OPERASI HITUNG CAMPURAN
SD IGM Palembang (Kamis, 7 Oktober 2010)
I. Pendahuluan Observasi dilakukan di kelas III A SD IGM Palembang pada hari Kamis, 7 Oktober 2010. Kami memberikan latihan soal tentang operasi hitung campuran yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian yang diambil dari game dalam Rekenweb bernama Broken Calculator. Game online ini kami jadikan offline, maksudnya dari internet base diubah jadi paper base karena keterbatasan fasilitas internet di sekolah. Dalam permainan ini, siswa dituntut untuk menggunakan tombol pada kalkulator yang masih bisa digunakan, karena ada beberapa tombol yang rusak, untuk menghasilkan target yang telah ditentukan.
Gambar1. Tampilan permainan Broken Calculator Sebagai contoh, pada permainan diatas tombol yang masih aktif adalah angka 7, 6, 3, operasi :, x, +, serta tanda ( ) dan =. Siswa harus menggunakan tombol tersebut untuk menghasilkan angka 20 atau yang mendekati. Jika target yang dicapai adalah 20 siswa mendapat skor 10, tetapi jika hanya mencapai 19 atau 21 skor yang didapatkan hanya 9. Semakin jauh dari target yang diharapkan, semakin berkurang skor yang diperoleh. Salah satu operasi yang bisa dilakukan untuk menghasilkan angka 20 adalah 7 x ( 6 : 3 ) + 6 = 20.
II. Tujuan 1. Untuk mengetahui dampak permainan Broken Calculator terhadap kemampuan operasi hitung campuran siswa. 2. Untuk mengetahui strategi siswa dalam menyelesaikan soal pada permainan Broken Calculator. III. Rumusan Masalah 1. Apakah dampak permainan Broken Calculator terhadap kemampuan operasi hitung campuran siswa? 2. Bagaimanakah strategi siswa dalam menyelesaikan soal pada permainan Broken Calculator? IV. Deskripsi Data Bu Mefi selaku guru kelas memberikan penjelasan cara mengerjakan Broken Calculator. Siswa lalu dibagi menjadi tiga kelompok besar. Mereka mengerjakan suatu soal dan dituntut untuk menggunakan lebih dari satu cara. Waktu untuk mengerjakan soal selama 15 menit. Guru berkeliling untuk mengamati aktivitas siswa. Siswa saling berdiskusi dalam mencari berbagai strategi yang dapat memenuhi soal yang diminta.
Gambar 2. Aktivitas Siswa dalam kelompok besar Selanjutnya siswa mengerjakan soal Broken Calculator versi lain. Secara berpasangan mereka diminta mengerjakan empat buah soal. Untuk setiap soal cukup menggunakan satu strategi. Ada siswa yang dapat dengan mudah menemukan solusi yang memenuhi soal, tetapi ada sebagian siswa yang masih mengalami kesulitan.
Gambar 3. Aktivitas Siswa secara berpasangan V. Analisis Untuk aktivitas siswa dalam kelompok besar, tiap kelompok diminta menemukan lebih dari satu strategi untuk menyelesaikan soal dalam Broken Calculator. Berikut adalah hasil kerja masing-masing kelompok.
Kelompok 1
Kelompok 3
Kelompok 2 Gambar 4. Hasil kerja masing-masing kelompok
Kelompok pertama menemukan empat strategi, akan tetapi hanya satu yang berhasil mencapai target 43 sesuai yang diminta pada soal. Pada strategi pertama dan kedua, siswa hanya menggunakan satu kali operasi pengurangan yang menghasilkan angka 40 dan 41. Dalam strategi ketiga, mereka menggunakan dua kali operasi pengurangan menghasilkan angka 42. Untuk strategi keempat, siswa mencapai target yang diharapkan menggunakan operasi perkalian dan pengurangan. Kelompok kedua berhasil mencapai angka 43 menggunakan sembilan strategi yang berbeda. Mereka menggunakan campuran operasi perkalian dan pengurangan dengan berbagai angka. Kelompok ini yang terbanyak menemukan cara untuk mencapai target. Kelompok ketiga menghasilkan angka 43 dengan lima strategi. Mereka juga menggunakan gabungan operasi perkalian dan pengurangan. Tidak ada kelompok yang menggunakan operasi pembagian untuk mencapai angka yang diminta. Untuk aktivitas siswa secara berpasangan, tiap pasangan diminta menemukan minimal satu cara untuk menyelesaikan empat buah soal. Berikut adalah salah satu contoh jawaban siswa.
Gambar 5. Contoh jawaban siswa
Raihan dan Zhafira berhasil menemukan strategi untuk menghasilkan angka yang diminta pada keempat soal, walaupun mereka belum menggunakan semua operasi yang diberikan. Tidak semua siswa berhasil menemukan cara untuk mencapai target. Hanya 5 dari 9 kelompok yang berhasil menyelesaikan semua soal. Hasil yang diperoleh pada kegiatan berpasangan lebih rendah daripada hasil pada kelompok besar. Hal ini disebabkan karena hanya beberapa siswa saja yang memiliki ide untuk membuat operasi bilangan agar menghasilkan angka yang telah ditentukan. Sebenarnya sebagian besar siswa sudah lancar dalam melakukan operasi hitung campuran, apalagi mereka mendapat pelajaran tambahan cara menghitung cepat. Ketika ditanyakan operasi dua bilangan, baik itu operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, mereka dapat menjawab hasilnya dengan benar. Tetapi ketika pertanyaannya dibalik, diminta menghasilkan sebuah angka menggunakan beberapa operasi dan angka yang sudah ditentukan seperti kasus dalam permainan Broken Calculator, sebagian besar dari mereka kesulitan untuk melakukannya. Dalam salah satu prinsip PMRI yaitu guided reinvention through mathematization, guru berusaha membimbing siswa untuk menemukan kembali konsep matematika yang mereka pelajari. Ketika siswa memahami konsep matematika yang mereka pelajari dengan menemukan sendiri, permasalahan diatas akan dengan mudah dapat mereka selesaikan. VI. Kesimpulan 1. Permainan Broken Calculator memperdalam kemampuan operasi hitung campuran siswa. 2. Siswa
masih
kesulitan
menemukan
strategi
yang
bervariasi
dalam
menyelesaikan soal pada permainan Broken Calculator.
Nila Mareta Murdiyani (20102812013)