaran Compact Disc Interactive dengan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan media power point. Instrumen penelitian menggunakan angket. Angket ini diberikan pada siswa yang ada di kelompok perlakuan dan juga pada kelompok kontrol. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan membuat daftar hasil angket siswa pada kedua kelompok tersebut. Selanjutnya data diuji homogenitas variansnya dengan menggunakan statistik uji F, hasilnya adalah bahwa nilai FHitung < FTabel yaitu 1.045 < 1.96 dengan demikian dapat dinyatakan varian kedua kelompok data tersebut adalah homogen. Pengujian hipotesis dengan menggunakan statistik uji t yang menunjukan bahwa t Hitung >
tTabel yaitu 2.535>2.021. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara minat belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan aplikasi program perangkat lunak pembelajaran Compact Disc Interactive dengan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan media powerpoint. Kata Kunci: Program Perangkat Lunak Pembelajaran Compact Disc Interactive, Minat Belajar Siswa, Bunyi. I.
PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya
pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar, para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah dan tidak menutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat-alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dan upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakan apabila media tersebut belum tersedia. (Arsyad, 2 : 2011)
Salah satu upaya peningkatan minat siswa terhadap materi fisika melalui pengembangan media pembelajaran yang cocok dengan memaksimalkan teknologi ilmu pengetahuan yaitu salah satunya adalah memanfaatkan tegnologi audio visual berbasis multimedia (teknologi yang melibatkan teks, gambar, suara dan video). Salah satu program yang biasa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran itu adalah Compact Disc Interactive.
Minat Menurut
Sudarsono (2003:8) minat merupakan bentuk sikap ketertarikan atau
sepenuhnya terlibat dengan suatu kegiatan yang menyadari pentingnya atau bernilainya kegiatan tersebut. Menurut Sudarsono (2003:8) bahwa, minat merupakan bentuk sikap ketertarikan atau sepenuhnya terlibat dengan suatu kegiatan yang menyadari pentingnya atau bernilainya kegiatan tersebut. Minat adalah suatu rasa yang lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. (Slameto, 2010:180) Minat besar pengarunya terhadap aktivitas belajar. Anak didik yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya. Anak didik mudah menghafal pelajaran yang menarik minatnya. Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai minat. Minat merupakan alat motivasi yang utama yang dapat membangkitkan kegairahan belajar anak didik dalam rentangan waktu tertentu. Oleh karena itu, guru perlu membangkitkan minat anak didik agar pelajaran yang diberikan mudah anak didik pahami. Dari pemaparan para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa minat adalah ketertarikan dan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan atau terlibat terhadap sesuatu hal karena menyadari pentingnya atau bernilainya hal tersebut. Pembelajaran pada bidang pendidikan fisika, apabila seorang siswa mempunyai minat terhadap mata pelajaran tersebut maka siswa tersebut akan merasa senang mempelajarinya, kemudian akan memperhatikan materi pelajaran tersebut. Pada umumnya minat seseorang terhadap sesuatu akan diekspresikan melalui kegiatan atau aktivitas yang berkaitan dengan minatnya. Sehingga untuk mengetahui indicator minat dapat dilihat dengan cara menganalisa kegiatan-kegiatan yang dilakukan individu atau objek yang disenanginya, karena minat merupakan motif yang dipelajari yang mendorong individu untuk aktif dalam kegiatan tertentu. Dengan demikian, indikator minat yang digunakan sebagai acuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Keinginan Keinginan merupakan kehendak, kemauan atau hasrat siswa untuk belajar. Siswa yang mempunyai minat terhadap suatu pelajaran akan berusaha belajar dengan baik. 2. Ketertarikan Tertarik adalah perasaan senang atau menaruh minat (perhatian) pada sesuatu. Jadi tertarik adalah merupakan awal dari individu menaruh minat, sehingga seseorang yang menaruh minat akan tertarik terlebih dahulu terhadap sesuatu. 3. Perasaan senang. Perasaan umumnya bersangkutan dengan fungsi mengenal, artinya perasaan dapat timbul karena mengamati, menganggap, mengingat-ingat, atau memikirkan sesuatu. 4. Perhatian Perhatian adalah pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertentu kepada suatu objek, atau pendayagunaan kesadaran untuk menyertai suatu aktivitas. Minat yang diungkap melalui penelitian ini adalah minat belajar siswa pada pelajaran fisika yang menggunakan media pembelajaran Compact Disk Interaktif. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar yaitu pengaruh jenis kelamin, pengaruh kelas dan guru, pengaruh kurikulum, dan pengaruh prestasi. Menurut Osborne, faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa dalam ilmu pengetahuan yaitu a) pengaruh jenis kelamin (konsekuensi dari sosialisasi budaya yang menawarkan anak perempuan lebih sedikit kesempatan untuk berurusan dengan perangkat teknologi dari anak laki-laki); b) kelas dan pengaruh guru ( sikap yang paling positif dikaitkan dengan tingkat keterlibatkan yang tinggi dan dukungan pribadi, hubungan yang kuat dengan teman sekelas dan penggunaan berbagai strategi kegiatan belajar mengajar); c) pengaruh kurikulum (beberapa efek diinginkan untuk anak laki-laki dan perempuan, kurikulum yang memiliki efek pada minat karena kurikulim memberikan pedoman untuk mengajar); d) pengaruh prestasi (hubungan yang kuat antara sikap terhadap ilmu pengetahuan, motivasi untuk mencapai, dan konsep diri tentang kemampuannya) (Bae, 2003:15) Media Pembelajaran Media secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media dalam proses
belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi fisual atau verbal. Hamidjojo (dalam Aryad, 2007:4) memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan atau pendapat sehingga ide, gagasan, atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat perantara yang digunakan guru untuk menyampaikan informasi kepada siswa agar menerima informasi itu dengan baik. Compact Disc Interactive Media pembelajaran interaktif adalah suatu sistem penyampaian pengajaran yang menyajikan materi video rekaman dengan pengendalian komputer kepada penonton (siswa) yang tidak hanya mendengar dan melihat video dan suara, tetapi juga memberikan respon yang aktif, dan respon itu yang menentukan kecepatan dan sekuensi penyajian. (Arsyad, 2011:36). Compact disc adalah system penyimpanan dan rekaman video dimana signal audiovisual direkam pada disket bukan pada pita magnetik. Media pembelajaran interaktif yang dimaksudkan adalah berbentuk Compact-Disc (CD). Media ini disebut CD Multimedia Interaktif. Disebut multimedia dikarenakan bahwa media ini memiliki unsur audio-visual (termasuk animasi). Disebut interaktif karena media ini dirancang dengan melibatkan respon pemakai secara aktif. Karena itu, media ini berupa CD, maka dapat dikelompokkan sebagai bahan ajar e-Learning. Menurut Mareobeni (dalam Savara 81:2007) Compact Disc Interactive merupakan media pembelajaran yang berbasis komputer yang berfungsi membantu siswa dan guru dalam mengaplikasikan materi yang dipelajari dan memotivasi siswa sehingga belajar menjadi lebih aktif, kreaktif dan menyenangkan. Menurut Mareobeni (dalam Savara, 89:2003) kelebihan dan kekurangan CD interaktif antara lain: Kelebihan CD Interaktif: 1. Penggunanya bisa berinteraksi dengan program komputer
2. Menambah pengetahuan, pengetahuan yang dimaksud adalah materi yang disajikan CD interaktif 3. Tampilan audio visual yang menarik Kekurangan CD Interaktif: 1. Medium yang digunakan hanya komputer 2. Membatasi target audiensi karena hanya pemakai komputernya yang dapat mengakses II.
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bolaang Uki, tepatnya di Desa
Molibagu, Kecamatan Bolaang Uki, Kabupaten Bolaang Mongondow selatan. Penelitian dilaksanakan pada semester genap Tahun Ajaran 2012/2013 selama 6 Bulan, yang dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pengambilan data dan tahap pengolahan data. Untuk pengambilan data dilakukan selama 2 minggu, yaitu pada tanggal 17 mei sampai dengan 30 mei, pada hari yang sama tapi jam pembelajaran yang berbeda. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP Negeri 1Bolaang Uki yang terdaftar pada Tahun Pelajaran 2012/2013 berjumlah 104 orang yang tersebar di empat kelas. Sekolah yang akan dijadikan sebagai sampel penelitian ini yaitu kelas VIII yang terdiri dari dari 4 kelas yaitu kelas VIIIa,VIIIb, VIIIc, dan VIIId. Dari empat kelas ini terpilih 2 kelas yang dinilai homogen yaitu kelas VIIIa dan VIIId. Kelas yang dipilih secara random ditetapkan menjadi sampel penelitian di nilai homogen dilihat dari guru yang mengajar sama, buku mata pelajaran sama, jam pelajaran dan hasil belajar fisika sebelumnya. Variabel eksperimen dalam penelitian ini yaitu pengaruh pada penggunaan media Compact Disc Interactive, Sedangkan Variable respon pada penelitian ini adalah minat belajar siswa . Definisi operasional yaitu skor minat siswa yang akan dicapai pada angket untuk mengukur minat siswa. Definisi konstitutif dari minat belajar sebagai variabel respon adalah digunakan untuk mengetahui minat belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang meliputi: keinginan, ketertarikan, perasaan senang dan perhatian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Desain dalam penelitian ini menggunakan Pretest-Posttest Controle Group Design dengan dua macam perlakuan. Didalam desain ini sebelum diberikan perlakuan kedua kelas diberi angket awal (pretes) untuk mengukur kondisi awal (01), hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana minat siswa terhadap materi yang diajarkan. Selanjutnya pada kelas VIIId diberikan
perlakuan dengan pembelajaran menggunakan media Compact Disc Interactive dan pada kelas VIIIa juga diberi perlakuan dengan pembelajaran menggunakan Powerpoint. Setelah selesai pembelajaran, kedua kelas diberikan lagi angket akhir sebagai posttes (02) untuk melihat seberapa besar minat siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan media Compact Disc Interactive dan pembelajaran yang menggunakan Powerpoint. VIIId :
O1
X1 O2
VIIIa :
O1 X2
O2
Skema Desain Penelitian Keterangan: VIIId = kelas eksperimen VIIIa = kelas kontrol X1 = Pengajaran menggunakan media CD Interaktif X2 = Pengajaran menggunakan media Powerpoint O1 = Angket Awal O2 = Angket Akhir (Sugiyono, 2012 : 76)
Jenis validitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu validitas isi, yang mempersoalkan apakah isi setiap butir angket yang digunakan dapat mencerminkan isi pembelajaran yang seharusnya diukur atau tidak, yakni validitas angket dan item angket. Validitas inter-reter merupakan validitas angket yang terdiri dari kisi-kisi angket yang dikoreksi oleh dosen validator. Koreksi yang dilakukan yaitu, koreksi pada kalimat yang digunakan, kesesuaian pertanyaan dimasing-masing indikator pada kisi-kisi angket yang telah dibuat. Selain pengujian angket, digunakan juga pengujian validitas item yang diuji cobakan pada responden kelas VIIIb dengan maksud untuk melihat kesejajaran skor angket dengan skor total. Proses validitasnya berdasarkan pada skor tiap item yang dikorelasikan dengan skor total. Untuk mencari nilai korelasi, menggunakan rumus Korelasi Product Moment. Dalam penelitian ini, item angket dikatakan valid jika koefisien validitasnya yaitu rxy ≥ 0,396 dan setiap item angket dinyatakan tidak valid apabila koefisien validitasnya rxy ≤ 0,396.Dengan taraf nyata α = 0,05 dan N = 25 serta dengan interval kepercayaan 95% maka harga r tabel = r(α)(n) = r(0,05)(25) = 0,396. Dari hasil perhitungan diperoleh hasil r11 = 0,908, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa angket reliabel artinya dapat digunakan sebagai pengumpulan data pada penelitian ini.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian
ini diperoleh dari data skor minat belajar siswa. Data hasil penelitian
didapatkan dengan membandingkan skor minat belajar siswa antara kelas yang menggunakan media Compact Disc Interaktive dengan kelas yang menggunakan media powerpoint, tapi kedua kelas tersebut sama-sama menggunakan model pembelajaran kooperatif. Dari data yang diperoleh bahwa skor rata-rata minat belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari skor rata-rata kelas kontrol. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 7. Data Skor Maksimum dan Maksimum untuk Pretes-Posttes Minat Belajar Siswa
Kelas
Bentuk Angket
Eksperimen
Angket Awal
Kontrol
Angket Akhir
Kriteria Minimum Maksimum Minimum Maksimum
Skor Kemajuan 88 134 76 106
Skor ratarata
121
70,6
160
94 126
54,75
Normalitas data hasil penelitian diuji dengan menggunakan persamaan statistik uji chi2
kuadrat ( ), dengan proses numerik pengujian perhitungan tersebut diperoleh harga eksperimen adalah
hitung
= 0,213 sedangkan pada kelas kontrol adalah
ditujukan pada tabel distribusi
2 (1-α)(k-1)
2
2
kelas
2 hitung = 10,024. Nilai yang
untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing adalah
= 11,070 untuk taraf nyata α = 0,05 dan dk = (k-1). Hasil perhitungan ini menunjukan
bahwa untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol
2 hitung ≤ 2
(1-α)(k-1).
Maka hasil data dari skor
kemajuan minat belajar siswa untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol terdistribusi normal. Proses numerik pengujian homogenitas varian minat belajar siswa berdasarkan perhitungan diperoleh Fhitung = 1,04 dan nilai yang ditujukan oleh tabel distribusi adalah Ftabel (1 / 2 )( n1 1, n2 1) = 1,96. Hal ini menunjukan bahwa Fhitung Ftabel (1 / 2 )( n1 1,n2 1) maka sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang memiliki varians yang homogen. Dengan demikian, berdasarkan kriteria pengujian hipotesis H0 ditolak. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh t hitung t (1 0, 05)( n1 n2 2 ) atau 2,535 2,021 dengan kata lain t hitung berada diluar area penerimaan hipotesis H0 (H0 ditolak) yang berarti menerima hipotesis alternaltif (H1 diterima). Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
pada minat belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada gambar berikut. Pengamatan aktivitas guru dalam mengelolah pembelajaran untuk seluruh kriteria di nilai baik oleh pengamat dari awal pertemuan hingga akhir pertemuan. Berdasarkan hasil pengamatan dikategorikan baik, dengan skor rata-rata 66,7%. Skor rata-rata aktivitas guru untuk setiap kriteria dapat dilihat pada lampiran 9 . Disamping mengukur minat belajar siswa, peneliti juga melihat hasil belajar siswa. Hal tersebut digunakan sebagai pendukung pada minat belajar. Pada kelas eksperimen dari jumlah 25 siswa setelah dianalisis menunjukan yang tuntas hasil belajarnya adalah 23 siswa, sedangkan 2 siswa lainnya dinyatakan belum tuntas dan pada Kelas kontrol dari jumlah 25 siswa yang tuntas hasil belajarnya adalah 20 siswa, sedangkan 5 siswa lainnya dikatakan belum tuntas. Ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal setelah dianalisis pada kelas eksperimen mencapai 92% dan kelas kontrol mencapai 80% yang berarti ketuntasan hasil belajar siswa telah mencapai target, dan hal ini membuktikan bahwa penggunaan media berbasis Compact Disc Interactive layak digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai ketuntasan hasil belajar siswa maupun membangkitkan minat belajar siswa. Skor hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran 23-24. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa juga dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian dan rumusan hipotesis bahwa terdapat perbedaan minat belajar siswa yang menggunakan Compact Disc Interactive dengan menggunakan media powerpoint dalam proses pembelajaran. Perbedaan tersebut ditunjukan oleh distribusi persentase minat belajar pada setiap indikator di saat angket awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dapat dideskripsikan oleh gambar 10 .
Gambar 10: Distribusi persentse minat belajar siswa pre-test pada setiap indikator antara kelas dengan kelas control Berdasarkan gambar di atas tampak bahwa persentase minat belajar siswa saat pretest untuk indikator keinginan lebih tinggi dibandingkan dengan indikator ketertarikan, perasaan senang dan perhatian. Hal ini dikarenakan siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap materi dan media yang akan digunakan, serta mempunyai kesadaran untuk belajar tanpa ada yang menyuruh dan
memaksa. Dari pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa siswa lebih berkeinginan mengikuti mata pelajaran fisika materi bunyi yang menggunakan media Compact Disc Interactive. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan minat belajar siswa pada kelas kontrol. Untuk distribusi persentase minat belajar pada setiap indikator di saat pos-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dapat dideskripsikan pada gambar 11.
Gambar 11: Distribusi persentse minat belajar siswa pos-test pada setiap indikator antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol Berdasarkan gambar di atas tampak bahwa persentase minat belajar siswa saat pretest untuk indikator keinginan lebih tinggi dibandingkan dengan indikator ketertarikan, perasaan senang dan perhatian. Dapat diartikan bahwa siswa lebih berkeinginan mengikuti mata pelajaran fisika materi bunyi dengan menggunakan media Compact Disc Interactive. Hal ini terlihat bahwa tidak ada siswa yang keluar masuk rungan kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Sehingga dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa untuk kelas eksperimen lebih tinggi dari pada minat belajar siswa pada kelas kontrol, hal ini dikarenakan oleh siswa pada kelas eksperimen diberikan perlakuan yang menggunakan media Compact Disc Interactive dan kelas kontrol diberikan perlakuan menggunakan media Power Point sehingga materi yang diberikan bisa dikuasai secara menyeluruh dan meningkatkan minat belajar siswa. Untuk distribusi persentase kemajuan minat belajar pada setiap indikator untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dapat dideskripsikan pada gambar 12.
Gambar 12: Distribusi Persentase (%) Kemajuan Minat Belajar Siswa Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol untuk Setiap Indikator
Skor kemajuan minat belajar siswa untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol diambil dari hasil skor pada dan post-test, sehingga berdasarkan gambar di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kemajuan minat belajar siswa untuk setiap indikator pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kemajuan minat belajar siswa untuk setiap indikator pada kelas kontrol. Untuk perbedaan persentase rata-rata skor minat belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 13: Distribusi Persentase (%) Rata-Rata Skor Minat Belajar Siswa Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Persentase rata-rata minat belajar siswa diperoleh dari skor rata-rata pada pretest dan postest. Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor minat belajar siswa setelah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan pada kelas kontrol, dengan skor rata-rata untuk kelas eksperimen saat Pretest 70,6 dan postest 86,55%, sedangkan pada kelas kontrol skor ratarata yang diperoleh saat pretest 54,75% dan postest 67% . Dengan kata lain, penggunaan media pembelajaran berbasis Compact Disc Interactive memperoleh skor minat belajar siswa yang lebih tinggi dibandingkan penggunaan media pembelajaran berbasis powepoint.
Gambar 14: Distribusi Persentase (%) Rata-Rata Minat Belajar Siswa Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol untuk Setiap Pria dan Wanita Persentase rata-rata minat belajar siswa untuk setiap pria dan wanita diperoleh setelah angket awal dan angket akhir.
Dari gambar dan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor minat belajar pria lebih tinggi dibandingkan rata-rata skor minat belajar wanita. Yang artinya pria lebih berminat mengikuti pelajaran yang penggunakan media dibandingkan minat belajar wanita. Menurut Osborne, salah satu faktor yang mempengaruhi minat siswa dalam ilmu pengetahuan yaitu pengaruh jenis kelamin (konsekuensi dari sosialisasi budaya yang menawarkan anak perempuan lebih sedikit kesempatan untuk berurusan dengan perangkat teknologi dari anak laki-laki). (Bae, 2003:15) Untuk perbandingan antara jenis kelas dan rata-rata skor hasil belajar biswa yang dapat dideskripsikan pada gambar 15.
Gambar 15: Distribusi Persentase Hasil Belajar Siswa pada item tes evaluasi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Skor rata-rata hasil belajar siswa pada setiap item soal kelas eksperimen dan kelas kontrol dilihat pada kegiatan tes evaluasi. Berdasarkan gambar di atas setiap item nomor soal pada kelas eksperimen hasil belajar siswa lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa pada kelas kontrol, hal ini dikarenakan oleh siswa di kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan CD Interaktif, sehingga materi yang diberikan bisa dikuasai secara menyeluruh dan meningkatkan hasil belajar siswa.
IV. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa:
1. Terdapat pengaruh penggunakan media Compact Disc Interactive terhadap minat belajar siswa. 2. Terdapat perbedaan antara minat belajar siswa pada kelas yang menggunakan Compact Disc Interaktive dengan kelas yang menggunakan powerpoint. Pernyataan tersebut diperkuat dengan melihat perhitungan pada pengujian hipotesis, dimana thitung > ttabel atau 2,54 2,021 (H0 ditolak dan H1 diterima). 3. Minat belajar siswa yang menggunakan Compact Disc Interactive lebih tinggi dibandingkan dengan minat belajar siswa yang menggunakan Powerpoint. Saran 1. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran hendaknya guru memiliki kreatifitas dalam memilih dan menggunakan media berbasis teknologi dalam pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan, sehingga siswa dapat menyerap materi secara menyeluruh dan berperan secara aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan agar nantinya secara tidak langsung dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. 2. Menjadikan media Compact Disc Interactive sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang berhubungan dengan materi yang sulit untuk dimengerti sehingga siswa mampu belajar secara mandiri dan mampu memahami materi.
Daftar Pustaka Arsyad.Azhar.2011. Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers. Arikunto.Suharsimi. 2010. Metodologi Penelitian. Bandung; Alfabeta Bae, Minjung. 2003. Minat dalam ilmu pendidikan. Jurnal dalam ilmu pendidikan (online), Jilid 5 No. 4.(http://edt2.educ.msu.edu/DWong/Archive-ProsemRDP/CEP900F04RDP/Bae-Interest&Science.htm. diakses 9 Mey 2013). Djamarah. Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Mayer.E. Richard. 2009. Multimedia Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Purwanto. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Rizal. Ahmad Syamsu. 2012. Pengaruh penggunaan software pesona geografi terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi. Gorontalo ; Universitas Negeri Gorontalo Rajeng, Imani. 2009. Pengembangan Media CD Interaktive untuk Pembelajaran Membaca Teks Bahasa Arab untuk siswa Kelas X Madrasah Aliyah. http://sastra.um.ac.id/. (Diakses Tanggal 6 Februari 2013) Syah.Muhibbin. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Slavin. E. Robet. 2005. Cooperative Learning. Bandung: Nusamedia. Slameto. 2010. Belajar dan factor-faktor mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta Supriono.Agus. 2011. Model-model Pembelajaran dan Teori Belajar. Bandung: Nusamedia Sudjana. Nana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito