Pemerintah Kota Madiun
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja merupakan suatu kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pemberi amanah maupun pihak-pihak lain yang berwenang menerima pelaporan. Selaku pengemban amanah masyarakat Kota Madiun, Pemerintah Kota Madiun melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyusunan dan penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kota Madiun. Laporan tersebut disusun sesuai dengan ketentuan yang diamanatkan dalam Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Penyusunan Penetapan Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kota Kota Madiun Tahun 2013 disusun dalam rangka mengukur tingkat keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan dan sasaran sebagaimana telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Pemerintah Kota Kota Madiun Tahun 2013 yang penyusunannya telah mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Madiun Tahun 2009 - 2014. A. Pengukuran dan Analisis Capaian Kinerja Pengukuran kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target setiap indikator kinerja sasaran dengan realisasinya. Setelah dilakukan perhitungan akan diketahui selisih atau celah kinerja (peformance gap). Selanjutnya berdasarkan selisih kinerja tersebut dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan kinerja dimasa yang akan datang (peformance improvement ). Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran capaian kinerja adalah Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kota Madiun yang telah ditetapkan Keputusan Walikota Madiun Nomor 050-401.202/322/2013 Tahun 2013 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Madiun. Selain untuk pengukuran kinerja capaian tahun 2013, indikator kinerja utama juga telah digunakan penyusunan perencanaan dan penetapan kinerja tahun 2014. Metode pengukuran dan penyimpulan yang digunakan adalah sebagai berikut: Lakip Kota Madiun 2013
III - 1
Pemerintah Kota Madiun
1) Metode pengukuran capaian kinerja Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan rencana dan realisasi sebagai berikut: (1) Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja
atau
semakin
rendah
realisasi
menunjukkan
semakin
rendahnya kinerja, digunakan rumus:
Capaian indikator kinerja =
Realisasi
x 100%
Rencana
(2) Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja, digunakan rumus:
Capaian Kinerja =
Rencana – (Realisasi – Rencana)
x 100%
Rencana Atau:
Capaian kinerja =
(2 x Rencana) – Realisasi
x 100%
Rencana
2) Metode Penyimpulan Capaian Sasaran Hasil pengukuran capaian kinerja disimpulkan baik untuk masing-masing indikator kinerjanya maupun untuk capaian pada tingkat sasaran. Penyimpulan dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran ordinal sebagai berikut : Tabel III.1 Metode Penyimpulan Capaian Sasaran
No
Kriteria Pengukuran
Predikat
1
X ≥ 100 %
Sangat Baik
2
85 % ≤ X < 100 %
Baik
3
60 % < X < 85 %
Cukup Baik
4
X ≤ 60 %
Kurang Baik
Lakip Kota Madiun 2013
III - 2
Pemerintah Kota Madiun
3) Hasil Pengukuran dan Analisis Capaian Kinerja Hasil pengukuran kinerja sasaran strategis dalam Penetapan Kinerja Pemerintah Kota Madiun Tahun 2013 disajikan sebagai berikut : Meningkatnya kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran pada PDRB
Sasaran 1.1.1
Tabel III.2 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya konstribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran pada PDRB. Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat
a. Produk Domestik Regional Bruto dari sektor perhotelan
0,49 %
0,48 %
97,96
Baik
b. Produk Domestik Regional Bruto dari restoran
5,23 %
5,07 %
96,94
Baik
c. Produk Domestik Regional Bruto dari sektor perdagangan
40 %
40,93%
102,33
Sangat Baik
Rp. 140 M
Rp. 143,34 M
102,38
Sangat Baik
d. Omset pasar regional
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran memberikan kontribusi yang besar pada PDRB Kota Madiun. Sektor ini memang memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan karena Kota Madiun merupakan pusat perdagangan serta perbelanjaan di wilayah Jawa Timur Bagian Barat. Selain itu dengan semakin berkembangnya usaha ritel seperti supermarket dan swalayan secara tidak langsung akan mampu meningkatkan peranan sektor ini. Pada tahun 2013 peranan sektor Perdagangan (40,93%), Hotel (0,48%) dan restoran (5,07%) mencapai 46,47% dari Produk Domestik Regional Bruto Kota Madiun. Realisasi sebesar ini telah melampaui target tahun 2013 yang ditetapkan sebesar 45,72%. Dengan membandingkan realisasi terhadap target, maka didapatkan capaian kinerja indikator Kontribusi Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran terhadap PDRB adalah sebesar 101,64%. Sub sektor perdagangan besar dan eceran memberikan peranan terbesar pada sektor ini, dengan
kontribusi
sebesar
40,93%. Fasilitas perdagangan Grafik III.1 Kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran terhadap PDRB Kota Madiun tahun 2013
Lakip Kota Madiun 2013
yang berperan menggerakkan perekonomian di kota Madiun III - 3
Pemerintah Kota Madiun
diantaranya adalah tersedianya pasar, baik pasar tradisional maupun pasar
modern.
Keberadaan
pasar-pasar
tersebut
mempercepat
pertumbuhan ekonomi kota, regional serta PAD Kota Madiun. Perkembangan Produk Bruto
kontribusi
Domestik
Regional
dari
perdagangan,
sektor hotel
dan
restoran selama kurun waktu tahun
2009-2013
sebagaimana Grafik III.2 Perkembangan PDRB Kota Madiun sektor perdagangan, hotel dan restoran tahun 2009-2013
tersaji
adalah pada
grafik tersebut disamping.
Sedangkan jumlah omset pasar regional Kota Madiun pada tahun 2013 mencapai Rp. 143,34 M. Angka tersebut berhasil melampaui target yang ditetapkan tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 140 M. Dengan membandingkan realisasi terhadap target, maka
capaian
indikator regional
omset adalah
102,38%.
kinerja pasar sebesar
Perkembangan
omset pasar regional tahun 2010-2013 adalah seperti disajikan
dalam
disamping.
grafik
Grafik III.3 Perkembangan omset pasar regional Kota Madiun Tahun 2009-2013
Berdasarkan grafik tersebut, terlihat bahwa omset pasar regional selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini didukung oleh terselesaikannya pembangunan pasar besar Kota Madiun, sehingga para pedagang sudah bisa melaksanakan aktivitasnya kembali di pasar. Sasaran ini secara rata-rata capaian sudah baik, tetapi mengalami tren atau cenderung sedikit menurun apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya. Indikator yang mengalami penurunan adalah kontribusi perhotelan dan restoran terhadap Produk Domestik Regional Bruto. Sedangkan indikator kontribusi sektor perdagangan terhadap Produk Domestik Regional Bruto dan omset pasar regional mengalami tren meningkat dari realisasi tahun sebelumnya. Lakip Kota Madiun 2013
III - 4
Pemerintah Kota Madiun
Upaya yang sudah dilakukan pada tahun 2013 adalah : 1. Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri 2. Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan 3. Program barang kena cukai ilegal 4. Program pengembangan kemitraan 5. Program pembinaan dan pengawasan dibidang Energi dan Sumber Daya Mineral Permasalahan Kondisi
bangunan
pasar
tradisional masih ada yang kurang representatif,
terkesan
kurang
nyaman dan kurang menarik bagi para pedagang dan pengunjung Gambar III.1 Situasi pasar tradisional di Kota Madiun
pasar. Saat ini kondisi bangunan pasar-pasar
sebagian
besar
merupakan bangunan lama dengan penataan yang kurang memberikan rasa nyaman dan menarik bagi para pedagang dan pembeli. Upaya Pemecahan Masalah Dinas
Pasar
terus
meningkatkan
upaya
pemeliharaan pasar-pasar
tradisional secara rutin dan berkala. Sedangkan untuk pasar yang baru dibangun yaitu Pasar Besar Kota Madiun dibangun menjadi pasar semi modern dengan arsitektur yang lebih modern dengan sarana dan
prasarana
dengan
yang
rencana
lengkap, penataan
pedagang yang rapi dan teratur.
Sasaran 1.1.2
Gambar III.2 Pasar Besar Kota Madiun
Meningkatnya fasilitas pendukung kegiatan sektor informal
Tabel III.3 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya fasilitas pendukung kegiatan sektor informal. Indikator Kinerja a. Jumlah relokasi / lokasi penataan Pedagang Kaki Lima
Lakip Kota Madiun 2013
Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat
1 Kali
-
-
Kurang Baik
III - 5
Pemerintah Kota Madiun b. Cakupan bina kelompok pedagang / usaha informal
30 kelompok
30 kelompok
100%
Sangat Baik
Dalam rangka menertibkan tempat dan lokasi usaha bagi para Pedagang Kaki Lima di Kota Madiun, maka perlu relokasi / penataan lokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kota Madiun. Akan tetapi pada tahun 2013 tidak dilaksanakan penataan maupun relokasi PKL, sehingga kinerja tahun 2013 untuk indikator kinerja relokasi / penataan lokasi Pedagang Kaki Lima tidak bisa dicapai. Dengan semakin maraknya pertumbuhan pedagang kaki lima maka perlu adanya penataan agar perkembangan tersebut
tidak
menimbulkan
dampak
negatif
terhadap
lingkungan
disamping juga untuk meningkatkan nilai ekonomi. Perkembangan capaian kinerja sasaran meningkatnya fasilitas pendukung kegiatan sektor informal adalah sebagaimana tabel berikut. Tabel III.4 Perkembangan capaian kinerja sasaran meningkatnya fasilitas pendukung kegiatan sektor informal INDIKATOR KINERJA
SATUAN TARGET RPJMD 2009
Jumlah relokasi/lokasi Pedagang kaki lima
Kali
Cakupan bina kelompok Kelompok pedagang / usaha informal
REALISASI 2010
2011
2012
2013
4
0
0
1
0
0
30
26
26
26
27
30
Sasaran ini mengalami kestabilan realisasi apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya. Pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, memang baru sekali dilaksanakan relokasi penataan pedagang kaki lima. Sedangkan cakupan bina kelompok pedagang / usaha informal, sedikit mengalami kenaikan, dari yang semula 26 kelompok pada tahun 2009, menjadi 30 kelompok diakhir tahun 2013. Upaya yang sudah dilakukan pada tahun 2013 adalah : Program pembinaan PKL dan asongan Permasalahan Permasalahan yang terjadi dalam pencapaian kinerja pada sasaran meningkatnya fasilitas pendukung kegiatan sektor informal adalah : a. Masih adanya Pedagang Kaki Lima yang belum tertata baik lokasinya ataupun tempat usahanya sehingga seringkali masih menempati fasilitas-fasilitas umum b. Masih adanya Pedagang Kaki Lima (PKL) yang belum tergabung dalam paguyuban yang ada.
Lakip Kota Madiun 2013
III - 6
Pemerintah Kota Madiun
Upaya pemecahan masalah a. Melakukan
inventarisasi,
pemutakhiran
data,
serta
melakukan
pemetaan seluruh pedagang kaki lima beserta lokasi usahanya b. Meningkatkan pembinaan dan pengawasan bagi para Pedagang Kaki Lima dengan harapan mereka lebih tertib dan tertata dengan apik. Sasaran 1.2.1 Stabilnya kontribusi sektor pertanian Tabel III.5 Capaian Kinerja Sasaran Stabilnya konstribusi sektor pertanian. Indikator Kinerja
Target
a. Produk Domestik Regional Bruto dari sektor pertanian
2%
b. Produktivitas padi per hektar c. Produksi perikanan
Realisasi
Capaian (%)
Predikat
1,47%
73,5 %
Cukup Baik
97,44%
Baik
104,15%
Sangat Baik
7,8 ton / Ha 7,6 ton / Ha 140 ton
145,81 ton
Kebanyakan
daerah
di
Jawa
Timur
bertumpu
pada
sektor
pertanian,
tidak
demikian
tetapi
halnya untuk Kota Madiun, karena
sektor
pertanian
hanya menempati urutan kedua terbawah sebagai sektor
penunjang
PDRB
Kota Madiun. Dengan kata lain sektor pertanian bukan Gambar III.3 Bapak Walikota bersama Wakil Walikota dan Ketua DPRD Kota Madiun mengawali panen raya padi di Kota Madiun
merupakan penunjang
tumpuan PDRB
Kota
Madiun. Pada tahun 2013, ditargetkan besarnya kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto Kota Madiun sebesar 2%. Namun dalam realisasinya, ternyata sektor ini hanya memberikan kontribusi sebesar 1,47%. Sehingga capaian kinerja indikator kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto adalah sebesar 73,5%.
Lakip Kota Madiun 2013
III - 7
Pemerintah Kota Madiun
Perkembangan
kontribusi
sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto Kota Madiun selama periode
tahun
mengalami menurun
2009-2013
kecenderungan seiring
dengan
berkurangnya Grafik III.4 Perkembangan produktivitas padi per hektar dan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kota Madiun
lahan
pertanian dikarenakan alih fungsi
menjadi
areal
perkantoran maupun permukiman. Produktivitas padi per hektar, selama kurun waktu 2009-2013 mengalami fluktuasi, dengan penurunan pada tahun 2010, tetapi mengalami peningkatan pada periode tahun 20112012, serta kembali mengalami sedikit penurunan pada tahun 2013. Sedangkan perikanan
produksi secara
cenderung
umum
mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009, produksi perikanan hanya mencapai
62,33
ton,
meningkat
drastis
pada
tahun
2010
menjadi
Grafik III.5 Perkembangan produksi perikanan Kota Madiun (ton)
117,158 ton. Meski sempat mengalami penurunan pada tahun 2011, namun tren meningkat berhasil dilanjutkan sehingga mencapai angka 145,81 ton pada tahun 2013. Upaya yang sudah dilakukan pada tahun 2013 adalah : 1. Program peningkatan ketahanan pangan 2. Program peningkatan produksi hasil peternakan 3. Program peningkatan penerapan teknologi peternakan 4. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak 5. Program peningkatan kesejahteraan petani 6. Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian 7. Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan 8. Program peningkatan sarana dan prasarana perikanan 9. Program pengembangan budidaya perikanan Lakip Kota Madiun 2013
III - 8
Pemerintah Kota Madiun
Permasalahan : 1. Keterbatasan
lahan
pertanian,
perkebunan
maupun
perikanan
dikarenakan banyaknya lahan persawahan yang dikonversi menjadi areal permukiman, gedung maupun perkantoran. 2. Menurunnya minat masyarakat terhadap sektor pertanian. Upaya pemecahan masalah: 1. Pemanfaatan lahan pertanian dan tanah pekarangan seefisien mungkin serta lebih mengintensifkan sosialisasi budidaya perikanan air tawar terutama pada lahan yang kosong/tidak dimanfaatkan 2. Memberikan
pengetahuan
kepada
masyarakat
dalam
penganekaragaman pangan non beras dengan menu makanan sehat bergizi dan berimbang serta menu alternatif hasil olahan pangan untuk mempertahankan ketahanan pangan di Kota Madiun. Sasaran 1.2.2 Meningkatnya kontribusi sektor industri Tabel III.6 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya konstribusi sektor industri Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat
a. Kontribusi sektor industri
15,53%
15,41%
99,23 %
Baik
b. Pertumbuhan Industri
5,71 %
6,39%
111,91%
Sangat Baik
3 kel
5 kel
166,67 %
Sangat Baik
Indikator Kinerja
c. Cakupan bina kelompok pengrajin
Sektor
industri
mampu
memberikan peranan terbesar kedua
terhadap
PDRB
Kota
Madiun. Pada tahun 2013 sektor industri
mampu
kontribusi
memberikan
sebesar
15,41%.
Angka ini sedikit dibawah target yang ditetapkan yaitu sebesar 15,53%. Gambar III.4 Industri Kereta Api di PT. INKA Kota Madiun
Dengan
membandingkan realisasi tahun 2013
terhadap target, maka
didapatkan capaian kinerja indikator kontribusi sektor industri terhadap PDRB Kota Madiun adalah sebesar 99,23%. Lakip Kota Madiun 2013
III - 9
Pemerintah Kota Madiun
Peranan terbesar pada sektor industri adalah pada sub sektor industri Angkutan, Mesin dan Peralatannya (8), yang pada tahun 2013 mampu memberikan
kontribusi
sebesar
12,40%.
Sub
sektor
yang
juga
memberikan kontribusi besar pada sektor ini adalah sub sektor industri makanan, minuman dan tembakau (1). Sub sektor ini memberikan kontribusi sebesar
2,21%. Secara
umum,
besarnya
kontribusi sektor industri akan sangat tergantung pada kedua sub sektor tersebut. kontribusi
Apabila kedua
sub
Grafik III.6 Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB Kota Madiun tahun 2013
sektor ini naik, maka kontribusi sektor industri juga akan naik, namun manakala kontribusi kedua sub sektor ini turun, maka akan menurun pula kontribusi sektor industri. Perkembangan
capaian
kinerja
sasaran
ini
cenderung
mengalami
penurunan selama periode tahun 2009-2013. Kontribusi sektor industri terhadap Produk Domestik Regional Bruto Kota Madiun terus menurun, dari semula 17,93% pada tahun
2009,
menjadi
15,41% pada tahun 2013. Sedangkan pertumbuhan industri,
angkanya
mengalami fluktuasi dari tahun
ke
tahun,
yaitu
semula 11,06 pada tahun Grafik III.7 Perkembangan PDRB sektor industri dan pertumbuhan industri Kota Madiun tahun 2009-2013
2009, menjadi 5,71 pada tahun
2012.
Hal
ini
tampak sebagaimana pada grafik diatas. Upaya yang sudah dilakukan pada tahun 2013 adalah : 1. Program pengembangan dan penerapan standarisasi mutu tembakau 2. Program pengembangan IKM (Industri Kecil dan Menengah)
Lakip Kota Madiun 2013
III - 10
Pemerintah Kota Madiun
Permasalahan Permasalahan
yang
terjadi
dalam
pencapaian
kinerja
sasaran
meningkatnya kontribusi sektor industri adalah : Masih rendahnya keinginan untuk berinovasi bagi para pelaku usaha di bidang industri, terutama dalam hal pengemasan, mereka sudah cukup puas dengan hanya mengandalkan kemasan yang ada tanpa ada keinginan untuk merubahnya menjadi lebih baik Upaya pemecahan masalah Melalui kegiatan Bidang Industri dan ESDM pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pariwisata Kota Madiun diadakan kegiatan pelatihan peningkatan pengemasan untuk industri makanan olahan, dengan harapan agar kemasan produk makanan olahan yang dihasilkan akan menjadi lebih baik. Sasaran 1.2.3 Stabilnya kontribusi sektor jasa Tabel III.7 Capaian Kinerja Sasaran Stabilnya konstribusi sektor jasa Indikator Kinerja a. Kontribusi sektor jasa
Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat
13,84%
13,28%
95,95%
Baik
Sektor jasa-jasa memberikan kontribusi terbesar ketiga terhadap Produk Domestik Regional Bruto Kota Madiun setelah sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor industri. Sektor jasa-jasa mampu memberikan kontribusi sebesar 13,28% pada tahun 2013. Sedangkan target indikator ini untuk tahun 2013 ditetapkan sebesar 13,84%. Dengan membandingkan realisasi yang sebesar 13,28% terhadap target yang sebesar 13,84%, maka akan didapatkan besarnya capaian kinerja indikator ini adalah sebesar 95,95%. Sektor jasa-jasa meliputi sub sektor pemerintahan umum dan sub sektor swasta. Sub sektor pemerintahan umum ditopang oleh administrasi pemerintahan dan pertanahan. Kontribusi sub sektor ini adalah sebesar 3,79%. Sedangkan sub sektor swasta meliputi jasa sosial kemasyarakatan, jasa hiburan dan kebudayaan serta jasa perorangan. Sub sektor ini memberikan kontribusi sebesar 9,49%.
Lakip Kota Madiun 2013
III - 11
Pemerintah Kota Madiun
Sasaran 1.3.1 Menurunnya jumlah pengangguran dan kemiskinan Tabel III.8 Capaian Kinerja Sasaran Menurunnya Jumlah Pengangguran dan Kemiskinan Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat
a. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
2,03 %
6,66 %
95,31%
Baik
b. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
73,59 %
66,8 %
90,77%
Baik
c. Menurunnya tingkat kemiskinan (%)
8,94 %
5,22 %
141,61%
Sangat Baik
d. Tingkat Kesempatan Kerja
94,85%
93,34%
98,41%
Baik
Indikator pertama untuk mengukur pencapaian sasaran ini adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), merupakan indikator yang menunjukkan besarnya penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi pada suatu wilayah, atau menunjukkan besaran relatif dari pasokan tenaga kerja (labour supply) yang tersedia untuk produksi barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Angka TPAK menggambarkan seberapa besar kemampuan penduduk usia kerja untuk memperoleh penghasilan atau membantu menambah penghasilan keluarga. Indikator ini diperoleh dari perbandingan antara jumlah angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia kerja. Pada tahun 2013, jumlah angkatan kerja di kota Madiun mencapai
82.120
orang.
Sementara
itu,
jumlah
penduduk yang berada pada usia kerja mencapai 122.935 orang.
Dengan
membandingkan kedua angka Gambar III.5 Para pencari kerja di suatu bursa kerja
tersebut, maka diperoleh angka TPAK
Kota
Madiun
yaitu
sebesar 66,8%. Angka ini masih dibawah target yang ditetapkan untuk tahun 2013 yaitu sebesar 73,59%. Nilai capaian kinerja indikator ini diperoleh dengan membandingkan realisasi terhadap target, yaitu sebesar 90,77%. Indikator kedua pada sasaran ini adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), merupakan angka yang mengindikasikan jumlah penduduk Lakip Kota Madiun 2013
III - 12
Pemerintah Kota Madiun
usia kerja yang termasuk dalam kelompok pengangguran. Angka TPT diperoleh dengan perbandingan jumlah penduduk yang mencari kerja terhadap angkatan kerja.
Pada tahun 2013, jumlah penganggur atau
pencari
Madiun
kerja
di
Kota
mencapai
5.469
orang.
Dengan
membandingkannya terhadap angka angkatan kerja yang mencapai 82.120 orang, maka diperoleh angka TPT adalah sebesar 6,66 %. Angka ini masih belum mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar 2,03 %. Dengan
membandingkan
besaran
realisasi
terhadap
target
yang
ditetapkan, diperoleh nilai capaian kinerja indikator ini adalah sebesar 95,31 %. Indikator
berikutnya
untuk
sasaran
menurunnya
jumlah
pengangguran dan kemiskinan adalah menurunnya tingkat kemiskinan. Tingkat kemiskinan dihitung dari perbandingan besarnya jumlah penduduk yang
berada
dibawah
garis
kemiskinan
dibagi
jumlah
penduduk
seluruhnya. Pada tahun 2013, prosentase penduduk dibawah garis kemiskinan di Kota Madiun mencapai 5,22 %. Angka ini berhasil melampaui target yang ditetapkan yaitu sebesar 8,94 %. Nilai capaian kinerja indikator ini diperoleh dengan membandingkan besarnya realisasi terhadap target, sehingga diperoleh angka sebesar 141,61 %. Pada periode tahun 2009-2013, tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran mengalami
terbuka kecenderungan
menurun,
sebagaimana
diperlihatkan disamping.
pada Angka
grafik
TPT
yang
pada tahun 2009 masih sebesar Grafik III.8 Perkembangan TPT dan tingkat kemiskinan di Kota Madiun
11,27%
berhasil
diturunkan
menjadi 6,66% pada tahun 2013.
Demikian pula halnya dengan tingkat kemiskinan, meskipun sempat mengalami kenaikan dari 5,43% pada tahun 2009 menjadi 6,11% pada tahun 2010, namun angka tersebut berhasil dikendalikan sehingga mengalami tren penurunan menjadi 5,22% pada tahun 2013.
Lakip Kota Madiun 2013
III - 13
Pemerintah Kota Madiun
Sedangkan tingkat partisipasi angkatan kerja dan tingkat kesempatan kerja, selama periode tahun 2009-2013 besarannya mengalami fluktuasi. Pada tahun 2009, TPAK masih berada di angka 59,36%, kemudian mengalami kenaikan menjadi 68,42% pada tahun 2011, sempat
mengalami
penurunan menjadi 62,53% pada
tahun
2012,
namun
berhasil ditingkatkan kembali menjadi sebesar 66,8% pada tahun
2013.
Sedangkan
tingkat
kesempatan
kerja,
mengalami peningkatan pada
Grafik III.9 Perkembangan TPAK dan TKK di Kota Madiun tahun 2009-2013
periode 2009-2011, yaitu dari 88,73% pada tahun 2009 menjadi 94,85% pada tahun 2011. Angka tersebut sempat menurun menjadi 93,29% pada tahun 2012, namun pada tahun 2013 berhasil ditingkatkan kembali menjadi 93,34%. Fluktuasi angka TPAK dan TKK tersebut diperlihatkan sebagaimana dalam grafik diatas. Upaya yang sudah dilakukan pada tahun 2013 adalah : 1. Program peningkatan kesempatan kerja 2. Program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja 3. Program perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan 4. Program perluasan dan pengembangan kesempatan kerja 5. Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun kelurahan Permasalahan : Beberapa permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian sasaran diatas adalah sebagai berikut. Belum tumbuhnya kesadaran dunia usaha dalam penyebarluasan informasi ketersediaan Lowongan Kerja ; Masih rendahnya perkembangan Tingkat Kesempatan Kerja; Kurangnya Partisipasi Dunia Usaha dalam pembuatan Peraturan Perusahaan / Perjanjian Kerja Sama (PKB) di Perusahaan Keterampilan yang dimiliki oleh pencari kerja tidak sesuai dengan kebutuhan lowongan.
Lakip Kota Madiun 2013
III - 14
Pemerintah Kota Madiun
Upaya Pemecahan masalah : Meningkatkan pemantauan / monitoring ke perusahaan dalam rangka pemutakhiran data dan penyebarluasan informasi lowongan kerja; Meningkatkan kegiatan pelatihan keterampilan untuk membuka usaha sektor informal; Meningkatkan Penyuluhan motivasi kerja di kelurahan-kelurahan dan Sekolah-sekolah serta mencari terobosan Lowongan Kerja Antar Kerja Lokal ( AKL) / Antar Kerja Antar Daerah ( AKAD ) dan Antar Kerja Antar Negara (AKAN); Untuk mewujudkan pemberdayaan masyarakat yang mandiri, maka diadakan pelatihan dan penempatan tenaga kerja. Sasaran 1.3.2 Meningkatnya kesempatan kerja dan berusaha Tabel III.9 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Kesempatan Kerja dan Berusaha Indikator Kinerja a. Jumlah UMKM sektor informal dan terlindungi keberlangsungannya b. Meningkatnya sentra UKM yang terfasilitasi c. Jumlah koperasi meningkat
Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat
20.000 unit
22.998 unit
114,95%
Sangat Baik
5 unit
7 unit
140%
Sangat Baik
290 unit
288 unit
99,31%
Baik
Sasaran meningkatnya kesempatan kerja dan berusaha diukur dengan beberapa indikator, yaitu jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah sektor informal yang terlindungi keberlangsungannya, sentra usaha kecil dan menengah yang terfasilitasi, serta jumlah koperasi yang meningkat. Pada tahun 2013, jumlah usaha mikro, kecil dan menengah yang terlindungi keberlangsungannya mencapai 22.990 unit usaha. Target yang ditetapkan untuk tahun 2013 adalah sejumlah 20.000 unit usaha. Capaian kinerja indikator ini diperoleh dengan membandingkan realisasi terhadap target, sehingga diperoleh nilai capaian sebesar 114,95 %. Sentra usaha kecil dan menengah yang terfasilitasi di Kota Madiun sejumlah 7 unit sentra usaha pada tahun 2013. Jumlah tersebut sudah berhasil melampaui target yang ditetapkan pada tahun 2013 yaitu sejumlah 5 unit sentra usaha, sehingga nilai capaian kinerja indikator ini adalah sebesar 140%. Lakip Kota Madiun 2013
III - 15
Pemerintah Kota Madiun
Sedangkan untuk indikator berikutnya, jumlah koperasi di Kota Madiun pada tahun 2013 adalah sejumlah 288 unit koperasi. Target yang ditetapkan untuk indikator ini pada tahun 2013 adalah sejumlah 290 unit koperasi. Dengan membandingkan realisasi terhadap target, didapatkan nilai capaian kinerja indikator ini sebesar 99,31 %. Perkembangan capaian kinerja sasaran ini selama periode waktu tahun 2009-2013 dapat disajikan sebagaimana tabel berikut. Tabel III.10 Perkembangan capaian kinerja sasaran meningkatnya kesempatan kerja dan berusaha INDIKATOR KINERJA
SATUAN TARGET RPJMD
REALISASI 2009
2010
2011
2012
2013
Jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sektor informal
Unit
22.500
22.334
22.790
22.790
22.998
22.998
Jumlah sentra Usaha Kecil dan Menengah yang terfasilitasi
Unit
5
3
3
4
5
7
Koperasi
302
280
285
285
287
288
Jumlah koperasi
Sasaran ini secara umum mengalami tren peningkatan realisasi bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal itu terlihat pada ketiga indikator yang seluruhnya mengalami peningkatan realisasi. Jumlah koperasi yang semula 280 unit koperasi pada tahun 2009, meningkat menjadi 285 unit koperasi sampai dengan
tahun 2011, kemudian
meningkat lagi menjadi 288 unit koperasi pada akhir tahun 2013. Sentra UKM yang terfasilitasi, meningkat dari semula 3 sentra pada tahun 2009 menjadi 7 sentra UKM pada 2013. Sedangkan jumlah UMKM sektor informal yang terlindungi keberlangsungannya, meningkat dari yang semula sejumlah 22.334 unit UMKM pada tahun 2009 menjadi sejumlah 22.998 unit pada tahun 2013. Upaya yang sudah dilakukan pada tahun 2013 adalah : 1. Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi 2. Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi 3. Program pegembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UKM 4. Program pengembangan sistem pendukung usaha bagi KUMKM 5. Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi
Lakip Kota Madiun 2013
III - 16
Pemerintah Kota Madiun
Permasalahan Kenyataan di lapangan, masih ditemui adanya lembaga yang menamakan diri sebagai Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) namun dalam operasional kegiatan yang dilaksanakan tidak mencerminkan jati diri koperasi dan tidak melaksanakan prinsipprinsip koperasi seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Koperasi. Keadaan seperti itu dikhawatirkan akan merugikan masyarakat pada umumnya dan anggota Koperasi Simpan Pinjam dan Koperasi Jasa Keuangan Syariah pada khususnya. Upaya Pemecahan Masalah Dalam rangka penertiban dan memberikan perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat/ anggota Koperasi simpan Pinjam (KSP) Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS), maka Pemerintah Kota sejak tahun 2011 telah membentuk Komisi Pengendalian Koperasi Simpan Pinjam (KPKS) yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Walikota Madiun Nomor: 518-401.105/264/2011 tanggal 26 Oktober 2011. Adapun tugas dan peran fungsi KPKS adalah melakukan Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan
serta
meningkatkan
peran
fungsi
KSP/KJS
bagi
pengembangan ekonomi masyarakat. Pembinaan Koperasi akan dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan sehingga pada pelaksanaan Evaluasi Kota Madiun sebagai Kota Koperasi tahun-tahun yang akan datang akan nampak peningkatan kualitas kelembagaan koperasi di Kota Madiun, adapun pembinaan / pelatihan yang menjadi prioritas adalah: Peningkatan Sumber Daya Manusia Pengelolaan Usaha Koperasi (Managemen) Kewirausahaan dan Pemasaran Sasaran 1.3.3 Terbangunnya kesetaraan gender yang tergabung dalam kelompok/koperasi wanita Tabel III.11 Kinerja Sasaran Terbangunnya Kesetaraan Gender yang tergabung dalam Kelompok/Koperasi Wanita Indikator Kinerja
a. Jumlah Koperasi Wanita
Lakip Kota Madiun 2013
Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat
40 unit
38 unit
95 %
Baik
III - 17
Pemerintah Kota Madiun
Koperasi Wanita di Kota Madiun sampai dengan akhir tahun 2013 sebanyak 38 unit koperasi wanita. Target yang ditetapkan untuk tahun 2013 adalah sejumlah 40 unit koperasi wanita, sehingga dengan membandingkan antara realisasi terhadap target diperoleh nilai capaian kinerja indikator ini sebesar 95 %. Perkembangan jumlah koperasi wanita selama rentang waktu antara tahun 2009-2013 di Kota Madiun relatif tidak banyak perubahan, yaitu dari jumlah 37 unit pada tahun 2009 menjadi 38 unit pada tahun 2013, karena tercatat hanya ada penambahan 1 (satu) unit koperasi wanita yang berdiri pada tahun 2012. Tabel III.12 Perkembangan capaian kinerja sasaran terbangunnya kesetaraan gender yang tergabung dalam kelompok/koperasi wanita INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET RPJMD Jumlah koperasi wanita
Kopwan
50
REALISASI 2009
2010
2011
2012
2013
37
37
37
38
38
Upaya yang sudah dilakukan pada tahun 2013 adalah pelaksanaan program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi.
Sasaran 1.3.4
Meningkatnya KUMKM
kesejahteraan
masyarakat
melalui
Tabel III.13 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya kesejahteraan masyarakat melalui KUMKM Capaian (%)
Predikat
277,82 M / 366,07 M
115,49 %
Sangat Baik
49,27 M
100,55 %
Sangat Baik
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
a. Jumlah aset/ omzet koperasi meningkat
254,42 M / 300,63 M
b. Terserapnya fasilitasi permodalan usaha yang disediakan pemerintah maupun BUMN meningkat
49 M
Sasaran meningkatnya kesejahteraan masyarakat melalui kelompok usaha mikro, kecil dan menengah serta koperasi diukur dengan indikator kinerja jumlah aset / omset koperasi serta terserapnya fasilitasi permodalan usaha yang disediakan pemerintah maupun BUMN. Yang dimaksud dengan aset koperasi disini adalah seluruh kekayaan yang dimiliki oleh koperasi, baik dalam bentuk aktiva tetap maupun aktiva lancar. Sedangkan omset adalah pendapatan kotor yang diperoleh dari Lakip Kota Madiun 2013
III - 18
Pemerintah Kota Madiun
kegiatan usaha koperasi. Jumlah aset koperasi di Kota Madiun sampai dengan akhir tahun 2013 adalah sebesar 277,82 M rupiah. Sedangkan jumlah omset koperasi pada tahun 2013 sebesar Rp. 366,07 M. Angka tersebut sudah berhasil memenuhi target yang ditetapkan pada tahun 2013, yaitu sebesar Rp. 254,42 M untuk aset koperasi serta Rp. 300,634 M untuk omset koperasi. Nilai capaian kinerja indikator ini adalah sebesar 115,49 %. Sasaran meningkatnya kesejahteraan masyarakat melalui KUMKM secara
umum
mengalami
tren
peningkatan
dalam
realisasi
bila
dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya. Sebagaimana terlihat dalam
grafik,
jumlah
aset
koperasi meningkat dari yang semula 109,9 M rupiah pada tahun 2009 terus mengalami kenaikan
setiap
tahun
sehingga menjadi 277,82 M rupiah pada tahun 2013. Hal ini tentu saja didukung oleh kenaikan pada omzet koperasi yang
juga
secara
terus
Grafik III.10 Perkembangan aset dan omset koperasi di Kota Madiun tahun 2009-2013
menerus meningkat dari semula 138,3 M rupiah pada 2009 menjadi 366,07 M rupiah pada 2013. Fasilitas permodalan usaha yang disediakan pemerintah maupun BUMN yang berhasil diserap oleh masyarakat juga senantiasa mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009, jumlah permodalan yang
berhasil
diserap
hanyalah sebesar 12,48 M rupiah,
meningkat
drastis
pada tahun 2011 menjadi 48,242 M rupiah, serta pada tahun 2013 juga mengalami sedikit peningkatan sehingga Grafik III.11 Perkembangan penyerapan fasilitas permodalan di Kota Madiun tahun 2009-2013
Lakip Kota Madiun 2013
menjadi 49,27 M rupiah pada tahun 2013.
III - 19
Pemerintah Kota Madiun
Upaya yang sudah dilakukan pada tahun 2013 adalah : 1. Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi 2. Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi 3. Program pegembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UKM 4. Program pengembangan sistem pendukung usaha bagi KUMKM 5. Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi Dalam pencapaian sasaran tersebut hampir tidak ada permasalahan yang dihadapi. Sasaran 2.1.1 Meningkatnya kualitas sistem perencanaan penganggaran pembangunan daerah Sistem
dan
mekanisme
perencanaan
dan
dan
penganggaran
pembangunan di Kota Madiun setiap tahunnya senantiasa dilaksanakan berdasarkan
pada
aturan
yang
berlaku.
Tahapan
perencanaan
pembangunan yang dilaksanakan meliputi :
Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kelurahan
Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan
Forum SKPD
Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kota
Penyusunan dan Penetapan RKPD
Penyusunan KUA dan PPAS Sasaran
Meningkatnya
kualitas
sistem
perencanaan
dan
penganggaran pembangunan daerah diukur dengan dua indikator kinerja, yaitu jumlah dokumen perencanaan yang sesuai dengan prioritas pembangunan dan prosentase program dalam RPJMD yang dijabarkan dalam RKPD. Indikator Jumlah dokumen perencanaan yang sesuai dengan prioritas pembangunan menunjukkan tingkat kesesuaian antara dokumen perencanaan yang disusun dengan dokumen yang harus disusun menurut ketentuan regulasi. Capaian kinerja indikator ini diukur dengan cara membandingkan jumlah dokumen perencanaan yang disusun terhadap jumlah dokumen perencanaan yang harus disusun menurut regulasi. Pada tahun 2013, Kota Madiun telah menyusun 7 dokumen perencanaan yang meliputi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah, Rencana Kerja Pembangunan Lakip Kota Madiun 2013
III - 20
Pemerintah Kota Madiun
Daerah, Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah, Rencana Kerja Anggaran, serta Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah serta Prioritas Program dan Plafon Anggaran Sementara. Dokumen yang disusun tersebut sudah sesuai dengan amanat regulasi yang mengharuskan penyusunan dokumen perencanaan sejumlah 7 dokumen tersebut, sehingga capaian kinerja indikator ini pada tahun 2013 sudah mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar 100 %. Indikator prosentase penjabaran program Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah kedalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah menunjukkan
tingkat
kesesuaian
antara
dokumen
Rencana
Kerja
Pembangunan Daerah dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Indikator ini diukur dengan membandingkan antara jumlah program yang ada dalam dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah terhadap jumlah program yang ada dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Pada tahun 2013, jumlah program yang ada pada dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Madiun adalah sebanyak 136 program yang tersebar diseluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Madiun, sedangkan jumlah program dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah adalah sebanyak 102 program. Dengan perbandingan keduanya, didapatkan angka realisasi sebesar 133,33 %. Karena target yang ditetapkan untuk tahun 2013 adalah sebesar 100%, maka capaian kinerja indikator ini adalah 133,33 %. Tabel III.14 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Sistem Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah
Capaian (%)
Predikat
Sesuai aturan
100 %
Sangat Baik
100%
100%
100%
Sangat Baik
Tersedianya dokumen perencanaan RPJMD yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah / Peraturan Kepala Daerah
Ada
Ada
100%
Sangat Baik
Tersedianya dokumen perencanaan RKPD yang telah ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah Prosentase program Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang dijabarkan dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah
Ada
Ada
100%
Sangat Baik
100 %
133,33 %
133,33 %
Sangat Baik
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Mekanisme perencanaan dan penganggaran dilaksanakan sesuai dengan regulasi
Sesuai aturan
Jumlah dokumen perencanaan yang sesuai dengan prioritas pembangunan
Lakip Kota Madiun 2013
III - 21
Pemerintah Kota Madiun
Selama periode tahun 2009-2013, sasaran ini senantiasa menunjukkan capaian yang menggembirakan, karena hampir selalu berhasil memenuhi target yang ditetapkan setiap tahunnya. Dokumen-dokumen yang menurut ketentuan regulasi harus disusun, sudah berhasil disusun oleh Pemerintah Kota Madiun. Satu-satunya indikator yang sempat mengalami penurunan dan tidak berhasil mencapai target adalah prosentase program RPJMD yang dijabarkan dalam RKPD pada tahun 2012 yang hanya mencapai 94,12%. Upaya yang sudah dilakukan pada tahun 2013 adalah : 1. Program perencanaan pembangunan daerah 2. Program perencanaan pembangunan sosial budaya Permasalahan : Meskipun telah senantiasa berhasil memenuhi ketentuan regulasi dan memenuhi target setiap tahunnya, namun dalam pencapaian kinerja sasaran ini masih ditemui adanya kendala dan permasalahan, yaitu peraturan perundang-undangan yang menjadi pedoman perencanaan seringkali mengalami perubahan. Hal ini membawa konsekuensi terhadap perlunya penyesuaian-penyesuaian dalam beberapa hal baik aspek teknis, prosedur, maupun substansi. Peraturan teknis pelaksanaan sebagai pelengkap peraturan yang lebih umum juga seringkali tidak langsung terbit setelah kurun waktu yang cukup lama sehingga implementasinya terhambat. Upaya pemecahan masalah : Adapun solusi yang diambil dalam rangka memecahkan masalah tersebut adalah dengan melaksanakan koordinasi dan konsultasi intensif dengan pihak-pihak terkait, terutama instansi pada Pemerintah pusat sebagai penyusun regulasi dan kebijakan yang berlaku secara nasional. Sasaran 2.2.1 Meningkatnya kinerja pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan pemeliharaan hasil-hasil pembangunan Tabel III.15 Kinerja Sasaran Meningkatnya kinerja Pelaksanaan, Pengawasan, Evaluasi dan Pemeliharaan Hasil-hasil Pembangunan Indikator Kinerja a. Jumlah entitas yang melakukan pengelolaan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Lakip Kota Madiun 2013
Target
Realisasi
85 %
83,04 %
Capaian (%) 97,69 %
Predikat Baik
III - 22
Pemerintah Kota Madiun Indikator Kinerja
Capaian
Target
Realisasi
b. Opini / pendapat hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan
WDP
WDP
100 %
Sangat Baik
c. Indeks Kepuasan Masyarakat d. Tingkat penyelesaian pelanggaran Perda
80 % 100 %
78,51 % 79,49 %
98,14 % 79,49 %
Baik Cukup Baik
e. Jumlah paket pengadaan barang/jasa sesuai dengan ketentuan yang berlaku
100%
100%
100 %
Sangat Baik
1
1
100 %
Sangat Baik
f. Jumlah dokumen evaluasi sistem informasi monitoring
(%)
Predikat
Sasaran meningkatnya kinerja pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan pemeliharaan hasil-hasil pembangunan diukur dengan beberapa indikator
kinerja
yang
meliputi
jumlah
entitas
yang
melakukan
pengelolaan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, opini / pendapat hasil pemeriksaan BPK, Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM), tingkat pelanggaran Perda, jumlah paket pengadaan barang / jasa sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta jumlah dokumen evaluasi sistem informasi monitoring. Jumlah entitas yang melakukan pengelolaan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku menunjukkan seberapa besar mekanisme penganggaran,
penatausahaan,
pelaporan
dan
pertanggungjawaban
pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh SKPD Pemerintah Kota Madiun sudah sesuai dengan ketentuan regulasi yang ada. Berdasarkan hasil pemeriksaan Inspektorat Kota Madiun, masih ada beberapa temuan yang terkait
dengan
adanya
kesalahan
terutama
dalam
administrasi
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh SKPD. Pada tahun 2013, dari sejumlah 33 SKPD dilingkungan Pemerintah Kota Madiun, terdapat 27 SKPD yang telah melaksanakan pengelolaan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, atau sebesar 83,04 %. Realisasi ini masih belum mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar 85%. Dengan membandingkan realisasi terhadap target, didapatkan capaian kinerja indikator ini adalah sebesar 97,69 %. Indikator Opini / pendapat hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan menunjukkan opini / pendapat yang dikeluarkan oleh BPK selaku auditor eksternal Pemerintah Kota Madiun, berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Madiun. Pada tahun 2013, sebagaimana Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang disampaikan BPK atas hasil pemeriksaan Lakip Kota Madiun 2013
III - 23
Pemerintah Kota Madiun
terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Kota Madiun tahun 2012, maka Pemerintah Kota Madiun mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Opini tersebut sudah sesuai dengan target yang ditetapkan untuk tahun 2013 yaitu Wajar Dengan Pengecualian (WDP), sehingga capaian kinerja indikator tersebut adalah sebesar 100%. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) menunjukkan tingkat kepuasan publik / masyarakat atas pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Kota Madiun, yang secara langsung dilaksanakan oleh seluruh SKPD dan unit kerja dilingkungan Pemerintah Kota Madiun. Untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat yang memperoleh pelayanan, dilakukan melalui survey, dengan penyebaran kuesioner. Survey dilaksanakan terhadap sejumlah 56 unit kerja yang ada dilingkungan Pemerintah Kota Madiun. Realisasi angka Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) diperoleh dengan cara menjumlah seluruh nilai yang diperoleh oleh 56 unit kerja sebagai hasil survey dibagi dengan 56 (jumlah unit kerja yang disurvey). Pada tahun 2013, realisasi angka indeks kepuasan masyarakat ini mencapai nilai 78,51 %. Target yang ingin dicapai untuk tahun tersebut ditetapkan sebesar 80 %, sehingga capaian kinerja indikator tersebut pada tahun 2013 adalah sebesar 98,14 %. Tingkat
pelanggaran
Peraturan
Daerah
(Perda)
merupakan
indikator selanjutnya untuk sasaran meningkatnya kinerja pelaksanaan, pengawasan,
evaluasi
dan
pemeliharaan
hasil-hasil
pembangunan.
Indikator ini menunjukkan perbandingan antara jumlah pelanggaran Perda yang ditindaklanjuti atau berhasil diselesaikan oleh Pemerintah Kota Madiun terhadap jumlah seluruh pelanggaran Perda yang berhasil diidentifikasi atau dilaporkan ke Pemerintah Kota Madiun. Pada tahun 2013, berdasarkan data yang diperoleh dari Satuan Polisi Pamong Praja Kota Madiun, jumlah pelanggaran Perda yang berhasil diidentifikasi adalah sejumlah 200 kasus. Dari pelanggaran sejumlah itu, ada beberapa kasus yang belum terselesaikan sampai dengan akhir tahun 2013, dikarenakan pelanggaran tersebut terjadi di akhir tahun 2013, sehingga pada saat akhir tahun 2013 masih sedang dalam tahap penyelesaian. Sedangkan jumlah pelanggaran yang sudah berhasil diselesaikan adalah sebanyak 175 kasus, sehingga tingkat pelanggaran Perda mencapai angka sebesar 79,49%. Target yang ingin dicapai pada tahun 2013 adalah 100%, atau diharapkan seluruh pelanggaran Perda sudah ada upaya dan tindak lanjut Lakip Kota Madiun 2013
III - 24
Pemerintah Kota Madiun
penyelesaiannya. Capaian kinerja
indikator
ini
didapatkan dengan
membandingkan tingkat pelanggaran Perda (79,49%) terhadap target (100%) sehingga didapatkan angka capaian sebesar 79,49%. Indikator jumlah paket pengadaan barang/jasa sesuai dengan ketentuan yang berlaku menunjukkan banyaknya paket pengadaan barang / jasa yang diadakan melalui pemilihan penyedia barang / jasa yang pelaksanaannya melalui mekanisme pengadaan barang / jasa sesuai dengan ketentuan peraturan mengenai pengadaan barang / jasa pemerintah. Sesuai dengan ketentuan mengenai pengadaan barang / jasa pemerintah, pemilihan penyedia barang / jasa dapat dilaksanakan melalui cara pelelangan atau seleksi (umum atau terbatas / sederhana), pemilihan atau penunjukan langsung, serta pengadaan langsung. Pada tahun 2013, berdasarkan data yang diperoleh dari Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kota Madiun, terdapat sejumlah 122 paket pengadaan barang / jasa yang dilaksanakan pelelangan / seleksi oleh Kelompok Kerja (Pokja) ULP. Jumlah tersebut berhasil memenuhi target yang direncanakan yaitu sebanyak 122 paket, sehingga capaian kinerja indikator ini mencapai angka 100 %. Indikator terakhir pada sasaran ini adalah jumlah dokumen evaluasi sistem
informasi
monitoring.
Dokumen
evaluasi
sistem
informasi
monitoring merupakan keluaran dari pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap realisasi kemajuan / progress fisik pekerjaan dan keuangan masing-masing program dan kegiatan setiap bulannya pada seluruh SKPD, yang selanjutnya dikompilasi dan direkapitulasi pada tingkat Kota Madiun dengan menggunakan sistem informasi monitoring. Pada tahun 2013, dihasilkan 1 (satu) dokumen evaluasi sistem informasi monitoring, sesuai dengan target yang ditetapkan tahun 2013 yaitu sejumlah 1 (satu) dokumen, sehingga capaian kinerja indikator tersebut adalah sebesar 100%. Sasaran ini cenderung stabil bila dilihat realisasi capaian selama periode tahun 2009-2013. Opini hasil pemeriksaan BPK terhadap laporan keuangan pemerintah Kota Madiun selama periode tahun 2009-2013 masih bertahan pada opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Jumlah paket pengadaan barang / jasa yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku juga selalu tercapai 100% setiap tahunnya. Demikian pula halnya dengan jumlah dokumen evaluasi sistem informasi Lakip Kota Madiun 2013
III - 25
Pemerintah Kota Madiun
monitoring, yang selalu terealisasi sejumlah 1 (satu) dokumen setiap tahunnya. Sedangkan indikator yang mengalami peningkatan adalah Indeks
Kepuasan
Masyarakat (IKM) yang meningkat dari semula hanya
75,23%
tahun
2009
76,54%
pada
menjadi
pada
tahun
2010. Angka tersebut berhasil secara Grafik III.12 Perkembangan Indeks Kepuasan Masyarakat di Kota Madiun tahun 2009-2013
ditingkatkan berkelanjutan
dari tahun ke tahun, sehingga
menjadi
sebesar 78,41% pada tahun 2013. Tingkat penyelesaian pelanggaran Perda mengalami fluktuasi selama rentang waktu 2009-2013. Pada tahun 2009, penyelesaian pelanggaran Perda mencapai angka 84,1% dan kemudian menurun menjadi 77,81% pada tahun 2010. Namun pada periode 2011-2013, angka tersebut berhasil ditingkatkan tahun, pada 87,66% 2012, 97,95%
setiap
menjadi
79,8%
tahun
2011,
pada hingga
tahun menjadi
pada
tahun
Grafik III.13 Perkembangan tingkat penyelesaian pelanggaran Perda di Kota Madiun tahun 2009-2013
2013. Upaya yang sudah dilakukan pada tahun 2013 adalah : 1. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur. 2. Program pengembangan komunikasi informasi dan media masa. 3. Program peningkatan kualitas pelayanan informasi. 4. Program kerjasama informasi dengan media masa. Permasalahan : Beberapa permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian sasaran diatas adalah sebagai berikut.
Lakip Kota Madiun 2013
III - 26
Pemerintah Kota Madiun
a. Meningkatnya
permasalahan
kasus-kasus
pelanggaran
terhadap
pelaksanaan Perda termasuk kasus pelanggaran Perda serta gangguan ketentraman dan ketertiban umum. Penyelesaian permasalahan kasus-kasus
pelanggaran
musyawarah
mufakat
terhadap
melalui
Perda
pendekatan
dilakukan
secara
kekeluargaan
serta
pengumpulan bukti pendukung yang diperlukan. b. Dalam
melaksanakan
pemeriksaan
masih
dijumpai
beberapa
permasalahan diantaranya masih adanya Obyek Pemeriksaan yang melakukan kesalahan yang sama dalam laporan pertanggung jawaban keuangan dari tahun sebelumnya dan tahun pemeriksaan berjalan. Adapun faktor-faktor yang menjadi penyebab adalah : - Kurangnya dukungan dana mengakibatkan kualitas capaian sasaran kurang maksimal. - Kurangnya SDM Pengawasan yang profesional. - Kurangnya kesadaran dari Obyek Pemeriksaan atas pentingnya laporan pertanggung jawaban keuangan yang akuntabel. Upaya pemecahan masalah : Untuk mengatasi permasalahan ketertiban masyarakat tersebut di atas, dilakukan upaya dengan :
Diadakannya sosialisasi, pembinaan dan penyuluhan secara berkala kepada masyarakat.
Mengikutsertakan petugas Satpol PP dalam Bintek maupun diklat Satpol PP sehingga semua staf Satpol PP mengerti tentang tugas, pokok dan fungsi masing-masing dan dapat menjalankan Program dan Kegiatan yang telah ditetapkan
Untuk mengatasi permasalahan terkait dengan pemeriksaan tersebut Inspektorat Kota Madiun telah melakukan upaya berupa pengoptimalan dana yang ada dan meningkatkan kualitas SDM pengawasan dengan mengikuti Diklat Pengawasan serta memberikan pembinaan yang lebih intensif
kepada obyek pemeriksaan akan pentingnya akuntabilitas
pelaporan keuangan.
Lakip Kota Madiun 2013
III - 27
Pemerintah Kota Madiun
kegiatan Sasaran 2.3.1 Meningkatnya pembangunan daerah
kerjasama
dalam
Tabel III.16 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya kegiatan kerjasama dalam pembangunan daerah Indikator Kinerja a. Jumlah MOU kerjasama b. Frekuensi diadakan kegiatan event nasional dan regional meningkat
Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat
12 MoU
11 MoU
91,67 %
Baik
4 kali
4 kali
100 %
Sangat Baik
Sasaran meningkatnya kerjasama dalam pembangunan daerah diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja, yaitu meliputi jumlah Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) kerjasama dan jumlah even regional maupun nasional. MoU merupakan landasan awal bagi pelaksanaan kerjasama antara Pemerintah Kota Madiun dengan pihak lain. Jumlah MoU menunjukkan banyaknya kerjasama yang dijalin dengan pihak-pihak lain, terutama dengan Pemerintah Kabupaten disekitar Kota Madiun yang mempunyai kedekatan dan keterkaitan erat baik secara geografis maupun sosial budaya. Pada tahun 2013, terdapat 11 MoU yang disepakati oleh Pemerintah Kota Madiun. Dengan target yang ditetapkan sebesar 12 MoU, maka capaian kinerja indikator ini adalah sebesar 91,67%. Indikator jumlah even regional dan nasional menunjukkan tingkat partisipasi Pemerintah Kota Madiun sebagai anggota APEKSI (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia) dalam penyelenggaraan even APEKSI baik yang berskala regional propinsi maupun skala nasional. Partisipasi tersebut dapat berwujud sebagai penyelenggara maupun hanya sebagai peserta dengan mengirimkan delegasi atau perwakilan. Karena itu, indikator jumlah even regional dan nasional merupakan banyaknya even APEKSI yang diselenggarakan maupun yang diikuti oleh Pemerintah Kota Madiun, baik yang skala regional maupun nasional. Pada tahun 2013, terdapat 4 (empat) even yang diselenggarakan APEKSI dan diikuti oleh Pemerintah Kota Madiun, yaitu meliputi : 1. Muskorwil APEKSI di Kupang; 2. Muskernas APEKSI di Palangkaraya; 3. Indonesia City Expo 2013 di Palangkaraya; 4. Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) di Blitar. Lakip Kota Madiun 2013
III - 28
Pemerintah Kota Madiun
Target yang ditetapkan pada tahun 2013 adalah sebanyak 4 (empat) even, sehingga capaian kinerja indikator ini bisa mencapai 100%. Dalam pencapaian sasaran meningkatnya kegiatan kerjasama dalam pembangunan daerah dapat dikatakan hampir tidak mengadapi kendala. Hal yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah mengembangkan kerjasama-kerjasama di bidang lainnya. Sasaran 3.1.1 Meningkatnya pendidikan
pemerataan
dan
perluasan
akses
Tabel III.17 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat
1. APK PAUD dan TK
70 %
70,02 %
100,03 %
Sangat Baik
2. APK SD/MI
100 %
113,17 %
113,17 %
Sangat Baik
3. APK SMP/MTs/Paket B
100 %
103,31 %
103,31 %
Sangat Baik
4. APK SMA / SMK
100 %
163,56 %
163,56 %
Sangat Baik
Indikator Kinerja
a. APK PAUD dan TK (usia 2 – 6 tahun) Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman
Kanak-Kanak
(TK)
menunjukkan
perbandingan
antara
banyaknya siswa pada jenjang PAUD dan TK terhadap jumlah anak usia 2 – 6 tahun pada suatu wilayah tertentu dalam suatu tahun. Pada tahun 2013, realisasi angka partisipasi kasar untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini dan Taman Kanak-Kanak adalah sebesar 70,02%, yang berarti bahwa sejumlah 70,02% dari seluruh anak usia 2-6 tahun sudah bisa ditampung pada Pendidikan Anak Usia Dini dan Taman Kanak-Kanak yang ada. Target yang direncanakan untuk tahun 2013 adalah sebesar 70%. Capaian kinerja indikator ini didapatkan dengan membandingkan antara realisasi terhadap target, sehingga didapatkan nilai capaian sebesar 100,03%.
b. APK SD/MI Angka Partisipasi Kasar Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah dihitung berdasarkan Jumlah Seluruh Siswa SD/MI yang bersekolah di Kota Madiun dibandingkan dengan Jumlah Penduduk Usia 7 – 12 tahun di Lakip Kota Madiun 2013
III - 29
Pemerintah Kota Madiun
Kota Madiun Tahun 2013. APK SD/MI pada Tahun 2013 mencapai 113,17%. Karena target yang ditetapkan untuk tahun 2013 adalah sebesar 100%, maka capaian kinerja indikator ini mencapai angka 113,17%. Angka capaian yang melebihi 100% dikarenakan adanya anak didik (siswa) yang berasal dari luar Kota Madiun yang menempuh pendidikan pada jenjang SD/MI di Kota Madiun.
c. APK SMP/MTs Angka Partisipasi Kasar Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah dihitung berdasarkan Jumlah Seluruh Siswa SMP/MTs yang bersekolah di Kota Madiun dibandingkan dengan Jumlah Penduduk Usia
13 – 15 tahun di Kota Madiun Tahun 2013. APK
SMP/MTs pada Tahun 2013 mencapai 103,31%. Karena target yang ditetapkan untuk tahun 2013 adalah sebesar 100%, maka capaian kinerja indikator ini mencapai angka 103,31%. Angka capaian yang melebihi 100% seperti halnya APK SD/MI dikarenakan adanya anak didik (siswa) yang berasal dari luar Kota Madiun yang menempuh pendidikan pada jenjang SMP/MTs di Kota Madiun.
d. APK SMU/MA/SMK Angka Partisipasi Kasar Sekolah Menengah Umum / Madrasah Aliyah / Sekolah Menengah Kejuruan dihitung berdasarkan Jumlah seluruh siswa SMU/MA/SMK yang bersekolah di Kota Madiun dibandingkan dengan Jumlah Penduduk Usia 16 – 18 tahun di Kota Madiun Tahun 2013. APK SMU/MA/SMK pada Tahun 2013 mencapai 163,56%. Karena target yang ditetapkan untuk tahun 2013 adalah sebesar 100%, maka capaian kinerja indikator ini mencapai angka 163,56%. Angka capaian yang melebihi 100% dikarenakan adanya anak didik (siswa) yang berasal dari luar Kota Madiun yang menempuh pendidikan pada jenjang SMU/MA/SMK di Kota Madiun. Sasaran ini cenderung stabil, hanya ada sedikit pergeseran nilai realisasi antara tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, baik itu peningkatan maupun penurunan. Secara umum masing-masing indikator sudah berhasil mencapai target yang ditetapkan, namun demikian ada beberapa indikator yang sedikit mengalami penurunan realisasi pada tahun 2013 meskipun dengan nilai yang tidak terlalu signifikan. Angka partisipasi kasar baik untuk tingkat pendidikan anak usia dini dan TK, maupun tingkat sekolah dasar, secara umum meningkat dari tahun 2009 Lakip Kota Madiun 2013
III - 30
Pemerintah Kota Madiun
ke
tahun
partisipasi meningkat
2013.
Angka
kasar dari
TK
68,55%
pada tahun 2009 menjadi 70,65% pada tahun 2013. Angka
partisipasi
kasar
sekolah dasar meningkat dari 107,11% pada tahun 2009 Grafik III.14 Perkembangan APK sesuai jenjang pendidikan di Kota Madiun tahun 2009-2013
menjadi
112,09%
pada tahun 2013. Angka partisipasi
kasar
sekolah
menengah pertama turun dari semula 104,35% pada tahun 2009 menjadi sebesar 101,41% pada tahun 2013. Sedangkan angka partisipasi kasar sekolah menengah umum / khusus mengalami peningkatan dari semula 146,75% pada tahun 2009 menjadi 162,78% pada tahun 2013. Upaya yang sudah dilakukan pada tahun 2013 adalah : 1. Program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun 2. Program manajemen pelayanan pendidikan 3. Program pendidikan anak usia dini 4. Program pendidikan menengah 5. Program pendidikan non formal Gambar III.6 Walikota Madiun menyerahkan 6. Program peningkatan mutu bantuan pendidikan kepada siswa tidak pendidik dan tenaga mampu kependidikan 7. Program pendidikan dasar sembilan tahun Permasalahan : a) Belum
terlaksananya
keseluruhan
Program
dikarenakan
DAK
tahun
keterlambatan
2013
secara
Petunjuk
Teknis
Pelaksanaan kegiatan DAK 2013, sehingga yang terlaksana pada kegiatan
DAK
rehabilitasi
2013
bangunan,
hanya
Perencanaan
pengadaan
buku
sedangkan dan
alat
untuk peraga
pembelajaran sebagian masih belum terlaksana. b) Belum optimal dan meratanya kompetensi tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan
Lakip Kota Madiun 2013
dalam
mengkuti
perkembangan
dunia III - 31
Pemerintah Kota Madiun
pendidikan
yang
dinamis
dan
pesat.
Perkembangan
ini
mengharuskan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan untuk secara terus menerus meningkatkan kompetensi yang dimiliki sehingga sebagai ujung tombak pendidikan di lapangan dan sebagai agen pembelajaran dapat
mentransfer pengetahuan
terkini kepada para anak didiknya setiap waktu. c) Belum optimalnya penataan guru sesuai dengan kebutuhan pada satuan pendidikan. Upaya Pemecahan Masalah: a) Pelaksanaan DAK tahun anggaran 2013 dilaksanakan pada tahun anggaran 2014 sesuai aturan yang berlaku. b) Mengoptimalkan peran dan fungsi Kelompok Kerja Kepala Sekolah, Musyawarah Kerja Kelompok Kepala Sekolah, Kelompok Kerja Guru dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran sebagai wadah kepala sekolah dan guru dalam meningkatkan kompetensi guru dengan sistem pengimbasan dan memberdayakan guru-guru yang memiliki potensi unggul untuk menjadi pemandu atau instruktur dalam mengimbaskan pengetahauan dan skill lebih yang mereka miliki. c) Melaksanakan pemetaan guru kembali sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Sasaran 3.1.2 Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan Tabel III.18 Capaian Kinerja Sasaran Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat
60 : 40
60 : 40
100 %
Sangat Baik
b. Rasio siswa : buku
1:1
1:1
100 %
Sangat Baik
c.
100%
100%
100 %
Sangat Baik
95%
95%
100 %
Sangat Baik
e. Jumlah sertifikasi guru
70%
70,70%
101 %
Sangat Baik
f.
100%
100%
100 %
Sangat Baik
g. Tingkat buta aksara
0%
0%
100 %
Sangat Baik
h. Angka putus sekolah SD/MI
0%
0%
100 %
Sangat Baik
0%
0,27 %
99,73 %
Baik
Indikator Kinerja a. Rasio siswa SMK : SMU/MA
Nilai Ujian Nasional
d. Tingkat guru
i.
kualifikasi
pendidikan
Akreditasi sekolah
Angka putus sekolah pendidikan menengah
Lakip Kota Madiun 2013
III - 32
Pemerintah Kota Madiun
Sasaran peningkatan mutu dan relevansi pendidikan diukur dengan beberapa indikator kinerja, yang meliputi : rasio siswa SMK terhadap SMU/MA, rasio buku terhadap siswa, nilai ujian nasional, tingkat kualifikasi pendidikan guru, jumlah sertifikasi guru dan pengawas, akreditasi sekolah, tingkat buta aksara, serta angka putus sekolah. Rasio siswa SMK : SMU/MA menunjukkan perbandingan antara jumlah siswa yang bersekolah pada SMK dibandingkan terhadap jumlah siswa yang bersekolah pada SMU/MA. Pada tahun 2013, rasio siswa SMK : SMU/MA di Kota Madiun mencapai 60 : 40. Angka tersebut sudah berhasil memenuhi target yang ditetapkan untuk tahun 2013 yaitu sebesar 60 : 40, sehingga capaian kinerja indikator tersebut adalah sebesar 100%. Rasio Buku : Siswa menunjukkan tingkat ketersediaan buku sebagai sarana pembelajaran bagi siswa di sekolah. Pada tahun 2013, rasio ketersediaan buku sudah menunjukkan angka yang memenuhi kebutuhan, yaitu dengan rasio buku : siswa adalah sebesar 1 : 1. Dengan target yang direncanakan adalah sebesar 1 : 1, maka capaian kinerja indikator ini adalah sebesar 100%. Indikator kinerja peserta Ujian Nasional yang memiliki nilai rata-rata >= 6,00 pada semua jenjang menunjukkan keberhasilan siswa dalam menempuh ujian nasional pada setiap jenjang dalam suatu tahun. Indikator ini dihitung dengan membandingkan seberapa besar jumlah peserta ujian nasional yang berhasil memperoleh nilai rata-rata >=6,00 dari seluruh jumlah peserta ujian nasional. Pada tahun 2013, seluruh peserta ujian nasional pada semua jenjang sudah berhasil memperoleh nilai rata-rata >= 6,00 atau dengan kata lain indikator kinerja ini sudah terealisasi 100%. Dibandingkan terhadap target yang diharapkan pada tahun 2013 yaitu sebesar 100%, maka capaian kinerja indikator tersebut sudah mencapai angka 100%. Indikator kinerja tingkat kualifikasi pendidikan guru, menunjukkan seberapa besar guru yang sudah memenuhi kualifikasi pendidikan minimal setara dengan Strata 1 (Sarjana) dari seluruh guru yang bekerja di Kota Madiun, baik yang mengajar pada jenjang Sekolah Dasar / MI, Sekolah Menengah Pertama / MTs, maupun Sekolah Menengah Umum / SMK / MA. Indikator kinerja ini dihitung dengan membandingkan jumlah guru yang sudah memenuhi kualifikasi pendidikan S-1 atau yang sederajat dibagi terhadap jumlah seluruh guru yang mengajar pada jenjang SD/MI, Lakip Kota Madiun 2013
III - 33
Pemerintah Kota Madiun
SMP/MTs, maupun SMU/SMK/MA. Pada tahun 2013, sudah tercapai 95% guru yang berpendidikan minimal S-1. Angka tersebut sudah berhasil memenuhi target yang diharapkan pada tahun 2013 yaitu sebesar 95%. Capaian kinerja indikator ini adalah sebesar 100%. Indikator kinerja jumlah sertifikasi guru, kepala sekolah dan pengawas menunjukkan besaran rasio antara jumlah guru, kepala sekolah dan pengawas yang sudah bersertifikat dibandingkan terhadap jumlah seluruh guru, kepala sekolah serta pengawas yang ada. Pada tahun 2013 ditetapkan target sebesar 70% guru, kepala sekolah dan pengawas yang sudah bersertifikat. Realisasinya, pada tahun tersebut sudah terdapat 70,07% guru, kepala sekolah serta pengawas yang sudah berhasil mengikuti dan lulus sertifikasi, atau dengan kata lain indikator kinerja ini sudah memperoleh nilai capaian kinerja sebesar 101%, melampaui target yang ditetapkan. Jumlah penerima sertifikat pendidik tersebut setiap tahunnya tergantung pada kuota yang diberikan oleh pemerintah pusat. Pemenuhan sertifikasi bagi guru sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 tentang Sertifikasi bagi guru dalam jabatan. Indikator kinerja akreditasi sekolah yang merupakan proses penilaian secara komprehensif terhadap kelayakan program pendidikan pada
satuan
pendidikan.
Indikator
kinerja
ini
dihitung
dengan
membandingkan jumlah lembaga baik TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, maupun SMU/SMK/MA yang sudah diakreditasi dari seluruh lembaga TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, maupun SMU/SMK/MA yang ada. Pada tahun 2013, realisasinya terdapat 96,92% lembaga yang sudah diakreditasi. Target yang direncanakan adalah bahwa seluruh lembaga yang ada sudah diakreditasi atau 100%, sehingga realisasi tersebut masih sedikit dibawah target atau memperoleh nilai capaian kinerja sebesar 96,92%. Lembaga sekolah yang belum diakreditasi biasanya merupakan lembaga yang baru berdiri, belum mempunyai lulusan, sehingga belum berhak untuk mendapatkan penilaian atau akreditasi. Untuk semua satuan pendidikan dari jenjang TK sampai dengan Sekolah Menengah yang lama sudah melaksanakan akreditasi.
Penetapan kuota lembaga yang diakreditasi
setiap tahun ditentukan oleh Badan Akreditasi Propinsi Jawa Timur. Tingkat Buta Aksara menunjukkan seberapa besar penduduk usia diatas 44 tahun yang masih menyandang predikat buta aksara dari Lakip Kota Madiun 2013
III - 34
Pemerintah Kota Madiun
seluruh
penduduk
diatas usia 44 tahun yang ada. Indikator ini dihitung
berdasarkan
jumlah
penduduk
penyandang
Buta
Aksara di atas usia 44 Gambar III.7 Salah satu upaya memberantas tiga buta di Kota Madiun
tahun dibanding dengan jumlah penduduk usia
di atas 44 tahun seluruhnya. Pada tahun 2013, berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga Kota Madiun bahwa sudah tidak terdapat penyandang buta aksara penduduk diatas usia 44 tahun. Realisasi ini sudah berhasil memenuhi target yang ditetapkan yaitu bahwa pada tahun 2013 diharapkan Kota Madiun sudah terbebas dari penyandang buta aksara bagi penduduk usia diatas 44 tahun. Dengan kata lain, indikator kinerja Tingkat Buta Aksara penduduk usia diatas 44 tahun memperoleh nilai capaian kinerja sebesar 100%. Angka Sekolah
Putus merupakan
indikator
kinerja
digunakan
yang untuk
menunjukkan
seberapa
besar tingkat siswa yang menempuh pada Gambar III.8 Salah satu upaya mencegah siswa putus sekolah di Kota Madiun
pendidikannya
pada
jenjang
tersebut.
Angka
pendidikan
suatu
jenjang
pendidikan gagal untuk menyelesaikan putus
sekolah
SD/MI
mengindikasikan besaran jumlah siswa SD/MI yang putus sekolah dibandingkan terhadap jumlah seluruh siswa SD/MI pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2013, diharapkan seluruh siswa pada jenjang SD/MI berhasil menyelesaikan pendidikannya, sehingga tidak ada siswa SD/MI yang putus sekolah. Harapan dan target tersebut berhasil dicapai pada tahun 2013 dengan realisasi tidak ada siswa SD/MI yang putus sekolah atau angka putus sekolah mencapai 0%, sehingga bisa dikatakan capaian kinerja indikator ini adalah sebesar 100%. Lakip Kota Madiun 2013
III - 35
Pemerintah Kota Madiun
Sedangkan angka putus sekolah pendidikan menengah mengindikasikan besaran jumlah siswa sekolah menengah yang putus sekolah dibandingkan terhadap jumlah siswa sekolah menengah pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2013 ditargetkan tidak ada siswa putus sekolah pada jenjang sekolah menengah (0%), namun dalam realisasinya masih terdapat 0,27% siswa putus sekolah pada jenjang sekolah menengah. Capaian kinerja indikator ini sudah berhasil mencapai angka 99,73% dari target yang direncanakan. Tabel III.19 Perkembangan capaian kinerja sasaran peningkatan mutu dan relevansi pendidikan REALISASI
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
TARGET RPJMD
Rasio siswa Sekolah Menengah Kejuruan : Sekolah Menengah Umum/Madrasah Aliyah
%
70 : 30
67 : 33
Siswa / buku
1:1
1:1
1:1
%
100
100
Sekolah
100
Tingkat buta aksara diatas usia 44 tahun
%
Angka putus pendidikan dasar
sekolah
Angka putus sekolah pendidikan menengah
Rasio siswa : buku Nilai Ujian Nasional rata-rata >= 6,00 Akreditasi sekolah
2009
2010
2011
2012
2013
60 : 40
60 : 40
1:1
1:1
1:1
100
100
100
100
100
100
99
95,37
97
0
0,40
0,11
0
0
0
%
0
0,05
0,03
0,00009
0,0031
0
%
0,25
0,30
0,75
0,41
0,24
0,22
61 : 39 65 : 35
Sasaran ini cenderung fluktuatif, dalam arti ada yang berubah meningkat, tetapi ada juga yang menurun. Indikator yang mempunyai nilai realisasi yang stabil dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 adalah rasio siswa SMK : SMA yaitu berada pada kisaran angka rasio 70 : 30 sampai dengan 60 : 40. Nilai tersebut hanya bergerak naik turun tetapi masih dalam rentang angka tersebut dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Rasio siswa : buku relatif tidak mengalami perubahan, realisasi antara tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 tetap pada angka rasio 1 : 1. Indikator tingkat buta aksara penduduk diatas usia 44 tahun juga relatif kecil perubahannya, karena semenjak tahun 2011 penduduk Kota Madiun sudah terbebas dari buta aksara. Demikian pula halnya untuk indikator peserta ujian nasional yang memiliki nilai rata-rata >= 6,00, mempunyai angka realisasi yang tidak mengalami perubahan, karena berhasil dipertahankan pada angka 100%. Lakip Kota Madiun 2013
III - 36
Pemerintah Kota Madiun
Indikator mengalami
yang
peningkatan
pada realisasinya adalah tingkat pendidikan guru, jumlah serta
sertifikasi angka
putus
sekolah. Grafik III.15 Perkembangan prosentase berpendidikan S1/DIV tahun 2009-2013
guru
guru, Tingkat
pendidikan (kualifikasi
guru S1
/
DIV)
mengalami peningkatan realisasi dari yang semula 83,74% pada tahun 2009 meningkat menjadi sebesar 92,9% pada tahun 2010. Angka tersebut sempat mengalami penurunan menjadi 91,44% pada tahun 2011 dan bahkan menurun lagi menjadi 91,38% pada tahun 2012, namun berhasil ditingkatkan kembali sehingga menjadi 95% pada tahun 2013. Jumlah sertifikasi
guru, kepala
sekolah dan pengawas juga
mengalami
peningkatan yang cukup signifikan selama periode tahun 2009-2013. Kalau pada
tahun
sertifikasi Grafik III.16 Perkembangan prosentase guru bersertifikat profesi di Kota Madiun tahun 2009-2013
2009
guru
baru
mencapai angka 30,1%, maka
angka
tersebut
meningkat menjadi 49,95% pada tahun 2010. Angka tersebut berhasil secara terus menerus ditingkatkan dari tahun ke tahun, sehingga guru, kepala sekolah dan pengawas yang bersertifikat pada tahun 2013 sudah mencapai angka 70,7%. Indikator yang sedikit mengalami penurunan adalah akreditasi sekolah, yang semula sebesar 100% pada tahun 2009 sedikit mengalami penurunan menjadi sebesar 97% pada tahun 2013. Hal ini disebabkan oleh adanya lembaga sekolah yang baru didirikan, sehingga belum bisa mengikuti proses penilaian untuk akreditasi. Upaya yang sudah dilakukan pada tahun 2013 adalah : 1. Program manajemen pelayanan pendidikan 2. Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan
Lakip Kota Madiun 2013
III - 37
Pemerintah Kota Madiun
Sasaran 3.1.3 Penguatan tata kelola dan pencitraan publik Pencapaian sasaran penguatan tata kelola dan pencitraan
publik
ditunjukkan dengan beberapa indikator sebagaimana dibawah ini : Tabel III.20 Capaian Kinerja Sasaran Penguatan dan tata kelola dan pencitraan publik Capaian Predikat (%) 100 % Sangat Baik
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
a. jumlah sekolah semua jenjang melaksanakan MBS b. Komite Sekolah berfungsi dengan baik c. Dewan Pendidikan berfungsi dengan baik d. Pangkalan data dan informasi berbasis web
100%
100%
100% Baik
100% Baik
100 % 100 %
Sangat Baik Sangat Baik
100%
100%
100 %
Sangat Baik
a. Jumlah sekolah yang menerapkan MBS (manajemen berbasis sekoah) di semua jenjang. Pelaksanaan MBS di sekolah merupakan salah satu persyaratan untuk menjadi sekolah standar nasional. Karena itu diharapkan pada tahun 2013 seluruh sekolah pada semua jenjang sudah menerapkan MBS (target 100%). Realisasi tahun 2013 sudah mencapai 100%, karena semua sekoah sudah menerapkan MBS, sehingga capaian kinerja indikator ini sudah berhasil mencapai 100%. b. Jumlah komite sekolah berfungsi baik. Komite Sekolah sebagai lembaga mandiri yang mempunyai peran dalam ikut serta meningkatkan mutu pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana serta pengawasan pendidikan pada satuan pendidikan
berfungsi semakin baik. Komite Sekolah sejauh ini telah
berfungsi dengan baik. Diharapkan, pada tahun 2013 seluruh komite sekolah sudah berfungsi dengan baik (target 100%). Realisasi tahun 2013 sudah mencapai 100%, sehingga capaian kinerja indikator ini adalah sebesar 100%. c.
Untuk indikator selanjutnya adalah Dewan Pendidikan Kota berfungsi dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya Program dan Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Madiun yang bersinergi dengan Dewan Pendidikan. Sebagai lembaga mandiri yang berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana serta pengawasan Dewan Pendidikan sudah berfungsi dengan baik.
Lakip Kota Madiun 2013
III - 38
Pemerintah Kota Madiun
d. Pangkalan Data dan Informasi Berbasis Web. Pangkalan data dan informasi pendidikan merupakan pengembangan sistem dan teknologi informasi
terpadu
yang
memuat
seluruh
data
pandidikan
menyediakan berbagai informasi pendidikan tingkat kota
dan
yang dapat
dipergunakan untuk mendukung pengambilan kebijakan pendidikan bagi para pemangku kepentingan dan peyelenggara pendidikan secara tepat, transparan, akuntabel dan efisien. Indikator kinerja ini menunjukkan jumlah lembaga sekolah yang sudah terkoneksi layanan internet dari seluruh lembaga sekolah yang ada. Pada tahun 2013 ditargetkan seluruh sekolah sudah terkoneksi layanan internet (100%). Realisasinya, pada tahun 2013 target tersebut sudah bisa tercapai dengan terkoneksinya layanan internet pada seluruh lembaga sekolah yang ada, sehingga capaian kinerja indikator ini sudah bisa tercapai 100%. Sasaran penguatan tata kelola dan pencitraan publik secara umum cenderung stabil, berhasil dipertahankan realisasinya pada angka yang sudah memenuhi target. Indikator jumlah sekolah yang menerapkan MBS berhasil dipertahankan pada angka 100% yang berarti seluruh sekolah sudah menerapkan MBS. Jumlah komite sekolah berfungsi baik mengalami peningkatan dari semula sebesar 80% pada tahun 2009 menjadi sebesar 100%
pada
tahun
2013.
Dewan
pendidikan
kota
juga
berhasil
dipertahankan fungsinya dengan baik, seperti halnya pada tahun-tahun sebelumnya. Begitu pula halnya dengan pangkalan data dan informasi pendidikan berbasis web, saat ini sudah meningkat capaiannya dari 85% pada tahun 2009 menjadi 100% dikarenakan semua sekolah sudah terkoneksi dengan layanan internet. Upaya yang sudah dilakukan pada tahun 2013 adalah : 1. Program manajemen pelayanan pendidikan 2. Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan 3. Program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan Secara umum permasalahan yang dihadapi dalam upaya mencapai sasaran tersebut diatas dapat dikatakan hampir tidak ada. Hanya saja untuk pengembangan pangkalan data dan informasi berbasis web perlu dimantapkan lebih lanjut. Sasaran 3.2.1 Meningkatnya Angka Harapan Hidup (AHH)
Lakip Kota Madiun 2013
III - 39
Pemerintah Kota Madiun Tabel III.21 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Angka Harapan Hidup (AHH) Indikator Sasaran Angka Harapan Hidup (AHH)
Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat
71,30
71,55
100,35 %
Sangat Baik
Sasaran meningkatnya usia harapan hidup diukur dengan indikator kinerja Angka Harapan Hidup (AHH) Kota Madiun lebih tinggi dari propinsi Jawa Timur. Angka harapan hidup menunjukkan rata-rata tahun hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada suatu tahun tertentu. Semakin tinggi angka harapan hidup suatu daerah, maka menunjukkan semakin panjang pula tahun hidup yang akan dijalani oleh bayi yang lahir di daerah itu pada kurun waktu tersebut. Pada tahun 2013, angka harapan
hidup
Kota
Madiun
ditargetkan
mencapai
71,30
tahun.
Realisasinya, angka harapan hidup Kota Madiun dalam tahun 2013 sudah mencapai 71,36 tahun. Dengan membandingkan antara realisasi terhadap target, maka didapatkan capaian kinerja indikator ini sudah berhasil memenuhi target yang ditetapkan, dengan nilai capaian sebesar 100,08%. Sasaran meningkatnya angka harapan hidup merupakan sasaran utama dalam
tujuan
meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, yang
ditunjukkan
capaiannya angka
usia
indikator
harapan
hidup
masyarakat.
Semakin
tinggi
angka
harapan
hidup
usia
masyarakat, Gambar III.17 Perkembangan angka usia harapan hidup Kota Madiun tahun 2009-2013
dengan
tingkat
maka
semakin
tinggi pula derajat kesehatan masyarakat tersebut. Sasaran ini
cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009, angka usia harapan hidup masyarakat Kota Madiun mencapai angka 70,65 tahun. Angka tersebut terus meningkat menjadi 70,8 tahun pada tahun 2010, meningkat lagi menjadi 70,99 tahun pada tahun 2011, kemudian meningkat menjadi 71,29 tahun pada tahun 2012 dan akhirnya menjadi sebesar 71,55 tahun pada tahun 2013.
Lakip Kota Madiun 2013
III - 40
Pemerintah Kota Madiun
kualitas penanganan Sasaran 3.2.2 Meningkatnya (Kesehatan Ibu, Balita dan Bayi baru lahir)
KIBBLA
Tabel III.22 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya kualitas penanganan Kesehatan Ibu, Balita dan Bayi baru lahir Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat
Angka kematian ibu (per 100.000 kelahiran hidup)
40,4
72,91
19,53%
Kurang Baik
Angka kematian bayi (per 1.000 kelahiran hidup)
10
7,29
127,1%
Sangat Baik
<1%
0,15%
185%
Sangat Baik
Angka peserta Keluarga Berencana aktif
82,7%
79,1%
95,65%
Baik
Angka kelurahan Immunization
92,59%
100%
108%
Sangat Baik
Rasio balita gizi buruk
Universal Child
Kualitas penanganan kesehatan ibu, balita dan bayi baru lahir diukur dengan indikator kinerja menurunnya angka kematian ibu, menurunnya angka kematian bayi, menurunnya rasio balita gizi buruk, serta meningkatnya angka kelurahan UCI (Universal Child Immunization). Angka kematian ibu menunjukkan jumlah ibu yang meninggal dalam proses persalinan per 100.000 bayi yang lahir dalam keadaan hidup. Semakin tinggi derajat kesehatan masyarakat, maka angka kematian ibu melahirkan akan semakin kecil. Semakin tinggi realisasi indikator ini, maka menunjukkan kinerja yang semakin buruk, karena idealnya diharapkan tidak ada ibu yang meninggal dalam proses persalinan. Pada tahun 2013, di Kota Madiun ditargetkan angka kematian ibu melahirkan tidak melebihi 40,4, dalam artian diharapkan bahwa untuk setiap 100.000 bayi yang lahir hidup, jumlah ibu yang meninggal tidak lebih dari 40 orang. Kenyataannya, berdasarkan data laporan yang diterima
dari
Dinas
Kesehatan Kota Madiun, angka
kematian
ibu
masih cukup tinggi, yaitu sebesar
70,50.
Angka
tersebut
masih
cukup
jauh dari target, yaitu dengan capaian kinerja Grafik III.18 Perkembangan angka kematian ibu melahirkan di Kota Madiun tahun 2009-2013
Lakip Kota Madiun 2013
hanya sebesar 19,53%.
III - 41
Pemerintah Kota Madiun
Sebenarnya berdasarkan data yang tersaji dalam grafik, terlihat bahwa angka kematian ibu melahirkan di Kota Madiun dalam kurun waktu tahun 2009-2013 sudah menunjukkan kecenderungan mengalami penurunan, namun masih belum signifikan. Pada tahun 2009, angka kematian ibu mencapai 75,87 orang per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut menurun menjadi 70,50 pada tahun 2013. Angka kematian bayi menunjukkan jumlah bayi yang meninggal untuk setiap 1.000 bayi yang lahir hidup. Semakin rendah angka kematian bayi, maka akan semakin baik derajat kesehatan masyarakat. Angka kematian bayi dihitung dengan membandingkan antara jumlah bayi yang meninggal terhadap jumlah bayi yang lahir hidup kemudian dikalikan dengan 1.000. Pada tahun 2013, di Kota Madiun ditetapkan target angka kematian bayi tidak lebih dari 10, dalam arti bahwa diharapkan diantara 1.000 bayi yang lahir hidup, jumlah bayi yang meninggal tidak lebih dari 10 bayi. Realisasinya, berdasarkan data yang kami peroleh, angka kematian bayi mencapai 7,29. Dengan
membandingkan
realisasi didapatkan kinerja
terhadap
target,
angka
capaian
indikator
ini
sebesar
127,1%. Tren
penurunan
angka
kematian bayi di Kota Madiun selama
periode
waktu
tahun
2009-2013 adalah sebagaimana
Grafik III.19 Perkembangan angka kematian bayi di Kota Madiun tahun 20092013
terlihat pada grafik. Pada tahun 2009, angka kematian bayi masih cukup tinggi, yaitu sebesar 18,59 bayi yang meninggal untuk setiap 1.000 kelahiran
hidup.
Berkat
berbagai
upaya
yang
dilakukan
melalui
pelaksanaan berbagai program dan kegiatan, angka tersebut berhasil secara bertahap dan berkelanjutan untuk diturunkan sehingga menjadi hanya sebesar 8,46 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2013. Rasio
balita
gizi
buruk
merupakan
indikator
kinerja
yang
menunjukkan perbandingan antara balita yang menderita gizi buruk dari seluruh balita yang ada. Semakin tinggi derajat kesehatan masyarakat, diharapkan semakin kecil jumlah balita yang menderita gizi buruk. Pada tahun 2013 Pemerintah Kota Madiun menetapkan target bahwa rasio Lakip Kota Madiun 2013
III - 42
Pemerintah Kota Madiun
balita gizi buruk diharapkan kurang dari 1%. Berdasarkan data yang ada, realisasi balita yang menderita gizi buruk jauh lebih kecil dari yang ditargetkan karena hanya mencapai 0,15%. Dengan kata lain dapat dilaporkan bahwa capaian kinerja indikator rasio balita gizi buruk adalah sebesar 185%. Secara berkelanjutan, penurunan rasio balita gizi buruk di Kota Madiun dari tahun ke tahun selama periode tahun 2009-2013
adalah
sebagaimana
terlihat
pada
grafik. Rasio balita gizi buruk pada
Grafik III.20 Perkembangan angka rasio balita gizi buruk di Kota Madiun tahun 2009-2013
tahun
2009
sebesar
0,54%,
secara
bertahap
berkelanjutan
masih berhasil dan
diturunkan
sehingga pada tahun 2013 hanya tinggal menjadi sebesar 0,15%. Indikator angka peserta Keluarga Berencana (KB) aktif merupakan indikator yang menunjukkan rasio antara jumlah peserta KB yang aktif dibandingkan terhadap jumlah pasangan usia subur yang ada. Semakin tinggi angka peserta KB aktif, semakin menunjukkan tingkat keberhasilan pencapaian indikator ini terhadap sasaran yang ingin dicapai. Pada tahun 2013 ditargetkan besarnya angka peserta KB aktif sebesar 82,7%. Berdasarkan data laporan yang ada, realisasi angka peserta KB aktif mencapai 79,1%. Angka tersebut sudah hampir mencapai target yang ditetapkan. Capaian kinerja indikator angka peserta KB aktif didapatkan dengan membandingkan realisasi terhadap target, sehingga didapatkan angka 95,65%. Indikator terakhir dari sasaran meningkatnya kualitas penanganan kesehatan ibu, balita dan bayi baru lahir adalah angka kelurahan UCI (Universal Child Immunization). Angka kelurahan UCI menunjukkan perbandingan antara jumlah kelurahan yang sudah UCI dibandingkan terhadap jumlah seluruh kelurahan yang ada. Pada tahun 2013 ditargetkan seluruh kelurahan di Kota Madiun (27 kelurahan) sudah terlayani UCI atau sebesar 100%. Realisasinya, selama tahun 2013 pelaksanaan imunisasi sudah mencakup seluruh kelurahan (27 kelurahan) yang ada di Kota Madiun. Dengan tercakupnya seluruh kelurahan sudah UCI, maka capaian kinerja indikator ini sudah berhasil memenuhi target Lakip Kota Madiun 2013
III - 43
Pemerintah Kota Madiun
yang
ditetapkan,
capaian
dengan
sebesar
100%.
Tren peningkatan cakupan kelurahan
yang
sudah
terlayani imunisasi umum anak
(UCI)
adalah
sebagaimana terlihat pada grafik, yang menunjukkan Gambar III.21 Perkembangan Rasio Kelurahan UCI di Kota Madiun Tahun 2009-2013
angka
peningkatan
yang
semula
dari
sebesar
92,59% pada tahun 2009 menjadi 100% pada tahun 2013. Sasaran meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibu, balita dan bayi baru lahir (KIBBLA) pada tahun 2013 secara umum sudah mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, meskipun masih ada beberapa indikator yang belum memenuhi target yang ditetapkan. Upaya yang sudah dilakukan pada tahun 2013 adalah : 1. Program perbaikan gizi masyarakat 2. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 3. Program Upaya Kesehatan masyarakat 4. Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan Sasaran 3.2.3 Meningkatnya aksesibilitas pelayanan kesehatan Tabel III.23 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya aksesibilitas pelayanan kesehatan Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat
Rasio peserta Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin terhadap jumlah penduduk miskin
100%
100%
100%
Sangat Baik
85
81,91
96,37%
Baik
Kota
85
80,51
94,72%
Baik
Rasio tenaga kesehatan (per 100.000 penduduk)
40
53,39
133,48%
Sangat Baik
kesehatan
meliputi
Indeks Kepuasan kesehatan :
Masyarakat
bidang
- Pusat Kesehatan Masyarakat - Rumah Sakit Umum Daerah Madiun
Aksesibilitas ketersediaan,
dan
Lakip Kota Madiun 2013
pelayanan kepuasan
masyarakat
dalam
kemudahan,
memperoleh
dan III - 44
Pemerintah Kota Madiun
menggunakan fasilitas serta pelayanan dalam bidang kesehatan. Untuk mengukur tingkat capaian sasaran ini, digunakan indikator kinerja rasio peserta
asuransi
kesehatan
masyarakat
miskin,
indeks
kepuasan
masyarakat, serta rasio ketersediaan tenaga kesehatan. Indikator rasio peserta asuransi kesehatan masyarakat miskin (Askeskin) menunjukkan tingkat cakupan fasilitasi dan kemudahan masyarakat miskin dalam memperoleh pelayanan kesehatan tanpa terkendala masalah biaya. Indikator ini dihitung dengan membandingkan jumlah peserta Askeskin terhadap jumlah penduduk miskin (yang berhak mendapatkan Askeskin). Semakin tinggi tingkat cakupan peserta Askeskin, semakin tinggi keberhasilan pemerintah Kota Madiun dalam memberikan fasilitas dan kemudahan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. Pada tahun 2013 diharapkan seluruh masyarakat miskin sudah tercakup pelayanan asuransi kesehatan atau dengan kata lain ditargetkan sebesar 100%. Dalam kenyataannya, berdasarkan data yang berhasil kami peroleh, tingkat cakupan peserta asuransi kesehatan sudah berhasil menjangkau seluruh masyarakat. Artinya, seluruh masyarakat miskin yang ada di Kota Madiun sudah mendapatkan jaminan asuransi kesehatan, sehingga dapat lebih mudah dan murah dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Berdasarkan kondisi tersebut, capaian kinerja indikator rasio peserta askeskin terhadap seluruh penduduk miskin sudah berhasil memenuhi target yang ditetapkan, dengan angka capaian sebesar 100%. Tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan merupakan indikator untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian sasaran
meningkatnya
aksesibilitas
pelayanan
kesehatan.
Untuk
mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, maka
dilakukan
survey
dengan
menyebarkan
kuesioner
kepada
masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan. Karena pelayanan kesehatan masyarakat di Kota Madiun dilaksanakan oleh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Rumah Sakit Umum Kota Madiun, maka pelaksanaan survey juga dilakukan pada dua unit kerja tersebut. Pelaksanaan pengukuran indeks kepuasan masyarakat pada Puskesmas dikoordinir oleh Dinas Kesehatan selaku SKPD induk dari Puskesmas. Target yang ditetapkan untuk tahun 2013, indeks kepuasan masyarakat baik untuk Puskesmas maupun Rumah Sakit Umum Kota Madiun, adalah sebesar 85%. Dari hasil survey yang dilakukan, diperoleh angka indeks Lakip Kota Madiun 2013
III - 45
Pemerintah Kota Madiun
kepuasan
masyarakat
terhadap
pelayanan
kesehatan
di
seluruh
Puskesmas di Kota Madiun adalah sebesar 81,91%. Angka tersebut menunjukkan bahwa lebih dari 80% masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan di Puskesmas sudah puas terhadap pelayanan yang dilakukan oleh Puskesmas. Angka tersebut memang belum berhasil memenuhi target yang ditetapkan, dengan tingkat capaian sebesar 96,37%. Sedangkan berdasarkan hasil survey yang dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Kota Madiun, diperoleh angka indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Kota Madiun adalah sebesar 80,51%. Angka tersebut sedikit lebih rendah bila dibandingkan dengan capaian pada Puskesmas, serta sedikit dibawah target yang ditetapkan, dengan tingkat capaian sebesar 94,72%. Selama periode tahun 2009-2013, indeks kepuasan masyarakat terhadap
pelayanan
kesehatan
di
Puskesmas
menunjukkan
kecenderungan yang selalu meningkat. 2009,
Pada
indeks
tahun
kepuasan
masyarakat
mencapai
sebesar
kemudian
78%,
meningkat
menjadi
79,35% pada tahun 2010, kemudian meningkat lagi Grafik III.22 Perkembangan IKM Puskesmas di Kota Madiun tahun 2009-2013
menjadi tahun
79,88% 2011,
pada
selanjutnya
menjadi 81,09% pada tahun 2012 serta terakhir berhasil ditingkatkan lagi menjadi 81,91% pada tahun 2013. Kecenderungan peningkatan indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas tersebut tampak sebagamana disajikan dalam grafik. Indikator selanjutnya untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran meningkatnya aksesibilitas pelayanan kesehatan masyarakat adalah rasio tenaga kesehatan terhadap penduduk. Rasio tenaga kesehatan menunjukkan perbandingan jumlah tenaga kesehatan terhadap setiap 100.000 penduduk. Tenaga kesehatan meliputi dokter, baik dokter spesialis, dokter gigi maupun dokter umum, bidan, dan perawat. Rasio tenaga kesehatan dihitung dengan membagi jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk kemudian dikalikan dengan 100.000. Hasilnya, Lakip Kota Madiun 2013
III - 46
Pemerintah Kota Madiun
angka tersebut akan menunjukkan seberapa besar jumlah tenaga kesehatan yang tersedia untuk melayani penduduk untuk setiap 100.000 penduduk. Pada tahun 2013, ditetapkan target sebesar 40, dalam arti diharapkan bahwa pada tahun 2013 dalam setiap 100.000 penduduk sudah tersedia sejumlah 40 orang tenaga kesehatan, atau dengan kata lain setiap seorang tenaga kesehatan akan melayani sekitar 2.500 orang penduduk. Dalam kenyataannya, berdasarkan data yang kami peroleh, rasio tenaga kesehatan di Kota Madiun tahun 2013 mencapai angka 29,41, atau dapat dikatakan bahwa dalam setiap 100.000 penduduk baru tersedia sejumlah 30 orang tenaga kesehatan. Angka tersebut masih dibawah target yang ditetapkan, dengan tingkat capaian kinerja sebesar 73,53%. Dalam
periode
tahun
2009-2013,
rasio
tenaga
kesehatan
menunjukkan angka yang berfluktuasi. Pada tahun 2009 rasio tenaga kesehatan angka
mencapai
35,19.
tersebut
Angka sempat
mengalami peningkatan hingga menjadi 39,59 pada
tahun
namun mengalami menjadi
2011, kembali
penurunan 34,93
pada
Grafik III.23 Perkembangan rasio tenaga kesehatan di Kota Madiun tahun 2009-2013
tahun 2012 dan terus menurun menjadi hanya 29,41 pada tahun 2013. Sebagaimana tampak pada grafik, disajikan bagaimana fluktuasi angka rasio tenaga kesehatan selama tahun 2009-2013 tersebut. Sasaran 3.2.4 Meningkatnya kualitas pencegahan, pemberantasan, dan penanganan penyakit Pencegahan, pemberantasan dan penanganan penyakit merupakan rangkaian sasaran terakhir yang ingin dicapai dalam rangka mencapai tujuan meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau. Sasaran tersebut diukur dengan beberapa indikator kinerja, meliputi angka kematian penderita Demam Berdarah Dengue (DBD), meningkatnya cakupan penemuan penderita diare, Pneumonia, TB Lakip Kota Madiun 2013
III - 47
Pemerintah Kota Madiun
Paru, HIV dan Acute Flacid Paralysis (AFP) rate, serta angka kesakitan sesuai kasus diare, kusta dan DBD. Angka kematian penderita DBD merupakan indikator kinerja untuk mengetahui penanganan
tingkat
keberhasilan
penyakit
DBD.
pencegahan,
Indikator
pemberantasan
tersebut
dihitung
dan
dengan
membandingkan jumlah kematian akibat DBD dibandingkan terhadap jumlah penderita DBD. Pada tahun 2013 indikator kinerja ini ditargetkan tidak melebihi 1%. Pada kenyataannya selama tahun 2013 angka kematian akibat DBD berhasil memenuhi target yang ditetapkan yaitu mencapai sebesar 1%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa capaian kinerja indikator tersebut adalah sebesar 100%. Angka
cakupan
penemuan
penderita
diare
menunjukkan
perbandingan jumlah penderita diare yang ditemukan dalam setiap 1.000 penduduk. Angka tersebut dihitung dengan membagi jumlah penderita diare yang ditemukan dibagi dengan jumlah penduduk kemudian dikalikan 1.000. Pada tahun 2013, angka cakupan penemuan penderita diare ditargetkan sebesar 100 orang. Dalam kenyataannya, dalam setiap 1.000 orang ditemukan penderita diare sebanyak lebih dari 125 orang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa indikator kinerja tersebut sudah berhasil memenuhi target yang ditetapkan dengan capaian kinerja sebesar 125,5%. Angka cakupan penemuan penderita pneumonia menunjukkan perbandingan antara jumlah penderita pneumonia yang ditemukan dibagi dengan jumlah perkiraan sasaran pneumonia kemudian dikalikan 100%. Pada tahun 2013 angka cakupan penemuan penderita pneumonia ditargetkan sebesar 9,10% dan dalam kenyataannya berhasil mencapai angka 10,3% atau dengan demikian bisa dikatakan bahwa capaian kinerja indikator tersebut adalah berhasil melampaui target yang ditetapkan dengan capaian kinerja sebesar 113,19%. Cakupan penemuan penderita TB paru menunjukkan prosentase perbandingan antara jumlah penderita TB paru yang ditemukan dibagi dengan jumlah suspect TB yang diperiksa. Angka tersebut dihitung dengan membagi jumlah penderita TB paru (BTA positif) dengan jumlah suspect TB yang diperiksa kemudian dikalikan dengan 100%. Pada tahun 2013 ditargetkan prosentase cakupan penemuan penderita TB paru adalah sebesar 60,37%. Berdasarkan data yang kami terima, realisasi cakupan penemuan penderita TB paru tahun 2013 adalah sebesar 89%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Lakip Kota Madiun 2013
III - 48
Pemerintah Kota Madiun
capaian kinerja indikator tersebut sudah berhasil memenuhi target yang ditetapkan dengan nilai capaian kinerja sebesar 147,42%. Angka cakupan penemuan penderita Acute Flacid Paralysis (AFP) menunjukkan jumlah penderita AFP dalam setiap 100.000 penduduk yang berusia dibawah 15 tahun, merupakan perbandingan antara jumlah penderita AFP terhadap jumlah penduduk yang berusia dibawah 15 tahun kemudian dikalikan dengan 100.000. Pada tahun 2013 ditargetkan angka 4,92 sedangkan dalam realisasinya hanya mencapai angka 2,90 atau dengan kata lain capaian kinerja indikator tersebut hanya mencapai sebesar 58,94%. Angka
cakupan
penemuan
penderita
HIV
merupakan
prosentase
perbandingan antara penemuan penderita HIV terhadap perkiraan / estimasi jumlah penderita HIV. Pada tahun 2013 angka tersebut ditargetkan sebesar 3%, namun demikian berhasil direalisasikan sebesar 3,46% atau dengan kata lain capaian kinerja indikator tersebut berhasil memenuhi target yang ditetapkan dengan tingkat capaian sebesar 115,33%. Angka kesakitan sesuai kasus (diare, DBD, dan kusta) menunjukkan prosentase perbandingan antara jumlah penderita diare, DBD dan kusta terhadap jumlah penduduk. Pada tahun 2013, ditargetkan angka kesakitan penderita diare sebesar 25%. Dalam kenyataannya, didapatkan data angka kesakitan penderita diare sebesar 25,59%, atau dengan kata lain capaian kinerja indikator tersebut sudah berhasil memenuhi target yang ditetapkan, dengan nilai capaian sebesar 102,36%. Angka kesakitan penderita DBD pada tahun 2013 ditargetkan sebesar 48%. Dalam kenyataannya, didapatkan data angka kesakitan penderita DBD sebesar 48,36%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa capaian kinerja indikator tersebut sudah berhasil mencapai target yang ditetapkan dengan nilai capaian sebesar 100,75%. Sedangkan angka kesakitan penderita kusta pada tahun 2013 ditargetkan sebesar 4,92, namun dalam realisasinya hanya mencapai angka 2,90, sehingga bisa dikatakan bahwa indikator tersebut mendapatkan capaian kinerja sebesar 58,94%. Tabel III.24 Capaian kinerja sasaran meningkatnya kualitas pencegahan, pemberantasan, dan penanganan penyakit Indikator Kinerja Angka kematian penderita Demam Berdarah Dengue
Lakip Kota Madiun 2013
Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat
<1%
1,00%
100%
Sangat Baik
III - 49
Pemerintah Kota Madiun Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat
100
125,5
125,5%
Sangat Baik
- Pneumonia
9,10%
10,3
113,19%
Sangat Baik
- TB Paru
60,37%
89
147,42%
Sangat Baik
-Acute Flacid Paralysis (per 100.000 penduduk)
4,92
2,9
58,94%
Kurang baik
- HIV
3%
3,46
115,33%
Sangat Baik
Diare
25
25,59
102,36
Sangat Baik
Demam Berdarah Dengue
48
48,36
100,75
Sangat Baik
Kusta
4,9
2,90
58,94
Kurang Baik
Indikator Kinerja Cakupan penemuan penderita : - Diare (per 1.000 penduduk)
Angka Kesakitan sesuai kasus :
kualitas Sasaran 3.3.1 Meningkatnya lingkungan hidup
penataan
ruang
dan
Tabel III.25 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya kualitas penataan ruang dan lingkungan hidup Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat
Tingkat aksesibilitas dokumen / informasi / peta Rencana Tata Ruang Wilayah
100
100
100%
Sangat Baik
Tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
100
100
100%
Sangat Baik
Ketersediaan minimal 30%
13
12,56
96,62%
Baik
Memenuhi baku mutu
Memenuhi baku mutu
100%
Sangat Baik
Ruang
Terbuka
Hijau
Tingkat pencemaran udara dan air
Penataan ruang dan lingkungan hidup merupakan sasaran pertama dalam
rangka
mencapai
tujuan
mengembangkan
infrastruktur,
pengelolaan lingkungan hidup dan penataan ruang yang berbasis “eco city”. Sasaran tersebut diidentifikasi keberhasilan pencapaiannya dengan beberapa indikator kinerja, yaitu meliputi tingkat aksesibilitas dokumen / informasi / peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang dengan RTRW, ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH), serta tingkat pencemaran udara dan air. Indikator tingkat aksesibilitas dokumen / informasi / peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
menunjukkan
prosentase
tingkat
ketersediaan
dokumen,
informasi dan peta RTRW terhadap kebutuhan akan dokumen, informasi Lakip Kota Madiun 2013
III - 50
Pemerintah Kota Madiun
dan peta RTRW. Pada tahun 2013, kebutuhan akan peta RTRW diperkirakan
sejumlah
7
buah.
Jumlah
tersebut
sudah
berhasil
direalisasikan dengan terpasangnya 7 buah peta RTRW pada 6 lokasi di Kota Madiun. Dengan demikian realisasi tingkat aksesibilitas dokumen / peta RTRW tahun 2013 adalah sebesar 100%. Realisasi tersebut sudah memenuhi target yang ditetapkan yaitu sebesar 100%, sehingga capaian kinerja indikator tersebut adalah sebesar 100%. Indikator selanjutnya adalah tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), yang menunjukkan seberapa besar tingkat penyimpangan pemanfaatan ruang terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah yang sudah ditetapkan. Indikator tersebut membandingkan jumlah ijin pemanfaatan ruang yang sesuai dengan RTRW dibandingkan terhadap jumlah ijin pemanfaatan ruang yang diajukan atau diproses. Pada tahun 2013 ditargetkan tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang adalah sebesar 100%, dalam arti diharapkan bahwa pada tahun 2013 tidak ada ijin pemanfaatan ruang yang menyalahi RTRW yang sudah ditetapkan. Dalam kenyataannya, sampai dengan akhir tahun 2013 tidak ada ijin pemanfaatan ruang yang bertentangan dengan RTRW. Indikator selanjutnya adalah ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) diwilayah Kota Madiun. Ruang Terbuka Hijau meliputi halaman sekolah, lapangan olah raga, taman kota, makam, hutan kota, sempadan kali,
sempadan
rel,
taman
rekreasi,
taman
lingkungan,
taman
perkantoran, serta halaman rumah. Ketersediaan ruang terbuka hijau menunjukkan rasio antara luasan ruang terbuka hijau terhadap total luasan wilayah Kota Madiun. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Madiun Tahun 2010-2030, diharapkan bahwa luasan ruang terbuka hijau di Kota Madiun akan bisa mencapai minimal 30% dari total luasan wilayah Kota Madiun pada tahun 2030 mendatang. Luas wilayah Kota Madiun adalah 3.323 hektar. Pada tahun 2013, ditargetkan ketersediaan ruang terbuka hijau sudah mencapai 13% dari luas wilayah Kota Madiun. Dalam kenyataannya, berdasarkan data laporan yang kami peroleh, luasan ruang terbuka hijau di Kota Madiun sampai dengan akhir tahun 2013 baru mencapai sekitar 417,25 hektar atau sekitar 12,56% dari total luasan wilayah Kota Madiun. Dengan membandingkan realisasi terhadap target, didapatkan bahwa capaian kinerja indikator tersebut mencapai 96,62%. Lakip Kota Madiun 2013
III - 51
Pemerintah Kota Madiun
Perkembangan rasio luasan
Ruang
Terbuka
Hijau
terhadap
wilayah
Kota
selama
periode
2009-2013
luas
Madiun tahun adalah
sebagaimana tersaji pada Grafik III.24 Perkembangan rasio luasan ruang terbuka hijau Kota Madiun tahun 2009-2013
grafik
tersebut.
tersebut
Rasio
menunjukkan
kecenderungan yang selalu meningkat, yang dimulai dengan angka sebesar 10% pada tahun 2009, terus mengalami peningkatan sehingga menjadi sebesar 12,56% pada akhir tahun 2013. Indikator terakhir pada sasaran ini adalah tingkat pencemaran udara dan air. Pencemaran udara selalu terkait dengan sumber yang menghasilkan pencemaran udara, salah satunya berasal dari kegiatan sumber tidak bergerak dimana yang paling dominan adalah industri. Pencegahan pencemaran udara dapat dilakukan dengan mengurangi atau mencegah terjadinya pencemaran udara. Tingkat pencemaran udara di Kota Madiun masih tergolong rendah, hal ini dikarenakan masih terdapatnya sedikit jenis usaha dan/ atau kegiatan di Kota Madiun yang mempunyai potensi untuk mencemari udara. Jenis usaha dan/ atau kegiatan yang diprioritaskan berpotensi mencemari udara di Kota Madiun adalah PG. Redjo Agung Baru dan Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Jawa Timur
dr. Soedhono. Dari
pengukuran kualitas udara emisi, kedua jenis usaha dan/ atau kegiatan tersebut masih memenuhi baku mutu udara emisi. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2008, sungai yang berada di Kota Madiun yang telah ditetapkan kelas airnya menjadi kelas air II adalah Sungai Catur, Sungai Madiun, dan Sungai Semawur. Sungai yang berada di Kota Madiun yang telah dikendalikan beban pencemaran airnya adalah Sungai Madiun. Hal ini dikarenakan Sungai Madiun merupakan sungai prioritas/utama yang melintasi Kabupaten/Kota Madiun dan juga sebagai Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo. Menurut hasil pemeriksaan dan pemantauan kualitas air yang dilakukan pada sejumlah 12 lokasi titik pemantauan, dapat disimpulkan Lakip Kota Madiun 2013
III - 52
Pemerintah Kota Madiun
bahwa kualitas air di Kota Madiun sampai dengan tahun 2013 adalah ratarata memenuhi baku mutu, sehingga sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Sasaran 3.3.2
Meningkatnya kualitas pelayanan kebersihan dan sampah kota
Tabel III.26 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan kebersihan dan sampah kota Indikator Kinerja Penghargaan Adipura Cakupan wilayah penanganan sampah
Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat
Diraihnya Adipura
Adipura ke 8
100%
Sangat Baik
93,65%
94,03%
100,41%
Sangat Baik
Penanganan sampah merupakan masalah
salah
mendesak
satu bagi
kehidupan
masyarakat
terutama
dilingkungan
masyarakat kota. Dengan penanganan sampah yang tepat Gambar III.9 Walikota Madiun sedang menerima penghargaan adipura bagi Kota Madiun
akan
dan
cepat,
dapat
lingkungan
yang
maka
terwujud bersih,
rapi, asri dan nyaman. Meningkatnya kualitas pelayanan kebersihan dan sampah kota diindikasikan dengan cakupan wilayah penanganan sampah dan diraihnya penghargaan adipura. Adipura merupakan penghargaan bagi Kota di Indonesia yang berhasil dalam kebersihan dan pengelolaan lingkungan perkotaan. Penghargaan tersebut diberikan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Pada tahun 2013, ditetapkan target berhasil diraihnya penghargaan Adipura bagi Kota Madiun, yang termasuk dalam kategori kota sedang, yaitu kota dengan jumlah penduduk dalam rentang antara 100.001 – 500.000 jiwa. Setelah melalui tahapan penilaian dan kompetisi yang panjang dan berjenjang, akhirnya tahun 2013 Kota Madiun berhak mendapatkan penghargaan Adipura. Penghargaan tersebut adalah yang kedelapan kalinya berhasil diterima oleh Kota Madiun. Dengan keberhasilan mendapatkan penghargaan tersebut, maka indikator ini Lakip Kota Madiun 2013
III - 53
Pemerintah Kota Madiun
sudah berhasil memenuhi target yang ditetapkan dengan nilai capaian sebesar 100%. Cakupan
wilayah
penanganan
sampah
merupakan
indikator
yang
digunakan untuk mengetahui seberapa besar volume sampah yang dapat ditangani dibandingkan terhadap keseluruhan volume sampah yang timbul. Pada tahun 2013 target yang ditetapkan untuk cakupan penanganan sampah adalah sebesar 93,65%. Penetapan target tersebut disesuaikan dengan kapasitas dan ketersediaan sumber daya yang ada, terutama sumber daya manusia serta sarana dan prasarana penanganan sampah. Dalam kenyataannya, volume sampah yang berhasil tertangani mencapai 94,04% dari total volume timbulan sampah. Dengan realisasi tersebut, dapat dikatakan bahwa indikator kinerja tersebut sudah berhasil memenuhi target yang ditetapkan, dengan nilai capaian sebesar 100,41%. Cakupan wilayah penanganan sampah menunjukkan tren peningkatan dari tahun
ke
tahun
selama
rentang waktu tahun 20092013.
Pada
penanganan mencakup
tahun
2009,
sampah
baru
90,61%
dari
keseluruhan volume timbulan sampah. Grafik III.25 Perkembangan cakupan wilayah penanganan sampah di Kota Madiun tahun 2009-2013
Angka
kemudian
tersebut berhasil
ditingkatkan menjadi sebesar
93,22% pada tahun 2011, hingga kemudian berhasil meningkat lagi pada tahun 2013 menjadi sebesar 94,04%. Perkembangan realisasi cakupan wilayah penanganan sampah adalah sebagaimana tersaji dalam grafik.
Sasaran 3.3.3
Meningkatnya kualitas pelayanan drainase, pengendalian banjir, sanitasi pemukiman dan air bersih
Tabel III.27 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan drainase, pengendalian banjir, sanitasi dan air bersih Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat
Tingkat penyediaan sanitasi >80% rumah tinggal yang ada
90
90,56
100,62%
Sangat Baik
Minimal 55% - 75% penduduk terlayani air bersih
86
88,75
103,20%
Sangat Baik
Indikator Kinerja
Lakip Kota Madiun 2013
III - 54
Pemerintah Kota Madiun Rasio rumah layak huni
92,30
94,03
101,87%
Sangat Baik
Kualitas pelayanan drainase, pengendalian banjir, sanitasi dan air bersih diukur dengan indikator kinerja tingkat penyediaan sanitasi lebih dari 80% rumah tinggal yang ada, prosentase cakupan penduduk yang terlayani air bersih, serta rasio rumah layak huni. Tingkat penyediaan sanitasi rumah tinggal menunjukkan perbandingan seberapa besar rumah tinggal yang sudah bersanitasi dari seluruh rumah tinggal yang ada. Pada tahun 2013 ditetapkan target bahwa 90% rumah tinggal sudah bersanitasi. Realisasinya, ternyata rumah tinggal yang sudah bersanitasi meliputi
90,56%
dari seluruh rumah tinggal
membandingkan realisasi
terhadap
yang
ada. Dengan
target, dapat diketahui
bahwa
indikator tersebut sudah berhasil memenuhi target yang ditetapkan, dengan nilai capaian kinerja sebesar 100,62%. Cakupan penduduk yang terlayani air bersih menunjukkan seberapa besar jumlah penduduk yang sudah mendapatkan pelayanan air bersih. Target yang direncanakan untuk dicapai pada tahun 2013 adalah sebesar 86%. Berdasarkan data yang ada, cakupan pelayanan air bersih di Kota Madiun tahun 2013 sudah mencapai 88,75%. Dengan membandingkan realisasi terhadap target, maka akan didapatkan nilai capaian kinerja indikator tersebut adalah sebesar 103,20%. Dengan demikian, realisasi indikator
kinerja
tersebut
sudah
berhasil
memenuhi
target
yang
ditetapkan. Rasio rumah layak huni merupakan indikator yang digunakan untuk menunjukkan tingkat kelayakan rumah yang dihuni penduduk kota Madiun. Indikator ini menggambarkan seberapa banyak rumah yang tidak layak huni yang ditempati oleh penduduk kota Madiun. Semakin tinggi tingkat penghidupan masyarakat, seharusnya semakin berkurang jumlah rumah tidak layak huninya, mengingat perumahan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Target yang ditetapkan untuk tahun 2013 adalah bahwa rumah yang layak huni mencapai 92,30% dari seluruh rumah tinggal yang ada. Kenyataannya, berdasarkan pendataan yang telah dilakukan, rumah tinggal yang layak huni sudah mencapai 94,03% dari total rumah tinggal yang ada di Kota Madiun. Dengan kondisi tersebut, dapat dikatakan bahwa indikator rasio rumah layak huni sudah
Lakip Kota Madiun 2013
III - 55
Pemerintah Kota Madiun
berhasil memenuhi target yang ditetapkan dengan capaian kinerja sebesar 101,87%. Sasaran ini secara keseluruhan menunjukkan kecenderungan meningkat secara berkelanjutan selama periode tahun 2009-2013. Sebagaimana pada
terlihat
grafik,
ketiga
indikator menunjukkan nilai
capaian
yang
seluruhnya mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Pada
2009, rumah Grafik III.26 Peningkatan rasio rumah tangga bersanitasi, pengguna air bersih dan rumah layak huni di Kota Madiun tahun 2009-2013
bersanitasi
tahun
prosentase tinggal mencapai
angka 88,51%. Angka
tersebut berhasil ditingkatkan menjadi 89,52% pada tahun 2011, hingga akhirnya meningkat lagi mencapai angka sebesar 94,14% pada tahun 2013. Rumah tangga pengguna air bersih juga terus menunjukkan peningkatan. Dimulai pada angka 86,7% pada tahun 2009, kemudian berhasil ditingkatkan menjadi sebesar 91,47% pada tahun 2011 dan meningkat lagi hingga menjadi sebesar 97,77% pada tahun 2013. Demikian pula halnya dengan rasio rumah layak huni, senantiasa menunjukkan angka yang terus meningkat. Seiring dengan pelaksanaan program dan kegiatan rehabilitasi rumah tidak layak huni, maka rasio rumah layak huni yang pada tahun 2009 baru mencapai angka sebesar 86,95% berhasil terus ditingkatkan secara bertahap sehingga pada tahun 2013 angka tersebut sudah mencapai sebesar 94,03%.
Sasaran 3.3.4
Meningkatnya kualitas pelayanan transportasi dan komunikasi
Tabel III.28 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Pelayanan Transportasi dan Komunikasi Indikator Kinerja Penghargaan Wahana Tata Nugraha Cakupan rute angkutan umum Panjang jalan dalam kondisi baik
Lakip Kota Madiun 2013
Target
Realisasi
100% 83% 85%
100% 83% 86,83%
Capaian (%) 100% 100% 102,15%
Predikat Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
III - 56
Pemerintah Kota Madiun Indikator Kinerja Produk Domestik Regional Bruto dari sektor angkutan dan komunikasi
Target
Realisasi
7,81%
7,82%
Capaian (%) 100,13%
Predikat Sangat Baik
Kualitas pelayanan transportasi berkaitan dengan ketersediaan dan kondisi prasarana transportasi serta kelayakan dan kenyamanan sarana transportasi yang ada. Sasaran tersebut diidentifikasi dengan beberapa indikator kinerja yang meliputi : cakupan rute angkutan umum, panjang jalan dalam kondisi baik, kontribusi sektor angkutan dan komunikasi terhadap Produk Domestik Regional Bruto, serta penghargaan Wahana Tata Nugraha. Penghargaan Wahana Tata Nugraha indikator
merupakan pertama
pada
sasaran ini. Pada tahun 2013,
Pemerintah
Madiun
berhasil
memperoleh yang Gambar III.10 Walikota Madiun penghargaan Wahana Tata Nugraha
menerima
Kota
penghargaan
diberikan
oleh
Kementerian Perhubungan tersebut,
sebagai
bentuk
apresiasi terhadap keberhasilan dalam pengelolaan transportasi darat, terutama dalam kelancaran dan ketertiban para pengguna jalan. Dengan berhasil diraihnya penghargaan tersebut, maka realisasi kinerja indikator ini sudah berhasil memenuhi target yang ditetapkan pada tahun 2013, sehingga nilai capaian kinerjanya bisa mencapai 100%. Keberhasilan tersebut mempunyai makna yang lebih besar, dikarenakan Kota Madiun berhasil mempertahankan penghargaan tersebut selama beberapa tahun terakhir, yaitu selalu berhasil meraih penghargaan tersebut selama periode tahun 20092013. Cakupan rute angkutan umum menunjukkan seberapa banyak jaringan jalan kota yang dilalui angkutan umum dibandingkan terhadap seluruh jaringan jalan kota. Pada tahun 2013 direncanakan target rute angkutan umum mencakup 83% dari seluruh jaringan jalan kota yang ada. Berdasarkan hasil pemantauan, diperoleh data bahwa cakupan rute angkutan umum tahun 2013 mencapai 83% dari seluruh jaringan jalan Lakip Kota Madiun 2013
III - 57
Pemerintah Kota Madiun
kota. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa indikator cakupan rute angkutan umum sudah berhasil memenuhi target yang ditetapkan, dengan capaian kinerja sebesar 100%. Panjang jalan dalam kondisi baik menunjukkan rasio perbandingan antara panjang jalan dalam kondisi baik dibandingkan terhadap total seluruh panjang jalan yang ada di Kota Madiun. Jalan merupakan infrastruktur utama dalam mendukung kelancaran usaha ekonomi dan kehidupan sosial masyarakat, sehingga kondisi jalan yang baik dan lancar diharapkan dapat memacu kelancaran roda kehidupan perekonomian dan sosial masyarakat secara umum. Tahun 2013 ditargetkan panjang jalan sudah lebih dari 85% dalam kondisi baik. Berdasarkan data laporan yang ada, panjang jalan yang berkondisi baik sudah mencapai 86,83% dari seluruh jalan yang ada diwilayah Kota Madiun. Dengan membandingkan realisasi terhadap target, diperoleh angka capaian kinerja indikator ini yaitu sebesar 102,15%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa capaian kinerja indikator tersebut sudah berhasil memenuhi target yang ditetapkan. jalan
Rasio
dalam
panjang
kondisi
baik
menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat dari tahun
ke
tahun.
Sebagaimana tersaji dalam grafik, panjang jalan dalam kondisi baik di Kota Madiun Grafik III.27 Perkembangan rasio panjang jalan dalam kondisi baik di Kota Madiun tahun 20092013
pada
tahun
2009
baru
mencapai sekitar 230,3 Km dari seluruh ruas jalan yang
ada sepanjang 383,345 Km, atau baru mencapai sekitar 60,08%. Angka tersebut berhasil ditingkatkan secara terus menerus selama periode tahun 2009-2013, sehingga pada tahun 2013 rasio panjang jalan dalam kondisi baik mencapai angka sebesar 84,22% atau sepanjang 339,67 Km dari total panjang jalan seluruhnya yang mencapai 403,327 Km. Sektor
pengangkutan dan komunikasi
terdiri
dari
sub sektor
pengangkutan dan sub sektor komunikasi. Pada tahun 2013 sub sektor pengangkutan mampu memberikan kontribusi sebesar 3,75% terhadap Produk Domestik Regional Bruto. Sub sektor pengangkutan meliputi angkutan Lakip Kota Madiun 2013
III - 58
Pemerintah Kota Madiun
rel, angkutan jalan raya dan jasa penunjang angkutan. Sedangkan sub sektor komunikasi meliputi pos dan telekomunikasi serta jasa penunjang komunikasi. Sub sektor komunikasi mampu memberikan kontribusi sebesar 4,07% terhadap Produk Domestik Regional Bruto Kota Madiun Tahun 2013, sehingga kontribusi sektor pengangkutan dan komunikasi terhadap Produk Domestik Regional Bruto adalah sebesar 7,82%. Target yang ditetapkan untuk tahun 2013 adalah sebesar 7,81%. Capaian kinerja indikator kontribusi sektor pengangkutan dan komunikasi adalah sebesar 100,13%. Sektor pengangkutan dan komunikasi merupakan salah satu sektor yang menunjukkan tren peningkatan dalam kontribusi terhadap PDRB Kota Madiun. Pada tahun 2009, kontribusi sektor pengangkutan dan komunikasi terhadap PDRB Kota Madiun baru mencapai sebesar 7,62%. Angka tersebut kemudian meningkat menjadi 7,79% pada tahun 2010, yang selanjutnya berhasil ditingkatkan lagi pada tahun 2011 menjadi sebesar
7,84.
disayangkan angka
bahwa
tersebut
mengalami
Sedikit harus
penurunan
menjadi hanya sebesar 7,82% pada tahun 2013. Grafik III.28 Perkembangan kontribusi sektor pengangkutan dan komunikasi terhadap PDRB Kota Madiun tahun 2009-2013
Perkembangan besarnya kontribusi
sektor
pengangkutan dan komunikasi terhadap PDRB Kota Madiun selama tahun 2009-2013 adalah sebagaimana tersaji dalam grafik. Upaya yang sudah dilakukan pada tahun 2013 adalah : 1. Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas 2. Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor 3. Program peningkatan pelayanan angkutan 4. Program rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas LLAJ 5. Program rehabilitasi / pemeliharaan jalan dan jembatan 6. Program pembangunan, pemeliharaan jalan dan jembatan
Sasaran 4.1.1
Lakip Kota Madiun 2013
Meningkatnya pembangunan
peran
serta
perempuan
dalam
III - 59
Pemerintah Kota Madiun Tabel III.29 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya peran serta perempuan dalam pembangunan Predikat
9,89%
Capaian (%) 98,9%
3
100%
Sangat Baik
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Jumlah perempuan dalam organisasi dan lembaga pemerintahan Jumlah program pemerintah yang melibatkan perempuan dan organisasi perempuan
10% 3
Baik
Sasaran ini diindikasikan dengan beberapa indikator kinerja, yaitu meliputi
prosentase
perempuan
dalam
organisasi
dan
lembaga
pemerintahan, serta jumlah program pemerintah yang melibatkan perempuan dan atau organisasi perempuan. Perempuan yang bergabung dan beraktivitas dalam organisasi maupun lembaga pemerintahan menunjukkan seberapa besar kontribusi serta partisipasi perempuan dalam menggerakkan roda pemerintahan. Semakin banyak perempuan yang bergabung dalam organisasi dan lembaga pemerintahan maka akan semakin tinggi partisipasi perempuan dalam proses-proses pengambilan keputusan di pemerintahan, sehingga akan semakin menunjukkan adanya kesetaraan dalam perlakuan antara laki-laki dan perempuan. Pada tahun 2013 ditargetkan sekitar 10% perempuan bergabung dan beraktivitas dalam organisasi dan lembaga pemerintahan. Berdasarkan laporan hasil pendataan yang dilakukan, didapatkan data bahwa jumlah partisipasi perempuan dalam organisasi dan lembaga pemerintahan adalah sebesar 6,94% dari seluruh penduduk perempuan di Kota
Madiun.
Dengan
membandingkan
realisasi
terhadap
target,
didapatkan capaian kinerja indikator tersebut adalah sebesar 69,4%. Angka tersebut menunjukkan bahwa capaian indikator ini masih belum berhasil memenuhi target yang ditetapkan, sehingga masih diperlukan upayaupaya
nyata
mendorong
dan
memotivasi
perempuan
agar
tergerak
berpartisipasi Grafik III.29 Perkembangan prosentase perempuan di organisasi / lembaga pemerintah di Kota Madiun tahun 2009-2013
Lakip Kota Madiun 2013
dalam
organisasi
dan
untuk dalam lembaga
pemerintahan. Prosentase III - 60
Pemerintah Kota Madiun
perempuan yang berpartisipasi dengan tergabung dalam organisasi dan lembaga pemerintahan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Kalau pada tahun 2009 angkanya baru mencapai sebesar 5,16% maka pada tahun 2013 sudah berhasil meningkat menjadi sebesar 9,89%. Hal ini tentu saja merupakan tren yang menggembirakan, karena menunjukkan bahwa tingkat partisipasi perempuan dalam organisasi dan lembaga pemerintahan cenderung semakin besar, sehingga semakin menunjukkan adanya kesetaraan gender serta penghargaan terhadap kemampuan perempuan. Indikator kedua yang digunakan dalam mengukur capaian sasaran peran serta perempuan dalam pembangunan adalah banyaknya program pemerintah yang melibatkan perempuan dan organisasi perempuan. Tahun 2013 ditargetkan jumlah program pemerintah yang melibatkan perempuan dan organisasi perempuan sejumlah 3 program. Dalam kenyataannya terdapat 3 program yang pelaksanaannya melibatkan perempuan dan organisasi perempuan, sehingga dapat disimpulkan bahwa capaian kinerja indikator tersebut sudah berhasil memenuhi target yang ditetapkan, dengan angka capaian kinerja sebesar 100%.
Sasaran 4.1.2
Meningkatnya perempuan
perlindungan
hak-hak
anak
dan
Tabel III.30 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya perlindungan hak-hak anak dan perempuan Predikat
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian (%)
Jumlah kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan yang terjadi
0
13
-
-
Jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga yang terjadi
0
12
-
-
Dua indikator kinerja yang digunakan untuk mengindikasikan sasaran meningkatnya perlindungan hak-hak anak dan perempuan adalah jumlah kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan serta jumlah kasus kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi. Kedua indikator tersebut digunakan untuk mengamati adanya perlakuan atau tindak kekerasan terhadap anak dan perempuan. Jumlah Lakip Kota Madiun 2013
III - 61
Pemerintah Kota Madiun
kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan yang terjadi dihitung dengan menjumlahkan banyaknya kejadian kekerasan terhadap anak dan perempuan yang terjadi di Kota Madiun selama tahun 2013. Pada tahun 2013, diharapkan tidak terjadi kasus kekerasan terhadap anak maupun perempuan, atau dengan kata lain ditetapkan target 0%. Berdasarkan data dari Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) pada Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun terjadi 13 kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan. Dengan target tidak ada kasus kekerasan atau 0%, maka capaian kinerja indikator tersebut adalah masih belum mencapai target. Tabel III.31 Perkembangan capaian kinerja sasaran meningkatnya hak-hak anak dan perempuan INDIKATOR KINERJA
SATUAN
Jumlah kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan yang terjadi Jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga yang terjadi
Kasus
REALISASI TARGET RPJMD 2009 2010 2011 2012 2013 24 21 23 29 13
Kasus
23
21
23
21
12
Sasaran ini menunjukkan kecenderungan yang meningkat dalam rentang waktu tahun 2009 – 2013. Hal itu terlihat pada realisasi kedua indikator sebagaimana tersebut pada tabel diatas yang menunjukkan angka yang cenderung menurun. Pada tahun 2009 terjadi 24 kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan. Angka tersebut berhasil diturunkan pada tahun 2013 menjadi sebesar hanya 13 kejadian kekerasan terhadap anak dan perempuan. Demikian pula halnya dengan jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan
dalam
rumah
tangga.
Angka
kasus
kekerasan
terhadap
perempuan dalam rumah tangga yang semula sebanyak 23 kasus pada tahun 2009, berhasil diturunkan menjadi hanya sejumlah 12 kasus pada tahun 2013. Penurunan tersebut menunjukkan keberhasilan pencapaian sasaran dalam meningkatnya perlindungan hak-hak anak dan perempuan di Kota Madiun. Upaya yang sudah dilakukan pada tahun 2013 adalah Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan
Sasaran 4.2.1
Lakip Kota Madiun 2013
Meningkatnya kualitas budaya lokal ditingkat nasional dan internasional
III - 62
Pemerintah Kota Madiun Tabel III.32 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya kualitas budaya lokal di tingkat nasional dan internasional Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat
Jumlah even nasional
-
-
-
-
Jumlah even regional
11
11
100%
Sangat Baik
Prestasi tingkat nasional
-
-
-
-
Prestasi tingkat regional
4
4
100%
Sangat Baik
Indikator Kinerja
Even budaya tingkat regional yang digelar selama tahun 2013 antara lain adalah : Pekan Seni Pelajar ( PSP )Tingkat Propinsi; Hari Anak Nasional ( HAN ) Tingkat Kota Madiun; Grebeg maulud Nabi Maulud Nabi Muhammad SAW; Geguritan Pitutur Budi Pekerti bagi guru SD, SMP; Pentas Seni Secara Periodik; Panggung Hiburan/Pagelaran Seni (menampilkan 8 jenis kesenian) Lomba Macapat Lomba Dongeng Kesejarahan Festival Pedalangan Tingkat Propinsi Festival Karya Tari Tingkat Propinsi Pelatihan Bahasa Jawa Pentas Dalang Cilik Lomba Keroncong dan Campursari Tabel III.33 Perkembangan capaian kinerja sasaran meningkatnya kualitas budaya lokal ditingkat nasional dan internasional INDIKATOR KINERJA SATUAN Jumlah even nasional Jumlah even regional Prestasi tingkat nasional Prestasi tingkat regional
Kali Kali Kali Kali
TARGET RPJMD 2009 14 3
2010 22 5
REALISASI 2011 2012 1 5 6 17 2
2013 11 4
Upaya yang sudah dilakukan pada tahun 2013 adalah : 1. Program pengelolaan keragaman budaya 2. Program pengembangan nilai budaya 3. Program pembinaan dan pemasyarakatan olah raga 4. Program pengembangan dan keserasian kebijakan pemuda Lakip Kota Madiun 2013
III - 63
Pemerintah Kota Madiun
5. Program peningkatan peran serta kepemudaan 6. Program peningkatan sarana dan prasarana olah raga
Sasaran 4.2.2
Meningkatnya kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB
Tabel III.34 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Produk Domestik Regional Bruto dari sektor pariwisata Indikator Kinerja Produk Domestik Regional Bruto dari sektor pariwisata Jumlah even wisata Jumlah wisatawan domestik Jumlah wisatawan mancanegara
Target
Realisasi
Capaian
Predikat
6%
5,55%
92,5%
Baik
8 kali
8 kali
100%
Sangat Baik
158.521 orang
173.770 orang
109,62%
Sangat Baik
1.000 orang
1.061 orang
106,1%
Sangat Baik
Sasaran ini diukur dengan menggunakan beberapa indikator, antara lain meliputi : kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB, jumlah even wisata, jumlah wisatawan domestik, jumlah wisatawan mancanegara. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB menunjukkan besarnya Produk Domestik Regional Bruto yang bersumber dari pariwisata, yaitu yang meliputi sub sektor perhotelan dan restoran. Pada tahun 2013 ditetapkan target kontribusi pariwisata adalah sebesar 6% dari total PDRB. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), diperoleh data bahwa besarnya PDRB dari pariwisata adalah sebesar 5,55%. Dengan membandingkan realisasi terhadap target diperoleh nilai capaian indikator ini adalah sebesar 92,5%, sehingga bisa disimpulkan bahwa indikator ini masih belum memenuhi target yang ditetapkan. Selama
rentang
waktu tahun 2009-2013, PDRB Kota Madiun dari sektor
pariwisata menunjukkan
Grafik III.30 Perkembangan kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB Kota Madiun tahun 20092013
Lakip Kota Madiun 2013
kecenderungan menurun, sebagaimana
tampak III - 64
Pemerintah Kota Madiun
pada grafik. Kalau pada tahun 2009, kontribusi sektor pariwisata masih mencapai sebesar 6,03% dari total PDRB Kota Madiun, maka angka tersebut menurun menjadi 5,75% pada tahun 2010. Meski sempat mengalami kenaikan menjadi 5,87% pada tahun 2011, namun angka tersebut terus menurun selama tahun 2012-2013, hingga menjadi hanya sebesar 5,55% pada tahun 2013. Indikator jumlah even wisata menunjukkan banyaknya even atau acara promosi pariwisata yang diadakan ataupun yang diikuti oleh Pemerintah Kota Madiun. Pada tahun 2013 ditargetkan even pariwisata sebanyak 8 kali, dan dalam kenyataannya berhasil terealisasi sebanyak 8 kali. Kedelapan even wisata yang diadakan maupun diikuti selama tahun 2013 adalah :
Hari Anak Nasional ( HAN ) Tingkat Kota Madiun
Grebeg maulud Nabi Maulud Nabi Muhammad SAW
Geguritan Pitutur Budi Pekerti bagi guru SD,SMP
Pembinaan Seniman
Pentas Seni Secara Periodik
Lomba Keroncong dan campursari Tingkat Kota
Pentas Dalang Kecil
Pagelaran Wayang Kulit Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa capaian kinerja
indikator ini sudah mencapai target yang ditetapkan, dengan nilai capaian sebesar 100%. Indikator jumlah wisatawan domestik menunjukkan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Kota Madiun. Jumlah tersebut dihitung dengan data tingkat hunian hotel yang ada di Kota Madiun. Untuk tahun 2013, ditargetkan jumlah wisatawan domestik sebanyak 158.521 orang. Berdasarkan data dari laporan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Pariwisata Kota Madiun, didapatkan data jumlah wisatawan domestik selama tahun 2013 adalah sejumlah 113.777 orang. Dengan angka realisasi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa capaian kinerja indikator tersebut masih belum memenuhi target yang ditetapkan, yaitu dengan nilai capaian sebesar 72,01%. Sedangkan jumlah wisatawan mancanegara menunjukkan banyaknya wisatawan asing yang berkunjung ke Kota Madiun. Dengan target yang ditetapkan sebanyak 1.000 orang wisatawan mancanegara, ternyata selama periode tahun 2013 diperoleh Lakip Kota Madiun 2013
III - 65
Pemerintah Kota Madiun
data bahwa jumlah wisatawan asing mencapai 1.061 orang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa indikator ini sudah berhasil memenuhi target yang ditetapkan, dengan nilai capaian kinerja sebesar 106,1%. Perkembangan jumlah kunjungan wisata, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara selama kurun waktu tahun 2009-2013 adalah sebagaimana tersaji dalam grafik. Angka kunjungan wisata menunjukkan fluktuasi, mengalami peningkatan dan juga penurunan. Pada tahun 2010, terjadi penurunan
angka
kunjungan wisata dari yang semula sejumlah 138.369 orang
pada
tahun
2009
menurun menjadi sejumlah 126.149 orang pada tahun 2010. Grafik III.31 Perkembangan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Madiun tahun 20092013
Namun
angka
tersebut
berhasil
ditingkatkan
menjadi
sejumlah
158.039
orang
pada tahun 2011 dan meningkat lagi menjadi sejumlah 174.831 orang pada tahun 2013. Upaya yang sudah dilakukan pada tahun 2013 adalah : 1. Program pengembangan pemasaran pariwisata 2. Program pengembangan kemitraan 3. Program pengelolaan keragaman budaya 4. Program pengembangan nilai budaya Sasaran 4.3.1 Meningkatnya stabilitas daerah Tabel III.35 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya stabilitas daerah Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat
Persentase tingkat konflik (menurun)
0
0
100%
Sangat Baik
Tingkat partisipasi pemilih dalam Pemilihan Umum
75
72,12
96,16%
Baik
58 lembaga
28 Ormas / LSM, 33 org profesi
105,17%
Sangat Baik
100
98
98%
Baik
Jumlah penerima bantuan social
Rasio kepemilikan Penduduk
Kartu
Tanda
Lakip Kota Madiun 2013
III - 66
Pemerintah Kota Madiun Indikator Kinerja Rasio kepemilikan akta kelahiran
Stabilitas
daerah
Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat
100
98,47
98,47%
Baik
adalah
salah
satu
faktor
penting
dalam
mendukung kelancaran pembangunan di suatu wilayah. Oleh karena itu, ditetapkan sasaran meningkatnya stabilitas daerah sebagai upaya dalam rangka mencapai tujuan meningkatkan kapasitas organisasi masyarakat dalam pengelolaan pembangunan. Sasaran tersebut diindikasikan oleh beberapa indikator kinerja, antara lain meliputi menurunnya prosentase tingkat konflik dan demo yang anarkhis, tingkat partisipasi pemilih dalam Pemilihan Umum, jumlah penerima bantuan sosial, rasio kepemilikan Kartu Tanda
Penduduk
(KTP),
serta
rasio
kepemilikan
akta
kelahiran.
Menurunnya tingkat konflik dan demo yang anarkhis menunjukkan frekuensi terjadinya konflik, pertikaian, maupun aksi demo yang bersifat anarkhis. Selama tahun 2013 diharapkan tidak terjadi konflik, pertikaian maupun demo yang anarkhis, sehingga situasi dan kondisi dilingkungan Kota Madiun tetap aman dan kondusif. Dalam kenyataannya, sepanjang tahun 2013 tidak terjadi konflik maupun aksi demo yang anarkhis, karena beberapa kali aksi demonstrasi yang terjadi berlangsung secara damai dan tertib. Sehingga bisa disimpulkan bahwa capaian kinerja indikator ini berhasil memenuhi target yang ditetapkan, dengan nilai capaian kinerja sebesar 100%. Indikator tingkat partisipasi pemilih pada Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan ukuran untuk mengetahui seberapa besar tingkat partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya dalam pesta demokrasi yang berlangsung lima tahun sekali tersebut. Indikator tersebut dihitung dengan cara membandingkan jumlah pemilih yang hadir ke tempat pemungutan suara (TPS), dibandingkan terhadap jumlah penduduk yang mempunyai hak untuk memilih. Pemilihan Umum yang dilaksanakan di Kota Madiun pada tahun 2013 adalah Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur serta Pemilihan Umum Walikota dan Wakil Walikota Madiun. Dalam Pemilu yang digelar tahun 2013 tersebut, ditargetkan tingkat kehadiran pemilih mencapai 75% dari total pemilih. Berdasarkan pemantauan yang dilaksanakan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Madiun, diperoleh data bahwa tingkat kehadiran pemilih mencapai sebesar 72,12%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Lakip Kota Madiun 2013
III - 67
Pemerintah Kota Madiun
indikator tersebut masih sedikit dibawah target yang ditetapkan, dengan nilai capaian sebesar 96,16%. Jumlah penerima bantuan sosial merupakan indikator selanjutnya dalam sasaran meningkatnya stabilitas daerah. Indikator ini menunjukkan banyaknya lembaga atau organisasi yang menerima bantuan sosial dari Pemerintah Kota Madiun, sebagai bentuk kerjasama dan partisipasi dalam pembangunan. Pada tahun 2013 ditetapkan target jumlah penerima bantuan sosial sebanyak 58 lembaga. Berdasarkan laporan dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik selaku pelaksana teknis penyalur bantuan sosial, diperoleh data bahwa sepanjang tahun 2013 telah direalisasikan bantuan sosial kepada sejumlah 30 organisasi kemasyarakatan dan 35 organisasi profesi, sehingga total penerima bantuan sosial mencapai 65 lembaga / organisasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa indikator ini sudah berhasil memenuhi target yang ditetapkan, dengan nilai capaian kinerja sebesar 112,07%. Selama periode tahun 2009-2013, jumlah penerima bantuan sosial mengalami
tren
peningkatan. Sebagaimana terlihat pada grafik, yang diawali pada tahun 2009 dengan
jumlah
penerima
bantuan sosial sebanyak 49 organisasi,
meningkat
menjadi 54 organisasi pada tahun
2010,
meningkat
kemudian
lagi
sehingga
Grafik III.32 Perkembangan jumlah penerima bantuan sosial di Kota Madiun tahun 2009-2013
mencapai jumlah 65 organisasi pada tahun 2013. Rasio kepemilikan Kartu Tanda Penduduk merupakan indikator yang menunjukkan perbandingan antara banyaknya penduduk yang sudah memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) dibandingkan terhadap jumlah penduduk yang sudah wajib untuk memiliki Kartu Tanda Penduduk. Penduduk yang wajib untuk memiliki Kartu Tanda Penduduk adalah yang sudah berusia 17 tahun. Pada tahun 2013 ditargetkan seluruh penduduk yang wajib memiliki Kartu Tanda Penduduk sudah bisa dilayani kepemilikan Kartu Tanda Penduduknya, atau dengan kata lain ditetapkan target sebesar 100%. Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Lakip Kota Madiun 2013
III - 68
Pemerintah Kota Madiun
Pencatatan Sipil Kota Madiun, bahwa masih ada sebagian kecil penduduk yang belum mengajukan permohonan Kartu Tanda Penduduk meskipun dirinya sudah wajib dan berhak untuk mendapatkan Kartu Tanda Penduduk. Data tahun 2013 menunjukkan penduduk yang sudah memiliki Kartu Tanda Penduduk adalah sebesar 98% dari jumlah penduduk yang wajib memiliki Kartu Tanda Penduduk. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa indikator rasio kepemilikan Kartu Tanda Penduduk hampir mencapai target yang ditetapkan, dengan nilai capaian kinerja sebesar 98%. Indikator terakhir pada sasaran meningkatnya stabilitas daerah adalah rasio kepemilikan akta kelahiran. Akta kelahiran merupakan salah satu bukti identitas dasar yang pertama kali dimiliki oleh seseorang, karena dapat dimiliki semenjak baru lahir. Rasio kepemilikan akta kelahiran menunjukkan perbandingan antara jumlah penduduk yang sudah memiliki akta kelahiran dibandingkan terhadap jumlah penduduk seluruhnya. Pada tahun 2013 ditetapkan target seluruh penduduk Kota Madiun, utamanya bayi yang baru lahir sudah mendapatkan akta kelahiran, atau ditetapkan target sebesar 100%. Dalam kenyataannya, berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, bahwasanya kepemilikan akta kelahiran menjangkau 98,47% penduduk. Dengan demikian masih terdapat sebagian kecil (1,53%) penduduk yang belum memiliki akta kelahiran. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa indikator rasio kepemilikan akta kelahiran masih belum mencapai target yang ditetapkan, dengan nilai capaian kinerja sebesar 98,47%. Kepemilikan akta kelahiran bagi penduduk Kota Madiun selama
periode
2009-2013
tahun
menunjukkan
kecenderungan peningkatan, sebagaimana terlihat pada grafik. Dari yang semula hanya 66,74% pada kemudian
tahun
2009,
Grafik III.33 Perkembangan rasio kepemilikan akta kelahiran penduduk Kota Madiun tahun 2009-2013
meningkat
menjadi 80% pada tahun 2011, serta selanjutnya meningkat lagi hingga menjadi sebesar 98,46% pada tahun 2013. Lakip Kota Madiun 2013
III - 69
Pemerintah Kota Madiun
Sasaran 4.3.2
Meningkatnya perlindungan terhadap (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial)
PMKS
Tabel III.36 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya perlindungan terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat
terlantar
100%
100%
100%
Sangat Baik
cacat
100%
100%
100%
Sangat Baik
Prosentase ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku mengalami perubahan
100%
100%
100%
Sangat Baik
Prosentase tindak kekerasan, eksploitasi dan tindak kekerasan dapat difasilitasi
100%
100%
100%
Sangat Baik
Indikator Kinerja Prosentase orang mengalami perubahan Prosentase penyandang mulai mandiri
Perlindungan terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
merupakan
sasaran
dalam
rangka
mencapai
tujuan
mengembangkan nilai keagamaan, kepedulian dan kesalehan sosial. Sasaran tersebut diukur dengan beberapa indikator kinerja, yaitu prosentase orang terlantar mengalami perubahan, prosentase penyandang cacat mulai mandiri, prosentase ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku mengalami perubahan, serta prosentase tindak kekerasan dan atau eksploitasi dapat difasilitasi. Indikator orang terlantar mengalami perubahan menunjukkan keberhasilan penanganan orang terlantar, sehingga bisa kembali ke masyarakat. Indikator ini dihitung dengan membandingkan antara banyaknya
orang
terlantar
yang
ditangani
dibandingkan
dengan
banyaknya orang terlantar yang berhasil didata pada Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kota Madiun. Pada tahun 2013 ditargetkan seluruh orang terlantar sudah berhasil ditangani, atau ditetapkan target 100%. Berdasarkan data dari dinas terkait, didapatkan laporan bahwa seluruh orang terlantar sudah mendapatkan penanganan selama tahun 2013, baik melalui
pemberian
bantuan
secara
langsung
maupun
pelatihan
keterampilan.dengan demikian bisa disimpulkan bahwa indikator ini sudah berhasil memenuhi target yang ditetapkan, dengan nilai capaian kinerja sebesar 100%. Penyandang cacat mulai mandiri mengindikasikan perbandingan antara jumlah penyandang cacat yang ditangani serta memperoleh Lakip Kota Madiun 2013
III - 70
Pemerintah Kota Madiun
bantuan sosial dibandingkan terhadap jumlah penyandang cacat yang terdata. Dengan target yang ditetapkan tahun 2013 adalah 100%, sehingga diharapkan seluruh penyandang cacat yang terdata berhasil ditangani dengan pemberian bantuan sosial. Berdasarkan data laporan dari Dinas Tenaga Kerja dan Sosial, selama tahun 2013 seluruh penyandang cacat yang terdata sudah diberikan bantuan sosial. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai capaian kinerja indikator ini adalah 100%, sehingga sudah bisa memenuhi target yang ditetapkan. Prosentase ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku mengalami perubahan merupakan indikator yang menggambarkan perbandingan antara jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang berhasil ditangani dari seluruh penyandang masalah kesejahteraan sosial yang terdata. Pada tahun 2013, seluruh PMKS yang terdata pada Dinas Tenaga Kerja dan Sosial sudah mendapatkan penanganan dan menerima bantuan sosial, sehingga bisa disimpulkan bahwa indikator ini sudah berhasil memenuhi target yang ditetapkan, dengan nilai capaian kinerja sebesar 100%. Indikator
terakhir
pada
sasaran
meningkatnya
perlindungan
terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial adalah prosentase tindak kekerasan dan eksploitasi yang dapat difasilitasi. Indikator ini memberikan gambaran seberapa besar korban tindak kekerasan dan eksploitasi yang berhasil difasilitasi dibandingkan terhadap seluruh korban tindak kekerasan dan eksploitasi yang terjadi. Selama tahun 2013, terhadap seluruh korban tindak kekerasan dan eksploitasi yang terdata pada Dinas Tenaga Kerja dan Sosial, sudah berhasil difasilitasi. Dengan target yang ditetapkan sebesar 100%, maka dengan demikian bisa disimpulkan bahwa indikator kinerja ini sudah berhasil memenuhi target yang ditetapkan dengan nilai capaian sebesar 100%. Sasaran tersebut secara umum menunjukkan gambaran yang cenderung meningkat, dengan keberhasilan dalam mencapai target yang ditetapkan. Dalam rentang waktu tahun 2009 – 2013, keempat indikator kinerja tersebut baik itu penanganan orang terlantar, penyandang cacat, ketunaan sosial, maupun korban tindak kekerasan dan eksploitasi menunjukkan realisasi yang menggembirakan, dengan tren yang selalu meningkat, sebagaimana ditunjukkan dalam tabel dibawah. Pemerintah Kota Madiun memang berupaya semaksimal mungkin dalam memberikan Lakip Kota Madiun 2013
III - 71
Pemerintah Kota Madiun
penanganan
dan
bantuan
kepada
para
penyandang
masalah
kesejahteraan sosial, sehingga diharapkan dapat meminimalkan jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial tersebut. Tabel III.37 Perkembangan capaian kinerja sasaran meningkatnya perlindungan terhadap PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) TARGET RPJMD 2009
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
Prosentase orang terlantar mengalami perubahan
%
100
Prosentase penyandang cacat mulai mandiri
%
Prosentase ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku mengalami perubahan Prosentase tindak kekerasan dan eksploitasi dapat difasilitasi
REALISASI 2010
2011
2012
2013
108
108,53
100
100
100
75
11,52
11,93
22,18
48,88
100
%
75
55,56
62,06
100
100
100
%
100
58,82
58,82
89,90
95,07
100
Upaya yang sudah dilakukan pada tahun 2013 adalah : 1. Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan PMKS 2. Program pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial 3. Program pemberdayaan fakir miskin komunitas adat terpencil dan PMKS
Lakip Kota Madiun 2013
III - 72