BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1
Kajian Teoretis
2.1.1 Pengertian Kemampuan Didalam kamus bahasa Indonesia (dalam Ian, 2010:1) kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta berlebihan). Mampu dalam hal ini tentu berkaitan dengan kesanggupan seseorang untuk mengerjakan sesuatu yang dibebankan kepadanya. Seseorang dikatakan mampu tentu mempunyai keahlian yang harus dimiliki dan merupakan suatu hasil dari belajar. Sebagaimana definisi dari belajar yang diungkapkan oleh Slamto (2010:2) belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh sebagai hasil dari pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Chaplin (dalam Ian, 2010:1)
ablity (kemampuan, kecakapan,
ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan tenaga untuk melakukan suatu perbuatan. Sedangkan menurut Robbins (dalam Ian, 2010:1) kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktik. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah daya untuk suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. 2.1.2 Pengertian Membaca
Menurut Somadayo (2011:4) Membaca adalah suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tulis. Disamping itu, membaca juga merupakan suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata / bahan tulis. Menurut Nurhadi (1987 : 13 ) “Membaca adalah suatu proses yang kompleks dan rumit”. Kompleks berarti dalam proses membaca terlibat berbagai faktor internal dan faktor eksternal pembaca. Faktor internal berupa faktor intelegensi, minat, sikap bakat, motivasi, tujuan pembaca, dan sebagainya. Faktor eksternal bisa dalam bentuk sarana pembaca, teks bacaan, faktor lingkungan atau faktor latar belakang sosial ekonomi, kebiasaan, dan tradisi membaca. Harjasujana ( 1987 : 13 ) menyatakan bahwa “Membaca adalah suatu kegiatan komunikasi interaktif yang memberikan kesempatan kepada pembaca dan penulis untuk membawa latar belakang dan hasrat masing-masing”. Lebih lanjut, menurut Davies ( 1997 : 1 ), membaca sebagai suatu proses mental atau proses kognitif yang di dalamnya seorang pembaca diharapkan bisa mengikuti dan merespon terhadap pesan si penulis. Dari sini dapat dilihat bahwa kegiatan membca merupakan sebuah kegiatan yang bersifat aktif dan interaktif. Dengan pengetahuannya, pembaca harus bisa mengikuti jalan pikiran penulis dan dengan daya kritisnya ditantang untuk bisa merespon dengan menyetujui atau bahkan untuk tidak menyetujui gagasan atau ide-ide yang dilontarkan seorang penulis. Menurut Mulyati ( 2002 : 5.3 ) pengertian membaca yang disebutkan berikut ini adalah suatu pengertian yang meliputi berbagai aspek membaca, yaitu : 1. Membaca merupakan suatu proses dekoding (decoding), arinya membaca adalah
suatu kegiatan untuk memecah kode-kode bahasa berupa lambang-lambang
verbal. Lambang verbal ialah rangkaian huruf yang mengikuti suatu konvensi tertentu ( misalnya ejaan ). Rangkaian huruf ini membentuk suatu wacana yang berisi suatu informasi atau pengertian. 2. Membaca adalah sebuah keterampilan berbahasa. Dalam pengertian ini, keterampilan berbahasa hanya diperoleh melalui latihan bukan pembawaan sejak lahir.
Berbagai
keterampilan
yang
dimaksud
disiniialah
keterampilan
menggerakkan otot-otot mata, menggunakan kamus, menggunakan grafik mengatasi kesulitan membaca, mencari ide pokok dan penjelas, dan sebagainya 3. Membaca merupakan proses merekonstruksi makna sebuah teks. Dalam
pengertian ini membaca merupakan suatu untuk menelusuri makna yang ada di dalam sebuah tulisan. 4. Membaca merupakan suatu pemindahan lambang visual (katon) menjadi
lambang auditoris (bunyi). Ini merupakan pengertian klasik. Pengertian ini terutama berlaku pada membaca permulaan. 5. Membaca merupakan suatu proses mengolah bacaan secara kritis kreatif yang
dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh dan mendalam tentang isi bacaan. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah proses pengucapan tulisan untuk mendapatkan isinya. Pengucapan tidak selalu dapat didengar, misalnya membaca dalam hati. Selanjutnya, membaca merupakan aktivitas yang tidak bisa dilepaskan dari menyimak, berbicara, dan menulis. Sewaktu membaca, pembaca yang baik akan memahami bahan yang dibacanya. 2.1.3
Tujuan Membaca Kegiatan membaca yang dilakukan oleh seseorang tentu memiliki tujuan tertentu.
Namun pada dasarnya membaca memiliki dua tujuan. Yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus. Tujuan umum membaca adalah untuk mencari dan mendapatkan informasi dari sumber yang dibaca. Dan secara khusus Tarigan (2008:7) mengemukakan bahwa membaca memiliki beberapa tujuan sebagai berikut: 1. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah
dilakukan oleh para penemu. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian atau fakta (reading for details or facts). 2. Membaca untuk mengetahui mengapa hal tersebut merupakan topik yang baik atau menarik. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for mains ideas). 3. Membaca untuk mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita. Membaca seperti ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan (reading for sequence or organization). 4. Membaca untuk mengetahui dan menemukan apa-apa yang tidak bisa atau tidak
wajar mengenai seorang tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk mengelompokkan (reading for classify). http://20211867.siap-sekolah.com/2012/04/14/pengertian-dan-tujuan-membaca/ Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca adalah suatu peristiwamembangun konsep, memberi pengetahuan, mengembangkan intelektualitas, mengerti dan memahami problem orang lain, mengembangkan konsep diri dan sebagai suatu kesenangan. 2.1.4
Manfaat Membaca Menurut Somadayo ( 2011 : 1-2 ) Membaca merupakan salah satu keterampilan
berbahasa yang sangat penting di samping tiga ketampilan berbahasa lainnya. Hal ini karena membaca merupakan sarana untuk mempelajari dunia lain sehingga manusia
bisa memperluas pengetahuan, bersenang-senang, dan menggali pesan-pesan tertulis dalam bahan bacaan. Walaupun demikian, membaca bukanlah pekerjaan yang mudah. Membaca adalah sebuah proses yang bisa dikembangkan dengan menggunakan teknik-teknik yang sesuai dengan tujuan membaca tersebut. Seiring dengan hal tersebut di atas, pada era informasi dan komunikasi yang serba cepat ini, seorang profesional dituntut agar mengikuti laju perkembangan zaman. Untuk mengikuti laju perkembangan zaman tersebut, setiap orang harus mengimbanginya dengan kemampuan membaca. Kemampuan membaca tersebut dapat dilakukan untuk menyerap informasi sebanyak mungkin dari berbagai media dengan dibutuhkan keterampilan membaca yang memadai. Hal ini disebabkan oleh hampir seluruh informasi disajikan dalam bentuk bacaan berupa buku, majalah, surat kabar, internet, dan dokumen. Kemampuan membaca yang memadai dapat dicapai dengan cara mengimbanginya dengan pemahaman sehingga menunjukkan bahwa pembaca telah memperoleh kemampuan membaca. Membaca merupakan salah satu di antara empat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) yang penting untuk dipelajari dan dikuasai oleh setiap individu. Dengan membaca, seseorang dapat bersantai, berinteraksi dengan perasaan dan pikiran, memperoleh informasi, dan meningkatkan ilmu pengetahuan. Suyatmi dalam Dini Anugraheni (2006: 18) mengemukakan bahwa ada beberapa manfaat membaca, yaitu: a) Kita dapat menemukan sejumlah informasi dan pengetahuan yang berharga
dalam praktek kehidupan sehari-hari. b) Kita dapat berkomunikasi dengan pemikiran, pesan, dan kesan pemikir-pemikir
kenamaan dari segala penjuru dunia lebih dari segi waktu dan ruang. c) Kita dapat mengetahui peristiwa besar dalam sejarah, peradapan, dan
kebudayaan suatu bangsa. d) Kita dapat mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir
dunia. e) Kita dapat mengayakan batin, meluaskan cakrawala kehidupan dan dapat meningkatkan taraf hidup dan budaya keluarga, masyarakat, nusa dan bangsa. f) Kita dapat memecahkan berbagai masalah kehidupan yang dapat mengantarkan
seseorang menjadi cerdik dan pandai. g) Kita dapat mengisi waktu luang dengan kesibukan yang bermanfaat. Adapun manfaat membaca lain diantaranya sebagai berikut: 1. Membaca akan meningkatkan kosakata Anda. Anda dapat belajar bagaimana
mengira suatu makna dari suatu kata (yang belum Anda ketahui) dengan membaca konteks dari kata-kata lainnya di sebuah kalimat. Buku, terutama yang menantang, akan menampakkan kepada Anda begitu banyak kata yang mungkin sebaliknya belum Anda ketahui. 2. Membangun kepercayaan diri. Semakin banyak yang Anda baca, semakin
banyak pengetahuan yang Anda dapatkan. Dengan bertambahnya pengetahuan, akan semakin membangun kepercayaan diri. Jadi hal ini merupakan reaksi berantai. Karena Anda adalah seorang pembaca yang baik, orang-orang akan mencari Anda untuk mencari suatu jawaban. Perasaan Anda terhadap diri Anda sendiri akan semakin baik. [Namun ingat, ikhlas tetap merupakan jalan untuk mencapai kesuksesan, dan berhati-hatilah dari sikap merasa bangga diri. Bersyukurlah selalu kepada Allah atas secuil pengetahuan yang Anda miliki]. 3. Meningkatkan memori. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa jika Anda
tidak menggunakan memori anda, Anda bisa kehilangannya. Teka-teki silang
adalah salah satu contoh permainan kata yang dapat mencegah penyakit Alzheimer. Membaca, walaupun bukan sebuah permainan, akan membantu Anda meregangkan “otot” memori Anda dengan cara yang sama. Membaca itu memerlukan ingatan terhadap detail, fakta dan gambar pada suatu literatur, alur, tema atau karakter cerita. 4. Meningkatkan kedisplinan. Mencari waktu untuk membaca adalah sesuatu yang kita sudah mengetahuinya untuk dilakukan. Namun, siapa yang membuat jadwal untuk membaca buku setiap harinya? Hanya sedikit sekali. Karena itulah, menambahkan aktivitas membaca buku ke dalam jadwal harian Anda dan berpegang dengan jadwal tersebut akan meningkatkan kedisiplinan. 5. Meningkatkan kreativitas. Membaca tentang keanekaragaman kehidupan dan membuka diri Anda terhadap ide dan informasi baru akan membantu perkembangan sisi kreatif otak Anda, karena otak Anda akan menyerap inovasi tersebut ke dalam proses berfikir Anda. Sumber: http://rachdie.blogdetik.com/2011/02/05/8-manfaat-membaca/ Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa manfaat membaca merupakan suatu hal yang dapat membantu seseorang dalam menghilangkan kecemasan, kegundahan, kebodohan, dan bisa mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata. 2.1.5
Pengertian Kegiatan Membaca Menurut Nurgiyantoro (2010 : 340) Kegiatan membaca merupakan aktivitas
mental memahami apa yang dituturkan pihak lain melalui sarana tulisan. Jika dalam kegiatan menyimak diperlukan pengetahuan tentang sistem bunyi bahasa yang
bersangkutan, dalam kegiatan membaca diperlukan pengetahuan tentang sistem penulisan, khususnya yang menyangkut huruf dan ejaan. Pada hakikatnya huruf dan atau tulisan hanyalah lambang bunyi bahasa tertentu. Oleh karena itu, dalam kegiatan membaca kita harus mengenali bahwa lambang tulis tertentu itu mewakili, ( melambangkan, menyarankan) bunyi tertentu yang mengandung makna yang tertentu pula. Menurut Mulyati ( 2002 : 4.5 ) Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dalam kegiatan membaca, antara lain : 1. Kegiatan membaca bisa dilakukan oleh siapa saja ( anak-anak, remaja, dewasa,
anak-anak putus sekolah, pegawai, ibu rumah tangga, laki-laki, perempuan, dan lain-lain ); di mana saja ( rumah, sekolah, kantor, dalam kenderaan, dan lain-lain); dan kapan saja. 2. Pembaca melakukan aktivitas baca untuk berbagai keperluan dan tujuan;
misalnya untuk mengisi waktu luang dan mencari hiburan. 3. Jenis bacaan itu bermacam-macam
Dilihat dari sasaran pembacanya : bacaan anak-anak, bacaan remaja, bacaan dewasa, bacaan khusus wanita/pria, bacaan umum/khusus, dan lain-lain. Dilihat dari sifat bacaan : bacaan fiksi (rekaan) dan bacaan nonfiksi (faktual). Dilihat dari ragam bacaan : koran, majalah/ilmiah, buku-buku ajar, buku ilmu pengetahuan, dan lain-lain. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan membaca merupakan suatu aktivitas mental memahami apa yang dituturkan pihak lain melalui sarana tulisan, sehingga pembaca bisa memahami apa yang dimaksud dalam tulisan/bacaan tersebut. 2.1.6 Pengertian Membaca Nyaring
Membaca nyaring merupakan kegiatan yang dilakukan dengan vokal yang keras dan jelas. Keras di sini dalam arti tidak sampai berteriak-teriak. Hal ini dimaksudkan supaya orang lain mengetahui apa yang kita baca. Dalam membaca nyaring harus memperhatikan intonasi, lafal dan jeda. Selain itu, harus bisa berekspresi sesuai isi teks yang dibaca. http://artikelkependidikan.blogspot.com/2011/05/membaca-nyaring.html Membaca nyaring atau membaca bersuara merupakan kelanjutan dari membaca permulaan. Pada membaca permulaan tekanan ada pada kelancaran dan ketepatan penyuaraan huruf, pada membaca nyaring atau membaca bersuara difokuskan pada tekanan kata, lagu kalimat atau intonasi, jeda, dan menguasai tanda baca. Keempatnya harus tepat. Jika ketepatan ini diabaikan, maka siswa akan mengalami kesulitan pada waktu membaca dalam hati atau membaca intensif di kelas tinggi. Siswa hanya bisa membaca tetapi sulit menemukan pemahaman yang dikandung dalam bacaan. http://supardi-uncen.blogspot.com/2010/01/bab-5-membaca-nyaring.html Membaca nyaring merupakan aktifitas antara guru dan murid atau pembaca dengan pendengar untuk bersama-sama memahami makna suatu bacaan. Pembaca nyaring juga dituntut keterampilan memahami makna dan perasaan yang terkandung dalam bacaan. Pembaca nyaring juga dituntut keterampilan penafsiran lambang tulis, penyusunan kata-kata, serta penekanan sehingga sesuai dengan ujaran nyata dalam kehidupan sehari-hari. Pembaca nyaring juga dituntut memiliki kecepatan mata yang tinggi serta pandangan yang jauh karena di samping membaca juga harus menjaga hubungan harmonis dengan pendengar. Lawan membaca nyaring adalah membaca dalam hati. Membaca dalam hati bibir tidak boleh bergerak-gerak, apalagi
mengeluarkan suara meskipun perlahan. Jika ini dilakukan maka akan menghambat perkembangan
jenis
membaca
dalam
hati.
Tersedia
di
http://supardi-uncen.blogspot.com/2010/01/bab-5-membaca-nyaring.html Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan seorangpengarang. (Tarigan1978:23).http://deniyuniardimd.blogspot.com/2011/12/membaca-nyaring-danmembaca-dalam-hati.html Dalam membaca nyaring, selain penglihatan dan ingatan, juga turut aktif auditory memory(ingatan pendengaran) dan motor memory (ingatan yang bersangkut paut dengan otot-otot kita).(Multon,197
0:15 dalam Tarigan 1979:23).
Membaca nyaring adalah sebuah pendekatan yang dapat memuaskan serta memenuhi berbagai ragam tujuan serta mengembangkan sejumlah keterampilan serta minat. Oleh karena itu, dalam mengajarkan keterampilan-keterampilan membaca nyaring, guru harus memahami proses komunikasi dua arah. Lingkaran komunikasi belumlah lengkap jika pendengar belum memberi tanggapan secukupnya terhadap pikiran atau perasaan yang diekspresikan oleh pembaca. Memang tanggapan tersebut mungkin hanya dalam hati, tetapi bersifat apresiatif, mempunyai nilai apresiaisi yang tinggi. (Dawson (et al) 1936:215-216). Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis, baik yang berupa pikiran,
perasaan, sikap, ataupun pengalaman penulis (Liliana Muliastuti dan Euis Sulastri, 2009: 9 dalam www.saujana.sg). Tutik Setiowati (2007: 15) menyatakan bahwa membaca “Membaca nyaring adalah cara membaca dengan bersuara, yang perlu diperhatikan adalah pelafalan vokal maupun
konsonan,
nada
atau
lagu
ucapan,
penguasaan
tanda-tanda
baca,
pengelompokan kata atau frase ke dalam satuan-satuan ide, kecepatan mata, dan ekspresi” (www.digilib.unnes.ac.id). Pembaca harus memahami aksara di atas kertas serta memproduksikan suara yang tepat dan bermakna. Membaca nyaring pada hakikatnya merupakan suatu masalah lisan atau oral matter. Oleh karena itu, dalam pengajaran bahasa asing aktivitas membaca nyaring lebih ditujukan pada pengucapan (pronounciation) daripada pemahaman (comprehension). Mengingat hal tersebut, maka bahan bacaan haruslah dipilih yang mengandung isi dan bahasa yang relatif mudah dipahami.(Broughton(et al) 1978:91). Membaca nyaring menurut Zainuddin (1992:124) : Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis, baik yang berupa pikiran, perasaan, sikap, ataupun pengalaman penulis. Membaca nyaring menurut Tarigan (1985:22) : Membaca nyaring adalah suatu kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid ataupun pembaca bersama-sama dengan
orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran dan perasaan seseorang pengarang. Membaca nyaring menurut Gruber (dalam Rahim, 2008:24) : Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan bersuara dengan memperhatikan struktur kata (akata, kata majemuk, dan frasa) dan kalimat, lafal, intonasi dan jeda. Membaca nyaring menurut Ellis, dkk (dalam Rahim, 2008:23) : Membaca nyaring adalah aktivitas atau kegiatan membaca bersuara dengan memperhatikan lafal, intonasi serta ekspresi dengan tujuan menghasilkan siswa yang lancar membaca. Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita perhatikan bahwa kegunaan membaca nyaring sangat terbatas. Sedikit orang yang dituntut membaca nyaring dalam kegiatan rutin sehari-hari, seperti penyiar radio, pembicara televisi, pengacara, atau pastor. Demikianlah, dari segi mayoritas, kegunaan atau kepentingannya memang terbatas. (Broughton (et al) 1978:92). Bertolak pada uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca nyaring adalah berbagai kecakapan berbahasa dalam menyuarakan kalimat dalam bacaan dengan intonasi dan jeda yang tepat agar mudah kepada pembaca dan pendengar dalam menangkap pesan / informasi bacaan. 2.1.7
Pentingnya Membaca Nyaring Kemampuan membaca yang baik dan benar sangat penting peranannya dalam
membantu anak mempelajari berbagai hal. Melalui aktivitas membaca yang baik dan benar, anak akan mampu mengambil intisari dari bahan bacaannya. Dengan demikian, anak bisa mendapatkan sesuatu dari aktivitas membaca yang ia lakukan. Semakin
banyak intisari yang bisa dipahami dari bahan bacaannya maka semakin banyak pula pengetahuan yang anak peroleh. Banyaknya pengetahuan ini tentu akan sangat membantu si anak dalam menjalani hari-harinya kemudian. Selain itu, kemampuan nalar (reasoning) anak juga akan berkembang dengan pesat ketika ia berhasil mendapatkan informasi
melalui
bahan
bacaannya.http://www.smkdarunnajah.sch.id/2011/06/pentingnya-kemampuan-membac a.html, Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pentingnya membaca nyaring dapat membuat peserta didik memperoleh pengetahuan secara langsung dari bahan yang dibacanya. 2.1.8
Manfaat Membaca Nyaring Gruber (dalam Farida, 2011:125) mengemukakan lebih rinci manfaat dan
pentingnya membaca nyaring untuk anak-anak tersebut seperti dijelaskan berikut ini : 1. 2. 3. 4. 5.
Memberikan contoh kepada siswa proses membaca secara positif. Mengekspos siswa untuk memperkaya kosakatanya. Memberi siswa informasi baru. Mengenalkan kepada siswa dari sastra yang berbeda-beda. Memberi siswa kesempatan menyimak dan menggunakan daya imajinasinya.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa manfaat membaca nyaring yaitu dapat membantu siswa dalam mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir. 2.1.9
Pengertian Metode Menurut Rothwell & Kazanas mengemukakan bahwa metode adalah cara,
pendekatan, atau proses untuk menyampaikan informasi.
http://dedikurniawanstmikpringsewu.wordpress.com/2013/07/24/pengertian-dan-definis i-metode-penelitian-dan-metode-penelitian/. Metode (method), secara harfiah berarti cara. Selain itu metode atau metodik berasal dari bahasa Greeka, metha, (melalui atau melewati), dan hodos (jalan atau cara), jadi metode bisa berarti jalan atau cara yang harus di lalui untuk mencapai tujuan tertentu. Secara umum atau luas metode atau metodik berarti ilmu tentang jalan yang dilalui untuk mengajar kepada anak didik supaya dapat tercapai tujuan belajar dan mengajar. Prof. Dr.Winarno Surachmad (1961), mengatakan bahwa metode mengajar adalah cara-cara pelaksanaan dari pada murid-murid di sekolah. Pasaribu dan simanjutak (1982), mengatakan bahwa metode adalah cara sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan. Pengertian organisasi dan metode secara lengkap adalah : Rangkaian proses kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kegunaan segala sumber dan faktor yang menentukan bagi berhasilnya proses manajemen terutama dengan memperhatikan fungsi dan dinamika organisasi atau birokrasi dalam rangka mencapai tujuan yang sah ditetapkan. Tersedia di http://expresisastra.blogspot.com/2013/10/Pengertian-metode-dan-metodologi-Penelitia n-dan-perbedaannya.html Metode merupakan salah satu strategi atau cara yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar yang bertujuan yang hendak dicapai, semakin tepat metode yang digunakan oleh seorang guru maka pembelajaran akan semakin baik. Metode
berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu (Ulih Bukit Karo-Karo, 1985: 7). Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran (Nana Sudjana, 1988: 76). Metode mengajar adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pengajaran yang ingin dicapai, sehingga semakin baik penggunaan metode mengajar semakin berhasillah pencapai tujuan, artinya apabila guru dapat memilih metode yang tepat yang disesuaikan dengan bahan pengajaran, murid, situasi kondisi, media pengajaran maka semakin berhasillah tujuan pengajaran yang ingin dicapai (Sutomo, 1993: 155). Berdasarkan beberapa pendapat tersebut metode adalah cara-cara yang digunakan yang dilakukan guru dalam rangka proses kegiatan belajar-mengajar, sehingga individu yang diajar akan dapat mencerna, menerima dan mampu mengembangkan bahan-bahan/ materi yang diajarkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Tersedia di http://cumanulisaja.blogspot.com/2012/09/pengertian-metode.html. Menurut Hidayat (1990: 60) Metode berasal dari bahasa Yunani: methodos, yang berarti jalan atau cara. Dalam filsafat dan ilmu pengetahuan, metode diartikan sebagai cara memikirkan dan memeriksa sesuatu hal menurut sesuatu rencana tertentu, atau cara melakukan sesuatu. Dalam dunia pengajaran metode diartikan sebagai rencana penyajian bahan yang menyeluruh dengan urutan yang sistematis berdasarkan pendekatan dan strategi tertentu.
Pengertian ini
menegaskan
bahwa metode merupakan
cara
melaksanakan pekerjaan yang didasarkan pada strategi dan pendekatan tertentu.
Artinya, pendekatan dan strategi mendasari penyusunan suatu metode. Tersedia di http://panduanguru.com/pengertian-metode-dan-jenis-jenis-metode-belajar-sambil-berm ain/. Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa metode merupakan suatu cara melakukan sesuatu terutama yang berkenaan dengan rencana tertentu. 2.1.10 Tujuan Metode Berbagai teori bahasa dan pembelajaran bahasa jelas mempengaruhi fokus suatu metode yaitu menentukan hal-hal yang hendak dicapai oleh sesuatu metode. Spesifikasi tujuan pembelajaran tertentu jelas merupakan produk rancang-bangun, bukan merupakan produk pendekatan. Beberapa metode terutama berfokus pada keterampilan lisan dan mengatakan bahwa keterampilan membaca dan keterampilan menulis merupakan fokus sekunder dan diturunkan dari transfer keterampilan lisan. Beberapa metode mengutamakan pengajaran keterampilan komunikasi umum dan memberikan prioritas yang lebih besar kepada kemampuan mengekspresikan diri sendiri secara bermakna dan membuat diri sendiri lebih memahaminya daripada ketepatan gramatikal atau ucapan yang sempurna. Beberapa metode memberi penekanan yang lebih besar kepada tata bahasa dan ucapan yang tepat sejak dini. Beberapa metode lebih mengutamakan pengajaran tata bahasa dan kosakata dasar suatu bahasa, yang mungkin membatasi tujuan mereka dalam linguistik daripada dalam perilaku pembelajaran, yaitu dalam proses dan kemampuan yang diharapkan akan diperoleh sang pembelajar sebagai hasil pengajaran. Itulah kira-kita sebabnya, maka Gattegno (1972 : 89) menulis bahwa “ pembelajaran tidak dilihat sebagai sarana pengumpulan pengetahuan tetapi sebagai
sarana pencetak pembelajar yang lebih cakap dan pandai dalam segala hal yang diharapkan yang diperoleh seseorang di dalamnya”. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa setiap metode mempunyai tujuan umum dan tujuan khusus. Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tujuan metode merupakan suatu cara untuk menentukan berbagai hal yang akan dicapai oleh seseorang. 2.1.11 Pengertian Pemberian Tugas Menurut Sagala ( dalam buku Abimanyu 2010 : 6.26 ) mengemukakan bahwa metode pemberian tugas adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan cara memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar, dan kemudian hasil pelaksanaan tugas itu dilaporkan kepada guru. Metode pemberian tugas dapat diartikan sebagai suatu format interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya satu tugas atau lebih tugas yang diberikan oleh guru, dimana penyelesaian tugas-tugas tersebut dapat dilakukan secara perorangan atau saudara kelompok sesuai dengan perintahnya (Moedjiono dan Dimyati, 1992/1993). http://partha31.wordpress.com/2012/01/14/metode-pemberian-tugas-proyek-dan-pengaj aran-beregu-dalam-pembelelajaran-matematika/ Dari pernyataan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode pemberian tugas yaitu suatu metodemengajar yang merupakan suatu pemberian pekerjaan oleh guru kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dengan pemberian tugas tersebut siswa belajar, mengerjakan tugas. Dalam melaksanakan kegiatan belajar siswa diharapkan memperoleh suatu hasil berupa perubahan tingkahlaku tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
2.1.12 Kelebihan dan Kekurangan Metode Pemberian Tugas Menurut Abimanyu ( 2010 : 6.27 ) dalam metode ini terdapat beberapa kelebihan, dan kekurangan antara lain: 1.
Kelebihan metode pemberian tugas a. Pengetahuan yang dipelajari lebih meresap, tahan lama, dan lebih otentik. b. Melatih siswa untuk berani mengambil inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri. c. Tugas yang diberikan guru dapat memperdalam, memperkaya, atau memperluas wawasan siswa tentang apa yang dipelajari. d. Siswa dilatih kebiasaan mencari dan mengolah informasi seniri. e. Metode ini jika dilakukan berbagai variasi dapat menggairahkan siswa belajar.
2.
Kelemahan metode pemberian tugas a. Bagi siswa yang malas cenderung melakukan kecurangan atau mereka hanya
meniru pekerjaan orang lain. b. Ada kalanya tugas itu dikerjakan oleh orang lain sehingga siswa tidak memperoleh hasil belajar apa-apa. c. Jika tugas yang diberikan siswa terlalu berat dapat menimbulkan stress pada
siswa d. Ada kalanya guru memberi tugas tanpa menyebutkan sumbernya, akibatnya
siswa sulit untuk menyelesaikannya. Dari uraian kelebihan dan kekurangan metode pemberian tugas tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tidak semua metode pembelajaran hanya memiliki kelebihan saja, akan tetapi juga memiliki kekurangannya. Jadi jika setiap mengajarkan materi pelajaran kepada siswa maka metode yang dipakai harus disesuaikan dengan materi pelajaran, serta kondisi siswa tersebut. 2.1.13 Pembelajaran Membaca Nyaring Melalui Metode Pemberian Tugas di SD
Proses pembelajaran adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah yang diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Metode pembelajaran turut menentukan sejauhmana lingkungan menjadi lingkungan belajar yang baik. Lingkungan belajar yang baik adalah apabila bersifat menantang dan merangsang siswa belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan serta mencapai tujuan yang diharapkan. Pembelajaran membaca nyaring melalui metode pemberian tugas ini sangatlah penting untuk diterapkan di SD, khususnya pada kelas rendah. Membaca nyaring lebih banyak menuntut penguasaan teknik. Membaca nyaring harus sudah tuntas diberikan di kelas IV sekolah dasar agar di kelas selanjutnya murid tidak mengalami kendala. Jika di kelas IV pembelajaran membaca nyaring tuntas diberikan maka di kelas V dan VI anak akan tumbuh kesukaannya membaca. Mengapa, karena penguasaan membaca teknik akan memberikan kepuasan membaca. Jika tersedia bahan bacaan yang memadai anak akan gemar membaca atau dapat saja seorang murid menjadi kutu buku. Kekurangan ketersediaan buku bacaan menjadikan anak Indonesia tidak suka membaca, apalagi kutu buku. Penggemar buku saja jarang apalagi kutu buku. Bandingkanlah dengan bangsa lain. Ke mana saja mereka membawa buku dan di bacanya di mana saja. Sekalipun sambil bergelantungan di bus kota mereka sambil membaca. Semoga dengan kemampuan membaca nyaring yang baik dan harga buku murah dapat menjadikan bangsa Indonesia gemar membaca. Bukankah bangsa yang cerdas diukur dari kemampuan keterampilan berbahasa tulis. Kurikulum mengamanatkan agar pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah
diselenggarakan secara lebih bermakna. Melalui pembelajaran Bahasa Indonesia, siswa memperoleh keahlian praktis untuk berkomunikasi, yakni membaca, menulis, berbicara, dan menyimak dalam berbagai ranah berbahasa. Untuk itu, corak pembelajarannya harus lebih diwarnai dengan kegiatan berbahasa. Demikian pula dalam pembelajaran membaca di Sekolah Dasar, siswa harus lebih banyak dihadapkan dengan berbagai ragam bacaan. Selanjutnya, mereka dapat berkomunikasi dengan gagasan yang dituangkan dalam bahasa tulis tersebut. Berbagai keterampilan membaca harus dilatihkan kepada mereka agar kepemilikan keterampilan itu bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat betapa pentingnya keterampilan membaca dimiliki oleh siswa, maka guru di Sekolah Dasar perlu memiliki kompetensi yang memadai tentang substansi membaca dan kemampuan mengelola pembelajaran keterampilan membaca.
2.2
Kajian Penelitian Yang Relevan Penelitian yang berkaitan dengan kemampuan membaca nyaring sudah pernah
diteliti oleh Risnawati Malae. 2013. Meningkatkan kemampuan siswa membaca nyaring melalui media kartu kalimat di kelas 1 SDN 1 Limboto Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : apakah melalui media kartu kalimat, kemampuan siswa kelas 1 SDN 1 Limboto dalam membaca nyaring dapat
ditingkatkan ? tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca nyaring melalui media kartu kalimat di kelas 1 SDN 1 Limboto Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil observasi awal, dari 35 siswa, yang sudah mampu membaca nyaring sebanyak 8 orang atau 23%, pada siklus 1 meningkat menjadi 14 siswa atau 40%, dan pada siklus II siswa yang telah mampu membaca nyaring sebanyak 28 siswa atau 80%. Dari
hasil
penelitian
dapat
disimpulkan
bahwa
pembelajaran
dengan
menggunakan media kartu kalimat dapat meningkatkan kemampuan siswa klas 1 SDN 1 Limboto Kecamatan Limboto dalam membaca nyaring. Kata Kunci : Membaca Nyaring, Media Kartu Kalimat. Yulyan Wartabone, 2013. Meningkatkan kemampuan membaca nyaring melalui teks bacaan di kelas IV SDN 10 Mananggu Kabupaten Boalemo. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Rumusan penelitian adalah apakah kemampuan siswa membaca nyaring di kelas IV SDN 10 Mananggu dapat ditingkatkan melalui teks bacaan ? tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa membaca nyaring melalui teks bacaan di kelas IV SDN 10 Mananggu . Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Pengumpulan data diperoleh dengan teknik deskriptif kualitatif.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pada kegiatan belajar mengajar guru, hasil yang diperoleh pada siklus 1 dengan kriteria baik berjumlah 9 aspek atau 37,5%, pada siklus 2 meningkat menjadi 20 aspek atau 83%. Kegiatan siswa pada siklus 1 nilai baik yang diperoleh 50%, dan pada siklus 2 nilai baik meningkat menjadi 80%. Dengan tercapainya indikator kinerja yang yang ditetapkan oleh peneliti yaitu 80% telah tercapai dengan rata-rata nilai 83% dari 18 orang siswa. Saran dalam penelitian ini adalah setiap guru hendaklah mampu melaksanakan pembelajaran ini sebagai koreksi terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru dapat dioptimalkan. Hendaklah dipahami dengan baik oleh guru sehingga pelaksanaannya tidak terjadi kesalahan dimana penelitian tindakan kelas ini benar-benar terarah serta mencapai hasil yang diharapkan. Kata Kunci : Kemampuan, Membaca Siswa, Teks Bacaan Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan tersebut maka relevansi dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan Risnawati Malae dan Yulyan Wartabone dengan peneliti memiliki persamaan yang terletak pada konsep membaca nyaring sedangkan perbedaannya terletak pada metode yang digunakan dimana penelitian yang dilakukan peneliti adalah dengan menggunakan metode pemberian tugas serta subjek yang dilakukan oleh peneliti yaitu di kelas II. 2.3
Hipotesis Tindakan Berdasarkan hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini, jika guru menggunakan
metode pemberian tugas maka kemampuan membaca nyaring pada siswa kelas 2 Di
SDN 2 Telaga, Kabupaten Gorontalo dapat ditingkatkan. 2.4
Indikator Kinerja Yang menjadi indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah jika kemampuan
siswa dalam membaca nyaring dengan menggunakan metode pemberian tugas terjadi peningkatan dari 23% atau 6 siswa, menjadi 96% atau 25 siswa yang ada di kelas II SDN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo dengan nilai rata - rata ketuntasan minimal 75.