BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Belajar Menurut pandangan Djamarah (2011:13) Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam integrasi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Pendapat di atas didukung oleh James O.Whittaker (dalam Djamarah, 2011:12) mengemukakan belajar sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Cronbach (dalam Djamarah, 2011:13) berpendapat bahwa learning is shown by change in behavior as a result of experience. Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Selanjutnya Howard L. Kingskey (dalam Djmarah, 2011:13) mengatakan bahwa learning is the process by which behavior (in the broader sence) is originated or changed though practice or training. Belajar adalah proses di mana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Daryanto (2009:2) Belajar ialah suatu suatu proses usaha yang dilakukan seseorang memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
8
Beberapa pakar pendidikan mendefinisikan belajar sebagai berikut : a. Gagne Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh lagsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. b. Travers Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. c. Cronbach Learning is shown by a change in behavior as a result of experice.(Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman). d. Harold Spears Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction. (dengan kata lain, bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu). e. Geoch Learning is change in performance as a result of practice. (Belajar adalah perubahan performance sebagai hasil latihan f. Morgan Learning is any relativaely permanent change in behavior that is a result of past experience. (Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman. (dalam Suprijono, 2009:2)
9
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Belajar adalah berubah, perubahan tersebut akan nyata terjadi di dalam diri sendiri yang bersifat positif. Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan. Contohnya, dengan menulis, membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. 2.1.2 Minat Belajar 1. Pengertian Minat Belajar Menurut Hilgard (dalam Daryanto, 2009:53) bahwa interes is persisting tendency to pay attention to and enjoy same activity or content. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Pendapat lain dikemukakan oleh Daryanto (2009:107) minat sama halnya dengan perhatian sehingga didefinisikan minat adalah kegiatan yang dilakukan seseorang (peserta didik) dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungannya, misalnya peserta didik tidak lagi hanya bersedia untuk mendengarkan sesuatu, tetapi peserta didik juga bersedia untuk memberikan tanggapan mengenai apayang didengarnya. Pendapat diatas didukung oleh Slameto (2010:180) Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Hal senada juga disampaikan oleh Winkel (dalam Puspasari, 2010:39) minat adalah
kecenderungan yang agak menetap dalam subjek sehingga ia merasa
tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam hal itu. Wayan Nurkancana (dalam Puspasari, 2010:38) minat adalah gejala psikis yang terkait dengan objek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada diri individu.
10
Selanjutnya
Djamarah
(2011:166)
mengemukakan
bahwa
minat
adalah
kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Menurut Walgito (dalam Puspasari. 2010:38) mendefinisikan minat sebagai suatu keadaan dimana seseorang memiliki perhatian yang besar terhadap suatu objek yang disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajari hingga akhirnya membuktikan lebih lanjut tentang objek tersebut. Menurut
Reber
secara
sederhana
mengartikan
minat
sebagai
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Lain halnya dengan Sumadi Suryabrata minat seseorang terhadap suatu pekerjaan akan mempengaruhi proses dan hasil pekerjaan tersebut (dalam Puspasari, 2010:39). Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan minat adalah perasaan senang dan tertarik pada sesuatu sehingga mendapatkan perhatian secara terus-menerus. Minat sangat berpengaruh pada proses pembelajaran, karena jika tidak ada minat pada pembelajaran peserta didik akan segan dalam belajar sehingga pembelajaran tidak berjalan dengan sebaik-baiknya. Minat dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar peserta didik. Seorang peserta didik yang menaruh minat besar terhadap pelajaran fisika maka peserta didik tersebut memiliki perhatian yang lebih dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Dari perhatian yang lebih itulah, peserta didik tersebut akan lebih rajin untuk belajar yang akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik, Hatfield (dalam Puspasari, 2010:39).
11
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Salah satu pendorong dalam keberhasilan belajar adalah minat terutama minat yang tinggi. Minat itu tidak muncul dengan sendirinya akan tetapi banyak faktor yang dapat mempengaruhi munculnya minat. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa menurut Nurhidayati (2006:14) antara lain: 1) Motivasi Minat seseorang akan semakin tinggi bila disertai motivasi, baik yang bersifat
internal
merupakan
ataupun
perpaduan
eksternal.
antara
Menurut
keinginan
D.P. Tampubolon
dan kemampuan
yang
minat dapat
berkembang jika ada motivasi seorang siswa yang ingin memperdalam Ilmu Pengetahuan khususnya pada pelajaran Fisika. 2) Belajar Minat dapat diperoleh melalui belajar, karena dengan belajar siswa yang semula tidak menyenangi suatu pelajaran tertentu, lama kelamaan lantaran bertambahnya pengetahuan mengenai pelajaran tersebut, minat pun tumbuh sehingga ia akan lebih giat lagi mempelajari pelajaran tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapatnya Singgih D. Gunarsa dan Ny. Singgih D.G bahwa ìminat akan timbul dari sesuatu yang diketahui dan kita dapat mengetahui sesuatu dengan belajar, karena itu semakin banyak belajar semakin luas pula bidang minat.
12
3) Bahan Pelajaran dan Sikap Guru Faktor yang dapat membangkitkan dan merangsang minat adalah faktor bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, akan sering dipelajari oleh siswa yang bersangkutan. Dan sebaliknya bahan pelajaran yang tidak menarik minat siswa tentu akan dikesampingkan oleh siswa. 4) Keluarga Orang tua adalah orang yang terdekat dalam keluarga, oleh karenanya keluarga
sangat
berpengaruh
dalam
menentukan
minat seorang
siswa
terhadap pelajaran. Apa yang diberikan oleh keluarga sangat berpengaruhnya bagi perkembangan jiwa anak. Dalam proses perkembangan minat diperlukan dukungan perhatian dan bimbingan dari keluarga khususnya dukungan dari kedua orang tua. 5) Teman Pergaulan Melalui pergaulan seseorang akan dapat terpengaruh arah minatnya oleh
teman-temannya,
pengaruh
teman
khususnya
teman
akrabnya. Khusus bagi remaja,
ini sangat besar karena dalam pergaulan itulah
mereka
memupuk pribadi dan melakukan aktifitas bersama-sama untuk mengurangi ketegangan dan kegoncangan yang mereka alami. 6) Lingkungan Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan
anak,
sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat bergaul, juga tempat bermain
13
sehari-hari dengan keadaan alam dan iklimnya, flora serta faunanya Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan bergantung kepada keadaan lingkungan anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya. 7) Media Massa Apa yang ditampilkan di media massa, baik media cetak atau pun media elektronik, dapat menarik dan merangsang khalayak untuk memperhatikan dan menirunya. Pengaruh tersebut menyangkut istilah, gaya hidup, nilai-nilai, dan juga perilaku sehari-hari. 8) Fasilitas Berbagai fasilitas berupa sarana dan prasarana, baik yang berada di rumah, di sekolah, dan di masyarakat memberikan pengaruh yang positif dan negatif. Sebagai contoh, bila fasilitas yang mendukung upaya pendidikan lengkap tersedia, maka timbul minat anak untuk menambah wawasannya. 9) Cita-cita Setiap manusia memiliki cita-cita di dalam hidupnya, termasuk para siswa. Cita-cita juga mempengaruhi minat belajar siswa, bahkan cita-cita juga dapat dikatakan sebagai perwujudan dari minat seseorang dalam prospek kehidupan di masa yang akan datang. Cita-cita ini senantiasa dikejar dan diperjuangkan, bahkan tidak jarang meskipun mendapat rintangan, seseorang tetap beruaha untuk mencapainya. Minat besar pegaruhnya terhadap aktivitas belajar. Peserta didik yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-
14
sungguh, karena adanya daya tarik baginya. Peserta didik mudah menghafal pelajaran yang menarik minatnya. Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai minat. Minat merupakan alat motivasi yang utama yang dapat membangkitkan minat peserta didik agar pelaaran yang diberikan mudah peserta didik pahami. Ada beberapa macam cara yang dapat seorang guru lakukan untuk membangkitkan minat peserta didik dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut : a. Membendingkan adanya suatu kebutuhan pada diri peserta didik, sehingga rela belajar tanpa paksaan. b. Menghubungkan
bahan
pelajaran
yang
diberikan
dengan
persoalan
pengalaman yang dimiliki peserta didik, sehingga peserta didik mudah menerima bahan pelajarn. c. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif. d. Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam konteks perbedaan individual peserta didik. (Djamarah, 2011:167) 3. Indikator Minat Belajar Pada umumnya minat seseorang terhadap sesuatu akan di ekspresikan melalui kegiatan atau aktivitas yang berkaitan dengan minatnya. Sehingga untuk mengetahui indikator minat dapat dilihat dengan cara menganalisa kagiatankegiatan yang dilakukan individu atau objek yang di senanginya, karena minat merupakan motif yang di pelajari untuk mendorong individu untuk aktif dalam kegiatan tertentu.
15
Berdasarkan beberapa pendapat tentang minat belajar diatas maka perlu disusun indicator minat untuk menilai minat belajar peserta didik. Diantaranya yaitu sebagai berikut : 1. Perasaan Senang Seorang peserta didik akan berminat mengikuti pembelajaran, terutama berminat mengikuti pelajaran Fisika, jika peserta didik tersebut memiliki perasaan senang terhadap pelajaran tersebut, sehingga apa yang dipelajari peserta didik tersebut dapat diserap dengan baik, dan peserta didik tidak akan merasa terpaksa untuk menerima pelajaran tersebut. 2. Perhatian pada pelajaran Fisika Salah satu yang harus diperhatikan seorang guru dalam proses pembelajaran yaitu dengan adanya perhatian peserta didik dalam menerima pelajaran. Dimana perhatian yaitu adanya konsentrasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, sehingga tidak ada aktivitas yang lain, selain konsentarsinya akan benar-benar tertuju pada apa yang disampaikan gurunya. Dengan adanya minat dari peserta didik maka dia akan memperhatikan dan berkonsentrasi terhadap pelajarannya dan mengesampingkan yang lain, . 3. Ketertarikan pada materi pelajaran Fisika Dalam pendidikan banyak siswa yang tidak menyukai beberapa bidang studi pelajaran yang ada di sekolah, ini dikarenakan tidak adanya minat peserta didik. Adapun peserta didik akan menyukai pelajaran tersebut karena pengaruh dari gurunya, jika siswa tersebut senang pada gurunya, maka ia akan berkonsentrasi pada pelajarannya, namun sebaliknya ketika peserta didik merasa tidak suka
16
kepada gurunya, maka dia tidak akan focus dalam mengikuti pembelajaran. Hal yang sama juga terjadi pada bahan pelajaran yang diberikan guru, bahan pelajaran yang menarik dapat membangkitkan minat belajar peserta didik, 4. Kesadaran akan adanya manfaat pelajaran Fisika Selain ketiga indicator diatas, kesadaran akan adanya manfaat
dalam
mempelajari pelajaran fisika merupakan suatu unsur dalam mengukur minat. Dalam mempelajari pelajaran fisika siswa akan memperoleh manfaat terhadap pelajaran itu sendiri. Dimana fisika dapat memberikan banyak manfaat dalam kehidupan sehari-haripun fisika berperan penting. 2.1.3 Hasil Belajar Menurut pendapat Purwanto (2011:44) hasil belajar dapat berupa perubahan dalam kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik, tergantung dari tujuan pengajarannya. Pendapat diatas didukung oleh Winkel (dalam Purwanto, 2011:45) mengemukakan hasil belajar adalah perubahanyang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Adapun halnya yang dikemukakan oleh Gagne (dalam Suprijono, 2009:5) hasil belajar berupa informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik dan sikap. Dan pemikiran Bloom (dalam Suprijono, 2009:6) hasil belajar yaitu kemampuan kognitif,afektif dan psikomotor. Pendapat lain dikemukakanoleh Suprijono (2009:5 hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan-keterampilan.
17
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan hasil belajar merupakan proses terselesaikannya bahan pelajaran dengan melihat tingkat perkembangan dari proses pembelajaran yang dilaksanakan seorang guru guna membandingkan perkembangan pembelajaran pada saat sebelum dan sesudah pembelajaran. 2.1.4 PAKEM dalam Pembelajaran SAINS 1. Pengertian Pakem Menurut pandangan Indrawati dan setiawan (2009:16) mengemukakan bahwa PAKEM merupakan proses pembelajaran dimana guru harus menciptakan suasana pembelajaran sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya, mempertanyakan, mengemukakan gagasan, kreatif, krisis serta mencurahkan perhatian/konsentrasinya secara penuh dalam belajar serta suasana pembelajaran yang menimbulkan kenyamanan bagi peserta didik untuk belajar. Pendapat diatas didukung oleh Daryanto (2009:208) mengemukakan bahwa PAKEM adalah pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap, dan pemahaman dengan penekanan kepada belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan bebagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan linkungan agar pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan efektif. Selanjutnya,
Suprijono
(2009:1)
mengemukakan
PAKEM
adalah
pembelajaran bermakna yang dikembangkan dengan cara membantu peserta didik membangun keterkaitan antara informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman (pengetahuan lain) yang telah dimiliki dan dikuasai peserta didik. Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan PAKEM adalah pendekatan pembelajaran yang menyenangkan membuat peserta didik dalam proses pembelajaran yang peserta didik benar-benar asik dalam belajarnya, peserta didik betah di dalam kelas, dan guru sebagai fasilitator yang diharapkan menggunakan berbagai strategi pembelajaran dan bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan di dalam kelas.
18
PAKEM merupakan salah satu singkatan dari P: Pembelajaran, A: Aktif, K: Kreatif, E: Efektif dan M: Menyenangkan. Dalam PAKEM terdapat empat pilar utama, pada waktu peserta didik belajar pilar-pilar PAKEM dirancang sebagai berikut : 1. Pembelajaran, merupakan pembelajaran yang didefinisikan sebagai pengorganisasian atau penciptaan atau pengaturan suatu kondisi lingkungan yang sebaik-baiknya yang memungkinkan terjadinya belajar pada peserta didik. 2. Aktif, yaitu pembelajaran yang lebih berpusat pada peserta didik (student centered) daripada berpusat pada guru (teacher centered ). Untuk mengaktifkan peserta didik, kata kunci yang dapat dipegang guru adalah adanya kegiatan yang dirancang untuk dilakukan peserta didik baik kegiatan berfikir dan berbuat. Fungsi dan peseran guru lebih banyak sebagai fasilitator. Perbedaan pembelajaran yang berpusat pada guru dan berpusat pada peserta didik adalah sebagai berikut : Tabel. 1 perbedaan pembelajaran anatara Guru dan Peserta didik Pembelajaran yang berpusat pada guru Guru sebagai pengajar Penyampaian materi pelajaran dominan melalui ceramah Guru menentukan apa yang mau diajarkan dan bagaimana peserta didik mendapatkan informasi yang mereka pelajari
Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik Guru sebagai fasilitator dan bukan penceramah Focus pembelajaran pada siswa bukan guru Siswa aktif belajar Siswa mengontrol proses belajar danmenghasilkan karya sendiri tidak mengutip dari guru Pembelajaran bersifat interaktif
19
Perbedaan kegiatan siswa dan guru pada strategi mengajar berpusat pada peserta didik : Tabel. 2 Perbedaan strategi mengajar antara Guru dan Peserta didik
Kegiatan guru pada strategi mengajar yang berpusat pada guru
Membacakan
Kegiatan guru pada strategi mengajar yang berpusat pada peserta didik Bermain peran
Menjelaskan
Menulis dengan kata-kata sendiri
Memberikan instruksi
Belajar kelompok
Memberikan informasi
Memecahkan masalah
Berceramah
Diskusi/berdebat
Pengarahan tugas-tugas
Mempraktikkan keterampilan
Membimbing dalam Tanya jawab
Melakukan kegiatan penyelidikan
Pengelolaan kelas diperlukan untuk membangkitkan minat belajar peserta didik dan meningkatkan keaktifan peserta didik belajar, ruang kelas dapat dibuat menarik dengan cara mengubah tata letak/formasi bangku. 3. Kreatif, yaitu pembelajaran yang menstimulasi peserta didik untuk mengembangkan gagasannya dengan memanfaatkan sumber belajaryang ada. Strategi mengajaruntuk mengembangkan kreativitas siswa adalah : Memberi kebebasan pada peserta didik untuk mengembangkan gagasan dan pengetahuan baru Bersikap respek dan menghargai ide-ide peserta didik Penghargaan pada inisiatif dan kesadaran diri peserta didik Penekanan pada proses bukan penilaian hasil akhir karya peserta didik. Memberikan waktu yang cukup untuk peserta didik berfikir dan menghasilkan karya 20
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menggugah kreativitas seperti : “mengapa”, “apa yang terjadi jika…” dan bukan pertanyaan “apa”, “kapan”. Berikut ini hal-hal yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi guru kreatif
Mampu menciptakan kagiatan belajar yang beragam sehingga mampu memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
Mampu
menciptakan
kegiatan
belajar
yang
dibuat
memperhatikan/menyesuaikan dengan level perkembangan kognisi, mental dan emosi dari peserta didik. Strategi mengajar yang dapat mengembangkan kreativitas peserta didik akan menghasilkan peserta didik yang kreatif dengan ciri-ciri sebagai berikut :
Mampu memotivasi diri
Berfikir krisis
Daya imaginasi tinggi (imginatif)
Berfikir orisini/bukan kutipan dari guru (original)
Memiliki tujuan untuk ingin berprestasi
Menyampaikan pemikiran dengan bahasa sendiri
4. Efektif, Secara harfiah efektif memiliki makna manjur, mujarab, berdampak, membawa pengaruh, memiliki akibat dan membawa hasil. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung (seperti dicantumkan dalam tujuan pembelajaran).
21
5. Menyenangkan Menurut hasil penelitian, konsentrasi yang tinggi terbukti meningkatkan hasil belajar. Dalam penlitian mengenai otak dan pembelajaran menggunakan fakta yang mengejutkan yaitu apabila sesuatu dipelajari secara sungguh-sungguh (dimana perhatian yang tinggi dari seseorang tercurah) makna struktur internalsistem syaraf kimiawi seseorang berubah.didalam diri seseorang tercipta hal-hal baru seperti jaringan syaraf baru, jalur elektris baru, asosiasi baru, dan koneksi baru. 2. Pembelajaran Sains atau IPA a) Pembelajaran Menurut Heinich dkk (dalam Brahim, 2007:39) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan susunan dari informasi dan lingkungan untuk memfasilitasi belajar. Pendapat diatas didukung oleh Piaget (dalam Brahim, 2007:39) yang menyatakan bahwa, pembelajaran terdiri dari empat langkah berikut: 1) menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak sendiri, 2) memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topic tersebut, 3) mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah, 4) melaksanakan penilaian tiap kegiatan, memperhatikan, keberhasilan, dan melakukan revisi. Pendapat lain dikemukakan Natawijaya (dalam Brahim, 2007:40) membuat rumusan tentang pembelajaran adalah upaya pembimbingan terhadap
22
peserta didik, agar peserta didik itu secara sadar dan terarah berkeinginan untuk belajar dan memperoleh hasil belajar sebaik- baiknya. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan pembelajaran adalah proses pembimbingan atau memberikan latihan terhadap peserta didik untuk memfasilitasi dalam kegiatan belajar untuk memperoleh hasil yang baik. b) Hakekat Sains (IPA)- Fisika Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar .( Depdiknas, 2006).
Pada hakekatnya pendidikan IPA (Sains) mencakup produk, proses, psikomotor, sikap, dan keterampilan sosial. Kalau kita cermati, pengajaran IPA di sekolah sampai saat ini cenderung menekankan produk IPA, dengan fakta, hukum dan teori mendapat porsi dominan, sehingga aspek proses, sikap, dan keterampilan sosial kurang mendapat porsi cukup, yang dapat berakibat mempengaruhi kualitas IPA (Sains ) itu sendiri.
23
Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha menguraikan serta menjelaskan hukum-hukum alam dan kejadian-kejadian dalam alam dengan gambaran menurut pemikiran manusia. Fisika juga meliputi konsep-konsep, ideide, dan prinsip-prinsip yang tertuang dalam kata-kata umum. Tujuan pembelajaran fisika tidak selalu membuat siswa menjadi seorang fisikawan. Namun pembelajaran fisika memandang dunia untuk mendapatkan kepuasan dalam memahami dan meramalkan hasil kegiatan yang terjadi di alam sekitar, mendapatkan karier dalam dunia teknologi, serta mampu membuat keputusan, dan belajar cara bertanya. Zitzwitz ( 2009:11) Menurut Diah Harianti (2007:12) IPA atau sains kumpulan
pengetahuan
yang
tersusun
secara
merupakan suatu
sistematis,
dan
dalam
penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Pendapat diatas didukung oleh James B. Conant (dalam Diah Harianti, 2007:12) mendefinisikan IPA sebagai suatu
rangkaian konsep yang saling berkaitan
dengan bagan-bagan konsep yang telah
berkembang sebagai suatu hasil
eksperimen dan observasi, yang bermanfaat untuk eksperimentasi dan observasi lebih lanjut. Brahim,( 2007:40) menyatakan Sains merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsepkonsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Selanjutnya Einstein berpendapat, yang dikutip oleh Nash (dalam Brahim,2007:40) mengatakan bahwa :Science in the attempt to make the chaotic diversity of our sense experience correspond to a logically uniform system of thought. Makna dari kalimat tersebut adalah IPA merupakan suatu bentuk upaya yang membuat berbagai pengalaman menjadi suatu sistem pola berpikir yang logis tertentu.
24
Pendapat lain dikemukakan oleh Osborne & Freyberg, dkk, (dalam Wicaksana,2012:10) menyatakan bahwa salah satu anjuran bagi para guru dalam melaksanakan pembelajaran Sains (IPA) adalah menempatkan aktivitas nyata anak dengan objek yang dipelajari yang merupakan hal utama untuk dikembangkan. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan sains merupakan kumpulan konsep, yang dibentuk melalui proses yang kreatif untuk membangun pola pikir yang logis. 2.1.5 Konsep Dasar tentang Bunyi 1. Bunyi Bunyi dihubungkan dengan indera pendengaran manusia, danyang berarti juga dengan fisiologi telinga dan fisiologi otak yang menerjemahkan sensasi yang mencapai telinga. Istilah bunyi (sound) juga merujuk pada sensasi fisik yang merangsang telinga kita: yaitu gelombang longitudinal. Kita dapat membedakan tiga aspek bunyi sebagai berikut: 1. pasti ada sumber bunyi, dan seperti halnya dengan semua gelombang , sumber gelombang bunyi merupakan benda yang bergetar. 2. Energy dipindahkan
dari
sumber dalam
bentuk gelombang bunyi
longitudinal. 3. Bunyi terdetekdi oleh telinga atau sebuah alat.
25
2. Karakteristik Bunyi Dua batu yang saling menumbuk dibawah air dapat didengar oleh oleh perenang dibawah permukaan, karena gelombang dibawah ketelinga oleh air. Ketika anda melekatkan telinga ketanah maka bisa mendangar kereta api atau truk yang mendekat. Pada kasus ini tanah tidak benar-benar menyentuh gendang telinga anda, tetapi gelombang longitudinal yang ditansmisikan oleh tanah tetap disebut gelombang bunyi, karena getarannya menyebabkan telinga luar dan udara didalamnya bergetar. Jelas bunyi tidak dapat merambat jika tidak ada materi. Sebuah bel yang bordering didalam botol yang hampa udara tidak dapat didengar, demikian juga dengan bunyi yang merambat diluar angkasa. Laju bunyi berbeda untuk materi yang berbeda yaitu udara di 00C dan 1 atm, bunyi merambat dengan laju 331 m/s. kita lihat dipersamaan : B v ( )
Bahwa laju bergantung pada modulus elastic B dan kerapatan dari materi . Dengan demikian untuk helium, yang kerapatannya jauh lebih kecil dari udara tetapi modulus elastisnya tidak berbeda jauh, lajunya kira-kira tiga kali lipat dari udara. pada zat cair dan zat padat, yang jauh lebih tidak bisa ditekan dan berarti memiliki modulus elastisnya yang jauh lebih besar, lajunya labih besar lagi.laju bunyi pada berbagai materi dapat dilihat pada tabel berikut.
26
Materi Udara Udara (00C) Helium Hydrogen Air Air laut Besi dan baja Kaca Aluminium Kayu keras
Laju (m/s) 343 331 1005 1300 1440 1560 5000 4500 5100 4000
Tabel 3. laju bunyi di berbagai materi pada 200C dan 1 atm
Nilai-nilai tersebut dalam beberapa hal bergantung pada temperature, tetapi hal ini terutama tampak pada gas. Ada dua aspek dari setiap bunyi yang dirasakan oleh pendengaran manusia mendengar. Aspek ini adalah “kenyaringan” dan “ketinggian”, dan masingmasing menyatakan sensasi dalam kesadaran pendengar. Tetapi untukmasingmasing sensasi subjektif ini, ada besaran yang bisa diukur secara fisis. Kenyaringan (loudness) berhubungan dengan energy pada gelombang bunyi. Ketinggian (pitch) bunyi menyatakan apakah bunyi tersebut tinggi, seperti bunyi suling atau biola, atau rendah, seperti bass drum atau senar bass. Besaran yang menetukan ketinggian adalah frekuensi, sebagaimana ditemukan untuk pertama kali oleh Galileo. Makin rendah frekuensi, makin rendah ketinggian, dan makin tinggi frekuensi, makin tinggi ketinggian. Telinga manusia dapat mendengar frekuensi dalam jangkauan 20 Hz sampai 20.000 Hz. (ingat 1 Hz adalah 1 siklus per detik) jangkauan ini disebut jangkauan pendengaran. Jangkauan ini berbeda dari orang ke orang. Satu kecenderungan umum adalah jika
27
orang bertambah tua, mereka makin tidak bisa mendengar frekuensi yang tinggi, sehingga batas frekuensi tinggi mungkin menjadi 10.000 Hz atau kurang. Gelombang bunyi yang frekuensinya diluar jangkauan yang dapat terdengar mungkin mencapai telinga, tetapi biasanya kita tidak menyadarinya. Frekuensi diatas 20.000 Hz disebut ultrasonik (jangan kacaukan dengan supersonik, yang digunakan untuk benda yang bergerak dengan laju yang lebih cepat dari kecepatan bunyi), banyak hewan dapatmen dengar frekuensi ultrasonik; anjing misalnya, dapat mendengar bunyi setinggi 50.000 Hz, dan kelelawar dapat mendeteksi frekuensi sampai setinggi 100.000 Hz. Gelombang ultrasonik memiliki beberapa aplikasi dalam ilmu kedokteran dan bidang lainnya. Gelombang bunyi yang frekuensinya dibawah jangkauan yang dapat terdengar (yaitu lebih kecil dari 20 Hz) disebut infrasonik. Sumber gelombang infrasonik termasuk gempa bumi, guntur, gunung berapi, dan gelombang yang dihasilkan oleh getaran mesin-mesin yang berat. Sumber terakhir ini sangat merepotkan untuk para pekerja, karena gelombang infrasonik walau tidak dapat terdengar dapat menyebabkan kerusakan pada tubuh manusia. Gelombang frekuensi rendah ini bekerja dengan cara resonansi, menyebabkan gerakan dan iritasi yang cukup besar pada organ-organ didalam tubuh. Kita sering mendeskripsikan gelombang bunyi dalam entuk getaran molekul yaitu, gerakan atau simpangan molekul. Tetapi gelombang bunyi juga dapat dianlisa dari sudut pandang tekanan. Dan memang, gelombang longitudinal seringkali disebut sebagai gelombang tekanan. Variasi tekanan biasanya lebih mudah diukur dari pada simpangan. Pada saat gelombang “memampat” (dimana
28
molekul lebih dekat satu sama lain), tekanan lebih tinggi dari normal,sementara pada perengangan (atau penipisan) tekanan lebih kecil dari normal. 3. Intensitas Bunyi Seperti ketinggian, kenyaringan merupakan sensasi dalam kesadaran manusia. Ketinggian juga berhubung dengan besaran fisika yang dapat diukur, yaitu intensitas gelombang. Intensitas didefinisikan sebagai energy yang dibawah sebuah gelombang persatuan waktu melalui satuan luas, sebanding dengan kuadrat amplitude gelombang. Karena energy per satuan waktu adalah daya,intensitas memiliki satuan daya persatuan luas, atau watt,meter2 (W/m2). Telinga manusia dapat mendeteksi bunyi dengan intensitas serendah 10 -12 W/m2 dan setinggi 1 W/m2 (dan bahkan lebih tinggi, walaupun diatas akan menyakitkan). Ini merupakan jangkauan intensitas yang luar biasa, mencakup satu triliun (1012) dari paling rendah sampai paling tinggi.mungkin karena disebabkan jangkauan yang lebar ini, kita menganggap penyaringan tidak sebanding dengan intensitas. Untuk menghasilkan bunyi yang terdengar dua kali lebih keras dibutuhkan gelombang bunyi yang intensitasnya sekitar 10 kali lipat. Hal ini secara kasar berlaku disetiap tingkat bunyi untuk ferkuensi di dekat pertengahan jangkauan yang bisa di dengar. Sebagai contoh, gelombang bunyi dengan intensitas 10-2 W/m2 terdengar oleh manusia rata-rata dengan kenyaringan 2 kali lipat dari gelombang yang intensitasnya 10-3 W/m2, dan empat kali lipat lebih keras dari yang berintensitas 10-4 W/m2.karena hubungan antara sensasi subjektif dari kenyaringan dan besaran jika terukur “intensitas” ini. biasanya tingkat intensitas bunyi dinyatakan dengan skala logaritmik. Satuan skala ini adala bel,
29
dari Alexander Graam Bell (1847-1922), penemu televon, atau jauh lebih umum, decibel (dB), yang merupakan
1 bel (10 dB = 1 bel). Tingkat intensitas dari 10
bunyi didefinisikan dalam intensitasnya, I, sebagai berikut: (dalam dB) = 10 log
I I0
Dimana
I0 adalah intensitas tingkat acuan,dan
logaritma adalah dari basis 10.I0 biasanya diambil dari intensitas minimum yang dapat didengar orang rata-rata yaitu “ambang pendengaran”, yang bernilai I0 = 1,0 x 10-12 W/m2. Tingkat intensitas bunyi yang intensitasnya I = 1,0 x 10-10 W/m2, misalnya akan sebesar:
1, 0 x 10-10 = 10 log 10 log 100 =200 dB, -12 1, 0 x 10 Karena log 100 sama dengan 2,0. Perhatikan bahwa tingkat intensitas diambang
1, 0 x 10-10 10 log 1 karena log 1 pendengaran adalah 0 dB; yaitu = 10 log -12 1, 0 x 10 = 0. Perhatikan juga bahwa penambahan intensitas sebesar factor 10 berarti penambahan tingkat dB. Penambahan intensitas sebesar factor 100 berarti penambahan tingkat dB. Dengan demikian, bunyi 50 dB adalah 100 kali lipat lebih kuat dari bunyi 30 dB. 4. Amplitudo Dihubungkan dengan Intensitas Kami mengilustrasikan bagaimana hebatnya sensitivitas telinga manusia dapat terdeteksi simpangan molekul udara yang sebenarnya lebih kecil dari diameter atom (sekitar 10-10 m). Intensitas I sebuah gelombang sebanding dengan kuadrat amplitudo gelombang A.
30
5. Sumber-sumber Bunyi Semua sumber bunyi adalah benda yang bergetar. Hamper semua benda dapat bergetar dan demikian merupakan sumber bunyi. Pada alat musik, sumber digetarkan dengan dipukul, dipetik, digesek, atau ditiup. Gelombang berdiri dihasilkan dan sumber bergetar pada frekuensi resonan alaminya. Sumber yang bergetar bersentuhan dengan udara (atau medium lainnya) dan mendorongnya untuk menghasilkan gelombang bunyi yang merambat keluar. Frekuensi gelombang sama dengan sumber, tetapi laju dan panjang gelombang bisa berbeda. Sebuah drum memiliki membrane yang direngangkan yang bergetar. Xylophone dan marimba memiliki batang logam atau kayu yang dapat digetarkan. Lonceng, simbal, dan gong juga menggunakan logam yang bergetar. Alat yang paling banyak dipakai menggunakan senar yang bergetar seperti biola, gitar, dan piano, atau menggunakan kolom udara yang bergetar, seperti flute, trompet, dan pipa organa.kita telah melihat bahwa ketinggian dari bunyi yang murni ditentukan oleh frekuensi. Frekuensi yangbiasa untuk not-not music pada apa yang disebut “skala kromatik dengan kenyaringan yang sama”. 6. Kualitas Bunyi dan Kebisingan Ketika mendengar bunyi, terutama bunyi music kita akan kenyaringan, ketinggian, dan aspek ketiga yang disebut “kualitas”-nya. Sebagai contoh, ketika piano dan kemudian flute memaminkan not dengan kenyaringan dan ketinggian yang sama , ada perbedaan jelas pada bunyi secara keseluruha. Kita akan membuat kesalahan dalam membedakan piano dan flute. Inilah yang dimaksud
31
dengan kualitas bunyi. Untuk music istilah timbre atau warna bunyi juga digunakan. Sama seperti kenyaringan dan ketinggian dapat dihubungkan dengan besaran yang bisa diukur secara fisik, kualitas juga demikian. Kualitas bunyi bergantung pada padaadanya nada tambahan jumlahnya dan amplitude relatifnya. Amplitude relative dari berbagai nada tambahan berbeda untuk alat music yang berbeda,dan hal inilah yang memberikan kualitas karakteristik atau timbre pada setiap alat musik. Kebisingan mempengaruhi kita dengan berbagai cara, terutama secara psikologis. Kadang-kadang kebisingan hanya merupakan gangguan biasa, tetapi kebisingan yang keras dapat menyebabkan kehilangan pendengaran. Pengendalian kebisingan merupakan masalah yang sulit. Isolasi sumber bunyi dengan pelindungan cukup membantu tetapi mahal dan tidakselalu memudahkan. Menangani sumber bunyi sering kali menguntungkan. Pengurangan area getaran mesin sangat penting, karena area yang lebih luas, makin banyak udara yang dapat “didorong” dan bunyi makin keras.pembuatan permukaan dengan materi yang bisa menyerap energy, bisa efektif. 7. Aplikasi Bunyi Pemantulan bunyi digunakan dalam banyak aplikasi untuk menentukan jarak Sonar (Sound navigation ranging) atau teknik pulsa-gema digunakan untuk mencari lokasi benda dibawah air. (juga digunakan di aplikasi medis). Sonar umumnya menggunakan frakuensi ultrasonic yaitu, gelombang yang frekuensinya diatas 20 kHz, diluar jangkauan deteksi manusia. Untuk sonar, frekuensi biasanya
32
dalam jangkauan 20 kHz sampai 100 kHz. Salah satu alasan penggunaan gelombang-gelombang bunyi ultra, selain fakta bahwa mereka tidak bisa didengar, ialah untuk panjjang gelombang yang lebih pendek, difraksi lebih kecil, sehingga berkas gelombang lebih tidak menyebar dan benda yang lebih kecil dapat dideteksi. Dalam kedokteran , gelombang ultrasonik digunakan dalam diagnosa dan pengobatan. Pengobatan meliputi penghancuran jaringan yang tidak diinginkan dalam tubuh dengan menggunakan gelombang ultrasonik dengan intensitas sangat tinggi (setinggi 107 W/m2) yang difokuskan pada jaringan yang tidak diinginkan tersebut. Bunyi ultra juga digunakan pada terapi fisik, untuk memberikan pemanasan local pada otot yang cedera. Sumber: Douglas C. Giancoli 2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan Berikut ini akan disajikan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini. 1. Irmawati Saraha (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar Fisika” menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar Fisika. Hal ini dibuktikan dengan harga rhitung sebesar 0,236 lebih besar dari harga rtabel pada taraf signifikan 5% yaitu 0,167. 2. Fitri Yulia Widyastuti (2007) dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Minat Belajar dengan Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran PKN siswa SMA Diponegoro 1 Jakarta” ini menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan
33
antara minat belajar dengan partisipasi siswa dalam PKN di SMA di Ponegoro 1 Jakarta. Hal ini dibuktikan dengan harga rhitung sebesar 0,726 lebih besar dari harga rtabel 0,279. 3. Nurhidayati (2006) dalam penelitiannya berjudul “ Hubungan Antara Minat Dengan Prestasi Belajar Siswa Dalam Bidang Studi Sejarah Kebudayaan Islam (Studi Kasus Di Madrasah Tsanawiyah Nurussalam Pondok Pinang Jakarta Selatan) “ini menunjukkan terdapat korelasi lemah
atau
rendah
dalam hubungan minat dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi SKI. Karena rxy lebih kecil daripada r table baik pada taraf signifikan 5% maupun signifikan 1%, maka hipotesis alternatif ditolak, sedang hipotesis nihil diterima atau disetujui. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dalam bidang studi SKI tidak mempengaruhi minat belajar siswa”. 2.3 Hipotesis Penelitian Berdasarkan teori yang dikemukakan diatas maka hipotesis spenelitian ini dapat dirumuskan bahwa : terdapat hubungan positif antara minat belajar siswa dengan hasil belajar siswa.
34