BAB 4. PEMBAHASAN DAN HASIL
4.1
Analisis Business Environment
4.1.1
Analisis ExternalBusiness Environment
4.1.1.1 Analisis PEST 1. Analisis Politik a) Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) mengusulkan agar pemerintah menggabung Bank Mandiri dan Bank BNI untuk menciptakan bank terbesar di Asia Tenggara. Usul ini tidak terlepas dari upaya peningkatan daya saing industri perbankan nasional di tingkat internasional. b) Pesta demokrasi PEMILU lima tahunan yang terjadi di Indonesia telah menyita banyak perhatian. Tidak hanya dari warga Indonesia, tapi juga masyarakat dunia yang punya kepentingan dengan RI. c) Saat ini Bank BNI merupakan bank yang sahamnya dimiliki 60% oleh pemerintah Republik Indonesia dan sisanya dimiliki oleh publik. d) Peraturan Bank Indonesia nomor 8 tahun 2006 tentang penerapan dan implementasi Good Corporate Governance (GCG)sebagai suatu aturan yang harus dipedomani untuk mewujudkan perbankan Indonesia yang sehat. e) Peraturan Bank Indonesia nomor 15 tahun 2013 tentang penegasan penggunaan
nomor
identifikasi
nasabah
tunggal.
Peraturan
ini
menghendaki agar tidak terdapat lagi nasabah yang mempunyai Customer Identification Number lebih dari satu dalam satu bank umum. f) Peraturan Bank Indonesia nomor 27 tahun 2012 tentang pencegahan pencucian uang dan terorisme yang mendorong kepada segenap bank umum untuk konsisten dalam menerapkan nomor identifikasi nasabah tunggal dan wajib melakukan profiling terhadap nasabah untuk dilaporkan kepada Bank Indonesia secara berkala.
39
40
g) Peraturan Bank Indonesia nomor 16 tahun 2012 tentang pemberian kredit jangka pendek serta pengelolaan resiko yang baik. h) Peraturan Bank Indonesia nomor 14 tahun 2012 tentang rasio kecukupan modal (CAR) bank umum mendorong untuk setiap bank umum memiliki ketahanan aset yang baik. i) Peraturan Bank Indonesia nomor 15 tahun 2007 tentang penggunaan Electronic Banking, hal ini mendorong bank umum untuk melakukan inovasi dalam e-banking dan e-channel 2. Analisis Ekonomi a) Indonesia akan menghadapi era persaingan pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai 2015. Kompetisi sengit dan dinamis ditengarai tidak hanya dalam keunggulan produk barang dan jasa, namun juga tenaga kerja atau kualitas sumber daya manusia (SDM) masingmasing negara anggotanya. b) Terjadi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar amerika hingga mencapai diatas Rp.10.000 per satu dollar amerika pada kuartal 1/2013 dapat berpotensi menyebabkan gejolak ekonomi di pasar finansial. c) Terdapat rencana pemerintah untuk membatasi dan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar pada kuartal 3/2014 sangat berpotensi membengkaknya atau meningkatnya biaya operasional pada sektor bisnis nasional. d) Adanya dukungan dari pemerintah untuk keringanan pemberian kredit usaha kecil dan menengah (UKM) yang salah satunya disalurkan melalui bank umum. Dukungan pemerintah ini merupakan potensi bagi bank umum untuk melebarkan usahanya di segmen kredit mikro. e) Peningkatan aktivitas dan kegiatan pencucian uang (Money Laundring) yang berasal dari dana kejahatan ataupun tindak pidana korupsi di Indonesia, dimana perbankan seringkali dijadikan sasarannya. 3. Analisis Sosial
41
a) Penggunaan perangkat elektronik seperti smartphone ataupun gadget saat ini sudah menjadi budaya masyarakat khususnya masyarakat perkotaan. Perangkat elektronik bagi masyarakat ini sudah menjadi bagian dalam kesehariannya untuk melakukan berbagai aktivitas yang salah satunya merupakan aktivitas perbankan. b) Tingkat mobilisasi yang tinggi juga menyebabkan tuntunan untuk disediakannya berbagai layanan yang bersifat kapanpun dan dimanapun. c) Peningkatan jumlah kejahatan dan aktivitas terorisme yang semakin meresahkan di Indonesia. d) Masih tidak terjangkaunya sarana perbankan bagi masyarakat non perkotaan, hal ini merupakan suatu peluang untuk dapat menjaring dana untuk nasabah non perkotaan. 4. Analisis Teknologi a) Berbagai inovasi serta teknologi baru banyak diluncurkan sepanjang tahun 2010 hingga 2014. hal ini mendorong sektor perbankan untuk dapat terus mengikuti perkembangan teknologi serta dapat menciptakan inovasiinovasi sesuai dengan perkembangan teknologi terkini. b) Maraknya terjadi kejahatan dunia maya yang juga sangat sering terjadi pada bisnis perbankan.
4.1.1.2 Analisis Five Forces Porter’s 1. Pesaing (The intensity of competitive rivalry) Menurut data Bank Indonesia tahun 2012 terdapat 10 bank yang sehat dengan kategori kepemilikan aset diatas 100 triliun di Indonesia, kondisi tersebut mengindikasikan bahwa persaingan perbankan di Indonesia sangatlah ketat di berbagai segmen. Saat ini Bank BNI merupakan bank nasional terbesar ke 4 yang sehat dan kuat dengan total aset sebesar Rp.333.3 Triliun per 2013.Untuk itu penulis menyimpulkan bahwa persaingan perbankan di Indonesia sangatlah tinggi dan berbagai inovasi serta penawaran produk yang menarik menjadi sangat penting agar dapat memenangkan persaingan.
42
2. Produk Pengganti (Threat of a substitute product) Menurut peraturan undang-undang Presiden Republik Indonesia nomor 18 tahun 1946 tentang penyimpanan uang publik dan kewajibannya mengatakan bahwa apabila masyarakat akan melakukan penyimpanan uang maka wajib disimpan di bank. Maka bank merupakan lembaga satu-satunya yang sah di Indonesia yang berhak melakukan aktivitas penyimpanan atau penyaluran dana publik di Indonesia. Karena bisnis utama bank umum adalah menghimpun dana atau menyalurkan dana ke masyarakat maka menurut penulis kemungkinan ancaman terhadap produk pengganti kecil. 3. Pembeli (Bargaining power of customers) Persaingan perbankan umum saat ini sangat ketat, berbagai penawaran akan produk perbankan sangat bervariasi, mulai dari tingkat bunga yang kompetitif, penawaran berbagai fitur layanan nasabah hingga kepada premium service yang ditawarkan kepada nasabah khusus. Jika dilihat hal ini menimbulkan kondisi dimana posisi tawar nasabah atau calon nasabah sangat tinggi sekali, apabila pelayanan pada suatu bank tertentu dirasa tidak memuaskan maka nasabah dengan mudah berganti ke bank lain, ataupun saat ini seseorang sangat mungkin menggunakan produk lebih dari satu bank. 4. Pemasok (Bargaining power of suppliers) Fungsi utama dan kegiatan perbankan adalah menghimpun dana atau penyalur dana kepada masyarakat. Pada dasarnya perbankan tidak membutuhkan pemasok sebagai faktor penting agar dapat menjual produkproduknya ke masyarakat. Adapun beberapa produk perbankan yang tetap memerlukan pemasok antara lain adalah pemasok plastic carduntuk kartu ATM atau kartu kredit walaupun pemasok kartu tidak menjadi faktor penentu produk-produk perbankan namun apabila kita lihat pada kondisi ini perbankan yang mempunyai produk kartu tentunya memiliki posisi tawar yang sangat tinggi terhadap pemasokplastic card.
43
5. Ancaman pendatang baru (Threat of the new entry of new competitors) Saat ini peraturan Bank Indonesia sangat ketat terkait pembentukan bank umum baru. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia nomor 24 tahun 2012 tentang kepemilikan saham tunggal pada perbankan Indonesia atau Single Presence Policy berdampak pada sangat lambatnya pertumbuhan bank umum baru di Indonesia. Pada kurun waktu 5 tahun terakhir akibat ketatnya peraturan Bank Indonesia tentang kepemilikan saham tunggal dan rasio kecukupan modal (CAR) berimbas pada terlikuidasinya atau merger pada bank-bank tidak memiliki ketahanan aset yang baik. Untuk itu menurut penulis kecil kemungkinan munculnya kompetitor baru perbankan umum dalam waktu yang dekat. Namun yang patut diwaspadai adalah banyak munculnya Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di berbagai daerah di Indonesia yang banyak menawarkan fasilitas kredit kepada segmen usaha kecil dan mikro. Hal ini tentu saja dapat menjadi ancaman perusahaan apabila ingin memperluas jaringan bisnis pada sektor mikro.
4.1.2
Analisis InternalBusiness Environment
4.1.2.1 Analisis Value Chain
44
Gambar 4.1 Analisis Value Chain
1. Analisis Customer Needs dan Market Melakukan penelitian terhadap kebutuhan nasabah dan analisa trend pasar merupakan sesuatu yang penting, karena pada fase ini diharapkan dapat mengetahui arah bisnis perusahaan terhadap produk-produk yang akan dikembangkan dan tepat sasaran dalam melakukan pemasaran. Aktivitas yang dilakukan fase ini adalah melakukan profiling nasabah, mempelajari behaviour nasabah serta mempelajari trend pasar yang sedang berkembang dalam berbagai aspek. 2. Analisis Pengembangan Produk dan Layanan Setelah fase analisis kebutuhan nasabah dan analisa pasar maka seharusnya didapatkan output berupa kemungkinan-kemungkinan permintaan terhadap produk atau layanan. Pada fase ini dilakukan pengembangan produk dan layanan sesuai dari output analisis nasabah dan pasar. Adapun saat ini terdapat berbagai produk dan layanan yang sudah tersedia, antara lain, 1) Memiliki berbagai produk simpanan seperti tabungan, deposito dan giro. 2) Memiliki berbagai produk pinjaman seperti pinjaman perumahan, pinjaman multiguna dan pinjaman usaha.
45
3) Memilki fasilitas layanan berupa 8500 ATM yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan fasilitas layanan Internet Banking, Phone Banking serta Mobile Banking. 4) Memiliki layanan kantor 1851 cabang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan 5 kantor cabang luar negeri di Singapura, Hong Kong, New York, Tokyo dan London. 5) Memiliki produk treasury berupa perdagangan mata uang dan forex. 6) Memiliki layanan non financial seperti safe deposit box dan bank garansi. 3. Pemasaran Saat ini BNI memiliki lingkup pemasaran yang cukup luas antara lain, 1) Menjadi sponsor di berbagai event seperti Java Jazz, dan berbagai aktivitas olah raga seperti sponsor klub sepak bola Chelsea dan sponsor BNI Proliga VolleyBall. 2) Mempublikasikan produk dan layanan perusahaan melalui berbagai media seperti surat kabar, majalah, radio, internet dan televisi. 3) Mempublikasikan produk dengan berbagai program pemasaran seperti Member get Member dan kerjasama dengan beberapa gerai merchant atau restoran melalui program diskon. 4) Bekerja sama dengan beberapa institusi pendidikan dan pemerintahan seperti UI, ITB, UGM, dan berbagai departemen atau lembaga pemerintahan. 5) Bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar di Indonesia seperti Pertamina, Garuda Indonesia, Jamsostek, dan lain-lain. 4. Penjualan Dalam fase ini saat ini BNI memiliki lingkup penjualan produk dan layanannya melalui, 1) Penjualan produk melalui kantor cabang yang tersedia di seluruh Indonesia. 2) Penjualan beberapa produk melalui berbagai layanan e-banking.
46
3) Penjualan produk dengan cara membuka gerai penjualan di berbagai lokasi strategis seperti di tempat perbelanjaan dan pameran. 5. Transaksi Dalam fase ini kemudahan dalam aktivitas transaksi bank BNI saat ini cukup banyak, antara lain, 1) Transaksi di berbagai kantor cabang di seluruh Indonesia. 2) Transaksi di berbagai layanan e-banking. 3) Transaksi melalui Account ExecutiveStaff dan VIPservices khusus untuk nasabah premium. 6. Teknologi dan Sumber Daya Manusia Kemajuan dan perkembangan perusahaan tentu saja tidak lepas dari peranan sumber daya manusia yang handal dan teknologi informasi yang canggih. Saat ini bank BNI mempunyai 25.830 karyawan berkualitas yang tersebar diseluruh Indonesia. Saat ini bank BNI juga memiliki Teknologi Informasi yang berkualitas dan senantiasa mengikuti perkembangan teknologi terkini. 7. Regulasi, Manajemen Resiko dan Good Corporate Governance Bank BNI selalu berusaha konsisten dalam mematuhi peraturan dan regulasi Bank Indonesia dan pemerintah Indonesia serta senantiasa menerapkan manajemen resiko dan Good Corporate Governance yang sehat.
47 4.1.2.2 Struktur Organisasi
Gambar 4.2Struktur Organisasi BNI
48
Saat ini Bank BNI mempunyai 8 direktorat yang membawahi berbagai unit bisnis yang mempunyai kegiattan perbankan spesifik, berikut ini penjabaran struktur organisasi Bank BNI, 1. Direktorat Bisnis Banking a) Unit Korporasi Berfungsi untuk manajemen usaha yang jenis nasabahnya adalah perusahaan, lembaga pemerintahaan, lembaga pendidikan, lembaga pelayanan masyarakat dan lain-lain. b) Unit Jasa Keuangan Berfungsi untuk menghasilkan produk-produk financial yang bertujuan untuk korporasi. c) Unit Transactional Banking Berfungsi untuk menghasilkan produk-produk financial yang sifatnya pengelolaan investasi financial. d) Unit Usaha Menengah Berfungsi untuk menghasilkan produk-produk financial dan pinjaman yang bertujuan untuk segmen usaha menengah. e) Unit Usaha Kecil Berfungsi untuk menghasilkan produk-produk financial dan pinjaman yang bertujuan untuk segmen usaha kecil. 2. Direktorat Retail dan Konsumer a) Unit Bisinis Kartu Berfungsi untuk menghasilkan produk-produk financial yang terkait dengan penggunaan kartu, seperti kartu kredit dan kartu isi ulang. b) Unit Dana Pensiun Berfungsi untuk menghasilkan produk-produk financial yang terkait dengan bentuk tabungan hari tua. c) Unit Wealth Management Berfungsi untuk menghasilkan produk-produk financial yang sifatnya simpanan investasi.
49
d) Unit Retail Bisnis Berfungsi untuk menghasilkan produk-produk financial yang umum seperti tabungan, deposito, giro, kredit perumahan dan kredit multiguna. e) Unit Product Management Berfungsi sebagai pengelolaan terhadap produk-produk yang telah dihasilkan untuk retail dan konsumer. f) Unit Marketing Berfungsi untuk melakukan pemasaran dan penjualan produk-produk bank BNI. 3. Direktorat Jaringan Layanan a) Unit Contact Center Berfungsi untuk melayani nasabah terkait dengan keluhan, saran ataupun kritik. b) Unit Layanan Berfungsi untuk menghasilkan produk-produk layanan untuk kemudahan transaksi nasabah. c) Unit Service Quality Berfungsi melakukan pengelolaan dan monitoring terkait kualitas pemberian service perusahaan kepada nasabah. 4. Direktorat Operasional dan Teknologi Informasi a) Divisi Operasional Berfungsi memberikan dukungan operasional agar kegiatan perbankan dapat berjalan. b) Divisi Teknologi Informasi Berfungsi memberikan dukungan secara teknis segala sesuatu yang terkait dengan penggunaan Teknologi Informasi. 5. Direktorat Treasury a) Unit Treasury Berfungsi menghasilkan dan mengelola produk yang terkait dengan perdagangan valuta asing dan forex.
50
b) Unit International Berfungsi melakukan pengelolaan terhadap unit bisnis yang berada diluar negeri. 6. Direktorat Kepatuhan a) Unit Kepatuhan Berfungsi melakukan pengelolaan terhadap aturan-aturan pemerintah dan Bank Indonesia yang berlaku terhadap bisnis perbankan. b) Unit Hukum Berfungsi melakukan pengelolaan terhadap aturan-aturan hukum yang berlaku terhadap bisnis perbankan. 7. Direktorat Keuangan a) Unit Pengembangan Anak Perusahaan Berfungsi melakukan pengelolaan terhadap bisnis anak-anak perusahaan. b) Unit Umum Berfungsi melakukan pengelolaan terhadap kegiatan-kegiatan yang sifatnya umum seperti pengadaan dan general affair. c) Unit Pengendalian Keuangan. Berfungsi
melakukan
pengelolaan
terhadap
aktivitas
keuangan
perusahaan. 8. Direktorat Manajemen Resiko 1) Unit Manajemen Resiko Berfungsi melakukan pengelolaan terhadap manajemen resiko perusahaan. 2) Unit Policy Governance Berfungsi melakukan pengelolaan dan menghasilkan peraturan-peraturan internal perusahaan. 9. Direktorat Human Capital and Corporate Communication a) Unit Human Capital Berfungsi melakukan pengelolaan dan manajemen sumber daya manusia perusahaan. b) Unit Komunikasi Perusahaan dan Tanggung Jawab Sosial
51
Berfungsi melakukan komunikasi perusahaan kepada publik serta melakukan aktivitas yang terkait dengan tanggung jawab lingkungan sekitar perusahaan. 10. Satuan Kerja Khusus (Audit dan Perencanaan Strategis Perusahaan) Berfungsi melakukan kerja yang sifatnya kekhususan yaitu melakukan audit kepada setiap komponen perusahaan serta melakukan pengembangan perencanaan strategis perusahaan dan arah kebijakan perusahaan. Jika melihat struktur organisasi perusahaan maka terlihat sekali bahwa struktur organisasi teresebut dibuat berdasarkan bisnisnya dan produknya (Product Based Oriented). Hal ini tentunya dapat mengakibatkan tidak terintegrasinya informasi antar satu unit dengan unit lainnya.
52
4.1.3
Analisis SWOTBusiness Environment
4.1.3.1 Analisis Opportunity dan Threat Tabel 4.1 Analisis Opportunity dan ThreatBusiness Environment
No
External Environment
1
Terdapat kebijakan Bank Indonesia untuk penerapan Good Corporate Governance (GCG). Diterbitkan peraturan Bank Indonesia tentang Single Customer Identification Number dan profiling customer.
2
3
Diterbitkan peraturan Bank Indonesia tentang pengelolaan resiko dan ketahanan terhadap aset yang baik.
4
Terdapat peraturan Bank Indonesia tentang penggunaan e-banking sebagai layanan perbankan Adanya dukungan pemerintah tentang keringanan pemberian kredit UKM Peningkatan teknologi di Indonesia dalam hal penggunaan teknologi Mobile Belum terjangkaunya aktivitas perbankan di daerah non perkotaan
5 6 7
Strategic Issues
Impact On Organizations
O/T O
Menerapkan dan meningkatkan layanan layanan e-banking
Terciptanya kinerja perusahaan yang efektif dan efisien serta tumbuh menjadi perusahaan yang sehat dan meningkatkan kepercayaan masyarakat. Perusahaan dapat mengetahui portofolio, perilaku dan kebiasaan nasabah sehingga perusahaan dapat mendapatkan berbagai informasi tentang produk yang diinginkan nasabah Tumbuhnya nillai aset perusahaan sehingga dapat meningkatkan peringkat perbankan di Indonesia sehingga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat Dapat memberikan nilai lebih dalam hal pelayanan finansial kepada masyarakat
Mendukung dan menghasilkan produk kredit untuk UKM Menerapkan penggunaan teknologi mobile dalam layanan finansial Mengembangkan jaringan dan produktivitas kantor cabang pada daerah
Dapat menjaring nasabah untuk pinjaman di sektor UKM Dapat memberikan nilai lebih dalam hal pelayanan finansial kepada masyarakat Dapat menjaring nasabah untuk pinjaman di daerah yang belum terjangkau
Kepatuhan terhadap kebijakan dan SOP yang mendukung GCG. Kepatuhan terhadap peraturan tersebut dan melakukan penerapan kebijakan Single Customer Identification Number dan profiling customer. Melakukan dan meningkatkan pengelolaan aset dan manajemen resiko dengan baik.
O
O
O
O O O
53
13
Peningkatan terjadinya kejahatan dunia maya
yang belum terjangkau Mematuhi peraturan tentang kepemilikan saham tunggal pada perbankan (Single Presence Policy) Melemahnya tingkat ekonomi masyarakat dan melemahnya roda perekonomian sehingga menurunnya jumlah dana yang ada di masyarakat Berpotensi meningkatkanya biaya pokok dan operasioanal perusahaan dalam menjalankan bisnis Berpotensi berkurangnya market share perusahaan dalam bisnis kredit UKM Berpotensi berkurangnya market share perusahaan dalam varian produk yang sama Berpotensi terjadinya fraud dan terjadi loss dalam bisnis perusahaan
14
Maraknya aktivitas terorisme di Indonesia
Berpotensi ikut terlibat dalam aktivitas finansial yang dilakukan oleh terorisme
15
Peningkatan kejahatan pencucian uang (money laundring) dimana dunia perbankan selalu menjadi sasaran.
Berpotensi ikut terlibat dalam aktivitas finansial yang dilakukan oleh aktivitas pencucian uang
8
9
Peraturan Bank Indonesia tentang kepemilikan saham tunggal pada perbankan (Single Presence Policy) Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika
10
Rencana kenaikan BBM oleh Pemerintah
11
Banyak bermunculan BPR yang menawarkan kredit UKM Variasi produk yang ditawarkan juga dimiliki oleh bank kompetitor
12
Semakin sedikit munculnya kompetitor baru dalam bisnis perbankan umum
O
Hilangnya potensi dalam rangka menjaring dana masyarakat dan berkurangnya dana masyarakat yang disimpan di bank
T
Berpotensi turunnya laba dan pendapatan perusahaan akibat peningkatan biaya operasional
T
Berpotensi tidak optimalnya pendapatan perusahaan yang berasal dari sektor UKM Berpotensi tidak optimalnya pendapatan perusahaan karena market share berkurang.
T
Terjadi kerugian secara finansial terkait pendapatan perusahaan dan bocornya data-data informasi perusahaan Berpotensi hilangnya kepercayaan dan citra perusahaan karena ikut terlibat dalam aktivitas finansial terorisme Berpotensi hilangnya kepercayaan dan citra perusahaan karena ikut terlibat dalam aktivitas finansial pencucian uang
T
T
T
T
54
4.1.3.2 Analisis Strength dan Weakness Tabel 4.2Analisis Strength dan WeaknessBusiness Environment
Analisis No
Kondisi Internal
S/W Standard
1 Bank terbesar ke-4 dari segi asset menurut Bank Indonesia. Layanan dan produk yang dimiliki pun terdiversifikasi luas
2 Terdapat 1.851 kantor cabang yang dimiliki BNI tersebar di seluruh wilayah dalam negeri dan 5 negara lainnya (Singapura, Hongkong, Tokyo, New York, London)
Kompetitor Peringkat bank dengan aset terbesar menurut Bank Indonesia per Desember 2013: 1. Bank Mandiri 2. BRI 3. BCA 4. BNI 5. CIMB Niaga 6. Bank Danamon 7. Bank Panin 8. BII 9. Citibank 10. Bank BTN 1. Bank Mandiri : 1.811 kantor cabang 2. BRI : 4.447 unit kerja 3. BCA : 1.021 kantor cabang 4. BNI : 1.851 kantor cabang 5. CIMB Niaga : 971 kantor cabang 6. Bank Danamon : 3.350 kantor cabang 7. Bank Panin : 495 kantor cabang 8. BII : 303 kantor cabang
Expert S
S
55
3 Memiliki e-banking yang terpadu dengan sistem operasional yang sudah ada.
Ketentuan Bank Indonesia Nomo 12 tahun 2007 tentang layanan e-banking
4 Menerapkan Good Corporate Governance sebagai ukuran bank sehat
Ketentuan Bank Indonesia nomor 8 tahun 2006 tentang penerapan dan implementasi Good Corporate Governance (GCG)
9. Citibank : 20 kantor cabang 10. Bank BTN : 718 kantor cabang 1. Bank Mandiri : 11.812 ATM, phone banking, sms banking dan internet banking 2. BRI : 14.367 ATM, phone banking, sms banking dan internet banking 3. BCA : 12.173 ATM, phone banking, sms banking dan internet banking 4. BNI : 6.831 ATM, phone banking, sms banking dan internet banking 5. CIMB Niaga : 2.398 ATM, phone banking, sms banking dan internet banking 6. Bank Danamon : 1.400 ATM, sms banking dan internet banking 7. Bank Panin : 956 ATM phone banking, sms banking dan internet banking 8. BII : 893 ATM, sms banking dan internet banking 9. Citibank : 75 ATM, phone banking, sms banking dan internet banking 10. Bank BTN : 1.277 ATM dan sms banking
S
S
56
5 Melakukan kerja sama dengan seluruh universitas negeri di Indonesia dan institusi-institusi besar lainnya untuk mendukung bidang financial institusi tersebut
Bekerja sama dengan semua universitas negeri dan beberapa universitas swasta besar serta bekerja sama dengan beberapa perusahaan besar terkait penempatan dana dan penggajian.
S
6 Sudah adanya kegiatan profiling nasabah, namun masih dilakukan secara manual
Ketentuan Bank Indonesia nomor 27 tahun 2012
W
7 Pengelolaan data masih dalam mekanisme product oriented yang menyebabkan timbulnya redundansi data nasabah
Ketentuan Bank Indonesia nomor 15 tahun 2013 tentang single identification number dan customer profiling dan portofolio
W
8 Struktur organisasi berorientasi terhadap produk 9 Sistem operasional yang berjalan masih bersifat silo terhadap masing-masing produk
4.1.3.3 Analisis Pemetaan SWOTBusiness Environment
W
W
57
Tabel 4.3 Analisis Pemetaan SWOTBusiness Environment
Opportunities • Diterbitkannya kebijakan Good Corporate Governance sebagai ukuran perbankan yang sehat • Diterbitkannya aturan Customer Identification Number untuk satu nasabah berikut dengan profiling nasabah tersebut • Terdapatnya ketentuan mengenai kewajiban pengelolaan resiko untuk memiliki ketahanan aset yang baik • Adanya ketentuan mengenai penggunaan Electronic
Strength • Variasi produk dan layanan sangat beragam • Terdapatnya “channel” perbankan lain selain media konvensional seperti internet banking, phone banking, mobile banking dan ATM • Memiliki kantor cabang yang sangat banyak di dalam negeri maupun luar negeri berikut dengan sumber daya manusia dan teknologi yang berkualitas yang tersebar di setiap kantor cabang • Melakukan strategi pemasaran yang variatif • Bekerja sama dengan institusi-institusi besar untuk memperluas pasar bisnis • Menerapkan Good Corporate Governance sebagai ukuran kesehatan perusahaan Strategi SO • Mempertahankan citra baik yang sudah terbentuk di masyarakat • Meningkatkan dan mengembangkan kualitas layanan dan produk yang lebih sesuai lagi dengan kebutuhan dan keinginan nasabah • Meningkatan dan terus berinovasi pada layanan dan produk electronic banking • Memperluas cakupan jaringan kantor cabang • Meningkatkan dan mengembangkan kontrol
Weakness • Kegiatan profiling nasabah masih dilakukan secara manual • Struktur organisasi masih berorientasi terhadap produk • Pengelolaan data awalnya berorientasi terhadap produk yang menyebabkan kemungkinan pencatatan identifikasi duplikat untuk nasabah yang sama • Sistem yang ada masih bersifat silo karena berangkat dari ideologi awal yaitu product oriented
Strategi WO • Menyesuaikan struktur organisasi ke arah customer oriented dalam rangka mendukung kemudahan profiling nasabah • Mengintegrasikan sistem-sistem yang ada, khususnya yang bersifat silo untuk mempermudah profiling nasabah • Menerapkan mekanisme bisnis customer oriented dalam rangka mendukung regulasi Single Identification Number
58
Banking • Adanya keputusan menteri mengenai keringanan pemberian kredit UKM • Peningkatan perkembangan teknologi di indonesia, khususnya pengguna teknologi mobile • Adanya informasi mengenai sarana perbankan yang belum ada di daerah non-perkotaan (belum terjangkau) • Peraturan Single Presence Policy yang memperkecil kemungkinan adanya kompetitor baru • UU tentang kegiatan penyimpanan uang publik wajib disimpan di bank Threat • Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar • Kenaikan harga bahan bakar minyak yang berpotensi langsung terhadap biaya operasional • BPR banyak bermunculan, yang menawarkan kredit ringan untuk UKM • Variasi penawaran produk dan layanan yang dimiliki kompetitor meningkatkan bargaining power dari konsumen • Peningkatan terjadinya kejahatan dunia maya, khususnya pada bisnis perbankan • Maraknya aktifitas terorisme di indonesia • Meningkatnya kejahatan pencucian uang dimana dunia perbankan sedang menjadi sasaran
aset dan resiko yang dimiliki baik yang bersifat finansial maupun non finansial
pada nasabah yang dimiliki • Mengembangkan sistem yang mendukung mekanisme profiling nasabah dari yang manual
Strategi ST • Mengembangkan layanan dan produk di sektor UKM (mikro) di seluruh cabang • Meningkatkan efisiensi pada sektor operasional di setiap cabang • Memperluas dan meningkatkan pemasaran mengenai produk dan layanan yang dimiliki untuk mengenalkan informasi layanan dan produk yang ada dan meningkatkan ketertarikan masyarakat terhadap layanan dan produk tersebut • Meningkatkan kualitas Good Corporate Governance agar tercipta kinerja yang efisien
Strategi WT • Mengembangkan sistem manajemen resiko untuk mengontrol dan memonitor profiling nasabah terhadapa kondisi finansial yang terjadi • Mengembangkan sistem yang mendukung mekanisme profiling nasabah untuk mengetahui perilaku dan behaviour
59
60
4.1.4
Tema Strategis Bisnis Setelah dilakukan analisis internal, eksternal dan SWOT serta mengacu
kepada visi serta misi perusahaan maka pernulis dapat menyimpulkan beberapa sasaran strategis yang harus dilakukan oleh perusahaan sebagai pedoman perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. a. Menyesuaikan kebijakan bisnis perusahaan menuju bisnis yang berbasis kepada nasabah (Customer Based Oriented). Hal ini juga sebagai bentuk konsistensi untuk mematuhi peraturan Bank Indonesia nomor 27 tahun 2012 tentang pentingnya melakukan profiling behaviour dan portofolio nasabah
dan
penyediaan Single Customer Idenfification Number. b. Melakukan perluasan bisnis untuk sektor usaha kecil dan menengah (UKM) sebagai bentuk pelayanan perusahaan terhadap komitmen dan dukungan untuk pemerintah dalam rangka memajukan perekonomian Indonesia pada sektor UKM. c. Terus meningkatkan produk-produk tabungan dan pengelolaan dana masyarakat terutama untuk memajukan dan menjaring masyarakat non perkotaan yang selama ini belum dapat menikmati produk-produk menabung. Selain itu juga mendukung peraturan undang-undang Presiden Republik Indonesia nomor 18 tahun 1946 tentang kewajiban menabung. d. Terus meningkatkan kinerja produktivitas cabang dan regional. Karena perusahaan memiliki 1850 cabang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang berpotensi untuk terus memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat. e. Terus mengembangkan dan berinovasi dalam layanan e-banking karena hal ini merupakan faktor penting untuk terus konsisten melayani masyarakat dalam melakukan aktivitas financial kapanpun dan dimanapun. f. Perusahaan terus meningkatkan kualitas dan mempertahankan nilai aset perusahaan. Saat ini nilai aset perusahaan sudah mencapai Rp.333.3 Triliun rupiah sekaligus menempatkan bank BNI sebagai bank nomor 4 dengan jumlah aset terbesar di Indonesia. Selain itu dalam rangka mematuhi peraturan Bank
61
Indonesia nomor 14 tahun 2012 tentang rasio kecukupan modal (CAR) bank umum. Untuk itu perlu dilakukan pengelolaan terhadap resiko-resiko perbankan yang mungkin terjadi. g. Terus meningkatkan aktivitas finansial non tabungan dan kredit (Recurring Fee Income) sebagai pelayanan bagi masyarakat yang membutuhkan aktivitas finansial seperti ini. h. Konsisten dalam melakukan efisiensi di berbagai kegiatan operasional untuk menciptakan dalam rangka menciptakan efektifitas dalam kinerja perusahaan. i. Meningkatkan kualitas layanan yang berorientasi kepada nasabah dalam rangka menjadi yang terdepan dan unggul dimata nasabah dan masyarakat sekaligus dalama rangka mencapai sasaran perusahaan menjadi bank pilihan masyarakat (Bank of Choice). j. Terus konsisten menegakkan dan meningkatan Good Corporate Governance (GCG) dalam mematuhi peraturan Bank Indonesia nomor 8 tahun 2006 tentang penerapan dan implementasi Good Corporate Governance (GCG) serta dalam rangka menerapkan kinerja perusahaan yang sehat dan sesuai dengan kompetensi dan SOP.
62
4.2
Analisis IS/IT Environment
4.2.1
Analisis ExternalIS/IT Environment Dalam melakukan analisis eksternal penulis melakukan analisis dengan
pendekatan dari beberapa faktor yaitu kebijakan pemerintah, teknologi dan pasar. 4.2.1.1 Kebijakan Pemerintah 1. Terdapat ketentuan Bank Indonesia nomor 27 tahun 2012 tentang pencegahan pencucian uang dan terorisme yang mendorong kepada segenap bank umum untuk konsisten dalam menerapkan nomor identifikasi nasabah tunggal dan wajib melakukan profiling terhadap nasabah untuk dilaporkan kepada Bank Indonesia secara berkala. 2. Terdapat ketentuan Bank Indonesia nomor 15 tahun 2007 tentang penggunaan Electronic Banking, hal ini mendorong bank umum untuk melakukan inovasi dalam e-banking dan e-channel 3. Terdapat peraturan Bank Indonesia no 11 tahun 2009 tentang uang elektronik sehingga memungkinkan perusahaan perbankan membuat dan memiliki produk di segmen uang elektronik. 4. Pada pertengahan tahun 2013 Bank Indonesia berencana untuk melakukan kajian tentang perlunya diterapkan kebijakan mengenai Branchless Banking. Peraturan ini memungkinkan diterapkannya suatu konsep kantor cabang pada Bank Umum yang tidak lagi berorientasikan fisik, tetapi bisa diterapkan kepada agen / pihak ketiga atau Virtual Branch.
4.2.1.2 Teknologi Perbankan merupakan salah satu industri dengan tingkat pemanfaatan SI/TI yang tinggi. Analisis eksternal SI/TI dari teknologi akan melihat prediksi trend strategi teknologi tahun 2014 (Gartner, 2013). Diantara teknologi tersebut adalah sebagai berikut. 1. Mobile Application
63
Prediksi sampai 2014 bahwa kinerja dari JavaScript akan mendorong HTML5 dan browser sebagai aplikasi entreprise pada lingkungan pengembang. Apps akan terus berkembang sedangkat application akan mulai berkurang. Apps berukuran kecil dan lebih bertarget sedangakan aplikasi besar lebih komprehensif. Membangun antarmuka pengguna yang dapat menangani berbagai jenis perangkat dan sistem operasi merupakan tantangan terbesar. Tekonologi Mobile Apps yang terus berkembang akan memberi tantangan terhadap perkembangan Mobile Banking yang saat ini sudah berjalan. Saat BNI sudah menggunakan mobile application untuk channel BNI internet banking dan BNI sms banking. 2. The Internet For Everything Internet menjadi alat untuk memperluas perangkat komputer dan perangkat mobile milik perusahaan seperti peralatan lapangan dan barang-barang pelanggan. Permasalahan yang timbul adalah sebagian besar perusahaan dan vendor teknologi belum mengeksplorasi kemungkinan dari internet diperluas. Perkembangan internet untuk keseluruhan memberi tantangan terhadap perkembangan Internet Banking yang saat ini sudah berjalan maupun inovasi teknologi yang berbasis internet lainnya. Saat BNI sudah mmenerapkan internet for everything untuk channel BNI internet banking. 3. Big Data Analytics Perkembangan internet dan media sosial menghasilkan peluang baru dan juga tantangan untuk dunia bisnis saat ini. Tantangan dan peluang tersebut salah satunya adalah mengembangkan metode untuk secara efektif menangani jumlah data yang sangat besar yang masuk dari sumber yang berbeda-beda secara luas. Untuk mempertahankan aspek kompetitifnya, banyak perusahaan harus mengadopsi Big Data Analytic yang dapat menangani serbuan informasi yang sangat besar ini. Beberapa tantangan didalam organisasi dalam menangani mengadopsi Big Data Analytic adalah sebagai berikut:
64
1) Bagaimana cara menangani data yang sangat besar dan bervariasi? 2) Beberapa besar data dan apakah mau di simpan semua? 3) Apakah seluruh data mau di analisis? 4) Bagaimana mendapat data yang benar-benar penting? 5) Bagaimana dapat menggunakan untuk menjadi keuntungan terbaik perusahaan? Big Data Analytic sangat penting untuk tambahan informasi yang bermanfaat bagi pertumbuhan bisnis yang sangat cepat. Untuk lebih cepat tanggap terhadap kondisi pasar yang sangat dinamis organisasi harus mengembangkan metode untuk mengumpulkan, mengolah, dan mengintegrasikan informasiinformasi ini dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Saat BNI belum menggunakan big data analytics dalam kegiatan bank. 4. Cloud Architecture Model komputasi awan/klien sedang bergerak. Pada arsitektur awan/klien, klien adalah sekumpulan aplikasi pada perangkat yang terhubung dengan internet dan server adalah seperangkat layanan aplikasi yang hosting pada komputasi awan yang bersifat elastis dan scalable. Cloud merupakan titik kontrol, sistem dan aplikasi yang dapat di gunakan oleh banyak perangkat klien. Lingkungan klien berisi aplikasi yang native atau berbasis browser. Kekuatan dari banyak perangkat mobile, meningkatnya permintaan jaringan dan harga network beserta kebutuhan untuk mengelola bandwidth untuk meminimalkan
aplikasi
komputasi
awan
dan
storage
dan
untuk
memamfaatkan kecerdasan dan penyimpanan perangkat pada klien. Perusahaan harus dapat memenuhi tantangan semakin banyaknya pengguna ponsel, smartphone, tablet dan komputer di sisi klien akan mendorong apps untuk meningkatan jumlah komputasi disisi server dan juga meningkatnya server penyimpanan data. Saat BNI belum menggunakan cloud data architecture dalam kegiatan bank 5. Software Define Anything
65
Software Difined Anything (SDx) adalah istilah kolektif yang merangkum pasar yang berkembang untuk meningkatkan standar programabilitas infrastruktur dan interoperabilitas data center didorong oleh otomatisasi yang melekat pada komputasi awan dan penyediaan infrastruktur yang cepat. Secara kolektif SDx juga mencakup berbagai inisiatif seperti OpenStack, OpenFlow, Open Compute Project dan Open Rack yang berbagi visi yang serupa. Keterbukaan akan selalu menjadi tujuan vendor yang mengklaim penafsiran yang berbeda dari definisi SDx yang bisa menjadi apapun tetapi tetap terbuka. Beberapa vendor SDN (network), SDDC (data center), SDS (storage), dan teknologi SDI (infrastruktur) mencoba untuk mempertahankan kepemimpinan dalam domain masing-masing, sementara penggelaran inisiatif SDx untuk membantu pasar dalam pendekatan lain. SDx akan menjadi salah satu tantangan terkait pengembangan disisi teknologi dan penerapannya.Saat BNI belum menggunakan software define anything dalam kegiatan bank.. 6. NFC (Near Field Communication) NFC merupakan salah satu teknologi baru yang memungkinkan terciptanya komunikasi antara 2 perangkat atau lebih dalam jarak dekat. Teknologi ini merupakan lanjutan dari teknologi pendahulunya yaitu RFID (Radio Frequency Identification). Saat ini banyak dari manufaktur Mobile Devices atau Smartphone sudah melengkapi fitur ini pada produknya walaupun di Indonesia fitur ini belum banyak diimplementasikan, tetapi teknologi ini merupakan potensi yang dapat dikembangkan untuk melakukan aktivitas digital yang lebih besar lagi. Saat BNI belum menggunakan NFC dalam kegiatan bank.
4.2.1.3 Pasar 1. Analisis Pihak Ketiga Pada perusahaan bidang perbankan terdapat banyak jasa atau layanan finansial yang melibatkan pihak ketiga sebagai pemilik usaha dan bisnis, sebagai contoh pembelian atau pembayaran pulsa telepon, air, listrik, asuransi dan
66
masih banyak lagi dilakukan melalui jasa atau perantara dari peranan teknologi atau IT yang disediakan oleh perbankan. Saat ini terdapat rata-rata 3 juta transaksi Bank BNI yang dilakukan dengan menggunakan jasa EBanking(ATM,Ibank,SMS Banking dan Mobile Banking) dan 60% dari transaksi tersebut adalah transaksi pembelian atau pembayaran dari produk atau jasa pihak ketiga. Dalam hal ini posisi bank BNI cukup kuat dalam bargaining dengan pihak ketiga, artinya ketergantungan pihak ketiga untuk memanfaatkan perantara bank BNI untuk kelangsungan sarana bisnisnya cukup tinggi. Saat ini proses tersebut masih ditangani oleh Switching Company sebagai penghubung antara bank BNI dengan perusahaan penyedia produk atau jasa sehingga pendapatan biaya atas jasa yang dilakukan harus berbagi hasil dan tidak sepenuhnya didapat oleh bank BNI. 2. Analisis Terhadap Competitor Saat ini penggunaan teknologi pada sektor perbankan sudah menjadi aktivitas yang umum dan bahkan sudah menjadi kebutuhan bagi nasabah untuk menggunakan fasilitas tersebut. Sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan analisis terhadap produk teknologi perbankan yang digunakan sebagai pelayanan nasabah oleh perusahaan kompetitior. Saat ini bank BNI menempati posisi bank ranking 4 di Indonesia, untuk itu akan dilakukan analisis komparasi teknologi pelayanan terhadap 5 Bank terbesar di Indonesia berdasarkan kepemilikan aset(Bank Indonesia, Januari 2013), antara lain: 1) Bank Mandiri Produk teknologi perbankan yang digunakan oleh Bank Mandiri dalam pelayanan kepada nasabah adalah.
ATM/CDM.
EDC untuk jenis kartu Debit, Kredit dan Prepaid.
Internet Banking.
SMS Banking.
Phone Banking.
Mobile Banking.
67
2) Bank BRI Produk teknologi perbankan yang digunakan oleh Bank BRI dalam pelayanan kepada nasabah adalah.
ATM/CDM.
EDC untuk jenis kartu Debit, Kredit dan Prepaid.
Internet Banking.
SMS Banking.
Phone Banking.
3) Bank BCA Produk teknologi perbankan yang digunakan oleh Bank BCA dalam pelayanan kepada nasabah adalah.
ATM/CDM.
EDC untuk jenis kartu Debit, Kredit dan Prepaid.
Internet Banking.
SMS Banking.
Phone Banking.
Mobile Banking.
4) Bank BNI Produk teknologi perbankan yang digunakan oleh Bank BNI dalam pelayanan kepada nasabah adalah.
ATM/CDM.
EDC untuk jenis kartu Debit, Kredit dan Prepaid.
Internet Banking.
SMS Banking.
Phone Banking.
Mobile Banking.
5) Bank CIMB Niaga Produk teknologi perbankan yang digunakan oleh Bank BNI dalam pelayanan kepada nasabah adalah.
ATM/CDM.
68
EDC untuk jenis kartu Debit, Kredit dan Prepaid.
Internet Banking.
SMS Banking.
Phone Banking.
Mobile Banking.
Rekening Ponsel
Berdasarkan dari analisis produk teknologi yang digunakan oleh kompetitior terlihat bahwa terdapat banyak kesamaan teknologi yang digunakan antara satu bank dengan bank yang lain. Hal ini tentu saja membutuhkan berbagai inovasi yang harus dilakukan agar perusahaan dapat meluncurkan berbagai teknologi yang sifatnya strategis dan dapat menjadi terobosan baru perusahaan agar dapat memenangkan persaingan teknologi pelayanan nasabah terhadap bank lain. 4.2.2
Analisis InternalIS/IT Environment Dalam hal ini analisa Internal IS/IT di BNI dapat dilihat dengan menggunakan
metoda analisis McKinsey yaitu: 4.2.2.1 Analisis Struktur Organisasi Divisi teknologi informasi BNI terdiri dari 3 bagian sub divisi dalam struktur organisasinya yaitu a. Sub Divisi Hubungan Bisnis. b. Sub Divisi Pengembangan Aplikasi. c. Sub Divisi Operasional. Berikut adalah detail struktur organisasi Divisi Teknologi Informasi
69
Gambar 4.3Struktur Organisasi Divisi Teknologi Informasi
1. Unit Hubungan Bisnis Unit ini melakukan aktivitas hubungan dengan user terkait permintaan pengembangan sistem serta user requirement. 2. Unit Quality Assurance Unit ini melakukan aktivitas testing dan user acceptment test terhadap sistem yang sudah dikembangkan. 3. Unit Office Otomation & Security Unit ini melakukan aktivitas otorisasi kegiatan operasional serta aktivitas pendukung operasional. 4. Unit Pelatihan dan Prosedur Unit ini melakukan aktivitas pelatihan dan penjelasan prosedur kepada user terkait sistem baru yang dihasilkan oleh Divisi Teknologi Informasi. 5. Unit Pengembangan Core Banking
70
Unit ini melakukan aktivitas pengembangan core banking terkait produkproduk tabungan simpanan, giro, deposito dan kredit konsumen 6. Unit Pengembangan Kartu Kredit. Unit ini melakukan aktivitas pengembangan core banking terkait produkproduk kartu kredit. 7. Unit Pengembangan E-Banking. Unit ini melakukan aktivitas pengembangan sistem fasilitas layanan Electronic Banking. 8. Unit Pengembangan Switching. Unit ini melakukan aktivitas pengembangan sistem yang ada kaitannya dengan pihak ketiga. 9. Unit Pengembangan Application Surroundings. Unit ini melakukan aktivitas pengembangan aplikasi seperti sistem transaksi perdagangan valuta asing/forex, sistem simpanan hari tua dan sistem terkait wealth management. 10. Unit Data Center. Unit ini melakukan aktivitas pengelolaan data center serta monitoring operasional. 11. Unit HelpDesk. Unit ini melakukan aktivitas support terhadap masalah-masalah aplikasi yang terjadi di operasional. 12. Unit Infrastruktur. Unit ini melakukan aktivitas pengelolaan terhadap infrastruktur yang ada baik itu jaringan maupun perangkat keras. 13. Unit Support Cabang. Unit ini melakukan aktivitas pengelolaan terhadap infrastruktur yang terdapat di cabang-cabang seluruh Indonesia. 14. Unit Architecture & Governance. Unit ini melakukan aktivitas pengelolaan terhadap infrastruktur yang terdapat di cabang-cabang seluruh Indonesia.
71
15. Staff Ahli Unit ini adalah unit kerja khusus untuk ahli-ahli teknologi yang direkrut khusus oleh perusahaan. Bila dilihat dari struktur organisasi pada bagian pengembangan aplikasi masih terlihat
bahwa
unit
kerja
pengembangan
Core
Banking,
Application
Surroundings, Switching dan E-Banking yang terbentuk masih berdasarkan produk yang ada (Product Based Oriented).
4.2.2.2 Analisis Systems 1. Perangkat Lunak (Software) BNI terdiri dari banyak aplikasi perangkat lunak baik yang dikembangkan oleh internal IT maupun ekternal IT. Aplikasi BNI bisa dibagi menjadi dua kategori, yaitu Core System dan Surrounding System.Core System adalah main system perbankan yang berfungsi sebagai penyimpan data nasabah, rekening dan transaksi pembukuan. Sedangkan Surrounding System adalah aplikasi yang berfungsi sebagai layanan perbankan lainnya. Berikut adalah daftar aplikasi-aplikasi yang dimiliki oleh BNI. Tabel 4.4Aplikasi Internal BNI
No 1
Aplikasi B@NCS24
2
CARDLINK
3 4 5
WMS DPLK KTP
6
IBOC
7 8 9 10
SMS Banking BASE24 Internet Banking IVR
Keterangan Core System atau sistem yang menjadi core atau tulang punggung perbankan BNI dalam jenis simpanan, giro, deposito dan kredit konsumen Core System atau sistem yang menjadi core atau tulang punggung kartu kredit BNI Core System untuk menangani produk-produk Wealth Management. Core System untuk menangani produk-produk jenis simpanan hari tua. Core system untuk menangani produk-produk Treasury seperti forex dan perdagangan valas. Aplikasi yang digunakan untuk melakukan transaksi perbankan internasional. Contoh, pengiriman uang ke/dari luar negeri (remittance) Aplikasi e-Banking yang berbasis SMS Aplikasi e-Banking untuk melakukan transaksi via ATM Aplikasi e-Banking berbasis web untuk nasabah personal dan korporat Aplikasi e-Banking yang berbasis voice untuk Phone Banking
72
11 12
Mobile Banking Server Switching System
13 14
Datawarehouse Reporting
15 16 17
EMPLUS HCMS e-LO
18 19
Payroll systems E-Learning
Server dari aplikasi Mobile Banking Aplikasi untuk penghubung kepada pihak ketiga, pada application ini terdapat fungsi security berupa firewall dan menggunakan SOA sebagai standar service. Aplikasi yang mengolah data dari semua aplikasi back-end atau internal BNI Aplikasi yang mengolah data dari datawarehouse untuk menghasilkan reporting Aplikasi yang digunakan untuk keperluan office automation Aplikasi manajemen atau tata kelola kepegawaian Aplikasi pengelolaan kredit yang berfungsi sebagai modul analisis dan persetujuan Aplikasi pembayaran gaji karyawan untuk nasabah korporasi atau perusahaan Aplikasi yang digunakan untuk sharing pengetahuan antar karyawan
73
Selain itu terdapat juga matriks keterkaitan antara aplikasi atau sistem dengan 9 direktorat dan 1 satuan kerja khusus bank BNI yang menggunakanya, dibawah ini merupakan matriksnya. Tabel 4.5Matriks Direktorat VS Current Sistem Direktorat No
Aplikasi
Bisnis Banking V
Retail & Konsumer V
Jaringan Layanan V
OPR & TI V
Treasury
Kepatuhan
Keuangan
Risk Mgmt
HC & Comm
SKI Audit
1
B@NCS24
2
CARDLINK
V
V
V
3
WMS
V
V
4
DPLK
V
V
5
KTP
6
IBOC
V
V
V
7
SMS Banking
V
V
V
V
8
BASE24-ATM
V
V
V
V
V
9
Internet Banking
V
V
V
V
V
10
IVR
V
V
V
V
11
Mobile Banking
V
V
V
V
12
Switching System
V
V
13
Data warehouse
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
14
Reporting
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
15
EMPLUS
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
16
HCMS
V
V
17
e-LO
V
18
Payroll systems
V
19
E-Learning
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
74
2. Perangkat Keras (Hardware) Perangkat keras yang dimiliki BNI yang utama adalah dalam rangka mendukung kinerja operasional dari perangkat lunak yang ada. Adapun Server utama yang dimiliki BNI adalah sbb: Tabel 4.6Hardware dari sistem No
Server
Spesifikasi
1
B@NCS24 (iCons) Server
2 3
CARDLINK Server WMS Server
IBM AIX Z Enterprise 114 (Back End 14 Core), Server IBM Blade Windows (Front End) IBM AIX P 760 Series, DB VSAM Text (6 Core) IBM Blade Unix
4
DPLK Server
IBM Blade Unix
5
KTP Server
IBM Blade Unix
6
IBOC Server
IBM AIX Power 760 Series (6 Core)
7
SMS Banking Server BASE24 Server (ATM) Internet Banking Server IVR Server
IBM AIX Power 760 Series Base24, Vsam Text
8 9 10 11 12
13
Mobile Banking Server Switching System Server
IBM AIX Power 760 Series (4 Core) IBM AIX Power 760 Series (4 Core) IBM Blade Windows IBM AIX Power 760 Series (4 Core)
14
Datawarehouse Server Reporting Server
IBM AIX Power 760 Series (6 Core) IBM Blade Windows
15
EMPLUS Server
IBM Blade Windows
16
HCMS Server
IBM Blade Windows
Keterangan Server dari Core System atau sistem yang menjadi core atau tulang punggung perbankan BNI dalam jenis simpanan, giro, deposito dan kredit konsumen Server dari Core System atau sistem yang menjadi core atau tulang punggung kartu kredit BNI Server dari Core System untuk menangani produkproduk Wealth Management. Server dari Core System untuk menangani produkproduk jenis simpanan hari tua. Server dari Core system untuk menangani produkproduk Treasury seperti forex dan perdagangan valas. Server dariAplikasi yang digunakan untuk melakukan transaksi perbankan internasional. Contoh, pengiriman uang ke/dari luar negeri (remittance) Server dariAplikasi e-Banking yang berbasis SMS Server dariAplikasi e – Banking untuk melakukan transaksi ATM Server dariAplikasi e-Banking berbasis web untuk nasabah personal dan korporat Server dariAplikasi e-Banking yang berbasis voice untuk Phone Banking Server dari aplikasi Mobile Banking Aplikasi untuk penghubung kepada pihak ketiga, pada application ini terdapat fungsi security berupa firewall. Server dariAplikasi yang mengolah data dari semua aplikasi back-end atau internal BNI Server dariAplikasi yang mengolah data dari datawarehouse untuk menghasilkan reporting Server dariAplikasi yang digunakan untuk keperluan office automation Server dariAplikasi manajemen atau tata kelola kepegawaian
75
17
e-LO Server
IBM Blade Windows
18
Payroll systems Server E-Learning Server
IBM Blade Unix
Database Server Oracle 11G Database Server SQL Server
Solaris SPARC (Oracle 11G) IBM Blade Windows
19 20 21
IBM Blade Windows
Server dariAplikasi pengelolaan kredit yang berfungsi sebagai modul analisis dan persetujuan Server dariAplikasi pembayaran gaji karyawan untuk nasabah korporasi atau perusahaan Server dariAplikasi yang digunakan untuk sharing pengetahuan antar karyawan Server dari Database Oracle 11G Server dari Database SQL Server
3. Arsitektur Teknologi Informasi Untuk mendukung aktivitas operasional perusahaan, divisi teknologi informasi BNI telah melakukan implementasi arsitektur yang mencakup keseluruhan aspek dari kantor pusat, kantor cabang hingga ATM yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dibawah ini merupakan arsitektur utama dari bank BNI.
76
Gambar 4.4Topologi Arsitektur BNI
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat data center sebagai komponen utama untuk melaksanakan berbagai kegiatan operasional perusahaan baik untuk cabang dan kantor pusat serta pelayanan transaksi kepada nasabah melalui e-Banking. Pada gambar juga terdapat koneksi dengan 3rd Party sebagai penyedia layanan eksternal seperti layanan pembayaran, pembelian serta transaksi dengan bank lain. Terdapat juga jaringan antar titik ke titik yang lainnya adalah dengan menggunakan perantara jaringan VSAT. Selain itu bank BNI juga melakukan implementasi Dual Data Center serta memiliki satu data center sebagai komitmen perusahaan dalam
77
menyediakan pelayanan yang handal serta online. Dibawah ini merupakan arsitektur hubungan antara Data Center dan Data Recovery Center
Gambar 4.5Arsitektur Data Center
Dari gambar diatas dapat terlihat bahwa bank BNI memiliki dua Data Center yang dapat melakukan aktivitas operasional dan transaksi secara bergantian guna untuk mempercepat layanan transaksi, selain itu bank BNI juga mempunyai Data Recovery Center sebagai backup apabila terjadi dimana Data Center utama utama terdapat masalah. Hal ini dilakukan sebagai bentuk komitmen pelayanan prima kepada nasabah.
4.2.2.3 Analisis Staff IT Saat ini Divisi Teknologi Informasi bank BNI mempunyai 150 orang pegawai tetap serta 30 orang pegawai Outsourcing yang bertugas untuk menangani berbagai tugas yang terkait dengan teknologi informasi.Adapun saat ini Divisi Teknologi Informasi menangani berbagai tugas yang saling berbeda satu sama lain, kondisi ini sangat memungkinkan sesama pegawai tidak saling mengetahui tugas pekerjaan atau Job Description pegawai atau unit kerja lainnya. Hal ini tentu saja dapat
78
memungkinkan
terjadinya
missunderstanding
atau
kesalahpahaman
apabila
dibutuhkan kerjasama dalam bekerja atau membentuk suatu tim kerja. Keadaan ini diperburuk dengan tidak tersedianya suatu layanan informasi yang menjelaskan tentang tugas pekerjaan yang harus dilakukan oleh masing posisi atau jabatan yang ada. Hal ini tentunya tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam lingkup Transparency dan Resposbility.
4.2.2.4 Analisis Skill dan kemampuan IT Saat ini pegawai yang bekerja di Divisi Teknologi Informasi mempunyai berbagai kemampuan teknis yang berbeda-beda hal ini diakibatkan karena aplikasi yang harus dilakukan pengelolaan sebanyak 17 aplikasi yang berbeda dengan spesifikasi teknis dan proses bisnis yang berbeda-beda. Kondisi ini mengakibatkan situasi yang terkotak-kotak (silo) sehingga organisasi menemui kesulitan apabila akan melakukan rotasi pegawai. Keadaan ini dapat berakibat pegawai yang harus dirotasi ke unit kerja lainnya harus belajar lagi dari awal terkait kemampuan teknis dan proses bisnis yang harus dikerjakan. Keadaan ini diperburuk dengan tidak tersedianya suatu layanan informasi yang menjelaskan tentang skill dan kemampuan yang harus dikuasai untuk mengerjakan pekerjaan di posisi tertentu. Hal ini tentunya tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam lingkup Transparency dan Resposbility.
4.2.3
Analisis SWOTIS/IT Environment Pada tahapan ini akan dijelaskan bagaimana Streng Weaknes Opportunity dan
Threat memiliki pengaruh pada lingkungan SI/TI.
79
4.2.3.1 Analisis Strength dan Weakness Tabel 4.7Analisis Strength dan Weakness
N o 1
2
3
4
5
Kondisi Internal Mempunyai 2 Data Center dan 1 DRC untuk menunjang kegiatan operasional BNI menggunakan B@NCS24 sebagai core banking system.
BNI telah memiliki beberapa fitur Electronic Banking seperti ATM, SMS Banking, Ibank dan Mobile Banking BNI memiliki 5 macam Core System yang mempunyai CIF masing – masing yang tidak terintegrasi dan tidak terdapat Profiling nasabah. Struktur organisasi pada pengembangan aplikasi
Standar Peraturan Bank Indonesia No. 9/15/PBI/2007 tentang Penerapan Manajemen Risiko Dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum
Analisa Kompetitor
Expert Judgement
Berdasarkan Inntron (konsultan teknologi informasi) B@NCS24 adalah sistem core peringkat 6, sedangkan Mandiri, BRI, Mega,CIMB Niaga, dan BTN Sistem Core Silverlake Axis (peringkat 11)
S/ W S
S
Bank Indonesia nomor 15 tahun 2007 tentang penggunaan Electronic Banking
S
Ketentuan Bank Indonesia nomor 27 tahun 2012 serta pedoman tentang pencegahan pencucian uang dan terorisme
W
W
80
6
6
7
masih berorientasi pada produk. Transaksi jasa Pembelian / Pembayaran kepada pihak ketiga masing menggunakan perantara Switching Company Belum ada layanan informasi yang menjelaskan tentangJob Description setiap pegawai Divisi Teknologi Informasi. Kemampuan dan Skills pegawai TI tidak merata
Bank Indonesia nomor 15 tahun 2007 tentang penggunaan Electronic Banking
W
Ketentuan Bank Indonesia nomor 8 tahun 2006 tentang Good Corporate Governance.
W
W
4.2.3.2 Analisis Opportunity dan Threat Tabel 4.8Analisis Opportunity dan Threat
No 1
2
Lingkungan Eksternal
Dampak Terhadap Organisasi
Bank Indonesia nomor 15 tahun 2007 tentang penggunaan Electronic Banking Ketentuan Bank Indonesia nomor 27 tahun 2012 serta pedoman tentang pencegahan pencucian uang dan terorisme
Organisasi harus lebih mendukung divisi TI untuk terus berinovasi dalam hal pengembangan Electronic Banking Harus melakukan Implementasi untuk Single Identification Number (Single CIF) dan penyediaan sistem profiling nasabah. Diharapkan dengan adanya sistem profiling nasabah organisasi dapat mengetahui informasi behaviour
Dampak Terhadap Departement TI Perlunya Penelitian dan pengembangan di organisasi TI untuk terus berinovasi IT dapat mengembangkan sistem Profiling Nasabah dan menerapkan Single CIF.
O/T O
O
81
nasabah agar dapat memasarkan produk yang tepat, sehingga menjadi added value bagi organisasi. Berpotensi menggunakan perantara Mobile Apps dan NFC Perlu dilakukan kajian dan sebagai suatu bentuk alat bayar yang sah pengembangan teknologi Mobile Apps dan NFC dalam aktivitas perbankan Dapat berpotensi menyebabkan terjadinya pencurian IT harus melakukan kajian dan informasi perbankan melalui jalur internet karena dalam pengembangan terkait security konsep ini memungkinkan siapa saja dapat menggunakan yang lebih komprehensif. internet. Alat analisis untuk analisi pasar maupun analisis nasabah IT menjadi penentu analisis data untuk startegis Mengkontrol investasi IT memiliki cara lain untuk mengembangkan infrastruktur Berpotensi terciptanya inovasi baru dengan uang elektronik Perlu dilakukan kajian dan sebagai alat bayar yang sah. pengembangan teknologi uang elektronik
3
Mobile Apps and Applications dan NFC
4
The Internet of Everything
5
Big Data
6
Cloud/Client Architecture
7
Bank Indonesia nomor 11 tahun 2009 terkait uang elektronik
8
Rencana penerapan peraturan Bank Indonesia tentang Branchless Banking
Berpotensi untuk diterapkannya konsep Branchless Banking untuk menggantikan konsep cabang secara fisik.
9
Perkembangan pesat variasi produk IT Banking baru dari pesaing
Organisasi harus lebih mendukung divisi TI untuk terus berinovasi
4.2.3.3 Pemetaan SWOTIS/IT Environment
Perlu dilakukan kajian dan pengembangan tentang teknologi untuk mendukung Branchless Banking Perlunya Penelitian dan pengembangan di organisasi TI untuk terus berinovasi
O
T
O O O
O
T
82
Tabel 4.9Pemetaan SWOT IS/IT Environment
Strength • Penggunaan B@NCS24 sebagai sistem core banking yang merupakan sistem core terbaik ke-4 • Mempunyai 2 Data Center dan 1 DRC untuk menunjang kegiatan operasional • BNI telah memiliki beberapa fitur Electronic Banking seperti ATM, SMS Banking, Ibank dan Mobile Banking
Opportunities Strategi SO • Bank Indonesia nomor 15 tahun • Mengembangkan fitur Electronic Banking berbasis Mobile Apps and Applications dan 2007 tentang penggunaan Electronic Banking NFC • Ketentuan Bank Indonesia nomor • Melakukan kajian pengembangan terhadap Data Center terkait teknologi Cloud sebagai 27 tahun 2012 serta pedoman tentang pencegahan pencucian potensi terwujudnya Vitual Data Center uang dan terorisme • Melakukan kajian dan pengembangan • Rencana penerapan peraturan Bank terhadap konsep Branchless Banking yang Indonesia tentang Branchless dilakukan secara elektronik. Banking • Bank Indonesia nomor 11 tahun
Weakness • BNI memiliki 5 macam Core System yang mempunyai CIF masing-masing yang tidak terintegrasi dan tidak terdapat Profiling nasabah. • Struktur organisasi pada pengembangan aplikasi masih berorientasi pada produk. • Transaksi jasa Pembelian / Pembayaran kepada pihak ketiga masing menggunakan perantara Switching Company • Belum ada layanan informasi yang menjelaskan tentangJob Description setiap pegawai Divisi Teknologi Informasi. • Kemampuan dan Skills pegawai TI tidak merata Strategi WO • Mempersiapkan Core Systems yang terintegrasi dan menerapkan Single CIF. • Melakukan evaluasi struktur organisasi TI untuk berorientasi kepada customer • Mengembangkan Sistem Multi Payment/Purchase terpadu. • Mengembangkan konsep Big Data sebagai sarana profiling nasabah dan informasi behaviour nasabah.
83
2009 terkait uang elektronik • Mobile Apps and Applications dan NFC • Big Data • Cloud/Client Architecture Threat Strategi ST • The Internet of Everything • Mendirikan unit kerja Penelitian Teknologi • Perkembangan pesat variasi produk Informasi terutama yang terkait Electronic Bankingdan IT Banking IT Banking baru dari pesaing • Melakukan kajian dan pengembangan Sistem Keamanan yang komprehensif terhadap DataCenter.
Strategi WT • Mengembangkan Knowledge Management System Berbasiskan Internet agar dapat dilakukan akses oleh setiap pegawai dimana saja.
84
4.2.4
Tema Strategis SI / TI Pada bagian ini akan di simpulkan beberapa tema strategis berdasarkan hasil
SWOT di atas. 1. Mempersiapkan Core Systems yang terintegrasi dan mendukung penerapan Single CIF sebagai pemenuhan dan kepatuhan terhadap ketentuan Bank Indonesia nomor 27 tahun 2012 tentang pencegahan pencucian uang dan tindakan terorisme. 2. Melakukan evaluasi struktur organisasi untuk menyesuaikan orientasi terhadap customer dan tidak lagi orientasi terhadap product sesuai ketentuan Bank Indonesia nomor 27 tahun 2012 tentang pencegahan pencucian uang dan tindakan terorisme. 3. Melakukan pengembangan Sistem Multi Payment / Purchase terpadu sebagai penyedia layanan terpadu kepada pihak ketiga untuk melakukan pembelian ataupun pembayaran tanpa melalui perantara Switching Company. 4. Melakukan pengembangan Knowledge Management System berbasiskan internet agar dapat dilakukan akses oleh pegawai TI dimana saja sebagai informasi Job Description dan Sharing Skill Knowledge untuk dipedomani oleh setiap pegawai TI. 5. Mendirikan unit kerja Penelitian Teknologi Informasi untuk melakukan kajian-kajian terkini dan mendorong terciptanya berbagai inovasi terutama dalam bidang Electronic Banking dan IT Banking. 6. Melakukan berbagai kajian dan pengembangan terhadap sistem keamanan Data Center yang komprehensif guna menghindari kemungkinan ancaman pencurian data oleh pengguna internet. 7. Mengembangkan fitur Electronic Banking berbasis Mobile Apps dan NFC yang memungkinkan nasabah dapat melakukan transaksi apa saja dan dimana saja hanya menggunakan Mobile Devices atau Smartphone dengan konsep EWalletsehingga nasabah tidak perlu lagi menggunakan uang tunai dan berbagai jenis kartu untuk melakukan transaksi.
85
8. Mengembangkan Big Data sebagai sarana profiling nasabah dan informasi behaviour nasabah dimana informasi ini bisa digunakan sebagai Added Value bagi perusahaan untuk melakukan Mapping maupun Forecasting nasabah untuk menentukan strategi bisnis perusahaan 9. Mengembangkan teknologi Cloud untuk mengembangkan konsep Virtual Data Center. 10. Melakukan pengembangan E-Branch sebagai bentuk respon terhadap rencana kebijakan Bank Indonesia mengenai Branchless Banking.
4.3
Analisis Critical Success Factor Pada bagian ini, analisis Critical Success Factor digunakan untuk
mengidentifikasi kebutuah SI/TI pada organisasi sesuai dengan tema strategi perusahaan maupun dari tema strategi SWOT SI/TI. Tabel 4.10Analisis Critical Success Factor
Strategic Themes Bisnis berorientasi kepada nasabah (Customer Based Oriented) * Meningkatkan kinerja dan produktivitas kantor cabang *
Peningkatan costefficiency kegiatan operasional * Mempersiapkan Core System yang terintegrasi ** Mengembangkan
Keterangan Perubahan orientasi bisnis dari produk based oriented ke customer based orienteddan efisiensi kegiatan operasional cabang serta melaksanakan kepatuhan terhadap peraturan Bank Indonesia nomor 27 tahun 2013 tentang Single CIF dan Customer Profiling.
CSF Integrated Customer Identification Number dan aktivitas operasional yang tersentralisasi
Customers Profiling dan Portofolio
IS/IT yang dibutuhkan Enterprise Core Banking and Operational System
Customer Profiling dan Portofolio System
Keterangan Sistem Core Banking terpadu yang dapat menangani berbagai kebutuhan bisnis dengan konsep single CIF serta dapat menangani berbagai aktivitas operasional perbankan secara terintegrasi dan bersifat tersentralisasi Sistem yang mampu melakukan penyediaan profil dan portofolio nasabah secara kontinyu.
86
Big Data sebagai sarana Profiling Nasabah ** Perluasan bisnis untuk sektor UKM *
Memperluas jaringan bisnis pada segmen UKM yang mempunyai keuntungan yang tinggi dan resiko yang kecil Meningkatkan produk – produk simpanan serta melakukan promosi pada berbagai media secara agresif dan efektif untuk meningkatkan produk tersebut
Meningkatnya nasabah dan keuntungan dari sektor UKM dengan resiko yang minim
Peningkatan dan pengelolaan aset perusahaan *
Memperbaiki kualitas aset dengan meningkatkan pengelolaan aset yang dimiliki oleh perusahaan
Aset meningkat dan dikelola dengan baik serta dapat melakukan pengawasan terhadap resiko
Peningkatan pendapatan dari produk non tabungan/ kredit *
Meningkatkan pendapatan pada area recurring fee, misalkan pada aktivitas pembayaran dan pembelian barang/jasa
Meningkatnya Multi Payment produk / Purchase pembayaran dan System pembelian eksternalmelalui jasa bank
Meningkatkan produk – produk simpanan *
Menyediakan Sistem Payment and Purchase **
Product Sales and Promotion Perfomance System
Sistem yang mampu melakukan support terhadap segala bentuk aktivitas penjualan dan kegiatan – kegiatan promosi yang dilakukan oleh sales dan marketing dalam hal evaluasi, perfomance serta pencapaian target – target yang dihasilkan oleh sales dan marketing.
Asset Management System
Sistem pengelolaan kontrol yang berfungsi meningkatkan utilisasi aset yang dimiliki oleh perusahaan dan dapat mengkontrol dan mengawasi kondisi aset perusahaan Aplikasi yang berfungsi untuk memberikan pelayanan pembelian dan pembayaran kepada partner atau mitra bisnis perusahaan tanpa melalui Switching Company.
Meningkatnya jumlah produk simpanan dengan menggunakan berbagai promosi
87
Peningkatan kualitas layanan yang berorientasi pada nasabah *
Mengembangkan EWallet yang berbasis Mobile Devices **
Memperluas kualitas perbaikan layanan untuk mengembangkan produk dan layanan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan nasabah
Meningkatnya kualitas layanan terhadap nasabah
CRM (Customer Relation Management)
Sistem yang dapat mengetahui keluhan, saran dan masukan dari nasabah sebagai tolok ukur peningkatan layanan
E-Wallet System
Suatu sistem yang dkembangkan dimana dapat menggunakan Mobile Devices sebagai alat transaksi dimanapun yang terintergrasi. Suatu sistem yang dapat mewujudkan sebuah virtualisasi cabang sehingga dapat menjangkau nasabah lebih banyak lagi Sistem yang mampu mampu melakukan pengelolaan terhadap sumber daya manusia serta menganalisa dan mengevaluasi pengumpulan, peningkatan dan pengimplementasian strategi dan kinerja performance sumber daya manusia Sistem yang dapat melakukan
Mengembangkan EBranch ** E-Branch System
Konsisten dan meningkatkan Good Corporate Governance(GCG)* Mengembangkan Knowledge Management System **
Meningkatkan kualitas dan efektifitas kontrol internal. Sumber daya manusia dan corporate governance yang baik dengan melakukan penyempurnaan operasional organisasi perusahaan
Key Performance Index dan pengelolaan sumber daya manusia
Human Resources Performance and Management System
Terdapat Knowledge
Learning and Knowledge
88
Mengembangkan Data Center berbasis virtualisasi ** Mengembangkan Sistem Keamanan Data Center**
Melakukan evaluasi struktur organisasi TI ** Mendirikan unit penelitian teknologi informasi **
Melakukan pengembangan Data Center secara virtual sehingga harapannya tidak lagi terdapat server fisik maupun pengelolaannya yang kompleks Melakukan restrukturisasi struktur organisasi sehingga tidak lagi berbasiskan produk.
Legends : *) Strategic Themes Business **) Strategic Themes IT/IS
Center dan fasilitas pembelajaran secara online
Center System
Meningkatkan efisiensi dalam penyediaan infrastruktur fisik
Data Centerberbasis virtualisasi
Terbentuk Struktur Organisasi TI yang tidak lagi berbasis kepada produk
Restrukturisasi Struktur Organisasi TI
pembelajaran dan pelatihan kepada sumber daya manusia serta sebagai basis informasi dari berbagai aspek yang terdapat pada perusahaan. Sebuah fasilitas penyediaan data center yang tidak bersifat fisik tetapi menggunakan teknologi Cloud sebagai salah satu solusi virtual.
Dilakukan perubahan struktur organisasi TI yang nantinya diharapkan tidak lagi berbasis kepada produk dan juga dapat meningkatkan peran serta TI dalam aktivitas bisnis perusahaan.
89
4.4
Penerapan Perancangan Strategis Pada bagian ini menjelaskan mengenai identifikasi SI saat ini, identifikasi
kebutuhan SI, gap analisis SI, strategi SI, identifikasi TI saat ini, identifikasi kebutuhan TI, gap analisis TI, strategi TI, identifikasi keadaan IT Management saat ini, identifikasi kebutuhan IT Management dan roadmap SI/TI. 4.4.1
Penerapan Business IS Strategy
4.4.1.1 Kebutuhan SI Berikut ini adalahcurrentapplication portofolio mengenai keadaan SI perusahaan saat ini. Tabel 4.11 Existing Application Portofolio
• • • • • • • • • • • • • • •
Strategic SMS Banking Base24(ATM) Internet Banking IVR(Phone Banking) Mobile Banking Switching System Key Operational B@ncs24 Cardlink KTP WMS DPLK IBOC Reporting e-LO Datawarehouse
High Potential
Support
• • • •
EMPLUS HCMS E-Learning Payroll Systems
Berikut ini adalah future application portfoliohasil dari identifikasi kebutuhan sistem informasi BNI mengunakan metode CSF.
90
Tabel 4.12 Future Application Portofolio
Strategic • Multi Payment / Purchase System • Customer Profiling dan Portofolio System • Customer Relationship Management Key Operational • Enterprise Banking and Operational System.
High Potensial • E-Wallet System • E-Branch System Support • Human Resources Performance and Management System • Learning and Knowledge Center System • Asset Management System • Product Sales and Promotion System
Berikut ini adalah current and futureapplication portfolio hasil penggabungan dua tabel di atas. Tabel 4.13 Future dan Existing Application Portofolio
• • • • • • • • • • • •
Strategic Multi Payment / Purchase System Customer Profiling dan Portofolio System Customer Relation Management SMS Banking Base24(ATM) Internet Banking IVR(Phone Banking) Mobile Banking Key Operational Enterprise Banking and Operational System. Payroll System Reporting IBOC
High Potensial • E-Wallet System • E-Branch System
Support • Human Resources Performance and Management System • Learning and Knowledge Center System • Asset Management System • Product Sales and Promotion System • EMPLUS
91
4.4.1.2 Gap AnalisisFuture dan Current IS Application Tabel 4.14Gap Analysis Current dan Future IS Application
B@ncs24 Cardlink KTP WMS DPLK IBOC Reporting e-LO Datawarehouse Payroll System SMS Banking Base24(ATM) Internet Banking IVR(Phone Banking) Mobile Banking Switching System EMPLUS HCMS E-Learning
Enterprise Banking and Operational System.
Customer Profiling dan Portfolio System
Asset Manage ment System
Product Sales and Promotion System
Multi Payment / Purchase System
E-Wallet System
S S S S S T T S U T T T T T
B B B B B B B -
U U -
B -
B -
U -
B -
B -
U -
U -
B -
T U T U U
-
-
-
-
U -
-
-
U -
U
-
B = Baru T = Tetap U = Upgrade
S = Sudah Tidak Digunakan
EBranch System
Human Resources Performance and Management System
Learning and Knowledge Center System
Customer Relation Management
92
4.4.1.3 Strategi SI Berdasarkan tabel Gap Analysis diatas maka dapat dilihat bahwa maka terdapat 9 sistem yang dipertahankan 4 sistem dilakukan perubahan serta 6 sistem dibuat baru. Untuk itu maka berdasarkan kesimpulan diatas maka bisa didapatkan IS Strategy sebagai berikut: 1. Mengembangkan enterprise bankingand operational system sebagai suatu corebanking sistem yang terpadu dan memiliki modul-modul kemampuan untuk memenuhi berbagai fungsi bisnis utama antara lain: 1) Fungsi simpanan seperti tabungan, deposito, giro, simpanan hari tua dan pensiun. 2) Fungsi kredit seperti kredit konsumen dan fungsi kartu kredit. 3) Fungsi untuk manajemen finansial seperti wealth management dan cash management. 4) Fungsi untuk money trading dan forex trading. 5) Memiliki fungsi historical yang terpadu seperti history kredit dan simpanan. Sistem ini juga memiliki fungsi Single CIF untuk semua kebutuhan finansial sesuai dengan peraturan Bank Indonesia nomor 27 tahun 2012. Selain itu apabila terdapat produk bisnis baru sistem ini memungkinkan untuk dilakukan upgrade modul yang melekat pada sistem utama. 2. Mengembangkan Customer Profiling and Portofolio System sebagai suatu sistem yang utamanya digunakan sebagai pelaporan wajib kepada Bank Indonesia dan selain itu sistem ini juga dapat melakukan fungsi historical data dalam jumlah besar serta melakukan analisa behaviour nasabah dan fungsi forecasting sebagai alat untuk pendukung keputusan bisnis serta sebagai Executive Summary bagi Stakeholder. 3. Mengembangkan Asset Management System sebagai suatu sistem yang dapat melakukan pengelolaan terhadap aset – aset penting yang dimiliki oleh bank BNI serta dapat melakukan pengelolaan apabila terdapat nilai bisnis terhadap aset tersebut. 4. Mengembangkan Product Sales and Promotion System sebagai suatu sistem yang memiliki fungsi melakukan pengelolaan terhadap semua aktivitas
93
pemasaran produk yang dilakukan oleh sales dan marketing, termasuk melakukan pengukuran kinerja sales dan marketing, pencapaian target penjualan dan pengelolaan berbagai kegiatan promosi yang dilakukan oleh sales dan marketing. 5. Mengembangkan Multi Payment and Purchase System sebagai bargaining power terhadap pembelian dan pembayaran jasa pihak ketiga serta mampu untuk melepaskan ketergantungan terhadap Switching Company dan meningkatkan keuntungan terhadap biaya / fee pembelian dan pembayaran jasa pihak ketiga. 6. Mengembangkan E-Wallet Systemsebagai jawaban atas model transaksi finansial masa depan dimana sistem ini memungkinkan dilakukan segala transaksi finansial dengan menggunakan Mobile Devicesebagai trend digital pada masa yang akan datang. 7. Mengembangkan E-Branch System sebagai respon atas rencana Bank Indonesia untuk mengeluarkan peraturan tentang konsep Branchless Banking, dimana pada sistem ini memungkinkan cabang tidak lagi berbentuk fisik sehingga layanan aktivtas cabang dapat dilakukan oleh agen lain atau pihak ketiga, bahkan tidak tertutup kemungkinan diwujudkan sebagai Virtual Branch sehingga dapat menjangkau nasabah yang lebih luas lagi. 8. Mengembangan
Human
Resources
Perfomance
and
Management
Systemsebagai suatu sistem terpadu yang dapat melakukan pengelolaan dan manajemen sumber daya manusia serta dapat melakukan pengukuran kinerja secara terpadu untuk mengetahui tingkat perfomance dari pegawai. 9. Mengembangkan Learning and Knowledge Center System sebagai suatu sistem terpadu yang dapat menyajikan informasi mengenai segala informasi yang dibutuhkan oleh pegawai mulai dari visi misi perusahaan, strategi hingga job description dari setiap posisi yang ada sehingga sesuai dengan prinsip transparansi dari Good Corporate Governance. 10. Mengembangkan Customer Relation Management sebagai suatu acuan untuk mengetahui kendala – kendala serta permasalahan yang dihadapi oleh nasabah sehingga perusahaan bisa langsung menanaggapi dengan cepat dan tepat.
94
11. Mempertahankan dan meningkatkan kinerja sistem yang masih memiliki nilai strategis dan masih memiliki fungsi sebagai pendukung operasional perusahaan. Berdasarkan Strategi IS yang telah dijelaskan, maka terbentuklah suatu Application Portofolio terbaru yang bisa dipetakan berdasarkan value dari sistem itu sendiri.
4.4.2
Penerapan IT Strategy
4.4.2.1 Kebutuhan TI 4.4.2.1.1 Kondisi Saat Ini Sesuai dengan metodologi Ward & Peppard bahwa strategi TI dapat diturunkan dari strategi SI untuk mendapatkan TI yang selaras dengan bisnis strategi perusahaan. Berikut adalah penjelasan singkat kondisi TI pada BNI. 1. Data Center Komponen utama untuk melaksanakan berbagai kegiatan operasional perusahaan baik untuk cabang dan kantor pusat serta pelayanan transaksi kepada nasabah. Saat ini sudah di implementasikan Dual Data Center dan DRC untuk meningkatkan kualitas pelayanan 2. Server Komponen dimana semua aplikasi dapat beroperasional dengan baik. Server yang digunakan tiap aplikasi bersifat silo atau berdiri sendiri, hal ini dapat dilihat kembali pada bab iv. Server yang digunakan juga beragam pada masing-masing aplikasi 3. Database Komponen yang digunakan untuk menyimpan data, baik data transaksi, logging, error dan lain-lain. Kondisi saat ini database yang digunakan tidak seragam 4. Network Jaringan BNI menggunakan jasa perusahaan third party dan VSAT.
95
4.4.2.1.2 Kondisi Harapan Pada bagian ini akan dijelaskan strategi TI yang akan dibutuhkan yang dibentuk dari hasil perumusan kebutuhan SI yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Strategi TI yang dibutuhkan digambarkan pada tabel 4.15 di bawah. Tabel 4.15Strategi Kebutuhan TI Berdasarkan Kebutuhan SI yang Akan Datang
Nama SI Enterprise Banking and Operational Customer Portfolio Multi Payment & Purchase E Wallet E Branch Customer Relationship Management Product Sales & Promotion Asset Management HCM & Performance Knowledge Management
Kebutuhan TI Exist Exist Firewall Standarisasi Database
Virtualisasi
Exist
Berikut penjelasan masing-masing blok pada strategi kebutuhan TI yang terdapat pada tabel di atas. 1. Virtualisasi Perangkat Keras Komputer adalah virtualisasi komputer atau sistem operasi, ini menyembunyikan karakteristik fisik dari platform komputasi dari pengguna, sebaliknya menunjukkan platform komputasi abstrak lain. Pada dasarnya, perangkat lunak yang virtualisasi dikendalikan disebut "Control Program", namun kini istilah "Hypervisor" atau "Virtual Machine Monitor" lebih disukai. Teknologi virtualisasi dikembangkan berdasarkan hasil analisa SWOT IS/IT. Virtualisasi diterapkan
pada aplikasi CRM, HCM & Performance dan
Knowledge Management bertujuan untuk optimasi infrastruktur yang akan dibangun sehingga dapat meminimalkan biaya dan dapat mendukung tersedianya aplikasi yang maksimal. Virtualisasi tidak diterapkan pada core system, customer portofolio, E Wallet, E branch karena setiap entity ini adalah aplikasi yang berdiri sendiri, mempunyai managemen system sendiri sehingga jika diterapkan virtualisasi akan berdampak pada penurunan availability pada entity tersebut.
96
2. Standarisasi Database adalah suatu persyaratan formal untuk menciptakan criteria, metode, proses yang seragam. Tujuan standarisasi adalah untuk memudahkan dalam perencanaan, pengintegration dan perubahan pada suatu system baik hardware maupun software. Kondisi saat ini, BNI mempunyai organisasi database yang banyak dengan berbagai type. Kami melihat standarisasi Database harus diterapkan untuk mendukung sistem aplikasi Enterprise Core Banking, Customer Portofolio, CRM dan sistem aplikasi yang lain dimana semua databasenya saling terhubung. Terutama database Customer Portofolio, dimana semua data informasinya berasal dari transaksitransaksi dari aplikasi lain. 3. Firewalladalah sebuah tembok yang akan mengijinkan lalu lintas jaringan yang diaggap aman dan akan mencegah lalu lintas jaringan yang dianggap tidak aman. Penerapan E Wallet, Multi Payment, dan E Branch menharuskan BNI untuk membuka sistem privasi mereka ke dunia luar atau internet sehingga diperlukan adanya sistem yang mampu menjaga keamanan baik transaksi, sistem dan data. Firewall adalah solusi yang bisa digunakan untuk menjaga keamanan tersebut dari para peretas, mata-mata maupun orang yang tidak bertanggung jawab. 4. Topologi dependensi antar sistem untuk mengetahui perancangan dan keterkaitan antar satu sistem dengan yang laindigambarkan dibawah ini.
97
Gambar 4.6 Topologi Diagram Dependensi Antar Sistem
Dari gambar di atasterlihat bahwa topologi baru dari depedensi antar sistem memperlihatkan cara kerja sistem yang sifatnya transaksional seperti IBOC, Multi Payment dan Purchase serta Electronic Banking bergantung kepada Enterprise Banking and Operational System sebagai sistem yang melakukan proses inti finansial.
98
Adapun sistem Customer Profiling and Portofolio, Customer Relation Management, Product Sales and Promotion System, serta Reporting merupakan sistem yang bersifat historical yang mana sistem tersebut juga bergantung kepada Enterprise Banking and Operational System sebagai penyedia informasi historical yang telah terjadi secara realtime. Adapun sistem Customer Relationship Management, Product Sales & Promotion, Asset Management, HCM & Performance, Learning and Knowledge Center, EMPLUS dikategorikan sebagai sistem yang bersifat support untuk itu dilakukan konsep virtualisasi untuk menghemat biaya pengelolaan infrastruktur.
4.4.2.2 Gap Analysis Strategi TI Tabel 4.16 Gap Analysis Current dan Future IT Virtualisasi
Standarisasi Database
Firewall
U
U
U
Data Center
T
-
-
-
Server
U
U
-
-
Database
U
-
U
-
Jaringan
U
-
-
U
B = Baru T = Tetap U = Upgrade S = Sudah Tidak Digunakan Tabel di atas menjelaskan mengenai gap analisis strategi TI saat ini dengan kebutuhan strategi TI yang akan datang. Terdapat 2 bagian yang akan di-upgrade dan 2 bagian yang merupakan strategi baru.
4.4.2.3 Strategi TI Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa maka terdapat 3 infrastruktur yang dipertahankan 2 infrastruktur yang
dilakukan perubahan serta
2
infrastruktur baru. Maka berdasarkan kesimpulan diatas maka bisa didapatkan strategi TI sebagai berikut: a. Mengembangkan Virtualisasi untuk memanfaatkan perangkat yang sudah ada sehingga termanfaatkan dengan maksimal b. Mengembangkan Standarisasi Database untuk memudahkan integrasi data antar system yang berbeda dan mengefektifkan waktu migrasi
99
c. Mengembangkan teknologi firewall untuk menjaga keamanan data pada bisnis baru yaitu E Wallet, E Branch dan Multi Payment. 4.4.3
Penerapan IS/IT Management Strategy
4.4.3.1 Manajemen SI/TI Saat Ini
Gambar 4.7Struktur Organisasi IT saat ini
Gambar di atasmenjelaskan struktur organisasi IT BNI saat ini. Divisi teknologi informasi BNI terdiri dari 3 bagian sub divisi dalam struktur organisasinya, yaitu: a. Sub Divisi Hubungan Bisnis. b. Sub Divisi Pengembangan Aplikasi. c. Sub Divisi Operasional
4.4.3.2 Manajemen SI/TI Harapan Sehubungan dengan CSF yang telah didefinisikan sebelumnya, dibutuhkan Unit Penelitian Teknologi Informasi dalam rangka mencapai inovasi dalam pengembangan SI/TI sebagai core enabler business. Rancangan struktur
100
organisasi dengan penambahan Unit Penelitian Teknologi Informasi diterangkan pada gambar di bawah.
Gambar 4.8 Struktur Organisasi IT yang Dibutuhkan
Unit Penelitian Teknologi Informasi berada langsung di bawah Kepala Divisi TI. Tujuannya adalah agar otoritas kerja Unit Penelitian TI sejajar dengan Sub Kepala Divisi Bagian Hubungan Bisnis dan Sub Kepala Divisi Bagian Pengembangan Aplikasi. Hal ini sejalan dengan tanggung jawab kerja Unit Penelitian TI harus sesuai dengan arah pengembangan hubungan bisnis perusahaan secara global dan kemampuan sumber daya yang dimiliki. Spesifikasi, tanggung jawab dan kompetensi kerja Unit Penelitian TI didefinisikan dan diawasi langsung oleh Kepala Divisi TI.Selain itu terdapat juga penggabungan unit pengembangan Core Banking, unit pengembangan Kartu Kredit, unit pengembangan aplikasi Surroundingsmenjadi satu unit yaitu pengembangan Enterprise Banking. Hal ini didasari oleh rencana integrasi sistem menjadi satu kesatuan yaitu Enterprise Banking and Operational System.
101
Selain itu, dengan direncanakannya penerapan teknologi Virtualization dan penyeragaman penggunaan database untuk semua sistem yang berjalan, perlu dilaksanakan training untuk semua unit terkait dengan penerapan teknologi tersebut. 4.4.3.3 Gap Analisis Manajemen SI/TI Gap yang terbentuk dari keadaan IT Management saat ini dengan kebutuhan IT Management yang akan datang adalah kebutuhan adanya Unit Penelitian Teknologi Informasi sebagai unit yang melakukan penelitian-penelitian teknologi baru yang ada yang applicable dan align dengan strategi bisnis perusahaan dan sumber daya yang dimiliki perusahaan secara umum dan divisi TI secara khusus. Training untuk penerapan teknologi Virtualization dan penyeragaman teknologi database yang digunakan oleh sistem-sistem yang berjalan juga perlu dilaksanakan untuk penyeragaman pengetahuan dan keahlian unit-unit terkait. 4.4.3.4 Strategi Manajemen SI/TI Berdasarkan hasil Gap Analysis diatas maka bisa didapatkan Strategi TI/SI sebagai berikut. 1. Perubahan struktur organisasi Divisi Penelitian Teknologi Informasi 2. Training pada staf atau unit terkait untuk penyeragaman pengetahuan
102
4.5
Roadmap Sistem Informasi 2014
2015
2017
2016
Enterprise Banking and Operational System (B)
Asset Management System (B)
Customer Profiling dan Portofolio System (U) Product Sales and Promotion System (B)
2018
E-Wallet System (B)
Human Resources Performance (U) Learning and Knowledge Center System (U)
Customer Relation Management (B) Multi Payment & Purchase system (U)
StandarisasiDatabase (B) Firewall Security (U) Virtualisasi (B) Training (U) Perubahan Divisi Penelitian Teknologi (B) Gambar 4.9Roadmap Sistem Informasi
E-Branch System (B)
103
Berdasarkan gambar 4.9 di atas dapat dilihat bahwa pengerjaan sistem informasi diprioritaskan terhadap sistem informasi yang masuk dalam kategori Key Operational (kotak hijau), dan dilanjutkan dengan kategori yang bersifat Strategis (kotak orange), High Potensial (kotak kuning) dan Support (kotak biru). Sedangkan projek yang berkaitan dengan infrastruktur akan dilakukan sesuai kebergantungan dari sisi aplikasi yang akan dikembangkan. Berikut adalah penjelasan pertahun Roadmap: 4.5.1
Tahun 2014
a. Pada tahun ini dikembangkan sistem enterprise banking and operational sistem sebagai suatu enterprise banking sistem yang terpadu dan memiliki modul-modul kemampuan untuk memenuhi berbagai fungsi bisnis utama. b. Kemudian dikembangkan pula customer profiling dan portofolio system yang digunakan sebagai pelaporan wajib kepada Bank Indonesia. c. Dua pengembangan aplikasi diatas membutuhkan infrastruktur database yang dapat mendukung kinerjanya. Sehingga pada awal tahun 2014 dikembangkan kebijakan standarisasi database agar terjadi keselarasan antara aplikasi dan infrastruktur. d. Disamping itu kebijakan training harus dilakukan setiap tahunnya untuk mendapatkan pegawai yang memiliki pengetahuan yang sama. e. Sebagai pelengkap transformasi yang dilakukan perusahaan maka kebijakan perubahan struktur Divisi Penelitian Teknologi juga dimulai pada tahun ini sampai tiga tahun ke depan. 4.5.2
Tahun 2015
a. Pada tahun ini, selain mengerjakan proyek sistem informasi lanjutan dari tahun 2014 yang bersifat proyek multiyears. b. Dikembangkan pula proyek pengembangan system product sales and promotion untuk meningkatkan pendapatan perusahaan yang bersifat strategis. c. Sebagai persiapan implementasi aplikasi e-wallet tahun 2016 maka projek firewall security yang bersifat multiyears akan dimulai tahun 2015 untuk persiapan infrastruktur. 4.5.3
Tahun 2016
104
a. Tahun ini adalah tahun dimana proyek multiyear 2014 dan 2015 harus di selesaikan. b. Tahun ini juga dilakukan pengembangan e-wallet mulai dilakukan untuk mengantisipasi nasabah potensial yang menginginkan transaksi hanya dengan mobile device. c. Projek baru multi payment and purchase juga dilakukan untuk menambah pendapatan perusahaan. d. Sisi
infrastruktur
juga
dilakukan
pengembangan
virtualisasi
untuk
mendapatkan utilisasi yang maksimal dari perangkat yang ada untuk mendukung projek yang bersifat support. 4.5.4
Tahun 2017
a. Projek asset management yang bersifat strategis dilakukan tahun ini. b. Dikembangkan juga sistem informasi customer relation manajementdanebranch yang bersifat multi year. c. Pada tahun ini hanya mengerjakan projek sistem informasi lanjutan dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2017. 4.5.5
Tahun 2018
a. Pada tahun ini, untuk menjaga kualitas dari para pegawai maka dikembangan human resources performance and management system. b. Learning and knowledge center system juga dikembangkan pada tahun ini sebagai media untuk meningkatkan pengetahuan pegawai.