8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Hasil Belajar IPS tentang Aktivitas Ekonomi di Kelas IV Sekolah Dasar a. Karakteristik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Sebagai individu, siswa memiliki karakteristik. Karakteristik yang dimiliki oleh tiap-tiap individu berbeda antara satu dengan yang lain. Karakteristik yang melekat pada individu senantiasa berubah mengikuti perubahan umurnya. Perkembangan individu meliputi perkembangan kognitif, motorik, dan psikomotor. Piaget (Sumantri, 2014: 1.42) mengemukakan bahwa teori perkembangan kognitif menunjukkan bahwa interaksi anak dengan lingkungan dan pengorganisasian kognitif dari pengalaman menghasilkan kecerdasan. Pengetahuan anak terbentuk secara berangsur sejalan dengan pengalaman yang berkesinambungan dan bertambah luasnya pemahaman tentang informasi-informasi yang ditemui. Berkaitan dengan pendidikan anak usia sekolah dasar, maka guru perlu mengetahui secara mendalam tentang sifat-sifat serta karakteristik anak usia sekolah dasar agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal. Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu, karena individu melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungan. Asumsi dasar yang melandasi deskripsi demikian adalah pendapat Piaget mengenai perkembangan intelek dan konsepsinya tentang hakikat kecerdasan. Dengan demikian intelegensi individu akan tumbuh dan berkembang melalui interaksi dengan lingkungannya (Sagala, 2014: 26–27). Perkembangan intelek individu akan semakin berkembang seiring bertambahnya umur. Seperti yang dikemukakan oleh Piaget (Sagala, 2014: 27–28) bahwa interaksi dengan lingkungan akan semakin mengembangkan fungsi intelek dilihat dari perkembangan usia melalui beberapa tahap: (1)
8
9 sensori motor (0–2 tahun); (2) praoperasional (2–7 tahun); (3) operasional konkret (7–11 tahun); dan operasional formal (11 tahun–ke atas). Sensori motor (0–2 tahun) yaitu anak mengenal lingkungan dengan kemampuan sensorik dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan menggerak-gerakkannya. Tingkat sensori motor menempati dua tahun pertama dalam kehidupan, selama periode ini anak mengatur alamnya dengan indera-inderanya (sensori) dan tindakan-tindakannya (motor). Praoperasional (2–7 tahun) yaitu anak mengandalkan diri pada persepsi tentang realitas, ia telah mampu menggunakan simbol, bahasa, konsep sederhana, berpartisipasi, membuat gambar, dan menggolonggolongkan. Periode ini disebut praoperasional, karena pada umur ini anak belum mampu melaksanakan operasi-operasi mental, seperti yang telah dikemukakan terdahulu, yaitu menambah, mengurangi, dan lain-lain. Operasional konkret (7–11 tahun) yaitu dapat mengembangkan pikiran logis, anak itu dapat mengikuti penalaran logis walau kadangkadang memecahkan masalah secara “trial and error”. Tingkat ini merupakan permulaan berpikir rasional, ini berarti anak memiliki operasioperasi logis yang dapat diterapkannya pada masalah-masalah konkret. Operasional formal (11 tahun–ke atas) yaitu anak dapat berpikir abstrak seperti pada orang dewasa. Pada periode ini anak dapat menggunakan operasi-operasi konkretnya, untuk membentuk operasioperasi yang lebih kompleks. Berdasarkan tahapan perkembangan intelektual yang dikemukakan oleh Piaget, maka siswa kelas IV memasuki tahap operasional konkret. Pada tahap operasional konkret anak harus diberikan benda-benda nyata yang berada di sekitarnya. Karakteristik siswa kelas IV pada umumnya aktif dan suka bermain. Siswa kelas IV belum bisa memahami materi abstrak. Oleh karena itu, keberadaan media pembelajaran di kelas IV sangat diperlukan. Selain itu, keaktifan siswa harus diarahkan pada kegiatan yang menguntungkan dalam pembelajaran. Penerapan strategi GNT dengan media
10 gambar dapat mengarahkan siswa untuk aktif mendengarkan penjelasan guru dan mencatat apa yang disampaikan guru. Media gambar dalam pembelajaran ini berfungsi untuk membantu siswa memahami materi abstrak sehingga menjadi konkret dan mudah dipahami. b. Hasil Belajar IPS tentang Aktivitas Ekonomi di Kelas IV Sekolah Dasar 1) Pengertian Belajar Belajar merupakan kata yang tidak asing lagi bagi masyarakat, bahkan kata tersebut sering terdengar dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang menyebutkan kata “belajar” tanpa tahu apa arti dari kata tersebut. Agar tidak terjadi salah pengertian tentang “belajar”, maka di bawah ini akan dijelaskan tentang pengertian belajar menurut beberapa ahli. Menurut
R. Gagne
(Susanto, 2013:
1), belajar dapat
didefinisikan sebagai suatu proses berubahnya perilaku individu sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan yaitu terjadinya interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran. Bagi Gagne, belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Adapun menurut Burton (Susanto, 2013: 3), belajar merupakan perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya. Adapun pengertian belajar menurut W.S. Winkel (Susanto, 2013: 4) merupakan suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat relatif konstan dan berbekas. Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh individu secara
11 sadar guna memperoleh suatu konsep, pemahaman, dan pengalaman yang akan memicu perubahan tingkah laku dari individu tersebut yang bersifat relatif tetap. Belajar merupakan suatu proses. Oleh karena itu, belajar terbagi menjadi beberapa tahap. Menurut Gagne ada tiga tahap belajar yaitu: (1) persiapan untuk belajar; (2) pemerolehan dan unjuk perbuatan (performansi);
dan
(3)
alih
belajar
yaitu
pengisyaratan
untuk
membangkitkan dan memberlakukan secara umum (Sagala, 2014: 19). Setiap tahap dalam belajar memegang peranan yang penting dalam mencapai keberhasilan belajar. Keberhasilan belajar siswa sangat tergantung pada keberhasilan siswa pada setiap tahap belajarnya. 2) Hasil Belajar Berdasarkan uraian tentang pengertian belajar di atas, maka hasil belajar dapat diartikan sebagai perubahan-perubahan yang terjadi pada individu yang bersifat relatif tetap. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh K. Brahim (Susanto, 2013: 5) bahwa hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran. Seorang siswa dikatakan berhasil dalam pembelajaran apabila ia dapat mencapai tujuan pembelajaran. Cara yang digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran adalah evaluasi. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sunal (Susanto, 2013: 5) bahwa evaluasi adalah suatu proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa. 3) Pengertian IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari di tingkat sekolah dasar. IPS mempelajari tentang kehidupan sosial yang ada di masyarakat. IPS sangat dekat
12 dengan kehidupan sehari-hari siswa dalam masyarakat. Sebagai individu, siswa tidak terlepas dari kehidupannya di dalam kelompok atau masyarakat. Menurut Sapriya (2015: 43), khusus untuk IPS SD materi pelajaran dibagi menjadi dua bagian yakni materi sejarah dan materi pengetahuan sosial. Materi pengetahuan sosial meliputi lingkungan sosial, geografi, ekonomi, dan politik/pemerintahan. Sedangkan cakupan materi sejarah meliputi sejarah lokal dan sejarah nasional. Susanto (2013: 138) berpendapat, hakikat IPS di sekolah dasar memberikan pengetahuan dasar dan keterampilan sebagai media pelatihan kepada siswa sebagai warga negara sedini mungkin. Pendidikan IPS tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan semata, namun harus berorientasi pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, sikap, dan kecakapan-kecakapan dasar siswa yang berpijak pada kehidupan sosial kemasyarakatan sehari-hari dan memenuhi kebutuhan bagi kehidupan sosial di masyarakat. Definisi yang hampir sama dikemukakan oleh Buchari Alma (Susanto, 2013: 141) yang menyatakan bahwa IPS sebagai suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang mempersoalkan manusia dalam lingkungan alam fisik, maupun dalam lingkungan sosialnya dan yang bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial, seperti: geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, politik, dan psikologi. Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa IPS adalah salah satu mata pelajaran yang mempelajari segala aspek kehidupan manusia yang meliputi
geografi, sejarah, ekonomi,
antropologi, sosiologi, politik, dan psikologi baik sebagai individu maupun anggota kelompok. 4) Tujuan Pembelajaran IPS Pendidikan IPS di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari dokumen Kurikulum 1975 yang memuat IPS sebagai mata pelajaran untuk pendidikan di sekolah dasar (Sapriya, 2015: 11). Namun, setelah disahkannya UU No. 20/2003 yang diikuti oleh adanya PP No 19/2005
13 tentang Standar Nasional Pendidikan yang mengamanatkan perlu adanya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) maka pengembangan kurikulum IPS mengacu pada Permendiknas Nomor 22 tentang Standar Isi dan Nomor 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dengan panduan KTSP yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di tingkat sekolah dasar, tentunya IPS memiliki tujuan yang spesifik. Tujuan pembelajaran IPS yang dikemukakan oleh Mutakin (Susanto, 2013: 145–146) yaitu: (1) memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan; (2) mampu menggunakan konsep dasar dan metode untuk memecahkan masalah; (3) mampu menggunakan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan masalah yang berkembang di masyarakat; (4) mampu menganalisis dan mengambil tindakan yang tepat berdasarkan isu yang beredar; dan (5) dapat mengembangkan potensi diri. Secara khusus, tujuan pendidikan IPS di sekolah dapat dikelompokkan
menjadi
empat
komponen,
sebagaimana
yang
dikemukakan oleh Chapin & Messick (Susanto, 2013: 147), yaitu: (1) memberikan siswa pengetahuan tentang pengalaman manusia dalam kehidupan bermasyarakat pada masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang; (2) menolong siswa untuk mengembangkan keterampilan untuk mencari
dan
mengolah
informasi;
(3)
menolong
siswa
untuk
mengembangkan nilai demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat; dan (4) memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan dalam kehidupan sosial. Keempat tujuan ini tidak terpisah atau berdiri sendiri, melainkan merupakan kesatuan dan saling berhubungan. Dari berbagai tujuan yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli di atas, maka dapat dikatakan bahwa IPS memiliki tujuan memberikan pengetahuan kepada siswa tentang konsep, nilai, isu-isu, dan masalah sosial yang berkembang di masyarakat serta memberikan
14 pengetahuan tentang bagaimana ia harus bersikap untuk menyelesaikan atau menghadapi masalah-masalah yang muncul di masyarakat. 5) Ruang Lingkup IPS Sebagai seorang guru, sudah seharusnya mengetahui ruang lingkup IPS di sekolah dasar. Hal ini bertujuan agar dalam menyampaikan materi pembelajaran tidak terlalu luas atau terlalu sempit. Ruang lingkup materi pelajaran IPS di sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah yang tercantum dalam kurikulum, menurut Depdiknas (Susanto, 2013: 160), sebagai berikut: (1) manusia, tempat, dan lingkungan; (2) waktu, keberlanjutan, dan perubahan; (3) sistem sosial dan budaya; serta (4) perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Sedangkan menurut Wahab (2009: 3.6), ruang lingkup IPS sebagai suatu studi, sama halnya dengan yang menjadi ruang lingkup Ilmu Sosial, yaitu manusia dalam konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat. Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup IPS mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan manusia dengan segala apa yang ada di lingkungannya yang meliputi waktu, keberlanjutan, perubahan, sistem sosial, budaya, perilaku ekonomi dan kesejahteraan. 6) Materi Aktivitas Ekonomi di Sekolah Dasar Kelas IV Materi IPS tentang aktivitas ekonomi dipelajari di sekolah dasar tepatnya di kelas IV semester II. Terdapat satu Standar Kompetensi (SK) di kelas IV semester II yaitu SK 2 yang berbunyi “Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.” Dari SK tersebut diperinci menjadi beberapa Kompetensi Dasar (KD). KD yang digunakan adalah KD 2.1 yang berbunyi “Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya”. Dari KD 2.1 diturunkan menjadi beberapa indikator, yaitu: 2.1.1 menjelaskan pengertian aktivitas ekonomi; 2.1.2 mengidentifikasi bentuk-bentuk
15 aktivitas ekonomi; 2.1.3 menyebutkan bentuk-bentuk aktivitas ekonomi; 2.1.4
mencontohkan
bentuk-bentuk
aktivitas
ekonomi;
2.1.5
mendeskripsikan aktivitas ekonomi pertanian; 2.1.6 mendeskripsikan aktivitas ekonomi perkebunan; 2.1.7 mendeskripsikan aktivitas ekonomi peternakan; 2.1.8 mendeskripsikan aktivitas ekonomi perikanan; 2.1.9 mendeskripsikan aktivitas ekonomi kehutanan; 2.1.10 mendeskripsikan aktivitas ekonomi
pertambangan; 2.1.11 mendeskripsikan aktivitas
ekonomi perindustrian; 2.1.12 menjelaskan pengaruh kondisi pantai terhadap aktivitas ekonomi; 2.1.13 menjelaskan pengaruh kondisi dataran rendah terhadap aktivitas ekonomi; 2.1.14 menjelaskan pengaruh kondisi dataran tinggi terhadap aktivitas ekonomi; 2.1.15 menjelaskan pengaruh kondisi sungai terhadap aktivitas ekonomi; 2.1.16 menjelaskan pengaruh kondisi danau terhadap aktivitas ekonomi; dan 2.1.17 menjelaskan pengaruh kondisi laut terhadap aktivitas ekonomi. Dari indikator-indikator yang tertera di atas, maka ruang lingkup materi aktivitas ekonomi di kelas IV sekolah dasar adalah sebagai berikut. Menurut Radjiman (2009: 111-118) materi aktivitas ekonomi meliputi: a) Bentuk-Bentuk Aktivitas Ekonomi Aktivitas
ekonomi
adalah
kegiatan-kegiatan
yang
menghasilkan barang dan jasa yang bernilai ekonomi. Aktivitas ekonomi terdiri atas aktivitas produksi, aktivitas distribusi, dan aktivitas konsumsi. (1) Aktivitas Produksi Aktivitas produksi adalah kegiatan yang menghasilkan barang atau kegiatan mengolah barang agar dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan. Industri ada 2 jenis, yaitu industri rumah tangga dan industri besar. Ada beberapa unsur yang diperlukan dalam melakukan aktivitas produksi yaitu modal, bahan-bahan dasar, dan tenaga kerja. Contoh aktivitas produksi,
16 yaitu: petani menghasilkan padi, jagung, teh, dan kopi; nelayan menghasilkan ikan; dan industri tekstil menghasilkan kain. (2) Aktivitas Distribusi Aktivitas distribusi adalah kegiatan menyalurkan barang dari
produsen
ke
konsumen.
Orang-orang
yang
bekerja
mendistribusikan barang dan jasa disebut distributor. Distribusi dibedakan menjadi distribusi langsung dan tidak langsung. (3) Aktivitas Konsumsi Aktivitas konsumsi adalah kegiatan menggunakan atau menghabiskan hasil produksi. Aktivitas konsumsi merupakan kegiatan terakhir dalam aktivitas ekonomi. b) Aktivitas Ekonomi yang Berkaitan dengan Sumber Daya Alam Sumber daya alam sangat berkaitan erat dengan aktivitas ekonomi
masyarakat.
Perhatikan
berbagai
aktivitas
ekonomi
masyarakat berikut ini. (1) Pertanian Penduduk Indonesia sebagian besar adalah petani. Oleh karena itu Indonesia disebut negara agraris. Orang yang bekerja dibidang pertanian disebut petani. Pekerjaan petani adalah mengolah tanah dengan tanam-menanam. Banyak kegiatan dalam pertanian ini, di antaranya: pengolahan lahan, pemupukan, pemanenan, dan penyuluhan. (2) Perkebunan Aktivitas perkebunan adalah aktivitas penanaman sayuran, buah-buahan, atau bunga. Berbagai macam hasil kebun dapat dihasilkan di tanah air Indonesia. Seperti teh, kopi, coklat, karet, pala, lada, dan cengkeh. (3) Peternakan Peternakan adalah usaha memelihara binatang peliharaan untuk diambil manfaatnya. Orang yang bertugas mengurus peternakan disebut peternak. Daging, susu, dan telur merupakan
17 hasil dari usaha peternakan. Hasil peternakan dapat dinikmati untuk kebutuhan pangan. Selain itu dapat juga dijadikan bahan baku industri. Seperti bulu dan kulit. Bulu ayam dapat digunakan untuk membuat shuttlecock (bola untuk bulutangkis) dan kemoceng. Kulit dapat digunakan untuk membuat ikat pinggang, pakaian, dan sepatu. (4) Perikanan Perikanan yaitu usaha pemeliharaan, pembudidayaan, dan penangkapan. Hasil usaha perikanan bukan hanya ikan. Hasil lainnya seperti mutiara, rumput laut, garam, dan sebagainya. Usaha perikanan di Indonesia dapat dibedakan menjadi perikanan darat dan perikanan laut. Perikanan darat adalah usaha perikanan di perairan darat. Perairan ini meliputi perikanan air tawar dan payau. Perikanan air tawar diusahakan di sungai, danau, rawa, waduk atau bendungan. Perikanan air payau diusahakan di tambak di tepi pantai. Perikanan laut merupakan perikanan di pantai dan di laut. (5) Kehutanan Hutan merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Manfaat hutan misalnya menghasilkan kayu, mencegah banjir, dan erosi. Manfaat lain adalah sebagai objek wisata dan paru-paru dunia. Berdasarkan jenis tanamannya, hutan digolongkan menjadi dua yaitu hutan homogen dan hutan heterogen. (6) Pertambangan Bumi Indonesia mengandung banyak bahan tambang. Berbagai bahan tambang di antaranya emas, perak, minyak bumi, dan batu bara. Berbagai bahan tambang tersebut sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat Indonesia. (7) Perindustrian Aktivitas industri di Indonesia dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Industri yang dilakukan oleh pemerintah
18 merupakan industri besar. Sedangkan industri yang dilakukan oleh masyarakat biasanya industri kecil. Contoh industri besar di antaranya industri pesawat terbang, industri kendaraan bermotor, industri elektronika, industri kertas, dan industri tekstil. Contoh industri kecil di antaranya hasil anyaman, mebel, batik, dan konveksi. c) Pengaruh Kondisi Alam terhadap Aktivitas Ekonomi Secara umum, sumber daya alam dapat dibagi menjadi sumber daya alam di daratan dan sumber daya alam di perairan (Tantya, 2008: 44-63). (1) Aktivitas Ekonomi di Daerah Daratan (a) Pantai Pantai adalah daratan di tepi laut. Pantai yang landai, berpasir dan bersih sering dikunjungi para wisatawan. Aktivitas ekonomi masyarakat di daerah pantai antara lain: nelayan, pengusaha tambak, petani tambak, petani garam, dan pengrajin. (b) Dataran Tinggi Dataran tinggi ialah daerah permukaan bumi yang ketinggiannya melebihi 200 meter di atas permukaan laut. Mata pencarian orang yang tinggal di dataran tinggi ada bermacammacam,
antara
lain:
peternak,
petani,
pekerja/buruh
perkebunan, pekerja pertukangan, dan pedagang. (c) Dataran Rendah Dataran
rendah
ialah
hamparan
daratan
yang
ketinggiannya tidak lebih dari 200 meter di atas permukaan laut. Daerah ini biasanya padat penduduk. Mata pencarian penduduk di dataran rendah antara lain: petani, buruh tani, pengrajin alat-alat rumah tangga dan alat pertanian, peternak, dan buruh musiman.
19 (2)Aktivitas Ekonomi di Daerah Perairan (Sutoyo, 2009: 21–30) (a) Sungai Sungai yang besar dan dalam, dimanfaatkan sebagai sarana transportasi. Masyarakat sekitarnya membuka berbagai usaha, seperti penyewaan perahu, membuka warung apung, dan ada yang menjadi kuli angkut. Sungai yang berjeram-jeram dimanfaatkan untuk rekreasi, misalnya memancing dan olahraga arung jeram. (b) Danau Danau adalah genangan air yang sangat luas yang dikelilingi oleh daratan. Danau buatan disebut waduk atau bendungan. Danau dapat dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi, pengairan/irigasi, pembangkit listrik tenaga air, dan tempat budidaya ikan. (c) Laut Sebagian besar wilayah negara kita berupa lautan. Wilayah lautan dapat dimanfaatkan untuk sarana transportasi, olahraga menyelam, rekreasi taman laut dan lain-lain. Sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan oleh manusia adalah berbagai jenis ikan dan hewan laut seperti kerang mutiara. Ada juga berbagai tanaman laut seperti rumput laut dan berbagai bahan mineral dan tambang. Dari pengertian hasil belajar dan materi IPS tentang aktivitas ekonomi di kelas IV sekolah dasar, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS tentang aktivitas ekonomi di sekolah dasar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari IPS mengenai pengertian dan bentukbentuk aktivitas ekonomi di bidang pertanian, perkebunan, peternakan perikanan, kehutanan, pertambangan, perindustrian; hubungan aktivitas ekonomi dengan sumber daya alam dan kondisi pantai, dataran rendah, dataran tinggi, sungai, danau, dan laut yang mempengaruhi aktivitas ekonomi di kelas IV sekolah dasar.
20 2. Strategi GNT dengan Media Gambar a. Strategi GNT 1) Pengertian Strategi GNT Strategi
merupakan
cara
yang
dilakukan
guru
dalam
menyampaikan materi ajar. Strategi GNT adalah salah satu strategi yang dapat mengaktifkan siswa. Strategi ini sangat cocok digunakan dalam pembelajaran IPS dengan materi yang banyak untuk diingat. Guided Note Taking menggunakan handout dengan menyimpulkan poin-poin penting dari sebuah pelajaran yang disampaikan (Silberman, 2009: 108). Silberman (Sulistyaningrum, 2012: 70) juga mengatakan bahwa strategi pembelajaran GNT atau catatan terbimbing merupakan salah satu strategi pembelajaran active learning yang dipilih untuk membantu penyampaian materi ajar dengan menggunakan handout dengan menyimpulkan
poin-poin
penting
dari
suatu
pengajaran
yang
disampaikan. Pengertian lain tentang strategi GNT diungkapkan oleh Campana (2009: 35), “Guided notes have been shown to have a positive effect on classroom performance. Guided notes are a set of notes that are missing vital information that the student needs to fill in.” Dari beberapa pendapat tentang strategi Guided Note Taking, maka dapat ditarik pengertian bahwa strategi GNT merupakan strategi pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dengan cara memberikan catatan dalam bentuk handout yang berisi poin-poin kosong mengenai materi ajar yang disampaikan dan meminta siswa melengkapi poin-poin kosong yang terdapat pada handout. Penggunaan strategi GNT dapat memberikan dampak baik kepada siswa. Setelah mengisi handout yang diberikan guru, siswa akan memiliki catatan tentang materi ajar yang telah disampaikan guru. Dengan adanya catatan ini siswa mempunyai bahan untuk belajar dalam bentuk yang lebih singkat dan akan lebih mudah memahami materi pelajaran.
21 2) Kelebihan dan Kekurangan Strategi GNT Penggunaan suatu strategi tentunya didasari oleh kelebihan dan kekurangan dari strategi yang digunakan. Kelebihan yang sangat tampak yaitu siswa memiliki catatan untuk bahan belajar di rumah sehingga siswa tidak mudah lupa dengan materi yang telah dipelajari. Terdapat beberapa kelebihan dari strategi GNT, seperti yang dikemukakan oleh Izaskia
(Wati, 2012: 16) berikut ini. Kelebihan
strategi GNT yaitu; (1) cocok untuk kelas besar dan kecil; (2) dapat digunakan sebelum, selama, atau seusai pembelajaran; (3) cocok untuk materi pengantar; (4) cocok untuk materi yang mengandung fakta, sila, rukun, definisi, dan prinsip; (5) menguji pengetahuan kognitif; (6) cocok untuk memulai pembelajaran; (7) dapat digunakan untuk merangkum beberapa hal yang berbeda; (8) menggantikan tulisan naratif panjang; (9) menilai kecenderungan seseorang terhadap suatu informasi; dan (10) memungkinkan siswa lebih aktif serta mampu memecahkan masalah. Dari beberapa kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh strategi GNT, tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Di bawah ini adalah beberapa kekurangan yang dimiliki oleh strategi GNT yang dikemukakan oleh Izaskia (Wati, 2012: 16–17). Kekurangan strategi GNT yaitu: (1) guru sulit mengontrol kegiatan siswa jika digunakan pada semua materi; (2) memerlukan waktu panjang; (3) guru harus menyiapkan handout terlebih dahulu; (4) membuat guru sulit beradaptasi dengan strategi baru; (5) menuntut guru untuk lebih menguasai materi; dan (6) biaya pembuatan handout cukup mahal. Dari beberapa kekurangan yang dijelaskan di atas, dapat diatasi dengan cara sebagai berikut: (1) guru membatasi waktu pengisian handout; (2) guru menggunakan media pembelajaran yang menarik perhatian siswa; dan (3) siswa diminta membaca materi terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai.
22 3) Langkah-Langkah Strategi GNT Strategi GNT adalah salah satu strategi yang dapat mengaktifkan siswa. Penerapan strategi GNT dalam pembelajaran melalui beberapa langkah. Langkah-langkah strategi GNT adalah sebagai berikut. a) Beri siswa panduan yang berisi ringkasan poin-poin utama dari materi pelajaran yang akan disampaikan. b) Kosongkan sehingga
sebagian
dari
akan terdapat
poin-poin
yang
dianggap
ruang-ruang kosong dalam
penting panduan
tersebut. c) Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah : (1)berikan suatu istilah dengan pengertian, kosongkan istilah atau definisinya; (2)kosongkan beberapa pernyataan jika poin-poin utamanya terdiri dari pernyataan; (3)menghilangkan kata kunci dari sebuah paragraf; (4)dapat juga dibuat bahan ajar (handout) yang tercantum di dalam sub-topik dari materi pelajaran. Beri tempat kosong yang cukup sehingga siswa dapat membuat catatan di dalamnya. d) Bagikan bahan ajar (handout) kepada siswa dan menjelaskan bahwa handout yang ada dihilangkan beberapa poin penting. e) Setelah selesai
menyampaikan
materi, minta
siswa
untuk
membacakan hasil catatannya. f) Beri klarifikasi. (Zaini, Munthe, & Aryani, 2008: 32–34) Penerapan strategi GNT harus berdasarkan langkah-langkah yang benar agar pembelajaran dapat berjalan lancar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selain pendapat di atas, Prasetiyo, Wahyudi, & Triyono (2014: 3), mengemukakan bahwa langkah-langkah penerapan GNT yaitu: (1) mengarahkan agar siswa aktif mengikuti pembelajaran; (2) menyiapkan lembar catatan; (3) membagikan lembar catatan; (4) menjelaskan cara
23 mengisi lembar catatan; (5) menyampaikan materi pelajaran; (6) membahas lembar catatan; (7) klarifikasi; (8) penilaian; dan (9) refleksi. Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah penerapan strategi GNT yaitu: (1) pembagian lembar catatan; (2) penyampaian materi dan pembimbingan mengisi lembar catatan; (3) pembacaan lembar catatan; dan (4) klarifikasi terhadap hasil catatan. b. Media Gambar 1) Pengertian Media Gambar Pelaksanaan pembelajaran akan lebih efektif apabila dilengkapi dengan penggunaan media pembelajaran. Menurut Martin dan Briggs (Wena, 2012: 9), media adalah seluruh sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan siswa. Jadi, media pembelajaran dapat dikatakan sebagai semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan siswa saat pembelajaran berlangsung. Leshin, Pollock, dan Reigeluth mengklasifikasikan media ke dalam lima kelompok, yaitu (1) media berbasis manusia (pengajar, instruktur, tutor, bermain peran, kegiatan kelompok field trip); (2) media berbasis cetak (buku, buku latihan/workbook, dan modul); (3) media berbasis visual (buku, bagan, grafik, peta, gambar, transparansi, slide); (4) media berbasis audio visual (video, film, program slide tape, dan televisi); (5) media berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan komputer, interaktif video, hypertext) (Wena, 2012: 9–10). Media gambar menurut Taufik Rachmat (Nurdianti, 2014: 97) adalah penyajian visual 2 dimensi yang dibuat berdasarkan unsur dan prinsip rancangan gambar yang berisi unsur keseharian manusia, benda, binatang, peristiwa, tempat, dan lain sebagainya. Dari pendapat para ahli di atas, media gambar termasuk ke dalam media berbasis visual. Menurut Arsyad (2015: 89), media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual
24 sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi. Media gambar yang digunakan dalam penelitian ini adalah gambar-gambar yang berkaitan dengan aktivitas ekonomi. Siswa diminta untuk menempelkan gambar sesuai dengan materi yang terdapat pada lembar catatan. Berikut ini adalah beberapa contoh media gambar yang digunakan untuk melengkapi lembar catatan.
Gambar 2.1 Peternakan Sapi (Sumber: Radjiman, 2009)
25
Gambar 2.2 Olahraga Arung Jeram di Sungai (Sumber: Sutoyo, 2009) 2) Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar Dari penjelasan tentang media gambar di atas, maka dapat diidentifikasi kelebihan dan kekurangan media gambar. Kelebihan media gambar menurut Sadiman (Rohmah, 2015: 41) yaitu: (1) memperlancar pemahaman terhadap materi pelajaran; (2) memperkuat ingatan siswa; dan (3) menarik minat siswa untuk belajar. Sedangkan kelemahan media gambar terletak pada: (1) ukuran gambar yang terbatas untuk kelompok besar; (2) hanya menekankan pada indera penglihatan; dan (3) gambar terlalu kompleks dan kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran. 3) Prinsip-Prinsip Penggunaan Media Gambar Penggunaan media pembelajaran hendaknya menggunakan prinsip-prinsip penggunaannya agar media tersebut berfungsi secara optimal. Terdapat beberapa prinsip umum yang dikemukakan oleh Arsyad (2015: 89-91) untuk menggunakan media berbasis visual secara efektif, yaitu: (1) usahakan visual sesederhana mungkin; (2) visual digunakan untuk menekankan informasi sasaran; (3) didahului dengan menampilkan grafik untuk menampilkan ikhtisar materi; (4) ulangi dan libatkan siswa dalam penggunaan visual; (5) sajikan visual secara berdampingan untuk membedakan konsep; (6) hindari visual yang tidak
26 berimbang; (7) tekankan kejelasan di setiap visual; (8) visual harus terbaca oleh semua siswa; (9) visual sangat membatu mempelajari materi kompleks; (10) visual akan efektif bila ditafsirkan dengan benar, jumlahnya terbatas, dan dilukiskan secara realistik; (11) unsur pesan harus ditonjolkan; (12) keterangan gambar harus disertakan; (13) warna harus digunakan secara realistik; serta (14) pemberian warna dan bayangan untuk mengarahkan perhatian. Dari keempat belas prinsip yang telah dikemukakan oleh Arsyad hendaklah menjadi perhatian guru dalam merancang dan menggunakan media. Dengan demikian media tersebut dapat berfungsi secara optimal dan mempermudah siswa mencapai tujuan pembelajaran. Dari penjelasan di atas mengenai strategi GNT dan media gambar, maka dapat disimpulkan bahwa strategi GNT dengan media gambar adalah strategi pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dengan cara memberikan handout yang berisi poin-poin kosong dan disertai gambargambar mengenai materi ajar yang disampaikan dengan pembagian lembar catatan, pembagian gambar, penyampaian materi dan pembimbingan mengisi lembar catatan, pembacaan hasil catatan, dan klarifikasi terhadap catatan siswa. 3. Penelitian yang Relevan Penelitian-penelitian terdahulu dapat digunakan sebagai bahan rujukan sekaligus referensi dalam menentukan penelitian tindakan kelas. Oleh karena itu, di bawah ini akan dijelaskan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian tentang penerapan strategi GNT dengan media gambar. Penelitian relevan yang pertama dilakukan oleh Prasetiyo, Wahyudi, & Triyono (2014) yang berjudul “Pengggunaan Metode Guided Note Taking dalam Peningkatan Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Kalirejo Kebumen Tahun Ajaran 2013/2014”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode Guided Note Taking dapat meningkatkan pembelajaran IPS materi perjuangan melawan penjajah. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai hasil belajar pada siklus I yaitu 73,8 dengan persentase
27 ketuntasan 72%. Kemudian meningkat menjadi 87,7 pada siklus II dengan persentase ketuntasan 90% dan meningkat lagi menjadi 90 pada siklus III dengan persentase ketuntasan 96%. Penelitian relevan yang kedua dilakukan oleh Nurdianti, Imran, dan Firmansyah (2014) yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Media Gambar Di Kelas IV SD Inpres 2 Ambesia Kecamatan Tomini”. Penelitian ini menunjukkan bahwa penguasaan materi pembelajaran terus meningkat dengan media gambar. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata formatif tes pada siklus I 64,50 dengan tingkat ketuntasan belajar siswa 75% dan rata-rata formatif tes siklus kedua mencapai 83,50 dengan tingkat ketuntasan belajar siswa 100%. Penelitian relevan yang ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh Harter (2014) dengan judul penelitian “Teaching the Basics: Incorporating Note-Taking Strategies in Social Studie”. Penelitian ini bertujuan mengetahui keuntungan menggunakan catatan terbimbing terhadap hasil belajar siswa dan pemahaman membaca. Penelitian ini mengambil subjek kelas IV SD dengan mata pelajaran IPS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat belajar siswa dan pemahaman membaca meningkat dengan penerapan catatan terbimbing. Penelitian relevan yang keempat adalah penelitian yang dilakukan oleh Campana (2009) yang berjudul “The Effectiveness of Using Notes In a High School Physics Classroom”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keefektifan penggunaan catatan terbimbing pada mata pelajaran fisika di Sekolah Menengah Atas. Hasil penelitian ini membuktikan adanya peningkatan hasil belajar siswa dan aktivitas siswa di dalam kelas. B. Kerangka Berpikir Mata pelajaran IPS adalah salah satu mata pelajaran yang kurang disukai siswa sekolah dasar karena identik dengan hafalan dan materi yang banyak. Banyak guru yang masih menggunakan metode ceramah. Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru sambil menyimak buku pelajaran. Penggunaan media sebagai alat bantu untuk memudahkan siswa dalam memahami materi
28 pelajaran masih sering didominasi oleh guru dalam penggunaannya, atau hanya sedikit siswa yang berkesempatan ikut menggunakan media. Keadaan seperti ini yang membuat siswa kurang maksimal dalam belajar yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang mendapatkan hasil belajar di atas KKM hanya 34,88% dari 43 siswa yang hadir, sedangkan 2 siswa lainnya tidak mengikuti pelajaran. Keadaan di atas tidak boleh dibiarkan begitu saja. Harus ada perubahan baik dari segi guru maupun dari segi siswa. Metode ceramah yang digunakan guru dapat dikreasikan dengan penggunaan media pembelajaran sehingga ceramah terkesan tidak membosankan. Siswa jangan hanya diminta mendengarkan, tetapi siswa diminta untuk mencatat apa yang dijelaskan oleh guru selama pembelajaran. Kegiatan mencatat akan memberikan dampak positif kepada siswa yakni menguatkan ingatan siswa terhadap materi. Strategi GNT adalah strategi catatan terbimbing yang meminta siswa untuk mencatat dan mengisi poin-poin kosong pada handout yang diberikan guru tentang materi pelajaran. Penerapan strategi GNT akan lebih menarik apabila dilengkapi dengan media gambar. Media gambar ini akan menarik perhatian siswa tentang materi yang disampaikan guru, sehingga tujuan pembelajaran akan lebih nudah tercapai. Penerapan strategi GNT dengan media gambar akan memperlancar proses pembelajaran. Dengan strategi GNT, pembelajaran akan berlangsung secara kondusif. Siswa akan terfokus pada handout yang diberikan guru serta aktif mendengarkan sambil menulis. Hal ini akan memperkecil kesempatan siswa untuk ramai. Dengan adanya gambar-gambar tentang materi yang diajarkan, siswa akan lebih minat dan tertarik untuk mempelajari materi yang disampaikan. Gambar tersebut membantu siswa dalam memecahkan materi yang semula abstrak menjadi konkret. Apabila penerapan strategi GNT dengan media gambar dilaksanakan berdasarkan langkah yang benar maka hasil belajar siswa akan meningkat. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Pada siklus I mempelajari materi tentang pengertian dan bentukbentuk aktivitas ekonomi. Pada siklus II mempelajari tentang aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam. Sedangkan untuk materi pengaruh
29 kondisi alam terhadap aktivitas ekonomi dipelajari di siklus III. Dengan adanya penerapan strategi GNT dengan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 80% dengan KKM 75.
Kondisi Awal
-
Guru menggunakan metode ceramah Guru mendominasi penggunaan media Pemberian klarifikasi sekadar dibacakan
Siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM hanya 34,88% dari 43 siswa yang hadir
Tindakan
Kondisi Akhir
Penerapan strategi Guided Note Taking (GNT) dengan Media Gambar
-
Pembelajaran kondusif Siswa fokus pada pembelajaran Siswa lebih aktif dalam pembelajaran
Hasil belajar IPS tentang aktivitas ekonomi meningkat.
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir
30 C. Hipotesis Tindakan Dari landasan teori, penelitian yang relevan dan kerangka berpikir di atas maka dapat ditarik hipotesis bahwa penerapan strategi GNT dengan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPS tentang aktivitas ekonomi di kelas IV SD Negeri 2 Kutosari tahun ajaran 2015/2016.