BAB 4 HASIL , PEMBAHASAN, DAN PEMECAHAN MASALAH
4.1 Profil Perusahaan PT.Bahtera Utama adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang Distributor Tas dan Koper ke Retailer, dimana aktivitas-aktivitas perusahaan memperluas kegiatan ke department store, dan Retailer. Pada tahun 1994 Bahtera Utama berdiri dalam bentuk Unit Dagang (UD) yang masih membeli produk tas dan koper dalam negeri (lokal) untuk didistribusikan ke pasar/ toko-toko tradisional. Perusahaan ini bergerak dalam bidang distributor tas dan koper dimana produknya akan disalurkan di Indonesia melalui department store, dan retailer dalam jumlah besar di bidang tas sekolah, tas pakaian dan tas laptop (carry on bag), serta tas dokumen (attache case). Tujuan awal perusahaan ini yaitu mengurangi pengangguran di lingkungan sosial sekitar. Pada tahun 1996 Bahtera Utama sudah memiliki merek sendiri yaitu produk tas dengan merek Polo Hunter dan Real Polo dengan produksi pabrik lokal. Pada tahun 1998 perusahaan telah bekerja sama dengan pihak luar negeri dalam mengimport tas, koper, dan TSA Lock. Dimana sudah banyak merek tas yang ditambah mulai dari merek yang sebelumnya merek tas Polo Hunter dan Real Polo kini telah bertambah merek Navy Club, Luminox, dan TSA Lock dimana TSA Lock merupakan produk gembok kualitas international yang akan digunakan untuk produk koper. Pada tahun 2004 perusahaan memperluas kegiatan, tidak hanya ke toko-toko tradisional namun juga bergerak dalam bidang distributor ke retailer, dimana aktivitas-aktivitas kegiatan ke department store, dan retailer. Setelah berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT), maka perusahaan ini merubah visi menjadi meningkatkan pendapatan perusahaan dan karyawan dengan menjadi yang terdepan dalam pelayanan, inovatif, berkualitas serta mitra bisnis yang terpercaya dengan didukung oleh profesionalisme dan etika bisnis. Sistem produksi yang ditetapkan yaitu berdasarkan persediaan (make the stock).
65
66 4.1.1 Visi dan Misi Perusahaan Dalam menjalankan usahanya ini PT. Bahtera Utama memiliki mimpi atauvisi yang ingin dicapai guna mendorong perusahaan agar lebih baik lagi. Berikut visi dari PT. Bahtera Utama:“ Meningkatkan pendapatan perusahaan dan karyawan dengan menjadi yang terdepan dalam pelayanan, inovatif, berkualitas serta mitra bisnis yang terpercaya dengan didukung oleh Profesionalisme dan Etika Bisnis.” Dalam mencapai mimpi atau visi tersebut pasti ada cara–cara atau langkahlangkah untuk mencapai visi tersebut atau yang biasa disebut misi. Maka dari itu PT. Bahtera Utama memiliki beberapa misi untuk mencapai visi mereka. Berikut adalah misi–misi PT. Bahtera Utama : -
Menjalankan kegiatan perusahaan dengan standar etika yang berlandaskan budaya perusahaan serta peningkatan produktivitas pekerja.
-
Memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan dengan selalu menyelidiki produk inovatif , tepat waktu dengan kualitas terbaik.
-
Menyediakan sarana berkarya dan teknologi informasi untuk para karyawan dalam suasana kerja yang professional, nyaman, sejahtera, dan secara individual bermartabat.
-
Bekerja dengan penuh tanggung jawab terhadap masyarakat, mitra kerja untuk menjamin kelangsungan order dalam memenuhi kebutuhan dan lingkungan tempat berusaha.
-
Mendapatkan pendapatan yang layak serta ditunjang dengan komitmen diantara para pelaku manajemen terutama di bidang keuangan melalui audit, agar seluruh asset perusahaan tetap terjaga kredibilitas serta berkelanjutan bagi karyawan dan perusahaan.
4.1.2
Budaya Perusahaan Dalam menjalankan usahanya ini PT. Bahtera Utama menjalakannya dengan
menerapkan budaya dalam perusahaannya dengan tujuan untuk membuat karyawannya nyaman bekerja dan menumbuhkan rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap pekerjaan mereka masing–masing. Berikut adalah budaya–budaya yang ada dalam PT. Bahtera Utama :
67 -
Komitmen Saya berkomitmen pada visi dan misi dan tujuan dari perusahaan dan saya selalu merekomendasikan produk – produk dari PT. Bahtera Utama sewaktu saya diluar
-
Rasa memiliki Memiliki bukan hanya fisik dan barang–barang saja tetapi juga untuk bersama–sama memiliki kebahagiaan dan keberhasilan maupun tantangan– tantangan dalam perusahaan
-
Integritas Selalu berbicara jujur. Apa yang saya janjikan akan saya penuhi. Saya hanya membuat persetujuan yang dapat saya penuhi. Dan saya akan mematuhi semua peraturan yang berlaku.
-
Excellence Bagus saja tidak cukup. Saya selalu memberikan hasil karya dengan kualitas terbaik yang membuat nilai lebih untuk semua yang terlibat dalam jangka panjang. Saya akan mencari cara untuk melakukan perbaikan dan inovasi yang terarah.
-
Komunikasi Saya berbicara dengan tujuan baik menggunakan percakapan yang memberikan kekuatan dan bersifat positif. Saya menyadari bahwa yang sedang diucapkan adalah kebenaran bagi pembicara pada saat itu. Saya selalu meminta maaf terlebih dahulu untuk keberatan – keberatan lalu mencari jalan keluar. Saya hanya akan membicarakan masalah secara pribadi dengan orang terdekat.
-
Edukasi Saya mau belajar dari kesalahan – kesalahan saya. Saya selalu bersemangat untuk belajar, bertumbuh dan menguasai jadi saya bisa menolong rekan saya untuk belajar, bertumbuh dan memahaminya juga.
68
-
Kerja sama Saya mau berbuat yang terbaik untuk tetap bersama – sama dan mencapai tujuan akhir tim, saya fleksibel dalam pekerjaan saya, mau berubah jika apapun yang dikerjakan tidak berhasil. Saya meminta bantuan ketika saya memerlukan dan saya mau memperhatikan mereka yang meminta kepada saya.
-
Konsistensi Saya konsisten didalam perbuatan – perbuatan saya, jadi setiap karyawan bisa merasa nyaman ketika berhubungan dengan saya setiap saat.
-
Bersyukur Saya orang yang bersyukur. Saya mengucapkan terima kasih dan menunjukkan penghargaan dalam banyak hal, sehingga sekeliling saya tahu betapa saya menghargai sesuatu dan semua hal yang saya miliki dalam hidup saya.
4.1.3 Kondisi Bisnis Perusahaan PT Bahtera Utama hadir sebagai distributor produk dalam partai besar di Indonesia yang memiliki kualitas yang baik serta mementingkan kepuasan pelanggannya dengan selalu menjaga kualitas dan nama baik perusahaan dengan memperbaiki setiap kekurangan yang ada dalam perusahaan dan perusahaan yang melayani semua tingkat konsumen dalam jumlah partai besar, dengan memberikan kualitas yang baik namun dengan harga yang dapat dijangkau masyarakat. Dengan pelayanan kritik dan masukan yang ramah, maka perusahaan berusaha untuk lebih dekat dengan konsumen agar mengetahui kekurangan yang harus diperbaiki. Produk yang berkualitas dan kepercayaan pelanggan yang sudah ada membuat perusahaan semakin menunjang untuk dapat terus ada dan berkembang menjadi perusahaan yang terbaik dan terpercaya.
69 4.1.4 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sumber: PT Bahtera Utama
70 Uraian pekerjaan tiap bagian di PT Bahtera Utama diuraikan
secara jelas
sehingga mempermudah manager untuk melaksanakan tanggung jawab dan wewenangnya. Berikut ini adalah uraian pekerjaan PT Bahtera Utama: 1. Director -
Merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengawasi perusahaan secara keseluruhan
-
Menetapkan kebijakan mutu dan tujuan perusahaan
-
Mempersiapkan sumber daya untuk mencapai tujuan
-
Mendorong
dan
berpartisipasi
dalam
program
perusahaan
untuk
meningkatkan mutu -
Menyetujui perencanaan, standar mutu, revisi serta perubahannya
2. Finance Manager -
Mengambil keputusan investasi (investment decision), Menyangkut masalah pemilihan investasi yang diinginkan dari sekolompok kesempatan yang ada, memilih
satu
atau
lebih
alternatif
investasi
yang
dinilai
paling
menguntungkan. -
Mengambil keputusan pembelanjaan (financing decision), Menyangkut masalah pemilihan berbagai bentuk sumber dana yang tersedia untuk melakukan investasi, memilih satu atau lebih alternatif pembelanjaan yang menimbulkan biaya paling murah.
-
Mengambil keputusan dividen (dividend decision) atau dividen policy, Menyangkut masalah penentuan besarnya persentase dari laba yang akan dibayarkan sebagai dividen tunai kepada para pemegang saham, stabilitas pembayaran dividen, pembagian saham dividen dan pembelian kembali saham-saham.
3. Accounting Manager -
Bertanggung jawab atas keseluruhan operasi departemen akuntansi, meninjau dan mengevaluasi perkiraan-perkiraan akuntansi dan pajak
-
Menyiapkan secara berkala kepada pihak manajemen tentang laporan keuangan dan laba rugi perusahaan
71 4. Cashier -
Menjalankan proses penjualan dan pembayaran
-
Melakukan pencatatan atas semua transaksi
-
Membantu pelanggan dalam memberikan informasi mengenai suatu produk
-
Melakukan
proses
transaksi
pelayanan
jual
beli
serta
melakukan
pembungkusan -
Melakukan pengecekan atas jumlah barang pada sat penerimaan barang
-
Melakukan pencatatan kas fisik serta melakukan pelaporan kepada atasan.
-
Melakukan pengecekan atas stok bulanan
5. Petty Cash -
Dipergunakan untuk mendanai transaksi kecil yang sifatnya rutin setiap hari.
-
Ditangani atau dipegang oleh kasir kas kecil.
-
Jumlahnya dibatasi tidak lebih atau tidak kurang dari jumlah tertentu yang telah ditentukan oleh pihak Direksi. Tentunya masing-masing perusahaan menetapkan jumlah yang berbeda sesuai dengan kebutuhan operasional perusahaan.
6. Cost Accounting -
Menyusun dan melaksanakan rencana dan anggaran operasional perusahaan secara ekonomis dan efisien.
-
Memilih alternatif terbaik yang bisa menaikkan pendapatan atau menurunkan biaya.
7. Marketing Manager -
Bertanggung jawab atas target yang diberikan oleh owner.
-
Membuat berita acara bulanan dan laporan marketing yang diberikan kepada owner setiap bulannya.
-
Mengontrol kinerja supervisor dan anak buahnya.
-
Mengontrol target yang diberikan kepada supervisor.
-
Mengambil segala keputusan yang berhubungan dengn barang yang akan diproduksi atas persetujuan owner.
-
Mengontrol keadaan barang diluar (Reffil, jadwal pengiriman dan retur).
72 -
Mencari dan memaintenance pembeli – pembeli agar semua permintaan tertangani dengan baik.
8. Merchandiser -
Menjalankan semua program promosi dari perusahaan
-
Menghitung consumption berdasarkan pesanan
-
Mencari supplier lokal maupun impor untuk aksesoris.
9. Follow up -
Tindak lanjut kita terhadap para calon pembeli produk yang sudah mendapatkan informasi mengenai bisnis atau produk yang kita tawarkan.
-
Melakukan briefing mengenai hasil pertemuan kepada marketing manager.
10. Public Relation -
Sebagai penghubung lalu lintas informasi dan komunikasi yang bertujuan untuk menguntungkan kedua belah pihak antara PT Bahtera Utama dengan pihak terkait baik dalam lingkup internal maupun eksternal.
-
Tujuan utama dari Public Relation adalah mempengaruhi perilaku orang secara individu maupun kelompok saat saling berhubungan.
11. Warehouse Manager -
Mengontrol pemasukan dan pengeluaran barang
-
Mengontrol stok barang
-
Mengontrol keadaan aset Warehouse.
-
Mengontrol pengeluaran kas Warehouse.
-
Mengontrol jadwal pengiriman barang.
12. Quality Control -
Suatu sistem yang efektif untuk mengintegrasikan kegiatan – kegiatan pemeliharaan dan pengambangan mutu dalam suatu organisasi sehingga dapat diperoleh produksi dan servis dalam tingkat yang paling ekonomis dan memuaskan konsumen.
-
Memonitoring pekerjaan secara keseluruhan, baik selama proses maupun produk akhir.
73 13.
Checking
-
Memastikan dan melakukan pengepakan berdasarkan list dari merchandiser yang didasarkan pada keinginan buyer.
-
Bertanggung jawab terhadap complain pengepakan barang.
14.
Secretary
-
Memasang iklan lowongan kerja, menyeleksi lamaran, melakukan tes psikologi dan interview awal untuk mendapatkan calon karyawan yang sesuai.
-
Melaksanakan fungsi kesekretariatan untuk Managing Director.
15.
Human Resource Manager
-
Bertanggung
jawab menyeleksi
karyawan
yang akan
dipekerjakan dalam perusahaan -
menentukan aspek manusia atau sumber daya manusia dalam posisi manajemen dalam
proses memperoleh, melatih, menilai dan
memberikan kompensasi kepada karyawan, memperhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan, keamanan dan masalah keadilan.
16.
Pay Roll
-
pengeluaran yang diperlukan untuk membayar karyawan dan pajak-pajak penghasilan mereka yang menjadi tanggungan perusahaan.
-
Kontrol absensi karyawan seluruh departemen
-
Menangani permasalah yang ada pada karyawan mengenai gaji
17. Security -
Bertanggung jawab terhadap keamanan wilayah PT.Bahtera Utama selama 24 jam dan wajib melakukan tindakan untuk merespon suatu kejadian yang mengganggu kenyamanan bekerja.
-
Memberikan ID Card untuk tamu dan menghubungkan kepada bagian yang berkepentingan.
74 18. Driver -
Mengantar dan menjemput tamu perusahaan maupun karyawan yang berkaitan dengan proses bisnis perusahaan
-
4.1.5
Memberikan fasilitas pelayanan kendaraan perusahaan
Analisis Persaingan Model Lima Kekuatan Porter Analisis lima kekuatan Porter digunakan untuk mengembangkan strategi PT
Bahtera Utama. Lima elemen kekuatan Porter adalah pendatang baru, kekuatan tawar menawar pembeli, kekuatan tawar menawar pemasok, ancaman barang pengganti (substitusi), dan persaingan antarperusahaan saingan. Berikut ini adalah analisis lima kekuatan Porter untuk PT Bahtera Utama: 1. Pendatang Baru Dalam bisnis tidak mudah untuk menjadi pendatang baru karena sulitnya untuk bersaing dengan merekyang sudah ternama, karena kepercayaan masyarakat yang sangat tinggi untuk merek yang sudah lama dikenalnya, selain itu modal untuk membangun bisnis ini tidak kecil, jadi sangat sulit untuk dapat menjadi pendatang baru. Jadi untuk menjadi perusahaan baru dalam distribusi tas dan koper impor rendah. Adapun pendatang baru adalah PT.Tas Center, Polo Homme dan PT.Koperindo.
2. Kekuatan tawar menawar pembeli Kekuatan tawar menawar pembeli pada PT.Bahtera Utama terdiri atas toko ritel yang tersebar di Indonesia seperti Bandung, Yogyakarta, Medan, Jakarta dan Departement Store (matahari depstore). Pembeli memiliki kekuatannya sendiri dalam memilih dan menentukan produk yang sesuai dengan kondisi maupun seleranya sebab pembeli dapat dengan sebebas-bebasnya menentukan apa yang mau dibelinya. Akan tetapi perusahaan menetapkan harga fix (tetap) yang menyebabkan kekuatan tawar menawar pembeli rendah.
3. Kekuatan tawar menawar pemasok Pemasok di sini adalah perusahaan yang ada di luar negeri karena perusahaan PT Bahtera Utama mengambil bahan bakunya dari luar negeri
75 (pemasoknya di luar negeri). Pemasok tas dan koper PT.Bahtera Utama berasal dari china, maka kekuatan tawar menawar pemasok tinggi.
4. Ancaman Barang Pengganti Ancaman barang pengganti ada dalam bisnis ini walaupun tergolong rendah tingkat ancamannya yaitu tasrecycle (tas daur ulang) guna untuk menjaga keramahan lingkungan atau mendukung tindakan Go Green
5. Perusahaan antarperusahaan saingan Persaingan dalam industri tas Indonesia cukup sengit karena jumlah pemain yang cukup banyak. Namun walaupun pesaing dalam industri tas di Indonesia cukup banyak setara juga dengan permintaan tas di Indonesia yang tinggi. Dalam persaingan di industri tas di Indonesia, PT Bahtera Utama mempunyai dua pesaing utama yaitu PT Tas Center dan PT Varietas
76
Pendatang baru: PT. Tas Center, Polo Homme dan PT.Koperindo
Perusahaan antarperusahaan saingan: PT Tas Center dan PT Varietas
Supplier: Pemasok dari china
Kekuatan Pembeli 1. Toko ritel 2. Departement Store
Barang substitusi: Tas Recycle (Tas daur ulang)
Gambar 4.2 Model Lima Kekuatan Porter PT Bahtera Utama Sumber : PT Bahtera Utama
4.1.6 Analisis Strategi Bisnis PT Bahtera Utama saat ini Saat ini, Perusahaan PT Bahtera Utama menggunakan strategi integrasi ke belakang, dimana perusahaan menguasai supplier untuk mendapatkan kepemilikan terhadap merek produk Real Polo dan Polo Hunter dan perusahaan pemasok tas impor yaitu Navy Club. Namun jika terus-terusan mengandalkan variasi produk yang banyak tanpa memperhatikan promosi, maka semakin lama PT Bahtera Utama dapat kehilangan loyalitas konsumennya. Belum lagi persaingan dalam industri tas di Indonesia yang cukup ketat, sehingga PT Bahtera Utama memerlukan suatu strategi perusahaan baru yang tepat.
77 4.2 Tahap Masukkan / Input 4.2.1 Matriks IFE 4.2.1.1 Identifikasi Lingkungan Internal Perusahaan Peneliti melakukan penelitian di perusahaan PT Bahtera Utama dengan melakukan wawancara dan kuesioner langsung ke narasumber yaitu CEO dari perusahaan, untuk itu peneliti menggunakan data primer yang didapatkan langsung dari narasumber pertama yang terkait. Untuk itu diperlukan identifikasi pada faktor internalnya sebagai berikut ini: faktor kekuatan internal PT. Bahtera Utama Berikut faktor kekuatan internal perusahaan PT Bahtera Utama
Tabel 4.1 Tabel faktor kekuatan internal perusahaan No.
Faktor kekuatan PT. Bahtera Utama
1
Model bahannya uptodate
2
Menggunakan standar kualitas Lab Intertek
3
Komunikasi langsung antar atasan dan bawahan
4
Adanya service purna jual
5
Design produk yang sudah dikenal oleh konsumen
6
Design produk dapat dibuat sesuai dengan permintaan konsumen
7
Maintance stok produk sangat bagus
8
Pengiriman barang yang cepat
9
Pendapatan semua karyawan yang bekerja mendapatkan tunjangan fasilitas
10
Memberikan diskon lebih besar
Sumber: Hasil Penelitian
78 1. Model bahannya uptodate PT.Bahtera Utama dalam memenuhi permintaan pasarnya untuk para konsumennya selalu mengaptudate model bahannya dengan mengikuti perkembangan jaman sehingga dapat menarik perhatian konsumen dan produk yang ditawarkan perusahaan memiliki kualitas yang baik melalui proses inovasi yang dilakukan sehingga produk menjadi kuat dan tidak menjadi murahan kualitasnya.
2. Menggunakan standar kualitas Lab Intertek Untuk menguji kekuatan berat beban tasnya maka menggunakan standar kualitas Lab Intertek guna untuk mengetahui kualitas produk tersebut.
3. Komunikasi langsung antar atasan dan bawahan Komunikasi yang dilakukan di dalam perusahaan PT.Bahtera Utama antar atasan dan bawahan mudah karena pemimpinnya langsung turun tangan sekaligus mengontrol sehingga antara atasan dan bawahan tidak terjadi missed communication.
4. Adanya service purna jual Perusahaan PT.Bahtera Utama memberikan service kepada customernya apabila barang yang diterima mengalami kerusakan/cacat seperti roda dan tali tas dan koper.
5. Design produk yang sudah dikenal oleh konsumen Produk Navy Club adalah brand image yang dikenal design produknya oleh para konsumen mulai dari variasi produk tali, roda dan warnanya sehingga PT.Bahtera Utama dengan produk Navy Club yang ada tidak hanya pada satu model saja.
6. Design produk dapat dibuat sesuai dengan permintaan konsumen Dalam memenuhi permintaan pelanggan perusahaan juga melayani permintaan pelanggan dengan produk yang diinginkannya sehinnga perusahaan
dapat
membuat
design
produk
konsumennya akan tetapi dalam Quantity tertentu.
yang
diinginkan
oleh
79 7. Maintance stok produk sangat bagus Maintance stok produk di perusahaan ini juga sangat bagus dibanding dengan para pesaingnya karena perusahaan dapat membaca selera pasar sehingga belum sampai beberapa hari produknya belum habis sudah repeat order kembali.
8. Pengiriman barang yang cepat Pengiriman yang dilakukan juga sangat cepat 1 hari sampai.Pemesanan barang dilakukan sebelumnya kemudian datang barang keesokan harinya. Hal ini membuat pangsa pasar semakin membuat para konsumen menarik, karena kepuasan service nya
9. Pendapatan semua karyawan yang bekerja mendapatkan tunjangan fasilitas Pendapatan semua karyawan yang bekerja lebih lama mengalami kenaikan fasilitas seperti kredit motor dan jamsostek sehingga kebutuhan mereka dapat terpenuhi dengan adanya fasilitas yang diberikan perusahaan
10. Memberikan diskon lebih besar Untuk mendapatkan loyalitas konsumen dan dapat bersaing dengan para pesaingnya perusahaan PT.Bahtera Utama berani mengambil resiko untuk memberikan diskon lebih besar untuk mendapatkan order dari pelanggannya.
Faktor kelemahan PT.Bahtera Utama Berikut faktor kelemahan PT Bahtera Utama
Tabel 4.2 Tabel faktor kelemahan internal perusahaan
No
Faktor Kelemahan PT.Bahtera Utama
1
Masih kurangnya Promosi
2
Pangsa pasar yang menurun
3
Lokasi kantor kurang luas
80 4
Jumlah tenaga kerja yang kurang
5
Kurang tepat membaca kondisi pasar
6
Cakupan pasarnya kurang luas
7
Tidak memiliki toko grosir
Sumber: Hasil Penelitian
1. Masih kurangnya Promosi Pihak perusahaan masih belum maksimal melakukan promosi ke masyarakat sehingga promosi tas dan koper kurang dikenal masyarakat secara keseluruhan.
2. Pangsa pasar yang menurun Dilihat dari banyaknya distributor yang ikut mempromosikan produknya di bidang tas dan koper maka banyak pesaing yang merebut/menarik perhatian masyarakat sehingga pangsa pasar yang terjadi pada perusahaan PT.Bahtera Utama mengalami penurunan tahun 2012 sebanyak 5.874.468.883, tahun 2013 sebanyak 2.853.991.025
3. Lokasi kantor kurang luas Lokasi kantor yang kurang luas membuat perusahaan kurang nyaman karena apabila barang datang dalam kuantitas yang banyak maka tempat tersebut tidak dapat menampung/ tidak muat lagi untuk menempatkan barangnya.
4. Jumlah tenaga kerja yang kurang Perusahaan masih kekurangan jumlah tenaga kerja sehingga proses untuk mengangkat barang ke gudang menjadi lambat dan memakan waktu yang relatif panjang.
5. Kurang tepat membaca kondisi pasar Permintaan pasar yang begitu banyak dan besar membuat perusahaan kurang tepat membaca kondisi pasar.Seperti kebanyakan orang yang ada saat ini mengikuti tren dan fashion. Pada saat konsumen mencari produk tren yang
81 diinginkan dari segi variasi produk misalnya tas fashion apabila sudah lewat musimnya maka tas tersebut sudah tidak lagi modern.
6. Cakupan pasarnya kurang luas Pasar PT.Bahtera Utama meliputi retailer toko tas di daerah-daerah dan department store saja.
7. Tidak memiliki toko grosir Dalam PT Bahtera Utama juga masih memiliki kekurangan yaitu tidak memiliki toko grosir sehingga kekurangannya promosi produk dan banyak orang yang belum mengetahui produk brand dari perusahaan tersebut seperti Navy Club, Real Polo dan Polo Hunter.
4.2.1.2 Hasil Matriks IFE Matriks IFE dibuat dengan memberikan bobot dan peringkat, pemberian bobot
didasarkan pada relatif bagi keberhasilan industri, sedangkan pemberian
peringkat didasarkan pada keberhasilan perusahaan. Berikut ini adalah hasil Matriks IFE PT Bahtera Utama:
Tabel 4.3 Hasil Matriks IFE Faktor-faktor Internal Utama
Bobot
Peringkat
Total
Kekuatan 1
Model bahannya uptodate
0.0915
4
0.366
2
Menggunakan standar kualitas Lab Intertek
0.139
4
0.556
3
Komunikasi langsung antar atasan dan bawahan
0.0395
3
0.1185
4
Adanya service purna jual
0.051
3
0.153
5
Design
4
0.364
produk
konsumen
yang
sudah
dikenal
oleh 0.091
82 6
Design produk dapat dibuat sesuai dengan permintaan konsumen
0.1005
3
0.3015
7
Maintance stok produk sangat bagus
0.1195
4
0.478
8
Pengiriman barang yang cepat
0.064
4
0.256
9
Pendapatan
mendapatkan tunjangan fasilitas
0.0505
3
0.1515
Memberikan diskon lebih besar
0.134
3
0.402
0.016
2
0.032
0.0145
2
0.029
10
semua
karyawan
yang
bekerja
Kelemahan 1
Masih kurangnya Promosi
2
Pangsa pasar yang menurun
3
Lokasi kantor kurang luas
0.019
1
0.019
4
Jumlah tenaga kerja yang kurang
0.017
1
0.017
5
Kurang tepat membaca kondisi pasar
0.016
2
0.032
6
Cakupan pasarnya kurang luas
0.018
2
0.036
7
Tidak memiliki toko grosir
0.019
2
0.038
Jumlah
1
3.3495
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Dari tabel Matriks IFE diatas, diketahui bahwa jumlah total peringkat bobot PT Bahtera Utama adalah 3.3495 Nilai ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki posisi internal yang cukup kuat, karena nilai yang diperoleh diatas nilai rata-rata yaitu 2,5
Data yang diperlukan untuk menentukan bobot faktor-faktor internal perusahaan diperoleh melalui kuesioner yaitu kuesioner Analytical Hierarchy Process (AHP). Data yang diperoleh melalui kuesioner AHP akan diolah dan diinput ke dalam program Expert Choice 11, untuk menentukan bobot tiap faktor internal perusahaan. Proses ini disebut pairwise numerical comparisons, atau perbandingan
83 berpasangan numerik. Setelah semua angka skala kepentingan selesai dimasukan dan telah diolah, hasil dari setiap masing-masing responden di hitung secara manual untuk menemukan rata-rata dimana rata-rata tersebut merupakan hasil penentu bobot tiap faktor internal (Lampiran VII)
4.2.2 Matriks EFE 4.2.2.1 Identifikasi Lingkungan Eksternal Perusahaan Untuk mengidentifikasi faktor eksternal, peneliti menggunakan data primer yaitudata diperoleh langsung dari nara sumber utama PT Bahtera Utama selain itu wawancara juga dilakukan untuk dapat memperoleh data yang dibutuhkan untuk proses identifikasi faktor peluang
Faktor peluang eksternal PT. Bangunan Jaya Cemerlang Berikut faktor peluang eksternal perusahaan
Tabel 4.4 Tabel faktor peluang eksternal perusahaan No
Faktor Peluang PT.Bahtera Utama
1.
Permintaan mengikuti musim tahun ajaran baru
2.
Pertumbuhan travelling yang meningkat
3.
Perusahaan bekerja sama dengan pihak tour
4.
50 lebih reseller yang terserbar di kota-kota di Indonesia
5.
Tumbuhnya mall atau department store
Sumber: Hasil Penelitian
1. Permintaan mengikuti musim tahun ajaran baru Permintaan pada saat musim tahun ajaran baru adalah peluang bagi perusahaan PT.Bahtera Utama karena permintaan pangsa pasar mengalami kenaikan sebesar 20% untuk memasuki tahun ajaran baru para konsumen
84 akan membutuhkan tas sekolah sebagai pendukung kegiatan belajar anak sekolah. 2. Pertumbuhan travelling yang meningkat Menurut Yeoh Siew Hoon (Editor dan founder WIT) mengatakan pasar travel di Indonesia tengah memasuki fase yang menarik. “Pangsa pasar terbesar memang masih didominasi pemain-pemain tradisional sekarang, tapi Indonesia punya generasi baru—para pengusaha dan technopreneur yang mulai mencoba masuk dan terlibat di dalam tren online.” Untuk Indonesia sendiri, pada 2012 lalu pertumbuhan sebesar 3,2 persen. Diprediksi pertumbuhan bakal kian meningkat menjadi 4,4 persen pada 2015. Dalam meningkatnya pertumbuhan travelling maka dapat meningkatkan relasi dengan perusahaan dalam hal order tas seperti tas ransel, dan koper. 3. Perusahaan bekerja sama dengan pihak tour Dengan adanya kerjasama perusahaan dengan pihak tour maka perusahaan mendapatkan peluang untuk mempromosikan produknya yaitu tas dan koper. Disamping itu juga melalui pihak tour tersebut maka perusahaan PT.Bahtera utama dapat mendongkrak / meningkatkan penjualannya. 4. 50 lebih reseller yang tersebar di kota-kota di Indonesia Perusahaan memiliki reseller yang cukup banyak sehingga punya peluang untuk dapat meningkatkan penjualannya agar lebih berhasil lagi di bidang distributor tas 5. Tumbuhnya mall atau department store Tumbuhnya mall atau department store di beberapa daerah besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, dll. Banyak tempat besar seperti Sogo, Centro, Metro, dll yang menjual produk tas dan koper impor.
85 faktor ancaman eksternal PT. Bangunan Jaya Cemerlang Berikut faktor ancaman eksternal perusahaan.
Tabel 4.5 Tabel faktor ancaman eksternal perusahaan No
Faktor Ancaman PT Kansai Prakarsa Coatings
1.
Permintaan retailer di daerah tertentu cenderung menurun
2.
Adanya peraturan menteri keuangan tentang tarif bea masuk atas barang impor
3.
Adanya ASEAN-China Free Trade Agreement
4.
Nilai dolar yang terus berubah-ubah
5.
Banyak pesaing dari home industry dan produk dari luar negeri
Sumber: Hasil Penelitian
1. Permintaan retailer di daerah tertentu cenderung menurun Permintaan pasar oleh retailer( toko pengecer) pada perusahaan cenderung menurun karena faktor kompetitior yang cukup ketat dam kuat sehingga membuat permintaan pasar di daerah tertentu cenderung menurun.
Tahun Permintaan
Jumlah
Tahun
Jumlah
Penurunan
Retailer 2012
Yogyakarta 688.209.000
2013
362.989.863
325.219.137
2012
Medan
1.397.515.800 2013
875.421.000
522.094.800
2012
Jakarta
2.742.432.114 2013
2.040.128.713 702.303.401
2012
Bandung
1.849.894.993 2013
1.743.985.621 105.909.372
2012
Dept. store 1.714.637.110 2013
1.282.358.166 432.278.944
matahari
86 Dari hasil data tabel diatas dapat diketahui bahwa permintaan pasar di daerah Yogayakarta, Medan, Jakarta, Bandung dan Dept.store matahari mengalami penurunan dari tahun 2012 ke 2013.
2. Adanya peraturan menteri keuangan tentang tarif bea masuk atas barang impor Adanya peraturan Menteri Keuangan (PMK) No 241/2010 tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang dan Pembebanan Tarif Bea Masuk (BM) atas barang Impor yang semula 0% menjadi 5%, berdampak buruk terhadap margin dan produksi industri tas nasional, karena sebagian besar bahan baku tas masih diimpor. Tarif bea masuk barang impor akan mempengaruhi produsen tas dalam biaya memproduksi tas dan juga menentukan harga jual tas. Semakin mahal tarif bea masuk barang maka semakin mahal biaya untuk memproduksi tas. Hal ini dapat mempengaruhi profit produsen tas. Selain itu tarif bea masuk barang impor juga mempengaruhi tas nasional dengan produk tas dari luar negeri, karena bahan baku yang dipakai produsen nasional lebih mahal dikarenakan adanya beban tarif bea masuk barang impor.
3. Adanya ASEAN-China Free Trade Agreement ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) jelas menguntungkan produk tas luar negeri karena daya saing tas nasional tidak bisa bersaing dengan China, sehingga ACFTA menekan daya saingnya. ACFTA juga mengenakan tarif 0% untuk produk tas luar negeri dimana bahan jadi atau produk jadi yang masuk ke Indonesia. Sedangkan jika produsen tas nasional akan melakukan impor bahan baku untuk diproduksi di dalam negeri harus menanggung bea masuk sebesar 5%, yang otomatis membuat produk tas nasional 5% lebih mahal dari produk tas impor. Yang lebih berbahaya lagi adalah China sekarang menerapkan pajak ekspor di negaranya untuk beberapa bahan baku sehingga produsen tas nasional bisa membeli bahan baku murah di China.
87 4. Nilai dolar yang terus berubah-ubah Dengan ketergantungan bahan baku tas yang masih diimpor, maka harga bahan baku tas sangat dipengaruhi oleh nilai tukar dollar terhadap rupiah yang selalu tidak sama. Sehingga, biaya produksi tas itu sendiri juga sangat bergantung pada nilai dollar. Ketika nilai dollar sedang tinggi maka harga bahan baku tas juga akan naik, hal ini dapat mengurangi profit perusahaan.
5. Banyak pesaing dari home industry dan produk dari luar negeri Pesaing merupakan ancaman terbesar bagi suatu perusahaan, dengan begitu besarnya potensi pasar tas di Indonesia, maka pesaing-pesaing yang muncul akan semakin banyak. Contohnya pada saat ini banyak pesaing dari home industry,yaitu produsen PT Tas Center dan PT Varietas. Serta produk-produk tas dari luar negeri, misalnya Samsonite, ELLE, dan American Tourist.
4.2.2.2 Hasil Matriks EFE Matriks
EFE
dibuat
dengan
memberikan
bobot
dan
peringkat,
pemberianbobot didasarkan pada faktor terhadap keberhasilan perusahaan, sedangkan pemberian peringkat didasarkan pada seberapa efektif strategi perusahaan untuk merespon faktor tersebut.Berikut ini adalah hasil Matriks EFE PT Bahtera Utama:
Tabel 4.6 Hasil Matriks EFE
Faktor-faktor Eksternal Utama
Bobot
Peringkat
Total
1
Permintaan mengikuti musim tahun ajaran baru
0.124
4
0.496
2
Pertumbuhan travelling yang meningkat
0.1155
3
0.3465
3
Perusahaan bekerja sama dengan pihak tour
0.2705
4
1.082
4
50 lebih reseller yang terserbar di kota-kota di 0.1265
4
0.506
Peluang
Indonesia
88 5
Tumbuhnya mall atau department store
0.199
3
0.597
0.0295
2
0.059
bea masuk atas barang impor
0.0335
3
0.1005
3
Adanya ASEAN-China Free Trade Agreement
0.041
1
0.041
4
Nilai dolar yang terus berubah-ubah
0.0315
2
0.063
5
Banyak pesaing dari home industry dan produk 0.029
2
0.058
Ancaman 1
Permintaan retailer di daerah tertentu cenderung menurun
2
Adanya peraturan menteri keuangan tentang tarif
dari luar negeri Jumlah
1
3.349
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Dari tabel Matriks EFE diatas, diketahui bahwa jumlah total peringkat bobot PT Bahtera Utama adalah 3.349. Nilai ini menujukkan bahwa PT. Bahtera Utama memberikan respon baik terhadap peluang dan ancaman yang ada karena nilai yang diperoleh berada diatas nilai rata-rata yaitu 2.5. Dengan kata lain, perusahaan telah mampu memanfaatkan peluang yang ada dan mengantisipasi ancaman yang ada.
Data yang diperlukan untuk menentukan bobot faktor-faktor eksternal perusahaan diperoleh melalui kuesioner yaitu kuesioner Analytical Hierarchy Process (AHP). Data yang diperoleh melalui kuesioner AHP akan diolah dan di input ke dalam Expert Choice 11, untuk menentukan bobot tiap faktor eksternal perusahaan. Proses ini disebut pairwise numerical comparisons, atau perbandingan berpasangan numerik. Setelah semua angka skala kepentingan selesai dimasukan dan telah diolah, hasil dari setiap masing-masing responden dihitung secara manual untuk menemukan rata-rata dimana rata-rata tersebut merupakan hasil penentu bobot tiap faktor eksternal (Lampiran VII).
89 4.2.3 Matriks Profil Kompetitif (CPM) Matriks Profil Kompetitif (CPM) digunakan untuk mengidentifikasi pesaingpesaingutama perusahaan serta kekuatan dan kelemahan khususnya. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui pesaing utama PT Bahtera Utama adalah PT Tas Center dan PT Varietas.
4.2.3.1 Hasil Matriks CPM Setelah diketahui hasil peringkat dan bobot CPM, maka dapat dibuat matriks CPM.Berikut ini adalah hasil matriks CPM PT Bahtera Utama, dengan dua pesaingnya PT Tas Center dan PT Varietas
Tabel 4.7 Hasil Matriks CPM PT Bahtera Utama Faktor-faktor
Bobot
Peringkat
keberhasilan
Skor
PT Tas Center Peringkat
bobot
Skor
PT Varietas Peringkat
Skor
bobot
bobot
0.35
3 0.2625
penting Pangsa Pasar Daya
saing
harga Layanan konsumen Promosi
0.0875 0.0705
0.1245 0.0485
2
0.175
4
4
0.282
3 0.2115
2
0.141
3 0.3735
4
0.498
2
0.249
2
0.097
4
0.194
1 0.0485
4
0.794
3 0.5955
2
0.397
4
0.448
3
0.336
1
0.112
4
0.264
3
0.198
2
0.132
3
0.441
4
0.588
2
0.294
4
0.386
4
0.386
2
0.193
Kualitas bahan
baku 0.1985
produk Design produk Brand image Pengalaman Manajemen Distribusi
0.112 0.066 0.147 0.0965
90 penjualan Sistem persediaan
0.049
Total
4
1
0.196
3
3.4565
0.147
1
3.504
0.049 1.878
Sumber: Hasil Penelitian
Dari tabel Matriks CPM diatas diketahui bahwa total skor bobot PT Bahtera Utama adalah 3.4565, total skor bobot PT Tas Center adalah 3.504, sedangkan total skor bobot PT Varietas adalah 1.878. Hal ini menunjukkan bahwa posisi paling tinggi adalah PT Tas Center jika dibandingkan PT Bahtera Utama dan PT Varietas masih kalah dalam profil kompetitifnya. Untuk itu diperlukan strategi bisnis yang tepat untuk pencapaian hasil yang lebih optimal ke depannya.
4.3 Tahap Analisis 4.3.1 Matriks SWOT Matriks SWOT digunakan untuk mengembangkan strategi SO (kekuatanpeluang), WO (kelemahan-peluang), ST (kekuatan-ancaman), dan WT (kelemahanancaman). Berikut ini adalah hasil Matriks SWOT PT Bahtera Utama:
Tabel 4.8 Hasil Matriks SWOT Kekuatan (S)
Kelemahan (W)
1. Model bahannya
1. Masih kurangnya
uptodate 2. Menggunakan standar kualitas Lab Intertek 3. Komunikasi langsung antar atasan dan bawahan 4. Adanya service purna
Promosi 2. Pangsa pasar yang menurun 3. Lokasi kantor kurang luas 4. Jumlah tenaga kerja yang kurang
91 5. Kurang tepat
jual 5. Design produk yang sudah dikenal oleh konsumen 6. Design produk dapat dibuat sesuai dengan permintaan konsumen
membaca kondisi pasar 6. Cakupan pasarnya kurang luas 7. Tidak memiliki toko grosir
7. Maintance stok produk sangat bagus 8. Pengiriman barang yang cepat 9. Pendapatan semua karyawan yang bekerja mendapatkan tunjangan fasilitas 10. Memberikan diskon lebih besar
Peluang (O) 1. Permintaan
Strategi SO 1. Meningkatkan
Strategi WO 1. Meningkatkan
mengikuti musim
kualitas penjualan
promosi agar dapat
tahun ajaran baru
untuk meraih
meraih
pangsa pasar lebih
lebih banyak
travelling yang
besar
(W1,W2,O1,O3,O4,
meningkat
(S1,S2,02,03)
O5)
Pengembangan
Pengembangan
pasar
Pasar
2. Pertumbuhan
3. Perusahaan bekerja sama dengan pihak
konsumen
tour 4. 50 lebih reseller
2. Meningkatkan
2. Meningkatkan
yang terserbar di
kualitas produk
jumlah tenaga
kota-kota di
untuk meraih
penjual untuk dapat
Indonesia
pangsa pasar
meningkatkan
92 5. Tumbuhnya mall
(S5,S6,S7,05)
penjualannya
atau department
Pengembangan
(W4,O4,O5)
store
Produk
Penetrasi Pasar
Ancaman (T) 1. Permintaan retailer
Strategi ST
Strategi WT
1. Mempertahankan
1. Meningkatkan
di daerah tertentu
design produk yang
promosi
cenderung menurun
berkualitas yang
penjualan tas
dapat dijadikan
misalnya
menteri keuangan
sebagai salah satu
memberikan
tentang tarif bea
cara untuk
pengecekan
masuk atas barang
mempromosikan
kontrol kualitas
impor
kualitas produk tas
tas secara berkala
(S5,S6,T1,T5)
dan iklan agar
China Free Trade
Pengembangan
merk tas lebih
Agreement
Pasar
dikenal oleh
2. Adanya peraturan
3. Adanya ASEAN-
masyarakat
4. Nilai dolar yang terus berubah-ubah
2. Menciptakan produk
(W1,T5)
tas baru yang
Pengembangan
home industry dan
berbeda dari para
Pasar
produk dari luar
pesaingnya misalnya
negeri
tas daur ulang
5. Banyak pesaing dari
(S2,T5) Pengembangan Produk Sumber: Hasil Pengolahan Data
Dari hasil Matriks SWOT diatas dapat diketahui alternatif strategi untuk PT Bahtera Utama yaitu: 1. Pengembangan pasar 2. Pengembangan produk 3. Penetrasi pasar
93 4.3.2 Matriks SPACE Analisis Matriks SPACE pada PT Bahtera Utama didasarkan pada faktor kekuatan keuangan (FS), kekuatan industri (IS), stabilitas lingkungan (ES) dan keunggulan kompetitif (CA).
Berikut ini adalah perhitungan untuk Matriks SPACE
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Matriks SPACE Kekuatan Financial (FS) Profit/laba
bersih
menurun
Nilai dari
tahun
2012
3
Pendapatan menurun dari tahun 2012 (5.874.468.883) ke
3
(616.598.254) ke 2013 (413.252.312)
tahun 2013 (2.853.991.025) Kekuatan Industri (IS) Potensi laba pada industri tinggi
2
Potensi pertumbuhan industri tinggi
3
Stabilitas Lingkungan (ES) Rentang harga dengan produk pesaing
-3
Tekanan kompetitif yang tinggi
-3
Keunggulan Kompetitif (CA) Relasi dengan pemasok
-4
Menghasilkan produk yang berkualitas
-5
Kesimpulan: Rata-rata ES adalah -6÷2= -3
94 Rata-rata CA adalah -9÷2= -4.5 Rata-rata IS adalah 5÷2= 2.5 Rata-rata FS adalah 6÷2= 3 Sumbu x: CA+IS = -4.5+2.5= -2 Sumbu y: ES+FS= -3+3= 0 Sumber: Hasil Penelitian
Dari hasil perhitungan Matriks SPACE diatas, sumbu x= -2 sumbu y= 0, dapat disimpulkan bahwa PT Bahtera Utama berada di kuadran Konservatif. Alternatif strategi pada kuadran Konservatif adalah: 1. Penetrasi pasar 2. Pengembangan pasar 3. Pengembangan produk 4. Diversifikasi terkait
95 Berikut ini adalah gambar untuk hasil matriks SPACE:
FS
PT Bahtera Utama
+7 +6 +5 +4
Konservatif : • Penetrasi pasar • Pengembangan pasar • Pengembangan produk • Diversifikasi terkait
+3 +2
Agresif : • Integrasi ke be • Penetrasi pasa • Pengembanga • Pengembanga • Diversifikasi
+1
CA -6
-5
-4
-3
-2
-1
0
+1
+2
+3
-1 Defensif : • Penciutan • Divestasi • Likuidasi
-2 -3 -4
ES Gambar 4.3 Hasil Matriks SPACE Sumber: Hasil pengolahan data
-5
Kompetitif : • Integrasi ke be horizontal • Penterasi pasa • Pengembangan • Pengembangan
96
4.3.3 Matriks Boston Consulting Group (BCG) Analisis Matriks BCG pada PT Bahtera Utama untuk menggambarkan perbedaan antardivisi dalam hal posisi pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuhan industri. Berikut adalah hasil Matriks BCG PT.Bahtera Utama :
Tabel 4.10 Hasil Matriks BCG No
Divisi
Pangsa
Tingkat
Pasar (%)
Pertumbuhan (%)
1
Navy Club
50
+20
2
TSA Lock
50
+15
3
Luminox
30
+10
4
Real Polo
20
-20
5
Polo Hunter
20
-10
Sumber: Hasil Penelitian
Berikut ini adalah gambar untuk hasil matriks BCG:
97
Gambar 4.4 Hasil Matriks BCG Sumber: Hasil Pengolahan Data Dari hasil kesimpulan pada Matriks BCG, bahwa Divisi pada Kuadran II “Bintang” meliputi Navy Club, TSA Lock, dan Luminox yang alternatif strateginya adalah Integrasi ke Belakang, Integrasi ke Depan, atau Integrasi Horizontal, Penetrasi Pasar, Pengembangan Pasar, Pengembangan Produk. Sedangkan Divisi pada kuadran III “Sapi Perah Kas” meliputi Polo Hunter dan Real Polo yang alternatif strateginya adalah Pengembangan Produk, Diversifikasi, Penciutan, dan Likuidasi.
4.3.4 Matriks Internal – Eksternal (IE) Matriks IE didasarkan pada skor bobot IFE total pada sumbu X dan skor bobot EFE pada sumbu Y. Berikut ini adalah hasil Matriks IE PT Bahtera Utama:
98
Gambar 4.5 Hasil Matriks IE Sumber: Hasil Pengolahan Data Berdasarkan hasil dari matriks EFE dan matriks IFE dapat diketahui bahwa nilai EFE sebesar 3.349 dan nilai IFE sebesar 3.3495. Dengan nilai tersebut menunjukkan bahwa PT. Bahtera Utama berada di sel I dalam matriks IE, yaitu dalam kondisi grow and build (tumbuh dan membangun) dengan strategi alternatifnya yaitu Integrasi ke Belakang, Integrasi ke Depan, atau Integrasi Horizontal, Penetrasi Pasar, Pengembangan Pasar, Pengembangan Produk.
4.3.5 Matriks Strategi Besar (Grand Strategy) Matriks Strategi Besar bertujuan untuk mengetahui posisi perusahaan pada salah satu kuadaran yang didasarkan pada dua penilaian yaitu posisi kompetitif yang dapat dilihat dari hasil Matriks Profil Kompetitif (CPM). Berikut ini adalah hasil Matriks Strategi Besar PT Bahtera Utama:
99
Gambar 4.6 Hasil Matriks Strategi Besar Sumber: Hasil Pengolahan Data Berdasarkan dari gambar 4.6 matriks strategi besar, PT. Bahtera Utama berada pada kuadran 1, yang mengidikasikan bahwa PT. Bahtera Utama berada pada posisi yang memiliki pertumbuhan pasar yang cepat di tahun 2013 yang tumbuh sebesar 11,59%. Berdasarkan matriks CPM, PT. Bahtera Utama memiliki total skor bobot sebesar 3.4565. dengan hasil total skor bobot tersebut PT. Bahtera Utama diposisi yang cukup unggul dari pesaingnya dan menempati posisi kompetitif yang kuat memiliki posisi bersaing yang cukup kuat. Dari hasil Grand strategy matrixyang menempatkan PT. Bahtera Utama berada pada kuadran I, terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan pada kuadran ini adalah Pengembangan produk (product development), Pengembangan pasar(market development), Penetrasi pasar
100 (market penetration), Integrasi ke belakang (backward penetration), Integrasi ke
depan
(forward
penetration),
Diversifikasi
terkait
(concentric
diversification).
4.4 Tahap Keputusan 4.4.1 Quantitative Strategy Planning Matrix (QSPM) Ini merupakan tahap akhir atau disebut juga tahap keputusan (decision stage) dan hasil dari tahap ini berkaitan dengan tahap-tahap sebelumnya yaitu tahap input dan tahap pencocokan. Dalam tahap keputusan ini dapat menghasilkan strategi yang paling tepat untuk dijalankan oleh perusahaan dilihat dari jumlah total nilai daya tarik.
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Alternatif Strategi Alternatif Strategi
Metode pencocokan
Frekuensi
Penetrasi pasar
Matriks SWOT, Matriks 5 IE, Strategi Besar, Matriks SPACE, Matriks BCG
Pengembangan pasar
Matriks SWOT, Matriks 5 IE, Strategi Besar, Matriks SPACE, Matriks BCG
Pengembangan produk
Matriks SWOT, Matriks 6 IE, Strategi Besar, Matriks SPACE, Matriks BCG
Diversifikasi terkait
Strategi
Besar,
Matriks 3
SPACE, Matriks BCG Integrasi horizontal
Matriks IE, Strategi Besar, 3
101 Matriks BCG Integrasi ke Depan
Matriks IE, Strategi Besar, 3 Matriks BCG
Integrasi ke Belakang
Matriks IE, Strategi Besar, 3 Matriks BCG
Penciutan
Matriks BCG
1
Divestasi
Matriks BCG
1
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan perhitungan frekuensi alternatif strategi diatas, maka diketahui alternatif strategi yang paling banyak muncul adalah: Penetrasi pasar, Pengembangan produk, dan Pengembangan pasar. Selanjutnya alternatif strategi tersebut dianalisis untuk tahap keputusan dengan menggunakan Matriks QSPM.
Tabel 4.12 Hasil Matriks QSPM Alternatif strategi
Faktor-faktor utama
Bobot
I
II
III
Penetrasi pasar
Pengembanga
Pengembangan
n produk
pasar
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
Peluang 1. Permintaan mengikuti musim baru
tahun
ajaran 0.124
2
0.248
3
0.372
4
0.496
102 2. Pertumbuhan travelling yang meningkat 3. Perusahaan sama
0.1155
2
0.231
3
0.3465
4
0.462
0.2705
2
0.541
3
0.8115
4
1.082
0.1265
3
0.3795
2
0.253
4
0.506
0.199
2
0.398
3
0.597
4
0.796
0.0295
1
0.0295
2
0.059
3
0.0885
0.0335
2
0.067
3
0.1005
1
0.0335
0.041
2
0.082
1
0.041
3
0.123
0.0315
3
0.0945
4
0.126
2
0.063
0.029
3
0.087
2
0.058
4
0.116
2
0.183
4
0.366
3
0.2745
bekerja
dengan
pihak
tour 4. 50 lebih reseller yang terserbar di kota-kota di Indonesia 5. Tumbuhnya mall atau department store Ancaman 1.Permintaan retailer di daerah tertentu cenderung menurun 2.Adanya
peraturan
menteri keuangan tentang tarif
bea
masuk
atas
barang impor 3.Adanya
ASEAN-China
Free Trade Agreement 4. Nilai dolar yang terus berubah-ubah 5.
Banyak pesaing dari
home industry dan produk dari luar negeri Total
1
Kekuatan 1. Model uptodate
bahannya 0.0915
103 2. Menggunakan standar kualitas Lab Intertek
0.139
3
0.417
4
0.556
2
0.278
0.0395
-
-
-
-
-
-
0.051
2
0.102
4
0.204
3
0.153
0.091
2
0.182
4
0.364
3
0.273
0.1005
2
0.201
4
0.402
3
0.3015
0.1195
2
0.239
4
0.478
3
0.3585
0.064
2
0.128
3
0.192
4
0.256
0.0505
-
-
-
-
-
-
0.134
2
0.268
3
0.402
4
0.536
0.016
4
0.064
2
0.032
3
0.048
0.0145
2
0.029
3
0.0435
4
0.058
0.019
-
3. Komunikasi langsung antar atasan dan bawahan 4. Adanya service purna jual 5. Design produk yang sudah
dikenal
oleh
konsumen 6. Design produk dapat dibuat
sesuai
dengan
permintaan konsumen 7. Maintance stok produk sangat bagus 8. Pengiriman barang yang cepat 9.
Pendapatan
karyawan
semua
yang
mendapatkan
bekerja tunjangan
fasilitas 10. Memberikan diskon lebih besar Kelemahan 1. Masih
kurangnya
Promosi 2. Pangsa
pasar
yang
menurun 3. Lokasi kantor kurang luas
104 -
-
-
-
-
4. Jumlah tenaga kerja yang kurang
0.017
4
0.068
3
0.051
2
0.034
0.016
-
-
-
-
-
-
2
0.036
3
0.054
4
0.072
-
-
-
-
-
5. Kurang tepat membaca kondisi pasar 6. Cakupan
pasarnya
kurang luas
0.018
7. Tidak memiliki toko grosir Total
0.019 1
-
4.0745
5.909
6.4085
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Dari hasil Matriks QSPM diatas diketahui bahwa Strategi Penetrasi Pasar memiliki total nilai daya tarik sebesar 4.0745, Strategi Pengembangan Produk memiliki total nilai daya tarik sebesar 5.909 dan Strategi Pengembangan Pasar memiliki total nilai daya tarik sebesar 6.4085. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai daya tarik Strategi Pengembangan Pasar lebih tinggi dibanding dengan kedua strategi lainnya yaitu: Strategi Penetrasi Pasar dan Strategi Pengembangan Produk. Jadi dari ketiga alternatif strategi tersebut yang sesuai untuk diterapkan oleh PT Bahtera Utama adalah Strategi Pengembangan pasar.
4.5 Implikasi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis matriks QSPM, yang merupakan tahap terakhir setelah tahap masukan dan tahap pencocokkan dalam kerangka penyusunan strategi yang komprehensif yakni tahap keputusan, diperoleh hasil bahwa strategi pengembangan pasar lebih cocok untuk digunakan pada PT. Bahtera Utama. Strategi pengembangan pasar dapat dilakukan dengan upaya- upaya, antara lain: 1. Menambah frekuensi riset pasar untuk mengetahui target pasar baru yang akan di ekspansi
105 2. Meningkatkan sarana promosi misalnya melalui situs-situs berita dan informasi di internet yang terkenal dan banyak diakses masyarakat, seperti: www.kaskus.co.id 3. Customer service agar calon pelanggan dapat berkomunikasi Perusahaan dapat memperluas pasar ke wilayah-wilayah geografis yang baru di kota-kota atau daerah ke seluruh indonesia khususnya ke kota yang tingkat perekonomiannya sedang berkembang. 4. Membangun situs web perusahaan yang berisikan profil dan produk-produk dari perusahaan secara rinci dan lengkap agar masyarakat bisa lebih mudah mengenali perusahaan. Di dalam website juga harus disediakan layanan customer
service
agar
para
pelanggan
bisa
merasa
lebih
mudah
berkomunikasi dengan pihak perusahaan. Promosi situs web bisa dilakukan lewat jejaring sosial di internet yang saat ini banyak digunakan masyarakat misalnya seperti facebook dan twitter.