BAB II KAJIAN PUSTKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1.Hakikat Pemahaman Konsep Koperasi a. Pengertian Pemahaman Pemahaman berasal dari kata paham yang mepunyai arti mengerti dengan benar, sedangkan pemahaman merupakan proses atau kegiatan yang bertujuan untuk memahami. Sehubungan dengan pengertian pemhaman Winkel (2004:114) menyatakan bahwa: Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatu isi bacaan; mengubah data yang disajikan bentuk tertentu ke bentuk lain, seperti rumus matematika ke dalam bentuk kata-kata; membuat perkiraan tentang kecenderungan yang nampak dalam data tertentu, seperti ke dalam grafik. Pemahaman merupakan proses berpikir dan belajar. Kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar mengajar. Pada pembelajaran pemahaman dapat dikaitkan dengan kemampuan untuk mereprentasikan kembali pengetahuan yang telah di pelajari secara tersruktur. Sejalan dengan pernyataan di atas Wuryandani dan Faturohman (2012:101)
berpendapat
bahwa
pemahaman
atau
yang
disebut
comprehension merupakan kemampuan peserta didik untuk mengerti atau memahami sesuatu yang telah diketahui tau diingat, jenjang berpikir ini setingkat lebih tinggi dibandingkan pengetahuan. Serupa dengan hal tersebut Purwanto (2013:54) menyatakan bahwa pemahaman
atau
komprehensi
adalah
tingkat
kemampuan
yang
mengharapkan testee mampu memahami arti atau konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini testee tidak hanya hafal secara verbalitas, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang
ditanyakan. Kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar-mengajar. Relevan dengan pernyataan di atas Susanto (2014:7) menyatakan bahwa pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan dan mengiterpretasikan sesuatu. Jika seseorang telah memahami sesuatu maka ia akan dengan mudah untuk menjelaskan kembali apa yang ia pahami serta dapat menafsirkanya sesuai dengan keaadaan sekitarnya. Pada ranah kognitif menunjukan tingkatan-tingktan kemampuan yang akan dicapai dari terendah sampai ketinggi, sementara pemahaman memiliki tigkatan yang lebih tinggi dari sekedar pengetahuan. Dengan pengetahuan, seseorang belum tentu memahami sesuatu yang mendalam, hanya sekedar mengetahui tanpa bisa menangkap makna dan arti dari sesuatu yang dipelajari, sedangkan dengan pemahaman seseorang tidak hanya bisa menghafal sesuatu yang bisa dipelajari, tapi juga mempunyai kemampuan untuk menangkap makna dari sesuatu yang dipelajari juga mampu memahami konsep dari yang dipelajari. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah kemampuan seseorang memahami dan memaknai suatu pengetahuan yang dipelajari dengan caranya sendiri secara terstruktur. b. Pengertian Konsep Menurut Sagala (2006:71), konsep merupakan pikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga menjadi produk pengetahuan yang meliputi prinsip-prinsip, hukum dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman melalui generalisaisi, dan berfikir abstrak. Konsep dinyatakan dalam sejumlah bentuk kongkrit atau abstrak, luas ataupun sempit, satu kata maupun frase. Sementara Rosser dalam Sagala (2006:73) mendefinisikan konsep sebagai suatu abtraksi yang mewakili satu kelas objek-objek, kejadiankejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan yang mempunyai atribut-atribut yang sama. Secara sederhana konsep adalah pemberian label
untuk sesuatu yang membuat orang mengerti, mengenal, dan memahami sesuatu tersebut. Relevan dengan pendapat di atas, Walgito (2010:197) menyatkan bahwa
konsep merupakan konstruksi simbolik yang
menggambarkan ciri sesuatu objek atau kejadian, dengan kemampuan manusia untuk membentuk konsep atau pengertian memungkinkan manusia untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan benda-benda atau kejadian. Sejalan dengan pendapat di atas Hamalik (2012:132) menyatakan konsep adalah kelas atau kategori stimulus yang memiliki ciri-ciri umum. Stimulus adalah objek, peristiwa, atau orang (person). Konsep membantu untuk mengorganisasikan informasi atau data dan mempertimbangkan hubungan antar data yang dihadapi, sehingga konsep merupakan hal yang penting. Selanjutnya menurut Winkel (2004:113) konsep merupakan satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap segala objek yang dihadapi, sehingga objek ditempatkan dalam golongan tertentu (klasifikasi). Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa konsep merupakan representasi abstrak bersumber dari fakta suatu peristiwa yang berwujud gagasan yang mewakili sejumlah ojek yang memiliki ciri-ciri yang sama. c. Pengertian Pemahaman Konsep Pemahaman konsep merupakan proses memahami suatu pokok bahasan. Heruman (2007:3) menyatakan bahwa pemahaman konsep yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami konsep. Pemahaman konsep terdiri dari dua pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam satu pertemuan, sedangkan yang kedua pembelajaran pemahaman konsep dilakukan pada petemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan lanjutan dari penanaman konsep. Pada pertemuan tersebut, penanaman
konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya, disemester atau kelas sebelumnya. Sejalan dengan pendapat di atas Santrock (2014:2) menyatakan bahwa tujuan penting pengajaran pemahaman konsep adalah membantu siswa memahami konsep-konsep utama dalam subjek daripada hanya menghafal saja. Pemahaman konsep dapat ditingkatkan jika guru menjelajahi sebuah topik secara mendalam serta memberikan contoh yang sesuai dan menarik dari sebuah topik. Flavell dalam Sagala (2006:72) menyatakan bahwa pemahaman terhadap konsep-konsep dapat dibedakan dalam tujuh dimensi yaitu: 1) Atribut, setiap konsep mempunyai atribut yang berbeda, contoh-contoh konsep harus mempunyai atribut-atribut yang relevan termasuk atribut-atribut yang tidak relevan. 2) Struktur, menyangkut cara terkaitnya atribut-atribut itu. 3) Keabstrakan, yaitu konsep-konsep dapat dilihat dan kongkret, atau konsep-konsep itu terdiri dari konsep-konsep lain. 4) Keinklusifan yaitu ditunjukan pada jumlah contoh-contoh yang terlibat dalam konsep itu. 5) Generalitas atau keumuman yaitu bila diklasifikasikan, konsepkonsep dapat berbeda dalam posisi superordinat atau subordinatnya. 6) Ketetapan yaitu suatu konsep menyangkut apakah ada aturanaturan untuk membedakan contoh-contoh dari mencontoh suatu konsep. 7) Kekuatan yaitu kekuatan suatu konsep oleh sejauh mana orang setuju bahwa konsep itu penting. Berdasarkan pemahaman
pendapat
konsep
adalah
di
atas
dapat
kemampuan
disimpulkan
bahwa
seseorang
untuk
merepresentasikan gagasan dari suatu peristiwa yang ia pelajari dengan caranya sendiri sehingga bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. d. Pengertian Pemahaman Konsep Koperasi
Secara singkat Harini (2014:2) menyatakan koperasi merupakan perkumpulan orang yang memiliki kepentigan ekonomi yang sama, kemudian melakukan kegiatan bersama dan mengelola secara bersama pula serta ditunjukan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Menurut UU
No.25 Tahun 1992 Koperasi adalah badan usaha
yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Dalam jurnalnya Julissar An-Naf (2007) mengemukakan bahwa, “cooperative organitazion supposed to be a people are members owned independent institution estabilized for improving social and economic status of member”. Koperasi merupakan lembaga independen yang didirikan untuk meningkatkan status sosial dan ekonomi anggotanya. (Jurnal Optimal. Vol. 1, No. 1.) Relevan dengan pendapat tersebut Baswir (2000:1) mengemukakan bahwa koperasi adalah suatu bentuk perusahaan yang didirikan oleh orang-orang tertentu, untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu, berdasarkan ketentuan dan tujuan tertentu pula. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa koperasi merupakan sekelompok orang yang berkumpul dan bersatu secara sukarela dengan kepentingan ekonomi yang sama dan dikendalikan secara demokratis. Dari penjelasan berbagai pendapat mengenai pemahaman, konsep, dan koperasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemahaman konsep koperasi kemampuan seseorang untuk merepresentasikan gagasannya mengenai sekelompok orang yang berkumpul dan bersatu secara sukarela dengan kepentingan ekonomi yang sama dan dikendalikan secara demokratis. Siswa dikatakan paham dengan konsep koperasi apabila siswa mampu: 1. menerangkan atau menyatakan ulang pengertian konsep koperasi;
2. menyajikan ke dalam berbagai bentuk representasi serta mengetahui perbedaaan koperasi dengan jenis usaha lain; 3. menggolongkan jenis-jenis koperasi; 4. memecahkan permasalahan sehari-hari yag berkaitan dengan koperasi. e. Pengertian IPS Ilmu Pengetahuan Sosial atau yang disingkat dengan IPS pada kurikulum 2004, merupakan satu mata pelajaran yang diberikan sejak SD dan MI. Susanto (2013:137) berpendapat bahwa IPS adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manuasia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar dan menengah. Sedangkan definisi IPS menurut National Council for Social Studies (NCSS), mendefinisikan IPS sebagai berikut: Social studies is the integrated study of the social science and humanities to promote civic competence. With him the school program, social studis provides coordinated, sistematic study drawing upon such disciplines as anthropology, are archaeology, eonomics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as uppropriate content from humanities, mathematics, and natural sciences. The primary purpose of social studies is to help young people developt the ablitity to make informed and reasond desicions for the public good as citizen of a culturally diverse, democratic society in an interdependent world (Savage & Armstrong, 1996:9). Artinya ilmu sosial adalah perpaduan dari berbagai disiplin-ilmuilmu sosial dan budaya untuk mempromosikan kompentensi sipil. Dalam program sekolah ilmu sosial menyediakan kooerdinasi dari beberapa disiplin ilmu, yang mengambarkan studi sistematis dari berbagai disiplin ilmu yaitu antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, lmu politik, psikologi, agama, dan sosiologi, juga mengandung niai-nilai kemanusiaan, matematika, dan ilmu pengetahuan alam. Tujuan utama dari ilmu sosial adalah untuk membantu generasi muda mengembangkan kemampuan untuk membuat ide dan keputusan yang
baik untuk kepentingan publik sebagai penduduk budaya lokal yang beragam di masyarakat demokrasi dalam sebuah dunia. Secara singkat Samlawi dan Maftuh (2001:5), mengemukakan bahwa
Ilmu pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran yang
memadukan konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi siswa dan kehidupannya. Dari beberapa pendapat di atas dapat dimpulkan bahwa IPS merupakan suatu kajian bidang studi atau disiplin ilmu sosial dan humaniora yang dipelajari secara terpadu terpadu guna memberi wawasan terhadap peserta didik agar mampu mengembangkan kemampuannya yang baik. f. Tujuan IPS Pendidikan IPS bertujuan untuk : membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memilki pengetahuan, keterampilan dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan negara. Untuk merealisasikan tujuan terseebut, proses mengajar dan membelajarkannya, tidak hanya terbatas pada aspek-aspek pengetahuan dan keterampilan saja melaikan juga aspek sikap dalam menghayati serta menyadari kehidupan yang penuh dengan masalah, tantangan, hambatan dan persaingan ini. Hidayati, Mujinem, dan Senen (2009: Unit 1, 24)mengungkapkan dalam kurikulum 2004 untuk tingkat SD menyatakan bahwa, Pengetahuan Sosial bertujuan untuk : 1. Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaran, pedagogis, dan psikologis. 2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial. 3. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial kemanusian.
4. Meningkatkan kemampuan berkerja sama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global. Sejalan dengan tujuan di atas tujuan pendidikan IPS menurut Sumaatmadja (2007:1.10) adalah membina anak didik menjadi warga negara yang baik, memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi masyarakat dan negara. Dalam Susanto (2013:145), IPS bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar peka terhdap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinyasendiri maupun yang menimpa masyarakat. Dari berbagai bendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
pendidikan
IPS
adalah
mengembangkan
kemampuan
siswa
mengunakan penalaran dalam mengambil keputusan di setiap pemecahan masalah yang berkaitan dengan aspek kehidupan guna mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik. g. Ruang Lingkup IPS di Kelas IV SD Kajian pendidikan IPS dalam kurikulum pendidikan dasar (Sumaatmadja, 2007:12.32) meliputi : a) hal-hal yang berhubungan dengan pengetahuan sosial termasuk tentang kajian : a) keluarga, b) masyarakat setempat, c) uang, d) tabungan, e) pajak, f) ekonomi setempat, g) masyarakat setempat, h) wilayah provinsi, i) wilayah kepulauan, j) pemerintah daerah, k) negara RI, l) pengenalan kawasan dunia. b) Yang berhubungan dengan sejarah, meliputi: a) sejarah lokal, b) kerajaaan-kerajaan Indonesia, c) tokoh dan peristiwa, d) bangunan sejarah, e) Indonesia pada zaman Portugis, Spanyol, Belanda, dan pendudukan Jepang, dan f) beberapa peristiwa penting masa kemerdekaan Dalam pembelajaran IPS di kelas IV SD memilki satu standar kompetensi yang diturunkan menjadi 4 kompetensi dasar yang harus dicapai siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Adapun standar
kompetensi dan kompetensi dasar untuk mata pelajaran IPS kelas IV khususnya pada semester II adalah sebagai berikut : Standar Kompetensi : 2. Mengenal sumer daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten atau kota dan provinsi. Kompetensi Dasar: 2.1. Mengenal aktifitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potesi di daerahnya. 2.2 Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 2.3. Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pegalaman menggunakannya 2.4. Mengenal persoalan sosial di daerahnya Dari empat kompetensi dasar yang telah dijabarkan di atas penelitian ini memfokuskan pada kompetensi dasar yang kedua yaitu mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. h. Materi Koperasi di SD 1) Pengertian Koperasi Baswir (2000: 1) mengemukakan bahwa koperasi adalah suatu bentuk perusahaan
yang
didirikan
oleh
orang-orang
tertentu,
untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu, berdasarkan ketentuan dan tujuan tertentu pula. Konsep koperasi pertama kali dirumuskan secara eksplisit oleh ICA pada tahun 1995. Perumusan definisi koperasi oleh gerakan koperasi dunia ini diperlukan dalam rangka kesatuan pandangan konsep tentang koperasi dan diperlukan dalam rangka menjawab tantangan koperasi pada era globalisasi. 2) Nilai-Nilai Koperasi Menurut Harini (2014:6) nilai-nilai koperasi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Swadaya atau menolong diri sendiri (selfhelp). Nilai ini didasarkan kepada kepercayaan bahwa semua orang dapat dan seharusnya berupaya keras dalam mengendalikan nasibnya sendiri. Gerakan koperasi yakin bahwa pengembangan diri secara penuh dapat terjadi tidak secara individu-individu namun jika bergabung bersama dengan yang lain. Banyak hal yang dapat dicapai melalui kegiatan yang digabung
dan
tanggung
jawab
bersama
terutama
dalam
meningkatkan pengaruh secara kolektif di persaingan global. b) Swa-tanggung jawab atau tanggung jawab sendiri (self-responbility). Hal ini berarti bahwa anggota-anggota menerima tanggung jawab untuk memajukan koperasi termasuk memastikan bahwa koperasi tetap independen dari pengaruh pihak lain. c) Demokrasi (Democracy). Koperasi dimiliki dan dikendalikan secara demokratis oleh para anggotanya. Setiap anggota memiliki hak suara yang sama (one man one vote). d) Koperasi berasaskan persamaan (equality). Setiap anggota koperasi memiliki hak yang sama baik, hak untuk berpartisipasi, hak untuk memperoleh informasi, hak untuk didengar, maupun hak untuk dilibatkan
dalam
pengambilan
keputusan-keputusan
koperasi.
Kepedulian untuk mencapai dan memelihar kesamaan dalam koperasi merupakan tantangan terus menerus yang dihadapi oleh koperasi. e) Koperasi memiliki nilai keadilan (equity). Keadilan dalam koperasi mengandung makna bahwa anggota harus diperlakukan secara adil terutama dalam memperoleh imbalan atas partisipasi mereka dalam koperasi. Misalnya pembagian SHU bagi anggota dilakukan berdasarkan transaksi mereka dengan koperasi dan sebagainya. f) Nilai kesetiakawanan atau solidaritas (solidarity). Dalam koperasi nilai ini menjamin bahwa kegiatan koperasi bukan hanya sekedar bentuk
terselubung
dari
kepentingan-kepentingan
pribadi.
Kesetiakawanan juga berarti bahwa koperasi memiliki tanggung jawab bagi kepentingan kolektif bagi anggota-anggotanya termasuk
yang tekait dengan aset-aset menjadi nilai kelompok. Nilai kesetiakawanan juga menunjukkan bahwa koperasi merupakan pengeja-wantahan dari kekuatan kolektif dan tanggung jawab bersama. Lebih luas lagi
nilai kesetiakawanan juga menunjukan
bahwa koperasi-koperasi tegak bersama untuk menciptakan gerakan koperasi baik secara lokal, nasional, regional, maupun internsional. Dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai koperasi adalah Swadaya, Swa-tanggung jawab, demokrasi, berasaskan persamaan, keadilan, dan solidaritas.
3) Prinsip-Prinsip koperasi Sama halnya dengan organisasi pada umunya, koperasi juga mempunyai prinsip
yang dijadikan pedoman dalam pelaksanaan
kegiatan
Menurut
koperasi.
Munker
dalam
Harini
(2014:9)
mengemukakan bahwa prinsip koperasi adalah : “ide-ide yang tidak berubah maupun petunjuk yang menentukan sifat-sifat atau ciri-ciri penting suatu perkumpulan koperasi sebagai suatu bentuk organisasi yang membedakan koperasi dari bentukbentuk organisasi lainya dan yang bertindak sebagai tolak ukur pada kerja praktis yang sebenarnya dapat diukur “. Dalam pasal 6 UU no.17 Tahun 2012 prinsip koperasi dijabarkan sebagai berikut : a) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka; Keangotaan bersifat sukarela dan terbuka mengandung pengertian bahwa untuk menjadi anggota koperasi tidak boleh dipaksa oleh siapa saja. Seseorang bebas untuk masuk menjadi anggota koperasi tanpa adanya pembatasan politik, suku, ras, agama, status sosial maupun tingkat ekonomi. b) Pengawasan oleh anggota diselenggarakan secara demokratis; Pengawasan oleh anggota diselanggarakan secara demokratis, memiliki pengertian bahwa koperasi merupakan organisasi demokratis yang diawasi dan dikendalian oleh anggotanya. Anggota berpartisipasi aktif dalam menentukan kebijakan dan
keputusan. Anggota yang ditunjuk sebagai wakil koperasi diplih dan bertanggung jawab kepada anggota dalam rapat anggota. Setiap anggota memiliki hak suara yang sama, satu anggota satu suara. c) Anggota berpartisipasi aktif dalam kegitan ekonomi koperasi; Hal ini mengandung pengertian bahwa selain sebagai pemilik koperasi, anggota koperasi sekaligus pengguna jasa atau pasar bagi koperasinya. Partisiasi aktif dalam kegiatan ekonomi koperasi merupakan sumber kekuatan utama bagi kemajuan koperasi. d) Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom, dan independen. Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom dan independen memiliki pengertian bahwa koperasi merupakan organisasi otonom dan swadaya yang diawasi dan dikendalikan oleh anggota. Jika koperasi mengadakan perjanjian dengan organisasi lain, termasuk pemerintah atau menambah modal dari sumber lain, mereka melakukan hal itu atas dasar syarat yang menjamin tetap terselenggaranya pengawasan dan pengendalian demokratis oleh anggotanya dan tetap tegaknya otonomi koperasi. e) Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota, pengawas, pengurus, dan karyawannya, serta memberikan informasi kepada masyarakat tentang jatidiri, kegiatan, dan kemanfaatan koperasi. Hal itu mengandung pengertian bahwa penyelenggaraan
pendidikan
dan
pelatihan
bagi
anggota,
pengawas, pengurus, dan karyawan dimaksudkan agar mereka dapat memberikan sumbangan secara efektif bagi perkembangan koperasi. Pemberian informasi pada masyarakat, khususnya generasi muda dan pemuka masyarakat tentang jatidiri, kegiatan, dan kemanfaatan koperasi adalah sangat prinsipil. f) Koperasi melayani anggotanya secara prima dan mempekuat gerakan koperasi, dengan bekerjasama melalui jaringan kegiatan
pada tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional. Hal ini mengandung pengertian bahwa pelayanan yang diberikan koperasi terhadap anggotanya dilakukan secara khusus dan profesional serta untuk memperkuat gerakan koperasi tidak hanya dilakukan kerjasama pada tingkat lokal akan tetapi dilakukan secara nasional bahkan internasional. g) Koperasi
bekerja
untuk
pembangunan
berkelanjutan
bagi
lingkungan dan masyarakatnya melalui kebijakan yang disepakati oleh anggota. Hal ini memiliki makna bahwa koperasi bekerja untuk pembangunan lingkungan masyarakat secara berkelanjutan sebagai wujud kepeduliannya terhadap lingkungan dan sumber daya masyarakat. 4) Tujuan Koperasi Indonesia Dalam pasal 4 UU No.17 Tahun 2012 disebutkan dengan jelas, bahwa : “ Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan Anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan “. Berdasarkan rumusan tersebut jika kita cermati ternyata memilki tujuan yang sangat mendasar, baik yang bersifat mikro maupun makro. Tujuan koperasi yang bersifat makro adalah tujuan yang diarahkan kepada
kepentingan
yang
berskala
kecil,
yaitu
meningkatkan
kesejahteraan anggota dan masyarakat sekitar. Sedangkan tujuan yang bersifat makro diarahkan pada skala nasional sehingga memilki dampak yang kuat, yaitu ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. 5) Fungsi dan Peran Koperasi Indonesia Fungsi koperasi dan peran koperasi tercantum dalam UU No.25 Tahun 1992, sebagai berikut :
a) Fungsi koperasi dan peran koperasi untuk membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. b) Fungsi koperasi dan peran koperasi untuk mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. c) Fungsi koperasi dan peran koperasi untuk memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya. d) Fungsi koperasi dan peran koperasi untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama yang didasarkan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. 6) Lambang dan Arti Koperasi Indonesia Menurut UU No. 17 tahun 2012 arti lambang koperasi sebagai berikut:
Gambar 2.1. lambang Koperasi Sumber: Wikipedia.org 1) Gambar bunga yang memberi kesan akan perkembangan dan kemajuan terhadap perkoperasian di Indonesia, mengandung makna bahwa Koperasi Indonesia harus selalu berkembang,
cemerlang, berwawasn, variatif, inovatif sekaligus produktif dalam kegiatannya serta berwawasan dan berorientasi pada keunggulan dan terknologi, 2) Bentuk gambar 4 (empat) sudut pandang melambangkan arah mata angin yang mempunyai maksud koperasi Indonesia: (1) sebagai gerakan koperasi di Indonesia untuk menyalurkan aspirasi; (2) sebagai
dasar
perekonomian
nasional
yang
bersifat
kerakyataan; (3) sebagai
penjunjung
tinggi
prinsip
nilai
kebersamaan,
kemandirian, keadilan dan demokrasi; (4) selalu menuju pada keunggulan dalam persaingan global. 3) Bentuk teks “KOPERASI INDONESIA” memberi kesan dinamis modern, menyiratkan kemajuan untuk terus berkembang serta mengikuti kemajuan zaman yang bercermin pada perekonomian yang bersemangat tinggi, teks “KOPERASI INDONESIA” yang berkesinambungan sejajar rapi mengandung makna adanya ikatan yang kuat, baik di dalam lingkungan internal Koperasi Indonesia maupun antara Koperasi Indonesia dan para anggotanya; 4) Warna pastel memberi kesan kalem sekaligus berwibawa, selain Koperasi Indonesia bergerak pada sektor perekonomian, warna pastel
melambangkan
adanya
suatu
keinginan,
ketabahan,
kemauan, dan kemajuan serta mempunyai kepribadian yang kuat akan suatu hal terhadap peningkatan rasa bangga dan percaya diri yang tinggi terhadap pelaku ekonomi lainya; 5) Lambang Koperasi Indonesia dapat digunakan pada papan nama kantor, pataka, umbul-umbul, atribut yang terdiri dari pin, tanda pengenal
pegawai,
dan
emblem
untuk
seluruh
kegiatan
ketatalaksanaan administratif oleh Gerakan Koperasi di seluruh Indonesia; 6) Menggambarkan falsafah hidup berkoperasi yang memuat:
(1) Tulisan
Koperasi
Indonesia
yang
merupakan
identias
lambang; (2) Gambar 4 (empat) kuncup bunga yang saling bertaut dihubungkan bentuk sebuah lingkaran yang menghungkan suatu kuncup dengan kuncup lainnya, menggambarkan seluruh pemangku kepentingan saling berkerjasama secara terpadu dan berkoordinasi secara harmonis dalam membangun Koperasi Indonesia; (3) Tata warna : (a) Warna hijau muda dengan kode warna C:10, M:23, Y:22, K:9; (b) Warna hijau tua dengan kode warna C:20, M:0, Y:30, K:25; (c) Warna merah tua dengan warna C:5, M:56, Y:76, K:21; 7) Penggologan koperasi Penggolangan koperasi adalah pengelompokan koperasi ke dalam kelompok-kelompok tertentu berdasarkan kriteria dan karakterstik tertentu pula (Baswir, 2000:76). a) Berdasarkan Bidang Usaha Berdasarkan bidang usaha koperasi mencerminkan jenis jasa yang ditawarkan koperai kepada para pelanggannya. (1) Koperasi Konsumsi Koperasi konsumsi adalah koperasi yang berusaha dalam bidang penyediaan barang-barang konsumsi yang dibutuhkan oleh para anggotanya. Koperasi konsumsi dalam lingkungan para buruh menjual barang-barang kebutuhan pokok seperti bahan makanan, sandang, dan barang-barang kebutuhan sehari-hari lainnya. Dalam bidang pertanian koperasi konsumsi menyediakan kebutuhan pokok, bibit, serta alat pertanian. Koperasi dalam lingkungan
para
pelajar
dan
mahasiswa
biasanya
mengkonsentrasikan usahanya pada penjualan alat tulis, bukubuku, dan alat kebutuhan pelajar lainnya. (2) Koperasi Produksi Koperasi produksi adalah koperasi yang kegiatan utamanya melakukan pemrosesan barang baku menjadi barang jadi atau barang setengah jadi, namun karena kegiatan produksi biasanya terkait secar langsung dengan kegiatan memasarkan barangbarang itu, koperasi produksi biasanya juga bergerak dalam bidang pemasaran barang-barang yang diproduksinya. Tujuan utamanya adalah untuk menyatukan kemampuan dan modal para anggotanya, guna menghasilkan barang-barang tertentu melalui suatu perusahaan yang mereka kelola dan miliki sendiri. (3) Koperasi pemasaran Koperasi pemasaran adalah koperasi yang dibentuk untuk membantu para anggotanya dalam memasarkan barang-barang yang mereka hasilkan. Tujuan utama koperasi pemasaran adalah untuk menyederhanakan rantai tata niaga, dan mengurangi sampai sekecil mungkin keterlibatan pedagang perantara dalam memasarkan produk-produk yang mereka hasilkan. (4) Koperasi Kredit Koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam bidang pemupukan simpanan dari para anggotanya, untuk kemudian dipinjamkan kembali kepada para anggota yang memerlukn bantuan modal. Selain bertujuan untuk mendidik
anggotanya
agar bersikap hemat
serta
gemar
menabung, koperasi kredit biasanya juga bertujuan untuk membebaskan para anggota dari jeratan para rentenir. b) Berdasarkan Jenis Komoditi (1) Koperasi Pertambangan Koperasi pertambangan adalah koperasi yang melakukan usaha dengan menggali atau memanfaatkan sumber-sumber alam secara
langsung tanpa atau dengan sedikit mengubah bentuk dan sifat sumber-sumber alam tersebut. Contoh koperasi yang termasuk dalam koperasi pertambangan adalah koperasi yang melakukan usaha pendulangan emas dan
koperasi yang melakukan usaha
pengumpul batu kali. (2) Keperasi Pertanian dan Peternakan Koperasi pertanian adalah koperasi yang melakukan usaha sehubungan dengan komoditi pertanian tertentu. Koperasi jenis ini biasanya beranggotakan para petani, buruh tani serta mereka yang mempunyai sangkut paut langsung dengan usaha pertanian. Termasuk dalam kelompok koperasi pertanian
adalah koperasi
karet, koperasi tembakau, koperasi cengkeh. Menurut Chaniago (1984), kegiatan yang dilakukan oleh koperasi pertanian biasanya meliputi hal-hal sebagai berikut : (a) Mengusahakan bibit, semprotan, dan peralatan pertanian; (b) Mengolah hasil pertanian (c) Memasarkan hasil atau hasil olahan komoditi pertanian; (d) Menyediakan modal bagi para petani (e) Mengembangkan keterampilan petani. Sedangkan koperasi peternakan adalah koperasi yang usahanya berhubungan dengan komoditi peternakan tertentu. Termasuk dalam kelompok ini adalah koperasi pengolahan susu, koperasi unggas dan lain sebagainya. (3) Koperasi Industri dan Kerajinan Koperasi industri atau koperasi kerajinan adalah jenis koperasi yang melakukan usahanya dalam bidang usaha industri atau kerajinan tertentu. Sebagimana halnya dengan kegiatan industri dan kerajinan pada umumnya, kegiatan koperasi jenis ini biasanya berkaitan dengan usaha pengadaan bahan baku. Contoh koperasi industri atau koperasi kerajinan adalah operasi batik, koperasi tenun, dan koperasi kulit.
(4) Koperasi Jasa-Jasa Koperasi jasa-jasa hampir sama dengan koperasi industri. Bedanya adalah
bahwa
koperasi
jasa
merupakan
koperasi
yag
mengkhususkan usahanya dalam memproduksi dan memasarkan kegiatan jasa tertentu.
Sebagaimana koperasi industri, tujuan
utama pendirian koperasi jasa adalah untuk menyatukan potensi yang
dimiliki
oleh
masing-masing
anggotanya.
Dengan
menyatukan potensi ekonominya, maka masing-masing anggota koperasi jasa dapat mengembangkan potensinya secara lebih optimal. Contoh koperasi jasa-jasa adalah koperasi kredit, koperasi jasa angkutan, dan koperasi jasa pemasaran. c) Berdasarkan Jenis Anggota Penggolongan koperasi berdasarkan jenis anggota ini terutama merupakan fenomena perkembangan koperasi di indonesia sejak Orde Baru, namun di negara lain penggolongan kopeasi dengan cara ini jarang terjadi. Walaupun UU no. 25/1992 tidak mengakui koperasikoperasi jenis ini sebagai suatu golongan koperasi yang berdiri sendiri, namun pada praktiknya perkoperasian yang berlangsung di indonesia tidak dapat mengingkari kenyataan bahwa koperasi di indonesia pada umumnya berkelompok berdasarkan jenis anggotanya. Berdasarkan
jenis
anggotanya
operasi
antara
kelompokkan menjadi: (1) Koperasi Karyawan (Kopkar) (2) Koperasi Pedagang Pasar (Koppas) (3) Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) (4) Koperasi Mahasiswa (Kopma) (5) Koperasi Pondok Pesantren (Koppontren) (6) Koperasi Peran Serta Wanita (Koperwan) (7) Koperasi Pramuka (Kopram) dan lain sebagainya. d) Berdasarkan Daerah Kerja
lain
dapat
di
Yang dimaksud dengan daerah kerja koperasi dalam hal ini adalah luas-sempitnya wilayah yang dijangkau oleh suatu badan usaha koperasi dalam melayani kepentingan angotanya atau dalam melayani masyarakat. (1) Koperasi Primer Koperasi primer adalah koperasi yang beranggotakan orangorang, yang biasanya didirikan pada lingkup kesatuan wilayah terkecil tertentu. (2) Koperasi Sekunder Koperasi sekunder atau pusat koperasi adalah koperasi yang beranggotakan koperasi-koperasi primer, yang didirikan sebgai pemusatan dari beberapa koperasi primer dalam suatu lingkup wilayah tertentu. Koperasi sekunder mempunyai tujuan untuk memperkuat kedudukan ekonomi koperasi-koperasi primer yang bergabung di dalamnya. Koperasi sekunder biasanya berkedudukan di ibu kota provinsi. Contohnya adalah: Pusat Koperasi Unit Desa (Puskud), Pusat Koperasi Angkatan darat (Puskopad), Pusat Koperasi Karyawan (Puskopkar), Pusat Koperasi Pegawai (PKP). (3) Koperasi Tertier Koperasi tertier atau induk koperasi adalah koperasi yang beranggotakan koperasi-koperasi sekunder yang berkedudukan di ibu kota negara. Fungsi koperasi tertier biasanya sebagai ujung tombak koperasi-koperasi sekunder yang menjadi anggotanya, dalam berhubungan dengan lembaga-lembaga nasional yang terkait dengan pembinaan dan gerakan koperasi, koperasi sejenis di negara lain, atau dengan asosiasi-asosiasi pengusaha pada tingkat nasional dan internasional. Contohnya: Induk Koperasi Pegawai (IKP), Induk Koperasi Karyawan (Inkopkar), Induk Koperasi Angkatan Darat (Inkopad), Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI).
2.Hakikat Metode Mind Mapping a. Metode Tujuan pembelajaran akan dicapai jika pemilihan metodenya tepat. Sebelum pembelajaran guru harus cermat memilih dan menetapkan metode yang sesuai. Dalam filsafat dan ilmu pengetahuan metode artinya cara memikirkan dan memeriksa suatu hal menurut rencana tertentu. Sementara dalam dunia pengajaran, Subana dan Sunarti (2009:20) menyatakan bahwa metode adalah rencana penyajian bahan yang menyeluruh dengan urutan yang sistematis berdasarkan approach tertentu. Sejalan dengan hal di atas Suyatno (2009:26) mengemukakan bahwa metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan pada pencapaian tujuan. Pengusaaan metode merupakan aspek penting dalam keberhasilan pemelajaran. Guru perlu memilih metode pembelajaran yang cocok untuk diterapkan menurut caranya sendiri. Relevan dengan pernyataan tersebut di atas Sanjaya (2009:147) menyatakan
bahwa metode adalah
cara
yang digunakan
untuk
mengimplementasikan rencana yang telah disusun dalam bentuk kegiatan nyata agar tujuan yang telah ditetapkan tercapai secara optimal. Metode merupakan cara yang dapat digunakan untuk melakakukan sesuatu bisa berupa strategi maupun model pembelajaran, dengan kata lain metode adalah a way in achieving something. Menurut Anitah ( 2009: 45)
metode merupakan cara yang
digunakan untuk penyampaian pembelajaran.
Cara tersebut bisa
diterapkan sesuai keinginan peggunanya. Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara yang ditempuh yang berbentuk sebuah rencana yang sistematis dan digunakan untuk mecapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. b. Pengertian Mind Mapping Mind Mapping dalam bahasa Indonesia sering dikenal dengan peta konsep yang berkaitan dengan cara mencatat yang efektif untuk mengingat
suatu hal yang dianggap rumit. Menurut Buzan (2013: 4) Mind Mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan “memetakan” pikiran kita. Mind Mapping juga cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Relevan dengan pernyataan di atas Kurniasih dan Sani (2015:53) menyatakan bahwa Mind Mapping merupakan cara untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambilnya kembali ke luar otak. Bentuk Mind Mapping seperti peta pada sebuah jalan di kota yang mempunyai banyak cabang. S O Adodo Ph.D dalam jurnalnya mengemukakan bahwa, “Mind maps allow students to create a visual image to enhance their learning and can be used as metacognitive that allows them to make connection into materials in meaningful ways”. Mind mapping memungkinkan siswa untuk membuat gambar visual untuk meningkatkan pembelajaran mereka dan dapat digunakan sebagai metakognitif yang memungkinkan mereka untuk membuat koneksi menjadi bahan dalam cara yang berarti. (Mediterranean Journal of Social Sciences. Vo.l 4, No. 6) Sejalan dengan beberapa pendapat di atas Windura (2013:12) menyatakan bahwa Mind Mapping merupakan sistem belajar dan berpikir yang menggunakan kedua belah otak yang sesuai dengan cara kerja alaminya. Mind Mapping adalah bentuk dari sistem belajar dan berpikir yang mencerminkan secara visual apa yang terjadi pada otak saat belajar dan berpikir. Semua Mind Mapping mempunyai kesamaan yaitu sama-sama menggunakan warna, garis lengkung, simbol, kata, dan gambar yang sesuai dengan satu rangkaian aturan yang sederhana, mendasar, alami, dan sesuai degan cara kerja otak dan memiliki struktur yang alami yang memancar dari pusat. Dengan Mind Mapping daftar informasi yang panjang bisa dialihkan menjadi diagram-diagram warna-warni, sangat
teratur, dan mudah diingat yang bekerja selaras denga cara kerja alami otak dalam melakukan berbagai hal. Dari berbagai pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Mind Mapping adalah merupakan cara yang kreatif, efektif, dan efisien dalam menuangkan ide atau gagasan dengan cara memetakan pikiran yang menekankan keaktifan otak kanan dan kiri. Mind mapping juga dapat digunakan untuk semua aspek kehidupan yang membuatnya sangat efektif dan berguna dalam banyak hal. c. Manfaat Mind Mapping Menurut Swadarma (2013: 8) Mind Mapping mempunyai manfaat yaitu sebagai berikut: 1) Mengumpulkan data yang hendak digunakan untuk berbagai keperluan secara sistematis. 2) Mengembangkan dan menganalisis ide/pengetahuan seperti yang biasa dilakukan pada saat proses belajar mengajar, meeting workshop, atau rapat. 3) Memudahkan untuk melihat kembali sekaligus mengulang-ulang ide atau gagasan. 4) Membuat banyak pilihan dari berbagai rute keputusan. 5) Mempermudah proses brainstorming karena ide dan gagasan yang selama ini tidak mudah direkam maka menjadi mudah dituangkan di atas selembar kertas. 6) Dapat melihat gambaran besar dari suatu gagasan, sehingga membantu otak bekerja terhadap gagasan tersebut. 7) Menyederhanakan struktur ide dan gagasan yang semula rumit, panjang dan tidak mudah dilihat menjadi lebih mudah. 8) Menyeleksi informasi berdasarkan sesuatu yang dianggap penting dan sesuai dengan tujuan. 9) Membuat banyak pilihan dari berbagai rute.
10) Mempercepat dan menambah pemahaman pada saat pembelajaran karena dapat melihat keterkaitan antartopik yang satu dengan yang lainnya. 11) Mengasah keampuan kerja otak karena Mind Mapping penuh dengan unsur kreativitas. Relevan
denga
pendapat
di
atas,
Windura
(2013:14)
mengemukakan bahwa Mind Mapping mempunyai banyak manfaat yaitu: a) Bagi anak, Mind Mapping akan membantu anak untuk meringkas, mengarang, mencatat, berpikir kreatif, merencanakan jadwal kegiatan, mengurai artikel bacaan, megurai soal, dan pada akhirnya membantu anak untuk belajar sedikit, tahu lebih banyak, dan bebas stres. b) Bagi guru, Mind Mapping membantu guru untuk merancang kurikulum pengajaran, menyatukan materi pengajaran dari berbagai sumber, mengembangkan ide materi, mempersiapkan materi pengajarnnya, kemudian menggunakannya untuk presentasi mengajar, merancang soal-soal ujian, melakukan evaluasi mengajarnya. Franz
dalam
http://www.roseindia.net/articles/mind-mapping-
journal.page mengungkapkan bahwa A Mind Map is a powerful graphic technique that harnesses words, images, numbers, logic, rhythm, color and spatial skills. Mind Mapping adalah sebuah teknik atau metode yang sangat jelas yang memanfaatkan kata-kata, kesan-kesan, angka-angka, logika, irama, warna dan keterampilan-keterampilan ruang. Dengan metode peta pikiran (Mind Mapping) tentu akan sangat membantu siswa memanfaatkan potensi kedua belah otak. Dari berbagai pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa manfaat Mind Mapping antara lain yaitu memudahkan untuk melihat kembali suatu pokok pembahasan secara keseluruhan sekaligus mengulangulang ide atau gagasan, membuat belajar lebih cepat dan efisien, serta mengembangkan dan menganalisis ide seperti yang biasa dilakukan pada saat proses belajar mengajar. d. Kelebihan dan Kekurangan Mind Mapping
Dalam suatu proses belajar mengajar, Mind Mapping memiliki banyak kelebihan. Swadarma (2013:9) menerangkan beberapa keunggulan Mind Mapping, yaitu: 1) Meningkatkan kinerja manajemen pengetahuan. 2) Memaksimalkan sistem kerja otak. 3) Saling berhubungan satu sama lain sehingga makin banyak ide dan informasi yang dapat disajikan. 4) Memacu kreativitas, sederhana, dan mudah dikerjakan. 5) Sewaktu-waktu dapat me-recall data yang ada dengan mudah. 6) Menarik dan mudah tertangkap mata. 7) Dapat melihat sejumlah besar data dengan mudah. Sejalan dengan pernyataan di atas Kurniasih dan Sani (2015:54) juga berpendapat bahwa Mind Mapping mempunyai kelebihan : 1) Metode ini terbilang cukup cepat dimengerti dan cepat juga dalam menyelesaikan persoalan. 2) Mind Mapping terbukti dapat digunakan untuk mengorganisasikan ideide yang muncul di kepala. 3) Proses menggambar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain. 4) Diagram yang terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis. Namun pada sisi lain Mind Mapping juga memliki kekurangan seperti yang diungkapkan oleh Kurniasih dan Sani (2015:54) bahwa Mind Mapping mempunyai kekurangan : 1) Hanya siswa yang aktif yang terlibat. 2) Tidak sepenuhnya murid yang belajar. 3) Jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan. e. Langkah-langkah Pembuatan Mind Mapping Langkah-langkah membuat Mind Mapping menurut Buzan (2013: 15) adalah sebagai berikut: 1) Memulai dengan menulis ide atau gagasan utama di tengah. Dimulai dari tengah karena dari tengah memberikan kebebasan otak untuk
menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebuh bebas dan alami. 2) Menggunakan gambar atau foto sebagai ide utama, karena gambar memacu imajinasi, membuat fokus, membantu berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak. 3) Menggunakan warna karena warna memberikan pemikiran yang kreatif. 4) Menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, karena otak bekerja menurut asosiasi, otak senang mengaitkan dua atau lebih sekaligus. Bila menghubungkan cabang-cabang akan lebih mudah mengerti dan mengingat. 5) Membuat garis hubung yang melengkung bukan garis lurus, karena garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang
yang
melengkung dan organis lebih menarik mata. 6) Mengggunakan satu kata kunci untuk setiap garis, karena kata kunci tunggal lebih banyak daya dan fleksibilitas. Setiap kata tunggal atau gambar seperti pengganda yang menghsilkan sederet asosiasi dan hubungan sendiri. 7) Menggunakan gambar, karena seperti gambar sentral yang mempunyai makna seribu kata sehinggga lebih bisa mengembangkan kata kunci. Jadi apabila kita hanya mempunyai 10 gambar di dalam Mind Mapping sudah setara dengan 10.000 kata catatan. f. Implementasi
Metode Mind Mapping dalam Pemahaman Konsep
Koperasi John W. Budd dalam jurnalnya mengungkapkan bahwa A Mind Map is an outline in which the major categories radiate from a central image and lesser categories are portrayed as branches of larger branches, yang berarti bahwa peta pikiran (Mind Mapping) merupakan garis besar dari kategori utama dan pikiran-pikiran kecil yang digambarkan sebagai cabang dari cabang pikiran yang lebih besar. Dengan Mind Mapping daftar
informasi yang panjang dapat dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur, dan mudah diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja alami otak dalam melakukan berbagai hal. Mind Mapping merupakan salah satu metode pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan dalam berbagai mata pelajaran, salah satunya adalah IPS. Dalam mata pelajaran IPS, Mind Mapping dapat diterapkan ketika mengajarkan siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan melihat suatu pokok bahasan secara keseluruhan. Koperasi merupakan salah satu materi dalam pelajaran IPS yang cenderung sulit dipahami. Penerapan metode Mind Mapping akan berpengaruh bagi siswa dalam memahami materi koperasi karena di dalam Mind Mapping terdapat cara-cara penalaran dalam memahami materi pelajaran. Dengan metode ini, materi pembelajaran tidak begitu saja diterangkan kepada peserta didik tetapi mereka diarahkan untuk menemukan sendiri konsep yang dimaksud melalui pengalaman belajar peserta didik dengan cara menganlisis dan menggonstruksinya hingga terbentuk pemahaman baru dalam diri mereka. Berikut
langkah-langkah
membuat
Mind
Mapping
dalam
pembelajaran koperasi adalah sebagai berikut: 1) Memulai dengan menulis ide atau gagasan utama di tengah. Membuat gambar atau tulisan yang terkait dengan topik materi yng akan dibuat Mind Mapping koperasi (menggunakan setidaknya 3 warna, membuat gambar secara bebas, tidak baku) 2) Membuat subtopik yang mengelilingi lingkaran seperti judul bab tersebut yaitu koperasi. Menuliskan kata-kata dalam huruf kapital dan jika bisa membuat gambar ilustrasinya, menempatkan dalam garis yang sama panjang dan garis utama dibuat tebal dan dihubungkan langsung dengan gambar utama. Subtopik dapat berupa : a) Pengertian koperasi b) Manfaat koperasi c) Tujuan koperasi
d) Jenis-jenis koperasi e) Sejarah koperasi f) Arti lambang koperasi. g) Pentingnya usaha bersama koperasi Sub topik ini bisa disebut dengan induk Mind Mapping. 3) Mulai menambahkan level pikiran lapis ke-2 yang kata-katanya terkait dengan cabang utama atau yang lebih tepatnya ringkasan dari induk Mind Mapping pada langkah ke-2. Membuat garis penghubung yang lebih tipis untuk membuat perbedaan dan kata-katanya ditulis dalam huruf kecil. 4) Menambahkan level pikiran lapis ke-3 dan ke-4 sejalan dengan apa yang muncul di pikiran atau catatan yang ingin ditambahkan. Menuangkan pikiran secara bebas. 5) Menambahkan kotak atau bentuk lainya di sekeliling gambar untuk membedakan poin yang penting. 6) Membuat setiap Mind Mapping lebih artistik, berwarna, dan imaginatif. 3.Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan merupakan penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti lain sebelumnya mengenai variabel yang menjadi pokok penelitian. Penelitian yang relevan ini digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya. Sejalan dengan pernyataan tersebut, penelitian ini juga menggunakan penelitian yang relevan dengan variabel teikat pemahaman konsep koperasi dan variabel bebas metode Mind Mapping. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah: a) Jati Laksono Pamungkas dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Mind Mapping dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Persuasi pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Suruh Tasikmadu Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014” menyimpulkan bahwa hasil penelitian menunjukkan: keterampilan menulis persuasi dengan menerapkan metode Mind Mapping
tersebut dapat meningkat. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya ketuntasan klasikal siswa pada setiap siklus yaitu; pada pratindakan siswa yang mendapat nilai di atas kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 70 hanya 10 siswa (53,48 %), siklus I sebanyak 13 siswa memperoleh nilai di atas KKM (56,52%), dan pada siklus II sebanyak 17 peserta didik memperoleh nilai di atas KKM (73,92%), dan siklus III sebanyak 20 peserta didik memperoleh nilai di atas KKM (86,96%). Penelitian Jati Laksono Pamungkas di atas relevan dengan penelitian ini. Persamaannya yaitu pada variabel bebas yaitu sama-sama menggunakan metode Mind Mapping, sedangkan perbedaannya yaitu pada penelitian Jati Laksono Pamungkas menggunakan
variabel terikat keterampilan menulis
presuasi dan pada penelitian ini menggunakan materi konsep koperasi. Maka peneliti
mengharapkan
pada
penelitian
yang
dilakukan
dengan
menggunakan Mind Mapping dapat meningkatkan pemahaman konsep koperasi. b) Siti Ika Nurjanah dengan judul“Penerapan Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Koperasi dalam Pelajaran IPS bagi Siswa Kelas IV SDN Tambi Watukumpul Pemalang Tahun 2012”. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan pemahaman konsep koperasi siswa kelas IV SD Negeri Tambi, Watukumpul Pemalang. Peningkatan pemahaman konsep tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai pemahaman konsep siswa pada setiap siklusnya. Rata-rata nilai pemahaman konsep siswa sebelum tindakan (pratindakan) yaitu 59,75, pada siklus I nilai rata-rata pemahaman konsep siswa 70,45, pada siklus II meningkat lagi menjadi 78. Sebelum dilaksanakan tindakan, siswa yang memperoleh nilai di atas KKM (≥ 63) hanya sebanyak 8 siswa (40%), pada siklus I meningkat menjadi 15 siswa (75%), pada siklus II meningkat lagi menjadi 18 siswa (90%).
Penelitian Siti Ika Nurjanah di atas relevan dengan penelitian ini persamaannya yaitu penelitian ini sama-sama mengkaji tentang peningkatan pemahaman konsep koperasi. Perbedaannya yaitu pada penelitian Siti Ika Nurjanah menggunakan model Kooperatif Tipe TGT sedangkan pada penelitian ini menggunakan metode Mind Mapping. c) Retno Hermawati dengan judul “Penerapan Metode Peta Pikiran (MindMapping ) untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita Pendek pada Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah Salatiga”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa (1) penerapan metode peta pikiran untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran keterampilan menulis cerita pendek. (2) Penerapan metode dapat meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah Salatiga, yaitu minimal 80% siswa memperoleh nilai 60 atau lebih sebagai batas tuntas. Penelitian Retno Hermawati di atas relevan dengan penelitian ini. Persamaannya yaitu pada variabel bebas yaitu sama-sama menggunakan metode
Mind Mapping, sedangkan perbedaannya yaitu pada Retno
Hermawati menggunakan
variabel terikat meningkatkan keterampilan
menulis cerita pendek dan pada penelitian ini menggunakan materi konsep koperasi. Maka peneliti mengharapkan pada penelitian yang dilakukan dengan menggunakan Mind Mapping dapat meningkatkan pemahaman konsep koperasi.
B. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir merupakan penjelasan sementara mengenai alur dari objek permasalahan yang disusun berdasarkan kajian pustaka dan penelitian yang relevan. Pada kondisi awal pembelajaran masih bersifat konvensional yaitu guru mengajar menggunakan metode ceramah yang sangat mendominasi tanpa adanya penggunaan metode lain atau dengan kata lain pembelajran hanya berjalan satu arah dari guru ke siswa belum ada umpan balik dan guru belum menggunakan metode pembelajaran yang sesuai, sehingga suasana pembelajaran menjadi
membosankan. Hal ini menyebabkan rendahnya nilai siswa, terbukti dari 29 siswa hanya ada 41% atau sebanyak 12 siswa yang mencapai KKM (70). Untuk mengatasi permasalahan pada rendahnya nilai pemahaman konsep koperasi diperlukan adanya metode yang tepat. Salah satunya adalah Mind Mapping. Metode Mind Mapping diharapkan dapat membantu meningkatkan pemahaman konsep siswa, khususnya pemahaman konsep koperasi. Metode Mind Mapping diterapkan dengan menggunakan siklus I, siklus II dan siklus III. Tahap dari penelitian ini dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi kemudian refleksi yang dilakukan dengan kolaborasi antara peneliti dan guru kelas IV dengan indikator ketercapaian 85
siswa mendapatkan nilai ≥ 70.
Pada kondisi akhir diperoleh penerapan metode Mind Mapping dapat meningkatkan pemahaman konsep koperasi bagi siswa kelas IV SD Negeri 1 Kemasan Boyolali. Alur kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Kondisi Awal
pembelajaran masih bersifat konvensional, pembelajran hanya berjalan satu arah, belum menggunakan metode pembelajaran yang sesuai, suasana belajar membosankan.
Pemahaman konsep koperasi pada siswa kelas IV SDN 1 Kemassan Boyolali rendah
Siklus I
Tindakan
Menerapkan metode Mind Mapping untuk meningkatakan pemahaman konsep koperasi.
1. 2. 3. 4.
Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi
Siklus II 1. 2. 3. 4.
Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi
Siklus III 1. 2. 3. 4.
Kondisi Akhir
Melalui penerapan metode Mind Mapping dapat meningkatkan pemahaman konsep Koperasi pada siswa kelas IV SD N 1 Kemasan Boyolali
Gambar 2.2. Kerangka Berpikir
Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi
C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan latarbelakang masalah, kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: “Penerapan metode Mind Mapping
dapat meningkatkan pemahaman
konsep koperasi bagi siswa kelas IV SD Negeri 1 Kemasan Boyolali tahun ajaran 2015/2016.”