Hitung Trombosit dg Otomatis PERBANDINGAN ANTARA HITUNG TROMBOSIT DENGAN ALAT HITUNG OTOMATIS DAN CARA MANUAL TIDAK LANGSUNG
Adisti Wulandari dan Siti Zulaikah Analis Kesehatan Akademi Analis Kesehatan Malang INTISARI Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observational analytic desain. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan antara hitung jumlah trombosit dengan menggunakan alat Hematologi Analyser dan cara manual Populasi penelitian ini adalah data dari semua pasien yang dihitung jumlah trombositnya dengan menggunakan alat hitung otomatis dan metode tidak langsung dengan hapusan darah dilaboratorium Klinika Surabaya.Sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah sebanyak 30 sampel dari pasien yang memeriksakan trombositnya pada mulai tanggal 22 September – 29 September 2012 Variabel penelitian terdiri dari: Variabel bebas : Pasien yang memeriksakan trombositnya dengan kriteria yang disebutkan. Variabel kontrol : Metode penghitungan jumlah trombosit dengan alat hitung otomatis dan cara manual tidak langsung. Variabel terikat : Jumlah trombosit. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat Penelitian Alat hitung trombosit dengan metode langsung menggunakan alat otomatis : Sysmex KX – 21 Alat hitung trombosit dengan metode tidak langsung menggunakan hapusan darah antara lain; - Tabung reaksi, - Obyek Glass, - Spreader ( cover glass ), - Mikroskop Cahaya. 2. Bahan Penelitian a. Hitung Trombosit Cara Langsung, antara lain; - Darah Vena, - Antikoagulan EDTA. b. Hitung Trombosit Cara Tidak Langsung adalah - Darah Vena, - Antikoagulan EDTA, - Cat Giemsa, Metanol Absolut., - Minyak Emersi. Hasil pebnelitian da[at disimpulkan bahwab terbukti dari rasio rata – rata yang diperoleh sebesar 0,98 yang hampir mendekati satu. Jadi dalam pemeriksaan hitung trombosit dapat menggunakan salah satu metode tersebut. Kata Kunci: trombosit Hematologi Analyser, cara manual dan secara otomatis PENDAHULUAN Latar belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional, yang pada hakekatnya merupakan upaya penyelenggaraan kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, sebagai salah satu tujuan nasional. Penyakit infeksi masih merupakan masalah besar, sementara penyakit non infeksi akibat perilaku tidak sehat dan penyakit degeneratif mengalami peningkatan. Salah satu strategi pembangunan kesehatan nasional untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2010 adalah menerapkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan, yang berarti setiap upaya program pembangunan nasional harus mempunyai kontribusi positif bagi terbentuknya lingkungan sehat dan perilaku sehat (Propenas, 2000). Pelayanan pemeriksaan laboratorium kesehatan merupakan salah satu unit pelayanan yang amat penting dalam upaya pembangunan bidang kesehatan, oleh karena itu baik laboratorium pemerintah
maupun swasta perlu mengadakan pemantapan dan peningkatan mutu pemeriksaan laboratorium(Panduan Pemantapan Mutu Laboratorium). Dari sekian banyak laboratorium klinik baik pemerintah maupun swasta, untuk pemeriksaan hitung jumlah trombosit terdapat beberapa cara, yaitu cara otomatis dan manual. Pada umumnya cara otomatis dengan menggunakan alat hematology analyzer, dengan prinsip impendance yaitu resistensi atau ketahanan sel-sel yang tergantung volume sel terhadap besarnya arus listrik yang dinyatakan dengan satuan fentoliter, dimana ketelitiannya lebih baik daripada cara manual. Cara ini juga mempunyai keuntungan, tidak melelahkan petugas laboratorium, jika harus banyak melakukan pemeriksaan menghitung jumlah trombosit. Akan tetapi cara ini masih ada kelemahannya karena trombosit yang besar (giant trombosit) atau beberapa trombosit yang menggumpal tidak bisa terhitung, hal ini menyebabkan jumlah trombosit menjadi lebih sedikit sehingga perlu dikonfirmasi dengan cara manual. Sedangkan cara manual yaitu dengan cara mengencerkan dan melisiskan eritrosit dalam darah dengan larutan Rees Ecker, pengenceran di dalam pipet khusus kemudian dihitung menggunakan kamar hitung Improved Neubauer pada volume tertentu (R Gandasoebrata, 2001) Pada survey pendahuluan ada pernyataan dari beberapa klinisi yang menyatakan tentang ketimpangan hasil pemeriksaan jumlah trombosit sehingga mengajukan pemeriksaan ulang secara manual terkait dengan kondisi umum dari pasien yang sudah membaik. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas,dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Adakah perbedaan yang bermakna antara hitung jumlah trombosit dengan menggunakan alat Hematologi Analyser dan penghitungan cara manual. Tinjauan Pustaka Darah Darah adalah bagian cairan yang homogen terdiri dari dua bagian ( plasma darah dan sel-sel darah ).sekitar 55 % adalah cairan yang disebut plasma, 45 % sisanya unsur-unsur padat, yaitu sel darah. Volume darah secara keseluruhan kira- kira merupakan satu perdua belas berat badan atau kira-kira 6-8 %. Pada pria persentasenya (Evelyn Pearce, 2002). 1. Plasma darah Plasma darah terdiri atas air (91-92 persen) yang berperan sebagai medium transport, zat padat ( 7-9 persen ) yang terdiri atas protein 8 persen (albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen), mineral 0,9 persen (natrium, klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, magnesium, besi dan yodium) Sisanya diisi oleh bahan organik yaitu Glukosa, lemak, urea, kreatinin , kolesterol, asam amino dan berisi gas (oksigen dan karbondiksida), hormon – hormon, enzim dan antigen (Evelyn Pearce, 2002). 2. Sel - sel darah Sel-sel darah terdiri dari : eritrosit, lekosit, trombosit. Ketiga elemen seluler tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Begitupun jangka waktu hidupnya tidak sama. Sel-sel yang telah mencapai umurnya atau yang telah mati akan digantikan dengan sel-sel yang baru. Dalam keadaan fisiologis destruksi sel senantiasa diimbangi dengan produksi sel yang baru oleh alat-alat pembentukan darah (Evelyn Pearce, 2002). Tinjauan Tentang Trombosit Trombosit adalah fragmen sitoplasma megakariosit yang tidak berinti dan terbentuk di sumsum tulang. Trombosit matang berukuran 2-4 um, berbentuk cakram bikonveks. Setelah keluar dari sumsum tulang, sekitar 20-30 % trombosit mengalami sekuestrasi di limpa (Kosasih, 2008). 1. Pembentukan trombosit Trombosit dalam sirkulasi adalah kepingan-kepingan yang berasal dari sitoplasma megakariosit, yaitu suatu sel besar berinti banyak yang terdapat dalam sumsum tulang. Pengaturan produksi trombosit diduga dilakukan oleh trombopoeitin. Bila kebutuhan hemostasis meningkat, atau ada rangsangan terhadap sumsum tulang, produksi trombosit dapat meningkat 7-8 kali. Trombosit yang baru dibentuk
biasanya berukuran lebih besar dan memiliki kemampuan hemostasis yang lebih baik daripa trombosit tua yang ada dalam sirkulasi (Frances K. Widmann, 1994). 2. Fungsi trombosit Trombosit memiliki dua fungsi berbeda, yaitu melindungi integritas endotel pembuluh darah. Interaksi trombosit dengan pembuluh darah disebut hemostasis primer(Sacher, A, 2002). 3. Pembentukan sumbat trombosit hemostasis primer Agar dapat terjadi hemostasis primer yang normal, dan agar trombosit memenuhi tugasnya membentuk sumbat trombosit, maka harus terdapat trombosit dalam jumlah memadai di dalam sirkulasi, dan trombosit harus berfungsi normal. Fungsi hemostasis normal memerlukan peran serta trombosit yang berlangsung secara teratur, hal ini melibatkan pada awalnya, adhesi trombosit, agregasi trombosit, dan reaksi pembebasan trombosit disertai rekrutmen trombosit lain (Sacher, A, 2002). Hitung Jumlah Trombosit Ada beberapa cara pemeriksaan yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah trombosit yaitu menghitung trombosit dengan menggunakan alat hematologi analyser dan secara manual dengan menggunakan kamar hitung (Sacher, A, 2002). Trombosit sukar dihitung karena mudah sekali pecah dan sukar dibedakan dari kotoran kecil. Lagi pula sel-sel itu cenderung melekat pada permukaan asing (bukan endotel utuh) dan menggumpal-gumpal. Trombosit yang ada dalam sirkulasi adalah fragmen-fragmen yang berasal dari sitoplasma megakariosit. Umur trombosit dalam sirkulasi adalah sekitar sepuluh hari dan produksinya dirangsang oleh trombopoitin. Bila kebutuhan meningkat produksi trombosit dapat meningkat sebanyak beberapa kali dan trombosit yang baru dilepas biasanya berukuran lebih besar dan menunjukkan aktifitas hemostasis lebih tinggi dari pada trombosit yang tua. Fungsi trombosit adalah membantu proses koagulasi dan membentuk sumbatan pada luka dengan perdarahan, karena itu hitung jumlah trombosit sangat penting. Dibandingkan penghitungan lekosit atau eritrosit, penghitungan trombosit lebih sulit. Kesulitan ini disebabkan oleh kecilnya ukuran trombosit, kecenderungan melekat pada benda asing serta mudahnya beragregasi bila teraktivasi. Cara untuk menghitung trombosit telah banyak dibuat dan jumlahnya tergantung dari kenyataan bahwa sukar untuk menghitung sel-sel trombosit yang merupakan partikel kecil dan mudah aglutinasi maupun mudah pecah. Sukar untuk membedakan dengan kuman. Hitung jumlah trombosit dengan menggunakan alat hematologi analyser mempunyai ketelitian yang baik, tetapi cara langsung cukup dapat digunakan untuk menghitung trombosit yang rendah sampai tinggi. Adapun teknik hitung trombosit secara langsung dapat digolongkan menjadi 3, yaitu : cara otomatis, cara hemocytometer, cara semiotomatis. Salah satu cara langsung yang digunakan adalah cara otomatis dengan menggunakan alat hitung otomatis ( sysmex KX – 21 ) yang berprinsip pada impedansi yaitu berdasar pengukuran besarnya resistensi elektronik antara dua elektrode. Untuk mencegah trombosit – trombosit melekat pada permukaan asing, dianjurkan menggunakan alat – alat gelas yang dilapisi silikon atau alat plastik. hasil yang sangat teliti. Cara yang terakhir tersebut tidak diuraikan disini.
Tujuan pemeriksaan hitung trombosit : Evaluasi produksi trombosit. Mengetahui efek kemoterapi atau radiasi terhadap produksi trombosit. Diagnosis dan monitor trombositosis atau trombositopenia. Konfirmasi jumlah trombosit cara langsung dengan Rees-Ecker.
1. Hitung jumlah trombosit dengan menggunakan alat Hematologi Analyser Penghitungan jumlah trombosit secara langsung dengan menggunakan alat hitung otomatis ( Sysmex KX- 21 ) yang prinsipnya adalah impedansi, teknik ini berdasar pengukuran besarnya resistensi
elektronik antara dua elektrode. Alat tersebut mempunyai keuntungan tidak melelahkan petugas laboratorium, jika harus banyak melakukan pemeriksaan hitung trombosit. Selain itu, alat hitung otomatis memberikan keuntungan lain dengan adanya tampilan flag yang menunjukkan hal – hal yang perlu mendapat perhatian. Misalnya pada Sysmex KX – 21 dapat mendeteksi sampel tidak normal dengan menampilkan flag ( bendera ) yaitu P, S, L, U, PL, PU, +, -, ****, atau ----. Tanda P menandakan sampel hemolisis atau ada cold aglutinin yang mempengaruhi lekosit atau trombosit. Tanda S menandakan ada mikrotrombosit. Tanda U menandakan ada eritrosit kecil – kecil yang terdeteksi sebagai trombosit, adanya agregasi trombosit atau aglutinasi trombosit. Tanda PL berarti banyaknya trombosit yang berukuran kecil melebihi range. Tanda PU berarti banyaknya trombosit yang berukuran besar melebihi range. Tanda (+) dan (-) menandakan hasil pemeriksaan keluar dari rentang nilai normal. Tanda (****) berarti keluar dari batas linearitas, keluar dari rentang yang dapat dihitung atau terjadi kesalahan analisis. Tanda (----) menandakan tidak mungkin dianalisis. Akan tetapi alat ini masih memiliki macam – macam kelemahan. Jika hendak memakainya perlu mengadakan kontrol yang ketat. Cara otomatis menggunakan sampel darah EDTA. Trombosit dihitung langsung oleh alat hitung otomatis misalnya Technicon H-3, Sysmex KX-21 atau Cell Dyn 3200. Teknik hitung trombosit dengan metode otomatis ( Sysmex KX-21 ) banyak digunakan di laboratorium – laboratorium besar ( rujukan ). Pada cell counter automatic masih terdapat kelemahan apabila ada trombosit yang bergerombol, trombosit besar (giant) serta adanya kotoran, pecahan eritrosit, pecahan leukosit tidak dapat terdeteksi atau tidak dapat dibedakan. Teknik ini pada keadaan tertentu dapat memberikan hasil rendah palsu atau tinggi palsu. Hal – hal yang menyebabkan hasil rendah palsu antara lain : platelet cold aglutinin, protein plasma pada paraproteinemia, kontak trombosit pada permukaan benda asing, giant trombocyte, lipemia, platelet satellitism, dan clumping trombocyte. Hal – hal yang menyebabkan tinggi palsu adalah mikrosferosit fragmen sel leukimia dan badan – badan Pappenheimer. Dengan menggunakan alat hematology analyser lebih banyak trombosit yang dapat dihitung. Namun teknik ini dapat menimbulkan kesalahan jika jumlah lekosit melebihi 100.000 / mm3, bila ada fragmentasi eritrosit berat, larutan pengencer tidak bebas partikel, sampel plasma dibiarkan terlalu lama sebelum dilakukan pemeriksaan atau karena trombosit melekat satu dengan yang lain. Hitung trombosit dengan metode otomatis mempunyai CV<4 % pada sampel darah normal.( Sacher, A , 2002 ). 2 Menghitung trombosit dengan Rees – Ecker Suatu pemeriksaan hitung jumlah trombosit yang menggunakan larutan yang mengandung zat warna Brilliant Cresyl Blue. Dengan larutan ini darah diencerkan, sehingga trombosit akan tampak kebiru – biruan, kemudian trombosit dihitung pada kamar hitung dan dilihat di bawah mikroskop. Komposisi Rees – Ecker terdiri dari Natrium sitrat 3,8 %, Formaldehida 40 % 2 ml, brilliant Cresyl Blue 30 mg dan aquadest 100 ml (R. Gandasoebrata, 2001) Pemeriksaan Hitung Trombosit Hitung trombosit terdapat dua cara yakni cara langsung ( dengan alat hitung otomatis ) dan cara manual dengan Rees Ecker. 1. Pemeriksaan Hitung Trombosit Cara Langsung Bahan Pemeriksaan yang digunakan untuk hitung trombosit adalah darah EDTA. Pengambilan bahan pemeriksaan darah diambil secara steril dari vena cubiti mediana cephalica sebanyak 3 cc, lalu ditambahkan antikoagulan. Kemudian diperiksa secara langsung dengan alat hitung otomatis untuk mengetahui jumlah trombosit. Metode ini menggunakan prinsip impedansi, Prinsip tersebut memungkinkan sel-sel masuk flow chamber untuk dicampur dengan diluent kemudian dialirkan melalui apertura ( celah sempit ) yang berukuran kecil yang memungkinkan sel lewat satu per satu. Aliran yang keluar dilewatkan medan listrik untuk kemudian sel dipisah-pisahkan sesuai muatannya.
Teknik impedansi berdasar pengukuran besarnya resistensi elektronik antara dua elektrode. Perubahan tahanan listrik ini dicatat sebagai voltase antara elektrode internal dan eksternal. Skema teknik impedansi ini dapat dilihat pada gambar ( di bawah ini ).
Gambar. Metode deteksi tahanan listrik.
a. b. c. d. e. f. g. h.
2. Pemeriksaan Hitung Trombosit Cara Rees Ecker Cara Kerja: Larutan Rees Ecker dihisap ke dalam pipet eritrosit sampai garis tanda ’1’ kemudian dibuang. Darah dihisap sampai garis tanda ’0,5’ kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet dihapus dengan tissue. Ujung pipet dimasukkan ke dalam larutan Rees Ecker sambil menahan darah pada garis tanda dan larutan dihisap sampai tanda ’101’, pipet diangkat dari larutan, pipet kocok selama 3 menit. Tiga sampai empat tetes cairan yang ada di dalam batang kapiler dibuang. Sentuhkan ujung pipet dengan sudut 30 derajat pada permukaan kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup kemudian campuran tersebut diteteskan. Kamar hitung yang telah diisi dibiarkan dengan sikap datar dalam cawan petridis yang tertutup selama 10 menit supaya trombosit mengendap. Trombosit yang terdapat dalam seluruh bidang besar ditengah-tengah (1 milimeterpersegi), dihitung memakai lensa obyektif besar. Jumlah tersebut dikali 2000 untuk menghasilkan jumlah trombosit per ul darah. Meskipun cara ini CV-nya relatif besar, tetapi cara ini masih dapat menghitung trombosit berukuran besar yang tidak terhitung dengan cara otomatis.
Penafsiran Hitung Trombosit Jumlah trombosit normal adalah antara 150.000 – 450.000 / mm3. Untuk menghitung jumlah trombosit harus dilakukan dengan hati – hati. Saat pengambilan darah, harus dihisap dengan cepat tanpa menimbulkan trauma dan segera dicampur dengan antikoagulan secara adekuat. Bila proses pembekuan diaktivasi sekalipun minimal, trombosit akan melekat satu dengan yang lain, dan melekat pada dinding tabung. Pengocokan berlebihan hendaknya dihindarkan karena hal inipun akan menyebabkan perlekatan – perlekatan trombosit. Faktor pasien biasanya tidak mempengaruhi tetapi kerja otot dapat meningkatkan hitung trombosit. Trombosit dalam spesimen diperoleh dengan cara baik dan dicampur dengan EDTA kemudian dibiarkan pada suhu ruangan. Akan tetap stabil selama kira – kira 12 jam. Perbedaan mencolok antara hitung trombosit secara langsung dan tidak langsung dapat disebabkan oleh tiga faktor :
1. Faktor pra analitik, Misal : Sampel tertukar. Cara sampling yang tidak benar. Kesalahan mencantumkan identitas. 2. Faktor analitik, Misal : Cara pembuatan hapusan darah yang tidak memenuhi syarat atau kesalahan alat hitung yang dipakai. 3. Faktor post analitik, biasanya terjadi pada saat penulisan hasil. Beberapa contoh sampel tidak normal yang mempengaruhi hitung trombosit adalah sampel darah yang mengandung agregasi trombosit atau trombosit megalositik. Hal – hal tersebut dapat menyebabkan trombositopenia palsu. Eritrosit mikrositik menyebabkan trombositosis palsu METODE PENELITIAN
1. 2. 3.
1. 2. 3.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observational analytic desain, yaitu suatu metode penelitian yang menganalisa data sekunder yang sudah ada dan data primer, data diambil secara acak, tanpa ketentuan waktu. Populasi penelitian ini adalah data dari semua pasien yang dihitung jumlah trombositnya dengan menggunakan alat hitung otomatis dan metode tidak langsung dengan hapusan darah dilaboratorium Klinika Surabaya. Sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah sampel yang memiliki kriteria sebagai berikut : Hasil pemeriksaan hitung trombosit dengan alat hitung otomatis dan cara manual tidak langsung. Pasien dari semua golongan usia. Pasien dari jenis kelamin perempuan dan laki – laki. Dalam penelitian ini didapatkan data sebanyak 30 sampel dari pasien yang memeriksakan trombositnya pada mulai tanggal 22 September – 29 September 2012 Variabel penelitian terdiri dari: Variabel bebas : Pasien yang memeriksakan trombositnya dengan kriteria yang disebutkan. Variabel kontrol : Metode penghitungan jumlah trombosit dengan alat hitung otomatis dan cara manual tidak langsung. Variabel terikat : Jumlah trombosit.
Hitung Jumlah Trombosit Dengan Alat Hitung Otomatis Penghitungan jumlah trombosit secara langsung dapat dilakukan dengan hemocytometer, semiotomatis, otomatis. Metode otomatis dapat menggunakan Sysmex KX- 21 dengan prinsip teknik impedansi. Prinsip tersebut memungkinkan sel-sel masuk flow chamber untuk dicampur dengan diluent kemudian dialirkan melalui apertura ( celah sempit ). Teknik impedansi berdasar pengukuran besarnya resistensi elektronik antara dua elektrode yaitu elektrode internal dan eksternal sehingga terjadi perubahan tahanan listrik yang dicatat sebagai peningkatan voltase dan digambarkan dalam bentuk pulsa. Setiap pulsa listrik yang terjadi sesuai dengan satu trombosit yang melalui apertura dan tingginya pulsa menunjukkan ukuran trombosit dan jumlah pulsa sama dengan jumlah trombosit. Jumlah trombosit pada Sysmex KX – 21 didefinisikan sebaga jumlah sel yang berukuran diatas atau sama dengan UD ( Upper Discriminator ) dan dibawah atau sama dengan LD ( Lower Discriminator ), LD ditetapkan 2-6 fl sedangkan UD adalah 12-30 fl. Hitung Jumlah Trombosit Dengan Cara Manual Tidak Langsung Penghitungan jumlah trombosit dengan cara tidak langsung menggunakan sediaan apus darah tepi yang telah dicat Giemsa. Metode ini sebagai cross check terhadap cara langsung. Metode tidak langsung,
menghitung jumlah trombosit dengan mikroskop pembesaran 1000x melalui rasio trombosit terhadap seribu eritrosit pada hapusan darah tepi juga berlaku pada milimeter kubik darah, sehingga perhitungannya adalah rasio trombosit/1000 eritrosit dalam hapusan darah tepi dikalikan dengan jumlah eritrosit/ mm3 darah. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat Penelitian Alat hitung trombosit dengan metode langsung menggunakan alat otomatis : Sysmex KX – 21 Alat hitung trombosit dengan metode tidak langsung menggunakan hapusan darah :m - Tabung reaksi, - Obyek Glass, - Spreader ( cover glass ) - Mikroskop Cahaya. 2. Bahan Penelitian a. Hitung Trombosit Cara Langsung antara lain; - Darah Vena, - Antikoagulan EDTA. b. Hitung Trombosit Cara Tidak Langsung adalah - Darah Vena, - Antikoagulan EDTA, - Cat Giemsa, Metanol Absolut- Minyak Emersi. Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data 1. Hitung Trombosit Cara Langsung Dengan Sysmex KX-21 Prinsip : Trombosit dihitung berdasar prinsip impedansi maksudnya adalah menghitung perbedaan tahanan listrik antara trombosit dengan diluent pada saat melalui celah sempit ( apertura ). Perubahan tahanan listrik ini dicatat sebagai penningkatan voltase antara elektrode internal dan eksternal. Setiap pulsa listrik yang terjadi sesuai dengan satu trombosit yang melalui apertura. Tingginya pulsa menunjukan ukuran trombosit dan jumlah pulsa dapat mengidentifkasi jumlah trombosit. 2. Hitung Trombosit Cara Tidak Langsung Prinsip : Trombosit dihitung pada counting area hapusan darah tepi yang dicat dengan Giemsa. Pengolahan Data Data yang dikumpulkan dikoding dan diolah melalui computer dengan program T-test. Selanjutnya disajikan dengan tabel sesuai hasil t-test dan dapat diperoleh grafik yang menggambarkan perbandingan hitung trombosit dengan alat hitung otomatis dan cara manual tidak langsung. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Peneliti telah melakukan pemeriksaan 20 sampel darah lengkap dari orang yang datang di Laboratorium Klinika Surabaya. Dua puluh sampel tersebut dihitung trombositnya menggunakan Sysmex KX-21 serta dihitung pula dalam sediaan apus darah tepi pada lapangan pandang minyak imersi ( pembesaran 1000 x ). Dari data 20 pasien yang telah diperiksa jumlah trombositnya secara langsung dengan Sysmex KX – 21 di Laboratorium Klinika Surabaya dan dilakukan cross check pula dengan metode tidak langsung menggunakan sediaan apus darah tepi terhadap seribu eritrosit, diperoleh rata – rata kedua metode tersebut adalah 258.200 ( cara langsung ) & 262.021 ( cara tidak langsung ) sehingga hasil rata – rata dari kedua metode tersebut didapat suatu rasio atau perbandingan sebesar 0,98. Data – data perbandingan antara hitung jumlah trombosit dengan alat hitung otomatis yang digunakan adalah Sysmex KX-21 dan cara manual tidak langsung yang digunakan Sediaan Apus Drah Tepi ( SADT ) dapat dilihat pada lampiran 1. Rasio tersebut mendekati satu berarti menunjukkan hasil hitung jumlah trombosit menggunakan Sysmex KX-21 dan Sediaan Apus Darah Tepi rata – rata hasilnya tidak jauh berbeda atau rata – rata dari semua sampel memiliki selisih hasil penghitungan yang tipis. Namun ada beberapa sampel pemeriksaan yang hasilnya jauh berbeda, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Perbandingan antara hitung jumlah trombosit dengan alat hitung ototmatis ( Sysmex KX – 21) dan cara manual tidak langsung (sediaan apus darah tepi ).
Berdasarkan hasil pengolahan data T-test, terlihat bahwa nilat t terhitung 143 ( negatif ) artinya pemeriksaan hitung jumlah trombosit dengan metode SADT lebih tinggi dibandingkan metode Sysmex KX-21 pada beberapa sampel. Kita juga dapat melihat melalui deskriptif statistik bahwa rata – rata ( mean ) jumlah trombosit dengan SADT lebih tinggi daripada Sysmex KX-21. Pengolahan data ini dapat dilihat pada lampiran 2. Dari hasil uji T data – data yang diperoleh cukup signifikan dan kehomogenan data sudah baik dilihat dari signifikan ( ) 0.000 lebih kecil daripada ( ) 0,05. Kedua metode pemeriksaan hitung trombosit tersebut saling berhubungan terlihat dari tabel correlations 0,887 ( pada t-test dalam lampiran 2 ) yang mendekati 1. Sehingga dari dua metode pemeriksaan hitung trombosit tersebut kita dapat menggunakan metode langsung dan dilengkapi metode tidak langsung untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dalam mengcrosscheck hasil hitung trombosit pada pemeriksaan darah lengkap. atau menggunakan salah satu metode pemeriksaan hitung trombosit dari keduanya namun untuk lebih mempersingkat waktu dapat menggunakan alat hitung otomatis dalam hal ini Sysmex KX-21. Pembahasan Penghitungan jumlah trombosit secara langsung dapat dilakukan dengan Metode otomatis dapat menggunakan Sysmex KX- 21 dengan prinsip teknik impedansi. Prinsip tersebut memungkinkan sel-sel masuk flow chamber untuk dicampur dengan diluent kemudian dialirkan melalui apertura ( celah sempit ). Teknik impedansi berdasar pengukuran besarnya resistensi elektronik antara dua elektrode yaitu elektrode internal dan eksternal sehingga terjadi perubahan tahanan listrik yang dicatat sebagai peningkatan voltase dan digambarkan dalam bentuk pulsa. Setiap pulsa listrik yang terjadi sesuai dengan satu trombosit yang melalui apertura dan tingginya pulsa menunjukkan ukuran trombosit dan jumlah pulsa sama dengan jumlah trombosit. Alat tersebut mempunyai keuntungan diantaranya : tidak melelahkan petugas laboratorium, jika harus banyak melakukan pemeriksaan hitung trombosit. Adanya tampilan flag menunjukkan hal – hal yang perlu mendapat perhatian terhadap peneriksaan sampel. Alat ini masih terdapat kelemahan apabila ada trombosit yang bergerombol, trombosit besar (giant) serta adanya kotoran, pecahan eritrosit, pecahan leukosit tidak dapat terdeteksi atau tidak dapat dibedakan. Teknik ini pada keadaan tertentu dapat memberikan hasil rendah palsu atau tinggi palsu. Hitung trombosit dengan metode otomatis mempunyai CV 4 % pada sampel darah normal. Sedangkan penghitungan jumlah trombosit dengan cara tidak langsung menggunakan sediaan apus darah tepi yang telah dicat Giemsa. Metode ini sebagai cross check terhadap cara langsung. Metode tidak langsung, menghitung jumlah trombosit melalui rasio trombosit terhadap seribu eritrosit pada hapusan darah tepi juga berlaku pada milimeter kubik darah, sehingga perhitungannya adalah rasio trombosit/1000 eritrosit dalam hapusan darah tepi dikalikan dengan jumlah eritrosit/ mm3 darah. Cara ini menghitung jumlah trombosit yang paling mudah dan sederhana tetapi kurang teliti. Pada cara manual ini mempunyai kelebihan karena dapat mengamati ukuran dan morfologi trombosit atau kelainan hematologi lainnya, namun juga memiliki suatu kelemahan yaitu penyebaran trombosit yang tidak merata disebabkan perlekatan trombosit pada kaca sehingga mengakibatkan penilaian jumlah trombosit yang berbeda – beda. Hal ini dapat diatasi dengan teknik putar cara spin, metode ini merupakan metode otomatis dengan cara ini trombosit dan lekosit akan tersebar merata. Kerugian metode ini adalah membutuhkan alat khusus dan dan untuk laboratorium yang sibuk membutuhkan banyak waktu dalam pembuatan hapusan. Jumlah trombosit yang dihitung menggunakan Sysmex KX-21 pada penelitian ini bervariasi, antara 104.000/l – 520.000/l. Jumlah trombosit normal pada Sysmex KX-21 yang digunakan untuk penelitian ini ditetapkan antara 150.000 – 450.000/l. Penulis – penulis lain menyebutkan rentang jumlah trombosit normal yang berbeda – beda yaitu 150.000 – 400.000/ mm3, 175.000 – 350.000/mm3, 140.000 400.000/mm3, atau 150.000 – 450.000/mm3. Perbedaan – perbedaan tersebut mungkin disebabkan ketidaktepatan teknik hitung trombosit, variasi diurnal ( hasil hitung trombosit lebih tinggi pada sore hari ). Sampel penelitian ini diambil pada pagi hari.
Berdasarkan hasil hitung jumlah trombosit dari 20 sampel yang diperiksa dengan dua metode pemeriksaan rata – rata perbedaan hasil cukup tipis. Namun ada beberapa sampel yang diperiksa memiliki suatu perbedaan cukup jauh, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor – faktor tersebut dapat ditinjau dari pemeriksaan dengan alat hitung otomatis ( Sysmex KX-21 ) atau dari pemeriksaan dengan sediaan apus darah tepi. Bila dari pemeriksaan cara langsung yang menggunakan Sysmex KX – 21 sel – sel yang terdeteksi hanya berdasarkan ukuran sel trombosit yang sudah ditentukan pada alat Sysmex KX – 21 tersebut sehingga sel apapun yang ukurannya sesuai dengan ukuran yang ditentukan oleh alat ikut terhitung dan mengakibatkan tinggi palsu atau sel trombosit yang ukurannya lebih besar / lebih kecil daripada ukuran yang ditentukan alat dan mengakibatkan hasil rendah palsu. Sedangkan faktor yang ditinjau pada pemeriksaan cara tidak langsung yang menggunakan sediaan apus darah tepi secara mikroskopik terdapat sel – sel trombosit dan partikel lain yang sukar dibedakan dengan ukuran sel trombosit itu sendiri atau karena keterbatasan penglihatan mata peneliti. Atau disebabkan oleh faktor pengecatan sediaan apus darah tepi yang kurang baik. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari data 20 pasien yang telah diperiksa jumlah trombositnya secara langsung dengan Sysmex KX – 21 di Laboratorium Klinika Surabaya dan dilakukan cross check pula dengan metode tidak langsung menggunakan sediaan apus darah tepi terhadap seribu eritrosit, diperoleh rata – rata kedua metode tersebut adalah 258.200 ( cara langsung ) & 262.021 ( cara tidak langsung ) sehingga hasil rata – rata dari kedua metode tersebut didapat suatu rasio atau perbandingan sebesar 0,98. Hal ini terbukti dari rasio rata – rata yang diperoleh sebesar 0,98 yang hampir mendekati satu. Jadi dalam pemeriksaan hitung trombosit dapat menggunakan salah satu metode tersebut. Saran Setiap metode pemeriksaan hitung tromboit memiliki kekurangan dan kelebihan maka dari itu para tenaga laboratorium disarankan untuk mempertimbangkan metode yang akan digunakan dalam pemeriksaan hitung trombosit sesuai keadaan sebaiknya menggunakan metode yang memiliki hasil optimal tetapi miliki kelemahan yang minimal. Hasil hitung trombosit cara langsung sebaiknya dilengkapi dengan pemeriksaan hapusan darah tepi. Hal ini penting untuk melihat apakah hasil hitung trombosit tersebut sesuai dengan kesan atau gambaran hasil hitung trombosit pada hapusan darah. DAFTAR PUSTAKA Setiabudy, Rahajuningsih D., 2007. Hemostasis dan Trombosis. Ed 3. ( Jakarta : FK UI ). Soebrata, R. Ganda, 1968. Penuntun Laboratorium Klinik. ( Jakarata : Dian Rakyat ). Speicher, M. D, Carl. E., 1996. Pemilihan Uji Laboratorium yang Efektif. (Jakarta : EGC). Widmana, Frances K.,1995. Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium, ed 9. ( Jakarta : EGC ). Kee, Joyce le Fever, 2007. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik, ed 6. ( Jakarta : EGC ). Kosasih. As. dan Kosasih , E. N, 2008. Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik, ed 2. ( Tangerang : Karisma ). H, Hapdjoeno, 2006. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik. ( Makasar : Hasanuddin University Press ). Kee, Joyce le Fever, 1997. Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik, ed 2. ( Jakarta : EGC ). Djelantik, dr. I. B, 1996. Lekemi; Panduan Praktikum dan 500 soal Jawab Hematologi. ( Jakarta : Widya Medika ). Bauer J.D., 1980. Gradwohl’s Clinical Laboratory Methods and Diagnosis, 8th ed. ( London : Mosby). Brown BA, 1980. Hematology : Principle and Procedures. 3rd ed. ( Philadelphia : Lea and Febiger ). Diggs LW, 1996. A Textbook of Clinical Pathology. 6th ed. ( Baltimore : The Willians & Wilkins ). Heckner, Fritz, 1999. Atlas Hematologi : Praktikum Hematology dengan Mikroskop, Mathias Freund; alih bahasa. ( Jakarta : EGC ).
Linch, D., 1995. Atlas Bantu Hematologi, Caroline Wijaya; alih bahasa. ( Jakarta : Hipokrates). Nelson Da, 1984. Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods, 17th ed. ( Philadelphia : WB Saunders). I Siswandi, I.B. Djelantik , Harsono N, 1977. Buku Penuntun Laboratorium Hematologi, ed 4. ( Surabaya : Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ). Riadi; W, Rahayuningsih S, 1996. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Sederhana, ed 2. ( Jakarta : Balai Penerbitan FK UI). Rowan RM , 1991. Practical Laboratory Hematology, 1st ed. ( New York : Churchill Livingstone ). Rusia U, 1988. Medical Laboratory Technology a Procedure Manual for Routine Diagnostic Test. Vol 1, Mukherjee JL, 1st ed. ( New Delhi : Tata Mc Graw Hill Publishing ). Widhiarso,wahyu. 2007. Statistik Inferensial. ( Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM ).