Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Laporan Kinerja disusun oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo sebagai wujud dari keinginan yang kuat dari pemimpin daerah untuk meningkatkan performansi organisasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Oleh karena itu pengukuran terhadap capaian kinerja yang dihasilkan oleh seluruh jajaran manajemen Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, menjadi suatu kebutuhan bagi Pemimpin Daerah untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam melakukan perbaikan di masa yang akan datang. Akuntabilitas kinerja digunakan untuk menilai kemampuan setiap unit organisasi dalam melaksanakan mandat yang diberikan kepadanya oleh Kepala Daerah. Pelaksanaan mandat tersebut diwujudkan dalam prestasi kerja yang diukur berdasarkan tolok ukur keluaran dan hasil yang diperoleh atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Untuk menilai kinerja diperlukan tolok ukur atau indikator kinerja. Capaian Indikator kinerja ini akan dinilai, dianalisa dan dievaluasi tingkat keberhasilannya. Analisa dan evaluasi yang dilakukan disajikan menurut misi Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. A.
INDIKATOR KINERJA
Indikator kinerja adalah alat ukur pencapaian hasil yang diharapkan oleh stakeholder. Indikator Kinerja haruslah dipandang sebagai early warning system yang secara antisipatif dapat dijadikan alat pengendalian Pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk pengambilan keputusan stratejik agar berjalan pada koridor arah pembangunan yang menjadi kontrak sosial antara pengemban amanat dan pemberi amanat. Kelompok indikator kinerja yang digunakan adalah indikator kinerja input, output dan outcome. Keseluruhan kelompok indikator kinerja tersebut telah
BAB III - 1
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
dapat dirumuskan, dan untuk indikator outcome merupaka Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Indikator kinerja input yang digunakan adalah dana dengan satuan rupiah, sedangkan indikator output yang digunakan bervariasi tergantung pada jenis sasaran yang ditetapkan, seperti orang, buku, desa, kecamatan, kelompok, buah. Seperti juga pada indikator output, indikator kinerja outcome yang digunakan juga bervariasi tergantung pada sasaran yang ingin dicapai. Namun demikian, terdapat satu kesamaan dalam merumuskan indikator kinerja outcome maupun output ini, yaitu indikator tersebut menggambarkan sejauh mana Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam melaksanakan urusannya.
B
ANALISA DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA
Agar dapat dilakukan analisis terhadap hasil kinerja Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, maka pada saat penyusunan Rencana Kinerja dan Perjanjian Kinerja pada awal tahun telah ditetapkan Standar Pencapaian dengan skala ordinal sebagai berikut :
No
JUMLAH NILAI
KATEGORI
1
Lebih dari 85 %
Berhasil
2
70 % s.d kurang dari 85 %
Cukup
3
55 % s.d kurang dari 70 %
Kurang
4
Kurang dari 55 %
Tidak Berhasil / Gagal
Capaian kinerja dihasilkan dari pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja tersebut tidak dimaksudkan untuk memberikan penghargaan maupun hukuman kepada pelaksana kegiatan, namun digunakan untuk menilai tingkat efektivitas hasil kerja yang dilaksanakan oleh satuan kerja guna meningkatkan kinerja organisasi. Selanjutnya
analisa
dan
evaluasi
kinerja
diperlukan
untuk
mengidentifikasi faktor-faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan kinerja yang pada akhirnya dapat disimpulkan adanya masalah kinerja sebagai
BAB III - 2
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
bahan pengambilan keputusan manajemen untuk meningkatkan kinerja melalui alokasi, distribusi dan regulasi. Oleh karena Pemerintah Kabupaten Sidoarjo memiliki ruang lingkup yang dibagi ke dalam urusan wajib dan urusan pilihan pemerintahan, maka segala pencapaian sasaran-sasaran RPJMD tidak dapat dilepaskan dari urusan wajib dan urusan pilihan tersebut. Beberapa hal yang dianalisa dan dievaluasi dapat diuraikan sebagai berikut :
C.
CAPAIAN INDIKATOR KINERJA PER MISI, TUJUAN DAN SASARAN
Analisis dan evaluasi capaian kinerja Tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Sidoarjo berdasarkan misi yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut :
MISI 1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global Untuk mencapai misi meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk
mewujudkan
masyarakat
yang
menghadapi tantangan global ditetapkan
memiliki
daya
saing
dalam
sebanyak 2 (dua) tujuan dan 4
(empat) sasaran. Hasil penilaian pencapaian tujuan dan sasaran misi ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : No
Tujuan – Sasaran
Tujuan 1 : Meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Sasaran : 1. Meningkatnya aksesibilitas dan kualitas pelayanan pendidikan masyarakat 2. Meningkatnya aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat 3. Meningkatnya kesejahteraan ekonomi masyarakat Tujuan 2 : Meningkatnya daya saing bidang Sumber Daya Manusia (SDM) 1. Meningkatnya produktivitas sumber daya manusia
Tingkat keberhasilan
BERHASIL BERHASIL BERHASIL
BERHASIL
BAB III - 3
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Uraian hasil pencapaian masing-masing tujuan dan sasaran adalah sebagai berikut: Tujuan 1. Meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dicapai melalui tiga sasaran, dengan uraian sebagai berikut : Sasaran 1. Meningkatnya aksesibilitas dan kualitas pelayanan pendidikan masyarakat dengan indikator kinerja dan penjelasan capaian serta analisanya sebagai berikut : 1.1 Harapan Lama Sekolah Harapan lama sekolah merupakan indikator yang digunakan untuk mengatahui gambaran umum kemajuan pendidikan suatu wilayah. Harapan lama sekolah dihitung pada penduduk usia 7 tahun ke atas. Angka ini digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak. Angka harapan lama sekolah Kabupaten Sidoarjo selama 5 tahun terakhir menunjukkan kemajuan yang berarti. Pada tahun 2011 sebesar 12,26 tahun dan di tahun 2015 mencapai 13,55 tahun. Tabel 3.1 Tahun
Harapan Lama Sekolah
2011
12,26
2012
12,31
2013
12,43
2014
13,12
2015
13,55
1.2 Rata-rata Lama Sekolah Rata-rata lama sekolah mengindikasikan seberapa lama rata-rata seseorang menempuh pendidikan formal. Lama menempuh pendidikan bukan diartikan waktu yang dihabiskan untuk menempuh jenjang pendidikan namun merupakan waktu maksimal yang digunakan seseorang dalam menekuni
BAB III - 4
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
pendidikan sekolah pada semua jenjang. Cakupan penduduk yang dihitung dalam penghitungan rata-rata lama sekolah adalah penduduk berusia 25 tahun ke atas. Tahun 2015 rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Sidoarjo sebesar 10,09 tahun. Hal ini berarti secara rata-rata penduduk Kabupaten Sidoarjo menekuni pendidikan formal (sekolah) selama 10 tahun. Ketika pada jenjang pendidikan setingkat SD membutuhkan waktu normal 6 tahun dan pada jenjang pendidikan setingkat SMP membutuhkan waktu normal 3 tahun, maka rata-rata penduduk Sidoarjo secara umum telah menamatkan pendidikan sampai pada jenjang setingkat SMP. Tabel 3.2 Tahun
Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun)
2011
9,22
2012
9,50
2013
9,70
2014
10,03
2015
10,09
1.3 Angka Partisipasi Murni (APM) Angka Partispasi Murni (APM) merupakan perbandingan antara jumlah anak usia 7 s.d 12 tahun; 13 s.d 15 tahun dan 16 s.d 18 tahun yang bersekolah di SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK dibagi seluruh jumlah anak usia 7 s.d 12 tahun; 13 s.d 15 tahun dan 16 s.d 18 tahun untuk jenjang pendidikan tersebut. Target APM yang ditetapkan pada tahun 2015 untuk SD/MI sebesar 98,99%, SMP/MTs sebesar 73,57% dan SMA/MA/SMK sebesar 61,54%. Target ini apabila dibandingkan dengan target yang ditetapkan pada tahun 2014 mengalami peningkatan dimana pada saat itu untuk SD/MI sebesar 98,95%, SMP/MTs sebesar 73,47% dan SMA/MA/SMK sebesar 61,44%. Peningkatan target ini menunjukkan adanya komitmen yang tinggi dari pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam rangka pemerataan dan perluasan akses layanan pendidikan yang bermutu bagi masyarakat. Realisasi APM
BAB III - 5
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
yang dicapai pada tahun 2015 untuk SD/MI sebesar 99,86%, SMP/MTs sebesar 79,72% dan SMA/MA/SMK sebesar 64,80%. Sedangkan realisasi APM yang dicapai pada tahun 2014 untuk SD/MI sebesar 100,78%, SMP/MTs sebesar 78,53% dan SMA/MA/SMK sebesar 64,14%. Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) selama lima tahun terakhir pada masing-masing jenjang pendidikan terlihat pada grafik berikut : Grafik 3.1
Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00
2010
2011
2012
2013
2014
2015
SD/MI
98,72
94,32
95,37
93,42
100,78
99,86
SMP/MTs
73,17
68,29
71,38
72,31
78,53
79,72
SMA/MA/SMK
61,04
60,45
63,65
64,02
64,14
64,80
Sumber data: Dinas Pendidikan
Sesuai dengan PERMENDIKNAS Nomor 35 Tahun 2006 tentang wajar DIKDAS 9 tahun bahwa capaian APM SD/MI minimal 95%. Kesimpulannya Kabupaten Sidoarjo untuk program wajar DIKDAS telah terpenuhi sesuai dengan RPJMD, yaitu 99,86%.
1.4 Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Kasar merupakan perbandingan antara jumlah seluruh peserta didik sekolah untuk jenjang pendidikan tertentu dengan jumlah seluruh anak usia sekolah untuk jenjang pendidikan tersebut. Target yang ditetapkan untuk APK tahun 2015, SD/MI sebesar 110,40%, SMP/MTs sebesar 98,55% dan SMA/MA/SMK sebesar 82,99%. Sedangkan realisasi APK yang dicapai pada tahun 2015 untuk SD/MI sebesar 109,13%, SMP/MTs sebesar 103,39% dan SMA/MA/SMK sebesar
BAB III - 6
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
85,21 %. Jika dibandingkan dengan Realisasi APK tahun 2014, SD/MI sebesar 110,29%, SMP/MTs sebesar 101,55% dan SMA/MA/SMK sebesar 84,65% maka terjadi penurunan pada jenjang SMA/MA/SMK. Hal tersebut dikarenakan sebagian peserta didik jenjang SMP/MTs dan SMA/MA/SMK memilih sekolah di luar wilayah Sidoarjo. Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) pada masing-masing jenjang pendidikan selama tahun 2010 s.d 2015 sebagai berikut: Grafik 3.2
Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) 120 100 80 60 40 20 0
2010
2011
2012
2013
2014
2015
SD/MI
109,96
103,49
103,69
103,83
110,29
109,13
SMP/MTs
98,17
91,39
96,41
95,6
101,55
103,39
SMA/MA/SMK
82,69
81,29
84,86
84,75
84,65
85,21
Sumber Data: Dinas Pendidikan
Sesuai dengan PERMENDIKNAS Nomor 35 Tahun 2006 tentang wajar DIKDAS
9
tahun
bahwa
capaian
APK
SMP/MTS
minimal
95%.
Kesimpulannya Kabupaten Sidoarjo untuk program wajar DIKDAS telah terpenuhi sesuai dengan RPJMD, yaitu 99,88%. 1.5 Angka Putus Sekolah Angka putus sekolah adalah angka (jumlah peserta didik) putus sekolah per 100 peserta didik pada setiap jenjang pendidikan. Target yang ditetapkan untuk APS tahun 2015 adalah untuk SD/MI sebesar 0,02%, SMP/MTs sebesar 0,15% dan SMA/MA/SMK sebesar 0,40%. Realisasi APS pada tahun 2015 untuk SD/MI sebesar 0,00%, SMP/MTs sebesar 0,12% dan SMA/MA/SMK sebesar 0,24%. Sedangkan realisasi
BAB III - 7
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
tahun 2014 untuk SD/MI menurun sebesar 0,01%, SMP/MTs tetap sebesar 0,07% dan SMA/MA/SMK meningkat menjadi sebesar 0,24%. Secara garis besar terjadi penurunan angka putus sekolah pada semua jenjang pendidikan, dan seluruhnya masih pada tingkat cukup baik karena masih dibawah 0,50%. Perkembangan angka putus sekolah dapat dilihat dalam grafik berikut : Grafik 3.3
Perkembangan Angka Putus Sekolah 0,60 0,50 0,40 0,30 0,20 0,10 0,00
2010
2011
2012
2013
2014
2015
SD/MI
0,02
0,02
0,02
0,01
0,01
0,00
SMP/MTs
0,15
0,14
0,14
0,14
0,07
0,12
SMA/MA/SMK
0,47
0,54
0,21
0,39
0,24
0,24
Sumber data : Dinas Pendidikan
1.6 Nilai rata-rata US dan UN Nilai Ujian Sekolah (US), Ujian Nasional (UN)
merupakan hasil akhir
penilaian peserta didik yang merupakan salah satu gambaran pokok keberhasilan pendidikan yang dilakukan di setiap tingkatan pendidikan. Namun demikian nilai US/UN bukan merupakan ukuran mutlak keberhasilan pendidikan atau peningkatan kinerja pendidikan, melainkan masih banyak faktor yang mempengaruhi penilaian ini. Target yang ditetapkan untuk Nilai rata-rata US dan UN tahun 2015 adalah untuk SD/MI sebesar 8,90,SMP/MTs sebesar 8,42 dan SMA/MA/SMK sebesar 7,67. Realisasi nilai rata-rata US dan UN pada tahun 2015 untuk SD/MI sebesar 8,75, SMP/MTs sebesar 7,69 dan SMA/MA/SMK sebesar 8,63
BAB III - 8
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Perkembangan nilai rata-rata US/UN selama lima tahun terakhir dapat dilihat sebagai berikut : Grafik 3.4
Perkembangan Nilai Rata-Rata US/UN 9,00 8,50 8,00 7,50 7,00 6,50
2010
2011
2012
2013
2014
2015
SD/MI
7,57
8,76
8,45
8,70
8,70
8,75
SMP/MTs
8,01
8,26
8,79
8,70
7,69
7,69
SMA/MA/SMK
7,43
8,13
8,38
8,61
7,73
8,63
Sumber Data : Dinas Pendidikan
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa nilai rata – rata US/UN terjadi penurunan pada jenjang SMP/MTs dan SMA/MA/SMK, sebagaimana tercantum pada tabel disebabkan oleh peserta didik harus menyesuaikan dari 5 paket soal menjadi 20 paket soal.
Sasaran 2. Meningkatnya aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat dengan indikator kinerja dan penjelasan capaian serta analisanya sebagai berikut : 2.1 Angka Harapan Hidup Penghitungan Angka Harapan Hidup penduduk Kabupaten Sidoarjo dengan menggunakan metode baru dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2011-2015) berkisar pada angka 72-73 tahun. Pada tahun 2011 angka harapan hidup penduduk Kabupaten Sidoarjo 72,82 tahun sedangkan pada tahun 2015 mencapai 73,43 tahun.
BAB III - 9
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Pada tahun 2015 angka harapan hidup penduduk Kabupaten Sidoarjo sebesar 73,43 tahun. Ini memberikan gambaran bahwa bayi-bayi yang lahir pada tahun 2015 secara umum mempunyai harapan hidup sampai berumur sekitar 73,43 tahun. Angka harapan hidup ini mengindikasikan bahwa derajat kesehatan penduduk lebih baik dari tahun sebelumnya. Tabel 3.3 Tahun
Angka Harapan Hidup (Tahun)
2011
72,82
2012
72,82
2013
72,83
2014
72,83
2015
73,43
2.2 Angka kematian bayi Untuk menilai hasil dari pelayanan kesehatan terhadap bayi dan anak balita dilakukan melalui beberapa standar pelayanan kepada bayi dan anak balita. Angka kematian bayi yang ditargetkan tahun 2015 adalah sebesar < 12 per 1.000 kelahiran hidup. Realisasi angka kematian bayi pada tahun 2015 adalah sebesar 6,27 per 1.000 kelahiran hidup, menurun dari kejadian tahun 2014 sebesar 6,86 per 1.000 kelahiran hidup. Penurunan
angka kematian bayi dikarenakan
ketrampilan dan pengetahuan tentang tata laksana penanganan gawat darurat bayi sudah cukup optimal selain juga karena kesadaran para ibu hamil untuk selalu memeriksakan kandungannya pada bidan Puskesmas setempat dan atau pada fasilitas kesehatan ibu dan anak lainnya, sehingga kesehatan ibu dan anak dalam kandungan selalu terjaga dan lahirpun dalam keadaan baik dan selamat baik ibu maupun anak yang dilahiAnak rkannya. Kematian bayi khususnya masa neonatal disebabkan oleh BBLR (Berat Bayi lahir Rendah); Keadaan ini terjadi karena beberapa kemungkinan antara lain dari faktor ibu dan janin itu sendiri, yang akhirnya menghambat pertumbuhan
BAB III - 10
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
hasil konsepsi dan atau merangsang terjadinya persalinan sebelum waktunya. Perkembangan angka kematian bayi sampai dengan 2015 terlihat pada grafik berikut ini : Grafik 3.5
Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran hidup
12,00 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 Angka Kematian Bayi
2011
2012
2013
2014
2015
8,89
10,39
8,85
6,86
6,27
Sumber data : Dinas Kesehatan
Beberapa Upaya yang dilakukan dalam penurunan angka kematian bayi adalah: Peningkatan ketrampilan petugas tentang manajemen BBLR, asfiksia, dan penanganan kegawat daruratan bayi; Adanya rujukan dini terencana; Melaksanakan skill assesment pada gawat darurat neonatal dengan sasaran tenaga kesehatan Pemberian pelayanan ANC terpadu (10 T)
2.3 Angka kematian ibu Kematian Ibu adalah kematian yang terjadi pada ibu karena peristiwa kehamilan, persalinan dan masa nifas, kecuali kasus kecelakaan. Target angka kematian ibu tahun 2015 sebesar < 87 per 100.000 kelahiran hidup.
BAB III - 11
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Angka kematian ibu tahun 2015 sebesar 72,1 per 100.000 kelahiran hidup, Angka ini menurun apabila dibandingkan dengan tahun 2014 yang tercapai sebesar 80,02 per 100.000 kelahiran hidup. Penurunan ini karena peningkatan upaya dalam penanganan 3 Terlambat yaitu : -
Terlambat mendeteksi dan ambil keputusan
-
Terlambat melakukan rujukan
-
Terlambat mendapat penanganan di tempat rujukan
Perkembangan angka kematian ibu sampai dengan tahun 2015 terlihat pada grafik berikut ini : Grafik 3.6
Angka Kematian Ibu
120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 AKI
2011 78,19
2012 95,83
2013 72,82
2014 80,02
2015 72,09
Sumber data : Dinas Kesehatan
Upaya – upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu yaitu :
Pelaksanaan penerapan pelayanan standar ibu hamil (ANC terpadu10T)
Peningkatan ketrampilan tenaga kesehatan
dalam APN (Asuhan
Persalinan Normal), kelas ibu
Pemanfaatan buku KIA bagi semua ibu dan tenaga kesehatan untuk memperoleh informasi dan memantau kesehatan ibu hamil
BAB III - 12
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Refreshing deteksi resiko tinggi oleh masyarakat (kader kesehatan, PKK, dll)
Optimalisasi
Desa
dengan
P4K
Pencegahan Komplikasi) termasuk
(Perencanaan penempelan
Persalinan
dan
stiker P4K dalam
rangka pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan Masyarakat ini dibentuk dalam Pokja I ( pendataan, penandaan, pendampingan), Pokja 2 ( Tabulin & Dasolin). Pokja 3 ( Donor Darah), Pokja 4 (Ambulance Desa)
Melakukan penilaian tatalaksana pada gawat darurat maternal dan neonatal melalui skill assesment dengan sasaran tenaga kesehatan (bidan)
Optimalisasi sistem rujukan : sms gateway, SIJARIEMAS, termasuk rujukan dini terencana
Melakukan Audit Maternal Perinatal (AMP) pada kasus near miss dan atau kematian ibu, kematian ibu bersalin, kematian ibu nifas dan pada neonatal.
Optimalisasi jalinan kerjasama dan koordinasi di wilayah
2.4 Balita dengan Gizi Buruk Balita gizi buruk adalah balita dengan status gizi yang didasarkan pada indeks menurut berat badan dibanding panjang badan atau tinggi badan dengan Z score < -3 SD dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmur, kwashiorkor, marasmus kwashiorkor). Target balita dengan gizi buruk setiap tahunnya adalah sebesar < 1% dari jumlah yang diperiksa/ditimbang. Pada tahun 2015, prevalensi balita gizi buruk sebesar 0,022%.
BAB III - 13
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Perkembangan balita gizi buruk terlihat pada grafik berikut ini : Grafik 3.7
Perkembangan Balita dengan Gizi Buruk 0,040 0,035 0,030 0,025 0,020 0,015 0,010 0,005 0,000 Gizi Buruk
0,037 0,031 0,020
0,020
0,022
2011
2012
2013
2014
2015
0,037
0,031
0,020
0,020
0,022
Sumber data: Dinas Kesehatan
Peningkatan jumlah balita gizi buruk pada tahun 2015 karena masih ada 11 balita gizi buruk pada tahun 2014 yang belum sembuh sehingga penangganannya dilanjutkan pada tahun 2015. Jumlah balita gizi buruk semakin menurun. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi balita gizi buruk, antara lain : 1. Memotivasi masyarakat secara terus menerus dengan kerja sama lintas
program
dan
lintas
sektor
secara
terpadu
dan
berkesinambungan; 2. Membentuk Pos Gizi (kegiatan praktek perilaku pemulihan gizi) melalui pendekatan Positive Deviance (Penyimpangan Positif yaitu dengan mengadop perilaku berbeda/unik dari masyarakat kurang mampu tetapi mempunyai balita dengan status gizi yang baik); 3. Dukungan pemerintah melalui intervensi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan dan pemebrian vitamin serta micro nutrien (taburia, sirup zink, sirup Fe, Vitamin A, dsb) 4. Pendampingan PMT, Pemulihan untuk balita guzi buruk 5. Konseling menyusui dan Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA)
BAB III - 14
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
2.5 Prevalensi HIV AIDS dan TB Untuk menilai pelayanan terhadap penanggulangan penyakit menular maka perlu diukur prevalensi beberapa penyakit yang potensial terjadi. Penyakit tersebut adalah HIV AIDS dan TB. a) Prevalensi HIV AIDS Sebagai salah satu penyakit menular yang memerlukan perhatian khusus, prevalensi HIV/AIDS yang dihitung per 100.000 penduduk sampai dengan tahun 2015 mencapai 76 per 100.000 penduduk. Adapun penemuan kasus
HIV/AIDS pada tahun 2015 adalah 435 atau
20/100.000 penduduk sedangkan pada tahun 2014 di Kabupaten Sidoarjo ditemukan sebanyak 351 atau 16/100.000 penduduk (sumber : Laporan SIHA). Realisasi Prevalensi HIV/AIDS yang cukup tinggi memerlukan usaha yang serius untuk menangani dan mencegah paling tidak mengendalikan pada angka minimum, utamanya melalui pencegahan penggunaan dan penyalahgunaan narkoba oleh para generasi muda. Tingginya prevalensi HIV/AIDS di Kabupaten Sidoarjo disebabkan :
Semakin aktifnya system survelaince HIV/AIDS
Semakin tingginya kesadaran penderita untuk memeriksakan diri.
Upaya pencegahan dan penanggulangan dilakukan melalui penyuluhan masyarakat, pendampingan kelompok resiko tinggi dan intervensi perubahan perilaku, layanan konseling dan testing HIV, layanan Harm Reduction, pengobatan dan pemeriksaan berkala penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS), pengamanan darah donor dan kegiatan lain yang menunjang pemberantasan HIV/AIDS.
b) Prevalensi TB Angka keberhasilan pengobatan adalah angka yang menunjukkan prosentase pasien baru TB Paru terkonfirmasi bakterilogis yang menyelesaikan pengobatan (baik yang sembuh maupun pengobatan
BAB III - 15
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
lengkap) diantara pasien baru TB Paru terkonfirmasi bakteriologis yang tercatat. Sembuh yaitu pasien TB Paru dengan hasil pemeriksaan bakteriologis positif pada awal pengobatan yang hasil pemeriksaan bakteriologis pada akhir pengobatan menjadi negatif pada salah satu pemeriksaan sebelumnya. Pengobatan lengkap yaitu pasien TB yang telah menyelesaikan pengobatan secara lengkap dimana pada salah satu pemeiksaan sebelum akhir pengobatan hasilnya negatif namun tanpa ada bukti hasil pemeriksaan bakteriologis pada akhir pengobatan. Grafik 3.8 95 Angka Keberhasilan Pengobatan TB Paru 90 85 80 TB Paru
2011
2012
2013
2014
2015
87,1
87,6
90,88
92,5
90,3
Sumber data : Dinas Kesehatan
Target angka keberhasilan pengobatan TB Paru Tahun 2015 adalah sebesar 90%. Angka keberhasilan pengobatan TB Paru (TSR) selama th 2015 tercapai sebesar 90,30%. Realisasi ini sudah mencapai target yang ditetapkan meskipun sedikit mengalami penurunan disbanding dengan tahun 2014 yang tercapai 92,5%.
Sasaran 3. Meningkatnya kesejahteraan ekonomi masyarakat dengan indikator kinerja dan penjelasan capaian serta analisanya sebagai berikut: 3.1 Pengeluaran Per Kapita Kondisi ekonomi masyarakat dapat dilihat dari tingginya kemampuan daya beli. Semakin tinggi kemampuan daya beli masyarakat maka semakin baik kondisi ekonominya. Kemampuan daya beli masyarakat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah tingkat pendapatan, pola konsumsi dan perkembangan
harga-harga.
Perkembangan
harga-harga
akan
mencerminkan tingkat inflasi. Jika terjadi kondisi pendapatan masyarakat
BAB III - 16
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
turun sedangkan nilai inflasi naik maka kecenderungannya kemampuan daya beli masyarakat akan turun. Kalau dilihat secara umum kemampuan daya beli masyarakat tahun 2015 di Kabupaten Sidoarjo secara nominal mengalami peningkatan sebesar 5,32
persen
dibandingkan
tahun
sebelumnya.
Peningkatan
ini
seiringdengan meningkatnya nilai PDRB Perkapita penduduk. Tabel 3.4 Pengeluaran Perkapita yang disesuaikan Tahun
Ribu Rupiah / Orang / Tahun
2011
11.526
2012
11.707
2013
11.862
2014
11.994
2015
12.632
3.2 Tingkat Kemiskinan Dari total penduduk Sidoarjo, sebanyak 6,69% merupakan penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan (miskin / sangat miskin). Dibanding lima tahun sebelumnya, pemerintah telah berhasil menurunkan angka kemiskinan sebesar 1,66%. Sejalan dengan itu, tingkat kesenjangan penduduk miskin terhadap garis kemiskinan juga terus menurun. Hal ini bisa dilihat dari besaran Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Sidoarjo yang berada pada nilai indeks terendah di antara daerah lain di Jawa Timur (selain kota) sejak tiga tahun terakhir. Dari perbandingan tingkat kemiskinan antar kecamatan, terdapat pola yang menunjukkan bahwa kecamatan pinggiran cenderung memiliki tingkat kemiskinan yang lebih tinggi dibanding kecamatan lainnya. Kecamatan dengan tingkat kemiskinan tertinggi yaitu : Kecamatan Jabon, Kecamatan Krembung dan Kecamatan Balongbendo. Sementara itu, kecamatan yang secara akses lebih dekat dengan Surabaya, tingkat kemiskinannnya cenderung lebih rendah, yaitu : Kecamatan Waru,
BAB III - 17
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Kecamatan
Taman,
Kecamatan
Gedangan,
Kecamatan
Sukodono,
Kecamatan Sedati, Kecamatan Buduran dan Kecamatan Sidoarjo. Grafik 3.9
Tingkat Kemiskinan di Kab. Sidoarjo (Jumlah)
144.480
145.000
136.300 137.600
140.000 135.000 130.000
2013
2014
2015
Sumber : BPS Kab. Sidoarjo
Grafik 3.10
Tingkat Kemiskinan di Kab. Sidoarjo (%)
8,35%
10,00%
6,97%
6,69%
2013
2014
5,00%
0,00%
2012
Sumber : BPS Kab. Sidoarjo
Grafik 3.11 Perbandingan Agregasi dengan Provinsi Jawa Timur
Jumlah Penduduk Miskin Kab. Sidoarjo (6,69%) Prop. Jatim (12,73%)
4.893.000
137.600
Jumlah
0
1.000.000
2.000.000
Kab. Sidoarjo
3.000.000
4.000.000
5.000.000
Prov. Jawa Timur
Sumber : BPS Kabupaten Sidoarjo
BAB III - 18
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
3.3 Indeks Keparahan Kemiskinan Indeks Keparahan Kemiskinan (Proverty Severity Index-P2) memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin. Berikut statistik tingkat kemiskinan di Kabupaten Sidoarjo : Tabel 3.5 Uraian
2013
2014
2015
Jumlah Rumah Tangga
491,3
530,5
544,1
Garis Kemiskinan
---
277.776
329.946
144,48
136,3
137,6
8,35
6,97
6,69
(Rp/Kapita/Bulan) Jumlah Penduduk Miskin (Ribu) % Penduduk Miskin
3.4 Disparitas Wilayah (Indeks GINI) Indeks Gini atau Koefisien Gini merupakan indikator yang menunjukkan tingkat ketimpangan pendapatan secara menyeluruh. Nilai Koefisien Gini berkisar antara 0 hingga 1. Koefisien Gini bernilai 0 menunjukkan adanya pemerataan pendapatan yang sempurna, atau setiap orang memiliki pendapatan yang sama. Sedangkan, Koefisien Gini bernilai 1 menunjukkan ketimpangan yang sempurna, atau satu orang memiliki segalanya sementara orang-orang lainnya tidak memiliki apa-apa. Dengan kata lain, Koefisien Gini diupayakan agar mendekati 0 untuk menunjukkan adanya pemerataan distribusi pendapatan antar penduduk.
BAB III - 19
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Berikut angka GINI Ratio di Kabupaten Sidoarjo. Grafik 3.12
Ratio
Angka GINI Ratio Kabupaten Sidoarjo 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 0,05 0
2013 0,27
Ratio
2014 0,31
2015 0,33
Sumber : BPS Kabupaten Sidoarjo
Tujuan 2. Meningkatnya daya saing bidang Sumber Daya Manusia (SDM) dicapai melalui satu sasaran, dengan uraian sebagai berikut : Sasaran 1. Meningkatnya produktivitas sumber daya manusia dengan indikator kinerja dan penjelasan capaian serta analisanya sebagai berikut: 2.1 Persentase Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Untuk mengukur tingkat ketersediaan kesempatan kerja oleh pemerintah kabupaten maka tingkat pengangguran terbuka merupakan salah satu ukurannya. Berikut grafik perkembangan tingkat pengangguran terbuka selama lima tahun.
Prosentase
Grafik 3.13
10,00%
Pengangguran Terbuka
5,00% 0,00% Pengangguran Terbuka
2010
2011
2012
2013
2014
2015
8,35%
4,75%
5,21%
4,13%
3,88%
6,30%
Sumber Data : Badan Pusat Statistik
BAB III - 20
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Dari grafik di atas terlihat bahwa tingkat pengangguran terbuka menunjukkan tren menurun dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 namun
meningkat
kembali
pada
tahun
2015.
Realisasi
tingkat
pengangguran Terbuka tahun 2015 berdasarkan data BPS meningkat cukup signifikan sebesar 6,30% apabila dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 3,88%. Hal ini disebabkan pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi belum disertai dengan pertumbuhan kesempatan kerja yang memadai. Perkembangan penduduk usia kerja per kelompok umur sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik 3.14
Penduduk Usia Kerja 200.000 180.000 160.000 140.000 120.000 100.000 80.000 60.000 40.000 20.000 -
15–19 20–24 25-29 30-34
2011
2012
2013
2014
2015
15–19
42.807
52.971
27.603
43.308
39.185
20–24
102.495
89.247
86.109
114.018
128.410
40-44
25-29
137.975
128.123
136.591
124.474
141.861
45-49
30-34
139.803
158.759
175.556
181.459
157.089
50-54
35-39
145.289
128.189
130.402
117.925
153.147
40-44
140.922
149.707
175.667
177.912
143.021
45-49
114.989
112.542
119.977
119.982
113.679
50-54
80.264
75.996
86.934
88.192
92.756
55-59
53.585
40.168
46.769
53.605
58.914
60-64
24.815
24.815
24.815
24.815
26.277
65+
36.091
36.091
36.091
36.091
29.180
35-39
55-59 60-64 65+
Sumber data : Dinas Sosial & Tenaga Kerja
Dalam grafik di atas, pada tahun 2015 terjadi peningkatan pertumbuhan angkatan kerja yang cukup signifikan pada angkatan kerja yang berusia
BAB III - 21
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
35-39 tahun yaitu meningkat 34.222 orang, peningkatan angkatan kerja juga meningkat pada golongan umur usia 20-24 tahun dan usia 25-29 tahun sehingga mengindikasikan bahwa meningkat angkatan kerja usia tersebut bukan dari dampak pertumbuhan penduduk karena kelahiran melainkan dari dampak urbanisasi karena UMK di Kabupaten Sidoarjo cukup tinggi serta merupakan kabupaten penyangga dan berbatasan langsung dengan Kota Surabaya dan menjadi gerbang memasuki kota Surabaya. Sedangkan pertumbuhan pengangguran terbuka per kelompok umur dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik 3.15
Pengangguran Terbuka 30.000 25.000 20.000 15–19
15.000
20–24
10.000
25-29
5.000 -
30-34 35-39
2011
2012
2013
2014
2015
15–19
14.805
19.563
12.309
13.872
16.443
40-44
20–24
8.163
11.650
12.681
11.653
23.940
45-49
25-29
7.016
5.760
7.079
5.221
8.783
30-34
5.250
4.443
3.332
4.688
6.989
50-54
35-39
4.225
2.987
4.224
1.036
6.273
40-44
2.819
2.493
1.954
2.330
2.521
45-49
1.774
1.426
837
1.027
2.064
50-54
2.296
1.682
-
363
599
55-59
1.147
812
-
1.026
699
60-64
774
-
-
249
0
65+
175
-
-
0
0
55-59 60-64 65+
Sumber data : Dinas Sosial & Tenaga Kerja
Dari tabel di atas dapat dijelaskan dengan pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi dan pertumbuhan kesempatan kerja yang lesu karena dampak
BAB III - 22
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
kenaikan upah minimum kabupaten yang selalu meningkat setiap tahunnya serta penduduk urban yang berpindah ke Kabupaten Sidoarjo tidak dibarengi dengan kualitas keterampilan yang dibutuhkan oleh pemberi kerja sehingga banyak penduduk urban yang tidak mendapat pekerjaan. Pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi tidak mampu terserap pada lapangan kerja yang tersedia sehingga terjadi peningkatan pengangguran yang cukup signifikan pada kelompok usia yang mengindikasikan penduduk urban yaitu 20-24 tahun, 25-29 tahun dan 3539 tahun pada tahun 2015. Perkembangan jumlah angkatan kerja yang tidak bekerja dibanding angkatan kerja seperti terlihat pada grafik dibawah ini : Grafik 3.16 1.200.000 1.000.000
1.001.225 1.019.035
1.060.790
1.017.662
1.069.708 1.083.519
800.000 Angkatan kerja
600.000
tidak bekerja
400.000 200.000 -
83.603 2010
48.444 2011
50.816 2012
42.416 2013
41.465 2014
68.311 2015
Sumber Data : Badan Pusat Statistik
Jumlah tenaga kerja yang ditempatkan Perkembangan jumlah tenaga kerja yang ditempatkan dapat dilihat pada grafik berikut ini :
BAB III - 23
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Grafik 3.17
Tenaga Kerja yang Ditempatkan 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 -
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Ditempatkan 9.437
854
1.072
3.276
4.209
4.233
Sumber Data : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Pada tahun 2015, jumlah tenaga kerja yang berhasil ditempatkan sebanyak 4.233 orang. Apabila dibandingkan dengan target RPJMD tahun 2015 sebanyak 4.600 orang, maka capaian kinerja tahun 2015 sebesar 92% dari target yang telah ditetapkan. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2014, maka tenaga kerja yang ditempatkan tahun 2015 mengalami peningkatan 24 orang. Upaya untuk meningkatkan jumlah tenaga kerja yang ditempatkan dengan tetap melaksanakan bursa kerja terbuka, bursa kerja khusus, bursa kerja online dan melaksanakan pembinaan ke perusahaan untuk melaporkan penempatan ke dinas terkait.
1.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Pada tahun 2015 nilai Tingkat Partiispasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kabupaten Sidoarjo adalah seebsar 67,94%, berarti dari 100 penduduk usia 15 tahun ke atas terdapat sekitar 68 orang yang aktif dalam kegiatan ekonomi, baik yang beraktivitas bekerja maupun yang sedang mencari pekerjaan. Sedangkan nilai Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) yang dihasilkan sebesar 96,12%, berarti dari 100 penduduk usia 15 tahun ke atas yang aktif dalam kegiatan ekonomi, terdapat sekitar 96 orang yang aktif bekerja.
BAB III - 24
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Perkembangan ketenagakerjaan di Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2015 secara umum lebih baik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan bertambahnya jumlah orang yang bekerja serta menurunnya jumlah tingkat pengangguran terbuka. Tabel 3.6 Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
2012
2013
2014
2015
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
70,01
66,70
67,71
67,94
Tingkat Kesempatan Kerja
95,25
94,79
95,87
96,12
Tingkat Pengangguran Terbuka
5,21
4,13
3,88
6,30
Sumber : BPS Kabupaten Sidoarjo
1.2 Prosentase peningkatan cabang olahraga yang berprestasi di tingkat nasional Untuk mengukur keberhasilan pembinaan olah raga adalah dengan mengukur tingkat prestasi dari cabang olah raga yang mampu memberikan prestasi. Dari target RPJMD jumlah cabang olahraga yang berprestasi di tingkat provinsi pada tahun 2015 sebanyak 7 cabang olahraga, terealisasi sebanyak 28 cabang olahraga atau 400%, dan 7 cabang olahraga tingkat nasional terealisasi sebanyak 7 cabang olahraga atau 100%. Jumlah cabang olahraga yang berprestasi untuk tingkat Provinsi sebanyak 28 cabang, yaitu dalam event Pekan Olah Raga Provinsi (Porprov) Tahun 2015 di Banyuwangi. Cabang olahraga tersebut antara lain renang, senam, hockey, atletik, aeromedelling, angkat berat, panahan, wushu, karate, bridge, anggar, selam, judo, sepak takraw, voli pantai, tarung derajat, taekwondo, billyard, bulutangkis, gulat, catur, bola basket, balap sepeda, futsal, tinju, bola voli indoor, sepak bola dan pencak silat.
BAB III - 25
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Jumlah cabang olahraga yang berprestasi untuk tingkat nasional sebanyak 7 cabang, yaitu a. bola voli pantai dalam event Indonesia Open di Probolinggo yang mendapat 1 emas dan 1 perak, dan Indonesia Open di Padang yang mendapat 1 perak dan 1 perunggu; b. cabang olahraga Bulutangkis di Pekan Olahraga Penyandang Cacat Nasional yang mendapatkan 1 medali emas; c. Beberapa cabang olah raga rekreasi dalam even Festival OlahRaga Rekreasi Nasional (FORNAS) ke tiga di bali : 1) Panco mendapat medali 4 emas dan 2 perunggu; 2) Senam mendapat medali 1 emas, 3 perak dan 1 perunggu; 3) BMX mendapat medali 1 perak; 4) Aerobik mendapat medali 1 perak dan 1 perunggu; 5) Dansa mendapat medali 1 perak.
Berikut adalah tabel perbandingan cabang olahraga yang berprestasi antara Tahun 2014 dan Tahun 2015 : Tahun 2014 Indikator Jumlah
Cabor
Target
Realisasi
Tahun 2015 Target
%
Realisasi
Peningkatan
yang
Berprestasi a.
Tingkat Propinsi
6 Cabor
20 Cabor
7 Cabor
28 Cabor
40%
b.
Tingkat Nasional
6 Cabor
4 Cabor
7 Cabor
7 Cabor
75%
Dari data tabel tersebut diatas realisasi atas target seluruhnya telah tercapai dan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Apabila dibandingkan jumlah cabang olahraga yang berprestasi tingkat provinsi dan nasional pada tahun 2014, yaitu 20 cabang tingkat provinsi dan 4 cabang tingkat nasional, terdapat kenaikan sebanyak 8 cabang olahraga tingkat provinsi dan peningkatan sebanyak 3 cabang olahraga tingkat nasional.
BAB III - 26
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Adapun upaya yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi olahraga di Kabupaten Sidoarjo, adalah : -
Melakukan koordinasi secara berkala dengan KONI untuk melakukan pembinaan kepada atlet olahraga prestasi.
-
Melakukan pembinaan secara rutin dan berkala kepada atlet olahraga rekreasi.
-
Memberikan reward (penghargaan) kepada atlet yang berprestasi untuk lebih memacu semangat para atlet.
-
Melakukan pemeliharaan atau peningkatan sarana dan prasarana olahraga.
1.3 Persentase peningkatan pemuda berprestasi di tingkat nasional Indikator ini mengukur tingkat keberhasilan pembinaan pemuda di Kabupaten Sidoarjo dengan menghitung jumlah pemuda yang berprestasi pada berbagai bidang di skala nasional. Tahun 2014
Tahun 2015
Target
2
3
Realisasi
3
4
Pencapaian indikator ini pada tahun 2015 menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Dari target pemuda berprestasi pada berbagai bidang di tingkat nasional sebanyak 3 orang, terealisasi sebanyak 4 orang atau 133%, yaitu : 1) Rifke Sigita Soeharto (SMA Petra 4 Sidoarjo) yang lolos seleksi Paskibraka Tingkat Nasional dan berhak bergabung menjadi tim inti Nasional 2) Afandi Rizky Hidayat (SMP 1 Prambon) yang merupakan atlet Bola Voli Binaan Disporabudpar yang lolos O2SN 3) Diva Rista Salsabila (SMP 1 Taman) yang merupakan atlet Bola Voli Binaan Disporabudpar yang lolos O2SN 4) Muhammad Bagus Rahmad (SMP 3 Krian) yang merupakan atlet Bola Voli Binaan Disporabudpar yang lolos O2SN
BAB III - 27
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Untuk lebih meningkatkan prestasi pemuda akan dilakukan pembinaan yang lebih terfokus pada bidang unggulan yang teridentifikasi berpotensi meraih prestasi di tingkat nasional.
Jumlah Pemuda Pelopor Untuk menumbuhkan pemuda-pemuda yang berprestasi di Kabupaten Sidoarjo maka perlu dibina secara berkelanjutan. Pemuda yang berprestasi dan berpotensi antara lain di bidang pendidikan; teknologi tepat guna, komunikasi dan informasi; pangan; pengelolaan Sumber Daya Alam dan lingkungan; sosial budaya, pariwisata dan bela negara untuk menjadi pelopor dan penyemangat pemuda-pemuda lainnya untuk berprestasi. Realisasi tahun 2014 tidak ada yang ditetapkan sebagai pemuda pelopor, sedangkan target Jumlah pemuda pelopor tahun 2015 sebanyak 4 orang dapat terealisasi sebanyak 3 orang, yaitu : 1. Mahendra Abdillah Kamil, (bidang kepeloporan : pangan) 2. Rio Triwahyudi Deddy Novianto, S.Si (bidang kepeloporan : sosial budaya pariwisata dan bela negara) 3. Muhammad Hamman Nasiruddin (bidang kepeloporan : pendidikan)
MISI 2. Menumbuhkembangkan potensi sektor industri, perdagangan, pariwisata, UMKM, Koperasi, pertanian dan perikanan yang berorientasi agrobis secara optimal yang berwawasan lingkungan guna meningkatkan taraf hidup masyarakat Untuk mencapai misi menumbuhkembangkan potensi sektor industri, perdagangan, pariwisata, UMKM, koperasi, pertanian dan perikanan yang berorientasi agrobis secara optimal yang berwawasan lingkungan guna meningkatkan taraf hidup masyarakat ditetapkan sebanyak 2 (dua) tujuan dan 2 (dua) sasaran. Hasil penilaian pencapaian tujuan dan sasaran misi ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut:
BAB III - 28
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
No
Tingkat keberhasilan
Tujuan – Sasaran
Tujuan 1 : Meningkatnya Daya Saing Daerah Sasaran : 1. Meningkatnya daya saing sektor UMKM dan Koperasi Tujuan 2 : Meningkatnya pertumbuhan ekonomi 1. Meningkatnya pertumbuhan sektor industri, perdagangan, jasa, dan pertanian berbasis agrobis
BERHASIL
BERHASIL
Uraian hasil pencapaian masing-masing tujuan dan sasaran adalah sebagai berikut: Tujuan 1. Meningkatnya Daya Saing Daerah dicapai melalui satu sasaran, dengan uraian sebagai berikut : Sasaran 1. Meningkatnya daya saing sektor UMKM dan Koperasi dengan indikator kinerja dan penjelasan capaian serta analisanya sebagai berikut: 1.1 Prosentase peningkatan volume usaha UMKM Perkembangan jumlah volume usaha UMKM selama lima tahun terakhir terdapat pada grafik berikut ini : Grafik 3.18
Volume Usaha UMKM Jutaan Rupiah 11.500.000 9.500.000 7.500.000 5.500.000 3.500.000 1.500.000
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Volume Usaha UMKM 2.069.84 2.311.51 2.438.38 9.419.52 9.419.52
Sumber data : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, Perdagangan dan ESDM
Realisasi jumlah volume usaha UMKM tahun 2015 sama dengan tahun 2014 yaitu sebesar Rp. 9.419.520.000.000,00.
BAB III - 29
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Realisasi tersebut tercapai 456,41% dari target yang direncanakan tahun 2014 sebesar Rp. 2.063.848.500.412,00. Hal ini disebabkan sidoarjo sebagai kota UMKM dimana semakin tumbuh kembangnya UMKM yang ada di Sidoarjo.
Jumlah volume usaha koperasi Sebagai salah satu bentuk usaha, output koperasi dinyatakan dalam volume usaha. Semakin besar volume usaha mencerminkan semakin berkembangnya bisnis dan ekonomi koperasi. Perkembangan jumlah volume usaha koperasi selama empat tahun terakhir terdapat pada grafik berikut ini : Grafik 3.19
Jutaan Rupiah
Volume Usaha Koperasi 1.000.000 500.000 Volume Usaha
2010
2011
2012
2013
2014
2015
590.575
699.875
699.980
798.559
863.689
870.712
Sumber data : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, Perdagangan dan ESDM
Realisasi jumlah volume usaha koperasi pada tahun 2015 sebesar Rp. 870.712.000.000,00 atau meningkat dibanding tahun 2014 yang sebesar Rp. 863.689.504.000,00. Dibandingkan target yang ditetapkan tahun 2015 sebesar Rp. 585.506.598.145,00 maka capaian kinerjanya tercapai sebesar 148,71%. Upaya yang dilakukan adalah monitoring, evaluasi dan pelaporan koperasi aktif dan tidak aktif serta bimbingan teknis perkoperasian bagi wirausaha.
1.2 Persentase Peningkatan Jumlah Modal UMKM Berikut ini adalah gafik perkembangan jumlah modal UMKM selama lima tahun terakhir.
BAB III - 30
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Grafik 3.20 Perkembangan Modal UMKM Jutaan Rupiah 10.000.000 5.000.000 Modal UMKM
2010
2011
2012
2013
2014
2015
1.965.570
2.142.471
2.260.066
5.060.744
8.191.700
8.191.700
Sumber data : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, Perdagangan dan ESDM
Realisasi jumlah modal UMKM tahun 2015 sama dengan tahun 2014 yaitu sebesar Rp. 8.191.700.000.000. Realisasi tersebut tercapai sebesar 416,76% dari target yang ditetapkan tahun 2015 sebesar Rp. 1.965.570.000.490,00. Hal ini disebabkan semakin banyaknya UMKM dari tahun ke tahun yang ada di Sidoarjo
Jumlah Modal Koperasi Permodalan merupakan salah satu input usaha koperasi. Semakin besar modal koperasi semakin tinggi kemampuan koperasi melakukan ekspansi usaha. Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal luar/pinjaman. Perkembangan jumlah modal koperasi selama lima tahun terakhir terangkum pada grafik berikut ini : Grafik 3.21
Perkembangan Modal Koperasi (Jutaan Rupiah) 1.000.000 -
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Modal (Rp. Jutaan) 175.477 224.086 226.456 624.294 651.355 659.146
Sumber data : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, Perdagangan dan ESDM
BAB III - 31
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Realisasi jumlah modal koperasi pada tahun 2015 meningkat dibanding tahun 2014 dari Rp. 651.355.397.000,00 menjadi Rp. 659.145.816.000,00. Kenaikan modal sudah pasti akan lebih besar dari kenaikan SHU, karena SHU merupakan salah satu komponen dari modal sendiri selain : simpanan pokok, simpanan wajib, donasi/hibah maupun cadangan resiko dan pinjaman bank serta titipan uang dari anggota pada koperasi (modal luar). Apalagi kalau pinjaman bank dan titipan uang anggota belum didistribusikan pada anggota ini akan mempengaruhi besarnya prosentase kenaikan modal koperasi.
1.3 Prosentase Koperasi Sehat Persentase koperasi aktif pada tahun 2015 sebesar 89,38%, dimana sebanyak 1.195 unit koperasi dinyatakan masih aktif beroperasi dari sekitar 1.337 unit koperasi. Jika dibandingkan dengan persentase koperasi aktif tahun 2014 sebesar 89,25% terjadi sedikit peningkatan sebesar 0,13%. Perkembangan persentase koperasi aktif selama lima tahun terakhir, terlihat pada grafik berikut : Grafik 3.22
Persentase Koperasi Aktif 89,00% 87,00% 85,00% 83,00% 81,00% 79,00% 77,00% 75,00% % Aktif
2010
2011
2012
2013
2014
85,16%
87,40%
87,69%
88,98%
89,38%
Sumber data : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, Perdagangan dan ESDM
BAB III - 32
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Jumlah koperasi aktif pada tahun 2014 sebanyak 1.179 unit menjadi 1.195 unit di tahun 2015 atau terjadi peningkatan 16 unit koperasi. Perkembangan jumlah koperasi aktif dan tidak aktif selama lima tahun terakhir, terlihat pada grafik berikut : Grafik 3.23
Koperasi Aktif dan Tidak Aktif 3.000 2.000 1.000 -
2010 1.067
2011 1.124
2012 1.154
2013 1.171
2014 1.179
2015 1.195
Jumlah 1.253
1.286
1.316
1.316
1.321
1.337
Aktif
Sumber data : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, Perdagangan dan ESDM
Jumlah koperasi aktif meningkat, hal ini disebabkan karena adanya pendirian koperasi baru sebanyak 16 Koperasi yaitu di Kecamatan Sidoarjo (3 koperasi), Kecamatan Sedati ( 2 koperasi ), Candi ( 1 Koperasi ), Waru ( 1 Koperasi ), Prambon ( 2 Koperasi ), Taman ( 2 Koperasi ), Buduran ( 1 Koperasi ), Krian ( 1 Koperasi ), Porong ( 3 Koperasi ).
Jumlah KSP / USP Sehat Penilaian kesehatan KSP/USP koperasi meliputi penilaian terhadap beberapa aspek yaitu pemodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, serta jati diri koperasi. Berikut adalah grafik perkembangan jumlah KSP/USP sehat selama lima tahun terakhir.
BAB III - 33
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Grafik 3.24
Jumlah Koperasi Sehat 2.000 1.000 Sehat
2010
2011
2012
2013
2014
2015
812
872
906
938
1.001
1.033
Sumber data : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, Perdagangan dan ESDM
Jumlah KSP/USP sehat tahun 2015 sebanyak 1.033 koperasi, tercapai 100% dibandingkan dengan target yang direncanakan sebanyak 1.033 koperasi. Apabila dibandingkan dengan KSP/USP sehat tahun 2014 sebanyak 1.001 koperasi terjadi kenaikan 32 koperasi.
Tujuan 2. Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi dicapai melalui satu sasaran, dengan uraian sebagai berikut : Sasaran 1. Meningkatnya pertumbuhan sektor industri, perdagangan, jasa, dan pertanian berbasis agrobis dengan indikator kinerja dan penjelasan capaian serta analisanya sebagai berikut: 1.1 Pertumbuhan PDRB (Sektor Industri, Sektor Perdagangan dan Sektor Pertanian) Pertumbuhan ekonomi daerah diukur berdasarkan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan. PDRB diukur berdasarkan perhitungan sektor-sektor usaha yang dominan di masyarakat. Perkembangan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sidoarjo mulai tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 menunjukkan tren sebagaimana grafik berikut.
BAB III - 34
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Grafik 3.25
Pertumbuhan Ekonomi (dalam %)
7,04
7,26
6,88
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
8,00 7,00
5,73
6,00
6,18
5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00
Tahun 2011
Tahun 2015
Sumber data : BPS Sidoarjo
Pertumbuhan perekonomian daerah secara umum dapat dilihat dari indikator perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB disajikan dalam dua bentuk yaitu Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK). PDRB ADHB masih dipengaruhi oleh kenaikan harga barang dan jasa, sehingga tidak terlalu akurat untuk mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi. Untuk itu digunakan menghilangkan
inflasi
PDRB ADHK
sehingga
bisa
yang telah
diperoleh
tingkat
pertumbuhan ekonomi yang riil. Grafik 3.26 800,00%
Indeks Perkembangan PDRB (dalam %) ADHB
600,00% 400,00% 200,00% 0,00%
345,49% 161,28% Tahun 2012
664,26% 394,21% 172,41%
Tahun 2013
452,04%
197,78%
184,69%
Tahun 2014
Tahun 2015
Sumber data : BPS Sidoarjo
BAB III - 35
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Rincian PDRB per sektor tahun 2015 dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 3.7 PDRB KABUPATEN SIDOARJO Tahun 2015 (Atas Dasar Harga Konstan)
NO
SEKTOR
1
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
2
Pertambangan dan Penggalian
3 4 5
Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah
6
Konstruksi
7
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
8
Transportasi dan Pergudangan
9
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
10
Informasi dan Komunikasi
11 12 13
Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estate Jasa Perusahaan
14
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
15
Jasa Pendidikan
16
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
17
Jasa Lainnya TOTAL Sumber data : BPS Sidoarjo
Harga Berlaku
Harga Konstan
3.126.216,50
2.375.263,50
208.312,90 61.587.406,20 1.649.092,20
151.770,00 52.501.354,70 1.180.489,20
88.478,00
83.870,20
12.120.315,00
9.788.153,00
20.810.686,00
17.142.349,40
14.844.984,20
8.699.567,60
4.151.470,00
3.418.655,90
4.573.050,00 1.624.148,00 1.163.561,30
4.438.616,90 1.259.476,90 1.021.247,70
206.260,10
169.088,10
2.487.719,00
1.932.660,30
1.557.645,70
1.235.496,00
405.537,40
340.221,80
482.353,90
418.152,00
130,892,650,80
106.156.433,20
Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui bahwa PDRB Kabupaten Sidoarjo tahun 2015 berdasarkan ADHK dan ADHB terdapat sektor yang menonjol memberikan sumbangan paling besar terhadap PDRB yaitu sektor industri pengolahan dan sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi.
BAB III - 36
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Pada sektor industri pengolahan, keunggulan potensi sektor ini banyak ditopang oleh keberadaan Industri Rumah Tangga (IRT) dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terutama pada sub sektor industri makanan dan minuman. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo selalu berupaya untuk memacu pertumbuhan ekonomi, salah satunya dengan membenahi infrastruktur. Diharapkan dengan adanya pembenahan jalanjalan alternatif dan jalan pendamping (frontage road) dapat mempermudah transportasi untuk meningkatkan daya saing di mata investor. Grafik 3.27 (Share PDRB) Pertanian; Pertambangan 2,24% dan Penggalian; Angkutan dan Keuangan, 0,14% Komunikasi; 8,20% Persewaan dan Jasa Perusahaan; Perdagangan; 1,19% 16,15% Jasa - Jasa; 0,39%
Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Konstruksi Perdagangan
Konstruksi; 9,22% Listrik, Gas dan Air Bersih; 1,11%
Angkutan dan Komunikasi Industri Pengolahan; 49,46%
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa - Jasa
Sumber data : BPS Sidoarjo
1.2 Prosentase Peningkatan Jumlah Wisatawan Kabupaten Sidoarjo memiliki berbagai obyek wisata yang dipetakan dalam beberapa jenis antara lain adalah wisata religi, wisata sejarah dan budaya, wisata bahari, wisata air, wisata kuliner, wisata industri dan belanja, serta wisata olahraga dan ruang terbuka hijau. Realisasi kunjungan wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara tahun 2015 adalah 1.794.431 pengunjung yang terdiri dari pengunjung hotel sebanyak
BAB III - 37
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
155.441 pengunjung dan pengunjung obyek wisata sebanyak 1.638.990 pengunjung, obyek wisata yang paling sering dikunjungi antara lain sebagai berikut : Pengunjung
NO
Nama Obyek
Lokasi
1
Kolam Pancing Delta
Desa Prasung
Fishing
Kecamatan
Total
Wisman
Wisnus
0
514.707
514.707
4
324.962
324.966
15
266.018
266.033
Buduran 2
Kolam
Pancing
Kusuma 3
Tirta
Desa Kedung Peluk
Kec.
Minopolitan
Candi
Kolam Renang Water
Jl. Pahlawan
Park Suncity
Sidoarjo
Perkembangan jumlah kunjungan wisata sejak tahun 2010–2015 menunjukkan tren meningkat sebagaimana terlihat pada grafik dibawah ini. Grafik 3.28
Jumlah Kunjungan Wisatawan 2.000.000 1.800.000 1.600.000
Orang
1.400.000 1.200.000 1.000.000 800.000 600.000 400.000 200.000 Wisatawan
2010
2011
2012
2013
2014
2015
470.465
517.583
856.620
1.737.067
1.750.153
1.794.431
Sumber Data : Disporabudpar
BAB III - 38
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Jika dilihat dari Grafik diatas terjadi peningkatan realisasi jumlah pengunjung tahun 2015 sebesar 44.278 pengunjung atau 2,53%, dan sudah melampaui target RPJMD tahun 2015 yang direncanakan sebanyak 832.921 kunjungan. Perkembangan jumlah pengunjung dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 terjadi penurunan hal ini bisa dilihat dari grafik sebagai berikut : Grafik 3.29
Perkembangan Jumlah Wisatawan 1.000.000 900.000 800.000 700.000 600.000 500.000 400.000 300.000 200.000 100.000 0 Jumlah
2010
2011
2012
2013
2014
2015
0
47.118
339.037
880.447
13.086
44.278
Sumber Data : Disporabudpar
Jika dilihat dari Grafik peningkatan jumlah wisatawan diatas terjadi kenaikan realisasi jumlah pengunjung tahun 2015 sebesar 44.278 pengunjung, dibandingkatan dengan tahun 2014 sebanyak 13.086 pengunjung. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kunjungan wisata, antara lain: 1) Meningkatkan sarana dan prasarana untuk menuju lokasi wisata. 2) Meningkatkan publikasi obyek-obyek wisata di wilayah Sidoarjo. 3) Meningkatkan pemasaran obyek wisata yang ada. 4) Meningkatkan sarana pendukung fasilitas obyek wisata.
BAB III - 39
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
1.3 Persentase Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan komponen pendapatan yang dapat menggambarkan kemampuan daerah dalam membiayai operasional dan pembangunan daerahnya. Semakin besar PAD yang mampu dihimpun akan semakin menunjukkan kemandirian daerah dalam membiayai kebutuhannya. Sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 PAD cenderung mengalami peningkatan. Apabila dibandingkan dengan besaran belanja setiap tahunnya maka proprosi PAD telah mampu menyumbang rata – rata sebesar 21,50% s.d 37% dari total realisasi belanja. Peningkatan PAD yang cukup tinggi ini harus diapresiasi dengan baik. Terutama dari sektor pajak daerah, Penerimaan PAD selama ini merupakan hasil kerja keras seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Sidoarjo disamping semakin baiknya kesadaran masyarakat dalam melaksanakan kewajiban keuangannya kepada daerah. Perkembangan PAD dari Angka Base Line tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat dalam tabel dan grafik berikut : PAD DAN KENAIKAN PAD TAHUN
TARGET
REALISASI (JUMLAH)
%
Tahun 2010
310.343.872.396,04
356.161.848.548,24
114,76
Tahun 2011
427.071.360.790,38
484.313.737.307,27
113,40
Tahun 2012
643.003.585.848,00
669.617.556.904,41
104,14
Tahun 2013
810.800.099.696,00
862.617.340.326,95
106,39
Tahun 2014
1.003.045.392.951,00
1.115.492.034.740,16
111,21
Tahun 2015
1.180.576.448.721,00
1.270.216.351.487,16
107,59
Sumber data : DPPKA
BAB III - 40
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Grafik 3.30 Perkembangan PAD 1.400.000.000.000 1.200.000.000.000 1.000.000.000.000 800.000.000.000
Target
600.000.000.000
Realisasi
400.000.000.000 200.000.000.000 0
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Sumber data : DPPKA
Dari grafik dan tabel diatas dapat dilhat bahwa setiap tahun PAD selalu meningkat dan sesuai dengan target RPJMD 2011-2015. Hal ini menunjukkan gambaran yang positif untuk perekonomian di Kabupaten Sidoarjo.
1.4 Persentase Peningkatan Nilai Aset Daerah Sarana dan prasarana yang digunakan dalam mengemban kekuasaan birokrasi dan pelayanan masyarakat perlu lebih ditingkatkan baik secara kualitas maupun kuantitasnya, seiring peningkatan kualitas pelayanan yang akan diberikan kepada masyarakat. Nilai sarana dan prasarana (Aset Tetap) Pemerintah Kabupaten Sidoarjo sampai dengan tahun 2015, sebagai berikut :
BAB III - 41
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Tabel 3.8 Aset Dalam Kondisi Baik Pemerintah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
BARANG (UNIT) BAIK JUMLAH
SKPD Badan Kepegawaian Daerah Badan Ketahanan Pangan
NILAI (Rp). BAIK
JUMLAH
1.227
1.469
20.867.794.214,00
21.653.083.647,00
1.227
1.330
25.479.069.690,58
25.631.662.272,58
Bakesbangpol
1.095
1.164
5.758.487.625,00
5.918.451.825,00
Bappeda
1.310
1.547
9.862.230.494,00
10.516.067.994,00
BLH
697
795
15.060.918.891,75
15.884.833.090,75
BPBD
996
1.025
27.798.225.607,00
27.907.920.607,00
BPMPKB
2.558
2.607
21.102.874.069,00
21.221.939.069,00
BPPT Dinas Kelautan dan Perikanan
1.105
1.286
11.179.751.762,00
11.716.916.847,00
1.516
1.533
187.363.324.399,00
187.412.597.999,00
Dinas Kesehatan
18.719
18.719
258.314.788.238,22
258.314.788.238,22
Dinas koperindag
487
517
22.878.883.767,25
22.979.919.167,25
Dinas Pasar
1.211
1.409
388.355.114.642,66
389.009.614.642,66
Dinas Pendidikan
-
-
-
-
Dinas Perhubungan
3.854
4.395
72.351.068.561,25
74.124.770.796,25
Dinas Pertabunak
2.219
2.497
100.660.891.491,00
101.109.857.941,00
Dinas PU Bina Marga Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang
2.407
2.492
1.716.209.748.929,27
1.716.718.926.654,27
2.056
2.325
686.695.518.482,12
687.318.923.172,12
Dinas PU Pengairan
2.338
2.638
798.407.879.442,79
799.357.916.402,79
Dinsosnaker
892
1.084
19.630.798.439,10
19.883.925.439,10
Dispendukcapil
596
693
12.085.605.421,00
13.505.142.138,00
Dispora Dinas Kebersihan dan Pertamanan
1.606
1.900
218.227.725.678,00
237.854.936.678,00
6.560
6.895
480.294.125.311,59
484.523.775.308,20
BAB III - 42
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
DPPKA (PPKD)
49
66
180.776.618.715,40
180.811.973.715,40
DPPKA (SKPD)
3.594
3.932
210.232.491.587,62
211.404.177.517,62
Inspektorat
750
786
6.890.635.310,00
7.154.704.410,00
Kantor Perpustakaan
28.159
28.193
16.200.878.359,00
16.271.211.604,00
Kec. Balongbendo
508
512
5.761.172.451,84
5.766.772.451,84
Kec. Prambon
509
644
6.000.732.108,84
6.087.390.908,84
Kec. Sedati
607
688
4.590.951.230,84
4.670.391.230,84
Kec. Tanggulangin
448
585
5.176.272.158,84
5.482.137.608,84
Kec. Tarik
701
816
5.724.424.194,84
5.771.995.226,84
Kecamatan Buduran
529
561
4.391.235.572,00
4.462.348.358,84
Kecamatan Candi
702
769
7.997.215.120,00
8.200.358.406,84
Kecamatan Gedangan
377
432
3.444.293.363,84
3.567.617.228,84
Kecamatan Jabon
656
712
6.257.557.608,84
6.371.368.658,84
Kecamatan Krembung
250
302
5.754.072.858,00
5.801.056.858,00
Kecamatan Krian
493
537
43.548.860.241,00
43.679.875.241,00
Kecamatan Porong
535
575
24.164.729.678,00
24.242.372.664,84
Kecamatan Sidoarjo
1.765
1.767
111.130.794.247,84
111.132.744.247,84
Kecamatan Sukodono
449
451
6.998.824.908,84
6.999.424.908,84
Kecamatan taman
1.778
1.800
101.311.749.280,84
101.409.767.280,84
Kecamatan Tulangan
426
503
6.577.981.172,00
6.766.962.158,00
Kecamatan Waru
500
576
8.783.054.020,59
8.959.827.220,59
Kecamatan Wonoayu
595
683
4.487.579.456,00
4.697.469.442,84
RSUD
26.407
28.007
485.410.791.715,30
490.902.360.033,20
Satpol PP
719
833
17.271.410.725,00
17.458.340.225,00
Set DPRD
3.154
3.256
44.281.576.796,00
44.554.379.777,00
Setda
5.756
6.335
119.960.352.614,94
121.114.239.704,94
BAB III - 43
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
49
Setwan Korpri
152
152
575.793.500,00
575.793.500,00
80.519
84.407
6.542.286.874.152,83
6.586.307.237.019,70
MISI 3. Meningkatkan tatanan kehidupan masyarakat yang berkepribadian, beriman serta dapat memelihara kerukunan, ketentraman, dan ketertiban Untuk mencapai misi meningkatkan tatanan kehidupan masyarakat yang berkepribadian, beriman serta dapat memelihara kerukunan, ketentraman, dan ketertiban ditetapkan sebanyak 1 (satu) tujuan dan 2 (dua) sasaran. Hasil penilaian pencapaian tujuan dan sasaran misi ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut: No
Tujuan – Sasaran
Tujuan 1 : Meningkatnya tatanan kehidupan masyarakat yang beriman dan berkepribadian Sasaran : 1. Terwujudnya masyarakat beriman dan berkepribadian 2. Meningkatnya ketertiban masyarakat
Tingkat keberhasilan
BERHASIL BERHASIL
Uraian hasil pencapaian masing-masing tujuan dan sasaran adalah sebagai berikut: Tujuan 1. Meningkatnya tatanan kehidupan masyarakat yang beriman dan berkepribadian dicapai melalui dua sasaran, dengan uraian sebagai berikut : Sasaran 1. Terwujudnya masyarakat beriman dan berkepribadian dengan indikator kinerja dan penjelasan capaian serta analisanya sebagai berikut: 1.1 Prosentase penurunan kejadian perselisihan antar umat beragama Selama tahun 2015, di Kabupaten Sidoarjo tidak terjadi gangguan ketentraman dan ketertiban umum yang mengarah kepada konflik yang berbasis SARA, separatisme dan anarkisme. Gangguan yang terjadi sangat bersifat lokal dan individual yang secara keseluruhannya masih mampu
BAB III - 44
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
diselesaikan oleh masyarakat sendiri maupun aparat pemerintah mulai tingkat desa/kelurahan, kecamatan dan kabupaten.
Sasaran 2. Meningkatnya ketertiban masyarakat dengan indikator kinerja dan penjelasan capaian serta analisanya sebagai berikut: 1.1 Prosentase Penurunan Angka Kriminalitas Daerah Salah satu indikator tingkat Ketertiban Masyarakat adalah jumlah pelanggaran masyarakat atas Perda yang telah ditetapkan, semakin tinggi jumlah pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat, maka makin rendah pula tingkat ketertiban masyarakat yang dicapai. Salah satu langkah yang bisa dilakukan guna menekan jumlah pelanggaran masyarakat adalah tindakan pengamanan atas wilayah lingkup kewenangan Polisi Pamong Praja yang dirasa rawan terjadi tindak pelanggaran.
Oleh
Satuan
Polisi
Pamong
Praja,
titik-titik
ini
dikonsentrasikan pada Aset Pemerintah yang menjadi lingkup tanggung jawab pengamanan Satuan Polisi Pamong serta kegiatan-kegiatan pemerintah,
termasuk
juga
aktivitas
massa
yang
rawan
terjadi
pelanggaran di dalam keramaian seperti halnya unjuk rasa. Jumlah pengamanan yang dilakukan pada tahun 2015 yaitu pada angka 942 kegiatan dan mengalami penurunan 29,54% pada tahun 2014 yang sebanyak 1.337 kegiatan. Jumlah sebagaimana terurai pada diagram dibawah merupakan jenisjenis kegiatan pengamanan yang dilakukan, meliputi pengamanan aset daerah (Setda, Rumah Dinas Bupati dan Rumah Dinas Wakil Bupati) sebanyak 770, pengamanan unjuk rasa 20 kegiatan, pengamanan kegiatan pemerintah 134 kegiatan, serta kegiatan masyarakat lainnya yang
sebanyak
18
kegiatan.
Kegiatan
tersebut
membutuhkan
pengendalian massa dan berpotensi/ berimbas pada ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.
BAB III - 45
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Grafik 3.31 1000
770
800 600 400 200 0
20 PAM Aset Daerah
PAM Unjuk Rasa
134 PAM Event Pemerintah
18 PAM Keg Masyarakat
Sumber Data : Satpol PP Kabupaten Sidoarjo
2.1 Persentase penurunan kejadian pelanggaran masyarakat terhadap PERDA Salah satu Indikator Tingkat Ketertiban Masyarakat yang merupakan tindakan responsif atas Pelanggaran Perda yang timbul adalah Penindakan Masyarakat terhadap Pelanggaran Perda, yang merupakan tindakan represif sebagai respon atas pelanggaran yang timbul sekaligus juga berfungsi menekan tingkat pengulangan pelanggaran serta timbulnya pelanggaran lainnya. Tingkat Efektifitas Penindakan Masyarakat terhadap Pelanggaran Perda yang dilakukan tercermin pada jumlah pelanggaran perda yang terjaring. Untuk menilai ketentraman dan ketertiban masyarakat diukur tingkat pelanggaran masyarakat terhadap perda ketentraman dan ketertiban. Grafik pelanggaran perda trantib dari tahun 2010 sampai dengan 2015, sebagai berikut :
BAB III - 46
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Grafik 3.32
Pelanggaran Perda Trantib 4.500
4.147
4.000 3.500 3.000
3.905
2.823
2.573
2.500
2010
2.713
2011 2012
1.865
2.000
2013
1.500
2014
1.000
2015
500 0
Kejadian
Sumber Data : Satpol PP
Kondisi pelanggaran yang terjadi pada tahun 2015 sebanyak 1.865 pelanggaran atau turun 31% dari tahun 2014 yang sebanyak 2.713 pelanggaran. Angka yang merupakan jumlah pelanggaran terjaring serta tertindak ini sekilas memperlihatkan seakan-akan tingkat efektifitas penindakan yang dilakukan masih rendah, namun angka tersebut di atas merupakan capaian dari kerja keras Tim Deteksi Dini sehingga pelanggaranpelanggaran yang sebelumnya tidak terdeteksi dapat segera dijaring dan ditindaklanjuti sehingga tidak melebar dan berdampak lebih luas. Adapun faktor – faktor yang mendukung pencegahan pelanggaran perda ketentraman dan ketertiban adalah : 1) Strategi, arah kebijakan, sasaran, serta program dan kegiatan yang jelas dan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan; 2) Intensifitas kegiatan penertiban dan pengawasan terhadap pelanggar, sehingga dapat meminimalisir pengulangan pelanggaran yang sama; 3) Ketegasan petugas di lapangan dalam menghadapi berbagai pelanggaran ketentraman dan ketertiban umum agar sesuai dengan peraturan daerah; BAB III - 47
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
4) Selain tindakan tegas kepada para pelanggar, upaya - upaya yang lain adalah pengolahan lokasi eks pelanggaran melalui koordinasi yang terintegrasi dengan SKPD yang lainnya. Seperti misalnya DKP pada jalur hijau yang telah dibersihkan dari PKL; 5) Pengamanan dan pengawasan di lokasi eks PKL serta patroli rutin mampu menekan jumlah pelanggaran yang terjadi; 6) Upaya - upaya pembinaan kepada pelanggar terus dilakukan, dengan melakukan upaya preventif dalam bentuk sosialisasi dan teguran kepada
para
memberikan
pelanggar hasil
yang
secara
langsung
signifikan
sehingga
dikarenakan
dengan
masyarakat
mengetahui bahwa apa yang telah dilakukan melanggar ketentuan PERDA
Dari kesemua faktor tersebut, tentu kesadaran masyarakat serta dukungan dan kerjasama dari unsur-unsur terkait merupakan faktor yang paling dominan. Hal inilah yang menjadi fokus peningkatan dalam kegiatan penindakan masyarakat terhadap pelanggaran perda ke depannya.
Jenis Pelanggaran PERDA Trantib Tahun 2015 : NO
Jenis Pelanggaran
1
PKL
2
Jumlah
Jumlah
Kegiatan
Pelanggaran
64
857
Asusila
5
60
3
Bangunan Liar
2
4
4
Galian C
1
1
5
Gepeng/anjal
2
3
6
RHU (Rumah hiburan umum)
15
64
7
Reklame Insidentil dan tetap
85
793
8
Perijinan
76
61
10
Tipiring
14
22
BAB III - 48
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
11
Retribusi
1
40
254
1865
MISI 4. Mendorong peran serta masyarakat dalam pembangunan yang berkelanjutan dengan prinsip pembangunan berbasis masyarakat dan kesetaraan gender Untuk mencapai misi mendorong peran serta masyarakat dalam pembangunan yang berkelanjutan dengan prinsip pembangunan berbasis masyarakat dan kesetaraan gender ditetapkan sebanyak 1 (satu) tujuan dan 2 (dua) sasaran. Hasil penilaian pencapaian tujuan dan sasaran misi ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut: No
Tujuan – Sasaran
Tujuan 1 : Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan. Sasaran : 1. Meningkatnya peran serta dan inovasi masyarakat dalam pembangunan 2. Terwujudnya kesetaraan gender diberbagai aspek
Tingkat keberhasilan
BERHASIL BERHASIL
Uraian hasil pencapaian masing-masing tujuan dan sasaran adalah sebagai berikut: Tujuan 1. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan dicapai melalui dua sasaran, dengan uraian sebagai berikut : Sasaran 1.
Meningkatnya peran serta dan inovasi masyarakat dalam
pembangunan dengan indikator kinerja dan penjelasan capaian serta analisanya sebagai berikut: 1.1 Tingkat Partisipasi Masyarakat Pembangunan di suatu daerah bukan hanya menjadi tanggungjawab pemerintah tetapi memerlukan peran serta aktif masyarakat; baik berupa pemikiran maupun material.
BAB III - 49
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Untuk mendorong partisipasi masyarakat yang lebih baik pemerintah Kabupaten Sidoarjo membuat program pemberdayaan berupa stimulus yang dapat menggugah minat partisipasi masyarakat. Dalam tahun 2015, jumlah dana pembangunan yang dilaksanakan oleh masyarakat secara swadaya di wilayah 349 Desa/kelurahan adalah sebanyak Rp 89.510.403.300,00 dengan target yang direncanakan dalam RPJMD tahun 2015 sebesar Rp 93.493.000.000 tercapai sebesar 96%. Atas kegiatan masyarakat tersebut Pemerintah menyalurkan bantuan berupa dana blokgrand pada tahun 2015 sebesar Rp 9.493.000.000,00 untuk 346 Desa/Kelurahan dan 565 lembaga. Selanjutnya jika dibandingkan dengan jumlah dana pembangunan swadaya masyarakat tahun 2014 yaitu sebesar Rp. 88.513.303.300,00. maka jumlah dana pembangunan swadaya masyarakat tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar Rp 997.100.000,00 atau 1,13%. Tercapainya partisipasi masyarakat disebabkan karena masyarakat merasa bahwa pembangunan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah melainkan menjadi tanggungjawab bersama. Namun demikian sosialisasi secara terus menerus dan bersinambungan dengan budaya gotong royong tentang partisipasi masyarakat dalam setiap program pembangunan dengan melibatkan seluruh SKPD yang terkait, Tokoh Masyarakat, Ulama, LSM perlu ditingkatkan. Kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh masyarakat secara swadaya di wilayah Desa/Kelurahan terdiri atas 2 (dua) jenis yaitu : 1) Pembangunan Fisik, yaitu pembangunan berupa penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk menunjang kelancaran aktivitas
kehidupan masyarakat sehari-hari
seperti :
pembuatan pos kamling, portal jalan, penghijauan, pengecatan sarana/prasarana
umum,
pemeliharaan
prasarana
lingkungan,
Paving, Drainase, Jembatan, Pendamping jalan, Gorong-gorong, Plengsengan dan Kios pasar yang dilaksanakan oleh masyarakat secara gotong royong,
BAB III - 50
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
2) Pembangunan Non Fisik, yaitu pembangunan berupa peningkatan SDM
seperti
:
pengajian
malam/keamanan,penyuluhan
rutin,
tahlil,
jaga
kesehatan lingkungan, posyandu,
senam kesegaran jasmani, Pemuda Karangtaruna, Kerjabakti, Rukun kematian, Operasional RT/RW, Kegiatan PKK, Penerangan Lampu Jalan, Peringatan Hari besar Agama, Peringatan Hari besar Nasional yang bertujuan untuk mewujudkan kerukunan dan kesejahteraan masyarakat.
Perkembangan Dana Keswadayaan Masyarakat selama enam tahun terakhir terlihat pada grafik berikut : Grafik 3.33
Jutaan Rupiah
105000 90000
Dana Keswadayaan Masyarakat
75000 60000 45000 30000
Keswadayaan
1
2
3
4
5
6
2010
2011
2012
2013
2014
2015
53.921
62.082
79.069
80.638
88.514
89.510
Sumber data : BPMPKB
2.1 Persentase peningkatan partisipasi masyarakat dalam MUSRENBANG Untuk
pelaksanaan
Musrenbang
atau
musyawarah
perencanaan
pembangunan, Kabupaten Sidoarjo mengembangkan aplikasi. Aplikasi eMusrenbang Kabupaten Sidoarjo mengakomodasi usulan pembangunan mulai tingkat desa / kelurahan hingga tingkat kota melalui sistem online, sehingga data usulan pembangunan merupakan data usulan pembagunan realtime dari masyarakat, dan masyarakat dapat memantau tahapan musrenbang melalui akses internet. Sistem ini diharapkan dapat menjadi sarana
publikasi
usulan
pembangunan
dan
transparansi
usulan
pembangunan 1 (satu) tahun kedepan. BAB III - 51
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Selama tahun 2015 terdapat 2.919 usulan desa / kelurahan, dimana 1.262 usulan desa / kelurahan yang telah diverifiksi oleh SKPD dan 1.260 usulan menjadi Renja SKPD pelaksana.
Sasaran 2.
Terwujudnya kesetaraan gender diberbagai aspek dengan
indikator kinerja dan penjelasan capaian serta analisanya sebagai berikut: 2.1 Indeks Pemberdayaan Gender Gender Empowerment Measurement (GEM) atau Indeks Pemberdayaan Jender (IDJ) digunakan untuk mengkaji sejauh mana persamaan peranan perempuan dalam proses pengambilan keputusan serta kontribusi dalam aspek ekonomi maupun sosial. Perkembangan IDJ selama lima tahun terakhir adalah sebagai berikut : Grafik 3.34
70,00
Gender Empowerment Measure
60,00 50,00 40,00 30,00 GEM
2010
2011
2012
2013
2014
2015
65,40
66,53
63,40
63,75
64,36
64,55
Sumber data : BPMPKB dan Bappeda Kabupaten Sidoarjo
Angka prosentase GEM (IDJ) tahun 2014 mengalami perubahan dari semula 63,83% menjadi 64,36% karena baru mendapatkan data dari BPS yang sudah valid. Adapun variabel penyusun IDJ Kabupaten Sidoarjo tahun 2015 adalah sebagai berikut: 1) Proporsi penduduk, jumlah penduduk laki-laki 49,63% sedangkan perempuan sebesar 50,37%; 2) Keterwakilan di parlemen, laki-laki 86% sedangkan perempuan 14%;
BAB III - 52
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
3) Proporsi manager, staf administrasi, pekerja profesional dan teknisi, laki-laki 57,86% sedangkan perempuan 42,14%; 4) Proporsi angkatan kerja (persentase penduduk aktif dalam kegiatan ekonomi), laki-laki 62,83% sedangkan perempuan 37,17%;
Dari tabel diatas capaian GEM atau IDJ (proyeksi) sejak tahun 2010 sampai tahun 2015 stagnasi pada kisaran angka 64% sampai dengan 66% dan pada tahun 2015 sebesar 64,55% sudah mencapai target dalam PK sebesar 63,83% namun belum mencapai target RPJMD tahun 2015 sebesar 99,53%
2.2 Indeks Pembangunan Gender Gender Development Indeks (GDI) atau Indeks Pembangunan Jender (IPJ) digunakan untuk mengukur pencapaian pembangunan manusia dengan memperhatikan disparitas jender. Perkembangan IPJ selama lima tahun terakhir adalah sebagai berikut : Grafik 3.35
Gender Development Index
75,00 70,00 65,00 60,00 55,00 GDI
2010
2011
2012
2013
2014
2015
69,13
70,37
67,89
69,09
69,61
69,72
Sumber data : BPMPKB dan Bappeda Kabupaten Sidoarjo
Angka prosentase GDI tahun 2014 mengalami perubahan dari semula 69,77% menjadi 69,61% karena baru mendapatkan data dari BPS yang sudah valid.
BAB III - 53
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Variabel penyusun IPJ Kabupaten Sidoarjo tahun 2015 adalah sebagai berikut: 1) Proporsi penduduk, jumlah penduduk laki-laki 49,63% sedangkan perempuan sebesar 50,36%; 2) Usia Harapan Hidup (UHH) penduduk kabupaten Sidoarjo, yaitu penduduk laki-laki dari 69,85 tahun sedangkan untuk penduduk perempuan 73,38 tahun; 3) Angka Melek Huruf (AMH) yaitu untuk penduduk laki-laki 97,38% sedangkan untuk penduduk perempuan 98,79%; 4) Rata-rata Lama Sekolah (RLS) yaitu untuk penduduk laki-laki dari 10,86 tahun, sedangkan untuk penduduk perempuan 9,96 tahun; 5) Proporsi Sumbangan Pendapatan (PSP), laki-laki 61,24% sedangkan perempuan 36,76%.
Dari tabel diatas capaian GDI atau IPJ (proyeksi) tahun 2015 sebesar 69,72% belum mencapai target dalam PK sebesar 69,77%, dan target kinerja yang ditetapkan dalam RPJMD sebesar 83,48%. Tidak tercapainya target
tersebut disebabkan Kurangnya peran
perempuan dibidang pembangunan ekonomi.
2.3 Persentase penurunan kasus KDRT, Non KDRT dan Trafficking Untuk mengukur perhatian pemerintah kabupaten terhadap perlindungan terhadap perempuan dan anak adalah dengan mengukur sampai sejauh mana fasilitasi yang telah dilakukan oleh pemerintah kabupaten terhadap tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak. Pemerintah mempunyai kewajiban untuk melindungi perempuan dan anak dari tindak kekerasan. Kejadian tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Sidoarjo penanganannya di fasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo melalui Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sidoarjo. Jumlah kejadian tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak yang ditemukan tahun 2015 melalui P2TP2A sebanyak 363 kasus dan
BAB III - 54
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
seluruhnya atau 100% teradvokasi. Jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang ditemukan sebanyak 106 kasus, terjadi peningkatan sebanyak 257 kasus atau 242,5%. Apabila dibandingkan dengan target RPJMD Tahun 2014 sebesar 153 kasus, maka terjadi kenaikan sebanyak 210 kasus atau 137,3%, dan jika dibanding target RPJM tahun 2015 sebesar 153 kasus, maka terjadi peningkatan 210 kasus atau sebesar 137%. namun demikian seluruhnya telah teravokasi dengan baik dan apabila penyelesaian belum tuntas P2TP2A Kabupaten Sidoarjo siap melakukan pendampingan sampai masalah tindak KDRT terselesaikan Perkembangan Temuan Kasus KDRT selama lima tahun terakhir adalah sebagai berikut : Grafik 3.36
Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak
390 370 350 330 310 290 270 250 230 210 190 170 150 130 110 90 Kejadian
2010
2011
2012
2013
2014
2015
137
102
120
95
106
363
Sumber data : BPMPKB Kabupaten Sidoarjo
Meningkatnya kasus kekerasan tahun 2015 disebabkan antara lain: a.
Pengaruh dari perkembangan tehnologi informasi serta pergaulan bebas;
BAB III - 55
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
b.
Semakin sadarnya orang atau masyarakat sehinggga korban melaporkan kasus kekerasan yang dialaminya;
c.
Semakin sadar akan haknya yang terlanggar.
Dengan demikian sosialisasi oleh segenap aparat pemerintah dan peran serta LSM dan masyarakat mengenai kepedulian terhadap tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak sangat perlu dilakukan dan ditingkatkan.
MISI 5. Meningkatkan profesionalisme aparatur untuk mencapai pelayanan prima Untuk mencapai misi meningkatkan profesionalisme aparatur untuk mencapai pelayanan prima ditetapkan sebanyak 2 (dua) tujuan dan 2 (dua) sasaran. Hasil penilaian pencapaian tujuan dan sasaran misi ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut: No
Tingkat keberhasilan
Tujuan – Sasaran
Tujuan 1 : Meningkatnya transparansi, profesionalisme, dan produktivitas aparatur Sasaran : 1. Meningkatnya Pengembangan budaya pemerintah yang bersih, akuntabel, transparan,dan bebas dari korupsi Tujuan 2 : Meningkatnya pelayanan publik 1. Meningkatnya kepuasan masyarakat layanan pemerintah
terhadap
BERHASIL
BERHASIL
Uraian hasil pencapaian masing-masing tujuan dan sasaran adalah sebagai berikut: Tujuan 1. Meningkatnya transparansi, profesionalisme, dan produktivitas aparatur dicapai melalui satu sasaran, dengan uraian sebagai berikut : Sasaran 1. Meningkatnya Pengembangan budaya pemerintah yang bersih, akuntabel, transparan,dan bebas dari korupsi dengan indikator kinerja dan
penjelasan capaian serta analisanya sebagai berikut: BAB III - 56
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
1.1 Opini BPK atas laporan keuangan Untuk menilai akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah salah satunya adalah dengan menilai opini BPK atas laporan keuangan yang disusun oleh pemerintah daerah. Untuk memperoleh kinerja yang baik, Dinas pendapatan, Pengelolaan keuangan
dan
aset
telah
menggunakan
sistem
informasi
dalam
menatausahakan keuangan daerah yang bernama Media E-Government (Aplikasi Berbasis Akrual) selain itu pengelolaan aset daerah juga telah menggunakan sistem Simbada dengan menerapkan sistem ini diharapkan pengelolaan keuangan dapat berjalan dengan baik. Perkembangan Opini BPK untuk laporan keuangan yang disusun oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo selama tahun 2010 s.d 2015 dapat dilihat dalam tabel berikut : No
Tahun
Opini
1
2010
Wajar Dengan Pengecualian (WDP)
2
2011
Wajar Dengan Pengecualian (WDP)
3
2012
Wajar Dengan Pengecualian (WDP)
4
2013
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
5
2014
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
6
2015
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
Sumber data : DPPKA
Dari opini BPK wajar tanpa pengecualian (WTP) atas hasil pemeriksaan Laporan Keuangan mengambarkan bahwa pengelolaan keuangan daerah sudah terlaksana secara baik. Namun demikian Pemerintah Kabupaten Sidoarjo telah berkomitmen akan memperbaiki kinerja keuangan daerah sesuai dengan catatan yang telah dilakukan oleh BPK.
1.2 Nilai SAKIP Kabupaten Sidoarjo Untuk mengetahui sejauh mana instansi pemerintah mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)-nya, serta sekaligus untuk mendorong adanya peningkatan kinerja instansi pemerintah,
BAB III - 57
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
adalah dengan dilakukan suatu evaluasi implementasi SAKIP di Pemerintah Daerah. Hasil evaluasi SAKIP Kabupaten Sidoarjo tahun 2014 dari Kementerian PAN RB memperoleh kategori B (baik), meningkat dari tahun sebelumnya yang memperoleh kategori CC (Cukup).
1.3 Prestasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Sidoarjo Untuk
menilai
kinerja
dalam
upaya
tujuan
penyelenggaraan
penyelenggaraan
peningkatan
kinerja
otonomi
pemerintahan
untuk
daerah
mendukung berdasarkan
daerah
pencapaian prinsip
tata
kepemerintahan yang baik, salah satunya adalah dengan melakukan evaluasi atas LPPD yang disusun oleh pemerintah daerah. LPPD kabupaten Sidoarjo Tahun 2014 memperoleh nilai 3,3579 dengan status kinerja ST (sangat tinggi), meningkat dari tahun sebelumnya. 1.4 Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti Kabupaten Sidoarjo memiliki Pusat Pelayanan Pengaduan Masyarakat (P3M)
yang
berfungsi
menerima,
melaporkan
dan
menindaklanjuti
pengelolaan pengaduan. Realisasi capaian tahun 2015 sebanyak 218 pengaduan yang masuk dari masyarakat dan yang ditindaklanjuti sebanyak 199 pengaduan atau 91,28%.
1.5 Persentase penyelesaian tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan intern dan ekstern (BPK dan Inpektorat). Untuk menilai efektivitas pengawasan oleh aparat pengawas fungsional maka jumlah temuan hasil audit dapat mewakili kinerja pengawasan yang dilakukan. Perkembangan temuan BPK pada Angka Base Line tahun 2010, sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat dalam tabel berikut : BaseLine
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
2010
2011
2012
2013
2014
2015
626
660
693
726
759
38
14
11
12
14
Target Realisasi
513
BAB III - 58
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa temuan BPK dari tahun ke tahun sampai dengan tahun 2015 cenderung menurun. Sampai dengan tahun 2015 seluruh temuan tersebut sampai dengan akhir tahun 2015 sebagian besar temuan BPK telah ditindak lanjuti dan oleh BPK telah dinyatakan tuntas. Sebagai bentuk upaya perbaikan Tatakelola Keuangan Daerah Inspektorat Kabupaten Sidoarjo sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya telah melakukan tindak pengawasan/pemeriksaan. Perkembangan temuan pemeriksaan Inspektorat dari Angka Base Line tahun 2010, sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat dalam tabel berikut : BaseLine
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
2010
2011
2012
2013
2014
2015
626
660
693
726
759
643
502
480
480
1.074
Target Realisasi
593
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa temuan Inspektorat Kabupaten Sidoarjo sampai dengan tahun 2015 menunjukkan penurunan. Hal ini berarti pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan sudah semakin baik. Perkembangan temuan pemeriksaan yang ditindaklanjuti sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat dalam tabel berikut : No.
1 2 3 1 2 3
TEMUAN HASIL PEMERIKSAAN INSPEKTORAT 2014 Uraian Jumlah Temuan Inspektorat Thn 2014 533 Temuan Inspektorat Thn 2014 yang telah ditindak lanjuti 518 Yang belum ditindak lanjuti 15 TEMUAN HASIL PEMERIKSAAN INSPEKTORAT 2015 Temuan Inspektorat Thn 2015 1.074 Temuan Inspektorat Thn 2015 yang telah ditindak lanjuti 1.007 Yang belum ditindak lanjuti 67 Sumber data : Inspektorat Kabupaten Sidoarjo
BAB III - 59
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Menurunnya jumlah temuan BPK maupun temuan Inspektorat tersebut menunjukkan bahwa: 1)
Pengelolaan keuangan di Pemerintah Kabupaten Sidoarjo semakin membaik, serta kompetensi aparatur pengelola keuangan semakin meningkat.
2)
Sistim Pengendalian Intern dilingkungan Pemerintah berjalan dengan baik
3)
Manajemen Pemerintah Kabupaten Sidoarjo semakin patuh terhadap peraturan.
4)
Inspektorat Kabupaten Sidoarjo telah optimal melakukan pembinaan maupun pelaksanakan program pengawasan tahunan.
5)
Aparat pengawas fungsional di Inpsektorat Kabupaten Sidoarjo yang semakin berkualitas.
Tujuan 2. Meningkatnya pelayanan publik dicapai melalui satu sasaran, dengan uraian sebagai berikut : Sasaran 1.
Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap layanan
pemerintah dengan indikator kinerja dan penjelasan capaian serta analisanya sebagai berikut: 1.1 Survey Kepuasan Masyarakat (SKM) Pada tahun 2015, dilakukan pengukuran pelayanan bidang pemerintahan, kesehatan, perijinan, pelayanan publik dengan nilai rata-rata 78,09 atau kategori B (baik) meningkat dibandingkan tahun 2014 dengan nilai rata-rata 77,75. Rincian pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut : NO.
INSTANSI PELAYANAN PUBLIK
1
2
KONVERSI
MUTU
IKM
PELAYANAN
3
4
1
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
83,91
(A) Sangat Baik
2
Badan Lingkungan Hidup
72,5
(B) Baik
BAB III - 60
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
NO.
INSTANSI PELAYANAN PUBLIK
KONVERSI
MUTU
IKM
PELAYANAN
3
Badan Penanggulangan Bancana Daerah
78,75
(B) Baik
4
RSUD
77,69
(B) Baik
5
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
73,99
(B) Baik
6
Dinas Pasar
68,85
(B) Baik
7
Kantor Perpustakaan dan Arsip
81,37
(A) Sangat Baik
8
Kecamatan Gedangan
84,62
(A) Sangat Baik
9
Kecamatan Sukodono
79,70
(B) Baik
10
Kecamatan Prambon
78,27
(B) Baik
11
Kecamatan Tulangan
78,73
(B) Baik
12
Kecamatan Krian
78,71
(B) Baik
13
Kecamatan Tarik
87,55
(A) Sangat Baik
14
Kecamatan Sidoarjo
81,46
(A) Sangat Baik
15
Kecamatan Porong
76,62
(B) Baik
16
Kecamatan Balongbendo
85,44
(A) Sangat Baik
17
Kelurahan Juwetkenongo
73,15
(B) Baik
18
Kelurahan Krian
77,17
(B) Baik
19
Kelurahan Magersari
76,01
(B) Baik
20
Kelurahan Taman
73,15
(B) Baik
21
Puskesmas Sidoarjo
71,00
(B) Baik
22
Puskesmas Porong
80,25
(B) Baik
23
Puskesmas Krembung
76,50
(B) Baik
24
Puskesmas Sekardangan
78,12
(B) Baik
25
Puskesmas Tulangan
78,30
(B) Baik
26
Puskesmas Trosobo
79,33
(B) Baik
27
Puskesmas Balongbendo
76,76
(B) Baik
28
Puskesmas Buduran
80,41
(B) Baik
29
Puskesmas Sukodono
88,49
(A) Sangat Baik
30
Puskesmas Urangagung
80,08
(B) Baik
31
Puskesmas Barengkrajan
81,06
(B) Baik
32
Puskesmas Taman
77,39
(B) Baik
33
Puskesmas Tanggulangin
78,64
(B) Baik
34
Puskesmas Sedati
66,50
(B) Baik
35
Puskesmas Tarik
75,00
(B) Baik
36
Puskesmas Prambon
80,15
(B) Baik
37
Puskesmas Waru
65,75
(B) Baik
BAB III - 61
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
NO.
INSTANSI PELAYANAN PUBLIK
KONVERSI
MUTU
IKM
PELAYANAN
38
Puskesmas Gedangan
68,75
(B) Baik
39
Puskesmas Kedungsolo
80,36
(B) Baik
40
Puskesmas Kepadangan
77,23
(B) Baik
41
Puskesmas Medaeng
68,82
(B) Baik
Jumlah =
468,55
Jumlah rata-rata = Sumber Data : Bagian Organisasi Setda
78,09
MISI 6.
B
( Baik )
Mendorong tumbuh kembangnya iklim investasi untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat
Untuk mencapai misi mendorong tumbuh kembangnya iklim investasi untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat ditetapkan sebanyak 2 (dua) tujuan dan 3 (tiga) sasaran. Hasil penilaian pencapaian sasaran misi ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut: No
Tujuan – Sasaran
Tingkat keberhasilan
Tujuan 1 : Meningkatnya investasi yang berdaya dukung tinggi Sasaran : 1 Terwujudnya iklim investasi yang kondusif 2.
Meningkatnya investasi baik PMA maupun PMDN
Tujuan 2: Optimalisasi Pembangunan infrastruktur daerah 1. Meningkatnya pembangunan infrastruktur daerah
BERHASIL BERHASIL
BERHASIL
Uraian hasil pencapaian masing-masing tujuan dan sasaran adalah sebagai berikut: Tujuan Meningkatnya investasi yang berdaya dukung tinggi dicapai melalui dua sasaran, dengan uraian sebagai berikut:
BAB III - 62
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Sasaran 1. Terwujudnya iklim investasi yang kondusif dengan indikator kinerja dan penjelasan capaian serta analisanya sebagai berikut: 1.1.
Persentase peningkatan jumlah ijin investasi Investasi memiliki peranan penting dalam proses pembangunan, karena menentukan dinamika pembangunan secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. Jika proses investasi berlangsung baik, maka perekonomian akan tumbuh dengan baik selama menghasilkan output yang efisien. Perkembanguan Investasi Swasta di Kabupaten Sidoarjo dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 3.9 Perkembangan Investasi Swasta Di Kabupaten Sidoarjo 2014
No
Jenis Usaha
Jml. Unit / Usaha
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Industri Pengolahan / Perindustrian Jasa Perdagangan Perumahan / Gedung Perumahan dan Ruko Pertambangan / Pertambangan dan Galian Golongan C Pariwisata / Jasa Hiburan / Rekreasi Pertanian Perikanan Kesehatan Koperasi Peternakan Perkebunan / Kehutanan Perhotelan / Losmen / Penginapan Restoran / Rumah Makan dan Café Gedung Perkantoran, Supermarket dan Supermall / Minimarket Konstruksi
91 4.297 8.904 -
2015 Jml. Unit /
Nilai Investasi
Usaha
Nilai Investasi
515.751.122.563,00
0
-
8.136.544.285.714,00 1.285.838.613.000,00
0 14 0
13.552.000.000,00 -
-
0
-
51
33.146.584.000,00
101
3.421.126.063.278,00
3 13 5
6.500.000.000,00 255.000.000,00 6.252.000.000,00
4.680 10 36 396 36 44 26
19.744.591.331.512,00 12.200.000.000,00 66.693.708.000,00 5.163.325.200.000,00 1.956.838.937.623,00 51.472.789.054,00 61.988.907.000,00
23
43.350.000.000,00
36
192.594.884.827,00
62
1.049.435.307.798,00
0
-
36
28.194.274.218,00
53
649.061.214,00
BAB III - 63
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
18 19
Pergudangan Transportasi Darat dan Laut Lain – Lain : - Ijin Kelistrikan JUMLAH
35 5
438.621.711.052,00 19.500.000.000,00
37
29.695.000.000,00
-
0
-
13.525
11.563.388.898.345,00
5.469
30.714.727.882.508,00
Sumber : Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kemudahan yang langsung dapat dirasakan oleh para investor adalah penerbitan perijinan yang tepat waktu apabila dokumen yang disampaikan investor dalam permohonan ijinnya lengkap. Pada tahun 2015 dari seluruh ijin yang diterbitkan, sebanyak 16.055 atau 9,99% telah tepat waktu, meningkat/menurun jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang sebanyak 13.908 ijin atau 99,98 %. Dengan demikian dari tahun ke tahun ijin yang diterbitkan tidak tepat waktu diharapkan kurang dari 1,50% (ditetapkan dalam sasaran mutu ISO 9001 : 2008) dan ini sebagai bentuk komitmen Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam mengoptimalisasikan upaya peningkatan investasi dan peningkatan layanan publik.
Sasaran 2. Meningkatnya
investasi baik PMA maupun PMDN dengan
indikator kinerja dan penjelasan capaian serta analisanya sebagai berikut: 2.1
Prosentase peningkatan Nilai Investasi PMA Perkembangan investasi PMA di Kabupaten Sidoarjo digambarkan sebagai berikut : Grafik 3.37
Realisasi Investasi PMA Jutaan Rupiah
17
1.000.000 500.000 -
2010
2011
2012
2013
2014
2015
125.787
126.786
127.174
128.064
129.088
130.259
REALISASI 125.787
27.393
326.160
580.710
707.576
624.195
TARGET
Sumber data : Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
BAB III - 64
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Realisasi jumlah investasi PMA di Kabupaten Sidoarjo tahun 2015 sebesar
Rp. 624.195.738.700,- Realisasi pada tahun 2014 sebesar
Rp.707.576.344.654,- Dengan demikian terjadi penurunan sebesar Rp. 83.380605954 atau 11,79% TARGET DAN REALISASI INVESTASI PMA (DALAM JUTAAN RP) TAHUN
TARGET
2010 2011 2012 2013 2014 2015
REALISASI
125,787.00 126.786,00 127.174,00 128.064,00 129.088,00 130.259,00
PROSENTASE
125,787.00 27,393.00 326,160.00 580,710.00 707,576,00 624,195,00
100.00% 21,61% 256,47% 453,46% 548,14% 479,20%
Penurunan pencapaian target dikarenakan : a. Proses perijinan PMA kewenangan berada di BKPM Jakarta, sehingga pelaporan ke daerah kurang optimal. b. Tidak stabilnya kurs dolar sehingga mempengaruhi kegiatan investasi c. PMA lebih tertarikmasuk Kawasan Industri bukan di Zona Industri sedangkan Izin Kawasan Industri di Kabupaten Sidoarjo tidak ada d. Tingginya UMKdi Kabupaten Sidoarjo.
Prosentase peningkatan Nilai Investasi PMDN a. Jumlah Investasi PMDN Fasilitas di Daerah Berikut ini adalah grafik jumlah investasi PMDN Fasilitas di Kabupaten Sidoarjo.
Billions
Grafik 3.38 Jutaan Rupiah
2.2
5.000
TARGET
Realisasi Investasi PMDN Fasilitas 2010
2011
2012
2013
2014
2015
615.733.0 621.890.0 628.109.0 634.390.0 640.734.0 647.141.0
REALISASI 615.733.0 4.477.145 1.708.389 2.612.739 1.804.621 2.480.950
Sumber data : Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
BAB III - 65
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Realisasi jumlah investasi PMDN Fasilitas di Kabupaten Sidoarjo tahun 2015 sebesar Rp. 2.480.950.645.485,- apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 sebesar Rp. 1.804.621.728.411,- terjadi peningkatan mencapai 37,48%. TARGET DAN REALISASI INVESTASI PMDN FASILITAS (DALAM JUTAAN RP) TAHUN
2010 2011 2012 2013 2014 2015
TARGET
REALISASI
615.733
615.733 4.477.145 1.708.389 2.612.739 1.804.621 2.480.950
621.890 628.109 634.390 640.734 647.141
PROSENTASE
100 % 719,93% 271,99% 411,85 % 281,65% 383,37%
Capaian investasi PMDN Fasilitas di tahun 2015 sudah jauh melampaui target kinerja yang ditetapkan sebesar Rp. 647.141.527.567,- atau sekitar 383,37%. Kenaikan pencapaian Realisasi PMDN Fasilitas ini disebabkan : a. Adanya kepastian keperuntukan lahan yang bisa di akses melalui website BPN untuk informasi status tanah letak dan batas bidang tanah serta nilai tanah b. Penyederhanaan
persyaratan
dan
prosedur
perijinan
dengan
pelayanan berbasis IT untuk percepatan proses pelayanan Iklim investasi yang kondusif c. Kualitas sarana dan prasarana infrastruktur yang semakin lengkap dengan adanya rencana pengembangan bandara internasional juanda dan rencana pembangunan jalan lingkar luar timur (JLLT) sebagai akses baru di Sidoarjo timur d. Iklim investasi yang kondusif e. Tersedianya tenaga kerja sesuai dengan spesifikasi/keahlian yang dibutuhkan perusahaan f.
UMK yang memadai bagi pekerja
BAB III - 66
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
g. Promosi investasi yang berkelanjutan baik ditingkat domestik maupun internasional.
b. Jumlah Investasi PMDN Non Fasilitas di Daerah Berikut ini adalah grafik perkembangan realisasi jumlah investasi PMDN Non Fasilitas dalam beberapa tahun terakhir. Grafik 3.39
Investasi PMDN Non Fasilitas Daerah 16.000.000,00
Jutaan Rupiah
14.000.000,00 12.000.000,00 10.000.000,00 8.000.000,00 6.000.000,00 4.000.000,00 2.000.000,00 -
2010
2011
2012
2013
2014
2015
4.745.22
4.840.13
4.936.93
5.035.67
5.136.38
5.239.11
REALISASI 4.745.22
9.317.06
13.643.6
10.050.2
11.563.3
13.527.8
TARGET
Sumber data : Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Realisasi jumlah investasi PMDN Non Fasilitas tahun 2015 sebesar Rp.13.527.830.909.823,- apabila dibandingkan dengan investasi PMDN Non Fasilitas tahun 2014 sebesar Rp. 11.563.388.898.345,-. terjadi peningkatan sebesar Rp. 1.964.442.011.478,-
atau 16,99 %, nilai
investasi tersebut diatas target kinerja tahun 2015 sebesar 30%. TARGET DAN REALISASI INVESTASI PMDN NON FASILITAS (DALAM JUTAAN RP) TAHUN
2010 2011 2012 2013 2014 2015
TARGET
4.745,22 4.840,13 4,936,93 5.035,67 5.136,38 5.239,11
REALISASI
4.745,22 9.317,06 13.643,60 10.050,20 11.563,30 13.527,83
PROSENTASE
100 %
192,50% 276,36% 199,58% 225,13% 253,06%
BAB III - 67
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Untuk tetap mempertahankan Investasi lokal pada nilai investasi optimal Pemerintah Kabupaten Sidoarjo akan tetap melakukan upaya sebagai berikut: a. Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah desa pada sektor perdagangan dan jasa dengan sistem BOT (Build, Operate, Transfer) dengan memanfaatkan TKD untuk pembangunan pasar modern, pertokoan, Trade Centre, Mall, Ballroom, Hotel dll. b. Kemudahan persyaratan dan prosedur perijinan berbasis IT c. Peningkatan kegiatan penyisiran wajib Izin
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan investasi baik PMA maupun PMDN, antara lain : 1. Menyusun Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM) kabupaten Sidoarjo 2015 – 2025 2. Membuat kajian investasi analisa potensi daerah dalam rangka pemetaan investasi di Kabupaten Sidoarjo 3. Promosi investasi yang berkelanjutan. 4. Adanya kepastian peruntukan investasi sesuai dengan bidang industri, perdagangan, perumahan dan jasa 5. Pembangunan dan pengembangan infrastruktur yang memadahi.
Tujuan Optimalisasi Pembangunan Infrastruktur Daerah dicapai melalui satu sasaran, dengan uraian sebagai berikut: Sasaran 1. Meningkatnya Pembangunan Infratstruktur Daerah dengan indikator kinerja dan penjelasan capaian serta analisanya sebagai berikut: 1.1 Persentase Jalan Dalam Kondisi Mantap Untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana kebinamargaan maka pemerintah Kabupaten Sidoarjo harus menyediakan jalan dan jembatan bagi masyarakat.
BAB III - 68
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Panjang jalan kabupaten sampai dengan tahun 2015 mengalami peningkatan yang cukup signifikan, seperti dalam tabel berikut : Grafik 3.40
Perkembangan Panjang Jalan Aspal Terbangun 1020 1000 980 960 940 920 900 880 860
2010
Panjang 917,83
2011
2012
2013
920,5
924,38
965,46
2014
2015
992,31 1001,46
Sumber data : Dinas PU Bina Marga
Dari seluruh jalan yang ada tersebut kondisinya sebagai berikut : Tabel 3.10 Tabel kondisi jalan Kabupaten Sidoarjo No
Kondisi
2010
2011
2012
2013
2014
2015
1
Baik
481.29
712.8
824.96
788.03
812,68
848,68
2
Sedang
301.98
65.5
31.95
111.25
95,41
104,24
3
Rusak
134.56
142.2
85.47
66.18
84,23
48,54
Jumlah
917.83
920.5
924.38
965.46
992,31
1001,46
Sumber data : Dinas PU Bina Marga
Dari tabel di atas terlihat bahwa jalan aspal terbangun sampai dengan tahun 2015 dengan panjang 1001,46 km atau 106,63% dari target yang ditetapkan dalam RPJMD.
BAB III - 69
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Dari panjang jalan aspal terbangun tahun 2015 tersebut, jalan dengan kondisi baik sepanjang 848,68 km bila dibandingkan dengan jalan kondisi baik tahun 2014 terjadi peningkatan sepanjang 36 km atau 4,43%. Panjang jalan dalam kondisi sedang meningkat 8,83 km atau.9,25%, sedangkan jalan dalam kondisi rusak turun cukup signifikan dengan panjang 35,69 km atau 42,37%. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan panjang jalan dalam kondisi baik, antara lain : 1. Pembangunan dan Peningkatan Jalan serta perbaikan saluran drainase di sisi kiri dan kanan jalan; 2. Melakukan rehabilitasi jalan secara berkala dan rehabilitasi rutin; 3. Bersama Dinas Perhubungan dan Kepolisian melarang/membatasi muatan kendaraan yang melebihi kapasitas kemampuan jalan dengan pemasangan rambu–rambu, peralatan pengaman jembatan dan melaksanakan operasi muatan kendaraan dengan timbangan portabel sekaligus melakukan penindakan terhadap pelanggar kapasitas jalan dan konstruksi jalan tersebut.
Pada tahun 2015 telah dilakukan kegiatan Pembangunan/peningkatan infrastruktur di beberapa wilayah, Pembangunan jalan dan Rehabilitasi/ pemeliharaan jalan dengan rincian sebagai berikut : a. Pembangunan Jalan, diantaranya pada lokasi sebagai berikut :
Pembangunan Jalan Desa Kesambi (Relokasi korban Lumpur Lapindo Desa Pamotan) Kecamatan Porong
Pembangunan Jalan Kedungsugo-Kedungkembar Kec. Prambon Pembangunan Jalan Permisan-Tanjungsari (Ljt) Kecamatan Jabon.
Pembangunan Jalan Kedungsugo-Kajartrengguli Kecamatan Prambon
Pembangunan Jalan Desa Sumberrejo Kecamatan Wonoayu
b. Peningkatan jalan, diantaranya pada lokasi sebagai berikut :
BAB III - 70
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Peningkatan
ruas
jalan
Jabaran-watesari
kecamatan
Balongbendo
Peningkatan ruas jalan Prasung-Dukuh tengah Kecamatan Buduran
Peningkatan ruas jalan Klurak-Kedungpeluk Kecamatan candi
Peningkatan
ruas
jalan
Gedangan-Sukodono
Kecamatan
Gedangan
Peningkatan
ruas
jalan
Krembung-Bulang
Kecamatan
Krembung
Peningkatan ruas jalan Kebonagung-Kemasan Kecamatan Krian
Peningkatan ruas jalan Porong-Krembung Kecamatan Porong
Peningkatan ruas jalan Bulang-Gedangrowo Prambon
Peningkatan ruas jalan Kalanganyar-Segorotambak Kecamatan Sedati
Peningkatan ruas jalan Pucang-Kemiri Kecamatan Sidoarjo
Peningkatan ruas jalan Diponegoro Ds Pekarungan Kec. Sukodono
Peningkatan ruas jalan Taman-Ngelom Kecamatan Taman
Peningkatan
ruas
jalan
Kedensari-Wunut
Kecamatan
Tanggulangin
Peningkatan ruas jalan Bakung temenggungan - Kedungbocok Kecamatan Tarik
Peningkatan ruas jalan Kandangan-Kepadangan Kecamatan Tulangan
Peningkatan ruas jalan Segoro Tambak-Kalanganyar Kec. Sedati
Peningkatan ruas jalan Pilang-Tulangan Kecamatan Wonoayu
c. Rehabilitasi/pemeliharaan jalan berkala maupun pemeliharaan rutin jalan, diantaranya pada lokasi sebagai berikut :
Pemeliharaan Berkala ruas jalan Lingkar timur Sidoarjo (Ljt)
BAB III - 71
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Pemeliharaan Berkala ruas jalan Krian-Balongbendo Kecamatan Krian
Pemeliharaan ruas jalan muncul kecamatan Gedangan
Pemeliharaan ruas jalan Buncitan-Kwangsan Kecamatan Sedati
Pemeliharaan ruas jalan Klurak-Kebonsari Kecamatan Candi
Pemeliharaan ruas jalan Wonocolo - Sepanjang (Sepanjang tani) Kecamatan Taman
Pemeliharaan ruas jalan gempolklutuk-kedinding Kecamatan Tarik
Pemeliharaan ruas jalan krembung-mojoruntut Kecamatan Krembung
Pemeliharaan ruas jalan Kebonagung-Sukodono kecamatan sukodono
Dalam hal penanganan jembatan jumlah yang dibangun sampai dengan tahun 2015 sebanyak 378 Jembatan, terbangun pada daerah yang secara teknis memerlukan pembangunan jembatan atau 101,34% dari target RPJMD sebanyak 373 jembatan. Dari seluruh jembatan yang sudah terbangun tersebut sebanyak 366 jembatan dalam kondisi baik, 8 jembatan dalam kondisi sedang dan 4 jembatan dalam kondisi rusak yang akan segera diperbaiki pada tahun 2016. Dalam tahun 2015 terdapat kegiatan pembangunan jembatan baru sebanyak 2 (dua) jembatan yaitu : Pembangunan jembatan frontage Road Waru-Buduran di kec.Buduran Pembangunan jembatan Kedungpandan Kecamatan Jabon Selain pembangunan jembatan baru, pada tahun 2015 juga dilaksanakan rehabilitasi / pemeliharaan jembatan diantaranya pada lokasi sebagai berikut : Pemeliharaan jembatan Desa Kepuhkemiri Kecamatan Tulangan Pemeliharaan jembatan desa Krembung RT.03 RW.02 kec.Krembung BAB III - 72
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Pemeliharaan jembatan desa wunut RT.16-18 RW.02 Kecamatan Porong Pemeliharaan Duiker Plat Desa Glagah arum Kecamatan Porong Pemeliharaan
jembatan
desa
krembung
RT16-17
Kecamatan
Krembung Grafik 3.41
Sumber data : Dinas PU Bina Marga
Dari seluruh jembatan yang ada tersebut kondisi yang ada sebagai berikut: Tabel 3.11 Kondisi jembatan Kabupaten Sidoarjo No 1
Kondisi Baik
2
Sedang
3
Rusak Jumlah
2011
2012
2013
2014
2015
351
358
355
355
361
366
11
5
8
10
9
8
4
3
7
5
6
4
370
370
376
378
2010
366 366 Sumber data : Dinas PU Bina Marga
Apabila dibandingkan dengan kondisi tahun 2014 jumlah jembatan kondisi baik tahun 2015 meningkat 5 (lima) jembatan,kondisi sedang turun 1 (satu) jembatan, sedangkan jembatan dalam kondisi rusak turun 2(dua) BAB III - 73
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
jembatan, karena sudah diperbaiki dan menjadi jembatan dengan kondisi baik, sedangkan 4 (empat) jembatan yang rusak akan diperbaiki pada tahun 2016. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan jumlah jembatan
dalam
kondisi baik, yaitu : 1. Membangun Jembatan baru; 2. Melakukan Rehabilitasi dan pemeliharaan rutin; 3. Melarang/membatasi berat kendaraan yang melebihi kapasitas kemampuan jembatan dengan pemasangan rambu – rambu dan atau peralatan pengaman jembatan seperti portal.
1.2 Persentase Penurunan Luas Daerah Genangan Banjir Untuk mengendalikan genangan di Kabupaten Sidoarjo yang merupakan daerah delta telah dilakukan pengendalian penanganan secara koordinatif antar dinas terkait. Pada tahun 2015 Luas daerah genangan di Kabupaten Sidoarjo untuk areal pertanian dan permukiman/perumahan seluas 982 Ha, mengalami penurunan seluas 48 Ha atau sebesar 5% apabila dibandingkan dengan daerah genangan tahun 2014 seluas 1.030 Hektar. Grafik 3.42
Hektar
Perkembangan Daerah Genangan 1.400,00 1.200,00 1.000,00 800,00 600,00 400,00 200,00 0,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015 Hektar 1.380,00 1.206,00 1.151,00 1.076,00 1.030,00 982,00
Sumber data : Dinas PU Pengairan dan Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang
BAB III - 74
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Rincian lebih lanjut lokasi genangan yang terjadi sampai dengan tahun 2015 adalah sebagai berikut : Tabel 3.12 Luas Genangan No 1 2
Lokasi satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Pertanian Ha 820 700 645 600 560 515 Permukiman Ha 560 506 506 476 470 467 Jumlah Ha 1.380 1.206 1.151 1.076 1.030 982 Sumber data : Dinas PU Pengairan dan Dinas PU Cipta Karya& Tata Ruang
Kegiatan Penanganan adanya genangan air pada kawasan pertanian ditangani oleh Dinas PU Pengairan, sedangkan penanganan genangan pada wilayah permukiman/perumahan ditangani oleh Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang. Kejadian genangan pada areal pertanian mengalami penurunan karena adanya upaya :
Normalisasi aliran sungai melalui pengerukan dan perbaikan plengsengan untuk menghindari adanya longsor;
Optimalisasi fungsi pompa (perbaikan/operasional pintu air yang tepat) untuk mengurangi genangan diwilayah pertanian pada saat musim hujan;
Perbaikan/nurmalisasi saluran Irigasi dan saluran pembuang/saluran afvoer;
Ketepatan dalam manajemen pengelolaan air.
Sedangkan luas areal genangan pada wilayah permukiman, menurun karena upaya sebagai berikut :
Sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah bukan pada tempatnya utamanya di sungai/kali atau selokan, sehingga air yang tergenang dapat mengalir pada saluran yang tersedia.
Intensifikasi dan ekstensifikasi sistem pintu air dan boezem yang sampai dengan tahun 2014 ber jumlah 12 Boezem.
BAB III - 75
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Perbaikan saluran drainase di lingkungan permukiman
Pembangunan saluran drainase lingkungan permukiman
1.3 Persentase Panjang Saluran Irigasi Dalam Kondisi Baik Untuk memenuhi kebutuhan air irigasi untuk pertanian diukur sampai sejauhmana
daerah
irigasi
teknis
yang
dapat
dipertahankan
keberadaannya. Pada tahun 2015 luas areal yang dapat diairi melalui jaringan irigasi tekonis seluas 21.842 Ha, yang terdiri dari: - Jaringan Irigasi Mangetan Kanal pada kisaran luas
: 10.588 Ha.
- Jaringan Irigasi Primer Porong Kanal pada kisaran luas
: 11.254 Ha.
Tingkat penurunan luas areal irigasi teknis mulai tahun dasar 2010 sebagai tahun dasar sampai dengan tahun 2015 adalah sebagai berikut : Tabel 3.13 Target mempertahankan Luasan Irigasi Teknis dan realisasinya TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 2015
TARGET Ha 22806 22.688
22.575 22.463 22.350
REALISASI Ha 22806 22.776 22.688 22.484 21.984 21.842
Luas Penurunan DI Teknis
PENURUNAN Ha 30 88 204 500 142 964
Dari data tabel tersebut diatas dapat dibaca bahwa sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 terjadi penurunan daerah irigasi teknis seluas 964 Hektar, baku sawah irigasi teknis di akhir tahun 2015 seluas 21.842 Ha atau 97,73% dari yang ditargetkan seluas 22.350 Ha
BAB III - 76
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Grafik 3.43
Loas Areal Irigasi Teknis 23000 22800 22600 22400 22200
TARGET
22000
REALISASI
21800 21600 21400 21200
2011
2012
2013
2014
2015
Sumber data : Dinas PU Pengairan
Penurunan luas baku sawah dari tahun ketahun terjadi karena adanya : 1) Dareah Irigasi Teknis telah berubah fungsi menjadi Industri, tempa perdagangan dan perumahan; 2) Adanya perkembangan/perluasan kota.
1.4 Cakupan Layanan Air Bersih Penduduk Untuk meningkatkan keterjangkauan masyarakat terhadap akses air bersih maka pemerintah kabupaten membangun sarana air bersih untuk daerah yang masih belum dapat terjangkau pelayanan air oleh PDAM. Pembangunan sarana air bersih ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat bagi keperluan air minum serta keperluan rumah tangga lainnya. Jumlah yang dibangun disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dipadukan dengan kemampuan pendanaannya. Pada tahun 2015 jumlah sambungan rumah yang dibangun ditargetkan sebanyak 200 unit SR dan terealisasi sebanyak 296 unit SR, yaitu :
BAB III - 77
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Desa Desa Putat Desa Telasih Desa Jenggot DsKramattemenggungan Desa Gagangpanjang Desa Suwaloh Desa Tanjekwagir Desa Mojoruntut Desa Gading Jumlah Terpasang Thn 2015
Jmlh SR terpasang 50 30 36 30 30 30 30 30 30
Kecamatan Kecamatan Tanggulangin Kecamatan Tulangan Kecamatan Krembung Kecamatan Tarik Kecamatan Tanggulangin Kecamatan Balongbendo Kecamatan Krembung Kecamatan Krembung Kecamatan Krembung
Ket APBD APBD APBD APBD APBD Pansimas APBN Pansimas APBN Pansimas APBN Pansimas APBN
296
Jika dilihat dari jumlah sarana air bersih yang dibangun di tahun 2015 dibandingkan tahun 2014 terdapat peningkatan sebesar 296 sambungan rumah. Perkembangan sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat pada grafik berikut: Grafik 3.44 Jumlah Sarana Air Bersih dan Sambungan Rumah ( SR ) yang
Jumlah
dibangun 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0
2010 4
2011 4
2012 15
2013 2
2014 2
2015 1
SR
30
140
160
380
780
296
Jumlah Komulatif
30
170
330
710
1490
1786
Sarana Air Bersih
Sumber data : Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang
BAB III - 78
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Dengan semakin banyaknya sarana air bersih yang ada di masyarakat diharapkan masyarakat dapat memeliharanya dan pemenuhan kebutuhan akan air bersih khususnya dapat lebih luas terjangkau sehingga kesehatan masyarakat dan lingkungan menjadi lebih baik.
1.5 Persentase Rumah Tangga Dengan Sanitasi Layak Pada Tahun 2015 untuk Capaian Rumah Tangga ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) tercapai sebesar 58,1% bila dibandingkan dengan capaian tahun 2014 terjadi penurunan prosentase sebesar 3,88% dari
sebesar
61,98%. Hal tersebut bukan berarti terjadi penurunan, dikarenakan pada tahun 2015 jumlah rumah tangga berPHBS dipantau lebih besar dibandingkan di tahun 2014 yang mana bila dilihat Jumlah Rumah Tangga ber PHBS pada tahun 2014 adalah 85.001 Rumah Tangga untuk 2015 sebesar 100.981 RT serta besarnya Jumlah Rumah Tangga dipantau pada tahun 2015 sebesar 170.452 dan hanya 137.152 Rumah Tangga dipantau pada tahun 2014.
1.6 Persentase Penurunan Luasan Kawasan Kumuh (Pemukiman Tidak Layak Huni) Jumlah rumah tidak layak huni milik keluarga miskin yang memperoleh bantuan rehabilitasi/perbaikan pada tahun 2015 sebanyak 159 unit rumah yaitu program reguler 99 unit di 15 Kecamatan dan Program Terpadu Berbasis Kawasan/PTBK 60 unit di 2 Kecamatan yaitu Tarik dan Krembung, atau terealisir 45,4%, dari target yang direncanakan dalam RPJMD tahun 2015 sebanyak 350 unit rumah. Untuk Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni selain memperoleh bantuan dari Pemerintah Kabupaten Sidoarjo juga memperoleh bantuan dari APBD Propinsi yang dilaksanakan oleh KODIM dan Corporation Social Responbility.(CSR). Jumlah rumah tidak layak huni milik keluarga miskin yang memperoleh bantuan rehabilitasi/perbaikan dari Pemerintah Kabupaten Sidoarjo melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2015
BAB III - 79
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
sebanyak 1.144 rumah, 1.000 unit rumah yang direhabilitasi oleh KODIM Sidoarjo pada tahun 2010 dengan menggunakan dana APBD Provinsi dan melalui program CSR sebanyak 100 rumah pada tahun 2013, sehingga total rumah yang sudah direhabilitasi sebanyak 2.144 atau 99,77% dari jumlah keseluruhan rumah tidak layak huni milik keluarga miskin yang tersedia anggarannya yaitu sebanyak 2.149 rumah. Jika dibandingkan dengan jumlah rumah keluarga miskin yang sudah mendapatkan bantuan rehabilitasi/perbaikan tahun 2014 sebanyak 175 rumah, capaian di tahun 2015 sebanyak 159 rumah. Perkembangan perbaikan/rehabilitasi rumah tidak layak huni yang didukung dari dana pemerintah selama lima tahun terakhir adalah sebagai berikut : Grafik 3.45
Rehab Rumah Tidak Layak Huni yang direhabilitasi 1.400 1.200 1.000 800 600 400 200 Bantuan Pemerintah
2010
2011
2012
2013
2014
2015
1.250
300
198
62
175
159
Sumber data : BPMPKB
1.7 Persentase Peningkatan Sarana dan Prasarana Perhubungan Indikator ini menggambarkan upaya Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam menyediakan
prasarana
Halte,
Traffic
Light,
terminal
dan
Dermaga/Pelabuhan. Jika dibandingkan dengan tahun 2014, pada tahun 2015
terdapat
penambahan jumlah untuk prasarana halte sehingga hal tersebut sudah memenuhi target yang ditetapkan. Hal ini untuk mendukung program BRT (Bus Rappid Transit ) yakni Program Pemerintah Pusat dengan tujuan
BAB III - 80
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
mengalihkan dari kendaraan pribadi ke sarana transportasi umum sehingga mengurangi kepadatan lalu lintas. Berikut rincian sarana dan prasarana transportasi yang ada adalah sebagai berikut : Tabel 3.14 Ketersediaan Sarana dan Prasarana Transportasi Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi Tahun
2010 2011
2012
2013
2014
2015
Halte
12
14
16
20
24
41
Traffic Light dan PCTL
36
39
41
43
42
48
Terminal
7
7
7
7
7
7
Dermaga/Pelabuhan
11
12
12
12
12
12
Sumber Data : Dinas Perhubungan
Untuk Halte, jika dibandingkan dengan tahun 2014 , pada tahun 2015 terdapat penambahan sarana dan prasarana transportasi yaitu 17 halte dengan rincian : 8 halte sumber dana APBD Kabupaten dan 9 halte sumber dana dari APBD Propinsi. Sedangkan untuk Pelican Crossing Traffic Light (PCTL) terdapat penambahan di tahun 2015 sebanyak 6 (enam) unit yang bersumber dari pembiayaan APBD Kabupaten sebanyak 3 (tiga ) unit dan bantuan dari Pemerintah Propinsi sebanyak 3 (tiga) unit.
MISI 7.
Meningkatkan kualitas dan pelestarian lingkungan hidup yang berkelanjutan
Untuk mencapai misi meningkatkan kualitas dan pelestarian lingkungan hidup yang berkelanjutan ditetapkan sebanyak 1 (satu) tujuan dan 2 (dua) sasaran. Hasil penilaian pencapaian sasaran misi ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut:
BAB III - 81
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
No
Tingkat keberhasilan
Tujuan – Sasaran
Tujuan 1 : Meningkatkan kualitas dan pelestarian lingkungan hidup Sasaran : 1. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup melalui penurunan tingkat pencemaran dan perusakan lingkungan 2. Peningkatan Keindahan dan Kenyamanan Kota
BERHASIL
BERHASIL
Uraian hasil pencapaian masing-masing tujuan dan sasaran adalah sebagai berikut: Tujuan Meningkatkan kualitas dan pelestarian lingkungan hidup dicapai melalui dua sasaran, dengan uraian sebagai berikut: Sasaran 1. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup melalui penurunan tingkat pencemaran dan pengrusakan lingkungan dengan
indikator
kinerja dan penjelasan capaian serta analisanya sebagai berikut : 1.1 Persentase pelanggaran terhadap pencemaran lingkungan hidup yang diselesaikan Meningkatnya pembangunan di berbagai sektor telah mengakibatkan pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Kondisi tersebut didorong oleh meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mendapatkan haknya atas lingkungan hidup yang baik dan sehat menyebabkan makin meningkatnya pengaduan masyarakat atas dugaan pencemaran/perusakan lingkungan hidup. Salah satu upaya pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk menyikapi kondisi tersebut
dengan
peningkatan
efektivitas
pengelolaan
pengaduan
masyarakat. Perkembangan jumlah pengaduan masyarakat atas dugaan pencemaran/perusakan lingkungan hidup dan tindak lanjutnya selama lima tahun terakhir adalah sebagai berikut :
BAB III - 82
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Grafik 3.46 Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Pencemaran/Perusakan Lingkungan 35 30 25 20 15 10 5 0
2
Masalah/Keluhan Tindak Lanjut
2010 20 20
2011 16 16
2012 16 16
2013 30 30
2014 24 24
2015 30 30
Sumber :Bidang Pengawasan Lingkungan dan Pengelolaan Limbah, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sidoarjo, 2015
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa pada tahun 2015, jumlah pengaduan masyarakat atas dugaan pencemaran/perusakan lingkungan hidup sebanyak 30 permasalahan/keluhan dan seluruhnya atau 100% sudah ditindaklanjuti. Sebagian
besar
pengaduan
masyarakat
atas
dugaan
pencemaran/perusakan lingkungan hidup adalah pencemaran air sungai oleh aktivitas industri. Jenis industri di Kabupaten Sidoarjo adalah mayoritas industri potensi pencemaran air. Rata-rata pencemaran disebabkan oleh tidak optimalnya fungsi Instalasi Pengelolaan Air Limbah dan adanya saluran by pass air sehingga air limbah dibuang langsung ke badan air tanpa pengelolaan terlebih dahulu. Hal ini selaras dengan urusan lingkungan hidup untuk kualitas air pada penjabaran sebelumnya bahwa hasil pengujian di 11 (sebelas) sungai atau afvoer menunjukkan kualitas air belum memenuhi Standar Baku Mutu air yang dipersyaratkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001
BAB III - 83
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
1.2 Tingkat Pemenuhan baku mutu air Pemantauan
kualitas
air
sungai
bertujuan
untuk
mengendalikan
pencemaran air pada sungai yang melewati wilayah Kabupaten Sidoarjo. Kualitas air sungai harus memenuhi standar yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Dalam peraturan tersebut diatur tentang kualitas mutu air sungai yang dibagi menjadi 4 (empat) kelas berdasarkan peruntukannya yaitu : a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; b. Kelas
dua,
air
prasarana/sarana
yang
peruntukannya
rekreasi
air,
dapat
digunakan
pembudidayaan
ikan
air
untuk tawar,
peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; c. Kelas
tiga,
air
yang
peruntukannya
dapat
digunakan
untuk
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Kriteria mutu air dari setiap kelas air adalah sebagai berikut Parameter TDS DO BOD COD pH Detergen
Satuan mg/L mg/L mg/L mg/L 200 µg/L
Kelas I 1000 ≥6 2 10 6-9 200
II 1000 ≥4 3 25 6-9 200
III 1000 ≥3 6 50 6-9 200
IV 2000 0 12 100 6-9 -
BAB III - 84
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Pelaksanaan pemantauan lingkungan terhadap sumber daya air sungai di Kabupaten Sidoarjo untuk tahun 2015 dilakukan dengan pengambilan sampling air sungai di 11 (sebelas) sungai dengan pengujian terhadap 5 (lima) parameter yaitu BOD, COD, DO, TDS dan Detergen. Pengujian dilakukan sebanyak 2 (dua) periode waktu yaitu pada semester satu dan semester dua kecuali pada pos II hanya dilakukan satu periode saja. Rincian data hasil pemantauan air badan air terhadap 11 (sebelas) sungai tersebut pada tahun 2015 adalah sebagai berikut : 1. Kali Buntung Parameter
Standar Baku Mutu Air Kelas II
TDS
1.000 mg/L
404
473
388
402
508
DO
≥4 mg/L
2.92
8,59
5,00
4,12
8,24
BOD
3 mg/L
3,10
4,9
3,30
3,46
4,1
COD
25 mg/L
5,60
10,3
6,72
7,68
10,9
pH
6–9
7,40
5,75
6,70
6,40
6
21,8
11,9
20,9
181,2
Pos I
Detergen 200 µg/L 24,6 Pos I : Jembatan Utara Kecamatan Krian Pos II : Jembatan Dusun Kedungboto (Taman) Pos III : Jembatan Desa Tambakrejo Waru kec Waru
Pos II
Pos III
2. Kali Sumber Standar Baku Mutu Air Pos I Kelas II TDS 1.000 mg/L 284 386 DO ≥4 mg/L 4,45 4,95 BOD 3 mg/L 6,70 4,51 COD 25 mg/L 17,0 10,9 pH 6–9 7,49 6,9 Detergen 200 µg/L 32,2 238 Pos I : Jembatan Dsn Jebuk Ds Ngaresrejo (Sukodono) Pos II : Jembatan Ds Karangbong Gedangan Pos III : Jembatan Jl.Lingkar Timur DsBuduran
Parameter
Pos II 264 6,48 8,60 17,6 7,58 44,2
Pos III 210 7,69 9,90 21,6 7,56 10,3
BAB III - 85
488 6,48 10,4 25,4 6,6 233,9
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
3.
Kali Pelayaran Standar Baku Mutu Air Pos I Kelas II TDS 1.000 mg/L 516 426 DO ≥4 mg/L 4,44 3,56 BOD 3 mg/L 9,40 3,91 COD 25 mg/L 19,5 9,32 pH 6–9 7,00 6 Detergen 200 µg/L 22,9 58 Pos I : DAM Dusun Dongsari Balongbendo Pos II : Jembatan Dsn Bodas Barangkarajan Pos III : Intek PT Taman Tirta Ds. Tawangsari
Parameter
4.
Pos II 316 6,70 4,90 8,32 6,50 22,9
440 6,66 9,10 20,8 6,00 11,0
472 8 3.66 9,67 5,2 49.5
Kali Buduran Standar Baku Mutu Air Pos I Pos II Kelas II TDS 1.000 mg/L 341 480 288 DO ≥4 mg/L 4,46 5,58 5,56 BOD 3 mg/L 4,06 4,67 4,14 COD 25 mg/L 11,4766 11,6 11,9026 pH 6–9 7,91 6,8 7,9 Detergen 200 µg/L 183,97 61,7 175,7 Pos I : Jembatan Kebonagung Kec. Sukodono Pos II : Sebelah Timur DAM Ental Sewu Kec. Buduran - Sidoarjo Pos III : Jembatan Lingkar Timur Ds. Siwalan Panji Sidoarjo
Parameter
5.
Pos III
Pos III 267 5,56 5,00 13,5276 8,14 133,7
486 2,59 4,67 11,6 6,8 48,4
Kali Kedung Uling Standar Baku Mutu Air Pos I Kelas II TDS 1.000 mg/L 260 414 DO ≥4 mg/L 5,32 4,62 BOD 3 mg/L 3,93 6,3 COD 25 mg/L 8,96 12,9 pH 6–9 6,00 7 Detergen 200 µg/L <7 27,5 Pos I : Jembatan Sebelah Selatan PG Watutulis (Prambon) Pos II : Jembatan Sebelah Utara PG Tulangan (Tulangan) Pos III : Jembatan Lingkar Timur Desa Klurak Candi
Parameter
Pos II 286 6,63 3,32 9,28 6,50 <7
Pos III 170 3,71 3,87 8,16 6,00 8,60
BAB III - 86
538 3,8 8,7 21,2 7 27,8
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
6.
Kali Sidokare Standar Baku Mutu Air Pos I Pos II Kelas II TDS 1.000 mg/L 431 524 36 DO ≥4 mg/L 0,40 2,33 3,54 BOD 3 mg/L 8,34 14,7 7,89 COD 25 mg/L 15,9280 13,766 37,3 pH 6–9 7,56 6 7,54 Detergen 200 µg/L 149,6 115,3 157,8 Pos I : DAM Dasa Karya Jimbaron Wetan Wonoayu Sidoarjo Pos II : Jembatan SMP 4 Ds. Suko Kec. Sidoarjo Pos III : Jembatan Jl. Lingkar Timur Ds Rangkah Kec. Sidoarjo
Parameter
7.
569 3,44 6,87 11,9278 7,46 173,3
466 4,38 7,92 19 6,5 40,3
Kali Mangetan Kanal Standar Baku Mutu Air Pos I Kelas II TDS 1.000 mg/L 230 298 DO ≥4 mg/L 4,54 8,45 BOD 3 mg/L 4,60 3,91 COD 25 mg/L 8,64 8,67 pH 6–9 7,82 6,7 Detergen 200 µg/L <8 36,5 Pos I : DAM Lengkong Ds Mliripowo Balongbendo Pos II : Jembatan sebelah selatan Kecamatan Krian Pos III : Jembatan Ds Betro Kec Sedati
Parameter
8.
Pos III
Pos II 518 6,47 3,70 7,68 7,32 <8
Pos III 578 3,30 4,90 9,60 8,05 <8
468 7,49 4.21 11 6 93,4
Kali Ketintang Pucang Standar Baku Mutu Air Pos I Kelas II TDS 1.000 mg/L 498 486 DO ≥4 mg/L 2,02 1,99 BOD 3 mg/L 5,16 7,16 COD 25 mg/L 12,8 19,3 pH 6–9 6,80 6 Detergen 200 µg/L 195,4 79,2 Pos I : DAM Dasa Karya Desa Jimbaran Wetan (Wonoayu) Pos II : DAM Sumput Desa Sumput (Sidoarjo) Pos III : Jembatan Lingkar Timur Desa Bluru Lor Sidoarjo
Parameter
Pos II 366 2,53 3,61 8,32 7,00 65,8
Pos III 422 5,23 5,82 13,9 6,80 276,6
BAB III - 87
594 3,35 8,95 22,5 6,5 43,6
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
9.
Kali Kemambang Standar Baku Mutu Air Pos I Kelas II TDS 1.000 mg/L 444 454 DO ≥4 mg/L 6,01 9,27 BOD 3 mg/L 4,50 4,5 COD 25 mg/L 8,96 11,9 pH 6–9 6,50 5,5 Detergen 200 µg/L 117 16,7 Pos I : Jembatan Ds Wonokasian Wonoayu Pos II : Jembatan Ds Ental Sewu Buduran Pos III : Jembatan Lingkar Timur Ds Kemiri Sidoarjo
Parameter
10.
Pos II 460 4,20 4,00 9,92 6,50 60,8
858 6,06 3,60 9,28 6,50 253
484 8,44 8,9 20,9 6 26,9
Kali Sekardangan Standar Baku Mutu Air Pos I Pos II Kelas II TDS 1.000 mg/L 437 690 499 DO ≥4 mg/L 4,1 0,10 0,40 BOD 3 mg/L 79,04 99,2 19,31 COD 25 mg/L 167,710 225,5 37,1180 pH 6–9 7,2 6 7,69 Detergen 200 µg/L 153,3 155,3 1771 Pos I : Jembatan Pasar Larangan Candi Sidoarjo Pos II : Tenggulunan Sidoarjo Pos III : Jembatan Lingkar Timur Sekardangan Sidoarjo
Parameter
11.
Pos III
Pos III 464 2,83 8,29 15,926 7,71 162,1
1124 1,6 25,8 66,6 7 1771
Kali Bah Gepuk Standar Baku Mutu Air Pos I Kelas II TDS 1.000 mg/L 335 358 DO ≥4 mg/L 4,04 7,13 BOD 3 mg/L 5,4 3,7 COD 25 mg/L 12,926 6,11 pH 6–9 7,14 6,5 Detergen 200 µg/L 197,4 34,7 Pos I : DAM Ds Singopadu Kecamatan Tulangan Sidoarjo Pos II : Jembatan Pasar Ngaban Tanggulangin Sidoarjo Pos III : Jembatan Ds Klurak Kecamatan Candi Sidoarjo
Parameter
Pos II 353 5,05 3,44 8,7410 7,19 298,5
Pos III 417 4,75 5,52 12,823 7,11 218,9
Sumber : Bidang Penanggulangan Dampak Lingkungan, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sidoarjo,2015
BAB III - 88
412 7,01 6,3 15,1 6,5 105,3
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Hasil pengujian pada tahun 2015 menunjukkan 11 (Sebelas) lokasi sungai tersebut belum memenuhi Standar Baku Mutu Air Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001, dengan penjelasan sebagai berikut: Parameter DO tidak memenuhi Standar Baku Mutu Air Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 di 7 (Tujuh) Sungai yaitu Buntung, Pelayaran, Buduran, Kedung Uling, Sidokare, Ketintang Pucang dan Sekardangan. Parameter BOD tidak memenuhi Standar Baku Mutu Air Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 di 11 (Sebelas) Sungai. Parameter COD tidak memenuhi Standar Baku Mutu Air Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 di 4 (Empat) Sungai yaitu Sumber, Sidokare, Mangetan Kanal dan Sekardangan. Parameter Detergen tidak memenuhi Standar Baku Mutu Air Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 di 5 (Lima) Sungai yaitu Sumber, Ketintang Pucang, Kemambang, Sekardangan dan Bah Gepuk. Parameter TDS tidak memenuhi Standar Baku Mutu Air Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 di 1 (Satu) Sungai yaitu Sekardangan. Parameter pH tidak memenuhi Standar Baku Mutu Air Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 di 3 (Tiga) Sungai yaitu Buntung, Pelayaran dan Kemambang. Kali Pelayaran merupakan salah satu sungai yang peruntukannya digunakan sebagai bahan baku air PDAM, maka penting untuk dilakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi kualitas air secara rutin. Kualitas Air Kali Pelayaran untuk parameter BOD dari Upstream (Dam Mliriprowo) sudah tidak memenuhi standar baku mutu sehingga diperkirakan berpengaruh terhadap parameter BOD di semua pos pemantauan (Pos I di Intake Pengamat DAM Dusun Dongsari Desa Trosobo Kecamatan Balongbendo,
BAB III - 89
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Pos II di jembatan Dusun Bodas Desa Barengkrajan dan Pos III di dekat Intake PDAM Delta Tirta Desa Tawangsari) melebihi baku mutu. Nilai BOD yang tidak memenuhi standar baku mutu menyebabkan menurunnya mikroorganisme air untuk menguraikan bahan-bahan organik. Ini berarti kondisi oksigen terlarut yang tersedia dalam air badan air juga menurun. Hal ini dapat ditunjukkan bahwa nilai DO di Pos IIntake Pengamat DAM Dusun Dongsari Desa Trosobo Kecamatan Balongbendo tidak memenuhi standar baku mutu. Parameter pH air di Pos III dekat Intake PDAM Delta Tirta Desa Tawangsari juga menunjukkan kondisi asam. Sebagian besar sumber pencemar di sekitar wilayah aliran Kali Pelayaran diperkirakan berasal dari kegiatan pertanian dan kegiatan domestik permukiman. Kegiatan domestik umumnya bersumber dari aktivitas penduduk yang berupa black water (air limbah dari WC) dan grey water (air limbah dari aktivitas dapur, mandi dan cuci). Kualitas air Kali Pelayaran ini mewakili kondisi kualitas air sungai atau afvoer di Kabupaten Sidoarjo yang tidak memenuhi standar baku mutu air. Utamanya peruntukkan Kali Pelayaran yang digunakan untuk air baku air minum PDAM, seharusnya menunjukkan kualitas air yang memenuhi standar baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001. Program dan kegiatan yang perlu diprioritaskan mendukung pemantauan kualitas air suangai atau afvoer yang selama ini secara rutin telah dilakukan adalah peningkatan peran serta masyarakat untuk menjaga kebersihan air sungai atau afvoer di wilayahnya guna mengurangi tingkat pencemaran Air Badan Air di Kabupaten Sidoarjo. Peran serta masyarakat dapat diartikan sebagai suatu cara melakukan interaksi antara dua kelompok yaitu pola hubungan konsultatif antara pihak pengambil keputusan (Pemerintah) dengan kelompok masyarakat yang berkepentingan beserta anggota masyarakat lainnya. Dengan demikian kemudahan pemberian akses informasi kepada masyarakat tentang pengelolaan lingkungan hidup utamanya pengendalian pencemaran air perlu ditingkatkan.
BAB III - 90
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Beberapa faktor penyebab pencemaran air sehingga nilai hasil uji kualitas air badan air tidak memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan antara lain: a. Limbah Pemukiman Limbah pemukiman mengandung limbah domestik berupa sampah organik dan sampah anorganik serta deterjen.Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri. Contohnya sayur-sayuran, buah-buahan, daun-daunan. Sedangkan sampah anorganik contohnya plastik dan kaleng. Sampah-sampah ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri (non biodegrable). b.
Limbah Pertanian Limbah pestisida mempunyai aktifitas dalam jangka waktu yang lama dan ketika terbawa aliran air keluar dari daerah pertanian, dapat mematikan hewan yang bukan sasaran seperti ikan, udang dan hewan air lainnya.
c. Limbah Industri Beberapa industri menghasilkan limbah organik dan adapula yang menghasilkan limbah anorganik.Limbah organik yang dibuang ke sungai dapat diuraikan oleh mikroorganisme di sepanjang sungai sehingga semakin ke hilir sungai kandungan limbahnya semakin menurun.Akan tetapi, limbah anorganik sebaliknya.Pada umumnya limbah industri mengandung limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan beracun.
Upaya-upaya yang dilakukan untuk menjaga kualitas air sungai (afvour) adalah: a.
Mereview data usaha/kegiatan yang berada di sekitar sungai (Afvour dan Kanal)
b.
Meninjau kembali titik pantau uji kualitas air badan air di sungai (Afvour dan Kanal)
c.
Membuat Kajian Daya Dukung dan Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai
BAB III - 91
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
b) Melaksanakan kegiatan Sosialisasi Prokasih c)
Menambah personil untuk ke lapangan
1.3 Tingkat Pemenuhan Baku Mutu Udara Pemantauan kualitas udara ambien dilakukan secara sampling pada beberapa titik lokasi untuk menggambarkan kualitas udara ambien. Standar baku mutu yang digunakan untuk kualitas udara ambien adalah Peraturan Gubernur Jatim No.10 tahun 2009 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Emisi Sumber Tidak Bergerak di Jawa Timur. Pemantauan kualitas mutu udara ambien tahun 2015 untuk wilayah Kabupaten Sidoarjo dilakukan di 13 (Tiga Belas) titik lokasi sebagai berikut: a. Alun-alun patung bandeng udang b. Alun-Alun depan masjid agung c. Depan Bank Delta Artha d. Pertigaan Jalan Yos Sudarso e. Depan GOR Delta Sidoarjo f. Depan RSUD Sidoarjo g. Depan SMAN 1 Sidoarjo h. Jalan By Pass Krian i. Persimpangan Jalan Taman / Area Persimpangan Taman (Exit Tol Waru) j. Depan Terminal Bungurasih / Area Exit Terminal Bungurasih k. Perempatan Gedangan l. Taman Apkasi Porong m.Depan Kantor Kecamatan Gedangan
Rincian hasil pengujian udara ambien tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut: Standar Baku Mutu Udara Pergub Jatim No. 10 tahun 2009 1. Alun-alun Patung Bandeng Udang No
PARAMETER
Hasil Pengujian
- SO2
0,1 ppm (262 µg/Nm3)
< 0,003 ppm
56,26 µg/Nm3
- NO2
0,05 ppm (92,5 µg/Nm3)
0,003 ppm
31,85 µg/Nm3
- Debu
0,26 mg/Nm3 (260 µg/Nm3)
0,011 mg/Nm3
26,94 µg/Nm3
BAB III - 92
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
No
PARAMETER - CO
Standar Baku Mutu Udara Pergub Jatim No. 10 tahun 2009 20 ppm (22600 µg/Nm3)
Hasil Pengujian < 1 ppm
201,63 µg/Nm3
2. Alun-alun depan masjid Agung - SO2
0,1 ppm (262 µg/Nm3)
< 0,003 ppm
48,36 µg/Nm3
- NO2
0,05 ppm (92,5 µg/Nm3)
29,75 µg/Nm3
- Debu
0,26 mg/Nm3 (260 µg/Nm3)
0,004 ppm 0,014 mg/Nm3 2 ppm
198,38 µg/Nm3
- CO
20 ppm (22600 µg/Nm3)
25,14 µg/Nm3
3. Depan Bank Delta Artha - SO2
0,1 ppm (262 µg/Nm3)
< 0,003 ppm
52,14 µg/Nm3
- NO2
0,05 ppm (92,5 µg/Nm3)
34,62 µg/Nm3
- Debu
0,26 mg/Nm3 (260 µg/Nm3)
0,008 ppm 0,031 mg/Nm3 3 ppm
210,38 µg/Nm3
- CO
20 ppm (22600 µg/Nm3)
27,52 µg/Nm3
4. Pertigaan Jalan Yos Sudarso - SO2
0,1 ppm (262 µg/Nm3)
< 0,003 ppm
51,26 µg/Nm3
- NO2
0,05 ppm (92,5 µg/Nm3)
36,44 µg/Nm3
- Debu
0,26 mg/Nm3 (260 µg/Nm3)
0,007 ppm 0,023 mg/Nm3 4 ppm
224,52 µg/Nm3
- CO
20 ppm (22600 µg/Nm3)
33,18 µg/Nm3
5. Depan GOR Delta Sidoarjo - SO2
0,1 ppm (262 µg/Nm3)
< 0,003 ppm
-
- NO2
0,05 ppm (92,5 µg/Nm3)
-
- Debu
0,26 mg/Nm3 (260 µg/Nm3)
0,004 ppm 0,024 mg/Nm3
20 ppm (22600 µg/Nm3)
4 ppm
-
- SO2
0,1 ppm (262 µg/Nm3)
< 0,003 ppm
-
- NO2
0,05 ppm (92,5 µg/Nm3)
0,004 ppm
-
- Debu
0,26 mg/Nm3 (260 µg/Nm3)
0,031 mg/Nm3
-
20 ppm (22600 µg/Nm3)
3 ppm
-
- CO
-
6. Depan RSUD Sidoarjo
- CO
7. Depan SMAN 1 Sidoarjo BAB III - 93
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
No
Standar Baku Mutu Udara Pergub Jatim No. 10 tahun 2009
PARAMETER
Hasil Pengujian
- SO2
0,1 ppm (262 µg/Nm3)
0,007 ppm
50,38 µg/Nm3
- NO2
0,05 ppm (92,5 µg/Nm3)
0,0020 ppm
29,50 µg/Nm3
- Debu
0,26 mg/Nm3 (260 µg/Nm3)
0,003 mg/Nm3
11,32 µg/Nm3
20 ppm (22600 µg/Nm3)
2 ppm
190,26 µg/Nm3
- SO2
0,1 ppm (262 µg/Nm3)
< 0,003 ppm
-
- NO2
0,05 ppm (92,5 µg/Nm3)
0,003 ppm
-
- Debu
0,26 mg/Nm3 (260 µg/Nm3)
0,025 mg/Nm3
-
20 ppm (22600 µg/Nm3)
3 ppm
-
- CO 8. Jalan By Pass Krian
- CO
9. Persimpangan Jalan Taman / Area Persimpangan Taman (Exit Tol Waru) - SO2
0,1 ppm (262 µg/Nm3)
< 0,003 ppm
61,39 µg/Nm3
- NO2
0,05 ppm (92,5 µg/Nm3)
0,009 ppm
38,97 µg/Nm3
- Debu
0,26 mg/Nm3 (260 µg/Nm3)
0,142 mg/Nm3
49,77 µg/Nm3
20 ppm (22600 µg/Nm3)
6 ppm
238,65 µg/Nm3
- CO
10. Depan Terminal Bungurasih / Area Exit Terminal Bungurasih - SO2
0,1 ppm (262 µg/Nm3)
< 0,003 ppm
54,79 µg/Nm3
- NO2
0,05 ppm (92,5 µg/Nm3)
0,010 ppm
37,26 µg/Nm3
- Debu
0,26 mg/Nm3 (260 µg/Nm3)
49,28 µg/Nm3
20 ppm (22600 µg/Nm3)
0,069 mg/Nm3 4 ppm
203,57 µg/Nm3
- SO2
0,1 ppm (262 µg/Nm3)
< 0,003 ppm
50,14 µg/Nm3
- NO2
0,05 ppm (92,5 µg/Nm3)
0,004 ppm
31,58 µg/Nm3
- Debu
0,26 mg/Nm3 (260 µg/Nm3)
0,038 mg/Nm3 3 ppm
57,21 µg/Nm3
- CO 11. Perempatan Gedangan
- CO
20 ppm (22600 µg/Nm3)
1193,47 µg/Nm3
BAB III - 94
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
No
Standar Baku Mutu Udara Pergub Jatim No. 10 tahun 2009
PARAMETER
Hasil Pengujian
12. Taman Apkasi Porong - SO2
0,1 ppm (262 µg/Nm3)
< 0,003 ppm
-
- NO2
0,05 ppm (92,5 µg/Nm3)
0,006 ppm
-
- Debu
0,26 mg/Nm3 (260 µg/Nm3)
0,021 mg/Nm3 3 ppm
- CO
20 ppm (22600 µg/Nm3)
-
13. Depan Kantor Kecamatan Gedangan - SO2
0,1 ppm (262 µg/Nm3)
-
<47,9 µg/Nm3
- NO2
0,05 ppm (92,5 µg/Nm3)
-
29,28 µg/Nm3
- Debu
0,26 mg/Nm3 (260 µg/Nm3)
-
14,56 µg/Nm3
20 ppm (22600 µg/Nm3)
-
192,37 µg/Nm3
- CO
Sumber : Bidang Penanggulangan Dampak Lingkungan, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sidoarjo, 2015
Hasil pengujian udara ambien di 13 (Tiga Belas) titik lokasi tersebut menunjukkan bahwa semua parameter memenuhi standar baku mutu sesuai Pergub. Jatim No. 10 tahun 2009. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi udara di Kabupaten Sidoarjo masih berada dalam kondisi baik. Salah satu lokasi titik pantau pengujian udara ambien adalah Alun-alun Patung Bandeng Udang yang merupakan pusat kegiatan di Kabupaten Sidoarjo yang didominasi oleh kegiatan perkantoran (termasuk Kantor Dinas Pemerintah Daerah), perdagangan dan jasa. Pemantauan kualitas udara ambien terhadap parameter SO2 ,NO2, Debu dan CO di Alun-alun Patung Bandeng Udang menunjukkan kondisi memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Gubernur Jatim No. 10 Tahun 2009. Dengan mayoritas kegiatan perkantoran, perdagangan dan jasa di sekitar lokasi pemantauan kemungkinan besar sumber pencemar udara berasal dari aktivitas lalu lintas kendaraan bermotor yang dapat mempengaruhi kualitas kadar CO di udara ambien. Sedangkan parameter SO2, NO2danDebu tidak berpengaruh secara signifikan karena dapat diperkirakan di kawasan Alun-alun aktivitas proses industri dan konstruksi pembangunan sangat rendah bahkan tidak ada.
BAB III - 95
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Hasil pengujian parameter CO masih menunjukkan kondisi yang baik (memenuhi standar baku mutu). Hal ini selaras dengan upaya Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam memanfaatkan lahan terbatas sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) atau Taman Kota.Lokasi pemantauan di Alun-alun Patung Bandeng Udang merupakan salah satu tempat dengan pengembangan ruang terbuka hijau yaitu penghijauan tanaman serta penataan dan normalisasi fungsi trotoar yang cukup baik. Ruang Terbuka Hijau atau Taman Kota di Alun-alun diharapkan
dapat membantu
mengatasi
pencemaran
udara,
meredam
kebisingan, menjaga tata air, dan melestarikan plasma nutfah, di samping juga menghasilkan udara segar serta sebagai sarana pendidikan dan rekreasi bagi masyarakat Kabupaten Sidoarjo. Upaya - upaya yang telah dilakukan untuk peningkatan kualitas udara ambien antara lain : a.
Melakukan pemantauan terhadap kualitas udara ambien di beberapa titik pantau yang menjadi pusat kegiatan di Kabupaten Sidoarjo
b.
Melaksanakan Car Free Day
c.
Membeli Peralatan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) untuk ditempatkan di 3 titik di Kabupaten Sidoarjo
1.4 Persentase Volume Sampah Yang Tertangani Indikator ini menggambarkan jumlah sampah yang berhasil ditangani Pemerintah Kabupaten melalui SKPD terkait. Dengan semakin banyaknya jumlah sampah yang tertangani, berarti polusi yang diakibatkan oleh sampah semakin berkurang, sehingga akan mengurangi kemungkinan terjadinya banjir khususnya di wilayah padat penduduk. Perkembangan sampah yang tertangani hingga tahun 2015 dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
BAB III - 96
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Tabel 3.15 Perbandingan Jumlah Sampah Yang Terangkut dengan Jumlah Produksi Sampah Tahun 2010 s.d 2015 URAIAN Jumlah sampah yang terangkut Jumlah produksi sampah Prosentase jumlah sampah terangkut
SATUAN
TAHUN 2010
2011
2012
2013
2014
2015
M3/hari
802
810
820
802
924
1.266
M3/hari
4.043
4.421
4.517
4.517
4.517
4.517
18,32
18,15
17.76
20,46
28,03
%
19,84
Sumber Data: Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Realisasi jumlah sampah yang terangkut ke TPA tahun 2015 sebanyak 1.266 m3/hari. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 terjadi peningkatan jumlah sampah yang terangkut sebanyak 342 m3/hari atau 37%. Realisasi ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah sampah terangkut ke TPA disebabkan karena armada angkutan sampah bertambah. Apabila dilihat dari persentase penanganan sampah dari tahun 2014 dan tahun 2015 terjadi peningkatan pengangkutan sampah menuju TPA, namun perlu dipikirkan tempat pembuangan akhir sampah karena dengan meningkatnya sampah terangkut akan mempercepat umur / daya tampung TPA . Upaya yang dilakukan untuk penanganan sampah yang tidak terangkut dan mengatasi masalah persampahan di Kabupaten Sidoarjo, antara lain :
-
Menambah jumlah armada angkutan sampah
-
Menambah ritasi pengangkutan sampah dari TPS menuju TPA
-
Mengurangi timbulan sampah melalui peran serta masyarakat.
-
Menambah TPST (Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu)
BAB III - 97
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Dari permasalahan penanganan sampah tersebut, telah dilakukan beberapa upaya penanganan melalui pengelolaan sampah mandiri oleh masyarakat berupa pengomposan yang saat ini terdapat di 75 lokasi pemilahan sampah yaitu : No
Kecamatan
Jumlah
Keterangan
Desa/TPST 1
Kecamatan Waru
4
Desa
2
Kecamatan Gedangan
8
Desa
3
Kecamatan Buduran
7
Desa
4
Kecamatan Tanggulangin
5
Desa
5
Kecamatan Tulangan
9
Desa
6
Kecamatan Sidoarjo
6
Desa
7
Kecamatan Sidoarjo
3
TPST
8
Kecamatan Krian
7
Desa
9
Kecamatan Sedati
6
Desa
10
Kecamatan Taman
1
Desa
11
Kecamatan Balongbendo
4
Desa
12
Kecamatan Wonoayu
3
Desa
13
Kecamatan Candi
2
Desa
14
Kecamatan Prambon
3
Desa
15
Kecamatan Sukodono
5
Desa
16
Kecamatan Jabon
2
Desa
Jumlah
75
Adapun upaya-upaya internal yang dilakukan untuk meningkatkan jumlah sampah yang terangkut ke TPA adalah dengan menambah armada pengangkutan sampah yang memadai.
BAB III - 98
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Sasaran 2. Peningkatan Keindahan dan Kenyamanan Kota dengan indikator kinerja dan penjelasan capaian serta analisanya sebagai berikut: 1.1 Persentase kesesuaian pemanfaatan ruang terhadap dokumen RTRW Kegiatan penataan ruang dilakukan untuk dapat mewujudkan efisiensi pemanfaatan ruang sebagai tempat berlangsungnya kegiatan ekonomi dan
sosial
masyarakat
maupun
keserasian/keselarasan
antara
pemanfaatan ruang dengan daya dukung lingkungan, fungsi lingkungan melalui struktur ruang dan pola ruang yang telah direncanakan di dalam RTRW dan RDTRK serta peraturan zonasinya. Hal ini dilakukan untuk mencapai kenyamanan dan ketertiban pada wilayah ruang tertata lebih baik sesuai dengan zonasinya. Sampai dengan Tahun 2015 telah tersusun 18 RDTR sesuai jumlah Kecamatan. Tindak lanjut penyusunan dokumen RDTR yaitu pengajuan persetujuan substansi Raperda RDTRK dan Peraturan Zonasi Kepada Gubernur Jawa Timur. Pada Tahun 2013 diajukan persetujuan substansi RDTR dan peraturan Zonasi untuk 9 Kecamatan yaitu : 1) RDTRK Sidoarjo 2) RDTRK Candi 3) RDTRK Tanggulangin 4) RDTRK Wonoayu 5) RDTRK Krian 6) RDTRK Balongbendo 7) RDTRK Prambon 8) RDTRK Buduran 9) RDTRK Tarik.
PadaTahun 2015 telah dilakukan standarisasi RDTRK untuk Kecamatan Krembung, Gedangan, Taman sebelum diajukan persetujuan substansi ke Propinsi. Dari sembilan Kecamatan yang diajukan persetujuan substansinya mulai Tahun
2013
sebagaimana
tersebut
diatas,
yang
mendapatkan BAB III - 99
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
persetujuan substansi Raperda RDTR dan Peraturan Zonasi sampai dengan Tahun 2014 sebanyak 6 (enam) RDTR
dan saat ini telah
mendapat persetujuan DPRD menjadi Perda RDTRK pada Tahun 2016 ini adalah : 1) RDTRK Sidoarjo 2) RDTRK Candi 3) RDTRK Buduran 4) RDTRK Wonoayu 5) RDTRK Balongbendo 6) RDTRK Prambon
Untuk yang 3 (tiga) Kecamatan yang belum mendapatkan persetujuan substansi RDTR yaitu Tanggulangin, Tarik dan Krian diajukan persetujuannya pada Tahun 2015 ini dan saat ini dalam tahap verifikasi oleh propinsi. Dalam target RPJMD Tahun 2010-2015, dengan Indikator Kinerja : Tersusunnya
dokumen
RTRW,
RDTRK
dan
Peraturan
Zonasi
ditargetkan selesai Tahun 2012, sehingga Tahun 2013-2015 dalam RPJMD dalam target kinerjanya tidak terisi, hal ini disebabkan adanya proses standarisasi RDTR yang telah disusun sesuai dengan Peraturan Menteri PU 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota yang merupakan turunan dari Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang. Prestasi yang telah diperoleh dalam bidang penataan ruang adalah Penghargaan Terbaik I Penilaian Kinerja Pemerintah Daerah Bidang Pekerjaan Umum (PKPD-PU) padaTahun 2012.
1.2 Persentase Ketersediaan Luasan RTH Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang mempunyai manfaat ruang terbuka adalah ruang yang bisa diakses oleh masyarakat baik secara langsung dalam kurun waktu terbatas maupun secara tidak langsung dalam kurun waktu tidak
BAB III - 100
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
tertentu. Ruang terbuka itu sendiri bisa berbentuk jalan, trotoar, ruang terbuka hijau seperti taman kota, hutan dan sebagainya. Adapun manfaat RTH di wilayah perkotaan antara lain sebagai berikut : a) Memberikan kesegaran, kenyamanan dan keindahan lingkungan sebagai paru-paru kota; b) Memberikan lingkungan yang bersih dan sehat bagi penduduk kota; c) Memberikan hasil produksi berupa kayu, daun, bunga dan buah; d) Sebagai tempat hidup satwa dan plasma nutfah; e) Sebagai resapan air guna menjaga keseimbangan tata air dalam tanah, mengurangi aliran air permukaan, menangkap dan menyimpan air, menjaga keseimbangan tanah agar kesuburan tanah tetap terjamin; f)
Sirkulasi udara dalam kota;
g) Sebagai tempat sarana dan prasarana kegiatan rekreasi.
Sampai dengan tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Sidoarjo telah mengelola Ruang Terbuka Hijau seluas 29,53 hektar, sedangkan target tahun 2015 sebesar 28 hektar, dengan capaian sebesar 105,46%. Dibandingkan dengan realisasi capaian RTH tahun 2014 seluas 27 hektar maka realisasi capaian RTH tahun 2014 meningkat sebesar 1,59%, hal ini dimungkinkan dengan adanya penambahan RTH yang memanfaatkan lahan bekas pasar sapi Krian, bekas TPA Ngelom Kecamatan Taman, avoer kemambang. Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan Ruang Terbuka Hijau melalui beberapa hal, antara lain :
-
Membangun RTH di eks Pasar Sapi Krian, eks TPA Ngelom, avoer kemambang seluas + 1,4 Hektar
-
Meningkatkan peran serta masyarakat/swasta untuk ikut pengembangan Ruang Terbuka Hijau.
-
Meningkatkan proporsi kebutuhan Ruang Terbuka Hijau sebesar 20% di kawasan publik dan 10% di kawasan privat, utamanya dalam pembangunan perumahan oleh pengembang.
BAB III - 101
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
MISI 8. Menumbuhkembangkan iklim demokrasi yang sehat, santun serta menjunjung tinggi norma dan etika masyarakat Untuk mencapai misi menumbuhkembangkan iklim demokrasi yang sehat, santun serta menjunjung tinggi norma dan etika masyarakat ditetapkan sebanyak 1 (satu) tujuan dan 1 (satu) sasaran. Hasil penilaian pencapaian sasaran misi ini pada tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut: No
Tujuan – Sasaran
Tujuan 1 : Menumbuhkembangkan iklim demokrasi yang kondusif dan meningkatnya peran serta masyarakat dalam berpolitik Sasaran : 1. Terwujudnya Masyarakat Yang Demokratis Dan Memperhatikan Norma Maupun Etika 2 Meningkatnya Peran Serta Masyarakat Dalam Pileg, Pilpres Maupun ilkada
Tingkat keberhasilan
BERHASIL BERHASIL
Tujuan Menumbuhkembangkan iklim demokrasi yang kondusif dan meningkatnya peran serta masyarakat dalam berpolitik dicapai melalui dua sasaran, dengan uraian sebagai berikut: Sasaran 1. Terwujudnya Masyarakat Yang Demokratis Dan Memperhatikan Norma Maupun Etika dengan
indikator kinerja dan penjelasan capaian serta
analisanya sebagai berikut : 1.1 Persentase Masyarakat Dalam Kegiatan Wawasan Kebangsaan Pada tahun 2014 kegiatan dalam peningkatan wawasan kebangsaan dan peran serta masyarakat dalam rangka pengendalian keamanan dan kenyamanan lingkungan dilaksanakan sebanyak 5 kali sedangkan tahun 2015 dilaksanakan sebanyak 8 kali, yaitu : 1. Peningkatan Wasbang bagi pelajar SMA/SMK Taruna Cinta Tanah Air, dengan jumlah peserta 150 orang. 2. Peningkatan kinerja anggota korsik, dengan jumlah peserta 40 orang.
BAB III - 102
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
3. Lomba lagu Nasional Hari Pahlawan dengan jumlah peserta 18 Kecamatan (satu kelompok terdiri dari 25 orang). 4. Peningkatan Wasbang bagi generasi muda lintas etnis dan budaya, dengan jumlah peserta 100 orang etnis. 5. Peningkatan Wasbang bagi anggota FKUB (forum kerukunan umat beragama) dengan jumlah peserta 50 orang. 6. Peningkatan Wasbang bagi generasi muda dengan jumlah peserta 120 orang. 7. Kegiatan FPK (forum pembauran bangsa) dengan jumlah peserta 50 orang. 8. Peningkatan Wasbang bagi guru TPQ dan guru TK, dengan jumlah peserta 180 orang
Sasaran 2. Meningkatnya Peran Serta Masyarakat Dalam Pileg, Pilpres Maupun Pilkada dengan indikator kinerja dan penjelasan capaian serta analisanya sebagai berikut: 1.1 Tingkat Partisipasi Dalam Pileg, Pilpres dan Pilkada Pada tahun 2015, masyarakat Kabupaten Sidoarjo merayakan pesta demokrasi dalam Pemilihan Kepala Daerah, dimana jumlah pemilih terdaftar untuk Pilkada sebanyak 1.380.909 orang dengan jumlah yang menggunakan hak pilihnya sebanyak 769.084 orang (55%). Capaian ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 pada saat rakyat Indonesia merayakan pesta demokrasi dalam Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Umum, dimana jumlah pemilih terdaftar untuk Pileg dan Pilpres sebanyak 1.038.541 orang dengan jumlah yang menggunakan hak pilihnya sebanyak 998.055 orang (97%). Sedangkan Target dari KPU untuk tahun 2014 adalah 75% dengan jumlah pemilih sebanyak 1.404.403 orang dan jumlah pengguna hak pilih sebanyak 1.038.541 orang sedangkan target tahun 2015 adalah 75% dengan jumlah pemilih sebanyak 1.380.909 orang dan jumlah pengguna hak pilih sebanyak 769.084 orang.
Adanya
penurunan tingkat partisipasi masyarakat dikarenakan tingkat partisipasi politik masyarakat masih rendah, kesadaran dan pemahaman masyarakat
BAB III - 103
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
akan pemilihan umum yang merupakan sarana penggantian pemimpin secara konstitusional masih rendah.
C
AKUNTABILITAS KEUANGAN
1.
Pendapatan Daerah
Target dan realisasi pendapatan daerah tahun 2015 adalah sebagai berikut : KODE 1 1.1. 1.2. 1.3.
ANGGARAN / TARGET
REALISASI
LEBIH / KURANG
(Rp)
(Rp)
(Rp)
1.180.576.448.721,00 1.446.116.091.633,00
1.266.786.627.409,24 1.388.639.002.033,00
(86.210.178.688,24)
URAIAN PENDAPATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DANA PERIMBANGAN LAIN -LAIN PENDAPATAN YANG SAH
JUMLAH PENDAPATAN
% 107,30 96,03
57.477.089.600,00 935.248.743.215,00
900.793.409.320,00
96,32 34.455.333.895,00
99,84 3.561.941.283.569,00
3.556.219.038.762,24
(5.722.244.806,76 )
Sumber Data : DPPKA Unaudited BPK dan cut off per tanggal 15 Maret 2016
Realisasi seluruh pendapatan daerah pada tahun 2015 sebesar Rp. 3.556.219.038.762,24
atau 99,84% dari target/anggaran yang telah
ditetapkan sebesar Rp. 3.561.941.283.569,00, apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 sebesar Rp. 3.273.379.955.995,16 meningkat sebesar Rp. 282.839.082.767 atau 7,95%. Peningkatan terbesar dari komponen, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, serta Pajak Restoran, peningkatan jenis pajak ini memberi gambaran meningkatnya tingkat kemampuan daya beli dan kesejahteraan masyarakat serta karena upaya dan kerja keras dari jajaran DPPKA Kabupaten Sidoarjo dalam upaya meningkatkan pendapatan daerah.
BAB III - 104
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Realisasi pendapatan daerah tahun 2015 secara umum tercapai, dengan penjelasan sebagai berikut : 3.1. Pendapatan Asli Daerah Realisasi pendapatan asli daerah (PAD) tahun 2015 sebesar 1.266.786.627.409,24
Rp.
atau tercapai sebesar 107,30% dari
seluruh target PAD sebesar Rp. 1.180.576.448.721,00 dan apabila dibandingkan
dengan
realisasi
tahun
2015
sebesar
Rp.
1.115.492.034.740,16 meningkat sebesar Rp. 151.294.592.669,08 atau 11,94%. Tercapainya target PAD ini dan meningkatnya penerimaan PAD berkat usaha keras dari seluruh instansi di jajaran pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Rincian realisasi dan target PAD tahun
2015 adalah sebagai
berikut :
PENDAPATAN ASLI DAERAH
KODE 1.1.
ANGGARAN / TARGET
REALISASI
LEBIH / KURANG
(Rp)
(Rp)
(Rp)
URAIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH
%
103,07
1.1.1.
Pajak Daerah
679.653.998.860,00
700.498.296.678,19
(20.844.297.818,19)
1.1.2.
127.474.999.360,00
139.441.382.861,75
(11.966.383.501,75)
28.059.933.327,00
27.424.933.327,00
635.000.000,00
1.1.3.
Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
1.1.4.
Lain - Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
345.387.517.174,00
399.422.014.542,30
(54.034.497.368,30)
1.266.786.627.409,24
86.210.178.688,24
JUMLAH
109,39 97,74
115,64 1.180.576.448.721,00
Sumber Data : DPPKA Unaudited BPK dan cut off per tanggal 15 Maret 2016
a. Pajak Daerah Pajak daerah tahun 2015 realisasinya tercapai sebesar Rp. 700.498.296.678,19
atau
103,07%
dari
seluruh
target
penerimaan pajak daerah.
BAB III - 105
107,30
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Seluruh realisasi Pajak Daerah melebihi dari target yang ditentukan (lebih dari 100%), dan apabila dibandingkan dengan realisasi
pajak
daerah
tahun
2014
sebesar
Rp.
614.284.967.311,40 meningkat sebesar Rp. 86.213.329.366,79 atau 12,31%. Komponen pajak daerah yang memberikan kontribusi tertinggi adalah pada jenis Pajak Hiburan dan Pajak Hotel. JENIS / OBYEK PAJAK Pajak Daerah Pajak Hotel Pajak Restoran
ANGGARAN
REALISASI
LEBIH / (KURANG)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
679.653.998.860,00 9.500.000.000,00 42.000.000.000,00
Pajak Hiburan
4.500.000.000,00
Pajak Reklame
8.500.000.000,00
Pajak Penerangan Jalan
229.700.000.000,00
Pajak Parkir
13.000.000.000,00
Pajak Air Tanah
1.600.000.000,00
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
153.000.000.000,00 217.853.998.860,00
700.498.296.678,19 11.130.474.148,02 46.705.048.676,64 5.956.505.711,54 9.491.411.816,00 232.766.951.885,48 13.921.972.910,40 1.676.535.230,20 158.631.832.684,91 220.217.563.615,00
%
20.844.297.818,19
103,07
1.630.474.148,02
117,16
4.705.048.676,64
111,20
1.456.505.711,54
132,37
991.411.816,00
111,66
3.066.951.885,48
101,34
921.972.910,40
107,09
76.535.230,20
104,78
5.631.832.684,91
103,68
2.363.564.755,00
101,08
Sumber Data : DPPKA Unaudited BPK dan cut off per tanggal 15 Maret 2016
a. Retribusi Daerah Retribusi
daerah
tahun
2015
terealisasi
sebesar
Rp.
139.441.382.861,75 atau tercapai 109,39% dari seluruh target retribusi daerah yang ditetapkan. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 sebesar Rp. 96.645.390.259,65 meningkat sebesar Rp. 42.795.992.602,10 atau 30,69%, seluruh jenis retribusi realisasinya melampaui daru target yang telah ditetapkan, terinci sebagai berikut :
BAB III - 106
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
ANGGARAN JENIS / OBYEK RETRIBUSI Retribusi Daerah
REALISASI
(Rp) 127.474.999.360,00
LEBIH / (KURANG)
(Rp)
(Rp) 11.966.383.501,75
139.441.382.861,75
Retribusi Jasa Umum
25.079.319.200,00
Retribusi Jasa Usaha
34.186.270.160,00
Retribusi Perizinan Tertentu
68.209.410.000,00
%
109,39 3.769.338.591,00
28.848.657.791,00 34.299.983.991,00
115,03 113.713.831,00 8.083.331.079,75
76.292.741.079,75
100,33 111,85
Sumber Data : DPPKA Unaudited BPK dan cut off per tanggal 15 Maret 2016
Adapun perincian komposisi Retribusi Jasa Umum, yaitu sebagai berikut : ANGGARAN
REALISASI
LEBIH / (KURANG)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
Retribusi Pelayanan Kesehatan
6.566.374.200,00
11.194.401.000,00
Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan
2.143.140.000,00
1.363.467.000,00
Retribusi Pelayanan Pasar
10.612.253.000,00
JENIS / OBYEK
%
Retribusi Jasa Umum
Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi JUMLAH
4.628.026.800,00
170,48
- 779.673.000,00
63,62
10.687.197.350,00
74.944.350,00
100,71
3.639.290.000,00
4.084.311.000,00
445.021.000,00
112,23
238.262.000,00
247.076.000,00
8.814.000,00
103,70
1.880.000.000,00
1.272.205.441,00
- 607.794.559,00
67,67
25.079.319.200,00
28.848.657.791,00
3.769.338.591,00
115,03
Sumber Data : DPPKA Unaudited BPK dan cut off per tanggal 15 Maret 2016
Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan tidak mencapai dari target yang telah ditetapkan, perlu dioptimalkan karena belum seluruh rumah tangga dalam lingkup RT/RW di Kabupaten Sidoarjo
mempunyai
kewajiban
membayar
retribusi
persampahan, sehingga perlu adanya penetapan parameter terhadap keluarga/wilayah (RT/RW)
yang wajib membayar
retribusi Kebersihan/Persampahan.
BAB III - 107
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Adapun perincian komposisi Retribusi Jasa Usaha, yaitu sebagai berikut : ANGGARAN
REALISASI
LEBIH / (KURANG)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
2.667.830.160,00
3.450.564.411,00
782.734.251,00
129,34
784.000.000,00
808.012.600,00
24.012.600,00
103,06
Retribusi Rumah Potong Hewan
1.497.890.000,00
1.054.815.000,00
- 443.075.000,00
70,42
Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga
1.343.050.000,00
1.583.181.980,00
240.131.980,00
117,88
27.893.500.000,00
27.403.410.000,00
- 490.090.000,00
98,24
34.186.270.160,00
34.299.983.991,00
113.713.831,00
100,33
JENIS / OBYEK
%
Retribusi Jasa Usaha Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Retribusi Terminal
Retribusi Parkir
JUMLAH
Sumber Data : DPPKA Unaudited BPK dan cut off per tanggal 15 Maret 2016
Sedangkan untuk Retribusi Perijinan Tertentu, terinci sebagai berikut : JENIS / OBYEK
ANGGARAN
REALISASI
LEBIH / (KURANG)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
%
Retribusi Perizinan Tertentu Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
56.339.840.000,00
61.433.023.876,75
5.093.183.876,75
109,04
Retribusi Izin Gangguan/Keramaian
8.800.000.000,00
10.343.167.450,00
1.543.167.450,00
117,54
69.570.000,00
68.077.000,00
- 1.493.000,00
97,85
Retribusi Izin Trayek Surat Ijin Usaha Perdagangan
0,00
Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
0,00
Tanda Daftar Industri (TDI)
0,00
Retribusi Pemeriksaan Hasil asal hewan dan bahan asal hewan
0,00
Retribusi Perpanjangan IMTA (Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing)
3.000.000.000,00
4.448.472.753,00
1.448.472.753,00
148,28
68.209.410.000,00 76.292.741.079,75 8.083.331.079,75 Sumber Data : DPPKA Unaudited BPK dan cut off per tanggal 15 Maret 2016
111,85
JUMLAH
b. Hasil BUMD dan Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan. Pendapatan hasil BUMD dan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan tahun 2015 ditargetkan sebesar
Rp.
28.059.933.327,00
Rp.
dan
terealisasi
sebesar
27.424.933.327,00 atau tercapai sebesar 97,74%.
BAB III - 108
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Kontribusi terbesar dari Hasil BUMD dan Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan yaitu berasal dari penerimaan deviden PT. Bank Jatim dan PDAM "Delta Tirta". JENIS / OBYEK Bagian Laba Atas Penyertaan Modal pada Perusahaan Milik Daerah/BUMD
Perusahaan Daerah Air Minum "Delta Tirta" PD Aneka Usaha BPR "Delta Artha" Bank Jatim
ANGGARAN
REALISASI
LEBIH / (KURANG)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
%
28.059.933.327,00
27.424.933.327,00
- 635.000.000,00
97,74
5.830.209.446,00
5.830.209.446,00
0,00
100,00
935.000.000,00 5.800.000.000,00 15.494.723.881,00
300.000.000,00 5.800.000.000,00 15.494.723.881,00
- 635.000.000,00
32,09
0,00
100,00
0,00
100,00
635.000.000,00
97,74
JUMLAH
28.059.933.327,00 27.424.933.327,00 Sumber Data : DPPKA Unaudited BPK dan cut off per tanggal 15 Maret 2016
Khusus untuk hasil BUMD PD Aneka Usaha, sejak beberapa tahun sebelumnya tidak pernah mencapai target, sehingga perlu adanya kajian/perhitungan ulang atas ketetapan besaran target tahun mendatang. c. Penerimaan Lain – Lain Pendapatan Asli Daerah Penerimaan lain – lain PAD tahun 2015 sebesar Rp. 399.422.014.542,30 atau tercapai 117,28%, dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 345.387.517.174,00. Kontribusi terbesar Penerimaan lain-lain PAD berasal dari penerimaan Pendapatan dari Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yaitu RSUD Sidoarjo yang digunakan langsung untuk membiayai kegiatan operasional RSUD serta gaji dan insentif jasa layanan dan Dana Kapitasi JKN pada FKTP (Puskesmas se Kabupaten Sidoarjo) diterimakan dari BPJS yang digunakan juga untuk membiayai kegiatan operasional Puskesmas dan insentif jasa layanan, namun demikian dalam pembelanjaannya tetap berdasarkan RKA/DPA – SKPD, sedangkan dari bunga deposito dalam jangka pendek (1 sampai dengan 3 bulan) lebih bersifat manajemen kas untuk pengamanan keuangan daerah.
BAB III - 109
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
ANGGARAN
REALISASI
LEBIH / (KURANG)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
JENIS / OBYEK Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Tidak Dipisahkan Secara Tunai atau Angsuran Cicilan
345.387.517.174,00
399.422.014.542,30
375.787.900,00
%
(54.034.497.368,3)
115,64
(375.787.900,00)
#DIV/0!
7.750.000.000,00
12.188.007.318,10
(4.438.007.318,10)
157,26
34.000.000.000,00
53.828.458.020,85
(19.828.458.020,85)
158,32
Tuntutan Ganti Kerugian Daerah
449.031.206,00
(449.031.206,00)
#DIV/0!
Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan
504.776.230,29
(504.776.230,29)
#DIV/0!
6.810.408.706,45
(3.606.201.606,45)
212,55
514.573.579,00
(514.573.579,00)
#DIV/0!
Penerimaan Jasa Giro Pendapatan Bunga Deposito
Pendapatan Denda Pajak
3.204.207.100,00
Pendapatan Denda Retribusi Pendapatan Hasil eksekusi Atas Jaminan
200.000.000,00
218.042.400,00
(18.042.400,00)
109,02
Pendapatan Dari Pengembalian
3.357.295.900,00
4.061.583.522,22
(704.287.622,22)
120,98
459.000.000,00
688.243.440,21
(229.243.440,21)
149,94
(2.130.019.035,00)
465,59
(234.547.268,00)
150,89
(20.202.524.233,76)
18,08
Hasil Pengelolaan Dana Bergulir Pendapatan Dari Sewa Aset Pemda (Rumah/Gedung/Tanah/Lahan) Pendapatan Dari Kesepakatan dan Kerjasama Pendapatan dari Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
582.617.342,00
2.712.636.377,00 695.396.100,00
460.848.832,00 250.000.000.000,00
270.202.524.233,76
230.750.000,00
251.562.500,00
(20.812.500,00)
109,02
Penjualan Hasil Raskin
673.600.000,00
673.600.000,00
0,00
100,00
Penjualan Hasil Pasar Murah
180.000.000,00
135.000.000,00
45.000.000,00
75,00
69.957.008,42
(69.957.008,42)
#DIV/0!
0,00
#DIV/0!
(753.228.000,00)
101,70
345.387.517.174,00 399.422.014.542,30 (54.034.497.38.30) Sumber Data : DPPKA Unaudited BPK dan cut off per tanggal 15 Maret 2016
115,64
Penjualan Hasil Perikanan
Penerimaan Lain-lain Pendapatan dari BPJS Dana Kapitasi JKN pada FKTP
44.289.198.000,00
45.042.426.000,00
JUMLAH
3.2.Pendapatan Dana Perimbangan Pendapatan dana perimbangan tahun 2015 terealisasi sebesar Rp. 1.388.639.002.033,00 atau 96,03% dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 1.446.116.091.633,00. Kontribusi terbesar pencapaian target ini berasal dari Dana Alokasi Umum, sedangkan yang tidak tercapai target adalah dari DAK Pertanian dan DAK Kesehatan. Rincian target dan realisasi pendapatan dana perimbangan adalah sebagai berikut :
BAB III - 110
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
JENIS / OBYEK Dana Perimbangan
ANGGARAN
REALISASI
LEBIH / (KURANG)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
%
1.446.116.091.633,00
1.388.639.002.033,00
57.477.089.600,00
96,03
172.297.192.633,00
121.320.183.033,00
50.977.009.600,00
70,41
139.499.015.000,00
97.050.849.950,00
42.448.165.050,00
69,57
32.798.177.633,00
24.269.333.083,00
8.528.844.550,00
74,00
1.206.659.789.000,00
1.206.659.789.000,00
0,00
100,00
67.159.110.000,00
60.659.030.000,00
6.500.080.000,00
90,32
DAK Pendidikan
21.947.130.000,00
21.947.130.000,00
0,00
100,00
DAK Kesehatan
13.785.400.000,00
11.028.320.000,00
2.757.080.000,00
80,00
1.458.630.000,00
1.458.630.000,00
0,00
100,00
DAK Infrastruktur Air Minum
4.476.970.000,00
4.476.970.000,00
0,00
100,00
DAK Kelautan dan Perikanan
4.418.140.000,00
4.418.140.000,00
0,00
100,00
DAK Kehutanan
1.778.180.000,00
1.778.180.000,00
0,00
100,00
16.884.800.000,00
13.507.840.000,00
3.376.960.000,00
80,00
0,00
#DIV/0!
1.464.160.000,00
366.040.000,00
80,00
579.660.000,00
0,00
100,00
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Bagi Hasil Pajak Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
DAK Keluarga Berencana DAK Infrastruktur Jalan DAK Infrastruktur Irigasi
DAK Pertanian DAK Lingkungan Hidup DAK Perdagangan
1.830.200.000,00
DAK Keselamatan Transportasi Darat
579.660.000,00
0,00
DAK Infrastruktur Sanitasi
Sumber Data : DPPKA Unaudited BPK dan cut off per tanggal 15 Maret 2016
a. Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak Pendapatan bagi hasil pajak periode tahun 2015 terealisasi sebesar Rp. 121.320.183.033,00 atau 70,41 % dari target yang ditetapkan, pendapatan bagi hasil bukan pajak sebesar Rp. 172.297.192.633,00 . Kontribusi terbesar dari penerimaan bagi hasil pajak berasal dari pendapatan bagi
hasil Pajak Bumi dan Bangunan, dan
pendapatan Bagi Hasil Pajak Penghasilan Pasal 21. Sedangkan penerimaan bagi hasil bukan pajak, kontribusi terbesar berasal dari Bagi Hasil cukai, Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi. BAB III - 111
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
b. Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Umum tahun 2015yang dialokasikan oleh pemerintah pusat untuk Kabupaten Sidoarjo sebesar Rp. 1.206.659.789.000,00 terealisasi
Rp. 1.206.659.789.000,00
atau 100% dari target yang ditetapkan.
c. Dana Alokasi Khusus Dana Alokasi Khusus tahun 2015 yang dialokasikan oleh Pemerintah Pusat untuk Kabupaten Sidoarjo sebesar Rp. 67.159.110.000,00 terealisasi sebesar Rp. 60.659.030.000,00 atau 96,03 % dari target yang ditetapkan yang tidak tercapai target adalah DAK Bidang Kesehatan dan DAK Bidang Pertanian dan DAK Bidang Perdagangan.
3.3 Lain – Lain Pendapatan Yang Sah Lain-Lain Pendapatan Yang Sah bersumber dari : a) Pendapatan Hibah dari Pemerintah Pusat tercapai sebesar Rp. 3.292.077.000,00 atau (9,89%) dari target yang ditetapkan sebesar Rp.33.292.077.000,00; b) Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi terealisasi sebesar Rp. 306.138.652.320,00 atau 96,54% dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 317.101.577.215,00; c) Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus terealisasi sebesar Rp. 494.588.507.000,00 atau 100,09% dari target yang ditetakan sebesar Rp. 494.129178.000,00; d) Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya terealisasi sebesar Rp. 96.774.173.000,00 atau 106,87%
dari
target
yang
ditetapkan
sebesar
Rp.
90.725.913.000,00; e) Sedangkan Dana Bagi Hasil Retribusi dari Provinsi dan Dana Bagi Hasil Retribusi dari Kota Surabaya tidak terealisasi.
BAB III - 112
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Realisasi atas Lain – Lain Pendapatan Daerah Yang Sah, terinci sebagai berukut : JENIS / OBYEK Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
ANGGARAN
REALISASI
LEBIH / (KURANG)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
935.248.743.215,00
Pendapatan hibah dari Pemerintah Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintahan Daerah lainnya Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi Dana Bagi Hasil Retribusi dari Provinsi
% 96,32
900.793.409.320,00 34.455.333.895,00
33.292.077.000,00
3.292.077.000,00
30.000.000.000,00
9,89
317.101.577.215,00
306.138.652.320,00
10.962.924.895,00
96,54
315.980.737.891,00
306.138.652.320,00
9.842.085.571,00
96,89
1.120.839.324,00
0,00
1.120.839.324,00
0,00
494.129.176.000,00
494.588.507.000,00
(459.331.000,00)
100,09
Dana Bagi Hasil Retribusi dari Kota Dana Penyesuaian dan Otonomi Khsusus
0,00 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya
90.725.913.000,00
96.774.173.000,00
(6.048.260.000,00)
106,67
Sumber Data : DPPKA Unaudited BPK dan cut off per tanggal 15 Maret 2016
2.
Belanja Daerah
Target belanja daerah untuk tahun 2014
dianggarkan sebesar Rp.
3.577.576.573.478,34, dari target tersebut pada tahun 2014 berhasil direalisasikan sebesar Rp. 3.006.567.451.395,01
atau tercapai sebesar
84,04%, dengan rincian sebagai berikut : ANGGARAN / TARGET KODE 2
URAIAN
2.1.
BELANJA DAERAH BELANJA TIDAK LANGSUNG
2.2.
BELANJA LANGSUNG
(Rp) 4.221.534.146.573,21
REALISASI (Rp)
SISA LEBIH (Rp)
%
3.662.799.265.935,61
558.734.880.637,60
86,76
2.018.447.397.594,22 1.841.179.061.374,38
177.268.336.219,84
91,22
2.203.086.748.978,99 1.821.620.204.561,23
381.466.544.417,76
82,68
JUMLAH BELANJA 4.221.534.146.573,21 3.662.799.265.935,61 558.734.880.637,60 DAERAH Sumber Data : DPPKA Unaudited BPK dan cut off per tanggal 15 Maret 2016
BAB III - 113
86,76
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Penjelasan lebih lanjut terhadap penyerapan belanja daerah sebagai berikut : a. Belanja Tidak Langsung Belanja Tidak Langsung pada tahun 2015 terealisasi sebesar Rp. 1.841.179.061.374,38 atau 91,22% dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 2.018.447.397.594,22. Belanja hibah, Belanja Bagi Hasil Kepada Propinsi / Kabupaten / Kota dan Pemdes, serta Belanja Bantuan Keuangan Propinsi / Kabupaten / Kota dan Pemdes rata – rata terserap diatas 90% dari jumlah yang dianggarkan. Rincian realisasi belanja tidak langsung adalah sebagai berikut : ANGGARAN / TARGET
REALISASI
URAIAN
(Rp)
(Rp)
5.1
Belanja Tidak Langsung
2.018.447.397.594,22
1.841.179.061.374,38
91,22
177.268.336.219,84
5.1.1
Belanja Pegawai
1.509.673.387.973,92
1.349.284.800.579,65
89,38
160.388.587.394,27
5.1.4
Belanja Hibah
134.034.416.880,00
129.614.716.880,00
96,7
4.419.700.000,00
5.1.5
Belanja Bantuan Sosial
51.837.353.560,00
47.585.295.000,00
91,8
4.252.058.560,00
5.1.6
88.275.399.822,00
84.393.020.023,88
95,6
3.882.379.798,12
5.1.7
Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa dan Partai Politik
231.626.839.358,30
230.202.710.786,40
99,39
1.424.128.571,90
5.1.8
Belanja Tidak Terduga
3.000.000.000,00
98.518.104,45
3,28
2.901.481.895,55
Jumlah Belanja Tidak Langsung
2.018.447.397.594,22
1.841.179.061.374,38
91,22
177.268.336.219,84
Kode
SISA LEBIH %
(Rp)
Secara lebih rinci Belanja Tidak Langsung dianggarkan dan dipergunakan sebagai berikut :
Kode
URAIAN
ANGGARAN / TARGET
REALISASI
(Rp)
(Rp)
SISA LEBIH %
(Rp)
5.1
Belanja Tidak Langsung
2.018.447.397.594,22
1.841.179.061.374,38
91,22
177.268.336.219,84
5.1.1
Belanja Pegawai
1.509.673.387.973,92
1.349.284.800.579,65
89,38
160.388.587.394,27
BAB III - 114
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
5.1.1.01
Gaji dan Tunjangan
1.281.295.563.562,92
1.157.339.211.710,00
90,33
123.956.351.852,92
5.1.1.02
Tambahan Penghasilan PNS Belanja Penerimaan Lainnya Pimpinan dan Anggota DPRD serta KDH/WKDH Insentif Pemungutan Pajak Daerah Insentif pemungutan Retribusi Daerah Belanja Hibah
180.198.374.500,00
147.821.078.853,65
82,03
32.377.295.646,35
5.023.000.000,00
4.889.500.000,00
97,34
133.500.000,00
36.782.699.943,00
35.366.520.476,00
96,15
1.416.179.467,00
6.373.749.968,00
3.868.489.540,00
60,69
2.505.260.428,00
134.034.416.880,00
129.614.716.880,00
96,7
4.419.700.000,00
Belanja Hibah Kepada Masyarakat Belanja Hibah Kepada Organisasi Kemasyarakatan Belanja Bantuan Sosial
63.863.700.000,00
59.544.000.000,00
93,24
4.319.700.000,00
15.315.000.000,00
15.215.000.000,00
99,35
100.000.000,00
51.837.353.560,00
47.585.295.000,00
91,8
4.252.058.560,00
Belanja Bantuan Sosial Kepada Lembaga Non Pemerintahan Belanja Bantuan Sosial yang Tidak Direncanakan Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa
44.458.680.000,00
40.865.400.000,00
91,92
3.593.280.000,00
1.461.603.560,00
991.750.000,00
67,85
469.853.560,00
88.275.399.822,00
84.393.020.023,88
95,6
3.882.379.798,12
Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Pemerintahan Desa Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah Kepada Pemerintahan Desa Belanja Bagi Hasil Reribusi Daerah Kepada Pemerintah Propinsi Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa dan Partai Politik Belanja Bantuan Keuangan Kepada Desa
67.965.399.886,00
67.203.416.123,20
98,88
761.983.762,80
12.747.499.936,00
12.589.145.900,68
98,76
158.354.035,32
7.562.500.000,00
4.600.458.000,00
60,83
2.962.042.000,00
231.626.839.358,30
230.202.710.786,40
99,39
1.424.128.571,90
230.475.769.163,30
229.190.565.622,40
99,44
1.285.203.540,90
1.151.070.195,00
1.012.145.164,00
87,93
138.925.031,00
5.1.8
Belanja Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik Belanja Tidak Terduga
3.000.000.000,00
98.518.104,45
3,28
2.901.481.895,55
5.1.8.01
Belanja Tidak Terduga
3.000.000.000,00
98.518.104,45
3,28
2.901.481.895,55
5.1.1.03
5.1.1.05 5.1.1.06 5.1.4 5.1.4.04 5.1.4.05
5.1.5 5.1.5.02
5.1.5.03 5.1.6
5.1.6.03
5.1.6.05
5.1.6.06
5.1.7
5.1.7.03
5.1.7.05
Sumber Data : DPPKA Unaudited BPK dan cut off per tanggal 15 Maret 2016
BAB III - 115
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
Dengan realisasi rata – rata sudah diatas 90% dari anggarannya menggambarkan bahwa realisasi cukup optiamal namun demikian tetap efisien dari sisi penggunaannya.
b. Belanja Langsung Belanja
Langsung
tahun
1.827.280.229.104,23
2015
terealisasi
sebesar
Rp.
atau 82,94% dari target anggaran yang
ditetapkan sebesar Rp. 2.203.086.748.978,99. Kontribusi terbesar untuk anggaran yang terserap berasal dari belanja Pegawai yaitu terserap sebesar Rp. 69.643.736.972,90 atau 93,95% dari anggarannya. Rincian realisasi belanja langsung adalah sebagai berikut : ANGGARAN / TARGET KODE 2.2.
URAIAN BELANJA LANGSUNG
2.2.1.
Belanja Pegawai
2.2.2.
Belanja Barang dan Jasa
2.2.3.
Belanja Modal
JUMLAH BELANJA LANGSUNG
(Rp)
REALISASI
SISA LEBIH
(Rp)
(Rp)
%
2.203.086.748.978,99
1.821.620.204.561,23
381.466.544.417,76
74.131.095.170,00
69.643.736.972,90
4.487.358.197,10
93,95
962.286.935.294,00
808.782.292.646,86
153.504.642.647,14
84,05
1.166.668.718.514,99
943.194.174.941,47
223.474.543.573,52
80,85
2.203.086.748.978,99
1.821.620.204.561,23
381.466.544.417,76
82,68
Sumber Data : DPPKA Unaudited BPK dan cut off per tanggal 15 Maret 2016
Belanja Langsung yang penyerapannya tidak optimal yaitu Belanja Modal terserap 80,85% sisa anggaran sebesar Rp 223.474.543.573,52, utamanya yang tidak terealisasikan adalah belanja modal Tanah sebesar Rp 15,6 milyar, belanja modal alat kedokteran dan alat labiratorium sebesar Rp 18,5, belanja modal Konstruksi
Jalan
sebesar
Rp
42,8
milyar
dan
belanja
modal
Gedung/Bangunan.sebesar Rp 57,8 milyar.sedangkan untuk belanja Barang dan Jasa anggaran yang tidak terserap sebesar Rp153.504.642.647,14 utamanya untuk Belanja Listrik sebesar Rp 9,6 milyar, Belanja Jasa Penyelenggaraan Kesehatan sebesar Rp 8,7 milyar, Belanja Makan Minum sebesar Rp 8,4 milyar, Belanja Perjalanan Dinas sebesar Rp 20,4 milyar dan Belanja Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin sebesar Rp 14,4 milyar.
BAB III - 116
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
3.
Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah meliputi semua transaksi keuangan dimaksudkan untuk menutup defisit atau untuk memanfaatkan surplus. Struktur pembiayaan meliputi penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan, selisih dari keduanya disebut sebagai pembiayaan netto, yang dapat digunakan untuk menutup defisit anggaran. Total anggaran pembiayaan netto Pemerintah Kabupaten Sidoarjo tahun 2015 sebesar Rp. 659.592.863.004,21. Nilai sejumlah itu akan digunakan untuk menutupi rencana defisit / anggaran defisit tahun berjalan sebesar Rp. (659.592.863.004,21). Anggaran pembiaayan netto direncanakan dari penerimaan pembiayaan sebesar Rp 727.492.863.004,21 dikurangi dengan rencana pengeluaran pembiayaan sebesar Rp 67.900.000.000,00, namun demikian realisasinya adalah Defisit sebesar Rp. (106.580.227.173,37), sehingga mengurangi Silpa berjalan pada akhir tahun 2015 Realisasi atas Pembiayaan Neto yang semula dianggarakan sebesar Rp. 659.592.863.004,21 realisasinya naik menjadi sebesar Rp. 680.821.662.228,17 Realisasi pembiayaan Netto tahun 2015 turun sebesar Rp. 680.821.662.228,17 dari yang dianggarakan sebesar Rp. 659.592.863.004,21. Berkurangnya defisit tahun berjalan bahkan menjadi surplus utamanya disebabkan : a. Realisasi Pendapatan Asli Daerah melampaui target yang ditetapkan b. Realisasi Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah juga melampaui target yang ditetapkan c. Realisasi Belanja tidak langsung gaji selain kareana adanya efisiensi juga karena adanya tunjangan jabatan yang tidak terealisasi optimal karena belum terisinya seluruh jabatan structural selain itu acres gaji yang cukup tinggi, sedangkan untuk belanja tidak langsung nan gaji uatamanya belanja bantuan sosial karena penganggaran dan pencairan anggaran belum sepenuhnya terpenuhi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
BAB III - 117
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
d. Realisasi Belanja langsung untuk belanja pegawai dan belanja barang dan jasa pada umunya karena adanya efisiensi, sedangkan untuk belanja modal kecenderungan
karena
adanya
penangguhan
kegiatan
uatamanya
pengadaan tanah yang mengalami kesulitan dan proses waktu yang lama, sehingga berdampak pada penangguhan pembangunan gedungnya.
Struktur Anggaran dan Realisasi Pembiayaan Daerah Tahun 2015 adalah sebagai berikut : PEMBIAYAAN DAERAH
ANGGARAN
REALISASI
LEBIH (KURANG)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
Surplus/Defisit
Penerimaan Pembiayaan Daerah
%
(106.580.227.173,37)
727.492.863.004,21
724.018.662.228,17
3.474.200.776,04
99,52
714.592.863.004,21
714.592.863.004,21
0,00
100,00
12.900.000.000,00
9.425.799.223,96
3.474.200.776,04
73,07
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
67.900.000.000,00
43.197.000.000,00
24.703.000.000,00
63,62
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
55.000.000.000,00
31.195.000.000,00
12.900.000.000,00
12.002.000.000,00
23.805.000.000,00 898.000.000,00
56,72
Badan Usaha Swasta
659.592.863.004,21
680.821.662.228,17
(21.228.799.223,96)
103,22
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya Penerimaan Pengembalian Dana Bergulir
Pengeluaran Pembiayaan daerah
Pembiayaan Netto Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
574.241.435.054,80 Sumber Data : DPPKA Unaudited BPK dan cut off per tanggal 15 Maret 2016
Sisa anggaran lebih tahun 2015 tersebut berasal dari sumber dana sebagai berikut : NO.
SUMBER DANA
SILPA TAHUN 2015
1
DANA DAERAH
307.122.511.388,16
2
DAU
(70.341.508.009,32)
3
DANA ALOKASI KHUSUS REGULER
64.399.692.160,00
4
DANA ALOKASI KHUSUS TAMBAHAN
347.874,00
5
DANA BAGI HASIL CUKAI DAN HASIL TEMBAKAU
7.440.144.559,88 BAB III - 118
93,04
Laporan Kinerja Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
6
DANA INSENTIF DAERAH
30.363.951.982,00
7
PENGHASILAN GURU
12.304.202.500,00
8
TUNJANGAN PROFESI
157.886.659.860,00
9
BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH
378.042.000,00
10
DANA PENGUATAN DESENTRALISASI FISKAL
3.028.750,00
11
DPPIP
245.426.000,00
12
75.000.000,00
14
DIPIPD DANA PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAERAH DANA DAERAH PROYEK PEMERINTAH DESENTRALISASI (D2PSD)
15
DANA DESA (APBN)
1.111.924.025,00
16
KAS DI RSUD
42.760.715.031,08
17
KAS DI BENDAHARA JKN
20.336.178.684,00
13
TOTAL
138.339.250,00 16.779.000,00
574.241.435.054,80
Sisa anggaran lebih tahun 2015 yang berasal/bersumber darai dana daerah dan DAU dapat digunakan secara bebas baik untuk belabja tidak langsung maupun belanja langsung, namun demikian proses penganggarannya tetap harus memperhatikan adanya penangguhan kegiatan dan didasarkan pada ketentuan yang berlaku, sedangkan yang besarsal/bersumber dari dana selain dana daerah dan DAU harus didasarkan pada Petunjuk Teknisnya maupun ketentuan lain yang dipersamakan.
BAB III - 119