BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1 Kajian Teoretis 2.1.1
Hakikat Permainan Sepakbola Permainan sepak bola adalah permainan beregu yang dimainkan masing-
masing oleh sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga gawang, (Abdullah, 1985 : 409). Berbeda dengan permainan voli atau bola basket dimana pemain selalu menggunakan tangan pada waktu bermain, maka sepak bola hampir seluruhnya menggunakan kemahiran kaki, kecuali penjaga gawang yang bebas menggunakan seluruh anggota badanya. Tujuan dari permainan sepak bola ini adalah untuk memasukkan bola ke gawang sebanyak mungkin dengan pengertian bahwa semua pemain berusaha sekuat tenaga untuk memasukkan bola ke gawang lawan dan berusaha mempertahankan gawang agar terhindar dari serangan lawan agar tidak kemasukan bola. Permainan dilakukan dua babak, sedangkan di antara kedua kedua tersebut diberi waktu istrahat, adapun waktu yang di tetapkan pada masing – masing babak adalah 45 menit jadi waktu yang tersedia dalam permainan sepak bola adalah 2 x 45 menit. Adapun waktu yang digunakan untuk istirahat adalah 15 menit di samping itu pada babak kedua diadakan pertukaran tempat dan di akhir kedua babak apabila perolehan skor sama maka akan di adakan penambahan waktu 2 x 15 menit, hal itu biasanya terjadi pada Fainal pertandingan.
Permainan sepak bola sama seperti halnya cabang olahraga lainnya yang dalam pelaksanaannya memerlukan fasilitas dan peralatan. Berikut fasilitas dan peralatan sepak bola lengkap beserta ukuran-ukurannya. a. Lapangan permainan Ukuran untuk pertandingan-pertandingan internasional, panjang tidak boleh lebih 110 meter dan tidak boleh kurang dari 100 meter sedangkan lebar lapangan tidak boleh lebih dari 75 meter dan tidak boleh Kurang dari 64 meter. 1. Tanda perbatasan Garis-garis batas dari kapur putih jelas lebar garis 12 cm. Bendera sudut dibuat dari kain yang mudah dilihat. Tiang sudut sebagai titik pusat pada sudut lapangan dibuat seperempat lingkaran dengan jari-jari 1 yard yang membatasi daerah sudut. 2. Daerah gawang Dua garis ditarik tegak lurus dari garis gawang masing-masing antara tiang gawang dan sudut lapangan pada jarak 1,5 meter dari tiang gawang. Masing-masing garis tersebut panjang 5,5 meter. Ujung sejajar dengan garis gawang. Empat persegi panjang yang dibatasi oleh garis-garis tersebut disebut jarak gawang (goal area). 3. Daerah tendangan hukuman Dua garis masing-masing tarik tegak lurus dari garis gawang antara tiang gawang dan sudut lapangan pada jarak 16,5 meter dari tiang gawang, kedua garis tersebut dihubungkan dengan garis lurus sejajar dengan garis gawang.
Empat persegi panjang yang dibentuk oleh garis-garis tersebut dengan garis gawang disebut daerah tendangan hukuman atau penalty area. Titik tendangan hukuman diukur dari titik tengah garis gawang, tegak lurus dengan garis gawang dengan jarak 11 meter. Dengan titik tendangan hukuman sebagai pusat dan dengan jari-jari 9,15 meter ditarik suatu busur di luar masing-masing daerah tendangan hukuman. Hanya di dalam daerah tendangan hukuman penjaga gawang boleh memainkan bola dengan tangan b. Gawang Tinggi 2,44 meter diukur dari tanah sampai sisi bawah palang gawang. Lebar gawang 7,32 meter diukur dari sisi dalam kedua tiang gawang. Tiang dan palang gawang dibuat dari kayu atau logam tebal maksimum 12 cm di cat putih. Tiang dan palang gawang dapat berbentuk bulat, empat persegi, setengah bulat. Di belakang gawang dipasang jaring-jaring pada tiang dan palang gawang dan tanah di belakang gawang yang harus kuat dan tidak mengganggu penjaga gawang dalam bergerak. c. Bola Bola harus bulat, bagian luar bola dibuat dari kulit dengan ukuran lilngkaran bola tidak lebih dari 71 cm dan tidak boleh kurang dari 68 cm, berat permukaan tidak boleh lebih dari 453 gram dan tdak boleh kurang dari 396 gram. Untuk latihan lebih setiap orang sebuah bola. d. Perlengkapan 1. Perlengkapan perorangan
Setiap pemain hendaknya mempunyai sepatu bola dan pakaian latihan sendiri yang harus dipelihara baik-baik oleh pemain dan untuk membedakan pemain adalah nomor pada pakaian. 2. Perlengkapan team Setiap team hendaknya mempunyai kostum (pakaian bertanding) lebih dari satu set. Tiap set tidak Kurang dari 18 perangkat yang terdiri dari: a) Kaos baju bernomor, dua diantaranya kaos baju penjaga gawang bernomor 1 dan untuk pemain 2 s/d 18. b) Celana bertanding, dua diantaranya celana panjang dengan warna yang lain. c) Kaos kaki, dua diantaranya kaos kaki penjaga gawang, lebih baik berwarna lain pula d) Selain bola untuk latihan suatu team lebih baik mempunyai bola yang khusus untuk bertanding dimana mutu bola dipastikan baik. 2.1.2
Hakikat Keterampilan Menggiring Bola Keterampilan yang dimaksud pada pembahasan ini adalah keterampilan
gerak yang dimiliki seseorang ketika sedang menggiring bola. Sugiyanto (2000 : 811) menjelaskan keterampilan gerak merupakan salah satu kategori di dalam domain psikomotor, yang di dalam melakukannya diperlukan koordinasi dan kontrol tubuh secara keseluruhan atau sebagian tubuh. Tingkat koordinasi dan kontrol tubuh dalam melakukannya kurang kompleks. Untuk memiliki keterampilan gerak diperlukan proses belajar dan berlatih. Gerakan bisa dikuasai dengan baik apabila dipraktekkan secara berulang-ulang.
Kemudian Sugiyanto (2000 : 812) Keterampilan gerak dapat diklasifikasikan berdasarkan sudut pandang. Berikut disajikan klasifikasi, yaitu berturut-turut mengenai : a.
Klasifikasi berdasarkan kecermatan gerakan. Berdasarkan
kecermatan
gerakan
atau
jenis
otot-otot
yang
terlibat,
keterampilan gerak bisa dikategorikan menjadi dua, yaitu : 1. Keterampilan gerak kasar adalah gerakan yang di dalam pelaksanaanya melibatkan otot-otot besar sebagai basis utama gerakan. Misalnya seperti keterampilan gerak loncat, dan lempar. 2. Keterampilan gerak halus adalah gerakan yang di dalam pelaksanaannya melibatkan otot-otot halus sebagai basis utama gerakan, misalnya keterampilan gerak menarik. b. Klasifikasi berdasarkan perbedaan titik awal dan akhir gerakan Gerakan ada yang mudah, bisa diketahui bagian awal dan bagian akhir, tetapi ada juga yang sukar untuk bisa diketahui. Dengan karakteristik seperti itu, keterampilan gerak bisa dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu : 1. Keterampilan gerak diskret Keterampilan
gerak
diskret
adalah
keterampilan
gerak
dimana
pelaksanaannya bisa dibedakan secara jelas titik awal dan titik akhir dari gerakan, misalnya gerakan mengguling ke kanan atau ke kiri. Titik awal gerakannya adalah pada saat pelaku sudah berbaring baik itu terlentang ataupun tengkurap, sedangkan titik akhirnya adalah pada saat pelaku sudah dalam posisi berbaring yang terlentang ataupun tengkurap.
2. Keterampilan gerak serial Keterampilan serial adalah keterampilan gerak yang dilakukan beberapa kali secara berlanjut, misalnya gerakan mengguling ke kanan atau ke kiri beberapa kali. 3. Keterampilan gerak kontinyu Keterampilan gerak kontinyu, untuk melaksanakannya lebih dipengaruhi oleh kemauan si pelaku dan stimulus eksternal, dibandingkan dengan pengaruh bentuk gerakannya sendiri, misalnya sewaktu menendang bola sambil berlari, yang menentukan adalah keadaan bola dan maunya si pelaku untuk menendangnya; sedang bentuk gerakannya sendiri bisa berubah-ubah atau tidak terpaku pada bentuk gerakan tertentu yang baku. c. Klasifikasi berdasarkan stabilitas lingkungan Berdasarkan
keadaan
kondisi
lingkungan
keterampilan
gerak
bisa
dikategorikan menjadi 2, yaitu : Keterampilan tertutup Keterampilan tertutup adalah keterampilan gerak dimana pelaksanaannya terjadi pada kondisi lingkungan yang tidak berubah, dan stimulus gerakannya timbul dari dalam diri si pelaku, misalnya gerakan meloncati balok kecil. Dalam gerakan ini pelaku memulainya dan bergerak berdasarkan apa yang direncanakan. Keterampilan terbuka Keterampilan terbuka adalah keterampilan gerak dimana pelaksanaannya terjadi pada kondisi lingkungan yang berubah-ubah, dan pelaku bergerak
menyesuaikan dengan stimulus yang timbul dari lingkungannya, misalnya mengejar teman, pelaku mengejar temannya dengan menyesuaikan kondisi atau arah agar temannya dapat tertangkap. Pelaku dipaksa untuk mengamati kecepatan, arah, dan jarak teman hingga dapat menangkapnya. Dengan demikian keterampilan menggiring bola adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menggiring bola dengan koordinasi dan kontrol tubuh baik secara keseluruhan atau sebagian tubuh dengan baik dan benar. Untuk mengetahui bagaimanakah seseorang yang mempunyai keterampilan menggiring bola, harus diketahui dulu apa sebenarnya yang dimaksud dengan menggiring bola. Menggiring bola merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan Sepakbola yang harus dikuasai dengan baik oleh setiap pemain. Kusyanto (1999 : 36) mengatakan bahwa : “menggiring bola adalah menggulingkan bola di tanah sambil berlari”. Setiap pemain Sepakbola harus dapat menggiring bola dengan baik, karena mengiring bola merupakan bagian yang sangat penting dan berperan pada taktik perorangan, juga dimaksudkan untuk menyelamatkan bola apabila tidak ada kemungkinan passing dengan segera. Lebih lanjut Nurjaeni (1994 :51) mengatakan bahwa: “menggiring bola adalah memainkan bola sambil berlari yang dapat dilakukan dengan arah lurus maupun berkelok-kelok”. Sjarifudin
dan
Munadi
(1991/1992
:151)
mengatakan
bahwa
menggiring bola adalah cara membawa bola dengan mempergunakan kaki dengan tujuan agar bola yang akan ditendang ke arah gawang akan lebih dekat di samping menggiring menghindari sergapan lawan. Pada waktu menggiring bola setiap
pemain harus dapat bertindak dengan cepat dan tepat, serta menggunakan berbagai variasi serta mengubah arah, berhenti dengan tiba-tiba, maupun melakukan gerakan kecepatan dengan secara tiba-tiba. Ditambahkan pula oleh Tarigan (2001 : 69) bahwa keterampilan menggiring bola adalah suatu atraksi yang sangat menarik dan menggairahkan dalam permainan Sepakbola. Hal senada juga dikemukakan oleh Supardiono, dkk ( 1995 : 28) bahwa menggiring bola
merupakan cara untuk mendapatkan
permainan yang baik dan menarik apabila dilakukan dengan benar. Oleh sebab itu menggiring bola merupakan seni dalam permainan Sepakbola. Sukarman, dkk (1997 : 30) menjelaskan ketika menggiring bola hal yang harus diperhatikan adalah : a. Berdiri tegak dengan rileks di belakang bola. b. Giring bola dengan kaki bagian dalam secara perlahan-lahan dan pergantian kaki kiri dan kaki kanan. c. Badan dan kepala sedikit membungkuk dan sesekali melihat ke depan. d. Badan dan tangan bergerak secara rileks. Untuk menggiring bola tentunya kita harus mempunyai prinsip teknik menggiring bola sebagaimana yang dikemukakan oleh Soekatamsi (1997 : 33) bahwa: a. Bola di dalam penguasaan pemain, bola selalu dekat dengan kaki. Badan pemain antara bola dengan lawan supaya tidak mudah direbut lawan, sehingga bola selalu terkontrol. b. Di depan pemain terdapat daerah kosong, bebas dari lawan.
c. Bola digiring dengan kaki kanan atau kaki kiri. Tiap langkah kaki kanan dan kaki kiri mendorong bola ke depan dan bola hanyalah didorong bukan ditendang. Irama sentuhan kaki pada bola tidak mengubah irama langkah kaki. d. Pada waktu menggiring bola pandangan mata tidak boleh selalu pada bola, akan tetapi selalu memperhatikan atau mengamati situasi sekitar dan lapangan atau posisi lawan ataupun kawan. e. Badan condong ke depan gerakan tangan bebas seperti waktu lari biasa. Sedangkan menurut Lutan Rusli (P2LPTK Dirjen Pendikbud, Jakarta, 1988, Hal. 94) adalah keterampilan dipandang sebagai suatu perbuatan atau tugas yang merupakan indikator dari tingkat kemahiran seseorang dalam melaksanakan suatu tugas. Makin baik tingkat keterampilan tekhnik pemain dalam memainkan dan menguasai bola maka makin cepat dan cermat kerjasama kolektif akan tercapai. Menggiring bola adalah salah satu tekhnik dasar dalam permainan sepak bola, jadi menggiring bola merupakan salah satu tekhnik dasar yang memiliki cukup banyak peranan penting dalam permainan sepak bola, tidak heran jika para pengamat sepak bola khususnya mengatakan bahwa mahirnya seseorang pemain dapat dilihat pada bagaimana seorang pemain tersebut menggiring bola. Ada tiga unsur kondisi fisik yang cukup besar peranannya dalam menggiring bola, yaitu kecepatan, kelentukan dan kelincahan, ketiga komponen ini di katakana sebagai biomotor. Kecepatan hubunganya adalah cepat tidaknya seorang pemain membawa bola kearah depan, sedangkan kelentukan berhubungan
dengan bagaimana keluwesan seorang pemain dalam mengolah bola dengan kakinya (kaki bagian dalam – kaki bagian lua – punggung kaki atau kura- kura kaki) dan bagaimana keluwesan dalam melewati rintangan, serta kelincahan hubungannya adalah hubunganya dengan kecepatan mengubah arah untuk menghindari rintangan. Sedangkan menurut Abdullah (1985 : 427) adapun kesalahan-kesalahan dalam menggiring bola antara lain : 1. Bukan mendorong tetapi memukul bola sehingga jalannya terlalu cepat dan tidak terkontrol. 2. Jarak antara pemain dengan bola terlaul jauh sehingga mudah direbut oleh lawan. 3. Irama langkah lari rusak akibat dari irama kaki menyentuh bola tidak teratur. 4. Mata hanya tertuju pada bola saja, sehingga dalam permainan yang sesungguhnya pemain itu tidak dapat melihat situasi lapangan seluruhnya. 2.1.3
Hakikat Kegiatan pembelajaran bagian Efektifitas pembelajaran pada setiap materi pembelajaran, yang perlu
mendapat perhatian. Sebab pengajaran yang tidak efektif merupakan penghalang bagi pencapaian tujuan pembelajaran. Karena itu setiap usaha untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran harus ditindaklanjuti dilapangan. Secara umum metode merupakan suatu cara untuk melangsungkan proses belajar mengajar sehingga tujuan dapat dicapai. Mdetode yang dimaksut disini adalah metode bagian, yaitu suatu cara yang digunakan oleh guru untuk menentukan
urutan kegiatan didalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sebagai salah sastu usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Banyak ahli mengemukakan pengertian tentang metode, diantaranya Surakhmat, ( 2001: 6 ) mengemukakan bahwa metode adalah cara yang sebaik – baiknya untuk mencapai tujuan. Kemudian Sudjana (2001: 53) mengemukakan, bahwa metode mengajar adalah cara guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnnya pembelajaran. Kedua pendapat diatas menunjukan bahwa pengertian metode mengajar mengarah pada cara kerja yang bersistem untuk memudahkan proses suatu kegiatan pembelajaran guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Jadi metode merupakan cara atau jalan ataupun aturan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode juga dapat dirumuskan sebagai cara untuk menyampaikan apa yang dihapkan sehingga proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik, hingga mencapai hasil yang baik pila. Guru pendidikan jasmani dapat lebih pleksibel dalam mengembangkan tugas – tugas pembelajaran bagian menuntut guru lebih kreatif, tidak merasa bingung dalam mengajar dilapangan luas maupun hanya dihalaman sekolah, guru yang kreatif dapat membuat metode bagian sesuai yang diangkat pada indikator. Triantoro, (1998) menegaskan bahwa metode bagian adalah interaksi saling membutuhkan atau hubungan kerja sama antara individu didalam kelompok dengan bimbingan guru atau orang tertentu”. Sesuai dengan pengertian tersebut, maka inti kegiatan pembelajaran guru terhadap materi atau indikator yang diajarkan adalah proses interaksi antara sesama siswa, sebagai perwujudan keikut
sertaan dan keaktifan mereka dalam pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga ketuntasan dapat yang dikaji dapat terlihat dan terencana dengan sempurna. Kegiatan
pembelajaran
bagian
dapat
memberikan
peluang
pada
pengembangan siswa untuk melakukan berbagai macam kegiatan dihadapan orang lain untuk mempertunjukkan kepada guru dan teman-teman apa yang sedang mereka pelajari. Jadi kegiatan pembelajaran melalui pembelajaran bagian, yang dijadikan sebagai metode atau proses dalam pengembangan diri, bakat dan kreativitas anak dari kegiatan intrakurikuler, yang kegiatannnya dilakukan secara terarah, terbimbing dan terprogram guna peningkaran prestasi belajar anak. Kegiatan ekstrakurikuler mempunyai potensi yang berarti dalam pemenuhan kebutuhan anak didik secara optimal. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan kegiatan pembelajaran bagian pada pada permainan sepak bola khususnya menggiring bola sebagai berikut: 1. Persiapan 2. Pelaksanaan gerakan 3. Gerakan lanjutan Kegiatan pembelajaran bagian menurut Soehendro dkk (2001:370) Bahwa metode bagian adalah salah satu cara pengorganisasian bahan pelajaran dengan menitik beratkan pada penyajian elemen – elemen dari bahan pelajaran. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya menggiring bola pada permainan sepak bola pada hakikatnya adalah pengembangan komponen-komponen yang
membentuk suatu sistem, yaitu: tujuan, bahan, metode, anak didik, pengelolaan, media dan sumber daya setempat. Dengan demikian maka peneliti dapat menarik satu kesimpulan bahwa metode bagian sangat efektif untuk dijadikan salah satu metode pembelajaran dalam mengetahui pencapaian peningkatan kualitas siswa khususnya menggiring bola pada permainan sepak bola.
2.2 Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teoritis diatas, maka dapat diajukan hipotesis tindakan dalam penelitian sebagai berikut: “dengan menggunakan metode bagian maka gerakdasar menggiring bola pada kelas V SDN Lambako meningkat.”. 2.3 Indikator Penelitian Jika subyek penelitian yang diberikan melalui tindakan kegiatan pembelajaran menggiring bola pada permainan sepak bola kelas V SDN Lambako Kec. Banggai meningkat 75 %, maka penelitian ini dinyatakan berhasil dan tindakan tidak akan dilanjutkan ke sikuls berikutnya, dan apabila indikator pencapaian kinerja tidak sesuai dengan apa yang dinginkan maka penelitian keterampilan menggiring bola melalui kegiatan pembelajaran bagian dinyatakan belum berhasil maka peneliti harus dan berupaya untuk mengkaji dan mencarikan solusi yang pantas dan tepat untuk memecahkan masalah keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola.